ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM … · Teori keuangan mengatakan apabila risiko suatu...
Transcript of ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM … · Teori keuangan mengatakan apabila risiko suatu...
ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGANMENGGUNAKAN SINGLE INDEKS MODEL DAN RANDOM MODEL DI BURSA
EFEK INDONESIA
Yossi Zul Nofri¹, Deannes Isynuwardhana²
¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, UniversitasTelkom
AbstrakABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi portofolio optimal saham yangdibentuk dengan Single Index Model, menentukan komposisi portofolio optimal denganmenggunakan Random Model, dan membandingkan analisis kinerja portofolio menggunakanmetode Sharpe dan metode Treynor, sehingga dapat mengetahui apakah penentuan analisiskinerja menggunakan Model Sharp dan Model Treynor pada Single Index Model memiliki nilaiyang berbeda dengan analisis kinerja menggunakan Random Model. Sampel yang digunakandalam penelitian ini yaitu saham-saham yang termasuk kedalam indeks LQ45 di Bursa EfekIndonesia periode Feb 2009 sampai dengan Juli 2011. Penelitian ini menggunakan data hargasaham penutupan harian, indeks harga saham gabungan, dan tingkat suku bunga Sertifikat BankIndonesia (SBI). Portofolio yang dibentuk berdasarkan Single Index Model sebanyak 14 sahamsedangkan portofolio yang dibentuk berdasarkan Random Model sebanyak 14 saham, disesuaikandengan jumlah pembentukan portofolio yang dibentuk dengan Single Index Model. Dari hasilperhitungan diperoleh nilai ukuran kinerja dari metode Sharp Single Index Model sebesar 73,386dan Random Model sebesar 33,303. Sedangkan Indeks kinerja Treynor pada Single Index Modelsebesar 3,185 dan Random Model sebesar 2,45. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwaanalisis kinerja menggunakan Model Sharp dan Model Treynor pada Single Index Model memilikinilai yang lebih besar dan memiliki kinerja yang lebih baik daripada analisis kinerjamenggunakan Random Model.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin
pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor
menanamkan modal pada emiten yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan
melebarkan sayap bisnis mereka. Bagi investor, memilih investasi di
Bursa Efek Indonesia dapat memperlihatkan nilai investasi mereka
mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan ini tercermin dari
peningkatan harga saham investasi yang mencapai capital gain.
Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan gabungan dari bursa efek
atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta (Jakarta Stock Exchange)
dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya Stock Exchange). Bursa Efek
Indonesia pernah menjadi salah satu bursa terbaik di Asia Tenggara
pada tahun 1996. Prospek pertumbuhan pasar modal di Indonesia yang
demikian pesat ini ternyata didorong oleh minat investor asing yang
masuk ke dalam pasar modal Indonesia. Dengan adanya pasar modal,
para investor dapat melakukan investasi pada banyak pilihan investasi,
sesuai dengan keberanian mengambil risiko dimana para investor akan
selalu memaksimalkan return yang dikombinasikan dengan risiko
tertentu dalam setiap keputusan investasinya.
Teori keuangan mengatakan apabila risiko suatu investasi
meningkat maka diisyaratkan tingkat keuntungan yang semakin besar.
Dalam melaksanakan kegiatan investasi, seorang investor dihadapkan
pada dua hal yaitu tingkat pengembalian dan juga risiko yang mungkin
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
2
timbul akibat adanya ketidakpastian. Investasi dapat dilakukan dalam
dua bentuk, investasi pada real asset dapat dilakukan dengan
pembelian asset produktif, pendirian pabrik dan lainnya. Bentuk lain
investasi pada financial asset dapat dilakukan pada pasar uang (berupa
sertifikat deposito, commercial paper, dan lainnya) maupun pasar
modal (berupa saham, obligasi, dll).
Indeks LQ45 adalah nilai kapitalisasi dari 45 saham yang telah
terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari
saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi,
dimana kedua hal tersebut merupakan indikator likuidasi. Dalam
melakukan portofolio saham indeks liquid 45 (LQ45) seorang investor
tetap harus memperhatikan tingkat suku bunga yang berlaku yang
diawali oleh suku bunga Bank Indonesia (SBI) serta harus
memperhatikan harga tiap-tiap saham yang akan dimasukkan dalam
portofolio karena harga saham akan mempengaruhi tingkat
pengembalian saham individu. Sehingga saham-saham yang dapat
masuk dalam perhitungan Indeks LQ45 harus memenuhi kriteria dan
melewati seleksi utama sebagai berikut :
1. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.
