ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP...
Transcript of ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP...
i
ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP
KOMITMEN ORGANISASI DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA
PEGAWAI
(Studi Kasus Pada Pegawai PT. Blue Bird Group Pool Daan Mogot)
Oleh
Nugraha Yuda Pratama
NIM: 109081000159
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAI\I DAI\I MOTIVASI TERIIADAPKOMITMEN ORGAI\IISASI DAN DAMPAKI\TYA PADA KII\IERJA
PEGAWAI
(studi Kasus Pada Pegawai PT. BIue Bird Group pool naan Mogot)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar sarjana Ekonomi
Oleh
Nugraha YudaPratamaNIM: 109081000159
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Mwq+Dr. Suhendra S.Ag. MM
NIP. 1971 12062003121001
JURUS$I MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAI\[ BISNIS
T]NTVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435Ht2014 M
Pembimbing II
I 1012003
LEMBAR PENGESAHAIY UJIAN KOMPREIIENSIT
Hari ini Selasa, 28 Januari 2Al4 @lah dilakukan ujian komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama
2. NIM3. Jurusan
4. Judul Skripsi
Nugaha Yuda Pratama
109081000159
Manajemen / SDM
"Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan MotivasiTerhadap Komitmen Organisasi dan DampaknyaTerhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus pada PTBlue Bird Group Pool Daan Mogot)'
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama prosos ujian komprehensif maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untukmelanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam NegeriS yarif Hidayatullah Jakarta
Jatarta}$ Januari 2014
1. M. Hartana" M.Si.(150409s04)
2. Bahrul Yaman. S.Sos.. MSi.(196208181986031001)
3. HemmyFauzan. SE." MM.(19760822200701 1014)
ilt
1. Nama2. NIM3. Jurusan4. Judul Skripsi
LEMBAR PENGESAIIAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu, 16 Juli 2014tolahdilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
NugrahaYuda Pratama109081000rs9Manajemen SDM
"Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan MotivasiTerhadap Komitmen Organisasi dan DampaknyaTerhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus pada PT. BlueBird Group Pool Daan Mogot)"
Setelah mencermati dan memporhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutanselama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus danskripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana ekonomi padaFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri SyarifHidayatultah Jakafia.
Jakarta 16 Jtrli2014
1. Yulianti. S.E.. M.Si.(19820318201 1012001)
2. Dr. Muniaty-Aisyah- k.. MM.(19780307201 1012003)
3. Dr. Suhendra S.Ag.. MM.(r97112062003121001)
, fuFb-,4. Sri Hidayati S.Ag.. M.Ed.
(t977060820r 1012003)
5. Bahrul Yaman. S.Sos.. MSI.(196208r81986031001)
Sekertaris
IV
Ketua
Penguji Atili
LNMBAR PERIYYATAA}IKEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nugraha Yuda Pratama109081000159Manajemen SDM
"Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan MotivasiTerhadap Komitmen Organisasi dan DampaknyaTerhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus pada PT. BlueBird Group Pool Daan Mogot)"
Dengan ini menyatakan bahwa penulisan skripsi saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan danmempertanggungiawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melaluipembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwasaya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yangberlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah lakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya
Jakarta, 30 Juni 2014Yang Menyatakan
eZ
(Nugraha Yuda Pratama)
l. Nama2. NIM3. Jurusan4. Judul Skripsi
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Nugraha Yuda Pratama
2. Tempat tanggal lahir : Depok, 06 November 1988
3. Alamat : Serpong Park BV/B1 No.15 Jelupang
Serpong Utara Tangerang Selatan
4. Telepon : 021-29005925 / 083896448169
5. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDI Al-Azhar BSD Tahun 1994-2000
2. SLTPI Al-Azhar BSD Tahun 2000-2003
3. KMI Pondok Modern Darussalam Gontor Tahun 2003-2007
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2014
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Bagian Perlengkapan Pasukan Garuda 15089 Gontor Tahun 2004-2005
2. Sekertaris Konsulat Jakarta Pondok Modern Gontor Tahun 2005-2006
3. Koordinator Pramuka Gugus Depan 001 Gontor 7 Tahun 2006-2007
4. Bagian Olahraga OPPM Gontor 7 Tahun 2006-2007
5. Bagian Perpustakaan PLMPM Gontor Tahun 2007-2008
vi
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of leadership and
motivation towards organizational commitments and its impact on performance of
employees at PT. Blue Bird Group Daan Mogot branch. This research uses a partial
least square path modeling method. The sample of this research is all of the employees
at PT. Blue Bird Group Daan Mogot branch, which are consist of 66 respondents. This
research find that there is a significant path connection between leadership and
motivation towards organizational commitments, and a significant path connection
between organizational commitments towards performance. But there is no significant
path connection between leadership and motivation towards performance.
Furthermore, leadership and motivation are simultaneously affect the organizational
commitments at 48.13%, while organizational commitments, leadership and
motivation are simultaneously affect performance at 35.17%.
Keywords: Leadership, Motivation, Organizational Commitments, Performance,
Partial Least Square Path Modeling, PT. Blue Bird Daan Mogot Branch.
vii
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan dan
motivasi terhadap komitmen organisasi dan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai di
PT. Blue Bird Group pool Daan Mogot. Analisis dalam penelitian ini menggunakan
metode Partial least quare path modeling, pengambilan data dilakukan dengan dengan
menyebarkan kuesioner kepada seluruh pegawai bengkel di PT. Blue Bird Group pool
Daan Mogot sebanyak 66 responden. Dari penelitian ini diketahui bahwa adanya
hubungan jalur yang signifikan antara kepemimpinan dan motivasi terhadap komitmen
organisasi dan adanya hubungan jalur yang signifikan antara komitmen organisasi
terhadap kinerja, sedangkan kepemimpinan dan motivasi tidak memiliki hubungan
jalur yang signifikan dengan kinerja. Dan dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dan
motivasi secara simultan mempengaruhi komitmen organisasi sebesar 48,13% dan
komitmen organisasi bersama kepemimpinan dan kinerja secara simultan
mempengaruhi kinerja sebesar 35,17%.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Motivasi, Komitmen Organisasi, Kinerja, Partial
Least Square Path Modeling, PT. Blue Bird Group Pool Daan Mogot.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr . Wb
Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur kehadiran Allah SWT atas
rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa cahaya kehidupan bagi umat, keluarga dan
sahabatnya.
Penulis percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan izin dan
ketetapan Allah SWT. Namun penyusunan skripsi ini tidak lepas dari orang-orang
disekitar penulis yang begitu banyak memberi bantuan serta dukungan pada penulis.
Untuk itulah, dengan selesainya penulisan Skripsi ini menuju gelar Sarjana Ekonomi,
izinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah mendukung sepenuhnya dengan cinta
kasih dan kesabaran serta adik-adik yang telah memberikan berbagai masukan yang
positif sehingga menciptakan semangat yang sangat bermakna bagi penulis.
2. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Prof. Dr Abdul Hamid, MS, Dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Dr. Muniaty Aisyah., MM dan Ibu Titi Dewi Warninda, SE. Msi selaku Ketua dan
Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Suhendra, MM, dan Ibu Sri Hidayati, M.Ed selaku Dosen Pembimbing
I dan II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan
sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
6. Bapak dan Ibu dosen pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.
ix
7. Dewan direksi PT. Blue Bird Group khususnya Bapak Ir Iryanto Y Supadmo,
selaku Vice President Personalia yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis sehingga penelitian ini bisa terwujud.
8. Kepala Pool dan Kepala Bagian Bengkel PT. Blue Bird Group Pool Daan Mogot
yang telah memberikan kesempatan dan waktu sehingga penelitian ini dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
9. Para pegawai PT. Blue Bird Group Pool Daan Mogot, khususnya pegawai Bengkel
yang telah membantu serta berpartisipasi dalam mendukung penelitian ini.
10. Sahabat-sahabat terbaik penulis Imu, Zul, Idoy, Aim, Zia, Dinar dan Oji yang selalu
memberikan semangat dan menjadi penghibur dikala duka.
11. Teman-teman Fakultas Ekonomi dan Bisnis angkatan 2009 khususnya kelas
Manajemen D dan Manajemen SDM 2009 yang tidak dapat disebutkan namanya
satu per satu.
12. Semua pihak yang telah terkait yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, namun semua ini semata-
mata karena keterbatasan penulis. Akhir kata, besar harapan penulis, skripsi ini dapat
bermanfaat menjadi bahan masukan dan menambah wawasan bagi pembaca pada
umumnya khususnya rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi jurusan manajemen
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 Juni 2014
Nugraha Yuda Pratama
NIM. 109081000159
xi
DAFTAR ISI
Lembar Halaman Judul ................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................ ii
Lembar Pengesahan Komprehensif ................................................................ iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .................................................................. iv
Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi ............................................................. v
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... vi
Abstract .............................................................................................................. vii
Abstrak ............................................................................................................... viii
Kata Pengantar ................................................................................................. ix
Daftar Isi ............................................................................................................ xi
Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii
Daftar Gambar .................................................................................................. xvi
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Batasan Masalah ..................................................................................... 9
C. Rumusan Masalah .................................................................................. 10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 12
Bab II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang berkenaan dengan variabel yang diambil ............................. 14
1. Kepemimpinan .................................................................................. 14
2. Motivasi ............................................................................................ 23
3. Komitmen Organisasi........................................................................ 37
4. Kinerja ............................................................................................... 42
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 49
C. Kerangka Berfikir ................................................................................... 52
xii
D. Hipotesis ................................................................................................. 53
Bab III METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 55
B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 55
C. Metode Pegumpulan Data ....................................................................... 56
D. Metode Analisis Data .............................................................................. 57
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 66
Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 69
1. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................. 69
2. Visi dan Misi .................................................................................... 71
3. Struktur Organisasi .......................................................................... 71
4. Perkembangan Usaha ....................................................................... 76
B. Analisis dan Pembahasan ....................................................................... 78
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 111
B. Saran ....................................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 116
Lampiran
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
Tabel penelitian terdahulu 49
3.1 Tabel operasionalisasi variabel 67
4.1 Pemimpin memiliki hubungan yang baik dengan
pegawai (KEP1) 79
4.2 Pemimpin memberikan kebebasan kepada pegawai
untuk berpendapat (KEP2). 80
4.3 Pemimpin mendelegasikan wewenang dengan baik
(KEP3)m 80
4.4 Pemimpin dapat menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman (KEP4). 81
4.5 Pemimpin kerap kali menerima dan menggunakan ide
yang berasal dari pegawai (KEP5). 81
4.6 Pemimpin selalu memberikan dorongan dan bimbingan
kepada pegawai (KEP6). 82
4.7 Pemimpin menetapkan tujuan tertentu yang harus
dicapai oleh pegawai (KEP7). 82
4.8 Pemimpin memberikan penghargaan bagi pegawai yang
memiliki hasil kerja yang baik (KEP8). 83
4.9 Saya bekerja untuk kelangsungan hidup saya (MOT1). 83
4.10 Saya bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
(MOT2). 84
4.11 Saya bekerja untuk mendapatkan jaminan kesehatan dan
keamanan (MOT3). 84
4.12 Saya bekerja untuk mendapatkan kepastian ekonomi
(MOT4). 85
xiv
4.13 Saya bekerja untuk memperluas jaringan pekerjaan
(MOT5). 85
4.14 Saya bekerja untuk dihormati orang lain (MOT6). 86
4.15 Saya bekerja untuk mencapai prestasi atau kedudukan
tertentu (MOT7). 86
4.16 Saya bekerja untuk mendapatkan penghargaan dari
atasan (MOT8). 87
4.17 Saya bekerja untuk meningkatkan potensi diri sendiri
(MOT9). 87
4.18
Saya akan merasa bangga jika mendapatkan tanggung
jawab pekerjaan yang lebih besar dari yang saya
kerjakan saat ini (MOT10). 88
4.19 Saya mengenal PT. Blue Bird Group dengan baik
(KOM1). 88
4.20 Saya merasa senang bekerja di PT. Blue Bird Group
(KOM2). 89
4.21 Saya selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan di PT. Blue
Bird Group (KOM3). 89
4.22 Tawaran gaji yang lebih besar dari perusahaan lain tidak
akan membuat saya ingin pindah kerja (KOM4). 90
4.23
Jika saya keluar dari PT. Blue Bird Group belum tentu
kompensasi yang diberikan oleh perusahaan lain
mencukupi kebutuhan hidup saya (KOM5). 90
4.24 Saya bertahan dalam perusahaan karena bekerja adalah
kewajiban yang harus saya jalankan (KOM6). 91
4.25 Saya mementingkan kepentingan perusahaan daripada
kepentingan pribadi (KOM7). 92
xv
4.26 Saya yakin bahwa kesetiaan pada PT. Blue Bird Group
merupakan hal yang penting (KOM8). 92
4.27 Saya mampu menyelesaikan tugas sesuai target (KIN1). 93
4.28 Saya selalu memperhatikan kualitas kerja saya (KIN2). 93
4.29 Saya bekerja sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan (KIN3). 94
4.30 Pekerjaan yang saya selesaikan dapat diterima dengan
baik (KIN4). 94
4.31 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan saya secara
mandiri (KIN5). 95
4.32 Pemimpin selalu mengawasi hasil kerja saya (KIN6). 96
4.33 Saya selalu hadir di tempat kerja tepat waktu (KIN7). 96
4.34
Saya mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab
yang diberikan PT. Blue Bird Group dengan tepat waktu
(KIN8). 96
4.35 Saya selalu menjaga alat kerja saya dari kerusakan
(KIN9). 97
4.36 Tabel Outers Loading 98
4.37 Tabel Outer Loadings 102
4.38 Tabel Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values). 103
4.39 Tabel AVE, composite reliability dan cornbach’s alpha. 104
4.40 Tabel Cross Loadings 105
4.41 Tabel Latent Variable Correlations 106
4.42 Tabel AVE dan Akar AVE 106
4.43 Tabel Path Coefficient (Mean, STDEV, T-Values) 107
4.44 Tabel R2 108
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal
2.1 Piramida Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow 32
Kerangka Berfikir 52
3.1 Contoh Diagram Jalur 63
3.2 Contoh Diagram Persamaan 64
4.1 Model Hubungan Konstrak dan Indikator 97
4.2 Model Hubungan Konstrak dan Indikator Setelah
Menghilangkan Beberapa Indikator 100
4.3 Model Hubungan Konstrak dan Indikator Bootstrapping 101
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana transportasi merupakan salah satu sarana perhubungan yang sangat
penting dalam segala hal aktivitas manusia. Semakin berkembangnya sarana
transportasi maka semakin mudah pula terjalinnya hubungan antar manusia.
Perkembangan transportasi dalam sejarah bergerak dengan sangat perlahan,
berevolusi dengan terjadi perubahan sedikit-demi sedikit, yang sebenarnya diawali
dengan perjalanan jarak jauh berjalan kaki pada zaman paleolithic.
Saat ini, alat transportasi darat yang biasa dimanfaatkan masyarakat khususnya
penduduk Jakarta untuk mobilisasi dalam kota adalah taksi, bus dan kereta listrik.
Dan dalam perkembangannya alat transportasi tersebut semakin meningkatkan
kualitasnya, baik dalam hal pelayanan maupun kenyamanan dan keamanannya, hal
ini dilakukan agar dapat menarik minat masyarakat untuk dapat menggunakan
angkutan umum daripada menggunakan kendaraan pribadi sehingga dapat
mengurai kemacetan yang terjadi setiap hari di Jakarta. Munculnya bus
Transjakarta, Kopaja AC, dan kereta listrik Commuter Line dapat dikatakan
sebagai langkah nyata pemerintah dalam merealisasikan hal tersebut. Hal ini juga
direspon dengan baik oleh masyarakat, sehingga tak ayal setiap harinya stasiun
dan halte dipenuhi oleh para masyarakat khususnya pada jam-jam tertentu.
2
Sedangkan taksi yang lebih banyak dimiliki oleh perusahaan swasta juga masih
cukup digemari oleh masyarakat. Hal ini disebabkan taksi memiliki ciri-ciri
tertentu, antara lain adalah prestise, dimana menggunakan taksi masih dinilai lebih
bergengsi dari transportasi umum yang lain, selain itu, penggunaan jasa taksi juga
lebih nyaman karena tidak perlu berdesak-desakan dengan penumpang lain dan
juga penumpang dapat menuju tujuan-tujuan khusus secara langsung tanpa perlu
berhenti di halte atau stasiun tertentu. Meskipun tak dapat dipungkiri taksi juga
memiliki kekurangan dari sudut pandang lain seperti, kejujuran supir dalam
mengantarkan penumpang ke tujuannya, dan pandangan negatif penumpang
terhadap kejujuran perusahaan taksi dalam pengaturan argometer.
Dilihat dari sejarahnya, nama taxicab atau mobil taksi diambil dari kata
taximeter (sekarang lebih dikenal dengan argometer) merupakan sebuah alat yang
digunakan untuk mengukur jarak atau waktu yang ditempuh sebuah mobil
sehingga supir bisa menentukan harga yang harus dibayar berdasarkan Taximeter
(argometer) tersebut.
Bemula dari hanya 25 taksi di tahun 1972, kini menurut data yang terdapat pada
website resmi PT. Blue Bird Group (www.bluebirdgroup.com), armada Blue Bird
Group telah mencapai 28,904 kendaraan yang tersebar di sejumlah kota besar di
Indonesia. Kini layanan Blue Bird Group dapat dinikmati termasuk Jakarta dan
sekitarnya, Bali, Bandung, Banten, Batam, Lombok, Manado, Medan, Padang,
Pekanbaru, Palembang, Semarang, Solo, Surabaya dan Yogyakarta
3
Selama periode berjalan, PT. Blue Bird Group memiliki banyak pesaing,
diantaranya: Taksi Prestasi, Taksi Royal City, Kosti Jaya, Express, Cita, Lintas
Buana, dan lain-lain. Persaingan ketat guna mempertahankan konsumen antar
penyedia jasa taksi ini kemudian disikapi PT. Blue Bird Group dengan strategi-
strategi berikut: menambah armada, menjamin keselamatan dan keamanan selama
perjalanan, menyediakan call center 24 jam agar operator dapat mengidentifikasi
data konsumen, serta mempertahankan citra keunggulan taksi PT. Blue Bird Group
berupa penyediaan berbagai fasilitas kenyamanan (tempat duduk yang nyaman, ac
yang bersih, serta pengemudi atau driver yang cakap pun ramah).
PT. Blue Bird Group dapat mencapai perkembangan pesat seperti
sekarang dikarenakan selalu mengedepankan aspek kemajuan teknologi terbaik
yang diramu-padukan dengan sumber daya manusia kompetitif. Pada awal
berdirinya yaitu pada tahun 1972, tujuan pertama Blue Bird Group adalah
menyediakan jasa transportasi berkualitas yang belum pernah ada di Jakarta. PT.
Blue Bird Group merupakan perusahaan taksi pertama yang sangat ketat terhadap
penggunaan argometer dan juga pelopor dalam penggunaan argometer, kendaraan
ber-AC, dan kepemilikan alat-alat service stations yang terbaik. Semua hal yang
terbaik karena PT. Blue Bird Group memiliki misi untuk mencapai kepuasan
konsumen.
Dalam hubungannya dengan variabel-variabel dalam penelitian, terdapat
beberapa fenomena di PT. Blue Bird Group yang didapat penulis dari hasil
4
wawancara pra-penelitian yang dilakukan terhadap beberapa pegawai, yang dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Dalam hal kepemimpinan, PT Blue Bird Group menganjurkan kepada para
pemimpin untuk menekankan ke bawahan bahwa PT Blue Bird Group adalah
perusahaan pelayanan, doktrin kepuasan pelanggan merupakan hal yang tidak bisa
ditawar lagi, dan seluruh komponen dalam perusahaan memiliki peran dalam
melaksanakan hal tersebut. Dalam suatu kesempatan Presiden Direktur PT. Blue
Bird Group Holding Noni S.A Purnomo memaparkan bahwa, filosofi dasar dalam
memberikan pelayanan di PT. Blue Bird Group adalah “ANDAL”, Andal
merupakan akronim dari “Aman”, “Nyaman”, “Mudah”, dan “Personalize”,
sehingga pelayanan terhadap pelanggan bisa berkembang, tidak lagi sekadar
mengemban tugas mengantarkan pelanggan dari satu titik ke titik lain, akan tetapi
disesuaikan dengan permintaan pelanggan. Dalam mewujudkan hal tersebut PT.
Blue Bird Group menerapkan metode pengawasan secara ketat dan
berkesinambungan kepada seluruh komponen perusahaan dalam mencapai
kepuasan pelanggan.
Dalam hal motivasi, selain memberikan imbalan-imbalan sebagai balas jasa
dalam bentuk materi, PT. Blue Bird Group juga menyediakan career path (jenjang
karier) yang jelas kepada para pegawainya, membuka kesempatan yang seluas-
luasnya bagi siapa saja yang berprestasi untuk dipromosikan sampai ke puncak
pimpinan dan memberikan pelatihan baik internal maupun eksternal. Hal ini
dilakukan berikan oleh perusahaan sebagai wujud pemenuhan kebutuhan akan
5
keamanan dan jaminan atas status sosial, kebutuhan akan pencapaian prestasi dan
kebutuhan akan aktualisasi diri yang diharapkan dapat memotivasi para pegawai
dalam bekerja di perusahaan.
Dalam hal komitmen organisasi, untuk membentuk rasa memiliki pegawai
terhadap perusahaan dengan menerapkan sistem kepemimpinan dan motivasi yang
baik, PT. Blue Bird Group juga berusaha memberikan remunisasi dengan cara
selalu melihat perkembangan perusahaan lain yang sejenis, bahkan memberikan
imbalan atau tunjangan yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan sejenis,
sehingga dalam beberapa kasus, banyak dari pegawai baik dari staff maupun
pengemudi yang ingin kembali bekerja di PT. Blue Bird Group setelah keluar.
Disamping itu PT. Blue Bird Group mengedepankan kerja sama tim, sehingga jika
seorang keluar maka dapat dikatakan dia akan sulit untuk mengaplikasikan dirinya
diluar, dengan kata lain hebat di PT. Blue Bird Group belum tentu bisa hebat pula
ketika bekerja diluar PT. Blue Bird Group, hal tersebut yang membuat seseorang
akan berpikir untuk keluar dari PT. Blue Bird Group. Selain itu untuk para
pengemudi, PT. Blue Bird Group memenuhi segala fasilitas dengan peralatan
canggih yang dapat memudahkan dalam pekerjaannya sehari-hari seperti radio
fleety, GPS dan call center yang dapat menerima dan menyampaikan order dari
pelanggan secara real time, sehingga dapat dikatakan pendapatan para pengemudi
di PT. Blue Bird Group lebih baik dibandingkan dengan para pengemudi
perusahaan lain.
6
Sedangkan dalam hal Kinerja, dalam kesehariannya PT. Blue Bird Group
memiliki sistem penilaian yang disebut KPI (key performance indicator) yaitu
suatu sistem pengukuran yang digunakan untuk membantu suatu perusahaan
dalam menentukan dan mengukur kemajuan terhadap tujuan dan sasaran yang
ingin dicapai. Di PT. Blue Bird Group sendiri, yang dinilai dalam KPI adalah
semua hasil kerja secara detail dan pembahasan berkala tentang kejadian-kejadian
pada saat operasi, misalnya komplain penumpang, mobil yang mogok, dan setiap
laporan kerusakan yang dibahas secara teperinci.
Dalam menjalankan kegiatannya Blue Bird membagi cakupan ruang lingkup
kerjanya ke dalam beberapa wilayah, yang mana tiap wilayah tersebut ditempatkan
kantor atau pool yang berfungsi sebagai titik pusat pengaturan segala aktifitas kerja
didalam cakupan wilayah tersebut. Selain itu di setiap pool ditempatkan service
station atau bengkel yang mana menjadi penunjang aktifitas kerja di PT.Blue Bird
Group setiap harinya, khususnya yang berkaitan dengan perbaikan kerusakan dan
pemeliharaan mobil-mobil taksi yang dimiliki PT. Blue Bird Group. Service
station atau bengkel ini dikelola langsung oleh perusahaan dengan dikepalai
kepala bengkel sebagai penanggung jawab dalam aktifitasnya sehari-hari, dengan
kesiapan kerja selama 24 jam, jumlah mekanik bengkel yang banyak dan dengan
tantangan kerja yang berbeda dan selalu baru, maka setiap bengkel dari tiap pool
berbeda membutuhkan kepemimpinan dan motivasi khusus dalam setiap
pekerjaannya.
7
Peran kepemimpinan dalam hal ini menjadi signifikan karena pemimpin
memiliki peran yang cukup vital dalam berjalannya perusahaan, baik dalam hal
yang menyangkut efektifitas kerja, atau dalam hal-hal yang mencakup tentang
menggerakkan pegawai atau bawahan.
Kepemimpinan mempunyai peranan dalam mengatur orang lain dalam suatu
lingkungan tertentu, sehingga orang yang dipimpinnya itu mau bekerjasama dan
berdaya upaya mentaati segala peraturan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditentukan seperti yang dikutip Ngalim Purwanto (2001:25).
Kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai suatu kepribadian (personality)
seseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompok orang-orang untuk
mencontohnya atau mengikutinya, atau yang memancarkan seorang pengaruh
tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang demikian rupa sehingga membuat
kelompok orang-orang mau melakukannya apa yang dikehendaki.
Karakteristik kepemimpinan pada umumnya mampu mempunyai kewibawaan
dan kelebihan untuk mempengaruhi serta mengajak orang lain guna bersama-sama
berjuang, bekerja, dan berusaha mencapai satu tujuan bersama.
Dalam hubungannya dengan motivasi, kepemimpinan sangat berpengaruh
terhadap penciptaan lingkungan kelompok yang kondusif agar dapat memotivasi
anggota-anggota kelompoknya. Agar dapat menginspirasi individu untuk
memotivasi dirinya sendiri, seorang pemimpin perlu memahami kebutuhan dan
keinginan individu tersebut. Lingkungan kondusif yang dapat memotivasi sangat
penting, karena motivasi setiap individu akan berkorelasi langsung dengan
8
produktivitas. Pada saat menginspirasi anggota kelompoknya, seorang pemimpin
sedang mengubah cara berpikir mereka, sedangkan pada saat memotivasi,
pemimpin sedang mengubah cara bertindak.
Suatu perusahaan atau organisasi pada umumnya percaya bahwa untuk
mencapai keunggulan harus mengusahakan kinerja individual yang setinggi-
tingginya, karena pada dasarnya kinerja individu mempengaruhi kinerja tim atau
kelompok kerja dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja organisasi secara
keseluruhan. Berbagai macam strategi akan ditempuh oleh organisasi dalam
meningkatkan kinerja pegawainya demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan,
diantaranya dengan mewujudkan komitmen organisasional melalui kepemimpinan
dan motivasi kerja yang sesuai dengan harapan karyawan.
Untuk meningkatkan komitmen organisasional dalam mencapai kinerja yang
maksimal selain memperhatikan kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang
pemimpin, perlu juga melihat faktor motivasi yang diberikan kepada pegawai,
karena komitmen pegawai untuk terus bekerja menjadi bagian dari suatu
organisasi akan meningkat apabila didukung adanya motivasi yang tinggi dari
pegawai yang terkait dengan pekerjaannya.
Pegawai tentunya memiliki kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan yang ingin
dipenuhinya. Hal ini menjadi pendorong baginya untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan di dalam suatu organisasi, dengan harapan kebutuhan dan kepentingan
individualnya dapat diwujudkan, dan sebaliknya kegiatan yang dilakukan dapat
memberikan manfaat kepada organisasi. Oleh karena itu, perusahaan juga penting
9
untuk memperhatikan aspek motivasi yang dimiliki oleh tenaga kerjanya agar
perusahaan tidak kehilangan individu-individu yang berkualitas.
Berangkat dari latar belakang tersebut diatas penulis berinisiatif untuk
melakukan penelitian dengan judul : "Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan
Motivasi Terhadap Komitmen Organisasi dan Dampaknya pada Kinerja
Pegawai (Studi Kasus pada Pegawai PT. Blue Bird Group Pool Daan Mogot)"
B. Batasan Masalah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasi, dan
memperhatikan akan keterbatasan substansi atau materi, waktu penelitian dan
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis, sekaligus memudahkan pembaca dalam
memahami judul penelitian ini, maka penulis merasa perlu untuk mencantumkan
batasan masalah dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1) Peneliti memfokuskan penelitian ini pada pegawai bengkel PT. Blue
Bird group Pool Daan Mogot. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat
fokus dalam satu bagian. Sehingga data yang diperoleh valid, spesifik,
mendalam dan memudahkan peneliti untuk menganalisis data yang
diperoleh.
10
2) Peneliti mengobservasi pada fenomena di bengkel PT. Blue Bird group
Pool Daan Mogot, yang berkaitan dengan kepemimpinan, motivasi,
komitmen organisasi, dan dampaknya terhadap kinerja.
3) Peneliti mewawancarai atau menggali informasi dari para pegawai
bengkel yang ada di PT. Blue Bird group Pool Daan Mogot.
4) Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana sebuah kepemimpinan dalam
rutinitas yang ada di bengkel PT. Blue Bird group Pool Daan Mogot,
dapat membentuk sebuah karakter dari sistem sumber daya manusia,
sehingga dapat membentuk komitmen organisasi yang nantinya akan
diberikan oleh para pegawai yang kemudian akan diberikan kepada
perusahaan, dan membentuk motivasi-motivasi yang terdapat di
perusahaan, dan seberapa besar hal tersebut mempengaruhi kinerja dari
pegawai bengkel di perusahaan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1) Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap komitmen organisasi
pegawai bengkel di PT. Blue Bird Pool Daan Mogot.
11
2) Bagaimana pengaruh motivasi terhadap komitmen organisasi pegawai
bengkel di PT. Blue Bird Pool Daan Mogot.
3) Bagaimana pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap komitmen
organisasi pegawai bengkel di PT. Blue Bird Pool Daan Mogot secara
simultan.
4) Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai bengkel
di PT. Blue Bird Pool Daan Mogot.
5) Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai bengkel di PT.
Blue Bird Pool Daan Mogot.
6) Bagaimana pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai
bengkel di PT. Blue Bird Pool Daan Mogot.
7) Bagaimana pengaruh kepemimpinan, motivasi dan komitmen
organisasi terhadap kinerja pegawai bengkel di PT. Blue Bird Pool Daan
Mogot secara simultan.
12
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1) Pengaruh kepemimpinan terhadap komitmen organisasi pegawai
bengkel di PT. Blue Bird Pool Daan Mogot.
2) Pengaruh motivasi terhadap komitmen organisasi pegawai bengkel di
PT. Blue Bird Pool Daan Mogot.
3) Pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap komitmen organisasi
pegawai bengkel di PT. Blue Bird Pool Daan Mogot secara simultan.
4) Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai bengkel di PT. Blue
Bird Pool Daan Mogot.
5) Pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai bengkel di PT. Blue Bird
Pool Daan Mogot.
6) Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai bengkel di PT.
Blue Bird Pool Daan Mogot.
7) Pengaruh kepemimpinan, motivasi dan komitmen organisasi terhadap
kinerja pegawai bengkel di PT. Blue Bird Pool Daan Mogot secara
simultan.
13
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini penulis harapkan dapat memberikan masukan baik
kedalam studi manajemen khususnya bidang sumber daya manusia yang
mana sangat berperan penting bagi setiap perusahaan ataupun organisasi
dalam menjalankan fungsinya. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat
menjadi inspirasi akan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini penulis harapkan dapat menjadi bahan acuan dalam
merefleksikan serta mempertimbangkan keputusan-keputusan yang
berkaitan dengan aspek sumber daya manusia di perusahaan khususnya
tentang kepemimpinan, komitmen organisasi, motivasi, dan kinerja.
Selain itu penulis juga mengharapkan penelitian ini dapat menjadi
sebuah masukan yang membangun bagi PT. Blue Bird Group khususnya
dan perusahaan transportasi lain pada umumnya dalam memajukan
kualitas sumber daya manusia.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan Dengan Variabel yang Diambil
1. Kepemimpinan
Dari literatur diketahui ada teori yang menyatakan bahwa pemimpin
itu dilahirkan, bukan dibuat. Ada pula yang menyatakan bahwa pemimpin
itu terjadi karena adanya kelompok-kelompok orang-orang, dan ia
melakukan pertukaran dengan yang dipimpin. Teori lain mengemukakan
bahwa pemimpin timbul karena situasi yang memungkinkan ia ada. Dan
teori paling muktahir melihat kepemimpinan lewat prilaku organisasi.
Kepemimpinan adalah seni seorang pemimpin mempengaruhi
perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif
untuk mencapai tujuan organisasi.
a. Definisi Kepemimpinan
Definisi kepemimpinan menurut Terry G.R dalam Kartono
(2008:17). Adalah aktifitas untuk mempengaruhi orang orang supaya
diarahkan mencapai tujuan organisasi. Menurut Benis dalam Kartono
(2008:17) kepemimpinan adalah “The process by which an agent
induces a subordinate to behave an a desires manner” maksudnya
suatu proses dimana seorang agen menyebabkan bawahan bertingkah
laku menurut suatu cara tertentu.
15
Menurut Muhammad Cholil (1990:35) kepemimpinan
merupakan suatu bentuk tempat tertinggi dimana dia menggunakan
pengaruhnya untuk mengkomunikasikan para bawahannya guna
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Biatna
(2008) kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi
dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut
untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok
dan budayanya. Selain itu juga mempengaruhi untuk mempengaruhi
interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya,
pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran,
memelihara hubungan kerjasama dan kerja kelompok, perolehan
dukungan dan kerjasama dengan orang-orang diluar kelompok atau
organisasi.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi, memotivasi,
mengarahkan, dan mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan seseorang
atau kelompok, dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan
pada situasi tertentu. Dengan demikian proses kepemimpinan meliputi
faktor pemimpin, pengikut, dan situasi. Oleh karena itu seorang
pemimpin harus memperhatikan tugas dan manusia dalam
menjalankan kepemimpinannya.
16
b. Tanggung jawab dan wewenang kepemimpinan
Menurut Kartono (2008) tanggung jawab dan wewenang seorang
pemimpin adalah:
1) Memelihara struktur kelompok, menjamin intaksi yang lancar,
dan memudahkan pelaksanaan tugas-tugas.
2) Menyingkronkan ideologi, ide, pikiran dan ambisi anggota
kelompok dengan pola keinginan pemimpin.
3) Memberikan rasa aman dan status yang jelas kepada setiap
anggota, sehingga mereka bersedia memberikan partisipasi
penuh.
4) Memanfaatkan dan mengoptimalisasikan kemampuan, bakat dan
produktifitas semua anggota kelompok untuk berkarya dan
berprestasi.
5) Menegakkan peraturan, larangan, disiplin dan norma-norma
kelompok agar tercapai kepaduan kelompok, meminimalisir
konflik dan perbedaan-perbedaan.
6) Merumuskan nilai-nilai kelompok, dan memilih tujuan-tujuan
kelompok dan juga menentukan sarana dan cara-cara operasional
guna mencapainya.
7) Mampu memenuhi harapan, keinginan, dan kebutuhan-
kebutuhan para anggota, sehingga mereka merasa puas. Juga
membantu adaptasi mereka terhadap tuntutant-tuntutan eksternal
17
ditengah masyarakat dan memecahkan kesulitan-kesulitan
anggota kelompok setiap harinya.
Miftah Thoha (2007) merumuskan empat sifat umum yang
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi yaitu:
1) Keunggulan kecerdasan
Hasil penelitian pada umumnya membuktikan bahwa
pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan yang dipimpin.
2) Kedewasaan dan keleluasaan hubungan social
Pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi
yang stabil. Karena mempunyai perhatian yang luas terhadap
aktivitas-aktivitas sosial.
3) Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Para pemimpin secara relatif mempunyai dorongan motivasi
yang kuat untuk berprestasi.
4) Orientasi sikap hubungan
Para pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan
kehormatan para pengikutnya dan mampu berpihak kepadanya.
18
c. Gaya Kepemimpinan
Gaya dapat diartikan sebagai sikap, gerakan, tingkah laku, sikap
yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk
berbuat baik. Dan gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi,
sebagai hasil kombinasi dari falsafat, keterampilan, sifat, sikap, yang
sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mempengaruhi kinerja
bawahannya.
Dalam gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu yang
mementingkan pelaksanaan tugas, mementingkan hubungan
kerjasama, dan yang mementingkan hasil yang dicapai. Sehingga gaya
kepemimpinan yang paling tepat adalah suatu gaya yang dapat
memaksimalkan produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan
(growth) dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi (Biatna,
2008).
Gaya kepemimpinan merupakan cara pimpinan untuk
mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga
orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai
tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak
disenangi (Luthans, 2002). Gibson (1996) seperti dikutip Trisnaninsih
(2007: 23) telah dilakuan penelitian gaya kepemimpinan tentang
perliaku pemimpin melalui dua dimensi yaitu: consideration dan
initiating structure. Consideration (konsiderasi) adalah gaya
kepemimpinan yang menggambarkan kedekatan hubungan antara
19
bawahan dengan atasan, adanya saling percaya, kekeluargaan,
menghargai gagasan bawahan, dan adanya komunikasi antara
pimpinan dengan bawahan. Pemimpin yang memiliki konsiderasi
yang tinggi menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan
parsial. Initiating structure (struktur inisiatif) merupakan gaya
kepemimpinan yang menunjukan bahwa pemimpin
mengorganisasikan dan mendefinisikan hubungan dalam kelmpok,
cenderung membangun pola dan saluran komunikasi yang jelas, serta
menjelaskan cara mengerjakan tugas yang besar.
Trisnaningsih (2007: 24) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan
seorang manajer akan berpengaruh langsung terhadap efektifitas
kelompok kerja. Kelompok kerja dalam perusahaan merupakan
pengelompokan kerja dalam bentuk unit kerja dan masing-masing unit
kerja itu dipimpin oleh seorang manajer. Gaya manajer untuk
mengelola sumber daya manusia dalam suatu unit kerja akan
berpengaruh pada peningkatan kinerja unit, yang pada akhirnya akan
mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
d. Kepemimpinan Jalur Tujuan
Sebagaimana dikutip dari Indria Mustika (2012), kepemimpinan
pada model teori jalur tujuan (path goal theory) menerangkan
bagaimana perilaku seorang pemimpin mempengaruhi motivasi dan
prestasi kerja bawahannya, dalam situasi kerja yang berbeda-beda.
Teori ini memusatkan perhatian pada cara pemimpin mempengaruhi
20
prestasi kerja bawahan tentang tujuan pekerjaan, tujuan
pengembangan diri, dan jalan meraih tujuan. Teori ini di populerkan
oleh Robert House yang berusaha yang berusaha memprediksi ke-
efektifan kepemimpinan dalam berbagai situasi. Teori ini
dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana perilaku seorang
pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja para bawahan.
Dasar dari teori ini adalah teori motivasi harapan (expectancy
theory) yang menyatakan bahwa motivasi seseorang tergantung pada
harapan akan imbalan dan daya tarik imbalan tersebut.
Yang ditekankan dalam Path Goal Theory adalah kemampuan
pemimpin untuk memberikan imbalan dan menjelaskan apa yang
harus dikerjakan oleh bawahan untuk memperoleh imbalan itu.
Pokok-pokok penting dalam Path Goal Theory adalah:
1) Pemimpin memenuhi kebutuhan bawahan yang berkenaan
dengan efektivitas pekerjaan
2) Pemimpin memberikan latihan, bimbingan dan dukungan yang
dibutuhkan oleh bawahannya
Path Goal Theory berusaha meramalkan efektifitas
kepemimpinan dalam berbagai situasi, pemimpin menjadi efektif
karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk
melaksanakan, dan kepuasan pengikutnya. Diberi nama Path Goal
Theory karena memfokuskan pada bagaimana pemimpin
21
mempungaruhi persepsi pengikutnya pada tujuan kerja, tujuan
pengembangan diri dan jalan untuk menghadapi tujuan.
Dalam Path Goal Theory, seorang pemimpin diharapkan untuk
dapat memiliki dua fungsi dasar yaitu:
1) Memberi kejelasan alur. Seorang pemimpin harus mampu
membantu bawahannya dalam memahami bagaimana cara kerja
yang diperlukan dalam menyelesaikan tugasnya
2) Meningkatkan jumlah hasil (reward), bawahannya memberi
dukungan dan perhatian terhadap kebutuhan pribadi mereka
Dalam membentuk fungsi tersebut, pemimpin dapat mengambil
berbagai gaya kepemimpinan.
Selanjutnya dalam Path Goal Theory terdapat empat macam gaya
kepemimpinan yaitu:
a. Kepemimpinan pengarah (directive leadership)
Pemimpin memberitahukan kepada bawahan apa yang
diharapkan mereka, memberitahukan jadwal kerja yang harus di
sesuaikan dan standar kerja, serta memberi bimbingan atau
arahan secara spesifik tentang cara-cara menyelesaikan tugas
tersebut, termasuk di dalamnya aspek perencanaan organisasi,
koordinasi dan pengawasan.
22
b. Kepemimpinan pendukung (supportive leadership)
Pemimpin bersifat ramah dan menunjukkan kepedulian akan
kebutuhan bawahan. Ia juga memperlakukan semua bawahan
sama dan menunjukkan tentang keberadaan mereka, status, dan
kebutuhan-kebutuhan pribadi. Sebagai usaha untuk
mengembangkan hubungan interpersonal yang menyenangkan
diantara kelompok. Kepemimpinan model ini memberikan
pengaruh yang besar terhadap kinerja bawahan pada saat mereka
mengalami frustasi dan kekecewaan.
c. Kepemimpinan partisipatif (partisipative leadership).
Pemimpin model ini tidak segan-segan berkonsultasi dengan
bawahan dan menggunakan saran-saran serta ide-ide mereka
sebelum mengambil suatu keputusan. Hal ini dapat meningkatkan
motivasi kerja bawahan.
d. Kepemimpinan berorientasi prestasi ( achievement oriented
leadership).
Gaya ini seorang pemimpin menetapkan tujuan yang
menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi
seoptimal mungkin serta terus menerus mencari pengembangan
prestasi dalam proses pencapaian tujuan tersebut.
Dengan menggunakan gaya kepemimpinan tersebut, pemimpin
harus berusaha untuk mempengaruhi persepsi para karyawan atau
bawahannya dan mampu memberikan motivasi, dengan cara
23
mengarahkan mereka pada kejelasan tugas-tugasnya, pencapaian
tujuan, kepuasan kerja dan pelaksanaan kerja yang efektif.
Teori kepemimpinan jalur tujuan menyatakan pentingnya
pengaruh pemimpin terhadap persepsi bawahan, mengenai tujuan
kerja, tujuan pengembangan diri dan jalur pencapaian tujuan.
2. Motivasi
Motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri
individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Tenaga pendorong
tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat
kebutuhan yang tidak terpenuhi, individu secara sadar maupun tidak sadar,
berjuang untuk mengurangi ketegangan ini melalui perilaku yang mereka
harapkan akan memenuhi kebutuhan mereka dan dengan demikian akan
membebaskan mereka dari tekanan yang mereka rasakan. Tujuan tersebut
yang mereka pilih dan pola tindakan yang mereka lakukan untuk mencapai
tujuan tersebut merupakan hasil dari tekanan yang mereka rasakan (Al
Fikri, 2011).
a. Definisi Motivasi.
Seperti dikutip dari Sunyoto (2012, 191), motivasi berasal dari
kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”
motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para
bawahan atau pengikut (Hasibuan, 2001). Motivasi mempersoalkan
bagaimana cara mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau
24
bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan
keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
Motivasi ini penting karena dengan motivasi diharapkan setiap
individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai
produktivitas kerja yang tinggi. Tingkah laku seseorang dipengaruhi
serta dirangsang oleh keinginan, kebutuhan, tujuan dan keputusannya.
Rangsangan ini akan menciptakan “motif dan motivasi” yang
mendorong orang bekerja (beraktivitas) untuk memperoleh kebutuhan
dan kepuasan dari hasil kerjanya. Adapun beberapa pengertian
motivasi antara lain:
1) Menurut Malayu SP. Hasibuan (2001): Motivasi adalah suatu
perangsang keinginan (want) daya penggerak kemauan bekerja
seseorang; setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin
dicapai.
2) Menurut Wayne F. Carsio mengemukakan pendapatnya yang
dikutip dari Malayu SP. Hasibuan (2001), motivasi adalah suatu
kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk
memuaskan kebutuhannya, misal rasa lapar, haus dan dahaga.
3) Menurut Berelson dan Steiner mendefinisikan motivasi
sebagaimana dikutip oleh Wahjosumidjo (1994), motivasi adalah
suatu usaha sadar untuk mempengaruhi perilaku seseorang
supaya mengarah tercapainya tujuan organisasi.
25
4) Menurut Western dan Donoghue dalam Riduwan (2008)
mengemukakan bahwa motivasi merupakan serangkaian proses
yang memberi semangat bagi perilaku seseorang dan
mengarahkannya kepada pencapaian beberapa tujuan atau secara
lebih singkat untuk mendorong seseorang untuk melaksanakan
sesuatu yang harus dikerjakan secara sukarela dan dengan baik.
Motivasi yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan suatu
perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Jadi
motivasi bukan sesuatu yang dapat diamati, tetapi merupakan hal yang
dapat disimpulklan karena adanya suatu perilaku yang tampak.
Prinsip dasar motivasi adalah tingkat kemampuan (ability) dan
motivasi individu sering dinyatakan dengan formula: Performance =
(ability x motivation). Menurut prinsip tersebut, tidak ada tugas yang
dapat dilaksanakan dengan baik tanpa didukung oleh kemampuan
untuk melaksanakannnya. Kemampuan merupakan bakat individu
untuk melaksanakan tugas yang berhubungan dengan tujuan. Namun,
tidaklah mencukupi untuk menjamin tercapainya kinerja
(performance) terbaik, individu harus memiliki keinginan (motivasi)
untuk mencapai kinerja yang terbaik (Fatimah, 2010).
Pada umumnya teori motivasi berbunyi “ bilamana suatu
organisasi memberi apa yang diinginkan seseorang, maka orang
tersebut akan memberikan apa yang diinginkan organisasi”, menurut
26
teori Adler dan Manullang dalam Hasibuan (2007), motivasi
dikategorikan menjadi kebutuhan dasar dan sekunder yaitu:
1) Keberadaan kebutuhan (existence needs), merupakan kebutuhan
materi antara lain makanan, minuman, upah dan kondisi fisik
yang baik.
2) Keterkaitan kebutuhan (relatedness needs), merupakan
kebutuhan tentang hubungan dengan orang jauh dan orang dekat.
Misalnya anggota keluarga, atasan, teman sejawat, kepuasan
dalam hubungan meliputi proses bertukar pikiran, saling
menerima pendapat, pengertian dan pengaruh.
3) Kebutuhan untuk tumbuh (growth needs), merupakan kebutuhan
seseorang yang berkaitan dengan sifat produktif yang
mempengaruhi dirinya dan lingkungan. Kebutuhan ini
meningkatkan kariernya untuk maju keatas.
Dalam Rivai dan Sagala (2010) motivasi dapat disimpulkan
sebagai:
1) Suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan
tertentu.
2) Suatu keahlian dalam mengarahkan karyawan dan perusahaan
agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan karyawan
dan tujuan perusahaan sekaligus tercapai.
27
3) Inisiasi dan pengarahan tingkah laku. Pelajaran motivasi
sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku.
4) Sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri.
5) Sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan,
mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan
dengan lingkungan kerja.
6) Adanya kesediaan untuk menggunakan secara maksimum hasil
usaha dalam mencapai tujuan perusahaan dengan maksud untuk
memuaskan beberapa kebutuhan pribadi karyawan sendiri, dan
kebutuhan tersebut juga harus sesuai dan konsisten dengan tujuan
dari perusahaan itu sendiri.
b. Proses Timbulnya Motivasi
Proses timbulnya motivasi seseorang merupakan gabungan dari
konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan. Proses motivasi
terdiri dari beberapa tahapan proses menurut Indriyo Gitosudarmi
sebagai mana dikutip dari Sunyoto (2012) yaitu sebagai berikut:
1) Apabila dalam diri manusia itu timbul suatu kebutuhan tertentu
dan kebutuhan tersebut belum terpenuhi maka akan
menyebabkan lahirnya dorongan untuk berusaha melakukan
kegiatan.
2) Apabila kebutuhan belum terpenuhi maka seseorang kemudian
mencari jalan bagaimana caranya untuk memenuhi keinginannya.
28
3) Untuk mencapai tujuan prestasi yang diharapkan maka seseorang
harus didukung oleh kemampuan, keterampilan maupun
pengalaman dalam memenuhi segala kebutuhannya.
4) Melakukan evaluasi prestasi secara formal tentang keberhasilan
dalam mencapai tujuan yang dilakukan secara bertahap.
5) Seseorang akan bekerja lebih baik apabila mereka merasa bahwa
apa yang mereka lakukan dihargai den diberikan suatu imbalan
atau ganjaran.
6) Dari gaji atau imbalan yang diterima kemudian seseorang
tersebut dapat mempertimbangkan seberapa besar kebutuhan
yang bisa terpenuhi dari gaji atau imbalan yang mereka terima.
c. Dimensi Motivasi Kerja
Motivasi pegawai berarti mempunyai cadangan energi potensial.
Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan tergantung pada
kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang
tersedia. Energi akan dimanfaatkan oleh pegawai karena didorong
oleh motif, harapan, dan insentif (Fatimah, 2010).
Dimensi motivasi kerja menurut Hasibuan (2007), meliputi:
1) Motif (motive) adalah suatu perangsang keinginan (want) dan
daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif
mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
29
2) Harapan (expectacy) adalah suatu kesempatan yang diberikan,
terjadi karena perilaku untuk tercapainya tujuan.
3) Insentif (incentive) yaitu memotivasi bawahan dengan
memberikan hadiah (imbalan) kepada mereka yang berprestasi
diatas prestasi standar. Dengan demikian semangat kerja
bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang
menerima yang baik-baik saja.
d. Teori Motivasi Abraham Maslow
Sebagaimana dikutip dari Winardi (2008), Abraham Maslow
mengemukakan sejumlah pernyataan penting tentang perilaku
manusia sebagai berikut:
1) Manusia merupakan makhluk yang serba berkeinginan (man is a
wanting being). Ia senantiasa menginginkan sesuatu dan ia
senantiasa menginginkan lebih banyak. Tetapi apa yang
diinginkannya tergantung pada apa yang sudah dimiliki olehnya.
Segera setelah salah satu diantara kebutuhan manusia dipenuhi,
muncullah kebutuhan lain. Proses tersebut tiada akhirnya. Ia
berkelanjutan sejak manusia lahir, hingga ia meninggal dunia.
Maka sekalipun kebutuhan tertentu telah terpenuhi, kebutuhan-
kebutuhannya pada umumnya tidak mungkin terpuaskan
seluruhnya.
30
2) Sebuah kebutuhan yang dipenuhi, bukanlah sebuah motivator
perilaku. Akan tetapi kebutuhan-kebutuhan yang tidak
terpenuhilah yang memotivasi perilaku. Untuk menjelaskannya,
perhatikan kebutuhan kita akan hawa udara. Kebutuhan tersebut
hanya mempengaruhi perilaku kita, apabila kita tidak
mendapatkannya atau mengalami ancaman tidak mendapatkan
hawa udara yang kita perlukan. Dengan demikian, hanya
kebutuhan-kebutuhan yang belum terpeneuhi menyebabkan
timbulnya kekuatan-kekuatan besar atas apa yang dilakukan
seorang individu.
3) Kebutuhan manusia diatur dalam suatu seri tingkatan suatu
hierarki menurut pentingnya masing-masing kebutuhan. Segera
setelah kebutuhan-kebutuhan pada tingkatan lebih rendah kurang
lebih terpenuhi, maka muncullah kebutuhan-kebutuhan pada
tingkat berikut yang lebih tinggi dan menuntut pemuasan.
Jadi Maslow memandang motivasi seorang individu sehubungan
dengan urutan kebutuhan yang masing-masing memiliki peringkatnya
tersendiri dan terorganisi.
Dessler (2007) mengatakan bahwa hampir semua penulis
memandang hierarki Maslow sebagai dasar pijakan. Pada dasarnya,
mereka mengasumsikan bahwa untuk keperluan motivasi, perilaku
kebutuhan level yang lebih rendah harus lebih dulu dipenuhi. Sebagai
31
contoh, teori tersebut menyatakan bahwa seseorang yang dalam
kondisi lapar dan kedinginan tidak akan tertarik pada tawaran yang
lebih menarik, seperti pekerjaan yang berkualitas dan lain-lain, orang
tersebut hanya ingin makan.
Sehingga dapat dikatakan secara langsung bahwa jika ingin
memotivasi seseorang dengan pemberian penghargaan dan pekerjaan
yang menantang, pastikanlah kebutuhan orang tersebut untuk
tingkatan yang lebih rendah sudah terpenuhi.
Sesungguhnya hanya ada sedikit bukti penelitian yang mendukung ide
ini, tapi ide ini tetap populer, karena mudah dipahami. Selanjutnya
Maslow menyarankan untuk memandang lima kebutuhan ini sebagai
dua tahapan, dan bukan lima tingkatan. Level dasar terdiri dari
kebutuhan yang paling dapat dipenuhi oleh benda-benda yang secara
ekstrinsik tersedia seperti keamanan pekerjaan, makanan, dan tempat
tinggal. Kedua kebutuhan yang lebih tinggi yaitu pencapaian dan
aktualisasi diri, kebutuhan ini paling dapat dipenuhi oleh penghargaan
intrinsik seperti rasa pencapaian yang didapat dari melakukan
pekerjaan yang menantang dengan baik.
Berikut adalah gambaran dari piramida hierarki Abraham
Maslow:
32
Gambar 2.1
Piramida Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow
Pada setiap tingkat hierarki tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut (Winardi, 2008):
1) Kebutuhan Fisiologis
Pada tingkatan terendah hierarki yang ada pada titik awal
teori motivasi, terdapat kebutuhan-kebutuhan fisiologikal.
Kebutuhan-kebutuhan inilah yang perlu dipenuhi untuk
mempertahankan hidup. Oksigen, pangan, minuman, istirahat,
aktifitas, aktivitas dan pengaturan suhu, dimasukkan pada
tingkatan ini.
Kebutuhan Realisasi atau
Aktualisasi Diri
Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan Sosial
Kebutuhan Keamanan
Kebutuhan Fisiologis
33
Kebutuhan-kebutuhan fisiologikal memiliki sejumlah
karakteristik sebagai berikut:
a) Mereka relatif independen satu sama lainnya
b) Dalam banyak kasus mereka dapat diidentifikasi dengan
sebuah lokasi khusus didalam tubuh (misalnya perasaan
lapar luar biasa, dapat dikaitkan dengan perut).
c) Pada sebuah kultur berkecukupan (an affluent culture),
kebutuhan-kebutuhan demikian bukan merupakan
motivator-motivator tipikal, melainkan motivator-motivator
yang tidak biasa.
d) Akhirnya, dapat dikatakan bahwa mereka harus dipenuhi
secara berulang-ulang dalam periode waktu yang relatif
singkat agar tetap terpenuhi.
Apabila kebutuhan-kebutuhan fisiologikal tidak terpenuhi,
maka mereka akan lebih terasa dibandingkan dengan kebutuhan-
kebutuhan lainnya. Boleh dikatakan, bahwa seorang individu
yang tidak memiliki apa-apa dalam kehidupan mungkin sekali
akan termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan fisiologikal.
2) Kebutuhan Keamanan
Apabila kebutuhan-kebutuhan fisiologikal cukup (tidak perlu
sepenuhnya) dipenuhi, maka kebutuhan-kebutuhan pada
34
tingkatan berikut yang lebih tinggi yakni kebutuhan akan
keamanan, mulai mendominasi perilaku manusia. Kebutuhan-
kebutuhan demikian yang seringkali dinamakan orang sebagai
kebutuhan akan keamanan (security needs), dinyatakan misalnya
dalam wujud keinginan akan proteksi terhadap bahaya fisikal
(bahaya kebakaran atau serangan kriminal), keinginan untuk
mendapat kepastian ekonomi (economic security), dan keinginan
atau dambaan orang akan dunia yang teratur, serta yang dapat
diprediksi.
Kebutuhan-kebutuhan akan keamanan juga mencakup
keinginan untuk mengetahui batas-batas perilaku yang
diperkenankan (permisible behaviour) yaitu keinginan akan
kebebasan didalam batas-batas tertentu daripada kebebasan yang
tidak ada batasnya. Seseorang yang tidak memiliki pengetahuan
lengkap tentang batas-batas perilaku yang diterima bagi dirinya
sendiri dapat mempunyai perasaan terancam. Agaknya ia akan
berupaya untuk menemukan batas-batas demikian, sekalipun
pada saat-saat tertentu ia harus berperilaku dengan cara-cara yang
tidak dapat diterima.
3) Kebutuhan Sosial
Sewaktu kebutuhan fisiologikal manusia dan kebutuhan akan
keamanan relatif terpenuhi, maka kebutuhan-kebutuhan sosial
35
yang merupakan kebutuhan pada tingkat berikutnya menjadi
motivator penting bagi perilakunya. Seorang individu ingin
tergolong pada kelompok-kelompok tertentu, ia ingin berasosiasi
dengan pihak lain, ia ingin diterima oleh rekan-rekannya, dan ia
ingin berbagi dan menerima sikap berkawan dan afeksi.
Walaupun banyak manajer deeasa ini memahami adanya
kebutuhan demikian, kadang mereka secara keliru
menganggapnya sebagai ancaman bagi organisasi mereka, hingga
tindakan-tindakan mereka disesuaikan dengan pandangan
demikian.
4) Kebutuhan Akan Penghargaan
Dalam hierarki Maslow, pada tingkatan berikutnya terlihat
adanya kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan atau kebutuhan-
kebutuhan egoistik untuk penghargaan diri maupun penghargaan
dari pihak lain. Kebutuhan akan penghargaan diri mencakup
kebutuhan untuk mencapai kepercayaan diri, prestasi,
kompetensi, pengetahuan, penghargaan diri, dan kebebasan serta
independensi. Sedangkan kebutuhan akan penghargaan dari
pihak lain mencakup kebutuhan yang berkaitan dengan reputasi
seorang individu, atau penghargaan dari pihak lain, kebutuhan
akan status, pengakuan, apresiasi terhadap dirinya, dan respek
yang diberikan oleh pihak lain.
36
Keinginan atau hasrat kompetitif untuk menonjol dan untuk
melampaui prestasi orang-orang lain boleh dikatakan sebuah sifat
universal manusia. Kebutuhan pokok akan penghargaan ini
apabila dimanfaatkan secara tepat dapat menyebabkan timbulnya
kinerja keorganisasian luar biasa. Tidak seperti halnya
kebutuhan-kebutuhan tingkatan rendah, kebutuhan akan
penghargaan jarang sekali terpenuhi secara sempurna. Bahkan,
kita dapat mengatakan bahwa mereka tidak pernah terpuaskan.
5) Kebutuhan Untuk Merealisasi diri
Pada puncak hierarki, terdapat kebutuhan untuk realisasi diri
atau aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut berupa
kebutuhan-kebutuhan individu untuk merealisasi potensi yang
ada pada dirinya untuk mencapai pengembangan diri secara
berkelanjutan dan untuk menjadi kreatif dalam arti kata seluas-
luasnya. Bentuk khusus kebutuhan demikian akan berbeda-beda
dari orang ke orang, seperti halnya terlihat pada kepribadian-
kepribadian manusia. Contoh-contoh pemenuhan kebutuhan
demikian misalnya apabila kita dapat mengajukan sebuah teori
penting menjadi seorang atlit puncak, membesarkan anak-anak
sehat, dan berpendidikan baik, berhasil me-manage sebuah
perusahaan atau dipilih menjadi pejabat tinggi.
37
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa tingkatan-
tingkatan dalam hierarki kebutuhan Maslow saling tindih
menindih, jadi dengan demikian kebutuhan-kebutuhan seorang
individu cenderung dipenuhi secara parsial pada masing masing
tingkatan, misalnya kebutuhan-kebutuhan fisiologikal tidak
menghilang ketika muncul kebutuhan akan keamanan, akan tetapi
akan berkurwng intensitas akan pemenuhan kebutuhan tersebut.
3. Komitmen Organisasi
a. Definisi Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi dipandang sebagai suatu orientasi nilai
terhadap organisasi yang menunjukkan individu sangat memikirkan
dan mengutamakan pekerjaan dan organisasinya. Individu akan
berusaha memberikan segala usaha yang dimilikinya dalam rangka
membantu organisasi mencapai tujuannya.
Menurut Beckeri, Randal dan Riegel (1995) dalam Fatimah
(2010), istilah komitmen organisasi dapat didefinisikan dalam tiga
dimensi yaitu:
1) Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi
tertentu.
2) Kesediaan untuk mengerahkan usaha tingkat tinggi atas nama
organisasi.
38
3) Kepercayaan dan penerimaan dari nilai-nilai dan tujuan dari
organisasi.
Komitmen organisasi didefinisikan sebagai suatu keinginan yang
kuat agar tetap menjadi anggota dari suatu organisasi tertentu, suatu
keinginan untuk mengarahkan segala usaha atas nama organisasi,
suatu keyakinan, penerimaan, nilai dan tujuan pada organisasi
tertentu. Dengan kata lain ia merupakan sikap kesetiaan pekerja pada
organisasinya dan merupakan proses yang terus-menerus, dan dimana
penyertaan dalam organisasi memberikan perhatiannya kepada
organisasi, keberhasilan dan kesejahteraan yang berlaku terus-
menerus (Fatimah, 2010). Menurut Allen dan Meyer (1997), bahwa
komitmen organisasi merupakan keterkaitan secara psikologis yang
didasarkan pada tiga bentuk (Three-Component Model of
Organizational commitment); affective, normative and continuance
commitment.
Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
komitmen organisasi adalah tingkat loyalitas individu sebagai bagian
dari organisasi, yang direfleksikan dalam sikap individu terehadap
organisi. Dengan kata lain, komitmen organisasi merupakan sikap
individu yang memiliki keterikatan dengan organisasinya untuk selalu
menjadi bagian dari organisasi dalam mewujudkan tujuan dan harapan
organisasi.
39
Mathis dan Jackson (2009) mengatakan bahwa komitmen
organisasional adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan
menerima tujuan organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal
bersama organisasi tersebut. Berbagai studi penelitian menunjukkan
bahwa orang-orang yang relatif puas dengan pekerjaannya akan
sedikit lebih berkomitmen terhadap organisasi.
Perluasan komitmen organisasional yang logis khususnya fokus
pada faktor-faktor komitmen yang kontinyu, yang mengungkapkan
bahwa keputusan untuk tinggal bersama atau meninggalkan
perusahaan pada akhirnya tercermin dalam ketidakhadiran dan angka
perputaran karyawan. Karyawan yang tidak puas dengan pekerjaan
atau yang tidak berkomitmen terhadap organisasi memiliki
kemungkinan yang lebih besar untuk meninggalkan organisasi,
mungkin lewat ketidakhadiran atau perputaran secara permanen.
Sedangkan Dessler (2007) mengatakan bahwa dengan adanya
berbagai macam perubahan dalam globalisasi dunia ekonomi
sekarang ini menyebabkan banyak karyawan mempertanyakan
tentang mengapa mereka harus setia kepada perusahaannya. Mungkin
mereka bertanya “ Mengapa saya harus loyal kepada perusahaan jika
perusahaan akan membuang saya atau jika perusahaan akan
mengurangi biaya lagi?”.
40
Karyawan yang pandai saat ini cenderung untuk berfikir bahwa
diri mereka adalah seorang agen yang bebas, untuk melakukan yang
terbaik, tapi juga bersiap-siap untuk pindah ke karier yang lain atau
perusahaan yang berbeda. Kontrak psikologis yang terjadi antara
pegawai dan perusahaan di masa lalu mungkin adalah “lakukan yang
terbaik dan loyal lah pada perusahaan, maka perusahaan akan
mengurus karier Anda.” Saat ini berganti menjadi “lakukan yang
terbaik dan loyal lah pada perusahaan selama Anda berada disini, dan
kami akan memberi Anda kesempatan pengembangan yang anda
butuhkan untuk berpindah dan mencapai keberhasilan dalam karier
Anda.”
Dalam situasi tersebut, maka para pengusaha mungkin berfikir
apa yang akan mereka lakukan untuk menjaga komitmen karyawan
dan meminimalisasi pengunduran diri sukarela karyawan dan
meningkatkan kinerja mereka.
b. Jenis-jenis Komitmen Organisasi
Kanter dalam Sopiah (2006) mengemukakan adanya tiga
komitmen organisasi yaitu:
1) Komitmen berkesinambungan.
Yaitu komitmen yang berhubungan dengan dedikasi anggota
dalam melangsungkan kehidupan organisasi dan menghasilkan
orang yang mau berkorban dan berinvestasi ada organisasi.
41
2) Komitmen terpadu.
Yaitu komitmen anggota terhadap organisasi sebagai akibat
adanya hubungan sosial dengan anggota lain didalam organisasi.
Ini terjadi karena pegawai percaya bahwa norma-norma yang
dianut organisasi merupakan norma-norma yang bermanfaat.
3) Komitmen terkontrol
Yaitu komitmen anggota pada norma organisasi yang
memberikan perilaku ke arah yang diinginkannya. Norma-norma
yang dimiliki organisasi sesuai dan mampu memberikan
sumbangan terhadap perilaku yang diinginkan.
Allen dan Meyer (1997) menjelaskan komitmen organisasi
kedalam 3 jenis komitmen organisasi, yaitu:
1) Komitmen organisasi afektif (affective)
Yaitu keterkaitan emosional, identifikasi dan keterlibatan
dalam suatu organisasi. Dalam hal ini individu menetap dalam
suatu organisasi dalam suatu organisasi karena keinginannya
sendiri.
2) Komitmen organisasi normatif (normative)
Yaitu keyakinan individu tentang tanggung jawab terhadap
organisasi. Individu tetap tinggal pada suatu organisasi karena
merasa wajib loyal pada organisasi tersebut.
42
3) Komitmen organisasi berkelanjutan (continuance)
Yaitu komitmen individu yang didasarkan pada
pertimbangan tentang apa yang harus dikorbankan bila akan
meninggalkan organisasi. Dalam hal ini individu memutuskan
menetap pada suatu organisasi karena menganggapnya sebagai
suatu pemenuhan kebutuhan.
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa setiap
komponen memiliki dasar yang berbeda. Pegawai dengan komponen
afektif tinggi, masih bergabung dengan organisasi karena keinginan
untuk tetap menjadi anggota organisasi. Sementara itu pegawai
dengan komponen berkelanjutan tinggi, tetap bergabung dengan
organisasi tersebut karena mereka membutuhkan organisasi dan
pegawai dengan komitmen normatif yang tinggi tetap menjadi
anggota organisasi karena mereka merasa hal tersebut harus
dilakukan.
4. Kinerja
a. Definisi Kinerja
Kinerja secara etimologi berasal dari kata prestasi kerja
(performance). Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam
melaksanakan tugas dibandingkan dengan kemungkinan seperti
standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
43
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Riduwan,
2008: 189).
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006: 67) kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Hasibuan (2001) menyatakan
bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang dibebankan kepadanya
yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
tepat waktu.
Kinerja pegawai mengacu pada prestasi kerja individu yang
diatur berdasarkan standar atau kriteria yang diatur berdasarkan
standar standar atau kriteria yang telah telah ditetapkan oleh suatu
organisasi. Kinerja pegawai yang tinggi dapat meningkatkan kinerja
organisasi secara keseluruhan. Tika (2008: 121) dalam Althaf (2009:
23) mendefinisikan kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan atau
kegiatan seseorang dalam suatu organisasi yang dipengaruhi berbagai
faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu
tertentu. Tika (2008: 121) dalam Althaf (2009: 23) juga menguraikan
unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja, yaitu:
1) Hasil dari fungsi-fungsi pekerjaan.
2) Faktor eksternal dan internal dari bekerja yang dapat
mempengaruhi hasil kerjanya.
44
3) Pencapaian tujuan organisasi.
4) Periode waktu tertentu.
Mitchel, T. R dan Larson dalam Riduwan (2008: 189)
mengemukakan tentang aspek-aspek kinerja meliputi kualitas hasil
kerja, kemampuan, prakarsa atau inisiatif, komunikasi dan ketepatan
waktu. Kinerja adalah suatu bentuk hasil kerja atau hasil usaha berupa
tampilan fisik, maupun gagasan.
b. Faktor-Faktor Kinerja
Mangkunegara (2006) menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi kinerja antara lain:
1) Faktor kemampuan
Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari
kemampuan potensi dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh
karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai
dengan keahliannya.
2) Faktor motivasi
Faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang
pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan
kondisi yang menggerakan diri pegawai terarah untuk mencapai
tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang
mendorong seseorang untuk berusaga mencapai potensi kerja
secara maksimal. David C. McClelland dalam Mangkunegara
45
(2006) berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara
motif berprestasi dengan pencapaian kerja”. Motif berprestasi
adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan
suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu
mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji.
Selanjutnya McClelland mengemukakan 6 karakteristik dari
seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu:
1) Memiliki tanggung jawab yang tinggi.
2) Berani mengambil resiko.
3) Memiliki tujuan yang reaslitis.
4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk
merealisasikan tujuan.
5) Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh
kegiatan kerja yang dilakukan.
6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah
diprogramkan.
c. Penilaian Kinerja
Penilaian ialah penentuan derajat kualitas berdasarkan indikator
yang ditetapkan terhadap penyelenggara pekerjaan. Kinerja ialah hasil
kerja dan kemajuan yang telah dicapai seseorang dalam bidang
tugasnya. Kinerja artinya sama dengan prestasi kerja atau dalam
Bahasa Inggrisnya disebut performance. Kinerja selalu merupakan
46
tanda keberhasilan suatu organisasi dan orang-orang yang ada dalam
organisasi tersebut (Usman, 2010).
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa penilaian kinerja
merupakan alat yang berfaedah tidak hanya untuk memotivasi
kalangan pegawai. Akan tetapi, penilaian kinerja juga dapat menjadi
sumber kerisauan dan frustasi para manajer dan pegawai karena
ketidakpastian atau kurang objektifnya dalam penilaian. Oleh karena
itu penilaian kinerja yang berlangsung pada periode waktu tertentu
hendaknya memiliki standar penilaian yang berlandaskan pada
persyaratan kinerja.
Mathis dan Jackson (2009) menjelaskan bahwa penilaian kinerja
adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan
pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar, dan
kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan.
Penilaian kinerja digunakan secara luas unutk mengelola upah
dan gaji, memberikan umpan balik kinerja, dan mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan karyawan individual. Sebagian besar
pemberi kerja menggunakan sistem penilaian kinerja untuk kantor,
profesional, teknis, kepengawasan, manajemen menengah, dan
pekerja produksi nonserikat. Secara global, sistem tersebut
memberikan manfaat dalam berbagai berbagai situasi kerja, tetapi
meskipun penggunaannya telah meluas, tidak setiap orang
mendukung penilaian kinerja dengan antusias. Kritik mencakup cara
47
untuk melakukan dan hasil dari penilaian kinerja tersebut. Kritik
tersebut meliputi:
1) Dengan pendekatan pada kerja tim di masa sekarang, penilaian
terlalu berfokus pada individu dan melakukan terlalu sedikit
usaha untuk mengembangkan para karyawan agar bekerja dengan
lebih baik.
2) Kebanyakan pemberi kerja yang menerima tinjauan (review) dan
penyelia yang memberikannya biasanya menilai proses tersebut
adalah kegagalan terbesar.
3) Sebagian besar penilaian adalah tidak konsisten, berorientasi
jangka pendek, subjektif, dan berguna hanya untuk
mengidentifikasi karyawan yang berkinerja sangat baik dan
sangat buruk
Penilaian kinerja yang dilakukan dengan buruk akan membawa
hasil yang mengecewakan untuk semua pihak yang terkait. Tetapi
tanpa penilaian kinerja formal akan membatasi pilihan pemberi kerja
yang berkaitan dengan pendisiplinan dan pemecatan. Penilaian kinerja
dapat menjawab pertanyaan mengenai apakah pemberi kerja telah
bertindak adil atau bagaimana pemberi kerja mengetahui bahwa
kinerja karyawan tersebut tidak memenuhi standar yang ditetapkan
perusahaan.
48
Dalam Usman (2010), ada lima faktor dalam penilaian kinerja
populer yaitu:
1) Kualitas pekerjaan
Meliputi : akurasi, ketelitian, penampilan dan penerimaan
keluaran atau output.
2) Kuantitas pekerjaan
Meliputi : volume keluaran dan kontribusi
3) Supervisi yang diperlukan
Meliputi : saran, arahan dan perbaikan.
4) Kehadiran
Meliputi : regulasi, dapat dipercaya atau diandalkan, dan
ketepatan waktu.
5) Konservasi
Meliputi: pencegahan pemborosan, kerusakan, dan pemeliharaan
peralatan.
49
B. Penelitian Terdahulu
NO PENELITI /
TAHUN
JUDUL, TUJUAN, METODE
DAN SAMPEL PENELITIAN
VARIABEL,
INDIKATOR DAN
PENGUKURAN
HASIL DAN
KESIMPULAN
1
Suparman
2007
Analisis Pengaruh peran
kepemimpinan, motivasi dan
komitmen organisasi terhadap
kepuasan kerja dalam
meningkatkan kinerja pegawai
(Studi pada pegawai di
lingkungan pemerintah
kabupaten Sukamara di Propinsi
Kalimantan Tengah
Kepemimpinan
Motivasi
Komitmen Organisasi
Kepuasan Kerja
Kinerja
Adanya realisasi
absensi yang tinggi
yang dapat
mengakibatkan
rendahnya
komitmen
organisasi, motivasi
dan kepuasan kerja
yang berdampak
pada kinerja
pegawai yang
rendah.
Menguji pengaruh peran
kepemimpinan, motivasi dan
komitmen organisasi terhadap
kepuasan kerja dalam
meningkatkan kinerja pegawai
Pengukuran
didasarkan atas
realisasi absensi yang
dapat mengakibatkan
rendahnya komitmen
organisasi, motivasi
dan kepuasan kerja
yang berdampak pada
kinerja pegawai yang
rendah
Peran
kepemimpinan,
motivasi dan
komitmen organisasi
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kepuasan
kerja.
Structural Equation Modeling
(SEM)
Kepuasan kerja,
peran
kepemimpinan dan
komitmen organisasi
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
pegawai
Pegawai di lingkungan
pemerintah daerah Kabupaten
Sukamara di Propinsi
Kalimantan Tengah, Sejumlah
121 Pegawai.
2
Regina
Aditya Reza
2010
Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
Motivasi dan Disiplin Kerja
terhadap Kinerja Karyawan PT
Sinar Santosa Perkasa
Banjarnegara Gaya Kepemimpinan
Motivasi
Disiplin Kerja
Kinerja
Gaya
Kepemimpinan
berpengaruh positif
terhadap Kinerja
Karyawan
Menguji dan menganalisis
pengaruh gaya kepemimpinan,
motivasi dan disiplin kerja
terhadap kinerja karyawan PT
Sinar Santosa Perkasa
Banjarnegara
Motivasi
berpengaruh positif
terhadap kinerja
karyawan
Uji validitas dengan analisis
faktor, uji reliabilitas dengan
Alpha Cornbach. Uji asumsi
klasik dan analisis regresi linier
berganda.
Pengukuran
didasarkan atas
pengumpulan data
yang dilakukan
dengan cara
penyebaran kuesioner
dan analisis data
dengan bantuan
program SPSS versi
17.
Disiplin kerja
berpengaruh positif
terhadap kinerja
karyawan
Karyawan PT Sinar Santosa
Perkasa Banjarnegara, sejumlah
112 karyawan
50
3
Sudarwati
Retnaningsih
2007
Analisis Pengaruh Keadilan
kompensasi, peran
kepemimpinan, dan kepuasan
kerja terhadap komitmen
organisasi dalam meningkatkan
kinerja karyawan (Studi kasus
pada sentral pengolahan pos
Semarang)
Keadilan Kompensasi
Peran Kepemimpinan
Kepuasan Kerja
Komitmen Organisasi
Kinerja
Keadilan
kompensasi lebih
berpengaruh
terhadap komitmen
organisasi
dibandingkan
dengan peran
kepemimpinan dan
kepuasan kerja
sehingga komitmen
organisasi lebih
berpengaruh
terhadap kinerja
Menganalisis dan membuktikan
variabel keadilan kompensasi,
peran kepemimpinan dan
kepuasan kerja dalam
mempengaruhi komitmen
organisasional
Menganalisis dan membuktikan
variabel komitmen
organisasional dalam
mempengaruhi kinerja karyawan
Pengukuran
didasarkan atas
pengumpulan data
yang dilakukan
dengan cara
penyebaran kuesioner
dan wawancara
karyawan dan
selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan
metode Structural
Equation Modeling
(SEM).
Kompensasi yang
adil akan
menumbuhkan rasa
nyaman dan mampu
meningkatkan
komitmennya yang
berdampak pada
hasil output yang
baik berupa
peningkatan kinerja
karyawan.
Structural Equation Modeling
(SEM)
Seluruh karyawan pada sentral
pengolahan pos Semarang,
sejumlah 250 orang
4
Felicia Dewi
Wibowo
2006
Analisis Pengaruh peran
kepemimpinan dan
pengembangan karir terhadap
komitmen organisasi dalam
meningkatkan kinerja karyawan
(Studi kasus PT. Bank Maspion
Indonesia Cabang Semarang).
Kepemimpinan
Pengembangan Karir
Komitmen Organisasi
Kinerja
Kepemimpinan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap komitmen
organisasi dan
kinerja karyawan
Menguji pengaruh peran
kepemimpinan dan
pengembangan karir terhadap
komitmen organisasi dalam
meningkatkan kinerja karyawan. Pengukuran
didasarkan atas
pengumpulan data
yang dilakukan
dengan cara
penyebaran kuesioner
dan wawancara
karyawan dan
selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan
metode Structural
Equation Modeling
(SEM).
Pengembangan karir
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap komitmen
organisasi dan
kinerja karyawan
Structural Equation Modeling
(SEM)
Komitmen
organisasi
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
karyawan
Karyawan PT. Bank Maspion
Indonesia cabang Semarang
sejumlah 102 Orang.
51
5
Enny
Rachmawati
Y. Warella
Zaenal
Hidayat
2006
Pengaruh Motivasi kerja,
kemampuan kerja dan gaya
kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan pada badan
perlindungan masyarakat
propinsi Jawa Tengah
Motivasi
Kemampuan Kerja
Gaya Kepemimpinan
Kinerja
Semakin tinggi
motivasi kerja
semakin tinggi pula
tingkat kinerja
Semakin tinggi
kemampuan kerja
maka akan semakin
tinggi pula tingkat
kinerja pegawai
Semakin tinggi gaya
kepemimpinan maka
akan semakin tinggi
pula tingkat kinerja
pegawai
Adanya hubungan
yang signifikan
secara bersama-
sama antara variabel
motivasi kerja,
kemampuan kerja
dan gaya
kepemimpinan
dengan kinerja
pegawai.
Untuk Mengetahui seberapa
besar pengaruh masing-masing
faktor motivasi kerja,
kemampuan kerja dan gaya
kepemimpinan mempunyai
pengaruh terhadap kinerja baik
secara parsial maupun simultan. Pengukuran
didasarkan atas
pengumpulan data
yang dilakukan
dengan cara
penyebaran kuesioner
dan analisis data
dengan bantuan
program SPSS versi
17.
Uji validitas dengan analisis
faktor, uji reliabilitas dengan
Alpha Cornbach. Uji asumsi
klasik dan analisis regresi linier
berganda.
Pegawai pada badan
perlindungan masyarakat
propinsi Jawa Tengah.
6
Adeyinka
Tella
C.O Ayeni
S.O Popoola
2007
Work Motivation, Job
Satisfaction, and Organisational
Commitment of Library personel
in Academic and Research
Libraries in Oyo State Nigeria
Work Motivation
Job Satisfaction
Organisational
Commitment
To understand the relationship
between work motivation, job
satisfaction, and organizational
commitment of the library
personnel.
To understand the difference in
work motivation of professional
and non-professional library
personnel
To understand the difference in
the job satisfaction of the library
personnel in academic and
research library
To understand the difference in
the commitment of library
personnel based on their years of
experience
Measurement based
by a data collection
using a modified
questionnaire that
designed to
accomplish the
objectives of the
study
There is a positive
correlation between
work motivation and
job satisfaction
No significant
difference was
observed in the
work motivation of
the professional and
non-professional
library personnel
No difference exist
in the job
satisfaction of
library personnel in
academic annd
research libraries
A years of
experience have no
relationship with
organizational
commitment
Descriptive survey design
200 library personel in all
research and academic library
in Oyo State Nigeria
52
C. Kerangka Berfikir
53
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan
teori dan penelitian terdahulu, serta merupakan jawaban sementara terhadap
masalah yang diteliti, dimana jawaban itu masih bersifat lemah, dan perlu
dilakukan pengujian secara empiris kebenarannya. Adapun hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho1 : Kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
komitmen organisasi.
Ha1 : Kepemimpinan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
komitmen organisasi.
Ho2 : Motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen
organisasi.
Ha2 : Motivasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
komitmen organisasi.
Ho3 : Kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
dengan kinerja.
Ha3 : Kepemimpinan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
dengan kinerja.
Ho4 : Motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.
Ha4 : Motivasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja.
Ho5 : Komitmen organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja
54
Ha5 : Komitmen organisasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja.
Ho6 : Kepemimpinan dan motivasi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap komitmen organisasi secara simultan.
Ha6 : Kepemimpinan dan motivasi tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap komitmen organisasi secara simultan.
Ho7 : Kepemimpinan, motivasi dan komitmen organisasi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja secara simultan.
Ha7 : Kepemimpinan, motivasi dan komitmen organisasi tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja secara simultan.
55
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengaruh kepemimpinan dan
motivasi terhadap komitmen organisasi dan pengaruhnya terhadap kinerja
pegawai di PT. Blue Bird Group pool Daan Mogot. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Maret sampai dengan Mei 2014. Lokasi penelitian ini dilakukan
oleh penulis di Jalan Raya Daan Mogot Km. 22/201 Batu Ceper Tangerang.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pegawai bengkel di PT. Blue Bird Group Pool
Daan Mogot yang berjumlah 66 pegawai.
Dalam penelitian ini pengambilan data menggunakan metode sensus
sehingga populasi yang ada sebanyak 66 responden, semuanya dijadikan objek
dalam penelitian ini.
56
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data subjek, yaitu jenis data penelitian
yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau
sekelompok orang yang menjadi subjek penelitian (responden).
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu:
1. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkam data-data
teoritis serta mempelajari dengan seksama teori-teori yang berkaitan
langsung dengan permasalahan yang dibahas. Tujuan dari adanya studi
kepustakaan adalah untuk memberikan wawasan dan landasan teori
yang menjadi dasar untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini.
Data-data teoritis pada studi kepustakaan bersumber dari buku-buku,
jurnal, artikel dan skripsi.
2. Studi lapangan
Studi lapangan dilakukan dengan menggunakan metode survei
melalui penyebaran kuisioner sebagai data primer, untuk meminta
tanggapan responden secara langsung. Kuisioner disebarkan dan
diantarkan langsung serta pengembalian kuisioner dilakukan dengan
mendatangi responden secara langsung berdasarkan waktu yang telah
disepakati. Sebelum pengambilan kuisioner dilakukan terlebih dahulu
peneliti melakukan konfirmasi via telephone maupun contact person.
57
D. Metode Analisis
Data yang terkumpul selanjutnya diuji dan dianalisis. Adapun dalam
penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan
menggunakan metode PLS (partial least square modeling) dengan
menggunakan pendekatan path modeling atau model analisis jalur.
Partial least square (PLS) pertama kali dikembangkan Herman Wold Pada
tahun 1975. PLS-PM merupakan metode analisis yang powerful karena dapat
digunakan pada setiap jenis skala data (nominal, ordinal, interval, dan rasio)
serta syarat asumsi yang lebih fleksibel. PLS-PM dapat juga dikatakan sebagai
metode pendekatan PLS untuk pemodelan persamaan struktural. Dalam
komunitas PLS, istilah "path modeling" lebih disukai daripada struktural
equation modeling. Meski demikian, kedua istilah tersebut dapat ditemukan
dalam literatur PLS.
Dari sudut pandang yang lebih luas, PLS-PM merupakan metode analisis
data untuk menganalisis hubungan diantara satu set blok variabel. Hal ini
didasarkan atas dugaan bahwa hubungan antara blok yang ditetapkan mengacu
serta mempertimbangkan dasar pengetahuan (teori) yang telah jelas. Setiap
blok variabel diasumsikan dapat mewakili konsep teoritis yang di
presentasikan variabel laten.
PLS-PM tidak mengasumsikan data harus mengikuti suatu distribusi
tertentu, pendekatan PLS-PM merupakan distribusi bebas serta ukuran sampel
58
yang fleksibel. PLS dapat juga digunakan ketika landasan teori model adalah
tentatif atau pengukuran setiap variabel laten masih baru. Gaston (2009)
menyebutkan PLS dapat juga digunakan untuk tujuan konfirmasi (seperti
pengujian hipotesis) dan tujuan eksplorasi.
Meskipun PLS lebih diutamakan sebagai ekplorasi daripada konfirmasi,
PLS juga dapat digunakan untuk menduga apakah terdapat atau tidak terdapat
hubungan dan kemudian proposisi untuk pengujian. Tujuan utamanya adalah
untuk menjelaskan hubungan antarkonstrak dan menekankan pengertian
tentang nilai hubungan tersebut. Dalam hal ini, hal penting yang harus
diperhatikan adalah adanya teori yang memberikan asumsi untuk
menggambarkan model, pemilihan variabel, pendekatan analisis, dan
interpretasi hasil.
Dalam Yamin dan Kurniawan (2011:14) dikatakan bahwa kepopuleran
penggunaan PLS-PM diantara para peneliti dan praktisi adalah karena empat
alasan:
1. Algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk hubungan antara indikator
dengan konstrak latennya yang bersifat reflektif saja tetapi algoritma
PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif.
2. PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan sampel yang
kecil.
3. PLS-PM dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks (terdiri
dari banyak variabel laten dan manifes tanpa mengalami masalah dalam
estimasi data.
59
4. PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (Skew). PLS
dapat digunakan ketika independensi antara data pengamatan tidak
dapat dijamin sebab tidak ada asumsi distribusi yang dibutuhkan.
Dalam Dalam Yamin dan Kurniawan (2011:17) dikatakan bahwa PLS-PM
yang memiliki model dengan indikator reflektif, terdapat dua tahap evaluasi
yaitu sebagai berikut:
1. Evaluasi Model Pengukuran (Uji Data).
a. Evaluasi terhadap Convergent validity.
Convergent validity dapat dievaluasi dalam tiga tahap yaitu
dengan melihat indikator validitas, reliabilitas konstrak dan nilai
average variance extracted (AVE). Convergent validity mengukur
besarnya korelasi antara konstrak dengan variabel laten. Nilai
indikator validitas dapat dilihat dan dievaluasi dari nilai
standardized loading factor yang mana menggambarkan besarnya
korelasi antara setiap item pengukuran (indikator) dengan
konstraknya, nilai standardized loading factor diatas 0,7 dapat
dikatakan ideal, artinya bahwa indikator tersebut dikatakan valid
sebagai indikator yang mengukur konstrak, meskipun demikian,
nilai standardized loading factor di atas 0,5 dapat diterima,
sedangkan nilai standardized loading factor dibawah 0,5
dikeluarkan dari model. Selanjutnya adalah mengevaluasi
reliabilitas konstrak yaitu dengan melihat nilai cronbach’s alpha
dan composite reliability, interpretasi keduanya dapat dikatakan
60
sama, nilai batas 0,7 ke atas berarti dapat dikatakan dapat diterima
dan diatas 0,8 dan 0,9 berarti sangat memuaskan. Ukuran lainnya
dari convergent validity adalah nilai average variance extracted
(AVE). nilai ini menggambarkan besarnya varian atau keragaman
variabel manifest yang dapat dikandung oleh konstrak laten, dengan
demikian semakin besar varian atau keragaman variabel manifest
yang dapat dikandung oleh konstrak laten, maka semakin besar
representasi variabel manifest terhadap konstrak latennya.
b. Evaluasi Discriminant Validity.
Evaluasi ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu melihat nilai cross
loadings dan membandingkan antara nilai kuadrat korelasi antara
konstrak dengan nilai AVE atau korelasi antara konstrak dengan
akar AVE. ukuran cross loadings adalah membandingkan korelasi
indikator dengan konstraknya dan konstrak dari blok lainnya. Bila
korelasi antara indikator dengan konstraknya lebih tinggi dari
korelasi dengan konstrak blok lainnya, hal ini menunjukan konstrak
tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik
dari blok lainnya. Ukuran discriminant validity lainnya adalah
bahwa nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara
konstrak dengan konstrak lainnya atau nilai AVE lebih tinggi dari
kuadrat korelasi antar konstrak.
61
2. Evaluasi Model Struktural (Uji Hipotesis).
Setelah mengevaluasi model pengukuran maka langkah selanjutnya
adalah mengevaluasi outer model atau model struktural. Ada beberapa
tahap untuk mengevaluasi model struktural, pertama adalah melihat
signifikansi hubungan antar konstrak, hal ini dapat dilihat dari koefisien
jalur (path coefficient) yang menggambarkan kekuatan hubungan
antara konstak. Tanda dalam path coefficient harus sesuai dengan teori
yang dihipotesiskan, untuk menilai signifikansi path coefficient dapat
dilihat dati nilai t test (critical ratio) yang diperoleh dari proses
bootstrapping (resampling method). Selanjutnya adalah mengevaluasi
nilai R2. Penjelasan nilai R2 sama halnya dengan nilai R2 dalam regresi
linier yaitu besarnya variability variabel endogen (dependen) yang
mampu dijelaskan oleh variabel eksogen (independen).
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam analisis dengan partial least
square:
1. Merancang model struktural (inner model). Pada tahap ini peneliti
memformulasikan model hubungan antara konstrak. Konsep konstrak
haruslah jelas dan mudah untuk didefinisikan.
2. Mendefinisikan model pengukuran (outer model). Pada tahap ini,
peneliti mendefinisikan dan menspesifikasi hubungan antara konstrak
laten dengan indikatornya apakah bersifat reflektif atau formatif, tahap
inilah yang paling penting.
62
Berikut ini beberapa panduan untuk menentukan arah hubungan antara
konstrak laten dengan indikatornya:
1. Arah hubungan kausalitas antara konstrak dan indikator. Indikator yang
dibuat merupakan indikator yang mendefinisikan karakteristik konstrak
atau manifestasi dari konstrak. Dalam model reflektif, indikator
merupakan manifestasi dari konstrak, perubahan pada konstrak akan
mempengaruh indikator sebaliknya perubahan pada indikator tidak
akan mempengaruhi konstrak. Dalam model formatif, indikator
mendefenisikan karakteristik konstrak sehingga arah hubungan
mengalir dari indikator ke konstrak, perubahan pada indikator akan
menyebabkan perubahan yang sangat substansial pada konstrak.
2. Sifat interchangeability antara indikator. Pada model reflektif, antara
indikator memiliki sifat dapat dipertukarkan, sedangkan pada model
formatif tidak bersifat dapat di pertukarkan. Menghilangkan salah satu
indikator dalam metode reflektif tidak akan mengurangi content dari
konstrak, sebaliknya menghilangkan salah satu indikator pada model
formatif akan mengubah makna atau content dari konstrak. Sebagai
akibat dari adanya sifat interchangeability dalam model reflektif, maka
hubungan antar indikator haruslah saling berkorelasi tinggi, sedangkan
dalam model formatif tidak diharapkan bahwa setiap konstrak saling
berkorelasi tinggi.
3. Membuat diagram jalur. Fungsi utama dari membangun diagram jalur
adalah untuk memvisualisasikan hubungan antara indikator dengan
63
konstraknya serta antara konstrak yang akan mempermudah peneliti
untuk melihat model secara keseluruhan
Secara umum, variabel laten dalam PLS dikelompokkan menjadi
variabel laten eksogen dan endogen. Variabel laten eksogen adalah
variabel laten yang menjelaskan variabel laten endogen. Nama variabel
laten eksogen sama halnya seperti variabel independen dalam regresi
linier yang telah kita kenal. Variabel laten endogen adalah variabel
laten yang dijelaskan oleh variabel laten eksogen, sama halnya seperti
variabel dependen dalam regresi linier. Variabel laten menggunakan
lingkaran elips dan variabel manifes (indikator) menggunakan kotak.
Arah panah dari variabel indikator menuju variabel laten disebut model
pengukuran formatif, sebaliknya arah panahpanah dari variabel laten
menuju indikator disebut model pengukuran reflektif. Model PLS
hanya berlaku model rekrusif, yaitu model satu arah dari variabel laten
eksogen ke variabel laten endogen (atau dari variabel laten endogen ke
variabel laten endogen lainnya) dan tidak berlaku bolak-balik.
Gambar 3.1
Contoh Diagram Jalur
64
4. Mengkonversi diagram jalur ke sistem persamaan. Dalam PLS terdapat
tiga macam model persamaan pengukuran yaitu, model formatif, model
reflektif dan model struktural. Model formatif memandang indikator
sebagai variabel yang mempengaruhi variabel laten, model reflektif
memandang indikator sebagai variabel yang merefleksikan variabel
laten, sedangkan model structural menjelaskan bagaimana pengaruh
antar variabel laten pada sebuah sistem persamaan dalam penelitian.
Berikut ini persamaan model matematika dari model tersebut.
Gambar 3.2
Contoh Diagram Sistem Persamaaan
Persamaan Model Pengukurannya:
Persamaan Model Formatif :
ξ1 = π11X1+ π12X2+ π13X3+ζ1
ξ2= π11X1+ π12X2+ π13X3+ζ2
65
Persamaan Model Reflektif:
Y1=λ11η1 +ε1
Y2=λ12η1 +ε2
Y3=λ13η1 +ε3
Y4=λ21η2 +ε4
Y5=λ22η2 +ε5
Y6=λ23η2 +ε6
Persamaan Model Struktural
η1=γ1 ξ1+γ2 ξ2+ζ3
η2=γ1 ξ1+γ2 ξ2+β1 η1+ζ3
5. Estimasi model. Pada langkah ini ada tiga skema pemilihan weighting
dalam proses estimasi model, yaitu factor weighting scheme, centroid
weighting scheme, dan path weighting scheme. Hasil kajian empiris
menunjukkan apapun pilihannya, hanya memiliki pengaruh yang kecil
terhadap hasil yaitu 0,005 atau kurang untuk structural path. Dan 0,05
atau kurang untuk measurement path.
6. Evaluasi model meliputi evaluasi model pengukuran dan evaluasi
model struktural.
7. Interpretasi model. Interpretasi ini berdasarkan kepada hasil model
yang dibangun oleh peneliti.
66
E. Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan mengukur
variabel-variabel tersebut dilapangan dengan merumuskan secara singkat dan
jelas, serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Pertanyaan dalam kuisioner
untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan skala likert, yaitu skala yang dapat dipergunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
mengenai suatu gejala atau fenomena pendidikan. Dalam skala Likert terdapat
dua bentuk pernyataan yaitu pernyataan positif yang berfungsi untuk mengukur
sikap positif, dan pernyataan negatif yang berfungsi untuk mengukur sikap
negatif objek sikap. Jawaban dari responden bersifat kualitatif di
kuantitatifkan, dimana jawaban diberi skor dengan menggunakan 5 (lima)
point skala interval, yaitu:
1 = Sangat tidak setuju.
2 = Tidak setuju.
3 = Ragu-ragu.
4 = Setuju.
5 = sangat setuju.
67
Tabel 3.1
Tabel Operasionalisasi Variabel
Variabel Sub Variabel /
Dimensi Indikator Skala
Kepemimpinan
( X1; Path
Goal Theory;
Robert House)
Kepemimpinan
Pengarah
Pemimpin selalu memberikan dorongan dan
bimbingan secara spesifik kepada pegawai (1.6,
1.3)
Kepemimpinan
Pendukung
Pemimpin menjaga hubungan yang baik kepada
bawahan; mengembangkan hubungan
interpersonal dan kepedulian (1.1, 1.4)
Kepemimpinan
Partisipatif
Pemimpin Berkonsultasi dengan bawahan;
menerima ide dari bawahan; menggunakan ide
dari bawahan (1.2, 1.5)
Kepemimpinan
Berorientasi
Prestasi
Pemimpin menetapkan tujuan yang harus dicapai
bawahan; memberikan motivasi untuk mencapai
target tertentu; berusaha seoptimal mungkin untuk
mencari pengembangan prestasi (1.7, 1.8)
Motivasi
( X2; Piramida
Kebutuhan;
Abraham
Maslow)
Kebutuhan
Fisiologis
Bekerja untuk memenuhi kebutuhan sandang;
memenuhi kebutuhan pangan; memenuhi
kebutuhan papan (2.1, 2.2)
Likert
Kebutuhan
Keamanan
Bekerja untuk mendapatkan jaminan atas
kesehatan dan keamanan;bekerja untuk
mendapatkan kepastian ekonomi (2.3, 2.4)
Kebutuhan
Sosial
Bekerja untuk berinteraksi orang lain; untuk
diterima dilingkungan sekitar; bekerja untuk
memperluas jaringan pekerjaan (2.5, 2.6)
Kebutuhan
Akan
Penghargaan
Bekerja untuk mencapai prestasi, bekerja untuk
mencapai kedudukan tertentu; bekerja untuk
mendapat penghargaan diri maupun penghargaan
orang lain (2.7, 2.8)
Kebutuhan
Untuk
Merealisasi Diri
Bekerja untuk merealisasi potensi diri; untuk
mengembangkan diri; bekerja karena kebanggaan
akan tanggung jawab tertentu (2.9, 2.10)
68
Komitmen
Organisasi
(Y; Natalie J.
Allen dan John
P. Meyer)
Komitmen
afektif
Menetap di organisasi karena keinginan sendiri;
karena terikat secara emosional (3.1, 3.2)
Likert
Komitmen
normatif
Menetap di organisasi karena rasa tanggung
jawab; karena merasa wajib loyal terhadap
organisasi (3.3, 3.4, 3.5)
Komitmen
berkelanjutan
Menetap di organisasi sebagai suatu kebutuhan;
merasa meninggalkan organisasi adalah
pengorbanan ( 3.7, 3.8)
Kinerja
(Z; Husaini
Usman)
Kualitas
Pekerjaan Ketelitian; Ketepatan / akurasi (4.2, 4.3)
Likert
Kuantitas
Pekerjaan Volume output; kontribusi (4.1, 4.4)
Supervisi
yang diperlukan Saran; Arahan (4.5, 4.6)
Kehadiran Regulasi; Ketepatan Waktu (4.7, 4.8)
Konservasi Pencegahan Pemborosan; pemeliharaan Peralatan.
(4.9)
69
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini disajikan gambaran data penelitian yang diperoleh dari hasil
jawaban reponden, proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data
tersebut. Hasil pengolahan data selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk
analisis dan menjawab hipotesis penelitian yang diajukan.
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Blue Bird didirikan pada tahun 1972 oleh Nyonya Mutiara
Djokosoetono, SH. Saat itu namanya belumlah Blue Bird, melainkan
Chandra Taksi dan target pasar yang dibidik adalah rental mobil khusus
untuk para jurnalis dan pengunjung dari atau ke hotel dan airport. Saat itu
hanya terdapat 25 mobil yang digunakan untuk beroperasi. Chandra Taksi
inilah yang kemudian dikenal sebagai salah satu dari Blue Bird Group,
yaitu Golden Bird.
Ny. Mutiara Djokosoetono sebagai pendiri dulunya terinspirasi oleh
dongeng dari Eropa tentang harapan dan doa seorang gadis untuk
mendapatkan kebahagiaan yang akhirnya terkabul berkat kebaikan seekor
burung biru.
Kala itu, seluruh keluarga ikut berperan serta dalam usaha taksi
tersebut, mulai dari pemasaran dan penerima order hingga menjadi
pengemudi. Chandra Suharto (anak tertua), misalnya, bertugas sebagai
70
operator telepon, sedangkan Purnomo Prawiro (anak ketiga/bungsu)
sebagai pengemudi. Untuk menambah jumlah mobil, Ibu Mutiara
bekerjasama dengan janda-janda pahlawan dengan memanfaatkan mobil-
mobil mereka untuk menjadi taksi.
Bermodalkan pengalaman usaha taksi itu, Ibu Mutiara kemudian
memberanikan diri untuk meminta ijin taksi resmi dari Gubernur DKI Ali
Sadikin. Pada awalnya, permintaan tersebut ditolak karena latar belakang
beliau hanya seorang ibu rumah tangga dan tidak berpengalaman dalam
bisnis yang keras ini. Ibu Mutiara tetap gigih memperjuangkan ijin itu. Ia
mengumpulkan berbagai rekomendasi dari hotel dan sejumlah pelanggan
lain, dan semua itu cukup ampuh meyakinkan Gubernur DKI sehingga izin
usaha taksi itu keluar.
Setelah izin keluar, tantangan berikutnya muncul, yaitu mendapatkan
pinjaman bank untuk membeli mobil baru. Bank enggan memberikan
pinjaman. Rumah satu-satunya milik Ibu Mutiara yang berlokasi di Jl.
HOS Cokroaminoto akhirnya dijaminkan berikut 25 mobil yang dijadikan
taksi. Maka, lahirlah perusahaan taksi Blue Bird dengan warna biru yang
teduh.
71
2. Visi dan Misi
a. Visi:
Menjadi perusahaan yang mampu bertahan dan mengedepankan
kualitas untuk memastikan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi para
stakeholder.
b. Misi
Tercapainya kepuasan pelanggan dan mengembangkan serta
mempertahankan diri sebagai pemimpin pasar di setiap kategori yang
dimasuki. Dalam transportasi darat, menyediakan layanan yang handal
dan berkualitas tinggi dengan penggunaan sumber daya yang efisien
dan dilakukan sebagai satu tim yang utuh.
3. Struktur Organisasi
Berikut ini adalah stuktur organisasi dan penjabaran deskripsi tugas dari
masing-masing jabatan yang ada di Perusahaan Taksi Blue Bird yang
dikutip dari Annisa (2014):
a. Dewan Komisaris
Tugas dari Dewan Komisaris adalah melakukan
pengawasan atas jalannya usaha perusahaan dan memberikan
masukan-masukan kepada para direktur. Dalam keaaan khusus
yang mana bila direktur berhalangan hadir dalam melakukan
tugasnya, dewan komisaris memiliki wewenang untuk
menggantikannya.
72
b. Presiden Direktur
Presiden Direktur adalah pimpinan tertinggi dalam
perusahaan Blue Bird Group. Pimpinan tertinggi ini memiliki
tanggung jawab dalam memimpin dan mengarahkan
perusahaan.
c. Vice President Bussines development
Vice President bussines development membawahi empat
bagian, yaitu information technology (IT), corporate image,
total quality management (TQM) dan public relation (PR).
Masing-masing bagian memiliki deskripsi tugas yang berbeda
satu sama lain, :
1) Information technologi (IT)
Berfungsi dalam penyediaan dan pengawasan
infastruktur system informasi dan teknologi di
perusahaan.
2) Corporate Image
Berfungsi dalam memperkenalkan pengetahuan
mengenai produk-produk yang dikelurkan oleh
perusahaan, salah satunya melalui media periklanan.
Secara lebih spesifikasi bidang itu berwenang dalam hal
standarisasi logo dan merk daripada produk-produk.
73
3) Total Management Quality
Berfungsi dalam memastikan mutu perusahaan berjalan
dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ISO
9001:2008. Adapun alat yang digunakan adalah dengan
membuat Standar Operation Procedure (SOP) dan Key
Perfomance Indicator (KPI) untuk semua bagian dalam
perusahaan.
4) Public Relation (PR)
Fungsi PR eksternal adalah sebagai media relation,
yaitu menjalin kerjasama dengan media-media yang
ada, baik media elektronik maupun cetak. Untuk PR
internal, memiliki fungsi yang lebih spesifik yaitu
sebagai penyusun sekaligus menerbitkan majalah mutia
biru, yaitu majalah bulanan yang diterbitkan untuk
seluruh karyawan dan pengemudi.
d. Vice President Personalia
Membawahi bagian pemberdayaan sumberdaya manusia,
terkait dengan pengadaan tenaga kerja demi kelangsungan
usaha jasa perusahaan.
e. Vice President Operasi
Membawahi semua bagian pengaturan pengemudi, terkait
dengan masalah system sirkulasi pengemudi perusahaan.
74
f. Vice President Audit
Membawahi seluruh bagian pengawasan perusahaan di
perusahaan.
g. Vice President Administrasi atau keuangan
Membawahi seluruh bagian pengurusan dan pengarsipan
seluruh transaksi yang berlangsung di perusahaan.
h. Vice president perizinan
Membawahi bagian yang mengatur mengenai regulasi dan
kebijakan-kebijakan perusahaan dengan penyesuaian dengan
regulasi dan kebijakan pemerintah dan juga regulasi armada,
baik perpanjangan izin lama (peremajaan armada taksi yang
beropersi) dan pengurusan izin baru (penambahan armada taksi
baru yang akan beroperasi).
i. General Manager (Kepala Pool)
Kepala pool adalah seseorang yang menjabat sebagai
pimpinan cabang dan bertanggung jawab untuk mengetahui
seluruh keadaan yang berlangsung di pool-nya, serta
mengambil tindakan-tindakan dan keputusan yang berkaitan
dengan kinerja pool.
75
j. Manajer Teknik (Kepala Bagian Bengkel)
Bertanggung jawab dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian atas perawatan dan peremajaan
armada taksi Blue Bird.
k. Manajer Personalia (Kepala Bagian Personalia)
Bertanggung jawab dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian atas pengadaan dan
pengembangan tenaga kerja perusahaan, kompensasi, integrasi,
pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai
tujuan perusahaan.
l. Manajer Administrasi atau keuangan
Bertanggung jawab dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian atas kegiatan transaksi yang
berlangsung di perusahaan.
m. Kepala Sub Bagian (Kasubag)
Melakukan pengolahan dengan bidang yang telah
ditetapkan.
n. Kepala seksi
Membantu pengelolaan dalam bidang yang telah
ditetapkan.
o. Staff
Pelaksana program-program kerja yang telah ditetapkan
oleh perusahaan guna tercapainya tujuan bersama
76
4. Perkembangan Usaha
Bermula dari hanya 25 taksi di tahun 1972, kini armada PT. Blue Bird
Group telah mencapai 28,904 kendaraan yang tersebar di sejumlah kota
besar di Indonesia. Kini layanan Blue Bird Group dapat dinikmati
termasuk Jakarta dan sekitarnya, Bali, Bandung, Banten, Batam, Lombok,
Manado, Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Semarang, Solo,
Surabaya dan Yogyakarta.
Melayani lebih dari 8,5 juta penumpang setiap bulannya, Blue Bird
Group telah memperluas jenis layanannya, mulai dari taksi eksekutif
(Silver Bird), layanan limousine dan penyewaan mobil (Golden Bird), bus
carter (Big Bird), Logistik (Iron Bird Logistic), Industri (Restu Ibu
Pusaka-Karoseri bus & Pusaka Niaga Indonesia), Properti (Holiday Resort
Lombok & Pusaka Bumi Mutiara), Layanan Pendukung (Hermis
Consulting-IT SAP, Pusaka Integrasi Mandiri-EDC, Pusaka GPS, Pusaka
Buana Utama-SPBU) dan Alat Berat (Pusaka Andalan Perkasa & Pusaka
Bumi Transportasi).
Sebagai market leader, mempertahankan reputasi sebagai “Partner
Transportasi yang Handal” memang tidak mudah. Oleh sebab itu, untuk
membentuk brand loyalty para konsumen, Blue Bird menerapkan quality
control terhadap seluruh lini usahanya, dari technical support hingga
customer service.
77
Basis usaha Blue Bird terletak pada jasa transportasi, khususnya adalah
taksi dan alat angkutan atau kendaraan. Secara langsung yang menjadi
penggerak utama usaha ini adalah para pengemudi-nya. Selain berfungsi
utama sebagai driver, pengemudi juga menjalankan fungsi sebagai
customer service dan sales force, karena mau tidak mau, para pengemudi
inilah yang akan berhadapan langsung dengan penumpang atau customer.
Para pengemudi di Blue Bird dilatih secara khusus dalam berbagai tahapan
training. Dari para pengemudi inilah image Blue Bird dibangun. Sehingga
tidak heran bila masyarakat mengenal Blue Bird karena para
pengemudinya yang baik dan jujur.
Selain pengemudi, ada pula Call Center yang harus bekerja keras
merespon setiap permintaan pelanggan. Beruntung dengan adanya
teknologi radio, GPS, Internet, dan kini dengan SMS, order dari pelanggan
dapat ditangani dengan cepat dan mudah.
Keistimewaan lainnya dari pelayanan transportasi Blue Bird ini adalah
ketersediaan 24 jam sehari, 7 hari seminggu, sehingga jalanan tidak pernah
sepi dari armada taksi. Dengan model kerja shift karyawan, taksi-taksi
yang beredar di jalanan ibukota ini diharapkan akan ada baik siang
maupun malam hari, dari hari kerja biasa hingga hari libur sekalipun.
Dari segi pricing, Blue Bird bukanlah perusahaan yang bermain-main
di strategi ini. Tarif yang dikenakan oleh Blue Bird mengikuti standar
yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat. Bahkan untuk
menjaga image-nya, setiap kali ada perubahan tarif, Blue Bird langsung
78
aktif merespon. Berbeda dengan operator taksi lainnya yang argometernya
dikenakan tarif sesuai kehendak pengemudi-nya.
B. Analisis dan Pembahasan
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan
menggunakan metode PLS (partial least square modeling) dengan
menggunakan pendekatan path modeling atau model analisis jalur.
PLS-PM tidak mengasumsikan data harus mengikuti suatu distribusi
tertentu, pendekatan PLS-PM merupakan distribusi bebas serta ukuran
sampel yang fleksibel. PLS dapat juga digunakan ketika landasan teori model
adalah tentatif atau pengukuran setiap variabel laten masih baru. Gaston
(2009) menyebutkan PLS dapat juga digunakan untuk tujuan konfirmasi
(seperti pengujian hipotesis) dan tujuan eksplorasi.
Meskipun PLS lebih diutamakan sebagai ekplorasi daripada konfirmasi,
PLS juga dapat digunakan untuk menduga apakah terdapat atau tidak terdapat
hubungan dan kemudian proposisi untuk pengujian. Tujuan utamanya adalah
untuk menjelaskan hubungan antarkonstrak dan menekankan pengertian
tentang nilai hubungan tersebut. Dalam hal ini, hal penting yang harus
diperhatikan adalah adanya teori yang memberikan asumsi untuk
menggambarkan model, pemilihan variabel, pendekatan analisis, dan
interpretasi hasil.
. Selanjutnya penulis melakukan pengambilan data yang berupa data
subjek, yaitu jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau
79
karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek
penelitian (responden). Dalam penelitian ini penulis melakukan pengambilan
data dengan menyebarkan kuesioner kepada 66 responden yang merupakan
pegawai bengkel PT. Blue Bird Group Pool Daan Mogot dan juga dengan
melakukan wawancara langsung dengan kepala bengkel PT. Blue Bird Pool
Daan Mogot yaitu bapak H. Noersalim M.Msi sebagai acuan penulis dalam
mengidentifikasi fenomena-fenomena yang terjadi di perusahaan.
Adapun dalam penyusunan pernyataan dalam kuesioner, penulis mengacu
pada indikator-indikator yang terdapat dalam operasionalisasi variabel,
kemudian indikator tersebut direfleksikan dalam pernyataan, untuk
memudahkan dalam penelitian dan pengolahan data, pernyataan tersebut di
simbolkan dan di kelompokkan menurut variabel dan indikatornya.
Selanjutnya setelah kuesioner di sebarkan, setiap pernyataan indikator dalam
setiap variabel dapat di definisikan sebagai berikut:
Tabel 4.1
Pemimpin memiliki hubungan yang baik dengan pegawai (KEP1).
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 38 responden atau
57.6 % setuju, 26 responden atau 39,4% sangat setuju dan 2 responden atau 3%
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 2 3.0 3.0 3.0
4 38 57.6 57.6 60.6
5 26 39.4 39.4 100.0
Total 66 100.0 100.0
80
ragu-ragu dengan pernyataan yang menyatakan bahwa pemimpin memiliki
hubungan yang baik dengan pegawai.
Tabel 4.2
Pemimpin memberikan kebebasan kepada pegawai untuk berpendapat (KEP2).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 2 3.0 3.0 3.0
3 3 4.5 4.5 7.6
4 41 62.1 62.1 69.7
5 20 30.3 30.3 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 41 responden atau
62,1 % setuju, 20 responden atau 30,3% sangat setuju, 3 responden atau 4,5%
ragu-ragu dan 2 responden atau 3% tidak setuju dengan pernyataan yang
menyatakan bahwa pemimpin memberikan kebebasan kepada pegawai untuk
berpendapat.
Tabel 4.3
Pemimpin Mendelegasikan wewenang dengan baik (KEP3).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1.5 1.5 1.5
3 1 1.5 1.5 3.0
4 51 77.3 77.3 80.3
5 13 19.7 19.7 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 51 responden atau
77,3 % setuju, 13 responden atau 19,7% sangat setuju, 1 responden atau 1,5%
81
ragu-ragu dan 1 responden atau 1,5% tidak setuju dengan pernyataan yang
menyatakan bahwa pemimpin dapat mendelegasikan wewenang dengan baik.
Tabel 4.4
Pemimpin dapat menciptakan lingkungan kerja yang nyaman (KEP4).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1.5 1.5 1.5
3 7 10.6 10.6 12.1
4 33 50.0 50.0 62.1
5 25 37.9 37.9 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 33 responden
atau 50% setuju, 25 responden atau 37,9% sangat setuju, 7 responden atau 10,6%
ragu-ragu dan 1 responden atau 1,5 % tidak setuju dengan pernyataan yang
menyatakan bahwa pemimpin dapat menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
Tabel 4.5
Pemimpin kerap kali menerima dan menggunakan ide yang berasal dari pegawai (KEP5).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 2 3.0 3.0 3.0
3 13 19.7 19.7 22.7
4 44 66.7 66.7 89.4
5 7 10.6 10.6 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 44 responden
atau 66,7 % setuju, 13 responden atau 19,7% ragu-ragu, 7 responden atau 10,6%
sangat setuju dan 2 responden atau 3% tidak setuju dengan pernyataan yang
82
menyatakan bahwa pemimpin kerap kali menerima dan menggunakan ide yang
berasal dari pegawai.
Tabel 4.6
Pemimpin selalu memberikan dorongan dan bimbingan kepada pegawai (KEP6).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1.5 1.5 1.5
3 2 3.0 3.0 4.5
4 41 62.1 62.1 66.7
5 22 33.3 33.3 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 41 responden atau
62,1% setuju, 22 responden atau 22,2% sangat setuju, 2 responden atau 3% ragu-
ragu dan 1 responden atau 1,5% tidak setuju dengan pernyataan yang menyatakan
bahwa pemimpin selalu memberikan dorongan dan bimbingan kepada pegawai.
Tabel 4.7
Pemimpin menetapkan tujuan tertentu yang harus dicapai oleh pegawai (KEP7).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1.5 1.5 1.5
3 13 19.7 19.7 21.2
4 43 65.2 65.2 86.4
5 9 13.6 13.6 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 43 responden
atau 65,2% setuju, 13 responden atau 19,7% ragu-ragu, 9 responden atau 13,6%
sangat setuju dan 1 responden atau 1,5% tidak setuju dengan pernyataan yang
83
menyatakan bahwa pemimpin menetapkan tujuan tertentu yang harus dicapai oleh
pegawai.
Tabel 4.8
Pemimpin memberikan penghargaan bagi pegawai yang memiliki hasil kerja yang baik
(KEP8).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 3 4.5 4.5 4.5
3 17 25.8 25.8 30.3
4 25 37.9 37.9 68.2
5 21 31.8 31.8 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 25 responden
atau 37,9% setuju, 21 responden atau 31,8% sangat setuju, 17 responden atau
25,8% ragu-ragu dan 3 responden atau 4,5% tidak setuju dengan pernyataan yang
menyatakan bahwa pemimpin memberikan penghargaan bagi pegawai yang
memiliki kinerja yang baik.
Tabel 4.9
Saya bekerja untuk kelangsungan hidup saya (MOT1).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 2 3.0 3.0 3.0
4 38 57.6 57.6 60.6
5 26 39.4 39.4 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 38 responden
atau 57,6% setuju, 26 responden atau 39% sangat setuju dan 2 responden atau 3%
84
ragu-ragu dengan pernyataan yang menyatakan bahwa Saya bekerja untuk
kelangsungan hidup saya.
Tabel 4.10
Saya bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (MOT2).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 2 3.0 3.0 3.0
4 40 60.6 60.6 63.6
5 24 36.4 36.4 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 40 responden
atau 60,6% setuju, 24 responden atau 36,4% sangat setuju dan 2 responden atau
3% ragu-ragu dengan pernyataan yang menyatakan bahwa Saya bekerja untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tabel 4.11
Saya bekerja untuk mendapatkan jaminan kesehatan dan keamanan (MOT3).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 5 7.6 7.6 7.6
3 8 12.1 12.1 19.7
4 32 48.5 48.5 68.2
5 21 31.8 31.8 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 32 responden
atau 48,5% setuju, 21 responden atau 31,8% sangat setuju, 8 responden atau
12,1% ragu-ragu dan 5 responden atau 7,6% tidak setuju dengan pernyataan yang
85
menyatakan bahwa Saya bekerja untuk mendapatkan jaminan kesehatan dan
keamanan.
Tabel 4.12
Saya bekerja untuk mendapatkan kepastian ekonomi (MOT4).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1.5 1.5 1.5
3 4 6.1 6.1 7.6
4 39 59.1 59.1 66.7
5 22 33.3 33.3 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 39 responden atau
59,1% setuju, 22 responden atau 33,3% sangat setuju, 4 responden atau 6,1%
ragu-ragu dan 1 responden atau 1,5% tidak setuju dengan pernyataan yang
menyatakan bahwa Saya bekerja untuk mendapatkan kepastian ekonomi.
Tabel 4.13
Saya bekerja untuk memperluas jaringan pekerjaan (MOT5).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 11 16.7 16.7 16.7
3 15 22.7 22.7 39.4
4 32 48.5 48.5 87.9
5 8 12.1 12.1 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 32 responden atau
48,5% setuju, 15 responden atau 22,7% ragu-ragu, 11 responden atau 16,7%
86
tidak setuju dan 8 responden atau 12,1% sangat setuju dengan pernyataan yang
menyatakan bahwa Saya bekerja untuk memperluas jaringan pekerjaan.
Tabel 4.14
Saya bekerja untuk dihormati orang lain (MOT6).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 7 10.6 10.6 10.6
2 22 33.3 33.3 43.9
3 12 18.2 18.2 62.1
4 24 36.4 36.4 98.5
5 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 24 responden atau
36,4% setuju, 22 responden atau 33,3% tidak setuju, 12 responden atau 18,1%
ragu-ragu, 7 responden atau 10,6% sangat tidak setuju dan 1 responden atau 1,5%
sangat setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa Saya bekerja untuk
dihormati orang lain.
Tabel 4.15
Saya bekerja untuk mencapai prestasi atau kedudukan tertentu (MOT7).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 4 6.1 6.1 6.1
2 10 15.2 15.2 21.2
3 12 18.2 18.2 39.4
4 39 59.1 59.1 98.5
5 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 39 responden atau
59,1% setuju, 12 responden atau 18,2% ragu-ragu, 10 responden atau 15,2%
87
tidak setuju, 4 responden atau 6,1% sangat tidak setuju dan 1 responden atau 1,5%
sangat setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa Saya bekerja untuk
mencapai prestasi atau kedudukan tertentu.
Tabel 4.16
Saya bekerja untuk mendapatkan penghargaan dari atasan (MOT8).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 6 9.1 9.1 9.1
2 25 37.9 37.9 47.0
3 13 19.7 19.7 66.7
4 20 30.3 30.3 97.0
5 2 3.0 3.0 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 25 responden atau
37,9% tidak setuju, 20 responden atau 30,3% setuju, 13 responden atau 19,7%
ragu-ragu, 6 responden atau 9,1% sangat tidak setuju dan 2 responden atau 3%
sangat setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa Saya bekerja untuk
mendapatkan penghargaan dari atasan.
Tabel 4.17
Saya bekerja untuk meningkatkan potensi diri sendiri (MOT9).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 1 1.5 1.5 1.5
2 5 7.6 7.6 9.1
3 6 9.1 9.1 18.2
4 44 66.7 66.7 84.8
5 10 15.2 15.2 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
88
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 44 responden atau
66,7% setuju, 10 responden atau 15,2% sangat setuju, 6 responden atau 9,1%
ragu-ragu, 5 responden atau 7,6% tidak setuju dan 1 responden atau 1,5% sangat
tidak setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa Saya bekerja untuk
meningkatkan potensi diri sendiri.
Tabel 4.18
Saya akan merasa bangga jika mendapatkan tanggung jawab pekerjaan yang lebih besar
dari yang saya kerjakan saat ini (MOT10).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1.5 1.5 1.5
3 7 10.6 10.6 12.1
4 48 72.7 72.7 84.8
5 10 15.2 15.2 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 48 responden atau
72,7% setuju, 10 responden atau 15,2% sangat setuju, 7 responden atau 10,6%
ragu-ragu dan 1 responden atau 1,5% tidak setuju dengan pernyataan yang
menyatakan bahwa Saya akan merasa bangga jika mendapatkan tanggung jawab
pekerjaan yang lebih besar dari yang saya kerjakan saat ini.
Tabel 4.19
Saya mengenal PT. Blue Bird Group dengan baik (KOM1).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 2 3.0 3.0 3.0
4 50 75.8 75.8 78.8
5 14 21.2 21.2 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
89
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 50 responden atau
75,8% setuju, 14 responden atau 21,2% sangat setuju dan 2 responden atau 3%
ragu-ragu dengan pernyataan yang menyatakan bahwa Saya mengenal PT. Blue
Bird Group dengan baik.
Tabel 4.20
Saya merasa senang bekerja di PT. Blue Bird Group (KOM2).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 3 4.5 4.5 4.5
4 43 65.2 65.2 69.7
5 20 30.3 30.3 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 43 responden atau
65,2% setuju, 20 responden atau 30,3 % sangat setuju dan 3 responden atau 4,5%
ragu-ragu dengan pernyataan yang menyatakan bahwa Saya merasa senang
bekerja di PT. Blue Bird Group.
Tabel 4.21
Saya selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan di PT. Blue Bird Group (KOM3).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 11 16.7 16.7 16.7
3 19 28.8 28.8 45.5
4 35 53.0 53.0 98.5
5 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 35 responden
atau 53,0% setuju, 19 responden atau 28,8% ragu-ragu, 11 responden atau 16,7%
90
tidak setuju dan 1 responden atau 1,5% sangat setuju dengan pernyataan yang
menyatakan bahwa Saya selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan di PT. Blue Bird
Group.
Tabel 4.22
Tawaran gaji yang lebih besar dari perusahaan lain tidak akan membuat saya ingin pindah
kerja (KOM4).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 1 1.5 1.5 1.5
2 10 15.2 15.2 16.7
3 22 33.3 33.3 50.0
4 32 48.5 48.5 98.5
5 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 32 responden atau
48,5% setuju, 22 responden atau 33,3% ragu-ragu, 10 responden atau 15,2%
tidak setuju, 1 responden atau 1,5% sangat tidak setuju dan 1 responden atau 1,5%
sangat setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa Tawaran gaji yang lebih
besar dari perusahaan lain tidak akan membuat saya ingin pindah kerja.
Tabel 4.23
Jika saya keluar dari PT. Blue Bird Group belum tentu kompensasi yang diberikan oleh
perusahaan lain mencukupi kebutuhan hidup saya (KOM5).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 4 6.1 6.1 6.1
3 17 25.8 25.8 31.8
4 40 60.6 60.6 92.4
5 5 7.6 7.6 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
91
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 32 responden atau
48,5% setuju, 15 responden atau 22,7% ragu-ragu, 11 responden atau 16,7%
tidak setuju dan 8 responden atau 12,1% sangat setuju dengan pernyataan yang
menyatakan bahwa Jika saya keluar dari PT. Blue Bird Group belum tentu
kompensasi yang diberikan oleh perusahaan lain mencukupi kebutuhan hidup
saya.
Tabel 4.24
Saya bertahan dalam perusahaan karena bekerja adalah kewajiban yang harus saya
jalankan (KOM6).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1.5 1.5 1.5
3 2 3.0 3.0 4.5
4 43 65.2 65.2 69.7
5 20 30.3 30.3 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 43 responden atau
65,2% setuju, 20 responden atau 30,3% sangat setuju, 2 responden atau 3,0%
ragu-ragu dan 1 responden atau 1,5% tidak setuju dengan pernyataan yang
menyatakan bahwa Saya bertahan dalam perusahaan karena bekerja adalah
kewajiban yang harus saya jalankan.
92
Tabel 4.25
Saya mementingkan kepentingan perusahaan daripada kepentingan pribadi (KOM7).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 2 3.0 3.0 3.0
3 18 27.3 27.3 30.3
4 38 57.6 57.6 87.9
5 8 12.1 12.1 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 38 responden atau
57,6% setuju, 18 responden atau 27,3% ragu-ragu, 8 responden atau 12,1%
sangat setuju dan 2 responden atau 3% tidak setuju dengan pernyataan yang
menyatakan bahwa Saya mementingkan kepentingan perusahaan daripada
kepentingan pribadi.
Tabel 4.26
Saya yakin bahwa kesetiaan pada PT. Blue Bird Group merupakan hal yang penting
(KOM8).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 2 3.0 3.0 3.0
3 10 15.2 15.2 18.2
4 45 68.2 68.2 86.4
5 9 13.6 13.6 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 45 responden atau
68,2% setuju, 10 responden atau 15,2% ragu-ragu, 9 responden atau 13,6%
sangat setuju dan 2 responden atau 3% tidak setuju dengan pernyataan yang
menyatakan bahwa Saya yakin bahwa kesetiaan pada PT. Blue Bird Group
merupakan hal yang penting.
93
Tabel 4.27
Saya mampu menyelesaikan tugas sesuai target (KIN1).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 5 7.6 7.6 7.6
4 47 71.2 71.2 78.8
5 14 21.2 21.2 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 47 responden atau
71,2% setuju, 14 responden atau 21,2% sangat setuju dan 5 responden atau 7,6%
ragu-ragu dengan pernyataan yang menyatakan bahwa Saya mampu
menyelesaikan tugas sesuai target.
Tabel 4.28
Saya selalu memperhatikan kualitas kerja saya (KIN2).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1.5 1.5 1.5
3 1 1.5 1.5 3.0
4 48 72.7 72.7 75.8
5 16 24.2 24.2 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 48 responden atau
72,7% setuju, 16 responden atau 24,2% sangat setuju, 1 responden atau 1,5%
tidak setuju dan 1 responden atau 1,5% ragu-ragu dengan pernyataan yang
menyatakan bahwa Saya selalu memperhatikan kualitas kerja saya.
94
Tabel 4.29
Saya bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (KIN3).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 4 6.1 6.1 6.1
4 40 60.6 60.6 66.7
5 22 33.3 33.3 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 40 responden atau
60,6% setuju, 22 responden atau 33,3% sangat setuju dan 4 responden atau 6,1%
ragu-ragu dengan pernyataan yang menyatakan bahwa Saya bekerja sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
Tabel 4.30
Pekerjaan yang saya selesaikan dapat diterima dengan baik (KIN4).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 7 10.6 10.6 10.6
4 48 72.7 72.7 83.3
5 11 16.7 16.7 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 48 responden atau
72,7% setuju, 11 responden atau 16,7% sangat setuju dan 7 responden atau
10,6% ragu-ragu dengan pernyataan yang menyatakan bahwa Pekerjaan yang saya
selesaikan dapat diterima dengan baik.
95
Tabel 4.31
Saya mampu menyelesaikan pekerjaan saya secara mandiri (KIN5).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 3 4.5 4.5 4.5
3 5 7.6 7.6 12.1
4 48 72.7 72.7 84.8
5 10 15.2 15.2 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 48 responden atau
72,7% setuju, 10 responden atau 15,2% sangat setuju, 5 responden atau 7,6%
ragu-ragu dan 3 responden atau 4,5% tidak setuju dengan pernyataan yang
menyatakan bahwa Saya mampu menyelesaikan pekerjaan saya secara mandiri.
Tabel 4.32
Pemimpin selalu mengawasi hasil kerja saya (KIN6).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1.5 1.5 1.5
3 12 18.2 18.2 19.7
4 41 62.1 62.1 81.8
5 12 18.2 18.2 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 41 responden atau
62,1% setuju, 12 responden atau 18,2% ragu-ragu, 12 responden atau 18,2%
sangat setuju dan 1 responden atau 1,5% tidak setuju dengan pernyataan yang
menyatakan bahwa Pemimpin selalu mengawasi hasil kerja saya.
96
Tabel 4.33
Saya selalu hadir di tempat kerja tepat waktu (KIN7).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 2 3.0 3.0 3.0
4 44 66.7 66.7 69.7
5 20 30.3 30.3 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 44 responden atau
66,7% setuju, 20 responden atau 30,3% sangat setuju dan 2 responden atau 3%
ragu-ragu dengan pernyataan yang menyatakan bahwa Saya selalu hadir di tempat
kerja tepat waktu.
Tabel 4.34
Saya mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan PT. Blue Bird Group
dengan tepat waktu (KIN8).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 6 9.1 9.1 9.1
4 44 66.7 66.7 75.8
5 16 24.2 24.2 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 44 responden atau
66,7% setuju, 16 responden atau 24,2% sangat setuju dan 6 responden atau 9,1 %
ragu-ragu dengan pernyataan yang menyatakan bahwa Saya mampu
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan PT. Blue Bird Group
dengan tepat waktu.
97
Tabel 4.35
Saya selalu menjaga alat kerja saya dari kerusakan (KIN9).
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 4 43 65.2 65.2 65.2
5 23 34.8 34.8 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber: Data yang Diolah dengan SPSS.2014
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebanyak 43 responden atau
65,2% setuju dan 23 responden atau 34,8% sangat setuju dengan pernyataan yang
menyatakan bahwa Saya selalu menjaga alat kerja saya dari kerusakan.
Selanjutnya data diolah dan dianalisis dengan bantuan software SmartPLS
versi 2.0, yang mana data-data yang diperoleh dimasukkan kedalam bagan
penelitian yang menjelaskan kerangka berfikir penulis dalam penelitian ini dan
juga memformulasikan hubungan antar konstrak dan indikator.
Gambar 4.1
Model Hubungan Konstrak dan Indikator
Sumber: Data yang diolah dengan SmartPLS. 2014
98
Selanjutnya program dijalankan dengan melakukan kalkulasi PLS Algoritm,
yang mana outputnya adalah sebagai berikut
Tabel 4.36
Outers Loading
INDIKATOR KOSTRAK
STANDARDIZED
LOADING
FACTOR
KEP1
KEPEMIMPINAN
0.651809
KEP2 0.622896
KEP3 0.679359
KEP4 0.881827
KEP5 0.409549
KEP6 0.656583
KEP7 0.532555
KEP8 0.559077
MOT1
MOTIVASI
0.657044
MOT10 0.366498
MOT2 0.649345
MOT3 0.720017
MOT4 0.602793
MOT5 0.68948
MOT6 0.465581
MOT7 0.550727
MOT8 0.438388
MOT9 0.384461
KOM1
KOMITMEN
ORGANISASI
0.662396
KOM2 0.738032
KOM3 0.364568
KOM4 0.215045
KOM5 0.257083
KOM6 0.730268
KOM7 0.661241
KOM8 0.748992
99
KIN1
KINERJA
0.768852
KIN2 0.664573
KIN3 0.811342
KIN4 0.742498
KIN5 0.538608
KIN6 0.330703
KIN7 0.478035
KIN8 0.850503
KIN9 0.708659
Sumber: Data yang diolah dengan SmartPLS. 2014
Dari hasil tersebut diketahui bahwa hasil indikator KEP5, MOT6, MOT8,
MOT9, MOT10, KOM3, KOM4, KOM5, KIN6 dan KIN7 menunjukan
standardized loading factor dibawah 0,5 sehingga harus dikeluarkan dari model.
Hal ini menunjukan indikator tersebut tidak valid, dan kemudian program
SmartPLS di jalankan ulang. setelah program penghitungan dijalankan ulang
indikator KEP7, KEP8 dan MOT7 juga masih memiliki nilai standardized loading
factor kurang dari 0,5 sehingga dikeluarkan juga dari model, dan program
dijalankan ulang kembali. sehingga dihasilkan model yang keseluruh indikatornya
memiliki nilai standardized loading factor di atas 0,5.
100
Gambar 4.2
Model Hubungan Konstrak dan Indikator Setelah Menghilangkan Beberapa Indikator.
Sumber: Data yang diolah dengan SmartPLS. 2014
Pada model di atas dapat dilihat bahwa tidak terdapat nilai standardized
loading factor dari indikator yang kurang dari 0,5. Kemudian untuk dapat
menghasilkan nilai t statistic sebagai uji signifikansi model, maka dapat diperoleh
dengan menggunakan proses “Bootstrapping” yang juga terdapat dalam menu
kalkuasi pada software SmartPLS. Dikutip dari Ghozali (2014) dan Fitriani
(2014), metode bootstrap adalah metode berbasis resampling data sampel dengan
syarat pengembalian pada datanya dalam menyelesaikan statistik ukuran suatu
sampel dengan harapan sampel tersebut mewakili data populasi sebenarnya,
biasanya ukuran resampling diambil secara ribuan kali agar dapat mewakili data
populasinya.
101
Dalam PLS sendiri metode bootstrap digunakan untuk menentukan nilai t-
statistics sehingga dapat diketahui tingkat signifikansi dari nilai t tersebut yang
mana hal tersebut berguna untuk menguji signifikansi dari hubungan antar
variabel laten dalam penelitian.
Setelah dilakukan proses bootstrapping maka output model yang diperoleh
adalah sebagai berikut.
Gambar 4.3
Model Model Hubungan Konstrak dan Indikator Bootstrapping
Sumber: Data yang diolah dengan SmartPLS. 2014
Selanjutnya penulis melakukan uji data atau evaluasi model pengukuran yaitu,
evaluasi hubungan antar konstrak dengan indikatornya. Evaluasi ini meliputi dua
tahap yaitu:
1. Evaluasi terhadap Convergent validity.
Convergent validity dapat dievaluasi dalam tiga tahap yaitu indikator
validitas, reliabilitas konstrak dan nilai average variance extracted (AVE).
102
Indikator validitas dapat dilihat dari nilai factor loading. Apabila nilai
factor loading suatu indikator lebih dari 0,5 dan nilai t statistik lebih dari
2,0 maka dapat dikatakan valid. Sebaliknya, Apabila nilai factor loading
suatu indikator kurang dari 0,5 dan nilai t statistik kurang dari 2,0 maka
dikeluarkan dari model.
Dalam tahap awal di atas, standardized loading factor dari indikator
KEP5, MOT6, MOT8, MOT9, MOT10, KOM3, KOM4, KOM5 dan KIN6
memiliki nilai kurang dari 0,5 sehingga dikeluarkan dari model, setelah
program penghitungan dijalankan ulang indikator KEP7, KEP8 dan MOT7
juga masih memiliki nilai standardized loading factor kurang dari 0,5
sehingga dikeluarkan juga dari model, dan program dijalankan ulang
kembali. Hasil output setelah menghilangkan beberapa indikator yang
memiliki nilai standarized loading factor kurang dari 0,5 adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.37
Outer Loadings
INDIKATOR KONSTRAK STANDARIZED
LOADING FACTOR
KEP1
KEPEMIMPINAN
0.675023
KEP2 0.627661
KEP3 0.730859
KEP4 0.912999
KEP6 0.686737
MOT1
MOTIVASI
0.734397
MOT2 0.77573
MOT3 0.745573
MOT4 0.659322
MOT5 0.631785
KOM1
KOMITMEN
ORGANISASI
0.692389
KOM2 0.760851
KOM6 0.727194
KOM7 0.648269
KOM8 0.766965
103
KIN1
KINERJA
0.790395
KIN2 0.687836
KIN3 0.785927
KIN4 0.76196
KIN5 0.565175
KIN8 0.839837
KIN9 0.719508
Sumber: Data yang diolah dengan SmartPLS. 2014
Loading factor merupakan korelasi antara indikator dengan konstrak,
semakin tinggi nilai korelasinya menunjukkan tingkat validitas yang lebih
baik.
Sedangkan uji signifikansi loading factor dengan menggunakan t
statistic adalah sebagai berikut.
Tabel 4.38
Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values).
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
KEP1 <- KEPEMIMPINAN 0.675023 0.654805 0.139294 0.139294 4.846021
KEP2 <- KEPEMIMPINAN 0.627661 0.633707 0.12503 0.12503 5.020065
KEP3 <- KEPEMIMPINAN 0.730859 0.729741 0.073888 0.073888 9.891427
KEP4 <- KEPEMIMPINAN 0.912999 0.906092 0.021613 0.021613 42.243119
KEP6 <- KEPEMIMPINAN 0.686737 0.665573 0.101244 0.101244 6.782995
MOT1 <- MOTIVASI 0.734397 0.702103 0.107715 0.107715 6.817983
MOT2 <- MOTIVASI 0.77573 0.766939 0.060214 0.060214 12.882932
MOT3 <- MOTIVASI 0.745573 0.72078 0.126726 0.126726 5.883373
MOT4 <- MOTIVASI 0.659322 0.659429 0.126448 0.126448 5.214159
MOT5 <- MOTIVASI 0.631785 0.617755 0.13133 0.13133 4.810673
KOM1 <- KOMITMEN
ORGANISASI 0.692389 0.67058 0.11125 0.11125 6.223715
KOM2 <- KOMITMEN
ORGANISASI 0.760851 0.757764 0.065037 0.065037 11.698814
KOM6 <- KOMITMEN
ORGANISASI 0.727194 0.734616 0.056391 0.056391 12.895544
KOM7 <- KOMITMEN
ORGANISASI 0.648269 0.663291 0.078202 0.078202 8.289649
KOM8 <- KOMITMEN
ORGANISASI 0.766965 0.763065 0.054687 0.054687 14.024597
KIN1 <- KINERJA 0.790395 0.786557 0.068927 0.068927 11.467172
104
KIN2 <- KINERJA 0.687836 0.689703 0.084586 0.084586 8.131831
KIN3 <- KINERJA 0.785927 0.776573 0.053039 0.053039 14.817829
KIN4 <- KINERJA 0.76196 0.747826 0.078609 0.078609 9.69308
KIN5 <- KINERJA 0.565175 0.581497 0.099544 0.099544 5.677621
KIN8 <- KINERJA 0.839837 0.846159 0.03939 0.03939 21.321082
KIN9 <- KINERJA 0.719508 0.723374 0.09861 0.09861 7.296501
Sumber: Data yang diolah dengan SmartPLS. 2014
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa semua loading factor memiliki
nilai t statistic lebih dari 2,0 sehingga jelas memiliki validitas yang
signifikan.
Pemeriksaan selanjutnya dari convergent validity adalah reliabilitas
konstrak dengan melihat output composite reliability atau cornbach’s
alpha. Kriteria suatu konstrak dapat dikatakan reliable adalah jika nilai
composite reliability atau cornbach’s alpha lebih dari 0,70.
Pemeriksaan terakhir dari convergent reliability adalah melihat output
AVE. Suatu konstrak dikatakan memiliki convergent reliability yang baik
adalah apabila nilai AVE lebih dari 0,50. Berikut tabel yang menjelaskan
nilai AVE, composite reliability dan cornbach’s alpha.
Tabel 4.39
Tabel AVE, composite reliability dan cornbach’s alpha.
AVE Composite
Reliability
Cronbachs
Alpha
KEPEMIMPINAN 0.537789 0.851013 0.786989
KINERJA 0.548364 0.89352 0.861327
KOMITMEN ORGANISASI 0.519119 0.84319 0.768043
MOTIVASI 0.506167 0.835925 0.765354
Sumber: Data yang diolah dengan SmartPLS. 2014
105
2. Evaluasi Discriminant Validity.
Evaluasi ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu melihat nilai cross
loadings dan membandingkan antara nilai kuadrat korelasi antara konstrak
dengan nilai AVE atau korelasi antara konstrak dengan akar AVE. Kriteria
dalam cross loadings adalah bahwa setiap indikator yang mengukur
konstraknya haruslah berkorelasi lebih tinggi dengan kostraknya
dibandingkan dengan konstrak lainnya. Hasil output cross loadings adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.40
Cross Loadings
Sumber: Data yang diolah dengan SmartPLS. 2014
KEPEMIMPINAN MOTIVASI KOMITMEN
ORGANISASI KINERJA
KEP1 0.675023 0.150946 0.351857 0.289129
KEP2 0.627661 0.13481 0.187256 0.101035
KEP3 0.730859 0.318358 0.357715 0.230245
KEP4 0.912999 0.243247 0.549888 0.378577
KEP6 0.686737 0.049582 0.28496 0.150741
MOT1 0.158643 0.734397 0.380278 0.293734
MOT2 0.159793 0.77573 0.412368 0.353741
MOT3 0.155926 0.745573 0.180718 0.156105
MOT4 0.197417 0.659322 0.174367 0.252679
MOT5 0.252171 0.631785 0.227937 0.399639
KOM1 0.294226 0.312849 0.692389 0.523062
KOM2 0.329098 0.276683 0.760851 0.621009
KOM6 0.441346 0.323375 0.727194 0.422325
KOM7 0.352047 0.214468 0.648269 0.36353
KOM8 0.435085 0.377061 0.766965 0.466215
KIN1 0.24871 0.271242 0.555701 0.790395
KIN2 0.361414 0.288177 0.486894 0.687836
KIN3 0.394275 0.296547 0.646596 0.785927
KIN4 0.192066 0.45263 0.477713 0.76196
KIN5 -0.001915 0.336304 0.22734 0.565175
KIN8 0.304976 0.335068 0.551473 0.839837
KIN9 0.181554 0.322552 0.418778 0.719508
106
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa korelasi setiap indikator dengan
setiap konstraknya lebih tinggi dibandingkan dengan korelasinya dengan
konstrak lain sehingga dapat dikatakan memiliki discriminant validity
yang baik. Sebagai contoh indikator KEP1 mempunyai nilai korelasi
0.675023 pada konstrak kepemimpinan, yang mana nilai tersebut lebih tinggi
dibandingkan korelasi indikator KEP1 terhadap kostrak lainnya.
Pemeriksaan selanjutnya adalah membandingkan antara korelasi konstrak
dengan akar AVE konstrak. Hasilnya adalah sebagai berikut.
Tabel 4.41
Latent Variable Correlations
KEPEMIMPINAN KINERJA KOMITMEN
ORGANISASI MOTIVASI
KEPEMIMPINAN 1
KINERJA 0.349175 1
KOMITMEN
ORGANISASI 0.512708 0.673038 1
MOTIVASI 0.260019 0.43632 0.421216 1
Sumber: Data yang diolah dengan SmartPLS. 2014
Tabel 4.42
Tabel AVE dan Akar AVE
Sumber: Data yang diolah dengan SmartPLS. 2014
AVE
AKAR
AVE
KEPEMIMPINAN 0.537789 0.733341
KINERJA 0.548364 0.740516
KOMITMEN ORGANISASI 0.519119 0.720499
MOTIVASI 0.506167 0.711454
107
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap konstrak memiliki nilai
akar AVE lebih besar dari korelasi antar konstrak. Sebagai contoh korelasi
maksimal konstrak kepemimpinan adalah 0.512708 sedangkan nilai akar
AVE-nya adalah 0.733341, sehingga dapat dikatakan memiliki
discriminant validity yang baik.
Setelah pemeriksaan model pengukuran terpenuhi, maka selanjutnya
adalah pemeriksaan terhadap model struktural. Pemeriksaan ini meliputi
signifikansi hubungan jalur dari hipotesis-hipotesis penelitian di atas dan
nilai R2.
Tabel 4.43
Path Coefficient (Mean, STDEV, T-Values)
Sumber: Data yang diolah dengan SmartPLS. 2014
Berdasarkan tabel path coefficient di atas, kepemimpinan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap komitmen organisasi. ( Ho1), hal tersebut sesuai dengan
teori yang dipaparkan oleh Herlambang (2014: 95) yaitu seorang pemimpin
hendaknya memberikan pengaruh, pemimpin tidak hanya memerintah akan tetapi
mempengaruhi seseorang agar dapat mengikuti dan melaksanakan perintah secara
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
KEPEMIMPINAN -> KINERJA -0.00556 0.002715 0.202921 0.202921 0.027379
KEPEMIMPINAN -> KOMITMEN
ORGANISASI 0.43242 0.441959 0.074562 0.074562 5.799462
KOMITMEN ORGANISASI ->
KINERJA 0.597504 0.586523 0.130718 0.130718 4.570948
MOTIVASI -> KINERJA 0.186087 0.214058 0.107397 0.107397 1.732704
MOTIVASI -> KOMITMEN
ORGANISASI 0.308779 0.30944 0.097264 0.097264 3.174646
108
sukarela tanpa paksaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi, yang mana dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin hendaknya
membangun komitmen atau loyalitas bawahannya terhadap organisasi agar tujuan
organisasi dapat tercapai.
Selanjutnya adalah komitmen organisasi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja (Ho5), hal tersebut terjadi karena seorang pegawai dengan
komitmen terhadap organisasi yang baik, akan memiliki loyalitas dan terus
mengembangkan diri untuk terus meningkatkan prestasi kerjanya, selain itu
seorang pegawai yang memiliki komitmen organisasi akan menunjukkan
komitmen tinggi memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung
jawab yang lebih dalam menyokong kesejahteraan dan keberhasilan organisasi
tempatnya bekerja.
Dan motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen
organisasi (Ho2), hal tersebut sesuai dengan teori dalam Rivai dan Sagala (2010)
yang mana menyimpulkan motivasi dalam beberapa hal diantaranya adalah suatu
keahlian dalam mengarahkan karyawan dan perusahaan agar mau bekerja secara
berhasil, sehingga keinginan karyawan dan tujuan perusahaan sekaligus tercapai.
Dan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan
memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Dari kedua hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi erat hubungannya dengan komitmen
organisasi sebagai suatu keahlian untuk mengarahkan karyawan dalam mencapai
tujuan organisasi dan juga dalam membangkitkan dan memelihara perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan kerja.
109
Sedangkan kepemimpinan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja (Ha3), menurut hasil wawancara dengan bapak H. Noersalim S.E., M.MSi,
hal ini terjadi karena sebagai suatu perusahaan besar, PT. Blue Bird Group sudah
pasti memiliki sebuah sistem yang terbentuk dengan baik, sehingga adanya
pergantian kepemimpinan maupun tidak akan berpengaruh banyak terhadap
kinerja pegawai.
Sama halnya dengan motivasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja (Ha4), menurut hasil wawancara dengan bapak H. Noersalim
S.E., M.MSi, hal ini terjadi karena sebagai suatu perusahaan besar, PT. Blue Bird
Group sudah pasti memiliki sebuah sistem yang terbentuk dengan baik, sehingga
adanya pergantian naik turunnya motivasi di dalam diri pegawai tidak akan
berpengaruh banyak terhadap kinerja pegawai.
Kedua hal tersebut diperkuat dengan adanya teori sistem dalam perilaku
organisasi. Ludwig von Bertalanffy, menganalogikan teori sistem sebagai sistem
yang ada pada organisme. Organisme sel itu terdiri atas sel-sel, dan sel-sel
membentuk suatu molekul. Tiap bagian yang ada membentuk sistem yang
terintegrasi dan terdiri dari struktur yang saling bergantungan dan bekerja secara
harmonis. Tiap molekul tahu tugas masing-masing dan harus dapat bekerjasama
serta memenuhi aturan yang ada. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
suatu perusahaan yang memiliki suatu sistem yang terbentuk dengan baik dapat
berjalan dengan sendirinya karena setiap bagian dalam perusahaan tersebut sudah
terintegrasi dan memahami tugasnya masing-masing, sehingga adanya perubahan
110
baik secara struktual kepemimpinan ataupun naik turunnya motivasi di dalam diri
pegawai tidak mempengaruhi hasil kerja yang ditetapkan oleh perusahaan.
Selanjutnya adalah pemeriksaan dengan memperhatikan nilai R2 sebagai
berikut.
Tabel 4.44
Tabel R2
R Square
KEPEMIMPINAN
KINERJA 0.481396
KOMITMEN
ORGANISASI 0.351768
MOTIVASI Sumber: Data yang diolah dengan SmartPLS. 2014
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai R2 untuk konstrak Kinerja adalah
0.481396. Artinya, konstrak kepemimpinan motivasi dan komitmen organisasi
secara simultan mampu menjelaskan variability konstrak Kinerja sebesar 48,13%.
Dan nilai R2 untuk konstrak Komitmen Organisasi adalah 0,351768. Artinya,
konstrak kepemimpinan dan motivasi secara simultan mampu menjelaskan
variability konstrak Komitmen organisasi sebesar 35,17%.
111
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari penelitian di atas penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yang dapat
menjadi jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian ini, diantaranya adalah:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Kepemimpinan dan
variabel Komitmen Organisasi yang mana sesuai dengan teori yang
dipaparkan oleh Herlambang (2014:95) yaitu seorang pemimpin
hendaknya memberikan pengaruh, pemimpin tidak hanya memerintah
akan tetapi mempengaruhi seseorang agar dapat mengikuti dan
melaksanakan perintah secara sukarela tanpa paksaan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi, yang mana dapat
disimpulkan bahwa seorang pemimpin hendaknya membangun
komitmen atau loyalitas bawahannya terhadap organisasi agar tujuan
organisasi dapat tercapai.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Motivasi dan
variabel Komitmen Organisasi yang mana hal tersebut terjadi karena
seorang pegawai dengan komitmen terhadap organisasi yang baik,
akan memiliki loyalitas dan terus mengembangkan diri untuk terus
meningkatkan prestasi kerjanya, selain itu seorang pegawai yang
112
memiliki komitmen organisasi akan menunjukkan komitmen tinggi
memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab
yang lebih dalam menyokong kesejahteraan dan keberhasilan
organisasi tempatnya bekerja.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Komitmen
Organisasi dan variabel Kinerja yang mana sesuai dengan teori dalam
Rivai dan Sagala (2010) yang mana menyimpulkan motivasi dalam
beberapa hal diantaranya adalah suatu keahlian dalam mengarahkan
karyawan dan perusahaan agar mau bekerja secara berhasil, sehingga
keinginan karyawan dan tujuan perusahaan sekaligus tercapai. Dan
sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan
memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
4. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
Kepemimpinan terhadap variabel Kinerja yang mana hal ini terjadi
karena sebagai suatu perusahaan besar, PT. Blue Bird Group sudah
pasti memiliki sebuah sistem yang terbentuk dengan baik, sehingga
adanya pergantian kepemipinan tidak akan berpengaruh banyak
terhadap kinerja pegawai, hal tersebut diperkuat dengan adanya teori
sistem dalam perilaku organisasi. Ludwig von Bertalanffy,
menganalogikan teori sistem sebagai sistem yang ada pada organisme.
Tiap bagian sel dalam organisme yang ada membentuk sistem yang
terintegrasi dan terdiri dari struktur yang saling bergantungan dan
113
bekerja secara harmonis. Tiap molekul tahu tugas masing-masing dan
harus dapat bekerjasama serta memenuhi aturan yang ada.
5. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Motivasi
terhadap variabel Kinerja yang mana hal ini terjadi karena sebagai
suatu perusahaan besar, PT. Blue Bird Group sudah pasti memiliki
sebuah sistem yang terbentuk dengan baik, sehingga adanya naik
turunnya motivasi di dalam diri pegawai tidak akan berpengaruh
banyak terhadap kinerja pegawai, hal tersebut diperkuat dengan
adanya teori sistem dalam perilaku organisasi. Ludwig von
Bertalanffy, menganalogikan teori sistem sebagai sistem yang ada
pada organisme. Tiap bagian sel dalam organisme yang ada
membentuk sistem yang terintegrasi dan terdiri dari struktur yang
saling bergantungan dan bekerja secara harmonis. Tiap molekul tahu
tugas masing-masing dan harus dapat bekerjasama serta memenuhi
aturan yang ada.
6. Variabel Kepemimpinan dan Motivasi secara simultan mampu
memberikan pengaruh terhadap variabel Komitmen organisasi sebesar
35,17%, hal ini ditunjukkan oleh nilai R2 sebesar 0,351768.
7. Variabel Kepemimpinan, Motivasi dan Komitmen Organisasi secara
simultan mampu memberikan pengaruh terhadap variabel Komitmen
organisasi sebesar 48,13% hal ini ditunjukkan oleh nilai R2 sebesar
0.481396.
114
B. SARAN
Dalam menganalisis pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap
komitmen organisasi yang terjadi pada pegawai PT. Blue Bird Group Pool Daan
Mogot, yang pada penelitian ini berkonsentrasi kepada pegawai bengkel. Dapat
di sarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Hendaknya PT. Blue Bird Group dapat mempertahankan,
meningkatkan dan memberikan pengarahan kepada para pemimpin
atau dalam penelitian ini adalah kepala bengkel adalah Kepemimpinan
Pendukung, yaitu Pemimpin bersifat ramah dan menunjukkan
kepedulian akan kebutuhan bawahan. Ia juga memperlakukan semua
bawahan sama dan menunjukkan tentang keberadaan mereka, status,
dan kebutuhan-kebutuhan pribadi. Sebagai usaha untuk
mengembangkan hubungan interpersonal yang menyenangkan
diantara kelompok. Kepemimpinan model ini memberikan pengaruh
yang besar terhadap kinerja bawahan pada saat mereka mengalami
frustasi dan kekecewaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai standardized
loading factor pada tabel outer loadings yang didapat dari
pengitungan pertanyaan indicator pada kuisioner yang mana lebih
besar dibandingkan dengan indikator lainnya pada konstrak atau
variabel tersebut.
115
2. Hendaknya PT. Blue Bird Group mempertahankan dan meningkatkan
motivasi pegawainya khususnya motivasi atas kebutuhan keamanan,
yaitu keinginan seseorang akan proteksi terhadap bahaya fisikal
(bahaya kebakaran atau serangan kriminal), keinginan untuk mendapat
kepastian ekonomi (economic security). Hal ini dapat dilihat dari nilai
standardized loading factor pada tabel outer loadings yang didapat
dari pengitungan pertanyaan indikator pada kuisioner yang mana lebih
besar dibandingkan dengan indikator lainnya pada konstrak atau
variabel tersebut.
3. Hendaknya PT. Blue Bird Group dapat mempertahankan dan
meningkatkan Komitmen Organisasional yang terjadi di PT. Blue Bird
Pool Daan Mogot khususnya Komitmen Berkelanjutan, Yaitu
komitmen individu yang didasarkan pada pertimbangan tentang apa
yang harus dikorbankan bila akan meninggalkan organisasi. Dalam hal
ini individu memutuskan menetap pada suatu organisasi karena
menganggapnya sebagai suatu pemenuhan kebutuhan.
4. Dalam variabel Kinerja Faktor penilaian kinerja yang dominan
menjadi perhatian para pegawai PT. Blue Bird Pool Daan Mogot
adalah faktor Kehadiran yang berupa regulasi dan ketepatan waktu.
Hal tersebut hendaknnya menjadi acuan PT. Blue Bird Group dalam
berbagai hal yang menyangkut tentang penilaian kinerja maupun
dalam hal pemberian kompensasi.
116
DAFTAR PUSTAKA
Al Fajar, Siti dan Heru, Tri. “Manajemen Sumberdaya Manusia sebagai Dasar
Meraih Keunggulan Bersaing”. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. 2010.
Althaf, Muhammad. “'Pengaruh Etika Kerja Islam, Komitmen Organisasi, Komitmen
Profesional terhadap Kinerja Karyawan” Skripsi UIN Jakarta. 2009.
Annisa, Nur. ”Struktur Bagan Organisasi pada PT. Blue Bird dan Fungsi-
Fungsinya”. Diakses dari: http://coretanannisa.blogspot.com/2010/11, 20 maret
2014.
Bluebirdgroup.com. “Tentang Kami”. http://www.bluebirdgroup.com/ id/ about/
company -in-brief. Diakses 18 Mei 2014.
Cholil, Muhammad. “Gaya Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Teoritis”. Prespektif
nomer 13 edisi Januari-Maret 1999, Jakarta. 1990.
Dessler, Gary. “Manajemen Sumber Daya Manusia jilid 1”. Edisi kesepuluh. PT.
Indeks. Jakarta. 2006.
Dessler, Gary. “Manajemen Sumber Daya Manusia jilid 2”. Edisi kesepuluh. PT.
Indeks. Jakarta. 2006.
Dulbert, Biatna. “ Analisis Faktor Gaya Kepempinan Dalam Faktor Etos Kerja Pada
Kinerja Pada Organisasi yang Telah Menerapkan SNI 19–90001–2001”. Jurnal
Standardisasi Vol.9. 2008.
Endah, Alberthiene. “Sang Burung Biru, Perjalanan Inspiratif Blue Bird Group”.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2012.
Fatimah, Siti. “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Motivasi terhadap Kepuasan
Kerja dan Implikasinya terhadap Kinerja Individual ( Studi Empiris Pada
Akuntan Pendidik di Perguruan Tinggi Islam)”. Skripsi UIN Jakarta. 2010.
Fitriyani, Nurul. “Metode Bootsrap”. Diakses dari: http://gamatika. wordpress.com/
2011/03/23/metode-bootstrap/, 20 Juli 2014.
117
Ghozali, Imam. “ FAQ PLS Oleh Prof. Dr. Imam Ghozali, M.Com, Akt”. Diakses
dari: http://downloadicmd. blogspot.com/2009/06 faq-pls-oleh- prof-dr-imam
ghozali-mcom.html , 20 Juli 2014.
Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”. FEB UIN: Jakarta, 2012.
Hariono, Syamsu. “Budaya Organisasi”. Unsri. Palembang. 2010.
Hasibuan, Malayu SP. “ Organisasi dan Motivasi”. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.
2007.
Hasibuan, Malayu SP. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, edisi revisi. Penerbit
Bumi Aksara. Jakarta. 2001.
Herlambang, Susatyo. “Perilaku Organisasi”. Gosyen Publishing. Yogyakarta. 2014.
Herwendo, Abi. “Blue Bird: Merangkul Pelanggan dengan Sayapnya”. Diakses dari:
http://qyut.wordpress.com/2005/12/15/blue-bird-merangkul-pelanggan-dengan-
sayapnya/, 10 Maret 2014.
Kartono dan Kartini.“ Pemimpin dan Kepemimpinan”. Raja Grafindo Persada.
Jakarta. 2008.
Kurniawan, Sigit. “Tiga Pilar Servis Andal Blue Bird”. Diakses dari: http://www.the-
marketeers.com/archives/tiga-pilar-servis-andal-blue-bird.html#.U541tHbZ7JU,
10 Juni 2014.
Mangkunegara, Anwar Prabu, “ Evaluasi Kinerja SDM”, Refika Aditama. Bandung.
2006.
Mathis, Robert L. dan Jackson, John H. “Human Resource Management”. Edisi
kesepuluh. Salemba Empat. Jakarta. 2009.
Meyer, J. P. dan Allen, N. J. “Commitment in the Worplace Theory Research and
Application.”. Sage Publications. California. 1997.
Mustika, Indria. “Kepemimpinan Model Path Goal (Teori Jalur Kepemimpinan)”.
Diakses dari: http://indria-mustika.blogspot.com /2012/11/kepemimpinan-model-
path-goal-teori.html, 8 Mei 2014.
118
Pertarunganhidup. “Perilaku Organisasi (Teori Organisasi)”. Diakses dari:
https://pertarunganhidup.wordpress.com/tag/ ludwig-von-bertalanffy/, 25 Juli
2014.
Prawira, Purnomo. “Suksesi di Blue Bird Group”. Diakses dari: http://indonesiacipta.
blogspot.com/2010/02/suksesi-di-bluebird-group.html, 10 Maret 2014.
Riduwan dan Achmad Kuncoro, Engkos. “ Cara Menggunakan dan Memaknai
Analisis Jalur (Path Analysis)”. Alfabeat. Bandung. 2008.
Riduwan. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Edisi Kesatu. Rineka Cipta.
Bandung 2002.
Rinaldo. ”Partial Least Square”. Diakses dari: http://mti.itats.ac.id/ lib /MATERI
%20KULIAH%20MTI/SEM%20nyoman/PLS.ppt, 20 Juni 2014
Rivai, Veithzal dan Jauvani, Sagala Ella. “Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan dari teori ke praktik”. Rajawali Press. Jakarta. 2010.
Sopiah. “Prilaku Organisasi”.PT Indeks. Jakarta. 2006.
Sunyoto, Danang. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. CAPS. Yogyakarta. 2012.
Sutrisno, Edy. “Budaya Organisasi”. Kencana. Jakarta. 2010.
Thoha, Miftah. “Kepemimpinan Dalam Manajemen”. Raja Grafindo Persada.
Jakarta. 2007.
Thoha, Miftah. “Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya”. Rajawali
Press. Jakarta. 2012.
Trisnaningsih, Sri, “ Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan Kinerja
Auditor: Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik di Jawa Timur)”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia vol. 6. No 2.
Mei 2003.
Usman, Husaini. “Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan”. Edisi ketiga
Cetakan kedua. Bumi Aksara. Jakarta. 2010.
Wahjusumidjo. “Kepemimpinan dan Motivasi”. Ghalia Indonesia. Jakarta. 1994.
119
Wahyono, Sentot Iman. “Perilaku Organisasi”. Graha Ilmu. Jakarta. 2010.
Winardi. “Motivasi dan Pemotivasi dalam Manajemen”. Rajawali Press. Jakarta.
2008.
Yamin, Sofyan dan Kurniawan, Heri. “Generasi Baru Mengolah Data Penelitian
Dengan Partial Least Square Path Modeling”. Salemba Infotek. Jakarta. 2011.
120
LAMPIRAN
A. Kuesioner
KUESIONER TENTANG ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN
MOTIVASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KINERJA (STUDI KASUS PADA PEGAWAI PT. BLUE BIRD
GROUP POOL DAAN MOGOT)
A. Petunjuk Pengisian
1. Pernyataan yang ada, mohon dibaca dan dipahami dengan sebaik-baiknya serta
dibandingkan dengan praktek kerja atau keadaan kerja Bapak/ Ibu/ saudara
yang sebenarnya.
2. Setiap pernyataan diikuti oleh lima (5) pilihan jawaban, Bapak/ Ibu/ Saudara
cukup memilih salah satu dari lima (5) jawaban yang tersedia,
dengan ketentuan sebagai berikut:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu ragu
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
3. Cara menjawabnya adalah dengan memberi tanda ceklis () pada salah satu
alternatif jawaban yang telah disediakan yang sesuai dengan kondisi Bapak/
Ibu/ Saudara alami.
4. Terdapat lima (5) variabel yang diteliti, yaitu :
a. Kompetensi
b. Kompensasi
c. Komitmen Organisasi
d. Kinerja Karyawan
5. Kuesioner ini dapat digunakan secara optimal apabila seluruh pernyataan telah
terjawab, oleh karena itu Bapak/ Ibu/ Saudara saat mengembalikan kuesioner
ini, apakah semua pertanyaan sudah terjawab jangan sampai ada yang
terlewati.
121
B. Data Diri Responden
1. Nama : …………..
2. Tempat/Tanggal/Lahir : ..................
3. Usia : ……. Tahun
4. Jenis Kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita
5. Pendidikan terakhir : ( ) SMA/SMK
( ) D3
( ) S1
( ) S2
( ) lainnya.
Variabel Kepemimpinan
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Pemimpin memiliki hubungan yang baik
dengan pegawai.
2 Pemimpin memberikan kebebasan kepada
pegawai untuk berpendapat.
3 Pemimpin dapat mendelegasikan wewenang
dengan baik.
4 Pemimpin dapat menciptakan lingkungan
kerja yang kondusif.
5
Pemimpin kerap kali menerima dan
menggunakan ide yang berasal dari
pegawai.
6 Pemimpin selalu memberikan dorongan dan
bimbingan kepada pegawai.
7. Pemimpin menetapkan tujuan tertentu yang
harus dicapai oleh pegawai.
8.
Pemimpin memberikan penghargaan bagi
pegawai yang memiliki hasil kerja yang
baik.
122
Variabel Motivasi
No Pernyataan STS TS RR S SS
1. Saya bekerja untuk kelangsungan hidup saya.
2. Saya bekerja untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
3. Saya bekerja untuk mendapatkan jaminan
kesehatan dan keamanan.
4. Saya bekerja untuk mendapatkan kepastian
ekonomi.
5. Saya bekerja untuk memperluas jaringan
pekerjaan.
6. Saya bekerja untuk dapat dihormati orang
lain.
7. Saya bekerja untuk mencapai prestasi atau
kedudukan tertentu.
8. Saya bekerja untuk mendapatkan
penghargaan dari atasan
9. Saya bekerja untuk meningkatkan potensi diri
sendiri.
10.
Saya akan merasa bangga jika mendapatkan
tanggung jawab pekerjaan yang lebih besar
dari yang saya kerjakan saat ini.
123
Variabel Komitmen Organisasi
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Saya mengenal PT. Blue Bird Group dengan
baik.
2 Saya merasa senang bekerja di PT. Blue
Bird Group.
3
Saya selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan
di PT. Blue Bird Group.
4
Tawaran gaji yang lebih besar dari
perusahaan lain tidak akan membuat saya
ingin pindah bekerja.
5
Jika saya keluar dari PT. Blue Bird Group
belum tentu kompensasi yang diberikan oleh
perusahaan lain mencukupi kebutuhan hidup
saya.
6
Saya bertahan dalam perusahaan karena
bekerja adalah kewajiban yang harus saya
jalankan.
7. Saya mementingkan kepentingan
perusahaan daripada kepentingan pribadi.
8. Saya yakin bahwa kesetiaan pada PT. Blue
Bird Group merupakan hal yang penting.
124
Variabel Kinerja
No Pernyataan STS TS RR S SS
1. Saya mampu menyelesaikan tugas sesuai
target.
2. Saya selalu memperhatikan kualitas hasil
kerja saya.
3. Saya bekerja sesuai prosedur yang
ditetapkan.
4. Pekerjaan yang saya selesaikan dapat
diterima dengan baik.
5. Saya mampu menyelesaikan pekerjaan
secara mandiri.
6. Pemimpin selalu mengawasi hasil kerja
saya.
7. Saya mampu selalu hadir di tempat kerja
tepat waktu.
8.
Saya mampu menyelesaikan tugas dan
tanggung jawab yang diberikan PT. Blue
Bird Group dengan tepat waktu.
9. Saya selalu menjaga alat kerja saya dari
kerusakan.
