Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

17
Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational Slack terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Tanggung Jawab Sosial (CSR) pada Perusahaan Perbankan di Indonesia Widya Lestari dan Yan Rahadian Program Studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia E-mail : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh struktur kepemilikan dan organizational slack terhadap tingkat pengungkapan informasi tanggung jawab sosial (CSR) pada laporan tahunan perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 sampai 2013. Hasil pengujian statistik dengan regresi menunjukkan bahwa konsentrasi kepemilikan, kepemilikan pemerintah, maupun kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan CSR perusahaan. Sementara organizational slack terbukti memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR. Diantara dua variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan dan profitabilitas, hanya ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR. The Effect of Ownership Structure and Organizational Slack on Corporate Social Responsibility Disclosure : Study on Banks listed at Bursa Efek Indonesia Abstract The objective of this study is to analyze the effect of ownership structure and organizational slack on corporate social responsibility (CSR) disclosure via annual report published by banks listed at Bursa Efek Indonesia from 2011 to 2013. The test results indicate positive and significant impact of organizational slack on CSR disclosure. However, none of ownership concentration, government ownership, or foreign ownership has significant effect on CSR disclosure. As for control variables, size significantly influences CSR disclosure while profitability doesn’t. Keyword : bank ; corporate social responsibility disclosure; organizational slack; ownership structure Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015

Transcript of Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

Page 1: Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational Slack terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Tanggung Jawab Sosial (CSR)

pada Perusahaan Perbankan di Indonesia

Widya Lestari dan Yan Rahadian

Program Studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia

E-mail : [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh struktur kepemilikan dan organizational slack terhadap tingkat pengungkapan informasi tanggung jawab sosial (CSR) pada laporan tahunan perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 sampai 2013. Hasil pengujian statistik dengan regresi menunjukkan bahwa konsentrasi kepemilikan, kepemilikan pemerintah, maupun kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan CSR perusahaan. Sementara organizational slack terbukti memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR. Diantara dua variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan dan profitabilitas, hanya ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR.

The Effect of Ownership Structure and Organizational Slack on Corporate Social Responsibility Disclosure : Study on Banks listed at Bursa Efek Indonesia

Abstract

The objective of this study is to analyze the effect of ownership structure and organizational slack on corporate social responsibility (CSR) disclosure via annual report published by banks listed at Bursa Efek Indonesia from 2011 to 2013. The test results indicate positive and significant impact of organizational slack on CSR disclosure. However, none of ownership concentration, government ownership, or foreign ownership has significant effect on CSR disclosure. As for control variables, size significantly influences CSR disclosure while profitability doesn’t.

Keyword : bank ; corporate social responsibility disclosure; organizational slack; ownership structure

Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015

Page 2: Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

Pendahuluan

Pada beberapa dekade terakhir, topik pelaksanaan tanggung jawab sosial menarik

perhatian banyak pihak. Hal tersebut memunculkan urgensi pelaksanaan CSR bagi

perusahaan termasuk industri perbankan. Bank lebih terekspos terhadap risiko reputasi

dibandingkan perusahaan jenis lain dan lebih rentan terhadap reaksi negatif dari stakeholder

(Thompson & Cowton, 2004). Selain itu, bank bukan hanya resipien tetapi juga penyedia

investasi yang mengandung tanggung jawab sosial (Montgomery & Ramus, 2003). Bank juga

diharapkan sering memberikan umpan balik kepada komunitas daripada industri lain karena

menggunakan sumber daya yang berasal dari masyarakat (Wu & Shen, 2013).

Salah satu faktor yang diduga berpengaruh terhadap pengungkapan CSR adalah

struktur kepemilikan. Diantara bentuk kepemilikan yang diduga berpengaruh antara lain

konsentrasi kepemilikan, kepemilikan pemerintah dan kepemilikan asing.

Pada perusahaan dengan kepemilikan tersebar, masalah akuntabilitas publik menjadi

lebih penting karena kemungkinan perusahaan dimiliki publik lebih besar. Sebaliknya,

struktur kepemilikan yang terkonsentrasi bisa mengurangi tingkat pelaporan CSR dimana

manajemen melaporkan lebih sedikit informasi CSR karena tekanan dari shareholder yang

lebih sedikit (Darus et al, 2014). Bentuk kepemilikan lain yang diduga mempengaruhi

pengungkapan CSR adalah kepemilikan pemerintah. Perusahaan dengan kepemilikan

pemerintah lebih sensitif secara politik karena aktivitasnya lebih menarik perhatian publik.

Kepemilikan pemerintah juga secara tidak langsung berarti perusahaan dimiliki publik secara

umum. Hal ini perlu melakukan dan mengungkapkan aktivitas CSR untuk mendapatkan

legitimasi dari masyarakat. Bentuk kepemilikan selanjutnya yaitu kepemilkan asing.

Perusahaan-perusahaan asing umumnya sangat memperhatikan isu-isu sosial. Hal tersebut

mendorong manajer di negara berkembang untuk mengungkapan CSR dalam rangka menarik

dan mempertahankan investasi asing (Firth et al., 2007; Haniffa & Cooke, 2005; Wang et al.,

2008).

