ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

266
i ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI Studi Kasus Kelas X di SMK Negeri 1 Jogonalan SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Oleh: Valentina Prima Kusuma Ningrum NIM: 151334075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

Page 1: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

i

ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER

THINKING SKILL (HOTS) PADA MATA PELAJARAN

AKUNTANSI

Studi Kasus Kelas X di SMK Negeri 1 Jogonalan

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Valentina Prima Kusuma Ningrum

NIM: 151334075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya yang senantiasa

menyertai setiap waktu

2. Kedua orang tuaku, Bapak Agustinus Tukidi dan Ibu Elisabeth Sri

Hariwanti yang selalu memberikan motivasi, mencurahkan kasih saying,

dan dukungan serta kesabaran dalam membimbingku.

3. Adikku Marcellinus Tegar Juan Kurniawan, yang selalu memberikan

semangat, doa, dan dukungan

4. Almamaterku Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

v

MOTO

JANGANLAH TAKUT, SEBAB AKU MENYERTAI ENGKAU, JANGANLAH

BIMBANG, SEBAB AKU INI ALLAHMU, AKU AKAN MENEGUHKAN,

BAHKAN AKAN MENOLONGMU ENGKAU; AKU AKAN MEMEGANG

ENGKAU DENGAN TANGAN KANAN-KU YANG MEMBAWA

KEMENANGAN.

-YESAYA 41:10-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

viii

ABSTRAK

ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING

SKILL (HOTS) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

Studi Kasus Kelas X di SMK Negeri 1 Jogonalan

Valentina Prima Kusuma Ningrum

Universitas Sanata Dharma

2019

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis desain rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru akuntansi di SMK Negeri

1 Jogonalan yang memenuhi unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher

Order Thinking Skill; (2) menganalisis pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru akuntansi di SMK Negeri 1 Jogonalan yang mengarah pada unsur

keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill; (3)

menganalisis penilaian atau evaluasi pembelajaran yang dibuat oleh guru

akuntansi di SMK Negeri 1 Jogonalan telah memuat unsur pengukuran

keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill).

Jenis penelitian ini adalah mix methods dengan model sequential

eksploratory. Subjek dalam penelitian ini adalah guru akuntansi dan siswa kelas X

Akuntansi 2. Data dikumpulkan menggunakan teknik wawancara, observasi,

dokumentasi, dan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) desain rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru akuntansi kelas X di SMK Negeri 1

Jogonalan belum memenuhi unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi; (2)

pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru akuntansi kelas X di

SMK Negeri 1 Jogonalan belum mampu mengimplementasikan kegiatan

pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi; dan (3)

penilaian atau evaluasi pembelajaran yang dibuat oleh guru akuntansi di SMK

Negeri 1 Jogonalan kelas X Akuntansi 2 belum memuat unsur pengukuran

keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Kata kunci: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pelaksanaan kegiatan

pembelajaran, pelaksanaan penilaian pembelajaran (assessment).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

ix

ABSTRACT

LEARNING ANALYSIS BASED ON HIGHER ORDER THINKING SKILL

(HOTS) IN ACCOUNTING SUBJECT

A Case Study on The Tenth Class Of SMK Negeri 1 Jogonalan

Valentina Prima Kusuma Ningrum

Sanata Dharma University

2019

This study aims toanalyze: (1) the design of learning implementation plans

(RPP) made by accounting teachers at SMK Negeri 1 Jogonalan that meet the

elements of high-level thinking skills (Higher Order Thinking Skill); (2) the

implementation of learning carried out by accounting teacher at SMK Negeri 1

Jogonalan which leads to the element of high-level thinking skills (Higher Order

ThinkingSkill); (3) the assessment or evaluation of learning made by accounting

teachers at SMK Negeri 1 Jogonalan which contains elements of measurement of

high-level thinking skills (Higher Order Thinking Skill)

This type of research is mix methods with sequential exploratory models.

Subjects in this study were accounting teachers and students of the tenth class of

Accounting 2. Data were collected by using interview techniques, observation,

documentation, and questionnaires.

The results of the study show that: (1) the design of the learning

implementation plan (RPP) made by the tenth class of accounting teacher at SMK

Negeri 1 Jogonalan has not fulfilled the element of high-level thinking skills; (2)

the implementation of learning activities carried out by the tenth class of

accounting teacher at SMK Negeri 1 Jogonalan has not been able to implement

learning activities that lead to high-level thinking skills; and (3) the assessment or

evaluation of learning made by accounting teacher at SMK Negeri 1 Jogonalan in

the tenth class of Accounting 2 has not yet contained the element of measuring

high-level thinking skills.

Keywords: learning implementation plan (RPP), implementation of learning

activities, implementation of assessment (assessment).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul: “Analisis Pembelajaran Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS)

Pada Mata Pelajaran Akuntansi Studi Kasus Kelas X di SMK Negeri 1 Jogonalan.

Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK

Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma.

Selama proses penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang

telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi.

3. Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Akuntansi.

4. Dr. Sebastianus Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. selaku Dosen

Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan dukungan

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

xi

5. Seluruh dosen dan staf karyawan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan pelayanan prima selama perkuliahan.

6. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd yang telah berkenan menjadi

ahli Bahasa dan ahli materi.

7. Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd.yang telah berkenan

menjadi ahli materi.

8. Kepala sekolah, guru, dan peserta didik SMK Negeri 1 Jogonalan yang

telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian di sekolah.

9. Orang tua tercinta, Bapak Agustinus Tukidi dan Ibu Elisabeth Sri

Hariwanti yang senantiasa mendoakan dan memberikan kasih sayang

yang melimpah.

10. Adikku Marcelinus Tegar Juan Kurniawan yang senantiasa memberi

dukungan dan semangat.

11. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian

Khusus Pendidikan Akuntansi angkatan 2015, terima kasih atas

dukungan dan semangat yang diberikan.

12. Teman seperjuangan payung skripsi, terimakasih atas dinamika dan

kerjasamanya selama mengerjakan skripsi.

13. Teman spesialku, Ignasius Kristanto, S.Pd yang senantiasa

memberikan semangat dan dukungan dari awal kuliah sampai

selesainya penyusunan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

xii

14. Sahabat baikku Anthonius Mario Panji yang senantiasa membantu

dalam mengerjakan skripsi.

15. Untuk sahabatku Regina Hesty Kurnianingtyas, Theresia Suryani

Retnowati, Virgilia Melvina, dan Silvina Aloysia Weti yang selalu

memberikan semangat dan motivasi selama saya mengerjakan skripsi.

16. Staf PUSD dan teman-teman mitra perpustakaan yang selalu

mendukung dan memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi

17. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yuang

telah memberikan bantuan, dukungan, dan semangat sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan dengan baik.

Yogyakarta, 23 Juli 2019

Penulis

Valentina Prima Kusuma N

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

MOTO ...................................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxii

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Batasan Masalah........................................................................................... 6

C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7

D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................ 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

xiv

A. Kurikulum .................................................................................................. 10

1. Pengertian Kurikulum .......................................................................... 10

2. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 ......................................... 11

3. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013 ............................................. 13

4. Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum 2013 ........................................ 14

5. Struktur Kurikulum 2013 untuk SMK ................................................. 17

B. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi....................................................... 21

1. Pengertian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi .............................. 21

2. Landasan Berpikir Tingkat Tinggi ....................................................... 22

3. Kategori dalam Dimensi Proses Kognitif Berpikir Tingkat Tinggi ..... 24

C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................... 27

1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................. 27

2. Prinsip-prinsip Pengembangan RPP .................................................... 28

3. Komponen dan Langkah-langkah Pengembangan RPP ....................... 29

4. Karakteristik RPP yang mengarah pada Keterampilan Berpikir

Tingkat Tinggi ...................................................................................... 32

D. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran .......................................................... 36

1. Pengertian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran .................................. 36

2. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ....................................... 41

3. Karakteristik Pembelajaran HOTS ....................................................... 42

4. Lingkup ................................................................................................ 47

5. Pembelajaran yang Berpusat pada Guru .............................................. 49

6. Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa ............................................. 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

xv

E. Pelaksanaan Penilaian ................................................................................ 61

1. Pengertian Penilaian ............................................................................. 62

2. Fungsi Penilaian ................................................................................... 63

3. Tujuan Penilaian................................................................................... 64

4. Penilaian Kurikulum 2013 ................................................................... 65

5. Karakteristik Penilaian Kurikulum 2013 ............................................. 65

6. Karakteristik Soal HOTS ...................................................................... 68

F. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 70

G. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 73

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 76

A. Metode Penelitian Mixed Methods ............................................................. 76

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 76

1. Tempat Penelitian................................................................................. 76

2. Waktu Penelitian .................................................................................. 77

C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 77

1. Subjek Penelitian .................................................................................. 77

2. Objek Penelitian ................................................................................... 77

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian.......................................................... 78

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................... 78

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran .................................................... 84

3. Kegiatan Penilaian Pembelajaran (Assessment) ................................... 89

4. Persepsi Siswa ...................................................................................... 93

E. Sumber Data Penelitian .............................................................................. 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

xvi

1. Data Primer .......................................................................................... 95

2. Data Sekunder ...................................................................................... 96

F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 96

1. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif................................................... 96

2. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif................................................. 98

G. Instrumen Penelitian................................................................................... 99

1. Instrumen Penelitian Kualitatif .......................................................... 100

2. Instrumen Penelitian Kuantitatif ........................................................ 102

H. Teknik Analisis Data ................................................................................ 105

1. Teknik Analisis Data Kualitatif ......................................................... 105

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif ....................................................... 107

I. Langkah-langkah Penelitian ..................................................................... 110

1. Tahap Persiapan ................................................................................. 110

2. Tahap Pelaksanaan ............................................................................. 111

3. Tahap Analisis .................................................................................... 112

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ...................................................... 113

A. Deskripsi Lokasi ...................................................................................... 113

1. Visi ..................................................................................................... 114

2. Misi .................................................................................................... 114

B. Deskripsi Responden ................................................................................ 117

1. Guru ................................................................................................... 117

2. Siswa .................................................................................................. 118

BAB V DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN .......................................... 119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

xvii

A. Deskripsi Data .......................................................................................... 120

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........................................ 120

2. Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Pelaksanaan

Kegiatan Pembelajaran....................................................................... 128

3. Penilaian Pembelajaran (Assessment) ................................................ 143

B. Pembahasan ............................................................................................. 149

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........................................ 149

2. Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Pelaksanaan

Kegiatan Pembelajaran....................................................................... 157

3. Kegiatan Penilaian Pembelajaran (Assessment) ................................. 161

BAB VI PENUTUP ............................................................................................. 162

A. Kesimpulan .............................................................................................. 162

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 163

C. Saran ......................................................................................................... 163

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 166

LAMPIRAN ......................................................................................................... 168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Strukrur Kurikulum SMK ...................................................................... 20

Tabel 2.2 Revisi Taksonomi Bloom ...................................................................... 23

Tabel 2.3 Format Pasangan KD pengetahuan dan keterampilan ........................... 33

Tabel 2.4 Format Penetapan Target KD pengetahuan dan keterampilan............... 33

Tabel 2.5 Format Perumusan IPK .......................................................................... 34

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen RPP......................................................................... 79

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Aktivitas Guru di Kelas .......................................... 85

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen KegiatanPenilaian Pembelajaran............................ 90

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Persepi Siswa ......................................................... 93

Tabel 3.5 Tabel Interpretasi nilai r ...................................................................... 104

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 104

Tabel 3.7 Penilaian Persepsi Siswa ...................................................................... 110

Tabel 4.1 Ruang Kelas beserta Jumlah Siswa ...................................................... 115

Tabel 4.2 Daftar Rekapitulasi Siswa tahun 2018/2019 ........................................ 118

Tabel 5.1 Hasil Analisis Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) RPP .............. 122

Tabel 5.2 Hasil Analisis Tujuan Pembelajaran pada RPP ................................... 123

Tabel 5.3 Hasil Analisis Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran .................... 125

Tabel 5.4 Hasil Wawancara Guru Mata Pelajaran Akuntansi Kelas X................ 129

Tabel 5.5 Hasil Analisis Kuesioner Persepsi Siswa ............................................. 142

Tabel 5.6 Hasil Analisis Soal Latihan Pengetahuan ............................................ 145

Tabel 5.7 Hasil Analisis Soal Keterampilan ........................................................ 146

Tabel 5.8 Bentuk Instrumen Observasi Sikap Sosial X Akuntansi ...................... 147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tingkatan Proses Kognitif Menurut Anderson dan Krathwohl ......... 23

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir .............................................................................. 75

Gambar 5.1 Diagram Batang Hasil Anlisis Kuesioner Persepsi Siswa ............... 143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari Dikpora ................................................... 169

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari Kampus ................................................... 170

Lampiran 3 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ............................... 171

Lampiran 4 Hasil Validasi Instrumen RPP ........................................................ 172

Lampiran 5 Hasil Validasi Instrumen Aktivitas Guru di Kelas ......................... 178

Lampiran 6 Hasil Validasi Instrumen Penilaian Pembelajaran.......................... 184

Lampiran 7 Hasil Validasi Bahasa Instrumen Kuesioner Siswa ........................ 189

Lampiran 8 Hasil Validasi Materi Instrumen Kuesioner Siswa......................... 192

Lampiran 9 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru ................................... 195

Lampiran 10 Hasil Analisis Persepsi Siswa ......................................................... 198

Lampiran 11 Hasil Analisis Wawancara Guru..................................................... 199

Lampiran 12 Hasil Analisis RPP ......................................................................... 202

Lampiran 13 Hasil Analisis RPP Berbasis HOTS ............................................... 207

Lampiran 14 Hasil Analisis Observasi Aktivitas Guru di Kelas.......................... 209

Lampiran 15 Hasil Analisis Pelaksanaan Pembelajaran berbasis HOTS............. 213

Lampiran 16 Hasil Analisis Penilaian Pembelajaran ........................................... 215

Lampiran 17 Hasil Analisis Penilaian Pembelajaran berbasis HOTS ................. 218

Lampiran 18 RPP Jurnal ...................................................................................... 220

Lampiran 19 Soal Latihan Jurnal ......................................................................... 240

Lampiran 20 Kelompok Kata Kerja Operasional Taksononomi Bloom .............. 242

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan hal yang amat penting dalam suatu negara

karena memiliki komponen dalam lingkup pengetahuan, keahlian, dan

nilai-nilai akhlak untuk pembentukan jati diri bangsa, sehingga

pendidikan mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Menurut Kurniawan (2013:51-53) sebuah pendidikan memiliki tiga

komponen utama, yaitu pendidik, peserta didik dan kurikulum. Ketiga

komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dan komponen-komponen

tersebut berada di lingkungan sekolah agar proses kegiatan belajar

mengajar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas tentu tidak terlepas dari

aktivitas berpikir. Oleh karena itu kemampuan berpikir siswa harus

dikembangkan oleh guru secara terencana agar bisa mencapai hasil belajar

yang lebih optimal.

Berpikir merupakan sebuah proses melatih ide-ide atau gagasan

secara tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Dalam hal

ini sangat jelas bahwa aktivitas berpikir dapat membantu memecahkan

masalah-masalah. Guru sebagai ujung tombak pembelajaran dikelas perlu

mendesain pembelajaran sedemikian rupa mulai dari membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan

penilaian. Semuanya harus diarahkan untuk melatih kemampuan berpikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

2

siswa. Berdasarkan jenjang atau tingkatannya, kemampuan berpikir dapat

dibedakan menjadi dua yaitu Higher Order Thingking (HOT) atau berpikir

tingkat tinggi dan Lower Order Thingking (LOT) atau berpikir tingkat

rendah. Tentunya untuk mencapai tujuan pendidikan yang tercantum

dalam pembukaan UUD 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa,

maka kemampuan berpikir tingkat tinggi perlu dikembangkan dan

ditanamkan pada setiap insan terdidik.

Berpikir tingkat tinggi merupakan berpikir pada tingkat yang lebih

tinggi dari pada sekedar menghafal fakta atau mengatakan sesuatu kepada

seseorang persis seperti sesuatu yang disampaikan. Berdasarkan

Taksonomi Bloom, terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi

bagian dan dianggap sebagai dasar dalam berpikir tingkat tinggi. Ketiga

aspek tersebut adalah aspek menganalisa (C4), aspek mengevaluasi (C5),

dan aspek mencipta (C6). Tiga aspek lain dalam ranah yang sama, yaitu

aspek mengingat (C1), aspek memahami (C2), dan aspek menerapkan

(C3), masuk dalam bagian dari keterampilan berpikir tingkat rendah atau

Lower Order Thinking Skill (LOTS)

Dalam proses pembentukan keterampilan berpikir tingkat tinggi,

guru sebagai pihak yang memiliki peran penting, yaitu harus mampu

mengembangkan komponen pembelajaran yang tidak hanya berorientasi

pada kemampuan menghafal untuk mencapai nilai yang tinggi. Peran guru

dalam menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dilakukan

melalui tahap perencanaan berupa desain Rencana Pelaksanaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

3

Pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran,

hingga tahap evaluasi yang berupa pelaksanaan penilaian pembelajaran

(assessment).

Pada kenyataannya, masih banyak guru-guru ketika membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) jarang dikonsultasikan dengan

kepala sekolah maupun teman sejawat dalam hal ini guru yang mengampu

mata pelajaran yang sama. Hal ini sangat penting agar antar sesama rekan

guru bisa saling memberikan masukan. Hal lainnya adalah masih terdapat

guru yang dalam membuat dan menyusun RPP hanya menitikberatkan

pada terpenuhinya syarat administratif bukan pada desain KBM yang lebih

baik, selanjutnya akan berdampak terhadap pelaksanaan pembelajaran di

kelas. Proses belajar menjadi hal yang biasa-biasa saja. Model atau metode

yang diterapkan guru sering membuat siswa menjadi pasif dan malas

untuk berpikir ke tingkat yang lebih tinggi. Sangat jarang siswa diberi

kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri tetapi guru

terkadang menempatkan diri sebagai satu-satunya sumber belajar di kelas.

Dalam kegiatan belajar mengajar guru sering memfasilitasi siswa untuk

berdiskusi dalam kelompok dan itu dianggap bahwa siswa sudah terlibat

aktif bertukar ide dan gagasan tetapi pada kenyataanya terkesan bahwa

diskusi bukanlah wadah untuk saling bertukar pikiran tetapi lebih sering

berorientasi pada cepat terselesaikannya sebuah tugas. Dengan melihat

situasi ini dapat dikatakan berpikir tingkat tinggi pada siswa masih minim

dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

4

Masih banyak lembaga pendidikan yang hanya berorientasi pada

pencapaian nilai yang tinggi. Dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran,

banyakditemukan butir-butir soal yang didominasi oleh soal-soal yang

membutuhkan kemampuan menghafal sehingga ketika ada ulangan

ataupun ujian yang dilakukan siswa adalah menghafalkan sejumlah materi

yang sudah diajarkan oleh guru. Hal ini bila dibiasakan terus menerus

maka keterampilan berpikir tingkat tinggi akan sangat sulit untuk dimiliki

oleh siswa. Siswa lemah dalam berpikir secara kritis, menganalisis,

mengevaluasi dan sulit dalam memecahkan masalah.

Penelitian mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi

diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi dunia pendidikan

terutama bagi para pendidik agar tidak hanya berorientasi pada strategi,

model, dan metode pembelajaran yang hanya menanamkan kemampuan

menghafal. Kebiasaan para pendidik yang hanya berorientasi pada

kemampuan menghafal harus diubah dan diarahkan agar mampu

menerapkan pembelajaran yang mengarah pada proses kognitif agar

mampu mendorong dan meningkatkan kemampuan berpikir pada peserta

didik.

Namun permasalahan dalam pendidikan di sekolah adalah

perubahan kurikulum yang cukup cepat dan guru perlu melakukan

penyesuaian terhadap tuntutan kurikulum yang berlaku, baik dalam proses

penyusunan RPP, pelaksaan pembelajaran, dan penilaian. Hal ini sejalan

dengan hasil observasi dan wawancara dengan guru akuntansi di SMK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

5

Negeri 1 Jogonalan. Peneliti menemukan bahwa guru masih kesulitan

dalam menentukan model dan metode yang digunakan karena terkadang

metode atau model pembelajaran yang diterapkan oleh guru hanya efektif

untuk sebagian siswa saja. Dari wawancara bersama guru akuntansi yaitu

Bapak Wiharta Rahardjo, S.E., M.Si. peneliti juga menemukan bahwa

guru sebetulnya sudah paham terkait keterampilan berpikir tingkat tinggi

pada siswa, namun untuk menerapkannya guru masih kesulitan karena

daya serap siswa yang berbeda-beda dan kondisi kelas yang berubah-ubah.

Oleh karena itu dalam kegiatan belajar mengajar di kelas guru tidak

menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi secara keseluruhan.

Peneliti juga menemukan bahwa dengan adanya perubahan kurikulum

2013 sebelum dan sesudah revisi membuat guru kesulitan dalam

merancang RPP hingga melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dapat

mengarahkan keterampilan berpikir tinggkat tinggi bagi siswa. Guru masih

menggunakan kurikulum 2013 sebelum revisi yang mana di dalam RPP

masih menggunakan 5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan

Informasi, Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan). Guru belum

mengunakan kurikulum 2013 revisi terbaru di mana guru lebih dituntut

untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran 4C (Creativity, Critical

Thinking, Communication, Collaboration). Dengan melakukan

pembelajaran 4C maka akan lebih efektif dalam mengarahkan siswa untuk

bisa memiliki keterapilan berpikir tingkat tinggi melalui pembuatan RPP

yang sesuai, pelaksanaan, dan penilaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

6

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Pembelajaran Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada

Mata Pelajaran Akuntansi Studi Kasus Kelas 10 di SMK Negeri 1

Jogonalan.”

B. BATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, serta karena keterbatasan

waktu, pengetahuan, dan biaya dalam penelitian ini, maka perlu adanya

batasan masalah.Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas permasalahan

yang ingin diteliti serta agar lebih terfokus dan mendalam mengingat

banyak masalah yang ada. Dalam penelitian ini, variabel yang ingin diteliti

yaitu: keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik yang tercermin

dalam perumusan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Kegiatan

Pembelajaran dan Penilaian Pembelajaran. Selain itu fokus kegiatan

pembelajaran juga dibatasi pada tahap kemampuan guru dalam

menciptakan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi melalui desain RPP, pelaksanaan aktivitas pembelajaran, dan

penilaian pembelajaran.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

7

1. Apakah desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

dibuat oleh guru di SMK Negeri 1 Jogonalan sudah memenuhi

unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order

Thinking Skill)?

2. Apakah pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh

guru di SMK Negeri 1 Jogonalan sudah mengarah pada unsur

keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking

Skill)?

3. Apakah penilaian pembelajaran yang dibuat oleh guru di SMK

Negeri 1 Jogonalan sudah mengarah pada unsur pengukuran

keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking

Skill)?

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

yang dibuat oleh guru di SMK Negeri 1 Jogonalan yang memenuhi

unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking

Skill)

2. Untuk menganalisis pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh

guru di SMK Negeri 1 Jogonalan yang mengarah pada unsur

keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

8

3. Untuk menganalisis penilaian pembelajaran yang dibuat oleh guru di

SMK Negeri 1 Jogonalan yang mengarah pada unsur pengukuran

keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill)

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para

pembaca, baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaatnya

sebagai berikut :

1) Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

memperluas wawasan bagi peneliti khususnya dan bagi para pendidik

umumnya dalam merumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), melakukan kegiatan pembelajaran dan proses penilaian yang

tidak hanya menanamkan keterampilan menghafal, melainkan dapat

membentuk keterampilan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik.

2) Manfaat praktis:

Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

9

a. Bagi guru

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperluas kajian

dalam merumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

melakukan kegiatan pembelajaran dan proses penilaian yang

membentuk keterampilan berpikir tingkat tinggi pada peserta

didik.

b. Bagi peneliti lain

Penelitian ini sebagai bentuk sumbangan terhadap penelitiannya

agar dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut.

c. Bagi Penulis

Dengan melakukan penelitian ini, penulis berharap dapat

memperluas cakupan wawasan penulis dan menerapkan ilmu-ilmu

yang diperoleh selama perkuliahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kurikulum 2013

1. Pengertian kurikulum

Menurut Pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 Tahun 2013 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana

dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran dan cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Dakir (2004:3) kurikulum

memuat semua program yang dijalankan untuk menunjang proses

pembelajaran. Program yang dituangkan tidak terpancang dari segi

administrasi saja tetapi menyangkut keseluruhan yang digunakan

untuk proses pembelajaran demi mencapai tujuan pendidikan. Arifin

(2011:4) mengemukakan bahwa kurikulum merupakan semua kegiatan

yang telah disusun secara ilmiah, baik seluruh kegiatan yang terjadi di

dalam kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah yang menjadi

tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas maka kurikulum dapat

disimpulkan sebagai seperangkat rencana mengenai tujuan, isi dan

bahan pelajaran serta segala sesuatu yang menyangkut keseluruhan

yang digunakan untuk proses pembelajaran sebagai pedoman dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

11

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran demi mencapai tujuan

pendidikan.

2. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis,

dan konseptual sebagai berikut (Mulyasa, 2013:64-65):

a. Landasan Filosofis

Landasan filosofis adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari

filsafat yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan

dan studi pendidikan. Adapun landasan filosofis dalam kurikulum

2013, yaitu Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip

dasar dalam pembangunan pendidikan dan Filosofis Pendidikan

yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan

peserta didik, dan masyarakat

b. Landasan Yuridis

Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum yang dijadikan

dasar untuk pengembangan kurikulum dan yang mengharuskan

adanya pengembangan kurikulum baru. Landasan yuridis

kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006

tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

12

Lebih lanjut lagi, pengembangan Kurikulum 2013 diamanatkan

oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2010-2014 Sektor pendidikan tentang Perubahan Metodologi

Pembelajaran dan Penataan Kurikulum.

Dalam ketetapan pasal 3 RPJMN menentukan adanya

pengembangan pembelajaran yang bukan “teaching to test” yang

mengandung makna bahwa ada komponen dokumen kurikulum

yang harus diubah yaitu berkenaan dengan standar penilaian.

Perubahan dalam salah satu komponen akan mengubah desain

dokumen kurikulum dan perubahan mengandung makna

pengembangan kurikulum baru. Selanjutnya, Pasal 5 RPJMN

secara eksplisit menetapkan adanya penataan kurikulum atau

dengan perkataan lain adanya perubahan kurikulum.

Pengembangan kurikulum 2013 juga diamanatkan oleh PP No.19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan INPRES

No.1 Tahun 2010, tentang percepatan pelaksanaan prioritas,

pembangunan nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode

pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk

membentuk daya saing dan karakter bangsa.

c. Landasan Konseptual

Landasan konseptual adalah landasan yang identik dengan

asumsi, yaitu sebuah gagasan, kepercayaan, prinsip, pernyataan

atau pendapat yang sudah dianggap benar yang dijadikan titik tolak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

13

dalam rangka berpikir atau bertindak. Adapun landasan konseptual

dalam kurikulum 2013 yaitu (1) Relevansi pendidikan (link and

match), (2) Kurikulum berbasis kompetensidan karakter, (3)

Pembelajaran kontekstual (constextual teaching and learning), (4)

Pembelajaran aktif (student active learning), dan (5) Penilaian

yang valid, utuh dan menyeluruh

3. Tujuan pengembangan kurikulum 2013

Menurut Mulyasa (2013:65), pengembangan kurikulum 2013

difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik,

berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat

didemostrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap

konsep yang dipelajarinya secara kontekstual. Kurikulum 2013

memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam

proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan

kompetensi dan karakter yang akan dijadikan sebagai standar penilaian

hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat mempersiapkan dirinya

melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan karakter

tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan

kompetensi dan karakter berikutnya. Jadi tujuan pengembangan

kurikulum 2013 berbasis kompetensi, yaitu penetapan kompetensi

yang akan dicapai, pengembangan strategi untuk mencapai

kompetensi, dan evaluasi. Kompetensi yang ingin dicapai merupakan

pernyataan tujuan (goal statement) yang hendak diperoleh peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

14

didik, menggambarkan hasil belajar (learning outcomes) pada aspek

pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap (Mulyasa, 2013: 69).

Selain itu tujuan pengembangan kurikulum 2013 adalah untuk

mendorong peserta didik atau siswa mampu lebih baik dalam

melakukan observasi, bertanya, menalar, dan mengkomunikasikan

(mempresentasikan) apa yang diperoleh atau diketahui setelah siswa

menerima materi pembelajaran.

Menurut Fadlillah (2014:25) tujuan kurikulum 2013, yaitu: (a)

Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skill

dan soft skill; (b) Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia

yang produktif, kreatif, dan inovatif. (c) Meringankan tenaga pendidik

dalam menyampaikan materi dan menyiapkan administrasi mengajar;

(d) Meningkatkan peran serta pemerintahan pusat dan daerah serta

warga masyarakat secara seimbang; (e) Meningkatkan persaingan yang

sehat antar-satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan

dicapai.

4. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam

Sistem pendidikan Indonesia, yang diterapkan oleh pemerintah untuk

menggantikan Kurikulum 2006 (KTSP). Menurut beberapa ahli

pendidikan, perubahan atau pergantian kurikulum dari masa ke masa

disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya selalu

berkembang dan tuntutan zaman yang selalu berubah tanpa bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

15

dicegah. Setiap kurikulum yang berlaku di Indonesia dari periode

sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, tentu saja memiliki

beberapa perbedaan dalam sistem yang diterapkan. Perbedaan sistem

yang terjadi tersebut bisa merupakan kelebihan maupun kekurangan

dari kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat

berasal dari landasan, komponen, evaluasi, prinsip, metode, maupun

model pengembangan kurikulum.

Kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 yang mulai dilaksanakan

pada tahun ajaran 2013-2014 pada sekolah yang ditunjuk Pemerintah,

maupun sekolah yang siap melaksanakannya. Hal penting dari

perubahan atau penyempurnaan kurikulum tersebut, yaitu keunggulan

dan kekurangan. Keunggulan dan kekurangan kurikulum 2013 adalah

sebagai berikut (Kurniasih & Sani, 2014: 40-42)

a. Keunggulan Kurikulum

1) Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam

setiap pemecahan masalah

2) Adanya penilaian dari semua aspek

3) Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi

pekerti

4) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan

tujuan pendidikan

5) Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara

holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

16

6) Kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan

kebutuhan seperti pendidikan karakter, metodologi

pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard

skills, kewirausahaan.

7) Sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial.

8) Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis

kompetensi seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan

secara proporsional.

9) Mengharuskan adanya remediasi secara berkala

10) Tidak memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci

11) Sifat pembelajaran sangat kontekstual

12) Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan

kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal.

13) Buku, dan kelengkapan dokumen lengkap sehingga

memicu dan memacu guru untuk membaca dan

menerapkan budaya literasi.

b. Kelemahan Kurikulum 2013

1) Banyak guru yang beranggapan bahwa dengan kurikulum

2013, guru tidak perlu menjelaskan materi kepada peserta

didik di kelas

2) Banyak guru yang belum siap dengan kurikulum 2013

karena kurikulum 2013 menuntut guru lebih kreatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

17

3) Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan

saintifik

4) Kurangnya keterampilan guru dalam merancang RPP

5) Banyak guru yang tidak menguasai penilaian auntetik

6) Tugas menganalisis SKL, KI, KD, Buku Siswa dan Buku

guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyak

guru yang hanya menjadi plagiat

7) Guru tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses

pengembangan kurikulum 2013, karena pemerintah

cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas

yang sama

8) Terlalu banyak materi yang harus dikuasai peserta didik

sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik,

belum lagi persoalan guru yang kurang berdedikasi

terhadap mata pelajaran yang diampunya.

9) Beban belajar peserta didik dan guru terlalu berat, sehingga

waktu belajar di sekolah terlalu lama.

