Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

27
ANALISIS MANAJEMEN FINANSIAL INDUSTRI RUMAH TANGGA DENDENG SAPI (STUDI KASUS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA “ABADI JAYA”) DI KELURAHAN SIKUMANA KECAMATAN MAULAFA KOTA KUPANG PROPOSAL PENELITIAN OLEH PRISCHA JULIAN LULAN NIM : 0804022587 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2010 PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat dari data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3 % penduduknya. Didukung pula dengan kondisi yang menguntungkan antara lain berada di

Transcript of Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

Page 1: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

ANALISIS MANAJEMEN FINANSIAL INDUSTRI RUMAH

TANGGA DENDENG SAPI (STUDI KASUS PADA INDUSTRI

RUMAH TANGGA “ABADI JAYA”) DI KELURAHAN SIKUMANA

KECAMATAN MAULAFA KOTA KUPANG

PROPOSAL PENELITIAN OLEH PRISCHA JULIAN LULAN NIM :

0804022587 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA

CENDANA KUPANG 2010 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dalam

pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat dari data BPS tahun

2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi

sekitar 44,3 % penduduknya. Didukung pula dengan kondisi yang

menguntungkan antara lain berada di daerah tropis yang subur,

keadaan sarana prasarana cukup menampilkan sektor pertanian

Page 2: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

sebagai prioritas dalam pembangunan. Pembangunan pertanian di

Nusa Tenggara Timur (NTT) mencakup usaha – usaha peningkatan

produksi pangan lainnya yang berada di sektor holtikultura,

peternakan, perikanan dan perkebunan. Salah satu sub sektor

pertanian yang banyak menyerap tenaga kerja dan penghasil devisa

adalah peternakan. Hasil dari sub sektor peternakan juga sebagai

bahan baku untuk industri pengolahan (BPS NTT, 2005). Pengertian

agribinis menurut (Arifin, 2004), agribisnis mencakup sub sistem

sarana produksi atau bahan baku hulu, proses produksi biologis

ditingkat bisnis atau usahatani, aktivitas transformasi berbagai fungsi

bentuk (pengolahan), waktu (penyimpanan atau pengawetan), dan

tempat (pergudangan), pemasaran dan perdagangan, serta sub sistem

pendukungnya lainnya seperti jasa, permodalan, perbankan dan

sebagainya. Sebagai motor penggerak pembangunan pertanian,

agribisnis diharapkan memainkan peranan penting dalam kegiatan

pembangunan daerah baik dalam sasaran pemerataan pembangunan,

pertumbuhab ekonomi maupun stabilitas nasional (Soekartawi, 2001).

Agroindustri merupakan salah satu sub sistem agribisnis yang

mengolah bahan baku yang berasal dari tumbuhan dan hewan dengan

berbagai bentuk dan perlakuan fisik dan kimia, penyimpanan,

pengawasan, sampai pemasaran yang berdampak langsung pada

peningkatan nilai tambah, kualitas hasil, penciptaan tenaga kerja, dan

peningkatan produksi. Agroindustri memilki peluang besar untuk

Page 3: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

terus berkembang karena kapasitas cukup besar, yang berarti pula

belum terlalu ketatnya pasar bagi produk disektor ini. Industri rumah

tangga adalah bagian dari industri kecil yang diusahakan terutama

untuk menambah pendapata keluarga. Badan Pusat Statistik (BPS)

menggolongkan industri rumah tangga berdasarkan modal yang

dimiliki oleh perusahaan kurang dari Rp.500.000.000/ tahun dengan

jumlah pekerja 1 – 4 orang. Telah berkembangnya enam industri

rumah tangga dalam bidang peternakanyang menghasilkan produk

antara lain dendeng dan abon (Disperindag Kota Kupang, 2008).

Usaha industri rumah tangga tersebut didukung oleh potensi daerah

NTT yang dikenal sebagai penghasil ternak sapi. Produksi ternak sapi

di NTT khususnya di Kabupaten Kupang pada tahun 2005 sebesar

533.710 ekor dan pada tahun 2006 sebesar 544.482 ekor, dimana

terjadi kenaikan sebesar 2,02% (Dinas Peternakan NTT, 2006).

Daging sapi segar mempunyai kandungan gizi yang cukup baik

dibanding dengan daging lainnya. Jika daging sapi tersebut diolah

menjadi dendeng sapi maka kalori produk menjadi lebih dari dua kali

lipat dibanding dengan sapi segar. Selain itu terjadi peningkatan

kadar protein dan karbohidrat (per berat basah) sejalan dengan

menurunkannya kandungan air. Disamping itu juga terjadi

peningkatan kadar kalium, fosfor, serta zat besi, sedangkan vitamin A

menjadi rusak total (Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI,

1981). Berikut ini komposisi daging sapi dan dendeng sapi untuk tiap

Page 4: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

seratus gram bahannya disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi

daging sapi dan dendeng sapi tiap seratus gram bahan Komponen

Daging Sapi Dendeng Daging Sapi Kalori (kkal) 207 433 Protein (g)

18,8 55 Lemak (g) 14,0 9 Karbohidrat (g) 0 10,5 Kalsium (mg) 11 30

Fosfor (mg) 170 370 Besi (mg) 2,8 5,1 Vitamin A (SI) 30 0 Vitamin B1

(mg) 0,08 0 Vitamin C (mg) 0 0 Air (g) 66 25 Sumber: Direktorat Gizi,

Departemen Kesehatan RI (1981). Dendeng adalah lembaran daging

yang dikeringkan dengan menambahkan campuran gula, garam, serta

bumbu – bumbu lain. Masa simpanannya yang lebih lama

dibandingkan daging sapi mentah. Pada umumnya dendeng yang ada

di pasaran yaitu dendeng sapi, baik dendeng sapi iris (Purnomo,

1986). Usaha pembuatan dendeng sapi merupakan salah satu bentuk

usaha pengolahan hasil produksi peternakan, diolah oleh pengusaha

yang merupakan industri hilir dan usaha peternakan sapi potong.

Salah satu tujuan pembuatan dendeng sapi sebenarnya adalah

sebagai bentuk penganeka-ragaman pengolahan daging sapi yang

dapat disimpan lebih lama karena daging mempunyai sifat mudah

rusak bila terkontaminasi oleh udara bebas. Tujuan lainnya dari

pembuatan dendeng sapi adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi

masyarakat, karena dendeng sapi sebagai bahan pengan asal ternak.

Pengembangan industri home industry khususnya dendeng menjadi

suatu hal yang sangat mungkin diusahakan. Selain karena tersedianya

bahan baku, hal ini didukung pula dengan meningkatnya jumlah

Page 5: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

penduduk kota kupang setiap tahunnya yang mengisyaratkan adanya

peningkatan konsumsi pangan. Selain itu, dendeng juga dapat

dijadikan oleh – oleh khas Kota Kupang. Industri rumah tangga “Abadi

Jaya” adalah industri rumah tangga yang menggunakan bahan baku

daging sapi segar, dan mengolah daging sapi menjadi dendeng sapi.

Sejauh ini pengusaha industri rumah tangga “Abadi Jaya” berusaha

untuk meningkatkan produksi, memperoleh keuntungan, dan

mengembangkan usahanya dengan cara memasarkan produknya

dengan baik. Namun semakin pesatnya perkembangn bisnis dendeng

sapi, membuat persaingan usaha semakin gencar. Khususnya

persaingan antara dendeng sapi produksi nasional dengan dendeng

sapi lokal untuk memenuhi pasar yang begitu besar, pengusaha terus

berupaya mengembangkan usahanya. Pengembangan produk

dendeng sapi dapat dilihat dari segi kemasan, harga, variasi cita rasa,

dan nilai gizinya yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan

konsumen yang beragam. Perumusan Masalah Industri rumah tangga

“Abadi Jaya” merupakan salah satu industri rumah tangga dendeng

sapi yang ada di Kota Kupang dan dalam melakukan usahanya tidak

terlepas dari persaingan industri rumah tangga lainnya yang

menghasilkan produk sejenis. Hal tersebut disebabkan karena tujuan

badan usaha selalu ingin mempertahankan keberlangsungan usaha

dan memperoleh keuntungan maksimum, serta memberikan

kesempatan kerja sehingga dapat membantu pemerintah dalam

Page 6: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

mengurangi pengangguran. Dalam upaya mencapai keuntungan yang

maksimum sangat bergantung pada manajemen finansial industri

rumah tangga ini. Keberhasilan manajemen finansial dapat dilihat dari

kemampuan manajer dari industri rumah tangga ini dalam berusaha

mencapai tingkat efesiensi yang paling menguntungkan yaitu

menganalisis secara tepat setiap komponen biaya produksi yang

terjadi, sehingga biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin.

Apabila biaya dapat ditekan, maka biaya produk per satuan akan

rendah, sehingga industri rumah tangga ini dapat menetapkan harga

jual yang dapat bersaing dengan produk sejenis. Dengan demikian,

produk yang dihasilkan dapat memperoleh pangsa pasar yang luas

dan jumlah produk yang dihasilkan akan meningkat. Dan sebaliknya,

jika kurang teliti akan menyebabkan kesalahan dalam penetapan

harga jual dan besar laba yang ditargetkan yang sangat berguna bagi

manajemen dalam mempertimbangkan dampak perubahan biaya

terhadap laba, serta membantu manajer perusahaan untuk

mengetahui kondisi perusahaan pada saat untung maupun tidak

untung.

Berdasarkan latar belakang dan pertimbangan diatas, maka masalah

yang perlu diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bagaimana pengelolaan manajemen usaha dendeng sapi pada

industri rumah tangga “Abadi Jaya” di Kelurahan Sikumana

Kecamatan Maulafa Kota Kupang? Berapa besar biaya produksi

Page 7: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

dendeng sapi pada industri rumah tangga “Abadi Jaya” di Kelurahan

Sikumana Kecamatan Maulafa Kota Kupang? Bagaimana penentuan

harga jual dendeng sapi pada industri rumah tangga “Abadi Jaya” di

Kelurahan Sikumana Kecamatan Maulafa Kota Kupang? Berapa

besarnya keuntungan yang di peroleh industri rumah tangga “Abadi

Jaya” di Kelurahan Sikumana Kecamatan Maulafa Kota Kupang?

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah untuk :

Mengevaluasi pengelolaan manajemen usaha dendeng sapi pada

industri rumah tangga “Abadi Jaya” di Kelurahan Sikumana

Kecamatan Maulafa Kota Kupang. Menghitung biaya produksi

dendeng sapi pada industri rumah tangga “Abadi Jaya” di Kelurahan

Sikumana Kecamatan Maulafa Kota Kupang. Menentukan harga jual

dendeng sapi pada industri rumah tangga “Abadi Jaya” di Kelurahan

Sikumana Kecamatan Maulafa Kota Kupang. Menghitung besarnya

keuntungan yang di peroleh industri rumah tangga “Abadi Jaya” di

Kelurahan Sikumana Kecamatan Maulafa Kota Kupang.

Penelitian ini diharapkan berguna :

Bagi perusahaan, dalam kaitannya dengan pengembangan usaha di

masa yang akan datang dan peningkatan produksi dendeng yang

berkualitas. Bagi Pemerintah dan Dinas-Dinas yang terkait, sebagai

bahan informasi dan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan

Page 8: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

yang tepat dalam pembangunan pertanian. Bagi Universitas dan

mahasiswa, sebagai bahan informasi ilmiah bagi penelitian

selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.  

TINJAUAN PUSTAKA

Rujukan Penelitian Terdahulu Agribisnis adalah serangkaian kegiatan

yang melibatkan subsistem input, subsistem produksiproduksi,

subsistem pengolahan (agroindustri), subsitem pemasaran hasil dan

subsistem penunjang. Agroindustri usaha yang berkaitan dengan

pengolahan yang melibatkan kegiatan pengolahan, pengawetan,

penyimpanan dan pengepakan hasil pertanian, khususnya hasil

budidaya pesisir dan laut (Ngangi, E.L.A, 2001). Nubatonis (2000,

dalam Julianty, 2004) dalam penelitian tentang penentuan harga

produk emping jagung pada perusahaan “Sinar 313” di Kelurahan

Sikumana Kota Madya Kupang diperoleh bahwa harga pokok produksi

sebagai jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan terbentuk

akumulasi biaya bahan baku, tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

Penetapan harga emping jagung oleh perusahaan “Sinar 313”

berdasarkan harga mark up, meskipun mark up yang ditentukan

cukup tinggi, namun produk emping jagung tetap terjual karena

perusahaan “Sinar 313” merupakan salah satu penghasil emping

jagung terbaik di Kota Kupang. Hasil penelitian Daris (2001), pada

Agroindustri “Abon Jaya” di Kelurahan Naibonat Kecamatan Kupang

Page 9: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

Timur menyatakan bahwa besarnya perhitungan biaya yang dilakukan

oleh agroindustri “Abon Jaya” lebih kecil bila dibandingkan dengan

hasil analisis. Hal ini disebabkan karena belum ada penggolongan

yang jelas dalam elemen biaya produksi, sehingga berpengaruh

terhadap penetapan harga jual abon serta laba yang diperoleh

agroindustri “Abon Jaya”. Dikatakan bahwa harga jual abon menin

gkat dari tahun ke tahun dan berbanding terbalik dengan produksi

abon dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan karena semakin tinggi

harga jual abon maka permintaan abon berkurang sehingga

agroindustri “Abon Jaya” menurunkan jumlah produksi tiap tahunnya.

Harga jual yang tinggi menyebabkan produk yang di jual tidak dapat

dijangkau oleh konsumen dan produk akan kalah bersaing. Hal ini

tentu saja berpengaruh terhadap laba yang akan diperoleh

agroindustri “Abon Jaya”. Hasil penelitian Pollo (2002), menentukan

beberapa kelemahan dalam Agroindustri Dendeng Ikan “Mandiri”

antara lain teknologi produksi yang digunakan masih sederhana,

produksi yang tidak kontinyu, kapasitas produksi makin rendah dan

harga jual yang relative mahal. Tinjauan Teoritis Pengertian

Agroindustri Agroindustri merupakan bagian dari industri dengan

struktur yang kuat karena mengolah sumber daya alam yang dapat

diperbaharui. Pada kenyataannya, fokus dari agroindustri memang

relevan bagi tahap pembangunan saat ini dan waktu mendatang

karena disinilah arus industrilisasi dan arus pertanian bertemu. Selain

Page 10: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

itu, agroindustri merupakan salah bentuk agribisnis yang bertumpu

kepada kegiatan pengolahan bahan baku yang berasal dari sektor

pertanian (Azis, 1993). Pengertian Industri Rumah Tangga (Home

Industry) Industri rumah tangga (Home Industry) merupakan bagian

dari industri kecil yaitu industri yang diusahakan terutama untuk

menambah pendapatan keluarga. Industri rumah tangga mencakup

kegiatan usaha yang pengolahan bahan baku berasal dari tanaman

atau ternak. Pengertian Manajemen Finansial Manajemen usaha

adalah kemampuan pengusaha dalam merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan serta

mengawasi faktor produksi dalam setiap kegiatan secara efektif dan

efisien agar kegiatan apapun yang dilakukan dapat berjalan dengan

baik sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai (Swastha dan

Ibnu, 2000). Manajemen finansial adalah suatu kegiatan perencanaan,

penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian,

dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan

(http://www.pengertianmanajemen.com). Masing –masing fungsi

manajemen finansial : Membuat rencana pemasukkan dan

pengeluaran serta kegiatan – kegiatan lainnya untuk periode tertentu.

Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail

pengeluaran dan pemasukan. Menggunakan dana perusahaan untuk

memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara. Mencari dan

mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan

Page 11: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

perusahaan. Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana

tersebut dengan aman. Melakukan evaluasi serta perbaikan atas

keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan. Melakukan audit

internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi

penyimpangan. Pengelolaan Usaha Swastha (1999) menyatakan

produksi adalah pengubahan bahan – bahan dari sumber – sumber

(tenaga kerja dan dana) menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen.

Jadi proses produksi adalah suatu kegiatan yang melibatkan

pengubahan dan pengelohan berbagai macam sumber menjadi barang

dan jasa yang akan dijual. Dengan memanfaatkan faktor – faktor

produksi seperti modal, tenaga kerja dan menajemen secara efektif

dan efisien yaitu meminimalkan biaya – biaya sehingga dapat

memperoleh keuntungan yang akan berdampak positif bagi

perkembangan usaha (Samuelson, 1996). Proses Produksi

Partadiredja (1999), menyatakan bahwa produksi adalah segala

kegiatan utnuk menciptakan atau menambah guna atas suatu benda

atau segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan orang lain

melalui pertukaran. Sehingga proses produksi adalah setiap produk

untuk menghasilkan barang dan jasa. Maka dapat disimpulkan suatu

barang atau jasa akan bernilai bila dapat ditingkatkan

penggunaannya melalui suatu proses produksi. Biaya Produksi

Menurut Soekartawi (1997), biaya – biaya yang dikeluarkan dapat

dibedakan dalam beberapa jenis yaitu biaya tetap dan biaya tidak

Page 12: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

tetap. Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang relatif jumlahnya dan

tetap dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau

sedikit. Sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh hasil produksi. Biaya produksi terdiri dari 3 elemen

yaitu : Biaya Bahan Baku Merupakan biaya – biaya secara langsung

digunakan dalam proses produksi untuk mewujudkan suatu macam

produk jadi yang siap dipasarakan kepada konsumen. Biaya Tenaga

Kerja Langsung Merupakan biaya bagi tenaga kerja yang langsung

ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan –

kegiatan produksi, menangani segala peralatan produksi sehingga

produk dari usaha itu dapat terwujud. Biaya Overhead Pabrik

Merupakan biaya – biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung yang terdiri dari biaya bahan penolong, biaya

tenaga kerja tidak langsung, biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya

asuransi gedung, biaya mesin, biaya kendaraan, serta biaya listrik dan

air. Jenis –Jenis Metode Harga Pokok Jenis – jenis metode harga pokok

dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut : Metode Harga Pokok

Pesanan Pada metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan

tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara

membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah

satuan produk dalam pesanan bersangkutan. Metode harga pokok

pesanan berfungsi dalam perhitungn harga pokok produksi yang akan

membantu perusahaan menghasilkan laba yang optimal denga

Page 13: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

terpenuhinya realisasi biaya produksi yang budget telah ditentukan

sebelumnya. Metode Harga Pokok Proses Pada metode ini, biaya

produksi dikumpulkan untuk setiap proses dalam jangka waktu

tertentu, biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi

total biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu,

dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut

selama jangka waktu yang bersangkutan (Mulyadi, 1999). Jika

perusahaan berproduksi secara massa kemudian produknya homogen

dan produksinya ditujukan untuk memenuhi persediaan di gudang

maka metode pengumpul biayanya memakai metode harga pokok

proses. Penelitian ini akan dilakukan dengan metode harga pokok

proses karena metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh

karakteristik proses produksi perusahaan/ industri yang berproduksi

massa, karakteristik produksinya adalah sebagai berikut : Produk

yang dihasilkan berupa produk standar. Produk yang dihasilkan dari

bulan ke bulan adalah sama. Kegitan produksi dimulai dengan

diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk

standar untuk jangka waktu tertentu. Penetapan Harga Jual Harga

adalah satu – satunya unsur dalam bauran pemasaran yang

menghasilkan pendapatan penjualan (Kotler, 1992). Tujuan

ditetapkannya harga jual (Rewolt dkk, 1983), adalah untuk mencapai

pengembalian atas investasi (Return Of Investment), stabilitas harga

dan margin, penetapan harga untuk mencapai target suatu bagian

Page 14: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

pasar, penetapan harga untuk mengatasi persaingan, dan penetapan

harga untuk memaksimalkan laba. Mulyadi (1991), mendefinisikan

harga jual sebagai harga pokok produk setelah ditambah dengan

keuntungan yang dikehendaki (Laba yang diinginkan), berhasil

tidaknya suatu perusahaan ditandai dengan kemampuannya dalam

menetapkan harga jual yang dapat menutupi biaya – biaya produksi

yang dikeluarkan untuk mendapatkan laba. Mark up adalah

penambahan biaya pada akhir proses produksi dengan cara

mengestimasi (memperkirakan) uang tambahan sebagai keuntungan

(profit) yang diambil pedagang, serta item biaya lain. Jika biaya

dikenal dengan presentase mark up (kelebihan harga jual diatas

harga belinya). % MU = (Harga Jual per kg-Biaya Produk per

kg)/(Biaya Produk per kg) x 100% Dalam penelitian ini akan

digunakan metode penetapan harga mark up dengan alasan biaya

merupakan faktor pertimbangan utama dalam menetapkan harga jual

sehingga dengan menggunakan metode penetapan harga mark up

maka harga jual akan diperoleh setelah menambah mark up

didasarkan dari biay produksi yang dikeluarkan. Mark up yaitu jumlah

rupiah yang ditambahkan pada biaya dari suatu produk sehingga

menghasilkan harga jual. Jika mark up ditentukan dari biaya produk,

maka % mark up harus dikalikan dengan biaya produk, kemudian

ditambahkan dengan biaya produk (Swastha dkk, 1990). Secara

sistematis dapat ditulis sebagai berikut : Harga Jual = = Biaya Produk

Page 15: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

per kg + Mark up per kg Biaya Produk per kg + (%Mark up per kg x

Biaya Produk per kg) Sedangkan mark up yang ditetapkan dari harga

jual ditetapkan dari biaya dibagi dengan satu dikurangi persentase

mark up. Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut : Harga Jual

= (Biaya Produk per kg)/( ( 1- % Mark up per kg)) Konsep Laba Laba

merupakan selisih antara penerimaan yang diperoleh industri rumah

tangga dengan keseluruhan biaya yang dipertimbangkan dalam

proses produksi (http://www.pengertianlaba.com). Soemarto dan Jusuf

(1987), menyatakan bahwa laba adalah selisih lebih semua

pendapatan dan keuntungan terhadap semua beban dan kerugian.  

Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal.

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran Industri rumah tangga dendeng sapi “Abadi

Jaya” merupakan salah satu industri rumah tangga dendeng sapi di

Kota Kupang yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang

kontinyu baik secara kualitas maupun kuantitas. Industri rumah

tangga ini menghasilkan dendeng sebagai unit usaha untuk

memperoleh laba, maka untuk mencapai tujuan tersebut industri

rumah tangga ini harus mempertimbangkan berbagai faktor yang

dapat mempengaruhi perolehan laba. Dalam proses produksinya,

biaya merupakan faktor penting karena berperan sebagai komponen

pembentuknya harga produk. Biaya pada industri rumah tangga

dendeng sapi “Abadi Jaya” terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan

Page 16: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

penolong, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik,

yang merupakan informasi penting bagi pihak manajer dalam

menentukan harga jual. Keputusan menetapkan harga jual ini

tergantung pada kemampuan pihak manajemen dalam pengelolaan

usaha dendeng sapi pada industri rumah tangga “Abadi Jaya”. Dengan

analisis yang tepat pada setiap komponen biaya maka harga jual yang

ditetapkandapat mendatangkan keuntungan yang ditargetkan karena

dapat menutupi semua biaya yang dikeluarkan selama proses

produksi. Dalam mencapai laba yang besar, manajemen dapat

melakukan berbagai langkah, misalnya menekan biaya produksi

serendah mungkin dengan mempertahankan tingkat harga jual,

menentukan harga jual sesuai dengan laba yang dikehendaki dan

meningkatkan volume penjualan. Berdasarkan kerangka pemikiran

diatas, maka secara skema dapat digambarkan sebagai berikut :

GAMBAR 1. SKEMA KERANGKA BERPIKIR DARI INDUSTRI RUMAH

TANGGA “ABADI JAYA” Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

akan dilaksanakan pada industri rumah tangga dendeng sapi “Abadi

Jaya”, jalan H. R Koroh di Kelurahan Sikumana Kecamatan Maulafa

Kota Kupang pada bulan Januari hingga Februari 2011. Metode

Penentuan Lokasi dan penetapan Sampel Penelitian lokasi penelitian

dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus yaitu pada

industri rumah tangga dendeng sapi “Abadi Jaya”. Dengan dasar

pertimbangan bahwa industri rumah tangga ini merupakan salah satu

Page 17: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

produsen dendeng di Kota Kupang, dan sudah berjalan selama 8

tahun. Produksinya kontinyu, produknya habis terjual walaupun

banyak industri yang memproduksi produk sejenis (dendeng sapi).

Disamping itu rumah tangga ini masih melakukan pembukuan secara

sederhana tanpa penggolongan lebih lanjut terhadap komponen biaya

yang seharusnya dipertimbangkan sebagai bahan informasi untuk

menentukan besarnya harga jual dan target laba yang diinginkan.

Penelitian kasus adalah penelitian yang mendalam mengenai kasus

tertentu yang hasilnya merupakan gambaran lengkap dan terorganisir

mengenai kasus tersebut. Study kasus cenderung hanya meneliti

jumlah unit yang kecil. Study kasus sangat berguna untuk informasi

latar belakang dan lebih intensif menerangi variabel-variabel penting,

proses dan interaksi yang memerlukan perhatian yang lebih luas.

Namun study kasus juga mempunyai kelemahan yaitu, tidak

memungkinkan generalisasi yang obyektif pada populasi sebab

representatif perincian kasus memang sangat terbatas (Wirartha,

2006). Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan teknik

wawancara dan observasi. Observasi dapat dilakukan dengan dua

cara yaitu secara langsung, dilakukan dengan pengamatan pada

obyek ditempat terjadinya peristiwa dan tidak langsung, misalnya

mengamati lewat film atau foto. Sedangkan teknik wawancara adalah

cara mengumpulkan data melalui kontak atau hubungan pribadi

antara pengumpul data dengan sumber data yang disebut responden

Page 18: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

(Nawawi, 2001). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa

data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara

langsung dengan pemilik berdasarkan daftar pertanyaan yang

diberikan dan observasi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari

kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian ini, serta lembaga atau

instansi yang berhubungan dengan penelitian seperti Dinas

Perindustrian dan Perdagangan NTT, Dinas Peternakan NTT, Badan

Pusat Statistik NTT, dan Jurnal Penelitian yang terkait. Pengamatan

dan Konsep Pengukuran Identitas responden pada industri rumah

tangga “Abadi Jaya” yang meliputi nama, umur, jenis kelamin,

pekerjaan, pendidikan formal dan non formal, lamanya usaha dan

pengalaman mengelola industri rumah tangga. Sejarah berdirinya

industri rumah tangga “Abadi Jaya”, bidang usaha dan struktur

organisasi. Proses produksi yaitu urutan kegiatan yang dilakukan

mulai dari pembuatan dendeng sapi sampai pengepakan. Jumlah

produk yang dihasilkan dalam sekali berproduksi (Kg). Jumlah bahan

baku yaitu total daging sapi mentah yang digunakan untuk setiap

proses produksi (Kg). Biaya bahan baku yaitu jumlah perolehan bahan

baku yang diolah setiap proses produksi (Rp/Kg). Jumlah bahan

penolong ialah bahan yang tidak menjadi produk jadi atau meskipun

menjadi bagian dari produk jadi tapi nilainya relatif kecil

dibandingkan harga pokok produk, misalnya didalam proses produksi

dendeng sapi, sejumlah bumbu merupakan bahan penolong (Kg).

Page 19: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

Biaya bahan penolong adalah jumlah perolehan bahan penolong yang

digunakan dalam setiap proses produksi yang diukur dalam Rp/Kg

Jumlah tenaga kerja langsung yaitu jumlah tenaga kerja yang

langsung berhubungan dengan proses produksi (Orang). Biaya tenaga

kerja langsung yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membayar

tenaga kerja langsung terlibat dengan proses produksi (Rp). Biaya

overhead pabrik yaitu semua biaya produksi selain biaya bahan baku

dan biaya tenaga kerja langsung, misalnya biaya bahan penolong,

biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya reparasi dan pemeliharaan,

biaya asuransi gedung, biaya mesin, biaya penyusutan, biaya

kendaraan, serta biaya listrik dan biaya air (Rp). Biaya produk ialah

biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau memproduksi barang

atau produk (Rp/Kg). Mark up (MU) adalah jumlah rupiah yang

ditambahkan pada biaya dari suatu produk untuk menghasilkan harga

jual. Jumlah penjualan yaitu jumlah keseluruhan produk yang terjual

(Kg). Harga jual adalah harga yang ditetapkan oleh industri rumah

tangga “Abadi Jaya” (Rp/Kg). Modal usaha yaitu besarnya modal yang

digunakan untuk memulai usaha (Rp). Penerimaan adalah sejumlah

uang yang diperoleh industri rumah tangga “Abadi Jaya”dari hasil

penjualan dendeng sapi (Rp). Metode penetapan harga jual adalah

cara atau teknik dari perusahaan dalam menentukan besarnya harga

jual dendeng sapi. Lokasi pemasaran, yaitu tempat lokasi terjadinya

kegiatan pemasaran atau distribusi dendeng sapi. Model dan Analisis

Page 20: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

Data Data yang diperoleh dikumpulkan kemudian ditabulasi dan

dianalisis berdasarkan tujuan penelitian yaitu : untuk menjawab

tujuan pertama yakni untuk mengetahui sejauhmana pengelolaan

usaha dendeng sapi pada industri rumah tangga “Abadi Jaya”

dilakukan analisis secra deskriptif dengan melihat alat produksi yang

digunakan, struktur organisasi, dan proses produksi yang dijalankan

oleh industri rumah tangga “Abadi Jaya”. Untuk menjawab tujuan

kedua yaitu menganalisis biaya produksi dengan menggunakan

metode harga pokok proses (Mulyadi, 1999) untuk menghitung biaya

produksi dalam penetapan harga jual adalah : Biaya Produksi : Biaya

Bahan Baku Rp XXX Biaya Bahan Penolong Rp XXX Biaya Tenaga

Kerja Langsung Rp XXX Biaya overhead pabrik Rp XXX + Total Biaya

Produksi Rp XXX Biaya Produksi per unit : Total biaya produksi untuk

periode tertentu Volume produksi yang dihasilkan dalam periode

bersangkutan Untuk menjawab tujuan ketiga dan keempat yakni

menentukan harga jual dan mengetahui besarnya laba yang diperoleh

industri rumah tangga “Abadi Jaya” tersebut, maka dilakukan

pertimbangan harga jual dan analisis rugi laba dengan formulasi

(Mulyadi, 1991) sebagai berikut : % MU = (Harga Jual per kg-Biaya

Produk per kg)/(Biaya Produk per kg) x 100% Harga Jual = = Biaya

Produk per kg + Mark up per kg Biaya Produk per kg + (%Mark up

per kg x Biaya Produk per kg)   Laporan Rugi Laba : Penjualan Rp

Page 21: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi

XXX Biaya Penjualan Rp XXX + Laba Kotor Rp XXX Pajak Rp XXX +

Laba Bersih Rp XXX  

DAFTAR PUSTAKA

Azis. 1993. Agroindustri Buah-buahan Tropis. Penerbit Bangkit.

Jakarta Badan Pusat Statistik. 2002. Statistik Pertanian NTT. Propinsi

NTT Daris, I. M. 2001. Analisis Biaya Pengolahan Abon Pada Industri

Rumah Tangga “Abon Jaya” di Kelurahan Naibonat Kecamatan

Kupang Timur Kabupaten Kupang. Skripsi Faperta Undana, Kupang.

Dinas Peternakan. 2006. Peternakan Dlam Angka. NTT Disperindag

Kota Kupang. 2008. Daftar Sentra Produksi Kecil. Kupang Mubyarto.

1993. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta Mulyadi. 1991.

Akuntansi Biaya. Edisi 5. Bagian Penerbit STIE YPKN. Yogyakarta

Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya. Edisi VI. Penerbit Aditya Media .

Yogyakarta pollo, Grefer. 2002. Strategi Pengambilan Keputusan

dalam Manajemen Agroindustri di Kelurahan Oesapa Kota Kupang.

Skripsi Faperta Undana, Kupang. Daris, I. M. 2001. Performance

Agroindustri Dendeng Sapi Murni ( Studi Kasus Pada Industri Rumah

Tangga “Angkasa Timor”) di Kelurahan Sikumana Kecamatan Maulafa

Kota Kupang. Skripsi Faperta Undana, Kupang. Soekartawi. 1998.

Agribisnis dan Teori Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Posted 11th October 2011 by UBU69

Page 22: Analisis Manajemen Finansial Industri Rumah Tangga Dendeng Sapi