ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS IKAN KERAPU DI …
Transcript of ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS IKAN KERAPU DI …
i
ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS IKAN KERAPU
DI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
ANDI ROSLINA
105961123416
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS IKAN KERAPU
DI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
ANDI ROSLINA
105961123416
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iii
iv
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Penawaran
Komoditas Ikan Kerapu di Kabupaten Kepulauan Selayar” adalah benar
merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal dan
dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Mahasiswa
Andi Roslina
105961123416
vi
ABSTRAK
ANDI ROSLINA.105961123416. Analisis Penawaran Komoditas Ikan Kerapu
Di Kabupaten Kepulauan Selayar. Dibimbing oleh MOHAMMAD NATSIR dan
RAHMAWATI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
penawaran ikan kerapu di Kabupaten Kepulauan Selayar dan untuk mengetahui
elastisitas penawaran ikan kerapu di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran ikan kerapu pada penelitian ini digunakan model
regresi dimana kita harus menggunakan dari dua variabel independen dengan
model persamaan linier. Untuk menjawab dari penelitian ini menggunakan
analisis regresi dan untuk elastisitasnya menggunakan fungsi persamaan Cobb-
Douglass.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Analisis Penawaran Komoditas Ikan
Kerapu di Kabupaten Kepulauan Selayar faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu
harga ikan kerapu dan curah hujan. Elastisitas harga ikan kerapu di Kabupaten
Kepulauan Selayar (X1) sebesar -0,6354, yang menunjukkan bahwa semakin
mahal ikan kerapu maka penawarannya semakin rendah hal ini dikarenakan harga
ikan kerapu yang mahal sehingga penawarannya berkurang sebaliknya jika harga
ikan kerapu rendah maka penawarannya banyak artinya bahwa jika ikan kerapu
mahal tidak ditawarkan di Kabupaten Kepulauan Selayar tetapi ditawarkan keluar
daerah. Sedangkan faktor determinan penawaran ikan kerapu di Kabupaten
Kepulauan Selayar yang bernilai positif yaitu harga ikan teri di Kabupaten
Kepulauan Selayar (X2) sebesar 0,0657, yang menunjukkan bahwa semakin
mahal harga ikan teri maka harga ikan kerapu yang ditawarkan akan naik juga.
Kata kunci : ikan kerapu, penawaran, elastisitas
vii
ABSTRACT
ANDI ROSLINA.105961123416. Analysis of Grouper Fish Price Analysis in
Selayar Islands Regency. Guided by MOHAMMAD NATSIR and
RAHMAWATI.
This study aims to find out the factors that influence the supply of grouper
fish in Selayar Islands Regency and to know the elasticity of grouper fish
offerings in Selayar Islands Regency.
Data analysis techniques used to determine the factors that influence the
supply of grouper fish in this study used a regression model where we have to use
from two independent variables with a linear equation model. To answer from this
study used multiple regression analysis and for its elasticity using cobb-douglass
equation function.
The results showed that the Analysis of Grouper Fish Commodity Supply
in Selayar Islands Regency influenced factors namely grouper fish prices and
rainfall. Elasticity of grouper fish prices in Selayar Islands Regency (X1) of -
0.6354, which indicates that the more expensive grouper fish then the lower the
offer is due to the price of expensive grouper fish so that the offer is reduced
otherwise if the price of grouper fish is low then the offer means that if the
grouper fish is expensive is not offered in Selayar Islands Regency but offered out
of the area. While the determinant of grouper fish offering in Selayar Islands
regency is positive value, namely the price of anchoce in Selayar Islands Regency
(X2) of 0.0657, which indicates that the more expensive the price of anchoce, the
price of grouper fish offered will rise as well.
Keywords: grouper fish, supply, elasticity
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam
tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarganya,
sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Penawaran Komoditas Ikan Kerapu Di Kabupaten Kepulauan
Selayar.”
Skripsi ini merupakan tugas yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Dr. Mohammad Natsir, S.P., M.P. selaku pembimbing I dan Rahmawati,
S.Pi., M.Si. selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat selesai.
2. Bapak Dr. H. Burhanuddin S.Pi, M.P., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
ix
4. Kedua orangtua Ayahanda Syarifuddin dan ibunda Bau Daeng, kakakku
tersayang kak Darwis, Ramli, Tina dan keponakan-keponakanku serta
segenap keluarga dan sahabat saya Wilda Yulita, Andi Anggun Hidayat, Sri
Refoyanti, Mardiniati, Wika Febrianti, Lismiharti, Hasmawati Abbas serta
kekasih saya Jasman Saputra yang senantiasa memberikan bantuan baik
moral maupun materil serta dukungan disaat saya merasa lelah sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada
penulis.
6. Kepada pihak pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar beserta jajarannya
yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di daerah
tersebut.
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir
yang peneulis tidak dapat disebut satu persatu.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Amin.
Makassar, 15 Maret 2020
Andi Roslina
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KOMISI PENGUJI .............................................................................................. iii
PERNYATAAN DAN SUMBER INFORMASI ................................................ iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
1.4 Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Kerapu ................................................................................................... 6
2.2 Teori Penawaran ............................................................................................ 8
2.3 Elastisitas Penawaran .................................................................................. 11
2.4 Determinan Penawaran ................................................................................ 13
2.5 Kerangka Pikir ............................................................................................. 14
2.6 Peneliti Terdahulu........................................................................................ 16
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 21
3.2 Teknik Penentuan Sampel ........................................................................... 21
xi
3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 21
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 22
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................... 22
3.6 Definisi Operasional .................................................................................... 26
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1 Keadaan Geografis ...................................................................................... 28
4.2 Keadaan Demografis ................................................................................... 29
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Estimasi Analisis Regresi Linier Berganda Pada Program Microsoft
Excel ........................................................................................................... 37
5.2 Uji F-Statistik (Simultan) ............................................................................ 38
5.3 Koefisien Determinan (R2) ......................................................................... 38
5.4 Uji t-statistik ................................................................................................ 39
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 41
6.2 Saran ............................................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 16
2. Luas Wilayah Menurut Ketinggian Dari Permukaan Laut ............................. 29
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................... 30
4. Penduduk Berdasarkan Usia ........................................................................... 33
5. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ...................................................... 34
6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan .................................................... 35
7. Hasil Estimasi Analisis Regresi Linier Berganda Determinan Penawaran Ikan Kerapu di Kabupaten Kepulauan Selayar............................. 37
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Grafik Kurva Penawaran ............................................................................... 11
2. Kerangka Pikir ............................................................................................... 15
3. Peta Kabupaten Kepulauan Selayar ............................................................... 28
4. Penangkaran Hasil Ikan Tangkap .................................................................. 47
5. Ikan Kerapu .................................................................................................... 47
6. Pemberian Pakan Ikan .................................................................................... 47
7. Foto Bersama Pemilik Ikan Kerapu ............................................................... 47
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Dokumentasi Penelitian ........................................................................... 46
2. Hasil Estimasi Analisis Determinan Ikan Kerapu di Kabupaten Kepulauan Selayar .................................................................................. 48
3. Hasil Tabulasi Harga Ikan Kerapu di Kabupaten Kepulauan
Selayar ...................................................................................................... 49
4. Hasil Logaritma Natural (LN).................................................................. 51
5. Surat Keterangan Penelitian ..................................................................... 52
6. Uji Plagiasi ............................................................................................... 53
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia karena hamparan
laut dan pulau yang sangat luas. Panjang garis pantai Indonesia mencapai 104.000
km dengan luas wilayah laut mendominasi total luas teritorial Indonesia sebesar
7,7 juta . Kemampuan ini menjadikan Indonesia sebagai sumberdaya kelautan
yang besar termasuk kekayaan keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan
terbesar (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, 2005).
Indonesia adalah produsen utama ikan kerapu yang mengembangkan
produksi ikan kerapu budidaya pada tahun 2005 dengan nilai total sekitar Rp.
116.891.489.000. Budidaya kerapu di Indonesia tersebar dari Sumatera sampai
Papua dan fokus di beberapa provinsi seperti Sumatera Utara, Kepulauan Riau,
Lampung, Jawa Timur, Bali, Lombok dan Sulawesi Utara. Total produksi ikan
kerapu di Kepulauan Riau, Lampung, Jawa Timur dan Bali pada tahun 2005
masing-masing sebesar 4.496 ton, 388 ton, 24 ton dan 180 ton (DKP, 2006).
Marikultur merupakan upaya pemanfaatan perairan pesisir secara
semaksimal mungkin perairan pantai melalui usaha budidaya ikan, kerang-
kerangan, rumput laut atau biota laut lainnya yang mempunyai nilai ekonomis
penting. Ikan kerapu merupakan ikan laut yang banyak didapatkan di perairan
pantai Indonesia telah berhasil dibudidayakan dan cukup diminati serta memiliki
harga pasaran yang tinggi (Philip, 1986 dan Paruntu, 1989).