5. Struktur Kurikulum SMK

Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

dimaksudkan untuk memberikan kemampuan bekerja sesuai

dengan keahlian tertentu. Menurut Permen No. 22 Tahun 2006,

menjelaskan bahwa Sekolah Menengah Kejururan (SMK) memiliki

tiga kelompok mata pelajaran, yaitu kelompok normatif, kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

18

adaptif, dan kelompok produktif yang ditempuh dalam periode

belajar selama 3 tahun (kelas X, XI, XII). Kelompok normatif

merupakan kompetensi yang mengarahkan peserta didik sebagai

warga masyarakat dan warga negara untuk berperilaku sesuai

dengan nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara. Kelompok normatif meliputi Pendidikan Agama,

Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan

Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok

adaptif merupakan kompetensi agar peserta dapat beradaptasi dan

mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan kehidupan

bermasyarakat dan bernegara, budaya dan seni, ilmu pengetahuan

dan teknologi, serta tuntutan perkembangan dunia kerja sesuai

keahlian. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa

Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer,

Pengelolaan informasi dan Kewirausahaan.

Kelompok produktif merupakan kompetensi agar peserta

didik dapat melaksanakan tugas di dunia kerja sesuai dengan

program keahlian. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata

pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Keahlian

dan Kompetensi Keahlian. SMK mempunyai kekhususan yang

terletak pada mata pelajaran produktif. Seperti halnya mata

pelajaran lain, standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan

(SKL) pada mata pelajaran produktif perlu dikaji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

19

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, maka struktur

kurikulum dapat disimpulkan sebagai pengorganisasian

kompetensi inti, kompetensi dasar, muatan pembelajaran, mata

pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan

program pendidikan. Mata pelajaran akuntansi termasuk dalam

muatan peminatan kejuruan dalam kompetensi keahlian akuntansi

dan keuangan serta termasuk kelompok produktif.

Berikut merupakan tabel struktur kurikulum SMK menurut

(Sanjaya, 2006:67)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

20

Tabel 2.1 Struktur Kurikulum SMK

Struktur Kurikulum

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Program Keahlian: (Ditetapkan oleh Sekolah)

Program/Pendidikan dan Latihan Alokasi

Waktu

I. Program

Normatif

1. Pendidikan Sosial-

Budaya dan

Kewarganegaraan

216

2. Pendidikan Agama 144

3. Olahraga dan Kesehatan 216

4. Bahasa Indonesia 144

II. Program

Adaptif

1. Bahasa Inggris Sesuai Program

Keahlian 2. Matematika

3. Keterampilan Komputer

dan Pengelolaan

Informasi *)

4. Kewirausahaan **)

5. .....**)

III. Program

Produktif

1. .........................***) Sesuai Program

Keahlian 2. .........................***)

3. ........................***)

Jumlah

Penjelasan:

a. *) Mata pendidikan dan latihan ini ada dalam seluruh Program

Keahlian

b. **) Program Keahlian tertentu menambah beberapa mata

pendidikan dan latihan

c. ***) Nama mata pendidikan dan latihan Program Produktif

disesuaikan dengan karakteristik program keahlian.

d. Satu unit satuan waktu yang trecantum dalam alokasi waktu adalah

60 menit.

e. Minggu efektif belajar untuk kelas X, XI, XII dalam satu tahun

pelajaran (2 semester) adalah 24-40 minggu

f. Alokasi waktu untuk SMK adalah untuk masa belajar 3 tahun.

g. Muatan lokal diadakan dan ditentukan jenisnya oleh daerah/ sekolah

seusia dengan kebutuhan dan kesiapan dar=erah/ sekolah sebagai

ekstrakurikuler.

h. Kegiatan yang mendorong/ mendukung pembiasaan diatur dan

dilaksanakan oleh sekolah sebagai ekstrakurikuler.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

21

B. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skill)

1. Pengertian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Menurut Hatta (2016: 92), keterampilan berpikir tingkat tinggi

(higher order thinking skill) adalah peningkatan kemampuan

pemahaman dan penguasaan peserta didik atas materi pembelajaran

yang sudah didapat agar dapat berpikir secara kritis (critical thinking),

kreatif (creative thinking), mampu memecahkan masalah (problem

solving), dan mampu membuat keputusan (making decision). Menurut

Gunawan (2012:171) keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses

berpikir yang mengharuskan murid untuk memanipulasi informasi dan

ide-ide dalam cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan

implikasi baru.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, keterampilan berpikir tingkat

tinggi dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir yang bukan

hanya sekedar mengingat dan menghafal, melainkan berpikir pada

tingkat yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan

penguasaan peserta didik dalam menelaah informasi secara kritis dan

kreatif untuk mampu memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Secara umum, terdapat beberapa aspek yang menunjukkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi yang dimiliki oleh seseorang yaitu keterampilan

berpikir kritis, berpikir kreatif, serta memecahkan masalah. Berpikir

kritis dan kreatif digunakan dalam upaya memecahkan masalah.

Keterampilan untuk memecahkan masalah yang dimiliki oleh seseorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

22

dapat ditunjukkan melalui beberapa indikator, misalnya mampu

mengidentifikasi masalah, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, bekerja

secara teliti dan mampu mengevaluasi keputusan. Keterampilan untuk

berpikir tingkat tinggi tidak muncul begitu saja, tetapi harus diperoleh

melalui latihan-latihan. Berpikir tingkat tinggi terjadi ketika seseorang

mengambil informasi baru dan informasi yang tersimpan dalam memori

saling terhubungkan atau menata kembali dan memperluas informasi ini

untuk mencapai tujuan atau menemukan jawaban yang mungkin dalam

situasi membingungkan.

2. Landasan Berpikir Tingkat Tinggi

Berbicara mengenai berpikir tingkat tinggi,Taksonomi Bloom

dapat digunakan sebagai landasan utama dalam keterampilan berpikir

tingkat tinggi.Benjamin S. Bloom membagi taksonomi hasil belajar

dalam enam kategori, yaitu (1) pengetahuan (knowledge), (2)

pemahaman (comprehension), (3) penerapan (application), (4) analisis

(analysis), (5) sintesis (synthesis), dan (6) evaluasi (evaluation).

Tingkat pemahaman peserta didik dianggap berjenjang dengan tingkat

paling rendah (C1) pengetahuan atau mengingat, sampai tingkat paling

tinggi (C6) evaluasi (dalam Sani, 2016:102). Setelah digunakan cukup

lama untuk membuat rancangan instruksional dalam dunia pendidikan,

Anderson dan Krathwohl (dalam Sani, 2016: 103-104) menelaah

kembali Taksonomi Bloom dan melakukan revisi sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

23

Tabel 2.2 Revisi Taksonomi Bloom

Tingkatan Taksonomi Bloom

(1956)

Anderson dan Krathwohl

(2000)

CI Pengetahuan Mengingat

C2 Pemahaman Memahami

C3 Aplikasi Menerapkan

C4 Analisis Menganalisis

C5 Sintesis Mengevaluasi

C6 Evaluasi Mencipta

Catatan: pada Taksonomi Bloom yang direvisi menggunakan kata kerja.

Secara hirarkis revisi Taksonomi Bloom dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Tingkatan Proses Kognitif menurut Anderson dan

Krathwohl (Sani, 2016: 104)

Revisi taksonomi yang dilakukan oleh Anderson dan Krathwohl

mendeskripsikan perbedaan antara proses kognitif dengan dimensi

pengetahuan yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,

pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif (Sani,

2016:104). Revisi taksonomi tersebut memberikan gambaran bahwa

yang termasuk dalam indikator keterampilan berpikir tingkat rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

24

yaitu mengingat, memahami, dan mengaplikasikan, sedangkan yang

termasuk dalam indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Hal tersebut sesuai dengan

dimensi proses kognitif yang semakin meningkat dari mengingat

sampai mencipta.

3. Kategori dalam Dimensi Proses Kognitif Berpikir Tingkat Tinggi

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa terdapat

tiga dimensi kognitif pada Taksonomi Bloom yang direvisi oleh

Anderson dan Krathwohl yang masuk dalam indikator keterampilan

berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS), yaitu:

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta, sedangkan ketiga proses

kognitif dalam ranah yang sama yakni keterampilan mengingat,

memahami, dan mengaplikasikan merupakan keterampilan berpikir

yang berada pada tingkat rendah atau Lower Order Thinking Skill

(LOTS). Masing-masing indikator akan dijelaskan satu persatu sebagai

berikut (Sani, 2016:107-108):

a. Mengingat

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang

dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pada kategori ini, peserta

didik hanya dituntut untuk mengingat fakta atau konsep tanpa harus

memahami atau menerapkannya, dan guru hanya menguji

kemampuan peserta didik dalam menghafal informasi yang

disampaikan atau dibaca oleh peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

25

b. Memahami

Memahami merupakan proses mengkonstruksi makna dari

materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan

digambar oleh guru. Pada kategori ini, peserta didik mengetahui

makna fakta, konsep, atau prosedur yang dipelajari. Peserta didik

dituntut untuk dapat menyatakan dan memberikan contoh tentang

fakta, konsep, atau prosedur dengan kalimatnya sendiri.

c. Mengaplikasikan

Mengaplikasikan merupakan kegiatan menerapkan atau

menggunakan suatu metode dalam keadaan tertentu. Pada kategori

ini, peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan ide, konsep,

prosedur, metode, atau teori ke dalam situasi baru secara nyata. Guru

dapat menguji kemampuan peserta didik dalam kategori ini dengan

menugaskan mereka untuk menerapkan ide, konsep, prosedur,

metode atau teori untuk menyelesaikan permasalahan yang belum

pernah diberikan sebelumnya.

d. Menganalisis

Menganalisis melibatkan proses pembagian materi dalam

beberapa bagian-bagian kecil dan struktur keseluruhannya. Pada

kategori ini, peserta didik dituntut untuk dapat menguraikan sebuah

situasi atau permasalahan ke dalam komponen-komponen

pembentuknya. Guru dapat menguji kemampuan peserta didik dalam

kategori ini dengan menugaskan mereka untuk menguraikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

26

informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi,

membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab

akibat. Analisis dapat dilakukan untuk mengkaji fakta, konsep,

prosedur, atau pengetahuan metakognisi.

e. Mengevaluasi

Mengevaluasi merupakan proses membuat keputusan

berdasarkan kriteria dan standar melalui pengecekan dan kritik.

Kemampuan untuk mengambil keputusan, menyatakan pendapat,

atau memberi penilaian secara kuantitatif atau kualitatif berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu. Pada kategori ini, peserta didik ditutut untuk

dapat menilai sebuah situasi, keadaan, atau pernyataan berdasarkan

kriteria tertentu.

f. Mencipta

Proses mencipta merupakan suatu kegiatan mengembangkan

ide, produk, atau metode baru dengan cara menggabungkan unsur-

unsur untuk membentuk fungsi secara keseluruhan dan menata

kembali unsur-unsur menjadi pola atau struktur baru melalui

perencanaan, pengembangan, dan produksi. Guru dapat menguji

kemampuan peserta didik dalam berkreasi dengan menugaskan

mereka untuk membuat sebuah cerita, peralatan, karya seni,

eksperimen, dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

27

C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang

Standar Proses, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

merupakan suatu rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu

pertemuan ataupun lebih. RPP berkembang dari silabus untuk lebih

mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik untuk mencapai

Kompetensi Dasar. Menurut Kunandar (2007:262), rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan

prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan

dalam silabus. RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru

sebelum mengajar. Persiapan ini dapat mencakup persiapan tertulis

maupun persiapan mental, termasuk meyakinkan peserta didik untuk

mau terlibat secara penuh. Permendiknas No. 41 Tahun 2007

menyatakan bahwa Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar

dan Menengah adalah meliputi Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar

kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian

kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan

sumber belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

28

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dapat disimpulkan sebagai rencana kegiatan

pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih yang

dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran

peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).Dalam

praktik pendidikan, rumusan RPP yang baik dan benar pun belum

tentu dapat menjamin keberhasilan pencapaian tujuan secara utuh.

Oleh karena itu perlu dilakukan pelaksanaan kegiatan pembelajaran

dan proses penilaian yang sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan.

2. Prinsip-prinsip Pengembangan RPP

Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP

dapat dijelaskan sebagai berikut (Abdul & Chaerul, 2014:261):

a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

RPP yang disusun oleh guru harus memperhatikan perbedaan jenis

kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi

belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,

kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,

norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada pesertadidik

untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,

kemandirian, dan semangat belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

29

c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran

membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam

berbagai bentuk tulisan.

d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

RPP yang dibuat harus memuat rancangan program pemberian

umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

e. Keterkaitan dan Keterpaduan

RPP yang disusun harus memperhatikan keterkaitan dan

keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan

sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP

disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik,

keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar,

dan keragaman budaya.

f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi

informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan

efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

3. Komponen dan Langkah-langkah Pengembangan RPP

Menurut Abdul & Chaerul (2014:262-263), komponen dan

langkah-langkah penyusunan RPP adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

30

a. Mencantumkan Identitas

Identitas meliputi: Sekolah, Kelas/Semester, Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Alokasi Waktu.

b. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran

Terdapat beberapa alasan untuk mencantumkan tujuan

pembelajaran di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu:

(a) agar mereka dapat melakukan pemilihan materi, metode, media,

dan urutan kegiatan, (b) agar mereka memiliki komitmen untuk

menciptakan lingkungan belajar sehingga dapat mencapai tujuan,

dan (c) membantu mereka dalam menjamin evaluasi yang benar.

Guru tidak akan tahu siswanya telah mencapai sebuah tujuan

kecuali menuliskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Suatu tujuan pembelajaran harus mengandung unsur Audience (A),

Behavior (B), Condition (C), dan Degree (D). Audience merupakan

peserta didik yang menjadi subjek tujuan pembelajaran, behavior

merupakan kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan audience

setelah pembelajaran. Kata kerja ini merupakan jantung dari

rumusan tujuan pembelajaran dan harus terukur, condition (C)

merupakan situasi pada saat tujuan tersebut diselesaikan, dan

degree (D) merupakan standar yang harus dicapai oleh audience

sehingga dapat dinyatakan setelah mencapai tujuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

31

c. Mencantumkan MateriPembelajaran

Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk

mencapai tujuan pembelajaran Materi dalam RPP merupakan

pengembangan dari materi pokok yang terdapat dalam silabus.

Materi pembelajaran dalam RPP harus dikembangkan secara terinci

jika perlu guru dapat mengembangkannya menjadi Buku Siswa.

d. Mencantumkan Model/Metode Pembelajaran

Dalam Permendikbud no.65 tahun 2013 tentang Standar

Proses, kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode

pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar yang

disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.

e. Mencantumkan Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Untuk mencapai satu kompetensi dasar harus dicantumkan

langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya,

langkah-langkah kegiatan memuat pendahuluan/kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan penutup, dimana masing-masing disertai

alokasi yang dibutuhkan. Rangkaian kegiatan tersebut disesuaikan

dengan karakteristik model yang dipilih, menggunakan sintaks

yang sesuai dengan modelnya.

f. Mencantumkan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang

terdapat dalam silabus. Apabila ketiga aspek ini dipenuhi maka

penyusunan harus menyebutkan secara jelas mengenai: 1) media,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

32

2) alat/bahan, dan 3) sumber belajar yang digunakan. Oleh karena

itu, sebaiknya guru memahami secara benar pengertian ketiga

aspek tersebut.

g. Mencantumkan Penilaian

Penilaian dijabarkan atas jenis/teknik penilaian, bentuk

instrumen dan instrumen yang digunakan untuk mengukur

ketercapaian indikator dan tujuan pembelajaran. Dalam

penyajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matriks horizontal

maupun vertikal. Dalam penilaian tersebut hendaknya

mencantumkan teknik/jenis, bentuk instrumen, kunci

jawaban/rambu-rambu jawaban.

4. Karakteristik RPP yang Mengarah pada Keterampilan Berpikir

Tingkat Tinggi

Desain pembelajaran yang dikembangkan perlu memperhatikan

langkah-langkah sistematis yang harus dibuat oleh guru dengan

berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berikut adalah

karakteristik dalam menyusun langkah-langkah desain pembelajaran

HOTS (Ariyana, Pudjiastuti, Bestari, dan Zamroni, 2018: 48-50):

a. Menentukan dan menganalisis kompetensi dasar yang sesuai

dengan tuntutan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang

Kompetensi Dasar yang menjadi sasaran minimal yang akan

dicapai sesuai Kompetensi Dasar sesuai dengan format sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

33

Tabel 2.3 Format Pasangan KD pengetahuan dan keterampilan

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan

<Nomor KD><KD Pengetahuan> <Nomor KD><KD Keterampilan>

b. Menentukan target yang akan dicapai sesuai dengan Kompetensi

Dasar, sesuai dengan format dibawah:

Tabel 2.4 Format Penetapan Target KD Pengetahuan dan Keterampilan

No Kompetensi Dasar Target KD

KD Pengetahuan

<KD Pengetahuan> <Target pengetahuan yang diamanatkan

oleh KD>

KD Keterampilan

<KD

Keterampilan>

<Target keterampilan yang diamanatkan

oleh KD>

c. Proyeksikan dalam sumbu simetri seperti pada Tabel 2.4.

kombinasikan dimensi pengetahuan dengan proses berpikir.

d. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dilakukan

dengan mengikuti langkah sebagai berikut:

e. Memperhatikan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan

yang menjadi target dan harus dicapai peserta didik

f. Menentukan KD yang akan diturunkan menjadi IPK

g. Menggunakan Kata Kerja Operasional yang sesuai untuk IPK agar

konsep materi dapat tersampaikan secara efektif. Gradasi IPK

diidentifikasi dari Lower Order Thinking Skill (LOTS) menuju

Higher Order Thinking Skill (HOTS)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

34

h. Merumuskan IPK penunjang dan IPK kunci, sedangkan IPK

pengayaan dirumuskan apabila kompetensi minimal KD sudah

dipenuhi oleh peserta didik

Tabel 2.5 Format Perumusan IPK

KD Tingkat

Kompetensi

KD

Proses Pikir

dan

Keterampilan

Materi

dan Sub

Materi

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

KD Pengetahuan

Dimensi

Pengetahuan:

Proses

Perpikir

Proses Berpikir

dan dimensi

pengetahuan:

<Gradasi

dimensi proses

berpikir>

IPK Penunjang:

IPK Kunci:

IPK Pengayaan:

KD Keterampilan

Tingkat

Proses

Keterampilan:

Langkah

Proses

Keterampilan:

<Gradasi

dimensi

Keterampilan>

IPK Penunjang:

IPK Kunci:

IPK Pengayaan:

i. Merumuskan tujuan pembelajaran, apakah peningkatan kognitif,

psikomotor atau afektif. Perumusan tujuan pembelajaran harus jelas

dalam menunjukkan kecakapan yang harus dimiliki peserta didik.

Tujuan pembelajaran mengisyaratkan bahwa ada beberapa karakter

kecakapan yang akan dikembangkan guru dalam pembelajaran.

Selain itu, tujuan pembelajaran juga bertujuan untuk menguatkan

pilar pendidikan.

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran berdasarkan model

pembelajaran:

1) Pahami KD yang sudah dianalisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

35

2) Pahami IPK dan materi pembelajaran yang telah

dikembangkan

3) Pahami sintaks-sintaks yang ada pada model pembelajaran,

rumuskan kegiatan pendahuluan yang meliputi orientasi,

motivasi, dan apersepsi

4) Rumuskan kegiatan inti yang berdasarkan pada:

a) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

b) Karakteristik peserta didik

c) Pendekatan saintifik

d) 4C (Creativity, Critical Thinking, Communication,

Collaboration)

e) PPK dan literasi

5) Rumuskan kegiatan penutup yang meliputi kegiatan refleksi

baik individual maupun kelompok

a) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran

b) Melakukan kegiatan tindak lanjut

c) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya

d) Kegiatan penutup dapat diberikan penilaian akhir sesuai KD

bersangkutan

6) Tentukan sumber belajar berdasarkan kegiatan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

36

7) Rumusan penilaian (formatif dan sumatif) untuk pembelajaran

yang mengacu pada IPK

D. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Selain pengembangan RPP, faktor lain yang perlu diperhatikan

oleh pihak sekolah dalam upaya menumbuhkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi adalah kompetensi mengajar yang dimiliki oleh guru.

Kompetensi mengajar guru akan tercermin melalui kegiatan pembelajaran

yang terlaksana. Untuk menumbuhkan keterampilan berfikir tingkat tinggi,

guru harus mampu menerapkan pendekatan, strategi, model, maupun

metode pembelajaran yang mengacu pada proses kognitif dari masing-

masing indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi itu sendiri. Selain

itu, guru juga harus mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang

berpusat pada siswa serta mampu menggali potensi dan mengarahkan

siswa kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi.

1. Pengertian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi guru dengan siswa

dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk

mencapaitujuan pembelajaran.Menurut Nana Sudjana (1989:6),proses

belajar mengajar atau pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi

siswa dengan lingkungan belajar yang dirancang sedemikian rupa

untuk mencapai tujuan pembelajaran, yakni keterampilan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

37

diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman

belajarnya. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses interaksi yang

bersifat edukatif antara guru dengan siswa. Kegiatan yang

dilaksanakan tersebut bermuara pada satu tujuan yaitu untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pandangan

lain yang relevan dengan hal tersebut adalah yang dikemukakan oleh

Arifin (2010:210), bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah

pelaksanaan strategi-strategi yang telah dirancang untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Strategi, pendekatan, prinsip-prinsip dari metode

pembelajaran diarahkan guna mencapai tujuan pembelajaran yang

efektif dan efisien.

Berdasarkan kedua pengertian tersebut, pelaksanaan pembelajaran

merupakan suatu interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai

tujuan pembelajaran dengan menggunakan strategi-strategi,

pendekatan, prinsip dan metode tertentu dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran yang efektif dan efisien berdasarkan perencanaan yang

telah dibuat oleh guru sebelumnya. Oleh karena itu, kegiatan

pembelajaran harus dilaksanakan dengan baik dan optimal sehingga

tujuan-tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik dan optimal

pula. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup (Abdul, 2014: 229-331)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

38

a. Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan utnuk membangkitkan motivasi dan

memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif

dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan, guru

melakukukan kegiatan:

1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk

mengikuti proses pembelajaran

2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah

dipelajari dan mengaitkannya dengan materi yang akan

dipelajari

3) Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau

tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan

menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai

4) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan

tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk

menyelesaikan permasalahan atau tugas.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai

tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

39

serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti meliputi proses

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan

komunikasi.

1) Mengamati

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan

bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan

pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar,

dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk

melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan

(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu

benda atau objek.

2) Menanya

Guru membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan

pertanyaan-pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang

konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta,

konsep, prosedur, ataupun hal lain yang lebih abstrak.

3) Mengumpulkan dan mengasosiasikan

Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan

informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu

peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak,

memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau

bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut, maka

akan terkumpul sejumlah informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

40

4) Mengkomunikasikan hasil

Dalam kegiatan ini, peserta didik akan menuliskan atau

menceritakan apa yang sudah ditemukan dalam kegiatan

mencari informasi, mengasosiasikan, dan menemukan pola.

Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai

hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.

c. Kegiatan Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri

aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk

rangkuman atau kesimpulan, penilaian, refleksi, umpan balik, dan

tindak lanjut. Dalam kegiatan penutup, guru melakukan kegiatan:

1) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran

2) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram

3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran

4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling,

dan/atau memberikan tugas, baik tugas individual maupun

kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik

5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

41

2. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Menurut Permendikbud No.103 tahun 2014, pelaksanaan

pembelajaran perlu adanya prinsip untuk mencapai kualitas yang telah

dirancang dalam dokumen kurikulum. Prinsip tersebut yaitu:

a. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;

b. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;

c. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;

d. Pembelajaran berbasis kompetensi;

e. Pembelajaran terpadu;

f. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang

memiliki kebenaran multi dimensi;

g. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;

h. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara

hard skills dan soft skills;

i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi

keteladanan (Ing Ngarso Sung Tulodo), membangun kemauan (Ing

Madyo Mangun Karso), dan mengembangkan kreativitas peserta

didik dalam proses pembelajaran (Tut Wuri Handayani);

k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di

masyarakat;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

42

l. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;

m. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya

peserta didik; dan

n. Suasana belajar menyenangkan dan menantang.

3. Karakteristik Pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skill)

Aktivitas pembelajaran berbasis Higher Order Thinking Skills

(HOTS) dapat dideskripsikan sebagai berikut (Sani, 2019: 62-70):

a. Aktif dalam berpikir

Dalam pembelajaran berbasis HOTS, semua siswa harus aktif

dalam berpikir. Peran guru dalam proses pembelajaran berbasis

HOTS tidak begitu dominan, namun lebih berperan sebagai

fasilitator untuk memberi kemudahan bagi siswa dalam berpikir.

Guru harus mempersiapkan tugas-tugas atau soal yang dapat

membuat siswa berpikir kreatif, kritis dan menyelesaikan masalah,

selain itu guru juga tidak boleh terlalu banyak menjelaskan, namun

lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari

dan menemukan sendiri apa saja yang akan dipelajarinya sehingga

siswa dapat menguasai keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Beberapa kondisi yang harus diterapkan guru selama kegiatan

pembelajaran berlangsung adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

43

1) Guru harus memastikan situasi tetap terkendali meskipun siswa

ditantang untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara bebas

selama proses pembelajaran berlangsung.

2) Guru lebih banyak memberi rangsangan berpikir pada siswa

untuk menyelesaikan masalah yang telah diberikan atau masalah

yang dihadapi siswa. Hal tersebut akan membuat siswa lebih aktif

mencari informasi dan berpikir sehingga materi pembelajaran

akan lebih mudah diserap dan dapat meningkatkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi.

3) Guru harus mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran secara

bervariasi sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa,

sehingga siswa tidak mudah bosan.

4) Guru dapat melatih siswa untuk berani mengajukan pertanyaan

atau pernyataan setelah menampilkan sebuah fenomena yang

menarik, selain itu guru juga harus melatih kepercayaan diri siswa

agar yakin pada dirinya sendiri dalam penguasaan pengetahuan

dan berpikir.

b. Memformulasikan masalah

Sangat penting bagi siswa untuk dapat merumuskan suatu

permasalahan dari kondisi yang diberikan. Perumusan masalah dapat

berupa tindakan yang mengubah sebuah masalah yang diberikan

menjadi sebuah masalah yang berbeda penyajiannya. Hal ini sering

dilakukan ketika berupaya menyelesaikan sebuah masalah agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

44

memudahkan siswa dalam memahami masalah. Banyak ahli yang

menyatakan bahwa pengajuan pertanyaan berupa soal atau masalah

dapat menjadi cara melatih siswa untuk berpikir kreatif. Jika masalah

yang diperkenalkan tidak memiliki pertanyaan yang jelas, maka

siswa harus belajar merumuskan masalah. Kemampuan siswa untuk

merumuskan masalah dan mencari solusinya merupakan sarana

untuk menilai kreativitas dan mendorong siswa untuk

mengembangkan kreativitasnya.

c. Mengkaji permasalahan kompleks

Permasalahan yang dikaji dalam pembelajaran berbasis HOTS

adalah permasalahan yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan

mengingat atau menerapkan strategi yang telah umum diketahui.

Penyelesaian permasalahan dalam pembelajaran berbasis HOTS

membutuhkan kreativitas dan keterampilan berpikir kritis. Siswa

yang tidak memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi akan

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan

kontekstual yang terkait dengan berbagai bidang ilmu.

d. Berpikir divergen dan mengembangkan ide

Pengembangan kreativitas sangat membutuhkan kemampuan

berpikir divergen. Melatih siswa untuk berpikir divergen akan

mengembangkan kemampuan mereka dalam mengajukan beberapa

ide yang berbeda. Pengembangan ide-ide kreatif sangat terkait

dengan kemampuan berpikir divergen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

45

e. Mencari informasi dari berbagai sumber

Belajar dengan mencari informasi dari berbagai sumber akan

mengakomodasi perbedaan karakteristik siswa dalam gaya belajar,

kemampuan belajar, kebutuhan, minat, keingintahuan, dan

pengetahuan awal masing-masing siswa. Siswa atau kelompok siswa

akan lebih bebas belajar dan mengkonstruksi pengetahuan mereka

sendiri. Aktivitas ini dapat mendorong siswa untuk lebih

bertanggungjawab dan melatih kemandirian belajar. Jika sumber

informasi diperoleh dari internet, maka siswa dapat mengembangkan

kemampuan dalam menelusuri informasi secara efektif. Siswa akan

belajar mensintesis informasi yang telah diperolehnya dan

mengevaluasi sinopsis yang mereka susun. Hal tersebut

membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan tidak dapat

dilakukan hanya dengan memahami atau menerapkan sebuah

prosedur.

f. Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah secara kreatif

Pembelajaran berbasis HOTS harus memberikan kesempatan

pada siswa untuk terbiasa berpikir kritis dalam menghadapi suatu

persoalan atau ketika menerima suatu informasi. Pola berpikir kritis

sangat penting untuk refleksi diri dan memberi makna bagi

kehidupan siswa. Jika siswa mampu berpikir secara kritis, maka

mereka tidak mudah dipengaruhi oleh berita negatif karena dapat

mencari kebenaran dan merefleksikan nilai, serta membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

46

keputusan yang tepat. Ciri lain dari pembelajaran berbasis HOTS

adalah adanya aktivitas siswa dalam menyelesaikan permasalahan

secara kreatif. Upaya untuk menyelesaikan permasalahan secara

kreatif harus dimulai dengan perumusan masalah terlebih dahulu,

kemudian siswa mengusulkan cara-cara yang dapat dilakukan untuk

menyelesaikan masalah.

g. Berpikir analitik, evaluatif, dan membuat keputusan

Aktivitas belajar membuat keputusan dapat dicirikan ketika siswa

diminta memilih suatu cara diantara beberapa cara alternatif yang

tersedia. Ada guru yang melatih siswa untuk membuat suatu

keputusan secara analitik, yakni dengan mempertimbangkan

beberapa kelebihan dan kelemahan dari masing-masing solusi

alternatif yang akan dipilih. Terkait dengan aktivitas belajar tersebut,

guru dianjurkan untuk menerapkan beberapa prinsip dalam

pembelajaran berbasis HOTS, antara lain:

1) Memberikan tugas yang sesuai dengan harapan atau kebutuhan

siswa

2) Membangkitkan rasa ingin tahu siswa

3) Memberikan tugas atau soal yang dapat membuat siswa aktif

berpikir

4) Mengkaji persoalan nyata (kontekstual) yang dialami oleh siswa

5) Mengembangkan imajinasi siswa melalui tulisan atau gambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

47

6) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan elaborasi

dan berpikir divergen (lateral)

7) Memberi kesempatan pada siswa untuk memilih topik atau cara

berpikir di kelas

8) Tidak menyalahkan siswa jika membuat atau menanyakan hal

yang nyeleneh

9) Memberikan kebebasan kepada siswa untuk bereksperimen

10) Memberikan umpan balik dan penghargaan atas karya siswa

11) Melatih siswa untuk mengajukan pertanyaan dan membuat

rumusan masalah dalam upaya menyelesaikan masalah yang

menantang

12) Melatih siswa untuk berpikir kritis dengan menganalisis dan

mengevaluasi data atau informasi yang disajikan

13) Melatih siswa membuat keputusan terkait dengan suatu kondisi

yang dideskripsikan

4. Lingkup

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan

saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan

saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran

kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk

pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintaks, pengaturan, dan

budaya misalnya discovery learning, project based learning, problem-

based learning, dan inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

48

model pembelajaran langsung (direct instructional) dan tidak langsung

(indirect instructional).

Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan

pengetahuan, keterampilan berpikir dan keterampilan menggunakan

pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber

belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran

langsung, peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi atau mencoba, menalar atau mengasosiasi,

dan mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan

pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak

pembelajaran (instructional effect). Pembelajaran tidak langsung

berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung

dalam KI-1 dan KI-2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang nilai

dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh

mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan.

Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan moral

dan perilaku, dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap

kegiatan yang terjadi dikelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu

dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan

intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler baik yang terjadi di

kelas, sekolah, dan masyarakat (luar sekolah) dalam rangka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

49

mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan nilai dan sikap

(Permendikbud No.103 tahun 2014).

