Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha...

128
i Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha, Jumlah Nasabah, dan Jumlah Uang Rupiah Beredar Terhadap Pembiayaan Rahn PT Pegadaian Syariah di Indonesia (Periode 2007-2016) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Nur Akhlaqul Karimah NIM: 11140810000142 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018 M

Transcript of Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha...

Page 1: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

i

Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha, Jumlah

Nasabah, dan Jumlah Uang Rupiah Beredar Terhadap

Pembiayaan Rahn PT Pegadaian Syariah di Indonesia

(Periode 2007-2016)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Nur Akhlaqul Karimah

NIM: 11140810000142

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2018 M

Page 2: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

ii

Page 3: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

iii

Page 4: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

iv

Page 5: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

v

Page 6: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama :Nur Akhlaqul Karimah

2. Tempat & Tanggal lahir : Jakarta, 30 Maret 1995

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat : Vila Indah Permai Jl. Badak 9, Blok H 36

No 24. Kel. Teluk Pucung Kec. Bekasi

Utara,Kota Bekasi 17121

6. Email : [email protected]

B. PENDIDIKAN FORMAL

1. 2000-2001 : TK Islam Al-Husna

2. 2001-2007 : SD Negeri Teluk Pucung 7

3. 2007-2010 : SMP Negeri 21 Bekasi

4. 2010-2013 : SMK Negeri 48 Jakarta

5. 2013-2016 : Program Profesional Teknologi Informasi

Perbankan Syariah CEP-CCIT Fakultas

Teknik Universitas Indonesia

6. 2014-2018 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah

C. PENDIDIAN NON FORMAL

1. 2016 : Pelatihan Agen Asuransi Bumi Putera

2. 2016 : Pelatihan Pelayanan Prima

D. PENGALAMAN ORGANISASI

1. 2014-2016 : Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia UIN

Page 7: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

vii

2. 2016-2017 : Bendahara KKN UIN Syarif Hidayatullah

E. PENGALAMAN KERJA

1. Januari 2016-April 2016 : Praktek Kerja Lapangan, Pembuatan

System informasi berupa aplikasi desktop

Untuk pengelolaan data pembiayaan akad

Tabungan Mudharabah di BMT Al-

Hidayah, Cililitan

2. Mei 2015-Sekarang : Wirausaha Jasa Penyewaan Kamera di

Wilayah Bekasi

3. Juli-Agustus 2016 : Kuliah Kerja Nyata, program pengabdian

untuk Masyarakat Desa Rumpin, Kec.

Rumpin, Kab.Bogor

Page 8: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

viii

ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of the inflation rate, business

income, the number of customers and the amount of rupiah money Circulated to

finance Rahn PT Pegadaian in Indonesia. The data used is Time Series data taken

from the Sharia Financial Sharia Quarter Financial Report in Indonesia from

March 2007 to December 2016 using Ordinary Least Square method.

Based on the results of partial analysis of the inflation rate has no

significant effect, business income, number of customers and the amount of

money in circulation have a significant positive effect on Financing Rahn. The

results also showed that inflation rate, business income, number of customers and

the amount of money in circulation together affect Rahn's financing on PT

Pegadaian Syariah. Adjusted R value of 0.951789, which means that the influence

of inflation rate, business income, number of customers and the amount of money

in circulation to finance Rahn at PT Pegadaian Syariah in Indonesia is 95.2%

while the remaining 4.8% is influenced by other variables that not included in the

regression model of this study.

Keywords: Inflation Rate, Business Revenue, Number of Customers, and Total

Rupiah Money Supply.

Page 9: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

ix

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat inflasi,

pendapatan usaha, jumlah nasabah dan jumlah uang rupiah Beredar terhadap

pembiayaan Rahn PT Pegadaian di Indonesia. Data yang digunakan adalah data

Time Series yang diambil dari Laporan Kuartal Keuangan Pegadaian Syariah di

Indonesia periode Maret 2007 sampai Desember 2016 dengan menggunakan

metode Ordinary Least Square.

Berdasarkan hasil analisis secara parsial tingkat inflasi tidak berpengaruh

signifikan, pendapatan usaha, jumlah nasabah dan jumlah uang rupiah beredar

berpengaruh positif signifikan terhadap Pembiayaan Rahn. Hasil penelitian juga

menunjukkan tingkat inflasi, pendapatan usaha, jumlah nasabah dan jumlah uang

rupiah beredar secara bersama-sama berpengaruh terhadap pembiayaan Rahn pada

PT Pegadaian Syariah. Nilai Adjusted R sebesar 0.951789 yang berarti bahwa

pengaruh tingkat inflasi, pendapatan Usaha, jumlah nasabah dan jumlah uang

rupiah beredar terhadap pembiayaan Rahn pada PT Pegadaian Syariah adalah

sebesar 95,2% sedangkan sisanya 4,8% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain

yang tidak dimasukkan ke dalam model regresi penelitian ini.

Kata kunci: Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha, Jumlah Nasabah, dan Jumlah

Uang Rupiah Beredar.

Page 10: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat karunia-Nya, dan Shalawat serta salam semoga senantiasa

tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW beserta kepada para sahabat dan

seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah hingga akhir zaman

kelak. Karena bimbingan Allah SWT serta Rasulnya penulis mampu

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Tingkat

Inflasi, Pendapatan Usaha, Jumlah Nasabah dan Jumlah Uang Rupiah Beredar

Terhadap Pembiayaan Rahn PT Pegadaian Syariah Periode 2007-2016”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan

kelemahan, sehingga masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan dengan

keterbatasan penulis, baik dalam kemampuan maupun pengetahuan serta

pengalaman yang penulis miliki. Dengan selesainya penyusunan dan penulisan

skripsi ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Adapun ungkapan

terima kasih ini penulis tunjukan kepada:

1. Alah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW

2. Kedua orang tua penulis, Papa Zamhari Moenir dan Mama Aswirni

Mahendria, atas segala doa, semangat, nasihat, dukungan, dan kasih saying

yang tak henti-hentinya di berikan kepada penulis.

3. Uni Nurjannah Qurratu‟ain dan Adek Muhammad Hasbi tercinta yang

telah menghibur dan terus memberian motivasi kepada penulis.

4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MA selaku Dekan FEB, Bapak Dr.

Amilin, SE.,Ak, M.Si selaku Wakil Dekan I FEB, Bapak Dr. Ade Sofyan

Mulazid, MH selaku Wakil Dekan II FEB, dan Bapak Dr. Desmadi

Saharuddin, Lc., MA selaku Wakil Dekan III FEB, yang telah

memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr.Herni Ali Husin Thalib, SE.,MM selaku dosen Pembimbing I

dan Bapak Faizul Mubarok ,.MM selaku dosen Pembimbing II Sripsi yang

Page 11: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

xi

6. senantiasa ikhlas dan sabar meluangkan waktunya di tengah kesibukan

untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini

serta motivasinya yang begitu besar pada penlis.

7. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi

Manajemen dan Ibu Ir. Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan

Manajemen yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis

selama menjadi mahasiswa di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Ibu Leis Susnawaty, SE., M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik yang

telah mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di FEB

UIN Syarif Hidayatullah

9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas curahan

ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada Penulis.

10. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja

kerasnya melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus

kebutuhan administrasi, keuangan, dan lain-lainnya, khususnya Pak

Alfred, Pak Ajib, dan Pak Bonik.

11. Sahabat-sahabat Sheree Diba Sulhan, Vanny Alvionita dan Deti Maylina,

terimakasih selalu mendukung, mendoakan, dan memotivasi selama proses

menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman seperjuangan Manajemen Informasi Perbankan Syariah

(MIPS) angkatan 2014. Terimakasih atas rasa kekeluargaan yang telah

diberikan, dukungan dan selalu ada dalam suka maupun duka serta

memberikan motivasi selama masa perkuliahan.

13. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagiaan

telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian. Terimakasih banyak

atas motivasi yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,

arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian

ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberian manfaat bagi berbagai pihak.

Page 12: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI……………………………………. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF…………………. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI…………………………….. iii

KEASLIAN KARYA ILMIAH…………………………………………... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………. v

ABSTRACT………………………………………………………………... vi

ABSTRAK………………………………………………………………... vii

KATA PENGANTAR……………………………………………………. ix

DAFTAR ISI……………………………………………………………… xi

DAFTAR TABEL………………………………………………………… xiv

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... xv

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1

A. Latar Belakang Penelitian………………………………………… 1

B. Perumusan Masalah………………………………………………. 7

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………. 8

D. Manfaat Penelitian………………………………………………... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………. 10

A. Landasan Teori…………………………………………………… 10

1. Pegadaian…………………………………………………….. 10

a. Pengertian pegadaian…………………………………….. 10

b. Tugas, Tujuan dan Fungsi Pegadaian……………………. 11

c. Kegiatan Usaha Pegadaian………………………………. 13

d. Produk dan Jasa Pegadaian………………………………. 14

e. Penggolongan Uang Pinjaman…………………………… 15

2. Pegadaian Syariah……………………………………………. 16

a. Pengertian Pegadaian Syariah……………………………. 16

b. Ketentuan Hukum Syariah……………………………….. 18

c. Operasional Pegadaian Syariah…………………………... 21

d. Dinamika Produk dan Akad Pegadaian Syariah…………. 21

3. Rahn…………………………………………………………. 22

a. Pengertian Rahn…………………………………………... 22

b. Landasan Hukum…………………………………………. 24

c. Rukun Rahn……………………………………………….. 26

d. Syarat Rahn……………………………………………...... 26

Page 13: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

xiii

e. Persamaan dan perbedan Rahn dengan gadai konven…..... 29

f. Praktek…………………………………………………..... 30

g. Penggolongan Pinjaman…………………………………... 32

4. Teori Umum Pembiayaan…………………………………….. 33

a. Pengertian Pembiayaan………………………………........ 33

b. Jenis Pembiayaan…………………………………………. 34

c. Proses Pemberian Pembiayaan……………………………. 35

d. Pembiayaan Rahn Pegadaian Syariah…………………….. 36

5. Inflasi…………………………………………………………. 37

a. Pengertian Inflasi…………………………………………. 37

b. Teori Inflasi Islam………………………………………… 40

c. Penyebab Inflasi…………………………………………... 40

d. Dampak Inflasi………………………………………......... 42

e. Indikator Inflasi…………………………………………… 43

6. Pendapatan………………………………………………......... 45

7. Definisi dan Fungsi Uang…………………………………….. 46

8. Jumlah Uang Beredar…………………………………………. 47

9. Jumlah Uang Beredar Menurut Ekonomi Islam……………… 47

B. Penelitian Terdahulu……………………………………………… 49

C. Kerangka Pemikiran……………………………………………… 54

D. Hipotesis…………………………………………………………... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………… 56

A. Ruang Lingkup Penelitian………………………………………… 56

B. Metode Penentuan Sampel………………………………………... 56

C. Metode Pengumpulan Data……………………………………….. 57

D. Metode Analisis…………………………………………………... 57

1. Uji Asumsi Klasik…………………………………………….. 58

a. Uji Normalitas…………………………………………….. 58

b. Uji Multikolinearitas……………………………………… 59

c. Uji Heteroskedastisitas……………………………………. 61

d. Uji Autokorelasi…………………………………………... 61

2. Analisis Regresi Berganda……………………………………. 63

3. Uji Hipotesis………………………………………………….. 64

a. Uji t Statistik (Uji Parsial)………………………………… 64

b. Uji F (Simultan)…………………………………………... 64

c. Uji Koefisien Regresi(Adjusted R Square)………………. 65

E. Operasional Variabel Penelitian…………………………………... 65

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………………………... 71

A. Gambaran Umum…………………………………………………. 71

B. Analisis Deskriptif………………………………………………... 74

1. Pembiayaan Rahn……………………………………………... 74

Page 14: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

xiv

2. Inflasi…………………………………………………………. 76

3. Pendapatan Usaha…………………………………………….. 76

4. Jumlah Nasabah………………………………………………. 77

5. Jumlah Uang Rupiah Beredar………………………………… 78

C. Hasil dan Analisis Data…………………………………………… 79

1. Uji Asumsi Klasik…………………………………………….. 79

a. Uji Normalitas…………………………………………….. 79

b. Uji Multikolinearitas……………………………………… 77

c. Uji Heteroskedastisitas……………………………………. 80

d. Uji Autokorelasi…………………………………………... 81

2. Persamaan Regresi……………………………………………. 84

3. Uji Hipotesis………………………………………………….. 86

a. Uji t-Parsial……………………………………………….. 87

b. Uji F (simultan)…………………………………………… 88

c. Koefesien Determinasi (Adjusted R Square)……………... 89

D. Interpretasi………………………………………………………... 89

BAB V PENUTUP………………………………………………………... 94

A. Kesimpulan……………………………………………………….. 94

B. Saran………………………………………………………………. 95

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 97

LAMPIRAN………………………………………………………………. 99

Page 15: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pembiayaan Rahn PT Pegadaian Syariah (Juta Rupiah)……….. 3

Tabel 1.2 Perkembangan Inflasi, Pendapatan Usaha, Jumlah Nasabah,

Jumlah Uang Rupiah Beredar dan Pembiayaan Rahn pada

PT Pegadaian Syariah……………………………. 4

Tabel 2.1 Perbedaan Rahn dan Gadai Konvensional…………………….. 30

Tabel 2.2 Ketentuan Uang Pinjaman Pegadaian Syariah………………… 32

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian………………………………. 65

Tabel 4.1 Pembiayaan Rahn (Ribu Rupiah)……………………………… 72

Tabel 4.2 Laju Inflasi…………………………………………………….. 73

Tabel 4.3 Pendapatan Usaha (Ribu Rupiah)……………………………… 74

Tabel 4.4 Jumlah Nasabah (Orang)………………………………………. 75

Tabel 4.5 Jumlah Uang Rupiah Beredar (Ribu Rupiah)…………………. 76

Tabel 4.6 Correlation Matriks…………………………………………… 78

Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas………………………………………… 79

Tabel 4.8 Uji Autokorelasi……………………………………………….. 81

Tabel 4.9 Uji Regresi Linier Berganda ………………………………….. 83

Tabel 4.10 Uji t-Statistik…………………………………………………. 87

Page 16: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Implementasi Akad Rahn……………………………………. 19

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir…………………………………………… 52

Gambar 4.0 Uji Normalitas……………………………………………….. 77

Page 17: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Saat ini globalisasi menyebabkan terjadi perubahan yang begitu cepat di

dalam dunia bisnis, perubahan tersebut dilakukan agar tujuan organisasi dapat

tetap bertahan dan bahkan dapat meningkatkan prestasi bisnisnya. Berbagai

bidang perekonomian yang bersangkutan dengan keuangan menjadi suatu

kebutuhan yang tidak terelakkan. Lembaga keuangan yang lebih berkaitan dengan

pemenuhan dana yang digunakan untuk melakukan aktivitas produksi, merupakan

sumber perekonomian di dunia modern saat ini (Muzzaki, 2011:45).

Krisis ekonomi tahun 2008 yang berawal dari kebangkrutan perusahaan

finansial di Amerika Serikat karena kredit kepemilikan rumah yang gagal bayar

memberikan dampak luas bagi masyarakat dunia. Hal ini karena Amerika Serikat

menjadi tujuan ekspor bagi pelaku usaha baik dari Indonesia maupun negara

lainnya. Dampak bagi perekonomian Indonesia adalah semakin melambungnya

harga bahan baku impor, produk elektronik, komputer, hingga barang kebutuhan

rumah tangga yang harganya melambung. Meskipun pemerintah telah

menurunkan tarif bahan bakar minyak, namun harga-harga kebutuhan pokok

semakin meningkat, daya beli konsumen semakin menurun, terjadi peningkatan

beban biaya bagi pelaku usaha.

Masyarakat dan pelaku usaha mulai memikirkan cara mendapatkan dana

konsumsi atau modal tambahan bagi usahanya. Hal ini dapat dilakukan dengan

Page 18: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

2

mengajukan kredit kepada bank maupun meminjam dana dengan sistem gadai.

PT Pegadaian (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang bergerak dalam usaha menyalurkan dana atas dasar hukum gadai dengan

sifat yang khas yaitu menyediakan pelayanan bagi pemanfaatan umum dan

sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip syariah.

Pada masa krisis yang berkepanjangan yang melanda Indonesia saat ini,

masyarakat khususnya golongan menengah kebawah mulai tertarik untuk

memanfaatkan pegadaian sebagai salah satu tempat alternatif untuk mendapatkan

dana pinjaman (kredit) disamping lembaga keuangan bank yang sudah banyak

dikenal masyarakat.

Meningkatnya kredit perbankan tidak dapat di rasakan oleh masyarakat

menengah ke bawah, dimana umumnya mereka tidak dapat memenuhi syarat

kredit pada perbankan yang rumit dan prosedurnya lama. Kemudian untuk

mengatasi permasalahan kredit tersebut salah satunya adalah dengan mengajukan

kredit pada lembaga keuangan non-bank maupun pada pihak perorangan.

Meningkatnya jumlah kredit oleh masyarakat memberi peluang bagi PT

Pegadaian (Persero) sebagai alternatif untuk menyalurkan kredit pada masyarakat

golongan menengah ke bawah yang kurang mendapatkan fasilitas kredit dari

perbankan. (Aziz, 2013:5)

Kegiatan perekonomian Indonesia dewasa ini semakin meningkat. Dengan

kebutuhan masyarakat yang tidak terbatas, tanpa didukung pendapatan yang

seimbang, kemudian masyarakat berbondong-bondong mencari kredit pada bank

Page 19: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

3

yang pada mulanya adalah satu-satunya lembaga yang khusus bergerak di bidang

bisnis keuangan. Tapi kenyataannya, masyarakat khususnya golongan ekonomi

lemah, merasa prosedur kredit yang diberikan oleh bank terlalu berbelit-belit.

Ditambah lagi karena rata-rata masyarakat yang membutuhkan dana mendesak

untuk keperluan usahanya atau keperluan lainnya dan tidak mau berbelit-belit

dengan persyaratan bank. Oleh karena itu, beralihlah masyarakat yang

membutuhkan dana mendesak kepada produk penyaluran kredit PT Pegadaian

(Persero) yang berlandaskan syariah yaitu pembiayaan kredit dengan sistem gadai

syariah (Rahn). (Danny, 2015:12)

Pegadaian merupakan suatu lembaga keuangan bukan bank yang

memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan ciri yang khusus, yaitu secara

hukum gadai. Sesuai dengan hukum gadai bahwa calon peminjam mempunyai

kewajiban untuk menyerahkan barang bergerak miliknya sebagai agunan kepada

perusahaan pegadaian, disertai dengan pemberian hak kepada pegadaian untuk

melakukan penjualan secara lelang. Lelang dimaksudkan sebagai penjualan

barang agunan oleh perusahaan pegadaian apabila setelah batas waktu perjanjian

kredit berakhir, nasabah tidak dapat melunasi pinjaman atau menebus barang

tersebut, atau tidak memperpanjang kredit. (Martono, 2010:171)

Pegadaian sendiri memiliki dua unit usaha yaitu unit berbasis

konvensional dan pegadaian berbasis syariah, namun tetap dalam naungan

Page 20: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

4

operasional pegadaian itu sendiri. Konsep operasi pegadaian syariah

mengacu pada sistem administrasi modern yaitu azas rasionalitas, efisiensi dan

efektifitas yang diselaraskan dengan nilai Islam (Antonio, 2017:245).

Menurut Rais (2006:117) gadai syariah pada dasarnya, sebagai bagian dari

sistem keuangan yang merupakakn tatanan dalam perekonomian suatu Negara

yang memiliki peran, terutama dalam menyediakan jasa-jasa dibidang keuangan.

Karena gadai syariah bagian dari lembaga keuangan non perbankan yang dalam

usahanya tidak diperkenankan menghimpun dana secara langsung dari masyarakat

dalam bentuk simpanan, maka gadai syariah hanya diberikan wewenang untuk

memberikan pinjaman kepada masyarakat (nasabah).

Pegadaian syariah mempunyai beberapa produk jasa antara lain, Ar Rahn

yaitu skim pinjaman (pembiayaan) untuk memenuhi kebutuhan dana bagi

masyarakat dengan sistem gadai yang sesuai syariah Islam dengan agunan berupa

perhiasan emas, berlian, elektronik, dan kendaraan bermotor (Hadi, 2003: 61).

Selain itu, Arrum (Ar-Rahn untuk usaha mikro) merupakan produk

pegadaian yang melayani skema pinjaman berprinsip syariah bagi para pengusaha

mikro dan kecil untuk keperluan pengembangan usaha melalui system

pengembalian secara angsuran. Jaminan berupa BPKP kendaraan sehingga fisik

kendaraan tetap berada di tangan nasabah untuk kebutuhan operasional usaha.

Mulia adalah penjualan emas yang dilakukan pegadaian kepada masyarakat secara

tunai ataupun angsuran dalam jangka waktu tertentu (Annual Report PT

Pegadaian, 2016: 60)

Page 21: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

5

Berdasarkan data Statistik di Annual Report Pegadaian Syariah, berikut

adalah Tabel pembiayaan PT Pegadaian Syariah di Indonesia Tahun 2007-2016 :

Tabel 1.1

Pembiayaan PT Pegadaian Syariah (Juta Rupiah) periode 2007-2016

Tahun Kredit Rahn

(Juta Rupiah)

Arrum (Juta

Rupiah) Mulia (Juta Rupiah)

2007 964,056 - -

2008 1,613,520 8,044 754

2009 2,689,541 29,826 47,546

2010 4,473,135 68,285 176,498

2011 7,822,599 73,693 986,597

2012 11,122,405 63,462 998,768

2013 11,535,454 88,125 1,289,693

2014 11,722,736 91,478 2,459,000

2015 13,077,842 94,389 2,867,500

2016 14,894,349 97,338 3,467,000 Sumber : Annual Report PT Pegadaian (2016)

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, menunjukkan perkembangan pembiayaan

Pegadaian berdasarkan laporan tahunan dari 2007-2016. Berdasarkan laporan

tahunan tersebut diatas menunjukkan pembiayaan Arrum dan Mulia

peningkatannya tidak sebanding atau tidak lebih banyak jika dibandingkan dengan

pembiayaan Rahn. Daikarenakan produk Arrum dan Mulia adalah produk yang

masih tergolong baru. Jadi, masyarakat lebih banyak menggunakan gadai syariah

yang mengacu tarif ijarah dan biaya administrasi dan produk yang terlebih dahulu

dikenal masyarakat. Oleh karena itu, untuk menganalisa pengaruh dampak krisis

yang terjadi maka digunakan produk yang paling banyak digunakan pelaku usaha

dan masyarakat yaitu pembiayaan Rahn.

