ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey...

62
ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013 (Survey Pada Pelaku UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang) PROPOSAL SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu syarat Penyusunan Skripsi Oleh: Nama : Ridho Tri Andala NIM : 10.152.095 FAKULTAS EKONOMI 1

description

proposal penelitian ini, mengamati bagaimana tingkat pemahaman para pelaku umkm terhadap perpajakan mempengaruhi kepada kepatuhan pelaksanaan pp 46 tahun 2013.(Thanks to = Rektor Universitas Bina Darma, bapak Prof. Ir. H. Bochari Rachman, M. Sc. Dekan fakultas ekonomi ibu Dr. Emi Suwarni., S.E., M.Si. Kaprodi Akuntansi bapak Ade Kemala Jaya., S.E., Ak., M.Acc. Pembimbing 1 ibu Fitriasuri S.E., Ak. M.M, dosen Pembimbing 2 ibu Yeni Widyanti S.E., M.Ak.)

Transcript of ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey...

Page 1: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM

TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN

PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013

(Survey Pada Pelaku UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang)

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syarat

Penyusunan Skripsi

Oleh:

Nama : Ridho Tri Andala

NIM : 10.152.095

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS BINA DARMA

PALEMBANG

2013

1

Page 2: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

2

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii-iii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iv

DAFTAR TABEL.......................................................................................................v

1 PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah................................................................................4

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan................................................................4

1.4 Tujuan dan Manfaat penelitian...............................................................4

1.4.1 Tujuan Penelitian.......................................................................4

1.4.2 Manfaat Penelitian....................................................................5

1.4.3 Sistematika Penulisan................................................................5

2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN...........................6

2.1 Landasan Teori.......................................................................................6

2.1.1 Pengertian Pajak........................................................................6

2.1.2 Fungsi Pajak..............................................................................8

2.1.3 Jenis-jenis Pajak........................................................................9

2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak.........................................................10

2.1.5 Teori-Teori Pemahaman Pajak..................................................11

2.1.6 Teori Kepatuhan Pajak..............................................................13

2.1.7 PP No.46 Tahun 2013................................................................14

2.2 Penelitian Terdahulu...............................................................................18

2.3 Kerangka Pemikiran...............................................................................19

2.4 Paradigma Penelitian..............................................................................22

2.5 Hipotesis.................................................................................................23

3 OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN............................................23

3.1 Objek Penelitian.....................................................................................23

3.2 Metodologi Penelitian............................................................................23

3.2.1 Operasional Variabel.................................................................23

Page 3: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

3

3.2.2 Jenis dan Sumber Data..............................................................25

3.2.3 Teknik Pengumpulan data.........................................................25

3.2.4 Populasi dan Sample.................................................................26

3.2.5 Instrumen Penelitian dan Pengujian..........................................27

3.2.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas...............................................29

3.2.7 Teknik Analisis Data.................................................................31

3.2.8 Uji Hipotesis..............................................................................32

3.2.8.1 Uji t............................................................................32

3.2.8.2 Analisis Korelasi Sederhana......................................33

3.2.9 Uji Asumsi Klasik.....................................................................33

3.2.10 Rencana Kegiatan Penelitian...................................................35

Daftar Pustaka..............................................................................................................36

Page 4: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

4

Daftar Tabel

Halaman

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu.....................................................................................18

3.1 Operasional Variabel..............................................................................................24

3.2 Klasifikasi Interval.................................................................................................29

Page 5: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

5

Daftar Gambar

Halaman

2.1 Gambar Paradigma Penelitian................................................................................22

Page 6: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

6

PROPOSAL SKRIPSI

1. Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Untuk menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan, sebuah negara

membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana APBN yang didapatkan dihimpun

dari semua potensi sumber daya yang dimiliki negara tersebut, baik itu berupa

hasil kekayaan bumi maupun berupa iuran dari masyarakat. Salah satu bentuk

iuran yang diberikan masyarakat kepada negara adalah pajak. Sebagai salah satu

unsur penerimaan negara, pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin

diandalkan untuk kepentingan pembangunan dan pengeluaran pemerintahan

(Supadmi, 2009).

Pajak memiliki peran yang penting dalam pembangunan indonesia karena

pajak menyumbang kontribusi terbesar bagi pemasukan negara. Untuk tahun 2012

saja, sektor pajak menyumbang sedikitnya sekitar 980,1 T dari jumlah total

realisasi APBN-P 2012 sebesar 1331,7 T atau sekitar 73,59 % APBN-P 2012

(www.pajak.go.id). Karena kontribusi yang besar itulah dibutuhkan kesadaran

warga negara sebagai wajib pajak untuk membayar pajak kepada negara.

Salah satu sumber pajak yang terbesar adalah pajak penghasilan. Pajak

penghasilan yang masuk ke kas negara perbulan agustus 2013 saja sejumlah

34.908,89 M dari total penerimaan 72.348,70 M atau sekitar 48,25%

(www.pajak.go.id), jelas bahwa pajak penghasilan merupakan sektor penting bagi

pemasukan APBN dari pajak. Potensi pajak dari sektor UMKM dinilai sangat

Page 7: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

7

besar. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, 60% dari PDB

Indonesia dihasilkan oleh sektor UMKM. Hal tersebut berbanding terbalik dengan

sumbangsihnya terhadap penerimaan pajak, yaitu hanya 5% saja

(www.dannydarussalam.com).

Selama ini, pelaku UMKM digolongkan termasuk dalam PPh orang

pribadi, hal ini berdasarkan UU 36 tahun 2008. Namun sejak tanggal 26 juni 2013

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2013 sudah dikeluarkan dan mulai berlaku

sejak tertanggal 1 juli 2013 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha

yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu.

Peraturan perpajakan yang dikeluarkan pemerintah dalam PP 46 tahun 2013 ini

ditujukan bagi pelaku UMKM yang selama ini luput dari pajak serta menfasilitasi

UMKM dalam membayar pajak sebagai kewajiban mereka selaku warga negara.

