ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI, KOMPENSASI, DAN BEBAN...
Transcript of ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI, KOMPENSASI, DAN BEBAN...
ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI,
KOMPENSASI, DAN BEBAN KERJA TERHADAP
KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PT BANK
SYARIAH MANDIRI KCP KARTASURA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh GelarSarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
NURMA SUSILOWATI
NIM 21314038
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nurma Susilowati
NIM : 21314038
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Prodi : S1 Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Pengaruh kompetensi, kompensasi
dan beban kerja terhadap kinerja karyawan dengan motivasi kerja sebagai variabel
intervening pada PT Bank Syariah Mandiri (BSM) KCP Kartasura” benar bebas
dari plagiat, dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedian
menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagai mestinya.
Salatiga, 05 September 2018
Yang membuat pernyataan
Nurma Susilowati
NIM. 21314038
MOTO
Barang siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil
(Man Jadda Wajada)
Barang Siapa bersabar pasti beruntung
(Man Shabara Zhafira)
Barang Siapa menapaki jalan-Nya akan sampai ke tujuan
(Man Sara Ala Darbi Washala)
Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya
Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya.
(QS An-Najm : 39-40)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini selesai atas ridho dari sang maha pencipta Allah SWT yang telah memberi
karunia dan nikmat yang tak terhingga , dan saya persembahkan kepada:
Bapak Sugiarto dan Ibu Prihati, yang telah membimbing, mendidik, mencurahkan
segala usaha dan doanya serta kasih sayang tanpa mengenal lelah demi masa depan
penulis.
Suami saya Muhammad Shoim Nur Fajri, yang telah banyak membantu,
menyemangati dan setia menemani saat apapun.
Malaikat kecilku Najma Adzkiya Wibawa, penyemangat setiap hari.
Bapak As’adi dan Ibu Siti Khoeriyah yang senantiasa mendoakan dan membimbing
Adik Bela, dan semua keluarga besarku yang sudah ikut membantu
Sahabat-sahabat ku tersayang Aini Afifatun, Rieska Amalia, Citra Rarasati, Naya
Urbah, Faradela, Devi, Resa, Sely, Aidha, Aris Lukman, Mas Hajir, Retno, Rohmi
terimakasih atas support dan bantuannya
Bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis islam IAIN Salatiga yang selalu
membimbing dan mengajarkan saya banyak ilmu sampai skripsi ini dapat
terselesaikan.
Teman –teman seperjuangan PS-S1 ANGKATAN 2014
semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
ABSTRAK
Susilowati, Nurma. 2018. Analisis Pengaruh Kompetensi, Kompensasi dan Beban
kerja terhadap kinerja karyawan BSM KCP Kartasura dengan motivasi kerja
sebagai variabel intervening tahun 2018 . Skripsi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam. Program studi S1- Perbankan Syariah. Institut Agama Islam
Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Ahmad Mifdhol Muthohar, Lc.,
M.S.I.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji : (1) Pengaruh kompetensi terhadap
kinerja karyawan (2) Pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan (3) Pengaruh
beban kerja terhadap kinerja karyawan (4) Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan (5) Pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan melalui motivasi
kerja sebagai variabel intervening (6) Pengaruh kompensasi terhadap kinerja
karyawan melalui motivasi kerja sebagai variabel intervening (7) Pengaruh beban
kerja terhadap kinerja karyawan melalui motivasi kerja sebagai variabel
intervening.
Penelitian ini adalah penelitian kuntitatif menggunakan data primer, populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan BSM KCP Kartasura pada tahun
2018. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh, yaitu
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil. Istilah lain dari sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan
kepada karyawan BSM KCP Kartasura pada tahun 2018. Data yang diperoleh
kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 22. Analisis ini
meliputi uji reliabilitas, uji validitas, , uji statistik melalui uji ttes, Ftes serta koefisien
determinan (R2), uji asumsi klasik dan uji Path Analysis. Hasil Uji Ttes
menunjukkan bahwa secara parsial variabel kompensasi, kompensasi, beban kerja
dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari
hasil uji Path menunjukkan bahwa Kompetensi dan beban kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan motivasi kerjasebagai variabel
intervening. Sedangkan kompensasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
kinerja karyawan dengan motivasi kerja sebagai variabel intervening.
Kata kunci : Kompetensi, Kompensasi, Beban Kerja, Motivasi, Kinerja
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya yang sangat melimpah kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh
gelar strata satu (S1) dalam program studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Salatiga. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis
ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan
bantuan dalam berbagai bentuk. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan
kepada :
1. Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku rektor Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
3. Fetria Eka Yudianan, S.E M.Si., selaku ketua Program Studi Perbankan
Syariah
4. Dr. Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc., M.S.I. selaku dosen pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam
Negeri Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh karyawan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) KCP Kartasura yang
telah membantu memperlancar proses penelitian.
7. Kedua orang tua, suami, serta keluarga yang telah memberikan dorongan
moril, spiritual maupun materil serta doa restunya dalam penyusunan
penelitian ini.
8. Teman-teman Perbankan Syariah S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis islam
angkatan 2014.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas
dukungan dan bantuannya selama ini sehingga karya sederhana ini dapat
terwujud dan bermanfaat untuk kepentingan bersama.
Penulis menyadari bahwa proses pembuatan skripsi ini tidaklah mudah dan
memiliki banyak kendala. Sehingga penyusunan skripsi ini sangatlah jauh dari
kesempurnaan dan tak luput dari kekurangan-kekurangan.
Dengan rendah hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dan memperbaiki karya ilmiah ini sehingga menjadi lebih baik
dalam penyusunan dimasa mendatang.
Salatiga, 05 September 2018
Yang membuat pernyataan
Nurma Susilowati
NIM.21314038
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................. Error! Bookmark not defined.
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................... Error! Bookmark not defined.i
PENGESAHAN ...................................................Error! Bookmark not defined.ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........... Error! Bookmark not defined.v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.......................................................................v
MOTO ................................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii
ABSTRAK ......................................................................................................... viiiii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI ..............................................................................10
A. Telaah Pustaka ...................................................................................................... 10
B. Kerangka Teori ..................................................................................................... 18
1. Kompetensi ....................................................................................................... 18
2. Kompensasi ....................................................................................................... 30
3. Beban Kerja ...................................................................................................... 36
4. Kinerja............................................................................................................... 40
5. Motivasi Kerja .................................................................................................. 48
C. Kerangka Penelitian .............................................................................................. 55
D. Hipotesis ............................................................................................................... 56
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................68
A. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 68
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................ 68
C. Populasi dan Sampel. ............................................................................................ 66
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 66
E. Skala Pengukuran .................................................................................................. 67
F. Definisi Konsep dan Operasional ......................................................................... 69
G. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 74
H. Uji Instrumen Penelitian ....................................................................................... 74
1. Uji Reliabilitas dan Validitas ............................................................................ 75
2. Uji Statistik ....................................................................................................... 76
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 78
4. Analisis dengan Path Analysis .......................................................................... 80
I. Alat analisis ........................................................................................................... 81
BAB IV ANALISIS DATA ..................................................................................83
A. Deskripsi Obyek Penelitian ................................................................................... 83
1. Sejarah Berdirinya BSM Syariah ...................................................................... 83
2. Struktur Organisasi BSM KCP Kartasura ......................................................... 84
3. Visi dan Misi BSM Syariah .............................................................................. 84
B. Identitas Responden .............................................................................................. 85
1. Jenis Kelamin Responden ................................................................................. 85
2. Usia ................................................................................................................... 86
3. Pendidikan Terakhir .......................................................................................... 87
4. Statistik Deskripsi ............................................................................................. 88
C. Analisis Data ......................................................................................................... 89
1. Hasil Uji Kualitas Data ..................................................................................... 89
2. Uji Statistik ....................................................................................................... 92
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 97
4. Analisis dengan Path Analysis ........................................................................ 101
D. Pembahasan Pengujian Hipotesis ........................................................................ 107
BAB V PENUTUP ..............................................................................................115
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 115
B. Saran ................................................................................................................... 116
C. Kelemahan Penelitian ......................................................................................... 117
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................118
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 13
Tabel 2. 2 Hipotesis Penelitian.............................................................................. 64
Tabel 3. 1 Variabel dan Indikator Penelitian ........................................................ 72
Tabel 4. 1 Jenis Kelamin ....................................................................................... 86
Tabel 4. 2 Usia ...................................................................................................... 86
Tabel 4. 3 Pendidikan Terakhir ............................................................................. 87
Tabel 4. 4 Statistik Deskripsi ................................................................................ 88
Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas ................................................................................ 90
Tabel 4. 6 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 91
Tabel 4. 7 Hasil Uji Determinasi R2...................................................................... 92
Tabel 4. 8 Hasil Uji Ftes ......................................................................................... 93
Tabel 4. 9 Hasil Uji Ttes ......................................................................................... 94
Tabel 4. 10 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis ........................................................... 96
Tabel 4. 11 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................ 98
Tabel 4. 12 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 99
Tabel 4. 13 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 100
Tabel 4. 15 Hasil Uji Model Summary 1 ............................................................ 101
Tabel 4. 16 Hasil Uji Coefficients 1.................................................................... 102
Tabel 4. 17 Hasil Uji Model Summary 2 ............................................................ 103
Tabel 4. 18 Hasil Uji Coefficients 2.................................................................... 103
Tabel 4. 19 Hasil Penelitian ................................................................................ 114
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Model penelitian ............................................................................... 56
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi ........................................................................... 84
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan syariah di Indonesia yang masih muda pada umumnya
dituntut untuk bersaing dengan perbankan konvensional. Perbankan syariah
sebagai lembaga intermediasi keuangan juga dituntut untuk menggerakkan
roda perekonomian bangsa, akan tetapi terdapat problema yang muncul
yaitu sedikitnya manusia yang berminat menanamkan modalnya pada bank
syariah. Hal ini disebabkan berbagai faktor salah satunya dikarenakan bank
syariah belum besar dan belum mempunyai brand image yang kuat sehingga
masyarakat kurang percaya terhadap eksistensi bank syariah.
Perbankan syariah untuk dapat bersaing dengan industri atau
perusahaan yang sejenis lainnya, perusahaan harus mempunyai keunggulan
yang kompetitif yang salah satunya dapat diperoleh dari karyawan, karena
karyawan masih menjadi sorotan bagi perusahaan untuk tetap dapat
bertahan di era globalisasi. Karyawan mempunyai peran utama dalam
organisasi maupun perusahaan, walaupun didukung dengan sarana dan
prasarana serta sumber dana yang berlebih, tetapi tanpa dukungan karyawan
yang handal kegiatan perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal
ini menunjukkan bahwa karyawan mempunyai kunci pokok yang harus
diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sebagai
kunci pokok karyawan akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan
perusahaan. Perusahaan dituntut untuk memperoleh, mengembangkan dan
mempertahankan karyawan yang berkualitas agar sesuai dengan dinamika
lingkungan yang selalu berubah.
Hal ini semakin jelas karena peran karyawanlah yang dapat
menentukan maju mundurnya serta hidup matinya suatu perusahaan.
Rendahnya karyawan menyebabkan turunnya suatu kinerja, yang secara
tidak langsung ditentukan oleh kompetensi. Kinerja adalah suatu keadaan
yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan managemen dalam
mencapai tujuan. Tingkat keberhasilan tersebut meliputi indikator kuantitas
kerja, kualitas kerja yang baik serta ketepatan waktu dalam menyelesaikan
pekerjaan, untuk mencapai kinerja yang baik perlu didukung oleh karyawan
yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan sehingga dapat memperoleh
hasil yang efektif dan efisien. Salah satu pendukung kinerja adalah
kompetensi.
Kompetensi sendiri dapat diartikan sebagai karakteristik dasar
seseorang yang terdiri dari pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill)
dan sikap (Attitude) yang ada hubungan sebab akibatnya dengan prestasi
kerja yang baik, dengan mengevaluasi kompetensi yang dimiliki
seseorang,maka akan dapat memprediksi hasil kinerja seseorang. Sesuai
dengan definisi Klemp (1980), kompetensi merupakan karakteristik
mendasar seseorang yang menghasilkan kinerja unggul dan efektif dalam
suatu pekerjaan. Oleh karena itu dengan kompetensi yang baik maka
motivasi kerja seseorang dapat meningkat lebih baik lagi sehingga dapat
tercapai kinerja yang baik seperti yang dikemukakan oleh para ahli
Herzberg yang dikutip oleh Anoraga (2009) dimana menurut para ahli
bahwa kompetensi dan budaya organisasi merupakan beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja. Hal serupa juga dikemukakan oleh Colquitt,
Le Pene, Wesson (2009) dimana menurut Wesson terdapat beberapa hal
yang mempengaruhi motivasi yaitu Organizational Mechanism yang
didalamnya termuat budaya organisasi, kemudian individual characteristic
yang didalamnya terdapat kompetensi dan yang terakhir adalah Group
Mechanism.
Tidak hanya faktor kompetensi karyawan yang harus di
kembangkan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Namun perusahaan juga harus memperhatikan pula faktor pemberian
kompensasi sebagai sebagai salah satu motif bagi karyawan untuk bekerja.
Pemberian kompensasi bagi karyawan merupakan kewajiban bagi
perusahaan yang harus dipenuhi tepat waktu, dilakukan secara adil dan
berdasarkan hasil kerja. Kompensasi merupakan segala sesuatu yang
diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Menurut
Simamora (1997) dalam Firmandari (2014), kompensasi terdiri dari
kompensasi financial (bayaran pokok, bayaran prestasi, bayaran insentif,
bayaran tertangguh, bayaran diluar jam kerja, fasilitas) dan kompensasi
nonfinancial (pekerjaan dan lingkungan kerja).
Pemberian kompensasi dari perusahaan merupakan salah satu faktor
penting yang berpengaruh di dalam pemilihan untuk bekerja di sebuah
organisasi. Pemberian kompensasi yang tepat bagi keinginan karyawan
maupun kemampuan perusahaan, akan menciptakan hubungan kerjasama
yang sehat untuk kemajuan kinerja perusahaan. Selain itu, kompensasi yang
sesuai dengan keinginan karyawan atas pekerjaannya dapat memotivasi
karyawan dan dapat memacu semangat karyawan untuk bekerja lebih baik
dari waktu ke waktu, sehingga memberikan pengaruh positif terhadap
peningkatan kerja karyawan. Sejalan dengan yang dikemukakan
Notoatmodjo (1998: 119) dalam Mudayana (2016: 3) yang berpendapat
bahwa tujuan pemberian kompensasi adalah salah satunya untuk
memotivasi karyawan agar dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi.
Faktor lainnya selain kompetensi dan kompensasi yang
mempengaruhu kinerja adalah beban kerja. Istilah beban kerja sering
ditafsirkan sebagai suatu hal yang memberatkan atau menekanbagi
kehidupan seseorang. Beban kerja menurut Cohen dalam Iskandar (2012:
29) merupakan kondisi pekerjaan yang dirasakan oleh pekerja yang
berkaitan dengan faktor-faktor situasional yang terdiri dari faktor
lingkungan fisik dan lingkungan psikis. Beban kerja yang dipersepsi
sebagian pegawai semakin besar sehingga menurunkan motivasi kerja. Hal
ini sejalan dengan pendapat Michael G dalam Iskandar (2012: 28) yang
mengemukakan bahwa jika pegawai menghayati pekerjaan sebagai beban
kerja sehingga pegawai mengalami ketegangan di dalam pekerjaan karena
kemampuannya tidak sesuai dengan tuntutan organisasi hal ini akan
berdampak pada perilaku yang ditampilkan oleh pegawai yaitu perilaku
tidak efektif dalam bekerja seperti malas, menghindari tugas atau rendahnya
motivasi dan kinerja pegawai.
Motivasi mendorong suatu perilaku untuk menemukan tujuan-
tujuan tertentu yang apabila tercapai akan memenuhi kebutuhan itu dan
mendorong pengurangan tegangan. Oleh karena itu, dengan motivasi
kebutuhan individu akan disessuaikan dengan tujuan dan sasaran organisasi.
Semakin termotivasi dalam bekerja, maka pegawai BNI Syariah Kantor
Cabang Surakarta akan bekerja dengan rasa tenang, dan yang lebih penting
lagi dapat menciptakan kinerja yang baik.
Perusahaan yang menjadi obyek penelitian ini adalah BSM KCP
Kartasura. Sejak awal beroperasi hingga kini, BSM KCP Kartasura
menunjukkan perubahan yang signifikan. Di samping komitmen pemerintah
terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat, kesadaran
terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat
dan motivasi kerja yang tinggi, tentunya itu semua didukung dengan adanya
sumber daya yang berkulitas. Karyawan yang bekerja di BSM KCP
Kartasura memiliki tanggung jawab, ketaatan pada peraturan-peraturan
yang diiringi dengan motivasi kerja yang tinggi, yang didukung dengan
adanya pemberian kompensasi, kompetensi yang unggul, beban kerja yang
dapat terselesaikan dengan baik.
Berdasarkan fenomena diatas, maka dari itu penulis tertarik untuk
melalukan penelitian tentang “Pengaruh kompetensi, kompensasi dan beban
kerja karyawan terhadap kinerja karyawan dengan motivasi sebagai variabel
intervening pada BSM KCP Kartasura”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, masalah
yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan BSM
KCP Kartasura?
2. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan BSM
KCP Kartasura?
3. Apakah beban kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan BSM KCP
Kartasura?
4. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan BSM
KCP Kartasura?
5. Apakah kompetensi berpengaruh terhadap motivasi kerja pada BSM
KCP Kartasura?
6. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap motivasi kerja pada BSM
KCP Kartasura?
7. Apakah beban kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja pada BSM
KCP Kartasura?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan dari penelitian
ini sebagai berikut :
1. Menganalisis dan mengetahui pengaruh kompetensi terhadap kinerja
karyawan BSM KCP Kartasura.
2. Menganalisis dan mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja
karyawan BSM KCP Kartasura.
3. Menganalisis dan mengetahui pengaruh beban kerja terhadap kinerja
karyawan BSM KCP Kartasura.
4. Menganalisis dan mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan BSM KCP Kartasura.
5. Menganalisis dan mengetahui pengaruh kompetensi terhadap motivasi
kerja pada BSM KCP Kartasura.
6. Menganalisis dan mengetahui pengaruh kompensasi terhadap motivasi
kerja pada BSM KCP Kartasura.
7. Menganalisis dan mengetahui pengaruh beban kerja terhadap motivasi
kerja pada BSM KCP Kartasura.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Bagi Peneliti, berharap dari penelitian ini akan mampu menambah
wawasan serta lebih memahami teori-teori yang didapat selama proses
perkuliahan.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Almamater
Penelitian ini dapat menambah referensi yang ada dan dapat
digunakan semua pihak yang membutuhkan, juga diharapkan
dapat memberikan sumbangan pemikiran terutama dalam ilmu
perbankan dan ekonomi bisnis islam.
b) Bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan
kepustakaan yang merupakan informasi tambahan yang berguna
bagi pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pihak-pihak yang mempunyai permasalahan yang sama atau
ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.
