ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …
Transcript of ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …
i
ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER
THINKING SKILL (HOTS) PADA MATA PELAJARAN
AKUNTANSI
Studi Kasus Kelas X di SMK Negeri 1 Jogonalan
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Valentina Prima Kusuma Ningrum
NIM: 151334075
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya yang senantiasa
menyertai setiap waktu
2. Kedua orang tuaku, Bapak Agustinus Tukidi dan Ibu Elisabeth Sri
Hariwanti yang selalu memberikan motivasi, mencurahkan kasih saying,
dan dukungan serta kesabaran dalam membimbingku.
3. Adikku Marcellinus Tegar Juan Kurniawan, yang selalu memberikan
semangat, doa, dan dukungan
4. Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
JANGANLAH TAKUT, SEBAB AKU MENYERTAI ENGKAU, JANGANLAH
BIMBANG, SEBAB AKU INI ALLAHMU, AKU AKAN MENEGUHKAN,
BAHKAN AKAN MENOLONGMU ENGKAU; AKU AKAN MEMEGANG
ENGKAU DENGAN TANGAN KANAN-KU YANG MEMBAWA
KEMENANGAN.
-YESAYA 41:10-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING
SKILL (HOTS) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI
Studi Kasus Kelas X di SMK Negeri 1 Jogonalan
Valentina Prima Kusuma Ningrum
Universitas Sanata Dharma
2019
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis desain rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru akuntansi di SMK Negeri
1 Jogonalan yang memenuhi unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher
Order Thinking Skill; (2) menganalisis pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru akuntansi di SMK Negeri 1 Jogonalan yang mengarah pada unsur
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill; (3)
menganalisis penilaian atau evaluasi pembelajaran yang dibuat oleh guru
akuntansi di SMK Negeri 1 Jogonalan telah memuat unsur pengukuran
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill).
Jenis penelitian ini adalah mix methods dengan model sequential
eksploratory. Subjek dalam penelitian ini adalah guru akuntansi dan siswa kelas X
Akuntansi 2. Data dikumpulkan menggunakan teknik wawancara, observasi,
dokumentasi, dan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) desain rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru akuntansi kelas X di SMK Negeri 1
Jogonalan belum memenuhi unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi; (2)
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru akuntansi kelas X di
SMK Negeri 1 Jogonalan belum mampu mengimplementasikan kegiatan
pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi; dan (3)
penilaian atau evaluasi pembelajaran yang dibuat oleh guru akuntansi di SMK
Negeri 1 Jogonalan kelas X Akuntansi 2 belum memuat unsur pengukuran
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Kata kunci: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, pelaksanaan penilaian pembelajaran (assessment).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
LEARNING ANALYSIS BASED ON HIGHER ORDER THINKING SKILL
(HOTS) IN ACCOUNTING SUBJECT
A Case Study on The Tenth Class Of SMK Negeri 1 Jogonalan
Valentina Prima Kusuma Ningrum
Sanata Dharma University
2019
This study aims toanalyze: (1) the design of learning implementation plans
(RPP) made by accounting teachers at SMK Negeri 1 Jogonalan that meet the
elements of high-level thinking skills (Higher Order Thinking Skill); (2) the
implementation of learning carried out by accounting teacher at SMK Negeri 1
Jogonalan which leads to the element of high-level thinking skills (Higher Order
ThinkingSkill); (3) the assessment or evaluation of learning made by accounting
teachers at SMK Negeri 1 Jogonalan which contains elements of measurement of
high-level thinking skills (Higher Order Thinking Skill)
This type of research is mix methods with sequential exploratory models.
Subjects in this study were accounting teachers and students of the tenth class of
Accounting 2. Data were collected by using interview techniques, observation,
documentation, and questionnaires.
The results of the study show that: (1) the design of the learning
implementation plan (RPP) made by the tenth class of accounting teacher at SMK
Negeri 1 Jogonalan has not fulfilled the element of high-level thinking skills; (2)
the implementation of learning activities carried out by the tenth class of
accounting teacher at SMK Negeri 1 Jogonalan has not been able to implement
learning activities that lead to high-level thinking skills; and (3) the assessment or
evaluation of learning made by accounting teacher at SMK Negeri 1 Jogonalan in
the tenth class of Accounting 2 has not yet contained the element of measuring
high-level thinking skills.
Keywords: learning implementation plan (RPP), implementation of learning
activities, implementation of assessment (assessment).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul: “Analisis Pembelajaran Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Pada Mata Pelajaran Akuntansi Studi Kasus Kelas X di SMK Negeri 1 Jogonalan.
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK
Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
Selama proses penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang
telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi.
3. Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi.
4. Dr. Sebastianus Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. selaku Dosen
Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan dukungan
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Seluruh dosen dan staf karyawan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan pelayanan prima selama perkuliahan.
6. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd yang telah berkenan menjadi
ahli Bahasa dan ahli materi.
7. Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd.yang telah berkenan
menjadi ahli materi.
8. Kepala sekolah, guru, dan peserta didik SMK Negeri 1 Jogonalan yang
telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian di sekolah.
9. Orang tua tercinta, Bapak Agustinus Tukidi dan Ibu Elisabeth Sri
Hariwanti yang senantiasa mendoakan dan memberikan kasih sayang
yang melimpah.
10. Adikku Marcelinus Tegar Juan Kurniawan yang senantiasa memberi
dukungan dan semangat.
11. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian
Khusus Pendidikan Akuntansi angkatan 2015, terima kasih atas
dukungan dan semangat yang diberikan.
12. Teman seperjuangan payung skripsi, terimakasih atas dinamika dan
kerjasamanya selama mengerjakan skripsi.
13. Teman spesialku, Ignasius Kristanto, S.Pd yang senantiasa
memberikan semangat dan dukungan dari awal kuliah sampai
selesainya penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
14. Sahabat baikku Anthonius Mario Panji yang senantiasa membantu
dalam mengerjakan skripsi.
15. Untuk sahabatku Regina Hesty Kurnianingtyas, Theresia Suryani
Retnowati, Virgilia Melvina, dan Silvina Aloysia Weti yang selalu
memberikan semangat dan motivasi selama saya mengerjakan skripsi.
16. Staf PUSD dan teman-teman mitra perpustakaan yang selalu
mendukung dan memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi
17. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yuang
telah memberikan bantuan, dukungan, dan semangat sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Yogyakarta, 23 Juli 2019
Penulis
Valentina Prima Kusuma N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
MOTO ...................................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Batasan Masalah........................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................ 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
A. Kurikulum .................................................................................................. 10
1. Pengertian Kurikulum .......................................................................... 10
2. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 ......................................... 11
3. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013 ............................................. 13
4. Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum 2013 ........................................ 14
5. Struktur Kurikulum 2013 untuk SMK ................................................. 17
B. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi....................................................... 21
1. Pengertian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi .............................. 21
2. Landasan Berpikir Tingkat Tinggi ....................................................... 22
3. Kategori dalam Dimensi Proses Kognitif Berpikir Tingkat Tinggi ..... 24
C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................... 27
1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................. 27
2. Prinsip-prinsip Pengembangan RPP .................................................... 28
3. Komponen dan Langkah-langkah Pengembangan RPP ....................... 29
4. Karakteristik RPP yang mengarah pada Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi ...................................................................................... 32
D. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran .......................................................... 36
1. Pengertian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran .................................. 36
2. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ....................................... 41
3. Karakteristik Pembelajaran HOTS ....................................................... 42
4. Lingkup ................................................................................................ 47
5. Pembelajaran yang Berpusat pada Guru .............................................. 49
6. Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa ............................................. 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
E. Pelaksanaan Penilaian ................................................................................ 61
1. Pengertian Penilaian ............................................................................. 62
2. Fungsi Penilaian ................................................................................... 63
3. Tujuan Penilaian................................................................................... 64
4. Penilaian Kurikulum 2013 ................................................................... 65
5. Karakteristik Penilaian Kurikulum 2013 ............................................. 65
6. Karakteristik Soal HOTS ...................................................................... 68
F. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 70
G. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 73
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 76
A. Metode Penelitian Mixed Methods ............................................................. 76
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 76
1. Tempat Penelitian................................................................................. 76
2. Waktu Penelitian .................................................................................. 77
C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 77
1. Subjek Penelitian .................................................................................. 77
2. Objek Penelitian ................................................................................... 77
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian.......................................................... 78
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................... 78
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran .................................................... 84
3. Kegiatan Penilaian Pembelajaran (Assessment) ................................... 89
4. Persepsi Siswa ...................................................................................... 93
E. Sumber Data Penelitian .............................................................................. 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
1. Data Primer .......................................................................................... 95
2. Data Sekunder ...................................................................................... 96
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 96
1. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif................................................... 96
2. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif................................................. 98
G. Instrumen Penelitian................................................................................... 99
1. Instrumen Penelitian Kualitatif .......................................................... 100
2. Instrumen Penelitian Kuantitatif ........................................................ 102
H. Teknik Analisis Data ................................................................................ 105
1. Teknik Analisis Data Kualitatif ......................................................... 105
2. Teknik Analisis Data Kuantitatif ....................................................... 107
I. Langkah-langkah Penelitian ..................................................................... 110
1. Tahap Persiapan ................................................................................. 110
2. Tahap Pelaksanaan ............................................................................. 111
3. Tahap Analisis .................................................................................... 112
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ...................................................... 113
A. Deskripsi Lokasi ...................................................................................... 113
1. Visi ..................................................................................................... 114
2. Misi .................................................................................................... 114
B. Deskripsi Responden ................................................................................ 117
1. Guru ................................................................................................... 117
2. Siswa .................................................................................................. 118
BAB V DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN .......................................... 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
A. Deskripsi Data .......................................................................................... 120
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........................................ 120
2. Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Pelaksanaan
Kegiatan Pembelajaran....................................................................... 128
3. Penilaian Pembelajaran (Assessment) ................................................ 143
B. Pembahasan ............................................................................................. 149
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........................................ 149
2. Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Pelaksanaan
Kegiatan Pembelajaran....................................................................... 157
3. Kegiatan Penilaian Pembelajaran (Assessment) ................................. 161
BAB VI PENUTUP ............................................................................................. 162
A. Kesimpulan .............................................................................................. 162
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 163
C. Saran ......................................................................................................... 163
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 166
LAMPIRAN ......................................................................................................... 168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Strukrur Kurikulum SMK ...................................................................... 20
Tabel 2.2 Revisi Taksonomi Bloom ...................................................................... 23
Tabel 2.3 Format Pasangan KD pengetahuan dan keterampilan ........................... 33
Tabel 2.4 Format Penetapan Target KD pengetahuan dan keterampilan............... 33
Tabel 2.5 Format Perumusan IPK .......................................................................... 34
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen RPP......................................................................... 79
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Aktivitas Guru di Kelas .......................................... 85
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen KegiatanPenilaian Pembelajaran............................ 90
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Persepi Siswa ......................................................... 93
Tabel 3.5 Tabel Interpretasi nilai r ...................................................................... 104
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 104
Tabel 3.7 Penilaian Persepsi Siswa ...................................................................... 110
Tabel 4.1 Ruang Kelas beserta Jumlah Siswa ...................................................... 115
Tabel 4.2 Daftar Rekapitulasi Siswa tahun 2018/2019 ........................................ 118
Tabel 5.1 Hasil Analisis Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) RPP .............. 122
Tabel 5.2 Hasil Analisis Tujuan Pembelajaran pada RPP ................................... 123
Tabel 5.3 Hasil Analisis Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran .................... 125
Tabel 5.4 Hasil Wawancara Guru Mata Pelajaran Akuntansi Kelas X................ 129
Tabel 5.5 Hasil Analisis Kuesioner Persepsi Siswa ............................................. 142
Tabel 5.6 Hasil Analisis Soal Latihan Pengetahuan ............................................ 145
Tabel 5.7 Hasil Analisis Soal Keterampilan ........................................................ 146
Tabel 5.8 Bentuk Instrumen Observasi Sikap Sosial X Akuntansi ...................... 147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tingkatan Proses Kognitif Menurut Anderson dan Krathwohl ......... 23
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir .............................................................................. 75
Gambar 5.1 Diagram Batang Hasil Anlisis Kuesioner Persepsi Siswa ............... 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari Dikpora ................................................... 169
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari Kampus ................................................... 170
Lampiran 3 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ............................... 171
Lampiran 4 Hasil Validasi Instrumen RPP ........................................................ 172
Lampiran 5 Hasil Validasi Instrumen Aktivitas Guru di Kelas ......................... 178
Lampiran 6 Hasil Validasi Instrumen Penilaian Pembelajaran.......................... 184
Lampiran 7 Hasil Validasi Bahasa Instrumen Kuesioner Siswa ........................ 189
Lampiran 8 Hasil Validasi Materi Instrumen Kuesioner Siswa......................... 192
Lampiran 9 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru ................................... 195
Lampiran 10 Hasil Analisis Persepsi Siswa ......................................................... 198
Lampiran 11 Hasil Analisis Wawancara Guru..................................................... 199
Lampiran 12 Hasil Analisis RPP ......................................................................... 202
Lampiran 13 Hasil Analisis RPP Berbasis HOTS ............................................... 207
Lampiran 14 Hasil Analisis Observasi Aktivitas Guru di Kelas.......................... 209
Lampiran 15 Hasil Analisis Pelaksanaan Pembelajaran berbasis HOTS............. 213
Lampiran 16 Hasil Analisis Penilaian Pembelajaran ........................................... 215
Lampiran 17 Hasil Analisis Penilaian Pembelajaran berbasis HOTS ................. 218
Lampiran 18 RPP Jurnal ...................................................................................... 220
Lampiran 19 Soal Latihan Jurnal ......................................................................... 240
Lampiran 20 Kelompok Kata Kerja Operasional Taksononomi Bloom .............. 242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan hal yang amat penting dalam suatu negara
karena memiliki komponen dalam lingkup pengetahuan, keahlian, dan
nilai-nilai akhlak untuk pembentukan jati diri bangsa, sehingga
pendidikan mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Menurut Kurniawan (2013:51-53) sebuah pendidikan memiliki tiga
komponen utama, yaitu pendidik, peserta didik dan kurikulum. Ketiga
komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dan komponen-komponen
tersebut berada di lingkungan sekolah agar proses kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas tentu tidak terlepas dari
aktivitas berpikir. Oleh karena itu kemampuan berpikir siswa harus
dikembangkan oleh guru secara terencana agar bisa mencapai hasil belajar
yang lebih optimal.
Berpikir merupakan sebuah proses melatih ide-ide atau gagasan
secara tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Dalam hal
ini sangat jelas bahwa aktivitas berpikir dapat membantu memecahkan
masalah-masalah. Guru sebagai ujung tombak pembelajaran dikelas perlu
mendesain pembelajaran sedemikian rupa mulai dari membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan
penilaian. Semuanya harus diarahkan untuk melatih kemampuan berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
siswa. Berdasarkan jenjang atau tingkatannya, kemampuan berpikir dapat
dibedakan menjadi dua yaitu Higher Order Thingking (HOT) atau berpikir
tingkat tinggi dan Lower Order Thingking (LOT) atau berpikir tingkat
rendah. Tentunya untuk mencapai tujuan pendidikan yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa,
maka kemampuan berpikir tingkat tinggi perlu dikembangkan dan
ditanamkan pada setiap insan terdidik.
Berpikir tingkat tinggi merupakan berpikir pada tingkat yang lebih
tinggi dari pada sekedar menghafal fakta atau mengatakan sesuatu kepada
seseorang persis seperti sesuatu yang disampaikan. Berdasarkan
Taksonomi Bloom, terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi
bagian dan dianggap sebagai dasar dalam berpikir tingkat tinggi. Ketiga
aspek tersebut adalah aspek menganalisa (C4), aspek mengevaluasi (C5),
dan aspek mencipta (C6). Tiga aspek lain dalam ranah yang sama, yaitu
aspek mengingat (C1), aspek memahami (C2), dan aspek menerapkan
(C3), masuk dalam bagian dari keterampilan berpikir tingkat rendah atau
Lower Order Thinking Skill (LOTS)
Dalam proses pembentukan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
guru sebagai pihak yang memiliki peran penting, yaitu harus mampu
mengembangkan komponen pembelajaran yang tidak hanya berorientasi
pada kemampuan menghafal untuk mencapai nilai yang tinggi. Peran guru
dalam menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dilakukan
melalui tahap perencanaan berupa desain Rencana Pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran,
hingga tahap evaluasi yang berupa pelaksanaan penilaian pembelajaran
(assessment).
Pada kenyataannya, masih banyak guru-guru ketika membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) jarang dikonsultasikan dengan
kepala sekolah maupun teman sejawat dalam hal ini guru yang mengampu
mata pelajaran yang sama. Hal ini sangat penting agar antar sesama rekan
guru bisa saling memberikan masukan. Hal lainnya adalah masih terdapat
guru yang dalam membuat dan menyusun RPP hanya menitikberatkan
pada terpenuhinya syarat administratif bukan pada desain KBM yang lebih
baik, selanjutnya akan berdampak terhadap pelaksanaan pembelajaran di
kelas. Proses belajar menjadi hal yang biasa-biasa saja. Model atau metode
yang diterapkan guru sering membuat siswa menjadi pasif dan malas
untuk berpikir ke tingkat yang lebih tinggi. Sangat jarang siswa diberi
kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri tetapi guru
terkadang menempatkan diri sebagai satu-satunya sumber belajar di kelas.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru sering memfasilitasi siswa untuk
berdiskusi dalam kelompok dan itu dianggap bahwa siswa sudah terlibat
aktif bertukar ide dan gagasan tetapi pada kenyataanya terkesan bahwa
diskusi bukanlah wadah untuk saling bertukar pikiran tetapi lebih sering
berorientasi pada cepat terselesaikannya sebuah tugas. Dengan melihat
situasi ini dapat dikatakan berpikir tingkat tinggi pada siswa masih minim
dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Masih banyak lembaga pendidikan yang hanya berorientasi pada
pencapaian nilai yang tinggi. Dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran,
banyakditemukan butir-butir soal yang didominasi oleh soal-soal yang
membutuhkan kemampuan menghafal sehingga ketika ada ulangan
ataupun ujian yang dilakukan siswa adalah menghafalkan sejumlah materi
yang sudah diajarkan oleh guru. Hal ini bila dibiasakan terus menerus
maka keterampilan berpikir tingkat tinggi akan sangat sulit untuk dimiliki
oleh siswa. Siswa lemah dalam berpikir secara kritis, menganalisis,
mengevaluasi dan sulit dalam memecahkan masalah.
Penelitian mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi
diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi dunia pendidikan
terutama bagi para pendidik agar tidak hanya berorientasi pada strategi,
model, dan metode pembelajaran yang hanya menanamkan kemampuan
menghafal. Kebiasaan para pendidik yang hanya berorientasi pada
kemampuan menghafal harus diubah dan diarahkan agar mampu
menerapkan pembelajaran yang mengarah pada proses kognitif agar
mampu mendorong dan meningkatkan kemampuan berpikir pada peserta
didik.
Namun permasalahan dalam pendidikan di sekolah adalah
perubahan kurikulum yang cukup cepat dan guru perlu melakukan
penyesuaian terhadap tuntutan kurikulum yang berlaku, baik dalam proses
penyusunan RPP, pelaksaan pembelajaran, dan penilaian. Hal ini sejalan
dengan hasil observasi dan wawancara dengan guru akuntansi di SMK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Negeri 1 Jogonalan. Peneliti menemukan bahwa guru masih kesulitan
dalam menentukan model dan metode yang digunakan karena terkadang
metode atau model pembelajaran yang diterapkan oleh guru hanya efektif
untuk sebagian siswa saja. Dari wawancara bersama guru akuntansi yaitu
Bapak Wiharta Rahardjo, S.E., M.Si. peneliti juga menemukan bahwa
guru sebetulnya sudah paham terkait keterampilan berpikir tingkat tinggi
pada siswa, namun untuk menerapkannya guru masih kesulitan karena
daya serap siswa yang berbeda-beda dan kondisi kelas yang berubah-ubah.
Oleh karena itu dalam kegiatan belajar mengajar di kelas guru tidak
menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi secara keseluruhan.
Peneliti juga menemukan bahwa dengan adanya perubahan kurikulum
2013 sebelum dan sesudah revisi membuat guru kesulitan dalam
merancang RPP hingga melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dapat
mengarahkan keterampilan berpikir tinggkat tinggi bagi siswa. Guru masih
menggunakan kurikulum 2013 sebelum revisi yang mana di dalam RPP
masih menggunakan 5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan
Informasi, Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan). Guru belum
mengunakan kurikulum 2013 revisi terbaru di mana guru lebih dituntut
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran 4C (Creativity, Critical
Thinking, Communication, Collaboration). Dengan melakukan
pembelajaran 4C maka akan lebih efektif dalam mengarahkan siswa untuk
bisa memiliki keterapilan berpikir tingkat tinggi melalui pembuatan RPP
yang sesuai, pelaksanaan, dan penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pembelajaran Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada
Mata Pelajaran Akuntansi Studi Kasus Kelas 10 di SMK Negeri 1
Jogonalan.”
B. BATASAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, serta karena keterbatasan
waktu, pengetahuan, dan biaya dalam penelitian ini, maka perlu adanya
batasan masalah.Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas permasalahan
yang ingin diteliti serta agar lebih terfokus dan mendalam mengingat
banyak masalah yang ada. Dalam penelitian ini, variabel yang ingin diteliti
yaitu: keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik yang tercermin
dalam perumusan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Kegiatan
Pembelajaran dan Penilaian Pembelajaran. Selain itu fokus kegiatan
pembelajaran juga dibatasi pada tahap kemampuan guru dalam
menciptakan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi melalui desain RPP, pelaksanaan aktivitas pembelajaran, dan
penilaian pembelajaran.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1. Apakah desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
dibuat oleh guru di SMK Negeri 1 Jogonalan sudah memenuhi
unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order
Thinking Skill)?
2. Apakah pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru di SMK Negeri 1 Jogonalan sudah mengarah pada unsur
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking
Skill)?
3. Apakah penilaian pembelajaran yang dibuat oleh guru di SMK
Negeri 1 Jogonalan sudah mengarah pada unsur pengukuran
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking
Skill)?
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang dibuat oleh guru di SMK Negeri 1 Jogonalan yang memenuhi
unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking
Skill)
2. Untuk menganalisis pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru di SMK Negeri 1 Jogonalan yang mengarah pada unsur
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Untuk menganalisis penilaian pembelajaran yang dibuat oleh guru di
SMK Negeri 1 Jogonalan yang mengarah pada unsur pengukuran
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill)
E. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca, baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaatnya
sebagai berikut :
1) Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
memperluas wawasan bagi peneliti khususnya dan bagi para pendidik
umumnya dalam merumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), melakukan kegiatan pembelajaran dan proses penilaian yang
tidak hanya menanamkan keterampilan menghafal, melainkan dapat
membentuk keterampilan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik.
2) Manfaat praktis:
Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a. Bagi guru
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperluas kajian
dalam merumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
melakukan kegiatan pembelajaran dan proses penilaian yang
membentuk keterampilan berpikir tingkat tinggi pada peserta
didik.
b. Bagi peneliti lain
Penelitian ini sebagai bentuk sumbangan terhadap penelitiannya
agar dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut.
c. Bagi Penulis
Dengan melakukan penelitian ini, penulis berharap dapat
memperluas cakupan wawasan penulis dan menerapkan ilmu-ilmu
yang diperoleh selama perkuliahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kurikulum 2013
1. Pengertian kurikulum
Menurut Pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 Tahun 2013 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran dan cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Dakir (2004:3) kurikulum
memuat semua program yang dijalankan untuk menunjang proses
pembelajaran. Program yang dituangkan tidak terpancang dari segi
administrasi saja tetapi menyangkut keseluruhan yang digunakan
untuk proses pembelajaran demi mencapai tujuan pendidikan. Arifin
(2011:4) mengemukakan bahwa kurikulum merupakan semua kegiatan
yang telah disusun secara ilmiah, baik seluruh kegiatan yang terjadi di
dalam kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah yang menjadi
tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas maka kurikulum dapat
disimpulkan sebagai seperangkat rencana mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta segala sesuatu yang menyangkut keseluruhan
yang digunakan untuk proses pembelajaran sebagai pedoman dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran demi mencapai tujuan
pendidikan.
2. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis,
dan konseptual sebagai berikut (Mulyasa, 2013:64-65):
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
filsafat yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan
dan studi pendidikan. Adapun landasan filosofis dalam kurikulum
2013, yaitu Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip
dasar dalam pembangunan pendidikan dan Filosofis Pendidikan
yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan
peserta didik, dan masyarakat
b. Landasan Yuridis
Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum yang dijadikan
dasar untuk pengembangan kurikulum dan yang mengharuskan
adanya pengembangan kurikulum baru. Landasan yuridis
kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Lebih lanjut lagi, pengembangan Kurikulum 2013 diamanatkan
oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2010-2014 Sektor pendidikan tentang Perubahan Metodologi
Pembelajaran dan Penataan Kurikulum.
Dalam ketetapan pasal 3 RPJMN menentukan adanya
pengembangan pembelajaran yang bukan “teaching to test” yang
mengandung makna bahwa ada komponen dokumen kurikulum
yang harus diubah yaitu berkenaan dengan standar penilaian.
Perubahan dalam salah satu komponen akan mengubah desain
dokumen kurikulum dan perubahan mengandung makna
pengembangan kurikulum baru. Selanjutnya, Pasal 5 RPJMN
secara eksplisit menetapkan adanya penataan kurikulum atau
dengan perkataan lain adanya perubahan kurikulum.
Pengembangan kurikulum 2013 juga diamanatkan oleh PP No.19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan INPRES
No.1 Tahun 2010, tentang percepatan pelaksanaan prioritas,
pembangunan nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode
pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk
membentuk daya saing dan karakter bangsa.
c. Landasan Konseptual
Landasan konseptual adalah landasan yang identik dengan
asumsi, yaitu sebuah gagasan, kepercayaan, prinsip, pernyataan
atau pendapat yang sudah dianggap benar yang dijadikan titik tolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dalam rangka berpikir atau bertindak. Adapun landasan konseptual
dalam kurikulum 2013 yaitu (1) Relevansi pendidikan (link and
match), (2) Kurikulum berbasis kompetensidan karakter, (3)
Pembelajaran kontekstual (constextual teaching and learning), (4)
Pembelajaran aktif (student active learning), dan (5) Penilaian
yang valid, utuh dan menyeluruh
3. Tujuan pengembangan kurikulum 2013
Menurut Mulyasa (2013:65), pengembangan kurikulum 2013
difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik,
berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat
didemostrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap
konsep yang dipelajarinya secara kontekstual. Kurikulum 2013
memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam
proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan
kompetensi dan karakter yang akan dijadikan sebagai standar penilaian
hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat mempersiapkan dirinya
melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan karakter
tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan
kompetensi dan karakter berikutnya. Jadi tujuan pengembangan
kurikulum 2013 berbasis kompetensi, yaitu penetapan kompetensi
yang akan dicapai, pengembangan strategi untuk mencapai
kompetensi, dan evaluasi. Kompetensi yang ingin dicapai merupakan
pernyataan tujuan (goal statement) yang hendak diperoleh peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
didik, menggambarkan hasil belajar (learning outcomes) pada aspek
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap (Mulyasa, 2013: 69).
Selain itu tujuan pengembangan kurikulum 2013 adalah untuk
mendorong peserta didik atau siswa mampu lebih baik dalam
melakukan observasi, bertanya, menalar, dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan) apa yang diperoleh atau diketahui setelah siswa
menerima materi pembelajaran.
Menurut Fadlillah (2014:25) tujuan kurikulum 2013, yaitu: (a)
Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skill
dan soft skill; (b) Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia
yang produktif, kreatif, dan inovatif. (c) Meringankan tenaga pendidik
dalam menyampaikan materi dan menyiapkan administrasi mengajar;
(d) Meningkatkan peran serta pemerintahan pusat dan daerah serta
warga masyarakat secara seimbang; (e) Meningkatkan persaingan yang
sehat antar-satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan
dicapai.
4. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam
Sistem pendidikan Indonesia, yang diterapkan oleh pemerintah untuk
menggantikan Kurikulum 2006 (KTSP). Menurut beberapa ahli
pendidikan, perubahan atau pergantian kurikulum dari masa ke masa
disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya selalu
berkembang dan tuntutan zaman yang selalu berubah tanpa bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dicegah. Setiap kurikulum yang berlaku di Indonesia dari periode
sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, tentu saja memiliki
beberapa perbedaan dalam sistem yang diterapkan. Perbedaan sistem
yang terjadi tersebut bisa merupakan kelebihan maupun kekurangan
dari kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat
berasal dari landasan, komponen, evaluasi, prinsip, metode, maupun
model pengembangan kurikulum.
Kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 yang mulai dilaksanakan
pada tahun ajaran 2013-2014 pada sekolah yang ditunjuk Pemerintah,
maupun sekolah yang siap melaksanakannya. Hal penting dari
perubahan atau penyempurnaan kurikulum tersebut, yaitu keunggulan
dan kekurangan. Keunggulan dan kekurangan kurikulum 2013 adalah
sebagai berikut (Kurniasih & Sani, 2014: 40-42)
a. Keunggulan Kurikulum
1) Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam
setiap pemecahan masalah
2) Adanya penilaian dari semua aspek
3) Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi
pekerti
4) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan
5) Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara
holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
6) Kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan seperti pendidikan karakter, metodologi
pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard
skills, kewirausahaan.
7) Sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial.
8) Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis
kompetensi seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan
secara proporsional.
9) Mengharuskan adanya remediasi secara berkala
10) Tidak memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci
11) Sifat pembelajaran sangat kontekstual
12) Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan
kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal.
13) Buku, dan kelengkapan dokumen lengkap sehingga
memicu dan memacu guru untuk membaca dan
menerapkan budaya literasi.
b. Kelemahan Kurikulum 2013
1) Banyak guru yang beranggapan bahwa dengan kurikulum
2013, guru tidak perlu menjelaskan materi kepada peserta
didik di kelas
2) Banyak guru yang belum siap dengan kurikulum 2013
karena kurikulum 2013 menuntut guru lebih kreatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3) Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan
saintifik
4) Kurangnya keterampilan guru dalam merancang RPP
5) Banyak guru yang tidak menguasai penilaian auntetik
6) Tugas menganalisis SKL, KI, KD, Buku Siswa dan Buku
guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyak
guru yang hanya menjadi plagiat
7) Guru tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses
pengembangan kurikulum 2013, karena pemerintah
cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas
yang sama
8) Terlalu banyak materi yang harus dikuasai peserta didik
sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik,
belum lagi persoalan guru yang kurang berdedikasi
terhadap mata pelajaran yang diampunya.
9) Beban belajar peserta didik dan guru terlalu berat, sehingga
waktu belajar di sekolah terlalu lama.