PP 46 tahun 2013 ini, mengatur pajak penghasilan bagi usaha dengan peredaran

bruto tertentu yang tidak melebihi 4,8 M dalam satu tahun pajak.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota

Palembang Ibnu Rohim, banyaknya sektor UMKM yang tumbuh 5-10% perbulan

membuat sektor UMKM tersebut sebagai sumber pajak yang potensial. Namun

dari sekian pesatnya pertumbuhan UMKM yang ada di kota palembang dari

sekitar 30.000 UMKM yang ada, hanya sekitar baru 60 % yang tercatat resmi

sebagai wajib pajak, atau memiliki NPWP (www.koran-sindo.com). Hal ini

menunjukkan bahwa masih rendahnya kepatuhan pelaku UMKM dalam

membayar pajak. Padahal, untuk mengembangkan usahanya, UMKM

membutuhkan pinjaman kredit modal dari bank dan bank mewajibkan setiap

Page 8: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

8

nasabah yang ingin meminjam uang untuk memiliki KTP dan NPWP. Dengan

membayar pajak penghasilan ini, secara otomatis para pelaku UMKM ini sudah

memiliki NPWP dan mempermudah mereka untuk mendapatkan pinjaman modal.

PP 46 tahun 2013 termasuk PPh nonfinal yang diangsur dengan angsuran masa

paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya. Tarif yang dikenakan adalah 1% dari

total peredaran bruto usaha. PP 46 tahun 2013 timbul seiring dengan gencarnya

program pemerintah untuk menyentuh sektor-sektor yang luput dari perpajakan

untuk meningkatkan pendapatan negara.

Pasar 16 ilir merupakan salah satu sentra ekonomi terbesar di palembang.

Di pasar 16 ilir sedikitnya terdapat 870 kios. Untuk lantai dasar dihuni lebih dari

320-an pedagang. Dilantai satu dan dua berkisar 300 sampai kios pedagang.

Sementara dilantai tiga 50-an kios pedagang dari 300-an kios yang ada. Dan

dilantai 4-5 dari 600 kios yang ada, baru terisi 200 pedagang. Banyaknya

perputaran uang yang terjadi di tempat ini, sehingga menjadikannya sebagai

penopang perekonomian palembang.

Pasar 16 ilir memegang peranan penting atas kegiatan ekonomi terutama

terhadap sektor UMKM yang tengah tumbuh. Dengan banyaknya UMKM yang

terdapat di pasar 16 ilir, maka layaklah menurut penulis dikenakan pajak

penghasilan PP 46 tahun 2013. Pemahaman dan kepatuhan para pelaku UMKM

sangat dibutuhkan untuk menyukseskan peraturan pemerintah ini. Dengan status

sebagai pasar terbesar di palembang, maka setidaknya pasar 16 ilir telah

merepresentasikan secara umum keadaan perekonomian yang sebenarnya terjadi.

Page 9: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

9

Maka penelitian yang dilakukan dapat mendapatkan hasil yang lebih

komprehensif dan relevan.

Berdasarkan uraian-uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil

judul “Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku UMKM Terhadap

Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey

Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pengaruh Pemahaman Para Pelaku

UMKM Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun

2013 (Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang) ?

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Untuk menghindari terlalu luasnya ruang lingkup pembahasan serta

tercapainya suatu hasil pembahasan yang lebih rinci dan terarah maka ruang

lingkup pembahasan yang penulis lakukan yaitu mengenai Bagaimana Pengaruh

Pemahaman Para Pelaku UMKM Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang)

di lantai dasar.

1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Bagaimana Pengaruh Pemahaman Para Pelaku UMKM Terhadap Kepatuhan

Page 10: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

10

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Pasar 16 ilir

Palembang).

1.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dihasilkan penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Praktis

Sebagai masukan bagi para pelaku UMKM, dan Direktorat Jendral Pajak

untuk bahan informasi dalam mengetahui Pengaruh Pemahaman Para Pelaku

UMKM Terhadap kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun

2013 (Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang).

2. Teoritis

Sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi,

khususnya akuntansi dan merupakan informasi bagi penelitian selanjutnya.

1.4.3 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan ini, penulis menyajikan laporan dalam 5 bab

yang terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini secara garis besar mengenai latar belakang, perumusan

masalah, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bab ini memuat teori-teori yang digunakan penulis dalam

menganalisis tingkat pengaruh pemahaman pelaku UMKM terhadap

kepatuhan pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 yaitu pengertian pajak,

Page 11: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

11

fungsi pajak, jenis-jenis pajak, sistem pemungutan pajak, teori-teori

pemahaman, penjelasan PP 46 tahun 2013, penelitian sebelumnya,

kerangka penelitian dan paradigma penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan dijelaskan mengenai objek penelitian, operasional

variabel, sumber dan teknik analisis data.

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan

tentang Pengaruh Pemahaman Para Pelaku UMKM Terhadap

Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah 46 Tahun 2013 (Survey

Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang).

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup, pada bab ini diuraikan kesimpulan

dan saran yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan.

2. Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pajak

Banyak sekali para ahli dibidang perpajakan yang memberikan definisi

yang berbeda mengenai pajak. Namun demikian, berbagai definisi tersebut pada

dasarnya memiliki tujuan dan inti yang sama yaitu merumuskan pengertian pajak

sehingga mudah dipahami. Menurut beberapa ahli, pengertian pajak adalah

sebagai berikut :

Page 12: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

12

1. Pengertian menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2006:1) pajak adalah iuran

rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung

dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

2. Menurut Soemitro dalam Sukrisno dan Estralita (2012:4), pajak adalah iuran

rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal-balik (kontraprestasi) yang

langsung dapat ditunjukkan, digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

3. Menurut Andriani dalam Sukrisno dan Estralita (2012:4), pajak adalah iuran

kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib

membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi

kembali, langsung dapat ditunjuk, dan berguna untuk membiayai berbagai

pengeluaran umum terkait dengan tugas negara untuk menyelenggarakan

pemerintahan.

