ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK...

77
ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh HENI ROHAENI H24053163 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Transcript of ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK...

Page 1: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA

DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA

(STUDI KASUS PT BANK X Tbk)

Oleh

HENI ROHAENI

H24053163

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

ABSTRAK

Heni Rohaeni. H24053163. Analisis Dana Pihak Ketiga dan Kredit BermasalahTerhadap Laba (Studi Kasus PT Bank X Tbk). Di bawah bimbingan Wita JuwitaErmawati.

Pembangunan ekonomi merupakan tolak ukur pembangunan nasional dimanadunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitasekonomi. Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur danamasyarakat yang bertujuan untuk peningkatan taraf hidup masyarakat. Dana yangberhasil dihimpun akan disalurkan kembali dalam bentuk kredit. Menurut Siamat(2004), proporsi pendapatan utama bank berasal dari kredit. Namun, kredit jugamerupakan salah satu faktor rapuhnya usaha perbankan apabila kredit tersebutdinyatakan bermasalah. Hal ini berimplikasi pada pengelolaan dana pihak ketigayang merupakan kegiatan penghimpunan dana dan kredit bermasalah yangmerupakan risiko dari kegiatan penyaluran dana. Penelitian ini bertujuan (1)Menganalisis komposisi dana pihak ketiga (tabungan, giro, deposito), (2)Menganalisis perkembangan dana pihak ketiga, kredit bermasalah, dan laba, dan(3) Menganalisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah terhadap laba.Penelitian dilakukan di PT Bank X Tbk. Data yang digunakan dalam penelitian iniadalah data sekunder dari studi pustaka dan yang diperoleh dari perusahaanberupa laporan keuangan. Analisis menggunakan korelasi, regresi linier berganda,uji F, dan uji t dengan pengolah data Minitab 14.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi dana pihak ketiga pada PTBank X didominasi oleh deposito yang memiliki kontribusi terbesar terhadap totaldana pihak ketiga yaitu sebesar 56,50%, sedangkan tabungan dan giro memilikikontribusi yang hampir sama yaitu masing-masing sebesar 21,90% dan 21,61%.Baik DPK, NPL, dan laba PT Bank X mengalami fluktuasi selama periode 1999-2007 dimana DPK tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesarRp.247.355.023 (dalam juta) dengan pertumbuhan sebesar 20,25% dan terendahterjadi pada tahun 1999 yaitu sebesar 148.005.573 (dalam jutaan). NPL terendahterjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 7,10 % dan tertinggi terjadi pada tahun 1999yaitu sebesar 70,84%. PT Bank X mengalami kerugian yang cukup besar padatahun 1999 yaitu Rp.68.155.446 (dalam jutaan) dan kemudian mengalamiperkembangan yang cukup pesat di tahun 2000 dengan pertumbuhan sebesar103%. Akan tetapi pada tahun 2005 sempat mengalami penurunan sebesar 84%namun dapat ditingkatkan kembali di tahun 2006 sampai 2007. Hasil uji Fmenunjukkan bahwa secara keseluruhan dana pihak ketiga dan kredit bermasalahberpengaruh secara signifikan terhadap laba sebesar 94,7% sedangkan 5,3%dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini. Hasil uji t menunjukkan bahwasecara parsial dana pihak ketiga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laba,sedangkan kredit bermasalah berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadaplaba. Model regresi menunjukkan bahwa DPK memberikan pengaruh positifterhadap laba sebesar 0,0440, artinya bahwa kenaikan DPK sebesar satu satuanakan menaikan laba sebesar 0,0440. Sedangkan NPL memberikan pengaruhnegatif sebesar 1,13E+08, artinya bahwa kenaikan NPL sebesar satu satuan akanmenurunkan laba sebesar 1,13E+08 (cateris paribus).

Page 3: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA

DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA

(STUDI KASUS PT BANK X Tbk)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

HENI ROHAENI

H24053163

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 4: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA

DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA

(STUDI KASUS PT BANK X Tbk)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

HENI ROHAENI

H24053163

Menyetujui, Agustus 2009

Wita Juwita Ermawati, STP. MMDosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.ScKetua Departemen

Tanggal lulus :

Page 5: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pameungpeuk pada 15 Agustus

1986. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara

pasangan H.Aep Saepudin dan Hj.Wawat Sukmawati. Penulis

memulai pendidikan di SDN Gudang II tahun 1993. Penulis

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 1 Banjar pada tahun 1999 dan pada tahun 2002

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banjar pada

program IPA. Pada tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Tingkat Persiapan Bersama

(TPB) dan diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan

manajemen pada tahun 2006.

Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi aktif dalam organisasi

kemahasiswaan, yaitu himpunan profesi Departemen Manajemen, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor yang bernama Center Of

Management (COM@). Pada periode 2006-2007 dan 2007-2008 penulis menjabat

sebagai staff Produksi Operasi Bisnis. Selain itu, penulis juga aktif pada kegiatan

di lingkungan kampus seperti kepanitiaan (misalnya panitia Masa Perkenalan

Departemen sebagai seksi konsumsi), seminar-seminar dan pelatihan. Penulis juga

pernah melakukan kegiatan survai di kelurahan Pondok Jaya dan Bedahan dalam

rangka “Program Penanggulangan Kemiskinan” yang diselenggarakan oleh

BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kota Depok tahun 2009.

Page 6: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis,

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan

Kredit Bermasalah Terhadap Laba (Studi Kasus PT Bank X Tbk)” dan

bertujuan untuk mengetahui komposisi dan pengaruh dana pihak ketiga dan kredit

bermasalah terhadap laba.

Penyusunan skripsi ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak baik

secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Wita Juwita Ermawati, STP, MM sebagai dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi

dan pengarahan kepada penulis.

2. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM dan ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM

sebagai dosen penguji utama dalam sidang skripsi ini. Semua saran dan kritik

merupakan hal yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Bapak Edwin dan pihak Learning Center Group PT Bank X Tbk yang telah

memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan penelitian serta

memberikan masukan dan informasi demi terselesaikannya skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Departemen Manajemen yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuan yang berguna bagi penulis, Kepala Tata Usaha Fakultas Ekonomi

dan Manajemen dan staf atas bantuan selama penulis menyelesaikan

perkuliahan.

5. Kedua orang tua (Bapak dan Mama), kakak dan adikku (Teh Yeyen dan Tuti)

dan seluruh keluarga besar yang senantiasa memberikan doa yang tulus,

semangat dan kasih sayang kepada penulis.

6. Lulud Adi Subarkah dan Levi Elhusni yang memberikan inspirasi, motivasi,

dan bantuan kepada penulis.

Page 7: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

vi

7. Try, Rara, Dewi, Pei, Anggi, Faris, Ira, Teh kokom, Oelan, Uni, Selvi yang

telah memberikan indahnya persahabatan, keceriaan dan kebersamaan selama

ini serta kasih sayang, motivasi dan masukan yang telah diberikan kepada

penulis.

8. Rekan-rekan satu bimbingan: Widi, Edi, dan Sari untuk kerjasama dan

motivasi selama proses bimbingan dan penyusunan skripsi.

9. Teh Rika, Ramadhona, Irsam, Andri, Bagus, Maya, loniq, Annisa, Mbak

wulan, Ria, Novi Nurmia, Puti, Icha, Dila, Lina, Rini, Nain dan anak-anak

Bateng 23 (Ayu, Ala, Ides, Indri, Beby, Dian, Nana) untuk motivasi dan

masukan yang telah diberikan kepada penulis.

10. Sahabat-sahabat terbaik Manajemen Angkatan 42 yang selalu bersama-sama

membuat kenangan dan persahabatan yang indah serta ilmu kehidupan yang

diberikan.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah

SWT senantiasa memberikan pahala atas kebaikannya.

Tidak ada kesempurnaan pada manusia. Penulis menyadari bahwa masih

terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan

saran konstruktif sangat diperlukan untuk kemajuan yang lebih baik. Akhirnya,

penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan

bernilai ibadah dalam pandangan ALLAH SWT. Amin.

Bogor, Agustus 2009

Penulis

Page 8: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 11.2. Perumusan Masalah.............................................................................. 41.3. Tujuan Penelitian.................................................................................. 51.4. Manfaat Penelitian................................................................................ 61.5. Ruang Lingkup ..................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bank...................................................................................................... 72.1.1. Definisi Bank.............................................................................. 72.1.2. Fungsi dan Usaha Bank Umum.................................................. 7

2.2. Sumber Dana Bank............................................................................... 92.3. Alokasi Dana Bank............................................................................... 112.4. Penyaluran Kredit................................................................................. 12

2.4.1. Definisi Kredit............................................................................ 122.4.2. Tujuan Kredit ............................................................................. 132.2.3. Fungsi Kredit.............................................................................. 132.4.4. Jenis-jenis Kredit........................................................................ 14

2.5. Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) ......................................... 162.6. Laba Bank............................................................................................. 182.7. Penelitian Terdahulu............................................................................. 19

III.METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 203.2. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................ 223.3. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 223.4. Pengolahan dan Analisis Data .............................................................. 22

3.4.1. Analisis Deskriptif...................................................................... 223.4.2. Analisis Korelasi Pearson Product Moment .............................. 223.4.3. Analisis Regresi Linier Berganda .............................................. 233.4.4. Analisis Uji simultan (Uji F) ...................................................... 263.4.5. Analisis Uji Parsial (UJi t) ......................................................... 27

Page 9: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

viii

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan .............................................................. 294.1.1. Sejarah PT Bank X..................................................................... 294.1.2. Profil PT Bank X........................................................................ 394.1.3. Visi Misi PT Bank X.................................................................. 304.1.4. Produk dan Jasa .......................................................................... 30

4.2. Penghimpunan Dana............................................................................. 324.3. Penyaluran Kredit................................................................................. 38

4.3.1. Pengelolaan Risiko Kredit.......................................................... 394.3.2. Kredit Bermasalah PT Bank X................................................... 40

4.4. Laba PT. Bank X .................................................................................. 444.5. Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Kredit Bermasalah Terhadap Laba. 46

4.5.1. Analisis Korelasi ........................................................................ 464.5.2. Analisis Regresi Linier Berganda .............................................. 474.5.3. Dampak Perubahan Secara Keseluruhan (Uji F)........................ 514.5.4. Dampak Perubahan Secara Parsial (Uji t) .................................. 53

4.6. Implikasi Manajerial ............................................................................ 54

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ................................................................................................. 562. Saran ........................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58

LAMPIRAN.................................................................................................... 60

Page 10: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

ix

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi ..................... 23

2. Dana pihak ketiga (tabungan, giro, deposito) ............................................. 35

3. Persentase tingkat pertumbuhan penyaluran kredit 1999-2007 .................. 38

4. Jumlah kolektibilitas kredit periode 1999-2007.......................................... 41

5. Persentase Non Performig Loan (NPL) kredit periode 1999-2007............. 43

6. Laba PT Bank X periode 1999-2007 .......................................................... 45

7. Nilai korelasi antar variabel DPK, NPL, dan Laba..................................... 47

8. Nilai VIF peubah bebas regresi berganda ................................................... 48

Page 11: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

x

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Komposisi pendapatan bunga PT Bank X periode 2006-2007 .................. 4

2. Kerangka konseptual.................................................................................. 21

3. Komposisi dana pihak ketiga PT Bank X periode 1999-2007................... 33

4. Grafik perkembangan tingkat suku bunga dana dan suku bunga kredit ....

PT Bank X periode 1999-2007................................................................... 34

5. Grafik perkembangan jumlah dana pihak ketiga dan penyaluran kredit....

PT Bank X periode 1999-2007................................................................... 37

6. Komposisi kolektibilitas kredit PT Bank X periode 1999-2007................ 41

7. Grafik perkembangan rasio NPL PT Bank X periode 1999-2007 ............. 44

8. Grafik perkembangan laba PT Bank X periode 1999-2007....................... 46

9. Uji normalitas residual pada regresi berganda ........................................... 49

10. Hasil run test terhadap residual model....................................................... 50

11. Output uji heteroskedastisitas pada regresi berganda ................................ 51

Page 12: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Struktur organisasi PT Bank X ................................................................. 60

2. Uji korelasi antara laba dengan DPK dan NPL ......................................... 61

3. Hasil analisis regresi antara laba dengan DPK dan NPL ........................... 62

4. Hasil uji validitas model DPK dan NPL terhadap laba ............................. 63

Page 13: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merupakan tolak ukur pembangunan nasional

dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam melaksanakan

pembangunan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kini setelah masa

krisis terlewati, perbaikan sektor ekonomi tetap menjadi prioritas utama.

Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas

ekonomi. Hal ini dapat dilihat ketika sektor ekonomi mengalami penurunan

maka salah satu cara mengembalikan stabilitas ekonomi adalah menata sektor

perbankan. Oleh karena itu pemerintah memberikan perhatian khusus

terhadap keberadaan perbankan dalam struktur perekonomian nasional.

Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah melalui Bank

Indonesia yaitu dengan dikeluarkannya deregulasi di bidang keuangan,

moneter, dan perbankan yang berkelanjutan dengan tujuan untuk menciptakan

iklim perbankan yang sehat, mandiri, dan efisien. Berpijak dari adanya

kebutuhan blue print perbankan nasional dan sebagai kelanjutan dari program

restrukturisasi perbankan yang sudah berjalan sejak tahun 1998, maka Bank

Indonesia pada tanggal 9 Januari 2004 telah meluncurkan API (Arsitektur

Perbankan Indonesia) sebagai suatu kerangka menyeluruh arah kebijakan

pengembangan industri perbankan Indonesia ke depan (www.bi.go.id).

Perbankan dalam menjalankan fungsinya yaitu berasaskan prinsip kehati-

hatian. Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur

dana masyarakat yang bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan

nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-

hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan

taraf hidup masyarakat.

Sebagai lembaga intermediasi, bank menerima simpanan dari nasabah

dan meminjamkannya kepada nasabah (unit ekonomi) lain yang

membutuhkan dana. Sumber dana terbesar yang dimiliki oleh bank berasal

dari dana simpanan masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) yang berupa

Page 14: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

2

simpanan tabungan, giro dan deposito. Sumber dana tersebut akan disalurkan

kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Atas simpanan masyarakat

tersebut, bank memberikan imbalan berupa bunga. Sejalan dengan

karakteristik usaha tersebut, maka bank merupakan suatu segmen usaha yang

kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah. Pengaturan secara ketat oleh

penguasa moneter terhadap kegiatan perbankan ini tidak terlepas dari

peranannya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank dapat

mempengaruhi jumlah uang beredar yang merupakan salah satu sasaran

pengaturan oleh penguasa moneter dengan menggunakan berbagai piranti

kebijakan moneter (www.bi.go.id).