2. Masuk dalam 60 saham berdasarkan nilai transaksi di pasar
regular.
3. Dari 60 saham tersebut, 30 saham dengan nilai transaksi
terbesar akan masuk dalam perhitungan indeks LQ45.
4. Untuk mendapatkan 45 saham akan dipilih 15 saham lagi
dengan menggunakan kriteria Hari Transaksi di Pasar Reguler,
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
3
Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler dan Kapitalisasi Pasar.
Metode pemilihan 15 saham tersebut adalah:
Dari 30 sisanya, dipilih 25 saham berdasarkan Hari
Transaksi di Pasar Reguler.
Dari 25 saham tersebut akan dipilih 20 saham
berdasarkan Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler.
Dari 20 saham tersebut akan dipilih 15 saham
berdasarkan Kapitalisasi Pasar, sehingga akan didapat 45
saham untuk perhitungan indeks LQ45.
5. Selain melihat kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut
di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek
pertumbuhan perusahaan tersebut.
Indeks LQ45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan
likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap periode enam
bulan. Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut
akan selalu berubah. Pergantian saham akan dilakukan setiap enam
bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila ada
saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan
saham lain yang memenuhi syarat. Pemilihan saham-saham LQ 45
harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai komite penasehat yang
terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas, dan Profesional di
bidang pasar modal yang independen.
Dalam penelitian, sampel yang digunakan adalah saham yang
konsisten tergolong dalam saham indeks liquid 45 (LQ45) periode
Februari 2009 sampai dengan Juli 2011.
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
4
1.2 Latar Belakang Penelitian
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan
atau sekuritas jangka panjang yang biasa diperjualbelikan, baik dalam
bentuk hutang maupun modal sendiri, yang diterbitkan oleh
pemerintah maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal
merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan. Dalam
pasar keuangan, diperdagangkan semua bentuk modal dan hutang
sendiri, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang.
Perkembangan pasar modal juga dipengaruhi oleh meningkatnya
kesadaran masyarakat untuk berinvestasi. Pasar modal menjadi wahana
alternatif bagi masyarakat untuk berinvestasi selain real investment.
Hal ini dilakukan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat
yang tidak lagi berupa kebutuhan pokok saja. Untuk memenuhi
kebutuhan yang semakin meningkat tersebut diperlukan penghasilan
tambahan.
Harapan akan peran pasar modal sebagai wahana alternatif bagi
investor dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang
menentukan menurut Bawazier dan Sitanggang (1994) adalah tingkat
kemampuan investor memilih saham secara rasional. Rasionalitas
investor dapat diukur dari cara mereka memilih saham yang
memberikan hasil (return) maksimum pada tingkat risiko tertentu atau
mempunyai risiko minimum pada tingkat return tertentu.
Indek yang sering digunakan sebagai dasar pembentukan portofolio
saham adalah indeks LQ 45 pada Bursa Efek Indonesia (Jogiyanto,
2003). Saham-saham LQ 45 merupakan saham likuid kapitalisasi pasar
yang tinggi, memiliki frekuensi perdagangan tinggi, memiliki prospek
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
5
pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik, tidak fluktuatif
dan secara obyektif telah diseleksi oleh BEI dan merupakan saham
yang aman dimiliki karena fundamental kinerja saham tersebut bagus,
sehingga dari sisi resiko kelompok saham LQ 45 memiliki resiko
terendah dibandingkan saham-saham lain. Fluktuatif harga pada
kelompok saham LQ 45 cenderung smooth menjadikan return dari
capital gain tidak setinggi pada kelompok saham yang mengalami
fluktuasi harga siginifikan. Karakteristik saham LQ 45 ini dapat
mewakili kinerja portofolio saham, dimana penilaian kinerja portofolio
dilihat dari 2 sisi yaitu hasil dan resiko (Sartono dan Zulaihati, 1998).
Risiko saham secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu risiko
sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic
risk). Risiko investasi yang dapat dihindari melalui diversifikasi saham
dengan membentuk portofolio optimal adalah risiko tidak sistematis
sedang risiko sistematis tidak dapat dihindari (faktor-faktor makro
yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan seperti keadaan
ekonomi dan politik) (Brigham and Daves, 2004).
