ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

65
ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL-QUR`AN DALAM KEGIATAN RIYADHAH SERTA IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI- HARI (Studi Living Qur’an Di Pondok Pesantren Terpadu At- Taubah Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cianjur) Tesis Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Magister Agama (M. Ag) Dalam Ilmu Agama Islam Disusun oleh: Agustina Choirunnisa NIM: 215410610 Pembimbing: Dr. KH. Muslih Abdul Karim, MA Dr. Hj. Ade Naelul Huda, Ph. D KONSENTRASI ULUMUL QUR’AN DAN ULUMUL HADIS PROGRAM STUDI ILMU AGAMA ISLAM PASCASARJANA MAGISTER INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1438 H/ 2017 M

Transcript of ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

Page 1: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT-

AYAT AL-QUR`AN DALAM KEGIATAN RIYADHAH

SERTA IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-

HARI

(Studi Living Qur’an Di Pondok Pesantren Terpadu At-

Taubah Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cianjur)

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Magister Agama (M. Ag)

Dalam Ilmu Agama Islam

Disusun oleh:

Agustina Choirunnisa

NIM: 215410610

Pembimbing:

Dr. KH. Muslih Abdul Karim, MA

Dr. Hj. Ade Naelul Huda, Ph. D

KONSENTRASI ULUMUL QUR’AN DAN ULUMUL HADIS

PROGRAM STUDI ILMU AGAMA ISLAM

PASCASARJANA MAGISTER

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 2: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis dengan judul “Analisis Pemahaman Santri terhadap Ayat-ayat Al-

Qur`an dalam Kegiatan Riyãdhah Serta Implikasinya dalam Kehidupan

Sehari-hari (Studi Living Qur`an di Pondok Pesantren Terpadu At-

Taubah Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cianjur)” yang ditulis oleh

Agustina Choirunnisa, 215410610 telah melalui proses bimbingan

dengan baik dan dinilai oleh pembimbing telah memenuhi syarat ilmiah

untuk diujikan di sidang munaqasyah.

Pembimbing I,

Dr. KH. Muslih Abdul Karim, MA

Tanggal:

Pembimbing II,

Hj. Ade Naelul Huda, Ph. D

Tanggal:

Page 3: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Tesis dengan judul “Analisis Pemahaman Santri Terhadap Ayat-ayat Al-

Qur`an dalam Kegiatan Riyãdhah Serta Implikasinya dalam Kehidupan

Sehari-hari (Studi Living Qur`an di Pondok Pesantren Terpadu At-

Taubah Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cianjur)” yang disusun

oleh Agustina Choirunnisa nomor induk Mahasiswa 215410610 telah

diujikan di sidang Munaqasyah Program Pascasarjana Institut Ilmu Al

Qur’an (IIQ) Jakarta pada hari Senin tanggal 21 Agustus 2017 dan

dinyatakan LULUS dengan yudisium/ predikat Amat Baik. Tesis ini telah

disahkan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Agama

(M.Ag) pada Program Studi Ilmu Agama Islam.

Jakarta, 10 Februari 2018 M

24 Jumadil Awal 1438 H

Direktur Pascasarjana

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta

Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA

Tim Penguji

Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA

Ketua Sidang

Dr. H. M. Azizan Fitriana, MA

Sekretaris Sidang

Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA

Penguji I

Dr. KH. Abdul Muhaimin Zen., MA

Penguji II

Dr. KH. Muslih Abdul Karim, MA

Pembimbing I/ Penguji III

Dr. Hj. Ade Naelul Huda, Ph. D

Pembimbing II/ Penguji IV

Tanda Tangan

( )

( )

( )

( )

( )

( )

Tanggal

( )

( )

( )

( )

( )

( )

Page 4: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Agustina Choirunnisa

NIM : 215410610

Tempat/Tanggal Lahir : Cianjur, 3 Agustus 1991

Menyatakan bahwa tesis dengan judul “Analisis Pemahaman Santri

Terhadap Ayat-ayat Al-Qur`an dalam Kegiatan Riyãdhah Serta

Implikasinya dalam Kehidupan Sehari-hari (Studi Living Qur`an di

Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah Lembaga Pemasyarakatan Kelas

II B Cianjur)” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan

yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan dalam karya ini

sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 15 Agustus 2017

Agustina Choirunnisa

Page 5: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

iv

حمن الر حيم ر بسم الله ال KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas segala limpahan nikmat, kasih

sayang dan karunia yang diberikan Allah SWT sehingga tesis yang

berjudul “ Analisis Pemahaman Santri Terhadap Ayat-ayat Al-Qur`an

dalam Riyãdhah Serta Implikasinya dalam Kehidupan Sehari-hari (Studi

Living Qur`an di Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah Lembaga

Pemasyarakatan Kelas II B Cianjur)” ini dapat terselesaikan

sebagaimana yang diharapkan. Shalawat beriringkan salam semoga

selalu tercurah teruntuk baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga

dan sahabat.

Dalam perjalanan penyelesaian tesis ini tentunya penulis tidak

sendiri. Ada banyak pihak yang telah berjasa memberikan dukungan baik

moril maupun materil. Oleh karena itu, tidak salah kiranya jika penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA. Rektor Institut Ilmu Al-

Qur’an (IIQ) Jakarta.

2. Bapak Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA selaku Direktur

Pascasarjana IIQ Jakarta. Terima kasih atas ilmu dan arahan yang

diberikan.

3. Bapak Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA selaku Kepala

Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir IIQ Jakarta. Terimakasih

atas arahan yang telah diberikan sejak awal tesis ini di tulis hingga

selesai.

4. Bapak Dr. KH. Muslih Abdul Karim, MA selaku Dosen Pembimbing

I dan Ibu Dr. Hj. Ade Naelul Huda, Ph. D selaku pembimbing II.

Terima kasih atas waktu yang telah diluangkan dan arahan yang telah

diberikan kepada penulis sehingga tesis ini selesai sesuai dengan

harapan.

5. Bapak dan Ibu Dosen Pascasarjana IIQ Jakarta yang telah

memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis. Semoga

keberkahan selalu mengiringi di setiap langkah, dan ilmu yang telah

diajarkan mengalirkan pahala jariyah yang tak akan pututs.

6. Staf Tata Usaha Pascasarjana IIQ Jakarta yang telah bersedia

direpotkan oleh penulis untuk berbagai keperluan. Semoga Allah

membalasnya dengan kebaikan yang banyak.

7. Bapak KH. T. Muchtar Gozali AK, S.Sy, M.Si, selaku Pimpinan

Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah LP Kelas II B Cianjur beserta

jajarannya, dan para narasumber. Terima kasih telah memberikan

Page 6: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

v

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan

wawancara serta memberikan data-data yang diperlukan.

8. Kedua orang tua tersayang, Ayahanda H. M. Choirul Anam MZD

dan Ibunda Hj. Jamilah yang tak henti mendoakan putra putrinya.

Belum cukup semua usaha ini untuk membahagiakan Ayah dan Ibu.

Semoga ananda kelak bisa membuat Ayah dan Ibu selalu tersenyum

bahagia, walaupun tak akan sebanding dengan apa yang telah Ayah

dan Ibu berikan. Semoga Ayah dan Ibu senantiasa dalam ridha dan

lindungan Allah swt.

9. Kakak-kakak dan adik-adik tercinta, Mbak Yussy & Abang Tema,

Mas Yudha, Dik Zulfi, Dik Bunga, dan Syahdan. Terima kasih atas

do’a, dukungan dan semua yang telah diberikan.

10. Aa Cheppy yang selalu memberikan dukungan melalui, doa, dan

motivasi hingga akhir penyelesaian tesis ini. Semoga Allah

membalas dengan kebaikan dan kemudahan.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan, Dafika, Iffah, Anna, yang telah

menemani hari-hari penulis dan membantu penulis menyelesaikan

tesis ini. Terima kasih atas kebersamaan dan keceriaan yang kalian

berikan.

12. Teman-teman kuliah konsentrasi Ulumul Qur`an Ulumul Hadis

angkatan 2014-2015 yang telah memberikan semangat dan dukungan

kepada penulis. Semoga tali persaudaraan kita akan tetap terjalin

sampai kapanpun.

Akhirnya dengan semua kekurangan dan kelebihan penulis

serahkan semua urusan kepada Allah SWT, dan dengan segala

kerendahan hati penulis mempersembahkan tesis ini. Semoga apa yang

telah penulis lakukan melalui penelitian ini dapat membawa manfaat dan

bernilai pahala di sisi Allah SWT.

Jakarta, 15 Agstus 2017

22 Dzulqo’dah 1438

Page 7: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

vi

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................... ii

PERNYATAAN PENULIS ............................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................ iv

DAFTAR ISI ...................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .............................................................................. ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ....................................................... x

ABSTRAKSI ...................................................................................... xiii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1

B. Permasalahan .................................................................. 9

1. Identifikasi Masalah .................................................. 9

2. Pembatasan Masalah ................................................. 9

3. Perumusan Masalah ................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ............................................................ 10

D. Kegunaan Penelitian ....................................................... 10

E. Kajian Pustaka ................................................................ 11

G. Teknik dan Sistematika Penulisan .................................. 13

BAB II: KEAJIAN TEORITIS

A. Living Qur`an ................................................................. 15

1. Pengertian Living Qur`an ........................................... 17

2. Sejarah Living Qur`an ................................................ 21

3. Living Qur`an Kognitif dan Non-Kognitif ................. 22

4. Cakupan Kajian Living Qur`an ................................... 23

a. Aspek Oral (Pembacaan) Al-Qur`an ...................... 23

b. Aspek Aural ............................................................ 27

c. Tulisan ..................................................................... 28

d. Perilaku ................................................................... 28

B. Riyãdhah ......................................................................... 29

1. Pengertian Riyãdhah .................................................... 29

2. Macam-macam Riyãdhah ........................................... 31

3. Tingkatan Riyãdhah .................................................... 31

4. Bentuk-bentuk Riyãdhah ............................................. 35

C. Ayat-ayat Al-Qur`an yang Digunakan Dalam Kegiatan

Riyãdhah ........................................................................ 35

1. Surat al-Fãtihah ......................................................... 36

2. Surat al-Ikhlãs ............................................................ 36

3. Surat al-Falaq ............................................................. 37

Page 8: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

vii

4. Surat an-Nãs .............................................................. 37

5. Surat al-Baqarah ayat 1-5 .......................................... 38

6. Surat al-Baqarah ayat 163 .......................................... 38

7. Surat al-Baqarah ayat 255 .......................................... 38

8. Surat al-Baqarah ayat 284-286 ................................... 39

9. Surat Hȗd ayat 73 ....................................................... 40

10. Surat al-Ahzãb ayat 33 ............................................. 40

11. Surat al-Ahzãb ayat 56 ............................................. 41

12. Surat Yãsîn ............................................ ......... 41

D. Tahlil ................................................................................ 41

1. Pengertian Tahlil .......................................................... 41

2. Asal-usul Tahlil ........................................................... 44

3. Lafazh-lafazh Tahlil yang disyariatkan ...................... 45

4. Manfaat Tahlil .............................................................. 46

5. Keutamaan Tahlil ......................................................... 46

6. Hukum Tahlil .............................................................. 47

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... 51

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian ..................................... 51

1. Jenis Penelitian .......................................................... 51

2. Pendekatan Penelitian ............................................... 52

C. Sumber Data .................................................................... 53

D. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 54

E. Metode Analisis Data ....................................................... 57

F. Validitas Data ................................................................... 58

G. Teknik Penulisan ............................................................. 59

BAB IV: ANALISIS KEGIATAN RIYÂDHAH DI PONDOK

PESANTREN TERPADU AT-TAUBAH LP

KELAS II B CIANJUR A. Profil Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah ................. 60

1. Latar Belakang Berdirinya Pondok Pesantren Terpadu At-

Taubah ...................................................................... 60

2. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah

..................................................................................... 64

3. Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren ......................... 65

4. Metode Pembelajaran Pesantren ................................. 66

5. Kegiatan Santri Pondok Pesantren Terpadu At-

Taubah ........................................................................ 69

B. Implementasi Kegiatan Riyãdhah di Pondok

Pesantren Terpadu At-Taubah ....................................... 70

Page 9: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

viii

C. Analisis Pemahaman Santri Terhadap Ayat-ayat Al-

Qur`an yang Digunakan Dalam Riyãdhah ..................... 78

1. Pengetahuan Santri Terhadap ayat-ayat Al-

Qur`an yang dibaca dalam tahlil ............................. 78

a. Surat al-Fãtihah ................................................. 78

b. Surat al-Ikhlãs .................................................... 96

c. Surat al-Falaq dan an-Nãs .................................... 106

d. Surat al-Baqarah ayat 1-5 dan 163 ...................... 108

e. Surat al-Baqarah ayat 255 .................................... 116

f. Surat al-Baqarah ayat 284-286 ............................ 121

g. Surat Hȗd ayat 73 ............................................... 125

h. Surat al-Ahzãb ayat 33 dan 56 ............................ 126

2. Alasan Mengenai Pemilihan Surat Yãsîn yang

Dibaca dalam Kegiatan Riyãdhah ............................ 127

3. Pengetahuan Santri mengenai surat Yãsîn ................ 130

D. Implikasi Kegiatan Riyãdhah dalam Kehidupan

Sehari-hari Para Santri .................................................. 146

1. Implikasi Dalam Segi Kepribadian Santri ................ 146

2. Implikasi Dalam Segi Lingkungan Pesantren ........... 151

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................... 154

B. Saran ............................................................................... 155

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 156

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Instrumen Wawancara ............................................................ 56

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Santri Pondok Pesatren Terpadu At-Taubah ..

