ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

109
ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA PENDETEKSIAN FRAUD PADA BANK SYARIAH (Studi Pada Bank Syariah Mandiri) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Oleh: ROBIYATUN SETIAWATI NIM :1112046100170 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2016 M

Transcript of ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

Page 1: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA

PENDETEKSIAN FRAUD PADA BANK SYARIAH

(Studi Pada Bank Syariah Mandiri)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Oleh:

ROBIYATUN SETIAWATI

NIM :1112046100170

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/ 2016 M

Page 2: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …
Page 3: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …
Page 4: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …
Page 5: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Robiyatun Setiawati

Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 07 Oktober 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Masjid Jami Nurul Jannah, Rt.009

Rw.05, No. 15, Desa Cukanggalih, Curug,

Tangerang, Banten. 15810.

Telepon : 085691662177

Email : [email protected]

Pendidikan

1. SDN Cukanggalih 3, Tangerang Tahun 1999-2005

2. MTs Ponpes Daar El-Qolam, Tangerang Tahun 2005-2008

3. SMA Ponpes Daar El-Qolam, Tangerang Tahun 2008-2011

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2016

Pengalaman Organisasi

1. Keputrian Ponpes Daar-Qolam Tahun 2009-2010.

2. ISMI (Ikatan Santri Madrasatul Mu’allimin al-Islamiyah) Daar El-

Qolam Tahun 2010-2011.

3. C.O.I.N.S (Central for Islamic Economics Studies) Tahun 2012.

Page 6: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

i

ABSTRACT

Robiyatun Setiawati. 1112046100170 Analysis of Surprise Audit

Application in Fraud Detection Efforts On Islamic Bank (Studies in Bank Syariah

Mandiri). The concentration of Sharia Banking Studies Program Muamalat

(Islamic Economics), Faculty of Economy and Business, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, in 2016.

Fraud which is one of the risks inherent in banking institutions are

potentially harmful. Surveys conducted by the ACFE (Association of Certified

Fraud Examiner) indicate that banks are the institutions most often there fraud in

it. Therefore, Bank Indonesia issued Bank Indonesia Circular Letter No.13 / 28 /

DPNP Regarding Anti Fraud Strategy for Commercial Banks in order to protect

the banking institutions of the dangers of fraud. in the year 2012 and has been a

fraud case at Bank Syariah Mandiri (BSM). The case was widely discussed

because the funds are disbursed is big enough that 102 billion. The purpose of this

study was to determine (1) the detection of fraud strategy at Bank Syariah Mandiri

(2) analyze the implementation of fraud detection strategy through surprise audit

methods, and (3) determine the implications of the application of a surprise audit

of the level of fraud detection at Bank Syariah Mandiri.

This study is a qualitative research. The data used are primary data

obtained from interviews and Standard Operating System (SOP) documents of

internal auditor of Bank Syariah Mandiri, and secondary data obtained through the

study of the documentation on the GCG (Good Corporate Governance) report of

Bank Syariah Mandiri and other literature. This research uses descriptive analysis

method. The results showed that the Bank Syariah Mandiri implement a

whistleblowing system (WBS), surprise audits and surveillance system as fraud

detection strategy. Surprise audit focused on the business units that are susceptible

to fraud as in the operational part. Surprise audits are divided into two types: (a)

surprise audit undertaken on general audit activities, and (b) surprise audit

conducted according to a report indications of fraud. Surprise audits can provide a

deterrent effect for violation offenders so as to reduce the number of audit

findings and improve the operational readiness of the company. Application of

surprise audits should be coupled with a whistleblowing mechanism and

surveillance system in order to improve the effectiveness of fraud controls.

Keyword : Islamic Bank, Anti-Fraud Strategy, Audit, Surprise Audit

Supervisor : H. M. Dawud Arif Khan, SE, Ak., M.Si., CPA Bibliography : 2002 - 2015

Page 7: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

ii

ABSTRAK

Robiyatun Setiawati. 1112046100170. Analisis Penerapan Surprise Audit

dalam Upaya Pendeteksian Fraud Pada Bank Syariah (Studi Pada Bank Syariah

Mandiri). Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi

Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Fraud yang merupakan salah satu resiko yang melekat pada lembaga

perbankan sangat berpotensi merugikan. Survei yang dilakukan oleh ACFE

(Association of Certified Fraud Examiner) menunjukkan bahwa perbankan adalah

lembaga yang paling sering terdapat fraud di dalamnya. Untuk itu Bank Indonesia

mengeluarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/28/DPNP Perihal Strategi Anti

Fraud bagi Bank Umum guna melindungi lembaga perbankan dari bahaya fraud.

pada tahun 2012 lalu telah terjadi sebuah kasus fraud pada Bank Syariah Mandiri

(BSM). Kasus ini banyak dibicarakan karena dana yang dicairkan cukup besar

yakni 102 miliar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) strategi

pendeteksian fraud pada Bank Syariah Mandiri (2) menganalisis penerapan

strategi pendeteksian fraud melalui metode surprise audit, dan (3) mengetahui

implikasi penerapan surprise audit terhadap tingkat pendeteksian fraud pada Bank

Syariah Mandiri.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data yang digunakan adalah data

primer yang diperoleh dari hasil wawancara internal auditor dan dokumen SOP

Bank Syariah Mandiri, dan data sekunder yang diperoleh melalui studi

dokumentasi pada laporan pelaksanaan GCG (Good Corporate Governance )

Bank Syariah Mandiri dan literatur lainnya. Penelitian ini menggunakan metode

analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank Syariah Mandiri

menerapkan whistleblowing system (WBS), surprise audit dan surveillance system

sebagai strategi pendeteksian fraud. Surprise audit difokuskan pada unit bisnis

yang rentan terhadap fraud seperti pada bagian operasional. Surprise audit dibagi

ke dalam dua jenis : (a) surprise audit yang dilaksanakan pada kegiatan general

audit, dan (b) surprise audit yang dilaksanakan berdasarkan laporan adanya

indikasi fraud. Surprise audit dapat memberikan efek jera bagi pelaku

palanggaran sehingga dapat mengurangi angka temuan hasil audit dan

meningkatkan kesiapan operasional perusahaan. Penerapan surprise audit harus

dibarengi dengan mekanisme whistleblowing dan surveillance system agar dapat

meningkatkan efektivitas pengendalian fraud.

Kata Kunci : Bank Syariah, Fraud, Strategi Anti Fraud, Audit, Surprise Audit

Pembimbing : H. M. Dawud Arif Khan, SE, Ak., M.Si., CPA Daftar Pustaka : Tahun 2002 s.d 2015

Page 8: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

iii

KATA PENGANTAR

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmat, dan

kasih sayang-Nya, penulis mendapatkan kelancaran dan kemudahan dalam

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Penerapan Surprise Audit

dalam Upaya Pendeteksian Fraud Pada Bank Syariah (Studi Pada Bank

Syariah Mandiri)” sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan strata I

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa shalawat serta salam yang selalu

mengiringi rasa syukur, penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang

telah menjadi suri tauladan paling sempurna dalam sikap dan tutur katanya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidaklah mudah dan tidak

dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Berkat

dorongan dan motivasi dari merekalah yang akhirnya mengantarkan penulis

kepada penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak A.M Hasan Ali, MA dan Abdurrauf, Lc, MA sebagai Ketua dan

Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa

Page 9: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

iv

memberikan arahan dan semangat serta yang dengan sabar telah membantu

proses pengajuan judul penelitian hingga tahap akhir penyelesaian skripsi.

4. Bapak Adhitya Ginanjar, M.Si, selaku Ketua Prodi Perbankan Syariah dan Ibu

Fitri Damayanti M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membantu penulis dalam hal

akademik terkait penyelesaian studi penulis.

5. Bapak H. M. Dawud Arif Khan, SE, Ak., M.Si., CPA selaku Dosen

Pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan masukan,

arahan dan dorongan kepada penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

6. Segenap Dosen dan Staf Akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

tambahan ilmu kepada penulis.

7. Segenap staf akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

yang telah membantu penulis dalam hal penyelesaian studi.

8. Segenap staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum

dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan pelayanan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak M. Zulfany Batam, Atdi Firmansyah, dan Faris Rahman selaku staf

Internal Auditor Bank Syariah Mandiri yang telah meluangkan waktu untuk

menjadi responden dalam penelitian ini dan membantu penulis dalam proses

pengumpulan data penelitian.

Page 10: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

v

10. Bapak Dolis dan Ibu Dina selaku staf internal auditor kantor Internal Audit

Group Bank Syariah Mandiri yang telah membantu penulis dalam proses

pemilihan responden penelitian.

11. Kedua orang tua terkasih, mendiang ayah yang selalu menyemangati penulis

agar menyelesaikan studi bahkan hingga akhir hayatnya, Ibu dan kakak-kakak

ku tercinta yang telah banyak memberikan semangat, inspirasi, saran, doa dan

dukungan baik secara moril maupun materil bagi penulis.

12. Kawan-kawan Perbankan Syariah 2012 yang selama empat tahun ini berjuang

bersama dalam mewujudkan cita-cita. Khususnya Siska, Heny, Achi, Anim,

dan Anis.

13. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, namun tidak

mengurangi rasa terima kasih.

Akhir kata, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak

yang telah membantu dan mendo’akan penulis dan penulis berharap agar

skripsi ini dapat memberikan manfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan

khususnya Ilmu Ekonomi Islam.

Jakarta, 28 Oktober 2016

Robiyatun Setiawati

Page 11: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

vi

DAFTAR ISI

ABSTRACT ........................................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 6

C. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................................... 7

1. Batasan Masalah ................................................................................... 7

2. Rumusan Masalah ................................................................................. 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................................... 8

1. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8

2. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8

E. Review Studi Terdahulu .............................................................................. 9

F. Kerangka Konsep/Pemikiran ..................................................................... 12

G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 14

Page 12: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

vii

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 16

A. Fraud .......................................................................................................... 16

1. Pengertian Fraud ................................................................................. 16

2. Faktor Penyebab/ Pendorong Fraud ................................................... 17

3. Bentuk-bentuk Fraud .......................................................................... 19

3. Pendeteksian Fraud ............................................................................ 21

4. Fraud Pada Perbankan ....................................................................... 22

B. Audit .......................................................................................................... 24

1. Bukti Audit (Evidence) ....................................................................... 25

2. Prosedur Audit .................................................................................... 27

C. Surprise Audit ............................................................................................ 29

1. Tujuan Surprise Audit ......................................................................... 32

2. Manfaat Surprise Audit ....................................................................... 33

3. Pelaksanaan Surprise Audit ............................................................... 34

D. Bank dan Bank Syariah ............................................................................. 34

1. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional .............................. 36

2. Divisi Anti Fraud Pada Bank Syariah ................................................ 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 39

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 39

B. Populasi dan Sampel ................................................................................. 40

Page 13: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

viii

C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 40

D. Teknik Analisis Data ................................................................................. 41

E. Lokasi Penelitian ....................................................................................... 43

F. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian .................................................... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 44

A. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri .................................................. 44

B. Strategi Pendeteksian Fraud Bank Syariah Mandiri ................................. 46

C. Penerapan Surprise Audit Pada Bank Syariah Mandiri ............................. 47

1. Pelaksanaan Audit............................................................................... 50

2. Hasil Audit .......................................................................................... 53

3. Pelaksana Surprise Audit .................................................................... 55

4. Frekuensi Pelaksanaan Surprise Audit ................................................ 57

5. Kelebihan dan Kekurangan Program Surprise Audit .......................... 58

D. Pengaruh Penerapan Surprise Audit Pada Bank Syariah Mandiri ............. 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 65

A. Kesimpulan ................................................................................................ 65

B. Saran .......................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Review Studi Terdahulu....................................................................9

Tabel 2.1. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional...........................36

Page 15: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Grafik Internal Fraud Pada Bank Syariah di Indonesia....................3

Gambar 1.2. Grafik Jumlah Internal Fraud Pada Bank Syariah Mandiri .............4

Gambar 1.3. Perolehan Skor GCG Bank Syariah Mandiri Periode 2011-2014....5

Gambar 1.4. Kerangka Konsep Penelitian...........................................................13

Gambar 2.1. Unsur-unsur Pendorong Perilaku Fraud..........................................18

Gambar 2.2. Fraud Tree........................................................................................20

Gambar 2.3. Persentase Kasus Fraud Pada Setiap Industri Perekonomian

Global..............................................................................................23

Gambar 2.4. kategori Bukti Audit........................................................................26

Gambar 3.1. Komponen Analisis Data Kualitatif.................................................43

Gambar 4.1. Pertumbuhan Aset Bank Syariah Mandiri periode 2011-2016........45

Gambar 4.2. Struktur Internal Control terhadap Kantor/Unit Cabang BSM........60

Page 16: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Draft Hasil Wawancara

Lampiran II : Contoh Alat Audit

Lampiran III : Surat Keterangan Penelitian dari Bank Syariah Mandiri

Lampiran IV : Struktur Organisasi Internal Audit Bank Syariah Mandiri

Lampiran V : Surat Edaran Bank Indonesia No.13/28/DPNP Perihal Strategi

Anti Fraud bagi Bank Umum.

Page 17: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah fraud belum dikenal secara luas di Indonesia. Masyarakat

Indonesia lebih mengenal segala bentuk penyelewengan dan penyalahgunaan

jabatan atau kekuasaan untuk memperoleh keuntungan sebagai korupsi.

Namun, sebenarnya korupsi hanyalah salah satu bentuk dari praktik fraud.

Fraud memiliki cakupan yang lebih luas dari pada korupsi. Fraud adalah

suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam

dan atau luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan

pribadi dan atau kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak lain1.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Association of Certified

Fraud Examiner (ACFE) pada tahun 2014, ada beberapa poin penting terkait

bahaya fraud2 yang berupa kerugian bagi perusahaan :

1. Kerugian organisasi yang disebabkan fraud adalah sebesar 5% dari

penghasilan tahunan (annual revenue).

2. Rata-rata kerugian akibat fraud yang diderita oleh masing-masing

perusahaan/organisasi berdasarkan jenis fraud adalah :

a) Penyalahgunaan aset mencapai 85% dari total kasus, meyebabkan

rata-rata kerugian sebesar $130.000.

b) Korupsi mencapai 37% dari total kasus, menyebabkan rata-rata

kerugian sebesar $200.000.

1 Diaz Priantara, Fraud Auditing & Investigation, Jakarta : Mitra Wacana Media, 2013, hal. 4. 2 Association of Certified Fraud Examiner (ACFE), Report to The Nations on Occupational and

Abuse, Austin, 2014, hal. 8.

Page 18: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

2

c) Fraud atas laporan keuangan hanya 9% dari total kasus, namun

menyebabkan rata-rata kerugian paling besar yakni $1 juta.

Berdasarkan hasil survei ACFE pada tahun 2014, perbankan dan

lembaga keuangan lainnya adalah sektor yang paling banyak terdapat fraud.

Perbankan Indonesia sendiri menganut dual banking system yang terdiri dari

perbankan konvensional dan perbankan syariah. Untuk memperkuat

pengendalian internal bank, Bank Indonesia selaku regulator perbankan

Indonesia menerapkan strategi anti fraud bagi bank umum (konvensional dan

syariah) melalui Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/28/DPNP Perihal

Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum. Surat Edaran ini mulai berlaku

tertanggal 9 Desember 2012 dan untuk penyampaian laporan pelaksanaannya

paling lambat 6 (enam) bulan setelah Surat Edaran diterbitkan.

Sebagai lembaga keuangan perbankan, bank syariah juga menghadapi

resiko adanya tindakan fraud. Terlebih dengan masih banyaknya sumber daya

manusia (SDM) yang terlibat di dalam perbankan syariah namun tidak

memiliki pengalaman akademis maupun praktis dalam bidang perbankan

syariah. Sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan hukum positif dan

syariat Islam, tindakan fraud yang ditemukan pada bank syariah dapat

mempengaruhi nilai kredibilitas perbankan syariah dan nilai-nilai Islami di

mata masyarakat umum.

Page 19: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

3

Berikut adalah grafik jumlah internal fraud pada bank syariah di

Indonesia3 :

Gambar 1.1

Grafik Jumlah Internal Fraud Pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2014

Sumber : Laporan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Setiap Bank

Syariah terkait pada Periode 2010-2014.

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa Bank Syariah Mandiri adalah

bank syariah dengan jumlah fraud tertinggi dengan nilai rata-rata 16 kasus per

tahun. Bank Syariah Mandiri adalah bank syariah terbesar di Indonesia

dengan total aset Rp70.369.708.944.091,-4 pada tahun 2015. Dengan nilai

aset tersebut, BSM memiliki tingkat risiko kecurangan (fraud) yang lebih

tinggi dibandingkan bank lainnya. Aset adalah salah satu konsentrasi yang

paling rawan terhadap fraud5. Untuk itu, diperlukan manajemen pengendalian

3 Nama dan jumlah bank syariah yang tercantum didasarkan pada publikasi laporan

tahunan Good Corporate Governance yang di dalamnya terdapat kelengkapan laporan jumlah

fraud. 4 Laporan keuangan tahunan Bank Syariah Mandiri tahun 2015.

