pengembangan teknik bioretention dalam mengatasi limpasan air ...
ANALISIS PENDUGAAN LIMPASAN DI PERUMAHAN...
Transcript of ANALISIS PENDUGAAN LIMPASAN DI PERUMAHAN...
ANALISIS PENDUGAAN LIMPASAN DI PERUMAHAN
TAMANSARI PERSADA, BOGOR
ABDUL ROSID
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pendugaan
Limpasan di Perumahan Tamansari Persada, Bogor adalah benar karya saya
dengan arahan dari Dosen Pembimbing Akademik dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Abdul Rosid
NIM F44090070
ABSTRAK
ABDUL ROSID. Analisis Pendugaan Limpasan di Perumahan Tamansari
Persada, Bogor. Dibimbing oleh BUDI INDRA SETIAWAN.
Limpasan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor meteorologi yang
diwakili oleh curah hujan dan faktor daerah pengaliran yang menyatakan sifat-
sifat fisik daerah pengaliran. Perubahan karakteristik lahan dari lahan alami
menjadi lahan terbangun akan menurunkan fungsi resapan di daerah tangkapan
hujan dan memperbesar limpasan. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya banjir bila perencanaan drainase di daerah permukiman yang
bersangkutan tidak baik. Seperti halnya yang terjadi di Perumahan Tamansari
Persada, Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi arah limpasan
(aliran yang masuk dan aliran yang keluar perumahan) dan mengidentifikasi
pendugaan limpasan di Perumahan Tamansari Persada. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari studi literatur dan studi lapangan. Bahan yang
digunakan antara lain citra satelit Google Earth akuisisi 12 September 2012, data
curah hujan dari pos hujan Atang Sanjaya Bogor tahun 2003 sampai 2012 dan
peta kontur topografi perumahan. Dari hasil observasi dan analisis, diketahui arah
aliran air limpasan di Perumahan Tamansari Persada adalah mengikuti
topografinya mengalir dari selatan ke utara. Total debit limpasan pada perumahan
dengan luas area 27.98 ha tersebut mencapai 1.31 m3 s
-1.
Kata kunci: curah hujan, drainase, limpasan, topografi
ABSTRACT
ABDUL ROSID. Analysis of Runoff Prediction in Tamansari Persada Residence,
Bogor. Supervised by BUDI INDRA SETIAWAN.
Runoff is affected by various factors, i.e., meteorological factor represented
by precipitation and regional flow factor stated the regional drainage physical
properties. The change in land characteristics from natural land into developed
land will reduce the absorption function in catchment areas and increase runoff.
The situation could lead to the occurrence of flood if the planning of drainage at a
residential area is not good. It often happens in Tamansari Persada Residence in
Bogor. A study was conducted with the objective to identify the direction of
runoff (incoming flow and outgoing flow) and to predict runoff in the Tamansari
Persada Residence. The methods used in this study were literature review and
field study. The material used included Google Earth satellite image acquisition of
September 12, 2012, the rainfall data from Atang Sanjaya Weather Station at
Bogor from 2003 until 2012 and topographic contour map of the residence. From
the observation and analysis, the direction of runoff in the Tamansari Persada
Residence followed the topographic from the south to the north. The total
discharge of runoff reached 1.31 m3 s
-1 in the area of 27.98 ha.
Keywords: drainage, rainfall, runoff, topographic
ANALISIS PENDUGAAN LIMPASAN DI PERUMAHAN
TAMANSARI PERSADA, BOGOR
ABDUL ROSID
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Analisis Pendugaan Limpasan di Perumahan Tamansari Persada,
Bogor
Nama : Abdul Rosid
NIM : F44090070
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Budi Indra Setiawan, MAgr
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Yudi Chadirin, STP, MAgr
Plh. Ketua Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas
berkat rahmat serta hidayah-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
ini yang berjudul Analisis Pendugaan Limpasan di Perumahan Tamansari Persada,
Bogor. Karya ilmiah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik pada Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Prof Dr Ir Budi Indra
Setiawan, MAgr selaku dosen pembimbing akademik. Selain itu, ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada kedua orang tua, rekan-rekan mahasiswa
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan IPB Angkatan 2009 dan teman-teman
di Unit Kegiatan Mahasiswa Lingkung Seni Sunda (LISES) Gentra Kaheman IPB
yang telah memberikan bimbingan, motivasi, semangat dan saran atau masukan
untuk kesempurnaan karya ilmiah ini.
Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Bogor, Juli 2013
Abdul Rosid
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 3
TINJAUAN PUSTAKA 3
Daerah Aliran Sungai 3
Limpasan 3
METODE 4
Waktu dan Tempat Penelitian 5
Gambaran Lokasi 5
Kondisi Iklim 6
Kondisi Tanah 6
Bahan 6
Alat 6
Prosedur Analisis Data 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 10
Kondisi Perumahan Tamansari Persada 10
Topografi dan Drainase 11
Tata Guna Lahan 12
Curah Hujan dan Debit Limpasan 13
SIMPULAN DAN SARAN 15
Simpulan 15
Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 17
RIWAYAT HIDUP 24
vi
DAFTAR TABEL
1 Kriteria Desain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan 9
2 Tata Guna Lahan pada Perumahan Tamansari Persada 12
3 Hujan Harian Maksimum berdasarkan 4 Metode 13
4 Debit pada Masing-masing Daerah Tangkapan Air Perumahan 15
DAFTAR GAMBAR
1 Tahap Pelaksanaan Penelitian 4
2 Lokasi Perumahan Tamansari Persada Bogor 5
3 Peta Kelurahan Cibadak 5
4 Kondisi Saluran di Perumahan Tamansari Persada 10
5 Pintu Air di Hulu Perumahan 11
6 Pintu Air di Hilir Perumahan 11
7 Pola Drainase Hasil Observasi 11
8 Pola Drainase Hasil Surfer 9 11
9 Peta Tutupan Lahan Perumahan Tamansari Persada 12
10 Hujan Harian Maksimum berdasarkan 4 Metode 13
11 Hasil Uji Kecocokan Masing-masing Metode 14
DAFTAR LAMPIRAN
1 Nilai variabel KT untuk distribusi Normal dan Log Normal 17
2 Nilai K untuk distribusi Log-Person III 18
3 Nilai Yn dan Sn untuk distribusi Gumbel 19
4 Koefisien limpasan (C) untuk metode Rasional 20
5 Data curah hujan 21
6 Peta titik-titik pemetaan di Perumahan Tamansari Persada 22
7 Peta Kontur Perumahan Tamansari Persada 23
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber air meliputi air tanah dan air permukaan yang digunakan untuk
berbagai kepentingan dirasakan semakin menurun kapasitas maupun kualitasnya.
Penurunan tersebut disebabkan oleh banyak faktor yang sangat beragam, meliputi
pertumbuhan penduduk, perubahan tata guna lahan serta pengelolaan sumber daya
air yang belum menyeluruh (Supardi 2010).
Air merupakan sumberdaya yang sangat vital bagi kelangsungan hidup
seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi. Air juga dapat menyebabkan
bencana apabila tersedia dalam jumlah yang tidak diinginkan, baik kekurangan
maupun kelebihan. Salah satu unsur iklim yang berpengaruh terhadap jumlah
ketersediaan air suatu daerah aliran sungai (DAS) adalah hujan. Pengaruh
langsung yang dapat diketahui yaitu potensi sumberdaya air pada DAS tersebut.
Besar kecilnya sumberdaya air pada suatu DAS sangat tergantung pada jumlah
curah hujan yang terjadi sepanjang DAS.
Kerusakan pada suatu DAS ditandai dengan besarnya angka perbandingan
antara debit maksimum dan debit minimum, kandungan lumpur yang berlebihan,
banjir di musim hujan, kekeringan di musim kemarau dan penggunaan lahan yang
merusak keseimbangan lingkungan. Banjir merupakan akibat dari rusaknya
kesetimbangan air (water balance) akibat berkurangnya nilai infiltrasi dan
evapotranspirasi, sehingga nilai debit aliran permukaan (runoff) menjadi lebih
besar dari kapasitas angkut debit air pada sistem drainase, baik alami maupun
buatan. Nilai kapasitas angkut yang lebih kecil ini menyebabkan air meluap dari
tanggul dan menggenangi daerah sekitarnya.
Aliran permukaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor
meteorologi yang diwakili oleh curah hujan dan faktor daerah pengaliran yang
menyatakan sifat-sifat fisik daerah pengaliran. Faktor daerah pengaliran ini
meliputi kondisi penggunaan lahan (land use), luas daerah pengaliran, topografi
dan jenis tanah. Perubahan karakteristik lahan dari lahan alami menjadi lahan
terbangun akan menurunkan fungsi resapan di daerah tangkapan hujan dan
memperbesar aliran permukaan. Mengenai perubahan karakteristik lahan penulis
setuju dengan pendapat Agus dan Hadihardaja (2011).
“Terjadinya perubahan penggunaan lahan dari vegetasi (vegetated
land) menjadi non vegetasi (non vegetated land) pada suatu daerah
pengaliran sungai cenderung meningkat intensitasnya menurut ruang
dan waktu. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari aktivitas
pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi”.
Seiring dengan bertambahnya populasi penduduk di suatu daerah,
kebutuhan manusia akan tempat tinggal pun semakin meningkat. Hal ini
menyebabkan terjadinya perubahan tata guna lahan akibat pembangunan kawasan
permukiman. Sehingga mengakibatkan semakin berkurangnya daerah resapan air
yang berfungsi untuk menahan dan menyerap air ke dalam tanah. Keadaan
tersebut dapat memperbesar limpasan dan akan mengakibatkan terjadinya banjir
bila perencanaan drainase di daerah permukiman yang bersangkutan tidak baik.
2
Rahardjo (2009) menyatakan, “banjir adalah masalah berat yang sangat pelik bagi
sebagian besar wilayah di Indonesia”.
