ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP...
Transcript of ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP...
ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA
UNIT USAHA SYARIAH
(Studi pada Unit Usaha Syariah Bank CIMB, Unit Usaha Syariah Bank
Permata dan Unit Usaha Syariah Bank Danamon)
Oleh:
GILANG FATWA
1111046100146
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM (MUAMALAT)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
ii
ABSTRAK
Gilang Fatwa, NIM 1111046100146. Pengaruh Intellectual Capital terhadap
kinerja Unit Usaha Syariah (studi pada Unit Usaha Syariah Bank CIMB, Unit Usaha
Syariah Bank Permata dan Unit Usaha Syariah Bank Danamon). Konsentrasi
Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2016.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap
kinerja Unit Usaha Syariah. Intellectual capital pada penelitian ini diukur dengan
menggunakan VAIC™, sedangkan kinerja UUS diukur dengan menggunakan rasio
profitabilitas, rasio profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
ROA (Return On Asset) dan ROE (Return On Equity). Teknik pengambilan sampel
menggunakan purpossive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah tigaUnit Usaha
Syariah periode triwulan I 2013 sampai triwulan II 2015. Penelitian ini menggunkana
data sekunder, data yang digunakan pada penelitian ini berupa laporan keuangan
triwulan Unit Usaha Syariah yang dipublikasikan di Bank Indonesia. Teknik analisis
data yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS), dengan pengolah data
SmartPLS 2.0.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa intellectual capital berpengaruh
terhadap kinerja keuangan Unit Usaha Syariah. Hubungan intellectual capital
terhadap kinerja keuangan memberikan nilai estimasi koefisien parameter sebesar
sebesar 0,862 dan nilai t-statistik sebesar 56,4 lebih besar dari signifikan pada 0,05 (t
tabel signifikan 0,05 = 1,708). Variabel VAIC™ mampu menjelaskan variabel kinerja
keuangan UUS sebesar 74,3%, yaitu dengan melihat nilai R-Squarekinerja UUS
sebesar 0,743.
Kata kunci : Intellectual Capital, Kinerja, Partial Least Square (PLS)
Pembimbing : Rizqon Halal Syah Aji, M. Si
iii
KATA PENGANTAR
Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillah, Puji dan Syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan rahmat-nya kepada
hamba-hambanya. Sehingga penyusun dapat menyelasikan skripsi yang berjudul
"Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja Unit Usaha Syariah" yang
merupakan salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1) Konsentrasi Perbankan
Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam selalu terlantunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya, yang selalu dinantikan
syafaatnya di hari akhir nanti.
Penyusun menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan beberapa pihak, baik riil materiil maupun spiritual, secara langsung maupun
tidak langsung. Berkenaan dengan hal tersebut dengan segala kerendahan hati penulis
ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tidak terkira kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. Selaku dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM Hasan Ali, M.A. Selaku ketua Program Studi MuamalatFakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
3. Bapak Abdurra'uf, M.A. Selaku Sekretaris Program Studi MuamalatFakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Rizqon Halal Syah Aji, M. Si. Selaku dosen pembimbing skripsi yang
penuh dengan motivasi dan kesabaran memberikan pengarahan, saran dan
bimbingan sehingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si dan Ibu Ainimasruroh, MM. Selaku
dosen penguji skripsi yang telah memberi masukan dan penambahan agar
skripsi yang dibuat menjadi lebih baik.
6. Ibu Dr. Nurhasanah, M.Ag. Selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
memberikan bimbingan dan motivasi selama masa perkuliahan.
7. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Muamalat yang
telah memberikan ilmu pengetahuan semasa kuliah.
8. Terima kasih yang teramat dalam untuk kedua orang tuaku tercinta Ayahanda
Erry Vanto dan Ibunda Sobriyah yang berkat doa, motivasi, tenaga dan
seluruh hidupnya selalu memberikan inspirasi dan semangat yang luar biasa
bagi kehidupan penulis. Serta untuk saudara-saudariku Qadhrina Ramadhan,
Hanum Basyirah dan Tegar Muzakky. Semoga Allah selalu memberikan
rahmat dan kasih sayangnya kepada kalian.
9. Keluarga besar perpustakaan utama dan perpustakaan fakultas yang telah
direpotkan selama pembuatan skripsi ini.
10. Terima kasih untuk adinda maisaroh yang telah memberikan support dan
inspirasi bagi penulis dalam pengerjaan skripsi ini.
v
11. Teman-teman seperjuangan PS D 2011 yang telah menemani penulis dalam
menuntut ilmu selama masa perkuliahan.
12. Sahabat-sahabat kosan Bu dewi dan Kosan H. Aan, Ahmad Romli, S.Sy,
Abdul Hafidz, M. Faeqi Hadi, S.E.Sy, Asep Nur Imam Munandar, S.E.Sy,
dan bang Asep Sunarya S.SI yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi
kepada penulis selama tinggal bersama.
13. Sahabat-sahabat WS 509 dan Jamblang Squad yang selalu dapat menghibur
penulis selama masa pengerjaan skripsi.
14. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan, motivasi, inspirasi yang selalu mengingatkan
penyususn disaat lupa dan membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari akan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki
sehingga terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu
maka diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pada masa
yang akan datang.
vi
Akhir kata, penulis mendoakan semoga Allah SWT memberikan keberkahan
bagi semua pihak yang membantu dan semoga skripsi ini memberikan manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Bekasi, 04 juni 2016
Gilang Fatwa
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN.. ........................................................................... .ii
ABSTRAK............................................ ...... ................................................... iii
KATA PENGANTAR......................... .... ..................................................... iv
DAFTAR ISI............................................. ....... .............................................. vii
DAFTAR TABEL ...... .................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..... ................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. ........................................................................................................ Latar
Belakang Masalah....................................................................... 1
B. ........................................................................................................ Pemb
atasan Dan Perumusan Masalah................................................... 8
C. ........................................................................................................ Tujua
n dan Manfaat Penelitian ........... ............................................................ 9
D. ........................................................................................................ Revie
w Studi Terdahulu .......... ..................................................................... 10
E. ........................................................................................................ Keran
gka Pemikiran............. ......................................................................... 13
F.......................................................................................................... Siste
matika Penulisan ........... ...................................................................... 15
BAB II LANDASAN TEORI
viii
A. ........................................................................................................ P
engertian Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah............................... 17
B. ........................................................................................................ I
ntellectual capital
1. ............................................................................................. P
engertian Intellectual Capital.............................. .............. ...... 19
2. ............................................................................................. K
omponen Intellectual Capital
a. ......................................................................................... H
uman Capital.................................................................... 22
b. ......................................................................................... S
tructural Capital ..... ............................................................ 23
c. ......................................................................................... C
ostumer Capital ..... ............................................................. 24
3. ............................................................................................. V
alue Added Intellectual Capital (VAIC™)........................... 26
a. ......................................................................................... V
alue Added Capital Employed (VACA)............................ 27
b. ......................................................................................... V
alue Added Human Capital (VAHU ... )............................... 28
c. ......................................................................................... S
tructural Capital Value Added (STVA) ... ............................ 28
ix
4. ............................................................................................. P
rinsip-Prinsip Efisiensi Intellectual Capital .......... .....................29
a. ......................................................................................... I
ntellectual Capital has no Limit...................................... 29
b. ......................................................................................... V
alue Creatros are Persuppostion of Efficiency.............. 30
c. ......................................................................................... C
ontinuous Increase of Value Added............................... 30
d. ......................................................................................... E
fficiency in Value Creation ...... .......................................... 31
e. ......................................................................................... C
ontrol of Value Added and Efficiency ...... .......................... 31
f. .......................................................................................... E
fficiency Remuneration................................................... 32
C. ........................................................................................................ K
inerja Keuangan ......... ......................................................................... 32
D. ........................................................................................................ P
rofitabilitas ...... .................................................................................... 34
1. .................................................................................................... R
eturn On Asset (ROA) ..... ............................................................... 35
2. .................................................................................................... R
etrun On Equity (ROE) ...... ............................................................. 35
x
BAB III METODE PENELITIAN
A. ........................................................................................................ J
enis Penelitian.................................................................................... 36
B. ........................................................................................................ J
enis dan Sumber Data........ .................................................................. 37
a................................................................................................. P
opulasi dan Sampel ....... ............................................................. 37
b. ............................................................................................... M
etode Pengumpulan Data ...... ..................................................... 38
C. ........................................................................................................ T
eknik Analisis Data ..... ........................................................................ 39
1. Variabel Penelitian
a................................................................................................. V
ariabel Independen .. ................................................................... 39
b. ............................................................................................... V
ariabel Dependen ...... ................................................................. 43
2. ................................................................................................... T
eknik Analisis Data Partial Least Square.................................... 44
a................................................................................................. M
odel Spesifikasi dengan PLS ...... ................................................ 46
xi
1. ......................................................................................... I
nner Model .. ...................................................................... 46
2. ......................................................................................... O
uter Model ..... .................................................................... 47
3. ......................................................................................... W
eight Relation ..... ............................................................... 50
b. ............................................................................................... E
valuasi Model Pengukuran ...... ................................................... 50
1. ......................................................................................... R
efleksif ...... ......................................................................... 50
2. ......................................................................................... F
ormatif ...... ......................................................................... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. ....................................................................................................... D
ata Penelitian ........................ ............................................................... 52
1. ................................................................................................... H
asil Return on Asset (ROA) keseluruhan Unit Usaha Syariah... 52
2. ................................................................................................... H
asil Return on Equity (ROE)keseluruhan Unit Usaha Syariah... 53
3. ................................................................................................... H
asil Value Added Intellectual Capital (VAIC) keseluruhan
xii
Unit Usaha Syariah .. ..................................................................... 55
B. Uji Statistik
1. ................................................................................................... S
tatistik Deskriptif .... ....................................................................... 60
2. ................................................................................................... P
artial least square ....... .................................................................... 61
a. ............................................................................................. U
ji Outer Model ...... ................................................................... 62
b. ............................................................................................. U
ji Inner Model ...... .................................................................... 65
C. ....................................................................................................... I
nterpretasi Hasil Penelitian . ................................................................. 67
BAB V PENUTUP
A. ....................................................................................................... K
esimpulan ..... ..................................................................................... 70
B. ....................................................................................................... S
aran ....... ............................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 73
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Review Studi Terdahulu............................................................................ 10
Tabel 3.1 Kategori VAIC.......................................................................................... 42
Tabel 4.1 Perkembangan ROA Unit Usaha Syariah.................................................. 51
Tabel 4.2 Perkembangan ROE Unit Usaha Syariah.................................................. 52
Tabel 4.3 Nilai VAIC Unit Usaha Syariah Tahun 2013............................................ 54
Tabel 4.4 Nilai VAIC Unit Usaha Syariah Tahun 2014............................................ 55
Tabel 4.5 Nilai VAIC Unit Usaha Syariah tahun 2015............................................. 56
Tabel 4.6 Nilai VAIC Keseluruhan........................................................................... 57
xiv
Tabel 4.7 Statistik Deskriptif..................................................................................... 59
Tabel 4.8 Nilai Outer Weight (Mean, STDEV, T-Values)........................................ 62
Tabel 4.9 Nilai Re-Calculate Outer Weight (Mean, STDEV, T-Values).................. 64
Tabel 4.10 Nilai R Square......................................................................................... 65
Tabel 4.11 Path Coefficient (Mean, STDEV, T-Values)........................................... 66
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran.............................................................................. 13
Gambar 4.1 Grafik Nilai VAIC Unit Usaha Syariah................................................ 58
Gambar 4.2 Hasil Outer Model : Calculate Bootstraping......................................... 61
Gambar 4.3 Hasil PLS : Re-Calculate Bootstraping................................................. 63
Gambar 4.4 Hasil Algoritma PLS............................................................................. 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut
perusahaan harus mampu menerapkan, memanfaatkan, serta mengelola ilmu
pengetahuan (knowledge management) dan kemajuan dibidang teknologi
sebagai salah satu pijakan utama dalam pengembangan perusahaan1. Hingga
saat ini hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang dapat
bersaing dipasar global dalam era perkembangan perekonomian global saat
ini.
Para pelaku bisnis mulai merubah paradigma bahwa kemampuan
bersaing tidak hanya terletak pada kepemilikan asset berwujud, tetapi lebih
pada asset tidak berwujud seperti inovasi, sistem informasi, pengelolaan
organisasi, budaya organisasi dan sumber daya manusia yang dimilikinya.
Saat ini banyak perusahaan yang mengubah strategi bisnisnya dari bisnis yang
berdasarkan pada tenaga kerja menuju bisnis yang berdasarkan pada
pengetahuan.
1 Suwatno dan Donni J. Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis, (Bandung:ALFABETA, 2011), h. 103.
2
Seiring dengan perubahan ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan
dan dengan penerapan manajemen pengetahuan maka kemakmuran suatu
perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan
kapitalisasi dari pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan2. Semakin tinggi
perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya pengetauan yang ada maka
semakin tinggi pencapaian kemakmuran perusahaan dan demikian juga
sebaliknya.