5 Hennie Van Greuning dan Zamir Iqbal, Analisis Risiko Perbankan Syariah, Jakarta :

Salemba Empat, 2011, hal. 64.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

BankMuamalatIndonesia

BankVictoriaSyariah

Bank BRISyariah

Bank BNISyariah

BankSyariahMandiri

BCASyariah

Jumlah Internal Fraud Pada Bank Syariah di Indonesia

2010

2011

2012

2013

2014

Page 20: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

4

fraud yang baik. Setidaknya dengan menjadikan standar penerapan Strategi

Anti Fraud yang diberlakukan BI sebagai acuan.

Gambar 1.2

Grafik Jumlah Internal Fraud Bank Syariah Mandiri Periode 2011-2015

Sumber : Laporan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Bank Syariah

Mandiri Periode 2010-2015

Tahun 2012 adalah tahun pertama diberlakukannya Surat Edaran BI

terkait penerapan strategi anti fraud. Meskipun baru di tahun pertama, namun

BSM sudah bisa meningkatkan pendeteksian internal fraud. Angka fraud

tertinggi terjadi pada tahun 2013, dimana terdapat 32 kasus internal fraud.

Pada tahun 2014 BSM berhasil menurunkan jumlahnya menjadi 25 kasus.

Sampai kemudian angka ini berhasil ditekan menjadi 8 kasus pada tahun

2015.

Dalam upaya pengendalian fraud, Bank Syariah Mandiri berupaya

meningkatkan kualitas pengendalian internal melalui pelaksanaan Good

Corporate Governance (GCG). BSM telah mengikuti program CGPI

(Corporate Governance Perception Index) yang merupakan program riset dan

pemeringkatan pelaksanaan GCG di Indonesia sejak tahun 2012 sampai tahun

3 2

12

34

25

8

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Internal Fraud BSM

Periode 2011-2015

Page 21: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

5

2015. Berikut adalah skor pelaksanaan GCG Bank Syariah Mandiri pada

program CGPI :

Gambar 1.3

Perolehan Skor GCG BSM Periode 2011-2014

Sumber : Laporan Pelaksanaan GCG Bank Syariah Mandiri Tahun 2015

Selama empat periode (periode penilaian tahun 2011-2014),

keikutsertaan BSM dalam program ini mendapatkan predikat perusahaan

“The Most Trusted Company”. Namun, menjadi the most trusted company

bukan berarti tidak berisiko mengalami fraud. Pada tahun 2012 telah terjadi

sebuah kasus kredit fiktif di BSM Cabang Bogor yang melibatkan Kepala

Cabang Utama BSM Bogor, Kepala Cabang Pembantu BSM Bogor, dan

seorang Account Officer. Total kredit yang cair adalah Rp102 Miliar dan telah

dikembalikan sementara ke bank sebesar Rp59 Miliar.

Pada kasus kredit fiktif di BSM ini, menurut Taufik Markus selaku

Corporate Secretary BSM, pelanggaran tindak pidana perbankan pada BSM

tersebut ditemukan melalui audit internal yang kemudian dilaporkan pada

Mabes Polri untuk diproses secara hukum. Dari kasus ini dapat ditarik

kesimpulan bahwa sistem pelaporan/pengaduan tidak selalu berfungsi jika

yang melakukan fraud adalah pejabat “atas” di unit kerja. Sedikit dari staf

atau pegawai lainnya yang mungkin mau melaporkan atasannya atas tindakan

Page 22: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

6

fraudulence. Bahkan jika mereka mengetahui jika atasannya benar telah

melakukan kecurangan. Peran fungsi pengawasan internal dalam hal ini

adalah pengawasan audit intern sangat penting untuk dilakukan. Dalam Surat

Edaran Bank Indonesia perihal strategi anti fraud disebutkan bahwa pilar

pendeteksian terdiri dari whistleblowing system (sistem

pelaporan/pengaduan), surprise audit, dan surveillance system (sistem

pengawasan melalui media dan tools elektronik). Temuan kasus fraud di

BSM Cabang Bogor ditemukan melalui audit rutin yang dilakukan Divisi

Audit Intern (DAI) BSM dengan metode surprise audit. Menarik dikaji

apakah dengan adanya surprise audit ini dapat meningkatkan kualitas

pendeteksian dini serta pencegahan fraud pada bank syariah. Di samping itu,

belum adanya penelitian mengenai penerapan surprise audit ini membuat

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang implementasi program

surprise audit pada lembaga perbankan dengan judul “Analisis Penerapan

Surprise Audit Dalam Upaya Pendeteksian Fraud Pada Bank Syariah

(Studi Pada Bank Syariah Mandiri)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan strategi pendeteksian fraud pada Bank Syariah

Mandiri (BSM)?

2. Bagaimana penerapan surprise audit pada BSM dalam upaya

pendeteksian fraud?

Page 23: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

7

3. Bagaimana implikasi penerapan surprise audit dalam upaya

pendeteksian fraud pada BSM?

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Penelitian ini tidak membahas penerapan strategi anti fraud secara

menyeluruh. Sebagaimana disebutkan dalam latar belakang, strategi anti

fraud meliputi 4 komponen yaitu :

1. Pencegahan,

2. Deteksi,

3. Investigasi, pelaporan dan sanksi,

4. Pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut.

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian,

penelitian ini akan dibatasi sampai upaya pendeteksian fraud saja, yang

kemudian difokuskan pada bagian surprise audit.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka berikut adalah

rumusan masalah dalam penelitian ini :

1) Bagaimana penerapan strategi pendeteksian fraud pada Bank Syariah

Mandiri (BSM)?

2) Bagaimana implementasi surprise audit pada BSM dalam upaya

pendeteksian fraud?

3) Bagaimana implikasi/pengaruh penerapan surprise audit dalam

upaya pendeteksian fraud pada BSM?

Page 24: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pendeteksian fraud

pada Bank Syariah Mandiri (BSM).

2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi surprise audit pada

BSM dalam upaya pendeteksian fraud.

3. Untuk mengetahui implikasi penerapan surprise audit dalam upaya

pendeteksian fraud pada BSM.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Pihak Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dan

referensi bagi pihak akademisi dalam mengkaji strategi pendeteksian

fraud Pada Bank Syariah, serta bagi penelitian lebih lanjut tentang

Fraud Pada Bank Syariah.

2. Bagi Pihak Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak praktisi

khususnya bagi pihak manajemen perseroan dalam pengambilan

kebijakan guna meningkatkan kualitas pendeteksian Fraud Pada Bank

Syariah.

Page 25: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

9

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

masyarakat sebagai sumber informasi dalam pengambilan keputusan

penanaman investasi dan atau sebagai pertimbangan pemilihan lembaga

keuangan terpercaya.

E. Review Studi Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu terkait dengan pembahasan fraud

yang penulis gunakan sebagai rujukan atas peneitian ini. Berikut adalah

ringkasan dari penelitian-penelitan tersebut :

Tabel 1.1

Ringkasan Studi Terdahulu

No. Nama dan Judul

Penelitian Substansi

Persamaan dan

Perbedaan Penelitian

1 Penerapan Whistle

Blowing System

Dalam Upaya

Pencegahan

Employee Fraud di

Bank BNI Syariah (M. Fazlur Rahman

Syarif, UIN Syarif

Hidayatullah 2014).

*Skripsi

Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui

bagaimana penerapan dan

implikasi Whistle blowing

System dan upaya

pencegahan Employee

Fraud di Bank BNI

Syariah Cabang

Sukabumi. Penelitian

skripsi ini berupa

penelitian lapangan (field

research) dan dengan cara

analisa kualitatif. Metode

pengumpulan data yang

digunakan adalah

wawancara dan studi

dokumentasi.

Penelitian ini

bertujuan untuk

mengetahui

bagaimana penerapan

surprise audit dalam

upaya pendeteksian

fraud pada Bank

Syariah Mandiri

Pusat. Penelitian ini

menggunakan metode

yang sama namun

berbeda obyek dan

subjek penelitiannya.

2 Pengaruh Kualitas

Pelaksanaan Good

Corporate

Governance (GCG),

Penelitian ini ditujukan

untuk mengetahui

bagaimana pengaruh

kualitas GCG, Ukuran

Penelitian ini

bertujuan untuk

mengetahui

bagaimana penerapan

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 26: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

10

Tabel 1.1 (lanjutan)

Ringkasan Studi Terdahulu

No. Nama dan Judul

Penelitian Substansi

Persamaan dan

Perbedaan Penelitian

Ukuran (size) dan

Kompleksitas Bank

Terhadap Fraud

Perbankan Syariah

Periode 2011-2013 (Nidaul Hasanah,

UIN Syarif

Hidayatullah, 2015).

*Skripsi

(Size), dan Kompleksitas

Bank Terhadap Fraud

Perbankan Syariah.

Sampel penelitian ini

menggunakan metode

purposive sampling.

Metode analisis yang

digunakan adalah regresi

berganda. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa

diantara ketiga variabel

independent pada

penelitian ini,

kompleksitas bank adalah

variabel yang berpengaruh

signifikan terhadap fraud.

Sedangkan kedua variabel

lainnya berpengaruh

terhadap fraud namun

tidak signifikan.

Surprise audit dalam

upaya pendeteksian

fraud pada Bank

Syariah Mandiri

Pusat. Penelitian ini

merupakan jenis

penelitian kualitaif.

Berbeda dengan

penelitian sebelumnya

yang merupakan

penelitian kuantitatif

dengan menggunakan

analisis regresi.

3 Pengaruh Peran

Audit Internal

Terhadap

Pencegahan

Kecurangan

(Theresa Festi T.

Dkk., Universitas

Riau, 2014).

*Jurnal

(JOM FEKOM

Vol.1 No. 2

Oktober 2014)

Penelitian ini ditujukan

untuk mengetahui

signifikansi pengaruh audit

internal terhadap

pencegahan kecurangan

(fraud). Populasi pada

penelitian ini adalah

satuan pengendalian

internal (SPI) dan auditor

internal pada perbankan

cabang pekanbaru dengan

jumlah 60 orang. Populasi

ini kemudian dijadikan

sebagai sampel. Teknik

pengambilan sampel yang

digunakan adalah

nonprobability sampling.

Jenis data yang digunakan

adalah data primer. Data

Penelitian ini

bertujuan untuk

mengetahui

bagaimana penerapan

surprise audit dalam

upaya pendeteksian

fraud pada Bank

Syariah Mandiri.

Penelitian ini

merupakan jenis

penelitian kualitatif.

Berbeda dengan

penelitian sebelumnya

yang merupakan

penelitian kuantitatif.

Lembaga tempat

penelitiannya pun

berbeda.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Page 27: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

11

Tabel 1.1 (lanjutan)

Ringkasan Studi Terdahulu

No. Nama dan Judul

Penelitian Substansi

Persamaan dan

Perbedaan Penelitian

primer tersebut diperoleh

dengan menggunakan

pertanyaan tertulis

(kuesioner).

4 Prospek Efektivitas

Strategi Anti Fraud

Bank Indonesia

(2011) Sebagai

Bentuk Pencegahan

Kejahatan

Perbankan (Suatu

penelitian teknik

Delphi Pendapat

Para Pakar

Perbankan). (Edi

Fauzi, Universitas

Indonesia, 2012)

*Tesis

Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menganalisis

prospek keberhasilan Surat

Edaran Bank Indonesia

No. 13/28/DPNP tentang

penerapan Strategi Anti

Fraud bagi Bank Umum

menurut pendapat para ahli

di bidang perbankan di

Indonesia. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa

Strategi Anti Fraud

tersebut prospektif.

Persamaannya adalah

kedua penelitian

sama-sama merupakan

penelitian kualitatif,

namun karena

penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh

Edi (2012) ditujukan

untuk mengetahui

peramalan

(forecasting) dari

prospek keberhasilan

Suatu kebijakan baru,

maka teknik

penelitiannya

menggunakan teknik

Delphi. Sedangkan

penelitian yang

penulis lakukan

menggunakan teknik

analisis deskriptif.

Selain itu panelitian

ini juga hanya

difokuskan pada salah

satu komponen dari

Strategi Anti Fraud

yang tercantum dalam

Surat Edaran BI No.

13/28/DPNP tentang

penerapan Strategi

Anti Fraud bagi Bank

Umum.

5

Pengawasan,

Strategi Anti fraud

Penelitian ini menjelaskan

beberapa upaya

pencegahan fraud pada

Penelitian ini

bertujuan untuk

mengetahui

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Page 28: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

12

Tabel 1.1 (lanjutan)

Ringkasan Studi Terdahulu

No. Nama dan Judul

Penelitian Substansi

Persamaan dan

Perbedaan Penelitian

dan Audit

Kepatuhan Syariah

Sebagai Upaya

Fraud Preventive

Pada Lembaga

Keuangan Syariah.

(Atik Emilia Sula

dkk. Universitas

Trunojoyo Madura,

2014).

*Jurnal

(JAFFA, Vol. 02

No. 2 Oktober

2014, Hal. 91-100)

lembaga keuangan syariah.

Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan

studi pustaka yang

mengacu pada penelitian

terdahulu dan

menghasilkan analisis

kritis dan solusi praktis

atas penelitian.

bagaimana penerapan

surprise audit dalam

upaya pendeteksian

fraud pada Bank

Syariah Mandiri

Pusat. Berbeda dengan

penelitian sebelumnya

yang difokuskan pada

upaya pencegahan,

penelitian ini

membahas tahap

lanjutan setelah

pencegahan, yakni

pendeteksian fraud.

F. Kerangka Konsep/Pemikiran

Penelitian ini mengangkat tema tentang fraud. Kemudian penelitian

difokuskan pada poin pendeteksian fraud. Berdasarkan Surat Edaran BI No.

13/28/DPNP Perihal Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum, ada tiga teknik

pendeteksian fraud, yaitu melalui mekanisme Whistleblowing System,

surprise audit, dan surveillance system. Dengan berkembangnya lembaga

perbankan syariah di Indonesia saat ini, membuat penulis tertarik untuk

mengkaji bagaimana teknik pendeteksian fraud pada Bank Syariah.

Berangkat dari kasus fraud yang terjadi di Bank Syariah Mandiri (BSM)

Cabang Bogor pada tahun 2012 silam, penulis memutuskan untuk melakukan

studi penerapan strategi pendeteksian fraud pada BSM yang kemudian akan

difokuskan pada teknik pendeteksian melalui metode surprise audit.

Page 29: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

13

Gambar 1.4

Kerangka Konsep Penelitian

Bank Syariah

Resiko Kecurangan (Fraud)

Divisi Anti Fraud :

Auditor Internal

Komite Audit

Dewan Komisaris

Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/28/DPNP Perihal Strategi Anti Fraud

Bagi Bank Umum di Indonesia.

Strategi Anti Fraud :

1. Pencegahan

2. Pendeteksian

3. Investigasi, Pelaporan dan Sanksi

4. Pemantauan, Evaluasi dan Tindak Lanjut.

Surveillance System Surprise Audit Whistle Blowing

System

REKOMENDASI

IMPLEMENTASI

Bank Syariah Mandiri

Page 30: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

14

Dalam rangka memperkuat pengendalian intern bank, Bank Indonesia

mengeluarkan Surat Edaran No. 13/28/DPNP perihal Penerapan Strategi Anti

Fraud bagi Bank Umum. Mengacu pada SE BI ini Bank Syariah Mandiri

membentuk Divisi Anti fraud yang terdiri dari Divisi Audit Intern, Komite

Audit dan Dewan Komisaris. Berdasarkan hasil penelitian, Bank Syariah

menerapkan mekanisme whistleblowing system, surprise audit dan

surveillance system sebagai strategi pendeteksian fraud. Untuk penjelasan

lebih lanjut mengenai penerapan metode surprise audit dapat dilihat pada bab

pembahasan, yakni di bab iv penelitian ini. demikian gambaran dari kerangka

konsep penelitian skripsi ini.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian yang penulis gunakan dalam

skripsi ini mengacu pada pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2012. Berikut adalah gambaran sistematika penulisan pada skripsi ini :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisikan uraian mengenai latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review

studi terdahulu terkait penelitian tentang fraud, sistematika penulisan, serta

kerangka pemikiran.

Page 31: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

15

BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini berisi penjelasan tentang teori-teori terkait fraud seperti pengertian,

faktor-faktor pendorong fraud, bentuk-bentuk fraud, kemudian teori terkait

strategi pendeteksian fraud, Surprise Audit, bank, serta bank syariah.

