ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan...

104
ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM MEMBERIKAN PEMBIAYAAN MIKRO iB Di BRI SYARIAH KCP PONOROGO SKRIPSI Oleh: DWI RETNANINGDYAH NIM 210816040 Pembimbing: IKA SUSILAWATI, M. M. NIP.197906142009012005 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2020

Transcript of ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan...

Page 1: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM

MEMBERIKAN PEMBIAYAAN MIKRO iB

Di BRI SYARIAH KCP PONOROGO

SKRIPSI

Oleh:

DWI RETNANINGDYAH

NIM 210816040

Pembimbing:

IKA SUSILAWATI, M. M.

NIP.197906142009012005

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2020

Page 2: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM

MEMBERIKAN PEMBIAYAAN MIKRO iB

Di BRI SYARIAH KCP PONOROGO

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar

sarjana program strata satu (S-1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Oleh:

DWI RETNANINGDYAH

NIM 210816040

Pembimbing:

IKA SUSILAWATI, M. M.

NIP.197906142009012005

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2020

Page 3: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

iii

ABSTRAK

Retnaningdyah Dwi. 2020. Analisis Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di BRI Syariah KCP Ponorogo. Skripsi, Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Ponorogo (IAIN) Ponorogo, Pembimbing Ika Susilawati., M.M.

Kata Kunci : Perbankan Syariah, UMKM, Murabahah.

Dalam proses pembiayaan di perbankan syariah sering dijumpai pembiayaan bermasalah. Untuk mengurangi resiko tersebut, pihak bank syariah melakukan suatu penilaian kelayakan sebelum menyetujui permohonan. Salah satu penilain yang digunakan adalah penerapan prinsip 5C yang terdiri Character, Capacity, Capital, Condition dan Collateral yang kesemuanya harus diterapkan. BRI Syariah KCP Ponorogo dalam analisis pembiayaan yang dilakukan belum efektif. Terbukti dengan adanya pembiayaan bermasalah yang terjadi pada beberapa nasabah pembiayaan mikro iB di BRI Syariah KCP Ponorogo. Rumusan masalah dari penelitian ini diantaranya: (1) Untuk mengetahui dan menganalisis mekanisme pembiayaan mikro iB di bank BRI Syariah KCP Ponorogo (2) Untuk mengetahui dan menganalisis penerapan prinsip 5C dalam memberikan pembiayaan mikro iB di BRI Syariah KCP Ponorogo. Obyek dalam penelitian ini adalah pimpinan BRI Syariah KCP Ponorogo dan AOM (Account Officer Mikro).

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian lapangan (field research), dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini bersifat deduktif.

Hasil dari penelitian ini mekanisme dalam memberikan pembiayaan mikro iB di BRI Syariah KCP Ponorogo itu ada beberapa step (1) pengajuan permohonan (2) cek SID (3) analisis 5C (4) financing approval (5) reject/approv (6) financing dokumen (7) penandatanganan akad serta pencairan (8) financing monitoring, dengan tolak ukur kemudahan agar menarik calon nasabah untuk tetap mengajukan pembiayaan dan persyaratan yang dapat segera dipenuhi oleh calon nasabah, disamping itu AOM yang kejar target setiap bulannya yang penerapan prinsip 5C nya belum sepenuhnya diterapkan pada semua usaha, masih beberapa usaha yang memang sudah mempunyai teknologi modern. Seharusnya tidak memilih setiap usaha yang akan diberi pembiayaan apalagi para UMKM. Prinsip 5C yang belum sepenuhnya digunakan perlu adanya kehati-hatian dalam penilaian karena untuk menghindari resiko dimasa yang akan datang.

Page 4: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

iv

Page 5: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

v

Page 6: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

vi

SURAT PERSETUJUAN PUBLIKASI

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Dwi Retnaningdyah

NIM : 210816040

Jurusan : Perbankan Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Ponorogo

Judul : Analisis Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan

Pembiayaan Mikro iB Di BRI Syariah KCP Ponorogo

Menyatakan bahwa naskah skripsi / tesis telah diperriksa dan disahkan

oleh dosen pembimbing. Selanjutnya saya bersedia naskah tersebut

dipublikasikan oleh perpustakaan IAIN Ponorogo yang dapat diakses di

etheses.iainponorogo.ac.id. Adapun isi dari keseluruhan tulisan tersebut,

sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari penulis.

Demikian pernyataan saya untuk dipergunakan semestinya.

Ponorogo, 17 Juni 2020

Dwi Retnaningdyah

NIM 210816149

Page 7: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

vii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Dwi Retnaningdyah

NIM : 210816040

Jurusan : Perbankan Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Ponorogo

Judul : Analisis Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan

Pembiayaan Mikro iB Di BRI Syariah KCP Ponorogo

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya

tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan

merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui

sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut

Ponorogo, 05 Mei 2020

Yang membuat pernyataan

Dwi Retnaningdyah

NIM 210816149

Page 8: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan perekonomian suatu negara semakin tinggi akan

meningkatkan pula kebutuhan pendanaan untuk membiayai suatu sektor

usaha, seperti sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, dan

perumahan. Salah satu lembaga keuangan yang berpengaruh besar

terhadap perekonomian masyarakat di suatu negara adalah Perbankan.

Sehingga bank telah menjadi sebuah kebutuhan hidup bagi masyarakat

disuatu negara untuk mendapatkan pinjaman, pembiayaan, perkreditan,

dan berbagai jasa yang ditawarkan oleh bank. Melalui kegiatannya bank

sebagai lembaga keuangan menjadi tempat untuk menyimpan dana bagi

berbagai pihak, baik perorangan, perusahaan swasta, dan badan-badan

pemerintah.1

Menurut undang-undang perbankan Nomor 10 Tahun 1998, Bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat

banyak.

Bank yang beroperasi tanpa adanya bunga dan riba disebut Bank

Syariah. Bank Syariah adalah Lembaga keuangan yang berlandaskan Al-

Qur’an dan Hadits dalam mengoperasikan kegiatannya dan juga

1 M. Sulha dan Ely Siswanto, Manajemen Bank Konvensional dan Shari’ah (Malang:

UIN Malang Press, 2008), 3.

Page 9: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

2

produknya. Bank Syariah berbeda dengan bank konvensional secara

konsepsional, konsep secara syariah adalah berbisnis atau melakukan

tindakan ekonomi yang menjaga kesimbangan antara kehidupan dunia dan

persiapan menuju kehidupan akhirat bukan sekedar memaksimalkan

kekayaan. Bank konvensional dalam mengembalikan pinjaman harus

disertai bunga yang telah ditetapkan sesuai perjanjian diawal antara bank

dengan nasabah, sedangkan di Bank Syari’ah menggunakan sistem bagi

hasil yang sesuai dengan hukum islam dalam pengembalian pinjamannya,

sesuai kesepakan diawal antara bank dan calon nasabah yang tidak saling

memberatkan.2

Secara umum, Fungsi bank adalah lembaga financial intermediary,

yang artinya dalam aktivitas lembaganya berkaitan dengan menghimpun

dana dan menyalurkan dana kembali kepada masyarakat yang

membutuhkan dana. Bank juga menyalurkan dana yang disebut dengan

pembiayaan, itu merupakan salah satu kegiatan utama perbankan selain

menghimpun dana. Kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat yang

merupakan aktivitas menghasilkan keuntungan, secara tidak langsung akan

memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan ekonomi masyarakat

banyak, juga untuk memanfaatkan dana yang idle (Idle Fund) karena bank

telah membayar sejumlah tertentu atas dana yang telah dihimpunnya. Pada

akhir bulan atau pada saat tertentu bank akan mengeluarkan biaya atas

dana yang telah dihimpun dari masyarakat yang menyimpan dananya di

2 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Zikrul Hakim,

2008), 142.

Page 10: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

3

bank. Dengan demikan, bank tidak boleh membiarkan dana masyarakat

tersebut mengendap, dan harus segera menyalurkannya kepada masyarakat

yang membutuhkan agar memperoleh pendapatan atas dana yang

disalurkannya. Penyaluran dana kepada masyarakat sebagian besar berupa

kredit untuk bank konvensional dan bank syariah menyebut dengan

pembiayaan.3

BRI Syariah KCP Ponorogo dalam kegiatannya memfokuskan

pembiayaan salah satunya pembiayaan dengan produknya yaitu

pembiayaan mikro. Sementara pembiayaan mikro bank syariah tetap

menggunakan prinsip syariah kepada nasabah ataupun calon nasabah baik

perorangan atau badan usaha yang khususnya pembiayaan ini pada sektor

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang biasanya digunakan untuk

menambah modal kerja, investasi, maupun multiguna.4

Di Indonesia sendiri UMKM berperan penting dalam pembangunan

ekomoni. Sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan

hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun

modern. UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro Kecil Menengah yang

di dalamnya terdapat pelaku bisnis yang bergerak diberbagai bidang

usaha.5

Salah satu cara untuk mengembangkan UMKM tersebut adalah

dengan adanya penambahan modal. Penambahan modal dapat dilakukan

3 Ismail, Manajemen Perbankan (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), 5. 4 Gatot Wijanarko, Wawancara, 05 September 2019. 5 Pandji Anoraga, Koperasi, Kewirausahaan, Dan Usaha Kecil, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2002), 244.

Page 11: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

4

dengan cara melakukan pengajuan pembiyaan pada perbankan. Dalam

memberikan pembiayaan, yang sangat mempengaruhi stabilitas keuangan

bank yaitu layak atau tidaknya pembiayaan yang akan diberikan. Analisis

pembiayaan merupakan suatu proses analisis yang dilakukan oleh bank

untuk menilai suatu permohonan pembiayaan yang telah diajukan oleh

calon nasabah. Dengan melakukan analisis terhadap permohonan

pembiayaan tersebut bank ingin mendapat keyakinan bahwa proyek/ usaha

yang akan dibiayai dengan pembiayaan tersebut layak. Bank melakukan

analisis pembiayaan dengan tujuan untuk mencegah secara dini

kemungkinan terjadinya Wanprestasi oleh nasabah. Analisis yang baik

akan menghasilkan keputusan yang tepat, sehingga analisis pembiayaan

merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam keputusan

pembiayaan.6 Prinsip 5C yang pada umumnya digunakan untuk

menganalisis proses pemberian pembiayaan dalam perbankan syariah,

apakah calon nasabah bernilai layak atau tidak untuk mendapatkan

pembiayaan yang akan diberikan dimana prinsip tersebut digunakan untuk

menilai. Adapun prinsip 5C terdiri dari Capacity (kemampuan), Collateral

(jaminan), Character (watak/sifat), Condition of Economi (kondisi

ekonomi), dan Capital (modal). Penerapan Prinsip dasar dalam pemberian

pembiayaan serta analisis yang mendalam terhadap calon nasabah, perlu

dilakukan oleh bank agar bank tidak salah memilih dalam menyalurkan

6 Ismail, Manajemen Perbankan, 112.

Page 12: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

5

dananya sehingga dana yang disalurkan tersebut dapat terbayar kembali

sesui dengan jangka waktu yang diperjanjikan.7

Proses dengan penilaian 5C (Capacity, Collateral, Character,

Condition of Economi, Capital) dalam pemberian pembiayaan mikro

tersebut di BRI Syariah KCP Ponorogo akan tetap mementingkan

kemudahan dan kecepatan dalam proses pencairan pembiayaan kepada

nasabah yang mengajukan pembiayaan tersebut agar menarik para nasabah

untuk melakukan pembiayaan.

Perbankan syariah dalam kegiatan pembiayaan menjadi penunjang

kelangsungan hidup bank jika dikelola dengan baik. Dalam pembiayaan

yang dilakukan oleh perbankan syariah pasti banyak terjadi kendala-

kendala yang dialami, seperti kendala wanprestasi, pembiayaan

bermasalah ataupun kendala lainnya. Berikut adalah jumlah pembiayaan

mikro pelaku UMKM di BRI Syariah KCP Ponorogo yang wanprestasi/

kredit macet :

Tabel 1.1

Jumlah Nasabah UMKM di BRI Syariah KCP Ponorogo8

Tahun Jumlah nasabah Kredit macet

2017 132 Orang 4 orang

2018 173 Orang 3 orang

2019 206 Orang 3 orang

Sumber : Wawancara dengan Bapak Gatot

7 Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Teras, 2014),

79. 8 Gatot Wijanarko, Wawancara, 05 September 2019.

Page 13: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

6

Dari data diatas pembiayaan semakin naik yang dikarenakan AOM

(Account Officer Micro) dikejar target setiap bulannya. Dalam faktanya

BRI Syariah KCP Ponorogo belum sepenuhnya menggunakan prinsip 5C

(Capacity, Collateral, Character, Condition of Economi, Capital) secara

keseluruhan. Meraka hanya menggunakan sebagian saja, misal capacity

(kemampuan nasabah), character (karakter nasabah), collateral (jaminan/

agunan). Hal ini diungkapkan oleh bapak habib selaku Account Officer

Micro, “marketing di BRI Syariah KCP Ponorogo dalam memberikan

pembiayaan kepada UMKM memang benar menggunakan prinsip 5C

(Capacity, Collateral, Character, Condition of Economi, Capital) tetapi

hanya sebagian saja, soalnya marketing tidak banyak waktu dan dikejar

target setiap bulannya.”9

Diungkapkan oleh bapak kiki selaku Account Officer Micro, “ 5C

(Capacity, Collateral, Character, Condition of Economi, Capital) itu

baku, semestinya 5C diterapkan tapi dalam praktiknya tidak semua

diterapkan kita sebagai marketing hanya melihat character (karakter

nasabah), capacity (kemampuan nasabah), collateral (jaminan/ agunan).”10

Adanya analisis pembiayaan yang diterapkan menggunakan prinsip

5C belum sepenuhnya diterapkan yang akan berdampak pada

kelangsungan hidup bank dan akan bisa meningkatkan nasabah NPF( Non

Performing Financing) dari tahun ketahun yang akan menyebabkan

kerugiakan pada pihak bank jika terus-terusan terjadi, maka peneliti

9 Muhammad Habib, Wawancara, 29 November 2019. 10 Kiki Agung, Wawancara, 17 Desember 2019.

Page 14: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

7

tertarik meneliti bagiamana BRI Syariah KCP Ponorogo dalam

memberikan pembiayaan kepada UMKM dengan judul “Analisis

Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank

BRI Syariah KCP Ponorogo”.

B. Rumusan Masalah

Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana mekanisme pembiayaan Mikro iB di bank BRI Syariah

KCP Ponorogo ?

2. Bagaimana analisis penerapan prinsip 5C dalam memberikan

pembiayaan mikro iB di bank BRI Syariah KCP Ponorogo ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis mekanisme pembiayaan mikro iB

di bank BRI Syariah KCP Ponorogo

2. Untuk mengetahui dan menganalisis penerapan prinsip 5C dalam

memberikan pembiayaan mikro iB di BRI Syariah KCP Ponorogo

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian yang dilakukan ini dapat memberikan

manfaat untuk berbagai pihak, yaitu :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu perbankan

syariah guna memperluas pengetahuan dan memperkaya konsep

keilmuan yang berkaitan tentang pengambilan keputusan pembiayaan.

Page 15: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

8

2. Secara Praktis

Bagi Pihak Bank BRI Syariah

Sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan penerapan prinsip

5C dalam pembiayaan atau bahan acuan dalam penerapan prinsip 5C

dalam pembiayaan.

E. Sistematika Pembahasan

Sistematika yang dimaksud di sini adalah runtutan persoalan yang

dirangkai dalam bentuk tulisan untuk membahas rencana penyusunan

skripsi secara keseluruhan dari permulaan hingga akhir, guna menghindari

permasalahan yang tidak terarah. Untuk mempermudah penyusunan

skripsi maka penulis mengelompokkan pembahasan menjadi lima bab

yang masing-masing bab terdiri dari sub-sub tersendiri. Dengan demikian

terbentuklah satu kesatuan sistem penulisan ilmiah yang linier, sehingga

nampak adanya suatu pembahasan yang utuh yang saling berkaitan antara

satu dengan yang lainnya. Adapun sistematika pembahasan tersebut

adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan, berisi tentang latar

belakang masalah, untuk mendeskripsikan problem akademik

yang mendorong mengapa penelitian ini dilakukan. Kemudian

dilanjutkan dengan rumusan masalah. Rumusan masalah ini

sangat penting, karena posisinya secara tidak langsung

memandu peneliti dalam mengarahkan fokus kajian yang

Page 16: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

9

dilakukan. Kemudian dipaparkan tujuan dan manfaat

penelitian, untuk memastikan dapat atau tidaknya penelitian ini

menghasilkan temuan, baik yang bersifat teoritis maupun

bersifat praktis. Kemudian dilanjutkan dengan sub metode

penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II: KONSEP PEMBIAYAAN MIKRO, AKAD MURABAHAH,

PRINSIP 5C DI BRI SYARIAH KCP PONOROGO

Bab ini berisi Pengertian penrapan prinsip 5C yang

merupakan landasan teori, dalam bab ini penulis akan

membahas konsep penerapan prinsip 5C yang terdiri dari

beberapa sub bab yaitu: pengertian pembiayaan,pembiayaan

mikro, pembiayaan akad murabahah, dan prinsip 5c. Sub

berikutnya adalah kajian pustaka, untuk menentukan posisi

penelitian ini terhadap penelitian terdahulu.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan jenis dan pendekatan peneliatan, lokasi

atau temapat penelitian, data dan sumber data, teknik

pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data

dan teknik pengecekan keabsahan data.

