“ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317748-S-pdf-Ria Triska...
Transcript of “ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317748-S-pdf-Ria Triska...
“ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA (EARNING MANAGEMENT)
TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL KORPORAT
(CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)”
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN NONKEUANGAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2010)
SKRIPSI
RIA TRISKA HANDAYANI
0806349232
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NIAGA
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
ii Universitas Indonesia
“ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA (EARNING MANAGEMENT)
TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL KORPORAT
(CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)”
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN NONKEUANGAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2010)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi dalam bidang Ilmu Administrasi
oleh:
RIA TRISKA HANDAYANI
0806349232
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NIAGA
KONSENTRASI KEUANGAN
NOVEMBER 2012
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
3 Universitas Indonesia
Nama
NPM
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN lLMU POLTTTK
DEPARTEMEN ILMU ADMINlSTRASI
PROGRAM SARJANA REGULER
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
: RIA TRISKA HANDAYANI
: 0806349232
Tanda Tangan
Tanggal
: 28 November 2012
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia 4
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh
Nama :Ria Triska Handayani
NPM : 0806349232
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga
Judul Skripsi : A nalisis Pengaruh Manajemen Laba Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Korporat (Studi
Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan NonKeuangan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-
2010).
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana llmu
Administrasi pada Program Studi llmu Administrasi Niaga, Fakultas llmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang : Fibria Indriati D.L., S.Sos., M.Si.
Pembimbing Skripsi : Umanto Eko P S.Sos., M. Si. ( )
Penguji Ahli Ir. Bernardus Y. N., MSM, PhD
Sekretaris Sidang : Nurul Safitri S.Sos., M.A.
Ditetapkan di : Depok
Tanggal :28 November 2012
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
5 Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, dan junjungan besar Nabi
Muhammad SAW karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Ilmu Administrasi Jurusan Ilmu Administrasi Niaga pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa
tanpa bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
2. Dr. Roy V. Salomo, M.Soc.Sc., selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
3. Prof. Dr. Irfan Ridwan, Msi, selaku Ketua Program Sarjana Reguler Kelas
Paralel Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia.
4. Ixora Lundia, S.sos, MS, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Niaga, Program Sarjana Reguler/Paralel, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Indonesia.
5. Umanto Eko P S.Sos M. Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, dorongan serta kesempatan dengan penuh kesabaran untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Dosen-dosen pengajar Administrasi Niaga FISIP UI, Pak Berni, Prof Candra,
Prof Ferdinand, Mbak Indri, Mba Nurul, Mba Rachma, Ibu Febrina, Mbak
Retno, dll terima kasih telah mendidik penulis selama masa perkuliahan.
7. Para staf sekretariat FISIP UI, MBRC, dan perpustakaan pusat UI, yang telah
banyak memberikan pelayanan akademik selama penulis menjalani
perkuliahan.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
6 Universitas Indonesia
8. Kepada Keluarga tercinta, Ayah, Mama, dan Abang-abang yang selalu
mendukung, memberikan kasih sayang, dan doa kepada penulis. Terima kasih
atas kerja keras kalian yang membesarkan saya hingga dewasa. Skripsi ini
saya persembahkan untuk kalian.
9. Sahabat penulis Ira Hapsari si panda tersayang, Siti Munirah si tanpa ekspresi,
Agni Rahayu yang berapi-api, Novika Sari yang seperjuangan, dan sahabat
kosan paling bawel Irawati Ranti.
10. Teman-teman di UI : ECL Nana, Manda, Nia, dan Ifa. Teman-teman
seperjuangan Niaga 2008 Aini Mamen, Daus, Fitra dll. Teman-teman OBM
G2B ABC yang selalu kompak dari awal sampai sekarang dan LGC Adon,
Ian, Nopel, Dhika, Azis, Ricky.
11. Untuk Paguyuban Ikatan Mahasiswa Muslim Medan 08,09,10,11,12 yang
tidak bisa saya tulis satu persatu. Spesial untuk 07 kak Hera, kak Mutia, dan
kak Dila yang selalu mengayomi dan memberi nasihat serta semangat pada
penulis.
12. Sahabat-sahabat saya di luar kota Adrian, Diput, Nikita, Ilmi, dan spesial
untuk Gigis. Serta teman-teman seperjuangan SSC IPC 511 Jln. Sumur
(Bandung) beserta tentor-tentornya.
13. Seluruh pihak lain yang tidak dapat saya cantumkan satu persatu, terima kasih
atas segala doa, bantuan, dan dukungannya.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT dapat berkenan membalas seluruh kebaikan
pihak-pihak yang membantu. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Depok, 28 November 2012
Ria Triska Handayani
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia 7
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
· #' DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM SARJANA REGULER
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah in i: Nama NPM Program Studi Departemen Fakultas Jenis Karya
: Ria Triska Handayani : 0806349232 : Ilmu Administrasi Niaga : Ilmu Administrasi : Ilmu Sosial dan llmu Politik : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
"Analisis Pengaruh Manajemen Laba (EM) Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Korporat (CSR) (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan NonKeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010)." beserta perangkat yang ada Gika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 28 November 2012
Yang menyatakan
(Ria Triska Handayani)
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
8 Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Ria Triska Handayani Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga Judul : Analisis Pengaruh Manajemen Laba (EM) Terhadap Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Korporat (CSR) (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan NonKeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen laba terhadap pengungkapan CSR dan ROA (Return on Asset), RDI (Research and Development Intensity), kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, Size, Leverage, dan Financial Resources sebagai variabel kontrol. Data yang dianalisis adalah data sekunder berbentuk time series periode 2008-2010, berupa Discretionary Accruals, pengungkapan Corporate Social Responsibility, Return on Assets, R&D Intensity, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, Size, Leverage, dan Financial Resources) yang berasal dari 50 perusahaan.
Untuk menganalisis data digunakan regresi berganda untuk data panel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan manajemen laba memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pengungkapan CSR. Tetapi terdapat pengaruh signifikan negatif pada tingkat 1% antara variabel kontrol ROA terhadap pengungkapan CSR, dan terdapat pengaruh signifikan positif pada tingkat 5% antara variabel kontrol RDI terhadap pengungkapan CSR, serta terdapat pengaruh signifikan negatif pada tingkat 10% antara variabel kontrol MO terhadap pengungkapan CSR.
Kata kunci: Earning Management, Corporate Social Responsibility
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
9 Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Ria Triska Handayani Study Program : Business Administration Science Title : The Analysis of Earning Management Effect on CSR (Corporate
Social Responsibility) Disclosures (Study Empirical of NonFinancial Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2008-2010).
This study aims to analyze the effect of Earning Management on Corporate Social Responsibility Disclosures with Return on Assets, R&D Intensity, Managerial Ownership, Institutional Ownership, Size, Leverage, and Financial Resources as the control variables. The data was analyzed using secondary data in the form of time series 2008-2010 period, the discretionary accruals, disclosure of corporate social responsibility, Return on Assets, R&D Intensity, Managerial Ownership, Institutional Ownership, Size, Leverage, and Financial Resources from 50 companies.
To analyze the data used multiple regression to the data panel. The results of this study indicate that the earning management activity didn’t have significant effect on CSR Disclosures. However, there were negative significant effect at level 1% between variable control ROA against CSR Disclosure, and there were positive significant effect at level 5% between variable control RDI against CSR Disclosure, and also there were negative significant effect at level 10% between variable control MO against CSR Disclosure.
Keywords:
Earning Management, Corporate Social Responsibility
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
10
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... .i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ……………………………………….iii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………….iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ...v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……………………..vii
ABSTRAK………………………………………………………………………..…viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………..…...............xiv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...........xv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..........xvi
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2Pokok Permasalahan.................................................................................. 8
1.3Tujuan Penelitian....................................................................................... 9
1.4Manfaat Penelitian..................................................................................... 9
1.5Sistimatika Penelitian ................................................................................ 9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 11
2.1Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 11
2.2Kerangka Teori ........................................................................................ 15
2.2.1Teori Keagenan ................................................................................. ...15
2.2.2Definisi Corporate Governance ........................................... ................17
2.2.3Definisi Manajemen Laba .................................................................... 19
2.2.4Konsep-Konsep Manajemen Laba ....................................................... 20
2.2.5Definisi Tanggung Jawab Sosial .......................................................... 25
2.2.6Teori dan Konsep Tanggung Jawab Sosial .......................................... 25
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
xi Universitas Indonesia
2.2.7Tujuan Kegiatan CSR dan Pengungkapannya...................................... 28
2.2.8Karakteristik Perusahaan ...................................................................... 32
2.2.8.1Return on Assets………………..…………………………………….32
2.2.8.2Research and Development Intensity ................................................ 33
2.2.8.3Managerial Ownership...................................................................... 33
2.2.8.4Institutional Ownership ..................................................................... 34
2.2.8.5Size..................................................................................................... 34
2.2.8.6Leverage ............................................................................................ 35
2.2.8.7Financial Resources .......................................................................... 35
2.2.15Manajemen Laba dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ............... 36
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................................. 39
3.1Pendekatan Penelitian.............................................................................. 39
3.2Jenis Penelitian ........................................................................................ 39
3.3Pengolahan Data ...................................................................................... 41
3.4Populasi dan Sampel ............................................................................... 41
3.5Variabel dan Model Penelitian ................................................................ 42
3.5.1Variabel Penelitian ............................................................................... 42
3.5.2Model Ekonometri ................................................................................ 47
3.6Hipotesis Penelitian ................................................................................. 48
3.7Teknik Analisis Data ............................................................................... 49
3.7.1Statistik Deskriptif................................................................................ 49
3.7.2Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 49
3.7.2.1Uji Normalitas ................................................................................... 49
3.7.2.2Uji Autokorelasi ................................................................................ 50
3.7.2.3Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 51
3.7.3Pengujian Data Panel............................................................................ 51
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
12 Universitas Indonesia
3.8Tahapan Penelitian .................................................................................. 55
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN ................................................................ 56
4.1Statistik Deskriptif................................................................................... 56
4.2Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 58
4.2.1Uji Normalitas ...................................................................................... 58
4.2.2Uji Multikolinieritas ............................................................................. 59
4.2.3Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 61
4.2.4Uji Autokorelasi ................................................................................... 62
4.3Pengujian Data Panel............................................................................... 63
4.4Uji Statistik Model .................................................................................. 64
4.4.1R2 dan Adjusted R2 ................................................................................ 64
4.4.2Signifikansi Linier Berganda................................................................ 65
4.4.3Signifikansi Parsial (T-stat) .................................................................. 65
4.5Penambahan Variabel Dummy Tipe Perusahaan ..................................... 70
4.5.1Statistik Deskriptif dengan Dummy Tipe Perusahaan .......................... 72
4.5.2Uji Normalitas dengan Dummy Tipe Perusahaan ................................ 73
4.5.3Uji Multikolinieritas dengan Dummy Tipe Perusahaan........................ 74
4.5.4Uji Heteroskedastisitas dengan Dummy Tipe Perusahaan ................... 75
4.5.5Uji Autokorelasi dengan Dummy Tipe Perusahaan.............................. 75
4.5.6Pengujian Data Panel dengan Dummy Tipe Perusahaan ...................... 76
4.5.7Uji Statistik Model R2 & Adj.R2 dengan Dummy Tipe Perusahaan…..76
4.5.8Signifikansi Linear Berganda dengan Dummy Tipe Perusahaan........76
4.5.9Signifikansi Parsial dengan Dummy Tipe Perusahaan………............77 4.6Ringkasan Hasil Penelitian……………………………………………..79
4.7Implikasi Hasil Penelitian………………………………………………81
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN……………………………………………….84
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
13 Universitas Indonesia
5.1Simpulan………………………………………………………………..84
5.2Saran……………………………………………………………………84
5.3Saran……………………………………………………………………85
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 86
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
14 Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tripple Bottom Line…............................................................................27
Gambar 2.2.Piramida Carrol…….……………………………………………….......29
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian...................................................................................55
Gambar 4.1.Hasil Uji Normalitas……………………………………………...…….59
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas………………………………………...…….....61
Gambar 4.3 Uji Normalitas dengan Dummy Tipe Perusahaan……………...…….....73
Gambar 4.4 Uji Heteroskedastisitas dengan Dummy Tipe Perusahaan…......…….....75
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
15 Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.Penelitian Tentang Corporate Social Responsibility................................ 12
Tabel 3.1 Ringkasan Variabel Penelitian................................................................ 46
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian……………………………….. 56
Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas……………………………………………………....60
Tabel 4.3 Durbin-Watson………………………………………………………… 62
Tabel 4.4.Uji Hausman……………………………………………….…………... 64
Tabel 4.5.Uji Parsial……………………………………………………………… 65
Tabel 4.6 Statistik Desktriptif Perusahaan-Perusahaan Non-BUMN……………….71
Tabel 4.7 Statistik Desktriptif Perusahaan-Perusahaan BUMN…………………….72
Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas dengan Dummy Tipe Perusahaan ………………….74
Tabel 4.9 Tabel Durbin-Watson dengan Dummy Tipe Perusahaan………………...75
Tabel 4.10 Tabel Uji Parsial dengan Dummy Tipe Perusahaan……...……………...77
Tabel 4.11 Tabel Ringkasan Hasil Penelitian...…………………...………………...80
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
16 Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Check List Item Pengungkapan Informasi CSR
Lampiran 2 Hasil Uji Random Effect Setelah Dan Sesudah White
Lampiran 3 Hasil Uji OLS Setelah dan Sesudah White Setelah Penambahan Variabel Dummy Tipe Perusahaan
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
1
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori agensi menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu
orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan
suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan
kepada agen tersebut (Jensen and Meckling, 1976). Manajer sebagai pengelola
perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan
di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Sebagai
pengelola, manajer berkewajiban memberikan informasi mengenai kondisi
perusahaan kepada pemilik. Tidak semudah itu, karena pada praktiknya informasi
yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan
yang sebenarnya atau dimanipulasi. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang
tidak simetris (information asymmetric) (Haris, 2004 dalam Ujiyanto dan
Pramuka, 2007).
Standar akuntansi yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
mengizinkan pihak manajemen untuk mengambil suatu kebijakan dalam
mengaplikasikan metode akuntansi guna menyampaikan informasi mengenai
kinerja perusahaan kepada pihak ekstern. Pemberian fleksibilitas bagi manajemen
untuk memilih satu dari seperangkat kebijakan akuntansi membuka peluang untuk
perilaku oportunis dan kontrak efisien. Hal ini berarti manajer yang rasional akan
memilih kebijakan akuntansi yang sesuai dengan kepentingannya. Dengan kata
lain, manajer memilih kebijakan akuntansi yang dapat memaksimalkan nilai pasar
perusahaan. Perilaku oportunis dan kontrak efisien ini, mendorong manajer untuk
melakukan manajemen laba.
Manajer dapat mempengaruhi nilai pasar saham perusahaannya melalui
manajemen laba, misalnya dengan membuat perataan laba (income smoothing)
dan pertumbuhan laba sepanjang waktu. Definisi manajemen laba yang hampir
sama juga diungkapkan oleh Schipper (1989) yang menyatakan bahwa
manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
2
Universitas Indonesia
pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat
(sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut). Pada
dasarnya, terdapat dua macam tipe pengungkapan dalam laporan keuangan
(financial report) dan laporan tahunan (annual report). Pertama, pengungkapan
wajib (mandatory disclosure), yaitu pengungkapan bagian-bagian dalam laporan
keuangan yang diwajibkan oleh BAPEPAM-LK melalui Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal No. Kep-38/PM/1996 yang kemudian direvisi melalui
peraturan Bapepam No. KEP-134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006 dan Ikatan
Akuntan Indonesia. Kedua, pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), yaitu
pengungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan publik sebagai
tambahan pengungkapan minimum yang telah ditetapkan. Pengungkapan sukarela
yang dimaksud adalah pengungkapan tambahan terkait informasi keuangan
perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkapan
sukarela perusahaan sering diungkapkan dalam bentuk laporan tahunan (annual
report) walaupun sekarang ini cukup banyak perusahaan yang menerbitkan
laporan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang terpisah dari laporan
tahunan (annual report) dalam bentuk laporan berkelanjutan (sustainability
report).
CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi
dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan
tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara
perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan. Setiap perusahaan di
dunia ini memiliki proses, struktur, dan caranya masing-masing untuk mencapai
tujannya. Dimana cara tersebut berdasarkan kepercayaan masing-masing petinggi
di perusahaan tersebut untuk diterapkannya ke perusahaan tersebut. Dalam
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: Kep-117/M-Mbu/2002
Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dijelaskan bahwa Corporate Governance adalah suatu proses dan
struktur yang digunakan oleh BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka
panjang dengan tetap memerhatikan kepentingan stakeholder lainnya yang
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
3
Universitas Indonesia
berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika bisnis yang berlaku
secara universal.
CG sendiri memiliki 5 (lima) dasar (Thomas. S. Kaihatu, 2006, 2) yaitu;
kerterbukaan (transparancy), akuntabilitas (accountability), pertanggung jawaban
(responsibility), kewajaran (fairness), dan independensi (independency). Salah
satu faktor yang cukup menentukan akan terciptanya GCG yang baik adalah
faktor pertanggungjawaban (responsibility), dimana perlu diingat bahwa
perusahaan bukanlah etensitas yang mengejar kepentingan ekonomi semata, tetapi
juga perlu memerhatikan dan memenuhi kepentingan sosial, termasuk lingkungan
alam.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu bentuk
sarana yang dapat memberikan informasi atau keterangan tentang berbagai aspek-
aspek perusahaan mulai dari aspek sosial, lingkungan, dan keuangan sekaligus
yang tidak dapat dijelaskan secara tersirat oleh suatu laporan keuangan
perusahaan saja. CSR dapat dijalankan melalui tiga pilar yaitu sosial, ekonomi
dan lingkungan. Kegiatan yang dilakukan di dalamnya disebut dengan Community
Development yang kemudian dikembangkan untuk mencapai citra yang baik di
mata para stakeholders perusahaan. Ada beberapa pihak yang masih memandang
pelaksanaan CSR dalam konteks profitabilitas perusahaan merupakan tantangan
tersendiri, hal ini dikarenakan memang seharusnya perusahaan juga harus
memperhatikan orang dan lingkungan sekitarnya. Di sini kemitraan atau
kerjasama antara perusahaan dengan pemerintah dan masyarakat sipil merupakan
kunci keberhasilan pelaksanaan CSR. (Pambudi, 2006 dalam Elisabeth , 2010)
Perusahaan yang mengedepankan konsep Community Development lebih
menekankan pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat
sehingga dapat menggali potensi masyarakat lokal untuk menjadi modal sosial
perusahaan untuk lebih maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluang–
peluang sosial ekonomi masyarakat, Community Development juga dapat
menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi yang diinginkan. Selain itu akan
tumbuh trust (rasa percaya) dan sense of belonging (rasa memiliki) dari
masyarakat sehingga masyarakat merasakan adanya manfaat atas kehadiran dari
suatu perusahaan. (Pambudi, 2006 dalam Elisabeth, 2010)
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
4
Universitas Indonesia
Faktanya di Indonesia justru banyak kasus yang berhubungan dengan
CSR, antara lain kasus PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jawa Timur yang sampai
detik ini masih belum menemukan solusi terbaik. Selain itu, kasus PT. Freeport di
Irian Jaya dimana salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang
berlokasi di Papua, yang memulai operasinya sejak tahun 1969, sampai dengan
saat ini tidak lepas dari konflik berkepanjangan dengan masyarakat lokal, baik
terkait dengan tanah ulayat, pelanggaran adat, maupun kesenjangan sosial dan
ekonomi yang terjadi (Wibisono, 2007). Selain itu terdapat Kasus Pencemaran
Teluk Buyat, yaitu pembuangan tailing ke dasar laut yang mengakibatkan
tercemarnya laut sehingga berkurangnya tangkapan ikan dan menurunnya kualitas
kesehatan masyarakat lokal akibat operasional PT Newmont Minahasa Raya
(NMR). (www.bisnis.com)
Penjabaran kasus-kasus di atas terlihat bahwa memang pencemaran
lingkungan lebih banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pertambangan
yang memang dilatar belakangi oleh kegiatan mereka dalam memanfaatkan alam.
Tetapi hal itu tidak menjadi penghalang bagi pemerintah untuk mewajibkan
perusahaan dari sektor lain melakukan kegiatan tanggung jawab sosial
korporatnya.