Masalah yang sering terjadi adalah investor berhadapan dengan
ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham untuk dibentuk
menjadi portofolio pilihannya karena banyaknya kombinasi saham
dalam portofolio. Pada akhirnya harus mengambil keputusan portofolio
mana yang akan dipilih oleh investor? Seorang investor yang rasional,
tentu akan memilih portofolio yang optimal (Jogianto,2003)
Untuk membentuk portofolio yang optimal, investor harus
menentukan portofolio yang efisien terlebih dahulu. Portofolio efisien
adalah portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan tertentu
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
6
dengan risiko terendah, atau risiko tertentu dengan tingkat keuntungan
tertinggi (Husnan, 1998). Sedangkan portofolio optimal merupakan
portofolio yang dipilih seseorang investor dari sekian banyak pilihan
yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien (Tandelilin, 2001).
Berbagai metode telah diaplikasikan dalam upaya untuk
menentukan portofolio yang optimal salah satu diantaranya adalah
penggunaan metode Single Index Model. Single Index Model telah
digunakan oleh Elton, Gruber, dan Padberg (1976) untuk
menyederhanakan kriteria peringkat (rangking) dalam pemilihan
portofolio optimal (Cheung dan Kwan, 1988).
Dapat dikatakan bahwa investor tersebut menghadapi risiko dalam
investasi yang dilakukannya. Investor tidak tahu dengan pasti hasil
yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukannya, yang biasa
mereka lakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang
diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil
yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan
(Husnan, 1998).
(Husnan, 1998) dalam makalahnya menyatakan bahwa salah satu
masalah yang sering dihadapi oleh para analis investasi modal adalah
penaksiran risiko yang dihadapi oleh pemodal. Untuk menghindari
risiko pada suatu investasi antara lain dilakukan melalui diversifikasi
saham dengan membentuk portofolio.
Teori portofolio modern diawali pada tahun 1952, ketika Harry
Markowitz dalam artikelnya di The Journal of Finance yang berjudul
“Portfolio Selection :Efficient Diversification of Investment”,
memberikan landasan teoritis atas praktek pemilihan portofolio di
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
7
pasar modal. Pada tahun 1990 ia memperoleh hadiah Nobel atas
teorinya tersebut. Teori ini kemudian menjadi dasar bagi
berkembangnya teori portofolio modern saat ini. Teori Portofolio
Markowitz didasarkan pada pendekatan rata-rata dan varians, dimana
rata-rata digunakan untuk pengukuran tingkat pengembalian dan
varians digunakan untuk pengukuran risiko, sehingga Teori Portofolio
Markowitz ini juga dikenal sebagai Mean-Variance Model.
Model portofolio Markowitz berguna bagi investor untuk
memahami bagaimana mereka seharusnya melakukan diversifikasi
secara optimal. Namun model Markowitz tidak memasukkan isu
bahwa investor boleh meminjam dana untuk membiayai investasi
portofolio pada asset yang berisiko dan tidak memperhitungkan
kemungkinan investor melakukan investasi pada aset bebas risiko.
Model Markowitz membatasi pilihan investor hanya pada portofolio
yang terdiri dari aset berisiko, padahal pada kenyataannya investor
bebas memilih portofolio yang juga terdiri dari aset bebas risiko.
Oleh karena keterbatasan teori Markowitz tersebut, maka William
Sharpe (1963) mengemukakan sebuah metode penyederhanaan dari
model Markowitz dalam perhitungannya, yang kemudian disebut
dengan Single Index Model. Penyederhanaan ini tidak hanya dalam hal
input yang digunakan, namun juga dalam menaksir input yang
diperlukan untuk analisis. Single Index Model didasarkan pada
pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah
dengan indeks pasar (Jogiyanto 2010: 339). Hal ini secara khusus
berarti bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan
harga jika indeks harga saham naik. Sebaliknya, jika indeks harga
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
8
saham turun maka kebanyakan saham mengalami penurunan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Single Index Model mempunyai implikasi
bahwa sekuritas-sekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek
di luar pasar, melainkan karena mempunyai hubungan yang umum
terhadap indeks pasar yang searah dengan perubahan IHSG.
Perhitungan portofolio optimal Single Index Model merupakan
metode yang lebih sederhana, karena mampu mengurangi jumlah
variabel yang harus ditaksir. Model ini digunakan untuk menghitung
tingkat return yang diharapkan, dimana melibatkan dua komponen
utama yaitu return yang terkait dengan keunikan perusahaan dan return
yang terkait dengan pasar. Oleh karena itu Single Index Model akan
berisi saham-saham yang memiliki ukuran ERB yang besar.