2
Ikan kerapu adalah komoditas perikanan unggulan Indonesia yang
memiliki nilai ekonomi yang tinggi, mempunyai harga yang mahal serta menjadi
komoditas ekspor. Saat ini budidaya ikan kerapu sudah berkembang, maka perlu
ketersediaan benih secara kontinu, untuk memenuhi kebutuhan benih perlu adanya
usaha pembenihan ikan kerapu, yang teknologinya sudah dapat diaplikasikan
(Sugama et al., 2001, 2012; Ismi, 2011).
Ikan kerapu (Epinephelus spp) dikenal dengan “Groupers”, hidupnya
menyendiri, di alam memangsa ikan dan krustasea. Ini merupakan salah satu
komoditas perikanan yang memiliki peluang baik di pasar domestik maupun pasar
internasional, selain itu nilai jualnya cukup tinggi (Langkosono, 2007 dan Triani,
2010).
Permintaan ekspor produk perikanan Indonesia semakin meningkat setiap
tahunnya, salah satunya yaitu pada komoditas ikan laut jenis kerapu. Ikan kerapu
mempunyai nilai ekonomis tinggi serta memiliki keunggulan pasar dalam dan luar
negeri yang sangat baik. Hal ini didukung oleh peningkatan pasar luar negeri
terhadap ikan karang hidup konsumsi (Live Reef Fish Food, LRFF) dikarenakan
adanya perubahan selera konsumen dari ikan mati atau beku beralih kepada ikan
dalam keadaan hidup. Ikan kerapu sudah menjadi menu istimewa di hotel dan
restoran terkemuka, baik di Indonesia, Hongkong, Taiwan, Jepang, dan Singapura.
Permintaan pasar internasional akan ikan kerapu terus meningkat, memberikan
peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan hasil tangkapnya (Kordi, 2001).
Kapasitas tangkap ikan di Sulawesi Selatan dimana usaha penangkapan
ikan di Sulawesi Selatan dilakukan di laut dan di perairan umum. Pada usaha
3
perikanan tangkap di laut komoditi hasil tangkapnya yakni ikan kerapu yang
sangat terkenal dan bernilai ekonomi tinggi. Ikan kerapu adalah salah satu jenis
perikanan laut demersal yang populer di pasaran internasional dengan nama
grouper atau trout. Harga ikan kerapu hidup sangat mahal, tergantung jenisnya.
Jenis-jenis kerapu yang diekspor adalah kerapu alis, kerapu macan, kerapu
minyak, kerapu lodi, kerapu lumpur, kerapu sunu dan kerapu karet (Murtidjo,
2002).
Permintaan dan harga ikan kerapu yang tinggi mendorong para nelayan
untuk melakukan penangkapan semakin intensif dan tidak terkontrol yang
akibatnya dapat menyebabkan terjadinya kelebihan tangkap (overfishing).
Penurunan populasi ikan kerapu akibat pengembangan usaha budidaya dalam
penyediaan ikan kerapu hidup. Untuk mengatasi permintaan yang semakin tinggi
tersebut, maka seyogyanya produksi ikan kerapu tidak hanya diprioritaskan dari
hasil kegiatan penangkapan di alam tetapi lebih banyak mengandalkan pada
kegiatan budidaya (Sudirman dan Yusri, 2008).
Di Kabupaten Kepulauan Selayar ikan kerapu merupakan perikanan
tangkap yang memiliki peran penting dalam penyediaan pangan, kesempatan
kerja, perdagangan dan kesejahteraan serta rekreasi bagi sebagian masyarakat.
Sejak tahun 2010 rata-rata total produksi perikanan ikan kerapu berasal dari
produksi ikan tangkap sebesar 736,4 Ton. (BPS Kabupaten Kepulauan Selayar
2012). Kegiatan penangkapan banyak terjadi di wilayah pesisir, karena daerah
tersebut merupakan wilayah subur dan memiliki kelimpahan sumberdaya tinggi.
4
Salah satu wilayah perairan yang berkontribusi dalam hasil produksi
perikanan tangkap ikan kerapu khususnya di perairan pulau yang ada di
Kabupaten Kepulauan Selayar hasil ikan tangkap yang cukup tinggi diusahakan
dengan alat tangkap yang cukup beragam dari mulai alat tangkap sederhana
hingga yang modern dengan berbagai ukuran kapal. Salah satu alat tangkap
sederhana yang digunakan nelayan yaitu jaring mudah dibuat dan hasil
tangkapannya beragam mulai dari ikan permukaan (pelagis) hingga ikan dasar
(demersal) salah satunya yakni ikan kerapu (Kementerian Kelautan dan Perikanan
2011).
Berdasarkan pernyataan dari latar belakang diatas, penulis akan melakukan
penelitian mengenai “ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS IKAN
KERAPU DI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR “
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka pernyataan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penawaran ikan kerapu di Kabupaten
Kepulauan selayar?
2. Bagaimana elastisitas penawaran ikan kerapu di Kabupaten Kepulauan Selayar?
5
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ikan kerapu di
Kabupaten Kepulauan Selayar
2. Untuk mengetahui elastisitas penawaran ikan kerapu di Kabupaten Kepulauan
Selayar
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan referensi dalam penelitian yang membahas analisis penawaran
ikan kerapu.
2. Bagi pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi sumber pemikiran atau pertimbangan dalam menyusun suatu
kebijakan yang berkaitan dengan penawaran ikan kerapu.
3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
tambahan informasi dan bahan referensi dalam penyusunan penelitian
selanjutnya.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Kerapu
Ikan kerapu termasuk ikan demersal yang dapat ditemukan di daerah
berkarang, berlumpur, berpasir atau daerah yang memiliki dasar perairan
campuran antara patahan karang dan pasir. Ikan ini termasuk dalam kelompok
stenohaline yang mampu beradaptasi pada lingkungan perairan yang berkadar
garam rendah. Klasifikasi ikan kerapu subfamily Epinephelinae umumnya
menggunakan karakteristik morfologi didasarkan oleh beberapa perbedaan seperti
panjang kepala, jumlah duri pada sirip median dan bentuk sirip ekornya (Jefri,
2015).
Ikan kerapu memiliki bentuk badan memanjang namun beberapa spesies
berbentuk agak pipih, memiliki satu sampai tiga duri keras pada tutup insang
(tutup insang sebagian atau seluruhnya bergerigi), memiliki mulut sedikit superior
yang dilengkapi dengan gigi taring yang kuat dengan sirip ekor kebanyakan
berbentuk rounded atau truncate (Wiadnya dan Setyohadi, 2014).
Menurut Heemstra dan Randall (1993) ikan kerapu memiliki klasifikasi
sebagai berikut:
Filum : Chordata
SubFilum : Vertebrata
Kelas : Teleostei
Sub Kelas : Osteicanthopterygii (Actinopterygii)
Ordo : Parciforma
7
Sub Ordo : Perciodea
Famili : Serranidea
Sub Family : Epinephelinea
Spesies ikan kerapu di perairan Indonesia yang pernah tercatat terdapat
tujuh genus yang terdiri dari 81 spesies (Froese & Pauly, 2016). Dari sumber lain
disebutkan bahwa terdapat 39 spesies ikan kerapu yang dapat ditemukan di
Indonesia dan 46 spesies di Asia Tenggara (WWF Indonesia, 2011).
Marsambuana dan utojo (2001) dalam Ernaningsih (2016) menyatakan bahwa
ikan kerapu dapat ditemukan di perairan pantai Indo-Pasifik sebanyak 110 spesies
dan di perairan Filipina dan Indonesia sebanyak 46 spesies yang tercakup ke
dalam tujuh genus, yaitu genus Aethaloperca, Anyperodon, Cephalopholis,
Cromileptes, Epinephelus, Plectropomus dan Variola. Namun, dari ketujuh genus
tersebut baru tiga genus yang sudah dibudidayakan dan menjadi jenis komersial
yaitu genus Chromileptes, Epinephelus dan Plectropomus (Asrulsyah, 2011). Dari
berbagai spesies ikan demersal yang hidup disekitar terumbu karang, ikan kerapu
(Serranidae) merupakan salah satu ikan yang dominan dan memiliki nilai
ekonomis penting (Bulanun, 2009).
Ikan kerapu merupakan salah satu komoditas ikan laut yang memiliki nilai
ekonomis tinggi. Ikan kerapu memiliki harga jual yang tinggi baik di pasar lokal
maupun pasar internasional. Harga benih ikan kerapu ukuran 5-7 cm berkisar
antara Rp1.000,00 – Rp1.500,000/ekor, sedangkan untuk ukuran konsumsi (500-
1000 gram) berkisar antara Rp150.000,00 – Rp350.000.00/kg. Ikan kerapu juga
disukai oleh masyarakat karena rasanya yang enak serta kandungan gizi yang
8
tinggi. Ikan kerapu memiliki kandungan energi 92 kkl, protein 19,8%, kalsium
27%, air 79,2%, lemak 1,02% dan kolesterol 37%. Permintaan pasar yang tinggi
membuat budidaya ikan kerapu terus ditingkatkan (Mukadar, 2007).