.............................................................................................................. 69

Tabel 3. Pemahaman Santri Terhadap Surat al-Fatihah ....................... 84

Tabel 4. Pemahaman Santri Terhadap Surat al-Ikhlas ......................... 97

Tabel 5. Pemahaman Santri Terhadap Surat al-Baqarah ayat 255 ..... 117

Tabel 6. Pemahaman Santri Terhadap Surat Yasin ............................ 133

Tabel 7. Implikasi Kegiatan Riyadhah Bagi Santri ............................ 149

Tabel 8. Implikasi Kegiatan Riyadhah Bagi Lingkungan Pesantren .. 152

Tabel 9. Pemahaman Santri Terhadap Ayat-ayat Al-Qur`an yang

Digunakan dalam Kegiatan Riyadhah ................................................ 153

Page 11: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

x

Pedoman Transliterasi

Transliterasi adalah penyalinan dengan panggantian huruf dari abjad

yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan tesis di IIQ, transiliterasi

Arab-Latin mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan

th ط a أ

zh ظ b ب

´ ع t ت

gh غ ts ث

f ف j ج

q ق h ح

k ك kh خ

l ل d د

m م dz ذ

n ن r ر

w و z ز

h ه s س

ʹ ء sy ش

y ي sh ص

dh ض

Page 12: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

xi

2. Vokal

Vokal tunggal Vokal panjang

Vokal rangkap

Fathah : a أ : â ى...´ : ai

Kasrah : i ى : î و....´ : au

Dhammah : u و : û

3. Kata Sandang.

a. Kata sandang yang diikuti alif lam )ال( qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam )ال( qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

al-Baqarah : انبقزة

انمديىه : al-Madinah

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam )ال( syamsyiah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam )ال( syamsyiah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

انزجم : ar-Rajul انسيدة : as-Sayyidah

انشمس : asy-Syams اندارمي : ad-Dârimi

c. Syaddah (Tasydid)

Syaddah (Tasydid) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,

yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydid.

Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydid yang berada di

tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:

Âmannâ billâhi : امىبببلل

فهبء Âmana as-sufahâ`u : امهانس

انذي ه Inna al-ladzîna : ان

كع wa ar-rukka’i : وانز

d. Ta Marbuthah (ة)

Ta Marbuthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh

kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi

huruf “h”. Contoh:

al-Af`idah : الأف ئدة

Page 13: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

xii

لآميت الإس al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah : انجمعت

Sedangkan ta marbuthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi

huruf “t”. Contoh:

Âmilatun Nâshibah‘ : عبمهتوبصبت

ب زى ان ك al-Âyat al-Kubrâ : الآيت

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan

yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan

awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan

lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam

alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold)

dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali

dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal

nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh: Alî Hasan al-Âridh,

al-Asqallânî, al-Farmawî dan seterusnya. Khusus untuk penulisan

kata Alqur’an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf

kapital. Contoh: Al-Qur’an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan

seterusnya.

Page 14: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

xiii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji interaksi santri Pondok

Pesantren Terpadu At-Taubah Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B

Cianjur dengan Al-Qur`an dalam bentuk riyãdhah. Asumsi yang

mendasari penelitian ini adalah bahwa mereka berinteraksi dengan Al-

Qur’an tidak melalui pendekatan teks atau bahasa Al-Qur'an tetapi

dengan cara memperlakukan dan menerapkan al-Quran dalam

kehidupan sehari-hari secara langsung.

Tesis ini membuktikan bahwa santri Pondok Pesantren Terpadu

At-Taubah memahami kegunaan dan fungsi ayat-ayat Al-Qur`an yang

digunakan dalam kegiatan riyãdhah dalam konteksnya sebagai doa.

Misalnya, ayat mana yang dapat digunakan sebagai doa mohon

perlindungan dari gangguan setan; dari gangguan manusia dan dari

musibah. Selain itu, santri juga meyakini bahwa dengan berdzikir

menggunakan ayat-ayat Al-Qur`an dalam kegiatan riyãdhah dapat

membuat semua urusan dan membuat semua hajat dikabulkan.

Implikasi dari kegiatan ini yaitu membuat santri menjadi pribadi yang

tenang jiwanya, lembut hatinya, beretika, dan sabar.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Moh. Muhtador dalam jurnal Penelitian yang berjudul Pemaknaan Ayat

Al-Qur`an dalam Mujahadah: Studi Living Qur’an di PP Al-Munawwir

Krapyak Komplek Al- Kandiyas. Dalam jurnal tersebut, Muhtador

menjelaskan bahwa pengamal mujahadah meyakini bahwa berdzikir

dengan potongan ayat-ayat Al-Qur`an telah memberikan ketenangan

dalam menjalani hidup, serta dapat mengabulkan keinginan yang

diharapkan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitiandeskriptif analitis

yang bersifatkualitatif dengan model Living Qur`an, melalui pendekatan

sosiologis, fenomenologis, dan psikologis. Adapun sumber penulisan

ada dua. Pertama, yang berupa sumber primer, didapatkan melalui

proses wawancara dengan pimpinan, asatidz, dan santri Pondok

Pesantren Terpadu At-Taubah Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B

Cianjur, dan staf Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B, dan staf

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cianjur. Kedua, ata sekunder yang

bersumber dari buku, makalah, dan jurnal yang berkaitan dengan tema

penelitian ini.

Page 15: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

xiv

ص خ ل م ال ب ل الط ل ام ع م ي ي ق ل إ ث ح ب اال ذ ى ف د ه ي ل ام ك ت م ال ي م ل س ال ة ب و الت د ه ع م ف

ب "ب ة ي ان الث ة ج ر الد ن م ة ي ح ل ص ال ة س س ؤ م ل ل س ل ع ي ر ك ال آن ر ق ال ع م ر و أن ي س " ل ي ب ىك ة اض ي الر و ت غ ل و أ ص ن ل ي ب ىس ل ع ي ر ك ال آن ر ق ال ع م ن و ل ام ع ت ي ال و ان . ام ه و م ل ع ت ي ل م ه ن ل ة ر اش ب م و ق ي ب ط ت ب و ع م ن و ل ام ع ت اي و ان ك ل ب ،ة ت ب .ة ي ل م ع ال ة ي اح الن ن م ة ي م و ي ال م ات ي ح ف

ال ذ ى ن إ ب ل الط ن أ ت ب ث ي ث ح ب ا ن و م ه ف ي ل ام ك ت م ال ي م ل س ال ة ب و الت د ه ع م ف ل ة م د خ ت س م ال ة ي آن ر ق ال ات ي ال ة ي ع د ل ات ز ه ن م ة اذ ع ت س ل ل اء ع االد ه ن م .و ة اض ي الر ة ي ل م ع ف اط ي الش و ث ار و ك ال ن م ة اي م ح ل ل و اس الن و ي ي ك ل ذ ل إ ة اف ض ال ب . أ ض ي أ ب ل الط د ق ت ع ، ن ا ة ي آن ر ق ال ات ي ال ام د خ ت اس ب ر ك الذ ن وأ د ب ي .و م ات اج يح ض ق ي و م ى ر و م أ ر س ي ي س ة اض ي الر ف ى ل ع ة ب ر ت م ال ار ث ال الن ذ ى أ ل ع ب ل الط ل ح ي ى اط ش ا اب ح ص أ او ح ب ص ي ن ى س ف ن ال .ل ي م ال ب الص و ة ي ر ك ال ق ل خ ل ا و ة ف ي ط الل ب و ل ق ال و ة ن ئ م ط م ال

ال ذ ى ل اث ي و ع ث ب ث ح ب ا ق ي م ل ا ر ض ت ن د م ن و م د ا م ه ف ع و ض و م ال ت ت ة ل م ف ة ي ح ة ي آن ر ق ة اس ر :د ة د اى ج م ال ل ي ب ىس ل ع ة ي آن ر ق ال ات ي ال ي م ل س ال اك ي ف ار ك ر و ن م ال د ه ع م ف م ائ ق ال ن اأ ه ي ف ر ك ذ .و اس ي د ان ك ال ع م ج ب ات ي ال ن م ع ط ق ب ر ك الذ ن أ ن و د ق ت ع ي ة د اى ج م ال ب ي م ه ن ئ م ط ي ة ي آن ر ق ال .م ات اج يح ض ق ي و م ات ي ح ف

ع م ي ال آن ر ق ال ل ك ىش ل ع ي ع و ن ال ي ل ي ل ح ت ال ي ف ص و ال ج ه ن م ال ث ح ب اال ذ ى م د خ ت س ي ر د ص م ىال ل ع ل و ص ال ت .و ر اى و الظ ج ه ن و ي س ف الن و ي اع م ت ج الج ه الن ث ح ب اال ذ ل ي اس س ال و د ه ع م ال س ي ئ ر ع م ت ل اب ق م ال ر ب ع ب ل الط و ذ ي ا س ال ل ام ك ت م ال ي م ل س ال ة ب و الت د ه ع م ف ب "ب ة ي ان الث ة ج ر الد ن م ة ي ح ل ص ال ة س س ؤ م ل ل و ه ي ف ظ و م و ر و أن ي س " ن م ة ي و ان الث ات ان ي ب ال ا. و ب ت ك ال ال ذ ى ان و ن ع ع م ة ل الص ات ذ ت ل ج م ال و اق ر و ال .ث ح ب ا

Page 16: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

xv

ABSTRACT

The research aims to deconstruct the interaction between santris (lit.

students) and Quran in the form of riyadhah at at-Taubah Integrated Islamic

Boarding School in Cianjur’s Class II B Correctional Institution. The

underlining assumption is that they do not interact with Quran through

textual approach as they have never learnt the language and the text of

Quran. Instead, they try to interact, treat, and implement Quran directly in

their daily lives.

The thesis proves that santris of at-Taubah Integrated Islamic

Boarding Schools understand the specific functions of particular Quranic

verses used in the activity of riyadhah. For example, which one is for the

protection of Satanic disturbance, which is for human disturbance, and

which is for disaster. Other than that, santris also believe that reciting

Quranic verses through remembrance could have their needs realized. Such

activity makes santris calmer, ethical, patient, and soft-hearted.

The research is similar with Moh. Muhtador’s research entitled

Pemaknaan Ayat Al-Qur`an dalam Mujahadah: Studi Living Qur’an di PP

Al-Munawwir Krapyak Komplek Al- Kandiyas. In that study, Muhtador

explains that the doers of Mujahadah believe that reciting Quranic verses

through remembrance has brought about peace and calamity as well as make

their wishes come true.

The research uses analytical and descriptive methods which are

qualitative with Living Quran is set as a model. The approaches taken are of

sociological, phenomenological, and psychological approaches. The data

examined comes not only from primary resources through aninterview with

the principals, the teachers, and santrisof at-Taubah Integrated Islamic

Boarding School in Cianjur’s Class II B Correctional Institution but also

from secondary resources such as related books, journal, and papers.

Page 17: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Al-Qur`an adalah firman Allah swt. yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad saw. dengan lafaz dan maknanya yang

membacanya dijadikan sebagai ibadah dan membuat umat manusia

tidak mampu menandingi satu surah yang terpendek sekalipun

daripadanya.

Allah swt. telah memasukkan segala sesuatu didalam Al-

Qur`an sehingga ia mengandung hukum, syariat, kisah-kisah, tamsil

(perumpamaan), hikmah, nasihat, dan pandangan-pandangan yang

benar tentang alam semesta, kehidupan, dan manusia.1

Al-Qur‘an sebagai rujukan awal umat Islam dalam

menentukan hukum juga menjadi power dalam kehidupan. Sebab, Al-

Qur‘an mempunyai daya magnetik dalam perilaku umat Islam. Selain

memiliki nilai ibadah ketika dibaca, Al-Qur‘an juga mengatur tata

cara berperilaku dan harus menjadi pedoman kehidupan umat Islam.

Tujuaannya untuk mendapatkan kebahagiaan dan rida dari Allah.

Secara garis besar, kehidupan manusia diatur oleh Al-Qur‘an

dan aturan tersebut tidak hanya bersifat teologis. Karena Al-Qur‘an

kitab universal yang mengatur perilaku manusia, dapat dikatakan

kalau aturan tersebut sampai pada tataran praksis. Aturan-aturan

tersebut bisa menjadi pedoman kehidupan bagi masyarakat Muslim.

Kandungan isi Al-Qur‘an terhadap manusia dapat

diklasifikasikan menjadi emapat bagian. Pertama, akidah yang wajib

diimani. Hal ini berhubungan dengan rukun iman yang terdapat

dalam doktrin Islam. Masalah akidah adalah masalah personal, tidak

ada orang yang dapat mengetahui akidah seseorang kecuali Allah

Yang Maha Esa. Kedua, hukum-hukum praksis yang mengatur

tentang interaksi manusia dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan.

Ketiga, perilaku mulia, yang mendidik manusia untuk berbuat baik,

baik dari segi zahir maupun batin, kelakuan bagi zahir menjadikan

manusia harmonis dan batin yang mengontrol ego dan sebagainya.

Keempat, berisi janji dan ancaman Tuhan kepada hamba yang

beramal baik dan mematuhi perintah serta menjauhi larangannya

untuk tidak berbuat.

1 Ibrahim Eldeeb, Be a Living Qur`an Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-ayat Al-

Qur`an dalam Kehidupan Sehari-hari, terj. Faruq Zaini, (Ciputat: Lentera Hati, 2009), h.

118

Page 18: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

2

Hal ini diperkuat oleh pendapat Mustafa al-Ghulayani,

sebagaimana dikutip oleh Athaillah, tentang kandungan Al-Qur‘an,

bahwa ―di dalam Al-Qur‘an terdapat prinsip-prinsip kemasyarakatan

yang universal, dan di dalamnya terdapat ketentuan-ketentuan yang

menjadikan Al-Qur‘an itu selalu sesuai untuk segala zaman dan

tempat.‖2

Pada masyarakat modern, orientasi memahami Al-Qur‘an dan

interaksi dengan Al-Qur‘an berbeda bila dibandingkan dengan abad

lalu pada masa kenabian Nabi Muhammad saw. Pada masa Nabi

Muhammad saw., masyarakat Arab langsung berinteraksi dengan Al-

Qur‘an bertepatan dengan diturunkan wahyu, dan mereka langsung

meminta Nabi Muhammad saw. untuk mengajarkan bacaan Al-

Qur‘an. Selain mengajar membaca, Nabi Muhammad saw. juga

mempunyai penulis wahyu pada periode Mekah dan Madinah. Pada

periode Mekah, salah satu penulisnya adalah Abdullah bin Abi Sarh,

dan yang penulis pada waktu Madinah adalah Ubay bin Ka‘ab, dan

orientasi yang tampak pada masa tersebut adalah untuk melestarikan

dan menjaga Al-Qur‘an, di samping sebagai hujah. Dan, hal ini terus

berlanjut sampai dijadikan dasar oleh Abu Bakar dalam menghimpun

Al- Qur‘an.3

Tetapi pada masa modern ini, interaksi Muslim jauh berbeda

dengan pada masa Nabi Muhammad saw. Di beberapa daerah di

Indonesia, ada perspektif dan anggapan bahwa seseorang tidak

dianggap sempurna Islamnya, kalau mereka tidak bisa membaca Al-

Qur‘an, sehingga banyak daerah yang menekankan belajar ilmu

agama, khususnya Al-Qur‘an, dibandingkan dengan pendidikan

umum.4

Interaksi antara komunitas muslim dengan kitab sucinya, Al-

Qur`an, dalam lintasan sejarah Islam, selalu mengalami

perkembangan yang dinamis. Bagi umat Islam, Al-Qur`an bukan saja

sebagai kitab suci yang menjadi pedoman hidup (dustûr), akan tetapi

juga sebagai penyembuh bagi penyakit (syifâ’), penerang (nûr) dan

sekaligus kabar gembira (busyrâ). Oleh karena itu, mereka berusaha

untuk berinteraksi dengan Al-Qur`an dengan cara mengekpresikan

melalui lisan, tulisan, maupun perbuatan, baik berupa pemikiran,

pengalaman emosional maupun spiritual.

