ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN BI
Transcript of ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN BI
ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN BI
RATE TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE 2013 - 2017
Oleh :
Diyan Faranayli
20141113005
SKRIPSI
SEKOLAH TINGGI EKONOMI
INDONESIA BANKING SCHOOL
JAKARTA
2018
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN BI
RATE TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE 2013 - 2017
Oleh :
Diyan Faranayli
20141113005
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi sebagai syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Program Manajemen Keuangan dan Perbankan Syariah
SEKOLAH TINGGI EKONOMI
INDONESIA BANKING SCHOOL
JAKARTA
2018
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN BI
RATE TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE 2013 - 2017
ii
Oleh :
Diyan Faranayli
20141113005
Diterima dan Disetujui untuk diajukan dalam Ujian Skripsi
Jakarta, 29 September 2018
Dosen Pembimbing Skripsi
(Dr. Muhammad Yusuf, Ak., CA)
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI SKRIPSI
Nama : Diyan Faranayli
NIM : 20141113005
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan BI Rate
Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah di Indonesia
Periode 2013 - 2017
Ketua Penguji : Ramzi Ahmad Zuhdi, SE., Akt., M.Sc.
Anggota Penguji : 1. Dr. Muhammad Yusuf, Ak., CA
2. Anna Sardiana M.Si
Dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa dimaksud diatas telah mengikuti ujian
komprehensif
Pada tanggal : 10 Oktober 2018
Dengan hasil : LULUS / TIDAK LULUS
Tim Penguji
Ketua,
(Ramzi Ahmad Zuhdi, SE., Akt., M.Sc.)
Anggota 1, Anggota 2,
(Dr. Muhammad Yusuf, Ak., CA) (Anna Sardiana M.Si)
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
iv
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Diyan Faranayli
NIM : 20141113005
Jurusan : Manajemen Keuangan dan Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan skripsi yang saya buat ini merupakan hasil karya saya
sendiri dengan benar keasliannya. Apabila ditemukan ternyata hasil skripsi ini
merupakan hasil plagiat atau menjiplak karya orang lain, saya bersedia
mempertanggung jawabkannya dan sekaligus bersedia menerima sanksi sesuai
dengan peraturan STIE Indonesia Banking School. Demikian pernyataan ini saya
buat dalam keadaan sadar.
Jakarta, 29 September 2018
Diyan Faranayli
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Sebagai sivitas akademik STIE Indonesia Banking School, saya yang bertanda
tangan dibawah ini:
Nama : Diyan Faranayli
NIM : 20141113005
Program Studi : Manajemen Keuangan dan Perbankan Syariah
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
STIE Indonesia Banking School Hak Bebas Royalti Noneklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Analisis Pengaruh
Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan BI Rate Terhadap Nilai Aktiva Bersih
Reksadana Syariah di Indonesia Periode 2013 - 2017. Dengan Hak Bebas
Royalti Noneklusif ini, STIE Indonesia Banking School berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencamtukan nama
saya sebagai penulis/pencipta sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di Jakarta Pada tanggal 29 September 2018
Yang Menyatakan,
Diyan Faranayli
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang karena hanya atas karunia Nya penulis dapat menyelesaikan
tugas skripsi ini yang berjudul Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah,
dan Bi Rate terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah di Indonesia
Periode 2013 – 2017. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Program Studi
Manajemen Keuangan dan Perbankan Syariah pada STIE Indonesia Banking
School.
Dalam Penulisan proposal penelitian ini banyak doa, dukungan dan
bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis dengan
tulus hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ketua STIE Indonesia Banking School Bapak Dr. Subarjo Joyosumarto.
2. Wakil Ketua I Bidang Akademik STIE Indonesia Banking School Bapak
Dr. Sparta, S.E., Ak, ME. CA.
3. Wakil Ketua II Bidang Administrasi dan Umum STIE Indonesia
Banking School Bapak Khairil Anwar, SE., MSM.
4. Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Pemasaran STIE Indonesia
Indonesia Banking School Bapak Ir. Mahirsyah Emil Akbar, M.B.A.
5. Bapak Dr. Muhammad Yusuf, Ak., CA. selaku dosen pembimbing
skripsi penulis yang telah memberikan ilmu dan bimbingan yang sangat
bermanfaat kepada peneliti serta saran dalam penyusunan skripsi.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
vii
6. Bapak Ramzi Ahmad Zuhdi, SE., Akt., M.Sc. dan Ibu Anna Sadriana
S.I.P., Msi. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan ilmu serta
kritik dan saran yang berguna dalam penyusunan skripsi.
7. Bapak Ramzi Ahmad Zuhdi, SE., Akt., M.Sc. selaku dosen pembimbing
akademik yang telah banyak membantu selama perkuliahan di STIE
Indonesia Banking School.
8. Seluruh dosen dan jajaran staf karyawan STIE Indonesia Banking
School yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan dan
telah menyediakan fasilitas pembelajaran bagi mahasiswa/i STIE
Indonesia Banking School.
9. Ayah, Mama, Kak it, Mang ico, Wafi, Filza dan Leia serta keluarga
penulis, atas segala dukungan moral, material, do’a, kasih sayang dan
motivasi yang begitu besar.
10. Sahabatku Gengges yaitu Vina, Ismi, Sarah, Rixo, Andri, Arief, Fauzan,
dan Jovi yang telah menjadi sahabat sedari SMP hingga masa-masa
penyusunan skripsi dan selalu memberikan semangat yang begitu besar.
11. Teman-teman Keluarga Cemara yaitu Afriana, Hasna, Yeni, Ulfa,
Annisa yang telah memberikan semangat yang begitu besar dan
memberikan hiburan di masa-masa penyusunan skripsi.
12. Teman-teman Nyi Blorong yaitu Rizka, Ayu, Renny, Prilli, Lisa, Nisa
dan Fini yang telah mengisi persahabatan perkuliahan hingga masa-masa
penyususnan skripsi dan selalu memberikan semangat yang begitu besar.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
viii
13. Geral yang selalu memberikan semangat dan bantuan untuk penulis agar
dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu.
14. Teman-teman lainnya juga yaitu Dimas, Kus, Dito, Mizan, Surya yang
telah memberikan semangat selama penulisan skripsi.
15. Teman-teman Syariah 2014 yang telah menjadi teman satu kelas selama
tiga tahun terakhir pada masa perkuliahan serta memberikan dukungan.
16. Seluruh teman-teman STIE Indonesia Banking School angkatan 2014
tanpa terkecuali. Terimakasih atas seluruh pengalaman dan pembelajaran
yang sangat berharga.
Penulis menyadari penulisan skripsi masih jauh dari kata sempurna, oleh
sabab itu kritik maupun saran diharapkan guna memperbaiki kekurangan dari
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
yang terkait baik dunia perbankan, mahasiswa dan pembaca secara umum.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Yang Menyatakan,
Diyan Faranayli
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI SKRIPSI ........................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
ABSTRAK .............................................................................................................. xv
ABSTRACT ............................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 5
1.3 Perumusan Masalah ........................................................................................ 6
1.4 Pembatasan Masalah ...................................................................................... 6
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7
1.7 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 10
2.1 Signaling Theory ............................................................................................. 10
2.2 Reksadana Syariah ....................................................................................... 10
2.2.1 Pengertian Reksadana Syariah ........................................................... 10
2.2.2 Jenis-jenis Reksadana Syariah ............................................................ 12
2.3 Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah ........................................... 17
2.4 Inflasi ............................................................................................................ 18
2.4.1 Pengertian Inflasi .................................................................................. 18
2.4.2 Jenis-Jenis Inflasi .................................................................................. 20
2.4.3 Indikator Inflasi ..................................................................................... 21
2.5 Nilai Tukar Rupiah ....................................................................................... 22
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
x0
2.6 Suku Bunga (BI Rate) .................................................................................... 23
2.6.1 Pengertian Suku Bunga ...................................................................... 23
2.6.2 Jenis – Jenis Bunga ............................................................................... 25
2.7 Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 25
2.8 Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 27
2.9 Hipotesis ........................................................................................................ 28
BAB III METODOLOGI PENILITIAN ............................................................. 29
3.1 Objek Penelitian ............................................................................................. 29
3.2 Metode Pengambilan Sampel ......................................................................... 29
3.2.1 Tipe, Jenis, dan Sumber Data ............................................................. 30
3.2.2 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 31
3.3 Variable dan Operasional Variable ................................................................ 32
3.3.1 Variabel Independen ............................................................................. 32
3.3.2 Variabel Dependen ............................................................................. 35
3.4 Model Penelitian ............................................................................................... 36
3.5 Motode Analisis Data ....................................................................................... 37
3.5.1 Analisis Regresi Data Panel ............................................................... 37
3.5.2 Statistik Deskriptif ................................................................................ 39
3.5.3 Uji Normalitas ...................................................................................... 39
3.5.4 Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 40
3.5.5 Uji Hipotesis ......................................................................................... 41
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 43
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................... 43
4.2 Analisis Hasil Penelitian .................................................................................. 45
4.2.1 Analisis Hasil Statistik Deskriptif ........................................................ 45
4.2.2 Analisis Regresi Penelitian ................................................................... 47
4.2.3 Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 48
4.2.4 Analisis Regresi ................................................................................. 52
4.2.5 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) .................................................................. 54
4.2.6 Koefisien Determinasi .......................................................................... 56
4.3 Pembahasan Hasil Penilitian ............................................................................ 56
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
xi1
4.3.1 Pengaruh Inflasi terhadap Nilai Aktiva Bersih ................................... 56
4.3.2 Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Nilai Aktiva Bersih .............. 57
4.3.3 Pengaruh Bi Rate terhadap Nilai Aktiva Bersih .................................. 58
4.4 Implikasi Manajerial ......................................................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 61
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 61
5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 61
5.3 Saran............................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 63
LAMPIRAN ............................................................................................................ 67
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan NAB Reksadana Syariah di Indonesia Tahun 2013 –
2017 .......................................................................................................................... 3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 26
Tabel 3.1 Daftar Jumlah Reksadana Syariah Per Desember 2017 ........................ 29
Tabel 3.2 Sampel Perusahaan ............................................................................... 30
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel ..................................................................... 36
Tabel 4.1 Kriteria Observasi ................................................................................... 43
Tabel 4.2 Data Sampel Perusahaan ...................................................................... 44
Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif ......................................................................... 45
Tabel 4.4 Hasil Uji Chow ..................................................................................... 47
Tabel 4.5 Hasil Uji Hausman .................................................................................. 48
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ...................................................................... 50
Tabel 4.7 Hasil Uji Durbin Watson ........................................................................ 50
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 52
Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Berganda .................................................................... 52
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah Reksadana di Indonesia ................................ 3
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 27
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 49
Gambar 4.2 Daerah Uji DW ................................................................................ 51
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Objek Penelitian ..................................................................... 67
Lampiran 2 Data Seluruh Variabel ....................................................................... 68
Lampiran 3 Hasil Output Data Eviews ................................................................. 70
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
xv Indonesia Banking School
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah (Kurs) dan Bank Indonesia (BI) Rate terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahunan dari 2013 sampai 2017. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode analisi regresi linier berganda dengan menggunakan progam komputer Eviews versi 10.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Inflasi, Nilai Tukar Rupiah (Kurs) dan Bank Indonesia (BI) Rate secara simultan berpengaruh terhadap NAB Reksadana Syariah. Hasil juga menunjukkan bahwa Inflasi berpengaruh signifikan dengan korelasi negatif terhadap NAB reksadana syariah. Nilai Tukar Rupiah (Kurs) berpengaruh signifikan dengan korelasi negatif terhadap NAB reksadana syariah dan Bank Indonesia (BI) Rate berpengaruh signifikan dengan korelasi positif terhadap NAB reksadana syariah.
Kata kunci: Inflasi, Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Bank Indonesia (BI) Rate, dan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
xvi Indonesia Banking School
ABSTRACT
This research examined the analysis of the effect of the Inflation, Rupiah
Exchange Rate and BI Rate on the Net Asset Value (NAV) of Islamic Mutual
Fund. Data used in this research is annualy, data start from 2013 until 2017.
Sampling method used in this research is purposive sampling. This research used
quantitative approach method and the analysis techniques used is multiple linear
regression that using Eviews Version 10.
Based on the result of this research showed that Inflation, Rupiah
Exchange Rate and BI Rate stimultaneously has significant effect to Net Asset
Value (NAV) of Sharia Mutual Balanced Fund. The results also show that
inflation has a significant negative effect on the NAV of Islamic mutual funds. The
Rupiah Exchange Rate (Exchange Rate) has a significant negative effect on the
NAV of Islamic mutual funds and Bank Indonesia (BI) Rate significant positive
effect of the NAV of Islamic mutual funds.
Keywords : Inflation, Rupiah Exchange Rate, BI Rate and Net Asset Value (NAV)
of Islamic Mutual Fund
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
1 Indonesia Banking School
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Seiring meningkatnya industri keuangan syariah di Indonesia yang berada
di tengah-tengah dominasi industri keuangan konvensional yang mulai goyah
akibat guncangan ekonomi global membuat hal tersebut menjadi tonggak awal
perkembangan industri keuangan syariah. Peningkatan yang terjadi di industri
keuangan syariah dikarenakan industri keuangan syariah lebih berbasis syariah
dimana lebih megutamakan nilai Islam yang tujuan akhirnya adalah mencapai
falah. Kini perkembangan keuangan syariah mulai merambah ke sektor pasar
modal yakni dengan adanya pasar modal syariah. Gagasan untuk mendirikan
pasar modal syariah di Indonesia dimulai sejak munculnya instrumen pasar
modal syariah yakni reksadana syariah.
Pertumbuhan reksadana di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup
signifikan dan positif. Belum sampai 1,5 tahun, jumlah investor reksadana
melonjak hampir dua kali lipat atau tepatnya tumbuh 82 persen dalam periode
akhir Agustus 2016 sampai 20 Desember 2017. Indeks reksadana saham tercatat
tumbuh 1,75 persen per 15 Februari 2018. Menariknya, di tengah
pertumbuhan return tersebut, jenis reksadana syariah berhasil mengalahkan
performa return reksadana konvensional (bareksa.com).
Sebagai salah satu bentuk investasi, reksadana syariah memiliki kriteria
yang berbeda dengan reksadana konvensional pada umumnya. Menurut (Firdaus
et al, 2005), perbedaan paling mendasar antara reksadana konvensional dengan
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
2
Indonesia Banking School
reksadana syariah terletak pada proses screening, dimana proses tersebut
berfungsi untuk mengeluarkan segala aktivitas riba, amoral, haram dan lainnya.