Salah satu kegiatan industri perbankan adalah pemberian kredit. Menurut

Siamat (2004), proporsi pendapatan terbesar bank berasal dari pendapatan

bunga kredit yang disalurkan. Sedangkan jumlah kredit yang disalurkan

tersebut didanai oleh beberapa sumber yaitu modal sendiri, pinjaman dari

lembaga lain, dan pihak ketiga atau masyarakat. Menurut Kasmir (2004),

dana pihak ketiga memiliki kontribusi terbesar dari beberapa sumber dana

tersebut sehingga jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh

suatu bank akan mempengaruhi kemampuannya dalam menyalurkan kredit.

Kredit diberikan kepada para debitur yang telah memenuhi syarat-syarat yang

tercantum dalam perjanjian yang dilakukan antara pihak debitur dengan pihak

bank.

Industri perbankan adalah suatu industri yang rentan akan risiko,

terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam

bentuk berbagai investasi, salah satunya dalam pemberian kredit. Kredit

merupakan salah satu aktivitas bisnis perbankan yang memiliki risiko paling

besar dan signifikan dari semua risiko yang menyebabkan kerugian potensial.

Risiko kredit disini dimaksudkan sebagai ketidakmampuan debitur untuk

melunasi kewajibannya kepada pihak bank. Apabila pinjaman yang tidak

dapat dikembalikan jumlahnya cukup material, hal ini dapat menyebabkan

turunnya pendapatan, kinerja maupun tingkat kesehatan dan kelangsungan

bank.

Page 15: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

3

Beberapa risiko kredit tak dapat dihindari, karena tanpa risiko tidak akan

ada pendapatan. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan dengan diimbangi

pengelolaan terhadap risiko yang baik akan menentukan keuntungan bank.

Namun di sisi lain, kredit juga merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan rapuhnya usaha perbankan yaitu apabila kredit tersebut

dinyatakan bermasalah. Besarnya kredit yang bermasalah ditunjukkan dalam

nilai Non Performing Loan (NPL). Semakin besar NPL berarti risiko kredit

semakin tinggi. Bank dapat mengkompensasikan pemberian kredit yang

mempunyai risiko tinggi diimbangi dengan pendapatan yang lebih tinggi

melalui penetapan suku bunga di atas normal. Namun, pemberian putusan

kredit harus dapat dijamin, apakah akan lebih banyak memberikan kredit

dengan tingkat pendapatan dan pengembalian tinggi, atau terlalu berisiko,

karena dapat mengakibatkan risiko potensial dalam bisnis (Coyle dalam

www.WordPress.com)

Saat ini, dunia perbankan di Indonesia mengalami kendala dengan

tingkat kredit bermasalah yang terus meningkat. Bank Indonesia (BI)

mencatat rasio kredit bermasalah (NPL) gross perbankan naik dari 4,33%

pada Maret menjadi 4,39% per April 2008. Sementara NPL net pada periode

yang sama naik dari 1,78% menjadi 1,8%. Komposisi NPL tersebut adalah

3,7% pada kredit modal kerja, kredit investasi 5,3%, dan kredit konsumsi

3,1% (www.zulfikargroup.blogspot.com).

PT Bank X merupakan bank yang terbentuk sebagai bagian dari program

restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia

melalui pengambilalihan empat bank. PT Bank X merupakan bank terbesar di

Indonesia dilihat dari sisi jumlah aktiva, pemberian kredit, maupun dana

pihak ketiga. PT Bank X menyediakan berbagai produk dan jasa perbankan

baik bagi nasabah perorangan, usaha kecil dan menengah (UKM), maupun

korporasi dan badan usaha milik negara (BUMN). Sebagai lembaga

intermediasi, bank memperoleh pendapatan dari bunga kredit atau surat-surat

berharga. Pendapatan bunga dari kegiatan penyaluran kredit memberikan

kontribusi paling besar terhadap pencapaian laba PT Bank X, seperti terlihat

pada Gambar 1. Pada tahun 2006 dan 2007, pendapatan bunga kredit PT

Page 16: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

4

Bank X memiliki kontribusi masing-masing sebesar 43,1% dan 52,8%. Nilai

tersebut hampir mencapai setengah dari pendapatan bunga total.

Gambar 1. Komposisi pendapatan bunga PT Bank X Periode 2006-2007Sumber: PT Bank X (Data Diolah)

Dalam upaya pencapaian labanya, PT Bank X harus terus berusaha

menghimpun dana pihak ketiga untuk mendanai kegiatan penyaluran

kreditnya dan selalu berusaha untuk menurunkan tingkat NPL. Semakin

banyak dana yang disalurkan tentu saja semakin besar potensi menimbulkan

risiko kredit. NPL yang tinggi akan berpengaruh terhadap citra perusahaan

dan kinerja perbankan. Pengelolaan terhadap kegiatan penghimpunan dana

dan penyaluran dana sangat penting dan berguna sebagai salah satu input

alternatif dalam perumusan strategi tata kelola perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam menghadapi perubahan ekonomi yang sangat fluktuatif di

Indonesia, lembaga keuangan dan pelaku ekonomi khususnya BUMN harus

mengelola kegiatan bank terutama dalam penyaluran kreditnya. Penyaluran

kredit yang diberikan kepada masyarakat memiliki tingkat risiko yang

beraneka ragam. Permasalahan yang terjadi pada PT Bank X adalah

31%

53%

7%3% 3% 3%

41,3%

43,1%

6,3%

4% 2,3% 3%

Obligasi pemerintah

Kredit yang diberikan

Surat berharga

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain

Provisi dan komisi atas kredit yang diberikan

lainnya

2006 2007

Page 17: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

5

ketidakstabilan Jumlah DPK, nilai NPL dan Laba. Tingginya jumlah DPK

yang dimiliki oleh PT Bank X akan berimplikasi pada kemampuannya dalam

melakukan ekspansi kredit, karena sumber pendanaan utama untuk

penyaluran kredit adalah jumlah DPK yang berhasil dihimpun oleh sebuah

bank. Tiap sumber dana memiliki kelebihan, kekurangaan dan biaya dana

yang harus diperhitungkan karena dapat mempengaruhi laba bank. Agar bank

mendapatkan laba, maka tingkat bunga kredit harus lebih tinggi dari biaya

yang dibayarkan kepada pemilik dana (Siamat, 2005). Sehingga bank akan

mendapatkan spread (selisih) yang positif. Akan tetapi, dalam menyalurkan

kreditnya bank menghadapi risiko kredit gagal bayar yang ditunjukkan oleh

nilai NPL. Sehingga dengan adanya NPL tersebut, laba yang sudah

ditargetkan bank akan terganggu. Maka kegiatan penghimpunan dan

penyaluran kredit harus dikelola dengan baik, karena dua kegiatan tersebut

merupakan satu kesatuan atas keberlangsungannya kegiatan usaha sebuah

bank. Oleh karena itu permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana komposisi dana pihak ketiga (tabungan, giro, deposito) pada

PT Bank X?

2. Bagaimana perkembangan dana pihak ketiga, NPL, dan laba pada PT

Bank X?

3. Bagaimana pengaruh dana pihak ketiga dan nilai NPL terhadap laba pada

PT Bank X?

1.3. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis komposisi dana pihak ketiga (tabungan, giro, deposito)

pada PT Bank X.

2. Menganalisis perkembangan dana pihak ketiga, NPL, dan laba pada PT

Bank X.

3. Menganalisis pengaruh dana pihak ketiga dan nilai NPL terhadap laba

pada PT Bank X.

Page 18: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

6

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan serta saran-saran yang bermanfaat untuk pencapaian laba.

2. Bagi pembaca, sebagai salah satu bahan acuan dan referensi untuk

melakukan penelitian lanjutan.

3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah

wawasan keilmuan serta sebagai suatu latihan dalam menerapkan teori-

teori yang diperoleh penulis khususnya mengenai perbankan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini tentang analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit

bermasalah terhadap laba. Dimana dalam penelitian ini terfokus pada analisis

komposisi DPK, perkembangan DPK, nilai NPL, dan laba, dan pengaruh

dana pihak ketiga dan kredit bermasalah terhadap laba pada PT Bank X.

Penelitian ini tidak menganalisis sumber pendanaan lain dan faktor-faktor

penyebab kredit bermasalah. Data yang digunakan dalam penelitian adalah

data dari tahun 1999 sampai tahun 2007. Penggunaan jangka waktu tersebut

digunakan agar pendugaan parameter lebih akurat.

Page 19: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bank

2.1.1. Definisi Bank

Menurut UU No.7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah

dengan UU. No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

masyarakat banyak.

2.1.2. Fungsi dan Usaha Bank Umum

Siamat (2004) menyebutkan bahwa bank umum memiliki fungsi

pokok sebagai berikut:

1) Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih

efisien dalam kegiatan ekonomi.

2) Menciptakan uang.

3) Menghimpun dan menyalurkannya kepada masyarakat.

4) Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum menurut

UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan dalam Siamat (2004)

adalah sebagai berikut:

1) Menghimpun dana dari masyarakat.

2) Memberikan kredit.

3) Menerbitkan surat pengakuan utang.

4) Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun.

untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya:

a) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diaksep oleh bank

b) Surat pengakuan utang

c) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah

d) Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

e) Obligasi

f) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun

Page 20: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

8

g) Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai

dengan satu tahun

5) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun

untuk kepentingan nasabah.

6) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau

meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan

menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan

wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.

7) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan

melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga.

8) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat

berharga.

9) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain

berdasarkan suatu kontrak (custodian).

10) Melakukan penempatan dana dari menambah kepada nasabah

lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa

efek.

11) Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun

sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya

kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut

wajib dicairkan secepatnya.

12) Melakukan kegiatan anjak piutang (factoring), kartu kredit dan

kegiatan wali amanat (trustee).

13) Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil.

14) Melakukan kegiatan lain misalnya kegiatan dalam valuta asing,

melakukan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di

bidang keuangan seperti sewa guna usaha, modal ventura,

perusahaan efek, dan asuransi, dan melakukan penyertaan modal

sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit.

15) Kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak

bertentangan dengan undang-undang.

Page 21: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

9

2.2. Sumber Dana Bank

Menurut Kasmir (2008), sumber dana bank adalah usaha bank dalam

menghimpun dana dari masyarakat. Sumber dana bank dapat diperoleh dari:

1. Dana yang berasal dari bank itu sendiri

Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri)

maksudnya adalah dana yang diperoleh dari dalam bank. Perolehan dana

ini biasanya digunakan apabila bank mengalami kesulitan untuk

memperoleh dana dari luar. Adapun pencarian dana yang bersumber dari

bank itu sendiri terdiri dari :

a. Setoran modal dari pemegang saham merupakan modal dari para

pemegang saham lama atau pemegang saham baru.

b. Cadangan laba merupakan laba yang setiap tahun dicadangkan oleh

bank dan sementara waktu belum digunakan.

c. Laba bank yang belum dibagi merupakan laba tahun berjalan tapi

belum dibagikan kepada para pemegang saham.

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan

operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu

membiayai operasinya dari sumber dana ini. Menurut UU No.10 Tahun

1998 sumber dana yang dimaksud adalah :

a. Simpanan giro

Merupakan simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat

dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran

lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

b. Simpanan tabungan

Merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan

menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat

ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang

dipersamakan dengan itu.

Page 22: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

10

c. Simpanan deposito

Merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan

pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan

dengan bank.

Pembagian jenis simpanan ke dalam beberapa jenis dimaksudkan

agar para penyimpan mempunyai pilihan sesuai dengan tujuan

masing-masing. Tiap pilihan mempunyai pilihan mempunyai

pertimbangan tertentu dan adanya suatu pengharapan yang ingin

diperolehnya. Pengharapan yang ingin diperoleh dapat berupa

keuntungan dari bunga dan kemudahan atau keamanan uangnya.

3. Dana yang bersumber dari lembaga lain

Sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami

kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua diatas.

Adapun sumber dana yang dimaksud adalah :

a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang

diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami

kesulitan likuiditasnya.

b. Pinjaman antar bank (call money). Biasanya pinjaman ini diberikan

kepada bank- bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga

kliring dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya. Pinjaman

ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi jika

dibandingkan dengan pinjaman lainnya.

c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang

diperoleh perbankan dari pihak luar negeri.

d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan

menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang

berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan. SBPU

diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehingga

masyarakat tertarik untuk membelinya.

Page 23: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

11

2.3. Alokasi Dana Bank

Dana yang telah berhasil dihimpun dari berbagai sumber perlu dikelola

secara efektif dan efisien dengan mempersiapkan strategi penempatan dana

berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Menurut Siamat (2004),

penempatan dana mempunyai beberapa tujuan yaitu :

a. Untuk mencapai tingkat profitabilitas yang cukup.

b. Untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar

posisi likuiditas tetap aman.

Menurut Siamat (2004), penggunaan dana bank pada prinsipnya dapat

diklasifikasikan berdasarkan prioritas penggunaan dana dan sifat aktiva

bank :

1. Prioritas penggunaan dana

Penggunaan dana bank dua prioritas pertama adalah dalam bentuk :

a. Cadangan primer (primary reserve)

Cadangan primer dimaksudkan antara lain untuk memenuhi

ketentuan likuiditas wajib minimum dan keperluan operasi bank

sehari-hari termasuk untuk memenuhi semua penarikan simpanan

dan permintaan kredit nasabah. Disamping itu cadangan ini

digunakan untuk penyelesaian kliring antarbank dan kewajiban-

kewajiban lainnya yang segera harus dibayar. Cadangan primer

meliputi uang kas yang ada dalam bank, saldo rekening giro pada

bank sentral dan bank-bank lainnya, dan warkat-warkat yang dalam

proses penagihan.

b. Cadangan sekunder (secondary reserve)

Cadangan sekunder dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan likuiditas yang jangka waktunya diperkirakan kurang dari

satu tahun. Cadangan sekunder ini semata-mata dimaksudkan untuk

kebutuhan likuiditas dan untuk memperoleh keuntungan.

c. Penyaluran kredit

Penyaluran kredit merupakan kegitan utama bank. Oleh karena itu

sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan usaha ini.

Page 24: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

12

d. Investments

Penggunaan dana bank untuk investment yaitu penanaman dana

dalam surat-surat berharga yang berjangka panjang. Tujuannya yaitu

untuk memaksimalkan penghasilan. Adapun instrumen untuk

investment adalah saham yang dibeli melalui bursa efek dan obligasi

dengan berbagai jenis.

2. Penggunaan dana menurut aktiva

Penggunaan dana bank berdasarkan sifat aktiva adalah pengaplikasian

dana ke dalam bentuk aktiva yang dapat memberikan hasil dan tidak

memberikan hasil bagi bank yang bersangkutan. Penggunaan dana ini

dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Akiva tidak produktif (non-earning assets)

Aktiva tidak produktif merupakan penanaman dana ke dalam aktiva

yang tidak memberikan hasil bagi bank terdiri dari : 1) alat likuid,

terdiri dari kas, giro pada bank sentral, dan giro pada bank-bank

lain.2) Aktiva tetap dan inventaris, yang penggunaan dananya

diperoleh dari modal sendiri bank yang bersangkutan.

b. Aktiva produktif (earning assets)

Aktiva produktif merupakan semua penanaman dana dalam rupiah

dan valuta asing yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan

sesuai dengan fungsinya. Komponen aktiva produktif bank terdiri

dari : kredit yang diberikan, penempatan pada bank lain, surat-surat

berharga, dan penyertaan.