2.2 Teori Penawaran
Teori penawaran menerangkan tentang ciri hubungan antara tingkat harga
dengan barang yang ditawarkan. Analisis perlu dilakukan satu demi satu setiap
faktor yang mempengaruhi penawaran sama halnya yang dilakukan dalam
menganalisis permintaan dengan memisalkan faktor-faktor lain tidak berubah
maka terlebih dahulu dipastikan perubahan harga terhadap jumlah barang yang
ditawarkan. Jadi, semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang
ditawarkan sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah
barang yang ditawarkan (Sadono Sukirno, 2010)
Penawaran adalah banyaknya komoditas pertanian yang ditawarkan oleh
produsen atau penjual. Sedangkan hukum penawaran pada dasarnya menyatakan
makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang tersebut yang akan
ditawarkan oleh para produsen atau penjual dengan anggapan faktor-faktor lain
tidak berubah (Daniel, 2002).
Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat
hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan
para penjual. Dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual
untuk menawarkan barangnya tersebut apabila harga tinggi dan bagaimana pula
keinginan untuk menawarkan barangnya tersebut apabila harganya rendah.
9
Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga suatu
barang maka semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para
penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang maka semakin sedikit
jumlah barang yang ditawarkan (Sukirno 2004).
Fungsi penawaran adalah suatu fungsi yang menyatakan hubungan antara
produksi atau jumlah produksi yang ditawarkan dengan harga, menganggap faktor
lain sebagai teknologi dan harga input yang digunakan adalah tetap. Penawaran
individu adalah penawaran yang disediakan oleh individu produsen, diperoleh dari
produksi yang dihasilkan. Besarnya jumlah produksi yang ditawarkan ini akan
sama dengan jumlah permintaan, sedangkan penawaran agregat merupakan
penjumlahan dari penawaran individu (Soekartawi, 1993).
Penawaran (supply) mempunyai arti jumlah dari suatu barang tertentu
yang mau dijual pada berbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu tertentu,
ceteris paribus. Penawaran (supply) menunjukkan jumlah (maksimum) yang akan
dijual pada berbagai tingkat harga atau beberapa harga (minimum) yang masih
mendorong penjual untuk menawarkan berbagai jumlah suatu barang (Hanafie,
2010 : 117).
Menurut Mankiw (2003) Jumlah penawaran (quanty supplied) dari suatu
barang adalah jumlah barang yang rela dan mampu dijual oleh penjual. Ada
banyak hal yang menentukan jumlah penawaran barang, tapi ketika kita
menganalisis bagaimana pasar bekerja, salah satu penentunya adalah harga barang
itu.
10
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, diantaranya:
1. Harga barang tersebut
Hubungan antara harga dan penawaran barang itu adalah berbanding lurus.
Semakin murah harga maka jumlah barang yang ditawarkan akan semakin sedikit
dan semakin mahal harga, maka jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak.
2. Harga barang lain
Semakin mahal harga barang substitusi maka semakin sedikit penawaran
barang itu.
3. Harga faktor-faktor produksi
Bila harga faktor-faktor produksi semakin meningkat maka akan
menyebabkan biaya produksi menjadi mahal. Bila biaya semakin mahal, maka
produsen menjadi berkurang kemampuannya untuk berproduksi.
4. Ekspektasi harga di masa yang akan datang
Bila ada anggapan bahwa di masa yang akan datang akan terjadi kenaikan
harga pada suatu barang maka penawaran akan barang tersebut akan semakin
menurun.
5. Jumlah produsen
Apabila jumlah produsen bertambah maka semakin banyak penawaran.
6. Teknologi
Dengan adanya teknologi yang semakin meningkat, berarti biaya untuk
memproduksi menjadi lebih rendah, dengan demikian jumlah barang yang dapat
diproduksi menjadi lebih banyak.
11
Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan kaitan antara
harga suatu barang dengan jumlah barang yang ditawarkan. Kurva penawaran
memperlihatkan apa yang terjadi dengan kuantitas barang yang ditawarkan ketika
harganya berubah, dengan menganggap seluruh faktor penentu lainnya konstan.
Jika suatu dari faktor-faktor tersebut berubah, kurva penawaran akan bergeser
(Mankiw, 2000)
P S
Q
Gambar 1. Grafik Kurva Penawaran
2.3 Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran merupakan suatu ukuran yang menggambarkan
sampai dimana kuantitas yang ditawarkan akan mengalami perubahan sebagai
akibat perubahan harga. Elastisitas penawaran menunjukkan persentase perubahan
kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat perubahan harga sebesar 1% (Daniel,
2002).
Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan berapa persen
jumlah barang yang ditawarkan berubah, apabila harga barang berubah 1%.
Elastisitas dapat dikaitkan dengan faktor-faktor atau variabel-variabel lain yang
12
dianggap mempengaruhinya, seperti tingkat bunga, tingkat upah, harga bahan
baku dan harga bahan antara lainnya (Firdaus, 2008 : 83).
Dengan notasi ղs, elastisitas itu didefinisikan sebagai berikut:
ղs =
Makin besar angka elastisitas makin besar elastisitas penawaran, artinya
perubahan harga yang relatif kecil yang mengakibatkan perubahan jumlah yang
ditawarkan relatif besar. Elastisitas harga atau harga yang ditawarkan adalah nol
bila kurva penawaran merupakan garis vertikal (harga tidak berpengaruh pada
jumlah yang ditawarkan), tak terhingga bila kurva penawaran berbentuk
horizontal yang berarti bahwa jumlah yang ditawarkan tidak terbatas pada harga
tertentu (Mubyarto, 1995).
Elastisitas penawaran mempunyai sifat-sifat yang bersamaan dengan
elastisitas permintaan. Ada lima golongan elastisitas yaitu elastisitas sempurna,
elastisitas uniter, inelastis dan inelastis sempurna. Elastisitas sempurna terjadi
apabila para penjual bersedia menjual semua barangnya pada harga tertentu.
Inelastis sempurna (kurva penawaran sejajar sumbu tegak) terjadi apabila penjual
sama sekali tidak dapat menambah penawarannya walaupun bertambah tinggi.
Dua faktor yang dianggap sebagai faktor yang sangat penting dalam
menentukan elastisitas penawaran, yaitu sifat dari perubahan biaya produksi dan
jangka waktu dimana penawaran tersebut dianalisis.
1. Sifat perubahan biaya produksi
Penawaran akan bersifat inelastis apabila kenaikan penawaran hanya
13
dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Tetapi kalau
penawaran dapat ditambah dengan mengeluarkan biaya tambahan yang tidak
terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis.
2. Jangka waktu
Dalam menganalisis pengaruh waktu terhadap elastisitas penawaran,
biasanya dibedakan tiga jenis jangka waktu, yaitu masa amat singkat, jangka
pendek dan jangka panjang (Sukirno, 2003).
2.4 Determinan Penawaran
Hasrat para penjual untuk menawarkan barang dagangannya pada tingkat
harga tertentu ditentukan oleh beberapa faktor (Hidayat, 2013). Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Harga Barang/Jasa
Ketika harga naik, penjual akan menambah jumlah barang karena ingin
memperoleh keuntungan yang besar. Ketika harga turun, penjual akan
mengurangi jumlah barang yang dijualnya karena takut mengalami kerugian.
2. Harga Input/Biaya Produksi
Harga input turut mempengaruhi kuantitas yang ditawarkan. Ketika harga
tenaga kerja, modal, bahan baku, bahan pembantu naik dan produsen akan
terdorong untuk mengurangi biaya yang lebih besar.
3. Teknologi Produksi
Teknologi produksi yang digunakan ikut mempengaruhi kuantitas yang
ditawarkan sehingga mempengaruhi penawaran.
14
4. Ekspektasi Penjual/Produsen
Jika penjual memperkirakan harga barang tersebut akan naik, maka ia akan
menambah kuantitas barang tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika produsen
memperkirakan harga barang akan turun, maka ia akan mengurangi kuantitas
barang yang dijualnya.
5. Keuntungan yang diinginkan oleh produsen
Besar kecilnya keuntungan yang diinginkan oleh produsen akan ikut
mempengaruhi besar kecilnya harga jual sehingga jumlah barang yang
ditawarkan pun akan banyak terpengaruhi. Semakin besar keuntungan yang
akan diperoleh semakin besar harga jual dan semakin banyak barang yang
ditawarkan, sebaliknya semakin kecil keuntungan semakin rendah harga jual,
maka semakin sedikit harga yang ditawarkan.
6. Banyaknya Penjual/Pesaing
Banyak atau sedikitnya jumlah penjual berpengaruh terhadap besar
kecilnya harga dan jumlah barang yang ditawarkan.
2.5 Kerangka Pikir
Penawaran adalah banyaknya komoditas perikanan yang ditawarkan oleh
produsen atau penjual. Sedangkan hukum penawaran pada dasarnya menyatakan
makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang tersebut yang akan
ditawarkan oleh para produsen atau penjual. Dalam hukum ini dinyatakan
bagaimana keinginan para penjual untuk menawarkan barangnya tersebut apabila
harganya tinggi dan bagaimana pula keinginan untuk menawarkan harganya
tersebut apabila harganya rendah. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan
15
bahwa makin tinggi harga suatu barang maka semakin banyak jumlah barang
tersebut akan ditawarkan oleh para penjual.