Penerapan kegiatan CSR di Indonesia baru dimulai pada awal tahun 2000,
walaupun kegiatan dengan esensi dasar yang sama telah berjalan sejak tahun
1970-an, dengan tingkat yang bervariasi, mulai dari yang paling sederhana seperti
donasi sampai kepada yang komprehensif seperti terintegrasi ke dalam strategi
perusahaan dalam mengoperasikan usahanya. Belakangan melalui Undang-
undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pemerintah
memasukkan pengaturan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan kedalam
Undang-Undang Perseroan Terbatas. Beberapa hal yang mendasari pemerintah
mengambil kebijakan pengaturan tanggung jawab sosial dan lingkungan antara
lain: (1) keprihatinan pemerintah atas praktek korporasi yang mengabaikan aspek
sosial lingkungan yang mengakibatkan kerugian di pihak masyarakat, (2) sebagai
wujud upaya entitas negara dalam penentuan standar aktivitas sosial lingkungan
yang sesuai dengan konteks nasional maupun lokal.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
5
Universitas Indonesia
Sebenarnya pada tahun 2001 sudah dikeluarkan peraturan pemerintah
khusus bagi perusahaan yang operasionalnya mengelola Sumber Daya Alam
(SDA), terikat dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2001, tentang Minyak dan
Gas Bumi, Pasal 13 ayat 3 (p), yang isinya:
”Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib memuat paling
sedikit ketentuan-ketentuan pokok yaitu: (p). pengembangan masyarakat
sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat.” Seiring dengan perkembangan,
tahun 2007 dikeluarkan peraturan yang mengatur seluruh perusahaan tidak hanya
bagi perusahaan yang mengelola SDA saja untuk melakukan CS, diantarnya
diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT) No.40 Tahun 2007. Dalam
pasal 74 yang bunyinya adalah: (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, (2) Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan
yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran, (3)
Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, (4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Perhatian akan implementasi CSR yang semakin meningkat menandai era
kebangkitan masyarakat sehingga sudah seharusnya CSR tidak hanya
menekankan pada aspek philantropy (dorongan kemanusiaan yang bersumber dari
norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan
pemerataan sosial) maupun level strategi, melainkan harus makin diperluas pada
tingkat kebijakan yang lebih makro dan riil (Korhenen, 2006). Untuk menjamin
keberhasilan CSR, pengalaman dan pengetahuan khusus sangat diperlukan,
sehingga perusahaan harus dapat belajar dari pengalaman perusahaan-perusahaan
yang telah melaksanakan program CSR sebagai salah satu kebijakan manajemen
perusahaan.
Laporan keuangan yang dijadikan sebagai dasar untuk menilai kinerja dari
suatu perusahaan merupakan alat yang digunakan oleh manajemen untuk
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
6
Universitas Indonesia
menunjukkan pertanggungjawaban kinerjanya kepada stakeholder sehingga dapat
membantu stakeholder untuk membuat keputusan. Keterbatasan informasi yang
dimiliki oleh stakeholder ini sering dimanfaatkan oleh manajer perusahaan. Salah
satu cara yang sering digunakan manajer untuk mengelabui pemilik perusahaan
adalah dengan melakukan manajemen laba. Manajemen laba merupakan
manipulasi yang paling aman karena kegiatan manajemen laba merupakan hal
yang legal dan tidak melanggar prinsip akuntansi yang diterima umum. Walaupun
legal dan terlihat aman, tetapi manajemen laba memiliki dampak yang merugikan
bagi perusahaan bila perusahaan ketahuan melakukan kegiatan tersebut.
Konsekuensi bila manajer melakukan manajemen laba adalah manajer
dapat kehilangan reputasi, pekerjaan, dan karirnya. Sedangkan konsekuensi bagi
perusahaan adalah adanya ancaman tindakan yang tidak menyenangkan dari
karyawan, kesalahpahaman dari pelanggan, tekanan dari investor, pemutusan
hubungan dari rekan kerja perusahaan, tuntutan hukum dari aparat, boikot dari
aktivis, pandangan sinis dari masyarakat, dan pengungkapan dari media yang pada
akhirnya akan menghancurkan reputasi perusahaan (Fombrun et al., 2000 dalam
Haryudanto D., 2011). Konsekuensi jangka panjangnya adalah perusahaan akan
kehilangan dukungan dari stakeholder yang berujung pada meningkatnya
kewaspadaan dan kecurigaan dari shareholder dan stakeholder lainnya (Zahra et
al., 2005 dalam Haryudanto D., 2011).
Untuk mengindari kecurigaan dari stakeholder, manajer membuat suatu
kebijakan untuk ditunjukkan kepada stakeholder melalui praktek corporate social
responsibility (CSR). Praktik CSR berkaitan dengan pertanggungjawaban moral
yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan
seperti perlindungan terhadap lingkungan, manajemen sumber daya manusia,
kesehatan dan keamanan saat bekerja, relasi dengan komunitas lokal, dan menjaga
hubungan dengan pemasok dan pelanggan (Castelo and Lima, 2006 dalam
Haryudanto D., 2011).
Dalam melakukan kegiatan CSR, perusahaan dapat meningkatkan
kepuasan stakeholder sekaligus meningkatkan reputasi. Ketika perusahaan telah
memiliki reputasi yang positif, maka perusahaan tersebut akan diterima oleh
masyarakat secara luas dan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
7
Universitas Indonesia
menegosiasikan kontrak yang lebih baik dengan pemasok dan pemerintah
(Fombrun et al., 2000 dalam Haryudanto D., 2011).
Hasil yang didapat perusahaan dari praktek CSR yaitu perusahaan akan
mendapatkan banyak dukungan dari berbagai macam stakeholder yang mendapat
keuntungan dari praktek CSR yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Di
samping itu perusahaan juga akan mendapat perlakuan yang lebih baik dari
pemerintah, mendapat dukungan dari kelompok aktivis, mendapat legitimasi dari
masyarakat, dan mendapat pemberitaan yang baik dari media (Castelo and Lima,
2006). CSR dalam penjelasan di atas terlihat jelas digunakan untuk menutupi
kekurangan manajemen perusahaan, salah satunya adalah kegiatan manajemen
laba. Manajemen yang melakukan manajemen laba bisa melakukan proyek yang
ramah lingkungan dan membantu masyarakat melalui CSR.
Penelitian yang mengaitkan CSR sudah banyak dilakukan, tetapi dalam
penelitian kali ini ingin meneliti kaitan manajemen laba dengan tanggung jawab
sosial korporat. Penelitian sebelumnya oleh Prior et al meneliti mengenai
hubungan antara manajemen laba dengan CSR dengan menggunakan beberapa
variabel kontrol antara lain return on assets, research and development intensity,
managerial ownership, institutional ownership, size, leverage dan financial
resources, dan hasil penelitiannya menjabarkan bahwa pengungkapan tanggung
jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan dapat digunakan oleh manajer
sebagai alat untuk mengamankan kedudukannya, dan digunakan untuk
mengalihkan perhatian stakeholder dari monitoring aktivitas manajemen laba
yang dimungkinkan karena manajemen memiliki informasi yang lebih banyak
dari pada pihak berkepentingan lainnya sebagaimana dijelaskan dalam teori
keagenan. Hal ini dapat terjadi akibat tidak sempurnanya audit di dalam praktek
ekonomi, sehingga manajer dapat memiliki insentif merekayasa income yang
dilaporkan untuk memaksimumkan kepentingannya. Dengan mengadopsi asumsi
dalam teori keagenan bahwa manajemen akan berperilaku oportunistik, maka
manajemen dapat memberikan informasi yang berlebih melalui pengungkapan
tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan perusahaan untuk
mengalihkan perhatian para pengguna laporan keuangan pada manajemen laba
yang mereka lakukan. (Prior et al., 2008).
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
8
Universitas Indonesia
Chih et al. menemukan bahwa ada hubungan negatif antara manajemen
laba dengan corporate social responsibility ketika terjadi earnings smoothing atau
earnings losses avoidance sebagai indikator manajemen laba. Mereka
memprediksi bahwa corporate social responsibility perusahaan tidak hanya
konsentrasi pada aktivitas menaikkan income tetapi juga manajemen stakeholder.
Mereka menyimpulkan bahwa ketika manajemen laba diproksi sebagai income
smoothing, perusahaan dengan aktivitas corporate social responsibility
diharapkan dapat mengurangi kemungkinan melaporkan income smoothing, hal
ini sama diterapkan di sebuah negara miskin. Selanjutnya, perusahaan besar yang
baik kualitas auditnya dimungkinkan lebih banyak memberikan disclosure
terhadap tanggung jawab sosialnya (Chih et al. 2008 dalam ‘Amal M. I., 2011).
Erica Yip, Chris Van Staden, dan Steven Cahan (2011) juga menguji
apakah pengungkapan tanggung jawab sosial berhubungan dengan manajemen
laba dan apakah hubungan tersebut berkurang melalui pertimbangan biaya politik
atau melalui kecenderungan mudahnya terpengaruh oleh nilai etika perusahaan.
Hasil penelitian mereka adalah bahwa tanggung jawab sosial korporat dan
manajemen laba berhubungan negatif pada industri minyak dan gas, tetapi
berhubungan positif pada industri makanan (Cahan et al., 2011). Selain itu Nor
Raihan Mohamad, Shamsul Nahar Abdullah, Mohd Zulkifli Mokhtar, dan Nik
Fuad Nik Kamil (2011) telah menguji pengaruh dari dewan komisaris independen,
board diversity, dan tanggung jawab sosial korporat terhadap manajemen laba dan
hasilnya membuktikan bahwa praktik dewan komisaris independen, board
diversity, dan tanggung jawab sosial tidak memiliki pengaruh penting terhadap
manajemen laba di Malaysia (Abdullah et al., 2011)
Beberapa penelitian yang dijabarkan sebelumnya yang dikemukakan oleh
Prior et al, Chih et al, Cahan et al, dan Abdullah et al menjadi dasar peneliti ingin
meneliti kembali fenomena pengaruh praktik manajemen laba terhadap tingkat
kegiatan CSR perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010
dimana jurnal Prior et al 2008 sebagai acuan utama penulis untuk meneliti.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
9
Universitas Indonesia
1.2 Pokok Permasalahan
Adanya tindakan pengungkapan atau pelaporan tanggung jawab sosial
korporat (CSR) oleh perusahaan yang dapat meningkatkan reputasi perusahaan
dapat menarik simpati calon investor. Manajer yang melakukan manajemen laba
bisa memanipulasi laporan keuangan melalui tindakan CSR-nya. Oleh karena itu,
peneliti ingin melihat:
1. Bagaimana pengaruh earning management (manajemen laba) terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial korporat pada perusahaan
nonkeuangan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010?
2. Bagaimana pengaruh karakteristik perusahaan sebagai variabel kontrol
terhadap CSR Disclosure?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh manajemen laba terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial korporat perusahaan-perusahaan yang terdaftar
di BEI tahun 2008-2010.
2. Untuk menganalisis pengaruh karakteristik-karakteristik perusahaan,
antara lain ROA, RDI, MO, IO, Size, Leverage,dan Financial
Resources terhadap CSR.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan memberikan manfaat untuk
beberapa pihak yang diantaranya adalah :
Para akademisi. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
kontribusi untuk perkembangan ilmu ekonomi pada umumnya dan ilmu
administrasi pada khususnya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
terus dikembangkan secara lebih luas oleh para akademisi, sehingga
dapat memperluas ilmu Administrasi Niaga.
Kalangan Investor. Dengan adanya informasi mengenai pengaruh dari
manajemen laba terhadap CSR diharapkan investor dapat
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
10
mempertimbangkan setiap kebijakan yang berkaitan dengan CSR
perusahaan-perusahaan dalam berinvestasi.
1.5 Sistimatika Penelitian
Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis membahas mengenai latar belakang
permasalahan, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan
penelitian.
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini, penulis menjelaskan tentang teori-teori yang
dipakai dan pemikiran dari literature yang berkaitan dengan
masalah penelitian, dalam tinjauan pustaka dan kerangka
pemikiran
BAB 3 : METODE PENELITIAN
Dalam Bab ini, penulis membahas tentang metodologi
penelitian yang digunakan dalam penelitian yang terdiri
dari pendekatan penelitian, jenis/tipe penelitian, metode dan
strategi penelitian, proses penelitian, dan keterbatasan
penelitian.
BAB 4 : PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan tentang seluruh uraian tentang
data penelitian, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan.
BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan pada
bab-bab sebelumnya dan penulis memberikan saran yang
dianggap perlu.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian sejenis yang berhubungan dengan penelitian ini.
Diego Prior, Jordi Surocca, dan Josep A. Tribo (2008) menguji hubungan antara
manajemen laba dengan tanggung jawab sosial korporat (CSR) perusahaan
dengan memperhitungkan ROA (return on assets), R&D intensity, managerial
ownership, institutional ownership, risk, size, leverage, financial resources
sebagai variabel kontrol. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
data 593 industri dari 26 negara pada rentang tahun 2002-2004. Hasil penelitian
mereka adalah hubungan antara manajemen laba dan CSR adalah kuat terhadap
variabel yang terdapat pada kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan
perusahaan dapat meningkat tidak hanya karena dengan mendorong hasil
keuangan, tetapi juga melalui seperangkat inisiatif pembelian efek (saham)
terlebih dahulu yang bertujuan untuk memuaskan kepentingan stakeholder.
Nan Sun dan Aly Salama, Khaled Hussainey, dan Murya Habbash (2009)
menguji hubungan antara Corporate Environmental Disclosure (CED) dengan
manajemen laba dan dampak dari mekanisme Corporate Governance (CG)
terhadap hubungan tersebut. Variabel yang diteliti di sini adalah CED sebagai
variabel dependen, dan CG sebagai variabel kontrol, serta manajemen laba
sebagai variabel independen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dari 245 perusahaan di Inggris dari Thomson Database untuk kategori seluruh
perusahaan nonkeuangan pada rentang waktu 1 April 2006 sampai 31 Maret 2007.
Hasil penelitian mereka adalah adanya hubungan yang tidak signifikan antara
CED dengan manajemen laba dengan memakai Ordinary Least Square
Regression with Robust Errors. Selain itu, komite audit juga mempengaruhi
hubungan antara CED dengan manajemen laba sedangkan ukuran perusahaan
tidak mempengaruhi.
Nor Raihan Mohamad, Shamsul Nahar Abdullah, Mohd Zulkifli Mokhtar, dan
Nik Fuad Nik Kamil (2011) menguji pengaruh dari dewan komisaris independen,
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
12
board diversity, dan tanggung jawab sosial korporat terhadap manajemen
laba.Variabel yang diteliti di sini adalah manajemen laba sebagai variabel
dependen, tanggung jawab sosial korporat, dewan komisaris independen, board
size, dan kepemilikan sebagai variabel moderat. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh melalui 863 perusahaan dari Osiris Database yang
terdaftar pada Bursa Malaysia 2005-2007. Hasil penelitian mereka adalah praktik
dewan komisaris independen, board diversity, dan tanggung jawab sosial tidak
memiliki pengaruh penting terhadap manajemen laba di Malaysia.
Erica Yip, Chris Van Staden, dan Steven Cahan (2011) menguji apakah
pengungkapan tanggung jawab sosial berhubungan dengan manajemen laba dan
apakah hubungan tersebut dikurangi melalui pertimbangan biaya politik atau
melalui kecenderungan mudahnya terpengaruh oleh nilai etika perusahaan.
Variabel yang diteliti adalah manajemen laba sebagai variabel independen,
tanggung jawab sosial korporat sebagai variabel dependen, ukuran perusahaan,
rasio utang, ROA, dan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel kontrol. Sampel
yang digunakan diambil dari SIC (Standard Industrial Classification), yaitu 80
perusahaan dari industri makanan dan 30 perusahaan dari industri minyak dan gas
dari periode 2005-2006. Hasil penelitian mereka adalah bahwa tanggung jawab
sosial korporat dan manajemen laba berhubungan negatif pada industri minyak
dan gas, tetapi berhubungan positif pada industri makanan.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Sebelumnya
Peneliti Tahun
Penelit
ian
Objek
Penelitian
Metode dan
Variabel
Hasil
Penelitian
Diego
Prior,
Jordi
Surocca,
and Josep
2008 Are Socially
Responsible
Managers Really
Ethical?
Exploring The
Relationship
Model:
Regression
Model
Variabel
dependen: CSR
Adanya hubungan
positif pada
praktik
manajemen laba
dengan CSR.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
13
A. Tribo Between
Earnings
Management and
CSR
Variabel
Independen:
Manajemen
laba
Variabel
kontrol: ROA,
RDI, MO,IO,
Risk, Size, Lev,
FR
Nan Sun
dan Aly
Salama,
Khaled
Hussaine
y, dan
Murya
Habbash
2009 Corporate
Environmental
Disclosure,
Corporate
Governance, and
Earnings
Management
Model:
Ordinary Least
Square
Regression with
Robust Errors
Model
Variabel
dependen: CED
Variabel
independen:
manajemen laba
Variabel
kontrol: Size,
Lev, ROA, CG,
Audit, Industry
Adanya hubungan
yang tidak
signifikan antara
CED dengan
manajemen laba
dengan memakai
Ordinary Least
Square Regression
with Robust
Errors. Komite
audit juga
mempengaruhi
hubungan antara
CED dengan
manajemen laba
sedangkan ukuran
perusahaan tidak
mempengaruhi.
Nor
Raihan
Mohamad
2011 The Effects of
Board
Independence,
Model: Pearson
Correlation
Analysis
Tidak terdapat
pengaruh dari
interaksi
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
14
, Shamsul
Nahar
Abdullah,
Mohd
Zulkifli
Mokhtar,
dan Nik
Fuad Nik
Kamil
Board Diversity,
and Corporate
Social
Responsibility on
Earning
Management
Variabel
dependen:
manajemen laba
Variabel
independen:
Board
Independence,
Board Diversity
Variabel
moderasi: CSR
tanggung jawab
sosial pada
variabel tata
kelola
perusahaan
terhadap
manajemen
laba.
Erica
Yip, Chris
Van
Staden,
dan
Steven
Cahan
2011 Corporate Social
Responsibility
Reporting and
Earnings
Management:
The Role of
Politcal Costs
Model:
Multivariate
Analysi
Variabel
dependen:
manajemen laba
Variabel
independen:
CSR
Variabel
moderasi: Lev,
ROA, Growth,
Ln
Tanggung jawab
sosial korporat
dan manajemen
laba
berhubungan
negatif pada
industri minyak
dan gas, tetapi
berhubungan
positif pada
industri
makanan.
Sumber : Hasil olahan penulis, 2012
Menurut Verecchia (1983) dalam Basamalah dan Jermias (2005), perusahaan
akan mengungkapkan informasi apabila informasi tersebut akan meningkatkan
nilai perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan
dan mengungkapkan CSR mengharapkan akan direspon positif oleh para pelaku
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
15
Universitas Indonesia
pasar. Murwaningsari (2009) menyatakan bahwa pada saat ini telah terjadi
pergeseran paradigma GCG, yaitu dengan memperluas paradigma teoretis dari
agency theory menjadi stakeholder theory perspective. Akibat yang muncul dari
paradigma ini, GCG harus mempertimbangkan dan memperhatikan masalah CSR
dalam suatu konteks historis dan filosofi yang luas.
Pernyataan di atas menjadi landasan penulis ingin meneliti lebih lanjut.
Perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, di sini penulis mengambil
sampel dari tahun dimana peraturan untuk mengungkapkan kegiatan CSR di
dalam laporan tahunan sudah diwajibkan. jadi penelitian kali ini diharapkan lebih
mampu menggambarkan serta menjelaskan fenomena pengaruh manajemen laba
terhadap kegiatan CSR daripada penelitian sebelumnya. Tahun penelitian pada
rentang 2008 sampai 2010 dan sektor yang diteliti adalah semua sektor
nonkeuangan. Sementara itu, beberapa penelitian sebelumnya yang juga dilakukan
di Indonesia hanya mengambil sektor manufaktur saja, atau sektor keuangan saja
dan hanya untuk satu tahun saja in ability Reporting dengan kategori seperti
Environmental reporting dan Social Reporting. Sedangkan sampelnya 17
perusahaan dimana perusahaan tersebut berhubungan dengan sumber daya alam.
2.2 Kerangka Teori
2.2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk
memahami corporate governance. Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak
antara manajer (agent) dengan investor (principal). Konflik kepentingan antara
pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai
dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost).
(Jensen & Meckling, 1976)
Biaya keagenan adalah biaya yang timbul untuk karena masalah keagenan dan
biaya dari tindakan yang dilakukan untuk meminimalkan masalah keagenan
(Pearce & Robinson, 2007). Dalam konteks perusahaan, para pemegang saham
merupakan pricipal yang memperkerjakan manajer sebagai agen untuk bekerja
bagi kepentingan para pemegang saham untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
16
Universitas Indonesia
Berbagai studi mengenai agency theory dalam teori korporasi modern berfokus
pada hubungan yang rumit antara pemegang saham dan manajer yang muncul
seiring dengan adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengawasan
(Fama&Jensen, 1983). Ketika pemilik mendelegasikan otoritas pengambilan
keputusan pada pihak lain, terdapat hubungan keagenanan antara kedua pihak.
Hubungan keagenan, seperti hubungan antara pemegang saham dengan manajer,
akan efektif selama manajer mengambil keputusan investasi yang konsisten
dengan kepentingan pemegang saham. Namun, ketika kepentingan manajer
berbeda dengan kepentingan pemilik, maka keputusan yang diambil oleh manajer
kemungkinan bevar adalah mencerminkan preferensi manjer dibandingkan
pemilik.
Berdasarkan teori keagenan, manajemen dihadapkan pada tugas untuk
merancang dan menjalankan strategi perusahaan atas dasar keuntungan dan
kepentingan para pemegang saham. Dalam berbagi studi di bidang hukum dan
ekonomi, pandangan ini menjadi acuan utama sejak beberapa dekade lalu. Para
pemegang saham menanggung resiko residual keuangan karena terdapat asumsi
umum bahwa manajer akan bertindak rasional dan berperilaku secara oportunis.
Dengan sendirinya, teori keagenan membedakan dua masalah yang muncul dari
persoalan keagenan ini.