2 A. Athaillah, Sejarah Al-Qur’an: Verifikasi Tentang Otentisitas Al-Qur’an,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 37 3 Nasruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2011), h. 26-28 4 Umar Shihab, Kontektualitas Al-Qur’an (Jakarta: Penamadani, 2005), h. 56

Page 19: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

3

Setiap muslim berkeyakinan bahwa manakala dirinya

berinteraksi dengan Al-Qur`an, maka hidupnya akan memperoleh

kebahagiaan di dunia dan akhirat. Untuk mendapatkan petunjuk Al-

Qur`an, muslim berupaya untuk dapat membacanya dan memahami

isinya serta mengamalkannya, meskipun membacanya saja sudah

dianggap sebagai ibadah. Pembacaan Al-Qur`an menghasilkan

pemahaman yang beragam sesuai kemampuan masing-masing, dan

pemahaman tersebut melahirkan perilaku yang beragam pula sebagai

tafsir Al-Qur`an dalam praksis kehidupan, baik pada dataran teologis,

filosofis, psikologis, maupun kultural.

Dalam realitanya, fenomena ‗pembacaan Al-Qur`an‘ sebagai

sebuah apresiasi dan respons umat Islam ternyata sangat beragam.

Ada berbagai model pembacaan Al-Qur`an, mulai yang berorientasi

pada pemahaman dan pendalaman maknanya—seperti yang banyak

dilakukan oleh para ahli tafsir, sampai yang sekedar membaca al-

Qur‘an sebagai ibadah ritual atau untuk memperoleh ketenangan

jiwa. Bahkan ada model pembacaan al-Qur‘an yang bertujuan untuk

mendatangkan kekuatan magis (supranatural) atau terapi pengobatan

dan sebagainya.5

Fazlur Rahman6, memetakan interaksi manusia dengan Al-

Qur`an dengan menggunakan analogi sebuah negara. Menurut

Rahman, ada tiga kelompok besar pengkaji Al-Qur`an, yakni citizens

(penduduk asli, umat Islam), foreigners (kelompok asing/non-muslim

yang mengkaji Al-Qur`an) dan invanders (penjajah, kelompok yang

ingin menghancurkan Al-Qur`an).

Sedangkan Farid Esack7 memetakan interaksi manusia dengan

Al-Qur`an dengan menggunakan analogi pencinta dan kekasihnya.

Pemetaan ini tidak berpretensi untuk menilai bahwa cara interaksi

suatu kelompok tertentu itu lebih baik daripada kelompok yang lain.

Pemetaan ini hanyalah sebuah deskripsi umum saja.

Dalam buku The Qur`an: A Short Introduction, Esack

mengkategorisasikan pembaca teks Al-Qur`an –yang kemudian ia

sebut pencinta-- menjadi tiga tingkatan:

Pertama, pencinta tak kritis (the uncritical lover). Pada

kategori pertama ini, sang pencinta begitu terpesona dengan

―kecantikan‖ wajah sang kekasih, sehingga tidak ada sedikit pun

ruang yang mampu dia kritisi. Dia menganggap bahwa apa yang ada

5 Abdul Mustaqim, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis (Yogyakarta:

Teras, 2007), h. 65 6 Intelektual muslim berkebangsaan Pakistan, wafat pada 1988

7 Doktor bidang ilmu tafsir Al-Qur`an asal Afrika

Page 20: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

4

dalam diri kekasihnya itu adalah yang terbaik dari semua yang ada.

Tidak ada yang lebih cantik dan lebih mempesona daripada

kekasihnya.

Dalam konteks pembaca Al-Qur`an, pencinta tak kritis selalu

meyanjung, memuji dan memuja Al-Qur`an. Baginya, Al-Qur`an

adalah segala-galanya. Al-Qur`an adalah ‗sosok‘ suci yang tak boleh

dipertanyakan apalagi dikritisi. Dalam pandangannya, Al-Qur`an

adalah solusi atas setiap masalah, jawaban atas seluruh persoalan.

Meskipun ia sendiri tidak pernah tahu bagaimana proses untuk

memperoleh jawaban tersebut.

Mereka juga menggunakan Al-Qur`an dalam beragam aspek

kehidupan, seperti menggunakan ayat tertentu untuk pengobatan,

penyemangat hidup, penghindar dari bahaya dan sebagainya.8

Kedua, pencinta ilmiah (the scholarly lover). Kategori kedua

ini adalah mereka, yang meskipun mencintai sang kekasih, tetapi

tetap bersifat rasional. Mereka, dengan kecerdasan yang dimilikinya

berusaha untuk tidak ‗cinta buta‘ kepada sang kekasih. Ada ruang

untuk melihat lebih jauh sang kekasih dengan mengajukan sejumlah

pertanyaan, untuk memastikan bahwa kekasihnya tersebut memang

layak untuk dicintai.

Dalam ranah Al-Qur`an, sang pencinta model kedua ini

adalah mereka yang terpesona dengan keindahan Al-Qur`an, tetapi

tidak menjadikan mereka lupa untuk mengkaji lebih jauh aspek

keindahan atau mukjizat Al-Qur`an tersebut dari sisi ilmiah. Mereka,

dengan kecerdasan dan kemampuan intelektual yang mereka miliki,

berusaha untuk mengkaji Al-Qur`an secara ilmiah. Sejumlah

pertanyaan pun diajukan untuk meneliti sisi i‘jaz atau keistimewaan

Al-Qur`an. Mereka mengkaji tentang aspek keindahan Al-Qur`an,

baik dari sisi bahasa, susun redaksi kalimatnya, sejarahnya, hingga

isyaratisyarat ilmiah yang terkandung di dalamnya.

Hasil dari kajian ilmiah tersebut kemudian mereka tuangkan

dalam karya-karya ilmiah seperti tafsir serta buku-buku ilmiah

lainnya yang mengkaji Al-Qur`an.

Ketiga, pencinta kritis (the critical lover). Kategori ketiga ini

adalah mereka yang meski terpesona dengan kekasihnya, sangat

mencintainya, tetap kritis untuk mempertanyakan hal-hal yang

dianggap ‗janggal‘ dalam diri kekasihnya. Kecintaannya kepada sang

kekasih tidak membuatnya ‗gelap mata‘. Mereka akan mencari tahu

8 Didi Junaedi―Living Qur`an : Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur`an

(Studi Kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa Kalimukti Kec. Pabedilan Kab

Cirebon)‖, dalam Journal of Al-Qur`an and Hadith Studies, vol. iv, no. 2, 2015, h. 174

Page 21: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

5

hal-hal yang membuat mereka terpesona, juga yang membuat mereka

‗mengernyitkan dahi‘. Hal ini mereka lakukan karena rasa cinta yang

begitu mendalam kepada sang kekasih.

Sang pencinta yang kritis akan memosisikan Al-Qur`an tidak

sekedar sebagai kekasih yang sempurna tanpa cela, tetapi

menjadikannya objek kajian yang sangat menarik. Demi mengetahui

banyak hal yang ada dalam Al-Qur`an, sang pencinta mau

menggunakan perangkat ilmiah modern seperti hermeneutika,

linguistik, antropologi, sosiologi, psikologi, bahkan filsafat sebagai

pisau analisisnya.

Melalui metode seperti inilah para pencinta ini bisa mengkaji

lebih dalam makna yang tersirat dalam diri kekasihnya, yaitu Al-

Qur`an. Dari hasil kajian itu kemudian dituangkan dalam bentuk

karya ilmiah yang ‗fresh from the oven’. Sebuah hasil studi pemikiran

yang segar dan mampu berdialektika, bahkan menjawab tantangan

dan problematika zaman.9

Kiranya, pemetaan baru ini atau lebih tepatnya tipologi

interaksi manusia terhadap al-Qur‘an perlu diperkenalkan kepada

umat Islam sebagai khazanah dan frame dalam melihat begitu

banyaknya gaya dan model interaksi manusia terhadap Al-Qur'an.

Wilayah Living Qur’an lebih banyak berfokus pada kelompok

pertama dari bagian pertama (uncritical lover). Namun tidak menutup

kemungkinan juga pada kelompok lainnya.

Living Qur'an yang dilakukan oleh umat Islam tidak melalui

pendekatan teks atau bahasa Al-Qur'an. Sebab, mereka (orang-orang

yang tidak mempunyai otoritas keagamaan dan tidak mempunyai

kemampuan dalam memahami bahasa Al-Qur'an) tidak pernah

melakukan pendekatan terhadap bahasa atau teks Al-Qur'an. Mereka

hanya mencoba secara langsung berinteraksi, memperlakukan, dan

menerapkan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari mereka secara

praktis.

Interaksi terhadap Al-Qur'an semacam itu sudah menjadi

budaya atau lebih tepatnya sudah mendarah daging di kalangan

masyarakat, yang pada akhirnya akan memproduk mode of conduct

(pola perilaku) tertentu. Pola perilaku ini didasarkan pada asumsi-

asumsi mereka terhadap objek yang dihadapi, yakni Al-Qur'an.

Asumsi-asumsi inilah yang disebut dengan mode of thought (pola

berpikir). Bagi pelakunya, cara interaksi itu lebih bermanfaat

9 Didi Junaedi, ―Living Qur`an: Sebuah pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur`an

(Studi Kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa Kalimukti Kec. Pabedilan Kab.

Cirebon), h. 175

Page 22: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

6

(meaningful), dinamis, dan sangat mempengaruhi sisi psikologis si

pelaku.10

Menurut Sahiron Syamsuddin, secara garis besar, dalam studi

Al-Qur`an paling tidak terdapat tiga kelompok besar penelitian.

Pertama, penelitian yang menempatkan Al-Qur`an sebagai objek

penelitian. Ini yang disebut oleh Amin al-Khuli (kemudian diikuti

oleh Bint al-Syathi‘) dengan istilah dirasat al-nash yang mencakup

dua kajian: (a) fahm al-nash/ the understanding of text, dan (b)

dirasat ma hawl al-nash/ study of surroundings of text. Kedua adalah

penelitian tentang hasil pembacaan terhadap teks Al-Qur`an, baik

berwujud teori-teori penafsiran maupun yang berbentuk pemikiran

eksegetik. Ketiga ialah penelitian yang mengkaji ―respons‖ atau sikap

sosial terhadap Al-Qur`an atau hasil pembacaan Al-Qur`an. Model

penelitian yang ketiga ini kemudian di era kontemporer lebih terkenal

dengan istilah studi Living Qur’an.

Studi Living Qur’an adalah kajian atau penelitian ilmiah

tentang berbagai peristiwa sosial terkait dengan kehadiran Al-Qur`an

atau keberadaan Al-Qur`an di sebuah komunitas muslim tertentu.

Dari sana pula akan terlihat respons sosial (realitas) komunitas

muslim untuk membuat hidup dan menghidup-hidupkan al-Qur‘an

melalui sebuah interaksi yang berkesinambungan.11

Dalam ranah publik, Al-Qur`an bisa berfungsi sebagai

pengusung perubahan, pembebas masyarakat tertindas, pencerah

masyarakat dari kegelapan dan kejumudan, pendobrak sistem

pemerintahan yang zalim dan amoral, penebar semangat emansipasi

serta penggerak transformasi masyarakat menuju kehidupan yang

lebih baik. Sedangkan dalam ranah privat, Al-Qur`an bisa menjadi

shifa (obat, penawar, pemberi solusi) untuk pribadi yang tengah

dirundung kesedihan, ditimpa musibah, serta didera persoalan hidup.

Dalam hal ini, ayat-ayat Al-Qur`an berfungsi sebagai terapi psikis,

penawar dari persoalan hidup yang dialami seseorang. Di sisi lain,

ada juga yang menjadikan surat atau ayat tertentu sebagai shifa, atau

obat dalam arti yang sesungguhnya, yaitu untuk mengobati penyakit

fisik.

Dari beberapa keterangan di atas, dapat dipahami jika

kemudian berkembang pemahaman di masyarakat tentang fadilah

atau khasiat serta keutamaan surat-surat tertentu atau ayat-ayat

10

Hamam Faizin, ―Mencium dan Nyunggi Al-Qur`an Upaya Pengembangan Kajian

Al-Qur`an Melalui Living Qur`an‖, dalam Jurnal Suhuf, vol. IV, no. 1, 2011, h. 27 11

Sahiron Syamsuddin, ―Penelitian Literatur Tafsir/ Ilmu Tafsir: Sejarah, Metode

dan Analisis Penelitian‖, dalam Makalah Seminar, Yogyakarta, 1999, h. 15

Page 23: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

7

tertentu di dalam Al-Qur`an sebagai obat dalam arti yang

sesungguhnya, yaitu untuk menyembuhkan penyakit fisik.

Di samping beberapa fungsi tersebut, Al-Qur`an juga tidak

jarang digunakan masyarakat untuk menjadi solusi atas persoalan

ekonomi, yaitu sebagai alat untuk memudahkan datangnya rezeki.

Lazim kita jumpai dalam fenomena yang terjadi sehari-hari di

masyarakat kita, bahwa ada surat-surat atau ayat-ayat tertentu di

dalam Al-Qur`an yang diyakini dapat memancing hadirnya rezeki,

mendatangkan kemuliaan serta berkah bagi orang yang membacanya.

Keyakinan semacam ini pada gilirannya akan melahirkan

tradisi membaca surat tertentu pada waktu-waktu tertentu, baik

dilakukan secara pribadi oleh individu-individu di dalam masyarakat,

maupun secara kolektif yang kemudian menjadi ketentuan suatu

lembaga bagi para anggotanya. Dalam hal ini, lembaga yang lazim

memberlakukan ketentuan tersebut adalah pesantren.12

Hal ini juga berlaku di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II B

Cianjur. Dimana LP Kelas II B Cianjur ini memberlakukan dzikir

dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur`an. Berdzikir dengan

menggunakan ayat-ayat Al-Qur`an tersebut dilaksanakan dalam kegiatan

riyadhah.13

Kondisi warga binaan LP sangat jauh dari harapan pemerintahan

LP. Warga binaan LP hidup berkelompok-kelompok, dimana setiap

kelompok merasa paling berkuasa didalam LP. Hal ini menyebabkan

tingkat premanisme sangat tinggi. Apabila terjadi permasalahan antara

sesama warga binaan LP, maka cara penyelesaiannya adalah dengan aksi

pemukulan. Kondisi LP yang over capacity14

pun membuat warga

binaan LP sulit untuk mendapatkan tempat istirahat yang layak, tidur

dengan posisi duduk, jatah makan yang minim, bahkan air minum pun

tak jarang sulit didapatkan.

