Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah...

86
ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013 (Survey pada UMKM di pasar 16 Ilir Palembang) SKRIPSI Sebagai Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Nama : Ridho Tri Andala NIM : 10.152.095 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG 2014

description

penelitian ini menganalisis apakah tingkat pengaruh pemahaman akan pajak secara umum dan secara spesifikasi pp no.46 tahun 2013 dapat mempengaruhi dari tingkat kepatuhan membayar atau akan pelaksanaan pp no.46 tahun 2013. dari hasil uji hipotesis, maka didapat hasil bahwa pemahaman berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kepatuhan pp no.46 tahun 2013. dalam artian bahwa pemahaman memiliki peran yang penting atas kepatuhan pelaksanaan pp no 46 tahun 2013, dan pengaruhnya kearah positif yaitu setiap kenaikan tingkat pemahaman maka akan menaikkan juga tingkat kepatuhan akan pp no.46 tahun 2013.

Transcript of Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah...

Page 1: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM

TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN

PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013

(Survey pada UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)

SKRIPSI

Sebagai Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Meraih

Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Nama : Ridho Tri Andala

NIM : 10.152.095

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS BINA DARMA

PALEMBANG

2014

Page 2: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF

Skripsi Dengan Judul:

ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM

TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN

PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013

(Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang)

Yang Disusun Oleh:

Nama : Ridho Tri Andala

NIM : 10 152 095

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Akuntansi

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

Disetujui untuk digunakan dalam ujian komprehensif

Palembang, Februari 2014

Fakultas Ekonomi

Universitas Bina Darma

Pembimbing I Ketua Program Studi,

Fitriasuri, S.E., Ak., M.M Ade Kemala Jaya, S.E., Ak., M.Acc.

Pembimbing II

Yeni Widyanti, S.E., M.Ak

Page 3: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi Dengan Judul:

ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM

TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN

PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013

(Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang)

Yang disusun oleh:

Nama : Ridho Tri Andala

NIM : 10 152 095

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Akuntansi

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi.

Palembang, Maret 2014

Fakultas Ekonomi

Universitas Bina Darma

Pembimbing I Dekan,

Fitriasuri, S.E., Ak., M.M. Dr. Emi Suwarni, S.E., M.Si.

Pembimbing II

Yeni Widyanti, S.E., M.Ak.

Page 4: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul :

ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM

TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN

PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013

(Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang)

Yang disusun oleh:

Nama : Ridho Tri Andala

NIM : 10 152 095

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Akuntansi

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

Telah dipertahankan di depan komisi penguji pada tanggal 25 Februari 2014 dan

dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

SUSUNAN KOMISI PENGUJI :

1. Fitriasuri, S.E., Ak., M.M. (Ketua) (.....................)

2. Yeni Widyanti, S.E., M.Ak. (Sekretaris) (.....................)

3. Andrian Noviardy, S.E., M.Si. (Anggota) (.....................)

3. Siti Nurhayati Nafsiah, S.E., M.Si. (Anggota) (.....................)

Mengetahui,

Ketua Program Studi,

Ade Kemala Jaya, S.E., Ak., M.Acc.

Page 5: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ridho Tri Andala

NIM : 10152095

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya (tesis, skripsi, tugas akhir) ini adalah asli dan belum pernah

diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik (magister, sarjana, dan ahli

madya) di Universitas Bina Darma;

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri

dengan arahan tim pembimbing;

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah di tulis

atau di publikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dikutip

dengan mencantumkan nama pengarang dan memasukkan ke dalam daftar

pustaka;

4. Karena yakin dengan keaslian karya tulis ini, Saya menyatakan bersedia

tesis/skripsi/tugas akhir, yang saya hasilkan di unggah ke internet;

5. Surat pernyataan ini saya tulis dengan sungguh-sungguh dan apabila terdapat

penyimpangan atau ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi dengan aturan yang berlaku di perguruan tinggi ini;

Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Palembang, Maret 2014

Yang Membuat Pernyataan,

RIDHO TRI ANDALA

NIM : 10152095

Page 6: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

ABSTRAK

Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku UMKM

Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun

2013

(Survey Pada UMKM Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Oleh :

Ridho Tri Andala

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh antara pemahaman

akan pajak para pelaku UMKM terhadap kepatuhan pelaksanaan Peraturan

Pemerintah No.46 Tahun 2013 survey pada UMKM di pasar 16 ilir Palembang.

Yang menjadi responden dalam penelitian adalah pelaku UMKM di pasar 16 ilir

lantai dasar Palembang yang memiliki pendapatan kurang dari 4,8 Miliar pertahun

sebagaimana syarat PP No.46 Tahun 2013. Data diperoleh dengan membagikan

kuesioner kepada para pelaku UMKM yang bersedia untuk menjadi responden.

Analisis data kuesioner menggunakan analisis regresi linier sederhana.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan melalui uji regresi, hasil uji

hipotesis menunjukkan bahwa pemahaman para pelaku UMKM memiliki

pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kepatuhan pelaksanaan Peraturan

Pemerintah No.46 Tahun 2013. Dalam artian, bahwa pemahaman para pelaku

UMKM memiliki peran yang penting terhadap kepatuhan pelaksanaan Peraturan

Pemerintah No.46 Tahun 2013. Setiap peningkatan nilai pemahaman para pelaku

UMKM berpengaruh terhadap peningkatan nilai kepatuhan pelaksanaan peraturan

pemerintah No.46 Tahun 2013.

Kata Kunci : UMKM, Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013.

Page 7: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

ABSTRACT

Analysis of The Influence of Understanding by SMEs

to Obedience of Implementation Government Regulation PP No. 46 Tahun

2013

(Survey of SMEs in the traditional market 16 ilir Palembang)

By :

Ridho Tri Andala

This research is aimed examine wheather there is the influence between

understanding of tax by SMEs on obedience of implementation goverment

regulation PP No.46 Tahun 2013 survey of SMEs in the market 16 ilir Palembang.

Who were respondents in this study are SMEs in the market 16 ilir basement

Palembang which have income less than 4,8 billion in a year such as requirement

of PP 46 Tahun 2013. Data was acquired from the primer data by giving the

questionnaires to the SMEs who are willing to be responders. The questionnaires

data analysis was done by using simple linear regression. Based on the result of

data analysis by regression testing, and hypothesis the result of research is show

that the understanding of the SMEs have a Significant and Positive influence on

the obedience of implementation goverment regulation PP No.46 Tahun 2013. It

means, that the understanding of SMEs have an important role to adherence

obedience of implementation goverment regulation PP No.46 Tahun 2013. At any

increase of the understanding the SMEs value affect the increased of the obdience

of implementation goverment regulation PP No.46 Tahun 2013 value.

Key Words: SMEs, PP No.46 Tahun 2013

Page 8: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Mulailah dari yang kecil untuk cita-citamu yang besar” “Isy Kariman Au Mut Syahidan” “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Al-Insyirah ; 5) “Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (Al-Insyirah ; 7)

Ku Persembahkan:

My Lord Allah SWT

Orangtuaku tercinta

Kedua Saudaraku

Teman-teman seperjuangan

Almamaterku

Page 9: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ridho Tri Andala

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat/ Tanggal lahir : Palembang, 21 Maret 1992

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat Rumah : Jl. May Zen Lr. Cendana No.21 RT.16 RW.05 Kel. Sei

Selayur Kec. Kalidoni, Palembang, Sumatera Selatan.

Nomor Telepon/Hp : 08981043666/081277776880

Alamat Email : [email protected]

Pendidikan Formal :

Sekolah Dasar (1998-2004) : SD Negeri 68 Palembang.

SMP (2004-2007) : SMP Yayasan Sosial Pendidikan Pusri

(YSPP) Palembang.

SMA (2007-2010) : SMA Negeri 5 Palembang.

Perguruan Tinggi (2010-2014) : S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Bina Darma Palembang.

Pendidikan Non Formal :

- Budiwijaya English Course Palembang (2007-2010).

- ESQ Basic Training di Universitas Bina Darma angkatan 2010.

- Seminar ―Redominasi Rupiah‖ di Universitas Bina Darma (2010).

- Workshop Microsoft Excel di BDCTC Universitas Bina Darma (2011).

- Pelatihan Dasar Akuntansi Tingkat Dasar, LP3I Course Palembang (2011).

- Pelatihan Dasar Akuntansi Tingkat Madya, LP3I Course Palembang (2012).

- Seminar SAK ETAP dan IFRS di UBD Palembang (2011).

- Seminar sosialisasi dan edukasi pasar modal dan industri asuransi di

Indonesia, BAPEPAM-LK (2011).

- Seminar Investasi Reksa Dana, APRDI di Hotel Horison Palembang (2011).

- Seminar pengelolaan keuangan negara, Balai diklat Keuangan Palembang

(2011).

- Seminar Keuangan Islam Dinar&Dirham, PAKIES IAIN Raden Fatah (2012).

- Kunjungan industri PT.Indofood Sukses Makmur Tbk (2012).

- Pelatihan Pajak Terapan Brevet A & B Terpadu di BDCTC (2013).

- Pelatihan wirausaha muda mandiri jarak jauh dari Kementrian Koperasi dan

UKM (2013).

Page 10: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

- Seminar sosialisasi PP No.46 Tahun 2013 dan identifikasi faktor penyebab

wajib pajak belum gemar membayar dan melaporkan pajak, di STIE MUSI

(2013).

- Pendidikan konsultan pajak brevet A & B terpadu, Bina Darma Career and

Training Center (BDCTC) angkatan II (2013)

Penghargaan:

- Semifinalis Kategori 9 Besar Lomba Cepat Tepat Akuntansi (LCTA) IAI di

Politeknik Srwijaya (2012).

- Peserta Musi Accounting External Competition (MAXION) di STIE MUSI

Palembang (2013).

- Peserta Lomba Cepat Tepat Akuntansi (LCTA) IAI di STIE MUSI

Palembang (2013).

Page 11: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul

“ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM

TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PERATURAN

PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013 (Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir

Palembang)”, dapat diselesaikan sebagai prasyarat untuk meraih gelar Sarjana

Ekonomi pada jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bina Darma

Palembang.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan bimbingan dalam penulisan

skripsi ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Ir. H. Bochari Rachman, M.Sc. selaku Rektor Universitas Bina

Darma Palembang.

2. Ibu Dr. Emi Suwarni, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Bina Darma Palembang.

3. Bapak Ade Kemala Jaya, SE., Ak., M.Acc. Selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bina Darma Palembang.

4. Ibu Fitriasuri, S.E., Ak., M.M., selaku Dosen Pembimbing 1 skripsi di

Universitas Bina Darma Palembang.

Page 12: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

5. Ibu Yeni Widyanti, S.E., M.Ak., selaku Dosen Pembimbing 2 skripsi di

Universitas Bina Darma Palembang.

6. Bapak H. Achmad Bastari, S.E., M.M selaku Dir.Adm & Keuangan PD.Pasar

Palembang Jaya yang telah memberikan kesempatan untuk mengambil data

penelitian.

7. Keluargaku, kedua orang tuaku, dan kedua kakak ku tercinta yang terus

mendukung, membimbing, dan mendoakan.

8. Sahabat-sahabatku yang masih berdiri saat ini disampingku.

8. Teman-Teman Seperjuangan Universitas Bina Darma.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penyusunan Skripsi ini masih

terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan, maka kritik dan saran yang bersifat

membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan oleh penulis.

Sebagai penutup, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat

dan Karunia serta Hidayah-Nya kepada orang-orang yang yang telah membantu

penulis dalam penyusunan Skripsi ini, semoga kita tergolong orang-orang yang

beruntung dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang

membacanya, Amien.