5. Struktur Kurikulum SMK
Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
dimaksudkan untuk memberikan kemampuan bekerja sesuai
dengan keahlian tertentu. Menurut Permen No. 22 Tahun 2006,
menjelaskan bahwa Sekolah Menengah Kejururan (SMK) memiliki
tiga kelompok mata pelajaran, yaitu kelompok normatif, kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
adaptif, dan kelompok produktif yang ditempuh dalam periode
belajar selama 3 tahun (kelas X, XI, XII). Kelompok normatif
merupakan kompetensi yang mengarahkan peserta didik sebagai
warga masyarakat dan warga negara untuk berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kelompok normatif meliputi Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok
adaptif merupakan kompetensi agar peserta dapat beradaptasi dan
mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, budaya dan seni, ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta tuntutan perkembangan dunia kerja sesuai
keahlian. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa
Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer,
Pengelolaan informasi dan Kewirausahaan.
Kelompok produktif merupakan kompetensi agar peserta
didik dapat melaksanakan tugas di dunia kerja sesuai dengan
program keahlian. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata
pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Keahlian
dan Kompetensi Keahlian. SMK mempunyai kekhususan yang
terletak pada mata pelajaran produktif. Seperti halnya mata
pelajaran lain, standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan
(SKL) pada mata pelajaran produktif perlu dikaji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, maka struktur
kurikulum dapat disimpulkan sebagai pengorganisasian
kompetensi inti, kompetensi dasar, muatan pembelajaran, mata
pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan
program pendidikan. Mata pelajaran akuntansi termasuk dalam
muatan peminatan kejuruan dalam kompetensi keahlian akuntansi
dan keuangan serta termasuk kelompok produktif.
Berikut merupakan tabel struktur kurikulum SMK menurut
(Sanjaya, 2006:67)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tabel 2.1 Struktur Kurikulum SMK
Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Program Keahlian: (Ditetapkan oleh Sekolah)
Program/Pendidikan dan Latihan Alokasi
Waktu
I. Program
Normatif
1. Pendidikan Sosial-
Budaya dan
Kewarganegaraan
216
2. Pendidikan Agama 144
3. Olahraga dan Kesehatan 216
4. Bahasa Indonesia 144
II. Program
Adaptif
1. Bahasa Inggris Sesuai Program
Keahlian 2. Matematika
3. Keterampilan Komputer
dan Pengelolaan
Informasi *)
4. Kewirausahaan **)
5. .....**)
III. Program
Produktif
1. .........................***) Sesuai Program
Keahlian 2. .........................***)
3. ........................***)
Jumlah
Penjelasan:
a. *) Mata pendidikan dan latihan ini ada dalam seluruh Program
Keahlian
b. **) Program Keahlian tertentu menambah beberapa mata
pendidikan dan latihan
c. ***) Nama mata pendidikan dan latihan Program Produktif
disesuaikan dengan karakteristik program keahlian.
d. Satu unit satuan waktu yang trecantum dalam alokasi waktu adalah
60 menit.
e. Minggu efektif belajar untuk kelas X, XI, XII dalam satu tahun
pelajaran (2 semester) adalah 24-40 minggu
f. Alokasi waktu untuk SMK adalah untuk masa belajar 3 tahun.
g. Muatan lokal diadakan dan ditentukan jenisnya oleh daerah/ sekolah
seusia dengan kebutuhan dan kesiapan dar=erah/ sekolah sebagai
ekstrakurikuler.
h. Kegiatan yang mendorong/ mendukung pembiasaan diatur dan
dilaksanakan oleh sekolah sebagai ekstrakurikuler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
B. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skill)
1. Pengertian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Menurut Hatta (2016: 92), keterampilan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skill) adalah peningkatan kemampuan
pemahaman dan penguasaan peserta didik atas materi pembelajaran
yang sudah didapat agar dapat berpikir secara kritis (critical thinking),
kreatif (creative thinking), mampu memecahkan masalah (problem
solving), dan mampu membuat keputusan (making decision). Menurut
Gunawan (2012:171) keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses
berpikir yang mengharuskan murid untuk memanipulasi informasi dan
ide-ide dalam cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan
implikasi baru.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, keterampilan berpikir tingkat
tinggi dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir yang bukan
hanya sekedar mengingat dan menghafal, melainkan berpikir pada
tingkat yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan
penguasaan peserta didik dalam menelaah informasi secara kritis dan
kreatif untuk mampu memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Secara umum, terdapat beberapa aspek yang menunjukkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi yang dimiliki oleh seseorang yaitu keterampilan
berpikir kritis, berpikir kreatif, serta memecahkan masalah. Berpikir
kritis dan kreatif digunakan dalam upaya memecahkan masalah.
Keterampilan untuk memecahkan masalah yang dimiliki oleh seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dapat ditunjukkan melalui beberapa indikator, misalnya mampu
mengidentifikasi masalah, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, bekerja
secara teliti dan mampu mengevaluasi keputusan. Keterampilan untuk
berpikir tingkat tinggi tidak muncul begitu saja, tetapi harus diperoleh
melalui latihan-latihan. Berpikir tingkat tinggi terjadi ketika seseorang
mengambil informasi baru dan informasi yang tersimpan dalam memori
saling terhubungkan atau menata kembali dan memperluas informasi ini
untuk mencapai tujuan atau menemukan jawaban yang mungkin dalam
situasi membingungkan.
2. Landasan Berpikir Tingkat Tinggi
Berbicara mengenai berpikir tingkat tinggi,Taksonomi Bloom
dapat digunakan sebagai landasan utama dalam keterampilan berpikir
tingkat tinggi.Benjamin S. Bloom membagi taksonomi hasil belajar
dalam enam kategori, yaitu (1) pengetahuan (knowledge), (2)
pemahaman (comprehension), (3) penerapan (application), (4) analisis
(analysis), (5) sintesis (synthesis), dan (6) evaluasi (evaluation).
Tingkat pemahaman peserta didik dianggap berjenjang dengan tingkat
paling rendah (C1) pengetahuan atau mengingat, sampai tingkat paling
tinggi (C6) evaluasi (dalam Sani, 2016:102). Setelah digunakan cukup
lama untuk membuat rancangan instruksional dalam dunia pendidikan,
Anderson dan Krathwohl (dalam Sani, 2016: 103-104) menelaah
kembali Taksonomi Bloom dan melakukan revisi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Tabel 2.2 Revisi Taksonomi Bloom
Tingkatan Taksonomi Bloom
(1956)
Anderson dan Krathwohl
(2000)
CI Pengetahuan Mengingat
C2 Pemahaman Memahami
C3 Aplikasi Menerapkan
C4 Analisis Menganalisis
C5 Sintesis Mengevaluasi
C6 Evaluasi Mencipta
Catatan: pada Taksonomi Bloom yang direvisi menggunakan kata kerja.
Secara hirarkis revisi Taksonomi Bloom dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Tingkatan Proses Kognitif menurut Anderson dan
Krathwohl (Sani, 2016: 104)
Revisi taksonomi yang dilakukan oleh Anderson dan Krathwohl
mendeskripsikan perbedaan antara proses kognitif dengan dimensi
pengetahuan yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,
pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif (Sani,
2016:104). Revisi taksonomi tersebut memberikan gambaran bahwa
yang termasuk dalam indikator keterampilan berpikir tingkat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yaitu mengingat, memahami, dan mengaplikasikan, sedangkan yang
termasuk dalam indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Hal tersebut sesuai dengan
dimensi proses kognitif yang semakin meningkat dari mengingat
sampai mencipta.
3. Kategori dalam Dimensi Proses Kognitif Berpikir Tingkat Tinggi
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa terdapat
tiga dimensi kognitif pada Taksonomi Bloom yang direvisi oleh
Anderson dan Krathwohl yang masuk dalam indikator keterampilan
berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS), yaitu:
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta, sedangkan ketiga proses
kognitif dalam ranah yang sama yakni keterampilan mengingat,
memahami, dan mengaplikasikan merupakan keterampilan berpikir
yang berada pada tingkat rendah atau Lower Order Thinking Skill
(LOTS). Masing-masing indikator akan dijelaskan satu persatu sebagai
berikut (Sani, 2016:107-108):
a. Mengingat
Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang
dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pada kategori ini, peserta
didik hanya dituntut untuk mengingat fakta atau konsep tanpa harus
memahami atau menerapkannya, dan guru hanya menguji
kemampuan peserta didik dalam menghafal informasi yang
disampaikan atau dibaca oleh peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Memahami
Memahami merupakan proses mengkonstruksi makna dari
materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan
digambar oleh guru. Pada kategori ini, peserta didik mengetahui
makna fakta, konsep, atau prosedur yang dipelajari. Peserta didik
dituntut untuk dapat menyatakan dan memberikan contoh tentang
fakta, konsep, atau prosedur dengan kalimatnya sendiri.
c. Mengaplikasikan
Mengaplikasikan merupakan kegiatan menerapkan atau
menggunakan suatu metode dalam keadaan tertentu. Pada kategori
ini, peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan ide, konsep,
prosedur, metode, atau teori ke dalam situasi baru secara nyata. Guru
dapat menguji kemampuan peserta didik dalam kategori ini dengan
menugaskan mereka untuk menerapkan ide, konsep, prosedur,
metode atau teori untuk menyelesaikan permasalahan yang belum
pernah diberikan sebelumnya.
d. Menganalisis
Menganalisis melibatkan proses pembagian materi dalam
beberapa bagian-bagian kecil dan struktur keseluruhannya. Pada
kategori ini, peserta didik dituntut untuk dapat menguraikan sebuah
situasi atau permasalahan ke dalam komponen-komponen
pembentuknya. Guru dapat menguji kemampuan peserta didik dalam
kategori ini dengan menugaskan mereka untuk menguraikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi,
membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab
akibat. Analisis dapat dilakukan untuk mengkaji fakta, konsep,
prosedur, atau pengetahuan metakognisi.
e. Mengevaluasi
Mengevaluasi merupakan proses membuat keputusan
berdasarkan kriteria dan standar melalui pengecekan dan kritik.
Kemampuan untuk mengambil keputusan, menyatakan pendapat,
atau memberi penilaian secara kuantitatif atau kualitatif berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu. Pada kategori ini, peserta didik ditutut untuk
dapat menilai sebuah situasi, keadaan, atau pernyataan berdasarkan
kriteria tertentu.
f. Mencipta
Proses mencipta merupakan suatu kegiatan mengembangkan
ide, produk, atau metode baru dengan cara menggabungkan unsur-
unsur untuk membentuk fungsi secara keseluruhan dan menata
kembali unsur-unsur menjadi pola atau struktur baru melalui
perencanaan, pengembangan, dan produksi. Guru dapat menguji
kemampuan peserta didik dalam berkreasi dengan menugaskan
mereka untuk membuat sebuah cerita, peralatan, karya seni,
eksperimen, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
merupakan suatu rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan ataupun lebih. RPP berkembang dari silabus untuk lebih
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik untuk mencapai
Kompetensi Dasar. Menurut Kunandar (2007:262), rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan
dalam silabus. RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru
sebelum mengajar. Persiapan ini dapat mencakup persiapan tertulis
maupun persiapan mental, termasuk meyakinkan peserta didik untuk
mau terlibat secara penuh. Permendiknas No. 41 Tahun 2007
menyatakan bahwa Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah adalah meliputi Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan
sumber belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dapat disimpulkan sebagai rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih yang
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).Dalam
praktik pendidikan, rumusan RPP yang baik dan benar pun belum
tentu dapat menjamin keberhasilan pencapaian tujuan secara utuh.
Oleh karena itu perlu dilakukan pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dan proses penilaian yang sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan.
2. Prinsip-prinsip Pengembangan RPP
Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP
dapat dijelaskan sebagai berikut (Abdul & Chaerul, 2014:261):
a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP yang disusun oleh guru harus memperhatikan perbedaan jenis
kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi
belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,
norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada pesertadidik
untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
kemandirian, dan semangat belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam
berbagai bentuk tulisan.
d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
RPP yang dibuat harus memuat rancangan program pemberian
umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
e. Keterkaitan dan Keterpaduan
RPP yang disusun harus memperhatikan keterkaitan dan
keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan
sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP
disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik,
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar,
dan keragaman budaya.
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi
informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
3. Komponen dan Langkah-langkah Pengembangan RPP
Menurut Abdul & Chaerul (2014:262-263), komponen dan
langkah-langkah penyusunan RPP adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
a. Mencantumkan Identitas
Identitas meliputi: Sekolah, Kelas/Semester, Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Alokasi Waktu.
b. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran
Terdapat beberapa alasan untuk mencantumkan tujuan
pembelajaran di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu:
(a) agar mereka dapat melakukan pemilihan materi, metode, media,
dan urutan kegiatan, (b) agar mereka memiliki komitmen untuk
menciptakan lingkungan belajar sehingga dapat mencapai tujuan,
dan (c) membantu mereka dalam menjamin evaluasi yang benar.
Guru tidak akan tahu siswanya telah mencapai sebuah tujuan
kecuali menuliskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Suatu tujuan pembelajaran harus mengandung unsur Audience (A),
Behavior (B), Condition (C), dan Degree (D). Audience merupakan
peserta didik yang menjadi subjek tujuan pembelajaran, behavior
merupakan kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan audience
setelah pembelajaran. Kata kerja ini merupakan jantung dari
rumusan tujuan pembelajaran dan harus terukur, condition (C)
merupakan situasi pada saat tujuan tersebut diselesaikan, dan
degree (D) merupakan standar yang harus dicapai oleh audience
sehingga dapat dinyatakan setelah mencapai tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
c. Mencantumkan MateriPembelajaran
Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran Materi dalam RPP merupakan
pengembangan dari materi pokok yang terdapat dalam silabus.
Materi pembelajaran dalam RPP harus dikembangkan secara terinci
jika perlu guru dapat mengembangkannya menjadi Buku Siswa.
d. Mencantumkan Model/Metode Pembelajaran
Dalam Permendikbud no.65 tahun 2013 tentang Standar
Proses, kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
e. Mencantumkan Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Untuk mencapai satu kompetensi dasar harus dicantumkan
langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya,
langkah-langkah kegiatan memuat pendahuluan/kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan penutup, dimana masing-masing disertai
alokasi yang dibutuhkan. Rangkaian kegiatan tersebut disesuaikan
dengan karakteristik model yang dipilih, menggunakan sintaks
yang sesuai dengan modelnya.
f. Mencantumkan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang
terdapat dalam silabus. Apabila ketiga aspek ini dipenuhi maka
penyusunan harus menyebutkan secara jelas mengenai: 1) media,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2) alat/bahan, dan 3) sumber belajar yang digunakan. Oleh karena
itu, sebaiknya guru memahami secara benar pengertian ketiga
aspek tersebut.
g. Mencantumkan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas jenis/teknik penilaian, bentuk
instrumen dan instrumen yang digunakan untuk mengukur
ketercapaian indikator dan tujuan pembelajaran. Dalam
penyajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matriks horizontal
maupun vertikal. Dalam penilaian tersebut hendaknya
mencantumkan teknik/jenis, bentuk instrumen, kunci
jawaban/rambu-rambu jawaban.
4. Karakteristik RPP yang Mengarah pada Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi
Desain pembelajaran yang dikembangkan perlu memperhatikan
langkah-langkah sistematis yang harus dibuat oleh guru dengan
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berikut adalah
karakteristik dalam menyusun langkah-langkah desain pembelajaran
HOTS (Ariyana, Pudjiastuti, Bestari, dan Zamroni, 2018: 48-50):
a. Menentukan dan menganalisis kompetensi dasar yang sesuai
dengan tuntutan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Dasar yang menjadi sasaran minimal yang akan
dicapai sesuai Kompetensi Dasar sesuai dengan format sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 2.3 Format Pasangan KD pengetahuan dan keterampilan
Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan
<Nomor KD><KD Pengetahuan> <Nomor KD><KD Keterampilan>
b. Menentukan target yang akan dicapai sesuai dengan Kompetensi
Dasar, sesuai dengan format dibawah:
Tabel 2.4 Format Penetapan Target KD Pengetahuan dan Keterampilan
No Kompetensi Dasar Target KD
KD Pengetahuan
<KD Pengetahuan> <Target pengetahuan yang diamanatkan
oleh KD>
KD Keterampilan
<KD
Keterampilan>
<Target keterampilan yang diamanatkan
oleh KD>
c. Proyeksikan dalam sumbu simetri seperti pada Tabel 2.4.
kombinasikan dimensi pengetahuan dengan proses berpikir.
d. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dilakukan
dengan mengikuti langkah sebagai berikut:
e. Memperhatikan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan
yang menjadi target dan harus dicapai peserta didik
f. Menentukan KD yang akan diturunkan menjadi IPK
g. Menggunakan Kata Kerja Operasional yang sesuai untuk IPK agar
konsep materi dapat tersampaikan secara efektif. Gradasi IPK
diidentifikasi dari Lower Order Thinking Skill (LOTS) menuju
Higher Order Thinking Skill (HOTS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
h. Merumuskan IPK penunjang dan IPK kunci, sedangkan IPK
pengayaan dirumuskan apabila kompetensi minimal KD sudah
dipenuhi oleh peserta didik
Tabel 2.5 Format Perumusan IPK
KD Tingkat
Kompetensi
KD
Proses Pikir
dan
Keterampilan
Materi
dan Sub
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
KD Pengetahuan
Dimensi
Pengetahuan:
Proses
Perpikir
Proses Berpikir
dan dimensi
pengetahuan:
<Gradasi
dimensi proses
berpikir>
IPK Penunjang:
IPK Kunci:
IPK Pengayaan:
KD Keterampilan
Tingkat
Proses
Keterampilan:
Langkah
Proses
Keterampilan:
<Gradasi
dimensi
Keterampilan>
IPK Penunjang:
IPK Kunci:
IPK Pengayaan:
i. Merumuskan tujuan pembelajaran, apakah peningkatan kognitif,
psikomotor atau afektif. Perumusan tujuan pembelajaran harus jelas
dalam menunjukkan kecakapan yang harus dimiliki peserta didik.
Tujuan pembelajaran mengisyaratkan bahwa ada beberapa karakter
kecakapan yang akan dikembangkan guru dalam pembelajaran.
Selain itu, tujuan pembelajaran juga bertujuan untuk menguatkan
pilar pendidikan.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran berdasarkan model
pembelajaran:
1) Pahami KD yang sudah dianalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2) Pahami IPK dan materi pembelajaran yang telah
dikembangkan
3) Pahami sintaks-sintaks yang ada pada model pembelajaran,
rumuskan kegiatan pendahuluan yang meliputi orientasi,
motivasi, dan apersepsi
4) Rumuskan kegiatan inti yang berdasarkan pada:
a) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
b) Karakteristik peserta didik
c) Pendekatan saintifik
d) 4C (Creativity, Critical Thinking, Communication,
Collaboration)
e) PPK dan literasi
5) Rumuskan kegiatan penutup yang meliputi kegiatan refleksi
baik individual maupun kelompok
a) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
b) Melakukan kegiatan tindak lanjut
c) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
d) Kegiatan penutup dapat diberikan penilaian akhir sesuai KD
bersangkutan
6) Tentukan sumber belajar berdasarkan kegiatan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
7) Rumusan penilaian (formatif dan sumatif) untuk pembelajaran
yang mengacu pada IPK
D. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Selain pengembangan RPP, faktor lain yang perlu diperhatikan
oleh pihak sekolah dalam upaya menumbuhkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi adalah kompetensi mengajar yang dimiliki oleh guru.
Kompetensi mengajar guru akan tercermin melalui kegiatan pembelajaran
yang terlaksana. Untuk menumbuhkan keterampilan berfikir tingkat tinggi,
guru harus mampu menerapkan pendekatan, strategi, model, maupun
metode pembelajaran yang mengacu pada proses kognitif dari masing-
masing indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi itu sendiri. Selain
itu, guru juga harus mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa serta mampu menggali potensi dan mengarahkan
siswa kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
1. Pengertian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi guru dengan siswa
dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk
mencapaitujuan pembelajaran.Menurut Nana Sudjana (1989:6),proses
belajar mengajar atau pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi
siswa dengan lingkungan belajar yang dirancang sedemikian rupa
untuk mencapai tujuan pembelajaran, yakni keterampilan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman
belajarnya. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses interaksi yang
bersifat edukatif antara guru dengan siswa. Kegiatan yang
dilaksanakan tersebut bermuara pada satu tujuan yaitu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pandangan
lain yang relevan dengan hal tersebut adalah yang dikemukakan oleh
Arifin (2010:210), bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah
pelaksanaan strategi-strategi yang telah dirancang untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Strategi, pendekatan, prinsip-prinsip dari metode
pembelajaran diarahkan guna mencapai tujuan pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut, pelaksanaan pembelajaran
merupakan suatu interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran dengan menggunakan strategi-strategi,
pendekatan, prinsip dan metode tertentu dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien berdasarkan perencanaan yang
telah dibuat oleh guru sebelumnya. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran harus dilaksanakan dengan baik dan optimal sehingga
tujuan-tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik dan optimal
pula. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup (Abdul, 2014: 229-331)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
a. Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan utnuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan, guru
melakukukan kegiatan:
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran
2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah
dipelajari dan mengaitkannya dengan materi yang akan
dipelajari
3) Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau
tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan
menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai
4) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk
menyelesaikan permasalahan atau tugas.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti meliputi proses
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan
komunikasi.
1) Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan
bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan
pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar,
dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu
benda atau objek.
2) Menanya
Guru membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang
konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta,
konsep, prosedur, ataupun hal lain yang lebih abstrak.
3) Mengumpulkan dan mengasosiasikan
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu
peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak,
memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau
bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut, maka
akan terkumpul sejumlah informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
4) Mengkomunikasikan hasil
Dalam kegiatan ini, peserta didik akan menuliskan atau
menceritakan apa yang sudah ditemukan dalam kegiatan
mencari informasi, mengasosiasikan, dan menemukan pola.
Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai
hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
c. Kegiatan Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk
rangkuman atau kesimpulan, penilaian, refleksi, umpan balik, dan
tindak lanjut. Dalam kegiatan penutup, guru melakukan kegiatan:
1) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran
2) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling,
dan/atau memberikan tugas, baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik
5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Menurut Permendikbud No.103 tahun 2014, pelaksanaan
pembelajaran perlu adanya prinsip untuk mencapai kualitas yang telah
dirancang dalam dokumen kurikulum. Prinsip tersebut yaitu:
a. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
b. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
c. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
d. Pembelajaran berbasis kompetensi;
e. Pembelajaran terpadu;
f. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang
memiliki kebenaran multi dimensi;
g. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
h. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara
hard skills dan soft skills;
i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (Ing Ngarso Sung Tulodo), membangun kemauan (Ing
Madyo Mangun Karso), dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran (Tut Wuri Handayani);
k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
l. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
m. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya
peserta didik; dan
n. Suasana belajar menyenangkan dan menantang.
3. Karakteristik Pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skill)
Aktivitas pembelajaran berbasis Higher Order Thinking Skills
(HOTS) dapat dideskripsikan sebagai berikut (Sani, 2019: 62-70):
a. Aktif dalam berpikir
Dalam pembelajaran berbasis HOTS, semua siswa harus aktif
dalam berpikir. Peran guru dalam proses pembelajaran berbasis
HOTS tidak begitu dominan, namun lebih berperan sebagai
fasilitator untuk memberi kemudahan bagi siswa dalam berpikir.
Guru harus mempersiapkan tugas-tugas atau soal yang dapat
membuat siswa berpikir kreatif, kritis dan menyelesaikan masalah,
selain itu guru juga tidak boleh terlalu banyak menjelaskan, namun
lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari
dan menemukan sendiri apa saja yang akan dipelajarinya sehingga
siswa dapat menguasai keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Beberapa kondisi yang harus diterapkan guru selama kegiatan
pembelajaran berlangsung adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
1) Guru harus memastikan situasi tetap terkendali meskipun siswa
ditantang untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara bebas
selama proses pembelajaran berlangsung.
2) Guru lebih banyak memberi rangsangan berpikir pada siswa
untuk menyelesaikan masalah yang telah diberikan atau masalah
yang dihadapi siswa. Hal tersebut akan membuat siswa lebih aktif
mencari informasi dan berpikir sehingga materi pembelajaran
akan lebih mudah diserap dan dapat meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi.
3) Guru harus mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran secara
bervariasi sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa,
sehingga siswa tidak mudah bosan.
4) Guru dapat melatih siswa untuk berani mengajukan pertanyaan
atau pernyataan setelah menampilkan sebuah fenomena yang
menarik, selain itu guru juga harus melatih kepercayaan diri siswa
agar yakin pada dirinya sendiri dalam penguasaan pengetahuan
dan berpikir.
b. Memformulasikan masalah
Sangat penting bagi siswa untuk dapat merumuskan suatu
permasalahan dari kondisi yang diberikan. Perumusan masalah dapat
berupa tindakan yang mengubah sebuah masalah yang diberikan
menjadi sebuah masalah yang berbeda penyajiannya. Hal ini sering
dilakukan ketika berupaya menyelesaikan sebuah masalah agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
memudahkan siswa dalam memahami masalah. Banyak ahli yang
menyatakan bahwa pengajuan pertanyaan berupa soal atau masalah
dapat menjadi cara melatih siswa untuk berpikir kreatif. Jika masalah
yang diperkenalkan tidak memiliki pertanyaan yang jelas, maka
siswa harus belajar merumuskan masalah. Kemampuan siswa untuk
merumuskan masalah dan mencari solusinya merupakan sarana
untuk menilai kreativitas dan mendorong siswa untuk
mengembangkan kreativitasnya.
c. Mengkaji permasalahan kompleks
Permasalahan yang dikaji dalam pembelajaran berbasis HOTS
adalah permasalahan yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan
mengingat atau menerapkan strategi yang telah umum diketahui.
Penyelesaian permasalahan dalam pembelajaran berbasis HOTS
membutuhkan kreativitas dan keterampilan berpikir kritis. Siswa
yang tidak memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi akan
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan
kontekstual yang terkait dengan berbagai bidang ilmu.
d. Berpikir divergen dan mengembangkan ide
Pengembangan kreativitas sangat membutuhkan kemampuan
berpikir divergen. Melatih siswa untuk berpikir divergen akan
mengembangkan kemampuan mereka dalam mengajukan beberapa
ide yang berbeda. Pengembangan ide-ide kreatif sangat terkait
dengan kemampuan berpikir divergen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
e. Mencari informasi dari berbagai sumber
Belajar dengan mencari informasi dari berbagai sumber akan
mengakomodasi perbedaan karakteristik siswa dalam gaya belajar,
kemampuan belajar, kebutuhan, minat, keingintahuan, dan
pengetahuan awal masing-masing siswa. Siswa atau kelompok siswa
akan lebih bebas belajar dan mengkonstruksi pengetahuan mereka
sendiri. Aktivitas ini dapat mendorong siswa untuk lebih
bertanggungjawab dan melatih kemandirian belajar. Jika sumber
informasi diperoleh dari internet, maka siswa dapat mengembangkan
kemampuan dalam menelusuri informasi secara efektif. Siswa akan
belajar mensintesis informasi yang telah diperolehnya dan
mengevaluasi sinopsis yang mereka susun. Hal tersebut
membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan tidak dapat
dilakukan hanya dengan memahami atau menerapkan sebuah
prosedur.
f. Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah secara kreatif
Pembelajaran berbasis HOTS harus memberikan kesempatan
pada siswa untuk terbiasa berpikir kritis dalam menghadapi suatu
persoalan atau ketika menerima suatu informasi. Pola berpikir kritis
sangat penting untuk refleksi diri dan memberi makna bagi
kehidupan siswa. Jika siswa mampu berpikir secara kritis, maka
mereka tidak mudah dipengaruhi oleh berita negatif karena dapat
mencari kebenaran dan merefleksikan nilai, serta membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
keputusan yang tepat. Ciri lain dari pembelajaran berbasis HOTS
adalah adanya aktivitas siswa dalam menyelesaikan permasalahan
secara kreatif. Upaya untuk menyelesaikan permasalahan secara
kreatif harus dimulai dengan perumusan masalah terlebih dahulu,
kemudian siswa mengusulkan cara-cara yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan masalah.
g. Berpikir analitik, evaluatif, dan membuat keputusan
Aktivitas belajar membuat keputusan dapat dicirikan ketika siswa
diminta memilih suatu cara diantara beberapa cara alternatif yang
tersedia. Ada guru yang melatih siswa untuk membuat suatu
keputusan secara analitik, yakni dengan mempertimbangkan
beberapa kelebihan dan kelemahan dari masing-masing solusi
alternatif yang akan dipilih. Terkait dengan aktivitas belajar tersebut,
guru dianjurkan untuk menerapkan beberapa prinsip dalam
pembelajaran berbasis HOTS, antara lain:
1) Memberikan tugas yang sesuai dengan harapan atau kebutuhan
siswa
2) Membangkitkan rasa ingin tahu siswa
3) Memberikan tugas atau soal yang dapat membuat siswa aktif
berpikir
4) Mengkaji persoalan nyata (kontekstual) yang dialami oleh siswa
5) Mengembangkan imajinasi siswa melalui tulisan atau gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
6) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan elaborasi
dan berpikir divergen (lateral)
7) Memberi kesempatan pada siswa untuk memilih topik atau cara
berpikir di kelas
8) Tidak menyalahkan siswa jika membuat atau menanyakan hal
yang nyeleneh
9) Memberikan kebebasan kepada siswa untuk bereksperimen
10) Memberikan umpan balik dan penghargaan atas karya siswa
11) Melatih siswa untuk mengajukan pertanyaan dan membuat
rumusan masalah dalam upaya menyelesaikan masalah yang
menantang
12) Melatih siswa untuk berpikir kritis dengan menganalisis dan
mengevaluasi data atau informasi yang disajikan
13) Melatih siswa membuat keputusan terkait dengan suatu kondisi
yang dideskripsikan
4. Lingkup
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan
saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran
kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintaks, pengaturan, dan
budaya misalnya discovery learning, project based learning, problem-
based learning, dan inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
model pembelajaran langsung (direct instructional) dan tidak langsung
(indirect instructional).
Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan
pengetahuan, keterampilan berpikir dan keterampilan menggunakan
pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber
belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran
langsung, peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi atau mencoba, menalar atau mengasosiasi,
dan mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak
pembelajaran (instructional effect). Pembelajaran tidak langsung
berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung
dalam KI-1 dan KI-2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang nilai
dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh
mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan.
Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan moral
dan perilaku, dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap
kegiatan yang terjadi dikelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu
dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler baik yang terjadi di
kelas, sekolah, dan masyarakat (luar sekolah) dalam rangka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan nilai dan sikap
(Permendikbud No.103 tahun 2014).
5. Pembelajaran yang Berpusat pada Guru
Pembelajaran yang berpusat pada guru didesain dalam pengajaran
secara langsung oleh guru kepada siswa. Pembelajaran pada pendekatan
ini terstruktur, dikendalikan dan dikontrol oleh guru. Pembelajaran
yang berpusat pada guru akan cenderung membuat siswa kurang aktif
dalam belajar karena siswa lebih banyak mendengarkan, dan
memperhatikan guru. Pembelajaran yang berpusat pada guru ini
dilakukan dalam beberapa aktivitas seperti menjelaskan materi
pembelajaran, mengajar, bertanya dan diskusi, latihan dikelas dan
pekerjaan rumah.
a) Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)
1) Pengertian Model Pengajaran Langsung (DirectInstruction)
Pengajaran langsung adalah suatu model pengajaran yang
berpusat pada guru. Model pengajaran langsung adalah salah
satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik yang diajarkan dengan pola kegiatan
yang bertahap, selangkah demi selangkah. Selain itu, model
pembelajaran ini juga ditujukan untuk membantu siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi
yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.
