ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN...

13

Click here to load reader

Transcript of ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN...

Page 1: ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN ...eprints.undip.ac.id/35854/1/JURNAL_--_Ratna_Dwi_Kartika_Sari_(C2A... · Kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-13 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN MEBEL PADA CV. MEGA JAYA MEBEL SEMARANG

Ratna Dwi Kartika Sari, Sri Rahayu Tri Astuti 1

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851

ABSTRACT This study aims to determine the effect of the product quality, the perception of price, and

word of mouth communication of furniture purchasing decisions at the CV. Mega Jaya Mebel Semarang. The independent variables are product quality, perception of price, and word of mouth communication affect the purchase decision as the dependent variable.The population in this study are buyers of the CV. Mega Jaya Mebel in Semarang. Samples were taken of 100 respondents using a Probability sampling technique. Data was collected using a survey method through quetionnaires filled out by consumers. Then, the data obtained were analyzed using multiple regression analysis. This analysis includes the validity test, reliability test, classic assumption test, multiple regression analysis, hypothesis testing through the F test and t test, and coefficient of determination analysis (R2).

Based results, obtained regression equation: Y = 0,226 X1 + 0,347 X2 + 0,306 X3. Based on statical data analysis, the indicators in this research is valid and the variabels are reability. In testing the assumption of classical, model regression multikolonieritas, does not occur heterokedasitas, and normal distribution. Individually, the variables have a greater influence is Perceptions of Price variable with a regression coefficient 0,347, followed by Word of Mouth Communication variable with the regression coefficient 0, 306 and the variables have the least influence is Products Quality with the regression coefficient 0,226. The computation of hypothesis using the t test showed that the independent variable in meticulous proved significant. Then through the F test can be know that the independent variable is feasible to test Purchasing Decisions dependen variable. Figures adjusted R square of 0,505 indicates that 69,1% variable of consumer satisfaction can be explained by three independent variables in the regression quation. The remaining 49,5% is explained by other variable out side of the three variables used in this study. Keywords: Purchasing Decisions, Products Quality, Perceptions of Price, Word of Mouth Communication.

PENDAHULUAN Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan

adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas (reasonable) (Tjiptono, 1997:19). Kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi menjadi pedoman bagi setiap perusahaan untuk merancang strategi pemasaran yang tepat agar dapat memenuhi harapan setiap konsumen. Saat ini seiring berkembangnya teknologi, konsumen sudah semakin pintar dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Proses pengambilan keputusan konsumen ini sering kali melibatkan beberapa keputusan. Kotler dan Keller (2008:234) menjelaskan bahwa perusahaan yang cerdas akan mencoba memahami sepenuhnya proses pengambilan keputusan pelanggan, semua

1 Ratna Dwi Kartika Sari, Sri Rahayu Tri Astuti

Page 2: ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN ...eprints.undip.ac.id/35854/1/JURNAL_--_Ratna_Dwi_Kartika_Sari_(C2A... · Kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2

2

pengalaman mereka dalam belajar, memilih, menggunakan, bahkan dalam mendisposisikan produk.

Industri kecil dapat dikatakan sebagai salah satu solusi masyarakat untuk tetap bertahan untuk menghadapi krisis melalui pelibatan diri dalam aktivitas ekonomi terutama usaha yang berkarakteristik informal. Menurunnya pendapatan masyarakat tentu saja dapat mengurangi daya beli terhadap produk-produk yang sebelumnya banyak disuplai oleh usaha berskala besar (Nasikh, 2009:85). Perkembangan industri kecil mebel di Indonesia selama ini masih tetap eksis walaupun terjadi krisis ekonomi global dan sulitnya mencari bahan baku kayu (karena adanya pembatasan dalam penebangan kayu). Industri mebel Lokal disini masih menguasai 70% pasar mebel domestik. Tetapi pangsa pasar ini terancam oleh impor mebel asal China yang pertumbuhannya mencapai 200% per tahun dalam satu tahun terakhir. Peningkatan impor mebel asal China yang terjadi tiap tahun terutama untuk segmen mebel murah, untuk pasar menengah kebawah (BI, 2008:1).