E. Sistematika Penulisan
Adanya sistematika penulisan adalah untuk mempermudah
pembahasan dalam penulisan. Sistematika penulisan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan. Bab ini memaparkan beberapa sub bab yang
terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
serta sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori. Bab ini memaparkan tentang telaah pustaka
yang berisi ringkasan penelitian terdahulu yang memberikan gambaran
posisi penelitian terhadap penelitian yang lain kemudian kerangka teori,
kerangka penelitian, dan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian. Bab ini memaparkan tentang jenis
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode
pengambilan data, skala pengukuran, definisi konsep dan operasional,
instrumen penelitian, uji instrumen penelitian dan alat penelitian.
Bab IV Analisis Data. Bab ini memaparkan tentang definisi obyek
penelitian analisis dalam penelitian serta berisi jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang disebutkan dalam rumusan masalah.
Bab V Penutup . Bab ini memaparkan tentang kesimpulan atau hasil
analisis dan saran yang dianggap berguna. Kesimpulan menjelaskan tentag
hasil penelitian dan pembahasan disesuaikan dengan rumusan masalah dan
tujuan penelitian yang disajikan secara singkat dan jelas, sedangkan saran
merupakan himbauan kepada pembaca atau instansi terkait agar saran yang
dipaparkan dapat memberi pengetahuan dan manfaat serta dapat
dikembangkan menjadi bahan kajian penelitian berikutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian sebelumnya sangat penting dilakukan sebagai dasar
pijakan dalam penyusunan penelitian. Tujuan dilakukannya penelitian ini
untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dan
sebagai perbandingan serta gambaran yang dapat mendukung untuk
kegiatan berikutnya. Adapun penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan
penelitian ini, yaitu:
Penelitian yang dilakukan Sastra (2017), dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan menyatakan bahwa variabel kompetensi karyawan dan
beban kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan Bank Danamon Cabang Tuanku Tambusai Pekanbaru.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Prahastari (2015),
dengan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel beban kerja
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap motivasi akan tetapi
beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Sedangkan
komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi
dan kinerja. Selanjutnya variabel motivasi berpegaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap kinerja.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sujarwanto (2016)
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa variabel
motivasi kerja dan beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan bank BTN Yogyakarta.
Ketiga penelitian diatas tidak sejalan dengan penelitian Shahrash
(2016) dengan hasil penelitian yang membuktikan bahwa beban kerja
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Bank BJB
Kantor Cabang Utama Bandung.
Aprilia (2017), juga telah melakukan penelitian dengan hasil
penelitiannya yaitu bahwa variabel kompensasi dan motivasi kerja
menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
Bank Syariah Mandiri Cab. 16 Ilir Palembang.
Rusmahafi (2016), melakukan penelitian dengan hasil penelitian
secara parsial menyatakan bahwa variabel kompetensi syariah memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan bank Muamalat
Cab. Ternate begitu juga dengan variabel kompensasi islam juga memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan bank Muamalat
Cab. Ternate akan tetapi variabel kecerdasan spiritual islam memiliki
pengaruh positif terhadap kinerja karyawan bank Muamalat Cab. Ternate
tetapi tidak signifikan.
Penelitian di atas senada dengan penelitian yag dilakukan Fauzi
(2016), dengan hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel
kompensasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan PT Bank Pembiayaan Rakyat Khasanah Ummat Kec. Kembaran
Kab. Banyumas.
Penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rofi’ah (2012) dengan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
kompensasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja
pegawai pada PT. BTN (Persero) Cab.Syariah Malang.
Selain itu penelitian Layaman (2016), dengan hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa variabel kompetensi mampu memberikan pengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Bank BJB Syariah
Cab. Cirebon begitu juga dengan variabel lingkungan kerja yang dapat
memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Bank BJB
Syariah Cab. Cirebon.
Penelitian yang dilakukan Juliati (2012), dengan hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa variabel motivasi dan kepuasan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Bank
Muamalat Indonesia Cab. Cirebon.
Berikut akan disajikan ringkasan penelitian terdahulu yang
mendukung penelitian ini.
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Variabel Hasil Penelitian
Berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan
1 Rofi’ah
(2012)
Kompensasi,
kinerja
karyawan
Variabel Kompensasi, secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan
2 Fitriansyah
(2012)
Motivasi,
pelatihan
kerja, kinerja
karyawan
Variabel motivasi dan pelatihan kerja
secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan
3 Juliati
(2012)
Motivasi,
kepuasan
kerja, kinerja
karyawan
Variabel motivasi dan kepuasan kerja
secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan
4 Armeini
(2014)
Motivasi,
kinerja
karyawan
Terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara motivasi dan kinerja karyawan
5 Rahmatika
(2014)
Kemampuan,
motivasi
kerja, kinerja
karyawan
Variabel kemampuan dan motivasi kerja
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan.
6 Pattiasina
(2014)
Kompetensi,
kinerja
karyawan
Variabel Kompetensi, secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan
7 Adityawarm
an (2015)
Beban Kerja,
Kinerja
Karyawan
Variabel beban kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
8 Rusmahafi
(2016)
Kompetensi
syariah,
kompensasi
islam,
kecerdasan
spiritual
islam, kinerja
karyawan
Variabel Kompetensi syariah, kompensasi
islam berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Sedangkan
variabel kecerdasan spiritual islam
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap kinerja karyawan.
9 Layaman
(2016)
Kompetensi,
lingkungan
kerja, kinerja
karyawan
Variabel Kompetensi dan Lingkungan
Kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan
10 Fauzi
(2016)
Kompensasi,
kinerja
karyawan
Variabel Kompensasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan
11 Sujarwanto
(2016)
Motivasi
Kerja, Beban
Kerja,
Kinerja
Karyawan
Variabel Motivasi Kerja dan Beban Kerja
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan
12 Pradita
(2016)
Kompensasi,
Gaya
Kepemimpin
an,
Karakteristik
tenaga
pemasar,
Motivasi,
Kinerja
Variabel kompensasi dan gaya
kepemimpinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi dan kinerja.
Sedangkan variabel karakteristik pemasar
tidak berpengaruh terhadap motivasi akan
tetapi berpegaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap kinerja.
13 Meutia
(2016)
Kompensasi,
kompetensi,
kinerja,
motivasi
Variabel kompensasi dan kompetensi
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi dan kinerja karyawan.
14 Sastra
(2017)
Kompetensi,
Beban kerja,
Kinerja
Karyawan
Variabel Kompetensi, dan Beban kerja
secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan
15 Aprilia
(2017)
Kompensasi
, Motivasi
kerja,
kinerja
karyawan
Variabel Kompensasi dan Motivasi Kerja
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan
16 Novita
(2017)
Kompensasi
,
Spiritualitas
, kinerja
karyawan,
Motivasi
kerja
Variabel kompensasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan
dan motivasi kerja.
17 Prahastari
(2015)
Beban Kerja,
Komunikasi,
Motivasi,
Kinerja
Variabel beban kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja melalui
motivasi
Berpengaruh tidak signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan
18 Mustofa
(2017)
Budaya
organisasi,
kompetensi,
motivasi,
kinerja
karyawan
Variabel budaya organisasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan dan motivasi sedangkan
kompetensi berpengaruh positif tetapi
tidak signifikan terhadap kinerja karyawan
dan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi.
19 Rahman
(2017)
Kompensasi
, motivasi,
kinerja
karyawan
Variabel kompensasi berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap kinerja
karyawan
Berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kinerja karyawan
20 Shahrash
(2016)
Insentif,
stress kerja
dan kinerja
karyawan
Variabel beban kerja berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan
21 Christiyono
(2017)
Kompensasi
, beban
kerja,
Variabel Beban kerja berpengaruh negatif
signifikan terhadap kinerja karyawan
kinerja
karyawan
sedangkan kompensasi berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja karyawan
Berpengaruh signifikan dan positif terhadap motivasi kerja
22 Marwansya
h (2015)
Kepemimpin
an,
kompetensi,
motivasi
kerja
Variabel Kepemimpinan, dan Kompetensi
secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi
23 Azwar
(2015)
Beban kerja,
Motivasi,
kemampuan
kerja
Variabel beban kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap motivasi kerja
24 Hernita
(2015)
Kompensasi,
Motivasi
Kerja
Variabel kompensasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap motivasi kerja.
Perbedan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya
adalah terletak pada variabel-variabel penelitian, obyek penelitian, dan
periode atau tahun penelitian. Variabel-variabel penelitian yang berbeda
seperti penelitian Rofi’ah (2012) menggunakan variabel kompensasi dan
kinerja karyawan. Fitriansyah (2012) menggunakan variabel motivasi,
pelatihan kerja dan kinerja karyawan. Juliati (2012) menggunakan variabel
motivasi, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan. Armeini (2014)
menggunakan variabel motivasi dan kinerja karyawan. Rahmatika (2014)
menggunakan variabel kemampuan, motivasi kerja, dan kinerja karyawan.
Pattisna (2014) menggunakan variabel kompetensi dan kinerja karyawan.
Marwansyah (2015) menggunakan variabel kepemimpinan, kompetensi,
dan motivasi kerja. Adityawarman (2015) menggunakan variabel beban
kerja dan kinerja karyawan. Prahastari (2015) menggunakan variabel beban
kerja, komunikasi dan motivasi kerja. Rusmahaji (2016) menggunakan
variabel kompensasi islam, kompetensi syariah, kecerdasan spiritual islam
dan kinerja karyawan. Layaman (2016) menggunakan variabel kompetensi,
lingkungan kerja, dan kinerja karyawan. Fauzi (2016) menggunakan
variabel kompetensi dan kinerja karyawan. Sujarwanto (2016)
menggunakan variabel motivasi kerja, beban kerja dan kinerja karyawan.
Meutia (2016) menggunakan variabel kompensasi, kompetensi, motivasi
kerja dan kinerja karyawan. Sastra (2017) menggunakan variabel
kompetensi, beban kerja, dan kinerja. Aprilia (2017) menggunakan variabel
kompensasi, motivasi kerja, dan kinerja karyawan. Mustofa (2017)
menggunakan variabel budaya organisasi, kompetensi, motivasi, kinerja
karyawan. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel
independen yaitu kompetensi, kompensasi dan beban kerja, serta variabel
dependen yaitu kinerja karyawan dan dimediasi atau diintervening dengan
variabel motivasi.
Obyek penelitian juga berbeda dari penelitian terdahulu.Rofi’ah
(2012) melakukan penelitian pada PT. BTN (persero) Syariah cabang
Malang. Fitriansyah (2012) melakukan penelitian pada Bank BRI Syariah
cabang Cirebon. Juliati (2012) melakukan penelitian pada Bank Muamalat
Indonesia cabang Cirebon. Armeini (2014) melakukan penelitian pada Bank
BNI Cabang Sudirman Bandung.Rahmatika (2014) melakukan penelitian
pada BNI Syariah cabang Bogor. Pattisna (2014) melakukan penelitian pada
BTN Tbk KC Manado. Marwansyah (2015) melakukan penelitian pada PT
Bank OCBC NISP Tbk cabang Pekanbaru. Adityawarman (2015)
melakukan penelitian pada PT BRI (Persero) Tbk cabang Krekot. Prahastari
(2015) melakukan penelitian pada Bank Jateng cabang Utama. Rusmahaji
(2016) melakukan penelitian pada Bank Muamalat cabang Ternate.
Layaman (2016) melakukan penelitian pada Bank BJB Syariah cabang
Cirebon. Fauzi (2016) melakukan penelitian pada PT Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah Khasanah Ummat Banyumas. Sujarwanto (2016)
melakukan penelitian pada Bank Tabungan Negara (BTN) Yogyakarta.
Meutia (2016) melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur Banten.
Sastra (2017) melakukan penelitian pada Bank Danamon cabang Tuanku
Tambusai Pekanbaru. Aprilia (2017) melakukan penelitian pada Bank
Syariah Mandiri KC Ilir 16 Palembang. Mustofa (2017) melakukan
penelitian di perbankan syariah Gorontalo. Sedangkan dalam penelitian ini
mengambil obyek BSM KCP Kartasura.
Perbedaan selanjutnya terletak pada periode atau tahun penelitian
yang dilakukan pada penelitian sebelumnya. Sedangkan dalam penelitian
ini pada tahun 2018.
B. Kerangka Teori
1. Kompetensi
a. Pengertian Kompetensi
Spencer dan Spencer dalam Wibowo (2007: 272)
menyatakan bahwa “Kompetensi merupakan landasan dasar
karkteristik orang dan mengindikasikan cara berperilaku atau
berpikir, menyamakan situasi dan mendukung untuk periode waktu
cukup lama”.
Dalam lingkungan perusahaan, baik di dalam negeri maupun
di luar negeri, pada awalnya hanya ada 2 jenis definisi kompetensi
menurut Hutapea dan Thoha (2008) yaitu:
a. Kompetensi yang didefinisikan sebagai gambaran
tentang apa yang harus diketahui atau dilakukan agar
dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Pengertian kompetensi jenis ini dikenal dengan nama
Kompetensi Teknis atau Fungsional (Technical/
Functional Competency) atau dapat juga disebut dengan
istilah Hard Skills/ Hard Competency (kompetensi
keras). Kompetensi jenis ini bermula dan berkembang di
Inggris dan banyak digunakan di Negara-negara Eropa
dan di Negara-negara Commonwealth. Kompetensi
teknis adalah pada pekerjaan, yaitu untuk
menggambarkan tanggung jawab, tantangan, dan sasaran
kerja yang harus dilakukan atau dicapai oleh karyawan
agar karyawan tersebut dapat berprestasi dengan baik.
b. Kompetensi yang menggambarkan bagaimana seseorang
diharapkan berperilaku agar dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan baik. Pengertian kompetensi jenis
ini dikenal dengan nama Kompetensi Perilaku
(Behavioural Competencies) atau dapat juga disebut
dengan istilah Kompetensi Lunak (Soft skills/ Soft
competency). Perlu diketahui di sini bahwa perilaku
merupakan suatu tindakan (action) sehingga kompetensi
perilaku akan teridentifikasi apabila seseorang
mempraktekkannya dalam melakukan pekerjaan.
Kemudian Kreitner dan Kinicki (2003: 185) dalam
Mudayana (2016: 5) mengemukakan istilah kompetensi merupakan
istilah yang digunakan untuk menjelaskan kemampuan dan
keterampilan. Kemampuan menunujukkan karakteristik yang stabil
yang berkaitan dengan kemampuan maksimum fisik dan mental
seseorang. Keterampilan disisi lain adalah kapasitas khusus untuk
memanipulasi objek. Kompetensi tidak lepas dari bakat individu
yang menunjukkan kapabilitas untuk belajar sesuatu, sebab konsep
kompetensi tidak lepas dari gabungan antara bakat potensial dengan
kemampuan. Disisi lain, kemampuan merujuk pada kapasitas
individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
Kemampuan dibina oleh pengetahuan dan keterampilan Wood,
Wallace, dan Zeffane (2001: 121) dalam Mudayana (2016: 5).
Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
kompetensi adalah seperangkat pengeahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau
dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi berdasarkan UU No. 13/2003 tentang
Ketenagakerjaan: pasal 1 (10), “Kompetensi adalah kemampuan
kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan”.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa kompetensi adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki
seseorang terutama pegawai untuk mencapai tingkatan pegawai
profesional.
b. Indikator Kompetensi
Indikator atau komponen pembentuk kompetensi diungkapkan
oleh Hutapea dan Thoha (2008) yaitu :
1) Pengetahuan (Knowledge) adalah informasi yang dimiliki
seorang pegawai untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sesuai dengan bidang yang digelutinya.
2) Keterampilan (Skill) adalah suatu upaya untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada
seorang pegawai dengan baik dan maksimal.
3) Sikap (Attitude) merupakan pola tingkah laku seorang pegawai
di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai
dengan peraturan perusahaan.
c. Karakteristik Kompetensi
Spencer dalam Wibowo (2007: 111), menjelaskan terdapat
lima tipe karakteristik kompetensi, yaitu sebagai berikut:
1) Motif adalah suatu yang secara konsisten dipikirkan atau
diinginkan orang yang menyebabkan tindakan.
2) Sifat adalah karakteristik fisik dan respons yang konsisten
terhadap situasi atau informasi.
3) Konsep diri adalah sikap, nilai-nilai, atau citra diri
seseorang.
4) Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki seseorang
dalam bidang spesifik.
5) Keterampilan adalah kemampan mengerjakan tugas fisik
atau mental tertentu.
Sedangkan Wibowo (2007: 115), menjelaskan ada beberapa
tipe kompetensi yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Planning competency, dikaitkan dengan tindakan tertentu
seperti menetapkan tujuan, menilai resiko dan
mengembangkan urutan tindakan untuk mencapai
tujuan.
2) Influence competency, dikaitkan dengan tindakan
seperti mempunyai dampak pada orang lain, memaksa
melakukan tindakan tertentu atau membuat keputusan
tertentudan memberi inspirasi untuk bekerja menuju
tujuan organisasi.
3) Communication competency, dalam bentuk kemampuan
berbicara, mendengarkan orang lain, komunikasi
tertulis dan nonverbal.
4) Interpersonal competency, meliputi: empati,
membangun konsensus, networking, persuasi,
negosiasi, diplomasi, manajemen konflik, menghargai
orang lain dan jadi team player.
5) Thinking competency, berkenaan dengan, berpikir
strategis, berpikir analitis, berkomitmen terhadap
tindakan, memerlukan kemampuan kognitif,
mengidentifikasi mata rantai dan membangkitkan
gagasan kreatif.
6) Organizational competency, meliputi: kemampuan
merencanakan pekerjaan, mengorganisasi sumber daya
mendapatkan pekerjaan dilakukan, mengukur
kemampuan, dan mengambil resiko yang
diperhitungkan.
7) Human resouces management competency, merupakan
kemampuan dalam bidang, team building, mendorong
partisipasi, mengembangkan bakat, mengusahakan
umpan balik kinerja, dan menghargai keberagaman.
8) Leadership competency, mmerupakan kompetensi
meliputi kecakapan memosisikan diri, pengembangan
organisasional, mengelola transisi, orientasi strategis,
membangun visi, merencanakan masa depan,
menguasai perubahan dan melopori kesehatan tempat
kerja.
9) Client service competency, merupakan kompetensi
berupa: mengidentifikasi dan menganalisis pelanggan,
orientasi pelayanan dan pengiriman, bekerja dengan
pelanggan, tindak lanjut dengan pelanggan,
membangun patnership dan berkomitmen terhadap
kualitas.
10) Bussines competency, merupakan kompetensi yang
meliputi: manajemen finansial, keterampilan
pengambilan keputusan bisnis, bekerja dalam sistem,
menggunakan ketajaman bisnis, membuat keputusan
bisnis dan membangkitkan pendapatan.
11) Self management competency, kompetensi berkaitan
dengan menjadi motivasi diri, bertindak dengan percaya
diri, mengelola pembelajaran sendiri,
mendemonstrasikan fleksibilitas, dan berinisiatif.