(Ryandono, 2009) menjelaskan bahwa: ”Islam memandang semua perbuatan yang
dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari, termasuk aktivitas ekonominya
sebagai investasi yang akan mendapatkan hasil (return). Return investasi dalam
Islam sesuai dengan besarnya sumber daya yang dikorbankan dan Islam
mengajarkan untuk selalu mendahulukan perintah Allah dan menjauhkan diri dari
larangan-Nya”.
Salah satu ukuran kinerja investasi di reksa dana syariah adalah Nilai
Aktiva Bersih (NAB). Nilai Aktiva Bersih (NAB) berkaitan dengan nilai
portofolio reksa dana yang bersangkutan. Besarnya Nilai Aktiva Bersih (NAB)
bisa berfluktuatif setiap hari, tergantung pada perubahan nilai efek dalam
portofolio reksadana. Meningkatnya Nilai Aktiva Bersih (NAB)
mengindifikasikan meningkatnya investasi pemegang saham per unit pernyertaan.
Kinerja investasi reksadana syariah yang dimana di ukur dari Nilai Aktiva
Bersih (NAB) dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor internal maupun
faktor eksternal perusahaan. Menurut (Kartonegoro, 1995) faktor – faktor penentu
investasi bagi seorang investor yang hendak melakukan investasi, yaitu analisis
kondisi makro ekonomi, analisis pada jenis industri dan analisis fundamental
suatu perusahaan. Faktor makro ekonomi suatu negara merupakan faktor utama
yang berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) seperti inflasi, nilai tukar
dan BI Rate. Berikut adalah gambaran perkembangan kinerja reksadana syariah
periode 2013 -2017 di Indonesia:
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
3
Indonesia Banking School
Sumber: Statistik Reksadana Syariah Otoritas Jasa Keuangan
Tabel 1.1
Perkembangan NAB Reksadana Syariah di Indonesia Tahun 2013 – 2017
Tahun Jumlah Reksadana Syariah NAB Reksadana Syariah (Miliar)
2013 65 9.432,19 2014 74 11.158,00 2015 93 11.019,43 2016 136 14.914,63 2017 181 28.311,77
Sumber: Statistik Reksadana Syariah Otoritas Jasa Keuangan
Berdasarkan Grafik 1.1 dan Tabel 1.1 di atas, dapat diketahui bahwa
jumlah dan total nilai aktiva bersih reksadana syariah terus mengalami
peningkatan. Hal ini terlihat dari data statistik hingga tahun 2017 jumlah nilai
aktiva bersih mencapai Rp 28.311,77 miliar dengan jumlah reksadana syariah
sebanyak 181. Hal ini membuktikan bahwa reksadana syariah mendapat sambutan
yang baik di masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Akan tetapi, di tahun
2015 nilai aktiva bersih reksadana syariah mengalami penurunan. Hal tersebut
disebabkan karena adanya berbagai pergeseran fundamental dalam perekonomian
Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah Reksadana di Indonesia
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
4
Indonesia Banking School
dunia. Kondisi ekonomi global yang tidak stabil akan memberikan dampak pada
kondisi perekonomian Indonesia.
Kondisi perkembangan inflasi, nilai tukar rupiah (kurs) dan BI Rate
merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian manajer investasi dalam
pertimbangannya, khususnya berkaitan dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada
Reksadana Syariah. Inflasi, Nilai tukar rupiah dan BI Rate akan berpengaruh pada
pengembalian atas investasi.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, mengindikasikan bahwa terdapat
adanya research gap dari ketiga variabel independen yaitu inflasi, nilai tukar
rupiah dan Bi rate yang mempengaruhi NAB. Inflasi merupakan suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (Mankiw, 2005).
Sehingga menurut (Putratama, 2007) dengan adanya peningkatan harga tersebut
meyebabkan laba perusahaan turun, akibatnya menurunkan bagi hasil yang akan
di bagikan kepada investor, sehingga investasi di anggap sebagai hal yang tidak
menarik. Selanjutnya harga saham perusahaan juga akan turun, dengan diikuti
dengan menurunnya NAB. Dalam penilitian Rachman (2015) menunjukkan
bahwa inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap NAB. Namun
hasil penilitian Rachman (2015) bertentangan dengan hasil penilitian Ali (2012)
yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap NAB.
Variabel kedua yaitu nilai tukar rupiah. Nilai tukar adalah harga mata uang
suatu negara terhadap negara lain. Jika nilai tukar menurun maka biaya produksi
akan meningkat dan hutang perusahaan akan meningkat, sehingga bagi hasil yang
diberikan pun akan menurun hal tersebut menyebabkan investasi tidak lagi
menarik, sehingga menurunkan nilai investasi yang berdampak pada menurunnya
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
5
Indonesia Banking School
NAB suatu reksadana. Dalam penilitian (Ali, 2012; Wiradiyasa,2016)
menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh positif dan signifikan. Namun
hasil (Ali, 2012; Wiradiyasa,2016) bertentangan dengan penelitian Rachman
(2015) yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap NAB.
Variabel ketiga yaitu Bi Rate. BI rate adalah suku bunga kebijakan yang
mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh BI dan
diumumkan kepada publik. Jika BI rate naik maka pengembalian terhadap
pinjaman yang di lakukan emiten juka akan mengalami kenaikan, akibatnya return
yang dibagi akan mengalami penurunan. Sehingga NAB juga akan mengalami
penurunan. Dalam penilitian Rachman (2015) menunjukkan bahwa Bi Rate
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap NAB.
Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat ketidakkonsistensian pada hasil
penelitian. Maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Bi Rate terhadap Nilai Aktiva
Bersih Reksadana Syariah di Indonesia Periode 2013 – 2017”.
1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas peneliti melihat bahwa terdapat beberapa faktor
yang berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih dalam investasi reksadana syariah.
Faktor tersebut berkaitan dengan kondisi makro ekonomi yang tidak dapat
diprediksi karena kondisi ekonomi global yang tidak stabil. Faktor – faktor yang
menjadi pengaruh yaitu inflasi memegang peran penting dalam menentukan
perkembangan suatu investasi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah fakta
bahwa inflasi tidak stabil atau cenderung berfluktuatif, dimana hal itu dapat
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
6
Indonesia Banking School
mempengaruhi Nilai Aktiva Bersih. Yang kedua yaitu nilai tukar rupiah,
permasalahannya terlihat bahwa kurs dollar terhadap rupiah terlihat semakin
meningkat dari tahun 2013 - 2017 hal tersebut menunjukkan nilai mata uang
rupiah yang semakin melemah, hal ini dapat memicu perkembangan investasi
didalam negeri menjadi turun.
Selanjutnya yaitu BI Rate, terlihat perkembangan BI Rate terus
berfluktuasi, saat BI Rate naik maka investor akan cenderung mengalihkan
dananya untuk menabung akibatnya investasi mengalami penurunan.
1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, didapatkan
pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan variabel dalam penelitian sebagai
berikut :
1. Apakah Inflasi berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih reksadana
syariah?
2. Apakah Nilai Tukar Rupiah berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih
reksadana syariah?
3. Apakah BI Rate berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih reksadana
syariah?
4. Apakah Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan BI rate berpengaruh signifikan
terhadap Nilai Aktiva Bersih reksadana syariah?
1.4 Pembatasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup pada objek penelitian dan supaya
penelitian ini dapat terfokus pada permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti
akan memfokuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
7
Indonesia Banking School
1. Reksadana Syariah yang ada di Indonesia periode 2013-2017
2. Variabel yang diuji pada penelitian ini hanya pada Inflasi, Nilai Tukar
Rupiah, dan Bi Rate
1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya, maka
tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh Inflasi terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana
Syariah di Indonesia Periode 2013 – 2017.
2. Mengetahui pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Nilai Aktiva Bersih
Reksadana Syariah di Indonesia Periode 2013 – 2017.
3. Mengetahui pengaruh BI Rate terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana
Syariah di Indonesia Periode 2013 – 2017.
1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan
penggunanya, antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat untuk Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pustaka sebagai
pengetahuan di bidang investasi pasar modal khususnya dalam reksadana
syariah, serta dapat menjadi bahan rujukan dalam melakukan penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat untuk Penulis
Penelitian ini diharapkan menambah wawasan penulis dalam bidang bank
dan lembaga keuangan lain, serta menerapkan ilmu yang telah didapat
selama mengikuti perkuliahan.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
8
Indonesia Banking School
3. Manfaat untuk Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada lembaga terkait
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi NAB reksadana syariah.
Penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi bahan evaluasi bagi investor
sebelum berinvestasi di reksadana syariah.
1.7 Sistematika Penulisan Sistematika ini berguna untuk memberikan gambaran yang jelas dan tidak
menyimpang dari pokok permasalahan, secara sistematis susunan skripsi ini
adalah sebagai berikut Secara umum, sistematika penulisan penelitian ini terdiri
dari:
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memberikan gambaran tentang Nilai Aktiva Bersih pada reksadana
syariah serta variabel yang mempengaruhinya sehingga penulis memilih judul
“Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Bi Rate terhadap Nilai
Aktiva Bersih Reksadana Syariah di Indonesia Periode 2013 – 2017”.
Rumusan Masalah, mengungkapkan apakah variabel yang digunakan
berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih pada reksadana syariah di Indonesia.
Pembatasan Masalah, menjelaskan mengenai batasan terhadap pembahasan
penelitian. Tujuan Penelitian, untuk mengetahui pengaruh variabel terhadap
Nilai Aktiva Bersih reksadana syariah. Manfaat Penelitian, untuk mengetahui
manfaat yang dihasilkan penelitian ini. Sistematika Penulisan, menjelaskan
secara ringkas mengenai isi pokok sub-bab dalam penelitian ini.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
9
Indonesia Banking School
2. BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan teori mengenai reksadana syariah dan Nilai Aktiva Bersih
serta berbagai landasan teori lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini, hasil
penelitian terdahulu dan pengembangan antar variabel yang membentuk
hipotesis penelitian.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian yang menggunakan metode
deskriptif kuantitatif dengan data sekunder, objek penelitian, model penelitian,
metode pengambilan sampel, variabel dan operasionalisasi variabel, teknik
pengolahan dan analisis data, dan teknik pengujian hipotesis.
4. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum objek penelitian yaitu
Reksadana Syariah di Indonesia, analisis dan pembahasan hasil penelitian
pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Bi Rate terhadap Nilai Aktiva Bersih
Reksadana Syariah.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis pada bab
sebelumnya, saran bagi peneliti selanjutnya, dan keterbatasan penelitian.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
10 Indonesia Banking School
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Signaling Theory
Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak eksternal. Teori
ini menjelaskan bagaimana perusahaan memberikan sinyal kepada para pengguna
laporan keuangan. Menurut Jama’an (2008) dalam Lestari (2017) sinyal dapat
berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut
lebih baik daripada perusahaan lain. Pada saat informasi diumumkan dan semua
pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar akan
mnginterpretasikan dan menganalisis apakah informasi tersebut tergolong sebagai
sinyal yang baik (good news) atau sinyal yang buruk (bad news). Sinyal ini dapat
mempengaruhi opini investor dan keputusan pihak-pihak yang berkepentingan.
Pada penelitian ini, perusahaan mengirimkan sinyal melalui laporan
keuangan, dimana kinerja perusahaan digambarkan oleh rasio-rasio didalamnya.
Calon investor akan menerima sinyal-sinyal tersebut dan akan mempengaruhi
keputusan investasi mereka. Hal ini akan berpengaruh terhadap harga reksadana di
pasar bursa, karena harga reksadana terbentuk akibat adanya penawaran dan
permintaan antara penjual dan pembeli.
2.2 Reksadana Syariah 2.2.1 Pengertian Reksadana Syariah
Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1, ayat
(27): “Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvetasikan dalam portofolio efek oleh
Manajer Investasi.” Dan dapat ditambahkan “di mana kekayaan bersama milik
pemodal akan disimpan dan diadministrasikan oleh Bank Kustodian”.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
11
Indonesia Banking School
Berdasarkan pengertian di atas, dengan memakai istilah “wadah”
menjelaskan bahwa reksadana adalah suatu bentuk hukum yang terpisah dari
perusahaan Manajer Investasi ataupun Bank Kustodian. Jadi reksadana bukanlah
suatu perusahaan efek, namun suatu wadah hukum untuk menghimpun dana
(Pandia, Ompusunggu, &Abror, 2009).
Menurut fatwa No.20/DSNMUI/IV/2001, reksadana syariah adalah
reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik
dalam bentuk akad antara investor sebagai pemilik harta (shahib almal) dengan
manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara manajer investasi
dengan pengguna investasi (pemilik aset yang diinvestasikan).
Berikut beberapa istilah yang sering muncul dalam reksadana syariah
antara lain menurut Soemitra (2016), sebagai berikut :
a. Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio
efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah.
b. Emiten adalah perusahaan yang menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada
publik.
c. Mudharabah atau qirad adalah suatu akad atau sistem di mana seseorang
memberikan hartanya kepada orang lain untuk dikelola dengan ketentuan
bahwa keuntungan yang diperoleh dibagi antara kedua pihak, sesuai dengan
syarat-syarat yang disepakati oleh kedua belah pihak, sedangkan kerugian
ditanggung oleh pemilik dana sepanjang tidak ada kelalaian dari mudharib.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
12
Indonesia Banking School
d. Prospektus adalah setiap infromasi tertulis sehubungan dengan penawaran
umum dengan tujuan agar pihak lain membeli efek.
e. Bank Kustodian adalah pihak yang kegiatan usahanya memberikan jasa
penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain,
termasuk menerima dividen, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek,
dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
Mekanisme operasional yang diterapkan di reksadana syariah adalah
dengan menggunakan akad wakalah. Akad wakalah dilakukan antara Manajer
Investasi dan pemodal. Dengan akad wakalah ini, pemodal memberikan mandat
kepada Manajer Investasi untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan
pemodal, pemodal yang telah memberikan atau menitipkan dananya akan
mendapatkan jaminan bahwa seluruh dananya akan disimpan, dijaga, dan diawasi
oleh Bank Kustodian. Pemodal akan mendapatkan bukti kepemilikan berupa Unit
Penyertaan reksadana syariah. Sedangkan antara Manajer Investasi dan pengguna
investasi menggunakan akad mudharabah. Manajer Investasi sebagai wakil
investor dapat menginvestasikan dana yang terkumpul pada instrumen keuangan
yang sesuai dengan syariat Islam (DSN, 2006).
2.2.2 Jenis-jenis Reksadana Syariah
Diberlakukannya Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 memberikan
jaminan bahwa keberadaan reksadana secara hukum dapat
dipertanggungjawabkan. Reksadana dapat dibagi menjadi tiga bagian (Hamid,
2009) sebagai berikut :
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
13
Indonesia Banking School
a. Reksadana berdasarkan Bentuk Hukum
1. Reksadana berbentuk Perseroan
Reksadana suatu perusahaan dari sisi bentuk hukum tidak berbeda dengan
perusahaan lainnya. Perbedaan terletak pada jenis usaha, yaitu pengelolaan
portofolio investasi. Di mana reksadana yang berbentuk perusahaan penerbit
reksadana, kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dan menjual saham.