Salah satu perusahaan mebel Indonesia yang masih tetap berdiri hingga sekarang adalah CV. Mega Jaya Mebel, yang bertempat di Jalan Candi Prambanan No.598 Pasadena, Semarang. Perusahaan mebel ini berfokus pada berbagai jenis produk kursi tamu dan sofa, tetapi CV. Mega Jaya juga menerima pesanan Meja Makan dan Almari Jati. Produk mebel yang di produksi kebanyakan menggunakan kayu jati dan Produk yang di hasilkan kebanyakan di kirim ke toko mebel-mebel besar di jawa tengah dan juga terdapat produk yang di kirim ke Kalimantan Tengah. Saat ini banyaknya perusahaan produsen mebel baru yang ada di sekitar Semarang. CV. Mega Jaya Mebel menyebabkan persaingan harga antar perusahaan produsen mebel. Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup pihak perusahaan harus senantiasa memahami perilaku konsumen secara menyeluruh, dimana di dalamnya termasuk proses pembelian konsumen.

Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, diantaranya kualitas produk, persepsi harga, dan komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication). Oleh karena itu untuk mengetahui sejauh mana faktor tersebut mempengaruhi keputusan pembelian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: (1) Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada CV. Mega Jaya Mebel di Semarang, (2) Untuk menganalisis pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian pada CV. Mega Jaya Mebel di Semarang, (3) Untuk menganalisis pengaruh komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication) terhadap keputusan pembelian pada CV. Mega Jaya Mebel di Semarang.

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Hubungan Antar Variabel a. Pengaruh Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian

Selnes (1993:21) mendefinisikan konsep produk yang berkaitan dengan reputasi produk sebagai persepsi dari kualitas produk/jasa yang hubungannya dengan nama produknya. Kualitas produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di pasar sasaran (target market) dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan, termasuk hal ini adalah benda, jasa, organisasi, tempat, orang, dan ide. Dalam hal ini perusahaan memusatkan perhatian mereka pada usaha untuk menghasilkan produk yang unggul dan terus menyempurnakan. Produk yang berkualitas tinggi merupakan salah satu kunci sukses perusahaan. Oleh karena itu Memperbaiki kualitas produk ataupun jasa merupakan tantangan yang penting bagi perusahaan dalam bersaing di pasar global. Perbaikan kualitas produk akan mengurangi biaya dan meningkatkan keunggulan bersaing, bahkan lebih jauh lagi, kualitas produk yang tinggi menciptakan keunggulan bersaing yang bertahan lama. Oleh karena itu kualitas merupakan faktor penting yang mendorong pertumbuhan ekonomis perusahaan-perusahaan di manapun di dunia ini dalam kontek pasar global.

Menurut Fandy Tjiptono (2000:54) kualitas produk mempunyai hubungan yang sangat erat dengan sikap konsumen, dimana kualitas produk memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka.

Hubungan kualitas produk yang diterapkan oleh perusahaan kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen. Kualitas produk yang diberikan perusahaan harus sesuai dengan jenis produk dan kondisi perusahaan, karena kesalahan dalam melakukan sistem pemasaran yang diberikan kepada konsumen dapat menurunkan tingkat keputusan pembelian konsumen, bahkan dapat

Page 3: ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN ...eprints.undip.ac.id/35854/1/JURNAL_--_Ratna_Dwi_Kartika_Sari_(C2A... · Kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3

3

berdampak pada image yang kurang baik bagi perusahaan dan memberi peluang kepada pesaing untuk masuk serta membuka kemungkinan konsumen akan beralih pada perusahaan pesaing.

