ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO...

161
ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA (UMK), DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP JUMLAH ORANG YANG BEKERJA DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012-2018 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Utari NIM: 11150840000039 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1441 H

Transcript of ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO...

Page 1: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

(PDRB), UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA (UMK), DAN TINGKAT

PENDIDIKAN TERHADAP JUMLAH ORANG YANG BEKERJA DI

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012-2018

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Utari

NIM: 11150840000039

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M / 1441 H

Page 2: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

i

Page 3: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

ii

Page 4: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

iii

Page 5: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

iv

Page 6: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama Lengkap : Utari Setya Dewi

2. Tempat , Tanggal Lahir : Jakarta, 08 Agustus 1997

3. Alamat : Jl. Tanjung 2 Blok DD4 No. 3 Perumahan

Sukatani Permai RT/RW 05/020

Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos,

Kota Depok, Provinsi Jawa Barat,

Indonesia

4. Telepon : 085882421708

5. E-mail : [email protected]

II. Pendidikan Formal

1. SDN Harjamukti III Tahun 2003-2009

2. SMPN 11 Depok Tahun 2009-2012

3. SMAN 4 Depok Tahun 2012-2015

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2020

Page 7: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

vi

III. Pengalaman Organisasi

1. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Pembangunan

Departemen Olahraga dan Seni Tahun 2016-2017

2. Sekretaris Koordinator Departemen Internal Mahasiswa Jurusan (HMJ)

Ekonomi Pembangunan Tahun 2017-2018

IV. Prestasi dan Penghargaan

1. Peringkat 1 Paralel (Juara Umum) kelas XII SMAN 4 Depok (2015)

2. Penerima Beasiswa Pemerintah Kota Depok (2015)

V. Pengalaman Kepanitiaan

1. Ketua Pelaksana Rapat Kerja HMJ 2017-2018

2. Sekretaris KKN 180 UIN Jakarta

V. Pengalaman Bekerja

1. Peserta Program Magang Mahasiswa Bersertifikat BUMN yang

ditempatkan pada Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia

(25 Februari sampai dengan 25 Agustus 2019)

Page 8: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

vii

ABSTRACT

The aims of this research to analyse the effect of Gross Regional Domestic

Product (GRDP), Minimum Wages Regencies/Cities, and Level of Education on

the number of people working in Province East Kalimantan from 2012-2018

(Study Case: City/regency in Province East Kalimantan). This research use

secondary and panel data analyse which is processed using Fixed Effect Model

(FEM). The results shows that partially Gross Regional Domestic Product

(GRDP) have positive and significant effect on the number of people workingin

Province East Kalimantan. Next, minimum Wages Regencies/Cities have positive

and significant effect on the number of people workingin Province East

Kalimantan. Then, Level of Education have positive and significant effect on the

number of people working in Province East Kalimantan. Simultaneously Gross

Regional Domestic Product (GRDP), Minimum Wages Regencies/Cities, and

Level of Education have a significant effect on the number of people working in

Province East Kalimantan from 2012-2018.

Keyword : Gross Regional Domestic Product (GRDP), Minimum Wages

Regencies/Cities, Level of Education, and Number of People

Working.

Page 9: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), dan Tingkat

Pendidikan terhadap Jumlah Orang Yang Bekerja di Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2012-2018 (Studi Kasus: Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur).

Penelitian ini menggunakan data sekunder dan menggunakan analisis data panel

dengan pendekatan Fixed Effect Model (FEM). Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpegaruh positif

dan signifikan terhadap jumlah orang yang bekerja di Provinsi Kalimantan Timur.

Kemudian Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) juga berpegaruh positif dan

signifikan terhadap jumlah orang yang bekerja di Provinsi Kalimantan Timur.

Begitu pula dengan Tingkat Pendidikan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap jumlah orang yang bekerja di Provinsi Kalimantan Timur. Secara

simultan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum

Kabupaten/Kota (UMK), dan Tingkat Pendidikan berpengaruh seacara signifikan

terhadap jumlah orang yang bekerja di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012-

2018.

Kata Kunci : PDRB, Upah Minimum Kabupaten/Kota, Tingkat Pendidikan,

dan Jumlah Orang Yang Bekerja

Page 10: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah

Subhanahu Wata‟ala atas segala rahmat, nikmat, dan karunia-Nya kepada penulis

selama ini, sehingga berkat izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul ―Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah

Minimum Kabupaten/Kota (UMK), dan Tingkat Pendidikan Terhadap Jumlah

Orang Yang Bekerja di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012-2018” dengan

baik. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada Rasulullah Shallallahu

„Alaihi Wasalam yang telah memberikan syafa’at kepada umatnya dari zaman

jahiliyah ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini dapat selesai atas bimbingan, dukungan, semangat, serta do’a dari

orang-orang di sekeliling penulis. Oleh karena itu, izinkan penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Orang tua, Ibu dan Ayahku yang selalu memberikan do’anya tiada henti, serta

dukungan dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat bersemangat

dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segalanya, semoga

Page 11: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

x

penulis dapat selalu membahagiakan kalian dan semoga kita semua selalu

berada dalam lindungan Allah SWT.

2. Bapak K. H. Dr. Mohammad Idris, M.A. selaku Wali Kota Depok beserta

jajaran khususnya Dinas Pendidikan Kota Depok yang telah berjasa dalam

memberikan beasiswa full kepada penulis semasa kuliah. Terimakasih yang

sebesar-besarnya penulis ucapkan.

3. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta

seluruh jajarannya.

4. Bapak Dr. Hartana Iswandi Putra, M.Si. dan Bapak Deni Pandu Nugraha,

SE., M.Sc. selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Prodi Ekonomi Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Dr. Hartana Iswandi Putra, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi.

Terima kasih atas seluruh kesediaan waktu, pikiran, saran, tenaga, dan ilmu

yang bermanfaat yang telah diberikan hingga penulisan skripsi ini selesai.

Semoga Bapak selalu dilimpahkan rezeki dan diberikan kesehatan serta

keberkahan oleh Allah SWT.

6. Bapak Drs. Rusdianto, M.Sc. selaku dosen pembimbing akademik penulis

sejak awal perkuliahan. Semoga Bapak selalu diberikan kesehatan dan

keberkahan oleh Allah SWT.

7. Seluruh Dosen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis beserta

jajarannya yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berharga

dan bermanfaat selama masa perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

Page 12: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

xi

8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti) yang

selalu memberikan bantuan serta dukungan dan selalu mewarnai hari-hari

penulis saat berada di kampus. Terima kasih atas segala-galanya, kawan.

Sukses untuk kita semua.

9. Teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2015 yang selalu berjuang

bersama terima kasih atas kenangan yang berharga. Sukses untuk kalian.

10. Terima kasih kepada Bang Virsha selaku kakak tingkat yang selalu

membantu penulis saat penulis bertanya terkait masalah perkuliahan.

11. Teman seperbimbingan penulis, Intan Choirunnisa. Terimakasih untuk saling

menyemangati dan memotivasi satu sama lain.

12. Teman KKN penulis khususnya (Saul dan Echa), yang menemani dikala suka

dan duka serta selalu ada untuk penulis dalam berbagi canda tawa. Thank‟s

for always be there for me even at my worst and for my weakness.You guys

really means a lot for me.

13. Teman SMA penulis, my chairmate Bilqisina Chiquita Ramadhina yang

selalu ada untuk membantu penulis dalam mengerjakan revisi dan selalu

menyemangati penulis dalam hal apapun. Semoga kita selalu dimudahkan

dalam menuju sukses.

14. Sohib magangku, Adibah Saraswati Safira. The one who always care and

understand about me. I don‟t know whats gonna happen without you. Thank‟s

for always be there for me, our friendship must be last forever. Believe it that

we can achieve our goals!!!

Page 13: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

xii

15. Teman masa kecil penulis, Mba Ana Diana Sari. Terimakasih untuk selalu

memberi dukungan dan mewarnai masa kecil penulis hingga sekarang. You

means a lot for me, sist!

16. Teman SMP penulis (Eva dan Irna) yang memberikan dukungan walaupun

sudah lama tidak bertemu.

17. Serta untuk orang-orang yang turut membantu penulis dalam penulisan

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu,

penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

pencapaian yang lebih baik.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, Januari 2020

Utari

Page 14: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING........................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF..................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI…………………………………………...iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH……………………………iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... v

ABSTRACT ...................................................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ix

DAFTAR ISI .................................................................................................................... xiii

DAFTAR GRAFIK........................................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL............................................................................................................ xvii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xix

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah .............................................................................................. 11

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 11

D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 12

BAB II .............................................................................................................................. 13

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 13

A. Landasan Teori Terkait Variabel Penelitian ......................................................... 13

1. Tinjauan Tentang Tenaga Kerja........................................................................ 13

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ....................................................... 22

3. Upah Minimum Kabupaten/Kota ...................................................................... 26

4. Tingkat Pendidikan ........................................................................................... 34

B. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 41

Page 15: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

xiv

C. Hubungan Antar Variabel ..................................................................................... 50

D. Kerangka Pemikiran ............................................................................................. 54

E. Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 56

BAB III ............................................................................................................................. 57

METODE PENELITIAN ................................................................................................. 57

A. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................................... 57

B. Metode Penentuan Sampel .................................................................................... 58

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 59

D. Metode Analisis Data ............................................................................................ 61

E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................................... 73

BAB IV ............................................................................................................................. 74

ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 74

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ..................................................................... 74

B. Analisa dan Pembahasan....................................................................................... 77

1. Tenaga Kerja di Provinsi Kalimantan Timur .................................................... 77

2. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) ....................................................... 79

3. UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) ......................................................... 83

4. Tingkat Pendidikan ........................................................................................... 85

C. Permodelan dan Pengolahan Data ........................................................................ 87

1. Uji Chow ........................................................................................................... 87

2. Uji Hausman ..................................................................................................... 88

3. Fixed Effects Model .......................................................................................... 89

D. Analisis Teknis ..................................................................................................... 92

1. Uji Signifikan Parsial (Uji t-statistik) ............................................................... 92

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F-Statistik) ....................................................... 94

3. Uji Koefisien Determinasi ( ....................................................................... 95

E. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................. 96

F. Analisis Ekonomi .................................................................................................. 99

BAB V ............................................................................................................................ 116

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 116

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 116

Page 16: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

xv

B. Saran ................................................................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 119

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................. 128

Lampiran I (Data Penelitian) ......................................................................................... 128

Lampiran II (Uji Regresi Data Panel) ............................................................................. 131

1. Common Effect Model ........................................................................................... 131

2. Fixed Effect Model (FEM) ..................................................................................... 132

3. Uji Chow ................................................................................................................. 134

4. Random Effect Model (REM) ................................................................................ 135

5. Uji Hausman ........................................................................................................... 137

6. Uji Normalitas ......................................................................................................... 138

7. Uji Autokorelasi ...................................................................................................... 139

8. Uji Multikolinearitas ............................................................................................... 140

9. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................................... 141

Page 17: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 PDRB ADHK Kalimantan Timur (persen) ........................................... 4

Grafik 4.1 Luas Wilayah Tiap Kabupaten/Kota Kalimantan Timur ..................... 76

Grafik 4.2 Jumlah Orang Yang Bekerja menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan

Pekerjaan di Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012-2018 . 78

Grafik 4.3 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Kabupaten/Kota Tahun

2012-2018 (Milyar Rupiah) .................................................................................. 80

Grafik 4.4 Jumlah Tenaga Kerja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

(Diploma I/II/III, Universitas) di Kalimantan Timur Tahun 2012-2018 .............. 86

Grafik 4.5 Uji Normalitas ..................................................................................... 96

Page 18: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Total Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Kalimantan Timur Tahun

2012-2018 (Jiwa) .................................................................................................... 2

Tabel 1.2 Besaran Upah Minimum Provinsi di Provinsi Kalimantan Timur Tahun

2012-2018 (Dalam Rupiah) .................................................................................... 8

Tabel 1.3 Jumlah Angkatan Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Diploma

I/II/III, Universitas di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012-2018 (Jiwa) ........ 9

Tabel 2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu ............................................................ 41

Tabel 3.1 Variabel Penelitian.................................................................................60

Tabel 3.2 Operasiona Variabel Penelitian ............................................................ 73

Tabel 4.1Laju Pertumbuhan Riil Menurut Lapangan Usaha (persen) Tahun 2012-

2018 ....................................................................................................................... 82

Tabel 4.2 Besaran Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur

............................................................................................................................... 84

Tabel 4.3 Uji Chow (Redundant Fixed Effects Test) ........................................... 87

Tabel 4.4 Uji Hausman (Correlated Random Effects – Hausman Test) ............... 88

Tabel 4.5 Tabel Estimasi Hasil Regresi Data Panel ............................................. 89

Tabel 4.6 Tabel Interpretasi Fixed Effect Model .................................................. 90

Tabel 4.7 Uji t-statistik ......................................................................................... 92

Tabel 4.8 Uji F-statistik ........................................................................................ 94

Tabel 4.9 Uji Koefisien Determinansi .................................................................. 95

Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 97

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................. 98

Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas (White) ................................................. 99

Page 19: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja ................................................... 21

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 55

Gambar 4.1 Peta Wilayah Administrasi Provinsi Kalimantan Timur ................... 75

Page 20: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I (Data Penelitian)............................................................................... 128

Lampiran II (Uji Regresi Data Panel)..................................................................131

1. Common Effect Model ................................................................................ 131

2. Fixed Effect Model (FEM) .......................................................................... 132

3. Uji Chow ...................................................................................................... 134

4. Random Effect Model (REM) ..................................................................... 135

5. Uji Hausman ................................................................................................ 137

6. Uji Normalitas ............................................................................................. 138

7. Uji Autokorelasi........................................................................................... 139

8. Uji Multikolinearitas .................................................................................... 140

9. Uji White (Heteroskedastisitas) ................................................................... 141

Page 21: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tenaga kerja dan lapangan pekerjaan masih menjadi masalah yang

menarik di Indonesia. Terlebih jika dikaitkan dengan bonus demografi

yang seharusnya punya potensi dan peran besar dalam pembangunan

ekonomi nasional. Pengkajian tentang peranan penduduk sebagai sumber

daya manusia dalam pembangunan ekonomi, merupakan hal yang sangat

mendasar mengingat penduduk adalah subjek pembangunan (Duwita,

2013:136).

Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar

keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas,

namun jauh lebih serius dengan penyebab yang berbeda-beda, misalnya

juga ada kaitannya dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

Upah dan Tingkat Pendidikan yang akan dibahas dalam penelitianini. Pada

dasawarsa yang lalu, masalah pokoknya tertumpu pada kegagalan

penciptaan lapangan kerja. Seiring dengan berubahnya lingkungan makro

ekonomi, mayoritas negara-negara berkembang angka penganggurannya

meningkat pesat terutama disebabkan oleh terbatasnya permintaan tenaga

kerja (Todaro, 2000). Pasar tenaga kerja, seperti pasar lainnya dalam

perekonomian dikendalikan oleh kekuatan penawaran dan permintaan,

namun pasar tenaga kerja berbeda dari sebagian besar pasar lainnya karena

Page 22: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

2

permintaan tenaga kerja merupakan permintaan turunan (derived demand),

artinya permintaan akan tenaga kerja sangat tergantung dari permintaan

akan output yang dihasilkannya (Mankiw, 2006).

Ketenagakerjaan masih menjadi salah satu prioritas perhatian

pemerintah, hal ini dapat tercermin pada RPJMN 2014-2019, sasaran

pemerintah masih pada bidang ketenagakerjaan yaitu, menurunkan

Tingkat Pengangguran Terbuka dari 6% di tahun 2015 menjadi 4-5% di

tahun 2019, dan menciptakan 10 juta lapangan kerja baru dari tingkat

produktivitas sektor yang lebih rendah ke sektor yang lebih tinggi,

meningkatkan tenaga kerja terampil, menyediakan program perlindugan

sosial bagi pekerja, dan lain-lain.

Di bawah ini ditampilkan kondisi ketenagakerjaan di Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2012 sampai dengan tahun 2018:

Tabel 1.1

Total Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012-

2018 (Jiwa)

Tahun Angkatan

Kerja Bekerja Pengangguran TPT

2012 1.777.381 1.395.411 158.263 8,90

2013 1.776.330 1.391.025 142.058 8,04

2014 1.811.129 1.434.964 133.663 7,38

2015 1.539.491 1.423.957 115.534 7,50

2016 1.717.892 1.423.349 136.653 7,95

2017 1.654.964 1.540.675 114.289 6,91

2018 1.732.598 1.618.285 114.313 6,60

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur

Page 23: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

3

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa angkatan kerja dan

tenaga kerja yang bekerja di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2012-

2018 cenderung fluktuatif. Terlihat bahwa secara absolut terjadi

peningkatan jumlah orang yang bekerja di Provinsi Kalimantan Timur

setiap tahunnya. Namun tidak ada peningkatan yang cukup tinggi dan

beberapa kali mengalami penurunan. Sampai periode Tahun 2018, TPT

Kalimantan Timur menunjukkan angka yang sangat tinggi jika

dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2014-2019 yang

sebesar 4 s/d 5 persen.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan pertambahan angkatan

kerja telah menimbulkan masalah tersendiri. Dengan adanya

ketidakseimbangan antara jumlah penduduk yang terus bertambah hingga

menumpuk pada usia produktif dan peningkatan jumlah angkatan kerja

tanpa diikuti dengan penyediaan lapagan pekerjaan akan mengakibatkan

semakin menurunnya jumlah orang yang bekerja. Seperti halnya di

Kalimantan Timur, jumlah orang yang tidak bekerja jumlahnya bertambah

terus menerus tentunya akan menambah beban perekonomian daerah dan

mengurangi kesejahteraan rakyat. Ketidakmampuan negara dalam

mengurangi peningkatan jumlah orang yang tidak bekerja merupakan

masalah yang cukup serius bagi pemerintah dan juga bagi masyarakat.

Perumusan kebijakan yang dapat memberikan dorongan kepada perluasan

lapangan kerja perlu dilakukan agar alat–alat dalam kebijakan ekonomi

dapat secara efektif mengurangi jumlah orang yang tidak bekerja.

Page 24: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

4

Indikasi adanya masalah ketenagakerjaan salah satunya dapat

tercermin dari jumlah PDRB, yang mana merupakan salah satu indikator

keberhasilan ekonomi di daerah. Meningkatnya kinerja ekonomi daerah

melalui peningkatan jumlah PDRB nantinya diharapkan juga mampu

meningkatkan penciptaan lapangan kerja di daerah.

Grafik 1.1

PDRB ADHK Kalimantan Timur (Milyar, Rupiah)

Sumber: BPS Kalimantan Timur

Mulai menguatnya harga komoditas sumber energi (migas dan

batubara) di pasar internasional pada akhir tahun 2016 masih belum

mampu mengangkat nilai PDRB Kalimantan Timur.Dimana pada tahun

2016 pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur masih mengalami

kontraksi terendah.

Lesunya industri pertambangan menjadi salah satu penyebab

menurunnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada 2016.

Disamping adanya gejolak harga komoditas pertambangan (harga migas

410000

420000

430000

440000

450000

460000

470000

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

PDRB ADHK

PDRB ADHK

Page 25: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

5

dan harga batubara) di pasar global, juga ternyata dipengaruhi oleh

turunnya produktivitas pertambangan akibat dari sumur pengeboran

minyak yang sudah tua dan belum adanya penambahan eksploitasi sumur

baru.Bergantungnya ekonomi Kalimantan Timur pada sektor

pertambangan ini, memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap

perekonomian di Kalimantan Timur.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menggambarkan nilai

tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi

atau sektor di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. PDRB dapat

mempengaruhi jumlah orang yang bekerja dengan asumsi apabila nilai

PDRB meningkat, maka jumlah nilai tambah output dalam seluruh unit

ekonomi disuatu wilayah akan meningkat. Semakin besar output yang

dilakukan perusahaan maka akan mendorong perusahaan untuk menambah

permintaan tenaga kerja agar produksinya dapat ditingkatkan untuk

mengejar peningkatan output yang terjadi (Feriyanto, 2014). Semakin

mampu menggali potensi perekonomian daerah yang ada, maka akan

semakin besar pula PDRB suatu daerah, sehingga mampu meningkatkan

keuangan daerah dalam menunjang pembangunan dan pelaksanaan

otonomi daerah.

Perlambatan nilai PDRB di Provinsi Kalimantan Timur tersebut

tentunya akan berdampak terhadap jumlah orang yang bekerja. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Dimas dan Nenik (2009) menyatakan

bahwa PDRB memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

Page 26: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

6

tenaga kerja di DKI Jakarta, apabila PDRB meningkat sebesar 1 % maka

jumlah orang yang bekerja akan meningkat sebesar 1,23 %. Hal ini

menunjukkan jika terjadi penurunan PDRB pada suatu wilayah, maka

jumlah orang yang bekerja juga ikut menurun, begitupun sebaliknya.

Menurut Wallis (2002), peningkatan kinerja ekonomi secara

otomatis akan meningkatkan upah pekerja dan jumlah orang yang

bekerja.Kemudian Sinaga (2008) juga mengungkapkan bahwa kebijakan

pengupahan tidak hanya bertujuan untuk melindungi tenaga kerja, tetapi

juga untuk menjamin kelangsungan usaha dan mendorong pertumbuhan

lapangan kerja produktif. Pemerintah menetapkan upah minimum sebagai

jaring pengaman agar upah pekerja/buruh tidak merosot sampai tingkat

yang membahayakan kesehatan dan gizi pekerja/buruh.

Faktor lain yang mempengaruhi naik turunnya tenaga kerja yang

bekerja tentunya adalah upah minimum. Upah minimum adalah tingkat

upah paling rendah yang masih boleh dibayarkan perusahaan kepada para

pekerjanya. Dengan kata lain, upah yang dibayarkan tidak boleh lebih

rendah dari pada upah minimum (Wilis: 2015). Menurut Sumarsono

(2003: 106) perubahan tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya

biaya produksi perusahaan. Hal ini juga diperkuat dengan penelitian yang

dilakukan oleh berdasarkan aturan Hick-Marshall dalam Santoso (2012),

jika upah meningkat maka total biaya produksi akan mengalami

peningkatan secara proporsional lebih tinggi. Sebagai konsekuensinya,

tingkat harga barang juga meningkat lebih tinggi sehingga kuantitas

Page 27: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

7

barang yang diminta juga akan mengalami penurunan lebih tinggi, maka

perusahaan akan mengurangi jumlah orang yang bekerja yang diminta.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Simanjuntak (1985)

bahwa upah dipandang sebagai beban oleh pengusaha, karena semakin

besar tingkat upah akan semakin kecil proporsi keuntungan yang dinikmati

pengusaha. Oleh karena itu kenaikkan tingkat upah akan direspon oleh

pengusaha dengan menurunkan jumlah orang yang bekerja. Di samping itu

kenaikkan tingkat upah akan mendorong pengusaha menggunakan teknik

yang cenderung padat modal dalam proses produksinya agar tercapai

tingkat produktivitas dan efisiensi yang lebih besar sehingga

mengorbankan para pekerja. Kenaikan upah juga mendorong perusahaan

meningkatkan harga per unit produk sehingga konsumen cenderung

mengurangi konsumsi produk tersebut. Hal ini menyebabkan banyak hasil

produksi yang tidak terjual, akibatnya produsen terpaksa mengurangi

jumlah produksinya. Pengurangan jumlah produksi tersebut pada akhirnya

akan mengurangi tenaga kerja yang dibutuhkan (Kuncoro: 2002). Semua

hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya mendukung temuan

dari Gindling dan Terrell (2004) dalam penelitiannya menemukan bahwa

tingkat upah memiliki pengaruh terhadap tenaga kerja, dimana setiap 10%

kenaikkan upah minimum terjadi penurunan pekerja di masing-masing

sektor sebesar 1,09%.

