ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KARET DI KABUPATEN …repository.unja.ac.id/3903/1/Artikel Riris...

12
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KARET DI KABUPATEN MUARO JAMBI JURNAL RIRIS RIYANTI BR SIMANJUNTAK JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2018

Transcript of ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KARET DI KABUPATEN …repository.unja.ac.id/3903/1/Artikel Riris...

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KARET DI KABUPATEN …repository.unja.ac.id/3903/1/Artikel Riris Riyanti (D1B013114).pdf · JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS ... menyediakan lapangan

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KARET

DI KABUPATEN MUARO JAMBI

JURNAL

RIRIS RIYANTI BR SIMANJUNTAK

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KARET DI KABUPATEN …repository.unja.ac.id/3903/1/Artikel Riris Riyanti (D1B013114).pdf · JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS ... menyediakan lapangan

1

ANALISIS USAHATANI KARET DI KABUPATEN MUARO JAMBI

Riris Riyanti Br Simanjuntak1)

, Elwamendri2)

, dan Emy Kernalis2)

1)

Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2)

Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

e-mail : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk (1) mengetahui pendapatan usahatani karet di Kabupaten

Muaro Jambi, (2) mengetahui elastisitas transmisi harga karet di Kabupaten Muaro Jambi dan (3)

mengetahui perkiraan pendapatan usahatani karet di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2018 dan

2019. Metode penentuan daerah penelitian ditentukan secara sengaja. Penelitian ini dilakukan

pada tanggal 25 Juli 2017 hingga 25 Agustus 2017 di Kabupaten Muaro Jambi. Hasil penelitian

yang telah dilakukan rata-rata pendapatan usahatani karet pada Juli 2016 sampai Juni 2017 yaitu

sebesar Rp. 2.518.620,00. Dengan elastisitas transmisi harga karet di Kabupaten Muaro Jambi

bersifat inelastisitas yaitu sebesar 0,968 yang berarti perubahan harga karet di pabrik tidak dapat

ditransmisikan secara sempurna hingga ke tingkat petani. Sehingga pemasaran yang berlaku

belum efisien dan pasar yang dihadapin oleh pelaku tataniaga adalah bersaing tidak sempurna.

Peramalan pendapatan usahatani karet di Kabupaten Muaro Jambi cenderung berfluktuatif

mulai dari Rp. 1.578.069,00 pada bulan Januari 2018 sampai Rp. 1.570.590,00 pada bulan

Desember 2019.

Kata Kunci : Pendapatan, Usahatani Karet, Elastisitas Transmisi Harga, Peramalan

ABSTRACT

This research aims to (1) to know the income of rubber farm in regency Muaro Jambi,

(2) to know the elasticity of transmission of rubber price in regency Muaro Jambi and (3) to

know the estimate income of rubber farming in regency Muaro Jambi in year 2018 and 2019.

The method of determining the recearch was area is determined purposively. This recearch was

conducted on June 25th

to August 25th

at regency Muaro Jambi. Based on the analysis that has

been done, the average income of rubber farming in July 2016 to June 2017 is Rp. 2.518.620,00.

The elasticity of transmission of rubber price in regency Muaro Jambi is 0,968 which means that

factory level price changes can not yet efficient. Estimate farm income regency Muaro Jambi

tend to fluctuate start Rp. 1.623.420,00 on January 2018 to Rp. 1.570.590,00 on December

2019.

Keywords: Income, rubber farming, elasticity of transmission, estimate

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KARET DI KABUPATEN …repository.unja.ac.id/3903/1/Artikel Riris Riyanti (D1B013114).pdf · JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS ... menyediakan lapangan

2

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang mengekspor berbagai macam komoditas, sebagai

negara dengan mayoritas kegiatan perekonomiannya berasal dari sektor pertanian, Indonesia

menjadi negara yang berpotensi dalam mengekspor produk-produk yang berasal dari sektor

pertanian. Sektor pertanian secara umum dibentuk dari l ima subsektor ya kni subsektor tanaman

pangan, subsektor perkebunan, subsektor perikanan, subsektor peternakan dan subsektor

kehutanan. Dari kelima subsektor tersebut, subsektor perkebunan merupakan subsektor yang

cukup pesat perkembangannya. Perkebunan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang

mempunyai peran penting dalam perekonomian Indonesia. Perkebunan adalah komoditas diluar

minyak dan gas alam yang mempunyai potensi dan prospek cukup baik di pasaran dunia. Peranan

perkebunan yaitu meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, meningkatkan devisa

negara, menyediakan lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha, meningkatkan produksi,

produktifitas, kualitas, nilai tambah, daya saing dan pangsa pasar, meningkatkan dan memenuhi

kebutuhan konsumsi serta bahan baku industri dalam negeri.