Palembang, Maret 2014

Penulis

Ridho Tri Andala

Page 13: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ v

ABSTRAK INDONESIA ............................................................................... vi

ABSTRAK INGGRIS .................................................................................... vii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 4

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan ..................................................... 4

1.4 Tujuan dan Manfaat penelitian .................................................... 4

1.4.1 Tujuan Penelitian ............................................................. 4

1.4.2 Manfaat Penelitian ........................................................... 5

1.4.3 Sistematika Penulisan ...................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Landasan Teori............................................................................. 7

2.1.1 Pengertian Pajak .............................................................. 7

2.1.2 Fungsi Pajak .................................................................... 9

Page 14: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

2.1.3 Jenis-jenis Pajak .............................................................. 9

2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak ............................................... 11

2.1.5 Teori-Teori Pemahaman Pajak ........................................ 11

2.1.6 Teori Kepatuhan Pajak .................................................... 13

2.1.7 PP No.46 Tahun 2013...................................................... 14

2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................... 18

2.3 Kerangka Pemikiran..................................................................... 19

2.4 Paradigma Penelitian ................................................................... 22

2.5 Hipotesis ...................................................................................... 23

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ........................................................................... 24

3.2 Metodologi Penelitian .................................................................. 24

3.2.1 Operasional Variabel ....................................................... 24

3.2.2 Jenis dan Sumber Data .................................................... 26

3.2.3 Teknik Pengumpulan data ............................................... 26

3.2.4 Populasi dan Sample........................................................ 27

3.2.5 Instrumen Penelitian dan Pengujian ................................ 28

3.2.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .................................... 31

3.2.7 Teknik Analisis Data ....................................................... 32

3.2.8 Uji Hipotesis .................................................................... 33

3.2.8.1 Uji t ................................................................... 33

3.2.8.2 Analisis Korelasi Sederhana ............................. 34

3.2.9 Uji Asumsi Klasik ........................................................... 35

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis ........................................................................................ 37

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................. 37

4.1.2 Rincian Pengembalian Kuesioner .................................... 41

4.1.3 Deskripsi Responden ....................................................... 41

4.2 Analisis Pendahuluan ................................................................... 42

4.3 Teknik Analisis Data.................................................................... 44

4.3.1 Uji Heteroskedastisitas .................................................... 44

Page 15: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

4.3.2 Uji Autokorelasi .............................................................. 45

4.3.3 Uji Normalitas ................................................................. 46

4.4 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 47

4.5 Analisis Regresi Linear Sederhana .............................................. 56

4.5.1 Uji t .................................................................................. 57

4.5.2 Analisis Korelasi Sederhana ............................................ 58

4.6 Pembahasan.................................................................................. 58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ...................................................................................... 63

5.2 Saran ............................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Daftar Tabel

Halaman

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ........................................................................ 18

3.1 Operasional Variabel .................................................................................. 25

3.2 Klasifikasi Interval Untuk Penilaian Pemahaman PP 46 Tahun 2013 ....... 30

3.3 Klasifikasi Interval Untuk Penilaian Kepatuhan Pelaksanaan PP 46

Tahun 2013 ................................................................................................ 30

3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi .................................................................. 35

4.1 Rincian Kuesioner ...................................................................................... 41

4.2 Gambaran Umum Responden .................................................................... 41

4.3 Hasil Pengujian Validitas ........................................................................... 43

4.4 Hasil Pengujian Reliabilitas ....................................................................... 44

4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas ....................................................................... 45

4.6 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................... 46

4.7 Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 47

4.8 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM

(X) Indikator Pengetahuan Mengenai NPWP (Klasifikasi Interval).......... 48

4.9 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM

(X) Indikator Pemahaman mengenai Hak dan Kewajiban Pajak

(Klasifikasi Interval) .................................................................................. 49

4.10 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM

(X) Indikator Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Sanksi

Perpajakan (Klasifikasi Interval).............................................................. 50

4.11 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM

(X) Indikator Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Batas Maksimal

dan Tarif PP 46 Tahun 2013 (Klasifikasi Interval) .................................. 51

4.12 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM

(X) Indikator Pemahaman Mengenai Prosedur Perpajakan

(Klasifikasi Interval) ................................................................................ 52

4.13 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X)

Indikator Pemahaman Melalui Sosialisasi Pajak (Klasifikasi Interval) ... 53

Page 17: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

4.14 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Kepatuhan Pelaksanaan

PP 46 Tahun 2013 (Y) Indikator Tepat Dalam Penyampaian SPT

(Surat Pemberitahuan) (Klasifikasi Interval) ........................................... 54

4.15 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Kepatuhan Pelaksanaan

PP 46 Tahun 2013 (Y) Indikator Tidak Mempunyai Tunggakan Untuk

Semua Jenis Pajak (Klasifikasi Interval) ................................................. 55

4.16 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ................................................. 56

4.17 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana (Uji t) ...................................... 57

4.18 Hasil Analisis Korelasi Sederhana ........................................................... 58

Page 18: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Daftar Gambar

Halaman

2.1 Gambar Paradigma Penelitian .................................................................... 22

4.1 Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 47

Page 19: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Balasan PD. Pasar Palembang Jaya

Lampiran 2 Tabulasi Uji Validitas

Lampiran 3 Output Validitas dan reliabilitas

Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Kuesioner

Lampiran 5 Deskriptif Variabel X

Lampiran 6 Deskriptif Variabel Y

Lampiran 7 Uji Asumsi Klasik dan Uji Regresi

Lampiran 8 Formulir Pengajuan Judul

Lampiran 9 Lembar Konsultasi Pembimbing I dan II

Lampiran 10 Surat Keterangan Lulus Ujian Proposal

Lampiran 11 Surat Keterangan Lulus Ujian Skripsi

Lampiran 12 Lembar Perbaikan Proposal

Lampiran 13 Lembar Perbaikan Komprehensif

Lampiran 14 SK Pembimbing

Lampiran 15 Daftar Hadir Seminar Proposal

Lampiran 16 Formulir Bebas Pustaka

Page 20: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Untuk menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan, sebuah negara

membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana APBN yang didapatkan dihimpun

dari semua potensi sumber daya yang dimiliki negara tersebut, baik itu berupa

hasil kekayaan bumi maupun berupa iuran dari masyarakat. Salah satu bentuk

iuran yang diberikan masyarakat kepada negara adalah pajak. Sebagai salah satu

unsur penerimaan negara, pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin

diandalkan untuk kepentingan pembangunan dan pengeluaran pemerintahan

(Supadmi, 2009).

Pajak memiliki peran yang penting dalam pembangunan indonesia karena

pajak menyumbang kontribusi terbesar bagi pemasukan negara. Untuk tahun 2012

saja, sektor pajak menyumbang sedikitnya sekitar 980,1 T dari jumlah total

realisasi APBN-P 2012 sebesar 1331,7 T atau sekitar 73,59 % APBN-P 2012

(www.pajak.go.id). Karena kontribusi yang besar itulah dibutuhkan kesadaran

warga negara sebagai wajib pajak untuk membayar pajak kepada negara.

Salah satu sumber pajak yang terbesar adalah pajak penghasilan. Pajak

penghasilan yang masuk ke kas negara perbulan agustus 2013 saja sejumlah

34.908,89 M dari total penerimaan 72.348,70 M atau sekitar 48,25%

(www.pajak.go.id), jelas bahwa pajak penghasilan merupakan sektor penting bagi

pemasukan APBN dari pajak. Potensi pajak dari sektor UMKM dinilai sangat

besar. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, 60% dari PDB

Page 21: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Indonesia dihasilkan oleh sektor UMKM. Hal tersebut berbanding terbalik dengan

sumbangsihnya terhadap penerimaan pajak, yaitu hanya 5% saja

(www.dannydarussalam.com).

Selama ini, pelaku UMKM digolongkan termasuk dalam PPh orang

pribadi, hal ini berdasarkan UU 36 tahun 2008. Namun sejak tanggal 26 juni 2013

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2013 sudah dikeluarkan dan mulai berlaku

sejak tertanggal 1 juli 2013 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha

yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu.

Peraturan perpajakan yang dikeluarkan pemerintah dalam PP 46 tahun 2013 ini

ditujukan bagi pelaku UMKM yang selama ini luput dari pajak serta menfasilitasi

UMKM dalam membayar pajak sebagai kewajiban mereka selaku warga negara.

PP 46 tahun 2013 ini, mengatur pajak penghasilan bagi usaha dengan peredaran

bruto tertentu yang tidak melebihi 4,8 M dalam satu tahun pajak.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota

Palembang Ibnu Rohim, banyaknya sektor UMKM yang tumbuh 5-10% perbulan

membuat sektor UMKM tersebut sebagai sumber pajak yang potensial. Namun

dari sekian pesatnya pertumbuhan UMKM yang ada di kota palembang dari

sekitar 30.000 UMKM yang ada, hanya sekitar baru 60 % yang tercatat resmi

sebagai wajib pajak, atau memiliki NPWP (www.koran-sindo.com). Hal ini

menunjukkan bahwa masih rendahnya kepatuhan pelaku UMKM dalam

membayar pajak. Padahal, untuk mengembangkan usahanya, UMKM

membutuhkan pinjaman kredit modal dari bank dan bank mewajibkan setiap

nasabah yang ingin meminjam uang untuk memiliki KTP dan NPWP. Dengan

Page 22: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

membayar pajak penghasilan ini, secara otomatis para pelaku UMKM ini sudah

memiliki NPWP dan mempermudah mereka untuk mendapatkan pinjaman modal.

PP 46 tahun 2013 termasuk PPh nonfinal yang diangsur dengan angsuran masa

paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya. Tarif yang dikenakan adalah 1% dari

total peredaran bruto usaha. PP 46 tahun 2013 timbul seiring dengan gencarnya

program pemerintah untuk menyentuh sektor-sektor yang luput dari perpajakan

untuk meningkatkan pendapatan negara.

Pasar 16 ilir merupakan salah satu sentra ekonomi terbesar di palembang.

Di pasar 16 ilir sedikitnya terdapat 870 kios. Untuk lantai dasar dihuni lebih dari

320-an pedagang. Dilantai satu dan dua berkisar 300 sampai kios pedagang.

Sementara dilantai tiga 50-an kios pedagang dari 300-an kios yang ada. Dan

dilantai 4-5 dari 600 kios yang ada, baru terisi 200 pedagang. Banyaknya

perputaran uang yang terjadi di tempat ini, sehingga menjadikannya sebagai

penopang perekonomian palembang.

Pasar 16 ilir memegang peranan penting atas kegiatan ekonomi terutama

terhadap sektor UMKM yang tengah tumbuh. Dengan banyaknya UMKM yang

terdapat di pasar 16 ilir, maka layaklah menurut penulis dikenakan pajak

penghasilan PP 46 tahun 2013. Pemahaman dan kepatuhan para pelaku UMKM

sangat dibutuhkan untuk menyukseskan peraturan pemerintah ini. Dengan status

sebagai pasar terbesar di palembang, maka setidaknya pasar 16 ilir telah

merepresentasikan secara umum keadaan perekonomian yang sebenarnya terjadi.

Maka penelitian yang dilakukan dapat mendapatkan hasil yang lebih

komprehensif dan relevan.

Page 23: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Berdasarkan uraian-uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil

judul “Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku UMKM Terhadap

Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey

Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah Apakah ada Pengaruh Pemahaman Para Pelaku

UMKM Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun

2013 (Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang) ?

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Untuk menghindari terlalu luasnya ruang lingkup pembahasan serta

tercapainya suatu hasil pembahasan yang lebih rinci dan terarah maka ruang

lingkup pembahasan yang penulis lakukan yaitu mengenai Bagaimana Pengaruh

Pemahaman Para Pelaku UMKM Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang)

di lantai dasar.

1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Bagaimana Pengaruh Pemahaman Para Pelaku UMKM Terhadap Kepatuhan

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Pasar 16 ilir

Palembang).

1.4.2 Manfaat Penelitian

Page 24: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Manfaat yang dihasilkan penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Praktis

Sebagai masukan bagi para pelaku UMKM, dan Direktorat Jendral Pajak

untuk bahan informasi dalam mengetahui Pengaruh Pemahaman Para Pelaku

UMKM Terhadap kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun

2013 (Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang).

2. Teoritis

Sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi,

khususnya akuntansi dan merupakan informasi bagi penelitian selanjutnya.

1.4.3 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan ini, penulis menyajikan laporan dalam 5 bab

yang terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini secara garis besar mengenai latar belakang, perumusan

masalah, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bab ini memuat teori-teori yang digunakan penulis dalam

menganalisis tingkat pengaruh pemahaman pelaku UMKM terhadap

kepatuhan pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 yaitu pengertian pajak,

fungsi pajak, jenis-jenis pajak, sistem pemungutan pajak, teori-teori

pemahaman, penjelasan PP 46 tahun 2013, penelitian sebelumnya,

kerangka penelitian dan paradigma penelitian.

Page 25: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan dijelaskan mengenai objek penelitian, operasional

variabel, sumber dan teknik analisis data.

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan

tentang Pengaruh Pemahaman Para Pelaku UMKM Terhadap

Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah 46 Tahun 2013 (Survey

Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang).

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup, pada bab ini diuraikan kesimpulan

dan saran yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan.

Page 26: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pajak

Banyak sekali para ahli dibidang perpajakan yang memberikan definisi

yang berbeda mengenai pajak. Namun demikian, berbagai definisi tersebut pada

dasarnya memiliki tujuan dan inti yang sama yaitu merumuskan pengertian pajak

sehingga mudah dipahami. Menurut beberapa ahli, pengertian pajak adalah

sebagai berikut :

1. Pengertian menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2006:1) pajak adalah iuran

rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung

dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

2. Menurut Soemitro dalam Sukrisno dan Estralita (2012:4), pajak adalah iuran

rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal-balik (kontraprestasi) yang

langsung dapat ditunjukkan, digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

3. Menurut Andriani dalam Sukrisno dan Estralita (2012:4), pajak adalah iuran

kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib

membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi

kembali, langsung dapat ditunjuk, dan berguna untuk membiayai berbagai

Page 27: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

pengeluaran umum terkait dengan tugas negara untuk menyelenggarakan

pemerintahan.

4. Dan menurut Smeets dalam Sukrisno dan Estralita (2012:4), pajak adalah

prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dapat

dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan secara

individual maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan (UU KUP), pajak adalah suatu kontribusi wajib kepada negara yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dari pengertian-pengertian yang telah disebutkan diatas, dapat

disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak, adalah :

1. Pembayaran pajak harus berdasarkan undang-undang.

2. Pajak dipungut oleh negara, baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah.

3. Pajak bersifat dapat dipaksakan.

4. Tidak ada kontraprestasi (imbalan) yang langsung dapat dirasakan oleh

pembayar pajak.

5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

Dengan demikian, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa definisi pajak

adalah suatu iuran dari rakyat kepada negara, yang berdasarkan undang-undang,

Page 28: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

yang sifatnya memaksa, dan dipungut oleh negara tanpa adanya kontraprestasi

(timbal balik) langsung yang dapat ditunjukkan, dan digunakan untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran pemerintah dalam menjalankan negara.