Persoalan yang pertama adalah moral hazard, yaitu suatu kondisi ketika
pemilik hanya memiliki akses yang relatif kecil terhadap informasi yang tersedia
menganeai kinerja perusahaan dan tidak dapat mengawasi seluruh tindakan atau
keputusan manajer, maka seringkali manajer bebas mengejar kepentingannya
sendiri, akibatnya manajer mungkin merancang strategi yang memeberikan
manfaay terbesar bagi diri mereka sendiri, dengan menempatkan kesejahteraan
organisasi sebagai prioritas sekunder. Permasalahan kedua ialah terdapatnya
informasi yang asimetris berupa informasi yang tersembunyi antara pemegang
saham dan manajemen perusahaan, baik informasi yang didapatkan sebelum
dilakukannya kontrak keagenan, maupun sebelum kontrak tersebut berakhir
(Pearce & Robinson, 2007).
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
17
Universitas Indonesia
Adanya asimetris informasi tersebut dapat mendorong agen untuk
menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui prinsipal untuk
memaksimalkan keuntungan bagi agen. Agen dapat termotivasi untuk melaporkan
informasi yang tidak sebenarnya kepada prinsipal, terutama jika informasi
tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agen (Ujiyanto, 2007). Manajer
yang telah diberi wewenang untuk megelola perusahaan bertanggung jawab untuk
memaksimalkan keuntungan prinsipal dan melaporkan tanggung jawabnya
melalui media laporan keuangan. Atas kinerja manajer tersebut, kompensasi
manajemen diberikan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Dengan
demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan untuk
mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki (Ali
dalam Ujiyanto dan Pramuka, 2007).
2.2.2 Definisi Corporate Governance
Awalnya isu corporate governance timbul karena berkembangnya bentuk
perseroan, terutama karena perseroan itu go public, sehingga pemilik perusahaan
pada umumnya tidak menjadi pengelola atau manajemen perusahaan. Dalam
kondisi seperti itu timbul masalah keagenan, yaiutu menjamin bahwa manajemen
akan selalu bertindak dalam kerangka kepentingan pemilik perusahaan dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) (Hasanuddin, 2004). Corporate
governance dapat diartikan sebagai mekanisme pengelolaan perusahaan untuk
memastikan bahwa manajemen selalu bertindak demi kepentingan pihak-pihak
yang terkait dengan perusahaan, sehingga pengelolaan perusahaan akan selalu
diarahkan pada peningkatan nilai perusahaan (Zaki, 2001).
Corporate governance adalah hubungan antara stakeholders yang digunakan
untuk menentukan arah dan mengendalikan kinerja suatu perusahaan. Bagaimana
perusahaan memonitor dan mengendalikan keputusan dan tindakan manajer
puncak, yang disebut governance mechanism, mempengaruhi implementasi
strategi. Corporate governance yang efektif menyelaraskan kepentingan manajer
dengan pemegang saham, sehingga dapat memberikan keunggulan kompetitif
bagi perusahaan (Iman & Amin 2002).
Ada beberapa definisi tentang corporate governance, yaitu :
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
18
Universitas Indonesia
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) menyatakan bahwa
Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan
antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta
para pemgang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-
hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan
mengandalikan perushaan (Hasanuddin, 2004).
Corporate Governance Committe of Singapore mendefinisikan corporate
governance refers to the processes and structure by which the bussines and affairs
of the company are directed and managed, in order to enchance long term
shareholder value through enhancing corporate performance and accountability,
whilst taking into account the interest of other stakeholders. Good corporate
governance therefore embodies both enterprice (performance) and accountability
(Amin, 2007).
Surat Edaran Meneg. PM & P. BUMN No. S. 106/M.PM P.BUMN/2000,
tanggal 17 April 2000 tentang kebijakan penerapan corporate governance
mengartikan good corporate governance sebagai suatu hal dengan pengambilan
keputusan yang efektif yang bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai,
proses bisnis, kebijakan dan struktur organisasi perusahaan yang bertujuan untuk
mendorong dan mendukung: (1) pengembangan perusahaan (2) pengelolaan
sumber daya dan resiko secara lebih efisien dan efektif, dan (3) pertanggung
jawaban perusahaan kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya.
Ernst&Young mendefinisikan corporate governance consist of an interrelated set
of mechanism comprising institusional shareholders, boards of directors and
commisioners, managers remunerated according to performance, the market for
corporate control, ownership structure, financial structure, relational investors
and product market competition.
Berdasarkan uraian mengenai corporate governance tersebut, dapat
dirumuskan suatu kesimpulan bahwa corporate governance adalah hubungan
antara stakeholders yang digunakan untuk menentukan arah dan pengendalian
kinerja suatu perusahaan. Bagaimana perusahaan memonitor dan mengendalikan
keputusan dan tindakan manajer puncak, yang disebut governance mechanism,
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
19
Universitas Indonesia
mempengaruhi implementasi strategi. Corporate governance yang efektif,
menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham, dapat
menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan (Amin, 2007).
2.2.3 Definisi Manajemen Laba
Gumanti (2000) mendefinisikan manajemen laba sebagai “disclosure
management in the sense of purposefeul intervention in the external reporting
process, with intent of obtaining some private gain” (Schipper, 1989). Selain itu
dia juga mendefinisikan manajemen laba sebagai “an intentional structuring of
reporting or production/investment decisions around the bottom line impact. It
encompasses income smoothing behavior but also includes any attempt to alter
reported income that would not occur unless management were concerned with
the financial reporting implication” (Ayres, 1994). Scott (2003) mendefinisikan
manajemen laba sebagai earning management is the choice by a manager of
accounting policies so as to achieve some specific objective.
Gul et al. (2000) menjelaskan bahwa terdapat perbedaan definisi manajemen
laba yang bersifat oportunistik dan efisien antara Guay et al. (1996) dengan
Christie dan Zimmerman (1994). Guay et al. mendefinisikan performance
measure hypothesis sebagai manajemen laba dimana manajer berusaha untuk
menyajikan secara akurat efek dari kejadian-kejadian ekonomi dalam earning
iperusahaan. Sedangkan opportunistic accrual management hypothesis
merupakan manajemen laba dimana manajer mengurangi keakuratan earning
perusahaan. Christie dan Zimmerman (1994) mendefinisikan efficient managerial
action sebagai pilihan tindakan dan pelaporan yang meningkatkan kekayaan
agregat dari seluruh pihak yang terlibat dalam kontrak, seperti pemegang saham,
kreditur, dan manajer. Sedangkan opportunistic managerial action didefinisikan
sebagai pilihan tindakan dan pelaporan yang hanya meningkatkan kekayaan dari
manajer saja.
Dalam arti kata lain, berdasarkan pengertian-pengertian di atas manajemen
laba yang oportunistik lebih bertujuan menguntungkan pihak tertentu sehingga
bisa mengakibatkan reliabilitas dari laporan keuangan berkurang. Sedangkan
manajemen laba yang efisien merupakan tindakan manajemen yang dapat
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
20
Universitas Indonesia
meningkatkan kandungan informasi dari labayang ada dalam laporan keuangan
perusahaan.
2.2.4 Konsep-Konsep Manajemen Laba
Watts dan Zimmerman (1986) dalam bukunya yang berjudul “Positive
Accounting Theory” menjelaskan bahwa faktor-faktor ekonomi tertentu atau cirri-
ciri suatu unit usaha tertentu dapat dikaitkan dengan perilaku manajemen atau
pembuat laporan keuangan. Salah satu topik yang banyak dibahas dan diteliti
berkaitan dengan perilaku manajemen dan teori akuntansi positif tersebut adalah
earnings management atau manajemen laba. Banyak penelitian membuktikan
bahwa laba seringkali dijadikan ukuran dalam menilai kinerja suatu manajemen
atau perusahaan. Siregar (2002) dan Dechow (1994) menemukan bahwa laba
merupakan suatu ukuran yang lebih baik dalam menilai kinerja suatu perusahaan
daripada arus kas. Selain itu laba juga digunakan sebagai landasan untuk
pengambilan keputusan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap suatu laporan
keuangan, seperti misalnya investor, pemegang saham, kreditur, pemerintah, dan
lainnya. Dengan memperhatikan pentingnya ukuran laba bagi perusahaan tersebut
maka manajemen memiliki motivasi untuk melakukan manajemen laba agar bias
memberikan manfaat atau keuntungan tertentu, baik bagi manajemen sendiri
maupun bagi perusahaan.
Menurut Scott (2009) manajemen laba jika dilihat secara prinsip memang
tidak menyalahi prinsip akuntansi yang berterima umum, namun manajemen laba
dinilai dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Dengan
semakin menurunnya kepercayaan masyarakat, maka hal ini dapat menurunkan
nilai perusahaan karena banyak investor yang akan menarik kembali investasi
yang telah mereka tanamkan. Praktik manajemen laba dinilai merugikan karena
dapat menurunkan nilai laporan keuangan dan memberikan informasi yang tidak
relevan bagi investor.
Adanya upaya secara sengaja dalam pelaporan sejumlah tertentu yang menjadi
laba perusahaan menunjukkan adanya praktik manajemen laba dalam perusahaan
tersebut. Upaya manajemen laba pada umumnya dilakukan oleh perusahaan
apabila laba perusahaan berada di sekitar titik nol atau titik batas pelaporan.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
21
Universitas Indonesia
Burgstahler dan Dichev (1997) menyebutkan bahwa manajemen laba dapat diteliti
dari terpatahnya distribusi laba dan perubahan laba. Terpatahnya distribusi laba
dan perubahan laba tersebut terjadi pada batas laba positif dan laba negatif.
Terjadinya distribusi laba dan perubahan tersebut dianggap merupakan akibat dari
manajemen laba yang dilakukan perusahaan untuk mencapai pelaporan laba, yaitu
menghindari kerugian dan menghindari penurunan laba.
Terdapat tiga hal penting dalam manajemen laba, yaitu (1) adanya tujuan
tertentu yang dilakukan secara sengaja oleh manajemen, (2) dilakukan oleh
manajemen dengan kewenangan yang dimilikinya, dan (3) adanya pilihan-pilihan
kebijakan metode akuntansi yang diperkenankan menurut standar akuntansi yang
berlaku. Upaya yang secara sengaja dilakukan manajemen untuk mencapai tujuan
tertentu terkait dengan motivasi yang melatarbelakangi manajemen melakukan
manajemen laba menurut Scott (2000) antara lain:
1. Motivasi Kontrak
Menurut Healy (1985) terdapat kontrak bonus atas kinerja manajer
yang berupa bonus scheme. Penggunaan angka akuntansi dalam
kontrak bonus tersebut dapat memicu manajer untuk menyesuaikan
tingkat laba agar dapat memaksimumkan kompensasi/bonus yang
diperolehnya.
2. Motivasi Politik
Biasanya hal ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang
memiliki skala operasi besar, perusahaan-perusahaan dalam
industri yang strategis, dan perusahaan-perusahaan yang bersifat
monopoli. Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan dalam
kategori di atas dapat mempengaruhi kehidupan sebagian besar
masyarakat sehingga perusahaan-perusahaan tersebut sering kali
menjadi target politik. Hal ini dilakukan dengan tujuan
menyembunyikan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan
sehingga dapat terhindar dari target politik dan meminimalisasi
political cost.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
22
Universitas Indonesia
3. Motivasi Pajak
Perpajakan dapat menjadi motivasi bagi manajer dalam melakukan
manajemen laba dengan cara memperkecil taxable income dalam
rangka mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan. Upaya
manajemen laba yang dilakukan dalam rangka mengurangi pajak
adalah dengan menggunakan metode akuntansi dalam perhitungan
nilai persediaan, depresiasi, dan cadangan-cadangan yang
diperbolehkan.
4. Motivasi Pergantian Chief Executive Officers (CEO)
Para CEO cenderung memilih metode akuntansi yang dapat
memperbesar laba dengan tujuan memperoleh bonus yang besar
menjelang akhir tahun jabatan mereka, sehingga mereka tidak akan
diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir. Kondisi tersebut
sejalan dengan bonus plan hypothesis yang dikemukakan positive
accounting theory.
5. Motivasi Pelaksanaan Initial Public Offering (IPO)
Laporan keuangan perusahaan yang tercakup dalam prospektus
pelaksanaan IPO digunakan sebagai salah satu perimbangan dalam
penilaian nilai pasar dari saham-saham perusahaan yang
melakukan IPO. Kondisi tersebut memberikan peluang bagi
manajer untuk melakukan manajemen laba dalam upaya membuat
laporan keuangan dengan jumlah laba positif dan menunjukkan
kinerja baik dari manajemen.
Utami (2005) menyatakan bahwa untuk mendeteksi ada tidaknya manajamen
laba, maka pengukuran atas akrual adalah hal yang sangat penting untuk
diperhatikan. Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas yang berasal dari
aktivitas operasi. Total akrual dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
23
Universitas Indonesia
1. Bagian akrual yang memang sewajarnya ada dalam proses penyusunan
laporan keuangan, disebut normal accruals atau non discretionary
accrual
2. Bagian akrual yang merupakan manipulasi data akuntansi yang disebut
dengan abnormal accruals atau discretionary accruals.
Scott (2009) mengidentifikasikan adanya empat pola yang dilakukan
manajemen untuk melakukan pengelolaan atas laba sebagai berikut: (1) Taking a
bath, yaitu ketika perusahaan melaporkan adanya kerugian, maka manajemen
melakukan kebijakan untuk melaporkan kerugian dengan jumlah yang besar
sekaligus; (2) Income minimization; kebijakan ini dilakukan ketika laba yang
diperoleh perusahaan tinggi atau meningkat. Hal yang umum dilakukan
manajemen dalam praktek ini adalah dengan meminimalkan laba, contohnya
adalah dengan membebankan beban penelitian dan pengembangan lebih besar di
periode berjalan; (3) Income maximization, kebijakan ini dilakukan ketika laba
yang diperoleh perusahaan rendah atau menurun. Hal yang umum dilakukan
manajemen dalam praktek ini adalah dengan memaksimalkan laba, contohnya
adalah dengan mengalokasikan pendapatan tahun mendatang di periode berjalan;
(4) Income smoothing, kebijakan ini dilakukan karena adanya motivasi
manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan.
Manajemen laba dalam penelitian ini dideteksi menggunakan model modified
Jones (1991) dengan proksi akrual diskresioner (discretionary current accrual).
Model modified Jones (1991) digunakan dalam penelitian ini karena dianggap
model paling baik dalam mendeteksi manajemen laba. Langkah-langkah
perhitungannya adalah sebagai berikut:
1. Mencari nilai a1, a2 dan a3
Perhitungan a1, a2 dan a3 dilakukan dengan teknik regresi. Regresi ini
adalah untuk mendeteksi adanya discretionary accruals dan non
discretionary Accruals
2. Menghitung Discretionary Accruals (DA)
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
24
Universitas Indonesia
Perhitungan Discretionary Accruals (DA) dilakukan dengan
memasukkan nilai a1, a2 dan a3 yang diperoleh dari regresi.
Perhitungan dilakukan untuk seluruh sampel perusahaan pada masing-
masing periode. Untuk perhitungan selanjutnya, nilai DA yang
digunakan adalah nilai absolut dari DA. Dalam mencari discretionary
accruals, harus dicari total akrual perusahaan terlebih dahulu dengan
persamaan sebagai berikut:
TAit = NIit – OCFit
(Jones, 1991)
Keterangan:
TAit : Total akrual perusahaan i pada tahun ke t.
NIit : Laba bersih sebelum pos luar biasa perusahaan i pada tahun ke t.
OCFit : Aliran kas operasi perusahaan i pada tahun ke t.
Dalam model modified Jones (1991) total akrual perusahaan dibagi dua,
yaitu discretionary accruals dan nondiscretionary accruals. Untuk
menghitung discretionary accruals dapat menggunakan persamaan sbb:
TAit = NDAit + DAit
NDA = α1 (1/A it-1) + α2 ( ΔREVit- ΔRECit/ A it-1) + α3 (PPEit/A it-1)
TAit/A it-1 = α1 (1/A it-1) + α2 ( ΔREVit- ΔRECit/ A it-1) + α3 (PPEit/A
it-1) + εit
(Jones, 1991)
Keterangan:
TAit : Total akrual perusahaan i pada tahun ke t.
Ait : total aktiva perusahaan i pada tahun ke t-1
ΔREVit : perubahan pendapatan perusahaan i pada tahun ke t
ΔRECit : perubahan perusahaan i pada tahun ke t
PPEit : aktiva tetap perusahaan i pada tahun ke t
ε it : error term perusahaan i pada tahun ke t
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
25
Universitas Indonesia
2.2.5 Definisi Tanggung Jawab Sosial
CSR adalah mekanisme bagi suatu perusahaan untuk secara sukarela
mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan sosial ke dalam operasinya dan
interaksinya dengan stakeholder, yang melebihi tanggung jawab sosial di bidang
hukum (Darwin 2004). Pendapat Friedman dalam Suharto (2008) menyatakan
bahwa tujuan utama korporasi adalah memperoleh profit semata semakin
ditinggalkan. Sebaliknya konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang
digagas oleh John Elkington makin masuk ke dalam mainstream etika bisnis.
(Suharto, 2008).
Selain itu, pengertian CSR oleh The World Business Council for
Sustainable Development dijabarkan sebagai “corporate social
responsibility as ‘business’ commitment to contribute to sustainable
economic development, working with employees, their families, the local
community, and society at large to improve their quality of life”. (Kotler
dan Lee, 2005). Sedangkan menurut European Comission mengartikan
tanggung jawab sosial perusahaan sebagai “sesuatu konsep dimana
perusahaan mengintegrasikan permasalahan sosial dan lingkungan dalam
interaksinya dengan pemangku kepentingan secara sukarela.” (Fiori,
Donato, & Izzo, 2007)
2.2.6 Teori dan Konsep Tanggung Jawab Sosial
CSR merupakan kepedulian perusahaan yang didasari pada tiga prinsip dasar
yang dikenal dengan istilah triple bottom lines, yaitu profit, people, dan planet
(3P). Profit, dimana perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari
keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan
berkembang. People, dimana perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap
kesejahteraan manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR
seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana
kesehatan dan pendidikan, atau bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai
skema perlindungan sosial bagi warga setempat. Planet, dimana perusahaan
peduli terhadap lingkungan dan berkelanjutan keragaman hayati. Beberapa
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
26
Universitas Indonesia
program CSR yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan,
penanaman sejuta pohon, penyediaan sarana air, perbaikan pemukiman, dll.
(Porter dan Kramer, 2002).
Sedangkan menurut Willeneus (2005). Triple Bottom Line berawal dari
Sustainable Development, yaitu konsep inti dalam pembicaraan etika sekarang ini.
Konsep ini mempunyai tujuan untuk mencukupi kebutuhan generasi sekarang
tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Konsep Sustainable Development muncul akibat dari tindakan
dan keputusan perusahaan yang akan mempunyai implikasi di masa yang akan
datang. Apabila konsep ini dijalankan,lingkungan akan tetap seimbang (Fuller dan
Tiley, 2005). Dengan adanya implementasi strategi CSR yang terintegrasi dalam
proses bisnis perusahaan, maka pembangunan yang berkelanjutan akan dapat
tercapai. Oleh karena itu, CSR dapat dikembangkan menjadi tiga dimensi yang
disebut dengan Triple Bottom Line. (Willeneus, 2005).
Willeneus (2005) juga mengembangkan teori triple bottom line. Menurutnya
teori ini terdiri dari:
ü Kinerja Ekonomi, seperti laba yang kuat bagi pemilik perusahaan,
sistem akuntansi yang dapat diandalkan, penambahan staff, dan
pembayaran pajak.
ü Akuntabilitas sosial, seperti tempat kerja, dan kontrol kualitas
sosial pembelian.
ü Manajemen lingkungan, seperti konsumsi listrik, emisi
karbondioksida atau jumlah material yang masuk ke perusahaan.
Apabila dibuat menjadi satu model, maka model ini akan menjadi alat untuk
menyeimbangkan tujuan ekonomi tetapi tetap melakukan yang terbaik untuk
lingkungan. Dimana, mengingat dua hal tersebut merupakan hal yang sama
pentingnya bagi perusahaan. Berikut modelnya:
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
27
Universitas Indonesia
Gambar 2.1 Tripple Bottom Line
Sumber: Elkington dalam Willeneus (2005)
Selain dari konsep triple bottom line oleh John Elkington di atas, terdapat juga
konsep Piramida CSR yang dikembangkan Archie B. Carrol yang memberikan
justifikasi teoritis dan logis mengapa sebuah perusahaan perlu menerapkan CSR
bagi masyarakat di sekitarnya. Dalam pandangan Carrol, CSR adalah puncak
piramida yang erat terkait dan bahkan identik dengan tanggung jawab filantropis.
Berikut adalah penjelasannya (Saidi dan Hamidin, 2004)
a. Tanggung jawab ekonomis. Kata kuncinya adalah make a profit.
Dimana motif utama dari perusahaan adalah laba. Laba adalah
fondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah
ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus survive dan
berkembang.
b. Tanggung jawab legal. Kata kuncinya adalah: obey the law.