Untuk Indonesia sendiri, posisi ekspor Crumb Rubber Provinsi Jambi berada pada urutan

kelima . Posisi satu sampai tiga dimiliki oleh Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Barat

dan Kalimantan Barat. Provinsi Jambi sebagai salah satu sentra perkebunan karet terbesar di

Indonesia berperan besar dalam memberi supply ekspor crumb rubber Indonesia ke berbagai

negara di dunia. Crumb rubber merupakan salah satu komoditas andalan ekspor Provinsi Jambi

yang mempunyai andil yang cukup bes ar kontribusinya terhadap total ekspor Provinsi Jambi yang

selanjutnya turut memberi kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi wilayah.

Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu sentra produksi karet pada posisi kelima

pada tahun 2015 dengan memberikan produksi sebesar 32.765 ton dari 350.183 ton jumlah

keseluruhan produksi karet di Provinsi Jambi pada tahun 2014. Perkebunan karet rakyat

merupakan sumber pendapatan dan menjadi mata pencaharian pokok umumnya di Kabupaten

Muaro Jambi. Dalam Kabupaten Muaro Jambi perkebunan karet merupakan sumber mata

pencaharian dari penduduknya. Meskipun luas lahan dan produksi di Muaro Jambi rendah

dibandingkan dengan kabupaten yang lain namun produktivitas karet Muaro Jambi tinggi

dibandingkan dengan produktivitas pada kabupaten yang lain berada pada posisi kedua yaitu

sebsar 968 kg/ha dan jumlah petani sebanyak 15.220 KK.

Bagi kehidupan petani dalam usahatani karet alam Provinsi Jambi harga jual karet sangat

menentukan kesejahteraan petani itu sendiri. Bagi usahatani karet harga jual karet tidak stabil

bahkan kadang berfluktuasi cenderung menurun, namun biaya produksi tidak pernah mengalami

penurunan. Pada tahun 2013 ketika harga indikasi karet di Provinsi Jambi mengalami kenaikkan

pada bulan Juli yaitu sebesar 14,56%, namun pada harga karet di tingkat petani mengalami

penurunan harga pada bulan Juli sebesar 14,28%. Dan ketika harga indikasi Provinsi Jambi

mengalami penurunan harga di tingkat petani juga mengalami penurunan yaitu pada tahun 2013

pada bulan April yaitu sebesar 19,81% dan harga di tingkat petani juga mengalami penurunan

pada tahun 2013 pada bulan April yaitu sebesar 12,5% dan begitu juga pada tahun 2014 ketika

harga karet di indikasi karet di Provinsi Jambi naik namun harga karet di tingkat petani cenderung

menurun dan hal ini berdampak kepada pendapatan petani yang ada di Kabupaten Muaro Jambi

sebanyak 256.256 kk. Fenomena tersebut dapat juga disebut kekakuan harga (sticky price) yang

bersifat sticky-down yang cenderung lebih mudah bergerak ke bawah dibandingkan untuk

bergerak ke atas sehingga sangat mempengaruhi tingkat pendapatan usahatani karet di Provinsi

Jambi terlebih di Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 15.220 kk.

Kekakuan harga atau Sticky price disebabkan karena adanya transmisi harga dalam

proses pemasaran komoditas pertanian dari pasar konsumen kepasar produsen yang rendah

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KARET DI KABUPATEN …repository.unja.ac.id/3903/1/Artikel Riris Riyanti (D1B013114).pdf · JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS ... menyediakan lapangan

3

merupakan salah satu indikator yang mencerminkan adanya kekuatan monopsoni atau oligopsoni

pada pedagang. Hal ini dikarenakan pedagang yang memiliki kekuatan monopsoni dan oligopsoni

dapat mengendalikan harga beli dari petani sehingga walaupun harga ditingkat konsumen relatif

tetap tetapi pedagang tersebut dapat menekan harga beli dari petani untuk memaksimumkan

keuntungannya. Pola transmisi harga seperti ini tidak menguntungkan bagi petani karena

kenaikan harga yang terjadi ditingkat konsumen tidak sepenuhnya dapat dinikmati petani

(Kumala,2015).

Dalam proses pemasaran komoditas karet, transmisi harga dari petani ke pengumpul

dan pabrik merupakan salah satu indikator yang mencerminkan adanya kekuatan monopsoni

atau oligopsoni pada pedagang. Hal ini dikarenakan pedagang yang memiliki kekuatan

monopsoni dan oligopsoni dapat mengendalikan harga beli dari petani sehingga walaupun harga

karet ditingkat petani relatif tetap tetapi pengumpul tersebut dapat menekan harga beli dari

petani untuk memaksimumkan keuntungannya. Pola transmisi harga seperti ini tidak

menguntungkan bagi petani karena kenaikan harga karet yang terjadi ditingkat petani yang

mengikuti harga indikasi karet Provinsi Jambi tidak sepenuhnya dapat dinikmati petani

(Kumala,2015) .