Secara umum saat ini telah terjadi pergeseran paradigma perusahaan
yakni, bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)
menuju bisnis berdasarkan pada pengetahuan (knowledge based business).
Bisnis yang berdasarkan pada tenaga kerja berpedoman bahwa semakin
banyak karyawan yang dimiliki perusahaan maka akan meningkatkan
produktivitas perusahaan, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Sebaliknya, perusahaan-perusahaan yang menerapkan bisnis berdasarkan
pengetahuan tidak tergantung pada jumlah tenaga kerja yang dimiliki namun
bergantung pada bagaimana kemampuan manajemen untuk mendayagunakan
nilai-nilai yang tidak tampak dari aset tidak berwujud dalam menciptakan
nilai perusahaan sehingga akan memberikan keunggulan kompetitif bagi
perusahaan.
2 Tjiptohadi Sawarjuwono dan Agustine Prihatin Kadir, “Intellectual Capital: perlakuan, pengukuran dan pelaporan”. Jurnal akuntansi &dan keuangan, Vol. 5, No. 1, (Mei 2003): h. 36.
3
Beberapa knowledge based industries diantaranya industri perangkat
elektronik, industri yang bergerak dibidang penelitian, industri yang bergerak
dibidang jasa, maupun industri yang bergerak dibidang keuangan, telah
memanfaatkan inovasi-inovasi yang diciptakannya untuk bersaing dalam
memberikan nilai tersendiri atas produk dan jasa yang dihasilkan untuk
konsumen. Dalam proses produksinya, industri tersebut lebih berpedoman
pada pendayagunaan potensi sumberdaya karyawan daripada aset fisik yang
dimiliki3.
Kemunculan suatu sistem ekonomi baru yang secara prinsip didorong
oleh perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan, juga telah
memicu tumbuhnya minat dalam Intellectual Capital4. Fenomena Intellectual
Capital di indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No. 19
tentang aktiva tidak berwujud. Meskipun tidak dinyatakan secara langsung
sebagai intellectual capital, namun kurang lebih intellectual capital telah
mendapat perhatian. Perkembangan ekonomi baru dikendalikan oleh
informasi dan pengetahuan, hal ini membawa sebuah peningkatan perhatian
intellectual capital sebagai alat untuk menetukan nilai perusahaan5. Hal inilah
3 Dimas Nurdy Prasetya, “Analisis pengaruh Intellectual capital terhadap Islamicity Financial Performance Index Bank Syariah di Indonesia,” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegor Semarang, 2011, h. 1. 4 Ihyaul ulum, “Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia,” jurnal akuntansi dan keuangan, vol. 10, No. 2, November 2008, h. 1. 5 Damar Asih Dwi Rachmawati, “Pengaruh Iintellectual Capital terhadap Return On Asset Perbankan”, Nominal I (2012), h. 17
4
yang mendorong para peneliti untuk melakukan penelitian berkaitan dengan
intellectual capital.
Berdasarkan PSAK No. 19 aktiva tidak berwujud adalah aktiva non-
moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta
dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau
jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif6.
Industri keuangan syariah terus menunjukan pertumbuhan diseluruh
dunia. Perkembangan perbankan syariah didunia menunjukan pertumbuhan
sebesar 15-20% dan beroperasi dilebih dari 75 negara. Indonesia sebagai
negara dengan mayoritas penduduk muslim memiliki potensi yang sangat
besar7. Hingga mei 2016, jumlah industri Bank Umum Syariah (BUS) tercatat
sebanyak 12 bank, jumlah Unit Usaha Syariah (UUS) sebanyak 29 bank,
BPRS sebanyak 172 bank, dan jaringan kantor sebanyak 2.9908. Dengan
jumlah kantor cabang yang semakin banyak, fasilitas yang terus ditingkatkan
serta kinerja bank yang terus diperbaiki secara terus menerus akan menambah
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah serta mendorong mereka
untuk menempatkan dananya dibank syariah.
6 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 19 tentang aktiva tak berwujud, http://pajak.go.id/perpustakaan/index.php?p=show_detail&id=481, pada tanggal 20 oktober 2015 pukul 01.46 7 Agus Chusaini, dkk., “Credit Risk Management in Indonesian Islamic Bank, “afro eurosian studies, vol. 2, issues 1&2, spring &fall, (2013) h. 42 8 http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan‐keuangan/bank/umum‐syariah/Default.aspx, Diakses pada tanggal 6 mei 2016 pukul 03.00
5
Melihat perkembangan industri perbankan syariah yang terus
meningkat, hal ini dilihat sebagai peluang baik oleh bank konvensional untuk
ikut serta dalam industri perbankan syariah. Berdasarkan peraturan bank
indonesia bagi bank konvensional yang ingin melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah wajib membuka Unit Usaha Syariah (UUS)
terlebih dahulu. Dengan keikutsertaan bank konvensional dalam industri
syariah dapat mendorong bisnis sektor perbankan menjadi lebih kompetitif
dan meningkatkan efisiensi serta kesehatan bank. Masuknya UUS dalam
industri perbankan syariah membuat persaingan dan kompetisi semakin ketat,
UUS yang merupakan pemain baru harus berjuang untuk dapat terus
berkembang.
Seiring dengan perkembangan industri keuangan syariah yang sangat
pesat di indonesia, pengakuan terhadap intellectual capital pun semakin
meningkat. Perkembangan industri keuangan syariah ini tentu saja didukung
oleh penerapan sistem manajemen yang berdasarkan pada pengetahuan dalam
sistem operasionalnya. Sehingga, dibutuhkan pengakuan, pengukuran dan
pendayagunaan intellectual capital sehingga bisa menjadi nilai tambah bagi
perusahaan. Saat ini, banyak perusahaan yang ada di negara-negara maju di
dunia seperti Amerika, Inggris, Australia dan Denmark telah menggunakan
dan mengungkapkan intellectual capital pada laporan keuangan mereka9.
9 Rizka Apriliani, “pengaruh Intellectual capital terhadap kinerja keuangan perbankan syariah di indonesia”, (skripsi S1 Fakultas ekonomi, universitas diponegoro semarang, 2011) h. 5
6
Namun hingga saat ini belum ditemukan dan ditetapkan metode
pengukuran intellectual capital secara pasti. Salah satu peneliti yang telah
mengungkapkan pengukuran intellectual capital adalah Pulic pada
tahun199810. Pulic mengembangkan Value Added Intellectual Coefficient
(VAIC™) untuk mengukur IC perusahaan. Metode VAIC™ dibuat untuk
menyediakan informasi mengenai efisiensi penciptaan nilai dari aset berwujud
dan aset yang tidak berwujud dalam sebuah perusahaan. Komponen utama
dari VAIC™ dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical
capital( Value added capital employed – VACA), human capital ( value added
human capital – VAHU), dan structural capital (structural capital value
added – STVA).
Tujuan utama dalam ekonomi yang berbasis pengetahuan adalah untuk
menciptakan nilai tambah. Sedangkan untuk dapat menciptakan nilai tambah
dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical capital (dana-dana keuangan)
dan intellectual potential (direpresentasikan oleh karyawan dengan segala
potensi dan kemampuan yang melekat pada mereka). Intellectual ability
(VAIC™) menunjukan bagaimana kedua sumber daya tersebut (physical
capital dan intellectual potential) telah secara efektif dimanfaatkan oleh
perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan11.
10 Pulic. A, “Basic Information on VAIC™”, www.vaic‐on.net, diakses pada tanggal 02 november pukul 01:45 11 Ihyaul Ulum, “Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 10 No. 2 (November 2008) h. 2
7
Dengan demikian, VAIC dapat dinilai memenuhi kebutuhan dasar
ekonomi kontemporer dari sistem pengukuran yang menunjukan nilai
sebenarnya dan kinerja suatu perusahaan. Penciptaan value added pada
perusahaan dapat memprediksi kemampuan perusahaan dimasa yang akan
datang. Terkait dengan intellectual capital, Firrer dan William menyatakan
industri perbankan merupakan salah satu sektor yang memiliki intellectual
capital paling intensif. Selain itu, dari aspek intelektual, secara keseluruhan
karyawan disektor perbankan lebih homogen dibandingkan dengan sektor
lainnya.12
Disamping itu, tidak bisa dipungkiri bahwa intellectual capital bukan
merupakan sumber daya yang semerta-merta muncul dengan sendirinya.
Diperlukan adanya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada
diperusahaan sehingga menjadi intellectual capital. Untuk mengelola dan
mendayagunakan sumber daya perusahaan juga diperlukan adanya dukungan
dari sumber daya finansial. Dalam penciptaan suatu sistem teknologi dalam
perusahaan terlebih lagi perbankan dibutuhkan sumber dana yang tidak
sedikit. Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia
diperlukan adanya training programs, recruitment, mentoring, dan learning
programs serta berbagai macam kegiatan lainnya yang dapat mengembangkan
potensi sumber daya manusia sehingga menjadi nilai tambah bagi perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini, maka peneliti ingin 12Dimas Nurdy Prasetya, op cit. h. 7
8
melakukan penelitian dengan judul “ ANALISIS PENGARUH
INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA UNIT USAHA
SYARIAH”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Jika membahas tentang intellectual capital Unit Usaha Syariah maka
pembahasannya akan luas, maka penulis membatasi penulisan masalah
pada:
a. Periode waktu yang digunakan mulai kuartal I 2013 sampai dengan
kuartal II 2015.
b. Data-data laporan keuangan triwulan Unit Usaha Syariah berupa
neraca dan laporan laba/rugi kuartal I 2013 sampai dengan kuartal II
2015.
c. Mengukur Intellectual Capital menggunakan metode VAIC.
d. Kinerja Unit Usaha Syariah diukur dengan ROA dan ROE sebagai
proksi dari profitabilitas.
e. Analisis data yang digunakan untuk mengukur pengaruh intellectual
capital terhadap kinerja Unit Usaha Syariah diukur dengan metode
Partial Least Square (PLS)
9
2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah intellectual capital (VACA, VAHU dan STVA)memiliki
pengaruh terhadap profitabilitas (ROA dan ROE) pada unit usaha
syariah?
b. Berapa besar pengaruh intellectual capital (VACA, VAHU dan
STVA) terhadap profitabilitas (ROA dan ROE) pada unit usaha
syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian:
1. Untuk menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap ROA dan ROE
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh intellectual capital terhadap
ROA dan ROE
Manfaat penelitian:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan wacana
dalam khazanah ilmu ekonomi dan sekaligus dapat memberikan penjelasan
tentang Intellectual Capital, serta dapat memberikan kontribusi berupa bacaan
perpustakaan di lingkungan Universitas Islam Syarief Hidayatullah Jakarta,
khususnya di fakultas Syariah dan Hukum pada program studi Muamalat
10
D. Review Studi Terdahulu
Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, penulis
membandingkan dengan beberapa penelitian terdahulu seperti yang terlihat
pada tabel berikut :
Tabel 1.1
Review Studi Terdahulu
No JUDUL SUBSTANSI PERBEDAAN
1. Ghozali maski. “intellectual capital dan kinerja keuangan perbankan (pendekatan dinamis pada panel data)”jurnal keuangan dan perbankan, vol.17, No.1 januari 2013
Jurnal ini membahas pengaruh intellectual capital yang diukur dengan VAIC dan ROGIC terhadap ROA, FROA, SR, dan FSR. Sampel penelitian ini adalah 22 bank umum yang terdaftar di BEI periode januari 2005 – april 2008. Penelitian ini menggunakan analisis regresi dinamis pada data panel. Hasil penelitiannya adalah VAIC berpengaruh signifikan terhadap ROA dan SR. Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan bank pada kurun waktu jangka pendek lebih kecil dibandingkan jangka panjang.
Penulis meneliti tentang pengaruh intellectual capital yang diproksikan dengan VAIC terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE. Sampel penelitian ini adalah 3 Unit Usaha Syariah periode 2013-2015. Penelitian ini menggunakan partial least square.
11
2. Novitasari Wibowo. “analisis pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perbankan syariah dengan ukuran perbankan sebagai variabel moderating”. Skripsi S1 Universitas Sunan Kalijaga yogyakarta 2014.
Skripsi ini menjelaskan pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perbankan syariah dengan ukuran perbankan sebagai variabel moderating. Dalam skripsi ini kinerja keuangan diproksikan dengan ROA dan intellectual capital di proksikan dengan VAIC. Hasil dari penelitain ini menjelaskan secara parsial, variabel intellectual capital berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi IC yng dimiliki oleh perbankan akan berdampak meningkatnya kinerja keuangan perbankan syariah
Penulis menggunakan ROA dan ROE sebagai proksi dari profitabilaitas perusahaan. sampel penelititiannya adalah 3 Unit Usaha Syariah periode 2013-2015.
3. Dimas Nurdy Prasetya. “analisis pengaruh intellectual capital terhadap islamicity financial performance index bank syariah di indonesia”. Skripsi S1 univeritas diponegoro semarang 2010.