Page 28: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

8

Adapun peringkat daerah 10 Kabupaten Kota di Kalimantan Timur

yang memiliki pertumbuhan upah minimum kabupaten/kota dari yang

terbesar sampai yang terkecil dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.2

Besaran Upah Minimum Provinsi di Provinsi Kalimantan Timur Tahun

2012-2018 (Dalam Rupiah)

No Tahun Upah Minimum Provinsi

1 2012 Rp 1.177.000

2 2013 Rp 1.752.073

3 2014 Rp 1.886.315

4 2015 Rp 2.026.126

5 2016 Rp 2.161.153

6 2017 Rp 2.339.556

7 2018 Rp 2.543.332 Sumber: BPS Kalimantan Timur

Tabel di atas menunjukkan bahwa Upah Minimum

Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur meningkat setiap tahunnya. Dalam

tabel di atas ditemukan bahwa kenaikan upah minimum terbesar sepanjang

tahun 2012-2018 ada pada tahun 2013 sebesar Rp 575.073 dan kenaikan

upah minimum terkecil ada pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp 134.242.

Selain upah, yang mempengaruhi jumlah orang yang bekerja

adalah tingkat pendidikan, di Provinsi Kalimantan sendiri di samping

tingkat kepadatan penduduknya yang begitu besar juga dipengaruhi oleh

tingkat pendidikannya yang rendah sehingga tidak semua tenaga kerja

dapat diserap ke dalam lapanganpekerjaan yang jumlahnya terbatas.

Page 29: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

9

Pendidikan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi

produktivitas kerjanya. Karena dengan pendidikan inilah seseorang

memiliki modal untuk melakukan produktivitas di dalam suatu pekerjaan

yang sesuai kriteria yang diinginkan oleh suatu perusahaan. Penulis juga

berpendapat bahwa mereka yang terdidik lebih cepat terserap ke dalam

lapangan pekerjaan daripada mereka yang kurang terdidik. Maka dari itu

penulis tertarik untuk meneliti soal bagaimana peran pendidikan mampu

meningkatkan jumlah orang yang bekerja di Provinsi Kalimantann

Timur.Berikut ialah keadaan angakatan kerja menurut pendidikan tertinggi

yang ditamatkan di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2012-2018 di

pendidikan Diploma I/II/III, dan Universitas.

Tabel 1.3

Jumlah Angkatan Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Diploma I/II/III,

Universitas di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012-2018 (Jiwa)

Tahun

Jumlah Angkatan Kerja

Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Diploma I/II/III,

Universitas

2012 201.791

2013 216.318

2014 212.109

2015 256.454

2016 240.905

2017 340.752

2018 363.755

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur

Page 30: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

10

Berdasarkan Tabel 1.4, angkatan kerja berdasarkan pendidikan

yang ditamatkan di Provinsi Kalimantan Timur mengalami trend yang

meningkat namun sempat mengalami penurunan pada tahun 2014 yaitu

sebesar 221.109 dan tahun 2016 sebesar 240.905. Angkatan kerja Diploma

I/II/III, Universitas yang terbesar ialah pada tahun 2018 yang mencapai

363.755 jiwa.

Seperti halnya di Provinsi Kalimantan Timur, meskipun jumlah

PDRB nya besar namun ternyata masih terdapat permasalahan

ketenagakerjaan yang tak lain ialah ketidakseimabangan jumlah angkatan

kerja dengan kapasistas lapangan kerja. Mirisnya, tenaga kerja pada

tingkat pendidikan tinggi yang seringkali terjerumus dalam lingkaran

pengangguran. Hal ini salah satunya disebabkan oleh penumpukan tenaga

kerja terdidik di suatu tempat yang tidak bisa terakomodir oleh lapangan

usaha yang tersedia. Akibatnya, banyak tenaga kerja yang terpaksa bekerja

di lapangan usaha atau jenis pekerjaan yang tidak sesuai dengan

pendidikan yang dimiliki serta harus rela menerima upah yang tidak sesuai

dengan standar pendidikannya. Jumlah dan proporsi orang yang bekerja

menurut lapangan usaha merupakan salah satu indikator yang digunakan

untuk melihat potensi sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja.

Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis tertarik untuk

mengambil judul “Pengaruh Produk Dmestik Regional Bruto (PDRB),

Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), Dan Tingkat Pendidikan

Page 31: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

11

Terhadap Jumlah Orang Yang Bekerja Di Provinsi Kalimantan

Timur Tahun 2012-2018”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh PDRB secara parsial terhadap jumlah orang

yang bekerja di Kalimantan Timur?

2. Bagaimana pengaruh upah minimum kabupaten/kota secara parsial

terhadap jumlah orang yang bekerja di Kalimantan Timur?

3. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan secara parsial terhadap

jumlah orang yang bekerja di Kalimantan Timur?

4. Bagaimana pengaruh PDRB, upah minimum kabupaten/kota, dan

tingkat pendidikan secara simultan terhadap jumlah orang yang

bekerja di Provinsi Kalimantan Timur?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan dengan asumsi cateris paribus,

maka tujuan yang ingin dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh PDRB secara parsial terhadap jumlah

orang yang bekerja di Provinsi Kalimantan Timur.

2. Untuk mengetahui pengaruh upah minimum kabupaten/kota secara

parsial terhadap jumlah orang yang bekerja di Provinsi Kalimantan

Timur.

Page 32: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

12

3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan secara parsial terhadap

jumlah orang yang bekerja di Provinsi Kalimantan Timur.

4. Untuk mengetahui pengaruh PDRB, Upah Minimum Kabupaten/kota

(UMK), dan Tingkat Pendidikan secara simultan terhadap jumlah

orang yang bekerja di Provinsi Kalimantan Timur.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, manfaat yang

ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Pemerintah

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi

pemerintah pusat maupun daerah untuk memahami kondisi

ketenagakerjaan provinsi Kalimantan Timur, khususnya berkaitan

dengan penyerapan tenaga kerja. Serta sebagai masukan bagi

perencana pembangunan dalam merumuskan perencanaan

pembangunan bidang ketenagakerjaan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil enelitian ini dapat menjadi bahan atau rujukan untuk

peneliti selanjutnya pada penelitian sejenis supaya hasil penelitiannya

menjadi lebih baik lagi.

Page 33: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori Terkait Variabel Penelitian

1. Tinjauan Tentang Tenaga Kerja

a. Tenaga Kerja

Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan yang tercantum dalam Bab 1 Pasal 1 Ayat 2

dijelaskan bahwa tenaga kerja ialah setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa, baik

untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Penduduk tergolong tenaga kerja jika sudah memasuki usia kerja,

Menurut Suparmoko (2002), tenaga kerja diartikan sebagai

penduduk yang berada dalam usia kerja atau penduduk atau

penduduk di suatu negara yang menghasilkan barang dan jasa,

yang memasuki usia kerja yaitu 15 tahun sampai dengan 64 tahun.

Menurut Pujoalwanto (2014), secara garis besar penduduk

suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja

dan bukan tenaga kerja Dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Tenga Kerja

Yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja menurut Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2003 adalah mereka yang berusia 15

tahun sampai 64 tahun.

Page 34: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

14

b. Bukan Tenaga Kerja

Yang dikelompokkan sebagai bukan tenaga kerja adalah

penduduk usia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun. Mereka

yang bukan tenaga kerja adalah orang-orang yang tidak dapat

bekerja atau tidak mampu dan tidak mau untuk bekerja

meskipun terdapat kesempatan kerja.

Tradena (2017) menjelaskan mengenai batas kerja.

Berdasarkan batas kerja tenaga kerja dapat dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu sebagai berikut:

a. Angakatan Kerja

Angkatan kerja merupakan penduduk yang memasuki usia

produktif yaitu berusia 15 sampai 64 tahun yang telah memiliki

pekerjaan, sedang tidak bekerja maupun sedang mencari

pekerjaan.

Sedangkan penduduk yang bekerja didefinisikan sebagai

penduduk yang melakukan kegiatan ekonomi dengan maksud

memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau

keuntungan selama paling sedikit satu jam secara tidak terputus

selama seminggu yang lalu.

b. Bukan Angkatan Kerja

Bukan angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 10 tahun

atau lebih yang kegiatannya sedang menempuh pendidikan

(bersekolah) atau ibu rumah tangga dan lain-lain.

Page 35: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

15

Adapun bila dikaji dari segi kualitasnya, Pujoalwanto

(2014) menjelaskan bahwa tenaga kerja dapat dibagi menjadi tiga

golongan, yaitu:

a. Tenaga Kerja Terlatih

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki

kehalian di bidang tertentu yang diperoleh melalui pengalam

keja, melalui latihan yang dilakukan secara berulang-ulang,

sehingga dapat menguasai suatu pekerjaan.

b. Tenaga Kerja Terdidik

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu

kehalian di bidang tertentu yang didapatkan melalui pendidikan

formal maupun non-formah yang diikuti sebelumnya.

c. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih

Tenaga keja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja

yang bersifat kasar, yang hanya mengandalkan tenaganya saja,

tidak memerlukan pengalaman maupun pendidikan formal dan

non-formal.

b. Teori Permintaan Tenaga Kerja

Analisa permintaan tenaga kerja didasarkan atas asumsi bahwa

permintaan pasar tenaga kerja diturunkan dari permintaan masyarakat

terhadap barang dan jasa yang dibutuhkannya. Permintaan tenaga kerja

seperti ini disebut derived demand. Permintaan tenaga kerja adalah

hubungan antara tingkat upah (yang dilihat dari perspektif seorang

Page 36: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

16

majikan adalah harga tenaga kerja) dan kuantitas tenaga kerja yang

dikehendaki oleh majikan untuk diperkerjakan.

Secara garis besar, tenaga kerja adalah penduduk yang masuk

dalam usia kerja yang dapat melakukan pekerjaan baik dia mau atau

tidak dalam berpartisipasi dalam pekerjaan.

Permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah

dan perubahan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan hasil

produksi:

a) Perubahan Tingkat Upah

Perubahan tingkat upah akan mempengaruhi tinggi

rendahnya biaya produksi perushaan. Apabila digunakan asumsi

bahwa tingkat upah naik, maka akan terjadi hal-hal berikut ini:

1) Naiknya tingkat upah akan meningkatkan biaya produksi

perusahaan yang selanjutnya akan meningkatkan pula harga per

unit barang yang di produksi. Biasanya para konsumen akan

memberikan respon yang cepat apabila terjadi kenaikkan harga

barang, yaitu mengurangi konsumsi atau bahkan tidak lagi mau

membeli barang yang bersangkutan. Akibatnya banyak

produksi barang yang tidak terjual, dan terpaksa produsen

menurunkan jumlah produksinya. Turunnya target produksi

mengakibatkan berkurangnya tenaga kerja yang dibutuhkan

penurunan jumlah orang yang bekerja yang dibutuhkan karena

Page 37: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

17

pengaruh turunnya skala produksi disebut dengan efek skala

produksi atau ―scale-effect‖.

2) Apabila upah naik (asumsi harga dari barang-barang modal

lainnya tidak berubah), maka pengusaha ada yang lebih suka

menggunakan teknologi padat modal untuk proses produksinya

dan menggantikan kebutuhkan akan tenaga kerja dengan

kebutuhan akan barang-barang modal seperti mesin dan lain-

lain. Penurunan jumlah orang yang bekerja yang dibutuhkan

karena adanya penggantian atau penambahan mesin- mesin

disebut dengan efek substitusi tenaga kerja atau “substitution

effect”.

b) Faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan tenaga

kerja

1) Naik turunnya permintaan pasar.

Hal ini akan berkaitan dengan hasil produksi dari

perusahaan yang bersangkutan. Apabila permintaan hasil

produksi perusahaan meningkat, produsen cenderung untuk

menambah penggunaaan tenaga kerjanya.

2) Harga barang-barang modal.

Apabila harga barang-barang modal turun dan tentunya

mengakibatkan pula harga jual per unit barang akan turun.

Pada keadaan ini, produsen cenderung untuk

meningkatkan produksi barangnya karena permintaan

Page 38: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

18

bertambah besar. Hal ini biasa disebut juga dengan skala

produksi atau “scale effect”.

Efek kedua yang terjadi apabila harga barang-

barang modal turun adalah efek subtitusi. Keadaan ini

dapat terjadi karena produsen cenderung untuk menambah

jumlah barang-barang modalnya (mesin mesin), sehingga

terjadi kapital intensif dalam proses produksi. Jadi, secara

relatif penggunaan tenaga kerja akan menurun.

Perusahaan mempekerjakan seseorang karena

seseorang itu membantumemproduksi barang dan jasa

untuk dijual kepada masyarakat ataukonsumen.

Pertambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja,

tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat

terhadap barang yang diproduksinya. Di dalam pasar

diasumsikan seorang pengusaha tidak dapat memengaruhi

harga, perusahaan sebagai penerima harga pasar yang

berlaku dan tidak dapat merubah harga dengan menaikkan

atau menurunkan produksinya dengan harga yang berlaku.

Dalam memaksimumkan laba, pengusaha hanya dapat

mengatur berapa jumlah karyawan yang dapat

dipekerjakan. Pengusaha harus membuat pilihan mengenai

input (pekerja dan input lainnya) serta output (jenis dan

jumlah) dengan kombinasi yang tepat agar diperoleh

Page 39: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

19

keuntungan maksimal. Agar mencapai keuntungan

maksimal, pengusaha akan memilih atau menggunakan

input yang akan memberikan tambahan penerimaan yang

lebih besar dari tambahanan terhadap total biayanya.

c. Teori Penawaran Tenaga Kerja

Secara khusus, suatu kurva penawaran melukiskan jumlah

maksimum yang siap disediakan pada setiap kemungkinan tingkat

upah untuk periode waktu.Sebagai alternatif, kurva penawaran

tenaga kerja dapat dipandang bagi setiap kemungkinan jumlah

orang yang bekerja sebagai tingkat upah minimum yang dengan

tingkat itu para pemilik tenaga kerja siap untuk menyediakan

jumlah khusus itu. Salah satu dari kedua pandangan itu, penawaran

tenagakerja harus ditinjau sebagai suatu skedul alternatif yang

diperoleh pada suatu titik waktu tertentu yang telah ditetapkan.

Penawaran tenaga kerja merupakan fungsi dari upah,

sehingga jumlah orang yang bekerja yang ditawarkan akan

dipengaruhi oleh tingkat upah terutama untuk jenis jabatan yang

sifatnya khusus. Contoh apabila upah sebagai kepala marketing

naik relatif lebih tinggi dari upah jenis jabatan di bagian

administrasi (karena kebutuhan yang meningkat), maka dapat

diduga bahwa tendensasi untuk menjadi kepala marketing akan

meningkat pula. Akibatnya kenaikan dari upah akan

mempengaruhi jumlah orang yang bekerja yangditawarkan.

Page 40: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

20

Sebetulnya penawaran tenaga kerja dipengaruhi oleh keputusan

seseorang apakah dia mau bekerja atau tidak.Keputusan ini tergantung

pula pada tingkah laku seseorang untuk menggunakan waktunya,

apakah digunakan untuk bekerja, apakah digunakan untuk bekerja,

apakah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya lebih

santai (tidak produktif tetapi konsumtif) atau merupakan kombinasi

keduanya.

Di dalam suatu pekerjaan dimana terdapat penawaran tenaga kerja

yang cukup besar tetapi tidak banyak permintaannya, upah cenderung

untuk mencapai tingkat yang rendah.Sebaliknya di dalam suatu

pekerjaan dimana terdapat penawaran tenaga kerja yang terbatas tetapi

permintaannya sangat besar, upah cenderung mencapai tingkat

tinggi.Perhatiakan sajalah perbedaan akuntan dan ahli ekonomi.

Penawaran ahli ekonomi relatif lebih banyak dari penawaran akuntan,

maka walaupun permintaan keatas mereka relatif lebih sama, ahli

ekonomi menerima upah yang lebih rendah dari akuntan.

d. Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja pasar dan penawaran tenaga kerja pasar

secara bersama menentukan suatu tingkat upah keseimbangan dan

suatu penggunaan tenaga kerja keseimbangan. Dengan demikian,

bahwa gerakan naiknya tingkat upah mendorong menigkatnya jumlah

orang yang bekerja yang tersedia. Bahkan pada haikatnya, tingkat upah

itu harus naik untuk menghapuskan kelebihan permintaan, yaitu

Page 41: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

21

ditentukan oleh tanggapan skedul penawaran tenaga kerja terhadap

perubahan tingkat upah. Jumlah penggunaan tenaga kerja yang

membentuk ―full employment‖ tidaklah tetap.

Pokok persoalan yang penting untuk diketahui ialah tingkat

penggunaan tenaga kerja dalam keseimbangan secara bersama sama

ditentukan/dipengaruhi oleh keputusan tingkat upah sambil berpegang

kepada permintaan tenaga kerja yang konstan. Tingkat penggunaan

tenaga kerja dalam suatu perusahaan merupakan akibat dari suatu

perubahan dalam penawaran tenaga kerja pasar.

Gambar 2.1

Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja

Dalam Gambar 2.1, suatu kenaikan dalam jumlah orang yang

bekerjaialah keseimbangan dari Q ke Q1. Akan tetapi, kenaikkan

dalam penggunaan tenaga kerja itu dibarengi oleh suatu penurunan

dalam keseimbangan We ke W1, sementara seluruh penggunaan

tenaga kerja (dan bersama dengan itu juga seluruh output) mengalami

kenaikkan. Suatu jumlah orang yang bekerja yang lebih banyak tenaga

Page 42: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

22

kerja bergerak menurun sepanjang garis skedul nilai produk tenaga

kerja fisik marginal (value of marginal physical product of labor).

Dengan VMPP tertentu yang lebih rendah dari tambahan dari

tambahan pekerja, maka perusahaan akan bersedia memperkerjakan

karyawan-karyawan tambahan itu haya apabila tingkat upah menurun.

Akan tetapi, sekarang persaingan di kalangan karyawan yang lebih

besar akan benar-benar mengakibatkan jatuhnya upah yang diperlukan

oleh para majikan agar bersedia memperkerjakan jumlah tambahan

tenaga kerja yang tersedia itu.

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

a. Pengertian PDRB

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

dihasilkan oleh seluruh unit produksi di suatu daerah selama satu

periode tertentu, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa

akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di daerah dalam satu

periode tertentu. PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu

daerah mengelola sumber daya alam yang dimilikinya. Oleh karena

itu, besaran PDRB yang dihasilkan oleh masing-masing daerah sangat

bergantung kepada potensi faktor-faktor produksi di daerah tersebut.

Page 43: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

23

b. Cara Perhitungan dan Penyajian PDRB

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), cara perhitungan PDRB

dapat diperoleh melalui tiga pendekatan, yaitu:

1). Pendekatan Produksi

Menurut pendekatan produksi, PDRB adalah jumlah nilai barang

dan jasa akhir yang diproduksi oleh suatu kegiatan ekonomi di daerah

tersebut dikurangi biaya antara masing-masing total produksi bruto

tiap kegiatan sub sektor atau sektor dalam jangka waktu tertentu (satu

tahun).

2). Pendekatan Pendapatan

Pendekatan pendapatan merupakan suatu pendekatan dimana

pendapatan nasional diperoleh melalui penjumlahan pendapatan dari

berbagai faktor produksi yang menyumbang terhadap produksi.

Pendapatan nasional yang dimaksud diperoleh melalui penjumlahan

dari berbagai unsur dan jenis pendapatan, diantaranya:

1) Kompensasi untuk pekerja terdiri dari upah (wages) dan gaji

(salaries) ditambah faktor lain terhadap upah dan gaji

(misalnya, rencana dari pengusaha dalam hal pensiun dan dana

jaminan sosial).

2) Keuntungan perusahaan merupakan kompensasi kepada

pemilik perusahaan yang mana digunkan untuk membayar

pajak keuntungan perusahaan, dibagikan kepada para pemilik

Page 44: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

24

saham sebagai deviden dan ditabung perusahaan sebagai laba

perusahaan yang tidak dibagikan.

3) Pendapatan usaha perorangan merupakan kompensasi atas

penggunaan tenaga kerja dan sumber-sumber dari self

employeed person, self employeed professional dan lain-lain.

4) Pendapatan sewa merupakan kompensasi yang untuk pemilik

tanah, rental business dan recidential properties.

5) Bunga netto atau net interest terdiri dari bunga yang

dibayarkan perusahaan dikurangi bunga yang diterima oleh

perusahaan ditambah bunga netto yang diterima dari luar

negeri, bunga yang dibayar pemerintah dan konsumen tidak

termasuk didalamnya.

Menurut pendekatan pendapatan, PDRB adalah jumlah balas jasa

yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses

produksi dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa

faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa rumah,

bunga modal dan keuntungan.Semua hitungan tersebut sebelum

dipotong pajak penghasilah dan pajak lainnya.

3). Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan pengeluaran merupakan pendapatan nasional yang

diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar dari seluruh

permintaan akhir atas output yang dihasilkan perekonomian dan

diukur pada harga pasar yang berlaku. Dapat dikatakan bahwa PDRB

Page 45: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

25

adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir. Komponen-

komponen tersebut meliputi:

a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang

tidak mencari untung.

b. Konsumsi pemerintah.

c. Pembentukan modal tetap domestik bruto.

d. Perubahan stok.

e. Ekspor netto.

Cara penyajian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

disusun dalam dua bentuk, yaitu:

1) PDRB atas dasar harga yang berlaku menggambarkan nilai

tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga

pada setiap tahun. PDRB atas harga berlaku dapat digunakan

untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi.

2) PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah

barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun

tertentu sebagai tahun dasar. PDRB atas harga konstan

digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi riil

dari tahun ke tahun, dimana faktor perubahan harga telah

dikeluarkan.

Pada tahun 2010, Badan Pusat Statistik mengubah harga

tahun dasar, yang semula tahun dasar 2000 menjadi tahun dasar

Page 46: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

26

2010. Tahun 2010 dipilih sebagai tahun dasar baru menggantikan

tahun 2000 karena beberapa alasan berikut:

1) Telah terjadi perubahan struktur ekonomi selama 10 (sepuluh)

tahun terakhir terutama dibidang informasi dan teknologi serta

transportasi yang berpengaruh terhadap pola distribusi dan

munculnya produk-produk baru.

2) Teridentifikasinya pembaharuan konsep, definisi, klasifikasi,

cakupan dan metodologi sesuai rekomendasi dalam System of

National Account (SNA) 2008.

3) Perekonomian Indonesia relatif stabil.

3. Upah Minimum Kabupaten/Kota

1) Dasar Hukum Upah Minimum

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang

No.78 Tahun 2015, upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima

dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha

atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan

dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau

peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi

pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa

yang telah atau akan dilakukan.

Ketentuan mengenai upah minimum diatur dalam pasal 41-

50 Undang-Undang No.78 Tahun 2015. Upah minimum

sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 ayat 1-2 terdiri atas:

Page 47: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

27

1) Gubernur menetapkan upah minimum sebagai jaring

pengaman.

2) Upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan upah bulanan terendah yang terdiri atas: Upah tanpa

tunjangan dan upah pokok termasuk tunjangan tetap.

Upah minimum yang dimaksud dalam ayat 1 dilakukan

setiap tahun berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan

memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Kebutuhan hidup layak sebagaimana dimaksud pad ayat (1)

merupakan standar kebutuhan seorang Pekerja/Buruh lajang untuk

dapat hidup layak secara fisik untuk kebutuhan 1 (satu) bulan.

Komponen dan pelaksanaan tahap pencapaian kebutuhan hidup

layak sebagaimana dimaksud ayat 2 diatur dengan keputusan

menteri. Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari

upah minimum sebagaimana dimaksud dalam pasal 41.

Pemerintah menetapkan upah minimum yang diatur

pemerintah yang ide awalnya merupakan jaring pengaman agar

perusahaan membayarkan upah dengan harapan kebutuhan dasar

bagi kehidupan pekerja relatif mendekati terjangkau. Namun

kenyataannya upah minimum masih jauh dari kebutuhan dasar

pekerja sehingga belum berhasil menciptakan hubungan industrial

seperti yang diharapkan.