12) Technical atau operational competency, kompetensi
berkaitan dengan mengerjakan tugas kantor, bekerja
dengan teknologi komputer, menggunakan peralatan
lain, mendemonstrasikan keahlian tekhnis dan
profesional dan membiasakan bekerja dengan data dan
angka.
d. Tingkat Kompetensi
Spencer dalam Wibowo (2007: 111), tingkatan kompetensi
dapat dikelompokkan dalam tiga tingkatan, yaitu :
1) Behavior tools
a) Knowledge merupakan informasi yang digunakan
orang dalam bidang tertentu, misalnya membedakan
antara akuntan senior dan junior.
b) Skill merupakan kemampuan orang untuk melakukan
sesuatu dengan baik. Misalnya, mewawancarai
dengan efektif, dan menerima pelamar yang baik skil
menunjukkan produk.
2) Image attribute
a) Social role merupakan pola perilaku orang yang
diperkuat oleh sekelompok sosial atau organisasi.
Misalnya, menjadi pemimpin atau pengikut.
b) Self image merupakan pandangan orang terhadap
dirinya sendiri, identitas, kepribadian, dan harga
dirinya. Misalnya melihat dirinya sebagai
pengembang atau manajer yang berbeda diatas “fast
track”.
3) Personal charasteristic
a) Traits merupakan aspek tipika berperilaku.
Misalnya, menjadi pendengar yang baik.
b) Motive merupakan apa yang mendorong perilaku
seseorang dalam bidang tertentu (prestasi, afiliasi,
kekuasaan). Misalnya ingin mempengaruhi perilaku
orang lain untuk kebaikan organisasi.
e. Strata Kompetensi
Menurut Wibowo (2007: 121), mengatakan kompetensi
dapat dipilah-pilah menurut stratanya, kompetensi dapat dibagi
menjadi :
1) Core competencies merupakan kompetensi inti yang
dihubungkan dengan strategi organisasi sehingga harus
dimiliki oleh semua karyawan dalam organisasi.
2) Managerial competencies merupakan kompetensi yang
mencerminkan aktivitas manajerial dan kinerja yang
diperlukan dalam peran tertentu.
3) Functional competencies merupakan kompetensi yang
menjelaskan tentang kemampuan peran tertentu yang
diperlukan dan biasanya dihubungkan dengan
keterampilan profesional atau teknis.
f. Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi
Michael Zwell dalam Wibowo (2007: 126) mengungkapkan
bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kecakapan kompetensi seseorang, yaitu sebagai berikut:
1) Keyakinan dan nilai-nilai
Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang
lain akan sangat mempengaruhi perilaku. Kepercayaan
banyak pekerja bahwa manajemen merupakan musuh
yang mencegah mereka melakukan inisiatif yang
seharusnya dilakukan.
2) Keterampilan
Keterampilan memainkan peran dikebanyakan
kompetensi. Berbicara didepan umum merupakan
keterampilan yang dapat dipelajari, dipraktikkan, dan
diperbaiki.
3) Pengalaman
Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan
pengalaman mengorganisasi orang, komunikasi
dihadapan kelompok, menyelesaikan masalah, dan
sebagainya.
4) Karakteristik kepribadian
Kepribadian dapat mempengaruhi keahlian manajer dan
pekerja dalam sejumlah kompetensi, termasuk dalam
penyelesaian konflik, menunjukkan kepedulian
interpersonal, kemampuan bekerja dalam tim,
memberikan pengaruh dan membangun hubungan.
5) Motivasi
Motivasi merupakan faktor dalam kompetensi yang
dapat berubah. Dengan memberikan dorongan, apresiasi
terhadap pekerja bawahan, memberikan pengakuan, dan
perhatian individual dari atasan dapat mempunyai
pengaruh terhadap motivasi seseorang bawahan.
6) Isu emosional
Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan
kompetensi. Takut membuat kesalahan, menjadi malu,
merasa tidak disukai, atau tidak menjadi bagian,
semuanya cenderung membatasi motivasi dan inisiatif.
7) Kemampuan intelektual
Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif sepeti
pemikiran konseptual dan pemikiran analitis. Tidak
mungkin memperbaiki melalui setiap intervensi yang
diwujudkan suatu organisasi.
8) Budaya organisasi
Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumber
daya manusia dalam kegiatan seperti: rekruitmen dan
seleksi karyawan, praktik pengambilan keputusan.
g. Mengatasi Hambatan Kompetensi
Michael Zwell dalam Wibowo (2007: 131) menyebutkan
bahwa adanya faktor-faktor yang dapat dipergunakan untuk
memperbaiki kompetensi, yaitu sebagai berikut:
1) Mengalami Kekurangan Kompetensi (Admitting
incopetence)
Sering kali terjadi orang menutupi kekurangannya agar
tidak diketahui orang lain. Budaya berusaha selalu tampil
baik mengandung bahaya tidak menyadari kekurangan
dalam kompetensi. Untuk itu, ada baiknya orang
mengakui dengan terus terang akan kekurangan dalam
kompetensinya sehingga dapat dilakukan usaha untuk
memperbaikinya.
2) Meningkatkan Harapan (Raising Expectations)
Pekerjaan manajer dan coach termasuk membantu orang
memperluas visi atas pekerjaan mereka sehingga mereka
dapat memanfaatkan bakat, kemampuan, dan potensinya.
Coach perlu terus menerus meningkatkan pekerja atas
visinya, mendorong mereka untuk bekerja keras
mencapai visi dengan perilaku saat ini, dan membantu
mereka mengembangkan tujuan dan langkah tindak
untuk mengatasi kesenjangan.
3) Mengidentifikasi Hambatan (identifying barries)
Apabila terdapat hambatan terhadap kinerja dan
pencapaian prestasi, penting sekali untuk
mengidentifikasi sifat dari hambatan tersebut sehingga
dapat diatasi secara efektif. Kebanyakan hambatan dapat
dikategorikan dalam pengetahuan, keterampilan, proses,
dan emosional.
4) Memasukkan Mekanisme Dukungan (including support
mechanism)
Mekanisme dukungan yang dapat dipergunakan
organisasi dan pekerja untuk membantu memastikan
rencana kinerja pekerjaan adalah:
a) Mencatat kemajuan tujuan dan pelaksanaan
langkah tindak.
b) Mengomunikasikan kemajuan kepada orang
lain.
c) Menggunakan penghargaan.
2. Kompensasi
a. Teori Kepatuhan
Teori kepatuhan menyatakan bahwa orang mengevaluasi
keadilan situasi mereka dengan membandingkannya dengan situasi
yang diterima orang lain. Menurut teori ini, seseorang akan
membandingkan rasio hasil yang dirasakannya (yaitu: gaji,
tunjangan, dan kondisi kerja) terhadap input yang dirasakannya
(yaitu: usaha, kemampuan, pengalaman) dengan rasio perbandingan
orang lain (Neo, 2011: 54).
Sistem pembayaran kompensasi juga sesuai dengan teori
keadilan (equity theory) yang membandingkan antara prestasi yang
dicapai dengan kompensasi atau penghargaan yang diberikan oleh
organisasi. Apabila prestasi pegawai sebanding dengan penghargaan
yang diberikan oleh organisasi, maka motivasi pegawai untuk
meningkatkan kinerjanya dapat dioptimalkan. Jadi dengan kata lain,
bila kompensasi yang diberikan sesuai dengan keadilan dan harapan
pegawai, maka pegawai akan merasa puas dan termotivasi untuk
terus meningkatkan kinerjanya.
b. Pengertian Kompensasi
Kompensasi adalah pemberian kepada karyawan dengan
pembayaran financial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang
dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaan kegiatan di
waktu yang akan datang (Handoko, 2012: 245).
Kompensasi adalah sangat penting bagi karyawan sebagai
individu karena upah merupakan suatu ukuran nilai atau karya
mereka di antara para karyawan itu sendiri, keluarga dan
masyarakat. Tingkat pendapatan absolut karyawan akan
menentukan skala kehidupannya, dan pendapatan relatif mereka
menunjukkan status, martabat dan harganya (Handoko, 2012: 245).
Kompensasi juga penting bagi organisasi, karena jumlah
pembayaran kepada karyawan dalam bentuk pengupahan dan balas
jasa lainnya sering merupakan komponen-komponen biaya yang
paling besar dan penting. Di samping itu, kompensasi mempunyai
dampak penting terhadap perekonomian. Sumber pendapatan
nasional sebagian dating dari kompensasi. Pendapatan karyawan
adalah bagian terbesar dari daya belinya yang digunakan untuk
membeli barang-barang dan jasa-jasa hasil produksi perusahaan-
perusahaan.
Pemberian kompensasi manajemen perlu memperhatikan
prinsip keadilan. Para karyawan biasanya menilai keadilan
pembayaran mereka melaluiperbandingan besarnya kompensasi
dengan karyawan-karyawan lain. Mereka merasa pendapatan yang
mereka terima adil atau tidak tergantung pada bagaimana mereka
melihat nilai relatifnya disbanding dengan yang lain. Sebagian besar
ketidakpuasan karyawan diakibatkan adanya perbedaab dalam
pembayaran di antara jabatan individu.
Pada umunya karyawan akan menerima perbedaan-
perbedaan pengupahan yang berdasarkan perbedaan tanggung
jawab, kemampuan, pengetahuan, produktivitas, “on-job” atau
kegiatan-kegiatan mnajerial. Sedangkan perbedaan-perbedaan
pembayaran yang berdasarkan ras, kelompok etnis, dan jenis
kelamin, dilarang oleh hokum dan kebijaksanaan umum (Handoko,
2012: 254-246).
c. Indikator-indikator Kompensasi
Menurut Nawawi (2011) dalam Febiananda (2017), antara
lain sebagai berikut:
1) Gaji
Gaji adalah pendapatan yang diterima seorang keryawan atas
balas jasa yang diberikannya kepada perusahaan.
2) Tunjangan
Tunjangan adalah tambahan selain gaji yang diterima oleh
seorang karyawan, seperti tunjangan jabatan, tunjangan
kendaraan, tunjangan makan, tunjangan kesehatan, tunjangan
telepon, tunjangan istri, tunjangan anak, dan sebagainya.
3) Fasilitas
Fasilitas adalah segala sesuatu yang diterima oleh seorang
karyawan untuk melancarkan pekerjaan, seperti: fasilitas
perumahan, fasilitas kesehatan, fasilitas kendaraan, fasilitas
makan siang, dan lain sebagainya.
4) Insentif
Insentif adalah pendapatan tambahan yang diperoleh karena
adanya perbedaan prestasi kerja.
d. Penentuan Kompensasi
Kebijaksanaan dan praktek-praktek manajemen ditentukan
oleh interaksi dari tiga faktor (Handoko, 2012: 246), yaitu:
1) Kesediaan membayar, adalah bukan merupakan pernyataan
yang berlebihan untuk menyatakan bahwa para manajer
sebenarnya ingin membayar upah secara adil. Oleh sebab itu
para manajer juga mereka bahwa para karyawan seharusnya
melakukan pekerjaan sesuai upah yang mereka terima. Manajer
perlu mendorong para karyawan untuk meningkatkan keluaran
mereka agar upah dan gaji yang lebih tinggi dapat dibayarkan.
2) Kemampuan membayar, tanpa memperhatikan semua faktor
lainnya, dalam jangka panjang realisasi pemberian kompensasi
akan tergantung pada kemampuan membayar dari perusahaan.
Seperti ditunjukkan sebelumnya, kemampuan membayar
perusahaan tergantung pada pendapatan dan laba yang diraih, di
mana hal ini tergantung pada produktivitas karyawan.
Penurunan produktivitas karyawan dan inflasi akan
mempengaruhi pendapatan nyata karyawan.
3) Persyaratan-persyaratan pembayaran, dalam jangka pendek,
pengupahan dan penggajian sangat tergantung pada tekanan-
tekanan eksternal dari pemerintah, organisasi karyawan (serikat
buruh) kondisi permintaan dan penawaran tenaga kerja
(collective bargaining) dan para pesaing. Sebagai contoh,
peraturan pemerintah tentang upah minimum merupakan batas
bawah tingkat upah yang akan dibayarkan.
e. Tujuan Kebijakan Kompensasi
Menurut Notoatmodjo (1998: 67), tujuan dari kebijakan
pemberian kompensasi meliputi:
1) Menghargai prestasi kerja karyawan
Dengan pemberian kompensasi yang memadai adalah
suatu penghargaan organisasi terhadap prestasi kerja
para karyawannya. Selanjutnya akan mendorong
perilaku-perilaku atau performance karyawan sesuai
yang diinginkan perusahaan.
2) Menjamin keadilan gaji karyawan
Dengan adanya sistem kompensasi yang baik akan
menjamin terjadinya keadilan diantara karyawan dalam
organisasi. Masing-masing karyawan akan memperoleh
imbalan yang sesuai dengan tugas, fungsi , jabatan, dan
prestasi kerja.
3) Mempertahankan karyawan atau mengurangi turn over
karyawan
Dengan adanya sistem kompensasi yang baik karyawan
akan betah atau bertahan bekerja pada organisasi itu. Hal
ini berarti mencegah keluarnya karyawan dari organisasi
itu untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
4) Memperoleh karyawan yang bermutu
Kompensasi yang baik akan menarik lebih banyak calon
karyawan. Dengan banyaknya calon karyawan atau
pelamar, akan lebih banyak mempunyai peluang untuk
memilih karyawan yang bermutu tinggi.
5) Pengendalian biaya
Dengan adanya sistem kompensasi yang baik akan
mengurangi seringnya rekrutment, sebagai akibat dari
makin seringnya yang keluar mencari pekerjaan yang
lebih menguntungkan. Hal ini berarti penghematan biaya
untuk rekrutment dan seleksi calon karyawan baru.
6) Memenuhi peraturan-peraturan
Sistem administrasi kompensasi yang baik merupakan
tuntutan dari pemerintah (hukum). Suatu organisasi yang
baik dituntut adanya sistem administrasi kompensasi
yang baik pula.
3. Beban Kerja
a. Pengertian Beban Kerja
Menurut Permendagri No. 12/2008, beban kerja adalah
besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/ unit
organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma
waktu.
Menurut Manuaba (2000), beban kerja adalah kemampuan
tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Berdasarkan sudut
pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang harus
sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik maupun psikologis
pekerja yang menerima beban kerja tersebut. Beban kerja dapat
berupa beban kerja fisik dan beban kerja psikologis. Beban kerja
fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti mengangkat, merawat,
mendorong sedangkan beban kerja psikologis dapat berupa sejauh
mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu
dengan individu lainnya.
Pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah
kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau
pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Lebih lanjut
dikemukakan pula, bahwa pengukuran beban kerja merupakan salah
satu teknik manajemen untuk mendapatkan informasi jabatan,
melalui proses penelitian dan pengkajian yang dilakukan secara
analisis. Informasi jabatan tersebut dimaksudkan agar dapat
digunakan sebagai alas untuk menyempurnakan aparatur baik di
bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumberdaya manusia
(Menpan, 1997).
Selanjutnya berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor
36 tahun 2009 bahwa beban kerja adalah besaran pekerjaan yang
harus dipikul oleh suatu jabatan/ unit organisasi dan merupakan hasil
kali antara jumlah pekerjaan dengan waktu. Setiap pekerja dapat
bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun
masyarakat di sekelilingnya, untuk itu perlu dilakukan upaya
penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja
agar, sehingga diperoleh produktivitas kerja yang optimal.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja
Beban kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor eksternal
dan faktor internal. Menurut Manuaba (2000: 2), faktor-faktor yang
mempengaruhi beban kerja antara lain :
1) Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja,
seperti;
a) Tugas-tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata
ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja,
sikap kerja, dan tugas-tugas yang bersifat psikologis, seperti
kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan, tanggung jawab
pekerjaan.
b) Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu
istirahat, shift kerja, kerja malam, system pengupahan,
model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang.
c) Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan
kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja
psikologis.
b) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu
sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Faktor internal
meliputi faktor somatic (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh,
status gizi, dan kondisi kesehatan) dan faktor psikis (motivasi,
persepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan).
c. Indikator Beban Kerja
Dari faktor-faktor tersebut dapat diperoleh indikator-
indikator dari variabel beban kerja menurut Manuaba (2000) sebagai
berikut :
1. Faktor eksternal :
a. Tugas-tugas yang bersifat fisik (sikap kerja)
b. Tugas-tugas yang bersifat mental (tanggung jawab,
kompleksitas pekerjaan, emosi pekerja dan
sebagainya)
c. Waktu kerja dan waktu istirahat
d. Kerja secara bergilir
e. Pelimpahan tugas dan wewenang
2. Faktor internal :
a. Faktor somatis (kondisi kesehatan)
b. Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan,
keinginan dan sebagainya)
d. Efek Beban Kerja
Menurut Manuaba, (2000: 4) Beban kerja yang terlalu
berlebihan akan menimbulkan efek berupa kelelahan baik fisik
maupun mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala,
gangguan pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban
kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena
pengurangan gerak akan menimbulkan kebosanan dan rasa
monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau
pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian
pada pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan dan
menurunkan kinerja karyawan.
Bertambahnya target yang harus dicapai perusahan,
bertambah pula beban karyawannya, menurut Setyawan dan
Kuswati (2006: 109) dalam Setiawan (2016: 21) apabila beban kerja
terus menerus bertambah tanpa adanya pembagian beban kerja yang
sesuai maka kinerja karyawan akan menurun.
4. Kinerja
a. Grand Theory
Secara teori kinerja karyawan dipengaruhi oleh sejumlah
faktor. Faktor tersebut mempunyai indikator yang dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan tepat dan teratur sehingga dapat
mempengaruhi kinerja karyawan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja dapat disusun secara ringkas yaitu secara
individu (kemampuan kerja, personal reward, pendidikan, disiplin),
secara lembaga (punishment atau jenjang karir, lingkungan kerja,
leadership, politik kerja, kompensasi, upah, dan budaya organisasi),
secara psikologis (kepuasan kerja, motivasi, stress kerja,
kenyamanan) (Alam, 2016: 3).
Karyawan dipandang dari sisi individu kemampuan kerja
dapat mempengaruhi kinerja yang lebih handal dalam
menyelesaikan pekerjaan. Karyawan dipandang dari sisi pendidikan
dapat bekerja lebih terarah dengan skill yang dimilikinya sehingga
mempengaruhi kinerja karyawan, disiplin kerja maka karyawan
dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat dan teratur
sehinggadapat mempengaruhi kinerja karyawan, reward akan
mempengaruhi kinerja karyawan, semakin tinggi reward yang
diberikan maka semakin optimal kinerja karyawan, serta punishment
(jenjang karir) semakin tinggi jenjang karir karyawan akan
mempengaruhi optimalisai kerja karyaawan tersebut (Alam, 2016:
4).