2) Ciri-ciri Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)
Menurut Majid (2013:73)ciri-ciri model pengajaran
langsung, yaitu sebagai berikut:
a) Adanya tujuan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa
b) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan
pembelajaran
c) Model pengajaran langsung merupakan cara yang paling
efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-
keterampilan yang eksplisist kepada siswa yang berprestasi
rendah
d) Menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah)
e) Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap
berprestasi apabila model pengajaran langsung dilakukan
secara efektif.
h. Langkah-langkah Pembelajaran Model Pengajaran
Langsung (Direct Instruction)
Langkah-langkah pembelajaran model pengajaran
langsung pada dasarnya mengikuti pola pembelajaran secara
umum. Menurut Majid (2013:76) langkah-langkah pengajaran
langsung meliputi tahapan berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
i. Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa
Tujuan langkah awal ini untuk menarik dan memusatkan
perhatian siswa, serta memotivasi mereka untuk berperan
serta dalam pelajaran itu.
ii. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar
atau menyampaikan informasi tahap demi tahap. Pada fase
ini guru dapat menyajikan materi pelajaran, baik berupa
konsep-konsep maupun keterampilan.
iii. Membimbing pelatihan
Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan
mengoreksi kesalahan konsep. Pada fase ini guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih
konsep atau keterampilan.
iv. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Guru memeriksa atau mengecek kemampuan
siswaseperti memberi kuis terkini, dan memberi umpan
balik seperti membuka diskusi untuk siswa. Guru
memberikan review terhadap hal-hal yang telah dilakukan
siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa, dan
mengulang keterampilan jika diperlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
v. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan dan
penerapan konsep
Guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada
siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi
yang telah mereka pelajari. Guru juga memberikan
kesempatan untuk melakukan pelatihan lanjutan, dengan
perhatian khusus terhadap penerapan situasi lebih kompleks
dan kehidupan sehari-hari.
6. Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa
Pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan pendekatan
wajib dalam kurikulum 2013 dimana pembelajaran lebih mendahulukan
kepentingan dan kemampuan siswa dalam belajar. Dalam pembelajaran
yang berpusat pada siswa ini, peran guru hanyalah sebagai fasilitator
yang harus bisa membangkitkan ketertarikan siswa terhadap suatu
materi. Pembelajaran yang berpusat pada siswa diwujudkan melalui
kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan atau biasa disebut dengan 5M.
Melalui tahapan tersebut, guru harus mampu memotivasi dan
membangkitkan ketertarikan siswa pada topik pembelajaran,
membimbing siswa untuk menanyakan fakta-fakta, konsep maupun
prosedur yang relevan dengan topik pembelajaran.
Selain itu guru juga harus mampu membimbing siswa dalam
mengumpulkan informasi pendukung fakta-fakta, konsep, maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
prosedur-prosedur tersebut untuk kemudian dibimbing dalam tahap
mengasosiasikan dan menyimpulkan, lalu yang terakhir adalah guru
harus mampu membimbing siswa dalam mengkomunikasikan semua
fakta-fakta, konsep maupun prosedur-prosedur tersebut.
a. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
1) Pengertian Pembelajaran Penemuan
Discovery adalah menemukan konsep melalui serangkaian
data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau
percobaan. Pembelajaran discovery merupakan metode
pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif
menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar
aktif menemukan pengetahuan sendiri (Sani, 2014:97)
2) Tahapan Pembelajaran Discovery secara umum
Tahapan pembelajaran menggunakan discovery secara
umum adalah sebagai berikut (Sani, 2014:99):
a) Guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar,
motivasi, dan memberikan penjelasan ringkas
b) Guru mengajukan permasalahan atau pertanyaan yang
terkait dengan topik yang dikaji
c) Kelompok merumuskan hipotesis dan merancang percobaan
atau mempelajari tahapan percobaan yang dipaparkan oleh
guru, LKS, atau buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
d) Guru membimbing dalam perumusan hipotesis dan
merencanakan percobaan
e) Guru memfasilitasi kelompok dalam melaksanakan
percobaan/investigasi
f) Kelompok melakukan percobaan atau pengamatan untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis
g) Kelompok mengorganisasikan dan menganalisis data serta
membuat laporan hasil percobaan atau pengamatan
h) Kelompok memaparkan hasil investigasi (percobaan dan
pengamatan) dan mengemukakan konsep yang ditemukan.
Guru membimbing peserta didik dalam mengkonstruksi
konsep berdasarkan hasil investigasi.
b. Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based Learning)
1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based
Learning)
Menurut Sani (2014:88) Pembelajaran Berbasis
Inkuiri (PBI) adalah pembelajaran yang melibatkan peserta
didik dalam merumuskan pertanyaan yang
mengarahkanpeserta didik untuk melakukan investigasi dalam
upaya membangun pengetahuan dan makna baru.
Pembelajaran berbasis inkuiri menekankan pada proses
penyelidikan berbasis pada upaya menjawab pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Inkuiri adalah investigasi tentang ide, pertanyaan, atau
permasalahan. Proses yang dilakukan mencakup pengumpulan
informasi, membangun pengetahuan, dan mengembangkan
pemahaman yang mendalam tentang suatu yang diselidiki.
Pembelajaran berbasis inkuiri mencakup proses mengajukan
permasalahan, memperoleh informasi, berpikir kreatif tentang
kemungkinan penyelesaian masalah, membuat keputusan, dan
membuat kesimpulan.
2) Tahapan Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based
Learning)
Tahapan pembelajaran yang dilakukan melalui inkuiri
secara terbuka pada umumnya meliputi hal-hal sebagai berikut
(Sani, 2014:92):
a) Membuat rumusan masalah. Kemampuan yang diharapkan
muncul dari peserta didik adalah: (1) menyadari adanya
masalah; (2) mampu mengidentifikasi masalah; (3) melihat
pentingnya masalah; dan (4) merumuskan masalah
b) Mengembangkan dan merumuskan hipotesis. Kemampuan
yang diharapkan muncul dari peserta didik adalah: (1)
menentukan variabel atau menggolongkan data yang dapat
diperoleh; (2) mengidentifikasi dan merumuskan hubungan
variabel yang ada secara logis; dan (3) merumuskan
hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
c) Merancang dan melakukan kegiatan untuk menguji
hipotesis. Kemampuan yang diharapkan muncul dari pesrta
didik adalah: (1) mengidentifikasi peristiwa yang perlu
diamati; (2) merancang kegiatan eksplorasi atau eksperimen
yang perlu dilakukan; (3) melakukan kegiatan pengamatan
berdasarkan rancangan eksperimen dalam upaya
mengumpulkan data; dan (4) mengevaluasi, menyusun data,
mengolah, dan menganalisis data.
d) Menarik kesimpulan. Kemampuan yang diharapkan muncul
dari peserta didik: (1) mencari pola dan makna hubungan
data atau peristiwa; (2) merumuskan kesimpulan
berdasarkan data yang diperoleh.
c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Leaarning)
1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)
Menurut Kosasih (2014:88) pembelajaran berbasis
masalah adalah pembelajaran yang berdasar pada masalah-
masalah yang dihadapi siswa terkait dengan KD yang sedang
dipelajari siswa. Masalah yang dimaksud bersifat nyata atau
sesuatu yang menjadi pertanyaan-pertanyaan pelik bagi siswa.
Model PBM akan berlangsung dengan baik apabila para siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
sudah memiliki kemampuan berpikir kritis terhadap suatu
fenomena. Peran guru dalam hal ini adalah mendorong siswa
untuk berpikir kritis, yakni dapat menilai benar salahnya, tepat
tidaknya, dan baik buruknya. Guru perlu menstimulus dan
menantang siswa untuk berpikir, memberi kebebasan untuk
berpendapat, berinisiatif, dan bertindak.
2) Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning)
a) Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan pengamatan
terhadap fenomena tertentu, terkait dengan KD yang akan
dikembangkannya.
b) Guru mendorong siswa untuk merumuskan suatu masalah
terkait dengan fenomena yang diamatinya. Masalah itu
dirumuskan berupa pertanyaan yang bersifat problematis
c) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
(data) dalam rangka menyelesaikan masalah, baik secara
individu maupun berkelompok, dengan membaca berbagai
referensi, pengamatan lapangan, wawancara, dan
sebagainya.
d) Guru meminta siswa untuk melakukan analisis data dan
merumuskan jawaban terkait dengan masalah yang mereka
ajukan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
e) Guru memfasilitasi siswa untuk mempresentasikan jawaban
atas permasalahan yang mereka rumuskan sebelumnya.
Guru juga membantu siswa melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang
dilakukan.
d. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning)
1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning)
Menurut Buck Institute for Education (dalam Trianto,
2014:41), pembelajaran berbasis proyek adalah model
pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan
pemecahan masalah dan memberi peluang bagi peserta didik
untuk bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka
sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa yang
bernilai dan realistik. Pembelajaran berbasis proyek
merupakan pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa
dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator,
dimana siswa diberi peluang bekerja secara otonom untuk
mengkonstruksi belajarnya. Tiga kategori penerapan project
based learning dalam pembelajaran antara lain:
mengembangkan keterampilan, meneliti permasalahan, dan
menciptakan solusi dari suatu permasalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2) Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek
Buck Institute for Education (dalam Trianto, 2014:46)
menyebutkan karakteristik project based learning, di antaranya
adalah:
a) Isi dalam project based learning difokuskan pada ide-ide
siswa, yaitu dalam membentuk gambaran sendiri bekerja
atau topik-topik yang relevan dan minat siswa yang
seimbang dengan pengalaman siswa sehari-hari.
b) Kondisi untuk mendorong siswa mandiri dalam mengelola
tugas dan waktu belajar sehingga dalam mempelajari suatu
materi siswa dapat mencari sumber informasi secara
mandiri dari berbagai referensi.
c) Aktivitas yang efektif dan menarik dalam mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan masalah
menggunakan kecakapan.
d) Penerapan hasil yang produktif dalam membantu siswa
mengembangkan kecakapan belajar dan mengintegrasikan
dalam belajar yang sempurna, termasuk strategi dan
kemampuan untuk menggunakan kognitif strategi
pemecahan masalah.
3) Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek
Suatu proyek harus bisaditangani dengan sistematis
sehingga dapat membantu peserta didik untuk merasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
bahwa mereka dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Langkah-langkah pembelajaran dalam project based learning
adalah sebagai berikut (Trianto, 2014:52):
a) Dimulai dengan pertanyaan yang esensial
Guru memberikan topik yang sesuai dengan realitas
dunia nyata dan dimulai dengan suatu investigasi
mendalam. Pertanyaan esensial diajukan untuk memancing
pengetahuan, tanggapan, kritik, dan ide peserta didik
mengenai tema proyek yang akan diangkat.
b) Perencanaan aturan pengerjaan proyek
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan
aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai
subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang
dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c) Membuat jadwal aktivitas
Guru dan peserta menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek secara bersama-sama. Jadwal ini
disusun untuk mengetahui berapa lama waktu yang
dibutuhkan dalam pengerjaan proyek.
d) Me-monitoring perkembangan proyek peserta didik
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor
terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi
peserta didik pada setiap proses.
e) Penilaian hasil peserta didik
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam
mengukur ketercapaian standar, berperan dalam
mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, dan
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang
sudah dicapai peserta didik, selain itu, penilaian juga dapat
membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
f) Evaluasi pengalaman belajar peserta didik
Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang
sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik
diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
E. Pelaksanaan Penilaian
Penilaian merupakan bagian yang tidak lepas dari proses
pembelajaran dan dapat menentukan kualitas dari sebuah kegiatan
pembelajaran. Dalam melakukan penilaian autentik, seorang pendidik
harus memperhatikan beberapa hal, yaitu melakukan proses penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dengan sungguh-sungguh dan mencerminkan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Dengan melakukan penilaian maka pendidik dapat
mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dalam
menerima materi pembelajaran, ketepatan metode pembelajaran yang
digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi
yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan penilaian autentik menjadi salah satu komponen yang
sangat penting dalam menanamkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
kepada peserta didik. Penilaian autentik yang baik akan tertuang dalam
perumusan instrumen evaluasi yang digunakan. Hal penting yang perlu
diperhatikan dalam perumusan instrumen evaluasi adalah masing-
masing butir instrumen evaluasi harus mampu mengarahkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dalam penilaian otentik, rumusan
soal yang dibuat harus sungguh-sungguh mencerminkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi yang memuat pertanyaan-pertanyaan sesuai
dengan proses kognitif berpikir tingkat tinggi itu sendiri.
1. Pengertian Penilaian
Menurut Arifin (2009:4), penilaian merupakan suatu kegiatan yang
sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi
tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat
keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Sani
(2016:15) mengemukakan penilaian adalah upaya sistematis yang
dilakukan melalui pengumpulan data dan informasi yang valid dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
reliabel, dan selanjutnya diolah sebagai upaya dalam melakukan
pertimbangan untuk pengambilan kebijakan suatu program pendidikan.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, penilaian dapat disimpulkan
sebagai suatu proses sistematis yang dilakukan melalui pengumpulan
informasi yang valid dan reliabel dengan menilai kinerja peserta didik.
Hasil penilaian akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
penentuan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran.
2. Fungsi Penilaian
Menurut Diknas tahun 2006 penilaian memiliki fungsi sebagai
berikut:
a. Jika tujuan pembelajaran adalah pencapaian kompetensi inti maupun
kompetensi dasar, maka penilaian kelas ini dapat menggambarkan
sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi
b. Penilaian berbasis kelas dapat berfungsi sebagai landasan
pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka
membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan
tentang langkah berikutnya baik untuk memilih program
pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan, dalam hal ini
terkait erat dengan peran guru sebagai pendidik sekaligus
pembimbing
c. Menemukan kesulitan kesulitan belajardan kemungkinan prestasi
yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
yang membantu pendidik menemukan apakah seorang siswa perlu
mengikuti remedial atau justru memerlukan program pengayaan
d. Penilaian juga berfungsi sebagai upaya pendidik untuk dapat
menemukan kelemahan dalam proses pembelajaran yang telah
dilakukan ataupun yang sedang berlangsung. Temuan ini selanjutnya
dapat digunakan sebagai dasar penentuan langkah perbaikan proses
pembelajaran berikutnya, untuk peningkatan capaian hasil belajar
siswa.
3. Tujuan Penilaian
Menurut Kunandar (2013: 70) tujuan penilaian hasil belajar peserta
didik adalah:
a. Melacak kemajuan peserta didik, artinya dengan melakukan
penilaian, maka perkembangan hasil belajar peserta didik dapat
diidentifikasi. Guru bisa menyusun profil kemajuan peserta didik
yang berisi pencapaian hasil belajar secara periodik.
b. Mengecek ketercapaian kompetensi peserta didik, artinya dengan
melakukan penilaian, maka dapat diketahui apakah peserta didik
telah menguasai kompetensi tersebut atau belum, selanjutnya guru
mencari tindakan tertentu bagi yang belum menguasai kompetensi
tertentu.
c. Mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai oleh peserta didik,
artinya dengan melakukan penilaian, maka dapat diketahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kompetensi mana yang belum dikuasai dan kompetensi mana yang
telah dikuasai.
d. Menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi peserta didik , artinya
dengan melakukan penilaian, maka dapat dijadikan bahan acuan
untuk memperbaiki hasil belajar peserta didik yang masih dibawah
standar (KKM).
4. Penilaian Kurikulum 2013
Standar penilaian pendidikan kurikulum 2013 mengacu pada
Permendikbud no. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan,
yaitu kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta didik. Penilaian dalam kurikulum 2013 lebih
ditekankan pada penilaian autentik. Istilah autentik merupakan sinonim
dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Penilaian autentik adalah penilaian
yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai masukan, proses,
dan hasil pembelajaran. Dalam kurikulum 2013, penilaian ditekankan
pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional sesuai
dengan karakteristik peserta didik dan jenjangnya yang sistem
penilaiannya berdasarkan tes dan portofolio yang saling melengkapi.
5. Karakteristik Penilaian Kurikulum 2013
Menurut Sunarti &Rahmawati (2014:4) karakteristik penilaian
kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
a. Belajar Tuntas (Mastery Learning)
Belajar tuntas, yaitu peserta didik tidak diperkenankan
mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu menyelesaikan
pekerjaan dengan prosedur yang benar. Kriteria ketuntasan
dijadikan acuan oleh guru untuk mengetahui kompetensi yang
sudah atau belum dikuasai oleh peserta didik. Melalui cara
tersebut, guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik
sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera
diperbaiki.
b. Penilaian Autentik
Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi
tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat
bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan
dicapai.Penilaian autentik dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi secara holistik. Aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dinilai secara bersamaan sesaui dengan kondisi nyata.
Oleh karena itu, dalam melakukan penilaian, digunakan berbagai
bentuk dan teknik penilaian. Penilaian autentik tidak hanya
mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih
menekankan apa yang yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
c. Penilaian Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan
selama pembelajaran berlangsung, untuk mendapatkan gambaran
yang utuh mengenai pekembangan hasil belajar peserta didik,
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus-menerus
dalam bentuk penilaian proses dan berbagai jenis ulangan secara
berkelanjutan.
d. Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi
Penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan menggunakan
berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi yang akan diukur atau dinilai. Teknik penilaian yang
dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja,
proyek, pengamatan, dan penilaian diri.
e. Berdasarkan Acuan Kriteria
Penilaian berdasarkan acuan kriteria maksudnya penilaian harus
didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap
kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang
ditetapkan. Kriteria ketuntasan ditetapkan oleh satuan pendidikan
dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik,
karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
6. Karakteristik Soal HOTS
Menurut Widana (2017:3-6), karakteristik soal-soal HOTS
sangat direkomendasikan untuk digunakan pada berbagai bentuk
penilaian kelas. Berikut adalah karakteristik soal-soal HOTS:
a. Mengukur Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Keterampilan berpikir tingkat tinggi termasuk keterampilan
untuk memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis
(critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan
berargumen (reasoning) dan kemampuan mengambil keputusan
(desicion making). Keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan
salah satu kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib
dimiliki oleh setiap peserta didik.
Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam HOTS, terdiri
atas (1) kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak
familiar, (2) kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang
berbeda, (3) menemukan model-model penyelesaian baru yang
berbeda dengan cara-cara sebelumnya.
b. Berbasis Permasalahan Kontekstual
Soal-soal HOTS merupakan assessment yang berbasis situasi
nyata dalam kehidupan sehar-hari, dimana peserta didik diharapkan
dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk
menyelesaikan masalah. Karakterstik assessment kontekstual sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
berikut (1) relating yaitu assessment terkait langsung dengan
konteks pengalaman kehidupan nyata, (2) experencing yaitu
assessmentyang ditentukan kepada penggalian (exploration),
penemuan (discovery) dan penciptaan (creation), (3) applying yaitu
asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk
menyelesaikan masalah-masalah nyata, (4) communicating yaitu
assessment yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mampu
mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks
masalah, (5) transfering yaitu assessment yang menuntut
kemampuan peserta didik untuk mentransformasi konsep-konsep
pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru.
c. Membangun Bentuk Soal Beragam
Bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir soal
HOTS sebagai berikut.
1) Pilihan ganda
Pada umumnya soal-soal HOTS menggunakan stimulus yang
bersumber pada situasi nyata. Soal pilihan ganda terdiri dari
pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban
terdiri atas jawaban dan pengecoh (disractor).
2) Pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak)
Soal bentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untuk menguji
pemahaman peserta didik terhadap suatu masalah secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
komperhensif yang terkait antara pernyataan satu dengan yang
lainnya. Sebagaimana soal pilihan ganda biasa, soal-soal HOTS
yang berbentuk pilihan ganda kompleks juga memuat stimulus
yang bersumber pada situasi kontekstual.
3) Isian singkatan atau melengkapi
Soal isian singkatan atau melengkapi adalah soal yang menuntut
peserta tes untuk mengisi jawaban singkat dengan cara mengisi
kata, frase, angka atau simbol.
4) Jawaban singkat atau pendek
Soal dengan bentuk jawaban singkat atau pendek adalah soal
yang jawabannya berupa kata, kalimat pendek, atau frase terhadap
suatu pertanyaan.
5) Uraian
Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut
peserta didik untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang
telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan tersebut menggunakan kalimatnya
sendiri dalam bentuk tertulis.
F. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang analisis pembelajaran berbasis HOT yang
peneliti kembangkan, sama halnya dengan penelitian terdahulu yang dapat
menunjukkan bahwa penelitian ini masih relevan untuk dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
1. Penelitian yang pertama oleh Hilaria Mitri (2016) dengan judul
“Analisis Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada
Mata Pelajaran Ekonomi di SMA N 8 Yogyakarta”. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis sejauh mana desain Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMA N 8 Yogyakarta memuat
indikator keterampilan tingkat tinggi, untuk menganalisis sejauh
mana kegiatan pembelajaran di SMA N 8 Yogyakarta mengarah
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan untuk menganalisis
sejauh mana pelaksanaan penilaian (assesment) di SMA N 8
Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) desain RPP
yang disusun oleh guru mata pelajaran Ekonomi tidak memuat
indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi; (2) guru mata
pelajaran Ekonomi dalam mengimplementasikan pembelajaran
belum mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi; dan (3)
pelaksanaan penilaian kelas (assessment) yang disusun oleh guru
dinyatakan belum mengarah pada pengukuran keterampilan berpikir
tingkat tinggi.
2. Penelitian kedua oleh Sangsang Lusiani Supriyanti, (2015) dengan
judul “Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada
Pembelajaran Tematik Kelas V (Studi Kasus di Salah Satu SD
Swasta di Kabupaten Sleman Yogyakarta)”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui: (1) apakah guru sudah menyusun perencanaan
pembelajaran tematik yang memuat indikator keterampilan berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
tingkat tinggi; (2) apakah guru sudah menerapkan kegiatan
pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi; dan (3) apakah pelaksanaan penilaian kelas pada penilaian
tengah semester telah mengarah pada pengukuran keterampilan
berpikir tingkat tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
RPP yang dibuat oleh guru sudah memuat indikator keterampilan
berpikir tingkat tinggi; (2) Guru mampu menerapkan kegiatan
pembelajaran yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi; (3)
Penilaian kelas berupa PTS (Penilaian Tengah Semester) dinyatakan
sudah mengarah pada pengukuran keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
3. Penelitian ketiga oleh Maharani Yuniar, Cece Rakhmat dkk (2015)
dengan judul “Analisis HOTS (Higher Order Thinking Skills) pada
Soal Objektif Tes dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) Kelas V SD Negeri 7 Ciamis”. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan penggunaan HOTS (Higer Order Thinking Skills)
pada soal objektif tes dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) kelas V SD Negeri 7 Ciamis. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 20 butir soal ditemukan 14 butir soal yang memenuhi
kriteria pengembangan soal HOTS (Higer Order Thinking Skills)
dan 6 butir soal yang tidak memenuhi kriteria pengembangan HOTS
(Higer Order Thinking Skills)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
G. Kerangka Berpikir
Kebutuhan pendidikan pada abad 21 telah mengalami berbagai
perubahan dari yang sebelumnya. Sebut saja kebutuhan pendidikan abad
21 diarahkan pada perubahan sosial, kebebasan berpikir, tidak berpikir
sempit, dan lain-lain. Selain itu pembelajaran abad 21 menuntut peserta
didik memiliki keterampilan, pengetahuan, kemampuan di bidang
teknologi, media dan informasi. Apabila dicermati dengan baik maka
sebetulnya pendidikan di abad 21 menuntut peserta didik untuk memiliki
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Agar keterampilan berpikir dapat
dimiliki oleh peserta didik maka dilakukan pengembangan kurikulum yang
sesuai dengan tuntutan perubahan yaitu kurikulum 2013, dimana
kurikulum ini mengacu pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Berdasarkan kurikulum 2013 ini, penting bagi guru untuk
mengimplementasikan kurikulum 2013 melalui kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi yang dapat dirumuskan dalam desain Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan
pelaksanaan penilaian (assessment).
Desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat disusun
dengan kata kerja operasional menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta
yang merupakan indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi pada tiap-
tiap komponen, selanjutnya dapat diterapkan strategi, model, dan metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai agar proses pembelajaran menjadi
aktif, kritis, kreatif dan menyenangkan dalam meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
keterampilanberpikir tingkat tinggi pada peserta didik. Dengan
menerapkan proses pembelajaran yang berbasis pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi maka lembaga pendidikan mampu mencetak lulusan yang
kompetitif dan berdaya saing. Hal inilah yang dibutuhkan di masa
sekarang dan masa yang akandatang. Selain itu, dengan menerapkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi maka belajar bukan hanya sekedar
menghafal tetapi lebih dari itu, yakni pada tingkat yang lebih tinggi
dimana peserta didik dapat memiliki keterampilan untuk menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Kurikulum
2013
Guru
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Pelaksanaan
Penilaian
(Assesment)
Kegiatan
Pembelajaran
Kemampuan
Berpikir
Tingkat
Tinggi
Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Mixed Methods
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian mixed
methodsdengan model sequential eksploratory. Menurut Sugiyono
(2011:415) metode penelitian mixed methods model sequential
eksploratory adalah metode penelitian kombinasi yang menggabungkan
metode penelitian kualitatif dan kuantitatif seecara berurutan, dimana pada
tahap pertama penelitian menggunakan metode kualitatif dan pada tahap
kedua menggunakan metode kuantitatif. Dalam penelitian ini, penekanan
metode lebih pada metode pertama, yaitu metode kualitatif dan selanjutnya
dilengkapi dengan metode kuantitatif. Pencampuran data kedua metode
bersifat connecting (menyambung) antara hasil penelitian pertama dan
tahap berikutnya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Jogonalan, Jalan Yogya-
Solo, Kelurahan Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Tegalmas, Prawatan,
Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Waktu Penelitian
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
maka penelitian dilakukan pada bulan April-Mei2019
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru Akuntansi yang mengajar
di kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Jogonalan yang menerapkan
kurikulum 2013 sebagai subjek utama dan siswa-siswi kelas X
Akuntansi sebagai subjek kedua. Guru Akuntansi adalah subjek dalam
mempraktikan kegiatan proses pembelajaran, narasumber wawancara,
dan sebagai sumber dokumentasi untuk mengisikan kuesioner, untuk
meminta rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta dokumen soal
penilaian pembelajaran. Siswa sebagai subjek untuk menerima
pelaksanaan pembelajaran dan narasumber dokumentasi.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), kegiatan pembelajaran yang mengarahkan peserta
didik pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, serta pelaksanaan
penilaian pembelajaran yang memuat indikator keterampilan berpikir
tingkat tinggi pada mata pelajaran Akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki tiga buah variabel, yakni variabel terikat,
variabel bebas, dan variabel tambahan. Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking
Skill). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah desain RPP, pelaksanaan
kegiatan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran, sedangkan variabel
tambahan dalam penelitian ini adalah persepsi siswa. Operasionalisasi
variabel penelitian akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih yang
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Desain RPP yang dikembangkan mencakup: (1) kompetensi dasar;
(2) indikator; (3) tujuan pembelajaran; dan (4) langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang dikembangkan dengan tujuan untuk
menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Desain
RPP yang memuat unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi harus
dikembangkan berdasarkan tahapan berpikir yang dikemukakan oleh
Bloom, yakni memuat proses kognitif berupa menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta yang merupakan indikator dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi.Kisi-kisi instrumen Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat dalam Tabel 3.1:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 3.1
Kisi-kisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
No Variabel Sub Variabel Sub-sub
Variabel Indikator
Jumlah
Pertanyaan
Nomor
Butir
Instrumen
1 Identitas Mata
Pelajaran
Kejelasan dan
kelengkapan
identitas
-
Satuan
Pendidikan
5 1,2,3,4,5 Kelas/Semester
Mata Pelajaran
Tema Pelajaran
Alokasi Waktu
2 Kompetensi
Inti (KI)
Kelengkapan
kompetensi
inti
KI 1 Spiritual
1 6 KI 2 Sosial
KI 3 Pengetahuan
KI 4 Keterampilan
3
Kompetensi
Dasar (KD)
dan Indikator
Pencapaian
Kompetensi
(IPK)
Pengembanga
n IPK untuk
mencapai KD
-
Terdapat
Kompetensi
Dasar
2 7,8 Keterkaitan
antar KD
dengan IPK
KKO yang
digunakan
mengarah
pada ranah
kognitif
Menganalisis
1 9 Mengevaluasi
Mencipta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
No Variabel Sub Variabel Sub-sub
Variabel Indikator
Jumlah
Pertanyaan
Nomor
Butir
Instrumen
4
Perumusan
Tujuan
Pembelajaran
Kesesuaian
dengan
indikator
-
Penjabaran
tujuan
pembelajaran
mengacu pada
indikator
pencapaian
kompetensi
yang
didalamnya
terdapat
kegiatan literasi
dan PPK serta
mengandung 3
objek
1 10,11
5 Materi
Pembelajaran
Kesesuaian
dan
kelengkapan
materi
pembelajaran
-
Memuat fakta 1 11
Memuat
konsep/prinsip
1 12
Memuat
prosedur yang
relevan dengan
materi
1 13
Memuat
metakognitif 1 14
6 Metode
Pembelajaran
Kesesuaian
dengan tujuan
pembelajaran
Pendekatan
Pendekatan
Saintifik 1 15
Pendekatan
Kontekstual
Model
Discovery
Learning
1 16
Problem Based
Learning
Project Based
Learning
Inquiry
Learning
Metode Metode Diskusi
1 17
Metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
No Variabel Sub Variabel Sub-sub
Variabel Indikator
Jumlah
Pertanyaan
Nomor
Butir
Instrumen
Ceramah
Metode Tanya
jawab
Metode
Penugasan
Metode
Eksperimen
Metode
Demonstrasi
Metode
Simulasi
7
Sumber
Belajar dan
Media Belajar
Tercetak -
Buku
1 18 Koran
LKS
Modul
Non cetak -
Internet
1 19 Video
Power Point
8 Skenario
Pembelajaran
Langkah-
langkah
Pembelajaran
Kegiatan
Pendahuluan
Memberikan
salam
1 20
Siswa dan guru
berdoa bersama
Pengondisian
kelas
Mengecek
kehadiran siswa
Mengulang
materi
pertemuan
sebelumnya
Kegiatan
apersepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
No Variabel Sub Variabel Sub-sub
Variabel Indikator
Jumlah
Pertanyaan
Nomor
Butir
Instrumen
Menjelaskan
tujuan
pembelajaran
yang akan
dicapai dan
mengaitkan
manfaat dalam
kehidupan
sehari-hari
Memotivasi
siswa
Kegiatan Inti
Berdasarkan
PPK dan literasi
1 21
Berdasarkan 4C
(Creativity,
Critical
Thinking,
Communication,
Collaboration)
Kegiatan
Penutup
Memberikan
umpan balik
1 22
Memberikan
penguatan
Membuat
Kesimpulan
Memberikan PR
Meminta siswa
untuk
mempelajari
materi
pertemuan
berikutnya
Mengadakan
refleksi
Menutup
pembelajaran
dengan salam
9. Penilaian Sikap Spiritual Berdoa
1 23 Bersyukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
No Variabel Sub Variabel Sub-sub
Variabel Indikator
Jumlah
Pertanyaan
Nomor
Butir
Instrumen
Sosial
Jujur
Tanggungjawab
Disiplin
Toleransi
Santun
Bekerjasama
Penilaian teman
sebaya
Pengetahuan
Tes Tulis Pilihan Ganda
1 24 Esai
Tes Lisan Tanya jawab
Diskusi
Keterampilan
Kesesuaian
dengan
teknik dan
bentuk
penilaian
autentik
Portofolio
1 25 Praktik
Proyek
Teknik
penialaian
Sikap
Jurnal
1 26 Ceklis
Pengetahuan Tes tertulis 1 27
Keterampila
n
Penilaian
kinerja 1 28
10.