Dimana perusahaan harus taat pada hukum. Dalam proses mencari
laba, perusahaan tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang
telah ditetapkan oleh pemerintah.
c. Tanggung jawab etis. Perusahaan memiliki kewajiban untuk
menjalankan praktek bisnis yang baik, benar, adil, dan fair. Norma-
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
28
Universitas Indonesia
norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi
perusahaan.
d. Tanggung jawab filantropis. Selain perusahaan harus memperoleh
laba, taat hukum dan berprilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat
memberi kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh
masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan
semua. Kata kuncinya adalah :be a good citizen. Para pemilik dan
pegawai yang bekerja di perusahaan memiliki tanggungjawab ganda,
yakni kepada perusahaan dan kepada publik yang kini dikenal dengan
istilah non-fiduciary responsibility.
Gambar 2.2 Piramida Carrol
Sumber: Carrol (1991)
2.2.7 Tujuan Kegiatan CSR dan Pengungkapannya (CSR Disclosure)
Berdasarkan tanggung jawab sosial, bisnis merupakan organisasi global
nonprofit yang menyediakan bisnis dengan informasi, perangkat, pelatihan, jasa
penasihat yang bertujuan untuk menguntegrasikan CSR ke dalam strategi dan
bisnis mereka. CSR memiliki beberapa keuntungan: (Kotler dan Lee, 2005)
ü Meningkatkan penjualan dan pangsa pasar.
ü Mengeluarkan posisi merek
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
29
Universitas Indonesia
ü Meningkatkan reputasi dan citra perusahaan
ü Meningkatkan kemampuan perushaan untuk menarik, memotovasi,
dan memuaskan karyawan
ü Menurunkan biaya-biaya operasi
ü Meningkatkan daya tarik investor dan analisis keuangan.
Menurut Hendriksen (1996) pengungkapan (disclosure) didefinisikan sebagai
penyediaan sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara
optimal pasar modal efisien. Wolk dan Tearney (1980) menyatakan ungkapan
mencakup penyediaan informasi yang diwajibkan oleh badan berwenang maupun
yang secara sukarela dilakukan perusahaan, yang berupa laporan keuangan,
informasi tentang kejadian setelah tanggal laporan, analisis manajemen atas
operasi perusahaan yang akan datang, prakiraan keuangan dan operasi pada tahun
yang akan datang, dan laporan keuangan tambahan yang mencakup ungkapan
menurut segmen dan informasi lainnya di luar harga perolehan.
Tujuan pengungkapan menurut Belkaoui (2000) adalah:
1. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan
ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam
laporan keuangan.
2. Untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk
menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut.
3. Untuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditor
dalam menentukan resiko dan item-item yang potensial untuk diakui
dan yang belum diakui.
4. Untuk menyediakan informasi penting yang dapat digunakan oleh
pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antarperusahaan
dan antartahun.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
30
5. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar
di masa mendatang.
6. Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya.
Keluasan pengungkapan adalah salah satu bentuk kualitas
pengungkapan.
Hendriksen (1997) menyatakan bahwa tingginya kualitas informasi akuntansi
sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan. Ada tiga konsep
mengenai luas pengungkapan yaitu adequate, fair dan full disclosure. Konsep
yang paling sering dipraktekkan adalah pengungkapan yang cukup (adequate
disclosure), yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang
berlaku, di mana pada tingkat pengungkapan ini investor dapat
menginterpretasikan angka-angka dalam laporan keuangan dengan benar.
Pengungkapan yang fair (fair disclosure) mengandung sasaran etis dengan
menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca (investor) potensial.
Pengungkapan penuh (full disclosure) merupakan pengungkapan atas semua
informasi yang relevan.
Menurut Meek, Roberts dan Gray (1950) dalam Suripto (1998) ada dua jenis
pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan oleh
standar. Pertama adalah pengungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu
pengungkapan informasi yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Jika
perusahaan tidak bersedia untuk mengungkap informasi secara sukarela,
pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya.
Kedua adalah pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), merupakan pilihan
bebas manajemen perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan
informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pembuatan keputusan oleh
pemakai laporan tahunannya.
Ada tiga teori yang mendukung pengungkapan pertanggungjawaban sosial
perusahaan, yaitu teori agensi, teori legitimasi dan teori stakeholder (Sembiring,
2003).
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
31
a. Agency Theory (Teori Agensi), menganalogikan manajemen sebagai
agen dari suatu principal, dan pada umumnya principal diartikan sebagai
pemegang saham atau traditional users lain. Namun pengertian principal
tersebut meluas menjadi seluruh interest group perusahaan yang
bersangkutan. Teori ini menjelaskan agen (manajemen) bekerja untuk
stakeholder, dan salah satu pekerjaan mereka adalah memberikan
informasi yang terkait dengan usaha yang dijalankan.
b. Legitimacy Theory (Teori Legitimasi), dengan melakukan social
disclosure, perusahaan merasa keberadaan dan aktivitasnya terlegitimasi.
Dalam perspektif ini, perusahaan akan menghindarkan adanya
peregulasian suatuaspek, yang dirasakan akan lebih berat dari sisi cost
karena mereka melakukan secara sukarela.
c. Stakeholders Theory (Teori Stakeholder), mengasumsikan bahwa
eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholders. Perusahaan
berusaha mencari pembenaran dari para stakeholders dalam menjalankan
operasi perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholders, semakin besar
pula kecendrungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan
param stakeholdersnya.
Karena masih sedikit perusahaan di Indonesia yang melaporkan kinerja
ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam bentuk sustainability reporting, maka
data variabel CSR yang digunakan dalam penelitian ini adalah datayang
diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan dan dihitung dengan
menggunakan CSR disclosure Index (CSRI). Pengukuran CSRI dalam penelitian
ini akan mengikuti Checklist Item Pengungkapan Informasi CSR. Indikatornya
adalah sebagai berikut :
a. Lingkungan (13 item)
b. Energi (7 item)
c. Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja (8 item)
d. Lain-Lain Tenaga Kerja (29 item)
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
32
e. Produk (10 item)
f. Keterlibatan Masyarakat (9 item)
g. Umum (2 item)
Untuk menghitung CSRI dilakukan dengan cara menghitung dari setiap item
CSR dalam instrumen penelitian. Setiap item diberi nilai 1 bila diungkapkandan 0
bila tidak diungkapkan (Haniffa et al, 2005). Kemudian skor tersebut dijumlah
dan dibagi dengan jumlah item dari setiap jenis perusahaan. Rumus perhitungan
CSRI adalah sebagai berikut:
CSRIj = Σxij/nj
Sumber: Haniffa et al, 2005
Dimana :
CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j
nj : jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 78 (yang keseluruhan 78 item itu
terdapat di dalam bagian-bagian dari lingkungan, energi, praktik bisnis
yang wajar, SDM, dan produk)
Xij : Jumlah item yang diungkapkan, jika diungkapkan diberi nilai 1. Jika
tidak diungkapkan diberi nilai nol.
Dengan demikian, 0 ≤ CSRIj ≤ 1
2.2.8 Karakteristik Perusahaan
2.2.8.1 ROA (Return On Assets)
Return On Assets (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana
yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi
perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya. Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang terpenting di antara
rasio profitabilitas yang ada (Ang, 1997). Return On Assets menunjukkan
seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
33
dimiliki perusahaan, karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak dan (rata-
rata) kekayaan perusahaan. Rumus Return On Assets dinyatakan sebagai berikut:
Pengembalian Aset (Return on Assets/ ROA) = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Asset
Sumber: Prior, 2008
2.2.8.2 Research & Development Intensity
Research merupakan penelitian yang orisinil dan terencana yang dilaksanakan
dengan harapan memperoleh pengetahuan dan pemahaman teknis atau ilmiah
yang baru. Development merupakan penerapan hasil riset atau pengetahuan lain ke
dalam suatu rencana atau desain untuk menghasilkan bahan, alat, produk, proses,
sistem atau jasa, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian (Standar
Akuntansi Keuangan No.20). Menghitung angka R&D Intensity adalah melalui
total penjualannya (Total Sales).
R&D Intensity = Ln Total Sales
Sumber: Prior, 2008
2.2.8.3 Managerial Ownership
Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak
manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola (Boediono,
2005). Kepemilikan manajerial merupakan isu penting dalam teori keagenan
sejak dipublikasikan oleh Jensen dan Meckling (1976) dalam Ujiyanto (2007)
menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen dalam suatu
perusahaan maka manajemen akan berupaya lebih giat untuk memenuhi
kepentingan pemegang saham yang juga adalah dirinya sendiri. Kepemilikan
manajerial dapat diukur dengan menggunakan indikator persentase jumlah saham
yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang
beredar. Kepemilikan Manajerial ditunjukkan dengan persentase jumlah saham
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
34
yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang
beredar. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
2.2.8.4 Institutional Ownership
Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak
manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi
manajemen laba. Melalui mekanisme kepemilikan institusional, efektivitas
pengelolaan sumber daya perusahaan oleh manajemen dapat diketahui dari
informasi yang dihasilkan melalui reaksi pasar atas pengumuman laba.
Kepemilikan institusional dapat diukur dengan menggunakan indikator persentase
jumlah saham yang dimiliki pihak institusional dari seluruh jumlah perusahaan.
Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses
penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat
akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen. Dengan adanya kepemilikan
institusional manajer cenderung berkurang insentifnya untuk memanfaatkan
manajemen diskresi (discretionary management) dalam laporan keuangan.
Kepemilikan Institusional ditunjukan dengan proporsi saham yang dimiliki
institusional pada suatu perusahaan. Variabel ini menggambarkan tingkat
kepemilikan saham yang diukur dalam persentase. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala rasio. (Boediono, 2005)
2.2.8.5 Size
Perusahaan yang berukuran besar cenderung memiliki kemampuan dan
fleksibilitas yang lebih untuk mengakses sumber dana sehingga cenderung untuk
meningkatkan hutangnya. Perusahaan besar cenderung lebih terdiversifikasi dan
tidak mudah untuk mengalami kebangkrutan (Rajan dan Zingales, 1995). Elton
dan Gruber (1995), Chan dan Chen (1991) menunjukkan bahwa perusahaan yang
small artinya market value dari saham yang beredar rendah mempunyai tingkat
risiko dan return yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan besar
(big firm). Selain itu, ukuran perusahaan merupakan variabel kontrol yang
dipertimbangkan dalam banyak penelitian (makalah) keuangan. Hal ini
disebabkan dugaan banyaknya keputusan/hasil keuangan dipengaruhi oleh ukuran
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
35
perusahaan. Secara umum biasanya size diproksi dengan total asset (Chandra
Wijaya dan Said Kelana Asnawi, 2005).
Variabel firm size dihitung dengan cara :
Firm Size = Ln Total Assets
Sumber: Chandra Wijaya dan Said Kelana Asnawi, 2005
2.2.8.6 Leverage
Leverage adalah penggunaan asset dan sumber dana (source of fund) oleh
perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (common stockholders)
(Agus Sartono, 1997). Perusahaan menggunakan operating leverage dan financial
leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada
biaya aset dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan
pemegang saham. Sebaliknya, leverage juga akan meningkatkan variabilitas
(risiko) keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan
yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan
menurunkan keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham.
Rasio Debt to Total aset = Total Debt / Total Aset
Rasio Debt to Equity = Total Debt / Total Equity
Sumber: Agus Sartono, 1997
2.2.8.7 Financial Resources
Dalam upaya pengembangan suatu usaha di perlukan strategi dan rencana
bisnis yang tepat, salah satu strategi itu adalah strategi pembiayaan. Terdapat
empat kelompok besar sumber pendanaan :
1. Dana internal : merupakan dana yang berasal dari internal
perusahaan (cash flow internal: seperti laba dan akumulasi
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
36
penyusutan) atau pun berasal dari penjualan aset usaha dan atau
aset pribadi.
2. Dana investor : merupakan sumber dana dari pihak eksternal
yang tertarik berinvestasi pada bisnis atau usaha yang sedang
dan atau akan dijalankan. Dana investor dapat berupa pinjaman
perusahaan, investasi langsung, kerjasama investasi, atau pun
pembelian saham.
3. Dana Suplier : merupakan sumber dana yang tidak secara
langsung terlihat sebagai fisik uang, namun sumber dana dari
suplier berupa fasilitas tempo pembayaran yang lebih panjang.
Sumber dana suplier biasanya terjadi jika sudah terdapat
kepercayaan yang besar kepada kunsumennya.
4. Dana Lembaga Keuangan : lembaga keuangan di maksud dapat
berupa Bank, atau pun lembaga-lembaga pembiayaan lainnya.
Sumber dana yang terbaik adalah sumber dana yang dapat di ukur manfaat dan
resikonya, bagi perusahaan yang memiliki sumber dana internal kuat dapat
memilih opsi penyediaan dana internal. Namun untuk tetap menjaga kesehatan
cash flow usaha, sumber dana dapat di pertimbangkan yang berasal dari eksternal,
baik itu Bank, Suplier maupun investor.
Sumber pendanaan pada penelitian ini dihitung dengan rumus :
Rasio Financial Resources = Cash Flow / Total Assets
Sumber: Prior, 2008
2.2.15 Manajemen Laba dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Manajemen laba yang didefinisikan oleh Copeland (1968) dalam Danang H
(2011) sebagai, “some ability to increase or decrease reported net income at will”
berarti kemampuan manajemen untuk meningkatkan atau mengurangi laba bersih
yang dilaporkan sesuka hati. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan
perbedaan informasi yang diterima oleh manajemen dan pemilik perusahaan.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
37
Universitas Indonesia
Dalam teori keagenan yang dijelaskan oleh Anthony dan Govindarajan (1995),
hubungan principal (pemilik perusahaan) dengan agent (manajer) adalah
principal memperkerjakan agent agar melakukan tugas untuk kepentingan
principal. Dalam teori ini principal dan agent memiliki tujuan yang berbeda
sehingga terjadi konflik kepentingan. Pihak pemilik perusahaan tidak memiliki
informasi yang cukup tentang kinerja manajer dan keadaan perusahaan,
sedangkan manajer sendiri memiliki informasi yang cukup banyak tentang
keadaan perusahaan. Dengan didorong oleh kepentingannya sendiri, akhirnya
manajer dapat memanfaatkan keadaan tersebut untuk melakukan manajemen laba
yang membuat laporan keuangan yang dilaporkan saat itu tidak sesuai dengan
keadaan perusahaan yang sebenarnya. Sebagai konsekuensinya, pemilik
perusahaan tidak dapat membuat keputusan investasi secara optimal. Ketika
pemilik perusahaan atau shareholder menemukan indikasi terjadinya manajemen
laba di dalam perusahaannya, maka nilai perusahaan langsung turun drastis di
dalam pasar saham (Dechow and Sweeney, 1996) dalam Danang H (2011). Tentu
saja hal tersebut akan berdampak sangat serius terhadap pemilik perusahaan dan
stakeholder yang lainnya.
Ketika hal tersebut terjadi, maka stakeholder akan melakukan aksi yang akan
mengancam keberadaan manajemen. Usaha yang memungkinkan dilakukan oleh
manajer untuk mengamankan posisi mereka adalah dengan membuat dan
melibatkan diri dalam kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan
antara perusahaan dengan stakeholder dan lingkungan sosial masyarakat, dalam
hal ini corporate social responsibility (CSR). Untuk menarik dukungan dari
kelompok tersebut, kegiatan CSR yang biasa dilakukan adalah : memasukkan
aspek sosial ke dalam proses produksi, mengadopsi praktek pengembangan
sumber daya manusia secara progresif, meningkatkan kegiatan yang ramah
lingkungan melalui kegiatan daur ulang dan pengurangan polusi dan limbah, atau
dengan mempercepat tujuan dari organisasi masyarakat (McWilliams et al., 2006
dalam Danang H, 2011). Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Prior,
dkk (2008), mereka menyatakan bahwa manajer dalam perusahaan yang
melakukan manajemen laba cenderung semakin aktif dalam meningkatkan citra
dan menarik dukungan dari publik dan stakeholder melalui kebijakan CSR.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
38
Universitas Indonesia
Manajer percaya bahwa dengan memenuhi kepuasan stakeholder dan
mewujudkan kesan yang baik terhadap lingkungan dan sosial maka kecurigaan
dan kewaspadaan dari stakeholder dapat dikurangi sehingga kemungkinan untuk
diamati oleh stakeholder yang sudah puas juga dapat dikurangi.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
39
Universitas Indonesia
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan asumsi bahwa
realitas sosial terbentuk berdasarkan fakta objektif peneliti bebas nilai sehingga
dapat mengukur dan menggunakan statistik untuk menguji teori (Neuman, 2007:
113). Selain itu penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam
pendekatan ini teori digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan
penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori manajemen
laba dan teori tanggung jawab sosial korporat.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian dapat dilihat dari empat aspek, yaitu dari sisi tujuan, manfaat,
dimensi waktu, dan teknik pengumpulan data (Neuman, 2007).
Berdasarkan Tujuan:
Berdasarkan tujuannya, penelitian ini tergolong penelitian eksplanatif.
Penelitian eksplanatif bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang
hubungan antarsuatu fenomena untuk variabel. Penelitian eksplanatif mencoba
untuk mencari hubungan antarhal tersebut. Hubungan tersebut bisa berbentuk
hubungan korelasional atau saling hubungan, sumbangan, atau kontribusi
suatu variabel terhadap variabel lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan penjelasan tentang pengaruh pengungkapan manajemen laba
terhadap CSR. Penelitian eksplanatif juga merupakan penelitian yang
melakukan pengujian terhadap sebuah prediksi teori atau prinsip (Neuman,
2007).
Berdasarkan Manfaat:
Berdasarkan manfaatnya, penelitian ini tergolong penelitian murni.
Saunders et al., (2009) menyatakan bahwa penelitian murni bertujuan untuk
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
40
memperluas pengetahuan dari proses bisnis dan manajemen dimana hasil
penelitiannya berupa prinsip yang berlaku secara universal. Meskipun
penelitian murni sering tidak memiliki aplikasi praktis dalam jangka pendek,
namun menyediakan dasar pengetahuan untuk meningkatkan pemahaman
dalam banyak bidang penelitian Penelitian murni juga dikatakan merupakan
kebutuhan intelektual bagi penelitinyarena peneliti memiliki kebebasan untuk
memilih subjek penelitian dan permasalahan yang diangkat, yaitu pengaruh
manajemen laba terhadap CSR.
Berdasarkan Dimensi Waktu:
Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini digolongkan ke dalam
penggabungan penelitian cross sectional dan time series (longitudinal).
Hal ini dikarenakan data yang dipakai adalah penggabungan antara data
kerat lintang atau cross section dan data deret waktu atau time series
(Gujarati, 2004). Dimana penelitian yang akan dilakukan adalah untuk
periode tahun 2008 sampai 2010.
Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data:
Berdasarkan teknik pengumpulan data penelitian ini tergolong dalam
dua studi, yaitu studi kepustakaan dan studi lapangan.
- Studi kepustakaan
Dalam melakukan studi kepustakaan, penulis membaca literatur
yang ada hubungannya dengan manajemen laba dan tanggung
jawab sosial korporat. Studi kepustakaan diperoleh dari buku,
jurnal, karya akademis berupa skripsi dan tesis, serta situs-situs
resmi yang berhubungan dengan topik penelitian. Dari berbagai
tinjauan literatur tersebut, penulis dapat menggunakan metode atau
konsep yang digunakan untuk membantu dalam mengolah data.
- Studi lapangan
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
41
Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian lapangan dengan
menggunakan data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data laporan tahunan perusahaan dan laporan
keuangan perusahaan yang diperoleh dari situs Bursa Efek
Indonesia dan beberapa juga diperoleh melalui situs resmi
perusahaan masing-masing.
3.3 Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan beberapa
software yaitu:
- Microsoft Excel 2007 yang digunakan untuk menginput data dan
proses penghitungan variabel serta menyusun data agar
tampilannya sesuai dengan tampilan untuk pengolahan data
melalui software Eviews.
- SPSS 17.0 untuk melakukan beberapa uji asumsi.
- Eviews 6.0 yang digunakan untuk memperoleh hasil analisis
regresi data panel.
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) yang mempunyai laporan keuangan
tahunan yang tersedia bagi publik selama periode 2008-2010 yang berjumlah 417
perusahaan. Dimana laporan tahunan atau dokumen lain perusahaan sampel
tersedia secara lengkap, baik secara fisik maupun melalui website. Di dalam
laporan tahunan tersebut harus berisi laporan pengungkapan aktivitas CSR
perusahaan terkait. Peneliti menggunakan tehnik purposive dalam pengambilan
sampel, dimana sudah ada kriteria-kriteria sampel yang ditentukan oleh peneliti.
Kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan yang digunakan sebagai sampel merupakan perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
42
b. Perusahaan dalam daftar Bursa Efek Indonesia tersebut merupakan
perusahaan yang bertahan selama periode tiga tahun terhitung dari
awal 2008 sampai akhir tahun 2010.
c. Perusahaan yang menjadi sampel tidak termasuk kategori perusahaan
keuangan.
d. Perusahaan yang digunakan menjadi sampel harus memiliki laporan
tahunan dari tahun 2008 sampai tahun 2010, dan laporan tahunan
tersebut harus berisi pengungkapan (dalam hal ini melakukan) aktivitas
CSR perusahaan terkait.
e. Memiliki data-data lain di dalam laporan keuangannya yang
diperlukan yang terkait dengan variabel kontrol dalam penelitian
Berdasarkan kriteria di atas, dari 417 perusahaan, maka didapatkan hasil akhir
sampel penelitian berjumlah 50 perusahaan.