2.4. Penyaluran Kredit

2.4.1. Definisi Kredit

Kredit berasal dari bahasa yunani yaitu credere yang berarti

kepercayaan. Menurut UU No. 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa

kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan pemberian bunga.

Page 25: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

13

Menurut Kasmir (2004), kredit berarti memperoleh barang

dengan membayar cicilan atau angsuran di kemudian hari atau

memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan

dikemudian hari dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan

perjanjian.

Menurut Rivai (2005), kredit adalah penyerahan barang, jasa,

atau uang dari satu pihak (kreditor/pemberi pinjaman) atas dasar

kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang/borrower)

dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit

pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak.

2.4.2. Tujuan Kredit

Kasmir (2001) menyebutkan bahwa ”pemberian suatu fasilitas

kredit mempunyai tujuan tertentu”. Tujuan pemberian kredit tersebut

tidak akan terlepas dari misi bank tersebut. Adapun tujuan utama

pemberian suatu kredit antara lain:

1) Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit

tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank

dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2) Membantu usaha nasabah

Yaitu untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana,

agar dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

3) Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh

pihak perbankan, maka semakin baik, karena akan

meningkatkan penerimaan pajak, membuka kesempatan kerja,

meningkatkan jumlah barang dan jasa, serta menghemat dan

meningkatkan devisa negara.

2.4.3. Fungsi Kredit

Kredit mempunyai peranan yang sangat penting dalam

perekonomian. Menurut Rivai (2005), fungsi kredit di dalam

perekonomian, perdagangan, dan keuangan terdiri dari:

Page 26: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

14

a. Kredit dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang

b. Kredit meningkatkan utility (daya guna) suatu barang

c. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

d. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat

e. Kredit sebagai alat stabilisasi ekonomi

f. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional

g. Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional

2.4.4. Jenis-jenis Kredit

Menurut Kasmir (2004), beragam jenis kegiatan usaha

mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan jenis kredit. Secara

umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dilihat dari

berbagai segi diantaranya:

1. Segi Kegunaan

a. Kredit Investasi

Kredit investasi adalah kredit yang biasanya digunakan

untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek

atau pabrik baru dimana pemakaiannya untuk suatu periode

yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini

adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.

b. Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja adalah kredit yang digunakan untuk

keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

2. Segi Tujuan Kredit

a. Kredit Produktif

Kredit produktif adalah kredit yang digunakan untuk

peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini

diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.

b. Kredit konsumtif

Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk

konsumsi atau dipakai secara pribadi. Tidak ada

pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan.

Page 27: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

15

c. Kredit Perdagangan

Kredit perdagangan adalah kredit yang digunakan unuk

kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang

dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil

penjualan barang dagangan tersebut.

3. Segi Jangka Waktu

a. Kredit Jangka Pendek

Kredit jangka pendek memiliki jangka waktu kurang dari

satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya

digunakan untuk keperluan modal kerja.

b. Kredit Jangka Menengah

Kredit jangka menengah memiliki jangka waktu berkisar

antara satu tahun sampai dengan tiga tahun.

c. Kredit Jangka Panjang

Kredit jangka panjang memiliki jangka waktu diatas tiga

tahun atau lima tahun dan biasanya kredit ini digunakan

untuk investasi jangka panjang.

4. Segi Jaminan

a. Kredit dengan jaminan

Kredit yang diberikan dengan jaminan tertentu. Jaminan

dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud.

b. Kredit Tanpa Jaminan

Kredit yang diberikan dengan melihat prospek usaha,

karakter, serta loyalitas calon debitur selama berhubungan

dengan kreditur (bank) bersangkutan.

5. Segi Sektor Usaha

a. Kredit pertanian

Kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau

pertanian rakyat. Kredit ini bisa berupa jangka pendek atau

jangka panjang.

Page 28: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

16

b. Kredit Peternakan

Kredit ini diberikan untuk sektor peternakan, biasanya

untuk waktu yang relatif pendek.

c. Kredit Industri

Kredit ini digunakan untuk membiayai industri pengolahan

baik untuk industri kecil, menengah, atau besar.

d. Kredit Pertambangan

Kredit ini digunakan untuk usaha tambang, biasanya dalam

jangka panjang.

e. Kredit Pendidikan

Kredit pendidikan digunakan untuk membangun sarana dan

prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk

para mahasiswa yang sedang belajar.

f. Kredit Profesi

Kredit profesi diberikan kepada kalangan para profesional

seperti dosen, dokter dan pengacara.

g. Kredit perumahan

Kredit perumahan digunakan untuk membiayai

pembangunan atau pembelian perumahan dan sektor-sektor

usaha lainnya.

2.5. Kredit Bermasalah (Non Performing Loan)

Menurut Rivai (2005), kredit bemasalah merupakan kredit yang

mengalami kesulitan di dalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya

terhadap bank, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya,

pembayaran bunga, pembayaran ongkos-ongkos bank yang menjadi beban

nasabah yang bersangkutan. Menurut ketentuan Bank Indonesia dalam

Siamat (2004), kredit digolongkan menurut kualitasnya yaitu:

1. Kredit lancar (pass), kredit digolongkan lancar apabila memenuhi

kriteria:

a) Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu

b) Memiliki mutasi rekening yang aktif

Page 29: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

17

c) Bagian dari kredit yang dijamin dengan jaminan tunai (cash

collateral)

2. Kredit dalam perhatian khusus (special mention)

Kredit yang digolongkan ke dalam perhatian khusus apabila memenuhi

kriteria:

a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang belum

melampaui 90 hari.

b) Kadang-kadang terjadi cerukan.

c) Mutasi rekening relatif aktif

d) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan.

e) Didukung oleh pinjaman baru.

3. Kredit kurang lancar (substandard)

Kredit yang digolongkan ke dalam kurang lancar apabila memenuhi

kriteria:

a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang telah

melampaui 90 hari.

b) Sering terjadi cerukan.

c) Frekuensi mutasi rekening relatif rendah.

d) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari

Sembilan puluh hari.

e) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi nasabah.

f) Dokumentasi pinjaman yang lemah.

4. Kredit diragukan (doubtful)

Kredit yang digolongkan ke dalam kredit diragukan apabila memenuhi

kriteria:

a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang telah

melampaui 180 hari.

b) Terjadi cerukan yang bersifat permanen.

c) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari.

d) Dokumentasi hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit

maupun pengikatan jaminan.

Page 30: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

18

5. Kredit macet (loss)

Kredit yang digolongkan ke dalam kredit macet apabila memenuhi

kriteria:

a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang telah

melampaui 270 hari.

b) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.

c) Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat

dicairkan pada nilai wajar.

Menurut Riyadi (2004), NPL adalah perbandingan antara jumlah kredit

yang diberikan dengan kolektibilitas tiga sampai dengan lima dibandingkan

dengan total kredit yang diberikan oleh bank.

Rumus :

NPL gross =/

x 100%................................. 1)

NPL nett =/ /

x 100% .... 2)

Besarnya NPL yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah

maksimal 5%, jika melebihi 5% akan mempengaruhi penilaian tingkat

kesehatan bank yang bersangkutan.

2.6. Laba Bank

Laba merupakan merupakan kelebihan pendapatan, hasil, atau harga

jual diatas biaya-biaya yang terlibat; setiap manfaat keuangan yang berasal

dari suatu kegiatan komersial, dari praktek suatu profesi, atau dari suatu

transaksi pribadi (Kamus istilah akuntansi, 1985).

Menurut Sastradipoera dalam Gumayantika (2008), laba adalah jumlah

yang tersisa setelah biaya tetap dan biaya variabel dikurangkan dari

penerimaan bank, kelebihan pendapatan (income) di atas pengeluaran

(expenditure) bank. Jadi untuk mengetahui terlebih dahulu nilai seluruh

pendapatan dan nilai biaya secara keseluruhan. Laba yang diperoleh suatu

perusahaan menunjukkan sejauh mana manajemen perusahaan berhasil

mengorganisasi bisnis dan sebaliknya.

Page 31: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

19

2.7. Hasil Penelitian Terdahulu

Gumayantika (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh risiko

kredit terhadap laba pada Bank Jabar Cabang Ciamis. Hasil penelitian ini

dengan menggunakan korelasi pearson product moment membuktikan

bahwa terdapat hubungan yang negatif sebesar 0,652 antara risiko kredit dan

laba.

Pada penelitian Marchtina (2005), menganalisis pengaruh dana

simpanan masyarakat dan suku bunga kredit terhadap penyaluran kredit

pada bank pemerintah di Karesidenan Surakarta periode 2002-2004.

Penelitian ini membuktikan bahwa dana simpanan masyarakat sebagai salah

satu sumber dana bank memiliki pengaruh yang signifikan dan positif

terhadap penyaluran kredit, sedangkan suku bunga kredit mempunyai

pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.

Pada penelitian Pradipta (2008) menganalisis portofolio sumber dana

PT Bank Lampung KCP Antasari sebagai instrumen optimalisasi budgeting

dan pengambilan strategi. Penelitian ini membuktikan bahwa berdasarkan

uji F secara keseluruhan portofolio sumber dana yang terdiri dari giro

swasta, SIGERMAS, dan transfer antar kantor berpengaruh secara

signifikan terhadap pendapatan. Berdasarkan hasil pengujian dengan

menggunakan uji t bahwa secara parsial giro swasta dan SIGERMAS

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendapatan, sedangkan

transfer antar kantor berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap

pendapatan.

Page 32: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Sebagai lembaga intermediasi, bank mempunyai kegiatan utama yaitu

menghimpun dan menyalurkan dana. Sumber dana terbesar yang dimiliki

oleh bank berasal dari simpanan masyarakat yang berupa tabungan, giro, dan

deposito. Sumber dana tersebut akan disalurkan kembali kepada masyarakat

dalam bentuk kredit. Atas simpanan masyarakat tersebut, bank memberikan

imbalan berupa bunga. Hampir semua kegiatan perekonomian masyarakat

membutuhkan bank dengan fasilitas kreditnya. Oleh sebab itu, bank

mempunyai peranan penting dalam pengelolaan dana yang beredar di

masyarakat. Pendapatan terbesar bank berasal dari pendapatan bunga dari

kredit yang disalurkan (Siamat, 2004). Sedangkan jumlah kredit yang

disalurkan tersebut ditentukan oleh besarnya sumber dana yang diperoleh dari

masyarakat. Namun dalam merealisasikan kegiatan bisnisnya, kredit selalu

dihubungkan dengan prinsip risk and return, dimana kegiatan yang

diharapkan akan mempunyai hasil atau pendapatan yang besar, biasanya

mempunyai risiko yang tinggi.

Dalam penelitian ini, sumber pendanaan yang digunakan adalah sumber

dana yang berasal dari pihak ketiga yang terdiri dari tabungan, giro, dan

deposito. Besarnya risiko kredit ditunjukkan dalam nilai Non Performing

Loan (NPL). Tingginya NPL menunjukkan banyaknya pihak debitur yang

tidak dapat membayar secara kontinu atas pinjaman kreditnya. Sedangkan

laba bank yang digunakan adalah laba bersih sebelum dikurangi pajak.

Besarnya dana pihak ketiga yang diperoleh dan nilai NPL akan

berpengaruh terhadap laba bank. Analisis regresi linier berganda digunakan

untuk melihat pengaruh perubahan sumber dana pihak ketiga dan NPL secara

simultan terhadap laba bank. Sedangkan analisis korelasi digunakan untuk

melihat derajat hubungan diantara sumber dana yang diperoleh dan nilai NPL

terhadap laba bank. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi input alternatif

dalam peningkatan laba bank. Adapun kerangka pemikiran konseptual dari

penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 33: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

21

Variabel independen Variabel independen

Variabel dependen

Gambar 2. Kerangka Konseptual

Keterangan :

PT. Bank X

Fungsi intermediasi

Penghimpun dana Penyalur dana

NPL

Laba

- Korelasi pearsonproduct moment

- Regresi linierberganda

- Uji F- Uji t

Pengaruh dana pihak ketiga dan NPLterhadap laba

Dana pihak ketiga :TabunganGiroDeposito

Analisisdeskriptif

Analisisdeskriptif

: Alur pemikiran

: Alat analisis

Page 34: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

22

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT Bank X yang berlokasi di Jakarta.

Pemilihan tempat dilakukan secara purposive. Waktu penelitian dimulai dari

bulan Februari 2009 sampai April 2009.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder merupakan data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik

oleh pihak pengumpul data atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel,

diagram, dan lain-lain (Juanda, 2003). Data sekunder diperoleh dari data

historis PT Bank X, studi literatur, laporan penelitian, dan laporan keuangan

yang diterbitkan bank maupun internet.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh akan dianalisis dengan metode

statistik yaitu dengan menggunakan metode analisis deskriptif, analisis

korelasi pearson product moment, analisis regresi linier berganda dan diolah

dengan menggunakan Minitab 14.

3.4.1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi, Sugiono

dalam Gumayantika (2008).

3.4.2. Analisis Korelasi Pearson Product Moment

Korelasi pearson product moment merupakan statistik yang

mengukur keserasian hubungan diantara dua variabel. Rumus dibawah

ini digunakan bila sekaligus akan menghitung persamaan regresi.

Menurut Alma (2007), perumusan untuk korelasi pearson product

moment yaitu:= ∑ (∑ )(∑ ){ ∑ –(∑ ) } { ∑ }............................................. 3)

Page 35: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

23

Dimana:

r = Koefisien korelasi

Y = Variabel terikat ( Laba)

X = Variabel bebas ( DPK dan NPL)

n = Lamanya periode

Korelasi pearson product moment dilambangkan dengan (r)

dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ +1). Apabila

nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak

ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat.

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuat lemahnya

hubungan korelasi, maka dapat digunakan pedoman korelasi seperti

pada Tabel 1.