5. Pembelajaran yang Berpusat pada Guru

Pembelajaran yang berpusat pada guru didesain dalam pengajaran

secara langsung oleh guru kepada siswa. Pembelajaran pada pendekatan

ini terstruktur, dikendalikan dan dikontrol oleh guru. Pembelajaran

yang berpusat pada guru akan cenderung membuat siswa kurang aktif

dalam belajar karena siswa lebih banyak mendengarkan, dan

memperhatikan guru. Pembelajaran yang berpusat pada guru ini

dilakukan dalam beberapa aktivitas seperti menjelaskan materi

pembelajaran, mengajar, bertanya dan diskusi, latihan dikelas dan

pekerjaan rumah.

a) Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)

1) Pengertian Model Pengajaran Langsung (DirectInstruction)

Pengajaran langsung adalah suatu model pengajaran yang

berpusat pada guru. Model pengajaran langsung adalah salah

satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk

menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan

pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang

terstruktur dengan baik yang diajarkan dengan pola kegiatan

yang bertahap, selangkah demi selangkah. Selain itu, model

pembelajaran ini juga ditujukan untuk membantu siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

50

mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi

yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.

2) Ciri-ciri Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)

Menurut Majid (2013:73)ciri-ciri model pengajaran

langsung, yaitu sebagai berikut:

a) Adanya tujuan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa

b) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan

pembelajaran

c) Model pengajaran langsung merupakan cara yang paling

efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-

keterampilan yang eksplisist kepada siswa yang berprestasi

rendah

d) Menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah)

e) Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap

berprestasi apabila model pengajaran langsung dilakukan

secara efektif.

h. Langkah-langkah Pembelajaran Model Pengajaran

Langsung (Direct Instruction)

Langkah-langkah pembelajaran model pengajaran

langsung pada dasarnya mengikuti pola pembelajaran secara

umum. Menurut Majid (2013:76) langkah-langkah pengajaran

langsung meliputi tahapan berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

51

i. Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa

Tujuan langkah awal ini untuk menarik dan memusatkan

perhatian siswa, serta memotivasi mereka untuk berperan

serta dalam pelajaran itu.

ii. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan

Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar

atau menyampaikan informasi tahap demi tahap. Pada fase

ini guru dapat menyajikan materi pelajaran, baik berupa

konsep-konsep maupun keterampilan.

iii. Membimbing pelatihan

Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan

mengoreksi kesalahan konsep. Pada fase ini guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih

konsep atau keterampilan.

iv. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Guru memeriksa atau mengecek kemampuan

siswaseperti memberi kuis terkini, dan memberi umpan

balik seperti membuka diskusi untuk siswa. Guru

memberikan review terhadap hal-hal yang telah dilakukan

siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa, dan

mengulang keterampilan jika diperlukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

52

v. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan dan

penerapan konsep

Guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada

siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi

yang telah mereka pelajari. Guru juga memberikan

kesempatan untuk melakukan pelatihan lanjutan, dengan

perhatian khusus terhadap penerapan situasi lebih kompleks

dan kehidupan sehari-hari.

6. Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa

Pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan pendekatan

wajib dalam kurikulum 2013 dimana pembelajaran lebih mendahulukan

kepentingan dan kemampuan siswa dalam belajar. Dalam pembelajaran

yang berpusat pada siswa ini, peran guru hanyalah sebagai fasilitator

yang harus bisa membangkitkan ketertarikan siswa terhadap suatu

materi. Pembelajaran yang berpusat pada siswa diwujudkan melalui

kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

mengasosiasi, dan mengkomunikasikan atau biasa disebut dengan 5M.

Melalui tahapan tersebut, guru harus mampu memotivasi dan

membangkitkan ketertarikan siswa pada topik pembelajaran,

membimbing siswa untuk menanyakan fakta-fakta, konsep maupun

prosedur yang relevan dengan topik pembelajaran.

Selain itu guru juga harus mampu membimbing siswa dalam

mengumpulkan informasi pendukung fakta-fakta, konsep, maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

53

prosedur-prosedur tersebut untuk kemudian dibimbing dalam tahap

mengasosiasikan dan menyimpulkan, lalu yang terakhir adalah guru

harus mampu membimbing siswa dalam mengkomunikasikan semua

fakta-fakta, konsep maupun prosedur-prosedur tersebut.

a. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

1) Pengertian Pembelajaran Penemuan

Discovery adalah menemukan konsep melalui serangkaian

data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau

percobaan. Pembelajaran discovery merupakan metode

pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif

menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar

aktif menemukan pengetahuan sendiri (Sani, 2014:97)

2) Tahapan Pembelajaran Discovery secara umum

Tahapan pembelajaran menggunakan discovery secara

umum adalah sebagai berikut (Sani, 2014:99):

a) Guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar,

motivasi, dan memberikan penjelasan ringkas

b) Guru mengajukan permasalahan atau pertanyaan yang

terkait dengan topik yang dikaji

c) Kelompok merumuskan hipotesis dan merancang percobaan

atau mempelajari tahapan percobaan yang dipaparkan oleh

guru, LKS, atau buku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

54

d) Guru membimbing dalam perumusan hipotesis dan

merencanakan percobaan

e) Guru memfasilitasi kelompok dalam melaksanakan

percobaan/investigasi

f) Kelompok melakukan percobaan atau pengamatan untuk

mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menguji

hipotesis

g) Kelompok mengorganisasikan dan menganalisis data serta

membuat laporan hasil percobaan atau pengamatan

h) Kelompok memaparkan hasil investigasi (percobaan dan

pengamatan) dan mengemukakan konsep yang ditemukan.

Guru membimbing peserta didik dalam mengkonstruksi

konsep berdasarkan hasil investigasi.

b. Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based Learning)

1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based

Learning)

Menurut Sani (2014:88) Pembelajaran Berbasis

Inkuiri (PBI) adalah pembelajaran yang melibatkan peserta

didik dalam merumuskan pertanyaan yang

mengarahkanpeserta didik untuk melakukan investigasi dalam

upaya membangun pengetahuan dan makna baru.

Pembelajaran berbasis inkuiri menekankan pada proses

penyelidikan berbasis pada upaya menjawab pertanyaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

55

Inkuiri adalah investigasi tentang ide, pertanyaan, atau

permasalahan. Proses yang dilakukan mencakup pengumpulan

informasi, membangun pengetahuan, dan mengembangkan

pemahaman yang mendalam tentang suatu yang diselidiki.

Pembelajaran berbasis inkuiri mencakup proses mengajukan

permasalahan, memperoleh informasi, berpikir kreatif tentang

kemungkinan penyelesaian masalah, membuat keputusan, dan

membuat kesimpulan.

2) Tahapan Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based

Learning)

Tahapan pembelajaran yang dilakukan melalui inkuiri

secara terbuka pada umumnya meliputi hal-hal sebagai berikut

(Sani, 2014:92):

a) Membuat rumusan masalah. Kemampuan yang diharapkan

muncul dari peserta didik adalah: (1) menyadari adanya

masalah; (2) mampu mengidentifikasi masalah; (3) melihat

pentingnya masalah; dan (4) merumuskan masalah

b) Mengembangkan dan merumuskan hipotesis. Kemampuan

yang diharapkan muncul dari peserta didik adalah: (1)

menentukan variabel atau menggolongkan data yang dapat

diperoleh; (2) mengidentifikasi dan merumuskan hubungan

variabel yang ada secara logis; dan (3) merumuskan

hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

56

c) Merancang dan melakukan kegiatan untuk menguji

hipotesis. Kemampuan yang diharapkan muncul dari pesrta

didik adalah: (1) mengidentifikasi peristiwa yang perlu

diamati; (2) merancang kegiatan eksplorasi atau eksperimen

yang perlu dilakukan; (3) melakukan kegiatan pengamatan

berdasarkan rancangan eksperimen dalam upaya

mengumpulkan data; dan (4) mengevaluasi, menyusun data,

mengolah, dan menganalisis data.

d) Menarik kesimpulan. Kemampuan yang diharapkan muncul

dari peserta didik: (1) mencari pola dan makna hubungan

data atau peristiwa; (2) merumuskan kesimpulan

berdasarkan data yang diperoleh.

c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Leaarning)

1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem

Based Learning)

Menurut Kosasih (2014:88) pembelajaran berbasis

masalah adalah pembelajaran yang berdasar pada masalah-

masalah yang dihadapi siswa terkait dengan KD yang sedang

dipelajari siswa. Masalah yang dimaksud bersifat nyata atau

sesuatu yang menjadi pertanyaan-pertanyaan pelik bagi siswa.

Model PBM akan berlangsung dengan baik apabila para siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

57

sudah memiliki kemampuan berpikir kritis terhadap suatu

fenomena. Peran guru dalam hal ini adalah mendorong siswa

untuk berpikir kritis, yakni dapat menilai benar salahnya, tepat

tidaknya, dan baik buruknya. Guru perlu menstimulus dan

menantang siswa untuk berpikir, memberi kebebasan untuk

berpendapat, berinisiatif, dan bertindak.

2) Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning)

a) Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan pengamatan

terhadap fenomena tertentu, terkait dengan KD yang akan

dikembangkannya.

b) Guru mendorong siswa untuk merumuskan suatu masalah

terkait dengan fenomena yang diamatinya. Masalah itu

dirumuskan berupa pertanyaan yang bersifat problematis

c) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi

(data) dalam rangka menyelesaikan masalah, baik secara

individu maupun berkelompok, dengan membaca berbagai

referensi, pengamatan lapangan, wawancara, dan

sebagainya.

d) Guru meminta siswa untuk melakukan analisis data dan

merumuskan jawaban terkait dengan masalah yang mereka

ajukan sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

58

e) Guru memfasilitasi siswa untuk mempresentasikan jawaban

atas permasalahan yang mereka rumuskan sebelumnya.

Guru juga membantu siswa melakukan refleksi atau

evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang

dilakukan.

d. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning)

1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning)

Menurut Buck Institute for Education (dalam Trianto,

2014:41), pembelajaran berbasis proyek adalah model

pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan

pemecahan masalah dan memberi peluang bagi peserta didik

untuk bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka

sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa yang

bernilai dan realistik. Pembelajaran berbasis proyek

merupakan pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa

dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator,

dimana siswa diberi peluang bekerja secara otonom untuk

mengkonstruksi belajarnya. Tiga kategori penerapan project

based learning dalam pembelajaran antara lain:

mengembangkan keterampilan, meneliti permasalahan, dan

menciptakan solusi dari suatu permasalahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

59

2) Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek

Buck Institute for Education (dalam Trianto, 2014:46)

menyebutkan karakteristik project based learning, di antaranya

adalah:

a) Isi dalam project based learning difokuskan pada ide-ide

siswa, yaitu dalam membentuk gambaran sendiri bekerja

atau topik-topik yang relevan dan minat siswa yang

seimbang dengan pengalaman siswa sehari-hari.

b) Kondisi untuk mendorong siswa mandiri dalam mengelola

tugas dan waktu belajar sehingga dalam mempelajari suatu

materi siswa dapat mencari sumber informasi secara

mandiri dari berbagai referensi.

c) Aktivitas yang efektif dan menarik dalam mencari jawaban

atas pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan masalah

menggunakan kecakapan.

d) Penerapan hasil yang produktif dalam membantu siswa

mengembangkan kecakapan belajar dan mengintegrasikan

dalam belajar yang sempurna, termasuk strategi dan

kemampuan untuk menggunakan kognitif strategi

pemecahan masalah.

3) Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek

Suatu proyek harus bisaditangani dengan sistematis

sehingga dapat membantu peserta didik untuk merasakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

60

bahwa mereka dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Langkah-langkah pembelajaran dalam project based learning

adalah sebagai berikut (Trianto, 2014:52):

a) Dimulai dengan pertanyaan yang esensial

Guru memberikan topik yang sesuai dengan realitas

dunia nyata dan dimulai dengan suatu investigasi

mendalam. Pertanyaan esensial diajukan untuk memancing

pengetahuan, tanggapan, kritik, dan ide peserta didik

mengenai tema proyek yang akan diangkat.

b) Perencanaan aturan pengerjaan proyek

Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan

aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab

pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai

subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang

dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

c) Membuat jadwal aktivitas

Guru dan peserta menyusun jadwal aktivitas dalam

menyelesaikan proyek secara bersama-sama. Jadwal ini

disusun untuk mengetahui berapa lama waktu yang

dibutuhkan dalam pengerjaan proyek.

d) Me-monitoring perkembangan proyek peserta didik

Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor

terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

61

proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi

peserta didik pada setiap proses.

e) Penilaian hasil peserta didik

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam

mengukur ketercapaian standar, berperan dalam

mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, dan

memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang

sudah dicapai peserta didik, selain itu, penilaian juga dapat

membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran

berikutnya.

f) Evaluasi pengalaman belajar peserta didik

Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik

melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang

sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara

individu maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik

diminta untuk mengungkapkan perasaan dan

pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

E. Pelaksanaan Penilaian

Penilaian merupakan bagian yang tidak lepas dari proses

pembelajaran dan dapat menentukan kualitas dari sebuah kegiatan

pembelajaran. Dalam melakukan penilaian autentik, seorang pendidik

harus memperhatikan beberapa hal, yaitu melakukan proses penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

62

dengan sungguh-sungguh dan mencerminkan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai. Dengan melakukan penilaian maka pendidik dapat

mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dalam

menerima materi pembelajaran, ketepatan metode pembelajaran yang

digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi

yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan penilaian autentik menjadi salah satu komponen yang

sangat penting dalam menanamkan keterampilan berpikir tingkat tinggi

kepada peserta didik. Penilaian autentik yang baik akan tertuang dalam

perumusan instrumen evaluasi yang digunakan. Hal penting yang perlu

diperhatikan dalam perumusan instrumen evaluasi adalah masing-

masing butir instrumen evaluasi harus mampu mengarahkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dalam penilaian otentik, rumusan

soal yang dibuat harus sungguh-sungguh mencerminkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi yang memuat pertanyaan-pertanyaan sesuai

dengan proses kognitif berpikir tingkat tinggi itu sendiri.

1. Pengertian Penilaian

Menurut Arifin (2009:4), penilaian merupakan suatu kegiatan yang

sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi

tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat

keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Sani

(2016:15) mengemukakan penilaian adalah upaya sistematis yang

dilakukan melalui pengumpulan data dan informasi yang valid dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

63

reliabel, dan selanjutnya diolah sebagai upaya dalam melakukan

pertimbangan untuk pengambilan kebijakan suatu program pendidikan.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, penilaian dapat disimpulkan

sebagai suatu proses sistematis yang dilakukan melalui pengumpulan

informasi yang valid dan reliabel dengan menilai kinerja peserta didik.

Hasil penilaian akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

penentuan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran.

2. Fungsi Penilaian

Menurut Diknas tahun 2006 penilaian memiliki fungsi sebagai

berikut:

a. Jika tujuan pembelajaran adalah pencapaian kompetensi inti maupun

kompetensi dasar, maka penilaian kelas ini dapat menggambarkan

sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi

b. Penilaian berbasis kelas dapat berfungsi sebagai landasan

pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka

membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan

tentang langkah berikutnya baik untuk memilih program

pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan, dalam hal ini

terkait erat dengan peran guru sebagai pendidik sekaligus

pembimbing

c. Menemukan kesulitan kesulitan belajardan kemungkinan prestasi

yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

64

yang membantu pendidik menemukan apakah seorang siswa perlu

mengikuti remedial atau justru memerlukan program pengayaan

d. Penilaian juga berfungsi sebagai upaya pendidik untuk dapat

menemukan kelemahan dalam proses pembelajaran yang telah

dilakukan ataupun yang sedang berlangsung. Temuan ini selanjutnya

dapat digunakan sebagai dasar penentuan langkah perbaikan proses

pembelajaran berikutnya, untuk peningkatan capaian hasil belajar

siswa.

3. Tujuan Penilaian

Menurut Kunandar (2013: 70) tujuan penilaian hasil belajar peserta

didik adalah:

a. Melacak kemajuan peserta didik, artinya dengan melakukan

penilaian, maka perkembangan hasil belajar peserta didik dapat

diidentifikasi. Guru bisa menyusun profil kemajuan peserta didik

yang berisi pencapaian hasil belajar secara periodik.

b. Mengecek ketercapaian kompetensi peserta didik, artinya dengan

melakukan penilaian, maka dapat diketahui apakah peserta didik

telah menguasai kompetensi tersebut atau belum, selanjutnya guru

mencari tindakan tertentu bagi yang belum menguasai kompetensi

tertentu.

c. Mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai oleh peserta didik,

artinya dengan melakukan penilaian, maka dapat diketahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

65

kompetensi mana yang belum dikuasai dan kompetensi mana yang

telah dikuasai.

d. Menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi peserta didik , artinya

dengan melakukan penilaian, maka dapat dijadikan bahan acuan

untuk memperbaiki hasil belajar peserta didik yang masih dibawah

standar (KKM).

4. Penilaian Kurikulum 2013

Standar penilaian pendidikan kurikulum 2013 mengacu pada

Permendikbud no. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan,

yaitu kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian

hasil belajar peserta didik. Penilaian dalam kurikulum 2013 lebih

ditekankan pada penilaian autentik. Istilah autentik merupakan sinonim

dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Penilaian autentik adalah penilaian

yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai masukan, proses,

dan hasil pembelajaran. Dalam kurikulum 2013, penilaian ditekankan

pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional sesuai

dengan karakteristik peserta didik dan jenjangnya yang sistem

penilaiannya berdasarkan tes dan portofolio yang saling melengkapi.

5. Karakteristik Penilaian Kurikulum 2013

Menurut Sunarti &Rahmawati (2014:4) karakteristik penilaian

kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

66

a. Belajar Tuntas (Mastery Learning)

Belajar tuntas, yaitu peserta didik tidak diperkenankan

mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu menyelesaikan

pekerjaan dengan prosedur yang benar. Kriteria ketuntasan

dijadikan acuan oleh guru untuk mengetahui kompetensi yang

sudah atau belum dikuasai oleh peserta didik. Melalui cara

tersebut, guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik

sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera

diperbaiki.

b. Penilaian Autentik

Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi

tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang

dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu

mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat

bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan

dicapai.Penilaian autentik dilakukan untuk mengukur pencapaian

kompetensi secara holistik. Aspek sikap, pengetahuan, dan

keterampilan dinilai secara bersamaan sesaui dengan kondisi nyata.

Oleh karena itu, dalam melakukan penilaian, digunakan berbagai

bentuk dan teknik penilaian. Penilaian autentik tidak hanya

mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih

menekankan apa yang yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

67

c. Penilaian Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan

selama pembelajaran berlangsung, untuk mendapatkan gambaran

yang utuh mengenai pekembangan hasil belajar peserta didik,

memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus-menerus

dalam bentuk penilaian proses dan berbagai jenis ulangan secara

berkelanjutan.

d. Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi

Penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan menggunakan

berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik

kompetensi yang akan diukur atau dinilai. Teknik penilaian yang

dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja,

proyek, pengamatan, dan penilaian diri.

e. Berdasarkan Acuan Kriteria

Penilaian berdasarkan acuan kriteria maksudnya penilaian harus

didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap

kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang

ditetapkan. Kriteria ketuntasan ditetapkan oleh satuan pendidikan

dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik,

karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

68

6. Karakteristik Soal HOTS

Menurut Widana (2017:3-6), karakteristik soal-soal HOTS

sangat direkomendasikan untuk digunakan pada berbagai bentuk

penilaian kelas. Berikut adalah karakteristik soal-soal HOTS:

a. Mengukur Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Keterampilan berpikir tingkat tinggi termasuk keterampilan

untuk memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis

(critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan

berargumen (reasoning) dan kemampuan mengambil keputusan

(desicion making). Keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan

salah satu kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib

dimiliki oleh setiap peserta didik.

Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam HOTS, terdiri

atas (1) kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak

familiar, (2) kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan

untuk menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang

berbeda, (3) menemukan model-model penyelesaian baru yang

berbeda dengan cara-cara sebelumnya.

b. Berbasis Permasalahan Kontekstual

Soal-soal HOTS merupakan assessment yang berbasis situasi

nyata dalam kehidupan sehar-hari, dimana peserta didik diharapkan

dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk

menyelesaikan masalah. Karakterstik assessment kontekstual sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

69

berikut (1) relating yaitu assessment terkait langsung dengan

konteks pengalaman kehidupan nyata, (2) experencing yaitu

assessmentyang ditentukan kepada penggalian (exploration),

penemuan (discovery) dan penciptaan (creation), (3) applying yaitu

asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk

menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk

menyelesaikan masalah-masalah nyata, (4) communicating yaitu

assessment yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mampu

mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks

masalah, (5) transfering yaitu assessment yang menuntut

kemampuan peserta didik untuk mentransformasi konsep-konsep

pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru.

c. Membangun Bentuk Soal Beragam

Bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir soal

HOTS sebagai berikut.

1) Pilihan ganda

Pada umumnya soal-soal HOTS menggunakan stimulus yang

bersumber pada situasi nyata. Soal pilihan ganda terdiri dari

pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban

terdiri atas jawaban dan pengecoh (disractor).

2) Pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak)

Soal bentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untuk menguji

pemahaman peserta didik terhadap suatu masalah secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

70

komperhensif yang terkait antara pernyataan satu dengan yang

lainnya. Sebagaimana soal pilihan ganda biasa, soal-soal HOTS

yang berbentuk pilihan ganda kompleks juga memuat stimulus

yang bersumber pada situasi kontekstual.

3) Isian singkatan atau melengkapi

Soal isian singkatan atau melengkapi adalah soal yang menuntut

peserta tes untuk mengisi jawaban singkat dengan cara mengisi

kata, frase, angka atau simbol.

4) Jawaban singkat atau pendek

Soal dengan bentuk jawaban singkat atau pendek adalah soal

yang jawabannya berupa kata, kalimat pendek, atau frase terhadap

suatu pertanyaan.

5) Uraian

Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut

peserta didik untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang

telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau

mengekspresikan gagasan tersebut menggunakan kalimatnya

sendiri dalam bentuk tertulis.

F. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang analisis pembelajaran berbasis HOT yang

peneliti kembangkan, sama halnya dengan penelitian terdahulu yang dapat

menunjukkan bahwa penelitian ini masih relevan untuk dilaksanakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

71

1. Penelitian yang pertama oleh Hilaria Mitri (2016) dengan judul

“Analisis Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada

Mata Pelajaran Ekonomi di SMA N 8 Yogyakarta”. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis sejauh mana desain Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMA N 8 Yogyakarta memuat

indikator keterampilan tingkat tinggi, untuk menganalisis sejauh

mana kegiatan pembelajaran di SMA N 8 Yogyakarta mengarah

pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan untuk menganalisis

sejauh mana pelaksanaan penilaian (assesment) di SMA N 8

Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) desain RPP

yang disusun oleh guru mata pelajaran Ekonomi tidak memuat

indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi; (2) guru mata

pelajaran Ekonomi dalam mengimplementasikan pembelajaran

belum mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi; dan (3)

pelaksanaan penilaian kelas (assessment) yang disusun oleh guru

dinyatakan belum mengarah pada pengukuran keterampilan berpikir

tingkat tinggi.

2. Penelitian kedua oleh Sangsang Lusiani Supriyanti, (2015) dengan

judul “Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada

Pembelajaran Tematik Kelas V (Studi Kasus di Salah Satu SD

Swasta di Kabupaten Sleman Yogyakarta)”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui: (1) apakah guru sudah menyusun perencanaan

pembelajaran tematik yang memuat indikator keterampilan berpikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

72

tingkat tinggi; (2) apakah guru sudah menerapkan kegiatan

pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi; dan (3) apakah pelaksanaan penilaian kelas pada penilaian

tengah semester telah mengarah pada pengukuran keterampilan

berpikir tingkat tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)

RPP yang dibuat oleh guru sudah memuat indikator keterampilan

berpikir tingkat tinggi; (2) Guru mampu menerapkan kegiatan

pembelajaran yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi; (3)

Penilaian kelas berupa PTS (Penilaian Tengah Semester) dinyatakan

sudah mengarah pada pengukuran keterampilan berpikir tingkat

tinggi.

3. Penelitian ketiga oleh Maharani Yuniar, Cece Rakhmat dkk (2015)

dengan judul “Analisis HOTS (Higher Order Thinking Skills) pada

Soal Objektif Tes dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) Kelas V SD Negeri 7 Ciamis”. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan penggunaan HOTS (Higer Order Thinking Skills)

pada soal objektif tes dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) kelas V SD Negeri 7 Ciamis. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dari 20 butir soal ditemukan 14 butir soal yang memenuhi

kriteria pengembangan soal HOTS (Higer Order Thinking Skills)

dan 6 butir soal yang tidak memenuhi kriteria pengembangan HOTS

(Higer Order Thinking Skills)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

73

G. Kerangka Berpikir

Kebutuhan pendidikan pada abad 21 telah mengalami berbagai

perubahan dari yang sebelumnya. Sebut saja kebutuhan pendidikan abad

21 diarahkan pada perubahan sosial, kebebasan berpikir, tidak berpikir

sempit, dan lain-lain. Selain itu pembelajaran abad 21 menuntut peserta

didik memiliki keterampilan, pengetahuan, kemampuan di bidang

teknologi, media dan informasi. Apabila dicermati dengan baik maka

sebetulnya pendidikan di abad 21 menuntut peserta didik untuk memiliki

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Agar keterampilan berpikir dapat

dimiliki oleh peserta didik maka dilakukan pengembangan kurikulum yang

sesuai dengan tuntutan perubahan yaitu kurikulum 2013, dimana

kurikulum ini mengacu pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Berdasarkan kurikulum 2013 ini, penting bagi guru untuk

mengimplementasikan kurikulum 2013 melalui kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi yang dapat dirumuskan dalam desain Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan

pelaksanaan penilaian (assessment).

Desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat disusun

dengan kata kerja operasional menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta

yang merupakan indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi pada tiap-

tiap komponen, selanjutnya dapat diterapkan strategi, model, dan metode

pembelajaran yang tepat dan sesuai agar proses pembelajaran menjadi

aktif, kritis, kreatif dan menyenangkan dalam meningkatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

74

keterampilanberpikir tingkat tinggi pada peserta didik. Dengan

menerapkan proses pembelajaran yang berbasis pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi maka lembaga pendidikan mampu mencetak lulusan yang

kompetitif dan berdaya saing. Hal inilah yang dibutuhkan di masa

sekarang dan masa yang akandatang. Selain itu, dengan menerapkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi maka belajar bukan hanya sekedar

menghafal tetapi lebih dari itu, yakni pada tingkat yang lebih tinggi

dimana peserta didik dapat memiliki keterampilan untuk menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

75

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Kurikulum

2013

Guru

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

(RPP)

Pelaksanaan

Penilaian

(Assesment)

Kegiatan

Pembelajaran

Kemampuan

Berpikir

Tingkat

Tinggi

Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

76

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian Mixed Methods

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian mixed

methodsdengan model sequential eksploratory. Menurut Sugiyono

(2011:415) metode penelitian mixed methods model sequential

eksploratory adalah metode penelitian kombinasi yang menggabungkan

metode penelitian kualitatif dan kuantitatif seecara berurutan, dimana pada

tahap pertama penelitian menggunakan metode kualitatif dan pada tahap

kedua menggunakan metode kuantitatif. Dalam penelitian ini, penekanan

metode lebih pada metode pertama, yaitu metode kualitatif dan selanjutnya

dilengkapi dengan metode kuantitatif. Pencampuran data kedua metode

bersifat connecting (menyambung) antara hasil penelitian pertama dan

tahap berikutnya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Jogonalan, Jalan Yogya-

Solo, Kelurahan Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Tegalmas, Prawatan,

Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

77

2. Waktu Penelitian

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,

maka penelitian dilakukan pada bulan April-Mei2019

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru Akuntansi yang mengajar

di kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Jogonalan yang menerapkan

kurikulum 2013 sebagai subjek utama dan siswa-siswi kelas X

Akuntansi sebagai subjek kedua. Guru Akuntansi adalah subjek dalam

mempraktikan kegiatan proses pembelajaran, narasumber wawancara,

dan sebagai sumber dokumentasi untuk mengisikan kuesioner, untuk

meminta rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta dokumen soal

penilaian pembelajaran. Siswa sebagai subjek untuk menerima

pelaksanaan pembelajaran dan narasumber dokumentasi.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), kegiatan pembelajaran yang mengarahkan peserta

didik pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, serta pelaksanaan

penilaian pembelajaran yang memuat indikator keterampilan berpikir

tingkat tinggi pada mata pelajaran Akuntansi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

78

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki tiga buah variabel, yakni variabel terikat,

variabel bebas, dan variabel tambahan. Variabel terikat dalam penelitian

ini adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking

Skill). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah desain RPP, pelaksanaan

kegiatan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran, sedangkan variabel

tambahan dalam penelitian ini adalah persepsi siswa. Operasionalisasi

variabel penelitian akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan

pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih yang

dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran

peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).

Desain RPP yang dikembangkan mencakup: (1) kompetensi dasar;

(2) indikator; (3) tujuan pembelajaran; dan (4) langkah-langkah

kegiatan pembelajaran yang dikembangkan dengan tujuan untuk

menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Desain

RPP yang memuat unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi harus

dikembangkan berdasarkan tahapan berpikir yang dikemukakan oleh

Bloom, yakni memuat proses kognitif berupa menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta yang merupakan indikator dalam

keterampilan berpikir tingkat tinggi.Kisi-kisi instrumen Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat dalam Tabel 3.1:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

79

Tabel 3.1

Kisi-kisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

No Variabel Sub Variabel Sub-sub

Variabel Indikator

Jumlah

Pertanyaan

Nomor

Butir

Instrumen

1 Identitas Mata

Pelajaran

Kejelasan dan

kelengkapan

identitas

-

Satuan

Pendidikan

5 1,2,3,4,5 Kelas/Semester

Mata Pelajaran

Tema Pelajaran

Alokasi Waktu

2 Kompetensi

Inti (KI)

Kelengkapan

kompetensi

inti

KI 1 Spiritual

1 6 KI 2 Sosial

KI 3 Pengetahuan

KI 4 Keterampilan

3

Kompetensi

Dasar (KD)

dan Indikator

Pencapaian

Kompetensi

(IPK)

Pengembanga

n IPK untuk

mencapai KD

-

Terdapat

Kompetensi

Dasar

2 7,8 Keterkaitan

antar KD

dengan IPK

KKO yang

digunakan

mengarah

pada ranah

kognitif

Menganalisis

1 9 Mengevaluasi

Mencipta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

80

No Variabel Sub Variabel Sub-sub

Variabel Indikator

Jumlah

Pertanyaan

Nomor

Butir

Instrumen

4

Perumusan

Tujuan

Pembelajaran

Kesesuaian

dengan

indikator

-

Penjabaran

tujuan

pembelajaran

mengacu pada

indikator

pencapaian

kompetensi

yang

didalamnya

terdapat

kegiatan literasi

dan PPK serta

mengandung 3

objek

1 10,11

5 Materi

Pembelajaran

Kesesuaian

dan

kelengkapan

materi

pembelajaran

-

Memuat fakta 1 11

Memuat

konsep/prinsip

1 12

Memuat

prosedur yang

relevan dengan

materi

1 13

Memuat

metakognitif 1 14

6 Metode

Pembelajaran

Kesesuaian

dengan tujuan

pembelajaran

Pendekatan

Pendekatan

Saintifik 1 15

Pendekatan

Kontekstual

Model

Discovery

Learning

1 16

Problem Based

Learning

Project Based

Learning

Inquiry

Learning

Metode Metode Diskusi

1 17

Metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

81

No Variabel Sub Variabel Sub-sub

Variabel Indikator

Jumlah

Pertanyaan

Nomor

Butir

Instrumen

Ceramah

Metode Tanya

jawab

Metode

Penugasan

Metode

Eksperimen

Metode

Demonstrasi

Metode

Simulasi

7

Sumber

Belajar dan

Media Belajar

Tercetak -

Buku

1 18 Koran

LKS

Modul

Non cetak -

Internet

1 19 Video

Power Point

8 Skenario

Pembelajaran

Langkah-

langkah

Pembelajaran

Kegiatan

Pendahuluan

Memberikan

salam

1 20

Siswa dan guru

berdoa bersama

Pengondisian

kelas

Mengecek

kehadiran siswa

Mengulang

materi

pertemuan

sebelumnya

Kegiatan

apersepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

82

No Variabel Sub Variabel Sub-sub

Variabel Indikator

Jumlah

Pertanyaan

Nomor

Butir

Instrumen

Menjelaskan

tujuan

pembelajaran

yang akan

dicapai dan

mengaitkan

manfaat dalam

kehidupan

sehari-hari

Memotivasi

siswa

Kegiatan Inti

Berdasarkan

PPK dan literasi

1 21

Berdasarkan 4C

(Creativity,

Critical

Thinking,

Communication,

Collaboration)

Kegiatan

Penutup

Memberikan

umpan balik

1 22

Memberikan

penguatan

Membuat

Kesimpulan

Memberikan PR

Meminta siswa

untuk

mempelajari

materi

pertemuan

berikutnya

Mengadakan

refleksi

Menutup

pembelajaran

dengan salam

9. Penilaian Sikap Spiritual Berdoa

1 23 Bersyukur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

83

No Variabel Sub Variabel Sub-sub

Variabel Indikator

Jumlah

Pertanyaan

Nomor

Butir

Instrumen

Sosial

Jujur

Tanggungjawab

Disiplin

Toleransi

Santun

Bekerjasama

Penilaian teman

sebaya

Pengetahuan

Tes Tulis Pilihan Ganda

1 24 Esai

Tes Lisan Tanya jawab

Diskusi

Keterampilan

Kesesuaian

dengan

teknik dan

bentuk

penilaian

autentik

Portofolio

1 25 Praktik

Proyek

Teknik

penialaian

Sikap

Jurnal

1 26 Ceklis

Pengetahuan Tes tertulis 1 27

Keterampila

n

Penilaian

kinerja 1 28

10.