BAB III. METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan pemaparan jenis penelitian, ruang lingkup penelitian, tempat

dan waktu penelitian, metode penelitian, objek dan subjek penelitian, teknik

pengumpulan data, serta teknik analisis data.

BAB IV. HASIL DAN ANALISIS

Bab ini memaparkan hasil dan analisis penelitian diantaranya penerapan

surprise audit dan implikasinya tehadap peningkatan kualitas pendeteksian dini

serta pencegahan fraud pada BSM.

BAB V. PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan pada bab-bab

sebelumnya yang merupakan jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian.

Serta saran-saran yang sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk

penelitian selanjutnya.

Page 32: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Fraud

Fraud adalah tindakan melawan hukum yang merugikan entitas atau

organisasi dan menguntungkan pelakunya. Tindak kecurangan ini berupa

pengambilan atau pencurian harta/aset perusahaan. Tindakan fraud sulit

dideteksi karena pada umumnya pelaku fraud adalah para pekerja handal dan

profesional di bidangnya. Berikut adalah pengertian fraud :

1. Pengertian Fraud

Menurut Black’s Law Dictionary dalam Ema Kurniawati (2012)6,

fraud didefinisikan sebagai :

“Mencakup semua macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang

diupayakan oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari

orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaan kebenaran dan

mencakup semua cara yang tak terduga, penuh siasat licik atau

tersembunyi, dan setiap cara yang tidak wajar yang menyebabkan

orang lain tertipu.”

Sedangkan Menurut Association of Certified Fraud Examiner

(ACFE) dalam Fraud Examiners Manual 20067:

6 Ema Kurniawati, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Financial Statement

Fraud dalam Perspektif Fraud Triangle, Semarang : Universitas Diponegoro, 2012, hal. 12. 7 Karyono, Forensic Fraud, Yogyakarta : C.V Andi Offset, 2013, hal 3.

Page 33: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

17

“Fraud is an intentional untruth or dishonest scheme used to take

deliberate and unfair advantage of another person or group of

person it included any mean, such cheats another.”

“Fraud (kecurangan) berkenaan dengan adanya keuntungan yang

diperoleh seseorang dengan menghadirkan sesuatu yang tidak sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya. Di dalamnya termasuk unsur-

unsur surprise/tak terduga, tipu daya, licik, dan tidak jujur yang

merugikan orang lain.”

Berdasarkan kedua definisi di atas, fraud dapat diartikan sebagai

segala bentuk kecurangan yang dilakukan individu atau pun kelompok

untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain melalui pemalsuan kondisi

sebenarnya pada perusahaan.

2. Faktor Penyebab/ Pendorong Fraud

Adanya peluang atau situasi yang mendorong seseorang melakukan

tindak kecurangan dapat menyebabkan seseorang yang sebelumnya tidak

berniat melakukan kecurangan menjadi ingin melakukannya. Berikut adalah

beberapa teori terkait faktor pendorong terjadinya fraud :

1) Teori C= N + K8

Dengan :

C = Criminal

N = Niat

K = Kesempatan

8 Karyono, Forensic Fraud, hal 8.

Page 34: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

18

Teori ini lebih sering dipakai oleh kepolisian, dimana ada niat

dan kesempatan, maka akan menyebabkan seseorang melakukan

tindak kejahatan (kriminal).

2) Fraud Triangle Theory9

Konsep teori ini bertumpu pada riset Donald Cressey (1953) yang

merupakan salah satu pendiri Association of Certified Fraud Examiner

(ACFE). Riset ini menyimpulkan bahwa fraud mempunyai tiga sifat

umum yang kini lebih dikenal dengan segitiga fraud atau Fraud

Triangle. Dalam teori segitiga, perilaku fraud didukung oleh tiga

unsur, yaitu adanya tekanan, kesempatan, dan pembenaran. Tiga unsur

itu digambarkan dalam segitiga sama sisi karena bobot/derajat ketiga

unsur itu sama.

Gambar 2.1

Unsur-unsur pendorong perilaku fraud berdasarkan teori segitiga fraud.

a) Tekanan (Pressure), ada berbagai macam tekanan yang dapat

mendorong seorang pegawai melakukan tindak kecurangan,

9 Diaz Priantara, Fraud Auditing & Investigation, hal. 44.

Page 35: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

19

diantaranya seperti tekanan keuangan, tekanan lingkungan kerja,

kebiasaan buruk, dan lain sebagainya.

b) Kesempatan (Opportunity), adanya kesempatan yang

memungkinkan terbukanya peluang terjadi fraud diantaranya

diakibatkan oleh lemahnya pengendalian internal.

c) Pembenaran (Rationalization), faktor pembenaran ini biasanya

dilakukan pegawai yang merasa sudah bekerja keras dan berjasa

pada perusahaan namun tidak mendapatkan imbalan yang

sepadan dengan usahanya. Karenanya, ia melakukan kecurangan

dengan alasan pembenaran atas apa yang dilakukannya.

3. Bentuk-bentuk Fraud

Para ahli mengklasifikasikan fraud ke dalam beberapa bentuk,

diantara bentuk-bentuk fraud yang paling sering digunakan sebagai acuan

adalah bentuk-bentuk fraud menurut Association of Certified Fraud

Examiner (ACFE). Menurut (ACFE), bentuk-bentuk fraud terbagi ke dalam

3 kategori10

, yaitu :

a. Kecurangan Laporan Keuangan

Kecurangan laporan keungan dapat didefinisikan sebagai kecurangan

yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam bentuk salah saji

material laporan keuangan.

10

Association of Certified Fraud Examiner (ACFE), Report to The Nations on

Occupational and Abuse, hal. 11.

Page 36: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

20

b. Penyalahgunaan Aset

Kecurangan ini berupa pengambilan aset perusahaan secara ilegal (tidak

sah), atau biasa disebut dengan penggelapan aset perusahaan.

Kecurangan ini terdiri dari kecurangan kas dan kecurangan persediaan

dan aset lain.

c. Korupsi

Jenis kecurangan ini terdiri dari adanya pertentangan kepentingan,

penyuapan, hadiah tidak sah, dan pemerasan ekonomi. Untuk

lengkapnya, pengelompokan bentuk-bentuk fraud dapat dilihat pada

gambar fraud tree berikut ini :

Gambar 2.2

Occupational Fraud and Abuse Classification System (Fraud Tree)

Sumber : Report to The Nations on Occupational Fraud and Abuse 2014 - Association

of Certified Fraud Examiner

Page 37: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

21

Dalam perkembangannya, terdapat bentuk lain dari fraud yaitu

segala bentuk fraud yang dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan

teknologi dan informasi atau yang biasa disebut dengan cybercrime. Jenis

fraud ini merupakan jenis fraud yang paling canggih, selain ahli dalam

bidang keuangan, para pelaku juga memiliki keterampilan khusus dalam

bidang Ilmu Teknologi (IT) atau setidaknya memiliki seseorang yang ahli di

bidang tersebut.

Cybercrime akan menjadi jenis fraud yang paling ditakuti di masa

depan, di mana teknologi informasi, komunikasi dan multimedia

berkembang dengan pesat dan canggih. Entitas yang operasionalnya sudah

sangat tergantung pada teknologi informasi, komunikasi, dan multimedia

harus melindungi dirinya dengan information control dan security yang

tepat. Cybercrime dapat terjadi mulai berupa serangan virus dan hacker

sampai dengan concealment pada asset misappropriation dan conversion

melalui kecanggihan teknologi11

.

3. Pendeteksian Fraud

Deteksi fraud adalah suatu tindakan untuk mengetahui bahwa fraud

terjadi, siapa pelaku, siapa korbannya, dan apa penyebabnya. Kunci pada

pendeteksian fraud adalah untuk dapat melihat adanya kesalahan dan

ketidakberesan12

.

11

Diaz Priantara, Fraud Auditing & Investigation, hal. 75. 12

Karyono, Forensic Fraud, hal. 91.

Page 38: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

22

Pendeteksian fraud dilakukan dengan mengidentifikasi tanda-tanda

atau gejala terjadinya fraud, seperti perubahan pola hidup atau perilaku

seseorang, banyaknya keluhan dari customer atau pegawai lainnya, dan

adanya pencatatan atau dokumentasi yang mencurigakan. Tanda-tanda ini

biasa disebut dengan Red Flag (fraud Indicator). Meskipun dengan

munculnya red flag tersebut tidak selalu mengindikasikan adanya fraud,

namun setiap fraud selalu diikuti dengan adanya red flag, karenanya red

flag merupakan peringatan dini terhadap fraud.

Secara umum ada dua teknik pendeteksian fraud, yaitu pendeteksian

fraud dengan critical point auditing yang dilakukan dengan analisis trend

dan pengujian khusus, dan pendeteksian fraud dengan job sensitivity

analisis (analisis kepekaan) yang dilakukan dengan mengidentifikasi posisi

pekerjaan yang rawan kecurangan dan dengan mempertimbangkan karakter

pribadi13

. Pendeteksian fraud dengan teknik critical point auditing adalah

teknik pendeteksian fraud melalui audit terhadap laporan keuangan (catatan

akuntansi) yang mengarah pada indikasi adanya gejala fraud yang kemudian

mengarah kepada penyelidikan lebih lanjut.

4. Fraud Pada Perbankan

Soekardi Hoesodo menjelaskan fraud di bidang perbankan dapat

diartikan sebagai14

:

“tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk

mengelabui, menipu, atau memanipulasi Bank, nasabah, atau pihak lain,

13

Karyono, Forensic Fraud, hal. 109. 14

Edi Fauzi, Prospek Efektivitas Strategi Anti Fraud Bank Indonesia (2011) Sebagai

Bentuk Pencegahan kejahatah Perbankan, Depok, Universitas Indonesia : 2012, hal. 11.

Page 39: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

23

yang terjadi di lingkungan Bank dan/atau menggunakan sarana Bank

sehingga mengakibatkan Bank, nasabah, atau pihak lain menderita

kerugian dan/atau pelaku Fraud memperoleh keuntungan keuangan baik

secara langsung maupun tidak langsung”.

Berdasarkan hasil laporan survei berkala yang dilakukan ACFE pada

tahun 2014, industri perbankan dan jasa keuangan lainnya menempati

urutan pertama sebagai sektor yang paling sering terjadi fraud. Sebesar

17,8% dari total kasus yang ada dalam survei terjadi di sektor perbankan.

Survei ini didasarkan pada kasus fraud yang diinvestigasi oleh pemeriksa

fraud bersertifikasi (CFE) yang tersebar di seluruh dunia, termasuk salah

satunya di Indonesia15

. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3

berikut ini :

Gambar 2.3

Persentase Kasus Fraud Pada Setiap Industri Perekonomian Global

Sumber : Report to The Nations on Occupational Fraud and Abuse 2014 - Association of

Certified Fraud Examiner

15

Association of Certified Fraud Examiner (ACFE), Report to The Nations on

Occupational and Abuse, hal. 27.

Page 40: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

24

Industri perbankan memiliki berbagai regulasi terkait kebijakan

operasional perbankan, namun dengan ketatnya regulasi pun risiko fraud

masih tinggi jika tidak disertai dengan penguatan pengendalian internal.

Seperti yang disampaikan oleh Joy Luhukay selaku pengamat perbankan

strategic Indonesia, modus kejahatan perbankan bukan hanya soal

kecurangan (fraud), tetapi lemahnya pengawasan internal control bank

terhadap sumber daya manusia juga menjadi titik celah kejahatan

perbankan. “Internal Control menjadi masalah utama perbankan. Bank

Indonesia harus mengatur standard operating system (SOP)”, Kata Joy

Luhukay (2/5/2011) 16

.

Guna memperkuat pengendalian internal bank, Bank Indonesia

selaku regulator perbankan Indonesia menerapkan strategi anti fraud bagi

bank umum melalui Surat Edaran Bank Indonesia No.13/28/DPNP Perihal

Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum. Penerapan strategi ini akan

memperkuat pengendalian internal bank melalui pengendalian fraud.

B. Audit

Audit merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan

mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan tentang kejadian

ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara

pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian

hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan17

.

16

Diakses pada Selasa, 29 Maret 2016. Dikutip dari www.kompas.com 17

Yusar Sagara dan Fitri Yani Jalil, Auditing, Tangerang Selatan : UIN Jakarta Press,

2013, hal. 16.

Page 41: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

25

Audit adalah proses pemeriksaan yang independen. Orang yang

melakukan audit disebut dengan auditor yang terdiri dari auditor internal dan

auditor eksternal. Auditor internal adalah auditor yang bertugas mengaudit

kinerja internal perusahaan. Hasil audit akan digunakan sebagai acuan

perbaikan sistem atau kebijakan perusahaan di masa yang akan datang.

Sedangkan auditor eksternal adalah auditor yang berasal dari luar perusahaan

seperti auditor dari Kantor Akuntan Publik (KAP) dan auditor pemerintah.

Auditor eksternal bertugas mengaudit laporan keuangan perusahaan

untuk menentukan kewajaran dan kesesuaian laporan tersebut dengan standar

akuntansi yang berlaku. Auditor eksternal juga memiliki andil dalam

pendeteksian fraud. Auditor eksternal diharapkan dapat mendeteksi fraud

yang sebelumnya tidak dapat terdeteksi oleh auditor internal berdasarkan

ketidakwajaran yang ditemukan pada catatan akuntansi perusahaan. Namun,

dalam upaya pendeteksian kecurangan (fraud), auditor internal memegang

peranan utama karena auditor internal melakukan pemeriksaan langsung

terhadap kondisi internal perusahaan.

1. Bukti Audit (Evidence)

Arens, Elder dan Beasley (2003 : 242) mendefinisikan bukti audit

sebagai “setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan

apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria

yang ditetapkan”18

.

18

Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley, Auditing dan Pelayanan

Verifikasi Pendekatan Terpadu, hal. 242.

Page 42: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

26

Secara garis besar, bukti audit dapat dibedakan ke dalam 3

kategori19

. Seperti yang terlihat pada gambar 2.4 berikut ini :

Gambar 2.4

kategori Bukti Audit

Sumber : Valery G. Kumaat (2011)

Dalam proses litigasi (pengadilan), media audio-visual seperti

rekaman CCTV, hasil foto/scanning dokumen, atau kesaksian dalam

bentuk rekaman audio/video dapat digunakan sebagai bukti fisik. Sebuah

temuan hasil audit setidaknya harus didukung oleh minimal 2 dari 3

kategori diatas (bukti fisik, data, kesaksian).

19

Valery G. Kumaat, Internal Audit, Jakarta : Erlangga, 2011, hal. 86.

PHYSICAL EVIDENCE

Bukti yang terlihat. Dijumpai saat dilakukan observasi/inspeksi

langsung di lokasi audit. Misalnya, selisih stok barang rusak, barang

hilang (yang semuanya tidak tersaji dalam laporan stok), dana

operasional yang dipakai untuk kepentingan pribadi, karyawan

yang sering mangkir, konflik dalam tim, dan sebagainya.

WITNESS EVIDENCE

Bukti keterangan dari saksi terkait, yang selanjutnya

dituangkan dalam konfirmasi tertulis. saksi bisa berupa saksi pelaku (suspect) maupun saksi

yang memberatkan/meringankan. kesaksian tertulis merupakan

syarat mutlak dalam investigative audit.

DATA EVIDENCE

Bukti tertulis yang dapat dikumpulkan secara on desk

maupun on site. Bukti ini dapat berupa bon transaksi, catatan

rutin, kertas kerja, notulen meeting, laporan periodik, atau data yang diprint/copy atau di-

download (dari di-backend) sistem komputer.

Page 43: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

27

Pada umumnya bukti awal (initial evidence) bisa berupa salah

satu dari kategori diatas, yaitu bisa dari hasil penggalian oleh auditor

sendiri (verifikasi fisik, analisis data, interview/intelligence) atau hasil

informasi (pengaduan) yang diterima oleh auditor.

Keputusan utama yang dihadapi para auditor adalah menentukan

jenis dan jumlah bukti audit yang tepat untuk dikumpulkan agar dapat

memberikan keyakinan yang memadai bahwa berbagai komponen dalam

laporan keuangan serta dalam keseluruhan laporan lainnya telah disajikan

secara wajar. Keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dibagi

ke dalam empat jenis keputusan20

, yaitu :

- Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan.

- Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur

tertentu.

- Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi.

- Kapankah berbagai prosedur itu akan dilakukan.

2. Prosedur Audit

Prosedur audit adalah tindakan yang dilakukan atau metode yang

digunakan oleh auditor untuk mendapatkan atau mengevaluasi bukti

audit. Berikut adalah prosedur yang biasa dilakukan dalam kegiatan

audit21

:

20

Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley, Auditing dan Pelayanan

Verifikasi Pendekatan Terpadu, hal. 242 21

Sofyan Syafri Harahap, Auditing Kontemporer, Jakarta : Erlangga, 1994, hal. 150.

Page 44: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

28

a) Pemeriksaan fisik, yaitu prosedur yang dilakukan dengan cara

melihat, menghitung dan mengenal langsung jumlah pos/barang

seperti menghitung kas, melihat bangunan, melihat pabrik,

menghitung persediaan barang, dan lain-lain.

b) Konfirmasi, merupakan bentuk pertanyaan yang disampaikan

dalam bentuk tertulis oleh auditor kepada pihak lain di luar

perusahaan yang berhak untuk memberikan informasi. Pihak yang

ditanya harus dapat dipercaya dan tidak memihak. Prosedur

konfirmasi ini biasanya dijadikan sebagai pengganti prosedur

pemeriksaan fisik. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk

memeriksa kewajaran piutang dan hutang, memeriksa jumlah

persediaan yang ada di gudang pihak ketiga seperti barang

konsinyasi, surat berharga yang ada di bank, dan lain-lain.

c) Inspeksi, yaitu prosedur memeriksa, melihat dokumen.

d) Vouching : proses pemeriksaan apakah catatan pembukuan dan

jumlah yang terdapat dalam buku didukung atau tidak oleh

dokumen yang sah.

e) Tracing (menelusuri) : adalah kebalikan dari vouching.

Pemeriksaan dimulai dari bukti sampai kepada buku catatan.

f) Recomputation : disebut juga recalculating, recounting, atau

reperformance. Prosedur ini adalah dengan menghitung kembali

daftar-daftar yang diserahkan klien. Contoh, apakah perhitungan

biaya penyusutan sudah benar dan dicatat dengan benar.

Page 45: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

29

g) Scanning : melihat buku atau tabel-tabel data cera sepintas unruk

melihat kemungkinan adanya transaksi/hal-hal yang tidak biasa

atau yang tidak konsisten.

h) Inquiry (tanya jawab).

i) Observasi.

j) Prosedur pemeriksaan Analitis yaitu pembuatan analisis yang

sistematis dengan jalan membanding-bandingkan,

menghubungkan informasi yang satu dengan informasi yangsatu

dengan informasi yang lain baik yang berasal dari dalam maupun

luar perusahaan.

C. Surprise Audit

Sebagai upaya mengoptimalkan pendeteksian fraud, Bank Indonesia

menjadikan surprise audit sebagai salah satu upaya pendeteksian fraud pada

lembaga perbankan. Surprise Audit terdiri dari kata Surprise dan Audit. Kata

surprise berasal dari bahasa Inggris yang berarti sesuatu yang tidak diberitahu

kepada orang lain22

. Dalam bidang Audit, Surprise Audit adalah proses audit

yang dilakukan secara tiba-tiba tanpa memberikan pemberitahuan kepada

obyek audit bahwa akan diadakan audit.

22

John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2006, hal. 571.

Page 46: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

30

Sasaran dari Surprise audit adalah setiap sektor yang rawan terjadi

fraud. Setidaknya ada tiga obyek yang dapat menjadi pertimbangan dalam

melakukan surprise audit karena tingkat kerawanan risiko fraud itu sendiri23

,

Yaitu :

1) Transparansi Sistem

Sistem kerja yang tidak transparan (terbuka) merupakan peluang emas

bagi pelaku kecurangan. Keterbatasan akses dari luar unit akan

membatasi pengawasan dan pemberian masukan terhadap unit

bersangkutan membuat pelaku lebih leluasa dalam memanipulasi sistem.

Karena itu biasanya pelaku kecurangan tidak lain adalah “orang dalam”

atau setidaknya melibatkan orang yang memiliki otoritas atas akses

sistem tersebut. Pelaku kecurangan sering menjadikan unit kerja yang

“basah” sebagai sasarannya. Di antara unit kerja tersebut adalah :

a) Pembelian barang atau jasa.

b) Pengeluaran kas dan biaya rutin.

c) Pengeluaran berbasis proyek/event.

d) Penagihan kewajiban dari pelanggan, khususnya yang kurang

lancar (bermasalah atau bed debt).

e) Pengeluaran aset fisik (inventory atau aset fisik).

2) Konsentrasi Aset dan Biaya

Berbeda dengan unit sebelumnya, pada unit Aset dan Biaya para pelaku

sudah menargetkan terlebih dahulu sebelum beraksi. Satu-satunya alasan

23

Hennie Van Greuning dan Zamir Iqbal, Analisis Risiko Perbankan Syariah, hal. 63.

Page 47: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

31

yang menjadikan unit ini rentan terhadap kecurangan adalah karena

jumlah nilainya yang besar. Jumlah aset yang relatif banyak memberikan

kemudahan dalam melakukan kecurangan tanpa segera diketahui.

Misalnya barang inventory, aset tetap tertentu (kursi kerja, brankas,

dsb), dan persediaan kantor tertentu (buku, telepon, kertas). Alokasi

anggaran yang relatif besar membuka peluang untuk melakukan

manipulasi (mark up) biaya. Misalnya anggaran terkait proyek. Nilai

barang yang relatif tinggi, yang bila berhasil memiliki dan menjualnya

“di bawah harga pasar” tetap dapat memberikan keuntungan yang besar.

Misalnya peralatan komputer dan peralatan laboratorium.

3) Integritas SDM dan Keseimbangan Organisasi

integritas SDM diuji saat dihadapkan pada kondisi terbukanya peluang

dan adanya dorongan untuk melakukan kecurangan. Namun, faktor

pendorong tidak hanya dapat berasal dari dalam diri pelaku saja

melainkan dari berbagai faktor eksternal. Diantaranya adalah lingkungan

organisasi kerja. Faktor dorongan dari diri SDM dan lingkungan

organisasi kerap menjadi pemicu yang saling melengkapi ketika

seseorang melakukan kecurangan.

Perilaku fraud dapat terjadi pada siapa saja yang terlibat di dalam

perusahaan, mulai dari pegawai biasa sampai dengan jajaran direksi

manajemen perusahaan. Karena pendeteksian fraud tidak mudah dilakukan,

maka program whistleblowing system saja tidak cukup. Terlebih pada jajaran

atas manajemen perusahaan.

Page 48: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

32

Menurut Anika Faisal selaku pengamat perbankan dari Perhimpunan

Bank-bank Umum Nasional24

, program whistleblowing adalah kunci

banyaknya pengungkapan tindakan kecurangan dalam sebuah bank. Namun

sayangnya program ini tidak memiliki prospek, karena dalam kasus-kasus

besar yang melibatkan pencurian keuangan negara yang dilakukan oleh para

konglomerat termasuk pemilik bank melalui perbankan, sebagian besar tidak

terdeteksi. Karyawan atau eksekutifnya pun tidak akan mau melaporkannya.

Untuk menutupi kekurangan tersebut maka perusahaan menerapkan

strategi pendeteksian fraud melalui program surprise audit atau audit

dadakan. Berbeda dengan whistleblowing system, Anika Faisal menilai bahwa

program surprise audit memiliki prospek yang baik. Dengan adanya audit

dadakan, orang yang melakukan kecurangan, belum dan sedang melakukan

proses penghilangan barang-barang bukti atau sedang melakukan penyesatan-

penyesatan laporan keuangan bisa diketahui saat melalui investigasi audit

dadakan25

.

1. Tujuan Surprise Audit

Menurut Sam Bowercraft dan david Hammarberg (2013)26

, tujuan

dari diadakannya surprise audit adalah :

24

Edi Fauzi, Prospek Efektivitas Strategi Anti Fraud Bank Indonesia (2011) Sebagai

Bentuk Pencegahan kejahatah Perbankan, hal. 76. 25

Edi Fauzi, Prospek Efektivitas Strategi Anti Fraud Bank Indonesia (2011) Sebagai

Bentuk Pencegahan kejahatah Perbankan, hal. 78 26

Diakses pada Kamis, 19 Mei 2016. Dikutip dari http://www.macpas.com/fraud-prevention-and-detection-webinar/.

Page 49: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

33

a) untuk mengevaluasi tanpa memberikan pemberitahuan dari

tinjauan/pemeriksaan sehingga persiapan tidak dapat dilakukan

oleh auditee (sasaran audit)

b) untuk mengkonfirmasi kesiapan operasional sebenarnya dari area

proses.

c) audit adalah strategi deteksi.

d) kemungkinan audit merupakan strategi pencegahan.

2. Manfaat Surprise Audit

Manfaat dari adanya surprise audit diantaranya adalah

meningkatkan kesiapan pegawai. Karena audit ini diadakan secara

mendadak, maka setiap pegawai harus siap setiap saat untuk menghadapi

kemungkinan adanya pelaksanaan audit secara tiba-tiba. Selain itu

praktik fraud lebih sering tertangkap basah melalui strategi surprise audit

ini.

Page 50: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

34

3. Pelaksanaan Surprise Audit

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Try Bagus27

,

pelaksanaan surprise audit pada Bank X telah dijadwalkan untuk

dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam satu tahun. Namun, pelaksanaan

surprise audit ini dapat lebih dari satu kali dalam setahun apabila pihak

manajemen Bank X dalam hal ini direksi dan dewan komisaris,

menginstruksikan divisi audit internal untuk melakukan surprise audit

tambahan tersebut. Adapun audit yang dilakukan adalah dengan meneliti

kesesuaian pelaksanaan operasional dengan SOP bagi divisi atau unit

kerja yang diaudit.

D. Bank dan Bank Syariah

Dr. B.N. Ajuha menyatakan bahwa Bank adalah suatu tempat untuk

menyalurkan modal dari mereka yang tidak mampu menggunakan secara

menguntungkan kepada mereka yang dapat membuatnya lebih produktif

untuk keuntungan masyarakat28

. Sedangkan berdasarkan Undang-Undang RI

No. 7 Tahun 1992 Bab I Pasal 1.1, bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat guna meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak29

.

27

Try Bagus Harminto, Tinjauan Yuridis Atas Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi Bank

Umum Sebagai Upaya Pencegahan Terjadinya Fraud Dalam Perkreditan Oleh Bank X, Depok,

Universitas Indonesia : 2012, hal. 92. 28

Diakses pada tanggal 26 Februari 2016 dari www.informasiana.com 29

Faisal Afif dkk., Strategi dan Operasional Bank, Jakarta : PT. Eresco, 1996, hal. 4

Page 51: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

35

Dengan demikian, dapat disimpulkan peranan bank dalam masyarakat

adalah sebagai :

- Penghimpun dana dari masyarakat

- Penyalur dana dalam bentuk kredit

- Memperlancar dalam transaksi perdagangan yang dilakukan oleh

masyarakat.

Seiring perkembangan dunia perbankan, kini perbankan Indonesia

menganut dual banking system yakni perbankan konvensional dan perbankan

syariah. Menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan Syariah

disebutkan bahwa Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan

usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank

Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Bank Syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada

hukum Islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun

tidak membayar bunga kepada nasabah30

. Bank syariah sebagai lembaga

bisnis yang berjalan berdasarkan prinsip syariah tidak boleh diarahkan untuk

menghasilkan laba yang maksimum. Sebagai sebuah lembaga bisnis, bank

syariah harus diarahkan untuk mencapai kesejahteraan bersama di dunia dan

di akhirat.

30

Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011, hal. 32

Page 52: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

36

1. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Dalam beberapa hal, bank syariah memiliki beberapa persamaan

dengan bank konvensional. Seperti pada sisi teknis penerimaan uang,

persyaratan pengajuan kredit, dan sistem transfer. Namun, di sisi lain

bank syariah juga memiliki perbedaan mendasar dengan bank

konvensional. Perbedaan tersebut adalah :

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional31

No. Aspek Bank Syariah Bank Konvensional

1 Falsafah Tidak berdasarkan bunga,

spekulasi dan ketidakjelasan Berdasarkan bunga

2 Operasional

Dana masyarakat berupa

titipan dan investasi baru akan

mendapatkan hasil jika

diusahakan terlebih dahulu.

Pada sisi penyaluran, dana

tersebut disalurkan pada sektor

yang halal dan

menguntungkan.

Dana masyarakat

berupa simpanan yang

harus dibayar

bunganya pada saat

jatuh tempo. Pada sisi

penyalurannya, aspek

halal tidak tidak

menjadi pertimbangan

utama.

3 Sosial

Aspek sosialnya dinyatakan

dengan eksplisit dan tegas yang

tertuang dalam visi dan misi

perusahaan.

Aspek sosialnya tidak

tersirat secara tegas.

4 Organisasi

Bank syariah harus memiliki

Dewan Pengawas Syariah

(DPS)

Tidak terdapat dewan

sejenis.

31

Amir Machmud, dan Rukmana, Bank Syariah :Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di

Indonesia, Jakarta : Erlangga, 2010, Hal. 11

Page 53: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

37

2. Divisi Anti Fraud Pada Bank Syariah

Untuk meningkatkan efektivitas pengendalian internal, setiap bank

diharuskan membentuk unit khusus pengendalian fraud32

.

Pertanggungjawaban unit ini dilakukan langsung kepada direktur utama.

Sedangkan untuk fungsi pengawasan, unit ini berada langsung di bawah

pengawasan dewan komisaris.

Divisi anti fraud beroperasi secara independent. Hal ini ditujukan

untuk menjaga obyektivitas dari penilaian audit terhadap kondisi perusahaan.

Struktur dari unit anti fraud pada setiap bank berbeda-beda, sesuai dengan

kebijakan perusahaan. Seperti misalnya divisi anti fraud pada Bank Syariah

Mandiri yang terdiri dari auditor internal, komite audit, dan dewan komisaris

selaku pengawas dan pembentuk kebijakan terkait penanganan fraud.

Selain itu ada auditor eksternal yang juga berperan dalam upaya

pendeteksian kecurangan (fraud). Dengan adanya auditor eksternal

diharapkan dapat mendeteksi fraud yang sebelumnya tidak dapat terdeteksi

oleh auditor internal. Tujuan dari pembentukan divisi ini adalah untuk

meningkatkan efektivitas pengendalian internal perusahaan melalui

pengendalian fraud.

32

Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/28/DPNP Tanggal 9 Desember 2011 Perihal

Strategi Anti Fraud Bagi Bank Umum.

Page 54: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

38

Semakin baik pengendalian fraud suatu perusahaan, maka semakin

baik pula kinerja perusahaan. Selain itu, adanya praktik fraud pada bank

syariah akan menyebabkan berkurangnya kredibilitas bank syariah di mata

publik. Terlebih dengan landasan dari bank syariah itu sendiri yang tidak lain

adalah syariat Islam dan hukum positif. Tidak hanya bank syariah saja yang

akan diragukan kredibilitasnya oleh publik, namun juga dapat berdampak

pada LKS lainnya. Karena itu keberadaan divisi anti fraud sangat krusial bagi

bank syariah.

Page 55: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti

adalah instrumen kunci33

. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data

yang mendalam, sehingga hasil penelitian diharapkan dapat mencermikan

keadaan yang sesungguhnya dari obyek penelitian. Jenis penelitian kualititatif

lebih ditekankan untuk meneliti permasalahan dalam bidang sosial dan

budaya. Dalam hal ini adalah kondisi bank syariah dalam upaya pendeteksian

fraud melalui metode surprise audit. Obyek penelitian dalam penelitian ini

adalah penerapan surprise audit pada Bank Syariah Mandiri (BSM),

sedangkan subjek penelitiannya adalah divisi anti fraud pada BSM. Divisi

anti fraud BSM terdiri dari divisi audit intern, komite audit, dan dewan

komisaris.

Untuk jenis datanya, penelitian ini menggunakan data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara pihak

manajemen anti fraud pada BSM. Sedangkan data sekunder merupakan data

pendukung dari data primer dalam mendeskripsikan hasil penelitian yang

berupa buku, jurnal, laporan tahunan pelaksanaan Good Corporate

Governance (GCG), Peraturan Bank Indonesia, dan lain-lain.

33

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta, 2010, hal. 14

Page 56: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

40

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya34

. Berdasarkan

arti karakteristiknya, Populasi dalam penelitian ini adalah divisi anti fraud pada

Bank Syariah Mandiri (BSM) yang terdiri dari Divisi Audit Intern, Komite

Audit dan Dewan Komisaris. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini

adalah staf divisi audit intern BSM pada bagian audit investigasi.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel

berdasarkan pada karakteristik tertentu. Purposive sampling merupakan bagian

dari nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama

bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah penelitian

lapangan (field research) dan studi kepustakaan (library research). Penelitian

lapangan dilakukan melalui survei langsung ke Kantor Internal Audit Group

(IAG) Bank Syariah Mandiri untuk mendapatkan data yang dibutuhkan

melalui interview (wawancara) dan studi dokumentasi.

34

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, hal. 115.