Selain tekanan dari pemegang saham, pengungkapan CSR perusahaan juga

dipengaruhi oleh resources yang dimiliknya. Pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab

sosial membutuhkan biaya, sehingga perusahaan mengharapkan keuntungan berupa

keberlanjutan usaha. Keterlibatan perusahaan dalam aktivitas sosial karena ekspektasi akan

keuntungan dapat dilihat dari sudut pandang resource based perspective (RBP). Menurut RBP,

sumber daya ekstra yang dimiliki perusahaan akan mendorong mereka untuk terlibat dalam

Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015

Page 3: Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

proyek inovatif untuk mendapatkan keunggulan kompetitif (Branco & Rodrigues, 2006).

Pelaksanaan proyek inovatif sebagai inisasi strategis, maupun adaptasi perusahaan terhadap

tekanan internal dan eksternal dimungkinkan oleh keberadaan organizational slack.

Uraian di atas melatarbelakangi pelaksanaan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan

terhadap perusahaan perbankan di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

mulai tahun 2011. Tingkat pengungkapan CSR yang dinilai adalah pengungkapan melalui

laporan tahunan perusahaan periode 2011-2013. Pelaporan CSR melalui media lain selain

laporan tahunan tidak diperhitungkan. Hal ini karena masih sedikit perbankan di Indonesia

yang mengeluarkan laporan keberlanjutan.

Tinjauan Teoretis

Menurut stakeholder theory, perusahaan harus menyesuaikan strategi mereka untuk

memenuhi permintaan dari berbagai stakeholder dalam rangka memastikan keberlanjutan

perusahaan melalui dukungan dari stakeholder-nya. Salah satu anggota primary stakeholder

adalah shareholder. Jumlah kelompok shareholder menentukan besarnya tekanan yang

diterima perusahaan terhadap transparansi atas informasi perusahaan.

Perusahaan dengan kepemilikan tersebar memiliki jumlah pemegang saham yang

banyak dengan masing-masing memegang porsi yang kecil. Sehingga, potensi munculnya

masalah agensi antara pemegang saham dengan manajer lebih besar dibandingkan perusahaan

dengan kepemilikan terkonsentrasi (Fama & Jensen, 1983). Untuk mengurangi masalah

agensi tersebut, perusahaan cenderung mengungkapkan informasi lebih banyak. Sebaliknya,

Pada struktur pemegang saham terkonsentrasi, diperkirakan manajemen akan mengungkapkan

lebih sedikit aktivitas CSR karena jumlah pemegang saham yang memberikan tekanan lebih

sedikit. Pemegang saham yang sedikit tersebut masing-masing memiliki saham cukup besar

untuk memungkinkan mereka mendapatkan informasi terkait kinerja dan aktivitas perusahaan

melalui media internal. Pemegang saham publik yang menuntut pengungkapan CSR melalui

media publikasi seperti laporan tahunan menjadi lebih sedikit, sehingga perusahaan

mengungkapkan lebih sedikit informasi terkait CSR. Oleh karena itu, konsentrasi pemilik

saham diduga berpengaruh negatif terhadap pelaporan CSR.

Anggota primary stakeholder kedua yang mendorong pengungkapan CSR adalah

government shareholding (kepemilikan pemerintah). Government shareholding diperlakukan

Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015

Page 4: Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

berbeda karena pemerintah memiliki orientasi yang berbeda dengan badan swasta. Selain itu

pemerintah juga memiliki peran sebagai regulator. Selain berdasarkan stakeholder theory,

pengungkapan informasi oleh perusahaan juga bisa dijelaskan menggunakan legitimacy

theory. Pemerintah sebagai pemilik perusahaan perlu mendapatkan pengakuan/legitimasi dari

masyarakat sebagai badan usaha yang tidak hanya berorientasi kepada profit tetapi juga

memiliki tujuan untuk mensejahterakan rakyat. Legitimasi diperlukan agar perusahaan

berkelanjutan dalam jangka panjang.

Ghazali (2007) menyebutkan bahwa perusahaan milik pemerintah diperkirakan lebih

sensitif secara politik karena aktivitas mereka lebih menarik perhatian publik. Hal ini karena

sebagai milik pemerintah, perusahaan secara tidak langsung juga dimiliki publik secara luas.

Sehingga, perusahaan jenis ini akan lebih terlibat dalam aktivitas sosial dan mengungkapkan

lebih banyak informasi sosial untuk melegitimasi keberadaannya. Banyaknya saham yang

dimiliki oleh pemerintah akan memberikan kekuatan untuk mengintervensi dan memberikan

tekanan kepada perusahaan untuk mengungkapkan informasi tambahan demi memenuhi

ekspektasi publik (Amran dan Devi, 2008). Kepemilikan pemerintah diperkirakan memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR.

Bentuk kepemilikan lain yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan

CSR adalah kepemilikan asing. Perusahaan dengan kepemilikan asing perlu memenuhi

ekspektasi investor asing dalam rangka melegitimasi keberadaan mereka di mata investor

(Darus et al, 2009). Begitu pula halnya dengan perusahaan multinasional atau dengan

kepemilikan asing yang mendirikan badan hukum di host country, tempat dia memperluas

bisnisnya. Perusahaan perlu mendapatkan legitimasi dari stakeholder setempat yang

diharapkan dapat memberikan ekstensi yang tinggi dalam jangka panjang (Barkemeyer, 2007

dalam Darus et al, 2009).