Selain yang sudah dituturkan sebelumnya, pada umumnya ada tujuh hal
penyebab terjadinya banjir menurut Rahardjo (2009), yaitu pembangunan yang
tidak berwawasan lingkungan, tidak adanya pola hidup bersih di masyarakat, tidak
adanya perencanaan dan pemeliharaan sistem drainase yang baik, tidak adanya
konsistensi pihak berwenang dalam RTRW, tidak adanya upaya konservasi faktor
penyeimbang lingkungan air, terjadinya penurunan muka tanah serta curah hujan
yang sangat tinggi.
Seperti halnya yang terjadi di Perumahan Tamansari Persada, Kelurahan
Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Setiap hujan turun, meskipun
tidak begitu deras, perumahan ini terkena banjir. Ada beberapa penyebab yang
membuat Perumahan Tamansari Persada ini terus terendam bila hujan turun, yaitu
buruknya sistem drainase yang ada dan semakin tidak terkendalinya pembangunan
di wilayah hulu dari perumahan yang mengakibatkan berkurangnya daerah
resapan air. Banjir ini pun tidak hanya dialami oleh warga perumahan, namun
berdampak juga pada kawasan yang terletak di daerah hilir dari Perumahan
Tamansari Persada, yaitu Kelurahan Mekarwangi.
Perumusan Masalah
Berdasarkan survei awal yang dilakukan, di lokasi Perumahan Tamansari
Persada sudah terdapat sistem drainase yang dilengkapi dengan pintu air di bagian
hulu dan hilir perumahan. Namun, sistem drainase di perumahan ini tidak dapat
menampung air limpasan yang mengalir di perumahan. Hal ini yang menyebabkan
perumahan terendam banjir saat hujan turun. Besarnya limpasan dari daerah hulu
perumahan yang mengalir masuk ke dalam sistem drainase di perumahan pun
diduga kuat menjadi salah satu penyebab banjir dan genangan sering terjadi di
sudut-sudut perumahan. Untuk itu, perlu adanya studi mengenai pendugaan
limpasan yang mengalir di area perumahan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui arah dan jumlah debit limpasan (aliran
yang masuk dan aliran yang keluar perumahan) di Perumahan Tamansari Persada,
Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai rujukan untuk merancang sistem
drainase yang lebih baik sehingga banjir dan genangan-genangan yang terjadi
dapat ditanggulangi.
3
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini terbatas pada pengidentifikasian arah aliran limpasan dan
pendugaan besarnya limpasan air di Perumahan Tamansari Persada, Kelurahan
Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
TINJAUAN PUSTAKA
Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat didefinisikan sebagai areal yang dibatasi
oleh pemisah topografis yang menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan
yang jatuh di atasnya, baik dalam bentuk aliran permukaan, aliran bawah tanah
dan aliran bumi ke sungai yang akhirnya bermuara ke danau atau laut (Manan
1976). Berbagai istilah lain yang digunakan untuk DAS antara lain watershed,
drainage basin dan catchments.
Garis batas sebuah DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai.
Batas DAS umumnya tidak sama dengan batas wilayah administrasi, sehingga
sebuah DAS dapat termasuk dalam beberapa wilayah administrasi. DAS juga
dapat mencakup beberapa negara, beberapa wilayah kabupaten, atau hanya
sebagian wilayah dari satu kabupaten (Fahmudin dan Widianto 2004). Di dalam
DAS terdapat sumberdaya tanah, air dan vegetasi yang membentuk suatu
ekosistem alami dimana berlangsung proses-proses fisik hidrologi maupun
ekonomi-sosial masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Ekosistem hulu dari suatu DAS adalah bagian yang paling penting dan
sering menjadi fokus perencanaan pengelolaan DAS. Bagian hulu memegang
peranan utama dalam keberlanjutan dan perlindungan fungsi tata air hingga
wilayah hilir. Ada keterkaitan erat antara wilayah hulu dan hilir. Alih fungsi lahan
di wilayah hulu tidak hanya berdampak pada daerah itu saja tetapi juga di bagian
hilir dalam hal kualitas air, fluktuasi debit dan sedimen yang terbawa. Begitu pula
dalam hal biogeofisik karena upaya reboisasi, konservasi dan deforestasi di
wilayah hulu akan mengubah fluktuasi hasil air dan kualitas aliran permukaan
(Asdak 2007).
Menurut Asdak (2007), parameter hidrologis yang dapat dimanfaatkan
untuk menelaah kondisi suatu DAS adalah data klimatologi, limpasan (runoff),
debit sungai, sedimentasi, potensi airtanah, koefisien regim sungai, koefisien
limpasan, nisbah debit maksimum-minimum serta frekuensi dan periode banjir.
Limpasan
Menurut Suripin (2004), dalam perencanaan drainase, bagian air hujan yang
menjadi perhatian adalah aliran permukaan (surface runoff), sedangkan untuk
pengendalian banjir tidak hanya aliran permukaan, tetapi limpasan (runoff).
Limpasan merupakan gabungan antara aliran permukaan, aliran-aliran yang
tertunda pada cekungan-cekungan dan aliran bawah permukaan (subsurface flow).
4
Untuk menduga besaran limpasan yang terjadi di suatu wilayah, perlu diketahui
nilai koefisien aliran permukaan.