b. Pengaruh Persepsi Harga dengan Keputusan Pembelian Persepsi harga (price perceptions) berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami

seluruhnya oleh konsumen dan memberikan makna yang dalam bagi mereka. Pergeseranpergeseran paradigma, dinamika gaya hidup, serta berbagai perubahan lingkungan lain telah memberi dampak pada bagaimana konsumen memandang harga produk/jasa yang akan dikonsumsinya. Harga menimbulkan berbagai interpretasi di mata konsumen. Konsumen akan memiliki interpretasi dan persepsi yang berbeda-beda tergantung dari karakteristik pribadi (motivasi, sikap, konsep diri, dsb), latar belakang (sosial, ekonomi, demografi, dll), pengalaman (belajar), serta pengaruh lingkungannya. Dengan demikian penilaian terhadap harga suatu produk dikatakan murah, mahal atau biasa saja, dari setiap individu tidaklah sama, karena tergantung persepsi individu yang dilatarbelakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu. Pelanggan dalam menilai harga suatu produk, bukan hanya dari nilai nominal secara absolut tetapi melalui persepsi pada harga. Suatu perusahaan perlu memonitor harga yang ditetapkan oleh para pesaing agar harga yang ditetapkan oleh perusahaan tidak terlalu tinggi atau sebaliknya, sehingga harga yang ditawarkan dapat menimbulkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian. Dalam bukunya, Angipora (2002:268) menyatakan bahwa suatu harga berpengaruh terhadap pembelian.

c. Pengaruh Word Of Mouth Communication dengan Keputusan Pembelian Definisi secara sederhana Word of Mouth atau WOM adalah tindakan penyedia informasi

apapun terkait produk oleh konsumen kepada konsumen lain. WOM menurut WOMMA (Word of Mouth Marketing Assoctation) adalah suatu aktifitas di mana konsumen memberikan informasi mengenai suatu merek atau produk kepada konsumen lain. Dan Word of Mouth Marketing adalah kegiatan pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan hingga menjual merek suatu produk kepada calon konsumen lainnya (Sumardy dkk., 2011:71).Dari seluruh media promosi baik itu Above The Line maupun Below The line, WOM merupakan aktivitas promosi yang tingkat pengendaliannya oleh pemasar sangat rendah tetapi memberikan dampak yang sangat luar biasa terhadap produk atau merek perusahaan. Perusahaan dapat mendorong dan memfasilitasi percakapan dari mulut ke mulut tersebut dengan terlebih dahulu memastikan bahwa produk atau merek dari perusahaan memang unik, inovatif dan patut menjadi conversation product sehingga terciptalah WOM yang positif yang pada ujungnya akan menghasilkan penjualan bagi perusahaan (Yosevina, 2008:13).

Sebuah penelitian yang ada dalam buku Rest In Peace Advertising menunjukan : 76% konsumen tidak percaya bahwa perusahaan menceritakan yang sebenarnya dalam iklan

mereka. 93% konsumen mempercayai referensi dari teman atau orang yang dikenal sebagai sumber

informasi yang paling kredibel dan layak dipercaya. 67% keputusan pembelian dipengaruhi oleh rekomendasi dari teman atau keluarga. 74% konsumen yang mendengar cerita jelek tentang sebuah merek dari temannya memutuskan

untuk tidak jadi membeli merek tersebut. WOM menjadi bagian penting dalam studi pemasaran mengingat bahwa komunikasi dalam

WOM mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Di sisi lain, kekuatan WOM juga bertambah mengingat bahwa manusia adalah makhluk sosial yang senang berinteraksi dan berbagi dengan sesamanya, termasuk masalah preferensi pembelian. WOM mampu menyebar begitu cepat bila individu yang menyebarkannya juga memiliki jaringan yang luas. WOM juga penting karena esensi pemasaran adalah mempromosikan dengan meyakinkan untuk kemudian diakhiri dengan keputusan pembelian. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang ingin dipecahkan (Ferdinand, 2006:25). Hipotesis bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok permasalahan serta tujuan penelitian. Maka dari uraian masalah yang ada, dapat dimunculkan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut :

Page 4: ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN ...eprints.undip.ac.id/35854/1/JURNAL_--_Ratna_Dwi_Kartika_Sari_(C2A... · Kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4

4

H1: Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, semakin tinggi kualitas produk maka semakin tinggi pula keputusan pembelian mebel di CV. Mega Jaya Mebel.

H2: Persepsi harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, semakin baik penerimaan dan anggapan konsumen mengenai harga yang diterima maka semakin tinggi pula keputusan pembelian mebel di CV. Mega Jaya Mebel.