3.5 Variabel dan Model Peneltian
3.5.1 Variabel Penelitian
Terdapat tiga jenis variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel dependen
(terikat), variabel independen (bebas), dan variabel kontrol (pengendali). Variabel
dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen, sedangkan
variabel independen adalah variabel yang menjelaskan variabel lain (dependen).
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi faktor luar
yang tidak diteliti (Sugiyono, 2002).
1. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah CSR
(Corporate Social Responsibility) atau tanggung jawab sosial korporat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sayekti dan Wondabio
(2007) pengukuran CSR dapat dilakukan dengan metode CSR Score.
Sayekti dan Wondabio mengadopsi penghitungan CSR Score yang
dilakukan oleh Haniffa et al., (2005) dimana rumus penghitungan CSR
Score adalah sebagai berikut :
CSRIj = ∑Xij/nj
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
43
Sumber: Haniffa et al., 2005
Keterangan :
CSRIj = CSR Score Index
Xij = CSR Disclosure (kegiatan tanggung jawab sosial korporat yang
diungkapkan perusahaan total maksimal 78)
nj = Total keseluruhan CSR Disclosure yaitu 78
2. Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
manajemen laba yang dihitung dengan proxi discretionary accrual
(DAC), dengan rumus sebagai berikut:
DACt = (TACt / Salest) – (TACt-1 / Salest-1)
Sumber: Jones, 1991
Keterangan :
DACt = Discretionary Accruals periode t
TACt = Total Accruals periode t
Salest = Total penjualan periode t
DACt-1 = Discretionary Accruals periode t-1
TACt-1 = Total Accruals periode t-1
Salest-1 = Total penjualan periode t-1
Untuk menghitung TAC diperoleh dari :
TACt = NOIt - CFFOt
TACt = Total Accruals periode t
NOIt = Net operating income periode t
CFFOt = Cash Flow from Operations periode t
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang menunjukkan karakteristik
masing-masing perusahaan yang digunakan dalam model persamaan.
Variabel kontrol adalah variabel yang faktornya dikontrol untuk
menetralisir pengaruhnya yang dapat mengganggu hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
- Return on Assets (ROA)
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
44
Return On Assets menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang
bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan,
karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak dan (rata-rata)
kekayaan perusahaan. Rumus Return On Assets dinyatakan sebagai
berikut:
ROA = EAT/Total Assets
Sumber: Akuntansi Keuangan, Gunadarma, Oktober, 2009
- R&D Intensity
Menurut Borg & Gall (2003: 569) penelitian dan pengembangan
adalah: “educational research and development (R&D) is an
industry based development model in which the findings of
research are used to design new products and procedures which
then are systematically field-tested, evaluated, and refined until
they meet specified criteria of effectives, quality, or similar
standard.”
Pernyataan tersebut memberi makna bahwa penelitian dan
pengembangan merupakan sebuah industri berbasis model
pengembangan. Hasil temuan dari penelitian tersebut digunakan
untuk merancang produk dan prosedur baru yang selanjutnya
secara sistematis diuji di lapangan, dievaluasi dan disempurnakan
hingga memenuhi kriteria efektif, bermutu, dan standar lain.
Menurut Gay (1981: 10) penelitian dan pengembangan adalah:
“the major purpose of R & D efforts is not to formulate or test
theory but to develop effective products for use in school. Products
produced by R & D efforts include: teacher training materials,
learning materials, sets of behavioral objectives, media material,
and management system.”
Berdasarkan pendapat tersebut bahwa penelitian dan
pengembangan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran
merupakan model penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan dan
pembelajaran bukan untuk menguji teori serta untuk meningkatkan
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
45
mutu pendidikan dan pembelajaran secara efektif dan dapat
digunakan secara luas. Produk yang dihasilkan dari penelitian dan
pengembangan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran berupa
bahan-bahan pembelajaran, media, sistem manajemen pendidikan,
bahan-bahan pelatihan bagi guru yang dapat digunakan di sekolah.
R&D Intensity = Ln Total Sales
Sumber: Prior, 2008
- Managerial Ownership
Kepemilikan manajerial dapat diukur dengan menggunakan
indikator persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen
dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar. Kepemilikan
Manajerial ditunjukkan dengan persentase jumlah saham yang
dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan
yang beredar. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
rasio.
- Institutional Ownership
Dengan adanya kepemilikan institusional manajer cenderung
berkurang insentifnya untuk memanfaatkan manajemen diskresi
(discretionary management) dalam laporan keuangan. Kepemilikan
Institusional ditunjukan dengan proporsi saham yang dimiliki
institusional pada suatu perusahaan. Variabel ini menggambarkan
tingkat kepemilikan saham yang diukur dalam persentase. Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
- Size
Pendekatan yang paling umum dalam menentukan firm size atau
ukuran perusahaan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu diukur dari
jumlah karyawan, sales turnover, total asset (Chu, 2009). Variabel
firm size dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus
Firm Size = Ln Total Assets
Sumber: Chandra Wijaya dan Said Kelana Asnawi, 2005
- Leverage
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
46
Leverage (struktur modal) berkaitan dengan struktur pembelanjaan
permanen perusahaan yang terdiri dari hutang jangka panjang dan
modal sendiri (Ahmad Rodoni dan Yama Nasaruddin, 2007).
Struktur modal adalah perbandingan nilai hutang dengan nilai
modal sendiri yang tercermin pada laporan keuangan akhir tahun.
Rasio Debt to Total aset = Total Debt / Total Aset
Sumber: Agus Sartono, 1997
- Financial Resources (Sumber Keuangan)
Sumber pendanaan pada penelitian ini dihitung dengan rumus:
Financial Resources = Cash Flow / Total Assets
Sumber: Prior, 2008
Seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sbb:
Tabel 3.1 Ringkasan Variabel Penelitian
Variabel Simbol Deskripsi Variabel
Variabel Dependen :
CSR (tanggung jawab
sosial korporat)
CSRI
CSR index yang berjumlah 78 yang
tercakup di dalam laporan tahunan
perusahaan
Variabel Independen
:
Manajemen Laba
EM
Dihitung dengan proksi
doscretionary accruals
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
47
Variabel Kontrol :
Return On Assets
R&D Intensity
Managerial
Ownership
Institutional
Ownership
Size
Leverage
Financial Resources
ROA R&D
MO
IO
Size
Lev
FR
Bentuk dari rasio profitabilitas yang
diukur melalui perbandingan
pendapatan bersih setelah pajak
terhadap total kekayaan perusahaan
(aset)
Variabel kontrol yang diukur melalui
angka penjualannya
Jumlah kepemilikan saham oleh
pihak manajemen dari seluruh modal
saham perusahaan yang dikelola
Proporsi saham yang dimiliki
institusional pada suatu perusahaan
Ukuran perusahaan yang dalam
penelitian ini dihitung melalui total
aset
Rasio utang yang digunakan oleh
perusahaan
Sumber pendanaan perusahaan
Sumber: Hasil olahan peneliti, 2012
3.5.2 Model Ekonometri
Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Diego Prior, Jordi Surocca, dan Josep A. Tribo yang menemukan adanya
hubungan antara manajemen laba dan CSR dimana hubungan antara manajemen
laba dan CSR adalah kuat terhadap variabel yang terdapat pada kinerja keuangan
perusahaan, maka peneliti melakukan penelitian yang serupa untuk menguji
apakah praktik earnings management (manajemen laba) tahun 2008 sampai 2010
pada seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki pengaruh terhadap CSR
(Corporate Social Responsibility). Model analisis yang digunakan oleh penelitian
sebelumnya yang juga menjadi jurnal acuan adalah descriptive analysis. Model
estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
48
CSRit = β + β (EM)it + β (ROA)it-1 + β (R&D intensity)it + 0 1 2 3
β (Managerial Ownership)it + β 4
(Institutional Ownership)it + β 5
(Size)it-1 + β 6
(Leverage)it-1 + β 7
(Financial Resources)it + εit 8
Sumber: Prior, 2008
Keterangan :
EM = Earning Management perusahaan i tahun t
CFP = Corporate Financial Performance perusahaan i tahun t
εit = Error tahun t
3.6 Hipotesis Penelitian
Penelitian sebelumnya yang terkait dengan hubungan antara
manajemen laba dengan CSR oleh Prior et al., (2008) menemukan bahwa
adanya hubungan positif pada praktik manajemen laba dengan CSR
dimana hubungan antara manajemen laba dan CSR adalah kuat terhadap
variabel yang terdapat pada kinerja keuangan perusahaan, kinerja
keuangan perusahaan dapat meningkat tidak hanya karena dengan
mendorong hasil keuangan, tetapi juga melalui seperangkat inisiatif
pembelian efek (saham) terlebih dahulu yang bertujuan untuk memuaskan
kepentingan stakeholder. Sedangkan pada penelitian Habbash et al., (2009)
menemukan bahwa ada hubungan yang tidak signifikan antara CED
(Corporate Environmental Disclosure) dengan manajemen laba dimana
komite audit mempengaruhi hubungan antara CED dengan manajemen
laba sedangkan ukuran perusahaan tidak mempengaruhinya. Merujuk pada
penelitian-penelitian tersebut maka hipotesa penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Hipotesis
H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara manajemen laba terhadap
CSR perusahaan.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
49
H1 : Terdapat pengaruh signifikan antara manajemen laba terhadap CSR
perusahaan.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran umum
sampel penelitian yang meliputi mean, median, modus, nilai maksimum, nilai
minimum, varians, dan standar deviasi dari tiap variabel dalam model penelitian
(Siagian, 2006). Sehingga dapat menampilkan informasi deskriptif mengenai
sampel yang ada, kemudian dapat digunakan untuk dianalisis.
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
Dalam analisis data perlu terpenuhinya beberapa asumsi agar model yang
digunakan sebagai alat prediksi yang baik atau memiliki sifat BLUE (Best Linear
Unbiased Estimator). Namun terkadang peneliti menemukan masalah dalam
modelnya. Berbagai masalah yang sering dijumpai dalam analisis regresi adalah:
multikolinearitas (multicolinearity), heteroskedastisitas (heteroscedasticity), dan
autokorelasi (autocorrelation) (Winarno, 2007). Uji asumsi klasik terdiri dari
beberapa uji dengan kegunaannya masing-masing yang akan dijelaskan berikut di
bawah.
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian mengenai kenormalan distribusi data. Uji ini
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
esidual memiliki distribusi normal. Gujarati (2004) menyatakan bahwa uji
normalitas dapat dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik
memiliki asumsi sebaran yang normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan
beberapa pengujian, yaitu histogram residuals, normal probability plot (NPP)-a
graphical device, uji Jarque-Bera-skewness dan kurtosis. Untuk melihat
normalitas data dilakukan dengan mengamati normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif residual dengan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
50
distribusi data akan terletak di sekitar garis lurus yang merupakan garis dari
distribusi normal (Sarwoko, 2005 dalam Wasef 2010).
3.7.2.2 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi timbul karena residual
(kesalahan penggangu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Ayub
(2008) menyatakan adanya misleading antara data-data yang berdekatan karena
adanya pengaruh dari data itu sendiri yang disebut sebagai autokorelasi. Salah
satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji
Durbin Watson (DW test). Uji DW dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat
nilai taksiran faktor gangguan yang berurutan. Kriteria pengujian dengan hipotesis
tidak ada autokorelasi adalah sebagai berikut:
i. Tidak terjadi autokorelasi positif
Jika d < du = hipotesis ditolak
d > dl = hipotesis diterima
dl < d < du = tidak ada kesimpulan
ii. Tidak terjadi autokorelasi negatif
Jika d > 4 - dl = hipotesis ditolak
d < 4- du = hipotesis diterima
4-du< d<4 - dl = tidak ada kesimpulan
iii. Tidak terjadi autokorelasi positif dan negatif
Jika d < dl = hipotesis ditolak
d > 4 - dl = hipotesis ditolak
du < d < 4 - du = hipotesis diterima
4 – du<d<4 – dl= tidak ada kesimpulan
Keterangan:
d = nilai DW hasil perhitungan
du = batas atas
dl = batas bawah
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
51
3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah pada model
regresi penyimpangan variabel bersifat konstan atau tidak. Salah satu cara untuk
mengetahui adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara variabel dependen (terikat)
dengan residualnya. Apabila grafik yang ditunjukan dengan titik-titik tersebut
membentuk suatu pola tertentu, maka telah terjadi heteroskedastisitas dan apabila
polanya acak serta tersebar, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain itu
heteroskedastisitas juga dapat diketahui melalui uji Park maupun Uji Glejser
(Glejser Test), yaitu dengan melakukan analisis regresi variabel independen
terhadap nilai absolute residual (Gozali, 2005). Dalam uji Glejser yaitu jika
tingkat signifikansi diatas 5 persen atau jika t hitung > t table, maka disimpulkan
tidak terjadi heterokedastisitas. Namun bila tingkat signifikansi dibawah 5 persen
atau t hitung < t table, maka ada gejala heterokedastisitas.
3.7.3 Pengujian Data Panel
Data yang digunakan dalam skripsi ini merupakan data panel, sehingga model
regresinya adalah model regresi data panel, dimana dalam analisis modelnya akan
terdapat 3 pendekatan, yaitu :
- Ordinary Least Square
Dalam Metode OLS baik intercept maupun slope tidak berubah
baik antara individu maupun antar waktu (Nachrowi dan Usman,
2006: 312). Persamaannya adalah sebagai berikut:
i=1,2,....,N; t=1,2,....,T
Sumber: Nachrowi dan Usman, 2006
Dimana N adalah jumlah unit cross section (individu) dan T adalah
jumlah time series (periode waktunya). Dengan asumsi komponen
error dalam pengolahan kuadrat terkecil biasa, kita dapat
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
52
melakukan proses estimasi secara terpisah untuk setiap unit cross
section.
- Fixed Effect Model
Pada metode ini, diasumsikan bahwa intercept antar perusahaan
berbeda namun intercept nya sama antar waktu dan slope tetap
antar perusahaan dan antar waktu. Karena diasumsikan bahwa
antar perusahaan memiliki intercept yang berbeda, maka untuk
menjelaskan perbedaan intercept tersebut akan digunakan metode
teknik. Hal ini dapat dilihat dr persamaan berikut:
Sumber: Nachrowi dan Usman, 2006
Penggunaan subscript i pada intercept menjelaskan bahwa
intercept dari individu berbeda-beda, perbedaan bisa disebabkan
karena karakteristik khas dari individu tersebut. Untuk
mengakomodasi perbedaan intercept dari setiap individu pada FE,
maka cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunkan teknik
variabel (dummy differential intercept dummies) sehingga
persamaannya menjadi :
Sumber: Nachrowi dan Usman, 2006
- Random Effect Model
Model ini akan sangat baik digunakan jika individu perusahaan
diambil sebagai sampel dipilih secara random dan merupakan
wakil dari populasi. Pada metode ini diasumsikan bahwa intersep
adalah variable random atau stokastik. Pendekatan efek acak
(random effect) memperbaiki efisiensi proses PLS dengan
memperhitungkan error dari cross section dan time series. Nacrowi
dan Usman (2006) menjelaskan bahwa ada dua komponen yang
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
53
mempunyai kontribusi pada pembentukan error, yaitu individu dan
waktu, maka random error pada REM juga perlu diurai menjadi
error untuk komponen individu, error komponen waktu, dan error
gabungan. Dan persamaan RE adalah sebagai berikut:
;
Sumber: Nachrowi dan Usman, 2006
Dimana,
= composite error
= cross-section or individual-specific error component
= combined time series and cross section erro component
Dengan menggunakan Random Effect ini, maka kita dapat
menghemat pemakaian derajat kebebasan dan tidak mengurangi
jumlahnya seperti yang dilakukan model efek tetap. Hal ini akan
membuat parameter, yang merupakan hasil estimasi, akan menjadi
semakin efisien.
Selain uji informal dapat juga menggunakan uji statistik formal
yaitu Uji Chow dan Uji Hausman (Nachrowi dan Usman, 2006) :
a. Uji Chow
Uji Chow bertujuan untuk memilih antara model OLS dan
FEM. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai Chow
dengan F-stat. Jika nilai Chow lebih besar dari F-stat maka
model yang dipilih adalah FEM.Untuk menghitung nilai Chow
menggunakan rumus :
CHOW =
Sumber: Nachrowi dan Usman, 2006
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
54
Universitas Indonesia
Sedangkan F-stat dapat dihitung dengan menggunakan
Microsoft Excel yaitu: FINV (α, n – 1, nt – n – k)
Dimana:
RRSS : nilai Residual Sum of Square dari model PLS
URSS : nilai Residual Sum of Square dari model FEM
N : jumlah data cross section
T : jumlah data time series
K : jumlah variabel penjelas
Hipotesis untuk uji chow adalah sebagai berikut:
H0 : Metode Ordinary Least Square (OLS)
H1 : Fixed Effect Model (FEM)
b. Uji Hausman
Uji formal berikutnya adalah Uji Hausman. Dimana uji ini
untuk memilih antara FEM dan REM. Hipotesanya:
H0 : Random Effect Model (REM)
H1 : Fixed Effect Model (FEM)
Uji Hausman ini menguji apakah koefisien yang diestimasi
oleh random effect sama dengan koefisien yang diestimasikan
oleh fixed effect. Jika probabilitas lebih besar dari tingkat
signifikansi (5%) maka tidak signifikan, berarti random effect
bisa digunakan sebagai teknik dalam mengestimasi parameter
pada data panel. Pada Eviews 6, Uji Hausman dapat langsung
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengestimasi model dengan menggunakan REM.
b. Melakukan uji dengan Correlated Random Effects-Hausman
Test.
c. Jika pada hasil output nilai profitabilitas hi-Sq Stat.<0,05
maka hipotesa nol ditolak (gunakan FEM).
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
55
Universitas Indonesia
Pengujian Hipotesis
3.8 Tahapan Penelitian
Berdasarkan tahapan metodologi penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka dibuat alur tahapan penelitian sebagai berikut :
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
Sumber data yang terdapat di BEI dari sektor nonkeuangan
Proses pemilihan sampel sesuai kriteria
Hasil sesuai kriteria Disisihkan
Perumusan Masalah
Hasil Perumusan
Uji Asumsi Klasik Best Linear Unbiased
Pemilihan Model Estimasi
Pengujian Hipotesis
Interpretasi dan analisis hasil empiris
Penarikan kesimpulan
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2012
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
56
Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP
PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL KORPORAT PADA
PERUSAHAAN-PERUSAHAAN NONKEUANGAN YANG TERDAFTAR
DI BEI PERIODE 2008-2010
4.1 Statistik Deskriptif
Sampel di dalam penelitian ini adalah sejumlah 50 perusahaan. Dimana,
semua perusahaan tersebut adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia nonkeuangan. Perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel di dalam
penelitian ini semuanya memiliki laporan CSR (Corporate Social Responsibility)
di dalam laporan tahunan mereka dari tahun 2008-2010. Berikut Gambaran
Umum dari variabel penelitian ini:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tahun 150 2008 2010 2009 .819
Score 150 .013 .321 .07311 .048040
EM 150 -.326 1.480 .03145 .157466
ROA 150 -.667 .404 .03475 .096282
RDI 150 23.866 32.498 28.04417 1.757897
MO 150 .000 .108 .00402 .015297
IO 150 .059 .998 .65147 .230549
Size 150 23.578 32.357 28.62507 1.742946
Lev 150 .001 9.389 .56718 .776925
FR 150 -.584 .755 .01361 .113664
Valid N
(listwise)
150
Sumber : Hasil Olahan Penulis menggunakan SPSS 17.0, 2012
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
57
Universitas Indonesia
Tabel di atas menggambarkan statistik deskriptif untuk variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini. Di antaranya variabel score pengungkapan CSR
yang dilambangkan dengan score, variabel manajemen laba atau EM, kinerja
keuangan yang di dalam hal ini diukur melalui ROA (return on assets), RDI atau
Research and Development Intensity, kepemilikan manajerial disebutkan sebagai
MO, kepemilikan institusional IO, ukuran perusahaan dilambangkan dengan size,
leverage, dan sumber pendanaan perusahaan atau disebutkan sebagai FR
(financial resources).
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat nilai skor pengungkapan CSR cukup
berbeda jauh rentang minimum maksimum. Hal ini disebabkan adanya beberapa
perusahaan yang melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial dalam satu
kegiatan saja dan ada yang melakukan dalam banyak kegiatan. Beberapa
perusahaan ada yang mengkhususkan kegiatan tanggung jawab sosial
korporatnya. Nilai Earning Management sebagai variabel independen
menggambarkan nilai yang ada berada pada rentang nilai -0.326 sampai 1.480.
Angka negatif menunjukkan bahwa ada perusahaan yang melakukan tindakan
manajemen laba dengan menurunkan angka laba sedangkan angka positif
menunjukkan bahwa terdapat perusahaan yang menaikkan laba sebagai tindakan
manajemen labanya. Selain itu terdapat nilai rata-rata manajemen laba kurang
lebih 32% dan standar deviasi 0.16. Angka rata-rata pada manajemen laba
menunjukkan bahwa kebanyakan perusahaan melakukan manajemen laba dengan
cara meningkatkan laba perusahaan sebesar 32%. Hal ini sesuai dengan Sugiri
(1998) yang mendefinisikan manajemen laba dalam arti luas sebagai tindakan
manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas
suatu unit usaha dimana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan
peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomi jangka panjang unit tersebut.