2.1.2 Fungsi Pajak

Pengertian pajak merupakan iuran rakyat yang berfungsi untuk membiayai

semua pengeluaran-pengeluaran negara untuk kepentingan umum. Seperti yang

telah diketahui dari ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak dari berbagai

definisi maka pajak memiliki fungsi tertentu. Menurut Suandy (2011:12), fungsi

pajak dapat dibedakan menjadi 2 fungsi, yaitu:

1. Fungsi Penerimaan (Budgetair).

Yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara, dengan tujuan

untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Contoh, dimasukkannya

pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

2. Fungsi Mengatur (Regulerend).

Yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik di bidang

ekonomi, sosial, maupun\ politik dengan tujuan tertentu. Contohnya yaitu

pemberian insentif pajak (misalnya tax holiday, penyusutan dipercepat) dalam

rangka menigkatkan investasi baik investasi dalam negeri maupun investasi

asing.

2.1.3 Jenis – Jenis Pajak

Masalah perpajakan tidaklah sesederhana hanya sekedar menyerahkan

sebagian penghasilan atau kekayaan kepada negara. Tetapi, coraknya bermacam-

Page 29: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

macam tergantung pada pendekatannya. Menurut Sukrisno dan Estralita (2012:5),

jenis-jenis pajak dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:

1. Berdasarkan golongannya, pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a. Pajak Langsung, adalah pajak yang harus ditanggung sendiri oleh Wajib

Pajak (WP) dan pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak

lain, contohnya: Pajak Penghasilan (PPh).

b. Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang pembebanannya dapat

dilimpahkan kepada pihak lain, contohnya: Pajak Pertambahan Nilai untuk

Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

2. Berdasarkan Sifatnya, pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Pajak Subyektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan keadaan

pribadi WP, contohnya, PPh.

b. Pajak Objektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada

objeknya, baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang

mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa

memperhatikan keadaan pribadi WP, contohnya adalah Pajak Pertambahan

Nilai untuk Barang dan Jasa, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan

Pajak Bumi dan Bangunan.

3. Berdasarkan lembaga pemungutnya, pajak dikelompokkan menjadi dua:

a. Pajak Pusat (Negara), adalah pajak yang dipungut oleh pemerintahpusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, contohnya adalah PPh,

Pajak Pertambahan untuk Barang dan Jasa, Pajak Penjualan atas Barang

Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Materai.

Page 30: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

b. Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, contohnya adalah Pajak

Kendaran Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Bea Balik

Nama Tanah, Pajak Reklame, serta Pajak Hotel dan Restoran.

2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Erly Suandy (2011:128), sistem pemungutan pajak dapat dibagi

menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Official Assessment System, adalah sistem pemungutan pajak yang dimana

jumlah pajak yang harus dilunasi atau terutang oleh Wajib Pajak dihitung dan

ditetapkan oleh fiskus/aparat pajak. Jadi, dalam sistem ini Wajib Pajak bersifat

pasif sedang fiskus bersifat aktif.

b. Self Assessment System, adalah sistem pemungutan pajak yang dimana Wajib

Pajak harus menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan

jumlah pajak yang terutang.Aparat pajak (fiskus) hanya bertugas melakukan

penyuluhan dan pengawasan untuk mengetahui kepatuhan Wajib Pajak.

c. Withholding System, adalah sistem pemungutan pajak yang mana besarnya

pajak terutang dihitung dan dipotong oleh pihak ketiga. Pihak ketiga yang

dimaksud di sini antara lain pemberi kerja dan bendaharawan pemerintah.

2.1.5 Teori-teori pemahaman Pajak

Menurut Fikriningrum (2012) pemahaman merupakan kemampuan untuk

menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Pengetahuan dan

pemahaman peraturan perpajakan merupakan penalaran dan penangkapan makna

tentang peraturan perpajakan.

Page 31: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Sebuah kepatuhan pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Rajif

(2011) variabel pemahaman, kualitas pelayanan, dan ketegasan sanksi perpajakan

berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan pajak. Menurut Widayati dan

Nurlis (2010) dalam penelitian Fikriningrum (2012) untuk mengetahui

pengetahuan dan pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, dapat

dilihat dari beberapa hal, yaitu:

1. Kepemilikan NPWP.

2. Pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib

pajak.

3. Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan.

4. Pengetahuan dan pemahaman mengenai Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP), Penghasilan Kena Pajak (PKP), dan tarif pajak.

5. Adalah wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui

sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

6. Wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui training

perpajakan yang mereka ikuti.

Menurut Hardiningsih (2011), pemahaman wajib pajak terhadap peraturan

perpajakan adalah cara wajib pajak dalam memahami peraturan perpajakan yang

telah ada. Wajib pajak yang tidak paham akan peraturan perpajakan maka

cenderung menjadi wajib pajak yang tidak taat. Indikator pemahaman akan

peraturan perpajakan antara lain :

1. Pemahaman wajib pajak yang mau membayar pajak harus mempunyai NPWP.

2. Pemahaman akan hak dan kewajiban wajib pajak.

Page 32: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

3. Pemahaman akan sanksi perpajakan jika mereka lalai akan kewajibannya.

4. Pemahaman wajib pajak akan PTKP, PKP, dan tarif pajak.

5. Pemahaman akan SSP, Faktur Pajak, Surat Pemberitahuan harus dicantumkan

NPWP.

6. Paham akan pemberian kode dalam NPWP yang terdiri dari 15 (lima belas)

digit.

7. Pemahaman akan peraturan perpajakan melalui sosialisasi yang dilakukan

KPP.

Menurut Perdhana, dkk (2012) pemahaman akan kewajiban perpajakan

dibagi atas 3 indikator pemahaman, yaitu :

1. Pemahaman mengenai pengetahuan umum mengenai pajak penghasilan.

2. Pemahaman prosedur pelaksanaan kewajiban pajak.

3. Pemahaman prosedur pelaksanaan pembayaran pajak penghasilan.

2.1.6 Teori kepatuhan pajak

Kepatuhan pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013 sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Termasuk didalamnya adalah faktor pemahaman berdasarkan

penelitian terdahulu Wijaya (2011). Kepatuhan diukur melalui kategori yang telah

ditetapkan pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan

Nomor.74/PMK.03/2012.

Kepatuhan wajib pajak menurut Peraturan Menteri Keuangan

Nomor.74/PMK.03/2012 yang disebut wajib pajak patuh adalah wajib pajak yang

memenuhi kategori sebagai berikut :

1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan

Page 33: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

2. Tidak mempunyai tunggakan untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak

yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak.

3. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga pengawasan

keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama

3(tiga) kali berturut-turut; dan

4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan

berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

dalam jangka waktu 5(lima) tahun terakhir.

Di dalam penelitian ini, maka kategori yang dipakai sebagai wajib pajak yang

patuh untuk para pelaku UMKM adalah tepat waktu dalam menyampaikan Surat

Pemberitahuan, dan tidak mempunyai tunggakan semua jenis pajak. Hal ini

dilakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi usaha para pelaku UMKM itu

sendiri yang tidak memungkinkan untuk menggunakan kategori poin 3 dan 4.

2.1.7 PP No.46 Tahun 2013

a. Maksud dan Tujuan PP 46 Tahun 2013

Maksud dari dikeluarkannya Peraturan Perpajakan melalui PP 46 Tahun

2013 ini adalah :

1. Memberikan kemudahan dan penyederhanaan aturan perpajakan.

2. Mengedukasi masyarakat untuk tertib beradministrasi.

3. Mengedukasi masyarakat untuk transparansi.

4. Memberikan kesempatan masyarakat untuk berkontribusi dalam

penyelenggaraan negara.

Sedangkan tujuan dari PP 46 Tahun 2013 ini adalah :

Page 34: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

1. Kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.

2. Meningkatnya pengetahuan tentang manfaat perpajakan bagi masyarakat.

3. Terciptanya kondisi kontrol sosial dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

Dari maksud dan tujuan tersebut, hasil yang diharapkan dalam

pemberlakuan PP 46 Tahun 2013 ini adalah penerimaan pajak meningkat sehinga

kesempatan untuk mensejahterakan masyarakat meningkat.

b. Dasar Hukum

Dasar hukum dari dikeluarkannya PP 46 Tahun 2013 ini adalah ada 2

landasan hukum, yaitu :

1. Pasal 5 ayat (2) huruf e UU PPh :

Dengan menggunakan Peraturan Pemerintah (PP) dapat ditetapkan cara

menghitung Pajak Penghasilan yang lebih sederhana dibandingkan dengan

menggunakan UU PPH secara umum.

Penyederhanaannya yakni WP hanya menghitung dan membayar pajak

berdasarkan peredaran bruto (omset).

2. Pasal 17 ayat (7) UU PPh :

Pada intinya penerbitan PP 46 Tahun 2013 ditujukan terutama untuk

kesederhanaan dan pemerataan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.

c. Pokok-Pokok Ketentuan PP 46 Tahun 2013

Yang dikenai sebagai objek pajak berdasarkan PP 46 tahun 2013 ini

adalah :

Page 35: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

1. Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak dengan

peredaran bruto (omset) yang tidak melebihi Rp. 4,8 Miliar dalam 1 tahun

pajak.

2. Peredaran bruto (omset) merupakan jumlah peredaran bruto (omset) semua

gerai/counter/outlet atau sejenisnya baik pusat maupun cabangnya.

3. Tarif pajak yang terutang dan harus dibayar adalah 1% dari jumlah peredaran

bruto (omset).

4. Usaha dapat meliputi usaha dagang dan jasa, seperti toko/kios/los kelontong,

pakaian, elektronik, bengkel, penjahit, warung/rumah makan, salon, dan usaha

lainnya.

Hal-hal yang dikecualikan, atau tidak dikenai pajak penghasilan atau non objek

pajak berdasarkan PP 46 Tahun 2013 adalah :

1. Penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, seperti misalnya

dokter, advokat/pengacara, akuntan, notaris, PPAT, arsitek, pemain musik,

pembawa acara, dan sebagaimana dalam penjelasan Pasal 2 ayat (2) PP 46

Tahun 2013.

2. Penghasilan dari usaha dagang dan jasa yang dikenai PPh Final (Pasal 4 ayat

(2)), seperti misalnya sewa kamar kos, sewa rumah, jasa konstruksi

(perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan), PPh usaha migas, dan lain

sebagainya yang diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah.

Subjek pajak PP 46 Tahun 2013 ini adalah :

1. Orang pribadi

2. Badan, tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap (BUT).

Page 36: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Yang menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto (omset)

yang tidak melebihi Rp. 4,8 Miliar dalam 1 (satu) tahun pajak. Tahun pajak disini

adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender, kecuali wajib pajak menggunakan

tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.

Non subjek pajak, atau yang tidak dikenai pajak berdasarkan PP 46 Tahun

2013 ini adalah :

1. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang

menggunakan sarana yang dapat dibongkar pasang dan menggunakan

sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum. Misalnya pedagang

keliling, pedagang asongan, warung tenda di area kaki-lima, dan sejenisnya.

2. Badan yang belum beroperasi secara komersial atau yang dalam jangka waktu

1 (satu) tahun setelah beroperasi secara komersial memperoleh peredaran

bruto melebihi Rp. 4,8 Miliar.

3. Orang Pribadi atau Badan yang dimaksud diatas meskipun tidak dikenai PP 46

Tahun 2013, wajib melaksanakan ketentuan perpajakan sesuai dengan UU

KUP maupun UU PPh secara umum.

Masa penyetoran dan pelaporan pajak PP 46 Tahun 2013 adalah :

1. Penyetoran paling lama tanggal 15 bulan berikutnya.

2. SSP berfungsi sekaligus sebagai SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2). Jika SSP

sudah validasi NTPN tidak perlu lapor SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2).

3. Penghasilan yang dibayar berdasarkan PP 46 Tahun 2013 dilaporkan dalam

SPT Tahunan PPh pada kelompok penghasilan yang dikenai pajak final

dan/atau bersifat final.

Page 37: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

2.2 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Simpulan

1. Sri Rustyaningsih (2011)

Universitas Katolik Widya

Mandala Madiun

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kepatuhan

Wajib Pajak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib

pajak antara lain : Pemahaman terhadap self assesment

system, kualitas pelayanan, tingkat pendidikan, tingkat

penghasilan, persepsi wajib pajak terhadap sanksi

perpajakan.

2. Pancawati Hardiningsih, Nila

Yulianawati (2011) Universitas

STIKUBANK, Semarang.

Faktor-faktor yang

mempengarui kemauan

membayar pajak

Kesadaran membayar pajak berpengaruh positif

terhadap kemauan membayar pajak.

3. Mohamad Rajif (2011)

Universitas Gunadarma, Depok.

Pengaruh Pemahaman,

Kualitas Pelayanan, dan

Ketegasan Sanksi Perpajakan

Terhadap Kepatuhan Pajak

Pengusaha UKM di Daerah

Cirebon

Sebagian besar pengusaha UKM di daerah cirebon

sudah Memiliki NPWP, para pengusaha di daerah

cirebon sudah memiliki cukup pemahaman tentang

pajak, variabel pemahaman, ketegasan sanksi

perpajakan, dan kualitas pelayanan berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan pajak.

4. Putra Rezki Perdhana, dkk

(2012) Universitas Putra

Indonesia ―YPTK‖ Padang.