Bahasa
Penggunaan
bahasa tulis
Tata bahasa
Menggunakan
Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI)
yang baik dan
benar
1 29
Menggunakan
kalimat baku
sesuai dengan
KBBI
1 30
Menggunakan
pola kalimat 1 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
No Variabel Sub Variabel Sub-sub
Variabel Indikator
Jumlah
Pertanyaan
Nomor
Butir
Instrumen
yang lengkap
(SPOK)
Penggunaan
istilah yang
mudah dipahami
1 32
Kesederhana
an bahasa
Tidak
mengandung
makna ambigu
1 33
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dengan tujuan untuk menumbuhkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah langkah-langkah
pembelajaran yang mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Pelaksanaan pembelajaran seharusnya memuat unsur
keterampilan berpikir tingkat tinggi yang memuat proses kognitif
berupa menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta agar tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dapat terpenuhi yaitu siswa dapat
memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi yang akan diuji melalui
penilaian pembelajaran. Kisi-kisi instrumen aktivitas guru di kelas
dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Aktivitas Guru di Kelas
No
Variabel Sub Variabel
Sub-sub
Variabel Indikator
Jumlah
Pertanyaan
Nomor
Butir
Instrumen
1 Persiapan RPP - Kelengkapan
komponen 1 1
2
Penyajian
Pendahuluan -
Memberikan
salam 2 2,3
Siswa dan guru
berdoa bersama 2 4,5
Memeriksa
kondisi kelas
sebelum memulai
kegiatan
pembelajaran
3 6,7,8
Mengecek
kehadiran siswa 1 9
Mengulang materi
pertemuan
sebelumnya
1 10
Melakukan
kegiatan apersepsi
dan motivasi
siswa
1 11
Menjelaskan
tujuan
pembelajaran
yang akan dicapai
dan mengaitan
dengan kehidupan
sehari-hari
1 12
Kegiatan Inti
Berdasarkan IPK 1 13
Berdasarkan
karakteristik
peserta didik
1 14
Berdasarkan PPK
dan literasi 2 15,16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
No
Variabel Sub Variabel
Sub-sub
Variabel Indikator
Jumlah
Pertanyaan
Nomor
Butir
Instrumen
Berdasarkan 4C
(creavity, critical
thinking,
communication,
collaboration)
1 17
Penutup -
Memberikan
umpan balik 1 18
Memberikan
penguatan 1 19
Menyimpulkan
materi 1 20
Memberi tugas
pada siswa 2 21,22
Mengadakan
refleksi 1 23
Menutup
pelajaran dengan
salam 1 24
3.
Metode
Pembelajaran
Kesesuaian
dengan tujuan
pembelajaran
Pendekatan
Pendekatan
saintifik 1 25
Pendekatan
kontekstual
Model
Discovery
learning
1 26
Problem based
learning
Project based
lerning
Inquiry based
learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
No
Variabel Sub Variabel
Sub-sub
Variabel Indikator
Jumlah
Pertanyaan
Nomor
Butir
Instrumen
Metode
Metode diskusi
1 27
Metode ceramah
Metode tanya
jawab
Metode
penugasan
Metode
eksperimen
Metode
demonstrasi
Metode simulasi
Sumber
belajar dan
media belajar
Pemanfaatan
Media
Pembelajaran
Tercetak
Buku
1 28
Koran
LKS
Modul
Non Cetak
Internet
1 29
Video
Power Point
3 Bahasa Penggunaan
Bahasa Tulis Tata Bahasa
Menggunakan
Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI)
yang baik dan
benar
1 30
Menggunakan
kalimat baku
sesuai dengan
KBBI
1 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
No
Variabel Sub Variabel
Sub-sub
Variabel Indikator
Jumlah
Pertanyaan
Nomor
Butir
Instrumen
Menggunakan
pola kalimat yang
lengkap (SPOK)
1 32
Penggunaan
istilah yang
mudah dipahami
1 33
Kesederhana
an kalimat
Tidak
mengandung
makna ambigu
1 34
Penggunaan
Bahasa Lisan
Lafal Pengucapan
bahasa yang jelas 1 35
Intonasi
Kalimat yang
diucapkan dapat
didengar dengan
baik
1 36
Jeda
Perhentian
kalimat dengan
tepat
1 37
Lugas dan
Komunikatif
Ketepatan struktur
kalimat 1 38
Mudah
dimengerti
Penjelasan runtut 1 39
Penggunaan
bahasa yang
mudah
1 40
Pilihan kata lebih
familiar 1 41
Penggunaan
Bahasa Tubuh Non verbal
Mata 1 42
Tangan 1 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
3. Kegiatan Penilaian Pembelajaran (Assessment)
Penilaian adalah suatu proses sistematis yang dilakukan melalui
pengumpulan informasi yang valid dan reliabel dengan menilai kinerja
peserta didik. Hasil penilaian akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam penentuan tingkat keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran.Dalam melakukan penilaian pembelajaran, seorang
pendidik harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya adalah
melakukan proses penilaian dengan sungguh-sungguh dan
mencerminkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Pelaksanaan penilaian pembelajaran menjadi salah satu komponen
yang sangat penting dalam menanamkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi kepada peserta didik. Penilaian pembelajaran yang baik akan
tertuang dalam perumusan instrumen evaluasi yang digunakan. Dalam
perumusan instrumen evaluasi, masing-masing butir instrumen
evaluasi harus mampu mengarahkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi, rumusan soal yang dibuat tidak sekedar membutuhkan
keterampilan menghafal, melainkan harus sungguh-sungguh
mencerminkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang memuat
pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan proses kognitif berpikir tingkat
tinggi seperti menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Kisi-kisi
instrumen aktivitas guru di kelas dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Penilaian Pembelajaran
No Variabel Sub Variabel Sub-sub
Variabel Indikator
Jumlah
Pertanyaan
Nomor
Butir
Instrumen
1 Kata Kerja
Operasional
KKO yang
mengarah
pada
kemampuan
tingkat rendah
- Mengingat
3 1,2,3 - Memahami
- Menerapkan
KKO yang
mengarah
pada
kemampuan
tingkat tinggi
- Menganalisis
3 4,5,6 - Mengevaluasi
- Mencipta
2 Bahasa
Penggunaan
Bahasa Tulis
Tata Bahasa
Menggunakan
Ejaan Bahasa
Indonesia yang
baik dan benar
1 8
Menggunakan
kalimat baku
sesuai dengan
KBBI
1 9
Menggunakan
pola kalimat
yang lengkap
(SPOK)
1 10
Penggunaan
Istilah
Penggunaan
istilah yang
mudah dipahami
1 11
Kesederhanaa
n Kalimat
Tidak
mengandung
makna ambigu
1 12
Penggunaan
Bahasa Lisan Lafal
Pengucapan
bahasa yang
jelas
1 14
Intonasi Kalimat yang di
ucapkan dapat
di dengar
dengan baik
1 15
Jeda Perhentian
kalimat dengan
tepat
1 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No Variabel Sub Variabel Sub-sub
Variabel Indikator
Jumlah
Pertanyaan
Nomor
Butir
Instrumen
Lugas dan
Komunikatif
Ketepatan
struktur kalimat 1 17
Keefektifan
kalimat 1 18
3. Soal yang
diujikan
Kesesuaian
soal
-
Sesuai dengan
materi yang
diajarkan
1 19
Sesuai dengan
tujuan
pembelajaran
yang ingin
dicapai
1 20
Sesuai dengan
perbedaan
kemampuan
siswa
1 21
Sesuai deengan
indikator
pencapaian
kompetensi
(IPK)
1 7
Kejelasan Soal Soal yang
dibuat tidak
bergantung
dengan soal
sebelumnya
1 13
4.
Macam-
macam
penilaian
Sikap
spiritual
Berdoa
1 22
Bersyukur
Sosial
Jujur
Tanggung jawab
Disiplin
Toleransi
Santun
Bekerja sama
Penilaian teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Variabel Sub Variabel Sub-sub
Variabel Indikator
Jumlah
Pertanyaan
Nomor
Butir
Instrumen
sebaya
Pengetahuan Tes tertulis Pilihan ganda
1 23 Essay
Tes lisan Tanya jawab
Diskusi
Keterampilan
Kesesuaian
dengan teknik
dan bentuk
penilaian
autentik
Portofolio 1 24
Praktik
Proyek
Teknik
penilaian
Sikap Jurnal
1 25
Ceklis
Pengetahuan Tes tertulis
Keterampilan Penilaian
kinerja
5. Tindak
Lanjut Guru
Remidial
-
Guru melakukan
remidial untuk
membantu siswa
yang mengalami
kesulitan dalam
menguasi materi
pelajaran
1 26
Pengayaan Guru melakukan
Pengayaan
untuk
mengembangka
n potensi siswa
secara optimal
1 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
4. Persepsi Siswa
Menurut Rakhmat (2005: 51), persepsi adalah pengalaman tentang
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Untuk melihat
kesesuaian hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru,
maka perlu juga dilakukan penelitian terhadap persepsi siswa.
Penilaian persepsi siswa pada guru mata pelajaran Akuntansi dalam
menerapkan pembelajaran yang mengarah pada unsurketerampilan
berpikir tingkat tinggi yang melibatkan 3 unsur proses kognitif
kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu menganalisis ,
mengevaluasi, dan mencipta. Kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada
Tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Kuesioner Persepsi Siswa terhadap Guru pada
Pelaksanaan Pembelajaran yang Menanamkan Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi
No Variabel Sub Variabel Indikator Pernyataan
Jumlah
Pernyataan + -
1
Persepsi
siswa
tentang
kemampuan
mengajar
guru
Kecakapan
Memberikan
penjelasan yang
mudah dipahami siswa
1 2 2
Metode mengajar
membuat materi lebih
jelas
3,4 5 3
Pengetahuan
Menunjukkan
penguasaanmateri
pembelajaran
6 7 2
Menjelaskan materi
secara runtut 8 9 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
No Variabel Sub Variabel Indikator Pernyataan
Jumlah
Pernyataan + -
Memberikan materi
pelajaran dengan jelas 10 - 1
Memberikan materi
disertai dengan contoh
yang mudah dipahami
11 12 2
Proses
Belajar
Mengajar
Memilih metode
mengajar yang sesuai
dengan materi
pelajaran
13 - 1
Memberikan informasi
tujuan pembelajaran 14 - 1
Menggunakan media
pembelajaran yang
tepat
15,16 - 2
Memotivasi siswa
dengan berbagai cara
yang positif
17,18 19 3
Memberikan
pertanyaan umpan
balik untuk
mengetahui daya serap
siswa di setiap
komponen
pembelajaran
20 21 2
Menyimpulkan hasil
belajar 22 - 1
Menggunakan waktu
secara efektif dan
efisien
23,24 25 3
Menjawab pertanyaan
siswa dengan baik 26,27 - 2
2 Pendekatan
Saintifik
Penerapan
pendekatan
saintifik
Mengamati 28,29 - 2
Menanya 30 - 1
Mengumpulkan Data 31 - 1
Mengasosiasi 32 - 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
No Variabel Sub Variabel Indikator Pernyataan
Jumlah
Pernyataan + -
Mengomunikasikan 33 - 1
E. Sumber Data Penelitian
Berdasarkan variabel yang diteliti, maka jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Menurut Hasan (2002: 82) data primer adalah data yang diperoleh
atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan
penelitian. Data primer didapat dari sumber informan yaitu individu
atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan. Data
primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:
a. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
mata pelajaran akuntansi di kelas yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
b. Penilaian pendahuluan terhadap kesesuaian atau tingkat
kekonsistenan pernyataan guru dengan praktik pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas.
c. Persepsi siswa terhadap guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada
(Hasan, 2002: 82). Data sekunder yang di maksud dalam penelitian ini
adalah:
a. Desain RPP yang dibuat oleh guru mata pelajaran Akuntansi
b. Pelaksanaan penilaian untuk mengetahui sejauh mana soal
evaluasi yang dibuat oleh guru telah menunjukkan unsur
pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi melalui kata kerja
yang digunakan dalam soal berupa kata kerja dari masing-masing
keterampilan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah strategi yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitiannya
(Widyoko,2015:33). Penelitian ini menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data, yaitu teknik pengumpulan data kualitatif dan teknik
pengumpulan data kuantitatif dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
a. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka.
Menurut Moeleng (2006: 186), wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
Dalam penelitian ini, wawancara digunakan untuk mendapatkan
informasi mengenai proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dikelas. Pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah guru
menerapkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
dibuat sebelumnya yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi.
b. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan secara langsung pada objek yang akan
diteliti. Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data primer
berupa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai
dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi, selain itu observasi juga
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang konsisten
sesuai dengan data yang diperoleh melalui kegiatan wawancara.
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan pengamatan
secara langsung terhadap objek penelitian, yaitu pada saat
pelaksanaan kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Analisis
dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pembelajaran
yang diterapkan oleh guru sudah sesuai dengan RPP yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
dibuat. Desain RPP mengarah pada unsurketerampilan berpikir
tingkat tinggi yaitu berupa kegiatan menganalisis, mengevaluasi
dan mencipta. Dalam teknik observasi yang dilakukan, yang akan
menjadi narasumber adalah guru mata pelajaran Akuntansi kelas
X.
c. Studi Dokumentasi
Menurut Hasan (2002:87), studi dokumentasi adalah teknik
penelitian yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian,
namun melalui dokumen. Dokumen yang digunakan dapat berupa
buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan dalam
pekerjaan sosial, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini,
dokumen yang dikumpulkan berupa:
a. RPP beserta lampiran-lampirannya
b. Soal-soal latihan yang merupakan komponen dari kegiatan
penilaian untuk mata pelajaran Akuntansi yang disusun oleh
guru.
2. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif
a. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. (Arikunto, 2013:
194). Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
tertutup dimana responden tinggal memilih jawaban yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
disediakan. Kuesioner digunakan untuk memperoleh data berupa
persepsi siswa terhadap guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi. Kuesioner akan disebarkan kepada siswa kelas X Akuntansi
2 untuk memperoleh data sejauh mana kemampuan guru dalam
menerapkan kegiatan pembelajaran yang membentuk keterampilan
berpikir tingkat tinggi pada siswa. Pada kuesioner ini skala
pengukuran menggunakan Skala Likert, dengan menggunakan
empat pilihan jawaban, yaitu (1) selalu dengan skor 4, (2) sering
dengan skor 3, (3) jarang dengan skor 2, dan (4) tidak pernah
dengan skor 1.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi,
lembar wawancara, lembar kuesioner, dan dokumen yang sebelumnya
akan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan selanjutnya akan
dimintakan validasi ke beberapa ahli bahasa dan ahli pengukuran. Validasi
tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian ini layak
digunakan atau tidak. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti
sendiri yang dibantu dan didukung oleh instrumen lainnya. Instrumen
penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu instrumen penelitian
metode kualitatif dan instrumen penelitian metode kuantitatif dengan
penjelasan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
1. Instrumen Penelitian Kualitatif
Untuk metode kualitatif, instrumen yang digunakan adalah
instrumen lembar observasi, lembar wawancara, dan dokumen dengan
penjelasan sebagai berikut:
a. Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui proses
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dikelas serta menemukan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru
Akuntansi dalam menerapkan kegiatan pembelajaran yang
mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
b. Lembar observasi digunakan untuk melihat apakah kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru Akuntansi sudah sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat
sebelumnya dan sudah mengarah pada unsur keterampilan berpikir
tingkat tinggi.
c. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data sekunder
berupa desain RPP dan penilaian pembelajaran yang dibuat oleh
guru Akuntansi. Desain RPP dan penilaian pembelajaran akan
dianalisis dengan melihat apakah desain RPP dan penilaian
pembelajaran tersebut sudah memuat unsur keterampilan berpikir
tingkat tinggi
d. Keabsahan Data. Keabsahan data dalam penelitian kualitatif
merupakan salah satu bagian yang sangat penting untuk
mengetahui derajat kepercayaan dari hasil penelitian yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
dilakukan. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
Triangulasi. Dalam pengumpulan data, data yang diperoleh akan
lebih konsisten sehingga menjadi suatu data yang valid dan bisa
dipertanggungjawabkan. Agar hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan diperlukan pengecekan data apakah data
yang disajikan valid atau tidak, maka diperlukan keabsahan atau
kevalidan data. Menurut Sugiyono (2011: 327) , triangulasi
diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada.
Menurut Moleong (2006: 330) teknik triangulasi dapat
dibedakan menjadi empat macam, yaitu triangulasi sumber,
metode, penyidik, dan truiangulasi teori. Dalam penelitian ini,
triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode. Menurut
Sugiyono (2011:327), triangulasi teknik/metode berarti peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama. Pengumpulan data yang
dilakukanyaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil
triangulasi metode yang diperoleh dari kegiatan penelitian berupa
wawancara, observasi, dan dokumentasi sudah sesuai dengan data
yang didapatkan dilapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
2. Instrumen Penelitian Kuantitatif
Pada metode kuantitatif, instrumen yang digunakan adalah lembar
kuesioner. Lembar kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data berupa persepsi siswa terhadap guru dalam
mengimplementasikan pembelajaran Akuntansi yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Instrumen yang baik harus
memenuhi dua persyaratan penting, yaitu: valid dan reliabel. Oleh
karena itu untuk mengukur validitas dan reliabilitas maka dilakukan uji
coba instrumen, adapun alat pengujian instrumen meliputi:
a. Validitas
Menurut Arikunto (2013: 211) Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk
menguji kevalidan instrumen penelitian persepsi siswa terhadap
guru Akuntansi kelas X dalam melakukan kegiatan pelaksaaan
pembelajaran di kelas, instrumen tersebut akan dimintakan validasi
kepada ahli bahasa dan ahli materi. Hasil validasi bahasa dan
materi RPP dapat dilihat di Lampiran 4; hasil validasi bahasa dan
materi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dapat dilihat di
Lampiran 5; hasil validasi bahasa dan materi Pelaksanaan Penilaian
Pembelajaran dapat dilihat di Lampiran 6; hasil validasi bahasa dan
materi instrumen kuesioner persepsi siswa dapat dilihat di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 7; hasil validasi bahasa dan materi wawancara guru
dapat dilihat di Lampiran 10.
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2013: 221). Instrumen
yang sudah dapat dipercaya, maka akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai
dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan
sama. Reliabilitas instrumen dianggap handal jika memiliki
reliabilitas ≥ 0,6 (lebih besar atau sama dengan 0,6). Untuk
mengetahui besarnya reliabilitas pada instrumen angket persepsi
siswa terhadap guru pada pelaksanaan pembelajaran yang
mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat selama
mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas, dengan menggunakan
rumus koefisien Alpha dari Croncbach yang dikutip dari buku
Arikunto (2013: 239). Adapun rumus Alpha adalah:
= [
] [
∑
]
Keterangan:
= reliabilitas instrumen
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ = jumlah varians butir
= varians total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Kemudian hasil perhitungan diperoleh diintepretasikan
dengan tingkat keandalan koefisien korelasi menurut Arikunto,
dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5 Intepretasi nilai r
Besarnya Nilai r Intepretasi
0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi
0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
0,400 sampai dengan 0,600 Agak Rendah
0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
0,000 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah
Hasil uji reliabilitas instrumen persepsi siswa dapat dilihat
pada tabel 3.6:
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Persepsi siswa terhadap Guru pada
Pelaksanaan Pembelajaran yang Mengarahkan siswa pada
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.982 .981 33
Sumber: data primer, diolah 2019
Tabel 3.6 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alphaadalah
sebesar 0,982, dimana nilai tersebut lebih besar (>) dari 0,60.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen yang
digunakan untuk mengukur persepsi siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan guru di kelas sudah reliabel. Tingkat
reliabilitas instrumen persepsi siswa terhadap pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
pembelajaran yang dilakukan guru di kelas termasuk dalam
kategori tinggi.
H. TeknikAnalisis Data
Analisis data menurut Moleong (2006: 248) adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja menggunakan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceriterakan kepada orang lain. Sejalan dengan penelitian mixed methods
dengan model sequential eksploratory yang digunakan dalam penelitian
ini, maka teknik analisis data penelitian terdiri dari dua teknik yakni teknik
analisis data kualitatif dan teknik analisis data kuantitatif
1. Teknik Analisis Data Kualitatif
Adapun teknik analisis data kualitatif yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis data menurut Miles dan Huberman
(dalam Sugiyono, 2017:484-492), yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
a. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan
mencari, mencatat, dan mengumpulkan data melalui hasil
wawancara, dokumentasi, dan observasi yang terkait dengan desain
RPP, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran yang
memuat unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi.
b. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan
polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah untuk dilakukan pengumpulan data selanjutnya,
dan mencarinya bila diperlukan.
Adapun proses reduksi data di dalam penelitian ini adalah
catatan tertulis di lapangan yang diperoleh dari wawancara dan
hasil observasi dengan guru yang mengajar mata pelajaran
Akuntansi kelas X Akuntansi di SMK Negeri 1 Jogonalan. Reduksi
data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.
Mengingat reduksi data ini terjadi secara berulang-ulang dan
apabila ditemukan data yang tidak cocok, maka akan dilakukan
pengecekan kembali di SMK Negeri 1 Jogonalan untuk
memperoleh kevalidan data dalam menjawab fokus penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
c. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data. Menurut Sugiyono (2017:488), dalam penelitian
kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian atau
narasi singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchartdan
sejenisnya. Dengan penyajian data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan apa yang akan
dikerjakan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami karena
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus,
maka penyajian data yang dilakukan lebih banyak dituangkan
kedalam uraian.
d. Kesimpulan dan Verifikasi
Tahap selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya (Sugiyono,
2017:492). Pada penelitian ini, kesimpulan awal yang dikemukakan
akan didukung oleh data-data yang diperoleh di lapangan. Jawaban
dari hasil penelitian akan memberikan penjelasan dan kesimpulan
atas permasalahan penelitian yang diteliti dalam penelitian ini.
2. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan yang
dilakukan setelah data terkumpul dari seluruh responden (Sugiyono,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2017:232). Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif
menggunakan statistik. Dalam penelitian ini, analisis data statistik
yang digunakan adalah statistik deskriptif. Dalam statistik deskriptif,
data penelitian yang berupa angka akan dikualitatifkan sehingga hasil
yang diperoleh dapat dideskripsikan. Menurut Syofian (2010: 2),
statistik deskriptif adalah statistik yang berkaitan dengan bagaimana
cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau
menguraikan data sehingga dapat mudah dipahami.
Untuk mengetahui skor persepsi siswa kelas X Akuntansi 2 yang
berjumlah 35 siswa terhadap kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang
mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi maka terlebih
dahulu menentukan jumlah kelas dengan menggunakan rumus Sturges
(Boedijoewono, 2007: 42), sebagai berikut:
K= 1 + 3,3 log (n)
= 1 + 3,3 log (35)
= 6,0954 dibulatkan menjadi 6
Keterangan:
K : Jumlah kelas
log : Logaritma
n : Jumlah siswa
Dengan perhitungan di atas dapat diketahui jumlah kelas sebesar
6,0954 yang dibulatkan menjadi 6.
Setelah jumlah kelas diketahui, selanjutnya menentukan rentang
skor yaitu dengan menentukan nilai maksimum dan nilai minimum.
Kuesioner persepsi siswa terhadap pelaksanaan penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi berjumlah 33 instrumen. Setiap instrumen atau butir pernyataan
menggunakan 4 alternatif jawaban, maka skor maksimal adalah 4 x 33
= 132 dan skor terendah adalah 1 x 33 = 33. Untuk menentukan
rentang skor dengan cara mengurangkan skor maksimal dengan skor
minimum maka perhitungannya adalah Rentang Skor = 132-33= 99.
Rentang Skor yang sudah di dapat digunakan untuk menentukan
panjang interval kelas setiap alternatif kriteria penilaian yang telah
ditentukan, yaitu dengan cara rentang / jumlah kelas maka
perhitungannya adalah Panjang Interval = 99 / 6 = 16,5 dibulatkan
menjadi 17.
Pada penilaian persepsi siswa menurut rumus Sturges terdapat 6
kelas, sedangkan kriteria yang digunakan dalam penilaian persepsi
siswa dikategorikan menjadi 3 kriteria, maka jumlah kelas
dikelompokkan menjadi 3 kriteria dengan alternatif jumlah kelas ke-1
dan ke-2 dikelompokkan kedalam kriteria Baik, kelas ketiga dan ke-4
dikelompokkan kedalam kriteria Cukup Baik, dan kelas ke-5 dan ke-6
dikelompokkan ke dalam kriteria Kurang Baik.
Tabel 3.7 Penilaian Persepsi Siswa
Skor Kriteria
101-132 Baik
67-100 Cukup Baik
33-66 Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
I. Langkah-langkah Penelitian
Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini
meliputi tiga tahap yaitu persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis
data. Masing-masing tahap akan diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Pencarian sekolah dan meminta izin kepala sekolah
Sekolah yang akan menjadi tempat penelitian dikhususkan pada
sekolah kejuruan, karena penelitian bertujuan untuk menganalisis
pembelajaran akuntansi yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Sebelum penelitian dilakukan, maka akan dilakukan
permohonan ijin kepada pihak sekolah dengan memberikan surat ijin
penelitian.
b. Penyusunan instrumen penelitian
Kegiatan penyusunan instrumen yang digunakan untuk
menganalisis desain rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan
kegiatan pembelajaran, pelaksanaan penilaian pembelajaran, dan
persepsi siswa terhadap guru dalam mengimplementasikan
pembelajaran akuntansi yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi, diwakili dari penyusunan kisi-kisi lembar instrumen.
c. Validasi instrumen lembar RPP, observasi, penilaian, kuesioner, dan
pedoman wawancara,
Sebelum melaksanakan penelitian, keempat instrumen yaitu: (1)
Instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; (2) Instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Observasi Aktivitas Guru di Kelas; (3) Instrumen Analisis Penilaian
Kegiatan Pembelajaran; dan (4) Instrumen Kuesioner Persepsi Siswa
terhadap Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran yang menanamkan
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi akan dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing dan selanjutnya dimintakan validasi ke beberapa
ahli bahasa dan ahli materi. Validasi bahasa dilakukan oleh Bapak
Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Sementara itu validasi ahli
materi untuk instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
instrumen observasi aktivitas guru di kelas, dan instrumen penilaian
pembelajaran juga dilakukan oleh Bapak Apri Damai Sagita
Krissandi, S.S., M.Pd, sedangkan untuk validasi ahli materi
instrumen kuesioner persepsi siswa dilakukan oleh Ibu Natalina
Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. Validasi tersebut bertujuan
untuk mengetahui apakah instrumen penelitian ini layak digunakan
atau tidak.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan akan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2019.
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam tahap ini adalah:
a. Pengambilan data tentang perangkat pembelajaran meliputi:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan kisi-kisi soal yang
dibuat oleh guru mata pelajaran Akuntansi kelas X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
b. Melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran Akuntansi
kelas X terkait dengan proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan guru di kelas.
c. Melakukan observasi yaitu mengikuti proses pembelajaran baik di
dalam kelas maupun di luar kelas.
d. Pengisian kuesioner oleh siswa untuk memperoleh data berupa
persepsi siswa terhadap guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
3. Tahap Analisis
Data yang diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis
sesuai dengan teknik analisis data. Sejalan dengan penelitian mixed
methods yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik analisis data
dalam penelitian terdiri dari dua teknik yaitu teknik analisis data
kualitatif dan teknik analisis data kuantitatif.
Dalam teknik analisis data kualitatif, data yang akan dianalisis
berupa perencanaan, pelaksanaaan, dan penilaian pembelajaran
Akuntansi yang mengarah pada unsur keterampilan berpikir tingkat
tinggi, sedangkan dalam teknik analisis data kuantitatif, data yang akan
dianalisis adalah persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru Akuntansi di kelas, dimana pelaksanaan
pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan RPP yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
B. Deskripsi Lokasi
SMK Negeri 1 Jogonalan semula bernama SMEA Negeri Gondang
Winangun adalah salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di kabupaten
Klaten yang berdiri sejak 1968 dengan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 28/UKK3/1968
tanggal 6 Februari 1968. Sekolah ini sangat strategis karena letaknya
berada di Jalan Raya Yogya-Solo tepatnya di Dukuh Tegalmas, Desa
Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Klaten.
Sebagai sekolah berstandar nasional, sekolah ini terus berbenah diri.
Dalam hal fisik berupa pembangunan dan penambahan ruang kelas baru,
ruang praktik (praktikum), laboratorium serta sarana dan prasarana lainnya
termasuk melengkapi peralatan praktik siswa. Hal ini terus diupayakan
termasuk penerapan SMM ISO 9001:2008 pada tahun 2010 dan
bersertifikat dari LSSM IQS Nomor: VED22150411.
SMK Negeri 1 Jogonalan adalah sekolah yang menerapkan kurikulum
2013 dalam sistem pendidikannya. Sebagai sekolah favorit tentunya SMK
Negeri 1 Jogonalan berusaha untuk terus menampilkan performa yang
terbaik dalam berbagai bidang, baik pada bidang akademik maupun non
akademik. SMK Negeri 1 Jogonalan memiliki Visi dan Misi sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
1. Visi
Terwujudnya SMK unggulan yang menghasilkan lulusan berkarakter,
berwawasan luas, kompetitif dan mandiri.
