Analisis Pendapatan Dan Tingkat Kepuasan

222
ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta) SKRIPSI MEYLANI LESTARI H34066081 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

description

bisnis gtt

Transcript of Analisis Pendapatan Dan Tingkat Kepuasan

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASANPETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta) SKRIPSI

MEYLANI LESTARIH34066081

DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

RINGKASAN MEYLANI LESTARI. Analisis Pendapatan dan Tingkat Kepuasan PeternakPlasma Terhadap Pelaksanaan Kemitraan Ayam Broiler (Studi Kasus:Kemitraan PT X di Yogyakarta). Skripsi. Departemen Agribisnis, FakultasEkonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbinganANDRIYONO KILAT ADHI). Usaha peternakan ayam broiler memiliki potensi yang besar untukdikembangkan, mengingat peranannya dalam pemenuhan kebutuhan akan dagingrelatif murah dan pengusahaannya dilakukan secara massal, sehingga produksi

ayam broiler lebih mendominasi daripada produksi daging lainnya. Krisisekonomi yang hingga tahun 2009 masih berlangsung telah banyak memberikanhambatan terhadap usaha peternakan broiler. Hambatan tersebut berupa hargahargasaranaproduksipeternakanyangsangatberfluktuasi dan semakinmahal.

Keberadaanperusahaankemitraanayambroilertelahdapatmembantuusaha

budidayaayambroilertetapmajudanberkembang.Oleh sebabitu,pascakrisis

ekonomiusahapeternakan ayambroilertetapdapatdijalankanolehpeternak

walaupunstatus peternaksudah beralihmenjadipeternakmitraperusahaan.

Jalinan kerjasama antara peternak dengan pihak perusahaan akan terusberlangsung apabila masing-masing pihak merasakan keadilan dan kepuasan darikerjasama kemitraan tersebut. Berbagai ketetapan dan aturan telah dirancang olehpihak perusahaan demi kelancaran usaha kemitraan, namun diduga ketetapan danperaturan tersebut belum dapat memuaskan peternak mitra karena dilakukansecara sepihak. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan pelaksanaankemitraan yang sedang dijalankan oleh PT X di Yogyakarta, (2) menganalisistingkat pendapatan peternak plasma PT X di Yogyakarta, (3) menganalisis tingkatkepuasan plasma terhadap pelaksanaan kemitraan PT X, dan (4) menganalisiskorelasi antara tingkat pendapatan yang diperoleh peternak dengan tingkatkepuasan peternak plasma terhadap pelaksanaan kemitraan PT X di Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan di wilayah Yogyakarta yang meliputi kabupatenGunung Kidul, Kulon Progo, Bantul dan Sleman. Pemilihan lokasi penelitiandilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT Xmerupakan perusahaan baru dalam kemitraan namun dapat berkembang pesat saatini. Waktu penelitian yang dilakukan selama bulan Februari hingga Maret 2009.Responden penelitian ini adalah seluruh peternak plasma PT X sebanyak 50responden. Data yang diolah dan dianalisis adalah data kualitatif dan datakuantitatif. Data kualitatif mengenai gambaran umum kemitraan, dan karakteristikresponden dianalisis secara deskriptif, sedangkan data kuantitatif denganmenggunakan analisis pendapatan, analisis rasio R/C, analisis kesesuaian,Importance Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI), dananalisis korelasi rank spearman. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan mayoritas responden peternakberjenis kelamin laki-laki (94 persen), berusia 25-35 tahun (54 persen),pendidikan SMA (52 persen), jumlah tanggungan keluarga 1-2 orang (42 persen).Jumlah ternak yang dipelihara antara 2.000–10.000 ekor (84 persen), peternakmemiliki pekerjaan lain di luar usaha ternak ayam (52 persen), pengalamanbeternak kurang dari lima tahun (62 persen), status kepemilikan lahan milik sendiri (96 persen), alasan beternak ayam karena sebagai pekerjaan utama (44persen), alasan bermitra dengan PT X adalah untuk meningkatkan keuntungan (58persen), lama bermitra dengan PT X selama satu tahun (36 persen), sumberinformasi mengenai PT X didapatkan langsung dari pihak perusahaan (48persen), dan manfaat yang diperoleh dengan kemitraan adalah resiko usaha rendah(30 persen). Sebagian besar peternak memperoleh keuntungan dalam melakukan usahaternak ayam broiler. Peternak dengan skala besar mendapatkan nilai rasio R/Csebesar 1,066, sedangkan peternak skala sedang memperoleh nilai rasio R/Csebesar 1,069. Peternak skala sedang mendapatkan pendapatan sedikit lebihtinggi, sehingga skala usaha tidak menjadi jaminan akan mendapatkan keuntunganyang lebih besar. Berdasarkan hasil analisis kuadran kinerja dan kepentingan, didapatkanbeberapa atribut yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi akan tetapikinerjanya dinilai masih rendah oleh peternak plasma. Atribut-atribut tersebutantara lain atribut kualitas DOC (Day Old Chicken), kualitas pakan, kecepatanpembayaran hasil panen, dan pemberian bonus. Berdasarkan hasil analisiskesesuaian juga menunjukan bahwa keempat atribut tersebut memiliki skorkesesuaian yang paling rendah. Atribut yang memiliki kepentingan yang tinggi dan kinerja perusahaandinilai baik oleh peternak adalah atribut penerapan harga kontrak, kualitas obatdan vaksin, dan jadwal pengiriman sarana produksi. Atribut yang memiliki tingkat

kepentingan rendah, dan kinerjanya juga dinilai kurang baik oleh peternak plasmaadalah atribut penerapan harga kontrak pakan dan pemberian kompensasi. Atributyang memiliki tingkat kepentingan rendah menurut peternak, tetapi memilikikinerja yang baik, sehingga dianggap berlebihan oleh peternak adalah atributprosedur penerimaan mitra, harga obat dan vaksin, frekuensi bimbingan teknis,pelayanan dan materi bimbingan, ketepatan waktu panen, penerapan standarproduksi, respon terhadap keluhan, dan kesesuaian harga jual output. Secara keseluruhan peternak plasma merasa puas terhadap kinerja atributkemitraan yang dilaksanakan oleh perusahaan inti. Hal ini ditunjukkan denganperolehan nilai CSI sebesar 68,38 persen. Analisis korelasi rank spearmandidapatkan korelasi yang lemah antara tingkat pendapatan peternak dengan tingkatkepuasan peternak. Kepuasan peternak terhadap pelaksanaan kemitraan PT Xtidak hanya ditentukan oleh pendapatan yang diperoleh peternak plasma. Pihak perusahaan sebaiknya memprioritaskan atribut yang kinerjanyamasih rendah sedangkan tingkat kepentingannya dianggap tinggi oleh peternakplasma. Atribut tersebut adalah kualitas DOC, kualitas pakan, kecepatanpembayaran hasil panen, dan pemberian bonus. Pihak perusahaan dapatmengadakan acara pertemuan berkala untuk membahas dan mengevaluasi hasilkerjasama kemitraan yang telah berjalan maupun pelaksanaan selanjutnya.

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASANPETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta)

MEYLANI LESTARIH34066081

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 Judul Skripsi : Analisis Pendapatan dan Tingkat Kepuasan Peternak PlasmaTerhadap Pelaksanaan Kemitraan Ayam Broiler (StudiKasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta) Nama : Meylani LestariNIM : H34066081 Tanggal Lulus :

Disetujui,Pembimbing

Dr. Ir. Andriyono Kilat AdhiNIP. 131 410 931

DiketahuiKetua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan ManajemenInstitut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MSNIP. 131 415 082

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “AnalisisPendapatan dan Tingkat Kepuasan Peternak Plasma Terhadap PelaksanaanKemitraan Ayam Broiler (Studi Kasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta)” adalahkarya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggimanapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkanmaupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dandicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Mei 2009

Meylani LestariH34066081

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 7 Mei 1986. Penulis adalah anakketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Edi Rustandi dan Ibu Sami. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Neglasari 2 Bogor padatahun 1997 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 diSLTPN 1 Dramaga Bogor. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 1Ciampea Bogor diselesaikan pada tahun 2003. Penulis diterima pada Program Diploma Studi Higiene Makanan, FakultasKedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor pada tahun 2003. Kemudian penulismelanjutkan studi ke Program Sarjana Ekstensi Agribisnis, Fakultas Ekonomi danManajemen, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis mendapatkan penghargaan sebagai LulusanTerbaik program studi Higiene Makanan, Fakultas Kedokteran Hewan danpenghargaan atas prestasi akademik sebagai Lulusan Terbaik untuk tingkat InstitutPertanian Bogor. Tahun 2008, Penulis juga mendapatkan penghargaan sebagaiMahasiswa Berprestasi dengan indeks prestasi 4,00 dari Program Sarjana EkstensiAgribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selamaperkuliahan, penulis mengikuti kegiatan kepanitiaan pada program Diplomamaupun kegiatan kepanitiaan pada Program Ekstensi Agribisnis. Penulis jugaaktif mengikuti kegiatan dan kepanitiaan dalam organisasi KAMUS (KeluargaMuslim Ekstensi) Institut Pertanian Bogor.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan anugerah-Nya sehingga penulis dapatmenyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untukmemperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Ekstensi Agribisnis,Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi yang ditulis mengambil topik mengenai “Analisis Pendapatan danTingkat Kepuasan Peternak Plasma Terhadap Pelaksanaan Kemitraan AyamBroiler (Studi Kasus Kemitraan PT X di Yogyakarta)”. Kepuasan peternak plasmamerupakan suatu hal yang harus dicapai dalam suatu kerjasama kemitraan, karenadalam usaha kemitraan peternak merupakan pelaksana kegiatan budidaya, yangpada akhirnya dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak yangbekerjasama. Kepuasan juga akan bermuara pada loyalitas sehingga jalinankerjasama yang kuat dapat tercapai. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan inikarena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu penulis mengharapkansaran dan kritik yang membangun sehingga dapat menyempurnakan skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Mei 2009Meylani Lestari

UCAPAN TERIMA KASIH Selama penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan sumbangan pikiran,bimbingan, dukungan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulisingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:1. Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi, selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini. 2. Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen evaluator pada kolokium yang telahmemberikan koreksi dan saran demi perbaikan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS selaku dosen penguji utama pada ujiansiding skripsi yang telah memberikan koreksi serta saran demi penyempurnaanskripsi ini. 4. Etriya, SP, MM selaku dosen komdik yang telah memberikan koreksi padateknik penulisan juga saran kepada penulis. 5. Papa dan Mama tersayang, serta Kakak-kakakku (Mas Ipan dan Mas Wahyu)atas doa, dorongan moril, materi, kesabaran dan kasih sayangnya. 6. Mas Tunggul Hadi Lukito, SPt terima kasih banyak atas doa, bimbingan,perhatian, kesabaran, penantian dan kesetiaannya selama ini. 7. Rochmawati dan Ratih Handayani Soekotjo, terima kasih sudah banyakmembantu, memberikan semangat dan mengantar keliling Yogyakarta, UGMdan berwisata kuliner di Yogyakarta. 8. Nurayla Arnas Nasution, yang telah bersedia menjadi pembahas dalamseminar skripsi. 9. Manajer Perusahaan yang telah memberikan kesempatan bagi panulis untukmelakukan penelitian. 10. Para PPL perusahaan (Pak Dayat, Pak Wahyu, Pak Riyanto, dan Pak Parman),terima kasih banyak atas bantuannya selama penelitian lapang. 11. Seluruh responden peternak PT X yang telah bersedia berbagi informasi dankerjasama yang baik. 12. Retno dan Tyas, terima kasih atas bantuan dan kebersamaan selama masabimbingan. 13. Teman-teman Liqo (Mbak Liesca, Ayla, Teh Uum, Teh Erni, Wasini,Armayuni), atas kebersamaannya dan semangatnya. 14. Teman-teman AGB (Ajen, Aulia, Andro, Yusni, Wahyu, Emil, Ocid, Wiwin,Mbak Maria, Fifi, Yosi, Neti, Fajar, Tami, Pintor , ETC Group dan lainnya 15. Sekretariat Ekstensi Agribisnis, yang telah memberikan bantuan dankemudahan dalam administrasi. 16. Semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yangtidak dapat disebutkan satu per satu, semoga Allah SWT membalas danmemberikan rahmat hidayah-Nya.

Bogor, Mei 2009Meylani Lestari

DAFTAR ISI HalamanDAFTAR TABEL …………………………………………………

xiiiDAFTAR GAMBAR ……………………………………………...

xvDAFTAR LAMPIRAN …………………………………………...

xviIPENDAHULUAN ………………………………………….

1

1.1. Latar Belakang …………………………………………

1

1.2. Perumusan Masalah …………………………………….

8 1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………….

12 1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………...

12IITINJAUAN PUSTAKA …………………………………...

13 2.1. Kondisi Peternakan Ayam Broiler Di Indonesia ………

13 2.2. Definisi Kemitraan Usaha ……………………………...

16 2.3. Dasar Teori Kerjasama Kemitraan ……………………..

17 2.4. Pola Kemitraan ………………………………………… 18 2.5. Tujuan dan Manfaat Kemitraan ………………………..

21 2.6. Modal Usaha Ternak Ayam Broiler ……………………

24 2.7. Tinjauan Studi Terdahulu ………………………………

26IIIKERANGKA PEMIKIRAN ………………………………

30 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual ……………………….

30 3.1.1. Analisis Usaha Ternak Broiler ………………..…

30 3.1.2. Definisi Kepuasan Konsumen …………………...

33 3.1.3. Dimensi Kepuasan Pelanggan …………………...

36 3.1.4. Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen ……………………………………….

37 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ………………………

38IVMETODE PENELITIAN …………………………………

43 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………...

43 4.2. Jenis dan Sumber Data …………………………………

43 4.3. Metode Pengumpulan Data dan Jumlah Responden …..

43 4.4. Metode Analisis Data ………………………………….

44 4.4.1. Analisis Deskriptif ………………………………

45 4.4.2. Analisis Pendapatan Usahatani ………………….

45 4.4.3. Analisis Imbangan Pendapatan dan Biaya (Rasio R/C) …………………………………….

46 4.4.4. Penilaian Tingkat Kepuasan ……………………..

46 4.5. Konsep dan Definisi Operasional ………………………

58

VGAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………………….

60 5.1. Deskripsi Perusahaan …………………………………..

60 5.2. Karakteristik Peternak Responden ...…………………...

61 5.3. Karakteristik Usaha Ternak Ayam Broiler Peternak Responden …...…………………………………………

65 5.4. Pola Kemitraan Usaha PT X …………………………...

71 5.5. Manajemen Budidaya Ayam broiler …………………...

82VIPENDAPATAN USAHA TERNAK ……………………...

95 6.1. Biaya Produksi Usaha Ternak Ayam Broiler …………..

95 6.2. Penerimaan Usaha Ternak Ayam Broiler ………………

98 6.3. Pendapatan Usaha Ternak Ayam Broiler ………………

99 6.4. Proporsi Biaya Input terhadap Total Pengeluaran ……..

101VII ANALISIS KEPENTINGAN-KINERJA DANKEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAPATRIBUT KEMITRAAN ………………………………... 104 7.1. Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja …………...

104 7.2. Analisis Kesesuaian Skor Kepentingan dan Kinerja ….. 114 7.3. Perhitungan Importance Performance Analysis (IPA) …

115 7.4. Perhitungan Indeks Kepuasan Peternak ………………..

127

VIII HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGANKEPUASAN PETERNAK ………………………………... IXKESIMPULAN DAN SARAN ……………………………

131 9.1. Kesimpulan …………………………………………….

131 9.2. Saran ……………………………………………………

132DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..

133LAMPIRAN ……………………………………………………….

136

129

DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. 2. 3. 4. 5.

6. 7. 8. 9. 10. 11.

12. 13.

14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2008 (Persentase) …………………………..... Populasi Ternak di Indonesia Tahun 2004-2008 (Ribu Ekor) ……………………………………………...... Konsumsi Daging Ternak Per Kapita Tahun 2006-2007 ………………………………………………… Produksi Daging di Indonesia Tahun 2005-2008 (Ribu Ton) ………………………………………………… Jumlah Ternak Ayam Ras Pedaging di Provinsi DI Yogyakarta Berdasarkan Kabupaten dan Kota Madya (Ekor) ……………………………………...... Jumlah Ternak Ayam Ras Pedaging yang Dipotong ……...Perusahaan Kemitraan di Wilayah Yogyakarta …………...Metode Analisis Data ……………………………………...Atribut dan Indikator Kinerja Perusahaan ……..………......Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index (CSI) …………Daftar Jumlah dan Lokasi Peternak Mitra PT X di Provinsi Yogyakarta …………………………………….Kelompok Usia Peternak Responden …………………….. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………….Tingkat Pendidikan Peternak Responden …………………Jumlah Tanggungan Keluarga Peternak Responden ………Sebaran Peternak Berdasarkan Skala Usaha ………………Pekerjaan di Luar Usaha Ternak Ayam …………………...Alasan Peternak Responden Beternak Ayam Broiler …......Pengalaman Beternak Ayam Broiler ………………………Pengalaman Bermitra dengan PT X ……………………….Alasan Peternak Responden Bermitra dengan PT X ………Sumber Informasi Mengenai PT X ……………………......Umur Panen Ternak Ayam Broiler ……………………......Status Kepemilikan Lahan Peternak Responden …………..Manfaat Bergabung dengan Perusahaan Kemitraan ………Penetapan Harga Sarana Produksi Peternakan PT X ……... 1

2

3

4 5510444856 62636364 656666676768696970707177 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.

35.

36.

37. 38. 39. 40. 41. 42.

43. 44. 45. 46. 47. 48. 49.

Daftar Harga Obat, Vaksin, dan Bahan Kimia …………….Kesepakatan Harga Ayam Hidup ………………………….Kesepakatan Bonus Pasar PT X …………………………..Standar FCR PT X ………………………………………...Penggunaan Tempat Pakan dan Minum (Ekor/Buah) …......Jadwal dan Tata Laksana Pemberian Vaksin ……………...Rata-Rata Konversi Pakan (FCR) Skala II ……………….Rata-Rata Komposisi Biaya Produksi Peternak Plasma PT X ………………………………………………Komposisi Penerimaan Usaha Peternak Plasma Pada setiap skala ………………………………………......Pendapatan Usaha Ternak Ayam Broiler Pada Peternak Skala I dan Skala II ………………………...……Proporsi Biaya Input terhadap Total Pengeluaran ………... Penilaian Peternak Terhadap Tingkat Kepentingan Prosedur Penerimaan Mitra ……………………………...... Penilaian Peternak Terhadap Tingkat Kepuasan Prosedur Penerimaan Mitra ………………………………. Penilaian Peternak Terhadap Tingkat KepentinganAtribut Pelayanan Sarana Produksi ……………………..... Penilaian Peternak Terhadap Tingkat Kepuasan Dimensi Pelayanan Sarana Produksi ……………………………..... Penilaian Peternak Terhadap Tingkat KepentinganDimensi Pelayanan Teknis Budidaya …………………...... Penilaian Peternak Terhadap Tingkat Kepuasan Dimensi Pelayanan Teknis Budidaya ………………………………. Penilaian Peternak Terhadap Tingkat Kepentingan Dimensi Pelayanan Pasca Panen ………………………..... Penilaian Peternak Terhadap Tingkat Kepuasan DimensiPelayanan Pasca Panen …………………………………… Skor Kesesuaian Antara Tingkat Kepentingan denganKinerja Pada Setiap Atribut ………………………………. Rataan Skor Tingkat Kepentingan Peternak ………………Rataan Skor Tingkat Kinerja ……………………………..Perhitungan Indeks Kepuasan Peternak ………………….. 787980

81879194 96 99 100102

105

105

106

107

109

110

112

113

115 116118128

DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Skema Pola Kemitraan Inti Plasma ……………………... Skema Pola Kemitraan Subkontrak …………………….. Skema Pola Kemitraan Dagang Umum …………………

Skema Pola Kemitraan Keagenan ………………………Skema Pola Kemitraan Kerjasama Operasional Khusus .. Faktor Internal dan Eksternal Usahatani ………………...Diagram Konsep Kepuasan Konsumen …………………Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ………………..Kuadran Importance Performance Analysis …………….Pola Kemitraan PT X di Yogyakarta ……………………Plot Kepentingan Kinerja untuk Analisis Kuadran ……...

18192020213233425372119

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

11. Fluktuasi Harga dan DOC Broiler ………………………….Kuesioner Penelitian ………………………………..…....... Gambar Peralatan dan Kegiatan ………………..………….. Nama Peternak dan Skala Usaha …………………………… Rata-Rata Konversi Pakan (FCR) dan Tingkat Mortalitas pada Skala I ……………………………………………....... Perhitungan Usaha Ternak Peternak Skala I ………………. Perhitungan Usaha Ternak Peternak Skala II ………………Rata-rata Bobot Ayam Peternak Skala I dan II …………….Penyusutan Kandang dan Peralatan ………………………..Rata-Rata produksi, Biaya dan Pendapatan Per Ekor

Ayam Broiler pada Skala I dan Skala II ……..…………....Nilai Pendapatan (Rasio R/C) dan Kepuasan Peternak (CSI) ……………………………………………………..... 137138 142143

144 145 149150152 154 155

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar kedua padaperekonomian nasional setelah sektor industi pengolahan. Perkembangan sektorindustri pengolahan tentu tidak terlepas dari adanya dukungan perkembangansektor pertanian. Karena produk-produk hasil pertanian inilah yang selanjutnyadapat diolah dan menghasilkan pendapatan. Sumbangan dari sektor pertanianberkontribusi besar terhadap nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.Informasi mengenai sebaran struktur PDB Indonesia tahun 2007-2008ditunjukkan oleh Tabel 1. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2008 (Persentase)No Lapangan Usaha 2007 2008 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 13,7 14,42 Pertambangan dan Penggalian 11,2 11,03 Industri Pengolahan 27,1 27,94 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,9 0,85 Kontruksi 7,7 8,46 Perdagangan, Hotel dan Restoran 14,9 14,07 Pengangkutan dan Perekonomian 6,7 6,38 Keuangan, Real estat dan Jasa Perusahaan 7,7 7,49 Jasa-jasa 10,1 9,8PDB 100 100PDB Tanpa Migas 89,5 89,3Sumber: BPS (2008) Berdasarkan Tabel 1, tahun 2008 terjadi penurunan pada semua sektorkecuali sektor pertanian, sektor industri pengolahan, dan sektor kontruksi. Padatahun 2008, kontribusi sektor pertanian mengalami peningkatan bila dibandingkantahun 2007. Nilai PDB sektor pertanian pada tahun 2008 adalah 284,3 triliunrupiah, meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 271,4 triliun rupiah. Hal inilah 1yang menandakan bahwa sektor pertanian dapat menunjang perekonomiannasional.

Subsektor peternakan yang merupakan bagian dari sektor pertanian,memiliki peranan penting dalam menopang perekononiam regional maupunnasional. Berdasarkan data statistik, PDB subsektor peternakan mulai bangkitkembali setelah terpuruk akibat krisis ekonomi, dengan rata-rata pertumbuhanPDB antara tahun 2000-2006 sebesar 3,63 persen. Pada periode yang sama, angkatersebut berada di atas laju pertumbuhan sektor pertanian yaitu 2,66 persen,subsektor tanaman pangan 2,05 persen, subsektor perkebunan 3,24 persen, dansubsektor kehutanan -0,07 persen (Ilham 2006). Subsektor peternakan mampu tumbuh dengan cepat, karena didukung olehperkembangan industri peternakan terutama ayam ras dan sapi potong. Pelaku duakomoditi tersebut berpotensi dijadikan salah satu sumber pertumbuhan baru dalamsektor pertanian (Ilham 2006). Salah satu komoditas peternakan yang memilikipotensi yang cukup tinggi di Indonesia adalah peternakan ayam ras pedaging(broiler), perkembangan jumlah populasi ayam broiler mengalami peningkatansetiap tahunnya. Dengan adanya peluang tersebut maka perlu ditingkatkan dayasaing komoditi hasil ternak ini. Perkembangan populasi ternak ayam broiler dapatdilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Populasi Ternak di Indonesia Tahun 2004-2008 (Ribu Ekor)

Jenis Ternak ( Spesies) 2004 2005 2006 2007 2008*Kambing 12.781 13.409 13.790 14.470 15.806Sapi potong 10.553 10.569 10.875 11.515 11.869Domba 8.075 8.327 8.980 9.514 10.392Babi 5.980 6.801 6.218 6.711 7.376Ayam Ras Pedaging 778.970 811.189 797.527 891.659 1.075.885Ayam Buras 276.989 278.954 291.085 272.251 287.124Ayam Ras Petelur93.416 84.790 100.202 111.489 116.474Itik 32.573 32.405 32.481 35.867 36.931* Angka sementara Sumber: Direktorat Jendral Peternakan (2008) 2Penurunan populasi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 1,67 persen daritahun sebelumnya. Hal ini diakibatkan karena maraknya kasus penyakit yangterjadi pada peternakan unggas, sehingga menurunkan jumlah ternak di berbagaiwilayah di Indonesia. Perkembangan peternakan di Indonesia juga didukungdengan adanya kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi pangan bergizi.Produk yang dihasilkan dari subsektor peternakan dapat memenuhi kebutuhan gizibagi masyarakat. Salah satu produk peternakan yang dapat memberikan asupangizi bagi masyarakat adalah daging. Berdasarkan data Pada Tabel 3 terlihat bahwakonsumsi daging tahun 2007 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Tabel 3. Konsumsi Daging Ternak Per Kapita Tahun 2006-2007Kg/Tahun

No Komoditi2006 2007 1 Sapi Potong 0,31 0,53

2 Kerbau 0,05 0,023 Kuda 0,05 0,064 Kambing 0,26 0,275 Babi 2,50 0,276 Ayam Ras dan Ayam Kampung 0,52 4,377 Unggas Lainnya 0,05 0,058 Daging Lainnya 0,05 0,11 Total 3,81 4,87Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan (2008) Berdasarkan data pada Tabel 3, menunjukkan bahwa konsumsi dagingmengalami peningkatan di tahun 2007. Konsumsi daging ayam ras dan ayamkampung mencapai 4,37 Kg/kapita/tahun atau sebesar 89,7 persen darikeseluruhan konsumsi daging masyarakat Indonesia. Daging ayam cenderung lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakatkarena harga daging ayam per kilogramnya lebih murah daripada harga dagingsapi, kerbau, atau daging kambing. Selain itu, daging ayam sangat mudahdidapatkan karena saluran distribusinya hingga ke tingkat pengecer yang langsungmenyalurkan kepada konsumen akhir. Tabel 4 menunjukkan bahwa produksi 3daging ayam sangat dominan dan terjadi peningkatan jumlah setiap tahunnya.Peningkatan produksi merupakan indikator adanya peningkatan pada konsumsidaging di Indonesia. Tabel 4. Produksi Daging di Indonesia Tahun 2005-2008 (Ribu Ton)

TahunJenis 2005 2006 2007 2008*1. Sapi Potong 358,7 395,8 339,5 352,42. Kerbau 38,1 43,9 41,8 44,03. Kambing 50,6 65,0 63,6 69,44. Domba 47,3 75,2 56,9 62,35. Babi 173,7 196,0 225,9 235,66. Kuda 1,6 2,3 2,0 2,57. Ayam Buras 301,4 341,3 294,9 307,58. Ayam Ras Petelur 45,2 57,6 58,2 58,29. Ayam Ras Pedaging 779,1 861,3 942,8 992,710. Itik 21,4 24,5 44,1 45,2Total 1.817,0 2.062,9 2.069,5 2.169,7*Angka SementaraSumber : Direktorat Jenderal Peternakan (2008) Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, menunjukkan bahwa ayam raspedaging memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Mengingat peranandalam pemenuhan kebutuhan akan daging relatif murah dan pengusahaannyadilakukan secara massal, sehingga produksi ayam broiler lebih mendominasidaripada produksi daging lainnya. Inilah yang mendukung perkembangan usahapeternakan ayam broiler di berbagai provinsi di Indonesia, termasuk juga diprovinsi Yogyakarta. Provinsi Yogyakarta memiliki potensi dan peluang yang baik untukdikembangkan usaha peternakan ayam broiler. Wilayah Yogyakarta mendukunguntuk usaha peternakan, karena sebagian besar merupakan daerah dataran tinggidengan suhu udara yang sejuk, serta didukung ketersediaan air yang cukup.

Adapun perkembangan populasi ayam broiler menurut kabupaten dan kota diwilayah Yogyakarta, dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan catatan dari BPS 4Yogyakarta, populasi ayam pedaging dari tahun 2003–2007 terus mengalamipeningkatan. Kabupaten Sleman memiliki populasi ayam yang dominan biladibandingkan dengan kabupaten lainnya. Hal ini didukung dengan banyaknyaindustri-industri peternakan di kabupaten tersebut. Tabel 5. Jumlah Ternak Ayam Ras Pedaging di Provinsi Yogyakarta Berdasarkan Kabupaten dan Kota (Ekor)

Tahun KulonProgo Bantul GunungKidul Sleman KotaYogya 2003 640.400 543.357 234.500 1.051.267 1000 2.470.5242004 700.600 797.379 181.539 986.019 0 2.665.5372005 786.300 859.679 356.845 1.810.216 0 3.813.0402006 961.600 573.373 322.920 2.365.817 3000 4.226.7102007 1.229.037 575.626 348.099 2.681.775 0 4.834.537Sumber : BPS DI Yogyakarta (2008) Jumlah ayam broiler yang diproduksi masih kurang untuk mencukupikebutuhan daging di Yogyakarta. Konsumsi daging ayam di Yogyakarta dapatdilihat dari jumlah ternak yang dipotong di provinsi tersebut. Berdasarkan datapada Tabel 6, jumlah ternak broiler yang dipotong pada tahun 2007 mencapai23.746.282 ekor, padahal jumlah ayam yang diproduksi pada tahun yang samahanya 4.834.537 ekor. Hal ini berarti provinsi Yogyakarta mendatangkan ayamdari wilayah lain sebanyak 18.911.745 ekor. Jumlah ternak yang didatangkan dariluar provinsi jauh lebih banyak daripada yang dihasilkan di dalam provinsisendiri. Tabel 6. Jumlah Ternak Ayam Ras Pedaging yang Dipotong Thn KulonProgo Bantul GunungKidul Sleman KotaYogya 2005 3.043.660 4.238.221 641.740 4.780.128 930.000 13.633.7492007 3.687.111 3.646.591 772.624 12.507.021 3.132.935 23.746.282Sumber : BPS DI Yogyakarta (2008) Produksi ayam broiler yang masih rendah, didukung dengan adanyakonsumsi ayam yang tinggi merupakan suatu peluang bisnis yang baik yang dapatdimanfaatkan oleh masyarakat terutama peternak. Namun, krisis ekonomi yang ProvinsiYogyakarta ProvinsiYogyakarta 5masih berlangsung hingga tahun 2009 menyebabkan usaha di bidang peternakanbanyak mengalami hambatan. Salah satunya adalah terjadinya kenaikan padaberbagai harga sarana produksi peternakan dan harga ayam broiler siap potong

yang cenderung berfluktuatif. Data dapat dilihat pada Lampiran 1. Sarana produksi peternakan yang signifikan dalam usaha peternakan ayambroiler adalah bibit ayam atau Day Old Chick (DOC) dan pakan ayam. Pergerakanharga DOC sangat berfluktuasi, sehingga para peternak tidak dapat memastikanarah pergerakan harga. Begitupun dengan produsen yang memproduksi DOC,produsen tidak dapat memastikan berapa kebutuhan DOC yang sebenarnya.Pergerakan harga DOC yang tidak stabil karena ketidakpastian pasokanmemberikan pengaruh yang besar pada usaha peternakan ayam. Kestabilan hargaDOC dapat tercapai apabila terdapat sistem pemasaran yang pasti untuk jumlahDOC yang diminta (Poultry 2006). Harga pakan juga merupakan faktor yang memegang peranan pentingdalam usaha peternakan, sekitar 80 persen biaya terbesar dalam peternakan ayambroiler adalah biaya yang dialokasikan untuk kebutuhan pakan (Fadilah 2006).Saat ini peternak dihadapkan dengan keterbatasan pasokan bahan baku untukpakan akibat meningkatnya permintaan jagung untuk keperluan bahan bakarnabati atau etanol

1

. Fluktuasi harga ayam broiler juga membawa dampak negatif bagi peternak, apabila terjadi penurunan harga ayam maka peternak akan mengalamikerugian akibat pendapatan yang menurun. Akan tetapi, jika pergerakan hargaayam meningkat akan memberikan keuntungan yang besar bagi peternak. Padasaat inilah peternak mendapatkan penghasilan yang tinggi. Itulah yangmenyebabkan usaha peternakan ayam memiliki resiko yang tinggi. Beberapa hambatan lain yang dihadapi dari usaha peternakan ayam broileradalah pemasaran hasil produksi dan manajemen dalam melaksanakan usaha.Pada umumnya peternak mandiri menghadapi risiko hasil panen tidak diterima dipasar. Hal ini dikarenakan para peternak mandiri belum memiliki manajemen danstandar dalam beternak. Berbeda halnya jika peternak tersebut bergabung dengan 1

Infovet. 2008. Industri Unggas Bakal Terpukul: Harga Jagung Di Pasar Dunis TerusNaik .http://infovet.wordpress.com . [24 Desember 2008] 6perusahaan kemitraan ayam. Selain mendapatkan bantuan modal, juga banyakdiberikan saran serta bimbingan agar hasil panen ayam dapat sesuai standar danditerima oleh pasar. Keadaan krisis ekonomi dampaknya lebih dirasakan oleh peternakmandiri, karena biasanya peternak mandiri memiliki skala usaha kecil dan banyakmemiliki keterbatasan baik dalam modal maupun teknologi. Sehingga kebutuhanuntuk bergabung bersama perusahan kemitraan menjadi sangat tinggi, terutamaterkait dengan jaminan pasokan sarana produksi peternakan yang membutuhkanbiaya besar dan jaminan harga hasil panen di kemudian hari. Beberapa hambatan dan keterbatasan dalam melakukan usaha peternakanayam broiler telah menyebabkan persentase peternak mandiri menjadi berkurang,dan memilih bergabung dengan perusahaan kemitraan. Saat ini usaha ayam broilerdikuasai oleh perusahaan kemitraan dengan pangsa pasar mencapai 40-45 persen,yang sebelumnya hanya 25-30 persen saja

2

.Melihat kesulitan peternak mandiri dalam melakukan usaha ternak ayam, juga melihat adanya peluang yang besar dalam usaha peternakan ayam broilermenyebabkan tingginya pertumbuhan perusahaan kemitraan di Yogyakarta. Salahsatu perusahaan kemitraan ayam adalah PT X. PT X merupakan perusahaan yangtermasuk baru dalam menjalin kemitraan dengan peternak di Yogyakarta. Padamulanya peternak mitra PT X hanya terdapat di kabupaten Sleman saja, namunsaat ini peternak plasma yang menjadi mitranya tersebar di seluruh kabupaten diYogyakarta. Dengan keberadaan perusahaan kemitraan, maka peternak mandiri dapatbergabung dengan tujuan tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan, tetapi jugauntuk menjamin ketersediaan daging di pasaran, mendapatkan pelatihanpemeliharaan dan mendapatkan kualitas ayam yang baik, serta mendapat jaminanpasokan sarana produksi peternakan. 2

pPoultry Indonesia. 2008. Peternak Broiler Mandiri Merajarela.http://www.poultryindonesia.com//. [8 Oktober 2008] 71.2. Perumusan MasalahKemitraan PT X merupakan bentuk kerjasama yang terjalin antara pihak perusahaan sebagai inti dan peternak sebagai plasma. Kedua pihak tersebutbekerjasama dalam membudidayakan ayam broiler. Jalinan kerjasama akan tetapberlangsung apabila mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Baik pihak inti maupun plasma memiliki kedudukan yang sama pentingdalam keberlangsungan usaha kemitraan, sehingga tidak ada pihak yang posisinyalebih tinggi dari pihak lain. Setiap kegiatan yang berlangsung dalam kerjasamakemitraan telah disepakati di dalam kontrak kerjasama, begitupun dengan kontrakharga sarana produksi peternakan (sapronak), dan harga ayam broiler. Pihak yangmenentukan prosedur, harga, waktu panen dan pemberian bonus sepenuhnyaditetapkan oleh perusahaan inti. Hal ini mengindikasikan bahwa kendalikemitraan berada di pihak perusahaan inti, sedangkan peternak hanyamenjalankan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dan mengikuti segalaperaturan dari pihak inti. Jika mengacu pada hal ini posisi pihak perusahaan intiterlihat berada di atas pihak peternak plasma. Padahal dalam usaha kemitraanmasing-masing pihak memiliki posisi yang setara sesuai dengan peran masingmasing,danbertujuanuntuksalingmenguntungkan.

Kontrak yang dibuat oleh perusahaan bersifat mengikat dan telahdisepakati sebelum kegiatan budidaya dilakukan. Dengan harga yang telahtercantum dalam kontrak, tentunya peternak tidak dapat meminta harga jual panenyang lebih tinggi jika harga pasaran tinggi dan peternak pun dilarang untukmenjual hasil panen kepada pihak luar selain perusahaan inti. Hal ini berbeda

dengan peternak yang berusaha secara mandiri. Pada saat harga di pasaran naik,maka peternak dapat menikmati keuntungan yang tinggi, begitupun sebaliknya.Sehingga bagi peternak mandiri bisa mendapatkan keuntungan yang lebih tinggibahkan dapat pula mengalami kerugian yang besar. Sedangkan peternak yangbermitra diduga memiliki keuntungan yang relatif stabil karena terikat denganharga kontrak yang tidak dipengaruhi harga pasar. Di sisi lain Perusahaan inti dalam kemitraan bertindak sebagai pembeliproduk (output) dan penjual sarana produksi (input) tunggal kepada peternakmitranya, sehingga perusahaan inti bertindak sebagai perusahaan monopsoni pada

8pasar output dan perusahaan monopoli pada pasar input. Harga output yangditerima peternak mitra bisa lebih rendah dan harga jual input dari perusahaandapat ditetapkan lebih tinggi. Kemitraan usaha menjadikan kegiatan produksiterus berjalan karena adanya jaminan kelancaran sarana produksi danpengawasan, tapi belum tentu dapat meningkatkan pendapatan peternak mitra.Mengacu pada hal tersebut maka penting diketahui bagaimana tingkat pendapatanpeternak plasma. Keberadaan perusahaan kemitraan banyak memberikan keuntungan bagipeternak plasma. Salah satunya peternak dapat menjalankan usahanya secaraberkesinambungan karena kendala modal yang biasanya dihadapi oleh peternakdapat teratasi dengan adanya pinjaman barang modal berupa DOC, pakan danobat-obatan dari perusahaan inti. Modal tersebut akan dibayarkan jika peternaktelah mendapat hasil panen. Perusahaan inti ikut membuka kesempatan kerja bagipeternak, menjamin pemasaran dan pasokan sapronak, dan turut berperan dalammengembangkan usaha peternakan. Usaha peternakan yang didominasi oleh perusahaan kemitraan,menunjukkan bahwa peranan kemitraan menjadi penting bagi peternak untuk tetapmenjalankan usahanya. akan tetapi, bukan berarti posisi peternak menjaditerabaikan. Jumlah peternak yang menjadi mitra perusahaan merupakan salah satuindikator keberhasilan perusahaan inti dalam menjalankan kinerjanya. Apabilaperusahaan inti memiliki banyak peternak plasma, diduga peternak mitranyamerasa puas bergabung dengan perusahaan kemitraan. PT X menyadari bahwajika kepuasan peternak plasma sudah tercapai, maka dengan sendirinya parapeternak tersebut akan mempromosikan kepada rekan peternak lainnya. Maka dariitu tujuan dari kemitraan PT X adalah menciptakan kepuasan peternak plasmanya. Keadaan krisis juga telah memberikan peluang bagi perusahaanperusahaankemitraanlainnya.PT Xmenghadapibanyakpersaingandengan

perusahaankemitraanlainnya.