Bahasa

Penggunaan

bahasa tulis

Tata bahasa

Menggunakan

Ejaan Bahasa

Indonesia (EBI)

yang baik dan

benar

1 29

Menggunakan

kalimat baku

sesuai dengan

KBBI

1 30

Menggunakan

pola kalimat 1 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

84

No Variabel Sub Variabel Sub-sub

Variabel Indikator

Jumlah

Pertanyaan

Nomor

Butir

Instrumen

yang lengkap

(SPOK)

Penggunaan

istilah yang

mudah dipahami

1 32

Kesederhana

an bahasa

Tidak

mengandung

makna ambigu

1 33

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran dengan tujuan untuk menumbuhkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah langkah-langkah

pembelajaran yang mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi. Pelaksanaan pembelajaran seharusnya memuat unsur

keterampilan berpikir tingkat tinggi yang memuat proses kognitif

berupa menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta agar tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai dapat terpenuhi yaitu siswa dapat

memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi yang akan diuji melalui

penilaian pembelajaran. Kisi-kisi instrumen aktivitas guru di kelas

dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

85

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Aktivitas Guru di Kelas

No

Variabel Sub Variabel

Sub-sub

Variabel Indikator

Jumlah

Pertanyaan

Nomor

Butir

Instrumen

1 Persiapan RPP - Kelengkapan

komponen 1 1

2

Penyajian

Pendahuluan -

Memberikan

salam 2 2,3

Siswa dan guru

berdoa bersama 2 4,5

Memeriksa

kondisi kelas

sebelum memulai

kegiatan

pembelajaran

3 6,7,8

Mengecek

kehadiran siswa 1 9

Mengulang materi

pertemuan

sebelumnya

1 10

Melakukan

kegiatan apersepsi

dan motivasi

siswa

1 11

Menjelaskan

tujuan

pembelajaran

yang akan dicapai

dan mengaitan

dengan kehidupan

sehari-hari

1 12

Kegiatan Inti

Berdasarkan IPK 1 13

Berdasarkan

karakteristik

peserta didik

1 14

Berdasarkan PPK

dan literasi 2 15,16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

86

No

Variabel Sub Variabel

Sub-sub

Variabel Indikator

Jumlah

Pertanyaan

Nomor

Butir

Instrumen

Berdasarkan 4C

(creavity, critical

thinking,

communication,

collaboration)

1 17

Penutup -

Memberikan

umpan balik 1 18

Memberikan

penguatan 1 19

Menyimpulkan

materi 1 20

Memberi tugas

pada siswa 2 21,22

Mengadakan

refleksi 1 23

Menutup

pelajaran dengan

salam 1 24

3.

Metode

Pembelajaran

Kesesuaian

dengan tujuan

pembelajaran

Pendekatan

Pendekatan

saintifik 1 25

Pendekatan

kontekstual

Model

Discovery

learning

1 26

Problem based

learning

Project based

lerning

Inquiry based

learning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

87

No

Variabel Sub Variabel

Sub-sub

Variabel Indikator

Jumlah

Pertanyaan

Nomor

Butir

Instrumen

Metode

Metode diskusi

1 27

Metode ceramah

Metode tanya

jawab

Metode

penugasan

Metode

eksperimen

Metode

demonstrasi

Metode simulasi

Sumber

belajar dan

media belajar

Pemanfaatan

Media

Pembelajaran

Tercetak

Buku

1 28

Koran

LKS

Modul

Non Cetak

Internet

1 29

Video

Power Point

3 Bahasa Penggunaan

Bahasa Tulis Tata Bahasa

Menggunakan

Ejaan Bahasa

Indonesia (EBI)

yang baik dan

benar

1 30

Menggunakan

kalimat baku

sesuai dengan

KBBI

1 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

88

No

Variabel Sub Variabel

Sub-sub

Variabel Indikator

Jumlah

Pertanyaan

Nomor

Butir

Instrumen

Menggunakan

pola kalimat yang

lengkap (SPOK)

1 32

Penggunaan

istilah yang

mudah dipahami

1 33

Kesederhana

an kalimat

Tidak

mengandung

makna ambigu

1 34

Penggunaan

Bahasa Lisan

Lafal Pengucapan

bahasa yang jelas 1 35

Intonasi

Kalimat yang

diucapkan dapat

didengar dengan

baik

1 36

Jeda

Perhentian

kalimat dengan

tepat

1 37

Lugas dan

Komunikatif

Ketepatan struktur

kalimat 1 38

Mudah

dimengerti

Penjelasan runtut 1 39

Penggunaan

bahasa yang

mudah

1 40

Pilihan kata lebih

familiar 1 41

Penggunaan

Bahasa Tubuh Non verbal

Mata 1 42

Tangan 1 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

89

3. Kegiatan Penilaian Pembelajaran (Assessment)

Penilaian adalah suatu proses sistematis yang dilakukan melalui

pengumpulan informasi yang valid dan reliabel dengan menilai kinerja

peserta didik. Hasil penilaian akan digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam penentuan tingkat keberhasilan proses dan hasil

pembelajaran.Dalam melakukan penilaian pembelajaran, seorang

pendidik harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya adalah

melakukan proses penilaian dengan sungguh-sungguh dan

mencerminkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Pelaksanaan penilaian pembelajaran menjadi salah satu komponen

yang sangat penting dalam menanamkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi kepada peserta didik. Penilaian pembelajaran yang baik akan

tertuang dalam perumusan instrumen evaluasi yang digunakan. Dalam

perumusan instrumen evaluasi, masing-masing butir instrumen

evaluasi harus mampu mengarahkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi, rumusan soal yang dibuat tidak sekedar membutuhkan

keterampilan menghafal, melainkan harus sungguh-sungguh

mencerminkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang memuat

pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan proses kognitif berpikir tingkat

tinggi seperti menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Kisi-kisi

instrumen aktivitas guru di kelas dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

90

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Penilaian Pembelajaran

No Variabel Sub Variabel Sub-sub

Variabel Indikator

Jumlah

Pertanyaan

Nomor

Butir

Instrumen

1 Kata Kerja

Operasional

KKO yang

mengarah

pada

kemampuan

tingkat rendah

- Mengingat

3 1,2,3 - Memahami

- Menerapkan

KKO yang

mengarah

pada

kemampuan

tingkat tinggi

- Menganalisis

3 4,5,6 - Mengevaluasi

- Mencipta

2 Bahasa

Penggunaan

Bahasa Tulis

Tata Bahasa

Menggunakan

Ejaan Bahasa

Indonesia yang

baik dan benar

1 8

Menggunakan

kalimat baku

sesuai dengan

KBBI

1 9

Menggunakan

pola kalimat

yang lengkap

(SPOK)

1 10

Penggunaan

Istilah

Penggunaan

istilah yang

mudah dipahami

1 11

Kesederhanaa

n Kalimat

Tidak

mengandung

makna ambigu

1 12

Penggunaan

Bahasa Lisan Lafal

Pengucapan

bahasa yang

jelas

1 14

Intonasi Kalimat yang di

ucapkan dapat

di dengar

dengan baik

1 15

Jeda Perhentian

kalimat dengan

tepat

1 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

91

No Variabel Sub Variabel Sub-sub

Variabel Indikator

Jumlah

Pertanyaan

Nomor

Butir

Instrumen

Lugas dan

Komunikatif

Ketepatan

struktur kalimat 1 17

Keefektifan

kalimat 1 18

3. Soal yang

diujikan

Kesesuaian

soal

-

Sesuai dengan

materi yang

diajarkan

1 19

Sesuai dengan

tujuan

pembelajaran

yang ingin

dicapai

1 20

Sesuai dengan

perbedaan

kemampuan

siswa

1 21

Sesuai deengan

indikator

pencapaian

kompetensi

(IPK)

1 7

Kejelasan Soal Soal yang

dibuat tidak

bergantung

dengan soal

sebelumnya

1 13

4.

Macam-

macam

penilaian

Sikap

spiritual

Berdoa

1 22

Bersyukur

Sosial

Jujur

Tanggung jawab

Disiplin

Toleransi

Santun

Bekerja sama

Penilaian teman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

92

No Variabel Sub Variabel Sub-sub

Variabel Indikator

Jumlah

Pertanyaan

Nomor

Butir

Instrumen

sebaya

Pengetahuan Tes tertulis Pilihan ganda

1 23 Essay

Tes lisan Tanya jawab

Diskusi

Keterampilan

Kesesuaian

dengan teknik

dan bentuk

penilaian

autentik

Portofolio 1 24

Praktik

Proyek

Teknik

penilaian

Sikap Jurnal

1 25

Ceklis

Pengetahuan Tes tertulis

Keterampilan Penilaian

kinerja

5. Tindak

Lanjut Guru

Remidial

-

Guru melakukan

remidial untuk

membantu siswa

yang mengalami

kesulitan dalam

menguasi materi

pelajaran

1 26

Pengayaan Guru melakukan

Pengayaan

untuk

mengembangka

n potensi siswa

secara optimal

1 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

93

4. Persepsi Siswa

Menurut Rakhmat (2005: 51), persepsi adalah pengalaman tentang

objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Untuk melihat

kesesuaian hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru,

maka perlu juga dilakukan penelitian terhadap persepsi siswa.

Penilaian persepsi siswa pada guru mata pelajaran Akuntansi dalam

menerapkan pembelajaran yang mengarah pada unsurketerampilan

berpikir tingkat tinggi yang melibatkan 3 unsur proses kognitif

kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu menganalisis ,

mengevaluasi, dan mencipta. Kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada

Tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kisi-kisi Kuesioner Persepsi Siswa terhadap Guru pada

Pelaksanaan Pembelajaran yang Menanamkan Keterampilan

Berpikir Tingkat Tinggi

No Variabel Sub Variabel Indikator Pernyataan

Jumlah

Pernyataan + -

1

Persepsi

siswa

tentang

kemampuan

mengajar

guru

Kecakapan

Memberikan

penjelasan yang

mudah dipahami siswa

1 2 2

Metode mengajar

membuat materi lebih

jelas

3,4 5 3

Pengetahuan

Menunjukkan

penguasaanmateri

pembelajaran

6 7 2

Menjelaskan materi

secara runtut 8 9 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

94

No Variabel Sub Variabel Indikator Pernyataan

Jumlah

Pernyataan + -

Memberikan materi

pelajaran dengan jelas 10 - 1

Memberikan materi

disertai dengan contoh

yang mudah dipahami

11 12 2

Proses

Belajar

Mengajar

Memilih metode

mengajar yang sesuai

dengan materi

pelajaran

13 - 1

Memberikan informasi

tujuan pembelajaran 14 - 1

Menggunakan media

pembelajaran yang

tepat

15,16 - 2

Memotivasi siswa

dengan berbagai cara

yang positif

17,18 19 3

Memberikan

pertanyaan umpan

balik untuk

mengetahui daya serap

siswa di setiap

komponen

pembelajaran

20 21 2

Menyimpulkan hasil

belajar 22 - 1

Menggunakan waktu

secara efektif dan

efisien

23,24 25 3

Menjawab pertanyaan

siswa dengan baik 26,27 - 2

2 Pendekatan

Saintifik

Penerapan

pendekatan

saintifik

Mengamati 28,29 - 2

Menanya 30 - 1

Mengumpulkan Data 31 - 1

Mengasosiasi 32 - 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

95

No Variabel Sub Variabel Indikator Pernyataan

Jumlah

Pernyataan + -

Mengomunikasikan 33 - 1

E. Sumber Data Penelitian

Berdasarkan variabel yang diteliti, maka jenis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Menurut Hasan (2002: 82) data primer adalah data yang diperoleh

atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan

penelitian. Data primer didapat dari sumber informan yaitu individu

atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan. Data

primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:

a. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru

mata pelajaran akuntansi di kelas yang mengarah pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi.

b. Penilaian pendahuluan terhadap kesesuaian atau tingkat

kekonsistenan pernyataan guru dengan praktik pelaksanaan

kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas.

c. Persepsi siswa terhadap guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran di kelas yang mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

96

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada

(Hasan, 2002: 82). Data sekunder yang di maksud dalam penelitian ini

adalah:

a. Desain RPP yang dibuat oleh guru mata pelajaran Akuntansi

b. Pelaksanaan penilaian untuk mengetahui sejauh mana soal

evaluasi yang dibuat oleh guru telah menunjukkan unsur

pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi melalui kata kerja

yang digunakan dalam soal berupa kata kerja dari masing-masing

keterampilan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah strategi yang digunakan peneliti

untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitiannya

(Widyoko,2015:33). Penelitian ini menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data, yaitu teknik pengumpulan data kualitatif dan teknik

pengumpulan data kuantitatif dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif

a. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka.

Menurut Moeleng (2006: 186), wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

97

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.

Dalam penelitian ini, wawancara digunakan untuk mendapatkan

informasi mengenai proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru dikelas. Pelaksanaan kegiatan

pembelajaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah guru

menerapkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah

dibuat sebelumnya yang mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi.

b. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan secara langsung pada objek yang akan

diteliti. Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data primer

berupa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai

dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya yang mengarah pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi, selain itu observasi juga

dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang konsisten

sesuai dengan data yang diperoleh melalui kegiatan wawancara.

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan pengamatan

secara langsung terhadap objek penelitian, yaitu pada saat

pelaksanaan kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Analisis

dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pembelajaran

yang diterapkan oleh guru sudah sesuai dengan RPP yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

98

dibuat. Desain RPP mengarah pada unsurketerampilan berpikir

tingkat tinggi yaitu berupa kegiatan menganalisis, mengevaluasi

dan mencipta. Dalam teknik observasi yang dilakukan, yang akan

menjadi narasumber adalah guru mata pelajaran Akuntansi kelas

X.

c. Studi Dokumentasi

Menurut Hasan (2002:87), studi dokumentasi adalah teknik

penelitian yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian,

namun melalui dokumen. Dokumen yang digunakan dapat berupa

buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan dalam

pekerjaan sosial, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini,

dokumen yang dikumpulkan berupa:

a. RPP beserta lampiran-lampirannya

b. Soal-soal latihan yang merupakan komponen dari kegiatan

penilaian untuk mata pelajaran Akuntansi yang disusun oleh

guru.

2. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif

a. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. (Arikunto, 2013:

194). Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan kuesioner

tertutup dimana responden tinggal memilih jawaban yang sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

99

disediakan. Kuesioner digunakan untuk memperoleh data berupa

persepsi siswa terhadap guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi. Kuesioner akan disebarkan kepada siswa kelas X Akuntansi

2 untuk memperoleh data sejauh mana kemampuan guru dalam

menerapkan kegiatan pembelajaran yang membentuk keterampilan

berpikir tingkat tinggi pada siswa. Pada kuesioner ini skala

pengukuran menggunakan Skala Likert, dengan menggunakan

empat pilihan jawaban, yaitu (1) selalu dengan skor 4, (2) sering

dengan skor 3, (3) jarang dengan skor 2, dan (4) tidak pernah

dengan skor 1.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi,

lembar wawancara, lembar kuesioner, dan dokumen yang sebelumnya

akan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan selanjutnya akan

dimintakan validasi ke beberapa ahli bahasa dan ahli pengukuran. Validasi

tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian ini layak

digunakan atau tidak. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti

sendiri yang dibantu dan didukung oleh instrumen lainnya. Instrumen

penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu instrumen penelitian

metode kualitatif dan instrumen penelitian metode kuantitatif dengan

penjelasan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

100

1. Instrumen Penelitian Kualitatif

Untuk metode kualitatif, instrumen yang digunakan adalah

instrumen lembar observasi, lembar wawancara, dan dokumen dengan

penjelasan sebagai berikut:

a. Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui proses

pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

dikelas serta menemukan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru

Akuntansi dalam menerapkan kegiatan pembelajaran yang

mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.

b. Lembar observasi digunakan untuk melihat apakah kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru Akuntansi sudah sesuai

dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat

sebelumnya dan sudah mengarah pada unsur keterampilan berpikir

tingkat tinggi.

c. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data sekunder

berupa desain RPP dan penilaian pembelajaran yang dibuat oleh

guru Akuntansi. Desain RPP dan penilaian pembelajaran akan

dianalisis dengan melihat apakah desain RPP dan penilaian

pembelajaran tersebut sudah memuat unsur keterampilan berpikir

tingkat tinggi

d. Keabsahan Data. Keabsahan data dalam penelitian kualitatif

merupakan salah satu bagian yang sangat penting untuk

mengetahui derajat kepercayaan dari hasil penelitian yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

101

dilakukan. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik

Triangulasi. Dalam pengumpulan data, data yang diperoleh akan

lebih konsisten sehingga menjadi suatu data yang valid dan bisa

dipertanggungjawabkan. Agar hasil penelitian dapat

dipertanggungjawabkan diperlukan pengecekan data apakah data

yang disajikan valid atau tidak, maka diperlukan keabsahan atau

kevalidan data. Menurut Sugiyono (2011: 327) , triangulasi

diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data dan

sumber data yang telah ada.

Menurut Moleong (2006: 330) teknik triangulasi dapat

dibedakan menjadi empat macam, yaitu triangulasi sumber,

metode, penyidik, dan truiangulasi teori. Dalam penelitian ini,

triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode. Menurut

Sugiyono (2011:327), triangulasi teknik/metode berarti peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk

mendapatkan data dari sumber yang sama. Pengumpulan data yang

dilakukanyaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil

triangulasi metode yang diperoleh dari kegiatan penelitian berupa

wawancara, observasi, dan dokumentasi sudah sesuai dengan data

yang didapatkan dilapangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

102

2. Instrumen Penelitian Kuantitatif

Pada metode kuantitatif, instrumen yang digunakan adalah lembar

kuesioner. Lembar kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk

memperoleh data berupa persepsi siswa terhadap guru dalam

mengimplementasikan pembelajaran Akuntansi yang mengarah pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Instrumen yang baik harus

memenuhi dua persyaratan penting, yaitu: valid dan reliabel. Oleh

karena itu untuk mengukur validitas dan reliabilitas maka dilakukan uji

coba instrumen, adapun alat pengujian instrumen meliputi:

a. Validitas

Menurut Arikunto (2013: 211) Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk

menguji kevalidan instrumen penelitian persepsi siswa terhadap

guru Akuntansi kelas X dalam melakukan kegiatan pelaksaaan

pembelajaran di kelas, instrumen tersebut akan dimintakan validasi

kepada ahli bahasa dan ahli materi. Hasil validasi bahasa dan

materi RPP dapat dilihat di Lampiran 4; hasil validasi bahasa dan

materi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dapat dilihat di

Lampiran 5; hasil validasi bahasa dan materi Pelaksanaan Penilaian

Pembelajaran dapat dilihat di Lampiran 6; hasil validasi bahasa dan

materi instrumen kuesioner persepsi siswa dapat dilihat di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

103

Lampiran 7; hasil validasi bahasa dan materi wawancara guru

dapat dilihat di Lampiran 10.

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2013: 221). Instrumen

yang sudah dapat dipercaya, maka akan menghasilkan data yang

dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai

dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan

sama. Reliabilitas instrumen dianggap handal jika memiliki

reliabilitas ≥ 0,6 (lebih besar atau sama dengan 0,6). Untuk

mengetahui besarnya reliabilitas pada instrumen angket persepsi

siswa terhadap guru pada pelaksanaan pembelajaran yang

mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat selama

mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas, dengan menggunakan

rumus koefisien Alpha dari Croncbach yang dikutip dari buku

Arikunto (2013: 239). Adapun rumus Alpha adalah:

= [

] [

]

Keterangan:

= reliabilitas instrumen

= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ = jumlah varians butir

= varians total

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

104

Kemudian hasil perhitungan diperoleh diintepretasikan

dengan tingkat keandalan koefisien korelasi menurut Arikunto,

dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5 Intepretasi nilai r

Besarnya Nilai r Intepretasi

0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi

0,600 sampai dengan 0,800 Cukup

0,400 sampai dengan 0,600 Agak Rendah

0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

0,000 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah

Hasil uji reliabilitas instrumen persepsi siswa dapat dilihat

pada tabel 3.6:

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Persepsi siswa terhadap Guru pada

Pelaksanaan Pembelajaran yang Mengarahkan siswa pada

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

.982 .981 33

Sumber: data primer, diolah 2019

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alphaadalah

sebesar 0,982, dimana nilai tersebut lebih besar (>) dari 0,60.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen yang

digunakan untuk mengukur persepsi siswa terhadap pelaksanaan

pembelajaran yang dilakukan guru di kelas sudah reliabel. Tingkat

reliabilitas instrumen persepsi siswa terhadap pelaksanaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

105

pembelajaran yang dilakukan guru di kelas termasuk dalam

kategori tinggi.

H. TeknikAnalisis Data

Analisis data menurut Moleong (2006: 248) adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja menggunakan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceriterakan kepada orang lain. Sejalan dengan penelitian mixed methods

dengan model sequential eksploratory yang digunakan dalam penelitian

ini, maka teknik analisis data penelitian terdiri dari dua teknik yakni teknik

analisis data kualitatif dan teknik analisis data kuantitatif

1. Teknik Analisis Data Kualitatif

Adapun teknik analisis data kualitatif yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik analisis data menurut Miles dan Huberman

(dalam Sugiyono, 2017:484-492), yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

106

a. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan

mencari, mencatat, dan mengumpulkan data melalui hasil

wawancara, dokumentasi, dan observasi yang terkait dengan desain

RPP, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran yang

memuat unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi.

b. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan

polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data

yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah untuk dilakukan pengumpulan data selanjutnya,

dan mencarinya bila diperlukan.

Adapun proses reduksi data di dalam penelitian ini adalah

catatan tertulis di lapangan yang diperoleh dari wawancara dan

hasil observasi dengan guru yang mengajar mata pelajaran

Akuntansi kelas X Akuntansi di SMK Negeri 1 Jogonalan. Reduksi

data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.

Mengingat reduksi data ini terjadi secara berulang-ulang dan

apabila ditemukan data yang tidak cocok, maka akan dilakukan

pengecekan kembali di SMK Negeri 1 Jogonalan untuk

memperoleh kevalidan data dalam menjawab fokus penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

107

c. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data. Menurut Sugiyono (2017:488), dalam penelitian

kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian atau

narasi singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchartdan

sejenisnya. Dengan penyajian data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan apa yang akan

dikerjakan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami karena

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus,

maka penyajian data yang dilakukan lebih banyak dituangkan

kedalam uraian.

d. Kesimpulan dan Verifikasi

Tahap selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya (Sugiyono,

2017:492). Pada penelitian ini, kesimpulan awal yang dikemukakan

akan didukung oleh data-data yang diperoleh di lapangan. Jawaban

dari hasil penelitian akan memberikan penjelasan dan kesimpulan

atas permasalahan penelitian yang diteliti dalam penelitian ini.

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan yang

dilakukan setelah data terkumpul dari seluruh responden (Sugiyono,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

108

2017:232). Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif

menggunakan statistik. Dalam penelitian ini, analisis data statistik

yang digunakan adalah statistik deskriptif. Dalam statistik deskriptif,

data penelitian yang berupa angka akan dikualitatifkan sehingga hasil

yang diperoleh dapat dideskripsikan. Menurut Syofian (2010: 2),

statistik deskriptif adalah statistik yang berkaitan dengan bagaimana

cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau

menguraikan data sehingga dapat mudah dipahami.

Untuk mengetahui skor persepsi siswa kelas X Akuntansi 2 yang

berjumlah 35 siswa terhadap kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang

mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi maka terlebih

dahulu menentukan jumlah kelas dengan menggunakan rumus Sturges

(Boedijoewono, 2007: 42), sebagai berikut:

K= 1 + 3,3 log (n)

= 1 + 3,3 log (35)

= 6,0954 dibulatkan menjadi 6

Keterangan:

K : Jumlah kelas

log : Logaritma

n : Jumlah siswa

Dengan perhitungan di atas dapat diketahui jumlah kelas sebesar

6,0954 yang dibulatkan menjadi 6.

Setelah jumlah kelas diketahui, selanjutnya menentukan rentang

skor yaitu dengan menentukan nilai maksimum dan nilai minimum.

Kuesioner persepsi siswa terhadap pelaksanaan penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

109

pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi berjumlah 33 instrumen. Setiap instrumen atau butir pernyataan

menggunakan 4 alternatif jawaban, maka skor maksimal adalah 4 x 33

= 132 dan skor terendah adalah 1 x 33 = 33. Untuk menentukan

rentang skor dengan cara mengurangkan skor maksimal dengan skor

minimum maka perhitungannya adalah Rentang Skor = 132-33= 99.

Rentang Skor yang sudah di dapat digunakan untuk menentukan

panjang interval kelas setiap alternatif kriteria penilaian yang telah

ditentukan, yaitu dengan cara rentang / jumlah kelas maka

perhitungannya adalah Panjang Interval = 99 / 6 = 16,5 dibulatkan

menjadi 17.

Pada penilaian persepsi siswa menurut rumus Sturges terdapat 6

kelas, sedangkan kriteria yang digunakan dalam penilaian persepsi

siswa dikategorikan menjadi 3 kriteria, maka jumlah kelas

dikelompokkan menjadi 3 kriteria dengan alternatif jumlah kelas ke-1

dan ke-2 dikelompokkan kedalam kriteria Baik, kelas ketiga dan ke-4

dikelompokkan kedalam kriteria Cukup Baik, dan kelas ke-5 dan ke-6

dikelompokkan ke dalam kriteria Kurang Baik.

Tabel 3.7 Penilaian Persepsi Siswa

Skor Kriteria

101-132 Baik

67-100 Cukup Baik

33-66 Kurang Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

110

I. Langkah-langkah Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini

meliputi tiga tahap yaitu persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis

data. Masing-masing tahap akan diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Pencarian sekolah dan meminta izin kepala sekolah

Sekolah yang akan menjadi tempat penelitian dikhususkan pada

sekolah kejuruan, karena penelitian bertujuan untuk menganalisis

pembelajaran akuntansi yang mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi. Sebelum penelitian dilakukan, maka akan dilakukan

permohonan ijin kepada pihak sekolah dengan memberikan surat ijin

penelitian.

b. Penyusunan instrumen penelitian

Kegiatan penyusunan instrumen yang digunakan untuk

menganalisis desain rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan

kegiatan pembelajaran, pelaksanaan penilaian pembelajaran, dan

persepsi siswa terhadap guru dalam mengimplementasikan

pembelajaran akuntansi yang mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi, diwakili dari penyusunan kisi-kisi lembar instrumen.

c. Validasi instrumen lembar RPP, observasi, penilaian, kuesioner, dan

pedoman wawancara,

Sebelum melaksanakan penelitian, keempat instrumen yaitu: (1)

Instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; (2) Instrumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

111

Observasi Aktivitas Guru di Kelas; (3) Instrumen Analisis Penilaian

Kegiatan Pembelajaran; dan (4) Instrumen Kuesioner Persepsi Siswa

terhadap Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran yang menanamkan

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi akan dikonsultasikan kepada

dosen pembimbing dan selanjutnya dimintakan validasi ke beberapa

ahli bahasa dan ahli materi. Validasi bahasa dilakukan oleh Bapak

Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Sementara itu validasi ahli

materi untuk instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,

instrumen observasi aktivitas guru di kelas, dan instrumen penilaian

pembelajaran juga dilakukan oleh Bapak Apri Damai Sagita

Krissandi, S.S., M.Pd, sedangkan untuk validasi ahli materi

instrumen kuesioner persepsi siswa dilakukan oleh Ibu Natalina

Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. Validasi tersebut bertujuan

untuk mengetahui apakah instrumen penelitian ini layak digunakan

atau tidak.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan akan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2019.

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam tahap ini adalah:

a. Pengambilan data tentang perangkat pembelajaran meliputi:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan kisi-kisi soal yang

dibuat oleh guru mata pelajaran Akuntansi kelas X.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

112

b. Melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran Akuntansi

kelas X terkait dengan proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran

yang dilakukan guru di kelas.

c. Melakukan observasi yaitu mengikuti proses pembelajaran baik di

dalam kelas maupun di luar kelas.

d. Pengisian kuesioner oleh siswa untuk memperoleh data berupa

persepsi siswa terhadap guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi.

3. Tahap Analisis

Data yang diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis

sesuai dengan teknik analisis data. Sejalan dengan penelitian mixed

methods yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik analisis data

dalam penelitian terdiri dari dua teknik yaitu teknik analisis data

kualitatif dan teknik analisis data kuantitatif.

Dalam teknik analisis data kualitatif, data yang akan dianalisis

berupa perencanaan, pelaksanaaan, dan penilaian pembelajaran

Akuntansi yang mengarah pada unsur keterampilan berpikir tingkat

tinggi, sedangkan dalam teknik analisis data kuantitatif, data yang akan

dianalisis adalah persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru Akuntansi di kelas, dimana pelaksanaan

pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan RPP yang mengarah pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

113

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

B. Deskripsi Lokasi

SMK Negeri 1 Jogonalan semula bernama SMEA Negeri Gondang

Winangun adalah salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di kabupaten

Klaten yang berdiri sejak 1968 dengan Surat Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 28/UKK3/1968

tanggal 6 Februari 1968. Sekolah ini sangat strategis karena letaknya

berada di Jalan Raya Yogya-Solo tepatnya di Dukuh Tegalmas, Desa

Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Klaten.

Sebagai sekolah berstandar nasional, sekolah ini terus berbenah diri.

Dalam hal fisik berupa pembangunan dan penambahan ruang kelas baru,

ruang praktik (praktikum), laboratorium serta sarana dan prasarana lainnya

termasuk melengkapi peralatan praktik siswa. Hal ini terus diupayakan

termasuk penerapan SMM ISO 9001:2008 pada tahun 2010 dan

bersertifikat dari LSSM IQS Nomor: VED22150411.

SMK Negeri 1 Jogonalan adalah sekolah yang menerapkan kurikulum

2013 dalam sistem pendidikannya. Sebagai sekolah favorit tentunya SMK

Negeri 1 Jogonalan berusaha untuk terus menampilkan performa yang

terbaik dalam berbagai bidang, baik pada bidang akademik maupun non

akademik. SMK Negeri 1 Jogonalan memiliki Visi dan Misi sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

114

1. Visi

Terwujudnya SMK unggulan yang menghasilkan lulusan berkarakter,

berwawasan luas, kompetitif dan mandiri.