Page 22: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

6

Dalam menentukan jumlah pembiayaan Rahn, PT Pegadaian (Persero)

akan dipengaruhi oleh kondisi internal dan kondisi eksternal. Faktor internal yang

dimaksud yaitu bagaimana perusahaan dapat mengelola dengan baik seperti

manajemen asset perusahaan, faktor 5C (character, capacity, capital, collateral,

dan condition of economy) manajemen pembiayaan. Termasuk di dalam faktor

internal yaitu perkembangan pendapatan usaha pegadaian.

Faktor eksternal yaitu perusahaan juga memperhatikan kondisi

perekonomian seperti tingkat inflasi, bahkan tingkat jumlah uang beredar.

Sehingga pegadaian diharapkan lebih selektif di dalam memberikan aliran dana

kreditnya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan dana tunai secara

cepat, syarat yang mudah dan prosedur tidak berbelit – belit. Kondisi inflasi,

pendapatan usaha, jumlah nasabah dan tingkat jumlah uang beredar dapat dilihat

di Tabel 1.2 berikut :

Tabel 1.2 Perkembangan Inflasi, Pendapatan Usaha, Jumlah Nasabah,

Jumlah Uang Rupiah Beredar dan Pembiayaan Rahn PT Pegadaian Syariah

periode 2007-2016

Tahun Inflasi

(persen)

Pendapatan

Usaha

(Juta

Rupiah)

Jumlah

Nasabah

(orang)

Jumlah Uang

Beredar

(Juta Rupiah)

Pembiayaan

Rahn

(Juta Rupiah)

2007 6.59 2,253,453 446,984 1,643,203,000 964,056,000

2008 11.0 2,930,594 570,342 1,883,851,000 1,613,520,000

2009 2.78 4,017,103 819,830 2,141,384,000 2,689,541,000

2010 6.96 5,378,293 1,286,29 2,469,399,000 4,473,135,000

2011 3.79 6,600,928 2,345,814 2,877,219,000 7,822,599,000

2012 4.3 7,724,567 2,292,312 3,304,644,000 11,122,405,000

2013 8.38 7,864,567 2,635,871 3,730,197,000 11,535,454,000

2014 8.36 7,800,894 577,273 4,173,326,000 11,722,736,000

2015 3.35 8,897,166 823,982 4,548,800,000 13,077,842,000

2016 3.02 9,708,058 854,987 5,004,976,000 14,894,349,000

Sumber : Badan Pusat Statistik dan Annual Report Pegadaian Syariah (2016)

Page 23: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

7

Berdasarkan pada Tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa tingkat penyaluran

pembiayaan Pegadaian Syariah di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak

tahun 2007 sampai tahun 2016. Pegadaian Syariah di Indonesia memberikan

kemudahan dalam penyaluran pembiayaannya sehingga masyarakat yang tadinya

tidak dapat dilayani oleh perbankan dan memanfaatkan penyaluran kredit ilegal

mulai beralih ke Pegadaian Syariah di Indonesia. Banyaknya nasabah juga akan

mempengaruhi jumlah penyaluran yang akan disalurkan.

Perkembangan Inflasi Indonesia dari tahun 2007-2016 sangat fluktuatif.

Perkembangan pembiayaan Rahn yang disalurkan terus beranjak naik, pada tahun

2015 kredit yang disalurkan sebesar Rp 13,1 Triliun. Sementara itu inflasi terus

berfluktuasi hingga pada tahun 2015 laju inflasi 3,35 persen, pendapatan

pegadaian sebesar Rp 8,8 Triliun dengan peningkatan jumlah nasabah 823 orang,

dan jumlah uang rupiah beredar sebesar 4,4 Triliun. Hal tersebut menunjukan

bahwa fluktuasi inflasi dan jumlah uang rupiah beredar mempengaruhi

pembiayaan Rahn, sedangkan kenaikan pendapatan pegadaian dan jumlah nasabah

setiap tahunnya mampu meningkatkan jumlah pembiayaan Rahn yang disalurkan.

Tingkat inflasi, pendapatan usaha, jumlah nasabah dan jumlah uang rupiah

beredar adalah indikator yang tepat untuk menganalis perkembangan pembiayaan

gadai syariah (Rahn) pasca krisis 2008 karena dengan fluktuasi tingkat inflasi

berpengaruh kepada naiknya harga pokok dan menambah masalah ekonomi yang

melanda masyarakat Indonesia yang mengharuskan untuk memenuhi

kebutuhannya baik produktif maupun konsumtif. Pendapatan pegadaian dapat

menggambarkan profitabilitas Pegadaian dan berperan penting dalam penyaluran

Page 24: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

8

kredit. Sedangkan fluktuasi jumlah nasabah dapat dikatakan mempengaruhi

pembiayaan Rahn dikarenakan sebagian besar masyarakat yang tidak dapat

dilayani oleh perbankan mulai beralih ke pegadaian syariah.

Inflasi mempengaruhi besarnya penyaluran kredit. Pengaruh inflasi ini

melalui tingkat bunga nominal, dikarenakan tingkat bunga riil yang terbentuk dari

tingkat bunga nominal dikurangi inflasi. Apabila tingkat inflasi tinggi maka

tingkat bunga riil akan menurun, ini akan mengakibatkan naiknya jumlah

penyaluran kredit yang diakibatkan turunnya tingkat bunga riil. Pengaruh

perubahan inflasi pada penyaluran kredit terjadi tidak secara langsung akan tetapi

melalui tingkat bunga riil terlebih dahulu. Dengan menggunakan asumsi suku

bunga riil jika terjadi inflasi naik maka expected profit akan mengalami kenaikan

dan permintaan kredit turut juga mengalami kenaikan, tetapi jika inflasi naik yang

diakibatkan dengan kenaikan nominal interest rate, sehingga permintaan kredit

juga akan naik. Dimana inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi (Cost

Push Inflation) adalah inflasi yang timbul karena berkurangnya penawaran akibat

kenaikan produksi. (Aziz, 2013:11)

Seperti pada penelitian Yigit, Taner M. (2013:1) menyatakan bahwa resiko

eksternal seperti fluktuasi laju inflasi akan menyebabkan lembaga keuangan

bertindak untuk menghindari resiko. Untuk menghindari resiko tersebut

berdampak pada pasar kredit secara langsung dengan mengurangi ketersediaan

kredit dan tidak langsung akan menaikkan biaya pinjaman. Analisis Tobit

simultan dari delapan negara menegaskan bahwa fluktuasi inflasi tidak hanya

Page 25: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

9

menyebabkan ketidakseimbangan di pasar-pasar, tetapi juga berpengaruh negatif

terhadap jumlah kredit.

Namun, menurut penelitian Widiarti (2013:5) menyimpulkan bahwa Hasil

penelitian menunjukkan tingkat inflasi Kota Batam tidak berpengaruh signifikan

terhadap penyaluran kredit PT Pegadaian Cabang Batam. Tingkat inflasi Kota

Batam tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian

Cabang Batam.

Selain itu faktor internal perusahaan juga dapat mempengaruhi besarnya

pembiayaan yang disalurkan. Faktor internal tersebut adalah pendapatan usaha

pegadaian dan jumlah nasabah. Pendapatan usaha pegadaian, yaitu pendapatan

yang diperoleh pegadaian dari pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang

atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti

pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dan pada faktor internal jumlah

nasabah terus mengalami peningkatan dapat dilihat pada tahun 2007 sampai 2016.

(Febrian, 2015:13)

Dalam penelitian yang dilakukan Purnomo (2009:13) disimpulkan bahwa

pendapatan Perum Pegadaian Syariah cabang Dewi Sartika mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit pada Perum Pegadaian Syariah

cabang Dewi Sartika. Pendapatan Perum Pegadaian memiliki hubungan

positif dan signifikan terhadap Penyaluran kredit. Artinya semakin tinggi laju

Pendapatan Perum Pegadaian yang mencerminkan semakin maraknya kegiatan

Page 26: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

10

penyaluran kredit melalui bidang-bidang usaha Perum Pegadaian yang secara

bekelanjutan mencerminkan pergerakan usaha perekonomian bagi masyarakat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha,

Jumlah Nasabah dan Jumlah Uang Rupiah Beredar Terhadap pembiayaan Rahn

PT Pegadaian Syariah (Periode 2007-2016)”

B. Perumusan Masalah

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap persepsi masalah yang

hendak ditulis dan agar permasalahan tidak meluas dalam pembahasannya,

penulis merasa perlu untuk memberikan batasan dan perumusan masalah terhadap

obyek yang dikaji. Tulisan ini akan dibatasi hanya pada kajian seputar keadaan

pembiayaan Rahn, jumlah nasabah, dan barang jaminan terhadap pendapatan

usaha periode 2007-2016.

Sedangkan perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh tingkat inflasi terhadap pembiayaan Rahn pada PT

Pegadaian Syariah periode tahun 2007-2016?

2. Bagaimana pengaruh pendapatan usaha terhadap pembiayaan Rahn pada PT

Pegadaian Syariah periode tahun 2007-2016?

3. Bagaimana pengaruh jumlah nasabah terhadap pembiayaan Rahn pada PT

Pegadaian Syariah periode tahun 2007-2016?

4. Bagaimana pengaruh jumlah uang rupiah beredar terhadap pembiayaan Rahn

pada PT Pegadaian Syariah periode tahun 2007-2016?

Page 27: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

11

5. Bagaimana pengaruh tingkat inflasi, pendapatan usaha, jumlah nasabah,

jumlah uang beredar terhadap pembiayaan Rahn pada PT Pegadaian Syariah

periode tahun 2007-2016?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh tingkat inflasi terhadap pembiayaan Rahn pada

PT Pegadaian Syariah periode tahun 2007-2016.

2. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan usaha terhadap pembiayaan Rahn

pada PT Pegadaian Syariah periode tahun 2007-2016.

3. Untuk menganalisis pengaruh jumlah nasabah terhadap pembiayaan Rahn

pada PT Pegadaian Syariah periode tahun 2007-2016.

4. Untuk menganalisis pengaruh jumlah uang rupiah beredar terhadap

pembiayaan Rahn pada PT Pegadaian Syariah periode tahun 2007-2016.

5. Untuk menganalisis pengaruh inflasi, pendapatan usaha, jumlah nasabah, dan

jumlah uang beredar terhadap pembiayaan Rahn pada PT Pegadaian Syariah

periode tahun 2007-2016.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penulisan skrispsi ini antara lain :

1. Bagi Penulis

Merupakan suatu pembelajaran yaitu usaha menganalisis suatu laporan

keuangan, sehingga penulis dapat mempraktekan teori yang didapat selama

perkuliahan dengan menganalisa dan memecahkan masalah.

Page 28: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

12

2. Bagi Pegadaian Syariah

Diharapkan dapat berguna dalam pengambilan keputusan berdasarkan

informasi yang diperoleh untuk merencanakan suatu strategi baru, serta

peningkatan kinerja dari PT Pegadaian (Persero) khususnya produk berbasis

Syariah.

3. Bagi Pihak lain

Diharapkan dapat memberikan pemahaman dan informasi mengenai keadaan

keuangan PT Pegadaian (Persero) kepada para nasabahnya, serta masyarakat

umum yang tertarik terhadap Pegadaian Syariah dan ingin menggunakan

produk-produknya.

Page 29: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pegadaian

a. Pengertian pegadaian

Pengertian gadai menurut Muhammad (2003:16) adalah suatu hak yang

diperoleh oleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak.

Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang

yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai

utang. Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang

berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk

melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat melunasi kewajibannya

pada saat jatuh tempo.

Gadai adalah meminjam uang dalam batas waktu tertentu dengan

menyerahkan barang sebagai tanggungan. Jika telah sampai pada waktunya tidak

ditebus, barang tangungan tersebut menjadi hak yang memberi pinjaman. Praktik

gadai secara konvensional mengenakan bunga terhadap pinjaman yang diberikan.

Apabila peminjam hendak menebus barang tanggungannya maka ia harus

melunasi sejumlah pinjaman ditambah bunga dari pinjaman tersebut. (Darsono,

2017:243)

Gadai menurut Undang – Undang Hukum Perdana (Burgenlijk Wetboek)

Buku II Bab XX pasal 1150, adalah Suatu hak yang di peroleh seorang berpiutang

Page 30: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

14

atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang

atau oleh seorang berutang atau seorang lain atas namanya, dan yang memberikan

kekuasaan kepada yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang

tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang berpiutang lainnya; dengan

pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah

dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya biaya

mana harus didahulukan. (Siamat, 2005:743)

Pegadaian adalah salah satu lembaga keuangan non-bank yang kegiatan

utamanya menyediakan dana (pembiayaan) bagi masyarakat luas, untuk tujuan

konsumsi, produksi, maupun berbagai tujuan lainnya. Perum Pegadaian termasuk

dalam kategori lembaga keuangan karena transaksi pembiayaan yang diberikan

oleh Pegadaian mirip dengan pinjaman kredit melalui bank, namun diatur secara

terpisah atas dasar hukum gadai dan bukan dengan peraturan mengenai pinjam

meminjam biasa (Susilo, 2000:175).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gadai adalah suatu hak yang

diperoleh oleh orang yang berpiutang atas suatu barang bergerak yang diserahkan

oleh orang yang berutang sebagai jaminan utangnya dan barang tersebut dapat

dijual (lelang) oleh yang berpiutang bila yang berutang tidak dapat melunasi

kewajibannya pada saat jatuh tempo. (Muhammad, 2003:17)

b. Tugas, Tujuan, dan Fungsi Pegadaian

Sebagai lembaga keuangan non-bank milik pemerintah yang berhak

memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat atas dasar hokum gadai yang

Page 31: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

15

bertujuan agar masyarakat tidak dirugikan oleh lembaga keuangan non formal

yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat, maka

pada dasarnya lembaga pegadaian (Perum Pegadaian) mempunyai tugas, tujuan

serta fungsi-fungsi pokok sebagai berikut (Rais, 2006:128)

1) Tugas Pokok

Tugas pokok pegadaian yaitu menyalurkan uang pinjaman atas dasar

hukum gadai dan usaha-usaha lain yang berhubungan dengan tujuan

pegadaian atas dasar materi.

2) Tujuan Pokok

Sifat usaha pegadaian pada prinsipnya menyediakan layanan bagi

kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip

pengelolaan. Oleh karena itu, pegadaian pada dasarnya mempunyai tujuan

pokok sebagai berikut:

a) Turut melaksanakan program pemerintah di bidang ekonomi dan

pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang

pinjaman atas dasar hukum gadai.

b) Mencegah praktek pegadaian gelap dan pinjaman tidak wajar.

3) Fungsi Pokok

Fungsi pokok pegadaian adalah sebagai berikut :

a) Mengelola penyaluran uang atas dasar hukum gadai dengan cara

mudah, cepat, aman dan hemat.

Page 32: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

16

b) Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang

menguntungkan bagi pegadaian maupun masyarakat.

c) Mengelola keuangan, perlengkapan, kepegawaian, pendidikan dan

pelatihan

d) Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaian

e) Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi

pengelolaan pegadaian.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka pada dasarnya hakekat dan fungsi

pegadaian adalah semata mata untuk memberikan pertolongan kepada orang yang

membutuhkan dengan bentuk barang yang digadaikan sebagai jaminan, dan bukan

semata mata untuk kepentingan komersial dengan mengambil keuntungan yang

sebesar besarnya tanpa menghiraukan kemampuan orang lain.

c. Kegiatan Usaha Pegadaian

Kegiatan usaha pada Perum Pegadaian yang telah dilakukan saat ini,

antara lain meliputi :

1) Menyalurkan uang pinjaman kepada masyarakat berdasarkan hukum

gadai.

2) Menerima jasa taksiran, yaitu pelayanan kepada masyarakat yang ingin

mengetahui berapa besar nilai riil barang yang dimilikinya, misalnya

emas, berlian, intan dan barang-barang bernilai lainnya.

3) Menerima jasa titipan, yaitu pelayanan kepada masyarakat yang akan

menitipkan barang-barangnya.

Page 33: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

17

4) Bekerja sama dengan pihak ketiga dalam memanfaatkan aset

perusahaan dalam bidang bisnis property seperti dalam pembangunan

gedung kantor dan pertokoan dengan system Build, Operate and

Transfer (BOT).

5) Kredit pegawai, yaitu kredit yang diberikan kepada pegawai yang

berpenghasilan tetap.

d. Produk dan jasa Pegadaian

Penggunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk

pembiayaan atas dasar hukum gadai. Dana yang digunakan Pegadaian untuk

kegiatan pembiayaan lebih dari 50% dari jumlah dana yang dihimpun.

1) Kredit Gadai

Nasabah diberi fasilitas pinjaman berdasarkan hokum gadai dengan

prosedut yang mudah, aman, dan cepat. Hamper semua jenis barang

bergerak dapat dijadikan agunan atau jaminan seperti perhiasan emas

berlian, kendaraan bermotor, perabotan rumah tangga yang bernilai dan

barang elektronik.

2) Jasa Taksiran

Jasa ini merupakan fasilitas pelayanan untuk mengetahui kualitas

barang perhiasan seperti: emas, perak, permata dan lain-lain. Dengan

biaya yang relative ringan, masyarakat dapat mengetahui dengan pasti

tentang nilai atau kualitas suatu barang miliknya lebih dulu diperiksa

dan ditaksir oleh juru taksir yang sudah berpengalaman. Kepastian nilai

Page 34: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

18

memberikan rasa aman dan rasa lebih pasti bahwa barang tersebut

benar-benar mempunyai nilai investasi yang tinggi.

3) Jasa Titipan

Jasa ini merupakan fasilitas pelayanan penitipan barang berharga dan

lain-lain agar lebih aman. Fasilitas ini diberikan kepada pemilik barang

yang akan berpergian jauh dalam kurun waktu yang relative lama, atau

juga diberikan karena penyimpanan dirasakan kurang aman. Barang

yang dapat dititipkan seperti perhiasan, emas, batu permata, kendaraan

bermotor, juga surat-surat berharga seperti surat tanah, ijazah, dan lain-

lain dengan prosedur dan biaya murah.

4) Gold Counter

Jasa ini menyediakan fasilitas tempat penjualan emas eksklusif yang

terjamin sekali kualitas dan keasliannya. Gold Counter semacam toko

dengan sebutan “Galeri 24” untuk menjual perhiasan dari emas dengan

kualitas sesuai kadar barang perhiasan.

5) Koin Emas ONH

Pegadaian memperkenalkan cara menabung terutama untuk persiapan

menunaikan ibadah haji. Masyarakat yang berminat dapat membeli koin

emas berkadar 24 karat yang kelak pada saat dibutuhkan untuk

menunaikan ibadah haji dapat dijual kembali.

Page 35: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

19

e. Penggolongan Uang Pinjaman

Penggolongan uang pinjaman yang diberikan kepada nasabah berdasarkan

SK. Direksi Nomor: 020/OP.0021/2001 tentang tarif sewa modal adalah sebagai

berikut:

1) Golongan A

Jumlah pinjaman antara Rp. 5000.- sampai dengan Rp. 40.000,- adalah

masuk dalam katagori surat bukti kredit golongan A. sedangkan jangka

waktunya adalah 120 hari (4 bulan).

2) Golongan B

Jumlah pinjaman antara Rp. 40.500.- sampai dengan Rp. 150.000,-

adalah masuk dalam katagori surat bukti kredit golongan B. sedangkan

jangka waktrunya adalah 120 hari (4 bulan).

3) Golongan C

Jumlah pinjaman antara Rp. 151.000.- sampai dengan Rp. 500.000,-

adalah masuk dalam katagori surat bukti kredit golongan C. Sedangkan

jangka waktrunya adalah 120 hari (4 bulan).

4) Golongan D

Jumlah pinjaman antara Rp. 510.000.- sampai dengan tidak terbatas

adalah masuk dalam katagori surat bukti kredit golongan D. Sedangkan

jangka waktrunya adalah 120 hari (4 bulan).

Page 36: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

20

2. Pegadaian Syariah

a. Pengertian Pegadaian Syariah

Pegadaian Syariah merupakan sebuah lembaga yang dikeluarkan oleh PT

Pegadaian (Persero). Kemunculannya pada awal april 1990 menjadi awal

kebangkitannya hingga saat ini. Namun dilihat dari perkembangannya, pegadaian

syariah dinilai belum banyak memberi kontribusi bagi perekonomian Indonesia

pada umumnya dan pada pegadaian itu sendiri pada khususnya. Hal tersebut

dapat dibuktikan dari kantor-kantor cabang pegadaian syariah yang belum banyak

menjangkau skala kabupaten.

Pegadaian Syariah tidak menekankan pada pemberian bunga dari uang

pinjaman. Walaupun tidak menekankan pada bunga, pegadaian syariah tetap

memperoleh keuntungan yaitu dari biaya jasa simpanan barang (Ijarah) seperti

yang sudah diatur oleh Dewan Syariah Nasional. Biaya tersebut dihitung dari nilai

barang bukan jumlah pinjaman.