Beberapa

pesaingPTX telah bertarafnasional,

sepertiPKP,Sierad, Ciomas,danWonokoyo.SedangkanPTX hanyabekerja di

wilayahYogyakartadansebagiankecilwilayahJawa Tengah.Perusahaanyang

bertarafnasionaltelahberdirisejaklamadanmemilikibanyakpeternak plasma,

sehinggahalinimenjaditantanganyangberatbagiPT Xuntukdapat

9

mempertahankan dan menambah jumlah anggota peternak plasmanya. PT Xtumbuh di dalam persaingan usaha yang tinggi. Berikut perusahaan yangmenjalankan kemitraan di wilayah Yogyakarta dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Perusahaan Kemitraan di Wilayah Yogyakarta Nama Perusahaan Kemitraan

1. PT X 16. GUT2. Malindo 17. TTM3. Ciomas 18. BIP4. Sierad 19. MTA5. Janu Putro 20. DMC6. Wonokoyo 21. WST7. Primatama Karya Persada (PKP) 22. UMI8. Catur Karya 23. BMS9. Jatmika 24. SMJ 10. Patriot 25. Calista11. Lestari Karya 26. MUS12. Bengawan 27. KSM13. Pendowo 28. DARKI14. Duta Technovet 29. Mataram15. Barokah Sumber: PT X (2008) PT X memasok ayam potong kepada Rumah Potong Ayam (RPA) yangmasih berada dalam satu grup perusahaan. Pada mulanya PT X hanya dapatmemasok 10 persen ayam broiler pada RPA yang dimilikinya, dan kini setelahtiga tahun lebih telah dapat memenuhi kebutuhan RPA sebanyak 80 persen. Iniberarti masih terdapat 20 persen kebutuhan RPA yang belum dapat dipenuhi. Halini menjadi tantangan bagi PT X untuk mengembangkan lagi usahanya denganmenarik lebih banyak peternak plasma. Para peternak plasma yang bergabung dengan perusahaan inti memilikikarakteristik yang beragam, baik dari segi umur, pendidikan, pengalamanbeternak, status dan sebagainya. Keragaman karakteristik dapat memberikanpenilaian yang berbeda terhadap kualitas pelayanan dan kinerja dari perusahaan 10inti. Keberagaman diduga memberikan perilaku yang bervariasi dalammemutuskan untuk memilih suatu perusahaan kemitraan. Kepuasan plasma terhadap inti dapat membawa dampak yang positif,karena peternak cenderung loyal dan tidak akan mencari perusahaan kemitraanlain. Begitupun sebaliknya, apabila peternak plasma merasa tidak puas terhadapkinerja dan pelayanan yang diberikan inti, peternak plasma diduga akan mencariperusahaan yang memberikan kinerja yang lebih baik. Kepuasan peternakmerupakan faktor yang sangat penting untuk dipertahankan guna menjagakeloyalan dari peternak, karena saat ini pertumbuhan perusahaan kemitraan punsemakin berkembang. Dalam menjalankan kegiatan usaha ternak ayam broiler, kasuspenyimpangan seperti keterlambatan pengiriman sarana produksi (DOC danPakan), atau pemanenan lebih cepat dari waktu yang disepakati juga terjadi di PTX. Hal ini dikarenakan PT X masih sangat tergantung pada produsen sapronak(sarana produksi peternakan). Ini diduga dapat menjadi faktor yang menentukantingkat kepuasan peternak plasma atas kinerja perusahaan inti. Tujuan utama peternak bergabung adalah mendapatkan keuntungan dari

kerjasama yang dijalankan. Pendapatan yang diperoleh peternak sangat beragam,hal ini dikarenakan peternak mengusahakan dalam skala usaha yang beragam.Keuntungan yang didapatkan peternak juga merupakan faktor yang dapatmenetukan tingkat kepuasan peternak terhadap kemitraan PT X. Peternak denganpendapatan usaha ternak yang tinggi diduga akan merasa lebih puas atas kinerjaatau pelayanan yang diberikan dalam kemitraan PT X. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalampenelitian ini adalah:1. Bagaimana pelaksanaan kemitraan yang sedang dijalankan oleh PT X di Yogyakarta?2. Bagaimana tingkat pendapatan peternak plasma PT X di Yogyakarta?3. Bagaimana tingkat kepuasan peternak plasma terhadap pelaksanaan kemitraan PT X di Yogyakarta?4. Bagaimana korelasi antara tingkat pendapatan yang didapatkan peternak

dengan tingkat kepuasan peternak terhadap pelaksanaan kemitraan PT X? 111.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Mendeskripsikan pelaksanaan kemitraan yang sedang dijalankan oleh PT X di Yogyakarta.2. Menganalisis pendapatan peternak plasma PT X di Yogyakarta.3. Menganalisis tingkat kepuasan peternak plasma terhadap pelaksanaan kemitraan PT X.4. Menganalisis korelasi antara tingkat pendapatan yang diperoleh peternak

dengan tingkat kepuasan peternak terhadap pelaksanaan kemitraan PT X. 1.4. Kegunaan PenelitianBerdasarkan tujuan tersebut, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: 1. PerusahaanSebagai masukan atau bahan pertimbangan yang berguna bagi pihakmanajemen perusahaan dalam mengambil keputusan dan menyempurnakanpelaksanaan kemitraan yang telah berlangsung, dan menetapkan kebijakanuntuk memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kinerja dari faktor-faktoryang mempengaruhi kepuasan peternak plasma. 2. Penulis Penelitian ini berguna untuk melatih kemampuan dalam menganalisapermasalahan berdasarkan data dan fakta yang diperoleh dan disesuaikandengan pengetahuan yang didapatkan selama kuliah, serta menyampaikanaspirasi dari peternak plasma kepada pihak perusahaan. 3. Pihak Lain Penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dalam melihat karakteristik dantingkat kepuasan peternak plasma terhadap perusahaan inti, serta dapatdijadikan bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya. 12

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Peternakan Ayam Broiler di IndonesiaSistem agribisnis ayam ras dalam perkembangannya merupakan salah satu sistem agribisnis yang mengalami pertumbuhan sangat cepat dibandingkan sistemagribisnis lainnya. Agribisnis ayam ras memiliki struktur agribisnis yang relatiflengkap dan modern, baik dalam subsistem agribisnis hulu maupun hilirnya. Padasubsistem budidaya (on farm) juga berkembang pesat, mulai dari pengusahaanskala keluarga (backyard farming) pada tahun 1950-an menjadi suatu pengelolaanpeternakan yang modern pada tahun 1990-an (Saragih 2001). Agribisnis diartikan sebagai usaha di bidang pertanian yang mengarahpada bisnis atau tingkah laku bisnis dalam sektor pertanian. Secara prinsip,agribisnis mencakup usaha-usaha pada pengelolaan sarana produksi, pengelolaanbudidaya, prosesing, dan pemasaran. Dalam usaha peternakan, agribisnispeternakan diartikan sebagai tingkah laku bisnis dalam subsektor peternakan yangmencakup penyediaan sarana produksi peternakan, budidaya peternakan,penanganan pascapanen, dan pemasaran. Agribisnis mengedepankan suatubudaya, organisasi, dan manajemen yang amat rasional. Dirancang untukmemperoleh nilai tambah (komersial) dapat disebar dan dinikmati oleh seluruhpelaku ekonomi secara adil, dari produsen, pedagang, konsumen bahkan sampaisegenap lapisan masyarakat (Suharno 2001). Perkembangan ayam broiler di Indonesia dimulai pada pertengahandasawarsa 1970-an dan terkenal pada awal 1980-an. Laju perkembangan usahaayam broiler sejalan dengan pertumbuhan populasi penduduk, pergeseran gayahidup, tingkat pendapatan, perkembangan situasi ekonomi dan politik, sertakondisi keamanan (Fadilah 2006). Daerah penyebaran ayam broiler komersial di Indonesia bagian baratadalah Pulau Jawa dan sebagian Sumatera. Indonesia bagian tengah adalahKalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur, serta Indonesiabagian timur adalah Pulau Sulawesi. Dari ketiga bagian daerah tersebut, Indonesiabagian barat merupakan penyebaran ayam broiler komersial. Hal ini disebabkanhampir semua perusahaan pembibitan ayam broiler komersial serta pangsa pasar 13terbesar masih didominasi oleh Indonesia bagian barat, khususnya Pulau Jawa(Fadilah 2006). Menurut Dinas Pertanian dan Kehutanan (2005), komoditas unggasmempunyai prospek pasar yang baik karena didukung oleh karakteristik unggasyang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang sebagian besar muslim,harga relatif murah dengan akses yang mudah diperoleh karena sudah merupakanbarang publik. Peternakan broiler merupakan salah satu agroindustri yangberkembang pesat di Indonesia. Agroindustri umumnya mempunyai kontribusiyang signifikan bagi negara berkembang karena tiga alasan, yaitu sebagai saranatransformasi produksi pertanian menjadi produk siap konsumsi, sebagai faktormanufaktur andalan komoditi ekspor dan sebagai penyedia bahan makanansumber nutrisi bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Periode 1970-1980 merupakan awal kebangkitan peternakan-peternakanayam ras, dimulai tahun 1972-1975 dengan berdirinya pabrik makanan unggasdan pembibitan ayam ras. Bibit ayam ras kemudian mulai menyebar di pelosokPulau Jawa, terutama di kota besar. Tahun 1978 mulai digalakkan ayam broilersebagai substitusi daging sapi dan kerbau yang pada waktu itu tidak dapatmemenuhi permintaan konsumen. Peternakan ayam broiler mulai marak pada tahun 1980, bersamaan dengan

semakin diterimanya daging ayam oleh konsumen. Pada tahun 1981 usahapeternakan ayam broiler banyak dikuasai oleh pengusaha besar, keadaan inimembuat peternak kecil semakin sulit dalam melakukan usaha ternak ayam.Untuk melindungi peternak kecil, pada tahun 1981 dikeluarkan Kepres No 51yang intinya membatasi jumlah ayam petelur konsumsi hanya 5.000 ekor danayam broiler sebanyak 750 ekor per minggu. Dengan adanya Kepres tersebutpeternakan-peternakan ayam komersial banyak mengalami penurunan. Setelahsembilan tahun berjalan, kebijakan tersebut telah membuat sektor peternakantidak berkembang, sampai akhirnya Kepres No 51 tersebut dicabut dan digantidengan kebijakan 28 Mei 1990. Kebijakan tersebut merangsang berdirinyapeternakan-peternakan besar untuk tujuan ekspor dan menjadi industri peternakanyang handal dan menjadi penggerak perekonomian (Suharno 2001).

14Periode sebelum krisis berdasarkan data statistik dinyatakan bahwaproduksi daging ayam broiler pada tahun 1993-1997 mengalami peningkatansebesar 5,86 persen per tahun (Ditjen Peternakan 2005). Disini pertumbuhansektor peternakan mengalami pertumbuhan yang tinggi karena peningkatanefisiensi dalam keseluruhan sistem agribisnis berbasis peternakan. Pada waktu ini,subsistem makanan ternak dan pemasaran produksi hasil peternakan juga tumbuhpesat karena perekonomian Indonesia juga mengalami pertumbuhan yang tinggi. Krisis moneter pada tahun 1997 telah menyebabkan seluruh industriperunggasan mengalami perubahan yang drastis. Harga bahan baku dari impormengalami kenaikan yang tinggi, sementara itu harga telur dan harga ayam dipasaran terus menurun akibat menurunnya daya beli masyarakat. Akibatnyapermintaan pakan dan DOC juga menurun dan berdampak pada penurunanpopulasi ternak. Pada tahun 1998 populasi ayam broiler berkurang hingga 80persen dari tahun sebelumnya. Saragih (2001) mengungkapkan bahwa penyusutanyang sangat besar ini mengindikasikan bahwa agribisnis ayam ras belum memilikiketangguhan (endurance) dan kemampuan penyesuaian diri (adaptability)menghadapi perubahan besar lingkungan ekonomi eksternal. Penyusutan inidisebabkan oleh faktor ketergantungan pada impor bahan baku pakan utama danbibit. Walaupun agribisnis ayam ras mengalami penyusutan selama masa krisisekonomi, agribisnis ayam ras menghadapi prospek yang cerah di masa yang akandatang. Hal ini didorong oleh faktor jumlah penduduk yang besar, konsumsidaging broiler yang masih rendah, dan dugaan pertumbuhan ekonomi nasionalyang positif. Belajar dari pengalaman selama krisis ekonomi, yaitu bagaimanamembangun daya saing sistem agribisnis ayam ras nasional yang berbasisdomestik (Saragih 2001) Akhir tahun 1998 usaha peternakan unggas mulai berkembang, hargadaging ayam dan telur mulai dapat dikendalikan dan menguntungkan bagi parapeternak, walaupun pada saat ini mayoritas peternak sudah tidak berusaha secaramandiri lagi melainkan bergabung menjadi mitra perusahaan terpadu (Suharno2001).

15Setelah krisis moneter sejak 2001 sampai dengan sekarang berdasarkandata statistik, produksi daging ayam broiler mengambil 41,80 persen dari total

produksi daging (Ditjen Peternakan 2005). Dari data tersebut diketahui bahwausaha ayam broiler mampu memberikan peluang pasar dan menimbulkanpersaingan yang semakin kompetitif. 2.2. Definisi Kemitraan Usaha Menurut kamus besar Bahasa Indonesia kemitraan berasal dari kata mitrayang berarti teman, kawan, pasangan kerja dan rekan. Kemitraan merupakanperihal hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra. Definisi lain diungkapkanoleh Hafsah (1999) yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu strategibisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentuuntuk meraih keuntungan bersama, dengan prinsip saling mambutuhkan dansaling membesarkan. Karena merupakan strategi bisnis maka keberhasilankemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalammenjalankan etika bisnis. Definisi kemitraan menurut undang-undang dicantumkan dalam UndangUndang No 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil, dijelaskan bahwa kemitraan adalahkerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usahabesar, disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usahabesar dengan memperlihatkan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dansaling menguntungkan. Jika digabungkan maka didapatkan definisi kemitraan adalah jalinankerjasama usaha yang merupakan strategi bisnis yang dilakukan antara dua pihakatau lebih dengan prinsip saling menguntungkan. Dalam kerjasama tersebuttersirat adanya satu pembinaan dan pengembangan. Hal ini dapat terlihat karenapada dasarnya masing-masing pihak pasti mempunyai kelemahan dan kelebihan,sehingga akan saling melengkapi antara kedua belah pihak yang bekerjasama.Bobo (2003) menyatakan bahwa tujuan utama kemitraan adalah untukmengembangkan pembangunan yang mandiri dan berkelanjutan dengan landasanekonomi dan struktur perekonomian yang kokoh dan berkeadilan dengan ekonomirakyat sebagai tulang punggung utamanya.

162.3. Dasar Teori Kerjasama KemitraanKerjasama kemitraan dapat dilihat sebagai integrasi vertikal atau koordinasi vertikal antara dua atau lebih perusahaan. Integrasi vertikal dapatterjadi apabila dua atau lebih perusahaan berjalan pada tingkatan yang berbedapada proses produksi, pengolahan, dan pemasaran yang masih bersatu di bawahsatu manajemen atau kepemilikan, dan dikatakan koordinasi vertikal ketika adakontrak produksi atau kontrak pemasaran (Seitz et al. diacu dalam Puspitawati2004). Pada kontrak produksi, bagian prosesing membuat produk-produk yangspesifik, yang disuplai oleh bagian produksi. Bagian pengolah biasanyamenyediakan jasa finansial dan manjemen. Pada kontrak pemasaran, perusahaanprodusen yang dikontrak menyediakan atau mensuplai produk pada jumlah dankualitas tertentu pada harga yang ditetapkan oleh agen pengolah atau marketing.Kontrak-kontrak demikian biasanya terjadi pada perusahaan-perusahaanpertanian. Melalui integrasi vertikal dapat dicapai skala ekonomis (economics oflarge scale), pengurangan biaya-biaya transaksi dan biaya yang tidak jelaslainnya, terjaminnya produk-produk tertentu yang diinginkan, dan diversifikasi

atau pengurangan resiko. Terdapat dua faktor utama yang menentukankeoptimuman ukuran perusahaan, yaitu faktor teknis dan keuangan. Hubunganteknis dengan input dan output menentukan bentuk dari fungsi produksiperusahaan. Hubungan tersebut mengakibatkan kurva biaya rata-rata jangkapanjang menurun dan kemudian meningkat sejalan dengan meningkatnya luaslahan yang ditanami. Faktor keuangan lebih ditunjukkan pada harga yang harus dibayar danditerima oleh perusahaan. Banyak perusahaan membeli input dengan harga yangdidiskon karena membeli dalam jumlah besar. Perusahaan akan melakukannegosiasi kontrak atau membuat kesepakatan dengan pemasok untukmendapatkan diskon tersebut, menekan biaya pengiriman, atau penghematanlainnya. Oleh karena itu, perusahaan besar dapat memperoleh keuntungan yanglebih besar dalam penjualan dengan mencapai efisiensi pada kontrak pemasaran,muatan, dan penjualan. Biaya produksi minimum terjadi ketika manajer

17mengkombinasikan antara faktor teknis dan keuangan, sehingga ukuran optimalindustri akan berbeda-beda (Seitz et al. diacu dalam Puspitawati 2004). 2.4. Pola KemitraanDirektorat Pengembangan Usaha, Departemen Pertanian (2002) memberikan panduan mengenai beberapa jenis pola kemitraan yang telah banyakdilaksanakan di Indonesia, yaitu: 1) Inti PlasmaMerupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaanmitra, dimana perusahaan mitra bertindak sebagai inti dan kelompok mitrabertindak sebagai plasma. Pola kemitraan ini dapat dilihat dalam Gambar 1.

Gambar 1. Skema Pola Kemitraan Inti Plasma Sumber : Direktorat Pengembangan Usaha (2002)

Plasma Plasma PerusahaanMitra Plasma Plasma Dalam pola kemitraan inti plasma, kewajiban bagi kelompok mitra adalah:1) berperan sebagi plasma, 2) pengelola seluruh usaha bisnisnya sampaidengan panen, 3) menjual hasil produksi kepada perusahaan mitra, 4)memenuhi kebutuhan perusahaan sesuai dengan persyaratan yang telahdisepakati. Sedangkan perusahaan mitra wajib: 1) berperan sebagaiperusahaan inti, 2) menampung hasil produksi, 3) membeli hasil produksi, 4)memberi bimbingan teknis dan pembinaan manajemen kepada kelompokmitra, 5) memberikan pelayanan kepada kelompok mitra berupa

permodalan/kredit, sarana produksi dan teknologi, 6) mempunyai usaha 18

budidaya pertanian/memproduksi kebutuhan perusahaan, dan 7)menyediakan lahan. 2). SubkontrakPola kemitraan subkontrak merupakan kemitraan antara kelompok mitradengan perusahaan mitra, dimana di dalamnya kelompok mitramemproduksi komponen yang diperlukan oleh perusahaan mitra sebagaibagian dari produksinya. Pada Gambar 2 dapat dilihat pola kemitraansubkontrak.

Memproduksikomponenproduksi Memproduksikomponenproduksi KelompokMitra KelompokMitra PerusahaanMitra Gambar 2. Skema Pola Kemitraan Subkontrak Sumber : Direktorat Pengembangan Usaha (2002) KelompokMitra KelompokMitra Memproduksikomponenproduksi Memproduksikomponenproduksi

Pola kemitraan subkontrak mensyaratkan bahwa kelompok mitra harus: 1)memproduksi kebutuhan yang dibutuhkan oleh perusahaan mitra sebagaikomponen produksinya, 2) menyediakan tenaga kerja, dan 3) membuatkontrak bersama yang mencantumkan volume, harga dan waktu. Sedangkantugas perusahaan mitra adalah: 1) menampung dan membeli komponenproduksi yang dihasilkan oleh kelompok mitra, 2) menyediakan bahanbaku/modal kerja, dan 3) melakukan kontrol kualitas produksi. 3). Dagang Umum

Di dalam pola kemitraan ini perusahaan mitra berfungsi memasarkan hasilproduksi kelompok mitranya atau kelompok mitra memasok kebutuhan yang 19

diperlukan perusahaan mitra. Pola kemitraan dagang umum dapat dilihatpada Gambar 3. Gambar 3. Skema Pola Kemitraan Dagang Umum Sumber : Direktorat Pengembangan Usaha (2002) 4). KeagenanPola keagenan merupakan hubungan kemitraan dimana kelompok mitradiberi hak kusus untuk memasarkan barang atau jasa usaha perusahaan mitraseperti diilustrasikan pada Gambar 4.

KelompokMitra Pemberian Hak Khusus Memasarkan Gambar 4. Skema Pola Kemitraan Keagenan Sumber : Direktorat Pengembangan Usaha (2002) KelompokMitra Konsumen /IndustriMemasok PerusahaanMitra Memasarkan Produksi

Kelompok Mitra PerusahaanMitra Konsumen/Industri 205). Kerjasama Operasional Khusus (KOA)Dalam kerjasama kemitraan ini kelompok mitra menyediakan lahan, saranadan tenaga. Perusahaan mitra harus menyediakan biaya atau modal dan atausarana untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu komoditipertanian. Pola kemitraan KOA dapat dilihat pada Gambar 5.

KelompokMitra Lahan Sarana Tenaga Biaya Modal Teknologi Pembagian hasil sesuai kesepakatan PerusahaanMitra Gambar 5. Skema Pola Kemitraan Kerjasama Operasional Khusus Sumber : Direktorat Pengembangan Usaha (2002) 6). Pola Kemitraan Penyertaan SahamDalam pola kemitraan ini, penyertaan modal (equity) antara usaha kecildengan usaha menengah atau besar, penyertaan modal usaha kecil dimulaisekurang-kurangnya 20 persen dari seluruh modal saham perusahaan yangbaru dibentuk dan ditingkatkan secara bertahap sesuai kesepakatan keduabelah pihak. 2.5. Tujuan dan Manfaat KemitraanPada dasarnya maksud dan tujuan dari kemitraan adalah konsep win-win solution partnership yang berarti kerjasama yang dilakukan memberikankeuntungan bagi kedua belah pihak. Arti saling menguntungkan disini bukanberarti para partisipan dalam kemitraan tersebut harus memiliki kemampuan dan

kekuatan yang sama, tetapi yang lebih dipentingkan adalah adanya posisi tawaryang setara berdasarkan peran masing-masing. Ciri dari kemitraan usaha terhadaphubungan timbal balik bukan sebagai buruh majikan atau atasan dan bawahan 21melainkan sebagai adanya pembagian resiko dan keuntungan yang proporsional,dan inilah kekuatan serta karakter kemitraan usaha (Hafsah 1999). Dalam kondisi ideal tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaankemitraan secara lebih konkrit adalah 1) meningkatkan pendapatan usaha kecildan masyarakat, 2) meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan,3) meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil, 4)meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional, 5)memperluas kesempatan kerja, dan 6) meningkatkan ketahanan ekonomi nasional. Manfaat yang dapat dicapai dari usaha kemitraan antara lain (Hafsah 1999): 1). Produktivitas Bagi perusahaan yang lebih besar dengan model kemitraan akan dapatmengoperasionalkan kapasitas pabriknya secara full capacity tanpa perlumemiliki lahan dan pekerja lapang sendiri karena biaya untuk keperluantersebut ditanggung oleh petani. Bagi petani sendiri dengan kemitraan ini,peningkatan produktivitas biasanya dicapai secara simultan yaitu dengancara menambah unsur input baik kualitas maupun kuantitasnya dalamjumlah tertentu akan diperoleh output dalam jumlah dan kualitas yangberlipat. Melalui model kemitraan petani dapat memperoleh tambahan input,kredit dan penyuluhan yang disediakan oleh perusahaan inti. 2). EfisiensiPerusahaan dapat mencapai efisiensi dengan menghemat tenaga dalammencapai target tertentu dengan tenaga kerja yang dimiliki petani.Sebaliknya bagi petani yang pada umumnya relatif lemah dalam halkemampuan teknologi dan sarana produksi, dengan bermitra akan dapatmenghemat waktu produksi melalui teknologi produksi yang disediakan olehperusahaan. 3). Jaminan Kualitas, Kuantitas dan KontinuitasKualitas, kuantitas dan kontinuitas sangat erat kaitannya dengan efisiensidan produktivitas di pihak petani yang menentukan terjaminnya pasokanpasar dan pada gilirannya menjamin keuntungan perusahaan. Ketiganya

22

merupakan perekat kemitraan. Apabila berhasil, maka dapat menjagakeberlangsungan kemitraan ke arah yang lebih sempurna. 4). ResikoKemitraan dilakukan untuk mengurangi resiko yang dihadapi oleh keduabelah pihak. Kontrak akan mengurangi resiko yang dihadapi oleh pihak intijika harus mengandalkan pengadaan bahan baku sepenuhnya dari pasarterbuka. Perusahaan inti juga akan memperoleh keuntungan lain karenamereka tidak harus menanamkan investasi atas tanah dan mengelolapertanian yang sangat luas. Menurut Rustiani et al. (1997), resiko yang dialihkan perusahaan inti kepetani adalah 1) resiko kegagalan produksi, 2) resiko kegagalan memenuhi

kapasitas produksi, 3) resiko investasi atas tanah, 4) resiko akibatpengelolaan lahan luas, dan 5) resiko konflik perburuhan. Sedangkan resikoyang dialihkan oleh petani mitra adalah 1) resiko kegagalan pemasaranproduk hasil pertanian, 2) resiko fluktuasi harga produk, dan 3) resikokesulitan memperoleh input/sumberdaya produksi yang penting. 5). SosialKemitraan dapat memberikan dampak sosial (social benefit) yang cukuptinggi (Hafsah 1999). Melalui kemitraan dapat pula menghasilkanpersaudaraan antar pelaku ekonomi yang berbeda status. 6). Ketahanan Ekonomi NasionalUsaha kemitraan berarti suatu upaya pemberdayaan yang lemah(petani/usaha kecil). Dengan peningkatan pendapatan yang diikuti tingkatkesejahteraan dan sekaligus terciptanya pemerataan yang lebih baik,otomatis akan mengurangi biaya timbulnya kesenjangan ekonomi antarpelaku yang terlibat dalam kemitraan yang pada gilirannya mampumeningkatkan ketahanan ekonomi secara nasional. 232.6. Modal Usaha Ternak Ayam BroilerDalam suatu unit usaha, faktor penting yang perlu diperhatikan adalah modal. Besar kecilnya modal yang dimiliki bisa menunjukkan secara langsungkemampuan skala usaha yang akan dirintis. Berdasarkan kegunaannya, modaldalam usaha peternakan ayam broiler komersial dibagi menjadi dua bagian yaitumodal investasi dan modal kerja. Modal usaha berdasarkan sumbernya dibagimenjadi modal sendiri, modal pinjaman, dan modal campuran (Fadilah 2006). Modal investasi adalah modal yang akan digunakan untuk membiayaipengadaan semua keperluan prasarana dan sarana usaha yang bersifat tetap. Biayaini disebut dengan biaya tetap (fixed cost). Prasarana dan sarana tersebut dipakaiselama tenggang waktu cukup lama, bisa dua tahun, lima tahun, atau sampai 15tahun. Nilai akhir (residue value) sarana yang dipakai akan terus berkurang sesuaidengan umur pemakaian, bahkan sarana yang dipakai tersebut bisa tidak memilikinilai sama sekali atau nihil (Fadilah 2006). Biaya tetap meliputi biaya yang digunakan untuk pembuatan kandangbeserta ongkos kerjanya, instalasi air (tangki air beserta instalasinya), pemanas,tempat minum, tempat pakan, gudang pakan dan peralatannya, serta sarana lainsesuai dengan kebutuhan. Skala usaha beternak ayam broiler akan berpengaruhterhadap besar kecilnya biaya atau modal yang diperlukan untuk membangunkandang. Perhitungan kebutuhan air dalam satu unit usaha ayam broiler menjadidasar perhitungan biaya yang akan dikeluarkan untuk membangun instalasi air.Awalnya, perlu dilakukan penghitungan jumlah ayam yang akan dipelihara, umurayam panen, dan jumlah karyawan yang tinggal di kandang (farm). Alat pemanas diperlukan pada tiga minggu pertama masa pemeliharaanatau masa pengeraman (brooding period). Jenis alat pemanas berdasarkan sumberenergi yang dipakai cukup beragam. Hal terpenting adalah kemampuan pemanasmemberikan kehangatan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan anak ayam.Tempat minum yang sering dipakai dalam usaha peternakan ayam broilerkomersial adalah galon manual, tempat minum otomatis (automatic drinker), dannipel. Penggunaan jenis tempat minum tersebut disesuaikan dengan tipe kandang.Sedangkan untuk tempat makan bisa berupa tabung (hanging feeder), tempat

24makan otomatis berupa rantai (chain feeder), atau pipa auger. Tempat makan yangsering digunakan oleh peternak ayam broiler adalah jenis tabung berkapasitas 5 kguntuk 20-25 ekor ayam. Pembuatan gudang pakan sangat penting dalam usahaternak ayam broiler, karena dengan adanya tempat penyimpanan yang baik,kualitas pakan bisa terjaga dan memudahkan pengontrolan (Fadilah 2006). Modal kerja dalam usaha ayam broiler adalah modal yang digunakanuntuk membiayai kegiatan usaha ternak. Modal kerja berupa biaya operasionalatau biaya untuk membeli sarana porduksi peternakan seperti DOC, pakan, sertaobat-obatan dan vaksin (OVK). Modal kerja disebut juga biaya tidak tetap(variable cost). Jumlah biaya yang digunakan untuk pengadaan DOC begantung padaharga DOC dan jumlah ayam broiler yang akan dipelihara. Harga DOC selaluberubah-ubah dari waktu ke waktu. Namun harga DOC dari para produsen sangatrelatif. Harga tertinggi dicapai menjelang hari-hari besar keagamaan, seperti HariRaya Idul fitri, Idul Adha, Natal, dan Tahun Baru (Fadilah 2006). Biaya untukpembelian pakan ayam merupakan proporsi terbesar dalam usaha peternakanayam broiler, yaitu 60–70 persen dari modal kerja yang tersedia. Ada dua jenispakan, yaitu starter dan finisher. Pakan starter digunakan hingga ayam berumur28 hari. Peternak harus pandai memilih pakan yang akan digunakan, sebaiknyapakan yang digunakan telah teruji dan terbukti kualitasnya di lapangan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli obat-obatan (termasukdesinfektan, vitamin, dan antibiotik) serta vaksin bergantung pada program yangditerapkan dalam usaha peternakan ayam broiler tersebut. Biaya yang dikeluarkanuntuk satu ekor ayam yaitu Rp 250–500, bahkan lebih besar tergantung padakesehatan ayam, program khusus, atau program pemeliharaan. Modal kerja lainnya adalah modal untuk biaya operasional (factory overhead) termasuk di dalamnya biaya listrik, bahan bakar (minyak atau gas), kapur,sekam, gaji karyawan, dan sewa kandang jika menyewa. Kemudian modal lainyang harus dipersiapkan adalah untuk biaya penyusutan kandang atau bangunan(building depreciation), penyusutan peralatan, bunga pinjaman bank apabilapeternak mendapat modal dari bank.

252.7. Tinjauan Studi TerdahuluBeberapa penelitian terdahulu telah banyak membahas mengenai kemitraan. Akan tetapi kajian mengenai pola kemitraan masih menarik untukdibahas, karena saat ini dengan kondisi ekonomi yang berfluktuatif menyebabkankeadaan yang diduga berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Siahaan (2005) berjudul analisispendapatan peternak ayam ras pedaging pada kemitraan inti plasma. Siahaanmengamati satu kelompok usaha yaitu kelompok usaha Bintang Resmi yangmenjadi mitra dengan PT Sierad Produce, sebanyak 27 anggota peternak BintangResmi mendapatkan keuntungan dari usaha yang dijalankan. Peternak tersebutdibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan skala usahanya. Skala usaha < 5.000ekor memperoleh nilai rasio R/C sebesar 1,05. Skala usaha 5.000-7.000 ekormemperoleh nilai rasio R/C sebesar 1,082 dan skala usaha > 7.500 ekor

memperoleh nilai rasio R/C sebesar 1,072. Peternak dengan skala usaha 5.000–7.000 lebih menguntungkan karena memiliki nilai rasio R/C yang lebih tinggi. Sarwanto (2004) menganalisis mengenai kemitraan, produksi danpendapatan peternak ayam ras pedaging di Kabupaten Karanganyar danSukoharjo. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa pola kemitraan yangdijalankan telah sesuai dengan kesepakatan. Perusahaan inti telah menjalankankewajibannya dalam menyalurkan sarana produksi serta melakukan pembinaandan pengawasan kepada peternak plasma. Berdasarkan hasil analisis CobbDouglas, kemitraan dan peningkatan jumlah pakan memberikan pengaruh sangatnyata terhadap peningkatan produksi. Sedangkan DOC, tenaga kerja, obat-obatandan vaksin, penambahan peralatan dan perluasan kandang tidak memberikanpengaruh terhadap produksi ayam. Berdasarkan analisis rasio B/C (benefit/cost)terbuki bahwa kemitraan tidak mampu meningkatkan pendapatan peternakplasma, karena tidak terdapat perbedaan pendapatan yang diperoleh antarapeternak mitra dan non mitra. Deshinta (2006) juga melakukan penelitian mengenai analisis pendapatanusaha ayam ras pedaging. Deshinta membandingkan usaha peternakan yangdilakukan oleh peternak mandiri di Sukabumi (peternak yang tidak bekerjasamadengan perusahaan kemitraan) dengan peternak yang melakukan kemitraan

26dengan PT Sierad Produce di Bogor. Dalam usaha ternak ini bagi peternakmandiri maupun peternak plasma pengeluaran terbesar adalah untuk pembelianpakan. Berdasarkan perhitungan rasio R/C didapatkan hasil bahwa peternakmandiri memiliki pendapatan yang lebih tinggi daripada peternak yang bermitra. Hal ini disebabkan karena peternak mandiri mengeluarkan biaya yang lebih murahyaitu Rp 66.508.656 untuk sarana produksi peternakannya, sedangkan peternakplasma mengeluarkan biaya produksi yang lebih tinggi yaitu Rp 68.106.588 untukskala usaha yang sama. Hal ini dapat terjadi karena peternak plasma dikenakanharga DOC dan harga pakan yang lebih mahal oleh perusahaan kemitraan PTSierad Produce. Biaya yang besar akan mempengaruhi pada tingkat pendapatanyang diterima, sehingga rasio R/C peternak plasma pun lebih kecil daripadapeternak mandiri. Penelitian yang dilakukan Romdhoni (2003) mengenai perbandinganpendapatan yang diperoleh antara peternak mitra perusahaan, peternak yangpernah bermitra dan peternak mandiri. Dari ketiga jenis peternak tersebut,diperoleh hasil bahwa peternak yang mendapatkan pendapatan paling tinggiadalah peternak yang pernah bermitra. Nilai rasio R/C yang didapatkan olehpeternak yang pernah bermitra, peternak mandiri, dan peternak plasma berturutturut 1,34;1,27dan1,13. Peternakyangpernahbermitramemilikipengalaman

yang

cukup lamadanmemilikipangsapasaryangcukupluassertaposisitawar

yangkuat.Halini dikarenakansewaktubermitradenganperusahaankemitraan,

parapeternakmemperolehpengalamanyangcukup baik dalambudidayaternak,

manajemen,maupunkondisipemasaranunggas.Setelah lepasdari perusahaan

kemitraan,keuntunganusahadinikmatipenuholehpeternak.

Romdhoni juga melakukan analisis mengenai kepuasan peternak plasmaterhadap PT XYZ yang menjadi mitra usahanya. Penilaian yang dilakukan adalahterhadap pelayanan sarana produksi, pelayanan teknis budaya, dan pelayanan

pasca panen. Dari ketiga hal tersebut pelayanan yang dinilai kurang puassebanyak 60,75 persen oleh responden adalah pelayanan sarana produksi.Ketidakpuasan tersebut dikarenakan tidak ada bantuan realisasi biaya operasioanlkandang yang secara eksplisit tercantum pada kontrak. Kemudian peternak jugamerasa tidak puas dengan kualitas pakan yang diberikan.

27Kusumah (2008) menganalisis mengenai tingkat kepuasan peternakplasma terhadap pola kemitraan Tunas Mekar Farm (TMF). Berdasarkan beberapaatribut yang diduga berpengaruh terhadap kepuasan peternak, diantaranya yangsudah sesuai dengan keinginan peternak adalah penerapan harga kontrak DOC,kualitas pakan, kualitas obat dan vaksin, serta bimbingan teknis yang diberikanperusahaan. Sedangkan atribut yang menjadi prioritas utama untuk diperbaikikinerjanya adalah kualitas DOC. Kualitas DOC yang diharapkan oleh peternakplasma adalah DOC yang memiliki performa yang baik serta lebih tahan terhadappenyakit dan stress. Kemudian keluhan-keluhan dari peternak tidak mendapattindak lanjut dari pihak perusahaan. Peternak juga mengeluhkan kurangnyakompensasi apabila terjadi kematian ayam dalam jumlah besar. Pihak TMF hanyamenilai kerugian sebatas yang tercantum pada kontrak saja. Penelitian yang dilakukan Priyono et al. (2004) mengenai performanpelaksanaan kemitraan PT Primatama Karya Persada (PKP) dengan peternakayam ras pedaging di Kota Bengkulu. Penelitian dilakukan terhadap 25 respondenpeternak untuk mengetahui hubungan antara tingkat kemitraan dengan tingkatpenerimaan peternak dari usaha ternaknya. Tingkat pelaksanaan kemitraan dilihatdari pelaksanaan hak dan kewajiban dalam menjalankan budidaya pemeliharaanayam. Berdasarkan hasil penelitian Priyono, para peternak telah menjalankankemitraannya dengan baik. Untuk mengetahui hubungan antara tingkatpenerimaan dengan pelaksanaan kemitraan diuji dengan korelasi rank spearman.Hasil dari uji korelasi rank spearman menunjukkan adanya hubungan yangsignifikan antara tingkat pelaksanaan kemitraan dengan tingkat penerimaanpeternak. Apabila tingkat pelaksanaan kemitraan semakin baik maka semakintinggi pula penerimaan peternak. Beberapa hal yang menjadi persamaan penelitian ini dengan sebelumnyaadalah mendeskripsikan pelaksanaan kerjasama yang dilakukan antara pihakpeternak dengan perusahan inti, menghitung pendapatan, dan menilai tingkatkepuasan peternak terhadap pelaksanan kemitraan. Hal yang membedakan denganpenelitian Romdhoni adalah dalam pengambilan sampel, penelitian ini hanyamengambil sampel pada peternak pasma saja. Penelitian yang dilakukan Deshinta(2006) dan Siahaan (2008) hanya menganalisis pendapatan saja, tidak melihat

28bagaimana kepuasan peternak terhadap pelaksanaan kemitraan. Perbedaan jugaterletak pada atribut kemitraan, beberapa alat analisis, serta lokasi penelitian yangdilakukan. Sebagian besar penelitian terdahulu telah banyak mengkaji di wilayahBogor, sedangkan penelitian ini dilakukan di provinsi Yogyakarta. Perbedaanlokasi usaha diduga akan memberikan dampak yang berbeda terhadappelaksanaan kemitraan karena berbeda topografi wilayah, berbeda sumberdaya,budaya kerja dan berbeda pergerakan harga di pasar. Beberapa penelitian baik menurut Deshinta, Romdhoni, dan Sarwanto,

sama-sama mendapatkan hasil bahwa dengan mengikuti kemitraan tidakberpengaruh terhadap peningkatan pendapatan peternak. Peternak yang berusahasecara mandiri lebih menguntungkan daripada peternak yang bermitra. Akantetapi hasil penelitian menyatakan terdapat manfaat yang positif dari pelaksanaankemitraan ini, antara lain peternak yang bermitra mendapatkan pinjamansapronak, menambah ilmu pengetahuan, resiko usaha lebih rendah, mendapatkankepastian dalam memasarkan hasil panen, dan mendapatkan bimbingan dari pihakperusahaan.

29

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Analisis Usaha Ternak BroilerAnalisis usaha ternak sangat tergantung pada perhitungan biaya produksi, harga pasar dan pendapatan penjualan, serta perhitungan bonus usaha. Berikut inidijelaskan mengenai analisis usaha ternak broiler: 1). Perhitungan Biaya Produksi Besarnya biaya produksi ayam broiler komersial hidup di suatu farm, di suatu negara, atau pada suatu musim sangat bervariasi. Banyak faktor yangmempengaruhi biaya produksi. Namun faktor terbesar yang berpengaruh terhadapbiaya produksi adalah pakan, sehingga besar kecilnya biaya produksi yangdikeluarkan, bergantung pada biaya pakan yang dikeluarkan. Biaya per ekor atauper kilogram berat hidup ayam akan semakin tinggi jika performa pemeliharaantidak baik. Performa dapat diukur dari tingkat mortalitas dan penggunaan pakan(Fadilah 2006). 2). Harga Pasar dan Pendapatan Penjualan AyamHarga ayam ketika dijual ditentukan oleh harga pasar yang berlaku pada saat itu. Informasi harga yang berlaku biasanya diperoleh dari Pusat InformasiPasar Broiler (PINSAR) atau dari harga posko yang dibentuk oleh para brokerayam. Harga ayam broiler bervariasi dari waktu ke waktu tergantung padapasokan produksi, daya beli masyarakat, variasi berat ayam, dan kondisikesehatan ayam. Harga ayam juga sangat dipengaruhi oleh peringatan hari-hariraya (Fadilah 2006). Pendapatan penjualan ayam adalah total pendapatan kotor suatu usahaayam broiler komersial selama satu periode dari hasil penjualan ayam yangdipelihara, sedangkan hasil penjualan sampingan (by product) seperti karung dankotoran ayam disebut dengan pendapatan lain-lain. 303). Perhitungan Laba RugiBeberapa faktor yang mempengaruhi laba rugi suatu usaha ayam broiler komersial adalah sebagai berikut: a. Prestasi produksiSemakin tinggi nilai performa, maka biaya produksi makin rendah. Tinggirendahnya prestasi akan berpengaruh terhadap besar kecilnya laba rugi yangakan diperoleh. Prestasi yang buruk, erat kaitannya dengan adanya masalah difarm yang bersangkutan, misalnya ayam terkena sakit, kualitas DOC rendah,pakan jelek, atau terjadi kesalahan manajemen.

b. Harga jual ketika panenHarga jual di atas biaya produksi menandakan usaha yam broiler komersialmenguntungkan. Semakin tinggi selisih jual dan biaya produksi, semakinbesar keuntungan yang akan diperoleh. Namun jika harga jual di bawah biayaproduksi, maka usaha ayam broiler komersial akan rugi. c. Harga beli sarana peternakan (Sapronak)Tinggi rendahnya harga beli secara langsung berpengaruh terhadap besarkecilnya biaya produksi, terutama harga beli pakan. Alasannya, pakanmerupakan komponen paling besar dalam usaha ayam. Meskipun faktorpenentu laba rugi lainnya stabil, seperti performa pemeliharaan tetap baik,atau harga jual stabil, belum tentu usaha beternak ayam memperoleh untungbesar, jika harga sapronak tinggi. Tinggi rendahnya harga sapronak secaralangsung sangat mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi dan secaraotomatis akan mempengaruhi laba rugi yang akan diperoleh. d. Faktor lainFaktor lain yang berpengaruh pada besarnya laba rugi adalah perbedaankebijakan perhitungan biaya produksi, yang secara otomatis akanmempengaruhi perhitungan besar kecilnya laba rugi yang akan diperoleh.Kebijakan tersebut meliputi perhitungan sewa kandang, management fee, danbonus atau insentif karyawan yang dimasukkan dalam perhitungan biayaproduksi.