Skripsi ini membahas tentang pengaruh intellectual capital terhadap PSR (profit sharing ratio), ZPR (zakat performance ratio), EDR (equitable distribution ratio) sebagai proksi islamicity performance index. Sampel penelitian ini adalah BUS dan UUS yang terdaftar di Bank Indonesia periode 2005-2009. Penelitian ini menggunakan analisis partial least square (PLS). Hasil dari penelitian ini adalah IC berpengaruuh
Penulis meneliti tentang pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE. Sampel penelitian adaalah 3 Unit Usaha Syariah periode 2013-2015. Analisis yang digunakan adalah partial least square.
12
terhadap islamicity performance index.
4. Ihyaul Ulum.”pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perbankan di indonesia”. Tesis S2 Universitas diponegoro semarang 2007.
Tesis ini menjelaskan pengaruh intellectual capital yang diproksikan dengan VAIC terhadap kinerja perbankan yang diukur dengan ROA, ATO dan GR. Sampel penelitian ini adalah 130 perusahaan perbankan periode 2004-2006. Penelitian ini menggunakan analisis partial least square (PLS). Hasil penelitian ini terdapat pengaruh positif intellectual capital terhadap kinerja perbankan.
Penulis meneliti tentang pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE. Sampel penelitian adaalah 3 Unit Usaha Syariah periode 2013-2015. Analisis yang digunakan adalah partial least square.
5. Rofi farih.”pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan”. Skripsi S1 Universitas sebelas maret surakarta 2010.
Skripsi ini menjelaskan pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan CAMEL (capital, assets, management, earning and liquidity). Sampel penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan ang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2008. Penelitian ini menggunaka analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ic berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan.
Penulis meneliti tentang pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE. Sampel penelitian adaalah 3 Unit Usaha Syariah periode 2013-2015. Analisis yang digunakan adalah partial least square.
13
E. Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Penilaian terhadap suatu kinerja keuangan dapat dilihat dari sisi
keuangan dan non keuangannya. Untuk menilai kinerja lembaga perbankan
dapat dilihat dari laporan keuangannya. Laporan keuangan dapat digunakan
untuk menentukan suatu keputusan yang akan diambil oleh seseorang.
14
Dari kerangka pemikiran tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator-
indikator yang membentuk variabel intellectual capital (VAIC) adalah
VACA, VAHU dan STVA. Lalu indikator-indikator yang membentuk
variabel profitabilitas adalah ROA dan ROE.
Variabel VAIC berfungsi sebagai variabel independen dan variabel
profitabilitas berfungsi sebagai variabel dependen. Variabel independen
merupakan variabel yang akan mempengaruhi variabel dependen.
Untuk melihat adakah pengaruh variabel VAIC terhadap variabel
profitabilitas akan menggunakan metode Partial Least Square (PLS).
15
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka sistematika
penulisannya dibagi kedalam lima bab oleh penulis. Adapun rangkaian dari
setiap bab tersebut adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penulisan, metode dan tekhnik penulisan,
review studi terdahulu dan rancangan outline.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini merupakan kajian kepustakaan yang
menjadi dasar pemikiran daam penelitian ini. Secara
rinci bab ini menjelaskan tentang pengertian laporan
keuangan, pengertian rasio keuangan, pengertian
sumber daya dan pengertian intellectual capital.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai jenis penelitian
yang dipakai, objek, teknik penentuan sampel, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data dan
hipiotesis yang akan digunakan
16
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas analisis rasio keuangan masing-
masing bank dan menganalisa apakah berpengaruh
terhadap kinerja keuangan bank tersebut.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan jawaban dari masalah penelitian
meliputi kesimpulan dari pembahasan dan saran serta
rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 definisi bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak13.
Menurut UU. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah,
mendefinisikan Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Pengertian lainnya dari bank dapat ditemukan pada Pedoman Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 dalam standar akuntansi keuangan
adalah :
Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara
pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan
dana, sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.
Sedangkan berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun
1990 Pengertian bank adalah :
13 Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: Rajawali Pres, 2010) h. 12
18
Bank merupakan suatu badan yang kegiatannya dibidang keuangan
melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama
guna membiayai investasi perusahaan.
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan
utama bank adalah menghimpun dana masyarakat (funding), menyalurkan
dana masyarakat (lending), dan memberikan jasa bank lainnya (service).
Dalam UU No. 21 Tahun 2008 menerangkan bahwa yang dimaksud
dengan bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Bank syariah terbagi menjadi 3 bentuk, yaitu Bank umum syariah
(BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS). Unit usaha syariah adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum
Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja
dikantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan diluar negeri yang
melaksanakan kegiatan secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor
induk dari kantor cabang pembantu syariah dan atau unit usaha syariah.
Sedangkan yang dimaksud dengan Bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS)
yaitu bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
kegiatan lalu lintas pembayaran.
19
B. Intellectual Capital
1. Pengertian
Intellectual capital merujuk pada model-model non fisik atau tidak
berwujud (intangible assets) atau tidak kasat mata (invisible). Ia terkait
dengan pengetahuan dan pengalaman manusia serta teknologi yang
digunakan. Modal intelektual memiliki potensi memajukan organisasi dan
masyarakat14.
Dalam kajian tentang intellectual capital, ada beberapa definisi yang
diajukan oleh para peneliti. Menurut Moeheriono (2012), intellectual capital
adalah pengetahuan (knowledge) dan kemampuan (ability) yang dimiliki oleh
suatu kolektivitas sosial, seperti sebuah organisasi komunitas intelektual, atau
praktik profesional serta intellectual capital mewakili sumber daya yang
bernilai tinggi dan berkemampuan untuk bertindak yang didasarkan pada
pengetahuan15. Menurut Sveiby (1998) dalam Sawarjuwono (2003), "The
invisible intangible part of the balance sheet can be classified as a family of
three, individual competence, internal structural, and external structural"16.
Intellectual capital sebagai jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen
utama organisasi (human capital, structural capital, costumer capital) yang
14 Ihyaul ulum. Intellectual Capital Konsep dan Empiris (yogyakarta: graha ilmu,2009), h. 16 15 Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi edisi revisi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h. 305 16 Tjiptohadi Sawarjuwono dan Agustin Prihatin Kadir, "Intellectual capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan", (Sebuah Library Research). Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol 5 No. 1 (Mei 2003), h. 37
20
berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai
lebih bagi perusahaan berupa keunggulan bersaing organisasi17.
Salah satu definsi intellectual capital yang banyak digunakan adalah
yang didefinisikan oleh Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) pada tahun 1999 yang menjelaskan intellcetual capital
sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset tidak berwujud, diantaranya
organizational (structural) capital yang mengacu pada hal seperti sistem
software, jaringan distribusi, rantai pasokan. Kategori lainnya yaitu human
capital, yang meliputi sumber daya eksternal yang berkaitan dengan
organisasi, seperti konsumen dan supplier18.
Lebih lanjut ulum (2009), mengidentifikasikan intellectual capital
sebagai nilai yang tersembunyi (hidden value) dari bisnis. Terminologi
tersembunyi didefinisikan bahwa intellectual capital merupakan aset
pengetahuan19. Dalam hal ini, pengetahuan dibedakan dalam tiga kategori,
yaitu pengetahuan yang berhubungan dengan karyawan (disebut dengan
human capital), pengetahuan yang berhubungan dengan pelanggan (disebut
dengan costumer atau relation capital) dan pengetahuan yang berhubungan
dengan perusahaan (disebut dengan structural atau organizational capital).
Ketiga kategori ini membentuk suatu intellectual capital bagi perusahaan20
17 Ibid, h. 39 18 Ihyaul ulum, op. Cit, h. 21 19 Ibid, h. 27 20 Ibid, h. 30
21
2. Komponen Intellectual Capital
Guthrie dan petty (2000), menyatakan bahwa komponen intellectual
capital adalah employee competence, internal structure, dan external
structure21, dengan pengertian :
1. Human Capital, terdiri atas seluruh kemampuan, keterampilan, dan
pengalaman manusia pelaksana.
2. Structural Capital, berisikan infrastruktur pendukung manusia seperti
database dan paten.
3. Customer Capital, berisikan seluruh potensi terkait hubungan / relasi
perusahaan dengan konsumen.
Selaras dengan pernyataan diatas bontis et al. (2000) menyatakan
bahwa secara umum, para peneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama IC,
yaitu: Human Capital (HC), Structural Capital (SC), dan Customer Capital
(CC) (bontis, 2000)22. Selanjutnya bontis menjelaskan pengertian komponen
intellectual capital sebagai berikut :
21 Guthri J dan Petty R, ”Intellectual Capital Literature Review. Measurment, Reporting and Management”. Journal of Intellectual Capital, Vol 1 No.2, (2000): h. 155-176 22 Bontis dkk. Intellectual Capital and Bussines Performance in Malaysian Industries. Journal of Intellectual Capital, 2000, h. 21
22
1. Human Capital (Modal Manusia)
Human Capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual. Human
capital adalah aktiva tak berwujud yang dimiliki perusahaan dalam
bentuk kemampuan intelektual, kreatifitas dan inovasi-inovasi yang
dimiliki oleh karyawannya. Dari human capital inilah perusahaan-
perusahaan dapat menghasilkan value added
Human capital merujuk pada nilai pengetahuan, keterampilan, inovasi
dan pengalaman yang dimiliki oleh anggota perusahaan. Berbagai ahli
mendefinisikan human capital sebagai pengetahuan yang dimiliki oleh
karyawan perusahaan melalui proses pendidikan dan pelatihan.
Peran human capital dalam modal intelektual sangat penting, karena
proses penciptaan modal pelanggan (costumer capital) berada pada
komponen modal manusia dan kemudian dibantu oleh modal struktur
(structural capital). Modal manusialah yang berinteraksi dengan para
pelanggan, yang mengetahui keterampilan dan nilai yang diharapkan oleh
pelanggan.
Pada konsep human capital, organisasi memperlakukan orang bukan
sebagai faktor biaya, melainkan sebagai aset. Artinya, organisasi
menganggap setiap biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan sumber
daya manusia adalah investasi, yang pada akhirnya biaya-biaya tersebut
akan memberikan hasil pada organisasi.
23
2. Structural Capital (Modal Organisasi)
Structural capital adalah infrastruktur yang dimiliki oleh suatu
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasional perusahaan.
Termasuk dalam structural capital misalnya : sistem operasional
perusahaan, proses manufacturing, budaya organsasi, filosofi manajemen
dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan.
Seorang individu bisa memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, tetapi
jika organisasi tidak memiliki sistem dan prosedur yang baik maka
intellectual capital tidak dapat mencapai kinerja yang optimal dan potensi
yang ada tidak akan bekerja secara optimal.
Structural capital adalah sarana dan prasarana yang mendukung
karyawan untuk menciptakan kinerja yang optimum, meliputi
kemampuan organisasi menjangkau pasar, hardware, software, database,
struktur organisasi, patent, trademark, dan segala kemampuan organisasi
untuk mendukung produktivitas karyawan.23 Menurut suhendah,
structural capital timbul dari proses dan nilai organisasi yang
mencerminkan fokus internal dan eksternal perusahaan disertai
pengembangan dan pembaharuan nilai untuk masa depan.24
23 Suhendah dan Rousilita, "pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas, produktivitas dan penilaian pasar pada perusahaan yang go public di indonesia pada tahun 2005‐2007." Simposium Nasional Akuntansi XV,. Banjarmasin, 2012, h. 18 24 Ibid, h. 19
24
3. Costumer Capital (Modal pelanggan)
Costumer capital adalah pengetahuan dari rangkaian pasar, pelanggan,
supplier, hubungan baik antara pemerintah dengan industri, atau
hubungan baik dengan pihak luar. Lebih lanjut widyaningrum
mengatakan bahwa costumer capital adalah pengetahuan yang melekat
dalam marketing channels dan customers relationship dimana suatu
organisasi mengembangkannya melalui jalannya bisnis.25
Perusahaan harus mampu menciptakan barang dan jasa yang berbeda
dan memiliki nilai lebih dimata konsumen. Dengan konsep bahwa
costumer capital merupakan kemampuan perusahaan untuk
mengidentifikasi pasar yang ingin dibidik dan mempromosikan
perusahaan dalam pasar. Hal ini dapat tercipta melalui pengetahuan
karyawan yang diproses dengan modal struktural yang akhirnya
menghasilkan hubungan yang baik dengan pihak luar.