Tabel 1. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisienkorelasiInterval Koefisien Tingkat Hubungan0.00 - 0.199 Sangat rendah0.20 - 0.399 Rendah0.40 - 0.599 Sedang0.60 - 0.799 Kuat0.80 - 1.000 Sangat kuat

Sumber : Sugiono, 2006

3.4.3. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Arief (2006), analisis regresi digunakan untuk melihat

bagaimana variasi peubah dari beberapa peubah bebas mempengaruhi

peubah tidak bebas dalam suatu fenomena yang kompleks. Analisis

regresi dapat dibedakan menjadi regresi sederhana dan regresi

berganda. Jika parameter dari suatu hubungan fungsional antara satu

peubah tidak bebas dengan lebih dari satu peubah bebas maka yang

digunakan adalah regresi berganda. Analisis regresi berganda

menjelaskan seberapa jauh suatu peubah mempengaruhi peubah

lainnya. Pada penelitian ini dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

menjadi peubah bebas yang mempengaruhi peubah tidak bebas yaitu

laba. Model regresi berganda ditunjukkan oleh persamaan berikut ini :

Page 36: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

24

Y = + + +e ................................................................ 4)

Keterangan :

Y = Labaβ = KonstantaX = DPKX = NPL

= Tingkat kesalahan (galat)

Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi oleh model regresi. Oleh

karena itu diperlukan pengujian asumsi yang meliputi uji normalitas,

uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan heteroskedastisitas menurut

Gujarati dalam Susanti (2007).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan jika data yang

digunakan kurang dari 30 untuk mengetahui distribusi kenormalan

data, yaitu apakah data dapat dianggap berdistribusi normal atau

tidak. Ketika data telah berdistribusi normal, maka data tersebut

dapat diolah menggunakan statistik parametrik yang pada

penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Untuk

menguji kenormalan data dilakukan dengan menguji kenormalan

data residual. Uji normalitas dapat dilihat dengan melihat nilai

statistik Kolmogorov-Smirnov (KS) pada uji normalitas residual.

Jika nilai statistik KS lebih kecil dibanding nilai tabel KS dan nilai

p-value lebih besar dari α, maka asumsi kenormalan terpenuhi

sehingga model regresi yang telah dibuat dapat digunakan (Iriawan

dan Astuti, 2006).

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah kondisi dimana peubah-peubah bebas

memiliki korelasi diantara satu dengan yang lainnya. Jika peubah-

peubah bebas memiliki korelasi sama dengan 1 atau berkorelasi

sempurna mengakibatkan koefisien-koefisien regresi menjadi tidak

dapat diperkirakan dan nilai standar error setiap koefisien regresi

Page 37: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

25

menjadi tak hingga (Arief, 2006). Uji multikolinearitas adalah uji

untuk melihat apakah terdapat korelasi antara peubah bebas yang

digunakan dalam model regresi. Untuk melihat apakah ada

multikolinearitas pada model regresi dilihat dari nilai variance

inflation factor atau (VIF). Jika nilai VIF masing-masing peubah

bebas memiliki nilai lebih besar dari 5 maka model regresi

memiliki multikolinearitas sehingga menjadi tidak valid (Iriawan

dan Astuti, 2006).

c. Uji Autokorelasi

Menurut Arief (2006), penaksiran model regresi linear

memiliki asumsi bahwa tidak terdapat korelasi serial atau

autokorelasi. Autokorelasi atau korelasi serial kemungkinan terjadi

pada data time series. Model regresi yang baik tidak

memperkenankan terjadinya autokorelasi. Akibat dari terjadinya

autokorelasi adalah pengujian hipotesis dalam uji F menjadi tidak

valid dan jika diterapkan akan memberikan kesimpulan yang

menyesatkan pada tingkat signifikansi dan koefisien regresi yang

ditaksir.

Uji autokorelasi dengan perangkat lunak Minitab melalui uji

Run test residual. Jika hasil penghitungan didapatkan p-value lebih

besar dari α, menunjukkan tidak adanya autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual

untuk peubah bebas yang diketahui. Jika varian dari residual untuk

peubah yang diketahui tetap, disebut dengan homoskedastisitas.

Jika varian berbeda, disebut heteroskedastisitas (Arief, 2006).

Asumsi pada model regresi adalah varian setiap variabel

independen mempunyai nilai yang konstan atau memiliki varian

yang sama. Masalah heteroskedastisitas umumnya terjadi pada data

cross sectional. Konsekuensi dari adanya heteroskedastisitas adalah

kemungkinan untuk mengambil kesimpulan yang salah dalam uji F

Page 38: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

26

karena pengujian tingkat signifikansi yang kurang kuat Gujarati

dalam Susanti (2007).

Untuk melihat apakah pada model regresi terdapat

heteroskedastisitas dilihat dari sebaran titik-titik yang tersebar pada

output perhitungan dengan perangkat lunak Minitab. Sebaran titik-

titik yang tidak membentuk pola tertentu namun tersebar di atas

dan di bawah nol menunjukkan bahwa model regresi tidak

mengalami masalah heteroskedastisitas (Iriawan dan Astuti, 2006).

3.4.4. Analisis Uji Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimaksud dalam model menpunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (Kuncoro, 2003). Langkah-

langkah uji satistik F:

Langkah-langkah uji statistik F adalah :

a. Merumuskan hipotesis

1) H : = 0, , ,Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua

parameter dalam model sama dengan nol. Artinya, semua

variabel independen bukan meruapakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen.

2) H : ∃ ≠ 0 , , ,Hipotesis alternatifnya (H1), tidak semua parameter secara

simultan sama dengan nol. Artinya, paling sedikit terdapat satu

variabel independen merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen.

b. Menentukan F tabel

1. F α (k-1, n-k)

2. Taraf nyata (α) = 0,05; yaitu tingkat kesalahan yang masih

dapat ditolerir.

3. Derajat bebas pembilang = k-1

4. Derajat bebas penyebut = n-k

Page 39: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

27

c. Menentukan F hitung yang diperoleh dari hasil regresi melalui

program Minitab 14

d. Membandingkan F hitung dengan F tabel

1. Jika statistik hitung (angka F output) > statistik tabel (F

tabel) atau F hitung < -F tabel maka H0 ditolak dan H1

diterima.

2. Jika –F tabel < statistik hitung (angka F output) < statistik

table (F tabel) maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Kelayakan model regresi yang telah dibuat juga dapat dilihat pada

hasil uji analysis of variance (ANOVA). ANOVA merupakan uji

hipotesis kesesuaian model dengan data yang ada (Iriawan dan Astuti,

2006). Hipotesis yang digunakan sama dengan hipotesis uji F, dengan

daerah penolakan p- value < α.

3.4.5. Analisis Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel terikat (Kuncoro, 2003). Langkah-langkah uji statistik t

adalah:

4. Merumuskan hipotesis

a. H : β = 0

Hipotesis nol (H ) yang hendak diuji adalah apakah suatu

parameter (β ) sama dengan nol. Artinya, suatu variabel

independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel depeden.

b. H : β ≠ 0

Hipotesis alternatifnya (H ), parameter suatu variabel tidak

sama dengan nol. Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen.

5. Menentukan t-tabel

a. Menentukan besarnya t-tabel : ( / , )b. Taraf nyata (α) = 0,05; yaitu tingkat kesalahan yang masih dapat

ditolerir.

Page 40: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

28

c. Derajat bebas (df) = n-k

6. Menentukan t-hitung yang diperoleh dari hasil regresi melalui

program minitab.

7. Membandingkan t-hitung dengan t-tabel

a. Jika statistik hitung (angka t output) > statistik tabel (t tabel)

atau t hitung < -t tabel maka H ditolak dan H diterima.

b. Jika –t tabel < statistik hitung (angka t output) < statistik tabel (t

tabel) maka H diterima dan H ditolak.

Page 41: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1.Sejarah PT. Bank X

PT Bank X berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian

dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanankan oleh

pemerintah Indonesia melalui pengambilalihan empat bank. Pada

bulan Juli 1999, empat bank milik pemerintah tersebut yaitu Bank A,

Bank B, Bank C dan Bank D, bergabung menjadi PT Bank X dengan

pelaksanan merger. Kemudian PT Bank X mulai beroperasi pada

bulan Agustus 1999. Keempat bank yang digabung merupakan bank-

bank yang telah lama beroperasi di Indonesia.

4.1.2.Profil PT. Bank X

Sejak didirikan, PT Bank X terus berupaya untuk membentuk tim

manajemen yang profesional serta bekerja berdasarkan prinsip-prinsip

good corporate governance, pengawasan dan kepatuhan yang sesuai

standar internasional. PT Bank X disupervisi oleh komisaris yang

terdiri dari orang-orang yang menonjol di bidang keuangan yang

ditunjuk oleh pemegang saham termasuk Menteri Negara BUMN.

Tingkatan tertinggi dari manajemen eksekutif adalah direksi, yang

dipimpin oleh direktur utama. Direksi PT Bank X terdiri dari bankir

yang berasal dari bankir profesional. Sebagai bagian dari penerapan

good corporate governance, Bank X membentuk Compliance Group,

Internal Audit dan Corporate Secretary, dan juga diperiksa oleh Bank

Indonesia dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) serta diaudit dari

waktu ke waktu setiap tahunnya oleh auditor independen.

Pada tanggal 14 Juli 2003, Pemerintah Republik Indonesia

melakukan divestasi sebesar 20 % atas kepemilikan saham di PT Bank

X melalui penawaran umum perdana. Proses divestasi saham

pemerintah pada PT Bank X tersebut didasarkan pada Peraturan

Pemerintah No. 27 Tahun 2003 tentang penjualan saham Negara

Republik Indonesia pada PT Bank X. Dalam Peraturan Pemerintah

Page 42: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

30

tersebut dijelaskan bahwa penjualan saham PT Bank X akan

dilakukan melalui pasar modal atau kepada mitra strategis dengan

jumlah maksimal 30 % dari jumlah saham yang telah dikeluarkan dan

disetor penuh atau sejumlah Rp. 4.000.000 saham biasa atas nama

Seri B milik Negara Repubik Indonesia dengan nilai nominal sebesar

Rp. 500 per saham dan harga penawaran sebesar Rp. 675 per saham.

Pada bulan April 2003, PT Bank X menerbitkan Medium Term

Notes (MTN) sebesar USD 300 juta, berjangka waktu 5 tahun yang

dicatatkan di Bursa Efek Singapura. Pada bulan Agustus 2003, PT

Bank X menyelesaikan implementasi eMAS (Enterprise “X” Advance

System), yang merupakan sistem core banking baru. Pada tanggal 11

Maret 2004, Pemerintah Republik Indonesia melakukan divestasi

lanjutan atas 10 % kepemilikan di PT Bank X. Hal ini merupakan

landasan bagi tahap transformasi berikutnya menjadi Regional

Champion Bank pada tahun 2010.

4.1.3.Visi Misi PT. Bank X

PT Bank X memiliki sebuah visi yaitu “Bank terpercaya pilihan

anda”. Untuk mencapai visi tersebut PT Bank X memiliki misi-misi

yang mendukung. Misi-misi PT Bank X adalah :

1. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar.

2. Mengembangkan sumber daya manusia profesional.

3. Memberikan keuntungan yang maksimal pada stakeholder.

4. Melaksanakan manajemen terbuka.

5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan.

4.1.4.Produk dan Jasa

Sebagai lembaga keuangan bank, PT Bank X memiliki produk-

produk baik itu dalam penghimpun dana, penyaluran dana maupun

jasa-jasa perbankan lainnya. Konsumen PT Bank X dapat dibagi

menjadi beberapa segmen yaitu : Corporate, Commercial, Micro,

Consumer, dan Small Business. Produk-produk yang tersedia bagi

konsumen yaitu:

Page 43: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

31

1. Produk Penghimpunan Dana

a. Tabungan X, adalah tabungan dengan berbagai fasilitas yang

dapat membantu nasabah seperti SMS Banking, Internet

Banking dan Call X, ATM, Weekend Banking, layanan

Autodebet dan layanan Automatic Fund Transfer.

b. Giro, adalah fasilitas penyimpanan dana yang dapat membantu

transaksi bisnis dengan adanya fasilitas cek dan bilyet giro,

dan tersedia pilihan berbagai mata uang yaitu : Rupiah, USD,

SGD, AUD, GBD, DEM, JPY, HKD, CHF, dan FFR.

c. Deposito, adalah fasilitas penyimpanan dana dengan suku

bunga deposito yang kompetitif dan menjadikan investasi lebih

cepat berkembang. Produk deposito menyediakan berbagai

pilihan jangka waktu yang dapat dipilih sesuai dengan

kebutuhan nasabah, yaitu : 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan,

atau 24 bulan.

d. Deposito On Call, adalah deposito yang ditunjukkan kepada

nasabah corporate yang akan menginvestasikan kelebihan

likuiditas dananya dengan berbagai pilihan jangka waktu yaitu

7 sampai dengan 13 hari, 14 sampai dengan 20 hari, dan 21

sampai dengan 28 hari.

e. Tabungan Haji, adalah tabungan bagi calon jemaah haji setelah

memperoleh dan menunjukkan surat pendaftaran pergi haji.

f. Tabungan Rencana X, adalah tabungan dengan setoran wajib

bulanan yang memberikan ekstra perlindungan asuransi gratis

dan bunga yang relatif lebih tinggi.

g. Tabungan Bisnis, adalah tabungan yang dikhususkan untk

nasabah pebisnis dengan fasilitas kartu debet, layanan e-

Banking, gratis biaya transfer, dan deskripsi transaksi yang

lebih jelas dan lengkap dibandingkan tabungan biasa.

h. Tabungan Kapel

i. Tabungan TKI

j. Tabungan Mikro

Page 44: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

32

2. Produk Penyaluran Dana

a. Kredit Modal Kerja untuk segmen Corporate dan Commercial.

b. Kredit Investasi untuk segmen Corporate dan Commercial.

c. Kredit Jaminan Tunai

d. Kredit Modal Kerja Komoditas

e. Kredit Modal Kerja dengan fasilitas e-Biz Card X

f. Kredit Multiguna usaha

g. Kredit Usaha Mikro

h. Kredit Serbaguna Mikro

i. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

j. Kredit Usaha Mikro –Layak Tanpa Agunan

k. KPR Graha X

l. Kredit Multiguna X

m. Kredit Agunan Deposito X

n. Kredit Mitrakarya X

3. Jasa Lain-lain

Jasa lain-lain terdiri dari : Kartu X, ATM X, Call X, SMS banking

X, Internet Banking, m-ATM, X Dana Sejahtera, X siswa

Sejahtera, X Investasi Sejahtera, X Jiwa Sejahtera, Transaksi

Valuta Asing, Safe Deposit Box, L/C Issues and Amendment, L/C

Advising, L/C Negotiation, L/C Confirmation, dan lain-lain.

4.2. Penghimpunan Dana

Bank dalam menjalankan usahanya yaitu menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi

atau kredit. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan dana ini, bank sering

pula disebut lembaga kepercayaan. Kebutuhan dana untuk melakukan

ekspansi kredit dipenuhi PT Bank X dengan mengelola beberapa sumber

dana. Sumber utama dana bank berasal dari penghimpunan dana tersebut

yang berupa simpanan dalam bentuk tabungan, giro, dan simpanan

berjangka. Sumber-sumber dana bank dalam bentuk simpanan tersebut

berasal dari masyarakat maupun dari nasabah institusi. Gambar 3

Page 45: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

33

menunjukkan komposisi dana pihak ketiga PT Bank X selama periode

1999-2007.