Amran dan Devi (2008) menyebutkan bahwa dalam rangka memastikan perusahaan

lokal menarik lebih banyak investasi sekaligus membuat investor bertahan, perusahaan

cenderung berusaha memenuhi ekspektasi investor asing, khususnya terkait masalah

lingkungan dan sosial. Berbagai studi empiris menunjukkan bahwa manajer di negara

berkembang memiliki insentif yang lebih tinggi untuk meningkatkan pengungkapan CSR

demi menarik investasi asing (Firth et al, 2007; Haniffa & Cooke, 2005; Wang et al, 2008).

Oleh karena itu, kepemilikan asing diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengungkapan CSR.

Menurut perspektif resource-based theory, sumber daya yang berlebih memungkinkan

perusahaan untuk terlibat dalam proyek inovatif untuk mencapai competitive advantage

Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015

Page 5: Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

(Branco & Rodrigues, 2006). Salah satunya dengan terlibat dalam kegiatan yang berorientasi

sosial dan lingkungan. Semakin besar sumber daya yang dapat digunakan perusahaan,

semakin besar pula keuntungan yang diharapkan. Hal ini karena ketersediaan sumber daya

tidak akan membatasi pilihan strategis perusahaan (Russo & Fouts, 1997; Sharma, 2000).

Sesuai resourced-based theory tersebut, sumber daya ekstra dalam bentuk

organization slack diperkirakan akan mendorong perusahaan untuk melakukan kegiatan CSR.

Organizational slack didefinisikan sebagai keberadaan dana finansial ekstra yang

memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan tekanan internal dan eksternal,

dan juga untuk melakukan perubahan strategi jika dibutuhkan (Bourgeois, 1981). Sumber

daya ekstra tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk melaksanakan tindakan

pertanggungjawaban sosial agar kinerja sosialnya meningkat (Waddock & Graves, 1997).

Tingkat organizational slack yang dimiliki perusahaan diperkirakan berpengaruh positif

signifikan terhadap pengungkapan CSR.

Metode Penelitian

Pada penelitian ini, tingkat pengungkapan CSR diukur dengan cara content analysis

atas laporan tahunan perusahaan. Pengungkapan melalui Sustainability Report (SR) tidak

dipertimbangkan demi menghindari kesenjangan, mengingat masih sedikitnya bank di

Indonesia yang melaporkan SR . Data laporan tahunan yang akan digunakan adalah periode

2011-2013. Content analysis untuk melihat pengungkapan tangung jawab sosial dalam

laporan tahunan menggunakan nilai 1 jika terdapat pelaporan sesuai dengan indikator GRI

dan nilai 0 jika tidak terdapat pengungkapan atau pengungkapan tidak sesuai dengan indikator

GRI. Kemudian skor total pengungkapan oleh perusahaan akan dibandingkan dengan skor

pengungkapan maksimum untuk mendapatkan indeks tingkat pengungkapan CSR oleh

perusahaan. Penelitian ini tidak menggunakan seluruh indikator GRI sebagai acuan penilaian,

mengingat indikator tertentu kurang sesuai dengan sifat industri perbankan. Indikator-

indikator yang digunakan dalam penilaian mengacu pada hasil seleksi oleh Khan et al (2011).

Khan et al (2011) melakukan penelitian terhadap tingkat pengungkapan CSR oleh bank

komersial di Bangladesh. Adapun indikator penilaian pengungkapan CSR yang digunakan

dapat dilihat pada tabel berikut.

Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015

Page 6: Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

Tabel 1. Indikator Penilaian CSRD

Kategori Indikator Total

Lingkungan E3 – E10, E14, E22, E23, E25, E27,

E28, E31 dan E32.

16

Sosial

• Praktik tenaga kerja

• Hak asasi manusia

• Masyarakat

• Tanggung jawab produk

LA2, LA3, LA6, LA7, LA9 – LA11,

LA13, LA14, LA16

HR1 – HR3, HR7 – HR10, HR12

SO1 – SO7, SO9, SO11

PR3-PR5, PR7, PR8

10

8

9

5

Sumber. Modifikasi Khan et al (2011)

Adapun operasionalisasi variabel-variabel dalam penelitian ini disajikan pada tabel 2

berikut.

Tabel 2. Ringkasan Operasionalisasi Variabel

Variabel Singkatan Keterangan Pengukuran

Variabel

dependen:

• Pengungkapan CSR CSRD Tingkat

pengungkapan

Melakukan content analysis terhadap laporan

tahunan, menggunakan scoring sesuai standar

pelaporan CSR menurut kategori GRI G4 dan

FSSD hasil seleksi. Untuk setiap kategori nilai

1 diberikan apabiladiungkapkan, nilai 0 jika

tidak. (Khan et al, 2011)

CSR oleh perusahaan

Variabel

independen:

• Konsentrasi

kepemilikan

KTK Konsentrasi

kepemilikan

Saham

1 dikurang persentase total kepemilikan saham

yang dimiliki publik di bawah 5% (Xiao &

Yuan, 2007).

• Kepemilikan

pemerintah

KPM Saham yang dimiliki

oleh pemerintah

Persentasi saham yang dimiliki pemerintah

dengan jumlah saham (Amran& Devi, 2008;

Said et al, 2009; Othman et al, 2011; Darus, et

al2014 )

Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015

Page 7: Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

Variabel Singkatan Keterangan Pengukuran

Variabel

independen:

• Kepemilikan asing

KPA

Saham yang dimiliki

oleh investor asing

Persentasi saham yang dimiliki investor asing

dibandingkan dengan jumlah saham diterbitkan

(Amran & Devi, 2008)

• Organizational

Slack

SLACK Ketersediaan

sumberdaya ekstra

Rasio current asets terhadap current liabilities

(Arshad et al, 2012)

Variabel kontrol :

• Size SZ Ukuran perusahaan Logaritma natural dari total aset (Lanis &

Richardson , 2012; Clarkson et al, 2008).