PT Pegadaian (Persero) sampai saat ini merupakan lembaga formal di

Indonesia yang berdasarkan hukum diperbolehkan melakukan pembiayaan dengan

bentuk penyaluran kredit atas dasar hukum gadai.

Bersamaan dengan perkembangan produk berbasis syariah yang akan

marak di Indonesia, sektor pegadaian juga ikut mengalaminya. Pegadaian syariah

hadir di Indonesia dalam bentuk kerjasama bank syariah dengan PT Pegadaian

membentuk Unit Layanan Gadai Syariah di beberapa kota di Indonesia.

Page 37: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

21

Disamping itu, ada pula bank syariah yang menjalankan kegiatan pegadaian

syariah sendiri.

Pegadaian syariah dalam menjalankan operasionalnya berpegang pada

prinsip syariah. Pada dasarnya produk-produk berbasis syariah memiliki

karakteristik seperti, tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba,

menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang

diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atau jasa

dan/atau bagi hasil. Paying hukum gadai syariah dalam hal pemenuhan prinsip-

prinsip syariah berpegang pada fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002

tanggal 26 juni 2002 tentang Rahn yang menyatakan bahwa pinjaman dengan

menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam bentuk Rahn diperbolehkan,

dan DSN-MUI No. 26/DSN-MUI/III/2002 tentang gadai emas. Sedangkan dalam

aspek kelembagaan tetap menginduk kepada Peraturan Pemerintah No. 10 tahun

1990 tanggal 10 April 1990 (Soemitra, 2009;384)

b. Ketentuan Hukum Syariah

Transaksi gadai menurut syariah haruslah memenuhi rukun dan syarat

tertentu, yaitu :

1) Rukun Gadai : adanya Ijab dan Qabul; adanya pihak-pihak yang

berakad, yaitu pihak yang menggadaikan (Rahn) dan yang menerima

gadai (murtahin), adanya jaminan(marhun) berupa barang atau

harta;adanya utang (marhun bih)

Page 38: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

22

2) Syarat Sah Gadai: rahin dan murtahin dengan syarat-syarat kemampuan

juga berarti kelayakan seseorang untuk melakukan transaksi pemilikan,

setiap orang yang sah melakukan jual beli sah melakukan gadai. Sighat

dengan syarat tidak boleh terkait dengan masa yang akan datang dan

syarat-syarat tertentu. Utang (marhun bih) dengan syarat harus

merupakan hak yang wajib diberikan atau diserahkan kepada

pemiliknya, memungkinkan pemanfaatannya bila sesuatu yang menjadi

utang itu tidak dimanfaatkan maka tidak sah, harus dikuantitatifkan atau

dapat dihitung jumlahnya bila tidak dapat diukur atau tidak

dikuantifikasikan, Rahn itu tidak sah. Barang (marhun) dengan syarat

harus diperjualbelikan, harus berupa harta yang bernilai, marhun harus

bisa dimanfaatkan secara syariah, harus diketahui keadaan fisiknya,

harus dimiliki oleh Rahn setidaknya harus seizing pemiliknya. (Hasan,

2002:253)

c. Operasional Pegadaian Syariah

Salah satu bentuk jasa layanan lembaga keuangan yang menjadi kebutuhan

masyarakat adalag pembiayaan dengan menggadaikan barang sebagai jaminan.

Landasan akad yang digunakan dalam operasional perusahaan dalam pegadaian

syariah adalah Rahn. Berlakunya Rahn adalah bersifat (tabi‟iyah) terhadap akad

tertentu yang dijalankan secara tidak tunai (dayn) sebagai jaminan untuk

mendapatkan kepercayaan. Adapun secara teknis, implementasi akad Rahn dalam

lembaga pegadaian adalag sebagai berikut :

Page 39: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

23

Gambar 2.1 Impelmentasi akad Rahn

Sumber : Wiyono (2012)

1) Rahin mendatangi murtahin untuk meminta fasilitas pembiayaan dengan

membawa marhun yang akan diserahkan kepada murtahin, lalu murtahim

melakukan pemeriksaan termasuk menaksir nilai barang jaminan

tersebut.

2) Setelah semua persyaratan terpenuhi, maka murtahin dan rahin

melakukan akad Rahn.

3) Setelah itu, murtahin memberikan sejumlah pimjaman uang yang

jumlahnya dibawah nilai barang jaminan yang tekah ditaksir.

4) Lalu antara rahin dan murtahin melakukan akad yang baru apabila pada

saat jatuh tempo rahin ingin memperpanjang pinjamannya dengan syarat

yang telah ditentukan.

Banyak usaha strategis yang dapat dilakukan oleh lembaga berwenang

terkait upaya pengembangan pegadaian syariah, diantara usaha tersebut adalah :

Page 40: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

24

1) Usaha untuk membentuk lembaga pegadaian syariah terus dilakukan

upaya untuk mensosialisasikan praktik ekonomi syariah di masyarakat

kebawah yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan pendanaan.

Untuk pengembangan, diperlukan adanya kerjasama dari berbagai pihak

guna menentukan langkah-langkah dalam pembentukan lembaga

pegadaian syariah yang lebih baik.

2) Masyarakat akan lebih memilih pegadaian dibandingkan bank saat mereka

membutuhkan dana karena prosedurnya yang mudah. Maka cukup alasan

bagi pegadaian syariah untuk eksis ditengah tengah masyarakat yang

membutuhkan pembiayaan.

3) Pegadaian syariah bukan pesaing yang menyebabkan kerugian bagi

lembaga keuangan lainnya, tetapi unuk saling mendukung terciptanya

sistem keuangan yang berbasis syariah.

4) Pemerintah perlu segera mengakomodir keberadaan pegadaian syariah ini

dengan membuat peraturan perundang undangan tersendiri yang berlaku

secara formal.

d. Dinamika Produk dan Akad Pegadaian Syariah

Menurut (Darsono, 2017:247-248)

1) Akad yang digunakan

Pada produk pegadaian syariah di Indonesia akad yang digunakan

adalah akad Rahn (gadai). Terdapat beberapa fatwa yang mendasari

penggunaan akad tersebut pada produk gadai syariah. Fatwa yang

pertama adalah fatwa DSN-MUI Nomor 25 Tahun 2002 tentsng Rahn.

Page 41: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

25

Fatwa yang kedua yaitu fatwa DSN-MUI Nomor 26 Tahun 2002

tentang Rahn Emas. Fatwa yang ketiga berkenaan dengan gadai syariah

adalah akad Rahn (gadai), juga terdapat akad lain yang berkaitan

dengan gadia yaitu akad ijarah (sewa). Akad ini berkaitan dnegan biaya

penyimpanan barang yang digadaikan. Sehingga dikenakan biaya sewa

dengan akad ijarah. Fatwa yang keempat berkenaan dengan pembiayaan

yang disertai dengan Rahn. Dengan adanya fatwa ini diharapkan akan

lebih mengakomodasi pengembangan usaha berbasis Rahn.

2) Dinamika Pembangunan dan Aplikasi Akad

Dalam praktiknya, barang yang digadaikan tidak terbatas pada barang

bergerak saja. Dengan melihat bahwa salah satu bentuk jasa pelayanan

LKS yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah pinjaman atau

transaksi lain yang menimbulkan utang piutang dengan memberikan

jaminan barang dengan ketentuan barang tersebut masih dikuasai dan

digunakan oleh pihak yang berutang.

Praktik Rahn tidak hanya terjadi di pegadaian syariah, namun juga di

perbankan syariah seperti Rahn Emas. Selain itu, Rahn juga digunakan

untuk memberikan jaminan kepada bank syariah atas pembiayaan yang

diajukan oleh nasabah. Hal ini tertuang dalam fatwa DSN No. 92 Tahun

2014 tentang Pembiayaan yang disertai Rahn (at-Tanwil al-Matsuq bi

al-Rahn). Barang jaminan (marhun) harus berupa harta berharga baik

benda bergerak maupun tidak bergerak yang boleh dan dapat

diperjualbelikan.

Page 42: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

26

3) Komparasi dengan Negara lain

Penerapan akad yang digunakan pada produk gadai syariah di Indonesia

tidak berbeda dengan yang diterapkan di Negara lainnya. Hal ini

ditunjukkan oleh Malaysia, Sudan dan Inggris yang juga menggunakan

akad Rahn pada gadai syariah.

3. Rahn

a. Pengertian Rahn

Transaksi Rahn timbul karena salah satu pihak meminjamkan suatu objek

perikatan yang berbentuk uang kepada pihak lainnya disertai dengan jaminan.

Menurut Antonio (2001:25), Rahn adalah menahan salah satu harta milik si

peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Rahn adalah produk

jasa gadai yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah dengan mengacu pada

sistem administrasi modern. Besar kredit yang diberikan sama dengan Gadai

Konvensional/KCA, namun berbeda dalam proses penetapan sewa modal. Gadai

Syariah menerapkan biaya administrasi dibayar dimuka, yaitu saat akad baru/akad

perpanjangan serendah rendahnya Rp. 2.000,- dan setinggi-tingginya Rp100.000,-

untuk jumlah pinjaman maksimum Rp. 200.000.000.-

Tarif Ijarah dikenakan sebesar Rp. 80,- sampai Rp. 90,- per sepuluh hari

masa penyimpanan untuk setiap kelipatan Rp. 10.000,- dari taksiran barang

jaminan yang dititipkan/diagunkan. (Annual Report Pegadaian, 2013:60).

Rahn merupakan berhutang atau meminjamkan sesuatu yang disertai

penyerahan jaminan tertentu. Rahn juga bisa diartikan menahan salah satu harta

Page 43: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

27

benda milik si penjamin sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang

yang dijamin tersebut memiliki nilai ekonomis dan pihak yang menahan itu

memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian

piutangnya. Rahn juga yaitu perjanjian penyerahan barang atau harta Anda

sebagai jaminan berdasarkan hukum gadai berupa emas, perhiasan, kendaraan,

atau barang bergerak lainnya yang terbentuknya Pegadaian syariah di Indonesia,

yaitu yang bekerjasama dengan Perum Pegadaian yang membentuk Unit Layanan

Gadai Syariah (ULGS) Rahn. (Rodoni,2004:188)

Adapun pengertian Rahn menurut Imam Ibnu Qudhamah dalam Kitabal-

Mughni adalah sesuatu benda yang dijadikan kepercayaan dari suatu hutang

untuk dipenuhi dari harganya, apabila yang berhutang tidak sanggup

membayarnya dari orang yang berpiutang. Sedangkan Imam Abu Zakaria al-

Anshary dalam kitabnya Fathul Wahab mendefinisikan Rahn sebagai menjadikan

benda yang bersifat harta benda itu bila utang tidak dibayar (Sudarsono,

2003:126).

Gadai syariah (Rahn) adalah penyerahan barang sebagai jaminan untuk

mendapatkan utang berdasarkan prinsip syariah. Rahn adalah penyerahan barang

dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan untuk mendapatkan

utang (qardh). Qardh merupakan pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan

kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau

cicilan dalam jangka waktu tertentu. (Darsono, 2017:243)

Page 44: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

28

Dari beberapa definisi diatas dapat diartikan bahwa Rahn adalah menjamin

utang dengan sesuatu yang bisa menjadi pembayar utang tersebut atau nilainya

bisa menjamin utang tersebut.

b. Landasan Hukum

Seluruh aktifitas muamalat dalam Islam harus mempunyai landasan

hukum yang berasal dari Alquran maupun As-sunah, serta Ijma‟ dan Qiyas.

(Ikatan Bankir Indonesia, 2014:10-11)

1) Al-qur‟an

Dalil yang memperbolehkan gadai, seperti yang tercantum dalam surat

Al-Baqarah, ayat 283 yang artinya sebagai berikut :

Artinya:

“Dan apabila kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak memperoleh

seorang juru tulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang

dipegang (Qs. Al Baqarah:283)

Yang menjadi dasar hukum dari ayat diatas adalah kata “ada barang

tanggungan yang dipegang oleh orang yang berpiutang” barang

tanggungan disini biasa dikenal dengan barang jaminan.

2) Hadist

Riwayat Bukhari dan Muslim dari „Aisyah ra :

“Sesungguhnya Rasululah saw. pernah membeli makanan dengan

berutang dari seorang Yahudi dan Nabi menggadaikan sebuah baju besi

kepadanya.”

Page 45: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

29

Riwayat Al-Syafi‟i, Al-Daraquthni, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah :

“tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari pemilik yang

menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat dan menanggung risikonya.

3) Ijtihad ulama

Perjanjian gadai yang diajarkan dalam Al-Qur‟an dan Hadits itu dalam

pengembangan selanjutnya dilakukan oleh para fuqaha dengan jalan

ijtihad, dengan kesepakatan para ulama bahwa gadai diperbolehkan dan

para ulama tidak pernah mempertentangkan kebolehannya. Demikian juga

dengan landasan hukumnya. Namun demikian, perlu dilakukan pengkajian

ulang yang lebih mendalam bagaimana seharusnya pegadaian menurut

landasan hukumnya.

4) Fatwa DSN No.25/DSN-MUI/III/2002

Bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan hutang

dalam bentuk Rahn dibolehkan dengan ketentuan yang ditetapkan.

c. Rukun Rahn

Dalam perjanjian akad gadai, harus memenuhi beberapa rukun gadai

syariah, Rukun gadai tersebut antara lain :

1) Ar-Rahin (yang menggadaikan), syarat Rahin: orang yang telah dewasa,

berakal, bisa dipercaya, dan memiliki barang yang akan digadaikan.

2) Al-Murtahin (yang menerima gadai), orang yang dipercaya Rahin untuk

mendapatkan modal dengan jaminan barang gadai.

3) Al-Marhun (barang yang digadaikan), barang yang digunakan Rahin untuk

dijadikan jaminan dalam mendapatkan uang.

Page 46: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

30

4) Al-Marhun bih (utang), sejumlah dana yang diberikan murtahin kepada

Rahin atas dasar besarnya tafsiran marhun.

5) Sighat, (ijab dan qabul), kesepakatan antara Rahin dan murtahin dalam

melakukan transaksi gadai.

d. Syarat Rahn

Sebelum dilakukan Rahn, terlebih dahulu dilakukan Akad. Akad adalah

suatu perbuatan yang dilakukan oleh 2 orang berdasarkan persetujuan masing-

masing. (Rais, 2006:42)

Sedangkan syarat Rahn, ulama fiqh mengemukakannya sesuai dengan

rukun Rahn itu sendiri, yaitu:

1) Syarat yang terkait dengan orang yang berakad, adalah cakapbertindak

hukum (baligh dan berakal). Ulama Hanafiyah hanya mensyaratkan

cukup berakal saja. Karenanya, anak kecil yang mumayyiz (dapat

membedakan antara yang baik baik dan buruk) boleh melakukan akad

Rahn, dengan syarat mendapatkan persetujuan dari walinya. Menurut

Hendi Suhendi, syarat bagi yang berakad adalah ahli tasharuf, artinya

mampu membelanjakan harta dan dalam hal ini memahami persoalan

yangberkaitan dengan Rahn.

2) Syarat Sighat (lafadz). Ulama Hanafiyah mengatakan dalam akad itu tidak

boleh dikaitkan dengan syarat tertentu atau dengan masa yang akan

datang, karena akad Rahn itu sama dengan akad jual-beli. Apabila akad itu

dibarengi dengan sesuatu, maka syaratnya batal, sedangkan akadnya sah.

Page 47: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

31

Misalnya, Rahin mensyaratkan apabila tenggang waktu marhun bih telah

habis dan marhun bih belum terbayar, maka Rahn itu diperpanjang 1

bulan, mensyaratkan marhun itu boleh murtahin manfaatkan.

3) Syarat marhun bih, adalah :

a) Merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada murtahin;

b) Marhun bih itu boleh dilunasi dengan marhun itu;

c) Marhun bih itu jelas/tetap dan tertentu.

4) Syarat marhun, menurut pakar fiqh, adalah:

a) Marhun itu boleh dijual dan nilainya seimbang dengan marhun bih;

b) Marhun itu bernilai harta dan boleh dimanfaatkan (halal);

c) Marhun itu jelas dan tertentu;

d) Marhun itu milik sah Rahin;

e) Marhun itu tidak terkait dengan hak orang lain;

f) Marhun itu merupakan harta yang utuh, tidak bertebaran dalam

beberapa tempat;

g) Marhun itu boleh diserahkan, baik materinya maupun manfaatnya.

Berdasarkan fatwa dari Dewan Syariah Nasional (DSN)-MUI No. 25/

DSN-MUI/III/2002, tanggal 22 Juni 2002, bahwa semua barang dapat diterima

sebagai agunan pinjaman. Akan tetapi semua pegadaian syariah di Pekalongan

mempunyai pengkhususan pada barang-barang yang tidak dapat diterima sebagai

marhun, yaitu:

1) Barang milik pemerintah

2) Mudah membusuk

Page 48: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

32

3) Berbahaya dan mudah terbakar

4) Barang yang dilarang peredarannya oleh peraturan yang berlaku dan atau

hukum Islam.

5) Cara memperoleh barang tersebut dilarang oleh hukum Islam.

6) Serta ketentuan khusus sebagai berikut :

a) Barang yang disewa-belikan

b) Barang tersebut masih berupa hutang dan belum lnas

c) Barang tersebut dalam masalah

d) Berupa pakaian jadi

e) Pemakaiannya sangat terbatas

f) Hewan ternak

g) Barang yang kurang nilai Rahn-nya dibawah biaya invest gadai.

e. Persamaan dan perbedaan Rahn dengan gadai konvensional

Menurut Rais (2006:46) persamaan antara gadai dengan Rahn sebagai

berikut :

1) Hak gadai berlaku atas pinjaman uang.

2) Adanya barang sebagai jaminan hutang.

3) Tidak dibenarkan mengambil manfaat barang gadai.

4) Biaya barang yang digadaikan ditanggung oleh pemberi gadai.

5) Bila tenggang waktu peminjaman uang telah habis, maka barang yang

digadaikan boleh dijual/ dilelang.

Sedangkan perbedaan antara gadai dengan Rahn adalah sebagai berikut :

Page 49: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

33

Tabel 2.1 Perbedaan Rahn dan Gadai Konvensional

No Pegadaian Syariah Pegadaian Konvensional

1 Biaya administrasi berdasarkan

barang

Biaya administrasi berupa prosentase

yang dilandaskan pada golongan

barang

2 1 hari dihitung 5 hari 1 hari dihitung 15 hari

3 Jasa simpanan berdasarkan

simpanan

Sewa modal berdasarkan uang-

Pinjaman

4 Bila pinjaman tidak dilunasi

barang jaminan akan dijual

kepada masyarakat

Bila pinjaman tidak dilunasi, barang

jaminan dilelang kepada masyarakat

5 Uang pinjaman 90% dari

taksiran

Uang pinjaman untuk golongan A

92% sedangkan untuk golongan B C

D 88-86%

6 Maksimal jangka waktu 3 bulan Maksimal jangka waktu 4 bulan

f. Praktek

Secara garis besar, pegadaian syariah berjalan atas dua akad:

1) Akad Rahn, adalah akad ini selama rahin memberikan izin, maka murtahin

dapat memanfaatkan marhun yang diserahkan rahin untuk memperoleh

pendapatan (laba) dari usahanya. Namun, bukan berarti murtahin boleh

mengambil seluruh hasil dari marhun tersebut. Hal tersebut bukan

miliknya secara sempurna/ (Rais, 206:88)

2) Akad ijarah, adalah akad untuk memperbolehkan pemilikan manfaat yang

diketahui dan disengaja dari suatu zat yang disewa dengan imbalan. (Rais,

2006:81)

Selain 2 akad diatas ada tiga macam akad lain yang digunakan pegadaian

syariah dalam operasionalnya :

Page 50: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

34

a) Akad Bai’ Al-Muqayadah

Akad Bai‟ Al-Muqayadah dapat diterapkan pada nasabah yang

menginginkan pegadaian barangnya untuk keperluan produktif,

artinya dalam menggadaikan barangnya nasabah tersebut

menginginkan modal kerja berupa pembelian barang.

Sedangkan barang jaminan yang dapat dijaminkan untuk akad ini

adalah barang-barang yang dapat dimanfaatkan atau tidak dapat

dimanfaatkan (dikelola) oleh Rahn ataupun Murtahin.

Dengan demikian Murtahin akan membelikan barang yang sesuai

dengan keinginan Rahin, dan pihak penggadai (Rahin) akan

memberikan Mark Up kepada Murtahin sesuai dengan kesepakatan

pada saat akad berlangsung sampai batas waktu yang telah

ditentukan/disepakati. Konsekuensi dari akad ini adalah dengan

timbulnya akad baru berupa izin yang dikeluarkan dari pihak

pegadaian kepada pemilik barang untuk mengambil manfaat dari

agunan yang digadaikan. Namun bila izin tidak diberikan oleh

pemilik, maka pemilik barang harus membagi hasil dari pemanfaatan

barang yang digadaikan tersebut. (Rais, 2006:102)

b) Akad Al-Mudharabah

Akad tersebut hanya dapat diterapkan pada nasabah yang

menginginkan penggadaian barangnya untuk keperluan produktif,

artinya dalam menggadaikan barangnya nasabah tersebut

menginginkan modal kerja. Dengan demikian, Rahin akan

Page 51: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

35

memberikan bagi hasil berdasarkan keuntungan usaha yang diperoleh

kepadaMurtahin sesuai dengan kesepakatan sampai modal yang

dipinjam terlunasi. (Rais, 2006:95)

c) Akad Al-Qardhul Hasan

Akad ini diterapkan untuk nasabah yang menginginkan penggadaian

barangnya untuk keperluan konsumtif. Barang jaminannya hanya

berupa barang yang tidak menghasilkan (tidak dapat dimanfaatkan).