Gambar 3. Komposisi Dana Pihak Ketiga PT Bank X Periode 1999-2007Sumber: PT Bank X (Data Diolah)

Selama periode 1999-2007, deposito memiliki kontribusi yang sangat

besar tehadap total DPK yang berhasil di himpun oleh PT Bank X yaitu

sebesar 56,50%, sedangkan tabungan memberikan kontribusi yang tidak

berbeda jauh dengan giro yaitu masing-masing sebesar 21,90% dan 21,61%.

Dana yang cukup tinggi akan berimplikasi pada kemampuan PT Bank X

untuk menyalurkan kreditnya, karena untuk melakukan ekspansi kredit

dibutuhkan dana yang memenuhi. Permintaan terhadap kredit yang cukup

tinggi harus diimbangi dengan dana yang tersedia. Aliran pemikiran

ekonomi moneter Keynes menyatakan bahwa meningkatnya penawaran

uang atau uang beredar akan meningkatkan ketersediaan dana yang dapat

dipinjamkan atau loanable funds (Mankiw, 2000).

33

menunjukkan komposisi dana pihak ketiga PT Bank X selama periode

1999-2007.

Gambar 3. Komposisi Dana Pihak Ketiga PT Bank X Periode 1999-2007Sumber: PT Bank X (Data Diolah)

Selama periode 1999-2007, deposito memiliki kontribusi yang sangat

besar tehadap total DPK yang berhasil di himpun oleh PT Bank X yaitu

sebesar 56,50%, sedangkan tabungan memberikan kontribusi yang tidak

berbeda jauh dengan giro yaitu masing-masing sebesar 21,90% dan 21,61%.

Dana yang cukup tinggi akan berimplikasi pada kemampuan PT Bank X

untuk menyalurkan kreditnya, karena untuk melakukan ekspansi kredit

dibutuhkan dana yang memenuhi. Permintaan terhadap kredit yang cukup

tinggi harus diimbangi dengan dana yang tersedia. Aliran pemikiran

ekonomi moneter Keynes menyatakan bahwa meningkatnya penawaran

uang atau uang beredar akan meningkatkan ketersediaan dana yang dapat

dipinjamkan atau loanable funds (Mankiw, 2000).

21.90%

56.50%

21.61%

Tabungan Deposito Giro

33

menunjukkan komposisi dana pihak ketiga PT Bank X selama periode

1999-2007.

Gambar 3. Komposisi Dana Pihak Ketiga PT Bank X Periode 1999-2007Sumber: PT Bank X (Data Diolah)

Selama periode 1999-2007, deposito memiliki kontribusi yang sangat

besar tehadap total DPK yang berhasil di himpun oleh PT Bank X yaitu

sebesar 56,50%, sedangkan tabungan memberikan kontribusi yang tidak

berbeda jauh dengan giro yaitu masing-masing sebesar 21,90% dan 21,61%.

Dana yang cukup tinggi akan berimplikasi pada kemampuan PT Bank X

untuk menyalurkan kreditnya, karena untuk melakukan ekspansi kredit

dibutuhkan dana yang memenuhi. Permintaan terhadap kredit yang cukup

tinggi harus diimbangi dengan dana yang tersedia. Aliran pemikiran

ekonomi moneter Keynes menyatakan bahwa meningkatnya penawaran

uang atau uang beredar akan meningkatkan ketersediaan dana yang dapat

dipinjamkan atau loanable funds (Mankiw, 2000).

Page 46: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

34

Gambar 4. Grafik Perkembangan Tingkat Suku Bunga Dana dan SukuBunga Kredit PT Bank X periode 1999-2007.Sumber : PT Bank X (Data Diolah).

Besarnya kontribusi deposito terhadap DPK disebabkan karena tingkat

suku bunga deposito lebih besar dari dua jenis DPK lainnya. Seperti terlihat

pada Gambar 4 sepanjang tahun 1999 sampai 2007, tingkat suku bunga

deposito selalu lebih besar daripada dua produk simpanan lainnya sehingga

para nasabah lebih tertarik untuk menyimpan uangnya pada produk

simpanan ini walaupun memiliki jangka waktu yang lebih lama daripada

produk tabungan maupun giro. Tingkat suku bunga dana selalu lebih rendah

daripada tingkat suku bunga pinjaman atau kredit sehingga menghasilkan

spread (selisih) yang positif.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

ting

kat

suku

bun

ga (

dala

m p

erse

n)

Tahun

Suku Bunga Giro

Suku Bunga Tabungan

Suku Bunga deposito

Suku Bunga Kredit

Page 47: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

35

Tabel 2. Jumlah Dana Pihak Ketiga (Giro, Tabungan, Deposito)periode 1999-2007 (dalam jutaan rupiah).

Tahun Tabungan Deposito Giro Total DPKTingkatPertumbuhan

1999 14,305,273 113,844,250 19,856,050 148,005,5739.67% 76.92% 13.42% 100%

2000 18,030,147 109,593,640 35,751,479 163,375,26611.04% 67.08% 21.88% 100% 10.38%

2001 22,304,803 130,583,474 37,557,461 190,445,73811.71% 68.57% 19.72% 100% 16.57%

2002 29,926,190 121,536,974 32,579,923 184,043,08716.26% 66.04% 17.70% 100% -3.36%

2003 41,307,433 99,271,665 38,231,656 178,810,75423.10% 55.52% 21.38% 100% -2.84%

2004 53,533,402 81,221,639 41,083,330 175,838,37130.44% 46.19% 23.36% 100% -1.66%

2005 47,153,178 112,726,204 46,410,270 206,289,65222.86% 54.64% 22.50% 100% 17.32%

2006 60,303,561 96,591,234 48,812,753 205,707,54829.32% 46.96% 23.73% 100% -0.28%

2007 85,358,814 94,985,258 67,010,951 247,355,02334.51% 38.40% 27.09% 100% 20.25%

Sumber : PT Bank X (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui perkembangan DPK yang di

himpun oleh PT Bank X selama jangka waktu sembilan tahun yaitu mulai

tahun 1999 sampai dengan tahun 2007. Deposito selalu menjadi pemberi

kontribusi terbesar terhadap total DPK yang berhasil dihimpun PT Bank X

dibandingkan dengan giro dan tabungan. Giro dan tabungan memiliki

kontribusi yang tidak berbeda jauh setiap tahunnya.

Kontribusi deposito terbesar terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 68,57%

terhadap total DPK. Peningkatan tersebut disebabkan oleh tingginya tingkat

suku bunga deposito yaitu sebesar 15,62%, dimana nilai tersebut merupakan

nilai tertinggi dari tingkat suku bunga deposito sepanjang tahun 1999

sampai 2007. Sedangkan deposito memiliki nilai terkecil pada tahun 2004

dengan kontribusi sebesar 46,19% terhadap total dana pihak ketiga yang

berhasil dihimpun. Walaupun pada tahun 2004 kontribusi deposito cukup

kecil dari tahun sebelumnya, akan tetapi kontribusinya hampir mencapai

setengah dari total jumlah DPK. Penurunan tersebut disebabkan oleh

Page 48: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

36

rendahnya tingkat suku bunga deposito yaitu sebesar 6,5%, dimana nilai

tersebut merupakan nilai terkecil dari tingkat suku bunga deposito sepanjang

tahun 1999 sampai 2007. Hal tersebut mencerminkan bahwa semakin besar

tingkat suku bunga deposito maka nasabah akan semakin tertarik untuk

mendepositokan uangnya sehingga akan semakin besar pula jumlah

deposito yang dapat dihimpun oleh PT Bank X.

Kontribusi tabungan terhadap dana pihak ketiga pada umumnya

mengalami peningkatan. Besarnya kontribusi tabungan terbesar terhadap

dana pihak ketiga terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 34,51%, dan untuk

kontribusi terkecil terjadi pada tahun 1999 yaitu sebesar 9,67%. Untuk

tahun-tahun selanjutnya mengalami fluktuasi, dari tahun 1999 sampai tahun

2004 kontribusi tabungan mengalami peningkatan akan tetapi pada tahun

2005 sempat mengalami penurunan dan meningkat lagi pada tahun 2005

sampai 2007.

Kontribusi giro terhadap DPK yang telah dihimpun mengalami

fluktuasi setiap tahunnya. Tahun 1999 terjadi peningkatan dari 13,42%

menjadi 21,88% pada tahun 2000. Pada tahun 2001 sampai dengan 2002

kontribusi tabungan terhadap DPK mengalami penurunan masing-masing

menjadi 19,72% dan 17,70%. Setelah penurunan tersebut kemudian pada

tahun selanjutnya secara umum meningkat sampai 2007.

Dana pihak ketiga yang dihimpun oleh PT Bank X dari tahun 1999

sampai dengan tahun 2007 mengalami fluktuasi. DPK tertinggi terjadi pada

tahun 2007 yaitu sebesar Rp.247.355.023.000.000. dengan pertumbuhan

sebesar 20,25%. Jumlah DPK yang berhasil dihimpun oleh PT.Bank X

mengalami peningkatan yang pesat dibandingkan tahun 2006. Hal itu

disebabkan penurunan tingkat inflasi dari 15,74 pada tahun 2006 sampai

6,52 menjelang tahun 2007 (www.BI.go.id.).

Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya volume dana pihak ketiga,

menurut Keynes dalam Hanifelza (2004), dana pihak ketiga dipengaruhi

oleh pendapatan. Menurut U Tun Way dalam Hanifelza (2004), dana pihak

ketiga dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : kemampuan (ability), kemauan

(willingness), dan kesempatan (opportunity). Ketiga faktor tersebut

Page 49: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

37

merupakan fungsi dari beberapa variabel independen yang mempengaruhi

dana pihak ketiga. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dana pihak

ketiga adalah pendapatan, tingkat suku bunga, tingkat inflasi, banyaknya

lembaga perbankan (jumlah bank), dan populasi (jumlah penduduk).

Selain itu, agar tetap menciptakan rasa aman bagi nasabah penyimpan

dana serta menjaga stabilitas sistem perbankan maka pemerintah

membentuk LPS. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang merupakan

suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah

perbankan di Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan yang

ditetapkan pada 22 September 2004. LPS berfungsi menjamin simpanan

nasabah bank dan turut aktif dalam menjaga stabilitas sistem perbankan

sesuai kewenangannya. Setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di

wilayah Republik Indonesia wajib menjadi peserta penjaminan LPS dan

salah satunya adalah PT Bank X (www.BI.go.id)

Sebagai bank dengan jumlah dana pihak ketiga terbesar yaitu 23,9%

dari total dana pihak ketiga seluruh perbankan Indonesia (PT. Bank, 2001),

PT bank X mempunyai potensi yang baik untuk memanfaatkan

pertumbuhan pasar domestik. Gambar 5 menunjukkan bahwa penyaluran

kredit PT Bank X mengalami peningkatan, karena hal ini didukung oleh

jumlah DPK yang berhasil dihimpun oleh PT Bank X.

Gambar 5. Grafik Perkembangan Jumlah Dana Pihak Ketiga (Giro,Tabungan, Deposito) dan penyaluran Kredit PT Bank Xperiode 1999-2007.Sumber : PT Bank X (Data Diolah).

0

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

250.000.000

300.000.000

Dana Pihak Ketiga

Penyaluran kredit

Page 50: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

38

4.3. Penyaluran Kredit

Kegiatan usaha perbankan yang paling utama adalah penyaluran kredit.

PT Bank X merupakan bank yang termasuk kategori bank terbesar dilihat

dari segi penyaluran kreditnya. Kredit yang disalurkan tersebut berasal dari

modal sendiri, pinjaman dari lembaga lain dan yang paling utama berasal

dari dana pihak ketiga. Penyaluran kredit memberikan kontribusi paling

besar terhadap pencapaian laba bank karena sebagian besar dana yang

dihimpun akan disalurkan dalam bentuk kredit. Perkembangan penyaluran

kredit PT Bank X cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun

seperti terlihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3. Persentase Tingkat Pertumbuhan Penyaluran Kredit periode1999-2007

Tahun Jumlah Kredit yangDisalurkan

TingkatPertumbuhan

1999 44,022,6622000 43,022,539 -2.27%2001 48,185,786 12.00%2002 65,417,248 35.76%2003 75,942,620 16.09%2004 94,434,739 24.35%2005 106,852,946 13.15%2006 117,757,322 10.21%2007 138,553,552 17.66%

Sumber : PT Bank X (Data Diolah)

Kredit yang disalurkan mengalami peningkatan setiap tahunnya mulai

dari tahun 2001-2007, walaupun pada awalnya sempat mengalami

penurunan yaitu pada tahun 2000. Pada tahun 2000 penyaluran kredit

menurun sebesar 2,27% dan berhasil ditingkatkan kembali di tahun 2001

sebesar 12%. Peningkatan tersebut berlangsung hingga tahun 2007. Hal ini

terjadi karena PT Bank X mempunyai dana pihak ketiga yang besar

sehingga dapat memenuhi permintaan uang yaitu dalam bentuk kredit yang

besar pula.

Page 51: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

39

4.3.1.Pengelolaan Risiko Kredit PT Bank X

Kredit yang disalurkan kepada debitur mengandung risiko kredit.

Untuk itulah diperlukan suatu prosedur pengelolaan risiko kredit yang

disalurkan baik saat penyaluran kredit maupun dalam pengawasan

kredit. Tugas pengelolaan risiko kredit dilakukan oleh Corporate Risk

Management Group yang menangani pengawasan risiko kredit

korporasi, lembaga dan perusahaan pemerintah serta BUMN.

Sedangkan yang memiliki wewenang untuk melakukan pengawasan

risiko kredit komersial dan konsumsi adalah Retail Risk Management

Group. Kedua Group ini melaporkan hasil pengawasannya kepada

Risk and Capital Committee.

Kredit yang bersifat produktif merupakan kredit dengan jumlah

mendominasi portofolio kredit dibandingkan dengan kredit konsumtif.

Oleh karena itu pengawasan terhadap debitur kredit produktif

dilakukan dengan sangat cermat dan teliti. Pengawasan kredit untuk

kredit produktif antara lain :

a. Pengkajian terhadap kewajiban (selain pembayaran) debitur setiap

satu tahun sekali.

b. Kunjungan ke debitur yang dilakukan 3 bulan sekali.

c. Pengkajian terhadap laporan keuangan debitur setiap satu tahun

sekali.

d. Verifikasi dokumen hukum debitur setiap satu tahun sekali.

e. Penilaian harta bergerak yang dimiliki debitur yang menjadi

agunan dilakukan enam bulan sekali.

f. Penilaian harta tak bergerak debitur yang menjadi agunan dalam

setahun sekali.

Pengelolaan risiko kredit bertujuan untuk menjaga agar kredit

yang telah disalurkan tidak menjadi kredit bermasalah yang dapat

meningkatkan risiko NPL. Pengendalian rasio NPL dimaksudkan agar

kerugian yang terjadi dapat diminimalkan serta mengoptimalkan

penyaluran kredit. PT Bank X memiliki beberapa prosedur terkait

dengan penyaluran kredit seperti kebijakan perkreditan PT Bank X,

Page 52: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

40

pedoman pelaksanaan kredit, dan pedoman teknis lainnya. Pedoman-

pedoman ini memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kredit mulai

dari tahap permohonan, proses analisa, persetujuan, dokumentasi,

pengawasan, hingga proses restrukturisasi disertai dengan analisa dan

perhitungan risiko.