BAB IV: DATA DAN ANALISIS DATA

Bab keempat merupakan data dan analisis data penerapan

prinsip 5C pembiayaan mikro iB di BRI Syariah KCP

Ponorogo.

Page 17: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

10

BAB V: PENUTUP

Bab ini merupakan akhir dari pembahasan skripsi yang

merupakan jawaban atas rumusan masalah, saran-kritik yang

dilengkapi dengan lampiran-lampiran, yang mana kesemuanya

sebagai solusi untuk kemajuan dan pengembangan penerapan

prinsip 5c dalam memebrikan pembiayaan mikro iB di BRI

Syariah KCP Ponorogo.

Page 18: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Pembiayaan

a. Definisi Pembiayaan

Dalam arti sempit pembiayaan adalah pendanaan yang

dilakukan oleh lembaga keuangan yaitu bank syariah kepada

nasabah. Pembiayaan dalam arti luas adalah financing pendanaan

yang dikeluarkan untuk mendukung investasi suatu usaha baik

yang dilakukan perorangan maupun usaha bersama.1

Menurut M. Syafi’i Antonio menjelaskan Pembiayaan

adalah salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas

penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang

merupakan deficit unit (membutuhkan dana).2

Sedangkan menurut Undang-undang perbankan No 10

tahun 1998 pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau

tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau

bagi hasil.3

1 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), 304. 2 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani

Press, 2001), 160. 3 Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di Bank Syariah, (Jakarta:

Sibar Grafika, 2014), 65.

Page 19: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

12

b. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

BRI Syariah dalam memberikan pembiayaan memiliki

fungsi untuk membantu masyarakat yang membutuhkan dana

maupun untuk meningkatkan usahanya untuk memenuhi

kebutuhan. Selain itu juga memiliki tujuan yang tidak terlepas dari

visi BRI Syariah. Tujuan dan Fungsi dalam pembiayaan sebagai

berikut :

1) Tujuan pembiayaan

a) Meningkatkan keuntungan yang biasanya berupa bagi hasil

atau margin yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan

biaya administrasi dari pembiayaan yang disalurkan kepada

nasabah.

b) Membantu pemerintah, dalam hal ini pembiayaan yang

disalurkan oleh pihak bank kepada masyarakat dapat

berdampak kepada pertumbuhan diberbagai sektor.

c) Membantu usaha nasabah yang membutuhkan dana untuk

investasi modal kerja sesuai dengan prinsip-prinsip syariat

islam.4

2) Fungsi Pembiayaan

Untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, dan

meramaikan usaha para pelaku bisnis di indonesia keberadaan

bank syariah yang menjalankan prinsip syariat islam sangat

4Yusuf, Ayus Ahmad dan Abdul Aziz, Manajemen Operasional Bank Syariah, (Cirebon:

STAIN Press, 2009), 68.

Page 20: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

13

membantu masyarakat terutama para pelaku bisnis di

indonesia dan memberikan fungsi diantaranya :

a) Menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan

nasabah dalam memberikan pembiayaan dengan prinsip

syariat islam.

b) Sebagai alat stabilitas ekonomi karna pembiayaan yang

diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan

oleh masyarakat.

c) Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan. Semakin

banyak pembiayaan yang disalurkan, akan semakin baik

dalam menigkatkan pendapatan. Jika sebuah pembiayaan

diberikan kepada UMKM untuk mengembangkan usahanya

atau membuat sebuah ruko, maka usaha tersebut

membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat mengurangi

pengangguran.5

c. Prinsip- Prinsip Pembiayaan pada bank syariah

1) Prinsip Jual Beli

prinsip Jual Beli di sini menekankan bahwa dalam

perbankan syariah mengandung beberapa kebaikan, antara lain

tujuan pembiayaan selalu diberikan kepada sektor riil karena

yang menjadi dasar nilai adalah barang yang diperjual-belikan.

Begitu juga dengan harga yang disepakati tidak berubah/tetap

5Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2016), 88.

Page 21: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

14

sampai akhir akad. Jenis prinsip jual beli terdiri atas

Murābahah, Salam dan Istishnā’.

2) Prinsip Bagi Hasil

Prinsip bagi hasil adalah akad bersama kegiatan usaha yang

didalamnya diperjanjikan adanya pembagian hasil atas

keuntungan yang akan didapat antara kedua belah pihak atau

lebih. Jenis bagi hasil terdiri atas Mudhārabah dan

Musyarakah.6

d. Jenis- Jenis Pembiayaan

Jenis pembiayaan dikelompokkan menurut beberapa segi, yaitu :

1) Pembiayaan Menurut Tujuan Pengunaan

a) Pembiayaan investasi, untuk pengadaan barang-barang

modal (aktiva tetap) yang mempunyai nilai ekonomis

lebih dari satu tahun. Secara umum untuk pendirian

perusahaan baru atau proyek baru, maupun proyek

pengembangan, modernisasi mesin, peralatan, pembelian

kendaraan yang digunakan untuk kelancaran usaha, dan

perluasan perusahaan.

b) Pembiayaan modal kerja, untuk memenuhi kebutuhan

modal kerja yang biasanya habis dalam satu siklus usaha.

Biasanya untuk membeli bahan baku, biaya upah, untuk

menutup piutang dagang, pembelian barang dagang, dan

6Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), 60.

Page 22: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

15

kebutuhan dana lain yang bersifat hanya digunakan selama

1 tahun.7

c) Pembiayaan konsumtif, pembiayaan yang diberikan

kepada nasabah untuk membeli barang dan jasa untuk

keperluan pribadi dan tidak untuk digunakan keperluan

usaha.

2) Pembiayaan Menurut Jangka Waktu

a) Jangka waktu pendek, merupakan pembiayaan yang

memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling

lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan

modal kerja.

b) Jangka waktu menengah, merupakan jangka waktu

kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun,

biasanya untuk investasi.

c) Jangka waktu panjang, merupakan pembiayaan yang masa

pengembaliannya paling panjang. Pembiayaan jangka

panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5

tahun. Biasanya pembiayaan ini untuk investasi jangka

panjang konsumtif.8

7 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan, 100. 8 Ibid., 102

Page 23: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

16

3) Pembiayaan Dari Segi Jaminan

a) Pembiayaan Dengan Jaminan

Pembiayaan dengan jaminan merupakan jenis

pembiayaan yang didukung dengan jaminan (agunan).

Dapat digolongkan menjadi jaminan peorangan, benda

berwujud, dan benda tidak berwujud.

b) Pembiayaan Tanpa Jaminan

Pembiayaan yang diberikan tanpa adanya barang

jaminan. Pembiayaan ini diberikan dengan melihat

prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik

calon nasabah selama ini.9

Sedangkan jenis pembiayaan di bank syariah menurut

Adiwarman Azhar Karim adalah sebagai berikut :

a) Pembiayaan Modal Kerja Syariah

Pembiayaan yang diberikan kepada perusahaan untuk

membiayai kebutuhan modal kerja usahanya berdasarkan

prinsip syariah (pembiayaan jangka pendek)

b) Pembiayaan Investasi Syariah

Penanaman dana dengan maksud untuk menperoleh

imbalan, manfaat, atau keuntungan dikemudian hari

(pembiayaan jangka menengah atau jangka panjang).

9 Ibid., 107.

Page 24: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

17

c) Pembiayaan Konsumtif Syariah

Pembiayaan yang diberikan untuk tujuan diluar usaha dan

umumnya bersifat perorangan, yang digunakan dengan

prinsip syariah.

d) Pembiayaan Berdasarkan Take Over

Pembiayaan sebagai bentuk jasa pelayanan keuangan bank

syariah yang membantu masyarakat untuk mengalihkan

transaksi yang sesuai dengan syariah islam.

e) Pembiayaan Latter Of Credit

Pembiayaan yang diberikan dalam rangka untuk

memfasilitasi nasabah dalam transaksi ekspor dan impor.10

2. Pembiayaan Mikro

Pembiayaan mikro adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan

untuk membiayai kegitan usaha mikro. Usaha mikro berdasarkan

Undang- undang nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM (Usaha Mikro

Kecil dan Menengah) adalah usaha produktif yang dimiliki oleh

perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria

usaha mikro yang diatur dalam Undang-undang. Usaha mikro, kecil

dan menengah merupakan kegiatan usaha yang berperan dalam proses

pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat yang dapat

memperluas lapangan pekerjaan, memberikan pelayanan ekonomi

10Adiwarman Azhar Karim, Bank Islam (Analisis Fikih dan Keuangan), (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2004), 252.

Page 25: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

18

kepada masyarakat, serta mendorong stabilitas pertumbuhan ekonomi

nasional.

Pelaku usaha mikrro, pelaku usaha kecil, dan pelaku usaha

menengah adalah sebagai wirausaha. Mereka memiliki sejumlah sifat

yang berbeda-beda. Mereka mempunyai kemauan dan rasa percaya

diri yang tinggi, mereka fokus pada sasaran, mereka bekerja keras,

berani mengambil resiko dan mampu beinovasi.11

a. Kriteria UMKM

Kriteria UMKM berdasarkan undang-undang Nomor 20 Tahun

2008 tentaang Usaha Mikro Kecil dan Menengah :12

Tabel 2.1

No Uraian Asset Omset

1 Usaha Mikro Maks. 50 juta Maks 300 juta

2 Usaha Kecil >50 juta– 500 juta >300 juta- 2,5 juta

3 Usaha Menengah >500 juta- 10 M >2,5 juta- 50 M

b. UMKM yang Berhak Mendapatkan Bantuan Pembiayaan

1) Terdaftar atau memiliki izin usaha

2) Memiliki tempat kedudukan dan alamat yang jelas dibuktikan

dengan surat keterangan domisili

3) Memiliki jenis usaha

11 Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan & Manajemen Usaha Kecil, (Jakarta: Alfabeta,

2010), 37. 12 Leonardus Saiman, Kewirausahaan, (Jakarta: Salemba Empat, 2014), 9.

Page 26: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

19

4) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

5) Memiliki nomor rekening bank atas nama pribadi yang masih

aktif Prioritas bagi yang belum pernah mendapat bantuan

sejenisnya.13

3. Pembiayaan Murabahah

a. Pengertian Pembiayaan Murabahah

Ba’i Al-Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal

dengan tambahan yang disepkati. Dalam Bai’ Al-Murabahah,

penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan

menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.

Penjualan pada murabahah secara jelas memberi tahu kepada

pembeli berapa nilai pokok barang tersebut dan berapa besar

keuntungan yang diperoleh pada nilai tersebut.14

Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan

menyatakan harga perolehan dan keuntungan margin disepakati

oleh penjual dan pembeli, dengan pembayaran atas akad

murabahah dapat dilakukan secara tangguh atau tunai. Perbedaan

murabahah dengan penjualan biasa adalah pada murabahah penjual

secara jelas memberi tahu kepada pembeli tentang harga pokok

pembelian produk tersebut dan besar keuntungan yang akan

diambil oleh penjual. Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan

dana dari pemilik modal, baik Lembaga Keuangan Syariah Non

13 Desi Hariyawati, “Pelaksanaan Pemberian Kredit Kepada UMKM BRI Syariah,” JOM,

3 (Oktober 2016), 11. 14 M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teorike Praktik, 101.

Page 27: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

20

Bank maupun Bank Syariah kepada nasabah untuk membeli barang

dengan menegaskan harga belinya barang dan pembeli (nasabah)

akan membayarnya dengan harga yang lebih, sebagai keuntungan

pemilik modal sesuai yang disepakati bersama. Harga tidak boleh

berubah sepanjang akad dan apabila terjadi kesulitan membayar,

dapat dilakukan restrukrusisasi dan kalau tidak membayar karena

lalai dapat dikenakan denda.15

b. Dasar Hukum Pembiayaan Murabahah

Dasar-dasar hukum yang digunakan dalam pelaksanaan akad

Murabahah adalah:

1) Al-Qur’an QS. Al-Baqarah ayat 275

با.... م الر ...وأحل الله البیع وحر

“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.16

2) Al-Hadist

أفضل الكسب عمل الرجل بیده وكل بیع مبرور

“Kerja yang paling utama adalah usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur”.17

15 D Muljono, Buku Pintar Akuntansi Perbankan dan Lembaga Keuangan Syariah,

(Yogyakarta: Andi, 2015), 143. 16 al- Qur’an, 2: 275. 17Gustani, “Ayat dan hadits tentang murabahah,” dalam

https://www.syariahpedia.com/2016/09/dalil-murabahah.html, (diakses pada tanggal 22 Mei 2020,

jam 13.45)

Page 28: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

21

3) Fatwa DSN Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000

Pembiayaan murabahah adalah suatu bentuk jual beli barang

pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang sudah

disepakati.18

4) Ijma’

Umat manusia telah berkosensus tentang keabsahan jual

beli, karena manusia sebagai anggota masyarakat selalu

membutuhkan apa yang dihasilkan dan dimiliki orang lain.

Oleh karena jual beli ini adalah salah satu jalan untuk

mendapatkan secara sah, dengan demikian mudahlah bagi

setiap individu untuk memenuhi kebutuhannya.19

c. Rukun dan Syarat Pembiayaan Murabahah

Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam

transaksi ada beberapa, yaitu :20

1) Pelaku akad, yaitu penjual adalah pihak yang memiliki barang

untuk dijual, dan pembeli adalah pihak yang memerlukan dan

akan membeli barang

2) Objek akad, yaitu barang dagangan dan harga

3) Shighah, yaitu ijab dan qabul.

18Dewan Syari’ah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syari’ah, ( Jakarta :

Erlangga, 2014 ), 63. 19Y. Afrida, “Analisis Pembiayaan Murabahah di Perbankan Syariah,”Jurnal Ekonomi

dan Bisnis Islam, 2, (September 2016), 159. 20Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, 82.

Page 29: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

22

Beberapa syarat yang ada dalam pembiayaan Murabahah,

antara lain :21

1) Mengetahui harga pertama (harga pembelian) yaitu pembeli

kedua hendaknya mengetahui harga pembelian karena hal itu

adalaha syarat sahnya transaksi jual beli. Syarat ini meliputi

semua transaksi yang terkait dengan murabahah, seperti

pelimpahan wewenang (tauliyah), kerja sama (isyrak), dan

kerugian (wadhi’ah), karena semua transaksi ini berdasar pada

harga pertama yang merupakan modal. Jika tidak

mengetahuinya, maka jual beli tersebut tidak sah hingga

ditempat transaksi. Jika tidak diketahui hingga keduanya

meninggalkan tempat tersebut, maka gugurlah transaksi itu

2) Mengetahui besarnya keuntungan adalah keharusan, karena ia

merupakan bagian dari harga (tsaman), sedangkan mengetahui

harga adalah syarat sahnya jual beli

3) Modal hendaknya komoditas yang memiliki kesamaan dan

sejenis, seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang dan

dihitung

4) Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak

menisbatkan riba tersebut terhadap harga pertama. Seperti

membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan barang

sejenis dengan takaran yang sama, maka tidak boleh

21Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2015), 17-18.

