ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI...

74
ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: MULYAWATI NIM. 11140162000043 JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI...

Page 1: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO

SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

MULYAWATI

NIM. 11140162000043

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan
Page 3: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan
Page 4: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

iii

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Januari 2017

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

Nama : Mulyawati

Tempat/Tgl. Lahir : Tangerang/16 Februari 1996

NIM : 11140162000043

Jurusan : Pendidikan Kimia

Judul Skripsi : Analisis Literasi Sains Siswa Mengenai Socio

Scientific Issues Pada Materi Minyak Bumi

DosenPembimbing : 1. Dedi Irwandi, M.Si

: 2. Dewi Murniati, M.Si

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri

dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 12 November 2019

Mahasiswa Ybs,

Mulyawati

NIM. 11140162000043

Page 5: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

iv

ABSTRAK

Mulyawati, “Analisis Literasi Sains Siswa Mengenai Socio Scientific Issues

Pada Meteri Minyak Bumi”. Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2019.

Salah satu konteks yang sangat mendukung untuk pengembangan literasi sains

siswa adalah dengan menyajikan masalah-masalah yang terkait dengan socio

scientific issues (SSI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria

kemampuan literasi sains siswa mengenai socio scientific issues pada materi

minyak bumi dan untuk mengetahui kriteria sikap siswa terhadap sains. Sesuai

dengan tujuan penelitian maka metode penelitian yang digunakan yaitu metode

penelitian deskriptif dengan desain penelitian survei. Penelitian dilakukan

kepada 150 siswa kelas XII di empat sekolah yang mewakili SMA Negeri se-

Tangerang Selatan menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik

pengumpulan data diperoleh melalui instrumen tes uraian dan kuisioner yang

kemudian dianalisis dengan penskoran dan diubah menjadi persentase.

Berdasarkan hasil penelitian, nilai literasi sains siswa secara keseluruhan

berkriteria sangat kurang dengan nilai rata-rata sebesar 14,43%, artinya siswa

belum memiliki kemampuan dalam menerapkan pengetahuan sains untuk

memecahkan masalah kompleks dalam kehidupan sosial. Dan sikap siswa

terhadap pelajaran kimia di sekolah pun berkriteria rendah dengan persentase

sebesar 62,27%, artinya sebagian besar siswa tidak tertarik terhadap pelajaran

kimia. Dari hasil penelitian ini diharapkan siswa termotivasi meningkatkan

literasi sains dengan cara membangkitkan minat dan semangat dalam

memecahkan permasalahan terkait pengetahuan sains.

Kata Kunci : Literasi sains, Socio scientific issues, Minyak bumi.

Page 6: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

v

ABSTRACT

Mulyawati, “The Strudent’s Science Literacy Analysus of Socio Scientific

Issues to the Petroleum Material”. Chemistry Education Department, Faculty

of Tarbiya and Teacher Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2019.

One of the most supportive context to develop the students science literacy is

with presenting the problems related to socio scientific issues (SSI). The aims

of the research is to determine the criteria of the students science literacy

ability about socio scientific issues to the petroleum material and to determine

criteria of the students attitudes to the science. Based on th research objective,

the method of the research uses descriptive method by surveying research

design. This research is done to 150 students from the twelfth grade (XII) at

four senior high schools in south Tangerang by using cluster random

sampling. The data collection technique were obtained through essay test

instrument and questionnaire, than analyzed with scoring and converted into

percentage. Based on the research findings, the score of students science

literacy overall is less with the mean about 14,43%, meaning that the students

do not have the competence to apply the science to solve complex problem in

social life. The students attitudes to the chemistry subject at school are also

still low with the percentage about 62,27%, meaning that most students are not

interested to chemistry subject. The result of this research that students are

expected to increase the scientific literacy motivation through interest and

enthusiasm in problems solving related to science knowledge.

Keywords : Science literacy, Socio scientific issues, Petroleum.

Page 7: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Literasi Sains Siswa Mengenai Socio Scientific Issues Pada

Materi Minyak Bumi”. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, keluarganya serta para sahabatnya. Semoga kita sebagai

umatnya mendapat syafaatnya di yaumil akhir nanti. Aamiin.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak

bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang tidak dapat dilupakan begitu

saja. Maka dari itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, MA selaku Rektor Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajaran staffnya.

2. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Burhanudin Milama, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

dan Penasehat Akademik.

4. Dedi Irwandi, M.Si selaku Pembimbing I dan Dewi Murniati, M.Si selaku

Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak

masukan serta arahan selama penyusunan skripsi ini.

5. Tonih Feronika, M.Pd dan Dila Fairusi, M.Si selaku validator instrumen

penelitian yang telah memberikan masukan dan saran dalam membuat soal

tes literasi sains untuk penelitian skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan jajaran jurusan pendidikan kimia, FITK UIN Syarif

Hidayatulah Jakarta yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu. Terima

kasih banyak atas segala ilmu dan kebaikan bapak serta ibu sekalian selama

peneliti menuntut ilmu di jurusan pendidikan kimia UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Keluarga besar, Ayah dan Ibu serta saudara/i yang selalu memberikan

semangat, motivasi, serta doa dengan caranya masing-masing.

Page 8: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

vii

8. Teman-teman Pendidikan Kimia 2014 yang sama-sama sedang berjuang

untuk menyelesaikan skripsi dan tetap saling menyemangati satu sama lain.

9. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga hasil dari penelitian skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak serta dapat menjadi motivasi

untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Jakarta, 03 November 2019

Penulis

Page 9: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5

F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 7

A. Kajian Teori ................................................................................................ 7

1. Literasi Sains ......................................................................................... 7

2. Struktur Aspek Literasi Sains .............................................................. 19

3. Socio Scientific Issues ......................................................................... 20

4. Minyak Bumi ...................................................................................... 22

B. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 36

C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 41

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 41

B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................... 41

C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 41

D. Prosedur Penelitian .................................................................................... 42

Page 10: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

ix

E. Teknik dan Pengumpulan Data ................................................................. 45

F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 45

G. Teknik Analisis Instrumen Penelitian ....................................................... 49

1. Uji Validitas Butir Soal ....................................................................... 49

2. Uji Reliabilitas Butir Soal ................................................................... 49

3. Daya Pembeda Soal ............................................................................. 50

4. Tingkat Kesukaran Soal ...................................................................... 50

H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 51

1. Penilaian untuk Tes Tertulis ................................................................ 51

2. Penilaian untuk Kuisioner ................................................................... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ................................... 54

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 54

1. Nilai Literasi Sains Secara Keseluruhan ............................................. 54

2. Nilai Berdasarkan Aspek Literasi Sains .............................................. 54

a. Aspek Kompetensi Literasi Sains ................................................. 54

b. Aspek Pengetahuan Literasi Sains ................................................ 55

c. Aspek Konteks Literasi Sains ....................................................... 56

d. Data Hasil Kuisioner Sikap Siswa Terhadap Sains ...................... 57

B. Pembahasan ............................................................................................... 62

1. Aspek Kompetensi Literasi Sains ....................................................... 64

2. Aspek Pengetahuan Literasi Sains ...................................................... 66

3. Aspek Konteks Literasi Sains ............................................................. 68

4. Aspek Sikap Siswa terhadap Sains ..................................................... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 76

A. Kesimpulan ............................................................................................... 76

B. Saran .......................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 77

LAMPIRAN ......................................................................................................... 85

Page 11: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komponen Kompetensi Literasi Sains PISA 2012 .......................... 12

Tabel 2.2 Unsur-unsur Penyusun Minyak Bumi .............................................. 26

Tabel 2.3 Senyawa Kimia Penyusun Minyak Bumi ........................................ 26

Tabel 3.1 Sampel Penelitian di Empat SMAN Tangerang Selatan ................. 42

Tabel 3.2 Aspek Kompetensi Literasi Sains dalam Soal Tes .......................... 45

Tabel 3.3 Aspek Pengetahuan Literasi Sains dalam Soal Tes ......................... 46

Tabel 3.4 Aspek Konteks Literasi Sains dalam Soal Tes ................................ 46

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuisioner Personal ............................................................ 46

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuisioner Pelajaran Kimia dan Tentang Guru Kimia ....... 47

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Kuisioner Tentang Informasi Lingkungan ....................... 47

Tabel 3.8 Skala Pernyataan Positif dan Negatif ............................................... 48

Tabel 3.9 Kriteria Validitas Butir Soal ............................................................ 49

Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas Butir Soal ........................................................ 50

Tabel 3.11 Kriteria Daya Pembeda .................................................................... 50

Tabel 3.12 Kriteria Tingkat Kesukaran ............................................................. 51

Tabel 3.13 Kriteria Penilaian Literasi Sains Siswa ............................................ 52

Tabel 3.14 Kriteria Interpretasi Kuisioner ......................................................... 53

Tabel 4.1 Nilai Literasi Sains ........................................................................... 54

Tabel 4.2 Nilai Pada Aspek Kompetensi Literasi Sains .................................. 55

Tabel 4.3 Nilai Pada Aspek Pengetahuan Literasi Sains ................................. 55

Tabel 4.4 Nilai Pada Aspek Konteks Literasi Sains ........................................ 56

Tabel 4.5 Persentase Kuisioner Siswa Tentang Pelajaran Kimia .................... 59

Tabel 4.6 Persentase Kuisioner Siswa Tentang Guru Kimia ........................... 60

Tabel 4.7 Persentase Kuisioner Siswa Tentang Informasi Lingkungan dan

Upaya Mengatasi Masalah Lingkungan .......................................... 61

Page 12: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Aspek Literasi Sains PISA 2015 .................................. 10

Gambar 2.2 Kerangka untuk Membuat dan Menganalisis Item Penilaian ........ 19

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ......................................................................... 40

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ................................................................. 44

Gambar 4.1 Nilai Rata-rata Tiap Aspek Literasi Sains ..................................... 56

Gambar 4.2 Diagram Persentase Siswa yang Mengikuti Les IPA .................... 57

Gambar 4.3 Diagram Persentase Siswa yang Berpartisipasi dalam Kegiatan

Sains .............................................................................................. 58

Gambar 4.4 Diagram Persentase Ketidakhadiran Siswa .................................... 58

Page 13: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Validasi dan Surat Telah Melakukan Penelitian ........... 85

Lampiran 2 Lembar Validasi Instrumen ........................................................... 95

Lampiran 3 Instrumen Tes Penelitian dan Kuisioner ...................................... 120

Lampiran 4 Analisis Butir Soal Hasil Validasi ............................................... 134

Lampiran 5 Data Hasil Penelitian Kemampuan Literasi Sains Siswa ............ 139

Lampiran 6 Data Hasil Penelitian Kuisioner Sikap Siswa Terhadap Sains .... 197

Lampiran 7 Contoh Lembar Jawaban Siswa ................................................... 219

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 231

Lampiran 9 Lembar Uji Referensi .................................................................. 234

Page 14: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian-penelitian di bidang pendidikan sains yang berkaitan dengan

literasi sains sangat menarik perhatian. Literasi sains sebenarnya bukanlah hal

baru dalam dunia pendidikan. Namun, literasi sains menjadi topik utama dalam

pembicaraan tentang tujuan pendidikan sains di sekolah. Pendidik, ilmuwan,

dan pembuat kebijakan pun telah sepakat bahwa pengembangan literasi sains

merupakan tujuan utama pendidikan sains, karena literasi sains berpengaruh

terhadap kemampuan siswa untuk memanfaatkan pengetahuan ilmiah dalam

kehidupan nyata (Gormally, Brickman, & Lutz, 2012). Oleh karena itu, literasi

sains sangat penting bagi kesiapan seseorang untuk hidup dalam masyarakat

modern, untuk berpartisipasi dalam memahami kebijakan masyarakat terhadap

isu-isu sains yang berdampak bagi kehidupan mereka, dan berkontribusi

terhadap kehidupan pribadi, sosial, profesional, dan budaya setiap orang.

Generasi muda Indonesia harus memiliki literasi sains, agar dapat hidup

mandiri dalam masyarakat.

Pada penilaian internasional, Program for International Student

Assessment (PISA) Indonesia telah berpartisipasi sejak tahun 1999

(Mendikbud, 2013). Berdasarkan hasil pemetaan PISA tahun 2015 yang

dipublikasi Organisation for Economic Co-operation and Development

(OECD) menunjukkan posisi Indonesia yang berada pada peringkat 62 dari 70

negara (OECD Result, 2015). Hasil penilaian PISA ini diakui sebagai

gambaran efektivitas penerapan kurikulum dan tolak ukur keberhasilan

pendidikan suatu negara. Dari hasil studi yang dikeluarkan PISA tersebut

menurut Ardiansyah, Irwandi, dan Murniati (2016) berdasarkan Mendikbud

(2013) menunjukan bahwa pencapaian siswa Indonesia masih berliterasi sains

rendah, pemahaman terhadap pelajaran sains masih di bawah rata-rata standar

internasional dan cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan antara

Page 15: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

2

lain sebagian besar materi uji yang ditanyakan di PISA tidak terdapat dalam

kurikulum Indonesia. Kurikulum, pembelajaran, dan penilaian di Indonesia

masih mengedepankan dimensi konten dan melupakan dimensi konteks serta

proses sebagaimana yang dituntut dalam PISA. Pemahaman mendalam tentang

sains yang dimiliki siswa Indonesia secara umum belum menunjukan

kemampuan literasi sains yang menunjang untuk kehidupan mereka dimasa

depan.

Program for International Student Assessment (PISA) mendefinisikan

literasi sains dalam individu sebagai “pengetahuan ilmiah dan menggunakan

pengetahuan tersebut untuk mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh

pengetahuan, untuk menjelaskan fenomena ilmiah dan menggunakan bukti-

bukti ilmiah dalam menguraikan peristiwa terkait sains. Mereka yang

memahami tentang ciri khas sains sebagai bentuk pengetahuan dan

penyelidikan ilmiah. Mereka yang menyadari tentang bagaimana sains

membentuk lingkungan material, intelektual dan budaya kita, dan bersedia

untuk berkontribusi dalam isu-isu terkait sains menggunakan gagasan atau

konsep sains sebagai warga negara yang reflektif (reflective citizen)”

(Thomson, Hillman, & Bortoli, 2013). Berdasarkan pengertian mengenai

literasi sains dalam PISA, kemampuan literasi sains harus dilatihkan dengan

pembelajaran yang berkaitan dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari,

kemudian fenomena tersebut ditelaah dan dianalisis melalui suatu kegiatan

ilmiah yang nantinya akan menimbulkan kesimpulan dengan konsep yang utuh.

Saat ini pembelajaran di sekolah cenderung sangat teoritis dan tidak terkait

dengan permasalahan lingkungan atau fenomena dalam kehidupan sehari-hari.

Akibatnya siswa tidak mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah guna

memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari

(Wicaksana, Fitrihidajati, & Kuntjoro, 2015).

Berkaitan dengan pengembangan literasi sains siswa, menurut Hendri

dan Defianti (2015) pendidikan sains harus dapat menghubungkan konsep

sains (ilmiah) dengan isu sosial yang berkembang di masyarakat. Isu semacam

Page 16: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

3

ini dikenal dengan Socio Scientific Issues (isu-isu sosial-ilmiah). Socio

Scientific Issues (SSI) didefinisikan sebagai suatu isu atau masalah yang

kompleks yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan alam dan dapat

menimbulkan perdebatan (Sadler, 2004 dalam Rostikawati & Permanasari,

2016). Penggunaan SSI dipilih sebagai konteks yang tepat untuk mencapai

tujuan pendidikan sains karena digunakan untuk membuat pembelajaran sains

menjadi lebih relevan bagi kehidupan siswa, mengarahkan hasil belajar seperti

apresiasi siswa terhadap hakikat sains, meningkatkan keterampilan argumentasi

siswa, meningkatkan kemampuan siswa dalam mengevaluasi data dan

informasi ilmiah, dan merupakan komponen penting dalam literasi sains

(Sadler & Zeidler, 2004 dalam Pratiwi, Rahayu, & Fajaroh, 2016). Oleh karena

itu, pendidikan sains berkonteks SSI memiliki peran penting dalam

meningkatkan literasi sains, dan memungkinkan siswa tidak hanya

menyampaikan pengetahuan ilmiah tetapi juga menggunakan pengetahuan

ilmiah tersebut dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab sebagai

warga sosial.

Pendidikan sains dianggap memiliki peran sentral dalam pendidikan,

khususnya ilmu kimia karena lingkungan kita sangat terpengaruh dengan ilmu

kimia dan terisi dengan produk kimia (Gilbert & Treagust, 2009 dalam Celik,

2014). Oleh karena itu, pada pendidikan kimia harus menekankan pemahaman

peserta didik tentang peran kimia dalam masyarakat dan meningkatkan

kemampuan mereka untuk mengevaluasi permasalahan yang berhubungan

dengan kimia (Jegstad & Sinnes, 2015). Memahami ilmu kimia sangat penting

untuk setiap orang, karena setiap konsep ilmu kimia memiliki aplikasi praktis

dalam kehidupan sehari-hari. Memahami ilmu kimia diharapkan dapat

membantu masyarakat untuk turut serta dalam diskusi publik, dan lebih

menyadari pentingnya lingkungan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Pengertian kimia dan kemampuan untuk menerapkan pemahaman ilmu kimia

itulah yang disebut literasi dalam ilmu kimia (Tsaparlis, 2000 dalam Celik,

2014).

Page 17: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

4

Peran ilmu kimia dalam lingkungan sehari-hari salah satunya adalah

penggunaan minyak bumi. Sebagai isu global, minyak bumi menempati posisi

krusial dalam peraturan ekonomi politik internasional karena minyak bumi

masih menjadi sumber utama energi. Namun, sebagai jenis bahan bakar fosil

terdapat permasalahan lingkungan yaitu pada emisi yang dihasilkannya dapat

menyebabkan pemanasan global (Koyama, 2017). Secara umum, minyak bumi

dapat didefinisikan sebagai sumber daya alam natural, terdiri dari campuran

senyawa kompleks hidrokarbon serta senyawa organik lainnya yang berada

dalam formasi geologi di bawah permukaan bumi. Minyak bumi termasuk

barang tambang, artinya setelah diambil dari dalam tanah harus diolah terlebih

dahulu sebelum dapat digunakan. Penggunaan minyak bumi sebagai bahan

bakar yang menggulirkan roda perekonomian dunia merupakan suatu kemajuan

tersendiri bagi perkembangan peradaban umat manusia. Manfaat dari minyak

bumi dan semua produk turunannya telah dirasakan oleh masyarakat luas

diseluruh dunia. Pabrik-pabrik, alat pertanian, alat rumah tangga, kendaraan

bermotor dan apapun yang bermesin nyaris menggunakan minyak bumi

sebagai bahan bakar utamanya. Ternyata dibalik manfaat yang besar itu juga

tersimpan bahaya yang besar pula yang perlahan-lahan mengintai

keberlangsungan makhluk hidup. Pada pembakaran minyak bumi

menghasilkan gas karbondioksida (CO2). Gas karbondioksida (CO2)

merupakan salah satu gas jahat penyebab efek rumah kaca. Akibatnya radiasi

matahari terpantul kembali ke bumi sehingga suhu bumi semakin lama semakin

hangat (Subekti, 2013). Hangatnya suhu bumi ini bukannya tidak membawa

persoalan pelik, suhu bumi meningkat secara merata di seluruh dunia, inilah

yang sering kita dengar sebagai global warming atau pemanasan global.

Berdasarkan uraian tersebut maka akan dilakukan penelitian mengenai

“Analisis Literasi Sains Siswa Mengenai Sosio Scientific Issues Pada Materi

Minyak Bumi”

Page 18: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Rendahnya literasi sains siswa di Indonesia yang dilihat dari hasil PISA

2015.

2. Tes yang dikembangkan di Indonesia hanya menyajikan aspek konten

sains saja, sehingga kurang tepat dalam mengukur literasi sains siswa.

3. Pendidikan sains di sekolah tidak dihubungkan dengan permasalahan di

kehidupan sosial siswa yang terkait dengan pengetahuan sains.

C. Pembatasan Masalah

Hal-hal yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Menganalisis literasi sains siswa mengenai socio scientific issues pada

materi minyak bumi menggunakan tes dan kuisioner yang berdasarkan

aspek literasi sains PISA.

2. Menyimpulkan kriteria kemampuan literasi sains siswa dan

menyimpulkan kriteria sikap siswa terhadap sains.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana kriteria

kemampuan literasi sains siswa mengenai socio scientific issues pada materi

minyak bumi dan bagaimana kriteria sikap siswa terhadap sains?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui kriteria kemampuan

literasi sains siswa mengenai socio scientific issues pada materi minyak bumi

dan untuk mengetahui kriteria sikap siswa terhadap sains.

Page 19: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

6

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan memberikan motivasi belajar

yang tinggi, meningkatkan apresiasi siswa terhadap pengetahuan sains dan

dapat menggunakan pengetahuan sains dalam mengambil keputusan.

2. Bagi pendidik, penelitian ini dapat memberikan gambaran literasi sains

siswa saat ini dan diharapkan bisa menjadi acuan untuk menerapkan

pengajaran atau pembelajaran serta instrumen tes yang meningkatkan

literasi sains siswa.

3. Bagi peneliti lain, penelitian ini bisa menjadi bahan referensi untuk

memudahkan peneliti selanjutnya yang ingin membahas mengenai literasi

sains.

Page 20: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Literasi Sains

Literasi sains berasal dari gabungan dua kata Latin yaitu Literatus,

artinya ditandai dengan huruf, melek huruf atau berpendidikan dan Scientia

yang artinya memiliki pengetahuan (Toharudin, Hendrawati, & Rustaman,

2011: 1). Menurut DeBoer (1991) dalam Turiman, Omar, Daud, dan Osman

(2012) istilah literasi sains pertama kali dikemukakan oleh Paul De Hart Hurd,

anggota pendidikan sains terkenal, pada tahun 1958 dalam sebuah artikel

berjudul "Literasi Ilmu Pengetahuan: Makna untuk Sekolah Amerika". Dalam

artikel tersebut, Hurd menggunakan istilah literasi sains untuk mengklarifikasi

pemahaman sains dan penerapannya terhadap pengalaman sosial.

Definisi literasi sains yang diungkap oleh Aikenhead, Ausubel, dan Berry

(2007) dalam penelitian Fives, Huebner, Birnbaum, dan Nicolich (2014) adalah

kemampuan untuk memahami proses ilmiah dan terlibat secara bermakna

dengan informasi ilmiah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran

yang bermakna dipahami sebagai penghubung informasi baru dengan

pengetahuan sebelumnya secara relevan. Dengan demikian, menurut Fives et

al. (2014) kita dapat melihat literasi sains sebagai pemahaman sains dalam

pengetahuan yang luas dan fungsional untuk tujuan pendidikan dan persiapan

untuk perkembangan sains. Menurut Bybee dan McCrae (2011) ada asumsi

penting dan sering tidak diragukan lagi, untuk mencapai tingkat literasi sains

yang lebih tinggi dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan ilmiah

dalam kehidupan. Asumsi tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut: “Jika

seseorang mengetahui cukup sains, dia akan menerapkan pengetahuan itu

dalam berbagai situasi kehidupan.” Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan ilmiah secara langsung mempengaruhi keputusan dan perilaku

Page 21: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

8

pribadi. Literasi sains berarti tindakan memahami sains dan

mengaplikasikannya bagi kebutuhan masyarakat.

Pada abad kedua puluh satu, fokus literasi sains telah beralih ke peserta

didik untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

untuk memecahkan masalah kompleks yang nyata dalam kehidupan mereka

sehari-hari. Pekerjaan masa depan membutuhkan pemahaman konten ilmiah

selain kemampuan untuk menggunakan pemahaman ini terhadap alasan,

pembelajaran, dan pemecahan masalah secara kreatif. Namun, pandangan

literasi ilmiah saat ini masih terbatas sehubungan dengan perspektif global dan

kompetensi yang diperlukan oleh warga negara. Aspek literasi sains akan

mencakup nilai, moral, dan pandangan dunia yang dapat mengarahkan

seseorang membuat pilihan dan keputusan yang tepat. Aspek literasi sains

memperluas pandangan kontemporer dan dengan demikian memberikan visi

baru tentang keaksaraan ilmiah. Konstruksi literasi sains juga harus

menggambarkan kompetensi siswa yang dibutuhkan untuk hidup di masyarakat

global (Mun, Shin, Lee, & Kim, 2015). Banyak karakterisasi literasi ilmiah

yang dibahas dalam literatur mencakup kompetensi dalam penyelidikan sains,

pengetahuan konten, dan sikap terhadap sains.

Literasi sains merupakan salah satu ranah dalam PISA (Program

International Student Assesment). Program Penilaian Siswa Internasional

(PISA) adalah penilaian internasional terhadap keterampilan dan pengetahuan

anak-anak berusia 15 tahun. Sebuah program kerja dari negara anggota

Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang

telah berlangsung dalam interval tiga tahun sejak tahun 2000. PISA berusaha

mengukur seberapa baik generasi muda pada usia 15 tahun. Oleh karena itu,

yang berpartisipasi sebagian besar adalah yang mendekati akhir wajib belajar

yang telah memperoleh dan dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan

di bidang tertentu untuk memenuhi tantangan kehidupan yang akan datang.

Siswa mengikuti penilaian yang menguji kemampuan membaca, literasi

matematika dan literasi sains (Thomson, Hillman, & Bortoli, 2013).

Page 22: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

9

PISA 2012 literasi sains yang mengacu pada individu adalah seseorang

yang menggunakan pengetahuan ilmiah untuk mengidentifikasi pertanyaan,

memperoleh pengetahuan baru, untuk menjelaskan fenomena ilmiah dan

menggunakan bukti-bukti ilmiah dalam menguraikan peristiwa terkait sains.

Mereka yang memahami tentang ciri khas sains sebagai bentuk pengetahuan

dan penyelidikan ilmiah. Mereka yang menyadari tentang bagaimana sains

membentuk lingkungan material, intelektual dan budaya kita, dan besedia

untuk terlibat dalam isu-isu terkait sains menggunakan gagasan atau konsep

sains sebagai warga negara yang reflektif (reflective citizen) (OECD, 2013).

Pada (PISA) 2015 menambahkan definisi literasi sains sebagai kemampuan

untuk terlibat dengan isu-isu yang berkaitan dengan sains, dan dengan ide-ide

sains, sebagai warga negara yang reflektif. Seorang yang terpelajar secara

ilmiah bersedia terlibat dalam wacana beralasan tentang sains dan teknologi,

yang menuntut kompetensi untuk menjelaskan fenomena secara ilmiah,

mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah, dan menginterpretasikan

data dan bukti secara ilmiah (OECD, 2016).

Aspek literasi sains terdiri dari empat aspek yang saling terkait

berdasarkan literasi sains dalam PISA, yaitu: konteks, kompetensi yang harus

diterapkan oleh siswa, Aspek pengetahuan yang terlibat, dan sikap siswa

terhadap sains. PISA menilai kinerja siswa dalam sains melalui pertanyaan

yang terkait dengan empat aspek tersebut. Aspek tersebut dijelaskan sebagai

berikut:

a. Konteks : Masalah pribadi, lokal / nasional dan global, baik saat ini

maupun historis, yang menuntut pemahaman tentang sains dan teknologi

b. Pengetahuan : Pemahaman tentang fakta-fakta utama, konsep dan teori

penjelasan yang membentuk dasar pengetahuan ilmiah. Pengetahuan

tersebut mencakup pengetahuan tentang dunia alam dan artefak teknologi

(pengetahuan konten), pengetahuan tentang bagaimana ide-ide semacam

itu dihasilkan (pengetahuan prosedural), dan pemahaman tentang dasar

Page 23: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

10

pemikiran yang mendasari untuk prosedur ini dan pembenaran untuk

penggunaannya (pengetahuan epistemik).

c. Kompetensi : Kemampuan untuk menjelaskan fenomena secara ilmiah,

mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah, dan

menginterpretasikan data dan bukti secara ilmiah.

d. Sikap : Seperangkat sikap terhadap sains yang ditunjukkan oleh minat

dalam sains dan teknologi, menilai pendekatan ilmiah untuk penyelidikan

jika diperlukan, dan persepsi serta kesadaran akan masalah lingkungan.

(OECD, 2016)

Hubungan antar empat aspek literasi sains siswa dapat terlihat pada

gambar 2.1 berikut:

Empat aspek literasi sains akan di jelaskan sebagai berikut:

a. Konteks

Orientasi literasi sains pada aspek konteks PISA berfokus pada

mempersiapkan siswa untuk kehidupan masa depan mereka, sehingga item

untuk penilaian sains PISA terletak pada kehidupan umum, bukan hanya

kehidupan di kelas. Dalam penilaian literasi sains PISA 2015, fokus

pokoknya pada situasi yang berkaitan dengan diri, keluarga dan kelompok

sebaya (pribadi), masyarakat (lokal dan nasional), dan untuk kehidupan di

seluruh dunia (global). Topik berbasis teknologi dapat digunakan sebagai

Gambar 2.1 Hubungan Aspek Literasi Sains PISA 2015

Page 24: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

11

konteks umum. Beberapa topik dapat diatur dalam konteks historis, yang

digunakan untuk menilai pemahaman siswa tentang proses dan praktik yang

terlibat dalam memajukan pengetahuan ilmiah. Penilaian ilmu PISA

bukanlah penilaian konteks. Sebaliknya, itu menilai kompetensi dan

pengetahuan dalam konteks tertentu (OECD, 2016).

b. Kompetensi

Item penilaian literasi sains PISA 2012 mewajibkan siswa untuk

mengidentifikasi masalah yang berorientasi ilmiah, menjelaskan fenomena

secara ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah dengan penjelasan sebagai

berikut:

1) Mengidentifikasi isu-isu ilmiah

Kompetensi yang mengidentifikasi isu-isu ilmiah termasuk

mengenali pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan untuk

menyelidiki secara ilmiah dalam situasi tertentu dan mengidentifikasi

kata kunci untuk mencari informasi ilmiah tentang suatu topik

tertentu. Ini juga termasuk mengenali fitur kunci dari penyelidikan

ilmiah: misalnya, hal apa yang harus dibandingkan, variabel apa yang

harus diubah atau dikendalikan, informasi tambahan apa yang

diperlukan, atau tindakan apa yang harus diambil sehingga data yang

relevan dapat dikumpulkan.

2) Menjelaskan fenomena ilmiah

Mendemonstrasikan kompetensi menjelaskan fenomena secara

ilmiah melibatkan penerapan pengetahuan sains yang tepat dalam

situasi tertentu. Kompetensi ini termasuk menggambarkan atau

menafsirkan fenomena dan memprediksi perubahan, dan mungkin

melibatkan untuk mengenali atau mengidentifikasi deskripsi,

penjelasan, dan prediksi yang tepat.

3) Menggunakan bukti ilmiah

Kompetensi menggunakan bukti ilmiah termasuk mengakses

informasi ilmiah dan menghasilkan argumen dan kesimpulan

Page 25: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

12

berdasarkan bukti ilmiah. Kompetensi juga meliputi: memilih dari

kesimpulan alternatif terkait bukti; memberikan alasan untuk atau

menentang kesimpulan yang diberikan dalam hal proses dimana

kesimpulan itu berasal dari data yang diberikan; dan mengidentifikasi

asumsi yang dibuat dalam mencapai suatu kesimpulan (OECD, 2013).

Tabel 2.1 berikut adalah komponen penilaian kompetensi literasi

sains berdasarkan PISA 2012:

Tabel 2.1 Komponen Kompetensi Literasi Sains PISA 2012

Kompetensi

Literasi Sains Komponen/Indikator

Mengidentifikasi

masalah ilmiah

1. Mengetahui isu-isu yang mungkin untuk

diselidiki secara ilmiah

2. Mengidentifikasi kata kunci untuk mencari

informasi ilmiah

3. Mengakui fitur kunci dari penyelidikan

ilmiah

Menjelaskan

fenomena ilmiah

1. Menerapkan pengetahuan sains dalam

situasi tertentu

2. Menggambarkan atau menafsirkan

fenomena secara ilmiah dan memprediksi

perubahan

3. Mengidentifikasi deskripsi, penjelasan, dan

prediksi yang sesuai

Menggunakan

bukti ilmiah

1. Menggunakan bukti ilmiah, membuat dan

mengkomunikasikan kesimpulan

2. Mengidentifikasi bukti dan penalaran di

balik kesimpulan

3. Merefleksikan implikasi sosial

perkembangan sains dan teknologi

Page 26: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

13

Terdapat perubahan item penilaian literasi sains pada PISA 2015 yaitu

item penilaian literasi sains pada Aspek kompetensi dapat memberikan

penjelasan rinci tentang bagaimana siswa dapat menampilkan tiga

kompetensi yang diperlukan untuk keaksaraan ilmiah atau literasi sains.

Diantaranya siswa harus menjelaskan fenomena secara ilmiah,

mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah, dan menafsirkan data

dan bukti secara ilmiah.

1) Menjelaskan fenomena secara ilmiah

Mengenali, menawarkan, dan mengevaluasi penjelasan untuk

berbagai fenomena alam dan teknologi yang menunjukkan

kemampuan untuk:

a) Mengulang/recall dan terapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai.

b) Mengidentifikasi, menggunakan dan menghasilkan model dan

representasi yang jelas.

c) Buat dan membenarkan prediksi yang tepat.

d) Tawarkan hipotesis penjelasan.

e) Menjelaskan implikasi potensial dari pengetahuan ilmiah untuk

masyarakat.

Mendemonstrasikan kompetensi menjelaskan fenomena secara

ilmiah mengharuskan siswa untuk mengingat pengetahuan konten

yang sesuai dalam situasi tertentu dan menggunakannya untuk

menafsirkan dan menjelaskan fenomena yang menarik. Kompetensi

ini termasuk kemampuan untuk menggambarkan atau menafsirkan

fenomena dan memprediksi kemungkinan perubahan. Selain itu,

mungkin melibatkan mengenali atau mengidentifikasi deskripsi,

penjelasan dan prediksi yang tepat.

2) Mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah

Menjelaskan dan menilai penyelidikan ilmiah dan mengusulkan

cara-cara menjawab pertanyaan yang secara ilmiah menunjukkan

kemampuan untuk:

Page 27: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

14

a) Identifikasi pertanyaan yang dieksplorasi dalam studi ilmiah

tertentu.

b) Membedakan pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah.

c) Mengusulkan cara mengeksplorasi pertanyaan yang diberikan

secara ilmiah.

d) Mengevaluasi cara mengeksplorasi pertanyaan yang diberikan

secara ilmiah.

e) Menjelaskan dan mengevaluasi bagaimana para ilmuwan

memastikan keandalan data, dan objektivitas dan generalisasi

penjelasan.

Kompetensi mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah

diperlukan untuk mengevaluasi laporan temuan ilmiah dan

penyelidikan secara kritis. Itu bergantung pada kemampuan untuk

membedakan pertanyaan ilmiah dari bentuk-bentuk penyelidikan lain

atau mengenali pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah dalam

konteks tertentu. Kompetensi ini membutuhkan pengetahuan tentang

fitur kunci dari penyelidikan ilmiah-misalnya, hal-hal apa yang harus

diukur, variabel apa yang harus diubah atau dikendalikan, atau

tindakan apa yang harus diambil sehingga data yang akurat dan tepat

dapat dikumpulkan. Seorang yang terpelajar secara ilmiah juga harus

dapat mengenali signifikansi penelitian sebelumnya ketika menilai

nilai setiap penyelidikan ilmiah yang diberikan. Pengetahuan seperti

itu diperlukan untuk menempatkan pekerjaan dan menilai pentingnya

hasil yang mungkin. Selain itu, siswa perlu memahami pentingnya

mengembangkan sikap skeptis terhadap semua laporan media dalam

sains. Mereka perlu mengakui bahwa semua penelitian dibangun di

atas pekerjaan sebelumnya, bahwa temuan dari satu studi selalu

tunduk pada ketidakpastian, dan bahwa penelitian ini mungkin bias

oleh sumber pendanaan. Kompetensi ini mengharuskan siswa untuk

memiliki pengetahuan prosedural dan epistemik tetapi juga dapat

Page 28: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

15

memanfaatkan pengetahuan konten mereka tentang sains, hingga

berbagai tingkatan.

3) Menafsirkan data dan bukti secara ilmiah

Menganalisis dan mengevaluasi data ilmiah, klaim dan argumen

dalam berbagai representasi dan menarik kesimpulan yang tepat,

menunjukkan kemampuan untuk:

a) Transform data dari satu representasi ke yang lain.

b) Menganalisis dan menginterpretasikan data dan menarik

kesimpulan yang tepat.

c) Identifikasi asumsi, bukti dan penalaran dalam teks yang

berhubungan dengan sains.

d) Bedakan antara argumen yang didasarkan pada bukti dan teori

ilmiah dan yang didasarkan pada pertimbangan lain.

e) Mengevaluasi argumen dan bukti ilmiah dari berbagai sumber

(mis. surat kabar, internet, jurnal).

Seorang yang terpelajar secara ilmiah harus mampu menafsirkan

dan memahami bentuk dasar dari data ilmiah dan bukti yang

digunakan untuk membuat klaim dan menarik kesimpulan. Mereka

yang memiliki kompetensi ini harus mampu menginterpretasi makna

dari bukti ilmiah dan implikasinya terhadap audiens yang ditentukan

dengan kata-kata mereka sendiri, menggunakan diagram atau

representasi lain yang sesuai (OECD, 2016).

c. Pengetahuan

Pada PISA 2012 terdapat pengetahuan ilmiah yang mengacu pada

pengetahuan sains dan pengetahuan tentang sains itu sendiri. Sampel

pengetahuan siswa tentang sains yang dapat dinilai dalam penilaian PISA

dan penilaiannya adalah sejauh mana siswa dapat menerapkan pengetahuan

mereka dalam konteks relevansinya dengan kehidupan mereka. Pengetahuan

yang dinilai dipilih dari bidang utama fisika, kimia, biologi, ilmu bumi dan

ruang angkasa, dan teknologi sesuai dengan kriteria berikut:

Page 29: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

16

1) Relevan dengan situasi kehidupan nyata, pengetahuan ilmiah berbeda

dalam hal manfaatnya bagi kehidupan individu;

2) Mewakili konsep ilmiah penting dan memiliki utilitas abadi; dan

3) Sesuai dengan perkembangan siswa kelas 15 tahun.

PISA menilai pengetahuan tentang sains dengan dua kategori. Pertama

adalah "penyelidikan ilmiah", yang berpusat pada penyelidikan sebagai

proses utama sains dan berbagai komponen proses itu. Yang kedua adalah

"penjelasan ilmiah", yang merupakan hasil penyelidikan ilmiah.

Penyelidikan dapat dianggap sebagai alat sains, bagaimana ilmuwan

memperoleh bukti dan penjelasan sebagai tujuan sains dan bagaimana

ilmuwan menggunakan data (OECD, 2013).

Perubahan utama pada PISA 2015 adalah bahwa gagasan

"pengetahuan tentang sains" telah ditetapkan lebih jelas dan dibagi menjadi

dua komponen: pengetahuan prosedural dan pengetahuan epistemik. Pada

PISA 2015 penilaian pengetahuan siswa mencakup pengetahuan konten,

prosedural, dan epistemik. Pada pengetahuan konten, pengetahuan yang

dinilai dan dipilih dari berbagai bidang dalam konteks yang relevansinya

dengan kehidupan mereka masih sesuai dengan pengetahuan sains pada

PISA 2012. Pada pengetahuan prosedural, pengetahuan tentang konsep dan

prosedur inilah yang penting untuk penyelidikan ilmiah yang mendukung

pengumpulan, analisis, dan interpretasi data ilmiah. Ide-ide semacam itu

membentuk suatu kumpulan pengetahuan prosedural yang juga disebut

“konsep bukti”. Seseorang dapat berpikir tentang pengetahuan prosedural

sebagai pengetahuan tentang prosedur standar yang digunakan para ilmuwan

untuk mendapatkan data yang dapat diandalkan dan valid. Pengetahuan

seperti itu diperlukan baik untuk melakukan penyelidikan ilmiah dan terlibat

dalam tinjauan kritis terhadap bukti yang mungkin digunakan untuk

mendukung klaim tertentu. Pada pengetahuan epistemik, yang memiliki

pengetahuan tersebut dapat menjelaskan dengan contoh perbedaan antara

teori ilmiah dan hipotesis atau fakta ilmiah dan observasi. Pengetahuan

epistemik kemungkinan besar akan diuji secara pragmatis dalam konteks di

Page 30: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

17

mana seorang siswa diminta untuk menafsirkan dan menjawab pertanyaan.