Schwab et al (1981) menyatakan bahwa koefisien aliran permukaan (C)
didefinisikan sebagai nisbah laju puncak aliran permukaan terhadap intensitas
hujan. Frekwensi terjadinya hujan mempengaruhi debit air dalam DAS. Untuk
menduga besarnya debit puncak limpasan dapat digunakan metode rasional. Dasar
yang melatar belakangi metode rasional adalah jika curah hujan dengan intensitas
I terjadi secara terus menerus, maka laju limpasan langsung akan bertambah
sampai mencapai waktu konsentrasi tc. Waktu konsentrasi tc tercapai ketika
seluruh bagian DAS telah memberikan kontribusi aliran di outlet. Laju masukan
pada sistem adalah hasil curah hujan dengan intensitas I pada DAS dengan luas A.
nilai perbandingan antara laju masukan dengan laju debit puncak (Qp) yang terjadi
pada saat tc dinyatakan sebagai runoff coefficient (C) dengan nilai 0 ≤ C ≤ 1
(Chow 1964).
METODE
Metode yang digunakan dalam proses penelitian ini terdiri dari:
1. Studi literatur.
Studi literatur dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dasar mengenai
permasalahan yang akan diteliti. Selain itu, studi literatur bertujuan untuk
mempelajari berbagai metode untuk menentukan debit limpasan dan
parameter yang mempengaruhinya. Literatur yang menjadi acuan berasal
dari buku teks, karya tulis dan jurnal ilmiah.
2. Studi lapangan.
Studi lapangan dilakukan dengan cara survei. Survei ini bertujuan untuk
memperoleh data-data yang dibutuhkan, baik sekunder maupun aktual yang
berhubungan dengan lokasi penelitian. Data yang dibutuhkan meliputi data
curah hujan, topografi lokasi dan luas lahan.
Adapun tahapan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1 Tahap Pelaksanaan Penelitian
5
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari Februari sampai Juni 2013 di Perumahan
Tamansari Persada, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor
dengan luas 27.98 ha (Gambar 2).
Gambar 2 Lokasi Perumahan Tamansari Persada Bogor
Gambaran Lokasi
Perumahan Tamansari Persada Bogor secara administratif termasuk ke
dalam wilayah Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor,
Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, perumahan ini terletak pada 6°32’32.92” -
6°32’41.85” LS dan 106°46’36.77” - 106°46’36.96” BT. Perumahan Tamansari
Persada memiliki luas 27.98 ha. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan
Kayumanis, sebelah Timur dengan Kelurahan Mekarwangi, sebelah Selatan
dengan Kelurahan Cibadak dan sebelah Barat berbatasan langsung dengan Jalan
Raya Baru Kemang. Berikut merupakan peta Kelurahan Cibadak, Kecamatan
Tanah Sareal, Kota Bogor:
Gambar 3 Peta Kelurahan Cibadak
6
Kondisi Iklim
Data curah hujan diperoleh dari pos hujan Atang Sanjaya Bogor yang
terletak pada 6°32’40.3” LS dan 106°45’19.2” BT (sebelah Barat Perumahan
Tamansari Persada) dengan periode tahun 2003 sampai 2012 (Lampiran 5).
Berdasarkan data curah hujan yang diperoleh, dapat diketahui bahwa daerah di
sekitar pos hujan Atang Sanjaya termasuk Perumahan Tamansari Persada
memiliki sifat curah hujan yang tinggi, dengan intensitas mencapai 4073
mm/tahun.
Kondisi Tanah
Tanah yang ada di lokasi perumahan umumnya terdiri dari jenis latosol
merah dan latosol coklat kemerahan. Tanah tersebut telah mengalami pencucian
lanjut dan pelapukan. Tanah di permukiman ini terdiri dari asosiasi tanah latosol
merah dan coklat kemerahan. Hal ini disebabkan karena kadar bahan organiknya
cukup rendah. Namun demikian, untuk daerah tropis di Indonesia, tanah ini
termasuk subur.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain citra satelit Google
Earth akuisisi 12 September 2012, data curah hujan dari pos hujan Atang Sanjaya
Bogor tahun 2003 sampai dengan 2012 dan peta kontur topografi perumahan.
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain seperangkat
komputer/laptop yang sudah terdapat perangkat lunak (software) untuk membantu
pengolahan data seperti Microsoft Excel 2010, ArcGis 9.3 dan Surfer 9, kamera
untuk pendokumentasian, kalkulator dan alat tulis. Selain itu, digunakan juga
theodolite, target rod, kompas, tripod, pita ukur dan patok untuk kegiatan
pemetaan.
Prosedur Analisis Data
Secara umum, tahapan pengolahan data terbagi menjadi dua tahap yaitu
penelitian pendahuluan dan penelitian utama.
1. Analisis pendahuluan.
Pada tahap ini, dilakukan analisis frekuensi curah hujan untuk meghitung
probabilitas hujan yang diperoleh dengan menggunakan beberapa metode.