Page 30: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

23

menjualnya dengan sistem murabahah. Hal semacam ini tidak

diperbolehkan karena tambahan, sedangkan tambahan terhadap

harta riba hukumnya adalah riba dan bukan keuntungan

5) Transaksi pertama haruslah sah secara syara’, jika transaksi

pertama tidak sah, maka tidak boleh dilakukan jual beli secara

murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan harga

pertama disertai tambahan keuntungan dan hak milik jual beli

yang tidak sah ditetapkan dengan nilai barang atau dengan

barang yang semisal bukan dengan harga, karena tidak

benarnya penamaan.

d. Jenis Pembiayaan Murabahah

Jenis dalampembiayaan Murabahah dapat dibedakan menjadi

dua macam, yaitu :22

1) Murabahah tanpa pesanan adalah ada yang pesan atau tidak,

ada yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang

daganganya. Penyediaan barang pada murabahah ini tidak

berpengaruh atau terikat;

2) Murabahah berdasarkan pesanan adalah bank syariah baru

akan melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada

nasabah yang memesan barang, sehingga penyediaan barang

baru dilakukan jika ada pesanan. Pada murabahah ini,

22 Ibid.,17-18.

Page 31: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

24

pengadaan barang sangat tergantung atau terkait langsung

dengan pesanan atau pembelian barang tersebut.

e. Skema Pembiayaan Murabahah

(1) Negoisasi dan perlengkapan persyaratan

(3) akad (Murabahah)

(4) bayar ribbun dan pokok

(2) beli barang

Gambar 2.2

Skema Pembiayaan Akad Murabahah pada Perbankan Syariah

Gambar diatas dapat dijelaskan:

1. Nasbah mengajukan pembiayaan dalam bentuk barang.

Dalam tahap ini antara bank dan nasabah melakukan

negoisasi (spesifikasi barang, nominal harga, jangka waktu

pembiayaan).

2. Bank membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah kepada

supplier sesuai yang disepakati pada negoisasi

3. Bank mengirim barang kepada nasabah

4. Nasabah membayar keuntungan (ribhun)dan cicilan harga

pokok barang yang dibeli sesuai kesepakatan

BANK NASABAH

(5) akhir akad,

barang milik nasabah

supplier

Page 32: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

25

5. Akhir akad sesuai dengan kesepatakan pada negoisasi.

Barang sudah milik nasabah sebagaimana pada jual beli.23

f. Pengertian Pembiayaan Murabahah Bil Wakalah

Dalam penyaluran dana perbankan syariah dengan akad

murabahah dapat dilaksanakan dalam satu transaksi dengan

wakalah, yaitu upaya pemberian kekuasaan pada nasabah untuk

membeli barang yang diinginkan secara mandiri. Ketika

pembiayaan telah disetujui dan melakukan pencairan, pihak bank

hanya mengawasi kedisiplinan nasabah dalam melakukan angsuran

pembiayaan. Sebagai contoh dalam perbankan, Investor

mewakilkan pengusaha untuk melakukan pembelian barang yang

akan dijadikan objek investasi dengan tambahan keuntungan

(marjin) yang disepakati bersama.24

4. Prinsip 5C

Pembiayaan yang diberikan pihak bank untuk memfasilitasi

pembiayaan kepada calon nasabah harus benar-benar merasa yakin

bahwa pinjaman yang diberikan akan kembali. Sebelum pembiayaan

diberikan keyakinan tersebut dapat dinilai dari hasil penilaian atau

analisis pembiayaan. Untuk mendapatkan suatu keyakinan tentang

nasabahnya, pihak bank dapat melakukan penilaian dengan berbagai

prinsip. Metode analisis pembiayaan dapat dilakukan sesuai dengan

23 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani

Press, 2001), 107. 24

Yassar Wildanto, Akad Murabahah Bil Wakalah dalam Pembiayaan Mikro di BRI Syariah KCP Kudus, Skrpsi, (Kudus: IAIN, 2016), 13.

Page 33: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

26

kebijakan bank. Dalam beberapa kasus bank syariah sering

menggunakan prinsip 5C, yang meliputi :

a. Capacity (Kemampuan)

Analisis terhadap capacity ini ditujukan untuk mengetahui

kemampuan calon nasabah dalam memenuhi kewajibannya sesuai

jangka waktu pembiayaan. Bank perlu mengetahui dengan pasti

kemampuan calon nasabah dalam memenuhi kewajiban apabila

bank memberikan pembiayaan. Kemampuan keuangan calon

nasabah sangat penting karena merupakan sumber utama

pembayaran kembali pembiayaan yang diberikan oleh bank.

Sekain baik kemampuan keuangan calon nasabah, maka akan

semakin baik kemungkinan kualitas pembiayaan, artinya dapat

dipastikan bahwa pembiayaan yang diberikan bank dapat dibayar

sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan.

Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengetahui

kemampuan keuang calon nasabah, antara lain :

1) Melihat laporan keuang calon nasabah.

2) Memeriksa slip gaji dan rekening tabungan

3) Survei ke lokasi usaha calon nasabah.25

Kemampuan nasabah untuk menghasilkan pendapatan

tergantung pada semua faktor mulai dari penjualan, biaya dan

harga pokok barang dagangan. Jika pinjamamn akan dibayar

25 Ismail, Manajemen Perbankan (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), 113.

Page 34: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

27

dengan penghasilan, maka penting untuk pihak bank menilai

kemampuan nasabah untuk menghasilkan pendapatan yang cukup

untuk melunasi pinjaman, seperti pendidikan, umur, stabilitas

pekerjaan dan bakat.26

Dalam menilai capacity nasabah bank dapat mengunakan

pendekatan sebagai berikut :

1) Pendekatan Yuridis, seseorang yang berwenang mewakili

calon nasabah pembiayaan dalam melakukan penandatanganan

perjanjian pembiayaan dengan bank.

2) Pendekatan Historis, yaitu melalui kinerja nasabah dimasalalu

(past performance).

3) Pendekatan Manajerial, yaitu menilai kemampuan nasabah

dalam melaksanakan fungsi menejemen dalam memimpin

perusahaan.

4) Pendapatan Financial, menilai kamampuan keuangan calon

nasabah pembiayaan.

5) Pendekatan Teknis, yaitu menilai kemampuan calon nasabah

pembiayaan terkait teknis produksi, seperti tenaga kerja,

sumber bahan baku, peralatan, administrasi, keuangan, dan

lain-lain.27

Dalam memenuhi kewajibannya setelah bank syariah

memberikan pembiayaan, Bank perlu mengetahui dengan

26 Herman Darmawi, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), 112. 27 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan, 97.

Page 35: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

28

pastikemampuan keuangan calon nasabah dalam memenuhi

kewajibannya. Sumber utama pembayaran merupakan

kemampuan keuangan calon nasabah yang sangat penting.

Kemampuan keuangan calon nasabah semakin baik, maka kualitas

pembayaran akan semakin baik, artinya pembiayaan yang

diberikan bank syariah dapat dipastikan dibayar sesuai dengan

jangka waktu yang diperjanjikan.28 Bank dapat mengetahui

sampai dimana capacity calon nasabah dengan cara, misalnya

nasabah yang sudah dikenal pihak bank, hanya perlu melihat

arsip, dokumen, berkas dan catatan yang ada tentang pengalaman

pembiayaannya yang sudah-sudah. Sekedar informasi tambahan

dari luar mungkin yang belum tersedia. Sedangkan, bank syariah

menghadapi “pendatang baru” dengan cara riwayat hidup

(biodata) termasuk pendidikan, kursus dan latihan yang pernah

diikuti serata pengalaman kerja.29

b. Collateral (Jaminan/ agunan)

Collateral merupakan jaminan/ agunan yang diberikan oleh

calon nasabah atas pembiayaan yang diajukan. Agunan merupakan

sumber pembayaran kedua, artinya apabila nasabah tersebut tidak

dapat membayar angsurannya dan termasuk dalam pembiayaan

macet, maka bank dapat melakukan eksekusi terhadap agunan.

Hasil penjualan agunan digunakan sebagai sumber pembayaran

28 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), 121. 29 Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti, Manajemen Perkreditan Bank umum, (Bandung:

Alfabeta, 2009), 84.

Page 36: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

29

kedua. Bank tidak akan memberikan pembiayaan yang melebihi

dari nilai agunan.

Pertimbangan atas collateral antara lain dikenal dengan

MAST :30

1) Marketability

Agunan yang diterima oleh bank haruslah agunan yang mudah

diperjualbelikan dengan harga yang menarik dan meningkat

dari waktu ke waktu.

2) Ascertainability of value

Agunan yang diterima memiliki standar harga yang lebih pasti.

3) Stability of value

Agunan yang diserahkan bank memiliki harga yang stabil,

sehingga ketika agunan dijual, maka hasil penjualan bisa

meng-cover kewajiban nasabah.

4) Transferability

Agunan yang diserahkan bank mudah dipindahtangankan dan

mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Collateral adalah aset yang diserahkan kepada bank untuk

menjamin pembiayaan, dalam dunia perbankan agunan/ jaminan

sangat diperlukan untuk memperkuat kelemahan kemungkinan

yang akan terjadi dalam pembiayaan. Pembiayaan diberikan

dengan perkiraan bahwa dana tersebut akan dibayar kembali

30 Ismail, Manajemen Perbankan, 115.

Page 37: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

30

sampai lunas. Jika timbul masalah pembiayaan jaminan tersebut

akan dilelang.31

Penilaian terhadap collateral yaitu bukti kepemilikan, jenis,

lokasi dan status hukumnya. Bentuk jaminan tidak hanya

berbentuk kebendaan, bisa juga jaminan pribadi. Penilaian agunan

digunakan untuk mengetahuai apakah agunan yang dimiliki calon

nasabah sesuai dengan pemberian pembiayaan.32Jaminan biasanya

melenihi jumlah pembiayaan yang diberikan . pihak bank tidak

akan memberikan jumlah pembiayaan melebihi nilai agunan,

kecuali untuk pembiayaan tertentu yang dijamin pembayarannya

oleh pihak tertentu. Jaminan bisa bersifat fisik maupun non fisik.33

Purnajual agunan yang diserahkan kepada bank adalah faktor

penting yang harus diperhatikan dalam menganalisis agunan.

Agunan mempunyai 2 fungsi yaitu :

1) Untuk pembayaran utang seandainya nasabah tidak mampu

membayar dengan jalan melelang jaminan.

2) Sebagi akibat dari fungsi pertama yang salah satu faktor

penentu jumlah pembiayaan yang dapat diberikan.34

c. Character (Karakter )35

Character menggambarkan watak dan kepribadian calon

nasabah. Bank perlu melakukan analisis terhadap karakter calon

31 Herman Darmawi, Manajemen Perbankan, 113. 32 Binti Asiyah, Manajemen Pembiyaan Bank Syariah (Yogyakarta: Teras, 2014),83. 33 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2014), 92. 34 Ismail, Perbankan Syariah, 124. 35 Ismail, Manajemen Perbankan, 112.

Page 38: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

31

nasabah dengan tujuan untuk mengetahui bahwa calon nasabah

mempunyai keinginan untuk memenuhi kewajiban membayar

pinjamannya sampai dengan lunas. Bank ingin menyakini

willingness to repay dari calon nasabah, yaitu keyakinan bank

terhadap calon nasabah bahwa calon nasabah mau memenuhi

kewajibannya sesuai dengan jangka waktu yang telah

diperjanjikan.

Bank ingin mengetahui bahwa calon nasabah mempunyai

karater yang baik, jujur, dan mempunyai komitmen terhadap

pelunasan pembiayaan yang akan diterima dari bank. Cara yang

perlu dilakukan oleh bank untuk mengetahui character calon

nasabah adalah dengan melakukan penelitian yang mendalam

tentang calon nasabah.

Cara-cara yang dilakukan oleh bank dalam analisis character

dapat dilakukan antara lain :

1) BI Cheking

Bank dapat melakukan penelitian dengan melakukan BI

checking, yaitu melakukan penelitian terhadap calon nasabah

dengan melihat data nasabah melalui komputer yang online

dengan Bank Indonesia. BI checking dapat digunakan oleh

bank untuk mengetahui dengan jelas calon nasabahnya, baik

kualitas pembiayaan calon nasabah bila telah menjadi nasabah

bank lain.

Page 39: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

32

2) Trade Checking, pada supplier dan pelanggan nasabah

pembiayaan, untuk meneliti reputasi nasabah dilingkungan

mitra bisnisnya

3) Informasi dari pihak lain

Calon nasabah masih belum memiliki pinjaman di bank

lain, maka cara yang efektif ditempuh yaitu dengan meneliti

calon nasabah melalui pihak-pihak lain yang mengenal dengan

baik calon nasabah. Misalnya, mencari informasi tentang

karakter calon nasabah melalui tetangga, temen kerja, atasan

langsung, dan rekan usahanya. Informasi dari pihak lain

tentang calon nasabah, akan lebih menyakinkan bagi bank

untuk mengetahui character calon nasabah. Character

merupakan faktor yang sangat penting dalam evaluasi calon

nasabah.

d. Condition Of Economy (Kondisi Usaha)

Condition of economy merupakan analisis terhadap kondisi

perekonomian. Bank perlu mempertimbangkan sektor usaha calon

nasabah dikaitkan dengan kondisi ekonomi, apakah kondisi

ekonomi tersebut akan berpengaruh pada usaha calon nasabah

dimasa yang akan datang. Analisis yang perlu dilakukan terkait

dengan condition of economy adalah kebijakan pemerintah.

Apabila kebijakan pemerintah sering berubah, maka hal ini juga

Page 40: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

33

akan sulit bagi bank untuk melakukan analisis condition of

economy.36

Kondisi perekonomian bisa mengubah kemapuan nasabah

untuk membayar kembali kewajiban nya. Kondisi itu diluar

kekuasaan nasabah dan pihak bank. Nasabah mempunyai karakter

yang baik, mempunyai kemampuan untuk menciptakan

pendapatan, dan aseet yang cukup, tetapi kondisi perekonomianlah

yang mungkin menyebabkan pembiayaan yang berakhir tidak baik.

Disinilah pihak bank harus benar-benar tepat menganalisis kondisi

ekonomi kedepannya. Semakin lama jatuh tempo pembiayaan,

pihak bank harus semakin teliti dalam menganalisis pembiayaan,

karna adanya kemungkinan resiko semakin besar terhadap

kemunduran perekonomian, sebelum pembiayaan lunas. Keadaan

perekonomian mengalami naik turun dalam jangka panjang yang

setiap waktu dapat mempengaruhi berbagai bidang industri.

Dalam memberikan pembiayaan pada dunia usaha, pihak bank

harus teliti dan jeli dalam menganalisi fungsi ekonomi yang

dilakukan oleh pengusaha. Apa yang sedang berlangsung dalam

industri tersebut sangat penting diketahui, seperti terjadinya

perunahan, persaingan, teknologi, permintaan atas produk tersebut.

Jika calon nasabah tidak memiliki usaha yang bernilai ekonomis

36 Maryanto Supriyono, Buku Pintar Perbankan, (Yogyakarta: Andi Offset, 2011), 171.

Page 41: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

34

atau fungsi yang penting bagi kehidupan ekonomi, bank biasanya

enggan untuk mengabulkan permohonan pembiayaan tersebut.37

Beberapa hal yang dapat digunakan untuk menganalisis

condition of economy, antara lain :

1) Regulasi pemerintah an pusat dan daerah

2) Kondisi ekonomi makro dan mikro ekonomi

3) Situasi politik dan keamanan

4) Kondisi lain yang mempengaruhi pasar

Analisis diarahkan pada kondisi sekitar yang secra langsung

maupun tidak langsung berpengaruh terhadap usaha calon

nasabah. Kondisi yang harus diperhatikan bank antara lain :

1) Kondisi usaha calon nasabah, perbandingan lokasi lingkungan

wilayah usahnya

2) Keadaan pemasaran dari hasil usaha

3) Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan

usaha calon nasabah

4) Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi prospek industri

dimana perusahaan calon nasabah terkait didalamnya.

5) Prospek usaha dimasa yang akan datang.38

37 Herman Darmawi, Manajemen Perbankan, 114. 38 Sumarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul

Hakim, 2003), 146.

Page 42: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

35

e. Capital ( Modal)39

Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek

pembiayaan dan perlu analisis yang lebih mendalam. Modal

merupakan jumlah modal yang dimiliki oleh calon debitur atau

jumlah dana, yang akan disertakan dalam proyek yang dibiayai

oleh calon nasabah. Semakin besar modal yang dimiliki dan

disertakan oleh calon nasabah dalam obyek pembiayaan akan

semakin menyakinkan bagi bank akan keseriusan calon nasabah

dalam mengajukan pembiayaan.

Cara yang ditempuh oleh bank untuk mengetahui capital,

antara lain :

1) Laporan Keuangan Calon Nasabah

Dalam hal ini calon nasabah adalah perusahaan, maka

struktur modal ini penting untuk menilai tingkat debt to equity

ratio. Perusahaan dianggap kuat dalam menghadapi berbagai

macam resiko apabila jumlah modal sendiri yang dimiliki

cukup besar. Analisis rasio keuangan dapat dilakukan oleh

bank dapat mengetahui modal perusahaan. Analisis rasio

keungan ini dilakukan apabila calon nasabah merupakan

perusahaan.