Gambar 2. Kerangka Pikir Analisis Penawaran Komoditas Ikan Kerapu di
Kabupaten Kepulauan Selayar
Ikan kerapu
Penawaran ikan
kerapu
Elastisitas
penawaran
Determinan Penawaran:
1. Jumlah produksi ikan kerapu
2. Harga ikan kerapu
16
2.6 Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Hasil Penelitian
1. Larasati (2008) Analisis Penawaran
Ikan Bandeng di
Kabupaten Pati.
Analisis Penawaran Ikan
Bandeng di Kabupaten Pati
bertujuan untuk menganalisis
variabel-variabel yang
mempengaruhi penawaran ikan
bandeng di Kabupaten Pati dan
menganalisis tingkat elastisitas
ikan bandeng di Kabupaten
Pati. Hasil analisis
menunjukkan model fungsi
penawaran ikan bandeng di
Kabupaten Pati. Model ini
mempunyai koefisien
determinan R2 sebesar 0,971
yang berarti 97,1% penawaran
ikan bandeng di Kabupaten
Pati dapat benar oleh variabel
harga ikan bandeng pada tahun
sebelumnya, jumlah produksi
17
ikan bandeng pada tahun
sebelumnya, rata-rata curah
hujan pada tahun
pembudidayaan, luas areal
pembudidayaan pada tahun
pembudidayaan, sedangkan
sisanya sebesar 2,9% benar
oleh variabel lain diluar
variabel yang diteliti.
Berdasarkan hasil uji F pada
tingkat kepercayaan 95%
diperoleh nilai signifikan lebih
kecil dari ɑ (0,000 < 0,05) hal
ini menunjukkan bahwa semua
variabel yang diteliti secara
bersama-sama berpengaruh
nyata terhadap penawaran ikan
bandeng di Kabupaten Pati.
Nilai koefisien regresi parsial,
menunjukkan variabel luas
areal pembudidayaan pada
tahun pembudidayaan
mempunyai nilai koefisien
18
regresi parsial pagar tinggi. Hal
ini menunjukkan bahwa
variabel luas area
pembudidayaan ikan bandeng
pada tahun pembudidayaan
mempunyai pengaruh pagar
besar terhadap penawaran ikan
bandeng di Kabupaten Pati.
Elastisitas Penawaran ikan
bandeng di Kabupaten Pati.
Elastisitas penawaran ikan
bandeng di Kabupaten Pati
dalam jangka pendek maupun
jangka panjang bersifat
inelastis untuk variabel harga
ikan bandeng pada tahun
sebelumnya, jumlah produksi
ikan bandeng pada tahun
sebelumnya dan luas daerah
pembudidayaan ikan bandeng
pada tahun pembudidayaan.
2. Anang Budi
Setiawan (2010)
Analisis Penawaran Analisis Penawaran Ikan Lele
di Kabupaten Pati bertujuan
19
Ikan Lele di
Kabupaten Pati
mengidentifikasi dengan jalan
menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi
penawaran ikan lele dan
mengetahui tingkat kepekaan
(elastisitas) penawaran ikan
lele di Kabupaten Pati.
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan variabel harga
ikan lele pada tahun
sebelumnya, ekspektasi
produsen, harga pelet pada
tahun pembudidayaan,
penawaran ikan lele pada tahun
sebelumnya, teknologi dan
krisis secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap
penawaran ikan lele di
Kabupaten Pati. Ekspektasi
produsen, harga pelet pada
tahun pembudidayaan dan
krisis merupakan variabel yang
berpengaruh nyata terhadap
20
penawaran ikan lele di
Kabupaten Pati, dan variabel
paling berpengaruh ialah
ekspektasi produsen.
Ekspektasi produsen bersifat
elastis, dengan nilai elastisitas
penawaran sebesar 8,8059
untuk jangka pendek, dan
10,0985 untuk jangka panjang.
Harga pelet pada tahun
pembudidayaan bersifat elastis,
dengan nilai elastisitas
penawaran sebesar -3,8329
untuk jangka pendek dan -
4,3955 untuk jangka panjang.
21
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan Selayar dalam kurun
waktu kurang lebih 2 bulan, mulai dari bulan Juli sampai Agustus 2020.
Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa di
Kabupaten Kepulauan Selayar banyak terdapat ikan kerapu.
3.2 Teknik Penentuan Sampel
Pada data sekunder, populasi yang ada berupa keseluruhan data yang
dimiliki oleh sumber pemerintahan, dalam data ini keseluruhan data dari kantor
Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Selayar. Dengan menggunakan metode
sampel periodesasi analisis time series data yang berupa data tahunan (t). Sampel
yang digunakan termasuk dalam sampel kecil yaitu data di bawah 30 tahun, mulai
dari tahun 2018-2020.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data
kuantitatif. Data kualitatif yaitu penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Dalam hal ini penelitian dilakukan untuk memperoleh
gambaran yang sebenarnya atau jenis data yang diukur dan dihitung secara
langsung yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan
atau berbentuk angka. Sumber data yang digunakan yakni data sekunder yang
22
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau
secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip
baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam
penelitian ini adalah metode dokumentasi di desa Bontoborusu Kecamatan
Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar dengan menggunakan kamera canon,
menurut (Suharsimi, 2006) metode dokumentasi merupakan salah satu cara untuk
memperoleh data informasi mengenai berbagai hal yang ada kaitannya dengan
penelitian dengan jalan melihat kembali laporan-laporan tulisan, baik berupa
angka maupun keterangan. Selain data-data laporan tertulis, untuk kepentingan
penelitian ini juga digali berbagai data, informasi, referensi, sumber pustaka,
media massa dan internet.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi
menggunakan dua variabel independen dengan model persamaan linear. Untuk
menjawab penelitian pertama kita menggunakan analisis regresi berganda, untuk
mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ikan kerapu di
Kabupaten Kepulauan Selayar dengan persamaan linier berganda sebagai berikut:
Y = a0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
23
Keterangan:
Y ( Penawaran Ikan Kerapu) = Variabel Dependen
X1, X2, X3, X4,…Xn = Variabel Independen
X1 = Harga Ikan Kerapu
X2 = Harga Ikan Teri
X3 = Harga Ikan Tuna
X4 = Curah Hujan
e = Kesalahan (error term)
b1, b2, b3, b4,…bn = Koefisien Variabel Independen
Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk menguji pengaruh dari
variabel independen dengan variabel dependen dalam penelitian yang dilakukan,
yaitu dengan cara:
a. Uji Serentak (Uji Fhitung)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2005).
Pengujian F ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan
dengan F tabel, maka kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa
semua variabel Independen secara serentak dan signifikan mempunyai variabel
dependen. Prosedur penguraian F adalah sebagai berikut:
1. Membuat hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)
2. Menghitung nilai F hitung dengan rumus:
24
Dimana: R2 = Koefisien Determinan
K = Jumlah variabel independen
n = Jumlah Sampel
3. Mencari nilai kritis (F tabel) : df (k-1,n-k)
Dimana k = jumlah parameter termasuk intersep.
4. Keputusan untuk menerima atau menolak Ho didasarkan pada
perbandingan F hitung dan F tabel
Jika : F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima
F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak
b. Pengujian Parsial (Uji t)
Pengujian secara parsial menggunakan uji t yang merupakan pengaruh
signifikan variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Uji
signifikan adalah prosedur dimana hasil sampel digunakan untuk menentukan
keputusan untuk menerima atau menolak Ho berdasarkan uji statistik yang
diperoleh dari data.
Prosedur dari uji t adalah sebagai berikut (Agus Widarjono, 2007):
1. Membuat hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)
2. Menghitung t dengan rumus:
Fn=𝑅²∶𝐾
1−𝑅 : 𝑛−𝑘−1
25
3. Mencari nilai kritis t dari tabel t dengan df+ n-k dan ɑ yang tertentu
4. Keputusan untuk menerima atau menolak Ho didasarkan pada
perbandingan t hitung dan t tabel (nilai kritis)
Jika : t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima
T hitung < t tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak
c. Uji Koefisien Determinan
Dalam suatu penelitian atau observasi, perlu dilihat seberapa jauh model
yang terbentuk dapat menerapkan kondisi yang sebenarnya. Dalam analisis regresi
dikenal suatu ukuran yang dapat dipergunakan untuk keperluan tersebut, yang
dikenal dengan koefisien determinan. Nilai koefisien determinan merupakan suatu
ukuran yang menunjukkan besar sumbangan dari variabel independen terhadap
variabel dependen, atau dengan kata lain koefisien determinasi menunjukkan
variasi turunannya yang diberi simbol R2 mendekati angka 1, maka variabel
independen makin mendekati hubungan dengan variabel dependen sehingga dapat
dikatakan bahwa penggunaan model tersebut dapat dibenarkan (Gujarat, 1997).