314). Perhitungan Bonus UsahaUntuk memberikan motivasi kepada karyawan, setiap akhir periode pemeliharaan ayam broiler komersial selalu diadakan pemberian bonus. Bonus inidiberikan dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh manajemen ataupengusaha. Indikator atau acuan yang dipakai adalah hasil perhitungan performapemeliharaan (Fadilah 2006). Menurut Suratiyah (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi besarnyabiaya dan pendapatan sangat kompleks. Faktor-faktor tersebut dapat dibagimenjadi dua yaitu faktor internal-eksternal dan faktor manajemen. Faktor internaleksternalakanbersama-samamempengaruhibiayadan pendapatanusahatani,

sepertidijelaskanpadaGambar6

Gambar 6. Faktor Internal dan Eksternal Usahatani Sumber : Suratiyah (2006)

Ditinjau dari segi umur, semakin tua akan semakin berpengalamansehingga semakin baik dalam mengelola usahataninya, akan tetapi semakin tuaakan semakin menurun kemampuan fisiknya sehingga memerlukan bantuantenaga kerja tambahan. Pendidikan terutama pendidikan non-formal misalnyakursus kelompok tani, penyuluhan, atau studi banding akan membuka pemikiran

Faktor Internal 1. Umur Petani2. Pendidikan, Pengetahuan, Pengalaman, danketerampilan 3. Luas lahan4. Modal Usahatani Biaya dan Pendapatan Faktor Eksternal 1. Input: a. Ketersediaanb. Harga2. Output:a. Permintaanb. harga 32petani, menambah keterampilan dan pangalaman petani dalam mengelolausahataninya. Jumlah tenaga kerja dalam keluarga akan berpengaruh pada biaya,semakin banyak menggunakan tenaga kerja keluarga maka semakin sedikit biayayang dikeluarkan untuk mengupah tenaga kerja luar keluarga. Petani dengan lahansempit dengan tenaga kerja keluarga yang tersedia, dapat menyelesaikanpekerjaan usahataninya tanpa menggunakan tenaga kerja luar yang diupahsehingga biaya per usahatani menjadi rendah. Modal yang tersedia berhubungan langsung dengan peran petani sebagaimanajer dan juru tani dalam mengelola usahataninya. Jenis komoditas yang akandiusahakan tergantung modal karena ada komoditas yang padat modal sehinggamemerlukan biaya yang cukup tinggi untuk mengusahakannya (Suratiyah 2006). 3.1.2. Definisi Kepuasan KonsumenKepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja suatuproduk dan harapan-harapannya. Kepuasan merupakan fungsi dari kinerja danharapan. Jika kinerja berada di bawah harapan berarti pelanggan tidak puas. Jikakinerja memenuhi harapan berarti pelanggan amat puas atau senang (Kotler 2000).Konsep kepuasan konsumen diperlihatkan pada Gambar 7.

Tujuan Perusahaan Produk Nilai Produk BagiKonsumen Gambar 7. Diagram Konsep Kepuasan Konsumen Sumber : Engel et al (1994) Tingkat KepuasanKonsumen Kebutuhan danKeinginan Konsumen Harapan Konsumenterhadap Produk 33Rangkuti (2003) mengartikan kepuasan pelanggan sebagai responpelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dankinerja yang dirasakan setelah pemakaian. Sedangkan Sumarwan (2004),menyatakan bahwa kepuasan pelangan merupakan suatu the expectacydisconfirmation model. Dalam teori ini dijelaskan bahwa kepuasan danketidakpuasan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapankonsumen sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh konsumendari produk atau jasa yang dibeli tersebut. Terdapat delapan faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, yaitu:nilai, harapan, daya saing, persepsi pelanggan, harga, citra, pelayanan dan situasipelayanan (Rangkuti 2003). 1) NilaiSumarwan (2004) mendefinisikan nilai sebagai kepercayaan atau segalasesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau masyarakat. Nilai bisaberarti sebuah kepercayaan tentang sesuatu hal, namun nilai bukan hanyakepercayaan. Nilai mengarahkan seseorang untuk berperilaku yang sesuaidengan budayanya. Nilai berlangsung lama dan sulit berubah. Nilai tidakterkait dengan suatu objek atau situasi.Nilai didefinisikan sebagai pengkaji secara menyeluruh manfaat nilai darisuatu produk. Nilai didasarkan pada persepsi pelanggan atas apa yang telahditerima oeh pelanggan dan yang telah diberikan oleh produk tersebut.Pelanggan membutuhkan pelayanan serta manfaat dari produk yangdikonsumsinya (Rangkuti 2003). 2) HarapanHarapan pelanggan diyakini memiliki peranan yang besar dalam menetukanmutu produk (barang atau jasa) dan kepuasan pelanggan. Pada dasarnyaterdapat hubungan yang erat antara penentuan mutu dan kepuasanpelanggan. Dalam mengevaluasi, pelanggan akan menggunakan harapannyasebagai standar atau acuan. Dengan demikian harapan pelanggan yangmelatarbelakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapatdinilai berbeda oleh pelanggannya (Tjiptono 2002).

34

Rangkuti (2003) menambahkan tentang tingkat kepentingan atau harapanpelanggan sebagai keyakinan pelanggan sebelum mencoba atau membelisuatu produk atau jasa. Hal ini yang akan dijadikan standar dalam menilaikinerja produk jasa tersebut. 3) Daya saingSuatu produk jasa atau barang harus memiliki daya saing yang tinggi agardapat menarik pelanggan. Produk memiliki daya saing bila keunggulanproduk tersebut dibutuhkan pelanggan. Keunggulan suatu produk jasaterletak pada keunikan atau mutu pelayanan produk jasa tersebut padapelanggan, maka supaya dapat bersaing harus mempunyai keunikandibandingkan dengan produk lain yang sejenis (Rangkuti 2003). 4) Persepsi PelangganRangkuti (2003) mendefinisikan persepsi pelanggan sebagai proses dimanaindividu memilih, mengorganisasikan dan mengartikan stimulus yangditerima melalui alat inderanya menjadi suatu makna. Meskipun demikian,makna dari proses suatu persepsi tersebut juga dipengaruhi oleh pengalamanmasa lalu individu yang bersangkutan. Proses persepsi terhadap suatu jasatidak mengharuskan pelangan tersebut mengunakan jasa tersebut terlebihdahulu. Persepsi merupakan cara seseorang melihat realitas di luar dirinyaatau di dunia sekelilingnya. Dalam hal ini, konsumen sering kalimemutuskan pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya terhadapproduk atau jasa tersebut (Sumarwan 2004). 5) HargaHarga rendah menimbulkan persepsi produk atau jasa tersebut mutunyarendah. Harga yang terlalu rendah mengakibatkan persepsi pelanggankurang percaya terhadap produsen. Sebaliknya, harga tinggi menimbulkanpersepsi pelanggan terhadap produk atau jasa tersebut bermutu tinggi.Namun harga yang terlalu tinggi berakibat pada hilangnya pelanggan(Rangkuti 2003). 356) CitraRangkuti (2003) menyatakan bahwa citra buruk menimbulkan persepsiproduk tidak bermutu, sehingga pelanggan mudah marah apabila terjadikesalahan sedikitpun. Sebaiknya, citra yang bagus terhadap suatu produkmenimbulkan anggapan bahwa produk tersebut bermutu baik. 7) Tahap PelayananKepuasan pelanggan ditentukan oleh berbagai jenis pelayanan yangdidapatkan pelanggan selama pelanggan menggunakan beberapa tahapanpelayanan tersebut (Rangkuti 2003). 8) Situasi PelayananSituasi pelayanan dikaitkan dengan kondisi internal pelanggan, sehinggamempengaruhi kinerja pelayanan. Sedangkan kinerja pelayanan ditentukanoleh pelanggan, proses pelayanan dan lingkungan fisik dimana pelayanandiberikan (Rangkuti 2003). 3.1.3. Dimensi Kepuasan PelangganMenurut Rangkuti (2003) salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah mutu pelayanan yang terdiri dari lima dimensi pelayanan, yaitu: 1) Keandalan (reliability), yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yangdijanjikan dengan terpercaya dan akurat.

2) Ketanggapan (responsiveness), yaitu kemampuan untuk membantupelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. 3) Jaminan (assurance), yaitu pengetahuan, kesopanan karyawan dankemampuannya untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. 4) Empati (emphaty), yaitu kesediaan untuk peduli, memberikan perhatianpribadi bagi pelanggan. 5) Berwujud (tangibles), yaitu penampilan fisik, peralatan dan personil, sertamateri komunikasi.

363.1.4. Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen Terdapat beberapa teknik mengukur kepuasan konsumen yaitu indekskepuasan, analisis kesenjangan, Importance Performance Analysis (IPA),benchmarking, analisis diskriminan, analisis klaster, Structural EquationModeling (SEM) dan lain-lain. Pengukuran kepuasan sangat penting dilakukanoleh perusahaan untuk keberlangsungan usaha yang dijalankan. Kegunaan pengukuran kepuasan antara lain untuk mengevaluasi posisiperusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan pengguna akhir, sertamenemukan bagian atau atribut apa yang membutuhkan peningkatan.Kemampuan memahami kepuasan pelanggan dan memenuhi harapan pelanggandapat meningkatkan penjualan dan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan(Rangkuti 2003). 3.1.4.1. Indeks KepuasanCara yang paling sederhana untuk mewakili skor kepuasan pelanggan atau konsumen terhadap suatu produk adalah dengan merata-ratakan semua skorkinerja tiap atribut produk tersebut. Kelemahan rata-rata ini adalah bahwa setiapatribut kinerja dianggap memiliki nilai atau bobot (tingkat kepentingan) yangsama. Sementara itu, dalam kenyataannya pelanggan sangat mungkin memberikanbobot yang berbeda untuk tiap kinerja atribut. Kelemahan rata-rata itu dapatdiatasi dengan menghitung rata-rata tertimbangnya, yaitu denganmemperhitungkan bobotnya. Keunggulan dari indeks kepuasan yaitu perusahaan dapat mengetahuitingkat kepuasan secara keseluruhan dari atribut-atribut suatu produk. Perusahaandapat mengetahui secara umum berada di rentang skala kriteria mana tingkatkepuasan konsumennya. Nilai indeks kepuasan biasanya dijadikan acuan untukevaluasi kinerja suatu produk setiap periode. Dengan melihat nilai indekskepuasan, suatu perusahaan dapat memantau bagaimana kinerja produk setelahdiperbaiki. Kelemahan indeks kepuasan yaitu nilai indeks yang dihasilkan hanyadapat digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan secara kesulurahan darikinerja suatu produk. Perusahaan tidak dapat membuat perumusan strategi yangtepat hanya dari nilai indeks kepuasan.

373.1.4.2. Importance Performance Analysis (IPA) IPA adalah analisis yang membandingkan antara tingkat kepentingan dankinerja dan atribut suatu produk menggunakan gambar yang terdiri dari empat

kuadran. Tingkat kepentingan suatu atribut dibuat pada sumbu horizontal dantingkat kinerja suatu atribut pada sumbu vertikal. Keunggulan dari IPA yaitu dari hasil analisis ini, perusahaan dapatmembuat perumusan strategi yang tepat untuk memperbaiki kinerja produksinya.Perusahaan memiliki sumberdaya yang terbatas untuk menjalankan strategipemasaran yang telah dirumuskan. Dari hasil IPA dapat prioritas rendah, atributyang perlu dipertahankan, dan atribut yang kinerjanya dianggap berlebihan olehkonsumen. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Kerjasama kemitraan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengembangkan subsektor peternakan. Di tengah krisis yang masih terjadihingga saat ini, usaha peternakan ayam broiler menghadapi risiko usaha yangsangat besar, terutama dalam menghadapi kelangkaan sarana produksi dan hargainput (DOC, pakan, obat-obatan), maupun output (ayam siap potong) yang sangatberfluktuatif. Adanya kendala tersebut menyebabkan banyak peternak lebihmemilih untuk bergabung dengan perusahaan kemitraan ayam. Usaha kemitraan dapat berjalan dengan adanya persetujuan dari pihakperusahaan sebagai inti, dan pihak peternak sebagai plasma. Bagi perusahaan inti,kemitraan berguna untuk memenuhi kebutuhan dan kontinuitas produksi yangberorientasi pada profit. Sedangkan bagi peternak plasma, kemitraan dapatmembantu dalam memperoleh bantuan berupa modal, jaminan pemasaran, danpemberian pelatihan mengenai budidaya yang baik. Peternak plasma menyediakanbarang investasi seperti kandang dan peralatannya, perlengkapan kandang, saranaair dan listrik, beserta tenaga kerja. Sedangkan perusahaan inti memberikan bibitayam/ DOC, pakan beserta obat dan vaksin. Kegiatan pemeliharaan sepenuhnyadilakukan oleh peternak plasma dengan pantauan dari perusahaan inti. Pada prinsipnya dalam kemitraan tidak ada pihak yang memiliki posisilebih tinggi dari pihak lainnya. Kedua pihak yang bekerjasama memiliki posisitawar yang setara berdasarkan peran masing-masing, agar dapat memberikan

38keuntungan yang adil bagi kedua belah pihak. Akan tetapi pada kenyataannyapihak perusahaan inti tetap memegang kendali. Hal ini dapat terlihat pada saatawal mula penandatanganan kontrak kerjasama, peternak hanya dimintamenandatangani persetujuan seperti yang tercantum dalam kontrak apabilapeternak ingin bergabung dengan pihak perusahaan, dan sepenuhnya kontrakmengenai harga-harga dan pemberian bonus, serta prosedur pemeliharaanditentukan dan dikendalikan oleh pihak perusahaan inti. Pihak perusahaan inti sendiri tidak pernah memaksakan peternak untukbergabung. Apabila calon peternak plasma setuju dengan kontrak yang telahditetapkan perusahaan inti maka peternak resmi bergabung menjadi plasmasetelah sebelumnya dilakukan survei terhadap kandang dan perlengkapan yangdimiliki calon peternak plasma. Dalam kondisi seperti ini terlihat pihak inti lebihmendominasi pihak peternak plasma, sehingga diduga asas kesetaraan dalamkemitraan belum tercapai. Salah satu usaha kemitraan ayam yang ada di Yogyakarta adalahkemitraan yang dilakukan oleh PT X. Sebagai perusahaan inti, PT X melakukankegiatan seperti dijelaskan sebelumnya, termasuk dalam pembuatan kontrak, PT Xmenentukan sepenuhnya atas prosedur dan harga kontrak untuk input maupunoutput peternakan. Harga-harga yang ditetapkan PT X belum tentu sesuai dengan

keinginan dari peternak plasma, karena pada kondisi tertentu harga yangditetapkan PT X bisa menjadi sangat mahal ataupun lebih murah dari harga pasar,baik harga input maupun harga outputnya. Dengan adanya kontrak, maka harga dipasaran tidak akan mempengaruhi harga yang diberikan oleh perusahan inti. Makadari itu penting untuk diketahui apakah dengan kerjasama kemitraan peternakplasma mendapatkan keuntungan sesuai dengan faktor produksi dicurahkanpeternak. Permasalahan lainnya yang juga dapat ditemukan selama kegiatankerjasama berlangsung yaitu adanya kesalahan-kesalahan yang datang dari pihakperusahaan inti, seperti keterlambatan pengiriman sarana produksi,ketidaksesuaian waktu panen, atau keterlambatan pembayaran hasil panen. Halsemacam ini juga diduga dapat berpengaruh terhadap kepuasan peternak plasmadalam melakukan kerjasama kemitraan dengan perusahaan inti. Penilaian yang

39diberikan oleh peternak plasma terhadap kinerja tentunya merupakan suatumasukan yang sangat penting bagi perusahaan inti demi kesinambungan usahakemitraan. Penilaian yang diberikan oleh peternak plasma diduga akanmemberikan hasil yang berbeda, karena peternak plasma sangat beragam baik dariumur, pengalaman bermitra, pendidikan, lama beternak dan sebagainya. Dari beberapa permasalah di atas, dengan penelitian ini akan menganalisisbagaimana pelaksanaan kegiatan usaha kerjasama kemitraan PT X, bagaimanatingkat pendapatan peternak plasma PT X, bagaimana kepuasan peternak plasmaterhadap pelayanan PT X, dan menganalisis hubungan antara pendapatan peternakdengan tingkat kepuasannya terhadap pelaksanaan kemitraan PT X. Adapun beberapa atribut yang diduga berpengaruh secara langsungterhadap pelaksanaan kemitraan. Atribut ini merupakan produk dan kegiatan yangmuncul apabila kemitraan dilakukan, dan disesuaikan dengan keadaan padakemitraan PT X. Atribut tersebut antara lain atribut prosedur penerimaan mitra,atribut harga kontrak DOC, kualitas DOC, harga kontrak pakan, kualitas pakan,harga obat dan vaksin, kualitas obat dan vaksin, jadwal pengiriman saranaproduksi, frekuensi bimbingan teknis, pelayanan dan materi bimbingan, penerapanstandar produksi, ketepatan waktu panen, respon terhadap keluhan, pembayaranhasil panen peternak plasma, kontrak harga output, pemberian bonus dankompensasi. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menjelaskangambaran pelaksanaan kemitraan yang sebenarnya terjadi di lapang, danmengetahui bagaimana karakteristik peternak plasma PT X. Analisis pendapatanuntuk mengetahui tingkat pendapatan peternak plasma. Alat analisis IPAdigunakan untuk mengetahui bagaimana peternak menilai kinerja yang telahdiberikan PT X dan Indeks Kepuasan Peternak (CSI) digunakan untuk mengetahuikepuasan peternak plasma terhadap kemitraan PT X. Uji Korelasi Rank Spearmandilakukan untuk mengetahui apakah tingkat pendapatan peternak berhubungansignifikan dengan tingkat kepuasanya terhadap kemitraan PT X. Penilaian tingkat kinerja perusahaan dilakukan dengan melihat tingkatkepentingan dan kinerja terhadap atribut-atribut yang menetukan kepuasanpeternak plasma. Metode IPA dapat memperlihatkan hasil apakah suatu atribut

40

memiliki kinerja yang sesuai dengan harapan peternak. Analisis CSI dilakukanuntuk menganalisis tingkat kepuasan secara menyeluruh yang dapat dihitungdalam satuan persentase. Nilai CSI diperoleh melalui perhitungan nilai rata-rataskor tingkat kinerja dan tingkat kepentingan dari atribut-atribut yang berpengaruhpada pelaksanaan kemitraan PT X. Tingkat kinerja mengukur sejauh mana perusahaan melakukan kinerjanya,sedangkan tingkat kepentingan adalah seberapa penting suatu atribut kemitraanmenurut persepsi peternak plasma. Kinerja yang diberikan oleh perusahaan akanmempengaruhi kepuasan peternak plasma terhadap pelaksanaan kemitraan. Tingkat kepuasan dan tingkat pendapatan dari usaha melalui kemitraandapat dijadikan indikator keberhasilan dari suatu usaha kemitraan. Dengan adanyakajian teknis pelaksanan kemitraan, diharapkan dapat menjadi masukan bagiperbaikan kinerja perusahaan maupun perbaikan untuk pelaksanaan kemitraan PTX. Adapun bagan kerangka operasional dapat dilihat pada Gambar 8.

41

Gambar 8. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional 42

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di wilayah Yogyakarta dengan responden para peternak ayam broiler yang menjalin kerjasama dengan PT X. Pemilihan lokasipenelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PTX merupakan perusahaan peternakan sedang berkembang dan termasukperusahaan pendatang baru dalam usaha kemitraan ayam broiler. Penelitianlapang dilakukan selama dua bulan (Februari - Maret 2009) untuk pengumpulandan analisis data. 4.2. Jenis dan Sumber DataJenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung denganperusahaan dan peternak di lokasi masing-masing dengan menggunakan daftarpertanyaan (kuisioner) yang telah disediakan. Data sekunder diperoleh dengan cara mempelajari buku-buku yang relevandengan topik yang diteliti. Pengambilan data sekunder diperoleh juga dariliteratur-literatur, baik yang didapat di perpustakaan maupun tempat lain berupahasil penelitian terdahulu mengenai analisis pendapatan dan kepuasan pelanggan,artikel baik dari media cetak (tabloid dan majalah), maupun media elektronik(internet). 4.3. Metode Pengumpulan Data dan Jumlah RespondenWawancara dilakukan terhadap pihak PT X dan peternak plasma yang terdaftar sebagai mitra PT X. Untuk menganalisis pendapatan usaha ternak ayambroiler dan tingkat kepuasannya dilakukan pengumpulan data kepada peternakplasma. Jumlah peternak plasma PT X di Yogyakarta saat ini sebanyak 50 orang,teknik sampling yang dilakukan adalah metode sensus, yaitu menganalisis seluruhpopulasi (peternak plasma) yang dimiliki untuk mendapatkan hasil yang lebihakurat. 434.4. Metode Analisis Data

Berdasarkan tujuan penelitian maka metode analisis data yang digunakan dapat dirinci sebagai berikut: Tabel 8. Metode Analisis Data

No Tujuan Penelitian Jenis Data SumberData 1. Mendeskripsikanpelaksanaan kemitraanyang sedang dijalankanoleh PT X di Yogyakartaterhadap peternakplasmanya. 2. Menganalisis tingkatpendapatan yangdiperoleh peternakplasma PT X diYogyakarta. 3. Menganalisis tingkatkepuasan peternakplasma terhadappelaksanaan kemitraanPT X di Yogyakarta. 4. Menganalisis hubunganantara pendapatanpeternak plasma dengantingkat kepuasanpeternak plasma terhadappelaksanaan kemitraanPT X Kualitatif Laporanperusahaanberupakontrakkerjasama,dan hasilwawancara Kuantitatif

Kuisionerdanwawancaradengan danpeternak Kuantitatif Kuisionerdanwawancara

denganpeternak Metode AnalisisData AnalisisDeskriptif AnalisisPendapatan,analisis rasio R/C ImportancePerformanceAnalysis (IPA),Analisiskesesuaian, danIndeks KepuasanPeternak (CSI) Kuantitatif Kuisioner Analisis RankSpearman (SPSS17.0 for windows) Data yang akan diolah dan dianalisis dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif mengenai gambaran umum pelaksanaankemitraan dan profil para pelaku kemitraan akan dianalisis secara deskriptifdengan bantuan tabulasi frekuensi sederhana. Data kuantitatif denganmenggunakan analisis pendapatan, analisis rasio R/C, metode IPA, CSI, dankorelasi rank spearman. 444.4.1. Analisis DeskriptifAnalisis ini bertujuan untuk mempelajari kegiatan-kegiatan dan hubungan yang terjadi antara perusahaan dan peternak dalam kapasitasnya sebagai inti danplasma, menggambarkan kondisi umum daerah penelitian, karakteristik peternakplasma, karakteristik usaha ternak ayam broiler yang meliputi skala usaha,pengalaman beternak ayam, pengalaman bermitra dengan perusahaan, alasanbeternak, alasan bermitra dengan perusahaan, dan sebagainya. Analisis deskriptif memberikan informasi mengenai sekumpulan data danmendapatkan gagasan untuk keperluan analisis selanjutnya. Analisis deskriptifmeliputi upaya penelusuran dan pengungkapan informasi dari peternak. Penyajianhasil dibuat dalam bentuk yang lebih ringkas dan pada akhirnya mengarah padakeperluan adanya analisis yang lebih mendalam. 4.4.2. Analisis Pendapatan UsahataniDalam menganalisis tujuan kedua digunakan alat analisis pendapatan. Penerimaan total usahatani merupakan (total farm revenue) merupakan nilaiproduk dari usahatani yaitu harga produk dikalikan dengan total produksi periodetertentu. Total biaya atau pengeluaran adalah semua nilai faktor produksi yangdipergunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam periode tertentu.Pendapatan total usahatani merupakan selisih antara penerimaan total danpengeluaran total. Rumus penerimaan, total biaya, dan pendapatan adalah :

p = TR-TCTR = Y + L + B

TC = ( P + D + O) + ( S + Tk + BB + Bl) Keterangan :p = PendapatanTR = Total penerimaan atau Total Revenue (Rp)TC = Total biaya atau Total Cost (Rp)Y = Penerimaan dari penjualan ayam (Rp)L = Penerimaan lain-lain (Rp)B = Penerimaan bonus (Rp)P = Biaya pakan (Rp)D = Biaya DOC (Rp) 45O = Biaya obat-obatan, vitamin, vaksin (Rp)S = Biaya sekam (Rp)Tk = Biaya tenaga kerja untuk buruh (Rp)BB = Biaya bahan bakar pemanas (Rp)Bl = Biaya penyusutan dan lain-lain (Rp)Dengan kriteria : TR>TC, maka usaha menguntungkan

TR=TC, maka usaha impasTR<TC, maka usaha rugi 4.4.3. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (Rasio R/C) Rasio penerimaan dan biaya ini menunjukkan besarnya penerimaan yangdiperoleh dari setiap biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani. Analisisrasio ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keuntungan relatif kegiatanusahatani. Rasio R/C dapat drumuskan secara sistematis sebagai barikut: Rasio R/C = TCTR Rasio R/C digunakan untuk mengetahui hasil dari kegiatan usaha selamaperiode tertentu. Menurut Hernanto (1989), rumus yang dugunakan adalah apabilaR/C > 1, maka penerimaan yang diperoleh lebih besar dari tiap unit biaya yangdikeluarkan. Hal ini berarti usahatani yang dilaksanakan menguntungkan. ApabilaR/C < 1, maka penerimaan yang diperoleh lebih kecil dari tiap unit biaya yangdikeluarkan dan ini berarti usaha yang dilaksanakan tidak menguntungkan. 4.4.4. Penilaian Tingkat Kepuasan 4.4.4.1. Metode Importance Performance Analysis (IPA)Jenis metode yang akan digunakan dalam menganalisis kinerja perusahaan kemitraan menurut persepsi peternak plasmaadalahimportance performance analysis/IPA. Analisis ini dapat menunjukkan peubah-peubah dari produk ataujasa yang dianggap penting oleh pelanggan, tetapi kurang diperhatikan olehperusahaan atau kinerja perusahaan kurang baik. 46IPA digunakan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kinerja suatuperusahaan dalam memberikan pelayanan dengan cara mengukur tingkatkepentingan dan tingkat pelaksanaannya. Tingkat kepentingan dari mutupelayanan adalah seberapa penting suatu peubah pelayanan dinilai oleh

pelanggan. Tiap atribut pernyataan diberi skala dengan skor 1 sampai 4. Berbedadengan skala yang diberikan pada metode IPA yang biasa digunakan yaitu 5 skaladengan skor 1 sampai 5. Skala ganjil sengaja tidak digunakan untuk menghindari ketidakpastianresponden (central tendency), yaitu kecenderungan responden memilih jawabantengah atau jawaban kategori cukup. Keempat tingkat tersebut diberi skor sebagaiberikut: a. Jawaban sangat penting diberi skor 4b. Jawaban penting diberi skor 3c. Jawaban tidak penting diberi skor 2d. Jawaban sangat tidak penting diberi skor 1 Sementara untuk menilai kinerja perusahaan diberikan empat tingkat(skala likert) yang terdiri dari sangat baik, baik, tidak baik, dan sangat tidak baik.Keempat penilaian tersebut diberi skor sebagai berikut: a. Jawaban sangat baik diberi skor 4b. Jawaban baik diberi skor 3c. Jawaban tidak baik diberi skor 2d. Jawaban sangat tidak baik diberi skor 1 Total penilaian tingkat kepentingan masing-masing peubah diperolehdengan cara menjumlahkan hasil perkalian skor masing-masing skala denganjumlah responden yang memilih pada skala tersebut. Dalam penelitian ini variabel yang diukur adalah penilaian peternakterhadap kinerja atribut kemitraan. Atribut yang diukur dalam penelitian dapatdilihat pada Tabel 9.

47Tabel 9. Atribut dan Indikator Kinerja PerusahaanAtribut Kemitraan Indikator Kinerja

Prosedur PenerimaanMitra PT X Penerapan HargaKontrak DOC Kualitas DOC 4 =3 =2 =1 = Harga Kontrak Pakan 4 = Kualitas Pakan 4 = 4 = 3 = 2 = 1 = 4 = 3 = 2 = 1 =

3 = 2 = 1 =

3 =

2 = 1 = Persyaratan sangat mudah, cepat memperolehtanggapan, dan mendapatkan pelayanan yangsangat ramah. Persyaratan mudah, cepat dan mendapatkanpelayanan yang ramah.Persyaratan rumit, pelayanan lambat dankurang ramah.Persyaratan sangat rumit, pelayanan sangatlambat, pelayanan tidak ramah. Harga DOC pada PT X lebih murah dari hargapasarHarga DOC pada PT X sama dengan hargapasarHarga DOC pada PT X sedikit lebih mahal Rp500Harga DOC pada PT X jauh lebih mahal (> Rp500) Tingkat mortalitas < 2 %Tingakat mortalitas = 2 %Tingkat mortalitas > 2 %Tingkat mortalitas > 3 % Harga beli pakan dari perusahaan lebih murahdari harga pasarHarga beli pakan dari perusahan sama denganharga pasarHarga beli pakan dari perusahaan sedikit lebihmahal dari harga pasarHarga beli pakan dari perusahaan sangat mahal Pakan dari perusahaan berkualitas sangat baik,dan sangat mudah mencapai FCR standarperusahanPakan dari perusahaan berkualitas baik, dancukup mudah mencapai FCR standarperusahanPakan dari perusahaan berkualitas biasa saja,cukup sulit mencapai FCR standar perusahaanPakan dari perusahaan berkualitas burukkarena sangat sulit mencapai FCR standarperusahaan 48

Harga Obat, Vaksin, danBahan Kimia (OVK) Kualitas Obat, Vaksin,dan Bahan Kimia (OVK) Jadwal pengirimansarana produksi Frekuensi bimbinganteknis Pelayanan dan materibimbingan Penerapan standarproduksi Ketepatan waktu panen Respon terhadap keluhan 4 = 4 = 3 = 2 = 1 = 4 = 3 = 2 = 1 = 4 =3 =2 =1 = 4 =3 =2 =1 = 4 = 3 =2 =1 = 4 = 3 = 2 = 1 = 4 =3 =2 =1 = 3 = Harga beli obat di perusahaan jauh lebih

rendah 20 %Harga beli obat di perusahaan sama denganharga pasarHarga beli obat di perusahaan sedikit lebihmahal 10 %Harga beli obat di perusahaan lebih tinggi dari20 % Sangat ampuh mengatasi kasus penyakit dikandang, peternak tidak perlu membeli OVKdari luar perusahaanOVK dari perusahaan mampu mengatasi kasuspenyakit di kandangKhasiat OVK biasa saja dalam mengatasikasus penyakit di kandangTidak berkhasiat dalam mengatasi kasuspenyakit dan memerlukan tambahan OVK dariluar perusahaan Pengiriman < H-1Pengiriman = HPengiriman = H+1Pengiriman > H+1 Frekuensi 3 hari sekaliFrekuensi 7 hari sekaliFrekuensi 10 hari sekaliFrekuensi 2 minggu sekali Materi yang diberikan sangat sesuai dan sangatdibutuhkan peternakMateri yang diberikan sesuaiMateri yang diberikan biasa sajaMateri yang diberikan tidak sesuai dan tidakpenting Standar perusahaan (FCR, mortalitas, IP)sangat baik dan sangat mudah dicapaiStandar perusahaan (FCR, mortalitas, IP) baikdan mudah dicapaiStandar perusahaan (FCR, mortalitas, IP)cukup sulit dicapaiStandar perusahaan (FCR, mortalitas, IP)terlalu sulit dicapai Waktu panen selesai dalam 1 hariWaktu panen antara 2-3 hariWaktu panen lebih cepat dari yang dijadwalkanWaktu panen terlambat dari yang dijadwalkan Semua keluhan direspon dengan sangat baikdan dengan waktu yang cepatSemua keluhan direspon dengan baik denganwaktu agak cepat 49

Kecepatan pembayaran

hasil panen Kesesuaian harga output Pemberian bonus 4 = Pemberian kompensasi 4 = 2 = 1 = 4 = 3 = 2 =1 = 4 =3 =2 =1 = 3 =2 =1 = 3 = 2 = 1 = Semua keluhan direspon dengan kurang baikdan dalam waktu agak lamaSemua keluhan tidak direspon dengan baik Pembayaran dilakukan sebelum waktu yangdijanjikan (10 hari)Pembayaran dilakukan tepat 10 hari pascapanenPembayaran terlambat H + 1Pembayaran terlambat > H + 2 Harga jual output lebih tinggi dari harga pasarHarga jual sama dengan harga pasarHarga jual lebih rendah dari harga pasarHarga jual output sangat rendah Bonus sangat besar jumlahnya dan sangatmudah didapatkanBonus sesuai dan mudah didapatkanBonus sedikit dan agak sulit didapatkanBonus terlalu sedikit dan sangat sulitdidapatkan Prosedur mendapatkan kompensasi mudah, danPerusahaan sering memberikan kompensasiProsedur cukup mudah, dan perusahaan pernahmemberikan kompensasi Perusahaan hanya dapat memberikankompensasi dengan prosedur yang sulitTidak pernah ada kompensasi dari perusahaan

Total penilaian tingkat kepentingan masing-masing variabel diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian skor masing-masing skala denganjumlah responden yang memilih pada skala tersebut. Dalam menginterpretasikan

bagaimana suatu variabel dinilai tingkat pelaksanannya oleh keseluruhanresponden peternak maka dibutuhkan suatu rentang skala. Adapun rentang untuksetiap skala adalah:

Range = (Xib – Xik) Banyaknya skala pengukuran Dimana: Xib = Skor terbesar yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberikan jawaban sangat penting/sangat baik (skor 4)terhadap setiap unsur i dari setiap atribut 50Xik = Skor terkecil yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semuaresponden memberikan jawaban tidak penting/tidak baik (skor 1)terhadap setiap unsur i dari setiap atribut

Maka besarnya selang (range) untuk setiap kelas yang diteliti adalah:

Range = 4)]501()504[( xx- = 37,5

Pembagian kelas berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan adalah :50 - 87,4 : Sangat tidak penting/tidak baik87,5 - 124,9 : Tidak penting/kurang baik125 - 162,4 : Penting/baik162,5 - 200 : Sangat penting/sangat baik

Analisis kesesuaian dilakukan dengan membandingkan antara skor total tingkat kinerja dengan skor total tingkat kepentingan. Atribut kemitraan dapatdikatakan sudah sesuai dengan keinginan peternak, apabila nilai kesesuaian yangdihasilkan lebih/sama dengan 100 persen. Sebaliknya, jika nilai kesesuaian kurangdari 100 persen maka atribut tersebut tidak sesuai dengan keinginan peternakplasma PT X. Analisis kesesuaian dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Tki = YiXix 100%

Keterangan:Tki : Tingkat kesesuaian peternak plasmaXi : Skor penilaian kinerja atribut kemitraan PT XYi : Skor penilaian kepentingan oleh peternak plasma Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja ataupelaksanaan dengan skor kepentingan. Diagram kartesius sangat diperlukan dalampenjabaran unsur-unsur tingkat kesesuaian kepentingan dan kinerja perusahaan 51inti yang terdiri dari empat bagian dan dibatasi oleh dua garis yang berpotongantegak lurus pada titik (X,Y). Peubah X (sumbu horizontal) dan Y (sumbu vertikal)masing-masing akan mengisi skor tingkat kualitas pelayanan dan skor untukharapan. Rumus untuk menentukan setiap faktor yang mempengaruhi kepuasanpelanggan adalah : X = Keterangan :

∑nXi Y= X : Skor rata-rata tingkat kinerja pada setiap atribut Y : Skor rata-rata tingkat kepentingan pada setiap atribut n : Jumlah responden

∑nYi Diagram kartesius digunakan dalam penjabaran atribut-atribut tingkatkesesuaian kepentingan dan kinerja kemitraan PT X. Diagram kartesiusmerupakan suatu bagian yang dibagi menjadi empat bagian dan dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X , Y ) titik-titik tersebutdiperoleh dengan rumus : X =

Keterangan : in

∑=1

k

Xi Y = in

∑kYi=1

X : Skor rata-rata dari skor rata-rata kinerja seluruh atribut pelaksanaan kemitraan Y : Skor rata-rata dari skor rata-rata kepentingan pada setiap atribut pelaksanaan kemitraank : Banyaknya atribut yang mempengaruhi kepuasan peternak. Matriks IPA terdiri dari empat kuadran, yaitu: kuadran pertama terletak disebelah kiri atas, kuadran kedua terletak di sebelah kanan atas, kuadran ketiga di 52sebelah kiri bawah, dan kuadran keempat di sebelah kanan bawah. Matrikstersebut dijelaskan pada Gambar 9.

Gambar 9. Kuadran Importance Performance Analysis Sumber : Rangkuti (2003) Keterangan:Kuadran I (Prioritas Utama) : Kuadran ini memuat faktor-faktor yang

Tingkat kepentingan(Y) Y Kuadran I

Prioritas Utama Kuadran III

Prioritas Rendah XKuadran II

Pertahankan Prestasi Kuadran IV

Berlebihan Tingkat Kepentingan (X)

dianggap penting oleh pelanggan, tapi padakenyataannya faktor-faktor ini belumsesuai dengan yang diharapkan pelanggan.Variabel yang termasuk ke dalam kuadranini harus ditingkatkan. Perusahaan dapatmelakukan perbaikan secara terus menerussehingga kinerja variabel yang ada dalamkuadran ini akan meningkat. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) : Kuadran ini memuat faktor-faktor yangdianggap penting oleh pelanggan danfaktor-faktor tersebut dianggap sudahsesuai dengan yang diharapkan pelanggan.Variabel-variabel yang termasuk dalamkuadran ini harus dipertahankan karena 53

semua variabel ini menjadi produk ataujasa yang unggul menurut persepsipelanggan. Kuadran III (Prioritas Rendah) : Kuadran ini memuat faktor-faktor yangdianggap kurang penting oleh pelanggandan pada kenyataannya kinerjanya tidakterlalu istimewa. Peningkatan variabeldalam kuadran ini perlu dipertimbangkankembali karena pengaruhnya terhadapmanfaat yang dirasakan pelanggan sangatkecil. Kuadran IV (Berlebihan) : Kuadran ini memuat faktor-faktor yangdianggap kurang penting oleh pelanggandan dirasakan terlalu berlebihan. Variabelyang termasuk dalam kuadran ini dapatdikurangi agar perusahaan dapatmenghemat biaya. 4.4.4.2. Indeks Kepuasan Peternak (Customer Satisfaction Index) Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk menentukan tingkatkepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan pendekatan yang dipertimbangkantingkat kepentingan dari atribut-atribut kualitas jasa yang diukur. Menurut Irawan(2003), pengukuran terhadap CSI diperlukan karena pertama, hasil daripengukuran dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran-sasaran ditahun-tahun mendatang. Tanpa adanya CSI,top management perusahaan tidakdapat menentukan tujuan utama (goal) dalam peningkatan kepuasan pelanggan.Kedua, indeks diperlukan karena proses pengukuran kepuasan pelanggan bersifatkontinyu. Perhitungan CSI didapatkan dari rata-rata tingkat kepentingan dankinerja yang digunakan dalam analisis kuadran IPA. Menurut Aritonang diacu dalam Oktaviani dan Suryana (2006), metodepengukuran CSI ini meliputi tahap-tahap berikut: 54

Pertama, menghitungMeans Importance Score (MIS), nilai ini berasal dari rataratanilai kepentingankonsumen.