Dalam melakukan pengukuran kinerja portofolio menurut Elton dan
Gruber terdapat dua metode yaitu (1) Metode perbandingan langsung
(Direct Comparison Method), yaitu pengukuran kinerja portofolio
dapat dilakukan dengan membandingkan kinerja portofolio (biasanya
diwakili dengan Reksa Dana) dengan portofolio lain yang mempunyai
risiko kurang lebih sama. (2) Pengukuran kinerja dengan suatu
parameter (One Parameter Performance Measure). Metode
pengukuran dengan menggunakan satu parameter ini mengukur kinerja
suatu portofolio dengan menggunakan ukuran kinerja tertentu yang
perlu dikaitkan dengan tingkat resiko. Tiga orang ilmuwan yaitu
William Sharpe, Jack Treynor dan Michael Jensen masing-masing
telah mengembangkan alat ukur kinerja portofolio, yang lebih dikenal
dengan model Sharpe, model Treynor dan model Jeansen.
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
9
Pedoman yang relevan bagi investor dalam mengukur risiko dapat
dinyatakan dalam deviasi standar sebagai risiko total, serta beta
portofolio yang merupakan risiko sistematis (Husnan 1998:465).
Deviasi standar ( digunakan sebagai variable pengukur kinerja
portofolio dalam model Sharpe, sedangkan beta digunakan sebagai
variable pengukur kinerja portofolio didalam model Treynor dan
Model Jensen.
Perbedaan jenis risiko yang digunakan dalam pengukuran kinerja
portofolio parameter tunggal tersebut, yaitu penggunaan deviasi
standard dan beta ( menarik minat untuk meneliti secara lebih
lanjut penggunaan model-model tersebut dalam memberikan hasil
penilaian kinerja portofolio saham LQ45.
Oleh karena itu, investor harus dapat bersikap rasional dalam
pemilihan saham dan penentuan portofolio saham optimal agar dapat
memperoleh return yang diharapkan. Meskipun demikian, investor
seringkali hanya mengikuti keinginan individu, ikut-ikutan atau
“gambling” dalam pembentukan portofolio. Hal ini lebih dikenal
dengan penentuan portofolio secara random, yaitu tanpa
memperhatikan karakteristik investasi secara relevan.
Berdasarkan salah satu penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Henry Dwi Wahyudi (2002), menunjukkan bahwa ada perbedaan
return portofolio antara penentuan portofolio menggunakan Single
Index Model degan penentuan penentuan portofolio secara Random
Model. Dari penelitian tersebut, mempunyai kesimpulan bahwa
penentuan portofolio dengan menggunakan Single Index Model dapat
memberikan return yang optimal dibandingkan dengan penentuan
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
10
portofolio secara Random Model. Berdasarkan uraian di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam hal pembentukan
portofolio optimal saham dengan menggunakan metode Single Index
Model dan Random Model dengan mengambil judul :
“ANALISIS OPTIMUM PORTOFOLIO SAHAM DENGAN
MENGGUNAKAN SINGLE INDEX MODEL DAN RANDOM
MODEL DI BURSA EFEK INDONESIA”
1.2. Perumusan Masalah
1. Bagaimana komposisi portofolio optimal saham yang dibentuk
dengan Single Index Model
2. Bagaimana komposisi portofolio optimal saham yang dibentuk
dengan Random Model
3. Bagaimana analisis kinerja portofolio menggunakan metode
Sharpe dan metode Treynor
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan pertanyaan penelitian yang
diajukan, maka tujuan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut :
1. Menentukan komposisi portofolio yang optimal dengan Single
Index Model
2. Menentukan komposisi portofolio yang optimal dengan
Random Model
3. Untuk menganalisis kinerja portofolio menggunakan metode
Sharpe dan metode Treynor.
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
11
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Aspek Teoritis
Penelitian ini sebagai sarana pengembangan dan penerapan teori
ilmu pengetahuan mengenai portofolio dan portofolio optimal yang
dibentuk dengan cara memilih saham yang mempunyai excess return
to beta terbesar dengan basis perhitungan. Penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan referensi oleh penelitian sejenis untuk melakukan
penelitian selanjutnya mengenai portofolio saham.
1.4.2. Aspek Praktis
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi investor dalam
mengambil keputusan investasi yang berkaitan dengan pembentukan
optimum portofolio menggunakan Single Index Model dan Random
Model.