Intellectual capital telah menjadi sumber yang penting bagi
perusahaan untuk mencapai kesuksesan ekonominya. Selain itu, peran
intellectual capital dalam penciptaan nilai perusahaan menjadi penting karena
intellectual capital juga merupakan salah satu pembentuk keunggulan
kompetitif dalam pasarnya dan menunjukan kinerja keuangan yang lebih
25 Ambar Widyaningrum, "Modal Intelektual", jurnal akuntansi dan keuangan indonesia. Vol. 1, h. 20
25
baik26. Intellectual capital yang dimaksud dalam hal ini terdiri dari human
capital, structure capital (internal structure), dan relational capital (external
structure). Human capital merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh
karyawan yang berupa inovasi, fleksibilitas, toleransi, motivasi, kepuasan,
kapasitas belajar, loyalitas, pelatihan dan pendidikan formal. Internal
structure merupakan pengetahuan keorganisasian dengan orang-orang yang
independen atau dapat pula didefinisikan sebagai pengetahuan keorganiasian,
seperti intellectual properties, kontrak, database, informasi-informasi, sistem
administratif, dan rutinitas, praktik-praktik terbaik27. Intellectual capital ini
juga menjadi salah satu pertimbangan investor dalam menginvestasikan
modalnya dengan menilai kinerja perusahaan melalui pengungkapan
intellectual capital. Variasi bentuk dalam pengungkapan intellectual capital
merupakan informasi yang bernilai bagi investor yang dapat membantu
mereka mengurangi ketidakpastian mengenai prospek kedepan dan
memfasilitasi ketepatan penilaian terhadap perusahaan28. Nilai perusahaan
berhubungan erat dengan human capital dan structural capital yang
merupakan bagian dari intellectual capital.
26 Saleh, dkk, ownership sstructure ans intellectual capital performance. Journal of Intellectual Capital 2007, h. 26 27 Moeheriono, pengukuran kinerja berbasis kompetensi edisi revisi, (Jakarta: PT. Raja grafindo persada, 2012), h. 78 28 Ihyaul ulum, op. Cit, h. 35
26
3. Value Added Intellectual Capital (VAIC)
Metode VAIC dikembangkan oleh pulic pada tahuun 1997 yang
didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari
aset berwujud (tangible assets) dan aset tidak berwujud (intangible assets)
yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan
untuk menciptakan value added (VA). Value added adalah indikator yang
paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukan
kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation)29. VA
dihitung sebagai selisih antara output dan input.
Output (OUT) merepresentasikan revenue dan mencakup seluruh
produk dan jasa yang dijual dipasar, sedangkan input (IN) mencakup seluruh
beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Hal penting dalam model
ini adalah bahwa beban karyawan (labour expenses) tidak termasuk IN.
Karena peran aktifnya dalam proses value creation intellectual potential (yang
direpresentasikan dengan labour expenses) tidak dihitung sebagai biaya dan
tidak masuk dalam komponen IN. Karena itu, aspek kunci dalam model pulic
adalah memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai (value
29 Ibid, h. 84
27
creation entitiy). VA dipengaruhi oleh efisiensi human capital (HC) dan
structural capital (SC).30
Keunggulan metode VAIC adalah karena data yang dibutuhkan relatif
mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis perusahaan. Data yang
dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut adalah angka-angka
keuangan standar yang umumnya tersedia dalam laporan keuangan
perusahaan.
Secara ringkas, value added (VA) dipengaruhi oleh efisiensi dari tiga
jenis input yang dimiliki perusahaan, antara lain: human capital, capital
employed, dan structural capital.
a. Value Added Capital Employed (VACA)
Value added capital employed (VACA) menggambarkan seberapa
banyak value added yang dihasilkan dari satu unit modal fisik yang
digunakan. Perusahaan akan terlihat lebih baik dalam
memanfaatkan CE (capital employed)-nya jika 1 unit dari CE
menghasilkan return lebih besar daripada perusahaan lain.
Kemampuan perusahaan dalam mengelola CE dengan baik
merupakan bagian dari intellectual capital perusahaan tersebut.
30 Hong Pew Tan, dkk “Intellectual Capital and financial return companies”, jurnal of intellectual capital (2007) Vol. 8, No 1, h. 79
28
b. Value Added Human Capital (VAHU)
Value added human capital mengindikasikan berapa besar
kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan nilai bagi
perusahaan dari dana yang telah dikeluarkan untuk tenaga kerja
tersebut. Hubungan antara VA dan HC mengindikasikan
kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai didalam perusahaan.
Semakin banyak value added dihasilkan dari setiap rupiah yang
dikeluarkan oleh perusahaan menunjukan bahwa perusahaan telah
mengelola sumber daya manusia secara maksimal sehingga
menghasilkan tenaga kerja berkualitas yang pada akhirnya
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Konsisten dengan
pandangan para penulis IC lainnya, pulic berargumen bahwa total
salary and wage cost adalah indikator dari HC perusahaan.
c. Structural Capital Value Added (STVA)
Sructural capital value added (STVA) menunjukan kontribusi
structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur
jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA
dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam
penciptaan nilai. Menurut pulic yang dikutip oleh ulum, SC
bukanlah ukuran yang independen sebagaimana HC, SC dependen
terhadap value creation. Lanjutnya menjelaskan semakin besar
29
kontribusi HC dalam value creation, maka akan semakin kecil
kontribusi SC dalam hal tersebut. Lebih lanjut pulic menyatakan
bahwa SC adalah VA dikurangi HC, yang hal ini telah diverifikasi
melalui penelitian empiris pada sektor industri tradisional31.
Rasio terakhir dalam menghitung kemampuan intelektual
perusahaan dengan menjumlahkan koefisien-koefisien yang telah
dihitung sebelumnya. Hasil penjumlahan tersebut diformulasikan
dalam indikator baru yang unik yaitu VAIC.
4. Prinsip-prinsip Efisiensi Intellectual Capital
Pulic memperkenalkan prinsip-prinsip efisiensi pada bisnis yang turut
mendukung peran modal intelektual sebagai berikut :32
a. Intellectual Capital Efficiency has no Limit
Pada masa industrial, produktivitas dibatasi oleh faktor, teknik dan
sumber daya alam. Namun, pada knowledge economy, tidak ada
pembatasan pada penciptaan nilai. Pada saat produk berbasis pengetahuan
diciptakan, hambatan yang mungkin timbul adalah tanggapan dan
perilaku dari pelanggan. Oleh karenanya, pengingkatan penciptaan nilai
tergantung pada:
1) Definisi tujuan yang jelas dalam menciptakan nilai 31 Ihyaul ulum, op. Cit, h. 88 32Hasna fatima, Analisis Pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perusahaan di indonesia, (skripsi fakultas ekonomi, universitas indonesia depok, 2012), h. 8
30
2) Pengetahuan dan kapabilitas dari manajemen serta karyawan dalam
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan
b. Value Creators are Persuppostion of Efficiency
Saat ini perusahaan tidak membutuhkan manajer yang hanya mampu
memahami proses organisasi, melainkan manajer yang juga mampu
memberikan nilai tambah bagi organisasi. Manajer diharapkan dapat
mengatur penciptaan nilai, tidak sekedar mengatur manusia.
c. Continuous Increase of Value Added
Untuk meningkatkan produktivitas pengetahuan dari pekerja, hal
pertama yang harus dikaji adalah penciptaan value added. Perusahaan
patut menyadari bahwa tanpa peningkatan value added keberlangsungan
hidup perusahaan akan terancam. Beragam kombinasi berdasarkan
pergerakan pendapatan dan biaya dapat dibentuk untuk meningkatkan
value added. Peningkatan value added tercermin saat pertumbuhan
pendapatan melebihi pertumbuhan biaya yang lebih rendah.
Adapun faktor yang mempengaruhi keberlanjutan pertumbuhan value
added adalah inovasi dan investasi secara berkelanjutan pada
pengembangan kompetensi, pengetahuan, dan kapabilitas karyawan.
31
d. Efficiency in Value Creation
Peningkatan value added harus dilakukan dengan efisien. Efisiensi
memiliki makna menciptakan nilai yang lebih banyak dengan satu
nilai moneter yang diinvestasikan pada sumber daya (financial dan
intellectual capital). Kriteria penciptaan nilai per unit meneter yang
diinvestasikan pun diperkenalkan sebagai dasar untuk peningkatan
produktivitas dari knowledge worker.
e. Control of Value Added and Efficiency
Penciptaan produk dan jasa meliputi beragam aktivitas yang terealisasi
melalui proses. Terkadang sebuah nilai tercipta akan hilang akibat proses
yang terjadi. Dengan demikian, sangat penting untuk mengawasi kontribusi
dari setiap proses terhadap penciptaan nilai dan efisiensi, baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
Untuk menilai efisiensi modal intelektual, sangat penting untuk
mengidentifikasi proses yang menghancurkan niai (proses yang dibawah
rata-rata tingkat efisiensi perusahaan). Pengawasan yang memadai melalui
peninjauan penciptaan nilai dan mengeliminasinya jika memungkinkan.
Berikut ini adalah situasi yang merupakan tanda peringatan dari
masalah yang mungkin timbul dalam bisnis :
- Penurunan value added dibanding periode sebelumnya
- Penurunan efisiensi modal intelektual
32
- Efisiensi dibawah rata-rata lingkungan, perusahaan, dan nasional
- Peningkatan value added yang lebih rendah dari inflasi
f. Efficiency Remuneration
Peran karyawan sebagai pencipta nilai (knowledge worker) penting
ditilik agar kontribusi yang diberikan karyawan terhadap efisiensi
modal intelektual dapat terus meningkat. Oleh karenanya, pengkajian
remunerasi harus dapat menjadi dasar karyawan untuk memiliki
kapabilitas yang dapat menciptakan nilai dengan efisien. Prinsip
semakin banyak kontribusi pekerjaan terhadap penciptaan nilai dan
peningkatan efisiensi sangat wajar jika dijadikan kriteria remunerasi
untuk karyawan dan manajemen.
C. KINERJA KEUANGAN
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat
dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan
kontribusi pada ekonomi33. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran
tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat
analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan
keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode
tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal 33Hong Pew Tan, dkk, Op. cit h. 80.
33
dalam menghadapi perubahan lingkungan. Sedangkan konsep kinerja
keuangan menurut indriyo gitsundarmo dan basri adalah rangkaian aktivitas
keuangan pada suatu periode tertentu yang dilaporkan dalam laporan
keuangan diantaranya laporan laba rugi dan neraca (basri, manajemen
keuangan, 2002)34.
Menurut irfan fahmi kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan
benar35.
Kinerja keuangan bank secara keseluruhan merupakan gambaran
prestasti yang ingin dicapai dalam opersionalnya, baik menyangkut aspek
keuangan, pemasukan penghimpunan dan penyaluran dana dan teknologi
sumber daya manusia. Keuangan bank merupakan gambaran kondisi
keuangan bank pada kondisi tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan
dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator
kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank.
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap
perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan
perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu
tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam
34 Indriyo gitsundarmo dan basri, manajemen keuangan, (yogyakarta : BPFE, 2002), h. 275. 35 Irfan fahmi, analisis kinerja keuangan, (Bandung : Alfabeta, 2004) h. 2
34
mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standarperilaku yang telah
ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang
diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen dalam
rencana formal yang dituangkan dalam anggaran36.
Kinerja keuangan memiliki fungsi yang sangat penting dalam
menggambarkan keberhasilan yang sudah tercapai oleh perbankan dan hal
tersebut dapat dilihat dari rasio-rasio keuangan dengan menggunakan
informasi dari laporan laba rugi dan neraca. Kinerja keuangan juga dapat
menggambarkan tingkat kesehatan bank tersebut.
D. PROFITABILITAS
Profitabilitas atau kemampuan menghasilkan laba merupakan ukuran
seberapa baik suatu sistem menurut besarnya laba yang berhasil diciptakan.
Laba sangat penting bagi suatu perusahaan agar dapat terus menjalankan dan
mengembangkan kegiatan usahanya. Laba sering dijadikan indikator oleh para
investor untuk menilai agar menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
Untuk dapat memperoleh laba yang maksimal maka bank syariah
harus dapat mengelola dana yang tersedia secara efektif dan efisien.
Profitabilitas dalam dunia perbankan dapat dihitung dengan Return On Assets
(ROA) dan Return On Equiuty (ROE).
36 Jumingan, Analisis laporan keuangan (Jakarta: PT. Bumi aksara, 2006) h. 56
35
1. Return On Asset
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengelola aset guna memperoleh keuntungan secara keseluruhan. ROA
menggunakan laba sebagai salah satu cara untuk menilai efektifitas dalam
penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba.
ROA merupakan salah satu indikasi kesehatan keuangan perbankan,
semakin besar ROA maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan aset.
2. Return On Equity
Rasio ini merupakan rasio yang sering digunakan oleh para pemegang
saham untuk menilai kinerja perusahaan dan untuk mengukur besarnya
tingkat pengembalian modal dari sebuah perusahaan. Semakin besar ROE
maka semakin besar pula tingkat pengembalian modal yang diperoleh para
pemegang saham.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam skripsi ini bersifat deskriptif kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui
variabel-variabel penelitian dalam angka-angka dan melakukan analisis
data dengan prosedur statistika dan permodelan matematis37. Sedangkan
metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok
manusia, objek, set kondisi, sistem pemikiran ataupun peristiwa pada
masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara
matematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki.38
Pada penelitian ini, pendekatan kuantitatif menguji teori intellectual
capital yang berpengaruh pada kinerja keuangan. Intellectual capital
dihitung menggunakan metode VAIC dan diuji menggunakan metode
partial least square. Selanjutnya hasil intellectual capital dideskripsikan
dan dianalisis sesuai dengan hasil olah data dan diinterpretasikan sesuai
keadaan yang sebenarnya.