MIS =

Dimana : n = Jumlah peternak responden Y

iin

∑)(=

nYi1

= Nilai kepentingan Atribut Y ke-i Kedua, membuatweight factors (WF) bobot ini merupakan persentase nilai MISper atribut terhadap total MIS sekuruh atribut. WF =

Dimana : P = Atribut kepentingan ke-p p

∑i

MISiMIS=1

1 x 100% Ketiga, membuatWeight Score (WS), bobot ini merupakan perkalian antara WFdengan rata-rata tingkat kepuasan (X)/(Mean Satisfaction Score/MSS). Nilai MSSdidapatkan dari nilai rata-rata kinerja pada analisis IPA. WSi

= WFi

x MSS Keempat, menentukan

Customer Satisfaction Index (CSI) yaitu weight scoredibagi skala maksimal yang digunakan (dalam penelitian ini skala maksimal 4),kemudian dikalikan 100 persen. Rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut: CSI = p

∑i=1

WSi x 100% 455Pada umumnya bila nilai CSI di atas 50 persen dapat disimpulkan bahwapeternak sudah merasa puas. Sebaliknya jika nilai CSI kurang dari 50 persen makapeternak belum merasa puas terhadap pelayanan PT X. Tingkat kepuasan responden secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteriatingkat kepuasan pelanggan atau konsumen. Kriteria ini mengikuti modifikasikriteria yang dilakukan oleh PT Sucofindo dalam melakukan Survei KepuasanPelanggan, dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index (CSI)

Nilai CSI Kriteria CSI0,81 – 1,00 0,66 – 0,800,51 – 0,650,35 – 0,500,00 – 0,34 Sumber: Ihsani (2005) 4.4.4.3. Uji Korelasi Rank Spearman (Rs) Sangat PuasPuas Cukup PuasKurang PuasTidak Puas Koefisien korelasi rank spearman digunakan untuk mengetahui adatidaknya hubungan antara pendapatan (nilai rasio R/C) yang diperoleh peternakplasma, dengan kepuasan secara keseluruhan (CSI). Dalam hal ini kepuasankeseluruhan didapatkan dari penilaian masing-masing responden terhadapkeseluruhan atribut-atribut pelayanan PT X. Korelasi ini digunakan karena jenisdata yang dimiliki adalah data ordinal. Nazir (2005) menyatakan jika pengamatandari dua variabel dalam bentuk ordinal, maka derajat korelasi dapat dicari dengankoefisien korelasi rank spearman. Pengujuan hipotetis mengggunakan statistik non parametrik. Uji statistiknon parametrik, pengukurannya berupa respon kualitatif atau nilai-nilai pada skalaordinal. Pada skala ordinal, subyeknya diberi peringkat menurut urutan tertentudan menganalisis peringkat-peringkat tersebut. Pengamatan dua variabel X dan Ydalam bentuk skala ordinal, sehingga derajat korelasi dicari dengan koefisien

korelasi rank spearman, dengan rumus sebagai berikut: 56

Rs = 1 - n

∑nndi)1(6i-21

-2

Secara deskriptif umumnya nilai Rs dikategorikan sebagai berikut: 0 < ¦r¦< 0,2 = Berkorelasi sangat lemah 0,2 < ¦rs

¦< 0,4 = Berkorelasi lemah 0,4 < ¦rs

¦< 0,6 = Berkorelasi sedang 0,6 < ¦rs

¦< 0,8 = Berkorelasi kuat 0,8 < ¦rs

¦< 1 = Berkorelasi sangat kuat

Hipotesis statistik: HH0s

= Tingkat pendapatan tidak berhubungan signifikan dengan tingkatkepuasan peternak terhadap kemitraan PT X. 1

= Tingkat pendapatan berhubungan signifikan dengan tingkat kepuasanpeternak terhadap Kemitraan PT X.

Karena jumlah sampel dalam penelitian ini lebih dari 30, variabel x dan y bebas. Maka sebaran nilai-nilai Rs menghampiri sebaran normal dengan nilaitengah nol dan simpangan baku 1 /1-n . Derajat kepercayaan yang digunakan 95 persen (a = 0,05). Pengujian koefisien korelasi dapat dilakukan berdasarkanrumus:

Bila ¦Z Z =1/1hitung

¦ > Za

0-nRs Z = Rs 1-n Simpulkan tolak H0

pada taraf nyata a = 0,05 Pengolahan data untuk uji rank spearman dilakukan dengan komputermenggunakan program SPSS 17,0for windows untuk menjamin ketepatan danmempercepat proses perhitungan. 574.5. Konsep dan Definisi Operasional 1. Inti adalah PT X di Yogyakarta yang memberikan pasokan sarana produksi(pakan, obat-obatan, dan DOC), memberikan bimbingan kepada peternakplasma serta menampung seluruh hasil panen. 2. Peternak plasma adalah peternak ayam broiler yang bermitra denganperusahaan PT X di Yogyakarta dalam usaha budidaya dengan kontrakperjanjian yang telah disepakati. 3. Peternak mandiri adalah peternak yang tidak menjalin kemitraan denganperusahaan. 4. DOC (Day Old Chick) adalah ayam yang berumur satu hari.5. Skala produksi adalah jumlah ayam yang dibudidayakan dalam sekali

periode/ siklus yang dihitung berdasarkan DOC masuk. Dalam satu tahunumumnya peternak mampu memproduksi enam siklus. 6. Penyusutan (depresiasi) adalah nilai yang dihitung dengan metode garislurus yaitu membagi nilai investasi dengan jangka waktu produktif dariinvestasi dengan asumsi nilai sisa sama dengan nol. 7. Pengeluaran atau total biaya adalah total input yang dikeluarkan baik olehpihak inti maupun plasma untuk suatu proses produksi. 8. FCR (Feed Convertion Ratio) adalah jumlah pakan yang dihabiskan untukmenghasilkan satu kilogram bobot ayam hidup. 9. Sapronak adalah sarana produksi peternakan (bibit ayam, pakan dan obatobatan).

10. Mortalitas adalah jumlah kematian ayam.11. Chick in adalah proses dimana bibit ayam (DOC) sampai di kandang.12. Cuci kandang adalah pembersihan seluruh bagian kandang dan lingkungan sekitar kandang setelah proses panen dilakukan, pencucian kandang disertaidengan proses sanitasi kandang dan lingkungan untuk mencegahkontaminasi mikroorganisme dan kotoran yang masih tersisa. 13. Kosong kandang adalah masa setelah panen dimana kandang tidak dipakaiuntuk budidaya melainkan dikosongkan untuk mencegah penyebaranpenyakit. 5814. Indeks Prestasi Peternak (performa) adalah hasil yang diperoleh setelahbudidaya dilakukan, nilai tersebut mencakup berapa tingkat mortalitas, FCRdan bobot ayam yang dihasilkan. 15. PPL adalah singkatan dari petugas penyuluh lapang yang mempunyai tugasmengontrol dan memberikan bimbingan langsung kepada peternak plasmaPT X.

59

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Deskripsi Perusahaan PT X merupakan perusahaan kemitraan ayam broiler yang didirikan padabulan Maret 2005. Hingga saat ini PT X sudah menjalani usaha kemitraan hampirempat tahun. Pada mulanya perusahaan kemitraan ini berdiri karena pemilikperusahaan memiliki Rumah Pemotongan Ayam (RPA) yang sudah berdiri sejaktahun 1992. RPA tersebut merupakan produsen pemasok lebih dari 17.000 ekorayam ke pasaran tiap harinya. Pemasaran ayam potongnya meliputi wilayah Jawa,Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Ayam yang dihasilkan RPA ini jugamemasok gudang KFC (Kentucky Fried Chicken) wilayah Yogyakarta, Surabayadan Jakarta. Serta memasok hotel, dan restoranfast food lainnya yang berada diYogyakarta. Pemasaran ayam yang dilakukan RPA sudah meluas dan memilikibanyak pelanggan, sehingga sangat membutuhkan pasokan ayam broiler dalamjumlah banyak setiap harinya. Pemilik RPA mengakui bahwa usahanya tidak akanberkembang jika hanya bergantung pada pemasok, maka dari itu manajemenperusahaan membuat perusahaan kemitraan sendiri untuk menjamin kelancaranpasokan ayam broiler. PT X merupakan perusahaan kemitraan yang tergolong baru, area kerja PTX pada mulanya hanya mencakup di sebagian Yogyakarta, namun hingga saat ini

peternak plasma yang dimilikinya berada di setiap kabupaten di Yogyakarta. Bagiperusahaan kemitraan, jumlah peternak plasma merupakan aset perusahaan yangperlu ditingkatkan guna kemajuan usaha. PT X juga kini sudah memiliki area kerja di sebagian provinsi JawaTengah. Sehingga secara keseluruhan area kerja PT X terbagi dua, satu kantoryang terletak di Yogyakarta dan satu lagi di Jawa Tengah. Wilayah yang telahmenjadi area kerjanya hingga saat ini adalah Sleman, Bantul, Kulon Progo,Gunung Kidul, Klaten, Purworejo, Boyolali, Karanganyar, Sukoharjo, Magelang,Temanggung, dan Sragen. Pengelolaan usaha untuk wilayah Yogyakarta dan JawaTengah dilakukan secara terpisah walaupun masih dalam satu perusahaan, padapenelitian ini hanya dikaji unit perusahaan yang berada di wilayah Yogyakartasaja. 60Kegiatan utama PT X adalah memproduksi ayam melalui sistemkemitraan, yang akan dipasok khususnya untuk RPA dan pedagang ayam potong.Perkembangan populasi ayam broiler PT X secara pesat dicapai mulai tahun2007–2008. Pada mulanya PT X hanya mampu mencukupi kebutuhan ayam 10persen saja ke RPA yang dimilikinya, namun saat ini sudah mampu mencukupihingga 80 persen kebutuhan ayam untuk dipotong setiap harinya. Ayam broilertersebut adalah ayam yang dihasilkan oleh peternak plasma yang menjadi mitraPT X. Selain ayam dari peternak mitra, PT X juga mengelola usaha ternak sendiri (own farm) yang dikelola oleh pihak perusahaan, peternakan milik PT X berada dibeberapa wilayah yang hingga saat ini populasinya mencapai 100 ribu ekor.Sedangkan populasi ayam yang dimiliki oleh seluruh peternak plasmanya yangberada di wilayah Yogyakarta adalah 300 ribu ekor. PT X memasok kebutuhan sarana produksi peternakan (sapronak) yangterdiri dari bibit ayam (DOC), pakan, obat-obatan, vitamin serta bahan kimia(OVK). PT X sendiri tidak memproduksi sapronak tersebut, akan tetapi memasokdari produsen sapronak. Walaupun masih tergantung pada pemasok sapronak, PTX tetap dapat menjamin kelancaran penyaluran sapronak kepada peternakplasmanya. Hal ini dikarenakan PT X sudah memiliki kontrak lebih dari satuprodusen pemasok sapronak. Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, pemilik perusahaandibantu oleh seorang Manajer, Ketua Unit, bagian administrasi produksi, bagianlogistik, bagian keuangan, bagian pemasaran dan petugas penyuluh lapang (PPL).Semua bagian pekerjaan telah memiliki tugas dan tanggung jawab masingmasing.

5.2. Karakteristik Peternak Responden Peternak plasma yang bekerjasama dengan PT X tersebar di beberapawilayah provinsi Yogyakarta. Hal ini disebabkan karena perusahaan ini memangmelakukan penarikan peternak plasma untuk seluruh wilayah Yogyakarta.Provinsi Yogyakarta merupakan provinsi dengan luas wilayah terkecil setelahprovinsi DKI Jakarta. Untuk mencapai setiap kabupaten di dalam provinsiYogyakarta dapat ditempuh dalam waktu singkat. Saat ini PT X memiliki jumlah

61peternak plasma sebanyak 50 orang. Adapun lokasi penyebaran peternak plasmadapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Daftar Jumlah dan Lokasi Peternak Mitra PT X di Provinsi Yogyakarta

No Wilayah Jumlah (Orang) Persentase

1 Kulon Progo 14 282 Bantul 4 83 Gunung Kidul 20 404 Sleman 12 245 Kota Yogyakarta 0 0Jumlah 50 100 Berdasarkan Tabel 11, mayoritas peternak plasma PT X berada dikabupaten Gunung Kidul, walaupun berdasarkan data statistik menyatakan bahwakabupaten Gunung Kidul memiliki populasi ayam broiler dalam jumlah kecil,namun hal ini menjadi tantangan bagi PT X untuk mengembangkan usaha ternakayam broiler di sana. Selain itu kabupaten Gunung Kidul juga memiliki kepadatanpenduduk paling rendah daripada tiga kabupaten lainnya dan berada di datarantinggi, sehingga keadaan ini sangat mendukung untuk dikembangkan peternakanayam broiler di kabupaten tersebut. Namun demikian PT X tidak berkonsentrasipada satu kabupaten saja, karena semua wilayah di provinsi Yogyakarta dibidikuntuk memajukan usaha kemitraan Perusahaan. Kota Yogyakarta merupakanpusat pemerintahan dan tempat perbelanjaan, kepadatan penduduk di Kotayogyakarta sangat padat padahal luas wilayahnya kecil, sehingga tidak ada usahapeternakan di Kota Yogyakarta. Karakteristik peternak plasma PT X dapat dilihat dari beberapa kategori,mulai dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, dansebagainya dijelaskan sebagai berikut. 5.2.1. Usia Berdasarkan hasil survei, didapatkan bahwa usia peternak respondenmenyebar mulai dari 25-61 tahun. Menurut Sumarwan (2004), pembagian usiaantara 25–35 tahun termasuk usaia dewasa lanjut, usia antara 36–50 tahun 62termasuk usia separuh baya, usia antara 51-65 tahun termasuk usia tua, dan lebihdari 65 tahun termasuk ke dalam lanjut usia. Sebaran responden berdasarkan usiadapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Kelompok Usia Peternak RespondenKelompuk Usia

(Tahun)Jumlah(Orang) Persentase < 25 0 025–35 27 5436–50 20 4051–65 3 6> 65 0 0Jumlah 50 100 Berdasarkan data pada Tabel 12, sebagian besar usia peternak adalah usia

dewasa dan separuh baya. Pada kisaran usia ini peternak masih berada dalamproduktif. Usia seseorang dapat menentukan prestasi kerja atau kinerja orangtersebut. Semakin berat pekerjaan secara fisik, maka semakin tua tenaga kerjaakan semakin turun prestasinya. Namun dalam hal tanggung jawab semakin tuaumur tenaga kerja akan semakin banyak pengalamannya dalam berusaha sehinggadapat meningkatkan prestasi kerja (Suratiyah 2006). 5.2.2. Jenis Kelamin Hampir seluruh peternak PT X berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dapatdipengaruhi oleh kecenderungan laki-laki sebagai pemimpin dalam keluarga.Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah PersentaseLaki-laki 47 94Perempuan 3 6Jumlah 50 100 63Jumlah responden perempuan hanya terdapat tiga orang, dari ketigaresponden perempuan yang disurvei ternyata memiliki pekerjaan utama sebagaiPNS, ada juga yang menjalankan bisnis kecantikan danlaundry. Usaha ternakyang dijalankan oleh peternak perempuan bukan dijadikan sebagai usaha pokokdalam mendapatkan penghasilan. Mereka melakukan usaha ternak ini untukmenginvestasikan modal yang mereka miliki. 5.2.3. Pendidikan Pendidikan formal peternak mitra PT X termasuk baik, karena dari 50 peternak responden tidak ada yang tidak bersekolah. Sebaran peternak respondenberdasarkan latar belakang pendidikan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Tingkat Pendidikan Peternak RespondenTingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase

SD 4 8SLTP 3 6SMA 26 52Diploma 2 4Sarjana 14 28Pasca Sarjana 1 2Jumlah 50 100 Mayoritas peternak berlatar belakang pendidikan SMA yaitu sebesar 52persen. Hal yang menarik adalah banyak dari peternak responden yangberpendidikan tinggi (diploma, sarjana, dan pasca sarjana) mencapai 34 persen.Hal ini relevan dengan julukan kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan.Meskipun bermata pencaharian sebagai peternak, namun para responden memilikipendidikan formal yang tinggi. 5.2.4. Jumlah Tanggungan Keluarga Sebagian besar peternak responden memiliki jumlah tanggungan keluargapeternak antara 1-2 orang yaitu sebanyak 42 persen. Sebanyak 20 persen peternak

responden tidak memiliki tanggungan keluarga diantaranya karena banyak dari 64responden yang masih berstatus belum menikah, atau usia responden sudah lanjutsehingga tidak ada lagi anggota keluarga yang menjadi tanggungan. Jumlahtanggungan keluarga lebih dari lima orang sebanyak enam persen, hal inidikarenakan ada peternak responden yang tinggal bersama keluarga besar selaindengan istri dan anaknya. Sebaran responden berdasarkan jumlah tanggungankeluarga dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Jumlah Tanggungan Keluarga Peternak RespondenJumlah Tanggungan

3

KeluargaJumlah (Orang) Persentase 0 10 201-2 21 423-5 16 32>5 3 6Jumlah 50 100 5.3. Karakteristik Usaha Ternak Ayam Broiler Peternak Responden 5.3.1. Skala Usaha Ternak Skala usaha ternak ayam broiler dibagi menjadi skala kecil, sedang danbesar. Usaha ternak skala kecil jika peternak memiliki jumlah kurang dari 2.000ekor, skala sedang dengan kepemilikan jumlah ternak antara 2.000–10.000 ekor,dan skala besar dengan jumlah kepemilikan ternak lebih dari 10.000 ekor .Skala usaha lebih dari 10.000 harus memmiliki izin usaha peternak dari dinas atau instansi terkait. Sebagian besar peternak responden memiliki jumlahternak antara 2.000 sampai 10.000 ekor ternak yaitu mencapai 84 persen dari totalpopulasi. Sedangkan peternak dengan skala usaha kurang dari 2.000 ekor hanyaterdapat satu orang. PT X sendiri sebetulnya mensyaratkan jumlah ternak ayamyang dipelihara adalah 2.000 ekor, namun satu orang peternak dengan kapasitaskandang 1.500 ekor tetap diizinkan bergabung karena peternak tersebut memilikikandang yang berdekatan dengan peternak mitra PT X yang lain. Skala usaha Trobos. 2008. Peternakan Broiler Skala Kecil: Terlupakan Tapi Tetap Ada.www.trobos.com/show_article.php. [ 25 Maret 2009]. 3

65ternak PT X dimulai dari skala sedang hingga skala besar. Jumlah ternak yangdiusahakan sangat tergantung pada kemampuan peternak dalam menyediakankandang beserta fasilitasnya. Sebaran responden berdasarkan skala usaha dapatdilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Sebaran Peternak Berdasarkan Skala Usaha Skala Usaha (ekor) Jumlah (Orang) Persentase

< 2.000 1 2

2.000–10.000 42 84 > 10.000 7 14Jumlah 50 100 5.3.2. Pekerjaan di Luar Usaha Ternak Ayam Broiler Hampir sebagian dari populasi peternak responden tidak memilikipekerjaan di luar usaha ternak ayam broiler, yaitu sebanyak 48 persen. Sedangkan52 persen sisanya memiliki kegiatan lain dan ada juga yang menjadi pegawainegeri dan swasta. Adapun pekerjaan di luar usaha ternak ayam yang dijalankanoleh peternak responden secara rinci terdapat pada Tabel 17. Tabel 17. Pekerjaan di Luar Usaha Ternak AyamJenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase

Pegawai negeri 5 10Pegawai BUMN 1 2Pegawai swasta 4 8Polisi 1 2Kontraktor 1 2Buruh 2 4Petani 5 10Peternak sapi 2 4Pedagang 5 10Jumlah 26 52 665.3.3. Alasan Beternak Ayam Masing-masing peternak responden memiliki alasan yang berbeda dalammemilih usaha ternak ayam. Alasan peternak melakukan budidaya ayam broilerdapat dilihat pada Tabel 18. Sebanyak 44 persen peternak responden memilihusaha ternak ayam broiler karena usaha ternak ini merupakan pekerjaan utamauntuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebanyak 32 persen responden memilih usahaternak ini karena usaha ternak ayam broiler cepat memperoleh keuntungan. Dalamwaktu sekitar 30 hari ayam broiler sudah dapat dipanen dan menghasilkanpendapatan. Ada juga yang menjawab usaha ternak sebagai aplikasi dari ilmuyang telah didapatkan sewaktu kuliah, karena ada beberapa peternak respondenyang berlatar belakang pendidikan Sarjana peternakan. Tabel 18. Alasan Peternak Responden Beternak Ayam BroilerAlasan Beternak Ayam

BroilerJumlah (Orang) Persentase Mudah dibudidayakan 6 12Pekerjaan utama 22 44Pekerjaan sampingan 5 10Usaha turun temurun 0 0Cepat memperoleh hasil 16 32Aplikasi ilmu kuliah 1 2Jumlah 50 100

5.3.4. Lama Beternak Ayam Broiler Peternak responden yang bermitra dengan PT X, mempunyai pengalamanbeternak rata-rata 5,7 tahun. Adapun sebaran peternak responden berdasarkanpengalaman beternak dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Pengalaman Beternak Ayam BroilerLama Beternak Ayam Jumlah (Orang) Persentase < 5,7 Tahun 31 62> 5,7 Tahun 19 38Jumlah 50 10067Peternak responden pada umumnya merupakan peternak baru denganpengalaman beternak di bawah 5,7 tahun, yaitu sebanyak 62 persen. Sedangkanpeternak yang sudah menjalankan usaha ini dari sejak lama sebanyak 38 persen.Dari beberapa peternak yang telah lama membudidayakan broiler, pada mulanyamengembangkan usaha secara mandiri (tanpa bergabung dengan perusahaan)dengan skala usaha ternak kurang dari 1.000 ekor per periodenya. 5.3.5. Lama Bermitra dengan PT X PT X merupakan perusahaan kemitraan ayam broiler yang berdiri padatahun 2005. Sampai dengan tahun 2009 berarti peternak yang paling lamabergabung dengan PT X adalah empat tahun. Dari 50 peternak responden,persentase paling besar adalah peternak yang baru bergabung selama satu tahun.Adapun pengalaman peternak bergabung dengan kemitraan dapat dilihat padaTabel 20. Tabel 20. Pengalaman Bermitra dengan PT XPengalaman bermitra

(tahun)Jumlah (Orang) Persentase < 1 4 81 18 362 9 183 15 304 4 8Jumlah 50 100 5.3.6. Alasan Bermitra dengan PT X Pertimbangan utama peternak memilih bermitra dengan PT X adalah agarkeuntungan meningkat, dari alasan ini jelas bahwa maksud utama beternak adalahuntuk memperoleh pendapatan dan usaha ternak ini dijalankan sebagai usahapokok. Sementara alasan untuk mendapatkan bantuan modal dan menambahpengetahuan tidak dipilih karena para peternak menjawab, dengan bergabungmelalui perusahaan kemitraan bantuan modal dan pengetahuan secara otomatisbisa didapatkan. Terdapat satu orang peternak yang memiliki RPA sendiri,sehingga peternak tersebut mendapatkan pasokan ayam dari kandangnya sendiri. 68Beberapa alasan peternak memilih bergabung dengan PT X dapat dilihat padaTabel 21. Tabel 21. Alasan Peternak Responden Bermitra dengan PT XAlasan Jumlah

(Orang)Persentase Mendapat bantuan modal 0 0Menambah pengetahuan 0 0Ingin keuntungan meningkat 29 58Mendapat jaminan pasar 2 4Resiko usaha ditanggung bersama 16 32Lainnya: Panen CepatMempunyai Rumah Potong Ayam sendiri

21 42Jumlah 50 100

5.3.7. Sumber Informasi mengenai PT X Sumber informasi mengenai PT X didapatkan peternak plasma dari wargasekitar, keluarga, teman satu profesi, dan langsung dari pihak perusahaan inti.Persentase peternak dalam mendapatkan sumber informasi mengenai PT X dapatdilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Sumber Informasi Mengenai PT XSumber Informasi Jumlah (Orang) Persentase Teman 19 38Keluarga 0 0Warga yang beternak 7 14Langsung dari perusahaan 24 48Jumlah 50 100

Sebagian besar responden mandapatkan informasi langsung dari PT X yaitu sebesar 48 persen. Hal ini dapat dimengerti karena pihak perusahaan punmemiliki bagian pemasaran yang langsung mendatangi peternak untuk bergabung,dan mempromosikan kepada peternak yang lokasinya berdekatan dengan PT X. 69Informasi langsung dari perusahaan didapatkan oleh peternak yang berlokasi dikabupaten Sleman, karena perusahaan berlokasi di wilayah tersebut. 5.3.8. Umur Panen Umur panen ayam sangat beragam dan ditentukan langsung oleh pihakperusahaan. Selama periode terakhir kemarin yaitu antara Desember sampaiJanuari, didapatkan data umur ayam yang dipanen dapat dilihat pada Tabel 23. Peternak merasa waktu pemanenan yang dilakukan perusahaan sangat cepat,sehingga peternak cepat pula memperoleh pendapatan dari usaha ternak ayam. Tabel 23. Umur Panen Ternak Ayam BroilerUmur Panen (Hari) Jumlah (Orang) Persentase

31 2 432 11 2233 14 28

34 13 2635 3 636 7 14Jumlah 50 100 5.3.9. Status Kepemilikan Lahan dan Kandang Sebagian besar lahan dan kandang yang digunakan untuk kegiatanbudidaya merupakan milik sendiri. Sebaran peternak berdasarkan statuskepemilikan lahan dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Status Kepemilikan Lahan Peternak RespondenStatus Kepemilikan Jumlah (Orang) Persentase Milik Sendiri 48 96Sewa 2 4Jumlah 50 100

Sebanyak 96 persen mitra memiliki lahan sendiri, dimana lahan tersebut selain digunakan untuk kegiatan budidaya, juga sertifikat atas lahan tersebut 70biasanya dijadikan jaminan oleh peternak ketika hendak bekerjasama denganperusahaan inti. Empat persen peternak masih menyewa kandang untukmenjalankan usahanya. Pihak perusahaan masih mengizinkan peternak plasmauntuk bergabung walaupun masih menyewa, dengan syarat peternak dapatmemastikan bahwa usaha kemitraan dapat berjalan secara berkesinambungan dankontrak sewa kandang dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. 5.3.10. Manfaat Bergabung dengan Perusahaan Kemitraan Kemitraan perusahaan banyak memberikan manfaat bagi peternak plasma,dapat dilihat pada Tabel 25. Sebagian besar peternak merasa risiko beternakmenjadi lebih ringan karena jika terjadi kerugian akan ditanggung oleh keduabelah pihak. Kemudian dalam waktu satu bulan peternak sudah dapat memperolehhasil panen dan mendapatkan tambahan penghasilan. Perusahaan inti tidakmensyaratkan pengalaman minimal beternak, sehingga bagi para peternak pemulamendapatkan lapangan pekerjaan baru dan mendapatkan bantuan modal untukmelakukan usaha ternak ayam. Bimbingan serta penyuluhan dari pihak inti banyakmemberikan manfaat dan pengetahuan baru bagi peternak, mengingat sebagianpeternak plasma tidak mengetahui sebelumnya mengenai ilmu beternak ayam. Tabel 25. Manfaat Bergabung dengan Perusahaan KemitraanManfaat Kemitraan Jumlah (Orang) Persentase

Waktu pemanenan cepat 12 24Resiko rendah 15 30Menambah penghasilan 11 22Mendapat bantuan modal 4 8Jaminan pemasaran 2 4Membuka lapangan pekerjaan baru 4 8Menambah pengetahuan beternak 2 4Jumlah 50 1005.4. Pola Kemitraan Usaha Pola kemitraan yang dijalankan oleh PT X merupakan kemitraan tertutupdimana pihak peternak plasma tidak diperbolehkan menjual hasil panen atau

71memasok sarana produksi ternak dari pihak selain PT X. Bagan kemitraan polainti plasma PT X di Yogyakarta tercantum pada Gambar 10.

Perusahaan Pemasok SapronakPT. Charoen Phokphan : doc+pakan PT. Japfa : doc+pakanPT. Malindo : doc+pakanMedion,biotek,ceva : OVK Perusahaan IntiPT X di Yogyakarta Sapronak PemasaranRPA PT X Pedagang ayam KEMITRAAN• Kontrak perjanjian kerjasama• Kontrak harga sapronak • Kontrak harga panen Budidaya ayam broileroleh palsma Panen oleh Inti Pembayaran Hasil panen –biaya sapronak + Bonus FCR dan Bonus PasarGambar 10. Pola Kemitraan PT X di Yogyakarta Mekanisme pelaksanaan kemitraan PT X di Yogyakarta dapat dijelaskansebagai berikut: 5.4.1. Sistem dan Prosedur Penerimaan Mitra Tahap Seleksi CalonPlasma oleh PT X Peternak plasma bagi perusahaan inti merupakan mitra kerja yang harusdipertahankan hubungannya agar usaha kemitraan dapat terus berlanjut danberkesinambungan. Peternak juga merupakan aset yang harus dikembangkan danditambah jumlahnya, karena salah satu indikator yang menjadi keberhasilanperusahaan inti diukur dari berapa jumlah peternak plasma yang dimiliki besertatotal populasi ayamnya. Tentu saja peternak yang dimiliki oleh perusahaan adalahpeternak yang baik dan berkualitas dalam melakukan budidaya ayam broiler. Diterima PeternakPlasma 72 Maka dari itu perusahaan terus mencari dan menyeleksi calon peternak plasma dengan seksama. Perusahaan sendiri telah membuat sistem dan prosedur penerimaan calonpeternak plasma, sistem dan prosedur tersebut dibuat dengan tujuan agar dapatmemberikan kepastian mitra dengan selektif dan sesuai dengan standar yangditentukan oleh perusahaan. Peternak yang ingin bergabung mendatangi kantor

kerja perusahaan untuk mendaftarkan diri sebagai calon mitra. Peternak sendirimendapatkan informasi mengenai PT X dari berbagai sumber, beberapadiantaranya didapatkan dari teman, peternak yang sudah bergabung dengan PT X,atau langsung dari PT X sendiri, karena PT X juga terus melakukan promosiwalaupun tidak melalui media cetak melainkan langsung melakukan pendekatankepada peternak ayam broiler. Setelah peternak mendaftarkan diri menjadi calon mitra, pihak perusahaanyang diwakili oleh PPL akan mendatangi lokasi kandang untuk melihat keadaanbeserta kelengkapan kandang calon peternak plasma. Data-data terkait dengankandang akan dicatat padadata farm. Data farm adalah segala informasi yangberkaitan dengan mitra, kandang mitra yang bersangkutan dan kelengkapanprasarana kandang untuk dijadikan acuan kelayakanchick in (diterimanya DOColeh peternak plasma). Setelah proses survei kandang dilakukan, PPL akanmenentukan layak atau tidaknya calon mitra tersebut untuk bergabung denganperusahaan. Apabila didapatkan hasil yang layak, maka PPL akan menentukanjumlah kapasitas populasi ayam yang akan dibudidayakan nanti sesuai denganukuran kandang peternak.Data farm harus ditandatangani oleh kepala unitsebagai bentuk tanggung jawab kebenaran informasi yang tertuang padadata farmtersebut. Setelah proses survei dilakukan, calon peternak plasma kembalimendatangi kantor PT X dengan membawa dokumen yang berkaitan dengan datapribadi mitra, seperti fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga danjaminan baik berbentuk BPKB kendaraan atau surat tanah. Identitas calonpeternak mitra harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.Jaminan mitra bersifat mutlak untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidakdiinginkan.

73Tahapan selanjutnya peternak mitra diminta membaca dengan seksamadan menandatangani kontrak perjanjian kerjasama yang diberikan stempel materaiRp 6.000,00. Surat perjanjian kerjasama tersebut bersifat mengikat dan berlakusemenjak ditandatangani oleh kedua belah pihak dan dapat berakhir apabila adakeinginan dari salah satu pihak, dengan ketentuan harus memberi tahu satuperiode siklus sebelumnya dan kedua belah pihak tidak saling terikat tanggunganhutang piutang. 5.4.2. Syarat-Syarat Calon Peternak Plasma Kandang dan peralatan merupakan modal utama untuk beternak dankeduanya harus dalam keadaan baik serta layak untuk digunakan. Kandang sangatbesar pengaruhnya terhadap perkembangan ayam ras pedaging, maka dari itumengapa tahapan awal penyeleksian mitra diawali dengan survei kandang. Calon peternak plasma harus memiliki kandang dengan daya tampungminimal 2.000 ekor dengan demikian ukuran kandang minimal adalah 200 m,dimana dalam satu meter persegi akan menampung 10 ekor ternak. Tujuanpembatasan jumlah populasi ayam adalah agar biaya pengiriman sapronakmenjadi efisien karena biaya transportasi sudah termasuk dalam harga sapronak.

Status kepemilikan lahan tidak harus dimiliki sendiri, bagi peternak yangmenyewa lahan juga diizinkan untuk bergabung dengan syarat calon peternaktersebut dapat menjamin kelancaran usaha. Pihak perusahaan juga tidakmembatasi pengalaman minimal beternak, sehingga siapapun yang belumberpengalaman sebagai peternak tetap dapat bergabung dengan kemitraan PT X. Peralatan yang dimiliki peternak harus lengkap, peralatan utama yangdigunakan adalah tempat pakan, tempat minum dan pemanas. Disamping itukeamanan lokasi di sekitar kandang juga harus dijaga oleh peternak, dan harusdipertimbangkan bagaimana tanggapan dari masyarakat lain yang bertempattinggal dekat dengan lokasi kandang. Pihak perusahaan sangat menghindari lokasikandang yang berdekatan dengan pemukiman penduduk karena dapat membawapermasalahan sosial dan akan mempertinggi resiko kegagalan serta kerugiandalam usaha ternak. Peternak plasma harus dapat bersifat kooperatif karena hal ini akanmemudahkan bagi perusahan inti untuk melakukan pembinaan dan pengawasan

2

74atau pengontrolan, sehingga kerjasama kemitraan dapat berjalan dengan baik.Peternak juga diwajibkan mengikuti segala peraturan dan saran yang diberikanpihak inti. 5.4.3. Hak dan Kewajiban Peternak Plasma Kewajiban peternak plasma adalah bertanggungjawab atas programpemeliharaan ayam broiler dengan sebaik-baiknya, mulai dari DOC sampai bataswaktu umur panen yang ditetapkan oleh pihak inti. Peternak plasma juga wajibmenyediakan tenaga kerja bagi pemeliharaan ayam serta bertanggungjawab atasseluruh biaya tersebut termasuk keamanan dan bongkar muat pakan serta prosespanen ayam. Peternak plasma juga berkewajiban untuk memberikan laporanseluruh kegiatan pemeliharaan ayam, mencatat data-data harian kandang secarafaktual, dan benar. Pihak perusahaan sudah memberikan formulir pencatatanharian kandang untuk memudahkan peternak. Peternak plasma tidak diperbolehkan menggunakan sapronak lain selaindari pihak inti dan dilarang untuk menjual atau meminjamkan sarana tersebutkepada pihak lain. Peternak plasma juga diwajibkan melapor apabila terjadikematian ayam dalam jumlah yang tidak wajar, yaitu lebih dari dua persen totalpopulasi, agar pihak inti dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan. Peternak wajib melakukan pelunasan seluruh pembelian sapronak kepadapihak inti, dengan menggunakan uang hasil penjualan ayam besar yang dilakukanoleh pihak inti. Dalam kasus kemitraan PT X, apabila didapatkan hasil daribeternak negatif atau rugi dalam satu periode, maka peternak tersebut tidak perlumembayar kerugiannya pada periode mendatang. Berbeda dengan kemitraan PTXYZ yang diteliti oleh Romdhoni (2003), menyatakan bahwa peternak yangmengalami kerugian pada suatu periode dan tidak mampu membayar hutangkepada perusahan inti, maka hutangnya dibebankan pada periode berikutnya.Begitupun dengan penelitian yang dilakukan Deshinta (2006) dan Siahaan (2005),kemitraan PT Sierad juga menetapkan peraturan yang sama, peternak diwajibkanmembayar hutang pada periode berikutnya jika mengalami kerugian pada suatuperiode, dan dilakukan pemotongan pembayaran sebanyak 10-20 persen dari hasilpenjualan panen peternak, sebagai simpanan guna mencegah peternak tidak dapatmembayar hutang disaat mengalami kerugian.

75Hak yang didapatkan oleh peternak plasma adalah mendapatkanbimbingan tata cara budidaya yang baik dan benar dari pihak inti, agarmendapatkan hasil yang optimal dalam membudidayakan ayam broiler.Bimbingan yang diberikan oleh pihak perusahan inti berupa bimbingan teknisbudidaya ternak. Bimbingan merupakan wujud kontrol langsung yang dilakukanperusahaan kepada peternak. 5.4.4. Hak dan Kewajiban Pihak Inti Pihak inti mempunyai hak dalam menentukan pilihan sarana produksiternak meliputi pakan, obat-obatan, vaksin, bibit ayam, dan menentukan hargakesepakatan kontrak. Pilihan sarana produksi dilakukan karena PT X sendirimasih mendapat pasokan dari produsen sapronak, sehingga ketersediaan saranaproduksi masih sangat tergantung pada produsen. Pihak inti juga berhakmenentukan jadwal pengiriman bibit, pakan, dan panen ayam sesuai dengankebutuhan. Kewajiban dari pihak inti adalah menentukan dan menyusun programpemeliharaan, pihak inti melalui kuasanya (PPL) berkewajiban mengontrolkesehatan ayam dan memberikan bimbingan tata cara budidaya agar tercapai hasilbeternak yang optimal. Dalam waktu setiap dua minggu sekali, pihak intimelakukan kunjungan langsung untuk mengontrol keadaan di kandang kebeberapa peternak. Jadwal kunjungan sudah diprogram oleh pihak inti,pengontrolan setiap dua minggu sekali dilakukan oleh tim yang terdiri dariManajer PT X, Kepala unit, dan bagian administrasi produksi. 5.4.5. Penetapan Harga Input, Output, dan Bonus Harga sarana produksi seperti DOC, pakan, dan OVK, serta hargapembelian ayam besar, ditetapkan dalam kotrak kesepakatan kerjasama yangditandatangani oleh pihak inti dan peternak plasma. Harga sarana produksi yangditetapkan oleh perusahaan berlaku untuk satu tahun. Inilah yang menjadikelebihan dari PT X, dimana PT X mampu mempertimbangkan dan menanggungresiko pergerakan harga sarana produksi yang sangat berfluktuasi. Dalam kurunwaktu satu tahun pergerakan harga sapronak sangat sulit diperkirakan. Sedangkankebanyakan perusahaan kemitraan lain menentukan harga sesuai dengan keadaan

76pasar, sehingga kontrak harga dapat berubah setiap periode menyesuaikan dengaharga pasar yang berlaku. Penelitian yang dilakukan Deshinta (2006), perusahaan kemitraan PTSierad menentukan kesepakatan yang berubah-ubah setiap periode menurutkeadaan pasar yang berlaku, begitupun kemitraan Tunas Mekar Farm yang dikajioleh Kesumah (2008), juga menetapkan harga kontrak yang berbeda setiapperiode. Dalam menentukan harga, PT X telah mempertimbangkan pergerakanharga yang terjadi dari tahun ke tahunnya. Kontrak harga tersebut ditentukan olehManajer perusahaan setelah melalui proses kesepakatan dengan Direkturperusahaan dan Manajer keuangan. Resiko rugi akan ditanggung oleh perusahaanapabila harga sarana produksi di pasar lebih tinggi daripada harga kontrak yangtelah disepakati. Sehingga perusahaan menjual dengan harga murah kepadapeternak. Namun demikian tidak selamanya kerugian diderita perusahaan karena

sewaktu-waktu harga DOC juga bisa mencapai harga yang sangat murah apabilapasokan DOC di pasaran melebihi kebutuhan, dan pada saat inilah pihak intimendapatkan keuntungan, karena menjual sarana produksi lebih tinggi dari padaharga kontrak. Adapun harga sarana produksi yang ditetapkan perusahaan intidapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Penetapan Harga Sarana Produksi Peternakan PT XJenis Produk Satuan Harga (Rp)

DOC Per Ekor 3.500Pakan 1 (Pakan standar) Per Kg 4.850Pakan 2 (Pakan + Anti lalat) Per Kg 4.875Obat/Vaksin Harga DistribusiSumber: PT X (2008) Bibit ayam yang digunakan oleh PT X dipasok oleh PT Malindo, Japfa,dan Charoen Phokphan. Begitu pula untuk kebutuhan pakan dipasok oleh ketigaperusahaan tersebut, karena pembelian DOC harus satu paket dengan pakan.Pakan yang digunakan oleh PT X adalah pakanstarter, pakan finisher tidakdigunakan oleh PT X dengan pertimbangan umur ayam yang dipanen hanya 77sampai 31-34 hari, yang menghasilkan bobot rata-rata 1,6 kg, sehingga jenispakanstarter dipilih karena banyak mengandung protein dan baik untukpertumbuhan ayam. Pengunaan OVK dipasok dari berbagai produsen, diantaranya Medion,Biotek, Sanbe, Ceva, Romindo, Bana Mediavet, Otasindo, Avindo, Agrinusa,Brataco, dan Eka Sapta. Untuk harga OVK pihak inti mengikuti harga daripemasok ditambah keuntungan yang diambil oleh pihak inti. Adapun perinciannyadapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Daftar Harga Obat, Vaksin, dan Bahan KimiaOVK Satuan Harga (Rp)

Therapy 100 gram 19.116Trimazine 100 gram 19.200Vigosine 100 ml 16.800Permasol-500 100 gram 10.560Power Mix 100 gram 14.400Cipro 12 100 gram 21.780Bloom and Grow 500 gram 26.100Microdes 1 liter 31.560Lifegard-T Tablet 4.315Kaporit Tablet 10.800Cevac New L 1000 ds 19.140Bursavac 1000 ds 60.000Medivac ND La Sota 2000 DS 1000 ds 20.452Medivac ND La Sota 1000 DS 1000 ds 13.541Dilluent 1000 DS 1000 ds 3.000Cevamune Tablet 26.160Sumber: PT X (2008)

Harga jual ayam besar pun sama seperti halnya harga sapronak, kontrakharga ditetapkan bersamaan dengan harga sapronak dan berlaku untuk satu tahun.Pihak inti akan menerima keuntungan apabila harga jual ayam besar di pasaranmelebihi harga kontrak yang telah ditetapkan perusahaan, sebaliknya jika harga di 78pasaran rendah, maka perusahaan merugi karena membeli ayam dari peternakplasmanya dengan harga yang mahal. Adapun perincian kontrak harga ayamhidup dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Kesepakatan Harga Ayam HidupNo Berat Badan (kg) Harga (Rp)1 1,10-1,30 11.8302 1,31-1,50 11.6003 1,51-1,70 11.4804 1,71-1,90 11.4005 1,91-2,10 11.3506 > 2,1 11.3007 < 1,10/Afkir/Sakit Harga jual – 200Sumber: PT X (2008) Tabel 28 menerangkan bahwa bobot badan ayam hidup hasil panen yangsemakin tinggi akan semakin rendah harga jualnya. Hal ini dikarenakan biayapemeliharaan ayam broiler pada bobot badan yang lebih kecil, relatif lebih tinggidibanding dengan ayam yang memiliki bobot lebih besar. Pada saat penelitian,harga pasar ayam hidup lebih rendah daripada harga kontrak PT X, dengandemikian PT X menanggung kerugian akibat harga pasar yang rendah. Hasilpanen ayam yang kurang dari 1,10 kg tetap dipasarkan oleh pihak inti ke pasardengan harga jual pasar. Pihak inti mengambil keuntungan Rp 200 per ekor untukayam yang bobotnya kurang dari 1,10 kg atau ayam afkir. Bonus yang diberikan oleh pihak inti adalah bonus pasar dan bonuskonversi pakan (FCR). PT X akan memberikan bonus pasar sesuai dengankesepakatan. Bonus FCR akan didapatkan jika nilai FCR peternak sama atau lebihrendah dari FCR standar perusahaan. Bonus pasar akan didapatkan oleh peternakplasma apabila harga jual ayam hidup di pasar lebih tinggi dari harga kesepakatandan disesuaikan dengan pencapaian FCR, jika harga pasar tinggi tapi peternaktidak dapat mencapai FCR standar perusahaan, maka peternak tetap tidak akanmendapatkan bonus pasar.