Variabel ROA (Return on Asset) memiliki nilai rata-rata 0,035, dengan nilai
deviasi standar sebesar 0,096. Sedangkan untuk nilai maksimum dan nilai
minimumnya adalah sebesar 0,404 dan -0,67. Untuk R&D Intensity (Research and
Development) nilai maksimumnya adalah sebesar 32,50 dan nilai minimumnya
adalah 23.87. Sedangkan untuk nilai rata-rata dan deviasi standarnya adalah
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
58
Universitas Indonesia
sebesar 28.04 dan 1.76. Untuk variabel Managerial Ownership dan Institutional
Ownership, memiliki nilai maksimum sebesar 0.108 dan 0.998 dimana nilai
minimum sebesar 0 dan 0.059. Sedangkan untuk nilai rata-rata dan deviasi
standarnya kedua jenis kepemilikan ini adalah sebesar 0,00402 dan 0,65147
dengan 0.015 dan 0.231.
Untuk Size perusahaan memiliki nilai maksimum sebesar 32.357 dan memiliki
nilai minimum sebesar 32.357. Sedangkan untuk deviasi standard nya memiliki
nilai sebesar 1.743 dan memiliki nilai rata- rata 28.63. Untuk variabel Leverage
memiliki nilai maksimum sebesar 9.389 dan nilai minimum sebesar 0.001.
Sedangkan untuk rata-rata dan deviasi standar memiliki nilai sebesar 0.567 dan
0.777. Untuk variabel sumber pendanaan memiliki nilai maksimum sebesar 0.755
dan memiliki nilai minimum sebesar -0.584. Sedangkan untuk deviasi standard
nya memiliki nilai sebesar 0.113 dan memiliki nilai rata- rata 0.0136.
Untuk variabel dependennya skor CSR memiliki nilai minimum 0.013 dan
maksimum 0.321 dengan rata-rata 0.073 dan standar deviasi 0.048. Hal ini berarti
tidak ada perusahaan yang tidak melakukan CSR yang dijadikan sebagai sampel
karena syarat perusahaan yang dijadikan sampel memang harus melakukan
pengungkapan tindakan CSRnya di dalam laporan keuangannya.
4.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data dapat dilakukan dengan mengamati normal probability
plot. Jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai distribusi akan
terletak di sekitar garis lurus yang merupakan garis dari distribusi normal
(Sarwoko, 2005 dalam Wasef, 2010). Pengujian normalitas disesuaikan dengan
jumlah model yang digunakan. Hasil dari uji normalitas data penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
59
Universitas Indonesia
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Sumber : Hasil Olahan Penulis menggunakan SPSS17.0, 2012
4.2.2 Uji Mulitikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah uji untuk menguji hubungan linier antar variabel
bebas. Dimana, dalam membuat model regresi berganda, variabel bebas yang baik
adalah variabel bebas yang mempunyai hubungan dengan variabel terikat, tetapi
tidak mempunyai hubungan dengan variabel bebas lainnya (Nachrowi dan Usman,
2006). Dan berikut hasil dari uji Multikolinieritas:
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
60
Tabel 4.2 Tabel Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error
Beta
Tolerance
VIF
1 (Const
ant)
EM
ROA
RDI
MO
IO
Size
Lev
FR
-.224 .070 -3.202 .002
-.009 .024 -.030 -.394 .694 .981 1.020
-.095 .042 -.190 -2.230 .027 .811 1.233
.008 .004 .281 1.727 .086 .223 4.491
-.263 .269 -.083 -.979 .329 .813 1.230
-.015 .018 -.074 -.840 .402 .761 1.314
.003 .004 .124 .759 .449 .221 4.523
-.003 .006 -.041 -.452 .652 .707 1.414
-.005 .039 -.011 -.122 .903 .707 1.414
Sumber : Hasil Olahan Penulis menggunakan SPSS17.0, 2012
Dimana dapat dilihat dari data diatas, nilai tolerance yang ada untuk masing-
masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk EM (0.981),
ROA (0,811), RDI (0.223), MO (0.813), IO (0,761), SIZE (0,221), LEV (0.707),
DAN FR (0.707). Jika dilihat dari teori Nachrowi dan Usman, dimana menurut
mereka nilai dari tolerance tidak boleh ada yang kurang dari 0,1. Dan kita lihat
semua nilai variabel tolerance dari uji multikolenieritas ini keseluruhan variabel
bernilai diatas 0,1, hal ini menandakan bahwa semua variabel bebas memiliki
autokorelasi atau memiliki hubungan linier satu sama lain.
Untuk nilai VIF (Variance Inflation Factor), dimana menurut teori Nachrowi
dan Usman yang ada untuk menunjukkan adanya autokorelasi harus menunjukkan
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
61
nilai kurang dari 10. Sementara dilihat dari hasil yang didapat, nilai EM adalah
(1.020), ROA (1.233), RDI (4.491), MO (1.230), IO (1.314), SIZE (4.523), LEV
(1.414), dan FR (1.414) keseluruhannya menunjukkan angka kurang dari 10
sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang dipakai dalam
penelitian ini memiliki autokorelasi atau hubungan linear satu sama lainDalam
penelitian ini peneliti menggunakan Uji White, untuk mendeteksi adanya
Heteroskedastitas. Dimana, peneliti membandingkan antara sebelum diuji White
dengan sesudah diuji White. Dan berikut hasil antara sebelum dan sesudah White:
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menunjukkan adanya ketidaksamaan varians dari residual
atas suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pendeteksian ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan scatterplot antara nilai
ZPRED pada sumbu X (independen) dan ZRESID pada sumbu Y (dependen).
Jika scatterplot menghasilkan titik-titik yang tidak membentuk pola-pola tertentu
dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Untuk
memperkuat hasil tersebut dapat dilakukan uji White yang meregresikan nilai
kuadrat residual dengan variabel bebas serta nilai kuadratnya masing-masing
variabel bebas. Model tidak terkena masalah heteroskedastisitas jika nilai chi
square (n x R2) < chi square tabel (0.05; n).
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil olahan penulis menggunakan SPSS 17.0, 2012
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
62
Untuk lebih meyakinkan lagi dilakukan pengujian dengan cara
membandingkan besarnya nilai sum square residual/ SSR estimasi yang telah
dibobot (Sum Square Residual Weighted) dan residual sum square yang belum
dibobot (Sum Square Residual Unweighted). Jika nilai SSR Weighted statistic
lebih besar dari SSR Unweighted maka model tersebut bebas dari masalah
heteroskedastisitas dan telah homokedastisitas. Dan hasil yang diperoleh setelah
melakukan pengujian ini adalah diperoleh:
SSR Weighted = 0.187729
SSR Unweighted = 0.285854
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai SSR Weighted lebih kecil
dibandingkan dengan SSR Unweighted yang artinya terdapat masalah
heteroskedastisitas pada model yang dipakai dalam penelitian ini. Untuk
mengatasi masalah ini maka dilakukan treatment, yaitu dengan menggunakan
White Heteroskedastisitas-Consistent Standard Error and Variance. Treatment
tersebut telah disediakan pada software Eviews versi 6.0. Dengan demikian output
dari model diasumsikan akan terbebas dari masalah heteroskedastisitas.
4.2.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi adalah untuk menguji apakah terdapat hubungan antara
residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Untuk menguji apakah
terdapat autokorelasi antar satu residual dengan yang lainnya adalah dimana
peneliti menggunakan uji Durbin-Watson. Pada penelitian ini, model yang
digunakan adalah Random Effect Model (REM). Nilai Durbin-Watson stat untuk
penelitian ini adalah 2.416308. (Sumber: Hasil olahan penulis dengan
menggunakan Eviews 6.0)
Tabel 4.3 Tabel Durbin-Watson
Korelasi Positif
Tidak Tahu Tidak ada korelasi
Tidak Tahu Korelasi negatif
0 1.2011 1.9297 2 2.0703 2.7989 4
Sumber: Hasil Olahan Penulis menggunakan Eviews 7.0, 2012
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
63
Untuk memakai Uji Durbin-Watson peneliti perlu mengetahui terlebih
dahulu nilai dl dan du berdasarkan tabel Durbin-Watson dari penelitian ini,
dimana nilai tersebut didapat berdasarkan jumlah sampel dan jumlah variabel
bebas dan kontrol yang dipakai. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
sampel sejumlah 50 dan total variabel bebas dan kontrol sejumlah 8. Sehingga
berdasarkan tabel Durbin-Watson (α=5%) nilai dl dan dan du dari penelitian ini
adalah 2.0703 dan 2.7989 yang berarti berada pada area tidak tahu.
Gejala autokorelasi merupakan gejala yang wajar pada penggunaan data
runtun waktu time series, karena adanya hubungan pada data yang digunakan.
Data yang digunakan merupakan data gabungan antara time series dan cross
sectional yang biasa disebut sebagai data panel. Oleh karena itu, adanya gejala
autokorelasi akan relative sering terjadi karena gangguan pada seseorang atau
individu atau individu pada seseorang atau pada individu/kelompok, yaitu
cenderung mempengaruhi gangguan pada individu/kelompok yang sama pada
periode berikutnya (Ghazali, 2009; dalam Rahman, 2011). Selain itu, model
dalam penelitian ini menggunakan REM (Random Effect Model) sehingga tidak
akan melakukan treatment apapun untuk mengatasi autokorelasi. Hal ini didasari
pada penggunaan REM yang telah menggunakan metode Generalized Least
Square (GLS), yang merupakan salah satu cara mengatasi masalah autokorelasi.
Penggunaan REM juga mengasumsikan bahwa error setiap varians pada masing-
masing variabel cross section antarwaktu adalah sama dan diasumsikan bahwa
antarvariabel tidak terdapat autokorelasi (Gujarati, 2004).
4.3 Pengujian Data Panel (Pemilihan Model Terbaik)
Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara praktik manajemen laba
(earning management) dengan kegiatan CSR maka dalam penelitian ini perlu
menggunakan model Regresi Generalized Least Square. Seperti yang telah
dijelaskan pada bab Metodologi Penelitian bahwa dalam penelitian ini akan
menggunakan satu dari dua model efek tetap yaitu Random Effect Model atau
Fixed Effect Model. Untuk memilih salah satu diantara dua model tersebut perlu
dilakukan yang namanya Uji Hausman. Untuk melakukan Uji Hausman dilakukan
pada Software Eviews 6. Dan berikut hasil dari Uji Hausman tersebut:
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
64
Tabel 4.4 Tabel Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: REM
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 3.354806 8 0.9102
Sumber: Hasil Olahan Penulis menggunakan Eviews 7.0, 2012
Dapat dilihat dari hasil diatas, hasil dari probabilita diatas (α= 5%; 0,05), yaitu
sebesar 0,9102. Menurut Teori Nachrowi dan Usman (2007), jika hasil dari
probabilita berada diatas α (0,05) maka ditolak, sehingga metode yang dipakai
adalah metode Random Effect. Dengan demikian metode yang dipakai dalam
penelitian ini adalah Random Effect Model..
4.4 Uji Statistik Model
Uji statistik model berkaitan dengan kriteria statistik yang digunakan untuk
melihat seberapa baik model atau variabel yang digunakan dalam suatu penelitian.
Kriteria statistic tergantung dari beberapa nilai atau parameter yang diuji dengan
uji statistik. Berikut ini adalah kriteria statistik yang digunakan:
4.4.1 R2 dan Adjusted R2 (Koefisien Determinasi)
Nachrowi dan Usman menjelaskan bahwa R2 sangat berguna untuk mengukur kedekatan antara nilai prediksi dan nilai sesungguhnya dari variabel terikat.
Semakin besar R2, maka semakin kuat pula hubungan antara variabel terikat
dengan satu atau banyak variabel bebas. Nilai R2 berada dalam kisaran 0 < R2 < 1. Apabila mendekati nol atau 0, maka variabel terikat semakin tidak bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan di dalam penelitian. Sebaliknya, jika mendekati 1, maka model regresi yang digunakan semakin baik. Sementara itu,
adjusted R2 ditujukan untuk memperkuat daya prediksi suatu model.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
65
R-squared 0.631124
Adjusted R-squared 0.402581
4.4.2 Signifikansi Linear Berganda
Nachrowi dan Usman (2006) menyatakan bahwa uji-F diperuntukkan guna
melakukan uji hipotesis koefisien (slope) regresi secara bersamaan. Hasil uji-F
pada penelitian ini adalah :
F-statistic 2.761513
Prob(F-statistic) 0.000007*
*signifikansi pada level 1%
Nilai di atas menunjukkan bahwa nilai ini berada tingkat keyakinan 99% atau
dapat dikategorikan highly siginifikan. Hal ini berarti, praktik manajemen laba
mempengaruhi kegiatan CSR perusahaan yang dikontrol oleh ROA, R&D
Intensity, kepemilikan manajerial, kepemilikian institusional, ukuran perusahaan,
leverage, financial resources secara signifikan. Hasil uji F yang signifikan
menunjukkan bahwa model yang dibuat paling tidak mempunyai sebuah koefisien
kemiringan/slope sama dengan nol. Dengan kata lain, paling tidak ada sebuah
variabel bebas yang mempunyai pengaruh nyata terhadap variabel
terikat/dependen.
4.4.3 Signifikansi Parsial (T-stat)
Uji t digunakan untuk melihat tingkat signifikansi masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel bebas lainnya
konstan (Pratomo, 2009). Berikut tabel hasil uji t:
Tabel 4.5 Tabel Uji Parsial
Variabel Coefficient
Dependen : SCORE (CSR)
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
66
Independen: EM
-0.001889
(-0.185385)
Kontrol: ROA
RDI (R&D)
MO
IO
SIZE
LEV
FR
-0.100468*
(-4.497967)
0.008332**
(2.194206)
-0.210646***
(-1.670014)
-0.015518 (-1.530911)
0.003196
(1.280335)
0.000186
(0.167269)
0.018241
(1.229548)
Sumber: Hasil Olahan Penulis menggunakan Eviews 7.0, 2012
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
67
Keterangan:
CSRit = β + β (EM)it + β (ROA)it-1 + β (R&D intensity)it + β (Managerial
0 1 2 3 4
Ownership)it + β
(Institutional Ownership)it + β 5
(Size)it-1 + β 6
(Leverage)it-1 + 7
β (Financial Resources)it + εit 8
CSRit = -0.237846 - 0.001889(EM)it - 0.100468(ROA)it-1 + 0.008332(R&D
intensity)it - 0.210646(Managerial Ownership)it - 0.015518(Institutional
Ownership)it + 0.003196(Size)it-1 + 0.000186(Leverage)it-1 +
0.018241(Financial Resources)it
Tabel IV-3 menunjukkan estimasi model persamaan yang mencakup 50
perusahaan 150 data tahunan perusahaan selama periode 2008-2010. Variabel
dependennya adalah CSR Score. Variabel independennya adalah manajemen laba
dengan variabel control ROA, RDI (R&D), MO, IO, SIZE, LEV, dan FR. Nilai
statistik t berada di bawah koefisien atau yang diberi kurung. *signifikansi pada
level 1%, **signifikansi pada level 5%, ***signifikansi pada level 10%.
Penjelasan dari hasil di atas akan dibahas lebih lanjut sbb:
Dari hasil regresi data panel di atas maka diperoleh hasil bahwa terdapat
pengaruh yang tidak signifikan antara variabel independen terhadap variabel
dependen tetapi dari hasil ditemukan tiga buah variabel kontrol yang signifikan
terhadap variabel dependen, yaitu nilai ROA (Return on Assets) signifikan pada
level 1% dengan nilai t-statistik -4.497967, RDI (Research and Development
Intensity) signifikan pada level 5% dengan nilai t-statistik 2.194206, dan MO
(Managerial Ownership) signifikan pada level 5% dengan nilai t-statistik -
1.670014. Nilai signifikansi earning management 0.8532 menunjukkan
signifikansi yang melebihi batas 10% atau dalam hal ini sudah pada 85.32%, hal
ini berarti tidak sesuai dengan hasil penelitian jurnal utama yang dipakai, dimana
Prior dkk menyatakan bahwa pengungkapan CSR yang dilakukan oleh pihak
manajemen perusahaan yang melakukan praktik manajemen laba adalah untuk
alasan strategis dalam upaya untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
68
Adanya kegiatan pengungkapan CSR ini memberikan kesempatan oleh pihak
manajemen untuk dijadikan tameng atas tindakan-tindakan yang dilakukannya.
Basamalah (2005) dalam Terzaghi (2012) mengungkapkan alasan-alasan dalam
melakukan pengungkapan CSR yang telah diidentifikasi di beberapa literatur,
yaitu untuk memenuhi peraturan yang berlaku, untuk memperoleh keunggulan
kompetitif, untuk memperoleh persyaratan pinjaman dan harapan masyarakat,
untuk mengendalikan kekuatan stakeholders, untuk melegitimasi perusahaan, dan
untuk menarik dana investasi. Dia juga menemukan bahwa pengungkapan CSR di
Indonesia meningkat menyertai meningkatnya ancaman yang timbul terhadap
perusahaan dan untuk bertahan hidup.
Menurut Sukarni (2008) dalam Terzaghi (2012) kegiatan CSR masih baru di
dalam kalangan pelaku usaha nasional dimana baru dimulai beberapa tahun
belakangan, didukung pula dengan fakta bahwa baru sejak tahun 2008 pula
diwajibkan pelaporan atau pengungkapan kegiatan CSR oleh perusahaan-
perusahaan di Indonesia seperti yang telah dipaparkan sebelumnya di bab 1.
Dimana dalam perkembangannya masih terdapat pandangan yang beragam
terhadap kegiatan CSR ini sendiri. Pengungkapan CSR di Indonesia masih
bersifat pengiklanan diri perusahaan ditambah lagi dengan adanya penghargaan-
penghargaan di bidang CSR semakin mendorong perusahaan untuk
mengungkapkan kegiatan CSR. Dalam hal ini dapat disimpulkan alasan atau latar
belakang mengapa terdapat pengaruh tidak signifikan antara manajemen laba
terhadap pengungkapan kegiatan CSR, yaitu pengungkapan CSR yang dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia bukan karena strategi pertahanan
strategi manajerial dalam kaitannya dengan praktik manajemen laba. Hal ini
sejalan dengan penelitian Terzaghi (2012) yang menyatakan hal yang sama.
Bahwa terdapat pengaruh tidak signifikan antara praktik manajemen laba terhadap
pengungkapan kegiatan CSR di Indonesia.
Sementara itu, variabel kontrol dalam hal ini ROA signifikan pada level 1%.
Hal ini sesuai dengan penelitian Prior (2008) dimana kinerja keuangan yang
berarti bahwa banyaknya laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan
yang dimiliki perusahaan ini mempengaruhi CSR perusahaan. Hanya saja, dalam
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
69
Universitas Indonesia
penelitian ini, didapat hasil signifikan negatif. Semakin baik kinerja keuangan
perusahaan, akan berbanding terbalik dengan tingkat pengungkapan kegiatan
tanggung jawab sosial korporat perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
baik tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan tidak menjamin perusahaan
tersebut akan semakin banyak mengungkapkan kegiatan tanggung jawab sosial
perusahaannya.
Variabel lain yang juga memiliki pengaruh yang signifikan adalah variabel
Research and Develpoment Intensity (RDI). Pada penelitian ini dihasilkan bahwa
terdapat pengaruh signifikan pada level 5% antara RDI dengan pengungkapan
kegiatan CSR. Hal ini sejalan dengan penelitian Mc Williams dan Siegel (2000)
dalam Terzaghi (2012) yang menyatakan bahwa RDI berdampak positif dengan
CSR karena keduanya melibatkan proses inovasi dan produk. Kelangsungan hidup
perusahaan tidak lepas dari peran serta masyarakat. Perusahaan harus melakukan
inovasi melalui R&D untuk dapat terus berkembang dan bertahan di pasar. Dalam
menciptakan produk baru atau mendiferensiasi produk yang sudah ada,
perusahaan akan memperhatikan aspek-aspek lingkungan dan sosial sehingga hal
tersebut senada dengan konsep CSR. Dapat disimpulkan bahwa bentuk pengaruh
R&D terhadap pengungkapan kegiatan CSR adalah melalui inovasi-inovasi yang
melibatkan lingkungan dan sosial masyarakat contohnya inovasi beasiswa yang
dilakukan oleh beberapa perusahaan rokok seperti Djarum dan Sampoerna yang
memberikan beasiswa kepada para pelajar. Kegiatan ini dapat dikatakan sebagai
R&D yang melibatkan masyarakat (CSR), dengan melakukan inovasi semacam
ini yang akhirnya akan berujung pada pengungkapan kegiatan CSR di dalam
laporan tahunan pun meningkat.