37 Efferin sujoko, dkk, Metode penelitian untuk akuntansi, suatu pendekatan praktis (Malang: Bayu media publishing, 2004), h. 18 38 Muhammad Nazir, Metode penelitian, (Jakarta: ghalia indonesia, 2003) h. 54
37
2. Jenis dan sumber data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan triwulan
unit usaha syariah di indonesia tahun 2013-2015. Laporan keuangan tersebut
digunakan untuk menghitung kinerja intellectual capital pada unit usaha
syariah serta menghitung rasio kinerja keuangan unit usaha syariah. Sumber
data yang digunakan dalam penilitian ini berasal dari website resmi Bank
Indonesia.
a. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh unit usaha syariah yang
ada di indonesia. menurut data statistik perbankan syariah pada bulan mei
tahun 2016 jumlah populasi unit usaha syariah di indonesia ada sebanyak
29.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposivve sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel
dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Penentuan sampel
berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Unit usaha syariah yang terdaftar di bank indonesia dalam periode
2013-2015
2. Menyajikan laporan keuangan triwulan yang dipublikasikan dalam
periode 2013-2015
38
3. Memiliki data lengkap terkait dengan aset, ekuitas, pendapatan, beban,
biaya karyawan, laba.
4. Memiliki nilai value added yang positif Berdasarkan kiriteria
pengambilan sampel diatas maka terpilih 3 sampel penelitian unit
usaha syariah yaitu UUS CIMB, UUS Danamon, dan UUS Permata.
b. Metode pengumpulan data
1. Library research (Penelitian Pustaka)
Metode pengumpulan data yang didapat dengan membaca buku,
jurnal, skripsi, tesis dan artikel yang memiliki hubungan dengan
tema penelitian yang sedang dilakukan.
2. Documentacy (Dokumentasi)
Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data
dari berbagai literatur berupa jurnal dan karya ilmiah lainnya,
berikut juga data dari laporan perkuartal yang dipublikasikan oleh
BI.
3. Internet research (Penelitian Internet)
Metode pengumpulan data yang diperoleh oleh penulis dari
internet yang memperhitungkan data yang dipergunakan
merupakan data yang relevan dengan tema yang diangkat dan juga
berasal dari sumber website yang dapat dipercaya kebenaran
datanya.
39
B. Teknik Analisis Data
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Independen
Variabel Independen yaitu variabel yang menjadi penyebab terjadinya
atau terpengaruhinya variabel dependen. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah Intellectual Capital yang diukur berdasarkan value
added yang diciptakan oleh physical capital (VACA), Human capital
(VAHU), dan structural capital (STVA). Kombinasi dari ketiga value
added tersebut disimbolkan dengan VAIC™. Metode ini dikembangkan
oleh pulic. Dalam benny dan syafruddin (2008), pengukurannya
dijelaskan sebagai berikut39 :
1. Menghitung VA (value Added)
VA = OUT – IN
Output (OUT) = Total penjualan dan pendapatan lain
Input (IN) = beban penjualan dan biaya-biaya lain (selain beban
karyawan)
Output adalah pendapatan dan mencakup dari seluruh produk dan jasa
yang dijual dipasar, Input mencakup seluruh beban yang digunakan dalam 39 Ihyaul ulum, Intellectual capital performance sektor perbankan di Indonesia, h. 80
40
memperoleh pendapatan, beban karyawan tidak termasuk dalam IN karena
tidak dianggap sebagai beban.
1. VACA (Value Added Capital Employed)
VACA merupakan perbandingan antara value added (VA) dengan
ekuitas perusahaan (CE), rasio ini menunjukan kontribusi yang dibuat oleh
setiap unit dari CE terhadap value added organisasi.
VACA = VA/CE
Value added (VA) = selisih antara output dan input
Capital Employed (CE) = dana yang tersedia (ekuitas, laba bersih)
Menurut pulic, intellectual capital tidak dapat membuat nilai sendiri
tanpa dukungan modal fisik (termasuk financial capital)40. Oleh karena itu,
perlu untuk mengambil model finansial dan fisik kedalam rekening dalam
rangka untuk memiliki penuh wawasan tentang totalitas VA diciptakan
oleh sumber daya perusahaan. Value added capital employed (VACA)
mengungkapkan berapa banyak nilai baru telah diciptakan oleh satu unit
moneter diinvestasikan dalam model usaha. Dengan demikian, hubungan
40 Ainurridha, pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas. (skripsi s1 fakultas syariah dan hukum, universitas islam negeri syarif hidayatullah jakarta, 2014) h. 27
41
antara VA dan CA menunjukan kemampuan modal yang digunakan untuk
menciptakan nilai dalam suatu perusahaan41.
2. VAHU (Value Added Human Capital)
VAHU menunjukan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana
yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukan kontribusi
yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap
value added organisasi.
VAHU = VA/HC
Value Added (VA) = selisih antara output dan input
Human Capital (HC) = beban karyawan
Ketika VAHU dibandingkan lebih dari sebuah kelompok perusahaan,
VAHU menjadi sebuah indikator kualitas sumber daya manusia
perusahaan. VAHU juga sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan
VA setiap rupiah yang dikeluarkan pada HC.
41 Eko wibowo, Analisis value added sebagai indikator intellectual capital dan konsekuensinya terhadap kinerja perbankan. (skripsi s1 fakultas ekonomi dan bisnis, universtas diponegoro semarang, 2010). h. 20
42
3. STVA (Structural Capital Value Added)
STVA mengukur jumlah modal struktural (SC) yang dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 rupiah dan value added (VA) dan merupakan indikasi
bagaimana keberhasilan modal struktural (SC) dalam penciptaan nilai.
STVA = SC/VA
Value added (VA) = selisih antara output dan input
Struktural capital (SC) = VA – HC
Rasio-rasio tersebut merupakan kalkulasi kemampuan intelektual
sebuah perusahaan. Formulasi ini merupakan jumlah koefisien yang
disebutkan sebelumnya. Hasilnya sebuah indikator baru dan unik yaitu
VAIC™, yaitu sebagai berikut :
VAIC™ = VACA + VAHU + STVA
Kamath mengelompokkan kinerja bank berdasarkan intellectual
capital kedalam 4 kategori, yaitu :
43
Tabel 3.1
kategori VAIC
Nilai VAIC kategori
Diatas 5 Top performers
4,01 – 5,00 Good performers
2,50 – 4,00 Common performers
Dibawah 2,5 Bad performers
b. Variabel Dependen
Variabel Dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja
keuangan unit usaha syariah yang diproksikan dengan return on asset
(ROA) dan return on equity (ROE). Adapun penghitungan ROA dan ROE
sebagai berikut:
a. Return on Asset (ROA)
ROA = laba bersih / rata-rata total aset x 100%
ROA berfungsi untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki.
Semakin besar ROA yang dimiliki suatu perusahaan maka semakin
44
efisien penggunaan aktiva, sehingga akan memperbesar laba. Laba
yang besar akan menarik investor.
b. Return On Equity (ROE)
ROE = laba setelah pajak / total ekuitas x 100%
ROE merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan
total ekuitas. ROE berfungsi untuk mengukur sejauh manakah
perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat
keuntungan dari investasi yang telah dilakukan oleh para pemilik
modal.
2. Teknik Analisis Data Partial Least Square (PLS)
Teknik analisis data yang akan digunakan adalah Partial Least Square
(PLS). Menurut wold PLS merupakan metode analisis yang powerful oleh
karena tidak didasarkan banyak asumsi. PLS sebagai teknik analisis data
mempunyai keunggulan tersendiri diantaranya: data tidak harus
berdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala kategori,
ordinal, interval sampai rasio dapat digunakan pada model yang sama)
dan ukuran sampel tidak harus besar. Walaupun PLS digunakan untuk
mengkonfirmasi teori, tetapi dapat juga digunakan untuk menjelaskan ada
atau tidaknya hubungan antara variabel laten. (ghozali, 2006)42
42 Imam Ghozali, Strutural Equation Modeling‐ metode alternatif dengan partial least square, Edisi. 3. (Semarang: Badan penerbit universitas diponegoro, 2006) h. 45
45
PLS merupakan sebuah metode untuk melaksanakan Structural
Equation Modeling (SEM), untuk tujuan saat ini dianggap lebih baik
daripada teknik SEM (software AMOS, LISREL) yang lain. Model ini
dikembangkan sebagai alternatif untuk situasi dimana dasar teori pada
perancangan model lemah dan atau indikator yang tersedia tidak
memenuhi model pengukuran reflektif. PLS merupakan metode analisis
yang sangat baik karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak
membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampel tidak harus besar.43
Pemilihan metode PLS didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam
penelitian ini terdapat dua variabel laten yang dibentuk dengan indikator
formative bukan refleksif. Model refleksif mengasumsikan bahwa
konstruk atau variabel laten mempengaruhi indikator, dimana arah
hubungan kausalitas dari konstruk ke indikator atau manifes. Sedangkan
model formatif mengasumsikan bahwa indikator-indikator mempengaruhi
konstruk, dimana arah hubungan kausalitas dari indikator ke konstruk.
PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat
digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan
teorinya atau untuk pengujian proposisi, PLS juga merupakan pendekatan
yang lebih tepat untuk tujuan prediksi, hal ini terutama pada kondisi
dimana indikator bersifat formatif, atau ketika penelitian ini masih tidak
pasti karena variabel seharusnya termasuk pada sebuah model atau 43 Ibid, h. 14
46
berhubungan diantara variabel dengan model miss-specified akan
menghasilkan perkiraan inferior varians sesuai yang dijelaskan PLS.
Missng variabels dan miss-specification lain hanya memiliki sedikit efek
estimasi yang dibuat oleh PLS.
a. Model spesifikasi dengan PLS
Sesuai dengan metode analisis dan model konseptual diatas, maka
dapat dibuat model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS.
Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga
set hubungan44.
1. Inner model
Inner model atau model struktural menggambarkan hubungan
antar variabel laten berdasarkan substantive theory. Perancangan
model struktural hubungan antar variabel laten didasarkan pada
rumusan masalah atau hipotesis penelitian. Model persamaannya
dapat ditulis sebagai berikut :
Ŋ = β0 + βŋ + Гξ + ζ (1)
Dimana Ŋ menggambarkan vektor dependen variabel laten,
ξ adalah vektor variabel laten independen, dan ζ adalah vektor
variabel residual (unexplained variance).
44 Ibid, h. 22
47
Oleh karena PLS didesain untuk model recursive, maka
hubungan antar variabel laten dependen Ŋ, atau sering disebut
causal chain system dari variabel laten dapat dispesifikasikan
sebagai berikut :
Ŋj = Σi βji ŋi + Σi үjb ξb + cj (2)
Dimana βji dan үji adalah koefisien jalur yang menghubungkan
predictor dependen dan variabel laten independen ξ dan Ŋ
sepanjang range indeks, dan adalah inner residual variabel.
2. Outer model
Outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel
laten dengan indikator manifestnya (measurment model). Model
ini mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan
dengan variabel latennya.
a. Blok dengan indikator refleksif dapat ditulis persamaannya
sebagai berikut:
X = Λx ξ + εx
Y = Λy ŋ + εy (3)
48
Dimana x dan y adalah indikator atau manifest variabel
untuk variabel laten independen dan dependen ξ dan Ŋ,
sedangkan Λx dan Λy merupakan matrik loading yang
menggambarkan koefisien regresi sederhana yang
menghubungkan variabel laten dengan indikatornya.
Residual yang diukur dengan εx dan εy dapat
diinterpretasikan sebagai kesalahan pengukuran atau noise.
b. Blok dengan indikator formatif persamaannya dapat ditulis
sebagai berikut:
ξ = ∏ξ x +δξ
ŋ = ∏ŋy +δŋ (4)
dimana ξ, ŋ x x dan y sama dengan yang digunakan
pada persamaan (3), ∏x dan ∏y adalah koefisien regresi
bergandan dari variabel laten dan blok indikator dan δx dan
δy adalah residual dari regresi.