4. Dan menurut Smeets dalam Sukrisno dan Estralita (2012:4), pajak adalah

prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dapat

dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan secara

individual maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan (UU KUP), pajak adalah suatu kontribusi wajib kepada negara yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Page 13: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

13

undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dari pengertian-pengertian yang telah disebutkan diatas, dapat

disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak, adalah :

1. Pembayaran pajak harus berdasarkan undang-undang.

2. Pajak dipungut oleh negara, baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah.

3. Pajak bersifat dapat dipaksakan.

4. Tidak ada kontraprestasi (imbalan) yang langsung dapat dirasakan oleh

pembayar pajak.

5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

Dengan demikian, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa definisi pajak

adalah suatu iuran dari rakyat kepada negara, yang berdasarkan undang-undang,

yang sifatnya memaksa, dan dipungut oleh negara tanpa adanya kontraprestasi

(timbal balik) langsung yang dapat ditunjukkan, dan digunakan untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran pemerintah dalam menjalankan negara.

2.1.2 Fungsi Pajak

Pengertian pajak merupakan iuran rakyat yang berfungsi untuk membiayai

semua pengeluaran-pengeluaran negara untuk kepentingan umum. Seperti yang

telah diketahui dari ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak dari berbagai

definisi maka pajak memiliki fungsi tertentu. Menurut Suandy (2011:12), fungsi

pajak dapat dibedakan menjadi 2 fungsi, yaitu:

Page 14: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

14

1. Fungsi Penerimaan (Budgetair).

Yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara, dengan tujuan

untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Contoh, dimasukkannya

pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

2. Fungsi Mengatur (Regulerend).

Yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik di bidang

ekonomi, sosial, maupun\ politik dengan tujuan tertentu. Contohnya yaitu

pemberian insentif pajak (misalnya tax holiday, penyusutan dipercepat) dalam

rangka menigkatkan investasi baik investasi dalam negeri maupun investasi

asing.

2.1.3 Jenis – Jenis Pajak

Masalah perpajakan tidaklah sesederhana hanya sekedar menyerahkan

sebagian penghasilan atau kekayaan kepada negara. Tetapi, coraknya bermacam-

macam tergantung pada pendekatannya. Menurut Sukrisno dan Estralita (2012:5),

jenis-jenis pajak dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:

1. Berdasarkan golongannya, pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a. Pajak Langsung, adalah pajak yang harus ditanggung sendiri oleh Wajib

Pajak (WP) dan pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak

lain, contohnya: Pajak Penghasilan (PPh).

b. Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang pembebanannya dapat

dilimpahkan kepada pihak lain, contohnya: Pajak Pertambahan Nilai untuk

Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

2. Berdasarkan Sifatnya, pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

Page 15: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

15

a. Pajak Subyektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan keadaan

pribadi WP, contohnya, PPh.

b. Pajak Objektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada

objeknya, baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang

mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa

memperhatikan keadaan pribadi WP, contohnya adalah Pajak Pertambahan

Nilai untuk Barang dan Jasa, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan

Pajak Bumi dan Bangunan.

3. Berdasarkan lembaga pemungutnya, pajak dikelompokkan menjadi dua:

a. Pajak Pusat (Negara), adalah pajak yang dipungut oleh pemerintahpusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, contohnya adalah PPh,

Pajak Pertambahan untuk Barang dan Jasa, Pajak Penjualan atas Barang

Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Materai.

b. Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, contohnya adalah Pajak

Kendaran Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Bea Balik

Nama Tanah, Pajak Reklame, serta Pajak Hotel dan Restoran.

2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Erly Suandy (2011:128), sistem pemungutan pajak dapat dibagi

menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Official Assessment System, adalah sistem pemungutan pajak yang dimana

jumlah pajak yang harus dilunasi atau terutang oleh Wajib Pajak dihitung dan

Page 16: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

16

ditetapkan oleh fiskus/aparat pajak. Jadi, dalam sistem ini Wajib Pajak bersifat

pasif sedang fiskus bersifat aktif.

b. Self Assessment System, adalah sistem pemungutan pajak yang dimana Wajib

Pajak harus menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan

jumlah pajak yang terutang.Aparat pajak (fiskus) hanya bertugas melakukan

penyuluhan dan pengawasan untuk mengetahui kepatuhan Wajib Pajak.

c. Withholding System, adalah sistem pemungutan pajak yang mana besarnya

pajak terutang dihitung dan dipotong oleh pihak ketiga. Pihak ketiga yang

dimaksud di sini antara lain pemberi kerja dan bendaharawan pemerintah.

2.1.5 Teori-teori pemahaman Pajak

Menurut Fikriningrum (2012) pemahaman merupakan kemampuan untuk

menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Pengetahuan dan

pemahaman peraturan perpajakan merupakan penalaran dan penangkapan makna

tentang peraturan perpajakan.

Sebuah kepatuhan pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Rajif

(2011) variabel pemahaman, kualitas pelayanan, dan ketegasan sanksi perpajakan

berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan pajak. Menurut Widayati dan

Nurlis (2010) dalam penelitian Fikriningrum (2012) untuk mengetahui

pengetahuan dan pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, dapat

dilihat dari beberapa hal, yaitu:

1. Kepemilikan NPWP.

2. Pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib

pajak.

Page 17: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

17

3. Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan.

4. Pengetahuan dan pemahaman mengenai Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP), Penghasilan Kena Pajak (PKP), dan tarif pajak.

5. Adalah wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui

sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

6. Wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui training

perpajakan yang mereka ikuti.

Menurut Hardiningsih (2011), pemahaman wajib pajak terhadap peraturan

perpajakan adalah cara wajib pajak dalam memahami peraturan perpajakan yang

telah ada. Wajib pajak yang tidak paham akan peraturan perpajakan maka

cenderung menjadi wajib pajak yang tidak taat. Indikator pemahaman akan

peraturan perpajakan antara lain :

1. Pemahaman wajib pajak yang mau membayar pajak harus mempunyai NPWP.

2. Pemahaman akan hak dan kewajiban wajib pajak.

3. Pemahaman akan sanksi perpajakan jika mereka lalai akan kewajibannya.

4. Pemahaman wajib pajak akan PTKP, PKP, dan tarif pajak.

5. Pemahaman akan SSP, Faktur Pajak, Surat Pemberitahuan harus dicantumkan

NPWP.