39 Ismail, Manajemen Perbankan, 114.

Page 43: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

36

2) Uang muka

Uang muka yang dibayarkan dalam memperoleh

pembiayaan. Pembiayaan dalam hal ini biasanya calon nasabah

adalah perorangan, dan tujuan penggunaanya jelas, misalnya

pembiayaan untuk pembelian rumah, maka analisis capital

dapat diartikan sebagai jumlah uang muka yang dibayarkan

oleh calon nasabah kepada pengembang atau uang muka yang

telah disiapkan. Semakin besar uang muka yang dibayarkan

oleh calon nasabah untuk membeli rumah, semakin

menyakinkan bagi bank bahwa pembiayaan yang akan

disalurkan kemungkinan lancar.

5. Analisis Kelayakan Pembiayaan

Suatu usaha pasti membutuhkan modal yang bertujuan untuk

pengembangan usahanya, investasi, maupun konsumtif, dengan ini

bank menyalurkan dana dengan memberikan pembiayaan kepada

nasabah yang membutuhkan modal.

a. Analisis Kelayakan Pembiayaan Terdiri Atas :

1) Pendekatan jaminan, yaitu kuantitas dan kualitas nasabah selalu

diperhatikan oleh pihak bank dalam memberikan pembiayaan.

2) Pendekatan karakter, yaitu dalam pengajuan pembiayaan pasti

pihak bank melakukan survey dan mencermati dengan baik

tentang karakter dari nasabah.

Page 44: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

37

3) Pendekatan kemampuan pelunasan, yaitu bank menganalisis

kemampuan nasabah bagaimana perkembangan usaha

kedepannya untuk melunasi jumlah pembiayaan yang diambil

nasabah,

4) Pendekatan dengan studi kelayakan, yaitu bank

memperhatikan kelayakan usahanya tersebut suadah berapa

lama berdiri dan bagaimana pesaingnya, apakah juga usaha

yang syariah yang layak diberi pembiayaan.

5) Pendekatan fungsi-fungsi bank, artinya bank memperhatikan

fungsinya yang mengatur mekanisme dana yang dikumpulkan

dengan dana yang disalurkan itu salah satu fungsi sebagai

lembaga intermediary keuangan.40

b. Penerapan Prinsip Analisis Pembiayaan

Penerapan analisis pembiayaan dengan rumus 5C + 1S yaitu :

1) Capacity, yaitu kemampuan calon nasabah dalam

mengembalikan pinjaman yang diambil dan bagaiaman

kemampuannya dalam menjalankan usahanya.

2) Collateral, yaitu jaminan yang dimiliki nasabah yang akan

diberikan kepada pihak bank.

3) Condition, yaitu keadaan usaha nasabah apakalah usahanya

tersebut prospek atau tidak.

40 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), 303.

Page 45: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

38

4) Character, yaitu sifat karakter dari seorang calon nasabah yang

mengambil pinjaman pada pihak bank.

5) Capital, yaitu besarnya modal yang diperlukan calon nasabah.

6) Syariah, penilaian syariah perlu dilakukan agar pihak bank

dapat benar-benar memberikan pembiayaan yang tidak

melanggar syariat islam sesuai dengan fatwa DSN “Pengelola

tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam dalam tindakannya

yang berhubungan dengan mudharabah.”

c. Penerapan Prodesur Analisis Pembiayaan.41

1) Pengajuan berkas- berkas

2) Penyelidikan berkas pinjaman

3) Wawancara I

4) Survay atau pemeriksaan lapangan untuk meninju objek usaha

maupun jaminan

5) Wawancara II atau kegitan perbaikan berkas jika mungkin ada

kekurangan

6) Keputusan pemberian pembiayaan

7) Penandatanganan akad / perjanjian

8) Realisasi pembiayaan

9) Pencairan dana

41Kasmir., 177

Page 46: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

39

d. Kualitas Pembiayaan Pada Bank Syariah

Untuk menentukan berkualitas atau tidaknya suatu pembiayaan

perlu diberikan ukuran-ukuran tertentu. bank indonesia

menggolongkan kualitas pembiayaan menurut ketentuan sebagai

berikut :42

1) Lancar ( pas)

Suatu pembiayaan dapat dikatakan lancar apabila, pembayaran

angsuran pokok dan/ nisbah tepat waktu dan memiliki mutasi

rekening yang aktif

2) Dalam Perhatian Khusus (special mention)

Dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria :

a) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran dan/ nisbah yang

belum melampaui 90 hari

b) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang

diperjanjikan

c) Mutasi rekening relatif aktif

d) Didukung dengan pinjaman baru

3) Kurang Lancar (substandard)

Dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria :

a) Terdapat tunggakan permbayaran angsuran dan/ nisbah

yang telah melampaui 90 hari

42 Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di Bank Syariah,

(Jakarta: Sibar Grafika, 2014), 69.

Page 47: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

40

b) Sering terjadi pelanggaran terhadap kontrak yaang

diperjanjikan lebih dari 90 hari

c) Frekuensi mutasi rekening relatif rendah

d) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi nasabah

e) Dokumen pinjaman yang lemah

4) Diragukan (doubtful)

Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria :

a) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran yang telah

melampaui 180 hari

b) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari

c) Terjadi kapitalisasi angsuran

d) Dokumen yang lemah, baik dari perjanjian pembiayaan

maupun jaminan

5) Macet (loss)

Dikatakan macet apabila memenuhi kriteria :

a) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran yang telah

melampaui 270 hari

b) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru

c) Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat

dicairkan pada nilai yang wajar.43

43 Ibid.,70-71.

Page 48: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

41

e. Penanganan Pembiayaan Bermasalah

Pembiayaan bermasalah pada setiap bank pasti ada, hal ini

disebabkan oleh dua unsur sebagai berikut :

1) Dari Pihak Perbankan

Dalam menganalisis kurang teliti sehingga apa yang

seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya.

2) Dari Pihak Nasabah

a) Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah tidak

mau membayar kewajibannya kepada bank sehingga

pembiayaan yang diberikan macet.

b) Adanya unsur tidak sengaja. Artinya nasabah mau

membayar tetapi tidak mampu karna usaha yang diberi

pembiayaan mengalami musibah.44

Dalam hal ini pihak bank melakukan penanganan sehingga

tidak akan menimbulkan kerugian, dengan cara :

1) Rescheduling

a) Memperpanjang jangka waktu pembiayaan, misalnya

perpanjang jangka waktu dari 6 bulan menjadi 1 tahun

untuk mengembalikannya.

b) Memperpanjang jangka waktu angsuran, misalnya

perpanjang jangka waktu 36 kali menjadi 48 kali dan ini

44 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, 267.

Page 49: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

42

tentu saja jumlah angsuran pun manjadi mengecil seiring

penambahan jumlah angsuran

2) Reconditioning

Dalam hal ini pihak bank mengubah kapasitas margin

keuntungan/ bagi hasil diperkecil.

3) Restructuring

Pihak bank memberikan solusi misalnya perbaikan akad.

Memberikan pembiayaan ulang, mungkin dalam bentuk

pembiayaan qard al hasan, murabahah atau mudharabah.

4) Penyitaan jaminan

Penyitaan modal merupakan jalan terakhir apabila nasabah

sudah benar-benar tidak punya etika baik ataupun sudah

tidak mampu lagi untuk membayar semua angsurannya.45

B. Kajian Pustaka

Penelitian terdahulu berisi tentang uraian sistematis mengenai hasil

penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti terdahulu dan

memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Untuk

mendukung penelaahan yang komprehensip, seperti yang telah

dikemukakan dalam latar belakang masalah, penulis berusaha untuk

melakukan kajian terhadap pustaka atau karya-karya yang mempunyai

relevansi terhadap topik yang ini diteliti. Adapun tulisan penelitian

terdahulu adalah sebagai berikut:

45Ali Suyanto Herli, Buku Pintar Pengelolaan BPR & Lembaga Keuangan Pembiayaan

Mikro, (Yogyakarta: Afndi Offset, 2013), 95-99.

Page 50: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

43

Selvy Safitri, dalam jurnal yang berjudul “Prosedur Analisis

Kelayakan Pembiayaan Mikro: Studi kasus BRI Syariah Cabang

Prabumulih”.46 Berdasarkan hasil penelitian tersebut proses analisis

kelayakan pembiayaan yang diajukan calon nasabah memiliki prosedur

yang mengedepankan prinsip kemudahan, kecepatan, kehati-hatian dan

aman dengan lima tahapan pembiayaan, yaitu: permohonan pembiayaan,

pengumpulan berkas, analisa kelayakan pembiayaan, keputusan

pembiayaan, dan pencairan pembiayaan. Persamaanya sama-sama

membahas tentang pembiayaan mikro. Perbedaannya pada penelitian ini

adalah tidak melalui tahapan 5C. Sedangkan penelitian ini membahas

mekanisme pembiayaan mikro iB dan penerapan prinsip 5C.

Khomsatun Nafiah, skripsi yang berjudul “Penerapan Prinsip 5C

Pada Pembiayaan Mikro iB dalam meminimalisir risiko pembiayaan

bermasalah di BRI Syariah KCP Purbalingga”.47 Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa penerapan prinsip 5C pada pembiayaan mikro iB di

bank BRISyariah KCP Purbalingga terdapat kesalahan dalam melakukan

analisis character dan capacity. Account officer micro dalam melakukan

analisis ini kurang teliti dan kurang hati-hati sehingga menimbulkan

pembiayaan yang diajukan mengalami bermasalah. Persamaanya sama-

sama membahas tentang prinsip 5C. Perbedannya adalah pada character

46 Selvy Safitri, “Prosedur Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro: Studi kasus BRI

Syariah Cabang Prabumulih,” Jurnal Ekonomi dan Perbanakan Syariah, 03 (2015), 3. 47 Khomsatun Nafiah, “Penerapan prinsip 5C pada pembiayaan Mikro iB dalam

meminimalisir resiko pembiayaan bermasalah di BRI Syariah KCP Purbalingga” Skripsi (IAIN Purwakarta, 2018), 5.

Page 51: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

44

dan capacity yang salah menganalisis. Sedangkan penelitian ini yang salah

condition of economi.

Habib Nur Fatahilah, skripsi yang berjudul “Implementasi Prinsip

5C Pada Pembiayaan Mikro di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Pemalang”.48 Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Berdasarkan

hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan 5C harus benar-

benar diterapkan dengan tetap memperhatikan kemudahan dan kecepatan

dalam proses pencairan pembiayaan. Persamaanya sama-sama membahas

tentang Prinsip 5C pada pembiayaan mikro. Perbedaannya adalah pada

nasabah bank mandiri syariah. Sedangkan penelitian ini membahas

mekanisme pembiayaan mikro iB dan penerapan prinsip 5C.

Refan Ardi, skripsi yang berjudul “Penerapan Prinsip 5C Terhadap

Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT BPR Nguter”.49 Peneltian ini

menggunakan metode kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa implementasi prinsip 5C (Character, Capacity,

Capital, Collateral, Condition) untuk proses pengambilan keputusan

kredit tidak semuanya dijadikan alasan untuk pengambilan keputusan

pembiayaan di PT. BPR Nguter Surakarta. Persamaannya sama-sama

membahas prinsip 5C. perbedaannya adalah capital dan condition

digunakan sebagai data pendukung. Sedangkan penelitian ini membahas

mekanisme pembiayaan mikro iB dan penerapan prinsip 5C.

48Habib Nur Fatahilah, “Implementasi Prinsip 5C Pada Pembiayaan Mikro di Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Pemalang” Skripsi (IAIN Purwakarta, 2018), 5. 49Refan Ardi, “Penerapan Prinsip 5C Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT

BPR Nguter” Skripsi (UNS, 2010), 73.

Page 52: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

45

Ila Karini, skripsi yang berjudul “Analisis Pembiayaan Modal Kerja

Usaha Terhadap Peningkatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Dalam Perpektif Ekonomi Islam (Studi Pada BTM BiMU Bandar

Lampung)”.50 Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Berdasarkan

hasil penelitian ini untuk mengatasi persoalan yang dihadapi UMKM,

dengan memenerikan pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan

melalui pembiayaan usaha. Persamaannya sama-sama membahas

pembiayaan mikro terutama kepada UMKM. Perbedaannya adalah usaha

yang akan diberi pembiayaan harus sudah berjalan minimal 2 tahun.

Sedangkan penelitian ini membahas mekanisme pembiayaan mikro iB dan

penerapan prinsip 5C.

Tabel 2.3

Studi Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Perbedaan

1 Selvy Safitri Prosedur analisis

kelayakan pembiayaan

mikro: studi kasus BRI

Syariah cabang

prabumulih

1. Tempat penelitian

2. lebih pada prosedur

pembiayaan yang

mempermudah

2 Khomsatun Nafiah Penerapan Prinsip 5C

Pada Pembiayaan Mikro

iB dalam meminimalisir

risiko pembiayaan

bermasalah di BRI

1. lokasi penelitian

50 Ila Karini, “Analisis Pembiayaan Modal Kerja Usaha Terhadap Peningkatan Usaha

Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dalam Perpektif Ekonomi Islam (StudiPada BTM BiMU

Bandar Lampung),” Skripsi (UIN Raden Intan, 2017), 20.

Page 53: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

46

Syariah KCP Purbalingga

3 Habib Nur Fatahilah Implementasi prinsip 5C

pada pembiayaan mikro

di bank syariah mandiri

cabang pemalang

1. dilakukan pada bank

syariah mandiri.

4 Refan Ardi Penerapan prinsip 5C

terhadap pengambilan

keputusan kredit pada PT

BPR Nguter

1. tempat penelitian

2. capital dan condition

digunakan sebagai data

pendukung

5 Ila Karini Analisis pembiayaan

modal kerja usaha

terhadap peningkatan

UMKM dalam perpektif

ekonomi islam (studi

pada BMT BiMU Bandar

Lampung)

1. lebih berfokus pada

peningkatan

pembiayaan.

2. Lokasi penelitian

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jurnal

dengan nama selvy safitri membahas prosedur analisis pembiayaan.

Skripsi atas nama khomsatun nafiah membahas penerapan prinsip 5C .

Skripsi atas nama habib nur fatahilah membahas implementasi prinsip 5C

pada bank syariah mandiri. Skripsi atas nama Refan ardi membahas alasan

menggunakan prinsip 5C dalam pengambilan keputusan pembiayaan.

Skripsi atas nama Ila karina membahas mengatasi permasalahan UMKM.

Sedangkan skripsi yang peneliti tulis lebih fokus membahas penerapan

prinsip 5C dalam memberikan pembiayaan mikro dan bertempat di BRI

Syariah KCP Ponorogo. Dari perbedaan dan persamaan itulah maka

penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian terhadap masalah

tersebut untuk melengkapi skripsi yang telah ada dengan judul “analisis

Page 54: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

47

penerapan Prinsip 5C dalam memberikan pembiayaan mikro iB di BRI

Syariah KCP Ponorogo”

Berdasarkan penelitian terdahulu, terdapat beberapa kesamaan,

namun dalam penelitian ini menggunakan konsep teori Kasmir dalam

mekanisme pembiayaan yang menyatakan bahwa ada beberapa prosedur

dalam memberikan pembiayaan yaitu (1) Pengajuan berkas-berkas (2)

Penyelidikan berkas pinjaman (3) Wawancara I (4) Survei atau

pemeriksaan lapangan untuk meninju objek usaha maupun jaminan (5)

Wawancara II atau kegitan perbaikan berkas jika mungkin ada kekurangan

(6) Keputusan pemberian pembiayaan (7) Penandatanganan akad /

perjanjian (8) Realisasi pembiayaan (9) Pencairan dana. Sedangkan, dalam

penelitian terdahulu oleh Habib Nur Fatahilah menggunakan teori dari

Sunarto Zulkifli yang menyatakan bahwa (1) permohonan pembiayaan (2)

pengumpulan data dan investigasi (3) penilaian kelayakan pembiayaan (4)

persetujuan pembiayaan (5) pengumpulan data tambahan (6) pengikatan

(7) pencairan (8) monitoring.

Penelitian ini prinsip 5C menggunakan konsep teori Ismail yaitu

untuk mendapatkan suatu keyakinan tentang nasabahnya, pihak bank dapat

melakukan penilaian dengan berbagai prinsip meliputi (1) capacity /

kemampuan (2) collateral / jaminan (3) character / karakter (4) condition

of economi / kondisi usaha (5) capital / modal. Sedangkan dalam

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Refan Ardi yaitu teori Kasmir

Page 55: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

48

yang menggunakan prinsip 5C tetapi pada penilaian capital dan condition

hanya digunakan sebagai data pendukung.