2. Misi

a. Meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang bermutu

danberiorientasi masa depan.

b. Mewujudkan pelayanan prima dalam melaksanakan tugas.

c. Membekali siswa menjadi generasi yang kreatif, inovatif,

produktif, dan mandiri.

d. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif.

e. Mengantisipasi tantangan global

Untuk menunjang prestasi baik pada bidang akademik maupun non

akademik, SMK Negeri 1 Jogonalan juga memfasilitasi siswa dengan

berbagai sarana prasarana yang dapat memudahkan akses siswa,

berbagai fasilitas yang ada di SMK Negeri 1 Jogonalan adalah sebagai

berikut:

1) Ruang Kelas

SMK Negeri 1 Jogonalan memiliki 29 ruang kelas untuk proses

belajar mengajar jurusan Akuntansi (AK), Administrasi

Perkantoran (AP), Pemasaran (PM/PJ), dan Teknik Komputer dan

Jaringan (TKJ) serta jurusan yang baru dibuka yaitu Multemedia

dengan perincian sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

115

Tabel 4.1 Ruang Kelas beserta Jumlah Siswa

No Kelas Ruang Jumlah Siswa

1 X TKJ 1 36 Siswa

2 X TKJ 2 36

3 X MM 36

4 X AP 1 36

5 X AP 2 35

6 X AK 1 36

7 X AK 2 36

8 X AK 3 36

9 X AK 4 36

10 X PM 1 36

11 X PM 2 36

12 XI TKJ 1 31

13 XI TKJ 2 29

14 XI MM 32

15 XI AP 1 36

16 XI AP 2 36

17 XI AK 1 31

18 XI AK 2 32

19 XI AK 3 31

20 XI AK 4 32

21 XI PM 1 29

22 XI PM 2 28

23 XII TKJ 1 32

24 XII TKJ 2 35

25 XII MM 32

26 XII AP 1 40

27 XII AP 2 38

28 XII AK 1 37

29 XII AK 2 36

30 XII AK 3 36

31 XII AK 4 36

32 XII PM 1 39

33 XII PM 2 38

Sumber: data primer diolah, 2019

2) Laboratorium

SMK Negeri 1 Jogonalan memiliki 6 laboratorium untuk

menunjang kegiatan belajar siswa. Laboratorium yang tersedia

antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

116

a) Laboratorium Komputer

b) Laboratorium Akuntansi Komputer

c) Laboratorium Akuntansi

d) Laboratorium Mengetik

e) Laboratorium Administrasi Perkantoran

f) Laboratorium Bahasa

g) Studio music

3) Kantor

Ruang kantor yang ada di SMK Negeri 1 Jogonalan terdiri dari:

1) Kantor Kepala Sekolah

2) Kantor guru

3) Kantor kemahasiswaan

4) Kantor tata usaha

5) Kantor piket

Adapun ruangan-ruangan lain yang disediakan oleh pihak sekolah

untuk menunjang aktifitas belajar siswa baik secara akademik maupun

non akademik antara lain:

1) Perpustakaan

2) Mushola

3) Ruang kesehatan/ UKS

Ruang unit kesehatan terdiri dari:

a) Tiga buah tempat tidur

b) Obat-obatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

117

4) Koperasi dan kantin sekolah

5) Akses Hotspot

6) Sarana olah raga

a) Lapangan tenis

b) Lapangan basket

c) Lapangan sepak bola

7) Kamar Mandi

8) Tempat parkir

C. Deskripsi Responden

1. Guru

Sebagai sekolah berstandar nasional, sekolah ini terus berbenah

diri dan melakukan upaya untuk meningkatkan serta mempertahankan

mutu sekolah, baik pada bidang akademik maupun non akademik.

Untuk mencapai mutu yang baik tersebut maka diperlukan adanya

tenaga pendidik yang kompeten dalam bidang pendidikan. Secara

keseluruhan terdapat kurang lebih 96 orang guru di SMK Negeri 1

Jogonalan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, terlihat

bahwa antara satu guru dengan guru lainnya memiliki hubungan yang

baik dan akrab.

Terdapat 14 orang guru pada mata pelajaran Akuntansi yang

mengabdi di SMK Negeri 1 Jogonalan, namun hanya satu guru

Akuntansi di kelas X yang menjadi subjek dalam penelitian. Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

118

tersebut adalah Bapak Wiharta Rahardjo, S.E., M.Si. Bapak Wiharta

adalah guru yang berasal dari Klaten. Saat ini Beliau berumur 49 tahun

dengan pengalaman mengajar selama 23 tahun, Beliau mulai mengajar

sejak tahun 1996 di SMK Negeri 1 Jogonalan pada tahun 2018dan telah

menjadi guru tetap di SMK Negeri 1 Jogonalan.

2. Siswa

SMK Negeri 1 Jogonalan memiliki jumlah murid yang cukup

banyak. Masing-masing siswa tersebut berasal dari daerah Jawa Tengah

dan Yogyakarta dengan rata-rata usia sebagaimana siswa SMA pada

umumnya, yakni berkisar antara 15-19 tahun. Berdasarkan pengamatan

yang peneliti lakukan, masing-masing siswa memiliki sikap yang sopan

dan ramah, hal ini dapat dilihat ketika siswa berinteraksi dengan guru,

dengan sesama siswa maupun dengan peneliti ketika melakukan

kegiatan penelitian di sekolah tersebut.

Tabel 4.2 Daftar Rekapitulasi Siswa tahun 2018/2019

No. Program Keahlian Kelas

Jumlah X XI XII

1. Akuntansi 132 144 126 414

2. Adm. Perkantoran 72 71 72 215

3. Pemasaran 70 72 66 208

4. Teknik Komputer dan Jaringan 72 72 60 204

5. Multimedia 36 36 32 104

Jumlah 394 395 356 1.145

Sumber: data primer diolah, 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

119

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, teknik analisis data dilakukan bersamaan

dengan pengumpulan data-data yang diperoleh dari lapangan langsung

peneliti analisis dengan teknik analisis dari Miles dan Huberman

(Sugiyono, 2017: 484-492). Dalam analisis ini peneliti berangkat dari

mereduksi data. Dalam reduksi data ini peneliti mencoba untuk memilih

data, memusatkan perhatian pada penyederhanaan, mengabstraksikan

dan mentransformasikan data yang muncul dari catatan-catatan

lapangan, setelah itu peneliti melakukan penyajian data dan yang

terakhir menarik kesimpulan dan verifikasi. Dengan analisis ini peneliti

berharap mampu mengkonfirmasikan data dengan suatu teori dan

mencangkup setiap permasalahan yang ditelaah agar terjamin

kebenarannya dan kevalidannya.

Bab V ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan peneliti terkait dengan penelitian mengenai analisis Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

penilaian yang dilakukan oleh guru Akuntansi kelas X, dan persepsi

siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru di dalam

kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

120

A. Deskripsi Data

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Pada penelitian ini, akan dipaparkan hasil analisis dari rencana

pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh guru Akuntansi.

Untuk dapat mengetahui bahwa guru Akuntansi telah menyusun RPP

mata pelajaran Akuntansi sesuai dengan kriteria keterampilan berpikir

tingkat tinggi, maka peneliti mengumpulkan dokumen berupa RPP

yang telah dibuat oleh guru mata pelajaran Akuntansi.Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dianalisis adalah RPP

dengan materi Jurnal. Kegiatan analisis dilakukan dengan melihat

komponen yang tercantum dalam RPP, penggunaan kata kerja pada

komponen kompetensi dasar, IPK, tujuan pembelajaran, dan langkah-

langkah pembelajaran.

Menurut Abdul & Chaerul (2014:262-263) komponen dan

langkah-langkah penyusunan RPP yang baik adalah dengan

mencantumkan identitas, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,

model/metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran,

media/alat/bahan/sumber belajar, dan mencantumkan penilaian.

Berdasarkan hasil analisis, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang dibuat oleh guru sudah mencantumkan identitas yang

meliputi nama sekolah: SMK Negeri 1 Jogonalan; mata pelajaran:

Akuntansi Dasar; Materi pokok: Jurnal; Tahun Pelajaran: 2018/2019;

Alokasi Waktu: 6 x 45 menit; kelas/semester; X Akuntansi/Gasal (1);

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

121

Kompetensi Inti: KI 3- KI 4; Kompetensi Dasar; dan Indikator

Pencapaian Kompetensi (IPK). Selain itu guru juga sudah

mencantumkan tujuan pembelajaran yang mengandung unsur Audience

(A), Behavior (B), dan Condition (C), namun guru belum

mencantumkan unsur Degree (D) di dalamnya. Dalam RPP guru juga

sudah mencantumkan materi pembelajaran berupa materi Jurnal,

model/metode pembelajaran berupa model Problem Based Learning

(PBL) dengan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, studi literatur,

dan penugasan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang

tercantum dalam RPP memuat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan

kegiatan penutup dimana masing-masing kegiatan sudah disertai

alokasi waktu yang dibutuhkan. Rangkaian kegiatan tersebut telah

disesuaikan dengan karakteristik model yang dipilih oleh guru dan

menggunakan sintaks yang sesuai dengan modelnya. Dalam RPP guru

sudah mencantumkan media/alat/bahan/sumber belajar yang

digunakan. Media, alat, dan bahan yang digunakan oleh guru adalah

papan whiteboard, spidol boardmarker, penghapus papan tulis, materi

ajar, dan buku paket, sedangkan sumber belajar yang digunakan adalah

buku paket pengantar Akuntansi (bidang keahlian bisnis dan

manajemen), lingkungan tempat tinggal siswa, dan internet.Selain itu,

guru juga sudah mencantukan penilaian. Penilaian dalam RPP yang

dibuat oleh guru sudah menjabarkan jenis/teknik penilaian yang

digunakan, bentuk instrumen, dan kunci jawaban.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

122

Apabila hasil analisis yang sudah dilakukan pada komponen dan

langkah-langkah pembelajaran dikaitkan dengan teori menurut Abdul

& Majid, maka Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat

oleh guru dapat dikatakan sudah baik, walaupun terdapat komponen

yang tidak lengkap, namun secara keseluruhan komponen dalam RPP

sudah baik.

Desain RPP dikatakan memenuhi kriteria keterampilan berpikir

tingkat tinggi apabila kata kerja operasional yang digunakan pada

komponen kompetensi dasar, IPK, tujuan pembelajaran, dan langkah-

langkah pembelajaran menggunakan kata kerja berupa kemampuan

menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6) sesuai

dengan landasan keterampilan berpikir tingkat tinggi menurut Sani

(2016:103-104).

Berikut ini adalah hasil analisis RPP pada komponen IPK, Tujuan

Pembelajaran, dan Langkah-langkah pembelajaran dapat dilihat pada

tabel 5.1 sampai 5.3:

Tabel 5.1 Hasil Analisis Indikator Pencapaian Kompetensi pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran

No Indikator LOTS HOTS Keterangan

3.8.1 Menjelaskan pengertian

jurnal √

Kata kerja operasional terdapat

pada tingkatan C2 yaitu

“Menjelaskan”

3.8.2 Memahamikonsep debit

kredit √

Kata kerja operasional terdapat

pada tingkatan C2 yaitu

“Memahami”

3.8.3 Menganalisis saldo

normal akun √

Kata kerja operasional terdapat

pada tingkatan C4 yaitu

“Menganalisis”

3.8.4 Memahami sistematika √ Kata kerja operasional terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

123

pencatatan jurnal pada tingkatan C2 yaitu

“Memahami”

3.8.5 Menerapkan bentuk

jurnal √

Kata kerja operasional terdapat

pada tingkatan C3 yaitu

“Menerapkan”

4.8.1

Menyusun pencatatan

transaksi dalam buku

jurnal

Kata kerja operasional terdapat

pada tingkatan C3 yaitu

“Menyusun”

Jumlah Indikator 5 1

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari enam indikator

hanya ada satu indikator yang menggunakan kata kerja operasional

berpikir tingkat tinggi pada tingkatan C6 yaitu menganalisis. Sementara

lima indikator lainnya masih berada pada level keterampilan berpikir

tingkat rendah yakni berupa kemampuan mengingat dan

mengaplikasikan dengan menggunakan kata kerja menjelaskan,

memahami, dan menerapkan. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.1

dapat disimpulkan bahwa guru belum mampu merumuskan indikator

pencapaian dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

berbasis HOTS. Hal ini dikarenakan kata kerja operasional (KKO) yang

digunakan oleh guru masih didominasi oleh KKO yang berada pada

level keterampilan berpikir tingkat rendah pada tingkatan C2-C3, yaitu

menjelaskan, memahami, menerapkan, dan menyusun.

Tabel 5.2 Hasil Analisis Tujuan Pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran

No Indikator LOTS HOTS Keterangan

1 Menjelaskan pengertian

jurnal. √

Kata kerja operasional terdapat

pada tingkatan C2 yaitu

“Menjelaskan”

2 Memahami konsep √ Kata kerja operasional terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

124

debet kredit. pada tingkatan C2 yaitu

“Memahami”

3 Menganalisis saldo

normal akun. √

Kata kerja operasional terdapat

pada tingkatan C4 yaitu

“Menganalisis”

4 Memahami sistematika

pencatatan jurnal √

Kata kerja operasional terdapat

pada tingkatan C2 yaitu

“Memahami”

5 Menerapkan bentuk

jurnal √

Kata kerja operasional terdapat

pada tingkatan C3 yaitu

“Menerapkan”

6

Menyusun pencatatan

transaksi dalam buku

jurnal

Kata kerja operasional terdapat

pada tingkatan C3 yaitu

“Menyusun”

Jumlah Indikator 5 1

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari enam tujuan

pembelajaran hanya ada satu tujuan pembelajaran yang menggunakan

kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi pada tingkatan C6 yaitu

menganalisis. Sementara lima indikator dan tujuan pembelajaran

lainnya masih berada pada level keterampilan berpikir tingkat rendah

yakni berupa kemampuan mengingat dan mengaplikasikan dengan

menggunakan kata kerja menjelaskan, memahami, dan menerapkan.

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa

guru belum mampu merumuskan tujuan pembelajaran dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berbasis HOTS. Hal ini

dikarenakan kata kerja operasional (KKO) yang digunakan oleh guru

dalam tujuan pembelajaran masih didominasi oleh KKO yang berada

pada level keterampilan berpikir tingkat rendah pada tingkatan C2-C3,

yaitu menjelaskan, memahami, menerapkan, dana menyusun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

125

Tabel 5.3 Hasil Analisis Kegiatan Pembelajaran pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran

No Indikator LOTS HOTS Keterangan

1 Kegiatan inti

Kata kerja operasional yang

digunakan dalam kegiatan inti

adalah menjelaskan, memahami,

menganalisis, menerapakan dan

menyusun yang terdapat pada

tingkatan C2, C3, dan C4

Berdasarkan analisis pada Tabel 5.3, diketahui bahwa kegiatan

pembelajaran dalam RPP yang termasuk dalam keterampilan berpikir

tingkat tinggi yaitu berupa KKO di tingkatan C4 yaitu menganalisis,

sedangkan KKO lainnya masih berada di tingkatan LOTS yaitu C2-C3

berupa menjelaskan, memahami, menerapkan, dan menyusun.

Berdasarkan ketiga komponen tersebut, dapat ditarik kesimpulana

bahwa RPP yang disusun oleh guru belum

Berdasarkan hasil analisis yang dapat dilihat pada Tabel 5.1; 5.2;

dan 5.3, dapat diketahui bahwa IPK yang dirumuskan oleh guru pada

level keterampilan berpikir tingkat tinggi hanya sebesar 16%,

sedangkan 84% KKO yang digunakan guru dalam merumuskan IPK

masih berada pada level keterampilan berpikir tingkat rendah. Dalam

tujuan pembelajaran, diketahui bahwa hanya sebesar 16% KKO yang

digunakan oleh guru berada pada level keterampilan berpikir tingkat

tinggi, sedangkan 84% KKO yang digunakan masih berada pada level

keterampilan berpikir tingkat rendah. Sementara itu, berdasarkan hasil

analisis pada kegiatan pembelajaran yang dirumuskan oleh guru, dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

126

diketahui bahwa KKO yang digunakan guru dalam merumuskan

kegiatan pembelajaran pada level keterampilan berpikir tingkat tinggi

hanya sebesar 20%, sedangkan 70% KKO yang digunakan oleh guru

masih berada pada level keterampilan berpikir tingkat rendah.

Berdasarkan hasil analisi dari ketiga komponen berupa IPK, Tujuan

pembelajaran, dan Kegiatan Pembelajaran dapat ditarik kesimpulan

bahwa guru belum mampu menyusun RPP yang mengarah pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi, karena sebagian besar kata kerja

operasional yang digunakan oleh guru masih menggunakan kata kerja

yang berada pada level keterampilan berpikir tingkat rendah.

Dalam karakteristik RPP kurikulum 2013 menurut Buku

Pedoman Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir

Tingkat Tinggi (Ariyana, Pudjiastuti, Bestari, dan Zamroni, 2018:48-

50), langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dicantumkan harus

disesuaikan berdasarkan model pembelajaran. Selain itu dalam

membuat langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang mengarah pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi maka guru harus merumuskan

kegiatan pendahuluan yang meliputi orientasi, motivasi, dan apersepsi.

Sementara itu, kegiatan inti harus dirumuskan berdasarkan pada

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), pendekatan saintifik, 4C

(Creativity, Critical Thinking. Communication, Collaboration), dan

PPK serta literasi, sedangkan kegiatan penutup harus meliputi kegiatan

refleksi, pemberian umpan balik, kegiatan tindak lanjut, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

127

penginformasian kegiatan pembelajaran untuk pembelajaran

selanjutnya.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, langkah-langkah

pembelajaran dalam RPP yang dibuat oleh guru sudah mencantumkan

sintaks yang sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih oleh guru

yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dalam

langkah-langkah pembelajaran, guru juga sudah merumuskan kegiatan

pendahuluan yang meliputi orientasi, motivasi, dan apersepsi,

merumuskan kegiatan inti yang berdasarkan pada IPK, dan pendekatan

saintifik, namun guru belum merumuskan kegiatan inti yang

berdasarkan pada kegiatan 4C (Creativity, Critical Thinking,

Communication dan Collaboration), Penguatan Pendidikan Karakter

(PPK) dan literasi. Dalam kegiatan penutup guru sudah merumuskan

kegiatan pembelajaran yang meliputi pemberian umpan balik terhadap

proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan kegiatan tindak lanjut

dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan

konseling, dan pemberian tugas individual maupun kelompok, selain

itu, guru juga mencantumkan kegiatan menginformasikan kegiatan

pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Apabila desain RPP dinilai berdasarkan karakteristik dalam

menyusun langkah-langkah pembelajaran yang mengarah pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi, menurut Buku Pedoman

Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

128

(Ariyana, Pudjiastuti, Bestari, dan Zamroni, 2018:48-50), ditemukan

bahwa dalam langkah-langkah pembelajaran yang yang tercantum

dalam RPP sebagian besar sudah sesuai dengan ketentuan yang

tercantum dalam buku tersebut. Walaupun terdapat komponen yang

tidak dicantumkan oleh guru dalam RPP. Namun langkah-langkah

pembelajaran dapat dikatakan sudah baik.

2. Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada

Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

e. Hasil Analisis Wawancara Guru Kelas X

Wawancara bersama dengan guru pelajaran Akuntansi kelas X

dilakukan pada tanggal 23 April 2019. Peneliti meminta ijin

kepada Bapak Wiharta Rahardjo, S.E., M.Si selaku guru Akuntansi

kelas X untuk melakukan wawancara terlebih dahulu guna

memperoleh data yang konsisten dengan data yang akan diperoleh

melalui observasi di kelas. Melalui kegiatan wawancara bersama

dengan guru kelas X peneliti mendapatkan beberapa informasi

mengenai sejauh mana guru mengetahui tentang kegiatan

pembelajaran yang mengarah pada keterampilan tingkat tinggi.

Berikut ini adalah hasil wawancara yang didapat dari guru mata

pelajaran Akuntansi sebagai narasumber, dapat dilihat pada Tabel

5.4:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

129

Tabel 5.4 Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran

Akuntansi

No Butir Pertanyaan Jawaban

1. Apakah guru mengalami hambatan dalam

menentukan metode dan model

pembelajaran yang akan digunakan untuk

kegiatan pembelajaran?

Pasti ada hambatan. Karena

satu metode atau model yang

diterapkan terkadang hanya

efektif untuk beberapa siswa

saja dan ada siswa yang

cenderung kurang kooperatif

dalam mengikuti pembelajaran

di kelas

2. Apakah dalam proses pembelajaran guru

sudah menerapkan 5M (Mengamati,

Menanya, Mengumpulkan Informasi,

Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan)?

Menerapkan 5M dalam proses

pembelajaran di kelas

3. Apakah dalam proses pembelajaran guru

sudah menerapkan 4C (Creativity, Critical

Thinking, Comunnication, Collaboration)?

Tidak menerapkan 4C dalam

proses pembelajaran di kelas

4. Apakah guru menerapkan kegiatan

pembelajaran yang bersifat mengarahkan

siswa pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi?

Sudah menerapkan tetapi tidak

secara keseluruhan, karena ada

beberapa siswa yang lambat

dalam menangkap materi

pembelajaran.

5. Apakah dalam proses pembelajaran guru

sudah melaksanakan kegiatan literasi?

Pasti melakukan kegiatan

literasi dalam pembelajaran

6. Apakah dalam proses pembelajaran guru

menerapkan kegiatan Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK)?

Ya, walaupun PPK tidak

diberikan secara full jam, tetapi

disela-sela proses pembelajaran

di kelas pasti di selipkan PPK.

7. Apakah guru menerapkan model, metode,

dan teknik pembelajaran yang mampu

menumbuhkan partisipasi siswa melalui

kegiatan dikusi dan pemecahan masalah?

Ya, menerapkan. Sejauh ini

siswa selalu berpartisipasi

dalam kegiatan diskusi dan

pemecahan masalah walaupun

kadang ada beberapa siswa

yang kurang aktif.

8. Apakah respon siswa sesuai dengan apa

yang diharapkan oleh guru?

Tidak seluruhnya sesuai dengan

apa yang diharapkan. Hanya

75% , dan 25% siswa terkadang

tidak aktif dalam proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

130

No Butir Pertanyaan Jawaban

pembelajaran sehingga tidak

sesuai dengan yang diharapkan.

9. Apakah siswa berperan aktif dalam

kegiatan pembelajaran?

75% siswa sudah berperan aktif

dalam kegiatan pembelajaran

10. Apakah siswa mengalami kesulitan dalam

kegiatan pembelajaran?

Hanya sedikit siswa yang

mengalami kesulitan dalam

pembelajaran. Sekitar 5-6 anak,

selebihnya dapat mengikuti

proses pembelajaran dengan

baik

11. Apakah saat proses pembelajaran ada

hambatan dalam pengelolaan kelas ?

Tidak ada. Menurut saya,

semua guru pasti bisa

mengelola kelas dengan baik.

12. Apakah guru berjalan keliling untuk

memantau aktivitas belajar siswa saat

kegiatan diskusi guna memastikan bahwa

setiap siswa berperan aktif?

Selalu berjalan keliling, untuk

memantau kemampuan anak-

anak di dalam kelas dan untuk

memantau aktivitas belajar

siswa secara keseluruhan

13. Apakah ada hambatan yang berasal dari

siswa pada saat proses pembelajaran

berlangsung?

Sejauh ini tidak ada

14. Apakah saat melaksanakan kegiatan proses

pembelajaran guru dapat mengelola kelas

dengan waktu yang efektif dan efisien?

Terkadang tidak tepat karena

tergantung kecepatan siswa

dalam menyerap materi

pembelajaran.

15. Apakah guru melakukan refleksi pada akhir

pembelajaran tentang materi yang masih

belum dipahami siswa?

Selalu melakukan refleksi.

16. Apakah guru mengadakan remedial untuk

memperbaiki nilai ujian siswa yang masih

dibawah KKM?

Jarang mengadakan remedial.

Kalau nilai siswa benar-benar

keterlaluan baru diadakan

remedial.

17. Apakah guru memberikan kesimpulan pada

akhir pembelajaran terkait materi yang

telah dibahas?

Selalu memberikan kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

131

Berdasarkan hasil wawancara ada banyak informasi yang

didapat dari guru mata pelajaran Akuntansi sebagai narasumber.

Beberapa informasi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Dalam proses pembelajaran di kelas, guru mengalami

hambatan dalam menentukan metode dan model pembelajaran

yang akan digunakan karena terkadang metode dan model yang

diterapkan hanya efektif untuk beberapa siswa. Selain itu kegiatan

pembelajaran yang diterapkan terkadang tidak sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran yang tertera dalam RPP. Hal ini

dikarenakan kondisi di dalam kelas tidak sesuai dengan yang

diharapkan sehingga guru perlu melakukan penyesuaian terhadap

kondisi tersebut. Disatu sisi dalam proses pembelajaran guru telah

menerapkan 5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan informasi,

Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan), namun di sisi lain guru

belum menerapkan pembelajaran 4C (Creativity, Critical Thinking,

Communication, Collaboration).

Salah satu informasi penting yang didapatkan melalui

wawancara adalah dalam kegiatan pembelajaran, guru sudah

berusaha melakukan kegiatan pembelajaran yang bersifat

mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi

namun tidak secara keseluruhan dari awal hingga akhir pelajaran.

Hal ini dikarenakan siswa mengalami kesulitan ketika guru

menerapkan kegiatan pembelajaran yang mengarahkan siswa pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

132

keterampilan berpikir tingkat tinggi, kesulitan-kesulitan tersebut

seperti siswa sulit menangkap dan memahami materi pembelajaran

yang diberikan oleh guru. Dengan kata lain, kemampuan siswa

dalam berpikir belum sampai pada tingkat yang lebih tinggi. Di

sela-sela pembelajaran guru selalu melakukan kegiatan PPK

(Penguatan Pendidikan Karakter). Nilai-nilai karakter itu seperti

tanggungjawab, religius, disiplin, rasa cinta tanah air yang tinggi,

toleransi, rasa ingin tahu, dan kerjasama. Selain itu guru juga selalu

melakukan kegiatan literasi dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas guru telah

menerapkan model, metode, dan teknik pembelajaran yang mampu

menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam kegiatan diskusi dan

pemecahan masalah. Berdasarkan wawancara dengan guru

diketahui respon yang diberikan siswa terhadap penerapan

pembelajaran guru yakni 75% siswa merasa senang dan aktif

sedangkan 25% lainnya kurang aktif. Namun tidak dapat

dipungkiri bahwa beberapa siswa masih mengalami kesulitan

dalam belajar terkhusus siswa yang pasif saat mengikuti kegiatan

pembelajaran. Untuk memantau aktivitas belajar siswa saat

kegiatan diskusi maupun pembelajaran seperti biasa, guru selalu

berjalan keliling kelas untuk memastikan bahwa setiap siswa

berperan aktif dalam memberikan pendapat, ide, dan gagasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

133

Dalam pengelolaan kelas, guru tidak mengalami hambatan

karena sudah memiliki banyak pengalaman dalam mengelola kelas

dan mengetahui bagaimana mengatasi masalah-masalah yang

terjadi di kelas. Saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar,

terkadang guru tidak dapat menyelesaikan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan waktu yang sudah dialokasikan. Hal ini dikarenakan

kondisi siswa yang tidak menentu, dan guru harus menyesuaikan

dengan perkembangan belajar siswa bahkan guru harus mengulang

dan melakukan penguatan terhadap apa yang belum dipahami oleh

siswa.

Pada akhir pembelajaran guru selalu melakukan kegiatan

refleksi dan kesimpulan bersama dengan siswa terutama mengajak

siswa untuk menemukan kesulitan-kesulitan dalam belajar dan

materi yang masih belum dipahami. Selanjutnya dalam melakukan

evaluasi pembelajaran, guru tetap mengadakan remedial untuk

memperbaiki nilai siswa yang masil dibawah KKM dan

memberikan pengayaan kepada siswa yang sudah mencapai KKM

dengan tingkat kesulitan soal yang lebih tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti mendapatkan

kesimpulan bahwa guru sudah paham mengenai keterampilan

berpikir tingkat tinggi karena sudah diberikan program berupa

Workshop Kurikulum diawal tahun pelajaran yang juga membahas

mengenai pentingnya penerapan keterampilan berpikir tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

134

tinggi kepada siswa. Namun pada kenyataannya, dalam pembuatan

RPP guru hanya menggunakan satu kata kerja operasional berpikir

tingkat tinggi, yaitu menganalisis. Dalam penyusunan RPP

kurikulum 2013 guru sudah membuat komponen yang lengkap

sesuai dengan format kurikulum 2013, walaupun ada kesulitan

yang dihadapi namun kesulitan tersebut dapat diatasi melalui

diskusi bersama dengan guru lain mengenai RPP yang akan dibuat.

Dalam RPP yang dibuat, guru selalu mencantumkan langkah-

langkah pembelajaran dan pada saat proses pembelajaran di kelas

guru selalu berusaha untuk menerapkan langkah-langkah

pembelajaran sesuai dengan yang tercantum di dalam RPP, namun

keadaan pada saat proses pembelajaran dikelas tidak dapat diduga,

sehingga terkadang guru melakukan kegiatan pembelajaran tidak

sesuai dengan yang tercantum dalam RPP karena menyesuaikan

keadaan yang terjadi di dalam kelas.

Hambatan yang dialami oleh guru adalah menentukan metode

dan model pembelajaran yang akan digunakan untuk kegiatan

pembelajaran dikelas. Hal tersebut dikarenakan metode dan model

yang sudah ditentukan oleh guru terkadang hanya efektif untuk

sebagian siswa saja.

Berdasarkan hasil wawancara yang dapat dilihat pada tabel 5.4,

dapat diketahui bahwa item pertanyaan dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, dan 9 sudah mengarah pada keterampilan berpikir tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

135

tinggi, sedangkan item pertanyaan dengan nomor 8, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16 dan 17 dapat dikatakan masih belum mengarah pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan hasil analisis

tersebut, dapat dikatakan bahwa dari 17 kriteria yang termasuk

dalam kategori HOTS sebanyak 8 kategori, sedangkan sebanyak 9

kategori termasuk dalam level keterampilan berpikir tingkat

rendah, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru akuntansi belum

mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.

b. Hasil Analisis Observasi Proses Pembelajaran di Kelas X

Akuntansi

Untuk mengetahui bahwa guru mata pelajaran Akuntansi sudah

melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kriteria

keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka peneliti melakukan

observasi di kelas X Akuntansi 2. Kegiatan Observasi dilakukan

pada tanggal 9 Mei 2019. Observasi dilakukan dengan

menggunakan 43 pernyataan yang sudah di validasi oleh validator.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan

pernyataan instrumen, dapat dikatakan bahwa kegiatan

pelaksanaan pembelajaran di kelas sudah mengacu pada RPP yang

sudah dibuat terlebih dahulu oleh guru mata pelajaran Akuntansi.

Pelaksanaan pembelajaran yang baik menurut Abdul (2014:

229-331) meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

136

kegiatan penutup. Masing-masing kegiatan akan dijelaskan sebagai

berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan

Menurut Abdul (2014: 229-331), dalam kegiatan

pendahuluan guru sebaiknya melakukan kegiatan berupa

menyiapkan peserta didik secara fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran; mengajukan pertanyaan tentang materi yang

sudah dipelajari dan mengaitkannya dengan materi yang akan

dipelajari; mengantarkan peserta didik pada suatu

permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk

mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai; serta menyampaikan garis besar cakupan

materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan

oleh peserta didik.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, guru sudah

melakukan kegiatan pendahuluan yang sesuai dengan kegiatan

yang tercantum dalam RPP. Kegiatan pendahuluan yang

dilakukan oleh guru yaitu menyiapkan peserta didik secara fisik

untuk mengikuti proses pembelajaran yang tercermin pada saat

guru melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa, dan

memeriksa kerapian seragam/pakaian yang dipakai oleh siswa.

Selain itu, dalam kegiatan pendahuluan, guru sudah

mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

137

dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang

akan dipelajari, serta menjelaskan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai. Tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru

sudah sesuai dengan rencana yang tercantum dalam RPP yang

dapat dilihat pada Tabel 5.2. Namun dalam tahap ini, guru

belum mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan

atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu

materi. Hal ini tampak dari guru tidak memaparkan materi

pokok atau pokok pemasalahan dan guru tidak memberikan

gambaran bagaimana proses pembelajaran yang akan dilakukan

oleh siswa.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, kegiatan

pendahuluan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran

Akuntansi sebagian besar sudah sesuai dengan teori menurut

Abdul (2014: 229-331).