Page 48: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

28

2) Penetapan Upah Minimum

Penetapan upah minimum di Indonesia dilakukan setiap

tahun yang didasarkan pada kebutuhan hidup layak dengan

memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Di Provinsi Kalimantan Timur sendiri penetapan upah

minimum merupakan hasil kesepakatan bersama dalam Dewan

Pengupahan Kota/Kabupaten antara pengusaha, pekerja, dan

pemerintah (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi) yang juga

dihadiri oleh beberapa perwakilan serikat pekerja. Kemudian

barulah selanjutnya nota kesepakatan UMK tersebut akan segera

dikirim kepada Gubernur Kalimantan Timur untuk ditetapkan.

Penetapan upah minimum dihitung dengan menggunakan

formula sebagai berikut:

UMn = UMt + {UMt × (Inflasi + % ΔPDBt)}

Keterangan:

UMn = Upah minimum yang akan ditetapkan

UMt = Upah minimum tahun berjalan

Inflasi = Inflasi yang dihitung dari periode September tahun yang

lalu sampai dengan periode September tahun berjalan

ΔPDBt = Pertumbuhan Produk Domestik Bruto yang dihitung dari

pertumbuhan Produk Domestik Bruto yang mencangkup

periode kwartal III dan IV tahun sebelumnya dan periode

kwartal I dan II tahun berjalan.

Page 49: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

29

3) Teori Upah

a. Teori Malthus

Salah seorang tokoh mazhab klasik ini meninjau upah

dalam kaitannya dengan perubahan penduduk. Jumlah penduduk

merupakan faktor strategis yang di pakai untuk menjelaskan

berbagai hal. Oleh karena itu, tingkat upah yang terjadi adalah

karena hasil bekerjanya permintaan dan penawaran.

Sudut pandang kaum klasik bertitik tolak dari sisi

penawaran (supply side economies) yang akhir-akhir ini menjadi

popular lagi. Tingkat upah sebagai harga penggunaan tenaga kerja,

juga banyak ditentukan oleh penawaran tenaga kerja, seperti

diutarakan di muka bahwa sumber utama penawaran tenaga kerja

adalah penduduk.

Bila penduduk bertambah, penawaran tenaga kerja juga

bertambah, maka hal ini menekan tingkat upah. Sebaliknya pun

secara simetris tingkat upah akan menaik bila penduduk berkurang

sehingga penawaran tenaga kerja pun berkurang. Oleh karena itu,

dilihat dari sisi lain usaha menaikkan tingkat upah tidak akan ada

faedahnya dalam jangka panjang sebab bila upah lebih tinggi dari

semula, diperkirakan orang akan menjadi makmur sehingga ada

kecendrungan untuk tidak ragu-ragu untuk mempunyai keluarga

besar.

Page 50: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

30

Sebaliknya, bila ada usaha untuk menurunkan tingkat upah,

maka kemakmuran akan berkurang. Penurunan kemampuan

ekonomis ini akan mendorong orang untuk berhemat. Orang tidak

mampu mempunyai keluarga besar dan memilih sedikit jumlah

anak, berkurangnya jumlah penduduk akan mengangkat tingkat

upah ke atas menuju ke tingkat semula. Jadi, dalam jangka panjang

tingkat upah akan naik turun sesuai dengan perubahan jumlah

penduduk dan akhirnya selalu kembali ketingkat semula.

b. Teori Jhon Stuart Mills

Mills adalah seorang tokoh mazhab klasik yang

pendapatannya dapat menyimpulkan bahwa tingkat upah juga tidak

akan beranjak dari tingkat semula, namun dengan alasan yang

berbeda. Menurutnya, dalam masyarakat tersedia dana upah (wage

funds) untuk pembayaran upah. Dunia usaha menyediakan

sebagian dari dananya yang diperuntukkan bagi pembayaran upah.

Pada saat investasi sudah dilaksanakan, jumlah dana

tersebut sudah tentu tersedia. Jadi tingkat upah tidak dapat berubah

jauh dari alokasi tersebut. Dari dua tokoh klasik ini dapat

disimpulkan ada kesan pesimisme bahwa tingkat upah hanya akan

berkisar pada tingkat yang rendah. Seberapa rendah tingkat

tersebut, yaitu tingkat yang dapat mempertahankan kehidupan.

Masa dimana pendapatan ini berkembang secara kebetulan

bertepatan dengan terjadinya revolusi industri yang menyerap

Page 51: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

31

tenaga kerja dengan upah yang rendah. Disamping karena

rendahnya keterampilan mereka, hal ini juga karena sikap kurang

begitu menghargainya pemimpin usaha terhadap peranan tenaga

kerja.

c. Teori Ekonomi Klasik (Stopler-Samuelson)

Teori ini menunjukkan koreksi harga relatif input (upah

relatif terhadap biaya capital) melalui liberalisme ekonomi, maka

akan mengarahkan alokasi faktor produksi dengan menggunakan

input yang berlebih, dalam hal ini tenaga kerja. Kenaikan pangsa

nilai produksi marjinal tenaga ini akan meningkatkan tingkat upah

riil. Dengan demikian, sebetulnya tidak akan terjadi keraguan

bahwa dalam pasar yang semakin bebas, kenaikan marginal

product of labor (produktivias tenaga kerja) akan selalu diikuti

oleh kenaikan upah riil. Dengan demikian, penetapan upah

minimum tidak berarti banyak, bahkan hanya menciptakan distorsi

baru dalam perekonomian.

d. Teori David Ricardo

Teori ini mengemukakan suatu teori yang disebut dengan

teori nilai kerja. Menurut David Ricardo, upah pekerja bergantung

kepada keperluan subsistensi, yaitu kebutuhan minimum yang

diperlukan para pekerja agar dapat bertahan hidup dan kebutuhan

minimum tergantung pada lingkungan dan adat istiadat. Dalam

Page 52: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

32

teori ini, David Ricardo mengatakan ketika standar umum

kehidupan meningkat, upah minimum yang dapat dibayarkan

kepada pekerja juga meningkat.

Jika jumlah orang yang bekerja yang masuk ke dalam

lapangan pekerjaan dikaitkan dengan upah minimum, maka dapat

diketahui bahwa ada kecenderungan hubungan yang negatif upah

dengan sebarapa banyak tenaga kerja yang memasuki lapangan

pekerjaan. Meningkatnya jumlah upah akan menyebabkan

pembengkakan pengeluaran industri yang akan menurunkan

besaran laba optimum industri tersebut. Tentunya ini akan

menghambat industri untuk berkembang, selanjutnya untuk

mengatasi permasalahan tersebut tidak jarang suatu industri harus

menempuh dengan cara pengurangan tenaga kerja atau

Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK). Hal ini dilakukan semata-

mata untuk menghemat pengeluaran atau biaya produksi dan demi

tercapainya laba optimum.

e. Teori Adam Smith

Teori ini menyatakan apabila terjadi kenaikan tingkat upah

rata-rata, maka akan diikuti oleh turunnya jumlah orang yang

bekerja yang diminta dan terjadi pengangguran. Sebaliknya,

turunnya tingkat upah rata-rata akan diikuti oleh meningkatnya

kesempatan kerja.

Page 53: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

33

Teori ini juga menjelaskan adanya hubungan antara waktu

bekerja dan pengalaman dengan penghasilan atau upah. Tenaga

kerja cenderung meningkatkan waktu kerja untuk menambah atau

memperbesar tingkat upah. Namun pada saat tertentu setelah

tingkat upah cukup tinggi, maka pekerja akan mengurangi waktu

bekerja dan menambah waktu istirahat atau rekreasi.

f. Teori Kelompok Neoklasik

Masih termasuk klasik karena sependapat dengan mereka

tentang pentingknya kebebasan berusaha. Pembaruan yang

diajukan antara lain terletak pada perubahan dalam sikap yang

meninggalkan pesimisme. Inti usulan yang diajukan adalah bahwa

tingkat upah dapat saja tinggal asal sesuai dengan produk

marginalnya. Memang menurut mazhab ini tingkat upah cenderung

sama dengan nilai pasar dari produk marginal. Mazhab ini

memberi kemungkinan bahwa tenaga kerja pada tingkat mikro

tidak homogen. Karena tingkat upah juga tidak sama untuk semua

tenaga kerja. Setiap tingkat kualitas tenaga kerja terdapat satu

tingkat produk marginal dan satu tingkat upah.

Kualitas tenaga kerja merupakan dasar bagi pencapaian

produktifitas. Kualitas ini tergantung atas modal insani yang

diisikan kedalam diri tenaga kerja. Makin banyak modal yang

masuk, makin tinggi kualitasnya, modal yang dimaksud terdiri atas

pendidikan latihan, pengalaman kerja dan kesehatan mereka.Jalan

Page 54: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

34

pikiran mazhab neoklasik ini masih mendominasi jalan pikiran

sekarang.

g. Teori Mankiw (Efficieny Wage Theory)

Upah minimum tidak memiliki dampak penurunan tenaga

kerja dikarenakan ketika tingkat upah naik maka pekerja mampu

memenuhi kebutuhan hidup lebih tinggi dari angka kebutuhan

hidup layak. Ketika nutrisi para pekerja lebih baik maka mereka

akan memiliki produktifitas yang lebih tinggi dan dampaknya akan

meningkatkan output. Tingginya produktifitas karyawan dalam

menghasilkan output dapat menekan biaya produksi yang

dikeluarkan oleh perusahaan sehingga tidak terjadi pengurangan

tenaga kerja. Jadi meskipun marginal cost yakni tingkat upah naik

namun hal tersebut tidak berdampak dikarenakan marginal product

of labor (MPL) juga mengalami kenaikan sehingga kondisi laba

keseimbangan MC=MR atau W=MPL x P tetap terjaga dengan

baik. Dengan membayar upah yang lebih tinggi maka pekerja akan

meningkatkan produktifitas dan tidak akan bermalas-malasan dan

dengan demikian meningkatkan produktifitas mereka.

4. Tingkat Pendidikan

Andrew E. Sikula menyatakan tingkat pendidikan adalah suatu

proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan

terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari

Page 55: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

35

pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum.

Pendapat lain menurut Azyumardi Azra menyatakan bahwa tingkat

pendidikan merupakan suatu kegiatan seseorang dalam

mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk tingkah lakunya, baik

untuk kehidupan masa kini sekaligus persiapan bagi kehidupan masa

yang akan datang dimana melalui organisasi tertentu ataupun tidak

terorganisir.

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), tingkat pendidikan

adalah tahap yang berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat

perkembangan peserta didik, keluasan bahan pengajaran, dan tujuan

pendidikan yang dicantumkan dalam kurikulum.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan adalah suatu

proses peserta didik dalam meningkatkan pendidikan sesuai dengan

jenjang yang akan ditempuhnya dalam melanjutkan pendidikan.

Tingkat pendidikan ini sendiri ditempuh secara manajerial atau

terorganisir.

a. Tingkat Pendidikan Terkait Pembangunan Nasional

Pada hakikatnya, pendidikan dalam konteks pembangunan

nasional mempunyai fungsi sebagai pemersatu bangsa, penyamaan

kesempatan, dan pengembangan potensi diri. Menurut Nuansa

Aulia (2018) pendidikan diharapkan dapat memperkuat keutuhan

bangsa dalam NKRI, memberikan kesempatan yang sama bagi

setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan, dan

Page 56: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

36

memungkinkan untuk setiap warga negara untuk mengembangkan

potensi yang dimilikinya secara optimal.

Memasuki era globalisasi yang semakin meluas, dunia

pendidikan dituntut untuk dapat menghasilkan para peserta didik

yang dapat bersaing dalam dunia kerja. Namun pada kenyataannya,

apabila dilihat dari segi kualitas, pendidikan saat ini masih jauh

dari yang diharapkan, karena belum meratanya mutu pendidikan

yang baik di Indonesia.

Pendidikan mencerminkan tingkat kepandaian (kualitas)

atau pencapaian pendidikan formal dari penduduk suatu negara.

Semakin tinggi tamatan pendidikan seseorang, maka semakin

tinggi pula kemampuan kerja (the working capacity) atau

produktivitas seseorang dalam bekerja. Pendidikan formal

merupakan syarat teknis yang sangat berpengaruh terhadap

pencapaian kesempatan kerja. Semakin tinggi tingkat pendidikan,

maka semakin tinggi pula kemampuan atau keterampilan seseorang

dalam bekerja.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui tamatan

pendidikan diharapkan dapat mengurangi jumlah orang yang tidak

bekerja, dengan asumsi tersedianya lapangan pekerjaan formal.

Hal ini dikarenakan semakin tinggi kualitas seseoarang dalam hal

ini tenaga kerja, maka peluang untuk bekerja akan semakin luas.

Page 57: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

37

Pada umumnya untuk bekerja di bidang atau pekerjaan

yang bergengsi membutuhkan orang-orang (tenaga kerja)

berkualias, profesional, dan sehat, agar mampu melaksanakan

tugasnya secara efektif dan efisien.

Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang

ditamatkan menggambarkan tingkat ketersedian tenaga terdidik

atau sumber daya manusia pada daerah tertentu. Semakin tinggi

tingkat pendidikan, maka akan semakin tinggi pula peluang

seseorang tersebut untuk dapat memasuki lapangan pekerjaan.

b. Pendidikan dan Peningkatan Kualitas SDM

Menurut Tirtarahardja dan Sulo (2005) menjelaskan

pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai

kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar

untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap,

pengetahuan dan keterampilan kerja pada calon pekerja.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah upaya

meningkatkan kualitas manusia yang menyangkut pengembangan

aktivitas dalam bidang pendidikan dan latihan. Pendidikan

merupakan salah satu saranadalam mengembangkan kecerdasan,

kemampuan pengetahuan dan keterampilan, melalui pendidikan

yang baik. Kualitas sumber daya manusia suatu bangsa dapat lebih

ditingkatkan, hal ini sesuai dengan tujuan dari pendidikan itu

Page 58: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

38

sendiri, yaitu merubah sikap pengetahuan dan perilaku peserta

pendidikan sesuai yang diharapkan.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana unduk mewudujkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.

Pendidikan termasuk kedalam salah satu investasi pada

bidang sumber daya manusia, yang mana investasi tersebut

mengacu pada teori Human Capital (teori modal manusia). Dimana

setelah mengikuti pendidikan dengan berbagai jenis dan bentuk

pendidikan diharapkan dapat meningkatkan berbagai bentuk nilai

berupa peningkatan penghasilan individu, peningkatan

produktivitas kerja, dan peningkatan nilai rasional (social benefit)

individu dibandingkan dengan sebelum mengecap pendidikan.

c. Jalur Pendidikan

Jalur pendidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional terdiri atas:

Page 59: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

39

1) Pendidikan formal, adalah jalur pendidikan yang terstruktur

dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi.

2) Pendidikan nonformal, adalah jalur pendidikan di luar

pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur

dan berjenjang.

3) Pendidikan informal, adalah jalur pendidikan keluarga dan

lingkungan. Ketiga jalur pendidikan ini dapat saling

melengkapi dalam pembentukan keperibadian, pengetahuan,

serta keterampilan seseorang.

d. Teori Human Capital

Keberhasilan pembangunan yang dilihat dari indicator

kinerja sektor pendidikan adalah adanya kesempatan bagi

masyarakat usia didik untuk mendapatkan pendidikan yang layak

secara kualitas dan kuantitas. Tingginya ratarata pendidikan

diperlukan masyarakat untuk menghadapi tantangan global di

masa mendatang. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan

memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi

sehingga terbentuklah manusia yang bermutu tinggi, mempunyai

pola pikir tinggi yang modern dan

mengembangkan kapasitas produksi sehingga mampu menjadi

penggerak rodaroda pembangunan di masa depan. Dalam hal ini

berarti pendidikan berperan strategis dalam konteks pembangunan

Page 60: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

40

kapasitas dan peningkatan keahlian, kompetensi professional dan

kemahiran teknikal serta merupakan salah satu faktor

yang berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi juga

tingkat produktivitas atau kinerja tenaga kerja tersebut, hal ini

sesuai dengan teori human capital bahwa seseorang

dapat meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan

pendidikan (Simanjuntak, 2008).

e. Teori Mankiw

Kemudian khusus pada tingkat perguruan tinggi, Mankiw

memiliki teori khusus mengenai tenaga kerja tersebut. Perusahaan

memproduksi barang dan jasa yang kelak akan dikonsumsi dan

investasi dalam modal fisik. Universitas memproduksi faktor

produksi yang disebut dengan ilmu pengetahuan yang kemudian

digunakan oleh kedua sektor yakni fungsi produksi dalam

perusahaan. Dalam hal ini, perguruan tinggi, angkatan kerja, dan

perusahaan industri manufaktur memiliki hubungan yang saling

menguntungkan. Angkatan kerja yang memiliki pendidikan hingga

tahap universitas dan bekerja di industri kelak akan memiliki

kapabilitas dalam mengembangkan industri dengan cara

memanfaatkan ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk

meningkatkan output. Output yang meningkat ini nantinya akan

berdampak pada peningkatan jumlah orang yang bekerja

Page 61: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

41

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian-Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Perbedaan

1. Hery

Ferdinan

(2011)

Pengaruh

Pengeluaran

Pemerintah,

PDRB, dan Upah

Riil Terhadap

Tenaga Kerja di

Sumatera Barat

Variabel:

Pengeluaran

Pemerintah,

PDRB, Upah

Riil, dan

Jumlah orang

yang bekerja

Alat Analisis:

Data Panel

dengan Fixed

Effect Model

Hasil analisis

menunjukkan bahwa

jumlah orang yang

bekerja di Sumatera

Barat dipengaruhi

oleh pengeluaran

pemerintah, PDRB,

dan upah riil.

Ketiganya

berpengaruh

signifikan.

Variabel

independen:

Pengeluaran

Pemerintah,

UMK, dan

PDRB, dan

Teanaga Kerja

Metode: Sama

Periode: 2005-

2010

Objek

Penelitian:

Sumatera

Barat

2. Hasri Wisnu

Werdana

(2017)

Pengaruh

Pengeluaran

Pemerintah,

UMK, dan

PDRB terhadap

Tenaga Kerja di

Provinsi Jawa

Barat

Variabel:

Pengeluaran

Pemerintah,

UMK, PDRB,

dan Teanaga

Kerja

Alat Analisis:

data panel

(fixed effect

model).

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

pengeluaran

pemerintah dan PDRB

secara simultan

berpengaruh

signifikan dan positif,

variabel UMK positif

namun tidak

signifikan terhadap

variabel jumlah orang

yang bekerja.

Variabel :

Pengeluaran

Pemerintah,

UMK, dan

PDRB

Metode: Sama

Periode: 2013-

2015

Objek

Penelitian:

Provinsi Jawa

Barat

Page 62: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

42

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Perbedaan

3. Dita

Pratama

Atiyatna,

Nurlina T.

Mahyuddin,

Bambang

Bemby

Soebyakto

(2016)

Pengaruh Upah

Minimum,

Pertumbuhan

Ekonomi, dan

Pendidikan

Terhadap Tenaga

Kerjadi Provinsi

Sumatera Selatan

Variabel: Upah

Minimum,

Pertumbuhan

Ekonomi,

Pendidikan,

dan Jumlah

Tenaga Kerja

Alat Analisis:

Regresi

Berganda

Hasilnya

menunjukkan bahwa

upah minimum dan

pendidikan

mempunyai pengaruh

positif dan signifikan

terhadap jumlah orang

yang bekerja.

Variabel

independen:

upah

minimum,

pertumbuhan

ekonomi, dan

pendidikan

Metode: Sama

Periode: 2010-

2015

Objek

Penelitian:

Provinsi

Sumatera

Selatan

4. Danu

Annuari

(2018)

Pengaruh Upah

Minimum dan

Tingkat

Pendidikan

terhadap Tenaga

Kerja di Provinsi

Lampung

Variabel: Upah

Minimum,

Tingkat

Pendidikan,

dan Tenaga

Kerja

Alat Anaisis:

Regresi Linier

Berganda

Hasilnya apat

disimpulkan bahwa

secara simultan (Uji

F) upah minimum dan

tingkat pendidikan

berpengaruh positif

terhadap jumlah orang

yang bekerja, secara

parsial (Uji T) upah

minimum sedangkan

tingkat pendidikan

berpengaruh

signifikan terhadap

jumlah orang yang

bekerja di

Kabupaten/Kota

Provinsi Lampung.

Variabel

independen:

UMK dan

Tingkat

Pendidikan

Metode:

Regresi Linier

Berganda

Periode: 2010-

2016

Objek

Penelitian:

Provinsi

Lampung

Page 63: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

43

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Perbedaan

5. Muhammad

Fuad Kadafi

(2013)

Analisis Faktor-

Faktor Yang

Mempengaruhi

Tenaga Kerja

Pada Industri

Konveksi di Kota

Malang

Variabel:

Modal, Volume

Penjualan,

Tingkat

Pendidikan,

dan Tingkat

Upah

Alat Analisis:

Regresi

Berganda

Hasil penelitian

meunjukkan bahwa

variabel tingkat

pendidikan

mempunyai pengaruh

yang sangat tinggi

tergadap jumlah orang

yang bekerja pada

industri konveksi di

Kota Malang.

Variabel

independen:

Modal,

Volume

Penjualan,

Tingkat

Pendidikan

dan Upah

Metode:

Regresi

Berganda

Periode: 2013

Obyek

Penelitian:

Malang

6. Febryana

Rizqi

Wasilaputri

(2016)

Pengaruh UMP,

PDRB, dan

Investasi

terhadap Tenaga

Kerja di Pulau

Jawa

Variabel: UMP,

PDRB, Tenaga

Kerja

Alat Analisis:

analisis regresi

data panel

dengan model

regresi fixed

effect

UMP secara parsial

berpengaruh negatif

dan signifikan

terhadap jumlah orang

yang bekerja; PDRB

secara parsial

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap jumlah orang

yang bekerja;

UMP, PDRB dan

investasi secara

simultan berpengaruh

signifikan terhadap

variabel jumlah orang

yang bekerja.

Variabel

independen:

UMP, PDRB,

dan Investasi

Metode: sama

Periode: 2010-

2014

Objek

Penelitian:

Pulau Jawa

Page 64: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

44

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Perbedaan

7. I Gusti

Agung

Indradewa

dan Ketut

Suardhika

Natha

(2013)

Pengaruh Inflasi,

PDRB, dan Upah

Minimum

terhadap Tenaga

Kerja di Provnsi

Bali

Variabel:

Inflasi, PDRB,

Upah

Minimum, dan

Tenaga Kerja

Alat Analisis:

Regresi Linier

Berganda

Hasil yang diperoleh

adalah secara

simultan, ketiga

variabel bebas yang

diuji memiliki

pengaruh yang

signifikan, sedangkan

secara parsial, Produk

Domestik Regional

Bruto (PDRB) dan

upah minimum

memiliki pengaruh

yang positif dan

signifikan terhadap

jumlah orang yang

bekerja di Provinsi

Bali periode tahun

1994-2013.

Variabel

independen:

Inflasi, PDRB,

dan Upah

Mianimum

Metode:

Regresi Linier

Berganda

Periode: 1994-

2013

Obyek

Penelitian:

Provinsi Bali

8. Imam

Buchari

(2015)

Pengaruh Upah

Minimum dan

Tingkat

Pendidikan

terhadap Tenaga

Kerja Sektor

Industri

Manufaktur di

Pulau Sumatera

Variabel : Upah

Minimum dan

Tingkat

Pendidikan

Alat Analisis:

Data Panel

dengan Fixed

Effect Model

Hasil analisis secara

simultan, upah

minimum dantingkat

pendidikan secara

signifikan

mempengaruhi jumlah

orang yang bekerja

pada Industri

manufaktur di Pulau

Sumatera. Sedangkan

Tingkat pendidikan

menunjukkan dampak

signifikan positif pada

jumlah Tenaga Kerja.