• Profitability PF Profitabilitas

perusahaan

Rasio earnings after tax, terhadap total equity

(Roberts 1992; Branco & Rodrigues, 2008;

Khan, 2010)

Sumber. Modifikasi dari Darus et al, 2014.

Analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan model multiple linear regression

untuk menganalisis hubungan antara pengungkapan CSR dengan seluruh variabel independen.

Model regresi yang digunakan untuk menguji keempat hipotesis adalah sebagai berikut:

CSRDit = ß0 + ß1 KTKit + ß2 KPMit + ß3KPAit + ß4 SLACKit + ß5 SZit+ ß6 PFit+εit

Dimana CSRD merupakan tingkat pengungkapan CSR, KTK merupakan tingkat

konsentrasi kepemilikan, KPM merupakan kepemilikan pemerintah, KPA merupakan

kepemilikan asing, SLACK merupakan organization slack, SZ merupakan ukuran (size)

perusahaan dan PF adalah profitability perusahaan.

Hasil Penelitian Penelitian dilakukan atas sampel perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011 s.d. 2013. Adapun jumlah observasi sampel

adalah 31 perusahaan untuk tahun 2011, 32 perusahaan untuk tahun 2012, dan 36 perusahaan

untuk tahun 2013. Hasil statistic deskriptif penelitian disajikan pada tabel 3 berikut.

Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015

Page 8: Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Variabel Rata-rata Standar Deviasi Minimum Maksimum

CSRD 0.179 0.092 0.062 0.468

KTK 0.763 0.163 0.489 0.999

KPM 0.111 0.238 0 0.750

KPA 0.312 0.368 0 0.989

SLACK 0.283 0.116 0.117 0.896

SZ 101Bio 160Bio 1.28Bio 729Bio

PF 0.127 0.189 -1.425 0.348

Sumber : Hasil Olahan Penulis (2015)

Rata-rata pengungkapan CSR oleh perusahaan sampel cukup rendah yaitu sebanyak

11 dari 64 total indikator penilaian (kurang dari 18%). Standar deviasi yang kecil

menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan oleh masing-masing perusahaan cenderung

seragam. Meskipun begitu terdapat perusahan yang memiliki nilai jauh lebih rendah atau jauh

lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain. Perusahaan dengan skor minimum adalah Bank

Bumi Arta dengan total pengungkapan 3 dari 64 kriteria pengungkapan. Perusahaan yang

melakukan pengungkapan paling tinggi adalah Bank CIMB Niaga dengan total pengungkapan

memenuhi 47 kriteria.

Kepemilikan perusahaan perbankan di Indonesia cenderung terkonsentrasi tinggi. Hal

tersebut dapat dilihat dari angka rata-rata konsentrasi kepemilikan di atas 75%. Standar

deviasi yang cukup rendah menunjukkan bahwa sifat sampel cenderung seragam. Tingkat

konsentrasi kepemilikan terkecil masih tergolong cukup tinggi (49%) yaitu pada perusahaan

PT Bank Central Asia Tbk. Konsentrasi kepemilikan tertinggi yaitu PT Bank Mutiara Tbk

dengan kepemilikan publik hanya sebanyak 0.004%. Konsentrasi kepemilikan perusahaan

sangat tinggi karena PT Bank Mutiara Tbk merupakan perusahaan yang sebelumnya bernama

Bank Century yang kemudian diambil alih oleh pemerintah RI melalui Lembaga Penjamin

Simpanan pada tahun 2009.

Kepemilikan pemerintah pada perusahaan sampel cukup rendah dengan standar

deviasi yang besar. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan dengan kepemilikan

pemerintah tidak banyak namun masing-masing dengan proporsi besar. Pada 79 dari 99 total

observasi perusahaan dan tahun pelaporan, tidak ditemukan kepemilikan pemerintah.

Kepemilikan pemerintah paling tinggi terdapat pada perusahaan PT Bank Jabar Banten Tbk

sebesar 75% pada tahun 2011 sampai 2013.

Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015

Page 9: Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

Rata-rata kepemilikan asing pada perusahaan sampel tergolong moderat (yaitu sekitar

30%an) dan standar deviasi hampir sama dengan rata-rata. Keadaan tersebut menunjukkan

bahwa jumlah perusahaan dengan kepemilikan asing cukup banyak dan tingkat kepemilikan

cenderung beragam. Perusahaan dengan kepemilikan asing terbesar adalah PT Bank Ekonomi

Raharja Tbk, dengan 98.94% saham perusahaan dimiliki oleh HSBC Asia Pasific Holding

(UK) Limited. Tidak terjadi perubahan kepemilikan PT Bank Ekonomi Raharja Tbk selama

tahun 2011 sampai 2013. Kepemilikan asing tidak ditemukan pada 52 dari 99 total data

observasi.