2) Kegiatan Inti

Menurut Abdul (2014: 229-331), kegiatan inti meliputi

proses mengamati, menanya, mengumpulkan data,

menalar/mengasosiasi, dan komunikasi. Berdasarkan hasil

observasi, diketahui bahwa sebagian besar kegiatan inti yang

dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan kegiatan inti yang

tercantum dalam RPP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

138

Kegiatan inti yang pertama dilakukan oleh guru adalah

kegiatan mengamati yang tercermin pada saat guru

memberikan gambaran umum mengenai materi pembelajaran

kepada siswa dengan menuliskan materi secara singkat pada

papan tulis di depan kelas. Kegiatan inti yang selanjutnya

dilakukan oleh guru adalah kegiatan menanya yang tercermin

pada saat guru mengajukan pertanyaan seputar materi yang

telah disampaikan, dan meminta siswa untuk memberikan

tanggapan mereka tentang materi yang telah disampaikan, guru

juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

lebih lanjut tentang hal yang berkaitan dengan materi

pembelajaran. Dalam kegiatan inti yang ketiga, guru

melakukan kegiatan berupa mengumpulkan data. Dalam

kegiatan ini, guru meminta siswa untuk berdiskusi bersama

dengan teman sebangku mereka untuk membahas materi

pembelajaran yang telah dijelaskan oleh siswa. Kegiatan

selanjutnya yaitu menalar. Dalam kegiatan ini, guru meminta

siswa untuk menganalisis setiap transaksi agar dapat dicatat

dalam jurnal dengan memperhatikan mekanisme debit kredit,

aturan pencatatan saldo normal dan sistematika pencatatannya.

Setelah itu guru meminta siswa untuk menyusun pencatatan

transaksi yang telah dianalisis ke dalam jurnal. Dalam

kegiatan inti, guru belum melakukan kegiatan berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

139

mengomunikasikan hasil karena waktu pelajaran habis untuk

mengerjakan soal sehingga tidak ada kesempatan untuk

melakukan kegiatan mengomunikasikan.

Apabila kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dalam

pelaksanaan pembelajaran di kelas dikaitkan dengan teori

menurut Abdul (2014: 229-331), maka dapat dikatakan bahwa

sebagian besar kegiatan inti yang dilakukan oleh guru sudah

baik dan sesuai dengan teori tersebut.

3) Kegiatan Penutup

Menurut Abdul (2014: 229-331), dalam kegiatan penutup

guru melakukan kegiatan membuat rangkuman/kesimpulan;

penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan; memberikan umpan balik terhadap proses dan

hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut

dalam bentuk pembelajaran remedi; program pengayaan,

layanan konseling, dan memberikan tugas individual maupun

kelompok; serta menyampaikan rencana kegiatan

pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, dapat diketahui

bahwa guru sudah melakukan kegiatan penutup berupa

membuat kesimpulan bersama dengan siswa, melakukan

refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan,

memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

140

pembelajaran. Namun dalam kegiatan ini, guru belum

merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan menyampaikan

apa yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan materi

yang perlu dipersiapkan siswa maupun mempelajari kembali

materi yang telah dibahas pada pertemuan hari itu. Guru hanya

meminta siswa untuk menyelesaikan tugas yang belum selesai

di kerjakan di kelas dikarenakan waktu yang kurang, setelah

itu guru hanya menyampaikan salam penutup, dan

meninggalkan kelas.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat diketahui bahwa

kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran di kelas sebagian besar sudah sesuai

dengan teori Abdul (2014: 229-331).

Menurut Sani (2019:62-70) aktivitas pembelajaran berbasis

keterampilan berpikir tingkat tinggi meliputi aktif dalam berpikir;

memformulasikan masalah; mengkaji permasalahan kompleks;

mencari informasi dari berbagai sumber; berpikir kritis dan

menyelesaikan masalah secara kreatif. Dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru masih banyak

menggunakan metode ceramah sehingga tidak bisa

mengembangkan aktivitas siswa untuk aktif dalam berpikir karena

siswa hanya mendengarkan dan mendapatkan penjelasan dari guru.

Penyusunan jurnal memiliki cara penyusunan yang umum atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

141

sudah diketahui oleh seluruh siswa melalui penjelasan guru, maka

dari itu siswa kurang memiliki kesempatan untuk menemukan

masalah yang kompleks dan memecahakan masalah tersebut

melalui strategi yang dikembangkan melalui pemikiran siswa

sehingga siswa sulit untuk mengembangkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi. Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan oleh

siswa hanya sebatas mendengarkan penjelasan dari guru dan

berdiskusi dengan teman sebangku mereka mengenai materi jurnal.

Kegiatan tersebut masih belum dapat mengembangkan siswa untuk

berpikir tingkat tinggi.

Selain itu, soal-soal yang diberikan guru untuk dikerjakan oleh

siswa selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran hanya berupa

soal-soal sederhana yang terdapat dalam buku paket, dan soal

tersebut belum memuat pertanyaan-pertanyaan yang

mencerminkan kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi

sehingga siswa tidak terbiasa untuk berpikir kritis dalam

menghadapi suatu persoalan atau ketika menerima suatu informasi.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa guru belum mampu mengimplementasikan kegiatan

pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi sesuai dengan teori menurut Sani (2019:62-70).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

142

c. Hasil Analisis Kuesioner Siswa

Untuk melihat apakah guru sudah sungguh-sungguh

melaksanakan pembelajaran sebagaimana yang diamati oleh

peneliti selama kegiatan observasi di kelas, maka peneliti juga

mencari informasi dari siswa melalui pengisian kuesioner. Dengan

melihat persepsi siswa terhadap kinerja guru selama

mengajar,maka diharapkan data yang terkumpul dapat

menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap guru dalam

menerapkan kegiatan pembelajaran yang mengarahkan siswa pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi, peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data melalui pengisian kuesioner yang dibagikan

pada siswa kelas X AK 2 yang berjumlah 35 siswa.

Berikut ini adalah hasil analisis persepsi siswa terhadap proses

pembelajaran guru di kelas yang mengarah pada keterampilan

berpikir tingkat tinggi, dapat dilihat pada Tabel 5.5:

Tabel 5.5 Hasil Analisis Kuesioner Persepsi Siswa

Skor Kriteria Jumlah

Siswa Presentase

101-132 Baik 28 80%

67-100 Cukup Baik 7 20%

33-66 Kurang Baik 0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

143

B

e

r

B

e

G

a

m

b

a

r

5

.

1

Gambar 5.1 Diagram Batang Hasil Analisis Kuesioner

Persepsi Siswa

Berdasarkan diagram batang pada gambar 5.1, dapat

diketahui bahwa persepsi siswa terhadap proses pembelajaran yang

dilakukan guru di kelas dalam menerapkan kegiatan pembelajaran

yang meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi melalui

perhitungan hasil kuesioner kelas X Akuntansi 2 adalah sebanyak

28 siswa dengan kriteria baik dan sebanyak 7 siswa dengan kriteria

cukup baik.

3. Penilaian Pembelajaran

Pelaksanaan penilaian pembelajaran merupakan proses dan hasil

belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam

rangka pengambilan keputusan. Untuk mengetahui bahwa guru mata

pelajaran Akuntansi telah menyusun penilaian pembelajaran yang

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Baik Cukup Baik Kurang Baik

Hasil Kuesioner Persepsi Siswa

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

144

mengarah pada unsur pengukuran keterampilan berpikir tingkat

tinggi, maka peneliti mengumpulkan dokumen berupa soal latihan

mata pelajaran Akuntansi dari guru yang menjadi subjek dalam

penelitian.

Dari soal latihan yang sudah dikumpulkan, kemudian dianalisis

kesesuaiannya dengan indikator kriteria berpikir tingkat tinggi.

Komponen soal dapat dikatakan memuat unsur keterampilan berpikir

tingkat tinggi ketika komponen soal menggunakan kata kerja

operasional pada taksonomi Bloom yang mengarahkan siswa pada

kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan, mencipta (Sani,

2016:103-104). Berikut ini adalah hasil analisis dari soal latihan pada

aspekpengetahuan, keterampilanyang sudah di analisis peneliti, dapat

dlihat pada Tabel 5.6 dan 5.7:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

145

a. Soal Pengetahuan

Tabel 5.6

Hasil Analisis Soal Latihan aspek Pengetahuan

Soal HOTS LOTS Keterangan

Pernyataan Benar Salah

1. Jurnal mencatat pengaruh suatu

transaksi terhadap perubahan

harta, kewajiban atau ekuitas

secara kronologis.

√ Termasuk dalam tingkatan

C2 dengan kata kerja

“Memahami”

2. Jurnal umum dapat dikatagorikan

dalam jurnal 5 kolom.

√ Termasuk dalam tingkatan

C1 dengan kata kerja

“Menghafal”

3. Dalam satu kekurangan

pencatatan jurnal dibandingkan

dengan pencatatan langsung

dalam akun adalah jurnal

mencatat pada satu sisi saldo,

yaitu: debit atau kredit.

√ Termasuk dalam tingkatan

C1dengan kata kerja

“Mengidentifikasi”

4. Kolom posting referensi dalam

jurnal diisi setelah pencatatan

jumlah debit dan kredit dalam

jurnal tersebut.

√ Termasuk dalam tingkatan

C2 dengan kata kerja

“Memahami”

5. Nama bulan dalam jurnal hanya

ditulis sekali kecuali ganti

halaman atau ganti bulan

√ Termasuk dalam tingkatan

C2 dengan kata kerja

“Memahami”

Pilihan Ganda

1. Disebut book of entry karena....

Termasuk dalam tingkatan

C4 karena membutuhkan

kemampuan untuk

“Menganalisis”

2. Transaksi-transaksi harus dicatat

dalam jurnal untuk .... √

Termasuk dalam tingkatan

C4 karena membutuhkan

kemampuan untuk

“Menganalisis”

3. Mencatat transaksi dalam buku

jurnal adalah ....

√ Termasuk dalam tingkatan

C2 dengan kata kerja

“Memahami”

4. Berikut ini posisi saldo normal

akun yang benar adalah...

√ Termasuk dalam tingkatan

C1 dengan kata kerja

“Menghafal”

5. Tanggal yang dicantumkan dalam

kolom tanggal jurnal adalah ....

√ Termasuk dalam tingkatan

C2 dengan kata kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

146

“Memahami”

b. Soal Keterampilan

Tabel 5.7

Hasil Analisis Soal Latihanpada aspek Keterampilan

Soal HOTS LOTS Keterangan

Essay

1. Susunlah transaksi-transaksi di

bawah ini ke dalam jurnal umum

dengan benar.

Termasuk dalam tingkatan C3

dengan kata kerja

“Menyusun”

Berdasarkan Tabel 5.6 dan 5.7, dapat ditemukan bahwa penilaian

pembelajaran yang dibuat oleh guru mata pelajaran Akuntansi secara

keseluruhan belum mengarah pada unsur pengukuran keterampilan

berpikir tingkat tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh 11 butir soal yang

sebagian besar menggunakan kata kerja pada keterampilan berpikir

tingkat rendah.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, dalam soal latihan yang

dibuat oleh guru hanya terdapat dua soal yang memuat indikator

keterampilan berpikir tingkat tinggi dan berada pada level C4 yaitu

kemampuan untuk menganalisis. Soal tersebut berada pada butir soal

pilihan ganda nomor 1 dan 2.

Sementara itu, untuk butir soal lainnya, perintah pengerjaan soal

masih berada pada indikator keterampilan berpikir tingkat rendah.

Masing-masing butir soal masih menggunakan kata kerja yang berada

pada tingkatan C1, C2, dan C3 yaitu kemampuan mengingat,

memahami, dan mengaplikasikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

147

Menurut Helmawati (2019:227), persentase penilaian

pembelajaran pada aspek kognitif dengan kriteria berbasis HOTS

hendaknya memenuhi persentase sebesar 75%. Sementara itu, soal

yang dibuat oleh guru Akuntansi hanya memuat soal dengan kriteria

HOTS sebesar 18%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa soal

yang dibuat oleh guru Akuntansi pada aspek kognitif belum memuat

unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi.

c. Penilaian Sikap

Penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran

Akuntansi tidak hanya sekedar penilaian pengetahuan dan

keterampilan, tetapi guru juga melakukan penilaian sikap dengan

mengobservasi atau mengamati siswa baik di kelas maupun di luar

kelas untuk menilai sikap sosial dan sikap spiritual para siswa.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa guru hanya

melakukan penilaian sikap sosial pada siswa dengan menggunakan

alat berupa daftar cek (checklist) dan skala penilaian (rating scales).

Daftar cek (checklist) dan skala penilaian (rating scales) dapat dilihat

pada Tabel 5.8 sebagai berikut:

Tabel 5.8 Bentuk Instrumen Observasi Sikap Sosial X Akuntansi No. Nama

Siswa

Pengamatan Sikap

Aktif Bekerjasa

ma

Toleran Wawancara

Kemampuan

Percaya

Diri

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

148

Dst.

Petunjuk Penskoran:

Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan

oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :

4 = sangat baik, apabila secara terus menerus melakukan aspek yang

diamati

3 = baik, apabila cenderung lebih banyak melakukan aspek yang diamati

2 = cukup, apabila cenderung lebih sedikit melakukan aspek yang diamati

1 = kurang, apabila tidak pernah melakukan aspek yang diamati

Menurut Widana (2017: 3-6) karakteristik soal keterampilan

berpikir tingkat tinggi meliputi mengukur keterampilan berpikir

tingkat tinggi; berbasis permasalahan kontekstual; dan membentuk

soal beragam. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada

penilaian pembelajaran, bentuk soal yang dibuat oleh guru sudah

beragam. Bentuk soal yang dibuat guru berupa soal benar salah,

pilihan ganda, dan essay. Namun guru belum mampu menyusun soal

latihan yang mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi karena kata

kerja operasional yang digunakan dalam soal latihan Akuntansi hanya

menggunakan kata kerja dalam keterampilan berpikir tingkat rendah.

Kata kerja yang digunakan secara keseluruhan hanya berupa perintah

yang meminta siswa untuk memahami, menghafal, menyebutkan

definisi, dan menyusun jurnal umum. Penggunaan kata kerja demikian

hanya bersifat mengukur dan mengarahkan siswa pada kemampuan

mengingat, dan memahami, dan mengaplikasikan. Dalam penyusunan

penilaian pembelajaran, guru tidak membuat soal yang berbasis pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

149

permasalahan kontekstual, tetapi guru membuat soal yang lebih

mencakup pada teori. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada

penilaian pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa penilaian yang

dibuat oleh guru belum sepenuhnya sesuai dengan karakteristik soal

keterampilan berpikir tingkat tinggi menurut teori Widana (2017: 3-6).

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap komponen dan

langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, dapat diketahui bahwa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru dapat

dikatakan sudah baik dan sesuai dengan teori menurut Abdul &

Chaerul. Hal tersebut dikarenakan guru sudah mencantumkan

identitas; yang meliputi nama sekolah; mata pelajaran; kelas/semester;

materi pokok; tahun pelajaran; alokasi waktu; Kompetensi Dasar

(KD); dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Selain itu guru

juga sudah mencantumkan tujuan pembelajaran; model/metode

pembelajaran; langkah-langkah kegiatan pembelajaran;

media/alat/bahan/sumber belajar dan penilaian. Secara keseluruhan

komponen dan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP yang dibuat

oleh guru sudah baik, tetapi masih terdapat komponen yang belum

lengkap yaitu tujuan pembelajaran, dimana guru belum mencantumkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

150

salah satu unsur yaitu berupa unsur Degree (D), dan instrumen

penilaian sikap spiritual.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa kata kerja

pada Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum dalam RPP adalah

menerapkan dan melakukan dimana kata kerja tersebut terletak pada

level kemampuan berpikir tingkat rendah yang berada pada tingkatan

C3. Kompetensi dasar merupakan sasaran minimal yang harus

digunakan oleh guru sebagai patokan dalam menyusun indikator

pencapaian kompetensi (IPK), sehingga guru perlu menyusun IPK

dengan kata kerja minimal sesuai dengan kata kerja operasional yang

tercantum dalam KD, atau guru dapat merumuskan IPK dengan KKO

yang lebih tinggi tingkatannya dari KKO yang tercantum dalam KD.

Akan tetapi, kata kerja yang tercantum dalam Indikator Pencapaian

Kompetensi (IPK) pada RPP yang dibuat oleh guru sebagian besar

menggunakan kata kerja yang lebih rendah dari KKO yang tercantum

dalam KD yaitu berupa kata kerja seperti menjelaskan, memahami,

menerapkan, dan menyusun. Dengan kata lain, guru belum mampu

mengembangkan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi

(IPK) karena tingkat kemampuan yang hendak dicapai belum sampai

pada kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Rumusan IPK yang dibuat oleh guru kemudian diturunkan ke

dalam tujuan pembelajaran. Berdasarkan analisis, tujuan pembelajaran

yang dibuat oleh guru sudah sesuai dengan IPK. Tujuan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

151

yang dibuat dimaksudkan agar guru lebih mudah dalam memilih

model, metode, media dan urutan kegiatan. Dalam RPP, model

pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah Problem Based

Learning (PBL) dimana dalam model pembelajaran ini, siswa belajar

melalui upaya penyelesaian masalah secara terstruktur untuk

mengontruksi pengetahuan siswa. Sementara itu, sebagian besar tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai adalah siswa hanya diharapkan untuk

mampu menjelaskan, dan memahami apa yang telah dijelaskan oleh

guru tanpa mengembangkan materi tersebut. Selain itu, siswa juga

diharapkan untuk mampu menerapkan bentuk jurnal sesuai dengan

materi pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut tidak sesuai

dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang

mengarahkan siswa untuk mampu menyelesaikan masalah secara

terstruktur karena sebagian besar tujuan yang akan dicapai hanya

berupa kemampuan mendasar dan tidak mengarah pada pemecahan

masalah.

Metode yang digunakan guru adalah ceramah, studi literatur,

diskusi kelompok, dan tanya jawab. Metode yang sesuai dengan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah studi literatur.

Studi literatur merupakan pencarian referensi teori yang relevan

dengan kasus atau permasalahan yang dikaji. Dengan adanya referensi

berupa buku, arsip, majalah, artikel, jurnal, atau dokumen-dokumen

yang relevan maka dapat menjadi rujukan dalam rangka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

152

menyelesaikan suatu permasalahan. Selain studi literatur, metode

diskusi juga sesuai dengan model PBL karena dalam kegiatan diskusi

maka siswa akan menyampaikan informasi yang sudah dimiliki perihal

masalah yang ada. Kemudian akan terjadi diskusi untuk membahas

informasi faktual, dan juga informasi yang dimiliki siswa, dan

disinilah teknik kreativitas yang mengupayakan pencarian

penyelesaian masalah dilakukan dengan mengumpulkan gagasan

secara spontan dari anggota kelompok.

Metode pembelajaran lain yang sesuai dengan model PBL adalah

tanya jawab. Dengan melakukan tanya jawab antara siswa dengan guru

atau antar siswa, maka akan didapatkan sebuah informasi baru yang

nantinya dapat digunakan sebagai bahan untuk pemecahan masalah.

Metode ceramah dianggap tidak sesuai dengan model pembelajaran

PBL karena dalam metode ceramah perhatian siswa terpusat pada

guru sedangkan siswa hanya menerima secara pasif, sehingga siswa

tidak memiliki keterampilan untuk menyeselesaikan suatu masalah.

Model dan metode pembelajaran yang dicantumkan oleh guru

dalam RPP harus memperhatikan materi yang akan diajarkan karena

tidak semua model dan metode pembelajaran cocok untuk diterapkan

pada semua materi pembelajaran. Model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) dapat dikatakan sudah sesuai dengan materi

pembelajaran apabila guru dapat merumuskan permasalahan mengenai

materi jurnal yang menjadi fakta dalam pembelajaran di kelas,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

153

kemudian guru memberikan bimbingan agar siswa mengerti

masalahmereka sendiri, lalu siswa mencoba memikirkan ide-ide

mengenai materi jurnal untuk memecahkan masalah. Dengan model

PBL tersebut maka siswa menjadi lebih aktif dalam menerima proses

pembelajaran. Metode pembelajaran yang tercantum dalam RPP

adalah ceramah, studi literatur, diskusi kelompok, dan tanya jawab.

Metode pembelajaran studi literatur, diskusi kelompok, dan tanya

jawab sudah sesuai dengan materi Jurnal, karena dengan metode studi

literatur maka siswa dapat menemukan referensi teori yang relevan

dengan kasus atau permasalahan yang dikaji. Dengan adanya referensi

berupa buku, arsip, majalah, artikel, jurnal, atau dokumen-dokumen

yang relevan maka dapat menjadi rujukan bagi siswa dalam rangka

menyelesaikan suatu permasalahan yang terkait dengan materi jurnal.

Dengan metode diskusi maka siswa diharapkan mampu

mengumpulkan gagasan secara spontan dari anggota kelompok untuk

pencarian penyelesaian masalah; dan dengan metode tanya jawab yang

dilakukan antara siswa dengan guru atau antara siswa dengan siswa,

maka akan didapatkan sebuah informasi baru yang nantinya dapat

digunakan sebagai bahan untuk pemecahan masalah. Sementara itu,

metode ceramah tidak sesuai dengan mata pelajaran jurnal karena

dalam metode ceramah perhatian siswa terpusat pada guru sedangkan

siswa hanya menerima secara pasif, sehingga siswa tidak memiliki

keterampilan untuk menyeselesaikan suatu masalah. Selain itu, materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

154

jurnal tidak akan tertransfer pada siswa tanpa mempraktikannya secara

langsung.

Materi pembelajaran yang dicantumkan oleh guru sudah sesuai

dengan mata pelajaran pada identitas dalam RPP. Mata pelajaran

tersebut adalah Jurnal, dan jurnal merupakan salah satu materi yang

termasuk dalam mata pelajaran Akuntansi Dasar. Langkah-langkah

pembelajaran yang dicantumkan oleh guru dalam RPP sudah meliputi

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Penilaian pengetahuan dan keterampilan yang dibuat oleh guru

harus sesuai dengan materi yang diajarkan oleh guru di kelas. Penilaian

pengetahuan dan keterampilan yang dibuat oleh guru sudah sesuai

dengan materi yang diajarkan yaitu jurnal. Selain harus sesuai dengan

materi yang diajarkan, penilaian pengetahuan dan keterampilan harus

sesuai dengan IPK yang telah dirumuskan oleh guru. Soal pengetahuan

yang dibuat oleh guru sebagian besar sudah sesuai dengan IPK yang

dirumuskan dengan menanyakan pengertian jurnal, konsep debit

kredit, saldo normal akun, sistematika pencatatan jurnal, dan bentuk

jurnal. Sementara itu, soal keterampilan yang dibuat oleh guru juga

sudah sesuai dengan IPK yang dirumuskan dalam RPP dengan

perintah menyusun transaksi ke dalam jurnal.

Berdasarkan hasil analisis karakteristik dalam menyusun langkah-

langkah pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi, langkah-langkah pembelajaran yang tercantum dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

155

RPP yang dibuat guru mata pelajaran Akuntansi sebagian besar sudah

sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Buku Pedoman

Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

(Ariyana, Pudjiastuti, Bestari, dan Zamroni, 2018:48-50). Hal tersebut

dikarenakan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP yang dibuat

oleh guru sudah mencantumkan kegiatan yang sesuai dengan model

pembelajaran yang dipilih oleh guru yaitu model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL). Dalam langkah-langkah

pembelajaran, guru juga sudah merumuskan kegiatan pendahuluan

yang meliputi orientasi, motivasi, dan apersepsi, merumuskan kegiatan

inti yang berdasarkan pada IPKdan pendekatan saintifik, serta

merumuskan kegiatan penutup yang meliputi pemberian umpan balik

terhadap proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan kegiatan

tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,

layanan konseling, dan pemberian tugas individual maupun kelompok.

Selain itu, guru juga mencantumkan kegiatan menginformasikan

kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Walaupun secara

keseluruhan langkah-langkah pembelajaran sudah sesuai dengan teori

menurut Buku Pedoman Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan

Berpikir Tingkat Tinggi, namun terdapat komponen yang tidak

nampak dalam RPP. Komponen tersebut terdapat pada kegiatan inti,

dimana guru belum mencantumkan kegiatan 4C (Creativity, Critical

Thinking, Communication), PPK (Penguatan Pendidikan Karakter),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

156

dan literasi dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru juga belum

mampu mengembangkan KD ke dalam IPK, Tujuan Pembelajaran, dan

langkah-langkah pembelajaran yang mengarahkan siswa pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi, karena sebagian besar rumusan

IPK, Tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran

didominasi oleh kata kerja pada keterampilan tingkat rendah dan kata

kerja tersebut lebih rendah dari KKO yang tercantum dalam KD yaitu

berupa kata kerja seperti menjelaskan, memahami, menerapkan, dan

menyusun.

Beberapa faktor yang membuat guru belum mampu sepenuhnya

menyusun RPP yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi adalah: (1) guru belum begitu paham cara menyusun RPP yang

mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi; (2) guru belum

mampu mengembangkan kompetensi dasar ke level keterampilan

berpikir tingkat tinggi; dan (3) guru belum mampu mengembangkan

materi standar yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk mencapai

pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi.

2. Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada

Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada pelaksanaan kegiatan

pembelajaran di kelas, guru telah melakukan kegiatan pembelajaran

yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

157

penutup yang sesuai dengan teori menurut Abdul (2014:229-331).

Dalam kegiatan pendahuluan guru telah melaksanakan kegiatan yang

meliputi menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses

pembelajaran, mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang

sudah dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang

akan dipelajari, serta menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. Akan tetapi dalam tahap ini, guru belum mengantarkan

peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan

dilakukan untuk mempelajari suatu materi. Hal ini tampak dari guru

tidak memaparkan materi pokok atau pokok pemasalahan dan guru

tidak memberikan gambaran bagaimana proses pembelajaran yang

akan dilakukan oleh siswa.

Dalam kegiatan inti, guru sudah menerapkan pendekatan

saintifik/5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan

Informasi/mencoba, Menalar/mengasosiasi, Mengkomunikasikan)

namun belum sepenuhnya. Hal ini terlihat dari hasil observasi di kelas,

dimana guru sudah melakukan kegiatan yang meliputi proses

mengamati, menanya, mencoba, dan menalar/mengasosiasikan namun

guru belum melakukan kegiatan berupa mengomunikasikan hasil

karena pada saat melakukan observasi peneliti melihat guru hanya

menjelaskan materi dan meminta siswa untuk bertanya mengenai apa

yang belum dipahami, kemudian siswa diminta untuk berdiskusi

dengan teman kelompok untuk mengerjakan soal jurnal yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

158

dalam buku paket dengan menganalisis terlebih dahulu setiap

transaksi agar dapat dicatat ke dalam jurnal. Guru tidak melakukan

kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk

mengomunikasikan kepada teman-temannya sehingga pembelajaran

menjadi tidak interaktif antara guru dan siswa maupun siswa dengan

siswa.

Dalam kegiatan penutup, guru sudah melakukan kegiatan berupa

membuat kesimpulan bersama dengan siswa, melakukan refleksi

terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil pembelajaran. Akan tetapi dalam kegiatan

ini, guru belum merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan

menyampaikan apa yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya

dan materi yang perlu dipersiapkan siswa maupun mempelajari

kembali materi yang telah dibahas pada pertemuan hari itu. Guru

hanya meminta siswa untuk menyelesaikan tugas yang belum selesai

dikerjakan di kelas dikarenakan waktu yang kurang, setelah itu guru

hanya menyampaikan salam penutup, kemudian meninggalkan kelas.

Berdasarkan karakteristik pembelajaran berbasis keterampilan

berpikir tingkat tinggi menurut Sani (2019:62-70), pelaksanaan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum sepenuhnya mengarah

pada pembelajaran keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kegiatan

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas lebih

banyak menggunakan metode ceramah sehingga tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

159

mengembangkan aktivitas siswa untuk aktif dalam berpikir. Kegiatan

pengumpulan data yang hanya diperoleh melalui penjelasan guru

sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk aktif dalam berpikir,

menemukan masalah yang kompleks serta memecahkan masalah, dan

belum dapat mengajak siswa untuk mengembangkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi. Selain itu, soal-soal yang diberikan oleh guru

hanya berupa soal-soal sederhana yang terdapat dalam buku paket,

dan soal tersebut belum memuat pertanyaan-pertanyaan yang

mencerminkan kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi

sehingga siswa tidak terbiasa untuk berpikir kritis dalam menghadapi

suatu persoalan atau ketika menerima suatu informasi.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa guru belum sepenuhnya mampu mengimplementasikan

kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi. Beberapa faktor yang membuat guru belum mampu

mengimplementasikan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah: (1) guru tidak menguasai

pemilihan dan penggunaan metode, dan model pembelajaran yang

efektif; (2) guru belum memahami dengan sungguh-sungguh arti

pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk berpikir tingkat tinggi

sehingga guru tidak dapat mengimplementasikan model dan metode

kedalam langkah-langkah pembelajaran yang mengarah pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

160

keterampilan berpikir tingkat tinggi; (3) kemampuan siswa belum

sampai pada keterampilan berpikir tingat tinggi .

Dilihat dari persepsi siswa terhadap proses pembelajaran yang

dilakukan guru di kelas, siswa menilai bahwa guru sudah menerapkan

kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis kuesioner yang

telah dilakukan peneliti, dimana hasil tersebut menunjukkan bahwa

persepsi siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru

di kelas dengan presentase sebesar 80% adalah baik. Namun persepsi

siswa tersebut jelas berbeda dengan hasil observasi yang dilakukan

peneliti terhadap guru di kelas. Berdasarkan hasil observasi peneliti

melihat bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan

gueu di kelas belum mengarah pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perbedaan persepsi

siswa dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti adalah: (1) siswa

menyukai guru ataupun metode pembelajaran yang diterapkan oleh

guru mata pelajaran Akuntansi, sehingga pada saat mengisis kuesioner

siswa menjadi sangat subjektif; (2) pada saat pengisian kuesioner

siswa mengisi kuesioner secara asal-asalan tanpa membaca apa yang

tertuang dalam kuesioner; (3) siswa tidak dapat menangkap maksud

yang peneliti jabarkan dalam kuesioner. Dengan melihat ketiga faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

161

tersebut, maka sangat mungkin terjadi perbedaan persepsi siswa

dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti.

3. Kegiatan Penilaian Pembelajaran (Assessment)

Penilaian adalah suatu proses sistematis yang dilakukan melalui

pengumpulan informasi yang valid dan reliabel dengan menilai kinerja

peserta didik. Hasil penilaian akan digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam penentuan tingkat keberhasilan proses dan hasil

pembelajaran.Penilaianterhadap soal latihan dilakukan pada kata kerja

operasional (KKO) yang digunakan dalam merumuskan soal latihan.

Soal latihan dinyatakan mengarah pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi ketika kata kerja yang digunakan berada pada level kemampuan

menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap KKO dalam

soal latihan yang mencerminkan keterampilan berpikir tingkat tinggi

menurut Sani (2016: 103-104), ditemukan bahwa soal latihan yang

dibuat oleh guru mata pelajaran Akuntansi masih belum mengarah

pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini terlihat dari kata

kerja operasional yang digunakan dalam soal. Kata kerja yang

digunakan secara keseluruhan hanya berupa perintah yang meminta

siswa untuk memahami, menghafal, dan menyebutkan definisi, serta

menyusun transaksi ke dalam jurnal yang formatnya sudah diketahui

oleh siswa. Penggunaan kata kerja demikian hanya bersifat mengukur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

162

dan mengarahkan siswa pada kemampuan mengingat, memahami, dan

mengaplikasikan.

Teknik penilaian yang digunakan guru dapat dikatakan sudah

baik. Guru sudah melakukan teknik penilaian pembelajaran tes dan

non tes. Dalam teknik penilaian Tes guru memberikan soal dalam

bentuk benar salah, pilihan ganda, dan essay, sedangkan dalam teknik

penilaian non tes, guru memberikan soal dalam bentuk observasi yang

menggunakan alat berupa daftar cek (checklist) dan skala penilaian

(rating scales). Selain itu guru juga sudah melakukan penilaian secara

menyeluruh terhadap kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Dalam pengetahuan sikap, guru seharusnya melakukan

penilaian sikap sosial dan sikap spiritual, namun realita yang terjadi

guru hanya melakukan penilaian sikap sosial pada siswa.

Berdasarkan karakteristik soal HOTS menurut Widana (2017:3-

6), soal latihan yang dibuat oleh guru belum sepenuhnya mengarah

pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Apabila dilihat dari bentuk

soal, guru sudah membuat bentuk soal yang beragam, yaitu berupa soal

benar salah, pilihan ganda, dan essay, namun guru belum mampu

menyusun soal latihan yang mengukur keterampilan berpikir tingkat

tinggi. Soal yang dibuat oleh guru mata pelajaran Akuntansi, belum

mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini terlihat

dari kata kerja operasional yang digunakan dalam soal. Kata kerja

yang digunakan secara keseluruhan hanya berupa perintah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

163

meminta siswa untuk memahami, menghafal, dan menyebutkan

definisi. Penggunaan kata kerja demikian hanya bersifat mengukur dan

mengarahkan siswa pada kemampuan mengingat, dan memahami.