2. Misi
a. Meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang bermutu
danberiorientasi masa depan.
b. Mewujudkan pelayanan prima dalam melaksanakan tugas.
c. Membekali siswa menjadi generasi yang kreatif, inovatif,
produktif, dan mandiri.
d. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif.
e. Mengantisipasi tantangan global
Untuk menunjang prestasi baik pada bidang akademik maupun non
akademik, SMK Negeri 1 Jogonalan juga memfasilitasi siswa dengan
berbagai sarana prasarana yang dapat memudahkan akses siswa,
berbagai fasilitas yang ada di SMK Negeri 1 Jogonalan adalah sebagai
berikut:
1) Ruang Kelas
SMK Negeri 1 Jogonalan memiliki 29 ruang kelas untuk proses
belajar mengajar jurusan Akuntansi (AK), Administrasi
Perkantoran (AP), Pemasaran (PM/PJ), dan Teknik Komputer dan
Jaringan (TKJ) serta jurusan yang baru dibuka yaitu Multemedia
dengan perincian sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Tabel 4.1 Ruang Kelas beserta Jumlah Siswa
No Kelas Ruang Jumlah Siswa
1 X TKJ 1 36 Siswa
2 X TKJ 2 36
3 X MM 36
4 X AP 1 36
5 X AP 2 35
6 X AK 1 36
7 X AK 2 36
8 X AK 3 36
9 X AK 4 36
10 X PM 1 36
11 X PM 2 36
12 XI TKJ 1 31
13 XI TKJ 2 29
14 XI MM 32
15 XI AP 1 36
16 XI AP 2 36
17 XI AK 1 31
18 XI AK 2 32
19 XI AK 3 31
20 XI AK 4 32
21 XI PM 1 29
22 XI PM 2 28
23 XII TKJ 1 32
24 XII TKJ 2 35
25 XII MM 32
26 XII AP 1 40
27 XII AP 2 38
28 XII AK 1 37
29 XII AK 2 36
30 XII AK 3 36
31 XII AK 4 36
32 XII PM 1 39
33 XII PM 2 38
Sumber: data primer diolah, 2019
2) Laboratorium
SMK Negeri 1 Jogonalan memiliki 6 laboratorium untuk
menunjang kegiatan belajar siswa. Laboratorium yang tersedia
antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
a) Laboratorium Komputer
b) Laboratorium Akuntansi Komputer
c) Laboratorium Akuntansi
d) Laboratorium Mengetik
e) Laboratorium Administrasi Perkantoran
f) Laboratorium Bahasa
g) Studio music
3) Kantor
Ruang kantor yang ada di SMK Negeri 1 Jogonalan terdiri dari:
1) Kantor Kepala Sekolah
2) Kantor guru
3) Kantor kemahasiswaan
4) Kantor tata usaha
5) Kantor piket
Adapun ruangan-ruangan lain yang disediakan oleh pihak sekolah
untuk menunjang aktifitas belajar siswa baik secara akademik maupun
non akademik antara lain:
1) Perpustakaan
2) Mushola
3) Ruang kesehatan/ UKS
Ruang unit kesehatan terdiri dari:
a) Tiga buah tempat tidur
b) Obat-obatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
4) Koperasi dan kantin sekolah
5) Akses Hotspot
6) Sarana olah raga
a) Lapangan tenis
b) Lapangan basket
c) Lapangan sepak bola
7) Kamar Mandi
8) Tempat parkir
C. Deskripsi Responden
1. Guru
Sebagai sekolah berstandar nasional, sekolah ini terus berbenah
diri dan melakukan upaya untuk meningkatkan serta mempertahankan
mutu sekolah, baik pada bidang akademik maupun non akademik.
Untuk mencapai mutu yang baik tersebut maka diperlukan adanya
tenaga pendidik yang kompeten dalam bidang pendidikan. Secara
keseluruhan terdapat kurang lebih 96 orang guru di SMK Negeri 1
Jogonalan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, terlihat
bahwa antara satu guru dengan guru lainnya memiliki hubungan yang
baik dan akrab.
Terdapat 14 orang guru pada mata pelajaran Akuntansi yang
mengabdi di SMK Negeri 1 Jogonalan, namun hanya satu guru
Akuntansi di kelas X yang menjadi subjek dalam penelitian. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
tersebut adalah Bapak Wiharta Rahardjo, S.E., M.Si. Bapak Wiharta
adalah guru yang berasal dari Klaten. Saat ini Beliau berumur 49 tahun
dengan pengalaman mengajar selama 23 tahun, Beliau mulai mengajar
sejak tahun 1996 di SMK Negeri 1 Jogonalan pada tahun 2018dan telah
menjadi guru tetap di SMK Negeri 1 Jogonalan.
2. Siswa
SMK Negeri 1 Jogonalan memiliki jumlah murid yang cukup
banyak. Masing-masing siswa tersebut berasal dari daerah Jawa Tengah
dan Yogyakarta dengan rata-rata usia sebagaimana siswa SMA pada
umumnya, yakni berkisar antara 15-19 tahun. Berdasarkan pengamatan
yang peneliti lakukan, masing-masing siswa memiliki sikap yang sopan
dan ramah, hal ini dapat dilihat ketika siswa berinteraksi dengan guru,
dengan sesama siswa maupun dengan peneliti ketika melakukan
kegiatan penelitian di sekolah tersebut.
Tabel 4.2 Daftar Rekapitulasi Siswa tahun 2018/2019
No. Program Keahlian Kelas
Jumlah X XI XII
1. Akuntansi 132 144 126 414
2. Adm. Perkantoran 72 71 72 215
3. Pemasaran 70 72 66 208
4. Teknik Komputer dan Jaringan 72 72 60 204
5. Multimedia 36 36 32 104
Jumlah 394 395 356 1.145
Sumber: data primer diolah, 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, teknik analisis data dilakukan bersamaan
dengan pengumpulan data-data yang diperoleh dari lapangan langsung
peneliti analisis dengan teknik analisis dari Miles dan Huberman
(Sugiyono, 2017: 484-492). Dalam analisis ini peneliti berangkat dari
mereduksi data. Dalam reduksi data ini peneliti mencoba untuk memilih
data, memusatkan perhatian pada penyederhanaan, mengabstraksikan
dan mentransformasikan data yang muncul dari catatan-catatan
lapangan, setelah itu peneliti melakukan penyajian data dan yang
terakhir menarik kesimpulan dan verifikasi. Dengan analisis ini peneliti
berharap mampu mengkonfirmasikan data dengan suatu teori dan
mencangkup setiap permasalahan yang ditelaah agar terjamin
kebenarannya dan kevalidannya.
Bab V ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan peneliti terkait dengan penelitian mengenai analisis Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
penilaian yang dilakukan oleh guru Akuntansi kelas X, dan persepsi
siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru di dalam
kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
A. Deskripsi Data
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Pada penelitian ini, akan dipaparkan hasil analisis dari rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh guru Akuntansi.
Untuk dapat mengetahui bahwa guru Akuntansi telah menyusun RPP
mata pelajaran Akuntansi sesuai dengan kriteria keterampilan berpikir
tingkat tinggi, maka peneliti mengumpulkan dokumen berupa RPP
yang telah dibuat oleh guru mata pelajaran Akuntansi.Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dianalisis adalah RPP
dengan materi Jurnal. Kegiatan analisis dilakukan dengan melihat
komponen yang tercantum dalam RPP, penggunaan kata kerja pada
komponen kompetensi dasar, IPK, tujuan pembelajaran, dan langkah-
langkah pembelajaran.
Menurut Abdul & Chaerul (2014:262-263) komponen dan
langkah-langkah penyusunan RPP yang baik adalah dengan
mencantumkan identitas, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
model/metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran,
media/alat/bahan/sumber belajar, dan mencantumkan penilaian.
Berdasarkan hasil analisis, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang dibuat oleh guru sudah mencantumkan identitas yang
meliputi nama sekolah: SMK Negeri 1 Jogonalan; mata pelajaran:
Akuntansi Dasar; Materi pokok: Jurnal; Tahun Pelajaran: 2018/2019;
Alokasi Waktu: 6 x 45 menit; kelas/semester; X Akuntansi/Gasal (1);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Kompetensi Inti: KI 3- KI 4; Kompetensi Dasar; dan Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK). Selain itu guru juga sudah
mencantumkan tujuan pembelajaran yang mengandung unsur Audience
(A), Behavior (B), dan Condition (C), namun guru belum
mencantumkan unsur Degree (D) di dalamnya. Dalam RPP guru juga
sudah mencantumkan materi pembelajaran berupa materi Jurnal,
model/metode pembelajaran berupa model Problem Based Learning
(PBL) dengan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, studi literatur,
dan penugasan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang
tercantum dalam RPP memuat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup dimana masing-masing kegiatan sudah disertai
alokasi waktu yang dibutuhkan. Rangkaian kegiatan tersebut telah
disesuaikan dengan karakteristik model yang dipilih oleh guru dan
menggunakan sintaks yang sesuai dengan modelnya. Dalam RPP guru
sudah mencantumkan media/alat/bahan/sumber belajar yang
digunakan. Media, alat, dan bahan yang digunakan oleh guru adalah
papan whiteboard, spidol boardmarker, penghapus papan tulis, materi
ajar, dan buku paket, sedangkan sumber belajar yang digunakan adalah
buku paket pengantar Akuntansi (bidang keahlian bisnis dan
manajemen), lingkungan tempat tinggal siswa, dan internet.Selain itu,
guru juga sudah mencantukan penilaian. Penilaian dalam RPP yang
dibuat oleh guru sudah menjabarkan jenis/teknik penilaian yang
digunakan, bentuk instrumen, dan kunci jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Apabila hasil analisis yang sudah dilakukan pada komponen dan
langkah-langkah pembelajaran dikaitkan dengan teori menurut Abdul
& Majid, maka Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat
oleh guru dapat dikatakan sudah baik, walaupun terdapat komponen
yang tidak lengkap, namun secara keseluruhan komponen dalam RPP
sudah baik.
Desain RPP dikatakan memenuhi kriteria keterampilan berpikir
tingkat tinggi apabila kata kerja operasional yang digunakan pada
komponen kompetensi dasar, IPK, tujuan pembelajaran, dan langkah-
langkah pembelajaran menggunakan kata kerja berupa kemampuan
menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6) sesuai
dengan landasan keterampilan berpikir tingkat tinggi menurut Sani
(2016:103-104).
Berikut ini adalah hasil analisis RPP pada komponen IPK, Tujuan
Pembelajaran, dan Langkah-langkah pembelajaran dapat dilihat pada
tabel 5.1 sampai 5.3:
Tabel 5.1 Hasil Analisis Indikator Pencapaian Kompetensi pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
No Indikator LOTS HOTS Keterangan
3.8.1 Menjelaskan pengertian
jurnal √
Kata kerja operasional terdapat
pada tingkatan C2 yaitu
“Menjelaskan”
3.8.2 Memahamikonsep debit
kredit √
Kata kerja operasional terdapat
pada tingkatan C2 yaitu
“Memahami”
3.8.3 Menganalisis saldo
normal akun √
Kata kerja operasional terdapat
pada tingkatan C4 yaitu
“Menganalisis”
3.8.4 Memahami sistematika √ Kata kerja operasional terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
pencatatan jurnal pada tingkatan C2 yaitu
“Memahami”
3.8.5 Menerapkan bentuk
jurnal √
Kata kerja operasional terdapat
pada tingkatan C3 yaitu
“Menerapkan”
4.8.1
Menyusun pencatatan
transaksi dalam buku
jurnal
√
Kata kerja operasional terdapat
pada tingkatan C3 yaitu
“Menyusun”
Jumlah Indikator 5 1
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari enam indikator
hanya ada satu indikator yang menggunakan kata kerja operasional
berpikir tingkat tinggi pada tingkatan C6 yaitu menganalisis. Sementara
lima indikator lainnya masih berada pada level keterampilan berpikir
tingkat rendah yakni berupa kemampuan mengingat dan
mengaplikasikan dengan menggunakan kata kerja menjelaskan,
memahami, dan menerapkan. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.1
dapat disimpulkan bahwa guru belum mampu merumuskan indikator
pencapaian dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
berbasis HOTS. Hal ini dikarenakan kata kerja operasional (KKO) yang
digunakan oleh guru masih didominasi oleh KKO yang berada pada
level keterampilan berpikir tingkat rendah pada tingkatan C2-C3, yaitu
menjelaskan, memahami, menerapkan, dan menyusun.
Tabel 5.2 Hasil Analisis Tujuan Pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
No Indikator LOTS HOTS Keterangan
1 Menjelaskan pengertian
jurnal. √
Kata kerja operasional terdapat
pada tingkatan C2 yaitu
“Menjelaskan”
2 Memahami konsep √ Kata kerja operasional terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
debet kredit. pada tingkatan C2 yaitu
“Memahami”
3 Menganalisis saldo
normal akun. √
Kata kerja operasional terdapat
pada tingkatan C4 yaitu
“Menganalisis”
4 Memahami sistematika
pencatatan jurnal √
Kata kerja operasional terdapat
pada tingkatan C2 yaitu
“Memahami”
5 Menerapkan bentuk
jurnal √
Kata kerja operasional terdapat
pada tingkatan C3 yaitu
“Menerapkan”
6
Menyusun pencatatan
transaksi dalam buku
jurnal
√
Kata kerja operasional terdapat
pada tingkatan C3 yaitu
“Menyusun”
Jumlah Indikator 5 1
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari enam tujuan
pembelajaran hanya ada satu tujuan pembelajaran yang menggunakan
kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi pada tingkatan C6 yaitu
menganalisis. Sementara lima indikator dan tujuan pembelajaran
lainnya masih berada pada level keterampilan berpikir tingkat rendah
yakni berupa kemampuan mengingat dan mengaplikasikan dengan
menggunakan kata kerja menjelaskan, memahami, dan menerapkan.
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa
guru belum mampu merumuskan tujuan pembelajaran dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berbasis HOTS. Hal ini
dikarenakan kata kerja operasional (KKO) yang digunakan oleh guru
dalam tujuan pembelajaran masih didominasi oleh KKO yang berada
pada level keterampilan berpikir tingkat rendah pada tingkatan C2-C3,
yaitu menjelaskan, memahami, menerapkan, dana menyusun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Tabel 5.3 Hasil Analisis Kegiatan Pembelajaran pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
No Indikator LOTS HOTS Keterangan
1 Kegiatan inti
√
√
Kata kerja operasional yang
digunakan dalam kegiatan inti
adalah menjelaskan, memahami,
menganalisis, menerapakan dan
menyusun yang terdapat pada
tingkatan C2, C3, dan C4
Berdasarkan analisis pada Tabel 5.3, diketahui bahwa kegiatan
pembelajaran dalam RPP yang termasuk dalam keterampilan berpikir
tingkat tinggi yaitu berupa KKO di tingkatan C4 yaitu menganalisis,
sedangkan KKO lainnya masih berada di tingkatan LOTS yaitu C2-C3
berupa menjelaskan, memahami, menerapkan, dan menyusun.
Berdasarkan ketiga komponen tersebut, dapat ditarik kesimpulana
bahwa RPP yang disusun oleh guru belum
Berdasarkan hasil analisis yang dapat dilihat pada Tabel 5.1; 5.2;
dan 5.3, dapat diketahui bahwa IPK yang dirumuskan oleh guru pada
level keterampilan berpikir tingkat tinggi hanya sebesar 16%,
sedangkan 84% KKO yang digunakan guru dalam merumuskan IPK
masih berada pada level keterampilan berpikir tingkat rendah. Dalam
tujuan pembelajaran, diketahui bahwa hanya sebesar 16% KKO yang
digunakan oleh guru berada pada level keterampilan berpikir tingkat
tinggi, sedangkan 84% KKO yang digunakan masih berada pada level
keterampilan berpikir tingkat rendah. Sementara itu, berdasarkan hasil
analisis pada kegiatan pembelajaran yang dirumuskan oleh guru, dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
diketahui bahwa KKO yang digunakan guru dalam merumuskan
kegiatan pembelajaran pada level keterampilan berpikir tingkat tinggi
hanya sebesar 20%, sedangkan 70% KKO yang digunakan oleh guru
masih berada pada level keterampilan berpikir tingkat rendah.
Berdasarkan hasil analisi dari ketiga komponen berupa IPK, Tujuan
pembelajaran, dan Kegiatan Pembelajaran dapat ditarik kesimpulan
bahwa guru belum mampu menyusun RPP yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi, karena sebagian besar kata kerja
operasional yang digunakan oleh guru masih menggunakan kata kerja
yang berada pada level keterampilan berpikir tingkat rendah.
Dalam karakteristik RPP kurikulum 2013 menurut Buku
Pedoman Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi (Ariyana, Pudjiastuti, Bestari, dan Zamroni, 2018:48-
50), langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dicantumkan harus
disesuaikan berdasarkan model pembelajaran. Selain itu dalam
membuat langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi maka guru harus merumuskan
kegiatan pendahuluan yang meliputi orientasi, motivasi, dan apersepsi.
Sementara itu, kegiatan inti harus dirumuskan berdasarkan pada
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), pendekatan saintifik, 4C
(Creativity, Critical Thinking. Communication, Collaboration), dan
PPK serta literasi, sedangkan kegiatan penutup harus meliputi kegiatan
refleksi, pemberian umpan balik, kegiatan tindak lanjut, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
penginformasian kegiatan pembelajaran untuk pembelajaran
selanjutnya.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, langkah-langkah
pembelajaran dalam RPP yang dibuat oleh guru sudah mencantumkan
sintaks yang sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih oleh guru
yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dalam
langkah-langkah pembelajaran, guru juga sudah merumuskan kegiatan
pendahuluan yang meliputi orientasi, motivasi, dan apersepsi,
merumuskan kegiatan inti yang berdasarkan pada IPK, dan pendekatan
saintifik, namun guru belum merumuskan kegiatan inti yang
berdasarkan pada kegiatan 4C (Creativity, Critical Thinking,
Communication dan Collaboration), Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) dan literasi. Dalam kegiatan penutup guru sudah merumuskan
kegiatan pembelajaran yang meliputi pemberian umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan
konseling, dan pemberian tugas individual maupun kelompok, selain
itu, guru juga mencantumkan kegiatan menginformasikan kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Apabila desain RPP dinilai berdasarkan karakteristik dalam
menyusun langkah-langkah pembelajaran yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi, menurut Buku Pedoman
Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
(Ariyana, Pudjiastuti, Bestari, dan Zamroni, 2018:48-50), ditemukan
bahwa dalam langkah-langkah pembelajaran yang yang tercantum
dalam RPP sebagian besar sudah sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku tersebut. Walaupun terdapat komponen yang
tidak dicantumkan oleh guru dalam RPP. Namun langkah-langkah
pembelajaran dapat dikatakan sudah baik.
2. Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
e. Hasil Analisis Wawancara Guru Kelas X
Wawancara bersama dengan guru pelajaran Akuntansi kelas X
dilakukan pada tanggal 23 April 2019. Peneliti meminta ijin
kepada Bapak Wiharta Rahardjo, S.E., M.Si selaku guru Akuntansi
kelas X untuk melakukan wawancara terlebih dahulu guna
memperoleh data yang konsisten dengan data yang akan diperoleh
melalui observasi di kelas. Melalui kegiatan wawancara bersama
dengan guru kelas X peneliti mendapatkan beberapa informasi
mengenai sejauh mana guru mengetahui tentang kegiatan
pembelajaran yang mengarah pada keterampilan tingkat tinggi.
Berikut ini adalah hasil wawancara yang didapat dari guru mata
pelajaran Akuntansi sebagai narasumber, dapat dilihat pada Tabel
5.4:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Tabel 5.4 Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran
Akuntansi
No Butir Pertanyaan Jawaban
1. Apakah guru mengalami hambatan dalam
menentukan metode dan model
pembelajaran yang akan digunakan untuk
kegiatan pembelajaran?
Pasti ada hambatan. Karena
satu metode atau model yang
diterapkan terkadang hanya
efektif untuk beberapa siswa
saja dan ada siswa yang
cenderung kurang kooperatif
dalam mengikuti pembelajaran
di kelas
2. Apakah dalam proses pembelajaran guru
sudah menerapkan 5M (Mengamati,
Menanya, Mengumpulkan Informasi,
Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan)?
Menerapkan 5M dalam proses
pembelajaran di kelas
3. Apakah dalam proses pembelajaran guru
sudah menerapkan 4C (Creativity, Critical
Thinking, Comunnication, Collaboration)?
Tidak menerapkan 4C dalam
proses pembelajaran di kelas
4. Apakah guru menerapkan kegiatan
pembelajaran yang bersifat mengarahkan
siswa pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi?
Sudah menerapkan tetapi tidak
secara keseluruhan, karena ada
beberapa siswa yang lambat
dalam menangkap materi
pembelajaran.
5. Apakah dalam proses pembelajaran guru
sudah melaksanakan kegiatan literasi?
Pasti melakukan kegiatan
literasi dalam pembelajaran
6. Apakah dalam proses pembelajaran guru
menerapkan kegiatan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK)?
Ya, walaupun PPK tidak
diberikan secara full jam, tetapi
disela-sela proses pembelajaran
di kelas pasti di selipkan PPK.
7. Apakah guru menerapkan model, metode,
dan teknik pembelajaran yang mampu
menumbuhkan partisipasi siswa melalui
kegiatan dikusi dan pemecahan masalah?
Ya, menerapkan. Sejauh ini
siswa selalu berpartisipasi
dalam kegiatan diskusi dan
pemecahan masalah walaupun
kadang ada beberapa siswa
yang kurang aktif.
8. Apakah respon siswa sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh guru?
Tidak seluruhnya sesuai dengan
apa yang diharapkan. Hanya
75% , dan 25% siswa terkadang
tidak aktif dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
No Butir Pertanyaan Jawaban
pembelajaran sehingga tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
9. Apakah siswa berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran?
75% siswa sudah berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran
10. Apakah siswa mengalami kesulitan dalam
kegiatan pembelajaran?
Hanya sedikit siswa yang
mengalami kesulitan dalam
pembelajaran. Sekitar 5-6 anak,
selebihnya dapat mengikuti
proses pembelajaran dengan
baik
11. Apakah saat proses pembelajaran ada
hambatan dalam pengelolaan kelas ?
Tidak ada. Menurut saya,
semua guru pasti bisa
mengelola kelas dengan baik.
12. Apakah guru berjalan keliling untuk
memantau aktivitas belajar siswa saat
kegiatan diskusi guna memastikan bahwa
setiap siswa berperan aktif?
Selalu berjalan keliling, untuk
memantau kemampuan anak-
anak di dalam kelas dan untuk
memantau aktivitas belajar
siswa secara keseluruhan
13. Apakah ada hambatan yang berasal dari
siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung?
Sejauh ini tidak ada
14. Apakah saat melaksanakan kegiatan proses
pembelajaran guru dapat mengelola kelas
dengan waktu yang efektif dan efisien?
Terkadang tidak tepat karena
tergantung kecepatan siswa
dalam menyerap materi
pembelajaran.
15. Apakah guru melakukan refleksi pada akhir
pembelajaran tentang materi yang masih
belum dipahami siswa?
Selalu melakukan refleksi.
16. Apakah guru mengadakan remedial untuk
memperbaiki nilai ujian siswa yang masih
dibawah KKM?
Jarang mengadakan remedial.
Kalau nilai siswa benar-benar
keterlaluan baru diadakan
remedial.
17. Apakah guru memberikan kesimpulan pada
akhir pembelajaran terkait materi yang
telah dibahas?
Selalu memberikan kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Berdasarkan hasil wawancara ada banyak informasi yang
didapat dari guru mata pelajaran Akuntansi sebagai narasumber.
Beberapa informasi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
Dalam proses pembelajaran di kelas, guru mengalami
hambatan dalam menentukan metode dan model pembelajaran
yang akan digunakan karena terkadang metode dan model yang
diterapkan hanya efektif untuk beberapa siswa. Selain itu kegiatan
pembelajaran yang diterapkan terkadang tidak sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran yang tertera dalam RPP. Hal ini
dikarenakan kondisi di dalam kelas tidak sesuai dengan yang
diharapkan sehingga guru perlu melakukan penyesuaian terhadap
kondisi tersebut. Disatu sisi dalam proses pembelajaran guru telah
menerapkan 5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan informasi,
Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan), namun di sisi lain guru
belum menerapkan pembelajaran 4C (Creativity, Critical Thinking,
Communication, Collaboration).
Salah satu informasi penting yang didapatkan melalui
wawancara adalah dalam kegiatan pembelajaran, guru sudah
berusaha melakukan kegiatan pembelajaran yang bersifat
mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
namun tidak secara keseluruhan dari awal hingga akhir pelajaran.
Hal ini dikarenakan siswa mengalami kesulitan ketika guru
menerapkan kegiatan pembelajaran yang mengarahkan siswa pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
keterampilan berpikir tingkat tinggi, kesulitan-kesulitan tersebut
seperti siswa sulit menangkap dan memahami materi pembelajaran
yang diberikan oleh guru. Dengan kata lain, kemampuan siswa
dalam berpikir belum sampai pada tingkat yang lebih tinggi. Di
sela-sela pembelajaran guru selalu melakukan kegiatan PPK
(Penguatan Pendidikan Karakter). Nilai-nilai karakter itu seperti
tanggungjawab, religius, disiplin, rasa cinta tanah air yang tinggi,
toleransi, rasa ingin tahu, dan kerjasama. Selain itu guru juga selalu
melakukan kegiatan literasi dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas guru telah
menerapkan model, metode, dan teknik pembelajaran yang mampu
menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam kegiatan diskusi dan
pemecahan masalah. Berdasarkan wawancara dengan guru
diketahui respon yang diberikan siswa terhadap penerapan
pembelajaran guru yakni 75% siswa merasa senang dan aktif
sedangkan 25% lainnya kurang aktif. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa beberapa siswa masih mengalami kesulitan
dalam belajar terkhusus siswa yang pasif saat mengikuti kegiatan
pembelajaran. Untuk memantau aktivitas belajar siswa saat
kegiatan diskusi maupun pembelajaran seperti biasa, guru selalu
berjalan keliling kelas untuk memastikan bahwa setiap siswa
berperan aktif dalam memberikan pendapat, ide, dan gagasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Dalam pengelolaan kelas, guru tidak mengalami hambatan
karena sudah memiliki banyak pengalaman dalam mengelola kelas
dan mengetahui bagaimana mengatasi masalah-masalah yang
terjadi di kelas. Saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
terkadang guru tidak dapat menyelesaikan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan waktu yang sudah dialokasikan. Hal ini dikarenakan
kondisi siswa yang tidak menentu, dan guru harus menyesuaikan
dengan perkembangan belajar siswa bahkan guru harus mengulang
dan melakukan penguatan terhadap apa yang belum dipahami oleh
siswa.
Pada akhir pembelajaran guru selalu melakukan kegiatan
refleksi dan kesimpulan bersama dengan siswa terutama mengajak
siswa untuk menemukan kesulitan-kesulitan dalam belajar dan
materi yang masih belum dipahami. Selanjutnya dalam melakukan
evaluasi pembelajaran, guru tetap mengadakan remedial untuk
memperbaiki nilai siswa yang masil dibawah KKM dan
memberikan pengayaan kepada siswa yang sudah mencapai KKM
dengan tingkat kesulitan soal yang lebih tinggi.
Berdasarkan hasil wawancara, peneliti mendapatkan
kesimpulan bahwa guru sudah paham mengenai keterampilan
berpikir tingkat tinggi karena sudah diberikan program berupa
Workshop Kurikulum diawal tahun pelajaran yang juga membahas
mengenai pentingnya penerapan keterampilan berpikir tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
tinggi kepada siswa. Namun pada kenyataannya, dalam pembuatan
RPP guru hanya menggunakan satu kata kerja operasional berpikir
tingkat tinggi, yaitu menganalisis. Dalam penyusunan RPP
kurikulum 2013 guru sudah membuat komponen yang lengkap
sesuai dengan format kurikulum 2013, walaupun ada kesulitan
yang dihadapi namun kesulitan tersebut dapat diatasi melalui
diskusi bersama dengan guru lain mengenai RPP yang akan dibuat.
Dalam RPP yang dibuat, guru selalu mencantumkan langkah-
langkah pembelajaran dan pada saat proses pembelajaran di kelas
guru selalu berusaha untuk menerapkan langkah-langkah
pembelajaran sesuai dengan yang tercantum di dalam RPP, namun
keadaan pada saat proses pembelajaran dikelas tidak dapat diduga,
sehingga terkadang guru melakukan kegiatan pembelajaran tidak
sesuai dengan yang tercantum dalam RPP karena menyesuaikan
keadaan yang terjadi di dalam kelas.
Hambatan yang dialami oleh guru adalah menentukan metode
dan model pembelajaran yang akan digunakan untuk kegiatan
pembelajaran dikelas. Hal tersebut dikarenakan metode dan model
yang sudah ditentukan oleh guru terkadang hanya efektif untuk
sebagian siswa saja.
Berdasarkan hasil wawancara yang dapat dilihat pada tabel 5.4,
dapat diketahui bahwa item pertanyaan dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, dan 9 sudah mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
tinggi, sedangkan item pertanyaan dengan nomor 8, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16 dan 17 dapat dikatakan masih belum mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan hasil analisis
tersebut, dapat dikatakan bahwa dari 17 kriteria yang termasuk
dalam kategori HOTS sebanyak 8 kategori, sedangkan sebanyak 9
kategori termasuk dalam level keterampilan berpikir tingkat
rendah, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru akuntansi belum
mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
b. Hasil Analisis Observasi Proses Pembelajaran di Kelas X
Akuntansi
Untuk mengetahui bahwa guru mata pelajaran Akuntansi sudah
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kriteria
keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka peneliti melakukan
observasi di kelas X Akuntansi 2. Kegiatan Observasi dilakukan
pada tanggal 9 Mei 2019. Observasi dilakukan dengan
menggunakan 43 pernyataan yang sudah di validasi oleh validator.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan
pernyataan instrumen, dapat dikatakan bahwa kegiatan
pelaksanaan pembelajaran di kelas sudah mengacu pada RPP yang
sudah dibuat terlebih dahulu oleh guru mata pelajaran Akuntansi.
Pelaksanaan pembelajaran yang baik menurut Abdul (2014:
229-331) meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
kegiatan penutup. Masing-masing kegiatan akan dijelaskan sebagai
berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
Menurut Abdul (2014: 229-331), dalam kegiatan
pendahuluan guru sebaiknya melakukan kegiatan berupa
menyiapkan peserta didik secara fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran; mengajukan pertanyaan tentang materi yang
sudah dipelajari dan mengaitkannya dengan materi yang akan
dipelajari; mengantarkan peserta didik pada suatu
permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk
mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai; serta menyampaikan garis besar cakupan
materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan
oleh peserta didik.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, guru sudah
melakukan kegiatan pendahuluan yang sesuai dengan kegiatan
yang tercantum dalam RPP. Kegiatan pendahuluan yang
dilakukan oleh guru yaitu menyiapkan peserta didik secara fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran yang tercermin pada saat
guru melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa, dan
memeriksa kerapian seragam/pakaian yang dipakai oleh siswa.
Selain itu, dalam kegiatan pendahuluan, guru sudah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang
akan dipelajari, serta menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai. Tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
sudah sesuai dengan rencana yang tercantum dalam RPP yang
dapat dilihat pada Tabel 5.2. Namun dalam tahap ini, guru
belum mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan
atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu
materi. Hal ini tampak dari guru tidak memaparkan materi
pokok atau pokok pemasalahan dan guru tidak memberikan
gambaran bagaimana proses pembelajaran yang akan dilakukan
oleh siswa.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, kegiatan
pendahuluan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
Akuntansi sebagian besar sudah sesuai dengan teori menurut
Abdul (2014: 229-331).