Setelah masa tahanan warga binaan LP sudah habis, sangat jarang

dijumpai mantan tahanan maupun mantan narapidana yang betul-betul

berubah dalam segi psikologis dan keagamaan. Hal ini terbukti dengan

banyaknya mantan tahanan maupun mantan narapidana yang kembali

12

Didi Junaedi, ―Living Qur`an : Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur`an

(Studi Kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa Kalimukti Kec. Pavedilan Kab

Cirebon)‖, h. 171 13

Secara etimologis artinya latihan. Dalam term tasawuf, yang dimaksud riyadhah

adalah latihan rohani dengan cara-cara tertentu yang lazim dilakukan dalam dunia tasawuf.

Lihat Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), h. 30 14

Kelebihan daya tampung

Page 24: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

8

menjadi warga binaan LP dengan jarak waktu yang tidak lama semenjak

bebas dari LP.15

Disisi lain, warga binanan juga perlu peningkatan dalam kualitas

yang pada awalnya atau sebagian atau seluruhnya dalam kondisi kurang,

kurang kualitas ketakqwaan kepada Allah swt, kurang kualitas

intelektual, kurang kualitas sikap dan perilaku, kurang kualitas

keterampilan, dan kurang kualitas kesehatan jasmani dan rohani.

Hal ini menunjukkan bahwa LP belum mampu mencapai tujuan

yang sebenarnya. Dimana tujuan LP yaitu membentuk warga binaan

agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki

diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima

kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam

pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang

baik dan bertanggungjawab.

Dari fenomena tersebut, dapat dipahami bahwa warga binaan

membuthkan kegiatan yang mampu menyentuh sisi psikologis dan

keagamaan. Oleh karena itu, kegiatan riyadhah menjadi penting untuk

dilakukan di LP. Karena dalam kegiatan riyadhah warga binaan

dibiasakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan untuk lebih mendekatkan

diri kepada Allah swt. Seperti berdzikir dan memperbanyak membaca

Al-Qur`an.

Sebelum kegiatan riyadhah menjadi kegiatan rutin di LP, pengurus

pemerintahan LP mencari solusi untuk mengatasi masalah-masalah

warga binaan sebagaimana telah dijelaskan di atas. Setelah melewati

diskusi yang cukup panjang dengan pihak pemerintahan daerah

Kabupaten Cianjur dan Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Cianjur,

maka tercetuslah ide untuk mendirikan pondok pesantren di LP. Atas

ijin dari pemeritah daerah Kabupaten Cianjur, maka berdirilah Pondok

Pesantren Terpadu At-Taubah LP Kelas II B Cianjur pada tahun 2012.

Setelah berdirinya pondok pesantren, maka dibuatlah rancangan

kegiatan untuk warga binaan, salah satu kegiatan tersebut adalah

riyãdhah.

Sudah 3 tahun Pondok Pesantren At-Taubah melaksanakan

riyãdhah rutin dua kali dalam seminggu. Kegiatan riyãdhah tersebut

diisi dengan berdzikir dan membaca ayat-ayat Al-Qur`an seperti surat

al-Fãtihah [1], al-Ikhlãs [112], al-Falaq [113], an-Nãs [114], al-

Baqarah [2] ayat 1-5; ayat 163; 255; dan ayat 284-286; Hȗd [11] ayat

73, dan al-Ahzãb [33] ayat 33 dan 56, dan Yãsin.

15

Wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah LP Kelas II

B Cianjur, T. Muchtar Gozali, Cianjur, 24 April 2017

Page 25: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

9

Dengan kegiatan riyãdhah ini, pihak LP berharap agar warga

binaan mampu berubah menjadi pribadi lebih baik dengan kualitas

keagamaan yang baik pula.

Tradisi yang berjalan di Pondok Pesantren At-Taubah LP Kelas

II B Cianjur ini, dalam ranah studi Al-Qur`an bisa dikategorikan sebagai

Living Qur`an.16

Atas dasar uraian di atas, penulis ingin mengangkat tema yang

berkaitan dengan Al-Qur`an yang menjadi kajian Living Qur`an, dengan

judul Analisa Pemahaman Santri Terhadap Ayat-ayat Al-Qur`an dalam

Kegiatan Riyãdhah Serta Implikasinya dalam Kehidupan Sehari-hari

(Studi Living Qur`an di Pondok Pesantren Terpadu At-Tauabah LP Kelas

II B Cianjur).

Dalam penelitian ini, penulis akan membahas mengenai

pemahaman santri Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah LP kelas II B

Cianjur terhadap ayat-ayat Al-Qur`an yang digunakan dalam kegiatan

riyãdhah serta pengaruhnya terhadap psikologis warga binaan.

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah a. Minimnya interaksi warga binaan dengan Al-Qur`an.

b. Belum banyak kegiatan yang mampu menyentuh sisi religius

warga binaan.

c. Warga binaan memerlukan pendampingan batin, dimana hal

tersebut belum banyak diberikan oleh pemerintahan pengurus

LP.

d. Kegiatan riyãdhah dan interaksi warga binaan dengan Al-

Qur`an belum banyak diteliti.

2. Pembatasan Masalah Untuk memperjelas persoalan dan permasalahan yang akan

dibahas dalam penulisan tesis ini, maka perlu disampaikan

pembatasan masalah. Hal ini diperlukan agar pembahasan tidak

melebar kepada materi-materi yang tidak berkaitan dengan judul

tesis. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis

membatasi masalah hanya pada hal-hal berikut ini:

a. Mengkaji pemahaman santri terhadap ayat-ayat Al-Qur`an

yang digunakan dalam kegiatan riyãdhah di Pondok

Pesantren Terpadu At-Taubah LP Kelas II B Cianjur.

16

Didi Junaedi, ―Living Qur`an : Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur`an

(Studi Kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa Kalimukti Kec. Pabedilan Kab

Cirebon)‖, h. 172

Page 26: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

10

b. Analisis implikasi pemahaman santri mengenai ayat-ayat Al-

Qur`an yang digunakan dalam kegiatan riyãdhah terhadap

kondisi psikologis para santri Pondok Pesantren Terpadu At-

Taubah LP Kelas II B Cianjur yang mengikuti kegiatan

riyãdhah.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah yang akan

dijawab oleh tesis ini adalah:

1. Bagaimana pemahaman santri terhadap ayat-ayat Al-Qur`an

yang digunakan dalam kegiatan riyãdhah di Pondok

Pesantren Terpadu At-Taubah LP Kelas II B Cianjur?

2. Apa pengaruh pemahaman mengenai ayat-ayat Al-Qur`an

dalam riyãdhah terhadap kondisi psikologis santri yang

mengikuti kegiatan riyãdhah?

C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin

dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisa pemahaman santri terhadap ayat-ayat Al-

Qur`an yang digunakan dalam kegiatan riyãdhah di Pondok

Pesantren Terpadu At-Taubah LP Kelas II B Cianjur.

2. Untuk menganalisa pengaruh pemahaman santriterhadap ayat-

ayat Al-Qur`an dalam riyãdhah terhadap kondisi psikologis

santri yang mengikuti kegiatan riyãdhah.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan gambaran mengenai ayat-ayat Al-Qur`an yang

digunakan dalam riyãdhah di Pondok Pesantren Terpadu At-

Taubah LP Kelas II B Cianjur serta pemaknaan ayat-ayat

tersebut menurut para santri.

b. Memberikan gambaran mengenai pengaruh pemaknaan ayat-ayat

Al-Qur`an dalam riyãdhah terhadap kondisi psikologis santri

yang mengikuti kegiatan riyãdhah.

c. Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan

pengetahuan ilmiah pada bidang Ulumul Qur`an.

Page 27: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

11

E. Kajian Pustaka

Sejauh ini kajian mengenai living Qur`an sudah banyak dilakukan.

Agar tidak terjadi penelitian yang tumpang tindih, penulis terlebih

dahulu melakukan studi kepustakaan.

Menurut penelitian penulis, kajian mengenai living Qur`an

dan riyadhah banyak didapati dalam beberapa karya tulis berupa

buku, artikel, skripsi, maupun tesis yang kemudian penulis jadikan

sebagai buku rujukan. Diantara karya tulis tersebut, yaitu:

1. Moh. Muhtador, 2014, jurnal ―Pemaknaan Ayat Al-Qur`an dalam

Mujahadah: Studi Living Qur’an di PP Al-Munawwir Krapyak Komplek

Al- Kandiyas‖. Dalam jurnal ini, Moh. Muhtador meberikan pemaparan

mengenai ayat-ayat Al-Qur`an yang digunakan dalamkegiatan

Mujahadah di PP Al-Munawar Krapyak. Moh. Muhtador mendapatkan

hasil penelitian yaitu kegiatan Mujahadah sebagai media untuk

mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara berzikir yang diambil dari

potongan ayat-ayat Al-Qur‘an telah memberikan keyakinan kepada

pengamalnya dan telah menjadikan Al-Qur‘an hidup dalam kehidupan.17

Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan terletak pada ayat-

ayat Al-Qur`an yang dibaca dalam kegiatan tersebut. Dimana dalam

jurnal tersebut disebutkan bahwa ayat-ayat Al-Qur`an yang dibaca

adalah surat al-Fãtihah 1.000 kali, Yãsin, al-Ikhlãs, al-Falaq, an-Nãs,

al-Baqarah ayat 1-5, al-Baqarah ayat 255, akhir surat al-Baqarah, dan

surat at-Taubah ayat 18-10 sebanyak 7 kali. Sedangkan dalam kegiatan

riyãdhah di Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah LP Kelas II B Cianjur

ayat-ayat Al-Qur`an yang dibaca adalah surat al-Fãtihah, al-Ikhlãs,

al-Falaq, an-Nãs, al-Baqarah ayat 1-5; ayat 163; 255; dan ayat

284-286; Hȗd ayat 73, dan al-Ahzãb ayat 33 dan 56, dan Yãsîn.

2. Siti Fauziah, 2014, jurnal ―Pembacaan Al-Qur`an Surat-surat

Pilihan di Pondok Pesantren Putri Daar Al-Furqon Janggalan

Kudus (Studi Living Qur`an)‖. Penelitian yang dilakukan oleh Siti

Fauziah difokuskan pada surat-surat pilihan yang rutin dibaca di

Pondok Pesantren Putri Daar Al-Furqon Janggalan Kudus. Surat-

surat pilihan tersebut adalah surat Yasin, suratal-Mulk, surat al-

Waqi`ah, surat ad-Dukhan, dan surat ar-Rahman. Hasil dari

penelitian ini yaitu pembacaan Al-Qur‘an surat-surat pilihan di

Pondok Pesantren Putri Daar Al-Furqon adalah praktik bacaan al-

Qur‘an yang dilaksanakan secara komunal, yang termasuk pada

bentuk pembacaan sebagai suatu ritual dengan asal-usul

17

Moh. Muhtador, ―Pemaknaan Ayat al-Qur`an dalam Mujahadah: Studi Living

Qur‘an di PP Al-Munawwir Krapyak Komplek Al- Kandiyas‖, dalam Jurnal Penelitian, vol.

iix, no. 1, 2014

Page 28: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

12

pembacaan yang struktural.18

Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian yang penulis lakukan terletak pada ayat-ayat Al-Qur`an

yang dibaca. Dalam penelitian penulis, ayat-ayat Al-Qur`an yang

dibaca adalah surat al-Fãtihah, al-Ikhlãs, al-Falaq, an-Nãs, al-

Baqarah ayat 1-5; ayat 163; 255; dan ayat 284-286; Hȗd ayat 73,

dan al-Ahzãb ayat 33 dan 56, dan Yãsîn.

3. Ahmad Atabik, 2014, jurnal ―The Living Qur`an : Potret Budaya Tahfiz

Al-Qur`an di Nusantara. Ahmad Atabik. Penelitian ini terfokus pada

budaya Tahfizh Al-Qur`an di Nusantara. Dari penelitian iniakan terlihat

respons sosial (realitas) komunitas muslim untuk membuat hidup dan

menghidup-hidupkan Al-Qur‘an melalui sebuah interaksi yang

berkesinambungan. Pada intinya, menafsirkan Al-Qur`an yang hidup dan

memaknai Al-Qur`anisasi kehidupan, dengan metode pendekatan sosial-

budaya, akan memunculkan fenomena umat Islam ke dalam berbagai

pemaknaan terhadap al-Qur‘an sebagai sebuah kitab yang berisi firman-

firman Allah swt. Kemudian pemaknaan ini dapat menghadirkan arti

dalam kehidupan sehari-hari, yang bahkan kemudian kadang-kadang

terlihat seperti berlawanan dengan prinsip-prinsip dasar dari ajaran yang

terdapat dalam al-Qur‘an. Semuanya ini adalah beberapa upaya

komunitas muslim untuk menghadirkan al-Qur‘an dalam kehidupannya

(living Qur’an).19

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh penulis, karena penulis tidak melakukan penelitian

mengenai budaya atau tradisi tahfîzh. 4. Didi Junaedi, 2015, Jurnal ―Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian

Al-Qur`an (Studi Kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan

Desa Kalimukti Kec. Pabedilan Kab. Cirebon). Penelitian ini fokus

terhadap pembacaan surat Al-Waqi‘ah di di Pondok Pesantren As-

Siroj Al-Hasan Desa Kalimukti Kec. Pabedilan Kab. Cirebon.

Hasil dari penelitiannya, yaitu: tujuan dari tradisi pembacaan surat

Al-Waqi‘ah yang dilakukan setiap hari, adalah untuk memperoleh

kelapangan rezeki, mendapatkan ampunan (maghfirah), dan

mendapatkan kasih sayang (rahmat) dari Allah Swt.20

Dalam

penelitian ini, ayat-ayat Al-Qur`an yang dibaca hanya surat al-

Waqi‘ah saja. Sedangkan dalam penelitian penulis, ayat-ayat Al-

Qur`an yang dibaca adalah surat al-Fãtihah, al-Ikhlãs, al-Falaq,

18

Siti Fauziah, ―Pembacaan Al-Qur`an Surat-surat Pilihan di Pondok Pesantren

Putri Daar Al-Furqon Janggalan Kudus (Studi Living Qur`an)‖, dalam Jurnal Studi Ilmu-

ilmu Al-Qur`an dan Hadis, vol. xv, 2014 19

Ahmad Atabik, ―The Living Qur`an: Potret Budaya Tahfiz Al-Qur`an di

Nusantara‖, dalam Jurnal Penelitian, vol. iix, no. I, 2014. 20

Didi Junaedi,‖ Living Qur`an : Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur`an

(Studi Kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa Kalimukti Kec. Pabedilan Kab.