Page 57: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

41

Wawancara adalah pengumpulan data dengan bertanya langsung

kepada responden35

. Responden dalam penelitian ini adalah staf divisi audit

intern Bank Syariah Mandiri (BSM) pada bagian investigasi. Auditor

investigator bertugas melakukan audit khusus terkait dugaan adanya fraud.

Divisi audit intern BSM berjumlah 62 orang yang di dalamnya terdapat 9

orang auditor investigator. Untuk sampel dalam penelitian ini, penulis

melakukan wawancara terhadap tiga orang auditor investigator.

Studi dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mempelajari

catatan-catatan dan dokumen-dokumen perusahaan terkait data yang

diperlukan, yakni tentang fraud. Studi pustaka (library research) dilakukan

melalui pencarian literatur-literatur yang berupa dokumen-dokumen, hasil

riset, artikel, dan sejenisnya guna mendukung pembuktian kebenaran masalah

dalam penelitian.

D. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang berusaha memaparkan hasil penelitian

secara obyektif melalui penggambaran kondisi obyek penelitian berdasarkan

data-data dan teori terkait. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif

dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu. Menurut Miles and Huberman

(1984), langkah-langkah analisis data kualitatif adalah sebagai berikut36

:

35

Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta:

Gramata Publishing, 2013, hal.83. 36

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Hal. 430.

Page 58: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

42

1. Pengumpulan Data

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung selama proses

pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data. Ketika

informasi yang didapat peneliti selama proses wawancara dirasa kurang

memuaskan, maka peneliti dapat menggali informasi lebih dalam melalui

pengembangan pertanyaan wawancara sesuai dengan tema penelitian.

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses perangkuman data yang didapat dari

hasil pengumpulan data. Pada tahap ini dilakukan pemilihan data pokok

dan memfokuskan pada data penting terkait obyek penelitian. Pada tahap

ini juga dilakukan pemisahan data yang tidak diperlukan dalam

penelitian.

3. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan

sejenisnya. Menurut Miles and Huberman (1984), penyajian data yang

paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah melalui teks

yang bersifat naratif.

4. Kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan dapat memberikan

temuan baru terkait obyek penelitian yang sebelumnya belum pernah ada.

Kesimpulan merupakan bentuk verifikasi dari dugaan sementara yang

diungkapkan pada tahap awal penelitian.

Page 59: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

43

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data Kualitatif

Sumber : Sugiyono (2010)

E. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kantor Internal Audit Group (IAG) Bank

Syariah Mandiri di Jl. Surabaya No.58, Menteng, Jakarta Pusat, Indonesia.

F. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian

Penulis menggunakan buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2012 sebagai acuan

penulisan laporan penelitian37

.

37 Penulis adalah mahasiswa Passing Out dari Fakultas Syariah dan Hukum ke Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Display Data

Kesimpulan/

Verifikasi

Page 60: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri

Sesuai dengan namanya, Bank Syariah Mandiri atau yang biasa

disebut BSM adalah anak perusahaan dari Bank Mandiri. BSM didirikan pada

tanggal 26 Oktober 1999 dan mulai resmi beroperasi pada tanggal 1

November 1999. Gagasan pendirian BSM bermula dari melihat ketahanan

Bank Muamalat Indonesia yang pada saat itu adalah satu-satunya bank

syariah di Indonesia, terhadap krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada

tahun 1997-1998. Pendirian BSM juga dilakukan sebagai respon atas

diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998 yang memberi peluang bank umum

untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

Bank Syariah Mandiri adalah bank syariah terbesar di Indonesia. Kini

BSM telah memiliki 864 kantor yang tersebar di 33 provinsi di seluruh

Indonesia dengan total 355.245 unit ATM38

. Pada tahun 2015, nilai aset BSM

mencapai Rp70.369.708.944.091,-39

. Jumlah ini terus mengalami

pertumbuhan dari tahun ke tahun. Pada Juli 2016, jumlah asetnya meningkat

menjadi Rp74.214.014.000.000,- 40.

38

Dikutip dari : https://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profil-

perusahaan/profilperusahaan-profilperusahaan/ 39

Laporan keuangan tahunan Bank Syariah Mandiri tahun 2015. 40

Laporan Keuangan Publikasi (bulanan) Neraca PT. Bank Syariah Mandiri per Juli 2016.

Page 61: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

45

Berikut adalah grafik pertumbuhan aset BSM selama kurun waktu 5

tahun terakhir :

Gambar 4.1

Pertumbuhan Aset Bank Syariah Mandiri (BSM) periode 2011-2016

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT. Bank Syariah Mandiri

Pada tahun 2015, BSM menerima penghargaan sebagai “The Best

Islamic Bank in Indonesia” (versi Asiamoney Islamic Bank Award). BSM juga

telah mengikuti program CGPI (Corporate Governance Perception Index)

yang diselenggarakan oleh IICG (The Indonesian Institute Corporate

Governance) yang merupakan program riset dan pemeringkatan pelaksanaan

GCG di Indonesia sejak tahun 2012 sampai tahun 2015. Selama empat periode

(periode penilaian tahun 2011-2014), keikutsertaan BSM dalam program ini

mendapatkan predikat perusahaan “The Most Trusted Company”. Pencapaian

predikat ini menunjukkan komitmen BSM dalam mengimplementasikan GCG

secara berkelanjutan.

Setiap perusahaan pasti memiliki berbagai resiko yang harus dihadapi,

terutama bagi perusahaan yang bergerak di sektor keuangan. Salah satu resiko

tersebut adalah resiko fraud. Dengan adanya kasus fraud yang terjadi di Bank

0

20,000,000,000,000

40,000,000,000,000

60,000,000,000,000

80,000,000,000,000

Ase

t

Pertumbuhan Aset Bank Syariah Mandiri (BSM)

Jumlah Aset

Page 62: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

46

Syariah Mandiri Cabang Bogor pada tahun 2012 menyebabkan berkurangnya

integritas BSM di mata sebagian orang, khususnya calon nasabah yang masih

awam mengenai berbagai resiko yang dihadapi lembaga perbankan dalam

menjalankan kegiatan usahanya.

Dalam dunia perbankan, resiko kerugian selalu ada di setiap lini bisnis.

Resiko fraud adalah salah satunya. Fraud dapat menyebabkan kerugian yang

tidak sedikit. Untuk mengendalikan resiko ini, Bank Syariah Mandiri

menerapkan strategi anti fraud agar tidak ada kasus bogor kasus bogor

selanjutnya di masa yang akan datang. Salah satu poin penting dalam strategi

anti fraud adalah tahap pendeteksian fraud, yakni tahap menemukan adanya

fraud. Selanjutnya penulis akan memaparkan mengenai strategi pendeteksian

fraud pada Bank Syariah Mandiri.

B. Strategi Pendeteksian Fraud Bank Syariah Mandiri

Mengacu pada Surat Edaran BI No.13/28/DPNP Perihal Strategi Anti

Fraud bagi Bank Umum, Bank Syariah Mandiri (BSM) menerapkan kebijakan

dan mekanisme whistleblowing system, surprise audit dan surveillance system

sebagai strategi pendeteksian fraud. Whistleblowing system ditujukan untuk

meningkatkan efektifitas pengendalian fraud melalui pengungkapan laporan

indikasi fraud. Seluruh pegawai/pejabat BSM wajib melaporkan setiap dugaan

tindakan penyimpangan yang terjadi di lingkungan kerjanya. Untuk

penyampaian laporan pelanggaran dapat dilakukan melalui berbagai sarana

whistleblowing system berupa email pengaduan, website, SMS, sarana

Chatting, Surat, telepon, dan sebagainya.

Page 63: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

47

Laporan harus disertai dengan bukti-bukti yang mendukung atau

bahkan menunjukkan bahwa pihak yang dilaporkan memang telah melakukan

fraud. Laporan tidak boleh dilakukan hanya karena sekedar alasan like or

dislike (masalah pribadi). Berdasarkan laporan tersebut kemudian auditor akan

melakukan pemeriksaan dalam rangka pengecekan atas kebenaran laporan

adanya fraud di unit bersangkutan.

Surprise audit difokuskan pada area atau divisi yang rawan terhadap

fraud, sedangkan surveillance system adalah sebuah sistem yang digunakan

untuk mendeteksi adanya ketidakwajaran dalam setiap transaksi, khususnya

transaksi harian. Surveillance system adalah sebuah tools yang secara otomatis

akan menunjukkan tanda-tanda jika telah terjadi anomali dalam transaksi.

Walaupun anomali tersebut belum tentu menunjukkan adanya fraud, namun hal

ini dapat menjadi red flag atau peringatan dini terhadap fraud, karena setiap

fraud pasti diawali dengan adanya red flag. Sistem ini hanya ada di unit audit

dan unit risk based.

C. Penerapan Surprise Audit Pada Bank Syariah Mandiri

Proses dan tahapan audit pada Bank Syariah Mandiri dilakukan sesuai

dengan ketentuan pelaksanaan manual instruksi kerja yang ada pada Standar

Operating System (SOP) internal audit Bank Syariah Mandiri yang merujuk

pada standar internasional ISO 9001:2008. Beberapa aktivitas pemeriksaan

dalam pelaksanaan audit harus dilakukan dengan metode surprise audit.

Berikut adalah karakteristik dari surprise audit :

Page 64: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

48

Surprise audit merupakan pemeriksaan secara mendadak yang

dilakukan oleh tim audit dengan tujuan :

1. Meyakini bahwa jumlah fisik uang/barang yang ada sesuai dengan

pencatatan /administrasi secara sistem maupun manual.

2. Memastikan bahwa petugas cabang tidak melakukan praktek

overservice kepada nasabah, seperti menerima penitipan bilyet, buku

tabungan dan ATM nasabah.

3. Memastikan bahwa pengamanan terhadap sarana kerja telah memadai.

4. Meminimalisir peluang terjadinya rekayasa kondisi.

5. Mengidentifikasi dan mencegah terjadinya fraud secara dini.

Pemeriksaan dengan metode surprise audit dilakukan terhadap

seluruh unit kerja (termasuk konter layanan priority), terutama pada aktivitas :

1. Cash count terhadap uang dalam khasanah dan cash box teller.

2. Cash count terhadap uang dalam mesin ATM.

3. Cash count terhadap kas kecil.

4. Stock opname surat berharga (deposito, Cek/BG, buku tabungan dan

bukti kepemilikan asset).

5. Stock opname kartu ATM dan PIN Mailer.

6. Stock opname jaminan.

7. Pengecekan pelayanan dan pengamanan lingkungan kerja dengan

melakukan pemeriksaan terhadap meja kerja, laci dan cash box Teller,

Customer Service (CS) maupun Personal Relationship Officer (PRO).

Page 65: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

49

Pemeriksaan terhadap ketujuh unit kerja diatas adalah cara paling

mudah untuk mendeteksi adanya fraud. Melalui pemeriksaan tersebut auditor

dapat langsung menemukan ketidaksesuaian/penyimpangan. Termasuk pada

bagian pembiayaan, jika memang ada yang mencurigakan pada data nasabah

pengajuan/penerima pembiayaan, maka auditor akan melakukan pemeriksaan

lebih lanjut terhadap pembiayaan tersebut tanpa diketahui oleh staf bagian

pembiayaan dan juga nasabah bersangkutan.

Seluruh pemeriksaan diatas dilakukan pada saat pelaksanaan general

audit (audit rutin). Pemeriksaan pada audit rutin tidak hanya dilakukan pada

bagian operasional/cabang saja. Kegiatan audit rutin dilakukan pada empat

segmen yang terdiri dari Head Office Audit, Wholesale Audit, Retail and

Cunsomer Audit, dan IT Audit. Selain diterapkan pada pelaksanaan general

audit, metode surprise audit juga diterapkan pada audit khusus dan audit

kasus. Audit khusus adalah audit dengan lingkup (coverage) terbatas/khusus

yang dilakukan karena adanya ketentuan/regulasi yang mewajibkan, seperti

adanya indikasi penyimpangan prosedur, munculnya kendala yang

mengganggu kinerja dan pengendalian operasional, atau pemeriksaan lebih

lanjut atas suatu hasil audit rutin sebelumnya. Audit kasus

(Fraudulence/Investigative audit) adalah audit khusus (lingkup terbatas) yang

dilakukan terhadap tindakan penyelewengan/penyimpangan yang

menimbulkan kerugian terealisasi dengan indikasi kecurangan (fraudulence)

dan/atau hal-hal yang terkait dengan pelanggaran terhadap Code of Conduct,

Peraturan Perusahaan, atau Prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Page 66: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

50

Kedua jenis audit tersebut adalah sebagai respon dari adanya indikasi

hal-hal yang dapat mengganggu pengendalian operasional perusahaan dan

berpotensi menimbulkan kerugian. Karena itu, perusahaan perlu melakukan

audit pada bagian tertentu berdasarkan indikasi yang terdapat dalam laporan.

Audit rutin dilakukan untuk me-review kecukupan internal control,

sedangkan audit khusus/kasus dilakukan pada saat indikasi

penyimpangan/fraud sudah disertai dengan data-data atau dokumen yang kuat

yang menjelaskan bahwa obyek laporan ada indikasi adanya fraud.

1. Pelaksanaan Audit

Pelaksanaan kegiatan audit rutin mengacu pada program audit

tahunan yang sebelumnya sudah disusun oleh tim audit berdasarkan data

historis periode sebelumnya. Untuk pelaksanaan audit khusus atau kasus

dilaksanakan sesuai dengan permintaan Dewan Komisaris dan atau

Direktur utama atau adanya keadaan khusus terkait kebutuhan audit.

Untuk memudahkan tim audit dalam melakukan audit, Divisi Audit

Intern (DAI) BSM menggunakan IDEA (Interactive Data Analysis

Software) sebagai alat audit. IDEA adalah sebuah software yang dapat

digunakan untuk membuat rekonsiliasi, pendeteksian dan investigasi

kecurangan, internal/operational audit, pemindahan file, mempersiapkan

laporan manajemen dan analsisis-analisis lainnya, termasuk untuk

menelusuri security log.

Page 67: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

51

Pelaksanaan kegiatan audit dilakukan sesuai dengan prosedur

pelaksanaan audit. Berikut adalah prosedur pelaksanaan audit pada

kegiatan audit rutin :

a. Pre-Audit

Pre-audit adalah perencanaan/persiapan yang dilakukan

auditor sebelum melaksanakan suatu penugasan audit dengan

melakukan penelitian pendahuluan secara metodologis kemudian

menyajikannya secara tertulis dan sistematis, agar auditor

memperoleh deskripsi umum tentang tujuan audit, obyek dan

lingkup audit, personil dan sasaran yang dibutuhkan. Sehingga

proses audit dapat dilakukan dengan efektif dan efisien sesuai

sasaran mutu yang telah ditetapkan.

b. Pelaksanaan Audit

Proses pemeriksaan/audit lapangan yang dilakukan oleh tim

audit sesuai dengan perencanaan audit (pre-audit) yang telah

disusun, untuk memperoleh/mengumpulkan bukti-bukti obyektif

yang memadai, kompeten dan relevan sebagai dasar memberikan

opini terhadap obyektivitas pengendalian intern auditee dan

rekomendasi perbaikan operasional kepada manajemen bank.

Auditor bertugas melakukan pemeriksaan audit mengacu

pada program audit yang telah disusun. Hasil pemeriksaan

dibuatkan laporan tertulis yang disebut dengan Catatan Audit

(Audit Notes), baik itu kesesuaian data atau pun

Page 68: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

52

kelemahan/penyimpangan di unit kerja. Jika memang ditemukan

adanya penyimpangan/kelemahan, maka laporan harus disertai

bukti-bukti yang valid. Setiap temuan audit akan ditindaklanjuti

saat itu juga. Jika ada catatan audit yang belum dapat diselesaikan,

maka catatan tersebut akan dipantau penyelesaiannya sesuai waktu

yang ditentukan.

Ketua Tim menyusun laporan sementara (progress report),

melakukan review terhadap catatan audit dan Kertas Kerja Audit

(KKA), dan memastikan bahwa Laporan Hasil Audit (LHA) telah

disusum secara akurat dan obyektif.

Kepala Bagian bertugas melakuan review kesesuaian

pelaksanaan audit dengan pre-audit, mendokumentasikan seluruh

instruksi atau arahan dari supervisor kepada tim audit dan dari

ketua tim kepada auditor secara tertulis dalam KKA, dan menyusun

ringkasan hassil audit untuk disampaikan kepada direktur utama.

c. Pelaporan Hasil Audit

Pelaporan Hasil Audit merupakan proses penyusunan dan

penyampaian hasil pemeriksaan /audit atas unit-unit kerja kepada

para pihak yang berkepentingan terhadap hasil audit, sesuai standar

pelaporan dan ketentuan yang ditetapkan dalam Standar

Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB).