H3: Komunikasi dari mulut ke mulut (Word of Mouth Communication) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, semakin tinggi komunikasi dari mulut ke mulut (Word of Mouth Communication) maka semakin tinggi pula keputusan pembelian mebel di CV. Mega Jaya Mebel.

METODE PENELITIAN 1. Variabel Penelitian

a. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian utama peneliti. Hakikat

sebuah masalah mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel dependen yang di gunakan dalam sebuah model (Ferdinand, 2006:26). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah: Keputusan Pembelian (Y).

b. Variabel Independen Variabel independen yang dilambangkan dengan X adalah variabel yang mempengaruhi

variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006:26). Variabel independen dalam penelitian ini adalah: - Kualitas Produk (X1) - Persepsi Harga (X2) - Komunikasi dari mulut ke mulut (Word of Mouth Communication) (X3)

2. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi: 1. Kualitas Produk (X1), Indikator yang digunakan adalah:

1. Produk bebas cacat 2. Desain dan penampilan 3. Tidak mudah rusak

2. Persepsi Harga (X2), Indikator yang digunakan adalah: 1. Keterjangkauan harga 2. Kesesuain harga dengan kualitas produk 3. Daya saing harga

3. Word of Mouth Communication (X3), Indikator yang digunakan adalah: 1. Menceritakan hal-hal positif 2. Merekomendasikan kepada orang lain 3. Mengajak dan membujuk konsumen lain

4. Keputusan Pembelian (Y), Indikator yang digunakan adalah: 1. Kemantapan pada Produk CV. Mega Jaya Mebel 2. Informasi tentang kualitas 3. Sesuai dengan keinginan dan kebutuhan

3. Penentuan Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Ferdinand, 2006:223). Populasi pada penelitian ini adalah konsumen yang membeli produk mebel CV. Mega Jaya mebel di Jalan Candi Prambanan No. 598 Pasadena Semarang.

Page 5: ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN ...eprints.undip.ac.id/35854/1/JURNAL_--_Ratna_Dwi_Kartika_Sari_(C2A... · Kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5

5

b. Sampel Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi. Subset ini

diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin meneliti seluruh anggota populasi, oleh karena itu harus membentuk sebuah perwakilan populasi yang disebut sampel.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Non Probability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Ferdinand, 2006:231).. Pengambilan sampel diambil dengan menggunakan metode jenis convenience sampling. Metode convenience sampling adalah metode pengumpulan sampel nonprobanility sampling yaitu dalam memilih sampel peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja (Sekaran, 2006). Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenalorang tersebut. Oleh karena itu, ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling (tidak sengaja). Jumlah sampel yang digunakan menggunakan rumus Slovin (Sugiono, 2004) sebagai berikut:

n=

Keterangan: n : Jumlah sampel. Z : Tingkat keyakinan yang dalam penentuan sampel 90%=1,96 moe : Margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi, disini ditetapkan sebesar

10%. Berdasarkan rumus di atas maka dapat dilihat ukuran sampel yang harus dicapai dalam penelitian ini adalah sebesar:

n= 1,962 = 3,8416 = 96,04 = 96

4(0,1)2 0,04

Berdasarkan rumus di atas, sampel yang dapat diambil dari populasi sebanyak 96 responden, dan untuk memudahkan penelitian maka diambil sampel sejumlah 100 responden dari konsumen yang membeli produk mebel CV. Mega Jaya Mebel, Jalan Candi Prambanan Raya No.598 Pasadena Semarang. 4. Jenis dan Sumber Data Data Primer

Data primer adalah data yang berasal langsung dari responden. Data responden sangat diperlukan untuk mengetahui tanggapan responden mengenai keputusan pembelian konsumen terhadap produk mebel CV. Mega Jaya Mebel yang dilihat dari kualitas produk, persepsi harga, dan Word of Mouth Communication. Dalam hal ini data diperoleh secara langsung dengan membagi kuesioner atau daftar pertanyaan kepada konsumen. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, berupa keterangan yang ada hubungannya dalam penelitian yang sifatnya melengkapi atau mendukung data primer. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data laporan penjualan dan daftar harga produk mebel CV. Mega Jaya Mebel.