Perkiraan bertujuan untuk memperkirakan pendapatan usahatani karet pada tahun

2018. Salah satu metode prakiraan yang saat ini sedang berkembang dan umum digunakan untuk

memperkirakan suatu data deret waktu jangka pendek adalah metode Arima (Autoregressive

Integrated Moving Average). Model Autoregresif Integrated Moving Average (Arima) adalah

model yang secara penuh mengabaikan independen variabel dalam membuat peramalan. Arima

menggunakan nilai masa lal u dan sekarang dari variabel dependen untuk menghasilkan

peramalan jangka pendek yang akurat. Arima cocok jika observasi dari deret waktu ( time series)

secara statistik berhubungan satu sama lain (dependent).

Adapun yang menjadi tujuan yang akan dicapai da lam penelitian adalah sebagai berikut :

(1) Untuk mengetahui pendapatan usahatani karet di Kabupaten Muaro Jambi , (2) Untuk

mengetahui bagaimana elastisitas transmisi harga karet dari pengumpul ke tingkat pabrik

terhadap harga di tingkat petani di Kabupaten Muaro Jambi, dan (3) Untuk mengetahui perkiraan

pendapatan usahatani karet di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2018 dan 2019 .

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di Kabupaten Muaro Jambi. Pemilihan dan

penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa

Kecamatan Mestong, Kecamatan Jambi Luar Kota dan Kecamatan Sekernan merupakan

perkebunan karet rakyat. Fokus penelitian ini adalah petani yang mengusahakan tanaman karet

menetap dengan status kepemilikan lahan sendiri maupun menyewa. Penelitian ini mengkaji

pendapatan usahatani karet karet dan peramalan pendapatan usahatani karet. Objek penelitian

ini adalah usahatani karet. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2017 sampai tanggal

25 Agustus 2017.

Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Identitas

petani meliputi data tentang nama, umur, pendidikan, pengalaman bertani, dan jumlah anggota

keluarga, (2)J umlah produksi karet (kg/ha/bulan), (3) Biaya tetap usahatani karet (Rp), (4) Biaya

variabel usahatani karet (Rp) dan (5) Harga karet di pengumpul dan di pabrik (Rp) .

Untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama, yaitu Untuk mengetahui pendapatan usahatani karet di Kabupaten Muaro Jambi, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Pd (I) = TR – TC = (Y.Py) – ( FC+VC)

Dimana : Pd (I) = Pendapatan usahatani karet (Rp/ha/tahun) TR = Total penerimaan (Rp/ha/tahun)

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KARET DI KABUPATEN …repository.unja.ac.id/3903/1/Artikel Riris Riyanti (D1B013114).pdf · JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS ... menyediakan lapangan

4

TC = Total Biaya (Rp/ha/tahun)

Y = Produksi Py = harga jual (Rp/kg) FC = Biaya tetap

TC = Biaya tidak tetap Metode yang digunakan untuk mengetahui keuntungan usahatani karet digunakan rumus:

R/C Ratio =

Dari rumus diatas dapat diketahui kriteria dari R/C Ratio sebagai berikut : 1. Apabila R/C Ratio > 1 maka usahatani dikatakan menguntungkan. 2. Apabila R/C Ratio = 1 maka usaha tani mengalami BEP (Impas)

3. Apabila R/C Ratio < 1 maka usahatani dikatakan tidak menguntungkan (rugi)

Untuk menjawab tujuan penelitian kedua, yaitu ntuk mengetahui bagaimana elastisitas transmisi harga karet pengumpul/pabrik terhadap harga di tingkat petani di

Kabupaten Muaro Jambi, yaitu ditransformasikan dalam bentuk linier menjadi :

b =

Keterangan : b0 = Intersept

b1 = koefisien transmisi harga (%) Pr = Harga rata-rata ditingkat pabrik/pedagang pengumpul (Rp/Kg) Pf = Harga rata-rata tingkat petani (Rp/Kg) n = jumlah sampel

Dalam menjawab tujuan penelitian ketiga, yaitu Untuk mengetahui perkiraan pendapatan usahatani karet di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2018 dan 2019, yaitu menggunakan rumus sebagai berikut :

yt = Ø1yt-1 + Ø2 yt-2 + ... + Øp y t-p + e

Dimana : yt = Pendapatan usahatani karet pada tahun 2018 dan 2019 Øp = Koefisien yang diestimasi e = White Noise nilai kesalahan

yt-p = Pendapatan petani bulan sebelumnya (12 bulan terakhir) HASIL DAN PEMBAHASAN

Identitas Petani Responden

Identitas petani responden merupakan latar belakang dari petani yang dapat

mempengaruhi pola pikir dan perilaku petani yang menggambarkan potensi usahatani. Potensi

petani merupakan tolak ukur dari keberhasilan petani dalam menjalankan usahatani karet di

Kabupaten Muaro Jambi. Berdasarkan hasil penelitian identitas responden mencakup: nama

petani, umur petani, pendidikan petani, jumlah keluarga petani, pengalaman berusahatani, dan

luas lahan.