Fungsi Cobb-Douglass menjelaskan hubungan antara (Y) dengan faktor-
faktor yang mempengaruhinya (X). Model fungsi persamaan yang digunakan
untuk menjelaskan hubungan antara Y dan X menggunakan fungsi persamaan
Cobb-Douglass yang telah di transformasikan kedalam bentuk linier logaritmatika
dimana variabel yang dijelaskan atau dependen (Y) dan variabel yang
menjelaskan independen (X) adalah harga ikan kerapu di Kabupaten Kepulauan
t = 𝑏𝑖−𝑏+
𝑆𝑏𝑖
26
Selayar, harga ikan teri, harga ikan tuna dan curah hujan. Secara matematik fungsi
produksi Cobb-Douglass dapat ditulis sebagai berikut:
Y = b0 X1b1
X2b2
X3b3
X4b4
DB e (Soekartawi, 2003) dalam (Yusmiati,2018).
Model fungsi tersebut ditransformasikan dalam model linier logaritmatik,
maka model fungsi pendapatannya dapat ditulis sebagai berikut:
LnPIK = ao + a1LnHRK + a2LnHTE + a3LnHTU + a4LnCH + e
Keterangan:
LnPIK = Penawaran ikan kerapu
LnHRK = Harga ikan kerapu
LnHTE = Harga ikan teri
LnHTU = Harga ikan tuna
a1-a4 = Koefisien regresi (nilai elastisitas)
e = Kesalahan
3.6 Definisi Operasional
1. Ikan kerapu adalah ikan yang dapat ditemukan di daerah berkarang, berlumpur,
berpasir atau daerah yang memiliki dasar perairan campuran antara patahan
karang dan pasir serta komoditas perikanan Indonesia yang diunggulkan dan
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
2. Penawaran adalah jumlah produksi ikan kerapu yang ditawarkan oleh produsen
atau penjual kepada konsumen atau pembeli untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang ada di Kabupaten Kepulauan Selayar.
27
3.Elastisitas penawaran adalah persentase perubahan penawaran dalam
menanggapi presentasi perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
tangkap ikan kerapu.
4. Determinan Penawaran adalah besarnya hasrat para penjual untuk menawarkan
barang atau jasa pada tingkat harga tertentu yang ditentukan oleh beberapa
faktor.
5. Produksi merupakan kegiatan menghasilkan barang atau jasa dengan
meningkatkan nilai guna untuk memenuhi kebutuhan manusia.
6. Harga adalah hasil kesepakatan bersama antara penjual dan pembeli yang telah
melakukan proses tawar menawar untuk mencapai kesepakatan harga.
7. Komoditas adalah sebuah produk atau barang yang bias diperdagangkan dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
28
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1 Keadaan Geografis
Gambar 3. Peta Kabupaten Kepulauan Selayar
Kabupaten Kepulauan Selayar terletak antara 5˚42’-7˚35’ lintang selatan dan
120˚15’-122˚30’ bujur timur dengar luas wilayah adalah 903,35 km². Adapun
batas-batas Kabupaten Kepulauan Selayar adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Bulukumba
Sebelah Timur : Laut Flores
Sebelah Barat : Laut Flores dan Selat Makassar
Sebelah Selatan : Provinsi Nusa Tenggara Timur
Secara administrasi pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar terbagi
menjadi 11 kecamatan yaitu Pasimarannu, Pasilambenan, Pasimasunggu,
29
Takabonerate, Pasimasunggu Timur, Bontosikuyu, Bontoharu, Bontomanai, Buki,
Benteng dan Bontomatene. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2
berikut :
Tabel 2. Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Selayar Beserta Dengan Luas
Wilayah Menurut Ketinggian Dari Permukaan Laut
Nama Kecamatan
Luas
(Km²)
Ketinggian dari permukaan laut
0,25
(mdpl)
26-100
(mdpl)
101-500
(mdpl)
˃ 500
(mdpl)
Pasimarannu
Pasilambena
Pasimasunggu
Takabonerate
Pasimasunggu Timur
Bontosikuyu
Bontoharu
Bontomanai
Buki
Benteng
Bontomatene
134,40
-
126,50
-
115,70
183,26
255,06
-
-
-
204,13
90,12
-
102,05
-
102,05
32,51
44,46
-
-
-
204,13
20,24
-
9,08
-
7,25
57,00
76,30
-
-
-
36,43
-
-
-
-
-
91,25
132,07
-
-
-
67,20
-
-
-
-
-
2,50
200,00
-
-
-
100,50
Sumber: Kabupaten Kepulauan Selayar Dalam Angka, 2012.
Berdasarkan pencatatan Stasiun Meteriologi Benteng secara rata-rata
jumlah hari hujan sekitar 6 hari dengan jumlah curah hujan 110. Sedangkan
berdasarkan Stasiun Meteorologi secara rata-rata jumlah hari hujan sekitar 6 hari
dengan jumlah hujan 134.
4.2 Keadaan Demografis
4.2.1 Penduduk berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan data terakhir tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten
Kepulauan Selayar tercatat 133.003 penduduk. Adapun banyaknya penduduk
yang terdiri dari laki-laki sebanyak 63.968 jiwa dan perempuan sebanyak 69.035
30
jiwa yang kesemuanya terbagi kedalam usia yang berbeda-beda, mulai dari
kelompok penduduk yang berusia antara 1-20 tahun sampai pada kelompok yang
berusia 61 tahun keatas. Komposisi penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar
berdasarkan kelompok umur untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3
berikut ini:
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar Berdasarkan Jenis
Kelamin
NO Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Pasimarannu
Pasilambena
Pasimasunggu
Takabonerate
Pasimasunggu Timur
Bontosikuyu
Bontoharu
Benteng
Bontomanai
Bontomatene
Buki
4 311
3 677
3 974
6 715
3 564
7 381
6 558
12 318
6 295
6 113
3 062
4 970
3 925
4 418
6 928
3 951
7 789
6 913
13 309
6 473
7 010
3 349
9 281
7 602
8 392
13 643
7 515
15 170
13 471
25 627
12 768
13 123
6 411
Kepulauan Selayar 63 968 69 035 133 003
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2010-2020
Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk jenis
kelamin laki-laki lebih sedikit daripada jumlah penduduk yang berjenis kelamin
perempuan dengan perbandingan 63 968 jiwa yang berjenis kelamin laki-laki dan
69 035 jiwa yang berjenis kelamin perempuan. Kecamatan Pasimarannu dengan
jumlah 4311 penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan 4970 lebih
banyak dari jumlah penduduk laki-laki dengan total keseluruhannya 9281
penduduk. Kecamatan Pasilambena dengan jumlah 3677 penduduk laki-laki dan
jumlah penduduk perempuan 3925 lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki
dengan total keseluruhannya 7602. Kecamatan Pasimasunggu dengan jumlah
31
3974 penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan 4418 lebih banyak
dari jumlah penduduk laki-laki dengan total keseluruhannya 8392 penduduk.
Kecamatan Takabonerate dengan jumlah 6715 penduduk laki-laki dan jumlah
penduduk perempuan 6928 lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki dengan
total keseluruhannya 13643 penduduk. Kecamatan Pasimasunggu Timur dengan
jumlah 3564 penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan 3951 lebih
banyak dari jumlah penduduk laki-laki dengan total keseluruhannya 7515
penduduk. Kecamatan Bontosikuyu dengan jumlah 7381 penduduk laki-laki dan
jumlah penduduk perempuan 7789 lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki
dengan total keseluruhannya 15170 penduduk.
Kecamatan Bontoharu dengan jumlah 6558 penduduk laki-laki dan jumlah
penduduk perempuan 6913 lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki dengan
total keseluruhannya 13471 penduduk. Kecamatan Benteng dengan jumlah
penduduk laki-laki tertinggi 12 318 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 13 309
jiwa dengan total keseluruhan 25 627 jiwa. Kecamatan Bontomanai dengan
jumlah 6295 penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan 6473 penduduk
perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki dengan total
keseluruhannya 12768 penduduk. Kecamatan Bontomatene dengan jumlah 6113
penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan 7010 lebih banyak dari
jumlah penduduk laki-laki dengan total keseluruhannya 13123 sedangkan
Kecamatan Buki dengan jumlah laki-laki terendah 3 062 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan 3 349 jiwa dengan total keseluruhan 6 411 jiwa. Maka dapat
32
dilihat total keseluruhan penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar sebanyak 133
003 jiwa.
4.2.2 Penduduk Berdasarkan Usia
Berdasarkan data terakhir tahun 2017, jumlah usia 0-4 tahun dengan
jumlah laki-laki 7078 jiwa dan jumlah perempuan 6852 jiwa lebih sedikit dari
jumlah penduduk laki-laki dengan total keseluruhannya 13930 jiwa. Jumlah usia
10-14 tahun dengan jumlah laki-laki 5547 jiwa dan jumlah perempuan 5255 jiwa
lebih sedikit dari jumlah penduduk laki-laki dengan total keseluruhannya 10802
jiwa. Jumlah usia muda 20-24 tahun dengan jumlah 9 351 Jiwa dan jumlah usia
tua 75+ tahun dengan jumlah 3 311 jiwa penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar
tercatat 133.003 penduduk. Adapun banyaknya penduduk yang terdiri dari laki-
laki sebanyak 63.968 jiwa dan perempuan sebanyak 69.035 jiwa yang
kesemuanya terbagi kedalam usia yang berbeda-beda, mulai dari kelompok
penduduk yang berusia antara 1-20 tahun sampai pada kelompok yang berusia 61
tahun keatas. Komposisi usia penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar
berdasarkan kelompok umur untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4
berikut ini.