6. Paham akan pemberian kode dalam NPWP yang terdiri dari 15 (lima belas)

digit.

7. Pemahaman akan peraturan perpajakan melalui sosialisasi yang dilakukan

KPP.

Page 18: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

18

Menurut Perdhana, dkk (2012) pemahaman akan kewajiban perpajakan

dibagi atas 3 indikator pemahaman, yaitu :

1. Pemahaman mengenai pengetahuan umum mengenai pajak penghasilan.

2. Pemahaman prosedur pelaksanaan kewajiban pajak.

3. Pemahaman prosedur pelaksanaan pembayaran pajak penghasilan.

2.1.6 Teori kepatuhan pajak

Kepatuhan pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013 sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Termasuk didalamnya adalah faktor pemahaman berdasarkan

penelitian terdahulu Wijaya (2011). Kepatuhan diukur melalui kategori yang telah

ditetapkan pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan

Nomor.74/PMK.03/2012.

Kepatuhan wajib pajak menurut Peraturan Menteri Keuangan

Nomor.74/PMK.03/2012 yang disebut wajib pajak patuh adalah wajib pajak yang

memenuhi kategori sebagai berikut :

1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan

2. Tidak mempunyai tunggakan untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan

pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran

pajak.

3. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga pengawasan

keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama

3(tiga) kali berturut-turut; dan

Page 19: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

19

4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan

berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

dalam jangka waktu 5(lima) tahun terakhir.

Di dalam penelitian ini, maka kategori yang dipakai sebagai wajib pajak yang

patuh untuk para pelaku UMKM adalah tepat waktu dalam menyampaikan Surat

Pemberitahuan, dan tidak mempunyai tunggakan semua jenis pajak. Hal ini

dilakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi usaha para pelaku UMKM itu

sendiri yang tidak memungkinkan untuk menggunakan kategori poin 3 dan 4.

2.1.7 PP No.46 Tahun 2013

a. Maksud dan Tujuan PP 46 Tahun 2013

Maksud dari dikeluarkannya Peraturan Perpajakan melalui PP 46 Tahun

2013 ini adalah :

1. Memberikan kemudahan dan penyederhanaan aturan perpajakan.

2. Mengedukasi masyarakat untuk tertib beradministrasi.

3. Mengedukasi masyarakat untuk transparansi.

4. Memberikan kesempatan masyarakat untuk berkontribusi dalam

penyelenggaraan negara.

Sedangkan tujuan dari PP 46 Tahun 2013 ini adalah :

1. Kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.

2. Meningkatnya pengetahuan tentang manfaat perpajakan bagi masyarakat.

3. Terciptanya kondisi kontrol sosial dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

Page 20: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

20

Dari maksud dan tujuan tersebut, hasil yang diharapkan dalam

pemberlakuan PP 46 Tahun 2013 ini adalah penerimaan pajak meningkat sehinga

kesempatan untuk mensejahterakan masyarakat meningkat.

b. Dasar Hukum

Dasar hukum dari dikeluarkannya PP 46 Tahun 2013 ini adalah ada 2

landasan hukum, yaitu :

1. Pasal 5 ayat (2) huruf e UU PPh :

Dengan menggunakan Peraturan Pemerintah (PP) dapat ditetapkan cara

menghitung Pajak Penghasilan yang lebih sederhana dibandingkan dengan

menggunakan UU PPH secara umum.

Penyederhanaannya yakni WP hanya menghitung dan membayar pajak

berdasarkan peredaran bruto (omset).

2. Pasal 17 ayat (7) UU PPh :

Pada intinya penerbitan PP 46 Tahun 2013 ditujukan terutama untuk

kesederhanaan dan pemerataan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.

c. Pokok-Pokok Ketentuan PP 46 Tahun 2013

Yang dikenai sebagai objek pajak berdasarkan PP 46 tahun 2013 ini

adalah :

1. Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak dengan

peredaran bruto (omset) yang tidak melebihi Rp. 4,8 Miliar dalam 1 tahun

pajak.

2. Peredaran bruto (omset) merupakan jumlah peredaran bruto (omset) semua

gerai/counter/outlet atau sejenisnya baik pusat maupun cabangnya.

Page 21: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

21

3. Tarif pajak yang terutang dan harus dibayar adalah 1% dari jumlah peredaran

bruto (omset).

4. Usaha dapat meliputi usaha dagang dan jasa, seperti toko/kios/los kelontong,

pakaian, elektronik, bengkel, penjahit, warung/rumah makan, salon, dan usaha

lainnya.

Hal-hal yang dikecualikan, atau tidak dikenai pajak penghasilan atau non objek

pajak berdasarkan PP 46 Tahun 2013 adalah :

1. Penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, seperti misalnya

dokter, advokat/pengacara, akuntan, notaris, PPAT, arsitek, pemain musik,

pembawa acara, dan sebagaimana dalam penjelasan Pasal 2 ayat (2) PP 46

Tahun 2013.

2. Penghasilan dari usaha dagang dan jasa yang dikenai PPh Final (Pasal 4 ayat

(2)), seperti misalnya sewa kamar kos, sewa rumah, jasa konstruksi

(perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan), PPh usaha migas, dan lain

sebagainya yang diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah.

Subjek pajak PP 46 Tahun 2013 ini adalah :

1. Orang pribadi

2. Badan, tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap (BUT).

Yang menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto (omset)

yang tidak melebihi Rp. 4,8 Miliar dalam 1 (satu) tahun pajak. Tahun pajak disini

adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender, kecuali wajib pajak menggunakan

tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.

Page 22: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

22

Non subjek pajak, atau yang tidak dikenai pajak berdasarkan PP 46 Tahun

2013 ini adalah :

1. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang

menggunakan sarana yang dapat dibongkar pasang dan menggunakan

sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum. Misalnya pedagang

keliling, pedagang asongan, warung tenda di area kaki-lima, dan sejenisnya.

2. Badan yang belum beroperasi secara komersial atau yang dalam jangka waktu

1 (satu) tahun setelah beroperasi secara komersial memperoleh peredaran

bruto melebihi Rp. 4,8 Miliar.