Page 69: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

53

d. Pemantauan Hasil Audit

Merupakan proses monitoring terhadap tindak lanjut auditee

dan unit-unit kerja pembina sistem atas temuan hasil audit yang

belum diselesaikan dan disposisi direksi atas hasil audit untuk

memastikan bahwa permasalahan yang ada telah diselesaikan dan

risiko telah diminimalisasi.

Untuk pelaksanaan audit khusus/kasus, prosedurnya sama dengan

prosedur pelaksanaan audit rutin. Hanya saja obyek, lingkup dan sasaran

audit pada kegiatan audit khusus disesuaikan dengan keterangan pada

laporan atau instruksi yang diterima oleh Kepala Divisi.

2. Hasil Audit

Hasil pelaksanaan audit akan dituangkan dalam Laporan Hasil

Audit (LHA). Berdasarkan kegiatannya, Laporan Hasil Audit dibagi ke

dalam dua jenis. LHA atas kegiatan general audit dan LHA atas kegiatan

audit khusus. Berikut adalah pemaparan lengkap dari keduanya :

a. Laporan Hasil Audit kegiatan General Audit

Pada LHA general audit memaparkan tentang kondisi auditee

terkait kewajaran posisi keuangan, ketaatan pada peraturan, penilaian

tentang daya guna dan kehematan dan penilaian tentang hasil guna atau

manfaat yang direncanakan dari suatu kegiatan atau program.

1. Kewajaran penyusunan aporan keuangan, apakah telah sesuai dengan

prinsip-prinsip akuntansi dan ketentuan yang ditetapkan.

Page 70: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

54

2. Kewajaran pengendalian teknologi sistem operasi, apakah telah sesuai

dengan aturan pengamanan yang telah ditetapkan.

3. Hasil upaya pencapaian target usaha yang ditetapkan dengan

penonjolan aktivitas transaksi yang dominan, serta langkah-langkah

yang dilakukan.

4. Pengendalian operasional, apakah telah tertib, efisien an efektif,

dengan memberikan informasi penyebab penyimpangan ketaatan kerja

yang dominan.

5. Tingkat efisiensi/efektivitas, apakah lebih baik/rendah dari rata-rata

bank.

Berdasarkan kesimpulan hasil audit maka kemudian akan

dibuat rekomendasi yang dapat diterima serta memungkinkan untuk

dilaksanakan oleh Cabang dan bersifat konstruktif untuk perbaikan

kerja yang akan datang.

b. Laporan Hasil Audit Kegiatan Audit Khusus

Audit khusus dan/kasus didasarkan atas persetujuan Kepala

Divisi Audit Intern (DAI). Laporan Hasil Audit Khusus dibuat

berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dan didukung

dengan bukti-bukti yang kuat. Laporan Hasil Audit Khusus dibuat

oleh Tim Audit yang disupervisi oleh Kepala Bagian dengan

persetujuan Kepala Divisi.

Laporan Hasil Audit (LHA) akan digunakan sebagai data historis yang

akan menjadi acuan dan akan digunakan untuk penyusunan program audit di

Page 71: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

55

periode selanjutnya. LHA juga menjadi acuan perbaikan sistem pada internal

control Bank Syariah Mandiri. Auditor akan mengkaji dan menindaklanjuti

setiap temuan di lapangan dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan

kebijakan internal BSM.

3. Pelaksana Surprise Audit

Pelaksana surprise audit berbeda-beda berdasarkan ruang

lingkupnya. Pada kegiatan general audit, maka pelaksananya adalah staf

general audit. Kemudian pada pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan

adanya pelaporan indikasi fraud, maka pelaksananya adalah divisi audit

khusus yang terdiri dari auditor investigator.

Dalam struktur organisasi internal audit, auditor dibagi ke dalam

tujuh kanwil. Ketujuh kanwil tersebut adalah :

a) Consumer audit

b) Retail audit

c) Wholesale audit

d) Special audit

e) Head office

f) IT audit

g) Development and Counterpart Audit (DCA)

Dari ketujuh kanwil di atas, consumer dan retail audit adalah yang

bertugas melakukan pemeriksaan terhadap kantor cabang dalam setiap

kegiatan general audit. Kelima kanwil lainnya melakukan audit di luar

kantor cabang. Seperti pada Head Office Audit yang akan mengaudit

Page 72: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

56

kantor pusat dan special audit yang akan melakukan pemeriksaan

berdasarkan adanya laporan indikasi fraud, mereka dapat melakukan audit

terhadap unit manapun baik cabang maupun pusat sesuai keterangan yang

ada pada laporan.

Gambar 4.2

Struktur Internal Control Audit terhadap Cabang

Sumber : Data diolah

Berdasarkan gambar diatas, Surprise audit tidak hanya dilakukan

oleh staf auditor saja, namun juga dilakukan oleh kepala cabang dan staf

kantor regional BSM. Mereka adalah first and second line dalam unit

kontrol pengawasan unit cabang. Kepala cabang dan staf kantor regional

dapat melakukan pemeriksaan mendadak bila memang diperlukan.

Third line

•Special Audit (Investigator)

Second line

•RBC (Regional Business Control)

First line

•Kepala Cabang

Page 73: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

57

pendeteksian fraud dalam hal ini adalah pada bagian operasional

dilakukan secara berlapis. Fraud dapat terdeteksi oleh kepala cabang yang

ada pada first line. Ketika fraud tidak terdeteksi oleh first line, maka akan

terdeteksi pada second line yang tidak lain adalah staf kantor regional

BSM. Jika pada second line tidak terdeteksi juga, maka fraud akan

langsung terdeteksi oleh bagian internal auditor untuk kemudian langsung

dilakukan pemeriksaan mendalam.

Selama unit kontrol pada first dan second line berjalan dengan

baik, maka tidak perlu dilakukan audit terhadap cabang tersebut.

Keduanya adalah kepanjangan tangan dari auditor yang dapat lebih sering

melakukan pengecekan terhadap kantor cabang. Dengan adanya unit

kontrol yang baik maka ketika internal auditor melakukan audit pun tidak

akan ditemukan adanya fraud.

4. Frekuensi Pelaksanaan Surprise Audit

Pelaksanaan surprise audit yang dilakukan oleh RBC (Regional

Business Control) dilakukan minimal satu kali dalam satu tahun. Untuk

general audit, dilakukan berdasarkan hasil perhitungan key risk indicator.

Tidak dapat dikatakan setiap cabang dilakukan general audit satu kali

dalam satu tahun, kembali kepada tingkat resiko yang melekat pada

masing-masing unit cabang.

Page 74: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

58

Untuk unit yang beresiko sangat tinggi, maka akan dilakukan audit

tiga kali dalam satu tahun. Sedangkan untuk unit dengan tingkat yang

resikonya rendah karena unit kontrolnya sudah berjalan dengan baik, maka

audit akan diadakan maksimal tiga tahun sekali. Sebelum kegiatan audit

rutin dilakukan, tim audit akan melakukan mapping berdasarkan hasil

perhitungan key risk indicator.

Mapping akan menunjukkan unit mana sajakah yang masuk ke

dalam kategori beresiko rendah sampai dengan berisiko tinggi. Untuk

pembagian kategorinya dibagi ke dalam kategori low, low to medium,

medium, medium to high, dan high. Untuk kategori low sampai dengan

medium akan masuk ke dalam rencana audit rutin dan akan dilakukan audit

setidaknya satu kali dalam satu tahun. Sedangkan untuk kategori medium

to high dan high, akan dilakukan audit dengan frekuensi dua sampai tiga

tahun sekali.

5. Kelebihan dan Kekurangan Program Surprise Audit

Kelebihan dari program surprise audit adalah program ini dapat

langsung mendeteksi fraud pada saat proses audit sedang berlangsung,

dapat menangkap basah pelaku fraud sebelum ia sempat menghilangkan

bukti-bukti kecurangannya, dan sebagaimana tujuan awalnya surprise

audit dapat meningkatkan kesiapan operasional dan meng-capture kondisi

riil di lapangan. Untuk kelemahan dari program ini adalah lambatnya

proses pengumpulan dokumen-dokumen atau data yang dibutuhkan tim

audit pada hari H pelaksanaan audit.

Page 75: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

59

Selain itu, ada beberapa data yang tidak ada atau tidak dapat

diperoleh dari kantor pusat yang hanya dapat diakses dengan

menggunakan user dari unit bersangkutan. Sehingga dapat menyulitkan

auditor dalam proses pengumpulan data atau bukti yang dibutuhkan untuk

melakukan audit. dalam hal ini kegiatan audit bisa berubah menjadi audit

biasa (tidak menggunakan metode surprise audit).

D. Pengaruh Penerapan Surprise Audit Pada Bank Syariah Mandiri

Penerapan metode surprise audit dapat memberikan efek jera bagi

pelaku pelanggaran. Baik pelanggaran yang tergolong tindakan fraud maupun

pelanggaran biasa. Pelaksanaan audit yang tidak dapat diprediksi karena

dilakukan secara tiba-tiba membuat pelaku semakin waspada dan jumlah

pelanggaran pun akan semakin berkurang. Dengan demikian dengan adanya

metode surprise audit ini dapat menekan angka temuan hasil audit

(pelanggaran).

Sesuai dengan tujuan dari diadakannya surprise audit, pelaksanaan

metode ini akan meningkatkan kesiapan operasional perusahaan. Metode

surprise audit menuntut setiap lini perusahaan agar selalu melaksanakan

fungsinya sebagaimana mestinya. Dengan adanya pengawasan yang baik

akan mengurangi risiko kecurangan dan menutup celah bagi para pelaku

pelanggaran.

Belum ada kajian khusus mengenai pengaruh langsung penerapan

metode surprise audit terhadap jumlah fraud, karena itu belum bisa diketahui

apakah penerapan metode ini dapat meningkatkan pendeteksian fraud secara

Page 76: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

60

langsung atau tidak. Namun, agar dapat meningkatkan efektivitas

pendeteksian fraud, penerapan surprise audit harus dibarengi dengan

whistleblowing system dan surveillance system. Ketiga komponen strategi

pendeteksian tersebut harus diterapkan bersamaan agar dapat menutup

kesempatan bagi pelaku untuk melakukan kecurangan.

Page 77: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Bank Syariah Mandiri (BSM) menerapkan kebijakan dan mekanisme

whistleblowing system, surprise audit, dan surveillance system sebagai

strategi pendeteksian fraud.

2. Penerapan surprise audit ditujukan untuk memastikan bahwa operasional

perusahaan berjalan sebagaimana mestinya. Surprise audit dibagi ke

dalam dua jenis : (a) surprise audit yang dilaksanakan pada kegiatan

general audit, dan (b) surprise audit yang dilaksanakan berdasarkan

laporan adanya indikasi fraud. Surprise audit tidak hanya dilakukan oleh

auditor, melainkan juga oleh Kepala Cabang dan RBC (Regional

Business Control) Bank Syariah Mandiri. Frekuensi pelaksanaan surprise

audit ditentukan berdasarkan perhitungan risiko yang melekat pada setiap

unit bisnis. Bagi unit bisnis yang memiliki resiko rendah akan dilakukan

audit dua sampai tiga tahun sekali, sedangkan untuk unit bisnis yang

beresiko tinggi akan dilakukan audit sekali sampai tiga kali dalam satu

tahun.

3. Pengaruh penerapan metode surprise audit adalah dapat memberikan

efek jera bagi pelaku pelanggaran, metode surprise audit dapat menekan

angka temuan hasil audit (pelanggaran), dan sesuai dengan tujuan dari

diadakannya surprise audit, pelaksanaan surprise audit dapat

meningkatkan kesiapan operasional perusahaan.

Page 78: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

66

B. Saran

1. Bagi Bank Syariah

Upaya dan strategi pengendalian fraud seperti pada strategi pendeteksian

fraud yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri dapat diterapkan pula

oleh bank-bank syariah lainnya. Hal ini guna memperbaiki dan

memperkuat pengendalian internal bank syariah agar kemudian dapat

menjadi lembaga keuangan terpercaya di mata masyarakat Indonesia

bahkan dunia.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian yang akan

datang dalam membahas “peran strategi anti fraud dalam meningkatkan

efektivitas pengendalian internal Bank Syariah Mandiri”.

Page 79: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

DAFTAR PUSTAKA

(ACFE), A. o. (2014). Report to The Nations on Occupational Fraud and Abuse.

ACFE.

Afiff, F., Aripurnomo, Y., Setiawati, R., Dewi, L. S., & Mulyana, I. (1996).

Strategi dan Operasional Bank. Jakarta: PT. Eresco.

Antonio, M. S. (2011). Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema

Insani Press.

Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2003). Auditing dan Pelayanan

Verivikasi Pendekatan Terpadu . Jakarta: Erlangga.

Bowercraft, S., & Hammarberg, D. (2013). Webinar Recap of “Fraud Prevention

and Detection: Surprise Fraudsters Before They Surprise You”. Dipetik

Mei Kamis, 2016, dari www.macpas.com: http://www.macpas

.com/fraud-prevention-and-detection-webinar/

Djumena, E. (2011, Mei Selasa). Inilah 9 Kasus Kejahatan Perbankan. Dipetik

Februari Kamis, 2016, dari www.kompas.com.

Emilia S., A., Alim, M. N., & Prasetyono. (2014). Pengawassan, Strategi Anti

Fraud dan Audit Kepatuhan Sebagai Upaya Fraud Prevention Pada

Lembaga Keuangan Syariah. JAFFA Vol.02 No.2 , 91-100.

Fauzi, E. (2012). Prospek Efektivitas Strategi Anti Fraud Bank Indonesia (2011)

Sebagai Bentuk Pencegahan kejahatah Perbankan. Depok: Universitas

Indonesia.

Festi, T., Andreas, & Natariasari, R. (2014). Pengaruh Peran Audit Internal

Terhadap Pencegahan Kecurangan (Studi Empiris Pada Perbankan di

Pekanbaru). JOM FEKOM Vol.1 No.2 .

G. Kumaat, V. (2002). Internal Audit. Jakarta: Erlangga.

Hadi, S. (2015). Metodologi Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Harahap, S. S. (1994). Auditng Kontemporer. Jakarta: Erlangga.

Harminto, T. B. (2012). Tinjauan Yuridis Atas Penerapan Strategi Anti Fraud

Bagi Bank Umum Sebagai Upaya Pencegahan Terjadinya Fraud Dalam

Perkreditan Oleh Bank X. Depok: Universitas Indonesia.

Page 80: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

Hasanah, N. (2015). Pengaruh Kualitas Pelaksanaan Good Corporate

Governance, Ukuran (Size) dan Kompleksitas Bank Terhadap Fraud

Perbankan Syariah Periode 2011-2013. Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah.

Indonesia, B. (2011, Desember). Surat Edaran Bank Indonesia Tentang

Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi Bank Umum. Dipetik Februari

Jum'at, 2016, dari www.bi.go.id: http://www.bi.go.id/id/peraturan/

perbankan/Documents/c8940a90d8e64649ab16fc1b0632def9se_132812.

pdf

Karyono. (2013). Forensic Fraud. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.

Kurniawati, E. (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Financial Statement

Fraud dalam Perspektif Fraud Triangle. Yogyakarta: Universitas

Diponegoro.

M. Echols, J., & Shadily, H. (2006). Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Mandiri, B. S. (2011). Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance PT.

Bank Syariah Mandiri. Jakarta.

Mandiri, B. S. (2012). Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance PT.

Bank Syariah Mandiri. Jakarta.

Mandiri, B. S. (2013). Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance PT.

Bank Syariah Mandiri. Jakarta.

Mandiri, B. S. (2014). Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance PT.

Bank Syariah Mandiri. Jakarta.

Mandiri, B. S. (2015). Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance PT.

Bank Syariah Mandiri. Jakarta.

P. Purba, B. (2015). Fraud dan Korupsi : Pencegahan, Pendeteksian, dan

Pemberantasannya. Jakarta: Lestari Kiranatama.

Pengertian Bank, Sejarah dan Fungsi Bank Menurut Ahli. (t.thn.). Dipetik

Februari Jum'at, 2016, dari www.informasiana.com:

http://informasiana.com/pengertian-bank-sejarah-dan-fungsi-bank-

menurut-ahli/

Priantara, D. (2013). Fraud Auditing & Investigation. Jakarta: Mitra Wacana

Media.

Page 81: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

PT. Bank Syariah Mandiri. (t.thn.). Dipetik Februari Sabtu, 2016, dari

www.syariahmandiri.co.id:

http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profil-

perusahaan/profilperusahaan-profilperusahaan/

Rahman S., M. F. (2014). Penerapan Whistle Blowing System Dalam Upaya

Mencegah Employee Fraud di Bank BNI Syariah. Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah.