Dengan demikian Rahn akan memberikan biaya upah atau Fee kepada

Murtahin, karena Murtahin telah menjaga atau merawat barang

jaminannya. (Rais, 2006:74)

Selain sebagai prinsip operasional pegadaian syariah, kelima akad diatas

juga diterapkan untuk membentuk laba perusahaan demi kelangsungan

operasionalnya.

g. Penggolongan peminjaman

Tabel 2.2 Ketentuan Uang Pinjaman Pegadaian Syariah

Golongan Rahn Marhun Bih Tarif

Administrasi

Jangka

Waktu

A 50.000 - 150.000 Rp2.000 120 hari

B1 550.000 - 1.000.000 Rp8.000 120 hari

B2 1.050.000 -

2.500.000

Rp15.000 120 hari

B3 2.550.000 -

5.000.000

Rp25.000 120 hari

C1 5.100.000 -

10.000.000

Rp40.000 120 hari

C2 10.100.000 -

15.000.000

Rp60.000 120 hari

C3 15.100.000 -

20.000.000

Rp80.000 120 hari

D 20.100.000 -

100.000.000

Rp100.000 120 hari

Sumber : Annual Report PT Pegadaian (2015)

Page 52: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

36

4. Teori Umum Pembiayaan

a. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan merupakan aktivitas utama bank yang menghasilkan

pendapatan bagi bank syariah. Investasi sejumlah dana kepada pihak lain dalam

bentuk pembiayaan memiliki risiko gagal bayar dari nasabah pembiayaan (Ikatan

Bankir Indonesia, 2012:202).

Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan denganitu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjaman-

pinjaman antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah imbalan, atau

bagi hasil. (Kasmir, 2015:113)

Pembiayaan di bank syariah atau disebut kredit di bank konvensional,

pada dasarnya merupakan sebuah kesepakatan bank dengan nasabah yang

memerlukan dana untuk membiayai kegiatan atau aktivitas tertebtu. Kesepakatan

penyaluran pembiayaan bank kepada nasabah tersebut dapat dibedakan

berdasarkan akad yang digunakan. Akad pembiayaan bias berupa akad jual-beli,

akad penanaman modal atau investasi, akad sewa/sewa-beli, dan akad lain-lain.

Ada pula akad pinjam-meminjam uang tanpa tambahan atas pokok atau bunga.

Pengenaan tambahan pengembalian berupa bunga pada pokok pinjaman

terjadi pada kredit bank konvensional. Pada bank syariah, tambahan pengembalian

berupa bunga pinjaman tidak terjadi. Inilah yang menjadi pembeda antara bank

syariah dengan bank konvensional. Bank syariah tidak menjadikan bunga sebagai

Page 53: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

37

instrument operasional bisnis. Pengenaan bunga pada pinjaman sama artinya

dengan riba, dan hal itu tidak diperkenankan secara syariah.

Atas dasar itu bank syariah mengimplementasikan pembiayaan yang bebas

riba. Pembiayaan bank syariah tidak menggunakan mekanisme bunga, melainkan

menggunakan skema murabahah (akad jual-beli), mudharabah, musyarakah

(penanaman modal), ijarah/IMBT (akad sewa/sewa-beli), salam/istishna (akad jual

beli sewa dengan penyerahan barang di belakang), dan qardh (pinjaman), serta

kombinasi dari akad-akad tersebut. (Ikatan Bankir Indonesia, 2012:202)

b. Jenis Pembiayaan

Jenis-jenis pembiayaan terdiri antara lain, sebagai berikut :

1) Jenis pembiayaan berdasarkan sifat penarikan :

a) Pembiayaan langsung, yaitu fasilitas pembiayaan yang langsung

digunakan oleh nasabah, dan secara efektif merupakan utang

nasabah kepada bank.

b) Pembiayaan tidak langsung, yaitu fasilitas pembiayaan yang tidak

langsung digunakan oleh nasabah, dan belum secara efektif

merupakan utang nasabah kepada bank. Garamsi Bank dan LC

(Letter of Credit) merupakan contoh pembiayaan tidak langsung.

2) Jenis pembiayaan berdasarkan sifat pelunasan :

a) Pembiayaan dengan angsuran, fasilitas pembiayaan yang

pembayaran kembali pokok pembiayaannya dilaksanakan secara

Page 54: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

38

bertahap sesuai jadwal yang ditetapkan dalam perjanjian

pembiayaan.

b) Pembiayaan dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo, fasilitas

pembiayaan yang pembayaran kembali pokok pembiayaannya tidak

diatur secara bertahap melainkan harus dikembalikan secara

sekaligus pada tanggal jatuh tempo sebagaimana ditetapkan dalam

perjanjian pembiayaan.

3) Jenis pembiayaan berdasarkan perjanjian atau Akad Pembiayaan

a) Pembiayaan berdasarkan perjanjian transaksi jual beli, pembiayaan

dengan akad ini meliputi pembiayaan murabahah, istishna dan

salam.

b) Pembiayaan berdasarkan perjanjian transaksi penanaman modal,

pembiayaan dengan akad ini meliputi akad pembiayaan mudharabah

dan musytarakah.

c) Pembiayaan berdasarkan perjanjian transaksi sewa-menyewa dan

sewa-beli, pembiayaan dengan akad ini meliputi pembiayaan ijarah

dan Rahn(sewa-menyewa), ijarah muntahiya bittamlik (sewa-beli).

d) Pembiayaan berdasarkan perjanjian transaksi pinjam-meminjam,

pembiayaan dengan akad ini meliputi akad pembiayaan qardh.

c. Proses Pemberian Pembiayaan

Pemberian fasilitas pembiayaan bank kepada nasabah dilakukan melalui

serangkaian proses mulai dari permohonan, pengumpulan informasi, pencairan

Page 55: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

39

pembiayaan, hingga elunasan kembali pembiayaan. Proses ini dilakukan secara

cermat dengan tujuan agar bank mendapatkan keuntungan risiko yang terukur.

Setelah ada permohonan nasabah/calon nasabah, proses pemberian

pembiayaan dari awal hingga akhir:

1. Pengumpulan data/informasi dan verifikasi.

2. Analisis dan persetujuan pembiayaan.

3. Administrasi dan pembukuan pembiayaan.

4. Pemantauan pembiayaan.

5. Pelunasan dan penyelamatan pembiayaan.

d. Pembiayaan Rahn Pegadaian Syariah

Menurut buku pedoman operasional kantor cabang perum pegadaian

syariah pengertian pembiayaan Rahn adalah pemberian pinjaman dalam jangka

waktu tertentu kepada nasabah atas dasar hukum gadai dan persyaratan tertentu

yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Nasabah menyelesaikan pinjamannya

kepada perusahaan/pegadaian sebagai pemberi pinjaman/kreditur, dengan cara

mengembalikan uang pinjaman dan membayar sewa modalnya berdasarkan

ketentuan yang berlaku. (Khasanah, 2014:2)

Pegadaian sebagai lembaga yang tugasnya memberi pinjaman uang kepada

masyarakat dengan jaminan gadai. Pegadaian diharapkan akan lebih mampu

mengelola usahanya meningkatkan efektivitas dan produktifitasnya dengan lebih

profesional, business oriented tanpa meninggalkan ciri khusus dan misinya, yaitu

penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai dengan pasar sasaran masyarakat

Page 56: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

40

golongan ekonomi lemah dan dengan cara mudah, cepat, aman, dan hemat, sesuai

dengan mottonya “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah‟ . Masyarakat umumnya

hanya mengetahui kalau pegadaian itu hanya melayani jasa gadai saja. Produk

pegadaian cukup banyak, seperti jasa taksiran, jasa titipan, galeri 24 dan koin

emas, usaha persewaan gudang, unit produksi perhiasan emas dan balai lelang.

Tujuan PT pegadaian selain membantu masyarakat dalam pembiayaan dana juga

bertujuan untuk memperoleh laba. Laba usaha PT pegadaian adalah selisih antara

total pendapatan dengan total biaya. Pendapatan PT Pegadaian sebagian besar

berasal dari penghasilan bunga atau pinjaman uang yang diberikan serta

penghasilan dari produkjasa lainnya. Biaya yang harus dikeluarkan adalah biaya

operasional dan gaji pegawai. Sebagian besar biaya operasional adalah biaya

dana yang berupa bunga pinjaman dan obligasi. Sebagian dari laba bersih

disetorkan kepada pemerintah sebagai dana pembangunan sementara sesuai

dengan peraturan pemerintah tentang PT pegadaian. Sebagian lagi digunakan PT

pegadaian untuk pengembangan usaha, termasuk peningkatan sumber daya

manusia. (Aziz, 2013:7) Menurut buku pedoman operasional Kantor Cabang

Perum Pegadaian tujuan penyaluran kredit gadai adalah untuk membantu

masyarakat yang sedang membutuhkan uang agar tidak jatuh ke tangan para

pemberi uang pinjaman dengan bunga yang tidak wajar, seperti tukang ijon atau

rentenir. Selain itu dengan prosedur yang mudah dan sederhana dalam pemberian

kredi gadai diharapkan akan melindungi masyarakat dari adanya prosedurr dan

persyaratan kredit yang berbelit-belit yang menyusahkan dan tidak dapat dipenuhi

oleh masyarakat kecil. (Khasanah. 2014:3)

Page 57: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

41

5. Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara uum dari

barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu (Adiwarman

Karim, 2015:135)

Sedangkan menurut Putong (2013:340) inflasi adalah naiknya harga-harga

komoditi secara umum yang disebabkan oleh tidak sinkronnya antara program

system pengadaan komoditi (produksi, penentuan harga, pencetakan uang dan lain

sebagainya) dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat. Sedangkan

menurut Karim (2015:135) inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum

dari barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu. Inflasi dapat

dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit

penghitungan moneter terhadap suatu komoditas.

Tingkat inflasi adalah perubahan persentase dalam seluruh tingkat harga

yang sangat bervariasi sepanjang waktu dan antar negara. Indikator yang sering

digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK).

Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari barang

dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. IHK adalah suatu ukuran atas keseluruhan

biaya pembelian barang dan jasa oleh rata-rata konsumen.

Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang

dan jasa secara umum dan terus menerus selama waktu tertentu. Dalam hal ini

merupakan sebuah proses kenaikan harga umum barang- barang secara terus

Page 58: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

42

menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik

dengan persentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidak

bersamaan.Yang terpenting terdapat kenaikan harga barang umum secara terus

menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja

(meskipun dengan persentase yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi

(Samuelson dan Nordhaus, 2004:305)

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-

harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme

pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: konsumsi

masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu

konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak

lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses

menurunnya nilai mata uang secara terus-menerus (continue). Ada banyak

cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah

Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI) dan Gross

Domestic Product (GDP) Deflator.

Cara menghitung laju inflasi adalah perusahaan persentase dalam indeks

harga dari jangka waktu sebelumnya. Rumusnya sebagai berikut :

Laju Inflasi

Page 59: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

43

Keterangan :

Laju Inflasi = Laju inflasi/deflasi pada bulan ke n.

= Indeks harga konsumen pada bulan ke n.

= Indeks harga konsumen pada bulan ke n-1.

b. Teori Inflasi Islam

Menurut Karim(2015:139)

Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi

perekonomian karena :

1) Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi

tabungan (nilai simpan), fungsi dari pembayaran dimuka dan fungsi unit

perhitungan. Orang harus melepaskan diri dari uang dan asset keuangan

akibat dari beban inflasi tersebut. Inflasi juga telah mengakibatkan

terjadinya inflasi kembali, atau dengan kata lain (self feeding inflation).

2) Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari

masyarakat.

3) Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk non-primer

dan barang-barang mewah.

4) Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif yaitu penumpukan

kekayaan (hoarding) seperti tanah, bangunan, logam mulia, mata uang

asing dengan mengorbankan investasi kea rah produktif seperti pertanian,

industry, perdagangan, transportasi dan lainnya.

Page 60: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

44

c. Penyebab Inflasi

Menurut Karim (2015:138) Ada beberapa penyebab terjadinya inflasi yaitu

terdiri dari :

1) Natural Inflation dan Human Error Inflation. Natural Inflation adalah

Inflasi yang terjadi karena sebab-sebab alamiah yang manusia tidak

mempunyai kekuasaan dan mencegahnya. Human Error Inflation adalah

inflasi yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh

manusia sendiri.

2) Actual/Expected Inflation dan Unanticipated/Unexpected Inflation. Pada

Expected Inflation tingkat suku bunga pinjaman riil akan sama dengan

tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi, sedangkan pada

Unexpected Inflation tingkat suku bunga pinjaman nominal belum atau

tidak merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi.

3) Demand Pull dan Cost Push Inflation. Demand Pull Inflation diakibatkan

oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi permintaan agregatif

(AD) dari barang dan jasa pada suatu perekonomian. Cost Push Inflation

adalah inflasi yang terjadi karena adanya perubahan-perubahan pada sisi

penawaran agregatif (AS) dari barang dan jasa pada suatu perekonomian.

4) Spiralling Inflation. Inflasi yang diakibatkan oleh inflasi yang terjadi

sebelumnya yang mana inflasi yang sebelumnya itu terjadi sebagai akibat

dari inflasi yang terjadi sebelumnya lagi dan begitu seterusnya.

5) Imported Inflation dan Domestic Inflation. Imported Inflation adalah

inflasi di negara lain yang ikut dialami oleh suatu negara karena harus

Page 61: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

45

menjadi price taker dalam pasar perdagangan Internasional. Domestic

Inflation adalah inflasi yang hanya terjadi di dalam negeri suatu negara

yang tidak begitu mempengaruhi negara-negara lainnya.

d. Dampak Inflasi

Karim (2015:139) Menurut para ekonom Islam, Inflasi berakibat sangat

buruk bagi perekonomian karena :

1) Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi

tabungan (nilai simpan), fungsi dari pembayaran di muka dan fungsi dari

unit perhitungan.

2) Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari

masyarakat (turunnya Marginal Propensity to Save).

3) Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk non-

primer dan barang-barang mewah (naiknya Marginal Propensity to

Consume).

4) Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif yaitu penumpukan

kekayaan (hoarding) seperti: tanah, bangunan, logam mulia, mata uang

asing dengan mengorbankan investasi ke arah produktif seperti: pertanian,

industri, perdagangan, transportasi dan lainnya.

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau

tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang

positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan

Page 62: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

46

pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan

mengadakan investasi.

Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi

tak terkendali (hyperinflation) keadaan perekonomian menjadi kacau dan

perekonomian dirasakan lesu, orang menjadi tidak bersemangat kerja,

menabung atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat

dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau

karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan

mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan

terpuruk dari waktu ke waktu. (Fahmi, 2016:159)

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di

suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal

yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan

ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan

kesejahteraan masyarakat.

e. Indikator Inflasi

Untuk nebgukur tibgkat inflasi, indeks harga yang digunakan adalah

Indeks Harga Konsumen (IHK). Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah indeks

harga dan barang-barang yang selalu digunakan para konsumen. Akibatnya suatu

perekonomian dalam masa inflasi terdapat kecenderungan diantara pemilik modal

untuk menggunakan uangnya dalam investasi bersifat spekulatif dan tingkat bunga

Page 63: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

47

meningkat sehingga dapat mengurangi investasi. Hal ini menimbulkan

ketidakpastian mengenai keadaan ekonomi dimasa depan.

Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan

sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut diantaranya :

1) Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Indeks (CPI) adalah

indeks harga yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang

dibeli oleh konsumen.

2) Indeks Biaya Hidup atau Cost of Living Index (COLI).

3) Indeks Harga Produsen (IHP) adalah indeks yang mengukur harga rata-

rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan

proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK

dimasa depan karena perubahan hargabahan baku meningkatkan biaya

produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang

konsumsi.

4) Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari

komoditas-komoditas tertentu.

5) Indeks harga barang-barang modal.

6) Deflator PDB, menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang

baru, barang produksi lokal, barang jadi dan jasa.

Macam-Macam Ukuran Inflasi, Menurut Putong (2013:340)

a) Inflasi ringan : Dibawah 10% (single digit)

b) Inflasi sedang : 10% - 30%

Page 64: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

48

c) Inflasi tinggi : 30% - 100%

d) Hyperinflation : Lebih dari 100%

Laju inflasi tersebut bukanlah suatu standar yang secara mutlak dapat

mengindikasikan parah tidaknya dampak inflasi bagi perekonomian di suatu

wilayah tertentu, sebab hal itu sangat bergantung pada berapa bagian dan

golongan masyarakat manakah yang terkena imbas (yang menderita) dari inflasi

yang sedang terjadi.

6. Pendapatan

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul

dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman

modal (Undang-Undang Republik Indonesia, 1998). Menurut UU RI Nomor 10

tahun 1998.

Sumber-sumber pendapatan dapat dikelompokan menjadi 2 sumber

pendapatan yaitu :

a. Pendapatan operasional, yaitu pendapatan yang berasal dari aktivitas utama

perusahaan sesuai dengan jenis usahanya yang berlangsung secara berulang-ulang

dan berkesinambungan tiap periode.

b. Pendapatan bukan operasional, yaitu pendapatan yang berasal dari

transaksi penjualan yang tidak berulang-ulang dan insidentil, yang secara

tidak langsung berhubungan dengan aktivitas perusahaan, misalnya penjualan

aktiva tetap perusahaan kepada pihak lain.

Page 65: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

49

PT Pegadaian selain melayani kepentingan umum, juga bertujuan untuk

mendapatkan laba. Untuk itu PT Pegadaian (Persero) terus berupaya

meningkatkan fasilitas yang diberikan. Hal ini guna meningkatkan pendapatan

yang berasal dari bunga pelunasan, bunga yang dilelang, uang kelebihan

kadaluwarsa, jasa taksiran, jasa titipan, dan lain-lain.

Oleh karena itu, semakin banyak pendapatan yang diperoleh maka akan

semakin banyak pula kredit yang dapat disalurkan kepada nasabahnya.

7. Definisi dan Fungsi Uang

Uang merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari denyut kehidupan

ekonomi masyarakat. Stabilitas ekonomi dan pertumbuhan ekonomi suatu negara

ditentukan oleh sejauh mana peranan uang dalam perekonomian oleh masyarakat

dan otoritas moneter. Definisi uang bisa dibagi dalam dua pengertian, yaitu

definisi uang menurut hukum (law) dan definisi uang menurut fungsi. Definisi

uang menurut hukum yaitu sesuatu yang ditetapkan oleh undang-undang sebagai

uang dan sah untuk alat transaksi perdagangan. Sedangkan definisi uang menurut

fungsi, yaitu sesuatu yang secara umum dapat diterima dalam transaksi

perdagangan serta untuk pembayaran hutang-piutang. (Yuliadi, 2004:4)

Dalam sistem ekonomi konvensional, uang berfungsi sebagai 1) Alat tukar

(medium of exchange); 2) Standar harga (standard of value) atau Satuan hitung

(unit of account); dan 3) Penyimpan kekayaan (store of value) atau (store of

wealth);

Page 66: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

50

4) Uang sebagai standar pembayaran tunda (standard of deffered payment).

Namun hal ini berbeda dengan sistem ekonomi Islam yang hanya mengakui

fungsi uang itu sebagai mediu of exchange dan unit of account. Berdasarkan

definisi uang yang dikemukakan di atas, menurut ekonomi Islam uang itu

berfungsi sebagai satuan nilai atau standar ukuran harga (unit of account), dan

media pertukaran (medium of exchange). (Rozalinda, 2015:281)

8. Jumlah Uang Beredar

Jumlah uang yang beredar dimasyarakat dapat dibedakan menjadi 2

kategori yaitu uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar dalam arti

luas (M2). M1 terdiri dari uang kartal yang beredar dimasyarakat (tidak termasuk

uang kartal yang berada di bank) di tambah dengan uang giral. M2 merupakan

penjumlahan dari M1 ditambah dengan tabungan dan deposito berjangka atau

biasa disebut uang kuasi. (Siamat, 2005:93)

9. Jumlah Uang Beredar Menurut Ekonomi Islam

Dalam ekonomi Islam, Uang didefinisikan sebagai sesuatu yang

dipergunakan untuk mengukur harga setiap barang dan jasa (Hidayat, 2009:254).

Tanpa mata uang sebagai standar harga dan alat tukar maka proses pemenuhan

kebutuhan manusia menjadi sulit. Transaksi jual beli harus melalui barter. Dari

uraian diatas terlihat bahwa menurut ekonomi Islam, uang dipandang sebagai alat

tukar, buka suatu komoditi. Diterimanya peranan uang ini secara luas, dengan

maksud untuk mempermudah proses transaksi sebagai alat ukur dan

Page 67: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

51

menghapuskan ketidakadilan dan kezaliman dalam ekonomi tukar-menukar.

Karena ketidakadilan dalam ekonomi barter, digolongkan sebagai riba fadhl.

Merujuk pada Al-Qur‟an, al-Ghazali mengecam orang yang menimbun

uang. Menimbun uang berarti menarik uang secara sementara dari peredaran.

Dalam ekonomi moneter, penimbunan uang berarti memperlambat perputaran

uang, ini berarti memperkecil terjadinya transaksi sehingga perekonomian lesu.

“Dalam ekonomi Islam, Jumlah Uang Beredar ditentukan di dalam perekonomian

sebagai variabel endogen, yaitu yang ditentukam oleh banyaknya permintaan uang

di sektor riil” (Hidayat, 2009:157).

Siamat (20005:93) menyatakan bahwa perkembangan uang beredar di

Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kegiatan luar negeri, sektor

pemerintah, sektor swasta domestik, dan sektor lainnya. Transaksi-transaksi dari

sektor-sektor tersebut dicatat dalam neraca system moneter yang memperlihatkan

bersama jumlah uang beredar dan faktor-faktor yang mempengaruhi.

B. Keterkaitan Antar Variabel

1. Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Pembiayaan Rahn

Menurut Adiwarman Karim (2015:135), Inflasi adalah kenaikan

tingkat harga secara umum dari barang/komoditas dan jasa selama suatu

periode tertentu. Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena

terjadinya penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap suatu

komoditas.