Lee & Chih (2013) menyebutkan bahwa bank memiliki likuiditas yang cukup baik jika

current ratio (dalam penelitian ini disebut organizational slack) tidak kurang dari 25%. Pada

tabel 4.2 dapat kita katakan bahwa tingkat rata-rata organizational slack pada perusahaan

sampel cukup rendah dengan standar deviasi terbilang kecil. Angka organizational slack yang

kecil dapat disebabkan karena Bank merupakan bisnis dengan highly leverage. Perusahaan

dengan organizational slack terkecil adalah PT Bank Pundi Indonesia Tbk pada tahun 2012

dan organizational slack terbesar dimiliki oleh PT Bank Nationalnobu Tbk pada tahun 2013.

PT Bank Pundi Indonesia Tbk memiliki organizational slack rendah pada tahun 2012 yaitu

hanya sebesar 12% karena perusahaan mengalami penurunan signifikan jumlah aset berupa

efek dan surat berharga sementara liabilitas perusahaan pada deposito tetap meningkat. Besar

organizational slack pada PT Bank Nationalnobu Tbk mencapai 89% pada tahun 2013 karena

perusahaan memegang aset berupa efek dan tagihan atas efek yang berjumlah besar.

Sementara liabilitas perusahaan dalam bentuk simpanan cukup kecil relatif terhadap aset.

Ukuran perusahaan sampel cukup beragam dilihat dari standar deviasi yang lebih

besar dari rata-rata. Perbedaan yang sangat besar antara rata-rata ukuran, ukuran perusahaan

terbesar, dengan ukuran perusahaan terkecil juga menggambarkan hal tersebut. Perusahaan

sampel terkecil adalah PT Bank Mitraniaga Tbk yang baru terdaftar di BEI sejak tahun 2013.

Sementara perusahaan dengan ukuran terbesar adalah PT Bank Mandiri pada tahun 2013.

Pola yang mirip juga terlihat pada variabel profitabilitas, dimana standar deviasi lebih besar

dari rata-rata. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan sampel

beragam. Perusahaan dengan profitabilitas terendah adalah PT Bank Mutiara Tbk yang

mengalami kerugian pada tahun 2013. Sementara profitabilitas tertinggi dimiliki oleh PT

Bank Rakyat Indonesia Tbk pada tahun 2011.

Hasil uji multikolinearitas pada model menggunakan nilai VIF menunjukkan angka

yang lebih besar dari 10 untuk variabel KTK dan SZ, sehingga dilakukan centering. Hasil

Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015

Page 10: Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

regresi antara variabel independen dengan pengungkapan CSR setelah centering dapat dilihat

pada tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Hasil Regresi

Variabel dependen : CSRD

Variable independen Exp. Sign Koef. z P > |z|

KTK ̶ 0.0566068 0.86 0.391

KPM + ̶ 0.0419561 − 0.89 0.373

KPA + 0.0484692 1.56 0.120

SLACK + 0.0893263 1.92 0.055*

SZ + 0.0477729 7.49 0.000**

PF + −0.0114583 − 0.57 0.571

R2 between 0.7011

Prob > F 0.0000

** = signifikansi 99% (α=1%)

* = signifikansi 90% (α=10%)

Sumber : Hasil Olahan Penulis (2015)

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa probabilitas F adalah 0.000 dengan tingkat

signifikansi 99% (α = 1%). Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel independen

bersama-sama menjelaskan variabel dependennya. Nilai R2 between 0.7011 menggambarkan

bahwa variabel-variabel independen dalam penelitian dapat dijelaskan sebesar 70.11% dan

sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak tercakup dalam penelitian ini.

Hasil estimasi model menunjukkan variabel konsentrasi kepemilikan tidak

berpengaruh signifikan terhadap pelaporan CSR (p value 0.391 atau p value > 0.05). Dengan

demikian penelitian ini tidak berhasil menemukan bukti empiris pengaruh tingkat konsentrasi

saham terhadap tingkat pelaporan CSR oleh perusahaan perbankan di Indonesia. Hasil ini

tidak sejalan dengan penelitian oleh Darus et al (2013) dan Sufian & Zahan (2013), dimana

konsentrasi kepemilikan ditemukan memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap

pengungkapan CSR. Hasil yang tidak signifikan pada penelitian ini diduga karena tingkat

konsentrasi kepemilikan perusahaan perbankan di Indonesia cenderung tinggi yaitu 77%.

Standar deviasi yang kecil pada hasil pengolahan data sampel menunjukkan bahwa sifat

kepemilikan terkonsentrasi dimiliki hampir semua perusahaan perbankan.

.

KTK=KonsentrasiKepemilikan,KPM=KepemilikanPemerintah,KPA=KepemilikanAsing,SLAK=OrganizationalSlack,SZ=Size,PF=Profitability.

dSum

Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015

Page 11: Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

Koefesien variabel kepemilikan pemerintah juga tidak signifikan dengan memiliki p

value = 0.301 (p value > 0.05). Kepemilikan pemerintah pada perusahaan tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR pada perusahaan perbankan di Indonesia.