Kinerja karyawan jika dipandang dari sisi lembaga atau
perusahaan dari sisi lingkungan kerja yang baik dan nyaman dapat
mempengaruhi kinerja karyawan, leadership yang kompeten akan
memberi pengaruh kepemimpinan yang baik dan terarah kejenjang
yang lebih baik lagi dalam meningkatkan kinerja karyawan, Budaya
organisasi kerja yang membawa arus arah kerja yang lebih baik dan
lebih optimal. kompensasi (upah, gaji dan bonus), tambahan dana
pembayaran diluar gaji bulanan yang diberikan dalam bentuk uang
yang memadai dan akan mempengaruhi semangat kerja dan dapat
meningkatkan kinerja yang lebih baik dan lebih mapan (Alam, 2016:
5).
Kinerja karyawan jika dipandang dari sisi psikologis, bahwa
perusahaan harus memberikan kepuasan kerja yang nyaman bagi
karyawan, baik dalam bentuk fasilitas-fasilitas yang ada guna
menunjang pekerjaan yang nantinya akan terselesaikan, motivasi
atau tujuan yang terarah agar jelas bagi karyawan bahwa mau
dibawa kemana arah dan tujuan nantinya baik dalam menyelesaikan
pekerjaan maupun telah selesai pekerjaan nantinya, apakah dapat
memberi semangat yang tinggi dalam bekerja ataupun tidak
sehingga dapat terjadinya kinerja yang tinggi.
Stress dalam bekerja dapat terjadi dengan tingkat stress yang
tinggi pekerjaan tidak dapat terselesaikan, dengan demikian bahwa
guna meredahkan tingkat stres yang tinggi maka perusahaan dapat
memberikan suatu penyegaran dengan diadakannya refreshing guna
menunjang kinerja yang press dan handal agar pekerjaan dapat
terselesaikan dengan baik. Kesehatan dalam bekerja merupakan hal
yang utama, karena dengan kesehatan bagi karyawan maka akan
membuat fisik lebih baik dan dapat meningkatkan kinerja yang siap
dan handal.
Faktor keamanan dan kenyamanan dalam bekerja dapat
membuat para karyawan dapat bekerja dengan nyaman sehingga
karyawan menjadi nyaman dan betah untuk dapat menyelesaikan
pekerjaannya dan dapat meningkatkan kinerja (Alam, 2016: 5).
b. Pengertian Kinerja
Miner (1992) dalam Umam (2010: 187) mengatakan bahwa
kinerja sebagai perluasan dari bertemunya individu dan harapan
tentang apa yang seharusnya dilakukan individu terkait dengan suatu
peran, dan kinerja tersebut merupakan evaluasi terhadap berbagai
kebiasaan dalam organisasi, yang membutuhkan standardisasi yang
jelas.
Menurut McCloy et.al. (1994) dalam Umam (2010: 187)
mengatakan bahwa kinerja juga bisa berarti perilaku-perilaku atau
tindakan-tindakan yang relevan terhadap tercapainya tujuan
organisasi (goal-relevant action). Tujuan-tujuan tersebut
bergantung pada wewenang penilai yang menentukan tujuan apa
yang harus dicapai oleh karyawan. Oleh karena itu, kinerja bukan
merupakan hasil dari tindakan atau perilaku, melainkan tindakan itu
sendiri.
Menurut Cherington (1994) dalam Umam (2010: 188)
mengatakan bahwa kinerja menunjukkan pencapaian target kerja
yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Pencapaian
kinerja tersebut dipengaruhi oleh kecakapan dan waktu. Kinerja
yang optimal akan terwujud bilamana organisasi dapat memilih
karyawan yang memiliki motivasi dan kecakapan yang sesuai
dengan pekerjaannya serta memiliki kondisi yang memungkinkan
mereka agar bekerja secara maksimal.
Menurut Robbins (2006) kinerja merupakan hasil atau
tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode
tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan
berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target/ sasaran
atau kriteria.
Dari beberapa pengertian kinerja yang disampaikan oleh
paraahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian kinerja
adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu sesuai dengan peran
atau tugasnya dalam periode tertentu, yang dihubungkan dengan
ukuran nilai atau standar tertentu dari organisasi tempat individu
tersebut bekerja.
c. Indikator Kinerja Karyawan
Indikator untuk mengukur kinerja karyawan ada lima
menurut Robbins (2006: 260) yaitu:
1) Kualitas, kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap
kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas
terhadap ketrampilan dan kemampuan karyawan.
2) Kuantitas, merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam
istilah jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3) Ketepatan Waktu, merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada
awal watu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dari
output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas
lain.
4) Efektivitas, merupakan tingkat penggunaan sumber daya
organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan
dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam
penggunaan sumber daya.
5) Kemandirian, merupakan tingkat seorang karyawan yang
nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya komitmen
kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai
komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karywan
terhadap kantor.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Menurut Robert L. Mathis dan Jihn H. Jackson (2001: 82)
faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja,
yaitu:
a) Kemampuan;
b) Motivasi;
c) Dukungan yang diterima;
d) Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan;
e) hubungan mereka dengan organisasi.
Berdasarkan pengertian di atas, kami menarik kesimpulan
bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja
(output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu
yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuanyang
diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.
Mangkunegara (2000) dalam Umam (2000: 189) mengatakan bahwa
faktor yang memengaruhi kinerja, antara lain sebagai berikut:
a) Faktor kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai
terdiri atas kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita
(pendidikan). Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan
pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
b) Faktor Motivasi
Faktor ini terbetuk dari sikap (attitude) seseorang
pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi
merupakan kondisi yang menggerakka pegawai ke arah
pencapaia tujuan kerja.
c) Sikap mental
Sikap mental merupakan kondisi mental yang
medorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja
secara maksimal.
Menurut Gibson (1987) dalam Umam (2010), ada tiga factor
yang berpengaruh terhadap kinerja, yaitu:
a) Faktor Individu: kemampuan, keterampilan, latar belakang
keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial, dan demografi
seseorang.
b) Faktor psikologi: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi,
dan kepuasan kerja.
c) Faktor organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan,
kepemimpinan, system penghargaan (reward system).
e. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan faktor kunci dalam
mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien karena
adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya
manusia yang ada dalam organisasi (Umam: 2010). Penilaian kerja
individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi
secara keseluruhan.
f. Tujuan Penilaian Kinerja
Secara teoritis tujuan penilaian dikatagorikan sebagai suatu
yang bersifat evaluation dan development. Suatu yang bersifat
evaluation harus menyelesaikan:
a) hasil penilaian diguankan sebagai dasar pemberian
kompensasi;
b) hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision;
c) hasil penilaian diguakan sebagai dasar mengevaluasi
sistem seleksi.
Adapun yang bersifat development penilai harus
menyelesaikan:
a) prestasi real yang dicapai individu;
b) kelemahan-kelemahan individu yang menghambat
kinerja;
c) prestasi-prestasi yang dikembangkan.
g. Manfaat Penilaian Kinerja
Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat
bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi. Secara
terperinci, penilaian kinerja bagi organisasi adalah:
a) penyesuaian-penyesuaian kompensasi;
b) perbaikan kinerja;
c) kebutuhan latihan dan pengembangan;
d) pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi,
pemecatan, pemberhentian, dan perencanaan tenaga kerja;
e) untuk kepentingan penelitian pegawai;
f) membantu diagnosis terhadap kesalahan desaian pegawai.
5. Motivasi Kerja
a. Teori Motivasi
Beberapa model atau teori tentang motivasi yang dikemukakan
oleh beberapa ahli antara lain :
1) Teori Motivasi Kebutuhan dari Abraham Maslow
Teori ini menyatakan bahwa manusia dimotivasi untuk
memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap
manusia yang cenderung bersifat bawaan. Kebutuhan ini terdiri
dari dari lima jenis yang juga dijadikan sebagai indikator-
indikator untuk mengetahui tingkat motivasi pada karyawan
yaitu : a. Kebutuhan Fisik b. Kebutuhan rasa aman c. Kebutuhan
sosial d. Kebutuhan pengakuan e. Kebutuhan aktualisasi diri.
2) Teori Herzberg
Teori ini dinamakan teori dua faktor karena dalam teori ini
dikembang-kan dua faktor motivasi bagi pegawai. Faktor yang
pertama dinamakan faktor yang membuat pegawai merasa tidak
puas (dissattiffiers factor) dan faktor yang kedua dinamakan
faktor yang membuat pegawai merasa puas (satisfiers factor).
Dua faktor tersebut dinamakan juga faktor ekstrinsik dan
intrinsik (extrinsic dan intrinsic). Faktor dissatisfiers atau faktor
extrinsic terdiri dari serangkaian kondisi kerja yang meliputi
faktor-faktor sebagai berikut: (Handoko, 2012: 259-260)
1. Gaji atau upah
2. Keamanan kerja
3. Kondisi kerja
2. Status
3. Kebijaksanaan perusahaan
4. Mutu dari teknik pengawasan
5. Interaksi antar-personal, yang dapat dibedakan menjadi:
interaksi antar-sesamanya, interaksi antara bawahan, dan
interaksi antara pimpinan (atasan).
Menurut Herzberg, apabila faktor-faktor tersebut ada maka
tidak memerlukan motivasi, dan apabila faktor-faktor itu tidak
ada maka akan menyebabkan rasa tidak puas dikalangan para
pegawai. Faktor yang kedua, yaitu faktor satisfiers atau faktor
intrinsic, terdiri dari serangkaian kondisi yang meliputi beberapa
faktor sebagai berikut: (Handoko, 2012: 260-261)
1. Pengakuan (recognition)
2. Tanggung jawab (responsibility)
3. Prestasi (achievement)
4. Pekerjaan itu sendiri (the work itself)
5. Adanya kemungkinan untuk berkembang (the possibility
of growth)
6. Kemajuan (advancement)
Menurut Herzberg, serangkaian kondisi tersebut apabila
terpenuhi akan meningkatkan motivasi kerja para pegawai. Oleh
karena itu faktor ini dinamakan juga motivators.
b. Pengertian Motivasi
Wibowo (2015: 109), setiap orang dalam melakukan suatu
tindakan tertentu pasti didorong oleh adanya motif tertentu.
Motivasi biasanya timbul karena adanya kebutuhan yang belum
terpenuhi, tujuan yang ingin dicapai, atau karena adanya harapan
yang diinginkan. Motivasi kerja merupakan kombinasi kekuatan
psikologis yang kompleks dalam diri masing-masing orang. Setiap
individu mempunyai motivasi sendiri yang mungkin berbeda-beda.
Menurut Robert Heller (1998: 6) dalam Wibowo (2015: 109)
yang menyatakan bahwa motivasi adalah keinginan untuk bertindak.
Setiap orang dapat termotivasi oleh beberapa kekuatan yang
berbeda. Di pekerjaan, kita perlu mempengaruhi bawahan untuk
menyelaraskan motivasinya dengan kebutuhan organisasi.
Motivasi kerja adalah hasil dari kumpulan kekuatan internal
dan eksternal yang menyebabkan pekerja memilih jalan bertindak
yang sesuai dan menggunakan perilaku tertentu.
Pendapat lain menyatakan bahwa motivasi sebagai proses
yang memperhitungkan intensitas, arah dan ketekunan usaha
individual terhadap pencapaian tujuan. Motivasi pada umumnya
berkaitan dengan setiap tujuan, sedangkan tujuan organisasional
memfokus pada perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan (Robbins
dan Judge, 2011: 238) dalam Wibowo (2015: 110).
Sedangkan Colquit, LePine dan Wesson (2011: 179) dalam
Wibowo (2015: 111) memberikan definisi motivasi sebagai
sekumpulan kekuatan energetik yang dimulai baik dari dalam
maupun diluar pekerja, dimulai dari usaha yang berkaitan dengan
pekerjaan dan mempertimbangkan arah, intensitas dan
ketekunannya. Motivasi adalah pertimbangan kritis karena kinerja
efektif sering memerlukan baik kemampuan dan motivasi tingkat
tinggi.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan untuk bertindak
terhadap serangkaian proses perilaku manusia dengan
mempertimbangkan arah, intensitas, dan ketekunan pada pencapaian
tujuan. Sedangkan elemen yang tergantung dalam motivasi meliputi
unsur membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukkan
intensitas, bersifat terus menerus dan adanya tujuan.
c. Indikator-indikator Motivasi Kerja Karyawan
Menurut Maslow indikator-indikator untuk mengetahui
tingkat motivasi pada karyawan,yaitu:
1. Kebutuhan fisik (Physiological Needs); ditunjukan dengan:
pemberian gaji, pemberian bonus, uang makan, uang transport,
fasilitas dan sebagainya.
2. Kebutuhan rasa aman dan keselamatan (Safety and Security
Needs); ditunjukan dengan: fasilitas keamanan dan keselamatan
kerja yang diantaranya jaminan sosial tenaga kerja, dana
pensiun, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan dan
perlengkapan keselamatan kerja.
3. Kebutuhan sosial (Affiliation or Acceptance Needs); ditunjukan
dengan: melakukan interaksi dengan orang lain yang
diantaranya untuk diterima di kelompok dan kebutuhan untuk
dicintai dan mencintai.
4. Kebutuhan akan penghargaan (Esteem or Status Needs);
ditunjukan dengan: pengakuan dan penghargaan berdasarkan
kemampuannya yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai
oleh pegawailain dan pimpinan terhadap prestasi kerja.
5. Kebutuhan perwujudan diri atau Aktualisasi Diri (Self
Actualization); ditujukan dengan sifat pekerjaan yang menarik
dan menantang, dimana pegawaitersebut mengerahkan
kemampuan, kecakapan, keterampilan, dan potensinya. Dalam
pemenuhan kebutuhan ini dapat dilakukan oleh perusahaan
dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
d. Pendorong Motivasi
Newstroom (2011: 111) dalam Wibowo (2015: 112) melihat
sebagai dorongan motivasi bersumber pada penelitian Mc Clelland
yang memfokus pada dorongan untuk achievement, affiliation, dan
power.
1) Achievement Motivation
Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang dimiliki
banyak orang untuk mengejar dan mencapai tujuan menantang.
Individu dengan dorongan ini mengharapkan mencapai sasaran
dan menaiki tangga keberhasilan.
Karakteristik pekerja yang berorientasi pada prestasi, antara
lain mereka bekerja lebih keras apabila mereka merasa akan
menerima penghargaan pribadi atas usahanya, apabila risiko
kegagalannya hanya sedang dan apabila mereka menerima
umpan balik tentang kinerja masa lalunya.
Orang dengan dorongan yang kuat terhadap prestasi
mengambil tanggung jawab atas tindakandan hasilnya,
keinginan mengontrol nasib, mencari umpan balik secara
regular, dan menikmati menjadi bagian kemenangan prestasi
melalui usaha individual atau kolektif.
2) Affiliation Motivation
Motivasi untuk berafiliasi merupakan suatu dorongan untuk
berhubungan dengan orang atas dasar sosial, bekerja dengan
orang yang cocok dan berpengalaman dengan perasaan sebagai
komunitas.
Orang dengan motif afiliasi bekerja lebih baik apabila
mereka dilengkapi dengan sikap dan kerjasama yang
menyenangkan. Mereka cenderung melingkupi diri dengan
teman dan orang yang dapat berhubungan. Mereka mendapatkan
kepuasan diri berada disekitar temannya dan menginginkan
kebebasan kerja untuk mengembangkan hubungan tersebut.
3) Power Motivation
Motivasi akan kekuasaan merupakan suatu dorongan untuk
memengaruhi orang, melakukan pengawasan dan merubah
situasi. Orang yang termotivasi atas dasar kekuasaan
mengharapkan menciptakan dampak pada organisasi dan
bersedia mengambil risiko dengan melakukannya. Apabila
kekuasaan telah diperoleh, mungkin akan dipergunakan secara
konstruktif atau destruktif.
Orang yang termotivasi oleh kekuasaan menjadi manajer
cerdas apabila dorongannya ditujukan pada kekuasaan
institusional daripada personal. Kekuasaan institusional adalah
merupakan kebutuhan untuk memengaruhi perilaku orang lain
untuk kebaikan seluruh organisasi. Tetapi apabila dorongan
pekerja ditujukan pada kekuasaan personal, maka orang tersebut
cenderung kehilangan kepercayaan dan penghargaan pekerja
dan rekan kerja dan menjadi pemimpin organisasi yang tidak
berhasil.
C. Kerangka Penelitian
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja. Dalam
penelitian ini penulis memilih faktor kompetensi, kompensasi dan beban
kerja. Kemudian dari faktor kompetensi, kompensasi dan beban kerja yang
mempengaruhi kinerja akan dimediasi dengan variabel motivasi yang juga
mempengaruhi faktor-faktor diatas. Motivasi kerja dijadikan sebagai
variabel mediasi didasarkan pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Marwansyah (2012), Hernita (2015) dan Azwar (2015) .
Berdasarkan penjabaran teori dan penelitian terdahulu, maka dapat
disusun kerangka pemikiran dalam penelitian ini, yaitu :
Sumber : Konsep yang digunakan penelitian tahun 2018
Gambar 2. 1 Model penelitian
D. Hipotesis
1. Pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan
Kompetensi sendiri dapat diartikan sebagai karakteristik dasar
seseorang yang terdiri dari pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill)
dan sikap (Attitude) yang ada hubungan sebab akibatnya dengan prestasi
kerja yang baik, dengan mengevaluasi kompetensi yang dimiliki
seseorang,maka akan dapat memprediksi hasil kinerja seseorang. Sesuai
dengan definisi Klemp (1980), kompetensi merupakan karakteristik
mendasar seseorang yang menghasilkan kinerja unggul dan efektif
dalam suatu pekerjaan. Oleh karena itu dengan kompetensi yang baik
maka motivasi kerja seseorang dapat meningkat lebih baik lagi sehingga
dapat tercapai kinerja yang baik
Penelitian yang dilakukan Pattiasina (2014) menyatakan faktor
penting yang diduga dapat mempengaruhi kinerja yang baik adalah
dapat dilihat dari kompetensi yang dimiliki. Dari sudut pandang instansi,
kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau
melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan
dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi menunjukkan
keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme
dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai
unggulan bidang tertentu yang akan berdampak terhadap kinerja
karyawan.
Hasil penelitian di atas senada dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Layaman (2016) yang menyatakan bahwa kompetensi
mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Karyawan. Kompetensi yang
diberikan akan memberikan dampak pada kinerja karyawan. Dengan itu
kompetensi karyawan yang baik diikuti dengan peningkatan motivasi
kerja maka akan mendorong dan meningkatnya kinerja karyawan
menjadi semakin baik. Dengan demikian kompetensi karyawan sangat
mepengaruhi kinerja karyawan.
Dari pernyataan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
2. Pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan
Kompensasi adalah pemberian kepada karyawan dengan
pembayaran financial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang
dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaan kegiatan di
waktu yang akan datang (Handoko, 2012: 245). Pemberian kompensasi
dari perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh
di dalam pemilihan untuk bekerja di sebuah organisasi. Pemberian
kompensasi yang tepat bagi keinginan karyawan maupun kemampuan
perusahaan, akan menciptakan hubungan kerjasama yang sehat untuk
kemajuan kinerja perusahaan. Selain itu, kompensasi yang sesuai
dengan keinginan karyawan atas pekerjaannya dapat memotivasi
karyawan dan dapat memacu semangat karyawan untuk bekerja lebih
baik dari waktu ke waktu, sehingga memberikan pengaruh positif
terhadap peningkatan kerja karyawan.