Page 56: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

49

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research),

yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif

tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan

suatu unit sosial baik individu, kelompok, lembaga masyarakat.1

Penelitian lapangan dilakukan dengan menggali data yang bersumber

dari lokasi atau lapangan penelitian yaitu BRI Syariah KCP Ponorogo.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif, yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu metode

penelitian yang berlansankan pada filsafat post-positivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti

sebagai objek yang alamiah dimana peneliti sebagai instrumen kunci

(instriment key) dan juga menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang atau prilaku yang

dialami.2 Dalam penelitian ini secara langsung wawancara dengan

pihak BRI Syriah KCP Ponorogo baik berupa data lisan atau tertulis.

1 Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo persada, 1998), 22. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta,

2015), 9.

Page 57: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

50

B. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini lokasi yang diteliti adalah BRI Syariah KCP

Ponorogo yang berlokasi di Jl. Soekarno Hatta no. 2B Kelurahan

Bangunsari Ponorogo.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data3 dalam penelitian ini menggunakan catatan hasil observasi

dan wawancara, setelah semua data tersebut terkumpul, peneliti

menyusun data untuk dianalisis. Penulis berupaya menggali data dari

lapangan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan agar

mempermudah, yaitu: data tentang bagaimana mekanisme pembiayaan

mikro ib di BRI Syariah KCP Ponorogo, dan bagaimana analisis

penerapan prinsip 5C dalam memberikan pembiayaan mikro iB di BRI

Syariah KCP Ponorogo.

2. Sumber data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data, yaitu

sumber data primer dan data sekunder.

1) Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil

wawancara langsung dengan Bapak Yuli Wijayanto sebagai

Account Officer Micro di Bank BRI Syariah Kantor Cabang

Pembantu Ponorogo.

3 Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan,

(Malang: UM Press, 2008), 41.

Page 58: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

51

2) Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi

kepustakaan antara lain mencakup dokumen-dokumen, buku-buku,

hasil penelitian yang berwujud laporan dan sebagiannya.4

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau metode pengumpulan data dalam penelitian ini5

tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan data dan instrument

penelitian yang mengumpulkan fakta-fakta sosial dapat dilakukan

dengan menggunakan berbagai instrument penelitian.6

1. Interview (Wawancara)

Interview (wawancara) dengan pihak Bank BRI Syariah Kantor

Cabang Pembantu Ponorogo. Peneliti mengadakan wawancara

dengan karyawan khususnya pihak yang dianggap berkompeten atau

mempunyai kapasitas dalam pelaksanaan pembiayaan mikro kepada

UMKM. Adapun model wawancaranya dengan cara mengajukan

beberapa pertanyaan yang diajukan kepada karyawan Bank BRI

Syariah Kantor Cabang Pembantu Ponorogo. Wawancara yang

peneliti lakukan adalah:

a. Dalam bentuk percakapan informal, yang mengandung unsur

spontanitas, kesantaian, tanpa pola atau arah yang ditentukan

sebelumnya.

4 Amiridin, Pengantar Metodelogi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada,2003), 30. 5 Sarwono dan Jonathan, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 193.

6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, 224.

Page 59: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

52

b. Dalam bentuk wawancara terstruktur menggunakan lembaran

berisi garis besar pokok-pokok topik, atau masalah yang dijadikan

pegangan dalam pembicaraan, yaitu tentang penerapan prinsip 5C,

dan mekanisme pembiayaan mikro iB di BRI Syariah KCP

Ponorogo.

2. Dokumentasi

Data dalam penelitian naturalistik kebanyakan diperoleh dari

sumber manusia melalui observasi dan wawancara, berbeda dengan

wawancara dokumentasi diperoleh dari dokumen dokumen

selayaknya.7

E. Teknik Pengelolaan Data

Dalam penelitian kualitatif pengelolaan data tidak harus semua data

terkumpul. Data yang sudah ada dapat diolah dan dianalisis data secara

bersamaan sesuai tema pada penelitiannya. Pada pengelolaan data

penelitian ini terdiri dari :8

1. Reduksi data

Reduksi data proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan lapangan. Langkah-langkah yang dilakukan

adalah menajamkan analisis, menggolongkan atau pengkategorisasian

ke dalam tiap permasalahan melalui uraian singkat, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sehingga

7 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), 326. 8 Miles, B. Mathew dan Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif Buku Sumber

Tentang Metode-metode Baru (Jakarta: UIP, 1992), 16.

Page 60: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

53

dapat ditarik dan diverifikasi. Data yang di reduksi antara lain seluruh

data mengenai permasalahan penelitian. Data yang di reduksi akan

memberikan gambaran yang lebih spesifik dan mempermudah

peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari data

tambahan jika diperlukan.

2. Penyajian data

Setelah data di reduksi, selanjutnya adalah penyajian data.

Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi tersusun

yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data diarahkan agar data hasil

reduksi terorganisaikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga

makin mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk

uraian naratif, bagan, dan hubungan antar kategori. Penyajian data

dalam bentuk tersebut mempermudah peneliti dalam memahami apa

yan terjadi. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang

relevan sehingga informasi yang didapat disimpulkan dan memiliki

makna tertentu untuk menjawab masalah penelitian.

Penyajian data yang baik merupakan satu langkah penting menuju

tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal.9 Dalam

melakukan penyajian data tidak semata-mata mendeskripsikan secara

naratif, akan tetapi disertai proses analisis yang terus menerus sampai

proses penarikan kesimpulan. Langkah berikutnya dalam proses

9 Ibid., 18.

Page 61: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

54

analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan berdasarkan

temuan dan melakukan verifikasi data.

3. Menarik kesimpulan

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data

yang telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan

kesimpulan atau verifikasi adalah usaha untuk mencari atau

memahami makna/arti, keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab

akibat atau proposisi. Sebelum melakukan penarikan kesimpulan

terlebih dahulu dilakukan reduksi data, penyajian data serta penarikan

kesimpulan atau verifikasi dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Sesuai

dengan pendapat Miles dan Huberman, proses analisis tidak sekali

jadi, melainkan interaktif, secara bolak-balik diantara kegiatan

reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan atau verifikasi selama

waktu penelitian. Setelah melakukan verifikasi maka dapat ditarik

kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk

narasi. Penarikan kesimpulan ini merupakan tahap akhir dari

pengolahan data. 10

F. Teknik Analisis Data

Dalam penyusunan skripsi ini, cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif. Metode Deduktif

yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau

10 Ibid., 20.

Page 62: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

55

pendapat yang umum menuju ke suatu pendapat yang bersifat khusus.11

Dalam hal ini penulis berusaha untuk mengumpulkan data sebagaimana

tersebut di atas lalu menganalisanya sesuai yang diterapkan di Bank BRI

Syariah Kantor Cabang Pembantu Ponorogo, untuk kemudian ditarik

kesimpulan yang bersifat khusus yaitu apakah BRI Syariah KCP

Ponorogo sudah benar-benar melaksanakan sesuai SOP atau belum.

1. Editing, yaitu memeriksa kembali semua data yang diperoleh

terutama dari segi kelengkapan, keterbacaan, kejelasan makna,

keselarasan antara yang satu dengan yang lain, relevansi dan

keseragaman satuan/ kelompok kata.12

2. Organizing, yaitu menyusun dan mensistematisasikan data-data yang

diperoleh dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan

sebelumnya, kerangka tersebut dibuat berdasarkan dan relevan

dengan sistematika pertanyaan- pertanyaan dalam perumusan

masalah.13

3. Analiting, yaitu proses penyusunan data agar dapat di tafsirkan.19 Data

yang dianalisa tersebut kemudian diolah dengan menggunakan teori

yang sesuai, sehingga bisa ditarik kesimpulan terkait dengan Prinsip

5C tersebut.

11 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), 47.

12 Aji Damanuri, Metodologi penelitian mu’amalah (Ponorogo: Stain Po Press, 2010), 153.

13 Ibid.,

Page 63: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

56

G. Teknik Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini merupakan konsep yang penting

yang diperbaharui dari konsep keshahihan (validitas) dan keandalan

(reliabilitas),14 Derajat kepercayaan keabsahan data (kredebilitas data)

dapat diadakan pengecekan dengan teknik (1) pengamatan yang tekun,

dan triangulasi. Ketekunan pengamatan yang dimaksud adalah

menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan

dengan persoalan atau isu yang sedang dicari. Ketekunan pengamatan ini

dilaksanakan peneliti dengan cara: (a) mengadakan pengamatan dengan

teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang

menonjol yang ada hubungannya dengan pelaksanaan prinsip 5C Kantor

Cabang Pembantu Ponorogo, kemudian (b) menelaahnya secara rinci

sampai pada suatu titik, sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak

salah satu atau seluruh faktor yang ditelaah sudah dipahami dengan cara

biasa.

Teknik Triangulasi adalah mengecek kebenaran data tertentu dengan

membandingkanya dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada

berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan, dan sering

dengan menggunakan metode berlainan15. Ada empat macam triangulasi

sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan: sumber,

14Lexy Meleong, Metodologi penelitian kualitatif (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1995), 324. 15 Nasution, Metodologi Penelitian Naturalistik-Kualitatif (Bandung: Tarsito,

1988), 115.

Page 64: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

57

metode, penyidik, dan teori. 16 Dalam penelitian ini, dalam hal ini

digunakan teknik triangulasi dengan sumber, berarti membandingkan

dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu

dapat dicapai peneliti dengan: (a) membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara, (b) membandingkan apa yang

dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara

pribadi, (c) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang

situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (d)

membandingkan keadaan dan perspektif seorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang yang berpendidikan menengah dan

tinggi, orang berada, orang pemerintahan (e) membandingkan hasil

wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

16 Meleong, Metodologi Penelitian, 345.

Page 65: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

57

BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

A. Data

1. Gambaran Umum BRI Syariah KCP Ponorogo

a. Sejarah BRI Syariah KCP Ponorogo

Bermula dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah

mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008

melalui suratnya 10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17

November 2008 PT Bank BRI Syariah Tbk secara resmi

beroperasi. Kemudian PT Bank BRI Syariah Tbk merubah

kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional,

kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip

syariah Islam.1

Dua tahun lebih PT Bank BRI Syariah hadir

mempersembahkan bank ritel modern terkemuka dengan layanan

financial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah

untuk kehidupan leb ih bermakna. Melayani nasabah dengan

pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan berbagai

produk dengan prinsip syariah. Kehadiran PT Bank BRI Syariah

Tbk di tengah-tengah industri perbankan nasional dipertegas oleh

makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan. Logo ini

1BRI Syariah, “Tentang BRI Syariah”, dalam http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah,

(Diakses Pada Tanggal 15 September 2019, jam 10.00)

Page 66: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

58

menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap

sebuah bank modern sekelas PT Bank BRI Syariah Tbk., yang

mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi

warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan

putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk.,

BRI Syariah KCP Ponorogo merupakan BRI Syariah Cabang

pembantu dari Bank BRI Syariah yang ada di Madiun. Bank ini

didirikan sejak bulan Juli tahun 2013. Namun masih belum

berfungsi secara operasional. Pada bulan September 2013,

akhirnya BRI syariah berfungsi secara operasional dan resmi

berdiri sebagai lembaga keuangan syariah cabang pembantu di

Ponorogo. Kantor Cabang Pembantu ini beralamatkan di Jl.

Soekarno Hatta No. 2B, Bangunsari, Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Kantor cabang ini memiliki

karyawan berjumlah 13 orang termasuk pimpinan cabang

pembantu. Pimpinan cabang adalah Bapak Gatot Wijanarko.

b. Visi dan Misi Bank BRI Syari’ah KCP Ponorogo2

1) Visi

Menjadikan Bank ritel modern terkemuka dengan ragam

layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan

termudah untuk kehidupan lebih bermakna.

2 BRI Syariah, “Tentang BRI Syariah”, dalam http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah,

(Diakses Pada Tanggal 15 September 2019, jam 10.00)

Page 67: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

59

2) Misi

a) Memahami Keragaman Individu dan Mengakomodasi

beragam kebutuhan Finansial nasabah.

b) Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan

etika sesuai dengan prinsip syariah

c) Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana

kapanpun dan dimanapun

d) Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan

kualitas prima dan menghadirkan ketentraman pikiran.

c. Struktur Organisasi PT. BRI Syariah KCP Ponorogo3

Berikut merupakan struktur organisasi di BRI Syariah KCP

Ponorogo

Gambar 4.1

Struktur Organisasi BRI Syariah KCP Ponorogo

3 BRI Syariah, “Tentang BRI Syariah”, dalam http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah,

(Diakses Pada Tanggal 15 September 2019, jam 10.55)

Unit Head Account Officer Moh Anshori

Branch Ops. Spv. Noviana Putri N

Account Officer Mikro Tunggul

Yuli Wahyudi Kiki Agung W

Muhammad Habib

Teller Kiki Narunita

Sugianti

Customer Services Devy Radevgar

Pimpinan Cabang Pe Gatot Wijanarko

Page 68: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

60

d. Produk- produk BRI Syariah KCP Ponorogo4

Untuk melayani nasabah yang berada di wilayah ponorogo,

maka pihak bank menyediakan pelayanan yang meliputi produk

simpanan dan pembiayaan kepada para nasabah.

1) Produk Simpanan (Funding)

a) Tabungan faedah syariah iB

b) Tabungan haji syariah iB

c) Tabunganku BRI Syariah iB

d) Tabungan impian syariah iB

e) Deposito syariah iB

2) Produk pembiayaan (Financing)

a) Unit Mikro BRI Syariah iB

Untuk mendapatkan pembiayaan mikro iB di BRI

Syariah harus memenuhi syarat yaitu Warga negara

indonesia dan berdomisili di Indonesia, usia minimal 21

tahun/telah menikah untuk usia > 18 tahun, wiraswasta

yang usahanya sesuai prinsip syariah, lama usaha calon

nasabah untuk (mikro 75iB dan mikro 500 iB lama usaha

minimal 2 tahun untuk mikro 25ib, lama usaha minimal 3

tahun), tujuan pembiayaan untuk kebutuhan modal kerja

atau investasi, memiliki usaha tetap, jaminan atas nama

milik sendiri atau pasangan atau orang tua atau anak

4 Bapak. Gatot Wijanarko, wawancara, 5 September 2019.

Page 69: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

61

kandung, biaya administrasi mengikuti syarat dan

ketentuan yang berlaku.

b) KPR BRI Syariah iB

KPR BRI Syariah iB kini hadir membantu mewujudkan

memiliki rumah idaman dengan prinsip jual beli

(murabahah) dan IMBT. Berbagai keperluan seperti

pembelian ruko, rumah, tanah kavling, pembangunan serta

renovasi.

c) KMG BRI Syariah Ib

Kepemilikan Multi Guna (KMG) merupakan salah satu

produk yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

karyawan khususnya karyawan dari perusahaan yang

bekerjasama dengan PT. Bank BRI Syariah dalam Program

Kesejahteraan Karyawan (EmBP), dimana produk ini

dipergunakan untuk berbagai keperluan karyawan dan

bertujuan untuk meningkatkan loyalitas karyawan Program

Kesejahteraan Karyawan (EmBP).

d) Pembiayaan Umrah BRI Syariah Ib

Setiap muslim pasti merindukan baitullah,

sempurnakan kerinduan anda pada Baitullah dengan ibadah

umrah. Pembiayaan Umrah BRI Syariah iB kini hadir

membantu nasabah untuk menyempurnakan niat beribadah

dan berziarah ke Baitullah. Produk Pembiayaan Umrah

Page 70: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

62

BRISyariah iB mengunakan prinsip akad jual beli

manfaat/jasa (ijarah Multijasa).

2. Mekanisme Pembiayaan Mikro iB di BRI Syraiah KCP Ponorogo

Setelah melakukan penelitian di BRI Syariah KCP Ponorogo

mengenai mekanisme pembiayaan, dapat dipaparkan sebagai berikut :

Wawancara dengan pimpinan BRI Syariah KCP Ponorogo bapak

Gatot Wijanarko,

“Sebelum mengajukan pembiayaan itu seseorang harus

menjadi nasabah BRI Syariah KCP Ponorogo terlebih dahulu,

kemudian nasabah mengajukan permohonan pembiayaan

dengan menghubungi bagian marketing atau langsung datang

ke Kantor. Nah selanjutnya calon nasabah membuat DRP

atau Daftar Rencana Pembiayaan yang dituliskan apa saja

yang dibutuhkan. Kemudian kami mengumpulkan data-data

atau collect data yang digunakan sebagai syarat pengajuan

pembiayaan murabahah, sampai semuanya terkumpul

lengkap. Baru kemudian melakukan analisis prinsip 5C yang

berkaitan dengan charater, capital, capacity, collateral, dan

condition. Jika analisis prinsip 5C sudah dilaksanakan, maka

pihak BRI Syariah KCP Ponorogo mengkonfirmasi kepada

nasabah berkaitan dengan keputusan pengajuan pembiayaan,

apakah disetujui atau tidak. Jika pembiayaan disetujui bank

segera menyiapkan administrasi yang akan dipergunakan

untuk akad kedua belah pihak, tetapi jika tidak disetujui maka

proses tidak dilanjutkan. Setelah pengajuan disetujui maka

melakukan akad antara BRI Syariah KCP Ponorogo dan

nasabah dengan menandatangani akad yang sudah disepakati

Page 71: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

63

bersama. Dan kemudian melakukan pencairan dana yang

diajukan oleh nasabah kepada BRI Syariah KCP Ponorogo”.5

Wawancara dengan salah satu Account Officer Micro, dapat

dipaparkan sebagai berikut :

“Mekanisme dalam mengajukan pembiayaan ya seperti

pada umumnya, pertama calon nasabah tersebut harus

menjadi nasabah secara sah di BRI Syariah KCP

Ponorogo, baru kemudian bisa mengajukan permohonan

pembiayaan. Selanjutnya membuat daftar rencana

pembiayaan, yang berisi barang apa saja yang sedang

dibutuhkan nasabah. Kemudian dilakukan pengumpulan

data yang digunakan sebagai syarat pengajuan pembiayaan

murabahah. Selanjutnya dilakukan analisis prinsip 5C.