Pengelolaan risiko kredit diterapkan pada tingkat transaksional

maupun tingkat portofolio. Prinsip four eye diterapkan pada tingkat

transaksional. Prinsip ini digunakan dalam pengambilan keputusan

kredit. Dalam prinsip ini, penyaluran kredit melibatkan empat pihak

dari PT Bank X. Pihak-pihak tersebut adalah masing-masing unit

bisnis yang menerima permohonan kredit, Credit Risk Management

Unit, rapat Komite Kredit, dan Pejabat Pemegang Kewenangan

Memutus Kredit. Prinsip ini membuat keputusan untuk menentukan

penyaluran kredit menjadi lebih objektif. Hal ini karena pihak yang

terlibat dalam analisis kredit tidak hanya unit bisnis yang menerima

permohonan kredit. Selain dilakukan oleh unit bisnis terkait, analisis

kredit juga melibatkan pihak yang mengelola risiko kredit yaitu Credit

Risk Management Unit serta Pejabat Pemegang Kewenangan

Memutus Kredit.

Keputusan penyaluran kredit menggunakan format Nota Analisa

Kredit, Analisa Keuangan, panduan Tools Rating, dan Scoring System.

Tools Rating dan Scoring System digunakan untuk menentukan

pengukuran risiko kredit dan penetapan suku bunga yang berdasarkan

risiko. Untuk menjaga agar Tools Rating dan Scoring System tetap

dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan kredit maka setiap

unit bisnis melakukan evaluasi yang hasilnya berupa Credit scoring

Review dan Rating Outlook setiap tiga bulan dan semester.

4.3.2.Kredit Bermasalah PT Bank X

Setiap usaha pasti akan menghadapi sebuah masalah, begitupun

dengan kegiatan usaha perbankan dalam menyalurkan kreditnya.

Masalah yang dihadapi adalah ketika debitur tidak mampu membayar

kembali baik pokok maupun bunganya kepada pihak bank.

Page 53: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

41

Ketidakmampuan tersebut dinamakan kredit bermasalah atau kredit

gagal bayar yang dapat ditunjukkan oleh rasio Non Performing Loan

(NPL). Bank Indonesia mengklasifikasikan kualitas kredit dalam lima

kolektibilitas. Kredit diklasifikasikan menjadi kredit kualitas lancar,

dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Kredit

dengan kualitas lancar, dan dalam perhatian khusus digolongkan ke

dalam kredit tidak bermasalah, sedangkan kredit dengan kualitas

kurang lancar, diragukan dan macet digolongkan dalam kredit

bermasalah. Besar masing-masing kolektibilitas pada tahun 1999

sampai tahun 2007 terlihat pada Tabel 4 dan Gambar 6.

Tabel 4. Jumlah kolektibilitas kredit periode 1999-2007(dalam jutaan rupiah)

Tahun kredit lancar(tepat waktu)

Kreditdalamperhatiankhusus

Kreditkuranglancar

Kreditdiragukan

Kreditmacet

1999 8,803,292 4,033,229 5,397,942 4,399,505 21,388,694

2000 19,153,518 15,350,356 3,395,600 1,864,289 3,258,776

2001 30,818,511 12,655,129 2,561,479 966,132 1,184,535

2002 44,451,924 16,201,501 1,521,643 1,039,787 2,202,393

2003 58,184,992 11,215,816 1,675,651 1,437,009 3,429,152

2004 79,132,055 8,599,071 2,369,744 440,706 3,893,163

2005 66,377,880 13,461,308 5,699,321 5,378,174 15,936,263

2006 80,950,434 17,544,961 2,119,395 699,514 16,443,018

2007 110,654,193 15,931,251 1,400,294 547,824 10,019,990

Rata-rata 55,391,867 12,776,958 2,904,563 1,863,660 8,639,554

Persentase 68% 16% 4% 2% 11%Sumber : PT Bank X (Data Diolah)

Gambar 6. Komposisi Kolektibilitas Kredit PT Bank X periode 1999-2007. Sumber : PT Bank X (data diolah).

kredit lancar (tepat waktu)

Kredit kurang lancar

Kredit macet

41

Ketidakmampuan tersebut dinamakan kredit bermasalah atau kredit

gagal bayar yang dapat ditunjukkan oleh rasio Non Performing Loan

(NPL). Bank Indonesia mengklasifikasikan kualitas kredit dalam lima

kolektibilitas. Kredit diklasifikasikan menjadi kredit kualitas lancar,

dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Kredit

dengan kualitas lancar, dan dalam perhatian khusus digolongkan ke

dalam kredit tidak bermasalah, sedangkan kredit dengan kualitas

kurang lancar, diragukan dan macet digolongkan dalam kredit

bermasalah. Besar masing-masing kolektibilitas pada tahun 1999

sampai tahun 2007 terlihat pada Tabel 4 dan Gambar 6.

Tabel 4. Jumlah kolektibilitas kredit periode 1999-2007(dalam jutaan rupiah)

Tahun kredit lancar(tepat waktu)

Kreditdalamperhatiankhusus

Kreditkuranglancar

Kreditdiragukan

Kreditmacet

1999 8,803,292 4,033,229 5,397,942 4,399,505 21,388,694

2000 19,153,518 15,350,356 3,395,600 1,864,289 3,258,776

2001 30,818,511 12,655,129 2,561,479 966,132 1,184,535

2002 44,451,924 16,201,501 1,521,643 1,039,787 2,202,393

2003 58,184,992 11,215,816 1,675,651 1,437,009 3,429,152

2004 79,132,055 8,599,071 2,369,744 440,706 3,893,163

2005 66,377,880 13,461,308 5,699,321 5,378,174 15,936,263

2006 80,950,434 17,544,961 2,119,395 699,514 16,443,018

2007 110,654,193 15,931,251 1,400,294 547,824 10,019,990

Rata-rata 55,391,867 12,776,958 2,904,563 1,863,660 8,639,554

Persentase 68% 16% 4% 2% 11%Sumber : PT Bank X (Data Diolah)

Gambar 6. Komposisi Kolektibilitas Kredit PT Bank X periode 1999-2007. Sumber : PT Bank X (data diolah).

68%

16%

4% 2% 11%

kredit lancar (tepat waktu) Kredit dalam perhatian khusus

Kredit kurang lancar Kredit diragukan

Kredit macet

41

Ketidakmampuan tersebut dinamakan kredit bermasalah atau kredit

gagal bayar yang dapat ditunjukkan oleh rasio Non Performing Loan

(NPL). Bank Indonesia mengklasifikasikan kualitas kredit dalam lima

kolektibilitas. Kredit diklasifikasikan menjadi kredit kualitas lancar,

dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Kredit

dengan kualitas lancar, dan dalam perhatian khusus digolongkan ke

dalam kredit tidak bermasalah, sedangkan kredit dengan kualitas

kurang lancar, diragukan dan macet digolongkan dalam kredit

bermasalah. Besar masing-masing kolektibilitas pada tahun 1999

sampai tahun 2007 terlihat pada Tabel 4 dan Gambar 6.

Tabel 4. Jumlah kolektibilitas kredit periode 1999-2007(dalam jutaan rupiah)

Tahun kredit lancar(tepat waktu)

Kreditdalamperhatiankhusus

Kreditkuranglancar

Kreditdiragukan

Kreditmacet

1999 8,803,292 4,033,229 5,397,942 4,399,505 21,388,694

2000 19,153,518 15,350,356 3,395,600 1,864,289 3,258,776

2001 30,818,511 12,655,129 2,561,479 966,132 1,184,535

2002 44,451,924 16,201,501 1,521,643 1,039,787 2,202,393

2003 58,184,992 11,215,816 1,675,651 1,437,009 3,429,152

2004 79,132,055 8,599,071 2,369,744 440,706 3,893,163

2005 66,377,880 13,461,308 5,699,321 5,378,174 15,936,263

2006 80,950,434 17,544,961 2,119,395 699,514 16,443,018

2007 110,654,193 15,931,251 1,400,294 547,824 10,019,990

Rata-rata 55,391,867 12,776,958 2,904,563 1,863,660 8,639,554

Persentase 68% 16% 4% 2% 11%Sumber : PT Bank X (Data Diolah)

Gambar 6. Komposisi Kolektibilitas Kredit PT Bank X periode 1999-2007. Sumber : PT Bank X (data diolah).

Kredit dalam perhatian khusus

Page 54: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

42

Dari Gambar 6, dapat dilihat bahwa rata-rata kredit lancar

memiliki persentase yang paling besar diantara kolektibilitas lainnya

yaitu sebesar 68% dari total rata-rata kolektibilitas PT Bank X.

Kolektibilitas lancar paling rendah terjadi pada tahun 1999 yaitu

sebesar Rp.8.803.292.000.000 dan paling tinggi terjadi pada tahun

2007 yaitu sebesar Rp.110.654.193.000.000.

Kredit dalam perhatian khusus merupakan kolektibilitas yang

kedua dimana mengalami keterlambatan 90 hari, dengan rata-rata 16%

terhadap total kolektibilitas PT Bank X. Kolektibilitas dalam perhatian

khusus paling tinggi terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar

Rp.16.201.501.000.000. Sedangkan paling rendah terjadi pada tahun

1999 yaitu sebesar Rp.4.033.229.000.000.

NPL adalah kredit yang tidak diikuti oleh pelunasan pembayaran

pokok atau angsuran sebagaimana yang telah dipersyaratkan dalam

perjanjian kredit. Kredit dengan kolektibilitas kurang lancar,

diragukan, dan macet termasuk dalam NPL. Rasio NPL diperoleh dari

pembagian antara NPL dengan total kredit yang diberikan. Semakin

besar rasio NPL, semakin tinggi pula risiko yang ditanggung oleh

pihak bank dan menunjukkan kegagalan bank dalam mengelola dana

yang ada. Nilai NPL akan mempengaruhi laba yang diperoleh dan

akan menentukan posisi bank tersebut dinyatakan sehat atau tidak.

Berdasarkan aturan BI, bank wajib memiliki NPL neto dibawah 5

persen. Jika tidak, bank akan masuk dalam program pengawasan

intensif atau pengawasan khusus oleh BI.

Page 55: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

43

Tabel 5. Persentase Non Performing Loan (NPL) kredit periode 1999-2007 (dalam jutaan rupiah)

Sumber : PT Bank X (Data Diolah)

Tabel 5 menunjukkan bahwa NPL PT Bank X mengalami

fluktuasi setiap tahunnya. NPL bruto terendah terlihat pada tahun

2004 yaitu sebesar 7,10 % dengan NPL neto 1,87% dan tertinggi

ditunjukkan pada tahun 1999 yaitu sebesar 70,84% dengan NPL neto

20,57%. Pada tahun 1999 merupakan tahun dimana PT Bank X

mencatat tingkat NPL tertinggi sepanjang tahun 1999 sampai tahun

2007. Tingginya NPL yang dialami PT Bank X merupakan imbas dari

terjadinya krisis ekonomi dan moneter Negara Indonesia pada tahun

1997. Krisis ekonomi tersebut merapuhkan dunia perbankan dan salah

satunya PT Bank X. Akibat dari krisis ekonomi tersebut, tingkat

inflasi melonjak begitu tinggi pada tahun 1998 yaitu sebesar 77,56%

yang mendorong peningkatan indeks harga konsumen, sehingga

puluhan bahkan ratusan perusahaan mulai dari skala kecil hingga

konglomerasi terkena dampaknya. Sekitar 70 persen lebih perusahaan

yang tercatat di pasar modal juga insolvent (bangkrut) dan akhirnya

menurunkan kemampuan mereka untuk melunasi baik pokok maupun

bunga yang dibebankan kepada pihak debitur.

Pada tahun 2000, tingkat inflasi mulai turun sampai 9,35% dan

PT Bank X mulai merestrukturisasi kreditnya sehingga pada tahun ini

bisa menekan tingkat NPL bruto sampai 19,80% dengan NPL neto

Tahun NPL (Rp) Jumlah kredityang disalurkan(Rp)

NPLBruto

PPAP NPLneto

1999 31.186.141 44.022.662 70,84% 22.131.786 20,57%

2000 8.518.665 43.022.539 19,80% 12.499.948 9,25%

2001 4.712.146 48.185.786 9,78% 6.098.717 2,88%

2002 4.763.823 65.417.248 7,28% 8.906.545 6,33%

2003 6.541.812 75.942.620 8,61% 8.890.383 3,09%

2004 6.703.613 94.434.739 7,10% 8.471.343 1,87%

2005 27.013.758 106.852.946 25,28% 11.823.614 14,22%

2006 19.261.927 117.757.322 16,36% 14.388.695 4,14%

2007 11.968.108 138.553.552 8,64% 13.041.696 0,77%

Page 56: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

44

9,85%. Penurunan NPL tersebut terus dialami sampai tahun 2004, dan

kembali meningkat pada tahun 2005 sampai mencapai 25,28% dengan

NPL neto 14,22%. Pergerakan NPL bruto dapat dilihat pada Gambar

7.

Gambar 7. Grafik Perkembangan Rasio NPL Bruto PT Bank Xperiode 1999-2007. Sumber : PT Bank X (Data Diolah).

4.4. Laba Bank X

Laba yang diperoleh suatu perusahaan menunjukkan keberhasilan

perusahaan tersebut dalam mengelola usahanya, baik dalam penghimpunan

dana maupun penyaluran kreditnya. Laba memiliki peranan yaitu sebagai

tujuan setiap perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi, tolak ukur

efektivitas, selisih pendapatan dengan biaya, dan mengukur efisiensi dan

efektivitas. Peningkatan laba dari periode ke periode berikutnya dapat

dijadikan gambaran bagi pihak yang berkepentingan dalam rangka

pengambilan keputusan. Laba PT Bank X diperoleh dari pendapatan bunga

kredit, obligasi rekapitalisasi pemerintah, surat berharga, pendapatan

operasional lainnya, dan pendapatan bukan operasional. Laba yang

diperoleh dari kegiatan penyaluran kredit merupakan pendapatan utama dari

sebuah bank. Pendapatan tersebut berasal dari pendapatan bunga kredit,

provisi dan komisi kredit. Akan tetapi, pendapatan bunga obligasi

rekapitalisasi pemerintah memiliki kontribusi terbesar pada laba PT Bank X

di tahun 2001.