Page 68: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

52

Hasil penelitian Ade Purnomo (2009), menyatakan bahwa tingkat

Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan Rahn pada PT

Pegadaian Syariah. Tetapi pada penelitian Wahyuningsih Dondo (2013)

menyatakan bahwa tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap jumlah

alokasi kredit modal kerja pada bank umum di Indonesia.

2. Pengaruh Pendapatan Usaha Terhadap Pembiayaan Rahn

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia, 1998), Pendapatan

Usaha adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi

penanaman modal.

Hasil penelitian Danny Febrian (2015), menyatakan bahwa

pendapatan usaha memiliki pengaruh signifikan terhadap pembiayaan

Rahn pada PT Pegadaian Syariah. Dan hasil penelitian Vika Anggun

(2017) menyatakan bahwa pendapatan usaha memiliki pengaruh signifikan

terhadap pembiayaan Rahn pada PT Pegadaian Syariah.

3. Pengaruh Jumlah Nasabah Terhadap Pembiayaan Rahn

Menurut Ade Purnomo (2009), menyatakan bahwa jumlah nasabah

memiliki pengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit perum pegadaian

syariah cabang dewi sartika. Hal ini menunjukkan kepercayaan nasabah

terhadap PT Pegadaian Syariah sebagai lembaga pemberi kredit.

Page 69: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

53

4. Pengaruh Jumlah Uang Rupiah Beredar Terhadap Pembiayaan Rahn

Menurut Siamat (2005:93) menyatakan bahwa perkembangan uang

beredar di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kegiatan

luar negeri, sektor pemerintah, sektor swasta domestic, dan sektor lainnya.

Transaksi-transaksi dari sektor-sektor tersebut dicatat dalam neraca sistem

moneter yang memperlihatkan bersama jumlah uang beredar dan faktor-

faktor yang mempengaruhi.

Hasil penelitian William Lie dan Mariana Ing (2015), menyatakan

bahwa jumlah uang beredar memiliki pengaruh signifikan terhadap kredit

perbankan di Indonesia.

C. Penelitian Terdahulu

Pelaksanaan penelitian terdahulu ini dimaksudkan untuk menggali

informasi tentang ruang penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. Dari

penlitian ini, peneliti menemukan beberapa sumber kajian lain yang telah terlebih

dahulu membahas terkait dengan tema yang akan dibahas peneliti, diantaranya

adalah:

Page 70: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

54

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu

Pen

ulis

dan

tahu

n

Judul Variabe

l

Met

ode

Kesamaa

n

Perbe

daan

Hasil

1 Ade

Purno

mo

(2009

)

Pengaruh

Pendapatan

Pegadaian

Jumlah

Nasabah dan

Tingkat Inflasi

Terhadap

Penyaluran

Kredit pada

Perum

Pegadaian

Syariah

Cabang Dewi

Sartika

Periode 2004-

2008

Dependen

:

Penyaluran

Kredit.

Independe

n:

Pendapata

n

pegadaian,

Jumlah

nasabah,

dan

Tingkat

Inflasi

Ordin

a ry

Least

Squar

e

(OLS

)

Penyalu

ran

kredit

(depend

ent)

Pendapa

tan dan

tingkat

inflasi

(indepe

nden)

Menggu

nakan

variabel

Pendapa

tan

Usaha

Hasil pengujian

secara individual

menunjukkan

bahwa variabel

Pendapatan Perum

Pegadaian, jumlah

nasabah

berpengaruh

secara positif dan

signifikan

terhadap

penyaluran kredit.

Variabel Inflasi

tidak berpengaruh

signifikan

terhadap

penyaluran kredit.

2 Ni

Waya

n

Sarias

ih

Made

Rusm

ala

Dewi

(2012

)

Pengaruh

DPK,

NPL dan

Inflasi

terhadap

kredit

yang

disalurkan

oleh LPD

Kabupate

n Badung

periode

tahun

2008-

2012

Depend

en:

kredit

yang

disalur

kan

Indepe

nden:

DPK,

NPL,

dan

Inflasi

Regre

si

Linier

Berga

nda

Inflasi

sebagai

variabe

l

indepen

den dan

penyal

uran

kredit

sebagai

variabe

l

depend

en.

Mengg

unakan

metode

regresi

bergan

da

(OLS)

Tidak

menggu

nakan

variabel

DPK

dan

NPL

sebagai

variabel

indepen

den

melaink

an

menggu

nakan

variabel

pendapa

tan

pegadai

an dan

jumlah

nasabah.

Secara simultan

dana pihak ketiga,

non performing

loan, dan inflasi

berpengaruh

signifikan

terhadap kredit

yang disalurkan.

Secara parsial

dana pihak ketiga

dan non

performing loan

berpengaruh

positif dan

singnifikan

sedangkan inflasi

berpengaruh

negatif dan tidak

signifikan

terhadap kredit

yang disalurkan.

3 Mukh

liz

Arifin

Analisis

Pengaruh

Tingkat Sewa

Depend

en:

Penyalu

Regre

si

Linier

Tingka

t inflasi

dan

Tidak

menggu

nakan

Tingkat sewa

modal tidak

mempunyai

Page 71: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

55

Aziz

(2013

)

Modal, Jumlah

Nasabah,

Harga Emas

Dan Tingkat

Inflasi

Terhadap

Penyaluran

Kredit Gadai

Golongan C

(Studi pada PT

Pegadaian

Cabang

Probolinggo)

ran

kredit

gadai

golong

an C

Indepen

den:

Tingkat

Sewa

Modal,

Jumlah

Nasaba

h,

Harga

Emas,

Tingkat

Inflasi

Berga

nda

jumlah

nasaba

h

sebagai

variabe

l

indepen

den

Metode

regresi

linier

bergan

da

variabel

sewa

modal

dan

melaink

an

menggu

nakan

pendapa

tan

pegadai

an

sebagai

variabel

indepen

den

pengaruh yang

signifikan

terhadap

penyaluran kredit.

Jumlah nasabah

mempengaruhi

jumlah

penyaluran kredit.

Harga emas

mempengaruhi

penyaluran kredit.

Tingkat Inflasi

yang terjadi di

kota Probolinggo

tidak memberikan

pengaruh

terhadap

penyaluran kredit

4 Wahy

uning

sih

Dond

o

(2013

)

Suku Bunga

Kredit Modal

Kerja dan

Tingkat Inflasi

terhadap

Jumlah

Alokasi Kredit

Modal Kerja

Bank Umum

di Indonesia

Depend

ent :

Kredit

Modal

Kerja

Indepe

nden:

Suku

Bunga

Kredit

Modal

Regre

si

Linier

Berga

nda

Tingka

t inflasi

sebagai

variabe

l

indepen

den

Metode

regresi

linier

bergan

da

Tidak

menggu

nakan

suku

bunga

melaink

an

menggu

nakan

pendapa

tan

pegadai

an dan

harga

emas

sebagai

variabel

independ

en.

Kesimpulan

sebagai berikut:

1. Suku bunga

kredit modal

kerja

berpengaruh

signifikan

terhadap jumlah

alokasi kredit

modal kerja.

2. Tingkat laju

inflasi

berpengaruh

positif terhadap

jumlah alokasi

kredit modal

kerja.

3. Suku bunga

kredit modal

kerja dan tingkat

laju inflasi secara

simultan

berpengaruh

signifikan

terhadap jumlah

alokasi kredit

modal kerja.

5 Taner

M.

Yigit

(2013

)

Effects of

Inflation

Uncertaint

y on Credit

Markets:

A

Disequilibriu

m Approach

Depend

ent

variabe

l:

Kredit

Indepe

nden

Variab

el:

Analis

is

Tobit

Tingkat

inflasi

sebagai

variabel

independen

Pada

penel

itian

ini

meng

guna

kan

varia

bel

pend

Penelitian ini

menyatakan

bahwa fluktuasi

inflasi akan

menyebabkan

lembaga keuangan

untuk bertindak

dengan cara

menghindari

risiko.

Page 72: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

56

Inflasi apata

n

pega

daian

dan

jumla

h

nasab

ah

sebag

ai

varia

bel

indep

ende

n

sedan

gkan

pada

jurna

l ini

hany

a

meng

guna

kan

tingk

at

inflas

i.

Meto

de

yang

digun

akan

berbe

da,

pada

penel

itian

ini

meng

guna

kan

regre

si

berga

nda

sedan

gkan

pada

jurna

l ini

meng

Menghindari

risiko tersebut

akan

mempengaruhi

pasar kredit

secara langsung

dengan

mengurangi

ketersediaan

kredit, dan tidak

langsung dengan

menaikkan biaya

pinjaman.

Analisis Tobit

simultan

menegaskan bahwa

fluktuasi inflasi dari

delapan negara tidak

hanya menyebabkan

ketidakseimb angan

di pasar-pasar, tetapi

juga berpengaruh

negatif terhadap

jumlah kredit.

Page 73: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

57

guna

kan

anali

sis

Tobit

.

6 Dann

y

Febri

an

(2015

)

Analisis

Pengaruh

tingkat Inflasi,

Pendapatan

pegadaian, dan

harga emas

terhadap

Pembiayaan

Rahn pada PT

Pegadaian

Syariah

(periode 2005-

2013)

Dependen

:

pembiaya

an Rahn

Independe

n : tingkat

inflasi,

pendapata

n

pegadaian,

harga

emas

Regre

si

Linier

Berga

nda

Variab

el

inflasi,

pendap

atan

usaha

sebagai

variabe

l

indepen

den

Regresi

linier

bergan

da dan

Ordina

ry least

square

(OLS)

Tidak

menggu

nakan

harga

emas

sebagai

variabel

indepen

den

melaink

an

jumlah

nasabah

dan jub

Berdasarkan hasil

analisis secara

parsial tingkat inflasi

berpengaruh negatif

dan tidak signifikan

terhadap kredit Rahn

sedangkan

pendapatan egadaian

dan harga emas

keduanya masing-

masing berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap

pembiayaan Rahn

pada PT Pegadaian

Syariah.

7 Rabia

Najaf

(2016

)

Analysis of

Macroeconomi

c

Determinants

of Exchange

rate Volatility

in India

Variabel

dependen

: Nilai

tukar

india

Variabel

independe

n : makro

ekonomi

inflasi dan

jumlah

uang

beredar

Johan

sen

Coint

egrati

on,

VEC

M,

GCT

dan

IRF

Variabe

l

tingkat

inflasi

dan jub

sebagai

variabel

indepen

den

Men

ggun

akan

meto

de

Joha

nsen

Coin

tegra

tion,

VEC

M,

GCT

dan

IRF

Nilai tukar dikenal

sebagai salah satu

elemen penting bagi

perkembangan

ekonomi, terlihat

bahwa volatilitas

berpengaruh

signifikan terhadap

perdagangan

internasional. Dalam

makalah ini

dianalisis bahwa

dampak inflasi dan

jumlah uang beredar

terhadap volatilitas

nilai tukar India.

Kami

mengumpulkan data

bulanan untuk

memperkirakan

hubungan jangka

pendek dan jangka

panjang antara

variabel-variabel ini.

Untuk tujuan ini,

Page 74: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

58

kami telah

menerapkan

Johansen

Cointegration,

VECM, GCT dan

IRF untuk

menganalisis respon

dari berbagai kejutan

pada variabel.

Makalah ini

menunjukkan bahwa

jumlah uang beredar

dan tingkat suku

bunga yang tinggi

meningkatkan

tingkat inflasi, yang

menyebabkan

peningkatan

volatilitas nilai tukar

di India.

8 Vika

Angg

un

(2017

)

Pengaruh

pendapatan

pegadaian,

harga emas,

dan tingkat

inflasi

terhadap

penyaluran

pembiayaan

Rahn pada

Pegadaian

Syariah di

Indonesia

tahun 2005-

2015

Variabel

dependen

:

penyalura

n

pembiaya

an Rahn

Variabel

independe

n

:pendapat

an

pegadaian

, harga

emas,

tingkat

inflasi

Meto

de

Regre

si

Linier

Berga

nda

Variabe

l

tingkat

inflasi

dan

pendap

atan

pegadai

an

sebagai

variabel

indepen

den

Regresi

linier

bergada

n dan

OLS

Tidak

terdapat

variabel

harga

emas

sebagai

variabel

indepen

den

Periode

waktu

yang di

uji

Berdasarkan hasil

analisis secara

parsial tingkat inflasi

berpengaruh negatif

dan tidak signifikan

terhadap kredit Rahn

sedangkan

pendapatan egadaian

dan harga emas

keduanya masing-

masing berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap

pembiayaan Rahn

pada PT Pegadaian

Syariah.

Page 75: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

59

D. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Variabel Independen :

Inflasi (X1)

Pendapatan Pegadaian (X₂) Jumlah Nasabah (X₃)

Jumlah Uang Beredar (X₄)

Variabel Dependen :

Pembiayaan Rahn

(Y)

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

2. Uji Multikolinearitas

3. Uji Heteroskedastisitas

4. Uji Auotokorelasi

Uji OLS

(Ordinary Least Square)

Model Regresi : Linier Berganda

Uji Hipotesis

1. Uji t (Parsial)

2. Uji f (Simultan)

3. Uji Koefisien

Determinasi

Interpretasi dan Kesimpulan

Page 76: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

60

E. Hipotesis

Adapun perumusan hipotesa penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Pembiayaan Rahn PT Pegadaian

Syariah

Bukti empiris dari Wahyuningsih Dondo (2013) menunjukkan

bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap kredit modal kerja pada bank

umum di Indonesia.

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu, maka

diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H₁ : Tingkat Inflasi berpengaruh positif terhadap pembiayaan

Rahn.

2. Pengaruh Pendapatan Usaha terhadap Pembiayaan Rahn PT Pegadaian

Syariah

Bukti empiris dari Dany Febrian (2013) menunjukkan bahwa

semakin tinggi laju Pendapatan usaha ysng mencerminkan semakin

maraknya kegiatan penyaluran kredit melalui bidang-bidang usaha

pegadaian syariah yang secara berkenlanjutan mencerminkan pergerakan

usaha perekonomian bagi masyarakat.

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu, maka

diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H₂ : Pendapatan Usaha berpengaruh terhadap pembiayaan

Rahn.

Page 77: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

61

3. Pengaruh Jumlah Nasabah terhadap Pembiayaan Rahn PT Pegadaian

Syariah

Bukti empiris dari Ade Purnomo (2009) menunjukkan bahwa

peningkatan nasabah dengan adanya kepercayaan masyarakat terhadap

pegadaian syariah sebagai lembaga pemberi kredit.

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu, maka

diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H₃ : Jumlah Nasabah berpengaruh terhadap pembiayaan Rahn.

4. Pengaruh Jumlah Uang Rupiah Beredar terhadap Pembiayaan Rahn PT

Pegadaian Syariah

Bukti empiris dari William Lie (2015) menunjukkan bahwa suku

bunga pinjaman yang rendah menyebabkan permintaan kredit meningkat

dan jumlah uang beredar bertambah.

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu, maka

diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H₄ : Jumlah Uang Rupiah Beredar berpengaruh terhadap

Pembiayaan Rahn.

5. Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha, Jumlah Nasabah dan Jumlah

Uang Rupiah Beredar terhadap Pembiayaan Rahn PT Pegadaian Syariah

H₅ : Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha, Jumlah Nasabah, Jumlah

Uang Beredar secara bersama-sama berpengaruh terhadap

pembiayaan Rahn.

Page 78: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

62

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Model dalam penelitian ini merupakan hasil penggabungan dari kerangka

teoritis beberapa pakar lembaga keuangan yang melihat pengaruh ataupun

hubungan dari konstruk-konstruk yang diuji dalam penelitian ini, yaitu : inflasi,

pendapatan usaha, dan jumlah nasabah terhadap Pembiayaan Rahn. Data yang

digunakan merupakan data angka-angka (kuantitatif) kuartalan periode kuartal 1

tahun 2007 sampai kuartal 4 tahun 2016. Penulis ingin mengetahui sejauh mana

variabel bebas mempengaruhi variabel terikat dan dengan mengunakan

pendekatan deskriptif dimana penulis ingin menggambarkan secara menyeluruh

tentang keadaan PT Pegadaian Syariah, terutama dari sisi pembiayaan gadai

syariah (Rahn).

B. Populasi dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seorang

ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga

disebut studi populasi atau studi sensus (Arikunto, 2006:130). Populasi

dalam penelitian ini adalah laporan keuangan kuartalan pegadaian syariah

di Indonesia.

Page 79: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

63

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga

dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu

sampel yang di ambil dari populasi harus betul-betul representative

(mewakili) (Sugiyono, 2012:62). Sampel pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Laporan Keuangan Pegadaian Syariah tahun 2007-2016

b. Laporan Keuangan Pegadaian Syariah yang di dalam laporannya terdiri

dari laporan produk pembiayaan Rahn, laporan pendapatan usaha dan

laporan jumlah nasabah tahun 2007-2016.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal yang harus dilakukan dalam

penyusunan penelitian ini untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan

peneliti ini. Periode data yang digunakan adalah data sekunder dari 2007-2016

yang bersumber dari Badan Pusat Statistik dan Annual Report PT Pegadaian

(Persero). Selain itu, untuk mempermudah penulis dalam pengambilan data pada

penelitian ini juga digunakan media teknologi yang sedang berkembang yaitu

internet yang didalamnya mempublikasi laporan keuangan dan statistik data yang

dibutuhkan seperti pada website PT Pegadaian Syariah, dan Badan Pusat Statistik

(BPS). Data yang diperlukan dalam penelitian adalah :

Page 80: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

64

1. Pembiayaan Rahn PT Pegadaian Syariah tahun 2007-2016.

2. Tingkat Inflasi tahun 2007-2016.

3. Pendapatan PT Pegadaian (Persero) tahun 2007-2016.

4. Jumlah Nasabah PT Pegadaian Syariah tahum 2007-2016.

5. Jumlah Uang Rupiah Beredar PT Pegadaian Syariah tahum 2007-2016.

C. Metode Analisis

Dalam penelitian ini untuk mengetahui analisis pengaruh tingkat inflasi,

pendapatan usaha, jumlah nasabah dan jumlah uang rupiah beredar terhadap

Pembiayaan Rahn PT Pegadaian Syariah periode 2007-2016, dengan

menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu dimana data yang digunakan dalam

penelitian berbentuk angka. Dalam penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif

dengan format deduktif yang dimulai dari keadaan umum menuju ke hal-hal yang

khusus. Pemilihan alat analisis (Ordinary Least Square/OLS) ini digunakan untuk

mencapai penyimpangan atau eror yang minimum dengan menggunakan regresi

berganda (Multiple Regression) yaitu lebih dari sebuah variabel bebas (Nachrowi,

2006:9)

1. Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang baik adalah model regresi yang mengahsilkan estimasi

linier tidak bias (Best Liniear Unbias Estimator/BLUE). Kondisi ini akan terjadi

jika dipenuhi beberapa asumsi yang disebut dengan asumsi klasik. Asumsi klasik

selengkapnya adalah sebagai berikut :

Page 81: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

65

a. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui data dalam variabel yang akan

digunakan dalam penelitian, data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian

adalah data yang memilik distribusi normal. Normalitas lebih mudah bila melihat

koefisien Jarque-Bera dan Probabilitasnya. Bila nilai J-B tidak signifikan (lebih

kecil dari 2), maka data berdistribusi normal. Dan bila probabilitasnya lebih besar

dari 5% (0,05) maka terdistribusi normal. (Winarno, 2009:5.24)

Asumsi normalitas gangguan Uji t adalah penting sekali mengingat uji

validitas pengaruh variabel independen baik secara serempak (uji F) maupun

sendiri-sendiri (uji t) dan estimasi nilai variabel dependen mensyaratkan hal ini.

Apabila asumsi ini tidak terpenuhi, maka kedua uji ini dan estimasi nilai variabel

dependen adalah tidak valid untuk sampel kecil atau tertentu. (Gujarti, 2006:67)

Salah satu asumsi dalam analisis statistik adalah data berdistribusi normal.

Dalam analisis multivariate, para peneliti menggunakan pedoman jika tiap

variabel terdiri dari 30 data, maka data sudah berdistribusi normal. Apabila

melibatkan 3 variabel, maka diperlukan 3 x 30 = 90 (Ajija, 2011:42).

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas artinya terdapat korelasi yang signifikan diantara dua

atau lebih variabel bebas dalam suatu model regresi. Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya multikolinearitas dalam model persamaan penelitian ini, penulis

menggunakan matriks korelasi (Correlaion Matriks). Indikasi awal adanya

masalah multikolinearitas dalam model adalah mempunyai standard error besar

Page 82: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

66

dan nilai statistik t yang rendah (Widarjono, 2009:113). Karena melibatkan

beberapa variabel independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada

persamaan regresi sederhana (yang terdiri atas satu variabel dependen dan satu

variabel independen). (Winarno, 2011:51)

Menurut Widarjono (2009:119) penyembuhan multikolinearitas ada dua,

yaitu memperbaiki model supaya terbebas dari multikolinearitas atau membiarkan

model mengandung multikolinearitas. Jika kita tetap membiarkan model kita

terdapat multikolinearitas, maka hal tersebut akan menyulitkan kita untuk

memperoleh estimator dengan standar error yang kecil.

Masalah multikolinearitas timbul karena kita hanya mempunyai jumlah

observasi yang sedikit. Cara menghilangkan multikolinearitas yaitu dengan cara

menghilangkan salah satu variabel independent yang mempunyai hubungan linear

kuat, mentransformasi variabel dan menambahkan jumlah data. (Widarjono,

2009:120)

Apabila pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan

correlation matrix, jika hasilnya ada yang melebihi dari 0,8 itu menandakan

bahwa terjadi multikolinearitas yang serius. Jika terjadi multikolinearitas yang

serius, maka akan berakibat buruk, karena hal tersebut akan mengakibatkan pada

kesalahan standar estimator yang besar (Gujarti, 2006:68).