79Agar peternak dapat memperoleh bonus, maka performa ayam yangdihasilkan harus baik yaitu dengan menghasilkan bobot badan yang berat danpenggunaan pakan yang lebih hemat, selain itu juga kesehatan ayam dijaga untukmenekan tingkat kematian ayam. Jika hal ini dapat dicapai maka nilai konversipakan dapat diraih peternak, bonus pasar juga akan didapatkan apabila harga dipasaran tinggi. Kesepakatan bonus pasar dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Kesepakatan Bonus Pasar PT XNo Selisih FCR aktual - standar Bonus Pasar (%)1 > 0,250 302 0,250–0,151 253 0,150–0,101 204 0,100–0,050 155 0,049–0,000 10

6 <0,000 0 Sumber: PT X (2008) Nilai FCR actual adalah FCR yang diraih oleh peternak selamapemeliharaan, sedangkan FCR standar adalah nilai yang telah ditetapkan olehperusahaan sesuai dengan umur ayam. Jika ingin mendapatkan bonus pasar, makanilai FCR actual harus lebih kecil atau sama dengan FCR standar perusahaan.Semakin kecil nilai FCR peternak, maka selisih yang didapatkan antara FCRactual dengan FCR standar semakin besar, dan akan semakin besar pula proporsibonus pasar yang diterima peternak plasma. Peternak plasma akan menerimakeuntungan dari bonus pasar yang tinggi, apabila pencapaian FCR lebih rendahsebesar 0,250 dari FCR yang ditetapkan pihak inti. Sedangkan bonus FCR sebesarRp 50/kg akan diberikan apabila FCR pemeliharaan lebih kecil atau sama denganstandar yang ditetapkan oleh pihak inti. Adapun standar FCR yang ditetapkanpihak inti dapat dilihat pada tabel 30.

80Tabel 30. Standar FCR PT X

Daya Konsumsi Konsumsi Berat Badan Umur(hari) Hidup Pakan HarianPakan (%) (gram) (gram) (gram)FCR KumulatifHarian IP 29 96,95 125 1980 1,329 1,537 28930 96,90 132 2112 1,407 1,549 29331 96,85 140 2252 1,486 1,565 29732 96,80 147 2399 1,564 1,585 29933 96,60 155 2554 1,645 1,607 30034 96,45 162 2716 1,725 1,632 30035 96,30 170 2886 1,800 1,665 297 Sumber: PT X (2008) 5.4.6. Pembinaan dan Pengawasan Pihak Inti Para peternak plasma mendapatkan pengawasan dan pembinaan dari pihakinti. Untuk menjalankan fungsi tersebut pihak perusahaan menugaskan kepadapara petugas penyuluh lapang (PPL), dimana kegiatan sehari-hari PPL adalahberkeliling mengunjungi kandang para peternak untuk mengontrol pemeliharaan,melakukan penimbangan bobot ayam, memeriksa kesehatan ayam agar sesuaidengan standar perusahaan, dan membantu peternak menjaga kondisi ayam darikematian maupun penyakit. Setiap PPL bertanggungjawab terhadap 60 ribu ekorpopulasi. Para PPL perusahaan memiliki latar belakang pendidikan Diploma danSarjana kedokteran hewan, serta Sarjana peternakan. Pengawasan dilakukan untuk membantu peternak yang mengalami

kesulitan pada masa pemeliharaan (budidaya), khusus bagi peternak yang barubergabung dengan PT X pembinaan dilakukan lebih sering. Adapula programkunjungan malam ke kandang para peternak yang dilakukan oleh manajemenperusahaan inti, yang melakukan kunjungan mulai dari Manajer, kepala unit, danbagian produksi. Acara kunjungan malam ini dijadwalkan setiap dua minggusekali oleh perusahaan. Kunjungan malam ini dilakukan untuk mengontrol prosespemeliharaan di kandang, dan mengaudit proses pemeliharaan, pernah ditemukankejadian bahwa peternak tidak memberikan pakan yang disuplai perusahaan, 81melainkan memberikan pakan yang kualitasnya lebih rendah dan harganya lebihmurah, kemudian pakan dari perusahaan inti dijual oleh peternak. Kegiatan seminar dan pertemuan peternak juga dilakukan oleh perusahaan,biasanya pihak inti menyampaikan presentasi kepada para peternak, peternakdikumpulkan di tempat peternak untuk diberikan arahan mengenai manajemenbroiler. Kegiatan seminar juga diberikan kepada seluruh PPL, seminar untuk paraPPL biasanya diberikan dari pihak pemasok sarana produksi peternakan. PPLsangat berperan penting dalam transfer ilmu kepada peternak, karena PPLmenangani dan bertemu langsung setiap harinya dengan peternak. Apabila hasilpeternak baik dan menguntungkan, maka para PPL mendapatkan insentif yanglebih besar pula dari perusahaan. PPL juga akan mendapatkan penghargaanapabila peternak bimbingannya berhasil dalam melakukan budidaya ayam. 5.4.7. Sanksi dari Pihak Inti Ada beberapa sanksi yang diberikan oleh pihak inti diantaranya, apabilaterjadi kematian ayam dalam jumlah banyak yang disebabkan oleh kelalaianpeternak plasma, maka peternak wajib mengganti senilai kerugian akibat kelalaiantersebut. Kemudian Apabila terjadi selisih jumlah pakan kurang dari data recording maka peternak wajib mengganti sejumlah selisih tersebut dikalikanharga kontrak kerjasama. Begitupun apabila terdapat selisih jumlah ayam daripencatatan datarecording dan atau terjadi tindakan curang maka peternakberkewajiban mengganti kerugian tersebut. Pihak inti akan menghentikan kontrak kerjasamanya dengan peternak jikapeternak tidak mau mengikuti aturan serta saran dari pihak inti. Apabila peternakmengalami kerugian selama tiga periode berturut-turut, maka perusahaan akanmengeluarkan peternak tersebut dari keanggotaan kemitraan. Hal ini dilakukanuntuk mencegah terjadinya kerugian yang lebih besar dan menghindari peternakplasma yang tidak berkualitas. 5.5. Manajemen Budidaya Ayam Broiler Manajemen budidaya yang dilakukan oleh peternak plasma didasarkanpada aturan-aturan yang ditetapkan oleh pihak inti. Aturan dari pihak inti

82merupakan acuan bagi peternak untuk mendapatkan hasil yang optimal. Adapunsistem pemeliharaan ayam broiler yang ditetapkan oleh pihak inti, antara lain: 5.5.1. Persiapan Kandang Kegiatan budidaya diawali dengan persiapan kandang, prinsip dari tahapanpersiapan adalah menjaga kandang beserta peralatan dalam keadaan bersih,nyaman dan minim dari kontaminasi mikroorganisme berbahaya. Area yang harusdipersiapkan adalah kandang beserta lingkungannya, tempat makan, minum, dantirai. Sumber air, tandon, dan pipa air juga dijaga dalam keaadaan bersih.

Pembersihan kandang dimulai dengan membersihkan seluruh bagiankandang dari kotoran yang masih tersisa baik di dalam maupun di luar kandang.Lingkungan di luar kandang disemprot dengan cairan insektisida. Pencuciankandang dilakukan dengan menggunakan mesinsanchin yang berisi campurandeterjen. Pencucian dengansanchin harus menjangkau keseluruhan bagiankandang, mulai dari bagian bawah, dinding, sampai bagian atas kandang. Setelah proses pencucian kandang selesai, kandang dibiarkan keringselama kurang lebih dua hari hingga kandang benar-benar kering, setelah itudilakukan fumigasi atau penyemprotan kandang dengan menggunakan formalindua persen (1 liter formalin/45 liter air) atau menggunakan larutan (7 gramKMnO

4

dalam 14 cc formalin per m3

). Seluruh ruangan kandang harus difumigasiuntuk mensterilkan kandang dan mematikan mikroorganisme berbahaya. Setelahselesai difumigasi kandang ditutup dan tidak diperbolehkan lagi orang memasukikandang selama minimal satu minggu. Desinfeksi ulang dilakukan kembali satusampai dua hari sebelum DOC masuk (chick in). Jika kandang berbentukpanggung, maka bagian tanah di bawah kandang disarankan ditaburi dengan kapuragar tanah tidak lembab dan menghasilkan udara yang hangat. 5.5.2. Persiapan Chick in Persiapan chick in adalah proses persiapan menjelang kedatangan DOC.Peralatan yang harus dipersiapkan adalahchicken guard (pembatas DOC) dengandiameter enam meter untuk 1.000 ekor DOC, pembatas DOC bisa juga dibuatpersegi dan biasanya terbuat dari lapisan seng. Kegunaan darichicken guard 83adalah membatasi kandang agar ruang yang ada mencukupi untuk sirkulasi udaradan distribusi makan serta minum bagi anak ayam. Pelebaranchicken guard dilakukan secara bertahap sesuai denganpertumbuhan berat badan ayam. Saat ayam berumur delapan hari ayammembutuhkan ruang gerak sepertiga luas kandang. Setelah berumur 14 harimembutuhkan ruang gerak 2/3 dari luas kandang. Dan pada saat berumur di atas18 hari dibutuhkan ruang gerak seluruh kandang. Gambarchicken guard dapatdilihat pada Lampiran 3. Untuk kandang berbentuk panggung, alas kandangdilapisi dengan karung dan dibagian atas karung ditaburi dengan sekam (litter)yang masih baru dan kering dengan ketebalan 5-10 cm. Kondisi sekam harusbenar-benar diperhatikan karena sekam yang lembab dapat menimbulkantumbuhnya jamur dan dapat membawa penyakit pada DOC. Sekam jugadigunakan untuk penghangat, penyerap kotoran dan menghindari kerusakan padabagian kaki dan dada ayam.

Pemanas kandang atauheater harus dinyalakan dan dikontrol suhunyaminimal empat jam sebelum DOC datang ke kandang. Tempat pakan untuk anakayam adalahfeeder tray yang berbentuk seperti nampan, satu feeder tray dapatdigunakan untuk 40-60 anak ayam. Bagian dinding kandang diberi lapisan karungatau terpal untuk menjaga masuknya udara dari luar kandang. Dalam ruangkandang penerangan juga harus diperhatikan, untuk seribu ekor DOC diberikansatu lampu penerangan. 5.5.3. Proses Chick in Proses chick in adalah proses masuknya atau diterimanya DOC oleh mitrayang selanjutnya melalui proses pemeliharaan hingga proses panen. Pihak intimemiliki sistem dan prosedurchick in kemitraan. Tujuan dari prosedur chick inadalah memberikan kepastian tata carachick in, baik dari sisi administrasimaupun aplikasi lapangan dengan tujuan memberikan kepuasan kepada mitra. Berita acara penerimaan DOC akan dibuat oleh peternak yang menerangkanbahwa DOC telah diterima dan ditulis sesuai dengan jumlah dan kondisi DOCpada saat diterima. Pada saat proseschick in semua peralatan harus sudah disiapkan, pihak intisudah mengirim pakan beserta OVK sebelum DOC dikirim ke kandang, sehingga

84peternak dapat mempersiapkan segala kebutuhan untuk DOC. Prosedurpenanganan DOC dilakukan dengan memisahkan atau menempatkan DOC yangmempunyai berat yang sama (menimbang box) ke dalamchicken guard. DOCdipindahkan dan dihitung padachicken guard dengan hati-hati dan dekatkan padatempat pakan dan minum. Pengontrolan dilakukan setelah satu sampai dua jamkemudian, hal ini dilakukan untuk mengkorekasi tempat pakan, minum, danpenyinaran. 5.5.4. Periode Budidaya (Brooding) Pemeliharaan masa brooding bertujuan untuk memperoleh ayam yangsehat dan tumbuh sesuai dengan berat badan standar pihak inti. Selama periode brooding, keadaan suhu DOC harus dipertahankan pada suhu 39,5–40,5C, dandilakukan pengecekan pada telapak kaki DOC. DOC dengan kondisi kaki keringmenandakan bahwa DOC tersebut mengalami dehidrasi, biasanya DOC yangmengalami dehidrasi akan disortir karena ayam tersebut akan mengalamigangguan dimasa pertumbuhan. Kelembaban ideal kandang adalah 60-70 persen,kelembaban di bawah 50 persen akan menyebabkan dehidrasi pada ayam. Kondisikelembaban yang rendah pada minggu pertama akan menurunkan performa ayam. Pada saat awal DOC masuk kandang, DOC diberikan minum yang sudahdicampur dengan larutan sorbitol atau glukosa, dengan tujuan untuk memulihkanenergi yang habis selama diperjalanan. Pada periodebrooding, prinsip pemberianpakan dan minum adalah diberikan secepatnya, pada minggu pertama pakan

diberikan dengan frekuensi sesering mungkin. Ayam harus sering dibangunkanuntuk merangsang nafsu makan dan minum sekaligus memperbaiki kualitaslingkungannya. Keterlambatan pemberian pakan dan minum berkorelasi negatifpada pertumbuhan fase-fase berikutnya. 5.5.5. Periode Panen Ayam akan dipanen pada kisaran umur 30 hari, tergantung bagaimanakebutuhan pasar, waktu pemanenan dilakukan oleh pihak inti. Proses pemanenandilakukan pada malam hari untuk menghindari stress pada ayam. Prosedur yangharus dilakukan adalah ayam sudah tidak diberi makan dua jam menjelang panen,dan tempat minum digantung sehingga ayam tidak dapat lagi makan dan minum.

o

85Mobil truk pengangkut ayam didekatkan dengan pintu kandang untuk kemudahanpengangkutan ayam dari kandang. Proses penangkapan ayam dilakukan dengan cara hati-hati karena dagingayam mudah mengalami memar jika penanganannya terlalu kasar. Carapenangkapan dilakukan dengan mempersempit ruang gerak ayam, ayam broileryang cenderung tidak aktif sangat mudah ditangkap. Teknik penangkapan yangdilakukan adalah dengan memegang sebelah bagian kaki ayam, sampai ayamberjumlah 10 ekor, kaki-kaki ayam diikat dengan tali dan dilakukan penimbangandengan cara digantung untuk mengetahui bobot dalam kilogram. Penimbanganayam dilakukan oleh pihak perusahan inti. Kemudian ayam diangkut ke mobilpengangkut yang berisikan keranjang-keranjang ayam. Setiap satu keranjangbiasanya diisi delapan ekor ayam. Tali pengikat dilepaskan setelah ayamdimasukkan dalam keranjang. 5.5.6. Input Produksi Input produksi yang digunakan peternak plasma adalah input tetap daninput variabel. Input tetap terdiri dari bangunan kandang dan peralatan-peralatanyang dibutuhkan untuk proses produksi. Sedangkan input variabel terdiri dariDOC, pakan, tenaga kerja, obat, vitamin, vaksin, desinfektan, gas elpiji/minyaktanah, listrik, sekam, dan deterjen. 1). Bangunan Kandang Seluruh peternak yang bermitra dengan PT X diharuskan memilikikandang, status kepemilikan kandang diutamakan adalah kepemilikan sendiri,akan tetapi pihak inti juga mengizinkan mitra yang masih menyewa kandang.Sebagian besar peternak memiliki kandang berbentuk panggung, dengan kakipenyangga terbuat dari beton, ada juga yang terbuat dari bambu dengan ukuranbesar. Atap terbuat dari genting, alas kandang dan dinding kandang terbuat daribambu. Kapasitas DOC yang dipelihara oleh peternak dibagi ke dalam dua skala,skala sedang untuk DOC 2.000–1.0000 ekor dan skala besar lebih dari 10.000ekor per periodenya. Sebaran peternak berdasarkan skala usaha dapat dilihat padaLampiran 4.

862). Tempat pakan dan minum Tempat pakan yang digunakan berbentuk round feeder yang terbuat daribahan plastik. Tempat minum yang banyak digunakan peternak adalah tempat

minum otomatis yang dapat digunakan untuk 80 ekor ayam untuk setiap satutempat minum. Perbandingan tempat pakan dan minum yang digunakan olehperusahaan adalah satu berbanding satu. Adapun penggunaan tempat pakan danminum dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31. Penggunaan Tempat Pakan dan Minum (Ekor/Buah)Umur

(Hari)TempatPakan DOC(Buah) TempatPakan (5 kg) TempatPakan (10 kg) TempatMinumManual (1 galon) TempatMinumOtomatis(Buah) 1-3 100 704-6 70 60 1007-8 50 200 250 50 1009-11 30 100 125 50 8012-14 40 50 50 8014-Panen 30 40 40 80Sumber: PT X ( 2008) 3). Alat Pemanas Alat pemanas yang digunakan oleh peternak terdiri dari beberapa macam,beberapa diantaranya menggunakan gasolek, kompor semawar, dan ada juga yanghanya menggunakan kayu bakar. Suhu pemanas yang dianjurkan oleh pihak intiadalah 32-40,5o

C. Cara menilai suhu pemanas adalah dengan memperhatikantingkah laku ayam. Apabila suhu pemanas terlalu panas maka ayam akanmenjauhi pemanas dengan keadan sayap menggelantung, dan tidak banyakberaktifitas. Apabila suhu pemanas terlalu dingin maka ayam akan mengumpul dibawah pemanas/membuat grup dan sangat ribut. Kondisi yang ideal adalahapabila ayam menyebar dengan merata, dan melakukan aktifitas yang bervariasi(makan, minum, istirahat, interaksi) serta bersuara pelan. Peternak yang menggunakan gasolek sangat sedikit, kebanyakan peternakmasih menggunakan kayu bakar. Hal ini dikarenakan cara memperoleh kayu 87bakar di wilayah Yogyakarta masih sangat mudah didapatkan. Sedangkan

penggunaaan kompor semawar sudah agak jarang, hal ini terkait dengankelangkaan pasokan minyak tanah ke wilayah tersebut. Ketinggian gasolek adalah 100-150 cm di atas sekam. Gasolek akandinyalakan 24 jam penuh selama tiga hari pertama. Gasolek digunakan selama duaminggu dari saat DOC masuk kandang. Hal ini dikarenakan ayam yang berumurkurang dari 14 hari belum memiliki thermoregulator dalam tubuhnya, sehinggaapabila suhu udara di sekelilingnya panas, maka tubuh ayam akan ikut panas.Apabila suhu udara di sekitarnya dingin, maka tubuh ayam akan ikut dingin.Setelah berusia lebih dari 14 hari ayam sudah memiliki sistem thermoregulatordalam tubunya sendiri sehingga tidak terpengaruh suhu udara di sekitar kandang.Satu buah gasolek dapat digunakan untuk 1.000 ekor ayam. Bagi peternak yang menggunakan kompor semawar, kompor diletakanpada posisi tengah. Setiap satu buah kompor semawar dapat digunakan untuk 800ekor ayam, alas kompor dibuat dari beton berbentuk persegi atau bulat. Komporsemawar di berikan selang yang dialiri minyak tanah, drum minyak tanahdiletakan lebih tinggi dari kompor, biasanya diletakkan pada bagian atas kandang.Peternak yang menggunakan kayu bakar, membutuhkan drum kaleng sebagaitempat pembakaran. Penggunaan kayu bakar sebagai pemanas membutuhkantenaga lebih karena harus selalu menyalakan kayu bakar dan menambah kayubakar bila sudah habis, cara ini kurang efisien dan sulit untuk mengendalikan suhuudaranya. 4). Thermometer Thermometer berfungsi untuk mengontrol temperatur udara di dalamkandang agar suhu ayam tetap dapat stabil dan pertumbuhannya tidak terganggu.Di dalam sebuah kandang minimal terdapat satu buah thermometer, idealnyasetiap 1.000 ekor ayam terdapat satu buah thermometer. Thermometer diletakkandi tempat yang strategis agar mudah dalam mengontrol tanpa mengganggu ayam. 5). Lampu Lampu digunakan untuk memberikan penyinaran pada ayam. Intensitascahaya yang dibutuhkan pada saat anak ayam berumur 0-7 hari minimal 60 Lux,

88pada umur 7-21 hari minimal 10-20 Lux, dan umur ayam lebih dari 21 hariminimal 10 Lux. Penyinaran sangat penting peranannya pada pertumbuhan ayam,penyinaran berfungsi untuk mengurangi resiko stress pada ayam, memberikankesempatan untuk pertumbuhan sistem kardiovaskular dan pembentukankerangka, mengurangi problem kematian akibat kelumpuhan. Untuk daerah yang sering mengalami padam listrik sangat dianjurkanmemiliki lampu darurat (emergency lamp), agar anak ayam tidak kaget pada saatterjadi mati lampu. Pada saat gelap, maka ayam akan tidur secara bersamaan, danpada waktu lampu menyala ayam akan terangsang untuk mencari makan danminum secara bersamaan, keadaan seperti ini akan membuat stress pada ayam. 6). Bibit Ayam (DOC) Bibit ayam merupakan input variabel yang disuplai oleh pihak inti. Bibitayam ini dipasok dari PT Malindo, Charoen Phokphan dan Japfa. DOCdidatangkan PT X dari pabrik pemasok yang terletak di Yogyakarta. Bahkanpernah terjadi pada saat pasokan DOC sulit didapatkan di wilayah Yogyakarta,DOC juga didatangkan dari Jakarta. Proses transportasi DOC dilakukan denganmenggunakan truk khusus pengangkut DOC yang disertai dengan blower untuk

mengontrol suhu DOC, gambar truk pengangkut DOC dapat dilihat padaLampiran 3. Selama perjalanan DOC dapat bertahan sampai dua hari, DOCtersebut tidak akan mati kelaparan karena di dalam tubuh DOC masih terdapatkuning telur sebagai cadangan makanannya. Setelah melewati perjalanan yangpanjang sangat disarankan ketika DOC masuk kandang langsung diberi minumyang telah dicampur larutan gula dan vitamin untuk memulihkan kondisinya. Berat awal DOC berkisar 37 sampai 42 gram. DOC dikemas dalam kardusberukuran satu meter persegi, dan untuk satu kardus berisi sejumlah 100 ekor,pihak pemasok DOC telah melebihkan jumlah DOC sebanyak dua ekor perkardusnya, sehingga cadangan yang diberikan adalah dua persen dari totalpopulasi. Cadangan DOC tersebut guna mengganti DOC yang afkir atau mati saatdi perjalanan. Apabila kematian DOC masih kurang dari dua persen pihak intitidak akan mengganti senilai ayam yang mati, namun apabila kematian DOCmelebihi dua persen populasi maka peternak dapat mencatat dan melaporkankepada pihak inti. Transportasi DOC sepenuhnya ditanggung oleh pihak

89perusahaan, sehingga peternak tidak mengeluarkan uang lagi untuk biayatransportasi DOC. 7). Pakan Pakan yang digunakan oleh pihak inti adalah pakan jenis starter. Hal inidisebabkan karena rata-rata pemeliharaan ayam hanya berumur 30 hari, sehinggapihak inti memutuskan untuk menggunakan pakanstarter saja yang memilikikandungan protein lebih banyak untuk merangsang pertumbuhan ayam.Perusahaan menggunakan pakan anti lalat untuk menghindari kontaminasiserangga. Jenis pakan yang digunakan PT X adalah 8201 Super, AB-1 CrumbleFT, DB-1 Crumble, dan Br-1 Crumble SP. 8). Vaksin Pemberian vaksin pada ayam merupakan upaya pencegahan terhadappenyakit dengan cara merangsang pembentukan kekebalan yang tinggi pada tubuhayam dari suatu penyakit. Vaksin yang diberikan kepada ayam adalah vaksinuntuk penyakit tetelo (Newcastle Desease), yang diberikan pada saat ayamberumur 4 dan 19 hari, dan vaksin gumboro (IBD) pada saat ayam beumur 12hari. Untuk wilayah tertentu yang diduga menjadi penyebaran virus flu burung,pihak perusahaan juga memberikan vaksinAvian Influenza (AI). Vaksinasi AIdiberikan pada umur 9 hari dengan menggunakan Vaksipes AI yang diinjeksikanmelalui lapisan bawah kulit (sub kutan). Pemberian vaksin harus dilakukan pada malam hari, hal ini dilakukan gunamencegah kontak langsung dengan panas matahari. Pada saat pemberian vaksinpemanas dalam ruangan dikurangi suhunya agar tidak terlalu panas. Seluruh ayamharus divaksin dan jangan sampai ada yang terlewatkan, karena jika ada ayamyang belum divaksin dapat menjadi penyebar penyakit bagi ayam yang lain.Biasanya agar tidak ada ayam yang lolos dari proses pemberian vaksin, dilakukanpenyekatan pada ayam, dan ayam yang telah diberikan vaksin di keluarkan darisekat satu per satu. Adapun jenis dan tata laksana pemberian vaksin dapat dilihatpada Tabel 32.

90Tabel 32. Jadwal dan Tata Laksana Pemberian VaksinJenis Vaksin Nama Produk Produsen Cara

PemberianUmurPemberian ND I Cevac New L Ceva Tetes mata 4 hariGumboro IBD Blen CevamuneRomindo Ceva ND II Cevac New LCevamune Sumber: PT X (2008) Campurkandalam minum Ceva Campurkandalam minum Ayam dipuasakan minum 1-2 jam, sebelum campuran es batu dancevamune dan vaksin diberikan. Bak penampungan air sangat disarankandiberikan klorin sebanyak 20 gram untuk 4.000 liter air, namun dua hari sebelumdan sesudah vaksinasi dilakukan air minum ayam tidak diberikan klorin ataudesinfektan lainnya. Jadwal vaksinasi yang telah ditetapkan perusahaan tidakboleh dirubah oleh peternak tanpa seizin PPL perusahaan. 9). Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan input opersional yang harus disediakan olehpeternak plasma, tenaga kerja di peternakan disebut dengan istilah anak kandang.Hampir seluruh peternak memiliki anak kandang yang bertugas menguruskandang setiap waktu dan membersihkan segala peralatan kandang. Standarpenggunaan tenaga kerja dari perusahaan inti adalah satu orang anak kandanguntuk 4.000 ekor ayam. Perhitungan biaya anak kandang yang disepakatiperusahaan adalah Rp 150 per ekor. Bayaran tersebut dihitung untuk populasiawal, dan bukan populasi akhir. Selain itu anak kandang juga masih mendapatkanuang makan yang biasanya dianggarkan peternak sebesar Rp 10.000 per harinya.Untuk kegiatan tertentu seperti kegiatan panen dan cuci kandang, anak kandangtersebut masih mendapatkan bayaran tambahan. 10). Input Penunjang Lain Input penunjang lainnya meliputi sekam, gas elpiji/minyak tanah/kayubakar, deterjen, dan desinfektan. Gas elpiji merupakan bahan bakar yangdigunakan untuk menyalakan gasolek. Biasanya kebutuhan gas elpiji kapasitas 50kg adalah 4-5 tabung untuk 6.000 ekor ayam per periodenya. Sedangkan bagi 12 Hari 19 Hari 91peternak yang menggunakan kompor semawar dibutuhkan 20 liter minyak tanahuntuk setiap kompor. Kayu bakar masih banyak digunakan peternak plasma PT X,jumlah kayu bakar yang dibutuhkan untuk 1.000 ekor ayam adalah dua kubik

kayu seharga Rp 62.500. Biaya listrik yang dibutuhkan sesuai dengan jumlahayam yang dipelihara, biasanya biaya listrik yang dikeluarkan untuk satu ekorayam adalah Rp 20–50 per ekor untuk setiap periode. Semua kandang peternak diberikan sekam padi kering sebagai alas, sekamdipilih karena tidak menimbulkan debu, mudah meresap air, dan harganya relatifmurah. Harga sekam kering per karung adalah Rp 3.500-4.000, kebutuhan sekamper 1.000 ekor adalah 35 karung sekam. Deterjen dan desinfektan digunakan peternak untuk membersihkankandang dan seluruh peralatan produksi. Deterjen disediakan oleh peternak,sedangkan desinfektan sudah disiapkan oleh perusahaan inti. Kegiatanpembersihan kandang dilakukan satu hari setelah proses pemanenan selesai. 5.5.7. Performa (Kinerja) Peternak Plasma Kinerja peternak plasma didasarkan pada nilai rasio kenversi pakan (FCR)dan angka kematian (mortalitas), sedangkan performa secara keseluruhan adalahberdasarkan IP (Index Performance). Semakin tinggi angka FCR dan mortalitasmaka performa ayam semakin buruk, begitupun sebaliknya. Untuk mencapai IPyang baik maka nilai FCR dan angka kematian harus ditekan serendah mungkin,selain performa yang baik, peternak juga akan mendapatkan bonus tambahan daripihak inti apabila nilai FCR lebih rendah, karena peternak dapat menghematpakan untuk menghasilkan bobot ayam. Feed Convertion Ratio (FCR) dan Angka Kematian Ayam Skala usaha yang dijalankan peternak plasma PT X dimulai dari skalasedang hingga skala besar. Skala sedang dengan jumlah ternak ayam antara2.000–10.000 ekor per periode, sedangkan skala besar lebih dari 10.000 ekor perperiode. PT X mensyaratkan jumlah ayam yang dipelihara dalam satu periodeminimal 2.000 ekor. Sehingga peternak plasmanya terbagi menjadi dua, skalasedang dan besar.

92Terdapat satu orang peternak yang temasuk peternak skala kecil denganjumlah ternak 1.500 ekor per periode. Sebetulnya dengan jumlah tersebut peternaktidak bisa menjadi mitra PT X, namun ada pengecualian bagi peternak tersebutkarena lokasi kandang yang dimilikinya berdekatan dengan kandang peternakplasma PT X yang lain. Jadwal pengiriman sapronak dan jadwal pemanenannyadisatukan dengan rekan peternak mitra tersebut, sehingga tetap efisien dalamongkos transportasi pengiriman sapronak dan hasil panen. Peternak degan skalausaha 1.500 ekor tetap dimasukkan ke dalam kategori skala usaha sedang. Kinerjapeternak plasma PT X dibagi menjadi dua skala I untuk skala sedang, dan skala IIuntuk skala besar. Terdapat 43 orang peternak yang termasuk dalam skala usaha sedang(skala I). Adapun perincian peternak skala I dapat di lihat pada Lampiran 5. Rataratajumlahayamyangdiperliharaadalah4.457 ekorayam,dengan

bobotrata-rata7.427kg.Rata-rata kebutuhanpakanpeternakskalaI adalah12.114

kg, sehingga

rataannilaiFCRyangdihasilkanpeternakplasmaadalah1,669.Angkatersebut

masihberadadibawahangkarata-rataFCRstandarperusahaanintiyaitu1,722.

SehinggasebagianbesarpeternakmemperolehbonusFCR.Dari43 orang

peternak,hanyasembilan

peternak yangtidak mendapatkanbonus FCRkarena

FCRyangdihasilkanlebih tinggidaristandar.Rataan angkakematianayam3,79

persen,danrata-rata ayamdipanenpadaumur33,53 hari. Pada umurtersebut

standarangkakematiandari perusahaanadalah3,70 persen. Sehinggapeternak

skalaI memilikiangkakematianlebihtinggidari standarperusahaan.Angka

kematianmelebihistandarmenunjukkanperformapemeliharaanyangkurang

baik. Terdapat tujuh peternak yang mengusahakan dalam skala II, secarakeseluruhan konversi pakan yang dihasilkan oleh peternak skala besar masih dibawah konversi pakan yang distandarkan oleh perusahaan inti. FCR rataan yangdihasilkan adalah 1,698. Angka ini memiliki arti bahwa untuk menghasilkan satukilogram bobot ayam maka dibutuhkan 1,698 kg pakan. Peternak nomor empatdan enam tidak memiliki FCR di atas standar perusahaan inti, sehingga peternakini tidak mendapatkan bonus FCR. Nilai FCR terendah diperoleh oleh peternaknomor satu, yaitu 1,589. Angka ini memiliki arti bahwa untuk menghasilkan satu

93kilogram bobot ayam maka jumlah pakan yang dibutuhkan hanya 1,589 kg.Peternak nomor satu dapat menghemat pakan lebih banyak daripada peternak lain.Perhitungan konversi pakan peternak plasma yang berusaha pada skala II dapatdilihat pada Tabel 33. Tabel 33. Rata-Rata Konversi Pakan (FCR) Skala II

No JumlahAyam(ekor) TotalAyamDijual (kg) TotalkonsumsiPakan (kg) UmurPanen(hari) FCRAktual FCRStandar 1 10.439 18.064,60 25.400 35,53 1,589 1,744 5,202 10.519 17.662,40 30.250 34,17 1,715 1,736 4,563 11.663 21.456,10 36.050 34,12 1,681 1,776 2,804 11.653 17.554,80 32.550 36,00 1,855 1,687 10,365 14.189 21.283,40 35.450 31,88 1,669 1,685 2,196 15.194 23.289,00 41.050 34,29 1,763 1,693 1,977 14.917 25.554,18 40.550 33,13 1,611 1,743 7,4512.653 20.694,93 34.471 34,16 1,698 1,723 4,93

Rataan angka kematian yang diperoleh peternak skala besar adalah 4,93 persen. Pada umur panen 34,16 standar angka kematian yang ditetapkanperusahaan adalah 3,55 persen, sehingga rataan angka kematian peternak skala IImelebihi standar perusahaan. Angka kematian yang rendah menunjukkan bahwapeternak melakukan pemeliharaan dengan baik. Peternak skala II memiliki angkakematian yang lebih tinggi dari pada skala I, ini berarti pemeliharaan usaha ternak

skala I lebih baik. Mortalitas(%) 94

VI PENDAPATAN USAHA TERNAK 6.1. Biaya Produksi Usaha Ternak Ayam Broiler Komponen biaya yang dikeluarkan pada kegiatan budidaya ayam broilerterdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel dalam usaha ternak iniadalah biaya DOC, pakan, obat-obatan, vaksin, vitamin, bahan desinfektan,deterjen, sekam, gas, kayu bakar, minyak tanah, listrik, tenaga kerja, biayapemanenan, dan biaya pembersihan kandang. Biaya untuk DOC, pakan dan OVKseluruhnya ditanggung oleh pihak inti, namun peternak tetap wajib membayarnyajika telah mendapatkan pembayaran hasil panen. Biaya tetap pada usaha ternakayam broiler meliputi biaya penyusutan kandang dan biaya penyusutan peralatan. Pada perhitungan biaya produksi akan dibedakan menurut skala usaha.Pembagian skala hanya dua dikarenakan PT X mengelola usaha ternak ayammulai dari skala sedang (skala I) dan skala besar (skala II). Perincian biayaproduksi masing-masing peternak menurut skala usaha dapat dilihat padaLampiran 6-7. Perhitungan biaya produksi didapatkan dengan merata-ratakanseluruh biaya yang dikeluarkan peternak pada masing-masing skala, dan untukmengetahui biaya yang dikeluarkan setiap kilogram bobot ayam hidup dilakukandengan cara membagi biaya rata-rata dengan rata-rata kilogram bobot ayam yangdihasilkan, dapat dilihat pada Tabel 34. Perhitungan rata-rata bobot ayam yangdihasilkan peternak pada masing-masing skala dapat dilihat pada Lampiran 8. Biaya tetap yang dikeluarkan peternak skala II lebih tinggi dari padapeternak skala I. Semakin besar kandang, maka akan semakin membutuhkanbanyak bahan baku pembuatan dan semakin besar pula biaya untuk perbaikan.Namun pada perhitungan biaya penyusutan kandang sangat tergantung pada jeniskandang, dan daya tahan kandang yang dimiliki peternak. Perhitungan biayapenyusutan dapat dilihat pada Lampiran 9. Biaya penyusutan kandang per kilogram bobot ayam lebih murah padaskala II yaitu Rp 117,93, sedangkan skala I mengeluarkan biaya penyusutankandang sebesar Rp 123,86 per kg bobot badan ayam. Biaya penyusutan peralatanper kilogram bobot ayam pada peternak skala II yaitu Rp 17,93 dibandingkanpeternak skala I yaitu Rp 16,93. Hal ini dikarenakan pada peternak skala II lebihbanyak menggunakan peralatan yang lebih mahal. Misalnya alat minum hanya 95memakai alat minum otomatis, sedangkan peternak skala I masih banyak yangmenggunakan alat minum manual. Selain itu juga alat pemanas yang digunakanoleh peternak skala II hampir semua menggunakan gasolek, sehingga selain hargagasolek lebih tinggi daripada kompor semawar, peternak juga harus membelitabung gas elpiji ukuran 50 kg. Peternak skala I mayoritas masih menggunakankayu bakar sebagai pemanas. Tabel 34. Rata-Rata Komposisi Biaya Produksi Peternak Plasma PT X

Skala I (Skala Sedang) Skala II (Skala Besar) KeteranganNilai (Rp) Rp/Kg

Bobothidup Nilai (Rp) Rp/KgBobothidup Biaya Tetap Penyusutan Kandang 905.227 123,86 2.440.454 117,93Penyusutan Peralatan 123.717 16,93 371.041 17,93Total Biaya Tetap 1.028.717 140,79 2.811.495 135,85Biaya Variabel

DOC 16.277.907 2.227,31 46.500.000 2.246,93Pakan 59.847.715 8.189,00 169.437.321 8.187,38OVK 1.118.493 162,62 2.995.098 144,73Bahan bakar pemanas 680.757 93,15 1.862.000 89,97Deterjen 13.770 1,88 39.857 1,93Sekam 558.953 76,48 1.617.143 78,14Listrik 113.174 15,49 387.143 18,71Tenaga Kerja 1.284.128 175,71 3.336.190 161,21Biaya panen 156.936 21,47 438.655 21,20Cuci kandang 73.023 9,99 141.429 6,83Lainnya 194.808 26,66 200.000 9,66Total Biaya Variabel 80.389.665 10.999,76 226.954.836 10.966,69Total Biaya 81.418.610 11.140,55 229.766.331 11.102,54

Biaya variabel untuk DOC, pakan, dan biaya tenaga kerja merupakan biaya yang paling signifikan daripada biaya variabel lainnya. Jumlah biaya akansemakin besar seiring dengan bertambahnya populasi ayam yang dibudidayakan.Biaya variabel terbesar yang harus dikeluarkan adalah biaya untuk pembelian 96pakan. Sama halnya dengan beberapa teori yang menyatakan bahwa komponenbiaya terbesar dalam usaha ternak ayam broiler adalah pakan. Biaya pakanpeternak plasma PT X mencapai 74,4 persen dari seluruh biaya variabelnya baikpeternak skala I maupun skala II. Biaya DOC lebih tinggi pada skala II, hal ini disebabkan karena tingkatkematian pada skala II lebih tinggi sehingga biaya per ekor ayam pada saat panen menjadi lebih tinggi daripada skala I. Biaya untuk pakan sedikit lebih tinggi padaskala I, hal ini dikarenakan tingkat kematian ayam yang lebih rendah sehinggamembutuhkan kilogram pakan yang lebih banyak. Biaya untuk bahan bakar pemanas lebih besar dikeluarkan oleh peternakskala I. Untuk setiap kilogram bobot ayam terkena biaya bahan bakar pemanassebesar Rp 93,15, sedangkan peternak skala II Rp 89,97. Hal ini disebabkankarena peternak skala I masih banyak yang menggunakan kayu bakar dan minyaktanah sedangkan peternak skala II menggunakan gas. Biaya pembelian bahanbakar lebih menghemat pada peternak skala besar karena penggunaan gas lebihefisien dari pada penggunaan minyak tanah. Biaya listrik pada skala I lebih rendah, hal ini dikarenakan banyakpeternak skala I yang menggunakan air PAM untuk keperluan minum ayam dankandang. Selain itu, peternak skala I banyak menggunakan peralatan manualseperti galon minum manual yang tidak memerlukan listrik untukmengoperasikannya. Peternak skala II seluruhnya menggunakan alat minumotomatis, sehingga memerlukan listrik untuk mengoperasikannya. penggunaan

listrik terbesar di kandang digunakan untuk menyalakan mesin pompa air. Biaya untuk tenaga kerja pada skala II cenderung lebih murah, hal inidikarenakan pada skala besar jumlah tenaga kerja dapat dihemat. Sedangkan padaskala kecil atau sedang biasanya terjadi pemborosan tenaga kerja. Sebagai contoh,standar tenaga kerja yang ditetapkan perusahaan inti adalah satu orang untuk menangani 4.000 ekor ayam. Bagi peternak skala sedang yang hanya memelihara2.000 ekor, maka satu orang tenaga kerja hanya menangani 2.000 ekor saja,padahal masih bisa ditambah populasinya. Biaya lai-lain adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran air PAM,pembelian kapur, dan jamu untuk ayam. Peternak skala I memiliki biaya lain-lain

97yang besar karena penggunaan air PAM untuk keperluan air di kandang. Biayauntuk air PAM dapat mencapai Rp 1.000.000 per periode untuk kapasitas kandang3.000 ekor ayam. Secara keseluruhan beternak skala II (skala besar) memiliki biaya yanglebih efisien, hal ini ditunjukkan bahwa peternak skala besar hanya mengeluarkanbiaya total Rp 11.102,54 per kilogram bobot hidup ayam, sedangkan peternakskala sedang sebesar Rp 11.140,55. Namun demikian untuk mengelola usahaternak skala besar dibutuhkan modal yang lebih besar pula. 6.2. Penerimaan Usaha Ternak Ayam Broiler Penerimaan yang diperoleh oleh peternak plasma berasal dari penjualanayam besar, bonus dari konversi pakan (FCR) dan bonus pasar, penjualan kotoranternak, karung bekas pakan, serta penjualan kardus bekas. Bonus FCR akandidapatkan oleh peternak jika menghasilkan nilai FCR lebih rendah atau samadengan FCR standar perusahaan. Jika berhasil mencapai FCR yang rendah makapeternak akan mendapatkan bonus Rp 50,00 untuk setiap kilogram bobot ayamhidup. Bonus pasar juga secara otomatis akan diterima peternak jika ternyataharga jual ayam di pasar pada saat panen, lebih tinggi dari harga kontrakperusahaan inti. Untuk perhitungan bonus pasar disesuaikan juga denganperolehan angka FCR, semakin kecil angka FCR maka bonus pasar yangdiperoleh akan semakin besar pula, tetapi jika FCR standar perusahaan tidak dapatdicapai maka peternak tetap tidak mendapatkan bonus pasar walaupun harga pasarlebih tinggi daripada harga kontrak. Tabel 35 menunjukkan bahwa total penerimaan peternak skala I adalah Rp87.074.220 untuk jumlah rata-rata ayam 4.457 ekor, sedangkan penerimaan totalpeternak skala II adalah Rp 245.021.945 untuk rata-rata jumlah ayam 12.653 ekor.Untuk peternak skala I penerimaan total untuk setiap ekornya adalah Rp.19.536,sedangkan untuk peternak skala II penerimaan total untuk setiap ekornnya adalahRp 19.364. Sehingga harga ayam pada skala I dihargai sedikit lebih tinggidaripada ayam skala besar. Begitupun dengan harga per kilonya, peternak padaskala I menerima harga yang lebih tinggi yaitu sebesar Rp 11.914,41 dari padapeternak skala II yang hanya menerima harga Rp 11.839,71. Perbedaanpenerimaan per kilogram ayam dari kedua skala peternak tidak jauh berbeda.