Hasil yang tidak signifikan dengan koefisien bertanda negatif juga didapatkan pada hasil

penelitian oleh Xiao & Yuan (2007) dan Darus et al (2013). Terdapat beberapa argumen

untuk menjelaskan keadaan tersebut. Menurut Darus et al (2013), hasil yang tidak signifikan

bisa jadi disebabkan oleh kenyataan bahwa institusi finansial termasuk perbankan bersifat

highly regulated. Hal tersebut menyebabkan kepemilikan pemerintah tidak bisa

mempengaruhi pelaporan CSR oleh perusahaan yang dimilikinya. Argumen lainnya yaitu dari

Xiao & Yuan (2007) yang berpendapat bahwa pemerintah melalui perusahaan yang

dimilikinya kemungkinan lebih fokus terhadap wealth distribution dan menjaga social order,

sehingga usaha peningkatan shareholder value melalui pengungkapan CSR bukan merupakan

objektif utama perusahaan milik pemerintah. Perbedaan objektif tersebut juga disebabkan

karena perusahaan dengan kepemilikan pemerintah lebih mungkin mendapatkan financing

dari jalur lain dibandingkan dengan bukan milik pemerintah (Eng & Mak, 2003). Faktor-

faktor tersebut memperlemah tekanan terhadap perusahaan yang dimiliki pemerintah untuk

mengungkapkan lebih banyak informasi mengenai pelaksanaan CSR.

Variabel independen selanjutnya yang diuji adalah kepemilikan asing. Hasil

pengujian menunjukkan nilai koefisien variabel kepemilikan asing (KPA) adalah 0.0484692

dengan p value = 0.373 (p value > 0.05). P value yang lebih besar dari batas signifikansi (α)

menyebabkan nul hipotesis diterima. Kepemilikan asing pada perusahaan perbankan di

Indonesia tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR oleh perusahaan

tersebut. Pengaruh yang tidak signifikan dari kepemilikan asing terhadap pengungkapan CSR

juga ditemukan pada penelitian oleh Novita (2008), Amran & Devi (2008), Said et al (2009)

dan Darus et al (2009). Menurut Novita (2008) yang melakukan penelitian terhadap

perusahaan yang tercatat di BEI, kepemilikan asing memiliki perhatian yang berbeda-beda

terhadap isu sosial. Kepemilikan asing di Asia, termasuk Indonesia, tidak memperhatikan isu-

isu sosial sekuat seperti kepemilikan asing di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Novita (2009) juga menjelaskan adanya kemungkinan jika kepemilikan asing terutama yang

berasal dari AS dan Eropa dikonsolidasikan dengan perusahaan induk di negara asal maka

bisa jadi persentase kepemilikan tersebut sangat kecil. Hal tersebut menyebabkan pemilik

asing kurang memperhatikan pengungkapan CSR sebagai hal yang penting untuk

diungkapkan kepada publik.

Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015

Page 12: Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

Variabel independen selanjutnya adalah organizational slack. Sesuai hasil regresi,

variabel ini memiliki koefisien 0.0893263 dengan p value 0.055 (p value< 0.10). P value

lebih kecil dari batas signifikansi (α) pada alpha 10%, sehingga H0 ditolak dan hipotesis

keempat terbukti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya organizational slack

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Koefisien yang positif menunjukkan

bahwa semakin besar organizational slack yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi pula

tingkat pengungkapan atas kegiatan CSR perusahaan. Hasil ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Branco & Rodrigues (2008) bahwa sumber daya yang berlebih, dalam hal

ini organizational slack, memungkinkan perusahaan untuk terlibat dalam proyek inovatif

dalam rangka meningkatkan competitive advantage termasuk melalui kegiatan yang

berorientasi sosial dan lingkungan. Penemuan adanya pengaruh signifikan pada penelitian ini

sejalan dengan hasil penelitian oleh Hammond & Slocum (1996), Waddock & Graves (1997)

dan Arora & Harwadkar (2011) namun bertentangan dengan Arshad et al (2012) dan Darus

(2013), dimana mereka tidak menemukan adanya hubungan signifikan.

Untuk variabel kontrol, diantara dua variabel kontrol yang digunakan, ukuran

perusahaan memiliki pengaruh signifikan sementara profitabilitas tidak. Hasil pengujian

menunjukkan variabel ukuran perusahaan, dengan proksi natural logaritma total aset

perusahaan, memiliki koefisien 0.0477729 dengan p value sebesar 0.000 (p value< 0.01).

Hasil ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap tingkat pengungkapan CSR. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan

CSR dapat dijelaskan dengan stakeholder theory dan legitimacy theory. Menurut stakeholder

theory perusahaan yang besar memiliki visibilitas publik yang lebih tinggi sehingga lebih

rentan terhadap pengawasan stakeholder. Selain itu, stakeholder perusahaan besar lebih luas

dan beragam, sehingga kepentingan yang harus dipenuhi perusahaan juga lebih

terdiversifikasi. Oleh karena itu, pengungkaan sukarela termasuk CSR menjadi alat yang baik

bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan stakeholder akan informasi perusahaan.

Sementara menurut legitimacy theory, pengungkapan CSR bisa menjadi sarana bagi

perusahaan untuk menunjukkan corporate citizenship agar perusahaan mendapatkan

legitimasi dari masyarakat. Hasil penelitian ini sejalan dengan mayoritas hasil penelitian-

penelitian sebelumnya diantaranya Adams et al (1998), Archel (2003), Neu et al (1998),

Haniffa & Cooke (2005), Branco & Rodrigues (2008), Khan (2010 dan Darus et al (2013).