Pada output Eviews 7.2 adalah sebagai berikut : (Widiarjono, 2009:54)

a) Pada Correlation Matrix, jika nilai korelasi yang dihasilkan sangat tinggi

(umumnya <0,8) = Tidak terdapat multikolineritas.

Page 83: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

67

b) Pada Correlation Matrix, jika nilai korelasi yang dihasilkan sangat tinggi

(umumnya > 0,8) = Tidak terdapat multikolineritas.

Apabila terjadi Multikolineritas menurut (Gujarti, 2006:45) disarankan

untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Adanya informasi sebelumnya (information apriori)

b) Menghubungkan data cross sectional dan data urutan waktu, yang dikenal

sebagai penggabungan data (pooling the data).

c) Mengeluarkan satu variabel atau lebih.

d) Transformasi variabel serta penambahan variabel baru.

e) Selanjutnya bisa dengan mentransformasikan salah satu (atau beberapa)

variabel dengan melakukan diferensiasi. (Winarno. 2011:5.7-5.8).

diferensiasi berguna untuk melakukan penurunan data yang membuat nilai

estimasi sekecil mungkin, sehingga terbebas dari penyakit atau melanggar

uji asumsi klasik (Gujarti, 2006:185)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain.

Asumsi dalam model regresi adalah:

1) Residual memiliki nilai rata-rata nol.

2) Residual memiliki varian yang konstan.

Page 84: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

68

3) Residual suatu observasi tidak saling berhubungan dengan residual observasi

lainnya atau cov = 0, sehingga menghasilkan estimate BLUE (Winarno,

2011:8)

Ada beberapa pendekatan heterokedastisitas yaitu Uji Park, Goldfield-

Quant Test dan Uji White. Pada penelitian ini pendekatan heterokesdastisitas

dilakukan dengan Uji White. Apabila probabilitas Obs* lebih besar dari 5% (0,05)

maka model tersebut tidak terdapat heterokedastisitas. Apabila probabilitas Obs*

lebih kecil dari 5% (0,05) maka model tersebut terdapat heterokedastisitas. Jadi

model tersebut harus ditanggulangi melalui transformasi logaritma natural dengan

cara membagi persamaan regresi dengan variabel independen yang mengandung

heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-I (sebelumnya). Tentu saja model regresi yang baik

adalah regresi bebas dari autokorelasi. (Gujarti, 2006:112)

Apabila nilai yang diharapkan dari koefisien korelasi sederhana antara

setiap dua pengamatan error term adalah tidak sama dengan nol, maka error term

tersebut dikatakan memiliki otokorelasi tanpa sifat perubahan, maka disebut

otokorelasi murni (Hamja, 2012:25).

Page 85: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

69

Apabila probabilitas Obs*R2 lebih besar dari 0.05 maka model tersebut

tidak terdapat autokorelasi. Apabila probabilitas Obs*R2 lebih kecil dari 0.05

maka model tersebut terdapat autokorelasi.

Apabila data mengandung autokorelasi, data harus segera diperbaiki agar

model tetap dapat digunakan. Untuk menghilangkan masalah autokorelasi, maka

dilakukan estimasi dengan diferensi tingkat satu (Winarno, 2009:5.31)

Autokorelasi (atau otokorelasi) menunjukkan korelasi di antara anggota

serangkaian observasi yang di urutkan menurut waktu atau ruang. Untuk

mendeteksi adanya autokorelasi, yaitu memperhatikan t- statistik, R-Square, uji F,

dan Durbin Watson (DW) atau melakukan uji LM (Metode Bruesch godfrey)

(Ajija, 2011:35).

Apabila D-W berada diantara 1,54 hingga 2,46 maka model tersebut tidak

terdapat autokolerasi. Sebaliknya, jika DW tidak berada diantara 1,54 hingga

2,46 maka model tersebut terdapat autokolerasi. (Winarno, 2009:5.27)

2. Analisis Regresi Berganda

Secara umum penelitian ini menganalisis tentang pengaruh tingkat inflasi,

pendapatan usaha, jumlah nasabah dan jumlah uang rupiah beredar terhadap

pembiyaan Rahn PT Pegadaian Syariah periode 2007-2016.

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh

dari beberapa variabel bebas (independent variabel) terhadap variabel terikat

Page 86: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

70

(dependent variabel). Bentuk persamaan regresi dngan 4 variabel independen

adalah:

Y = α + βX₁ + βX₂ +βX₃ + βX₄ + ε

LY = α + βX₁ + βX₂ +βLX₃ + βLX₄ + ε

Keterangan :

LY : Pembiayaan Rahn

α : Constanta

β₁, β₂, β₃, β₄ : Koefisien regresi

X₁ : Inflasi

X₂ : Pendapatan Usaha

LX₃ : Jumlah Nasabah

LX₄ : Jumlah Uang Rupiah Beredar

ε : error terms (variabel diluar model tetapi tidak ikut

berpengaruh terhadap variabel terikat)

3. Uji Hipotesis

Data yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari variabel-variabel

yang akan diteliti. Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2010 dan

Eviews 7.2.

Dalam pengujian hipotesis analisis dilakukan melalui:

Page 87: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

71

a. Uji t Statistik (Uji Parsial)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel independen

secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Untuk membuktikan

hipotesis kita dapat melihat masing-masing nilai t-statisti yang dibandingkan

dengan nilai t-tabel pada signifikan α = 5%. Jika nilai probabilitas besar dari α =

5% maka H₀ diterima Hₐ ditolak. Namun jika nilai probabilitas kecil dari α = 5%

maka H₀ ditolak Hₐ diterima

b. Uji F (Simultan)

Uji Fisher (Uji-F) digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel

bebas (independen) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat

(dependen) pada tingkat signifikansi 5% (0,05)

Bila probabilitas besar dari α = 5% maka variabel bebas tidak signifikan

atau tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Bila probabilitas kecil

dari α = 5% maka variabel bebas signifikan atau mempunyai pengaruh terhadap

variabel terikat.

c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Menurut Ajija (2013:34) Uji koefisien determinasi koefisien (R2)

Koefisien determinasi ini menunjukkan kemampuan garis regresi menerangkan

variasi variabel terikat Y yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas X. Nilai R2

berkisar antara 0 sampai 1. Semakin mendekati 1, semakin baik.

Page 88: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

72

D. Operasional Variabel Penelitian

Variabel-variabel independen (variabel bebas) yang digunakan penulis

dalam penelitian ini adalah Inflasi, Pendapatan Usaha, dan Jumlah Nasabah.

Sedangkan variabel dependen (variabel terikat) adalah pembiayaan Rahn.

Menurut Rais (2006:38) Gadai Syariah (Rahn) adalah menahan salah satu

harta milik nasabah atau rahin sebagai barang jaminan atas pinjaman atau marhun

atas hutang/pinjaman atau marhun bih yang diterimanya, dan barang/marhun

tersebut memiliki nilai ekonomis.

Rahn merupakan suatu sistem menjamin utang dengan barang yang kita

miliki di mana uang dimungkinkan bisa dibayar dengannya, atau dari hasil

penjualannya. Rahn juga bisa diartikan menahan salah satu harta benda milik si

penjamin sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang dijamin

tersebut memiliki nilai ekonomis dan pihak yang menahan itu memperoleh

jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Rahn

juga yaitu perjanjian penyerahan barang atau harta Anda sebagai jaminan

berdasarkan hukum gadai berupa emas, perhiasan, kendaraan, atau barang

bergerak lainnya yang terbentuknya Pegadaian Syariah di Indonesia, yaitu yang

bekerjasama dengan Perum Pegadaian yang membentuk Unit Layanan Gadai

Syariah (ULGS) Rahn. (Ahmad Rodoni, 2004:188)

Data pembiayaan Rahn dari diperoleh dari Laporan Tahunan (Annual

Report) PT Pegadaian (Persero). Data yang digunakan adalah data pembiyaan

Page 89: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

73

Rahn yang disalurkan berupa data kuartalan selama periode pengamatan antara

kuartal 1 Tahun 2007 sampai kuartal 4 Tahun 2016.

Variabel independen (X) pada penelitian ini terdiri dari :

1. Inflasi

Menurut Karim (2015:135) Inflasi adalah kenaikan tingkat harga secara

umum dari barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu. Data

tentang inflasi adalah data tentang laju inflasi dalam persen yang terjadi di

Indonesia. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik Indonesia berdasarkan perhitungan

kuartalan, yaitu dari kuartal 1 Tahun 2007 sampai kuartal 4 Tahun 2016 dan

dinyatakan dalam bentuk persentase.

2. Pendapatan Pegadaian

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul

dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman

modal (Undang-Undang Republik Indonesia, 1998).

Data Pendapatan diambil dari Laporan Tahunan PT Pegadaian (Persero).

Data yang digunakan adalah data Pendapatan kuartalan selama periode

pengamatan antara kuartal 1 Tahun 2007 sampai kuartal 4 Tahun 2016.

3. Jumlah Nasabah

Page 90: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

74

Menurut Ade Purnomo (2013:13) peningkatan jumlah nasabah, ternyata

menunjukkan bahwa konteks kerja Perum Pegadaian dalam penyaluran kredit

tidak hanya terfokus pada peningkatan jumlah nasabah, melainkan peningkatan

jumlah penyaluran kredit Perum Pegadian. Indikasi ini juga menunjukkan

kepercayaan masyarakat terhadap Perum Pegadaian sebagai lembaga pemberi

kredit.

Data Jumlah Nasabah diambil dari Laporan Tahunan PT Pegadaian

(Persero). Data yang digunakan adalah data Jumlah Nasabah kuartalan selama

periode pengamatan antara kuartal 1 Tahun 2007 sampai kuartal 4 Tahun 2016.

4. Jumlah Uang Beredar

Dalam membahas mengenai uang yang terdapat dalam perekonomian

sangat penting untuk membedakan diantara mata uang dalam peredaran dan uang

beredar. Mata uang dalam peredaran adalah seluruh jumlah uang yang telah

dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Sentral. Mata uang tersebut terdiri dari dua

jenis yaitu uang logam dan uang kertas. Dengan demikian mata uang dalam

peredaran sama denga uang kartal. Sedangkan uang beredar adalah semua jenis

uang yang ada di dalam perekonomian yaitu jumlah dari mata uang dalam

peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum. Uang beredar

atau money supply dibedakan menjadi dua pengertian yaitu dalam arti sempit dan

arti luas.

Page 91: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

75

Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bank

Indonesia dan Badan Pusat Statistik Indonesia berdasarkan perhitungan kuartalan,

yaitu dari kuartal 1 Tahun 2007 sampai kuartal 4 Tahun 2016.

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Satuan

Pembiayaan

Rahn

(Y)

Gadai Syariah (Rahn) adalah produk jasa gadai

yang berlandaskan pada prinsip prinsip syariah,

dimana nasabah hanya akan dibebani biaya

administrasi dan biaya jasa simpan dan

pemeliharaan barang jaminan (Ijarah).

Rahn merupakan suatu sistem menjamin utang

dengan barang yang kita miliki di mana uang

dimungkinkan bisa dibayar dengannya, atau

dari hasil penjualannya. Rahn juga bisa

diartikan menahan salah satu harta benda milik

si penjamin sebagai jaminan atas pinjaman

yang diterimanya. Barang yang dijamin tersebut

memiliki nilai ekonomis dan pihak yang

menahan itu memperoleh jaminan untuk dapat

mengambil kembali seluruh atau sebagian

piutangnya. (Ahmad Rodoni, 2004:188)

Rupiah

Page 92: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

76

Inflasi

(X₁)

Kenaikan tingkat harga secara umum dari

barang/komoditas dan jasa selama suatu periode

waktu tertentu. (Adiwarman Karim, 2008:135)

Persen

Pendapatan

Pegadaian

(X₂)

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat

ekonomi yang timbul dari aktivitas normal

perusahaan selama suatu periode bila arus masuk

itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak

berasal dari kontribusi penanaman modal

(Undang-Undang Republik Indonesia, 1998).

Rupiah

Jumlah Nasabah

(X₃)

Peningkatan jumlah nasabah, ternyata

menunjukkan bahwa konteks kerja Perum

Pegadaian dalam penyaluran kredit tidak hanya

terfokus pada peningkatan jumlah nasabah,

melainkan peningkatan jumlah penyaluran kredit

Perum Pegadaian. Indikasi ini juga menunjukkan

kepercayaan masyarakat terhadap Perum

Pegadaian sebagai lembaga pemberi kredit.

Orang

Page 93: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

77

Jumlah Uang

Rupiah Beredar

(X₄)

Uang beredar adalah semua jenis uang yang

ada di dalam perekonomian yaitu jumlah dari

mata uang dalam peredaran ditambah dengan

uang giral dalam bank-bank umum. Uang

beredar atau money supply dibedakan

menjadi dua pengertian yaitu dalam arti

sempit dan arti luas.

Rupiah

Page 94: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

78

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Gadai merupakan suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang

bergerak yang dijadikan sebagai jaminan pelunasan atas hutang. Dan Pegadaian

merupakan “trademark” dari lembaga keuangan milik pemerintah yang

menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip gadai.

Sistem gadai memasuki Indonesia dibawa dan dikembangkan oleh prang

Belanda pada zaman VOC. Bentuk usaha pegadaian di Indonesia berawal dari

bank van lenning pada masa VOC yang mempunyai tugas memberikan pinjaman

uang kepada masyarakat dengan jaminan gadai. Sejak itu, bentuk usaha pegadaian

telah mengalami beberapa kali perubahan sejalan dengan perubahan peraturan-

peraturan yang mengaturnya. (Rais, 2006:123)

Pemerintah Hindia Belanda mencari jalan keluar dengan menerapkan

cultuur stelsel yang kajiannya mengusulkan agar kegiaan pegadaian ditangani oleh

pemerintah sehingga dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih

besar bagi masyarakat. Kemudian diterbitkanlah peraturan Staatsblad (stbl) No.

131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan

monopoli pemerintah. Implementasi atas peraturan tersebut, didirikanlah lembaga

Pegadaian Negara pertama di Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 1 April 1901.

Pada masa pemerintahan Republik Indonesia, Dinas Pegadaian yang

merupakan kelanjutan dari pemerintahan Hindia Belanda, status pegadaian diubah

Page 95: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

79

menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian berdasarkan Undang- undang No.

Prp. 1960 Peraturan Pemerintah RI No. 178 tahun 1961 tentang pendirian

perusahaan Pegadaian (PN Pegadaian). Kemudian status badan hukum PN

Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) berdasarkan Peraturan

Pemerintah RI No. 7 tahun 1969 tanggal 11 Maret 1969 tentang perubahan

perubahan kedudukan PN Pegadaian menjadi jawatan Pegadaian jo. UU No. 9

tahun 1969 tanggal 1 Agustus 1969 dan penjelasannya mengenai bentuk-bentuk

Usaha Negara dalam Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum)

dan Perusahaan Perseroan (Persero). Selanjutnya, untuk meningkatkan efektivitas

dan produktivitasnya, Perjan Pegadaian dialihkan menjadi Perusahaan Umum

(Perum) Pegadaian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1990 tanggal

10 April 1990. Dengan perubahan status dari Perjan menjadi Perum, Pegadaian

diharapkan akan lebih mampu mengelola usahanya dengan lebih professional,

business oriented tanpa meninggalkan cirri khusus dan misinya yaitu penyaluran

uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengan pasar sasaran masyarakat golongan

ekonomi lemah dengan cara mudah, cepat, aman dan hemat sesuai dengan

motonya “mengatasi masalah tanpa masalah”.

Setelah berubah menjadi Perusahaan Umum (Perum), pimpinan puncak

pun diubah secara total diganti dengan generasi muda yang berkualitas tinggi dan

kenyataannya usaha Perum Pegadaian terus meningkat. (Martono, 2010:171-172)

Status Perum bertahan hingga tahun 2011. Pada 13 Desember 2011 Pemerintah

mengeluarkan PP nomor 51 tahun 2011 yang menandakan perubahan status badan

hukum Pegadaian menjadi Perusahaan Persero (Persero). Berdasarkan Akta

Page 96: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

80

Pendirian Perusahan Perseroan (Persero) PT Pegadaian atau disingkat PT

Pegadaian (Persero) Nomor 1 tanggal 1 April 2012 yang dibuat di hadapan

Notaris Nanda Fauziwan, SH, M.Kn yang berkedudukan di Jakarta, dan kemudian

disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia Nomor AHU-17525.AH.01.01 tahun 2012 tanggal 4 April

2012 tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan, telah disahkan Badan Hukum

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pegadaian (Persero). Terjadi perubahan

Anggaran Dasar dengan Akta No. 05 tanggal 15 Agustus 2012, yang dibuat

dihadapan Notaris Nanda Fauziwan, SH, M.Kn yang berkedudukan di Jakarta

Selatan dan diterima pemberitahuannya oleh menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat AHU-AH.01.10-32516 tahun

2012 tanggal 06 September 2012. (Annual Report PT Pegadaian, 2013:55)

Secara makro, aspek kesejahterahan Pegadaian Syariah di Indonesia tidak

dapat dipisahkan dari kemauan masyrakat Islam untuk melaksanakan transaksi

gadai berdasarkan prinsip Syariah yang ditopang dengan adanya kebijakan

pemerintah untuk pengembangan praktik ekonomi dan lembaga-lembaga

keuangan yang sesuai dengan nilai dan prinsip hukum Islam. Selain itu, semakin

populernya praktik bisnis dan ekonomi Syariah dan mempunyai peluang yang

cerah untuk dikembangkan. (Zainnudin, 2010:15)

Pembiayaan Rahn sampai saat ini masih sangat sesuai dengan kondisi

masyarakat Indonesia. Karena prosedur pemberiaan penyaluran pembiayaan Rahn

nya sederhana, mudah, aman dan cepa terutama bagi golongan ekonomi

menengah kebawah. Guna menunjukkan pelayanan PT Pegadaian )Persero)

Page 97: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

81

mempunyai jaringan pelayanan yang cukup luas, terdapat hamper di setiap kota di

Indonesia. Sampai dengan tahun 2015, PT Pegadaian (Persero) telah memiliki 645

kantor cabang syariah yang tersebar di seluruh Indonesia.

B. Analisis Deskriptif

Penelitian ini menganalisis pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha,

Jumlah Nasabah dan Jumlah Uang Rupiah Beredar terhadap Pembiayaan Rahn.

Data yang digunakan rentang waktu analisis mulai tahun 2007-2016. Alat

pengolah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat lunak

(software) computer eviews 7.2 dengan metode analisis Ordinary Least Square

(OLS). Maka oleh karena itu, perlu dilihat perkembangan secara umum dari

Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha, Jumlah Nasabah dan Jumlah Uang Rupiah

Beredar terhadap Pembiayaan Rahn.

1. Pembiayaan Rahn

Pembiayaan Rahn mendapatkan porsi terbesar dalam pembiayaan

dibandingkan dengan pembiayaan Arrum dan Mulia, dikarenakan nasabah lebih

tertarik pada pembiayaan ini dan mudah dalam mendapatkan pembiayaan.

Kinerja Pegadaian Syariah yang terus meningkat dapat terlihat dari

besarnya kredit yang diberikan. Pertumbuhan total asset dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya adalah komposisi pembiayaan yang disalurkan oleh

pegadaian syariah dalam bentuk gadai, salah satunya adalah Rahn. Sisi pendanaan

yang meningkat akan meningkatkan pula sisi kredit yang akan diberikan. Data

untuk variabel pembiayaan Rahn ditunjukan oleh Tabel 4.1 berikut ini :

Page 98: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

82

Tabel 4.1 Pembiayaan Rahn (Ribu Rupiah) periode 2007-2016

QUARTAL:1 QUARTAL:2 QUARTAL:3 QUARTAL:4

2007 684,329,250 777,571,500 870,813,750 964,056,000

2008 1,126,422,000 1,288,788,000 1,451,154,000 1,613,520,000

2009 1,882,525,250 2,151,530,500 2,420,535,750 2,689,541,000

2010 3,135,439,500 3,581,338,000 4,927,236,500 4,473,135,000

2011 5,310,501,000 6,147,867,000 6,985,233,000 7,822,599,000

2012 2,780,601,250 5,561,202,500 5,561,202,500 11,122,405,000

2013 2,883,863,500 5,767,727,000 8,651,590,500 11,535,454,000

2014 2,930,684,000 5,861,368,000 8,792,052,000 11,722,736,000

2015 3,269,460,500 6,538,921,000 9,808,381,500 13,077,842,000

2016 5,368,481,250 7,447,174,500 11,170,761,750 14,894,349,000

Sumber : Annual Report PT Pegadaian (2016)

Berdasarkan Tabel 4.1, total pembiayaan Rahn mengalami fluktuasi setiap

kuartal pertahunnya, contohnya pada kuartal 1 tahun 2012 terjadi penurunan

jumlah pembiayaan dikarenakan sisi pendanaan menurun sehingga menurunnya

jumlah pembiayaan Rahn yang diberikan pada kuartal 1 tahun 2012 sebesar 2,78

Triliun dari kuartal 1 tahun 2011 sebesar 5,31 Triliun. Setelah itu jumlah

pembiayan Rahn terus fluktuasi hingga akhir 2016 jumlah pembiayaan Rahn

sebesar 14,89 Triliun

Hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor :

a) Kesadaran masyarakat bahwa pembiayaan Rahn dapat membantu dalam

menjalankan usahanya lebih baik.

b) Pembiayaan Rahn yang paling dipercaya karena Pembiayaan Rahn adalah

produk pertama Pegadaian Syariah.

Page 99: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

83

c) Pembiayan yang paling diminati dibandingkan dengan Pembiayaan Arrum dan

Mulia.