Outer model dalam penelitian ini, persamaannya dapat
ditulis sebagai berikut:
- Untuk variabel laten independen: ξ = λx1x1 + λx2x2 +
λx3x3 +δξ
- Untuk variabel laten dependen: ŋ = λy1Y1 + λy2Y2 + εŋ
49
Keterangan:
- X1 = VACA
- X2 = VAHU
- X3 = STVA
- Y1 = ROA
- Y2 = ROE
- ξ = (ksi) VAIC™/ Variabel laten independen
- ŋ = (eta) company performance/ variabel laten
dependen
- λx = (lambda kecil), loading faktor variabel laten
independen
- λy = (lambda kecil), loading faktor variabel laten
dependen
- β = (beta) koefisien pengaruh variabel dependen
terhadap independen
- y = (gamma), koefisien pengaruh variabel independen
terhadap dependen
- ζ = (zeta) vektor variabel residual
- δ = residual dari regresi pada variabel independen
- ε = residual dari regresi pada variabel dependen
50
3. Weight Relation
Inner dan outer model memberikan spesifikasi yang diikuti
dalam estimasi algoritma PLS, kita memerlukan definisi weight
relation. Nilai kasus untuk setiap variabel laten diestimasi dalam
PLS sebagai berikut:
ξ = ∑kb Wkb Xkb
ŋ = ∑ki Wki Xki
Dimana Wkb dan Wki adalah k weight yang digunakan untuk
membentuk estimasi variabel laten ξb dan ŋi. Estimasi variabel laten
adalah linear agregat dari indikator yang nilai weight-nya didapat
dengan prosedur estimasi PLS seperti dispesifikasi oleh inner dan
outer model dimana ŋ adalah vektor variabel laten dependen dan ξ
adalah vektor variabel laten independen, ζ adalah residual dan β
serta г adalah matrik koefisien jalur (path coefficient).
b. Evaluasi Model Pengukuran
1. Refleksif
a. Loading faktor, nilai loading harus diatas 0,70
b. Composite realibility, composite realibility mengukur internal
consistenscy dan nilainya harus diatas 0,60
c. Average variance extracted, nilai average variance extracted
(AVE) harus diatas 0,50
51
d. Validitas diskriminan, nilai akar kuadrat dari AVE harus lebih
besar daripada nilai korelasi antar variabel laten
e. Cross loading, merupakan ukuran lain dari validitas diskriminan.
Diharapkan setiap blok indikator memiliki loading lebih tinggi
untuk setiap variabel laten yang diukur dibandingkan dengan
indikator untuk variabel laten lainnya
2. Formatif
a. Signifikansi nilai weight, nilai estimasi untuk model pengukuran
formatif harus signifikan. Tingkat signifikansi ini dinilai dengan
prosedur bootstrapping.
b. Multikolinearitas, variabel manifest dalam blok harus diuji apakah
terdapat multikolinearitas. Nilai variance inflation factor (VIF)
dapat digunakan untuk menguji hal ini. Nilai VIF diatas 10
mengindikasikan terdapat multikolinearitas.
52
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian
1. Hasil perhitungan Return On Asset (ROA) keseluruhan unit usaha
syariah
Tabel 4.1
Perkembangan ROA Unit Usaha Syariah
Tabel diatas menunjukan pertumbuhan nilai ROA yang dihasilkan
oleh masing-masing UUS. ROA menunjukan kemampuan manajemen
bank dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset yang dimiliki.
Sesuai dengan standar nilai yang telah ditentukan oleh BI untuk ROA
Tahun Kuartal Return On Asset (ROA) UUS Danamon UUS CIMB UUS Permata
2013
I 0,00152 0,00524 0,00687 II 0,00015 0,00922 0,01524 III 0,00109 0,01396 0,02691 IV 0,00071 0,0182 0,02863
2014
I 0,00233 0,00586 0,00516 II 0,0006 0,01166 0,0104 III 0,00125 0,0177 0,01522 IV 0,00249 0,0124 0,01754
2015 I 0,00294 0,00745 0,00345 II 0,00802 0,00654 0,00604
Rata-rata 0,00211 0,010823 0,013546
53
adalah 0,5% – 1,25%45. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai
ROA paling tinggi diperoleh oleh UUS Bank Permata dengan nilai rata-
rata 1,35%. Hal ini menunjukan bahwa manajemen sudah efektif
menggunakan aset yang dimiliki dalam menghasilkan keuntungan.
Sedangkan UUS yang memiliki nilai terendah adalah UUS Danamon
yang hanya sebesar 0,21%. Nilai ini berada dibawah standar baik yang
telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa
manajemen Bank Danamon tidak efektif menggunakan aset yang dimiliki
dalam menghasilkan keuntungan.
UUS CIMB memiliki nilai ROA sebesar 0,108%, nilai ini berada
dikategori baik yang telah ditentukan oleh BI. Hal ini menunjukan
kemampuan manajemen sudah cukup efektif dalam mengelola aset.
2. Hasil perhitungan Return On Equity (ROE) keseluruhan unit usaha
syariah
Tabel 4.2
Perkembangan ROE Unit Usaha Syariah
Tahun Kuartal Return On Equity (ROE) UUS Danamon UUS CIMB UUS Permata
2013 I 0,00164 0,00627 0,007
45 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM, http://kesehatanbank.blogspot.co.id/2013/05/tingkat‐prosentase‐kesehatan‐bank.html, diakses pada tanggal 27 Juni 2016 pukul 03.31
54
II 0,00017 0,01126 0,01578 III 0,00123 0,01743 0,0274 IV 0,00076 0,02242 0,02944
2014
I 0,0026 0,00766 0,00529 II 0,00066 0,01579 0,01077 III 0,00155 0,02435 0,01561 IV 0,00301 0,01699 0,01789
2015 I 0,00394 0,01009 0,00352 II 0,00959 0,00917 0,00629
Rata-rata 0,002515 0,014143 0,013899
Tabel diatas menunjukan pertumbuhan nilai ROE masing-masing
UUS selama periode 2013 – 2015. ROE menunjukan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari ekuitas.
Rata-rata nilai ROE tertinggi diperoleh UUS CIMB dengan nilai 1,4%,
lalu UUS permata dengan nilai 1,3%. Sedangkan nilai terendah diperoleh
UUS Danamon dengan hanya 0,25%.
Standar nilai ROE yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah
5% - 12%46. Sedangkan nilai ROE yang diperoleh oleh ketiga oleh UUS
tersebut masih dibawah kategori standar. Hal ini menunjukan bahwa
manajemen masing-masing UUS masih kurang memaksimalkan ekuitas
yang ada untuk menghasilkan laba. Dan hal ini menunjukan pula bahwa
tingkat pengembalian kepada para pemegang saham masih terbilang
rendah. Jika masing-masing UUS tidak meningkatkan kualitas
manajemennya besar kemungkinan para investor akan menarik modalnya. 46 ibid
55
3. Hasil perhitungan Value Added Intellectual Capital (VAIC) unit usaha
syariah kuartal I 2013 – kuartal II 2015
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan nilai VAIC unit usaha
syariah sampel pertahun.
Tabel 4.3
Nilai VAIC UUS tahun 2013
Tahun Kuartal VAIC UUS Danamon UUS CIMB UUS Permata
2013
I 1,28139 4,73205 11,94882 II 1,00981 4,11672 14,17306 III 0,97017 4,30356 15,75014 IV 1,23508 4,16881 12,39254
Rata-rata 1,1241125 4,330285 13,56614
dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 UUS Permata
mendapatkan nilai VAIC tertinggi dengan nilai rata-rata 13,5 dan masuk
dalam kategori Top Performers. Hal ini menunjukan bahwa UUS permata
sangat efisien dalam menggunakan sumber daya berwujud seperti aset
fisik dan aset tidak berwujud seperti kemampuan karyawan dalam
melayani nasabah serta memberikan inovasi terhadap pelayanan dan
produk yang ditawarkan sehingga dapat untuk menciptakan nilai bagi
perusahaan berupa keuntungan. Lalu UUS CIMB mendapatkan nilai 4,3
dan masuk dalam kategori good performers. Sedangkan UUS Danamon
56
mendapatkan nilai VAIC sebesar 1,1 dan masuk dalam kategori bad
performers. Hal ini disebabkan karena besarnya beban peronalia yang
tidak diimbangi dengan pendapatan yang besar pula.
Tabel 4.4
Nilai VAIC UUS tahun 2014
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai VAIC masing-masing
UUS terjadi penurunan, terkecuali UUS Danamon. UUS Danamom
mengalami kenaikan nilai walaupun hanya 0,01, namun hal itu tidak
membuat perubahan yang signifikan bagi UUS Danamon karna UUS
Danamon masih menempati kategori bad performers. Perubahan paling
signifikan dialami oleh UUS Permata yang sebelumnya memperoleh nilai
13,5 masuk dalam kategori top performers namun pada periode ini hanya
mendapat nilai 3,8 dan masuk dalam kategori common performers
walaupun sebenarnya masih tetap berada diposisi teratas. Hal ini
disebabkan beban personalia meningkat yang tidak diiringi dengan
Tahun Kuartal VAIC UUS Danamon UUS CIMB UUS Permata
2014
I 1,45293 3,94317 3,87014 II 1,08251 4,2838 3,9504 III 1,12254 3,86694 3,84752 IV 1,17934 2,90064 3,60931
Rata-rata 1,20933 3,7486375 3,8193425
57
meningkatnya value added. Untuk UUS CIMB pada periode ini tidak
terjadi perubahan yang signifikan dan mendapat nilai 3,7 masuk dalam
kategori common performers.
Tabel 4.5
Nilai VAIC UUS tahun 2015
Tahun Kuartal VAIC UUS Danamon UUS CIMB UUS Permata
2015 I 1,70417 4,83707 3,30657 II 2,95784 6,30646 4,87564
Rata-rata 2,331005 5,571765 4,091105
pada tahun ini semua UUS mengalami kenaikan nilai. UUS CIMB
menempati posisi tertinggi dengan nilai 5,5 dan masuk dalam kategori top
performers. UUS Permata naik satu kategori menjadi good performers
dengan nilai VAIC 4,09. Dan UUS Danamon tetap menempati posisi
terendah dengan nilai VAIC 2,3 dan masuk kategori bad performers.
Dari tabel-tabel diatas dapat kita ketahui perubahan-perubahan nilai
VAIC yang terjadi pada masing-masing UUS. Nilai VAIC tertinggi
diperoleh UUS Permata pada kuartal III tahun 2013 dengan nilai 15,7.
Dan nilai VAIC terendah diperoleh UUS Danamon pada kuartal III tahun
2013 dengan nilai 0,9.
Berikut adalah tabel dan grafik masing-masing UUS secara
keseluruhan.
58
Tabel 4.6
Nilai VAIC keseluruhan
Dari tabel diatas dapat kita lihat perubahan-perubahan nilai VAIC
yang terjadi pada tiap-tiap Unit Usaha Syariah secara keseluruhan.
Perubahan-perubahan nilai yang terjadi pada tiap-tiap Unit Usaha Syariah
relatif stabil kecuali perubahan yang terjadi pada Unit Usaha Syariah
Permata. Pada tahun 2013 UUS Permata menempati kategori Top
Performers dengan nilai rata-rata 13,5 namun ditahun selanjutnya hingga
akhir periode terjadi perubahan nilai yang signifikan. Rata-rata nilai
VAIC UUS Permata pada tahun 2014 hanya 3,8 dan menempati kategori
Common Performers, lalu ditahun 2015 rata-rata nilai VAIC UUS
Permata adalah 4,09 dan menempati kategori Good Performers.
Tahun Kuartal VAIC UUS Danamon UUS CIMB UUS Permata
2013
I 1,28139 4,73205 11,94882 II 1,00981 4,11672 14,17306 III 0,97017 4,30356 15,75014 IV 1,23508 4,16881 12,39254
2014
I 1,45293 3,94317 3,87014 II 1,08251 4,2838 3,9504 III 1,12254 3,86694 3,84752 IV 1,17934 2,90064 3,60931
2015 I 1,70417 4,83707 3,30657 II 2,95784 6,30646 4,87564
Rata-rata 1,399578 4,345922 7,772414
59
Perubahan nilai yang signifikan ini disebabkan oleh beban personalia
UUS Permata yang meningkat namun tidak diikuti dengan meningkatnya
Value Added bagi perusahaan. Tidak seperti ditahun 2013, dimana beban
personalia yang relatif kecil tetapi dapat menghasilkan Value Added yang
besar bagi perushaan, hal yang demikian itulah yang membuat UUS
Permata mendapat nilai VAIC yang tinggi dan menempati kategori Top
Performers. Walaupun demikian, dilihat dari nilai rata-rata VAIC secara
keseluruhan UUS Permata tetap menempati kategori Top Performers
dengan rata-rata nilai VAIC 7,7.
Untuk UUS CIMB perubahan nilai VAIC relatif stabil, terjadi
kenaikan dan penurunan nilai yaitu dikisaran 1-2 tiap kuartalnya. Akan
tetapi untuk kategori VAIC, UUS CIMB mendapatkan kategori yang
berbeda tiap tahunnya. Untuk tahun 2013 UUS CIMB mendapatkan
kategori Good Performers dengan rata-rata nilai VAIC 4,3. Ditahun
selanjutnya UUS CIMB mendapatkan kategori Common Performers
dengan rata-rata nilai VAIC 3,7. Dan diakhir periode UUS CIMB
mendapatkan kategori Top Performers dengan rata-rata nilai VAIC 5,5.