Variabel

independen:

Upah

Minimum dan

Tingkat

Pendidikan

Metode: Sama

Periode: 2012-

2015

Objek

Penelitian:

Pulau

Sumatera

Page 65: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

45

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Perbedaan

9. Arief

Budiarto

dan Made

Heny

Urmila

Dewi

(2015)

Pengaruh PDRB

dan UMP

terhadap Tenaga

Kerja Melalui

Mediasi Investasi

di Provinsi Bali

Variabel:

PDRB, UMP,

Investasi, dan

Tenaga Kerja

Alat Analisis:

Analisis Jalur

(Path Analysis)

Hasil analisis data

menunjukkan, bahwa

PDRB berpengaruh

positif signifikan

terhadap investasi dan

jumlah orang yang

bekerja. Upah

minimum

berpengaruh negatif

namun tidak

signifikan terhadap

investasi dan jumlah

orang yang bekerja.

Investasi berpengaruh

negatif signifikan

terhadap jumlah orang

yang bekerja.

Investasi bukan

merupakan variabel

mediasi pengaruh

upah minimum

provinsi terhadap

jumlah orang yang

bekerja dan bukan

merupakan variabel

mediasi pengaruh

PDRB terhadap

jumlah orang yang

bekerja.

Variabel

independen:

PDRB, UMP,

dan Investasi

Metode:

Analisis Jalur

Periode: 1993-

2013

Objek

Penelitian:

Provinsi Bali

Page 66: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

46

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Perbedaan

10. Gindling

dan Terrell

(2004)

The Effects of

Multiple

Minimum Wages

Throughout the

Labor Market

Variabel: Upah

Minimum, Jam

Kerja, dan

Tenaga Kerja

Alat Analisis:

Data Panel

Hasil temuan ini

menemukan bahwa

tingkat upah memiliki

pengaruh terhadap

jumlah orang yang

bekerja, dimana setiap

10% kenaikan upah

minimum terjadi

penurunan pekerja di

masing-masing sektor

sebesar 1,09%.

Variabel

independen:

Upah

Monimum dan

Jam Kerja

Metode: Data

Panel

Periode: 1988-

2000

Objek

Penelitian:

Kosta Rika

11. Haroon

Bhorat,

Ravi

Kanbur and

Natasha

Mayet

(2013)

The Impact of

Sectoral

Minimum Wage

Laws on

Employment,

Wages, and

Hours of Work

in South Africa

Variabel: Upah

Minimum, Jam

Kerja, dan

Tenaga Kerja

Metode: Uji

Beda

Upah minimum tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

lapangan kerja. Jam

kerja berpengaruh

signifikan terhadap

upah.

Variabel:

Upah

Minimum dan

Jam Kerja

Metode: Uji

Beda

Periode: 2000-

2007

Objek

Penelitian:

Afrika Selatan

12. Linda A

Bell (2012)

The Impact of

Minimum Wages

in Mexico and

Columbia

Variabel: Upah

Minimum dan

Tenaga Kerja

Alat: Analisis:

Data Panel

Hasilnya

menunjukkan bahwa

dampak upah

minimum

menyebabkan

disemployment effect

di Colombia dan

dampak terbesarnya

pada pekerja low skill.

Variabel:

Upah

Metode: Data

Panel

Periode: 1980

Objek

Penelitian:

Mexico dan

Columbia

Page 67: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

47

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Perbedaan

13. Downes

(1998)

An

EconomicAnalys

is of

Unemployment

in Trinidad and

Tobago

Variabel:

Pengangguran

Metode:

Ordinary least

Squares (OLS)

dan Error

Correction

Model

Penelitian

tersebutmenyimpulka

n bahwa variabel-

variabel yang

dominan

mempengaruhi

penurunan

tingkat pengangguran

di Trinidad dan

Tobago adalah GDP.

Peningkatan upah

riiljuga berdampak

pada tingkat

pengangguran.

Variabel:

Pengangguran

Metode:

Ordinary least

Squares

(OLS)dan

Error

Correction

Model

Periode: 1963-

1996

Objek

Penelitian:

Trinidad dan

Tobago

14. Summoen

Checcini

and Andrass

Uthoff

(2008)

Poverty and

employment in

Latin America

Variabel:

Kemiskinan

dan

Pengangguran

Metode:

Analisis

pendapatan

moneter

menggunakan

ECLAC

Pasar tenaga kerja

mempengaruhi

kecenderungan

perbedaan kemiskinan

antar negara,

pengangguran

berpengaruh terhadap

kemiskinan, upah

yang minimum juga

mempengaruhi

kemiskinan.

Variabel

independen:

Kemiskinan

dan

Pengangguran

Metode:

Analisis

pendapatan

moneter

Periode: 1990-

2005

Objek

Penelitian:

Amerika Latin

Page 68: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

48

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Perbedaan

15. Patricia

Jones

(1997)

The Impact of

Minimum Wage

Legislation in

Developing

Countries

Variabel: Upah

Minimum

Menemukan bahwa

setiap peningkatan

upah minimum

sebesar 1 persen di

Ghana, akan

meningkatkan jumlah

pekerja sektor

informal sekitar 14

persen

Variabel:

Upah

Minimum

Objek

Penelitian:

Developing

Countries

16. Eka

Khaerandy

Oktafianto,

Noer Azam

Achsani,

dan Tony

Irawan

(2019)

The Determinant

of Regional

Unemployment

in Indonesia:

The Spatial

Durbin Models

Variabel:

Pengangguran,

Tingkat

Pendidikan

Metode: regresi

spasial

Berdasarkan variabel

regional rata-rata,

pendidikan tinggi

yang memiliki

signifikansi besar

dampak untuk

mengurangi

pengangguran

regional sehingga

pembuat kebijakan

harus memperhatikan

ini. dengan tinggi

pengangguran

meskipun mereka

bukan daerah

tertinggal seperti di

Jakarta, Barat Jawa

atau Kalimantan

Timur.

Variabel

Independen:Ti

ngkat

Pendidikan

Metode:regres

i spasial

Periode: 2000-

2017

Objek

Penelitian: 26

Provinsi di

Indonesia

Page 69: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

49

No. Nama

Peneliti Jenis Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Perbedaan

17. M. Nur

Rianto Al

Arif (2014)

Pengaruh

Pendidikan

Terhadap PDRB

di Indonesia

Variabel:

Tingkat

Pendidikan dan

PDRB

Metode: regresi

berganda

Hasil penelitian ini

menemukan.semakin

tinggi tingkat

pendidikan penduduk

di suatu Negara, maka

akan semakin baik

pula penin

gkatanproduktivitasny

a dalam bekerja.

Variabel

independen:

tingkat melek

huruf, rata-rata

lama sekolah,

angka

partisipasi

sekolah, dan

jumlah

penduduk

Metode:

regresi

bergeanda

Obyek

penelitian: 33

Provinsi di

Indonesia

18. Luhur Selo

Baskoro1,

Yonsuke

Hara2,

Yoshihiro

Otsuji

(2019)

Labor

Productivity and

FDI in the

Indoesian

Manufactoring

Sector

Variabel:

Produktivitas

tenaga kerja,

upah, ekspor

dan FDI

Keterampilan tenaga

keja yang lebih tinggi

dibutuhkan dalam

industry. Jenis

pekerjaan ini juga

biasanya akan

menuntut upah yang

lebih tinggi.

Variabel

independen:

Produktivitas

tenaga kerja,

upah, dan

ekspor

Periode: 2001-

2014

Obyek

Penelitian: 19

industri

manufaktur di

Indonesia

Page 70: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

50

C. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan PDRB dengan Jumlah Orang Yang Bekerja

Peningkatan nilai PDRB menandakan bahwa jumlah nilai tambah

output dalam seluruh unit ekonomi disuatu wilayah juga meningkat.

Semakin besar output yang dilakukan perusahaan maka akan

mendorong perusahaan untuk menambah permintaan tenaga kerja agar

produksinya dapat ditingkatkan untuk mengejar peningkatan output

yang terjadi. Sehingga jumlah tenaga kerja yang masuk ke lapangan

kerja akan bertambah dan otomatis jumlah orang yang bekerja

meningkat.

Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Dimas dan Nenik

(2009) yang menemukan bahwa PDRB memiliki pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap jumlah orang yang bekerja di DKI Jakarta,

apabila PDRB meningkat 1 rupiah maka jumlah orang yang bekerja

meningkat sebesar 1,23 jiwa. Selanjutnya penelitian oleh Budi Utami

(2009) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa PDRB

berpengaruh positif secara signifikan terhadap kesempatan kerja di

Kabupaten Jember tahun 1980-2007. Hasil penelitian ini juga

menunjukkan kesesuaian dengan hipotesis penelitian yang menyatakan

bahwa PDRB berpengaruh terhadap jumlah orang yang bekerja.

Page 71: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

51

2. Hubungan Upah Minimum Kabupaten/Kota dengan Jumlah

Orang Yang Bekerja

Pasar tenaga kerja, sama halnya dengan pasar-pasar lainnya dalam

perekonomian diatur oleh kekuatan-kekuatan permintaan dan

penawaran. Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran

tenaga kerja akan menentukan tingkat upah.

Upah senantiasa menyesuaikan diri demi terciptanya keseimbangan

antara penawaran dan permintaan tenaga kerja. Tingkat upah dan

kuantitas tenaga kerja telah menyesuaikan diri guna menyeimbangkan

permintaan dan penawaran. Efek yang paling terasa dari kebijakan

penetapan upah minimum adalah tingkat upah yang makin tinggi yang

dikarenakan perusahaan harus menaati kebijakan pemerintah. Sehingga

otomatis perusahaan akan mengurangi jumlah pekerjanya

(menurunkan permintaan tenaga kerja). Teori ini menjelaskan bahwa

semakin tinggi upah maka akan mengurangi tenaga kerja yang diminta

oleh perusahaan karena besarnya biaya yang dikeluarkan dan

sebaliknya ketika upah rendah maka perusahaan akan menarik banyak

tenaga kerja. Menurut Kuncoro (2002), kenaikkan upah akan

mengakibatkan penurunan kuantitas tenaga kerja yang diminta.

Apabila tingkat upah naik sedangkan harga input lain tetap, maka

harga tenaga kerja relatif lebih mahal dari input lain. Hal tersebut

mendorong pengusaha untuk mengganti tenaga kerja yang relatif

mahal dengan input-input lain yang harganya lebih murah guna

Page 72: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

52

mempertahankan keuntungan.Kenaikan upah juga mendorong

perusahaan meningkatkan harga per unit produk sehingga konsumen

cenderung mengurangi konsumsi produk tersebut. Hal ini

menyebabkan banyak hasil produksi yang tidak terjual, akibatnya

produsen terpaksa mengurangi jumlah produksinya. Pengurangan

jumlah produksi tersebut pada akhirnya akan mengurangi tenaga kerja

yang dibutuhkan.

Namun menurut Mankiw (teori efisiensi upah), upah minimum

tidak memiliki dampak penurunan tenaga kerja dikarenakan ketika

tingkat upah naik maka pekerja mampu memenuhi kebutuhan hidup

lebih tinggi dari angka kebutuhan hidup layak. Ketika nutrisi para

pekerja lebih baik maka mereka akan memiliki produktifitas yang lebih

tinggi dan dampaknya akan meningkatkan output. Tingginya

produktifitas karyawan dalam menghasilkan output dapat menekan

biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan sehingga tidak

terjadi pengurangan tenaga kerja. Jadi meskipun marginal cost yakni

tingkat upah naik namun hal tersebut tidak berdampak dikarenakan

marginal product of labor (MPL) juga mengalami kenaikan sehingga

kondisi laba keseimbangan MC = MR atau W = MPL x P tetap terjaga

dengan baik. Dengan membayar upah yang lebih tinggi maka pekerja

akan meningkatkan produktifitas dan tidak akan bermalas-malasan dan

dengan demikian meningkatkan produktifitas mereka.

Page 73: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

53

3. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Jumlah Orang Yang

Bekerja

Faktor penting dalam pengembangan sumber daya manusia

terutama dalam kaitannya dengan mutu tenaga kerja adalah melalui

sistem pendidikan dan latihan. Karena pendidikan merupakan salah

satu upaya dalam meningkatkan kapasitas modal manusia yang

berguna bagi pembangunan ekonomi ( Nur Rianto : 2014)

Pada umumnya jenis dan tingkat pendidikan dianggap dapat

mewakili kualitas tenaga kerja. Pendidikan adalah suatu proses yang

bertujuan untuk menambah keterampilan, pengetahuan, dan

meningkatkan kemandirian maupun pembentukan kepribadian

seseorang. Hal-hal yang melekat pada diri orang tersebut merupakan

modal dasar yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan.Makin

tinggi nilai asset, makin tinggi pula kemampuan merekauntuk bekerja

produktifitas dapat dipakai sebagai indikator mutu tenaga.

Menurut teori Tirtarahardja dan Sulo (2005), menjelaskan

pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan

membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk

bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan

dan keterampilan kerja pada calon pekerja.

Kemudian khusus pada tingkat perguruan tinggi, Mankiw memiliki

teori khusus mengenai tenaga kerja tersebut. Perusahaan memproduksi

barang dan jasa yang kelak akan dikonsumsi dan investasi dalam

Page 74: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

54

modal fisik. Dalam hal ini, ketika perguruan tinggi, angkatan kerja,

dan perusahaan industri manufaktur memiliki hubungan yang saling

menguntungkan. Angkatan kerja yang memiliki pendidikan hingga

tahap universitas dan bekerja kelak akan memiliki kapabilitas dalam

mengembangkan produksi dengan cara memanfaatkan ilmu

pengetahuan sebagai sarana untuk meningkatkan output. Output yang

meningkat akan berdampak pada peningkatan jumlah orang yang

bekerja yang masuk pada lapangan pekerjaan.

Dengan tingginya pendidikan akan meningkatkan hasil produksi

yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, tingginya hasil produksi akan

mendorong perusahaan untuk menambah jumlah orang yang

bekerjanya. Namun tenaga kerja yang diutamakan pada sektor industri

tersebut lebih kepada tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan

yang lebih tinggi dan memiliki keahlian.

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan

penelitian dan landasan teori yang menjelaskan pengaruh PDRB, Upah

Minimum Kabupaten/kota (UMK) dan Tingkat Pendidikan terhadap

Jumlah Orang Yang Bekerja di Provinsi Kalimantan Timur periode 2012-

2018, maka disusunlah kerangka berfikir penelitian dalam gambar berikut:

Page 75: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

55

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir

PDRB (X1)

UPAH MINIMUM

KABUPATEN/KOTA

(UMK) (X2)

TINGKAT

PENDIDIKAN (X3)

JUMLAH ORANG

YANG BEKERJA (Y)

Page 76: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

56

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis sendiri merupakan kesimpulan teoritis yang masih harus

dibuktikan kebenarannya melalui analisis terhadap bukti-bukti

empiris.Berdasarkan acuan pada dasar pemikiran teoritis dan studi empiris

yang pernah dilakukan dengan penelitian di bidang ini dan dengan asumsi

cateris paribus, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap Jumlah Orang

Yang Bekerja di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012-2018.

2. Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Jumlah Orang Yang Bekerja di Provinsi

Kalimantan Timur tahun 2012-2018.

3. Tingkat Pendidikan (TP) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Jumlah Orang Yang Bekerja di Provinsi Kalimantan Timur tahun

2012-2018.

4. PDRB, Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), dan Tingkat

Pendidikan secara simultan berpengaruh terhadap Jumlah Orang Yang

Bekerja di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012-2018.

Page 77: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

57

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), dan

tingkat pendidikan terhadap jumlah orang yang bekerja di Provinsi

Kalimantan Timur. Penelitian ini menggunakan satu varabel dependen dan

empat variable independen. Variabel dependen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah jumlah orang yang bekerja di Kalimantan Timur yang

dilihat dari data jumlah Angkatan Kerja yang Bekerja di Kabupaten/Kota

Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012-2018, sedangkan variable

independennya adalah PDRB, UMK, dan tingkat pendidikan.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang mana data tersebut

diperoleh berdasarkan informasi berupa fakta yang telah disusun dan

dipublikasikan oleh lembaga dan instansi tertentu. Penelitian ini

mendapatkan data penelitian dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penelitian

ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode data panel yang

mencakup data cross section merupakan kabupaten/kota di Provinsi

Kaliamantan Timur. Serta mengambil data time series dengan periode

waktu dari tahun 2012 hingga tahun 2018.

Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari instansi

pemerintahan sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini menggunakan

Page 78: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

58

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif sendiri merupakan

pendekatan yang analisisnya ditekankan kepada angka-angka dan olah

data statistik. Yang kemudian dari hasil regresi akan didapatkan hasil

untuk dianalisis secara ekonomi.

B. Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel akan sangat membantu dalam penelitian

yang dihadapkan pada sampel yang beragam dari suatu populasi. Populasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah provinsi yang ada di

Indonesia yaitu Provinsi Kalimantan Timur dengan wilayah yang

berjumlah 10 kabupaten/kota. Adapun metode yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan purposive sampling.

Purposive sampling sendiri dapat dideskripsikan sebagai teknik

yang digunakan dalam memilih sampel suatu penelitian, dimana terdapat

keterkaitan yang erat antara kriteria yang ditentukan dan tujuan penelitian

yang ingin dihasilkan (Sugiyono, 2012). Pada teknik purposive sampling,

terdapat teori yang dikembangankan oleh Roscoe dalam Sugiyono (2012)

salah satu syaratnya mengatakan bahwa jika peneliti menggunakan analisis

dengan variasi yang banyak (korelasi antar variabel atau regresi ganda),

maka jumlah anggota sampel yang harus dianalisis minimal 10 dikalikan

dengan jumlah variabel yang digunakan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa penelitian ini

menggunakan analisis regresi berganda dan jumlah anggota sampel

ditentukan dengan cara jumlah variabel dikali 10 maka didapatkan hasil

Page 79: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

59

minimal sampel yang dapat digunakan dalam penelitian tersebut.

Penelitian ini kemudian memilih observasi sebanyak 10 kabupaten/kota

dengan rentang waktu limatahun yaitu tahun 2012-2018 dan didapatkan

jumlah sampel dalam penilitian ini bejumlah 70.

C. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, penulis mengambil data dari beberapa instansi

pemerintahan seperti Badan Pusat Statistik (BPS). Data diambil dari tahun

2012 hingga tahun 2018. Keberhasilan suatu penelitian jika dinilai dari

lama penyelesaiannya dapatditentukan dan lama peneliti mengumpulkan

data-data yang dibutuhkan. Siregar (2013) mengatakan bahwa data

merupakan bentuk informasi atau keteranganberdasarkan fakta yang

benar-benar terjadi, data tersebut diolah baik secara kualitatif maupun

kuantitatif dari masih berbentuk data mentah hingga menjadi datayang

bisa dianalisi dan disimpulkan.

Saat melakukan penelitian sangat perlu dilakukan pengumpulan

data guna mencapai hasil penelitian. Adapun berikut penjelasan mengenai

metode pengumpulan data pada penelitian ini:

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang diperoleh

dari bahan-bahan dokumentasi seperti laporan tahunan, dokumentasi

yang dimiliki oleh perusahaan, buku tentang teori, dalil atau hukum

dan lain- lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Data

dalam penelitian ini diperoleh dalam bentuk data yang telah

Page 80: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

60

dikumpulkan, di publikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)

Kalimantan Timur. Jenis data dan sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini dijelaskan lebih rinci dalam tabel data penelitian berikut

ini:

Tabel 3.1

Variabel Penelitian

Jenis Variabel Data Sumber

Variabel

Independen

Produk Domestik

Regional Bruto

(PDRB)

Publikasi BPS PDRB

Kab/Kota di Provinsi

Kalimantan Timur

Menurut Lapangan

Usaha 2012-2018

Upah Minimum

Kabupaten/Kota

(UMK)

Publikasi BPS

Kalimantan Timur

Dalam Angka 2012-

2018

Tingkat Pendidikan Publikasi BPS

Keadaan Angkatan

Kerja Kalimantan

Timur Tahun 2012-

2018

Variabel Dependen

Jumlah Orang Yang

Bekerja

Publikasi BPS

Keadaan Angkatan

Kerja Kalimantan

Timur Tahun 2012-

2018

Page 81: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

61

D. Metode Analisis Data

1. Model Data Panel

Winarno (2015) dikutip dari bukunya mengatakan bahwa data

panel merupakan analisis data yang terdiri dari data seksi silang

(terdapat beberapa objek) yang biasa sering disebut cross section

digabung dengan data runtutan waktu (berdasarkan waktu) yang biasa

sering disebut time series. Data panel merupakan analisis yang

mengkombinasikan data cross section dengan sejumlah observasi yang

telah ditentukan dalam jangka waktu tertentu atau data time series

yang juga telah ditentukan.

Saat menggabungkan data time series dan cross section kita

mampu menambahkan jumlah observasi secara signifikan tanpa

melakukan treatment apapun pada data seperti menlakukan logaritma

natural. Sehingga analisis data panel memungkinkan memberikan hasil

yang memuaskan dan mendapatkan hasil yang rinci. Sedangkan model

analisis yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis regresi data

panel.

Adapun persamaan umumnya adalah sebagai berikut:

Yit = + n +

Dimana:

Yit = variabel dependen

β0= konstanta (intersept)

βn = koefisien regresi

Page 82: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

62

Xn = variabel independen

it = error term di kabupaten/kota i tahun t

Model persamaan khusus yang akan diestimasi dalam model

regresi penelitian ini adalah sebagai berikut:

BEKERJAit = β0 + β1PDRBit + β2UMKit + β3TPit + eit … (1)

Keterangan:

BEKERJAit = Jumlah orang yang bekerja di provinsi i pada periode t

PDRBit = PDRB di provinsi i pada periode t

UMKit = Upah Minimum Kabupaten/Kota di provinsi i pada periode t

TPit = Tingkat Pendidikan di provinsi i pada periode t

β0 = Intercept/Konstanta

β1,........,βn = Koefisien Regresi

eit = error term

2. Model Estimasi

Dalam menganalisis model regresi dengan menggunakan data

panel dapat dilakukan dengan macam pendekatan yaitu:

1) Pendekatan Pooled Least Square (PLS)

Model Pooled Least Square (PLS) termasuk model regresi

yang paling sederhana jika dibandingkan dua model regresi yang

lain. Sederhananya model ini hanya menggabungkan data time

series dan cross-section tanpa melihat koefisien lainnya yang

mungkin dapat mempengaruhi model (Widarjono, 2009). Pada

model PLS, perilaku individu biasanya diasumsikan sama dalam

Page 83: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

63

berbagai kurun waktu. Hal itu terjadi karena dimensi waktu

ataupun individu tidak terlalu diperhatikan dalam analisis model

ini.

2) Pendekatan Fixed Effect Model (FEM)

Fixed Effect Model (FEM) merupakan model yang

menjelaskan bahwa individu-individu secara cross-section dalam

model ini memiliki intersepnya masing-masing. Intersep yang

dihasilkan tersebut akan memberikan pengaruh yang berbeda dari

masing-masing individu. Model ini juga sering disebut sebagai

teknik Least Squares Dummy Variable (LSDV). Untuk

mengestimasi data panel, model ini terkadang menggunakan teknik

variable dummy, yang mana variable dummy dapat melihat

perbedaan intersep pada masing-masing individu (Gujarati, 2012).

3) Pendekatan Random Effect Model (REM)

Random Effect Model (REM) merupakan model yang

dikenal sebagai model regresi yang mengestimasi data panel

dengan memperhitungkan error dari model regresi yang dianalisis

dengan metode Generalized Least Square (GLS). Perbedaan model

ini dengan Fixed Effect Model (FEM) terletak pada error-nya.

Apabila pada model FEM perbedaan antar individu atau waktu

digambarkan melalui intersep, lalu pada model REM perbedaan

tersebut diakomodir melalui error yang dihasilkan. Keuntungan

menggunakan REM yaitu dapat menghilangkan heterokedastisitas.

Page 84: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

64

Model REM membuktikan bahwa error dapat diperhitungkan

karena berkorelasi dengan time series dan cross section (Suliyanto,

2011).