Umur petani sampel yang berusahatani karet di daerah penelitian terdapat pada

kelompok umur 32-37 tahun yakni sebesar 27,5 % dengan jumlah 22 jiwa dan persentase terkecil

menurut umur petani sampel yang berusahatani karet di daerah penelitian terdapat pada

kelompok umur 19-25 tahun yakni sebesar 3,75 %. Kisaran umur tertinggi petani sampel yang

berusahatani karet yakni 60 tahun dan kisaran umur terendah petani sampel yang berusahatani

karet yakni 25 tahun dan rata-rata umur petani sampel yang berusahatani karet di daerah

penelitian yakni 38 tahun.

Luas lahan di daerah penelitian berada pada kelompok 3,00 - < 4,50 Ha sebesar 43,75 %

sebanyak 35 petani sedangkan untuk persentase sebaran usahatani keret terkecil menurut luas

lahan di daerah penelitian berada pada kelompok 9,00 - < 10,50 Ha sebesar 1,25 % sebanyak 1

Page 6: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KARET DI KABUPATEN …repository.unja.ac.id/3903/1/Artikel Riris Riyanti (D1B013114).pdf · JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS ... menyediakan lapangan

5

orang. Rata-rata besarnya luas lahan usahatani karet di daerah penelitian sebesar 4,2 ha yang

berkisar dari luas lahan terendah 1,5 Ha Sampai kisaran luas lahan tertinggi yakni 10 Ha.

Jumlah anggota keluarga petani yang berusahatani karet di daerah penelitian terletak

pada kelompok 4 yakni sebesar 45 % dengan frekuensinya sebanyak 36 orang. Dan persentase

terkecil menurut jumlah anggota keluarga terletak pada kelompok 6 dan 7 yakni sebesar 2,5 %

dengan frekuensi 2 orang. Rata-rata jumlah anggota keluarga petani yang berusahatani karet di

daerah penelitian yakni berjumlah 4 orang dengan kisaran terendah 2 orang dan kisaran tertinggi

sebanyak 7 orang per keluarga. Dan berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa di daerah

penelitian jumlah anggota keluarga yang harus ditanggung petani yang berusahatani karet tidak

telalu banyak.

Mayoritas petani berpendidikan tamatan SD atau sederajat. Sebaran petani yang

berpendidikan tamanatan SD/sederajat memiliki persentase yang tinggi, yakni 45 % sebanyak 36

orang sedangkan kan sebaran petani yang memiliki persentase paling sedikit yakni

SMP/Sederajat sebesar 22,50 % atau sebanyak 18 orang. Kisaran pendidikan terendah SD sampai

tertinggi tamat SMA. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani di daerah penelitian

masih tergolong rendah.

Lama berusahataninya terlihat pada kelompok 6-10 tahun sebesar 42,5 % dengan

frekuensi 34 orang dan persentase terendahterendah sebaran petani berdasarkan lama

berusahataninya terdapat pada kelompok 1-5 tahun sebesar 1,25 % dengan frekuensi 1 orang.

Rata-rata lamanya petani yang berusahatani karet di daerah penelitian yakni 14 tahu n dengan

kisaran terendah 5 tahun damapi kisaran tertinggi yakni 35 tahun per petani. Hal ini

menunjukkan bahwa petani sampel yang berusahatani karet di daerah penelitian telah memiliki

pengalaman yang cukup dalam berusahatani. Lamanya berusahatani petani sampel dapat

dijadikan sebagai motivasi kearah yang lebih baik dalam berusahatani.

Pendapatan Usahatani Karet Pendapatan usahatani adalah selisih antara total penerimaan dan total biaya yang

dikeluarkan. Pendapatan yang diperoleh adalah jumlah produksi karet dikalikan dengan harga

kemudian dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Berdasarkan

penelitian Feryanto, et all (2015), pendapatan rata -rata usahatani karet perbulan yaitu sebesar

Rp. 633. 420,00, Hutagaol (2105) pendapatan rata-rata usahatani karet perbulan yaitu sebesar

Rp.898,141,00 dan Aid, et all (2012) pendapatan rata -rata usahatani karet perbulan yaitu Rp.

1.281.519,00. Hal ini menunjukkan bahwa, berdasarkan pendapatan usahatani karet pada

penelitian sebelumnya rata-rata pendapatan usahatani karet di Kabupaten Muaro Jambi

perbulannya tinggi yaitu Rp. 2.518.620,00. Besarnya pendapatan usahatani karet dapat dil ihat

pada Tabel 1.