3. Orang Pribadi atau Badan yang dimaksud diatas meskipun tidak dikenai PP 46

Tahun 2013, wajib melaksanakan ketentuan perpajakan sesuai dengan UU

KUP maupun UU PPh secara umum.

Masa penyetoran dan pelaporan pajak PP 46 Tahun 2013 adalah :

1. Penyetoran paling lama tanggal 15 bulan berikutnya.

2. SSP berfungsi sekaligus sebagai SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2). Jika SSP

sudah validasi NTPN tidak perlu lapor SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2).

3. Penghasilan yang dibayar berdasarkan PP 46 Tahun 2013 dilaporkan dalam

SPT Tahunan PPh pada kelompok penghasilan yang dikenai pajak final

dan/atau bersifat final.

Page 23: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

23

2.2 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Simpulan1. Sri Rustyaningsih (2011)

Universitas Katolik Widya Mandala Madiun

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak antara lain : Pemahaman terhadap self assesment system, kualitas pelayanan, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, persepsi wajib pajak terhadap sanksi perpajakan.

2. Pancawati Hardiningsih, Nila Yulianawati (2011) Universitas STIKUBANK, Semarang.

Faktor-faktor yang mempengarui kemauan membayar pajak

Kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak.

3. Mohamad Rajif (2011) Universitas Gunadarma, Depok.

Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan, dan Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak Pengusaha UKM di Daerah Cirebon

Sebagian besar pengusaha UKM di daerah cirebon sudah Memiliki NPWP, para pengusaha di daerah cirebon sudah memiliki cukup pemahaman tentang pajak, variabel pemahaman, ketegasan sanksi perpajakan, dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak.

4. Putra Rezki Perdhana, dkk (2012) Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang.

Analisis Pemahaman Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Padang (studi kasus pada KPP Pratama Padang Jl. Bagindo Azis Chan No.26 Padang).

Wajib pajak dikota padang cukup paham walaupun hanya sebatas gambaran umum, pemahaman yang cukup baik meminimalkan pelanggaran perpajakan, masih ada sedikit yang kurang mengerti akan pemahaman perpajakan, adanya hubungan yang relevan antara peraturan perpajakan dengan kondisi dikota padang.

Page 24: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

2.3 Kerangka Pemikiran

Sebagai seorang warga negara, sudah sepantasnya untuk turut ikut

berperan serta dalam pembangunan negara. Pajak sebagai sebuah iuran wajib yang

dibebankan kepada warga negara sifatnya memaksa, dalam artian pajak

merupakan kewajiban bagi setiap waga negara.

Berdasarkan UU KUP No.28 Tahun 2007, pajak merupakan kontribusi

wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak medapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Dengan pengertian tersebut, jelaslah bahwa fungsi pajak itu

sangat penting untuk menjalankan roda pemerintahan, tanpa pajak maka roda

pemerintahan akan terganggu atau malah berhenti.

Warga negara yang memiliki penghasilan atau usaha diwajibkan untuk

membayarkan pajak penghasilan. Salah satu usaha yang dilakukan masyarakat

adalah usaha dalam sektor UMKM. Sektor UMKM termasuk salah satu sektor

terbesar penyumbang PDB di Indonesia berdasarkan data dari Kementrian

Koperasi dan UKM, 60% dari total PDB Indonesia dihasilkan dari sektor UMKM.

Namun, hal ini berbanding terbalik dengan dengan sumbangsihnya terhadap

penerimaan pajak yang hanya sekitar 5% saja. Dari data yang tersebut, tercermin

bahwa kepatuhan para pelaku UMKM terhadap pajak masih sangat rendah.

Pasar 16 Ilir Palembang merupakan salah satu sentra perekonomian

terbesar yang ada di Palembang. Dengan jumlah yang mencapai hingga 870 kios,

dan khusus dilantai dasar yang menjadi ruang lingkup penelitian memiliki jumlah

Page 25: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

kios berkisar 320-an pedagang. Dengan banyaknya jumlah pelaku UMKM

tersebut, diharapkan dapat merepresentasikan keadaan UMKM yang

sesungguhnya, namun hasil wawancara yang didapatkan oleh peneliti hanya 1 dari

7 pedagang yang memiliki NPWP. Padahal, sebagai pelaku UMKM, penghasilan

yang mereka dapatkan harus disetorkan pajak penghasilannya kepada kas negara.

Dengan besarnya potensi pajak yang terlihat dari sektor UMKM tersebut,

maka semenjak pertanggal 1 juli 2013, pemerintah mulai memberlakukan

peraturan pemerintah mengenai pajak penghasilan yaitu PP 46 Tahun 2013, yaitu

pajak penghasilan dari usaha yang tidak melebihi dari 4,8M pertahun pajak. Tarif

pajak yang diberlakukan adalah sebesar 1% dari total peredaran bruto, atau omset

dari usaha.

Namun, dilihat dari tanggal dikeluarkannya peraturan tersebut, sangat

dimungkinkan para pelaku UMKM ini belum paham terhadap peraturan yang

tegolong baru tersebut. Hal ini didasarkan dari observasi dan data-data yang

didapatkan oleh penulis seperti pernyataan Kepala Dinas Perindustrian,

Perdagangan, dan Koperasi Kota Palembang Ibnu Rohim, dari sekitar 30.000

UMKM yang tercatat, hanya sekitar 60%nya yang memiliki NPWP. Hal ini

sangat memprihatinkan, untuk mempunyai NPWP sendiri, para pelaku UMKM ini

masih tergolong sedikit, apalagi pengetahuan mereka tentang PP 46 Tahun 2013

dikhawatirkan mereka tidak paham.

Kepatuhan pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013 sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Termasuk didalamnya adalah faktor pemahaman berdasarkan

penelitian terdahulu Rajif (2011). Faktor pemahaman para pelaku UMKM adalah

Page 26: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

sebuah faktor yang berdiri sendiri. Pemahaman pelaku UMKM bisa saja

berpengaruh positif ataupun negatif , atau malah tidak berpengaruh sama sekali

terhadap PP No.46 Tahun 2013. pemahaman diukur melalui indikator berdasarkan

penelitian terdahulu. Pemahaman akan pajak sangat dipengaruhi oleh beberapa

indikator, Menurut Widayati dan Nurlis (2010) dalam penelitian Fikriningrum

(2012) indikator-indikator tersebut adalah :

1. Kepemilikan NPWP.

2. Pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib

pajak.

3. Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan.

4. Pengetahuan dan pemahaman mengenai Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP), Penghasilan Kena Pajak (PKP), dan tarif pajak.

5. Adalah wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui

sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

6. Wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui training

perpajakan yang mereka ikuti.

Kepatuhan diukur melalui kategori yang telah ditetapkan pemerintah

melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor.74/PMK.03/2012. Sedangkan

kriteria wajib pajak patuh menurut Peraturan Menteri Keuangan

Nomor.74/PMK.03/2012 adalah :

1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan

Page 27: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

2. Tidak mempunyai tunggakan untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan

pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran

pajak.

3. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga pengawasan

keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama

3(tiga) kali berturut-turut; dan

4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan

berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

dalam jangka waktu 5(lima) tahun terakhir.

Di dalam penelitian ini, maka kategori yang dipakai sebagai wajib pajak yang

patuh untuk para pelaku UMKM adalah tepat waktu dalam menyampaikan Surat

Pemberitahuan, dan tidak mempunyai tunggakan semua jenis pajak. Penelitian ini

akan melihat bagaimana pengaruh pemahaman para pelaku UMKM terhadap

kepatuhan pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013.

2.4 Paradigma Penelitian

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran penelitian diatas, maka paradigma

yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1

Paradigma Penelitian

Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 tahun 2013 (Y)

Pemahaman Para pelaku UMKM (X)

Page 28: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

2.5 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan disebelumnya,

maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : Pemahaman para pelaku UMKM tidak berpengaruh signifikan terhadap

Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013.

H1 : Pemahaman para pelaku UMKM berpengaruh signifikan terhadap

Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013.

3. Objek dan Metodologi Penelitian

3.1 Objek Penelitian

Untuk mendapatkan data-data yang penulis butuhkan penulis mengadakan

penelitian langsung ke lokasi yang menjadi objek penelitian yaitu pemilik toko di

Gedung Pasar 16 ilir Palembang lantai dasar.

3.2 Metodologi Penelitian

3.2.1 Operasional Variabel

Sanusi (2011:49), menjelaskan bahwa pada tataran empiris, peneliti

mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan mengoperasionalkan variabel-variabel,

termasuk menemukan hubungan-hubungan antar variabel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berkut :

1. Variabel Bebas (X)

Menurut Sanusi (2011:50), variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi

variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemahaman para pelaku

UMKM (X).

Page 29: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

2. Variabel Terikat (Y)

Menurut Sanusi (2011:50), variabel terikat atau variabel tergantung (dependent

variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian

ini, Pemahaman akan PP 46 tahun 2013 (Y).

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variable Definisi Indikator Tolak Ukur

Variabel BebasPemahaman individu Para Pelaku UMKM (X)

pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari

-Pengetahuan mengenai NPWP.

-Pemahaman mengenai hak dan kewajiban pajak.

-Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan.

-Pengetahuan dan pemahaman mengenai Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), Penghasilan Kena Pajak (PKP), dan tarif pajak.

-Pemahaman mengenai prosedur perpajakan.

-Pemahaman melalui sosialisasi pajak.

Skala Likert

Variabel Terikat (Y).Kepatuhan PP 46 tahun 2013 (Y)

Kategori wajib pajak yang dimasukkan kedalam kriteria

- Tepat waktu dalam penyampaian SPT.

Skala Likert

Page 30: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

wajib pajak patuh menurut Peraturan Menteri Keuangan.

- Tidak memiliki tunggakan untuk semua jenis pajak.

3.2.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut ;

a. Data kualitatif, yaitu data non angka yang sifatnya deskriptif dalam bentuk

informasi tulisan (kuisioner) yang diperoleh dari mahasiswa-mahasiswa

akuntansi yang berkompeten memberikan informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian ini.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang telah diolah dari jawaban kuisioner yang

telah dibagikan kepada responden yang penulis anggap berkompeten.

Sumber data penelitian ini adalah :

1. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli. Data primer penelitian ini adalah kuesioner

yang dikumpulkan penulis.

2. Data sekunder yang digunakan peneliti adalah dilakukan melalui

literatur-literatur, buku-buku serta sumber-sumber lain yang

berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.mengenai jumlah

kios, sejarah pasar 16 ilir, dan penjelasan mengenai PP 46 Tahun 2013.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode

survei. Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang

menggunakan pernyataan tertulis.

Page 31: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

Dalam penelitian ini digunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan

data. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan mendatangi satu persatu calon

responden, mengecek apakah calon responden bersedia untuk mengisi kuesioner.

Prosedur ini penting dilaksanakan karena peneliti ingin menjaga agar kuesioner

hanya diisi oleh responden yang telah sesuai dengan kriteria penulis.

3.2.4 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sanusi (2011:87) pengertian populasi adalah seluruh kumpulan

elemnen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk

membuat suatu kesimpulan. Jadi, kumpulan elemen itu menunjukkan jumlah,

sedangkan ciri-ciri tertentu menunjukkan karakteristik dari kumpulan itu. Populasi

dalam penelitian ini para palaku UMKM yang berada di lantai dasar pasar 16 ilir

Palembang yang berjumlah sekitar 320 pedagang.

b. Sampel

Menurut Sanusi (2011:87) seorang peneliti jarang sekali melakukan

penelitian terhadap keseluruhan kumpulan elemen (populasi). Peneliti biasanya

melakukan seleksi terhadap bagian elemen-elemen populasi dengan harapan hasil

seleksi tersebut dapat merefleksikan seluruh karakteristik yang ada. Elemen

adalah subjek dimana pengukuran itu dilakukan. Bagian dari elemen-elemen

populasi yang terpilih disebut sampel. Maka dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik convenience sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan

kemudahan. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel secara tidak acak

(non-random sampling) yang tidak mempertimbangkan peluang. Hal ini

Page 32: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

dilakukan agar jumlah sampel yang digunakan peneliti representatif dari populasi

yang ada.