2) Kegiatan Inti
Menurut Abdul (2014: 229-331), kegiatan inti meliputi
proses mengamati, menanya, mengumpulkan data,
menalar/mengasosiasi, dan komunikasi. Berdasarkan hasil
observasi, diketahui bahwa sebagian besar kegiatan inti yang
dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan kegiatan inti yang
tercantum dalam RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Kegiatan inti yang pertama dilakukan oleh guru adalah
kegiatan mengamati yang tercermin pada saat guru
memberikan gambaran umum mengenai materi pembelajaran
kepada siswa dengan menuliskan materi secara singkat pada
papan tulis di depan kelas. Kegiatan inti yang selanjutnya
dilakukan oleh guru adalah kegiatan menanya yang tercermin
pada saat guru mengajukan pertanyaan seputar materi yang
telah disampaikan, dan meminta siswa untuk memberikan
tanggapan mereka tentang materi yang telah disampaikan, guru
juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
lebih lanjut tentang hal yang berkaitan dengan materi
pembelajaran. Dalam kegiatan inti yang ketiga, guru
melakukan kegiatan berupa mengumpulkan data. Dalam
kegiatan ini, guru meminta siswa untuk berdiskusi bersama
dengan teman sebangku mereka untuk membahas materi
pembelajaran yang telah dijelaskan oleh siswa. Kegiatan
selanjutnya yaitu menalar. Dalam kegiatan ini, guru meminta
siswa untuk menganalisis setiap transaksi agar dapat dicatat
dalam jurnal dengan memperhatikan mekanisme debit kredit,
aturan pencatatan saldo normal dan sistematika pencatatannya.
Setelah itu guru meminta siswa untuk menyusun pencatatan
transaksi yang telah dianalisis ke dalam jurnal. Dalam
kegiatan inti, guru belum melakukan kegiatan berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
mengomunikasikan hasil karena waktu pelajaran habis untuk
mengerjakan soal sehingga tidak ada kesempatan untuk
melakukan kegiatan mengomunikasikan.
Apabila kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas dikaitkan dengan teori
menurut Abdul (2014: 229-331), maka dapat dikatakan bahwa
sebagian besar kegiatan inti yang dilakukan oleh guru sudah
baik dan sesuai dengan teori tersebut.
3) Kegiatan Penutup
Menurut Abdul (2014: 229-331), dalam kegiatan penutup
guru melakukan kegiatan membuat rangkuman/kesimpulan;
penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan; memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran remedi; program pengayaan,
layanan konseling, dan memberikan tugas individual maupun
kelompok; serta menyampaikan rencana kegiatan
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, dapat diketahui
bahwa guru sudah melakukan kegiatan penutup berupa
membuat kesimpulan bersama dengan siswa, melakukan
refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan,
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
pembelajaran. Namun dalam kegiatan ini, guru belum
merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan menyampaikan
apa yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan materi
yang perlu dipersiapkan siswa maupun mempelajari kembali
materi yang telah dibahas pada pertemuan hari itu. Guru hanya
meminta siswa untuk menyelesaikan tugas yang belum selesai
di kerjakan di kelas dikarenakan waktu yang kurang, setelah
itu guru hanya menyampaikan salam penutup, dan
meninggalkan kelas.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat diketahui bahwa
kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran di kelas sebagian besar sudah sesuai
dengan teori Abdul (2014: 229-331).
Menurut Sani (2019:62-70) aktivitas pembelajaran berbasis
keterampilan berpikir tingkat tinggi meliputi aktif dalam berpikir;
memformulasikan masalah; mengkaji permasalahan kompleks;
mencari informasi dari berbagai sumber; berpikir kritis dan
menyelesaikan masalah secara kreatif. Dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru masih banyak
menggunakan metode ceramah sehingga tidak bisa
mengembangkan aktivitas siswa untuk aktif dalam berpikir karena
siswa hanya mendengarkan dan mendapatkan penjelasan dari guru.
Penyusunan jurnal memiliki cara penyusunan yang umum atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
sudah diketahui oleh seluruh siswa melalui penjelasan guru, maka
dari itu siswa kurang memiliki kesempatan untuk menemukan
masalah yang kompleks dan memecahakan masalah tersebut
melalui strategi yang dikembangkan melalui pemikiran siswa
sehingga siswa sulit untuk mengembangkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan oleh
siswa hanya sebatas mendengarkan penjelasan dari guru dan
berdiskusi dengan teman sebangku mereka mengenai materi jurnal.
Kegiatan tersebut masih belum dapat mengembangkan siswa untuk
berpikir tingkat tinggi.
Selain itu, soal-soal yang diberikan guru untuk dikerjakan oleh
siswa selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran hanya berupa
soal-soal sederhana yang terdapat dalam buku paket, dan soal
tersebut belum memuat pertanyaan-pertanyaan yang
mencerminkan kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi
sehingga siswa tidak terbiasa untuk berpikir kritis dalam
menghadapi suatu persoalan atau ketika menerima suatu informasi.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa guru belum mampu mengimplementasikan kegiatan
pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi sesuai dengan teori menurut Sani (2019:62-70).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
c. Hasil Analisis Kuesioner Siswa
Untuk melihat apakah guru sudah sungguh-sungguh
melaksanakan pembelajaran sebagaimana yang diamati oleh
peneliti selama kegiatan observasi di kelas, maka peneliti juga
mencari informasi dari siswa melalui pengisian kuesioner. Dengan
melihat persepsi siswa terhadap kinerja guru selama
mengajar,maka diharapkan data yang terkumpul dapat
menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.
Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap guru dalam
menerapkan kegiatan pembelajaran yang mengarahkan siswa pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data melalui pengisian kuesioner yang dibagikan
pada siswa kelas X AK 2 yang berjumlah 35 siswa.
Berikut ini adalah hasil analisis persepsi siswa terhadap proses
pembelajaran guru di kelas yang mengarah pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi, dapat dilihat pada Tabel 5.5:
Tabel 5.5 Hasil Analisis Kuesioner Persepsi Siswa
Skor Kriteria Jumlah
Siswa Presentase
101-132 Baik 28 80%
67-100 Cukup Baik 7 20%
33-66 Kurang Baik 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
B
e
r
B
e
G
a
m
b
a
r
5
.
1
Gambar 5.1 Diagram Batang Hasil Analisis Kuesioner
Persepsi Siswa
Berdasarkan diagram batang pada gambar 5.1, dapat
diketahui bahwa persepsi siswa terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan guru di kelas dalam menerapkan kegiatan pembelajaran
yang meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi melalui
perhitungan hasil kuesioner kelas X Akuntansi 2 adalah sebanyak
28 siswa dengan kriteria baik dan sebanyak 7 siswa dengan kriteria
cukup baik.
3. Penilaian Pembelajaran
Pelaksanaan penilaian pembelajaran merupakan proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
rangka pengambilan keputusan. Untuk mengetahui bahwa guru mata
pelajaran Akuntansi telah menyusun penilaian pembelajaran yang
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Baik Cukup Baik Kurang Baik
Hasil Kuesioner Persepsi Siswa
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
mengarah pada unsur pengukuran keterampilan berpikir tingkat
tinggi, maka peneliti mengumpulkan dokumen berupa soal latihan
mata pelajaran Akuntansi dari guru yang menjadi subjek dalam
penelitian.
Dari soal latihan yang sudah dikumpulkan, kemudian dianalisis
kesesuaiannya dengan indikator kriteria berpikir tingkat tinggi.
Komponen soal dapat dikatakan memuat unsur keterampilan berpikir
tingkat tinggi ketika komponen soal menggunakan kata kerja
operasional pada taksonomi Bloom yang mengarahkan siswa pada
kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan, mencipta (Sani,
2016:103-104). Berikut ini adalah hasil analisis dari soal latihan pada
aspekpengetahuan, keterampilanyang sudah di analisis peneliti, dapat
dlihat pada Tabel 5.6 dan 5.7:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
a. Soal Pengetahuan
Tabel 5.6
Hasil Analisis Soal Latihan aspek Pengetahuan
Soal HOTS LOTS Keterangan
Pernyataan Benar Salah
1. Jurnal mencatat pengaruh suatu
transaksi terhadap perubahan
harta, kewajiban atau ekuitas
secara kronologis.
√ Termasuk dalam tingkatan
C2 dengan kata kerja
“Memahami”
2. Jurnal umum dapat dikatagorikan
dalam jurnal 5 kolom.
√ Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Menghafal”
3. Dalam satu kekurangan
pencatatan jurnal dibandingkan
dengan pencatatan langsung
dalam akun adalah jurnal
mencatat pada satu sisi saldo,
yaitu: debit atau kredit.
√ Termasuk dalam tingkatan
C1dengan kata kerja
“Mengidentifikasi”
4. Kolom posting referensi dalam
jurnal diisi setelah pencatatan
jumlah debit dan kredit dalam
jurnal tersebut.
√ Termasuk dalam tingkatan
C2 dengan kata kerja
“Memahami”
5. Nama bulan dalam jurnal hanya
ditulis sekali kecuali ganti
halaman atau ganti bulan
√ Termasuk dalam tingkatan
C2 dengan kata kerja
“Memahami”
Pilihan Ganda
1. Disebut book of entry karena....
√
Termasuk dalam tingkatan
C4 karena membutuhkan
kemampuan untuk
“Menganalisis”
2. Transaksi-transaksi harus dicatat
dalam jurnal untuk .... √
Termasuk dalam tingkatan
C4 karena membutuhkan
kemampuan untuk
“Menganalisis”
3. Mencatat transaksi dalam buku
jurnal adalah ....
√ Termasuk dalam tingkatan
C2 dengan kata kerja
“Memahami”
4. Berikut ini posisi saldo normal
akun yang benar adalah...
√ Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Menghafal”
5. Tanggal yang dicantumkan dalam
kolom tanggal jurnal adalah ....
√ Termasuk dalam tingkatan
C2 dengan kata kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
“Memahami”
b. Soal Keterampilan
Tabel 5.7
Hasil Analisis Soal Latihanpada aspek Keterampilan
Soal HOTS LOTS Keterangan
Essay
1. Susunlah transaksi-transaksi di
bawah ini ke dalam jurnal umum
dengan benar.
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menyusun”
Berdasarkan Tabel 5.6 dan 5.7, dapat ditemukan bahwa penilaian
pembelajaran yang dibuat oleh guru mata pelajaran Akuntansi secara
keseluruhan belum mengarah pada unsur pengukuran keterampilan
berpikir tingkat tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh 11 butir soal yang
sebagian besar menggunakan kata kerja pada keterampilan berpikir
tingkat rendah.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, dalam soal latihan yang
dibuat oleh guru hanya terdapat dua soal yang memuat indikator
keterampilan berpikir tingkat tinggi dan berada pada level C4 yaitu
kemampuan untuk menganalisis. Soal tersebut berada pada butir soal
pilihan ganda nomor 1 dan 2.
Sementara itu, untuk butir soal lainnya, perintah pengerjaan soal
masih berada pada indikator keterampilan berpikir tingkat rendah.
Masing-masing butir soal masih menggunakan kata kerja yang berada
pada tingkatan C1, C2, dan C3 yaitu kemampuan mengingat,
memahami, dan mengaplikasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Menurut Helmawati (2019:227), persentase penilaian
pembelajaran pada aspek kognitif dengan kriteria berbasis HOTS
hendaknya memenuhi persentase sebesar 75%. Sementara itu, soal
yang dibuat oleh guru Akuntansi hanya memuat soal dengan kriteria
HOTS sebesar 18%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa soal
yang dibuat oleh guru Akuntansi pada aspek kognitif belum memuat
unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi.
c. Penilaian Sikap
Penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
Akuntansi tidak hanya sekedar penilaian pengetahuan dan
keterampilan, tetapi guru juga melakukan penilaian sikap dengan
mengobservasi atau mengamati siswa baik di kelas maupun di luar
kelas untuk menilai sikap sosial dan sikap spiritual para siswa.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa guru hanya
melakukan penilaian sikap sosial pada siswa dengan menggunakan
alat berupa daftar cek (checklist) dan skala penilaian (rating scales).
Daftar cek (checklist) dan skala penilaian (rating scales) dapat dilihat
pada Tabel 5.8 sebagai berikut:
Tabel 5.8 Bentuk Instrumen Observasi Sikap Sosial X Akuntansi No. Nama
Siswa
Pengamatan Sikap
Aktif Bekerjasa
ma
Toleran Wawancara
Kemampuan
Percaya
Diri
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Dst.
Petunjuk Penskoran:
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan
oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = sangat baik, apabila secara terus menerus melakukan aspek yang
diamati
3 = baik, apabila cenderung lebih banyak melakukan aspek yang diamati
2 = cukup, apabila cenderung lebih sedikit melakukan aspek yang diamati
1 = kurang, apabila tidak pernah melakukan aspek yang diamati
Menurut Widana (2017: 3-6) karakteristik soal keterampilan
berpikir tingkat tinggi meliputi mengukur keterampilan berpikir
tingkat tinggi; berbasis permasalahan kontekstual; dan membentuk
soal beragam. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada
penilaian pembelajaran, bentuk soal yang dibuat oleh guru sudah
beragam. Bentuk soal yang dibuat guru berupa soal benar salah,
pilihan ganda, dan essay. Namun guru belum mampu menyusun soal
latihan yang mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi karena kata
kerja operasional yang digunakan dalam soal latihan Akuntansi hanya
menggunakan kata kerja dalam keterampilan berpikir tingkat rendah.
Kata kerja yang digunakan secara keseluruhan hanya berupa perintah
yang meminta siswa untuk memahami, menghafal, menyebutkan
definisi, dan menyusun jurnal umum. Penggunaan kata kerja demikian
hanya bersifat mengukur dan mengarahkan siswa pada kemampuan
mengingat, dan memahami, dan mengaplikasikan. Dalam penyusunan
penilaian pembelajaran, guru tidak membuat soal yang berbasis pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
permasalahan kontekstual, tetapi guru membuat soal yang lebih
mencakup pada teori. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada
penilaian pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa penilaian yang
dibuat oleh guru belum sepenuhnya sesuai dengan karakteristik soal
keterampilan berpikir tingkat tinggi menurut teori Widana (2017: 3-6).
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap komponen dan
langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, dapat diketahui bahwa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru dapat
dikatakan sudah baik dan sesuai dengan teori menurut Abdul &
Chaerul. Hal tersebut dikarenakan guru sudah mencantumkan
identitas; yang meliputi nama sekolah; mata pelajaran; kelas/semester;
materi pokok; tahun pelajaran; alokasi waktu; Kompetensi Dasar
(KD); dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Selain itu guru
juga sudah mencantumkan tujuan pembelajaran; model/metode
pembelajaran; langkah-langkah kegiatan pembelajaran;
media/alat/bahan/sumber belajar dan penilaian. Secara keseluruhan
komponen dan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP yang dibuat
oleh guru sudah baik, tetapi masih terdapat komponen yang belum
lengkap yaitu tujuan pembelajaran, dimana guru belum mencantumkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
salah satu unsur yaitu berupa unsur Degree (D), dan instrumen
penilaian sikap spiritual.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa kata kerja
pada Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum dalam RPP adalah
menerapkan dan melakukan dimana kata kerja tersebut terletak pada
level kemampuan berpikir tingkat rendah yang berada pada tingkatan
C3. Kompetensi dasar merupakan sasaran minimal yang harus
digunakan oleh guru sebagai patokan dalam menyusun indikator
pencapaian kompetensi (IPK), sehingga guru perlu menyusun IPK
dengan kata kerja minimal sesuai dengan kata kerja operasional yang
tercantum dalam KD, atau guru dapat merumuskan IPK dengan KKO
yang lebih tinggi tingkatannya dari KKO yang tercantum dalam KD.
Akan tetapi, kata kerja yang tercantum dalam Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) pada RPP yang dibuat oleh guru sebagian besar
menggunakan kata kerja yang lebih rendah dari KKO yang tercantum
dalam KD yaitu berupa kata kerja seperti menjelaskan, memahami,
menerapkan, dan menyusun. Dengan kata lain, guru belum mampu
mengembangkan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK) karena tingkat kemampuan yang hendak dicapai belum sampai
pada kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Rumusan IPK yang dibuat oleh guru kemudian diturunkan ke
dalam tujuan pembelajaran. Berdasarkan analisis, tujuan pembelajaran
yang dibuat oleh guru sudah sesuai dengan IPK. Tujuan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
yang dibuat dimaksudkan agar guru lebih mudah dalam memilih
model, metode, media dan urutan kegiatan. Dalam RPP, model
pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah Problem Based
Learning (PBL) dimana dalam model pembelajaran ini, siswa belajar
melalui upaya penyelesaian masalah secara terstruktur untuk
mengontruksi pengetahuan siswa. Sementara itu, sebagian besar tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai adalah siswa hanya diharapkan untuk
mampu menjelaskan, dan memahami apa yang telah dijelaskan oleh
guru tanpa mengembangkan materi tersebut. Selain itu, siswa juga
diharapkan untuk mampu menerapkan bentuk jurnal sesuai dengan
materi pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut tidak sesuai
dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang
mengarahkan siswa untuk mampu menyelesaikan masalah secara
terstruktur karena sebagian besar tujuan yang akan dicapai hanya
berupa kemampuan mendasar dan tidak mengarah pada pemecahan
masalah.
Metode yang digunakan guru adalah ceramah, studi literatur,
diskusi kelompok, dan tanya jawab. Metode yang sesuai dengan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah studi literatur.
Studi literatur merupakan pencarian referensi teori yang relevan
dengan kasus atau permasalahan yang dikaji. Dengan adanya referensi
berupa buku, arsip, majalah, artikel, jurnal, atau dokumen-dokumen
yang relevan maka dapat menjadi rujukan dalam rangka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
menyelesaikan suatu permasalahan. Selain studi literatur, metode
diskusi juga sesuai dengan model PBL karena dalam kegiatan diskusi
maka siswa akan menyampaikan informasi yang sudah dimiliki perihal
masalah yang ada. Kemudian akan terjadi diskusi untuk membahas
informasi faktual, dan juga informasi yang dimiliki siswa, dan
disinilah teknik kreativitas yang mengupayakan pencarian
penyelesaian masalah dilakukan dengan mengumpulkan gagasan
secara spontan dari anggota kelompok.
Metode pembelajaran lain yang sesuai dengan model PBL adalah
tanya jawab. Dengan melakukan tanya jawab antara siswa dengan guru
atau antar siswa, maka akan didapatkan sebuah informasi baru yang
nantinya dapat digunakan sebagai bahan untuk pemecahan masalah.
Metode ceramah dianggap tidak sesuai dengan model pembelajaran
PBL karena dalam metode ceramah perhatian siswa terpusat pada
guru sedangkan siswa hanya menerima secara pasif, sehingga siswa
tidak memiliki keterampilan untuk menyeselesaikan suatu masalah.
Model dan metode pembelajaran yang dicantumkan oleh guru
dalam RPP harus memperhatikan materi yang akan diajarkan karena
tidak semua model dan metode pembelajaran cocok untuk diterapkan
pada semua materi pembelajaran. Model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dapat dikatakan sudah sesuai dengan materi
pembelajaran apabila guru dapat merumuskan permasalahan mengenai
materi jurnal yang menjadi fakta dalam pembelajaran di kelas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
kemudian guru memberikan bimbingan agar siswa mengerti
masalahmereka sendiri, lalu siswa mencoba memikirkan ide-ide
mengenai materi jurnal untuk memecahkan masalah. Dengan model
PBL tersebut maka siswa menjadi lebih aktif dalam menerima proses
pembelajaran. Metode pembelajaran yang tercantum dalam RPP
adalah ceramah, studi literatur, diskusi kelompok, dan tanya jawab.
Metode pembelajaran studi literatur, diskusi kelompok, dan tanya
jawab sudah sesuai dengan materi Jurnal, karena dengan metode studi
literatur maka siswa dapat menemukan referensi teori yang relevan
dengan kasus atau permasalahan yang dikaji. Dengan adanya referensi
berupa buku, arsip, majalah, artikel, jurnal, atau dokumen-dokumen
yang relevan maka dapat menjadi rujukan bagi siswa dalam rangka
menyelesaikan suatu permasalahan yang terkait dengan materi jurnal.
Dengan metode diskusi maka siswa diharapkan mampu
mengumpulkan gagasan secara spontan dari anggota kelompok untuk
pencarian penyelesaian masalah; dan dengan metode tanya jawab yang
dilakukan antara siswa dengan guru atau antara siswa dengan siswa,
maka akan didapatkan sebuah informasi baru yang nantinya dapat
digunakan sebagai bahan untuk pemecahan masalah. Sementara itu,
metode ceramah tidak sesuai dengan mata pelajaran jurnal karena
dalam metode ceramah perhatian siswa terpusat pada guru sedangkan
siswa hanya menerima secara pasif, sehingga siswa tidak memiliki
keterampilan untuk menyeselesaikan suatu masalah. Selain itu, materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
jurnal tidak akan tertransfer pada siswa tanpa mempraktikannya secara
langsung.
Materi pembelajaran yang dicantumkan oleh guru sudah sesuai
dengan mata pelajaran pada identitas dalam RPP. Mata pelajaran
tersebut adalah Jurnal, dan jurnal merupakan salah satu materi yang
termasuk dalam mata pelajaran Akuntansi Dasar. Langkah-langkah
pembelajaran yang dicantumkan oleh guru dalam RPP sudah meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Penilaian pengetahuan dan keterampilan yang dibuat oleh guru
harus sesuai dengan materi yang diajarkan oleh guru di kelas. Penilaian
pengetahuan dan keterampilan yang dibuat oleh guru sudah sesuai
dengan materi yang diajarkan yaitu jurnal. Selain harus sesuai dengan
materi yang diajarkan, penilaian pengetahuan dan keterampilan harus
sesuai dengan IPK yang telah dirumuskan oleh guru. Soal pengetahuan
yang dibuat oleh guru sebagian besar sudah sesuai dengan IPK yang
dirumuskan dengan menanyakan pengertian jurnal, konsep debit
kredit, saldo normal akun, sistematika pencatatan jurnal, dan bentuk
jurnal. Sementara itu, soal keterampilan yang dibuat oleh guru juga
sudah sesuai dengan IPK yang dirumuskan dalam RPP dengan
perintah menyusun transaksi ke dalam jurnal.
Berdasarkan hasil analisis karakteristik dalam menyusun langkah-
langkah pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi, langkah-langkah pembelajaran yang tercantum dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
RPP yang dibuat guru mata pelajaran Akuntansi sebagian besar sudah
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Buku Pedoman
Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
(Ariyana, Pudjiastuti, Bestari, dan Zamroni, 2018:48-50). Hal tersebut
dikarenakan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP yang dibuat
oleh guru sudah mencantumkan kegiatan yang sesuai dengan model
pembelajaran yang dipilih oleh guru yaitu model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Dalam langkah-langkah
pembelajaran, guru juga sudah merumuskan kegiatan pendahuluan
yang meliputi orientasi, motivasi, dan apersepsi, merumuskan kegiatan
inti yang berdasarkan pada IPKdan pendekatan saintifik, serta
merumuskan kegiatan penutup yang meliputi pemberian umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling, dan pemberian tugas individual maupun kelompok.
Selain itu, guru juga mencantumkan kegiatan menginformasikan
kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Walaupun secara
keseluruhan langkah-langkah pembelajaran sudah sesuai dengan teori
menurut Buku Pedoman Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi, namun terdapat komponen yang tidak
nampak dalam RPP. Komponen tersebut terdapat pada kegiatan inti,
dimana guru belum mencantumkan kegiatan 4C (Creativity, Critical
Thinking, Communication), PPK (Penguatan Pendidikan Karakter),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
dan literasi dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru juga belum
mampu mengembangkan KD ke dalam IPK, Tujuan Pembelajaran, dan
langkah-langkah pembelajaran yang mengarahkan siswa pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi, karena sebagian besar rumusan
IPK, Tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran
didominasi oleh kata kerja pada keterampilan tingkat rendah dan kata
kerja tersebut lebih rendah dari KKO yang tercantum dalam KD yaitu
berupa kata kerja seperti menjelaskan, memahami, menerapkan, dan
menyusun.
Beberapa faktor yang membuat guru belum mampu sepenuhnya
menyusun RPP yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi adalah: (1) guru belum begitu paham cara menyusun RPP yang
mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi; (2) guru belum
mampu mengembangkan kompetensi dasar ke level keterampilan
berpikir tingkat tinggi; dan (3) guru belum mampu mengembangkan
materi standar yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk mencapai
pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
2. Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada pelaksanaan kegiatan
pembelajaran di kelas, guru telah melakukan kegiatan pembelajaran
yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
penutup yang sesuai dengan teori menurut Abdul (2014:229-331).
Dalam kegiatan pendahuluan guru telah melaksanakan kegiatan yang
meliputi menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran, mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang
sudah dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang
akan dipelajari, serta menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Akan tetapi dalam tahap ini, guru belum mengantarkan
peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan
dilakukan untuk mempelajari suatu materi. Hal ini tampak dari guru
tidak memaparkan materi pokok atau pokok pemasalahan dan guru
tidak memberikan gambaran bagaimana proses pembelajaran yang
akan dilakukan oleh siswa.
Dalam kegiatan inti, guru sudah menerapkan pendekatan
saintifik/5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan
Informasi/mencoba, Menalar/mengasosiasi, Mengkomunikasikan)
namun belum sepenuhnya. Hal ini terlihat dari hasil observasi di kelas,
dimana guru sudah melakukan kegiatan yang meliputi proses
mengamati, menanya, mencoba, dan menalar/mengasosiasikan namun
guru belum melakukan kegiatan berupa mengomunikasikan hasil
karena pada saat melakukan observasi peneliti melihat guru hanya
menjelaskan materi dan meminta siswa untuk bertanya mengenai apa
yang belum dipahami, kemudian siswa diminta untuk berdiskusi
dengan teman kelompok untuk mengerjakan soal jurnal yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
dalam buku paket dengan menganalisis terlebih dahulu setiap
transaksi agar dapat dicatat ke dalam jurnal. Guru tidak melakukan
kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk
mengomunikasikan kepada teman-temannya sehingga pembelajaran
menjadi tidak interaktif antara guru dan siswa maupun siswa dengan
siswa.
Dalam kegiatan penutup, guru sudah melakukan kegiatan berupa
membuat kesimpulan bersama dengan siswa, melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran. Akan tetapi dalam kegiatan
ini, guru belum merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan
menyampaikan apa yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
dan materi yang perlu dipersiapkan siswa maupun mempelajari
kembali materi yang telah dibahas pada pertemuan hari itu. Guru
hanya meminta siswa untuk menyelesaikan tugas yang belum selesai
dikerjakan di kelas dikarenakan waktu yang kurang, setelah itu guru
hanya menyampaikan salam penutup, kemudian meninggalkan kelas.
Berdasarkan karakteristik pembelajaran berbasis keterampilan
berpikir tingkat tinggi menurut Sani (2019:62-70), pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum sepenuhnya mengarah
pada pembelajaran keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kegiatan
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas lebih
banyak menggunakan metode ceramah sehingga tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
mengembangkan aktivitas siswa untuk aktif dalam berpikir. Kegiatan
pengumpulan data yang hanya diperoleh melalui penjelasan guru
sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk aktif dalam berpikir,
menemukan masalah yang kompleks serta memecahkan masalah, dan
belum dapat mengajak siswa untuk mengembangkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi. Selain itu, soal-soal yang diberikan oleh guru
hanya berupa soal-soal sederhana yang terdapat dalam buku paket,
dan soal tersebut belum memuat pertanyaan-pertanyaan yang
mencerminkan kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi
sehingga siswa tidak terbiasa untuk berpikir kritis dalam menghadapi
suatu persoalan atau ketika menerima suatu informasi.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa guru belum sepenuhnya mampu mengimplementasikan
kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Beberapa faktor yang membuat guru belum mampu
mengimplementasikan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah: (1) guru tidak menguasai
pemilihan dan penggunaan metode, dan model pembelajaran yang
efektif; (2) guru belum memahami dengan sungguh-sungguh arti
pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk berpikir tingkat tinggi
sehingga guru tidak dapat mengimplementasikan model dan metode
kedalam langkah-langkah pembelajaran yang mengarah pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
keterampilan berpikir tingkat tinggi; (3) kemampuan siswa belum
sampai pada keterampilan berpikir tingat tinggi .
Dilihat dari persepsi siswa terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan guru di kelas, siswa menilai bahwa guru sudah menerapkan
kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis kuesioner yang
telah dilakukan peneliti, dimana hasil tersebut menunjukkan bahwa
persepsi siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
di kelas dengan presentase sebesar 80% adalah baik. Namun persepsi
siswa tersebut jelas berbeda dengan hasil observasi yang dilakukan
peneliti terhadap guru di kelas. Berdasarkan hasil observasi peneliti
melihat bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
gueu di kelas belum mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perbedaan persepsi
siswa dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti adalah: (1) siswa
menyukai guru ataupun metode pembelajaran yang diterapkan oleh
guru mata pelajaran Akuntansi, sehingga pada saat mengisis kuesioner
siswa menjadi sangat subjektif; (2) pada saat pengisian kuesioner
siswa mengisi kuesioner secara asal-asalan tanpa membaca apa yang
tertuang dalam kuesioner; (3) siswa tidak dapat menangkap maksud
yang peneliti jabarkan dalam kuesioner. Dengan melihat ketiga faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
tersebut, maka sangat mungkin terjadi perbedaan persepsi siswa
dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti.
3. Kegiatan Penilaian Pembelajaran (Assessment)
Penilaian adalah suatu proses sistematis yang dilakukan melalui
pengumpulan informasi yang valid dan reliabel dengan menilai kinerja
peserta didik. Hasil penilaian akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam penentuan tingkat keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran.Penilaianterhadap soal latihan dilakukan pada kata kerja
operasional (KKO) yang digunakan dalam merumuskan soal latihan.
Soal latihan dinyatakan mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi ketika kata kerja yang digunakan berada pada level kemampuan
menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap KKO dalam
soal latihan yang mencerminkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
menurut Sani (2016: 103-104), ditemukan bahwa soal latihan yang
dibuat oleh guru mata pelajaran Akuntansi masih belum mengarah
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini terlihat dari kata
kerja operasional yang digunakan dalam soal. Kata kerja yang
digunakan secara keseluruhan hanya berupa perintah yang meminta
siswa untuk memahami, menghafal, dan menyebutkan definisi, serta
menyusun transaksi ke dalam jurnal yang formatnya sudah diketahui
oleh siswa. Penggunaan kata kerja demikian hanya bersifat mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
dan mengarahkan siswa pada kemampuan mengingat, memahami, dan
mengaplikasikan.
Teknik penilaian yang digunakan guru dapat dikatakan sudah
baik. Guru sudah melakukan teknik penilaian pembelajaran tes dan
non tes. Dalam teknik penilaian Tes guru memberikan soal dalam
bentuk benar salah, pilihan ganda, dan essay, sedangkan dalam teknik
penilaian non tes, guru memberikan soal dalam bentuk observasi yang
menggunakan alat berupa daftar cek (checklist) dan skala penilaian
(rating scales). Selain itu guru juga sudah melakukan penilaian secara
menyeluruh terhadap kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Dalam pengetahuan sikap, guru seharusnya melakukan
penilaian sikap sosial dan sikap spiritual, namun realita yang terjadi
guru hanya melakukan penilaian sikap sosial pada siswa.
Berdasarkan karakteristik soal HOTS menurut Widana (2017:3-
6), soal latihan yang dibuat oleh guru belum sepenuhnya mengarah
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Apabila dilihat dari bentuk
soal, guru sudah membuat bentuk soal yang beragam, yaitu berupa soal
benar salah, pilihan ganda, dan essay, namun guru belum mampu
menyusun soal latihan yang mengukur keterampilan berpikir tingkat
tinggi. Soal yang dibuat oleh guru mata pelajaran Akuntansi, belum
mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini terlihat
dari kata kerja operasional yang digunakan dalam soal. Kata kerja
yang digunakan secara keseluruhan hanya berupa perintah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
meminta siswa untuk memahami, menghafal, dan menyebutkan
definisi. Penggunaan kata kerja demikian hanya bersifat mengukur dan
mengarahkan siswa pada kemampuan mengingat, dan memahami.