Variabel MO atau kepemilikan manajerial juga memiliki signifikansi 5%. Hal
in menunjukkan bahwa variabel ini memiliki pengaruh terhadap pengungkapan
kegiatan CSR. Ini sesuai dengan penelitian Anggraini (2006) dalam Marga (2011)
yang menyatakan bahwa kepemilikan manajemen memiliki pengaruh terhadap
pengungkapan kegiatan CSR. Hanya saja, di sini ditunjukkan bahwa pengaruh
signifikannya bernilai negatif yang artinya, semakin tinggi kepemilikan
manajerial maka semakin rendah pengungkapan kegiatan CSR. Pengetahuan
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
70
manajemen tentang adanya peraturan dan undang-undang tahun 2007 yang
mewajibkan perusahaan melaporkan kegiatannya di dalam laporan keuangan tidak
membuat para manajer tersebut melaporkan kegiatan CSR semakin tinggi pula.
4.5 Penambahan Dummy Variable Tipe Perusahaan
Perbedaan hasil dengan penelitian sebelumnya disebabkan kemungkinan
adanya perbedaan jenis sampel perusahaan. Di mana perusahaan pada sampel
penelitian yang menjadi acuan utama penulis adalah perusahaan-perusahaan yang
erat dengan regulasi pemerintah. Peraturan CSR yang dibuat oleh pemerintah
wajib dilaksanakan oleh seluruh perusahaan tanpa terkecuali. Perusahaan BUMN
(Badan Usaha Milik Negara) yang merupakan perusahaan langsung di bawah
tangan pemerintah harus menunjukkan sikap patuh terhadap hukum yang berlaku
agar dapat menjadi contoh yang baik untuk perusahaan-perusahaan non-BUMN
lainnya. Oleh karenanya, penulis mencoba memasukkan variabel dummy, yaitu
tipe perusahaan untuk kembali melihat hasil, apakah mungkin didapat hasil yang
signifikan setelahnya. Untuk perusahaan BUMN diberi skor 1 dan non-BUMN
diberi skor 0.
Model penelitian setelah menambahkan variabel dummy menjadi :
CSRit = β + β (EM)it + β (ROA)it-1 + β (R&D intensity)it + β (Managerial
0 1 2 3 4
Ownership)it + β
(Institutional Ownership)it + β 5
(Size)it-1 + β 6
(Leverage)it- 7
1 + β
(Financial Resources)it + β 8 9
Dummy (Tipe Perusahaan) + εit
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
71
4.5.1 Statistik Deskriptif dengan Dummy Tipe Perusahaan
Tabel 4.6 Statistik Desktriptif Perusahaan-Perusahaan Non-BUMN
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std.
Deviation
Tahun 135 2008 2010 2009.00 .820
SCORE 135 .0128 .2692 .070465 .0441588
EM 135 -.3256 1.4803 .032322 .1644364
ROA 135 -.6673 .4040 .031370 .1002434
RDI 135 23.8664 32.4985 27.921524 1.8053104
MO 135 .0000 .1083 .003196 .0145724
IO 135 .0585 .9980 .645058 .2401254
SIZE 135 23.5780 32.3571 28.544016 1.7989091
LEV 135 .0006 9.3889 .579693 .8131499
FR 135 -.5844 .7554 .013564 .1158606
TP 135 .0000 .0000 .000000 .0000000
Valid N
(listwise)
135
Sumber: Hasil Olahan Penulis menggunakan SPSS 17.0, 2012
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
72
Tabel 4.7 Statistik Desktriptif Perusahaan-Perusahaan BUMN
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std.
Deviation
Tahun 15 2008 2010 2009.00 .845
SCORE 15 .0256 .3205 .097436 .0718406
EM 15 -.0953 .1301 .023583 .0708314
ROA 15 .0174 .1367 .065159 .0372097
RDI 15 28.4802 29.8919 29.148290 .4926835
MO 15 .0001 .0478 .010896 .0192270
IO 15 .5228 .8355 .709233 .0990930
SIZE 15 27.9452 30.5729 29.354582 .8522617
LEV 15 .0069 .8830 .454674 .2832486
FR 15 -.1425 .1719 .014015 .0948794
TP 15 1.0000 1.0000 1.000000 .0000000
Valid N
(listwise)
15
Sumber: Hasil Olahan Penulis menggunakan SPSS 17.0, 2012
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa setelah pemisahan perusahaan
berdasarkan tipe BUMN dan non-BUMN rentang skor CSR masih cukup jauh
baik untuk BUMN saja maupun yang non-BUMN saja. Tipe perusahaan dalam
hal ini BUMN yang merupakan perusahaan milik pemerintah tidak menjamin
bahwa perusahaan tersebut akan memenuhi semua kegiatan CSR yang terdapat
pada indeks CSR yang menjadi acuan penulis dalam pengisian skor CSR.
Sedangkan untuk rincian hasil lainnya juga tidak terdapat banyak perbedaan
antara BUMN dengan non-BUMN. Hanya saja nilai minimum pada skor CSR,
perusahaan non-BUMN lebih rendah daripada BUMN dan begitu pula untuk skor
maksimum dimana perusahaan non-BUMN juga lebih rendah daripada BUMN.
Walaupun pemisahan berdasarkan tipe perusahaan tidak menjamin adanya
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
73
kegiatan CSR secara sempurna, tetapi hasil minimum dan maksimum BUMN
yang melebihi non-BUMN mampu menggambarkan bahwa perusahaan BUMN
lebih banyak mengungkapkan kegiatan CSR-nya di dalam annual report.
4.5.2 Uji Normalitas dengan Dummy Tipe Perusahaan
Gambar 4.3 Uji Normalitas dengan Dummy Tipe Perusahaan
Sumber : Hasil Olahan Penulis menggunakan SPSS 17.0, 2012
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
74
4.5.3 Uji Multikolinieritas dengan Dummy Tipe Perusahaan
Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas dengan Dummy Tipe Perusahaan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error
Beta
Tolerance
VIF
1 (Con
stant)
EM
ROA
RDI
MO
IO
SIZE
LEV
FR
TP
-.203 .070 -2.887 .005
-.010 .023 -.032 -.418 .677 .981 1.020
-.096 .042 -.193 -2.280 .024 .811 1.234
.007 .004 .256 1.582 .116 .221 4.522
-.339 .270 -.107 -1.254 .212 .792 1.263
-.018 .018 -.088 -1.008 .315 .754 1.327
.003 .004 .122 .751 .454 .221 4.524
-.002 .006 -.034 -.380 .705 .706 1.416
-.005 .038 -.012 -.132 .895 .707 1.414
.022 .013 .140 1.769 .079 .921 1.086
a. Dependent Variable: SCORE
Sumber: Hasil Olahan Penulis menggunakan SPSS 17.0, 2012
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
75
4.5.4 Uji Heteroskedastisitas dengan Dummy Tipe Perusahaan
Gambar 4.4 Uji Heteroskedastisitas dengan Dummy Tipe
Perusahaan
Sumber: Hasil Olahan Penulis menggunakan SPSS 17.0, 2012
4.5.5 Uji Autokorelasi dengan Dummy Tipe Perusahaan
Nilai Durbin-Watson stat untuk penelitian ini adalah 2.434397 dan hasil uji
autokorelasi penelitian adalah sbb:
Tabel 4.9 Tabel Durbin-Watson dengan Dummy Tipe Perusahaan
Korelasi
Positif
Tidak Tahu Tidak ada
korelasi
Tidak Tahu Korelasi
negatif
0 1.1558 1.986 2 2.014 2.8442 4
Sumber: Hasil Olahan Penulis menggunakan Eviews 7.0, 2012
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
76
Universitas Indonesia
4.5.6 Pengujian Data Panel dengan Dummy Tipe Perusahaan
Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara praktik manajemen laba
(earning management) dengan kegiatan CSR maka dalam penelitian ini perlu
menggunakan model Regresi Generalized Least Square. Pada penelitian ini,
terdapat kendala near singular matrix ketika menguji data panel menggunakan
FEM (Fixed Effect Model) sehingga tidak dilanjutkan dengan pengujian REM
(Random Effect Model). Solusi atas penyelesain masalah ini adalah dengan
menghapus variabel dummy tetapi penulis di sini ingin meneliti efektifitas dari
penggunaan variabel tipe perusahaan itu sendiri sebagai dummy. Maka penulis
tidak melanjutkan pemilihan model FEM dan REM. Model yang digunakan pada
penelitian dengan penambahan variabel dummy tipe perusahaan adalah Ordinary
Least Square (OLS).
4.5.7 Uji Statistik Model R2 dan Adjusted R2 dengan Dummy Tipe
Perusahaan
Dengan penambahan variabel dummy tipe perusahaan pada penelitian kali ini,
didapatkan hasil koefisien determinasi sbb:
R-squared 0.128928
Adjusted R-squared 0.072930
4.5.8 Signifikansi Linear Berganda dengan Dummy Tipe Perusahaan
Hasil uji-F pada penelitian ini adalah :
F-statistic 2.302387
Prob(F-statistic) 0.019196
*signifikansi pada level 5%
Nilai di atas menunjukkan bahwa nilai ini berada tingkat keyakinan 95%. Hal ini
berarti, praktik manajemen laba mempengaruhi kegiatan CSR perusahaan yang
dikontrol oleh ROA, R&D Intensity, kepemilikan manajerial, kepemilikian
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
77
Universitas Indonesia
institusional, ukuran perusahaan, leverage, financial resources, dan tipe
perusahaan walaupun tingkat keyakinan ini menurun setelah penambahan variabel
dummy dari 99% menjadi 95%.. Hasil uji F yang signifikan menunjukkan bahwa
model yang dibuat paling tidak mempunyai sebuah koefisien kemiringan/slope
sama dengan nol. Dengan kata lain, paling tidak ada sebuah variabel bebas yang
mempunyai pengaruh nyata terhadap variabel terikat/dependen.
4.5.9 Signifikansi Parsial dengan Dummy Tipe Perusahaan
Berikut tabel hasil uji t:
Tabel 4.10 Tabel Uji Parsial dengan Dummy Tipe Perusahaan
Variabel Coefficient
Dependen : SCORE (CSR)
Independen: EM
-0.001796
(-0.191848)
Kontrol: ROA
RDI (R&D)
MO
IO
-0.101079*
(-4.216455)
0.007640*
(0.0024)
-0.280290 (-1.324241)
-0.018393
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
78
Universitas Indonesia
(-1.323909)
SIZE
LEV
FR
TP
0.003167
(1.199414)
0.000338
(0.266426)
0.017587***
(1.905680)
0.021804 (0.533113)
Sumber: Hasil Olahan Penulis menggunakan Eviews 7.0, 2012
Keterangan:
CSRit = β + β (EM)it + β (ROA)it-1 + β (R&D intensity)it + β (Managerial
0 1 2 3 4
Ownership)it + β
(Institutional Ownership)it + β 5
(Size)it-1 + β 6
(Leverage)it-1 + 7
β (Financial Resources)it + β 8 9
Dummy (Tipe Perusahaan) + εit
CSRit = -0.217694 - 0.001796 (EM)it - 0.101079 (ROA)it-1 + 0.007640 (R&D
intensity)it - 0.280290(Managerial Ownership)it - 0.018393(Institutional
Ownership)it + 0.003167(Size)it-1 + 0.000338(Leverage)it-1 +
0.017587(Financial Resources)it + 0.021804(Tipe Perusahaan)
Tabel 4.10 menunjukkan estimasi model persamaan yang mencakup 50
perusahaan 150 data tahunan perusahaan selama periode 2008-2010. Variabel
dependennya adalah CSR Score. Variabel independennya adalah manajemen laba
dengan variabel control ROA, RDI (R&D), MO, IO, SIZE, LEV, FR, dan TP.
Nilai statistik t berada di bawah koefisien atau yang diberi kurung. *signifikansi
pada level 1%, **signifikansi pada level 5%, ***signifikansi pada level 10%.
Penjelasan dari hasil di atas akan dibahas lebih lanjut sbb:
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
79
Universitas Indonesia
Setelah ada penambahan variabel dummy ternyata tidak menyebabkan dampak
perubahan hasil dari penelitian. Manajemen laba masih tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial korporat pada
perusahaan-perusahaan sampel penelitian. Tetapi terdapat perubahan pada
variabel kontrol lainnya. Dimana pada penelitian sebelum penambahan variabel
tipe perusahaan, terdapat tiga variabel kontrol penelitian yang signifikan, yaitu
ROA, RDI, dan MO. Sekarang, variabel yang signifikan menjadi ROA dan RDI
pada tingkat signifikansi 1%, serta FR pada tingkat signifikansi 10%.
Variabel kepemilikan manajerial menjadi tidak signifikan pengaruhnya
terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan variabel sumber pendanaan menjadi
berpengaruh signifikan pada tingkat 10%. Sumber pendanaan berpengaruh
signifikan positif terhadap pengungkapan CSR perusahaan, yang artinya semakin
tinggi angka sumber pendanaan, maka akan semakin tinggi pula pengungkapan
CSR perusahaan.
4.6 Ringkasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uji statistik sebelumnya maka untuk hipotesis penelitian ini
adalah menerima H0 dimana H0 = Tidak terdapat pengaruh signifikan anatara
praktik earning management terhadap pengungkapan kegiatan CSR di
perusahaan. Bahwa meskipun teradapat tiga variabel kontrol yang signifikan di
antaranya ROA, RDI, dan MO tetapi ketiga variabel ini berpengaruh signifikan
masing-masing terhadap variabel CSR sementara variabel EM sendiri tidak
memiliki pengaruh signifikan. Pada beberapa perusahaan di Indonesia
menyediakan satu laporan khusus dengan memasukkan kegiatan CSR-nya sebagai
pengeluaran. Ini merupakan bentuk bahwa manipulasi laba bisa dilakukan melalui
pengungkapan kegiatan CSR. Hal ini sesuai dengan teori agensi dimana manajer
mementingkan kepentingan pribadinya melalui penerbitan laporan keuangan yang
tidak menggambarkan keakuratan kondisi keuangan perusahaan sesungguhnya.
Sebagai konsekuensinya para calon pemegang saham tidak bisa mengamil
keputusan yang optimal untuk berinvestasi.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
80
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Penelitian
Hipotesis
Variabel Independen
Hu
bun
gan
Signifi
kan
Variabel Dependen
Variabel Kontrol
Proksi Hasil Proksi Hasil
H1
(Terdapat
pengaruh
signifikan
antara
manajem
en laba
terhadap
CSR
perusahaa
n).
Manajemen Laba H1
Ditol
ak
(-) Tidak CSRD H1 ditolak
- Manajemen laba - (-)
(+)
(-)
(-)
(+)
(+)
(+)
(+)
Ya Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
ROA
RDI
MO
IO
SIZE
LEV
FR
TP
-
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2012
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
81
4.7 Implikasi Hasil Penelitian
Manajemen laba merupakan proses campur tangan dalam pelaporan keuangan
eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba
adalah salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan,
manajemen laba dapat menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat
mengganggu pemakai laporan keuangan dalam hal ini calon investor yang
mempercayai angka laba hasil rekayasa manajer perusahaan tersebut. Manajer
perusahaan dalam hal ini juga memiliki alasan mengapa melakukan tindakan
manajemen laba, di antaranya : (1) manajemen laba dapat meningkatkan
kepercayaan pemegang saham terhadap manajer, (2) manajemen laba dapat
memperbaiki hubungan dengan pihak kreditor, (3) manajemen laba dapat menarik
investor untuk menanamkan modalnya terutama pada perusahaan go publik pada
saat IPO.
Semakin banyak investor yang tertarik pada saham suatu perusahaan yang
telah mendapatkan treatment manajemen laba melalui kegiatan meningkatkan
laba, maka akan semakin baik kinerja keuangan perusahaan tersebut. Hal ini
sejalan dengan tujuan kegiatan serta pengungkapan CSR, dimana CSR memiliki
beberapa keuntungan : (1) meningkatkan penjualan dan pangsa pasar, (2)
menguatkan posisi merek, (3) meningkatkan reputasi dan citra perusahaan, (4)
meningkatkan daya tarik investor dan analisis keuangan. Sejalannya tujuan
manajemen laba dengan pengungkapan kegiatan CSR menggambarkan bahwa
manajer yang melakukan praktik manajemen laba dapat melakukan pengungkapan
kegiatan CSR sebanyak-banyaknya demi citra perusahaan sebagai langkah
meningkatkan ketertarikan calon investor terhadap perusahaan tersebut.
Dalam penelitian ini didapat hasil signifikan negatif antara kinerja keuangan
dengan pengungkapan kegiatan CSR. Kinerja keuangan perusahaan yang baik
juga menuntut adanya perusahaan untuk melakukan kegiatan CSR sebagaimana
telah diwajibkan oleh Undang-Undang. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai di dalam
etika bisnis dimana sudah merupakan kewajiban perusahaan untuk melakukan
tanggung jawab sosial korporat baik pada masyarakat dan lingkungan secara
khusus (dalam hal ini maksudnya adalah masyarakat sekitar perusahaan biasanya
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
82
Universitas Indonesia
untuk perusahaan pertambangan) maupun untuk masyarakat dan lingkungan
secara umum. Profitabilitas perusahaan merupakan indikator pengelolaan
manajemen perusahaan yang baik, sehingga perusahaan akan mengungkapkan
lebih banyak informasi ketika ada peningkatan profitabilitas perusahaan tambahan
lagi, apabila daya keuangan perusahaan tersebut besar, perusahaan tersebut
cenderung akan mengungkapkan selain dari yang diwajibkan. Tetapi dalam
penelitian ini menunjukkan setiap penurunan kinerja keuangan, perusahaan akan
meningkatkan pengungkapan kegiatan tanggung jawab sosial korporat untuk
menarik simpati calon investor melalui kegiatan CSR ini.
Seolah-olah terlihat bahwa kinerja keuangan menurun karena perusahaan
tersebut tidak melupakan kewajibannya untuk mengeluarkan biaya kegiatan CSR.
Contohnya saja grup perusahaan Bakrie yang bahkan mengungkapkan kegiatan
CSR-nya dengan sangat mendetil dengan membedakan serta menjabarkan
kegiatan tanggung jawab sosialnya, dibandingkan dengan perusahaan lain seperti
PT Mas Murni yang hanya mengungkapkan secara garis besar dan secara umum
saja. Hal ini terlihat seakan-akan seperti indikasi bahwa perusahaan ini hanya
ingin mencari simpati dari para calon investor di tengah menurunnya nama baik
anak perusahaan Bakrie Lapindo Brantas. Ini menggambarkan bahwa memang
perusahaan-perusahaan di Indonesia melakukan kegiatan CSR hanya sebatas
menjaga nama baik dan sebatas melakukan kewajiban saja.
Di samping itu, strategi R&D menjadi kunci penting kesuksesan perusahaan,
bahkan dapat menjadi salah satu keunggulan kompetitif. Investasi R&D
merupakan penggunaan strategi yang berbeda dalam memperoleh keunggulan
kompetitif dengan menggunakan konsep CSR. R&D mengarahkan terjadinya
inovasi, yang kemudian menjadikan perusahaan mempunyai keunggulan
kompetitif dalam industrinya. R&D dianggap sebagai bentuk investasi yang
menghasilkan peningkatan ilmu pengetahuan. Investasi dalam R&D akan
melibatkan inovasi yang berhubungan dengan proses CSR dan produk yang
menarik bagi konsumen. Dengan demikian, CSR merupakan strategi perusahaan
yang dapat digunakan untuk membedakan perusahaan dari pesaing lain sehingga
perusahaan akan memperoleh keunggulan kompetitif.R&D yang berkaitan dengan
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
83
Universitas Indonesia
kegiatan pengembangan produk, dimana hal ini dilakukan agar perusahaan dapat
tetap mempertahankan sustained competitive advantage. Oleh karena itu, dewasa
ini perusahaan semakin cerdas dalam persaingan usahanya dengan memasukkan
aspek sosial dan lingkungan dalam produk sebagai perbedaan dengan pesaing
lain. Contohnya saja produk Oriflame yang mencantumkan bahwa “no animal
harmed”, menggunakan produk tumbuh-tumbuhan asli, tanpa pengawet, ikut
dalam bantuan kegiatan kemanusiaan, dan sebagainya.
Sementara dilihat implikasinya dari sisi kepemilikan manajerial, di sini
kepemilikan manajerial dapat dilihat sebagai langkah atau upaya yang dilakukan
agar pengelola melakukan aktivitas sesuai dengan kepentingan pemilik
perusahaan. Teori keagenan (agency theory) memprediksi bahwa terdapat asosiasi
atau hubungan positif antara kepentingan manajemen dengan luas pengungkapan
sukarela. Semakin besar kepemilikan manajemen, maka manajer cenderung lebih
giat mengusahakan kepentingan shareholder yang adalah dirinya sendiri.