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Pembahasan dalam skripsi ini akan dibagi dalam lima bab yang
terdiri dari beberapa sub-bab. Sistematika penulisan skripsi ini secara
garis besar adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memberikan penjelasan mengenai gambaran umum objek
penelitian, latar belakang penelitian yang mengangkat fenomena yang
menjadi isu penting sehingga layak untuk diteliti disertai dengan
argumentasi teoritis yang ada, perumusan masalah yang didasarkan
pada latar belakang penelitian, tujuan penelitian dan kegunaan
penelitian ini secara teoritis dan praktis, serta sistematika penulisan
secara umum.
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Bab ini mengungkapan dengan jelas, ringkas, dan padat mengenai
landasan teori tentang portofolio, return portofolio, risiko portofolio,
konsep return dan risk, portofolio efisien, model indeks tunggal dalam
pembentukan portofolio. Bab ini juga menguraikan penelitian
terdahulu sebagai acuan penelitian ini, kerangka pemikiran yang
membahas rangkaian pola pikir untuk menggambarkan masalah
penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, populasi dan sampel
yang digunakan, metode pengumpulan data, definisi operasional dan
pengukuran variable yang meliputi data harga saham, data indeks
harga saham gabungan, dan data Suku Bunga Indonesia, metode
analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum dari sampel, data
deskriptif, proses dari analisis, hasil-hasil pengolahan data penelitian
sekaligus pembahasannya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan simpulan yang ditarik berdasarkan hasil
pengolahan data dan keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini
serta saran-saran yang berkaitan dengan penelitian sejenis dimasa yang
akan datang.
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
13
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan pada
Bab 4, maka diperoleh kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Portofolio optimal yang dibentuk dengan menggunakan Single Index
Model periode Feb 2009 sampai dengan Juli 2011,terdiri dari saham-
saham KBLF, INDF, JSMR, ASII, BBNI, ITMG, UNTR, BMRI, PTBA,
INTP, SMGR, INDY, BBCA, dan UNVR dengan proporsi dana untuk
masing-masing saham adalah 13,91 % KLBF; 12,93 % INDF; 15,49 %
JSMR; 9,23 % ASII; 10,49 % BBNI; 7,31 % ITMG, 8,59 % UNTR ; 5,59
% BMRI; 4,20% PTBA; 4,06 % INTP; 4,30 % SMGR; 0,84 % INDY;
2,33 % BBCA, dan 0,72 % UNVR.
2. Portofolio optimal yang dibentuk dengan menggunakan Random Model
periode Feb 2009 sampai dengan Juli 2011, terdiri dari saham-saham
ADRO, ANTM, ASII, BMRI, BBNI, BBRI, ITMG, INDF, JSMR, KLB,
PTBA, TLKM, UNSP, dan UNVR den proporsi dana untuk semua saham
adalah sama yaitu sebesar 0,071429 atau 7,1429 %. Hal ini dikarenakan
pembentukan portofolio pada Random Model tidak membandingkan
antara ERBi dengan nilai cut-off point.
3. Analisis kinerja portofolio menggunakan metode Sharpe dan metode
Treynor periode Feb 2009 sampai dengan Juli 2011 pada Single Index
Model adalah sebesar 73,386 untuk Model Sharp dan 3,185 untuk Model
Treynor. Sedangkan analisis kinerja portofolio pada Random Model
adalah 33,303 untuk Model Sharp dan 2,456 untuk Model Treynor. Maka
dapat disimpulkan bahwa analisis kinerja menggunakan Model Sharp dan
Model Treynor pada Single Index Model memiliki nilai yang lebih besar
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
2
dan memiliki kinerja yang lebih baik daripada analisis kinerja
menggunakan Random Model.
5.2 Saran
Berdasarkan dari kesimpulan penelitian ini, dapat disampaikan saran-saran
dari penulis sebagai berikut:
1. Bagi investor yang ingin menanamkan dananya lebih baik
menginvestasikan pada beberapa sekuritas atau membentuk suatu
portofolio yang optimal dengan menggunakan Single Index Model,
karena berdasarkan kesimpulan, analisis kinerja menggunakan Single
Index Model memiliki kinerja yang lebih baik dari pada Random
Model.
2. Bagi para peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang
berkaitan dengan pembentukan portofolio optimal saham, dapat
menggunakan metode lain seperti Model Markowitz, Multi Index
Model, dan Model CAPM, dengan jumlah sampel yang lebih banyak
dan periode yang lebih panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
3
Abdul Halim, 2003, Auditing 1 Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan, Unit
Penerbit dan Percetakan AMP YKPN
Bawazier, Said dan Jati P. Sitanggang, 1994, Memilih Saham Untuk Portofolio
Optimal, Usahawan Tahun XXIII, No.1, Januari, hal 34-40.