Penelitian yang dilakukan Rofiah (2012) yang menyatakan bahwa
bagi perusahaan karyawan merupakan salah satu sumber daya yang
amat dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Pemberian
imbalan atau kompensasi merupakan bagian dari strategi dan kebijakan
perusahaan. Perusahaan tentu ingin mendorong agar para pekerjanya
berprestasi dan berproduktivitas terus dapat meningkat, karena hal
tersebut akan terkait dengan masalah kinerja karyawan. Komposisi
imbalan dapat mempengaruhi secara langsung terhadap prestasi kerja
individu, produktivitas perusahaan dan kinerja perusahaan secara
keseluruhan.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi (2016) yang
menyatakan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan.
Dari pernyataan di atas maka hipotesis kedua yang diajukan adalah:
H2: Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
3. Pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan
Menurut Manuaba (2000), beban kerja adalah kemampuan tubuh
pekerja dalam menerima pekerjaan. Apabila beban kerja terus menerus
bertambah tanpa adanya pembagian beban kerja yang sesuai maka
kinerja karyawan akan menurun, Akan tetapi jika beban kerja terlalu
sedikit juga akan menimbulkan kebosanan sehingga itu juga tidak akan
memperbaik kinerja. Jadi, beban kerja itu harus ada pembagian yang
sesuai sehingga akan memperbaik kinerja.
Penelitian yang dilakukan Shahrash (2016) yang menyatakan bahwa
beban kerja memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan karena beban kerja yang tinggi, maka karyawan akan
terbebani dan hal ini akan menghambat kinerja karyawan. Beban kerja
merupakan faktor ekstrinsik individu yang menjadi salah satu sumber
munculnya permasalahan kinerja, karena beban kerja yang dihadapinya
terlalu tinggi.
Kondisi tersebut menuntut karyawan untuk memberikan energi yang
lebih besar daripada biasanya dalam menyelesikan pekerjannya, tidak
semua karyawan memiliki tingkat ketahanan terhadap tekanan dari
beban kerja yang sama, tetapi semua ini tergantung pada masing-masing
individualnya, maksudnya tugas-tugas tersebut akan selesai dengan baik
atau tidak, tergantung bagaimana seseorang menghayati beban kerja
yang dirasakanya. Hal ini membuat karyawan akan terbebani dan
bekerja tidak maksimal sehingga untuk mencapai kinerja karyawan
yang tinggi akan terhambat. Hal tersebut merupakan indikasi bahwa
karyawan merasakan beban kerja yang tinggi.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Christiyono (2017)
yang juga menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Dari pernyataan di atas maka hipotesis ketiga yang diajukan adalah:
H3: Beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
4. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
Menurut Robert Heller (1998: 6) dalam Wibowo (2015: 109) yang
menyatakan bahwa motivasi adalah keinginan untuk bertindak. Setiap
orang dapat termotivasi oleh beberapa kekuatan yang berbeda. Di
pekerjaan, kita perlu mempengaruhi bawahan untuk menyelaraskan
motivasinya dengan kebutuhan organisasi. Motivasi merupakan
dorongan untuk bertindak terhadap serangkaian proses perilaku manusia
dengan mempertimbangkan arah, intensitas, dan ketekunan pada
pencapaian tujuan. Sedangkan elemen yang tergantung dalam motivasi
meliputi unsur membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukkan
intensitas, bersifat terus menerus dan adanya tujuan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Armeini (2014) yang
menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karena karyawan yang memiliki motivasi kerja yang
tinggi akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia akan
terus berusaha memperbaiki kinerjanya, dengan terdorongnya motivasi
kerja karywan, maka produktivitas kerja pun akan meningkat dan
secara langsung akan mempengaruhi kinerja karyawan.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmantika (2014)
yang hasil penelitiannya juga menyatakan bahwa motivasi kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Dari pernyataan di atas maka hipotesis ketujuh yang diajukan
adalah:
H4: Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan.
5. Pengaruh kompetensi terhadap motivasi kerja
Kompetensi merupakan karakteristik mendasar seseorang yang
menghasilkan kinerja unggul dan efektif dalam suatu pekerjaan.
Kompetensi dan motivasi memiliki hubungan yang sangat erat terhadap
kinerja karyawan. Pengolahan karyawan yang efektif melalui cara
peningkatan keterampilan dan keahlian karyawan atau peningkatan
kompetensi dan pemberian motivasi juga memberikan kesempatan
karyawan untuk dapat meningkatkan prestasi kerja atau kinerja karena
pengembangan kompetensi dan motivasi yang baik dapat meningkatkan
kinerja karyawan.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Marwansyah (2015) yang
menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi kerja.
Dari pernyataan di atas maka hipotesis ketujuh yang diajukan
adalah:
H5: Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi kerja.
6. Pengaruh kompensasi terhadap motivasi kerja
Kompensasi adalah pemberian kepada karyawan dengan
pembayaran financial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang
dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaan kegiatan di
waktu yang akan datang. Maka dari itu semakin tinggi nilai kompensasi
cenderung semakin tinggi motivasi kerja karyawan dalam
meningkatkan kinerja.
Senada dengan penelitian Novita (2017) dan Hernita (2015) yang
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel kompensasi memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja.
Dari pernyataan di atas maka hipotesis ketujuh yang diajukan
adalah:
H6: Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi kerja.
7. Pengaruh beban kerja terhadap motivasi kerja
Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu
jabatan atau unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume
kerja dan norma waktu. Sedangkan motivasi adalah kemauan untuk
berbuat sesuatu. Oleh karena itu jika beban kerja yang tinggi diimbangi
dengan adanya motivasi yang kerja yang tinggi maka akan tercipta
semangat kerja yang tinggi pula sehingga akan mempengaruhi kinerja
karyawan itu sendiri.
Penelitian yang dilakukan Prahastari (2015) dan Azwar (2015) yang
menunjukkan bahwa variabel beban kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi kerja .
Dari pernyataan di atas maka hipotesis ketujuh yang diajukan
adalah:
H7: Beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi kerja.
Tabel 2.2
Hipotesis Penelitian
H1 Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Kartasura.
H2 Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Kartasura.
H3 Beban kerja berpengaruh negative dan signifikan terhadap
kinerja karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Kartasura.
H4 Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Kartasura.
H5 Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi kerja pada Bank Syariah Mandiri KCP Kartasura
H6 Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi kerja pada Bank Syariah Mandiri KCP Kartasura
H7 Beban Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi kerja pada Bank Syariah Mandiri KCP Kartasura
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Dalam
penelitian kuantitatif, data yang diperlukan adalah data dalam bentuk
kuantitas yang diwakili dengan angka (numerik) (Sarwono, 2012:32).
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2011: 86).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang menjadi obyek penelitian ini adalah BSM KCP
Kartasura . Data yang digunakan adalah data primer. Data primer yaitu data
yang diperoleh langsung dari responden (objek penelitian) atau sumber-
sumber primer, yakni sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut,
sumber data primer yang penulis gunakan adalah data yang diperoleh
dengan membagikan kuesioner atau angket kepada responden
untuk mengetahui tanggapan respon. Penelitian dilakukan pada
tahun 2018.
C. Populasi dan Sampel.
Populasi adalah keseluruhan wilayah obyek dan subjek penelitian
yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti.
Totalitas dari obyek dan subjek peneliti, tentunya yang memiliki hubungan
atau memenuhi syarat-syarat tertentu dengan masalah yang akan
dipecahkan (Bawono, 2006: 28).
Sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih guna
mewakili keseluruhan dari populasi. Penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel jenuh. Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil. Istilah lain dari sampel jenuh
adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel
(Sugiyono, 2011: 127).
Populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan
karyawan BSM KCP Kartasura.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan
oleh peneliti untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah untuk
menghasilkan suatu kesimpulan (Bawono, 2006:29).
Teknik atau cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Kuesioner atau Angket
Kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang diberikan
kepada objek penelitian yang mau memberikan respon sesuai dengan
permintaan pengguna (Bawono, 2006:29). Sistem angket adalah
serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis,
kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket
dikirim kembali atau dikembalikan kepada petugas atau peneliti, baru
kemudian angket tersebut dianalisis.
2. Dokumentasi
Sugiyono (2011:240), mengemukakan pendapatnya mengenai
dokumen, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.
E. Skala Pengukuran
Pengukuran merupakan suatu proses hal mana suatu angka atau symbol
diletakkan pada karakteristik atau properti suatu stimuli sesuai dengan
aturan atau prosedur yang telah ditetapkan (Ghozali, 2013: 3). Skala
pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Skala Nominal
Skala nominal merupakan skala pengukuran yang menyatakan
kategori, atau kelompok dari suatu subyek. Misalkan variabel jenis
kelamin, responden dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori laki-
laki dan perempuan. Kedua kelompok ini dapat diberi kode angka 1 dan
2. Jadi uji statistik yang sesuai dengan skala nominal adalah uji statistik
yang mendasarkan counting seperti modus dan distribusi frekuensi
(Ghozali, 2013:3).
2. Skala Interval
Penelitian ini menggunakan skala interval. Skala interval memiliki
ciri berurutan dan berjarak, operasi empiris data, dan penentuan
kesamaan interval dengan selisih. Alat analisis yang digunakan uji
reliabilitas, uji validitas, uji regresi berganda, uji t, uji F, uji asumsi
klasik yang meliputi uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, uji
normalitas dan uji linearitas. (Wijaya, 2013: 16).
Teknik analisis datanya menggunakan path analysis atau analisis
jalur. Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier
berganda atau analisis jalur merupakan penggunaan analisis regresi
untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model casual)yang
telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali, 2013: 249).
Penelitian ini kuesioner dibuat dengan menggunakan skala 1-10
untuk mendapatkan data yang bersifat interval. Hal ini dikarenakan
untuk memudahkan responden dalam memberikan penilaian atau
pendapat sangat tidak setuju sampai sangat setuju, dengan kata lain
mengukur tanggapan baik buruknya dalam suatu pertanyaan dalam
bentuk nilai angka 1-10. Semakin jawaban mendekati angka 1 (nol)
berarti responden semakin sangat tidak setuju dan apabila jawaban
semakin mendekati angka 10 (sepuluh) berarti responden sangat
setuju.Berikut ini adalah rentang penilaian dalam skala interval yang
menunjukkan skor 1-10.
Sangat Tidak
setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sangat
Setuju
F. Definisi Konsep dan Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan menarik
kesimpulan (Sugiyono, 2011: 60-64). Dalam pembahasan ini
variabel-variabel dalam penelitian adalah :
a) Variabel Independen
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menyebabkan terjadinya
perubahan.Variabel bebas (independen) dalam penelitian
ini adalah kompetensi, kompensasi, beban kerja.
b) Variabel Dependen
Variabel dependen atau terikat merupakan faktor-
faktor yang diamati dan diukur oleh peneliti dalam
sebuah penelitian, untuk menentukan ada tidaknya
pengaruh dari variabel bebas atau variabel yang
dipengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel
dependen atau terikatnya adalah Kinerja karyawan.
c) Variabel Intervening
Variabel mediasi (intervening variable) atau variabel
antara yang menghubungkan sebuah variabel
independen utama pada variabel dependen yang
dianalisis. Dalam penelitian ini variabel mediasi atau
interveningnya adalah motivasi. Untuk menguji
pengaruh variabel intervening digunakan metode analisis
jalur (Path Analysis). Analisis jalur merupakan perluasan
dari analisis regresi linier berganda,analisis jalur sendiri
tidak dapat menentukan hubungan sebab-akibat dan juga
tidak dapat digunakan sebagai substitusi bagi peneliti
untuk melihat hubungan kausalitas antar variabel
(Ghozali, 2013: 249).
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjelasan dari variabel serta
indikator yang menyusun setiap variabel yang digunakan dalam
penelitian ini.
1. Variabel Kompetensi
Spencer dan Spencer dalam Wibowo (2007: 272)
menyatakan bahwa “Kompetensi merupakan landasan
dasar karkteristik orang dan mengindikasikan cara
berperilaku atau berpikir, menyamakan situasi dan
mendukung untuk periode waktu cukup lama”.
Indikator-indikator kompetensi adalah pengetahuan,
ketrampilan dan sikap.
2. Variabel Kompensasi
Kompensasi adalah pemberian kepada karyawan dengan
pembayaran financial sebagai balas jasa untuk pekerjaan
yang dilaksanakan dan sebagai motivator untuk
pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang
(Handoko, 2012: 245). Indikator-indikator kompensasi
menurut Nawawi (2011) dalam Febiananda (2017),
antara lain sebagai berikut: gaji, tunjangan, fasilitas,
insentif.
3. Variabel Beban Kerja
Menurut Permendagri No. 12/2008, beban kerja
adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu
jabatan/ unit organisasi dan merupakan hasil kali antara
volume kerja dan norma waktu. Indikator beban kerja
dikemukakan oleh Putra (2012: 22) dalam Setiawan
(2016: 19), yang meliputi antara lain: target yang harus
dicapai, kondisi pekerjaan, standar pekerjaan.
4. Variabel Kinerja
Miner (1992) dalam Umam (2010: 187) mengatakan
bahwa kinerja sebagai perluasan dari bertemunya
individu dan harapan tentang apa yang seharusnya
dilakukan individu terkait dengan suatu peran, dan
kinerja tersebut merupakan evaluasi terhadap berbagai
kebiasaan dalam organisasi, yang membutuhkan
standardisasi yang jelas. Indikator-indikator kinerja
adalah kemampuan; motivasi; keberadaan pekerjaan
yang mereka lakukan; hubungan mereka dengan
organisasi.
5. Variabel Motivasi
Wibowo (2015: 109), motivasi kerja merupakan
kombinasi kekuatan psikologis yang kompleks dalam
diri masing-masing orang. Menurut Maslow indikator-
indikator untuk mengetahui tingkat motivasi pada
karyawan,yaitu: Kebutuhan fisik (Physiological Needs),
Kebutuhan rasa aman dan keselamatan (Safety and
Security Needs), Kebutuhan sosial (Affiliation or
Acceptance Needs), Kebutuhan akan penghargaan
(Esteem or Status Needs), Kebutuhan perwujudan diri
atau Aktualisasi Diri (Self Actualization).
Tabel 3. 1 Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Pengukuran
Kompetensi Kompetensi merupakan
landasan dasar
karkteristik orang dan
mengindikasikan cara
1. Pengetahuan
2. Ketrampilan
3. Sikap
Skala
interval
berperilaku atau berpikir,
menyamakan situasi dan
mendukung untuk periode
waktu cukup lama.
Spencer dan Spencer
dalam Wibowo (2007:
272)
Kompensasi Kompensasi adalah
pemberian kepada
karyawan dengan
pembayaran financial
sebagai balas jasa untuk
pekerjaan yang
dilaksanakan dan sebagai
motivator untuk
pelaksanaan kegiatan di
waktu yang akan datang
(Handoko, 2012: 245)
1. Gaji
2. Tunjangan
3. Fasilitas
4. insentif
Skala
interval
Beban
Kerja
Beban kerja adalah
kemampuan tubuh pekerja
dalam menerima
pekerjaan (Manuaba,
2000)
1. Tugas yang
bersifat fisik
(sikap kerja)
2. Tugas yang
bersifat mental
(emosi
pekerjaan,
tanggung
jawab)
3. Waktu kerja
dan waktu
istirahat
4. Kerja secara
bergilir
5. Pelimpahan
tugas dan
wewenang
6. Faktor somatic
(kondisi
kesehatan)
7. Faktor psikis
(motivasi,
keinginan,
persepsi,
Skala
interval
kepercayaan,
kepuasan.
Kinerja Kinerja merupakan hasil
atau tingkat keberhasilan
seseorang secara
keseluruhan selama
periode tertentu di dalam
melaksanakan tugas
dibandingkan dengan
berbagai kemungkinan,
seperti standar hasil kerja,
target/ sasaran atau
criteria.
Robbins (2006)
1. Kualitas
2. Kuantitas
3. Ketepatan
Waktu
4. Efektivitas
5. Kemandirian
Skala
Interval
Motivasi Motivasi kerja merupakan
kombinasi kekuatan
psikologis yang kompleks
dalam diri masing-masing
orang Wibowo (2015:
109)
1. Kebutuhan
Fisik
2. Kebutuhan
rasa aman
3. Kebutuhan
sosial
4. Kebutuhan
akan
penghargaan
5. Kebutuhan
perwujudan
diri/
aktualisasi diri
Skala
Interval
G. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket atau kuisioner,
yaitu daftar pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada objek
penelitian yang mau memberikan respon sesuai dengan permintaan
pengguna. Angket dibuat dengan memperhatikan konsep atau teori yang
sudah ada dan disesuaikan dengan kondisi studi kasus. Kemudian setelah
jadi, kuisioner disebarkan kepada responden yaitu seluruh karyawan BSM
KCP Kartasura. Kuisioner dibuat berdasarkan indikator yang telah
ditentukan dari masing-masing dalam variabel.
H. Uji Instrumen Penelitian
Analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif,
dilakukan dengan beberapa langkah antar lain:
1. Uji Reliabilitas dan Validitas
a. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur
kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau kontruks.
Suatu kuisioner dikatakan reliabel jika jawaban seorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali, 2013: 47).
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan On Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya
hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Suatu kontruks atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbath Alpha> 0.60 .
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untu mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013: 52).
Adapun kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut:
a) apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi a=0.05) maka
dapat dikatakan item kuisioner tersebut valid.
b) apabila r hitung < r tabel (pada taraf signifikansi a=0.05) maka
dapat dikatakan item kuisioner tersebut tidak valid.
2. Uji Statistik
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi menunjukkan sejauh mana tingkat
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen,
atau sejauh mana kontribusi variabel independen mempengaruhi
variabel dependen (Bawono, 2003:92).
Ciri-ciri R2 sebagai berikut:
1) Besarnya nilai R2 terletak antara 0 sampai dengan1.
2) Nilai 0 menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
3) Nilai 1 menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara
variabel independen dengan variabel dependen.
b. Uji ttes (Uji secara individual)
Uji ini dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau
sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secra parsial atau sendiri,
dengan menggunakan uji ttes statistik untuk masing-masing
variabel bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono,
2006:89).
Langkah-langkah uji ini sebagai berikut:
1) Menentukan Hipotesis
Ho : β = 0 , artinya variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Ho : β ≠ 0 , artinya variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen.
2) Menentukan t tabel
Untuk menentakan t tabel dengan menggunakan tingkat
signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 – k.
Dimana :
n = jumlah data
k = jumlah variabel yang dipakai
3) Pengambilan keputusan
Jika t hitung < t tabel, maka H1 ditolak. Artinya tidak ada
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
Jika t hitung > t tabel, maka H1 diterima. Artinya ada pengaruh
yang positif dan signifikan antara variabel independen dengan
variabel dependen.
c. Uji Ftes (Uji secara serempak)
Uji Ftes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa jauh variabel independen atau bebas secara bersama-sama
dapat mempengaruhi variabel dependen atau terikat (Bawono,
2006:91).
Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis, menentukan F tabel, mencari F hitung,
pengambilan keputusan.
2) Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima artinya tidak ada
pengaruh signifikan antara variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
3) Jika F hitung > F tabel, maka H1 diterima artinya ada pengaruh
signifikan antara variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi
antarsesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013:
105).
Multikolonieritas juga dapat dilihat dari nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Masalah Multicollinearity biasanya muncul
pada data time seris, yang apabila masalah Multicollinearity ini
serius dapat mengakibatkan berubahnya data dari parameter
estimasi (Bawono, 2006: 124).
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2013: 139).
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu dengann melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Suatu model regresi yang baik adalah model regresi yang
memiliki distribusi data yang normal atau setidaknya mendekati
normal. Untuk mendeteksi apakah residual terdistribusi normal
atau tidak dapat dilakukan dua uji normality yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013: 160).
4. Analisis dengan Path Analysis
Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan
metode analisis jalur (Path Analysis). Analisis jalur merupakan
pelunasan dari analisis regresi berganda, atau analisis jalur adalah
penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kasualitas
antar variabel (model casual) yang telah ditetapkan sebelumnya
berdasarkan teori.
Analisis jalur sendiri tidak dapat menentukan hubungan
sebab atau akibat dan tidak dapat digunakan sebagai subtitusi bagi
peneliti untuk melihat hubungan kausalitas antara variabel.
Hubungan kausalitas antar variabel telah dibentuk dengan model
berdasarkan landasan teoristis. Apa yang dilakukan oleh analisis
jalur adalahh menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih
variabel dan tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau
menolak hipotesis kasualitas imajiner. (Imam Ghozali, 2013).
Dengan model sebagai berikut :
1) Model 1
Z = βο + β1X1 + β2X2 + β3X3 e
2) Model 2
Y = βο + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4Z + e
Keterangan :
Y : Kinerja Karyawan
βο : Konstanta (Constant)
β1-3 : Koefisien Regresi
X1 : Kompetensi
X2 : Kompensasi
X3 : Beban kerja
Z : Motivasi
e : Kesalahan (eror)
I. Alat analisis
Dalam penelitian ini digunakan analisis kuantitatif yaitu analisis
statistik dengan menggunakan program SPSS (statistical product and
service sollution) 22. SPSS 22 merupakan sebuah program komputer
statistic yang berfungsi untuk membantu dalam memproses data-data
statistik secara tepat, serta menghasilkan output yang dikehendaki oleh para
pengambil keputusan.
Statistic dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan data, meringkas atau menyajikan data kemudian
menganalisis data dengan menggunakan metode tertentu, dan
menginterprestasikan hasil dari analisis tersebut. Dalam perhitungan
statistic, alat yang sering digunakan adalah olah data SPSS for windows.
Program olah data SPSS for windows ini sangat membantu dalam proses
pengelolaan data, sehingga hasil data yang dicapai juga dapat dipertanggung
jawabkan dan terpercaya.
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya BSM Syariah
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, BSM merupakan hasil
konsolidasi Bank Mandiri yang membentuk Tim Pengembangan
Perbankan Syariah. Pembentukan ini bertujuan untuk mengembangkan
layanan perbankan syariah dikelompok perusahaan Bank Mandiri,
sebagai respon atas berlakunya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi
peluang Bank Umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking
system). Selanjutnya, melalui surat keputusan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ Menyusul pengukuhan dan
pengakuan legal PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai
beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420H atau tanggal 1
November 1999. BSM memiliki banyak kantor cabang disetiap daerah,
salah satunya adalah BSM KC Surakarta, sedangkan BSM KC surakarta
memiliki kantor cabang pembantu yang tersebar diseluruh wilayah
karesidenan Surakarta yang salah satunya adalah BSM KCP Kartasura
Sukoharjo yang beralamatkan di Ruko Kartasura Blok A No.1, jalan
Ahmad Yani Kartasura.
2. Struktur Organisasi BSM KCP Kartasura
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi
3. Visi dan Misi BSM Syariah
a. Visi
Bank Syariah Terdepan dan Modern
Untuk Nasabah
BSM merupakan bank pilihan yang memberikan manfaat,
menenteramkan dan memakmurkan.
Untuk Pegawai
BSM merupakan bank yang menyediakan kesempatan untuk
beramanah sekaligus berkarir profesional.
Untuk Investor
Institusi keuangan syariah Indonesia yang terpercaya yang terus
memberikan value berkesinambungan.
b. Misi
1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri
yang berkesinambungan.
2) Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang
melampaui harapan nasabah.
3) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran
pembiayaan pada segmen ritel.
4) Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.
5) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang
sehat.
6) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
B. Identitas Responden
Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian pada BSM KCP
Kartasura dengan responden adalah karyawan yang berjumlah 40
responden. Setiap responden memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga
penulis melakukan pengelompokan dengan karakteristik tertentu.
Karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin,
Usia dan pendidikan. Berikut ini hasil pengelompokan responden
berdasarkan kuisioner yang telah disebar:
1. Jenis Kelamin Responden
Responden yang terpilih dikelompokkan berdasarkan jenis
kelamin dalam dua kelompok yaitu laki-laki dan perempuan. Untuk
mengetahui proporsi jenis kelamin dengan jelas dapat dilihat pada tabel
4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
LAKI-LAKI 31 77.5 77.5 77.5
PEREMPUAN 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Dari tabel 4.1,dapat diketahui bahwa responden karyawan BSM
KCP Kartasura berdasarkan jenis kelaminnya adalah sebanyak 31 orang
laki-laki, sedangkan jumlah karyawan perempuan sebanyak 9 orang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden atau karyawan pada BSM
KCP Kartasura adalah lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki.
2. Usia
Tabel 4.2
Usia Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
21-30 TAHUN 21 52.5 52.5 52.5
31-40 TAHUN 19 47.5 47.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Dari tabel 4.2, dapat diketahui bahwa responden atau karyawan
BSM KCP Kartasura berdasarkan usia adalah yang berusia 21 sampai 30
tahun ada 21 orang dan yang berusia 31 sampai 40 tahun ada 19 orang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden atau
karyawan BSM KCP Kartasura mayoritas adalah berusia 21 sampai 30
tahun. Usia responden pernah diteliti oleh Pratama dan Endraswati
(2017).
3. Pendidikan Terakhir
Tabel 4.3
Pendidikan Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
SMK/SMA 6 15.0 15.0 15.0
D3 14 35.0 35.0 50.0
S1 20 50.0 50.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Dari tabel 4.3, dapat diketahui bahwa responden atau karyawan
BSM KCP Kartasura berdasarkan pendidikan terakhir adalah yang
berpendidikan SMK/SMA sebanyak 6 orang, Diploma III sebanyak 14
orang, Strata Satu (S1) sebanyak 20 orang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden atau karyawan BTN Syariah Cabang
Semarang mayoritas adalah berpendidikan terakhir sarjana.
4. Statistik Deskripsi
Tabel 4.4
Statistik Deskripsi
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1.1 40 6 10 8.35 1.145
X1.2 40 6 10 8.30 1.203
X1.3 40 5 10 8.35 1.099
Kompetensi (X1) 40 18 30 25.00 3.021
X2.1 40 6 10 7.85 1.001
X2.2 40 4 10 7.65 1.494
X2.3 40 4 9 7.10 1.566
X2.4 40 3 10 7.35 1.460
Kompensasi (X2) 40 20 35 29.85 4.142
X3.1 40 5 10 7.90 .982
X3.2 40 5 10 7.93 1.071
X3.3 40 5 10 7.95 1.176
X3.4 40 5 10 7.68 1.163
X3.5 40 3 10 7.68 1.623
X3.6 40 5 10 8.40 1.236
X3.7 40 4 10 8.40 1.429
Beban Kerja (X3) 40 45 73 56.20 6.903
Y1 40 6 10 8.35 1.145
Y2 40 6 10 8.30 1.203
Y3 40 5 10 8.35 1.099
Y4 40 5 10 8.23 1.291
Y5 40 5 10 8.17 1.259
Kinerja (Y) 40 30 50 41.40 5.207
Z1 40 1 10 7.37 1.690
Z2 40 1 10 7.38 1.644
Z3 40 5 10 7.68 1.309
Z4 40 1 10 7.75 1.660
Z5 40 1 10 8.08 1.591
Motivasi (Z) 40 9 50 38.25 7.124
Valid N (listwise) 40
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Berdasarkan tabel statistik deskriptif dapat diketahui bahwa
ukuran kompetensi adalah 25.00 dengan jumlah responden 40 dengan
menjawab minimum 5 dan maximum 10. Ukuran kompensasi adalah
29.85 dengan jumlah responden 40 dengan menjawab minimum 3 dan
maximum 10. Ukuran dari beban kerja adalah 56.20 responden 40
dengan menjawab minimum 3 dan maximum 10. Ukuran dari kinerja
adalah 41.40 responden 40 dengan menjawab minimum 5 dan maximum
10. Ukuran dari motivasi adalah 38.25 responden 40 dengan menjawab
minimum 1 dan maximum 10.
C. Analisis Data
1. Hasil Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Validitas menunjukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurannya. Uji Validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu umtuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Ghozali, 2013:52). Item kuisioner dinyatakan valid apabila nilai
pearson correlation berbintang dua dengan tingkat signifikan pada
level 5% dan berbintang satu pada tingkat signifikan pada level 1%.
Untuk menguji apakah dari masing-masing indikator valid
atau tidak, berikut merupakan tabel hasil uji validitas :
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas
Variabel Item Correlations Keterangan
Kompetensi
(X1)
Butir 1 ,897** Valid
Butir 2 ,924** Valid
Butir 3 ,803** Valid
Kompensasi
(X2)
Butir 1 ,773** Valid
Butir 2 ,737** Valid
Butir 3 ,619** Valid
Butir 4 ,721** Valid
Beban Kerja
(X3)
Butir 1 ,888** Valid
Butir 2 ,855** Valid
Butir 3 ,835** Valid
Butir 4 ,829** Valid
Butir 5 ,665** Valid
Butir 6 ,600** Valid
Butir 7 ,480** Valid
Kinerja (Y) Butir 1 ,828** Valid
Butir 2 ,869** Valid
Butir 3 ,840** Valid
Butir 4 ,921** Valid
Butir 5 ,877** Valid
Motivasi (Z) Butir 1 ,912** Valid
Butir 2 ,933** Valid
Butir 3 ,785** Valid
Butir 4 ,955** Valid
Butir 5 ,903** Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui semua pertanyaan yang
digunakan dalam kuisioner adalah valid, semua item pertanyaan
dalam variabel berbintang dua yang menunjukkan signifikan pada
level 5%, sehingga tidak ada item pertanyaan yang dihapus dan semua
item pertanyaan dapat digunkan pada kesuluruhan model pengujian.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk.Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2013:47). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbanch Alpha > 0,6. Hasil pengujian reliabilitas
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Kompetensi (X1) 0,849 Reliable
Kompensasi (X2) 0,662 Reliable
Beban Kerja (X3) 0,861 Reliable
Kinerja (Y) 0,917 Reliable
Motivasi (Z) 0,941 Reliable
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Hasil pengujian reliabilitas konstruk variabel yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh nilai Cronbach Alpha yang lebih besar
dari 0,6. Hal ini berarti bahwa seluruh instrumen dalam penelitian ini
reliabel, sehingga semua butir pertanyaan dapat dipercaya dan dapat
digunakan untuk penelitian selanjutnya.
2. Uji Statistik
a. Determinasi (R2)
Uji determinasi adalah uji untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut
hasil uji determinasi yang dihasilkan dari penelitian ini:
Tabel 4. 7
Hasil Uji R2
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .981a .963 .959 1.053
a. Predictors: (Constant), Motivasi (Z), Kompensasi (X2), Beban Kerja
(X3), Kompetensi (X1)
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R
Square = 0.959, hal ini berarti 95.5% variabel kinerja dapat dijelaskan
oleh variasi dari 4 variabel yaitu kompetensi, kompensasi, beban kerja
dan motivasi. Sedangkan sisanya (100%-95.5%= 4.5%) dijelaskan
oleh variabel lain diluar model.
b. Uji Ftes
Uji Ftes adalah uji untuk mengetahui pengaruh secara bersama-
sama variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut hasil
uji Ftes dalam penelitian ini :
Tabel 4. 8
Hasil Uji F tes
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 1018.777 4 254.694 229.612 .000b
Residual 38.823 35 1.109
Total 1057.600 39
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
b. Predictors: (Constant), Motivasi (Z), Kompensasi (X2), Beban Kerja (X3), Kompetensi
(X1)
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Dari uji Ftes didapat nilai F hitung sebesar 229.612 berada pada
signifikansi atau probabilitas sebesar .000. Karena signifikansi jauh
lebih kecil dari 0.05 maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi kinerja karyawan atau dapat dikatakan bahwa
kompetensi, kompensasi, beban kerja dan motivasi secara bersama-
sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
c. Uji ttes atau Uji Hipotesis
Uji ttes dapat dilihat dari tabel Coefficients pada uji statistik.
Variabel independen dikatakan berpengaruh secara statistik jika nilai
t hitung > t tabel, serta nilai signifikansinya kurang dari 0,05.
Tabel 4. 9
Hasil Uji t tes
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -4.664 1.939 -2.405 .022
Kompetensi (X1) 1.326 .083 .769 15.966 .000
Kompensasi (X2) .126 .044 .100 2.857 .007
Beban Kerja (X3) .071 .034 .094 2.095 .043
Motivasi (Z) .136 .034 .186 4.024 .000
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Sumber: Data primer yang diolah, 2018.
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa:
1) Hipotesis Pertama
Ho : kompetensi tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan BSM KCP Kartasura.
H1 : kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan BSM KCP Kartasura.
Hasil uji ttes menunjukkan bahwa variabel kompetensi
menghasilkan nilai signifikansi sebesar ,000 yang mana nilai
tersebut lebih kecil dari 0.05 artinya penerapan variabel
kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
karyawan di BSM KCP Kartasura. Sehingga hipotesis pertama
(H1) yang menyatakan kompetensi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan BSM KCP Kartasura
diterima.
2) Hipotesis Kedua
Ho : kompensasi tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan BSM KCP Kartasura.
H1 : kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan BSM KCP Kartasura.
Hasil uji ttes menunjukkan bahwa variabel kompensasi
menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,007 yang mana nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05 ini berarti variabel kompensasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Sehingga hipotesis pertama (H1) yang menyatakan kompensasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja
karyawan BSM KCP Kartasura diterima.
3) Hipotesis Ketiga
Ho : beban kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan BSM KCP Kartasura.
H1 : beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan BSM KCP Kartasura.
Hasil uji ttes menunjukkan bahwa variabel beban kerja
menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,043 yang mana nilai
tersebut lebih dari 0,05 ini artinya penerapan variabel beban kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di
BSM KCP Kartasura. Sehingga hipotesis pertama (H1) yang
menyatakan kompensasi berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan BSM KCP Kartasura ditolak.
4) Hipotesis Keempat
Ho : motivasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan BSM KCP Kartasura.
H1 : motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan BSM KCP Kartasura.
Hasil uji ttes menunjukkan bahwa variabel motivasi menghasilkan
nilai signifikansi sebesar 0,000 yang mana nilai tersebut lebih
kecil dari 0,05 ini berarti penerapan variabel motivasi
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan di BSM
KCP Kartasura. Sehingga hipotesis pertama (H1) yang
menyatakan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan di BSM KCP Kartasura diterima.
Tabel 4.10
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis
No Hipotesis Hasil Uji Keterangan
1 Kompetensi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Kompetensi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Diterima
2 Kompensasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Kompensasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Diterima
3 Beban Kerja berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Beban Kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Ditolak
4 Motivasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Motivasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Diterima
5 Kompetensi, kompensasi, beban
kerja dan motivasi secara bersama-
sama berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Kompetensi, kompensasi, beban
kerja dan motivasi secara
bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
Diterima
3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan
dilakukan pengujian terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik.
Dalam asumsi klasik terdapat beberapa pengujian yang harus dilakukan,
yakni Uji Multikolonieritas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Normalitas dan
Uji Linearitas.
a. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen (Ghozali, 2013:105). Salah satu metode untuk
mendiagnosa adanya Multikolonieritas adalah dengan menganalisis
nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Hasil
pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -4.664 1.939
Kompetensi (X1) 1.326 .083 .769 .452 2.213
Kompensasi (X2) .126 .044 .100 .859 1.164
Beban Kerja (X3) .071 .034 .094 .523 1.913
Motivasi (Z) .136 .034 .186 .492 2.032
a. Dependent Variable: KINERJA (Y)
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Pada hasil uji multikolonieritas menunjukkan nilai tolerance
untuk variabel kompetensi, kompensasi, beban kerja, dan motivasi
masing-masing sebesar 0.452, 0.859, 0.523 dan 0,492. Nilai tolerance
yang diperoleh pada variabel tersebut lebih dari 0.1 serta nilai VIF
untuk variabel kompetensi, kompensasi, beban kerja, dan motivasi
yaitu masing-masing sebesar 2.213, 1.164, 1.913, dan 2.032. Dimana
nilai VIF pada variabel tersebut kurang dari 10. Berdasarkan nilai
tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
multikolonieritas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas (Ghozali, 2013: 139). Hasil pengujian
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.12
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .980 1.240 .790 .435
Kompetensi (X1) .006 .053 .025 .106 .916
Kompensasi (X2) -.051 .028 -.305 -1.808 .079
Beban Kerja (X3) .015 .022 .153 .711 .482
Motivasi (Z) .006 .022 .065 .294 .770
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan hasil uji di atas, uji heteroskedastisitas terlihat
bahwa nilai signifikan variabel independen variabel kompetensi,
kompensasi, beban kerja dan motivasi masing-masing sebesar 0.916,
0.079, 0.482 dan 0.770. Nilai dari masing-masing variabel tersebut
lebih besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi
terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2013:160). Model regresi yang baik adalah yang memiliki
distribusi normal atau mendekati normal. Pada pengujian ini peneliti
menggunakan analisa statistik yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-
Smirnov (K-S). Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation .99773304
Most Extreme Differences
Absolute .122
Positive .076
Negative -.122
Kolmogorov-Smirnov Z .773
Asymp. Sig. (2-tailed) .589
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Pada hasil uji dari statistik non-parametrik kolmogorov-
smirnov menyatakan bahwa Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0.589
sedangkan tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0.05. Hasil ini
menunjukkan bahwa data yang digunakan adalah data yang
berdistribusi normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar
dari 0.05 (0.589> 0.05).
4. Analisis dengan Path Analysis
Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode
analisis jalur (Path Analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari
analisis regresi linear berganda atau analisis jalur adalah penggunaan
analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel
(model casual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Apa
yang dimaksud oleh analisis jalur adalah menentukan pola hubungan
antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk
mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kasualitas imajiner (Ghozali,
2013:249).
1) Model 1
Z = βο + β1X1 + β2X2 + β3X3 e
Tabel 4.15
Hasil Uji Model Summary 1
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .713a .508 .467 5.202
a. Predictors: (Constant), Beban Kerja (X3), Kompensasi (X2),
Kompetensi (X1)
b. Dependent Variable: Motivasi (Z)
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Tabel 4.16
Hasil Uji Coefficientsa 1
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.699 9.577 -.073 .942
Kompetensi (X1) 1.105 .366 .469 3.016 .005
Kompensasi (X2) -.248 .213 -.144 -1.166 .251
Beban Kerja (X3) .333 .157 .323 2.118 .041
a. Dependent Variable: Motivasi (Z)
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh model persamaan regresi
sebagai berikut :
Z = -699 + 1,105 X1 - 0,248 X2 + 0,333 X3 + e
Dari model 1 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa :
a) Konstanta -699 mengandung arti apabila variabel kompetensi (X1),
kompensasi (X2) dan beban kerja (X3) konstanta (X1, X2 dan X3
= 0), maka motivasi (Z) berada pada angka -699.
b) Koefisien regresi kompetensi (X1) sebesar 1,105 mengandung arti
bahwa setiap tambahan satu point kompetensi (X1) akan
meningkatkan motivasi (Z) sebesar 1,105 kali.
c) Koefisien regresi kompensasi (X2) sebesar -0,248 mengandung arti
bahwa setiap tambahan satu point kompensasi (X2) akan
menurunkan motivasi (Z) sebesar 0,248 kali.
d) Koefisien regresi beban kerja (X3) sebesar 0,333 mengandung arti
bahwa setiap tambahan satu point beban kerja (X3) akan
meningkatkan motivasi (Z) sebesar 0,333 kali.
2) Model 2
Tabel 4.17
Hasil Uji Model Summary 2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .981a .963 .959 1.053
a. Predictors: (Constant), Motivasi (Z), Kompensasi (X2), Beban Kerja
(X3), Kompetensi (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Tabel 4.18
Hasil Uji Coefficientsa 2
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -4.664 1.939 -2.405 .022
Kompetensi (X1) 1.326 .083 .769 15.966 .000
Kompensasi (X2) .126 .044 .100 2.857 .007
Beban Kerja (X3) .071 .034 .094 2.095 .043
Motivasi (Z) .136 .034 .186 4.024 .000
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh model persamaan regresi
sebagai berikut :
Y = -4,664 +1,326 X1 + 0,126 X2 +0,071 X3 + 0,136 Z + e
dari model persamaan regresi tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa :
a) Konstanta -4,664 mengandung arti apabila variabel kompetensi
(X1), kompensasi (X2), beban kerja (X3) dan motivasi (Z)
konstanta (X1, X2, X3 dan Z = 0), maka kinerja karyawan (Y)
berada pada angka -4,664.
b) Koefisien regresi kompetensi (X1) sebesar 1,326 mengandung arti
bahwasetiap tambahan satu point kompetensi (X1) akan
meningkatkan kinerja karyawan (Y) sebesar 1,326 kali.
c) Koefisien regresi kompensasi (X2) sebesar 0,126 mengandung arti
bahwa setiap tambahan satu point kompensasi (X2) akan
meningkatkan kinerja karyawan (Y) sebesar 0,126 kali.
d) Koefisien regresi beban kerja (X3) sebesar 0,071 mengandung arti
bahwasetiap tambahan satu point beban kerja (X3) akan
meningkatkan kinerja karyawan (Y) sebesar 0,071 kali.
e) Koefisien regresi motivasi (Z) sebesar 0,136 mengandung arti
bahwasetiap tambahan satu point motivasi (Z) akan meningkatkan
kinerja karyawan (Y) sebesar 0,136 kali.
Berdasarkan Tabel 4.15, 4.16, 4.17 dan 4.18 kemudian menghasilkan
model :
e1= 0,701
X1 1,326
1,105 0,126
X2 -0,248 Z 0,136 Y
0,333 0,071
X3 0,126
e2= 0,192
Diuji dengan sobel tes, sebagai berikut :
Variabel bebas X1 (Kompetensi)
Sp2p3=√𝑃32𝑆𝑃22+𝑃22𝑆𝑃32+𝑆𝑃22𝑆𝑃32
Sp2p=√(0,136)2(0,366)2+(1,105)2(0,034)2+(0,366)2(0,034)2
Sp2p3=√0,00247765 + 0,001411505 + 0,0001548531
Sp2p3=√0,004044008
Sp2p3= 0,063
Variabel bebas X2 (Kompensasi)
Sp2p3=√𝑃32𝑆𝑃22+𝑃22𝑆𝑃32+𝑆𝑃22𝑆𝑃32
Sp2p3=√(0,136)2(0,213)2+(−0,248)2(0,034)2+(0,213)2(0,034)2
Sp2p3=√0,000839145 + 0,000071098624 + 0,000052446564
Sp2p3=√0,0009626902
Sp2p3= 0,03
Variabel bebas X3 (Beban Kerja)
Sp2p3=√𝑃32𝑆𝑃22+𝑃22𝑆𝑃32+𝑆𝑃22𝑆𝑃32
Sp2p3=√(0,136)2(0,157)2+(0,333)2(0,034)2+(0,157)2(0,034)2
Sp2p3=√0,0004559097 + 0,0001281877 + 0,000028494244
Sp2p3=√0,0006125898
Sp2p3= 0,024
Keterangan :
P3 : Koefisien variabel mediasi
P2 : Koefisien variabel bebas
Sp2 : Standar error koefisien 1
Sp3 : Standar error koefisien 2
1. Pengaruh kompetensi (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) yang dimediasi
oleh motivasi (Z)
Besarnya pengaruh langsung 1,326 sedangkan pengaruh tidak
langsung harus dihitung yaitu (1,105 x 0,136) = 0,150 dengan total pengaruh
1,326+ 0,150 = 1,476. Berdasarkan sp2p3 dapat menghitung nilai t statistik
pengaruh mediasi dengan rumus :
t = 𝑝2𝑝3
𝑠𝑝2𝑝3=
0,150
0,063 = 2,380
Oleh karena nilai t hitung = 2,380 lebih besar dari t tabel = 1,683,
maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mediasi.
Keterangan :
P3 : Koefisien variabel mediasi
P2 : Koefisien variabel bebas
Sp2 : Standar error koefisien 1
Sp3 : Standar error koefisien 2
2. Pengaruh kompensasi (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) yang dimediasi
oleh motivasi (Z)
Besarnya pengaruh langsung 0,126 sedangkan pengaruh tidak
langsung harus dihitung yaitu (-0,248 x 0,136) = -0,033 dengan total pengaruh
0,126+ -0,033 = -0,093. Berdasarkan sp2p3 dapat menghitung nilai t statistik
pengaruh mediasi dengan rumus :
t = 𝑝2𝑝3
𝑠𝑝2𝑝3=
−0,033
0,031 = -1,064
Oleh karena nilai t hitung = -1,064 lebih kecil dari t tabel = 1,683,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh mediasi.
3. Pengaruh beban kerja (X3) terhadap kinerja karyawan (Y) yang dimediasi
oleh motivasi (Z)
Besarnya pengaruh langsung 0,071 sedangkan pengaruh tidak
langsung harus dihitung yaitu (0,333 x 0,136) = 0,045 dengan total pengaruh
0,071+ 0,045 = 0,116. Berdasarkan sp2p3 dapat menghitung nilai t statistik
pengaruh mediasi dengan rumus :
t = 𝑝2𝑝3
𝑠𝑝2𝑝3=
0,045
0,024 = 1,875
Oleh karena nilai t hitung = 1,875 lebih besar dari t tabel = 1,683,
maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mediasi.
D. Pembahasan Pengujian Hipotesis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi,
kompensasi dan beban kerja terhadap kinerja karyawan dengan motivasi
sebagai variabel intervening pada BSM KCP Kartasura. Pembahasan
masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh kompetensi (X1) terhadap kinerja karyawan (Y)
Dalam penelitian ini, kompetensi (X1) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) karena nilai signifikasi sebesar
0,000 (tabel 4.9 Uji Ttes) dimana nilai signifikasi lebih kecil dari nilai alfa
0.05.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Pattiasina (2014) dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Layaman (2016)
hasilnya menunjukan bahwa kompetensi berpengaruh positif dan
singnifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa semakin
baik kompetensi yang dimiliki oleh karyawan dengan kemampuan untuk
melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi
atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja maka
semakin baik pula kinerja karyawan.
H1 diterima: Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan
2. Pengaruh kompensasi (X2) terhadap kinerja karyawan (Y)
Dalam penelitian ini, kompensasi (X2) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) karena nilai signifikasi sebesar
0,007 (tabel 4.9 Uji Ttes) dimana nilai signifikasi lebih kecil dari nilai alfa
0.05.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rofiah (2012) didalam penelitiannya menunjukkan
bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Selanjutnya penelitian dari Fauzi (2016) di dalam
penelitiannya hasilnya menunjkkan bahwa kompensasi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti semakin besar atau
meningkat kompensasi yang diberikan kepada karyawan maka semakin
tinggi pula usaha para karyawan untuk meningkatkan kinerjanya dan
pemberian kompensasi yang tepat bagi keinginan karyawan maupun
kemampuan perusahaan, akan menciptakan hubungan kerjasama yang
sehat untuk kemajuan kinerja perusahaan. Selain itu, kompensasi yang
sesuai dengan keinginan karyawan atas pekerjaannya dapat memotivasi
karyawan dan dapat memacu semangat karyawan untuk bekerja lebih
baik dari waktu ke waktu, sehingga memberikan pengaruh positif
terhadap peningkatan kerja karyawan.
H2 diterima: kompensasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan
3. Pengaruh beban kerja (X3) terhadap kinerja karyawan (Y)
Dalam penelitian ini, beban kerja (X3) memiliki nilai signifikasi
sebesar 0,043 (tabel 4.9 Uji Ttes) dimana nilai signifikasi lebih kecil dari
nilai alfa 0.05,dan kontribusi beban kerja untuk menjelaskan kinerja
karyawan sebesar ΔR2 0,959 ini berarti terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel beban kerja terhadap kinerja karyawan BSM
KCP Kartasura. Dapat dijelaskan bahwa di BSM KCP Kartasura
menunjukkan beban kerja berpengaruh positif dan signifikan karena
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya semangat dan motivasi
dari seorang pimpinan maksudnya disaat karyawan mengalami beban
kerja yang tinggi dan berat disitu karyawan sampai memutuskan ingin
berpindah, pimpinan BSM KCP Kartasura tidak begitu saja membiarkan
karyawannya berpindah dan menyerah, karyawannya terus didorong
dengan semangat dan motivasi dengan begitu karyawan merasa dirinya
diperdulikan sehingga dengan adanya dorongan dan semangat dari
pimpinan langsung beban kerja yang dirasakan akan semakin berkurang
dan nantinya akan berdampak kepada kinerja karena kenyamanan yang
diciptakan di dalam tempat kerja juga bisa mengurangi beban kerja.
Selain itu juga dapat dilihat dari daftar statistik deskriptif jenis kelamin
pada tabel 4.1 yang menunjukkan bahwa pada BSM KCP Kartasura
karyawannya mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Sehingga dapat
dijelaskan bahwa seorang laki-laki itu tingkat terjadinya beban mental itu
lebih kecil atau sedikit dibandingkan perempuan oleh karena itu dapat
mengurangi beban kerja yang nantinya juga dapat memperbaiki kinerja
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Shahrash (2016) dan Christiyono (2017) karena di dalam
penelitianya menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Akan tetapi hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sujarwanto (2016) yang
sama-sama hasil penelitiannya menunjukkan bahwa beban kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
H3 ditolak: Beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan
4. Pengaruh motivasi (Z) terhadap kinerja karyawan (Y)
Dalam penelitian ini, motivasi (Z) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) karena nilai signifikasi sebesar
0,000 (tabel 4.9 Uji Ttes) dimana nilai signifikasi lebih kecil dari nilai alfa
0.05.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Armeini (2014) didalam penelitiannya menunjukkan
bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Selanjutnya penelitian dari Rahmantika (2014) di dalam
penelitiannya hasilnya menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti karyawan yang
memiliki motivasi kerja yang tinggi akan memberikan lebih dari apa
yang diharapkan dan ia akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya,
dengan terdorongnya motivasi kerja karywan, maka produktivitas kerja
pun akan meningkat dan secara langsung akan mempengaruhi kinerja
karyawan.
H4 diterima: motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan
5. Pengaruh kompetensi (X1) terhadap motivasi kerja (Z)
Besarnya pengaruh langsung 1,326 sedangkan pengaruh tidak
langsung harus dihitung yaitu (1,105 x 0,136) = 0,150 dengan total
pengaruh 1,326+ 0,150 = 1,476. Oleh karena nilai t hitung = 2,380 lebih
besar dari t tabel = 1,683 (2,380 > 1,683) maka dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh mediasi, dimana nilai t hitung lebih besar dibandingkan
nilai t table (2,380 > 1,683).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Marwansyah (2015) di dalam hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan melalui motivasi kerja, dikarenakan semakin
baik kompetensi yang dimiliki karyawan maka akan meningkatkan
motivasi kerja karyawan yang pada akhirnya juga meningkatkan
kinerjanya.
H4 diterima: kompetensi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi kerja
6. Pengaruh kompensasi (X2) terhadap motivasi kerja (Z)
Besarnya pengaruh langsung 0,126 sedangkan pengaruh tidak
langsung harus dihitung yaitu (-0,248 x 0,136) = -0,033 dengan total
pengaruh 0,126+ -0,033 = -0,093. Oleh karena nilai t hitung = -1,064
lebih kecil dari t tabel = 1,683 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh mediasi, dimana nilai t hitung lebih rendah dibandingan nilai t
tabel (-1,064 < 1,683).
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Novita (2017) dan Pradita (2016) di dalam hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan melalui motivasi kerja.
Dalam penelitian ini variabel kompensasi tidak termediasi oleh
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan, dikarenakan tidak
diberikannya bonus, insentif dari atasan serta masih minimnya
pemberiaan fasilitas kerja sehingga membuat karyawan tidak termotivasi
untuk bekerja lebih baik, dilihat berdasarkan hasil pada statistik
deskripsi.
H6 ditolak: Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi kerja
7. Pengaruh beban kerja (X3) terhadap motivasi kerja (Z)
Besarnya pengaruh langsung 0,071 sedangkan pengaruh tidak
langsung harus dihitung yaitu (0,333 x 0,136) = 0,045 dengan total
pengaruh 0,071+ 0,045 = 0,116. Oleh karena nilai t hitung = 1,875 lebih
besar dari t tabel = 1,683 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
mediasi, dimana nilai t hitung lebih tinggi dibandingan nilai t tabel (1,875
>1,683).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Prahastari (2015) dan Azwar (2015) di dalam hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan melalui motivasi kerja karena
dengan adanya motivasi kerja membuat karyawan lebih semangat dalam
bekerja sehingga beban kerja yang telah diberikan dapat terselesaikan
dengan baik dengan sendirinya kinerja karyawan juga akan meningkat
lebih baik.
H7 diterima: Beban kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi kerja.
Tabel 4.19
Hasil Penelitian
No Hipotesis Hasil Uji Keterangan
1 Kompetensi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Kompetensi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Diterima
2 Kompensasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Kompensasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Diterima
3 Beban Kerja berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Beban Kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Ditolak
4 Motivasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Motivasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Diterima
5 Kompetensi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
motivasi kerja
Kompetensi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
motivasi kerja
Diterima
6 Kompensasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
motivasi kerja
Kompensasi berpengaruh
negatif dan tidak signifikan
terhadap motivasi kerja
Ditolak
7 Beban kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
motivasi kerja
Beban kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
motivasi kerja
Diterima
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh
kompetensi, kompensasi dan beban kerja terhadap kinerja karyawan Bank
Syariah Mandiri KCP Kartasura melalui motivasi kerja sebagai variabel
intervening, maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:
1. Hasil uji ttes dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Kompetensi
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada
Bank Syariah Mandiri KCP Kartasura.
2. Hasil uji ttes dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Kompensasi
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada
Bank Syariah Mandiri KCP Kartasura
3. Hasil uji ttes dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Beban Kerja
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada
Bank Syariah Mandiri KCP Kartasura
4. Hasil uji ttes dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Motivasi
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada
Bank Syariah Mandiri KCP Kartasura
5. Hasil uji Path menunjukkan bahwa Kompetensi berpengaruh terhadap
kinerja karyawan yang dimediasi oleh motivasi kerja pada Bank Syariah
Mandiri KCP Kartasura
6. Hasil uji Path menunjukkan bahwa Kompensasi tidak berpengaruh terhadap
kinerja karyawan yang dimediasi motivasi kerja pada pada Bank Syariah
Mandiri KCP Kartasura
7. Hasil uji Path menunjukkan bahwa Beban kerja berpengaruh terhadap
kinerja karyawan yang dimediasi oleh motivasi kerja pada Bank Syariah
Mandiri KCP Kartasura
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan pada
penelitian ini, ada saran-saran yang dapat diberikan agar mendapat hasil yang lebih
baik :
1. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya terkait peningkatan kinerja karyawan
diperusahaan perlu melihat faktor-faktor lain seperti kompetensi (pengetahuan,
ketrampilan dan sikap), kompensasi (pemberian gaji, tunjangan, fasilitas dan
insentif) , beban kerja dll yang dapat mengembangkan dan meningkatkan
kinerja karyawan, dengan lebih banyak variabel-variabel yang dapat
meningkatkan kinerja karyawan, diharapkan mampu menambah ruang
lingkup yang diteliti, sehingga hasilnya akan lebih maksimal. Peneliti juga
menyarankan untuk memperluas populasi, melengkapi dengan teknik
pengumpulan data yang lain atau menyertakan variabel dari faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kinerja karyawan.
2. Saran untuk Bank Syariah Mandiri (BSM) KCP Kartasura
Supaya kinerja karyawan tetap tinggi dan baik, maka Bank Syariah
Mandiri KCP Kartasura harus tetap mempertahankan dan selalu meningkatkan
kompetensi karyawan, kompensasi dan meratakan beban kerja sesuai keahlian
dan bagian yang dimiliki.
C. Kelemahan Penelitian
Kelemahan dalam penelitian ini adalah:
1. Data yang dianalisis menggunakan instrumen yang berdasarkan presepsi
jawaban responden, sehingga hal ini akan menimbulkan masalah bila
presepsi jawaban responden berbeda dengan keadaan yang sesungguhnya.
Disarankan untuk penelitian selanjutnya tidak hanya menggunaka teknik
pengumpulan data dengan kuisioner saja, akan tetapi ditambah dengan
wawancara dan pengamatan secara langsung agar mendapatkan data yang
sesuai dengan kenyataan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Anoraga. 2009. Manajemen bisnis. Semarang: PT. Rineka Cipta
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analisis dengan SPSS. Salatiga: STAIN Press.
Colquitt, Jasson A. Jeffery A Lepine and Michael J. Wesson.Organizational Behavior.