Selanjutnya, dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai
jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang (Aziz, 2010).
Reksadana semacam ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Pertama,
bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT); kedua, pengelolaan
kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara direksi perusahaan dan
manajer investasi yang ditunjuk; dan ketiga, penyimpan kekayaan reksadana
didasarkan pada kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian
(Manan, 2012).
2. Reksadana Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK) merupakan
instrumen penghimpunan dana dengan menerbitkan Unit Penyertaan kepada
masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut diinvestasikan pada
berbagai jenis investasi baik di pasar modal maupun pasar uang (Aziz, 2010).
Reksadana berbentuk KIK dibentuk antara manajer investasi dan Bank
Kustodian. Manajer investasi bertugas dan bertanggung jawab dalam
mengelola portofolio reksadana. Adapun Bank Kustodian bertugas dan
bertanggung jawab dalam pengadministrasian dan menyimpan kekayaan
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
14
Indonesia Banking School
reksadana. Setelah mendapat izin dari BAPEPAM, Manajer Investai dapat
melakukan penawaran umum. Sebagai bukti penanaman modal, investor
memperoleh Unit Penyertaan (Manan, 2012) .
b. Reksadana berdasarkan Sifat Operasional
Berdasarkan sifat operasionalnya, reksadana dapat dibedakan menjadi
reksadana tertutup dan reksadana terbuka. Reksadana tertutup adalah
reksadana yang tidak dapat membeli kembali dan tidak melakukan
redemption saham-saham yang telah dijual kepada investor. Karakteristik
reksadana ini adalah:
1. Saham reksadana dicatat di bursa efek,
2. Pada umumnya hanya satu kali melakukan penawaran,
3. Pemodal tidak dapat menjual kembali saham reksadana yang
dimilikinya kepada perusahaan reksadana atau manajer investasi,
4. Jual beli saham reksadana dilakukan di bursa efek dengan harga diatas
atau dibawah dari NAB,
5. NAB bergantung dari nilai harga pasar, tidak harus selalu sama
dengan NAB.
Sementara itu, reksadana terbuka adalah reksadana yang dapat
menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai
dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan. Karakteristik reksadana ini
adalah:
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
15
Indonesia Banking School
1. Saham reksadana tidak dicatat di bursa efek,
2. Pemilik modal dapat menjual kembali saham reksadana yang
dimilikinya kepada manajer investasi atas beban rekening reksadana
atau rekening sendiri,
3. Harga jual beli saham reksadana berdasarkan NAB (Rodoni, 2009).
Pada dasarnya, reksadana berbentuk perseroan dapat beroperasi secara
terbuka maupun tertutup. Sedangkan reksadana berbentuk KIK hanya dapat
beroperasi secara terbuka.
c. Reksadana berdasarkan Jenis Investasi
Didalam reksadana, dapat dibedakan satu dengan yang lainnya
berdasarkan pada pemilihan jenis dan komposisi efek dalam portofolio
investasi yang dipilih oleh manajer investasi. Menurut Susyanti (2016) Jenis-
jenis reksadana syariah dapat dikembangkan menjadi:
Reksadana Pendapatan Tetap-Tanpa Unsur Saham adalah reksadana yang
mengambil strategi investasi dengan tujuan untuk mempertahankan nilai awal
modal dan pendapatan yang tetap. Reksadana ini dapat dengan mudah
mempertahankan nilai awal modal karena tidak memiliki risiko kerugian yang
umumnya dapat ditimbun oleh efek saham. Namun reksadana ini sulit untuk
mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari tingkat suku bunga pinjaman.
Reksadana Pendapatan Tetap-Dengan Unsur Saham, yaitu reksadana yang
apabila dalam alokasi investasi ditentukan bahwa sekurangkurangnya 80
persen dari nilai aktivanya diinvestasikan dalam efek saham dan sisanya dapat
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
16
Indonesia Banking School
diinvestasikan (seluruhnya atau sebagian) dalam efek hutang. Karena dapat
memiliki saham yang secara umum mempunyai risiko yang lebih tinggi.
Reksadana ini sangat sesuai bagi pemodal yang tidak berkeberatan untuk
menanggung risiko kehilangan sebagian kecil dari 19 modal atau dana awal
untuk mendapatkan kemungkinan memperoleh pendapatan yang cukup besar
dibandingkan dengan bagi hasil investasi di deposito.
Reksadana Saham adalah reksadana yang disebut juga reksadana jenis
ekuitas. Reksadana ini harus menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen
dari asetnya dalam efek ekuitas atau saham. Mengingat investasi di saham
memiliki karakteristik risiko hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan
investasi efek hutang atau pasar uang, maka reksadana saham dalam jangka
panjang secara teratur menyisihkan pendapatan sebagai sumber daya investasi.
Reksadana syariah hanya akan membeli efek yang diterbitkan oleh perusahaan
yang sesuai dengan syariat Islam.
Reksadana Campuran, reksadana ini mempunyai kebebasan dalam
menentukan alokasi aset sehingga dapat sewaktu-waktu mempunyai portofolio
investasi dengan mayoritas saham dan di lain waktu merubah sehingga menjadi
mayoritas obligasi. Dengan demikian, jika nilai dana sedang tinggi, maka pasar
modal umunya lesu dan harga saham cenderung menurun. Sebaliknya, jika
biaya dana sedang rendah, maka pasar modal umunya akan bergairah dan harga
saham cenderung meningkat.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
17
Indonesia Banking School
2.3 Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah Kinerja investasi pengelolaan portofolio reksadana secara sederhana
tercermin dari Nilai Aktiva Bersih (NAB). Baik tidaknya kinerja investasi
portofolio yang dikelola oleh Manajer Investasi dipengaruhi oleh kebijakan dan
strategi investasi yang dijalankan oleh Manajer Investasi yang bersangkutan. NAB
reksadana terbuka per saham dihitung setiap hari dan diumumkan kepada
masyarakat, sedangkan NAB reksadana tertutup dihitung cukup hanya satu kali
dalam seminggu (Nugraha, 2015).
Menurut Alwi (Tricahyadinata, 2016), Nilai Aktiva Bersih (NAB)
merupakan jumlah aktiva setelah dikurangi kewajiban-kewajiban yang ada.
Sedangkan, NAB per unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu
reksadana setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah unit
penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut. NAB tidak
bisa dipisahkan dari reksadana karena ini merupakan salah satu tolak ukur dalam
memantau hasil dari suatu reksadana. Rumus untuk menghitung NAB adalah
sebagai berikut:
Besarnya NAB dapat befluktuasi setiap hari, tergantung dari perubahan
nilai efek dalam portofolio. Meningkatnya NAB mengindikasikan meningkatnya
investasi pemegang unit penyertaan dan begitu pun sebaliknya.
NAB = Nilai Aktiva − Total Kewajiban
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
18
Indonesia Banking School
2.4 Inflasi 2.4.1 Pengertian Inflasi
Inflasi adalah suatu kondisi atau keadaan terjadinya kenaikan harga untuk
semua barang secara terus menerus yang berlaku pada suatu perekonomian
tertentu (Mankiw, 2005). Kenaikan harga dari satu atau dua jenis barang tidak
dapat disebut sebagai inflasi, kecuali kenaikan harga barang tersebut
menyebabkan kenaikan sebagian besar harga barang-barang lain.
Pada saat tingkat harga secara umum naik, pembeli harus mengeluarkan
lebih banyak uang untuk jumlah barang dan jasa yang sama. Jika konsumen tidak
dapat menemukan uang lebih untuk membeli barang demi mempertahankan
tingkat pembelanjaannya, mereka akan membatasi pembelian dengan membeli
lebih sedikit yang kemudian pada akhirnya akan membatasi kemampuan penjual
untuk menaikkan harga. Berdasarkan penjelasan di atas, ciri-ciri inflasi menurut
Karya & Syamsuddin (2016) ialah sebagai berikut :
a. Jumlah uang beredar lebih banyak dibandingkan dengan jumlah barang
beredar; aggregate demand (AD) lebih besar dari aggregate supply (AS).
b. Harga cenderung naik secara terus menerus. Dengan demikian, jika harga
naik hanya seketika dan kemudian turun kembali atau harga naik tidak
terus-menerus, maka belum dapat dikatakan terjadinya inflasi.
c. Nilai tukar uang mengalami penurunan.
Penentuan parah tidaknya inflasi sangat relatif, tidak hanya dilihat dari
sudut laju inflasi saja. Pihak-pihak yang menanggung beban atau memperoleh
keuntungan dari inflasi tersebut perlu diperhatikan. Menurut Samuelson dan
Nordhaus (Kuncoro, 2015), inflasi dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
19
Indonesia Banking School
a. Low Inflation atau disebut juga inflasi satu digit (single digit inflation), yaitu
inflasi di bawah 10 persen.
b. Galloping inflation atau double digit bahkan triple digit inflation yang
didefinisikan antara 10 persen hingga 200 persen per tahun.
c. Hyperinflation, yaitu inflasi di atas 200 persen per tahun
Menurut para ekonom Islam, salah satunya Karim (2015) inflasi berakibat
sangat buruk bagi perekonomian hal itu dikarenakan sebagai berikut :
a. Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi
tabungan, fungsi dari pembayaran di muka, dan fungsi dari unit perhitungan.
Orang harus melepaskan diri dari uang dan aset keuangan akibat dari beban
inflasi tersebut.
b. Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari
masyarakat (turunnya marginal propensity to save).
c. Meningkatnya kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk kebutuhan
non-primer dan barang-barang mewah (naiknya marginal propensity to
consume).
d. Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif yaitu penumpukan
kekayaan (hoarding) seperti: tanah, bangunan, logam mulia, mata uang
asing dengan mengorbankan investasi ke arah produktif seperti: pertanian,
industrial, perdagangan, transportasi, dan lainnya.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
20
Indonesia Banking School
2.4.2 Jenis-Jenis Inflasi
Inflasi itu sendiri dibedakan berdasarkan jenis-jenisnya, antara lain sebagai berikut :
a. Inflasi Berdasarkan Karakteristik Pergerakan Harga Komoditas
Pengelompokan ini berdasarkan faktor-faktor penyebab inflasi, yaitu
faktor fundamental ekonomi yang berdampak pada munculnya tekanan inflasi
yang bersifat permanen atau faktor nonfundamental yang berdampak pada
munculnya tekanan inflasi yang bersifat sementara. Menurut Badan Pusat Statistik
(BPS), inflasi ini dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
1. Inflasi Inti (core inflation) adalah inflasi yang perkembangan harganya
dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum yang akan
berdampak pada perubahan harga-harga secara umum dan lebih bersifat
permanen.
2. Inflasi Makanan yang Bergejolak (volatile food inflation) adalah inflasi
kelompok makanan yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena
faktor-faktor tertentu (seperti musim panen, gangguan distribusi, bencana
alam, dan hama).
3. Inflasi Harga yang Diatur (administered price inflation) adalah kelompok
komoditas yang perkembangan harganya diatur oleh pemerintah.
b. Inflasi Berdasarkan Sumbernya
Menurut Boediono (Kuncoro, 2015: 46), inflasi dapat dikategorikan
menjadi dua, yaitu:
1. Inflasi Tarikan Permintaan (demand pull inflation), yaitu kenaikan harga-
harga karena tingginya permintaan, sementara barang tidak tersedia cukup.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
21
Indonesia Banking School
2. Inflasi Dorongan Biaya (cost push inflation), yaitu karena biaya atau
harga faktor produksi meningkat. Akibatnya, produsen harus menaikkan
harga supaya mendapatkan laba dan produksi dapat berlangsung.
2.4.3 Indikator Inflasi
Ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengetahui
laju inflasi selama satu periode tertentu. Menurut Rahardja & Manurung (2014),
berikut adalah indicator yang digunakan untuk mengetahui laju inflasi sebagai
berikut :
1. Indeks Harga Konsume (IHK) Indeks Harga Konsume (IHK) adalah angka
indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli
konsumen 32 dalam satu periode tertentu. Di Indonesia, perhitungan IHK
dilakukan dengan mempertimbangkan sekitar beberapa ratus komoditas
pokok dan tingkat inflasi di kota-kota besar. Berikut rumus perhitungan
IHK:
2. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka IHPB melihat inflasi
dari sisi produsen. IHPB menunjukkan tingkat harga yang diterima
produsen pada berbagai tingkat produsen. Berikut rumus perhitungan
IHPB:
𝐈𝐧𝐟𝐥𝐚𝐬𝐢 =𝑰𝑯𝑲 − 𝑰𝑯𝑲−1
𝑰𝑯𝑲−1�� x 𝟏𝟎𝟎%
𝐈𝐧𝐟𝐥𝐚𝐬𝐢 =𝑰𝑯𝑷𝑩 − 𝑰𝑯𝑷𝑩−1�
𝑰𝑯𝑷𝑩−1�� x 𝟏𝟎𝟎%
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
22
Indonesia Banking School
3. Indeks Harga Implisit (IHI)
IHK dan IHPB memberikan gambaran laju inflasi yang sangat terbatas
karena indikator tersebut hanya melingkupi beberapa puluh atau ratus jenis
barang dan jasa di beberapa puluh kota saja. Padahal, jenis barang dan jasa
yang diproduksi atau dikonsumsi dapat mencapai ribuan atau bahkan
lebih. Kegiatan ekonomi juga tidak hanya di beberapa kota saja, melainkan
seluruh pelosok wilayah. Untuk mendapatkan gambaran inflasi yang
paling mewakili keadaan sebenarnya, ekonom menggunakan IHI (GDP
deflator). Berikut rumus perhitungan IHI:
2.5 Nilai Tukar Rupiah Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai
mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta
asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan,
yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang
asing (Sukirno, 2015). Nilai tukar uang merepresentasikan tingkat harga
pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lainnya dan digunakan dalam
berbagai transaksi, antara lain transaksi perdagangan internasional, turisme,
investasi internasional ataupun aliran uang jangka pendek antarnegara yang
melewati batas-batas geografis ataupun batas-batas hukum (Yuniarti, 2016).
Mata uang yang dimaksud umunya adalah mata uang yang berasal dari
negaranegara maju yang perekonomiannya kuat dan relatif stabil, dan biasanya
𝐈𝐧𝐟𝐥𝐚𝐬𝐢 =𝑰𝑯𝑰 − 𝑰𝑯𝑰−1�
𝑰𝑯𝑰−1�� x 𝟏𝟎𝟎%
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
23
Indonesia Banking School
mata uang tersebut sering mengalami apresiasi (kenaikan nilai) dibandingkan
dengan mata uang lainnya. Mata uang itu diantaranya adalah Yen-Jepang, USD-
AS, Deutchmark-Jerman, Poundsterling-Inggris, Franc-Perancis, dan lain
sebagainya. Mata uang yang dimaksud di atas itulah yang sering disebut sebagai
Hard Currency (Putong, 2013).