2. Inflasi

Data untuk variabel Inflasi ditunjukkan oleh Tabel berikut ini :

Tabel 4.2 Laju Inflasi (dalam persen) periode 2007-2016

QUARTAL:1 QUARTAL:2 QUARTAL:3 QUARTAL:4

2007 6.52 5.77 6.95 6.59

2008 8,17 11,0 12.1 11

2009 7.92 3.65 2.83 2.78

2010 3.43 5.05 5.8 6.96

2011 6.65 5.54 4.61 3.79

2012 3.97 4.53 4.31 4.3

2013 5.9 5.9 8.4 8.38

2014 7.32 6.7 4.53 8.36

2015 6.38 7.26 6.83 3.35

2016 4.45 3.45 3.07 3.02

Sumber : Badan Pusat Statistik (2016)

Berdasarkan Tabel 4.2, inflasi mengalami fluktuasi setiap tahunnya,

contohnya pada tahun 2008 terjadi krisis yang mengakibatkan naiknya laju inflasi

dari 8,17% pada kuartal 1 menjadi 12,4% pada kuartal 3. Selanjutnya pada kuartal

4 2009 inflasi menurun yaitu sebesar 2,78%. Setelah itu inflasi terus fluktuasi

hingga akhir 2015 laju inflasi menjadi 3,35%.

3. Pendapatan Usaha

Pendapatan usaha pada PT Pegadaian Syariah meningkat terutama

disebabkan oleh realisasi laba sebelum pajak dari tahun ke tahun berjalan dengan

mulai pulihnya kondisi asar modal Indonesia, biaya operasional atau beban usaha

yang dipergunakan semakin efisien, produktivitas karyawan Perusahaan

Page 100: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

84

meningkat dengan baik sehingga mempengaruhi peningkatan pendapatan usaha

perusahaan di setiap tahunnya.

Data variabel Pendapatan Usaha ditunjukkan oleh Tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Pendapatan Usaha (Ribu Rupiah) periode 2007-2016

QUARTAL:1 QUARTAL:2 QUARTAL:3 QUARTAL:4

2007 2,018,202,615 2,135,827,742 2,175,036,118 2,253,452,869

2008 2,422,738,225 2,592,023,582 2,761,308,939 2,930,594,295

2009 3,202,221,509 3,473,848,723 3,745,475,938 4,017,103,152

2010 4,357,400,591 4,697,698,029 5,037,995,468 5,378,292,906

2011 5,683,951,671 5,989,610,436 6,295,269,291 6,600,927,966

2012 1,931,141,750 3,862,283,500 5,793,425,250 7,724,567,000

2013 1,966,141,750 3,932,283,500 5,898,425,250 7,864,567,000

2014 1,950,223,500 3,900,447,000 5,850,670,500 7,800,894,000

2015 2,224,291,500 4,448,583,000 6,672,874,500 8,897,166,000

2016 2,427,014,500 4,854,029,000 7,281,043,500 9,708,058,000

Sumber : Annual Report PT Pegadaian (2016)

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, pendapatan usaha pegadaian mengalami

kenaikan setiap tahunnya, contohnya pada kuartal 4 tahun 2008 2,9 Triliun dan

setelah itu meningkat hingga akhir 2013 dan mengalami fluktuasi hingga naik

kembali menjadi Rp 8,8 Triliun pada tahun 2015.

4. Jumlah Nasabah

Jumlah nasabah menjadi salah satu faktor internal pada PT Pegadaian

Syaraih. Jumlah nasabah pada PT Pegadaian mengalami peningkatan yang

fluktuatif.. Indikasi ini juga menunjukan kepercayaan masyarakat terhadap Perum

Pegadaian Syariah sebagai lembaga penyaluran pembiayaan.

Data untuk variabel Jumlah Nasabah ditunjukkan oleh Tabel berikut ini:

Page 101: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

85

Tabel 4.4 Jumlah Nasabah (Orang) periode 2007-2016

Sumber : Annual Report PT Pegadaian (2016)

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, jumlah nasabah mengalami kenaikan pada

setiap tahunnya. Contohnya pada kuartal 1 2007 jumlah nasabah sebanyak

107.079 orang. Selanjutnya jumlah nasabah terus naik pada kuartal 4 2011

menjadi 624.894 orang. Sedangkan pada tahun 2013 cenderung jumlah nasabah

mengalami fluktuasi, pada kuartal 1 jumlah nasabah 720.593 orang menjadi

559.808 orang pada kuartal 4 2013.

5. Jumlah Uang Rupiah Beredar

Uang beredar adalah semua jenis uang yang ada di dalam perekonomian

yaitu jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam

bank-bank umum.

Data untuk variabel Jumlah Uang Rupiah Beredar ditunjukkan oleh Tabel berikut

ini :

QUARTAL:1 QUARTAL:2 QUARTAL:3 QUARTAL:4

2007 107079 108876 112645 118384

2008 126094 135774 147426 161048

2009 173071 192063 214453 240242

2010 254802 293239 340926 397863

2011 530630 579434 610855 624894

2012 562584 565444 574508 589776

2013 720593 704532 650937 559808

2014 247261 154619 97997 77396

2015 191292 203341 212020 217328

2016 219266 217833 213030 204857

Page 102: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

86

Tabel 4.5 Jumlah Uang Rupiah Beredar (Ribu Rupiah) periode 2007-2016

QUARTAL:1 QUARTAL:2 QUARTAL:3 QUARTAL:4

2007 1,375,947,000 1,451,974,000 1,512,756,000 1,643,203,000

2008 1,586,795,000 1,699,480,000 1,768,250,000 1,883,851,000

2009 1,916,752,000 1,916,752,000 2,018,031,000 2,141,384,000

2010 2,111,350,000 2,230,237,000 2,271,516,000 2,469,399,000

2011 2,451,356,000 2,522,783,000 2,643,331,000 2,877,219,000

2012 2,911,919,000 3,050,354,000 3,125,533,000 3,304,644,000

2013 3,322,528,000 3,413,378,000 3,584,080,000 3,730,197,000

2014 3,660,605,000 3,865,890,000 4,010,146,000 4,173,326,000

2015 4,246,361,000 4,358,801,000 4,508,603,000 4,548,800,000

2016 4,561,872,000 4,737,451,000 4,737,630,000 5,004,976,000

Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, jumlah uang rupiah beredar yang tertinggi

terjadi pada kuartal 4 tahun 2016 sebesar 5 Triliun, sedangkan jumlah uang

beredar yang terendah terjadi pada kuartal 4 tahun 2007 sebesar 1,6 Triliun.

Berdasarkan tabel diatas pertumbuhan jumlah uang beredar ditiap tahunnya

cenderung meningkat.

Jumlah uang beredar bergantung pada pendapatan riil masyarakat yang

meningkat yang diiringi dengan kestabilan perekonomian. Naik turunnya jumlah

uang beredar diperkirakan karena basis moneter tersebut. Kenaikan basis moneter

menyebabkan kenaikan yang proporsional pada jumlah uang beredar.

C. Hasil dan Analisis Data

Dalam penelitian ini akan dijelaskan tentang pemodelan Pembiayaan Rahn

Pegadaian Syariah di Indonesia. Analisis pemodelan Pembiayaan Rahn ini

memasukkan elemen makro ekonomi yaitu inflasi dan indikator Pegadaian

Page 103: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

87

Syariah yaitu Pendapatan Usaha, Jumlah Nasabah dan Jumlah Uang Rupiah

Beredar. Hasil dan analisis data dari uji yang sudah dilakukan, yakni :

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi

normal atau tidak. Modal regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang

terdistribusi normal.

Gambar 4.0 Uji Normalitas

Sumber: Eviews 7.2 (Data diolah)

Berdasarkan gambar 4.0 menggambarkan bahwa data dalam penelitian ini

berdistribusi normal. Terlihat dari nilai probability sebesar 0,510272 yang lebih

bedar dari derajat kesalahan 0,05 > dari derajat kesalahan α = 5% yaitu signifikan

menyatakan Ho ditolak, sehingga dikatakan data berdistribusi normal.

Page 104: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

88

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas artinya terdapat korelasi yang signifikan diantara dua

atau lebih variabel bebas dalam suatu model regresi. Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya multikolinearitas dalam model persamaan penelitian ini, penulis

menggunakan matriks korelasi (Correlation Matriks).

Pengujian multikolinearitas berfungsi untuk apakah ditemukan adanya

korelasi antar variabel independen. Ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat

dari koefesien korelasi masing-masing variabel bebas, jika koefisien korelasi di

antara masing-masing variabel bebas lebih dari 0,8 maka terjadi multikolinearitas.

Berikut ini uji multikolinearitas dengan menggunakan matriks.

Tabel 4.6 Correlation Matriks

Correlation

INFLASI

PENDAPATAN

USAHA

JUMLAH

NASABAH JUB

INFLASI 1.000000 -0.287064 -0.246762 -0.280375

PENDAPATAN USAHA -0.287064 1.000000 0.243627 0.546272

JUMLAH NASABAH -0.246762 0.243627 1.000000 0.232927

JUB -0.280375 0.546272 0.232927 1.000000

Sumber: Eviews 7.2 (Data diolah)

Dari Tabel 4.6 hasil analisis uji multikolinearitas dengan correlation

matrix di atas terlihat bahwa koefisien korelasi tidak ada yang diatas 0,8 maka hal

ini berarti Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model tidak

terdapat masalah multikolinearitas.

Page 105: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

89

Dengan terpenuhinya uji multikolinearitas maka model regresi tidak

ditemukan adanya korelasi linier yang sempurna antar variabel-variabel bebas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan

yang lain.

Jika varians dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap maka

disebut Homoskedastisitas dan jika tidak konstan atau berubah-ubah disebut

dengan Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Nachrowi, 2006:109).

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi

yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk mendeteksi data memiliki masalah heteroskedastisitas atau tidak

yaitu jika probabilitas OBS*R2 > 0,05 maka data tidak terdapat

heteroskedastisitas. Begitu sebaliknya, jika probabilitas OBS*R2

> 0,05 maka

data terdapat heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan

aplikasi eviews 7.2 dengan menggunakan Uji White, diperoeh hasil regresi

sebagai berikut:

Page 106: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

90

Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistik 1.466340 Prob. F(14,24) 0.1985

Obs*R-squared 17.97987 Prob. Chi-Square(14) 0.2077

Scaled explained SS 17.79342 Prob. Chi-Square(14) 0.2164

Sumber: Eviews 7.2 (Data diolah)

Dari Tabel di atas diketahui bahwa nilai OBS*R2 adalah 17,97987 dan

probabilitas dari Chi-Square sebesar 0,2077 yang lebih besar dari nilai α sebesar

0,05. Karena nilai probabilitas Chi-Square > 5% maka dalam hal ini Ho diterima

sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut bersifat homokedastis setelah

dilakukan Uji White.

Dengan lolosnya uji heteroskedastisitas maka dalam model regresi dapat

dikatakan homokedastisitas yaitu varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap.

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-i (sebelumnya). Dalam menguji masalah autokorelasi

dapat dilakukan dengan uji Breusch- Godfrey Serial Correlation LM Test

(Winarno, 2009:5.33). Uji ini sangat berguna untuk mengidentifikasi masalah

Page 107: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

91

autokorelasi tidak hanya pada derajat pertama (first order) tetapi juga digunakan

pada tingkat derajat.

Dalam mengindentifikasi uji autokorelasi dapat pula diketahui dengan

melakukan Uji Durbin-Watson. Jika model terbebas dari masalah autokorelasi,

nilai D-W berada diantara 1,54 sampai dengan 2,46. (Winarno, 2009:5.28)

Tabel 4.8 Uji Autokorelasi

Sumber: Eviews 7.2 (Data diolah)

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa nilai Obs*R-square

dengan nilai probability sebesar 0,0623, dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai

α sebesar 0,05. Dan Durbin-Watson nya sebesar 2,028317. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa model ini terbebas dari autokorelasi.

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

telah ditetapkan diterima atau ditolak secara statistik. Pengujian hipotesis ini

dilakukan dengan Uji Statistik t dan Uji Adj R2 (Adjusted R Square). Model

penelitian yang menggunakan Ordinary Least Square ini adalah sebagai berikut:

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

Obs*R-squared 5.550906 Prob. Chi-Square(2) 0.0623

Durbin-Watson stat 2.028317

Page 108: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

92

a. Uji-t Parsial

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel independen secara

parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Tabel 4.9 Uji t-statistik

Sumber: Eviews 7.2 (Data diolah)

Dari hasil Tabel bahwa didapatkan dari uji t statistik yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

1) Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh hasil bahwa nilai t-statistik variabel

Inflasi sebesar 0,545635 dengan memiliki probabilitas sebesar 0,5889, ini

lebih besar dari α = 5% (0,05). Maka secara parsial variabel independen

Inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen

(Pembiayaan Rahn), maka Hₒ diterima Hₐ ditolak.

Dependent Variabel: LKREDIT_RAHN

Method: Least Squares

Date: 10/14/17 Time: 00:19

Sample: 2007Q1 2016Q4

Included observations: 39 Variabel Coefficient Std. Error t-Statistik Prob. INFLASI 0.007620 0.013966 0.545635 0.5889

PENDAPATAN_USAHA 2.25E-10 1.71E-11 13.14384 0.0000

LJUMLAH_NASABAH 0.231461 0.048777 4.745250 0.0000

LJUMLAH_UANG_BEREDAR 1.049298 0.095216 11.02018 0.0000

C -4.693240 2.080052 -2.256310 0.0306 R-squared 0.956864 Mean dependent var 22.11369

Adjusted R-squared 0.951789 S.D. dependent var 0.844573

S.E. of regression 0.185443 Akaike info criterion -0.412932

Sum squared resid 1.169226 Schwarz criterion -0.199655

Log likelihood 13.05217 Hannan-Quinn criter. -0.336410

F-statistik 188.5510 Durbin-Watson stat 1.186200

Prob(F-statistik) 0.000000

Page 109: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

93

2) Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh hasil bahwa nilai t-statistik variabel

Pendapatan Usaha sebesar 13,14384 dengan memiliki probabilitas sebesar

0,0000, ini lebih kecil dari α = 5% (0,05). Maka secara parsial variabel

independen Pendapatan Usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap

variabel dependen (Pembiayaan Rahn), maka Hₒ ditolak Hₐ diterima.

3) Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh hasil bahwa nilai t-statistik variabel

Jumlah Nasabah sebesar 4,745250 dengan memiliki probabilitas sebesar

0,0000, ini lebih kecil dari α = 5% (0,05). Maka secara parsial variabel

independen Jumlah Nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap

variabel dependen (Pembiayaan Rahn), maka Hₒ ditolak Hₐ diterima.

4) Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh hasil bahwa nilai t-statistik variabel

Jumlah Uang Rupiah Beredar sebesar 11,02018 dengan memiliki

probabilitas sebesar 0,0306, ini lebih kecil dari α = 5% (0,05). Maka secara

parsial variabel independen Jumlah Uang Rupiah Beredar berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel dependen (Pembiayaan Rahn),

maka Hₒ ditolak Hₐ diterima.

b. Uji F (Simultan)

Uji-F bertujuan untuk mengetahui engaruh semua variabel-variabel

independen (inflasi, pendapatan usaha, jumlah nasabah dan jumlah uang rupiah

beredar) secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu Pembiayaan

Rahn.

Page 110: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

94

Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh hasil F-statistik sebesar 188,5510

dengan nilai probabilitas sebesar 0,000000. Karena nilai probabilitas (signifikansi)

lebih kecil dari α = 0,05 (0,000000 < 0,05). Berarti dapat disimpulkan bahwa

tingkat inflasi, pendapatan usaha, jumlah nasabah dan jumlah uang beredar secara

bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap penyaluran

Pembiayaan Rahn.

c. Koefesien determinasi (Adjust R Square)

Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai

Adjust R Square sebesar 0.951789 ini menunjukan bahwa variabel dependen

Pembiayaan Rahn secara bersama-sama mampu dijelaskan oleh variabel

independen tingkat inflasi, pendapatan usaha, jumlah nasabah dan jumlah uang

rupiah beredar sebesar 95,2%. Sedangkan sisanya sebesar 4,8% dijelaskan oleh

variabel lain diluar model penelitian.

3. Regresi Linier Berganda

Uji regresi linier berganda bertujuan untuk memprediksi besarnya

keterkaitan data variabel independen (tingkat inflasi, pendapatan usaha, jumlah

nasabah, jumlah uang rupiah beredar) dengan variabel dependen (pembiayaan

Rahn).

Berikut adalah hasil analisis regresi linier berganda menggunakan Eviews

7.2 :

Page 111: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

95

Tabel 4.10 Uji Regresi Linier Berganda

Model penelitian ini dapat dijelaskan melalui persamaan regresi sebagai

beriut:

LY = α + βX₂ +βLX₃ + βLX₄ + ε

LY = (-4,693240) + 2,25E-10X₂ + 0,231461LX₃ + 1,049298LX₄

Dimana:

LY : Pembiayaan Rahn

X₁ : Inflasi

X₂ : Pendapatan Usaha

LX₃ : Jumlah Nasabah

Dependent Variabel: LKREDIT_RAHN

Method: Least Squares

Date: 10/14/17 Time: 00:19

Sample: 2007Q1 2016Q4

Included observations: 39 Variabel Coefficient Std. Error t-Statistik Prob. INFLASI 0.007620 0.013966 0.545635 0.5889

PENDAPATAN_USAHA 2.25E-10 1.71E-11 13.14384 0.0000

LJUMLAH_NASABAH 0.231461 0.048777 4.745250 0.0000

LJUMLAH_UANG_BEREDAR 1.049298 0.095216 11.02018 0.0000

C -4.693240 2.080052 -2.256310 0.0306 R-squared 0.956864 Mean dependent var 22.11369

Adjusted R-squared 0.951789 S.D. dependent var 0.844573

S.E. of regression 0.185443 Akaike info criterion -0.412932

Sum squared resid 1.169226 Schwarz criterion -0.199655

Log likelihood 13.05217 Hannan-Quinn criter. -0.336410

F-statistik 188.5510 Durbin-Watson stat 1.186200

Prob(F-statistik) 0.000000

Page 112: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

96

LX₄ : Jumlah Uang Rupiah Beredar

ε : error terms (variabel diluar model tetapi tidak ikut berpengaruh terhadap

variabel terikat)

Dari persamaan regresi yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

a. Nilai koefisien regresi variabel Pendapatan Usaha adalah sebesar 2,25E-10,

maka dapat diartikan apabila Pendapatan Usaha meningkat maka

meningkatkan jumlah Pembiayaan Rahn PT Pegadaian Syariah.

b. Nilai koefisien regresi variabel Jumlah Nasabah adalah sebesar 0,231461,

maka dapat diartikan apabila Jumlah Nasabah meningkat maka meningkatkan

jumlah Pembiayaan Rahn PT Pegadaian Syariah.

c. Nilai koefisien regresi variabel Jumlah Uang Rupiah Beredar adalah sebesar

1,049298, maka dapat diartikan apabila Jumlah Uang Rupiah Beredar

meningkat maka meningkatkan jumlah Pembiayaan Rahn PT Pegadaian

Syariah.

D. Interpretasi

Adapun interpretasi penulis terhadaphasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Inflasi terhadap Pembiayaan Rahn PT Pegadaian Syariah

Hasil regresi menunjukkan variabel Tingkat Inflasi memiliki nilai

koefisien 0,007620 dan nilai probabilitas 0.5889 > 0.05. Hal ini berarti H₀

Page 113: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

97

diterima dan Hₐ ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat

Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Rahn, yang berarti

setiap kenaikan inflasi akan menurunkan Penyaluran Pembiayaan, karena

Inflasi merupakan faktor ekonomi yang menjadi faktor eksternal perusahaan,

dengan semakin tinggi inflasi maka berdampak semakin menurunnya

penyaluran pembiayaan Rahn. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk

penyaluran pembiayaan Rahn melihat tidak signifikannya inflasi terhadap

penyaluran pembiayaan Rahn. Hal tersebut dikarenakan dalam mengajukan

kredit kepada PT Pegadaian masyarakat tidak memperhitungkan berapa

besarnya tingkat inflasi melainkan karena lebih kepada pemenuhan kebutuhan

dana yang mendesak. (Aziz, 2013:18)

Begitu pula dengan penelitian Febrian (2015: 121) kenaikan tingkat

inflasi tidak memberikan pengaruh secara signifikan akan pandangan

kepercayaan masyarakat yang telah terbentuk untuk menggunakan jasa kredit

dari unit usaha Perum Pegadaian. Selain itu, adanya inflasi atau tidak adanya

inflasi tidak menjadikan suatu pertimbangan bagi seseorang untuk

menggunakan jasa kredit Perum Pegadaian. Hal ini disebabkan karena

pengguna kredit Perum Pegadaian pada umumnya bersal dari kalangan kelas

menengah ke bawag yang memerlukan dana cepat. Dimana pinjaman tersebut

umumnya digunakan untuk keperluan yang sifatnya mendadak.

Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan Anggun

(2016:62), yang menunjukkan bahwa tingkat inflasi tidak berpengaruh

terhadap penyaluran pembiayaan, karena ketika mengajukan pembiayaan,

Page 114: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

98

nasabah tidak memperhatikan besar kecilnya tingkat inflasi. Nasabah lebih

berpikir untuk memenuhi kebutuhan mereka ketika mengajukan pembiayan.

2. Pendapatan Usaha terhadap Pembiayaan Rahn PT Pegadaian Syariah

Hasil regresi menunjukkan variabel Tingkat Inflasi memiliki nilai

koefisien 2.25E-10 dan nilai probabilitas 0.0000 < 0.05. Hal ini berarti H₀

ditolak dan Hₐ diterima, maka dapat disimpulkan bahwa variabel pendapatan

usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Rahn, yaitu

meningkatnya pendapatan pegadaian akan meningkatkan penyaluran

pembiayaan. Karena pendapatan pegadaian merupakan faktor internal

perusahaan, semakin tinggi hasil pendapatannya maka semakin tinggi pula

penyaluran pembiayan tersebut. Sebaliknya, penurunan pendapatan pegadaian

dapat menurunkan penyaluran pembiayaan Rahn pada pegadaian syariah di

Indonesia.