5. Metode Pengumpulan Daya Data dikumpulkan menggunakan metode survey melalui kuesioner kepada konsumen yang

membeli produk mebel CV Mega Jaya Mebel. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang mencakup semua pernyataan dan pertanyaan yang akan digunakan untuk mendapatkan data, baik yang dilakukan melalui telepon, surat atau bertatap muka (Ferdinand, 2006:28). Pertanyaan – pertanyaan yang ada pada kuesioner bersifat terbuka dan tertutup. Skala yang digunakan untuk mengukur yaitu skala dengn interval 1-10, dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Penggunaan skala 1-10 (skala genap) dimaksudkan untuk menghindari jawaban responden yang cenderung memilih jawaban tengah sehingga akan menghasilkan respon yang mengumpul di tengah (grey area).

Page 6: ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN ...eprints.undip.ac.id/35854/1/JURNAL_--_Ratna_Dwi_Kartika_Sari_(C2A... · Kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6

6

6. Metode Analisis Data Kuantitatif a. Analisis Deskriptif

Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai responden penelitian ini, khususnya mengenai variabel-variabel penelitian yang digunakan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis indeks, untuk menggambarkan persepsi responden atas item-item pertanyaan yang diajukan. Teknik skoring yang dilakukan dalam penelitian ini adalah minimum 1 dan maksimum 10. Maka perhitungan indeks jawaban responden dilakukan dengan rumus sebagai berikut: Nilai indeks = ((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3) + (%F4x4) + (%F5x5) + (%F6x6) + (%F7x7) + (%F8x8) + (%F9x9) + (%F10x10)) /10 Dimana :F1 adalah frekuensi responden yang menjawab 1, dan seterusnya F10 untuk yang menjawab 10 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan. Oleh karena itu, angka jawaban responden tidak dimulai dari angka 0, tetapi mulai dari angka 1 untuk minimal dan maksimal adalah 10 dengan jumlah indikator 12, maka angka jawaban yang dihasilkan akan berangkat dari angka 12 hingga 120 sehingga diperoleh rentang sebesar 108. Dengan menggunakan kriteria tiga kotak (Three-box Method), maka rentang sebesar 108 dibagi tiga sehingga menghasilkan rentang sebesar 36 yang akan digunakan sebagai dasar interpretasi nilai indeks. Penggunaan 3 kotak (Three-box Method) terbagi sebagai berikut (Ferdinand, 2006:292) :

12,00 - 48,00 = Rendah 48,01 - 84,00 = Sedang 84,01 - 120,00 = Tinggi

b. Uji validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan keputusan pembelian CV. Mega Jaya Mebel. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total correlations) dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung > r tabel dan bernilai positif maka pertanyaan tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2006:49).

c. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari

variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil diukur sekali saja. Untuk mengetahui apakah suatu variabel reliabel atau tidak digunakan uji Alpha Cronbach. Apabila koefisien alpha (α) lebih besar dari 0.6 maka alat ukur dianggap handal (Ghozali, 2006:45).

7. Data Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji asumsi ini untuk menguji apakah variabel dependen, variabel independen, atau keduanya dari sebuah model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal.

b. Uji Multikolinieritas Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2006:97).

c. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi

ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Heteroskedastisitas. Jika titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y tanpa membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006:125).

Page 7: ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN ...eprints.undip.ac.id/35854/1/JURNAL_--_Ratna_Dwi_Kartika_Sari_(C2A... · Kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 7

7

d. Analisis Regresi Berganda Analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lebih dari satu

variabel bebas terhadap satu variabel terikat (Ghozali,2006:85), yaitu : Y = a + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e Keterangan : Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta β1, β2 = Koefisien Regresi X1 = Kualitas Produk X2 = Persepsi Harga X3 = Word of Mouth Communication e = Kesalahan Estimasi Standar

8. Uji Hipotesis Dilakukan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual

secara statistik, setidaknya hal ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t (Ghozali,2006:)

a. Pengujian secara parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah

variabel X1, X2, X3 (Motivasi Pelanggan, Harga, Kelompok Acuan) yang benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y (Loyalitas Pelanggan).secara terpisah atau parsial (Ghozali, 2006).

b. Uji F (Pengujian Signifikansi Secara Simultan) Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat siginifikansi pengaruh

variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).

c. Koefisien Determinasi (R²) Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan sebuah

model menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pengujian Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji keabsahan dari kuesioner yang digunakan untuk mengukur suatu variabel.