3. Uji Spesifikasi Model

Tahap pertama yang dilakukan dalam analisis regresi data panel

melakukan percobaan regresi dengan FEM, kemudian melakukan uji

Chow untuk membuktikan yang mana di antara FEM dan PLS yang

merupakan model yang tepat dilihat dari nilai probabilitasnya. Jika

FEM merupakan model yang tepat, maka dilakukan kembali uji

Hausman untuk membuktikan yang mana di antara

FEM dan REM yang merupakan model terbaik dari penelitian tersebut.

Kemudian tahap terakhir, jika REM merupakan model yang tepat

maka dilakukan LM-test untuk memastikan bahwa REM merupakan

model terbaik. Pada analisis data panel, singkatnya terdapat tiga jenis

pendekatan untuk mengestimasi model yaitu melalui uji Chow, uji

Hausman dan LM-test.

Setelah melakukan berbagai pengujian untuk estimasi model

terbaik, maka penelitian ini hanya menggunakan uji Chow dan uji

Hausman. Berikut adalah penjelasan dari uji spesifikasi model antara

lain sebagai berikut:

Page 85: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

65

a. Uji Chow

Uji ini dilakukan untuk mengetahui Pooled Least Square

Model (PLS) atau Fixed Effect Model (FEM) yang akan digunakan

dalam estimasi. Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0: Pooled Least Square Model (PLS)

H1: Fixed Effect Model (FEM)

Jika nilai probabilitasnya lebih kecil dari tingkat

signifikansi α = 5% (tingkat kepercayaan 95%) maka H0 ditolak,

artinya model panel yang baik untuk digunakan adalah Fixed Effect

Model (FEM). Sebaliknya jika H0 diterima, berarti Pooled Least

Square (PLS) merupakan model yang harus digunakan dan

dianalisis. Namun ketika H0 ditolak, untuk lebih memastikan

apakah Fixed Effect Model (FEM) merupakan model yang terbaik

maka harus diuji kembali menggunakan uji Hausman. Pada uji

Hausman akan memilih dan memberikan spesifikasi apakah Fixed

Effect Model (FEM) atau Random Effect Model (REM) model yang

tepat, setelah itu barulah dilakukan dianalisis.

b. Uji Hausman

Setelah melakukan uji Chow dan didapatkan hasil H0

ditolak, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji Hausman.

Pada tahap ini, pilihan model hanya tinggal memilih antara Fixed

Effect Model (FEM) atau Random Effect Model (REM). Uji

spesifikasi ini akan memberikan penilaian yang diperhitungan

Page 86: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

66

dengan menggunakan Chi-Square Statistic, sehingga keputusan

pemilihan model akan dapat ditentukan. Pengujian ini dilakukan

dengan hipotesis sebagai berikut:

H0: Random Effect Model (REM)

H1: Fixed Effect Model (FEM)

Jika nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi

α= 5% maka H0 ditolak, yang artinya model data panel yang baik

untuk digunakan adalah Fixed Effect Model (FEM). Namun

sebaliknya jika H0 diterima, maka Random Effect

Model (REM) merupakan model yang tepat untuk digunakan dan

dianalisis.

4. Uji Hipotesis Model

Setelah melakukan uji spesifikasi dan diketahui model terbaik

untuk penelitian tersebut maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji

hipotesis ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah koefisien regresi

yang didapat pada penelitian ini signifikan (memiliki efek antar satu

variabel dengan variabel lainnya). Maksud dari signifikan adalah nilai

koefesien regresi yang dihasilkan secara statistik tidak sama dengan

nol. Jika slope koefisiennya sama dengan nol, maka dapat dikatakan

bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel independen dalam

penelitian mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Terdapat

dua jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang harus dilakukan

antara lain.

Page 87: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

67

1) Uji Signifikansi Parsial (Uji t-statistik)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen secara parsial (masing-masing variabel) terhadap

variabel dependen. Uji t dilakukan dengan membandingkan t

hitung setiap variabel terhadap t tabel dengan ketentuan sebagai

berikut:

H0 : β = 0, maka tidak ada pengaruh positif dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial

(individu).

H1 : β > 0, maka ada pengaruh positif dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu).

Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji t adalah

95% atau taraf signifikan 5% (α = 0,05) dan 90% atau taraf

signifikan 10% (α = 0,1) dapat disimpulkan dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) Jika t hitung > t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak berarti

terdapat pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen.

2) Jika t hitung < t tabel maka H1 diterima dan H0 ditolak

berarttidak terdapat pengaruh yang signifikan dari masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Page 88: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

68

2) Uji Signinifikasi Simultan (Uji F-statistik)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap

variabel dependen. Cara yang digunakan adalah dengan

membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan ketentuan

sebagai berikut:

H0: β = 0, maka tidak ada pengaruh signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan.

H1: β > 0, maka ada hubunganyang signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan.

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf

signifikan 5% (α = 0,05) dapat disimpulkan dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) Jika F hitung > F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

berarti variabel independen secara bersama-sama mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2) Jika F hitung < F tabel maka H1 diterima dan H0 ditolak

berarti variabel independen secara bersama-sama tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen.

Page 89: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

69

3) Koefisien Determinasi R²

Koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang

penting dan harus dipertimbangkan dalam melakukan analisis

regresi, karena nilai koefisien determinansi dapat

menginformasikan baik tidaknya model regresi yang terestimasi.

Dengan kata lain, koefisien determinansi dapat mengukur seberapa

dekat garis regresi yang diestimasi dengan data yang

sesungguhnya.

Nilai koefisien determinasi (Goodness of fit) mencerminkan

seberapa besar variasi dari variabel dependen (Y) dapat

diterangkan oleh variabel independen (X). Koefisien determinansi

dapat dilambangkan dengan R2. Jika R2 = 0, maka variasi dari

variabel dependen tidak dapat diterangkan oleh variabel

independen sama sekali. Sementara jika R2 = 1, maka variasi

variabel dependen secara keseluruhan dapat diterangkan oleh

variabel independen. Bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan

berbeda pada garis regresi atau garis yang diestimasi letaknya sama

dengan garis menurut data yang sesungguhnya. Semakin besar

nilai R2 maka semakin besar pengaruh yang diberikan variasi

variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 berkisar

di antara nol sampai dengan satu (Nachrowi dan Usman, 2008).

5. Uji Asumsi Klasik

Page 90: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

70

Berdasarkan hasil uji regresi data panel pada penelitian ini, jika

terbukti harus menggunakan Fixed Effect Model maka terdapat uji

asumsi klasik yang harus dipenuhi, terdapat empat uji asumsi klasik

yang harus dipenuhi di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan pengujian yang bertujuan untuk

mengetahuiapakah variabel pengganggu didistribusikan secara

normal atau tidak (Ghozali, 2012). Hasil dari uji normalitas dapat

dilihat melalui grafik distribusi dan analisis statistiknya apakah

data terdistribusi normal melalui nilai probabilitas yang tertera.

Penggunaan grafik distribusi ini merupakan cara yang paling

sederhana untuk melakukan uji normalitas. Cara ini dilakukan

karena bentuk data yang terdistribusi secara normal akan mengikuti

pola distribusi normal di mana bentuk grafiknya

mengikuti bentuk lonceng. Kemudian untuk analisis statistik dapat

menggunakan analisis tingkat kemiringan kurva dibandingkan

dengan indikatornya.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan uji korelasi pada tempat yang

berdekatan datanya yaitu cross section. Uji autokorelasi

menjelaskan korelasi yang terja diantara time series, apakah

terdapat hubungan yang membentuk suatu pola tertentu antara data

penelitian tahun ini dengan tahun sebelumnya. Uji autokorelasi

Page 91: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

71

lebih menekankan kepada dua data penelitian berdasarkan rentetan

waktu yang digunakan. Salah satu cara yang digunakan untuk

mendeteksi apakah terdapat autokorelasi dalam suatu penelitian

adalah dengan melihat nilai dari Prob. Chi-Square pada hasil Uji

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test.

Prosedur pengujiannya dilakukan dengan hipotesis berikut:

H0: Tidak mengandung autokorelasi

H1: Mengandung autokorelasi

Probabillitas < alpha (0,05), H0 ditolak, H1 diterima

Probabilitas > alpha (0,05), H1 ditolak, H0 diterima

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan pengujian yang melihat

apakah dalam model regresi terdapat hubungan atau korelasi antar

variabel bebas (independen). Ketika ada hubungan di antara

variabel independen dalam penelitian maka model regresi yang

digunakan tidak baik, hubungan antar variabel harus dihindari

(Ghozali, 2012). Cara untuk mendeteksi apakah terdapat korelasi di

antara variabel independen dapat dilihat dari nilai tolerance pada

Variance Inflation Factor (VIF). Nilai tolerance yang rendah

mengartikan nilai VIF yang tinggi (karena VIF =

1/tolerance). Jika nilai tolerance > 0,8 maka terjadi

multikolinearitas pada variabel independen dalam penelitian.

Page 92: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

72

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian untuk melihat

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari

residual satu pengamatan kepengamatan yang lain (Ghozali, 2012).

Cara untuk mendeteksi apakah terdapat heteroskedastisitas atau

tidak yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi

variabel terikat (dependen). Salah satu caranya yaitu dengan

melakukan Uji White, yaitu dengan meregresi residual kuadrat

sebagai variabel dependen ditambah dengan kuadrat variabel

independen, kemudian ditambahkan lagi dengan perkalian dua

variabel independen.

Prosedur pengujiannya dilakukan dengan hipotesis berikut:

H0: Tidak mengandung indikasi heteroskedastisitas

H1: mengandung indikasi heteroskedastisitas

Probabilitas < alpha (0,05), H0 ditolak, H1 diterima

Probabilitas > alpha (0,05), H1 ditolak, H0 diterima

Page 93: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

73

E. Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3.2

Operasiona Variabel Penelitian

Variabel Definisi Satuan

Jumlah Orang

Yang Bekerja

(Y)

Tolak ukur yang digunakan untuk

variabel jumlah orang yang

bekerja adalah jumlah orang yang

bekerja menurut lapangan

pekerjaan utama di Kalimantan

Timur tahun 2012-2018.

Jiwa/orang

PDRB (X1)

Tolak ukur yang digunakan untuk

variabel PDRB dalam penelitian

ini ialah PDRB berdasarkan harga

konstan tahun 2012-2018.

Triliun

Rupiah

Upah Minimum

Kabupaten/Kota

(X2)

Tolak ukur yang digunakan untuk

variabel UMK adalah berdasarkan

perkembangan besaran upah

kab/kota di Kalimantan Timur

yang berlaku tahun 2012-2018.

Juta Rupiah

Tingkat

Pendidikan (X3)

Tolak ukur yang digunakan untuk

variabel TP adalah penduduk

yang dalam hal ini tenaga kerja

usia 15 tahun ke atas menurut

tingkat pendidikan tertinggi yang

ditamatkan yaitu Diploma I/II/III

dan Universitas di Kalimantan

Timur tahun 2012-2018.

Jiwa/orang

Page 94: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

74

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu Provinsi terluas kedua

setelah Papua, memiliki potensi sumber daya alam melimpah dimana sebagian

besar potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Sumbe rdaya alam

dan hasil-hasilnya sebagian besar diekspor ke luar negeri, sehingga Provinsi

ini merupakan penghasil devisa utama bagi negara, khususnya dari sektor

Pertambangan, Kehutanan dan hasil lainnya.

Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas wilayah 127.346,92 km² dan

populasi sebesar 3.575.449 jiwa (2017). Kota Samarinda sebagai ibu kota

Provinsi Kalimantan Timur.

Secara keseluruhan, Provinsi Kalimatan Timur memiliki 10

Kabupaten/Kota yang teridiri dari 7 Kabupaten dan 3 Kota dengan 107

kecamatan dan 1.032 desa/kelurahan. Tujuh kabupaten tersebut adalah Paser

dengan ibu kota Tanah Grogot, Kutai Barat dengan ibu kota Sendawar, Kutai

Kartanegara dengan ibu kota Tenggarong, Kutai Timur dengan ibu kota

Sangatta, Berau dengan ibu kota Tanjung Redeb, Penajam Paser Utara dengan

ibu kota Penajam, dan Mahakam Ulu dengan ibu kota Long Bagun

(pemekaran dari Kabupaten Kutai Barat). Sedangkan tiga Kota adalah

Balikpapan, Bontang dan Samarinda.

Page 95: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

75

Gambar 4.1

Peta Wilayah Administrasi Provinsi Kalimantan Timur

Sumber: Bappeda Kalimantan Timur

Provinsi Kalimantan Timur secara geografis terletak antara 113º44’ Bujur

Timur dan 119º00’ Bujur Timur serta diantara 2º33’ Lintang Utara dan 2º25’

Lintang Selatan. Adapun batas-batas wilayah Provinsi Kalimntan Timur

adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara: Kalimantan Utara

Sebelah Timur: Selat Makassar dan Laut Sulawesi

Sebelah Barat: Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Serawak

(Malaysia)

Sebelah Selatan: Kalimantan Selatan

Page 96: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

76

Grafik 4.1

Luas Wilayah Tiap Kabupaten/Kota Kalimantan Timur

Sumber: Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur

Menurut BPS Kalimantan Timur (2017) Penduduk Kalimantan Timur dari

tahun ke tahun mencatat kenaikan yang cukup berarti. Jumlah penduduk pada

tahun 2010 sebanyak 3.047.479 jiwa, meningkat menjadi 3.575.449 pada

tahun 2017. Berarti dalam periode tersebut penduduk Kalimantan Timur telah

bertambah lebih dari 75 ribu jiwa setiap tahunnya.

Pertumbuhan penduduk Kalimantan Timur pada periode 2010-2017

sebesar 2,31 persen. Secara persentase, peningkatan tertinggi terjadi di

Kabupaten Kutai Timur sebesar 4,16 persen, sedangkan kabupaten./kota

lainnya pertumbuhan penduduknya berkisar antara 0,47-2,32 persen.

Pola persebaran penduduk Kalimantan Timur menurut luas wilayah sangat

timpang, sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat kepadatan

penduduk yang mencolok antar daerah, terutama antar kabupaten dengan kota.

17%

11%

21% 24%

15%

9%

2% 0% 0% 1%

Kab. Berau

Kab. Kutai Barat

Kab. Kutai Kertanegara

Kab. Kutai Timur

Kab. Mahakam Ulu

Kab. Paser

Kab. Penajam Paser Utara

Kota Balikpapan

Kota Bontang

Kota Samarinda

Page 97: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

77

Faktanya, kepadatan penduduk di kabupaten hanya berkisar 1-53 jiwa/km²,

sementara kepadatan penduduk di Kota Balikpapan sebanyak 1.241 jiwa/km²,

Kota Samarinda 1.177 jiwa/km², dan Kota Bontang 1.045 jiwa/km².

Sedangkan kepadatan penduduk Kalimantan Timur adalah 28 jiwa/km².

Pada tahun 2018, angkatan kerja di Kalimantan Timur sebanyak 1.732.598

orang yang terdiri dari 1.618.285 orang yang bekerja dan 114.313

Pengangguran Terbuka. TPAK Kalimantan Timur pada tahun 2018 sebesar

64,99 persen, mengalami peningkatan sebesar 1,24 persen dibandingkan

dengan kondisi tahun 2017 (63,75 persen).

B. Analisa dan Pembahasan

1. Tenaga Kerja di Provinsi Kalimantan Timur

Dalam Penelitian ini data tenaga kerja yang digunakan ialah tenaga

kerja yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama di

Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012-2018.

Pemilihan dengan menggunakan data tersebut diharapkan mampu

memberikan gambaran keadaan sesungguhnya di lapangan.

Page 98: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

78

Grafik 4.2

Jumlah Orang Yang Bekerja menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan

Pekerjaan di Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012-

2018

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur

Hasil pada grafik 4.2 menunjukkan bahwa jumlah orang yang

bekerja menurut lapangan pekerjaan utama di kabupaten/kota di

Provinsi Kalimantan Timur bersifat fluktuatif. Jumlah orang yang

bekerja tertinggi sepanjang tahun 2012-2018 adalah Kota Samarinda.

Kemudian diikuti oleh Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kota

Balikpapan. Adapun jumlah orang yang bekerja terendah sepanjang

tahun 2012-2018 adalah kabupaten Mahakam Ulu.

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Page 99: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

79

2. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)

PDRB sebagai ukuran produktivitas mencerminkan seluruh nilai

barang dan jasa yang dihasilkan suatu wilayah dalam satu tahun.

Dalam penelitian ini data PDRB yang digunakan ialah data PDRB

harga konstan (riil), karena dapat digunakan untuk menunjukkan laju

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dalam hal ini tingkat

pertumbuhan produksi barang dan jasa pada suatu waktu tertentu.

Angka ini memiliki makna untuk menjelaskan apakah terdapat

peningkatan atau penurunan dari kinerja pembangunan ekonomi suatu

daerah tiap tahunnya. Hubungan antara PDRB dan tenaga kerja sangat

penting, karena dengan meningkatnya jumlah nilai barang dan jasa

yang dihasilkan dari seluruh unit ekonomi, maka akan mendorong

perusahaan untuk menambah permintaan tenaga kerja.

Berdasarkan pada Grafik 4.3, selama periode 2012-2018, kinerja

ekonomi Kalimantan Timur menurut Kabupaten/Kota cenderung

mengalami fluktuatif di sebagian besar daerah kabupaten, seperti pada

Kabupaten Berau, Kutai Barat, Kutai Kertanegara, Kutai Timur, Paser,

Penajam Paser Utara, dan Bontang. Sedangkan kabupaten/kota lainnya

yang cenderung stabil dan mengalami trend meningkat ialah, Kota

Balikpapan dan Samarinda. Hal ini disebabkan karena Kota

Balikpapan dan Samarinda merupakan kota besar di Provinsi

Kalimantan Timur yang sudah berkembang dengan pesat.

Page 100: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

80

Grafik 4.3

PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012-

2018 (Milyar, Rupiah)

Sumber: BPS Kalimantan Timur

Berdasarkan Tabel 4.1 di bawah, Kondisi ekonomi Kalimantan

Timur yang masih terkontraksi pada tahun 2016 dipengaruhi oleh

kinerja lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian yang terkoreksi

sebesar negatif 3,52 persen, diikuti dengan lapangan usaha Jasa

Perusahaan sebesar negatif 4,25 persen, dan lapangan usaha

Konstruksi yang juga terkontraksi sebesar negatif 3,41 persen. Selain

itu lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib juga mengalami kontraksi sebesar negatif 3,05

persen dan lapangan usaha real estate juga terkontraksi sebesar negatif

0,83 persen. Adapun lapangan usaha Jasa Lainnya merupakan

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Page 101: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

81

lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar

9,65 persen.

Secara khusus lapangan usaha pertambangan dan penggalian sejak

tahun 2012, peranannya terhadap pembentukan PDRB Kalimantan

Timur cenderung mengalami penurunan. Disamping adanya gejolak

harga komoditas pertambangan (harga migas dan harga batubara) di

pasar global, juga dipengaruhi oleh produktivitasnya yang cenderung

menurun.

Berdasarkan harga konstan 2010, nilai PDRB Kalimantan Timur

pada tahun 2018 meningkat. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh

meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha yang sudah bebas

dari pengaruh inflasi.Pada tahun 2018 terjadi pertumbuhan ekonomi

sebesar 2.67 persen, meskipun sedikit melambat jika dibandingkan

pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 3.13

persen. Namun masih jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan

tahun 2015 dan 2016 yang mencapai angka minus di bawah 1 persen.

Page 102: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

82

Tabel 4.1

Laju Pertumbuhan Riil Menurut Lapangan Usaha (persen) Tahun 2012-

2018

No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015

1. Pertanian, Perikanan,

Kehutanan 7.62 6.44 6.78 4.55

2. Pertambangan dan Penggalian 8.01 1.85 (0.40) 4.89

3. Industri Pengolahan (3.49) (1.81) 0.45 2.66

4. Pengadaan Listrik dan Gas 13.27 3.56 21.24 30.43

5. Pengadaan Air, Sampah,

Limbah 2.63 6.26 4.55 2.56

6. Konstruksi 6.21 4.91 6.33 (0.94)

7. Perdagangan Besar dan Eceran 5.59 3.26 5.13 1.42

8. Transportasi dan Pergudangan 7.25 6.51 7.26 2.76

9. Penyediaan Akomodasi 9.68 3.34 5.65 5.33

10. Informasi dan Komunikasi 12.10 9.11 8.45 7.66

11. Jasa Keuagan dan Asuransi 12.46 14.37 2.41 2.05

12. Real Estate 8.27 8.23 8.29 3.59

13. Jasa Perusahaan 8.54 8.22 8.29 (3.75)

14. Administrasi Pemerintahan 1.89 4.74 9.29 4.20

15. Jasa Pendidikan 19.09 18.74 12.23 9.88

16. Jasa Kesehatan 10.43 5.12 9.03 10.53

17. Jasa Lainnya 3.66 3.24 7.38 8.81

PDRB 5.26 2.25 1.71 (1.21)

Page 103: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

83

No. Lapangan Usaha 2016 2017 2018

1. Pertanian, Perikanan, Kehutanan 0.46 5.81 6.27

2. Pertambangan dan Penggalian (3.52) 1.21 1.11

3. Industri Pengolahan 5.46 3.47 0.52

4. Pengadaan Listrik dan Gas 8.32 6.78 9.76

5. Pengadaan Air, Sampah, Limbah 6.57 9.05 3.67

6. Konstruksi (3.86) 6.42 7.37

7. Perdagangan Besar dan Eceran 3.20 7.90 7.44

8. Transportasi dan Pergudangan 3.05 7.06 6.34

9. Penyediaan Akomodasi 6.79 19.17 9.14

10. Informasi dan Komunikasi 7.45 8.73 5.04

11. Jasa Keuagan dan Asuransi 1.84 (0.62) 4.37

12. Real Estate (0.83) 3.35 4.83

13. Jasa Perusahaan (4.25) 3.54 4.96

14. Administrasi Pemerintahan (3.27) (0.37) 2.70

15. Jasa Pendidikan 7.06 7.27 7.47

16. Jasa Kesehatan 9.31 7.16 8.05

17. Jasa Lainnya 7.81 6.44 9.02

PDRB 0.38 3.13 2.67

Sumber: BPS Provonsi Kalimantan Timur

3. UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota)

Upah merupakan imbalan yang diterima oleh pekerja dari

pengusaha atas jasa yang diberikan untuk perusahaan berdasarkan

lama jam kerja dan jumlah produk yang dihasilkan, serta adanya

kesepakatan antara pekerja dan pengusaha dalam menentukan upah.

Semakin tinggi upah maka semakin meningkat pula jumlah orang yang

bekerja, dikarenakan perusahaan akan menamabah permintaan tenaga

kerja untuk mendapatkan laba yang optimal. Dalam penelitian ini, data

Page 104: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

84

upah minimum kabupaten/kota yang digunakan ialah berdasarkan

perkembangan besaran upah minimum kabupaten/kota di Kalimantan

Timur dari tahun 2012-2018.