Page 7: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KARET DI KABUPATEN …repository.unja.ac.id/3903/1/Artikel Riris Riyanti (D1B013114).pdf · JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS ... menyediakan lapangan

6

Tabel 1. Rata-Rata Penerimaan, Pendapatan, R/C, Profitabilitas ,Usahatani Karet di Daerah

Penelitian Tahun 2016 -2017

Bulan Total Biaya (Rp) Penerimaan (Rp) Pendapatan

(Rp)

R/C rasio

atas biaya tunai

Jul-16 3.048.081 4.570.308 1.522.227 4

Agu-16 4.003.241 5.168.699 1.165.458 5

Sep-16 3.175.097 4.911.376 1.736.279 5

Okt-16 3.383.945 5.252.444 1.868.499 5

Nov-16 3.236.872 5.457.084 2.220.212 5

Des-16 3.198.695 7.162.423 3.963.728 7

Jan-17 3.386.998 7.435.277 4.048.279 7

Feb-17 4.368.803 7.776.345 3.407.542 8

Mar-17 3.440.888 7.145.370 3.704.481 7

Apr-17 3.556.004 6.650.821 3.094.817 7

Mei-17 3.186.991 5.047.803 1.860.812 5

Jun-17 2.870.990 4.502.094 1.631.104 5

Berdasakan Tabel 1, menunjukkan bahwa pendapatan usahatani karet di Kabupaten

Muaro Jambi bervariasi. Pendapatan maksimal usahatani karet pada bulan Desember 2016 yakni sebesar Rp. 3.963.728,00 dan pendapatan minimal usahatani karet pada bulan Agustus 2016 yakni sebesar Rp. 1.165.458,00. Hal ini terjadi karena adanya harga yang bervariasi atau berfluktuatif sehingga sangat berdampak pada tingkat pendapatan petani pada usahatani karet.

Tabel 2. Penerimaan, HKO, R/C Rasio dan Produktivitas Tenaga Kerja

Penerimaan (Rp/tahun)

HKO/bulan R/C rasio atas

biaya tunai R/C rasio atas

biaya tunai

Produktivitas Tenaga Kerja

(Rp/HKO)

6.036.337 30 6 2 203.992

Berdasarkan Tabel 2, nilai R/C yang menyatakan usaha dapat dikatakan layak apabila

memiliki nilai R/C > 1, maka usahatani karet layak untuk dikembangkan dimana R/C > 1. R/C biaya

tunai usahatani karet 6/Hektar yang berarti setiap biaya yang dikeluarkan untuk usahatani karet sebesar Rp 1,- memberikan penerimaan sebesar Rp 6/Hektar untuk satu kali musim panen. Dan produktivitas tenaga kerja yang menyatakan usaha dapat dikatakan layak apabila memiliki produktivitas tenaga kerja > tingkat upah yang berlaku, maka usahatani karet yaitu sebesar Rp.

203.992,00/HKO > Rp. 50.000,00/HKO. Sehingga dari kriteria tersebut maka usahatani karet layak untuk diusahakan dan dikembangkan. Elastisitas Transmisi Harga

Elastisitas transmisi harga merupakan perbandingan perubahan nisbi dari harga ditingkat pedagang dengan perubahan harga ditingkat petani. Apabila elastisitas transmisi harga lebih kecil dari 1 (Et < 1) dapat diartikan bahwa perubahan harga sebesar 1% ditingkat pedagang akan mengakibatkan perubahan harga kurang dari 1% ditingkat petani. Apabila elastisitas transmisi

harga lebih besar dari satu (Et > 1) maka perubahan harga sebesar 1% ditingkat pedagang akan mengakibatkan perubahan harga lebih besar dari 1% ditingkat petani. Apabila elastisitas transmisi harga sama dengan 1 (Et = 1) maka perubahan harga sebesar 1% ditingkat pedagang akan mengakibatkan perubahan harga sebesar 1% ditingkat petani.

Elastisitas transmisi harga yang dihitung adalah elastisitas harga ditingkat pabrik terhadap harga ditingkat petani. Hasil elastisitas transimisi harga dijelaskan pada Tabel 3.

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KARET DI KABUPATEN …repository.unja.ac.id/3903/1/Artikel Riris Riyanti (D1B013114).pdf · JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS ... menyediakan lapangan

7

Tabel 3. Hasil Regresi Transmisi Harga Karet

Variabel B Std Error T-Hitung Signifikan

Constant -1732,84 335,62 -5,163 0.000

X1=Harga Pabrik 0,968 0,031 31,361 0.000

R-Square=99% F-Hitung=983,516

0.000

Keterangan: *=nyata pada taraf kepercayaan 95%

Berdasarkan Tabel 3, menjelaskan bahwa elastisitas harga yang diperoleh dari analisis regresi l inear memenuhi persamaan sebagai berikut : Y = -1732,84 + 0,968X1 Persamaan di atas diinterpetasikan sebagai berikut :

a. b0= -1732, artinya nilai konstanta adalah sebesar -1732,84 b. b1= 0,968, artinya kenaikan harga karet di tingkat pabrik s ebesar 1%, maka akan

meningkatkan harga karet sebesar 0,968% di tingkat petani. Menurut Masyrofie (1994)

apabila elastisitas transmisi harga lebih kecil dari satu (Et<1) dapat diartikan bahwa laju perubahan harga di tingkat konsumen (petani) lebih kecil di banding dengan laju perubahan harga di tingkat produsen (pabrik). Hal ini disebabkan kenaikan input, seperti harga bahan baku (karet), harga solar pabrik dan upah tenaga kerja dalam pengolahan karet. Jadi, b1=