Analisis Pemahaman

Kewajiban Perpajakan Wajib

Pajak Orang Pribadi di Kota

Padang (studi kasus pada KPP

Pratama Padang Jl. Bagindo

Azis Chan No.26 Padang).

Wajib pajak dikota padang cukup paham walaupun

hanya sebatas gambaran umum, pemahaman yang

cukup baik meminimalkan pelanggaran perpajakan,

masih ada sedikit yang kurang mengerti akan

pemahaman perpajakan, adanya hubungan yang

relevan antara peraturan perpajakan dengan kondisi

dikota padang.

Page 38: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

2.3 Kerangka Pemikiran

Sebagai seorang warga negara, sudah sepantasnya untuk turut ikut

berperan serta dalam pembangunan negara. Pajak sebagai sebuah iuran wajib yang

dibebankan kepada warga negara sifatnya memaksa, dalam artian pajak

merupakan kewajiban bagi setiap waga negara.

Berdasarkan UU KUP No.28 Tahun 2007, pajak merupakan kontribusi

wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak medapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Dengan pengertian tersebut, jelaslah bahwa fungsi pajak itu

sangat penting untuk menjalankan roda pemerintahan, tanpa pajak maka roda

pemerintahan akan terganggu atau malah berhenti.

Warga negara yang memiliki penghasilan atau usaha diwajibkan untuk

membayarkan pajak penghasilan. Salah satu usaha yang dilakukan masyarakat

adalah usaha dalam sektor UMKM. Sektor UMKM termasuk salah satu sektor

terbesar penyumbang PDB di Indonesia berdasarkan data dari Kementrian

Koperasi dan UKM, 60% dari total PDB Indonesia dihasilkan dari sektor UMKM.

Namun, hal ini berbanding terbalik dengan dengan sumbangsihnya terhadap

penerimaan pajak yang hanya sekitar 5% saja. Dari data yang tersebut, tercermin

bahwa kepatuhan para pelaku UMKM terhadap pajak masih sangat rendah.

Pasar 16 Ilir Palembang merupakan salah satu sentra perekonomian

terbesar yang ada di Palembang. Dengan jumlah yang mencapai hingga 870 kios,

dan khusus dilantai dasar yang menjadi ruang lingkup penelitian memiliki jumlah

Page 39: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

kios berkisar 320-an pedagang. Dengan banyaknya jumlah pelaku UMKM

tersebut, diharapkan dapat merepresentasikan keadaan UMKM yang

sesungguhnya, namun hasil wawancara yang didapatkan oleh peneliti hanya 1 dari

7 pedagang yang memiliki NPWP. Padahal, sebagai pelaku UMKM, penghasilan

yang mereka dapatkan harus disetorkan pajak penghasilannya kepada kas negara.

Dengan besarnya potensi pajak yang terlihat dari sektor UMKM tersebut,

maka semenjak pertanggal 1 juli 2013, pemerintah mulai memberlakukan

peraturan pemerintah mengenai pajak penghasilan yaitu PP 46 Tahun 2013, yaitu

pajak penghasilan dari usaha yang tidak melebihi dari 4,8M pertahun pajak. Tarif

pajak yang diberlakukan adalah sebesar 1% dari total peredaran bruto, atau omset

dari usaha.

Namun, dilihat dari tanggal dikeluarkannya peraturan tersebut, sangat

dimungkinkan para pelaku UMKM ini belum paham terhadap peraturan yang

tegolong baru tersebut. Hal ini didasarkan dari observasi dan data-data yang

didapatkan oleh penulis seperti pernyataan Kepala Dinas Perindustrian,

Perdagangan, dan Koperasi Kota Palembang Ibnu Rohim, dari sekitar 30.000

UMKM yang tercatat, hanya sekitar 60%nya yang memiliki NPWP. Hal ini

sangat memprihatinkan, untuk mempunyai NPWP sendiri, para pelaku UMKM ini

masih tergolong sedikit, apalagi pengetahuan mereka tentang PP 46 Tahun 2013

dikhawatirkan mereka tidak paham.

Kepatuhan pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013 sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Termasuk didalamnya adalah faktor pemahaman berdasarkan

penelitian terdahulu Rajif (2011). Faktor pemahaman para pelaku UMKM adalah

Page 40: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

sebuah faktor yang berdiri sendiri. Pemahaman pelaku UMKM bisa saja

berpengaruh positif ataupun negatif , atau malah tidak berpengaruh sama sekali

terhadap PP No.46 Tahun 2013. pemahaman diukur melalui indikator berdasarkan

penelitian terdahulu. Pemahaman akan pajak sangat dipengaruhi oleh beberapa

indikator, Menurut Widayati dan Nurlis (2010) dalam penelitian Fikriningrum

(2012) indikator-indikator tersebut adalah :

1. Kepemilikan NPWP.

2. Pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib

pajak.

3. Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan.

4. Pengetahuan dan pemahaman mengenai Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP), Penghasilan Kena Pajak (PKP), dan tarif pajak.

5. Adalah wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui

sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

6. Wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui training

perpajakan yang mereka ikuti.

Kepatuhan diukur melalui kategori yang telah ditetapkan pemerintah

melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor.74/PMK.03/2012. Sedangkan

kriteria wajib pajak patuh menurut Peraturan Menteri Keuangan

Nomor.74/PMK.03/2012 adalah :

1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan

Page 41: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

2. Tidak mempunyai tunggakan untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan

pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran

pajak.

3. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga pengawasan

keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama

3(tiga) kali berturut-turut; dan

4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan

berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

dalam jangka waktu 5(lima) tahun terakhir.

Di dalam penelitian ini, maka kategori yang dipakai sebagai wajib pajak yang

patuh untuk para pelaku UMKM adalah tepat waktu dalam menyampaikan Surat

Pemberitahuan, dan tidak mempunyai tunggakan semua jenis pajak. Penelitian ini

akan melihat bagaimana pengaruh pemahaman para pelaku UMKM terhadap

kepatuhan pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013.

2.4 Paradigma Penelitian

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran penelitian diatas, maka paradigma

yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1

Paradigma Penelitian

2.5 Hipotesis

Pemahaman Para pelaku

UMKM (X) Kepatuhan Pelaksanaan PP

46 tahun 2013 (Y)

Page 42: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan disebelumnya,

maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : Pemahaman para pelaku UMKM tidak berpengaruh signifikan terhadap

Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013.

H1 : Pemahaman para pelaku UMKM berpengaruh signifikan terhadap

Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013.

Page 43: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Untuk mendapatkan data-data yang penulis butuhkan penulis mengadakan

penelitian langsung ke lokasi yang menjadi objek penelitian yaitu pemilik toko di

Gedung Pasar 16 ilir Palembang lantai dasar.

3.2 Metodologi Penelitian

3.2.1 Operasional Variabel

Sanusi (2011:49), menjelaskan bahwa pada tataran empiris, peneliti

mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan mengoperasionalkan variabel-variabel,

termasuk menemukan hubungan-hubungan antar variabel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berkut :

1. Variabel Bebas (X)

Menurut Sanusi (2011:50), variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi

variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemahaman para pelaku

UMKM (X).

2. Variabel Terikat (Y)

Menurut Sanusi (2011:50), variabel terikat atau variabel tergantung (dependent

variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian

ini, Pemahaman akan PP 46 tahun 2013 (Y).

Tabel 3.1

Page 44: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Operasional Variabel

Variable Definisi Indikator Tolak Ukur

Variabel Bebas

Pemahaman

individu Para

Pelaku UMKM

(X)

pemahaman

merupakan

kemampuan

untuk menangkap

makna dan arti

dari bahan yang

dipelajari

- Pengetahuan

mengenai NPWP.

- Pemahaman

mengenai hak dan

kewajiban pajak.

- Pengetahuan dan

pemahaman

mengenai sanksi

perpajakan.

- Pengetahuan dan

pemahaman

mengenai

Penghasilan Tidak

Kena Pajak

(PTKP),

Penghasilan Kena

Pajak (PKP), dan

tarif pajak.

- Pemahaman

mengenai prosedur

perpajakan.

- Pemahaman

melalui sosialisasi

pajak.

Skala Likert

Variabel Terikat

(Y).

Kepatuhan PP 46

tahun 2013 (Y)

Kategori wajib

pajak yang

dimasukkan

kedalam kriteria

wajib pajak patuh

menurut

Peraturan Menteri

Keuangan.

- Tepat waktu

dalam

penyampaian

SPT.

- Tidak memiliki

tunggakan untuk

semua jenis

pajak.

Skala Likert

Page 45: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

3.2.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut ;

a. Data kualitatif, yaitu data non angka yang sifatnya deskriptif dalam bentuk

informasi tulisan (kuisioner) yang diperoleh dari pedagang-pedagang

UMKM memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang telah diolah dari jawaban kuisioner yang

telah dibagikan kepada responden yang penulis anggap berkompeten.

Sumber data penelitian ini adalah :

1. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli. Data primer penelitian ini adalah kuesioner

yang dikumpulkan penulis.

2. Data sekunder yang digunakan peneliti adalah dilakukan melalui

literatur-literatur, buku-buku serta sumber-sumber lain yang

berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.mengenai jumlah

kios, sejarah pasar 16 ilir, dan penjelasan mengenai PP 46 Tahun 2013.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode

survei. Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang

menggunakan pernyataan tertulis.

Dalam penelitian ini digunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan

data. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan mendatangi satu persatu calon

responden, mengecek apakah calon responden bersedia untuk mengisi kuesioner.

Page 46: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Prosedur ini penting dilaksanakan karena peneliti ingin menjaga agar kuesioner

hanya diisi oleh responden yang telah sesuai dengan kriteria penulis.

3.2.4 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sanusi (2011:87) pengertian populasi adalah seluruh kumpulan

elemnen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk

membuat suatu kesimpulan. Jadi, kumpulan elemen itu menunjukkan jumlah,

sedangkan ciri-ciri tertentu menunjukkan karakteristik dari kumpulan itu. Populasi

dalam penelitian ini para palaku UMKM yang berada di lantai dasar pasar 16 ilir

Palembang yang berjumlah sekitar 320 pedagang.

b. Sampel

Menurut Sanusi (2011:87) seorang peneliti jarang sekali melakukan

penelitian terhadap keseluruhan kumpulan elemen (populasi). Peneliti biasanya

melakukan seleksi terhadap bagian elemen-elemen populasi dengan harapan hasil

seleksi tersebut dapat merefleksikan seluruh karakteristik yang ada. Elemen

adalah subjek dimana pengukuran itu dilakukan. Bagian dari elemen-elemen

populasi yang terpilih disebut sampel. Maka dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik convenience sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan

kemudahan. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel secara tidak acak

(non-random sampling) yang tidak mempertimbangkan peluang. Hal ini

dilakukan agar jumlah sampel yang digunakan peneliti representatif dari populasi

yang ada.

Page 47: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel menurut

ketentuan Slovin dalam Sanusi (2011:101), yang memasukkan unsur kelonggaran

ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat

ditoleransi. Batas toleransi ketidaktelitian dalam penelitian ini adalah 10%.

Rumus :

Dimana :

n= ukuran sampel

N= Jumlah populasi

= Toleransi ketidaktelitian yang digunakan (dalam persen)

Jawab :

= = 76,1 = 76

Dari perhitungan di atas maka jumlah sampel dalam penelitian ini

sebanyak 76 orang pelaku UMKM dari 320 orang pelaku UMKM. Pemakaian

rumus diatas mempunyai asumsi bahwa populasi berdistribusi normal.

3.2.5 Instrumen Penelitian dan Pengujian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan

dan pernyataan tertulis (kuesioner). Pertanyaan yang diajukan kepada responden

menggunakan skala likert. Menurut Sanusi (2011:59), skala likert adalah skala

yang didasarkan pada penjumlahan sikap responden dalam merespon pernyataan

berkaitan indikator-indikator suatu konsep atau variabel yang sedang diukur.

Penelitian ini menggunakan lima skala untuk jawaban responden yaitu sebagai

berikut :

Page 48: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Kategori Simbol Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Menurut Purwanto (2009:27) rumus kelas interval adalah sebagai berikut :

Interval kelas=

=

= 0.80

Penulis membagikan kuesioner dengan jawaban sebanyak 7 pertanyaan

dengan perincian mengenai pengetahuan mengenai NPWP, Pemahaman mengenai

hak dan kewajiban pajak, pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi

perpajakan, pengetahuan mengenai tarif pajak PP46 tahun 2013, pemahaman

mengenai prosedur perpajakan, pemahaman mengenai sosialisasi pajak dengan

jumlah responden sebanyak 76 orang.

Dan dengan menggunakan rumus rata-rata hitung sample dalam buku

Purwanto (2003:48) maka didapat indikator-indikator atau kategori dari hasil

pemahaman tersebut. Rumus rata-rata hitung sample dihitung dengan cara :

Page 49: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Rata-rata hitung sample = dapat disajikan dalam

bentuk simbol sebagai berikut : =

X = rata-rata hitung sample

ΣX = jumlah keseluruhan nilai X sample

N = jumlah total data atau pengamatan dari sample

Tabel 3.2

Klasifikasi interval

Untuk penilaian pemahaman PP 46 tahun 2013

4,20 – 5,00 Sangat paham

3,40 – 4,19 Paham

2,60 – 3,39 Cukup paham

1,80 – 2,59 Tidak paham

1,00 – 1,79 Sangat tidak paham

Sumber : Wijaya (2011)

Tabel 3.3

Klasifikasi interval

Untuk penilaian Kepatuhan Pelaksaan PP 46 Tahun 2013

4,20 – 5,00 Sangat patuh

3,40 – 4,19 Patuh

2,60 – 3,39 Cukup patuh

1,80 – 2,59 Tidak patuh

Page 50: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

1,00 – 1,79 Sangat tidak patuh

Sumber : Wijaya (2011)

3.2.6 Uji Validitas, dan Uji Reliabilitas

1. Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen alat ukur

telah menjalankan fungsi ukurnya. Menurut Sanusi (2011:76), suatu instrumen

dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur.

validitas merupakan bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan

data yang sesungguhnya yang terjadi pada objek yang diteliti. Suatu skala

pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan

mengukur apa yang seharusnya diukur.