Brigham, F. Eugene and Philip R. Daves, 2004, Intermediate Financial
Management, Eighth Edition, McGraw-Hill, Inc. New York.
Cooper, Donald R. and Pamela S.Schindler, 2003, Business Research Methods,
Eighth Edition, McGraw-Hill, Inc. New York.
Dahlan Siamat, 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. “Kebijakan Moneter dan
Perbankan”, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, edisi kesatu.
E.A. Koetin, 1993, Analisis Pasar Modal, Cetakan Pertama, Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Elton, Edwin J. and Martin J.Gruber, 1995, Modern Portfolio Theory and
Investment Analysis, Fifth Edition, John Wiley & Sons, Inc. Toronto, Canada.
Fabozzi, Frank J., 1995, Investment Management, Prentice Hall, New Jersey-
USA.
Husnan, Suad, 2001, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi
Ketiga, Yogyakarta, UPP AMP YKPN.
James Van horne dan John M. Wachowicsz, Jr. 1997. Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan, Ed 9, Buku 1. Jakarta : Salemba Empat
Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua,
Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Markowitz, M. Harry, 1959, Portfolio Selection: Efficient Diversification of
Investment, The John Wiley and Son, Inc.
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
4
Markowitz, M. Harry, 1959, Portfolio Selection, Journal of Finance, pp 77-91.
Reilly, Frank K.and Keith C.Brown, 2003, Investment Analysis and Portfolio
Management, Seventh Edition, The Dryden Press, New York.
Sekaran, U. (2006). Metode Penelitian Untuk Bisnis 1. (4th Ed). Jakarta: Salemba
Empat.
Sharpe, William F., 1964, Capital Assets Pricae: A Theory of Market Equilibrium
Under Conditions of Risk, Journal of Finance, pp 425-442.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta:
Bandung.
Sunaryah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta : YPKPN.
Tandelilin, Eduardus, 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi
Pertama, BPFE Yogyakarta
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
1
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, 2003, Auditing 1 Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan, Unit
Penerbit dan Percetakan AMP YKPN
Bawazier, Said dan Jati P. Sitanggang, 1994, Memilih Saham Untuk Portofolio
Optimal, Usahawan Tahun XXIII, No.1, Januari, hal 34-40.
Brigham, F. Eugene and Philip R. Daves, 2004, Intermediate Financial
Management, Eighth Edition, McGraw-Hill, Inc. New York.
Cooper, Donald R. and Pamela S.Schindler, 2003, Business Research Methods,
Eighth Edition, McGraw-Hill, Inc. New York.
Dahlan Siamat, 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. “Kebijakan Moneter dan
Perbankan”, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, edisi kesatu.
E.A. Koetin, 1993, Analisis Pasar Modal, Cetakan Pertama, Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Elton, Edwin J. and Martin J.Gruber, 1995, Modern Portfolio Theory and
Investment Analysis, Fifth Edition, John Wiley & Sons, Inc. Toronto, Canada.
Fabozzi, Frank J., 1995, Investment Management, Prentice Hall, New Jersey-
USA.
Husnan, Suad, 2001, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi
Ketiga, Yogyakarta, UPP AMP YKPN.
James Van horne dan John M. Wachowicsz, Jr. 1997. Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan, Ed 9, Buku 1. Jakarta : Salemba Empat
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
2
Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua,
Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Markowitz, M. Harry, 1959, Portfolio Selection: Efficient Diversification of
Investment, The John Wiley and Son, Inc.
Markowitz, M. Harry, 1959, Portfolio Selection, Journal of Finance, pp 77-91.
Reilly, Frank K.and Keith C.Brown, 2003, Investment Analysis and Portfolio
Management, Seventh Edition, The Dryden Press, New York.
Sekaran, U. (2006). Metode Penelitian Untuk Bisnis 1. (4th Ed). Jakarta: Salemba
Empat.
Sharpe, William F., 1964, Capital Assets Pricae: A Theory of Market Equilibrium
Under Conditions of Risk, Journal of Finance, pp 425-442.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta:
Bandung.
Sunaryah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta : YPKPN.
Tandelilin, Eduardus, 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi
Pertama, BPFE Yogyakarta
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)