Nilai tukar suatu mata uang dapat ditentukan oleh pemerintah (otoritas
moneter) seperti pada negara-negara yang memakai sistem fixed exchange rate
ataupun ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan-kekuatan pasar yang saling
berinteraksi (bank komersial, perusahaan multinasional, perusahaan manajemen
asset, perusahaan asuransi, bank devisa, bank sentra) serta kebijakan pemerintah
seperti pada negara-negara yang memakai sistem flexible exchange rate (Karim,
2015).
Kurs valuta asing dapat mengalami perubahan-perubahan. Kenaikan nilai
tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang asing. Penurunan
nilai tukar uang dalam negeri disebut depresiasi atas mata uang asing. Adapun
devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing, sedangkan revaluasi adalah kebijakan pemerintah untuk
menaikkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (Yuniarti, 2016).
2.6 Suku Bunga (BI Rate) 2.6.1 Pengertian Suku Bunga
Suku bunga dapat mempengaruhi keputusan ekonomi seseorang atau
rumah tangga dalam mengkonsumsi. Suku bunga juga dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi bagi pengusaha untuk melakukan investasi pada proyek baru,
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
24
Indonesia Banking School
perluasan usaha atau menundanya. Ketika suku bunga tinggi, masyarakat biasanya
akan lebih suka menyimpan uang mereka di bank karena akan mendapat bunga
yang tinggi. Sebaliknya, jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak
tertarik lagi untuk menyimpan uang di bank dan berinvestasi di tempat lain yang
lebih menguntungkan (OJK, 2016).
Secara leksikal, bunga sebagai terjemahan dari kata interest. Secara istilah
sebagaimana diungkapkan dalam suatu kamus dinyatakan, bahwa ‘interest is a
charge for a financial loan, usually a percentage of the amount loaned’. Artinya
bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang yang biasanya dinyatakan dengan
persentase dari uang yang dipinjamkan (Muhamad, 2016).
Bunga merupakan hal penting bagi suatu bank dalam penarikan dan
penyaluran dana. Penarikan tabungan dan penyaluran kredit selalu dihubungkan
dengan tingkat suku bunganya. Bunga bagi bank bisa menjadi biaya (cost of fund)
yang harus dibayarkan kepada nasabah penabung, tetapi di lain pihak, bunga
dapat juga merupakan pendapatan bank yang diterima dari debitur karena kredit
yang diberikannya (Hasibuan, 2015).
Dalam kegiatan perbankan konvensional, terdapat dua macam bunga yang
diberikan kepada nasabah menurut Kasmir (2014), ialah sebagai berikut :
a. Bunga Simpanan, merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada
nasabah pemilik simpanan. Bunga ini diberikan sebagai rangsangan atau
balas jasa kepada nasabah yang menyimpan uang di bank.
b. Bunga Pinjaman, merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam
(debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada
bank.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
25
Indonesia Banking School
2.6.2 Jenis – Jenis Bunga
Berdasarkan pembenanan suku bunga kredit, jenis bunga dibedakan
menjadi beberapa jenis. Adapun metode pembebanan bunga yang dimaksud
menurut Kasmir (2014), ialah sebagai berikut :
1. Flat Rate, jenis flat rate ini diberikan kepada kredit yang bersifat
konsumtif seperti pembelian rumah atau mobil. Di mana pembayaran
pokok pinjaman dan pembebanan bunga setiap bulan bersifat tetap
sehingga jumlah angsuran setiap bulannya sama sampai kredit tersebut
lunas.
2. Sliding Rate, jenis sliding rate ini biasanya diberikan kepada sektor
produktif. Di mana pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa
pinjamannya sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan
menurun seiring dengan pokok pinjaman. Akan tetapi, pembayaran pokok
pinjaman setiap bulan sama.
3. Floating Rate, jenis Floating rate menetapkan besar kecilnya bunga kredit
dikaitkan dengan bunga yang berlaku di pasar uang sehingga bunga yang
dibayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar pada bulan
tersebut. Jumlah bunga yang dibayarkan dapat lebih tinggi atau lebih
rendah atau sama dari bulan yang bersangkutan. Hal ini juga berpengaruh
terhadap angsuran setiap bulan, yaitu bias tetap, naik atau turun.
2.7 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuaikan secara ringkas karena
penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun memiliki
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
26
Indonesia Banking School
ruang lingkup yang sama, tetapi terdapat perbedaan pada variabel, objek, periode
penelitian, dan penentuan sampel. Berikut ringkasan beberapa penelitian:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Penulis Judul Metode Analisis Kesimpulan
1
Ainur Rachman dan Imron
Mawardi, JESTT Vol. 2 No. 12,
2015
Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, BI Rate
Terhadap Net Asset Value Reksadana Saham Syariah
Analisis regresi linier
berganda
Inflasi berpengaruh tidaksignifikan secara negatif
Nilai tukar rupiahberpengaruh signifikansecara negatif
BI rate berpengaruh tidaksignifikan secara negatif
2
Denny Hermawan dan Ni Luh Putu
Wiagustini, EJurnal
Manajemen UNUD Vol. 5 No.
5, 2016
Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Ukuran Reksadana,
dan Umur Reksadana Terhadap Kinerja Reksadana
Analisis regresi linier
berganda
Inflasi berpengaruhnegatif terhadap kinerjareksadana saham
Suku bunga berpengaruhnegatif terhadap kinerjareksadana saham
Ukuran reksa dana sahamberpengaruh positif terhadap kinerja reksadana saham
Umur reksadana sahamberpengaruh positif terhadap kinerja reksadana saham
3
Rowland Bismark Fernando Pasaribu
dan Dionysia Kowanda, Jurnal
Akuntansi & Manajemen, 2014
Pengaruh Suku Bunga SBI, Tingkat Inflasi, IHSG, dan
Bursa Asing Terhadap Tingkat Pengembalian
Reksadana Saham
Analisis regresi linier
berganda
Tingkat suku bunga SBIberpengaruh signifikan
Inflasi tidak berpengaruhsignifikan
IHSG berpengaruh signifikan
Bursa asing berpengaruhsignifikan
4
Kasyfurrohman Ali dan Dr. Irfan
Syauqi Beik (2012)
Analisis Pengaruh Makroekonomi Terhadap
Reksadana Syariah
Analisis regresi linier
berganda
Kurs berpengaruh signifikan dengan korelasi positif
Inflasi berpengaruh signifikan dengan korelasi positif
IHSG tidak berpengaruh,namun secara signifikanberpengaruh dalamjangka panjang dengankorelasi negatif
JII tidak memilikipengaruh signifikan
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
27
Indonesia Banking School
5
Imam Wiradiyasa, Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB, 2016
Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI, dan Kurs terhadap Kinerja Reksadana Syariah di Indonesia Periode
Waktu Tahun 2010-2014
Analisis regresi linier
berganda
Inflasi tidak berpengaruh Suku bunga SBI
berpengaruh secara negatif
Kurs berpengaruh secarapositif
6
Akbar Maulana, Jurnal Ilmu
Manajemen Vol.1 No.3, 2013
Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi terhadap
Kinerja Reksadana Saham di Indonesia periode 2004-
2012
Analisis regresi linier
berganda
Suku Bunga SBI berpengaruh secara signifikan
Inflasi berpengaruh secara signifikan
Jumlah uang beredartidak berpegaruh secarasignifikan
7 Rahmadani Tayibnapis (2008)
Pengaruh Sertifikasi Wadiah Bank Indonesia, Jakarta Inflasi Index, Inflasi dan
Valuta Asing terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana
Syariah
Analisis regresi linier
berganda
SBIS dan JII memberikanpengaruh yang positifdan signifikan terhadapNAB,
sedangkan inflasi berpengaruh negatif terhadap NAB
Sumber : Data diolah
2.8 Kerangka Pemikiran Penelitian ini menguji pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan BI rate.
Kerangka pemikiran ini akan dijelaskan pada gambar sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Inflasi (X1)
Nilai Tukar Rupiah (X2)
BI Rate (X3)
Ha1
Ha2
Ha3
Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah
(Y)
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
28
Indonesia Banking School
Penelitian ini menguji variabel inflasi, nilai tukar rupiah, dan BI rate yang
diduga memiliki pengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih reksadana syariah.
Pengembangan hipotesis dilakukan dengan mengacu pada landasan teori yang
telah ditetapkan dan akan dilakukan uji penelitian dengan menggunakan alat uji
yang telah ditentukan.
2.9 Hipotesis Dari landasan teori, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran yang
telah dijabarkan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. H0 : Inflasi tidak berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana
Syariah
Ha1 : Inflasi berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Besih Reksadana Syariah
2. H0 : Nilai tukar rupiah tidak berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih
Reksadana Syariah
Ha1 : Nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Besih
Reksadana Syariah
3. H0 : Bi rate tidak berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana
Syariah
Ha1 : Bi rate berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Besih Reksadana Syariah
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
Indonesia Banking School 29
BAB III
METODOLOGI PENILITIAN
3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh antara
Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan BI rate terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB).
Objek yang digunakan adalah Reksadana Syariah yang terdaftar di OJK (Otoritas
Jasa Keuangan) dan aktif hingga tahun 2017. Terhitung hingga tahun 2017, sudah
terdapat 181 reksadana syariah yang terdapat di OJK yang terdiri dari:
Tabel 3.1 Daftar Jumlah Reksadana Syariah Per Desember 2017
No Jenis Reksadana Syariah Jumlah
1 Saham 45 2 Terproteksi 34 3 Pendapatan Tetap 26 4 Campuran 23 5 Pasar Uang 26 6 Efek Luar Negeri 9 7 Sukuk 10 8 Indeks 5 9 ETF - Saham 2
Total 181 Sumber : Data diolah, www.ojk.go.id
3.2 Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu purposive
sampling. Metode ini digunakan agar sampel yang diambil relevan dengan desain
penelitian ini. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Kriteria penilaian dalam pengambilan
sampel penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Reksadana syariah yang terdaftar di OJK
b. Reksadana syariah jenis campuran dan memiliki nilai NAB
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
30
Indonesia Banking School
c. Reksadana syariah jenis campuran yang efektif selama periode penelitian
Tabel 3.2 Sampel Perusahaan
No Nama Perusahaan Nama Reksadana
1 PT. Danareksa Investment Management Danareksa Syariah Berimbang 2 PT. Mandiri Manajemen Investasi Mandiri Investa Syariah Berimbang 3 PT. AAA Asset Management AAA Amanah Syariah Fund 4 PT. Trimegah Asset Management TRIM Syariah Berimbang 5 PT. Ciptadana Asset Management Cipta Syariah Balance
6 PT. Schroder Investment Management Indonesia
Schroder Syariah Balanced Fund
7 PT. Samuel Aset Manajemen SAM Syariah Berimbang 8 PT. Panin Asset Management Panin Dana Syariah Berimbang 9 PT. MNC Asset Management MNC Dana Syariah Kombinasi
10 PT. Insight Investments Management Insight Syariah Berimbang (I-Share) 11 PT. Pacific Capital Investment Pacific Balance Syariah 12 PT. Mega Asset Management Mega Asset Madania Syariah
13 PT. CIMB-Principal Asset Management CIMB-Principal Balanced Growth Syariah
14 PT. Pratama Capital Assets Management
Pratama Syariah Imbang
15 PT. Ciptadana Asset Management Cipta Nusantara Syariah berimbang 16 PT. Asia Raya Kapital Asia Raya Syariah Taktis Berimbang 17 PT. Maybank Asset Management MAM Dana Berimbang Syariah
18 PT. Asia Raya Kapital Asia Raya Syariah Berimbang Pemberdayaan Ekonomi Umat
19 PT. Sinarmas Asset Management Simas Balance Syariah Sumber : Data diolah, www.ojk.go.id
3.2.1 Tipe, Jenis, dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan tipe kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,2012). Tipe data yang
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
31
Indonesia Banking School
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu
merujuk pada informasi yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang sudah ada.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel. Data
panel adalah jenis data yang merupakan gabungan antara data runtun waktu (time
series) dan seksi silang (cross section). memiliki karakteristik yaitu terdiri atas
beberapa objek dan meliputi beberapa periode waktu (Winarno,2011). Data panel
memiliki karakteristik yaitu terdiri atas beberapa objek dan meliputi beberapa
periode waktu (Winarno,2011).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
didapatkan melalui laporan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia, OJK, dan
yang dimaksud dalam sampel penelitian melalui website instansi-instansi tersebut.
3.2.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu :
1. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua dari data
yang dibutuhkan dan berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data-data
sekunder yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:
a. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah setiap tahun
selama periode 2013-2017 yang diperoleh dari laporan statistik
reksadana syariah di reksadana.ojk.go.id
b. Data BI Rate setiap tahun selama periode 2013-2017 yang diperoleh
dari bi.go.id
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
32
Indonesia Banking School
c. Data Inflasi setiap tahun selama periode 2013-2017 yang diperoleh
dari bi.go.id
d. Data Nilai Mata Uang Asing (Kurs) setiap tahun selama periode
2014-2016 yang diperoleh dari bi.go.id
2. Penelitian Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan teori-teori sebagai
landasan penelitian yang di dapat dari buku bacaan, jurnal penelitian dan
makalah yang berhubungan dengan penelitian untuk memperoleh bahan –
bahan yang akan dijadikan sebagai bahan landasan teori.
3. Metode Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan
keuangan tahunan periode 2013-2017 yang dipublikasikan pada website
Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia.
3.3 Variable dan Operasional VariableVariabel penelitian merupakan objek pengamatan atau fenomena yang
diteliti. Adapun yang dijadikan variabel dalam penelitian ini adalah:
3.3.1 Variabel Independen
Variabel bebas (independen) adalah variabel stimulus atau yang
mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
adalah Inflasi (X1), Nilai Tukar Rupiah (X2), dan BI Rate (X3).
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
33
Indonesia Banking School
a. Inflasi
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah
IHK. Secara khusus, IHK merupakan indeks yang diperlukan untuk
mengukur rata-rata perubahan harga secara umum dari sejumlah jenis
barang dalam kurun waktu tertentu. Besarnya inflasi sangat tergantung
pada besarnya kenaikan harga, bobot barang dan jasa yang masuk dalam
perhitungan inflasi tersebut. Secara sederhana, perhitungan IHK
menggunakan formula Indeks Laspeyres yang telah dimodifikasi dengan
rumus sebagai berikut (Kuncoro, 2015).