Menurut Suripin (2004:33), dalam analisis frekuensi, hasil yang diperoleh
tergantung pada kualitas dan panjang data. Semakin pendek data yang
tersedia, semakin besar penyimpangan yang terjadi. Mengingat data curah
7
hujan yang diperoleh selama 10 tahun, maka dilakukan perbandingan dari
beberapa metode yang ada.
Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi frekuensi, di
antaranya empat jenis distribusi yang banyak digunakan dalam bidang
hidrologi antara lain (Suripin 2004), yaitu:
1) Distribusi Normal.
Distribusi normal atau kurva normal disebut pula distribusi Gauss.
Fungsi densitas peluang normal (PDF = probability density function)
yang paling dikenal adalah bentuk bel dan dikenal sebagai distribusi
normal. Persamaannya adalah sebagai berikut:
T TS ......................................................................................... (1)
dimana:
XT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-
tahun
= nilai rata-hitung variat
S = deviasi standar nilai variat
KT = faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang
dan tipe model matematik distribusi peluang yang digunakan
untuk analisis peluang (Lampiran 1).
2) Distribusi Log Normal.
Jika variabel acak Y = log X terdistribusi secara normal, maka X
dikatakan mengikuti distribusi Log Normal. Persamaannya adalah
sebagai berikut:
T TS ......................................................................................... (2)
dimana:
YT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-
tahun
= nilai rata-hitung variat
S = deviasi standar nilai variat
KT = faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang
dan tipe model matematik distribusi peluang yang digunakan
untuk analisis peluang (Lampiran 1).
3) Distribusi Log-Person III.
Pada situasi tertentu, walaupun data yang diperkirakan mengikuti
distribusi sudah dikonversi ke dalam bentuk logaritmis, ternyata
kedekatan antara data dan teori tidak cukup kuat untuk menjustifikasi
pemakaian distribusi Log Normal.
Salah satu distribusi dari serangkaian distribusi yang dikembangkan
Person yang menjadi perhatian ahli sumberdaya air adalah Log-Person
Tipe III. Tiga parameter penting dalam LP. III, yaitu (i) harga rata-rata;
(ii) simpangan baku; dan (iii) koefisien kemencengan. Jika koefisien
kemencengan sama dengan nol, distribusi kembali ke distribusi Log
Normal.
Berikut ini langkah-langkah penggunaan distribusi Log-Person Tipe
III:
Data diubah ke dalam bentuk logaritmis, X = log X
Harga rata-rata dihitung dengan menggunakan rumus:
8
log ∑ log ini 1
n .................................................................................(3)
Harga simpangan baku dihitung dengan menggunakan rumus:
S [∑ (log i-log )
2ni 1
n-1]
0.5
........................................................................(4)
Koefisien kemencengan dihitung menggunakan rumus:
n ∑ (log i-log )
3ni 1
(n-1)(n-2)S3 ............................................................................(5)
Logaritmis hujan atau banjir dengan periode ulang T dihitung dengan
rumus:
log t log S ...............................................................................(6)
dengan K adalah variabel standar (standardized variable) yang besarnya
tergantung koefisien kemencengan G (Lampiran 2).
4) Distribusi Gumbel.
Gumbel menggunakan harga ekstrim untuk menunjukkan bahwa
dalam deret harga-harga ekstrim X1, X2, X3, …., n mempunyai fungsi
distribusi eksponensial ganda. Dalam pemakaian praktis dan apabila
jumlah populasi yang terbatas, (sampel), maka digunakan pendekatan
rumus sebagai berikut:
S ..............................................................................................(7)
dimana:
= harga rata-rata sampel
S = standar deviasi (simpangan baku) sampel.
Faktor probabilitas K untuk harga-harga ekstrim Gumbel dapat
dinyatakan dalam persamaan:
Tr- n
Sn ...............................................................................................(8)
dimana:
Yn = reduce mean yang tergantung jumlah sampel/data n (Lampiran 3)
Sn = reduce standard deviation yang juga tergantung pada jumlah
sampel/data n (Lampiran 3)
YTr = reduce variate, yang dapat dihitung dengan persamaan berikut ini:
Tr -ln {-ln
Tr-1
Tr} ...................................................................................(9)
Dengan mensubstitusikan persamaan di atas, didapat persamaan berikut:
Tr b
1
a Tr
....................................................................................... (10)
dimana
a Sn
S dan b -
nS
Sn
Dari hasil keempat metode distribusi frekuensi ini, dilakukan uji
kecocokan yaitu rata-rata persentase error dan deviasi. Metode distribusi
frekuensi yang dipilih untuk pengolahan data selanjutnya ialah metode yang
memiliki rata-rata persentase error dan deviasi terkecil.
2. Penelitian utama.
Adapun tahapan analisis data pada penelitian utama terbagi ke dalam dua
tahapan, antara lain:
9
1) Menentukan Pola Drainase, yaitu:
a. Melakukan observasi Daerah Tangkapan Air (DTA) Perumahan
Tamansari Persada.
b. Menentukan Daerah Tangkapan Air berdasarkan hasil observasi
lapangan.
c. Menentukan arah aliran limpasan. Arah aliran limpasan ini dapat
diketahui dengan dua cara, yaitu pengamatan arah aliran air secara
langsung saat terjadi hujan di lapangan dan pengolahan peta kontur
dengan menggunakan program Surfer 9.