Pendapatan gadai adalah merupakan jumlah pendapatan dari produk

gadai syariah seperti Rahn, Arrum dan Mulia yang diterima pegadaian syariah

dalam jangka periode tertentu, misalnya 1 tahun dalam bentuk rupiah (Irawan.

2011:40). Penelitian ini mendukung peneltian yang telah dilakukan Widiarti

(2013:4). Berdasarkan hasil uji statistik tersebut, variabel pendapatan Perum

Pegadaian secara statistik positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit

Perum Pegadaian yang mencerminkan semakin maraknya kegiatan penyaluran

kredit melalui bidang-bidang usaha Perum Pegadaian yang secara

berkelanjutan mencerminkan pergerakan usaha perekonomian bagi

Page 115: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

99

masyarakat Batam dan begitu juga sebaliknya. Pendapatan-pendapatan Perum

Pegadaian tersebut berasal dari bunga pelunasan, bunga yang dilelang, uang

kelebihan kadaluwarsa, jasa taksiran, jasa titipan, kelebihan bed akas, dan

lain-lain.

Pendapatan yang paling besar berasal dari bunga pelunasan karena

kegiatan utama Perum Pegadaian adalah berasal dari kegiatan perkreditan.

3. Jumlah Nasabah terhadap Pembiayaan Rahn PT Pegadaian Syariah

Hasil regresi menunjukkan variabel Tingkat Inflasi memiliki nilai

koefisien 0.231461 dan nilai probabilitas 0.0000 < 0.05. Hal ini berarti H₀

ditolak dan Hₐ diterima, maka dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah

nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Rahn, yaitu

dengan meningkatnya jumlah nasabah akan meningkatkan penyaluran

pembiayaan Rahn. Karena jumlah nasabah merupakan faktor internal

perusahaan, dengan semakin banyak nasabah maka semakin tinggi pula

penyaluran pembiayaan Rahn tersebut.

Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan Purnomo

(2013:13), kenaian jumlah nasabah Perum Pegadaian di wilayah Jakarta

khususnya Jakarta Timur. Indikasi tersebut mecerminkan bahwa dengan

peningkatan jumlah, ternyata menunjukkan bahwa konteks kerja Perum

Pegadaian dalam penyaluran kredit tidak hanya berfokus pada peningkatan

jumlah nasabah, melainkan peningkatan jumlah penyaluran kredit Perum

Page 116: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

100

Pegadaian. Indikasi ini juga menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap

Perum Pegadaian sebagai lembaga pemberi kreidt.

4. Jumlah Uang Rupiah Beredar terhadap Pembiayaan Rahn PT

Pegadaian Syariah

Hasil regresi menunjukkan variabel Tingkat Inflasi memiliki nilai

koefisien 1.049298 dan nilai probabilitas 0.0000 < 0.05. Hal ini berarti H₀

ditolak dan Hₐ diterima, maka dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah uang

rupiah beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Rahn,

artinya dari waktu ke waktu jumlah uang beredar terus meningkat. Hal ini

terkait dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memacu

pertumbuhan ekonomi, dengan cara merangsang pertumbuhan sektor riil.

Dengan demikian secara elastis dapat digambarkan adanya

pertumbuhan sektor riil yang memacu peningkatan belanja (pengeluaran)

pemerintah sehingga akan turut pula memacu meningkatnya jumlah uang

beredar.

Page 117: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

101

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh tingkat inflasi,

pendapatan usaha, jumlah nasabah dan jumlah uang rupiah beredar terhadap

penyaluran pembiayaan Rahn PT Pegadaian Syariah (Periode 2007-2016), dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil secara parsial menunjukan bahwa variabel tingkat inflasi

tidak berpengaruh signifikan terhadap Penyaluran Pembiayaan Rahn pada PT

Pegadaian Syariah.

2. Berdasarkan hasil secara parsial menunjukan bahwa variabel pendapatan

usaha, jumlah nasabah dan jumlah uang rupiah beredar berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap Penyaluran Pembiayaan Rahn pada PT

Pegadaian Syariah.

3. Berdasarkan hasil secara simultan menunjukkan bahwa variabel tingkat

inflasi, pendapatan usaha, jumlah nasabah dan jumlah uang rupiah beredar

berpengaruh secara signifikan terhadap Penyaluran Pembiayaan Rahn pada

PT Pegadaian Syariah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang penulis ajukan terkait

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 118: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

102

1. Bagi Perusahaan

a. Dengan penelitian ini diharapkan pegadaian syariah akan lebih

meningkatkan perhatiaannya terhadap indikator-indikator eksternal maupun

internal seperti Inflasi, Pendapatan Usaha, Jumlah Nasabah dan Jumlah

Uang Rupiah Beredar terhadap jumlah pembiayaan Rahn yang disalurkan,

dengan harapan semakin stabilnya kondisi Pegadaian dan meningkatkan

kembali peran Pegadaian untuk mengatasi masalah masyarakat.

b. Diharapkan pegadaian syariah di Indonesia dapat memperhatikan

pendapatan pegadaian syariah dan jumlah nasabah karena variabel

pendapatan pegadaian syariah dan jumlah nasabah lebih dominan dalam

mempengaruhi penyaluran pembiayaan Rahn pada pegadaian syariah di

Indonesia tahun 2007-2016.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Variabel yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam

mempengaruhi penyaluran pembiayaan Rahn diharapkan hasil penelitian ini

dapat dijadikan refrensi studi lanjutan bagi peneliti selanjutnya untuk

mengembangkan penelitian ini yang khususnya yang mengambil perspektif

makroekonomi Indonesia karena sampai saat ini pembahasan Penyaluran

Pembiayaan Pegadaian Syariah yang bersifat makro masih sedikit.

b. Jika memungkinkan untuk penelitian selanjutnya, dilakukan pada Lembaga

Non Perbankan lainnya dan menggunakan variabel yang berbeda sehingga

Page 119: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

103

diharapkan dapat memberikan gambaran secara umum mengenai pengaruh

penyaluran kredit.

3. Bagi Pihak lain

a. Pemerintah sudah seharusnya lebih banyak memperhatian produk lembaga

keuangan bank maupun non bank yang berbasis syariah. Karena dengan

banyaknya permasalahan ekonomi antara lain dilatar belakangi oleh akibat

dari menganut paham konvensional.

b. Sekiranya pemerintah ikut serta dan lebih mendukung lagi perkembangan

produk-produk berbasis syariah khususnya di dunia perbankan dan

pegadaian di Indonesia dalam membangun kesejahteraan masyarakat.

Page 120: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

104

DAFTAR PUSTAKA

Ajija R, Shochrul dan Dyah W, Sri, dkk, “Cara Cerdas Menguasai Eviews”,

Salemba Empat, 2011.

Anggun, Vika, “Pengaruh Pendapatan Pegadaian, Harga Emas dan Tingkat Inflasi

terhadap Penyaluran Pembiayaan Rahn pada Pegadaian Syariah di

Indonesia tahun 2005-2015”, Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut

Agama Islam Negeri Surakarta, 2017.

Annual Report PT Pegadaian (Persero), 2006 s/d 2016, dikutip tanggal 26 Juli

2017.

Arikunto, Suharsimi, “Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek”, Jakarta:

Rineka Cipta, 1993.

Aziz, Mukhlish Arifin, “Analisis Pengaruh Tingkat Sewa Modal, Jumlah

Nasabah,

dan Tingkat Inflasi terhadap Penyaluran Kredit Gadai Golongan C (Studi

pada PT Pegadaian Cabang Probolinggo)”, Jurnal Fakultas Ekonomi

Universitas Brawijaya Malang, 2013.

Darsono, dan Ali Sakti, “Dinamika Produk dan Akad Keuangan Syariah di

Indonesia”,Edisi Pertama, Jakarta: Kharisma Putra Utama Offset, 2017.

Del, Yeni, “Pengaruh Tingkat Inflasi dan Pendapatan Pegadaian terhadap

Penyaluran kredit Rahn pada PT Pegadaian Syariah tahun

2007-2015”, Jurnal Menara Ekonomi Universitas Dharma Andalas

Padang,

2017.

Dondo, Wahyuningsih, “Modal Kerja dan Tingkat Inflasi terhadap Jumlah

Alokasi

Kredit Modal Kerja Bank Umum di Indonesia”, Jurnal Ekonomi

Pembangunan Universitas Sam Ratulangi, Manado, 2013.

Fahmi, “Teori dan Teknik Pengambilan Keputusan: Kualitatif dan Kuantitatif”,

Edisi Pertama, PT Raja Graffindo Persada, 2016.

Febrian, Danny, “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Pegadaian, dan

Page 121: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

105

Harga Emas terhadap Pembiayaan Rahn pada PT Pegadaian Syariah di

Indonesia (Periode 2005-2013), Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Jakarta, 2015

Gujarti, Damodar, “Dasar-Dasar Ekonometrika jilid 2”, Erlangga, Jakarta, 2006.

Hamid, Abdul “Pedoman Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.

Hamja, Yahya, “Modul Ekonometrik”, Jakarta, 2012.

Hasan, Ali, “Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam”, Jakarta: Raja Graffindo

Persada, 2002.

IKAPI, “Memahami Bisnis Bank Syariah”, IKAPI, Jakarta, 2014.

Karim, Adiwarman A, “Ekonomi Makro Islami”, Edisi Ketujuh, Jakarta:

Kharisma

Putra Utama Offset, 2015.

Kasmir, “Manajemen Perbankan”, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015.

Khasanah, Ika Umiatul dkk “Evaluasi Pengendalian Atas Pemberian Kredit Gadai

Pada Perum Pegadaian Cabang Tlogomas Malang”, Jurnal Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang, 2014.

Martono, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Cetakan ke empat, Yogyakarta:

Ekonisia, 2010.

Najaf, Rabia, “Analysis of Macroeconomic Determinants of Exchange Rate

Volatility in India”, Jurnal International Business & Management Science,

2016.

Purnomo, Ade, “Pengaruh Pendapatan Pegadaian, Jumlah Nasabah dan Tingkat

Inflasi terhadap Penyaluran Kredit pada Perum Pegadaian Syariah Cabang

Dewi Sartika Periode 2004-2008”, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas

Gunadarma, 2009.

Putong, Iskandar, “Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro”, Edisi Kelima,

Jakarta:Mitra Wacana Media, 2013.

Rais, Sasli, “Pegadaian Syariah: Konsep dan Sistem Operasional”, Jakarta: UI

Press, 2004.

Page 122: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

106

Rodoni, Ahmad, “Lembaga Keuangan Syariah, Cetakan pertama, Jakarta: Zikrul

Hakim, 2004.

Rozalinda, “Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi”,

Edisi Kedua, Jakarta: Kharisma Putra Utama Offset, 2015.

Samuelson, PA dan Nordhaus WD, “Ilmu Makroekonomi”, Edisi Tujuh Belas,

Diterjemahkan oleh Gretta, Theresa Tanoto, BoscoCarvallo, dan Anna

Elly, Jakarta: PT. Meia Global Edukasi, 2004.

Sholikul Hadi dan Muhammad, “Pegadaian Syariah”, Edisi Pertama, Jakarta:

Salemba Diniyah, 2003.

Siamat, Dahlan, “Manajemen Lembaga Keuangan”, Edisi Kelima, Jakarta:

Lembaga Penerbit Universitas Indonesia, 2005.

Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”, Jakarta: Kencana, 2009.

Sugiyono, “Metodologi Penelitian Administrasi”, Bandung : Alfabeta, 2005.

Syafi‟I Antonio, Muhammad, “Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik”, Jakarta:

Gema Insani Press, 2001.

Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1998.

Wayan, Sariasih, “Pengaruh DPK, NPL, dan Inflasi terhadap Kredit yang

disalurkan oleh LPD Kabupaten Bandung Periode Tahun 208-2012”,

Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, 2012.

Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”, Edisi Ketiga,

Yogyakarta: EKONESIA, 2009.

Widiarti, Titi dan Sinarti, “Pengaruh Pendapatan, Jumlah Nasabah dan Tingkat

Inflasi terhadap Penyaluran Kredit pada Peru Pegadaian Cabang Batam

Periode 2008-2012”, Jurnal Jurusan Managemen Politeknik Negeri

Batam, 2013.

Winarno, W.W, “Analisis Ekonometrika dan Statistia dengan Eviews”, Cetakan

Pertama, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta, 2011.

Winarno, Wing Wahyu, “Analisis Ekonometrika dan Statistia dengan Eviews”,

Edisi Ketiga, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta, 2009.

Page 123: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

107

Wiyono, Slamet, “Memahami Akuntansi Syariah di Indonesia”, Edisi Asli,

Jakarta: Mitra Wacana media, 2013.

Yigit, Taner M, “Effect of Inflation Uncertainty On Credit Market:

Disequilibrium Approach”, Jurnal Internasional, St, Louis University,

2013.

Yuliadi, “Ekonomi Moneter”, Jakarta: PT. Ideks, 2004.

Page 124: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

108

LAMPIRAN

Lampiran: Data Perkuartal 1 2007 sampai kuartal 4 2016

Tahun Inflasi

Pendapatan Usaha

Jumlah Nasabah

Jumlah Uang Beredar Pembiayaan

Rahn

2007.1 6.52 2,018,202,615 107,079 1,375,947,000 684,329,250

2007.2 5.77 2,135,827,742 108,876 1,451,974,000 777,571,500

2007.3 6.95 2,175,036,118 112,645 1,512,756,000 870,813,750

2007.4 6.59 2,253,452,869 118,384 1,643,203,000 964,056,000

2008.1 8,17 2,422,738,225 126,094 1,586,795,000 1,126,422,000

2008.2 11 2,592,023,582 135,774 1,699,480,000 1,288,788,000

2008.3 12.1 2,761,308,939 147,426 1,768,250,000 1,451,154,000

2008.4 11 2,930,594,295 161,048 1,883,851,000 1,613,520,000

2009.1 7.92 3,202,221,509 173,071 1,916,752,000 1,882,525,250

2009.2 3.65 3,473,848,723 192,063 1,916,752,000 2,151,530,500

2009.3 2.83 3,745,475,938 214,453 2,018,031,000 2,420,535,750

2009.4 2.78 4,017,103,152 240,242 2,141,384,000 2,689,541,000

2010.1 3.43 4,357,400,591 254,802 2,111,350,000 3,135,439,500

2010.2 5.05 4,697,698,029 293,239 2,230,237,000 3,581,338,000

2010.3 5.8 5,037,995,468 340,926 2,271,516,000 4,927,236,500

2010.4 6.96 5,378,292,906 397,863 2,469,399,000 4,473,135,000

2011.1 6.65 5,683,951,671 530,630 2,451,356,000 5,310,501,000

2011.2 5.54 5,989,610,436 579,434 2,522,783,000 6,147,867,000

2011.3 4.61 6,295,269,291 610,855 2,643,331,000 6,985,233,000

2011.4 3.79 6,600,927,966 624,894 2,877,219,000 7,822,599,000

2012.1 3.97 1,931,141,750 562,584 2,911,919,000 2,780,601,250

2012.2 4.53 3,862,283,500 565,444 3,050,354,000 5,561,202,500

2012.3 4.31 5,793,425,250 574,508 3,125,533,000 5,561,202,500

2012.4 4.3 7,724,567,000 589,776 3,304,644,000 11,122,405,000

2013.1 5.9 1,966,141,750 720,593 3,322,528,000 2,883,863,500

2013.2 5.9 3,932,283,500 704,532 3,413,378,000 5,767,727,000

2013.3 8.4 5,898,425,250 650,937 3,584,080,000 8,651,590,500

2013.4 8.38 7,864,567,000 559,808 3,730,197,000 11,535,454,000

2014.1 7.32 1,950,223,500 247,261 3,660,605,000 2,930,684,000

2014.2 6.7 3,900,447,000 154,619 3,865,890,000 5,861,368,000

2014.3 4.53 5,850,670,500 97,997 4,010,146,000 8,792,052,000

2014.4 8.36 7,800,894,000 77,396 4,173,326,000 11,722,736,000

2015.1 6.38 2,224,291,500 191,292 4,246,361,000 3,269,460,500

Page 125: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

109

2015.2 7.26 4,448,583,000 203,341 4,358,801,000 6,538,921,000

2015.3 6.83 6,672,874,500 212,020 4,508,603,000 9,808,381,500

2015.4 3.35 8,897,166,000 217,328 4,548,800,000 13,077,842,000

2016.1 4.45 2,427,014,500 219,266 4,561,872,000 2,368,481,250

2016.2 3.45 4,854,029,000 217,833 4,737,451,000 7,447,174,500

2016.3 3.07 7,281,043,500 213,030 4,737,630,000 11,170,761,750

2016.4 3.02 9,708,058,000 204,857 5,004,976,000 14,894,349,000

1. Output Regresi

Dependent Variabel: LKREDIT_RAHN

Method: Least Squares

Date: 10/14/17 Time: 00:19

Sample: 2007Q1 2016Q4

Included observations: 39

Variabel Coefficient Std. Error t-Statistik Prob.

INFLASI 0.007620 0.013966 0.545635 0.5889

PENDAPATAN_USAHA 2.25E-10 1.71E-11 13.14384 0.0000

LJUMLAH_NASABAH 0.231461 0.048777 4.745250 0.0000

LJUMLAH_UANG_BEREDAR 1.049298 0.095216 11.02018 0.0000

C -4.693240 2.080052 -2.256310 0.0306

R-squared 0.956864 Mean dependent var 22.11369

Adjusted R-squared 0.951789 S.D. dependent var 0.844573

S.E. of regression 0.185443 Akaike info criterion -0.412932

Sum squared resid 1.169226 Schwarz criterion -0.199655

Log likelihood 13.05217 Hannan-Quinn criter. -0.336410

F-statistik 188.5510 Durbin-Watson stat 1.186200

Prob(F-statistik) 0.000000

Page 126: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

110

2. Uji Normalitas

3. Uji Multikolineritas

Page 127: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

111

4. Uji Heteroskedasitisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistik 1.466340 Prob. F(14,24) 0.1985

Obs*R-squared 17.97987 Prob. Chi-Square(14) 0.2077 Scaled explained SS 17.79342 Prob. Chi-Square(14) 0.2164

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares Date: 01/12/18 Time: 00:32

Sample: 2007Q1 2016Q4 Included observations: 39

Variable Coefficient Std. Error t-Statistik Prob. C -5.333759 91.62313 -0.058214 0.9541

INFLASI 0.750692 0.424747 1.767387 0.0899 INFLASI^2 -0.000967 0.001691 -0.571885 0.5727

INFLASI*PENDAPATAN_USAHA 3.85E-12 3.19E-12 1.207679 0.2389 INFLASI*LJUMLAH_NASABAH 0.010148 0.008751 1.159612 0.2576

INFLASI*LJUMLAH_UANG_BEREDAR -0.040942 0.019145 -2.138498 0.0429 PENDAPATAN_USAHA 1.25E-09 1.22E-09 1.023756 0.3162

PENDAPATAN_USAHA^2 4.50E-21 2.58E-21 1.742166 0.0943 PENDAPATAN_USAHA*LJUMLAH_NAS

ABAH -3.16E-12 1.43E-11 -0.221824 0.8263 PENDAPATAN_USAHA*LJUMLAH_UAN

G_BEREDAR -5.82E-11 4.92E-11 -1.182438 0.2486 LJUMLAH_NASABAH -2.361127 3.614120 -0.653306 0.5198

LJUMLAH_NASABAH^2 0.022158 0.028281 0.783511 0.4410 LJUMLAH_NASABAH*LJUMLAH_UANG

_BEREDAR 0.077912 0.175517 0.443900 0.6611

LJUMLAH_UANG_BEREDAR 1.419309 8.340755 0.170166 0.8663 LJUMLAH_UANG_BEREDAR^2 -0.043305 0.199930 -0.216601 0.8304

R-squared 0.461022 Mean dependent var 0.029980

Adjusted R-squared 0.146619 S.D. dependent var 0.049013 S.E. of regression 0.045278 Akaike info criterion -3.068287

Sum squared resid 0.049201 Schwarz criterion -2.428455 Log likelihood 74.83159 Hannan-Quinn criter. -2.838721

F-statistik 1.466340 Durbin-Watson stat 2.418566 Prob(F-statistik) 0.198459

Page 128: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Pendapatan Usaha ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39110/1/NUR... · seluruh pengikut beliau yang insya Allah tetap istiqomah

112

5. Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistik 2.655214 Prob. F(2,32) 0.0857

Obs*R-squared 5.550906 Prob. Chi-Square(2) 0.0623

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 01/12/18 Time: 00:33

Sample: 2007Q1 2016Q4

Included observations: 39

Presample and interior missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistik Prob. INFLASI -0.002460 0.013380 -0.183851 0.8553

PENDAPATAN_USAHA -1.16E-11 1.72E-11 -0.674831 0.5046

LJUMLAH_NASABAH 0.005727 0.046764 0.122459 0.9033

LJUMLAH_UANG_BEREDAR 0.016433 0.091178 0.180234 0.8581

C -0.366572 1.992206 -0.184003 0.8552

RESID(-1) 0.418753 0.193287 2.166489 0.0378

RESID(-2) 0.020772 0.189857 0.109411 0.9136 R-squared 0.142331 Mean dependent var 4.59E-15

Adjusted R-squared -0.018482 S.D. dependent var 0.175411

S.E. of regression 0.177025 Akaike info criterion -0.463905

Sum squared resid 1.002809 Schwarz criterion -0.165317

Log likelihood 16.04614 Hannan-Quinn criter. -0.356774

F-statistik 0.885071 Durbin-Watson stat 2.028317

Prob(F-statistik) 0.517137