33
Tabel 4. Penduduk Berdasarkan Usia
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
17-20
21-24
25-28
29-32
33-36
37-40
41-44
45-48
49-52
53-56
57-60
61-64
65-68
69-72
73-76
77-80
81-84
85-88
6 912
6 125
5 547
5 223
5 104
4 818
4 491
4 913
4 426
4 244
4 170
4 263
3 701
2 999
2 243
1 693
1 204
1 266
6 852
6 538
5 255
5 332
5 156
4 586
4 860
5 472
4 846
4 786
4 846
4 631
4 372
3 429
2 774
2 027
1 716
2 045
13 764
12 663
10 802
10 555
10 260
9 404
9 351
10 385
9 272
9 030
9 016
8 894
8 073
6 428
5 017
3 720
2 920
3 311
Jumlah/Total 68 238 69 891 152 865
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2010-2020
Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk usia 33-
36 tahun menempati posisi tertinggi dengan jumlah 10 385 jiwa. Jumlah usia 41-
44 dengan jumlah usia laki-laki 4 491 dan jumlah usia perempuan 4 860 jiwa
dengan total keseluruhannya 9 351 jiwa. Jumlah usia peduduk laki-laki 57-60
dengan jumlah usia laki-laki 4 170 jiwa dan jumlah usia perempuan 4 846 jiwa
lebih banyak dari jumlah usia penduduk laki-laki dengan total keseluruhannya 9
016 jiwa. Jumlah usia 65-68 dengan jumlah usia laki-laki 3 701 jiwa dan jumlah
usia penduduk perempuan 4 372 jiwa lebih banyak dari jumlah penduduk usia
laki-laki dengan total keseluruhannya 8 073 jiwa. Jumlah penduduk usia 81-84
tahun menempati posisi terendah dengan jumlah 2 920 jiwa. Jumlah usia 85-88
dengan jumlah usia laki-laki 1 266 jiwa dan jumlah usia penduduk perempuan
34
2045 jiwa lebih banyak dari jumlah usia penduduk laki-laki dengan total
keseluruhannya 3311 jiwa.
4.2.3 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Berdasarkan data terakhir tahun 2017, penduduk Kabupaten Kepulauan
Selayar berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
NO Mata Pencaharian Laki-laki Perempuan Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Berusaha Sendiri
Berusaha Dibantu Buruh
Tidak Tetap/Buruh Tak
Dibayar
Berusaha Dibantu Buruh
Tetap/Buruh Dibayar
Buruh/Karyawan/Pegawai
Pekerja Bebas
Pekerja Keluarga/Tak Di
Bayar
13 594
5 515
2 255
11 473
991
2 314
6 798
988
453
7 994
126
3 401
20 392
6 503
2 708
19 431
1 117
5 715
Jumlah/Total 3 6106 19 760 55 866
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2017
Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk dengan
mata pencaharian usaha sendiri lebih tinggi 20 392 jiwa. Jumlah penduduk mata
pencaharian dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar laki-laki berjumlah 5 515
jiwa dan jumlah pekerja perempuan 988 jiwa dengan total keseluruhannya 6 503
jiwa. Jumlah penduduk dengan mata pencaharian usaha dibantu buruh tetap/buruh
bayar lebih rendah 2 708 jiwa. Jumlah penduduk mata pencaharian
buruh/karyawan/pegawai laki-laki berjumlah 11 473 jiwa dan jumlah pekerja
perempuan 7 994 jiwa dengan total keseluruhannya 19 431 jiwa. Jumlah
penduduk mata pencaharian pekerja bebas laki-laki berjumlah 991 dan jumlah
35
pekerja perempuan 126 jiwa dengan total keseluruhannya 1 117 jiwa. Jumlah
mata pencaharian pekerja keluarga/tak dibayar laki-laki 2 314 jiwa dan jumlah
pekerja perempuan 3 401 jiwa dengan total keseluruhannya 5 715 jiwa. Dengan
jumlah pekerja laki-laki sebesar 3 6106 jiwa dan jumlah pekerja perempuan
sebesar 19 760 jiwa.
4.2.4 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Penduduk merupakan salah satu variabel yang sangat menentukan
kemajuan suatu wilayah. Semakin banyak penduduk yang berpendidikan tinggi di
suatu wilayah maka semakin tinggi pula tingkat kemajuan wilayah tersebut dan
sebaliknya semakin banyak penduduk berpendidikan rendah maka kemajuan
wilayah tersebut semakin lambat. Untuk mengetahui secara jelas keadaan
penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini:
Tabel 6. Jumlah penduduk Berdasarkan Pendidikan
NO Pendidikan Bekerja Pengangguran Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tidak Tamat dan Tamat
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah
Pertama
Sekolah Menengah Atas
Sekolah Menengah Atas
Kejuruan
DiplomaI/II/III/Akademi
Universitas
27 665
7 343
8 902
2 172
1 792
7 992
438
108
608
183
0
0
28 103
7 451
9 510
2 355
1 792
7 992
Jumlah/Total 55 866 1 337 57 203
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2017
Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan
penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar yang tidak tamat dan tamat sekolah
36
dasar yang bekerja 27 665 jiwa dan pengangguran 438 jiwa dengan total 28 103
jiwa. Sekolah menengah pertama yang bekerja 7 343 jiwa dan penganggaran 108
jiwa dengan total 7 451 jiwa. Sekolah Menengah Atas berjumlah 9 510 jiwa
dengan jumlah yang bekerja 8 902 jiwa dan pengangguran 608 jiwa, Sekolah
Menengah Atas Kejuruan berjumlah 2 355 jiwa dengan jumlah yang bekerja 2
172 jiwa dan pengangguran 183 jiwa, diploma berjumlah 1 792 jiwa dengan
jumlah yang bekerja 1 792 jiwa dan pengangguran 0 dan lulus universitas
berjumlah 7 992 jiwa dengan jumlah yang bekerja 7 992 jiwa dan pengangguran
0. Dengan jumlah bekerja 55 866 jiwa dan pengangguran berjumlah 1 337 jiwa.
Dari Tabel diatas totalnya secara keseluruhan berjumlah 57 203 jiwa.
37
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Estimasi Analisis Regresi Linier Berganda Pada Program Microsoft
Excel Determinan Penawaran Ikan Kerapu di Kabupaten Kepulauan
Selayar
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi penawaran ikan kerapu di Kabupaten Kepulauan
Selayar dengan persamaan linier berganda serta untuk menguji pengaruh dari
variabel independen dengan variabel dependen dalam penelitian yang dilakukan
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel 7. Hasil Estimasi Analisis Regresi Linier Berganda Determinan Penawaran
Ikan Kerapu di Kabupaten Kepulauan Selayar
Coefficients
Elastisitas
Standard
Error t Stat P-value
Intercept 9,1421 2,789201 3,277663 0,00307
LnHRK -0,6354 0,144665 -4,39223 0,00018
LnHRTe 0,6057 0,20727 2,922398 0,00727
LnHRTu -0,2428 0,278523 -0,87166 0,391687
LnCH 0,0089 0,065501 0,135596 0,893227
R2
= 0,5701 *) : Signifikan(10%)
Uji t = 0,0018 **) : Signifikan (5%)
Probabilitas (Uji F) = 0,00021 ***) : Signifikan (1%)
XK = 9,1421 – 0,6354 PHIK + 0,6057 PHTE – 0,2428 PHTU + 0,0089 PCH
Keterangan:
PIK = Penawaran ikan kerapu
PHIK (-0,06354) = Harga ikan kerapu
PHTE (0,057) = Harga ikan teri
PHTU (-2428) = Harga ikan tuna
38
PCH (0,0089) = Curah hujan
5.2 Uji F-Statistik (Simultan)
Mengetahui pengaruh variabel bebas (Independen), terhadap variabel
terikat (Dependen) secara bersama-sama (Simultan) maka dilakukan uji F. Uji F
yaitu uji yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Dalam analisis ini dilakukan dengan
menggunakan program Microsoft excel. Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 7
dapat dilihat bahwa nilai Probabilitas (F-Statistik) sebesar 0,00021. Maka dapat
diketahui bahwa variabel independen (harga ikan kerapu dan harga ikan teri)
Secara bersama-sama mempengaruhi determinan penawaran ikan kerapu di
Kabupaten Kepulauan Selayar secara signifikan pada taraf kepercayaan sebesar
99% (ɑ = 1%).
5.3 Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinan (R2) mencerminkan besarnya pengaruh perubahan
variabel-variabel bebas (Independen variabel) dalam menjelaskan perubahan-
perubahan pada variabel terikat (dependen variabel) secara bersama-sama,
dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antara
variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai koefisien determinan
adalah antara 0 hingga 1 (0< R2 < 1), dimana nilai koefisien mendekati 1, maka
model tersebut dikatakan baik karena semakin dekat hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat.