Uji validitas kuesioner penelitian menggunakan teknik korelasi product

moment pearson, yaitu mengkorelasikan skor item dengan skor total. Dalam buku

Sanusi (2011:77) dengan rumus sebagai berikut :

r =

Keterangan :

r= koefisien korelasi

x= skor butir

y= skor total butir

N= jumlah sampel (responden)

Adapun cara untuk mengetahui apakah suatu item valid atau gugur maka

dilakukan pembandingan antara koefisien r hitung dengan koefisien r tabel. Jika

Page 51: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

rhitung > rtabel, maka dapat dikatakan valid. Namun jika sebaliknya yang terjadi

rhitung < rtabel, berarti item tidak valid. Uji validitas dalam penelitian ini

menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 19,

dengan cara mengkorelasikan masing-masing pertanyaan dan pernyataan dengan

skor untuk masing-masing variabel.

2. Reliabilitas

Menurut Sanusi (2011:81) perhitungan reliabilitas dilakukan terhadap

pertanyaan atau pernyataan yang sudah valid. Ada beberapa cara yang dapat

digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen yang sering digunakan antara

lain dengan cara pengukuran ulang dan belah dua. Pengukuran dalam penelitian

ini hanya dilakukan sekali kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan

lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Reliabilitas diukur dengan

data statistik Cronbach Alpha. Jika nilai alpha > 0,6 maka dikatakan reliabel.

3.2.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

statistik inferensial parametik. Statistik inferensial parametik digunakan unutk

melihat keeratan hubungan dan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara satu

variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas. Skala ukur variabel yang

dilibatkan dalam perhitungan adalah minimal interval. Metode analisis yang

digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Menurut Sanusi (2011) regresi

linier sederhana terdiri dari 2 variabel. Satu variabel berupa variabel

terikat/tergantung yang diberi simbol Y, dan variabel kedua yang berupa variabel

bebas diberi simbol X. Dalam penelitian ini variabel Y adalah pemahaman para

Page 52: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

pelaku UMKM, dan variabel X adalah kepatuhan terhadap PP 46 Tahun 2013.

Regresi sederhana ini menyatakan hubungan kausalitas antara dua variabel, dan

memperkirakan nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas. Persamaan

yang dipergunakan untuk memprediksi nilai variabel Y. Menurut Sanusi (2011)

bentuk umum dari persamaan regresi dinyatakan dengan persamaan matematika

yaitu :

Ŷ = a + bX

Dimana :

Ŷ = nilai prediksi dari variabel Y berdasarkan nilai variabel X.

a = titik potong Y; merupakan nilai bagi Y ketika X = 0

b = kemiringan atau slope perubahan rata-rata dalam ý untuk setiap perubahan dari

satu unit X, baik berupa peningkatan maupun penurunan.

X = nilai variabel X yang dipilih.

Nilai b (koefisien regresi) dan a (konstanta) dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

a = – b

n = jumlah pengamatan (sample); X = variabel bebas; dan Y = nilai variabel terikat.

3.2.8 Uji Hipotesis

3.2.8.1 Uji t

Menurut Sanusi (2011) Uji t, atau Sign Test dapat dipergunakan untuk

mengevaluasi efek dari suatu kegiatan yang menggunakan perlakuan tertentu. Efek

Page 53: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

dari perlakuan itu adakalanya tidak dapat diukur, tetapi hanya diberikan tanda positif

(+) dan tanda negatif (-) terhadap hasil suatu pelakuan tersebut.

Langkah-langkah menentukan uji t :

a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.

p = 0,05 (perlakuan membawa hasil positif/ada perubahan)

p = 0,05 (perlakuan tidak membawa hasil/tidak ada perubahan)

b. Menyusun pengamatan dalam bentuk tabel lalu memberi tanda (+) apabila

perubahan ke arah positif dan memberi tanda (-) apabila perubahan ke arah

negatif. Sedangkan apabila tanpa perubahan diberi tanda (0).

c. Menghitung tanda positif ( ) dan tanda negatif ( ), sedangkan tanda 0

diabaikan saja.

d. Menghitung besaran dengan rumus

=

5. Mengambil keputusan diterima atau ditolak dengan menggunakan kriteria

berikut.

Jika ( : maka diterima

(( : maka ditolak.

3.2.8.2 Analisis Korelasi Sederhana

Fungsi utama dari analisis korelasi adalah untuk menentukan seberapa erat

hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Ukuran yang menyataka

keeratan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Ukuran yang

menyatakan keeratan hubungan tersebut adalah koefisien korelasi atau yang sering

Page 54: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

disebut korelasi Pearson (Pearson product moment). Koefisien korelasi Pearson

bernilai -1 sampai dengan +1. Menurut Sanusi (2011:122) untuk menghitung

koefisien korelasi digunakan rumus berikut ini :

=

Dimana Y = variabel terikat; X = variable bebas; dan n = banyaknya pengamatan.

Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien

korelasi sebagai berikut :

Tabel 3.4

Interpretasi Koefisien Korelasi

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber : Priyatno (2010)

3.2.9 Uji Asumsi Klasik

Pada penelitian ini juga akan dilakukan beberapa uji asumsi klasik

terhadap model regresi yang telah diolah dengan menggunakan program SPSS 16,

yang meliputi :

1) Uji Heteroskedastisitas

Gejala Heteroskedastisitas diuji dengan metode Glejser dengan cara menyusun

regresi antara nilai absolut residual dengan variabel bebas. Apabila masing-

masing variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap absolut residual (α

= 0,05) maka dalam model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastitas.

Page 55: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

2) Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian Durbin-

Watson (d). Hasil perhitungan Durbin-Watson (d) dibandingkan dengan nilai

pada α = 0,05. Tabel d memiliki dua nilai, yaitu nilai batas atas ( ) dan

nilai batas bawah ( ) untuk berbagai nilai n dan k.

Jika d < : maka terjadi autokorelasi positif

d > 4 - : maka terjadi autokorelasi negatif

< d < 4 - : maka tidak terjadi autokorelasi

≤ d ≤ atau 4 - ≤ d ≤ 4 - : maka pengujian tidak meyakinkan.

3) Uji Normalitas

Bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan

variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi

yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi

adanya normalitas ialah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik.

Page 56: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Menurut Djohan Hanafiah, seorang budayawan Palembang,

memperkirakan bangunan ruko di pasar baru kawasan pasar 16 ilir Palembang

dibangun sekitar tahun 1828. Saat itu kawasan pasar 16 ilir telah menjadi pusat

perniagaan dimana untuk menuju ruko-ruko pasar baru penduduk menggunakan

sampan dari sungai Musi melewati sungai Tengkuruk. Perkembangan pasar

tersebut berawal dari peroide 1552-1821 yang merupakan masa kesultanan

Palembang. Pada masa tersebut diduga adalah lingkungan permukiman pribumi di

tepian sungai antara lain sungai musi dan beberapa anak sungai Musi antara lain

sungai Tengkuruk, sungai Rendang, sungai Sekanak dll.

Kemudian pada periode tahun 1821-1950 merupakan masa kolonial

Belanda pra kemerdekaan. Pada masa tersebut, kawasan pasar 16 ilir berkembang

pesat menjadi kawasan perdagangan dan sungai Tengkuruk pun ditimbun dan

dijadikan jalan Tengkuruk yang saat itu menjadi sentra perdagangan pakaian, toko

pecah belah, grosir mainan, lampu, toko bumbu masak, dan lain sebagainya.

Sebagai pusat dari Kesultanan Palembang Darussalam, kota Palembang

tempo dulu tentu membutuhkan tempat yang pas sebagai pusat perekonomian

masyarakatnya. Apalagi hampir sebagian besar wilayah Palembang merupakan

daerah sungai, maka dipilihlah kawasan 16 ilir yang berada di tepian sungai Musi

sebagai pasar dan pusat perekonomian masyarakat Palembang terdahulu hingga

Page 57: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

saat ini. Bahkan seiring waktu, pasar 16 ilir terus berkembang dan tercatat sebagai

pusat grosir di Palembang.

Menurut catatan sejarah Palembang, sebelum ada campur tangan dari

pemerintah kolonial Belanda terhadap Palembang ini, yaitu sebelum abad ke-20,

kawasan Pasar 16 ilir (saat ini) dahulunya merupakan pemukiman masyarakat di

tepian sungai Musi. Dikawasan itu, terdapat sungai Tengkuruk, yang merupakan

salah satu anak Sungai Musi dan salah satu bagiannya bertemu dengan sungai

Kapuran. Sementara, sungai Kapuran, bertemu pula dengan sungai Sekanak.

Sebagaimana sifat orang Melayu Palembang, kawasan tepian sungai merupakan

lokasi favorit untuk pemukiman. Pilihan ini juga mengingat saat itu jalur

transportasi adalah air. Perahu-perahu yang berasal dari pedalaman (hulu) dengan

tujuan utama berdagang, menjadikan Sungai Tengkuruk sebagai tempat singgah.

Hingga sekitar tahun 1910. Sungai Tengkuruk masih normal.

Di atas sungai tersebut, terdapat jembatan dan tangga-tangga yang

menghubungkannya dengan daratan. Jika dilihat dari arah pertigaan Jl. Masjid

Lama (saat ini), disepanjang tepian sungai sebelah kiri, berjajar pertokoan.

Sedangkan di bagian kanan, tampak rumah-rumah panggung milik masyarakat. Di

bagian lain sungai itu, tampaklah tangga raja (hingga kini masih dinamakan

demikian meskipun sudah tak ada lagi sungai dan tangganya). Tangga ini

berfungsi sebagai tempat naik turunnya para pembesar Kesultanan Palembang

Darussalam.

Seperti lazimnya perkembangan pasar saat ini, perdagangan di pasar 16 ilir

berawal dari pasar tumbuh, yang terletak di tepian Sungai Musi (sekarang Gedung

Page 58: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Pasar 16 Ilir Baru hingga Sungai Rendang, Jl kebumen). Pola perdagangan di

lokasi itu, setidaknya hingga awal 1900-an, dimulai dari berkumpulnya pedagang

cungkukan (hamparan), yang kemudian berkembang dengan pembangunan petak

permanen. Untuk kawasan Pasar Baru (hingga kini masih bernama Jl. Pasar Baru),

yang saat itu sudah berderet bangunan bertingkat dua, yang bagian bawahnya

menjadi tempat berjualan. Los-los mulai dibangun sekitar tahun 1918 dan

dipermanenkan sekitar tahun 1939. Sementara itu, muara Sungai Rendang,

menjadi salah satu dermaga pilihan perahu kajang (perahu beratap) berlabuh.

Pada saat ini, pasar 16 Ilir Palembang telah menjelma menjadi pusat kota

dan perekonomian bagi masyarakatnya. Semua barang tersedia disini. Dan

semuanya itu tidak terlepas dari kerja keras pemerintah Kota Palembang dan

pemerintah Provinsi Sumatera selatan dalam melihat aset dan peluang yang

dimiliki pasar ini. Pasar 16 Ilir sering dikenal juga dengan sebutan pasar

tengkuruk karena gedung-gedung atau tokonya tampak bersejajar menghadap

tepian sungai Tengkuruk. Di pasar 16 ilir Palembang kurang lebih terdapat 870

lapak/kios.

Aktivitas perdagangan umumnya berasal dari daerah hulu sungai Musi,

daerah Jakabaring, dan sekitarnya, yang membawa hasil bumi, terutama buah,

sayuran, dan kebutuhan lainnya dengan menggunakan perahu kayu atau sering

disebut perahu jukung, dengan semacam tenda di bagian belakang sebagai tempat

beristirahat. Pasar 16 ilir adalah pasar yang cukup modern yang berada di tepian

sungai musi dan berada di samping Jembatan Ampera di Palembang. Air Mancur

depan Masjid Agung Palembang, kawasan perekonomian tersibuk di Palembang.

Page 59: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Pasar ini tergolong bersih karena merupakan pasar yang menjual tekstil,

batik, pakaian, songket, dll. Pasar 16 Ilir terkenal dengan banyaknya toko-toko

emas, pusat penjualan baju-baju bekas yang di impor dari luar negeri dan yang

terpenting adalah sebagai pusat grosir di kota Palembang, tidak heran jika terdiri

dari 4 tingkat bangunan. Ruko-ruko yang berjejer di pasar ini juga tergolong

bersih. Setelah mengalami renovasi, ruko disekitar pasar ini kembali terlihat

seperti bangunan perdagangan kolonial yang rapi, bersih, cantik, dan megah.

Moda transportasi menuju Pasar 16 Ilir anda bisa menggunakan angkot, bus

transmusi, bus air, hingga perahu kayu yang bermesin.