Pengungkapan CSR yang semakin luas akan meningkatkan image perusahaan,
dan semakin bagus image perusahaan maka harapannya akan semakin besar pula
laba yang diperoleh perusahaan sehingga return pemegang saham pun akan
semakin besar. Namun, pada penelitian kali ini ditemukan hal berbeda yang
diduga dikarenakan kepemilikan manajerial di perusahaan di Indonesia masih
cenderung kecil. Banyaknya jumlah manajer yang juga sekaligus pemegang
saham dalam penelitian tidak berarti bahwa perusahaan akan mengungkapkan
kegiatan CSR semakin tinggi. Hasil penelitian ini memang berbeda dengan
penelitian dari Demsetz (1983) dan Fama dan Jensen (1983) yang menyatakan
bahwa semakin tinggi tingkat kepemilikan manajemen,semakin tinggi pula untuk
melakukan program CSR tetapi diperkuat oleh Morck, Shleifer dan Vishny (1988)
menyatakan bahwa kepemilikan manajemen berpengaruh positif terhadap
pengeluaran program CSR dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan, tetapi
pada suatu titik yang mana akan mengurangi nilai perusahaan dan batasan yang
telah dicapai, ditemukan hubungan negatif. Manajer yang menganggap bahwa
citra perusahaan yang cukup baik seolah tidak memerlukan legitimasi lagi melalui
pengungkapan kegiatan CSR dalam laporan tahunan.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
84
Universitas Indonesia
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh tidak
signifikan antara manajemen laba terhadap pengungkapan kegiatan CSR yang
menjadi sampel penelitian ini. Ini dibuktikan dengan yang diterima pada
variabel penelitian tersebut. Tetapi terdapat pengaruh signifikan antara variabel
kontrol ROA, R&D Intensity, serta kepemilikan manajerial terhadap kegiatan
pengungkapan CSR.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah:
Bagi Pemerintah
Pemerintah dapat menyempurnakan regulasi yang dapat mendorong
perusahaan untuk menyusun program CSR yang dapat memberikan manfaat
terutama untuk masyarakat dan perusahaan itu sendiri. Sehingga perusahaan
merasakan bahwa program CSR adalah sebuah kewajiban bukan lagi
merupakan sebuah kesukarelaan sesuai dengan Undang-Undang nomor 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Serta meregulasi adanya pendanaan
tersendiri (khusus) untuk kegiatan CSR sehingga kegiatan pengungkapan
laporan CSR memang sebatas untuk bakti sosial perusahaan, bukan karena
adanya niatan meningkatkan pamor perusahaan. Bagi perusahaan yang
mangkir dalam kegiatan CSR sebaiknya diberi sanksi karena kegiatan CSR
dewasa ini dianggap sebagai hal wajib demi kelangsungan manusia dan
lingkungan.
Bagi Perusahaan:
Peneliti mengharapkan bahwa penelitian ini dapat memberikan informasi
bahwa penerapan CSR di Indonesia terus ditingkatkan kualitas maupun
kuantitasnya yang dapat berdampak positif secara langsung maupun tidak
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
85
Universitas Indonesia
langsung yang dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan tersebut di
mata masyarakat. Investor juga diharapkan lebih menyadari pentingnya isu
CSR di masa depan serta perusahaan mau melakukan aktivitas CSR secara
terprogram, sistimatis, terus-menerus dan berkesinambungan. Sehingga
perusahaan dapat menyadari bahwa kegiatan CSR bukanlah sebagai
pencitraan melainkan sebuah kesinambungan yang saling menguntungkan
secara terus-menerus antara perusahaan dan masyarakat.
Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian selanjutnya lebih baik untuk menggunakan kuesioner yang disebar
kepada manajer masing-masing perusahaan sampel bukan hanya
menggunakan indeks skor CSR saja karena dimungkinkan banyaknya kegiatan
CSR yang seharusnya telah dilakukan tetapi tidak diungkapkan pada laporan
tahunan perusahaan, contohnya saja untuk kategori lain-lain tenaga kerja pada
tabel checklist item CSR yang sudah ada dan menjadi satu-satunya sumber
acuan scoring penulis dalam penelitian kali ini.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Terdapat keterbatasan dalam penelitian kali ini dimana penulis hanya
menggunakan data sekunder sebagai dasar penghitungan CSR Score yaitu 78
checklist item CSR yang menyebabkan munculnya kesenjangan yang tinggi antara
skor CSR beberapa perusahaan sampel penelitian yang dikarenakan tidak semua
kegiatan CSR dalam checklist item tersebut dijabarkan dalam annual report
perusahaan yang dalam hal ini dijadikan sumber data sekunder penulis. Akan
lebih baik lagi apabila digunakan data primer berupa kuesioner yang disebar ke
perusahaan-perusahaan sampel penelitian sehingga manajer bersangkutan dapat
mengisi 78 checklist item CSR berdasarkan yang ada di perusahaan tersebut.
Sehingga dapat dimungkinkan hasil skor CSR bisa saja berbeda.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
86
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Asnawi, Said Kelana dan Chandra Wijaya. 2005. Riset Keuangan: Pengujian-
Pengujian Empiris.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Belkaoui, A.R. 2006. Accounting Theory. Jakarta: Salemba Empat.
Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Universitas
Diponegoro: Semarang.
Gujarati, Damodar N. 2004. Basic Econometrics (4 ed.). New York: McGraw-
Hill.
Hermawan, Asep. 2005. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT
Grasindo.
Kotler, Philip., & Lee, N. 2005. Corporate Social Responsibility: Doing the Most
Good for Your Company and Your Cause. New Jersey: John Wiley &
Sons, Inc.
Nachrowi, D. Nachrowi, dan Usman, Hardius. 2006. Pendekatan Populer dan
Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Naja, Hasanuddin R. 2004. Manajemen Fit and Proper Test. Yogyakarta: Pustaka
Widyatama.
Neuman, W. Lawrence. 2007. Basic of Social Research Qualitative and
Quantitative Approaches. USA: Pearson Education, Inc.
Pearce, John A., and Robinson, Richard B. 2007. Manajemen Strategis:
Formulasi, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.
Porter, M. 1985. Competitive Advantage. New York: Free Press. Hlm 29.
Rodoni, Ahmad dan Nasaruddin Indo Yama. 2007. Modul Manajemen Keuangan.
Jakarta.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
87
Universitas Indonesia
Saidi, Zaim., & Hamid Abidin. (2004). Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan
Praktek Kedermawanan Sosial di Indonesia. Jakarta: Piramedia. Hlm:
59-60.
Sartono, Agus. 1997. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. BPFE:
Yogyakarta.
Saunders, Mark, Lewis, Philip, dan Tornhill, Adrian. 2009. Research Methods for
Business Student (5ed). England: Pearson Eduaction Limited.
Scott, R. William. 2000. “Financial Accounting Theory, 2nd Edition. Prentice-Hall
Canada Inc. Ontario.
Scott, William. 2009. “Financial Accounting Theory, 5th Edition. Prentice-Hall.
Siagian, Dergibson, dan Sugiarto. 2006. Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Watts, R. L. dan J. L. Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory. Prentice
Hall: New Jersey.
Winarno. W. W. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Edisi
Pertama, Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Jurnal:
Abdullah N. S. et al., 2011. The Effects of Board Independence, Board Diversity
and Corporate Social Responsibility on Earnings Management. Journal
of Management and Economics University of Malaysia.
Auperle, K., Carrol, A., & Hatfield, J. (1985). An Empirical Examination The
Relationship Between CSR. Academy of Management Journal, 28: 446-
463.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
88
Universitas Indonesia
Bassamalah, Anies S., dan Johnny Jermias. 2005. Social and Environmental
Reporting and Auditing in Indonesia: Maintaining Organizational
Legitimacy? Gadjah Mada International Journal of Business. Vol. 7
No.1, hal. 109-127.
Boediono, Gideon Setyo B. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan
Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo,
15-16 September.
Burgstahler, D., & Dichev, I. 1997. Earnings management to avoid earnings
decreases and losses. Journal of Accounting and Economics, 24, 99-126.
Cahan, Steven et al., 2011. Corporate Social Responsibility Reporting and
Earnings Management: The Role of Political Costs, Australasian
Accounting Business and Finance Journal, 5 (3), 17-34.
Chu, Wenyi 2009. Family Ownership and Firm Performance: Influence of Family
of Management, Family Control, and Firm Size, Asia Pasific Journal of
Management.
Dechow, P. M. 1994. Accounting Earnings and Cash Flows as Measures of Firm
Performance : The Role of Accounting Accruals. Journal of Accounting
and Economics,17, 3-42.
Fama, Eugene F., Jensen, Michael C. 1983. Separation of Ownership Control.
Journal of Law and Economics Vol. XXVI, pp. 1-31.
Fiori, Donato, & Izzo. 2007. Corporate Social Responsibility and Firm
Performance. And Analysis of Italian Listed Company.
Habbash et al., 2009. Corporate Environmental Disclosure, Corporate Governance
and Earnings Management. Managerial Auditing Journal Vol.25 No.7
pp. 679-700.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
89
Universitas Indonesia
Haniffa, R.M., & Cooke, T.E. 2005. The impact of culture and governance on
corporate social reporting. Journal of Accounting and Public Policy, 24,
391-430.
Jones, J. J. 1991. Earning Management During Import Relief Investigations.
Journal of Accounting Research, 37, 57-81.
Jensen, Michael C., Meckling, William H. 1976. Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics Vol 3 No.4, 305-360.,
Kaihatu. S, Thomas 2006. Good Corporate Governance dan Penerapannya di
Indonesia Jurnal Manajemen dan Kewirausahawan Universitas Kristen
Petra, Maret 2006, Vol.8, No.1, 2.
Murwaningsari, Ety 2006. Hubungan Corporate Governance, Corporate Social
Responsibilities dan Corporate Financial Performance Dalam Satu
Continuum Jurnal Akuntansi dan Keuangan Universitas Trisakti, Mei
2009, Vol.11, No.1, 30-41.
Morck, R. And A. Shleifer, and R.W. Vishny (1988), "Management Ownership
and Market Valuation: An Empirical Analysis". Jurnal of Financial
Economics, 20, 293-315.
Porter, Michael E., & Mark R. Kramer. 2002. The Competitive Advantage of
Corporate Phiilantropy. Harvard Business Review, December, p. 5.
Prior, Diego et al. 2008. Are Socially Responsible Managers Really Ethical?
Exploring the Relationship Between Earnings Management and
Corporate Social Responsibility. Journal Compilation. 2008.
Rajan, Raghuram and Luigi Zinglaes. 1995. What Do We Know About Capital
Structure. Journal of Finance, 1421-1460.
Sembiring, Eddy Rismanda (2003), “Kinerja Keuangan, Political Visibility,
Ketergantungan Pada Hutang, dan Pengungkapan Tanggung Jawab
Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi VI, 2003.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
90
Terzaghi, M. T. 2012. Pengaruh Earning Management dan Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ekonomi dan Informasi
Akuntansi (JENIUS), Vol.2 No.1.
Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka, 2007. Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Artikel Simposium
Nasional Akuntansi (SNA) X , Makasar.
Wibisono, Y. 2007. “Membedah Konsep dan Aplikasi CSR”. Fascho Publishing,
Gresik.
Lainnya:
‘Amal, M.I. 2011. Pengaruh Manajemen Laba, Kepemilikan Manajerial, Ukuran
Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro Semarang.
Departemen Keuangan RI, BAPEPAM. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal Nomor Kep-06/PM/2000 tentang Perubahan Peraturan Nomor
VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.
. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-
134/BL/2006 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi
Emiten atau Perusahaan Publik
Elisabeth Inge M. (2010). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pertambangan
di Bursa Efek Indonesia. Skripsi FE Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
Haryudanto, D. 2011. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Tingkat Corporate
Social Responsibility dan Nilai Perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang.
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
91
Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Pokok-Pokok
Materi Penerapan GCG PT.PP (Persero).
Peraturan Pemerintah UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
Pasal 13 ayat 3 (p).
Pratomo, Teddy. 2009. Analisis Pengaruh Kepemilikan Saham dan Konsentrasi
Kepemilikan Terhadap Struktur Modal Serta Dampaknya Kepada Kinerja
Keuangan Perusahaan. Skripsi Departemen Ilmu Akuntansi FE UI. Tidak
Diterbitkan.
Wasef, Raden M. 2010. Pengaruh Variabel-Variabel Pembentuk Struktur
Kepemilikan terhadap Profitabilitas Perusahaan. Skripsi Departemen
Ilmu Administrasi FISIP. Tidak Diterbitkan.
Website:
http://static.republika.co.id
http://www.bisnis.com
http://www.idx.co.id
http://www.scribd.com
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Lampiran 1
Checklist Item Pengungkapan Informasi CSR
No .
KATEGORI (Total 78)
LINGKUNGAN
1 Pengendalian polusi kegiatan operasi; pengeluran riset & pengembangan untuk pengurangan polusi
2 Pernyataan yg menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan polusi
3 Pernyataan yg menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan dikurangi
4 Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan sumber alam, misalnya, reklamasi daratan atau reboisasi
5 Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi , minyak, air dan kertas
6 Penggunaan material daur ulang
7 Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang dibuat perusahaan
8 Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan
9 Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lin gkungan
10 Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah
11 Pengolahan limbah
12 Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak lingkungan perusahaan
13 Perlindungan lingkungan hidup
ENERGI
14 Menggunakan energi secarea lebih efisien dalam kegiatan operasi
15 Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi
16 Penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang
17 Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumi energi
18 Peningkatan efisiensi energi dari produk
19 Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
20 Kebijakan energi perusahaan
KESEHATAN DAN KESELAMATAN TENAGA KERJA
21 Mengurangi polusi, iritasi, atau risik dalam lingkungan kerja
22 Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau mental
23 Statistik kecelakaan kerja
24 Mentaati peraturan standar kesehatan dan keselamatan kerja
25 Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja
26 Menetapkan suatu komite keselamatan kerja
27 Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja
28 Pelayanan kesehatan tenaga kerja
LAIN-LAIN TENAGA KERJA
29 Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/orang cacat
30 Persentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang cacat dalam tingkat managerial
31 Tujuan penggunaan tenaga kerja wanita/orang cacat dalam pekerjaan
32 Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat
33 Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja
34 Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang pendidikan
35 Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja
36 Bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan
37 Perencanaan kepemilikan rumah karyawan 38 Fasilitas untuk aktivitas rekreasi 39 Presentase gaji untuk pensiun 40 Kebijakan penggajian dalam perusahaan 41 Jumlah tenaga kerja dalam perusahaan 42 Tingkatan managerial yang ada 43 Disposisi staff – dimana staff ditempatkan 44 Jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia mereka 45 Statistik tenaga kerja, misal: penjualan per tenaga kerja 46 Kualifikasi tenaga kerja yang direkrut 47 Rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja 48 Rencana pembagian keuntungan lain 49 Informasi hub manajemen dengan tenaga kerja dlm meningkatkan
kepuasan & motivasi kerja 50 Informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja & masa depan peruahaan
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
51 Laporan tenaga kerja yg terpisah 52 Hubungan perusahaan dgn serikat buruh 53 Gangguan dan aksi tenaga kerja 54 Informasi bagaimana aksi tenaga kerja dinegosiasikan 55 Kondisi kerja secara umum 56 Re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja 57 Statistik perputaran tenaga kerja PRODUK 58 Pengembangan produk perusahaan, termasuk pengemasannya 59 Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk 60 Informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki produk 61 Produk memenuhi standar keselamatan 62 Membuat produk lebih aman untuk konsumen 63 Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan 64 Peningkatan kebersihan/kesehatan dalam pengolahan dan penyiapan
produk 65 Informasi atas keselamatan produk perusahaan 66 Informasi mutu produk yg dicerminkan dalam penerimaan penghargaan 67 Informasi yg dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah meningkat
(misalnya ISO 9000) KETERLIBATAN MASYARAKAT 68 Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas masy,
pendidikan & seni 69 Tenaga kerja paruh waktu dari mahasiswa/pelajar 70 Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat 71 Membantu riset medis 72 Sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau pameran seni 73 Membiayai program beasiswa 74 Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat 75 Sponsor kampanye nasional 76 Mendukung pengembangan industri lokal UMUM 77 Tujuan/kebijakan perusahaan secara umum berkaitan dengan tanggung
jawab sosial perusahaan kepada masyarakat 78 Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain
yang disebutkan di atas
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Lampiran 2
Data Uji Sebelum dan Setelah White (Random Effect):
Sebelum White (Random Effect):
Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 3.354806 8 0.9102
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
EM 0.017648 -0.001889 0.000415 0.3376 ROA -0.123972 -0.100468 0.001813 0.5809 RDI 0.019146 0.008332 0.000292 0.5267 MO 0.418088 -0.210646 0.816791 0.4866 IO -0.019744 -0.015518 0.004915 0.9519
SIZE -0.007599 0.003196 0.000177 0.4171 LEV 0.000918 0.000186 0.000024 0.8803 FR 0.058415 0.018241 0.000781 0.1507
Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: SCORE Method: Panel Least Squares Date: 10/02/12 Time: 18:40 Sample: 2008 2010 Periods included: 3 Cross-sections included: 50 Total panel (balanced) observations: 150
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.232623 0.485716 -0.478929 0.6331 EM 0.017648 0.030292 0.582613 0.5616
ROA -0.123972 0.062753 -1.975577 0.0512 RDI 0.019146 0.017987 1.064466 0.2899 MO 0.418088 0.966929 0.432388 0.6665 IO -0.019744 0.073891 -0.267210 0.7899
SIZE -0.007599 0.014450 -0.525844 0.6003 LEV 0.000918 0.007395 0.124193 0.9014
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
FR 0.058415 0.047530 1.229010 0.2222
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.631124 Mean dependent var 0.073162 Adjusted R-squared 0.402581 S.D. dependent var 0.048006 S.E. of regression 0.037105 Akaike info criterion -3.465652 Sum squared resid 0.126663 Schwarz criterion -2.301539 Log likelihood 317.9239 Hannan-Quinn criter. -2.992710 F-statistic 2.761513 Durbin-Watson stat 3.480376 Prob(F-statistic) 0.000007
Setelah White (Random Effect):
Dependent Variable: SCORE Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 10/02/12 Time: 18:44 Sample: 2008 2010 Periods included: 3 Cross-sections included: 50 Total panel (balanced) observations: 150 Swamy and Arora estimator of component variances White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.237846 0.034020 -6.991262 0.0000 EM -0.001889 0.010191 -0.185385 0.8532
ROA -0.100468 0.022336 -4.497967 0.0000 RDI 0.008332 0.003797 2.194206 0.0299 MO -0.210646 0.126134 -1.670014 0.0971 IO -0.015518 0.010137 -1.530911 0.1280
SIZE 0.003196 0.002496 1.280335 0.2025 LEV 0.000186 0.001111 0.167269 0.8674 FR 0.018241 0.014836 1.229548 0.2209
Effects Specification S.D. Rho
Cross-section random 0.027771 0.3590 Idiosyncratic random 0.037105 0.6410
Weighted Statistics
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
R-squared 0.117550 Mean dependent var 0.044687 Adjusted R-squared 0.067482 S.D. dependent var 0.037786 S.E. of regression 0.036489 Sum squared resid 0.187729 F-statistic 2.347814 Durbin-Watson stat 2.416308 Prob(F-statistic) 0.021214
Unweighted Statistics
R-squared 0.167516 Mean dependent var 0.073162 Sum squared resid 0.285854 Durbin-Watson stat 1.586863
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
Lampiran 3
Dependent Variable: SCORE Method: Panel Least Squares Date: 11/23/12 Time: 20:43 Sample: 2008 2010 Periods included: 3 Cross-sections included: 50 Total panel (balanced) observations: 150
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.202706 0.070226 -2.886503 0.0045 EM -0.009780 0.023425 -0.417506 0.6769
ROA -0.096102 0.042142 -2.280411 0.0241 RDI 0.006991 0.004419 1.582154 0.1159 MO -0.338517 0.270047 -1.253550 0.2121 IO -0.018389 0.018251 -1.007580 0.3154
SIZE 0.003347 0.004458 0.750828 0.4540 LEV -0.002126 0.005596 -0.379858 0.7046 FR -0.005062 0.038222 -0.132444 0.8948 TP 0.022365 0.012644 1.768801 0.0791
R-squared 0.189316 Mean dependent var 0.073162 Adjusted R-squared 0.137201 S.D. dependent var 0.048006 S.E. of regression 0.044591 Akaike info criterion -3.318234 Sum squared resid 0.278369 Schwarz criterion -3.117525 Log likelihood 258.8676 Hannan-Quinn criter. -3.236693 F-statistic 3.632634 Durbin-Watson stat 1.654209 Prob(F-statistic) 0.000422
White cross section
Dependent Variable: SCORE Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 11/23/12 Time: 20:44 Sample: 2008 2010 Periods included: 3 Cross-sections included: 50 Total panel (balanced) observations: 150 Swamy and Arora estimator of component variances White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012
rank
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.217694 0.014969 -14.54305 0.0000 EM -0.001796 0.009364 -0.191848 0.8481 ROA -0.101079 0.023973 -4.216455 0.0000 RDI 0.007640 0.002469 3.094323 0.0024 MO -0.280290 0.211661 -1.324241 0.1876 IO -0.018393 0.013893 -1.323909 0.1877 SIZE 0.003167 0.002640 1.199414 0.2324 LEV 0.000338 0.001269 0.266426 0.7903 FR 0.017587 0.009229 1.905680 0.0587 TP 0.021804 0.040899 0.533113 0.5948
Effects Specification S.D. Rho
Cross-section random 0.027384 0.3526 Idiosyncratic random 0.037105 0.6474
Weighted Statistics
R-squared 0.128928 Mean dependent var 0.045080 Adjusted R-squared 0.072930 S.D. dependent var 0.037908 S.E. of regression 0.036499 Sum squared resid 0.186506 F-statistic 2.302387 Durbin-Watson stat 2.434397 Prob(F-statistic) 0.019196
Unweighted Statistics
R-squared 0.185757 Mean dependent var 0.073162 Sum squared resid 0.279591 Durbin-Watson stat 1.623905
Analisis pengaruh..., Ria Triska Handayani, FISIP UI, 2012