Tabel 4.2

Besaran Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2012-2018

No Kabupaten/Kota UMK (Rupiah)

2012 2013 2014 2015

1. Berau 1.180.000 1.796.250 2.100.000 2.381.300

2. Kutai Barat 1.268.500 1.769.557 1.920.000 2.030.016

3. Kutai Kertanegara 1.254.712 1.908.146 2.070.530 2.295.804

4. Kutai Timur 1.280.000 1.765.000 1.956.535 2.008.254

5. Mahakam Ulu 1.268.500 1.769.557 1.886.315 2.026.126

6. Paser 1.270.000 1.755.000 2.011.000 2.131.660

7. Penajam Paser Utara 1.303.900 1.903.262 2.100.000 2.350.000

8. Balikpapan 1.250.000 1.752.500 1.900.000 2.219.500

9. Bontang 1.298.000 1.765.000 1.980.000 2.125.000

10. Samarinda 1.250.000 1.752.500 1.995.000 2.156.889

Page 105: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

85

No Kabupaten/Kota UMK (Rupiah)

2016 2017 2018

1. Berau 2.455.000 2.657.538 2.889.009

2. Kutai Barat 2.161.153 2.339.556 2.792.399

3. Kutai Kertanegara 2.305.000 2.495.163 2.712.491

4. Kutai Timur 2.276.312 2.464.108 2.678.731

5. Mahakam Ulu 2.161.153 2.339.556 2.543.332

6. Paser 2.193.000 2.373.923 2,580,691

7. Penajam Paser Utara 2.440.000 2.566.392 2.789.924

8. Balikpapan 2.225.000 2.408.563 2.618.348

9. Bontang 2.307.198 2.497.542 2.715.078

10. Samarinda 2.256.056 2.442.181 2.654.895

Sumber: BPS Kalimantan Timur

Dari tabel 4.2 hasil menujukkan bahwa besaran dari 10 upah

minimum kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur meningkat

tiap tahunnya. Dapat diketahui juga UMK terbesar di Kalimantan

Timur tahun 2012-2018 adalah Kabupaten Penajam Paser

Utara.Adapun UMK terkecil tahun 2012-2018 ialah Kabupaten

Mahakam Ulu.

4. Tingkat Pendidikan

Dalam penelitian ini data tingkat pendidikan yang digunakan ialah

penduduk berusia 15 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan

tertinggi yang ditamatkan yaitu jenjang Diloma I/II/III dan tingkat

Universitas di Kalimantan Timur tahun 2012-2018. Hubungan antara

tingkat pendidikan dan jumlah orang yang bekerja sangat erat yaitu

Page 106: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

86

degan adanya tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang, maka akan

semakin besar pula peluang kesempatan kerja yang ia dapatkan.

Grafik 4.4

Jumlah Tenaga Kerja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

(Diploma I/II/III, Universitas) di Kalimantan Timur Tahun 2012-2018

Sumber: BPS Kalimantan Timur

Berdasarkan grafik 4.4 diatas, bahwa jumlah tenaga kerja menurut

tingkat pendidikan Diploma,Universitas di Kabupaten/Kota Provinsi

Kalimantan Timur bersifat fluktuatif. Jumlah tenaga kerja tertinggi

pada Provinsi Kalimantan Timur ialah dari Kota Samarinda, yaitu jauh

di atas dari Kabupaten/Kota lainnya. Adapun jumlah tenaga kerja

terendah pada tahun 2012-2018 ialah Kabupaten Mahakam Ulu.

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Page 107: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

87

C. Permodelan dan Pengolahan Data

1. Uji Chow

Uji Chow yakni pengujian untuk menentukan model Common

Effect (PLS) atau Fixed Effect yang paling tepat digunakan dalam

mengestimasi data panel. Jika hasil uji Chow menyatakan diterima,

maka teknik regresi data panel menggunakan model common effect

dan pengujian berhenti sampai di sini. Apabila hasil uji Chow

menyatakan ditolak, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

uji Hausman untuk menentukan model fixed atau model random yang

akan digunakan.Untuk mengetahui hasilnya maka dibuat terlebih

dahulu hipotesisnya, hipotesisnya adalah sebagai berikut:

: Pooled Least Square Model

: Fixed Effect Model

Di bawah ini merupakan tampilan hasil uji Chow dengan

menggunakan Redundant Fixed Effects - Likelihood Ratio adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.3

Uji Chow (Redundant Fixed Effects Test)

Effect Test Statistic d.f Prob.

Cross –

Section F 160.054548 (9,57) 0.0000

Sumber: Data Diolah.

Page 108: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

88

Jika dilihat dari hasil uji chow, nilai probabilitasnya adalah sebesar

0,00000 yang artinya lebih kecil dari nilai tingkat signifikansi α = 5%

(0,0000 < 0,05). Maka dapat disimpulkan melalui uji chow bahwa H0

ditolak, jadi model panel yang dapat digunakan dalam penelitian ini

adalah Fixed Effect Model.

2. Uji Hausman

Setelah melakukan uji Chow dan didapatkan hasil bahwa model

yang tepat untuk penelitian ini adalah Fixed Effect Model, maka hal

selanjutnya yang harus dilakukan adalah uji Hausman untuk

mengetahui mana di antara Fixed Effect Model dan Random Effect

Model yang lebih tepat. Untuk mengetahui hasilnya maka dibuat

terlebih dahulu hipotesisnya, hipotesisnya adalah sebagai berikut:

: Random Effect Model

: Fixed Effect Model

Di bawah ini merupakan tampilan hasil uji Hausman dengan

menggunakan tes Correlated Random Effects - Hausman test adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.4

Uji Hausman (Correlated Random Effects – Hausman Test)

Test Summary Chi-Sq

Statistic Chi-Sq d.f Prob.

Cross-Section

Random 49.393560 3 0.0000

Sumber: Data Diolah.

Page 109: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

89

Jika dilihat dari hasil uji Hausman, nilai probabilitasnya adalah

sebesar 0,0000 yang artinya lebih kecil dari nilai tingkat signifikansi α

= 5% (0,0000 < 0,05). Maka dapat disimpulkan melalui uji Hausman

bahwa ditolak, maka model panel yang dapat digunakan dalam

penelitian ini adalah Fixed Effect Model.

3. Fixed Effects Model

Setelah dilakukan uji Chow dan uji Hausman maka dapat

disimpulkan model terbaik yang dapat digunakan dalam penelitian ini

adalah Fixed Effect Model.

Tabel 4.5

Tabel Estimasi Hasil Regresi Data Panel

Variable Coefficient Prob.

C 88044.78 0.0000

PDRB 0.000863 0.0492

UMK 0.003769 0.0150

TP 0.448379 0.0063

F-Stat 877.3302 0.000000

R-Squared ( 0.994615

Adj ( 0.993481

Sumber: Data Diolah

*Signifikan pada α = 5% atau 0,05

Page 110: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

90

Maka persamaan yang didapatkan dari hasil penelitian di atas

adalah sebagai berikut:

BEKERJA = 88044.78 + 0.000863 PDRB + 0.003769 UMK +

0.448379 TP + e …. (2)

Adapun nilai individual effcetnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Tabel Interpretasi Fixed Effect Model

Variable Coefficient Ind.Effect Prob.

C 88044.78 0.0000

PDRB 0.000863 0.0492

UMK 0.003769 0.0150

TP 0.448379 0.0063

Fixed Effect (Cross)

_KAB.BERAU_C -34111.17 53933.61

_KAB.KUTAIBARAT_C -41591.10 46453.68

_KAB.KUTAIKERTANGERA_C 75251.07 163295.85

_KAB.KUTAITIMUR_C -38411.82 49632.96

_KAB.MAHAKAMULU_C -84278.85 3765.93

_KAB.PASER_C -18045.29 69999.49

_KAB.PENAJAMPASERUTARA_C -40283.20 47761.58

_KOTA.BALIKPAPAN_C 79316.88 167361.66

_KOTA.BONTANG_C -71018.19 17026.59

_KOTA.SAMARINDA_C 173171.7 261216.48

Sumber: Data Diolah.

*Signifikan pada α = 5% atau 0,05

Page 111: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

91

a) Kab. Berau

Apabila PDRB, UMK dan TP di Kab.Berau bernilai 0, maka jumlah orang

yang bekerja di Kab. Berau adalah53933.61 jiwa.

b) Kab. Kutai Barat

Apabila PDRB, UMK dan TP di Kab. Kutai Barat bernilai 0, maka jumlah

orang yang bekerja di Kab. Kutai Barat adalah46453.68 jiwa.

c) Kab. Kutai Kertanegara

Apabila PDRB, UMK dan TP di Kab. Kutai Kertanegara bernilai 0, maka

jumlah orang yang bekerja di Kab. Kutai Kertanegara adalah 163295.85jiwa.

d) Kab. Kutai Timur

Apabila PDRB, UMK dan TP di Kab. Kutai Timur bernilai 0, maka jumlah

orang yang bekerja di Kab. Kutai Timur adalah 49632.96 jiwa.

e) Kab. Mahakam Ulu

Apabila PDRB, UMK dan TP di Kab. Mahakam Ulu bernilai 0, maka jumlah

orang yang bekerja di Kab. Mahakam Ulu adalah 3765.93 jiwa.

f) Kab. Paser

Apabila PDRB, UMK dan TP di Kab. Paser bernilai 0, maka jumlah orang

yang bekerja di Kab. Paser adalah 69999.49 jiwa.

g) Kab. Penajam Paser Utara

Apabila PDRB, UMK dan TP di Kab. Penajam Paser Utara bernilai 0, maka

jumlah orang yang bekerja di Kab. Penajam Paser Utara adalah 47761.58 jiwa.

Page 112: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

92

h) Kota Balikpapan

Apabila PDRB, UMK dan TP di Kota Balikpapan bernilai 0, maka jumlah

orang yang bekerja di Kota Balikpapan adalah 167361.66 jiwa.

i) Kota Bontang

Apabila PDRB, UMK dan TP di Kota Bontang bernilai 0, maka jumlah orang

yang bekerja di Kota Bontang adalah 17026.59 jiwa.

j) Kota Samarinda

Apabila PDRB, UMK dan TP di Kota Samarinda bernilai 0, maka jumlah

orang yang bekerja di Kota Samarinda adalah 261216.48 jiwa.

D. Analisis Teknis

1. Uji Signifikan Parsial (Uji t-statistik)

Uji t dilakukan untuk menguji apakah variabel independen (PDRB, UMK,

dan Tingkat Pendidikan berpengaruh secara parsial terhadap variabel

dependennya Jumlah Orang Yang Bekerja. Tingkat kepercayaan yang

digunakan dalam uji t adalah 95% atau taraf signifikan 5% (α = 0,05).

Tabel 4.7

Uji t-statistik

Variable Coefficient Prob.

C 88044.78 0.0000

PDRB 0.000863 0.0492

UMK 0.003769 0.0150

TP 0.448379 0.0063

Sumber: Data Diolah.

*Signifikan pada α = 5% atau 0,05

Page 113: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

93

Setelah mendapatkan hasil pada tabel 4.7, maka hipotesis yang diuraikan

pada bab sebelumnya, dapat dibuktikan sebagai berikut:

1. Variabel PDRB memiliki koefisien sebesar 0.000863 dengan nilai

probabilitas 0.0492. Nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi

α = 5% (0.0492 < 0,05). Sehingga, variabel PDRB berpengaruh signifikan

terhadap jumlah orang yang bekerja. Tanda koefisien bernilai positif

menunjukan bahwa ketika terjadi peningkatan 1 juta rupiah PDRB, maka

akan meningkatkan jumlah orang yang bekerja sebesar 0.000863 jiwa.

2. Variabel UMK memiliki koefisien sebesar 0.003769 dengan nilai

probabilitas 0.0150. Nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi

α = 5% (0.0150 < 0,05). Sehingga, variabel UMK berpengaruh signifikan

terhadap jumlah orang yang bekerja. Tanda koefisien bernilai positif

menunjukan bahwa ketika terjadi peningkatan 1 rupiah UMK, maka akan

meningkatkan jumlah orang yang bekerja sebesar 0.003769 jiwa.

3. Variabel Tingkat Pendidikan (TP) memiliki koefisien sebesar 0.448379

dengan nilai probabilitas 0.0063. Nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat

signifikansi α = 5% (0.0063 < 0,05). Sehingga, variabel TP berpengaruh

signifikan terhadap jumlah orang yang bekerja. Tanda koefisien bernilai

positif menunjukan bahwa ketika terjadi peningkatan 1 orang tenaga kerja

dengan pendidikan tertinggi Diploma I/II/III dan Universitas, maka akan

meningkatkan jumlah orang yang bekerja sebesar 0.448379 jiwa.

Page 114: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

94

Sehingga dapat ditarik hasil bahwasanya variabel independen yaitu PDRB,

UMK dan TP, masing-masing memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap jumlah orang yang bekerja yang dibuktikan dengan uji t-statistik dan

dilihat dari nilai probabilitasnya.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F-Statistik)

Tabel 4.8

Uji F-statistik

Variable Coefficient Prob.

F-Stat 87.73302 0.000000

Sumber: Data Diolah.

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel independen dalam

penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama

terhadap variabel dependennya. Uji F dilakukan dengan cara melihat

nilai probabilitas dari F-statistik apakah lebih kecil dari α = 5% atau

0,05. Jika nilai probabilitas F-statistik > 0,05 maka dapat diartikan

bahwa semua variabel independen dalam penelitian ini secara

bersama-sama tidak memiliki pengaruh terhadap variabel

dependennya. Namun sebaliknya jika nilai probabilitas F-statistik <

0,05 maka dapat diartikan bahwa semua variabel independen dalam

penelitian ini secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap

variabel dependennya.

Page 115: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

95

Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa nilai probabilitas (F-

statistik) sebesar 0.000000. Nilai tersebut lebih kecil dari tingkat

signifikansi α= 5% (0.000000 < 0.05). Sehingga, variabel PDRB,

UMK, dan TP secara bersama-sama atau simultan berpengaruh

terhadap variabel jumlah orang yang bekerja.

3. Uji Koefisien Determinasi (

Tabel 4.9

Uji Koefisien Determinansi

R-Squared 0.994615

Adjusted R-Square 0.993481

Sumber: Data Diolah.

Koefisien determinansi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan model dalam penelitian ini menjelasan variasi variabel

dependennya.Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan

pada tabel 4.8 didapatkan hasil bahwa nilai koefisien determinansi

adalah sebesar 0.994615. Hal ini berarti bahwa 99% dari variasi

jumlah orang yang bekerja di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan

Timur tahun 2012-2018 mampu dijelaskan oleh variabel PDRB, UMK

dan TP, sedangkan 1% persen dijelaskan oleh variabel lain di luar

model penelitian ini.

Page 116: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

96

E. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui

apakah data pada penelitian ini berdistribusi normal atau tidak, karena

model regresi yang baik adalah yang memiliki data yang berdistribusi

normal. Terdapat dua cara untuk melakukan uji normalitas yaitu

dengan analisis grafik dan uji statistik, namun dalam penelitian ini

penulis menggunakan analisis grafik dengan membandingkan nilai

probabilitas Jarque-Bera.

Grafik 4.5

Uji Normalitas

Sumber: Data Diolah.

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat hasil uji normalitas

menunjukan bahwa nilai probabilitas Jarque-Bera yaitu sebesar 0.134.

Nilai tersebut lebih tinggi dari α = 5% atau 0,05 (0,134 > 0,05) yang

0

2

4

6

8

10

12

-15000 -10000 -5000 0 5000 10000 15000 20000 25000

Series: Standardized ResidualsSample 2012 2018Observations 70

Mean 6.50e-13Median -1944.453Maximum 23367.19Minimum -16658.87Std. Dev. 9172.712Skewness 0.552292Kurtosis 2.608545

Jarque-Bera 4.005577Probability 0.134958

Page 117: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

97

berarti data dalam penelitian ini berdistribusi normal, maka model

regresi dapat digunakan untuk pengujian berikutnya

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan uji korelasi pada tempat yang

berdekatan datanya yaitu cross section.Uji autokorelasi menjelaskan

korelasi yang terjadi antara time series, apakah terdapat hubungan

yang membentuk suatu pola tertentu antara data penelitian tahun ini

dengan tahun sebelumnya.

Uji Autokorelasi pada uji regresi data panel dapat dilakukan

dengan melakukan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test.

Didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil Uji Autokorelasi

F-statistic 1.229382 Prob. F(2,63) 0.2994

Obs*R-

squared 2.591780

Prob. Chi-

Square(2) 0.2737

Sumber: Data Diolah.

Berdasarkan tabel di atas, nilai dari Prob. Chi-Square adalah

sebesar 0.2737. Nilai tersebut lebih tinggi dari α = 5% atau 0,05

(0,2737 > 0,05). Maka dengan ini dapat dinyatakan bahwa model

yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari adanya autokorelasi.

Page 118: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

98

3. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas merupakan uji yang dilakukan untuk melihat

apakah terjadi korelasi antara variabel independen satu sama lainnya

dalam penelitian ini. Jika nilai tolerance > 0,8, maka dapat dikatakan

tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam

penelitian ini.

Tabel 4.11

Hasil Uji Multikolinearitas

PDRB UMK TP

PDRB 1.000000 0.034534 0.379156

TP 0.034534 1.000000 0.151204

UMK 0.379156 0.151204 1.000000

Sumber: Data Diolah.

Hasil uji multikolinearitas pada tabel di atas menunjukan bahwa

nilai koefisien masing-masing variabel dependen dalam penelitian ini

berada di bawah 0,8 yang artinya bahwa model yang digunakan dalam

penelitian ini bebas multikolinearitas.

4. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas merupakan uji yang dilakukan untuk

menilai apakah terdapat ketidaksamaan varian dari residual untuk

semua pengamatan pada model regresi linear.Uji heteroskedastisitas

merupakan salah satu uji asumsi klasik yang harus dilakukan pada

model regresi linear. Untuk membuktikan penelitian ini bebas dari

Page 119: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

99

heteroskedastisitas, maka dapat dilakukan uji White dan

membandingkan nilai probaibilitasnya apakah lebih besar dari α = 5%.

Tabel 4.12

Hasil Uji Heteroskedastisitas (White)

F-statistic 1.509872 Prob. F(3,66) 0.2201

Obs*R-

squared

4.495602 Prob. Chi-

Square(3) 0.2127

Obs*R-

squared

4.561824 Prob. Chi-

Square(3) 0.2068

Sumber: Data Diolah.

Berdasarkan tabel di atas, nilai dari Prob. Chi-Square adalah

sebesar 0.2127. Nilai tersebut lebih tinggi dari α = 5% atau 0,05

(0,2127 > 0,05). Maka dengan ini dapat dinyatakan bahwa model

yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari adanya

heteroskedastisitas.

F. Analisis Ekonomi

1. Pengaruh PDRB terhadap Jumlah Orang Yang Bekerja

Manusia merupakan salah satu faktor terpenting dalam proses

produksi, sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah orang yang bekerja

akan meningkat jika outputnya meningkat. Untuk itu pertumbuhan

ekonomi hendaknya diarahkan untuk dapat menyerap tenaga kerja

yang lebih besar.

Tambunan (2011) menyatakan bahwa selain dari sisi permintaan

(konsumsi), dan sisi penawaran, pertumbuhan penduduk juga

membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja (sumber pendapatan).

Page 120: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

100

Pertumbuhan ekonomi tanpa disertai dengan penambahan kesempatan

kerja akan mengakibatkan ketimpangan pendapatan (ceteris paribus),

yang selanjutnya akan menciptakan suatu kondisi pertumbuhan

ekonomi dengan disertai peningkatan kemiskinan. Pemenuhan

kebutuhan konsumsi dan kesempatan kerja itu sendiri hanya bisa

dicapai dengan peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau

PDRB yang terus-menerus. Dalam pemahaman ekonomi makro,

pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDRB.

Pada penelitian ini, variabel independen PDRB memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap jumlah orang yang bekerja di Provinsi

Kalimantan Timur. Hal ini berarti jika PDRB meningkat, maka akan

meningkatkan jumlah orang yang bekerja di Provinsi Banten.

Hasil penelitian yang telah dilakukan ini mendukung temuan dari

Dimas dan Nenik (2009) yang menemukan bahwa PDRB memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap jumlah orang yang

bekerja di DKI Jakarta, apabila PDRB meningkat rupiah maka jumlah

orang yang bekerja meningkat sebesar 1,23 jiwa. Selanjutnya

penelitian oleh Wasilaputri (2016) dalam penelitiannya juga

menemukan bahwa PDRB berpengaruh positif secara signifikan

terhadap jumlah orang yang bekerja di Pulau Jawa tahun 2010-2014.

Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa hubungan positif antara

tingkat PDRB dengan jumlah orang yang bekerja menunjukkan

kesesuaian teori yang selama ini berlaku. Menurut teori yang

Page 121: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

101

dikemukakan oleh Keynes dalam Boediono (1998) bahwa pasar tenaga

kerja hanya mengikuti apa yang terjadi di pasar barang. Apabila output

yang diproduksikan naik, maka jumlah orang yang dipekerjakan juga

naik (Hal ini dapat dikaitkan dengan konsep fungsi produksi, yang

menyatakan bahwa menaikkan output hanya dapat tercapai apabila

input (tenaga kerja) ditingkatkan penggunaannya.

Rakhmasari (2006) juga mengatakan bahwa faktor-faktor

yang‖mempengaruhi‖jumlah orang yang bekerja‖salah satunya adalah

PDRB, yang selanjutnya diperkuat oleh hasil penelitian Ferdinan

(2011) yang mengatakan bahwa PDRB merupakan‖variabel

yang‖signifikan dalam mempengaruhi tenaga kerja.

Arief Budiarto (2015) ternyata sejalan dengan penelitian

sebelumnya, bahwa variabel PDRB berpengaruh signifikan terhadap

jumlah orang yang bekerja. Penelitian ini juga didukung oleh

penelitian Ruliansyah (2013) yang berjudul ―Analisis Hubungan

Antara PDRB, Realisasi Investasi, Desentralisasi Fiskal dan

Kesempatan kerja di Provinsi Kalimantan Timur‖. Dalam

penelitiannya, pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan melalui

pertumbuhan PDRB yang semakin meningkat menggambarkan

pertumbuhan jumlah proyek, seperti proyek UMKM dan jumlah

kebutuhan tenaga kerja. Sehingga terdapat pengaruh langsung yang

positif antara PDRB dengan jumlah orang yang bekerja.

Page 122: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

102

Penelitian Rudi Hartanto (2018) juga menemukan hal yang sama,

berdasarkan hasil pengujiannya diketahui bahwa variabel PDRB

memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh signifikan terhadap

jumlah orang yang bekerja. Hal ini menunjukkan apabila terjadi

peningkatan nilai PDRB pada sektor-sektor ekonomi yang ada maka

akan dapat meningkatkan jumlah orang yang bekerja.

Dengan adanya pengembangan dan peningkatan sektor ekonomi

akan mendorong dibukanya lapangan kerja yang baru. Tidak hanya

untuk meningkatkan sektor ekonomi yang sedang berkembang, namun

dengan dibukanya lapangan kerja yang baru akan dapat meningkatkan

jumlah orang yang bekerja.

Namun, terdapat juga penelitian lain yang bertentangan dengan

teori, yaitu penelitian Yulia Pangestuti (2015) dalam judul “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah orang yang bekerja di

Provinsi Jawa Tengah”. Penelitiannya menyebut adanya hubungan

yang negatif antar pertumbuhan PDRB dengan jumlah orang yang

bekerja. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan angka pembentuk PDRB

tidak hanya dihasilkan dari penduduk yang bekerja saja, melainkan

faktor lain misalnya saja keadaan perekonomian dunia, keadaan politik

di Indonesia, dan sebagainya. Di lain hal, Putri (2018) juga sependapat

bahwasanya variabel PDRB berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap jumlah orang yang bekerja di Kawasan Gerbangkertasusila.

Hal ini disebabkan karena kawasan Gerbangkertasusila merupakan

Page 123: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

103

daerah padat moda yang artinya lebih banyak menggunakan teknologi

seperti mesin-mesin untuk produksi dan tidak mampu menampung

tenaga kerja lebih banyak.

Berdasarkan teori, permintaan barang dan jasa dalam suatu

perekonomian akan mempengaruhi tingkat output yang harus

diproduksi sehingga pada akhirnya akan berdampak pada penmabahan

penggunaan inputnya (tenaga kerja). Karena sesuai teori produksi yang

menyatakan bahwa permintaan input merupakan derived demand dari

permintaan output, yang artinya permintaan akan input baru terjadi bila

ada permintaan akan output. Permintaan akan barang dan jasa inilah

yang melatarbelakangi perusahaan-perusahaan atau industri untuk

berproduksi dan menambah jumlah orang yang bekerja.