Pada lorong-lorong pasar 16 Ilir mulai dari lantai dasar, akan dijumpai

puluhan pedagang tekstil, pakaian impor, songket, tas wanita dan segala pernak-

pernik wanita. Harga yang ditawarkan sangat beragam. Berbagai kalangan mulai

dari masyarakat mulai dari kalangan bawah, menengah, hingga dari kalangan

masyarakat atas mencari keperluan mereka masing-masing untuk mendapatkan

harga yang murah dan berkualitas.

Lapak-lapak pedagang yang terdiri dari ruko-ruko berjejer rapi dan tertata

sesuai jenis barang dagangan. Di lantai 1 ini akan dijumpai pedagang busana

muslim, dan aneka perlengkapan sholat. Dan ada banyak pilihan lain yang

terdapat di lantai ini.

Pada lantai 2 masih sama dengan lantai 1, akan banyak dijumpai toko-toko

pakaian, dan perlengkapan sholat. Naik ke lantai 3 dan ke 4, masih dijumpai para

pedagang tekstil dan pakaian. Untuk dilantai 4, terdapat para pedagang bekas

pakaian impor. Dari lantai empat ini kita bisa menikmati pemandangan sungai

Page 60: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Musi yang membelah kota Palembang. Sedangkan dilantai 5 kita bisa menjumpai

para pedagang karpet bekas impor.

4.1.2. Rincian Pengembalian Kuesioner

Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah

penelitian lapangan, yaitu dengan menyebarkan kuesioner pada objek penelitian.

Kuesioner ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang ingin diketahui

oleh peneliti. Hasil penyebaran kuesioner untuk masing-masing sampel disajikan

dalam tabel berikut :

Tabel 4.1

Rincian Kuesioner

No Responden Kuesioner disebar Kuesioner diolah

1. Pelaku UMKM di Pasar 16

Ilir Palembang Lantai

Dasar

76 76

Sumber: Data primer, diolah 2014

4.1.3. Deskripsi Responden

Tabel 4.2

Gambaran Umum Responden

Kategori Jumlah

(N=76) Persentase

Pelaku UMKM di Pasar 16 Ilir

Palembang Lantai Dasar 76 100%

Jenis Kelamin:

-Pria

-Wanita

31

45

40,8%

59,2%

Umur:

-20-30 Tahun

-30-40 Tahun

-40-50 Tahun

-50 tahun keatas

30

21

18

7

39,5%

27,6%

23,7%

9,2%

Pendidikan Terakhir:

-SD Sederajat

-SMP/Sederajat

-SMA/Sederajat

-Perguruan Tinggi

3

7

39

27

4%

9,2%

51,3%

35,5%

Sumber: Data primer diolah 2014

Page 61: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari keseluruhan

responden Pelaku UMKM berjumlah 76 responden.

Selain itu dapat diketahui yang berjenis kelamin pria berjumlah 40,8%

responden dan yang berjenis kelamin wanita 59,2% responden. Untuk yang

berumur 20-30 tahun terdapat 39,5%, untuk yang berumur 30-40 tahun terdapat

27,6% responden, untuk yang berumur 40-50 tahun terdapat 23,7% responden,

dan untuk yang berumur 50 tahun keatas terdapat 9,2% responden. Responden ini

juga terbagi dalam beberapa tingkat pendidikan yakni, Pendidikan tingkat SD

terdapat 4% responden, Pendidikan tingkat SMP terdapat 9,2% responden,

Pendidikan tingkat SMA terdapat 51,3% responden, dan Pendidikan tingkat

Perguruan Tinggi terdapat 35,5% responden.

4.2. Analisis Pendahuluan

Uji instrument dilakukan untuk memastikan bahwa alat ukur yang

digunakan yang berupa kuesioner tersebut benar-benar mampu mengukur masing-

masing konsep yang digunakan. Uji kualitas data terdiri dari Uji Validitas dan Uji

Reliabilitas.

Tabel 4.3

Hasil Pengujian Validitas

No Variabel Pernyataan Pearson

Correlation

Signifikansi Keterangan

Pemahaman Pelaku

UMKM

1 Pernyataan 1 .566** .003 Valid

2 Pernyataan 2 .530** .006 Valid

3 Pernyataan 3 .678** .000 Valid

4 Pernyataan 4 .508** .010 Valid

Page 62: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

5 Pernyataan 5 .468** .018 Valid

6 Pernyataan 6 .517** .008 Valid

7 Pernyataan 7 .738** .000 Valid

8 Pernyataan 8 .449** .024 Valid

9 Pernyataan 9 .566** .003 Valid

10 Pernyataan 10 .530** .006 Valid

11 Pernyataan 11 .678** .000 Valid

12 Pernyataan 12 .508** .010 Valid

13 Pernyataan 13 .468** .018 Valid

14 Pernyataan 14 .678** .000 Valid

15 Pernyataan 15 .593** .002 Valid

16 Pernyataan 16 .593** .002 Valid

17 Pernyataan 17 .417** .038 Valid

18 Pernyataan18 .517** .008 Valid

Kepatuhan Pelaksanaan

PP 46 Tahun 2013

1 Pernyataan 1 .704** .000 Valid

2 Pernyataan 2 .617** .001 Valid

3 Pernyataan 3 .559** .004 Valid

4 Pernyataan 4 .591** .002 Valid

5 Pernyataan 5 .738** .000 Valid

6 Pernyataan 6 .632** .001 Valid

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Sumber: Data Primer yang diolah 2014

Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa hasil pengujian validitas

menunjukkan korelasi positif pada level 0,01 dan 0,05 yang berarti bahwa

pernyataan dalam kuesioner mampu mengungkapkan pemahaman para pelaku

UMKM terhadap kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013. Dari nilai Pearson

Correlation, dapat dilihat angka yang terdapat dalam tabel melebihi dari nilai

tabel r (Pearson Product Moment) yaitu diatas 0,398. Tabel tersebut menunjukkan

bahwa semua pernyataan yang digunakan untuk mengukur semua variabel dalam

penelitian ini dinyatakan sebagai item yang valid.

Tabel 4.4

Hasil Pengujian Reliabilitas

Page 63: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Variabel Cronbach’s

Alpha N of Items Keterangan

Kepatuhan Pelaksanaan PP 46

Tahun 2013 (y)

Pemahaman Para Pelaku

UMKM (x)

.857

.681

18

6

Reliabel

Reliabel

Sumber: Data Primer yang diolah 2014

Dari output diatas dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari setiap

varibel nilainya diatas 0,6, karena nilainya lebih dari 0,6 maka dapat disimpulkan

bahwa alat ukur dalam penelitian ini reliabel.

4.3. Teknik Analisis Data

Analisis berikutnya adalah menguji pernyataan alat uji hipotesis. Uji

asumsi klasik ini meliputi uji Heteroskedastisitas, uji Auto Korelasi, dan uji

Normalitas.

4.3.1. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi liner kesalahan pengganggu (e) mempunyai varians yang sama atau tidak

dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Tabel 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Unstandard

ized

Residual

Pemahaman Individu Para

Pelaku UMKM

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

.000

.1000

76

Sumber: Data Primer yang diolah 2014

Page 64: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Dari Output Correlations dapat diketahui korelasi antara Pemahaman Individu Para

Pelaku UMKM dengan Unstandardized Residual menghasilkan nilai signifikansi

0,1000. Karena nilai signifikansi korelasi lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas. Ini

membuktikan bahwa varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap, atau disebut homokedastisitas. Dalam hal ini berarti variabel bebas

(X), atau Pemahaman Individu Para Pelaku UMKM tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai absolut residual.

4.3.2. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah untuk mengetahui adanya korelasi antara variabel

gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam model sampel kecil

maupun dalam sampel besar. Salah satu cara untuk menguji autokorelasi adalah

dengan percobaan d (Durbin-Watson). Hasil perhitungan dilakukan

pembandingan dengan F tabel. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai durbin

watson < F tabel, maka diantara variabel bebas dalam persamaan regresi tidak ada

autokorelasi. Demikian sebaliknya.

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted

R Square

Durbin

Watson

1 .733a .538 .531 1.568

a. Predictors: (Constant), Pemahaman Individu Para Pelaku UMKM

b. Dependent Variable : Kepatuhan Akan PP 46 Tahun 2013

Sumber : Data Primer yang diolah 2014

Page 65: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Dari output setelah dilakukannya pengujian didapat nilai DW yang

dihasilkan dari model regresi adalah 1,568. Sedangkan dari tabel DW dengan

signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 76, serta k = 1, maka diperoleh nilai dl

sebesar 1,442 dan du sebesar 1,544. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai DW dari

model ini terletak antara du dan (4-du)= 1,544, 1,568, 2,456. Maka hipotesis nol

diterima, yang berarti tidak adanya autokorelasi, atau tidak terjadi korelasi antara

kesalahan pengganggu dan variabel Pemahaman Individu Para Pelaku UMKM (X)

dan variabel Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 (Y) dapat ditaksir

nilainya dan tidak bias.

4.3.3. Uji Normalitas

Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang

didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik

parametrik (statistik inferensial). Dengan kata lain, uji normalitas adalah uji untuk

mengetahui apakah data empirik yang didapatkan dari lapangan itu sesuai dengan

distribusi teoritik tertentu. Dalam kasus ini, distribusi normal. Dengan kata lain,

apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas

Page 66: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Dari gambar normal plot terlihat bahwa sebaran

titik-titik bersejajar/searah dengan garis sumbu diagonal dari grafik yang ada. Hal

ini menunjukkan variabel berdistribusi normal. Ini menunjukkan data yang

diperoleh dari sampel pasar 16 ilir, khususnya di lantai dasar didapat dari populasi

yang berdistribusi secara normal. Dalam hal ini, sifat dan karakteristik dari

populasi para pelaku UMKM secara umum yang ingin diamati terdistribusikan

secara normal ke sampel yang diteliti oleh penulis.

4.4. Deskripsi Hasil Penelitian

Dari pernyataan pada kuesioner yang telah diajukan kepada responden

diperoleh berbagai macam tanggapan terhadap variabel Pemahaman para pelaku

UMKM, dan Kepatuhan pelaksanaan PP 46 tahun 2013. Berbagai tanggapan dari

responden tersebut dapat disajikan sebagai berikut:

1. Variabel Pemahaman para pelaku UMKM (X)

Page 67: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner yang

telah dibagikan, diperoleh deskripsi data mengenai Pemahaman para pelaku

UMKM secara umum, dimulai dari setiap indikator sebagai berikut:

a. Pengetahuan Mengenai NPWP

Tabel 4.8

Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X)

Indikator Pengetahuan Mengenai NPWP (Klasifikasi Interval)

No Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Responden Rata-rata

1

Menurut saya seseorang

yang akan membayar pajak

harus memiliki NPWP.

0 0 42 27 7 269 76 3,539474

2 NPWP adalah sebagai

identitas bagi wajib pajak. 0 4 39 32 1 258 76 3,394737

3

Sebagai wajib pajak, untuk

menyetorkan pajak dari

penghasilan UMKM saya

harus mempunyai NPWP.

0 0 45 26 5 264 76 3,473684

Total 791 228 3,469298

Sumber : Data Primer yang diolah 2014

Berdasarkan tabel diatas, dari jumlah rata-rata untuk indikator

pengetahuan mengenai NPWP didapat nilai sebesar 3,469298. Di dalam tabel

klasifikasi interval yang ada maka responden dikategorikan Paham. Hal ini

menunjukkan bahwa untuk indikator pengetahuan mengenai NPWP berdasarkan

hasil kuesioner responden para pelaku UMKM di pasar 16 ilir khususnya di lantai

dasar adalah paham mengenai apa yang dimaksud dengan NPWP, dan tujuan

memiliki NPWP, dan kegunaan memiliki NPWP sebagai salah satu syarat untuk

menyetorkan pajak penghasilan UMKM mereka.

b. Pemahaman mengenai Hak dan Kewajiban Pajak

Tabel 4.9

Page 68: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X)

Indikator Pemahaman mengenai Hak dan Kewajiban Pajak (Klasifikasi

Interval) No Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Responden Rata-rata

1

Sebagai wajib pajak, untuk

menyetorkan pajak dari

penghasilan UMKM saya

harus mempunyai NPWP.

0 10 19 36 11 276 76 3,631579

2

Pembangunan fasilitas

umum berupa jalan,

jembatan, bendungan, dll

dibiayai dari pajak.

0 12 30 28 6 256 76 3,368421

3

Setiap penghasilan yang

didapat, maka wajib

dibayarkan pajak

penghasilannya jika sudah

memenuhi syarat.

0 4 42 28 2 256 76 3,368421

Total 788 228 3,45614

Sumber : Data Primer yang diolah 2014

Berdasarkan tabel diatas, dari jumlah rata-rata untuk indikator Pemahaman

mengenai Hak dan Kewajiban Pajak didapat nilai sebesar 3,45614. Di dalam tabel

klasifikasi interval yang ada maka responden dikategorikan Paham. Hal ini

menunjukkan bahwa untuk indikator Pemahaman mengenai Hak dan Kewajiban

Pajak berdasarkan hasil kuesioner responden para pelaku UMKM di pasar 16 ilir

khususnya di lantai dasar adalah paham bahwa pajak merupakan kewajiban setiap

warga negara, kegunaan pajak dalam membiayai pembangunan bangsa, dan

kewajiban membayar pajak untuk setiap penghasilan yang didapat jika sudah

memenuhi syarat sebagai objek pajak.

c. Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Sanksi Perpajakan

Tabel 4.10

Page 69: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X)

Indikator Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Sanksi Perpajakan

(Klasifikasi Interval) No Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Responden Rata-rata

1

Menurut sepengetahuan saya,

pajak UMKM ini memiliki

sanksi apabila wajib pajak

lalai dalam kewajibannya.