0,968 lebih kecil dari 1, artinya perubahan ha rga sebesar 1% pada harga di tingkat pabrik akan mengakibatkan harga kurang dari 1% (0,968) pada harga karet di tingkat petani. Dan hal ini bermakna bahwa pemasaran yang berlaku belum efisien dan pasar yang dihadapi oleh pelaku tataniaga adalah bersaing tidak sempurna, yaitu terdapat kekuatan monopsoni atau oligopoli.

c. Elastisitas transmisi harga karet di tingkat pabrik bersifat inelastis. Dengan demikian perubahan harga di tingkat pabrik dan pengumpul tidak dapat ditransmisikan secara sempurna hingga ke tingkat petani, dengan kata lain perdagangan karet dalam pasar lokal

atau Kabupaten Muaro Jambi tidak efisien. Selanjutnya kecenderungan perilaku pedagang meningkatkan keuntungannya pada saat terjadi kenaikan harga di tingkat petani. Artinya besar persentase perubahan harga di tingkat petani dalam hal ini harga karet di pabrik tidak sebanding dengan besarnya persentase yang diterima oleh petani dalam hal ini harga karet.

Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas transmisi harga bersifat inelastis adalah banyaknya saluran tataniaga dan kebijakan pemerintah.

d. Nilai Koefisien R2 sebesar 0,99 maka ketepatan model yang dipil ih adalah 99%. Hal ini berarti

1% variasi dari variable independent tersebut dijelaskan oleh variabel -variabel atau faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam model. Berdasarkan penelitian Kumala (2015), hasil penelitian diperoleh nilai elastisitas transmisi

harga karet 0.63 dan Shuhada, et all (2015) nilai elastisitas transmisi harga karet sebesar 0,850

yang berarti lebih kecil dari satu (b1< 1). Berdasarkan hal ini, transmisi harga karet yang di

Kabupaten Muaro Jambi dapat dikatakan tinggi dikarenakan transmisi harga karet hampir

mendekati 1 yaitu 0,968. Sehingga analisis mengindikasikan bahwa transmisi harga yang

terbentuk antara pasar petani dengan pasar konsumen lemah sehingga struktur pasar yang

terbentuk adalah pasar persaingan tidak sempurna. Bentuk transmisi harga seperti ini bersifat

inelastis, hal ini terjadi karena setiap ada kenaikan harga dipasar pedagang pengumpul yang

berhadapan langsung dengan konsumen akhir yaitu pabrik tidak diteruskan secara penuh kepada

lembaga pemasaran yang berada dibawahnya. Walupun kenaikan harga tersebut diteruskan,

tetapi dilakukan secara lambat dan tidak sempurna. Hal ini didukung oleh:

a. Jumlah petani produsen jauh lebih banyak dibandingkan dengan pedagang yang biasanya ikut menyalurkan dan terlibat dalam tataniaga karet.

b. Kurang adanya informasi pasar dan informasi yang ada tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi.

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KARET DI KABUPATEN …repository.unja.ac.id/3903/1/Artikel Riris Riyanti (D1B013114).pdf · JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS ... menyediakan lapangan

8

c. Penentuan harga lebih dikuasai oleh para pedagang, karena pedagang lebih mengetahui dan

menguasai akses terhadap informasi, serta kekuatan modal yang dimiliki pedagang sehingga

sarana transportasi dan pasar lebih dapat dikuasainya.

Metode Peramalan Time Series Pendapatan Usahatani Karet di Kabupaten

Muaro Jambi

1. Identifikasi

Tujuan dari pembuatan grafik atau plot perubahan pendapatan usahatani karet di

Kabupaten Muaro Jambi terhadap waktu adalah untuk melihat pola data yang ada dalam time series yang tersedia. Berdasarkan pola pendapatan usahatani karet di Kabupaten Muaro Jambi dapat diketahui dengan keragaan fluktuasi pola pendapatan usahatani karet sebagai pertimbangan awal untuk membantu dalam pemilihan metode peramalan kuantitatif di tahap

pengolahan selanjutnya. Metode peramalan ditentukan berdasarkan kecenderungan pola data pendapatan usahatani karet, apakah ada unsur tren atau musiman. Apabila tidak ada unsur musiman atau tren maka model yang digunakan adalah model ARIMA.

Gambar 1. Pendapatan Usahatani Karet Periode Bulan Juli 2016 sampai Bulan Juni 2017

Berdasarkan Gambar 1 diatas, dapat diketahui bahwa pendapatan usahatani karet di

Kabupaten Muaro Jambi memiliki tren berfluktuatif atau cenderung meningkat. Adanya unsur tren menunjukkan bahwa data tidak stasioner pada level. Selain itu diketahui bahwa grafik tersebut tidak membentuk pola yang serupa pada jangka waktu tertentu, sehingga dapat

disimpulkan bahwa pada data pendapatan usahatani karet di Kabupaten Muaro Jambi tersebut tidak ditemukan unsur musiman.