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

NPL Bruto

Page 57: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

45

Tabel 6. Laba PT Bank X periode 1999-2007 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Laba bersihsebelum pajak

TingkatPertumbuhan

1999 -68,155,4462000 2,023,479 103%2001 3,850,438 90%2002 5,809,970 51%2003 7,031,524 21%2004 7,525,002 7%2005 1,232,553 -84%2006 2,831,196 130%2007 6,333,383 124%

Sumber : PT Bank X (Data Diolah)

Pada tahun 1999, PT Bank X mengalami kerugian yang cukup besar

yaitu Rp.68.155.446.000.000. Kerugian tersebut disebabkan oleh tingginya

tingkat NPL bruto sebesar 70,84% dengan NPL neto 20,57%. NPL yang

tinggi merupakan imbas dari terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada

tahun 1997. Krisis tersebut disebabkan oleh guncangan nilai tukar rupiah

yang anjlok terhadap dolar AS. Saat krisis mulai menerpa Indonesia pada

1998, nilai tukar rupiah terdepresiasi hingga Rp 16.000 per dolar Amerika

Serikat, dari sebelumnya Rp 2.400 per dollar (www.apbi-icma.com). Laba

PT Bank X mengalami peningkatan yang pesat pada tahun 2000 setelah

kerugian yang disebabkan oleh tingginya NPL pada tahun 1999.

Pertumbuhannya sebesar 103% dengan nilai sebesar Rp.2.023.479.000.000.

Peningkatan tersebut terjadi sampai tahun 2004 seperti terlihat pada Gambar

8. Pada tahun 2000, PT Bank X telah berhasil menagih pokok dan bunga

kredit bermasalah sebesar 6,3 triliun dan hal itu berlanjut sampai tahun-

tahun berikutnya. Pada tahun 2005 PT Bank X sempat mengalami

penurunan laba sebesar 84% yang diakibatkan oleh peningkatan NPL bruto

sampai 25,28% yang terlihat pada Gambar 7. Namun setelah penurunan

tersebut, pada tahun 2006 sampai 2007 laba PT Bank X kembali meningkat.

Page 58: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

46

Gambar 8. Grafik Perkembangan Laba PT Bank X periode 1999-2007.Sumber : PT Bank X (Data Diolah).

4.5. Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Kredit Bermasalah Terhadap Laba

Laba dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jumlah Dana Pihak

Ketiga (DPK), pendapatan bunga kredit, pendapatan bunga obligasi

rekapitalisasi pemerintah, jasa-jasa lain, tingkat NPL, dan tingkat suku

bunga. Akan tetapi pada penelitian ini hanya mengukur pengaruh dari DPK

dan rasio NPL terhadap laba pada PT Bank X. Hal ini dikarenakan

keterbatasan data yang didapatkan sehingga tidak dapat melihat pengaruh

dari faktor-faktor lain, sehingga alat analisis yang digunakan adalah analisis

regresi linier berganda yang digunakan untuk melihat pengaruh dana pihak

ketiga dan rasio NPL (variabel bebas) terhadap laba (variabel terikat).

4.5.1. Analisis Korelasi

Analisis korelasi pearson product moment digunakan untuk

mengetahui hubungan dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

terhadap laba PT Bank X.

Hasil dari perhitungan korelasi pearson product moment yang diolah

dengan menggunakan Minitab14 didapat hasil yaitu :

-80.000.000

-70.000.000

-60.000.000

-50.000.000

-40.000.000

-30.000.000

-20.000.000

-10.000.000

0

10.000.000

20.000.000

Laba bersih sebelumpajak

Page 59: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

47

Tabel 7. Nilai Korelasi Antar Variabel DPK, NPL dan Laba

Variabel Laba DPK

DPKNilaikorelasi 0.532

p-value 0.140

NPLNilaikorelasi -0.972 -0.508

p-value 0.000 0.163

Dari hasil analisis korelasi, terlihat bahwa variabel yang

memiliki pengaruh linear yang paling kuat terhadap laba adalah NPL

dengan nilai korelasi 0,972 dengan pengaruh yang negatif atau

berlawanan arah. Sedangkan variabel DPK terhadap laba

mempunyai nilai korelasi 0,532 yang berarti bahwa antara DPK dan

laba mempunyai korelasi yang sedang dengan pengaruh positif atau

searah.

4.5.2. Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk menganalisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit

bermasalah terhadap laba dilakukan analisis regresi berganda. Laba

akan dijadikan peubah tidak bebas (Y) yang dipengaruhi oleh jumlah

DPK dan nilai NPL (X1, X2) yang menjadi peubah bebas.

Persamaan yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Y = 10036961 + 0,0440 X1 – 1,13E+08 X2

Keterangan :

Y : Laba

X1 : DPK

X2 : NPL

Dari persamaan hasil regresi linear berganda di atas, dapat

disimpulkan bahwa jumlah DPK (variabel X ) mempunyai pengaruh

positif terhadap laba bank (variabel Y) dimana setiap kenaikan

variabel X (jumlah DPK) akan mengakibatkan kenaikan pada

variabel Y (laba bank). Sedangkan untuk nilai NPL (variabel X )

mempunyai pengaruh negatif terhadap laba bank dimana setiap

Page 60: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

48

kenaikan variabel X (nilai NPL) akan mengakibatkan penurunan

pada variabel Y (laba bank). Pada persamaan regresi terlihat bahwa

koefisien DPK sebesar 0,0440, artinya bahwa kenaikan DPK sebesar

satu satuan akan menaikan laba sebesar 0,0440. Sedangkan untuk

koefisien NPL sebesar 1,13E+08 mempunyai arti bahwa kenaikan

NPL sebesar satu satuan akan menurunkan laba sebesar 1,13E+08.

Regresi berganda yang baik memiliki persyaratan uji-uji klasik

yaitu uji multikolinearitas, uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan

uji autokorelasi. Oleh karena itu model regresi akan diuji untuk

mengetahui model regresi yang layak atau tidak.

A. Uji multikolinearitas

Multikolinearitas adalah adalah uji yang dilakukan untuk

melihat apakah terdapat korelasi antar variabel independen yang

digunakan dalam model regresi. Identifikasi adanya

mutikolinearitas dalam model dapat dilakukan dengan melihat

variance inflation factor (VIF). Iriawan dan Astuti (2006)

menyatakan bahwa multikolinearitas dapat diidentifikasi pada

parameter yang memiliki nilai VIF ≥ 5. Jika peubah VIF masing-

masing peubah bebas memiliki nilai lebih besar dari 5 maka

model regresi memiliki multikolinearitas sehingga menjadi tidak

valid. Berdasarkan hasil perhitungan nilai VIF pada masing-

masing peubah bebas didapat nilai VIF seperti pada Tabel 8.

Peubah-peubah bebas dalam model regresi ini tidak mempunyai

kendala multikolinearitas karena nilai VIF pada variabel DPK

dan NPL masing-masing adalah 1,3.

Tabel 8. Nilai VIF peubah bebas regresi berganda

Peubah Bebas Nilai VIFDPK 1,3NPL 1,3

B. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk

mengetahui distribusi kenormalan residual. Hal ini bertujuan

Page 61: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

49

untuk memutuskan bahwa residual model regresi yang dibuat

telah terdistribusi normal untuk memenuhi asumsi model regresi

tentang kenormalan residual model. Pengujian normalitas

dilakukan menggunakan statistik kolmogorov-smirnov. Jika nilai

statistik KS lebih kecil dibanding nilai nilai tabel KS dan nilai p-

value lebih besar dari α, maka asumsi kenormalan terpenuhi

sehingga model regresi yang telah dibuat dapat digunakan

(Iriawan dan Astuti, 2006).

RESI1

Perc

ent

150000001000000050000000-5000000-10000000

99

95

90

80

70

60504030

20

10

5

1

Mean

0.116

4.139211E-09StDev 5600422N 9KS 0.246P-Value

ProbabilityPlotof RESI1Normal

Gambar 9. Uji normalitas residual pada regresi bergandaSumber : PT Bank X (Data Diolah).

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan

Minitab didapat nilai p-value 0,116 dan nilai statistik KS sebesar

0,246. Uji kolmogorov-smirov dilakukan dengan menggunakan α

sebesar 5% dengan jumlah pengamatan sebanyak 9 didapat nilai

0,430. Nilai statistik KS < nilai tabel KS yaitu 0,246 > 0,430 dan

p-value memiliki nilai 0,116 dimana nilai tersebut lebih besar

dari α yang bernilai 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

residual model regresi yang dibuat telah memenuhi asumsi

kenormalan.

Page 62: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

50

C. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan gejala adanya korelasi antar

anggota serangkaian observasi yang diurutkan melalui deret

waktu (time series). Model regresi yang baik tidak

memperkenankan terjadinya autokorelasi. Akibat dari terjadinya

autokorelasi adalah varian residual yang diperoleh akan lebih

daripada semestinya sehingga mengakibatkan koefisien

determinasi menjadi lebih tinggi. Selain itu, autokorelasi

menyebabkan pengujian hipotesis pada uji F dan uji t menjadi

tidak valid dan jika diterapkan akan memberikan kesimpulan

yang menyesatkan pada tingkat signifikansi dan koefisien regresi

yang ditaksir.

Gambar 10. Hasil Run Test Terhadap Residual Model

Uji autokorelasi menggunakan perangkat lunak Minitab

melalui uji Run test residual. Jika p-value lebih besar dari α,

menunjukkan tidak adanya autokorelasi. Hasil Run test

ditunjukkan pada Gambar 10 bahwa p-value = 1, sehingga p-

value > α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

autokorelasi pada residual sehingga asumsi kebebasan terpenuhi.

D. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat varian dari

variabel independen apakah memiliki nilai yang sama

(homoskedastisitas) atau berbeda. Model regresi yang memiliki

heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-

Runs Test: RESI1

Runs test for RESI1

Runs above and below K = 4.074536E-09

The observed number of runs = 5The expected number of runs = 53 observations above K, 6 below* N is small, so the following approximation maybe invalid.P-value = 1.000

Page 63: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

51

koefisien regresi menjadi tidak efisien. Untuk melihat apakah

pada model regresi terdapat heteroskedastisitas dilihat dari

sebaran titik-titik yang tersebar pada output perhitungan. Sebaran

titik-titik yang tidak membentuk pola tertentu namun tersebar di

atas dan di bawah nol menunjukkan bahwa pada model regresi

tidak mengalami masalah heterokedastisitas. Pada Gambar 11

dapat terlihat bahwa titik-titik yang tidak membentuk pola

tertentu, melainkan menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi heteroskedastisitas.

FittedValue

Res

idua

l

2000

0000

1000

00000

-1000

0000

-2000

0000

-3000

0000

-4000

0000

-5000

0000

-6000

0000

-7000

0000

12500000

10000000

7500000

5000000

2500000

0

-2500000

-5000000

Residuals Versus theFittedValues(response is Laba)

Gambar 11. Output Uji heteroskedastisitas pada regresi

4.5.3. Dampak Perubahan Secara Keseluruhan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh keseluruhan variabel

independen terhadap variabel dependen. Perhitungannya

menggunakan Minitab 14. Untuk mengetahui apakah variabel

independen secara keseluruhan mempengaruhi variabel variabel

dependen pada tingkat signifikansi tertentu dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut :

Page 64: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

52

1. Perumusan hipotesisH : β = 0, , ,Hipotesis nol (H ) yang hendak diuji adalah apakah semua

parameter dalam model sama dengan nol. Artinya, semua

variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen.H : ∃ ≠ 0 , , ,Hipotesis alternatifnya (H ), tidak semua parameter secara

simultan sama dengan nol. Artinya, paling sedikit terdapat satu

variabel independen merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen.

2. Menentukan F tabel

Dengan taraf nyata (α = 5%), yaitu tingkat kesalahan yang masih

dapat ditolerir.

Derajat bebas pembilang = k-1 = 2-1 = 1

Derajat bebas penyebut = n-k = 9-2 = 7

Dengan demikian F tabel sebesar F 0,05 (7,1) = 5,59

3. Menentukan besarnya F hitung

Hasil perhitungan menggunakan program ninitab menunjukkan

nilai F hitung adalah 53,71.

4. Membandingkan F hitung dengan F tabel

a. Jika F hitung > F tabel atau F hitung < -F tabel, maka Hditolak dan H diterima.

b. Jika –F tabel < F hitung < F tabel, maka H diterima dan Hditolak

Hasil uji menunjukkan bahwa F hitung > F tabel, yaitu

53,71>5,59. Dengan dengan demikian, maka H ditolak dan Hditerima, sehingga DPK dan nilai NPL secara keseluruhan

berpengaruh secara signifikan terhadap laba pada taraf nyata 5%.

Kelayakan model regresi yang telah dibuat juga dapat

dilihat pada hasil uji analysis of variance (ANOVA). ANOVA

merupakan uji hipotesis kesesuaian model dengan data yang ada

Page 65: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

53

(Iriawan dan Astuti, 2006). Hipotesis yang digunakan sama

dengan hipotesis uji F, dengan daerah penolakan p-value < α.

Dari hasil uji ANOVA menggunakan α sebesar 0,05, di dapat p-

value = 0 sehingga model regresi yang dibuat nyata (tolak H ).

4.5.4. Dampak Perubahan Secara Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh parsial antara variabel

independen terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui variabel

independen mana yang mempengaruhi variabel dependen pada

tingkat signifikansi tertentu, maka dilakukan tahapan berikut :

1. Perumusan hipotesisH : β = 0

Artinya, variabel independen (X ) tidak mempunyai pengaruh

terhadap variabel dependen (Y).H : ≠ 0

Artinya, variabel independen (X ) mempunyai pengaruh

terhadap variabel dependen (Y).

2. Menentukan variabel

Dengan taraf nyata (α = 5%), yaitu tingkat kesalahan yang masih

dapat ditolerir; df: n-k = 9-2 = 7. Dengan demikian t-tabel

sebesar t (α/2,df) = t ( 0,025,7 ) = 2,365.

3. Menentukan besarnya t hitung dengan t tabel

Hasil perhitungan menggunkan program minitab menunjukkan

bahwa t hitung untuk variabel X dan X adalah masing-masing

sebesar 0,48 ; -8,68.

4. Membandingkan t hitung dengan t tabel

a. Jika membandingkan t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel

maka H ditolak dan H diterima.

b. Jika –t tabel < t hitung < t tabel maka H diterima dan Hditolak.

5. Pengaruh DPK (X ) terhadap laba PT Bank X (Y)

Hasil uji menunjukkan bahwa t hitung > t tabel, yaitu 0,48 >

2,365 dengan tingkat signifikansi 0,651. Dengan demikian maka

Page 66: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

54

H diterima dan H ditolak. Sehingga secara parsial DPK (X )tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laba PT Bank X

pada taraf nyata 5%.

6. Pengaruh NPL (X ) terhadap laba PT Bank X (Y)

Hasil uji menunjukkan bahwa t hitung < -t tabel, yaitu -8,68 < -

2,365 dengan tingkat signifikansi 0. Dengan demikian maka Hditolak dan H diterima. Sehingga secara parsial NPL (X )berpengaruh secara signifikan terhadap laba PT Bank X pada

taraf nyata 5%.

4.6. Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial yang dapat mempengaruhi peningkatan laba PT

Bank X berdasarkan empat bidang manajemen (SDM, pemasaran,

operasional, dan keuangan) melalui peningkatan dana pihak ketiga sebagai

sumber pendanaan utama dan penekanan tingkat Non Performing Loan atas

kredit bermasalah yang berasal dari kegiatan penyaluran kredit.