98Tabel 35. Komposisi Penerimaan Usaha Peternak Plasma Pada Setiap SkalaSkala I Skala II

KeteranganNIlai (Rp) Rp/Kgbobothidup Nilai (Rp) Rp/Kgbobothidup Penjualan ayam besar 85.556.434 11.706,73 242.116.881 11.669,33Bonus FCR 300.495 41,12 671.201 32,43Bonus Pasar 663.009 90,72 716.448 34,62Penjualan karung 359.344 49,17 1.027.071 49,63Penjualan kotoran ternak179.244 24,53 457.143 22,09Penjualan kardus 15.694 2,15 33.200 1,06Total penerimaan 87.074.220 11.914,41 245.021.945 11.839,71

Penerimaan dari usaha ternak yang utama adalah penerimaan dari hasil penjualan ayam, hasil penjualan ayam sangat tergantung pada bobot badan ayamyang dihasilkan. Apabila dapat mencapai bobot yang tinggi, disertai penggunaanpakan yang lebih hemat maka peternak akan mendapatkan hasil penjualan yangbaik. Jadwal panen yang berbeda menyebabkan harga yang berlaku di pasaranpada saat pemanenan juga berbeda, hanya terdapat dua peternak pada skala IIyang memperoleh bonus pasar, sedangkan petenak skala I lebih banyak yangmendapatkan bonus pasar, sehingga dapat menambah sumber penerimaan. 6.3. Pendapatan Usaha Ternak Ayam Broiler Pendapatan usaha ternak ayam broiler adalah selisih penerimaan totaldengan pengeluaran total selama proses produksi. Perhitungan pendapatan usahaternak ayam pada skala I adalah untuk rata-rata 4.457 ekor, sedangkan peternakskala II rata-rata jumlah ayam adalah 12.653 ekor. Perhitungan pendapatan dapatdilihat pada Tabel 36. 99Tabel 36. Pendapatan Usaha Ternak Ayam Broiler Pada Peternak Skala I danSkala II

Skala I Skala II

KeteranganNIlai (Rp)Rp/Kgbobot

hidup Nilai (Rp) Total Biaya (a) 81.418.610 11.140,55 229.766.331 11.102,54Total penerimaan (b) 87.074.220 11.914,41 245.021.945 11.839,71Total Pendapatan (b-a) 5.655.610 773,86 15.225.614 737,17R/C Rasio 1,069 1,069 1,066 1,066

Tabel 36 menunjukkan bahwa pendapatan yang diterima oleh peternak skala I adalah Rp 5.655.610 untuk 4.457 ekor ayam atau sebesar Rp 773,86 per kgbobot hidup ayam. Pendapat peternak skala I lebih besar daripada pendapatanyang diperoleh oleh peternak skala II yaitu Rp 15.225.614 untuk 12.653 ekorayam atau sebesar Rp 737,17 per kg bobot hidup ayam. Total biaya yang dikeluarkan peternak skala II memang lebih kecil yaituhanya Rp 11.102,54 per kg bobot ayam hidup, bila dibandingkan peternak skala Iyang mengeluarkan biaya Rp 11.140,55 per kg bobot ayam. Akan tetapipenerimaan peternak skala I lebih tinggi sehingga menghasilkan nilai R/C rasioyang lebih tinggi pula daripada peternak skala II. Usaha ternak skala Imenghasilkan nilai rasio R/C sebesar 1,069 yang memiliki arti untuk setiap saturupiah yang dikeluarkan oleh peternak akan mendapatkan penerimaan sebesar1,069 rupiah. Penelitian yang dilakukan Deshinta (2006) maupun Siahaan (2005)juga menghasilkan nilai rasio R/C usaha ternak broiler sebesar 1,06-1,08. Untukmendapatkan perhitungan biaya produksi serta besarnya penerimaan tiap ekorayam dapat dilakukan dengan membagi biaya dengan rata-rata jumlah ternakayam yang diusahakan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10. Berdasarkan hasil perhitungan, bobot badan per ekor ayam baik skala Imaupun skala II adalah 1,64 kg. Keuntungan yang diperoleh tiap ekor ayam hanyaRp 1.284,66 untuk peternak skala I, dan Rp 1.205,72 untuk peternak skala II.Keuntungan per ekor dari beternak skala I maupun skala II hanya berbeda sedikitsaja, pada kasus ini berarti beternak dengan skala besar tidak menjaminkeuntungan yang didapatkan akan lebih besar, justru bisa saja peternak skala kecil Rp/Kgbobothidup 100yang mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Walaupun usaha ternakdilakukan dalam skala kecil jika dibudidayakan dengan baik dan sesuai prosedur,maka hasil yang didapatkan juga bisa memuaskan. Pendapatan peternak plasmasangat dipengaruhi bagaimana peternak tersebut dapat mengelola ternak ayamdengan sebaik-baiknya, memperhatikan kesehatan ayam agar dapat menekanangka kematian pada ayam, dan menjaga kondisi ayam agar nafsu makan semakinmeningkat, sehingga menghasilkan bobot ayam yang berat, tentu disertai denganpenggunaan pakan yang seefisien mungkin. Secara keseluruhan usaha ternak yang dijalankan oleh peternak PT Xadalah menguntungkan karena memiliki nilai rasio R/C lebih dari satu. Jika dilihatdari nilai rasio R/C, didapatkan hasil dengan mengusahakan dengan skala besarbelum tentu memperoleh pendapatan yang lebih banyak hal ini terbukti bahwapeternak skala besar memiliki nilai rasio R/C yang jumlahnya sedikit lebih kecilyaitu 1,066. 6.4. Proporsi Biaya Input terhadap Total Pengeluaran Untuk melihat proporsi dan kontribusi masing-masing pihak yang

mengikuti kemitraan, apakah sudah sebanding antara pihak maka dilakukanpembandingan antara faktor produksi yang dikeluarkan oleh masing-masingpihak. Pada Tabel 37 disajikan proporsi masing-masing biaya faktor produksi.Faktor produksi yang merupakan bagian yang dikeluarkan inti adalah DOC,pakan, dan OVK, sedangkan sisanya adalah faktor produksi yang dikeluarkan olehpeternak plasma. Proporsi tersebut dapat digunakan untuk melihat masing-masingfaktor produksi yang dikeluarkan oleh pihak inti dan peternak plasma. Biayafaktor produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan inti mendapatkan porsi yanglebih besar.

101Tabel 37. Proporsi Biaya Input terhadap Total Pengeluaran

No

Share biaya inputPeternak Skala I Peternak Skala II DeskripsiNilai (Rp)per ekor Persentasethd totalbiaya (%) Nilai (Rp)per ekor A Biaya Produksi 1 DOC 3.652,21 20,01 3.675,01 20,242 Pakan 13.427,80 73,57 13.391,07 73,743 OVK 250,95 1,37 236,71 1,304 Bahan bakar pemanas 152,73 0,84 147,16 0,815 Deterjen 3,08 0,02 3,15 0,026 Sekam 125,41 0,69 127,81 0,707 Listrik 25,39 0,14 30,59 0,178 Tenaga Kerja 288,11 1,58 263,66 1,459 Biaya panen 35,21 0,19 34,66 0,1910 Cuci kandang 16,38 0,09 11,17 0,0611 Lainnya 43,71 0,24 15,80 0,0912 Penyusutan kandang 203,10 1,11 192,87 1,0613 Penyusutan Peralatan 27,75 0,15 29,32 0,16Total Biaya Produksi 18.251,83 100 18.158,98 100B Penerimaan 19.536,49 19.364,70 Keuntungan peternak/ekor1.284,66

1.205,72 Untuk peternak skala I proporsi biaya faktor produksi yang dimiliki olehpihak inti mencapai 94,95 persen, dan faktor produksi yang dikeluarkan olehpeternak plasma adalah 5,05 persen. Jumlah biaya yang dikeluarkan oleh pihakinti adalah Rp17.330,96 dan biaya yang dikeluarkan peternak adalah Rp 920,87.Sehingga dari penerimaan sejumlah Rp 19.536,49 per ekornya, porsi yangdidapatkan oleh perusahaan adalah sejumlah Rp 17.330,96 dan peternak hanyamendapatkan bagian Rp 2.205,53. Penerimaan peternak sejumlah Rp 2.205,53masih harus dikurangi biaya yang telah dikeluarkan peternak untuk mendapatkanpendapatan Pendapatan bersih yang didapatkan peternak skala I adalah Rp1.284,66 per ekor. Persentasethd totalbiaya (%) 102Peternak skala II menunjukkan faktor produksi yang dimiliki pihak intisebesar 95,28 persen, sehingga bagian peternak plasma hanya 4,72 persen. Porsiyang didapatkan oleh peternak skala II lebih sedikit daripada porsi yangdidapatkan peternak skala I. Dari total Penerimaan sejumlah Rp 19.364,70,sebanyak Rp 17.301,87 adalah porsi yang diterima pihak inti, sedangkan peternakhanya menerima pendapatan kotor sebesar Rp 2.062,82 untuk setiap ekor. Biayayang dikeluarkan peternak skala I adalah 4,72 persen yaitu Rp 857,10 sehinggapendapatan bersih peternak skala I adalah Rp 1.205,72 setiap ekornya. Jika melihat dari perhitungan proporsi biaya produksi, pihak intimendapatkan jauh lebih banyak dari pada yang dicurahkan oleh peternak plasma.Maka dari itu proporsi penerimaan dari hasil usaha ternak ayam broiler lebihbanyak didapatkan oleh pihak inti. Perusahaan inti mendapatkan keuntungan dari selisih penjualan sapronak(DOC, Pakan dan OVK), serta selisih dari penjualan hasil panen peternakplasmanya. Perusahaan inti akan mendapat keuntungan yang besar apabila hargabeli sapronak dari produsen lebih rendah daripada harga kontrak yang telahditetapkan perusahaan inti. Perusahaan inti juga memperoleh keuntungan apabilamembeli ayam broiler dari peternak plasmanya dengan harga yang lebih rendahdaripada harga pasar. Pihak perusahaan inti juga tetap memperoleh keuntungandari kerjasama kemitraan karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk investasilahan, kandang dan biaya tenaga kerja

103

VII ANALISIS KEPENTINGAN-KINERJA DAN KEPUASANPETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN 7.1. Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan Analisis kepentingan dan kinerja sangat penting untuk diketahui gunamengukur pelayanan yang telah diberikan oleh perusahaan inti. Kinerja yang baik

dapat mempengaruhi kepuasan peternak, yang pada akhirnya bermuara padaloyalitas atau kesetiaan peternak untuk tetap bergabung dengan perusahaan inti.Penilaian peternak terhadap kinerja perusahaan dilakukan dengan caramemberikan penilaian secara individu terhadap faktor-faktor yang menentukankinerja perusahaan inti. Pengukuran secara individu dilakukan terhadap atributatributkemitraanyangdigolongkanmenjadiempatbagian,yaituatributpelayanan

administrasipenerimaanmitra,pelayanansaranaproduksi,pelayananteknis

budidaya,dan pelayananpasca panen.Keempatgolonganatributtersebut akan

dijabarkansecararincimelalui17 atribut.

7.1.1. Skor Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Pelayanan Administrasi Penerimaan Mitra Pengukuran respon peternak terhadap tingkat kepentingan serta kinerjaatribut pelayanan administrasi mitra dilihat pada atribut prosedur penerimaanmitra. Keseluruhan penilaian responden terhadap tingkat kepentingan dan kinerjaakan dinyatakan dengan skor yang menunjukkan tingkat kepentingan dan kinerjamenurut pandangan dan pengukuran peternak plasma. Penilaian tingkatkepentingan terdiri dari empat skala yaitu sangat tidak penting (STP), tidakpenting (TP), penting (P), dan sangat penting (SP). Sedangkan pengukuran tingkatkinerja terdiri dari sangat tidak baik (STB), tidak baik (TB), baik (B), dan sangatbaik (SB). Berdasarkan hasil penilaian peternak plasma terhadap tingkat kepentinganatribut prosedur penerimaan mitra diperoleh skor sebesar 139. Skor ini memiliki

arti bahwa atribut prosedur penerimaan mitra dianggap penting oleh peternak.Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 38. 104Tabel 38.Penilaian Peternak Terhadap Tingkat Kepentingan ProsedurPenerimaan Mitra

F % F % F % F %Total STP TP P SPAtribut SkorProsedur penerimaan mitra 1 2 9 18 40 80 139Rata-rata tingkat kepentingan 139F = Frekuensi jawaban responden Penilaian peternak terhadap tingkat kinerja atau pelaksanaan dari atributprosedur penerimaan mitra diperoleh skor sebesar 155. Skor tersebut memiliki artibahwa secara keseluruhan prosedur penerimaan mitra yang dijalankan oleh pihakperusahaan inti, dinggap baik kinerjanya oleh peternak plasma. Secara rinci dapatdilihat pada Tabel 39. Tabel 39. Penilaian Peternak Terhadap Tingkat Kinerja Prosedur PenerimaanMitra F % F % F % F %Total STB TB B SBAtribut SkorProsedur penerimaan mitra 1 2 43 86 6 12 155Rata-rata tingkat kinerja 155F= frekuensi jawaban responden

Dalam menjalankan prosedur penerimaan mitra, pihak inti telah memiliki sistem yang jelas. Peternak merasa dilayani dengan baik dan banyak diberikanarahan serta penjelasan mengenai seluruh prosedur kerjasama kemitraan PT X.Selain itu persyaratan untuk bergabung tidak terlalu sulit. Jika peternak tidakmemiliki surat tanah, maka surat-surat kendaraan juga diperbolehkan menjadijaminan, kemudian bagi peternak yang belum memiliki kandang sendiri (berstatussewa) juga diperbolehkan mengikuti kemitraan, dan pihak inti tidak mensyaratkanpengalaman minimal beternak. Hal ini dilakukan karena PT X ingin memberikankesempatan kerja bagi peternak yang belum berpengalaman. Setelah bergabungdengan perushaan inti, maka peternak tersebut akan mendapatkan bimbingan danpengetahuan tentang budidaya ayam broiler. Sehingga pada akhirnya peternaktersebut memiliki pengetahuan mengenai cara beternak yang baik. 1057.1.2. Skor Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Pelayanan SaranaProduksi Atribut yang termasuk ke dalam pelayanan sarana produksi adalahpenerapan harga kontrak DOC, kualitas DOC, penerapan harga kontrak pakan,kualitas pakan, penerapan harga OVK, kualitas OVK, dan jadwal pengiriman

sarana produksi. Berdasarkan hasil penilaian peternak responden terhadap tingkatkepentingan dari atribut pelayanan sarana produksi diperoleh total skor 178,14.Skor tersebut memiliki arti bahwa keseluruhan atribut pelayanan sarana produksidianggap penting oleh peternak. Atribut-atribut yang menjadi prioritas dapatdilihat pada Tabel 40. Tabel 40.Penilaian Peternak Terhadap Tingkat Kepentingan Atribut PelayananSarana Produksi

Berdasarkan pengurutan prioritas dapat dilihat bahwa atribut dengan tingkat kepentingan tertinggi adalah atribut kualitas DOC dengan skor 196 ataudinilai sangat penting oleh peternak. Selanjutnya atribut kualitas pakan denganskor 190 dan kualitas OVK dengan skor 176 juga dianggap sangat penting. Hal inimenunjukkan bahwa kualitas sarana produksi merupakan kunci utama dalambudidaya ayam broiler. Penerapan harga kontrak DOC juga sangat penting denganskor 176. Jadwal pengiriman sarana produksi menjadi prioritas ke empat dengan

F % F % F % F %Total STP TP P SPAtribut SkorPrioritas Penerapan hargakontrak DOC 1 2 22 44 27 54 176 3Kualitas DOC 4 8 46 92 196 1Penerapan harga kontrak pakan 3 6 25 50 22 44 169 5Kualitas pakan 10 20 40 80 190 2Penerapan hargakontrak OVK 1 2 29 58 20 40 169 5Kualitas OVK 24 48 26 52 176 3Jadwal pengiriman sarana produksi 2 4 25 50 23 46 171 4Rata-rata tingkat kepentingan 178 F= frekuensi jawaban responden 106nilai skor 171. Penerapan harga kontrak pakan dan OVK juga dianggap sangatpenting dengan skor 169. Secara keseluruhan atribut pelayanan sarana produksidianggap sangat penting oleh peternak plasma. Penilaian peternak terhadap kinerja atau pelaksanaan dari atributpelayanan sarana produksi diperoleh skor rata-rata 137. Skor ini memiliki artibahwa secara keseluruhan pelaksanaan dari atribut pelayanan sarana produksiyang telah diberikan oleh pihak inti dinilai sudah baik oleh peternak. Pada Tabel41 dapat dilihat atribut dengan kinerja tertinggi ditunjukkan oleh atributpenerapan harga kontrak OVK dengan skor 148. Sebanyak 84 persen respondenpeternak menganggap kontrak harga OVK masih termasuk murah dan tidak jauh

berbeda dengan harga pasar. Kualitas OVK dinilai dengan skor 144 yangmemiliki arti bahwa peternak menilai OVK yang diberikan pihak perusahaansudah baik, karena sebagian besar peternak menyatakan tidak perlu membeli obatobatandaripihakluaruntukmenjagaternakayamnyadaripenyakit.Jadwal

pengirimansaranaproduksijugadinilai sudahbaik kinerjanyadenganskor144.

Sebanyak80persen peternakmengakuibahwapihakintitepatwaktu dalam

mengirimkansaranaproduksi. Tabel 41.Penilaian Peternak terhadap Tingkat Kinerja Dimensi PelayananSarana Produksi

STB TB B SBAtribut F % F % F % F %Total Skor Penerapan hargakontrak DOC 10 20 40 80 140 3

Kualitas DOC 2 4 17 34 31 62 129 5Penerapan harga kontrak pakan 16 32 34 68 134 4Kualitas pakan 1 2 28 56 21 42 120 6Penerapan hargakontrak OVK 5 10 42 84 3 6 148 1Kualitas OVK 9 18 38 76 3 6 144 2Jadwal pengiriman sarana produksi 8 16 40 80 2 4 144 2Rata-rata tingkat kinerja 137 F= frekuensi jawaban responden Prioritas107 Kinerja atribut penerapan harga kontrak pakan berada pada prioritas keempat dengan skor 134, penerapan harga kontrak pakan masih dinilai baik olehpeternak. Begitupun dengan kualitas DOC yang memiliki skor 129 dan masihdinilai memiliki kinerja yang baik menurut peternak. Atribut kualitas pakanmerupakan satu-satunya atribut dalam palayanan sarana produksi yang dinilaikinerjanya tidak baik, karena kualitas pakan yang diberikan perusahaan belumsesuai dengan keinginan peternak. Sebanyak 56 responden menilai pakan yangdiberikan perusahaan berkualitas jelek. Mayoritas peternak mengeluhkan jenispakan yang digunakan perusahaan lebih dari satu jenis, dan menurut peternak halini dapat menyebabkan ayam tidak mau makan akibat sering ganti pakan. 7.1.3. Skor Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Pelayanan TeknisBudidaya Pengukuran respon peternak terhadap tingkat kepentingan serta kinerjadari perusahaan inti dalam kemitraan terhadap pelayanan teknis budidayadilakukan dengan melihat lima atribut, yaitu pelayanan dan materi bimbinganteknis, frekuensi bimbingan, penerapan standar produksi, ketepatan waktu panen,dan respon terhadap keluhan. Keseluruhan penilaian responden terhadap tingkatkepentingan dan kinerja dari atribut tersebut, dinyatakan dengan skor yangmenunjukkan kepentingan dan kinerja atribut tersebut menurut pendapat peternakplasma. Penilaian tingkat kepentingan terhadap keseluruhan atribut pelayananteknis budidaya, menghasilkan total skor rata-rata 162. Dengan skor rata-ratatersebut menunjukkan bahwa peternak plasma menganggap atribut-atributpelayanan teknis budidaya adalah penting. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel42. Atribut ketepatan waktu panen dianggap paling penting dengan prioritasutama, yaitu dengan skor 169. Skor tersebut memiliki arti bahwa ketepatan waktupanen adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini tentu sajaberalasan karena jika terjadi keterlambatan dalam waktu panen maka peternakakan mengeluarkan biaya tambahan untuk pakan, dan bisa saja performa ayamyang sudah baik menjadi turun jika waktu panen terlambat dari yang dijadwalkan.

108Tabel 42.Penilaian Peternak Terhadap Tingkat Kepentingan Dimensi

Pelayanan Teknis Budidaya

STP TP P SPAtribut F % F % F % F %Total Skor PrioritasFrekuensi bimbinganteknis 2 4 30 60 18 36 166 2Pelayanan dan materibimbingan 3 6 35 70 12 24 159 3Penerapan standarproduksi 4 8 34 68 12 24 158 4Ketepatan waktupanen 1 2 29 58 20 40 169 1Respon terhadapkeluhan 1 2 39 78 10 20 159 3Rata-rata tingkatkepentingan 162 F= frekuensi jawaban responden

Prioritas kedua adalah atribut frekuensi bimbingan teknis, peternak menganggap atribut ini sangat penting dengan skor 166. Bimbingan merupakanhal yang sangat dibutuhkan oleh peternak, dimana sebagian besar peternak tidakpernah mempelajari ilmu-ilmu beternak sebelumnya. Sehingga peternakmengharapkan banyak tambahan ilmu yang didapatkan dengan bergabungmenjadi peternak plasma. Prioritas ketiga adalah atribut pelayanan dan materibimbingan serta respon terhadap keluhan, atribut ini dianggap penting olehpeternak dengan skor 159. Pelayanan bimbingan yang selama ini diberikan olehpihak perusahaan adalah bimbingan yang disampaikan oleh para penyuluh lapangperusahaan. Keluhan-keluhan dari peternak disampaikan langsung melalui parapenyuluh lapang perusahaan, yang nantinya disampaikan kepada manajemenperusahaan. Atribut penerapan standar produksi juga dianggap penting olehpeternak dengan skor 158. Standar diperlukan untuk memacu semangat danprestasi para peternak plasma dalam membudidayakan ayam broiler dengan baikdan juga agar hasil panen dapat diterima oleh pasar. Hasil penilaian peternak plasma terhadap tingkat kinerja atribut pelayananteknis budidaya dapat dilihat pada Tabel 43. Tabel tersebut menunjukkan bahwa atribut tersebut sudah baik kinerjanya dan sesuai dengan keinginan peternakdengan skor rata-rata 147. 109Tabel 43. Penilaian Peternak Terhadap Tingkat Kinerja Dimensi PelayananTeknis Budidaya

STB TB B SBAtribut Frekuensi bimbingan

teknis F % F % F % F %Total 4 8 45 90 1 2 147 3Pelayanan dan materi bimbingan5 10 41 82 4 8 149 2Penerapan standar produksi8 16 39 78 3 6 145 4Ketepatan waktu panen 6 12 35 70 9 18 153 1Respon terhadap keluhan 12 24 37 74 1 2 139 5Rata-rata tingkat kinerja 147 F= frekuensi jawaban responden Skor

Seluruh atribut yang termasuk dalam pelayanan teknis budidaya dinilai telah memenuhi keinginan peternak plasma. Atribut yang memiliki kinerja palingbaik adalah ketepatan waktu panen, karena sebanyak 70 persen responden menilaipihak inti sangat tepat waktu dalam pengiriman sapronak dan 18 respondenmerasa atribut ketepatan waktu panen dari pihak inti sudah sesuai dengankeinginan. Ketepatan waktu panen dapat dijamin pihak inti karena perusahaan tidakmemiliki kendala dalam pemasaran. Selain memiliki langganan para pedagang,pihak inti juga memiliki rumah pemotongan ayam sendiri yang pemasarannyasudah mencapai luar Pulau Jawa. Sehingga apabila hasil panen peternakmengalami kelebihan (exces supply) tetap dapat ditangani. Setelah prosespemotongan ayam dilakukan dan menghasilkan output berupa karkas dagingayam, maka daging dapat disimpan dalam waktu lama dan dapat dijadikan stokbagi RPA pihak inti. Perusahaan inti juga dapat mengatur penjualan, jika harga dipasar tinggi maka hasil panen ayam banyak dijual ke pasaran, namun apabilaharga ayam di pasaran rendah, hampir seluruh hasil panen peternak dipasok keRPA milik perusahaan inti. Atribut pelayanan dan materi bimbingan diberi skor kinerja sebesar 149oleh peternak plasma, sebanyak 82 persen responden pelayanan dan materi Prioritas110bimbingan yang diberikan oleh pihak inti sudah baik. Responden banyakmendapatkan pengarahan langsung terutama dari penyuluh lapang perusahaan inti.Frekuensi bimbingan yang dilakukan perusahaan juga dinilai baik oleh peternak.Kunjungan yang dilakukan penyuluh lapang serta kunjungan langsung pihakmanajemen dirasakan sudah cukup oleh peternak, karena hampir 90 persenresponden menyatakan kinerja atribut frekuensi bimbingan teknis dari perusahaansudah baik. Atribut penerapan standar produksi diberi skor kinerja sebesar 145, denganskor tersebut menunjukkan bahwa penerapan standar oleh pihak inti dinilai baikoleh peternak. Beberapa standar yang diterapkan inti dimulai dari persiapanbudidaya hingga pemanenan. Sementara atribut respon terhadap keluhan

mendapatkan posisi terakhir, sebanyak 74 persen peternak masih menilai baik.Keluhan peternak diterima dengan baik oleh pihak inti, dan diupayakan caramenanganinya. 7.1.4. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Pelayanan PascaPanen Selain atribut teknis budidaya, hal yang harus diperhatikan oleh pihak intiadalah pelayanan pasca panen, karena pelayanan pasca panen masih menjadi saturangkaian dalam kerjasama kemitraan. Beberapa atribut yang termasuk kategoripelayan pasca panen adalah atribut kesesuaian harga jual output (harga ayam),pembayaran hasil panen peternak, pemberian bonus, dan pemberian kompensasi. Tabel 44 menunjukkan bahwa menurut peternak atribut-atribut pelayananpasca panen dinilai sangat penting dengan skor rata-rata 170. Berdasarkan urutanprioritas kepentingan, dapat dilihat bahwa atribut yang paling penting adalahatribut pembayaran hasil panen peternak yaitu dengan skor 179, skor tersebutmelebihi dari skor rata-rata. Sebanyak 60 persen peternak setuju bahwa atribut inisangat penting, karena pembayaran hasil penen merupakan hal yang sangatdinantikan oleh peternak plasma, dari hasil tersebut akan digunakan untukmembayar biaya-biaya produksi yang masih menunggak dan untuk persiapanmembeli faktor produksi untuk budidaya periode berikutnya.

111Tabel 44. Penilaian Peternak Terhadap Tingkat Kepentingan Dimensi PelayananPasca Panen

STP TP P SPAtribut F % F % F % F %TotalSkor Kesesuaian harga jualoutput2 4 30 60 18 36 166 3Pembayaran hasilpanen peternak 1 2 19 38 30 60 179 1Pemberian bonus 1 2 26 52 23 46 172 2Pemberian kompensasi 2 4 33 66 15 30 163 4Rata-rata tingkat kepentingan 170 F= frekuensi jawaban responden Urutan kedua adalah atribut pemberian bonus dari perusahaan, atribut inidinilai sangat penting dengan skor 172. Bonus merupakan insentif yang dapatmerangsang peternak untuk terus berprestasi dalam melakukan budidaya. Bonusyang diberikan perusahaan tentu tidak diberikan secara cuma-cuma, peternak yangmendapatkan bonus adalah peternak yang memiliki performa yang baik dalam

pemeliharaan ayam broiler. Prioritas selanjutnya adalah kesesuaian harga jual output, atribut ini dinilaisangat penting, karena harga jual ayam akan sangat berpengaruh pada pendapatanyang diperoleh peternak. Atribut yang terakhir adalah pemberian kompensasi,sebanyak 66 persen peternak menganggap bahwa kompensasi adalah hal yangpenting. Skor kepentingan untuk atribut pemberian kompensasi adalah 163.Peternak menganggap kompensasi sangat penting, karena terkadang dalammengusahakan ayam broiler terdapat hal-hal atau kejadian yang mungkin tidakterduga, yaitu kejadian yang dapat menimbulkan kerugian bagi peternak. Penilaian peternak plasma secara keseluruhan terhadap tingkat kinerjapelayanan pasca panen diperoleh hasil bahwa atribut-atribut ini dinilai tidak baikdengan skor rata-rata 121. Dapat dilihat pada Tabel 45, atribut kesesuaian hargajual output masih dianggap baik oleh peternak plasma dengan skor 142. Sebanyak80 persen menganggap harga jual ayam sudah sesuai dengan keinginan peternak. Prioritas 112Sebanyak 18 persen menjawab harga ayam yang ditetapkan perusahaan terlalumurah. Tabel 45.Penilaian Peternak Terhadap Tingkat Kinerja Dimensi PelayananPasca Panen

STB TB B SBAtribut Kesesuaian harga jualoutput F % F % F % F %Total 9 18 40 80 1 2 142 1Kecepatan pembayaran hasil panen30 60 18 36 2 4 122 2Pemberian bonus 1 2 32 64 15 30 2 4 118 3Pemberian kompensasi 7 14 34 68 8 16 1 2 103 4Rata-rata tingkat kinerja F= frekuensi jawaban responden Skor Atribut kecepatan pembayaran hasil panen diberikan skor 122, denganskor tersebut peternak menilai kinerja atribut tersebut tidak baik, karena 60 persenpeternak merasakan pembayaran yang dilakukan oleh pihak inti terlalu lama.Padahal pembayaran hasil panen akan segera digunakan peternak untuk membelifaktor produksi selanjuntnya. Sebagian besar peternak mengeluhkan hal ini,pembayaran hasil panen yang dijanjikan perusahaan melebihi waktu yang telahdisetujui yaitu 10 hari. Pihak perusahaan harus lebih memprioritaskan waktupembayaran hasil panen apabila penen telah dilakukan. Sebanyak 64 persen peternak menilai kinerja atribut pemberian bonus

belum baik, secara keseluruhan skor yang diberikan adalah 118 yang jugamemiliki arti bahwa peternak kinerja pihak inti dalam hal pemberian bonus masihkurang baik. Bonus yang diberikan perusahaan hanya akan didapatkan jika hasilpanen peternak baik, dimana peternak dapat menghasilkan ayam dengan bobotyang tinggi, namun dengan penggunaan pakan yang lebih hemat. Atributpemberian kompensasi dinilai belum memenuhi keinginan oleh 68 persenpeternak plasma, bahkan 14 persen menyatakan kinerja pihak inti dalam 121 Prioritas113memberikan kompensasi sangat tidak baik. Hal ini dikarenakan peternak plasma tidak pernah mendapat kompensasi apapun dari pihak perusahaan inti. Secara keseluruhan untuk atribut pelayanan pasca panen dinilai belummemiliki kinerja yang baik, padahal atribut-atribut pelayanan pasca panen jugasangat penting dalam menjaga agar hubungan kemitraan tetap berjalan denganlancar. PT X sebaiknya mengevaluasi dan menambahkan pelayanan pasca panenbagi peternak plasma. 7.2. Analisis Kesesuaian Skor Kepetingan dan Kinerja Tingkat kesesuain adalah hasil perbandingan antar nilai kinerja dengannilai kepentingan. Tingkat kinerja merupakan segala tindakan yang dilakukan olehseseorang atau atau perusahaan untuk mengelola dan menjalankan usahanya.Sedangkan tingkat kepentingan merupakan tingkat harapan peternak plasmaterhadap pelayanan dari pihak inti. Dengan analisis kesesuaian didapatkan urutanprioritas peningkatan kualitas pelayanan kemitraan. Hasil perhitungan analisiskesesuaian dapat dilihat pada Tabel 46. Dari keseluruhan tingkat kesesuaian, diperoleh gambaran umum bahwakonfirmasi antara kinerja aktual yang diterima peternak dengan harapan peternak,relatif belum terpenuhi karena sebagian besar kinerja atribut kemitraan PT X lebihrendah dibandingkan keinginan peternak plasmanya. Nilai kesesuaian sebesar 100persen atau lebih menandakan bahwa atribut yang ada sudah sesuai dengankeinginan peternak. Sebagian besar nilai kesesuaian yang dihasilkan kurang dari100 persen, hal ini mengindikasikan bahwa pelayanan dari PT X masih belumsesuai keinginan peternak plasmanya. Hanya satu atribut yaitu prosedurpenerimaan mitra yang dirasakan sesuai dengan harapan peternak.

114Tabel 46.Skor Kesesuaian Antara Tingkat Kepentingan dengan Kinerja PadaSetiap Atribut

PrioritasKe - Atribut Pelayanan Kemitraan

Skor kepentinganSkor kinerjaSkor 1 Kualitas Pakan 120 190 63,162 Pemberian kompensasi 103 163 63,193 Kualitas DOC 129 196 65,824 Kecepatan pembayaran hasil panen 122 179 68,165 Pemberian bonus 118 172 68,606 Harga Kontrak Pakan 134 169 79,297 Penerapan harga kontrak DOC 140 176 79,558 Kualitas Obat dan Vaksin 144 176 81,829 Jadwal pengiriman sarana produksi 144 171 84,2110 Kesesuaian harga jual output 142 166 85,5411 Respon terhadap keluhan 139 159 87,4212 Harga Obat dan Vaksin 148 169 87,5713 Frekuensi bimbingan teknis 147 166 88,5514 Ketepatan waktu panen 153 169 90,5315 Penerapan standar produksi 145 158 91,7716 Pelayanan dan materi bimbingan 149 159 93,7117 Prosedur penerimaan mitra 155 139 111,517.3. Perhitungan Importance Performance Analysis (IPA) Analisis tingkat kepentingan dan kinerja atau importance performanceanalysis (IPA) adalah analisis yang dapat digunakan untuk memperoleh informasipenilaian peternak plasma terhadap kinerja pelaksanaan kemitraan yang dilakukanPT X. Dengan analisis ini diharapkan dapat berguna bagi pihak PT X untukmengetahui hal-hal apa saja yang masih harus ditingkatkan guna mencapaikepuasan peternak plasmanya. Melalui analisis ini dapat pula diketahui apa yang telah dirasakan danbagaimana penilaian peternak plasma terhadap pelayanan-pelayanan yang telahdiberikan oleh pihak inti. Pada pelaksanaan kemitraan, walaupun perusahaan yangmemegang kendali akan tetapi pelaksana di lapang adalah peternak, sehingga Kesesuaian(%) 115sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui dan mengerti hal apa yangdibutuhkan oleh peternak plasmanya. Hal ini dilakukan agar dapat terjalin sebuahkerjasama yang lebih adil, dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.Jika rasa keadilan telah didapatkan oleh keduanya, hubungan kemitraan akan terusberlangsung dan peternak dapat merekomendasikan kepada peternak lain untukbergabung dengan PT X. Berdasarkan hasil rekapan peternak didapatkan rataanskor tingkat kepentingan yang dapat dilihat pada Tabel 47. Tabel 47. Rataan Skor Tingkat Kepentingan Peternak No Atribut Produk Tingkat Kepentingan

3 Kualitas DOC 3,925 Kualitas Pakan 3,8215 Kecepatan pembayaran hasil panen 3,582 Penerapan harga kontrak DOC 3,527 Kualitas Obat dan Vaksin 3,52

16 Pemberian bonus 3,448 Jadwal pengiriman sarana produksi 3,424 Harga Kontrak Pakan 3,386 Harga Obat dan Vaksin 3,3812 Ketepatan waktu panen 3,389 Frekuensi bimbingan teknis 3,3214 Kesesuaian harga jual output 3,3217 Pemberian kompensasi 3,2610 Pelayanan dan materi bimbingan 3,1813 Respon terhadap keluhan 3,1811 Penerapan standar produksi 3,161 Prosedur penrimaan mitra perusahaan 2,78 Rata-rata Kepentingan 3,39Keterangan:1,00 – 1,74 = Sangat Tidak Penting1,75 – 2,49 = Tidak Penting2,50 – 3,24 = Penting3,25 – 4,00 = Sangat Penting 116 Seperti yang tercantum pada Tabel 47, dapat dilihat bahwa atribut yangpaling penting dirasakan oleh peternak adalah atribut kualitas DOC (3,92).Kualitas DOC dinggap sangat penting oleh peternak, hal ini dikarenakan DOCmerupakan salah satu faktor produksi utama dalam budidaya ayam broiler. Setiapayam pedaging memiliki tujuan untuk cepat tumbuh. Jenis DOC yang terdapat dipasaran sangat beragam, ada bibit yang cepat tumbuh di masa awal denganbanyak konsumsi pakan, ada juga bibit yang cepat tumbuh dengan sedikitkonsumsi pakan namun mortalitasnya tinggi. Ada pula bibit yangpertumbuhannya agak lambat, tapi tahan terhadap penyakit. Bibit yang sebaiknyadipilih adalah bibit yang dapat menekan biaya pakan, yaitu bibit yang mamputumbuh dengan baik tetapi tidak menghabiskan banyak pakan sehingga nilaikonversi pakan (FCR) dapat ditekan lebih rendah. Pihak perusahaan harusmemilih bibit yang tepat dari produsen bibit agar peternak plasma tidak kecewa. Atribut kualitas yang mendapatkan prioritas kepentingan kedua adalahkualitas pakan, yang dinilai dengan skor 3,82 oleh peternak. Nilai skor tersebutmemiliki arti peternak plasma menganggap kualitas pakan merupakan hal yangsangat penting. Berdasarkan penelitian pada peternak PT X, hampir 75 persenbiaya terbesar dalam usaha budidaya ayam broiler adalah biaya untuk pakan.Maka dari itu peternak mengharapkan kualitas pakan yang digunakan juga baikagar pertambahan bobot badan ayam sesuai dengan penggunaan pakan. Atribut yang memiliki tingkat kepentingan yang paling rendah adalah atribut prosedur penerimaan menjadi mitra perusahaan, yaitu dengan skor 2,78.Dengan skor tersebut, peternak tetap menganggap bahwa prosedur penerimaanmenjadi mitra juga penting untuk dilakukan namun tidak terlalu menjadi prioritasutama. Berdasarkan perhitungan tingkat kinerja dari semua responden peternak,didapatkan hasil bahwa tingkat kinerja terhadap keseluruhan atribut kemitraanadalah 2,74. Skor ini memiliki arti bahwa peternak menilai kinerja yang diberikanperusahaan sudah baik. Dapat dilihat pada Tabel 48.