New York: Mc Grow Hill Zoll
Ghozali, Imam. 2013. Apkikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20.
Edisi 7. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.
Handoko, T. Hani. 2012. Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Cet. 23. Ed: 2.
Handoko, T. Hani. 1993. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta:
BPFE M. Manulang. Cet. 7.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) No:
Kep/75/M.Pan/7/2004. Pedoman Perhitungan Kebutuhan pegawai
berdasarkan beban kerja.
Manuaba, A, (2000). Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Dalam: Wigny
Osvebroto, S & Wiratno, SE, Eds, Procendings Seminar Nasional Ergonomi.
PT. Guna Widya. Surabaya. Hal. 1-4.
Neo, Raymond A. John R Hollenbeck. Barry Gerhart. Patrick M.Wright. 2011.
Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Salemba empat.
Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Permendagri No. 12 tahun 2008 tentang Pedoman Analisis Beban Kerja.
Robbins, S. P. (2001) Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi (Alih Bahasa oleh Halida dan
Dewi Sartika), Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Robbins, S.P. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jakarta:
Prenhallindo.
Sarwono, Jonathan. 2012. Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan
Prosedur Spss. Jakarta: PT. Gramedia.
Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif kualitatif
dan R&D) . Bandung: Alfabeta.
Umam, Khaerul. 2010. Perilaku organisasi. Bandung: Pustaka Setia. Cet.1. 404 hlm.
Undang-undang Kesehatan RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan: pasal 1 (10)
UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
Wibowo. 2015. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers. Ed 2. Cet 3.
Wibowo. 2007. Manajemen kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Wijaya, Tony. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jurnal dan Skripsi:
Adityawarman, Yudha, Bunasor, dan Bonar. 2015. Pengaruh beban kerja terhadap
kinerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk Cabang Kreket.
Jurnal manajemen dan organisasi. Vol: VI. No: 1.
Alam, Anjur Perkasa. 2016. Analisis kinerja karyawan pada PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Aksara Medan ditinjau dari manajemen syariah. Analytica Islamica.
Vol: 5. No: 1.
Apriani, Nurfitri. 2017. Pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan Bank
Tabungan Negara (BTN) Syariah Cabang Harmoni. Jurnal Manajemen.
Aprilia, Echa Siska. 2017. Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Karyawan pada Bank Syariah Mandiri kantor Cab. 16 Ilir Palembang. Tugas
Akhir FEBI UIN Raden Fatah Palembang
Armeini, Kurnia. 2014. Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan Bank BNI
Cabang Sudirman Bandung. Repository Widyatama.
Azwar, Ircham Robbaq. 2015. Beban kerja implikasinya terhadap motivasi kerja
dengan kemampuan kerja sebagai variable intervening pada karyawan bank
umum. Jurnal Manajemen. Vol 9 No 3.
Christiyono, Mahanto Prayuda. 2017. Pengaruh kompensasi dan beban kerja terhadap
kinerja karyawan PT BTN (Persero) TBK, Kantor wilayah DIY. Jurnal
Manajemen Universitas Negeri Yogyakarta.
Fauzi, Ahmad. 2016. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Khasanah Ummat Kec. Kembaran Kab.
Banyumas. Skripsi FEBI Purwokerto.
Febiyananda, Dafid Rizky. 2017. Analisis Pengaruh Kompensasi dan Motivasi
terhadap Kinerja Karyawan Bank Syariah Sragen. Skripsi. IAIN Salatiga.
Firmandari, Nuraini. 2014. Pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan dengan
motivasi kerja sebagai variabel moderating pada BSM KC Yogyakarta.
Jurnal ekonomi dan bisnis islam. Vol: IX. No: 1.
Fitriansyah, Ade Imas. 2012. Pengaruh motivasi dan pelatihan kerja terhadap kinerja
karyawan pada Bank BRI Syariah Cab. Cirebon. Skripsi Jurusan Muamalat
Ekonomi Perbankan Islam. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati.
Hernita. 2015. Pengaruh kompensasi terhadap motivasi kerja pegawai. Jurnal Ilmiah
Fakultas Ekonomi.vol 7 No 7.
Iskandar. 2012. Pengaruh beban kerja, motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap
kinerja pegawai Bank BJB Cab. Padalarang. Jurnal ekonomi, bisnis dan
entrepreneurship. Vol: 6. No: 1.
Juliati, Ati. 2012. Pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan
Bank Muamalat Indonesia Cab. Cirebon. Skripsi Jurusan Muamalat Ekonomi
Perbankan Islam. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati.
Layaman dan Nidak, Sofwatun. 2016. Analisis Pengaruh Kompetensi dan Lingkungan
Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Bank BJB Syari’ah Cab. Cirebon.
Jurnal Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Vol: 8 No: 2.
Marwansyah. 2015. Pengaruh kepemimpinan dan kompetensi terhadap motivasi serta
dampaknya terhadap kinerja karyawan PT. Bank OCBC NISP Tbk. Cab.
Pekabaru. Jurnal Tepak Manajemen Bisnis. Vol: VII. No: 2.
Meutia. 2016. Pengaruh kompensasi, kompetensi dengan motivasi sebagai variabel
intervening dalam meningkatkan kinerja pada perusahaan manufaktur
Banten. Jurnal Manajemen. Vol: XX. No: 03
Mudayana, Fansyuri Ilham, dan Sri Suryoko. 2016. Pengaruh kompetensi, kompensasi,
dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan melalui motivasi kerja
sebagai variabel intervening. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis Vol 5(1)
Mustofa. 2017. Peningkatan kinerja karyawan perbankan syariah di Gorontalo studi
atas budaya organisasi, kompetensi dan motivasi. Al-Ulum. Vol: 17
Ngatemin dan Wanti Arumwati. 2013. Pengaruh kompetensi dan kompensasi terhadap
motivasi kerja karyawan Hotel Di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis. Vol: 13. No: 1.
Pattiasina, Markx dkk. 2014. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap
Kinerja Karyawan PT. Bank Tabungan Negara, Tbk kantor Cab. Manado.
Jurnal Administrasi Bisnis.
Pradita, M. Yanuar. 2016. Pengaruh kompensasi, gaya kepemimpinan dan
karakteristik tenaga pemasar terhadap motivasi dan kinerja tenaga pemasar
pada PT. BRI (persero) Tbk. Cabang Jombang. Jurnal ekonomi-bisnis. Vol:
07. No: 02.
Pratama, Abdul Aziz. Endraswati, Hikmah. 2017. Spirituality, Dual Career Family
Worker, Demographic Factors, and Organization Commitment Evidence
From Religious Affairs In Indonesia. Indonesian Jurnal of Islam and Muslim
Societiesv Vol.7, No.2.
Rahman, Taufik. 2017. Pengaruh kompensasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan
pada PDAM Tanjung kabupaten Tabalong. Jurnal Administrasi Publik dan
Manajemen Bisnis. Vol.2 No. 2.
Rahmatika, Ika. 2014. Pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan Bank BNI Syariah Cab. Bogor. Skripsi Program Studi Muamalat.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Rofi’ah, Muhimatur. 2012. Pengaruh kompensasi terhadap Kinerja Pegawai pada PT.
BTN (Persero) cab. Syariah Malang. Skripsi Program Sarjana Jurusan
Manajemen. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim
Rusmanhafi, Hayatul Muthmainnah. 2016. Analisis Pengaruh Kompetensi Syariah,
Kompensasi Islam dan Kercerdasan Spiritual Islam Terhadap Kinerja
Karyawan Bank Muamalat Cab. Ternate. Jurnal Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sastra, Boy Aulia. 2017. Pengaruh kompetensi karyawan dan beban kerja terhadap
kinerja karyawan Bank Danamon Cab. Tuanku Tambusai Pekanbaru. JOM
Fekon.Vol:4. No:1.
Setiawan, Dani Praditya. 2016. Pengaruh beban kerja dan lingkungan kerja terhadap
kinerja karyawan PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten Jawa Tengah
Indonesia. Jurnal Manajemen.
Shahrash, Ifa. 2016. Pengaruh insentif, Stress Kerja dan beban kerja terhadap kinerja
karyawan Bank BJB Kantor Cabang Utama Bandung. Tesis Bandung:
Magister Manajemen Bisnis, Universitas Pasundan Bandung.
Sujarwanto. 2016. Pengaruh motivasi kerja dan beban kerja terhadap kinerja
karyawan Bank BTN Yogyakarta. Jurnal manajemen.
Wulandari, Tri Rahayu. 2012. Pengaruh kompetensi dan persepsi kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank BPD Bali Cabang Utama
Denpasar. Jurnal ekonomi. Hlm 533.
http:// kemendagri.go.id
http://sireka.pom.go.id
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nurma Susilowati
Tempat / Tanggal
Lahir
: Salatiga, 29 Juni 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Alamat : Soka RT 09 RW 07 Kel. Sidorejo Lor,
Kec. Sidorejo, Salatiga
Riwayat Pendidikan : 1. SD Sidorejolor 04 Salatiga 2008
2. SMP Negeri 04 Salatiga 2011
3. SMK Negeri 1 Salatiga 2014
4. IAIN Salatiga 2018
Pengalaman
Organisasi
: 1. PRAMUKA SMP N 4 Salatiga
2. KOPMA FATAWA IAIN Salatiga
Cp : HP : 0857-1212-2962
em@il : [email protected]
Salatiga, 05 September 2018
Penulis
LAMPIRAN
KUESIONER
ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI, KOMPENSASI, DAN BEBAN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
A. Identitas Responden
Berilah tanda (√) pada jawaban yang paling sesuai di tempat yang tersedia.
Nama :
Umur : 1. < 20 tahun
2. 21- 30 tahun
3. 31- 40 tahun
4. > 40 tahun
Jenis kelamin : 1 Pria 2 Wanita
Pendidikan : 1 D3 2 S1 3 S2
Lama bekerja :
Status : 1 kawin 2 Belum kawin
Pendapatan : 1 1 juta – 3 juta
2 3 juta – 5 juta
3 >5 juta
B. Petunjuk Pengisian
1) Mohon memberi tanda silang (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap
paling sesuai dan mohon mengisi bagian yang membutuhkan jawaban
tertulis.
2) Setelah mengisi kuesioner ini mohon Bapak/Ibu dapat memberikan
kembali kepada yang menyerahkan kuesioner ini pertama kali.
3) Keterangan Alternatif Jawaban dan Skor :
Sangat Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sangat
Setuju
1. Kompetensi (X1)
No Daftar Pernyataan
Sangat tidak setuju sangat setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Saya memahami prosedur, tantangan dan tanggung jawab
terhadap pekerjaan yang diberikan 2 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik
mungkin sesuai dengan prosedur dan ukuran kualitas
tugas/ volume
3 Saya mampu memecahkan masalah dengan baik yang
terjadi dalam pekerjaan dan selalu memberikan pelayanan
terbaik.
2. Kompensasi (X2)
No Daftar Pernyataan Sangat tidak setuju sangat setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Saya menerima upah selalu tepat waktu dan sesuai dengan
jabatan, tugas dan tanggung jawab.
2 Saya mendapatkan tunjangan pekerjaan diluar jam kerja.
3 Saya mendapatkan tempat kerja dan pekerjaan yang
menarik
4 Pemberian insentif yang adil dan merata sesuai dengan
pekerjaan yang saya lakukan
3. Beban Kerja (X3)
No Daftar Pernyataan Sangat tidak setuju sangat setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Saya memiliki tugas-tugas di kantor yang membutuhkan
waktu lebih darijam kerja.
2 Saya bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan
bawahan saya.
3 Saya sering bekerja meskipun telah memasuki waktu
istirahat.
4 Saya bekerja lebih ekstra disaat rekan kerja ada yang cuti
5 Saya merasakan pelimpahan tugas dan wewenang yang
diberikan kantor kurang sesuai dengan keterampilan yang
saya miliki.
6 Saya sering mengalami sakit ketika menerima beban
tugas diluar kemampuan.
7 Saya memiliki keinginan dan semangat yang kuat untuk
tetap berprestasi di perusahaan
4. Kinerja Karyawan (Y)
No Daftar Pernyataan Sangat tidak setuju sangat setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Saya melaksanakan tugas sesuai dengan SOP dan sesuai
standar kualitas perusahaan.
2 Saya cenderung menyelesaikan pekerjaan sebanyak-
banyaknya daripada terjadi penumpukan kerja.
3 Saya hadir dan pulang sesuai dengan aturan kantor.
4 Saya tidak menggunakan fasilitas dari instansi kecuali
benar-benar efektif menghasilkan target.
5 Saya berkomitmen dan mempertanggungjawapkan
pekerjaan yang saya lakukan.
5. Motivasi (Z)
No Daftar Pernyataan Sangat tidak setuju sangat setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Saya merasa pemberian kompensasi sudah sesuai dengan
pekerjaan yamg saya lakukan sehingga dapat menjamin
kehidupan saya dihari tua.
2 Saya mendapatkan jaminan dari kantor berupa asuransi
kesehatan/ yang lainnya.
3 Di kantor saya mengadakan kegiatan-kegiatan untuk
mempererat rasa kekeluargaan, persahabatan dan kasih
sayang.
4 Kantor saya memberikan penghargaan atas prestasi
karyawan dalam bekerja
5 Saya selalu mendapatkan kesempatan untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja
melalui workshop/ yang lainnya.
X1.1 X1.2 X1.3 Jml
X1 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4
Jml
X2 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7
Jml
X3 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
Jml
Y Z1 Z2 Z3 Z4 Z5
Jml
Z
9 9 9 27 9 9 7 9 34 8 8 10 7 7 9 9 58 9 9 9 9 9 45 7 7 7 7 8 36
9 9 9 27 9 7 9 5 30 8 8 8 7 8 9 9 57 9 9 9 9 9 45 7 7 8 8 8 38
8 9 9 26 9 9 8 8 34 8 8 8 7 7 8 9 55 8 9 9 9 9 44 7 7 8 8 8 38
9 9 9 27 9 8 9 9 35 8 8 8 8 8 7 9 56 9 9 9 9 9 45 7 7 8 8 8 38
9 9 9 27 9 9 9 8 35 8 8 8 8 8 9 9 58 9 9 9 9 9 45 8 8 8 8 8 40
8 9 9 26 9 5 9 8 31 8 8 9 9 4 8 9 56 8 9 9 8 9 43 8 8 8 8 8 40
8 8 8 24 8 9 4 9 30 8 7 7 7 7 8 8 52 8 8 8 8 8 40 6 6 8 7 7 34
8 8 8 24 8 8 8 8 32 8 8 8 7 7 8 8 54 8 8 8 8 8 40 7 7 7 7 8 36
8 8 8 24 9 9 9 8 35 8 8 8 7 7 8 8 54 8 8 8 8 8 40 6 6 7 7 8 34
8 8 8 24 8 8 8 7 31 7 7 8 8 6 8 8 52 8 8 8 8 8 40 6 6 7 7 8 34
8 8 8 24 8 8 8 8 32 8 8 8 8 7 8 8 55 8 8 8 8 7 39 7 7 6 7 8 35
9 9 9 27 8 8 8 8 32 9 9 9 8 9 10 4 58 9 9 9 9 9 45 8 8 9 9 8 42
10 9 8 27 8 9 4 10 31 8 9 8 8 8 5 9 55 10 9 8 9 8 44 7 8 7 10 10 42
7 7 10 24 7 9 7 7 30 7 7 7 7 6 7 9 50 7 7 10 8 7 39 5 5 7 7 7 31
8 10 8 26 6 4 6 4 20 8 7 8 10 8 8 10 60 8 10 8 8 8 42 7 10 9 9 10 45
9 9 9 27 10 9 8 7 34 7 7 7 7 7 9 9 53 9 9 9 9 9 45 7 7 8 7 7 36
10 9 8 27 8 9 8 6 31 9 8 9 8 9 10 5 58 10 9 8 9 8 44 9 8 9 10 10 46
8 8 8 24 9 8 7 8 32 8 8 8 8 8 8 8 56 8 8 8 8 8 40 8 8 8 8 8 40
7 7 8 22 8 5 9 8 30 7 7 7 7 7 10 8 50 7 7 8 7 7 36 5 7 6 6 9 33
9 8 8 25 6 6 5 7 20 8 8 7 8 9 9 8 57 9 8 8 10 8 43 8 10 8 9 8 43
8 8 9 25 8 10 8 8 34 8 8 9 7 9 8 8 57 8 8 9 9 10 44 8 10 10 8 8 44
10 9 9 28 8 9 8 8 33 8 7 7 6 6 10 9 53 10 9 9 9 9 46 8 6 6 6 8 34
8 8 8 24 7 8 9 8 32 7 8 8 7 8 8 8 54 8 8 8 7 7 38 7 7 7 7 7 35
10 10 10 30 8 8 8 8 32 9 9 9 9 9 10 10 65 10 10 10 10 10 50 9 9 8 9 9 44
9 9 9 27 8 9 8 8 33 9 10 9 9 10 9 9 65 9 9 9 9 9 45 9 9 9 9 9 45
10 10 10 30 7 8 8 8 31 10 10 10 10 10 10 10 70 10 10 10 10 10 50 10 10 10 10 10 50
7 7 7 21 7 10 6 9 32 7 7 7 7 3 7 7 45 7 7 7 7 7 35 7 7 7 7 7 35
10 9 8 27 7 7 4 7 25 9 9 9 9 9 10 10 65 10 9 8 7 7 41 8 8 8 9 9 42
6 6 7 19 8 7 7 9 31 6 7 6 6 8 6 10 45 6 6 7 6 7 32 6 7 7 6 7 33
7 6 7 20 8 7 8 7 30 7 6 6 6 7 7 6 45 7 6 7 6 7 33 7 6 7 6 7 33
7 9 9 25 7 6 7 5 25 9 10 9 9 10 9 10 66 7 9 9 10 7 42 10 7 5 9 10 41
8 8 5 21 8 5 5 7 25 7 7 7 5 5 8 9 50 8 8 5 5 5 31 1 1 5 1 1 9
10 10 10 30 9 9 5 9 32 9 9 9 9 9 10 10 65 10 10 10 10 10 50 8 8 9 10 10 45
7 7 7 21 7 6 7 5 25 7 7 7 7 7 8 7 50 7 7 7 7 7 35 7 7 7 7 7 35
9 10 9 28 6 6 6 7 25 9 9 10 9 9 9 10 65 9 10 9 9 10 47 10 9 9 9 10 47
8 7 10 25 6 6 5 3 20 7 8 6 7 8 8 7 51 8 7 10 8 9 42 10 9 10 10 10 49
8 7 8 23 8 6 5 6 25 5 5 5 6 5 8 7 45 8 7 8 6 6 35 6 6 6 7 7 32
7 6 7 20 6 8 5 6 25 9 9 9 9 9 9 9 73 7 6 7 8 9 37 8 7 8 8 8 39
6 6 6 18 8 8 7 7 30 7 7 7 7 10 6 6 50 6 6 6 6 6 30 6 6 6 6 6 30
10 10 9 29 8 7 8 7 30 9 9 9 9 9 10 10 65 10 10 9 10 10 49 10 9 10 9 9 47