Dan untuk nilai rata-rata VAIC secara keseluruhan, UUS CIMB
menempati kategori Good Performers dengan rata-rata nilai VAIC 4,3.
Untuk UUS Danamon berturut-turut mendapatkan kategori Bad
Performers ditiap tahunnya. Dengan nilai rata-rata VAIC secara
keseluruhan hanya 1,3. Hal ini menunjukan betapa tidak efektifnya
60
manajemen dalam memanfaatkan sumber dayanya, baik yang berwujud
maupun yang tidak berwujud. Pengeluaran untuk beban personalia pada
UUS Danamon relatif tinggi dan tidak diikuti dengan Value Added yang
tinggi pula.
Gambar 4.1
Grafik nilai VAIC Unit usaha syariah
Penggunaan model VAIC menunjukan bagaimana kemampuan
perusahaan dalam mengelola dan memaksimalkan kekayaan
intelektualnya untuk menciptkan nilai (value creation) bagi perusahaan.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai VAIC unit usaha syariah
setiap kuartal mengalami kenaikan dan penurunan tapi cenderung dalam
trend stabil, kecuali UUS Permata pada tahun tahun 2013 berada posisi
02468
1012141618
I II III IV I II III IV I II
Rata‐rata
2013 2014 2015
VAIC UUS Danamon
VAIC UUS CIMB
VAIC UUS Permata
61
puncak dikisaran angka 11-15, lalu turun dikisaran angka 3,6-3,9. Namun
pada akhirnya UUS permata tetap berada di posisi top performers dengan
rata-rata nilai VAIC 7,7.
UUS CIMB berada di posisi Good Performers dengan angka dikisaran
4 pada tahun 2013. Pada tahun 2014 mengalami kenaikan dan penurunan
namun tidak terlalu signifikan, nilai terendahnya yaitu 2,9 yang didapat
pada kuartal IV pada tahun 2014. Lalu pernah mendapat kategori top
performers dengan nilai 6,3 pada akhir masa periode, dan ditutup dengan
kategori good performers dengan rata-rata nilai 4,3.
Pada kuartal III tahun 2013, UUS Danamon pernah mendapat nilai
VAIC terburuk diantara UUS yang lain yaitu dengan nilai 0,9 dan nilai
tertingginya hanya 2,9. Predikat UUS Danamon dari awal periode hingga
akhir periode adalah bad performers.
B. Uji Statistik
1. Statistik Deskriptif
Tabel 4.7
Statistik deskriptif
Indicator N MIN MAX MEAN STD VACA 30 0,00562 0,04699 0,023087 0,011277 VAHU 30 0,96737 14,78837 3,932085 3,70171 STVA 30 -0,03373 0,93238 0,544133 0,315483
62
ROA 30 0,00015 0,02863 0,008832 0,007602 ROE 30 0,00017 0,02944 0,010176 0,008382
Sumber: data diolah
Tabel diatas menunjukan bahwa indikator VACA memiliki rata-rata
sebesar 0,023 dengan nilai minimum sebesar 0,005 dan nilai maksimum
sebesar 0,046, sedangkan standar deviasinya sebesar 0,011. VAHU
memiliki nilai rata-rata 3,93 dengan nilai minimum 0,96, nilai maksimum
14,7 dan standar deviassinya 3,7. STVA memiliki nilai rata-rata 0,54,
dengan nilai minimum -0,03, nilai maksimum 0,93 dan standar deviasinya
0,31. ROA memiliki nilai rata-rata 0,008, dengan nilai minimum 0,0001,
nilai maksimum 0,02 dan memiliki nilai standar deviasi 0,007.
ROE memiliki nilai rata-rata 0,01, dengan nilai minimum 0,0001, nilai
maksimum 0,02 dan nilai standar deviasinya adalah 0,008.
2. Partial Least Square (PLS)
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel laten yaitu VAIC dan
Kinerja keuangan (PERF). Kedua variabel ini dibentuk dengan indikator
formatif. Indikator formatif yaitu indikator yang digunakan sebagai
pembentuk variabel independen dan dependen47, dalam hal ini, variabel
VAIC dibentuk oleh indikator VACA, VAHU, dan STVA. Sedangkan
kinerja keuangan dibentuk oleh ROA dan ROE.
47 Imam ghazali, structural equation modeling – metode alternatif dengan partial least square, eds.3 (semarang: badan penerbit universitas diponegoro, 2006), h. 7
63
Pada indikator formatif, diasumsikan bahwa antar indikator tidak
saling berkorelasi, maka ukuran internal konsistensi reliabilitas (cronbach
alpha) tidak diperlukan untuk menguji reliabilitas konstruk formatif.
Konstruk formatif pada dasarnya merupakan hubungan regresi dari
indikator ke keonstruk, maka cara menilainya adalah dengan mekihat
nilai koefisien regresi dan signifikansi dari koefisien regresi48.
Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga
set hubungan: (1) inner model, yang menggambarkan hubungan antar
variabel laten; (2) outer model yang menggambarkan hubungan antara
variabel laten dengan indikatornya; (3) weight relation, sedalam mana
nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi. Berikut adalah hasil
analisis data yang diolah dengan software SmartPLS.
1. Uji outer model
Gambar 4.2
Hasil Outer Model : Calculate Bootsraping
48 Ibid, h. 74
64
Berdasarkan hasil uji outer model diatas, dengan melihat nilai t
statistik, dapat disimpulkan bahwa indikator yang memilliki nilai t statistik
diatas 1,708 (untuk taraf signifikansi 0,05. One tail test) yaitu STVA,
VACA, ROA dan ROE, dengan nilai statistik masing-masing 4,191;
7,274; 28,311 dan 1,802. Sementara nilai VAHU memiliki nilai t statistik
1,198 dan tidak signifikan. Untuk hasil outer weight PLS dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.8
Nilai Outer Weight (Mean, STDEV, T-Values)
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
ROA -> kinerja uus
1,0064 0,9948 0,0355 0,0355 28,311
ROE -> kinerja uus
0,5328 0,5312 0,1292 0,1292 1,8024
STVA -> vaic
0,7432 0,7341 0,1773 0,1773 4,1914
VACA -> vaic
0,4221 0,4142 0,058 0,058 7,2744
VAHU -> vaic
0,2279 0,2238 0,1902 0,1902 1,1983
Sumber: data diolah
65
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai weight (Original Sample)
ROA dan ROE yang membentuk kinerja keuangan yaitu 1,0064 dan
0,5328. Dengan melihat nilai t statistiknya diatas 1,708 (untuk taraf
signifikansi 0,05. One tail test) maka ROA dan ROE signifikan.
Untuk indikator STVA, VACA dan VAHU nilai masing-masing
original sample-nya yaitu 0,7432, 0,4221 dan 0,2279. Dan untuk tingkat
signifikansi dengan melihat nilai statistiknya diatas 1,708 (untuk taraf
signifikansi 0,05. One tail test) maka indikator VAHU tidak signifikan.
Jadi dalam kasus ini, maka indikator VAHU harus dihilangkan dan perlu
dilakukan re-estimasi dengan hanya melibatkan indikator-indikator yang
signifikan.
Berikut adalah hasil re-estimasi dengan hanya melibatkan indikator
yang signifikan.
Gambar 4.3
Hasil PLS: Re-Calculate Bootstrapping
66
setelah menghilangkan indikator-indikator yang tidak
signifikan dan hanya melibatkan indikator yang signifikan, maka dapat
diketahui bahwa masing-masing indikator memiliki nilai weight (Original
Sample) diatas 0,50 (positif) dan t statistik > 1,708.
Tabel 4.9
Nilai Re-Calculate Outer Weight (Mean, STDEV, T-Values)
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
ROA -> kinerja uus 0,9837 0,9862 0,0415 0,0415 23,6944 ROE -> kinerja uus 0,6698 0,6422 0,0407 0,0407 9,074 STVA -> vaic 0,9335 0,9308 0,041 0,041 22,7525 VACA -> vaic 0,5772 0,5474 0,0587 0,0587 6,3397 Sumber: hasil olah data
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa model telah fit, karena
masing-masing indikator memiliki nilai weight (Original Sample) > 0,5
dan T statistik > 1,708. Indikator ROA memiliki nilai weight sebesar 0,9
dan nilai T statistik sebesar 23,4. Indikator ROE memiliki nilai weight
sebesar 0,66 dan nilai T statistik sebesar 9,07. Indikator STVA memiliki
67
nilai weight sebesar 0,9 dan nilai T statistik sebesar 22,7. Dan indikator
VACA memiliki nilai weight sebesar 0,5 dan nilai T statistik sebesar 6,3.
Berdasarkan hasil pengujian PLS sebagaimana yang ditunjukan pada
tabel diatas diketahui bahwa semua indikator yang membentuk VAIC
hanya VACA dan STVA yang signifikan untuk indikator VAHU
dihilangkan karena tidak signifikan, sedangkan untuk kinerja keuangan
UUS ROA dan ROE keduanya signifikan.
2. Uji inner Model (model struktural)
Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat R-
square yang merupakan uji goodnes-fit model. Pengujian ini dilakukan
untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikan R-square dari
model penelitian.
Gambar 4.4
Hasil Algoritma PLS
68
Tabel 4.10
Nilai R Square
R square
Kinerja UUS 0,743
VAIC
Sumber: hasil olah data
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai R-square kinerja UUS adalah
0,743 artinya variabel VAIC mampu menjelaskan variabel kinerja UUS
sebesar 74,3% sedangakan sisanya dijelaskan oleh variabel lain.
Uji selanjutnya yaitu melihat signifikansi pengaruh VAIC terhadap
kinerja UUS dengan melihat nilai koefisien parameter dan nilai
signifikansi t statistik.
Tabel 4.11
Path Coefficient (Mean, STDEV, T-Values)
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
vaic -> kinerja uus 0,8622 0,8669 0,0153 0,0153 56,4029
Sumber: hasil olah data
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa besarnya koefisien parameter
0,862, yang berarti terdapat pengaruh positif VAIC terhadap kinerja
keuangan UUS. Semakin tinggi nilai VAIC maka semakin tinggi kinerja
69
keuangan UUS. Dengan nilai t statistik sebesar 56,4 signifikan (t tabel
0,05 = 1,708) oleh karena itu t statistik lebih besar dari t tabel 1,708.
C. Interpretasi Hasil Penelitian
1. Hasil uji PLS menunjukan bahwa Intellectual Capital berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hubungan intellectual capital
terhadap kinerja keuangan UUS memberikan nilai estimasi koefisien
parameter sebesar 0,862 dan t nilai t-statistik sebesar 56,4 lebih besar dari
signifikan pada 0,05 (t tabel signifikan 0,05 = 1,708).
2. Variabel VAIC mampu menjelaskan variabel kinerja keuangan sebesar
74,3%, yaitu dengan melihat nilai R-square kinerja UUS sebesar 0,743.
Dari hasil penelitian ini memberikan penjelasan bahwa hanya VACA dan
STVA yang secara statistik signifikan membentuk konstruk VAIC selama
periode triwulan I 2013 – triwulan II 2015. Sedangkan VAHU tidak
memberikan nilai yang signifikan untuk membentuk konstruk VAIC. Hal ini
dikarenakan pertumbuhan lembaga keuangan syariah yang pesat tidak
dibarengi dengan pertumbuhan human capital yang ahli dalam bidang
keuangan syariah. Biaya yang dikeluarkan untuk karyawan yang besar masih
belum memberi hasil yang signifikan terhadap modal intelektual perusahaan,
70
hal ini dikarenakan jumlah praktisi keuangan syariah yang handal masih
kurang.
Sementara itu, indikator ROA dan ROE secara statistik dapat mewakili
kinerja keuangan UUS karena hasil dari PLS kedua indikator ini semuanya
signifikan. Modal intelektual dapat mempengaruhi profitabilitas yang
diproksikan oleh ROA dan ROE.
Lalu hasil penelitian ini pun menunjukan bahwa Intellectual capital
(VAIC) berpengaruh pada kinerja keuangan UUS dari sisi profitabilitas. Hal
ini karena intellectual capital merupakan sebuah pengetahuan yang dapat
membantu perusahaan dalam mempelajari keadaan pasar, membuat strategi
baru dan menciptakan suatu produk inovatif. Dengan mempelajari keadaan
pasar maka perusahaan dapat menentukan strategi dan produk seperti apa
yang akan dapat menarik konsumen sehingga dapat meningkatkan penjualan,
penjualan yang meningkat maka akan berdampak pada laba yang didapatkan.
Pada perusahaan yang mampu memelihara, mengembangkan,
memperbaharui dan memanfaatkan intellectual capital maka akan memiliki
kemampuan untuk menciptakan nilai yang dapat meningkatkan kekayaannya.
Intellectual adalah seluruh potensi yang dimiliki perusahaan berupa karyawan
yang berkompeten, asset fisik maupun sistem organisasi dan sistem informasi.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis pengaruh intellectual
capital terhadap kinerja keuangan Unit Usaha Syariah dari sisi profitabilitas.