Peningkatan nilai PDRB yang terjadi di Kalimantan Timur

menandakan adanya peingkatan jumlah nilai tambah output dalam

seluruh unit ekonominya. Semakin besar output yang dilakukan

perusahaan, maka akan mendorong perusahaan untuk menambah

permintaan tenaga kerjanya. Tujuannya ialah untuk mengejar

peningkatan ouput yang terjadi sehingga jumlah orang yang bekerja

akan bertambah. Hal ini sesuai dengan teori dan hipotesis penelitian

yang telah diajukan, bahwasanya variabel PDRB akan memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah orang yang bekerja,

maka hipotesis penelitian dapat diterima.

Page 124: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

104

2. Pengaruh UMK terhadap Jumlah Orang Yang Bekerja

Upah minimum merupakan suatu standar minimum yang

digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan

upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha. Pada penelitian ini,

variabel independen UMK memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap jumlah orang yang bekerja di Provinsi Kalimantan Timur.

Hal ini berarti jika UMK meningkat, maka akan meningkatkan jumlah

orang yang bekerja di Provinsi Kalimantan Timur.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh I

Gusti Agung Indradewa (2013), penelitiannya menunjukkan bahwa

upah minimum memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial, dan

nilai koefisien regresi yang bertanda positif. Ini artinya, naiknya upah

minimum akan meningkatkan jumlah orang yang bekerja. Peningkatan

upah minimum juga nantinya akan mempengaruhi daya beli

masyarakat yang mengakibatkan permintaan menjadi meningkat dan

diikuti oleh makin banyaknya perusahaan yang masuk ke pasar

sehingga permintaan tenaga kerja dilakukan perusahaan juga akan

semakin meningkat

Penelitian tersebut mengacu pada teori yang dikemukakan oleh

Mankiw yakni teori upah efisiensi (efficiency wage theory). Upah

minimum tidak memiliki dampak penurunan terhadap tenaga kerja

dikarenakan ketika tingkat upah yang naik maka pekerja mampu

memenuhi kebutuhan hidup lebih tinggi dari angka kebutuhan hidup

Page 125: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

105

layak. Ketika nutrisi para pekerja lebih baik, maka mereka akan

memiliki produktifitas yang lebih tinggi dan dampaknya akan

meningkatkan output. Tingginya produktifitas karyawan dalam

menghasilkan output dapat menekan biaya produksi yang dikeluarkan

oleh perusahaan sehingga tidak terjadi pengurangan tenaga kerja. Jadi

meskipun marginal cost yakni tingkat upah naik, namun hal tersebut

tidak berdampak, dikarenakan marginal product of labor (MPL) nya

juga mengalami kenaikan, sehingga kondisi laba mengalami

keseimbangan (MC=MR atau W =MPL x P).

Rudi Hartanto (2012) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Dan Upah

Minimum Kota (UMK) Terhadap Jumlah Orang Yang Bekerja” juga

menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara upah minimum

dengan jumlah orang yang bekerja disebabkan karena karyawan yang

berpendidikan tinggi akan akan mengharapkan upah yang lebih tinggi

pula. Karena produktifitasnya akan jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan tenaga kerja yang berpendidikan rendah. Oleh karena itu

perusahaan akan lebih memilih tenaga kerja yang berpendidikan yang

tinggi agar produktifitas dalam menghasilkan barang dan jasa akan

menjadi lebih tinggi.

Todaro (2006) sepakat dengan teori Mankiw, perusahaan akan

terus menambah tenaga kerja selama penerimaan tambahan (harga

dikali jumlah output tambahan (P x MPL) melebihi upah. Teori ini pun

Page 126: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

106

sesuai dengan mazhab kelompok Neoklasik bahwa inti usulan yang

diajukan adalah tingkat upah dapat saja tinggal asal sesuai dengan

produk marginalnya. Memang menurut mazhab ini tingkat upah

cenderung untuk sama dengan nilai pasar dari produk marginal.

Mazhab ini memberi kemungkinan bahwa tenaga kerja pada tingkat

mikro tidak homogen. Karena tingkat upah juga tidak sama untuk

semua tenaga kerja. Setiap tingkat kualitas tenaga kerja terdapat satu

tingkat produk marginal dan satu tingkat upah.

Begitu juga dari hasil penelitian Lustig dan McLeod (1996) yang

mengatakan bahwa upah minimum justru meredistribusi sumber daya

dan potensial, meningkatkan penghasilan dan jumlah orang yang

bekerja datang masuk ke lapangan kerja. Kemudian Izatun Purnami

(2015) juga menunjukkan hasil bahwasanya UMK berpengaruh

signifikan dan positif terhadap tenaga kerja. Hasil ini juga didukung

oleh Neno Ariani (2013) dengan penelitiannya mengenai “Pengaruh

Jumlah Usaha, Nilai Investasi, dan Upah Minimum Terhadap Jumlah

orang yang bekerja Pada Industri Kecil Menengah pada Kabupaten

Pinrang Tahun 2001-2011”. Artinya jika terdapat kenaikan upah

minimum kabupaten/kota sebesar rupiah maka akan mempengaruhi

kenaikan tenaga kerja sebesar 0,37 jiwa.

Hal ini tidak sesuai dengan teori Sumarsono (2003: 106), upah

akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi yang dapat

mengakibatkan pengurangan, dan berdasarkan hasil-hasil penelitian

Page 127: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

107

sebelumnya seperti penelitian Rini (2012), Rizal (2014) serta Gindling

dan Terrell (2007) yang mengatakan upah minimum memiliki

pengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Simanjuntak

(1998) juga memiliki hasil yang bertolak belakang dengan hasil

penelitian penulis, dimana upah dipandang sebagai beban oleh

pengusaha, karena semakin besar tingkat upah akan semakin kecil

proporsi keuntungan yang diperoleh oleh pengusaha. Oleh karena itu

kenaikan tingkat upah akan direspon oleh pengusaha dengan

menurunkan jumlah orang yang bekerja. Di samping itu kenaikan

tingkat upah akan mendorong pengusaha menggunakan teknik yang

cenderung padat modal dalam proses produksinya agar tercapai tingkat

produktivitas dan efisiensi yang lebih besar sehingga mengorbankan

para pekerja.

Beberapa hasil yang juga bertolak belakang dengan temuan

penelitian ini adalah hasil dari penelitian Nur Samsiah dengan hasil

penelitian upah minimum tidak berpengaruh signifikan dan beregresi

negatif terhadap penyerapatan tenaga kerja. Hasil tersebut juga

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Imam

Buchari dalam jurnalnya yang menyatakan bahwa upah minimum

provinsi secara parsial tidak memiliki pengaruh dan memiliki koefisien

negatif terhadap jumlah orang yang bekerja. Dalam penelitiannya

dikatakan bahwa kenaikan upah minimum provinsi setiap tahunnya

tidak banyak mempengaruhi dalam permintaan tenaga kerja. Variabel

Page 128: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

108

upah minimum provinsi berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap jumlah orang yang bekerja. Menurut Bell (1997), dampak

upah minimum menyebabkan disemployment effect di Colombia dan

dampak terbesarnya pada pekerja low skill.

Selain itu, Atiyatna (2016) sejalan dengan penelitian penulis,

melalui hasil estimasi yang dilakukan di atas, pengaruh upah minimum

terhadap jumlah orang yang bekerja di Provinsi Sumatera Selatan

diperoleh koefisien positif, artinya bahwa upah minimum memiliki

pengaruh yang searah terhadap jumlah orang yang bekerja di Provinsi

Sumatera Selatan dan kemudian berpengaruh secara signifikan

terhadap jumlah orang yang bekerja di Indonesia. Sejalan dengan hasil

penelitian ini, penelitian Jones (1997) menemukan bahwa setiap

peningkatan upah minimum sebesar 1 rupiah di Ghana, akan

meningkatkan jumlah pekerja sektor informal sekitar 14 jiwa.

Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian penulis ialah Tofanie

(2016) juga sejalan dengan penelitian penulis. Ia menemukan nilai

koefiesien dari variabel UMR sebesar 30407.49 yang artinya setiap

kenaikan 1 rupiah akan menaikan 30.408 orang/tenaga kerja.

Berdasarkan penjelasannya bahwa dalam suatu industri atau

perusahaan besarnya upah yang diberikan untuk membayar tenaga

kerja untuk industri atau perusahaan tidak selalu sama dengan

Besarnya Upah Minimum Kabupaten/Kota, bisa lebih tinggi ataupun

lebih rendah, tergantung pada berbagai faktor diantaranya tingkat

Page 129: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

109

pendidikan dan kemampuan. Selain itu, adanya serikat pekerja yang

bertujuan melindungi kesejahteraan pekerja/buruh juga berpengaruh

terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja yang terserap. Ketika terjadi

kenaikan upah, perusahaan cenderung berkeinginan mengurangi

tenaga kerja untuk menghemat biaya produksi. Namun, adanya serikat

pekerja dengan berbagai kebijakan akan memperkecil peluang

perusahaan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap

buruh/karyawannya meskipun upah naik. Teori ini sesuai teori upah

menurut Irawan dan M. Suparmoko (2002: 73) semakin tinggi tingkat

upah, semakin tinggi kemauan seseorang untuk bekerja atau

penawaran tenaga kerjanya. Orang-orang yang pada awalnya tidak

mau bekerja pada tingkat upah rendah akan bersedia untuk bekerja dan

ikut mencari pekerjaan pada tingkat upah yang lebih tinggi, sehingga

menjelaskan bahwa upah minimum yang tinggi menaikan jumlah

orang yang bekerja. Peranan tingkat upah dalam mempengaruhi

kemauan orang untuk bekerja masih cukup besar, jadi kenaikan upah

yang tinggi menaikan jumlah orang yang bekerja.

Tingkat upah (UMK) di Kalimantan Timur yang selalu naik setiap

Tahunnya dirumuskan oleh Dewan Pengupahan yang dibentuk oleh

Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi

Kalimantan Timur dengan memperhatikan penetapan standar

kebutuhan hidup layak (KHL) masyarakat Kalimantan Timur.

Komponen-komponen standar yang termasuk dalam KHL sesuai

Page 130: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

110

dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 13 Tahun 2012,

diantaranya: Makanan & Minuman (11 item), Sandang (13 item),

Perumahan (26 item), Pendidikan (2 item), Kesehatan (5 item),

Transportasi (1 item) dan Rekreasi dan Tabungan (2 item).

Dalam penelitian (Okafianto: 2019) yang berjudul “The

Determinant of Regional Unemployment in Indonesia: The Spatial

Durbin Models” hasilnya didapat pendidikan tinggi yang memiliki

dampak untuk mengurangi pengangguran regional sehingga pembuat

kebijakan harus memperhatikan ini. Selain itu, pembuat kebijakan

perlu menerapkan kebijakan yang mendorong penciptaan lapangan

kerja, khususnya di sektor manufaktur. Mekanisme promosi harus

diterapkan dengan memperhatikan tidak hanya pada daerah tertinggal

tetapi juga terutama untuk daerah dengan tinggi pengangguran

meskipun mereka bukan daerah tertinggal seperti di Jakarta, Barat

Jawa atau Kalimantan Timur.

Peningkatan upah minimum akan mempengaruhi daya beli

masyarakat yang mengakibatkan permintaan menjadi meningkat dan

diikuti oleh makin banyaknya perusahaan yang masuk ke dalam pasar

sehingga permintaan tenaga kerja yang dilakukan perusahaan juga

akan semakin meningkat. Oleh karena hal tersebut, dapat disimpulkan

bahwa UMK memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap

jumlah orang yang bekerja. Dalam hal ini, kenaikan tingkat upah tidak

akan menyebabkan penurunan permintaan tenaga kerja. Karena

Page 131: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

111

lapangan pekerjaan lain masih tersedia dengan tingkat upah yang

sesuai pula. Dengan demikian apabila UMK meningkat maka jumlah

orang yang bekerja di Kalimantan Timur juga akan meningkat.

3. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Jumlah Orang Yang

Bekerja

Pendidikan mencerminkan tingkat kepandaian (kualitas) atau

pencapaian pendidikan formal dari penduduk suatu negara. Semakin

tinggi tamatan pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula

kemampuan kerja (the working capacity) atau produktivitas seseorang

dalam bekerja. Pendidikan formal merupakan syarat teknis yang sangat

berpengaruh terhadap pencapaian kesempatan kerja. Semakin tinggi

tingkat pendidikan, maka semakin tinggi pula kemampuan atau

keterampilan seseorang dalam bekerja. Karena produktifitasnya akan

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang

berpendidikan rendah, oleh karena itu perusahaan akan lebih memilih

tenaga kerja yang berpendidikan yang tinggi agar produktifitas dalam

menghasilkan barang dan jasa akan menjadi lebih tinggi. Dengan

begitu semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan semakin tinggi

pula peluang seseorang tersebut untuk dapat bekerja dan memasuki

lapangan pekerjaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang diteliti

oleh Danu Anuari (2018) dengan judul “Pengaruh Upah Minimum

dan Tingkat Pendidikan terhadap Tenaga Kerja di Provinsi Lampung

Page 132: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

112

Tahun 2010-2016 Perspektif Ekonomi Islam” yang mengatakan bahwa

tingkat pendidikan memiliki hubungan positif dan memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap jumlah orang yang bekerja.

Hasil penelitian dari Imam Buchari (2015) yang berjudul

“Pengaruh Upah Minimum dan Tingkat Pendidikan terhadap Tenaga

Kerja Sektor Industri Manufaktur di Pulau Sumatera” juga

menunjukkan kesesuaian, yaitu apabila jumlah orang yang bekerja

berdasarkan tingkat pendidikan tinggi (diploma dan perguruan tinggi)

naik 1 orang dengan asumsi cateris paribus, maka jumlah orang yang

bekerja pada sektor industri manufaktur akan naik sebesar 0.12

jiwa/orang. Dengan ini bahwasanya terdapat pengaruh positif antara

tingkat pendidikan Diploma dan perguruan tinggi dengan jumlah orang

yang bekerja yang bekerja di sektor industri manufaktur.

Hasil tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Kadafi (2013) yang dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa tingkat

pendidikan memiliki pengaruh positif terhadap jumlah orang yang

bekerjapada Industri konveksi di kota Malang. Begitu pun dengan

penelitian yang dilakukan oleh Izatun Purnami (2015) bahwa Tingkat

Pendidikan berpengaruh signifikan dan positif terhadap tenaga kerja di

Provinsi Jawa Barat. Penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian

Si Kadek Bayu Astawan (2015), yaitu jika terdapat kenaikan tingkat

pendidikan sebesar 1 jiwa, maka akan meningkatkan jumlah orang

yang bekerja yamg masuk di lapangan pekerjaan sebesar 44,11 jiwa.

Page 133: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

113

Selain itu Hindun (2019) juga sependapat bahwa secara individu,

pendidikan berpengaruh positif terhadap jumlah orang yang bekerja.

Semakin tinggi pendidikan penduduk, semakin tinggi pula jumlah

orang yang bekerja. Hasil ini sesuai dengan pernyataan (Danim, 2004)

dan (Lavrinovicha, et al, 2015) yang menyatakan bahwa pendidikan

dapat membantu menyerap tenaga kerja. Semakin tinggi tingkat

pendidikan, semakin dominan status pekerjaan di pasar tenaga kerja.

Hasil ini juga sesuai dengan penelitian (Wambugu, 2011) yang

mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan memberikan dampak

signifikan positif pada jumlah orang yang bekerja.

Bontis (2000) mengemukakan, intellectual capital adalah seluruh

kemampuan pekerja yang meciptakan tambahan nilai. Pada dasarnya

intellectual capital ini didapat dari serangkaian pendidikan unuk

menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan seseorang. Intellectual

capital terdiri dari tiga komponen utama yaitu: Pertama, Human

Capital. Human capital sebagai sumber pengetahuan yang sangat

berguna, keterampilan, dan kompetensi dalam suatu organisasi atau

perusahaan. Human capital mencerminkan kemampuan kolektif

perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan

pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam

perusahaan tersebut. Human capital akan meningkat jika perusahaan

mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki karyawannya.

Page 134: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

114

Dalam hal manusia bekerja dalam entitas, maka akan membuat

suatu entitas memiliki nilai yang berbeda dengan entitas lain.

(misalnya, beban (beban pajak turun karena akuntan pajaknya

memiliki knowledge dan networking yang bagus), atau Earning per

Share (tinggi, karena akuntannya memiliki knowledge dan skill dalam

financing), dan elemen-elemen lain dalam laporan keuangan.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat terlihat bahwa intellectual

capital memiliki peranan penting bagi kinerja suatu perusahaan dalam

menciptakan suatu output.

Semua hasil dari penelitian di atas sejalan dengan teori Mankiw,

bahwa angkatan kerja yang memiliki pendidikan hingga tahap

universitas dan bekerja kelak akan memiliki kapabilitas dalam

mengembangkan produksi dengan cara memanfaatkan ilmu

pengetahuan sebagai sarana untuk meningkatkan output. Tingginya

hasil produksi (output) yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, akan

mendorong perusahaan untuk menambah jumlah orang yang bekerja.

Namun perlu digaris bawahi lagi sekali lagi, bahwasanya tenaga

kerjayang diutamakan pada sektor industri tersebut lebih kepada

tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan

memiliki keahlian.

Dapat ditarik garis besar bahwa tenaga kerja yang terdidik lebih

cepat terserap ke dalam lapangan pekerjaan daripada mereka yang

kurang terdidik. Hal ini sesuai dengan teori hipotesis penelitian yang

Page 135: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

115

diajukan, bahwasanya variabel Tingkat Pendidikan memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap jumlah orang yang bekerja, maka

hipotesis penelitian dapat diterima.

Page 136: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

116

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat hubungan antara Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK),

dan Tingkat Pendidikan terhadap Tenaga Kerja (studi kasus 10 kabupaten/kota

Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012-2018). Berdasarkan hasil analisis yang

telah dibahas, maka dapat diambil kesimpulan:

1. Berdasarkan hasil uji secara parsial menyatakan bahwa variabel Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap jumlah orang yang bekerja di Provinsi Kalimantan

Timur. Artinya ketika PDRB meningkat, maka jumlah orang yang bekerja

akan meningkat. Hal ini dikarenakan PDRB merupakan cerminan dari

pertumbuhan ekonomi (penambahan output yang dihasilkan), apabila

PDRB meningkat maka jumlah kesempatan kerja akan semakin besar dan

permintaan jumlah orang yang bekerja akan bertambah.

2. Berdasarkan hasil uji secara parsial menyatakan bahwa variabel Upah

Minimum Kabupaten/Kota (UMK) memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap jumlah orang yang bekerja di Provinsi Kalimantan

Timur. Artinya ketika UMK meningkat, maka jumlah orang yang bekerja

akan meningkat. Hal ini dikarenakan ketika tingkat upah naik maka pekerja

mampu memenuhi kebutuhan hidup lebih tinggi dari angka kebutuhan

hidup layak dan daya beli pun meningkat. Ketika nutrisi para pekerja lebih

Page 137: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

117

baik, maka mereka akan memiliki produktifitas yang lebih tinggi dan

dampaknya akan meningkatkan output. Peningkatan ouput ini yang

nantinya akan meningkatkan jumlah orang yang bekerja.

3. Berdasarkan hasil uji secara parsial menyatakan bahwa variabel Tingkat

Pendidikan (TP) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

jumlah orang yang bekerja di Provinsi Kalimantan Timur. Atinya ketika

Tingkat Pendidikan meningkat, maka jumlah orang yang bekerja akan

meningkat. Hal ini dikarenakan pendidikan yang dilakukan hingga tahap

universitas dan bekerja kelak akan memiliki kapabilitas dalam

mengembangkan produksi dengan cara memanfaatkan ilmu pengetahuan

sebagai sarana untuk meningkatkan output, kemudian output yang

meningkat akan berdampak pada peningkatan orang yang bekerja.

4. Pada Uji F secara simultan menjelaskan bahwa keseluruhan dari variabel

independen dalam penelitian ini yaitu PDRB, UMK, Tingkat Pendidikan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu

jumlah orang yang bekerja di Provinsi Kalimantan Timur. Jika terjadi

perubahan pada variabel PDRB, UMK, dan Tingkat Pendidikan, maka

secara bersama-sama akan turut mengubah jumlah orang yang bekerja di

Provinsi Kalimantan Timur.

Page 138: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

118

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan hasil

penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah/Pengambil Kebijakan

Bagi pemerintah diharapkan agar menjadikan hasil penelitian ini sebagai

rujukan guna mengambil kebijakan untuk meningkatkan jumlah orang

yang bekerja dengan cara menaikkan PDRB, UMK, dan Tingkat

Pendidikan di Provinsi Kalimantan Timur.

2. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya pada penelitian sejenis, diharapkan hasil

penelitian ini dapat dijadikan rujukan supaya hasil penelitiannya menjadi

lebih baik lagi.

Page 139: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

119

DAFTAR PUSTAKA

Anggun Kembar Sari, ―Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pertumbuhan

Ekonomi, Dan Upah Terhadap Pengangguran Terdidik Di Sumatera

Barat‖ Jurnal Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang.

Anuari, Danu. ―Pengaruh Upah Minimum dan Tingkat Pendidikan Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Lampung.‖ Skripsi Sarjana,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan, Lampung, 2018.

Ariani, Andi Neno. 2013. ―Pengaruh Jumlah Usaha, Nilai Investasi, dan Upah

Minimum Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil dan

Menengah di Kabupaten Pinrang Tahun 2001-2011‖. Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Astawan, Si Kadek Bayu. 2015. ―Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat

Pendidikan, dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

Timur Tahun 2009-2012 (Studi Kasus di 38 Kabupaten/Kota Provinsi

Jawa Timur‖. Universitas Brawijaya, Malang.

Atiyatna, Dirta Pratama.―Pengaruh Upah Minimum, Pertumbuhan Ekonomi

dan Pendididikan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi

Sumatera Selatan‖, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 14 (1): 8- 21,

(Juni 2016), hal 1-14.

Arif, M Nur Rianto Al. 2014. ―Pengaruh Pendidikan Terhadap PDRB di

Indonesia‖. Signifikan Vol. 3 No. 1 April 2014.

Aulia, Nuansa. 2008. Sistem Pendidikan Nasional. Bandung.

Azra, Azyuardi. 2012. Pendidikan Islam :Tradisi dan Modernisasi di Tengah

Tantangan Melenium III. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Page 140: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

120

Baskoro, Luhu Selo. 2019. ―Labor Productivity and Foreign Direct Investment in

the Indonesian Manufacturing Sector‖. Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 8

(1), 2019: 9 – 22 P-ISSN: 2087-2046; E-ISSN: 2476-9223.

Bell, A Linda. 1997. ―The Impact of Minimum Wages in Mexico and Columbia.

Journal Of Labor Economics:, Vol 15, No. 3, Part 2: Labor Market

Flexibility in Developing Countries, S102-S135.

Bhorat, Haroon, Ravi Kanbur and Natasha Mayet. 2013. ―The Impact of Srctoral

Minimum Wage Laws on Employments, Wages, and Hours of Work in

South Africa‖.

Boediono. 1998. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE.

Br Arfida, 2007, Ekonomi Sumber Daya Manusia, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Budi Utami, Turminijanti. 2009. ―Pengaruh Upah Minimum Kabupaten, Produk

Domestik Regional Bruto, Angkatan Kerja dan Investasi terhadap

Kesempatan Kerja di Kabupaten Jember‖. Tesis. Pasca Sarjana

Magister Ilmu Ekonomi Universitas Jember.

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Kalimantan Timur Dalam Angka 2012.

Smarinda: BPS Provinsi Kalimantan Timur.

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Kalimantan Timur Dalam Angka 2013.

Smarinda: BPS Provinsi Kalimantan Timur.

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Kalimantan Timur Dalam Angka 2014.

Samarinda: BPS Provinsi Kalimantan Timur.

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Kalimantan Timur Dalam Angka 2015.

Samarinda: BPS Provinsi Kalimantan Timur.

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Kalimantan Timur Dalam Angka 2016.

Samarinda: BPS Provinsi Kalimantan Timur.