Rio R., D. S. (2015). Persepsi Pegawai PT. Asabri (Persero) Jakarta Terhadap

Fraud dan Whistleblowing Sebagai Upaya Pencegahan dan Pendeteksian

Fraud Sejak Dini. Jim FEB Universitas Brawijaya Vol. 3 No. 2 , 10.

Sadi, M. (2015). Konsep Hukum Perbankan Syariah. Malang, Jawa TImur: Sastra

Press.

Sagara, Y., & Jalil, F. Y. (2013). Auditing. Tangerang Selatan: UIN Jakarta Press.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Tanjung, A. (2014, Maret kamis). Mabes Polri rampungkan kasus kredit fiktif

BSM Bogor. Dipetik Februari Sabtu, 2016, dari www.merdeka.com:

http://www.merdeka.com/peristiwa/mabes-polri-rampungkan-kasus-

kredit-fiktif-bsm-bogor.html

Tjahjono, S., Tarigan, J., Untung, B., Efendi, J., & Hardjanti, Y. (2013). Business

Crime and Ethics Konsep dan Studi Fraud di Indonesia dan Global.

Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Undang-Undang Negara Republik Indonesia No.10/1998 Pasal 1 Huruf 2 tentang

Perbankan.

Van Greuning, H., & Iqbal, Z. (2011). Analisis Risiko Perbankan Syariah.

Jakarta: Salemba Empat.

Page 82: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

Draft Hasil Wawancara Internal Auditor bank Syariah Mandiri (BSM)

Responden Pertama

Profil Responden :

Nama : M. Zulfany Batam

Jabatan : Investigator

Masa Kerja : 8 Tahun

Strategi Pendeteksian Fraud Pada Bank Syariah Mandiri.

Apa saja strategi pendeteksian fraud pada Bank Syariah Mandiri (BSM)?

Strategi pendeteksian fraud secara umum dibagi menjadi tiga, ada whistleblowing

system, surprise audit, sama surveillance system. Whistleblowing ini sebuah sistem

dimana si orang atau pihak pegawai bisa melaporkan setiap indikasi adanya fraud

yang mereka temukan di lingkungan kerjanya. Dengan kata lain, whistleblowing

adalah sistem pelaporan adanya indikasi fraud. Pelaporannya bisa dilakukan melalui

web based yang kami sediakan, bisa juga melalui email atau bahkan surat kaleng (jika

pengirim/pelapor tidak ingin diketahui identitasnya), dan pastinya pelaporan ini juga

dibarengi dengan adanya bukti-bukti yang mendukung bahwa si orang yang

dilaporkan ini telah melakukan fraud. bukan hanya sebatas karena like or dislike

doang ya. kalau surprise audit itu setiap proses audit yang dilakukan secara

mendadak. Untuk yang terakhir, surveillance system itu sebuah sistem untuk

memonitoring kerjanya pegawai tanpa disadari sama mereka. Sistem ini berupa

sebuah tools yang secara otomatis akan menunjukkan tanda-tanda adanya anomali

kalau misalkan saat itu ada transaksi yang tidak biasanya.

Jenis fraud apa saja yang paling sering terdeteksi?

Biasanya yang paling banyak terdeteksi itu di bidang operasional, kayak misalkan

adanya selisih kas atau selisih persediaan.

Page 83: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

Bagaimana cara termudah untuk mendeteksi adanya fraud?

Cara paling mudah mendeteksinya itu dengan melakukan cash count sama stock count pada

saat melekukan audit, dan itu pasti jadi hal pertama yang kita (auditor) lakuin saat mau

ngaudit suatu cabang.

Penerapan Surprise Audit dalam Upaya Pendeteksian fraud Pada bank Syariah

Mandiri.

Apa itu surprise audit?

surprise audit itu setiap kegiatan audit yang dilakukan tanpa memberitahukan

sebelumnya ke cabang yang akan di audit. Sebenernya setiap kita ngelakuin audit ya

itu surprise audit, karena cabang yang akan kita audit pasti ga tau kalo kita mau

dateng.

Apa saja tujuan dari diadakannya surprise audit?

Buat memastikan kalo operasional cabang bersangkutan (yang diaudit) berjalan

sebagaimana mestinya. Nggak ada kecurangan-kecurangan yang dilakukan di cabang

tersebut.

Siapa saja pelaksana atau pihak yang bisa melakukan surprise audit?

Sebenernya surprise audit nggak Cuma dilakukan sama auditor aja, karena kan

surprise audit ini juga berarti setiap pemeriksaan yang ditujukan buat memastikan

operasional suatu unit, nah kalau pun misalkan suatu hari kepala cabang mau

melakukan cash count pada kantor cabangnya itu, maka itu juga disebut surprise

audit. Biasanya yang bisa melakukan pemeriksaan ini adalah kepala cabang, kepala

area/regional, sama auditor.

Page 84: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

Kapan dan dimana saja surprise audit ini dilakukan?

Kalau untuk kapan dan dimananya tidak bisa dikatakan surprise audit ini diadakan

setahun dua kali atau misalkan kita (auditor) meriksa setiap cabang satu-satu. Kita

melakukan pemeriksaannya berdasarkan analisis resiko yang melekat pada cabang

bersangkutan dengan menggunakan key risk indicator. Nanti dari situ kita liat cabang

ini perlu diaudit berapa kali dalam setahun, apakah perlu dilakukan setahun sekali,

ataukah lebih sering atau justru lebih jarang. Itu tergantung dari unit control yang ada

di cabang itu sendiri. Kalo unit control-nya udah berjalan baik, maka nggak perlu

dilakukan audit. Karena kalau pun dilakukan audit...kita nggak akan menemukan apa-

apa, makanya kalau memang unit control-nya udah bagus...lebih jarang kita datangi.

Tapi kalau memang berdasarkan risk based, memang harus dilakukan setahun sekali,

tapi kalau kita memang kembali lagi ke hasil dari perhitungan key risk indicator tadi.

Maksimal tiga tahun sekali.

Bagaimana proses surprise audit?

Untuk teknis prosesnya itu kita ada di SOP nya Internal Audit, tapi memang nggak

lengkap. Tapi memang untuk surprise audit ini difokuskan pada area-area yang

penting dan resikonya tinggi gitu ya, teknisnya gimana? nggak ada yang tau, kita

dateng, pagi hari pertama itu kita dateng lebih cepat ya, mudahnya gitu...kan kita

mulai itu (jam mulai kantor) jam setengah 8, do’a pagi yah kalo di cabang tuh

biasanya setengah delapan. Biasanya nih jam 7 kita udah nongol. Nggak ada orang,

kita biasanya langsung. Yang in charge disini kepala cabangnya mana, operational

manager-nya mana, marketing manager-nya mana, belum dateng segala macem, yang

dilakukan oleh kita pertama kali...biasanya kan kita bertiga atau berempat yah kalo

mau ngaudit di satu cabang, dua atau tiga orang dia masuk ke hasanah, hitung

Page 85: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

bersama-sama dengan teller, melakukan cash count, nah kemudian yang satu atau

duanya lagi...itu biasanya sisanya masuk ke stock opname T-Cash di back office,

kemudian dia stock opname di surat-surat berharga, deposito..giro..blanko cek,

kemudian kartu ATM, itu macem-macem. Dilakukan di hari yang sama, jadi

dilakukan hari itu juga. Pagi itu juga, begitu itu selesai...kita langsung ini...sebenernya

bisa jadi nih ya kita langsung menghitung dan pegawai yang terkait itu kita mintakan

dispensasi sama kepala unitnya untuk tidak mengikuti do’a. Jadi bisa jadi setengah

delapan kita udah langsung kerja, kita udah langsung periksa semua.

Divisi apa saja yang paling rawan (sering terjadi) fraud?

Kalau melalui metode surprise audit, di bagian operasional. Ada juga pembiayaan,

tapi kalau pembiayaan lebih sering terdeteksi melalui whistleblowing sih.

Apa kelebihan dan kelemahan dari program surprise audit ini?

Untuk kelebihannya, kita bisa langsung tau kalo misalkan di cabang atau unit yang

kita audit itu ada fraud pada saat itu juga. Kalo kekurangannya...biasanya kita akan

memekan waktu lebih lama buat pengumpulan datanya. Karena pelaksanaannya

dilakukan tanpa pemberitahuan, maka pegawai-pegawai yang bersangkutan butuh

waktu lebih buat menyiapkan data-data yang kita perluin buat pemeriksaan itu.

Pengaruh/Implikasi Penerapan Surprise Audit dalam Upaya Pendeteksian Fraud

Pada Bank Syariah Mandiri.

kalau efektif sih efektif , tapi belum tentu juga, ya banyak case...fraud itu kan bukan

karena tadi surprise audit aja, ada whistleblowing, terus intenal control-nya kuat atau

nggak, bukan karena program surprise audit aja. Tapi kalo disini “implikasi

penerapan surprise audit’, not yet (belum tentu). Kalau disini implikasi penerapan

surprise audit dapat meningkatkan pendeteksian fraud”, belum tentu. Tapi kalo

Page 86: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

misalnya internal control, iya. Karena kalau misalkan ada surprise audit tapi

surveillance-nya ngga jalan..maka ngga lengkap. Tapi kalau semuanya jalan..baru

bisa menekan fraud. tiga-tiganya harus jalan : whistleblowing, surprise audit, dan

surveillance system. dan harus berjalan ke empat pilar (pencegahan, pendeteksian,

investigasi, dan pelaporan serta pengawasan), baru bisa menekan angka fraud. tapi

kalau dikatakan bisa menjadi indikator awal adanya fraud, BISA. Intinya semuanya

harus jalan semuanya, keempat pilar strategi anti fraud dan ketiga elemen

pendeteksian fraud.

Page 87: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

Draft Hasil Wawancara Internal Auditor bank Syariah Mandiri (BSM)

Responden Kedua

Profil Responden :

Nama : Atdi Firmansyah

Jabatan : Investigator

Masa Kerja : 4 Tahun

Strategi Pendeteksian Fraud Pada Bank Syariah Mandiri.

Bagaimana strategi pendeteksian fraud pada Bank Syariah Mandiri?

Secara garis besar strategi pendeteksian fraud di BSM ada tiga. Yang pertama adalah

surprise audit, kemudian ada mekanisme whistle blower, dan sistem monitoring yang

disebut surveillance system. surprise audit adalah metode yang kita pakai pada

kegiatan audit. sebenarnya setiap kegiatan audit adalah surprise audit. Whislteblower

adalah sebuah sistem yang diberikan kepada setiap pegawai atau karyawan yang ingin

melaporkan adanya indikasi perilaku fraud di tempat kerja mereka. Dan surveillance

adalah sebuah sistem monitoring yang kita lakukan terhadap lingkungan kerja

pegawai tanpa diketahui oleh pegawai yang bersangkutan bahwa kita sedang

mengawasi mereka.

Jenis fraud apa saja yang paling sering terdeteksi?

biasanya operasional. Karena kalo kita bicara ke pembiayaan, itu jarang tadi kita

menemukan yang tadi sifatnya surprise audit, tapi kalo dari operation itu pasti kita

nemu. Soalnya contoh paling simple adalah posisi kas, ketika kita melakukan surprise

audit, si audit ini sudah melakukan persiapan-persiapan “oh audit mau dateng” jadi

sudah siap-siap. Kalo di pembiayaan, Misalnya, pada saat kita dateng..terus melihat

ada satu transaksi yang kok ini banyak namanya yang sama nih. Misalnya ada slip

setoran kok ini tulisannya sama semua ini. nah kan..ada beberapa nasabah tapi

Page 88: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

tulisannya sama nih ini kita sampling ke nasabah tersebut. Dateng survei, surprise

kan..meskipun itu tadinya bukan. Sehingga dari kita..akhirnya kita ambil dari

sampling, kepilih pembiayaan tersebut..eh..ketauan, nah itu terkait yang tadi dibilang

misalnya proses pembiayaan. Bisa jadi ketemunya begitu, atau misalnya yang paling

banyak sih memang melalui whistleblowing.

Bagaimana cara termudah untuk mendeteksi adanya fraud?

Biasanya kita melalui pemeriksaan kas.

Penerapan Surprise Audit dalam Upaya Pendeteksian fraud Pada bank Syariah

Mandiri.

Apa itu surprise audit?

Audit yang dilakukan tanpa kita ngasih tau obyek audit kalo kita bakal ngadain audit.

Apa saja tujuan dari diadakannya surprise audit?

Supaya kita bisa memastikan keadaan di unit kerja terkai kalau operasional berjalan

sebagaimana mestinya.

Siapa saja pelaksana atau pihak yang bisa melakukan surprise audit?

Kalau untuk pemeriksaan atau bisa dibilang inspeksi dadakan sebenernya ngga Cuma

bisa dilakukan sama tim audit, karena kita ada first line sama second line yaitu Kepala

Cabang sama Bagian Cabang Regional (RBC). Baru nanti di third line ada tim audit.

Kapan dan dimana saja suprise audit ini dilakukan?

Kita pake key risk indicator, jadi ngga harus meriksa ke cabang satu-satu tapi kita

lihat cabang mana yang resikonya tinggi, baru nanti kita periksa. Biasanya minimal

satu tahun sekali.

Bagaimana proses surprise audit?

Biasanya kita dateng tanpa ada yang tau kecuali tim audit, dateng..langsung

melakukan cash count sama stock opname. Nanti kita lihat kesesuaiannya, kalo ada

Page 89: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

yang tidak normal atau tidak sesuai dengan data yang ada, maka kita bakal periksa

lebih lanjut.

Apa kelebihan dan kelemahan dari metode surprise audit?

Biasanya proses pengumpulan datanya lama. Kalo kelebihannya..bisa tau kndisi riil di

lapangan.

Pengaruh/Implikasi Penerapan Surprise Audit dalam Upaya Pendeteksian Fraud

Pada Bank Syariah Mandiri.

Pengaruhnya itu bisa ningkatin kesiapan operasional, karena kan kita dateng tiba-

tiba..mau ngga mau mereka harus siap untuk diperiksa kapan pun. Kalau terhadap

fraud mungkin karus dibarengi dengan whistleblower sama surveillance tadi ya,

karena kan mereka satu kesatuan.

Page 90: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

Draft Hasil Wawancara Internal Auditor bank Syariah Mandiri (BSM)

Responden Ketiga

Profil Responden :

Nama : Fariz Rahman

Jabatan : Audit Team Leader

Masa Kerja : 9,5 Tahun.

Strategi Pendeteksian Fraud Pada Bank Syariah Mandiri.

Apa saja strategi pendeteksian fraud pada Bank Syariah Mandiri (BSM)?

Untuk strategi pendeteksian fraud, yang pertama kita ada sebuah sistem pelaporan yang

bisa dilakukan oleh setiap pegawai saat mereka menemukan adanya indikasi fraud.

laporan itu bisa melalui web yang sudah kami sediakan, bisa via chat atau email juga.

Laporan itu bisa dilakukan dengan berbagai sarana komunikasi. Terus kita juga biasanya

mendeteksi fraud melalui kegiatan audit rutin. Jadi nanti temen-temen di tim audit rutin

akan memberikan laporan hasil audit, jika memang ada laporan atas indikasi fraud, maka

kita (auditor investigator) yang akan turun.

Jenis fraud apa saja yang paling sering terdeteksi?

Biasanya sih fraud-fraud operasional ya. misalnya si pegawainya ada indikasi dia

memasukkan uang ATM tidak sesuai dengan nominalnya. Ini terkait surprise audit yang

kegiatannya dilakukan dalam kegiatan audit rutin. Kalau untuk surprise audit yang

kegiatannya di dalam audit investigasi (berdasarkan adanya laporan), biasanya kita

lakukan secara surprise kalau yang melaporkannya itu anonim. Biasanya kalau anonim

itu case-nya bawahan yang melaporkan atasannya atas adanya indikasi perilaku fraud.

Bagaimana cara termudah untuk mendeteksi adanya fraud?

Page 91: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

Karena sekarang ini kita sedang menggiatkan gerakan pelaporan indikasi fraud, maka

cara termudahnya adalah melalui sistem pelaporan itu. Karena sekarang ini juga sudah

jarang pelapor indikasi fraud yang menggunakan anonim. Dengan begitu berarti kan

kesadaran pegawai sudah semakin tinggi terhadap perilaku indikasi fraud. Selain itu juga

kan sistem pelaporan ini bisa dilakukan di setiap lini bisnis.

Penerapan Surprise Audit dalam Upaya Pendeteksian fraud Pada bank Syariah

Mandiri.

Apa itu surprise audit?

Audit dadakan, jadi memang kegiatan audit yang dilakukan tanpa ngasih pemberitahuan

ke si obyek audit kalau kita akan mengaudit unit tersebut.

Apa saja tujuan dari diadakannya surprise audit?

Tujuannya adalah untuk meng-capture kondisi riil di lapangan. Apakah berjalan sesuai

dengan semestinya atau tidak.

Siapa saja pelaksana atau pihak yang bisa melakukan surprise audit?