Cirebon)‖, dalam Journal of Qur`an and Hadith Studies, vol. iv, no. 2, 2015.

Page 29: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

13

an-Nãs, al-Baqarah ayat 1-5; ayat 163; 255; dan ayat 284-286;

Hȗd ayat 73, dan al-Ahzãb ayat 33 dan 56, dan Yãsîn.

5. Muhammad Ali, 2015, jurnal ―Kajian Naskah dan Kajian Living

Qur`an dan Living Hadith‖. Muhammad Ali memfokuskan

penelitiannya pada kajian naskah dan kajian Living Qur`an dan

Living Hadis. Hasil dari penelitian ini yaitu kajian naskah Al-

Qur`an dan Hadis tetap penting dan harus dikembangkan. Namun,

kajian Living Qur`an dan Living Hadith memiliki peluang yang

besar. Kelemahan-kelemahan pada kajian naskah tekstual dapat

ditutupi dengan kelebihan-kelebihan kajian kontekstual praktikal.

Sebaliknya, kekurangan-kekurangan pada kajian kontekstual dapat

ditutupi dengan kajian tekstual.21

Penelitian yang penulis lakukan

berbeda dengan penelitian ini, karena penulis tidak membahas

pada kajian naskah dan Living Hadis.

6. Mochammad Rizal Fanani, Mahasiswa Pascasarjana Institut

Agama Islam Negeri Tulungagung, 2016. Mochammad Rizal

menulis tesis dengan judul ―Kajian Living Qur`an Ayat-ayat

Pengobatan dalam Kitab Sullam Al-Futuhat Karya KH. Abdul

Hannan Mashum‖. Penelitian ini hanya terfokus pada ayat-ayat

Al-Qur`an yang digunakan untuk pengobatan. Hasil dari penelitian

ini yaitu dalam kitab Sullam al-Futuhat terdapat beberapa ayat

yang digunakan sebagai media pengobatan dengan berbagai

macam cara yang berbeda-beda dalam setiap pengobatan yang

dilakukan.22

Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan

yaitu ayat-ayat Al-Qur`an yang penulis bahas dalam tesis ini

bukan terfokus pada ayat-ayat Al-Qur`an untuk pengobatan,

melainkan ayat-ayat Al-Qur`an yang digunakan dalam riyãdhah.

F. Teknik dan Sistematika Penulisan

Untuk mencapai suatu kesimpulan yang dituju dan

mempermudah penyusunan tesis ini, penulis membagi pembahasan

menjadi beberapa bab yang antara satu bab dengan bab yang lain

memiliki keterkaitan.

Bab pertama berisi pijakan dalam penelitian yang terbagi

menjadi enam sub bab. Sub bab pertama berisi latar belakang

masalah. Sub bab kedua berisi permasalahan yang meliputi

21

Muhammad Ali, ―Kajian Naskah dan Kajian Living Qur`an dan Living Hadith‖,

dalam Journal of Living Qur`an and Hadith, vol. iv, no. 2, 2015 22

Mochammad Rizal Fanani, Kajian Living Qur`an Ayat-ayat Pengobatan dalam

Kitab Sullam Al-Futuhat Karya KH. Abdul Hannan, Mashum. (Tesis Prodi Ilmu Al-Qur`an

dan Tafsir Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, 2016)

Page 30: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

14

identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah.

Sub bab ketiga berisi tentang tujuan penelitian. Sub bab keempat

berisi pemaparan kegunaan penelitian. Sub bab kelima berisi tinjauan

pustaka. Sub bab keenam sistematika penulisan.

Bab kedua berisi tentang kajian teoritis. Bab kedua ini terdiri

dari empat sub bab. Sub bab pertama berisi penjelasan mengenai

Living Qur`an. Sub bab kedua berisi tentang penjelasan mengenai

riyãdhah. Sub bab ketiga berisi tentang ayat-ayat yang digunakan

dalam kegiatan riyãdhah. Sub bab keempat berisi penjelasan

mengenai tahlil.

Bab ketiga penulis memaparkan metode penelitian. Bab ini

berisi 6 sub bab, yaitu lokasi dan waktu penelitian, jenis dan

pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data, dan validitas data.

Bab keempat analisis kegiatan riyãdhah di Pesantren Terpadu

At-Taubah LP Kelas II B Cianjur. Bab ini berisi empat sub bab,

dimana sub bab pertama menjelaskan mengenai profil pesantren. Sub

bab kedua berisi tentang implementasi/penerapan kegiatan riyãdhah

di Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah LP Kelas II B Cianjur. Sub

bab ketiga menjelaskan tentang analisis pemahaman santri terhadap

ayat-ayat Al-Qur`an yang digunakan dalam kegiatan riyãdhah. Sub

bab keempat berisi tentang implikasi/pengaruh kegiatan riyãdhah

dalam kehidupan sehari-hari.

Bab kelima merupakan bab terakhir dalam tesis ini, yang

berisi tentang kesimpulan dari pembahasan secara keseluruhan.

Pertanyaan yang terdapat pada perumusan masalah akan terjawab

pada bab ini. Dalam bab ini juga memuat saran-saran penulis bagi

pembaca.

Page 31: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

154

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan uraian yang telah penulis paparkan

pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:

1. Pemahaman Santri Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah LP Kelas

II B Cianjur sangat beragam. Berikut pemahaman mereka:

a. Surat al-Fãtihah

1) Surat paling agung karena merupakan induk Al-Qur`an

2) Doa untuk apa pun

3) Membaca surat al-Fãtihah sama dengan membaca seluruh Al-

Qur`an

4) Kegunaan nya sama dengan ayat-ayat yang lain. hanya

berbeda dalam segi waktu membacanya saja

b. Surat al-Ikhlãs, al-Falaq, dan an-Nãs

1) Perlindungan diri dari gangguan setan dan musibah

2) Perlindungan diri dari orang-orang zhalim

3) Doa untuk memperkuat keyakinan

4) Membaca surat al-Ikhlãs sebanyak 3 kali sama dengan

membaca seluruh Al-Qur`an

c. Surat al-Baqarah ayat 1-5 dan ayat 163

1) Sama dengan ayat-ayat yang lain

2) Tidak tahu

d. Surat al-Baqarah ayat 255

1) Perlindungan dari gangguan setan

2) Doa agar diberi keselamatan ketika bepergian

3) Mengobati penyakit luar dan dalan

4) Mengusir setan (mengobati kerasukan)

e. Surat al-Baqarah ayat 284-286, surat Hȗd ayat 73, Surat al-

Ahzãb ayat 33, dan surat al-Ahzãb ayat 56.

Narasumber tidak memiliki pemahaman mengenai ayat-

ayat ini, sehingga penulis tidak mendapat jawaban ketika penulis

bertanya mengenai pemahaman santri terhadap ayat-ayat ini.

2. Pengaruh dari pemahaman-pemahaman santri tersebut membuat

santri menjadi tenang jiwanya, lembut hatinya, beretika, dan sabar.

Hal ini disebabkan santri sudah menyerahkan segala urusannya

kepada Allah swt. melalui doa-doa yang dipanjatkan yang terselip

dalam ayat-ayat Al-Qur`an yang dibacanya.

Page 32: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

155

B. Saran

Dari hasil penelitian penulis pada kesimpulan di atas, penulis

mencoba untuk memberikan masukan sebagai berikut:

1. Kepada pihak pondok Pesantren terpadu At-Taubah LP Kelas II B

Cianjur agar meningkatkan pembelajaran dalam bidang Tafsir Al-

Qur`an dan Hadis. Agar pengetahuan santri tidak hanya sebatas atau

ajaran turun temurun dari nenek moyang. Selain itu juga diharapkan

agar bacaan-bacaan dalam kegiatan riyâdhah di tambah

kuantitasnya.

2. Agar para asatidz Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah LP Kelas II

B Cianjur agar memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada

santri dalam bidang Tafsir Al-Qur`an dan Hadis.

3. Kepada santri Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah LP Kelas II B

Cianjur agar lebih bersemangat dalam menggali ilmu-ilmu agama

Islam.

Page 33: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

156

DAFTAR PUSTAKA

Alba, Cecep, Tasawuf dan Tarekat. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. 2014.

Ali, Fahry dkk, Merambah Jalan Baru, Rekontruksi Pemikiran

Indonesia Masa Orde baru. Bandung : Mizan. 1990.

Ali, Muhammad, “Kajian Naskah dan Kajian Living Qur`an dan

Living Hadith”. Journal of Living Qur`an and Hadith,.vol. iv. 2015

Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, Madarijus Salikin (Pendakian Menuju

Allah), terj. Kathur Suhardi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 1998.

Ambari dkk, Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.

1999.

Amin, Darori, Islam dan Kebudayaan Jawa, Yogyakarta: Gama

Media, 2002.

Amin Haedari. Masa Depan Pesantren dalam Tantangan

Modernitas. Jakarta : IRD Press. 2005.

Anies, Madchan, Tahlil dan Kenduri: Tradisi Santri dan

Kyai.Yogyakarta. Lentera Pesantren. 2009.

Anwar, Rosihon dkk, Ilmu Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia. 2004.

Arifin, Muzayn, Kapita Selekta Pendidikan Umum dan Agama.

Semarang: Toha Putra.

Arikunto, Suharsini, Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

2000.

Armstrong, Amatullah, Kunci Memasuki Dunia Tasawuf, terj. M. S.

Nashrullah, dkk. Bandung: Mizan. 1996.

Atabik, Ahmad, “The Living Qur`an: Potret Budaya Tahfiz Al-

Qur`an di Nusantara”. Jurnal Penelitian. vol. iix. 2014.

Athaillah, A, Sejarah Al-Qur’an: Verifikasi Tentang Otentisitas Al-

Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010.

Page 34: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

157

Azad, Maulana Abul Kalam, Hikmah Al-Fatihah Konsep Tuhan

Dalam Al-Qur`an, terj. Tim Mushaf, Depok: Mushaf, 2007.

Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group. 2005.

Baidan, Nasruddin, Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. 2011.

Bawani, Imam dkk, Pesantren Buruh Pabrik. Yogyakarta: Lkis.

2011.

Bruinessen, Martin Van, Kitab Kuning, Pesantren dan Tareka

(Tradisi-tradisi Islam di Indonesia). Bandung: Mizan. 1995.

al-Bukhãrî, Abȗ „Abdillãh Muhammad bin Ismã‟îl bin Ibrãhîm bin

al-Mughîrah bin Bardizbah, Shahîh al-Bukhãrî. Kairo:.Dar al-Hadis, 2000.

Chodjim, Ahmad, Al-Falaq, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2002.

ad-Dãrimî, „Abdullãh bin „Abdurraḫmãn Abȗ Muhammad, Sunan ad-

Dãrimî. Beirut. Dãr al-Kitãb al-„Arabi. 1407 H.

Danusiri, Tahlil dan Tahlilan, Jurnal Tentang Tahlil dan Tahlilan,

Dasteghib, Tafsir Surat Yasin, terj. Ibnu Fauzi al-Muhdhar, Jakarta:

Cahaya, 2005.

Daulay, Haidar Putra, Pendidikan Islam, Dalam Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta : Prenada Media. 2004.

Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES. 1982.

Eldeeb, Ibrahim, Be a Living Qur`an Petunjuk Praktis Penerapan

Ayat-ayat Al-Qur`an dalam Kehidupan Sehari-hari, terj. Faruq Zaini.

Ciputat: Lentera Hati. 2009.

Emerson, Robert, Contemporary Field Research, W. Lawrence

Neuman, Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif, terj. Edina T. Sofia. Jakarta: PT. Indeks. 2013.

Faiqah, Nyai, Agen Perubahan di Pesantren. Jakarta : Kucica. 2003.

Page 35: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

158

Faisal, Sanipah, Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha

Nasional. 1982.

Faizin, Hamam, “Mencium dan Nyunggi Al-Qur`an Upaya

Pengembangan Kajian Al-Qur`an Melalui Living Qur`an”. Jurnal Suhuf. vol.

IV. 2011.

Faizin, Hamman, “AL-Qur`an Sebagai Fenomena yang Hidup:

Kajian atas Pemikiran Para Sarjana Al-Qur`an,”

Fanani, Mochammad Rizal, Kajian Living Qur`an Ayat-ayat

Pengobatan dalam Kitab Sullam Al-Futuhat Karya KH. Abdul Hannan,

Mashum. Tesis Prodi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Pascasarjana Institut

Agama Islam Negeri Tulungagung, 2016.

Fathoni, Muhammad Kholid, Pendidikan Islam dan Pendidikan

Nasional (Paradigma Baru). Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam

Depag RI. 2005.

Fauziah, Siti, “Pembacaan Al-Qur`an Surat-surat Pilihan di Pondok

Pesantren Putri Daar Al-Furqon Janggalan Kudus (Studi Living Qur`an)”.

Jurnal Studi Ilmu-ilmu Al-Qur`an dan Hadis. vol. xv. 2014

Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif; Teori dan Praktek.

Jakarta: Bumi Aksara. 2013.

Haedari, Amin dkk, Panorama: Pesantren Dalam Cakrawala

Modern. Jakarta: Diva Pustaka. 2004.

Haedari, Amin, Transformasi Pesantren: Pengembangan Aspek

Pendidikan, Keagamaan, dan Sosia. Jakarta: LekDIS & Media Nusantara.

2006.

Hamzah, Amir, Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam.

Jakarta: Mulia Offset. 1989.

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Page 36: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

159

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada. 1995.

HM, Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum.

Jakarta:Bumi Aksara.1991.

Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan

Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Erlangga. 2009.

Institut Ilmu Al-Qur`an, Buku Panduan Penulisan Proposal, Tesis

dan Disertasi Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur`an Jakarta.

Jakarta: IIQ Press. 2017.

Junaedi, Didi “Living Qur`an : Sebuah Pendekatan Baru dalam

Kajian Al-Qur`an (Studi Kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa

Kalimukti Kec. Pavedilan Kab Cirebon)”. Journal of Al-Qur`an and Hadith

Studies. vol. iv. 2015.

Kafrawi, Pembaharuan Studi Pendidikan Pondok Pesantren Sebagai

Usaha Pembentukan Prestasi Kerja dan Pembinaan Kesatuan Bangsa.

Jakarta : Cemara Indah. 2004.

Karim, Rusli, Pendidikan Islam di Indonesia dalam Transformasi

Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana. 1991.

Katsir, Ibnu, Tafsir Al-Qur`an Al-‘Azhim, juz. 1, h. 53

Kesuma, Tri Mastoyo Jati, Pengantar Metode Penelitian Bahasa.

Yogyakarta: Carasvatibooks. 2006.

Khosin, Tipologi Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka. 2006.

Ma‟luf, Louis, Kamus Munjid. Beirut: Dar al-Mishria. 1986.

Ma‟shum, Saifullah , Dinamika Pesantren. Jakarta: Yayasan Islam

al-Hamidiyah dan Yayasan Saifuddin Zuhri. 1998.

Madjid, Nurcholis, Bilik-bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan.

Jakarta: Paramadina. 1997.

Page 37: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

160

Mahjuddin, Akhlak Tasawuf II: Pencarian Ma’rifah Bagi Sufi Klasik

dan Penemuan Kebahagiaan Batin Bagi Sufi Kontemporer. Jakarta: Kalam

Mulia. 2012.

Mahmud, Model-model Pembelajaran di pesantren. Tangerang:

Media Nusantara. 2006.

Maksum, Muhammad, Refleksi Pesantren: Otokritik dan Prospektif.

Jakarta: Ciputat Institut. 2007.

Mansur dkk, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan di Indonesia. Jakarta:

Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. 2005.

Mansur,,M. dkk, Living Qur`an dalam Lintasan Sejarah Studi

Qur’an. Yogyakarta: Th Press. 2007.

Mansur, Mohd, Khasiat dan Mukjizat Surah Al-Fatihah, Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 1995.

Marzuki, Metodologi Riset,. Yogyakarta: BPFE. 1998.

Mas‟ud, Abdurrahman, Dari Haramain ke Nusantara, Jejak

Intelektual Arsitektur Pesantren. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

2006.

Mas‟ud, Abdurrahman, Intelektual Pesantren, Yogyakarta: LKIS,

2004

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2002.

Mufid, Achmad A. R, Risalah Kematian (Merawat jenazah, Tahlil,

Tawasul, Ta’ziyah, dan Ziarah Kubur), Yogyakarta: Total Media, 2007.

Muhtador, Moh., “Pemaknaan Ayat al-Qur`an dalam Mujahadah:

Studi Living Qur‟an di PP Al-Munawwir Krapyak Komplek Al- Kandiyas”.

Jurnal Penelitia., vol. iix. 2014.

Mujib, Abdul, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada

Media. 2006.

Page 38: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

161

Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mustaqim, Abdul, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis.

Yogyakarta: Teras. 2007.

an-Nakhrawi, Arifin, Ajaran-ajaran Sufi Imam al-Ghazali. Surabaya:

Delta Prima Press. 2013.

Nasehudin, Toto Syatori dan Nanang Gozali, Metode Penelitian

Kuantitatif. Bandung: Pustaka Setia. 2012.

an-Nasã‟î, Ahmad bin Syu‟aib Abȗ „Abd ar-Rahmãn, Sunan an-

Nasã’î al-Kubrã. Beirut. Dãr al-Kutub al-„Ilmiyah.1991.

Nata, Abuddin, Ilmu pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada

Media. 2010.

Nawawi, “Sejarah dan Perkembangan Pesantren”. Jurnal Studi Islam

dan Budaya . 2006.

Nazir, Moh., Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2003.

Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group. 2009.

Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah, Buku Saku Tahlil, Doa

Tahlil, Surat Yasin, Istighosah, Asmaul Husna.

Prawiranegara, Alamsyah Ratu, Pembinaan Pendidikan Agama.

Jakarta: Departemen Agama RI.

Putra, Heddy Shri Ahimsa, “The Living Al-Qur‟an: Beberapa

Perspektif Antropologi,”. Jurnal Walisongo 20,.vol. 1. 2012.

Al-Qazwini, Muhammad bin Yazîd Abȗ „Abdillãh, Sunan Ibnu

Majah. Beirut. Dãr al-Fikr. t.th

Qiraati, Mohsen, Tafsir Anak Muda (Surat Yasin), terj. Salman Nano,

Jakarta: Al-Huda, 2005.

Page 39: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

162

Qomar, Mujamil, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju

Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga. 2009.

Quthb, Sayyid, Fi Zhilal Al-Qur`an, terj. As‟ad Yasin dkk, Jakarta:

Gema Insani, 2004.

Rahardjo, M. Dawam, Pesantren dan Pembaharuan. Jakarta: LP3ES.

1988.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2011.

Rofiq, Ahmad, Fiqih Aktual, Semarang: Mediatama Press, 2004.

Shihab, Umar, Kontektualitas Al-Qur’an. Jakarta: Penamadani. 2005.

as-Sijistani , Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy‟at, Sunan Abi Dawud.

Beirut. Dar al-Kitab al-„Arabi, t.th.

Soehadha, Moh, Metode Penelitian Sosial Kualitatif untuk Studi

Agama. Yogyakarta: SUKA Press. 2012.

Soemarjan, Selo, Perubahan Sosial di Yogyakarta. Yogyakarta:

Gajahmada Pers.

Subagyo, Joko, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta. 2011.

Subhan, Arief, Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad ke-20:

Pergumulan antara Modernisasi dan Identitas. Jakarta: UIN Press. 2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.

Bandung: Alfabeta. 2014.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan,.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2007.

as-Sulamî, Muhammad bin „Îsã Abȗ „Îsã at-Tirmidzî, Al-Jãmi’ As-

Shahîh Sunan At-Tirmidzî. Beirut. Dãr Ihyã At-Turats al-„Araby, t.th.

Suwito dkk, Perkembangan Pendidikan Islam di Nusantara: Studi

Perkembangan Sejarah dari Abad 13 Hingga Abad 20 M”. Bandung:

Angkasa. 2004.

Page 40: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

163

as-Syaibani, Ahmad bin Hanbal Abȗ „Abdillãh, Musnad Ahmad bin

Hanbal.Kairo. Muassasah Qurtubah. t.th.

Ash-Shaym, Muhammad, Menyingkap Rahasia Dibalik Penghabisan

Surat Al-Baqarah, terj. Ashari, Jakarta: Eska Media, tt.

Syamsuddin, Sahiron, “Penelitian Literatur Tafsir/ Ilmu Tafsir:

Sejarah, Metode dan Analisis Penelitian”. Makalah Seminar. Yogyakarta.

1999.

Syamsuddin, Sahiron, Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadis.

Yogyakarta: Teras. 2007.

Tebba, Sudirman, Nikmatnya Tahlil, Ciputat: Pustaka irVan, 2008.

Thoha, Zainal Arifin, Runtuhnya Singgasana Kyai, NU, Pesantren

dan Kekuasaan: Pencarian Tak Kunjung Usai. Yogyakarta: Kutub. 2003.

Tim Penulis Rumah Kitab, Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren.

Jakarta: Renebook. 2014.

al-Utsaimin, Muhammad bin Shalih, Tafsir Surat Yaasiin, terj. Arya

Noor & „Abdul „Aziz, Jakarta: Akbar, 2009.

Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:

Hidakarya Agung. 1982.

Zarkasyi, Abdullah Syukri, Gontor & Pembaharuan Pendidikan

Pesantren. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2005.

Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan

Obor. 2004.

Ziemek, Manfred, Pesantren dalam Perubahan Sosial. Jakarta: P3M.

1986.

Az-Zuhaili, Wahbah, Tafsir al-Munir, jil. 1, terj. Abdul Hayyie al-

Kattani, dkk, Jakarta: Gema Insani, 2013.

Wawancara

Page 41: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

164

Wawancara dengan Pimpinan Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah

LP Kelas II B Cianjur

Wawancara dengan Asatidz Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah

LP Kelas II B Cianjur

Wawancara dengan Santri Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah LP

Kelas II B Cianjur

Wawancara dengan Staf LP Kelas II B Cianjur

Page 42: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

PEDOMAN WAWANCARA (PIMPINAN PONDOK PESANTREN

TERPADU AT-TAUBAH LP KELAS II B CIANJUR)

Pertanyaan:

1. Kapan Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah didirikan?

2. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Pesantren Terpadu At-Taubah?

3. Mengapa diadakan kegiatan riyãdhah?

4. Ada berapa santri yang mengikuti kegiatan riyãdhah?

5. Apa tujuan diadakannya kegiatan riyãdhah?

6. Surat apa saja yang dibaca dalam riyãdhah?

7. Bagaimana pemahaman anda mengenai ayat-ayat yang dibaca dalam

kegiatan riyãdhah?

8. Mengapa surat Yãsîn yang dipilih untuk dibaca dalam kegiatan

riyãdhah?

9. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi santri?

10. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi lingkungan pesantren?

Page 43: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

PEDOMAN WAWANCARA (ASATIDZ PONDOK PESANTREN

TERPADU AT-TAUBAH LP KELAS II B CIANJUR)

Pertanyaan:

1. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Pesantren Terpadu At-Taubah?

2. Apa tujuan diadakannya kegiatan riyãdhah?

3. Mengapa surat Yãsîn yang dipilih untuk dibaca dalam kegiatan

riyãdhah?

4. Bagaimana pemahaman anda mengenai surat Yãsîn?

5. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah ini bagi santri?

6. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah ini bagi lingkungan pesantren?

Page 44: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

PEDOMAN WAWANCARA (STAF LP KELAS II B CIANJUR)

Pertanyaan:

1. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Pesantren Terpadu At-Taubah?

2. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi santri?

3. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi lingkungan pesantren?

Page 45: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

PEDOMAN WAWANCARA (PENGURUS DAN SANTRI PONDOK

PESANTREN TERPADU AT-TAUBAH LP KELAS II B CIANJUR)

Pertanyaan:

1. Apa motivasi anda mengikuti kegiatan riyãdhah?

2. Bagaimana pemahaman anda mengenai ayat-ayat yang dibaca dalam

kegiatan riyãdhah?

3. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi santri?

4. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi lingkungan pesantren?

Page 46: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

HASIL WAWANCARA (PIMPINAN PONDOK PESANTREN

TERPADU AT-TAUBAH LP KELAS II B CIANJUR)

Nama : KH. T. Muchtar Gozali AK, S.Sy, M.Si

TTL : Ciamis, 1 Januari 1966

Pendidikan : S.2

Alamat : Jl. Prof. Moh. Yamin Gg. Darna Rt/Rw. 04/03 Kel. Sayang

Kab. Cianjur

Pertanyaan:

1. Kapan Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah didirikan?

Jawaban: Tanggal 9 Mei tahun 2012

2. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Pesantren Terpadu At-Taubah?

Jawaban: Berawal dari permohonan dari salah Kalapas dan perwakilan

dari warga binaan kepada ketua MUI Cianjur untuk membantu

pembinaan di Lapas. Permohonan ini disampaikan dalam acara Maulid

Nabi Muhammad saw. pada tanggal 12 Februari 2012

3. Mengapa diadakan kegiatan riyãdhah?

Jawaban: Karena riyãdhah sendiri memiliki arti berlatih, atau latihan.

Artinya melatih jiwa berintegrasi dengan Sang Khalik. Latihan

mempunyai perasaan bahwa kita adalah seorang makhluk yang tidak

mempunyai daya dan upaya tanpa kekuasaan Sang Khalik. Maka dengan

riyãdhah ini, kita senantiasa menyadari bahwa selamanya Sang Khalik

selalu melihat kita, mendengarkan kita, memberikan kekuatan kepada

kita, memberikan rizki kepada kita, mendengarkan apa yang kita

ucapkan dan kita bisikkan dalam hati.

4. Apa tujuan diadakannya kegiatan riyãdhah?

Jawaban: Tujuan diadakan nya riyãdhah adalah untuk meningkatkan

keimanan. Dari mulai iman taklid, kemudian menjadi iman ilmu,

kemudian menjadi iman ‘ain al-yaqîn, kemudian menjadi iman haq al-

yaqîn, kemudian menjadi iman hakikat

5. Ada berapa santri yang mengikuti kegiatan riyãdhah?

Jawaban: Kurang lebih 75 orang

6. Apa saja rangkaian kegiatan riyãdhah?

Jawaban: Pertama, sepatah dua patah kata sebagai pengantar riyãdhah,

sebagai pengantar pengintegrasian kita kepada sang Khalik. Yang kedua,

hadiah tawasul, dari mulai Nabi, para sahabat, para tabi’in, shohibul

masyayikh, para ulama, yang terakhir kepada orangtua dan saudara yang

sudah meninggal, dikirim doa dengan membaca surat al-Fãtihah.

Page 47: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

Kemudian tahlil. Dilanjutkan dengan membaca surat Yãsin dengan tartil

dan dipandu. Ditutup dengan doa dan shalat hajat.

7. Bagaimana pemahaman anda mengenai ayat-ayat yang dibaca dalam

kegiatan riyãdhah?

a. Surat al-Ikhlãs, al-Falaq dan an-Nãs

Jawaban: Kalau dibaca sebelum tidur, dilanjutkan dengan membaca

surat al-Falaq dan an-Nas satu kali dan basmalah 21 kali, kemudian

diusapkan ke badan, maka akan dijaga dari kebakaran, kebanjiran,

dan orang-orang yang zhalim.

b. Surat al-Baqarah ayat 255

Jawaban: Sama (dengan surat al- Ikhlãs, al-Falaq dan an-Nãs), untuk

keselamatan juga.

c. Surat Yãsîn

Jawaban: Subhanallah banyak sekali fadhilahnya. Di majmu syarif

juga ada, apalagi di kitab-kitab lain, apalagi dibaca malam jum’at

atau hari jum’at. Mitsli tsawab (pahala) nya di transfer kepada ahli-

ahli yang sudah meninggalkan kita, yang sudah di alam barzah, itu

kan luar biasa. Jadi kalau kita membacakan surat Yasin lalu mitsli

tsawabnya di sampaikan kepada orang yang sudah meninggal maka

akan terasa nikmatnya. Disamping untuk mengurangi beban-beban

yang sudah ada. Itu untuk ahli alam barzah. Sekarang untuk ahli

dunia, berdasarkan keterangan, barangsiapa membaca surat Yasin

untuk keperluan tertentu, maka Allah swt. akan selalu

memperhatikan kita. Selain itu juga menyelesaikan, mempermudah

urusan kita.

8. Mengapa surat Yãsîn yang dipilih untuk dibaca dalam kegiatan

riyãdhah?

Jawaban: Referensi dari kitab Ihya ‘Ulum al-Diin dan kitab Tafsir Ibnu

Katsir, bahwa surat Yãsîn merupakan Qalb Al-Qur`an, hatinya Al-

Qur`an. Jadi, inti dari Al-Qur`an. Yang namanya hati itu kan pusat.

Tangan meraba atas petunjuk hati, mata melihat atas petunjuk hati,

telinga mendengar atas petunjuk hati, kaki melangkah juga atas petunjuk

hati. Jadi, panca indera itu beraktifitas atas petunjuk hati. Al-Qur`an juga

punya hati, yaitu surat Yãsîn.

9. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi santri?

Jawaban: Sungguh sangat signifikan. Karena riyãdhah itu artinya adalah

latihan. Maksudnya latihan disini adalah latihan lebih mendekatkan diri

kepada Allah dan bermuhasabah, latihan membaca kesalahan, itu intinya

riyãdhah. Makanya, orang yang sering melakukan riyãdhah itu hatinya

selalu luluh, tidak sombong, tidak ego, menerima kritikan orang lain.

10. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi lingkungan pesantren?

Jawaban: Jelas berkah. Makanan juga sekarang sudah serba ada.

Page 48: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …
Page 49: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

HASIL WAWANCARA (ASATIDZ PONDOK PESANTREN

TERPADU AT-TAUBAH LP KELAS II B CIANJUR)

Nama : D. Hidayat

Pertanyaan:

1. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Pesantren Terpadu At-Taubah?

Jawaban: Bapak mulai dari awal pendirian, mulai dari rapat mengadakan

pesantren ini bapak ikut rapat. Kemudian bapak ditugaskan sebagai

pengajar disini. Alasan didirikan pesantren adalah untuk memaksimalkan

ikhtiar dalam rangka membina hati manusia. Karena menurut analisa

para asatidz, manusia itu tangannya utusan hati, kaki utusan hati, bibir

utusan hati. Kalau hatinya gelap, hatinya buta, tentu tangan akan

bertindak semaunya, kaki bertindak semaunya, dan bibir berkata

semaunya, kalau hatinya nggak dikasih hidayah sama Allah. Tapi kalau

hatinya dikasih hidayah sama Allah, tangan, kaki, dan bibir akan berbuat

dalam hidayah Allah. Yang kedua, membantu usaha pemerintah dalam

rangka memberi kesadaran kepada umat manusia.

2. Apa tujuan diadakannya kegiatan riyãdhah?

Jawaban: Selain untuk meningkatkan keimanan, riyãdhah juga bertujuan

untuk mendapatkan hidayah dari Allah swt. dalam rangka

memaksimalkan ikhtiar. Karena apabila hidayah dibarengi dengan

ikhtiar, maka dampaknya sangat luar biasa dan akan kita rasakan

bersama.

3. Bagaimana pemahaman anda mengenai ayat-ayat yang dibaca dalam

kegiatan riyãdhah?

a. Surat Yãsîn

Jawaban: Sebuah hadis menyatakan bahwa apabila seseorang sedang

memiliki hajat, kemudian membaca surat Yasin, maka hajatnya akan

dikabulkan oleh Allah. Apabila orang yang sedang sakaratul maut

kemudian dibacakan surat Yasin, maka orang tersebut akan

dijauhkan sakaratul mautnya dari godaan setan.

4. Mengapa surat Yãsîn yang dipilih untuk dibaca dalam kegiatan

riyãdhah?

Jawaban: Yãsin itu Qalb Al-Qur`an. Sesungguhnya segala sesuatu itu

mempunyai hati. Hatinya Al-Qur`an adalah surat Yãsîn. Dalam tafsir

surat Yãsîn dijelaskan bahwa sebelum Allah menciptakan langit dan

bumi, Allah sudah terlebih dahulu menciptakan surat Yãsîn. Di surga

nanti, orang-orang ahli surga kebanyakan membaca surat Yãsîn dan surat

Thãhã. Oleh karena itu, dipilihlah surat Yasin. Alasannya karena:

Page 50: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

Pertama, Yãsîn adalah Qalb Al-Qur`an; Kedua, Yãsîn menjadi salah satu

bacaan ahli surga; Ketiga, Yãsîn menjadi tawasul agar kita mendapat

ijabah dari AllahApa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi santri?

Jawaban: Sungguh sangat signifikan. Karena riyãdhah itu artinya adalah

latihan. Maksudnya latihan disini adalah latihan lebih mendekatkan diri

kepada Allah dan bermuhasabah, latihan membaca kesalahan, itu intinya

riyãdhah. Makanya, orang yang sering melakukan riyãdhah itu hatinya

selalu luluh, tidak sombong, tidak ego, menerima kritikan orang lain.

5. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi santri?

Jawaban: banyak sekali pengaruhnya. Dulu bapak kalau datang kesini

takut, serem, santri nya boro-boro bersalaman sama bapak, acuh saja.

Tapi sekarang kalau datang kesini berubah. Kalau ketemu santri mereka

mengucapkan salam, mencium tangan, jadi lembut hatinya, tenang

jiwanya. Itulah diantara barokahnya riyãdhah.

6. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi lingkungan pesantren?

Jawaban: rizki semakin berlimpah. Idul Adha tahun lalu saja disini ada

qurban 33 ekor domba dan 2 ekor sapi. Sampai sekarang juga meskipun

di lapas, tapi makanan subur. Selain itu, rasa kasih sayang antara santri,

asatidz, dan staff lapas juga lebih terasa.

Page 51: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

HASIL WAWANCARA (STAF PONDOK PESANTREN TERPADU

AT-TAUBAH LP KELAS II B CIANJUR)

Nama : Edi Kuswandi

Jabatan : Registrator Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan

(Bimkemaswat)

Pertanyaan:

1. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Pesantren Terpadu At-Taubah?

Jawaban: Karna kami merasa warga binaan tidak ada perubahan dari segi

sikap, dari segi keagamaan. Jadi yang sudah keluar dari sini banyak yang

masuk lagi. Seperti tidak ada efek jera. Memang itulah yang terjadi.

Dulu sistemnya sistem kepenjaraan. Setelah sistem kepenjaraan mulai

berkembang sekarang menjadi sistem kemasyarakatan. Yang dulu sistem

kepenjaraan itu sistemnya kekerasan, karena agar dia jera. Kalau dia jera

kan otomatis takut sehingga tidak mau lagi masuk kesini. Setelah masuk

kesini, ternyata disini ilmu banyak. Tadinya dia mencuri ayam, karena

dia bergaul dengan pencuri motor, akhirnya dia saling tukar pengalaman

yang akhirnya setelah dia keluar jadi mencuri motor. Hal ini terjadi

karena ilmu yang didapatkan bukan ilmu keagamaan. Sedangkan yang

harusnya dibina itu bukan fisik, tapi rohani. Maka setelah adanya

pemikiran hal itu, Kalapas waktu itu mengajukan untuk didirikan

pesantren. Waktu itu Kalapasnya adalah bapak Philip Arafat, beliau non-

muslim. Beliau mengadakan pertemuan dengan MUI, dan akhirnya

disetujui.

2. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi santri?

Jawaban: perubahannya banyak. Dari yang dulunya sangar, serem,

sekarang santri sudah ada adab tatakrama nya. Kemudian dari segi

keamanan, sangat membantu sekali. Sebab, kalau dulu itu para napi atau

santri itu kebanyakan pikirannya ngeres, kasar, pengennya kabur. Tapi

sekarang sedikit mengurai ketegangan tersebut, tidak terlalu kasar.

Bahkan ada yang tadinya waktu di rumahnya nggak pernah shalat, nggak

pernah puasa, disini alhamdulillah shalat 5 waktu, puasa ramadhan full

satu bulan. Meskipun awalnya mereka melakukan semua itu karena

paksaan, tapi lama-lama menjadi kebiasaan.

3. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi lingkungan pesantren?

Jawaban: keamanan pesantren lebih meningkat.

Page 52: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

HASIL WAWANCARA (STAF PONDOK PESANTREN TERPADU

AT-TAUBAH LP KELAS II B CIANJUR)

Nama : Sarah

Jabatan : Staf Urusan Umum

Pertanyaan:

1. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi santri?

Jawaban: Sesama santri jadi saling menghargai, rajin beribadah,

sosialisasinya juga lebih baik. Kata-katanya lebih dijaga.

2. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi lingkungan pesantren?

Jawaban: Suasananya jadi lebih nyaman.

Page 53: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

HASIL WAWANCARA (PENGURUS PONDOK PESANTREN

TERPADU AT-TAUBAH LP KELAS II B CIANJUR)

Nama : Hendra Sulaeman

Umur : 32 tahun

Jabatan : Ra`is ‘ãm

Pekerjaan : Waktu penangkapan sebagai Punduh Desa

Pasal : 340 KUHP

Masa Pidana : 15 tahun

Pertanyaan:

1. Apa motivasi anda mengikuti kegiatan riyãdhah?

Jawaban: Waktu saya masuk kesini sudah ada kegiatan riyãdhah.

Disamping karena sudah peraturannya harus ikut riyãdhah, tetapi ada

keinginan dari diri sendiri juga untuk lebih mendekatkan diri kepada

Allah.

2. Bagaimana pemahaman anda mengenai ayat-ayat yang dibaca dalam

kegiatan riyãdhah?

a. Surat al-Fãtihah

Jawaban: Surat yang paling berharga. Kumpulan ayat-ayat Al-Qur`an

yang dikumpulkan dalam satu surat al-Fãtihah. Yang terdapat

kalimat basmalah. Kalau kita mau baca Al-Qur`an pasti membaca

basmalah dulu. Mau melakukan apa-apa juga baca basmalah dulu.

b. Surat al-Ikhlãs, al-Falaq, dan an-Nãs

Jawaban: Kata guru katanya kalau mau tidur harus baca surat al-

Ikhlãs. Buat penjagaan diri.

c. Surat al-Baqarah ayat 1-5 dan ayat 163

Jawaban: Sama dengan surat yang lain.

d. Surat al-Baqarah ayat 255

Jawaban: Kata guru, kalau mau bepergian, kalau mau tidur, baca ayat

kursi dulu sebagai perlindungan diri.

e. Surat al-Baqarah ayat 284-286

Jawaban: Pasti ada maknanya. Karena kalau nggak ada maknanya,

nggak mungkin para ulama mengamalkannya. Kalau guru nyuruh

baca, nggak mungkin nggak ada maknanya. Tapi saya belum tau

secara mendalam maknanya apa. Karena saya belum mempelajari hal

tersebut.

f. Surat Hȗd ayat 73, surat al-Ahzãb ayat 33, dan surat al-Ahzãb ayat

56

Jawaban: (Jawaban dari pertanyaan sebelumnya sudah mewakili).

g. Surat Yãsîn

Page 54: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

Jawaban: Untuk diri pribadi, pertama bisa menenangkan diri, kedua

bisa mendoakan orang lain, ketiga supaya dekat dengan Allah

mungkin berjalan dengan doa. Doanya mungkin apa saja, yang

dilengkapi oleh surat Yãsin.

3. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi santri?

Jawaban: Banyak pengaruhnya. Bisa menenangkan hati, mendekatkan

diri kepada Allah.

4. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi lingkungan pesantren?

Jawaban: Jadi lebih bermasyarakat.

Page 55: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

HASIL WAWANCARA (PENGURUS PONDOK PESANTREN

TERPADU AT-TAUBAH LP KELAS II B CIANJUR)

Nama : Asep Nurfalah

Umur : 36 tahun

Jabatan : Seksi pendidikan dan dakwah

Pekerjaan : Waktu penangkapan sebagai wiraswasta

Pasal : 81 ayat 1 tahun 2003

Masa Pidana : 11 tahun 2 bulan

Pertanyaan:

1. Apa motivasi anda mengikuti kegiatan riyãdhah?

Jawaban: Atas keinginan pribadi. Karena saya dulu masuk sini ada rasa

dendam karena tidak sesuai dengan perbuatan. Untuk menghilangkan

rasa dendam itu, saya dengan senang hati mengikuti riyãdhah. Karena

ingin menjadi lebih baik.

2. Bagaimana pemahaman anda mengenai ayat-ayat yang dibaca dalam

kegiatan riyãdhah?

a. Surat al-Fãtihah

Jawaban: Sebetulnya semua ayat atau surat yang dibaca dalam tahlil

itu sama, sama-sama ayat Al-Qur`an. Menurut pikiran saya

semuanya sama, cuma beda dipakainya, tahapannya beda-beda.

Seperti surat al-Fãtihah ada yang dibaca di waktu shalat, ada yang

dibaca waktu riyãdhah.

b. Surat al-Ikhlãs, al-Falaq, dan an-Nãs

Jawaban: sama seperti yang dijelaskan oleh Mama, dibaca sebelum

tidur dan seterusnya. Selain itu juga Rasulullah pernah mengadakan

sayembara, siapapun yang bisa khatam Al-Qur`an hari ini, orang itu

akan dijadikan mantu saya. Nah, beberapa lama kemudian, yang

lainnya lagi baca Al-Qur`an, Sayyidina Ali sudah selesai. Kemudian

Sayyidina Ali ditanya oleh Rasulullah, ‘kenapa kamu nggak baca Al-

Qur`an?’, Sayyidina Ali menjawab ‘saya sudah membaca surat al-

ikhlãs sebanyak tiga kali’. Rasulullah bertanya lagi ‘kenapa?’,

Sayyidina Ali menjawab, “karena membaca surat al-ikhlãs sebanyak

tiga kali sama dengan membaca Al-Qur`an satu kali khatam.

c. Surat al-Baqarah ayat 1-5 dan ayat 163

Jawaban: Sama dengan surat yang lain. Hanya beda waktu

membacanya saja.

d. Surat al-Baqarah ayat 255

Jawaban: Meskipun dibaca dalam riyadhah, tapi ada yang

dikhususkan seperti apabila mau bepergian, membaca ayat kursi dulu

biar selamat.

Page 56: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

e. Surat al-Baqarah ayat 284-286, surat Hȗd ayat 73, surat al-Ahzãb

ayat 33, dan surat al-Ahzãb ayat 56

Jawaban: (Jawaban dari pertanyaan sebelumnya sudah mewakili).

f. Surat Yãsîn

Jawaban: kan guru-guru mengatakan bahwa kalau seandainya kita

ada masalah apapun juga, bukan dikaitkan juga dengan ayat Al-

Qur`an, tapi kan kita memohon kepada Allah dengan jalan membaca

surat Yãsîn, dan kita juga diwajibkan membaca Al-Qur`an. Ketika

membaca surat Yãsîn, apa yang ada di pikiran kita, kemauan kita,

rasanya di ijabah oleh Allah swt. Dikarenakan sewaktu membaca

surat Yãsîn rasanya dingin, adem, dan juga untuk meredam nafsu

kita, dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Berdoa tetap kepada

Allah, tetapi perantara nya melalui surat Yãsîn.

3. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi santri?

Jawaban: Yang pertama, dulu saya tidak punya sopan santun, sekarang

sudah bisa belajar sopan santun, rasa kekeluargaan sudah terasa. Yang

kedua, karena berkah riyadhah, kalau belum melaksanakan shalat dhuha,

rasanya punya hutang, meskipun shalat dhuha sunat. Yang ketiga, lebih

mengingat kasih sayang sama orang-orang yang saya cintai yang saya

tinggalkan itu semakin dalam. Kalau dulu sayang hanya sekedar sayang

sama orang tua dan anak. Kalau sekarang, berkah dari doa-doa yang

dipanjatkan ketika riyadhah, itu ibarat tanah yang disiram air, menyerap

hati. sekarang kalau ada masalah saya lebih baik mengalah daripada

memperpanjang masalah. Hatinya lebih enak, tentram.

Page 57: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

HASIL WAWANCARA (PENGURUS PONDOK PESANTREN

TERPADU AT-TAUBAH LP KELAS II B CIANJUR)

Nama : Oni Syachrini

Umur : 48 tahun

Jabatan : Sekretaris

Pekerjaan : Waktu penangkapan sebagai guru

Pasal : 82

Masa Pidana : 6 tahun

Pertanyaan:

1. Apa motivasi anda mengikuti kegiatan riyãdhah?

Jawaban: Memang karena saya pengurus jadi harus ikut. Tetapi dari diri

sendiri juga memang ingin ikut riyãdhah.

2. Bagaimana pemahaman anda mengenai ayat-ayat yang dibaca dalam

kegiatan riyãdhah?

a. Surat al-Ikhlãs, al-Falaq, dan an-Nãs

Jawaban: Untuk penjagaan diri dari gangguan setan, katanya seperti

itu ya. Dan juga dari godaan teman yang mengajak kepada kejahatan.

b. Surat al-Baqarah ayat 1-5 dan ayat 163

Jawaban: Sama dengan surat yang lain. Hanya beda waktu

membacanya saja.

c. Surat al-Baqarah ayat 255

Jawaban: Untuk menjaga diri, kadang-kadang kan ada yang namanya

ilmu hitam atau sihir, katanya kalau mendawamkan ayat kursi bisa

menangkal ilmu hitam atau sihir tersebut. Terus kalau ada orang

yang kerasukan juga bisa diobati dengan ayat kursi. Kata para guru

seperti itu.

d. Surat al-Baqarah ayat 284-286, surat Hȗd ayat 73, surat al-Ahzãb

ayat 33, dan surat al-Ahzãb ayat 56

Jawaban: (Jawaban dari pertanyaan sebelumnya sudah mewakili).

e. Surat Yãsîn

Jawaban: Banyak sekali fadhilahnya. Tapi saya juga mungkin belum

pernah meneliti secara khusus. Karena saya sampai saat ini belum

pernah membaca buku mengenai fadhilah-fadilahnya. Salah satu

fadhilahnya mungkin karena saya sering membaca kandungannya,

fadhilahnya saya jadi lebih berhati-hati dalam menjalani hidup ini.

Karena di dalam Yãsin kan diceritakan bagaimana kalau orang

seperti ini bisa dihimpit oleh tanah segala macam.

3. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi santri?

Jawaban: Saya jadi merenung, betapa diri saya harus banyak sekali

mencuci diri atau mensucikan diri. Berbuat lebih baik lagi. Bahkan kalau

Page 58: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

kita sayang sama istri, sayang sama anak-anak, sayang sama keluarga,

tidak boleh melebihi sayang atau cinta kita kepada Allah swt. Karena

kadang-kadang istri bisa jadi musuh, anak bisa jadi musuh. Tapi kadang-

kadang anak juga bisa membawa kita ke surga juga. Yang lebih penting

kita harus taat kepada Allah swt. Jadi harus lebih taat kepada perintah

Allah swt. Segala sesuatu itu sudah ditentukan oleh Allah. Tidak boleh

dendam kepada orang lain, tidak boleh menyalahkan orang lain.

Page 59: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

HASIL WAWANCARA (PENGURUS PONDOK PESANTREN

TERPADU AT-TAUBAH LP KELAS II B CIANJUR)

Nama : Sigit Setiadi

Umur : 22 tahun

Jabatan : Bendahara

Pekerjaan : Waktu penangkapan sebagai pelatih pramuka

Pasal : 359 KUHP

Masa Pidana : 4 tahun 6 bulan

Pertanyaan:

1. Apa motivasi anda mengikuti kegiatan riyãdhah?

Jawaban: Untuk memperbaiki diri.

2. Bagaimana pemahaman anda mengenai ayat-ayat yang dibaca dalam

kegiatan riyãdhah?

a. Al-Fãtihah

Jawaban: Setau saya gini,setiap ucapan dalam Al-Qur`an itu adalah

doa. Doa nya untuk apa saja, tergantung pribadi masing-masing.

Karena setiap orang memiliki doa berbeda. Kalau untuk saya pribadi

doanya ingin menjadi lebih baik, baik lahir maupun batin, kemudian

mendoakan orang tua agar menjadi lebih baik. Intinya, yang pertama

supaya kita menjadi lebih baik, yang kedua mendapatkan ridho dari

Allah swt., yang ketiga agar menjalani hidup ini dipermudah dan

diperindah.

b. Surat al-Ikhlãs, al-Falaq, an-Nãs, al-Baqarah ayat 1-5, al-Baqarah

ayat 163, al-Baqarah ayat 255, al-Baqarah ayat 284-286, surat Hȗd

ayat 73, surat al-Ahzãb ayat 33, dan surat al-Ahzãb ayat 56.

Jawaban: (Jawaban dari pertanyaan sebelumnya sudah mewakili).

c. Surat Yãsîn

Jawaban: Kalau orang Sunda kan identik dengan budaya. Salah

satunya adalah Yasinan. Apalagi kalau ada yang meninggal, pasti

Yãsinan. Dulu berpikirnya bahwa mendoakan orang meninggal itu ya

baca surat Yãsin. Tujuannya mendoakan orang-orang yang sudah

meninggal akan dimudahkan proses hisabnya dan mendoakan

mereka supaya masuk surga. Kalau untuk orang yang masih hidup,

kalau orang yang tidak baik atau kelakuannya kurang baik semoga

segera dibaikkan dan disadarkan. Yang sudah sadar bisa

ditambahkan lagi kesadarannya, setidaknya bisa istiqomah dalam

beribadah.

3. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi santri?

Jawaban: merasa lebih nyaman, lebih tenang.Terus menambah kebiasaan

yang baik.

Page 60: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

4. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi santri?

Jawaban: Santri yang tadinya diam saja, nggak ada kegiatan, hawanya

panas, sekarang sudah bermasyarakat, saling berkomunikasi satu sama

lain, saling gotong royong. Terutama dalam hal keagamaan. Contohnya,

kalau misalnya sudah adzan tapi ada santri yang masih di kamar, itu

petugas pemegang kunci nya keliling setiap kamar untuk segera

melaksanakan shalat di masjid. Hal ini menandakan bahwa dengan

adanya kegiatan riyadhah menambah kepribadian mereka menjadi lebih

baik. Di luar belum tentu shalat, tetapi disini mengingatkan untuk shalat.

Selain itu, kekerasan juga sudah berkurang.

Page 61: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

HASIL WAWANCARA (SANTRI PONDOK PESANTREN TERPADU

AT-TAUBAH LP KELAS II B CIANJUR)

Nama : Ahmad Suratman

Umur : 34 tahun

Pekerjaan : Waktu penangkapan sebagai montir

Pasal : 81 ayat 1 tahun 2003

Masa Pidana : 9 tahun 3 bulan

Pertanyaan:

1. Apa motivasi anda mengikuti kegiatan riyãdhah?

Jawaban: Atas keinginan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

2. Bagaimana pemahaman anda mengenai ayat-ayat yang dibaca dalam

kegiatan riyãdhah?

a. Al-Fãtihah

Jawaban: al-Fãtihah itu induk dari segalanya, lebih utama. Karena

dalam surat al-Fãtihah kan itu induknya Al-Qur`an. Jadi setiap

pembukaan doa pasti al-Fãtihah. Sangat istimewa. Makna surat al-

Fãtihah berisi doa-doa. Doa untuk apa saja.

b. Surat al-Ikhlãs, al-Falaq, an-Nãs,

Jawaban: Sebagai penutup dan isi, tengah-tengah. Untuk melengkapi

al-Fatihah. Buat menjaga diri, buat memperkuat keyakinan juga.

c. al-Baqarah ayat 1-5, al-Baqarah ayat 163, al-Baqarah ayat 284-286,

surat Hȗd ayat 73, surat al-Ahzãb ayat 33, dan surat al-Ahzãb ayat

56.

Jawaban: Nggak tahu

d. al-Baqarah ayat 255

Jawaban: Doa untuk perlindungan diri dari gangguan syetan.

e. Surat Yãsîn

Jawaban: disamping amalan, Yãsin juga merupakan doa. Doa untuk

keselamatan, doa untuk apa saja, banyak. Untuk (menarik)

perempuan juga bisa. Kan segala doa di qabul tergantung niatnya

baca surat Yãsin itu buat apa. Tapi yang utama untuk amalan saja.

3. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi santri?

Jawaban: Hidup lebih terarah, lebih tenang.

4. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi lingkungan pesantren?

Jawaban: kekerasan sudah berkurang.

Page 62: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

HASIL WAWANCARA (SANTRI PONDOK PESANTREN TERPADU

AT-TAUBAH LP KELAS II B CIANJUR)

Nama : Lukman Hakim

Umur : 40 tahun

Pekerjaan : Waktu penangkapan sebagai wiraswasta

Pasal : 81 ayat 1 tahun 2003

Masa Pidana : 10 tahun

Pertanyaan:

1. Apa motivasi anda mengikuti kegiatan riyãdhah?

Jawaban: Untuk memperbaiki diri.

2. Bagaimana pemahaman anda mengenai ayat-ayat yang dibaca dalam

kegiatan riyãdhah?

a. Al-Fãtihah

Jawaban: Semua Al-Qur`an terkandung dalam surat al-Fãtihah. Jadi

barang siapa yang membaca surat al-Fãtihah, maka sama dengan

membaca seluruh Al-Qur`an.

b. Surat al-Ikhlãs, al-Falaq, an-Nãs,

Jawaban: Melengkapi al-Fãtihah juga seperti surat al-Ikhlãs.

Perlindungan diri dari sihir, dari jin, dan manusia.

c. al-Baqarah ayat 1-5, al-Baqarah ayat 163, al-Baqarah ayat 284-286,

surat Hȗd ayat 73, surat al-Ahzãb ayat 33, dan surat al-Ahzãb ayat

56.

Jawaban: Tidak tahu.

d. al-Baqarah ayat 255

Jawaban: ayat kursi bisa mengobati penyakit luar dan dalam. Karena

Didalamnya terkandung makna yang menunjukkan Kuasa Allah.

Yaitu dalam kalimat والرض وسع كرسيه السماوات .

e. Surat Yãsîn

Jawaban: untuk menenangkan diri, bisa mempermudah urusan.

Seperti ayat

yang menunjukkan kekuasaan Allah.

3. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi santri?

Jawaban: Menenangkan hati, tadinya mudah emosi, sekarang tidak.

Page 63: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …
Page 64: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

HASIL WAWANCARA (SANTRI PONDOK PESANTREN TERPADU

AT-TAUBAH LP KELAS II B CIANJUR)

Nama : Dewi

Umur : 40 tahun

Pasal : UU No. 24 tahun 2006

Masa Pidana : 8 tahun

Pertanyaan:

1. Apa motivasi anda mengikuti kegiatan riyãdhah?

Jawaban: Untuk memperbaiki diri.

2. Bagaimana pemahaman anda mengenai ayat-ayat yang dibaca dalam

kegiatan riyãdhah?

a. Surat Yãsîn

Jawaban: Yãsin kan jantungnya Al-Qur`an. Fungsinya untuk

menenangkan hati. Apalagi kalau kita baca artinya, sangat dalam

sekali. Selain itu juga untuk mendoakan orang yang sudah

meninggal.

3. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi santri?

Jawaban: Disitu teringat dosa-dosa kita. Ada satu kekhusyukan ketika

berdoa, karena berdoa nya bersama-sama. Kayaknya doa bersama itu

lebih maqbul, merasa doanya lebih didengar sama Allah. Jadi lebih

introspeksi diri. Ternyata kita tidak ada apa-apanya, kita itu kecil. Allah

bisa menggerakkan hati manusia. Saya bersyukur ternyata saya adalah

orang terpilih yang bisa merasakan syahdunya beribadah. Kalau diluar

sana tidak akan saya dapatkan hal-hal seperti ini. Sebetulnya kalau kita

disini mah imbang ya, karena kita dikasih siraman rohani, tetapi kita pun

dalam keadaan terkurung. Jadi emosi mah tetap ada, tapi sedikit bisa

meredam. Tapi kita disini kan nggak hidup satu orang, setiap kepala

berbeda-beda. Ada hal yang memicu sedikit kadang mudah emosi.

Memang tergantung iman sih.

Page 65: ANALISIS PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP AYAT- AYAT AL …

HASIL WAWANCARA (SANTRI PONDOK PESANTREN TERPADU

AT-TAUBAH LP KELAS II B CIANJUR)

Nama : Rina

Umur : 42 tahun

Pasal : 378

Masa Pidana : 3 tahun 6 bulan

Pertanyaan:

1. Apa motivasi anda mengikuti kegiatan riyãdhah?

Jawaban: Supaya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

2. Bagaimana pemahaman anda mengenai ayat-ayat yang dibaca dalam

kegiatan riyãdhah?

a. Surat Yãsîn

Jawaban: Yãsin biasanya dikhususkan untuk yang sudah meninggal.

Tetapi juga bisa untuk mendoakan yang masih hidup. Seperti kita

minta dipanjangkan umur, dimudahkan rizqinya.

3. Apa pengaruh dari kegiatan riyãdhah bagi santri?

Jawaban: Hati lebih nyaman, ibadah lebih fokus, lebih tenang, lebih

bertafakur, lebih bersyukur, lebih berhati-hati dalam berbuat.