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel menurut

ketentuan Slovin dalam Sanusi (2011:101), yang memasukkan unsur kelonggaran

ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat

ditoleransi. Batas toleransi ketidaktelitian dalam penelitian ini adalah 10%.

Rumus : n= N

1+N α 2

Dimana :

n= ukuran sampel

N= Jumlah populasi

α = Toleransi ketidaktelitian yang digunakan (dalam persen)

Jawab :

n= 3201+320¿¿

= 3204,2

= 76,1 = 76

Dari perhitungan di atas maka jumlah sampel dalam penelitian ini

sebanyak 76 orang pelaku UMKM dari 320 orang pelaku UMKM. Pemakaian

rumus diatas mempunyai asumsi bahwa populasi berdistribusi normal.

3.2.5 Instrumen Penelitian dan Pengujian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan

dan pernyataan tertulis (kuesioner). Pertanyaan yang diajukan kepada responden

menggunakan skala likert. Menurut Sanusi (2011:59), skala likert adalah skala

yang didasarkan pada penjumlahan sikap responden dalam merespon pernyataan

Page 33: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

berkaitan indikator-indikator suatu konsep atau variabel yang sedang diukur.

Penelitian ini menggunakan lima skala untuk jawaban responden yaitu sebagai

berikut :

Kategori Simbol Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Menurut Purwanto (2009:27) rumus kelas interval adalah sebagai berikut :

Interval kelas= Nilai Terbesar−NilaiTerkecil

Banyak Interval Kelas

= 5−1

5

= 0.80

Penulis membagikan kuesioner dengan jawaban sebanyak 7 pertanyaan

dengan perincian mengenai pengetahuan mengenai NPWP, Pemahaman mengenai

hak dan kewajiban pajak, pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi

perpajakan, pengetahuan mengenai tarif pajak PP46 tahun 2013, pemahaman

mengenai prosedur perpajakan, pemahaman mengenai sosialisasi pajak dengan

jumlah responden sebanyak 76 orang.

Page 34: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

Dan dengan menggunakan rumus rata-rata hitung sample dalam buku

Purwanto (2003:48) maka didapat indikator-indikator atau kategori dari hasil

pemahaman tersebut. Rumus rata-rata hitung sample dihitung dengan cara :

Rata-rata hitung sample = jumlah seluruh nilaidalam sample

jumlahdatadapat disajikan

dalam bentuk simbol sebagai berikut : X = ΣXn

X = rata-rata hitung sample

ΣX = jumlah keseluruhan nilai X sample

N = jumlah total data atau pengamatan dari sample

Tabel 3.2

Klasifikasi interval

Untuk penilaian pemahaman PP 46 tahun 2013

4,20 – 5,00 Sangat paham

3,40 – 4,19 Paham

2,60 – 3,39 Cukup paham

1,80 – 2,59 Tidak paham

1,00 – 1,79 Sangat tidak paham

Sumber : Wijaya (2011)

3.2.6 Uji Validitas, dan Uji Reliabilitas

1. Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen alat ukur

telah menjalankan fungsi ukurnya. Menurut Sanusi (2011:76), suatu instrumen

Page 35: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur.

validitas merupakan bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan

data yang sesungguhnya yang terjadi pada objek yang diteliti. Suatu skala

pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan

mengukur apa yang seharusnya diukur.

Uji validitas kuesioner penelitian menggunakan teknik korelasi product

moment pearson, yaitu mengkorelasikan skor item dengan skor total. Dalam buku

Sanusi (2011:77) dengan rumus sebagai berikut :

r = N ¿¿

Keterangan :

r= koefisien korelasi

x= skor butir

y= skor total butir

N= jumlah sampel (responden)

Adapun cara untuk mengetahui apakah suatu item valid atau gugur maka

dilakukan pembandingan antara koefisien r hitung dengan koefisien r tabel. Jika

rhitung > rtabel, maka dapat dikatakan valid. Namun jika sebaliknya yang terjadi

rhitung < rtabel, berarti item tidak valid. Uji validitas dalam penelitian ini

menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 19,

dengan cara mengkorelasikan masing-masing pertanyaan dan pernyataan dengan

skor untuk masing-masing variabel.

2. Reliabilitas

Page 36: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

Menurut Sanusi (2011:81) perhitungan reliabilitas dilakukan terhadap

pertanyaan atau pernyataan yang sudah valid. Ada beberapa cara yang dapat

digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen yang sering digunakan antara

lain dengan cara pengukuran ulang dan belah dua. Pengukuran dalam penelitian

ini hanya dilakukan sekali kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan

lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Reliabilitas diukur dengan

data statistik Cronbach Alpha. Jika nilai alpha > 0,6 maka dikatakan reliabel.

3.2.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

statistik inferensial parametik. Statistik inferensial parametik digunakan unutk

melihat keeratan hubungan dan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara satu

variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas. Skala ukur variabel yang

dilibatkan dalam perhitungan adalah minimal interval. Metode analisis yang

digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Menurut Sanusi (2011) regresi

linier sederhana terdiri dari 2 variabel. Satu variabel berupa variabel

terikat/tergantung yang diberi simbol Y, dan variabel kedua yang berupa variabel

bebas diberi simbol X. Dalam penelitian ini variabel Y adalah pemahaman para

pelaku UMKM, dan variabel X adalah kepatuhan terhadap PP 46 Tahun 2013.

Regresi sederhana ini menyatakan hubungan kausalitas antara dua variabel, dan

memperkirakan nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas. Persamaan

yang dipergunakan untuk memprediksi nilai variabel Y. Menurut Sanusi (2011)

bentuk umum dari persamaan regresi dinyatakan dengan persamaan matematika

yaitu :

Page 37: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

Ŷ = a + bX

Dimana :

Ŷ = nilai prediksi dari variabel Y berdasarkan nilai variabel X.

a = titik potong Y; merupakan nilai bagi Y ketika X = 0

b = kemiringan atau slope perubahan rata-rata dalam ý untuk setiap perubahan dari

satu unit X, baik berupa peningkatan maupun penurunan.

X = nilai variabel X yang dipilih.