2) Menghitung Debit Limpasan, yaitu:
a. Menentukan tata guna lahan masing-masing Daerah Tangkapan Air.
Tata guna lahan dari masing-masing Daerah Tangkapan Air ini dapat
diketahui dengan menganalisis citra satelit Google Earth akuisisi 12
September 2012 dengan menggunakan program ArcGis 9.3. Dari
pengolahan ini juga diperoleh luas dari masing-masing Daerah
Tangkapan Air.
b. Menentukan hujan harian maksimum (R24). Hujan harian maksimum
ditentukan sesuai dengan standar desain saluran drainase yang
berdasarkan pada Pedoman Drainase Perkotaan dan Standar Desain
Teknis yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1 Kriteria Desain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan
Sumber: Suripin 2004
c. Menghitung intensitas hujan (I) dengan persamaan mononobe, yaitu:
24
24(24
t)
2
3 ................................................................................... (11)
dimana:
I = Intensitas hujan (mm/jam)
t = Lamanya hujan (jam)
R24 = Curah hujan maksimum harian (selama 24
jam) (mm)
d. Menghitung waktu konsentrasi (tc) dengan menggunakan persamaan
metode Kirpich, yaitu:
tc (0.87 L
2
1000 S)0.385
.......................................................................... (12)
dimana:
tc = Waktu konsentrasi (jam)
L = Panjang saluran (km)
S = Kemiringan saluran (m/m)
10
e. Menghitung debit puncak limpasan (Q) masing-masing Daerah
Tangkapan Air dengan menggunakan persamaan metode Rasional,
yaitu:
0.002778 C ....................................................................... (13)
dimana :
Q = Laju aliran permukaan (debit) puncak (m3/dtk)
C = Koefisien aliran permukaan (Lampiran 4)
I = Intensitas hujan (mm/jam)
A = Luas daerah pengaliran (ha)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Perumahan Tamansari Persada
Berdasarkan survei lokasi dan keterangan dari pejabat Dinas Bina Marga
Kota Bogor yang menerangkan tentang site plan sistem drainase Kota Bogor,
diketahui bahwa sebelum perumahan dibangun, terdapat saluran alami yang
menjadi saluran yang meneruskan aliran dari kali Cimanggu dan Cigede Kulon.
Namun, setelah perumahan dibangun, saluran alami tersebut dialihkan ke saluran
drainase yang berada di kanan dan kiri jalan utama perumahan (Gambar 4).
Hal ini yang menyebabkan perumahan terendam banjir saat hujan turun.
Besarnya limpasan dari daerah hulu perumahan yang mengalir masuk ke dalam
sistem drainase di perumahan pun menjadi salah satu penyebab genangan sering
terjadi di sudut-sudut perumahan, walaupun sistem drainase di perumahan ini
sudah dilengkapi dengan bangunan pengendali banjir berupa pintu air.
Gambar 4 Kondisi Saluran di Perumahan Tamansari Persada
11
Gambar 5 Pintu Air di Hulu Perumahan
Gambar 6 Pintu Air di Hilir Perumahan
Topografi dan Drainase
Topografi Perumahan Tamansari Persada berbentuk memanjang dari
Selatan ke Utara dengan kontur relatif datar. Titik permukaan tertinggi berada di
sebelah Selatan perumahan dan titik terendah berada di sebelah Utara perumahan
(Lampiran 7). Berdasarkan hasil observasi, aliran air di permukaan jalan
perumahan sewaktu hujan adalah mengalir dari Selatan ke Utara. Dari hasil
pengolahan data yang dilakukan menggunakan program Surfer 9, diketahui pula
bahwa aliran air mengalir mengikuti keadaan konturnya dari Selatan ke Utara.
Pola aliran yang terbentuk dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 7 Pola Drainase Hasil
Observasi
Gambar 8 Pola Drainase Hasil Surfer 9
12
Tata Guna Lahan
Berdasarkan citra satelit Google Earth akuisisi 12 September 2012 yang
telah diolah dan dianalisis menggunakan program ArcGis 9.3, Perumahan
Tamansari Persada memiliki luas lahan 27.98 ha. Kawasan perumahan ini terdiri
dari 88 % dari total luas lahannya ialah permukiman (rumah multiunit) dan
sisanya sekitar 12 % dari total luas lahannya merupakan taman.