117Tabel 48. Rataan Skor Tingkat KinerjaNo Atribut Produk Tingkat Kinerja

1 Prosedur penerimaaan mitra perusahaan 3,1012 Ketepatan waktu panen 3,0610 Pelayanan dan materi bimbingan 2,986 Harga Obat dan Vaksin 2,969 Frekuensi bimbingan teknis 2,9411 Penerapan standar produksi 2,907 Kualitas Obat dan Vaksin 2,888 Jadwal pengiriman sarana produksi 2,8814 Kesesuaian harga jual output 2,842 Penerapan harga kontrak DOC 2,8013 Respon terhadap keluhan 2,784 Harga Kontrak Pakan 2,683 Kualitas DOC 2,5815 Kecepatan pembayaran hasil panen 2,445 Kualitas Pakan 2,4016 Pemberian bonus 2,3617 Pemberian kompensasi 2,08 Rata-rata 2,74Keterangan:1,00 – 1,74 = Sangat Tidak Baik1,75 – 2,49 = Tidak Baik2,50 – 3,24 = Baik3,25 – 4,00 = Sangat Baik Tabel 49 menunjukkan bahwa atribut prosedur penerimaaan mitramendapatkan kinerja yang paling tinggi yaitu 3,10. Pihak perusahaan telahmemberikan pelayanan yang baik pada saat awal peternak bergabung menjadimitra perusahaan. Pihak perusahaan juga cepat melakukan proses administrasi danmemberikan banyak penjelasan mengenai sistem kemitraan perusahaan. Banyakpeternak mengakui pihak inti memberikan pelayanan yang ramah dan santun,sehingga peternak merasa dihargai. 118 Atribut ketepatan waktu panen juga dinilai sudah baik oleh peternakdengan skor kinerja 3,06. Pihak perusahaan tepat waktu dalam melakukan prosespemanenan, sehingga peternak dapat mempersiapkan dengan baik karenapemberitahuan tidak dilakukan secara mendadak. Atribut pemberian kompensasidinilai tidak memiliki kinerja yang baik oleh peternak. Hampir seluruh peternakresponden menyatakan tidak pernah mendapatkan kompensasi dari pihak inti.Atribut lain yang juga dirasakan belum memiliki kinerja baik adalah kecepatanpembayaran hasil panen, kualitas pakan, dan pemberian bonus. Atribut-atribut di atas selanjutnya dibagi ke dalam empat kuadran yangmencerminkan kondisi kepentingan dan kinerja dari masing-masing atribut.Matriks IPA terdiri dari empat kuadran, yaitu kuadran I (Prioritas utama), kuadran

II (Pertahankan prestasi), kuadran III (Prioritas rendah), dan kuadran IV(Berlebihan). Dengan metode IPA yang menjadi sasaran utama adalah kuadran I,dimana pada kuadran ini memuat atribut-atribut kemitraan yang dianggap pentingoleh peternak plasma tetapi pada kenyataannya belum sesuai dengan harapanpeternak karena kinerjanya masih dinilai kurang baik. Dengan analisis kuadran dapat diketahui atribut-atribut yang terdapat padakuadran I, II, III, dan IV serta implikasi terhadap hasil tersebut. Atribut-atributyang terdapat pada masing-masing kuadran dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Plot Kepentingan Kinerja untuk Analisis Kuadran

4.03.83.63.43.2Tingkat Kepentingan3.02.8Scatterplot of Tingkat Kepentingan vs Tingkat Kinerja171651534

3.23.02.82.62.42.22.0Tingkat Kinerja2.74

Kuadran I Kuadran II 1321479861110

Kuadran IV Kuadran III 121

3.39

119Keterangan:1 Prosedur Penerimaan menjadi Mitra

2 Penerapan harga kontrak DOC3 Kualitas DOC4 Harga Kontrak Pakan5 Kualitas Pakan6 Harga Obat dan Vaksin

7 Kualitas Obat dan Vaksin8 Jadwal pengiriman sarana produksi9 Frekuensi bimbingan teknis 10 Pelayanan dan materi bimbingan11 Penerapan standar produksi12 Ketepatan waktu panen13 Respon terhadap keluhan14 Kesesuaian harga jual output15 Kecepatan pembayaran hasil panen16 Pemberian bonus17 Pemberian kompensasi

1. Kuadran I (Prioritas Utama) Atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini memiliki tingkatkepentingan yang tinggi menurut peternak, namun kinerja yang diberikanperusahaan inti masih rendah. Implikasinya, atribut-atribut dalam kuadran iniharus diprioritaskan untuk diperbaiki. Atribut yang berada pada kuadran I terdiridari kualitas DOC, kualitas pakan, Kecepatan pencairan hasil, dan pemberianbonus. a). Kualitas DOC Kualitas DOC merupakan atribut yang sangat penting dalamkeberlangsungan usaha ternak broiler. Kualitas DOC yang diinginkan peternakadalah DOC yang pertumbuhannya cepat, memiliki ketahanan terhadap penyakitdan stress sehingga angka mortalitasnya rendah. Hal yang penting dalamkaitannya dengan bibit dan biaya produksi adalah mortalitas, karena angkamortalitas yang tinggi akan sulit untuk menutupi biaya produksi. Karakteristik DOC yang baik adalah DOC yang seragam, seragam dalamartian berat badan, warna bulu, kemudian DOC memiliki bulu yang kering, halusdan menutup tubuh, DOC tampak aktif dan cepat mengenali lingkungan, pusarmenutup, kaki bersinar dan berminyak, bebas dari memar, dan tidak ada kelainan 120anatomi. Biasanya keluhan dari peternak adalah DOC yang mengalami dehidrasi,sehingga kulit kaki tampak kering, kemudian pusar DOC terbuka keluar dan halini menyebabkan kotoran mudah masuk ke dalam saluran pencernaan ayam. DOCyang mengalami kelainan biasanya sengaja dimatikan (culing) karena tidak akanbaik pertumbuhannya apabila tetap dipelihara. Pihak perusahaan juga telah berusaha untuk menggantikan kerugianpeternak tersebut. Salah satu bentuk penggantian adalah dengan memberikanbonus dua ekor per seratus ekor DOC. Berarti perusahaan menggantikan senilaidua persen untuk DOC yang mati atau diafkir. Diperlukan adanya komunikasilebih lanjut antara pihak inti dengan plasma. Pihak plasma memang memilikiharapan yang ideal misalnya tidak ada DOC yang afkir atau mati, namun padakenyataannya tidak ada perusahaan yang dapat menjamin 100 persen bahwa DOCyang diberikan tidak ada yang cacat atau mati. Menurut PT X, peternak dapatmelakukan pencatatan dan dokumentasi jika memang terdapat banyak DOC yangmati melebihi dari dua persen. Jika angka kematian DOC melebihi dua persenmaka pihak perusahaan siap untuk memberikan kompensasi penggantian sejumlahDOC yang mati. Perusahaan inti tidak memproduksi langsung DOC yang diberikan kepadapeternak plasma, melainkan mendapatkan dari produsen. Dengan perkembangan

industri yang semakin meningkat, maka semakin berkembang pula para produsenDOC. Hal yang dapat dilakukan oleh pihak perusahaan adalah mencari informasimengenai strain DOC yang baik, mencari produsen penghasil DOC yangberkualitas baik, dan mendapatkan kesempatan untuk bergabung denganperusahaan pemasok sebanyak-banyaknya. Hal ini dilakukan agar tidaktergantung pada satu pemasok saja. Saat ini Pihak inti bekerjasama dengan PTCharoen Phokphan dan PT Malindo dengan strain yang digunakan adalah strainCobb, sedangkan DOC yang dipasok oleh PT Japfa adalah strain Lohman. b). Kualitas Pakan Kualitas pakan yang diberikan perusahaan dianggap belum memenuhikeinginan peternak plasma, keluhan terkait pakan dari pihak peternak adalahpenggunaan pakan dengan jenis yang bermacam-macam. Penulis telah mencobamengkonfirmasikan kepada pihak perusahaan, namun perusahaan menyatakan

121bahwa pihaknya tidak menggunakan jenis pakan yang berbeda, hanya saja dipasokoleh produsen pakan yang berbeda. Jenis pakan yang digunakan adalah Super8201, dan DBCrumble 1 yang dipasok oleh PT Jafpa dan Malindo. Sebaiknyapihak peternak plasma diberikan pengertian secara jelas bahwa pihak perusahaantidak mengganti-ganti jenis pakan melainkan hanya berbeda pemasoknya saja.Pihak perusahaan sendiri tidak dapat memasok hanya dari satu produsen saja agartidak menjadi tergantung dan dipermainkan oleh produsen pakan, juga untukmencukupi kebutuhan pakan peternak secara keseluruhan. Keluhan selanjutnya mengenai pakan adalah kualitas pakan transfer yangsudah tidak baik lagi. Pakan transfer adalah sisa pakan dari peternak mitra yangtelah panen dan masih memiliki stok pakan di gudang. Stok pakan tersebut akanditransfer kepada peternak plasma lainnya yang masih memasuki periodepemeliharaan. Hal yang dapat dilakukan oleh pihak perusahaan adalah melakukanpengiriman pakan secara berkala dan diperkirakan dengan kebutuhan serta waktupanen ayam tiba. Sehingga sisa pakan setelah periode panen tidak menumpuk digudang peternak. Pihak perusahaan dapat mengarahkan kepada peternak bagaimana caramenyimpan pakan dengan baik agar kualitasnya tidak menurun, karena sisa pakandari satu kandang peternak mitra akan ditransfer ke peternak mitra yang lainnya.Sehingga peternak yang menerima pakan transfer tidak kecewa karena kualitaspakan menurun akibat penanganan yang tidak benar. Sebagian besar peternakplasma PT X tidak memiliki gudang khusus untuk menyimpan pakan. Gudangpakan para peternak masih bersatu dengan bangunan kandang, sehingga denganmudah terkena udara, atau terkena tetesan hujan jika kandang mengalamikebocoran. c). Kecepatan Pembayaran Hasil Panen Hasil panen akan dibayarkan oleh perusahaan setelah semua surat jalanpakan, DOC, dan OVK, serta surat DO (Delivery Order) sudah lengkap.Perusahaan sendiri mentargetkan pembayaran hasil panen sampai batas waktu 10hari, namun dengan batas waktu tersebut masih dirasakan terlalu lama, bahkanpembayaran yang diberikan perusahaan melebihi waktu 10 hari. Hal ini sebaiknyamenjadi perhatian perusahaan karena pembayaran hasil panen sangat penting bagi

122peternak, terutama peternak yang tidak memiliki pekerjaan lain selain usahaternak ini. Pembayaran hasil panen juga akan segera digunakan untuk membelipersiapan operasional kandang periode selanjutnya. Sebagian besar peternakmenginginkan pembayaran hasil panen tidak lebih dari satu minggu saja. d). Pemberian Bonus Atribut pemberian bonus belum memiliki kinerja yang baik menurutpeternak, namun hal ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi. Bonusmerupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasipeternak. Peternak merasakan kesulitan untuk mencapai bonus yang ditawarkanoleh perusahaan, dan sendainya bonus didapatkan peternak, jumlah yangdidapatkan tidak signifikan. Bonus yang diberikan perusahaan adalah bonus konversi pakan dan bonuspasar. Sebagian besar peternak menganggap bahwa nilai konversi pakan yangdistandarkan perusahaan terlalu sulit dicapai sehingga peternak tidak berhasilmendapatkan bonus. Namun, tidak semua peternak mengeluhkan perihal bonus,beberapa peternak yang berhasil dalam melakukan budidaya merasa sangat puasdengan pemberian bonus dari perusahaan. Sehingga pada kasus ini perludikomunikasikan secara bersama-sama dengan peternak bahwa standar bonusyang ditetapkan perusahaan juga masih dapat dicapai peternak, terbukti denganadanya peternak yang berhasil mendapatkan bonus yang besar karena dapatmemelihara ayam dengan baik. 2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran II merupakan atribut-atributyang diangap penting oleh peternak dan pihak perusahaan telah melaksanakankinerja sesuai dengan harapan peternak plasma. Terdapat tiga atribut yangtermasuk dalam kuadran II, diantaranya atribut penerapan harga kontrak DOC,kualitas obat dan vaksin, dan jadwal pengiriman sarana produksi. Atribut-atributini menunjukkan kekuatan dan keunggulan perusahaan menurut pandanganpeternak plasmanya, dan harus dipertahankan oleh perusahaan. Penerapan harga kontrak DOC sudah dirasa sesuai dengan keinginan,harga DOC yang tidak dapat dipastikan di pasaran dapat dijamin oleh perusahaan

123dengan harga yang konstan. Pada saat DOC sulit didapatkan dan harganya naik,pihak peternak tetap mendapatkan kelancaran pasokan DOC dengan harga yangstabil yaitu Rp 3.500 per ekor. Dengan harga sekian, DOC sudah langsung diantarke lokasi kandang tanpa ditambahkan biaya transportasi. Padahal jika terjadikekurangan pasokan dari wilayah Yogyakarta, PT X juga mendatangkan pasokanDOC dari Jakarta, yang ditrasnportasikan melalui jalur darat dengan kendaraankhusus pengangkut DOC. Kualitas obat dan vaksin dinilai sudah baik kinerjanya oleh peternakplasma, pihak plasma menyatakan bahwa obat-obatan dan vaksin yang diberikanmampu mengatasi masalah penyakit pada ayam, dan tidak perlu mencari obatobatankepadapihakluarselain pihakinti.

Para peternakjugadapatmemesanobat

yangtidak disediakankepadapihakinti,dan nantipihakintiyangmemesan

khususkepadapemasokobat-batan.Obatdanvaksinbanyakdipasokoleh

Medion,BiotekdanCeva.

Perusahaan sudah melaksanakan jadwal pengiriman sarana produksi yangtepat waktu. Pengiriman pakan dan obat-obatan dilakukan sebelum DOC dikirimke kandang. Jadwal pengiriman yang tepat waktu menandakan bahwa pihak intimendapatkan pasokan yang lancar dari produsen. Walaupun semua saranaproduksi PT X dipasok perusahaan lain, namun PT X memiliki tanggung jawabpenuh kepada peternak plasmanya agar dapat menjalankan budidaya ayam sesuaidengan waktunya, yaitu enam periode dalam waktu satu tahun. 3. Kuadran III (Pioritas Rendah) Atribut-atribut pada kuadran ini memiliki tingkat kepentingan yangrendah, dan kinerjanya juga dinilai kurang baik oleh peternak plasma. Perusahaanperlu memperbaiki kinerja dari atribut tersebut untuk mencegah atribut-atributpada kuadran III bergeser ke kuadran I. Jika atributnya bergeser ke kuadran I,maka akan menjadi suatu kelemahan perusahaan. Atribut-atribut yang terdapatdalam kuadran ini adalah penerapan harga kontrak pakan dan pemberiankompensasi. Peternak menilai penerapan harga kontrak pakan masih belum sesuai

dengan keinginan peternak. Peternak menganggap bahwa harga kontrak pakanyang diberikan oleh perusahaan masih dirasa mahal jika dibandingkan dengan

124harga yang berlaku dipasar. Jika dikaitkan dengan kualitas pakan yang dirasatidak memuaskan, tentu harga pakan menjadi tidak sebanding dengan kualitasnya.Peternak membayar mahal sedangkan kualitas yang didapatkan rendah, terutamajika peternak hanya mendapatkan pakan transfer dari peternak mitra yang lain,kualitas pakan sudah turun tapi tidak ada pengurangan harga. Pihak perusahaanperlu juga menjelaskan kepada peternak bahwa biaya transportasi pakan sudahtermasuk dalam harga pakan tersebut, sehingga apabila harganya berbeda dengandi pasaran masih wajar karena telah dibebankan ongkos transportasi di dalam harga pakan tersebut. Atribut pemberian kompensasi merupakan hal yang dianggap kurangpenting tapi sangat berpotensi untuk bergeser ke kuadran I, karena nilaikepentingannya tidak berbeda jauh dengan nilai kepentingan rata-rata. Atributpemberian kompensasi masih jauh dari harapan peternak. Hal ini dikarenakanselama bergabung dengan kemitraan PT X, belum pernah ada yang mendapatkankompensasi khusus. Namun pihak perusahaan menyatakan bahwa setiap peternakmengalami kerugian dan tidak dapat menutupi hutang pakan dan DOC, makapeternak tidak diwajibkan membayar pada periode berikutnya. Pihak perusahaantelah menanggung kerugian karena hutang pakan dan DOC tidak dapat dilunasidari hasil penjualan ayam. Begitupun peternak yang tidak mendapatkan hasil apaapadanmenaggungkerugianuntuk biayayangtelah dikeluarkanselama

pemeliharaan,sepertibiayatenagakerja,sekam,bahanbakar,yangsudahdibayar

terlebihdahuluoleh peternak.Pihakperusahaantelahmenganggap

haltersebut

sebagaikompensasiyangdiberikanperusahaan.

Sebagian kecil peternak juga ada yang mengakui bahwa dengan tidakmembayar sisa hutang pakan dan DOC pada perusahaan akibat merugi, sudahmerupakan kompensasi bagi peternak. Beberapa perusahaan kemitraan lain, jikapeternak mitra mengalami kerugian dan hasil penjualan ayam tidak mampu untukmembayar hutang sapronak dari perusahaan, maka akan dibebankan pada periodeberikutnya. Padahal peternak sendiri sudah mengalami kerugian untuk membayartenaga kerja di kandang, membeli sekam, bahan bakar pemanas, dan biayaoperasional lainnya.

1254. Kuadran IV (Berlebihan) Atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini memiliki tingkatkepentingan yang rendah menurut peternak plasma, tetapi memiliki kinerja yangbaik, sehingga dianggap berlebihan oleh peternak. Atribut yang termasuk dalamkuadran ini adalah atribut prosedur penerimaan mitra, harga obat dan vaksin,frekuensi bimbingan teknis, pelayanan dan materi bimbingan, ketepatan waktupanen, penerapan standar produksi, respon terhadap keluhan, dan kesesuaianharga jual output. Walaupun atribut dalam kuadran ini dianggap berlebihan, tapi tidak adasalahnya jika perusahaan tetap mempertahankannya. Jika perusahaan dapat memberikan lebih dari yang diharapkan peternak, maka akan menjadi suatukelebihan bagi perusahaan tersebut. Namun kinerja yang sudah diraih pada atributkuadran IV tidak perlu ditingkatkan lagi, karena hanya akan menyebabkanterjadinya pemborosan sumberdaya. Kelebihan yang terlihat dari PT X adalah komitmen tepat waktu, terutamasaat pengiriman sarana produksi dan ketepatan waktu panen. Peternak plasmamengakui bahwa perusahaan inti selalu menjaga komitmen agar tidakmengecewakan mitranya, bahkan pernah perusahaan mengirimkan sarana lebihcepat dari waktu yang dijadwalkan. Harga obat dan vaksin juga dinilai sangat murah oleh peternak, sehinggakinerja terhadap harga OVK dinilai lebih oleh peternak. Frekuensi bimbinganyang dilakukan perusahaan sudah sesuai dengan harapan peternak. Bimbinganmelalui PPL yang paling banyak dirasakan oleh peternak. Biasanya PPLmendatangi kandang peternak dalam waktu dua minggu sekali. Penerapan standarproduksi perusahaan sudah dinilai baik, standar produksi yang ditetapkanperusahaan adalah standar FCR, mortalitas, dan indeks prestasi peternak. Standarproduksi sangat penting agar ayam broiler yang dihasilkan memenuhi kriteria

konsumen sehingga dapat diterima pasar. Pelayanan pada saat peternak bergabung menjadi mitra juga dinilai sangatbaik, peternak pun mendapatkan pelayanan yang ramah. Kemudian syarat untukbergabung tidaklah sulit dan tidak melalui persyaratan administrasi yang rumit.Keramahan para karyawan perusahaan juga merupakan hal yang harus

126diperhatikan, karena dengan pelayanan yang ramah peternak plasma merasadihargai layaknya seperti saudara. Peternak juga merasakan keluhan-keluhan yangdiajukan cukup mendapatkan tanggapan yang baik dari pihak perusahaan. Karenamemang tujuan utama dari PT X adalah memberikan kepuasan pada mitra. 7.3. Perhitungan Indeks Kepuasan Peternak Pengukuran terhadap kepuasan peternak sangat diperlukan untukmengetahui seberapa besar harapan peternak plasma dapat dipenuhi olehperusahaan inti. Pengukuran terhadap kepuasan peternak secara keseluruhandidapatkan dengan menghitungCustomer Satisfaction Index (CSI), untukmendapatkan nilai CSI diperlukan nilai rata-rata tingkat kepentingan (MeanImportance Satisfaction/MIS) dan nilai rata-rata tingkat kinerja (MeanSatisfaction Score/MSS). Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dilihat pada Tabel 49, atribut-atributyang harus ditingkatkan kinerjanya agar indeks kepuasan secara menyeluruh dapatmeningkat adalah atribut yang nilai rata-rata tingkat kinerjanya berada kurang darinilaitotal weighted (2,74). Atribut-atribut tersebut adalah kualitas DOC, hargakontrak pakan, kualitas pakan, kecepatan pembayaran hasil panen, pemberianbonus, dan pemberian kompensasi. Hasil penilaian yang dilakukan oleh peternak plasma terhadap kinerja PTX didapatkan bahwa tingkat kepuasan secara keseluruhan terhadap kualitaspelayanan perusahaan inti adalah 68,38 persen. Nilai ini berada pada selang 0,660,80yangmemilikiartisecarakeseluruhanpeternakmenganggappuasatas

kinerjayangdiberikanperusahaaninti.

Meskipun nilai kepuasan berada padarange memuaskan dengan nilai68,38 persen, harapan peternak yang belum terpenuhi oleh pihak inti masihsebesar 31,62 persen. Pihak perusahaan hendaknya meningkatkan kepuasandengan memperbaiki kinerja pada atribut-atribut yang dianggap belum baikkinerjanya. Hal ini perlu dilakukan agar PT X mampu bersaing denganperusahaan kemitraan lainnya mengingat keberadaan perusahaan kemitraan diYogyakarta sangat banyak dan beberapa diantaranya sudah bertaraf nasional.

127Tabel 49. Perhitungan Indeks Kepuasan Peternak

No Atribut Produk MIS WF MSS WS 1 Penerimaan menjadi Mitra Perusahaan 2,78 0,05 3,10 0,152 Penerapan harga kontrak DOC 3,52 0,06 2,80 0,173 Kualitas DOC 3,94 0,07 2,58 0,184 Harga Kontrak Pakan 3,40 0,06 2,68 0,165 Kualitas Pakan 3,84 0,07 2,40 0,166 Harga Obat dan Vaksin 3,40 0,06 2,96 0,177 Kualitas Obat dan Vaksin 3,52 0,06 2,88 0,18 8 Jadwal pengiriman sarana produksi 3,42 0,06 2,88 0,179 Frekuensi bimbingan teknis 3,32 0,06 2,94 0,1710 Pelayanan dan materi bimbingan 3,18 0,06 2,98 0,1611 Penerapan standar produksi 3,16 0,05 2,90 0,1612 Ketepatan waktu panen 3,40 0,06 3,06 0,1813 Respon terhadap keluhan 3,18 0,06 2,78 0,1514 Kesesuaian harga jual output 3,32 0,06 2,84 0,1615 Kecepatan pembayaran hasil panen 3,58 0,06 2,44 0,1516 Pemberian bonus 3,46 0,06 236 0,1417 Pemberian kompensasi 3,28 0,06 2,08 0,12 Jumlah 57,70 2,74 CSI 68,38Keterangan:MIS =Mean Importance Score MSS=Mean Satisfaction ScoreWF =Weighted FactorsWS =Weighted Score

Sebanyak 31,62 persen harapan peternak yang belum terpenuhi dapat jugadisebabkan oleh atribut-atribut yang termasuk ke dalam kuadran I pada analisisIPA. Atribut-atribut yang kinerjanya sangat rendah dapat menjadi factor pemicu

ketidakpuasan kepada kemitraan PT X. 128

VIII HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN KEPUASAN PETERNAK Untuk melihat apakah terdapat hubungan antara pendapatan peternak dengan tingkat kepuasan peternak terhadap pelaksanaan kemitraan PT X, digunakan uji korelasi rank spearman. Dengan melihat hubungan ini dapatdiketahui apakah peternak plasma yang berpendapatan tinggi memiliki tingkatkepuasan yang lebih tinggi daripada peternak plasma yang berpendapatan rendah.Pendapatan diukur dari nilai rasio R/C hasil usaha ternak ayam broiler. Sedangkantingkat kepuasan didapatkan dari nilai indeks kepuasan (CSI) masing-masingpeternak responden. Dapat dilihat pada Lampiran 11. Berdasarkan hasil olahan rank spearman didapatkan nila koefisien korelasi sebesar 0,279. Nilai ini menandakan bahwa terdapat hubungan positif antarapendapatan peternak dengan tingkat kepuasannya terhadap kemitraan, nberkorelasi lemah. Adapun hasil olahan dengan menggunakan program SPSS 17sebagai berikut.

Pendapatan kepuasanSpearman'srho Pendapatan kepuasan CorrelationCoefficient 1.000 .279Sig. (1-tailed) . .025*

N 50 50Correlation Coefficient.279*

1.000Sig. (1-tailed) .025 .N 50 50 Hasil uji signifikansi ditunjukkan dengan nilai asimtot signifikan (sig 1-tailed), didapatkan nilainya sebesar 0,025. Apabila nilai asimtot signifikan lebihkecil dari nilai a (0,05) maka keputusan yang diambil adalah tolak H.Berdasarkan perhitungan di atas nilai asimtot signifikan lebih kecil dari nilai a.Sehingga disimpulkan tingkat pendapatan peternak berhubungan signifikanterhadap tingkat kepuasannya terhadap pelaksanaan kemitraan pihak inti. Korelasi yang lemah dikarenakan tidak semua peternak dengan tingkat

pendapatan yang tinggi merasa puas terhadap pelaksanaan kemitraan PT X. 0

129Banyak hal lain yang dapat mempengaruhi kepuasan peternak seperti atributatributkemitraanPTX yangtelahdijelaskanpadaBabsebelumnya.Sebagai

contoh,walaupunusahaternakmemilikinilairasioR/Cyangtinggi,namunjika

pelayanandaripihakintimasihkurangsepertiterjadinyaketerlambatandalam

pembayaranhasilpanenmakapeternaktersebutjugaakantetapmerasakecewa

terhadap

perusahaaninti.

Hubungan yang signifikan menyatakan ada kecenderungan peternak yangmendapatkan penghasilan usaha yang tinggi memiliki rasa kepuasan yang lebihtinggi terhadap pelayanan kemitraan PT X, namun sebagian besar peternakresponden tidak menilai kepuasan hanya berdasarkan pendapatan yangdiperolehnya saja. Selain ingin memperoleh pendapatan yang baik, peternak jugaingin mendapatkan pelayanan yang baik dan sesuai dengan komitmen dalamperjanjian kemitraan PT X. Jika hal tersebut dapat dilakukan perusahaan inti,maka kepuasan peternak plasma dapat tercapai dan hubungan kemitraan dapatterus berjalan.

1309.1. Kesimpulan

IX KESIMPULAN DAN SARAN PT X merupakan perusahaan agribisnis peternakan yang bergerak dalamusaha budidaya ayam broiler melalui pola kemitraan inti plasma. Karakteristikpeternak plasma PT X berjenis kelamin laki-laki (94 persen), berusia 25-35 tahun(54 persen), pendidikan SMA (52 persen), dengan jumlah tanggungan keluarga 12orang (42 persen).Mayoritaspeternak memeliharasejumlahkurangdari10.000

ekorayam,memilikikandangdenganstatuskepemilikanpribadi,danmemiliki

pekerjaanlaindi luarusaha

ternakayambroiler.Hal yangmenjadipertimbangan

utamabergabungdenganPTXadalahmengharapkanadanyapeningkatan

keuntungan.Para peternakplasmamendapatkaninformasimengenaikemitraan

PTXlangsungdari pihakperusahaan.

Sebagian besar peternak mendapatkan keuntungan dari usaha ternak ini,antara peternak dengan skala besar (skala II) dan skala sedang (skala I) tidakterdapat perbedaan yang signifikan dalam perolehan pendapatan. Nilai rasio R/Cpeternak skala besar adalah 1,066 sedangkan peternak skala sedang adalah 1,069. Peternak dengan skala besar mengeluarkan biaya produksi sedikit lebih murah,namun hanya sedikit peternak skala besar yang memperoleh bonus. Peternak skalasedang sebagian besar memperoleh bonus dari pihak inti, sehingga nilai rasio R/Cpeternak skala sedang lebih tinggi daripada peternak skala besar. Berdasarkan hasil analisis kuadran kinerja dan kepentingan, didapatkanbeberapa atribut yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi akan tetapikinerjanya dinilai masih rendah oleh peternak plasma. Atribut-atribut tersebutantara lain atribut kualitas DOC, kualitas pakan, kecepatan pencairan hasil panen,dan pemberian bonus. Hasil analisis kesesuaian juga menunjukkan keempatatribut tersebut memiliki nilai kesesuaian yang rendah. Secara keseluruhanpeternak plasma merasa puas terhadap kinerja atribut-atribut yang terdapat dalamkemitraan PT X. Hal ini dapat diketahui dari nilai indeks kepuasan peternaksebesar 63,38 persen, dimana nilai ini berada pada skala puas. Tingkat pendapatan peternak berhubungan positif dengan tingkat

kepuasannya terhadap pelaksanaan kemitraan PT X. Semakin tinggi pendapatan, 131maka semakin tinggi tingkat kepuasan peternak plasma terhadap pelaksanaankemitraan. 9.2. Saran Perusahaan inti perlu memprioritaskan pelayanan yang dirasakan masihkurang oleh peternak plasma, yaitu terkait kualitas DOC, pakan, dan kecepatanpembayaran hasil panen. Walaupun pihak perusahaan tidak memproduksi DOCdan pakan sendiri, akan tetapi di tengah kemajuan usaha peternakan,menyebabkan banyak industri peternakan yang tumbuh dan berkembang. Hal inimemudahkan bagi perusahaan untuk mencari produsen DOC maupun pakan.Pihak perusahaan inti dapat mencari dan menyeleksi dari beberapa produsensapronak untuk mencari kualitas sapronak yang terbaik. Pembayaran hasil panenpeternak harus menjadi prioritas utama agar peternak tidak kecewa. Pihak perusahaan dapat mengadakan acara pertemuan berkala untukmembahas dan mengevaluasi hasil kerjasama kemitraan yang telah berjalan.Pertemuan yang melibatkan seluruh peternak plasma dengan pihak inti dapat diisidengan saling mengutarakan masukan atau kehendak dari masing-masing pihak.Pertemuan ini juga dapat mempererat jalinan kerjasama antara perusahaan intidengan peternak plasma, maupun antar sesama peternak plasma. Pihak perusahaan juga dapat memberikan penghargaan kepada peternakplasma yang telah berhasil dalam melakukan budidaya, sehingga peternak lainmengetahui bahwa dengan standar yang diterapkan saat ini sebenarnya dapatdicapai peternak. Dengan adanya penghargaan bagi peternak berprestasi, makaakan memotivasi peternak lainnya untuk berusaha dengan lebih baik. Bagi penelitian selanjutnya, selain pengukuran tingkat kepentingan dankinerja juga sebaiknya dilakukan pengukuran terhadap tingkat harapan peternakagar pengukuran kepuasan menjadi lebih tepat. Kemudian melakukan pemisahanuntuk atribut bonus FCR, bonus pasar atau bonus kematian agar hasil pengukurantidak bias.

132

DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Satistik Struktur PDB Nasional. Jakarta:Badan Pusat Statistik.

[BPS] Badan Pusat Statistik Propinsi DI Yogyakarta. 2008.DI Yogyakarta dalam Angka 2008. Yogyakarta : BPS DI Yogyakarta.

Bobo J. 2003.Transformasi Ekonomi Rakyat. Jakarta: PT Pustaka Cidesindo. Deshinta M. 2006. Peranan kemitraan terhadap peningkatan pendapatan peternakayam broiler kasus kemitraan PT Sierad Produce dengan peternak di

Kabupaten Sukabumi [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen,Institut Pertanian Bogor.

Dinas Pertanian dan Kehutanan. 2005.Laporan Tahunan Subdinas Peternakan. Yogyakarta : Dinas Pertanian dan Kehutanan.

Direktorat Pengembangan Usaha. 2002.Pedoman Kemitraan Usaha Agribisnis. Jakarta: Departemen Pertanian.

Direktorat Jenderal Peternakan. 2005. Statistik Peternakan. Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian.

Direktorat Jenderal Peternakan. 2008.Statistik Peternakan Tahun 2008. Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian.

Engel JF, Roger DB, Paul WM. 1994.Perilaku Konsumen. Edisi ke enam. Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara.

Fadilah R. 2005.Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersil. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Hafsah MJ. 1999.Kemitraan Usaha, Konsepsi dan Strategi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Hernanto F. 1989.Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ihsani DW. 2005. Analisis kepuasan konsumen terhadap atribut wisata Cangkuang Garut, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, InstitutPertanian Bogor.

Irawan H. 2004.10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT ElexMedia Komputindo.

Kotler P. 2000.Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo. 133Kusumah M. 2008. Analisis tingkat kepuasan peternak plasma terhadap polakemitraan Tunas Mekar Farm di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor[skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Nazir M. 2005.

Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Oktaviani RW dan Suryana RN. 2006. Analisis kepuasan pengunjung dan

pengembangan fasilitas agro (Studi kasus di Kebun Wisata Pasirmukti,Bogor).Jurnal Agro Ekonomi 24:41-58.

Poultry Indonesia. 2005. Kemitraan unggas, menguntungkan atau merugikan?. Poultry Indonesia Edisi November.

Poultry Indonesia. 2006. Krisis doc menjelang puasa. Poultry Indonesia Edisi Oktober.

Priyono BS, Nufus N, Dessy K. 2004. Performan analisis pelaksanaan kemitraan PT Primatama Karya Persada dengan peeternak ayam ras pedaging di KotaBengkulu.Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 6:11-115.

Puspitawati E. 2004. Analisis kemitraan antara PT Pertani (Persero) dengan petani penangkar benih padi di Kabupaten Karawang [tesis]. Bogor: SekolahPascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Rangkuti F. 2003.Measuring Consumer Satisfaction: Gaining Customer Relationship Strategy. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Romdhoni E. 2003. Analisis pendapatan dan tingkat kepuasan peternak terhadap pelaksanaan kemitraan ayam ras di Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor:Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Saragih B. 2001.Suara Dari Bogor: Membangun Sistem Agribisnis. Bogor: Yayasan USESE Bekerja sama dengan PT Sucofindo.

Sarwanto C. 2004. Kemitraan, produksi dan pendapatan peternak rakyat ayam ras pedaging di Kabupaten Karang Anyar dan Sukoharjo [tesis]. Bogor:Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Siahaan JE. 2005. Analisis pendapatan peternak ayam ras pedaging pada pola kemitraan inti-plasma studi kasus kelompok usaha Bintang Resmi diKabupaten Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut PertanianBogor.

Suharno B. 2002.Agribisnis Ayam Ras. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sumarwan U. 2004.Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam

Pemasaran. Jakarta : Ghalia Indah. 134Suratiyah K. 2006.Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sutawi. 2006. Peternakan sebagai basis ekonomi. Majalah Poultry Indonesia Edisi November Volume 1:52-53

Tjiptono F. 2001.Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi.

Umar H. 2003.Riset Pemasaran dalam Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Utama.

135Lampiran 1. Fluktuasi Harga Ayam dan DOC Broiler

Tanggal Broile< 1,0 kg Broiler1,0–1,2 kg Broiler 1,2–1,4 kg Broiler1,4–1,6 kg Broiler1,6–1,8kg Broiler :1,8–2,0kg 01 Sep 2008 17.500 16.500 15.500 - - - 3.90008 Sep 2008 16.000 14.700 14.500 14.300 14.100 13.900 3.80015 Sep 2008 16.900 15.500 15.200 15.000 14.800 14.800 3.50022 Sep 2008 17.000 15.300 15.000 14.800 14.600 14.600 3.00026 Sep 2008 17.500 15.800 15.500 15.300 15.100 15.100 3.00006 Okt 2008 17.500 15.800 15.600 15.600 15.600 15.600 3.00013 Okt 2008 16.500 15.800 15.600 15.400 15.400 15.400 3.00017 Okt 2008 15.100 14.400 14.200 14.000 13.800 13.600 2.500

22 Okt 2008 15.300 14.900 14.700 14.500 14.300 14.300 2.75027 Okt 2008 16.600 15.200 15.000 14.700 14.400 14.400 2.80001 Nov 2008 16.700 15.300 14.600 13.500 12.800 12.600 3.25008 Nov 2008 16.700 15.600 15.200 14.900 14.600 14.200 3.35014 Nov 2008 15.700 14.200 13.500 13.300 13.800 14.000 3.40022 Nov 2008 15.700 14.200 13.500 13.300 13.300 13.300 3.25029 Nov 2008 11.800 10.300 9.600 9.400 9.300 8.900 3.00001 Des 2008 12.000 10.600 10.100 9.900 9.700 9.300 3.00002 Des 2008 11.400 9.900 9.700 9.500 9.300 9.100 1.500 Sumber : Pinsar (2008) 44

Cjfeed. 2008. Harga harian broiler dan doc.http://cjfeed.co.id/index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=47&itemid=127 . [15Desember 2008] DOCBroiler 137KUISIONER PENELITIAN UNTUK MENGETAHUI PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK MITRA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER DI YOGYAKARTA No : …………………………Tgl : …………………………

Saya Meylani Lestari, mahasiswa Agribisnis IPB sedang melakukan penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Pendapatan dan Tingkat Kepuasan Peternak Plasma terhadap Pelaksanaan Kemitraan Ayam Broiler PT X di Yogyakarta”. Dimohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner ini secara lengkap.Kerahasian saudara sebagai responden terjamin. Atas bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. 138 ………..………..Tahun ……………..…. Kali

………………. Tahun

□ Mudah dalam penanganannya □ Pekerjaan utama□ Pekerjaan sampingan □ Usaha turun temurun□ Mudah dikembangkan □ Cepat memperoleh keuntungan □ Ingin mendapat bantuan modal□ Ingin menambah pengetahuan□ Ingin keuntungan meningkat □ Ingin mendapat jaminan pasar□ Risiko usaha ditanggung bersama□ Lainnya …………………………………. □ Tidak ada□ Ada, sebagai …………………………… : :

:

:

:

:

Petunjuk umum : Isilah/Berilah tanda (v) pada tempat yang sudah disediakan.

IDENTITAS RESPONDEN Pengalaman bermitra dengan PT X Berapa kali pernah bergantikemitraan

Lama beternak ayam

Alasan Beternak Ayam Alasan anda mengikutikemitraan PT X Adakah pekerjaan lain yangdilakukan selain usaha ternakini

…………………………………………. □ Laki-laki □ Perempuan ………………………………………….………………………………………….