Hasil pengujian atas variabel profitabilitas menunjukkan nilai koefesien variabel -

0.0114583 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.571 (p value > 0.05). Hal ini berarti

profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR di laporan

Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015

Page 13: Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

tahunan oleh perusahaan perbankan. Hasil yang tidak signifikan sejalan dengan hasil

penelitian Sembiring (2005), Eng & Mak (2003), Cheung & Mak (2010), Rahman et al

(2011), Sartawi et al (2014), dan Kansal et al (2014). Diantara penelitian tersebut, Rahman et

al (2011) sama seperti penelitian ini juga mendapatkan arah negatif pada hubungan pengaruh

profitabilitas terhadap pengungkapan CSR. Salah satu kemungkinan penyebab hubungan yang

tidak signifikan yaitu sesuai teori Gray et al (1995) bahwa profit tidak terhubung dengan

pengungkapan sukarela pada periode yang sama, namun terhadap periode berikutnya. Amran

& Devi (2008) juga menganggap penggunaan nilai profitabilitas pada tahun sebelum tahun

pengungkapan lebih tepat dalam mengukur pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan

CSR oleh perusahaan. Amran & Devi mendapatkan hasil positif signifikan pada penelitian

mereka. Penelitian lain yang memiliki hasil yang bertentangan dengan penelitian ini antara

lain oleh Roberts (1992), Branco & Rodrigues (2008) dan Khan (2010) yang menemukan

adanya hubungan positif signifikan antara profitabilitas dengan pengungkapan CSR.

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan dan

organizational slack terhadap tingkat pengungkapan CSR oleh perusahaan perbankan di

Indonesia. Bentuk struktur kepemilikan yang diteliti antara lain konsentrasi kepemilikan,

tingkat kepemilikan pemerintah, dan kepemilikan asing. Penelitian ini dilakukan terhadap

perusahan-perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

periode 2011-2013. Adapun variabel kontrol yang digunakan adalah ukuran (size) dan

profitabilitas perusahaan.

Hasil pengujian menunjukkan tingkat pengungkapan CSR oleh bank di Indonesia

masih cukup rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata indeks pengungkapan CSR

yang masih di bawah 18%.

Selanjutnya, hasil pengujian menunjukkan konsentrasi kepemilikan, kepemilikan

pemerintah, maupun kepemilikan asing tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat

pengungkapan CSR. Pengujian terhadap pengungkapan atas masing-masing kategori yaitu

lingkungan, sosial dan kategori khusus keuangan juga menunjukkan hasil yang serupa.

Hasil penelitian juga menunjukkan organizational slack memiliki pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR oleh perusahaan. Organizational

slack sebagai sumber daya ekstra perusahaan akan mendorong perusahaan untuk

Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015

Page 14: Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

mengungkapkan lebih banyak informasi mengenai pelaksanaan program CSR. Semakin besar

organization slack, semakin tinggi pula tingkat pengungkapan CSR oleh perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat ditarik beberapa implikasi. Pertama,

melihat pengungkapan CSR yang masing rendah diharapkan perusahaan melihat peluang

keunggulan kompetitif dan termotivasi untuk meningkatkan pengungkapan sukarela atas

CSR. Peningkatan pengungkapan CSR bersumber dari peningkatan pelaksanaan kegiatan

CSR, sehingga diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan.

Kedua, secara deskriptif, pengungkapan yang lebih tinggi oleh perusahaan dengan

kepemilikan pemerintah menunjukkan bahwa regulasi mempengaruhi tingkat pengungkapan

CSR. Meskipun begitu, perlu informasi lebih banyak daripada hasil penelitian ini dalam

pertimbangan pemerintah mengenai regulasi. Pengungkapan atas informasi yang bersifat

sukarela bisa memiliki pengaruh yang berbeda terhadap perusahaan dibandingkan dengan

pengungkapan wajib. Sehingga, belum tentu pengaturan tertentu atas CSR dapat berpengaruh

positif terhadap perusahaan. Ketiga, penelitian menunjukkan bahwa organizational slack

mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR oleh perusahaan. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa investor dapat mengekspektasi pengungkapan CSR yang lebih banyak pada

perusahaan dengan organizational slack yang lebih besar.

Saran

Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan kriteria indeks yang lebih

mendalam sebagai review pengungkapan CSR. Penelitian selanjutnya juga dapat

menggunakan range skor yang lebih besar dalam menilai indeks pengungkapan CSR oleh

perusahaan. Diharapkan dengan begitu, gambaran atas pengungkapan CSR oleh masing-

masing perusahaan bisa lebih objektif. Media pengungkapan yang diteliti diharapkan dapat

diperluas, bukan hanya laporan tahunan saja, tetapi juga laporan keberlanjutan, website

perusahaan, atau media massa lainnya. Selain itu, perluasan sampel dapat dilakukan baik

dengan menambah periode penilaian maupun memperluas industri sampel.

Daftar Referensi Arora, P. & Dharwadkar, R. (2011). Corporate governance and corporate social responsibility

(CSR): The moderating roles of attainment discrepancy and organization slack. Corporate

Governance: An International Review, 19(2), 136-152.

Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015

Page 15: Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

Arshad, R., Omar, H. & Othman, R. (2012). Corporate resources and environmental reporting

practices in Malaysia. 3rd International Conference on Business and Economic Research

Proceeding (3rd ICBER 2012).

Bourgeois, L. J. (1981). On the measurement of organizational slack. Academy of

Management Review, 6(1), 29-39.

Branco, M.C., and Rodrigues, L.L., (2006). Corporate social responsibility and resource-

based perspective. Journal of Business Ethics, 69(2) (Dec., 2006), 111-132

Clarkson, P. M., Li, Y., Richardson, G. D. & Vasvari, F. P. (2008). Revisiting the relation

between environmental performance and environmental disclosure: An empirical analysis.