39
Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan program Microsoft excel
pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa koefisien determinan (R2) sebesar 0,5701
yang bermakna bahwa variabel bebas X1 dan X2 (independen) mempengaruhi
ikan kerapu jadi faktor harga dan curah hujan mempengaruhi penawaran ikan
kerapu secara simultan memiliki proporsi terhadap penawaran ikan kerapu di
Kabupaten Kepulauan Selayar sebesar 57% (100%-43%) dipengaruhi oleh
variabel yang tidak diteliti. Signifikan pada taraf kepercayaan sebesar 90% (ɑ =
10%).
5.4 Uji t-Statistik
Berdasarkan hasil estimasi dapat dilihat bahwa terdapat dua variabel
independen yang berpengaruh signifikan terhadap penawaran ikan kerapu di
Kabupaten Kepulauan Selayar adapun variabel tersebut yaitu harga ikan kerapu
(X1) berpengaruh negatif terhadap determinan penawaran ikan kerapu di
Kabupaten Kepulauan Selayar sebesar -0,6354, signifikan pada taraf
kepercayaan 95% (ɑ = 5%) artinya semakin mahal ikan kerapu maka
penawarannya semakin rendah hal ini dikarenakan harga ikan kerapu yang
mahal sehingga penawarannya berkurang sebaliknya jika harga ikan kerapu
rendah maka penawarannya banyak artinya bahwa jika ikan kerapu mahal tidak
ditawarkan di Kabupaten Kepulauan Selayar tetapi ditawarkan keluar daerah.
Harga ikan teri (X2) berpengaruh positif terhadap determinan penawaran ikan
kerapu di Kabupaten Kepulauan Selayar sebesar 0,0657, signifikan pada taraf
kepercayaan 95% (ɑ = 5%) artinya semakin mahal harga ikan teri maka harga
ikan kerapu yang ditawarkan akan naik juga.
40
Dari kedua variabel tersebut harga ikan kerapu di Kabupaten Kepulauan
Selayar yang paling signifikan karena koefisien estimasi (elastisitasnya)
berpengaruh negatif sebesar -0,6354 inelastis (< 1) sedangkan nilai
probabilitasnya sebesar 0,00018 signifikan pada taraf kepercayaan 95% (ɑ =
5%).
1. Harga ikan kerapu di Kabupaten Kepulauan Selayar (X1)
Berdasarkan Tabel 7 di atas hasil estimasi terlihat bahwa nilai t-statistik
untuk variabel harga ikan kerapu di Kabupaten Kepulauan Selayar sebesar -
0,6354 dan nilai probabilitas t-statistik sebesar 0,00018 yang lebih kecil dari
tingkat kesalahan 0,05 (ɑ = 5%) yang berarti bahwa harga ikan kerapu di
Kabupaten Kepulauan Selayar berpengaruh signifikan terhadap penawaran ikan
kerapu di Kabupaten Kepulauan Selayar pada taraf kepercayaan 95% (ɑ = 5%).
2. Harga ikan teri di Kabupaten Kepulauan Selayar (X2)
Berdasarkan Tabel 7 di atas hasil estimasi terlihat bahwa nilai t-statistik
untuk variabel harga ikan teri di Kabupaten Kepulauan Selayar sebesar 0,6057
dan nilai probabilitas t-statistik sebesar 0,00727 yang lebih kecil dari tingkat
kesalahan 0,05 (ɑ = 5%) yang berarti bahwa harga ikan teri di Kabupaten
Kepulauan Selayar berpengaruh signifikan terhadap penawaran ikan kerapu di
Kabupaten Kepulauan Selayar pada taraf kepercayaan 95% (ɑ = 5%).
41
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian Analisis Penawaran Komoditas Ikan
Kerapu di Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi analisis penawaran ikan kerapu di
Kabupaten Kepulauan Selayar dapat dilihat dari nilai koefisien regresi hasil
estimasi bahwa koefisien determinan (R2) sebesar 0,5701 yang bermakna
bahwa variabel bebas X1 dan X2 (independen) mempengaruhi ikan kerapu jadi
faktor harga dan curah hujan mempengaruhi penawaran ikan kerapu secara
simultan memiliki proporsi terhadap penawaran ikan kerapu di Kabupaten
Kepulauan Selayar sebesar 57% (100%-43%) dipengaruhi oleh variabel yang
tidak diteliti. Signifikan pada taraf kepercayaan sebesar 90% (ɑ = 10%).
2. Elastisitas determinan penawaran ikan kerapu di Kabupaten Kepulauan Selayar
dapat dilihat dari nilai koefisien regresi hasil estimasi. Dari masing-masing
determinan penawaran ikan kerapu di Kabupaten Kepulauan Selayar yang
bertanda negatif (signifikan) yaitu harga ikan kerapu di Kabupaten Kepulauan
Selayar (X1) sebesar -0,6354, yang menunjukkan bahwa semakin mahal ikan
kerapu maka penawarannya semakin rendah hal ini dikarenakan harga ikan
kerapu yang mahal sehingga penawarannya berkurang sebaliknya jika harga
ikan kerapu rendah maka penawarannya banyak artinya bahwa jika ikan kerapu
mahal tidak ditawarkan di Kabupaten Kepulauan Selayar tetapi ditawarkan
42
keluar daerah. Sedangkan faktor determinan penawaran ikan kerapu di
Kabupaten Kepulauan Selayar yang bernilai positif yaitu harga ikan teri di
Kabupaten Kepulauan Selayar (X2) sebesar 0,0657, yang menunjukkan bahwa
semakin mahal harga ikan teri maka harga ikan kerapu yang ditawarkan akan
naik juga.
6.2 Saran
Untuk meningkatkan penawaran harga ikan kerapu pemerintah perlu
memberikan kebijakan untuk meningkatkan peluang penawaran ikan kerapu
kepada konsumen yang lebih luas dengan memberikan bantuan modal atau sarana
dan prasarana sehingga tidak terjadi penurunan harga pada ikan kerapu.
43
DAFTAR PUSTAKA
Agus M.B. 2006. Budidaya Kerapu di Tambak. Kansius. Yogyakarta.
Agus, Widarjono. 2007. Ekonometrika Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan
Bisnis. Edisi Kedua, Fakultas Ekonomi UIJ. Yogyakarta.
Anonim. 2005, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)
Anwar Hidayat, 2013, Pengantar dan Tutorial Uji Heteroskedastisitas dengan Uji
Glejser, Statistikian.
Asrulsyah, F.A., (2011). Tugas Lingkungan Bisnis Budidaya Kerapu dan Peluang
Ekspor. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer. Yogyakarta.
Bulanun,U. (2009). Potensi dan Penyebaran Ikan Kerapu, Epinephelus miliaris, di
perairan laut kota padang. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universtas
Bung Hatta. Padang.
Daniel. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Ernaningsih, D (2016). Kajian Biologi Perikanan Ikan Kerapu Bara di perairan
Kabupaten Kepulauan Raja Ampat. Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan
universitas Satya Negara Indonesia. Jakarta.
Firdaus, Muhammad.2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta : Bumi Aksara
Froese, R. dan D. Pauly. Editors. 2016. Fish Base. World Wide Web electronic
publication.
Ghosali, Imam. 2005. Aplikasai Analisis Multivariate dengan SPSS. Badan
Penerbit UNDRI. Jakarta.
Gujarati. 1998. Ilmu Usahatani. Penerbit Swadaya. Jakarta.
Hanafie, Rita, 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Heemstra, P.C., & Randall, J.E, (1993). FAO Species Catalogue Vol. 16 Groupers
Of The World (Family Sarranidae, Subfamily Epinephelinae): An Annotated
And Illustrated Catologue Of The Grouper, Rockcod, Hind, Coral Grouper,
And Lyretail Species Known To Date. Food and Agriculture Organization of
the United Nations.
44
Ismi. S., Y.N. Asih, B. Slamet, dan K.T . Suwirya. 2012. Pengaruh kepadatan
Nannochloropsis sp. Pada pemeliharaan larva kerapu bebek (Cromileptes
altivelis) secara terkontrol. J. Ris. Akuakulture, 7(3): 407-419.
Jefri, E. (2015). Keragaman Genetik Dan Rekonstruksi Filogeni Ikan Kerapu
Genus Epinephelus Dari Beberapa Perairan Indonesia (Doctoral dissertation,
Bogor Agricultural University (IPB).
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Usaha Perikanan Tangkap. Peraturan.
bkpm.go.id
Kordi, G. 2001. Usaha Pembesaran Ikan Kerapu Di Tambak. Kanisius,
Yogyakarta.
Langkosono. 2007. Budidaya Ikan Kerapu (Serranidae) dan Kualitas Perairan.
Neptunus, Vol. 14, No. 1: 61-67
Mankiw, N. Gregory. Teori Makro Ekonomi, Edisi Ke Empat, Erlangga, Jakarta
2000
Mubyarto. 1995. Pengantar ekonomi pertanian. Jakarta : Edisi Ke-Tiga. LP3S.
Murtidjo, A. 2002.Budidaya Kerapu Dalam Tambak. Penerbit Kaniskus. Jakarta.