Dengan demikian, hasil analisis yang dilakukan pada penilaian

pembelajaran (assessment) menunjukkan bahwa dalam melaksanakan

penilaian, guru mata pelajaran Akuntansi sudah melakukan teknik

penilaian yang sesuai dengan ketentuan dalam kurikulum 2013.

Berdasarkan karakteristik soal Higher Order Thinking Skill (HOTS)

menurut teori Widana (2017:3-6), guru sudah membuat soal latihan

yang beragam, namun dalam pelaksanaan penilaian, guru belum

mampu membuat soal latihan yang mengarah pada keterampilan

berpikir tingkat tinggi. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa

faktor sebagai berikut: (1) kompetensi dasar dalam materi tersebut

belum mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi;(2)

perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru belum

mengarah pada keterampilan berpiki tingkat tinggi; (3) guru belum

mampu menerapkan soal yang berbasis keterampilan berpikir tingkat

tinggi, dikarenakan guru yang belum begitu memahami bentuk soal

yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi; (4)

kemampuan siswa belum sampai pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

162

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), wawancara guru Akuntansi, hasil

observasi, kuesioner persepsi siswa, dan soal latihan Akuntansi kelas X

Akuntansi 2 di SMA Negeri 1 Jogonalan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh

guru akuntansi kelas X di SMK Negeri 1 Jogonalan belum

memenuhi unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi.

2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

akuntansi kelas X di SMK Negeri 1 Jogonalan belum mampu

mengimplementasikan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi

3. Penilaian atau evaluasi pembelajaran yang dibuat oleh guru

akuntansi di SMK Negeri 1 Jogonalan kelas X Akuntansi 2 belum

memuat unsur pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi.

B. Keterbatasan Peneliti

Selama melakukan penelitian dari awal persiapan hingga proses

dilakukannya penelitian, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan

penelitian yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

163

1. Keterbatasan dalam mencari buku-buku dan referensi yang

mendukung penelitian ini.

2. Menunggu konfirmasi dari pihak sekolah mengenai pelaksanaan

observasi aktivitas guru di kelas karena jam belajar mengajar yang

hampir selesai dan kegiatan sekolah yang padat

3. Keterbatasan soal yang diberikan oleh guru hanya sebatas soal

latihan, sehingga peneliti belum melihat sejauh mana pemahaman

siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru di kelas.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas penelitti memberikan saran sebagai

berikut:

1. Dinas Pendidikan Yogyakarta

Dengan melihat guru yang belum memahami dengan sungguh-

sungguh mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi, baik

melalui desain RPP, kegiatan pembelajaran, maupun kegiatan

penilaian pembelajaran berupa pembuatan soal yang merupakan

instrumen pengukuran hasil belajar siswa, sebaiknya dilakukan

sosialisasi, pelatihan, dan praktik secara langsung mengenai

keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Pelatihan yang dapat dilakukan guna meningkatkan

keterampilan dan pemahaman guru tentang keterampilan berpikir

tingkat tinggi dapat dilakukan melalui praktik secara langsung. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

164

saat pelatihan, pembimbing dapat meminta guru-guru untuk

membuat desain RPP, desain pembelajaran, dan desain soal yang

memuat unsur keterampilan berpikir tingkat tinggi. Selain itu

pembimbing juga harus secara langsung membimbing, memantau,

dan menilai sejauh mana kemampuan guru dalam merumuskan

desain RPP, desain pembelajaran, dan desain soal.

Praktik dapat dilakukan secara berulang-ulang, sehingga

masing-masing guru memiliki keterampilan yang baik dan secara

benar dapat membuat desain RPP, desain pembelajaran, maupun

desain soal yang memuat ubsur keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Untuk desain pembelajaran, guru sebaiknya tidak hanya

diminta untuk membuat desain pembelajaran yang memuat unsur

keterampilan berpikir tingkat tinggi,akan tetapi guru juga harus

mempraktikkannya secara langsung di hadapan pembimbing.

Setelah pelaksanaan pelatihan, guru tidak dilepas begitu saja,

melainkan harus dilakukan pengecekan secara berkala ke setiap

sekolah di mana guru mengajar. Untuk pengecekan desain RPP

dapat dilakukan di awal semester, untuk desain dan pelaksanaan

kegiatan pembelajaran dapat dilakukan beberapa kali dalam satu

bulan, sedangkan untuk pembuatan soal dapat dilakukan

pengecekan paling sedikit setiap satu bulan. Pengecekan dapat

dilakukan secara mendadak guna memastikan guru secara sungguh-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

165

sungguh menerapkan hal-hal yang telah dipraktikkan selama

pelatihan.

2. Guru Mata Pelajaran Akuntansi

Dengan melihat guru yang belum sepenuhnya memahami

mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi, baik melalui desain

RPP, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, maupun kegiatan

penilaian pembelajaran berupa pembuatan soal, sebaiknya guru

mengikuti pelatihan mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi

untuk meningkatkan pemahaman guru mengenai keterampilan

berpikir tingkat tinggi itu sendiri, sehingga guru dapat

menerapkannya ke dalam desain RPP, pelaksanaan kegiatan

pembelajaran, dan pelaksanaan kegiatan penilaian pembelajaran.

3. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sama

dengan penelitian ini, dapat menambahkan masalah lain yang lebih

mendalam dan dilihat dari perspektif yang berbeda sehingga dapat

memperkaya ilmu pengetahuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

166

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka Landasan Untuk

Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan

Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengemabangan Kurikulum. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta:

Rineka Cipta.

Badar, I. T. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan

Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum

2013. Jakarta: Prenaadamedia Grup.

Boedijoewono, N. (2007). Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta:

Seolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Dakir. (Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum ). 2004. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Fadlillah. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,

SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Hasan, I. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya .

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kebudayaan, D. P. (t.thn.). Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Tentang

Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Depdikbud.

Kebudayaan, D. P. (t.thn.). Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdikbud.

Kebudayaan, D. P. (t.thn.). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional . Jakarta: Depdikbud.

Kosasih. (2014). Stratei Belajar dan Pembelajaran . Bandung: Yrama Widya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

167

Kunandar. (2008). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta: PT. Raja

Grafindo.

Kurniasih, I. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: Konsep & Penerapan .

Surabaya: Kata Pena.

Kurniawan Syamsul. (2013). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: AR-RUZZ

MEDIA

Kuswandi, A. M. (2014). Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum

2013. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Majid, A. (2014). Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Interes Media.

Moleong, L. J. (2005). Metodolgi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa. (2017). Pengembangan dan Implementasi Kuriklum 2013. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Salinan Lampiran Permendikbuad Nomor 103 Tahun 2014 Tentang

Pembelajaran Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. (2014).

Jakarta: Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Sani, R. A. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sani, R. A. (2016). Penilaian Autentik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Grup.

Saputra, H. (2016). Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era Gloal .

Bandung : Smiles Indonesia Institute.

Selly, S. (2014). Penilaian dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Andi Offset.

Siregar, S. (2010). Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajagrafindo

Persada.

Sudjana, N. (1988). Pembinaan dan Pengembanan Kurikulum di Sekolah.

Bandung: Sinar Baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

168

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi

(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

168

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

169

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari Dikpora

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

170

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari Kampus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

171

Lampiran 3 Surat Pernyataan telah melakukan penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

172

Lampiran 4 Hasil Validasi Instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

178

Lampiran 5 Hasil Validasi Instrumen Aktivitas Guru di Kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

184

Lampiran 6 Hasil Validasi Penilaian Pembelajaran (Assessment)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

189

Lampiran 7 Hasil Validasi Bahasa Instrumen Kuesioner Persepsi Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

190

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

191

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

192

Lampiran 8 Hasil Validasi Materi Instrumen Kuesioner Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

193

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

194

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

195

Lampiran 9 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

197

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

198

Lampiran 10Hasil Analisis Penilaian Persepsi Siswa

Skor Kriteria

101-132 Baik

67-100 Cukup Baik

33-66 Kurang Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

199

Lampiran 11 Hasil Analisis Wawancara Guru

Pedoman Wawancara Guru

No Butir Pertanyaan Jawaban

1. Apakah guru melakukan observasi pada

siswa sebelum membuat RPP?

Ya, melakukan observasi

dahulu dengan melihat kondisi

siswa-siswi di kelas

2. Apakah guru bertanya pada guru lain

mengenai RPP yang akan dibuat?

Ya, pasti bertanya kepada guru

lain sebagai perbandingan.

3. Apakah sebelum mengajar guru sudah

membuat RPP dengan komponen yang

lengkap sesuai dengan format kurikulum

2013?

Ya, Sudah membuat RPP

sesuai dengan format

Kurikulum 2013.

4. Apakah guru menerapkan kegiatan

pembelajaran yang sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran yang tertera dalam

RPP?

Terkadang tidak sesuai, karena

menyesuaikan kondisi kelas

dan peserta didik.

5. Apakah guru mengalami hambatan dalam

menentukan metode dan model

pembelajaran yang akan digunakan untuk

kegiatan pembelajaran?

Pasti ada hambatan. Karena

satu metode atau model yang

diterapkan terkadang hanya

efektif untuk beberapa siswa

saja dan ada siswa yang

cenderung kurang kooperatif

dalam mengikuti pembelajaran

di kelas

6. Apakah dalam proses pembelajaran guru

sudah menerapkan 5M (Mengamati,

Menanya, Mengumpulkan Informasi,

Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan)?

Menerapkan 5M dalam proses

pembelajaran di kelas

7 Apakah dalam proses pembelajaran guru

sudah menerapkan 4C (Creativity, Critical

Thinking, Comunnication, Collaboration)?

Tidak menerapkan 4C dalam

proses pembelajaran di kelas

8. Apakah guru menerapkan kegiatan

pembelajaran yang bersifat mengarahkan

Sudah menerapkan tetapi tidak

keseluruhan, karena ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

200

No Butir Pertanyaan Jawaban

siswa pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi?

beberapa siswa yang lambat

dalam menangkap materi

pembelajaran.

9. Apakah dalam proses pembelajaran guru

sudah melaksanakan kegiatan literasi?

Pasti melakukan kegiatan

literasi dalam pembelajaran

10. Apakah dalam proses pembelajaran guru

menerapkan kegiatan Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK)?

Ya, PPK tidak diberikan secara

full jam, tetapi disela-sela

proses pembelajaran di kelas

pasti di selipkan PPK.

11. Apakah guru menerapkan model, metode,

dan teknik pembelajaran yang mampu

menumbuhkan partisipasi siswa melalui

kegiatan dikusi dan pemecahan masalah?

Sejauh ini siswa selalu

berpartisipasi dalam kegiatan

diskusi dan pemecahan masalah

walaupun kadang ada beberapa

siswa yang kurang aktif.

12. Apakah respon siswa sesuai dengan apa

yang diharapkan oleh guru?

Tidak seluruhnya sesuai dengan

apa yang diharapkan. Hanya

75% , dan 25% siswa terkadang

tidak aktif dalam proses

pembelajaran sehingga tidak

sesuai dengan yang diharapkan.

13. Apakah siswa berperan aktif dalam

kegiatan pembelajaran?

75% siswa sudah berperan aktif

dalam kegiatan pembelajaran

14. Apakah siswa mengalami kesulitan dalam

kegiatan pembelajaran?

Hanya sedikit siswa yang

mengalami kesulitan dalam

pembelajaran. Sekitar 5-6 anak,

selebihnya dapat mengikuti

proses pembelajaran dengan

baik

15. Apakah saat proses pembelajaran ada

hambatan dalam pengelolaan kelas ?

Tidak ada. Menurut saya,

semua guru pasti bisa

mengelola kelas dengan baik.

16. Apakah guru berjalan keliling untuk

memantau aktivitas belajar siswa saat

Selalu berjalan keliling, untuk

memantau kemampuan anak-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

201

No Butir Pertanyaan Jawaban

kegiatan diskusi guna memastikan bahwa

setiap siswa berperan aktif?

anak di dalam kelas dan untuk

memantau aktivitas belajar

siswa secara keseluruhan

17. Apakah ada hambatan yang berasal dari

siswa pada saat proses pembelajaran

berlangsung?

Sejauh ini tidak ada

18. Apakah saat melaksanakan kegiatan proses

pembelajaran guru dapat mengelola kelas

dengan waktu yang efektif dan efisien?

Terkadang tidak tepat karena

tergantung kecepatan siswa

dalam menyerap materi

pembelajaran.

19. Apakah guru melakukan refleksi pada akhir

pembelajaran tentang materi yang masih

belum dipahami siswa?

Selalu melakukan refleksi.

20. Apakah guru mengadakan remedial untuk

memperbaiki nilai ujian siswa yang masih

dibawah KKM?

Jarang mengadakan remedial.

Kalau nilai siswa benar-benar

keterlaluan baru diadakan

remedial.

21. Apakah guru memberikan kesimpulan pada

akhir pembelajaran terkait materi yang

telah dibahas?

Selalu memberikan kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

202

Lampiran 12 Hasil Analisis RPP

Hasil Analisis RPP

Materi Jurnal

No.

Komponen Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran

Keterangan

1 2 3 4

1. Guru sudah mencantumkan satuan pendidikan. √

2. Guru sudah mencantumkan kelas/semester. √

3. Guru sudah mencantumkan mata pelajaran. √

4. Guru sudah mencantumkan tema pelajaran. √

5. Guru sudah mencantumkan alokasi waktu. √

6. Guru sudah mencantumkan KI 1-KI 4. √

7. Guru sudah mencantumkan Kompetensi Dasar

(KD).

8. Guru membuat Indikator Pencapaian

Kompetensi (IPK) sudah sesuai dengan

Kompetensi Dasar (KD).

9. IPK yang dibuat oleh Guru sudah menggunakan

KKO yang mengarah pada ranah kognitif

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

10. Guru membuat tujuan pembelajaran sesuai dengan

indikator pencapaian kompetensi yang

didalamnya terdapat kegiatan literasi dan PPK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

203

11. Tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru

mengandung 3 objek yaitu:

a. Pendekatan, model dan metode, √

b. Materi pembelajaran, √

c. PPK yang akan dicapai √

11. Guru mencantumkan fakta sesuai dengan materi

yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.

12. Guru mencantumkan konsep materi sesuai dengan

materi pembelajaran.

13. Guru mencantumkan prosedur untuk

memudahkan siwa dalam proses pembelajaran.

14. Guru mencantumkan unsur metakognitif untuk

mengarahkan siswa pada kemampuan berpikir

tingkat tinggi.

15.

Guru mencantumkan pendekatan yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran, yaitu:

a. Pendekatan Saintifik √

b. Pendekatan Kontekstual

16.

Guru mencantumkan model pembelajaran:

a. Problem Based Learning √

b. Discovery Learning

c. Project Based Learning (PBL)

d. Inquiry Learning

17.

Guru mencantumkan metode pembelajaran:

a. Diskusi √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

204

b. Ceramah √

c. Tanya jawab √

d. Penugasan √

e. Eksperimen √

f. Demonstrasi √

g. Simulasi √

18.

Guru mencantumkan sumber belajar dan media

belajar tercetak berupa:

a. Koran √

b. LKS √

c. Modul √

d. Buku √

19.

Guru mencantumkan sumber belajar dan media

belajar non cetak berupa:

a. Video √

b. Power Point √

c. Internet √

20.

Guru mencantumkan kegiatan pendahuluan dalam

RPP berupa:

a. Salam pembuka √

b. Doa pembuka √

c. Pengkondisian kelas √

d. Presensi siswa √

e. Kegiatan apersepsi √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

205

f. Mengulang kembali materi sebelumnya √

g. Penyampaian tujuan pembelajaran √

21.

Guru mencantumkan kegiatan inti dalam RPP

berupa:

a. PPK dan literasi √

b. Kegiatan 4C atau Kegiatan 5M √

22.

Guru mencantumkan kegiatan penutup dalam RPP

berupa:

a. Memberikan umpan balik kepada siswa √

b. Membuat kesimpulan bersama dengan siswa √

c. Memberikan Pekerjaan Rumah (PR) pada

peserta didik

d. Memberikan tugas untuk membaca materi

pertemuan berikutnya

e. Mencantumkan kegiatan refleksi √

f. Mengakhiri pembelajaran dengan salam √

23.

Guru mencantumkan penilaian sikap berupa:

a. Spiritual √

b. Sosial √

24.

Guru melakukan penilaian pengetahuan pada

siswa berupa:

a. Tes tertulis √

b. Tes lisan √

25.

Guru melakukan penilaian keterampilan sesuai

dengan teknik dan bentuk penilaian autentik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

206

26.

Guru melakukan teknik penilaian sikap berupa:

a. Jurnal √

b. Ceklis √

27.

Guru melakukan teknik penilaian pengetahuan

berupa tes tertulis.

28.

Guru melakukan teknik penilaian keterampilan

berupa penilaian kinerja.

29.

Bahasa yang digunakan guru dalam pembuatan

RPP sudah sesuai dengan Ejaan Bahasa

Indonesia (EBI) yang baik dan benar.

30.

RPP yang dibuat guru sudah menggunakan

kalimat baku sesuai dengan Kamus Besar Bahasa

Indoesia (KBBI).

31.

RPP yang dibuat guru sudah menggunakan pola

kalimat yang lengkap sesuai dengan struktur

SPOK.

32.

RPP yang dibuat guru sudah menggunakan istilah

yang mudah dipahami.

33.

RPP yang dibuat guru tidak mengandung makna

ambigu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

207

Lampiran 13 Hasil Analisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Berbasis HOTS

No. Komponen Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran

Keterangan

Ya Tidak

1. IPK yang dibuat oleh Guru sudah

menggunakan KKO yang mengarah pada ranah

kognitif menganalisis.

2. IPK yang dibuat oleh Guru sudah

menggunakan KKO yang mengarah pada ranah

kognitif mengevaluasi.

3. IPK yang dibuat oleh Guru sudah

menggunakan KKO yang mengarah pada ranah

kognitif mencipta.

4. Tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru

sesuai dengan IPK.

5. Guru mencantumkan fakta sesuai dengan

materi pembelajaran.

6. Guru mencantumkan konsep materi sesuai

dengan materi pembelajaran.

7. Guru mencantumkan prosedur untuk

memudahkan siswa dalam proses

pembelajaran.

8. Guru mencantumkan unsur metakognitif untuk

mengarahkan siswa pada kemampuan berpikir

tingkat tinggi.

9. Guru mencantumkan pendekatan yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran pendekatan

saintifik/ pendekatan kontekstual.

10. Guru mencantumkan metode pembelajaran

Diskusi.

11 Guru mencantumkan metode pembelajaran

penugasan.

12 Guru mencantumkan metode pembelajaran

eksperimen.

13 Guru mencantumkan metode pembelajaran

demonstrasi.

14 Guru mencantumkan metode pembelajaran

simulasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

208

15. Guru mencantumkan sumber belajar dan media

belajar.

16. Guru mencantumkan kegiatan pendahuluan.

17. Guru mencantumkan kegiatan inti.

18. Guru mencantumkan kegiatan penutup.

19. Guru mencantumkan penilaian sikap spiritual.

20. Guru mencantumkan penilaian sikap sosial.

21. Guru mencantumkan penilaian pengetahuan

pada siswa berupa tes tertulis.

22. Guru mencantumkan penilaian pengetahuan

pada siswa berupa tes lisan.

23.

Guru mencantumkan penilaian keterampilan

sesuai dengan teknik dan bentuk penilaian

autentik.

24. Guru mencantumkan teknik penilaian sikap

berupa jurnal.

25. Guru mencantumkan teknik penilaian sikap

berupa ceklis.

26. Guru mencantumkan teknik penilaian

pengetahuan berupa tes tertulis.

27. Guru mencantumkan teknik penilaian

keterampilan berupa penilaian kinerja.

Total Skor 12 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

209

Lampiran 14 Hasil Analisis Observasi Aktivitas Guru di Kelas

Hasil Analisis Observasi Peaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Materi Pokok Jurnal

No. Aspek yang diamati

Skor

1 2 3 4

1. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran guru sudah

menyiapkan RPP untuk menjadi pedoman mengajar di

dalam kelas dengan komponen yang sesuai dengan

format RPP kurikulum 2013.

2. Sebelum memulai pelajaran pelajaran guru

mengucapkan salam. √

3. Siswa menjawab salam dari guru. √

4. Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama. √

5. Salah satu siswa mengajukan diri untuk memimpin doa. √

6. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru

memeriksa kebersihan kelas. √

7. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru

memeriksa kerapihan ruang kelas. √

8. Guru memeriksa kerapihan seragam/pakaian yang

dipakai oleh siswa sebelum memulai kegiatan

pembelajaran di kelas.

9. Sebelum kegiatan pembelajaran guru mengecek

kehadiran siswa. √

10. Sebelum kegiatan pembelajaran guru mengulang materi

pertemuan sebelumnya. √

11. Sebelum masuk ke materi pembelajaran guru

melakukan kegiatan apersepi dan memotivasi siswa. √

12. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

210

No. Aspek yang diamati

Skor

1 2 3 4

13. Guru menyampaikan materi pembelajaran berdasarkan

Indikator Pencapaian Kompetensi yang akan dicapai. √

14. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru

disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. √

15. Guru melakukan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

yang tercermin dalam proses pembelajaran. √

16. Guru melakukan literasi yang tercermin dalam proses

pembelajaran. √

17. Guru melakukan kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan siswa untuk melaksanakan kegiatan 4C

(creavity, critical thinking, communication,

collaboration) atau 5M (Mengamati, Menanya,

Mengumpulkan informasi, Mengasosiasikan dan

Mengkomunikasikan).

18. Guru merespon positif pendapat yang disampaikan

siswa. √

19. Guru memberikan penguatan atas hasil diskusi siswa. √

20. Guru bersama siswa menyimpulkan materi

pembelajaran. √

21. Guru memberikan PR untuk dikerjakan di rumah. √

22. Guru meminta siswa untuk membaca materi yang akan

dibahas pada pertemuan selanjutnya. √

23. Guru bersama siswa melakukan refleksi bersama

tentang kegiatan pembelajaran sudah berlangsung. √

24. Guru memberikan salam saat pembelajaran berakhir. √

25.

Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan

pendekatan:

a. Pendekatan saintifik √

b. Pendekatan kontekstual √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

211

No. Aspek yang diamati

Skor

1 2 3 4

26.

Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan

model:

a. Discovery learning √

b. Problem based learning √

c. Project based lerning √

d. Inquiry based learning √

27.

Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan

metode:

a. Metode diskusi √

b. Metode ceramah √

c. Metode tanya jawab √

d. Metode penugasan √

e. Metode eksperimen √

f. Metode demonstrasi √

g. Metode simulasi √

28.

Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan

media cetak:

a. Buku √

b. Koran √

c. LKS √

d. Modul √

29.

Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan

media noncetak:

a. Internet √

b. Video √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

212

No. Aspek yang diamati

Skor

1 2 3 4

c. Power point √

30. Guru sudah menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia

(EBI) yang baik dan benar. √

31. Guru sudah menggunakan kalimat baku yang sudah

sesuai dengan KBBI. √

32. Guru sudah menggunaka pola kalimat yang sesuai

dengan (SPOK). √

33. Guru menggunakan istilah yang mudah dipahami oleh

siswa. √

34. Kalimat yang disampaikan oleh guru tidak mengandung

makna ambigu. √

35. Dalam menyampaikan materi, guru menggunakan

bahasa yang jelas. √

36. Dalam menjelaskan materi, kalimat yang diucapkan

oleh guru dapat didengar siswa dengan baik. √

37. Dalam menjelaskan materi, guru menggunakan jeda

yang tepat sehingga informasi atau materi yang

disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa.

38. Dalam menjelaskan materi, struktur kalimat yang

digunakan oleh guru sudah tepat. √

39. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan runtut. √

40. Dalam menjelaskan materi, guru menggunakan bahasa

yang mudah dipahami oleh siswa. √

41. Dalam menjelaskan materi, guru menggunakan istilah

yang sering didengar siswa. √

42. Guru memandang siswa dengan sewajarnya. √

43. Guru menggunakan gerak tangan untuk memudahkan

siswa saat guru menjelaskan. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

213

Lampiran 15Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran yang dilakukan

Guru di Kelas Berbasis HOTS

No. Aspek yang diamati Skor

Ya Tidak

1. Sebelum masuk ke materi pembelajaran guru

melakukan kegiatan apersepi dan memotivasi

siswa.

2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-

hari.

3. Guru menyampaikan materi pembelajaran

berdasarkan Indikator Pencapaian Kompetensi

yang akan dicapai.

4. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru

disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.

5. Guru melakukan Penguatan Pendidikan Karakter

(PPK) yang tercermin dalam proses pembelajaran.

6. Guru melakukan literasi yang tercermin dalam

proses pembelajaran.

7. Guru melakukan kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan siswa untuk melaksanakan kegiatan

4C (creavity, critical thinking, communication,

collaboration).

8 Guru melakukan kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan siswa untuk melaksanakan kegiatan

5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan

informasi, Mengasosiasikan dan

Mengkomunikasikan).

9. Guru memberikan penguatan atas hasil diskusi

siswa.

10. Guru bersama siswa menyimpulkan materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

214

No. Aspek yang diamati Skor

Ya Tidak

pembelajaran.

11. Guru memberikan PR untuk dikerjakan di rumah.

12. Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan

pendekatan saintifik/ pendekatan kontekstual.

13. Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan

metode metode diskusi.

14. Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan

metode metode penugasan.

15. Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan

metode metode eksperimen.

16. Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan

metode metode demonstrasi.

17. Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan

metode metode simulasi.

18. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan runtut.

Total 8 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

215

Lampiran 16 Hasil Analisis Penilaian Pembelajaran (Assessment)

Hasil Analisis Soal Latihan Akuntansi

Soal X Akuntansi 2

No. Kriteria Penilaian Keterampilan

1 2 3 4

1. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan

KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat rendah yaitu mengingat.

2. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan

KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat rendah yaitu memahami.

3. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan

KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat rendah yaitu menerapkan.

4. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan

KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi yaitu menganalisis.

5. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan

KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi yaitu mengevaluasi.

6. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan

KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi yaitu dan mencipta.

7. Soal yang dibuat oleh guru sudah sesuai dengan

indikator pencapaian kompetensi pada RPP. √

8. Soal yang dibuat oleh guru sudah menggunakan

Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang baik dan benar. √

9. Soal yang dibuat oleh guru sudah menggunakan

kalimat baku sesuai dengan Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

216

No. Kriteria Penilaian Keterampilan

1 2 3 4

10. Soal yang dibuat oleh guru sudah menggunakan

pola kalimat yang lengkap sesuai dengan struktur

SPOK.

11. Dalam pembuatan soal, guru menggunakan bahasa

yang mudah dipahami oleh siswa. √

12. Soal yang dibuat oleh guru tidak mengandung lebih

dari satu makna. √

13. Soal yang dibuat oleh guru tidak bergantung dengan

soal sebelumnya. √

14. Dalam penyampaian instruksi pengerjaan soal, guru

menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh

siswa.

15. Dalam penyampaian instruksi pengerjaan soal, guru

menggunakan intonasi yang dapat didengar oleh

seluruh siswa di dalam kelas.

16. Dalam menyampaikan intruksi pengerjaan soal guru

menggunakan jeda yang tepat sehingga informasi

yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh

siswa.

17. Dalam penyampaian instruksi pengerjaan soal, guru

menggunakan kalimat yang sederhana/ tidak

bertele-tele.

18. Dalam penyampaian instruksi pengerjaan soal, guru

menggunakan kalimat yang efektif dan efisien. √

19. Soal yang dibuat oleh guru sesuai dengan materi

yang diajarkan. √

20. Soal yang dibuat oleh guru sesuai dengan tujuan

pembelajaran dalam RPP. √

21. Soal yang dibuat oleh guru berdasarkan perbedaan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

217

No. Kriteria Penilaian Keterampilan

1 2 3 4

kemampuan tiap siswa

22. Terdapat 2 macam penilaian sikap yang dilakukan

oleh guru pada siswa, yaitu:

a. Spiritual √

b. Sosial √

23. Terdapat penialaian pengetahuan yang dilakukan

oleh guru pada siswa:

a. Tes tertulis √

b. Tes lisan √

24. Guru melakukan penilaian keterampilan sesuai

dengan teknik dan bentuk penilaian autentik. √

25. Guru melakukan teknik penilaian untuk menilai:

a. Sikap √

b. Pengetahuan √

c. Keterampilan √

26. Guru memberikan remedial bagi siswa yang masih

memiliki nilai yang belum mencapai KKM. √

27. Guru memberikan pengayaan bagi siswa yang

nilainya sudah diatas KKM. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

218

Lampiran 17Hasil Analisis Penilaian Pembelajaran (Assesment)Berbasis

HOTS

No. Kriteria Penilaian Keterampilan

Ya Tidak

1. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan

KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi yaitu menganalisis.

2. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan

KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi yaitu mengevaluasi.

3. Soal yang dibuat oleh guru masih menggunakan

KKO yang mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi yaitu dan mencipta.

4. Soal yang dibuat oleh guru sudah sesuai dengan

indikator pencapaian kompetensi pada RPP.

5. Soal yang dibuat oleh guru sesuai dengan materi

yang diajarkan.

6. Soal yang dibuat oleh guru sesuai dengan tujuan

pembelajaran dalam RPP.

7. Soal yang dibuat oleh guru berdasarkan

perbedaan kemampuan tiap siswa.

8. Guru melakukan penilaian sikap spiritual.

9. Guru melakukan penilaian sikap Sosial.

10. Guru melakukan penialaian pengetahuan berupa

Tes tertulis.

11. Guru melakukan penialaian pengetahuan berupa

tes lisan.

12. Guru melakukan penilaian keterampilan sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

219

No. Kriteria Penilaian Keterampilan

Ya Tidak

dengan teknik dan bentuk penilaian autentik.

13. Guru melakukan teknik penilaian untuk menilai

sikap.

14. Guru melakukan teknik penilaian untuk menilai

pengetahuan.

15. Guru melakukan teknik penilaian untuk menilai

keterampilan.

16. Guru memberikan remedial bagi siswa yang

masih memiliki nilai yang belum mencapai

KKM.

17. Guru memberikan pengayaan bagi siswa yang

nilainya sudah diatas KKM.

Total 8 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

220

Lampiran 18 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Materi Jurnal

FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-005

RENCANA PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN

Status Revisi 02

Halaman 220 dari 2

Tanggal Berlaku 2 Januari 2018

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah : SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten

Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar

Kelas / Semester : X Akuntansi / Gasal (1)

Materi Pokok : Jurnal

Tahun Pelajaran : 2018/2019

Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang

pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai

dengan bidang dan lingkup kerja Perbankan dan Keuangan Mikro pada

tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks

pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia

kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

KI 4 : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan

prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai

dengan bidang Perbankan dan Keuangan Mikro. Menampilkan kinerja di

bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan

standar kompetensi kerja.

Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,

kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif

dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya

di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan

langsung.

Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,

gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu

melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

221

B. Kompetensi Dasar(KD)

1. Kompetensi Dasar KI 3

3.8. Menerapkan jurnal, konsep debet dan kredit, saldo normal, sistematika

pencatatan, dan bentuk jurnal

2. Kompetensi Dasar KI 4

4.8. Melakukan pencatatan buku jurnal, konsep debet dan kredit, saldo

normal, sistematika pencatatan, dan bentuk jurnal

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Indikator KD KI 3

3.8.1. Menjelaskan pengertian jurnal

3.8.2. Memahami konsep debet kredit

3.8.3. Menganalisis saldo normal akun

3.8.4. Memahami sistematika pencatatan jurnal

3.8.5. Menerapkan bentuk jurnal

2. Indikator KD KI 4

4.8.1. Menyusun pencatatan transaksi dalam buku jurnal

D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah melaksanakan diskusi dan menggali informasi, peserta didik

dapatmenjelaskan pengertian jurnal.

2. Setelah melaksanakan diskusi dan menggali informasi, peserta didik

dapatmemahami konsep debet kredit.

3. Setelah melaksanakan diskusi dan menggali informasi, peserta didik

dapatmenganalisis saldo normal akun.