Selanjutnya, inflasi setiap bulan dihitung dengan mengurangkan
IHK suatu bulan dengan IHK bulan sebelumnya, kemudian dibagi dengan
IHK bulan sebelumnya dan dikalikan 100. Perhitungan inflasi dijabarkan
dengan rumus sebagai berikut:
Di mana:
𝑃𝑛𝑖 = Harga jenis barang i, periode ke- n
�
�
P(�𝑛−1)� i = Harga jenis barang i, periode ke- (�n − 1)
P(n� −1)𝑖𝑄𝑜𝑖 = Nilai konsumsi jenis barang i, periode ke- (�n− 1)
𝑃𝑜𝑖𝑄𝑜𝑖 = Nilai konsumsi jenis barang i pada tahun dasar
� = Jumlah jenis barang paket komoditas
𝐈𝐧𝐟𝐥𝐚𝐬𝐢 = 𝑰𝑯𝑲�𝑛 − 𝑰𝑯𝑲 �𝑛−�1
𝑰𝑯𝑲𝑛−1�� x 𝟏𝟎𝟎
k
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
34
Indonesia Banking School
b. Nilai Tukar Rupiah
Menurut Adiwarman Karim (Yuniarti, 2016: 143), nilai tukar atau kurs
(foreign exchange rate) adalah harga mata uang suatu negara yang relatif
terhadap mata uang negara lain. Karena nilai tukar ini mencakup dua mata
uang, titik keseimbangannya ditentukan oleh sisi penawaran dan
permintaan dari kedua mata uang tersebut. Untuk mengetahui bahwa
rupiah sejumlah x di Indonesia akan mempunyai daya beli yang sama di
negara lain, diturunkan persamaan paritas daya beli atau purchasing power
parity equation dengan formula sebagai berikut:
Di mana:
P = Tingkat harga domestik
ṕ = Tingkat harga luar negeri
е = Nilai tukar uang
c. BI Rate
Penetapan BI rate ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur (RGD) oleh
Dewan Gubernur setiap bulan. BI rate berlaku sejak tanggal ditetapkan
sampai dengan penetapan BI rate berikutnya. Penetapan ini dilakukan
dengan memperhatikan efek yang ditumbulkan pada sasaran moneter yang
ingin dicapai. Apabila ternyata terjadi perkembangan di luar prakiraan
semula, penetapan BI rate dapat dilakukan sebelum RGD bulanan melalui
P = е ṕ
Di mana:
𝐼𝐻𝐾𝑛
𝐼𝐻�K(�𝑛−1)
= Indeks Harga Kumulatif periode ke- n
= Indeks Harga Kumulatif periode ke- (n− 1)
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
35
Indonesia Banking School
RGD mingguan. Perubahan BI rate dilakukan dalam kelipatan 25 basis
point. Perubahana BI rate dapat dilakukan lebih dari 25 basis point dalam
kelipatan 25 basis point sesuai dengan situasi moneter yang terjadi.
3.3.2 Variabel Dependen
Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel
terikat adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah. Kinerja investasi
pengelolaan portofolio reksadana tercermin dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau
Net Asset Value (NAV). NAB reksadana pada suatu periode dapat dihitung
dengan formulasi sebagai berikut (Soemitra, 2016).
Total NAB pada periode tertentu:
Nilai Aktiva Bersih per unit:
Di mana:
Total NAB = Jumlah nilai aktiva bersih pada periode tertentu
NAB per unit = Nilai aktiva bersih per Unit Penyertaan pada periode tertentu
Total NAB = Nilai Aktiva − Total Kewajiban
𝐍𝐀𝐁 𝐩𝐞𝐫 𝐮𝐧𝐢𝐭 =𝑻𝒐𝒕𝒂 � 𝑵𝒊𝒍𝒂 � 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
𝑻𝒐𝒕𝒂 � 𝑼𝒏𝒊𝒕 𝑷𝒆𝒏𝒚𝒆𝒓𝒕𝒂𝒂 � 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒓𝒃𝒊𝒕𝒌𝒂𝒏
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
36
Indonesia Banking School
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel
No Jenis Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala
1 Nilai
Aktiva Bersih
Jumlah aktiva setelah dikurangi
kewajiban-kewajiban yang ada Nilai Aktiva − Total
Kewajiban Nominal
2 Inflasi
Suatu kondisi atau keadaan terjadinya kenaikan harga
untuk semua barang secara terus
menerus yang berlaku pada suatu perekonomian tertentu
Rasio
3 Nilai
Tukar Rupiah
Menunjukkan harga atau nilai mata
uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara
lain
P = е ṕ Nominal
4 Bi Rate
suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh bank
Indonesia dan diumumkan kepada publik
Ketetapan Bank Indonesia Rasio
Sumber: Data diolah
3.4 Model Penelitian Model penelitian ini menggunakan regresi data panel dengan
menggunakan E-views, regresi linier menggambarkan seberapa besar pengaruh
Keterangan:
NAB : Nilai Aktiva Bersih (NAB)
α : Konstanta
𝐼𝐻𝐾 �𝑛 − 𝐼𝐻𝐾𝑛 −1
𝐼𝐻𝐾 �𝑛−1� X 100
sehingga hal ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Model dibawah ini
menunjukkan bahwa nilai 𝑌𝑡 dipengaruhi oleh X nilai waktu terkait (𝑋𝑡),
𝑵𝑨𝑩𝒊𝒕 = α + β1X1+ β2 X2 + β3X3 + 𝒆𝒊𝒕
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
37
Indonesia Banking School
β1, β2, β3 : Koefisien Determinasi
X1 : Inflasi
X2 : Nilai Tukar Rupiah (Kurs)
X3 : BI Rate
e : residual (error)
i : Cross Section Identifiers
t : Time Series Identifiers
3.5 Motode Analisis Data 3.5.1 Analisis Regresi Data Panel
Gabungan antara data seksi silang (cross section) dan data runtun waktu
(time series) akan membentuk data panel dan data pool (Winarno, 2011). Data
panel diperkenalkan oleh Howles pada tahun 1950, merupakan data seksi silang
(terdiri atas beberapa variabel), dan sekaligus terdiri atas beberapa waktu,
sedangkan data pool disebut juga data panel, kecuali masing – masing kelompok
dipisahkan berdasarkan ovbjeknya (Winarno, 2011).
Menurut Winarno (2011), untuk mengestimasi parameter model dengan
data panel, terdapat beberapa teknik yang ditawarkan yaitu:
1. Ordinary Least Square (Common Effect)
Teknik ini tidak ubahnya dengan membuat regresi dengan data cross
section atau time series. Akan tetapi, untuk data panel sebelum membuat
regresi kita harus menggabungkan data cross-section dengan data time-
series (pool data). Kemudian data gabungan ini diperlukan sebagai satu
kesatuan pengamatan yang digunakan untuk mengetimasi model dengan
metode OLS.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
38
Indonesia Banking School
2. Model Efek Tetap (Fixed Effect)
Adanya variabel – variabel yang tidak semuanya masuk dalam
persamaan model adanya intercept yang tidak konstan. Atau dengan kata
lain, intercept ini mungkin berubah untuk setiap individu dan waktu.
Pemikiran inilah yang menjadi dasar pemikiran pembentuk model
tersebut.
3. Model Efek Random (Random Effect)
Bila pada Model Efek Tetap, perbedaan antara individu dan atau
waktu dicerminkan lewat intercept, maka pada Model Efek Random,
perbedaan tersebut diakomodasi lewat error. Teknik juga
memperhitungkan bahwa error mungkin berkolerasi sepanjang time series
dan cross section.
3.5.1.1 Uji Chow Widarjono (2009) menyatakan dalam melakukan pengambilan keputusan
atas hipotesis dan uji Chow ini dilakukan melalui uji statistic F dan uji statistik log
likelihood ratio (uji LR). Berikut hipotesis yang digunakan (Widarjono, 2009):
Ho: Menggunakan model Common Effect
Ha: Menggunakan model Fixed Effect
Dengan criteria pengujian, Ho diterima apabila nilai probabilitas pada
cross section Chi Square> 0,05 dan Ha diterima apabila nilai probablitas pada
cross section Chi Square< 0,05.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
39
Indonesia Banking School
3.5.1.2 Uji Hausman Widarjono (2009) menyatakan uji Hausman dilakukan untuk mengetahui
perubahan struktural dalam pendekatan jenis apa model regresi peneliti, yaitu
diantara pendekatan jenis fixed effect atau random effect. Oleh karena itu,
pengujian ini dilakukan dengan mengajukan beberapa hipotesa sebagai berikut:
Ho: Menggunakan model Random Effect
Ha: Menggunakan model Fixed Effect
Dengan kriteria pengujian, Ho diterima apabila nilai probabilitas pada
Cross Section Random> 0,05 dan Ha diterima apabila nilai probabilitas pada
Cross Section Random< 0,05.
3.5.2 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran distribusi frekuensi data dan
perhitungan pokok statistic, seperti nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
maksimum, minimum, Skewness, Kurtosis, dan probability Jarque-Bera
(Winarno, 2011).
3.5.3 Uji Normalitas
Uji normalitas di dalam penelitian ini di dasarkan pada uji Jarque-Bera,
dimana menurut Winarno (2011) hipotesis yang akan di uji yaitu :
Ho: Nilai ui berdistribusi normal
Ha: Nilai ui tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian yang dilakukan adalah:
Ho: diterima bila nilai probability pada hasil pengujian > 0,05
Ha: diterima bila nilai probability pada hasil pengujian < 0,05
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
40
Indonesia Banking School
3.5.4 Uji Asumsi Klasik
3.5.4.1 Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variabel
independen, karena melibatkan beberapa variabel independen, maka
multikolinieritas tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana (yang terdiri
atas satu variabel dependen dan satu variabel independen) (Winarno, 2011).
Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variabel
independen (Gujarati,2010). Jika F hitung > F kritis pada α dan derajat kebebasan
tertentu maka model mengandung unsur multikolinieritas.
3.5.4.2 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain atau
disebut sebagai varians tak sama atau non-konstan, jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedastisitas (Gujarati,2010).
Ada beberapa uji untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas,
salah satunya dengan menggunakan Uji Park dengan melihat probabilitas
koefisien masing-masing variabel independen (Gujarati,2010). Hipotesis yang
akan diuji yaitu:
Ho: Tidak terdapat masalah heteroskedastisitas di dalam model
Ha: Terdapat masalah heteroskedastisitas di dalam model.
Kriteria pengujian yang dilakukan yaitu:
Ho: Diterima apabila nilai probabilitas signifikansi > 0,05
Ha: Diterima apabila nilai probabilitas signifikansi < 0,05
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
41
Indonesia Banking School
3.5.4.3 Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan
residual obeservasi lainnya, autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang
bersifat runtun waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang
dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya (Winarno,2011). Autokorelasi
dapat diidentifikasi salah satunya dengan melakukan Uji Durbin-Watson.
Hipotesis yang akan diuji yaitu:
Ho: Tidak terdapat masalah autokorelasi di dalam model
Ha: Terdapat masalah autokorelasi di dalam model
Kriteria pengujian yang dilakukan yaitu:
Ho: Diterima apabila D-W stat berada pada nilai = 1,54 ≥ DW ≤ 2,46.
Ha: Diterima apabila D-W stat berada pada nilai =1,54 ≤ DW ≥ 2,56.
3.5.5 Uji Hipotesis
3.5.5.1 Uji T
Uji T adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh
variabel bebas secara individual atau secara parsial berpengaruh terhadap variabel
terikat. Hal ini dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t
table atau dengan melihat nilai taraf signifikan atau value. Pengujian ini dilakukan
dengan membandingkan nilai t probabilitas masing-masing koefisien regresi
dengan signifikasi sebesar α = 5 persen atau dengan melihat t hitung (Ghozali,
2011). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai
berikut:
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
42
Indonesia Banking School
1. Jika nilai signifikan ≥ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidaksignifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tidak mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.2.
Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.5.5.2 Uji Determinasi
Uji Determinasi atau yang biasa disebut Adjusted R2 menunjukkan
(Winarno, 2011) (Harahap, Wiroso, & Yusuf, 2010) kemampuan model untuk
menjelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Nilai
Adjusted R2 akan selalu berada di antara 0 dan 1. Semakin mendekati nilai R2,
maka semakin baik kualitas mode, karena semakin dapat menjelaskan hubungan
antara variabel independen kepada variabel dependen. Adjusted R2 menyatakan
proporsi atau persentase dari total variasi variabel tak bebas Y yang dijelaskan
oleh sebuah variabel penjelas X (Winarno, 2011).
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
Indonesia Banking School 43
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian pada penelitian ini merupakan perusahaan reksadana
syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan aktif selama tahun
2013 – 2017. Dari seluruh reksadana syariah yang menjadi populasi dari penilitian
ini kemudian dipilih kembali dengan menggunakan metode purposive sampling
sehingga akhirnya sampel dari objek terpilih digunakan sebagai model penelitian.