2. Estimasi

Analisis dalam merubah data menjadi stasioner dilakukan dengan cara differencing,

adapun hasil pola data setelah differencing dan bahwa data historis setelah differencing satu kali

sudah memperlihatkan data stasioner. Sehingga differencing yang dilambangkan dengan simbol d

bernilai 1. Setelah diffrencing, grafik fungsi autokorelasi menunjukkan perubahan dimana sudah

tidak ada lagi “garis hitam tebal” yang melebihi garis merah, hingga nilai AR adalah nol.

Begitupun dengan grafik fungsi parsial autokorelasi setelah di deferencing, grafik fungsi

parsial autokorelasi juga menunjukkan perubahan, dimana sudah tidak ada lagi “garis hitam

tebal” yang melebihi garis merah, sehingga nilai MA adalah satu (MA=1). Dari hasil tesebut maka

model ARIMA adalah (0, 1, 1). Karena model ARIMA ini terdiri dari berbagai macam kombinasi p,

d, q, maka langkah selanjutnya adalah “diagnostic checking”, dimana tujuan dari tahap ini adalah

Year

Month

20172016

JunMeiAprMarFebJanDesNopOktSepAgustJul

4000000

3500000

3000000

2500000

2000000

1500000

1000000

Pend

apat

an

Time Series Plot of Pendapatan

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KARET DI KABUPATEN …repository.unja.ac.id/3903/1/Artikel Riris Riyanti (D1B013114).pdf · JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS ... menyediakan lapangan

9

untuk mencoba-coba berbagai macam model ARIMA dengan berbagai macam kombinasi p, d, q,

agar model ARIMA terbaik dapat dipil ih berdasarkan nilai MSE terkecil.

3. Diagnostic Checking

Dengan sistem trials and errors adapun hasil MSE untuk pendapatan usahatani karetdi

Kabupaten Muaro Jambi setelah diringkas dalam bentuk tabel, yang diolah dengan software

Minitab dari berbagai macam model ARIMA dengan kombinasi p, d, q .

4. Peramalan Setelah diringkas, berdasarkan hasil pengolahan dengan software Minitab untuk model ARIMA (1, 0, 0), (1, 1, 1) dan (1, 1, 1) yang ditunjukkan pada Lampiran 18, Lampiran 19, dan

Lampiran 24 yang menyajikan grafik plot data untuk peramalan pendapatan usahatani karet di Kabupaten Muaro Jambi dari Bulan Juli 2016 sampai Bulan Juni 2017, Bulan Juli 2017 sampai Bulan Juni 2018, dan Bulan Juli 2018 sampai tahun 2019 menunjukkan hasil peramalan mulai dari tahun 2018 hingga 2019, dengan menggunakan model ARIMA ( 1, 0, 0 ), (1, 1, 1) dan (1, 1, 1).

Adapun hasil peramalan (output Minitab pada Lampiran 18, Lampiran 21, dan Lampiran 24) pendapatan usahatani karet dari tahun 2018 hingga 2019 ditunjukkan dengan garis merah adalah sebagai berikut :

Gambar 2 Peramalan Pendapatan Usahatani Karet Periode Bulan Juli 2017 sampai Bulan

Desember 2019

Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa hasil peramalan menggunakan model ARIMA (1, 0, 0), (1, 1,1) dan ( 1, 1, 1) menunjukkan bahwa pendapatan usahatani karet di Kabupaten Muaro Jambi pada Juli 2017 sampai September 2017 mengalami penurunan pendapatan secara berkala hal ini dikarenakan adanya perdagangan berjangka yang merupakan lanjutan dari pendapatan

aktual dari bulan Juli 2016 sampai Juni 2017 (pada Gambar 2) dan pada bulan Oktober 2017 sampai Desember 2019 diperkirakan mengalami kecenderungan yang meningkat. Hal ini karena karet merupakan salah satu komoditas utama tanaman perkebunan yang merupakan salah satu

perdagangan berjangka yang dipengaruhi adanya fluktuasi harga karet yang bersifat kekakuan harga atau sticky price berdampak terhadap elastisitas transmisi harga karet yang bersifat inelastis atau perubahan harga di tingkat pabrik dan pengumpul tidak dapat ditransmisikan secara sempurna hingga ke tingkat petani , sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap tingkat

pendapatan usahatani karet. Sehingga menyebabkan petani kurang adanya informasi harga karet baik harga indikasi karet Provinsi Jambi dan harga karet ditingkat petani dan juga informasi harga karet yang diterima oleh petani tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi atau harga yang telah ditetapkan. Kondisi seperti ini diharapkan adanya peningkatan produksi dan juga diharapkan