0 5 36 30 5 263 76 3,460526

2

Apabila terlambat dalam

menyetorkan pajak UMKM,

wajib pajak akan dikenakan

sanksi administrasi.

0 10 18 37 11 277 76 3,644737

3

Apabila data yang diisi wajib

pajak tidak sesuai dengan

yang ada, maka wajib pajak

dikenakan sanksi.

0 10 32 28 6 258 76 3,394737

Total 798 228 3,5

Sumber : Data Primer yang diolah 2014

Berdasarkan tabel diatas, dari jumlah rata-rata untuk indikator

Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Sanksi Perpajakan didapat nilai sebesar

3,5. Di dalam tabel klasifikasi interval yang ada maka responden dikategorikan

Paham. Hal ini menunjukkan bahwa untuk indikator Pengetahuan dan

Pemahaman Mengenai Sanksi Perpajakan berdasarkan hasil kuesioner responden

para pelaku UMKM di pasar 16 ilir khususnya di lantai dasar adalah paham

mengenai adanya sanksi apabila lalai, terlambat, dan terdapat kesalahan dalam

pengisian data dalam membayar pajak.

d. Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Batas Maksimal dan Tarif PP 46

Tahun 2013.

Tabel 4.11

Page 70: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X)

Indikator Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Batas Maksimal dan

Tarif PP 46 Tahun 2013 (Klasifikasi Interval) No Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Responden Rata-rata

1 PP 46 tahun 2013 ditujukan

bagi pelaku UMKM. 0 23 35 14 4 227 76 2,986842

2

Batas maksimal pendapatan

pengusaha untuk

menggunakan PP 46 tahun

2013 adalah dibawah 4,8 M

pertahun.

0 2 31 32 11 280 76 3,684211

3

Menurut sepengetahuan

saya, pajak penghasilan

untuk pelaku UMKM yang

terbaru adalah sebesar 1%

dari omset.

0 17 35 22 2 237 76 3,118421

Total 744 228 3,263158

Sumber : Data Primer yang diolah 2014

Berdasarkan tabel diatas, dari jumlah rata-rata untuk indikator

Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Batas Maksimal dan Tarif PP 46 Tahun

2013 didapat nilai sebesar 3,263158. Di dalam tabel klasifikasi interval yang ada

maka responden dikategorikan Cukup Paham. Hal ini menunjukkan bahwa untuk

indikator Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Batas Maksimal dan Tarif PP

46 Tahun 2013 berdasarkan hasil kuesioner responden para pelaku UMKM di

pasar 16 ilir khususnya di lantai dasar adalah cukup paham mengenai pengetahuan

tentang PP 46 tahun 2013, mengenai subjek pajaknya, batas maksimal

penghasilan yang ditetapkan, dan tarif pajak yang dikenakan dalam PP 46 tahun

2013.

e. Pemahaman Mengenai Prosedur Perpajakan

Tabel 4.12

Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X)

Indikator Pemahaman Mengenai Prosedur Perpajakan (Klasifikasi Interval) No Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Responden Rata-rata

1 Untuk menyetorkan pajak

UMKM, saya hanya 0 13 33 24 6 251 76 3,302632

Page 71: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

memerlukan SSP (surat

Setor Pajak) sehingga tidak

membutuhkan lagi SPT

Masa.

2

Penyetoran pajak UMKM

dilakukan paling lambat 15

hari setelah bulan

berikutnya berjalan.

0 2 34 29 11 277 76 3,644737

3

SPT Tahunan disampaikan

paling lambat 3 bulan

setelah masa pajak

berakhir.

0 2 46 27 1 255 76 3,355263

Total 783 228 3,434211

Sumber : Data Primer yang diolah 2014

Berdasarkan tabel diatas, dari jumlah rata-rata untuk indikator

Pengetahuan Pemahaman Mengenai Prosedur Perpajakan didapat nilai sebesar

3,434211. Di dalam tabel klasifikasi interval yang ada maka responden

dikategorikan Paham. Hal ini menunjukkan bahwa untuk indikator Pengetahuan

Pemahaman Mengenai Prosedur Perpajakan berdasarkan hasil kuesioner

responden para pelaku UMKM di pasar 16 ilir khususnya di lantai dasar adalah

paham mengenai prosedur perpajakan khusus untuk menyetorkan pajak UMKM

berdasarkan PP 46 tahun 2013, mengenai batas waktu penyetoran, dan batas

waktu penyampaian SPT Tahunan.

f. Pemahaman Melalui Sosialisasi Pajak

Tabel 4.13

Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X)

Indikator Pemahaman Melalui Sosialisasi Pajak (Klasifikasi Interval) No Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Responden Rata-rata

1

Sosialisasi yang diadakan

pihak pajak mudah untuk

saya mengerti.

0 16 44 14 2 230 76 3,026316

2 Saya setuju apabila PP 46 0 1 41 30 4 265 76 3,486842

Page 72: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

tahun 2013 disosialisasikan

langsung kepada pelaku

UMKM.

3

Sosialisasi pajak yang saya

pernah ikuti memberikan

pemahaman tentang PP 46

tahun 2013 baru bagi saya.

0 0 8 36 32 328 76 4,315789

Total 823 228 3,609649

Sumber : Data Primer yang diolah 2014

Berdasarkan tabel diatas, dari jumlah rata-rata untuk indikator Pemahaman

Melalui Sosialisasi Pajak didapat nilai sebesar 3,609649. Di dalam tabel

klasifikasi interval yang ada maka responden dikategorikan Paham. Hal ini

menunjukkan bahwa untuk indikator Pemahaman Melalui Sosialisasi Pajak

berdasarkan hasil kuesioner responden para pelaku UMKM di pasar 16 ilir

khususnya di lantai dasar adalah paham dalam sosialisasi yang diselenggarakan

oleh pihak Direktorat Jenderal Pajak tentang PP 46 tahun 2013.

Dari jumlah rata-rata setiap indikator, didapatlah nilai sebesar 3,470029

untuk nilai variabel Pemahaman Para Pelaku UMKM. Hal ini dapat digambarkan

bahwa secara umum, variabel X atau Pemahaman Para Pelaku UMKM dapat

digolongkan kedalam klasifikasi Paham. Hal ini menunjukkan untuk para pelaku

UMKM di pasar 16 ilir, khususnya di lantai dasar tergolong paham terhadap

perpajakan yang berlaku, dalam hal ini adalah PP 46 tahun 2013.

2. Variabel Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 (Y)

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner yang

telah dibagikan, diperoleh deskripsi data mengenai Kepatuhan Pelaksanaan PP 46

Tahun 2013 secara umum, dimulai dari setiap indikator sebagai berikut:

a. Tepat Dalam Penyampaian SPT (Surat Pemberitahuan)

Tabel 4.14

Page 73: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun

2013 (Y) Indikator Tepat Dalam Penyampaian SPT (Surat Pemberitahuan)

(Klasifikasi Interval)

No Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Responden Rata-rata

1

Selama ini saya selalu

menyampaikan SPT dengan

tepat waktu.

0 0 33 32 11 282 76 3,710526

2

SPT tahunan yang saya

sampaikan selalu sebelum

bulan maret tahun

sebelumnya.

0 6 34 25 11 269 76 3,539474

3

Saya mengerti betul dalam

hal bagaimana mengisi SPT

(Surat Pemberitahuan)

0 4 38 32 2 260 76 3,421053

Total 811 228 3,557018

Sumber : Data Primer yang diolah 2014

Berdasarkan tabel diatas, dari jumlah rata-rata untuk indikator Tepat

Dalam Penyampaian SPT (Surat Pemberitahuan) didapat nilai sebesar 3,557018.

Di dalam tabel klasifikasi interval yang ada maka responden dikategorikan Patuh.

Hal ini menunjukkan bahwa untuk indikator Tepat Dalam Penyampaian SPT

(Surat Pemberitahuan) berdasarkan hasil kuesioner responden para pelaku

UMKM di pasar 16 ilir khususnya di lantai dasar adalah tergolong patuh dalam

penyampaian SPT Tahunan dengan tepat waktu, dan mengerti batas akhir

penyampaian SPT, serta mengerti mengenai bagaimana tata cara pengisian SPT.

b. Tidak Mempunyai Tunggakan Untuk Semua Jenis Pajak

Tabel 4.15

Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun

2013 (Y) Indikator Tidak Mempunyai Tunggakan Untuk Semua Jenis Pajak

(Klasifikasi Interval) No Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Responden Rata-rata

1

Saya selalu tepat waktu

membayar pajak UMKM

perbulannya.

0 6 34 29 7 265 76 3,486842

2

Saya tidak pernah

melewatkan PBB, dan

Pajak penghasilan UMKM

atas jenis usaha saya.

0 12 32 21 11 259 76 3,407895

Page 74: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

3 Saya rasa saya tidak pernah

menunggak pajak apapun. 0 6 38 25 7 261 76 3,434211

Total 785 228 3,442982

Sumber : Data Primer yang diolah 2014

Berdasarkan tabel diatas, dari jumlah rata-rata untuk indikator Tidak

Mempunyai Tunggakan Untuk Semua Jenis Pajak didapat nilai sebesar 3,442982.

Di dalam tabel klasifikasi interval yang ada maka responden dikategorikan Patuh.

Hal ini menunjukkan bahwa untuk indikator Tidak Mempunyai Tunggakan Untuk

Semua Jenis Pajak berdasarkan hasil kuesioner responden para pelaku UMKM di

pasar 16 ilir khususnya di lantai dasar adalah tergolong patuh dalam membayar

setiap jenis pajak yang tertanggung, baik itu PBB, maupun pajak penghasilan

UMKM, serta tidak pernah menunggak jenis pajak apapun.

Dari jumlah rata-rata setiap indikator, didapatlah nilai sebesar 3,5 untuk

nilai variabel Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013. Hal ini dapat

digambarkan bahwa Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 termasuk kedalam

klasifikasi Patuh. Hal ini menunjukkan secara umum untuk para pelaku UMKM di

pasar 16 ilir, khususnya di lantai dasar tergolong patuh dalam pelaksanaan PP 46

tahun 2013.

4.5. Analisis Regresi Linear Sederhana

Tabel 4.16

Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .512 .325 1.572 .120

Pemahaman individu Para Pelaku UMKM

.865 .093 .733 9.275 .000

a. Dependent Variable: Pemahaman akan PP 46 tahun 2013

Sumber: Data Primer yang diolah 2014

Page 75: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Dari tabel diatas maka dapat diketahui persamaan regresinya yaitu sebagai

berikut:

Y’= a + bX

Y’= 0,512 + 0,865X

Arti persamaan ini sebagai berikut :

-Konstanta sebesar 0,512 ; artinya jika Pemahaman Para Pelaku UMKM (X)

nilainya adalah 0, maka Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 (Y) nilainya

sebesar 0,512.

-Koefisien regresi variabel Pemahaman Individu Para Pelaku UMKM (X) sebesar

0,865; artinya jika tingkat Pemahaman Individu Para Pelaku UMKM mengalami

kenaikan tingkat 1 angka, maka tingkat Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun

2013 akan mengalami peningkatan sebesar 0,865. Adapun nilai a atau konstanta

sebesar 0,512 mengindikasikan bahwa seandainya tingkat Pemahaman Para

Pelaku UMKM (X) tidak mengalami kenaikan atau 0 maka tingkat Kepatuhan

Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 (Y) adalah sebesar 0,512. Koefisien bernilai

positif, artinya terjadi hubungan positif antara Pemahaman Para Pelaku UMKM

dengan Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013. Semakin tinggi tingkat

Pemahaman Para Pelaku UMKM, maka semakin tinggi juga tingkat Kepatuhan

Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013.

4.5.1. Uji t

Tabel 4.17

Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana (Uji t) Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

Page 76: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

1 (Constant) .512 .325 1.572 .120

Pemahaman individu Para Pelaku UMKM

.865 .093 .733 9.275 .000

a. Dependent Variable: Pemahaman akan PP 46 tahun 2013

Sumber: Data Primer yang diolah 2014

Dari output diatas maka dapat dilihat pengaruh dari variabel independen

yang ada pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Pengujian Koefisien Regresi Variabel Pemahaman Para Pelaku UMKM

Oleh karena nilai t hitung variabel Pemahaman Para Pelaku UMKM sebesar

9,275 berarti nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (9,275 > 1,992) maka

Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial Pemahaman Para

Pelaku UMKM berpengaruh terhadap Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun

2013. t hitung positif artinya Pemahaman Para Pelaku UMKM berpengaruh

positif terhadap Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013.

4.5.2. Analisis Korelasi Sederhana

Tabel 4.18

Hasil Analisis Korelasi Sederhana

Correlations

Pemahaman individu

Para Pelaku UMKM

Pemahaman akan

PP 46 tahun 2013

Pemahaman individu Para

Pelaku UMKM

Pearson Correlation 1 .733**

Sig. (2-tailed) .000

N 76 76

Pemahaman akan PP 46

tahun 2013

Pearson Correlation .733** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 76 76

Page 77: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Correlations

Pemahaman individu

Para Pelaku UMKM

Pemahaman akan

PP 46 tahun 2013

Pemahaman individu Para

Pelaku UMKM

Pearson Correlation 1 .733**

Sig. (2-tailed) .000

N 76 76

Pemahaman akan PP 46

tahun 2013

Pearson Correlation .733** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 76 76

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data Primer yang diolah 2014

Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara

Pemahaman Para Pelaku UMKM dengan Kepatuhan Pelaksanaan (r) adalah

0,733. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara Pemahaman

Para Pelaku UMKM dengan Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 karena

berada di rentang 0,60 – 0,799. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena

nilai r positif, berarti semakin tinggi Pemahaman Para Pelaku UMKM maka

semakin meningkatkan Kepatuhan Pelaksanan PP 46 Tahun 2013.