Accounting, Organizations and Society, 33(4/5), 302-327.

Darus et al (2009). Influence of institutional pressure and ownership structure on corporate

social responsibility disclosure. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in

Business, 1 (5).

Darus et al. (2014). The importance of ownership monitoring and firm resources on corporate

social responsibility (CSR) of financial institutions. Social and Behavioral Sciences , 145,

173 – 180.

Eng, L.L. & Mak, Y.T. (2003). Corporate governance and voluntary disclosure. Journal of

Accounting and Public Policy, 22, 325-45.

Fama, E. F., & Jensen, M. C. (1983). Corporations and private property. Journal of Law and

Economics, 26(2), 301–325.

Firth, M., Fung, P. M. Y., & Rui, O. M. (2007). Ownership, two-tier board structure, and the

informativeness of earnings - evidence from China. Journal of Accounting and Public

Policy, 26, 463-496.

Ghazali, N. A. M., (2007). Ownership structure and corporate social responsibility disclosure :

some Malaysian evidence. Corporate Governance, 7 (3) , 251-266.

Gray, R., Kouhy, R.& Lavers, S. (1995). Corporate social and environmental reporting: a

review of the literature and a longitudinal study of UK disclosure. Accounting Auditing &

Accountability Journal, 8(2), 47-77.

Hammond, A. & J. Slocum (1996). The Impact of prior firm dinancial performance on

subsequent corporate reputation. Journal of Business Ethics. 15(2), 59–165.

Haniffa, R.M. and Cooke, T.E. (2005). The impact of culture and governance on corporate

social reporting. Journal of Accounting and Public Policy, 24, 391-430.

Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015

Page 16: Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

Khan. M. H. (2010). The effect of corporate governance elements on corporate social

responsibility (CSR) reporting: Empirical evidence from private commercial banks of

Bangladesh. International Journal of Law and Management, 52(2), 82 – 109.

Khan, M. H., Islam, M. A., Fatima, J. K. & Ahmed, K. (2011). Corporate sustainability

reporting of major commercial banks in-line with GRI: Bangladesh evidence. Social

Responsibility Journal, 7(3), 347 – 362.

Lanis, R. & Richardson, G. (2012). Corporate social responsibility and tax aggressiveness: An

empirical analysis. Journal of Accounting and Public Policy, 31, 86–108.

Lee, T.H. & Chih, S.H. (2013). Does financial regulation affect the profit efficiency and risk

of banks? Evidence from China’s commercial banks. North American Journal of

Economics and Finance, 26, 705–724

Montgomery, D.B. & Ramus, C.A. (2003). Corporate social responsibility reputation effects

on MBA Job Choice, A Research Note. Stanford Graduate School of Business, Stanford,

CA.

Neu, D., H. Warsame & K. Pedwell (1998). Managing public impressions: Environmental

disclosures in annual reports. Accounting, Organizations and Society, 23(3), 265–282.

Novita (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Luas Pengungkapan Tanggung

Jawab Social (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan Publik yang tercatat di

Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006. Tesis Universitas Indonesia: Jakarta.

Roberts, R.W. (1992). Determinants of corporate social responsibility disclosure: An

application of stakeholder theory. Accounting Organizations and Society, 17(6), 595—612.

Russo, M. & P. Fouts (1997). A Resources-based perspective on corporate environmental

performance and profitability. Academy of Management Journal, 40, 534–559.

Said, R., Zainuddin, Y. & Haron. H. (2009). The relationship between corporate social

responsibility disclosure and corporate governance characteristics in Malaysian public

listed companies. Social Responsibility Journal, 5(2), 212 – 226.

Sartawi, I. I. S., Hindawi, R. M., Bsoul, R. & Ali, A. J. (2014). Board Composition, Firm

Characteristics, and Voluntary Disclosure: The Case of Jordanian Firms Listed on the

Amman Stock Exchange. International Business Research, 7(6); 2014

Sharma, S. (2000). Managerial interpretations and organizational context as predictors of

corporate choice of environmental strategy. Academy of Management Journal, 43(4), 681–

697.

Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015

Page 17: Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Organizational ...

Sufian, M.A. & Zahan, M. (2013). Ownership structure and corporate social responsibility

disclosure in Bangladesh. International Journal of Economics and Financial Issues, 3(4),

901-909.

Thompson, P., & Cowton, C. (2004). Bringing the environment into bank lending:

implications for environmental reporting. The British Accounting Review, 36, 197-218.

Waddock, S. & S. Grave (1997). The corporate social performance–financial performance

link. Strategic Management Journal , 18, 303–319.

Wang, K., Sewon, O., & Claiborne, M. C. (2008). Determinants and consequences of

voluntary disclosure in an emerging market: evidence from China. Journal of

International Accounting, Auditing & Taxation, 17, 14-30.

Wu, Emng-wen., Shen, & Chung-hua., (2013). Corporate Social Responsibility in the banking

industry : Motives and financial performance. Journal of Banking and Finance, 37, 3529-

3547.

Xiao, H. & Yuan. J. (2007). Ownership structure, board composition and corporate voluntary

disclosure Evidence from listed companies in China. Managerial Auditing Journal, 22(6),

604-619.

Analisis pengaruh ..., Widya Lestari, FEB UI, 2015