Tabel 4.1 Kriteria Observasi
Kriteria Jumlah Reksadana syariah yang terdaftar di OJK pada periode 2013-2017 181
Reksadana syariah jenis campuran yang efektif di OJK selama periode 2013-2017 23
Reksadana syariah jenis campuran yang memiliki nilai NAB 19
Total Sampel 19 Periode Penelitian 5 Tahun Outlier 1 Total observasi dalam penelitian 73
Berdasarkan tabel 4.1 dijelaskan bahwa terdapat perusahaan Reksadana
Syariah yang dijadikan penelitian berikut ini nama – nama perusahaan dan
reksadana syariah yang dijadikan sebagai sampel:
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
44
Indonesia Banking School
Tabel 4.2 Data Sampel Perusahaan
No Nama Perusahaan Nama Reksadana
1 PT. Danareksa Investment Management Danareksa Syariah Berimbang
2 PT. Mandiri Manajemen Investasi Mandiri Investa Syariah Berimbang
3 PT. AAA Asset Management AAA Amanah Syariah Fund
4 PT. Trimegah Asset Management TRIM Syariah Berimbang
5 PT. Ciptadana Asset Management Cipta Syariah Balance
6 PT. Schroder Investment Management Indonesia Schroder Syariah Balanced Fund
7 PT. Samuel Aset Manajemen SAM Syariah Berimbang
8 PT. Panin Asset Management Panin Dana Syariah Berimbang
9 PT. MNC Asset Management MNC Dana Syariah Kombinasi
10 PT. Insight Investments Management Insight Syariah Berimbang (I-Share)
11 PT. Pacific Capital Investment Pacific Balance Syariah
12 PT. Mega Asset Management Mega Asset Madania Syariah
13 PT. CIMB-Principal Asset Management CIMB-Principal Balanced Growth Syariah
14 PT. Pratama Capital Assets Management Pratama Syariah Imbang
15 PT. Ciptadana Asset Management Cipta Nusantara Syariah berimbang
16 PT. Asia Raya Kapital Asia Raya Syariah Taktis Berimbang
17 PT. Maybank Asset Management MAM Dana Berimbang Syariah
18 PT. Asia Raya Kapital Asia Raya Syariah Berimbang Pemberdayaan Ekonomi Umat
19 PT. Sinarmas Asset Management Simas Balance Syariah
Sumber : Data diolah, www.ojk.go.id
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
45
Indonesia Banking School
4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Hasil Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif menjelaskan distribusi dari tiap – tiap variabel yang
terdapat didalam penelitian. Statistik deskriptif menunjukkan informasi terkait
dengan jumlah sampel yang diteliti, nilai rata – rata (mean), nilai tengah (median),
nilai maksimum, nilai minimum, standar deviasi pada masing – masing variabel
dependen maupun independen, skewness, kurtosis, dan jarque-bera. Berikut
merupakan tabel hasil pengujian untuk melakukan analisis statistik deskriptif
dengan menggunakan pengolahan data EViews 10, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif
NAB INFLASI NTR BIRA Mean 24.38317 4.995205 9.478197 6.099315 Median 24.25477 3.610000 9.505693 7.500000 Maximum 27.52621 8.380000 9.532061 7.750000 Minimum 20.61882 3.020000 9.408289 4.250000 Std. Dev. 1.415817 2.385861 0.049723 1.578248
Jarque-Bera 1.415868 12.61574 10.08541 11.46984 Probability 0.492661 0.001822 0.006456 0.003231
Observations 73 73 73 73 Sumber: Output Eviews 10, data diolah 2018
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan untuk
observasi sebanyak 73. Berikut uraian statistik deskriptif masing-masing variabel.
1. Variabel dependen pada penelitian ini adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB).
Untuk nilai rata – rata (mean) pada periode 2013-2017 adalah sebesar
24.38317 dengan nilai minimum 20.61882 yang terdapat pada reksadana
PT. Pratama Capital Assets Management di tahun 2014. Kemudian untuk
nilai maximum 27.52621. yang terdapat pada reksadana PT. Schroder
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
46
Indonesia Banking School
Investment Management Indonesia di tahun 2015. Sementara mean atau
nilai rata-rata NAB sebesar 24.38317. Selanjutnya median atau nilai
tengah dari nilai data yang telah diurutkan dari terkecil hingga terbesar
dalam penelitian ini adalah sebesar 24.25477 dan standar deviasinya
adalah sebesar 1.415817.
2. Variabel independen pada penelitian ini adalah Inflasi. Untuk nilai rata –
rata (mean) pada periode 2013 – 2017 adalah sebesar 4.995205, dengan
nilai minimum 3.020000 yang terdapat pada seluruh reksadana syariah di
tahun 2016. Kemudian untuk nilai maximum sebesar 8.380000 yang
terdapat pada seluruh reksadana syariah di tahun 2013. Selanjutnya
median atau nilai tengah dari nilai data yang telah diurutkan dari terkecil
hingga terbesar dalam penelitian ini adalah sebesar 3.610000 dan standar
deviasi sebesar 2.385861.
3. Variabel independen pada penelitian ini adalah Nilai Tukar Rupiah. Untuk
nilai rata – rata (mean) pada periode 2013 – 2017 adalah sebesar 9.478197
dengan nilai minimum 9.408289 yang terdapat pada seluruh reksadana
syariah di tahun 2013. Kemudian untuk nilai maximum sebesar 9.532061
yang terdapat pada seluruh reksadana syariah di tahun 2015. Selanjutnya
median atau nilai tengah dari dari nilai data yang telah diurutkan dari
terkecil hingga terbesar dalam penelitian ini adalah sebesar 9.505693 dan
standar deviasi sebesar 0.049723.
4. Variabel independen pada penelitian ini adalah Bi Rate. Untuk nilai rata –
rata (mean) pada periode 2013 – 2017 adalah sebesar adalah 6.099315
dengan nilai minimum 4.250000 yang terdapat pada seluruh reksadana
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
47
Indonesia Banking School
syariah di tahun 2017. Kemudian untuk nilai maximum sebesar 7.750000
yang terdapat pada seluruh reksadana syariah di tahun 2014 . Selanjutnya
median atau nilai tengah dari dari nilai data yang telah diurutkan dari
terkecil hingga terbesar dalam penelitian ini adalah sebesar 7.500000 dan
standar deviasi sebesar 1.578248.
4.2.2 Analisis Regresi Penelitian
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan dalam menganalisis data panel
terdapat 3 (tiga) model yaitu common effect, fixed effect dan random effect.
Ketiga model tersebut diuji agar dapat memilih model yang terbaik untuk
penelitian ini dengan menggunakan 2 pengujian yaitu Uji Chow dan Uji
Hausman .Berikut uraian 2 pengujian tersebut:
4.2.2.1 Uji Chow
Uji Chow dilakukan untuk mengetahui apakah model penelitian
menggunakan Common Effect atau Fixed Effect. Hasil dari uji Chow adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Uji Chow
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 4.546503 (18,52) 0.0000 Cross-section Chi-square 69.958073 18 0.0000
Sumber: Output Eviews 10, data diolah 2018
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui probabilitas chi-square hasil
regresi persamaan dengan fixed effect sebesar 0.0000. Nilai tersebut lebih kecil
dari tingkat signifikan 0.05. Dengan demikian H0 dapat ditolak atau dapat
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
48
Indonesia Banking School
dinyatakan tidak diterima, sehingga dikatan bahwa hasil regresi persamaan dalam
penelitian ini menggunakan model fixed effect dan dilanjutkan ke uji Hausman.
4.2.2.2 Uji Hausman
Uji Hausman dilakukan untuk mengetahui apakah model penelitian
menggunakan Fixed Effect atau Random Effect. Hasil dari uji Hausman adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 7.778045 3 0.0508
Sumber: Output Eviews 10, data diolah 2018
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diketahui probabilitas cross section
random sebesar 0.0508. Nilai probabilitas ini lebih tinggi dari kriteria batasan
Cross-section Random yaitu sebesar 0.05 (Widarjono,2009). Dengan demikian
H0 dapat diterima, sehingga dikatakan bahwa hasil regresi persamaan dalam
penelitian ini menggunakan model random effect.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel. Sebelum
melakukan analisis regresi, perlu dilakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik yang
terdiri dari 3 asumsi yaitu uji multikolinieritas, uji autikorelasi dan uji
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
49
Indonesia Banking School
heteroskedatisitas. Uji asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah model
regresi yang digunakan dapat menghasilkan hasil estimator yang baik.
4.2.3.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan pada hasil regresi persamaan dalam penelitian
ini uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual hasil regresi
persamaan terdistribusi normal atau tidak, karena data yang berdistribusi normal
merupakan salah satu syarat untuk melakukan teknik analisi regresi data panel.
Hasil uji normalitas disajikan dalam gambar 4.1 berikut ini:
10
8
6
4
2
0
-3 -2 -1 0 1 2 3
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Sumber: Output Eviews 10, data diolah 2018
Berdasarkan Gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa semua variabel telah
terdistribusi dengan normal. Hal tersebut ditunjukkan pada nilai probability
0.884610 yang berada di atas α = 0.05. Dengan hasil ini maka dapat disimpulkan
bahwa data telah terdistribusi normal yang berarti menerima H0 dan menolak Ha.
Series: Standardized Residuals
Sample 2013 2017
Observations 73
Mean 0.116816
Median -0.038114
Maximum 3.122793
Minimum -3.215145
Std. Dev. 1.368974
Skewness 0.120542
Kurtosis 3.149993
Jarque-Bera 0.245216
Probability 0.884610
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
50
Indonesia Banking School
4.2.3.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi
antara variabel independen yang satu dengan yang lain. Salah satu syarat di dalam
uji klasik adalah bahwa data yang diperoleh tidak boleh ada unsur multilinieritas.
Multikolinearitas terdeteksi apabila nilai dari hasil pengujian lebih besar dari 0.8.
Dengan bantuan software Eviews diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas
INFLASI NTR BIRA INFLASI 1 -0.7350732601816066 0.6794994609539904
NTR -0.7350732601816066 1 -0.4220576455222029 BIRA 0.6794994609539904 -0.4220576455222029 1
Sumber: Output Eviews 10, data diolah 2018
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa tidak terdapat multikolinearitas
karena semua variabel memiliki nilai kurang dari 0.08 antar variabel, sehingga
dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya
multikolinearitas antar variabel independen.
4.2.3.3 Uji Autokorelasi
Autokorelasi menunjukkan bahwa ada korelasi antara error periode
sebelumnya di mana pada asumsi klasik hal ini tidak boleh terjadi. Dalam
penelitian ini, uji autokorelasi pertama dilakukan dengan melihat Durbin-Watson
Stat pada hasil estimasi regresi.
Tabel 4.7 Hasil Uji Durbin Watson
Durbin-Watson Statistic
DW-stat 2.011129
Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 10
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
51
Indonesia Banking School
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai DW adalah sebesar 2.011129 setelah
dilakukan treatment. Pengujian ini menggunakan signifikan sebesaar 0,05 (5%)
dengan 73 observasi (n) 3 variabel independen (k) sehingga akan didapatkan dL =
1.5360 dan dU = 1.7067 dilihat dari tabel DW. Berdasarkan pada penjelasan bab
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat
autokorelasi karena nilai dU < nilai DW dan nilai DW < nilai 4-dU maka
menerima H0 yaitu tidak terdapat autokorelasi positif dan negatif. Jika
digambarkan, nilai DW pun berada pada daerah ‘tidak terdapat autokorelasi’
seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.2 Daerah Uji DW
Sumber: Data diolah
4.2.3.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model stuktur variance
residual bersifat homoskedastisitas atau heteroskedastisitas. Pengujian dilakukan
menggunakan Uji White dimana heteroskedastis akan terdeteksi apabila nilai
probabilitasnya lebih kecil dibandingkan (0,05).
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
52
Indonesia Banking School
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.843074 Prob. F(7,65) 0.5559 Obs*R-squared 6.076189 Prob. Chi-Square(7) 0.5309
Scaled explained SS 6.242424 Prob. Chi-Square(7) 0.5117
Sumber: Output Eviews 10, data diolah 2018
Pada tabel 4.8 diatas, terlihat bahwa probabilitas chi-square sebesar
0.5309 dimana nilainya lebih besar jika dibandingkan dengan (0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya
heteroskedastisitas antar variabel independen dalam penelitian ini.
4.2.4 Analisis Regresi
Setelah pengujian sebelumnya, didapatkan bahwa model terbaik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah random effect. Lebih lanjut, tabel dibawah
ini merupakan hasil regresi data panel dengan random effect model dimana
variabel dependennya adalah NAB dan variabel independennya adalah Inflasi,
NTR (nilai tukar rupiah), dan BIRA (Bi Rate). Dengan menganalisis hasil regresi
maka akan diketahui variabel independen yang benar-benar signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Berganda
Periods included: 5 Cross-sections included: 19 Total panel (unbalanced) observations: 73 Swamy and Arora estimator of component variances
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
53
Indonesia Banking School
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 100.3070 17.24818 5.815512 0.0000 INFLASI -0.176756 0.044943 -3.932915 0.0002
NTR -8.058323 1.807514 -4.458237 0.0000 BIRA 0.200134 0.049893 4.011250 0.0002
R-squared 0.298899 Mean dependent var 4.814438 Adjusted R-squared 0.268417 S.D. dependent var 1.157381 S.E. of regression 0.499832 Sum squared resid 17.23838 F-statistic 9.805557 Durbin-Watson stat 1.404737 Prob(F-statistic) 0.000018
Sumber: Output Eviews 10, data diolah 2018
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut:
NABit = 100.3070 + (-0.176756) Inflasiit + (-8.058323) NTRit + 0.200134
BIRAit + eit
Setiap nilai koefisien negatif mengartikan bahwa kenaikan pada nilai X (variabel
independen) satu satuan maka akan diikuti dengan penurunan pada nilai Y
(variabel dependen) satu satuan. Sedangkan, jika nilainya positif mengartikan
bahwa kenaikan nilai X satu satuan akan menaikan nilai Y satu satuan. Adapun
interpretasi dari persamaan di atas adalah:
1. Apabila tingkat Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Bi Rate, diasumsikan
konstan, maka NAB yang dihasilkan sebesar 100.3070.
2. Koefisien regresi untuk Inflasi sebesar -0.176756. Hal ini menunjukkan
bahwa jika inflasi meningkat 1% diasumsikan Nilai Tukar Rupiah dan Bi
Rate konstan maka NAB akan mengalami penurunan sebesar 0.176756.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
54
Indonesia Banking School
3. Koefisien regresi untuk Nilai Tukar Rupiah sebesar -8.058323. Hal ini
menunjukkan bahwa jika Nilai Tukar Rupiah meningkat 1% diasumsikan
Inflasi dan Bi Rate konstan maka NAB akan mengalami penurunan sebesar
8.058323.
4. Koefisien regresi untuk Bi Rate sebesar 0.200134. Hal ini menunjukkan
bahwa jika Nilai Tukar Rupiah meningkat 1% diasumsikan Inflasi dan Nilai
Tukar Rupiah konstan maka NAB akan mengalami peningkatan sebesar
0.200134.
4.2.5 Hasil Uji Hipotesis (Uji t)
Uji hipotesis dilakukan dengan uji-t untuk mengetahui seberapa besar
variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Hasil dari pengujian ini
menentukan keputusan yang diambil dari hipotesis yang diajukan pada penelitian
ini. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas masing-
masing variabel yang terdapat pada Tabel 4.9 dengan nilai = 0,05. Jika nilai
probabilitas < maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut uraian keputusan yang dapat
diambil dari hasil uji t.
1. Hipotesis 1
H0 : Inflasi tidak berpengaruh negatif terhadap NAB Reksadana Syariah
Ha1 : Inflasi berpengaruh negatif terhadap NAB Reksadana Syariah
Hipotesis 1 dalam penelitian ini adalah inflasi berpengaruh negatif
terhadap NAB Reksadana Syariah. Berdasarkan hasil regresi diatas,
probabilitas inflasi adalah sebesar 0.0002 dimana lebih kecil dari nilai
signifikansi 0,05 dan nilai koefisien regresi inflasi yang bernilai negatif yaitu
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
55
Indonesia Banking School
sebesar -0.176756 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H0 ditolak dan
Ha1 diterima. Dengan kata lain, inflasi berpengaruh dengan arah negatif
terhadap NAB Reksadana Syariah.