Jika analisis 5C sudah terlaksana maka konfirmasi dengan

nasabah apakah pembiayaan tersebut disetujui atau tidak.

Jika disetujui maka selajutnya dilakukan akad antara

kedua belah pihak. Kemudian melakukan pencairan

dana”.6

Mengenai mekanisme pembiayaan mikro iB BRI Syariah

menggunakan akad murabahah bil wakalah, dapat dipaparkan sebagai

berikut :

“Akad yang digunakan di BRI Syariah memang

menggunakan murabahah tetapi karena pihak bank tidak

dapat melakukan pembelian secara langsung, maka kita

menggunakan murabahah bil wakalah kepada nasabah”.7

5 Gatot Wijanarko, wawancara, 05 September 2019.

6 Kiki Agung, wawancara, 17 Desember 2019. 7 Gatot Wijanarko, wawancara, 05 september 2019.

Page 72: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

64

Berikut adalah prosedur pembiayaan mikro di BRI Syariah KCP

Ponorogo :

Sumber: Dokumen BRI Syariah KCP Ponorogo

Gambar 4.2

Prosedur Pembiayaan Mikro iB Di BRI Syariah KCP Ponorogo8

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa dalam

proses pembiayaan unit mikro iB pada BRI Syariah KCP Ponorogo

menggunakan akad murabahah bil wakalah yang pertama mengajukan

pembiayaan ke marketing kemudian pihak bank melakukan analisis

menggunakan prinsip 5C kemudian setelah disetujui calon nasabah

membuat daftar rencana pembiayaan apa saja yang dibutuhkan. Lalu

pihak bank segera menyiapkan administrasi yang akan digunakan

untuk akad kedua belah pihak. Kemudian setelah dari pihak bank

mengumpulkan data-data yang digunakan sebagai syarat pengajuan

pembiayaan murabahah bil wakalah.

8 Ibid.,

Permohonan

pembiayaan

Verifikasi

dan

investigasi

Analisis

kelayakan

pembiayaan

Financing

approval

Reject /

Approval

Financing

dokumentation

Pembuatan dan

penandatanganan

akad serta proses

pencairan

Financing

monitoring

Page 73: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

65

3. Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB

di BRI Syariah KCP Ponorogo

Setelah melakukan penelitian tentang penerapan prinsip 5C dalam

memberikan pembiayaan mikro iB di BRI Syariah KCP Ponorogo,

dapat dipaparkan sebagai berikut :

Wawancara dengan pimpinan BRI Syariah KCP Ponorogo bapak

Gatot Wijanarko :

“Dalam memberikan pembiayaan kami menerapkan prinsip

5C guna untuk menganalisis kelayakan pembiayaan tersebut

yang terdiri dari character, capacity, collateral, condition of

economi, dan capital. Prinsip 5C bagi saya itu penting dan

saya pribadi selalu menghimbau rekan-rekan marketing

untuk sebisa mungkin juga menganalisis calon nasabah

dengan prinsip 5C. Karena dengan prinsip 5C kita dapat

mengetahui kondisi usaha yang dilakukan, kesanggupan

dalam melunasi pembiayaan, dan lain-lain. Selain itu juga

untuk menggali informasi dari masyarakat sekitar dan

melihat sejarah pembayaran yang dilakukan oleh calon

nasabah jika sudah pernah melakukan pembiayaan.”9

Wawancara dengan bapak Muhammad Habib selaku AOM (

Account Officer Micro) BRI Syariah KCP Ponorogo :

“Marketing di BRI Syariah KCP Ponorogo dalam

memberikan pembiayaan mikro khususnya UMKM

memang benar menggunakan prinsip 5C (capacity,

collateral, character, condition of ekonomi, capital) tetapi

hanya sebagian saja, soalnya marketing tidak banyak waktu

dan dikejar target setiap bulannya. Tetapi pastinya kita

9 Gatot Wijanarko, wawancara, 05 september 2019.

Page 74: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

66

punya tim khusus dalam pembiayaan yang nantinya akan

diputuskan apakah layak atau tidak.”10

Wawancara dengan bapak Kiki Agung selaku AOM (Account

Officer Micro) BRI Syariah KCP Ponorogo :

“5C (capacity, collateral, character, condition of ekonomi,

capital) itu baku, semestinya 5C diterapkan tapi dalam

praktiknya tidak semua diterapkan kita sebagai marketing

hanya melihat character (karakter nasabah), capacity

(kemampuan nasabah), collateral (jaminan/agunan).”11

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa BRI

Syariah KCP Ponorogo memang menerapkan prinsip 5C dalam

memberikan pembiayaan mikro iB, dalam praktiknya para AOM yang

banyak mengejar tarjet setiap bulannya mereka menabrak 5C yang

seharusnya diterapkan semuanya pada nasabah tetapi pada

kenyataannya hanya melihat dari sisi character si calon nasabah,

capacity, dan collateral si calon nasabah. Bagi AOM yang 3C

(character, capacity, collateral) tersebut sudah bisa mewakili pribadi

si calon nasabah yang akan diberikan pembiayaan. 5C baku tetapi

dilihat dulu usahanya. Kalau usaha tempe yang sederhana 1 hari tidak

habis 10kw tidak mungkin mempunyai neraca/ laporan keuangan.

Tetapi jika nasabah tersebut memiliki karakter baik, kemampuan

membayar tanggungannya setiap bulannya mampu kerana memiliki

jaminan yang sesuai dengan pinjaman yang akan diajukan ke pihak

bank itu sudah cukup mewakili dan bisa diberikan pembiayaan.

10 Muhammad Habib, wawancara, 29 November 2019. 11 Kiki Agung, wawancara, 17 Desember 2019.

Page 75: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

67

Selanjutnya mengenai analisis prinsip 5C yang pertama :

a. Character (karakter)

Wawancara mengenai 5C yang pertama yaitu character

(karakter) kepada pimpinan BRI Syariah KCP Ponorogo :

“Kalau untuk penilaian character yang pertama kali

dilakukan yaitu pengecekan SID atau Sistem Informasi

Debitur terlebih dahulu. Tujuannya untuk mengetahui

profil nasabah dan untuk mengetahui hubungannya dengan

bank. Apabila di SID tercatat tidak pernah mengalami

pembiayaan bermasalah dan masuk dalam kolektabilitas 1

dalam kategori lancar maka dapat dipastikan calon

nasabah tersebut juga akan lancar pembayarannya. Setelah

SID memiliki indikator yang bagus maka selanjutnya

dilakukan survei secara langsung dengan mencari

informasi dari tanggapan masyarakat di sekitar tempat

tinggal calon nasabah”12

Kemudian dengan bapak Tunggul selaku UH BRI Syariah KCP

Ponorogo mengenai 5C yang pertama yaitu character (karakter) :

“karakter sangat penting, jika calon nasabah mampu

mengembalikan pinjaman tetapi ia memiliki karakter

yang tidak baik, maka kemungkinan nasabah tersebut

tidak mengembalikan pinjamannya tepat waktu. Kami

juga melihat karakter calon nasabah dari informasi yang

diberikan tetangga saat kami survei dan wawancara

secara langsung dan melihat gerak mimik wajah saat

dikunjungi pihak dari kami. Patokan utama kita tetap

SID.”13

12 Gatot Wijanarko, wawancara, 05 september 2019.

13 Tunggul, wawancara, 20 Desember 2019.

Page 76: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

68

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa BRI

Syariah KCP Ponorogo melihat karakter calon nasabah yaitu

dengan :

1) SID, jika tergolong kolektabilitas 1 dapat dikatakan lancar.

Maka dipastikan akan lancar pembayarannya.

2) Pengamatan sekilas

3) Wawancara, dilakukan ketika survei.

b. Capacity (kemampuan nasabah)

Wawancara mengenai 5C yang kedua yaitu Capacity

(kemampuan nasabah) kepada pimpinan BRI Syariah KCP

Ponorogo :

“Dalam penilaian capacity kami melakukan survei ke

lokasi usaha calon nasabah. Kemudian melakukan

penilaian terhadap capacity. Jika calon nasabah tidak

membuat catatan penjualan dan pembelian barang

dagangan, maka penilaian dilakukan dengan melihat

jumlah barang dagangan maupun asset yang ada di

lokasi usaha. Kemudian memperhitungkan pendapatan

calon nasabah dikurangi dengan biaya-biaya yang

dikeluarkannya, maka akan terlihat kemampuan calon

nasabah dalam memenuhi kewajibannya. Capacity ini

sebagai first way out atau jalan keluar utama dalam

pembiayaan, dilihat dari cash flow nya. Jika cash flow

nya bagus pasti calon nasabah tersebut mampu

membayar angsuran pembiayaan. Tetapi jika cash flow

Page 77: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

69

nya buruk maka calon nasabah tersebut tidak akan

mampu untuk membayar pembiayaan.”14

Kemudian dengan bapak Habib selaku AOM BRI Syariah KCP

Ponorogo mengenai 5C yang kedua yaitu Capacity (kemampuan

nasabah) :

“saat wawancara saya melihat usaha calon nasabah itu

apa, sebagai contoh nasabah saya mbak toko klontong.

Toko tersebut bisa dibilang masih kecil dan tidak

mempunyai laporan keuangan yang jelas untuk saya tau.

Akhirnya saya melihat barang dagangannya calon

nasabah saya itu banyak dan tokonya pun juga ramai.

Dan satu lagi mbak saya juga bertanya apakah ada

pendapatan lain selain dari toko klontong ini. Jika ada

sudah pasti kemapuan membayarnya baik, jikapun tidak

ada pendapatan lain selain dari toko masih ada stok

barang dagangan yang digudang.”15

Begitu juga wawancara dengan bapak Yuli selaku AOM BRI

Syariah KCP Ponorogo mengenai 5C yang kedua yaitu Capacity

(kemampuan nasabah) : “saya melihat kemampuan nasabah saat

wawancara. Pandangan pertama bertemu dan mengetahui usaha

calon nasabah secara langsung.”16

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa BRI

Syariah KCP Ponorogo dalam penerapan capacity melihat dari

pendapatan setiap hari calon nasabah yang akan dibiayai. Melihat

barang dagangan yang bisa disebut aset yang dimiliki calon

nasabah, dan juga pandangan pertama mengenai usaha calon

14 Gatot Wijanarko, wawancara, 05 september 2019. 15 Muhammad Habib, wawancara, 29 november 2019. 16 Yuli Wahyudi, wawancara, 29 November 2019.

Page 78: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

70

nasabah apakah layak atau tidak kemampuannya membayar

angsuran pembiayaan dari pihak bank.

c. Collateral (jaminan)

Wawancara mengenai 5C yang ketiga yaitu Collateral (jaminan)

kepada pimpinan BRI Syariah KCP Ponorogo,

“Kami melakukan penilaian collateral dengan cara survei

langsung ke lokasi jaminan untuk melihat kondisinya.

Survey ini dilakukan untuk verifikasi. Selain itu juga

melakukan wawancara terkait kondisi jaminan tersebut.

Jika perhitungan jaminan yang diberikan memenuhi

syarat maka kami menerima dan menyetujui jaminan

yang diberikan oleh calon nasabah tersebut. Disini

collateral sebagai second way out yaitu jalan keluar

kedua. Apabila seorang nasabah tidak bisa menyelesaikan

pembiayaannya maka jaminan akan dilikuidasi atau

dijual untuk menutupi hutangnya. Namun, kami tidak

langsung mengeksekusi collateral yang ada, akan tetapi

dilakukan dengan cara kekeluargaan terlebih dahulu jika

dari pihak nasabah beritikat baik untuk melunasi

kewajibanya maka tidak mengeksekusi collateral, akan

tetapi mencari solusi bersama yang dapat menguntungkan

kedua belah pihak. Namun jika tidak ada itikad baik

maka jaminan akan kami likuidasi atau dijual.”17

Kemudian dengan bapak Aan selaku AO (Account Officer) BRI

Syariah KCP Ponorogo mengenai 5C yang ketiga yaitu Collateral

(jaminan) :

17 Gatot Wijanarko, wawancara, 05 september 2019.

Page 79: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

71

“Dalam hal pembiayaan pasti menggunakan jaminan mbak

karena dengan jaminan resiko menyeleweng pasti kecil. Maka

dari itu jaminan harus benar-benar sesuai dengan pembiayaan

yang diajukan dan wajib menggunakan jaminan. Jaminan bisa

berupa fix aset ataupun deposito juga bisa mbak.”18

Kemudian dengan bapak Kiki selaku AOM (Account Officer

Micro) BRI Syariah KCP Ponorogo mengenai 5C yang ketiga yaitu

Collateral (jaminan) :

“Collateral/ jaminan sangat penting juga ini mbak karena

ya memang harus dan yang namanya lembaga keuangan,

kegiatannya tidak lain berkaitan dengan uang masyarakat

ya sangat berresiko ya mbak. Kalau jaminan yang sering

digunakan BPKB kendaraan bermotor, sertifikat tanah,

sertifikat rumah, dan harus atas nama si calon

nasabah.”19

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa

penerapan collateral/ jaminan di BRI Syariah benar-benar

digunakan dan memang cara yang tepat untuk menghindari resiko

dikemudian hari yang tidak dinginkan, jika suatu hari si nasabah

beretikat tidak baik/ bermasalah, jaminan tersebut digunakan untuk

jalan keluarnya dan pihak bank juga tidak langsung melelang/

menjual jaminan tetapi tetap mencari solusi bersama agar tidak

merugikan kedua belah pihak. Melakukan survei langsung terhadap

barang jaminan yang dimiliki calon nasabah apakah sesuai dengan

plafon pengajuan nasabah yang akan dicairkan. Jaminan yang

18 Moh Anshori, wawancara, 07 Januari 2020. 19 Kiki Agung, wawancara, 17 Desember 2019.

Page 80: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

72

sering digunakan BPKB kendaraan bermotor, sertifikat tanah,

sertifikat rumah, dan harus atas nama si calon nasabah.

d. Condition of Economi (kondisi ekonomi)

Wawancara mengenai 5C yang keempat yaitu Condition of

Economi (kondisi ekonomi) kepada pimpinan BRI Syariah KCP

Ponorogo,

“Untuk penilaian condition kami melihat dampak kondisi

ekonomi sekarang atau saat ini yang tidak menentu dan

bagaimana dampaknya terhadap usaha calon nasabah.