Intellectual capital diukur dengan Value Added Intellectual Capital
(VAIC™), sedangkan kinerja keuangan UUS diukur dari sisi profitabilitas
yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) dan Return On Equity
(ROE). Sampel yang digunakan adalah 3 Unit Usaha Syariah selama periode
triwulan I 2013 – triwulan II 2015. Teknik analisis data menggunakan metode
Partial Least Square (PLS). Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, indikator dari variabel
VAIC (VACA, VAHU, dan STVA) yang memiliki nilai signifikan hanya
VACA yaitu 7,2 dan STVA 4,1 , sedangkan VAHU hanya memiliki nilai
t tabel 1,1 sehingga harus ditiadakan karna memiliki nilai di bawah
standar signifikan t tabel 1,708.
2. Berdasarkan uji menggunakan metode PLS intellectual capital
berpengaruh terhadap kinerja keuangan Unit Usaha Syariah. Hubungan
intellectual capital terhadap kinerja keuangan memberikan nilai koefisien
parameter sebesar 0,862 dan nilai t statistik 56,4 > dari t tabel 1,708.
72
Semakin tinggi nilai intellectual capital yang dimiliki perusahaan, maka
kinerja keuangan perusahaan semakin meningkat. Artinya perusahaan
yang mengelola sumber daya intelektualnya secara maksimal mampu
menciptakan value added yang akan mempengaruhi peningkatan kinerja
keuangan perusahaan.
Variabel VAIC™ mampu menjelaskan variabel kinerja keuangan sebesar
74,3%, yaitu dengan melihat nilai R-square kinerja UUS sebesar 0,743.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperolah dalam penelitian, penulis
memberikan saran diantaranya yaitu:
1. Bagi manajemen bank
Dari penelitian ini diharapkan agar manajemen perbankan memperhatikan
pentingnya modal intelektual sebagai alat untuk meningkatkan nilai
perusahaan, karena modal intelektual memiliki karakteristik yang unik dan
dapat memberikan suatu keunggulan bagi perusahaan. Investasi dalam
pengembangan human capital merupakan suatu investasi yang penting
karena dapat meningkatkan produktivitas, human capital yang memiliki
keahlian, pengalaman dan pengetahuan yang tinggi dapat menguntungkan
perusahaan karena menjadi suatu modal yang potensial untuk terciptanya
suatu nilai bagi perusahaan.
2. Bagi nasabah bank/ masyarakat
73
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
dan rujukan bagi masyarakat untuk melihat kinerja unit usaha syariah agar
masyarakat dapat menentukan strategi investasi jangka pendek dan jangka
panjang, selain itu juga dapat melihat bagaimana bank mengelola modal
intelektualnya sebagai suatu keunggulan lainnya.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan rentang waktu yang
lebih panjang dan objek penelitian yang lebih banyak serta menambah
proksi pengukuran kinerja lainnya agar dapat terlihat bagaimana gambaran
yang lebih menyeluruh pengaruh modal intelektual terhadap kinerja
perusahaan.
74
DAFTAR PUSTAKA
Ainurridha. (2014). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas.
skripsi s1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Apriliani, Rizka. (2011). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia. skripsi S1 universitas
Diponegoro Semarang.
Bontis, N dkk. (2000). Intellectual Capital and Bussines Performance in
Malaysian Industries. Journal of Intellectual Capital.
Chusaini, Agus dkk. (2013). Credit Risk Management in Indonesian Islamic
Bank. afro euarasian studies, vol. 2, spring & fall.
Fahmi, Irfan. (2004). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Fatima, Hasna. (2012). Analisis Pengaruh Modal Intelektual Terhadap
Kinerja Perusahaan di Indonesia. Skrpisi Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Ghozali, Imam. (2006). Structural Equation Modelling - Metode Alternatif
dengan Partial Least Square. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
75
Gitsundarmo, Indriyo dan Basri. (2002). Manajemen Keuangan. Yogyakarta:
BPFE.
Guthrie, James dan Petty, R. (2000). Intellectual Capital Literature Review.
Measurment, Reporting and Management. Journal of Intellectual
Capital.
Jumingan. (2006). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kasmir. (2010). Manajemen Perbankan. Jakarta : Rajawali Press.
Laporan Keuangan Bank Umum Syariah (t.thn.). Dipetik mei 6, 2016, dari
http://www.bi.go.id/id/ publikasi/laporan-keuangan
Maski, Ghozali. (2013). Intellectual Capital dan kinerja keuangan perbankan
(Pendakatan Dinamis pada Panel Data). Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol. 17 No. 1.
Moeheriono. (2012). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi edisi revisi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Munawir. (2004). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberti.
Nazir, Muhammad. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
76
Partiwi Dwi Astuti dan Arifin Sabeni. (2005). Hubungan Intellectual Capital
dan Bussines Performance dengan Diamond Spesification: sebuah
perspektif Akuntansi. SNA VIII.
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG
SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM,
http://kesehatanbank.blogspot.co.id/2013/05/tingkat-prosentase-
kesehatan-bank.html, diakses pada tanggal 27 Juni 2016 pukul 03.31
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.19 Tentang Aktiva Tak
Berwujud. (t.thn.). Dipetik oktober 20, 2015, dari
http://pajak.go.id/perpustakaan/index.php_detail&id=481
Prasetya, Dimas Nurdy. (2011). Analisis Pengaruh Intellectual Capital
Terhadap Islamicity Financial Performance Index Bank Syariah di
Indonesia. Skripsi s1 Fakultas Ekonomi Diponegoro.
Pulic. (t.thn.). Basic Information on VAIC . Dipetik november 2, 2015, dari
www.vaic-on.net
Rahmawati, Damar Asih Dwi. (2012). Pengaruh Intellectual Capital
Terhadap Return on Asset Perbankan. Nominal 1.
77
Saleh, Norman Muhammad dkk. (2007). Ownership Structure and
Intellectual Capital Performance in Malaysian Companies Listed
MESDAQ. Journal of Intellectual Capital .
Sawarjuwono, Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir. (2003 ). Intellectual
Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan.
Suhendah dan Rousilita. (2012). "Pengaruh Intellectual Capital terhadap
Profitabilitas, Produktivitas dan Penilaian Pasar pada Perusahaan
yang Go Public di Indonesia pada tahun 2005-2007." Simposium
Nasional Akuntansi XV,. Banjarmasin.
Sujoko, Efferin dkk. (2004). Metode Penelitian untuk Akuntansi, Suatu
Pendekatan Praktis. Malang: Bayu Media Publishing.
Suwatno dan Donni J Priansa. (2011). Manajemen SDM dalam Organisasi
Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Tan, Hong Pew dkk. (2007). Intellectual Capital and Financial Return of
Companies. Journal of Intellectual Capital.
Ulum, Ihyaul. (2009). Intellectual Capital Konsep dan Empiris. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
78
Ulum, Ihyaul. (2008). Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di
Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 10, No. 2.
Wibowo, Eko. (2010). Analisis Value Added sebagai Indikator Intellectual
Capital dan Konsekuensinya terhadap Kinerja Perbankan. skripsi S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.
Widiyaningrum, Ambar (2004). Modal Intelektual. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia Departemen Akuntansi FEUI Vol. 1.
LAMPIRAN
Hasil Perhitungan VAIC Seluruh Unit Usaha Syariah
Perhitungan VAIC Unit Usaha Syariah Bank CIMB Kuartal I 2013 - Kuartal II 2015 No Kua
rtal OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC
1 I 248.649 176.562 72.087 8.539.899
18.134 53.953 0,00837 3,97524 0,74844 4,73205
2 II 482.775 358.528 124.247 7.781.772
36.594 87.653 0,1597 3,39528 0,70547 4,11672
3 III 712.906 525.197 187.709 7.579.951
55.616 132.093
0,02476 3,37509 0,70371 4,30356
4 IV 946.806 693.839 252.967 7.993.179
73.777 179.190
0,03165 3,42881 0,70835 4,16881
5 I 215.490 147.251 68.239 6.162.508
21.057 47.182 0,01107 3,24068 0,69142 3,94317
6 II 425.215 285.916 139.299 6.247.957
39.309 99.990 0,0223 3,54369 0,71781 4,2838
7 III 635.617 445.726 189.891 5.322.702
60.305 129.586
0,03568 3,14884 0,68242 3,86694
8 IV 829.092 643.785 185.307 6.287.002
80.393 104.914
0,02947 2,30501 0,56616 2,90064
9 I 242.817 156.065 86.752 6.485.176
21.318 65.434 0,01338 4,06942 0,75427 4,83707
10 II 454.322 222.173 232.149 6.480.851
42.565 189.584
0,03582 5,45399 0,81665 6,30646
Perhitungan VAIC Unit Usaha Syariah Bank Permata Kuartal I 2013 - Kuartal II 2015
No Kuartal OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC
1 I 550.999 442.225 108.774 14.122.
690 9.869 98.905 0,0077 11,0318
5 0,90927 11,9488
2
2 II 1.222.50
3 965.136 257.367 15.072.
374 19.451237.91
6 0,01708 13,2315
6 0,92442 14,1730
6
3 III 2.031.23
9 1.574.23
4 457.005 15.550.
710 30.903426.10
2 0,02939 14,7883
7 0,93238 15,7501
4
4 IV 2.183.15
7 2.303.18
8 509.969 15.807.
395 44.548465.42
1 0,03226 11,4476
3 0,91265 12,3925
4
5 I 829.036 715.187 113.849 15.035.
982 35.832 78.017 0,00757 3,1773 0,68527 3,87014
6 II 1.672.30
0 1.431.65
0 240.650 15.456.
056 74.202166.44
8 0,01557 3,24317 0,69166 3,9504
7 III 2.516.33
3 2.171.65
5 344.678 15.050.
779 109.67
2 235.00
6 0,0229 3,14281 0,68181 3,84752
8 IV 3.421.70
8 2.991.52
0 430.188 15.815.
116 147.11
8 283.07
0 0,0272 2,9241 0,65801 3,60931
9 I 937.023 848.698 88.325 15.726.
503 33.021 55.304 0,00562 2,67481 0,62614 3,30657
10 II 1.301.44
5 1.023.05
6 278.389 14.667.
603 67.891210.49
8 0,01898 4,10053 0,75613 4,87564
Perhitungan VAIC Unit Usaha Syariah Bank Danamon Kuartal I 2013 - Kuartal II 2015
No Kuartal OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC
1 I 59.040 29.566 29.474 2.252.574 25.784 3.690 0,01308 1,14311 0,1252 1,28139
2 II 121.034 69.125 51.909 2.160.697 52.279 -370 0,02402 0,99292 -
0,00713 1,00981
3 III 182.466 106.36
2 76.104 2.083.436 78.671 -2.567 0,03653 0,96737 -
0,03373 0,97017
4 IV 243.604 136.95
1 106.65
3 2.415.920 104.80
5 1.848 0,04415 1,01763 0,1733 1,23508
5 I 72.052 39.076 32.976 2.488.136 26.514 6.462 0,01325 1,24372 0,19596 1,45293
6 II 143.224 87.382 55.842 2.513.361 54.184 1.658 0,02222 1,0306 0,02969 1,08251
7 III 218.293 133.54
2 84.751 2.283.798 81.208 3.543 0,03711 1,04363 0,0418 1,12254
8 IV 297.690 184.92
0 112.77
0 2.400.064 105.55
4 7.216 0,04699 1,06836 0,06399 1,17934
9 I 87.274 56.736 30.538 2.225.402 21.764 8.774 0,01372 1,40314 0,28731 1,70417
10 II 169.455 83.475 85.980 2.986.163 36.527 49.453 0,02879 2,35388 0,57517 2,95784
HASIL AKHIR PARTIAL LEAST SQUARE
Hasil Outer Model : Calculate Bootstraping
Nilai Outer Weight (Mean, STDEV, T-Values)
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
ROA -> kinerja uus 1,0064 0,9948 0,0355 0,0355 28,311
ROE -> kinerja uus 0,5328 0,5312 0,1292 0,1292 1,8024
STVA -> vaic 0,7432 0,7341 0,1773 0,1773 4,1914
VACA -> vaic 0,4221 0,4142 0,058 0,058 7,2744
VAHU -> vaic 0,2279 0,2238 0,1902 0,1902 1,1983
Hasil PLS : Re-Calculate Bootstrapping
Nilai Re-Calculate Outer Weight (Mean, STDEV, T-Values)
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
ROA -> kinerja uus 0,9837 0,9862 0,0415 0,0415 23,6944 ROE -> kinerja uus 0,6698 0,6422 0,0407 0,0407 9,074 STVA -> vaic 0,9335 0,9308 0,041 0,041 22,7525 VACA -> vaic 0,5772 0,5474 0,0587 0,0587 6,3397
Hasil Algoritma PLS
Nilai R Square
R square
Kinerja UUS 0,743
VAIC
Path Coefficient (Mean, STDEV, T-Values)
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
vaic -> kinerja uus 0,8622 0,8669 0,0153 0,0153 56,4029