Hasil Pengujian Validitas Variabel/item r-hitung r-tabel Keterangan Kualitas Produk (X1)

q1 0,738 0.197 Valid q2 0,747 0,197 Valid q3 0,814 0,197 Valid

Persepsi Harga (X2) q1 0,822 0,197 Valid q2 0.778 0,197 Valid q3 0,662 0,197 Valid

Komunikasi Word of Mouth (X3) q1 0,846 0,197 Valid q2 0,892 0,197 Valid q3 0,902 0,197 Valid

Page 8: ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN ...eprints.undip.ac.id/35854/1/JURNAL_--_Ratna_Dwi_Kartika_Sari_(C2A... · Kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 8

8

Keputusan Pembelian (Y) q1 0,841 0,197 Valid q2 0,764 0,197 Valid q3 0,700 0,197 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa semua item indikator tersebut dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih besar dari pada nilai r tabel yaitu lebih besar dari 0,197.

2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu

gejala/kejadian. Menurut Nunnaly (1967) dalam Ghozali (2006:42), suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6. Adapun hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel berikut ini :

Hasil Ringkasan Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Keterangan Kualitas Produk (X1) 0,644 Reliabel Persepsi Harga (X2) 0,627 Reliabel Komunikasi Word of Mouth (X3) 0,846 Reliabel

Keputusan Pembelian (Y) 0,652 Reliabel Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel. Dengan demikian item-item pada masingmasing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan terhadap residual regresi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan grafik P-P Plot. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan indepedennya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas menghasilkan grafik normal probability plot yang tampak pada Gambar berikut :

Uji Normalitas

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa grafik normal probability plot of regression standardized menunjukan pola grafik yang normal. Hal ini terlihat dari titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

Page 9: ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN ...eprints.undip.ac.id/35854/1/JURNAL_--_Ratna_Dwi_Kartika_Sari_(C2A... · Kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 9

9

b. Uji Multikolinearitas Hasil pengujian VIF dari model regresi adalah sebagai berikut :

Hasil Pengujian Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Keterangan

Kualitas Produk (X1) 0.755 1.324 Tidak ada Multikolinier Persepsi Harga (X2) 0.622 1.609 Tidak ada Multikolinier Komunikasi Word of Mouth (X3) 0.601 1.664 Tidak ada Multikolinier

Sumber: Data primer yang diolah, 2012 Dari pengujian menunjukan bahwa nilai tolerance dari seluruh variabel dependen lebih

besar dari 0,1 dan nilai VIF semua variabel dependen lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa data bebas dari masalah multikolinearitas, yang berarti bahwa semua variabel tersebut dapat digunakan sebagai variabel yang saling independen.

c. Uji Heterokedastisitas Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu

pada grafik scatterplots antara SRESID dan ZPRED, di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Berikut ini diagram heteroskedastisitas sebagai hasil dari penelitian yang telah dilakukan:

Uji Heterokedastisitas

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Hasil scatterplots dalam penelitian ini tidak membentuk pola tertentu karena titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4. Uji Regresi Berganda Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier untuk pembuktian hipotesi

penelitian. Analisis ini akan menggunakan input berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner dan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 17.0.