Apakah usaha calon nasabah tersebut dapat berjalan

apabila kondisi ekonomi sedang tidak baik, dan kami

akan mempertimbangkan dan memperkirakanya. Untuk

melihat condition yaitu dilihat jenis usahanya pada saat

ini kondisinya seperti apa dan apakah masih bisa

diprospek kedepannya.”20

Kemudian dengan bapak Habib selaku AOM BRI Syariah KCP

Ponorogo mengenai 5C yang keempat yaitu Condition of Economi

(kondisi ekonomi) :

“dalam hal kondisi usaha ini mbak yang tidak bisa

menentu dan tidak dapat diprediksi kedepanya, terkadang

ekonomi naik turun. Jadi dalam penerapan condition of

economi tidak terlalu mendetail saya melihatnya, jika

nasabah tadi sudah memberikan jaminan menurut saya

nasabah mampu, dan harus bisa meningkatkan

usahanya.”21

20 Gatot Wijanarko, wawancara, 05 september 2019. 21 Muhammad Habib, wawancara, 29 november 2019.

Page 81: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

73

Kemudian dengan bapak Kiki selaku AOM BRI Syariah KCP

Ponorogo mengenai 5C yang keempat yaitu Condition of Economi

(kondisi ekonomi) :

“kondisi usaha penerapannya kalau saya melihat dari saat

survei ketempat lokasi usaha nasabah, prosepek atau

tidak untuk kedepannya, dan bagaimana laporan keluar

masuknya barang/ keuangnnya. Tetapi saya melihat dulu

apa usahanya tersebut. Kalau usaha tempe sedehana kira-

kira sehari tidak habis 10kw tidak mungkin mempunyai

neraca yang jelas, bedalagi dengan usaha yang sudah

berteknologi canggih/ lebih besar usahanya pasti punya

neraca yang jelas. Dan yang jelas usahanya sudah

berjalan minimal 2 tahun.”22

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa

penerapan prinsip 5C pada kondisi usaha BRI Syariah melihat

usaha tersebut harus prospek ada kemajuan dari tahun ketahun dan

usaha tersebut sudah berjalan 2 tahun minimal untuk bisa diberi

pembiayaan. Dan apabila nasabah tersebut sudah memberikan

jaminan dan karakter baik, kondisi usaha tidak terlalu mendetail

dalam penerapannya.

e. Capital (modal)

Wawancara mengenai 5C yang kelima yaitu Capital (modal)

kepada pimpinan BRI Syariah KCP Ponorogo:

22 Kiki Agung, wawancara, 05 September 2019.

Page 82: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

74

“Penilaian capital di BRI Syariah KCP Ponorogo yaitu

dengan cara melihat usaha calon nasabah terkait dengan

modal yang dimilikinya. Yaitu dengan menanyakan

modal, hak kepemilikan tempat usaha atau sewa dan

sudah berapa lama usaha tersebut. Tujuan lain dari

penilaian capital yaitu untuk melihat modal yang dimiliki

calon nasabah, apakah sudah sesuai dengan jumlah

pembiayaan yang telah diajukan. Apabila modal yang

dimiliki tidak sesuai dengan jumlah yang diajukan, maka

pihak kami akan mempertimbangkan kembali jumlah

pembiayaan tersebut, dan akan mengkaji ulang. Jika tidak

sesuai maka kami akan menurunkan plafon pembiayaan

tersebut yang disesuaikan dengan jumlah modal yang

dimiliki oleh calon nasabah.”23

Kemudian dengan bapak Habib dan bapak Kiki selaku AOM

BRI Syariah KCP Ponorogo mengenai 5C yang kelima yaitu

Capital (modal) :

“penilaian pada modal yang dimiliki calon nasabah

penerapannya saya melihat dari sisi usaha nasabah, dan

tidak mendalam dalam menganalisisnya hanya sekilas

saja. Karena apabila calon nasabah seorang pegawai atau

karyawan saya sebagai AOM biasanya melihat slip. Kami

pihak bank mempertimbangkan berapa gaji calon

nasabah dan berapa jumlah pembiayaan yang akan

diambil, selanjutnya akan dianalisis.”24

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa BRI

Syariah KCP Ponorogo tidak terlalu mendalam dalam penilaian

23 Gatot Wijanarko, wawancara, 05 september 2019. 24 Yuli Wahyudi, wawancara, 29 November 2019.

Page 83: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

75

modal hanya sekilas saja. Apabila modal yang dimiliki tidak sesuai

dengan jumlah yang diajukan, maka akan mempertimbangkan

kembali jumlah pembiayaan tersebut, dan akan mengkaji ulang

sesuai pendapatan calon nasabah.

B. Analisis

1. Analisis Mekanisme Pembiayaan Mikro iB Di BRI Syariah KCP

Ponorogo

Mekanisme pembiayaan mikro iB di BRI Syariah KCP Ponorogo

menggunakan akad murabahah bil wakalah. Pembiayaan mikro iB

dengan akad murabahah adalah salah satu usaha lembaga keuangan

dalam menyalurkan dananya kepada masyarakat yang membutuhkan

pengadaan suatu barang yang digunakan untuk usaha maupun

kebutuhan konsumtif. Bai’ Al-Murabahah, penjual harus memberitahu

harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan

sebagai tambahannya. Penjualan pada murabahah secara jelas

memberi tahu kepada pembeli berapa nilai pokok barang tersebut dan

berapa besar keuntungan yang diperoleh pada nilai tersebut.

Sedangkan pembiayaan mikro iB dengan akad murabahah bil wakalah

adalah upaya pemberian kekuasaan pada nasabah untuk membeli

barang yang diinginkan secara mandiri. Ketika pembiayaan telah

disetujui dan melakukan pencairan, pihak bank hanya mengawasi

kedisiplinan nasabah dalam melakukan angsuran pembiayaan.

Page 84: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

76

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa dalam

proses pembiayaan unit mikro iB pada BRI Syariah KCP Ponorogo

menggunakan akad murabahah bil wakalah yang pertama mengajukan

pembiayaan ke marketing kemudian pihak bank melakukan analisis

menggunakan prinsip 5C kemudian setelah disetujui calon nasabah

membuat daftar rencana pembiayaan apa saja yang dibutuhkan. Lalu

pihak bank segera menyiapkan administrasi yang akan digunakan

untuk akad kedua belah pihak. Kemudian setelah dari pihak bank

mengumpulkan data-data yang digunakan sebagai syarat pengajuan

pembiayaan murabahah bil wakalah.

Kesimpulan hasil wawancara tentang mekanisme pembiayaan

mikro iB di BRI Syariah KCP Ponorogo adalah (1) pengajuan

pembiayaan (2) investigasi SID/ BI Cheking (3) analisis kelayakan 5C

(4) nasabah membuat daftar rencana pembiayaan yg dibutuhkan

kemudian pihak bank memberi persetujuan atau tidak (5) financing

dokumen menyiapkan dan melengkapi administrasi persyaratan (6)

pembuatan akad (7) jika pembiayaan disetujui akan dipantau oleh

marketing di BRI Syariah.

Menurut analisis peneliti, sudah sesuai teori penerapan prosedur

analisis pembiayaan menurut kasmir yaitu (1) Pengajuan berkas-

berkas (2) Penyelidikan berkas pinjaman (3) Wawancara I (4) Survei

atau pemeriksaan lapangan untuk meninju objek usaha maupun

jaminan (5) Wawancara II atau kegitan perbaikan berkas jika mungkin

Page 85: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

77

ada kekurangan (6) Keputusan pemberian pembiayaan (7)

Penandatanganan akad / perjanjian (8) Realisasi pembiayaan (9)

Pencairan dana. Pembiayaan dengan akad murabahah bil wakalah

merupakan pembiayaan yang paling mudah dan persyaratan-

persyaratan yang mudah untuk dipenuhi. Nasabah yang memilih

produk murabahah sudah pasti menggunakan akad murabahah bil

wakalah karena terdapat keutamaan didalamnya. Pembiayaan

murabahah dilaksanakan dalam satu transaksi dengan wakalah, yaitu

upaya pemberian kekuasaan pada nasabah untuk membeli barang yang

diinginkan secara mandiri. Ketika pembiayaan telah disetujui dan

melakukan pencairan, pihak bank hanya mengawasi kedisiplinan

nasabah dalam melakukan angsuran pembiayaan. Dalam hal ini

dengan persyaratan pembiayaan yang mudah maka nasabah tertarik

untuk menjadi nasabah di BRI Syariah ini adalah salah satu startegi

agar mendapatkan nasabah dan juga dapat mencapai target yang

diinginkan.

Page 86: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

78

Berdasarkan penjelasan diatas berikut adalah prosedur

pembiayaan mikro iB di BRI Syariah KCP Ponorogo:

Sumber: Dokumen BRI Syariah KCP Ponorogo

Gambar 4.3

Prosedur Pembiayaan Mikro iB Di BRI Syariah KCP Ponorogo

2. Analisis Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan

Mikro iB Di BRI Syariah KCP Ponorogo

Sebelum pembiayaan diberikan keyakinan tersebut dapat dinilai

dari hasil penilaian atau analisis pembiayaan. Untuk mendapatkan

suatu keyakinan tentang nasabahnya, pihak bank dapat melakukan

penilaian dengan berbagai prinsip. Dalam hal ini analisis pembiayaan

dapat dilakukan sesuai dengan kebijakan bank dan harus dilakukan.

Agar pembiayaan ini berjalan dengan lancar sesuai yang direncanakan

maka harus memperhatikan pembiayaan tersebut layak atau tidak layak

untuk disetujui, dan untuk mengetahui hal tersebut, BRI Syariah KCP

Ponorogo ini menggunakan prinsip 5C yaitu meliputi :

Permohonan

pembiayaan

Verifikasi

dan

investigasi

Analisis

kelayakan

pembiayaan

menggunakan

prinsip 5C

Financing

approval

Reject /

Approval

Financing

dokumentation

Pembuatan dan

penandatanganan

akad serta proses

pencairan

Financing

monitoring

Page 87: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

79

a. Character (karakter)

Character menggambarkan watak dan kepribadian calon

nasabah. Bank perlu melakukan analisis terhadap karakter calon

nasabah dengan tujuan untuk mengetahui bahwa calon nasabah

mempunyai keinginan untuk memenuhi kewajiban membayar

pinjamannya sampai dengan lunas.

Berdasarkan hasil wawancara BRI Syariah KCP Ponorogo

melihat karakter calon nasabah yaitu dengan :

4) SID, jika tergolong kolektabilitas 1 dapat dikatakan lancar.

Maka dipastikan akan lancar pembayarannya.

5) Pengamatan sekilas

6) Wawancara, dilakukan ketika survei.

Kesimpulan hasil wawancara tentang penilaian Character

(karakter) di BRI Syariah KCP Ponorogo adalah dilihat dari SID,

pengamatan saat wawancara dan ini sangat penting diterapkan.

Menurut analsisi peneliti, Character berkaitan dengan

keyakinan. Penilaian character calon nasabah harus dilakukan

dengan cara melakukan kunjungan dan bertemu langsung dengan

calon nasabah di tempat usaha yang akan dibiayai, untuk

mendapatkan informasi yang lebih mendetail mengenai character

calon nasabah. Dalam hal ini memang penilaian character sangat

penting dan harus dilakukan dengan benar agar tidak salah

penilaian yang mengakibatkan kerugian dimasa yang akan datang.

Page 88: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

80

Pada tahap ini, pihak BRI Syariah Ponorogo yang pertama

kali dilakukan yaitu pengecekan SID (Sistem Informasi Debitur)

terlebih dahulu. Tujuan dilakukannya SID adalah untuk

mengetahui profil calon nasabah dan untuk mengetahui bagaimana

hubungannya dengan bank. Apabila di SID (Sistem Informasi

Debitur) calon nasabah tercatat tidak pernah mengalami

pembiayaan bermasalah dan masuk dalam (kol 1) atau

kolektabilitas 1 yaitu masuk dalam kategori lancar maka dapat

dipastikan calon nasabah tersebut juga akan lancar pembayarannya

pada pembiayaan berikutnya. Setelah SID tercatat ke dalam kol 1

atau memiliki indikator yang bagus maka selanjutnya dilakukan

survei secara langsung dengan mencari informasi dari tanggapan

masyarakat di sekitar tempat tinggal calon nasabah. Hal ini bisa

disebut juga cek lingkungan.

b. Capacity (kemampuan nasabah)

Capacity adalah kemampuan calon nasabah dalam memenuhi

kewajibannya sesuai jangka waktu pembiayaan. Bank perlu

mengetahui dengan pasti kemampuan calon nasabah dalam

memenuhi kewajiban apabila bank memberikan pembiayaan.

Kemampuan keuangan calon nasabah sangat penting karena

merupakan sumber utama pembayaran kembali pembiayaan yang

diberikan oleh bank.

Page 89: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

81

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa

BRI Syariah KCP Ponorogo dalam penerapan capacity melihat dari

pendapatan setiap hari calon nasabah yang akan dibiayai. Melihat

barang dagangan yang bisa disebut aset yang dimiliki calon

nasabah, dan juga pandangan pertama mengenai usaha calon

nasabah apakah layak atau tidak kemampuannya membayar

angsuran pembiayaan dari pihak bank. Kesimpulan hasil

wawancara tentang penilaian Capacity (kemampuan nasabah)

adalah kemapuan nasabah sangat penting dlam memberikan

pembiayaan karena dari pendapatan usaha calon nasabah bank

dapat menentukan layak atau tidaknya pembiayaan tersebut.

Menurut analisis peneliti, Pada tahap ini, pihak BRI Syariah

Ponorogo melakukan survei ke lokasi usaha calon nasabah.

Kemudian melakukan penilaian terhadap capacity calon nasabah.

Dalam hal ini menurut peneliti capacity dari calon nasabah harus

benar diketahui oleh pihak bank. Jika calon nasabah tersebut tidak

membuat catatan penjualan dan pembelian barang dagangan, maka

penilaian dilakukan dari melihat jumlah barang dagangan maupun

asset yang ada di lokasi usahanya tersebut. Selanjutnya pihak bank

akan mempertimbangkan berapa pendapatan calon nasabah dan

berapa jumlah pembiayaan yang akan diambil. Dengan cara

memperhitungkan pendapatan calon nasabah dikurangi dengan

biaya-biaya yang dikeluarkannya, dengan ini akan terlihat

Page 90: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

82

kemampuan calon nasabah dalam memenuhi kewajibannya.

Capacity ini sebagai first way out atau jalan keluar utama dalam

pembiayaan. Jalan keluar utamanya yaitu dilihat dari cash flow nya.

Jika cash flow nya bagus pasti calon nasabah tersebut mampu

membayar pembiayaan. Tetapi jika cash flow nya buruk maka

calon nasabah tersebut tidak akan mampu untuk membayar

pembiayaan.

c. Collateral (jaminan)

Collateral merupakan jaminan/ agunan yang diberikan oleh

calon nasabah atas pembiayaan yang diajukan. Agunan merupakan

sumber pembayaran kedua, artinya apabila nasabah tersebut tidak

dapat membayar angsurannya dan termasuk dalam pembiayaan

macet, maka bank dapat melakukan eksekusi terhadap agunan.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa

penerapan collateral/ jaminan di BRI Syariah benar-benar

digunakan dan memang cara yang tepat untuk menghindari resiko

dikemudian hari yang tidak dinginkan, jika suatu hari si nasabah

beretikat tidak baik/ bermasalah, jaminan tersebut digunakan untuk

jalan keluarnya dan pihak bank juga tidak langsung melelang/

menjual jaminan tetapi tetap mencari solusi bersama agar tidak

merugikan kedua belah pihak. Melakukan survei langsung terhadap

barang jaminan yang dimiliki calon nasabah apakah sesuai dengan

plafon pengajuan nasabah yang akan dicairkan. Jaminan yang

Page 91: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

83

sering digunakan BPKB kendaraan bermotor, sertifikat tanah,

sertifikat rumah, dan harus atas nama si calon nasabah. Kesimpulan

dari hasil wawancara mengenai collateral (jaminan) dalam

penilaiannya menggunakan jaminan tersebut harus atas nama si

calon nasabah atau milik sendiri dan nilaiannya setara dengan

pengajuan pembiayaan karena ini akan menjadi pertimbangan

dalam mengambil keputusan pembiayaan.

Menurut analisis peneliti, BRI Syariah KCP Ponorogo

melakukan penilaian collateral dengan survei langsung ke lokasi

jaminan untuk melihat kondisi jaminan dalam hal ini memang

harus dilakukan dan tidak boleh ditinggalkan oleh pihak bank.

Survey atau pengecekan jaminan ini harus dilakukan guna untuk

verifikasi. Selain itu melakukan wawancara terkait kondisi

jaminan, perkiraan nilai pasar jaminan, pengecekan keaslian

sertifikat dengan maksud mengecek ada tidaknya sengketa. Jika

setelah dilakukan survei kelokasi, dan dilakukan perhitungan

jaminan yang diberikan oleh calon nasabah dinyatakan memenuhi

syarat maka pihak BRI Syariah KCP Ponorogo menerima dan

menyetujui jaminan yang diberikan oleh calon nasabah tersebut.

Disini collateral sebagai second way out yaitu jalan keluar

kedua. Apabila seorang nasabah tidak bisa menyelesaikan

pembiayaannya maka jaminan akan dilikuidasi atau dijual untuk

menutupi hutangnya. Jika hasil penjualan collateral masih ada

Page 92: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

84

kelebihan ketika digunakan untuk menutup hutang maka pihak BRI

Syariah KCP Ponorogo mengembalikan sisanya kepada nasabah,

dan sebaliknya jika collateral masih kurang dalam melunasi

pembiayaan maka nasabah wajib membayar kekurangan yang

masih ada.

d. Condition of Economi (kondisi ekonomi)

Condition of economy merupakan analisis terhadap kondisi

perekonomian. Bank perlu mempertimbangkan sektor usaha calon

nasabah dikaitkan dengan kondisi ekonomi, apakah kondisi

ekonomi tersebut akan berpengaruh pada usaha calon nasabah

dimasa yang akan datang. Analisis yang perlu dilakukan terkait

dengan condition of economy adalah kebijakan pemerintah. Apabila

kebijakan pemerintah sering berubah, maka hal ini juga akan sulit

bagi bank untuk melakukan analisis condition of economy.