Berdasarkan hasil observasi, Perumahan Tamansari Persada dapat dibagi
menjadi dua Daerah Tangkapan Air (DTA) atau catchment area seperti yang
terlihat pada Gambar 9. Daerah tangkapan ini termasuk wilayah perumahan dan
permukiman penduduk yang berbatasan dengan perumahan namun masih dalam
satu DTA. Untuk hasil analisis luas dari setiap DTA, ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2 Tata Guna Lahan pada Perumahan Tamansari Persada
No Penggunaan
Lahan
Koefisien
Limpasan
(C)
Daerah Tangkapan Air
(m²) Total Luas
(m²)
Total
Luas
(ha) DTA 1 DTA 2
1 Rumah
Multiunit 0.60 117,028.89 129,553.23 246,582.12 24.66
2 Vegetasi
(Taman) 0.25 15,857.22 17,357.50 33,214.72 3.32
Total Luas 132,886.11 146,910.73 279,796.84 27.98
C 0.56 0.56
Gambar 9 Peta Tutupan Lahan Perumahan Tamansari Persada
13
Pembagian DTA yang dilakukan berguna untuk perencanaan hidrolika
bangunan pengendali limpasan. Bangunan pengendali limpasan ini berfungsi
untuk menampung dan menyimpan air agar tidak terjadi banjir dan air dapat
dimanfaatkan kembali. Peta tutupan lahan seperti ditunjukkan pada Gambar 9 di
atas berfungsi untuk menentukan koefisien limpasan (C) yang berpengaruh pada
besarnya debit limpasan (Q).
Curah Hujan dan Debit Limpasan
Data curah hujan yang diperoleh dari pos hujan Atang Sanjaya Bogor
disajikan di Lampiran 5. Hasil analisis frekuensi dari beberapa metode distribusi
(Normal, Log Normal, Log-Person III dan Gumbel) menunjukkan perbedaan nilai
probabilitas curah hujan maksimum harian pada masing-masing periode ulang (2,
5, 10, 25, 50 tahun) seperti ditunjukkan pada Tabel 3 dan Gambar 10.
Tabel 3 Hujan Harian Maksimum berdasarkan 4 Metode
Periode Ulang,
T (tahun)
Analisis Probabilitas Hujan Rencana (mm/hari)
Normal Log
Normal Gumbel
Log Person
III
2 33.4 31.9 31.9 30.7
5 42.3 40.8 45.2 40.6
10 47.0 46.3 54.0 48.1
25 51.5 52.5 65.2 58.8
50 55.1 58.0 73.4 67.5
Gambar 10 Hujan Harian Maksimum berdasarkan 4 Metode
14
Gambar 11 Hasil Uji Kecocokan Masing-masing Metode
Pada masing-masing metode distribusi yang ada juga dilakukan uji
kecocokan rata-rata persentase error dan deviasi untuk menentukan hasil dari
metode mana yang akan dipakai dalam perhitungan intensitas hujan (I). Pada
Gambar 11 di atas, terlihat perbandingan dari rata-rata persentase error dan
deviasi dari masing-masing metode. Metode Log Normal memiliki rata-rata
persentase error terkecil sedangkan metode Gumbel memiliki deviasi terkecil.
Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, metode yang dipakai untuk analisis
frekuensi ialah metode Gumbel yang memiliki deviasi terkecil.
Hujan harian maksimum (R24) yang dipakai sebagai acuan untuk
perhitungan debit limpasan dengan metode rasional ialah curah hujan dengan
periode ulang 5 tahun, yaitu sebesar 45.2 mm (Tabel 3). Hal ini sesuai dengan
standar desain saluran drainase yang berdasarkan pada Pedoman Drainase
Perkotaan dan Standar Desain Teknis (Tabel 1).
Salah satu faktor yang menentukan besarnya debit limpasan menggunakan
metode rasional ialah koefisien limpasan (C). Koefisien C ini bergantung pada
tutupan lahan dari suatu DTA sesuai dengan tabel koefisien limpasan pada
Lampiran 4. Seperti ditunjukkan pada Gambar 9, Perumahan Tamansari Persada
terdiri dari permukiman (rumah multiunit) dan taman. Untuk tutupan lahan berupa
rumah multiunit diambil nilai koefisien C sebesar 0.6 dan untuk tutupan lahan
berupa vegetasi (taman) sebesar 0.25. Setelah itu, di dapat koefisien C untuk DTA
1 dan DTA 2 masing-masing sebesar 0.56 (Tabel 2).
Faktor lainnya yang mempengaruhi besarnya limpasan adalah panjang aliran
utama (L), kemiringan saluran (S) dan waktu konsentrasi (tc). Nilai debit pada
masing-masing DTA dapat dilihat pada Tabel 4. Total debit limpasan untuk
Perumahan Tamansari Persada sebesar 1.31 m3 s
-1. Debit limpasan pada DTA 1
dan DTA 2 masing-masing mencapai 0.82 m3 s
-1 dan 0.49 m
3 s
-1. Debit limpasan
pada DTA 1 lebih besar dibandingkan dengan debit limpasan pada DTA 2. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu panjang saluran utama pada DTA 1 lebih
pendek dan wilayahnya relatif lebih curam dibandingkan dengan DTA 2.
15
Tabel 4 Debit pada Masing-masing Daerah Tangkapan Air Perumahan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil observasi dan analisis, arah aliran air limpasan di
Perumahan Tamansari Persada Bogor adalah mengikuti konturnya. Titik
permukaan tertinggi berada di sebelah Selatan perumahan dan titik terendah
berada di sebelah Utara perumahan.