Rp1.500.000

Rp1.520.000

Rp1.540.000

Rp1.560.000

Rp1.580.000

Rp1.600.000

Rp1.620.000

Rp1.640.000

Jul-

17

Okt

-17

Jan

-18

Ap

r-1

8

Jul-

18

Okt

-18

Jan

-19

Ap

r-1

9

Jul-

19

Okt

-19

Prediksi Pendapatan (Rp/Bulan)

Prediksi Pendapatan(Rp/Bulan)

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KARET DI KABUPATEN …repository.unja.ac.id/3903/1/Artikel Riris Riyanti (D1B013114).pdf · JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS ... menyediakan lapangan

10

petani mampu dalam kegiatan usahatani karet adalah peningkatan pendapatan melalui

penggunaan semberdaya secara efektif dan efisien.

Berdasarkan penelitian Feryanto, et all (2015), pendapatan usahatani karet perbulan rata -

rata yaitu sebesar Rp. 633. 420,00 dan Hutagaol (2105) pendapatan usahatani karet perbulan rata-rata yaitu sebesar Rp.898,141,00. Hal ini menunjukkan bahwa, berdasarkan pendapatan usahatani karet pada penelitian sebelumnya dan dengan elastisitas transmisi harga karet yang bersifat inelastis maka peramalan pendapatan usahatani di Kabupaten Muaro Jambi pada Bulan

Juli 2017 sampai Bulan Desember 2019 dapat dikatakan tinggi hal ini dikarenakan rata -rata peramalan pendapatan perbulan yaitu sebesar Rp. 1.643.591,00. Dan peramalan pendapatan tertinggi yaitu pada bulan Juli 2107 yaitu sebesar Rp. 1.674.676,00 dan peramalan pendapatan terendah yaitu pada bulam Juli 2018 sebesar Rp. 1.594.328,00.

KESIMPULAN Dari penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Rata-rata pendapatan usahatani karet

pada bulan Juli 2016 sampai Bulan Juni 2017 adalah sebesar Rp. 2.518.620,00. . Pendapatan usahatani karet di Kabupaten Muaro Jambi berfluktuasi, akan tetapi cenderun g mengalami peningkatan selama 6 bulan terakhir. (2) Elastisitas transmisi harga karet di Kabupaten Muaro Jambi pada tingkat pabrik bersifat inelastis yaitu 0.968 atau lebih kecil dari satu (Et <1). Dengan

demikian perubahan harga di tingkat pabrik dan pengumpul tidak dapat ditransmisikan secara sempurna hingga ke tingkat petani, dengan kata lain perdagangan karet dalam pasar lokal atau Kabupaten Muaro Jambi tidak efisien. Dan (3) Kondisi peramalan pendapatan usahatani karet di

Kabupaten Muaro Jambi dari Bulan 2018 dan 2019 memperlihatkan pola data yang cenderung berfluktuasi mulai dari Rp. 1.578.069,00 pada bulan Januari 2018 sampai Rp. 1.570.590,00 pada bulan Desember 2019.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jambi dan Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

yang telah memfasil itasi penelitian ini. Selain itu ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam peneli tian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aid, Artahnan. Kamiliah Wilda. Meilani Wulansari. 2012. Analisisis Pendapatan Petani Karet Sub UPP di Kecamatan hatungun Kabupaten Tapin. Perdesaan, Volume 02 Nomor 03, : 205-213. Pusat Penelitian Unlam. ( Diakses Melalui http://media.neliti.com Pada

Tanggal 10 Maret 2018)

Ditjenpbun. 2015. Peran Perkebunan dalam Perekonomian Nasional. http://ditjebun.pertanian.go.id/berita-372-peran-perkebunan-dalam- perokonomian-nasional.html. Diakes 4 Desember 2016

Feryanto, Rachmina, Tinapril la, dan Yolynda . 2013. Kajian Usahatani Karet Rakyat di Provinsi Jambi. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Kumala, Ari. 2015. Analisis Pemasaran dan Transmisi Harga pada Petani Bokar di Desa Lubuk Batu

Tinggal Kecamatan Lubuk Batu Jaya Kabupaten Batu Jaya Kabupaten Indragiri

Hulu. Universitas Riau. Pekanbaru

Masyrofie. 1994. Diktat Pemasaran Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang

Shuhada, Riat. Ermy Tety. Suardi Tarumun. 2015. Analisis Pemasaran dan Transmisi Harga Karet Pola Swadaya di Desa Gobah Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar.

Universitas Riau. Pekanbaru (Diakes Pada 10 Maret 2018) Suratiyah, Ken. 2011. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Tim Karya Tani Mandiri. 2012. Pedoman Bertanam Karet. Nuansa Aulia. Bandung

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KARET DI KABUPATEN …repository.unja.ac.id/3903/1/Artikel Riris Riyanti (D1B013114).pdf · JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS ... menyediakan lapangan

11