Kondisi perekonomian bisa mengubah kemapuan nasabah

untuk membayar kembali kewajiban nya. Kondisi itu diluar

kekuasaan nasabah dan pihak bank. Nasabah mempunyai karakter

yang baik, mempunyai kemampuan untuk menciptakan

pendapatan, dan aseet yang cukup, tetapi kondisi perekonomianlah

yang mungkin menyebabkan pembiayaan yang berakhir tidak baik.

Disinilah pihak bank harus benar-benar tepat menganalisis kondisi

ekonomi kedepannya. Semakin lama jatuh tempo pembiayaan,

pihak bank harus semakin teliti dalam menganalisis pembiayaan,

Page 93: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

85

karna adanya kemungkinan resiko semakin besar terhadap

kemunduran perekonomian, sebelum pembiayaan lunas. Keadaan

perekonomian mengalami naik turun dalam jangka panjang yang

setiap waktu dapat mempengaruhi berbagai bidang industri.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa

penerapan prinsip 5C pada kondisi usaha BRI Syariah melihat

usaha tersebut harus prospek ada kemajuan dari tahun ketahun dan

usaha tersebut sudah berjalan 2 tahun minimal untuk bisa diberi

pembiayaan. Dan apabila nasabah tersebut sudah memberikan

jaminan dan karakter baik, kondisi usaha tidak terlalu mendetail

dalam penerapannya. Kesimpulanya adalah kondisi usaha tidak

terlalu dilihat begitu mendalam.

Menurut analisis peneliti, BRI Syariah KCP Ponorogo

memandang terkait kondisi ekonomi, memprediksi kondisi dimasa

yang akan datang dan dikaitkan dengan prospek usaha calon

nasabah. BRI Syariah KCP Ponorogo melihat dampak kondisi

ekonomi sekarang yang tidak menentu dan bagaimana dampaknya

terhadap usaha calon nasabah. Apakah usaha calon nasabah

tersebut dapat berjalan apabila kondisi ekonomi sedang tidak baik,

dan pihak BRI Syariah KCP Ponorogo akan

mempertimbangkannya dan memperkirakanya sesuai jaminan yang

diberikan, karena jika calon nasabah memilki karakter baik dan

jaminannya oke pihak bank langsung memberikan pembiayaan,

Page 94: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

86

seharusnya pihak bank harus benar-benar teliti dalam hal kondisi

usaha karena berkaitan dengan kondisi usaha dimasa yang akan

datang. BRI Syariah KCP Ponorogo melihat condition dengan cara

yaitu dilihat jenis usahanya, jika usaha tersebut tidak terlalu besar

cukup dengan karakter dan jaminan sudah diberikan dan

mengabaikan analisis kondisi usaha, jika kondisi usaha pada saat

ini baik dan sudah berjalan 2 tahun sudah bisa diberi pembiayaan

karena AOM kejar target.

e. Capital (modal)

Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek

pembiayaan dan perlu analisis yang lebih mendalam. Modal

merupakan jumlah modal yang dimiliki oleh calon debitur atau

jumlah dana, yang akan disertakan dalam proyek yang dibiayai

oleh calon nasabah. Semakin besar modal yang dimiliki dan

disertakan oleh calon nasabah dalam obyek pembiayaan akan

semakin menyakinkan bagi bank akan keseriusan calon nasabah

dalam mengajukan pembiayaan.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa

BRI Syariah KCP Ponorogo tidak terlalu mendalam dalam

penilaian modal hanya sekilas saja. Apabila modal yang dimiliki

tidak sesuai dengan jumlah yang diajukan, maka akan

mempertimbangkan kembali jumlah pembiayaan tersebut, dan akan

Page 95: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

87

mengkaji ulang sesuai pendapatan calon nasabah. Kesimpulan pada

penilain modal tidak terlalu mendalam.

Menurut analisis peneliti, Penilian capital adalah terkait

besarnya modal yang diperlukan calon nasabah, dengan cara

melihat usaha calon nasabah terkait dengan modal yang

dimilikinya. Menanyakan modal, hak kepemilikan tempat usaha

atau sewa dan berapa lama usaha. Sebagai contoh penilaian

terhadap persediaan barang dagangan. Pihak BRI Syariah KCP

Ponorogo langsung datang ke tempat usaha calon nasabah,

kemudian disana pihak BRI Syariah KCP Ponorogo akan melihat

persediaan barang secara langsung. Dalam persediaan barang

dagangan ini, akan dilihat jumlah persediaan barang yang ada di

tempat usahanya. Dalam analisis capital pada BRI Syariah kurang

mendalam hanya melihat dari seberapa banyak persediaan barang

dagangan yang dimiliki calon nasabah apakah sebanding atau tidak

dengan pembiayaan yang diajukan. Modal juga perlu dianalisis

mendalam dari laporan keuangan calon nasabah, agar bisa

mengetahui sebenarnya seberapa besar plafon yang akan diberikan

kepada calon nasabah agar pihak bank tidak salah sasaran pada

penggunaan modal untuk calon nasabahnya.

Page 96: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis

dapat menyimpulkan bahwa:

1. Mekanisme pembiayaan mikro iB di BRI Syariah KCP Ponorogo

yaitu:

a. Pengajuan permohonan pembiayaan

b. Verifikasi persyaratan dan investigasi SID

c. Analisis kelayakan pembiayaan dengan Prinsip 5C

d. Financing approval, persetujuan dari pembiayaan yang diajukan

calon nasabah

e. Reject / approv, tolak/ disetuji permohanan tersebut

f. Financing dokumen, ketika permohonan disetujui melengkapi

dokumen jika ada yang kurang dari calon nasabah

g. Pembuatan dan penandatangan akad serta proses pencairan

h. Financing monitoring, pemantauan pembiayaan pada nasabah.

Mekanisme tersebut sesuai teori prosedur analisis dalam

memberikan pembiayaan yang diungkapkan oleh Kasmir yaitu (1)

Pengajuan berkas-berkas (2) Penyelidikan berkas pinjaman (3)

Wawancara I (4) Survei atau pemeriksaan lapangan untuk meninju

objek usaha maupun jaminan (5) Wawancara II atau kegitan perbaikan

berkas jika mungkin ada kekurangan (6) Keputusan pemberian

Page 97: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

89

pembiayaan (7) Penandatanganan akad / perjanjian (8) Realisasi

pembiayaan (9) Pencairan dana.

Di BRI Syariah KCP Ponorogo dalam proses pembiayaan mikro

iB menggunakan akad murabahah bil wakalah dengan tujuan

memberikan kekuasaan pada calon nasabah untuk membeli barang

yang diinginkan secara mandiri.

2. Penerapan prinsip 5C dalam memberikan pembiayaan mikro iB di BRI

Syariah KCP Ponorogo, belum sepenuhnya diterapkan pada calon

nasabah pihak AOM masih melihat dan memilih calon usaha apa saja

yang perlu diterapkan semua prinsip 5C nya, dan disisi lain AOM di

BRI Syariah KCP Ponorogo juga kejar target setiap bulannya. Prinsip

5C yaitu meliputi :

a. Character (karakter) di BRI Syariah KCP Ponorogo dalam

melihat Character calon nasabah disana menggunakan SID dan

disana penilaian karakternya benar-benar teliti. Sesuai teori dari

Ismail bank perlu melakukan analisis character dari SID, trade

checking, dan informasi pihak lain.

b. Capacity (kemampuan nasabah) di BRI Syariah sangat penting

untuk melakukan penilian ini karena untuk mengetahui kewajiban

nasabah dalam pembayaran angsuran. Sesuai teori dari Ismail

kemampuan keungan sangat penting karena sumber utama dalam

memenuhi kewajibannya kepada pihak bank.

Page 98: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

90

c. Collateral (jaminan) penilaian collateral dengan survei langsung

ke lokasi jaminan untuk melihat kondisi jaminan dalam hal ini

memang harus dilakukan dan tidak boleh ditinggalkan oleh pihak

BRI Syariah KCP Ponorogo. Sesuai teori dari Ismail bahwa

jaminan sangat penting dan sumber pembayaran kedua.

d. Condition of Economi (kondisi ekonomi) penerapan prinsip 5C

pada kondisi usaha BRI Syariah melihat usaha tersebut sudah

berjalan 2 tahun minimal untuk bisa diberi pembiayaan. Kondisi

usaha tidak terlalu mendetail dalam penerapannya. Sesuai teori dari

Ismail bahwa bank perlu mempertimbangkan sektor usaha calon

nasabah dikaitkan dengan kondisi ekonomi dimasa yang akan

datang.

e. Capital (modal) dalam penilaian pihak BRI Syariah KCP Ponorogo

langsung melihat persediaan barang dagang. Dan penilaiannya

kurang mendalam hanya sekilas saja. Sesuai teori dari Ismail

semakin besar modal yang dimiliki dan disertakan oleh calon

nasabah dalam obyek pembiayaan akan semakin meyakinkan bank

akan keseriusan calon nasbah falam mengajukan pembiayaan.

Analisis penerapan prinsip 5C dalam memberikan pembiayaan

mikro iB di BRI Syariah KCP Ponorogo ini belum sepenuhnya

diterapkan karena pada mekanisme pembiayaan yang memudahkan

persyaratan pada calon nasabah agar berminat menjadi nasabah

pembiayaan mikro ini dikarenakan pihak AOM (Account Officer

Page 99: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

91

Micro) kejar target jadi pada proses pembiyaan mudah dan cepat

dicairkan.

B. Saran

Dengan selesainya penelitian yang dilakukan di BRI Syariah KCP

Ponorogo, maka peneliti memberikan saran sebagai bahan pertimbangan

antara lain :

1. Bagi pihak BRI Syariah KCP Ponorogo, mekanisme pembiayaan

mikro iB yang memberikan kemudahan bagi calon nasabahnya agar

tetap pada standar operasinalnya agar tidak ada hal yang tidak

diinginkan dikemudian hari. Mempermudah tetapi harus berhati-hati

dalam pemberian pembiayaan.

2. Dalam pembiayaan mikro yang mempermudah dalam persyaratan,

perlu adanya strategi penawaran atau promo margin yang lebih kreatif

dan inovatif dalam pembiayaan mikro, dengan demikian calon nasabah

tertarik untuk melakukan pembiayaan mikro di BRI Syariah KCP

Ponorogo, tentunya akan ada peningkatan jumlah pembiayaan mikro

itu sendiri.

3. Dalam analisis penerapan prinsip 5C di BRI Syariah KCP Ponorogo

seharusnya tetap prinsip 5C diterapkan pada semua usaha dan berhati-

hati dalam penliananya, karena kita tidak tau kondisi dimasa yang akan

datang seperti apa. Dan rekan-rekan AOM bisa lebih selektif lagi

memilih calon nasabah tidak karna kejar target. Perlu adanya

peningkatan pada penerapan prinsip 5C, mengingat bahwa pembiayaan

Page 100: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

92

yang dicairkan tidak sedikit. Selain itu dengan memperketat penilaian

prinsip 5C dapat meminimalisir resiko yang tidak diinginkan BRI

Syariah KCP Ponorogo.

4. Semoga dengan adanya penelitian ini dapat membantu memberikan

solusi dalam kehati-hatian untuk memberikan pembiayaan kepada

calon nasabah.

5. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literature bagi peneliti yang

selanjutnya.

Page 101: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Ahmad, Yusuf Ayus dan Abdul Aziz. Manajemen Operasional Bank Syariah.

Cirebon: STAIN Press, 2009.

Amiridin. Pengantar Metodelogi Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada,2003.

Anoraga, Pandji. Koperasi, Kewirausahaan, Dan Usaha Kecil. Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2002.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema

Insani Press, 2001.

Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.

Asiyah, Binti Nur. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: Teras,

2014.

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2013.

Damanuri, Aji. Metodologi penelitian mu’amalah. Ponorogo: Stain Po Press,

2010.

Darmawi, Herman. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.

Dewan Syari’ah Nasional MUI. Himpunan Fatwa Keuangan Syari’ah. Jakarta :

Erlangga, 2014.

Djamil, Faturrahman. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di Bank Syariah.

Jakarta: Sibar Grafika, 2014.

Firdaus, Rachmat dan Maya Ariyanti. Manajemen Perkreditan Bank umum.

Bandung:Alfabeta, 2009.

Herli, Ali Suyanto. Buku Pintar Pengelolaan BPR & Lembaga Keuangan

Pembiayaan Mikro. Yogyakarta: Afndi Offset, 2013.

Page 102: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

Ismail. Manajemen Perbankan. Jakarta: Prenadamedia Group, 2018.

Karim, Adiwarman Azhar. Bank Islam (Analisis Fikih dan Keuangan). Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2016.

Mathew, Miles B dan Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber

Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP, 1992.

Meleong, Lexy. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,

1995.

Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005.

Muljono, D. Buku Pintar Akuntansi Perbankan dan Lembaga Keuangan Syariah.

Yogyakarta: Andi, 2015.

Nasution. Metodologi Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito, 1988.

Nitisusastro, Mulyadi. Kewirausahaan & Manajemen Usaha Kecil. Jakarta:

Alfabeta, 2010.

Rodoni, Ahmad dan Abdul Hamid. Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Zikrul

Hakim, 2008.

Saiman, Leonardus. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat, 2014.

Sarwono, dan Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2006.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta, 2015.

Sulha, M dan Ely Siswanto. Manajemen Bank Konvensional dan Shari’ah.

Malang: UIN Malang Press, 2008.

Supriyono, Maryanto. Buku Pintar Perbankan. Yogyakarta: Andi Offset, 2011.

Suryabrata, Sumadi. Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo persada, 1998.

Wahidmurni. Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan.

Malang: UM Press, 2008.

Page 103: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

Wiroso. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Press, 2015.

Zulkifli, Sumarto. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta: Zikrul

Hakim, 2003.

Jurnal dan skripsi

Afrida, Y. “Analisis Pembiayaan Murabahah di Perbankan Syariah,”. Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Islam, 2, (September 2016).

Ardi, Refan. “Penerapan Prinsip 5C Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit

Pada PT BPR Nguter”. Skripsi. UNS, 2010.

Fatahilah, Habib Nur. “Implementasi Prinsip 5C Pada Pembiayaan Mikro di Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Pemalang”. Skripsi. IAIN Purwakarta:

2018.

Hariyawati, Desi. “Pelaksanaan Pemberian Kredit Kepada UMKM BRI Syariah,”.

Jurnal. JOM, 3 (Oktober 2016).

Karini, Ila. “Analisis Pembiayaan Modal Kerja Usaha Terhadap Peningkatan

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dalam Perpektif Ekonomi Islam

(Studi pada BTM BiMU Bandar Lampung)”. Skripsi. UIN Raden Intan,

2017.

Nafiah, Khomsatun. “Penerapan prinsip 5C pada pembiayaan Mikro iB dalam

meminimalisir resiko pembiayaan bermasalah di BRI Syariah KCP

Purbalingga” Skripsi. IAIN Purwakarta, 2018.

Safitri, Selvy. “Prosedur Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro: Studi kasus BRI

Syariah Cabang Prabumulih,”. Jurnal. Ekonomi dan Perbanakan Syariah,

03, (2015).

Wildanto, Yassar. “Akad Murabahah Bil Wakalah dalam Pembiayaan Mikro di

BRI Syariah KCP Kudus” Skrpsi. IAIN Kudus, 2016.

Page 104: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM ...etheses.iainponorogo.ac.id/10503/1/etheses Dwi...Penerapan Prinsip 5C Dalam Memberikan Pembiayaan Mikro iB Di Bank BRI Syariah KCP Ponorogo”.

Internet :

BRI Syariah, http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah. diakses Pada Tanggal 15

September 2019, jam 10.00.

Gustani, “Ayat dan hadits tentang murabahah,” dalam

https://www.syariahpedia.com/2016/09/dalil-murabahah.html. diakses pada

tanggal 22 Mei 2020, jam 13.45.

Wawancara :

Gatot Wijanarko, Wawancara, 05 September 2019.

Kiki Agung, Wawancara, 17 Desember 2019.

Moh Anshori, wawancara, 07 Januari 2020.

Muhammad Habib, Wawancara, 29 November 2019.

Tunggul, wawancara, 20 Desember 2019.

Yuli Wahyudi, wawancara, 29 November 2019