Peningkatan laba yang dimaksud dapat dicapai dengan keputusan

penetapan suku bunga baik suku bunga dana yang berupa tabungan, giro,

deposito dan suku bunga kredit sehingga akan menghasilkan spread positif

yang merupakan pendapatan bunga. Pendapatan bunga merupakan

pendapatan utama yang memberikan kontribusi terbesar terhadap

pembentukan dan peningkatan laba. Selain itu, tujuan penetapan tingkat

suku bunga yaitu untuk mendapatkan pengembalian atas investasi (ROI)

sesuai dengan harapan investor.

Penekanan tingkat Non Performing Loan dan peningkatan dana pihak

ketiga yang dimaksud memerlukan sumber daya manusia yang handal baik

itu dari kegiatan penyaluran maupun penghimpunan dana. Agar dapat

menekan tingkat Non Performing Loan tersebut dapat dilakukan dengan

prosedur pemberian kredit secara ketat oleh account officer dalam

melakukan penilaian terhadap calon nasabah dan pengelolaan manajemen

risiko kredit oleh tim manajemen risiko. Dalam meningkatkan produk dana

pihak ketiga diperlukan customer service yang komunikatif, mampu

Page 67: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

55

memberikan informasi yang akurat terhadap calon nasabah baru, dan

sebagai pembina hubungan dengan masyarakat atau public relations.

Kegiatan operasional untuk meningkatkan jumlah dana pihak ketiga

dapat dilakukan dengan peningkatan pelayanan oleh customer service dan

teller sehingga akan meningkatkan kepercayaan, kenyamanan, dan loyalitas

nasabah. Sedangkan kegiatan operasional untuk menekan tingkat NPL

sampai di bawah 5 % dapat dilakukan dengan pengawasan secara itensif

oleh account officer terhadap nasabah ketika akad kredit berlangsung.

Memperhatikan formulasi strategi pemasaran yang efektif dalam

menghadapi persaingan pemasaran produk-produk DPK dan kredit. Hal

tersebut dilakukan dengan penetapan suku bunga yang dapat bersaing

dengan bank-bank yang lain, kelengkapan dan keunggulan jenis produk

yang ditawarkan, sarana dan prasarana yang memberikan kenyamanan dan

rasa aman kepada nasabah, mengoptimalkan peran account officer dalam

menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha

menarik calon nasabah baru untuk memperkuat peningkatan upaya

pemasaran produk-produk aktiva dan pasiva.

Page 68: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Komposisi dana pihak ketiga PT Bank X selama periode 1999-2007

didominasi oleh deposito yang memiliki kontribusi terbesar terhadap total

DPK yaitu sebesar 56,50%. Sedangkan tabungan dan giro memiliki

kontribusi yang hampir sama yaitu masing-masing sebesar 21,90% dan

21,61%.

b. Baik Dana pihak ketiga, NPL, dan laba PT Bank X mengalami fluktuasi

selama periode 1999-2007. Dimana DPK tertinggi terjadi pada tahun 2007

yaitu sebesar Rp.247.355.023.000.000 dengan pertumbuhan sebesar

20,25% dan terendah terjadi pada tahun 1999 yaitu sebesar

148.005.573.000.000. NPL terendah tejadi pada tahun 2004 yaitu sebesar

7,10 % dan tertinggi terjadi pada tahun 1999 yaitu sebesar 70,84%. PT

Bank X mengalami kerugian yang cukup besar pada tahun 1999 yaitu

Rp.68.155.446.000.000 dan kemudian mengalami perkembangan yang

cukup pesat di tahun 2000 dengan pertumbuhan sebesar 103%. Akan tetapi

pada tahun 2005 sempat mengalami penurunan sebesar 84% namun dapat

ditingkatkan kembali di tahun 2006 sampai 2007.

c. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji F, disimpulkan bahwa secara

keseluruhan dana pihak ketiga dan kredit bermasalah berpengaruh secara

signifikan terhadap laba sebesar 94,7% sedangkan 5,3% dipengaruhi faktor

lain di luar penelitian ini. Model regresi tersebut menunjukkan bahwa DPK

memberikan pengaruh positif terhadap laba sebesar 0,0440, artinya bahwa

kenaikan DPK sebesar satu satuan akan menaikan laba sebesar 0,0440.

Sedangkan NPL memberikan pengaruh negatif sebesar 1,13E+08, artinya

bahwa kenaikan NPL sebesar satu satuan akan menurunkan laba sebesar

1,13E+08. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan uji t, disimpulkan

bahwa secara parsial dana pihak ketiga tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap laba. Sedangkan kredit bermasalah berpengaruh secara negatif dan

signifikan terhadap laba.

Page 69: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

57

2. Saran

1. Pihak bank sebaiknya memantau lebih intensif atas pergerakan NPL, agar

nilainya tidak melanggar ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia

sehingga tidak digolongkan ke dalam Bank Dalam Perhatian Khusus

(BDPK). Hal tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan pengelolaan

dalam penyaluran kredit dengan memperketat prosedur pemberian kredit

dalam hal pemilihan kualitas calon debitur dan memperketat jumlah

penyaluran kredit.

2. Bank dapat meningkatkan kualitas pengelolaan penghimpunan dana. Salah

satunya dengan meningkatkan promosi atas produk simpanan serta berhati-

hati dalam menetapkan tingkat suku bunga dana dan suku bunga kredit.

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang faktor selain DPK dan NPL yang

mempengaruhi besarrnya laba dalam suatu bank

Page 70: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

58

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2007. Laporan Tahunan PT Bank X. Jakarta.

Alma, B. 2007. Belajar Mudah Penelitian. Alvabeta, Bandung.

Anonim. 2008. Arsitektur Perbankan Indonesia. www.bi.go.id. [15 November2008]

Anonim. 2008. Status dan Kedudukan Bank Indonesia. www.bi.go.id. [15November 2008]

Anonim. 2008. Laporan Inflasi (Indeks Harga Konsumen). www.bi.go.id. [15April 2009]

Arief, S. 2006. Metodologi Penelitian Ekonomi. Universitas Indonesia, Jakarta.

Darmawi, H. 2006. Manajemen Risiko. Bumi Aksara, Jakarta.

Dendawijaya, L. 2000. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Djohanputro, B. 2006. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. PPM, Jakarta.

Edratna. 2008. Mengapa Diperlukan Manajemen Risiko Kredit.www.WordPress.com. [15 November 2008].

Gumayantika, R. 2008. Analisis Manajemen Risiko Kredit dan PengaruhnyaTerhadap Laba Perusahaan dengan Penerapan Program Komputer (StudiKasus PT. Bank Jabar Cabang Ciamis). Skripsi pada DepartemenManajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,Bogor.

Hardani, T. 2008. Membedah Krisis 1998 dan 2008. www.apbi-icma.com. [14Mei 2009].

Hidayatullah, T. 2007. Pengaruh Pengembalian Kredit Terhadap TingkatProfitabilitas Pada PT. Bank Mandiri (persero) Tbk. Skripsi pada ProgramStudi Akuntansi Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Pendidikan IlmuPengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Iriawan, N. dan S. P. Astuti. 2006. Mengolah Data Statistik Dengan MudahMenggunkan Minitab 14. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Juanda, B. 2003. Metode Statistik. Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor,Bogor.

Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Kuncoro, M. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga, Jakarta.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1985. Kamus Istilah Akuntansi.Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan danKebudayaan. Jakarta.

PT Bank X. 2000. Laporan Keuangan Tahun 1999. PT Bank X, Jakarta.

Page 71: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

59

. 2001. Laporan Keuangan Tahun 2000. PT Bank X, Jakarta.

. 2002. Laporan Keuangan Tahun 2001. PT Bank X, Jakarta.

. 2003. Laporan Keuangan Tahun 2002. PT Bank X, Jakarta.

. 2004. Laporan Keuangan Tahun 2003. PT Bank X, Jakarta.

. 2005. Laporan Keuangan Tahun 2004. PT Bank X, Jakarta.

. 2006. Laporan Keuangan Tahun 2005. PT Bank X, Jakarta.

. 2007. Laporan Keuangan Tahun 2006. PT Bank X, Jakarta.

. 2008. Laporan Keuangan Tahun 2007. PT Bank X, Jakarta.

. 2008. Full Year Result Presentation 2007. PT Bank X, Jakarta.

Rivai, V. dan A. P. Veithzal. 2005. Credit Management Handbook. RajaGrafindoPersada, Jakarta.

Riyadi, S. 2004. Banking Assets and Liability Management. Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia, Depok.

Siamat, D. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia, Jakarta.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alvabeta, Bandung.

Susanti, L. 2007. Pengaruh Perubahan Portofolio Kredit Sektor EkonomiTerhadap Pendapatan Bunga Kredit PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi danManajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Zulfikar. 2008. BI: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2009.www.zulfikargroup.blogspot.com. [17 Februari 2009]

Page 72: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah
Page 73: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

PlantationSpecialist

Personel Policy CommitteeInformation Technology CommitteeRisk & Capital Committee

ChiefEconomist

Retail &ConsumerRisk

CustomerCare

CreditOperations

Procurement& FixedAsset

CommercialRisk

Compliance

CentralOperations

Wholesale Executive Committee Retail & Support ExecutiveCommittee

Special AssetManagement

Technology& Operations

CorporateBanking

Finance &Stratgey

ChangeManagementOffice

RiskManagement

Compliance& HumanCapital

Treasury &InternationalBanking

ConsumerFinance

Micro &RetailBanking

CommercialBanking

CorporateSecretary

IT BusinessSolutions &AplicationsServices

InvestorRelations

Market &OperationalRisk

HumanCapital

Inti Banking& CapitalMarketServices

ConsumerCard

JakartaNetwork

JakartaCommercialSales

CreditRecovery I

CorporateBanking I

InternalAudit

ITOperations

Strategy &Performance

Credit Risk& Policy

LearningCenter

TreasuryConsumerLoans

RegionalNetwork

RegionalCommercialSales I

CreditRecovery II

CorporateBanking II

President Director & CEO

Deputy President Director

Planning,Policies,Procedures,Architecture

AccountingCorporateRisk

LegalBankMandiriEuropeLimited

Bank SyariahMandiri

MicroBusiness

RegionalCommercialSales II

AssetManagement

CorporateBanking III

Special AssetManagement

Technology& Operations

CorporateBanking

Finance &Stratgey

ChangeManagementOffice

RiskManagement

Compliance& HumanCapital

Treasury &InternationalBanking

ConsumerFinance

Micro &RetailBanking

CommercialBanking

President Director & CEO

Deputy President Director

WealthManagement

AXA XFinancialservices

X Sekuritas

Mass &EloctronicBanking

Syndicated &StructuredFinance

SmallBusiness

WholesaleProductManagement

PlantationSpecialist

CorporateSecretary

IT BusinessSolutions &AplicationsServices

InvestorRelations

Market &OperationalRisk

HumanCapital

Inti Banking& CapitalMarketServices

ConsumerCard

JakartaNetwork

JakartaCommercialSales

CreditRecovery I

CorporateBanking I

InternalAudit

ITOperations

Strategy &Performance

Credit Risk& Policy

LearningCenter

TreasuryConsumerLoans

RegionalNetwork

RegionalCommercialSales I

CreditRecovery II

CorporateBanking II

Planning,Policies,Procedures,Architecture

AccountingCorporateRisk

LegalBank XEuropeLimited

Bank SyariahX

MicroBusiness

RegionalCommercialSales II

AssetManagement

CorporateBanking III

Special AssetManagement

Technology& Operations

CorporateBanking

Finance &Stratgey

ChangeManagementOffice

RiskManagement

Compliance& HumanCapital

Treasury &InternationalBanking

ConsumerFinance

Micro &RetailBanking

CommercialBanking

President Director & CEO

Deputy President Director

Board of Commissioners

Audit CommitteeGood Corporate Governance CommitteeNomination & Remuneration CommitteeRisk Policy Committee

60L

ampiran 1. Struktur O

ganisasi

Page 74: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

61

Lampiran 2. Uji Korelasi antara Laba dengan DPK dan NPL

Laba DPKDPK 0.532

0.140

NPL -0.972 -0.5080.000 0.163

Cell Contents: Pearson correlationP-Value

Page 75: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

62

Lampiran 3. Hasil Analisis Regresi antara Laba dengan DPK dan NPL

The regression equation isLaba = 10036961 + 0.0440 DPK - 1.13E+08 NPL

Predictor Coef SE Coef T P VIFConstant 10036961 18944627 0.53 0.615DPK 0.04395 0.09222 0.48 0.651 1.3NPL -113168983 13040725 -8.68 0.000 1.3

S = 6466810 R-Sq = 94.7% R-Sq(adj) = 92.9%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F PRegression 2 4.49226E+15 2.24613E+15 53.71 0.000Residual Error 6 2.50918E+14 4.18196E+13Total 8 4.74318E+15

Source DF Seq SSDPK 1 1.34284E+15NPL 1 3.14943E+15

Unusual Observations

Obs DPK Laba Fit SE Fit Residual St Resid1 148005573 -68155446 -63626812 6189321 -4528634 -2.42R

R denotes an observation with a large standardized residual.

Durbin-Watson statistic = 2.19940

Page 76: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

63

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Model DPK dan NPL Terhadap Laba

Normal plot of Residuals for Laba

RESI1

Perc

ent

150000001000000050000000-5000000-10000000

99

95

90

80

70

60504030

20

10

5

1

Mean

0.116

4,139211E-09StDev 5600422N 9KS 0,246P-Value

Probability Plot of RESI1Normal

Residuals vs Fits for Laba

Fitted Value

Res

idua

l

2000

0000

1000

00000

-1000

0000

-2000

0000

-3000

0000

-4000

0000

-5000

0000

-6000

0000

-7000

0000

12500000

10000000

7500000

5000000

2500000

0

-2500000

-5000000

Residuals Versus the Fitted Values(response is Laba)

Page 77: ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (STUDI KASUS PT BANK …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12848/H09hro.pdf · analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah

64

Lanjutan lampiran 4. Hasil Uji Validitas Model DPK dan NPL Terhadap Laba

Residual Histogram for Laba

Residual

Freq

uenc

y

100000007500000500000025000000-2500000-5000000

3,0

2,5

2,0

1,5

1,0

0,5

0,0

Histogram of the Residuals(response is Laba)

Residuals vs Order for Laba

Observation Order

Res

idua

l

987654321

12500000

10000000

7500000

5000000

2500000

0

-2500000

-5000000

Residuals Versus the Order of the Data(response is Laba)

Probability Plot of RESI1

Runs Test: RESI1

Runs test for RESI1

Runs above and below K = 4.074536E-09

The observed number of runs = 5The expected number of runs = 53 observations above K, 6 below* N is small, so the following approximation may be invalid.P-value = 1.000