2. Hipotesis 2
H0 : Nilai tukar rupiah tidak berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih
Reksadana Syariah
Ha2 : Nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Besih Reksadana
Syariah
Hipotesis 2 dalam penelitian ini adalah NTR berpengaruh negatif terhadap
NAB Reksadana Syariah. Berdasarkan hasil regresi diatas, probabilitas NTR
adalah sebesar 0.0000 dimana lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 dan nilai
koefisien regresi NTR yang bernilai negatif yaitu sebesar -8.058323 sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa H0 ditolak dan Ha2 diterima. Dengan kata
lain, NTR berpengaruh dengan arah negatif terhadap NAB Reksadana
Syariah.
3. Hipotesis 3
H0 : Bi rate tidak berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana
Syariah
Ha3 : Bi rate berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Besih Reksadana Syariah
Hipotesis 3 dalam penelitian ini adalah BIRA berpengaruh negatif
terhadap Reksadana Syariah. Berdasarkan hasil regresi diatas, probabilitas
BIRA adalah sebesar 0.0000 dimana lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05
dan nilai koefisien regresi BIRA yang bernilai positif yaitu sebesar 0.200134
.Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H0 ditolak dan Ha3 diterima.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
56
Indonesia Banking School
Dengan kata lain, BIRA berpengaruh dengan arah positif terhadap NAB
Reksadana Syariah.
4.2.6 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menerangkan seberapa jauh kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Dalam hal ini, seberapa jauh
Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Bi Rate menjelaskan NAB. Nilainya berada di
antara 0 dan 1. Jika nilainya lebih kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas, namun jika
nilainya mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel independen memberikan
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, hasil Adjusted R2 dalam penelitian ini adalah
sebesar 0.268417. Angka tersebut melebihi angka 0 namun belum mendekati
angka 1 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan
Bi Rate mempengaruhi profitabilitas sebesar 0.268417 atau 26,8417%. Sisanya
yaitu sebesar 73,1583% di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan
dalam penelitian ini.
4.3 Pembahasan Hasil Penilitian 4.3.1 Pengaruh Inflasi terhadap Nilai Aktiva Bersih
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (Mankiw, 2005). Jika inflasi naik, maka akan diikuti kenaikan
harga di sektor lainnya juga. Berdasarkan tabel 4.9 uji t menunjukan nilai
probabilitas variabel inflasi 0.0002 < 0.005, dengan nilai koefisien regresi sebesar
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
57
Indonesia Banking School
-0.176756 yang berarti sesuai dengan hipotesa yang diajukan bahwa inflasi
berpengaruh negatif secara signifikan.
Inflasi dalam penelitian ini memiliki pengaruh kearah negatif. Artinya saat
terjadinya kenaikan inflasi maka akan membuat perusahaaan mengefisiensi biaya
operasionalnya. Hal ini membuat kinerja perusahaan menurun, sehingga nilai
reksadana juga akan turun dan menyebabkan Nilai Aktiva Bersih (NAB)
menurun. Kenaikan tingkat inflasi menyebabkan daya beli konsumen menurun
karena semua harga barang meningkat, sedangkan pendapatan konsumen tetap.
Jika dilihat dari sektor pasar modal, ketika inflasi tinggi menyebabkan
suku bunga yang tinggi pula, hal ini memungkinkan investor akan mengalihkan
investasi ke pasar uang. Dengan cara menjual reksadananya, maka mengakibatkan
harga reksadana menurun, dan Nilai Aktiva Bersih (NAB) juga menurun.
4.3.2 Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Nilai Aktiva Bersih
Nilai tukar adalah nilai mata uang suatu negara diukur dari nilai satu unit
mata uang terhadap mata uang negara lain. Besarnya jumlah mata uang tertentu
yang diperlukan untuk memperoleh satu unit valuta asing disebut dengan Kurs
Mata Uang Asing. Perubahan nilai tukar uang yang tidak diantisipasi oleh
perusahaan akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan tersebut.
Berdasarkan tabel 4.9 uji t menunjukan nilai probabilitas variabel nilai
tukar rupiah 0.0000 < 0.005, dengan nilai koefisien regresi sebesar -8.058323
yang berarti sesuai dengan hipotesa yang diajukan bahwa nilai tukar rupiah
berpengaruh negatif secara signifikan. Penelitian ini memiliki pengaruh ke arah
negatif artinya turunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing membuat
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
58
Indonesia Banking School
para investor ragu akan kinerja emiten dapat berkembang dengan baik. Selain itu,
sulitnya untuk mengantisipasi gerak fluktuasi rupiah membuat para investor
bimbang. Hal tersebut dapat menyebabkan indeks-indeks di bursa efek yang terus
menerus berfluktuasi tersebut cenderung menurun dengan tajam, maka akan
menyebabkan total investasi menurun hal ini berakibat NAB perusahaan emiten
turun pula.
4.3.3 Pengaruh Bi Rate terhadap Nilai Aktiva Bersih
Bi Rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap
atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan
diumumkan kepada publik. Berdasarkan tabel 4.9 uji t menunjukan nilai
probabilitas variabel Bi Rate 0.0002 < 0.005, dengan nilai koefisien regresi
sebesar 0.200134 yang berarti bahwa nilai Bi Rate berpengaruh positif secara
signifikan.
Dari sisi investor BI rate menjadi penggerak untuk berinvestasi. Gerakan
ini dapat menguatkan investasi ketika BI rate menurun sehingga semua investasi
dialihkan ke pasar modal. Seiring dengan itu maka kinerja perusahaan akan
meningkat sehingga nilai saham juga meningkat, hal ini berdampak Nilai Aktiva
Bersih (NAB) juga meningkat (Huda dan Nasution, 2007).
Dari sisi emiten BI rate dipandang sangat mempengaruhi kinerja
perusahaan. Jika BI rate meningkat maka mengurangi modal pinjaman, hal ini
membuat kinerja perusahaan menurun, sehingga nilai saham dipasaran anjlok,
akibatnya saham yang dibagi juga akan turun. Karena kinerja perusahaan
melemah maka Nilai Aktiva Bersih (NAB) di pasar modal juga menjadi buruk.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
59
Indonesia Banking School
Menurut Nurlaili (2012)., perubahan suku bunga SBI dapat mempengaruhi
variablitas dari return suatu investasi. Hal ini dapat terjadi karena jika suku bunga
meningkat, maka harga saham akan cenderung turun turun, begitupun sebaliknya.
Karena jika tingkat suku bunga naik maka investor akan berekspektasi
memperoleh return yang lebih baik dari instrumen investasi yang terkait hal itu,
seperti contohnya deposito. Sehingga minat investor akan berpindah dari investasi
saham ke deposito. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan, hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa BI rate berpengaruh secara signifikan terhadap
nilai aktiva bersih reksa dana saham.
4.4 Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dengan judul Analisis
Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Bi Rate terhadap Nilai Aktiva Bersih
Reksadana Syariah periode 2013-2017, diperoleh hasil bahwa seluruh variabel
independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Variabel Inflasi dan
Nilai Tukar Rupiah memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai
Aktiva Bersih Reksadana Syariah, sedangkan Bi Rate memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah.
Hasil penelitian menunjukkan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap NAB Reksadana Syariah. Oleh karena itu semakin kecil nilai inflasi
maka perusahaan semakin efektif dan efisien dalam mengelola reksadana yang
ada, sehingga investor yakin dan percaya kepada kinerja manajemen perusahaan
dengan membeli reksadana syariah perusahaan. Dimana disaat tingkat inflasi
menurun daya beli masyarakat akan naik terhadap reksadana sehingga berakibat
pada NAB reksadana syariah yang akan meningkat. Semakin besar nilai inflasi,
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
60
Indonesia Banking School
maka akan menurunkan NAB perusahaan dan semakin kecil nilai inflasi, maka
akan meningkatkan NAB perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan
terhadap NAB Reksadana Syariah. Oleh karena itu semakin besar nilai tukar
rupiah terhadap mata uang asing maka perusahaan semakin efektif dan efisien
dalam mengelola reksadana yang ada, sehingga investor yakin dan percaya kepada
kinerja manajemen perusahaan dengan membeli reksadana syariah perusahaan.
Dan ketika adanya kenaikan nilai tukar rupiah diharapkan manajer investasi dapat
menggunakan momen tersebut untuk memperoleh investor yang nantinya akan
membuat perusahaan memperoleh return yang lebih sehingga kinerja perusahaan
akan naik. Semakin besar nilai tukar rupiah, maka akan meningkatkan NAB
perusahaan dan semakin kecil nilai tukar rupiah, maka akan menurunkan NAB
perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan Bi Rate berpengaruh signifikan terhadap
NAB Reksadana Syariah. Oleh karena itu semakin kecil nilai Bi rate maka
perusahaan semakin efektif dan efisien dalam mengelola reksadana yang ada,
karena dengan adanya penurunan Bi rate investor lebih banyak menginvestasikan
uangnya di pasar modal dari pada di pasar uang. Sehingga investor yakin dan
percaya kepada kinerja manajemen perusahaan dengan membeli reksadana
syariah perusahaan. Semakin kecil nilai Bi Rate, maka akan meningkatkan NAB
perusahaan dan semakin besar nilai Bi Rate, maka akan menurunkan NAB
perusahaan.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
Indonesia Banking School 61
BAB V
5.1 Kesimpulan
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Inflasi, Nilai Tukar
Rupiah dan Bi Rate terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah jenis
reksadana campuran yang terdaftar di OJK selama periode 2013-2014. Penelitian
ini menggunakan sampel 19 perusahaan reksadana. Berdasarkan analisis tersebut,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih
Reksadana Syariah di Indonesia periode 2013-2017.
2. Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai
Aktiva Bersih Reksadana Syariah di Indonesia periode 2013-2017.
3. Bi Rate berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih
Reksadana Syariah di Indonesia periode 2013-2017.
5.2 Keterbatasan Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan keterbatasan dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Periode penelitian yang digunakan hanya 5 tahun yaitu 2013 sampai
dengan 2017.
2. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan
tiga variabel, yaitu Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Bi Rate.
3. Objek penelitian ini hanya 19 perusahaaan reksadana syariah yang
terdaftar di OJK selama periode 2013-2017 sehingga menghasilkan jumlah
sampel sebanyak 73 data observasi.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
62
Indonesia Banking School
5.3 Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diajukan pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini dengan obyek
penelitian bukan dari Nilai Aktiva Bersih reksadana campuran syariah
tetapi bisa mengambil jenis reksadana syariah yang lain. Serta peneliti
selanjutnya dapat menambahkan variable lain yang mempengaruhi Nilai
Aktiva Bersih reksadana syariah selain inflasi, nilai tukar rupiah dan Bi
Rate.
2. Manajer investasi disarankan untuk tetap memperhatikan faktor-faktor
ekonomi makro seperti inflasi, nilai tukar rupiah dan BI Rate. Supaya
dalam berinvestasi pada reksa dana syariah dapat memberikan konstribusi
laba yang maksimal.
3. Untuk masyarakat berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada
masyarakat jika hendak berinvestasi ke reksadana syariah untuk tetap
melihat faktor-faktor makro ekonomi seperti inflasi, nilai tukar rupiah dan
BI rate, agar dapat mengurangi resiko terjadinya kerugian dalam
berinvestasi pada reksa dana syariah.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
63
Indonesia Banking School
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Abdul. "Manajemen Investasi Syari'ah". ALFABETA, Bandung, 2012.
Ali, Kasyfurrohman. (2012). "Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi
Terhadap Reksadana Syariah di Indonesia". Skripsi, Departemen Ilmu
Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,
Bogor, 2012.
Badan Pusat Statistik. “Pengertian BI Rate” dalam www.bpsi.go.id diakses 07
Mei 2018.
Fatwa DSN-MUI. 2001. Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 20/DSN-
MUI/IX/2001 tentang Reksadana Syari'ah.
Firdaus, M. S. Ghufron, M.A. Hakim, dan M. Alshodiq. 2005. Investasi Halal di
Reksadana Syariah. Jakarta: Erlangga.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS (7th
ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, D. N., & Porter, D. C. (2010). Essentials Of Econometrics (4th ed.).
Singapore: McGraw-Hill Education.
Harahap, S. S., Wiroso, & Yusuf, M. (2010). Akuntansi Perbankan Syariah (4th
ed.). Jakarta Barat: LPFE Usakti.
Hasibuan, Malayu S.P. "Dasar-dasar Perbankan". PT Bumi Aksara, Jakarta, 2015.
Hamid, Abdul. "Pasar Modal Syariah". Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Jakarta,
2009.
Hernawan, Denny. (2016). “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Ukuran Reksadana
dan Umur Reksadana Terhadap Kinerja Reksadana.” E-Jurnal Manajemen
Unud Vol.5 No.5 2016.
Jama’an., 2008. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas
Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan
(Studi kasus Perusahaan Publik yang Listing di BEJ).” E-Jurnal Akuntansi
dan Keuangan, Universitas Diponogoro: Semarang.
Kartonegoro, Sentanoe. 1995. Analisis dan Manajemen Investsi. Jakarta: Widya
Press.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
64
Indonesia Banking School
Karya, Detri, dan Syamsuddin, Syamri. "Makro Ekonomi: Pengantar Untuk
Manajemen". PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2016.
Kuncoro, Mudrajad. "Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator Ekonomi".
UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2015.
Karim, Adiwarman A. "Ekonomi Makro Islami". PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2015.
Kasmir. "Dasar-dasar Perbankan". PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014.
Manan, Abdul. "Hukum Ekonomi Syariah: Dalam Perspektif Kewenangan
Peradilan Agama". Kencana, Jakarta, 2012.
Mankiw, N.Gregory. 2007. Teori Makroekonomi. Edisi Ke-6. Fitria Liza dan
Imam Nurmawan [Penerjemah]. Jakarta: Erlangga.
Maulana, Akbar. (2013). “Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi Terhadap
Kinerja Reksadana Saham di Indonesia periode 2004-2012.” Jurnal Ilmu
Manajemen Volume 1 Nomor. 3 Mei 2013.
Muhamad. "Manajemen Keuangan Syari'ah Analisis Fiqh & Keuangan". UPP
STIM YKPN, Yogyakarta, 2016.
Mesthi, Andriani. (2018, Februari 19). Lampaui Konvensional, Ini 5 Reksa Dana
Saham Syariah Return Tertinggi Sepekan. Retrieved from bareksa.com:
http://www.bareksa.com/id/text/2018/02/19/lampaui-konvensional-ini-5-
reksa-dana-saham-syariah-return-tertinggi-sepekan/18443/news
Ni, Putu Kurniasari. (2017, Desember 29). Kurang dari 1,5 Tahun, Jumlah
Investor Reksa Dana Melonjak Hampir 2 Kali Lipat. Retrieved from
bareksa.com: http://www.bareksa.com/id/text/2017/12/29/kurang-dari-15-
tahun-jumlah-investor-reksa-dana-melonjak-hampir-2-kali-
lipat/17916/news
Nugraha, Diko Surya. "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investor
Berinvestasi pada Reksadana Syariah". Skripsi, Departemen Ilmu
Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,
Bogor, 2015.