Hasil Analisis Regresi Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Beta Std. Error Beta 1 (Constant) 6.588 1.764 3.735 .000

Kualitas Produk (X1) .201 .073 .226 2.775 .007 Persepsi Harga (X2) .331 .086 .347 3.871 .000 Komunikasi Word of Mouth (X3) .221 .066 .306 3.359 .001

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y) Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Page 10: ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN ...eprints.undip.ac.id/35854/1/JURNAL_--_Ratna_Dwi_Kartika_Sari_(C2A... · Kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 10

10

Dari hasil tersebut apabila ditulis persamaan regresi dalam bentuk standardized coefficient sebagai berikut :

Y = 0.226 X1 + 0.347 X2 + 0.306 X3

Keterangan: Y : Keputusan Pembelian X1 : Kualitas Produk X2 : Persepsi Harga X3 : Word of Mouth Communication

Dari persamaan tersebut dapat terlihat bahwa semua variabel bebas (kualitas produk, persepsi harga, dan word of mouth communication) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian mebel pada CV. Mega Jaya Mebel Semarang.

5. Pengujian Hipotesis Ketetapan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fitnya,

setidaknya ini dapat diukur dengan nilai F, uji t, dan nilai koefisien determinasi. 1. Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi ada tidaknya pengaruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya (dependen). Berdasarkan hasil uji F pada tabel ANOVA pada Tabel 4 didapatkan F hitung sebesar 34,700 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena Fhitung > Ftabel (34,700 lebih besar dari 2,70) dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi keputusan pembelian (Y) atau dikatakan bahwa variabel kualitas produk (X1), persepsi harga(X2), dan word of mouth communication (X3) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap variabel keputusan pembelian (Y).

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 221.018 3 73.673 34.700 .000a Residual 203.822 96 2.123 Total 424.840 99

a. Predictors: (Constant), Komunikasi Word of Mouth (X3), Kualitas Produk (X1), Harga (X2) b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

2. Uji t (Uji Parsial) Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas secara parsial

atau individual menerangkan variabel terikat. Hasil Uji t

Vaiabel Bebas t hitung Signifikansi Kualitas Produk (X1) 2.775 0.007 Persepsi Harga (X2) 3.871 0.000 Word of Mouth Communication (X3) 3.359 0.001

Sumber : data primer yang diolah, 2012 Hasil analisis uji t adalah sebagai berikut :

a. Nilai uji t pada variabel Kualitas Produk (X1) adalah sebesar 2,775 dengan tingkat signifikansi 0,007. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05 , didapat t tabel sebesar 1,985. Ini berarti t hitung > t tabel, dan nilai signifikansi sebesar 0,007 < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Variabel Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian atau H1 diterima.

Page 11: ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN ...eprints.undip.ac.id/35854/1/JURNAL_--_Ratna_Dwi_Kartika_Sari_(C2A... · Kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 11

11

b. Nilai uji t pada variabel Persepsi Harga (X2) adalah sebesar 3,871 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05 , didapat t tabel sebesar 1,985. Ini berarti t hitung > t tabel, dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Variabel Persepsi Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian atau H2 diterima.

c. Nilai uji t pada variabel Word of Mouth Communication (X3) adalah sebesar 3,359 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan menggunakan batas sisnifikansi 0,05 , didapat t tabel sebesar 1,985. Ini berarti t hitung > t tabel, dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Variabel Word of Mouth Communication berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian atau H3 diterima.

3. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2001:83). Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Hasil Uji Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .721a .520 .505 1.45710 a. Predictors: (Constant), Komunikasi Word of Mouth (X3), Kualitas Produk (X1), Harga (X2) b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)

Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,505. Hal ini

berarti 50,5% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel kualitas produk, persepsi harga, dan word of mouth communication, sedangkan sisanya yaitu 49,5% keputusan pembelian dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model regresi yang diperoleh.

KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini serta sesuai dengan tujuan penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil dari uji regresi menunjukkan bahwa ketiga variabel independen, yaitu kualitas produk, persepsi harga dan word of mouth communication, memiliki nilai positif. Artinya, semakin baik kualitas produk, persepsi harga dan word of mouth communication maka keputusan pembelian mebel pada CV. Mega Jaya Mebel akan semakin tinggi.

2. Variabel persepsi harga berpengaruh paling besar, yaitu sebesar 0,347 terhadap keputusan pembelian mebel pada CV. Mega Jaya Mebel, diikuti variabel word of mouth communication sebesar 0,306, dan kualitas produk yang memiliki pengaruh paling kecil sebesar 0,226.

3. Hasil uji F, secara simultan ketiga variabel independen yaitu kualitas produk, persepsi harga dan word of mouth communication berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.