4. Setelah melaksanakan diskusi dan menggali informasi, peserta didik

dapatmemahami sistematika pencatatan jurnal

5 Setelah melaksanakan diskusi dan menggali informasi, peserta didik

dapatmenerapkan bentuk jurnal

6 Setelah melaksanakan diskusi dan menggali informasi, peserta didik

dapatmenyusun pencatatan transaksi dalam buku jurnal

E. Materi Pembelajaran

- Jurnal

F. Pendekatan, Model, Metode

Pendekatan : Scientific Learning

Model : Problem Based Learning

Metode : Ceramah, studi literatur, diskusi kelompok, dan tanya jawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 245: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

222

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Sintaks Model

Problem Based

Learning

Uraian Kegiatan Alokasi

Waktu

a. Pendahuluan a. Guru masuk kelas tepat waktu

(memberikan keteladanan);

b. Guru melakukan pembukaan dengan

mengucapkan salam pembuka;

c. Guru menyiapkan peserta didik secara

psikis dan fisik untuk mengikuti

proses pembelajaran;

d. Guru memeriksa kehadiran siswa

sebagai cerminan sikap disiplin

(pendidikan karakter bangsa tentang

disiplin);

e. Guru mengajukan pertanyaan-

pertanyaan tentang materi yang sudah

dipelajari dan terkait dengan materi

yang akan dipelajari;

f. Guru mengantarkan peserta didik

kepada suatu permasalahan atau tugas

yang akan dilakukan untuk

mempelajari suatu materidan

menjelaskan tujuan pembelajaran atau

KD yang akan dicapai; dan

g. Guru menyampaikan garis besar

cakupan materi dan penjelasan tentang

kegiatan yang akan dilakukan peserta

didik untuk menyelesaikan

permasalahan atau tugas

10 menit

b. Inti Pemberian

orientasi

permasalah

kepada peserta

didik

Pengorganisasian

Mengamati

Guru memberikan gambaran umum

secara singkat tentang jurnal, konsep

debet dan kredit, saldo normal,

sistematika pencatatan, dan bentuk

jurnal pada pertemuan sebelumnya

Guru menampilkan sekilas materi

pertemuan sebelumnya secara

singkat pada layar LCD/Papan tulis

di depan kelas, kemudian siswa

115

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 246: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

223

peserta didik

untuk

penyelidikan

Pelaksanaan

Investigasi

Mengembangkan

dan menyajikan

hasil

Menganalisis dan

mengevaluasi

proses

penyelidikan

mengamati materi yang ditampilkan

tersebut.

Menanya

Guru mengajukan pertanyaan seputar

materi yang telah disampaikan.

Peserta didik diminta memberikan

tanggapan/pendapat mereka tentang

materi yang telah disampaikan.

Guru memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk bertanya

lebih lanjut tentang hal yang

berkaitan dengan jurnal, konsep

debet kredit, saldo normal,

sistematika pencatatan dan bentuk

jurnal.

Mengumpulkaninformasi/mencoba

Guru menggunakan metode ceramah

dan diskusi dalam proses

pembelajaran

Peserta didik diminta untuk mencoba

menjawab soal yang dibagikan oleh

guru mengenai pencatatan transaksi

dalam jurnal

Peserta didik dipersilahkan untuk

berdiskusi dengan teman sebangku

mereka

Dalam menjawab soal mengenai

pencatatan transaksi kedalam jurnal

siswa harus memperhatikan aturan

saldo normal tiap-tiap akun dan

sistematika pencatatannya

Menalar/mengasosiasi

Siswa menganalisis tiap transaksi

agar dapat dicatat kedalam jurnal

dengan memperhatikan mekanisme

debit kredit, aturan pencatatan saldo

normal dan sistematika

pencatatannya kemudian

menerapkannya dalam bentuk jurnal

Siswa menyusun pencatatan

transaksi ke dalam jurnal

Mengomunikasikan

Guru memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk

bertanya/memberikan pendapatnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 247: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

224

mengenai jawaban soal

Apabila ada siswa yang berani untuk

menjawab soal mengenai pencatatan

dalam jurnal dan jika jawaban siswa

tersebut benar, maka guru akan

memberikan reward kepada siswa

Guru memberikan klarifikasi

terhadap pertanyaan atau pendapat

peserta didik

c. Penutup a. Guru bersama-sama dengan peserta

didik dan/atau sendiri` membuat

rangkuman/simpulan pelajaran

b. Guru melakukan penilaian dan/atau

refleksi terhadap kegiatan yangsudah

dilaksanakan secara konsisten dan

terprogram

c. Guru memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil

pembelajaran

d. Guru merencanakan kegiatan tindak

lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan

konseling dan/atau memberikan

tugas baik tugas individual maupun

kelompok sesuai dengan hasil belajar

peserta didik, dan

e. Guru menyampaikan rencana

pembelajaran pada pertemuan

berikutnya

f. Guru mengakhiri pembelajaran

dengan salam

10 menit

H. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Tes tertulis

b. Tes unjuk kerja

2. Instrumen Penilaian

a. Tes obyektif

b. Lembar penilaian kegiatan

- Terlampir

I. Media/Alat, Bahan, Sumber Belajar

1. Media/Alat :

a. Papan whiteboard

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 248: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

225

b. Spidol boardmarker

c. Penghapus

2. Bahan

a. Materi ajar (terlampir)

b. Buku paket

3. Sumber Belajar

a. Buku paket pengantar akutansi (bidang keahlian bisnis dan manajemen)

b. Lingkungan tempat tinggal siswa

c. Internet

Klaten, 16 Juli 2018

Mengetahui

Kepala SMK N 1 Jogonalan

Drs. Dinosius Pramu Aji

NIP. 19640913 198903 1 011

Guru Mata Pelajaran

Wiharta Rahardjo,

SE.,M.Si.

NIP. 19700513 200312 1 003

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 249: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

226

LAMPIRANRPP 1

Instrumen Penilaian A. Penilaian Pengetahuan

a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis

b. Bentuk Instrumen : Tes Objektif

c. Kisi-kisi :

Soal

A. Tulislah huruf B jika pernyataan di bawah ini benar, dan tulislah huruf S

apabila pernyataan di bawah ini salah.

1. Jurnal mencatat pengaruh suatu transaksi terhadap perubahan harta, kewajiban

atau ekuitas secara kronologis.

2. Jurnal umum dapat dikatagorikan dalam jurnal 5 kolom.

3. Dalam satu kekurangan pencatatan jurnal dibandingkan dengan pencatatan

langsung dalam akun adalah jurnal mencatat pada satu sisi saldo, yaitu: debit

atau kredit.

4. Kolom posting referensi dalam jurnal diisi setelah pencatatan jumlah debit dan

kredit dalam jurnal tersebut.

5. Nama bulan dalam jurnal hanya ditulis sekali kecuali ganti halaman atau ganti

bulan.

B. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang

(X) pada huruf A, B, C, D dan E

1. Disebut book of original entry karena ....

a. Pencatatan transaksi pertama dalam dokumen

b. Pencatatan transaksi pertama dalam buku jurnal

c. Pencatatan transaksi pertama dalam suatu akun

d. Pencatatan transaksi pertama dalam dokumen dan buku jurnal

e. Pencatatan transaksi pertama dalam jurnal dan suatu akun

2. Transaksi-transaksi harus dicatat dalam jurnal untuk ....

a. Memastikan bahwa seluruh transaksi telah dipindahkan ke dalam buku

jurnal

b. Memastikan jumlah debit total sama dengan jumlah kredit total

Indikator Butir Instrumen

3.8.1 Menjelaskan pengertian jurnal A 1

B 1, 2, 3

3.8.2 Memahami konsep debet kredit A 3

3.8.3 Menganalisis saldo normal akun B 4

3.8.4 Memahami sistematika pencatatan jurnal A 4, 5

B 5

3.8.5 Menerapkan bentuk jurnal A 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 250: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

227

c. Mendapatkan catatan kronologis dari seluruh transaksi

d. Membantu penyiapan laporan keuangan

e. Memastikan bahwa semua transaksi dicatat dengan nomor

3. Mencatat transaksi dalam buku jurnal adalah ....

a. Mencatat peristiwa yang terjadi dalam perusahaan menurut urutan waktu

terjadinya

b. Mencatat jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan perusahaan

c. Mencatat terjadinya hutang piutang perusahaan dengan pihak lain

d. Mencatat pengaruh keuangan dari transaksi terhadap saldo akun-akun yang

terkait

e. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan perusahaan

4. Berikut ini posisi saldo normal akun yang benar adalah

a. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Debit), Pendapatan (Debit),

Beban (Kredit)

b. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Kredit), Pendapatan (Kredit),

Beban (Debit)

c. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Kredit), Pendapatan (Debit),

Beban (Kredit)

d. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Debit), Pendapatan (Debit),

Beban (Debit)

e. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Debit), Pendapatan (Kredit),

Beban (Debit)

5. Tanggal yang dicantumkan dalam kolom tanggal jurnal adalah ....

a. Tanggal dilakukan pencatatannya dalam jurnal

b. Tanggal pemindahan jurnal ke buku besar

c. Tanggal analisis transaksi

d. Tanggal disetujuinya dokumen dalam jurnal

e. Tanggal terjadinya transaksi sesuai dalam dokumen

Rubrik penilaian pengetahuan

- A Setiap jawaban benar skor 2

- B Setiap jawaban benar skor 2

Rumus Perhitungan Skor:

NA =

Peserta didik memperoleh nilai :

A = 80-100 : Sangat Baik

B = 70-79 : Baik

C = 60-69 : Cukup

D = <60 : Kurang

B. Penilaian Keterampilan

Kisi-kisi :

Indikator

4.8.1 Menyusun pencatatan buku jurnal

Susunlah transaksi-transaksi di bawah ini ke dalam jurnal umum dengan benar.

Rapi Tailor milik Dahlan selama bulan Oktober 2011 mempunyai transaksi sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 251: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

228

1 Dahlan menyetorkan uang tunai sebesar Rp 10.000.000,00 ke kas perusahaan

3 Membayar sewa kios Rp 2.000.000,00 untuk 1 tahun

5 Membeli 2 mesin jahit @Rp 250.000,00 dari Toko Nasional sebesar @Rp

150.000 tunai, dan sisanya dengan kredit

8 Membeli tunai perlengkapan jahit senilai Rp 100.000,00

10 Menerima hasil jahitan Rp 300.000,00

15 Membayar utang kepada Toko Nasional Rp 200.000,00

20 Membayar gaji tukang jahit Rp 300.000,00

30 Menerima hasil jahitan Rp 250.000,00

Rubrik penilaian keterampilan

Jika setiap nama akun dan debit kredit benar 4

Jika salah akun tapi debit kredit benar 3

Jika akun benar tapi debit kredit salah 2

Jika salah akun dan debit kredit salah 1

Kunci Jawaban

A. 1. B 2. S 3. S 4. S 5.B

B. 1. A 2. C 3. D 4. B 5. E

C.

Tanggal Akun Ref Debit Kredit

1 Kas

Modal dahlan

(mencatat investasi pemilik)

10.000.000

10.000.000

3 Sewa dibayar dimuka

Kas

(membayar sewa kios)

2.000.000

2.000.000

5 Mesin jahit

Utang usaha

500.000

500.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 252: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

229

Kas

(membeli 2 mesin jahit)

8 Perlengkapan jahit

Kas

(membeli perlengkapan jahit)

100.000

100.000

10 Kas

Pendapatan jahit

(menerima hasil jahitan)

300.000

300.000

15 Utang usaha

Kas

(membayar utang kpd toko

nasional)

200.000

200.000

20 Beban gaji

Kas

(membayar gaji pegawai)

300.000

300.000

30 Kas

Pendapatan jahit

(menerima hasil penjahit)

250.000

250.000

Penilaian Sikap

a. Teknik Penilaian : Tes Unjuk Kerja

b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Kegiatan (LK)

c. Kisi-kisi :

No. Pengamatan

Proses Indikator

1. Aktif Aktif dalam berdiskusi

2. Kerjasama Kerjasama dalam kelompok

3. Toleran Menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung jawab

4. Wawasan Peduli terhadap teman sekelas yang mengalami kesulitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 253: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

230

kemampuan belajar

5. Mengemukakan

pendapat

Memberikan ide yang membangun pada diskusi

Bubuhkan tanda ( √ ) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

No. Nama

Siswa

Pengamatan Sikap

Aktif Bekerjasa

ma

Toleran Wawancara

Kemampuan

Percaya

Diri

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

2.

Dst.

Petunjuk Penskoran:

Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh

peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :

4 = sangat baik, apabila secara terus menerus melakukan aspek yang diamati

3 = baik, apabila cenderung lebih banyak melakukan aspek yang diamati

2 = cukup, apabila cenderung lebih sedikit melakukan aspek yang diamati

1 = kurang, apabila tidak pernah melakukan aspek yang diamati

Rumus Perhitungan Skor

Perhitungan skor akhir masing-masing indikator menggunakan rumus:

Skor =

Peserta didik memperoleh nilai :

A = 80-100 : Sangat Baik

B = 70-79 : Baik

C = 60-69 : Cukup

D = <60 : Kurang

Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

a. Remedial : Siswa yang tidak mencapai KKM = 80, mengikuti remedial penilaian

b. Pengayaan : Siswa yang telah tuntas, ditugasi menjadi tutor sebaya bagi yang belum

tuntas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 254: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

231

LAMPIRAN RPP 2

MATERI PEMBELAJARAN

Kelas/Semester : X/1

Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar

Kompetensi Keahlian : Akuntansi

Sub Pokok Bahasan : Jurnal

A. Pengertian Jurnal

Jadi, jurnal adalah suatu buku atau catatan pertama atas transaksi-

transaksi keuangan yang secara kronologis dan sistematis digunakan dengan

menuliskan akun yang harus didebit dan dikredit. Dalam hal ini, artinya

sumber pencatatan ke dalam jurnal adalah bukti, serta pencatatan transaksi

dilakukan secara berurutan (kronologis) sesuai tanggal terjadinya transaksi.

Sistematis artinya pencatatan yang dilakukan dengan mengikuti aturan

mendebit dan mengkredit akun. Selain itu, setiap transaksi dicatat secara

berpasangan ke dalam debit dan kredit (double entry accounting), dan jumlah

debit dengan jumlah kredit harus sama/seimbang. Jurnal mempunyai

beberapa fungsi, yaitu:

1. Fungsi Mencatat: jurnal menentukan akun mana dan dengan jumlah

berapa suatu transaksi dicatat.

2. Fungsi Historis: jurnal dicatat dengan mendahulukan transaksi yang lebih

dulu dilakukan sesuai dengan urutan waktu terjadinya.

3. Fungsi Analisis: untuk menentukan nama akun, jumlah uang yang dicatat,

dan disisi mana (debet/kredit) pencatatan dilakukan, bukti transaksi

terlebih dahulu dianalisis. Hasil analisis itulah yang dicatat pada jurnal.

4. Fungsi Instruktif: jurnal merupakan suatu perintah atau instruksi. Akun

harus diisi sesuai dengan apa yang tercatat pada jurnal. Jika instruksi jurnal

tidak diikuti maka pengisian akun salah.

5. Fungsi Informatif: jurnal menyajikan tanggal, nama akun, keterangan

singkat mengenai transaksi, dan jumlah uang yang terlibat dalam suatu

transaksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 255: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

232

B. Bentuk-Bentuk Jurnal Umum

Bentuk atau format buku jurnal sebagai tempat mencatat transaksi pada

setiap perusahaan mungkin berbeda, tetapi bentuk standar Jurnal Umum

(General Journal) terdiri atas kolom-kolom seperti dibawah ini:

JURNAL UMUM

Tanggal Nama Akun dan

Deskripsi Singkat

Reff Debit Kredit

(1) (2) (3) (4) (5)

Atau

Keterangan:

1. Kolom tanggal digunakan untuk mencatat tanggal, bulan, dan

tahun terjadinya transaksi.

2. Kolom akun/keterangan digunakan untuk mencatat transaksi yang didebet

dan dikredit, disertai keterangan singkat tentang transaksi tersebut.

3. Kolom ref. (referensi) digunakan untuk mencatat kode akun ketika ayat jurnal

dipindahkan ke buku besar. Sebelum dipindahkan, kolom ref. tetap dalam

keadaan kosong.

4. Kolom debet digunakan untuk mencatat nilai transaksi.

5. Kolom kredit digunakan untuk mencatat nilai transaksi.

6. Halaman digunakan sebagai referensi pada buku besar.

Manfaat jurnal umum adalah untuk menghindari adanya kesalahan-

kesalahan pencatatan pada saat memasukkan data transaksi ke sebelah debet

dan kreditnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 256: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

233

C. Bentuk-Bentuk Jurnal Khusus

a. Jurnal Pembelian

Tanggal Ket

Debit Kredit

Pembelian Akun Ref Jumlah

Perkiraan

yang

dikredit

b. Jurnal Penjualan

Tanggal No.Faktur Syarat

Pembayaran Debitur Ref Jumlah

c. Jurnal Penerimaan Kas

Tangga

l

Keteranga

n

Re

f

Debit Kredit

Pot.

Penjuala

n

Ka

s

Piutan

g

Penjuala

n

Serba

-serbi

d. Jurnal Pengeluaran Kas

Tanggal Ket Ref Debit Kredit

Hutang

dagang

Pembelian Serba-

serbi

Potongan

pembelian

Kas

D. Mekanisme Debet dan Kredit

Aktiva (Assets)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 257: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

234

Aktiva terdiri atas empat unsur utama, yaitu aktiva lancar, investasi, aktiva

tetap berwujud, dan aktiva tetap tidak berwujud.

1. Aktiva Lancar (Current Assets)

Aktiva lancar, yaitu uang tunai yang dimiliki perusahaan dan aktiva yang

diharapkan mudah untuk dicairkan menjadi uang tunai. Aktiva lancar terdiri

atas kas (cash), surat berharga (marketable securities), wesel tagih (notes

receivable), piutang usaha (account receivable), persediaan barang dagangan

(merchandise inventory), beban dibayar di muka (prepaid expenses), dan per

lengkapan (supplies).

2. Investasi (Investment)

Investasi, yaitu bentuk penyertaan jangka panjang yang tujuannya untuk

menguasai perusahaan dan tidak akan dijual dalam waktu dekat. Misalnya,

investasi dalam saham, investasi dalam obligasi, dan investasi berupa tanah.

3. Aktiva Tetap Berwujud (Tangible Fixed Assets)

Aktiva tetap berwujud, yaitu aktiva yang wujud fisiknya terlihat dan

digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasinya serta

memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun (satu periode akuntansi). Aktiva

tetap, di antaranya peralatan (equip ment), bangunan (building), dan tanah

(land).

4. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets)

Aktiva tetap tidak berwujud, yaitu aktiva yang memiliki masa manfaat lebih

dari satu periode akuntansi, tetapi wujud fisiknya tidak dapat dilihat. Aktiva

tetap tidak berwujud, di antaranya goodwill, hak paten, hak cipta, dan merek

dagang.

Kewajiban (Liabilities)

Unsur-unsur kewajiban, terdiri atas kewajiban lancar dan ke wajiban jangka

panjang.

1. Kewajiban Lancar (Current Liabilities)

Kewajiban lancar, yaitu kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang jangka

waktu pelunasannya kurang dari satu tahun (satu periode akuntansi).

Kewajiban lancar, di antaranya utang usaha (account payable) dan wesel

bayar (notes payable).

2. Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Liabilities)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 258: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

235

Kewajiban jangka panjang, yaitu kewajiban perusahaan pada pihak lain yang

akan dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun (lebih dari satu

periode akuntansi). Misalnya, utang hipotek dan utang bank jangka panjang.

Modal (Capital)

Modal adalah hak atau tuntutan pemilik dalam suatu perusahaan sebagai

akibat adanya modal pokok yang diserahkan untuk memulai suatu usaha.

Adapun akun nominal terdiri atas akun pendapatan dan modal.

1. Pendapatan

Pendapatan adalah hasil yang diperoleh perusahaan dari penjualan barang

dagangan atau jasa kepada pelanggan. Pendapatan dapat dikelompokkan

menjadi beban usaha dan beban di luar usaha. Pendapatan merupakan

komponen penambah modal.

2. Beban

Beban adalah pengorbanan ekonomis untuk memperoleh barang, jasa, atau

fasilitas yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam periode

akuntansi berjalan. Pencatatan akun aktiva, kewajiban, dan modal tersebut

didasarkan pada sistem pencatatan ganda atau sistem pencatatan berpasangan.

Artinya, setiap transaksi paling sedikit akan meme ngaruhi dua akun.

Sisi kiri disebut sisi debet dan dapat disingkat dengan D. Adapun sisi kanan

disebut sisi kredit dapat disingkat dengan K. Semua penambahan suatu akun akan

dicatat pada satu sisi dan semua pengurangan dicatat pada sisi lainnya. Pola

pencatatan pada sisi debet dan kredit, yaitu sebagai berikut.

Aktiva berada pada sisi yang berlawanan dengan kewajiban dan modal sehingga

penambahan dan pengurangan aktiva berbeda dengan kewajiban dan modal. Pola

pencatatan modal berbeda dengan kewajiban dan aktiva karena modal dipengaruhi

oleh akun pendapatan dan beban. Hal ini dapat dilihat pada buku besar berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 259: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

236

Pendapatan merupakan bagian dari akun modal yang akan menambah jumlah

modal. Adapun beban merupakan akun yang akan menurunkan jumlah modal

sehingga penambahan dan pengurangan beban berada di sisi yang berbeda dengan

penambahan dan pengurangan pendapatan. Berikut ringkasan aturan pendebetan,

pengkreditan, serta saldo normal untuk setiap akun.

Di dalam menjurnal suatu akun, penambahan atau pengurangan akan diletakkan

didebet atau dikredit tergantung dari jenis akunnya.

E. Akuntansi Perusahaan Dagang

Metode Pencatatan Akuntansi Perusahaan

1. Metode Periodical

2. Metode Perpetual

Metode Pisik/Periodik Metode Perpetual/Kontinyu

Membeli BD Tunai Pembelian

Kas

Persediaan Barang Dagang

Kas

Membeli BD Kredit Pembelian

Utang Dagang

Persediaan Barang Dagang

Utang Dagang

Mengirim kembali

BD yang dibeli

tunai/Retur Pembelian

Tunai

Kas

Retur

Pemb.&Peng.Harga

Kas

Persediaan Barang Dagang

Mengirim kembali Utang Dagang Utang Dagang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 260: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

237

BD yang dibeli

kredit/Retur

Pembelian Kredit

Retur

Pemb.&Peng.Harga

Persediaan Barang Dagang

Membayar Beban

Angkut Pembelian

Beban Angkut Pembelian

Kas

Persediaan Barang Dagang

Kas

Membayar Pelunasan

utang tanpa potongan

Utang Dagang

Kas

Utang dagang

Kas

Membayar pelunasan

utang dengan

potongan

Utang Dagang

Kas

Potongan Pembelian

Utang Dagang

Kas

Potongan Pembelian

Menjual BD secara

tunai

Kas

Penjualan

Kas

Penjualan

HPP

Persediaan Barang

Dagang

Menjual BD secara

kredit

Piutang Dagang

Penjualan

Piutang Dagang

Penjualan

HPP

Persediaan Barang

Dagang

Menerima kembali

BD yang dijual secara

tunai / Retur

penjualan tunai

Retur penjualan&peng.Harga

Kas

Retur penjualan&peng.Harga

Kas

Persediaan Barang Dagang

HPP

Menerima kembali

BD yang dijual secara

kredit / Retur

penjualan kredit

Retur penjualan&peng.Harga

Piutang Dagang

Retur penjualan&peng.Harga

Piutang Dagang

Pers. Barang Dagang

HPP

Membayar beban

angkut penjualan

Beban angkut penjualan

Kas

Beban angkut penjualan

Kas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 261: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

238

Menerima pelunasan

piutang tanpa

potongan

Kas

Piutang Dagang

Kas

Piutang Dagang

Menerima pelunasan

piutang dengan

potongan

Kas

Potongan penjualan

Piutang dagang

Kas

Potongan penjualan

Piutang dagang

Mengambil barang

dagang untuk

keperluan pribadi

Prive

Penjualan

Prive

Penjualan

HPP

Persediaan Barang

Dagang

Syarat Pembayaran/Penjualan

a. 2/10, n/30, artinya penjualan secara kredit, dengan ketentuan bahwa jika

pembeli melunasi hutangnya dalam jangka waktu (periode potongan),

yaitu maksimum 10 hari dari tanggal transaksi maka penjual akan

memberikan potongan sebesar 2%, sedangkan jangka waktu kredit adalah

30 hari

b. 2/10, 1/20, n/30, pembayaran paling lambat 30 hari setelah transaksi jika

pembayaran pelunasan dilakukan pada 10 hari setelah transaksi maka

diberi potongan 2% dan jika dilunasi dalam waktu 20 hari setelah

transaksi akan diberi potongan 1%

c. EOM (End Of Month), pembayaran paling lambat akhir bulan transaksi

d. N, 10 / EOM, artinya faktur harus dibayar oleh pembeli dalam waktu 10

hari sesudah akhir bulan, dihitung dari bulan yang tertulis pada faktur

e. N /30, artinya faktur netto harus dibayar oleh pembeli dalam waktu 30

hari sesudah tanggal faktur.

Syarat Penyerahan Barang Dagang

a. FOB Shipping Point (free on board)

Barang dagang diserahkan di toko penjual

Beban angkut pembelian ditanggung pembeli (beban angkut pembelian)

Perpindahan hak kepemilikan terjadi ditempat penjual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 262: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

239

Kerusakan di pejalanan ditanggung pembeli

b. FOB Destination Point

Barang dagang diserahkan sampai dengan di gudang pembeli

Beban angkut pembelian ditanggung penjual (beban angkut penjualan)

Perpindahan hak kepemilikan terjadi di tempat pembeli

Kerusakan di perjalanan ditanggung penjual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 263: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

240

Lampiran 19 Soal Latihan Jurnal

Soal

A. Tulislah huruf B jika pernyataan di bawah ini benar, dan tulislah huruf S

apabila pernyataan di bawah ini salah.

b. Jurnal mencatat pengaruh suatu transaksi terhadap perubahan harta, kewajiban

atau ekuitas secara kronologis.

c. Jurnal umum dapat dikatagorikan dalam jurnal 5 kolom.

d. Dalam satu kekurangan pencatatan jurnal dibandingkan dengan pencatatan

langsung dalam akun adalah jurnal mencatat pada satu sisi saldo, yaitu: debit atau

kredit.

e. Kolom posting referensi dalam jurnal diisi setelah pencatatan jumlah debit dan

kredit dalam jurnal tersebut.

f. Nama bulan dalam jurnal hanya ditulis sekali kecuali ganti halaman atau ganti

bulan.

C. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang

(X) pada huruf A, B, C, D dan E

1. Disebut book of original entry karena ....

a. Pencatatan transaksi pertama dalam dokumen

b. Pencatatan transaksi pertama dalam buku jurnal

c. Pencatatan transaksi pertama dalam suatu akun

d. Pencatatan transaksi pertama dalam dokumen dan buku jurnal

e. Pencatatan transaksi pertama dalam jurnal dan suatu akun

2. Transaksi-transaksi harus dicatat dalam jurnal untuk ....

a. Memastikan bahwa seluruh transaksi telah dipindahkan ke dalam buku jurnal

b. Memastikan jumlah debit total sama dengan jumlah kredit total

c. Mendapatkan catatan kronologis dari seluruh transaksi

d. Membantu penyiapan laporan keuangan

e. Memastikan bahwa semua transaksi dicatat dengan nomor

3. Mencatat transaksi dalam buku jurnal adalah ....

a. Mencatat peristiwa yang terjadi dalam perusahaan menurut urutan waktu

terjadinya

b. Mencatat jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan perusahaan

c. Mencatat terjadinya hutang piutang perusahaan dengan pihak lain

d. Mencatat pengaruh keuangan dari transaksi terhadap saldo akun-akun yang

terkait

e. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan perusahaan

4. Berikut ini posisi saldo normal akun yang benar adalah

a. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Debit), Pendapatan (Debit), Beban

(Kredit)

b. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Kredit), Pendapatan (Kredit),

Beban (Debit)

c. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Kredit), Pendapatan (Debit), Beban

(Kredit)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 264: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

241

d. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Debit), Pendapatan (Debit), Beban

(Debit)

e. Harta (Debit), Kewajiban (Kredit), Modal (Debit), Pendapatan (Kredit), Beban

(Debit)

5. Tanggal yang dicantumkan dalam kolom tanggal jurnal adalah ....

a. Tanggal dilakukan pencatatannya dalam jurnal

b. Tanggal pemindahan jurnal ke buku besar

c. Tanggal analisis transaksi

d. Tanggal disetujuinya dokumen dalam jurnal

e. Tanggal terjadinya transaksi sesuai dalam dokumen

D. Susunlah transaksi-transaksi di bawah ini ke dalam jurnal umum dengan

benar.

Rapi Tailor milik Dahlan selama bulan Oktober 2011 mempunyai transaksi

sebagai berikut:

1 Dahlan menyetorkan uang tunai sebesar Rp 10.000.000,00 ke kas perusahaan

3 Membayar sewa kios Rp 2.000.000,00 untuk 1 tahun

5 Membeli 2 mesin jahit @Rp 250.000,00 dari Toko Nasional sebesar @Rp

150.000 tunai, dan sisanya dengan kredit

8 Membeli tunai perlengkapan jahit senilai Rp 100.000,00

10 Menerima hasil jahitan Rp 300.000,00

15 Membayar utang kepada Toko Nasional Rp 200.000,00

20 Membayar gaji tukang jahit Rp 300.000,00

30 Menerima hasil jahitan Rp 250.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 265: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

242

Lampiran 20 Kelompok Kata Kerja Operasional pada Tingkatan Taksonomi

Bloom

Mengetahui (C1) Memahami (C2) Mengaplikasikan (C3)

Mengutip Memperkirakan Menugaskan

Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan

Menjelaskan Mengkategorikan Menentukan

Menggambar Mencirikan Menerapkan

Membilang Merinci Menyesuaikan

Mengidentifikasi Mengasosiasikan Mengkalkulasi

Mendaftar Membandingkan Memodifikasi

Menunjukkan Menghitung Mengklasifikasi

Memberi label Mengkontraskan Menghitung

Memberi indeks Mengubah Membangun

Memasangkan Mempertahankan Mengurutkan

Menamai Menguraikan Membiasakan

Manandai Menjalin Mencegah

Membaca Membedakan Menggambarkan

Menyadari Mendiskusikan Menggunakan

Menghafal Menggali Menilai

Meniru Mencontohkan Melatih

Mencatat Menerangkan Menggali

Mengulang Mengemukakan Mengemukakan

Mereproduksi Mempolakan Mengadaptasi

Meninjau Memperluas Menyelidiki

Memilih Menyimpulkan Mengoperasikan

Menyatakan Meramalkan Mempersoalkan

Mempelajari Merangkum Mengkonsepkan

Mentabulasi Menjabarkan Melaksanakan

Memberi kode Meramalkan

Menelusuri Memproduksi

Menulis Memproses

Mengaitkan

Menyusun

Mensimulasikan

Memecahkan

Melakukan

Mentabulasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 266: ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING …

243

Menganalisis (C4) Mengevaluasi (C5) Membuat (C6)

Menganalisis Membandingkan Mengabstraksi

Mengaudit Menyimpulkan Mengatur

Memecahkan Menilai Menganimasi

Menegaskan Mengarahkan Mengumpulkan

Mendeteksi Mengkritik Mengkategorikan

Mendiagnosis Menimbang Mengkode

Menyeleksi Memutuskan Mengkombinasikan

Memerinci Memisahkan Menyusun

Menominasikan Memprediksi Mengarang

Mendiagramkan Memperjelas Membangun

Mengkorelasikan Menugaskan Menanggulangi

Merasionalkan Menafsirkan Menghubungkan

Menguji Mempertahankan Menciptakan

Mencerahkan Memerinci Mengkreasikan

Menjelajah Mengukur Mengoreksi

Membagankan Merangkum Merancang

Menyimpulkan Membuktikan Merencanakan

Menemukan Memvalidasi Mendikte

Menelaah Mengetes Meningkatkan

Memaksimalkan Mendukung Memperjelas

Memerintahkan Memilih Memfasilitasi

Mengedit Memproyeksikan Membentuk

Mengaitkan Merumuskan

Memilih Menggeneralisasi

Mengukur Menggabungkan

Melatih Memadukan

Mentransfer Membatas

Mereparasi

Menampilkan

Menyiapkan

Memproduksi

Merangkum

Merekonstruksi

Membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI