Kontijensi Kepemimpinan Transformasional Dan Transaksional - Juhartono
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, MOTIVASI...
Transcript of PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, MOTIVASI...
i
PENGARUH KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL, MOTIVASI, KOMPENSASI,
DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN BTN SYARIAH KANTOR CABANG
SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Disusun Oleh
SITI ROBIAH
213 14 294
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
ii
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jl. Tentara Pelajar No.2 Telp (0298) 3432784 Salatiga 50722
Website: www.iainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Assalamualaikum wr. wb.
Disampaikan dengan hormat, setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi
dan perbaikan, maka skripsi mahasiswa :
Nama : Siti Robiah
NIM : 213-14-294
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi : Perbankan Syariah (S1)
Judul : Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Motivasi,
Kompensasi, dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan
BTN Syariah Kantor Cabang Semarang
Dapat diajukan dalam sidang munaqosah skripsi. Demikian surat ini dibuat untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamualaikum wr. wb.
Salatiga, 13 September 2018
Pembimbing
Dr. Mochlasin, M. Ag
NIP. 197109232006041002
iii
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jl. Tentara Pelajar No.2 Telp (0298) 3432784 Salatiga 50722
Website: www.iainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Motivasi, Kompensasi dan
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Siti Robiah
NIM : 21314294
Telah dipertahankan didepan panitia dewan penguji skripsi fakultas ekonomi dan
bisnis islam negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal ......... September 2018 dan telah
dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Mochlasin , M.Ag
Sekretaris Penguji : Qi Mangku B, Lc., M.SI.
Penguji I : Fetria Eka Yudiana, M.Si.
Penguji II :Taufikur Rahman, M.Si
Salatiga, ..... September 2018
Dekan FEBI IAIN Salatiga
Dr. Anton Bawono, M.Si.
NIP.197403202003121001
iv
v
MOTTO
1. ‘’Dan Allah Tidak Menjadikan Pemberian Bala Bantuan
Itu Melainkan Sebagai Kabar Gembira Bagi
Kemenanganmu, Dan Agar Tentram Hatimu Karena
Nya. Dan Kemenanganmu Itu Hanyalah Dari Allah
YME’’.
2. Banyak kegagalan hidup terjadi karena orang-orang
tidak menyadari betapa dekatnya kesuksesan ketika
mereka menyerah.-Thomas Alfa Edison-
PERSEMBAHAN
1. Skrispi Ini Ku Persembahkan Untuk Diriku Sendiri.
Congratulation telah menyelsaikan skripsi ini tepat waktu.
2. Untuk Ayah Dan Ibu dan keluargaku.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmatnya yang
telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat
waktu.Penulisan skripsi ini bertujuan sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan studi progam Strata Satu (S1) Fakultas Ekonimi dan Bisnis Islam.
Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun menyadari skripsi ini tidak dapat
terwujud apabila tidak ada bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini
penyusun menyampaikan ucapan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Anton Bawono, M. Si. selaku Ketua Progam Studi PS S1 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3. Fetria Ika Yudiana, M.Si, selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan
Syariah.
4. Dr. Mochlasin, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah membantu
dan memberikan arahan dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
5. Seluruh staff pengajar Program StudiPerbankan SyariahS1 yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan ilmu
dan pengarahan yang telah diberikan kepada penulis.
6. Kedua orang tua (Bapak, Ibu) yang selama ini sudah berjuang untuk saya,
senantiasa memberikan doa, dukungan dan perhatian yang begitu besar
sehingga penulis merasa terdorong untuk menyelesaikan cita-cita dan
memenuhi harapan keluarga.
vii
7. Kakak saya Muhamad Arifin dan istrinya Rasni Intansariterimakasih atas
dukungannya selama ini serta Michella Zoe Arfani.
8. Rani Rohmawati dan Lutfika Devi Saraswati sudah menjadi tempat curhat
dan sangat membantu menyelesaikan tugas akhir ini sehingga saya bisa
menyelesaikan tepat waktu. Terimakasih atas semuanya.
9. Adam Laksana Putra atas support dan doanya walaupun tidak menemani
mneyelesaikan skripsi ini. Dan keluarga besar Adam Laksana Putra yang
berada di Kuningan terimakasih atas dukungannya.
10. Teman seperjuangan Sinta Novitasari dan Dwi Putri Agustin untuk
persahabatan dan dorongan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
11. Muhamad Erfani, Niko Handoyo, Galih Bagas atas dukungan dan
bantuannya.
12. Team KKN 142 yang bernama (Nurul, Helmi, Rangga, Maria, Faisal,
Miladil, Bunda) untuk motivasi dan doanya. Terimaksih untuk semuanya.
Penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu, semua saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan penulisan laporan ini sangat penulis harapkan. Dan akhirnya
tiada untaian kata yang pantas dan berharga kecuali ucapan alhamdulillahirobil
‘alamin atas rahmat dan karunia serta ridho Allah SWT.Semogaskripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salatiga, 18 September 2018
Penulis
Siti Robiah
213-14-294
viii
ABSTRAK
Robiah, Siti. 2018. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Motivasi, Kompensasi, dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan BTN Syariah Kantor Cabang Semarang.Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Program Studi S1-Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Mochlasin, M.Ag.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji: (1) pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan (2) pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan(3) pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan (4) pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan BTN Syariah KC Semarang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh, yang berjumlah 60 responden. Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner yang disebarkan kepada karyawan BTN Syariah KC Semarang pada tahun 2018. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 22. Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabiitas, uji asumsi klasik yang terdiri daru uji normalitas, uji multikolonieritas dan uji heteroskedastisitas , uji statistik yang terdiri(Uji t, Uji f, dan Uji R2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Kata kunci : Kepemimpinan Transformasional, Motivasi, Kompensasi,
Lingkungan Kerja, dan Kinerja Karyawan
ix
DAFTAR ISI
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, MOTIVASI,
KOMPENSASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN BTN SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG ................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ ii
PENGESAHAN.................................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............... Error! Bookmark not defined.
MOTTO .............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9
E. Sistematika Penulisan ............................................................................... 10
BAB II TELAAH PUSTAKA ............................................................................ 13
A. Telaah Pustaka .......................................................................................... 13
B. Kerangka Teori ......................................................................................... 18
1. Kinerja ...................................................................................................... 18
a. Pengertian Kinerja ................................................................................ 18
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ....................................... 19
2. Penilaian Kinerja ...................................................................................... 22
a. Pengertian ............................................................................................ 22
b. Tujuan penilaian kinerja ....................................................................... 23
3. Kepemimpinan Transformasional ............................................................. 26
x
a. Pengertian kepemimpinan transformasional ......................................... 26
b. Karakteristik kepemimpinan transformasional ...................................... 28
4. Motivasi ................................................................................................... 30
a. Pengertian Motivasi ............................................................................. 30
b. Teori Motivasi ...................................................................................... 31
c. Prinsip – Prinsip dalam Memotivasi Pegawai ....................................... 33
d. Tindakan Memotivasi ........................................................................... 34
5. Kompensasi .............................................................................................. 37
a. Pengertian Kompensasi ........................................................................ 37
b. TujuanPemberian Kompensasi ............................................................. 38
c. Manfaat Pemberian Kompensasi .......................................................... 41
d. Bentuk – Bentuk Kompensasi .............................................................. 44
6. Lingkungan Kerja ..................................................................................... 45
a. Pengertian Lingkungan Kerja ............................................................... 45
b. Jenis Lingkungan Kerja ........................................................................ 46
c. Manfaat Lingkungan Kerja ................................................................... 47
d. Faktor- Faktor yang Lingkungan Kerja Mempengaruhi ........................ 48
e. Indiktor lingkungan kerja ..................................................................... 51
C. Kerangka Penelitian .................................................................................. 51
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 52
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 56
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 56
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 56
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 57
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 57
E. Skala Pengukuran ..................................................................................... 59
F. Definisi Konsep dan Operasional .............................................................. 60
G. Instrumen Penelitian ................................................................................. 64
H. Teknik Analisis Data ................................................................................ 65
1. Uji Instrumen ....................................................................................... 65
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 67
xi
a. Uji Normalitas ...................................................................................... 67
b. Uji Multicollinearity ............................................................................. 67
c. Uji Heteroscendasticity ........................................................................ 68
3. Uji Statistik ............................................................................................... 69
a. Uji Regresi Linier Berganda ................................................................. 69
b. Uji Ttest (Uji secara individual) ............................................................. 71
c. Uji Ftest (uji secara serempak) ............................................................... 73
d. Uji R2 (Koefisien determinasi) ............................................................. 74
1. Alat Analisis ............................................................................................. 75
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 76
A. Deskripsi Objek Penelitian ........................................................................ 76
1. Profil BTN Syariah Semarang ................................................................. 76
2. Visi BTN Syariah Semarang ................................................................ 77
3. Misi BTN Syariah Semarang ................................................................ 77
B. Analisis Deskriptif Responden .................................................................. 77
1.Jenis Kelamin Responden......................................................................... 77
2. Pendidikan Responden ............................................................................ 78
3. Lama Bekerja .......................................................................................... 79
4. Penghasilan ............................................................................................. 80
C. Analisis Data ............................................................................................ 80
1. Uji Instrumen ............................................................................................. 80
a. Uji Validitas ......................................................................................... 81
b. Uji Reabilitas ....................................................................................... 82
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 83
a. Uji Normalitas ...................................................................................... 84
b. Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 87
c. Uji Multikolonieritas ............................................................................ 88
3. Uji Statistika ............................................................................................. 89
a. Uji Regresi Linier Berganda ................................................................. 89
b. Uji Secara Parsial (Uji t) ...................................................................... 91
c. Uji Kelayakan Model (Uji F) ................................................................ 93
xii
d. Koefisien Determinasi (R2) ..................................................................... 94
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................................... 95
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 99
A. Kesimpulan............................................................................................... 99
B. Saran ...................................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 101
LAMPIRAN .................................................................................................... 105
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja .......................................... 13 Tabel 2.2 penelitian kepemimpinan transformasional terdahulu ......................... 14
Tabel 2.3 penelitian motivasi terdahulu .............................................................. 14
Tabel 2.4 penelitian kompensasi terdahulu ......................................................... 16
Tabel 2.5 penelitian lingkungan kerja terdadulu ................................................. 17
Tabel 3.1 definisi konsep dan operasional .......................................................... 63
Tabel 4.1 jesnis kelamin responden .................................................................... 78
Tabel 4.2 pendidikan responden ......................................................................... 79
Tabel 4.3 lama bekerja karyawan ....................................................................... 79
Tabel 4.4 penghasilan responden ....................................................................... 80
Tabel 4.5 hasil uji validitas ................................................................................ 81
Tabel 4.6 hasil uji reliabilitas ............................................................................. 83
Tabel 4.7 hasil uji normalitas ............................................................................. 85
Tabel 4.8 hasil uji heteroskedastisitas ................................................................. 88
Tabel 4.9 hasil uji multikolonieritas ................................................................... 89
Tabel 4.10 hasil uji regresi berganda .................................................................. 90
Tabel 4.11 hasil uji t .......................................................................................... 92
Tabel 4.12 hasil uji f .......................................................................................... 92
Tabel 4.13 hasil uji koefisien determinasi .......................................................... 95
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 kerangka penelitian ......................................................................... 52
Gambar 4.1 hasil uji normalitas .......................................................................... 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia atau karyawan merupakan salah satu sumber
daya yang penting dalam suatu perusahaan, dan sering disebut sebagai
ujung tombak untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu,
perusahaan memerlukan sumber daya manusia atau karyawan yang
berkinerja tinggi sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan. Agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai maka dibutuhkan
perencanaan dan pengelolaan sumber daya manusia yang baik untuk
mencapainya. Perencanaan sumber daya manusia penting untuk
mengidentifikasi kebutuhan kemampuan karyawan bagi organisasi dimasa
depan dan pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan
(Mangkuprawira, 2014:151).
Selain itu, sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam
menentukan laba atau kemajuan suatu usaha. Artinya sumber daya
manusia memiliki peranan penting untuk mewujudkan tujuan perusahaan
guna memperoleh keuntungan. Maka banyak perusahaan menempatkan
sumber daya manusia sebagai aset utama perusahaan dan sangat
bergantung kepada sumber daya manusia yang dimilikinya. Pentingnya
peran sumber daya manusia dalam mencapai tujuan perusahaan harus
2
diimbangi dengan kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya
manusianya. Artinya kemampuan sumber daya manusia harus benar-
benar teruji sehingga mampu mengerjakan semua pekerjaan yang
dibebankan kepadanya secara benar dan menghasilkan hasil yang
sempurna, baik kuantitas maupun kualitasnya (Kasmir, 2016:178-179).
Apabila sumber daya manusia dalam perusahan dapat berjalan
dengan efektif maka perusahaan pun akan berjalan efektif, dengan kata
lain kelangsungan hidup perusahaan tergantung dari kinerja karyawan.
Kinerja adalah hasil yang dicapai dari apa yang diinginkan oleh organisasi
(Kasmir, 2016: 183).
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
suatu organisasi dalam mencapai tujuannya, dalam menyesuaikan diri
dengan perkembangan lingkungan, dan dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya (Sunyoto dan Burhanudin,
2015:83). Akan tetapi sebagian besar faktor tersebut dipengaruhi oleh
pemimpin, baik sifat yang melekat pada pemimpin maupun gaya
kepemimpinan yang digunakan dalam mengelola organisasi tersebut
Dongaron (2004) dalam (Sunyoto dan Burhanudin, 2015: 84).
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan
oleh seorang pemimpin pada saat pemimpin tersebut mencoba untuk
mempengaruhi orang lain. Pemimpin memiliki peran yang sangat penting
dalam menentukan arah dan tujuan organisasi.Kepemimpinan lebih
mendasarkan pada pengaruh/ influence daripada menggunakan paksaan.
3
Jadi kepemimpinan adalah proses dimana seseorang atau pemimpin
mempengaruhi pengikut dengan cara- cara yang tidak memaksa untuk
mencapai suatu tujuan (Sunyoto dan Burhanudin, 2015: 84-85).
Kepemimpinan transformasional lebih meningkatkan motivasi dan
kinerja pengikut dibandingkan kepemimpinan transaksional (Sunyoto dan
Burhanudin, 2015:107). Kepemimpinan transformasional adalah
pemimpin yang menginspirasi para pengikutnya untuk menyampingkan
kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan mereka mampu
memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para pengikutnya Robbins
dan Coutler, (2008:90) dalam Baskoro (2014). Kepemimpinan
transformasional diyakini akan mampu melahirkan pemikiran pemikiran
untuk jangkuan kedepan, azas kedemokrasian dan ketransparanan.
Kemampuan seseorang pemimpin dalam mempengaruhi pengikutnya
merupakan faktor dominan yang menentukan keberhasilan suatu
organisasi, karena pemimpin memiliki peran sebagai koordinator,
motivator, dan katalisator yang kan membawa organisasi pada puncak
keberhasilan (Sunyoto dan Burhanudin, 2015: 84).
Penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh variabel kepemimpinan
transformasional terhadap kinerja karyawan diantaranya dilakukan oleh
Adinata (2015) dan Supartini (2017) yang menyatakan bahwa
kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan artinya bahwa semakin baik kepemimpinan transformasional
maka semakin tinggi kinerja karyawan. Berbeda halnya dengan penelitian
4
yang dilakukan oleh Muarif (2015) yang menyatakan bahwa
kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan.
Selain kepemimpinan faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu
motivasi kerja. Menurut arti katanya, motivasi atau motivation berarti
pemberian motif, penimbulan motive atau hal yang menimbulkan
dorongan atau keadaan yang menimbulkan yang menimbulkan dorongan.
Motivasi dapat pula diartikan faktor yang mendorong orang untuk
bertindak dengan cara tertentu (Manullang,1981: 146). Oleh karena itu
motivasi merupakan subyek yang amat penting bagi seorang pemimpin
atau manajer, karena seorang pimpinan atau manajer harus bekerja dengan
dan melalui orang lain. Karyawan sebagai mahluk sosial dalam bekerja
tidak hanya mengejar penghasilan saja tetapi juga mengharapkan bahwa
dalam bekerja dia dapat diterima dan dihargai oleh sesama karyawan, dia
pun juga akan lebih berbahagia apabila dapat menerima dan membantu
karyawan lain (Anoraga, 2002: 77).
Penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh variabel motivasi
terhadap kinerja karyawan diantaranya dilakukan oleh Harahap (2016) dan
Yulanda (2017) yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan artinya bahwa semakin baik motivasi maka
semakin tinggi kinerja karyawan. Berbeda halnya dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yuniawan (2016) yang menyatakan bahwa motivasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
5
Selain itu, perusahaan juga harus memperhatikan pemberian
kompensasi bagi para pegawainya. Kompensasi merupakan faktor yang
juga penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya kompensasi
mencerminkan ukuran nilai karya mereka di antara para karyawan itu
sendiri, keluarga, dan masyarakat Mondiani (2012). Kompensasi
merupakan kontra prestasi terhadap penggunaan tenaga atau jasa yang
telah diberikan oleh tenaga kerja. Kompensasi merupakan jumlah paket
yang ditawarkan organisasi kepada pekerja sebagai imbalan atas
penggunaan tenaga kerjanya (Wibowo, 2010: 348). Jika dikelola dengan
baik kompensasi membantu perusahaan untuk mencapai tujuan dan
memperoleh, memelihara, dan menjaga karyawan dengan baik.
Sebaliknya, tanpa kompensasi yang cukup karyawan yang ada sangat
mungkin untuk meninggalkan perusahan dan untuk melakukan
penempatan kembali tidak mudah. Akibat dari ketidakpuasan dalam
pembayaran bisa jadi akan mengurangi kinerja, meningkatkan keluhan–
keluhan, penyebab mogok kerja, dan mengarah pada tindakan – tindakan
fisik dan psikologis, seperti meningkatnya derajat ketidakhadiran dan
perputaran karyawan, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesehatan
jiwa karyawan yang parah. Sebaliknya, jika terjadi kelebihan pembayaran,
juga akan menyebabkan perusahaan dan individual berkurang gaya
kompetisinya dan menyebabkan kegelisahan, perasaan bersalah, dan
suasana yang tidak nyaman dikalangan karyawan (Mangkuprawira,
2014:203).
6
Penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh variabel kompensasi
terhadap kinerja karyawan diantaranya dilakukan oleh Oetomo (2017) dan
Syafriani (2017) yang menyatakan bahwa kompensasi berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan artinya bahwa semakin baik kompensasi yang
diberikan perusahaan maka semakin tinggi kinerja karyawan. Berbeda
halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulana (2018) yang
menyatakan bahwa kompensasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan yaitu lingkungan kerja.
Kenyamanan karyawan dalam bekerja juga menjadi faktor penting untuk
mencapai tujuan perusahaan. Kenyamanan tersebut akan tercapai dengan
adanya lingkungan kerja yang baik. Dengan adanya kondisi kerja yang
baik diharapkan dapat memacu produktivitas kerja karyawan yang tinggi.
Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang
dihadapi lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode
kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun
sebagai kelompok (Sedarmayanti, 2001: 1). Menurut Mangkunegara
(2005: 105) lingkungan kerja ialah semua aspek fisik kerja, psikolo gis
kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan
pencapaian produktivitas kerja. Menurut Nitisemito (2002: 183)
lingkungan kerja segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat
mempengaruhi diri dalam menjalankan tugas- tugas yang diembankan.
Lingkungan kerja dibagi menjadi kerja fisik dan lingkungan kerja psikis.
7
Penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh variabel lingkungan
kerja terhadap kinerja karyawan diantaranya dilakukan oleh Pratiwi (2017)
yang menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan artinya bahwa semakin baik lingkungan
kerja maka semakin baik kinerja karyawan. Berbeda halnya dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rahmayanti (2014) yang menyatakan
bahwa lingkungna kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Bank BTN Syariah merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) pada
PT Bank Tabungan Negara (Persero) yang mulai beroperasi mulai tanggal
14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah pertama di
Jakarta. BTN Syariah menjalankan bisnis dengan prinsip syariah, tujuan
dari penerapan UUS Bank BTN adalah untuk memenuhi kebutuhan
nasabah akan produk dan layanan perbankan sesuai pada prinsip syariah
dan memberi manfaat yang seimbang, setara, dan dalam pemenuhan
kepentingan nasabah.
Bank BTN sebagai bagian Bank BTN yang merupakan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menjalankan fungsi intermediasi
dengan menghimpun dana masyarakat melalui produk-produk Giro,
Tabungan, dan juga Deposito, serta menyalurkan kembali ke sektor usaha
nyata melalui pembiayaan KPR, Investasi, dan modal kerja.
Pengembangan pada unit syariah pada BTN juga dimaksudkan untuk
8
mendukung kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi dan
pembangunan nasional.
Sebagai Unit Usaha Syariah dari Bank BTN Konvensional, saat ini
BTN Syariah mempunyai 22 unit Kantor Cabang Syariah, 21 unit Kantor
Cabang Pembantu Syariah, 7 unit Kantor Kas Syariah, dan 240 unit
Kantor Layanan Syariah. BTN Syariah memperhatikan kepatuhan
terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS), semua
produk BTN Syariah telah memenuhi pengujian dari DPS sehingga telah
memenuhi aturan syariah.
Atas dasar uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian di Bank BTN Syariah. Adanya hasil penelitian yang berbeda
dalam berbagai jurnal juga menjadi alasan lebih lanjut penulis untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional, Motivasi dan Kompensasi dan Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan BTN Syariah Kantor Cabang Semarang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap
kinerja karyawan BTN Syariah Kantor Cabang Semarang ?
2. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan
BTN Syariah Kantor Cabang Semarang?
9
3. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan BTN
Syariah Kantor Cabang Semarang?
4. Bagimana pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan BTN
Syariah Kantor Cabang Semarang ?
C. Tujuan Penelitian
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang
akan dicapai melalui penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap
kinerja karyawan BTN Syariah Kantor Cabang Semarang.
2. Mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan
BTN Syariah Kantor Cabang Semarang.
3. Mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan BTN
Syariah Kantor Cabang Semarang.
4. Mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan BTN
Syariah Kantor Cabang Semarang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membacanya maupun yang terkait langsung didalamnya, adapun
manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
dunia ekonomi khususnya di bidang perbankan dan dapat
mengembangkan serta mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama
10
dibangku kuliah dengan praktik langsung dilapangan serta menambah
pengalaman.
2. Bagi Institusi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
bagi pihak– pihak yang berkepentingan dan sebagai bahan
pertimbangan untuk pengambilan kebijakan dalam mengelola sumber
daya manusia terutama mengenai kinerja karyawan.
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa
tambahan kepustakaan atau referensi penelitian yang akan meneliti
permasalahan yang serupa dan dapat menambah hasil- hasil penetilian
,khususnya yang berkaitan dengan aspek perbankan syariah.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk menggambarkan alur
pemikiran penulis dari awal hingga kesimpulan akhir. Adapun rencana
sistematika penulisan penelitian dari awal hingga akhir kesimpulan adalah
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang pertama latar belakang masalah yang
berisi alasan mengapa penelitian ini perlu dilakukan, kedua
rumusan masalah yang terdiri dari pernyataan masalah
penelitian,ketiga tujuan penelitian, keempat kegunaan penelitian,
11
dan kelima sistematika penulisan yang digunakan dalam
penelitian .
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai telaah pustaka yang berisi
penelitian terdahulu yang mendukung penelitin ini dan alasan
dilakukan penelitian ini, kerangka teori yang digunakan yaitu
berisi tentang teori dan konsep yang akan digunakan untuk
menganalisis dan mengambil kesimpulan,kerangka pemikiran
yang berisi tentang telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis
dan modelpenelitian yang ak diuji dalam bentuk gambar, dan
pengembangan hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan metode - metode yang digunakan dalam
penelitian yaitu tentang jenis dan data penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, penentuan populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, skala pengukuran data, variabel penelitian,
definisi konsep dan operasional, instrumen penelitian, uji
instrumen penelitian,dan alat analisis yang digunakan.
BAB IV : ANALISA DATA
Bab ini berisi tentang hasil analisis dari pengolahan data, baik
analisis data secara deskriptif maupun analisis pengujian
hipotesis yang telah dilakukan. Analisis tersebut
12
diinterprestasikan terhadap hasil pengolahan data dengan
menggunakan teori.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini menyajikan tentang kesimpulan dari penelitian
yang telah dilakukan, keterbatasan penulis serta saran– saran
yang dapat diberikan kepada Bank dan pihak – pihak lain yang
membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
13
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Penelitian mengenai pengaruh kepemimpinan transformasional,
motivasi dan kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan
di Bank Syariah telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti dengan
hasil yang berbeda- beda.
1. Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja
Tabel 2. 1faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja
No Peneliti , Tahun
Lokasi , Sampel Alat Analisis
Hasil
1. Agripa Toar Sitepu, 2013
-Manado -42 karyawan dari seluruh populasi (72 karyawan) di PT. Bank Tabungan Negara,tbk (purposive sampling).
Analisis regresi berganda
Beban kerja –, Motivasi +
2. Mohammad Iman Tindow, Peggy A. Mekel dan Greis M. Sendow, 2014
- Calaca -seluruh karyawan Bank Sulut cabang Calaca (59 karyawan).
Analisis linear berganda
Disiplin kerja + , Motivasi +, Kompensasi +
3. Eko Santoso -Kudus -Seluruh populasi karyawan Bank Central Asia (61 karyawan).
Analisis linear berganda
Kepemimpinan +, Motivasi +, Kompensasi +, Disiplin kerja +
4. Maulizar, Said Musnadi dan Mukhlis Yunus, 2012
Bank Syariah Mandiri Cabang Banda
Uji statistik
Kepemimpinan transaksional +, Kepemimpinan transformasional +
14
5. Bryan
Johannes Tompi, 2014
-Manado -Seluruh populasi PT.Bank Negara Indonesia,Tbk (40 karyawan).
Analisa Korelasi Sederhana dan Regresi Linear Berganda
Gaya kepemimpinan +, Motivasi +
6. Candra Aji Baskoro, 2014
-Kabupaten Pati -Seluruh populasi karyawan Koperasi Serba Usaha Mandiri (54 karyawan)
Analisis regresi liniear berganda
Kepemimpinan transformasional +, Motivasi +, Disiplin Kerja +
7. Sekar Nindita Adila Putri dan Dadang Iskandar, 2016
-Ngawi Jawa Timur -Seluruh Populasi karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (71 karyawan)
Analisis korelasi dan analisis jalur
Kepemimpinan transformasional +
8. Rahmi Yuliana, 2016
-Semarang -Seluruh karyawan PT. BCA Syariah (32 karyawan).
Analisis regresi liniear berganda
Kepemimpinan +, Motivasi +, Lingkungan Kerja +
Dari beberapa penelitian terdahulu diatas terdapat beberapa variabel
yang mempengaruhi kinerja karyawan tetapi penulis hanya mengambil
variabel kepemimpinan transformasional, motivasi, kompensasi dan
lingkungan kerja.
2. Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan
Tabel 2. 2 penelitian kepemimpinan transformasional terdahulu
No.
Peneliti, Tahun
Lokasi, Sampel Alat Analisis Hasil
1. Munazar R. Muarif, Bernhard Tewal dan Greis M. Sendow,
-Manado -38 karyawan PT. Bank Syariah Mandiri (karyawan tetap).
Analisis regresi liniear berganda
-
15
2015 2. Ujang
Wawan Sam Adinata, 2015
-Bandung -32 karyawan KJKS BMT TAMZIZ
Analisis jalur +
3. Ely Kartikaningdyah, Nurul Kameliza Utami, 2017
-Batam -150 responden Bank Syariah (Random Sampling)
Analisis deskriptif kuantitatif
+
4. Tini Supartini, 2017
-Bandung -Seluruh populasi karyawan PT. Bank Muamalat (198 karyawan)
Path Analysis +
5. I Kadek Andika Pramana Putra dan Made Subudi, 2015
- Pedungan -Seluruh populasi PT BPR (90 karyawan)
Analisis regresi linier berganda
+
3. Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan
Tabel 2. 3 penelitian motivasi terdahulu
No. Peneliti, Tahun
Lokasi, Sampel Alat Analisis Hasil
1. Sunarji Harahap, 2016
- Sukaramai Medan - Seluruh populasi PT. Bank Syariah Mandiri (21 karyawan).
Analisis regresi linear berganda
+
2. Nofiza Yulanda, 2017
- Pematangsiar -Seluruh karyawan PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah (35 karyawan).
Analisa Regresi Linear Berganda
+
3. Taufikur Rahman dan Siti Solikhah,
-Ungaran dan cabangnya. -Seluruh populasi
Analisis regresi berganda
+
16
2016 BMT Taruna Sejahtera (172 karyawan).
4. Rahmila Sari, Mahlia Muis dan Nurdjannah Hamid, 2012
-Makassar -Seluruh populasi Bank Syariah Mandiri (77 karyawan).
Analisis regresi berganda
+
5. Robertus Gita dan Ahyar Yuniawan, 2016
-Pekalongan - Seluruh populasi PT. BPR Arta Utama (57 karyawan).
Analisis regresi linier berganda
-
4. Pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan
Tabel 2. 4 penelitian kompensasi terdahulu
No. Peneliti, Tahun
Lokasi, Sampel Alat Analisis Hasil
1. Wahyu Maulana, 2018
-Pamekasan -Seluruh populasi PT. Bank Jatim (88 karyawan).
Analis Partial Least Square (PLS)
-
2. Ayu Amanda Agung dan Hening Widi Oetomo, 2017
-Surabaya - 30 karyawan Bank Syariah Mandiri Kanwil V (random sampling).
Analisis regresi linier berganda
+
3. Nony Syafriani dan Yusni maulida, 2017
- Pekanbaru -Karyawan Bank Rakyat Indonesia.
Analisis Jalur +
17
5. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan
Tabel 2. 5 penelitian lingkungan kerja terdahulu
No. Peneliti, Tahun
Lokasi, Sampel Alat Analisis Hasil
1. Widyanto Eko Susetyo, Amiartuti Kusminingtyas dan Hendro Tjahjono, 2014
- Surabaya - 36 karyawan PT. Bank Muamalat Indonesia Divisi Konsumer.
Structural Equation Modelling (SEM)
+
2. Fachreza, Said Musndi dan M. Shabri Abd Majid, 2018
- Banda Aceh - 146 karyawan PT. Bank Aceh Syariah
Analisis jalur (path analysis)
+
3. Dina Rahmayanti dan Idham Afandi, 2014
-Padang - 80 dari 158 karyawan
Analisis regresi linier berganda
-
4. Dian Pratiwi, 2017
-Pematangsiar -Seluruh populasi PT. Bank Sumut Syariah (25 karyawan)
Analisis regresi linier berganda
+
Dari uraian diatas menunjukkan adanya ketidakkonsistennya hasil
temuan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan transformasional,
motivasi, kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.
Beberapa peneliti menyatakan bahwa keempat variabel berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dan tetapi ada hasil
penelitian menyatakan bahwa keempat variabel tersebut berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Adanya hasil yang
18
berbeda membuat penulis untuk melakukan penelitian kembali mengenai
“pengaruh kepemimpinan transformasional, motivasi, kompensasi, dan
lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan BTN Syariah Kantor Cabang
Semarang”.
B. Kerangka Teori
1. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Menurut Robbins (2006: 258), kinerja karyawan adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Mangkunegara (2007)
bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual
performance(prestasi kerja atau prestasi sesunguhnya yang dicapai
oleh seseorang yaitu, hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Mangkunegara
(2007) menyatakan bahwa pada umumnya kinerja dibedakan
menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja
individu adalah bagian hasil dari kerja pegawai baik dari segi
kualitas maupun kuantitas berdasarkan standart kerja yang telah
ditentukan, sedangkan kinerja organisasi dalah gabungan dari
kinerja individu dan kinerja kelompok (Widodo, 2015:131).
19
Menurut Nawawi, 2004 dalam (Widodo, 2015:131)
menyatakan kinerja adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik
bersifat fisik/ material maupun non fisik/ non material. Sedangkan
menurut Simanjutak, 2005 dalam (Widodo, 2015:131) kinerja
adalah tingkatan pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.
Simanjutak juga mengartikan kinerja individu sebagai tingkat
pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus
dicapai atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai
atau tugas yag harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Simanjutak, 2005 dalam (Widodo, 2015: 133)
dipengaruhi oleh:
1) Kualitas dan kemampuan pegawai. Yaitu hal – hal yang
berhubungan dengan pendidikan/ pelatihan, etos kerja, motivasi
kerja, sikap mental, dan kondisi fisik pegawai.
2) Sarana pendukung, yaitu hal yang sering berhubungan dengan
lingkungan kerja (keselamatan kerja, kesehatan kerja, saran
produksi, teknologi) dan hal – hal yang berhubungan dengan
kesejahteraan pegawai (upah/ gaji, jaminan sosial, keamanan
kerja).
3) Supra sarana, yaitu hal – hal yang berhubungan dengan
kebijaksanaan pemerintah dan hubungan industrial manajemen.
20
Menurut sedarmayanti, 2007 dalam (Widodo, 2015: 133)
faktor– faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain:
1) Sikap dan mental (motivasi kerja, disiplin kerja, dan etika kerja)
2) Pendidikan
3) Keterampilan
4) Manajemen kepemimpinan
5) Tingkat pengahasilan
6) Gaji dan kesehatan
7) Jaminan sosia
8) Iklim kerja
9) Sarana prasarana
10) Teknologi dan
11) Kesempatan berprestasi.
c. Faktor yang Dipengaruhi Kinerja
Dengan memperoleh kinerja ynag baik, maka akan
mempengaruhi variabel lain, demikian pula sebaliknya kinerja
dipengaruhi oleh variabel lain (Kasmir, 2016:195) .
Berikut beberapa faktor yang dipengaruhi kinerja baik secara
langsung maupun tidak langsung, antara lain:
21
1) Kompensasi
Merupakan balas jasa yang diberikan perusahan pada
karyawannya. Karyawan yang memiliki kinerja yang baik tentu
akan memperoleh balas jasa misalnya dengan kenaikan gaji,
atau tunjangan lainnya. Demikian pula sebaliknya jika kinerja
tidak baik, akan dapat menurunkan gaji atau tunjangan yang
diperolehnya. Besar kecilnya kompensasui yang diperoleh
tentu disesuaikan dengan peraturan perushaan. Dengan
demikian artinya kinerja akan mempengaruhi kompensasi
karyawannya.
2) Jenjang karier
Merupakan pengahargaan yang diberikan perusahaan
kepada seseorang. Karyawan yang memiliki prestasi atau
kinerja yang baik tentu akan diberikan penghargaan karier.
Demikian pula sebaliknya jika kinerjanya turun atau buruk,
maka akan ada sanksi brupa penurunan karier atau tidak
memperoleh kenaikan karier. Kenaikan karier dapat berupa
kenaikan jabatan atau kenaikan kepangkatan. Oleh karena itu,
kinerja karyawan akan mempengaruhi karier karyawan.
3) Citra karyawan
Citra merupakan pandangan terhadap seseorang atau
karyawan, karena telah melaksanakan sesuatu. Artinya dengan
memiliki kinerja yang baik, seseorang akan diberikan
22
penghargaan dan tentu saja orang- orang akan memandangny
dengan pujian dan menjadi suri teladan. Demikian pula yang
terjadi sebaliknya, jika kinerja buruk, ikiyt membuat citra
seseorang atau karyawan menjadi tidak baik, bahkan
mendapatkan cemoohan dari pihak lain (Kasmir, 2016: 195-
196).
2. Penilaian Kinerja
a. Pengertian
Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah suatu
evaluasi terhadap tingkat kinerja seseorang dibandingkan standar
kinerja yang sudah ditentukan, guna bahan pertimbangan dalam
menentukan promosi, kompensasi perlunya pelatihan dan
pengembangan, maupun untuk pemberhentian seseorang (Widodo,
2015:130). Penilaian kinerja adalah proses yang dilakukan
organisasi untuk mengevaluasi hasil kerja para karyawannya
Werther & Davis 1996 dalam (Widodo, 2015:137).
Menurut Mondy (2008) dalam (Widodo, 2015:137)
penilaian kinerja adalah sistem formal untuk meninjau dan
mengevaluasi kinerja para individu atau tim dalam menjalankan
tugasnya.
Penilaian kinerja merupakan salah satu fungsi manajemen
sumber daya manusia, maka sudah seharusnyalah untuk dijalankan
dengan sebaik- baiknya. Tanpa penilaian kinerja tentu pihak
23
manajemen akan sulit untuk menentukan, misalnya berapa gaji
atau bonus, atau kesejahteaan lain yang pantas diberikan kepada
karyawannya. Karena tidak tahu dasar untuk menentukan jumlah
jumlah atau ukuran yang diberikan. Kesulitan lain adalah untuk
menetukan jabatan seseorang, dalam arti untuk menaikkan atau
menurunkan jabatan (Kasmir, 2016:196-197).
b. Tujuan penilaian kinerja
Penilaian kinerja sangat penting guna memenuhi tujuan
yang ingin dicapai dengan baik oleh perusahaan maupun bagi
seluruh karyawannya (Kasmir, 2016: 197).
Adapun tujuan penilaian kinerja bagi perusahaan antara lain:
1) Untuk memperbaiki bagi kualitas kinerja
Untuk memperbaiki kualitas pekerjaan artinya dengan
melakukan penilaian terhadap kinerja, maka manajemen
perusahaan akan mengetahui dimana kelemahan karyawan dan
sistem yang digunakan. Dengan diketahui kelemahan ini segera
akan dilakukan perbaikan, baik terhadap sistem yang
digunakan maupun karyawan itu sendiri.
2) Keputusan penempatan
Bagi karyawan yang telah dinilai kinerjanya ternyata
kurang mampu menempati posisinya sekarang, maka perlu
dipindahkan ke unit bagian lainnya. Sebaliknya bagi mereka
yang memliki kinerja yang baik perlu diperhatikan agar
24
kinerjanya tidak menurun dan tetap mempertahankan kinerja
sembari menunggu kebijakan perusahaan selanjutnya.
3) Perencanaan dan pengembangan karier
Hasil penilaian kinerja digunakan untuk menentukan
jenjang karier seseorang. Artinya bagi mereka yang mengalami
peningkatan kinerja maka akan dilakukan promosi jabatan atau
kepangkatan sesuai dengan peraturan perusahaan. Demikian
pula sebaliknya bagi karyawan yang hasil penilaian kinerjanya
terus memburuk, tentu akan mendapatkan misalnya penurunan
karier atau demosi. Karyawan yang kinerjanya kurang baik
dapat dilakukan mutasi kebagian lain yang sesuai dengan hasil
analisis sebelumnya.
4) Kebutuhan latihan dan pengembangan
Tujuan kinerja untuk kebutuhan pengembangan pelatihan
dan pengembangan maksudnya adalah bagi karyawan yang
memiliki kemampuan atau keahlain yang kurang, perlu
diberikan pelatihan agar mampu meningkatkan kinerjanya.
5) Penyasuaian kompensasi
Hasil penilaian kinerja digunakan untuk kepentingan
penyesuaian kompensasi adalah bagi mereka yang kinerja
meningkat maka akan ada penyesuaian kompensasi.
Penyesuaian kompensasi dilakukan apakah dengan
meningkatkan gaji pokok, bonus, insentif, tunjangan atau
25
kesejahteraan lainnya sesuai dengan jenjang kinerjanya yang
diperoleh.
6) Inventori kompetensi pegawai
Dengan dilakukan penilaian kinerja terhadap seluruh
karyawan untuk beberapa periode, maka perusahaan memilki
simpanan data karyawan. Data dan informasi mengenai
kompetensi, skill, bakat, peotensi seluruh karyawan. Artinya
perusahaan memiliki peta tentang kekuatan dan kelemahan
karyawannya.
7) Kesempatan kerja adil
Dengan melkukan sistem kinerja yang baik akan
memberikan rasa keadilan bagi seluruh karyawan. Artinya bagi
mereka yang memiliki kinerja baik, akan memperoleh balas
jasa atas jerih payahnya meningkatkan kinerja. Sebaliknya bagi
mereka yang kinerjanya menurun atau kurang baik akan
menerima dengn lapang dada dan tidk perlu melakukan hal- hal
yang tidak perlu.
8) Komunikasi efektif antara atasan bawahan
Hasil penilaian kinerja digunakan untuk efektivitas
komunikasi antara atasan dengan bawahan. Atasan akan dapat
mengoreksi bagaimana seharusnya melakukan komunikasi
yang baik terhadap bawahan satu persatu. Dengan komunikasi
26
yang seharusnya dilakukan, maka tentu akan memberikan
pengaruh terhadap kinerja seseorang.
9) Budaya kerja
Dengan ada penilaian kinerja maka akan terciptanya
budaya yang menghargai kualitas kerja. Karyawan tidak dapat
bekerja dengan seenaknya, akan tetapi harus berusaha
meningkatkan kinerjanya.
10) Menerapkan sanksi
Besarnya hukuman atau sanksi yang diterima tergantung
dari tingkat kinerja yang telah diterima karyawan. Sanksi
teringan biasanya dalam bentuk teguran agar tidak mengulangi
perbuatan dan sanggup meningkatkn kinerjanya dimasa depan
(Kasmir, 2016:197-200).
3. Kepemimpinan Transformasional
a. Pengertian kepemimpinan transformasional
Menurut Yulk (2007) dalam (Sunyoto dan Burhanudin,
2015: 84) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain
untuk memhami dan setuju dengan apa yang harus mereka lakukan
dan bagaimana melakukan tugas tersebut secara efektif, serta
proses unuk memfasilitasi upaya individu dan kelompok mencapai
tujuan bersama/ shared goal. Tidak hanya mencakup upaya untuk
mempengaruhi dan memfasilitasi pekerjaan suatu kelompok atau
organisasi, tetapi juga untuk memastikan bahwa semuanya
27
dipersiapkan untuk menghadapi tantangan – tantangan dimasa
yang akan datang.
Menurut Robbins and Cloutler (2010) pemimpin
transformasional yaitu pemimpin yang mestimulasi dan
menginspirasi (transformasi) bawahan untuk mencapai hasil yang
luar biasa. Sedangkan, Burns menjelaskan kepemimpinan
transformasional sebagai sebuah proses yang padanya para
pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas
dan motivasi yang lebih tinggi. Para pemimpin tersebut mencoba
menimbulkan kesadaran dari para pengikut dengan menyerukan
cita-cita yang lebih tinggi dan nilai- nili moral seperti
kemerdekaan, keadilan, dan kemanusian bukan didasarkan atas
emosi, seperti keserakahan, kecemburuan dan kebencian (Siswanto
dan Sucipto, 2008: 199).
Dalam hierarki kebutuhan Maslow (1954 dalam Yukl,
1994:296), maka para pemimpin transformasional menggerakkan
kebutuhan- kebutuhan pengikut pada tingkatan yang lebih tinggi.
Para pengikut dinaikkan dari “ diri sehari- hari” ke “diri yang lebih
baik” mereka. Menurut Burns, kepemiminan transformasional
dapat diperlihatkan oleh siapa saja dalam organisasi pada jenis
posisi apa saja. Dapat menyangkut orang-orang yang
mempengaruhi teman- teman sejawatnya dan para atasan dan juga
para bawahan (Siswanto dan Sucipto, 2008: 199).
28
Menurut Bass (1985: dalam Yukl 1994: 297) tingkat sejauh
mana seorang pemimpin disebut transformasional di ukur dalam
hubungannya dengan efek kepemimpinan tersebut terhadap para
pengikut. Para pengikut seorang pemimpin transformasional
merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetian, dan hormat
terhadap pemimpin tersebut dan mereka merasa termotivasi untuk
melakukan lebih daripada yang awalnya diharapkan oleh mereka.
Pemimpin tersebut mentransformasi dan memotivasi para pengikut
mereka dengan :
1) Membuat mereka lebih sadar mengenai pentingnya hasil- hasil
suatu pekerjaan.
2) Mendorong mereka untuk mementingkan organisasi atau tim
daripada kepentingan diri sendiri (Siswanto dan Sucipto, 2008:
199).
b. Karakteristik kepemimpinan transformasional
Menurut Pramastuti, 2006 dalam (Sunyoto dan Burhanudin,
2015:107) kepemimpinan transformasional terdiri dari bebrapa
karakteristik, antara lain:
1) Charismatic leadership. Pemimpin transformasional memiliki
suatu karisma yang dikagumi dan dihormati, sehingga dengan
pengaruh dan kekuatan karisma tersebut pemimpin mudah
untuk mengkomunikasikan visi dan misi organisasi kepada
pengikut. Pengikut menganggap pemimpin sebagai model yang
29
ingin ditiru, sehingga menumbuhkan antusiasme kerja. Melalui
karisma yang dimiliki tersebut pemimpin dapat membentuk
dan memperbanyak anggotanya melalui keyakinan, ambisi,
energi, jeli melihat dan memanfaatkan peluang yang ada.
Disamping itu melalui karismanya, pemimpin dapat
mengilhami loyalitas, ketekunan, menanamkan kebanggan dan
kesetiaan, serta membangkitkan rasa hormat.
2) Inspirational leadership. Pemimpin transformasional mampu
untuk membangkitkan semangat pengikutnya yang merasa
ragu- ragu atau tidak mampu dalam menyelesaikan suatu tugas.
Pemimpin dapat memberikan inspirasi, secara emosional
membangkitkan, menggerakkan, dan menyemarakkan kondisi
yang sudah tidak lagi menggairahkan. Misalnya dengan cara
memberikan semangat, pujian maupun dorongan.
3) Belief. Pemimpin transformasional memiliki insting atau naluri
yang kuat, dapat melihat dan membuat keputusan- keputusan
tepat yang berdampak positif bagi organisasi, sehingga mamu
bertindak dengan penuh keyakinan dan menanamkan
kepercayaan kepada para pengikutnya.
4) Intellectual stimulation. Pemimpin transformasional mampu
berikan dan melakukan stimulan– stimulan intelektual kepada
para pengikutnya, mampu mendorong para pengikutnya untuk
bertindk secara kreatif, mengajak bawahan untuk berpikir
30
dengna cara- cara baru, berani memunculkan ide- ide dan
berpikir rasional dalam menyelesaikan suatu masalah, tidak
berdasarkan opini atau dugaan saja. Bawahan dikondisikan
pada situasi untuk selalu bertanya pada dirinya sendiri dan
membandingkannya dengan asumsi yang berkembang
dimasyarakat, kemudian mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah secara bebas dengan menggunakan
intellectual stimulation yang mereka miliki.
5) Individualized consideration. Ciri ini berkitan dengan tanggung
jawab dan kemampuan pemimpin dalam memberikan kepuasan
dan meningkatkan produktivitas para pengikutnya. Pemimpin
transformasional cenderung bersikap membaur menjadi satu
dengan pengikutnya, bersahabat, dekat, informal, dan mampu
memperlakukan pengikutnya sebagaimana layaknya individu
dengan kebutuhn masing- masing. Pemimpin memperhatikan
faktor- faktor individual, karena adanya perbedaan,
kepentingan, dan pegembangan, diri yang berbeda antara satu
dengan lainnya.
4. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah kekuatan yang ada dalam seseorang, yang
mendorong perilakunya untuk melakukan tindakan. Besarnya
intensitas kekuatan dari dalam diri seseorang untuk melakukan
31
suatu tugas atau mencapai sasaran memperlihatkan sejauh mana
tingkat motivasinya. Dengan kata lain motivasi sesungguhnya
adalah suatu kekuatan yang menyebabkan seseorang menghasilkan
sesuatu sesuai dengan apa yang ia katakan, bukan sekedar janji dan
keinginan saja (Widodo, 2015:187).
Menurut Greenberg dan Baron, 2003 dalam (Sunyoto dan
Burhanudin, 2015:27) motivasi didefinisikan sebagai serangkaian
proses yang menggerakkan, mengarahkan, dan mempertahankan
perilaku individu untuk mencapai beberapa tujuan. Motivasi
merupakan suatu dorongan yang diatur oleh tujuan dan jarang
muncul kekosongan.
Dapat disimpulkan motivasi merupakan dorongan terhadap
serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan.
Sedangkan elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi unsur
membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukkan intensitas,
bersifat terus- menerus dan adanya tujuan (Wibowo, 2010: 379).
b. Teori Motivasi
1) Teori A.H. Maslow
Maslow berpendapat ,bahwa tingkah laku atau tindakan
masing-masing individu pada suatu saat tertentu, biasanya
ditentukan oleh kebutuhannya yang paling mendesak. Oleh
karena itu setiap manajer yang ingin memotiver bawahannya
32
perlu memahami hirarki daripada kebutuhan- kebutuhan
manusia.
Hirarki kebutuhan manusia, menurut A.H. Maslow adalah
sebagai berikut:
a) Physiological Needs – kebutuhan badaniah , meliputi
sandang, pangan, dan pemuasan seksual.
b) Safety Needs – kebutuhan akan keamanan, meliputi baik
kebutuhan akan keamanan jiwa mupun kebutuhan akan
keamanan harta.
c) Social Needs – kebutuhan sosial, meliputi kebutuhan akan
perasaan diterima oleh orang lain; kebutuhan akan perasaan
dihormati; kebutuhan akan perasaan maju atau berprestasi
dan kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of
participation).
d) Esteem Needs – kebutuhan akan penghargaan berupa
kebutuhan akan harga diri dan pandangan baik dari orang
lain terhadap kita.
e) Self Actualization Needs – kebutuhan akan kepuasan diri
yaitu kebutuhan untuk mewujudkan diri” yaitu kebutuhan
mengenai nili dan kepuasan yang didapat dari pekerjaan
(Manullang,1981: 149).
33
c. Prinsip – Prinsip dalam Memotivasi Pegawai
Menurut Mangkunegara (2008: 100), terdapat beberapa prinsip
dalam memotivasi kerja pegawai antara lain:
1) Prinsip partisipasi, dalam upaya memotivasi kerja, pegawai
perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam
menentukan tujuan yang dicapai oleh pemimpin.
2) Prinsip komunikasi, pemimpin mengkomunikasikan segala
sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas,
dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah
dimotivasi kerjanya.
3) Prinsip mengakui andil bawahan, pemimpin mengakui bahwa
bawahan (pegawai) mempunyai andil didalam usaha
pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan
lebih mudah dimotivasi kerjanya.
4) Prinsip pendelegasian wewenang, pemimpin yang memberikan
otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk
sewaktu waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan
yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan
menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan
oleh pemimpin.
5) Prinsip memberi perhatian, pemimpin memberikan perhatian
terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan
34
memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh
pemimpin.
d. Tindakan Memotivasi
Menurut Baldoni dalam Wibowo (2010: 385) menyatakan
bahwa motivasi merupakan proses aktif yang didorong oleh
serangkaian tindakan yang dapat dikelompokkan dalam 3
kelompok, yaitu:
1) Memberi daya (energize), adalah apa yang dilakukan pemimpin
ketika mereka memberikan contoh, melakukan komunikasi
dengan jelas dan memberi tantangan yang tepat.
a) Exemplify
Motivasi dimulai dengan memberi contoh yang
baik. Pemimpin yang mengharapkan untuk memotivasi
harus mencerminkan visi, misi dan budaya organisasi yang
mereka pimpin.
b) Communicate
Pemimpin yang mengharapkan untuk memotivasi
harus mengkomunikasikan visi, misi dan tindak lanjut
untuk menunjukkan saling pengertian. Motivasi hanya
dapat terjadi apabila terdapat komunikasi dua arah.
c) Challenge
Orang pada umumnya suka diberi tantangan.
Pemimoi yang membuka jalan pada kebutuhan tersebut
35
dapat dengan kuat mencapai tujuan karena dihubungkan
dengan pemenuhan harapan.
2) Mendorong (encourage), adalah apa yang dilakukan pemimpin
untuk mendukung proses motivasi melalui pemberdayaan,
coaching dan pengakuan.
a) Empower
Pemberdayaan merupakan proses dengan mana
orang memperkirakan tanggung jawab dan diberi
kewenangan melakukan pekerjaan. Pemberdayaan menjadi
alat memotivasi yang kuat karena menempatkan orang
mengawasi nasib mereka sendiri. Pemberdayaan harus
mendorong untuk tumbuh subur dalam kerangka tujuan
orgnisasi.
b) Coach
Menjadi tanggung jawab pemimpin memberikan
dukungan yang benar pada orang untuk melakukan
pekerjaan mereka. Cara terbaik untuk memelihara
hubungan dan pekerja melalui sesi coaching tatap muka,
hal tersebut memberikan kesempatan kepada pemimpin
mengetahui pekerja sebagai pribadi dan bagaimana mereka
dapat membantu pekerja mencapai tujuan pribadi dan
organisasi.
36
c) Recognize
Pengakuan mungkin merupakan satu – satunya
alasan kuat bahwa orang bekerja, disamping untuk
mendapatkan penghasilan. Pemimpin yang mengenal
bawahan mereka menunjukkan perhatian mereka atas
bagaimana pekerjaan dilakukan.
3) Mendesak (exhort), adalah bagaimana pemimpin menciptakan
pengalaman berdasarkan pengorbanan dan inspirasi yang
mempersiapkan dasar bagi motivasi untuk dapat tumbuh
dengan subur.
a) Sacrifice
Pengorbanan merupakan bentuk komitmen pada
orang lain. Pengorbanan merupakan ukuran kepemimpinan
karena dalam pengorbanan kita menemukan karakter dan
keyakinan, yang keduanya penting untuk menciptakan
kondisi dimana motivasi dapat terjadi.
b) Inspire
Motivasi dapat berkembang menjadi inspirasi.
Karena motivasi bersal dari dalam, bentuknya menjadi
inspirasi diri. Proses ini dipelihara dengan memerhatikan
orang lain mencapai tujuan mereka.
37
5. Kompensasi
a. Pengertian Kompensasi
Kompensasi adalah bentuk pembayaran dalam bentuk
manfaat dan insentif untuk memotivasi karyawan agar
produktivitas kerja semakin meningkat Yani, 2012: 139 dalam
(Widodo, 2015: 153). Sedangkan menurut Bejo Siswanto
(2003:181) dalam (Widodo, 2015:155) kompensasi merupakan
istilah luas yang berkaitan dengan imbalan- imbalan finansial yang
diterima oleh orang- orang melalui hubungan kepegawaian mereka
dengan organisasi.
Menurut Notoadmojo (2003: 153) dalam (Widodo,
2015:154) kompensasi adalah yang diterima oleh karyawan
sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Kompensasi penting bagi
karyawan sebagai individu karena besarnya kompensasi
mencerminkan ukuran karya mereka diantara para karyawan itu
sendiri, keluarga dan masyarakat.
Kompensasi meliputi bentuk pembayaran tunai langsung,
pembayaran tidak langsung dalam bentuk manfaat karyawan, dan
insentif untuk memotivasi karyawan agar bekerja keras untuk
mecapai produktivitas yng semakin tinggi (Casio F. Wayne, 1990).
Dengan kata lain, kompensasi mengandung arti tidak sekedar
hanya dalam bentuk finansial saja, seperti yang langsung berupa
upah, gaji, komisi, dan bonus, serta tidak langsung berupa asuransi,
38
bantuan sosial, uang cuti, uang pensiun, pendidikan dan
sebagainya, tetapi juga bukan bentuk finansial. Bentuk ini berupa
pekerjaan dan lingkungan pekerjaan. Bentuk pekerjaan berupa
tanggung jawab, perhatian, kesempatan dan penghargaan ,
sementara bentuk lingkungan pekerjaan berupa kondisi kerja,
pembagian kerja, status, dan kebijakan (Mangkuprawira, 2014:
203).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan
bahwa kompensasi adalah penghargan atau imbalan yang diterima
oleh karyawan yang diberikan oleh perusahaan berdasarkan
kontribusi maupun kinerja secara produktif dengan yang lebih baik
pada suatu organisasi (Widodo, 2015:155).
b. TujuanPemberian Kompensasi
Pada umumnya kompensasi yang adil akan memberikan
banyak keuntungan bagi karyawan. Artinya perusahaan
memberikan kompensasi yang layak bagi seluruh karyawannya.
Keuntungan juga akan diperoleh oleh pihak manajemen sebagai
pencapaian tujuan perusahaan akan dapat dicapai, karena salah satu
sebabnya adalah pemberian kompensasi (Kasmir, 2016: 236).
Secara umum tujuan pemberian kompensasi sebagai berikut:
1) Memberikan hak karyawan
39
Artinya kompensasi harus diberikan karena merupakan hak
karyawan atas jerih payahnya dalam bekerja.
2) Memberikan rasa keadilan
Artinya pemberian kompensasi yang dilakukan secara
terbuka dan penentuan besarnya kompensasi didasarkan kepada
kinerjanya. Penentuan kompensasi dilakukan tanpa ada
diskriminasi dan apa adanya kan memberikan rasa
keadilan.karyawan merasa diperlakukan secara adil oleh
pemimpin sehingga semangat dan motivasi kerja karyawan
akan meningkat.
3) Memperoleh karyawan yang berkualitas
Artinya dengan pemberian kompensasi yang baik akan
menarik pelamar yang berkualitas untuk melamar
keperusahaan. Pelamar yang memiliki kualitas yang tinggilah
yang paling banyak melamar. Sebaliknya jika kompensasi yang
dibayarkan kurang atau tidak menarik, maka akan memperoleh
karyawan yang kurang memiliki kualifikasi atau tidak
berkualitas.
4) Mempertahankan karyawan
Artinya dengan pemberian kompensasi yang sesuai atau
layak, maka akan mengurangi karyawan yang keluar. Dengan
kompensasi yang sesuai maka karyawan akan terus bertahan
dan terus berusaha bekerja dengan sebaik- baiknya. Bahkan
40
timbul ketakutan akan dikeluarkan jika bekerja tidak baik. Pada
akhirnya turnover karyawan juga dapat diminimalkan,
karyawan terus bekerja sampai pensiun.
5) Menghargai karyawan
Pemberian kompensasi salah satu bentuk penghargaan
terhadap jasa karyawan. Dengan kompensasi yang sesuai dan
wajar karyawan akan merasa dihargai atas jerih payahnya.
Dengan dihargai perusahaan juga akan dihargai karyawan juga
akan menghargai perusahaan, dengan bekerja sebaik- baiknya
atau dengan berprestasi setinggi- tingginya, guna memajukan
perusahaannya.
6) Pengendalian biaya
Dengan pemberian kompensasi yang layak akan dapat
mengurangi biaya rekrutmen dan seleksi karyawan. Hal ini
dapat terjadi karena dengan pembayaran kompensasi yang
tidak wajar dan tidak sesuai dengan aturan, maka akan
menimbulkan tingkat turnover karyawan. Pada akhirnya
karena terjadi turnover, maka ada posisi yang kosong dan harus
segera diisi. Untuk mengisi posisi inilah diperlukan biaya
rekrutmen dan seleksi serta biaya untuk melatih karyawan baru.
Lebih dari itu dengan keluarnya karyawan kan menimbulkan
posisi kosong dan mengganggu hasil produksinya yang pada
akhirnya pelayanan kepada pelanggan menjadi terhambat.
41
7) Memenuhi peraturan pemerintah
Artinya pemberian yang sesuai dengan kebijakan
pemerintah, berarti ikut mendukung progam pemerintah.
Dengan mematuhi peraturan pemerintah, akan terhindar dari
berbagai bentuk sanksi yang mungkin terjadi. Bagi perusahaan
yang tidak memberikan kompensasi berdasarkan peraturan
pemerintah maka akan dikenakan sanksi yang pada akhirnya
akan merusak citra perusahaan, baik didalam maupun diluar
perusahaan.
8) Menghindari konflik
Artinya dengan kompensasi perselisihan atau pertengkaran
antar karyawan dengn perusahaan atau karyawan dengan
karyawan, dapat diminimalkan jika kompensasi jika
kompensasi dibayar secara layak dan wajar dan sesuai aturan
yang berlaku. Namun sebaliknya jika kompensasi tidak dibayar
secara layak, dan wajar serta tidak sesuai aturan yang berlaku,
maka akan menimbulkan konflik yang pada akhirnya kan
merugikan perusahaan secara keseluruhan (Kasmir, 2016: 236-
238).
c. Manfaat Pemberian Kompensasi
Menurut Kasmir (2016: 238-239) banyak manfaat yang dapat
diperoleh dengan adanya kompensasi antara lain:
1) Loyalitas karyawan meningkat
42
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, akan
membuat karyawan bekerja bersungguh- sungguh dan
menumbuhkan rasa memiliki perusahaan yang makin besar.
Karyawan akan setia kepada perusahaan dengan bekerja sesuai
yang telah ditugaskan. Karyawan yang loyal biasanya tidak kan
meninggalkan perusahaan dan tidak akan membongkar rahasia
perusahaan kepada pihak lain.
2) Komitmen terhadap perusahaan meningkat
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar,
karyawan akan mematuhi segala kewajiban yang diberikan
kepada perusahaan dan mematuhi semua peraturan yang
ditetapkan perusahan.
3) Motivasi kerja meningkat
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka
dorongan karyawan untuk bekerja semakin kuat, sehingga
merangsang karyawan untuk terus bekerja. Jika kompensasi
dibayar tidak wajar, akan menurunkan motivasi kerjanya.
4) Semangat kerja meningkat
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka
karywan akan bersemangat untuk bekerja. Upaya untuk
melakukan pekerjan dengan baik, dilakukan dengan penuh
semangat. Karyawan juga akan pantang menyerah terhadap
kendala atau masalah yang sedang dihadapinya, sehingga selalu
43
ada solusi. Karyawan juga tidak mudh putus asa untuk mencari
jalan keluar terhadap permasalahanyang dihadapinya.
5) Kinerja karyawan meningkat
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka
karyawan akan terus meningkatkan prestasi kerja dan
kinerjanya.
6) Konflik kerja dapat dipengaruhi
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka
pertentangan diantara karyawan dengna pimpinan atau dengan
karyawan dapat diminimalkan, sehingga semua karyawan
bekerja sama makin kompak.
7) Memberikan rasa aman
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka
karyawan kan merasa aman dan nyaman, sehingga tidak
menimbulkan kegelisahan saat bekerja. Karyawan selalu fokus
untuk melakukan pekerjaan tanpa terganggu dengan pikiran
tentang kompensasi yng diterimanya.
8) Memberikan rasa kebanggaan
Artinya pemberian kompensasi yang relatif lebih besar dari
ketentuan pemerintah dan pesaing akan memberikan rasa
bangga karyawan. Dengan memiliki rasa bangga yang besar
akan membuat karyawan bekerja lebih bersungguh- sungguh
untuk mencapai hasil yang maksimal.
44
9) Proses kegiatan perusahaan berjalan lancar
Artinya pemberian kompensasi yang sesuai dan wajar akan
memperlancar jalannya kegiatan perusahaan. Hal ini terjadi,
karena tidak ada kekosongan jabatan atau posisi yang
ditinggalkan. Demikian pula sebaliknya jika kompensasi
dibayar tidak sesuai dan tidak wajar, maka kegiatan perusahaan
tidak berjalan lancar, karena adanya karyawan yang tidak
bersemangat, tidak komit terhadap perusahaan atau tidak
termotivasi untuk bekerja.
d. Bentuk – Bentuk Kompensasi
Kompensasi dapat berbentuk finansial dan bukan finansial.
Kompensasi yang berbentuk finansial ada yang bersifat langsung
seperti upah, gaji, komisi, dan bonus yang bersifat tidak langsung
misalnya: asuransi kesehatan hidup, kecelakaan; tunjangan sosial
seperti dana pensiun, tunjangn keselamatan sosial; kompensasi
karyawan berupa beasiswa, pelayanan pekerja; tunjangan
pembayaran waktu tidak hadir seperti cuti, liburan, sakit, istirahat,
dan sebagainya.
Kompensasi yang berbentuk bukan finansial, dalam bentuk
pekerjaan misalnya, pemberian tugas- tugas yang menarik,
menantng, penuh tanggung jawab, peluang untuk dikenal, dan
peluang untuk berkembang. Sedangkan kompensasi yang
berbentuk bukan finansial, dalam lingkungan kerja misalnya,
45
kebijakan perusahaan yang jelas dan adil, atasan yang kompeten,
teman kerj yang bersahabat, simbol status yang layak, kondisi
lingkuangan kerja yang menyenangkan, pengaturan kerja yang
luwes, pembagian kerja yang baik, dan lain- lain (Widodo, 2015:
158).
Menurut Triton (2007:126) dalam (Widodo, 2015:158)
berdasarkan mekanisme penerimaannya kompensasi dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1) Kompensasi langsung, yaitu kompensasi yang penerimaannya
secara langsung berkaitang dengan prestsi kerja.
2) Kompensasi pelengkap atau tidak langsung yaitu kompensasi
yang penerimannya secara tidak langsung berkaitan dengan
prestasi kerja.
6. Lingkungan Kerja
a. Pengertian Lingkungan Kerja
Menurut Sedarmayanti (2001: 1) lingkungan kerja adalah
keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan
sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya serta
pengaturan kerjanya, baik sebagai perseorangan maupun sebagai
kelompok dapat ditarik kesimpulannya bahwa kondisi lingkungan
kerja baik akan menunjang produktivitas karyawan yang pada
akhirnya berdampak pada kenaikan tingkat kinerja karyawan.
46
Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila
manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman
dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dapat dilihat
akibatnya dalam jangka waktu yang lama lebih jauh lagi
lingkungan- lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut
tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung
diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien (Sedarmayanti,
2001: 12).
Menurut Bambang (1991: 122) lingkungan kerja
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seorang
pegawai. Seorang pegawai yang bekerja di lingkungan kerja yang
mendukung dai untuk bekerja secara optimal akan menghasilkan
kinerja yang baik, sehingga jika seorang pegawai bekerja dalam
lingkungan kerja yang tidak memadai dan tidak mendukung untuk
bekerja secara optimal akan membuat pegawai yang bersangkutan
menjadi malas, cepat lelah sehingga kinerja pegawai tersebut akan
rendah.
b. Jenis Lingkungan Kerja
Sedarmayanti (2009: 21) menyatakan bahwa secara garis besar
jenis lingkungan terbagi menjadi 2 yaitu lingkungan fisik dan non
fisik sebagai berikut:
47
1) Lingkungan kerja fisik
Lingkungan kerja fisik adalah segala keadaan fisik yang
terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi
pegawai baik secara langsung maupun secra tidak langsung.
2) Lingkungan kerja non fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang
terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan
dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja ataupun
hubungan dengan bawahan.
c. Manfaat Lingkungan Kerja
Menurut Arep dan Hendri (2013), manfaat lingkungan kerja
adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas dan
prestasi kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh
karena bekerja dengan orang- orang yang termotivasi adalah
pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Yang artinya pekerjaan
diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang
ditentukan. Prestasi kerjanya akan menimbulkan terlalu banyak
pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi.
Lingkungan kerja yang baik yaitu lingkungan kerja yang
kondusif. Lingkungan kerja yang kondusif ditempat kerja adalah
salah satu syarat untuk menciptakan kinerja karyawan yang lebih
baik. Lingkungan kerja yang kondusif sendiri dapat tercipta jika
48
adanya komunikasi yang baik atasan dan bawahan maupun antar
para bawahan sendiri.
d. Faktor- Faktor yang Lingkungan Kerja Mempengaruhi
Menurut Sedarmayanti (2001) yang dapat mempengaruhi
terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan
kemampuan karyawan, diantaranya adalah:
1) Penerangan/ cahaya ditempat kerja
Cahaya atau penerangan sangat bermanfaat bagi karyawan
guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Cahaya yang
kurang jelas dan mengakibatkan pekerjaan akan lambat, banyak
mengalami kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang
efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan
organisasi sulit dicapai.
2) Temperatur di tempat kerja
Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia
mempunyai temperature yang berbeda- beda. Tubuh manusia
selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal,
dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi diluar tubuh.
3) Kelembapan di tempat kerja
Kelembapan adalah banyaknya air yang terkandung dalam
udara, bisa dinyatakan dalam presentase. Kelembapan ini
berhubungan atau dipengaruhi oleh temperature, kelembapan,
49
kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut
akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat
menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya.
4) Sirkulasi udara di tempat kerja
Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk
hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk
metabolisme. Dengan cukupnya oksigen disekitar tempat kerja,
ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya
tanaman disekitar temopat kerja, keduanya akan memberikan
kesejukan dan kesegaran pada jasmani.
5) Kebisingan di tempat kerja
Salah satu hal yang cukup menyibukkan para pakar untuk
mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak
diinginkan oleh telinga. Karena pekerjaan membutuhkan
konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindari agar
pelaksanaan pekerjaan dapat dilkukan dengan efisien sehingga
produktivitas kerja meningkat.
6) Getaran mekanis di tempat kerja
Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat
mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ketubuh
karyawan dan dapat menimbulkan akibat yang tidak
diinginkan. Secara umum getaran mekanis dapat mengganggu
tubuh dalam hal konsentrasi bekerja, datangnya kelelahan,
50
timbulnya beberapa penyakit karena gangguan terhadap mata,
syaraf, peredaran darah, otot, tulang, dan lain- lain.
7) Bau yang tidak sedap di tempat kerja
Adanya bau- bauan di tempat kerja dianggap sebagai
pencemaran yang dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan
bau yang terus- menerus dapat mempengaruhi kepekaan
penciuman. Pemakaian air condition yang tepat merupakan
salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan
bau- bauan yang mengganggu disekitar tempat kerja.
8) Tata warna di tempat kerja
Menata warna ditempat kerja perlu dipelajari dan
direncanakan dengan sebaik mungkin. Pada kenyataannya tata
warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini
dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar
terhadap perasaan. Pengaruh warna kadang menimbulkan rasa
senang, sedih, dan lain- lain dalam sifat warna dapat
merangsang perasaan manusia.
9) Dekorasi di tempat kerja
Dekorasi berhubungan dengan tata warna yang baik, karena
itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan dengan hasil ruang
kerja saja tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak,
tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.
51
10) Musik di tempat kerja
Musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana mampu
membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja. Oleh
karena itu lagu- lagu perlu dipilih dengan selektif untuk
didengarkan ditempat kerja.
11) Keamanan ditempat kerja
Guna menjaga dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam
keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya.
Salah satu upaya untuk menjaga keamanan ditempat kerja,
dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan
(SATPAM).
e. Indiktor lingkungan kerja
Menurut Sarwono Yumaltin (2014) ada beberapa hal yang
dijadikan indikator dalam lingkungan kerja, antara lain:
1) Adanya perlengkapan
2) Adanya fasilitas yang lengkap.
3) Tata ruang yang baik.
4) Suasana kerja kondusif
C. Kerangka Penelitian
Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, perlu adanya
kerangka pemikiran yang merupakan landasan dalam meneliti masalah
yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji
kebenaran suatu penelitian. Kerangka penelitian dalam penelitian ini
sebagai berikut :
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan
terkumpul (Arikunto, 1998
dari penelitian ini maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Pengaruh kepemimpinan transformasional (X1) terhadap kinerja
karyawan
52
kebenaran suatu penelitian. Kerangka penelitian dalam penelitian ini
sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
Arikunto, 1998:67). Untuk memberikan arah yang lebih jelas
dari penelitian ini maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Pengaruh kepemimpinan transformasional (X1) terhadap kinerja
kebenaran suatu penelitian. Kerangka penelitian dalam penelitian ini
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara
penelitian sampai terbukti melalui data yang
Untuk memberikan arah yang lebih jelas
dari penelitian ini maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Pengaruh kepemimpinan transformasional (X1) terhadap kinerja
53
Jika pemimpin dapat mempengaruhi dan mengarahkan karyawan
untuk mencapai tujuan perusahaan, maka karyawan akan bekerja
dengan baik dan meningkatkan kinerjanya (Kharis, 2015). Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Adinata (2015) bahwa
bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap
kinerja karyawan. Didukung dengan penelitian yang dilakukan Putra
dan Subudi (2015) bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
secara parsial antara variabel gaya kepemimpinan transformasional
terhadap kinerja karyawan. Dari penjelasan tersebut, maka hipotesis 1
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H1: Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan.
2. Pengaruh motivasi (X2) terhadap kinerja karyawan
Motivasi kerja adalah dorongan atau semangat yang timbul dalam
diri seseorang atau karyawan untuk melakukan sesuatu atau bekerja,
karena adanya rangsangan dari luar baik itu dari atasan serta adanya
dasar untuk memenuhi kebutuhan dan rasa puas, serta memenuhi
tanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan dan dilakukan dalam
organisasi Tampi(2014). Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan
Rahman dan Solikhah (2016) bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara variabel motivasi terhadap kinerja karyawan. Hal ini
didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulanda (2017)
54
bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel
motivasi terhadap kinerja karyawan. Dari penjelasan tersebut, maka
hipotesis 2 dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H2: Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
3. Pengaruh kompensasi (X3) terhadap kinerja karyawan
Masalah kompensasi bukan hanya penting, karena merupakan
dorongan utama seseorang menjadi karyawan, tetapi juga karena
kompensasi yang diberikan besar pengaruhnya terhadap semangat dan
kegairahan kerja para karyawannya.Kompensasi yang diberikan secara
benar, dampaknya karyawan akan lebih terpuaskan dan termotivasi
untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi Agung dan Oetomo (2017).
Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Syafriani dan
maulida (2017) bahwa bahwa kompensasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. semakin besar kompensasi maka
kinerja karyawan karyawan akan semakin baik dan sebaliknya,
semakin kecil kompensasi maka kinerja karyawan karyawan akan
semakin rendah. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Tindow, dkk (2014) bahwa kompensasi secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari
penjelasan tersebut, maka hipotesis 3 dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
55
H3 : Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
4. Pengaruh lingkungan kerja (X4) terhadap kinerja karyawan.
Lingkungan kerja bukan hanya sekedar berpengaruh terhadap
terhadap semangat dan kegiatan kerja, melainkan seringkali
pengaruhnya cukup besar. Sebagaimana hasil penelitian yang
dilakukan Pratiwi (2017) lingkungan kerja mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Semakin kondusif
lingkungan kerja maka akan semakin baik kinerja karyawan. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan Yuliana (2016) yang
menyatakan lingkungan kerja mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang nyaman
dan mendukung akan membuat nyaman karyawan dan betah untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap perusahaan.Dari
penjelasan tersebut, maka hipotesis 4 dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
H4: Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan.
56
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan
mengumpulakan data yang berupa angka. Data yang berupa angka tersebut
kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah
di balik angka- angka tersebut (Martono, 2011: 20). Penelitian kuantitatif
mengumpulkan data secara tertutup dan pambatasan fenomena dalam
wujud identifikasi variabel dan pengukurannya, disertai dengan analisis
yang bersifat pengujian (testing) dan objektif (Wijaya, 2013: 35).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Untuk menunjang pembahasan dalam penelitian ini, penulis
memustkan penelitian di BTN Syariah Kantor Cabang Semarang yang
beralamatkan Jl. Ahmad Yani No. 181 Semarang (50241).
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2018.
57
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan subjek penelitian
yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti.
Totalitas dari objek dan subjek peneliti, tentunya yang memliki
hubungan atau memenuhi syarat- syarat tertentu dengan masalah yang
dipecahkan (Bawono, 2006: 28). Populasi dalam penelitian ini yaitu
seluruh karyawan BTN Syariah Kantor Cabang Semarang.
2. Sampel
Sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih guna
mewakili keseluruhan dari populasi. Hal ini dilakukan untuk
menghemat waktu dan biaya. Sehingga didalam mementukan sempel
harus teliti. Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu dan biaya.
Sehingga di dalam menentukan sampel harus hati-hati, karena
kesimpulan yang dihasilkan nanti merupakan kesimpulan dari populasi
(Bawono, 2006: 28). Dalam penelitian menggunakan metode sampling
jenuh yaitu teknik pengambilan sampel dengan semua populasi
dijadikan sampel. Maka sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan BTN Syariah KC Semarang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti
untuk mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responden
sesuai lingkup penelitian (Sujarweni, 2015: 93).
58
1. Sumber dan jenis data
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data dan informasi yang diperoleh
langsung oleh peneliti dari narasumber ataiu responden yang ada
dilapangan (Bawono, 2006: 29).
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu.
Data ini dapat diperoleh dari jurnal, majalah, buku dan data
statistik maupun internet (Bawono, 2006: 30).
2. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Angket (Kuesioner)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada
objek penelitian yng mau memberikan respon sesuai dengan
permintaan pengguna. Untuk memperoleh data yang diperlukan,
teknik yang digunakan adalah pengisian kuisioner. Angket adalah
daftar pertanyaan yang diberikan kepada objek penelitian yang
mau memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (
Bawono, 2006: 29).
59
b. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari dan
mangambil sumber- sumber lain yang dianggap dapat memberikan
informasi mengenai penelitian ini (Sujarweni, 2015: 157).
E. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala interval. Skala
interval memiliki ciri berurutan dan berjarak, operasi empiris data, dan
penentuan kesamaan interval dengan selisih (Wijaya, 2013: 16).
Skala 0 sampai 10 dipilih dengan pertimbangan memudahkan
responden dalam menentukan kategori sangat tidak setuju sampai dengan
sangat setuju. Responden yang akan dipilih dalam penelitian ini terbiasa
dengan penelitian interval angka 0 sebagai kategori rendah dan 10 sebagai
kategori paling tinggi (Murdianingsih, 2015: 46).
Berikut ini tentang penilaian yang digunakan untuk mengukur
pengaruh variable gaya transformasional, motivasi dan kompensasi
terhadap kinerja karyawan :
Sangat
tidak
setuju
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat
setuju
60
F. Definisi Konsep dan Operasional
1. Definisi konsep
Konsep merupakan abraksi atau generalisasi suatu realita atau
fenomena yang membutuhkan bebrapa kata untuk mnejelaskannya
agar dapat mengkomunikasikannya (Sumarni dan Wahyuni, 2006: 18).
a. Pengertian kinerja
Kinerja adalah tingkat keberhasilan seorang karyawan
dalam melaksanakan atau menyelesaikan pekerjaan
(Prawirosentono, 1999: 20). Menurutnya kinerja (performance)
adalah kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dn
tanggungjawab masing- masing, dalam rangka upaya untuk
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan maupun etika.
b. Pengertian kepemimpinan transformasional
Menurut Burns; Thoha dalam Wahjono (2010) gaya
kepemimpinan transformasional adalah strategi pemimpin dalam
mempengaruhi karyawannya sehingga tujuan organisasi tercapai.
Strategi ini dilakukan dengan cara menularkan segala sesuatu yang
dimiliki pemimpin (nilai, falsafah hidup, sikap, dan ketrampilan
kepada karyawannya.
61
c. Pengertian motivasi
Motivasi adalah dorongan, upaya, dan keinginan yang di
dalam diri manusia yang mengaktifkan, memberi daya serta
mengarahkan perilakunya untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawab dalam lingkungan pekerjaan (Juliningrum dan Sudiro,
2013).
d. Pengertian kompensasi
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh
pekerja sebagai pekerja sebagai balas jasa atau kerja mereka.
Dalam suatu organisasi masalah kompensasi merupakan hal yang
sangat komplek, namun paling penting bagi karyawan maupun
organisasi itu sendiri. Pemberian kompensasi kepada karyawan
harus mempunyai dasar yang logis dan rasional. Namun demikian
faktor- faktor emosional dan perikemanusiaan tidak boleh
diabaaikan (Notoatmodjo, 2003: 153).
e. Pengertian lingkungan kerja
Lingkungan kerja adalah keadaan atau suasana disekitar
para karyawan sewaktu mereka melakukan tugasnya dimana
keadaan ini mempunyai pengaruh bagi karyawannya tersebut pada
waktu melakukan pekerjaannya dalam rangka menjalankan tugas
untuk mencapai tujuan perusahaan (Robbins, 2003: 86).
2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari:
62
a. Variabel Independen
Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel
yang mempengaruhi variabel lain atau mengahasilkan akibat pada
variabel yang lain, yang pada umumnya berada dalam urutan tata
waktu yang terjadi lebih dulu (Martono, 2011: 57). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Kepemimpinan
Transformasional, Motivasi, Kompensasi dan Lingkungan Kerja.
b. Variabel Dependen
Variabel terikat (dependent variable) merupakan vriabel
yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Keberadaan
variabel ini dalam penelitian kuantitatif adalah sebagai variabel
yang dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian (Martono, 2011:
57). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja
Karyawan.
3. Definisi Operasional
Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan
untuk mengoprasionalkan konstruk sehingga memungkinkan bagi
peneliti lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yag
sama atau mengembangkan cara pengukuran konstruk yang lebih baik.
Definisi operasional berkaitan dengan penyusunan alat ukur atau skala
penelitian (Wijaya, 2013: 14).
63
Tabel 3. 1Definisi Konsep dan Operasional
No. Variabel Penelitian
Definisi Indikator Skala Pengukuran
1. Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang karywan dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2010: 67).
a.Kualitas b.Kuantitas c.Ketepatan waktu d.efektifitas e.Kemandirian f.Komitmen kerja
(Bernadin, 1993: 75)
Skala interval
2. Kepemimpinan transformasional
gaya kepemimpinan transformasional adalah strategi pemimpin dalam mempengaruhi karyawannya sehingga tujuan organisasi tercapai (Burns; Thoha dalam Wahjono (2010)
a.Menginspirasi b.Mengagumkan c.Memberdayakan d.Menunjukkan empati e.Menjelaskan misi dengan menarik f.Menunjukkan keyakinan g.Meningkatkan image h.Memberikan peluang untuk sukses (Mas’ud, 2004)
Skala interval
3. Motivasi Motivasi merupakan proses yang menyebabkan seseorang berperilaku dengan cara tertentu dalam memenuhi kebutuhan yang sangat individu untuk bertahan hidup, kemanan,
a.Kebutuhan fisiologis b.Kebutuhan kesehatan dan keamanan c.Kebutuahan akan dan interaksi sosial d.Kebutuhan akan pengharhgaan e.Kebutuahan akan aktualisasi diri
Skala interval
64
kehormatan, pencapaian kekuasaan, pertumbuhan dasa rasa harga diri (Putra, 2015)
(A.H. Maslow)
4. Kompensasi Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan, yang dapat berupa pembayaran keuangan langsung dalam bentuk gaji, upah, insentif, serta pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan seperti asuransi, dan uang liburan (Fauwzi, 2011).
a.Gaji b.Insentif c.Tunjangan d.Asuransi e.THR
Skala interval
5. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya semua tugas yang diberikan kepadanya (Nitisemito, 2000: 193).
a.Adanya perlengkapanb.Adanya fasilitas yang lengkap c.Tata ruang yang baik d.Suasana kerja yang kondusif (Sarwoto, 2001: 31) dalam Yumaltin (2014).
Skala interval
G. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2012: 102), “instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunkan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”.
65
Pada penelitian ini, penulis menggunakan alat pengumpulan data berupa
angket kuesioner dengan penilaian skala 0 sampai 10 untuk mendapatkan
data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai. Skala 0 sampai 10
dipilih dengan pertimbangan memudahkan responden dalam menentukan
kategori sangat tidak setuju sampai sangat setuju.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Instrumen
Instrumen penelitian kuantitatif harus memiliki dua syarat yaitu
valid dan reliabel. Validitas suatu instrumen menunjukkan seberapa
jauh ia dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan
reliabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dan akurasi hasil
pengukuran (Bawono, 2015: 44). Perhitungan uji reliabilitas dan
validitas ini menggunakan alat bantu computer dengan progam SPSS
(Statistic Packagefor Social Science) agar lebih mudah dan sederhana
dalam pengujian.
a. Uji Validitas
Sebuah data yang didapat dari kuesioner, sebaiknya diuji
tingkat validitasnya. Uji validitas dilakukan untuk mengungkapkan
apakah pertanyaan pada kuesioner tersebut shahih atau tidak
(Bawono, 2006: 68). Analisis ini dipakai untuk mengukur seberapa
cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya atau telah benar- benar
dapat mencerminkan variable yang diukur.
66
Teknik korelasi yang digunakan adalah Product Moment
dengan taraf signifikan (α) = 0,05 jika T hitung > T tabel, maka
kuesioner sebagai alat ukur dikatakan valid atau ada korelasi yang
nyata antara kedua variabel tersebut (Bawono, 2006).
b. Uji Reliabilitas
Pada prinsipnya uji reliabilitas adalah menguji data peroleh
sebagai misal hasil dari jawaban kuesioner yang kita bagikan. Jika
kuesioner tersebut handal atau reliable, andaikata jawaban
responden tersebut konsisten dari waktu ke waktu (Bawono, 2006:
63). Pada uji reliabilitas analisis ini dipakai untuk mengetahui
sejauh mana pengukuran data dapat memberikan hasil relative
konsisten atau hasilnya tidak berbeda jika diukur ulang pada subjek
yang sama, sehingga dapat diketahui tingkat keterandalan pada alat
ukur (kuesioner) (Bawono: 2006).
Pengujian reliabilitas terhadap seluruh item atau pertanyaan
pada peneliti ini akan menggunakan teknik Alpha dari Cronbach
dengan taraf signifikan (α) = 0,05 jika > T table, maka alat
pengukur yaitu kuesioner dikatakan reliable atau handal. Nilai
CronbachAlpha pada penelitian ini akan digunakan nilai 0,60
dengan asumsi atau anggapan bahwa daftar pertanyaan yang diuji
akan dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha> 0,60 (Bawono,
2006).
67
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan
dalam proses analisis regresi. Jika tidak sesuai dengan tidak terdapat
gejala asumsi klasik diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang
handal sesuai dengan kaidah BLUE (Best Linear Unbiased Estimor),
yang mengahasilkan model regresi yng tidak bias dan handal sebagai
penaksir. Pelanggaran terhadap asumsi klasik berarti model regresi
yang diperoleh tidak hanya bermanfaat dan kurang valid. Uji asumsi
klasik juga berguna untuk melengkapi uji t, F dan determinasi (R2)
(Bawono, 2006). Uji asumsi klasik terdiri dari :
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah kedua
variable (variable dependen dan variable independen) dalam model
regresi yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Data yang
baik adalah datanya yang berdistribusi normal. Ada beberapa cara
untuk melakukan uji normalitas data salah satunya dengan analisa
grafik. Dengan metode analisa grafik kita dapat melihat data yang
digunakan memberikan distribusi normal atau tidak dengan melihat
grafik histogram dan normal probability plot (Bawono, 2006: 174).
b. Uji Multicollinearity
Multicollinearity adalah situasi dimana terdapat korelasi
variabel- variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya.
68
Masalah multikolinieritas yang serius dapat mengakibatkan
berubahnya tanda dari parameter estimasi (Bawono, 2006: 115).
Untuk Uji Multicollinearity ini peneliti menggunakan metode
VIF (Varian Inflation Factor) dan Tolerance. Kedua nilai VIF dan
Tolerance ini, nilainya berlawanan, kalau Tolerance nya besar
maka VIF nya kecil dan sebaliknya. Nilai VIF tidak boleh lebih
besar dari 5 (lima), jika lebih maka bisa dikatakan ada gejala
Multicollinearity, dan sebaliknya jika nilai VIF lebih kecil dari 5
maka tidak ada gejala Multicollinearit. Demikian juga dengan nilai
Tolerance nya berarti sebaliknya (Bawono, 2006: 123).
c. Uji Heteroscendasticity
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali,
2013: 139).
Heteroskedastisitas terjadi apabila varian dari variabel
pengguna tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul
apabila terjadi heteroskedastisitas adalah penaksir tidak bias tetapi
tidak efisien lagi baik sampel besar maupun sampel kecil, serta uji
69
t-test dan F-test akan menyebabkan kesimpulan yang salah
(Bawono, 2006: 113).
3. Uji Statistik
Uji statistik digunakan untuk melihat tingkat ketepatan atau
keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan untuk menaksir data yang
kita analisa. Uji satistik ini dapat dilihat dari nilai T hitung, F hitung
dan nilai koefisien determinasinya (Bawono, 2006: 88). Uji statistik
dikatakan lolos atau tidak tergantung dari tingkat signifikansi dari hasil
perhitungannya. Jika hasilnya berada didaerah kritis atau yang
menolak Ho maka dikatakan bahwa uji statistiknya lolos dan layak
untuk diuji selanjutnya dan juga berlaku sebaliknya, jika berada
didaerah menerima Ho (Bawono, 2006).
Perhitungan uji statistik ini menggunakan alat bantu computer
dengan progam SPSS (Statistic Packagefor Social Science) agar lebih
mudah dan sederhana dalam pengujiannya.
a. Uji Regresi Linier Berganda
Regresi ini digunakan untuk menganalisa data yang bersifat
multivariate. Analisa ini digunakan untuk meramalkan nilai
variabel dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih dari
satu (minimal dua), sehingga analisa regresi berganda sering
disebut juga analisa multivariate, karen variabel yang
mempengaruhi anak turunnya adalah variabel dependen (Y) lebih
70
dari satu variabel independen (X). Sehingga regresi berganda ini
lebih real dengan kenyataan dilapangan, bahwa sesuatu hal pasti
dipengaruhi oleh banyak hal. Sedangkan untuk membuktikan ada
atau tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal anatara
beberapa variabel independen (X1,X2,...) mempengaruhi variabel
dependen (Y) dapat dilakukan dengan uji statistik. Persamaan
regresi berganda dapat berupa sebagai berikut (Bawono, 2006: 85):
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 +�
Dimana :
Y : Kinerja Karyawan
β0 : Konstanta dari persamaan regresi
β1 : Koefisien dari variabel dependen X1 (kepemimpinan
transformasional)
β2 : Koefisien dari variabel dependen X2 (motivasi)
β3 : Koefisien dari variabel dependen X3 (kompensasi)
β4 : Koefisien dari variabel dependen X4 (lingkungan kerja)
X1 : Kepemimpinan transformasional
X2 : Motivasi
X3 : Kompensasi
X4 : Lingkungan kerja
: Residual atau prediction error
71
b. Uji Ttest (Uji secara individual)
Uji dilakukan untuk melihat tingkat signifikasi variable
independen mempengaruhi variable dependen secara individu atau
sendiri- sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau sendiri,
dengan menggunakan uji t statistik untuk masing- masing variable
bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono, 2006: 89).
Menurut Bawono (2006) langkah- langkah uji statistik dengan
cara manual adalah sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis
Ho: β1 = 0 = artinya variable independen (XI) tidak
berpengaruh terhadap variable dependen (Y). Ho: β1 ≠ 0 =
artinya variable independen (XI) berpengaruh terhadap variable
dependen (Y).
2) Menentukan r table
Untuk menentukan t table dengan menggunakan tingkat
signifikan α = 5% dan derajat kebebasan (dk) = n/2, n- k
Dimana:
n: jumlah data
k: jumlah variable dipakai
72
3) Pengambilan keputusan
Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima. Artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variable independen dengan
variable dependen.Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak.
Artinya ada pengaruh yang signifikan.
Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:
a) Ho : variabel- variabel bebas kepemimpinan
tranformasional, motivasi, kompensasi dan lingkungan
kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat (kinerja karyawan.
b) Ha : variabel- variabel variabel bebas kepemimpinan
tranformasional, motivasi, kompensasi dan lingkungan
kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat (kinerja karyawan).
Dasar pengambilan keputusan adalah dengan
menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:
a) Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05,
maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b) Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05,
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
73
c. Uji Ftest (uji secara serempak)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh
semua variable X1,2 (independen) secara bersama- sama dapat
mempengaruhi variable Y (dependen) (Bawono, 2006: 91).
Langkah pengujiannya :
1) Menentukan hipotesis
Ho: 1, β2, ... βn = 0, = artinya variable independen (X1,2 )
secara bersama- sama tidak berpengaruh terhadap variable
dependen (Y).
Ho: 1, β2, ... βn ≠ 0, = artinya variable independen (X1,2)
secara bersama- sama berpengaruh terhadap variable dependen
(Y).
2) Menentukan F tabel
Untuk memperoleh F tabel digunakan taraf signifikan α =
5% dan derjat kebebasan (dk) = (n-k).
3) Mencari F hitung dengan rumus
f = ��/(���)
(����)/(���)
Dimana :
R2 = koefisien determinasi
74
K = banyaknya variable independen
n = jumlah sampel yang diteliti
4) Pengambilan keputusan
Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variable independen secara
bersama- sama (X1,2) terhadap variable dependen (Y). Jika f
hitung > f tabel, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh yang
signifikan antara variabel independen secara bersama- sama
berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).
d. Uji R2 (Koefisien determinasi)
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana
tingkat hubungan antara variable dependen (Y) dengan variable
independen (X1,2) atau sejauh mana kontribusi variable (Y)
(Bawono, 2006: 92). Pengujian ini dilakukan dengan melihat
R2 pada analisis persamaan regresi yang diperoleh. Apabila
angka koefisien determinan (R2) semakin mendekati angka 1
maka model regresi yang digunakan akan semakin mendekati
tepat sebagai model penduga terhadap dependen (Y) dan begitu
juga dengan sebaliknya.
75
Ciri – ciri determinasi R2 :
1) Besarnya nilai koefisien determinasi terletak antara 0 – 1, jadi
nilai R2 terletak antara 0≤ R2≤1.
2) Nilai 0 menunjukkan tidak ada hubungan antara variable
independen dengan variable dependen.
3) Sedangkan nilai 1 menunjukkan adanya hubungan yang
sempurna antara variable independen dengan variable
dependen.
4) Menghitung koefisien determinasi (R2) untuk menilai besarnya
sumbangan atau kontribusi variable independen (X1,2) terhadap
nilai variable dependen (Y).
1. Alat Analisis
Jenis penelitian ini dalah penelitian kuantitatif, dimana data-
datanya dinyatakan dalam bentuk angka. Sehingga akan mudah diolah
dengan progam komputer. Alat analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini SPSS 22. Menurut Priyatno (2010: 4) SPSS (Stastistic
Product and Service Solution) adalah progam komputer yang digunakan
untuk alat analisis data statistik seperti analisis korelasi, regresi linier, One
Way Anova dan lain- lain. SPSS merupakan progam yang paling populer
untuk menganalis data dan paling banyak digunakan untuk pemakai
diseluruh dunia dan banyak digunakan untuk berbagai penelitian skripsi
maupun tesis.
76
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Profil BTN Syariah Semarang
Bank BTN Syariah merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) pada
PT Bank Tabungan Negara (Persero) yang mulai beroperasi mulai
tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah
pertama di Jakarta. BTN Syariah menjalankan bisnis dengan prinsip
syariah, tujuan dari penerapan UUS Bank BTN adalah untuk
memenuhi kebutuhan nasabah akan produk dan layanan perbankan
sesuai pada prinsip syariah dan memberi manfaat yang seimbang,
setara, dan dalam pemenuhan kepentingan nasabah.
Bank BTN sebagai bagian Bank BTN yang merupakan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), menjalankan fungsi intermediasi
dengan menghimpun dana masyarakat melalui produk-produk Giro,
Tabungan, dan juga Deposito, serta menyalurkan kembali ke sektor
usaha nyata melalui pembiayaan KPR, Investasi, dan modal kerja.
Pengembangan pada unit syariah pada BTN juga dimaksudkan untuk
mendukung kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi dan
pembangunan nasional.
77
2. Visi BTN Syariah Semarang
Menjadi strategic Business unit BTN yang sehat dan terkemuka
dalam penyediaan jasa keuangan syariah dan menggunakan kemaslahan
bersana.
3. Misi BTN Syariah Semarang
a. Mendukung pencapaian sasaran laba usaha BTN.
b. Memberikan pelayanan jasa keuangan syariah yang unggul dalam
pembiayaan perumahan dan produk serta jasa keuangan syariah
terkait sehingga dapat memberikan kepuasan bagi nasabah dan
memperolah pangsa pasar yang diharapkan.
c. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengna prinsip
syariah sehingga dapat meningkatkan ketahanan BTN dalam
menghadapi perubahan lingkungan usaha serta meningkatkan
shareholders value.
d. Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan sgeenap
stakeholders serta memberikan ketentraman pada karyawan dan
nasabah.
B. Analisis Deskriptif Responden
1.Jenis Kelamin Responden
Karakteristik responden yang pertama dikelompokkan berdasrakan
jenis kelamin responden dapat dikategorikan ke dalam kelompok pria
dan wanita. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner didapat jumlah
responden pria dan wanita sebagai berikut :
78
Tabel 4. 1
Jenis Kelamin Responden
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1 Laki-laki 28 47
2 Perempuan 32 53
Total 60 100 Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.1 data jenis kelamin responden menunjukkan
bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 28 orang atau 47%,
sementara responden perempuan sebanyak 32 orang atau 53%. Hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa responden karyawan BTN Syariah
Cabang Semarang adalah mayoritas berjenis kelamin perempuan
dengan presentase 53%.
2. Pendidikan Responden
Karakteristik responden yang kedua dikelompokkan berdasarkan
tingkat pendidikan diukur melalui jenjang pendidikan formal yang
ditempuh oleh karyawan. Responden penelitian terhadap 60 orang
responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 4.2
sebagai berikut :
Tabel 4. 2
Pendidikan Terakhir Responden
No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1. SMA 3 5
2. D3 10 17
3. S1 42 70
4. S2 5 8
Total 60 100
79
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
responden sangat variatif. Responden dengan tingkat pendidikan S1
menempati urutan tertinggi, yaitu sebanyak 42 responden atau 70%.
Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar karyawan BTN Syariah KC
Semarang pendidikan terakhirnya adalah S1.
3. Lama Bekerja
Karakteristik responden yang ketiga dikelompokkan berdasarkan
lama bekerja responden, maka penelitian dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Tabel 4. 3
Lama Bekerja Karyawan
No Lama Bekerja Frekuensi Persentase (%)
1. < 5 tahun 33 55
2. 5 – 10 tahun 21 35
3. > 10 tahun 6 10
Total 60 100 Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Dari tabel 4.3, dapat diketahui bahwa responden yang lama
bekerjanya >10 tahun memiliki presentase paling sedikit yaitu sebesar
10%, selanjutnya lama bekerja 5-10 tahun memiliki presentase 35%,
dan lama bekerja dengan rentang <5 tahun memiliki presentase sebesar
55%. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas lama bekerja karyawan
BTN Syariah Cabang Semarang < 5 tahun dengan presentase paling
tinggi yaitu 55%.
80
4. Penghasilan
Karakteristik responden yang keempat berdasarkan penghasilan
responden, maka penelitian dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 4. 4
Penghasilan
No Penghasilan Frekuensi Persentase (%)
1. 1 -5 juta 36 60
2. 5- 10 juta 18 30
3. > 10 juta 6 10
Total 60 100 Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa responden dengan
penghasilan 1-5 juta dengan presentase 60% atau sebanyak 36
karyawan, selanjutnya penghasilan 5-10 juta dengan presentase 30%
atau sebanyak 18 karyawan, dan penghasilan >10 juta memiliki
presentase 10% atau sebanyak 6 karyawan. Dapat disimpulkan bahwa
mayoritas penghasilan karyawan BTN Syariah Cabang Semarang 1- 5
juta dengan presentase paling tinggi yaitu 60% atau sebanyak 60
karyawan.
C. Analisis Data
1. Uji Instrumen
Uji instrumen dalam penelitian ini berupa Uji Validitas dan Uji
Reabilitas.
81
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya indikator sebagai alat ukur variabel. Pengujian dilakukan
dengan melakukan korelasi pearson antar skor jawaban responden
di setiap pernyataan dengan skor total jawaban responden.
Indikator dinyatakan valid apabila r tabel > r hitung. Nilai r tabel
dihitung dengan rumus df (degree of freedom) = n-2 sehingga df =
60-2 = 58 maka nilai r tabel sebesar 0,2542, dapat dilihat pada
lampiran. Hasil korelasi pearson antara skor jawaban responden
dengan skor total pada masing-masing variabel dapat dilihat
sebagai berikut :
Tabel 4. 5
Hasil Uji Validitas
No. Indikator r hitung r tabel Keterangan
1. Kepemimpinan Transformasional (X1) 1. Pertanyaan 1 2. Pertanyaan 2 3. Pertanyaan 3 4. Pertanyaan 4 5. Pertanyaan 5 6. Pertanyaan 6 7. Pertanyaan 7 8. Pertanyaan 8
0,626 0,752 0.669 0,568 0,625 0,510 0,693 0,663
0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
2. Motivasi (X2) 1. Pertanyaan 1 2. Pertanyaan 2 3. Pertanyaan 3 4. Pertanyaan 4 5. Pertanyaan 5
0,793 0,700 0,877 0,871 0,763
0,2542
0,2542 0,2542 0,2542 0,2542
Valid Valid Valid Valid Valid
82
3. Kompensasi (X3) 1. Pertanyaan 1 2. Pertanyaan 2 3. Pertanyaan 3 4. Pertanyaan 4 5. Pertanyaan 5
0,787 0,779 0,815 0,776 0,896
0,2542
0,2542 0,2542 0,2542 0,2542
Valid Valid Valid Valid Valid
4. Lingkungan Kerja (X4) 1. Pertanyaan 1 2. Pertanyaan 2 3. Pertanyaan 3 4. Pertanyaan 4
0,425 0,871 0,859 0,886
0,2542
0,2542 0,2542 0,2542
Valid Valid Valid Valid
5. Kinerja Karyawan (Y) 1. Pertanyaan 1 2. Pertanyaan 2 3. Pertanyaan 3 4. Pertanyaan 4 5. Pertanyaan 5 6. Pertanyaan 6
0,823 0,725 0,652 0,589 0,618 0,671
0,2542
0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa semua indikator yang
digunakan untuk mengukur variabel kepemimpinan
transformasional, motivasi, kompensasi, lingkungan kerja dan
kinerja karyawan memiliki koefisien korelasi r hitung > dari r tabel
(0,2542). Dengan demikian semua indikator dinyatakan valid
untuk digunakan sebagai alat ukur variabel.
b. Uji Reabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
83
apabila diajukan pertanyaan yang sama. Uji reliabilitas dilakukan
dengan melihat nilai Cronbach Alpha (α) masing-masing variabel.
Apabila nilai Cronbach Alpha> 0.60 maka indikator dari variabel
dinyatakan reliabel atau dapat dipercaya sebagai alat ukur variabel.
Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4. 6
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Croanbach Alpha
Standar Reliabilitas
Keterangan
Kepemimpinan Transformasional (X1)
0,792 > 0,60 Reliabel
Motivasi (X2) 0,862 > 0,60 Reliabel Kompensasi (X3) 0,868 > 0,60 Reliabel Lingkungan Kerja (X4)
0,786 > 0,60 Reliabel
Kinerja Karyawan (Y)
0,718 > 0,60 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.6 hasil pengujian reliabilitas menunjukkan
bahwa nilai Cronbach Alpha masing-masing variabel > 0,60.
Dengan demikian, maka indikator dari variabel kepemimpinan
transformasional, motivasi, kompensasi dan lingkungan kerja
dinyatakan reliabel untuk digunakan sebagai alat ukur variabel.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan terhadap penelitian yang
menggunakan teknik analisa regresi berganda, dimana model regresi
berganda harus memenuhi persyaratan uji normalitas, uji
84
multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas. Suatu model regresi yang
baik tidak boleh ada masalah asumsi klasik di dalamnya. Pengujian
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas
menggunakan Kolmogorov – Smirnov dan uji normalitas
Probability plot, dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas
yaitu dengan melihat nilai Asymp. Sig pada variabel dependen
dengan taraf signifikan 5% (0.05). Suatu model regresi memiliki
distribusi data normal apabila nilai Asymp. Sig. (2-tiled) > 0,05
(Ghozali, 2016). Berikut hasil uji normalitas dapat dilihat sebagai
berikut :
85
Tabel 4. 7
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Uji Statistik Parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.23823451
Most Extreme Differences
Absolute .089
Positive .073
Negative -.089
Kolmogorov-Smirnov Z .692
Asymp. Sig. (2-tailed) .724
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.7 hasil uji Kolmogorov – Smirnov dapat
diketahui bahwa besarnya nilai Asymp Sig 0,724 > 0,05, hal ini
berarti data yang digunakan untuk regresi berganda berdistribusi
normal.
86
Hasil Uji Normalitas Probability Plot
Gambar 4.1
Untuk melihat normalitas data yaitu dengan melihat
histrogam residual, yaitu jika data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2011:
Russetyowati, 2016)
Berdasarkan gambar di atas menggambarkan perbandingan
antara distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan
distribusi kumulatif dari data distribusi normal. Titik-titik yang
tersebar pada grafik normal di atas menyebar disekitar garis
diagonal mengikuti arah garis diagonal tersebut, sehingga bisa
87
disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan memenuhi
asumsi normalitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang
baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Jika terdapat ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain maka model regresi
layak dipakai untuk memprediksi variabel terikat berdasarkan
variabel bebas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilihat
melalui Uji Glejser. Dalam uji glejser, penelitian dikatakan tidak
mengandung heterokedastisitas jika nilai signifikansi > 0,05. Jika
variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
terikat, maka terdapat indikasi terjadi heteroskedastisitas.
88
Tabel 4. 8
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.298 3.006 2.095 .041
Kepemimpinan Transformasional (X1)
-.005 .044 -.021 -.119 .905
Motivasi (X2) -.130 .080 -.285 -1.626 .110
Kompensasi (X3) -.034 .069 -.083 -.496 .622
Lingkungan Kerja (X4)
.084 .068 .235 1.243 .219
a. Dependent Variable: Abs_res
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.8 dari uji glejser, dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi semua variabel independen (kepemimpinan
transformasional = 0,905, motivasi = 0,110 , kompensasi = 0,622 ,
lingkungan kerja = 0,219) bernilai signifikansi lebih besar (>) dari
0,05. Hal ini dapat dikatakan bahwa varian data penelitian ini
adalah homogen atau lulus uji heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen.
89
Tabel 4. 9
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Tolerance VIF
1(Constant) -22.949
5.789
-3.964 .000
Kepemimpinan transformaional (X1)
.257 .086 .260 3.007 .004 .536 1.866
Motivasi (X2) .386 .154 .213 2.498 .016 .554 1.806
Kompensasi (X3)
.394 .134 .240 2.942 .005 .602 1.661
Linglkungan kerja (X4)
.540 .131 .380 4.126 .000 .474 2.111
a.Dependent Variable: Y
Sumber data yang dioalah, 2018
Pada tabel 4.9 hasil perhitungan output nilai Variance
Inflation Factor (VIF) hitung (kepemimpinan transformasional =
1,866, motivasi = 1,806 , kompensasi = 1,661 , lingkungan kerja =
2,111) kurang dari (<) 5 yang berarti tidak ada korelasi antara
variabel bebas. Hal itu berarti bahwa variabel-variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolonialitas.
3. Uji Statistika
a. Uji Regresi Linier Berganda
Teknik analisa regresi berganda digunakan untuk penelitian
yang ingin mengungapkan adanya pengaruh variabel independen
90
dan variabel dependen. Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh
variabel kepemimpinan transformasional, motivasi, kompensasi
dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan BTN Syariah KC
Semarang. Dalam perhitungannya diketahui model regresi dari
tabel koefisien sebagai berikut :
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta Toleranc
e VIF
1(Constant) -22.949 5.789 -3.964 .000
Kepimpimpinan Transformasional
.257 .086 .260 3.007 .004 .536 1.866
Motivasi .386 .154 .213 2.498 .016 .554 1.806
Kompensasi .394 .134 .240 2.942 .005 .602 1.661
Lingkungan kerja .540 .131 .380 4.126 .000 .474 2.111
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Nilai koefisien regresi yang digunakan yaitu standardized
coefficients. Dari nilai tersebut maka dibuat persamaan linear sebagai
berikut:
Y = 0,260X1+0,213X2+0,240X3+0,380X4
Y = Kinerja Karyawan
X1 = Kepemimpinan Transformasional
91
X2 = Motivasi
X3 = Kompensasi
X4 = Lingkungan Kerja
Dari persamaan diatas maka dapat disimpulkan:
1) Nilai signifikansi kepemimpinan transformasional (X1) adalah
sebesar 0,004 < 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel kepemimpinan transformasional
terhadap kinerja karyawan.
2) Nilai signifikansi motivasi (X2) adalah sebesar 0,016 < 0,05.
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel motivasi terhadap kinerja karyawan.
3) Nilai signifikansi kompensasi (X3) adalah sebesar 0,005 <
0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel motivasi terhadap kinerja karyawan.
4) Nilai signifikansi lingkungan kerja (X4) adalah sebesar 0,000 <
0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel motivasi terhadap kinerja karyawan
a. Uji Secara Parsial (Uji t)
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing–
masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai t tabel
dihitung dengan rumus df (degree of freedom) = n-k sehingga df =
60-4 = 56, maka nilai t tabel sebesar 2,00324 dapat dilihat pada
92
lampiran. Hasil output untuk uji statistik t dilihat melalui tabel
coefficient sebagai berikut :
Tabel 4. 11
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model T Sig.
1(Constant) -3.964 .000
Kepemimpinan transformasional
3.007 .004
Motivasi 2.498 .016
Kompensasi 2.942 .005
Lingkungan kerja 4.126 .000 Deendent Variable: kinerja karyawan
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.10, maka dapat diketahui bahwa :
a) Nilai signifikansi kepemimpinan tarnsformasional (X1) adalah
sebesar 0,004 < 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel kepemimpinan transformasional
terhadap kinerja karyawan.
b) Nilai signifikansi motivasi (X2) adalah sebesar 0,016 < 0,05.
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel motivasi terhadap kinerja karyawan.
93
c) Nilai signifikansi kompensasi (X3) adalah sebesar 0,005 <
0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel kompensasi terhadap kinerja karyawan.
d) Nilai signifikansi lingkungan kerja (X4) adalah sebesar 0,000 <
0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.
b. Uji Kelayakan Model (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk menguji kelayakan model
regresi, apakah model regresi tersebut layak digunakan untuk
peramalan atau tidak. Hasil uji ANOVA dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4. 12
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1Regression 1041.161 4 260.290 48.435 .000a
Residual 295.572 55 5.374
Total 1336.733 59
a. Predictors: (Constant), lingkungan kerja (X4), kompensasi (X3),motivasi (X2), kepemimpinan transformasional (X1)
b. Dependent Variable Kinerja Karyawan
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
94
Berdasarkan tabel 4.12 tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau
sebesar 0% dengan ketentuan signifikansi yang digunakan adalah
<0,05 (α=5%) artinya bahwa variabel independen berpengaruh
positif dan signifikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0%.
Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan nilai F hitung
dengan F tabel :
1) Jika Fhitung> Ftabel, maka H0 ditolak
2) Jika Fhitung< F tabel, maka Ha diterima
Dari perhitungan didapat nilai Fhitung sebesar 48,435. Dan
df1= 4 (variabel bebas), dan df2 = 60, didapat nilai Ftabel = 2,54.
Karena nilai Fhitung (48,435) > nilai Ftabel (2,54) maka H0
ditolak dan terdapat kecocokan antara model dengan data.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresinya layak
digunakan untuk peramalan.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Dalam penelitian ini koefisien determinasi (R2) bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar sumbangan atau pengaruh yang
diberikan oleh variabel kepemimpinan transformasional (X1),
motivasi (X2), kompensasi (X3), lingkungan kerja (X4), mampu
menjelaskan variabel Kinerja Karyawan (Y). Koefisien determinasi
dari model ini ditunjukkan oleh besarnya Adjusted R Square (R2).