Mukadar, N. 2007. Analisis Kadar Protein Pada Ikan Kerapu Macan. Skripsi
Jurusan Kimia FKIP Universitas Darussalam Ambon.
Paruntu C. 1989. Mengkaji teknik polikultur ikan kerapu lumpur (Epinephelus
tauvina) dan ikan boronan samadar (siganus canaliculatus) dalam kurung
apung.Skripsi. Fakultas Perikanan Universitas Samratulangi.Manado. 48
Hal.
Philip, TI. 1986. Pengamatan pada Pertumbuhan Ikan Kerapu Lumpur dan Kerapu
Macam dalam Kurung-Kurung Apung. Scientific Report of Mariculture
Research and Development Project 9ATA-192) In Indonesia JICA. Hal.400-
409.
Sadono, Sukirno. 2010. Makroekonomi. Teori Pengantar. Edisi Ketiga. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Sudirman H & Yusri M.K. 2008. Ikan Kerapu Biologi Eksploitasi Manajemen dan
Budidayanya. Yasrif Watampone. Jakarta.
Sugama, K., Tridjoko, B. Slamet, S. Ismi, E. Setiadi, dan S. Kawahara. 2001.
Petunjuk teknik produksi benih ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis.
45
Balai Riset Budidaya Laut Gondol, Pusat Riset dan Pengambangan
Eksploirasi laut dan Perikanan dan Japan International Cooperation Agency
40hlm.
Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka
Cipta. Jakarta.
Sukirno, (2004). Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sukirno. 2003. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta : PT RajaGrafindo
Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar : Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT.Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Triani SH. 2010. Analisis Fragmen DNA Ikan Kerapu Macan (Epinephelus
fuscoguttatus) yang Tahan dan Rentan terhadap Bakteri Vibrio alginolyticus.
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 11 No.1 : 8-16
Wiadnya. D, Setyohadi. 2014. Sumber Daya Ikan, Lecture handout: Pengantar
Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Brawijaya.
WWF-Indonesia. 2011. Budidaya Ikan Kerapu Sistem Keramba Jaring Apung dan
Tancap. Jakarta. Hal. 12.
Yusmiati. 2018. Agribisnis Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
46
LAMPIRAN
1. Dokumentasi Penelitian
Gambar 4. Penangkaran Hasil Ikan Tangkap
Gambar 5. Ikan Kerapu
47
Gambar 6. Pemberian Pakan Ikan
Gambar 7. Foto Bersama Pemilik Ikan Kerapu
48
Lampiran 2. Hasil Analisis Regresi Berganda Pada Program Microsoft Excel
Analisis Determinan Penawaran Ikan Kerapu di Kabupaten Kepulauan
Selayar.
SUMMARY
OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0,755103172
R Square 0,5701808 57,02% 42,98%
Adjusted R
Square 0,501409728
Standard Error 0,567244548
Observations 30
ANOVA
Df SS MS F
Significa
nce F
Regression 4
10,6710
6 2,667764 8,290998 0,00021
Residual 25
8,04415
9 0,321766
Total 29
18,7152
2
Coefficients
Elastisitas
Standard
Error t Stat P-value
Intercept 9,1421
2,78920
1 3,277663 0,00307
LnHRK -0,6354
0,14466
5 -4,39223 0,00018
LnHRTe 0,6057 0,20727 2,922398 0,00727
LnHRTu -0,2428
0,27852
3 -0,87166 0,391687
LnCH 0,0089
0,06550
1 0,135596 0,893227
49
Lampiran 3. Hasil Tabulasi Harga Ikan Kerapu di Kabupaten Kepulauan Selayar
Bln-Thn Periode
Analisis (t)
Penawaran Ikan
Kerapu (ton/bln)
Harga Riil Ikan
Kerapu (Rp/ton/bln)
Harga Riil Ikan Teri
(Rp/ton/bln)
Harga Riil Ikan Tuna
(Rp/Ton/bln) Curah Hujan (ml)
Y X1 X2 X3 X4
t PIK HRK HRTe HRTu CH
Jan-18 1 108,50 940.858 163.814 257.938 446,00
Feb-18 2 270,42 200.276 124.573 243.507 372,00
Mar-18 3 257,25 165.352 115.202 206.850 320,00
Apr-18 4 235,30 180.303 436.844 433.356 260,00
May-18 5 306,80 265.026 264.761 729.431 366,00
Jun-18 6 106,14 1.843.548 1.238.160 1.990.289 186,00
Jul-18 7 103,20 773.876 429.993 964.162 188,00
Aug-18 8 123,42 631.005 137.426 1.003.365 56,00
Sep-18 9 106,35 930.824 241.878 643.840 362,00
Oct-18 10 723,80 466.478 792.335 923.636 449,00
Nov-18 11 451,92 462.267 478.528 1.028.355 366,00
Dec-18 12 720,10 470.319 682.386 724.691 440,00
Jan-19 13 163,75 491.523 159.456 558.419 445,00
Feb-19 14 247,70 257.161 784.422 373.820 409,00
Mar-19 15 520,42 1.656.261 620.001 340.732 389,00
Apr-19 16 31,50 1.388.451 414.199 862.722 242,00
May-19 17 46,80 1.642.219 358.202 945.818 9,00
Jun-19 18 64,90 1.655.370 265.330 1.186.894 293,00
Jul-19 19 147,50 2.407.442 1.090.641 2.311.538 0,00
50
Aug-19 20 124,20 2.838.488 1.205.707 2.217.948 0,00
Sep-19 21 107,10 2.251.163 844.376 1.177.467 0,00
Oct-19 22 58,50 4.914.211 1.234.604 1.112.337 344,00
Nov-19 23 117,90 3.436.252 584.555 833.655 30,00
Dec-19 24 76,40 3.604.528 463.154 1.018.782 467,00
Jan-20 25 130,98 2.897.214 781.550 1.252.411 165,87
Feb-20 26 106,29 3.752.975 955.084 1.517.431 165,54
Mar-20 27 92,50 4.347.721 1.054.778 1.664.878 161,23
Apr-20 28 76,95 3.496.966 806.441 1.262.067 153,55
May-20 29 58,54 4.936.614 1.111.598 1.691.103 140,66
Jun-20 30 45,51 4.484.717 970.720 1.480.711 136,77
51
Lampiran 4. Hasil Logaritma Natural (LN)
Periode
Analisi
s (t)
Penawaran
Ikan Kerapu
(ton/bln)
Harga Riil
Ikan Kerapu
(Rp/ton/bln)
Harga Riil
Ikan Teri
(Rp/ton/bln)
Harga Riil
Ikan Tuna
(Rp/Ton/bln)
Curah
Hujan
(ml)
lnY lnX1 lnX2 lnX3 lnX4
T lnPIK lnHRK lnHRTe lnHRTu LnCH
1 4,69 13,75 12,01 12,46 6,10
2 5,60 12,21 11,73 12,40 5,92
3 5,55 12,02 11,65 12,24 5,77
4 5,46 12,10 12,99 12,98 5,56
5 5,73 12,49 12,49 13,50 5,90
6 4,66 14,43 14,03 14,50 5,23
7 4,64 13,56 12,97 13,78 5,24
8 4,82 13,36 11,83 13,82 4,03
9 4,67 13,74 12,40 13,38 5,89
10 6,58 13,05 13,58 13,74 6,11
11 6,11 13,04 13,08 13,84 5,90
12 6,58 13,06 13,43 13,49 6,09
13 5,10 13,11 11,98 13,23 6,10
14 5,51 12,46 13,57 12,83 6,01
15 6,25 14,32 13,34 12,74 5,96
16 3,45 14,14 12,93 13,67 5,49
17 3,85 14,31 12,79 13,76 2,20
18 4,17 14,32 12,49 13,99 5,68
19 4,99 14,69 13,90 14,65 0,00
20 4,82 14,86 14,00 14,61 0,00
21 4,67 14,63 13,65 13,98 0,00
22 4,07 15,41 14,03 13,92 5,84
23 4,77 15,05 13,28 13,63 3,40
24 4,34 15,10 13,05 13,83 6,15
25 4,88 14,88 13,57 14,04 5,11
26 4,67 15,14 13,77 14,23 5,11
27 4,53 15,29 13,87 14,33 5,08
28 4,34 15,07 13,60 14,05 5,03
29 4,07 15,41 13,92 14,34 4,95
30 3,82 15,32 13,79 14,21 4,92
52
53
54
55
RIWAYAT HIDUP
Andi Roslina lahir di Selayar, pada tanggal 20 Juni 1998.
Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara
dari ayahanda Syarifuddin dan ibunda Bau Daeng. Pada
tahun 2005 penulis memasuki sekolah dasar di SDN
BENTENG 3 dan lulus pada tahun 2010, kemudian
melanjutkan sekolah menengah pertama di SMPN 2
BENTENG dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun yang sama, penulis
melanjutkan sekolah menengah atas di SMAN 1 BENTENG dan lulus pada tahun
2016. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah magang di Balai Penelitian
Tanaman Pangan Hortikultura dan Serealia Maros.
Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi
yang berjudul “Analisis Penawaran Komoditas Ikan Kerapu Di Kabupaten
Kepulauan Selayar”.