Pandia, Frianto, dkk. "Lembaga Keuangan". PT RINEKA CIPTA, Jakarta, 2009.
Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. (2014). “Pengaruh Suku Bunga SBI,
Tingkat Inflasi, IHSG dan Bursa Asing terhadap Tingkat Pengembalian
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
65
Indonesia Banking School
Reksa Dana Saham”. Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol.25, No.1, April
2014: 53-65
Putong, Iskandar. "Economics, Edisi 5: Pengantar Mikro dan Makro". Mitra
Wacana Media, Bogor, 2013.
Putratama, Hendra. (2007). “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Nilai Aktiva Bersih Reksa Sana Syariah di Indonesia”.
Bogor: Skripsi Institut Pertanian Bogor 2007.
Ryandono, M Nafik. 2009. Bursa Efek dan Investasi Syariah. Jakarta :Serambi.
Rodoni, Ahmad. "Investasi Syariah". Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Jakarta,
2009.
Rachman, Ainur. (2015). “Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Bi Rate terhadap
Net Asst Value Reksa Dana Saham Syariah.” JESTT Vol.2 No.12
Desember 2015.
Rahardja, Prathama, dan Manurung, Mandala. "Teori Ekonomi Makro". Edisi 5,
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2014.
Sudarsono, Heri. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syarih Edisi 3. Yogyakarta:
Ekonisa. Hal 201.
Soemitra, Andri. "Bank dan Lembaga Keuangan Syariah". Edisi Kedua, Kencana,
2016.
Susyanti, Jeni. "Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah". Empat Dua
(Kelompok Intrans Publishing), Malang, 2016.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D (1st ed.).
Bandung: Alfabeta.
Sukirno, Sadono. "Makroekonomi Teori Pengantar". PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2015.
Tayibnapis, Shandy Rahmadani. (2008). “Analisis Pengaruh Sertifikasi Wadiah
Bank Indonesia, Jakarta Islamic Index, Inflasi dan Valuta Asing Terhadap
Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah (Studi Kasus Reksadana
Danareksa Syariah Berimbang)”. Tesis, Pascasarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
66
Indonesia Banking School
Tricahyadinata, Irsan. "Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Jakarta
Interbank Offered Rate (JIBOR); Kinerja Reksadana Campuran".
INOVASI: Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen, Volume 12, 2016.
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Wiradiyasa, Imam. (2016). “Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI, dan Kurs
Terhadap Kinerja Reksadana Syariah di Indonesia (Periode Waktu Tahun
2010-2014). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB.
Winarno, W. W. (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews
(3rd ed.). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Widarjono, A. (2009). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Untuk Ekonomi
dan Bisnis. Yogyakarta: Ekonisia.
Yuniarti, Vinna Sri. "Ekonomi Makro Syariah". CV Pustaka Setia, Bandung,
2016.
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
67
Indonesia Banking School
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Objek Penelitian
No Nama Perusahaan Nama Reksadana 1 PT. Danareksa Investment Management Danareksa Syariah Berimbang 2 PT. Mandiri Manajemen Investasi Mandiri Investa Syariah Berimbang 3 PT. AAA Asset Management AAA Amanah Syariah Fund 4 PT. Trimegah Asset Management TRIM Syariah Berimbang 5 PT. Ciptadana Asset Management Cipta Syariah Balance 6 PT. Schroder Investment Management
Indonesia Schroder Syariah Balanced Fund
7 PT. Samuel Aset Manajemen SAM Syariah Berimbang 8 PT. Panin Asset Management Panin Dana Syariah Berimbang9 PT. MNC Asset Management MNC Dana Syariah Kombinasi 10 PT. Insight Investments Management Insight Syariah Berimbang (I-Share) 11 PT. Pacific Capital Investment Pacific Balance Syariah 12 PT. Mega Asset Management Mega Asset Madania Syariah 13 PT. CIMB-Principal Asset Management CIMB-Principal Balanced Growth Syariah14 PT. Pratama Capital Assets
Management Pratama Syariah Imbang
15 PT. Ciptadana Asset Management Cipta Nusantara Syariah berimbang 16 PT. Asia Raya Kapital Asia Raya Syariah Taktis Berimbang 17 PT. Maybank Asset Management MAM Dana Berimbang Syariah 18 PT. Asia Raya Kapital Asia Raya Syariah Berimbang Pemberdayaan
Ekonomi Umat 19 PT. Sinarmas Asset Management Simas Balance Syariah
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
68
Indonesia Banking School
Lampiran 2 : Data Seluruh Variabel
Nama Perusahaan Tahun NAB Inflasi NTR Bira
DSB 2013 25.46 8.38 9.408289 7.5 DSB 2014 25.49 8.36 9.428672 7.75 DSB 2015 25.41 3.35 9.532061 7.5 DSB 2016 25.37 3.02 9.505693 4.75 DSB 2017 25.39 3.61 9.513994 4.25 MISB 2013 24.40 8.38 9.408289 7.5 MISB 2014 24.31 8.36 9.428672 7.75 MISB 2015 24.23 3.35 9.532061 7.5 MISB 2016 24.23 3.02 9.505693 4.75 MISB 2017 24.18 3.61 9.513994 4.25 AAA ASF 2013 24.37 8.38 9.408289 7.5 AAA ASF 2014 23.94 8.36 9.428672 7.75 AAA ASF 2015 23.91 3.35 9.532061 7.5 AAA ASF 2016 23.78 3.02 9.505693 4.75 AAA ASF 2017 23.40 3.61 9.513994 4.25 TRIM SB 2013 25.35 8.38 9.408289 7.5 TRIM SB 2014 25.29 8.36 9.428672 7.75 TRIM SB 2015 24.99 3.35 9.532061 7.5 TRIM SB 2016 24.82 3.02 9.505693 4.75 TRIM SB 2017 24.58 3.61 9.513994 4.25 CSB 2013 24.60 8.38 9.408289 7.5 CSB 2014 24.64 8.36 9.428672 7.75 CSB 2015 24.72 3.35 9.532061 7.5 CSB 2016 24.69 3.02 9.505693 4.75 CSB 2017 24.48 3.61 9.513994 4.25 SSBF 2013 27.33 8.38 9.408289 7.5 SSBF 2014 27.33 8.36 9.428672 7.75 SSBF 2015 27.53 3.35 9.532061 7.5 SSBF 2016 26.78 3.02 9.505693 4.75 SSBF 2017 26.81 3.61 9.513994 4.25 SAM SB 2013 26.60 8.38 9.408289 7.5 SAM SB 2014 26.67 8.36 9.428672 7.75 SAM SB 2015 26.33 3.35 9.532061 7.5 SAM SB 2016 25.82 3.02 9.505693 4.75 SAM SB 2017 25.68 3.61 9.513994 4.25 PDSB 2013 24.57 8.38 9.408289 7.5
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
69
Indonesia Banking School
PDSB 2014 24.82 8.36 9.428672 7.75 PDSB 2015 24.80 3.35 9.532061 7.5 PDSB 2016 24.63 3.02 9.505693 4.75 PDSB 2017 24.68 3.61 9.513994 4.25 MNC DSK 2013 23.69 8.38 9.408289 7.5 MNC DSK 2014 23.87 8.36 9.428672 7.75 MNC DSK 2015 23.37 3.35 9.532061 7.5 MNC DSK 2016 22.24 3.02 9.505693 4.75 MNC DSK 2017 21.97 3.61 9.513994 4.25 ISB 2013 23.50 8.38 9.408289 7.5 ISB 2014 24.19 8.36 9.428672 7.75 ISB 2015 24.15 3.35 9.532061 7.5 ISB 2016 24.09 3.02 9.505693 4.75 ISB 2017 23.27 3.61 9.513994 4.25 PBS 2014 23.93 8.36 9.428672 7.75 PBS 2015 24.13 3.35 9.532061 7.5 PBS 2016 23.76 3.02 9.505693 4.75 PBS 2017 23.99 3.61 9.513994 4.25 MAMS 2014 23.93 8.36 9.408289 7.75 MAMS 2015 23.60 3.35 9.428672 7.5 MAMS 2016 23.36 3.02 9.532061 4.75 MAMS 2017 22.73 3.61 9.505693 4.25 CIMB PBGS 2014 24.16 8.36 9.513994 7.75 CIMB PBGS 2015 24.36 3.35 9.408289 7.5 CIMB PBGS 2016 23.88 3.02 9.428672 4.75 CIMB PBGS 2017 22.45 3.61 9.532061 4.25 PSI 2014 20.62 8.36 9.505693 7.75 PSI 2015 24.25 3.35 9.513994 7.5 PSI 2016 24.01 3.02 9.408289 4.75 PSI 2017 23.02 3.61 9.428672 4.25 CNSB 2016 20.70 3.02 9.532061 4.75 CNSB 2017 21.37 3.61 9.505693 4.25 ARSTT 2016 23.34 3.02 9.513994 4.75 ARSTT 2017 24.13 3.61 9.408289 4.25 MAM DBS 2017 27.09 3.61 9.428672 4.25 ARSBPEU 2017 24.48 3.61 9.532061 4.25 SBS 2017 21.91 3.61 9.505693 4.25
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
70
Indonesia Banking School
Lampiran 3 : Hasil Output Data Eviews
1. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 4.546503 (18,52) 0.0000 Cross-section Chi-square 69.958073 18 0.0000
2. Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 7.778045 3 0.0508
3. Statistik Deskriptif
NAB C INFLASI NTR BIRA Mean 24.38317 1.000000 4.995205 9.478197 6.099315 Median 24.25477 1.000000 3.610000 9.505693 7.500000 Maximum 27.52621 1.000000 8.380000 9.532061 7.750000 Minimum 20.61882 1.000000 3.020000 9.408289 4.250000 Std. Dev. 1.415817 0.000000 2.385861 0.049723 1.578248 Skewness -0.093355 NA 0.705359 -0.376177 -0.108689 Kurtosis 3.656224 NA 1.531151 1.341774 1.070323
Jarque-Bera 1.415868 NA 12.61574 10.08541 11.46984 Probability 0.492661 NA 0.001822 0.006456 0.003231
Sum 1779.971 73.00000 364.6500 691.9084 445.2500 Sum Sq. Dev. 144.3268 0.000000 409.8480 0.178011 179.3425
Observations 73 73 73 73 73
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
71
Indonesia Banking School
4. Uji Normalitas10
8
6
4
2
0
-3 -2 -1 0 1 2 3
5. Uji Multikolinieritas
INFLASI NTR BIRA INFLASI 1 -0.7350732601816066 0.6794994609539904
NTR -0.7350732601816066 1 -0.4220576455222029 BIRA 0.6794994609539904 -0.4220576455222029 1
6. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.843074 Prob. F(7,65) 0.5559 Obs*R-squared 6.076189 Prob. Chi-Square(7) 0.5309 Scaled explained SS 6.242424 Prob. Chi-Square(7) 0.5117
Series: Standardized Residuals
Sample 2013 2017
Observations 73
Mean 0.116816
Median -0.038114
Maximum 3.122793
Minimum -3.215145
Std. Dev. 1.368974
Skewness 0.120542
Kurtosis 3.149993
Jarque-Bera 0.245216
Probability 0.884610
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
72
Indonesia Banking School
7. Uji Autokorelasi
Dependent Variable: NAB Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 09/28/18 Time: 18:49 Sample: 2013 2017 Periods included: 5 Cross-sections included: 19 Total panel (unbalanced) observations: 73 Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 100.3070 17.24818 5.815512 0.0000 INFLASI -0.176756 0.044943 -3.932915 0.0002
NTR -8.058323 1.807514 -4.458237 0.0000 BIRA 0.200134 0.049893 4.011250 0.0002
Effects Specification S.D. Rho
Cross-section random 1.137798 0.8566 Idiosyncratic random 0.465562 0.1434
Weighted Statistics
R-squared 0.298899 Mean dependent var 4.814438 Adjusted R-squared 0.268417 S.D. dependent var 1.157381 S.E. of regression 0.499832 Sum squared resid 17.23838 F-statistic Prob(F-statistic)
9.805557 Durbin-Watson stat 0.000018
1.404737
Unweighted Statistics
R-squared 0.058175 Mean dependent var 24.38317 Sum squared resid 135.9306 Durbin-Watson stat 0.178145
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
Indonesia Banking School
73
8. Persamaan Regresi
Dependent Variable: NAB Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 09/28/18 Time: 18:49 Sample: 2013 2017 Periods included: 5 Cross-sections included: 19 Total panel (unbalanced) observations: 73 Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 100.3070 17.24818 5.815512 0.0000 INFLASI -0.176756 0.044943 -3.932915 0.0002
NTR -8.058323 1.807514 -4.458237 0.0000 BIRA 0.200134 0.049893 4.011250 0.0002
Effects Specification S.D. Rho
Cross-section random 1.137798 0.8566 Idiosyncratic random 0.465562 0.1434
Weighted Statistics
R-squared 0.298899 Mean dependent var 4.814438 Adjusted R-squared 0.268417 S.D. dependent var 1.157381 S.E. of regression 0.499832 Sum squared resid 17.23838 F-statistic Prob(F-statistic)
9.805557 Durbin-Watson stat 0.000018
1.404737
Unweighted Statistics
R-squared 0.058175 Mean dependent var 24.38317 Sum squared resid 135.9306 Durbin-Watson stat 0.178145
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018
74
RIWAYAT HIDUP PENYUSUN SKRIPSI
Nama : Diyan Faranayli
Tempat, Tanggal Lahir : Malaysia, 28 Januari 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : JL. SDN Lama No.17A RT03/01 Kel. Pondok Ranggon Kec. Cipayung Jakarta Timur 13860
Email : [email protected]
Nomor HP : 087887896396
Tahun 2002 – 2008 : SDN Kadipaten 1 Bojonegoro Tahun 2009 – 2011 : SMP Negeri 160 Jakarta Tahun 2011 – 2014 : SMA Negeri 113 Jakarta Tahun 2014 – 2018 : STIE Indonesia Banking School
1. Internship at Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto(13 Februari 2017 – 24 Februari 2017)
2. Internship at Bank BNI Syariah Kantor Pusat(01 Agustus 2017 – 31 Januari 2018)
1. Training at Rindam Jaya Military 20142. Training Basic Activist Training Program 20153. Training Mini Bank 20164. Training Risk Management Level 1 20175. Training General Banking I 2018
TRAINING
EXPERIENCE
EDUCATION
PERSONAL DETAILS
Analisis Pengaruh Inflasi ..., Diyan Faranayli , MKPS-IBS, 2018