Kalau untuk lingkup investigasi itu memang yang melakukan adalah auditor di bagian

investigasi, tapi untuk surprise audit yang berkaitan dengan kegiatan audit rutin itu yang

melakukan adalah teman-teman di tim audit rutin. Selain itu kita juga ada RBC (Regional

Business Control), dia bertugas ngawasin cabang juga. RBC ini kan punya garis

koordinasi dengan audit, dengan compliance, dengan Network. Jadi memang untuk

pengawasan kontrol kita ada di tingkat Cabang, kemudian di atasnya ada RBC, baru

setelah itu ada IAG (Internal Audit Group).

Kapan dan dimana saja surprise audit ini dilakukan?

Jadi pemeriksaan itu kan dilakukan berdasarkan key risk indicator, didasarkan pada

risiko yang melekat pada obyek. Kayak misalkan kita mau meriksa kas, kas ATM

misalnya. Resikonya apa sih terkait ATM? Misalnya resiko selisih kas, atau resiko

Page 92: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

penggelapan kas, atau resiko pencurian kas, itu kan biasanya kita periksa berdasarkan

risikonya. Kalau audit rutin itu kan punya ranking ya, ibaratnya udah punya rangking

dan biasanya mereka udah mapping tuh, ada yang internal control-nya kuat, menengah

ke kuat, ada yang lemah ke menengah, ada yang memang rendah. Nah biasanya yang

jadi obyek audit tuh low sampe medium. Biasanya di review setahun sekali tuh sama

temen-temen tim audit rutin. Jadi nanti based on hasil review itu nanti yang jadi obyek

auditnya. Mapping itu dilakukan untuk rencana audit pada tahun yang akan datang. Nanti

kapan parameter dia masuk ke low, ke medium, itu kita punya standarnya. Untuk unit

yang termasuk ke dalam kategori low, bukan lagi low to medium, tapi memang low

biasanya setahun sekali kita audit. Nah nanti untuk yang medium to high atau high itu

dua tahun sekali atau tiga tahun sekali. Dengan asumsi peringkat dia ngga turun gitu ya.

tapi kalau peringkat dia turun, berarti dia masuk ke kategori perlu diaudit setahun sekali.

Kalo obyeknya, Di audit rutin ini sekarang ada empat Segmen, ada audit kantor pusat,

namanya Head Office Audit...dia terfokus di area kantor pusat. Terus kemudian ada

namanya Wholesale Audit, dia spesialisasinya untuk ngaudit nasabah-nasabah

coorporate, commercial...dia nasabah besar-besar. Nah..kemudian yang ketiga ada

namanya Retail Audit dan Cunsomer. Nah ini sebenernya dua bagian tapi kita tetep

nyebutnya Retail. Terus yang ke empat, IT Audit. Jadi ke empat segmen ini yang

melakukan audit rutin di BSM. Jadi memang kegiatan audit ini tidak hanya di kantor

Cabang saja tapi juga di kantor pusat pun sama.

Bagaimana proses surprise audit?

audit dadakan..biasanya kan senjata utamanya data, pelaksanaan audit itu bersumber dari

data. Sebelum data biasanya kita melakukan persiapan dulu disini (kantor IAG),

namanya pre audit. pre audit itu nanti menentukan pertama tujuan auditnya apa, ruang

lingkupnya apa, terus periode auditnya kapan, itu maksudnya kita mau ngaudit periode 1

Page 93: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

januari 2017 sampai 1 Desember 2017. Jadi kita mau review internal control

transactional unit di periode itu. Nah terus biasanya kita juga menentukan area, untuk

penentuan KRI itu kita tentuin dari sini. Parameternya apa, biasanya kalo kita pake data

historis. Misalkan di Cabang Bandung, tahun 2017 mau diaudit, nah kita lihat di data

historisnya tahun 2016...risiko apa sih yang ada di Cabang Bandung. Berdasarkan

laporan Hasil Auditnya. Oh temuannya ternyata kasnya selisih, terus kemudian kas

tellernya selisih juga, terus ternyata dokumen nasabahnya nggak lengkap ni di CS. Jadi

memang begitu, kita menentukan area audit based on historical data juga. Lalu setelah

itu nentuin tim. Nah timnya misal..ketua timnya siapa, anggotanya siapa, pelaksananya

siapa. Biasanya kita satu tim terdiri dari tiga orang. Ketua tim, senior auditor, sama

auditor. Setelah nentuin tim baru kita ngumpulin data. Kalau investigasi biasanya dua,

dua orang. Cuma tergantung case juga. Kalau case-nya lumayan berat...biasanya sih tiga

orang. Tapi seringnya kita dua orang. Kalau misalnya untuk case yang gede ya..misalnya

terlalu banyak pihak yang harus kita konfirmasi gitu di lapangan, biasanya tiga orang.

Setelah tim udah jadi, penentuan area dll sudah jadi, nah nanti tim ini bagi-bagi

mengumpulkan data, setelah itu melakukan sample. Ketika semua udah di dapet, data

udah, sample udah didapet, berangkat. Nah ketika sampe di unit yang dituju, kita

langsung melakukan kroscek ke setiap unit operasional terkait. Dan pastinya mereka

ngga tau kalau kita mau datang.

Divisi apa saja yang paling rawan (sering terjadi) fraud?

Biasanya di Cabang, karena mereka kan yang yang ngurusin kas, ATM, dan operasional

lainnya. kalau di pusat sih biasanya sih sama ya di beberapa bank itu yang paling rawan

di kantor pusat itu sih bagian pengadaan ya. Misal, bank butuh pengadaan buku

agenda/catatan, ada 3 supplier yang bagus, supaya dapet tender..apa yang bakal si

supplier itu lakuin? (bagian pengadaaan bekerjasama/main cantik dengan salah satu

Page 94: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

supplier dengan meninggikan biaya pengadaan agar keduanya sama-sama dapat untung.

Si bagian pengadaan dapat bagian, si supplier dapat tender. Jadilah sama-sama untung).

Bagian pengadaan itu pasti rawan.

Apa kelebihan dan kelemahan dari program surprise audit ini?

Kelebihannya kita bisa capture kondisi fakta di lapangan seperti bagaimana transaksi

harian di lapangan. Kalo kekurangannya kadang-kadang kalo kita melakukan surprise

audit ada beberapa data yang ngga di dapet dari sini (kantor IAG). Tapi data yang nggak

signifikan sih. Begitu kita surprise audit kesana, kita mau cek obyeknya..tapi kita ga ada

datanya..sehingga akhirnya jadi ngga match.

Pengaruh/Implikasi Penerapan Surprise Audit dalam Upaya Pendeteksian Fraud

Pada Bank Syariah Mandiri.

Pengaruhnya itu efek jera. Misalnya kita dateng, nggak ngomong-ngomong...terus kita

dateng “eh buka dong nih mesin ATM nya”. Misalnya, dia ngambil..atau dia ngisinya

nggak bener, dia nih ngitung asal-asalan nih, di input 500, tapi diitung sama dia asal-

asalan nih, bukannya dia sengaja mau ngambil miasalnya..pada saat kita dateng surprise

gitu nah dia langsung engeh “oh iya ya pak, kurang ya pak, berarti besok saya

ngitungnya lebih teliti lagi ya pak”. Jadi dia ada efek psikologis “oh iya besok-besok

saya jangan gini lagi, besok-besok auditnya dateng nggak bisa ditebak”. Besok-besok dia

jadi lebih hati-hati.

Kalau untuk menekan angka fraud kita belum ada kajian..jadi belum tahu, tapi kalau

untuk menekan temuan audit (pelanggaran biasa, tidak termasuk fraud), itu iya. Kalau

untuk fraud sendiri kita belum buat..karena parameternya terlalu luas. Tapi memang

kalau untuk mengurangi temuan pelanggaran secara umum, maka IYA. Biasanya kalau

memang tidak berdampak pada fisik kas..maka memang akan mengacu pada

rekomendasi saja, tapi jika memang ada pengaruhnya terhadap fisik kas...itu tidak hanya

Page 95: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

ke perbaikan prosedur, contoh : tadi kan misalnya surprise audit dilakukan, pemeriksaan

kasnya ada selisih tiga juta. Tiga juta ini harus diganti, kalau selisih tiga juta itu

ditemukan karena petugasnya yang lalai..maka si petugasnya yang harus bayar. Tapi jika

memang tidak berdampak pada laporan keuangan..atau bersangkutan dengan uang..maka

memang hanya akan mengarah kepada rekomendasi dan perbaikan saja

Page 96: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

LAMPIRAN

CONTOH ALAT AUDIT

Program Audit

No. Program audit Ya Tdk N/A

Tgl/

Auditor

/

KKA

ref

Catatan

Pengamanan Fisik Uang dan Surat Berharga

1.

a. MIntakan dokumen per tanggal 25 Juli 2014 antara lain:

Berita acara cash count kas besar yang telah disetujui supervisor

Blotter teller dan buku besar kas

Print out saldo kas besar. b. Pastikan lemari kluis tersimpan di

dalam ruang khasanah.

c. Pastikan kondisi dari lemari kluis

dan pintu ruangan khasanah dapat

berfungsi dengan baik.

d. Pastikan dual control dan dual

costudy ruang khasanah dan

brankas. Dan lakukan observasi

untuk memastikan bahwa dual

control tetap dijalankan pada saat

Unit

Kerja

:

Tahun :

Objek : Observasi awal kegiatan operasional

Tujuan : 1. Memastikan kegiatan operasional kas dapat berjalan dengan

normal, baik dan lancar serta terpenuhinya prinsip-prinsip

internal control (dual control, dual custody dan segregation of

duty).

2. Memastikan bahwa pengendalian intern pada prosedur

pengelolaan Kas oleh Teller dan supervisor telah memadai dan

sesuai ketentuan.

3. Memastikan bahwa saldo kas pada Catatan Teller dan Buku

Besarnya telah sesuai fisiknya.

4. Memastikan control environment unit kerja telah berjalan baik

Page 97: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

No. Program audit Ya Tdk N/A

Tgl/

Auditor

/

KKA

ref

Catatan

jam operasional secara konsisten.

e. Catat dan pastikan

penanggungjawab kunci

kombinasi dan kunci mekanis

(anak kunci) melaksanakan

fungsinya sesuai prosedur.

Catatan:

Ketentuan / SOP sbb:

Brankas/lemar besi (KCP): Kunci

Panjang: Operational Officer dan

kombinasi: Kepala KCP

Khasanah/Vault: Anak Kunci:

Supervisor dan Kunci Kombinasi:

Pimpinan Cabang

f. Terkait dual control kunci

khasanah dan kluis bandingkan

dengan intruksi intern, apabila

terapat ketidaksesuaian petugas

pelaksana pastikan terlampir

berita acara yang relevan.

g. Periksa buku mutasi khasanah

dan pastikan bahwa setiap

aktivitas masuk. dan keluar

ruangan khasanah telah dicatat

dengan tertib.

h. Lakukan observasi apakah posisi

ruangan khasanah telah memadai

dari sisi pengamanan dan

memenuhi aspek internal control.

i. Lakukan proses opname terhadap

laci dan cash box teller, cash box

back office, laci dan cash box

costumer service. Pastikan tidak

terdapat titipan berupa uang,

dokumen nasabah dan surat

berharga

Prosedur Cash count

4. a. Auditor wajib melakukan Cash count

apabila tim terdiri dari 2 orang

Page 98: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

No. Program audit Ya Tdk N/A

Tgl/

Auditor

/

KKA

ref

Catatan

auditor.

b. Cek apakah cabang memiliki berita

acara cash count kas besar terakhir

((25 Juli 2014 atau 1 Agustus 2014)

c. Jika cabang tidak memiliki berita

acara cash count kas besar terakhir

(tanggal 25 Juli 2014) lakukan cash

count Catatan:

1) Cash count dilakukan oleh petugas

dengan disaksikan oleh Auditor.

2) Cash count dilakukan secara

besaran kemudian dihitung secara

detail dengan menggunakan mesin

hitung uang.

3) Dalam hal penghitungan detail

(cash count) dilakukan di ruang

teller, pastikan ruang khasanah

dalam kondisi steril (tidak dapat

diakses oleh yang tidak memiliki

kewenangan/berkepentingan).

4) Buatkan berita acara cash count

yang ditanda tangani oleh teller

dan supervisor serta kepala unit

kerja.

d. Lihat apakah di neraca terdapat saldo

selisih kas yang belum diselesaikan.

Apabila ada, lakukan verifikasi

apakah penyebab dari selisih kas itu.

Tanyakan penyebab terjadinya selisih

(untuk selisih >Rp10.000,-).

e. Pada saat melakukan stock opname

cash box teller pastikan tidak

ditemukan adanya barang selain uang.

f. Pada saat melakukan stock opname

cash box CS pastikan tidak ditemukan

adanya uang atau dokumen milik

nasabah yang disimpan lebih dari 1

(satu) bulan.

Logistik

Page 99: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

No. Program audit Ya Tdk N/A

Tgl/

Auditor

/

KKA

ref

Catatan

6.

a. Lakukan observasi kondisi fisik dan

lingkungan Khasanah, Counter Teller

dan Banking Hall apakah sesuai

Standar.

b. Inspeksi sarana pengamanan dan test

alarm yang terpasang (pelaksanaan

test tidak mengganggu operasional)

c. Pastikan bahwa alarm telah terkoneksi

ke handphone pejabat unit kerja

d. Yakinkan apakah telah tersedia alat

pemadam kebakaran.

e. Observasi apakah cabang telah

melengkapi pengamanan dengan

kamera CCTV dan alarm yang

berfungsi dengan baik dan

pastikan posisi CCTV sesuai

dengan ketentuan.

f. Pastikan Unit Kerja Sudah

melakukan Back up CCTV.

g. Pastikan pengamanan terhadap

peralatan CCTV sudah memadai,

antara lain server tersimpan di

ruang restricted.

7.

a. Observasi ruangan ATM apakah

ruangan dalam keadaan bersih dan

terawat, tersedia AC dan CCTV.

b. Lakukan pengecekan apakah

pemegang kunci ATM sesuai dengan

instruksi intern Unit Kerja.

c. Periksa kesediaan struk transaksi

dengan cara melakukan transaksi

d. Periksa ketersediaan uang antara lain

dengan meminta print out saldo

melalui menu supervisor dan meminta

berita acara pengisian kas ATM

sebelum tanggal 4 Agustus 2014

(terakhir)

Layanan Priority (apabila terdapat layanan Konter Priority )

Page 100: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

No. Program audit Ya Tdk N/A

Tgl/

Auditor

/

KKA

ref

Catatan

8.

Pastikan bahwa tidak terdapat blanko

kosong yang telah ditandatangani oleh

nasabah, baik yang sudah dibukukan

maupun belum.

9.

Pastikan bahwa pengelolaan kartu ATM

Priority dan PIN Mailer telah dual

control.

10.

Pastikan tidak terdapat penitipan bilyet

deposito dan buku tabungan milik

nasabah kepada petugas Priority, dengan

alasan apapun

Personalia

11.

Mintakan form pengajuan cuti yang telah

disetujui pejabat berwenang, dan

cocokkan dengan kehadiran petugas pada

tanggal 4 Agustus 2014

12

Catat jika ada petugas yang tidak masuk

tanpa alasan yang jelas

Keterangan:

1. Berikan tanda √ pada kotak, apabila:

Ya, dilakukan pemeriksaan

Tidak, Tidak dilakukan pemeriksaan

N/A, tidak ada objek yang dapat dilakukan pemeriksaan

2. Referensi ketentuan:

SE No.

SE No.

SE No.

Surat dari 3. Dalam melaksanakan pemeriksaan Auditor/pemeriksa tidak hanya berdasarkan program audit.

Kesimpulan/Catatan :

Page 101: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …
Page 102: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …

Struktur Organisasi Internal Audit Bank Syariah Mandiri

DIREKTUR UTAMA

Kepala Divisi Audit Intern

Wakil Kepala Divisi Audit

Intern

Kepala Bagian Monitoring

dan Audit Development Kepala Bagian Special Audit

Kasie MIS dan Audit Support

Kesekretariatan

Kepala Bagian

Audit I

Audit Development

& MR

Quality Assurance

AMI

Team Leader

IT Auditor

Team Leader

Special Audit

Team Leader

External Liaison

Officer

Team Leader

Monitoring Auditor

Team Leader

General

Auditor II

Team Leader

General Auditor

I

Kepala Bagian IT

Audit

Kepala Bagian Audit

II

MIS

Quality

Assurance

Detection

Analyst

Investigation

Auditor

Evaluation

Analyst

Page 103: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …
Page 104: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …
Page 105: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …
Page 106: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …
Page 107: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …
Page 108: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …
Page 109: ANALISIS PENERAPAN SURPRISE AUDIT DALAM UPAYA …