Page 141: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

121

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Kalimantan Timur Dalam Angka 2017.

Samarinda: BPS Provinsi Kalimantan Timur.

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Kalimantan Timur Dalam Angka 2018.

Samarinda: BPS Provinsi Kalimantan Timur.

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2012. Samarinda: BPS Provinsi

Kalimantan Timur.

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2013. Samarinda: BPS Provinsi Kalimantan

Timur.

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2014. Samarinda: BPS Provinsi Kalimantan

Timur.

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2015. Samarinda: BPS Provinsi Kalimantan

Timur.

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2016. Smarinda: BPS Provinsi Kalimantan

Timur.

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2017. Smarinda: BPS Provinsi Kalimantan

Timur.

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2018. Smarinda: BPS Provinsi Kalimantan

Timur.

Page 142: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

122

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Produk Domestik Regional Bruto di

Provinsi Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha 2012-2016.

Samarinda: BPS Provinsi Kalimantan Timur.

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Produk Domestik Regional Bruto

Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha

2012-2016. Samarinda: BPS Provinsi Kalimantan Timur.

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Produk Domestik Regional Bruto di

Provinsi Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha 2014-2018.

Samarinda: BPS Provinsi Kalimantan Timur.

BPS Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Produk Domestik Regional Bruto

Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha

2014-2018. Samarinda: BPS Provinsi Kalimantan Timur.

Budiarto, Arif. ―Pengaruh PDRB dan Upah Minimum Provinsi Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Melalui Mediasi Investasi di Provinsi Bali‖, E-

Jurnal EP Unud, ISSN: 2303-0778, (Oktober, 2015), hal. 1-28.

Checchini, Summoen and Andras Uthoff. 2008. ―Poverty and Employment in

Latin America‖. Cepal Reviews 94.

Danim, Sudarmawan. (2004). Ekonomi Sumber Daya Manusia. Bandung: CV.

Pustaka Setia.

Denny Ruliansyah, 2013. ―Analisis Hubungan Antara PDRB, Realisasi Investasi,

Desentralisasi Fiskal, dan Kesempatan Kerja di Kalimantan Timur‖.

Universitas Mulawarman, Samarinda.

Downes, A.S. 1998. ―An Economic Analysis of Unemployment in Trinidad and

Tobago‖. University of the West Indies, Barbados.

Dimas, Nenik Woyanti. 2009. ―Penyerapan Tenaga Kerja di DKI Jakarta‖. Jurnal

Bisnis dan Ekonomi. Vol. 16. No. 1. Hal. 31-41.

Page 143: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

123

Duwita, Ummi. 2013. ―Penyerapan Tenaga Kerja Pada Proyek Penawaran Modal

Dalam Negeri di Provinsi Maluku‖. Jurnal Signifikan Vol. 2 No. 2

Oktober 2013.

Ferdinan, Hery. 2011. ―Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, PDRB, dan Upah Riil

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Sumatera Barat‖. Skripsi.

Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Feriyanto, Nur. 2014. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif

Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.

Yogyakarta. Universitas Diponegoro.

Gindling T.H and Terrell Katherine.‖2006.‖The Effects of‖Multiple Minimum

Wage Throughout the Labour Market:‖The Case os Costa Rica. Journal

of Labour Economics. 14 (2007) 485-511.‖

Gujarati. Damodar N. 2012. Dasar-dasar Ekonometrika (Terjemahan) Buku ke-2.

Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

Heilbroner, R.L. 1982. The Making of Economic Society, 6th

edition. Diajung,

Sutan (penerjemah). Terbentuknya Mayarakat Ekonomi. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Hindun, ―Pendidikan, Pendapata Nasional, dan Penyerapan Tenaga Kerja di

Indonesia‖, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Manajemen dan Keuangan, Vol.

3, No.1, (Mei, 2019), hal 1-8.

Imam Buchari, ―Pengaruh Upah Minimum Dan Tingkat Pendidikan Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Manufaktur Di Pulau

SumateraTahun 2012-2015‖. Jurnal Eksis, Volume Xi No 1, April 2016.

Indradewa, I Gusti Agung dan Ketut Suardhika Natha. ―Pengaruh Inflasi, PDRB,

Upah Minimum Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Bali‖ E-

Page 144: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

124

­‐Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana,Vol.4,No.8

(Agustus,2015), hal. 923-950.

Jones, Patricia. 1997. ―The Impact of Minimum Wage Legislation in Developing

Countries where Coverage is Incomplete‖. Centre for the Study of African

Economics Institute of Economics and Statistics. University of Oxford.

Kadafi, M Fuad. ―Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja

Pada Industri Konveksi Kota Malang‖, Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB

Universitas Brawijaya, Vol 1, No 2, (2016), hal. 1-14.

Kuncoro, Haryo. 2002. ―Upah Sistem Bagi Hasil dan Penyerapan Tenaga Kerja‖,

Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Ekonomi Negara Berkembang,

Vol. 7, No 1, 2002. ISSN: 1410-2641, hal 45-56.

Lavrinovicha, I., Lavrinenko, O., Treinovskis, J. T. (2015). ―Influence of

Education on Unemployment Rate and Incomes of Residents‖.

Procedia - Social and Behavioral Sciences. 174 (2015), 3824 – 3831

Lustig, N., dan McLeod, D., 1996, ―Minimum Wages and Poverty in Developing

Countries: Some Empirical Evidence‖, Brookings Discusion Papers in

International Economics, No. 125.

N. Gregory Mankiw. 2006. Makroekonomi. Edisi 6. Erlangga. Jakarta.

Mankiw, N.G. 2007. Makroekonomi. Edisi Keenam. Fitria Liza dan Imam

Nurmawan (penerjemah). Erlangga, Jakarta.

Nachrowi. D Mphil & Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis

Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Universitas

Indonesia

Oktafianto, Eka Khaerandy, dkk. 2019. ―The Determinant of Regional

Unemployment in Indonesia:The Spatial Durbin Models‖. Jurnal Ilmu

Ekonomi Volume 8 (2), 2019: 179 - 194P-ISSN: 2087-2046; E-ISSN:

2476-9223.

Page 145: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

125

Pangestuti, Yulia. ―Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan

Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Tengah‖, Economics Development Analysis

Journal, ISSN 2252-6765, (Juni, 2015), hal 1-9.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 78 Tahun 2015, tentang

Pengupahan, BAB IV, Pasal 41.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 78 Tahun 2015, tentang

Pengupahan, BAB IV, Pasal 42-45.

Prasetyantoko, A. 2008. Bencana Finansial Stabilitas Sebagai Barang Publik.

Kompas, Jakarta.

Pujoalwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia Tinjauan Historis, Teoritis

dan Empiris. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Purnami, Izatun. ―Pengaruh Tingkat Pendidikan dan UMK di Provinsi Jawa Barat

tahun 2010- 2013.‖ Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hdayatullah, Jakarta, 2015.

Santoso, R.P. 2012. Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan. Edisi

Pertama. Cetakan Pertama.Yogyakarta: UPP STIMYKPN.

Sikula , Sikula E (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Erlangga

Simanjuntak, P.J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Simanjuntak P. J. 1998. Pengantar Ekonomi Sumberdaya Manusia. Jakarta: FE

UI.

Simanjuntak, P. J. 2008. Pengantar Ekonomi Sumberdaya Manusia, Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Sinaga, Tinaggur. 2008. Kebijakan Pengupahan di Indonesia. Jurnal

Ketenagakerjaan. Volume 3 Nomor 2 Edisi Juli-Desember.

Siregar. Sofyan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Fajar

Interpratama Mandiri.

Page 146: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

126

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukirno, Sadono, 2013. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo.

Sulistiawati, Rini. ―Pengaruh Upah Minimum Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

dan Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di Indonesia‖ Jurnal EKSOS,

Vol. 8, No. 3, ISSN 1693-9093, (Oktober, 2012), hal. 95-211.

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS.

Yogyakarta: ANDI.

Sumarsono, Sony. 2003. Manajemen Koperasi Teori dan Praktek. Gaha Ilmu,

Jakarta.

Suparmoko, M dan Irawan. 2002. Ekonomika Pembangunan. BPFE-

YOGYAKARTA, Yogyakarta.

Tambunan, Tulus T.H. 2011. Perekonomian Indonesia Kajian Teoritis dan

Analisis Empiris. Ghalia Indonesia, Bogor.

Tirtarahardja, Umar & La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. PT. Rineka Cipta,

Jakarta.

Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Bahasa

Indonesia.

Todaro, Michael P. & Smith. Stephen C. 2006. Pembangunan Ekonomi. Edisi ke

9.Jakarta: Erlangga.

Tradena, Dewi. (2017), ―Pengaruh Industri Pariwisata Terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja Ditinjau Dari Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Hotel

dan Biro Perjalanan Wisata Kabupaten Pesisir Barat)‖, UIN Raden Intan

Lampung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Pasal 1 Ayat 1.

Page 147: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

127

Vitalia, Devi Rizky. ―Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peneyrapan

Tenaga Kerja di Kabupaten Semarang.‖ Skripsi Sarjana, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang, 2014.

Wallis, G. 2002. ―The Effect of Skill Shortage on Unemploymrnt and Real Wage

Growth: A Simultaneous Equation Approach”. British National

Statistics Office, Warwick.

Wambugu, Anthony. (2011). The Effect of Educational Attainment on

Employment Outcomes in Kenya. International Journal of Education

Administration and Policy Studies, 3 (7), 94-

102.

Wasilaputri, Febryana Rizqy. ―Pengaruh upah Minimum Provinsi, PDRB, dan

Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau Jawa Tahun

2010-2014.‖ Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi Univesitas Negeri

Yogyakarta, Yogyakarta, 2016.

Werdana, Wisnu Hasri. ―Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Upah Minimum

Kabupaten/Kota (UMK), dan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Barat

Periode 2013-2015.‖ Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2017.

Widarjono. Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Edisi Ketiga.

Yogyakarta: EKONISKA.

Winarno. Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

Eviews. Edisi 4. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Wijayanti, Asri. 2009. Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar

Grafika.

Wilis, Retno. 2015. “Analisis Pengaruh Upah Minimum, Investasi, dan

Pengeluaran Pemerintah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Berdasarkan Pendidikan”. Vol. 3 No 1

Page 148: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

128

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran I (Data Penelitian)

KAB/KOTA TAHUN BEKERJA PDRB UMK TP

Berau 2012 79.947 20.467.253 1.180.000 9.453

Berau 2013 82.497 22.591.474 1.796.250 9.888

Berau 2014 82.852 24.449.675 2.100.000 10.917

Berau 2015 90.762 25.923.254 2.381.300 13.722

Berau 2016 87.653 25.482.274 2.455.000 12.472

Berau 2017 95.818 26.232.204 2.657.538 14.650

Berau 2018 102.528 26.766.141 2.889.009 13.550

Kutai Barat 2012 86.689 18.045.834 1.268.500 6.852

Kutai Barat 2013 81.630 18.558.606 1.769.557 6.153

Kutai Barat 2014 83.402 18.906.634 1.920.000 5.783

Kutai Barat 2015 61.376 18.640.130 2.030.016 2.960

Kutai Barat 2016 60.051 18.505.884 2.161.153 2.378

Kutai Barat 2017 65.689 19.136.862 2.339.556 8.798

Kutai Barat 2018 72.633 20.088.967 2.792.399 8.780

Kutai Kertanegara 2012 280.038 129.958.165 1.254.712 25.372

Kutai Kertanegara 2013 279.013 130.010.301 1.908.146 26.588

Kutai Kertanegara 2014 294.118 128.610.623 2.070.530 24.809

Kutai Kertanegara 2015 275.749 119.506.305 2.295.804 40.676

Kutai Kertanegara 2016 272.331 117.460.844 2.305.000 33.571

Kutai Kertanegara 2017 320.865 118.904.727 2.495.163 45.513

Kutai Kertanegara 2018 337.050 121.420.923 2.712.491 54.300

Kutai Timur 2012 117.380 77.552.440 1.280.000 10.331

Kutai Timur 2013 128.164 80.730.972 1.765.000 9.252

Kutai Timur 2014 127.000 83.496.499 1.956.535 12.479

Kutai Timur 2015 129.058 84.705.082 2.008.254 16.070

Kutai Timur 2016 127.576 83.795.054 2.276.312 14.253

Kutai Timur 2017 158.241 86.480.387 2.464.108 26.188

Kutai Timur 2018 169.881 88.482.448 2.678.731 24.352

Mahakam Ulu 2012 11.349 1.350.082 1.268.500 350

Mahakam Ulu 2013 12.415 1.359.366 1.769.557 387

Mahakam Ulu 2014 13.012 1.426.350 1.886.315 401

Mahakam Ulu 2015 13.138 1.473.862 2.026.126 412

Mahakam Ulu 2016 13.576 1.523.652 2.161.153 598

Mahakam Ulu 2017 12.966 1.589.176 2.339.556 1.599

Page 149: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

129

Kab/Kota Tahun Bekerja PDRB UMK TP

Mahakam Ulu 2018 14.150 1.674.880 2.543.332 1.890

Paser 2012 111.757 31.160.226 1.270.000 10.508

Paser 2013 99.953 33.281.215 1.755.000 9.662

Paser 2014 109.349 34.782.536 2.011.000 5.784

Paser 2015 110.511 34.439.758 2.131.660 14.618

Paser 2016 109.876 32.791.809 2.193.000 11.268

Paser 2017 115.398 33.143.050 2.373.923 18.343

Paser 2018 129.060 34.365.834 2.580.691 19.306

Penajam

PaserUtara 2012 64.398 5.771.012 1.303.900 5.723

Penajam Paser

Utara 2013 61.090 6.201.814 1.903.262 5.311

Penajam Paser

Utara 2014 60.896 6.373.235 2.100.000 4.287

Penajam Paser

Utara 2015 64.277 6.380.413 2.350.000 6.641

Penajam Paser

Utara 2016 64.074 6.363.156 2.440.000 6.154

Penajam Paser

Utara 2017 65.371 6.506.781 2.566.392 7.911

Penajam Paser

Utara 2018 70.700 6.587.180 2.789.924 8.832

Balikpapan 2012 253.857 63.615.144 1.250.000 50.587

Balikpapan 2013 261.431 65.907.250 1.752.500 47.666

Balikpapan 2014 272.871 68.963.949 1.900.000 52.178

Balikpapan 2015 265.848 69.858.774 2.219.500 74.599

Balikpapan 2016 269.438 73.184.926 2.225.000 76.241

Balikpapan 2017 267.604 76.010.356 2.408.563 89.946

Balikpapan 2018 280.301 79.786.081 2.618.348 91.922

Bontang 2012 65.480 45.623.745 1.298.000 7.611

Bontang 2013 64.134 43.012.336 1.765.000 8.897

Bontang 2014 68.526 41.622.133 1.980.000 8.899

Bontang 2015 69.371 43.434.556 2.125.000 16.993

Bontang 2016 66.878 42.786.930 2.307.198 12.765

Bontang 2017 68.190 43.057.847 2.497.542 16.270

Bontang 2018 73.039 41.258.383 2.715.078 21.330

Samarinda 2012 324.516 35.711.573 1.250.000 75.004

Samarinda 2013 320.698 37.471.853 1.752.500 92.514

Page 150: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

130

Kab/Kota Tahun Bekerja PDRB UMK TP

Samarinda 2014 322.938 39.506.305 1.995.000 86.572

Samarinda 2015 343.867 39.523.223 2.156.889 69.763

Samarinda 2016 351.896 39.614.102 2.256.056 71.205

Samarinda 2017 370.533 41.239.077 2.442.181 113.464

Samarinda 2018 368.943 43.294.330 2.654.895 119.956

Page 151: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

131

Lampiran II (Uji Regresi Data Panel)

1. Common Effect Model

Dependent Variable: BEKERJA?

Method: Panel Least Squares

Date: 11/09/19 Time: 19:16

Sample: 2012 2018

Included observations: 7

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 70

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 57706.05 19286.20 2.992091 0.0039

PDRB? 0.001144 0.000117 9.799251 0.0000

UMK? -0.016194 0.008890 -1.821610 0.0730

TP? 2.723187 0.142977 19.04627 0.0000

R-squared 0.914198 Mean dependent var 146109.5

Adjusted R-squared 0.910298 S.D. dependent var 109152.5

S.E. of regression 32691.52 Akaike info criterion 23.68306

Sum squared resid 7.05E+10 Schwarz criterion 23.81155

Log likelihood -824.9072 Hannan-Quinn criter. 23.73410

F-statistic 234.4043 Durbin-Watson stat 0.495120

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 152: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

132

2. Fixed Effect Model (FEM)

Dependent Variable: BEKERJA?

Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Date: 11/09/19 Time: 19:24

Sample: 2012 2018

Included observations: 7

Cross-sections included: 10

Tota panel (balanced) observations: 70

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 88044.78 17790.47 4.948984 0.0000

PDRB? 0.000863 0.000429 2.009502 0.0492

UMK? 0.003769 0.001503 2.508423 0.0150

TP? 0.448379 0.157944 2.838854 0.0063

Fixed Effect (Cross)

_BERAU--C

_KUTBAR--C

_KUTAIKERTA--C

_KUTAITIMUR--C

_MAHAULU--C

_PASER--C

_PENAJAM--C

_BALIKPAPAN--C

_BONTANG--C

_SAMARINDA--C

-34111.17

-41591.10

75251.07

-38411.82

-84278.85

-18045.29

-40283.20

79316.88

-71018.19

13171.7

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Page 153: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

133

Weighted Statistics

R-squared 0.994615 Mean dependent var 172182.0

Adjusted R-squared 0.993481 S.D. dependent var 73123.88

S.E. of regression 10092.18 Sum squared resid 5.81E+09

F-statistic 877.3302 Durbin-Watson stat 2.135728

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.991373 Mean dependent var 146109.5

Sum squared resid 7.09E+09 Durbin-Watson stat 1.970749

Page 154: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

134

3. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 160.054548 (9,57) 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: BEKERJA

Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Date: 11/09/19 Time: 19:25

Sample: 2012 2018

Periods included: 7

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 70

Use pre-specified GLS weights

Variable Coefficiet Std. Error t-Statistic Prob.

C 28060.59 13009.19 2.156981 0.0347

PDRB 0.000757 0.000163 4.644318 0.0000

UMK -0.002903 0.006045 -0.480289 0.6326

TP 2.961605 0.247201 11.98058 0.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.858527 Mean dependent var 172182.0

Adjusted R-squared 0.852096 S.D. dependent var 73123.88

S.E. of regression 48072.31 Sum squared resid 1.53E+11

F-statistic 133.5062 Durbin-Watson stat 0.248674

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.882092 Mean dependent var 146109.5

Sum squared resid 9.69E+10 Durbin-Watson stat 0.430437

Page 155: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

135

4. Random Effect Model (REM)

Dependent Variable: BEKERJA?

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 11/09/19 Time: 19:26

Sample: 2012 2018

Periods included: 7

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 70

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 59436.14 14185.40 4.189952 0.0001

PDRB? 0.001357 0.000229 5.923550 0.0000

UMK? 0.000424 0.003410 0.124331 0.9014

TP? 0.967016 0.152850 6.326568 0.0000

Random Effect

(Cross)

_BERAU—C

_KUTBAR--C

_KUTAIKERTA--C

_KUTAITIMUR--C

_MAHAULU--C

_PASER--C

_PENAJAM--C

_BALIKPAPAN--C

_BONTANG--C

_SAMARINDA--C

-16177.11

-18167.73

30648.55

-51490.21

-49070.59

-56272.78

-10505.82

42944.54

-62159.26

139604.9

Effects Specification

S.D. Rho

Page 156: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

136

Cross-section random 27981.49 0.8682

Idiosyncratic random 10899.99 0.1318

Weighted Statistics

R-squared 0.525315 Mean dependent var 21282.75

Adjusted R-squared 0.503739 S.D. dependent var 20191.55

S.E. of regression 14224.11 Sum squared resid 1.34E+10

F-statistic 24.34654 Durbin-Watson stat 0.675201

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.705982 Mean dependent var 146109.5

Sum squared resid 2.42E+11 Durbin-Watson stat 0.037302

Page 157: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

137

5. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 49.393560 3 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

PDRB 0.000321 0.001357 0.000000 0.0218

UMK 0.007583 0.000424 0.000001 0.0000

TP 0.531933 0.967016 0.006300 0.0000

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: BEKERJA

Method: Panel Least Squares

Date: 11/09/19 Time: 19:26

Sample: 2012 2018

Periods included: 7

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 70

Variable Coefficiet Std. Error t-Statistic Prob.

C 102003.0 21201.24 4.811181 0.0000

PDRB 0.000321 0.000507 0.633302 0.5291

UMK 0.007583 0.003582 2.116909 0.0386

TP 0.531933 0.172228 3.088529 0.0031

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.991762 Mean dependent var 146109.5

Adjusted R-squared 0.990028 S.D. dependent var 109152.5

S.E. of regression 10899.99 Akaike info criterion 21.59690

Sum squared resid 6.77E+09 Schwarz criterion 22.01447

Log likelihood -742.8914 Hannan-Quinn criter. 21.76276

F-statistic 571.8610 Durbin-Watson stat 1.116622

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 158: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

138

6. Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

-15000 -10000 -5000 0 5000 10000 15000 20000 25000

Series: Standardized ResidualsSample 2012 2018Observations 70

Mean 6.50e-13Median -1944.453Maximum 23367.19Minimum -16658.87Std. Dev. 9172.712Skewness 0.552292Kurtosis 2.608545

Jarque-Bera 4.005577Probability 0.134958

Page 159: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

139

7. Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

Null hypothesis: No serial correlation at up to 2 lags

F-statistic 1.229382 Prob. F(2.63) 0.2994

Obs*R-squared 2.591780 Prob. Chi-Square(2) 0.2737

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 11/26/19 Time: 17:55

Sample: 2 70

Included observations: 69

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 8.04E-06 0.023220 0.000346 0.9997

PDRB -0.009725 0.053613 -0.181395 0.8566

UMK -0.012413 0.083026 -0.149507 0.8816

TP 0.009383 0.051356 0.182699 0.8556

RESID(-1) -0.197526 0.126940 -1.556060 0.1247

RESID(-2) -0.010742 0.135999 -0.078990 0.9373

R-squared 0.037562 Mean dependent var 6.59E-18

Adjusted R-squared -0.038822 S.D. dependent var 0.188870

S.E. of regression 0.192501 Akaike info criterion -0.374492

Sum squared resid 2.334562 Schwarz criterion -0.180222

Log likelihood 18.91998 Hannan-Quinn criter. -0.297419

F-statistic 0.491753 Durbin-Watson stat 2.001641

Prob(F-statistic) 0.781198

Page 160: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

140

8. Uji Multikolinearitas

PDRB UMK TP

PDRB 1.000000 0.034534 0.379156

UMK 0.034534 1.000000 0.151204

TP 0.379156 0.151204 1.000000

Page 161: ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · 8. Sahabat terbaik sejak zaman MABA (Ana, Ayu, Cilpi, Eja, dan Desti)

141

9. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

Null hypothesis: Homoskedasticity

F-statistic 1.509872 Prob. F(3.66) 0.2201

Obs*R-squared 4.495602 Prob. Chi-Square(3) 0.2127

Scaled explained SS 4.561824 Prob. Chi-Square(3) 0.2068

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 11/26/19 Time: 17:34

Sample: 1 70

Included observations: 70

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.517237 0.347350 -1.489096 0.1412

PDRB^2 0.000585 0.000412 1.419095 0.1606

UMK^2 0.002439 0.001579 1.544177 0.1273

TP^2 -0.001224 0.000691 -1.771500 0.0811

R-squared 0.064223 Mean dependent var 0.057973

Adjusted R-squared 0.021688 S.D. dependent var 0.088226

S.E. of regression 0.087264 Akaike info criterion -1.984321

Sum squared resid 0.502586 Schwarz criterion -1.855836

Log likelihood 73.45124 Hannan-Quinn criter. -1.933285

F-statistic 1.509872 Durbin-Watson stat 0.893713

Prob(F-statistic) 0.220114