Dengan demikian, hasil analisis yang dilakukan pada penilaian
pembelajaran (assessment) menunjukkan bahwa dalam melaksanakan
penilaian, guru mata pelajaran Akuntansi sudah melakukan teknik
penilaian yang sesuai dengan ketentuan dalam kurikulum 2013.
Berdasarkan karakteristik soal Higher Order Thinking Skill (HOTS)
menurut teori Widana (2017:3-6), guru sudah membuat soal latihan
yang beragam, namun dalam pelaksanaan penilaian, guru belum
mampu membuat soal latihan yang mengarah pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa
faktor sebagai berikut: (1) kompetensi dasar dalam materi tersebut
belum mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi;(2)
perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru belum
mengarah pada keterampilan berpiki tingkat tinggi; (3) guru belum
mampu menerapkan soal yang berbasis keterampilan berpikir tingkat
tinggi, dikarenakan guru yang belum begitu memahami bentuk soal
yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi; (4)
kemampuan siswa belum sampai pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), wawancara guru Akuntansi, hasil
observasi, kuesioner persepsi siswa, dan soal latihan Akuntansi kelas X
Akuntansi 2 di SMA Negeri 1 Jogonalan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh
guru akuntansi kelas X di SMK Negeri 1 Jogonalan belum
memenuhi unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi.
2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
akuntansi kelas X di SMK Negeri 1 Jogonalan belum mampu
mengimplementasikan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi
3. Penilaian atau evaluasi pembelajaran yang dibuat oleh guru
akuntansi di SMK Negeri 1 Jogonalan kelas X Akuntansi 2 belum
memuat unsur pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi.
B. Keterbatasan Peneliti
Selama melakukan penelitian dari awal persiapan hingga proses
dilakukannya penelitian, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan
penelitian yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
1. Keterbatasan dalam mencari buku-buku dan referensi yang
mendukung penelitian ini.
2. Menunggu konfirmasi dari pihak sekolah mengenai pelaksanaan
observasi aktivitas guru di kelas karena jam belajar mengajar yang
hampir selesai dan kegiatan sekolah yang padat
3. Keterbatasan soal yang diberikan oleh guru hanya sebatas soal
latihan, sehingga peneliti belum melihat sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru di kelas.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penelitti memberikan saran sebagai
berikut:
1. Dinas Pendidikan Yogyakarta
Dengan melihat guru yang belum memahami dengan sungguh-
sungguh mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi, baik
melalui desain RPP, kegiatan pembelajaran, maupun kegiatan
penilaian pembelajaran berupa pembuatan soal yang merupakan
instrumen pengukuran hasil belajar siswa, sebaiknya dilakukan
sosialisasi, pelatihan, dan praktik secara langsung mengenai
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Pelatihan yang dapat dilakukan guna meningkatkan
keterampilan dan pemahaman guru tentang keterampilan berpikir
tingkat tinggi dapat dilakukan melalui praktik secara langsung. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
saat pelatihan, pembimbing dapat meminta guru-guru untuk
membuat desain RPP, desain pembelajaran, dan desain soal yang
memuat unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi. Selain itu
pembimbing juga harus secara langsung membimbing, memantau,
dan menilai sejauh mana kemampuan guru dalam merumuskan
desain RPP, desain pembelajaran, dan desain soal.
Praktik dapat dilakukan secara berulang-ulang, sehingga
masing-masing guru memiliki keterampilan yang baik dan secara
benar dapat membuat desain RPP, desain pembelajaran, maupun
desain soal yang memuat ubsur keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Untuk desain pembelajaran, guru sebaiknya tidak hanya
diminta untuk membuat desain pembelajaran yang memuat unsur
keterampilan berpikir tingkat tinggi,akan tetapi guru juga harus
mempraktikkannya secara langsung di hadapan pembimbing.
Setelah pelaksanaan pelatihan, guru tidak dilepas begitu saja,
melainkan harus dilakukan pengecekan secara berkala ke setiap
sekolah di mana guru mengajar. Untuk pengecekan desain RPP
dapat dilakukan di awal semester, untuk desain dan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dapat dilakukan beberapa kali dalam satu
bulan, sedangkan untuk pembuatan soal dapat dilakukan
pengecekan paling sedikit setiap satu bulan. Pengecekan dapat
dilakukan secara mendadak guna memastikan guru secara sungguh-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
sungguh menerapkan hal-hal yang telah dipraktikkan selama
pelatihan.
2. Guru Mata Pelajaran Akuntansi
Dengan melihat guru yang belum sepenuhnya memahami
mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi, baik melalui desain
RPP, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, maupun kegiatan
penilaian pembelajaran berupa pembuatan soal, sebaiknya guru
mengikuti pelatihan mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi
untuk meningkatkan pemahaman guru mengenai keterampilan
berpikir tingkat tinggi itu sendiri, sehingga guru dapat
menerapkannya ke dalam desain RPP, pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, dan pelaksanaan kegiatan penilaian pembelajaran.
3. Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sama
dengan penelitian ini, dapat menambahkan masalah lain yang lebih
mendalam dan dilihat dari perspektif yang berbeda sehingga dapat
memperkaya ilmu pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengemabangan Kurikulum. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta:
Rineka Cipta.
Badar, I. T. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum
2013. Jakarta: Prenaadamedia Grup.
Boedijoewono, N. (2007). Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta:
Seolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Dakir. (Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum ). 2004. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Fadlillah. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Hasan, I. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya .
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kebudayaan, D. P. (t.thn.). Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Tentang
Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Depdikbud.
Kebudayaan, D. P. (t.thn.). Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdikbud.
Kebudayaan, D. P. (t.thn.). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional . Jakarta: Depdikbud.
Kosasih. (2014). Stratei Belajar dan Pembelajaran . Bandung: Yrama Widya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Kunandar. (2008). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
Kurniasih, I. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: Konsep & Penerapan .
Surabaya: Kata Pena.
Kurniawan Syamsul. (2013). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDIA
Kuswandi, A. M. (2014). Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum
2013. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Majid, A. (2014). Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Interes Media.
Moleong, L. J. (2005). Metodolgi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa. (2017). Pengembangan dan Implementasi Kuriklum 2013. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Salinan Lampiran Permendikbuad Nomor 103 Tahun 2014 Tentang
Pembelajaran Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. (2014).
Jakarta: Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Sani, R. A. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sani, R. A. (2016). Penilaian Autentik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Grup.
Saputra, H. (2016). Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era Gloal .
Bandung : Smiles Indonesia Institute.
Selly, S. (2014). Penilaian dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Andi Offset.
Siregar, S. (2010). Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Sudjana, N. (1988). Pembinaan dan Pengembanan Kurikulum di Sekolah.
Bandung: Sinar Baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari Dikpora
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari Kampus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Lampiran 3 Surat Pernyataan telah melakukan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran 4 Hasil Validasi Instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Lampiran 5 Hasil Validasi Instrumen Aktivitas Guru di Kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Lampiran 6 Hasil Validasi Penilaian Pembelajaran (Assessment)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
Lampiran 7 Hasil Validasi Bahasa Instrumen Kuesioner Persepsi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Lampiran 8 Hasil Validasi Materi Instrumen Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Lampiran 9 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Lampiran 10Hasil Analisis Penilaian Persepsi Siswa
Skor Kriteria
101-132 Baik
67-100 Cukup Baik
33-66 Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Lampiran 11 Hasil Analisis Wawancara Guru
Pedoman Wawancara Guru
No Butir Pertanyaan Jawaban
1. Apakah guru melakukan observasi pada
siswa sebelum membuat RPP?
Ya, melakukan observasi
dahulu dengan melihat kondisi
siswa-siswi di kelas
2. Apakah guru bertanya pada guru lain
mengenai RPP yang akan dibuat?
Ya, pasti bertanya kepada guru
lain sebagai perbandingan.
3. Apakah sebelum mengajar guru sudah
membuat RPP dengan komponen yang
lengkap sesuai dengan format kurikulum
2013?
Ya, Sudah membuat RPP
sesuai dengan format
Kurikulum 2013.
4. Apakah guru menerapkan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran yang tertera dalam
RPP?
Terkadang tidak sesuai, karena
menyesuaikan kondisi kelas
dan peserta didik.
5. Apakah guru mengalami hambatan dalam
menentukan metode dan model
pembelajaran yang akan digunakan untuk
kegiatan pembelajaran?
Pasti ada hambatan. Karena
satu metode atau model yang
diterapkan terkadang hanya
efektif untuk beberapa siswa
saja dan ada siswa yang
cenderung kurang kooperatif
dalam mengikuti pembelajaran
di kelas
6. Apakah dalam proses pembelajaran guru
sudah menerapkan 5M (Mengamati,
Menanya, Mengumpulkan Informasi,
Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan)?
Menerapkan 5M dalam proses
pembelajaran di kelas
7 Apakah dalam proses pembelajaran guru
sudah menerapkan 4C (Creativity, Critical
Thinking, Comunnication, Collaboration)?
Tidak menerapkan 4C dalam
proses pembelajaran di kelas
8. Apakah guru menerapkan kegiatan
pembelajaran yang bersifat mengarahkan
Sudah menerapkan tetapi tidak
keseluruhan, karena ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
No Butir Pertanyaan Jawaban
siswa pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi?
beberapa siswa yang lambat
dalam menangkap materi
pembelajaran.
9. Apakah dalam proses pembelajaran guru
sudah melaksanakan kegiatan literasi?
Pasti melakukan kegiatan
literasi dalam pembelajaran
10. Apakah dalam proses pembelajaran guru
menerapkan kegiatan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK)?
Ya, PPK tidak diberikan secara
full jam, tetapi disela-sela
proses pembelajaran di kelas
pasti di selipkan PPK.
11. Apakah guru menerapkan model, metode,
dan teknik pembelajaran yang mampu
menumbuhkan partisipasi siswa melalui
kegiatan dikusi dan pemecahan masalah?
Sejauh ini siswa selalu
berpartisipasi dalam kegiatan
diskusi dan pemecahan masalah
walaupun kadang ada beberapa
siswa yang kurang aktif.
12. Apakah respon siswa sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh guru?
Tidak seluruhnya sesuai dengan
apa yang diharapkan. Hanya
75% , dan 25% siswa terkadang
tidak aktif dalam proses
pembelajaran sehingga tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
13. Apakah siswa berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran?
75% siswa sudah berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran
14. Apakah siswa mengalami kesulitan dalam
kegiatan pembelajaran?
Hanya sedikit siswa yang
mengalami kesulitan dalam
pembelajaran. Sekitar 5-6 anak,
selebihnya dapat mengikuti
proses pembelajaran dengan
baik
15. Apakah saat proses pembelajaran ada
hambatan dalam pengelolaan kelas ?
Tidak ada. Menurut saya,
semua guru pasti bisa
mengelola kelas dengan baik.
16. Apakah guru berjalan keliling untuk
memantau aktivitas belajar siswa saat
Selalu berjalan keliling, untuk
memantau kemampuan anak-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
No Butir Pertanyaan Jawaban
kegiatan diskusi guna memastikan bahwa
setiap siswa berperan aktif?
anak di dalam kelas dan untuk
memantau aktivitas belajar
siswa secara keseluruhan
17. Apakah ada hambatan yang berasal dari
siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung?
Sejauh ini tidak ada
18. Apakah saat melaksanakan kegiatan proses
pembelajaran guru dapat mengelola kelas
dengan waktu yang efektif dan efisien?
Terkadang tidak tepat karena
tergantung kecepatan siswa
dalam menyerap materi
pembelajaran.
19. Apakah guru melakukan refleksi pada akhir
pembelajaran tentang materi yang masih
belum dipahami siswa?
Selalu melakukan refleksi.
20. Apakah guru mengadakan remedial untuk
memperbaiki nilai ujian siswa yang masih
dibawah KKM?
Jarang mengadakan remedial.
Kalau nilai siswa benar-benar
keterlaluan baru diadakan
remedial.
21. Apakah guru memberikan kesimpulan pada
akhir pembelajaran terkait materi yang
telah dibahas?
Selalu memberikan kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
Lampiran 12 Hasil Analisis RPP
Hasil Analisis RPP
Materi Jurnal
No.
Komponen Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Keterangan
1 2 3 4
1. Guru sudah mencantumkan satuan pendidikan. √
2. Guru sudah mencantumkan kelas/semester. √
3. Guru sudah mencantumkan mata pelajaran. √
4. Guru sudah mencantumkan tema pelajaran. √
5. Guru sudah mencantumkan alokasi waktu. √
6. Guru sudah mencantumkan KI 1-KI 4. √
7. Guru sudah mencantumkan Kompetensi Dasar
(KD).
√
8. Guru membuat Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) sudah sesuai dengan
Kompetensi Dasar (KD).
√
9. IPK yang dibuat oleh Guru sudah menggunakan
KKO yang mengarah pada ranah kognitif
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
√
10. Guru membuat tujuan pembelajaran sesuai dengan
indikator pencapaian kompetensi yang
didalamnya terdapat kegiatan literasi dan PPK.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
11. Tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru
mengandung 3 objek yaitu:
a. Pendekatan, model dan metode, √
b. Materi pembelajaran, √
c. PPK yang akan dicapai √
11. Guru mencantumkan fakta sesuai dengan materi
yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.
√
12. Guru mencantumkan konsep materi sesuai dengan
materi pembelajaran.
√
13. Guru mencantumkan prosedur untuk
memudahkan siwa dalam proses pembelajaran.
√
14. Guru mencantumkan unsur metakognitif untuk
mengarahkan siswa pada kemampuan berpikir
tingkat tinggi.
√
15.
Guru mencantumkan pendekatan yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran, yaitu:
a. Pendekatan Saintifik √
b. Pendekatan Kontekstual
16.
Guru mencantumkan model pembelajaran:
a. Problem Based Learning √
b. Discovery Learning
c. Project Based Learning (PBL)
d. Inquiry Learning
17.
Guru mencantumkan metode pembelajaran:
a. Diskusi √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
b. Ceramah √
c. Tanya jawab √
d. Penugasan √
e. Eksperimen √
f. Demonstrasi √
g. Simulasi √
18.
Guru mencantumkan sumber belajar dan media
belajar tercetak berupa:
a. Koran √
b. LKS √
c. Modul √
d. Buku √
19.
Guru mencantumkan sumber belajar dan media
belajar non cetak berupa:
a. Video √
b. Power Point √
c. Internet √
20.
Guru mencantumkan kegiatan pendahuluan dalam
RPP berupa:
a. Salam pembuka √
b. Doa pembuka √
c. Pengkondisian kelas √
d. Presensi siswa √
e. Kegiatan apersepsi √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
f. Mengulang kembali materi sebelumnya √
g. Penyampaian tujuan pembelajaran √
21.
Guru mencantumkan kegiatan inti dalam RPP
berupa:
a. PPK dan literasi √
b. Kegiatan 4C atau Kegiatan 5M √
22.
Guru mencantumkan kegiatan penutup dalam RPP
berupa:
a. Memberikan umpan balik kepada siswa √
b. Membuat kesimpulan bersama dengan siswa √
c. Memberikan Pekerjaan Rumah (PR) pada
peserta didik
√
d. Memberikan tugas untuk membaca materi
pertemuan berikutnya
√
e. Mencantumkan kegiatan refleksi √
f. Mengakhiri pembelajaran dengan salam √
23.
Guru mencantumkan penilaian sikap berupa:
a. Spiritual √
b. Sosial √
24.
Guru melakukan penilaian pengetahuan pada
siswa berupa:
a. Tes tertulis √
b. Tes lisan √
25.
Guru melakukan penilaian keterampilan sesuai
dengan teknik dan bentuk penilaian autentik.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
26.
Guru melakukan teknik penilaian sikap berupa:
a. Jurnal √
b. Ceklis √
27.
Guru melakukan teknik penilaian pengetahuan
berupa tes tertulis.
√
28.
Guru melakukan teknik penilaian keterampilan
berupa penilaian kinerja.
√
29.
Bahasa yang digunakan guru dalam pembuatan
RPP sudah sesuai dengan Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI) yang baik dan benar.
√
30.
RPP yang dibuat guru sudah menggunakan
kalimat baku sesuai dengan Kamus Besar Bahasa
Indoesia (KBBI).
√
31.
RPP yang dibuat guru sudah menggunakan pola
kalimat yang lengkap sesuai dengan struktur
SPOK.
√
32.
RPP yang dibuat guru sudah menggunakan istilah
yang mudah dipahami.
33.
RPP yang dibuat guru tidak mengandung makna
ambigu.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Lampiran 13 Hasil Analisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berbasis HOTS
No. Komponen Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Keterangan
Ya Tidak
1. IPK yang dibuat oleh Guru sudah
menggunakan KKO yang mengarah pada ranah
kognitif menganalisis.
2. IPK yang dibuat oleh Guru sudah
menggunakan KKO yang mengarah pada ranah
kognitif mengevaluasi.
3. IPK yang dibuat oleh Guru sudah
menggunakan KKO yang mengarah pada ranah
kognitif mencipta.
4. Tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru
sesuai dengan IPK.
5. Guru mencantumkan fakta sesuai dengan
materi pembelajaran.
6. Guru mencantumkan konsep materi sesuai
dengan materi pembelajaran.
7. Guru mencantumkan prosedur untuk
memudahkan siswa dalam proses
pembelajaran.
8. Guru mencantumkan unsur metakognitif untuk
mengarahkan siswa pada kemampuan berpikir
tingkat tinggi.
9. Guru mencantumkan pendekatan yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran pendekatan
saintifik/ pendekatan kontekstual.
10. Guru mencantumkan metode pembelajaran
Diskusi.
11 Guru mencantumkan metode pembelajaran
penugasan.
12 Guru mencantumkan metode pembelajaran
eksperimen.
13 Guru mencantumkan metode pembelajaran
demonstrasi.
14 Guru mencantumkan metode pembelajaran
simulasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
15. Guru mencantumkan sumber belajar dan media
belajar.
16. Guru mencantumkan kegiatan pendahuluan.
17. Guru mencantumkan kegiatan inti.
18. Guru mencantumkan kegiatan penutup.
19. Guru mencantumkan penilaian sikap spiritual.
20. Guru mencantumkan penilaian sikap sosial.
21. Guru mencantumkan penilaian pengetahuan
pada siswa berupa tes tertulis.
22. Guru mencantumkan penilaian pengetahuan
pada siswa berupa tes lisan.
23.
Guru mencantumkan penilaian keterampilan
sesuai dengan teknik dan bentuk penilaian
autentik.
24. Guru mencantumkan teknik penilaian sikap
berupa jurnal.
25. Guru mencantumkan teknik penilaian sikap
berupa ceklis.
26. Guru mencantumkan teknik penilaian
pengetahuan berupa tes tertulis.
27. Guru mencantumkan teknik penilaian
keterampilan berupa penilaian kinerja.
Total Skor 12 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
Lampiran 14 Hasil Analisis Observasi Aktivitas Guru di Kelas
Hasil Analisis Observasi Peaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Materi Pokok Jurnal
No. Aspek yang diamati
Skor
1 2 3 4
1. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran guru sudah
menyiapkan RPP untuk menjadi pedoman mengajar di
dalam kelas dengan komponen yang sesuai dengan
format RPP kurikulum 2013.
√
2. Sebelum memulai pelajaran pelajaran guru
mengucapkan salam. √
3. Siswa menjawab salam dari guru. √
4. Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama. √
5. Salah satu siswa mengajukan diri untuk memimpin doa. √
6. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru
memeriksa kebersihan kelas. √
7. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru
memeriksa kerapihan ruang kelas. √
8. Guru memeriksa kerapihan seragam/pakaian yang
dipakai oleh siswa sebelum memulai kegiatan
pembelajaran di kelas.
√
9. Sebelum kegiatan pembelajaran guru mengecek
kehadiran siswa. √
10. Sebelum kegiatan pembelajaran guru mengulang materi
pertemuan sebelumnya. √
11. Sebelum masuk ke materi pembelajaran guru
melakukan kegiatan apersepi dan memotivasi siswa. √
12. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
No. Aspek yang diamati
Skor
1 2 3 4
13. Guru menyampaikan materi pembelajaran berdasarkan
Indikator Pencapaian Kompetensi yang akan dicapai. √
14. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. √
15. Guru melakukan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
yang tercermin dalam proses pembelajaran. √
16. Guru melakukan literasi yang tercermin dalam proses
pembelajaran. √
17. Guru melakukan kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan siswa untuk melaksanakan kegiatan 4C
(creavity, critical thinking, communication,
collaboration) atau 5M (Mengamati, Menanya,
Mengumpulkan informasi, Mengasosiasikan dan
Mengkomunikasikan).
√
18. Guru merespon positif pendapat yang disampaikan
siswa. √
19. Guru memberikan penguatan atas hasil diskusi siswa. √
20. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
pembelajaran. √
21. Guru memberikan PR untuk dikerjakan di rumah. √
22. Guru meminta siswa untuk membaca materi yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya. √
23. Guru bersama siswa melakukan refleksi bersama
tentang kegiatan pembelajaran sudah berlangsung. √
24. Guru memberikan salam saat pembelajaran berakhir. √
25.
Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan
pendekatan:
a. Pendekatan saintifik √
b. Pendekatan kontekstual √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
No. Aspek yang diamati
Skor
1 2 3 4
26.
Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan
model:
a. Discovery learning √
b. Problem based learning √
c. Project based lerning √
d. Inquiry based learning √
27.
Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan
metode:
a. Metode diskusi √
b. Metode ceramah √
c. Metode tanya jawab √
d. Metode penugasan √
e. Metode eksperimen √
f. Metode demonstrasi √
g. Metode simulasi √
28.
Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan
media cetak:
a. Buku √
b. Koran √
c. LKS √
d. Modul √
29.
Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan
media noncetak:
a. Internet √
b. Video √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
No. Aspek yang diamati
Skor
1 2 3 4
c. Power point √
30. Guru sudah menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia
(EBI) yang baik dan benar. √
31. Guru sudah menggunakan kalimat baku yang sudah
sesuai dengan KBBI. √
32. Guru sudah menggunaka pola kalimat yang sesuai
dengan (SPOK). √
33. Guru menggunakan istilah yang mudah dipahami oleh
siswa. √
34. Kalimat yang disampaikan oleh guru tidak mengandung
makna ambigu. √
35. Dalam menyampaikan materi, guru menggunakan
bahasa yang jelas. √
36. Dalam menjelaskan materi, kalimat yang diucapkan
oleh guru dapat didengar siswa dengan baik. √
37. Dalam menjelaskan materi, guru menggunakan jeda
yang tepat sehingga informasi atau materi yang
disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa.
√
38. Dalam menjelaskan materi, struktur kalimat yang
digunakan oleh guru sudah tepat. √
39. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan runtut. √
40. Dalam menjelaskan materi, guru menggunakan bahasa
yang mudah dipahami oleh siswa. √
41. Dalam menjelaskan materi, guru menggunakan istilah
yang sering didengar siswa. √
42. Guru memandang siswa dengan sewajarnya. √
43. Guru menggunakan gerak tangan untuk memudahkan
siswa saat guru menjelaskan. √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
Lampiran 15Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran yang dilakukan
Guru di Kelas Berbasis HOTS
No. Aspek yang diamati Skor
Ya Tidak
1. Sebelum masuk ke materi pembelajaran guru
melakukan kegiatan apersepi dan memotivasi
siswa.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-
hari.
3. Guru menyampaikan materi pembelajaran
berdasarkan Indikator Pencapaian Kompetensi
yang akan dicapai.
4. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.
5. Guru melakukan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) yang tercermin dalam proses pembelajaran.
6. Guru melakukan literasi yang tercermin dalam
proses pembelajaran.
7. Guru melakukan kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan siswa untuk melaksanakan kegiatan
4C (creavity, critical thinking, communication,
collaboration).
8 Guru melakukan kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan siswa untuk melaksanakan kegiatan
5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan
informasi, Mengasosiasikan dan
Mengkomunikasikan).
9. Guru memberikan penguatan atas hasil diskusi
siswa.
10. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
No. Aspek yang diamati Skor
Ya Tidak
pembelajaran.
11. Guru memberikan PR untuk dikerjakan di rumah.
12. Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan
pendekatan saintifik/ pendekatan kontekstual.
13. Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan
metode metode diskusi.
14. Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan
metode metode penugasan.
15. Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan
metode metode eksperimen.
16. Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan
metode metode demonstrasi.
17. Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan
metode metode simulasi.
18. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan runtut.
Total 8 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
Lampiran 16 Hasil Analisis Penilaian Pembelajaran (Assessment)
Hasil Analisis Soal Latihan Akuntansi
Soal X Akuntansi 2
No. Kriteria Penilaian Keterampilan
1 2 3 4
1. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan
KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat rendah yaitu mengingat.
√
2. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan
KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat rendah yaitu memahami.
√
3. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan
KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat rendah yaitu menerapkan.
√
4. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan
KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi yaitu menganalisis.
√
5. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan
KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi yaitu mengevaluasi.
√
6. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan
KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi yaitu dan mencipta.
√
7. Soal yang dibuat oleh guru sudah sesuai dengan
indikator pencapaian kompetensi pada RPP. √
8. Soal yang dibuat oleh guru sudah menggunakan
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang baik dan benar. √
9. Soal yang dibuat oleh guru sudah menggunakan
kalimat baku sesuai dengan Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI).
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
No. Kriteria Penilaian Keterampilan
1 2 3 4
10. Soal yang dibuat oleh guru sudah menggunakan
pola kalimat yang lengkap sesuai dengan struktur
SPOK.
√
11. Dalam pembuatan soal, guru menggunakan bahasa
yang mudah dipahami oleh siswa. √
12. Soal yang dibuat oleh guru tidak mengandung lebih
dari satu makna. √
13. Soal yang dibuat oleh guru tidak bergantung dengan
soal sebelumnya. √
14. Dalam penyampaian instruksi pengerjaan soal, guru
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
siswa.
√
15. Dalam penyampaian instruksi pengerjaan soal, guru
menggunakan intonasi yang dapat didengar oleh
seluruh siswa di dalam kelas.
√
16. Dalam menyampaikan intruksi pengerjaan soal guru
menggunakan jeda yang tepat sehingga informasi
yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
siswa.
√
17. Dalam penyampaian instruksi pengerjaan soal, guru
menggunakan kalimat yang sederhana/ tidak
bertele-tele.
√
18. Dalam penyampaian instruksi pengerjaan soal, guru
menggunakan kalimat yang efektif dan efisien. √
19. Soal yang dibuat oleh guru sesuai dengan materi
yang diajarkan. √
20. Soal yang dibuat oleh guru sesuai dengan tujuan
pembelajaran dalam RPP. √
21. Soal yang dibuat oleh guru berdasarkan perbedaan √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
No. Kriteria Penilaian Keterampilan
1 2 3 4
kemampuan tiap siswa
22. Terdapat 2 macam penilaian sikap yang dilakukan
oleh guru pada siswa, yaitu:
a. Spiritual √
b. Sosial √
23. Terdapat penialaian pengetahuan yang dilakukan
oleh guru pada siswa:
a. Tes tertulis √
b. Tes lisan √
24. Guru melakukan penilaian keterampilan sesuai
dengan teknik dan bentuk penilaian autentik. √
25. Guru melakukan teknik penilaian untuk menilai:
a. Sikap √
b. Pengetahuan √
c. Keterampilan √
26. Guru memberikan remedial bagi siswa yang masih
memiliki nilai yang belum mencapai KKM. √
27. Guru memberikan pengayaan bagi siswa yang
nilainya sudah diatas KKM. √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
Lampiran 17Hasil Analisis Penilaian Pembelajaran (Assesment)Berbasis
HOTS
No. Kriteria Penilaian Keterampilan
Ya Tidak
1. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan
KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi yaitu menganalisis.
2. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan
KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi yaitu mengevaluasi.
3. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan
KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi yaitu dan mencipta.
4. Soal yang dibuat oleh guru sudah sesuai dengan
indikator pencapaian kompetensi pada RPP.
5. Soal yang dibuat oleh guru sesuai dengan materi
yang diajarkan.
6. Soal yang dibuat oleh guru sesuai dengan tujuan
pembelajaran dalam RPP.
7. Soal yang dibuat oleh guru berdasarkan
perbedaan kemampuan tiap siswa.
8. Guru melakukan penilaian sikap spiritual.
9. Guru melakukan penilaian sikap Sosial.
10. Guru melakukan penialaian pengetahuan berupa
Tes tertulis.
11. Guru melakukan penialaian pengetahuan berupa
tes lisan.
12. Guru melakukan penilaian keterampilan sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
No. Kriteria Penilaian Keterampilan
Ya Tidak
dengan teknik dan bentuk penilaian autentik.
13. Guru melakukan teknik penilaian untuk menilai
sikap.
14. Guru melakukan teknik penilaian untuk menilai
pengetahuan.
15. Guru melakukan teknik penilaian untuk menilai
keterampilan.
16. Guru memberikan remedial bagi siswa yang
masih memiliki nilai yang belum mencapai
KKM.
17. Guru memberikan pengayaan bagi siswa yang
nilainya sudah diatas KKM.
Total 8 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
Lampiran 18 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Materi Jurnal
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-005
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Status Revisi 02
Halaman 220 dari 2
Tanggal Berlaku 2 Januari 2018
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten
Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar
Kelas / Semester : X Akuntansi / Gasal (1)
Materi Pokok : Jurnal
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja Perbankan dan Keuangan Mikro pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
KI 4 : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan bidang Perbankan dan Keuangan Mikro. Menampilkan kinerja di
bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif
dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
B. Kompetensi Dasar(KD)
1. Kompetensi Dasar KI 3
3.8. Menerapkan jurnal, konsep debet dan kredit, saldo normal, sistematika
pencatatan, dan bentuk jurnal
2. Kompetensi Dasar KI 4
4.8. Melakukan pencatatan buku jurnal, konsep debet dan kredit, saldo
normal, sistematika pencatatan, dan bentuk jurnal
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD KI 3
3.8.1. Menjelaskan pengertian jurnal
3.8.2. Memahami konsep debet kredit
3.8.3. Menganalisis saldo normal akun
3.8.4. Memahami sistematika pencatatan jurnal
3.8.5. Menerapkan bentuk jurnal
2. Indikator KD KI 4
4.8.1. Menyusun pencatatan transaksi dalam buku jurnal
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melaksanakan diskusi dan menggali informasi, peserta didik
dapatmenjelaskan pengertian jurnal.
2. Setelah melaksanakan diskusi dan menggali informasi, peserta didik
dapatmemahami konsep debet kredit.
3. Setelah melaksanakan diskusi dan menggali informasi, peserta didik
dapatmenganalisis saldo normal akun.
4. Setelah melaksanakan diskusi dan menggali informasi, peserta didik
dapatmemahami sistematika pencatatan jurnal
5 Setelah melaksanakan diskusi dan menggali informasi, peserta didik
dapatmenerapkan bentuk jurnal
6 Setelah melaksanakan diskusi dan menggali informasi, peserta didik
dapatmenyusun pencatatan transaksi dalam buku jurnal
E. Materi Pembelajaran
- Jurnal
F. Pendekatan, Model, Metode
Pendekatan : Scientific Learning
Model : Problem Based Learning
Metode : Ceramah, studi literatur, diskusi kelompok, dan tanya jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Sintaks Model
Problem Based
Learning
Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu
a. Pendahuluan a. Guru masuk kelas tepat waktu
(memberikan keteladanan);
b. Guru melakukan pembukaan dengan
mengucapkan salam pembuka;
c. Guru menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran;
d. Guru memeriksa kehadiran siswa
sebagai cerminan sikap disiplin
(pendidikan karakter bangsa tentang
disiplin);
e. Guru mengajukan pertanyaan-
pertanyaan tentang materi yang sudah
dipelajari dan terkait dengan materi
yang akan dipelajari;
f. Guru mengantarkan peserta didik
kepada suatu permasalahan atau tugas
yang akan dilakukan untuk
mempelajari suatu materidan
menjelaskan tujuan pembelajaran atau
KD yang akan dicapai; dan
g. Guru menyampaikan garis besar
cakupan materi dan penjelasan tentang
kegiatan yang akan dilakukan peserta
didik untuk menyelesaikan
permasalahan atau tugas
10 menit
b. Inti Pemberian
orientasi
permasalah
kepada peserta
didik
Pengorganisasian
Mengamati
Guru memberikan gambaran umum
secara singkat tentang jurnal, konsep
debet dan kredit, saldo normal,
sistematika pencatatan, dan bentuk
jurnal pada pertemuan sebelumnya
Guru menampilkan sekilas materi
pertemuan sebelumnya secara
singkat pada layar LCD/Papan tulis
di depan kelas, kemudian siswa
115
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
peserta didik
untuk
penyelidikan
Pelaksanaan
Investigasi
Mengembangkan
dan menyajikan
hasil
Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
penyelidikan
mengamati materi yang ditampilkan
tersebut.
Menanya
Guru mengajukan pertanyaan seputar
materi yang telah disampaikan.
Peserta didik diminta memberikan
tanggapan/pendapat mereka tentang
materi yang telah disampaikan.
Guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bertanya
lebih lanjut tentang hal yang
berkaitan dengan jurnal, konsep
debet kredit, saldo normal,
sistematika pencatatan dan bentuk
jurnal.
Mengumpulkaninformasi/mencoba
Guru menggunakan metode ceramah
dan diskusi dalam proses
pembelajaran
Peserta didik diminta untuk mencoba
menjawab soal yang dibagikan oleh
guru mengenai pencatatan transaksi
dalam jurnal
Peserta didik dipersilahkan untuk
berdiskusi dengan teman sebangku
mereka
Dalam menjawab soal mengenai
pencatatan transaksi kedalam jurnal
siswa harus memperhatikan aturan
saldo normal tiap-tiap akun dan
sistematika pencatatannya
Menalar/mengasosiasi
Siswa menganalisis tiap transaksi
agar dapat dicatat kedalam jurnal
dengan memperhatikan mekanisme
debit kredit, aturan pencatatan saldo
normal dan sistematika
pencatatannya kemudian
menerapkannya dalam bentuk jurnal
Siswa menyusun pencatatan
transaksi ke dalam jurnal
Mengomunikasikan
Guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk
bertanya/memberikan pendapatnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
mengenai jawaban soal
Apabila ada siswa yang berani untuk
menjawab soal mengenai pencatatan
dalam jurnal dan jika jawaban siswa
tersebut benar, maka guru akan
memberikan reward kepada siswa
Guru memberikan klarifikasi
terhadap pertanyaan atau pendapat
peserta didik
c. Penutup a. Guru bersama-sama dengan peserta
didik dan/atau sendiri` membuat
rangkuman/simpulan pelajaran
b. Guru melakukan penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan yangsudah
dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram
c. Guru memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran
d. Guru merencanakan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik, dan
e. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
f. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan salam
10 menit
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Tes tertulis
b. Tes unjuk kerja
2. Instrumen Penilaian
a. Tes obyektif
b. Lembar penilaian kegiatan
- Terlampir
I. Media/Alat, Bahan, Sumber Belajar
1. Media/Alat :
a. Papan whiteboard
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
b. Spidol boardmarker
c. Penghapus
2. Bahan
a. Materi ajar (terlampir)
b. Buku paket
3. Sumber Belajar
a. Buku paket pengantar akutansi (bidang keahlian bisnis dan manajemen)
b. Lingkungan tempat tinggal siswa
c. Internet
Klaten, 16 Juli 2018
Mengetahui
Kepala SMK N 1 Jogonalan
Drs. Dinosius Pramu Aji
NIP. 19640913 198903 1 011
Guru Mata Pelajaran
Wiharta Rahardjo,
SE.,M.Si.
NIP. 19700513 200312 1 003
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
LAMPIRANRPP 1
Instrumen Penilaian A. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Tes Objektif
c. Kisi-kisi :
Soal
A. Tulislah huruf B jika pernyataan di bawah ini benar, dan tulislah huruf S
apabila pernyataan di bawah ini salah.
1. Jurnal mencatat pengaruh suatu transaksi terhadap perubahan harta, kewajiban
atau ekuitas secara kronologis.
2. Jurnal umum dapat dikatagorikan dalam jurnal 5 kolom.
3. Dalam satu kekurangan pencatatan jurnal dibandingkan dengan pencatatan
langsung dalam akun adalah jurnal mencatat pada satu sisi saldo, yaitu: debit
atau kredit.
4. Kolom posting referensi dalam jurnal diisi setelah pencatatan jumlah debit dan
kredit dalam jurnal tersebut.
5. Nama bulan dalam jurnal hanya ditulis sekali kecuali ganti halaman atau ganti
bulan.
B. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang
(X) pada huruf A, B, C, D dan E
1. Disebut book of original entry karena ....
a. Pencatatan transaksi pertama dalam dokumen
b. Pencatatan transaksi pertama dalam buku jurnal
c. Pencatatan transaksi pertama dalam suatu akun
d. Pencatatan transaksi pertama dalam dokumen dan buku jurnal
e. Pencatatan transaksi pertama dalam jurnal dan suatu akun
2. Transaksi-transaksi harus dicatat dalam jurnal untuk ....
a. Memastikan bahwa seluruh transaksi telah dipindahkan ke dalam buku
jurnal
b. Memastikan jumlah debit total sama dengan jumlah kredit total
Indikator Butir Instrumen
3.8.1 Menjelaskan pengertian jurnal A 1
B 1, 2, 3
3.8.2 Memahami konsep debet kredit A 3
3.8.3 Menganalisis saldo normal akun B 4
3.8.4 Memahami sistematika pencatatan jurnal A 4, 5
B 5
3.8.5 Menerapkan bentuk jurnal A 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
c. Mendapatkan catatan kronologis dari seluruh transaksi
d. Membantu penyiapan laporan keuangan
e. Memastikan bahwa semua transaksi dicatat dengan nomor
3. Mencatat transaksi dalam buku jurnal adalah ....
a. Mencatat peristiwa yang terjadi dalam perusahaan menurut urutan waktu
terjadinya
b. Mencatat jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan perusahaan
c. Mencatat terjadinya hutang piutang perusahaan dengan pihak lain
d. Mencatat pengaruh keuangan dari transaksi terhadap saldo akun-akun yang
terkait
e. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan perusahaan
4. Berikut ini posisi saldo normal akun yang benar adalah
a. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Debit), Pendapatan (Debit),
Beban (Kredit)
b. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Kredit), Pendapatan (Kredit),
Beban (Debit)
c. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Kredit), Pendapatan (Debit),
Beban (Kredit)
d. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Debit), Pendapatan (Debit),
Beban (Debit)
e. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Debit), Pendapatan (Kredit),
Beban (Debit)
5. Tanggal yang dicantumkan dalam kolom tanggal jurnal adalah ....
a. Tanggal dilakukan pencatatannya dalam jurnal
b. Tanggal pemindahan jurnal ke buku besar
c. Tanggal analisis transaksi
d. Tanggal disetujuinya dokumen dalam jurnal
e. Tanggal terjadinya transaksi sesuai dalam dokumen
Rubrik penilaian pengetahuan
- A Setiap jawaban benar skor 2
- B Setiap jawaban benar skor 2
Rumus Perhitungan Skor:
NA =
Peserta didik memperoleh nilai :
A = 80-100 : Sangat Baik
B = 70-79 : Baik
C = 60-69 : Cukup
D = <60 : Kurang
B. Penilaian Keterampilan
Kisi-kisi :
Indikator
4.8.1 Menyusun pencatatan buku jurnal
Susunlah transaksi-transaksi di bawah ini ke dalam jurnal umum dengan benar.
Rapi Tailor milik Dahlan selama bulan Oktober 2011 mempunyai transaksi sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
1 Dahlan menyetorkan uang tunai sebesar Rp 10.000.000,00 ke kas perusahaan
3 Membayar sewa kios Rp 2.000.000,00 untuk 1 tahun
5 Membeli 2 mesin jahit @Rp 250.000,00 dari Toko Nasional sebesar @Rp
150.000 tunai, dan sisanya dengan kredit
8 Membeli tunai perlengkapan jahit senilai Rp 100.000,00
10 Menerima hasil jahitan Rp 300.000,00
15 Membayar utang kepada Toko Nasional Rp 200.000,00
20 Membayar gaji tukang jahit Rp 300.000,00
30 Menerima hasil jahitan Rp 250.000,00
Rubrik penilaian keterampilan
Jika setiap nama akun dan debit kredit benar 4
Jika salah akun tapi debit kredit benar 3
Jika akun benar tapi debit kredit salah 2
Jika salah akun dan debit kredit salah 1
Kunci Jawaban
A. 1. B 2. S 3. S 4. S 5.B
B. 1. A 2. C 3. D 4. B 5. E
C.
Tanggal Akun Ref Debit Kredit
1 Kas
Modal dahlan
(mencatat investasi pemilik)
10.000.000
10.000.000
3 Sewa dibayar dimuka
Kas
(membayar sewa kios)
2.000.000
2.000.000
5 Mesin jahit
Utang usaha
500.000
500.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
Kas
(membeli 2 mesin jahit)
8 Perlengkapan jahit
Kas
(membeli perlengkapan jahit)
100.000
100.000
10 Kas
Pendapatan jahit
(menerima hasil jahitan)
300.000
300.000
15 Utang usaha
Kas
(membayar utang kpd toko
nasional)
200.000
200.000
20 Beban gaji
Kas
(membayar gaji pegawai)
300.000
300.000
30 Kas
Pendapatan jahit
(menerima hasil penjahit)
250.000
250.000
Penilaian Sikap
a. Teknik Penilaian : Tes Unjuk Kerja
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Kegiatan (LK)
c. Kisi-kisi :
No. Pengamatan
Proses Indikator
1. Aktif Aktif dalam berdiskusi
2. Kerjasama Kerjasama dalam kelompok
3. Toleran Menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung jawab
4. Wawasan Peduli terhadap teman sekelas yang mengalami kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
kemampuan belajar
5. Mengemukakan
pendapat
Memberikan ide yang membangun pada diskusi
Bubuhkan tanda ( √ ) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No. Nama
Siswa
Pengamatan Sikap
Aktif Bekerjasa
ma
Toleran Wawancara
Kemampuan
Percaya
Diri
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
Dst.
Petunjuk Penskoran:
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh
peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = sangat baik, apabila secara terus menerus melakukan aspek yang diamati
3 = baik, apabila cenderung lebih banyak melakukan aspek yang diamati
2 = cukup, apabila cenderung lebih sedikit melakukan aspek yang diamati
1 = kurang, apabila tidak pernah melakukan aspek yang diamati
Rumus Perhitungan Skor
Perhitungan skor akhir masing-masing indikator menggunakan rumus:
Skor =
Peserta didik memperoleh nilai :
A = 80-100 : Sangat Baik
B = 70-79 : Baik
C = 60-69 : Cukup
D = <60 : Kurang
Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial : Siswa yang tidak mencapai KKM = 80, mengikuti remedial penilaian
b. Pengayaan : Siswa yang telah tuntas, ditugasi menjadi tutor sebaya bagi yang belum
tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
LAMPIRAN RPP 2
MATERI PEMBELAJARAN
Kelas/Semester : X/1
Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar
Kompetensi Keahlian : Akuntansi
Sub Pokok Bahasan : Jurnal
A. Pengertian Jurnal
Jadi, jurnal adalah suatu buku atau catatan pertama atas transaksi-
transaksi keuangan yang secara kronologis dan sistematis digunakan dengan
menuliskan akun yang harus didebit dan dikredit. Dalam hal ini, artinya
sumber pencatatan ke dalam jurnal adalah bukti, serta pencatatan transaksi
dilakukan secara berurutan (kronologis) sesuai tanggal terjadinya transaksi.
Sistematis artinya pencatatan yang dilakukan dengan mengikuti aturan
mendebit dan mengkredit akun. Selain itu, setiap transaksi dicatat secara
berpasangan ke dalam debit dan kredit (double entry accounting), dan jumlah
debit dengan jumlah kredit harus sama/seimbang. Jurnal mempunyai
beberapa fungsi, yaitu:
1. Fungsi Mencatat: jurnal menentukan akun mana dan dengan jumlah
berapa suatu transaksi dicatat.
2. Fungsi Historis: jurnal dicatat dengan mendahulukan transaksi yang lebih
dulu dilakukan sesuai dengan urutan waktu terjadinya.
3. Fungsi Analisis: untuk menentukan nama akun, jumlah uang yang dicatat,
dan disisi mana (debet/kredit) pencatatan dilakukan, bukti transaksi
terlebih dahulu dianalisis. Hasil analisis itulah yang dicatat pada jurnal.
4. Fungsi Instruktif: jurnal merupakan suatu perintah atau instruksi. Akun
harus diisi sesuai dengan apa yang tercatat pada jurnal. Jika instruksi jurnal
tidak diikuti maka pengisian akun salah.
5. Fungsi Informatif: jurnal menyajikan tanggal, nama akun, keterangan
singkat mengenai transaksi, dan jumlah uang yang terlibat dalam suatu
transaksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
B. Bentuk-Bentuk Jurnal Umum
Bentuk atau format buku jurnal sebagai tempat mencatat transaksi pada
setiap perusahaan mungkin berbeda, tetapi bentuk standar Jurnal Umum
(General Journal) terdiri atas kolom-kolom seperti dibawah ini:
JURNAL UMUM
Tanggal Nama Akun dan
Deskripsi Singkat
Reff Debit Kredit
(1) (2) (3) (4) (5)
Atau
Keterangan:
1. Kolom tanggal digunakan untuk mencatat tanggal, bulan, dan
tahun terjadinya transaksi.
2. Kolom akun/keterangan digunakan untuk mencatat transaksi yang didebet
dan dikredit, disertai keterangan singkat tentang transaksi tersebut.
3. Kolom ref. (referensi) digunakan untuk mencatat kode akun ketika ayat jurnal
dipindahkan ke buku besar. Sebelum dipindahkan, kolom ref. tetap dalam
keadaan kosong.
4. Kolom debet digunakan untuk mencatat nilai transaksi.
5. Kolom kredit digunakan untuk mencatat nilai transaksi.
6. Halaman digunakan sebagai referensi pada buku besar.
Manfaat jurnal umum adalah untuk menghindari adanya kesalahan-
kesalahan pencatatan pada saat memasukkan data transaksi ke sebelah debet
dan kreditnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
C. Bentuk-Bentuk Jurnal Khusus
a. Jurnal Pembelian
Tanggal Ket
Debit Kredit
Pembelian Akun Ref Jumlah
Perkiraan
yang
dikredit
b. Jurnal Penjualan
Tanggal No.Faktur Syarat
Pembayaran Debitur Ref Jumlah
c. Jurnal Penerimaan Kas
Tangga
l
Keteranga
n
Re
f
Debit Kredit
Pot.
Penjuala
n
Ka
s
Piutan
g
Penjuala
n
Serba
-serbi
d. Jurnal Pengeluaran Kas
Tanggal Ket Ref Debit Kredit
Hutang
dagang
Pembelian Serba-
serbi
Potongan
pembelian
Kas
D. Mekanisme Debet dan Kredit
Aktiva (Assets)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
Aktiva terdiri atas empat unsur utama, yaitu aktiva lancar, investasi, aktiva
tetap berwujud, dan aktiva tetap tidak berwujud.
1. Aktiva Lancar (Current Assets)
Aktiva lancar, yaitu uang tunai yang dimiliki perusahaan dan aktiva yang
diharapkan mudah untuk dicairkan menjadi uang tunai. Aktiva lancar terdiri
atas kas (cash), surat berharga (marketable securities), wesel tagih (notes
receivable), piutang usaha (account receivable), persediaan barang dagangan
(merchandise inventory), beban dibayar di muka (prepaid expenses), dan per
lengkapan (supplies).
2. Investasi (Investment)
Investasi, yaitu bentuk penyertaan jangka panjang yang tujuannya untuk
menguasai perusahaan dan tidak akan dijual dalam waktu dekat. Misalnya,
investasi dalam saham, investasi dalam obligasi, dan investasi berupa tanah.
3. Aktiva Tetap Berwujud (Tangible Fixed Assets)
Aktiva tetap berwujud, yaitu aktiva yang wujud fisiknya terlihat dan
digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasinya serta
memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun (satu periode akuntansi). Aktiva
tetap, di antaranya peralatan (equip ment), bangunan (building), dan tanah
(land).
4. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets)
Aktiva tetap tidak berwujud, yaitu aktiva yang memiliki masa manfaat lebih
dari satu periode akuntansi, tetapi wujud fisiknya tidak dapat dilihat. Aktiva
tetap tidak berwujud, di antaranya goodwill, hak paten, hak cipta, dan merek
dagang.
Kewajiban (Liabilities)
Unsur-unsur kewajiban, terdiri atas kewajiban lancar dan ke wajiban jangka
panjang.
1. Kewajiban Lancar (Current Liabilities)
Kewajiban lancar, yaitu kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang jangka
waktu pelunasannya kurang dari satu tahun (satu periode akuntansi).
Kewajiban lancar, di antaranya utang usaha (account payable) dan wesel
bayar (notes payable).
2. Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Liabilities)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
Kewajiban jangka panjang, yaitu kewajiban perusahaan pada pihak lain yang
akan dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun (lebih dari satu
periode akuntansi). Misalnya, utang hipotek dan utang bank jangka panjang.
Modal (Capital)
Modal adalah hak atau tuntutan pemilik dalam suatu perusahaan sebagai
akibat adanya modal pokok yang diserahkan untuk memulai suatu usaha.
Adapun akun nominal terdiri atas akun pendapatan dan modal.
1. Pendapatan
Pendapatan adalah hasil yang diperoleh perusahaan dari penjualan barang
dagangan atau jasa kepada pelanggan. Pendapatan dapat dikelompokkan
menjadi beban usaha dan beban di luar usaha. Pendapatan merupakan
komponen penambah modal.
2. Beban
Beban adalah pengorbanan ekonomis untuk memperoleh barang, jasa, atau
fasilitas yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam periode
akuntansi berjalan. Pencatatan akun aktiva, kewajiban, dan modal tersebut
didasarkan pada sistem pencatatan ganda atau sistem pencatatan berpasangan.
Artinya, setiap transaksi paling sedikit akan meme ngaruhi dua akun.
Sisi kiri disebut sisi debet dan dapat disingkat dengan D. Adapun sisi kanan
disebut sisi kredit dapat disingkat dengan K. Semua penambahan suatu akun akan
dicatat pada satu sisi dan semua pengurangan dicatat pada sisi lainnya. Pola
pencatatan pada sisi debet dan kredit, yaitu sebagai berikut.
Aktiva berada pada sisi yang berlawanan dengan kewajiban dan modal sehingga
penambahan dan pengurangan aktiva berbeda dengan kewajiban dan modal. Pola
pencatatan modal berbeda dengan kewajiban dan aktiva karena modal dipengaruhi
oleh akun pendapatan dan beban. Hal ini dapat dilihat pada buku besar berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
Pendapatan merupakan bagian dari akun modal yang akan menambah jumlah
modal. Adapun beban merupakan akun yang akan menurunkan jumlah modal
sehingga penambahan dan pengurangan beban berada di sisi yang berbeda dengan
penambahan dan pengurangan pendapatan. Berikut ringkasan aturan pendebetan,
pengkreditan, serta saldo normal untuk setiap akun.
Di dalam menjurnal suatu akun, penambahan atau pengurangan akan diletakkan
didebet atau dikredit tergantung dari jenis akunnya.
E. Akuntansi Perusahaan Dagang
Metode Pencatatan Akuntansi Perusahaan
1. Metode Periodical
2. Metode Perpetual
Metode Pisik/Periodik Metode Perpetual/Kontinyu
Membeli BD Tunai Pembelian
Kas
Persediaan Barang Dagang
Kas
Membeli BD Kredit Pembelian
Utang Dagang
Persediaan Barang Dagang
Utang Dagang
Mengirim kembali
BD yang dibeli
tunai/Retur Pembelian
Tunai
Kas
Retur
Pemb.&Peng.Harga
Kas
Persediaan Barang Dagang
Mengirim kembali Utang Dagang Utang Dagang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
BD yang dibeli
kredit/Retur
Pembelian Kredit
Retur
Pemb.&Peng.Harga
Persediaan Barang Dagang
Membayar Beban
Angkut Pembelian
Beban Angkut Pembelian
Kas
Persediaan Barang Dagang
Kas
Membayar Pelunasan
utang tanpa potongan
Utang Dagang
Kas
Utang dagang
Kas
Membayar pelunasan
utang dengan
potongan
Utang Dagang
Kas
Potongan Pembelian
Utang Dagang
Kas
Potongan Pembelian
Menjual BD secara
tunai
Kas
Penjualan
Kas
Penjualan
HPP
Persediaan Barang
Dagang
Menjual BD secara
kredit
Piutang Dagang
Penjualan
Piutang Dagang
Penjualan
HPP
Persediaan Barang
Dagang
Menerima kembali
BD yang dijual secara
tunai / Retur
penjualan tunai
Retur penjualan&peng.Harga
Kas
Retur penjualan&peng.Harga
Kas
Persediaan Barang Dagang
HPP
Menerima kembali
BD yang dijual secara
kredit / Retur
penjualan kredit
Retur penjualan&peng.Harga
Piutang Dagang
Retur penjualan&peng.Harga
Piutang Dagang
Pers. Barang Dagang
HPP
Membayar beban
angkut penjualan
Beban angkut penjualan
Kas
Beban angkut penjualan
Kas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
Menerima pelunasan
piutang tanpa
potongan
Kas
Piutang Dagang
Kas
Piutang Dagang
Menerima pelunasan
piutang dengan
potongan
Kas
Potongan penjualan
Piutang dagang
Kas
Potongan penjualan
Piutang dagang
Mengambil barang
dagang untuk
keperluan pribadi
Prive
Penjualan
Prive
Penjualan
HPP
Persediaan Barang
Dagang
Syarat Pembayaran/Penjualan
a. 2/10, n/30, artinya penjualan secara kredit, dengan ketentuan bahwa jika
pembeli melunasi hutangnya dalam jangka waktu (periode potongan),
yaitu maksimum 10 hari dari tanggal transaksi maka penjual akan
memberikan potongan sebesar 2%, sedangkan jangka waktu kredit adalah
30 hari
b. 2/10, 1/20, n/30, pembayaran paling lambat 30 hari setelah transaksi jika
pembayaran pelunasan dilakukan pada 10 hari setelah transaksi maka
diberi potongan 2% dan jika dilunasi dalam waktu 20 hari setelah
transaksi akan diberi potongan 1%
c. EOM (End Of Month), pembayaran paling lambat akhir bulan transaksi
d. N, 10 / EOM, artinya faktur harus dibayar oleh pembeli dalam waktu 10
hari sesudah akhir bulan, dihitung dari bulan yang tertulis pada faktur
e. N /30, artinya faktur netto harus dibayar oleh pembeli dalam waktu 30
hari sesudah tanggal faktur.
Syarat Penyerahan Barang Dagang
a. FOB Shipping Point (free on board)
Barang dagang diserahkan di toko penjual
Beban angkut pembelian ditanggung pembeli (beban angkut pembelian)
Perpindahan hak kepemilikan terjadi ditempat penjual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
Kerusakan di pejalanan ditanggung pembeli
b. FOB Destination Point
Barang dagang diserahkan sampai dengan di gudang pembeli
Beban angkut pembelian ditanggung penjual (beban angkut penjualan)
Perpindahan hak kepemilikan terjadi di tempat pembeli
Kerusakan di perjalanan ditanggung penjual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
Lampiran 19 Soal Latihan Jurnal
Soal
A. Tulislah huruf B jika pernyataan di bawah ini benar, dan tulislah huruf S
apabila pernyataan di bawah ini salah.
b. Jurnal mencatat pengaruh suatu transaksi terhadap perubahan harta, kewajiban
atau ekuitas secara kronologis.
c. Jurnal umum dapat dikatagorikan dalam jurnal 5 kolom.
d. Dalam satu kekurangan pencatatan jurnal dibandingkan dengan pencatatan
langsung dalam akun adalah jurnal mencatat pada satu sisi saldo, yaitu: debit atau
kredit.
e. Kolom posting referensi dalam jurnal diisi setelah pencatatan jumlah debit dan
kredit dalam jurnal tersebut.
f. Nama bulan dalam jurnal hanya ditulis sekali kecuali ganti halaman atau ganti
bulan.
C. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang
(X) pada huruf A, B, C, D dan E
1. Disebut book of original entry karena ....
a. Pencatatan transaksi pertama dalam dokumen
b. Pencatatan transaksi pertama dalam buku jurnal
c. Pencatatan transaksi pertama dalam suatu akun
d. Pencatatan transaksi pertama dalam dokumen dan buku jurnal
e. Pencatatan transaksi pertama dalam jurnal dan suatu akun
2. Transaksi-transaksi harus dicatat dalam jurnal untuk ....
a. Memastikan bahwa seluruh transaksi telah dipindahkan ke dalam buku jurnal
b. Memastikan jumlah debit total sama dengan jumlah kredit total
c. Mendapatkan catatan kronologis dari seluruh transaksi
d. Membantu penyiapan laporan keuangan
e. Memastikan bahwa semua transaksi dicatat dengan nomor
3. Mencatat transaksi dalam buku jurnal adalah ....
a. Mencatat peristiwa yang terjadi dalam perusahaan menurut urutan waktu
terjadinya
b. Mencatat jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan perusahaan
c. Mencatat terjadinya hutang piutang perusahaan dengan pihak lain
d. Mencatat pengaruh keuangan dari transaksi terhadap saldo akun-akun yang
terkait
e. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan perusahaan
4. Berikut ini posisi saldo normal akun yang benar adalah
a. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Debit), Pendapatan (Debit), Beban
(Kredit)
b. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Kredit), Pendapatan (Kredit),
Beban (Debit)
c. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Kredit), Pendapatan (Debit), Beban
(Kredit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
d. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Debit), Pendapatan (Debit), Beban
(Debit)
e. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Debit), Pendapatan (Kredit), Beban
(Debit)
5. Tanggal yang dicantumkan dalam kolom tanggal jurnal adalah ....
a. Tanggal dilakukan pencatatannya dalam jurnal
b. Tanggal pemindahan jurnal ke buku besar
c. Tanggal analisis transaksi
d. Tanggal disetujuinya dokumen dalam jurnal
e. Tanggal terjadinya transaksi sesuai dalam dokumen
D. Susunlah transaksi-transaksi di bawah ini ke dalam jurnal umum dengan
benar.
Rapi Tailor milik Dahlan selama bulan Oktober 2011 mempunyai transaksi
sebagai berikut:
1 Dahlan menyetorkan uang tunai sebesar Rp 10.000.000,00 ke kas perusahaan
3 Membayar sewa kios Rp 2.000.000,00 untuk 1 tahun
5 Membeli 2 mesin jahit @Rp 250.000,00 dari Toko Nasional sebesar @Rp
150.000 tunai, dan sisanya dengan kredit
8 Membeli tunai perlengkapan jahit senilai Rp 100.000,00
10 Menerima hasil jahitan Rp 300.000,00
15 Membayar utang kepada Toko Nasional Rp 200.000,00
20 Membayar gaji tukang jahit Rp 300.000,00
30 Menerima hasil jahitan Rp 250.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
Lampiran 20 Kelompok Kata Kerja Operasional pada Tingkatan Taksonomi
Bloom
Mengetahui (C1) Memahami (C2) Mengaplikasikan (C3)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan
Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan
Menjelaskan Mengkategorikan Menentukan
Menggambar Mencirikan Menerapkan
Membilang Merinci Menyesuaikan
Mengidentifikasi Mengasosiasikan Mengkalkulasi
Mendaftar Membandingkan Memodifikasi
Menunjukkan Menghitung Mengklasifikasi
Memberi label Mengkontraskan Menghitung
Memberi indeks Mengubah Membangun
Memasangkan Mempertahankan Mengurutkan
Menamai Menguraikan Membiasakan
Manandai Menjalin Mencegah
Membaca Membedakan Menggambarkan
Menyadari Mendiskusikan Menggunakan
Menghafal Menggali Menilai
Meniru Mencontohkan Melatih
Mencatat Menerangkan Menggali
Mengulang Mengemukakan Mengemukakan
Mereproduksi Mempolakan Mengadaptasi
Meninjau Memperluas Menyelidiki
Memilih Menyimpulkan Mengoperasikan
Menyatakan Meramalkan Mempersoalkan
Mempelajari Merangkum Mengkonsepkan
Mentabulasi Menjabarkan Melaksanakan
Memberi kode Meramalkan
Menelusuri Memproduksi
Menulis Memproses
Mengaitkan
Menyusun
Mensimulasikan
Memecahkan
Melakukan
Mentabulasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
Menganalisis (C4) Mengevaluasi (C5) Membuat (C6)
Menganalisis Membandingkan Mengabstraksi
Mengaudit Menyimpulkan Mengatur
Memecahkan Menilai Menganimasi
Menegaskan Mengarahkan Mengumpulkan
Mendeteksi Mengkritik Mengkategorikan
Mendiagnosis Menimbang Mengkode
Menyeleksi Memutuskan Mengkombinasikan
Memerinci Memisahkan Menyusun
Menominasikan Memprediksi Mengarang
Mendiagramkan Memperjelas Membangun
Mengkorelasikan Menugaskan Menanggulangi
Merasionalkan Menafsirkan Menghubungkan
Menguji Mempertahankan Menciptakan
Mencerahkan Memerinci Mengkreasikan
Menjelajah Mengukur Mengoreksi
Membagankan Merangkum Merancang
Menyimpulkan Membuktikan Merencanakan
Menemukan Memvalidasi Mendikte
Menelaah Mengetes Meningkatkan
Memaksimalkan Mendukung Memperjelas
Memerintahkan Memilih Memfasilitasi
Mengedit Memproyeksikan Membentuk
Mengaitkan Merumuskan
Memilih Menggeneralisasi
Mengukur Menggabungkan
Melatih Memadukan
Mentransfer Membatas
Mereparasi
Menampilkan
Menyiapkan
Memproduksi
Merangkum
Merekonstruksi
Membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI