Analisis Novel 5 CM (Cerkan)

download Analisis Novel 5 CM (Cerkan)

of 12

description

Ini adalah tugas mata kuliah Cerita Rekaan semester dua di Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.

Transcript of Analisis Novel 5 CM (Cerkan)

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKarya sastra ialah karya yang imajinatif, baik karya lisan maupun tertulis. Sebuah karya sastra meskipun bahannya (inspirasinya) diambil dari dunia nyata, tetapi sudah diolah oleh pengarang melalui imjinasinya sehingga tidak dapat diharapkan realitas karya sastra sama dengan realitas dunia nyata (Noor, 2010: 11).Banyak jenis karya sastra yang dapat ditelaah atau diteliti. Seperti novel, cerpen, novela, dan puisi. Novel merupakan salah satu contoh cerkan yang panjang, yang mengetengahkan tokoh-tokoh dan menampakkan serangkaian peristiwa dan latar (setting) secara terstruktur (Noor, 2010: 27).Dalam makalah ini akan dianalisis sebuah novel berjudul 5 cm.. novel ini ditulis oleh Donny Dhirgantoro sebagai bentuk sebuah hadiah ulang tahun untuk kemerdekaan Indonesia. Oleh karenanya, novel ini sangat menaraik untuk dianalisis. Novel 5 cm. pertama kali terbit pada tahun 2005. Berikut sedikit ulasan yang penyusun berikan dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah1. Apakah pengertian Cerita Rekaan itu dan Apa saja jenis Cerita Rekaan itu ?2. Apakah novel itu dan apa saja unsur-unsur yang ada dalam sebuah novel?3. Bagaimana sinopsis novel 5 cm?4. Bagaimana uraian unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dari novel 5 cm.?

1.3 Tujuan Penulisan1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengkajian Cerita Rekaan yang diampu oleh Drs. Mulyo Hadi Purnomo, M. Hum.2. Memberikan informasi tentang Cerita Rekaan.3. Memberikan pengertian tentang novel dan informasi mengenai unsur-unsur yang ada dalam sebuah novel .4. Menyajikan sinopsis dan hasil analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel 5 cm.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Landasan TeoriKarya sastra mempunyai tiga genre, yakni, Prosa (Prose Fiction atau Prosa Naratif), Puisi dan Drama. Cerita Rekaan masuk dalam kategori Prosa dengan istilah lain Fiksi (Fiction), Prosa Fiksi (Prose Fiction), Prosa Naratif (Narrative Prose), Teks Naratif (Narrative Text), dan Wacana Naratif (Narrative Discours). Hakikat fiksi (cerita rekaan) ada dua, yakni, bersifat imajiner atau hasil penghayatan pengarang atas realitas yang diungkapkan kembali dengan sarana fiksi sesuai persepsinya, dan bersifat estetis atau mempunyai sisi keindahan. Menurut Altenbernd dan Lewis, Prosa Naratif ditulis berdasarkan pengalaman dan pengamatan terhadap kehidupan yang dipilih secara selektif dan ditulis secara imajinatif namun rasional, didramatiskan, diungkapkan sesuai tujuannya dengan tujuan untuk memberi penerangan dan hiburan. Kebenaran yang ada dalam cerita fiksi adalah kebenaran fiksional yakni kebenaran yang sesuai dengan keyakinan pengarang, bukan kebenaran yang nyata seperti kebenaran hukum, kebenaran moral, kebenaran agama, kebenaran logika, dan yang lain. Menurut Aristoteles, terdapat ketegangan antara kebenaran faktual dan kebenaran imajinatif. Karya sastra merupakan paduan antara unsur mimetik dan kreasi, peniruan dan kreatifitas, khayalan dan realitas. Jadi, prinsip yang digunakan dalam fiksi adalah Prinsip Vraisemblable yaitu kenyataan yang dikreasikan harus meyakinkan dan dianggap benar oleh pembaca.Dalam kesusastraan Inggris, jenis fiksi hanya ada dua, yakni Novel dan Cerpen. Ciri-ciri novel, antara lain:a. Lebih panjang, biasanya mencapai ratusan halaman.b. Mengemukakan sesuatu dengan lebih bebas, banyak, rinci, detail, dan kompleks.c. Bisa mempunyai plot lebih dari satu; plot utama dan sub plot.d. Bisa mempunyai lebih dari satu tema; tema mayor dan tema minor.e. Penokohannya lebih banyak dan lengkap sehingga lebih mengesankan.f. Mempunyai latar yang rinci, jelas, konkret, dan pasti.g. Kepaduan lebih sulit dicapai karena terdiri dari beberapa bagian/ bab, fragmen.Ciri-ciri cerpen, antara lain:a) Lebih pendek dari novel.b) Penceritaan lebih ringkas dan tidak detail.c) Pada umumnya mempunyai plot yang tunggal.d) Pada umumnya mempunyai tema tunggal.e) Penokohannya terbatas secara kuantitas dan perwatakan, sehingga pembaca harus merekonstruksi gambaran tentang tokoh.f) Mempunyai latar yang tidak detail baik tempat maupun sosial, gambarannya implisit.g) Mempunyai kepaduan karena bentuknya pendek.Dalam sebuah novel pasti terkandung dua unsur penting yang sangat berperan di dalam novel tersebut. Keduanya adalah unsur intrinsik dan unsru ekstrinsik. Unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang dipelajari disini diantaranya mengenai tema, tokoh, watak tokoh / penokohan, alur, latar / setting, point of view / sudut pandang, dan amanat. Berikut adalah uraiannya:1. Tema adalah makna sebuah cerita yang khusus menerangkan sebagian besar unsurnya dengan cara yang sederhana atau dengan kata lain tema merupakan inti / pokok masalah yang akan diceritakan. Tema juga merupakan ide dasar yang bertindak sebagai titik tolak keberangkatan pengarang dalam menyusun sebuah cerita. Jadi, sebelum menulis cerita, seorang pengarang harus mempersiapkan terlebih dahulu tema yang hendak ia angkat. Oleh karena itu, pandangan terhadap eksistensi tema akan berbeda antara pengarang dan pembaca. Pengarang harus menentukan tema terlebih dahulu sebelum menulis ceritanya, sedangkan pembaca baru akan memahami tema cerita setelah ia membaca keseluruhan cerita tersebut dan menyimpulkannya.Tema sendiri dibagi menjadi dua, yakni, Tema Mayor (Besar) adalah tema utama dan Tema Minor (Kecil) adalah tema tambahan yang harus mendukung tema mayor.2. Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dalam cerita, ia adalah orang yang mengenai atau dikenai objek. Menurut Abrams, tokoh ialah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif dan atau drama yang memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu misal dalam ucapan dan tindakan.Foster membagi tipe tokoh menjadi dua, yaitu Tokoh Datar adalah tokoh yang menunjukkan satu segi perwatakan (hitam atau putih saja). Tokoh Bulat (Round Character) adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi perwatakan.Wellek dan Werren membagi tipe tokoh menjadi Tokoh Statis dan Tokoh Dinamis.Berdasarkan kejiwaan, Tokoh pun dibagi menjadi dua yakni: Tokoh Introvert, adalah tokoh yang pribadinya ditentukan oleh ketidaksadaran. Tokoh Ekstrovert, adalah tokoh yang pribadinya ditentukan oleh kesadaran.3. Penokohan dapat pula disebut karakter atau perwatakan, yakni penggambaran watak tokoh dalam cerita. Menurut Hudson, penokohan dapat diungkapkan dengan dua cara, yakni: Secara Langsung (Analitik), yaitu dengan membedah dari luar. Secara Tidak Langsung (Dramatik), yaitu karakter tokoh yang langsung muncul sendiri melalui dialog, lakuan dan komentar tokoh lain.Cara penampilan tokoh pun ada beberapa macam, yaitu dengan, cakapan atau dialog, pikiran tokoh, stream of consciousness (pengalaman bawah sadar), penulisan perasaan tokoh, perbuatan tokoh, sikap tokoh, pandangan tokoh terhadap tokoh lain, lukisan fisik, dan lukisan datar. 4. Sudut pandang atau point of view adalah posisi atau kedudukan pengarang dalam cerita. Jadi, sudut pandang digunakan oleh pengarang dalam menentukan dari sudut mana ia akan menulis cerita. Sudut pandang dibagi menjadi tiga: Sudut pandang orang pertama akuPengarang memposisikan dirinya sendiri sebagai tokoh utama atau pecerita dalam ceritanya. Sudut pandang orang ketiga diaPengarang menceritakan orang lain dalam ceritanya. Sudut pandang campuranPengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri diluar cerita, ia serba melihat, serba mengdengar dan serba tahu.5. Latar atau setting dalam prosa fiksi merupakan tempat, waktu dan suasana terjadinya suatu peristiwa. Hal ini perlu dimunculkan dalam sebuah cerita karena pada dasarnya setiap perbuatan dan aktifitas manusia akan terjadi pada tempat, waktu, dan keadaan tertentu pula. Dengan lukisan tempat, waktu, dan suasana yang jelas akan membuat cerita itu tampak lebih hidup dan logis. Namun, secara lebih jauh, latar diciptakan untuk membangun suasana tertentu yang dapat menggerakkan perasaan dan emosi pembaca atau dengan kata lain untuk menciptakan suasana batin pembaca.6. Alur atau plot adalah struktur penceritaan dalam prosa fiksi yang di dalamnya berisi rangkaian kejadian atau peristiwa dari awal hingga akhir yang disusun berdasarkan hukum sebab-akibat. Alur terbentuk oleh tahapan emosional dan suasana dalam cerita. Kaidah pengaluran yaitu: Plausabilitas, dapat dipercaya sesuai logika cerita. Suspense, membangkitkan rasa ingin tahu, mampu mengikat pembaca. Surprise, kejutan Kesatupaduan, keutuhan, unity.Tahapan alur, yakni: Situation, pelukisan dan pengenalan latar dan tokoh cerita untuk memberi landasan cerita. Generating Circumstances, pemunculan konflik. Rising Action, peningkatan konflik. Climax, konflik mencapai titik intensitas puncak. Denoument, penyelesaian atau peleraian.Jenis-jenis alur: Berdasarkan urutan waktu: kronologis, takkronologis dan campuran. Berdasarkan kriteria jumlah: alur tunggal dan alur ganda. Berdasarkan kualitas: alur erat dan alur longgar.7. Amanat merupakan nilai, pesan, atau kesan yang dapat diambil dari cerita yang telah dibaca. Seperti halnya tema, setelah membaca keseluruhan cerita, pembaca akan mengetahui pesan yang ingin disampaikan pengarang. Amanat biasanya berisi pesan-pesan moral dan sosial yang baik bagi kehidupan di dunia nyata.

2.2 Identitas dan Sinopsis NovelBerikut ini adalah identitas buku yang penyusun analisis:Judul Buku: 5 cm.Pengarang: Donny DhirgantoroEditor: A. Ariobimo NusantaraJumlah Halaman: 381 halamanTahun Terbit: 2010Penerbit: Penerbit P.T. GrasindoTempat Terbit: YogyakartaBuku yang penyusun analisis merupakan cetakan keempatbelas. Cetakan pertama buku ini adalah pada Mei 2005.

Berikut ini adalah sedikit gambaran singkat atau sinopsis dari novel 5 cm..Secara garis besar, novel 5 cm. menceritakan pengalaman kisah 6 orang yang sedang mendaki gunung untuk mencapai puncak Mahameru. Bermula dari perjanjian kelima tokoh, yakni Genta, Arian, Zafran, Ian, dan Riani, yang berjanji untuk tidak bertemu dan berkomunikasi dalam waktu tiga bulan. Hal tersebut mereka lakukan karena mereka merasa sudah terlalu dekat dan terlalu sering bersama sehingga mereka mencoba hidup tanpa kebersamaan yang sudah terjalin sejak dulu itu. Perjanjian dibuat di rumah Arian dan perjanjian akan berakhir pada tanggal 14 Agustus. Diam-diam, sebuah rencana rahasia telah disiapkan Genta untuk keempat sahabatnya tersebut. Keempat sahabatnya hanya bisa menunggu dan mengikuti apa yang Genta rencanakan, selalu begitu.Sebelum tanggal 14 Agustus, diceritakan bagaimana kehidupan mereka berlima tanpa kebersamaan. Pada tanggal 14 Agustus petualangan mereka pun dimulai. Bermula dengan mereka berkumpul di Stasiun Senen untuk menuju tempat pendakian. Mereka tak hanya berlima, karena Arinda, gadis kembaran Arian ikut serta. Gadis yang dicintai oleh Zafran namun mereka belum bisa bersama. Banyak kejadian yang mereka alami selama dalam perjalanan, yang membuat mereka sadar dan bersyukur atas anugrah Tuhan pada mereka selama ini. Di beberapa daerah mereka transit untuk bisa mencapai pendakian Mahameru, di antaranya, Stasiun Lempuyangan (Jogjakarta) dan Stasiun Kereta Api Blitar.Pendakian dimulai di Ranu Pane. Kemudian mereka melewati Ranu Kumbolo dan Arcopodo. Selan itu mereka juga melewati bermacam keindahan alam seperti stepa, hamparan padang ilalang, serta hamparan bunga Edelweis. Mereka bertemu dengan Daniek, sesama pendaki yang telah berkali-kali naik ke puncak Mahameru. Dari Daniek mereka tahu, bahwa salah satu teman Daniek yang bernama Adrian meninggal ketika mendaki Mahameru dan jasadnya tidak pernah ditemukan. Mereka pun sempat singgah sebentar di tempat dimana batu nisan Adrian diletakkan di tempat carriernya terakhir yang terlihat. Setelah pendakian yang berat dan berbagai rintangan yang harus mereka hadapi, serta kecelakaan Ian yang terkena batu dan pingsan. Mereka sempat khawatir melihat kondisi Ian yang tidak bergerak. Kesedihan dan rasa kehilangan pun sudah menjelma di antara mereka. Untungnya, tak lama kemudian Ian sadar sembari menyemburkan pasir yang tertelan akibat batu dan pasir yang longsor. Rombongan pun tiba di puncak Mahameru pada tanggal 17 Agustus dan langsung mengikuti upacara bendera di puncak. Sensasi rasa yang tidak ada duanya.Tidak hanya petualangan dan pelajaran hidup yang disuguhkan di novel ini, namun ada juga kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Genta akhirnya mengungkapkan perasaannya pada Riani, meski akhirnya Riani pun mengatakan sejujurnya bahwa lelaki yang ia cintai bukan Genta melainkan Zafran. Arinda diam-diam juga mencintai Genta. Kisah cinta yang rumit. Kisah mereka ditutup dengan kejadian sepuluh tahun kemudian, dimana Riani akhirnya menikah dengan Zafran, Arial dengan Indy, Genta dengan Citra, Ian dengan Happy Salma, dan Arinda dengan Daniek. Mereka semua bahagia dengan keluarga kecil mereka masing-masing.

2.3 Analisis Novel2.3.1 Unsur Intrinsika) TemaTema yang diangkat dalam novel 5 cm. ini adalah tema petualangan, persahabatan dan percintaan. Kisah mereka dalam mendaki gunung menuju puncak Mahameru dengan diselingi pelajaran tentang kehidupan sehari-hari dan cinta yang diam-diam tumbuh di antara kebersamaan.

b) TokohDalam novel ini diceritakan ada enam tokoh utama: Genta, seorang pekerja di Event Organizer, bisa dibilang sebagai The Leader dari grup yang biasa disebut Power Ranger ini. Dengan tubuh besar dan rambut lurus berjambul, teman-teman Genta yang lain pun seolah menurut saja pada Genta. Genta bukan orang yang macam-macam, namun otaknya dipenuhi macam-macam. Ia berkacamata, dan ia adalah penggemar berat Riani, meski Riani tidak merasakannya. Riani, satu-satunya perempuan dalam Power Ranger. Riani memakai kacamata, cantik dan cerdas. Cita-citanya adalah bekerja di TV, itulah sebabnya dia kuliah Broadcasting. Berbicara dengan Riani tidak boleh sok tahu karena dia seolah hampir tahu segalanya, tapi kalau ada yang salah dia suka cemberut sendirian. Zafran, seorang penyair yang selalu bimbang. Badan Zafran kurus, sekurus kapur tulis. Potongan rambutnya gondrong ke samping dan depan. Zafran adalah orang yang akan bilang apa saja yang dia mau. Dia sering tergila-gila pada individual post charismatic character, namun semua kembali lagi ke moodnya. Arial, adalah sosok yang paling tampan di antara mereka. Tubuhnya besar atletis, berkulit hitam dan selalu rapi. Arial kalau makan harus ada kecap. Dia orang yang biasa namun asik, jarang menyela dan jarang bercanda tapi kalau tertawa dialah yang paling keras. Arial kuliah di Fakultas Hukum tapi dia sama sekali tidak mengerti hukum. Ian, tubuhnya gembul dan suka tantangan. Dua minggu sekali ia akan berburu VCD bokep di Glodok, Mangga Dua, dan sekitarnya. Badannya gendut subur dengan kepala botak plontos. Baju bergambar kartun, celana jins, dan Adidas gazelle buluk adalah kostumnya sehari-hari. Arinda, gadis kembaran Arian yang punya sifat hampir mirip dengan Arian. Rapi, datar, serius, dan tulus.Keenam tokoh ini merupakan tokoh bulat yang mempunyai watak dari berbagai segi. Ada saatnya mereka menjadi orang yang baik dengan memikirkan nasib bangsa dan negara, namun sering mereka tidak bertindak atas apa yang mereka pikirkan. Mereka pun tergolong dalam tokoh yang dinamis.

Selain enam tokoh di atas, msih ada beberapa tokoh tambahan yaitu: Daniek, teman sependakian yang berjiwa nasionalis dan selalu teringat dengan almarhum temannya yang meninggal saat pendakian di Mahameru. Mas Gembul, bersahaja, murah hati, dan pandai bergaul. Citra, baik hati dan memahami orang lain.Tokoh tambahan ini termasuk dalam tokoh datar karena hanya diceritakan dari satu segi perwatakan dan tergolong tokoh statis.c) PenokohanPenokohan yang digunakan dalam novel ini adalah penokohan secara langsung (analitik), karena penulis dengan gamblang memaparkan karakter setiap tokoh. Atau dengan kata lain, penokohan yang dilakukan adalah dengan uraian (telling).Penokohan secara analitik juga terlihat dari narasi dan uraian yang diberikan oleh pengarang sebelum dialog tokohnya.d) Setting / Latar Latar TempatJakarta menjadi tempat pertama yang menjadi latar tempat dari novel ini. Mulai dari rumah Arial, rumah Zafran, kantor Riani, kampus mereka. Petualangan mereka pun dimulai dari Stasiun Senen sebagai tempat berkumpul. Dilanjutkan dengan latar tempat di dalam kereta, Stasiun Lempuyangan, Stasiun Blitar dan Stasiun Malang. Kemudian mereka memulai pendakian dari Ranu Pane, Ranu Kumbolo, Arcopodo, sampai ke puncak Mahameru. Saat pendakian, mereka melewati stepa, danau, camp, padang ilalang, hamparan Edelweis, hutan, dan tebing curam. Cerita berakhir di rumah Arial kembali dengan berkumpulnya mereka bersama keluarga kecil masing-masing. Latar WaktuCerita dalam novel ini disajikan dengan berbagai macam waktu, mulai dari pagi, siang, sore, dan malam hari. Yang lebih spesifik lagi, kisah ini diceritakan saat tanggal menjelang HUT kemerdekaan, yakni petualangan yang dimulai pada tanggal 14 Agustus. Kisah ini berakhir dengan waktu yang dipercepat yakni sepuluh tahun kemudian. Latar SuasanaSuasana yang digambarkan dalam novel ini pun beragam. Ada kebersamaan yang bahagia, terbukti dengan banyaknya dialog yang mengandung unsur tawa. Selain itu ada juga sisi haru, ketika rombongan Power Rangers ini menemui banyak kejadian dan orang selama dalam perjalanan menuju Mahameru. Keharuan juga ditemui saat mereka melihat makam Adrian, teman Daniek yang meninggal di Mahameru. Ada juga ketegangan yang terjadi ketika Ian terkena bongkahan batu yang menyebabkan dia pingsan, dan kelegaan saat mereka tahu bahwa Ian masih hidup. Keharuan terjadi lagi saat mereka mengikuti upacara bendera di puncak Mahameru. Kekecewaan turut serta saat perasaan cinta mereka tak berbalas. Kisah ditutup dengan latar suasana yang penuh dengan kebahagiaan.e) AlurAlur yang digunakan dalam novel ini adalah Alur Campuran. Terlihat dari alur yang mulanya kronologis (lurus dan maju), kemudian diselipi oleh alur tak kronologis yang mundur atau flashback ke masa sebelumnya. Setelah alur mundur, alur dilanjutkan kembali lurus dan maju. Di akhir kisah, alur yang dipakai juga meloncat ke sepuluh tahun kemudian.Alur yang dipakai adalah alur ganda, karena jumlah alurnya lebih dari satu. Alur yang dialami oleh kelima tokoh utama secara berbeda.Kisah ini juga masuk dalam kategori alur longgar, karena memungkinkan adanya pencabangan cerita, hal inilah yang diceritakan penulis dengan menampilkan kejadian kelima tokoh utama secara bergantian.f) Sudut PandangSudut pandang yang digunakan penulis dalam novel ini adalah bahwa pengarang sebagai peninjau seolah-olah mengerti jalan pikiran tokoh-tokohnya, gaya dia serba tahu sebagai pelaku utama, sebagai pelaku bawaan, sebagai pengamat, atau yang lainnya.g) Amanat Seyogyanya jiwa nasionalis kita jaga dalam setiap diri warga negara. Merawat dan melestarikan kekayaan alam merupakan salah satu wujud dari cinta tanah air. Hendaknya kita jangan saja memikirkan negara dan bangsa ini tanpa diikuti dengan tindakan. Talk less do more.

h) Gaya Bahasa (Majas)Penulis novel ini menggunakan gaya bahasa yang mencampurkan bahasa baku dan tidak baku sesuai dengan zaman sekarang. Perpaduan kata yang enak dibaca dengan majas yang tidak terlalu rumit, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami setiap peristiwa yang disajikan.

2.3.2 Unsur EkstrinsikNovel ini bercerita tentang cinta, mimpi, keyakinan, dan cita-cita. Dalam menulis novel ini, penulis dipengaruhi oleh pengalamannya sendiri dalam mendaki gunung menuju puncak Mahameru. Jadi, seolah-olah kisah yang disajikan ini merupakan mimetis atau tiruan terhadap kisah pribadinya. Kehidupan sehari-hari yang dialamu oleh tokoh di dalam novel ini juga merupakan gambaran dari kehidupan manusia dewasa ini. Pengalaman dan lingkungan berpengaruh penting dalam cerita yang ada di novel ini.

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan1. Karya sastra itu banyak jenisnya, termasuk puisi, drama, dan prosa. Novel masuk dalam jenis prosa, yang merupakan karangan panjang dengan plot, tema, alur, yang kompleks dan detail.2. Cerita rekaan merupakan salah satu jenis prosa yang menggunakan kebenaran fiksional, jadi kebenaran hanya milik pengarang. Sebuah cerita yang menggambarkan atau menjadi mimetis dari sebuah kehidupan nyata yang telah diolah sedemikian rupa oleh pengarang, sehingga kebenarannya tidak bisa dipercaya secara penuh.3. Dalam sebuah karya fiksi ada dua unsur yang sangat berpengaruh, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur dari dalam yang ikut serta membangun sebuah cerita, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur dari luar yang secara tidak sengaja ikut mempengaruhi sebuah cerita itu sendiri.4. Novel 5 cm. merupakan salah satu bacaan yang bisa dijadikan pilihan karena di dalamnya disuguhkan sebuah cerita tentang pengalaman dan pengajaran tentang kehidupan sehingga bisa menambah pengetahuan.

3.2 Saran1. Tidak perlu ada batasan dalam membaca sebuah karya sastra, segala jenis karya sastra patut untuk dibaca agar menambah referensi dan pengetahuan.2. Dalam menganalisis sebuah karya sastra diperlukan sebuah landasan teori agar dalam menganalisis kita tidak melenceng dari teori yang ada.3. Dari novel ini kita belajar, berjiwa nasionalis dan mencintai tanah air itu penting.4. Melestarikan dan menjaga kekayaan alam merupakan salah satu bentuk rasa syukur atas anugerah Tuhan bagi bangsa Indonesia.5. Untuk ke depannya, bisa menganalisis novel yang lebih serius lagi.1