Banyak para peneliti menganjurkan untuk menggunakan Adjusted
95
R2 Square dalam pengevaluasi model regresi terbaik. Karena
nilainya dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
dimasukkan kedalam model regresi. Adjusted R Square (R2)
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4. 13
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .883a .779 .763 2.31820
a. Predictors: (Constant), lingkungan kerja, kompensasi, motivasi, kepemimpinan transformasional
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa besarnya adjusted R
Square (R2) adalah sebesar 0,763. Hal tersebut berarti 76,3% variasi
variabel Kinerja Karyawan dapat dijelaskan oleh variabel bebas berupa
kepemimpinan transformasional, motivasi, kompensasi, dan lingkungan
kerja. Sedangkan sisanya 23,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diamati.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan
transformasional, motivasi, kompensasi, dan lingkungan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada BTN
Syariah KC Semarang. Hasil penelitian ini mendukung beberapa
penelitian sebelumnya yang memiliki hasil yang sama sebagai faktor yang
96
mempengaruhi Kinerja Karyawan. Berdasarkan hasil analisis data diatas,
maka pembahasan pengujian hipotesis sebagai berikut :
1. Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan
BTN Syariah semarang.
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan
diperoleh nilai t hitung untuk variabel kepemimpinan transformasional
adalah 3,007 > dari t tabel 2,00324 dan dengan menggunakan level
significance (taraf signifikan) sebesar 0,05. Signifikansi t sebesar
0,004 <0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H1 diterima,
sehingga hipotesis yang menyatakan kepemimpinan transformasional
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dapat
diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik kepemimpinan
transformasional seorang pimpinan maka akan semakin baik kinerja
karyawan pada BTN Syariah Kantor Cabang Semarang.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Adinata
(2015) bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial
antara variabel gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja
karyawan. Dan menolak penelitaian yang dilakukan oleh Muarif,
Tewal dan Sendow (2015) yang menyatakan kepemimpinan
transformasional tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
2. Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan
diperoleh nilai t hitung untuk variabel motivasi adalah 2,498 > dari t
97
tabel 2,00324, dan dengan menggunakan level significance (taraf
signifikan) sebesar 0,0. Signifikansi t sebesar 0,016 < 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa H2 diterima, sehingga hipotesis
yang menyatakan motivasi berpengaruh positif dan signifikan
Terhadap Kinerja Karyawan dapat diterima. Hal ini mengindikasikan
bahwa semakin baik motivasi maka akan semakin baik kinerja
karyawan pada BTN Syariah Kantor Cabang Semarang.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan dilakukan
oleh Rahman dan Solikhah (2016) , dan Yulanda (2017) yang
menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karaywan. Dan menolak penelitian yang dilakukan
Gita dan Yuniawan (2016) yang menyatakan motivasi tidak
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
3. Pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan
diperoleh nilai t hitung untuk variabel kompensasi adalah 2,942 >
dari t tabel 2,00324 dan dengan menggunakan level significance (taraf
signifikan) sebesar 0,05. Signifikansi t sebesar 0,005 < 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa H3 diterima, sehingga hipotesis
yang menyatakan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karaywan dapat diterima. Hal ini mengindikasikan
bahwa semakin baik motivasi maka akan semakin baik kinerja
karyawan pada BTN Syariah Kantor Cabang Semarang.
98
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan dilakukan
oleh Syafriani dan Maulida (2017) yang menyatakan bahwa motivasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dan
menolak penelitian yang dilakukan Maulana (2018) yang menyatakan
kompensasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
4. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan
diperoleh nilai t hitung untuk variabel lingkungan kerja adalah 4,126 >
dari t tabel 2,00324 dan dengan menggunakan level significance (taraf
signifikan) sebesar 0,05. Signifikansi t sebesar 0,000< 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa H4 diterima, sehingga hipotesis
yang menyatakan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan dapat diterima. Hal ini mengindikasikan
bahwa semakin baik motivasi maka akan semakin baik kinerja
karyawan pada BTN Syariah Kantor Cabang Semarang.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan dilakukan
oleh Pratiwi (2017) bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Dan menolak penelitian yang
dilakukan Rahmayanti dan Afandi (2014) yang menyatakan
lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan, serta berdasarkan data yang
penulis peroleh dari penelitian sebagaimana yang telah dibahas dalam
skripsi ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ini:
1. Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja karyawan. Semakin meningkat kepemimpinan
transformasional maka kinerja karyawan akan semakin meningkat.
2. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
karyawan. Semakin meningkat motivasi maka kinerja karyawan akan
semakin meningkat.
3. Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kineerja
karyawan. Semakin meningkat kompensasi maka kinerja karyawan
akan semakin meningkat.
4. Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
karyawan. Jika lingkungan kerja ditingkatkan maka kinerja karyawan
akan meningkat.
100
B. Saran
1. Agar kinerja karyawan BTN Syariah KC Semarang tetap tinggi maka
perusahaan harus tetap memperhatikan para karyawannya dengan cara
mempertahankan atau meningkatkan kepemimpinan transformasional,
motivasi, kompensasi, lingkungan kerja karena berdasarkan penelitian
ini keempat faktor tersebut sangat mempengaruhi kinerja karyawan
BTN Syariah KC Semarang.
2. Untuk penelitian selanjutnya terkait kinerja karyawan diperusahaan
perlu melihat faktor-faktor lain atau mengembangkan lebih banyak
variabel independen misalnya rotasi kerja, etos kerja atau stres kerja,
beban kerja dll.
DAFTAR PUSTAKA
Adinata, U. W. 2015. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Motivasi dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan KJKS BMT TAMZIZ Bandung. Jurnal Ekonomi, Bisnis & Entrepeneurship, Vol 9 No 2.
Agung, A. A. 2017. Pengaruh Setres Kerja, Motivasi Kerja, dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol 6 No 7.
Anoraga, P. 2002. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.
Bambang, K. 1991. Meningkatkan Produktivitas Karyawan. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Presindo.
Bawono, A. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Fauwzi, M. G. 2011. 2011. Analisis Penagruh Keefektifan Pengendalian Internal, Persepsi Kesesuaian Kompensasi, dan Moralitas Manajemen terhadap Perilaku Tidak Etis dan Kecenderungan Kecirangan Akutansi, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gita, R. &. 2016. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada PT. BPR Arta Utama Pekalongan). Jurnal Studi Manajemenm& Organisasi 13.
Harahap, S. 2016. Pengaruh Kepemimpinan Islami dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. HUMAN FALAH, Vol 3 No 2.
I., K. 2015. Pengaruh Kpemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Karyawan dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi pada Karyawan Bank Jatim Cabang Malang. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol 3 No 1.
Julianingrum, E. D. 2013. Penagruh Kompensasi, Budaya Organisasi terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Pegawai. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol 1 No 3.
Kartikaningdyah, E. &. 2017. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Keadilan Prosedural terhadap Kinerja Karyawan dengan
Variabel Mediasi Organizational, Citizenship Behavior (OCB). Jurnal Of Business Administration, Vol 2 No 2.
Kasmir. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Jakarta: Rajawali Press.
Mangkunegara, A. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mangkuprawira, S. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Bogor: Ghalia Indonesia.
Manullang, M. 1981. Management Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mas'ud, F. 2004. Survei Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi) . Semarang: BP Universitas Diponegoro.
Martono, A. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Rajawali Press.
Maulana, W. 2012. Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi dan Promosi Jabatan terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening pada PT. Bank Jatim, Tbk Cabang Pamekasan. Makro Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 3 No 1.
Maulizar, Musnidi, S., & Yunus, M. 2012. Pengaruh Kepemipinan Transaksional dan Transformasional terhadap Kinerja Karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Banda. Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Vol 1 No 1.
Mondiana, T. 2012. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. PLN (Persero) UPJ Semarang. Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 1 No 1.
Murdianingsih, S. 2015. Persepsi dan Perilaku Santri Kota Salatiga terhadap Perbankan Syariah dengan Sikap sebagai Variabel Moderating. Salatiga: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
Nindita, S., Putri, A., & Iskandar, D. 2016. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Ngawi Jawa Timur). E- Proceeding of Management: Vol 3 No 2.
Nitisemono, A. 1992. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Notoadmojo, S. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.
Nitisemono, A. 1992. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Notoadmojo, S. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.
Prawirosentono, S. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPEE.
Pratiwi, D. 2017. Pengaruh Disiplin Kerja, dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Pegawai pada PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiar. Jurnal MAKER, Vol 3 No 3.
Putra, I. A. 2015. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap Kinerja Karyawan PT. BPR Pedungan. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol 4 No 10.
Putra, R. P. 2015. Pengaruh Setres Kerja dan Kepuasan Gaji terhadap Turnover Intention dengan Gender sebagai Variabel Moderating ( Studi pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta dan Surakarta). Jurnal Nominal, Vol 4 No 1.
Rahman, T. &. 2016. Analisis Pengaruh Rotasi Kerja, Motivasi Kerja dan Kepuasan terhadap Kinerja Karyawan di Lembaga Keuangan Syariah. Vol 7 No 2.
Robins, S. P. 2003. Perlaku Organisasi. Jakarta: Index.
Robbins, S. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Sari, R. D. 2012. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Makassar. Jurnal Analisis, Vol 1 No 1.
Sari, R., Muis, M., & Hamid, N. 2012. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan Setres Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Makasar. Jurnal Analisis, Vol 1 No 1.
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakaerta: Mandar Maju.
Sedarmayanti. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi
dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil PT. Bandung: Refka Aditama
Siswanto, &. S. 2008. Teori Perilaku dan Organisasi. UIN: Malang Press.
Sitepu, A. T. 2013. Beban Kerja, Motivasi, Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara, Tbk Cabang Manado. Jurnal EMBA, Vol 1 No 4.
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian . Bandung: CV. Alfabeta.
Sujarweni, V. 2015. Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sunyoto, D. &. 2015. Teori Perilaku Keorganisasian . Yogyakarta: PT. Buku Seru.
Supartini, T. 2017. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja, Kompetensi terhadap Kinerja Karyawan di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Bandung. Bisnis dan Iptek, Vol 10 No 1.
Syafriani, N., & Maulida, Y. 2017. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Setres Kerja, dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Sudirman Pekanbaru. Jurnal Tepak Manajemen Bisnis, Vol IX No 1.
Tindow, M. I., Mekel, P. A., & Sendow, G. M. 2014. Disiplin Kerja, Motivasi, Kompensasi, Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Sulut Cabang Calaca. Jurnal EMBA, Vol 2 No 2.
Wahyuni, S. D. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Wahjono, S. I. (2010). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Press: Edisi Ketiga.
Widodo, S. E. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yulanda, N. 2017. Pengaruh Motivasi dan Komitmen Kerja Karyawan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Pematangsiantar. Jurnal MAKER, Vol 3 No 2.
Yuliana, A. 2016. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada PT. BCA Syariah Semarang). Jurnal STIE SEMARANG, Vol 8 No 3.
Yumaltin , N. (2014). Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kabupaten Bengkulu Tengah . Skripsi. Bengkulu: Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Bengkulu.
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i
Karyawan BTN Syariah Kantor Cabang Semarang
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan hormat, berkenaan dengan penyelesaian skripsi yang berjudul
“Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, motivasi, kompensasi dan
lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan BTN Syariah Kantor Cabang
Semarang”, saya :
Nama : Siti Robiah
Nim : 213-14-294
Program Studi : S1 Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas : IAIN Salatiga
Memohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i karyawan BTN Syariah Kantor
Cabang Semarang untuk mengisi kuesioner penelitian yang peneliti berikan.
Seluruh informasi data yang Bapak/Ibu/Sdr/i berikan sangatlah berarti dalam
penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi saya dan akan saya jamin
kerahasiaanya hanya untuk kepentingan akademik. Atas perhatian dan kerja sama
Bapak/Ibu/Sdr/i saya ucaakan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salatiga, 10 Agustus 2018
Siti Robiah
I. DATA RESPONDEN
1. Nama (boleh tidak diisi) :
2. Alamat :
3. Jenis Kelamin :
□ Pria
□ Wanita
4. Pendidikan :
□ SMU
□ D3
□ S1
□ ≥ S2
5. Lama bekerja :
□ < 5 Tahun
□ 6- 10 Tahun
□ 11- 20 Tahun
□ > 20 Tahun
6. Penghasilan :
□ < 1.000.000
□ 1.000.000 – 5.000.000
□ 5.000.000- 10.000.000
□ > 10.000.000
II. PETUNJUK PENGISIAN
Sangat tidak setuju
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju
1. Berilah tanda (X) pada kolom skala pengukuran yang tersedia mulai dari
0 sampai 10 untuk setiap pernyataan yang telah disediakan.
2. Jika Bapak/ Ibu/ Saudara/i setuju dengan pernyataan pada
kuesioner, maka tandailah angka yang menunjukkan nilai semakin
tinggi sebelah kanan maka akan semakin mendekati angka 10
maka Bapak/ Ibu/ Saudara/i semakin setuju dengan pernyataan
pada kuesioner.
3. Jika Bapak/ Ibu/ Saudara/i tidak setuju dengan pernyataan pada
kuesioner, maka tandailah dengan angka yang menunjukkan nilai
yang semakin rendah sebelah kiri maka akan semakin mendekati
angka 0 maka Bapak/ Ibu/ Saudara/i semakain tidak setuju dengan
pernyataan pada kuesioner.
Kinerja Karyawan (Y) Semakin besar penilaian maka semakin besar
persetujuan
No. Pernyataan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Saya mampu menyelesaikan setiap pekerjaan sesuai dengan standar kerja
2. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktunya yang telah ditentukan
3. Saya dapat bekerja sesuai dengan jadwal dan dapat menyelesaikan dalam waktu lebih awal
4. Saya mampu memaksimalkan penggunaan sumber daya dalam bekerja
5. Saya selalu mengikuti kegiatan yang di buat oleh perusahaan
6. Saya dapat mempertanggung -jawabkan tugas yang diberikan
Kepemimpinan Transformasional (X1)
Semakin besar penilaian maka semakin besar
persetujuan
No. Pernyataan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Pimpinan cabang saya menginspirasi bawahannya
2. Cara pimpinan cabang saya memimpin membuat kagum bawahannya
3. Pimpinan cabang saya memberdayakan bawahannya
4. Pimpinan cabang saya menunjukkan empati kepada bawahannya
5. Pimpinan cabang saya menyampaikan misi perusahaan dengan menarik
6. Pimpinan cabang saya selalu yakin dengan keputusannya
7. Pimpinan cabang saya selalu meningkatkan imagenya
8. Pimpinan cabang saya memberikan peluang sukses untuk seluruh bawahannya
Motivasi (X2) Semakin besar penilaian maka semakin besar
persetujuan
No. Pernyataan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Saya bekerja untuk memenuhi kebutuhan saya
2. Saya merasa terlindungi dari resiko kecelakaan dengan adanya prosedur, peraturan , dan fasilitas perusahaan
3. Saya memiliki komunikasi yang baik dengan rekan kerja
4. Saya diberikan penghargaan atas prestasi yang diraih
5. Saya selalu berusaha mengembangkan kemampuan selama bekerja diperusahaan
Kompensasi (X3) Semakin besar penilaian maka semakin besar persetujuan
No. Pernyataan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Saya menerima gaji sesuai dengan apa pekerjaan saya
2. Saya menerima insentif sesuai usaha saya dalam bekerja
3. Saya menerima tunjangan yang diberikan sesuai posisi karyawan
4. Saya merasa terlindungi dengan adanya asuransi yang diberikan perusahaan
5. Saya senang perusahaan selalu memberikan THR
Lingkungan Kerja (X4) Semakin besar penilaian maka semakin besar
persetujuan
No. Pernyataan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Perlengkapan dan fasilitas ditempat kerja saya lengkap
2. Ketersediaan fasilitas yang lengkap mempermudah saya menyelesaikan pekerjaan
3. Tata ruang ditempat kerja saya baik
4. Suasana ditempat kerja saya kondusif/ mendukung