Nilai b (koefisien regresi) dan a (konstanta) dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

b=n (∑ XY )−(∑ X )(∑Y )

n (∑ X 2)−¿¿

a = ∑Y

n – b

∑ Xn

n = jumlah pengamatan (sample); X = variabel bebas; dan Y = nilai variabel terikat.

3.2.8 Uji Hipotesis

3.2.8.1 Uji t

Menurut Sanusi (2011) Uji t, atau Sign Test dapat dipergunakan untuk

mengevaluasi efek dari suatu kegiatan yang menggunakan perlakuan tertentu. Efek

dari perlakuan itu adakalanya tidak dapat diukur, tetapi hanya diberikan tanda positif

(+) dan tanda negatif (-) terhadap hasil suatu pelakuan tersebut.

Langkah-langkah menentukan uji t :

a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.

p≥ α = 0,05 (perlakuan membawa hasil positif/ada perubahan)

Page 38: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

p≤∝ = 0,05 (perlakuan tidak membawa hasil/tidak ada perubahan)

b. Menyusun pengamatan dalam bentuk tabel lalu memberi tanda (+) apabila

perubahan ke arah positif dan memberi tanda (-) apabila perubahan ke arah

negatif. Sedangkan apabila tanpa perubahan diberi tanda (0).

c. Menghitung tanda positif (N1) dan tanda negatif (N2), sedangkan tanda 0

diabaikan saja.

d. Menghitung besaran X2dengan rumus

X2 = ¿¿

5. Mengambil keputusan diterima atau ditolak H 0dengan menggunakan kriteria

berikut.

Jika X hitung2 ≤ X tabel

2 (∝: df =1¿: maka H 0diterima

X hitung2 > X tabel

2 ((∝: df =1¿: maka H 0ditolak.

3.2.8.2 Analisis Korelasi Sederhana

Fungsi utama dari analisis korelasi adalah untuk menentukan seberapa erat

hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Ukuran yang menyataka

keeratan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Ukuran yang

menyatakan keeratan hubungan tersebut adalah koefisien korelasi atau yang sering

disebut korelasi Pearson (Pearson product moment). Koefisien korelasi Pearson

bernilai -1 sampai dengan +1. Menurut Sanusi (2011:122) untuk menghitung

koefisien korelasi digunakan rumus berikut ini :

r xy = n (∑ XY )−(∑ X )(Y )√¿¿¿

Dimana Y = variabel terikat; X = variable bebas; dan n = banyaknya pengamatan.

Page 39: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien

korelasi sebagai berikut :

0,00 – 0,199 Sangat rendah0,20 – 0,399 Rendah0,40 – 0,599 Sedang0,60 – 0,799 Kuat0,80 – 1,000 Sangat kuat

3.2.9 Uji Asumsi Klasik

Pada penelitian ini juga akan dilakukan beberapa uji asumsi klasik

terhadap model regresi yang telah diolah dengan menggunakan program SPSS 16,

yang meliputi :

1) Uji Heteroskedastisitas

Gejala Heteroskedastisitas diuji dengan metode Glejser dengan cara menyusun

regresi antara nilai absolut residual dengan variabel bebas. Apabila masing-

masing variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap absolut residual (α

= 0,05) maka dalam model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastitas.

2) Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian Durbin-

Watson (d). Hasil perhitungan Durbin-Watson (d) dibandingkan dengan nilai

d tabel pada α = 0,05. Tabel d memiliki dua nilai, yaitu nilai batas atas (dU) dan

nilai batas bawah (d L) untuk berbagai nilai n dan k.

Jika d < d L: maka terjadi autokorelasi positif

d > 4 - d L : maka terjadi autokorelasi negatif

dU < d < 4 - dU : maka tidak terjadi autokorelasi

Page 40: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

sd L≤ d ≤ dUatau 4 - dU ≤ d ≤ 4 - d L: maka pengujian tidak meyakinkan.

3) Uji Normalitas

Bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan

variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi

yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi

adanya normalitas ialah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik.

Page 41: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

Agoes, Sukrisno dan Trisnawati, Estralita. 2012. Akuntansi Perpajakan Edisi 2 Revisi. Salemba Empat: Jakarta.

Danny Darussalam Tax Center. 11 Juli 2013. DDCT Internal Discussion 17 : Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013, (online), (http://www.dannydarussalam.com/2013/07/peraturan-pemerintah-no-46-tahun-2013/ diakses 22 Oktober 2013).

Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 146/PMK.03/2012 Tentang Tata Cara Verifikasi.

Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Keuangan Nomor.74/PMK.03/2012 Tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.

Fikriningrum, W.K. 2012. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Hardiningsih, Pancawati. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak”. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol.3.

Koran Sindo. 1 Agustus 2013. Juknis Pajak UMKM Belum Jelas, (online), (http://www.koran-sindo.com/node/316485 diakses 22 Oktober 2012).

Mardiasmo. 2005. Perpajakan. Andi: Yogyakarta.

Perdhana, Dkk. 2012. “Analisis Pemahaman Kewajiban Perpajakan Wajib pajak Orang Pribadi dikota Padang Studi Kasus Pada KPP Pratama Padang JL. Bagindo Aziz Chan No.26 Padang”. Universitas Putra Indonesia YPTK. Padang.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46 Tahun 2013. Tentang Pajak Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.

Rustyaningsih, Sri. 2011. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak”. Widya Warta, No.02.

Rajif, Mohamad. 2011. “Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan, dan Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak Pengusaha UKM di Daerah Cirebon”. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma.

Page 42: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PP 46 TAHUN 2013 (survey pada pelaku UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat: Jakarta.

Suandy, Erly. 2011. Hukum Pajak Edisi 5. Salemba Empat: Jakarta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. CV. ALFABETA: Bandung.

Supadmi, 2009. “Meningkatkan Kepatuhan Pajak Melalui Kualitas Pelayanan”. AUDI Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol.2.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.

Undang-Undang Nomor Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan.

Wijaya, mellyana. 2011. Pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Usaha Dibidang Perdagangan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama. Universitas STIE Indonesia, Banjarmasin.

www.pajak.go.id. (diakses pada 25 oktober 2013).