Besar debit limpasan pada Perumahan Tamansari Persada dengan luas area
27.98 ha mencapai 1.31 m3 s
-1. Perumahan Tamansari Persada dapat dibagi
menjadi dua Daerah Tangkapan Air (DTA). Besar debit limpasan pada DTA 1
dengan luas area 13.29 ha mencapai 0.82 m3 s
-1, sedangkan pada DTA 2 dengan
luas area 14.69 ha mencapai 0.49 m3 s
-1.
Saran
Besarnya debit limpasan pada Perumahan Tamansari Persada yang
mencapai 1.31 m3 s
-1 merupakan limpasan yang berasal dari DTA perumahan.
Debit ini belum termasuk debit dua sungai yang bermuara di saluran drainase
perumahan, yaitu debit Kali Cimanggu dan Cigede Kulon. Selain itu, dengan telah
diketahuinya arah aliran dan debit pada masing-masing DTA di Perumahan
Tamansari Persada, perlu penelitian lanjutan untuk merancang suatu sistem
pengendalian limpasan, baik itu berupa perbaikan bangunan-bangunan yang sudah
ada (saluran dan pintu air) maupun rancangan pembuatan bangunan pengendali
limpasan yang belum ada, seperti sumur resapan, tentunya dengan
mempertimbangkan efektifitas dan efisiensinya dalam mengurangi banjir dan
genangan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus I, Hadihardaja IK. 2011. Perbandingan Hidrograf Satuan Teoritis Terhadap
Hidrograf Satuan Observasi DAS Ciliwung Hulu. J. Teknik Sipil. 18(1):55-
70.
Asdak C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Jogjakarta:
Gadjah Mada University Press.
16
Chow VT. 1964. Handbook of Applied Hydrology. New York: McGraw-Hill
Book Company.
Fahmudin A, Widianto. 2004. Petunjuk Praktik Konservasi Tanah Pertanian
Lahan Kering. Bogor: World Agroforestry Centre ICRAF Southeast Asia.
Manan S. 1976. Pengaruh Hutan dan Manajemen Daerah Aliran Sungai. IPB.
Bogor
McCuen RH. 1989. Hydrologic Analysis and Design. Upper Saddle River (NJ):
Prentice-Hall, Inc.
Mera M, Dewi YP, Saputra D, Monica ZL. 2012. Computational Model for
Housing Drainage System Case Study: Kharismatama Permai Housing in
Padang. J. Teknik Sipil. 19(1):83-92.
Rahardjo PN. 2009. Masalah Banjir sebagai Akibat dari Buruknya Sistem
Pengelolaan DAS. J. Hidrosfir Indones. 4(1):1-8.
Schwab GO., Frevert RK., Edminster TW., Barnes KK. 1981. Soil and Water
Conservation Engineering. New York: John Wiley and Sons. Inc.
Supardi D. 2010. Konservasi Air dengan Sumur Resapan. Majalah Ilmiah
Dinamika. 34(2):244-255.
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta (ID):
Andi.
17
Lampiran 1 Nilai variabel KT untuk distribusi Normal dan Log Normal
18
Lampiran 2 Nilai K untuk distribusi Log-Person III
19
Lampiran 3 Nilai Yn dan Sn untuk distribusi Gumbel
20
Lampiran 4 Koefisien limpasan (C) untuk metode Rasional
Sumber: McCuen 1989
Sumber: McCuen 1989
21
Lampiran 5 Data curah hujan
22
Lampiran 6 Peta titik-titik pemetaan di Perumahan Tamansari Persada
23
Lampiran 7 Peta Kontur Perumahan Tamansari Persada
24
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 November 1990 dari ayah
Ahmad dan ibu Sugiarti. Penulis adalah putra pertama dari empat bersaudara.
Penulis memulai pendidikan di SD Negeri Salakadomas Kabupaten Kuningan
(1997-2000), lalu di SD Negeri Nata Endah I Kabupaten Bandung (2000-2003),
dan dilanjutkan di SMP Negeri 3 Bandung (2003-2006). Tahun 2009 penulis lulus
dari SMA Negeri 4 Bandung dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi
masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diterima di Departemen Teknik Sipil
dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam bebagai kegiatan
organisasi seperti menjadi pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Teknologi Pertanian IPB sebagai staf Departemen Sosial dan Lingkungan
(2010/2011). Selain itu juga penulis aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Lingkung Seni Sunda (LISES) Gentra Kaheman IPB sebagai pengurus di
Departemen Fasilitas dan Properti (2010/2011) dan sebagai ketua umum
(2011/2012).
Bulan Juni-Agustus 2012 penulis melaksanakan Praktik Lapangan di PT
Pembangkitan Jawa Bali Badan Pengelola Waduk Cirata (PT PJB BPWC)
Kabupaten Bandung Barat dengan judul Mempelajari Pengelolaan Sumberdaya
Air Terpadu di Waduk Cirata dari Aspek Hidrologi di PT PJB BPWC. Pada tahun
yang sama penulis meraih prestasi sebagai Juara IV Lomba Karya Tulis
Mahasiswa Tingkat Nasional di PT Pembangkitan Jawa Bali Badan Pengelola
Waduk Cirata (PT PJB BPWC).