4.6. Pembahasan

Dari deskriptif variabel yang dilakukan, untuk variabel X, atau variabel

pemahaman para pelaku UMKM didapat hasil sebagai berikut :

Dari total nilai deskriptif variabel X, yaitu sebesar 3,470029 maka dapat

dideskripsikan bahwa untuk variabel Pemahaman Para Pelaku UMKM

berdasarkan tabel 3.2, termasuk kedalam klasifikasi Paham. Hal ini

mendeskripsikan bahwa secara umum, untuk variabel X atau Pemahaman Para

Pelaku UMKM di pasar 16 ilir, khususnya di lantai dasar tergolong paham

Page 78: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

terhadap perpajakan yang berlaku, baik itu dalam hal dasar, prosedural, sanksi,

hak dan kewajiban pajak, dan dalam hal ini lebih khususnya adalah mengenai PP

46 tahun 2013. Ditinjau dari nilai per indikator, rata—rata per indikator

menunjukkan di klasifikasi paham. Hanya di indikator Pengetahuan dan

Pemahaman Mengenai Batas Maksimal dan Tarif PP 46 Tahun 2013 yang

menunjukkan di klasifikasi cukup paham. Ini menunjukkan bahwa pemahaman

mengenai tarif dan batas maksimal para pelaku UMKM masih perlu ditingkatkan.

Karena nilai klasifikasi indikator inilah yang terendah dibandingkan nilai

indikator-indikator variabel X lainnya.

Dari total nilai deskriptif variabel Y, didapatlah nilai sebesar 3,5 maka

untuk variabel Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 dapat digolongkan

bahwa berdasarkan tabel 3.3, termasuk kedalam klasifikasi Patuh. Hal ini

menunjukkan bahwa secara umum untuk para pelaku UMKM di pasar 16 ilir,

khususnya di lantai dasar tergolong patuh dalam pelaksanaan PP 46 tahun 2013,

baik itu dalam hal ketepatan waktu dalam menyampaikan SPT, dan dalam tidak

mempunyai tunggakan dari semua jenis pajak, termasuk pajak penghasilan

UMKM PP 46 Tahun 2013.

Untuk analisis regresi sederhana didapatlah nilai sebagai berikut :

Y’= a + bX

Y’= 0,512 + 0,865X

Dari nilai persamaan regresi tersebut apabila terdapat peningkatan nilai

Pemahaman Para Pelaku UMKM sebesar 1 dalam tabel klasifikasi pemahaman,

maka akan terjadi kenaikan tingkat Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013

Page 79: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

sebesar 0,865 dalam tabel klasifikasi kepatuhan. Adapun nilai konstanta sebesar

0,512 itu mengindikasikan jika nilai Pemahaman Para Pelaku UMKM tidak ada,

atau dalam hal ini adalah 0, maka tingkat Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun

2013 akan bernilai sebesar 0,512. Ini menunjukkan bahwa tingkat Pemahaman

Para Pelaku UMKM memiliki pengaruh terhadap Kepatuhan Pelaksanaan PP 46

Tahun 2013, walaupun nilainya tidak begitu besar. Hal ini terlihat dari tingkat

kenaikan Kepatuhan yang hanya sebesar 0,865 terhadap setiap kenaikan 1 tingkat

Pemahaman.

Berdasarkan dari hasil Uji t nilai t hitung untuk variabel Pemahaman Para

Pelaku UMKM (X) didapat nilai sebesar 9,275 ini berarti nilai t hitung yang

didapat lebih besar dari nilai t tabel (9,275 > 1,992).

H0 : Pemahaman para pelaku UMKM tidak berpengaruh signifikan terhadap

Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013.

H1 : Pemahaman para pelaku UMKM berpengaruh signifikan terhadap

Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013.

Berdasarkan nilai ini, maka Ho seperti yang telah diuraikan diatas ditolak,

maka hipotesis H1 yang diterima. Artinya, koefisien regresi yang diuji itu adalah

signifikan. Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial, Pemahaman

Para Pelaku UMKM berpengaruh terhadap Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun

2013, atau dengan kata lain pengaruh Pemahaman Para Pelaku UMKM terhadap

Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 adalah bukan karena kebetulan semata,

melainkan benar-benar nyata. t hitung yang bernilai positif artinya Pemahaman

Page 80: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Para Pelaku UMKM berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Pelaksanaan PP 46

Tahun 2013.

Hasil yang didapat peneliti ini, searah dengan landasan teori penelitian

terdahulu yang mendukung bahwa faktor pemahaman mempengaruhi dalam

tingkat kepatuhan pajak. Berdasarkan hasil penelitian Sri Ernawati dan Mellyana

Wijaya (2011), didapat bahwa faktor pemahaman mempengaruhi dalam tingkat

kepatuhan pajak, dengan pemahaman yang benar maka wajib pajak dapat

menghitung sendiri pajak terutang mereka sendiri. Terutama pajak UMKM atau

PP 46 Tahun 2013 ini memang dibuat untuk menyederhanakan penghitungan

pajka terutang, agar para wajib pajak dapat dengan mudah menghitung pajak

berdasarkan omset mereka sendiri.

Sri Rustyaningsih (2011) juga menyatakan dalam jurnalnya yang berjudul

faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, pemahaman akan self

assesment system, kualitas pelayanan, tingkat penghasilan, tingkat pendidikan,

persepsi wajib pajak terhadap sanksi perpajakan mempengaruhi kepatuhan wajib

pajak. Disini terlihat bahwa hipotesis yang digunakan penulis dalam penelitian

searah dan didukung dengan penelitian terdahulu. Namun ada hal yang

membedakan dengan penelitian terdahulu adalah objek penelitian dan

pembahasan akan pajak yang belum terlalu spesifik. Sedangkan disini peneliti

melakukan penelitian secara mendalam terhadap objek, dan mengkhususkan

membahas PP 46 Tahun 2013, dan didapat hasil bahwa pemahaman tetap menjadi

faktor yang berpengaruh atas kepatuhan membayar pajak.

Page 81: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Selain itu, dalam penelitian Mohamad Rajif meneliti dengan objek yang

berbeda kepatuhan pajak UKM di daerah Cirebon, dipengaruhi oleh pemahaman,

kualitas pelayanan, dan ketegasan sanksi perpajakan. Hal ini menunjukkan bahwa

dengan objek yang berbeda pun dalam membayar pajak, faktor pemahaman akan

pajak itu sendiri masih memegang peranan penting.

Dari beberapa kajian yang dipakai oleh penulis, semua mendukung akan

hipotesis penelitian, bahwa faktor Pemahaman Para Pelaku UMKM berpengaruh

secara signifikan terhadap Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013, ini juga

dibuktikan dari hasil uji hipotesis yang dilakukan penulis bahwa hipotesis yang

diajukan diterima secara statistik yang diperoleh dari kuesioner yang disebar. Ini

semakin menguatkan pendapat penulis dalam penelitian ini.

Page 82: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari semua pengujian hipotesis yang dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Deskripsi variabel X, atau variabel Pemahaman Para Pelaku UMKM

menunjukkan pada nilai indikator Paham. Dan deskripsi variabel Y, atau

Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013, menunjukkan pada nilai indikator

Patuh.

2. Hasil dari uji regresi menunjukkan bahwa Y = 0,512 + 0,865X. Artinya

tingkat Pemahaman Para Pelaku UMKM memiliki pengaruh terhadap

Kepatuhan Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013. Jadi kenaikan nilai Kepatuhan

terjadi sebesar 0,865 terhadap setiap kenaikan 1 tingkat nilai Pemahaman.

3. Pemahaman Para Pelaku UMKM mempengaruhi Kepatuhan Pelaksanaan PP

46 Tahun 2013. Artinya, berdasarkan nilai uji t yang dilakukan, maka H0

ditolak, maka hipotesis H1 yang diterima. Atau Pemahaman para pelaku

UMKM berpengaruh signifikan terhadap Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013.

Artinya koefisien regresi yang diuji itu adalah signifikan.

4. Berdasarkan kajian penelitian terdahulu yang dilakukan, semua searah dan

menunnjukkan hipotesis yang diajukan penulis bahwa pemahaman

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.

Page 83: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

5.2. Saran

Saran untuk penelitian yang akan datang yakni :

1. Tingkat pemahaman dan kepatuhan para pelaku UMKM sudah termasuk

baik, karena itu penulis menyarankan untuk pihak Direktorat Jenderal Pajak

agar lebih mengintensifkan lagi sosialisasi dan edukasi pajak terhadap para

pelaku UMKM ini akan pajak secara umum maupun langsung khusus ke PP

46 tahun 2013 agar tingkat kepatuhan semakin meningkat. Untuk pihak

pelaku UMKM agar tetap mencari informasi mengenai info-info perpajakan

terbaru dan langsung bertanya kepada pihak pajak apabila ada yang tidak

dimengerti tentang isu-isu pajak terbaru. Untuk peneliti selanjutnya

diharapkan untuk memperluas lagi ruang lingkup penelitian, Sampel yang

berbeda dan lebih banyak daripada sampel dalam penelitian ini, sehingga

penelitian tersebut dapat memberikan gambaran yang lebih spesifik mengenai

pengaruh pemahaman para pelaku UMKM terhadap kepatuhan pelaksanaan

PP 46 tahun 2013.

2. Tingkat kepatuhan yang naik sebesar 0,865 dalam setiap 1 angka pemahaman

mengindikasikan bahwa pemahaman bukanlah faktor utama dalam

meningkatkan kepatuhan pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013, karena itu perlu

juga dicari lagi faktor-faktor lain selain pemahaman yang mempengaruhi

kepatuhan pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013 ini.

3. Dari hasil uji t, maka Pemahaman para pelaku UMKM berpengaruh

signifikan terhadap Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013. Hal ini harus

Page 84: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

dipertahankan agar masyarakat terkhususnya para pelaku UMKM taat dalam

membayar pajak.

4. Meskipun berdasarkan kajian penelitian terdahulu dan dari hasil peneliti

menunjukkan bahwa pemahaman mempengaruhi kepatuhan wajib pajak

dalam membayar pajak, namun untuk peneliti selanjutnya ada baiknya

mencari faktor-faktor lain selain faktor pemahaman. Seperti faktor pelayanan,

sanksi, tingkat penghasilan, dan lain-lain. Selain itu juga perlu untuk diteliti

apakah faktor-faktor eksternal seperti surat tagihan dan surat paksa juga

berpengaruh terhadap untuk kepatuhan pelaksanaan pajak. Hal ini dilakukan

agar hasil penelitian yang didapat lebih mendalam.

Page 85: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan Trisnawati, Estralita. 2012. Akuntansi Perpajakan Edisi 2

Revisi. Salemba Empat: Jakarta.

Danny Darussalam Tax Center. 11 Juli 2013. DDCT Internal Discussion 17 :

Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013, (online),

(http://www.dannydarussalam.com/2013/07/peraturan-pemerintah-no-46-

tahun-2013/ diakses 22 Oktober 2013).

Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 146/PMK.03/2012 Tentang Tata Cara Verifikasi.

Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Keuangan

Nomor.74/PMK.03/2012 Tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan

Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka

Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.

Fikriningrum, W.K. 2012. ―Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wajib

Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak‖. Skripsi.

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Hardiningsih, Pancawati. 2011. ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan

Membayar Pajak‖. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol.3.

IAI. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta.

Koran Sindo. 1 Agustus 2013. Juknis Pajak UMKM Belum Jelas, (online),

(http://www.koran-sindo.com/node/316485 diakses 22 Oktober 2012).

Mardiasmo. 2005. Perpajakan. Andi: Yogyakarta.

Perdhana, Dkk. 2012. “Analisis Pemahaman Kewajiban Perpajakan Wajib pajak

Orang Pribadi dikota Padang Studi Kasus Pada KPP Pratama Padang JL.

Bagindo Aziz Chan No.26 Padang‖. Universitas Putra Indonesia YPTK.

Padang.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46 Tahun 2013. Tentang Pajak

Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang

Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.

Rustyaningsih, Sri. 2011. ―Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib

Pajak‖. Widya Warta, No.02.

Rajif, Mohamad. 2011. ―Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan, dan

Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak Pengusaha UKM di

Page 86: Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir Palembang)

Daerah Cirebon‖. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas

Gunadarma.

Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat: Jakarta.

Suandy, Erly. 2011. Hukum Pajak Edisi 5. Salemba Empat: Jakarta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. CV. ALFABETA: Bandung.

Supadmi, 2009. ―Meningkatkan Kepatuhan Pajak Melalui Kualitas Pelayanan‖.

AUDI Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol.2.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2007.

Undang-Undang Nomor Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata

cara Perpajakan.

Wijaya, mellyana. 2011. Pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Badan Usaha Dibidang Perdagangan di Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama. Universitas STIE Indonesia, Banjarmasin.

www.pajak.go.id. (diakses pada 25 oktober 2013).