……………………………. Tahun □ SD □ SMP □ SMA □ Diploma □ Sarjana □ Master

□ 0 orang □ 3 - 5 orang □ 1 - 2 orang □ > 5 orang

□ = 1 juta □ = 1 juta □ 2 - 3 juta □ 4 juta□ = 5 juta

□ Pernah, selama ………….Tahun□ Belum pernah

: : :

:

:

:

:

:

Nama

Jenis kelamin

Alamat Usia

Pendidikan terakhir Jumlah tanggungan keluarga Penghasilan/bulan

Pengalaman bermitra dengan yang lain

Jumlah Harga/unit Total MODAL KERJA PETERNAK PLASMA PER PERIODEBiaya produksi No Komponen Biaya PeternakPlasma 1 Tenaga kerja keluargaTenaga kerja luar keluarga 2 Penyusutan kandang dan peralatan

3 Minyak tanah 4 Sekam 5 Listrik 6 Transportasi

No Komponen Biaya Perusahaan IntiJumlah Harga/unit Total 1 DOC 2 Pakan Starter 3 Pakan Finisher 4 Obat-obatan 5 Vaksin 6 Bahan Kimia 7 Transportasi

Jenis Peralatan Unit Harga Awal (Rp) Nilai Sisa Umur Ekonomi Penyusutan (Rp/tahun)Penyusutan (Rp/periode)Kandang Tempat makan Tempat minum Piringan Lampu Kompor Terpal Gerobak Timbangan Kabel (gulung) Lainya: Total 139

Biaya penyusutan

4. Keluhan dalam bermitra: 1. Isi perjanjian : ………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………. 2. Pelaksanaan isi perjanjian : ………………………………………………… …………………………………………………………………………………. 3. Pembayaran : ………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….

5. Apa saran Anda kepada pihak perusahaan. 1. ………………………………………………………………………………….2. …………………………………………………………………………………. 3. ………………………………………………………………………………….4. ………………………………………………………………………………….

6. Manfaat apa yang dirasakan dengan mengikuti kemitraan …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………..

7. Apakah Anda akan tetap bergabung dengan PT X? Ya Tidak, alasannya .....……………………………………………………………

Pendapatan dalam satu periode

No Variabel Jumlah Keterangan 1 Ayam panenMortalitas (%) 2 Total berat (Kg) 3 Umur (Hari) 4 Pendapatan lain: 5 Penjualan karung 6 Penjualan kotoran 7 Bonus 8 TOTAL

Tanya Jawab:

1. Pertimbangan utama bergabung dengan PT X? □ Kemudahan□ Biokrasi lebih mudah □ Ikut-ikutan teman□ Lainnya : …………………………………………

2. Sumber Informasi mengenai PT X? □ Teman/rekan kerja□ Keluarga □ Warga yang beternakTahu sendiri□ Langsung dari PT X 3. Apakah dalam kemitraan ini Anda mengetahui dan memahami peraturankemitraan (perjanjian kontrak dengan PT X)?□ Ya □ Tidak, alasannya ………………………………..

140

TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN PETERNAK PLASMA A. Tingkat KepentinganDi bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan kepentingan atribut dalam kegiatan kemitraan PT X menurut pendapat peternak plasma. Berilah tanda (v) pada kolom jawaban yang Anda pilih.B. Tingkat Kinerja Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan kinerja pelaksanaan kemitraan yang telah Anda terima dari PT X. Berilah tanda (v) pada kolomjawaban yang Anda pilih. KEPENTINGAN KINERJA

No. 4

Sangat 3Baik 2Tidak Baik 1Sangat Tidak Baik 4Sangat Penting 3Penting 2Tidak Penting

Atribut1 Sangat TidakPenting Baik1 Prosedur penerimaan menjadi mitra 2 Penerapan harga kontrak DOC 3 Kualitas DOC 4 Harga kontrak pakan 5 Kualitas pakan 6 Harga obat dan vaksin 7 Kualitas obat dan vaksin 8 Jadwal pengiriman sarana produksi 9 Frekuensi bimbingan teknis 10 Pelayanan dan materi bimbingan 11 Penerapan standar produksi 12 Ketepatan waktu panen 13 Respon terhadap keluhan 14 Kesesuaian harga jual output 15 Kecepatan pembayaran hasil panen 16 Pemberian bonus 17 Pemberian kompensasi 141 Lampiran 3. Gambar Peralatan dan Kegiatan

Chicken guard Mobil transportasi DOC

Gasolek (Pemanas) Panen Ayam

Lokasi Kandang Ayam Siap Panen

142 Lampiran 4. Nama Peternak dan Skala Usaha Skala I (1.500-10.000 ekor) Skala II (> 10.000) No Nama DOC PerPeriode(ekor)No Nama 1 Turiyat Andi Yulianto1.5001 Pudji Utari 11.0002 Nanang Dwi Marguna 2.000 2 R. Bagus Suharjono 11.0003 Ndaru Pujono 2.000 3 Satimin 12.0004 Sumardi 2.000 4 Purnomo 13.0005 Waluyo 2.000 5 wisma wukir 14.5006 Bima Arian Wicaksana 2.000 6 Gunawan 15.5007 Budi Darmawan 2.000 7 Wahyu Tri 16.0008 Dono Indarto 2.700 9 Joko Priyanto 3.000 10 Mugimin 3.000 11 Timbul Setu 3.000 12 Timan Andy S 3.000 13 Karmidi 3.000 14 Sumadi 3.000

15 Padi 3.000 16 Sardi 3.500 17 Nurkholis 3.500 18 Yanto Legowo 4.000 19 Sukiran 4.000 20 Warto 4.000 21 Eka Yuni M 4.000 22 Tri Yuniarto 4.000 23 Iwandoto 4.000 24 Fajar 4.000 25 Suhardiman 4.500 26 Jumanto 4.500 27 Kurnia Hendra 5.000 28 Mustari 5.000 29 Karep 5.000 30 Jajuli Badarudin 5.500 31 Listyo Agung Wibowo 6.000 32 Amir Syamsudin 6.000 33 Purwanto 6.000 34 Kurnia Hidayat 6.500 35 Fathur Roji 6.500 36 Surono 6.500 37 Anwar 8.000 38 Miah Zulaichah 8.000 39 Harjono 8.500 40 Sutrisno 8.500 41 Son Haji 8.500 42 Hartono 8.500 43 Dewi 10.000 DOC PerPeriode(ekor) 143 Lampiran 5. Rata-Rata Konversi Pakan (FCR) dan Tingkat Mortalitas pada Skala I No JumlahAyam(ekor) TotalAyam Dijual (kg) TotalPenggunaanPakan (kg) UmurPanen(hari) FCRaktual FCRstandar (%)1 1.456 2.321,80 3.650 32,00 1,572 1,709 2,932 1.952 3.140,20 5.250 36,00 1,672 1,714 2,40

3 2.000 3.223,00 5.050 32,12 1,567 1,714 0,004 1.924 3.273,00 5.500 33,26 1,680 1,737 3,805 1.870 2.727,20 4.650 32,00 1,705 1,673 6,506 1.967 3.091,60 5.000 31,00 1,617 1,704 1,657 1.938 3.497,80 5.750 32,29 1,644 1,765 3,108 2.580 4.769,20 7.650 34,00 1,604 1,778 4,449 2.956 4.856,00 8100 36,00 1,688 1,722 1,4710 2.910 4.686,00 7.850 33,46 1,675 1,714 3,0011 2.907 4.972,20 8.250 34,00 1,659 1,740 3,1012 2.915 5.079,20 8.700 35,39 1,713 1,748 2,8313 2.906 4.162,00 7.300 34,49 1,754 1,665 3,1314 2.825 5.305,00 8.600 35,00 1,621 1,786 5,8315 2.827 4.854,40 8.100 35,28 1,669 1,743 5,7716 3.347 4.965,50 8.050 33,00 1,621 1,679 4,3717 3.343 5.214,80 9.100 33,03 1,745 1,701 4,4918 3.710 5.200,00 8.500 32,49 1,634 1,657 7,2519 3.640 5.593,20 8.800 33,00 1,573 1,696 9,0020 3.724 5.931,60 10.150 33,00 1,711 1,709 6,9021 3.640 4.945,40 9.250 31,48 1,870 1,646 9,0022 3.872 6.820,60 12.150 34,31 1,781 1,754 3,2023 3.876 5.774,00 9.850 32,02 1,706 1,682 3,1024 3.877 7.120,60 11.500 34,30 1,615 1,776 3,0825 4.415 6.637,40 10.950 33,06 1,650 1,684 1,8926 4.366 6.955,40 11.350 33,46 1,632 1,709 2,9827 4.861 7.999,60 14.150 33,36 1,769 1,724 2,7828 4.923 9.094,00 15.400 33,73 1,686 1,774 1,4929 4.837 9.310,40 15.300 35,06 1,643 1,796 3,2630 5.391 9.353,60 15.900 33,68 1,700 1,748 10,1531 5.407 9.722,60 15.700 33,16 1,615 1,765 1,6932 5.908 10.266,60 16.900 31,79 1,653 1,745 1,5333 5.836 10.473,60 17.500 34,78 1,671 1,762 2,7334 6.287 10.222,20 16.800 33,79 1,643 1,719 3,2835 6.346 10.196,60 16.700 32,74 1,636 1,723 2,3336 6.210 8.993,40 14.950 32,00 1,663 1,672 4,4337 7.742 12.312,60 20.800 32,60 1,690 1,710 3,2338 7.660 12.193,00 21.600 34,00 1,772 1,709 4,2539 8.140 13.980,00 22.350 36,27 1,599 1,743 4,2440 8.253 12.660,20 20.600 31,33 1,629 1,694 2,8241 8.407 13.236,80 21.850 32,91 1,651 1,704 1,0942 8.120 13.470,60 19.100 35,31 1,696 1,715 4,3843 9.563 15.654,50 26.250 35,79 1,676 1,717 4,29Rata-rata 4.457 7.308,31 12.114 33,53 1,669 1,722 3,79

Mortalitas 144 Lampiran 6. Perhitungan Usaha ternak Peternak Skala I DMNdaru Turiyat AYNanang PujonoSumardi Waluyo Bima AW Budi D Dono Indarto Joko Priyanto MugiminBIAYA TETAP Penyusutan Kandang 659,722 439,815 439,815 433,333 433,333 416,667 800,000 585,000 770,000 329,861Penyusutan Peralatan 50,215 65,140 49,556 53,000 53,486 40,167 85,363 61,833 84,650 Total Biaya Tetap 709,938 504,955 489,370 486,333 486,819 456,833 800,000 670,363 831,833 414,511

BIAYA VARIABEL DOC 5,250,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 9,450,000 10,500,000 10,500,000Pakan 17,702,500 27,615,000 26,563,000 26,675,000 22,552,500 24,250,000 27,887,500 37,102,500 39,285,000 38,072,500 Obat, Vaksin, dan Kimia 388,823 480,913 684,862 633,415 453,385 506,215 516,325 618,232 6,004,955 691,355Bahan Bakar Pemanas 205,500 262,000 240,000 360,000 262,000 260,000 263,500 196,500 128,571 365,000 Deterjen 4,500 6,500 6,000 6,000 6,000 6,000 6,000 8,100 9,000 9,000Sekam 200,000 266,667 233,333 266,667 266,667 233,333 266,667 360,000 400,000 400,000 Listrik 60,000 40,000 80,000 40,000 40,000 40,000 80,000 54,000 60,000 60,000Tenaga Kerja 600,000 550,000 550,000 550,000 550,000 550,000 550,000 742,500 950,000 825,000 Biaya Panen 52,941 70,588 70,588 70,588 70,588 70,588 70,588 95,294 105,000 105,882Cuci Kandang 50,000 50,000 50,000 80,000 60,000 50,000 60,000 100,000 50,000 50,000 Lainnya 0 600,000 0 0 0 0 0 Total Biaya Variabel24,514,264 36,341,668 35,477,784 36,281,670 31,261,140 32,966,137 36,700,580 48,727,126 57,492,526 51,078,737 Total Biaya 25,224,202 36,846,623 35,967,154 36,768,003 31,747,959 33,422,970 37,500,580 49,397,489 58,324,360 51,493,248PENERIMAAN Penjualan Ayam Besar 28,906,410 39,092,350 40,126,350 37,544,583 31,635,520 35,553,400 39,906,400 54,368,880 60,204,688 53,795,280Bonus FCR 116,886 157,000 161,150 163,650 0 154,580 174,890 238,460 242,800 234,300 Bonus Pasar 626,886 372,094 255,386 0 0 0 235,836 0 802,368 622,980Penjualan Karung bekas 109,500 157,500 181,800 165,000 135,000 150,000 172,500 229,500 243,000 225,000 Penjualan Kotoran Ayam 50,000 100,000 0 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000Penjualan Kardus 0 0 0 0 8,500 6,400 0 10,500 12,000 24,000 Total Penerimaan (c) 29,809,682 39,878,944 40,724,686 37,973,233 31,879,020 35,964,380 40,589,626 54,947,340 61,604,856 55,001,560Pendapatan (c-(a+b))4,585,480 3,032,321 4,757,532 1,205,230 131,061 2,541,410 3,089,046 5,549,851 3,280,496 3,508,312 R/C Rasio (c/(a+b))1.182 1.082 1.132 1.033 1.004 1.076 1.082 1.112 1.0561.068

145 Timbul Setu Timan AS Karmidi Sumadi Padi Sardi Nurkholis Yanto Sukiran wartoBIAYA TETAP Penyusutan Kandang 600,000 791,667 625,000 525,000 645,000 388,889 670,833 293,210 766,667 586,420Penyusutan Peralatan 73,483 64,000 73,417 62,917 87,646 171,750 43,951 65,667 95,000 54,262 Total Biaya Tetap 673,483 855,667 698,417 587,917 732,646 560,639 714,784 358,877 861,667 640,681BIAYA VARIABEL DOC 10,500,000 10,500,000 10,500,000 10,500,000 10,500,000 12,250,000 12,250,000 14,000,000 14,000,000 14,000,000Pakan 40,012,500 42,195,000 35,405,000 41,710,000 39,285,000 39,042,500 44,862,500 41,225,000 42,680,000 49,227,500 Obat, Vaksin, dan Kimia 718,573 676,427 473,267 496,427 496,427 860,321 763,584 771,876 829,646 728,930Bahan Bakar Pemanas 600,000 536,000 187,500 197,500 197,500 760,000 197,500 750,000 600,000 513,500 Deterjen 9,000 9,000 9,000 9,000 9,000 10,500 6,000 12,000 12,000 12,000Sekam 400,000 240,000 350,000 240,000 400,000 466,667 466,667 533,333 533,333 466,667 Listrik 60,000 60,000 60,000 60,000 60,000 70,000 70,000 130,000 160,000 80,000Tenaga Kerja 825,000 825,000 825,000 825,000 825,000 962,500 962,500 1,100,000 1,100,000 1,100,000 Biaya Panen 105,882 195,000 105,882 105,882 105,882 123,529 123,529 0 141,176 141,176Cuci Kandang 80,000 100,000 50,000 60,000 60,000 80,000 50,000 50,000 60,000 50,000 Lainnya 355,000 0 0 0 0 0 Total Biaya Variabel53,310,955 55,691,427 47,965,649 54,203,809 51,938,809 54,626,017 59,752,280 58,572,209 60,116,156 66,319,773 Total Biaya 53,984,439 56,547,094 48,664,066 54,791,726 52,671,455 55,186,656 60,467,064 58,931,086 60,977,822 66,960,455PENERIMAAN Penjualan Ayam Besar 56,803,944 57,902,880 48,195,960 60,360,290 55,340,160 57,337,783 60,095,355 65,624,000 70,099,576 68,094,768Bonus FCR 248,600 253,960 0 265,250 242,720 248,280 0 260,040 279,660 0 Bonus Pasar 0 0 0 3,477,733 1,790,601 1,082,329 0 900,278 1,545,217 0Penjualan Karung bekas 247,500 255,000 219,000 255,000 243,000 241,500 270,000 255,000 255,000 300,000 Penjualan Kotoran Ayam 560,000 100,000 50,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000Penjualan Kardus 22,400 0 24,000 9,600 9,600 7,800 22,400 0 16,000 16,000 Total Penerimaan (c) 57,882,444 58,511,840 48,488,960 64,467,873 57,726,081 59,017,692 60,487,755 67,139,318 72,295,453 68,510,768Pendapatan (c-(a+b))3,898,005 1,964,746 -175,106 9,676,147 5,054,626 3,831,036 20,691 8,208,232 11,317,630 1,550,313 R/C Rasio (c/(a+b))1.072 1.035 0.996 1.177 1.096 1.069 1.000 1.139 1.186 1.023

146 Eka YM Tri Iwandoto Fajar Suhardiman Jumanto Kurnia Mustari Karep Jajuli B Listyo Amir SBIAYA TETAP

Penyusutan Kandang 800,000 833,333 866,667 879,630 989,583 1,031,250 700,000 916,667 1,099,537 1,000,000 2,400,000 1,190,476Penyusutan Peralatan 128,389 122,579 57,979 316,111 133,056 118,567 171,500 94,444 275,833 172,167 0 184,316 Total Biaya Tetap 928,389 955,912 924,646 1,195,741 1,122,639 1,149,817 871,500 1,011,111 1,375,370 1,172,167 2,400,000 1,374,792BIAYA VARIABEL DOC 14,000,000 14,000,000 14,000,000 14,000,000 15,750,000 15,750,000 17,500,000 17,500,000 17,500,000 21,000,000 21,000,000 22,000,000Pakan 51,652,500 58,927,500 47,772,500 55,775,000 53,107,500 55,047,500 68,711,250 74,690,000 74,205,000 77,115,000 82,052,500 82,706,500 Obat, Vaksin, danKimia1,402,994 764,131 521,371 848,594 1,169,292 1,159,126 1,013,292 1,163,142 1,058,592 1,977,061 1,626,640 1,140,769 Bahan Bakar Pemanas 322,500 730,000 324,500 730,000 450,000 450,000 1,089,000 540,000 1,095,000 900,000 1,460,000 720,000Deterjen 12,000 12,000 12,000 12,000 13,500 13,500 15,000 15,000 15,000 18,000 18,000 16,500 Sekam 533,333 533,333 533,333 466,667 600,000 600,000 525,000 666,667 666,667 700,000 700,000 641,667Listrik 80,000 80,000 80,000 80,000 90,000 90,000 170,000 175,000 100,000 210,000 0 220,000 Tenaga Kerja 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,237,500 1,237,500 1,375,000 1,500,000 1,375,000 1,650,000 1,650,000 1,512,500Biaya Panen 141,176 141,176 141,176 141,176 158,824 158,824 176,471 176,471 176,471 211,765 211,765 194,118 Cuci Kandang 80,000 60,000 60,000 50,000 60,000 60,000 80,000 100,000 80,000 80,000 80,000 50,000Lainnya 0 0 0 50,000 300,000 0 1,000,000 100,000 Total BiayaVariabel69,324,504 76,348,141 64,544,881 73,253,437 72,636,616 74,566,450 90,955,013 96,526,279 96,271,729 104,861,826 108,898,905 109,202,053 Total Biaya 70,252,893 77,304,053 65,469,527 74,449,178 73,759,254 75,716,266 91,826,513 97,537,390 97,647,100 106,033,992 111,298,905 110,576,845PENERIMAAN Penjualan Ayam Besar 76,154,386 77,754,840 66,978,400 81,174,840 76,549,134 79,847,992 91,835,408 103,604,954 105,924,421 106,958,416 116,890,038 119,771,737Bonus FCR 332,610 0 0 365,030 331,870 347,770 0 454,700 465,520 467,680 511,330 486,130 Bonus Pasar 562,941 0 0 0 0 0 0 42,900 0 16,818 3,042,675 3,127,037Penjualan Karung bekas 319,500 364,500 295,500 345,000 313,500 0 424,500 435,000 450,000 507,000 522,000 465,000 Penjualan KotoranAyam200,000 200,000 200,000 200,000 50,000 337,500 100,000 200,000 300,000 200,000 0 200,000 Penjualan Kardus 16,000 25,600 16,000 25,600 18,000 0 20,000 0 32,000 0 0 22,000 Total Penerimaan (c)77,585,437 78,344,940 67,489,900 82,110,470 77,262,504 80,533,262 92,379,908 104,737,554 107,171,941 108,149,914 120,966,043 124,071,904Pendapatan (c-(a+b))7,332,544 1,040,887 2,020,373 7,661,292 3,503,250 4,816,996 553,395 7,200,164 9,524,841 2,115,922 9,667,138 13,495,059 R/C Rasio (c/(a+b))1.104 1.013 1.031 1.103 1.047 1.064 1.006 1.074 1.098 1.020 1.0871.122

147 Purwanto Sarju Fathur R Surono Anwar S Miah Z Harjono Sutrisno Son Haji Hartono DewiBIAYA TETAP Penyusutan Kandang 1,050,000 541,667 595,833 1,408,333 1,444,444 1,666,667 1,700,000 1,869,213 1,112,083 1,629,167 2,000,000Penyusutan Peralatan 179,500 133,500 187,336 134,389 98,000 202,556 174,750 228,319 141,950 269,792 335,600 Total Biaya Tetap 1,229,500 675,167 783,169 1,542,722 1,542,444 1,869,222 1,874,750 2,097,532 1,254,033 1,898,958 2,335,600BIAYA VARIABEL DOC 21,000,000 22,750,000 22,750,000 22,750,000 28,000,000 28,000,000 29,750,000 29,750,000 29,750,000 29,750,000 35,000,000Pakan 84,875,000 81,480,000 80,995,000 72,507,500 100,880,000 104,760,000 117,561,000 99,910,000 105,972,500 112,035,000 127,362,500 Obat, Vaksin, dan Kimia 1,980,401 1,320,260 1,558,379 1,487,164 1,501,526 2,155,127 1,670,724 1,734,627 1,951,106 1,867,236 2,239,699Bahan Bakar Pemanas 1,460,000 1,500,000 560,000 503,500 774,000 1,460,000 786,000 455,500 1,500,000 2,190,000 2,190,000 Deterjen 18,000 19,500 19,500 19,500 24,000 24,000 25,500 24,000 25,500 25,500 30,000Sekam 600,000 866,667 758,333 758,333 933,333 525,000 1,133,333 1,011,667 991,667 1,133,333 1,166,667 Listrik 240,000 75,000 227,500 130,000 160,000 160,000 340,000 170,000 255,000 170,000 200,000Tenaga Kerja 1,650,000 1,787,500 1,787,500 1,787,500 2,200,000 2,200,000 2,337,500 2,337,500 2,337,500 2,337,500 2,750,000 Biaya Panen 211,765 0 229,412 229,412 282,353 282,353 300,000 300,000 300,000 300,000 352,941Cuci Kandang 60,000 50,000 130,000 120,000 100,000 80,000 100,000 100,000 80,000 140,000 100,000 Lainnya 0 0 500,000 2,160,000 0 0 0 0 0 0 0Total Biaya Variabel112,095,166 109,848,927 109,515,624 102,452,909 134,855,212 139,646,480 154,004,057 135,793,294 143,163,273 149,948,569 171,391,807 Total Biaya 113,324,666 110,524,093 110,298,794 103,995,631 136,397,657 141,515,702 155,878,807 137,890,826 144,417,306 151,847,528 173,727,407PENERIMAAN Penjualan Ayam Besar 119,566,618 117,103,000 121,355,982 108,507,156 141,354,715 140,158,535 172,904,640 145,975,003 151,958,464 154,513,189 181,096,221

Bonus FCR 523,680 511,110 509,560 449,670 312,290 0 669,000 623,000 661,840 673,530 782,725 Bonus Pasar 0 0 1,638,554 83,098 1,109,072 0 3,843,912 0 3,170,450 0 160,209Penjualan Karung bekas 525,000 504,000 480,000 445,500 615,000 675,000 670,500 633,000 645,000 690,000 817,500 Penjualan Kotoran Ayam 200,000 200,000 200,000 660,000 300,000 200,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000Penjualan Kardus 20,000 15,000 26,000 42,250 40,000 32,000 0 27,200 34,000 34,000 40,000 Total Penerimaan (c) 120,835,298 118,333,110 124,210,096 110,187,674 143,731,077 141,065,535 178,388,052 147,558,203 156,769,754 156,210,719 183,196,655Pendapatan (c-(a+b))7,510,632 7,809,017 13,911,302 6,192,043 7,333,420 -450,167 22,509,245 9,667,377 12,352,448 4,363,192 9,469,248 R/C Rasio (c/(a+b))1.066 1.071 1.126 1.060 1.054 0.997 1.144 1.070 1.086 1.029 1.055

148 Lampiran 7. Perhitungan Usaha Ternak Peternak Skala II Pudji Utari Bagus Satimin Purnomo Wisma Gunawan Wahyu TriBIAYA TETAP Penyusutan Kandang 2,880,952 2,200,000 2,638,889 1,516,667 2,295,833 2,350,833 3,200,000Penyusutan Peralatan 550,364 239,289 354,844 391,222 524,722 210,125 326,722 Total Biaya Tetap 3,431,317 2,439,289 2,993,733 1,907,889 2,820,556 2,560,958 3,526,722BIAYA VARIABEL DOC 38,500,000 38,500,000 42,000,000 45,500,000 50,750,000 54,250,000 56,000,000Pakan 138,710,000 146,741,250 174,842,500 157,867,500 172,140,000 199,092,500 196,667,500Obat, Vaksin, dan Kimia 2,231,458 1,751,957 2,498,360 3,577,550 4,043,877 3,438,127 3,424,354Bahan Bakar Pemanas 2,190,000 837,500 2,920,000 1,080,000 3,285,000 961,500 1,760,000Deterjen 33,000 33,000 36,000 39,000 43,500 46,500 48,000Sekam 1,283,333 1,283,333 1,600,000 1,733,333 1,691,667 1,808,333 1,920,000Listrik 770,000 220,000 540,000 260,000 290,000 310,000 320,000Tenaga Kerja 3,025,000 1,283,333 2,820,000 3,575,000 3,987,500 4,262,500 4,400,000Biaya Panen 388,235 388,235 423,529 458,824 300,000 547,059 564,706Cuci Kandang 130,000 120,000 120,000 180,000 160,000 100,000 180,000Lainnya 0 0 0 0 1,000,000 200,000 Total Biaya Variabel187,261,027 191,158,609 227,800,389 214,271,207 237,691,544 265,016,519 265,284,560 Total Biaya190,692,343 193,597,898 230,794,123 216,179,096 240,512,099 267,577,477 268,811,282PENERIMAAN Penjualan Ayam Besar 223,940,221 202,148,597 244,417,868 218,067,164 245,221,514 268,382,436 292,640,369Bonus FCR 903,230 883,120 1,072,720 0 561,660 0 1,277,680Bonus Pasar 4,998,317 0 0 0 0 0 16,818Penjualan Karung bekas 765000 907,500 1081500 975,000 709,000 1,290,000 1,461,500Penjualan Kotoran Ayam 0 500,000 400,000 500,000 500,000 800,000 500,000Penjualan Kardus 0 44,000 38,400 41,600 46,400 62,000 0 Total Penerimaan (c)230,606,768 204483217.2 247,010,488 219583764 247,038,574 270,534,436 295896367.2Pendapatan (c-(a+b))39,914,424 10,885,319 16,216,366 3,404,668 6,526,475 2,956,959 27,085,085R/C Rasio (c/(a+b))1.209 1.056 1.070 1.016 1.027 1.0111.101149 Lampiran 8. Rata-Rata Bobot Ayam Peternak Skala I

NamaBobot BadanPanen (Body Weight)Total Ayam dijual (ekor)Total ayam dijual Turiyat Andi Yulianto 1,591.456 2.321,80Nanang Dwi Marguna 1,611.952 3.140,20Ndaru Pujono 1,612.000 3.223,00Sumardi 1,701.924 3.273,00Waluyo 1,461.870 2.727,20Bima Arian Wicaksana 1,571.967 3.091,60Budi Darmawan 1,801.938 3.497,80Dono Indarto 1,852.580 4.769,20Joko Priyanto 1,642.956 4.856,00Mugimin 1,612.910 4.686,00Timbul Setu 1,712.907 4.972,20Timan Andy Sutikno 1,742.915 5.079,20Karmidi 1,432.906 4.162,00Sumadi 1,882.825 5.305,00Padi 1,722.827 4.854,40Sardi 1,483.347 4.965,50Nurkholis 1,563.343 5.214,80Yanto Legowo 1,403.710 5.200,00Sukiran 1,543.640 5.593,20Warto 1,593.724 5.931,60Eka Yuni Mulyadi 1,363.640 4.945,40Tri Yuniarto 1,763.872 6.820,60Iwandoto 1,493.876 5.774,00

Fajar 1,843.877 7.120,60Suhardiman 1,504.415 6.637,40Jumanto 1,594.366 6.955,40Kurnia Hendra 1,654.861 7.999,60Mustari 1,854.923 9.094,00Karep 1,924.837 9.310,40Jajuli Badarudin 1,745.391 9.353,60Listyo Agung Wibowo 1,805.407 9.722,60Amir Syamsudin 1,745.908 10.266,60Purwanto 1,795.836 10.473,60Kurnia Hidayat 1,636.287 10.222,20Fathur Roji 1,616.346 10.196,60Surono 1,456.210 8.993,40Anwar 1,597.742 12.312,60Miah Zulaichah 1,597.660 12.193,00(kg) 150

Harjono 1,728.140 13.980,00Sutrisno 1,538.253 12.660,20Son Haji 1,578.407 13.236,80Hartono 1,668.120 13.470,60Dewi 1,649.563 15.654,50Rata-rata 1,64 4.457 7.308,31

Rata-rata Bobot Ayam Peternak Skala II NamaBobot BadanPanen (Body Weight)Total Ayam

dijual (ekor)Total ayam dijual Pudji Utari 1,7310.439 18.064,60R. Bagus Suharjono 1,6810.519 17.662,40Satimin 1,8411.663 21.456,10Purnomo 1,5111.653 17.554,80wisma wukir 1,5014.189 21.283,40Gunawan 1,5315.194 23.289,00Wahyu Tri Hermanto 1,7114.917 25.554,18Rata-rata 1,6412.653 20.694,93(kg) 151Lampiran 9. Penyusutan Kandang dan Peralatan NoLuas Kandang(m2) LamaBangunan(Tahun) Daya TahanBangunan(Tahun) BiayaKandang (Rp) BiayaKandang/Tahun (Rp) BiayaKandang/periode(Rp) JumlahTernak(Ekor) 5 150 4 5 19,791,667 3,958,333 659,722 1,500 439.813 200 1 10 26,388,889 2,638,889 439,815 2,000 219.919 200 1 10 26,388,889 2,638,889 439,815 2,000 219.91 13 200 3 10 26,000,000 2,600,000 433,333 2,000 216.6730 213 1 10 26,000,000 2,600,000 433,333 2,000 216.6734 162.5 2 10 25,000,000 2,500,000 416,667 2,000 208.3336 200 4,800,000 800,000 2,000 400.0042 270 1 10 35,100,000 3,510,000 585,000 2,700 216.67 1 350 3 10 46,200,000 4,620,000 770,000 3,000 256.6715 360 15 20 39,583,333 1,979,167 329,861 3,000 109.9519 350 9 10 36,000,000 3,600,000 600,000 3,000 200.0022 360 5 10 47,500,000 4,750,000 791,667 3,000 263.8927 350 2 10 37,500,000 3,750,000 625,000 3,000 208.3332 300 6 10 31,500,000 3,150,000 525,000 3,000 175.0043 297 1 10 38,700,000 3,870,000 645,000 3,000 215.0026 380 10 15 35,000,000 2,333,333 388,889 3,500 111.1131 350 5 10 40,250,000 4,025,000 670,833 3,500 191.6716 440 9 30 52,777,778 1,759,259 293,210 4,000 73.3024 500 9 10 46,000,000 4,600,000 766,667 4,000 191.6733 350 4 15 52,777,778 3,518,519 586,420 4,000 146.6040 400 4 10 48,000,000 4,800,000 800,000 4,000 200.00

41 441 2 10 50,000,000 5,000,000 833,333 4,000 208.3344 400 1 10 52,000,000 5,200,000 866,667 4,000 216.6749 400 3 10 52,777,778 5,277,778 879,630 4,000 219.9125 500 3 10 59,375,000 5,937,500 989,583 4,500 219.9135 450 3 8 49,500,000 6,187,500 1,031,250 4,500 229.17 8 500 2 10 42,000,000 4,200,000 700,000 5,000 140.0012 450 3 10 55,000,000 5,500,000 916,667 5,000 183.3338 621 2 10 65,972,222 6,597,222 1,099,537 5,000 219.9145 648 7 10 63,000,000 6,300,000 1,050,000 5,000 210.0011 320 1 7 50,000,000 7,142,857 1,190,476 5,500 216.45 7 650 14,400,000 2,400,000 6,000 400.0010 650 5 12 72,000,000 6,000,000 1,000,000 6,000 166.6714 357 14 20 65,000,000 3,250,000 541,667 6,500 83.3317 800 11 20 71,500,000 3,575,000 595,833 6,500 91.6723 630 3 10 84,500,000 8,450,000 1,408,333 6,500 216.6720 1100 2 12 104,000,000 8,666,667 1,444,444 8,000 180.5647 800 5 10 100,000,000 10,000,000 1,666,667 8,000 208.33 2 550 3 10 102,000,000 10,200,000 1,700,000 8,500 200.004 600 1 10 112,152,778 11,215,278 1,869,213 8,500 219.91 21 891 6 12 80,070,000 6,672,500 1,112,083 8,500 130.8346 900 4 10 97,750,000 9,775,000 1,629,167 8,500 191.6739 1440 7 10 120,000,000 12,000,000 2,000,000 10,000 200.00 6 1200 5 7 121,000,000 17,285,714 2,880,952 11,000 261.9037 1190 5 10 132,000,000 13,200,000 2,200,000 11,000 200.0050 1200 1 10 158,333,333 15,833,333 2,638,889 12,000 219.9129 475 3 15 136,500,000 9,100,000 1,516,667 13,000 116.6728 1476 5 10 137,750,000 13,775,000 2,295,833 14,500 158.3348 1600 2 10 141,050,000 14,105,000 2,350,833 15,500 151.6718 1640 9 10 192,000,000 19,200,000 3,200,000 16,000 200.00 Biaya/Ekor(Rp)

152 NoJumlahTernak(Ekor) PemanasFeeder chickHangingfeeder Biaya Alat Per Periode Tempatminummanual TempatMinumotomatis Handspray /powerspray GalonPenampungan Air BolaLampu Lain 5 1,500 0 2,438 8,333 0 23,333 4,167 9,167 2,778 0 50,2153 2,000 0 5,363 11,167 0 31,111 4,167 10,000 3,333 0 65,1409 2,000 4,000 0 18,889 15,000 0 0 8,333 3,333 0 49,556 13 2,000 5,333 0 12,467 0 25,000 0 8,333 3,333 0 54,46730 2,000 0 4,875 13,333 16,000 0 4,167 10,833 2,778 1,500 53,48634 2,000 0 2,833 4,667 0 18,667 0 9,167 3,333 1,500 40,16736 2,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 042 2,700 0 5,363 14,167 6,000 40,000 4,167 10,000 4,167 1,500 85,363 1 3,000 0 5,833 20,000 24,000 0 4,167 10,833 5,000 0 69,833

15 3,000 11,667 650 20,000 24,000 0 0 0 5,000 23,333 84,65019 3,000 10,417 0 17,400 0 30,000 0 10,667 5,000 0 73,48322 3,000 0 0 16,667 6,000 24,000 0 11,667 4,167 1,500 64,00027 3,000 0 6,250 26,667 0 28,000 0 8,333 4,167 0 73,41732 3,000 0 4,667 12,750 6,000 20,000 4,167 8,333 5,000 2,000 62,91743 3,000 0 7,313 12,500 8,000 43,333 0 10,833 4,167 1,500 87,64626 3,500 33,333 0 21,667 0 53,333 50,000 6,750 6,667 0 171,75031 3,500 0 3,795 8,933 0 16,667 0 7,500 5,556 1,500 43,95116 4,000 13,333 0 20,000 0 22,500 0 0 6,667 3,167 65,66724 4,000 12,500 0 26,667 0 40,000 0 7,500 8,333 0 95,00033 4,000 0 3,795 14,300 0 18,000 4,167 5,833 6,667 1,500 54,26240 4,000 0 6,500 16,611 0 60,000 27,778 8,333 6,667 2,500 128,38941 4,000 35,556 4,290 15,000 6,400 28,000 4,167 8,333 6,667 14,167 122,57944 4,000 0 7,313 16,667 14,000 0 0 10,833 6,667 2,500 57,97949 4,000 69,444 0 30,000 0 200,000 0 10,000 6,667 0 316,11125 4,500 13,333 0 30,000 0 62,222 4,167 15,000 8,333 0 133,05635 4,500 14,583 7,313 26,667 0 53,333 4,167 8,333 8,333 0 122,729 8 5,000 53,667 0 27,500 0 40,000 33,333 8,667 8,333 0 171,50012 5,000 10,000 0 23,333 33,333 0 4,167 16,667 6,944 0 94,44438 5,000 44,444 0 33,333 0 148,056 33,333 8,333 8,333 0 275,83311 5,500 12,000 8,427 40,000 0 71,111 24,444 18,333 10,000 0 184,316 7 6,000 0 0 0 0 0 0 0 0 010 6,000 13,333 0 38,833 0 70,000 33,333 16,667 0 0 172,16745 6,000 38,889 11,500 34,667 0 55,556 22,222 6,667 10,000 0 179,50014 6,500 22,222 0 13,333 0 45,000 22,222 7,667 9,722 13,333 133,50017 6,500 10,667 14,625 33,333 7,600 65,000 27,778 16,667 11,667 0 187,33623 6,500 0 0 24,556 15,000 41,667 4,167 33,333 11,667 0 130,38920 8,000 0 0 30,000 32,000 0 0 16,667 13,333 6,000 98,00047 8,000 71,111 2,000 28,889 0 40,000 22,222 11,667 13,333 13,333 202,556 2 8,500 0 17,750 47,333 0 74,667 4,167 18,333 12,500 0 174,7504 8,500 0 11,375 40,000 0 127,778 4,167 30,000 15,000 0 228,319 21 8,500 26,667 4,950 29,333 0 49,500 4,167 13,333 14,000 0 141,95046 8,500 80,000 13,125 56,667 0 70,000 4,167 18,333 15,000 12,500 269,792 TOTALPENYUSUTAN perperiode

153 Lampran 10. Rata-rata produksi, biaya dan pendapatan per ekor ayam broiler pada Skala I dan Skala II

Skala medium Skala besarKeterangan

Biaya/ekor (Rp) Biaya/ekor (Rp)Pengusahaan (ekor) 4.457 12.653Bobot per ekor (kg) 1,64 1,64Biaya produksiPenyusutan kandang 203,10 192,87Penyusutan peralatan 27,75 29,32DOC 3.652,21 3.675,01Pakan 13.427,80 13.391,07OVK 250,95 236,71Bahan bakar pemanas 152,73 147,16Deterjen 3,08 3,15Sekam 125,41 127,81Listrik 25,39 30,59Tenaga Kerja 288,11 263,66Biaya panen 35,21 34,66Cuci kandang 16,38 11,17lainnya 43,71 15,80Total Biaya (a) 18.251,83 18.158,98Penjualan ayam besar 19.195,97 19.135,13Bonus FCR 67,42 53,04Bonus Pasar 148,75 56,62Penjualan karung 80,62 81,17Penjualan kotoran ternak 40,21 36,12Penjualam kardus 3,52 2,62Total penerimaan (b) 19.536,49 19.364,70Keuntungan per ekor 1.284,66 1.205,72154Lampiran 11. Tingkat Pendapatan (Rasio R/C) dan Kepuasan Peternak (CSI)

NamaRasio R/C CSI Peternak Turiyat AY 1,182 68,182Nanang DM 1,082 70,833Ndaru Pujono 1,132 64,394Sumardi 1,033 61,742Waluyo 1,004 63,258Bima AW 1,076 58,712Budi D 1,082 56,439Dono Indarto 1,112 69,318Joko Priyanto 1,056 64,394Mugimin 1,068 53,409Timbul Setu 1,072 60,606Timan AS 1,035 43,561Karmidi 0,996 46,970Sumadi 1,177 67,424Padi 1,096 54,167Sardi 1,069 54,167Nurkholis 1,000 65,517Yanto Legowo 1,139 75,431Sukiran 1,186 57,576Warto 1,023 61,742Eka YM 1,104 64,773Tri Yuniarto 1,013 64,773Iwandoto 1,031 58,712

Fajar 1,103 70,833Suhardiman 1,047 63,258Jumanto 1,064 64,773Kurnia HC 1,006 56,061Mustari 1,074 60,985Karep 1,098 54,545Jajuli B 1,020 58,712Listyo AW 1,087 48,864Amir S 1,122 61,364Purwanto 1,066 57,197Sarju 1,071 62,879Fathur Roji 1,126 55,303Surono 1,060 50,379Anwar S 1,054 57,576Miah Zulaichah 0,997 49,621Harjono 1,144 60,345Sutrisno 1,070 52,652Son Haji 1,086 68,182Hartono 1,029 53,409Dewi 1,055 62,879Pudji Utari 1,209 62,121Bagus Suharjono 1,056 66,288Satimin 1,070 51,894Purnomo 1,016 62,879Wisma Wukir 1,027 53,788Gunawan 1,011 62,500Wahyu Tri 1,101 69,697 155