4. Hasil uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel kualitas produk, persepsi harga dan word of mouth communication berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai signifikansi masing-masing 0,007; 0,000; dan 0,001.

5. Uji koefisien determinasi sebesar 0,505 menunjukkan bahwa variabel keputusan pembelian mebel pada CV. Mega Jaya Mebel Semarang dapat dijelaskan 50,5% oleh variabel kualitas produk, persepsi harga dan word of mouth communication. Sedangkan sisanya 49,5% dipengaruhi variabel lain di luar penelitian ini.

Page 12: ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN ...eprints.undip.ac.id/35854/1/JURNAL_--_Ratna_Dwi_Kartika_Sari_(C2A... · Kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 12

12

Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka terdapat beberapa hal

yang dapat diajukan oleh pihak manajemen CV. Mega Jaya Mebel Semarang untuk dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen.

Saran

No. Variabel Saran 1. Saran untuk perusahaan:

a. Variabel Persepsi harga sebagai variabel pertama yang mempengaruhi keputusan pembelian

- Meningkatkan daya saing perusahaan CV.

Mega Jaya Mebel dengan memonitor harga yang diterapkan oleh para pesaingnya.

- Memperhatikan harga yang ditawarkan yang didukung dengan produk yang berkualitas.

- Memberikan potongan harga dan program cicilan yang dapat meringankan konsumen.

b. Variabel Word of mouth communication sebagai variabel kedua yang mempengaruhi keputusan pembelian

- Memanfaatkan media jejaring sosial dan blog tempat konsumen memberikan kritik dan saran.

- Menciptakan desain produk mebel yang bagus, unik, dan berkualitas sehingga patut menjadi conversation product sehingga tercipta WOM positif.

- Memberikan hadiah/penghargaan berupa diskon dan potongan harga tertentu kepada konsumen yang dapat mengajak konsumen lain untuk membeli produk CV. Mega Jaya Mebel.

c. Variabel kualitas produk sebagai variabel ketiga yang mempengaruhi keputusan pembelian

- Lebih sering Mengupdate desain-desain produk yang dapat menarik minat konsumen.

- Meningkatkan kualitas produk dengan menggunakan bahan-bahan baku yang berkualitas.

- Melakukan pengecekan dan penyetelan ulang produk yang akan dikirim kekonsumen agar produk bebas cacat.

2. Saran Penelitian yang akan datang - Menambah variabel independen lainnya selain kualitas produk, persepsi harga dan word of mouth communication yang tentunya dapat mempengaruhi variabel dependen keputusan pembelian.

- Pengambilan sampel dan daerah yang digunakan untuk menyebar kuesioner menggunakan obyek lokasi yang lebih luas dan merata diseluruh kota semarang.

- Pemantauan pengisian kuesioner agar tidak ada jawaban yang kosong dan tidak terjadi kesalahan dalam pengisian

Page 13: ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN ...eprints.undip.ac.id/35854/1/JURNAL_--_Ratna_Dwi_Kartika_Sari_(C2A... · Kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 13

13

REFERENSI

Angipora, Marius P. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Direktorat Kredit, BPR dan UMKM, BI. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPOK):

Furniture Kayu. Jakarta. Ferdinand, Agusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit

UNDIP. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit UNDIP. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas,

Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Nasikh. 2009. Model Optimalisasi Faktor Produksi Usaha Industri Kecil Mebel Kayu Jati

di Pasuruhan Jawa Timur. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 11, No. 1, hal. 85-93.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Selnes, Fred. 1993. An Examination of The Effect of Product Performance On Brand

Reputation, Satisfaction, and Loyality. European Journal of Marketing. Vol. 27, No.9, hal. 19-35.

Sugiono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabet. Sumardy., Marlin Silviana, dan Melina Melone. 2011. The Power of Mouth Marketing.

Jakarta: Gramedia. Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Tjiptono, Fandy. 2000. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi. Yosevina, Christina. 2008. “Word of Mouth Bukan Sekedar Ngerumpi.” PMPM. Vol 11.

No.4, hal. 5-13.