125
B. Data hasil kuesioner
1. Variabel Kepemimpinan
KEP1 KEP2 KEP3 KEP4 KEP5 KEP6 KEP7 KEP8
5 5 4 5 4 5 4 4
4 4 4 4 3 4 4 2
4 4 4 4 4 5 3 3
5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 5 5 3
4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 4 5
5 5 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 3 3 3 3
5 4 5 5 4 5 5 4
4 4 4 3 4 4 3 3
4 5 4 4 3 4 4 4
4 3 4 3 4 4 4 3
4 4 4 4 3 4 3 3
4 4 5 5 3 4 3 3
4 5 4 5 3 4 4 5
5 2 4 4 4 4 3 2
5 4 5 5 4 5 5 5
4 4 5 4 2 4 4 5
5 4 4 5 4 4 4 5
4 4 4 4 3 4 3 3
5 5 5 5 5 5 2 5
4 4 4 4 4 4 4 2
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 3
5 5 5 5 4 5 5 5
5 4 4 5 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4
126
KEP1 KEP2 KEP3 KEP4 KEP5 KEP6 KEP7 KEP8
4 4 5 4 3 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 4 4 3 5 4 3
5 5 4 5 4 5 4 5
4 4 4 5 4 4 4 5
5 5 4 4 4 4 3 3
5 4 4 5 4 4 5 4
4 5 4 4 4 5 4 3
4 4 4 4 4 5 3 3
4 4 3 3 4 4 4 5
4 5 4 4 5 4 4 3
5 5 5 5 4 4 5 4
5 2 2 2 2 2 3 4
5 4 4 5 5 5 4 5
3 3 4 3 3 3 4 4
5 5 4 5 4 5 3 4
4 4 4 5 4 4 4 5
5 5 5 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 3 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 3 5 5 5
4 4 4 5 3 5 4 5
5 5 5 5 5 5 5 5
4 5 4 5 4 4 4 5
4 5 4 4 5 4 4 5
5 4 4 5 4 4 4 4
5 4 4 5 4 5 4 4
5 5 4 4 4 4 4 4
3 3 4 3 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 5 5 4 5 4 4
127
2. Variabel Motivasi
MOT1 MOT2 MOT3 MOT4 MOT5 MOT6 MOT7 MOT8 MOT9 MOT10
4 4 5 5 4 2 4 2 2 4
4 4 2 4 2 1 1 1 4 4
4 4 2 3 2 4 4 4 4 4
5 5 5 5 4 2 2 2 4 4
5 5 5 5 4 4 4 2 5 4
5 5 3 4 3 3 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
4 4 4 4 3 3 3 3 4 4
4 4 4 4 4 2 4 2 4 4
5 4 4 4 5 4 4 2 4 4
4 4 5 5 4 4 4 4 4 4
4 5 4 4 2 2 3 2 4 3
5 4 4 4 2 2 3 3 4 3
5 5 4 4 3 1 3 3 4 4
4 4 4 5 5 4 2 2 2 5
4 4 3 3 3 2 4 3 5 4
4 4 2 4 2 2 2 2 2 4
3 3 3 4 4 2 2 2 5 5
4 4 4 4 2 4 4 3 4 5
5 5 5 5 5 3 3 3 3 5
5 4 4 4 2 2 2 4 4 4
4 4 4 5 2 4 1 1 4 4
4 4 4 5 4 2 4 2 4 4
5 4 4 4 3 4 4 2 4 4
4 4 5 4 4 4 4 2 5 5
4 4 3 3 3 1 1 1 3 3
4 5 5 5 4 1 1 1 1 2
5 5 5 5 4 2 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 2 2 2 4 4
5 5 3 4 3 1 3 4 4 4
4 4 3 4 3 2 3 2 4 4
4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
5 4 5 5 5 5 5 5 5 4
128
MOT1 MOT2 MOT3 MOT4 MOT5 MOT6 MOT7 MOT8 MOT9 MOT10
5 5 5 4 4 4 4 2 4 4
4 4 2 3 2 1 2 2 4 3
4 4 5 4 4 4 4 4 3 4
5 5 4 5 4 3 4 3 5 4
5 5 5 4 2 1 2 1 4 4
5 5 4 4 4 3 4 3 5 4
5 5 5 5 5 4 4 2 4 4
5 4 4 4 3 4 4 3 4 3
4 4 5 4 3 4 4 4 3 4
4 4 3 4 3 3 3 3 4 4
5 5 5 4 5 4 4 4 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 4 4 5 3 3 4 3 3
4 5 4 4 4 3 4 4 4 4
5 5 4 4 4 3 4 3 4 4
3 3 3 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 5 4 2 4 2 2 4
5 4 5 5 4 2 2 2 4 4
4 4 4 4 3 3 3 3 4 3
4 5 5 5 4 4 4 5 4 4
4 4 4 5 3 2 4 2 4 5
5 4 4 5 4 2 4 2 5 5
5 5 5 5 5 4 4 4 5 5
4 4 4 4 3 2 4 2 3 4
4 4 5 5 4 2 3 2 4 5
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 2 2 2 2 2 1 2 4
4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 3 2 3 2 4 4
5 5 4 5 4 4 4 4 4 4
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
129
3. Variabel Komitmen Organisasi
KOM1 KOM2 KOM3 KOM4 KOM5 KOM6 KOM7 KOM8
4 4 2 4 4 4 4 4
4 4 2 2 4 2 4 2
4 4 3 2 3 4 3 3
5 5 3 1 5 5 5 5
4 5 2 3 4 4 3 4
4 4 3 4 5 5 4 4
3 4 4 3 3 4 4 4
4 4 3 3 4 4 3 4
4 4 4 2 2 4 4 2
4 4 4 3 3 4 3 3
4 4 4 3 4 4 4 4
4 5 2 4 4 4 3 5
4 4 4 2 4 5 4 4
4 4 3 3 3 5 3 4
4 4 2 4 2 5 4 4
4 4 3 4 4 4 3 3
4 4 2 2 4 4 2 4
4 4 3 3 3 4 4 3
4 4 3 3 3 4 3 3
5 5 3 3 3 5 5 5
4 4 2 2 3 4 4 4
4 4 2 2 4 4 4 5
4 5 4 2 3 4 4 5
4 4 3 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 3 3 5 5 5 4
4 4 4 3 2 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 4 5 4 5 5 5
4 4 4 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4
130
KOM1 KOM2 KOM3 KOM4 KOM5 KOM6 KOM7 KOM8
4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 2 2 4 4 3 4
5 4 4 4 2 4 2 4
5 5 4 4 4 5 5 5
4 5 4 4 3 4 4 4
4 4 3 3 3 4 3 4
4 4 4 4 4 5 4 4
4 5 4 3 4 4 4 4
4 3 3 4 4 4 3 3
4 4 4 3 3 4 3 3
5 5 4 4 4 5 5 5
4 5 4 3 3 3 3 4
4 5 4 4 3 4 3 4
4 4 4 3 3 3 4 4
5 5 4 4 4 5 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 2 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 4 4
3 3 3 3 4 4 3 3
5 5 4 4 4 5 4 4
4 5 3 4 4 5 4 4
4 5 3 4 5 5 4 4
5 5 4 3 3 5 4 4
4 4 4 4 4 5 5 5
4 4 4 3 4 4 4 4
5 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4
5 3 2 3 4 4 3 3
4 4 4 3 3 4 3 4
5 5 5 2 4 5 4 4
131
4. Variabel Kinerja
KIN1 KIN2 KIN3 KIN4 KIN5 KIN6 KIN7 KIN8 KIN9
4 4 4 4 3 5 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 3 4 3 4 4 4
5 5 5 5 5 3 5 5 5
3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 2 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 2 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5
4 5 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 3 5
5 5 5 4 4 4 4 5 5
4 4 4 4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4
4 4 3 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 5 4 5 3 5 5 5
5 4 4 4 4 4 5 4 4
4 4 3 3 4 3 4 3 4
5 5 5 5 4 4 4 4 5
3 4 4 4 2 3 3 4 4
4 5 5 4 4 5 4 5 5
5 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 3 4 5 4 4
4 4 4 3 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 5 4 4 4 4
132
KIN1 KIN2 KIN3 KIN4 KIN5 KIN6 KIN7 KIN8 KIN9
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 4 4 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 2 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 5 4 5
4 4 5 4 3 5 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 4 3 4 4 3 5
4 4 4 3 4 4 5 3 4
5 5 5 5 5 4 4 5 5
5 5 5 5 5 3 4 5 5
4 5 4 3 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 5 5 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 3 3 4 4 4 3 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 5 4 4 5 5 5 5
5 4 5 4 4 3 5 5 5
5 5 5 5 5 5 4 5 5
4 5 5 4 4 4 4 4 4
3 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 2 5 5 4 5
4 4 5 4 4 4 5 4 4
4 4 3 4 4 4 3 3 5
5 5 4 5 5 4 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5
133
C. Output PLS
1. Output Path Analysis
PLS
Quality Criteria
Overview
AVE
Composite Reliability
R Square Cronbachs Alpha
KEPEMIMPINAN 0.537789 0.851013
0.78699
KINERJA 0.548364 0.89352 0.481396 0.86133
KOMITMEN ORGANISASI
0.519119 0.84319 0.351768 0.76804
MOTIVASI 0.506167 0.835925
0.76535
Communality Redundancy
KEPEMIMPINAN 0.537789
KINERJA 0.548364 -0.00206
KOMITMEN ORGANISASI
0.519119 0.134185
MOTIVASI 0.506166
Table of contents
Redundancy
redundancy
KEPEMIMPINAN
KINERJA -0.00206
134
KOMITMEN ORGANISASI
0.134185
MOTIVASI
Table of contents
Cronbachs Alpha
Cronbachs Alpha
KEPEMIMPINAN 0.786989
KINERJA 0.861327
KOMITMEN ORGANISASI
0.768043
MOTIVASI 0.765354
Table of contents
Latent Variable Correlations
KEPEMIMPINAN KINERJA
KOMITMEN ORGANISASI
MOTIVASI
KEPEMIMPINAN 1
KINERJA 0.349175 1
KOMITMEN ORGANISASI
0.512708 0.673038 1
MOTIVASI 0.260019 0.43632 0.421216 1
Table of contents
135
R Square
R Square
KEPEMIMPINAN
KINERJA 0.481396
KOMITMEN ORGANISASI
0.351768
MOTIVASI
Table of contents
Cross Loadings
KEPEMIMPINAN KINERJA
KOMITMEN ORGANISASI
MOTIVASI
KEP1 0.675023 0.289129 0.351857 0.15095
KEP2 0.627661 0.101035 0.187256 0.13481
KEP3 0.730859 0.230245 0.357715 0.31836
KEP4 0.912999 0.378577 0.549888 0.24325
KEP6 0.686737 0.150741 0.28496 0.04958
KIN1 0.24871 0.790395 0.555701 0.27124
KIN2 0.361414 0.687836 0.486894 0.28818
KIN3 0.394275 0.785927 0.646596 0.29655
KIN4 0.192066 0.76196 0.477713 0.45263
KIN5 -0.001915 0.565175 0.22734 0.3363
KIN8 0.304976 0.839837 0.551473 0.33507
KIN9 0.181554 0.719508 0.418778 0.32255
KOM1 0.294226 0.523062 0.692389 0.31285
KOM2 0.329098 0.621009 0.760851 0.27668
KOM6 0.441346 0.422325 0.727194 0.32338
KOM7 0.352047 0.36353 0.648269 0.21447
KOM8 0.435085 0.466215 0.766965 0.37706
MOT1 0.158643 0.293734 0.380278 0.7344
MOT2 0.159793 0.353741 0.412368 0.77573
MOT3 0.155926 0.156105 0.180718 0.74557
MOT4 0.197417 0.252679 0.174367 0.65932
MOT5 0.252171 0.399639 0.227937 0.63179
136
AVE
AVE
KEPEMIMPINAN 0.537789
KINERJA 0.548364
KOMITMEN ORGANISASI
0.519119
MOTIVASI 0.506167
Table of contents
Communality
communality
KEPEMIMPINAN 0.537789
KINERJA 0.548364
KOMITMEN ORGANISASI
0.519119
MOTIVASI 0.506166
Table of contents
Total Effects
KEPEMIMPINAN KINERJA
KOMITMEN ORGANISASI
MOTIVASI
KEPEMIMPINAN
0.252817 0.43242
KINERJA
KOMITMEN ORGANISASI
0.597504
MOTIVASI
0.370583 0.308779
Table of contents
137
Composite Reliability
Composite Reliability
KEPEMIMPINAN 0.851013
KINERJA 0.89352
KOMITMEN ORGANISASI
0.84319
MOTIVASI 0.835925
Outer Loadings
KEPEMIMPINAN KINERJA
KOMITMEN ORGANISASI
MOTIVASI
KEP1 0.675023
KEP2 0.627661
KEP3 0.730859
KEP4 0.912999
KEP6 0.686737
KIN1
0.790395
KIN2
0.687836
KIN3
0.785927
KIN4
0.76196
KIN5
0.565175
KIN8
0.839837
KIN9
0.719508
KOM1
0.692389
KOM2
0.760851
KOM6
0.727194
KOM7
0.648269
KOM8
0.766965
MOT1
0.7344
MOT2
0.77573
MOT3
0.74557
138
MOT4
0.65932
MOT5
0.63179
Path Coefficients
KEPEMIMPINAN KINERJA
KOMITMEN ORGANISASI
MOTIVASI
KEPEMIMPINAN
-0.00556 0.43242
KINERJA
KOMITMEN ORGANISASI
0.597504
MOTIVASI
0.186087 0.308779
Path Coefficients
KEPEMIMPINAN KINERJA
KOMITMEN ORGANISASI
MOTIVASI
KEPEMIMPINAN
-0.00356 0.417634
KINERJA
KOMITMEN ORGANISASI
0.396136
MOTIVASI
0.1054 0.263796
139
2. Output Bootstrapping
Path Coefficients
KEPEMIMPINAN -> KINERJA
KEPEMIMPINAN -> KOMITMEN ORGANISASI
KOMITMEN ORGANISASI -> KINERJA
MOTIVASI -> KINERJA
MOTIVASI -> KOMITMEN ORGANISASI
Sample 0 -0.146702 0.426619 0.73994
5 0.2453
18 0.36229
6
Sample 1 0.176471 0.396724 0.54676
1 0.2464
61 0.28173
4
Sample 2 -0.048518 0.427454 0.60209
8 0.1435
63 0.32736
8
Sample 3 -0.563916 0.350282 0.90396
6
-0.0705
51
0.274254
Sample 4 -0.107174 0.408466 0.62122
8 0.3205
67 0.30866
8
Sample 5 -0.000601 0.390699 0.68044
9
-0.0204
08 0.31998
Sample 6 0.14483 0.425044 0.46870
7 0.2098
94 0.40273
8
Sample 7 0.066141 0.406391 0.68759
6 0.1391
4 0.49119
8
Sample 8 0.33759 0.397735 0.41943
7 0.1880
1 0.21185
7
Sample 9 0.181597 0.23476 0.68064
1 0.0751
95 0.47441
3
Sample 10 -0.29133 0.388128 0.35580
9 0.2949
98 0.34027
9
Sample 11 -0.001402 0.503855 0.58236
3 0.3070
21 0.26354
2
Sample 12 0.201853 0.441104 0.57897
6 0.2210
52 0.29079
4
Sample 13 -0.048601 0.49274 0.61616
2 0.1937
71 0.24538
9
Sample 14 -0.370521 0.362528 0.67335
5 0.0911
88 0.26703
3
140
Sample 15 0.070454 0.409538 0.60854
6 0.2332
86 0.41711
Sample 16 -0.152643 0.457415 0.79150
1 0.1523
75 0.37575
4
Sample 17 -0.031711 0.587002 0.35062
8 0.3626
43 0.14099
8
Sample 18 -0.081857 0.521485 0.71557
5 0.1758
3 0.37206
1
Sample 19 0.297883 0.560173 0.56928
4 0.1605
86 0.31023
5
Sample 20 -0.096419 0.378297 0.73133 0.1426
75 0.33068
8
Sample 21 0.107764 0.576819 0.51045
3 0.3364
9 0.25788
4
Sample 22 0.302721 0.491414 0.31219
2 0.3719
21 0.10688
5
Sample 23 -0.073759 0.351997 0.44307
8 0.3930
25 0.05117
Sample 24 -0.003972 0.461574 0.31427
8 0.4327
9 0.32220
2
Sample 25 -0.037827 0.41196 0.71586
4 0.0174
81 0.44273
2
Sample 26 -0.077878 0.383176 0.65419
6 0.1884
79 0.30632
8
Sample 27 -0.109664 0.297242 0.51671
7 0.3657
52 0.43036
4
Sample 28 -0.00981 0.515553 0.62573
5 0.2057
93 0.26115
Sample 29 0.167414 0.600238 0.50319 0.1976
3 0.20186
7
Sample 30 0.071849 0.540154 0.56558
7 0.3653
87 0.04426
2
Sample 31 0.33953 0.525135 0.41706
9 0.1035
12 0.27596
8
Sample 32 0.023244 0.369241 0.55528 0.2842
7 0.31084
4
Sample 33 -0.069815 0.545125 0.61572
7 0.1276
67 0.39187
4
Sample 34 -0.246954 0.45677 0.83464
9 0.1593
08 0.43819
4
Sample 35 0.301249 0.436051 0.49350
5 0.1915
37 0.29961
9
Sample 36 -0.014922 0.550225 0.59800
4 0.3252
21 0.19404
141
Sample 37 -0.091222 0.494148 0.49511
7 0.4044
25 0.26394
7
Sample 38 0.077708 0.528388 0.64658
1 0.1566
39 0.20611
Sample 39 -0.088907 0.416584 0.70977
9 0.2886
46 0.27131
2
Sample 40 -0.287241 0.365307 0.76993
4 0.0751
24 0.32907
7
Sample 41 0.279943 0.443048 0.35928
8 0.2977
48 0.34787
1
Sample 42 0.011924 0.450885 0.52409 0.3034
49 0.26704
1
Sample 43 0.098888 0.524332 0.58538
8 0.1581
19 0.34069
6
Sample 44 -0.014759 0.519439 0.73154
4 0.0469
88 0.33711
7
Sample 45 -0.120682 0.429782 0.59882
6 0.3222
33 0.39566
3
Sample 46 -0.186133 0.535961 0.72745
7 0.0702
19 0.20360
5
Sample 47 0.009069 0.480769 0.57904
9 0.2078
88 0.23751
4
Sample 48 -0.157359 0.469297 0.70101
6 0.2683
45 0.11096
4
Sample 49 0.429733 0.553324 0.38255
9 0.1329
71 0.25681
5
Sample 50 0.253067 0.326116 0.54576
8 0.2816
46 0.35578
9
Sample 51 -0.177064 0.448767 0.74348
9 0.1962
98 0.34611
4
Sample 52 -0.068013 0.349741 0.50131
1 0.2235
62 0.35840
3
Sample 53 -0.208963 0.414436 0.6537 0.2169
31 0.38204
3
Sample 54 -0.297016 0.383146 0.65459
4 0.2223
32 0.39006
1
Sample 55 -0.159792 0.392078 0.73955
5 0.1463
45 0.39886
8
Sample 56 -0.266014 0.333958 0.66578
5 0.2822
88 0.46949
2
Sample 57 0.23018 0.462461 0.45520
2 0.4084
07 0.14538
Sample 58 0.145356 0.47321 0.54741
6 0.2260
68 0.34991
8
142
Sample 59 -0.218794 0.413637 0.71786
7 0.1177
72 0.42439
Sample 60 0.401681 0.488283 0.35309
4 0.1156
0.356057
Sample 61 -0.043484 0.335548 0.61879
7 0.1678
03 0.46426
6
Sample 62 -0.06322 0.444222 0.61728
5 0.2378
11 0.25606
7
Sample 63 -0.153987 0.42305 0.52342
2 0.3703
83 0.29390
2
Sample 64 0.442664 0.384575 0.38637
7 0.0787
42 0.40780
6
Sample 65 0.197059 0.405692 0.57634
7 0.2241
4 0.31295
4
Table of contents
Total Effects (Mean, STDEV, T-Values)
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
KEPEMIMPINAN -> KINERJA 0.252817 0.259879 0.18696
5 0.1869
65 1.35221
2 KEPEMIMPINAN -> KOMITMEN ORGANISASI
0.43242 0.441959 0.07456
2 0.0745
62 5.79946
2 KOMITMEN ORGANISASI -> KINERJA
0.597504 0.586523 0.13071
8 0.1307
18 4.57094
8
MOTIVASI -> KINERJA 0.370583 0.399513 0.09523 0.0952
3 3.89143
8 MOTIVASI -> KOMITMEN ORGANISASI
0.308779 0.30944 0.09726
4 0.0972
64 3.17464
6
Table of contents
143
Outer Model T-Statistic
KEPEMIMPINAN
KINERJA
KOMITMEN ORGANISASI
MOTIVASI
KEP1 4.846021
KEP2 5.020065
KEP3 9.891427
KEP4 42.24312
KEP6 6.782995
KIN1
11.46717
KIN2
8.131831
KIN3
14.81783
KIN4
9.69308
KIN5
5.677621
KIN8
21.32108
KIN9
7.296501
KOM1
6.223715
KOM2
11.69881
KOM6
12.89554
KOM7
8.289649
KOM8
14.0246
MOT1
6.817983
MOT2
12.88293
MOT3
5.883373
MOT4
5.214159
MOT5
4.810673
Table of contents
144
Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
KEPEMIMPINAN -> KINERJA -0.005556 0.002715 0.20292
1 0.2029
21 0.02737
9 KEPEMIMPINAN -> KOMITMEN ORGANISASI
0.43242 0.441959 0.07456
2 0.0745
62 5.79946
2 KOMITMEN ORGANISASI -> KINERJA
0.597504 0.586523 0.13071
8 0.1307
18 4.57094
8
MOTIVASI -> KINERJA 0.186087 0.214058 0.10739
7 0.1073
97 1.73270
4 MOTIVASI -> KOMITMEN ORGANISASI
0.308779 0.30944 0.09726
4 0.0972
64 3.17464
6
Table of contents
Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values)
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
KEP1 <- KEPEMIMPINAN 0.287187 0.260081 0.06687
9 0.0668
79 4.29411
1
KEP2 <- KEPEMIMPINAN 0.134007 0.15103 0.05665
5 0.0566
55 2.36532
4
KEP3 <- KEPEMIMPINAN 0.269266 0.277472 0.07673
4 0.0767
34 3.50910
2
KEP4 <- KEPEMIMPINAN 0.422704 0.421433 0.05916
8 0.0591
68 7.14416
KEP6 <- KEPEMIMPINAN 0.202855 0.203172 0.05504
9 0.0550
49 3.68497
6
KIN1 <- KINERJA 0.2088 0.201717 0.02508 0.0250 8.32436
145
3 83 4
KIN2 <- KINERJA 0.18766 0.183712 0.03538
6 0.0353
86 5.30326
9
KIN3 <- KINERJA 0.240691 0.234226 0.03144
9 0.0314
49 7.65334
3
KIN4 <- KINERJA 0.201936 0.200417 0.02689
1 0.0268
91 7.50943
5
KIN5 <- KINERJA 0.10871 0.117438 0.03173 0.0317
3 3.42613
2
KIN8 <- KINERJA 0.213752 0.216884 0.02566
9 0.0256
69 8.32714
3
KIN9 <- KINERJA 0.169415 0.171411 0.02763
1 0.0276
31 6.13135
2 KOM1 <- KOMITMEN ORGANISASI
0.276517 0.264075 0.04448 0.0444
8 6.21668
5 KOM2 <- KOMITMEN ORGANISASI
0.31005 0.308766 0.04612
2 0.0461
22 6.72237
1 KOM6 <- KOMITMEN ORGANISASI
0.27607 0.28179 0.04113
2 0.0411
32 6.71182
4 KOM7 <- KOMITMEN ORGANISASI
0.22238 0.219742 0.03296
9 0.0329
69 6.74509
1 KOM8 <- KOMITMEN ORGANISASI
0.296914 0.298884 0.04702
8 0.0470
28 6.31359
2
MOT1 <- MOTIVASI 0.333072 0.324976 0.08055
8 0.0805
58 4.13459
1
MOT2 <- MOTIVASI 0.37893 0.382914 0.07552
4 0.0755
24 5.01738
2
MOT3 <- MOTIVASI 0.166608 0.143759 0.09545
6 0.0954
56 1.74539
1
MOT4 <- MOTIVASI 0.212192 0.223871 0.08950
3 0.0895
03 2.37078
7
MOT5 <- MOTIVASI 0.312327 0.31692 0.08078
9 0.0807
89 3.86596
5
146
Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
KEP1 <- KEPEMIMPINAN 0.675023 0.654805 0.13929
4 0.1392
94 4.84602
1
KEP2 <- KEPEMIMPINAN 0.627661 0.633707 0.12503 0.1250
3 5.02006
5
KEP3 <- KEPEMIMPINAN 0.730859 0.729741 0.07388
8 0.0738
88 9.89142
7
KEP4 <- KEPEMIMPINAN 0.912999 0.906092 0.02161
3 0.0216
13 42.2431
2
KEP6 <- KEPEMIMPINAN 0.686737 0.665573 0.10124
4 0.1012
44 6.78299
5
KIN1 <- KINERJA 0.790395 0.786557 0.06892
7 0.0689
27 11.4671
7
KIN2 <- KINERJA 0.687836 0.689703 0.08458
6 0.0845
86 8.13183
1
KIN3 <- KINERJA 0.785927 0.776573 0.05303
9 0.0530
39 14.8178
3
KIN4 <- KINERJA 0.76196 0.747826 0.07860
9 0.0786
09 9.69308
KIN5 <- KINERJA 0.565175 0.581497 0.09954
4 0.0995
44 5.67762
1
KIN8 <- KINERJA 0.839837 0.846159 0.03939 0.0393
9 21.3210
8
KIN9 <- KINERJA 0.719508 0.723374 0.09861 0.0986
1 7.29650
1 KOM1 <- KOMITMEN ORGANISASI
0.692389 0.67058 0.11125 0.1112
5 6.22371
5 KOM2 <- KOMITMEN ORGANISASI
0.760851 0.757764 0.06503
7 0.0650
37 11.6988
1 KOM6 <- KOMITMEN ORGANISASI
0.727194 0.734616 0.05639
1 0.0563
91 12.8955
4 KOM7 <- KOMITMEN ORGANISASI
0.648269 0.663291 0.07820
2 0.0782
02 8.28964
9 KOM8 <- KOMITMEN ORGANISASI
0.766965 0.763065 0.05468
7 0.0546
87 14.0246
147
MOT1 <- MOTIVASI 0.734397 0.702103 0.10771
5 0.1077
15 6.81798
3
MOT2 <- MOTIVASI 0.77573 0.766939 0.06021
4 0.0602
14 12.8829
3
MOT3 <- MOTIVASI 0.745573 0.72078 0.12672
6 0.1267
26 5.88337
3
MOT4 <- MOTIVASI 0.659322 0.659429 0.12644
8 0.1264
48 5.21415
9
MOT5 <- MOTIVASI 0.631785 0.617755 0.13133 0.1313
3 4.81067
3
BTUEBINOGnoup
Head Office:Blue Bird BuildingJl. Mampang Prapatan Raya No. 60Jakarta Selatan 12790Telephone : (O2l)798 9000,798 9111
Facsimile : (O2l)7989fi3
To Order :794 1234,798 1001Fascimili : 021 - 798 5388
i'ir;gr*Iia Y*cia Fratama
lrlq*il lilfjfi 159
Flaria3 ErflEn
Ek*n+rni a Bl=rii =
I-lnir;erElEBs Islarrt ltregeri
5y*.rrf tiiriaYarullah
agar },'BriS Lrerkel;entingan r{leni adi
H.l'lcersaliffi I'15, 3E ITHSI
lf ,: rkeh*Yj ltarr*g t r
SUTTLT I(ETEE,trNGAN1,1'-r . ir 3 i EEGI' BHL- DHi'*'I I'f {
Yarig L.,errarr*a EEllg*rr dihawah ini, ffierr*r'ariskan bahwa :
lJ *nrx
}.IT1lIt rt a
Fr'ogEa*1 Studi
Fah-l1ta=
Fergur'r;ari Tiriggi
[emitrian k*terangarr 3-nin
maklual,
Trl_ah rflelalxli,r*n treneiitj-arr d:- FT. Elr:e Eird firr.,up. sna* Hag*t
5*ar1g herkaitari,cerrgarr "Er:al-isi= ?errgarull Heperninrplrian dArr
l..{*ti.rasi terhadetr H;,rrritnnerr dan dampakrrya terhBdslt Hi*eri a
Fege***i" { stlldi lra*us i r*iaina i i sat-}l i bi-llarr, t-erhit'.l.trrg
,Jari r-an$Sai r]L hpril gid u'l l'Iei I*.14'
Jaifart.*, [i3 .]r-lrri Ir:]'14
PT. Brut Btno