Sebagai contoh, siswa dapat diminta untuk mengidentifikasi apakah

kesimpulan dibenarkan oleh data, atau bukti apa yang paling mendukung

hipotesis yang diajukan dalam suatu item dan menjelaskan mengapa

(OECD, 2016).

d. Sikap

Sikap orang-orang terhadap sains memainkan peran penting dalam

minat, perhatian, dan tanggapan mereka terhadap sains dan teknologi, serta

masalah-masalah yang memengaruhi mereka secara khusus. Salah satu

tujuan dari pendidikan sains adalah mengembangkan sikap yang

mengarahkan siswa untuk terlibat dengan isu-isu ilmiah. Sikap seperti itu

juga mendukung akuisisi dan penerapan pengetahuan ilmiah dan teknologi

untuk keuntungan pribadi, lokal/nasional dan global, dan mengarah pada

pengembangan self-efficacy (Bandura, 1997 dalam OECD, 2016).

Penilaian PISA 2015 mengevaluasi sikap siswa terhadap sains di tiga

bidang: minat dalam sains dan teknologi, kesadaran lingkungan, dan menilai

pendekatan ilmiah untuk penyelidikan yang dianggap inti untuk

membangun literasi sains. Ketiga bidang ini dipilih untuk pengukuran

karena sikap positif terhadap sains, kepedulian terhadap lingkungan dan cara

hidup yang berkelanjutan secara lingkungan, dan disposisi untuk menilai

pendekatan ilmiah untuk penyelidikan adalah karakteristik dari individu

yang terpelajar secara ilmiah. Ketika berkorelasi dengan kumpulan besar

informasi lain yang dikumpulkan oleh PISA melalui kuesioner siswa, guru

dan sekolah, dapat memberikan wawasan tentang penyebab setiap

penurunan minat atau sikap. Dengan demikian, sejauh mana siswa individu

tidak tertarik pada sains dan mengakui nilai dan implikasinya dianggap

sebagai ukuran penting dari hasil wajib belajar (OECD, 2016).

Pengembangan literasi sains bagi siswa perlu dipupuk dari tingkat dasar

untuk membangun landasan untuk dapat mengembangkan kompetensi di

pendidikan yang lebih tinggi. Pendidik harus memahami informasi dasar

Page 31: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

18

tentang siswa di dalam kelas, dan juga mampu mendiagnosis siswa secara

individu untuk mengembangkan siswa berliterasi sains secara efektif.

Diagnosis seperti itu akan melibatkan penilaian untuk memberikan informasi

pembelajaran siswa sehubungan dengan pencapaian pengetahuan dan

keterampilan siswa, atau kesalahpahaman siswa tentang konsep atau isi yang

diajarkan oleh guru. Informasi tersebut kemudian dapat digunakan oleh para

guru untuk memperbaiki pengajaran mereka dalam meningkatkan literasi sains

siswa (Sucheewa, 2007 dalam Udompong & Wongwanich, 2014), karena

tujuan besar pendidikan sains adalah untuk megembangkan literasi sains siswa

mengenai hal-hal yang secara langsung mempengaruhi kehidupan

bermasyarakat sehingga mereka dapat mengambil keputusan berdasarkan

informasi dan pemahaman yang tepat (Edeleke & Joshua, 2015). Tujuan

pendidikan sains ditentukan sebagai pembinaan literasi ilmiah melalui:

pemecahan masalah, pengambilan keputusan, penalaran dan keterampilan

berpikir kreatif. Dan peran pendidikan sains dalam mengembangkan literasi

sains dengan memberikan dukungan bahwa literasi sains memainkan peran

sentral dalam kesuksesan nasional. Dalam mendorong inovasi tersebut

memerlukan lingkungan sosial yang mendukung (Laius, Post, & Rannikmae,

2016).

Terdapat sejumlah alasan mengapa literasi sains dianggap penting.

Negara yang kita tinggali bergantung pada tingkat teknologi dan pengetahuan

ilmiah yang semakin meningkat. Kita hidup di negara dengan persediaan

sumber daya alam yang kaya, dan tidak habis-habisnya. Seiring kita hidup di

dunia dengan populasi yang berkembang pesat, keputusan yang kita buat setiap

hari memiliki kapasitas untuk mempengaruhi konsumsi energi, kesehatan

pribadi, sumber daya alam, dan lingkungan kita dan pada akhirnya

mempengaruhi kesejahteraan diri kita sendiri, masyarakat kita, dan dunia.

Miller (2002) dalam Turiman et al. (2012) yang telah terlibat dalam menilai

literasi sains selama lebih dari tiga dekade, menekankan pentingnya "literasi

sains kewarganegaraan" dalam masyarakat modern yang sangat bergantung

Page 32: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

19

Konteks

• Pribadi

• Lokal / nasional

• Global

Pengetahuan

• Konten

• Prosedural

• Epistemik

Kompetensi PISA 2015

• Mengidentifikasi masalah ilmiah

• Menjelaskan fenomena secara ilmiah

• Mengevaluasi dan merancang

penyelidikan ilmiah

• Menafsirkan data dan bukti secara

ilmiah

Tingkat Kognitif

• Rendah

• Medium

• Tinggi

pada teknologi. Dia percaya bahwa masyarakat abad ke-21 membutuhkan

penduduk yang mengetahui tentang masalah ilmiah dan teknologi agar proses

demokrasi dapat berfungsi dengan baik. Literasi sains telah diakui sebagai

karakteristik penting yang harus dimiliki setiap warga negara modern. Dalam

hal ini, pendidikan sains yang mencakup keterampilan abad ke-21 sangat

penting untuk mengembangkan literasi sains siswa, yang kemudian berubah

menjadi warga negara yang terpelajar secara ilmiah.

2. Struktur Aspek Literasi Sains

Sesuai dengan definisi PISA literasi sains, pertanyaan tes (item)

membutuhkan penggunaan kompetensi ilmiah dalam konteks. Ini melibatkan

penerapan pengetahuan ilmiah dan tingkat kognitif. Berikut kerangka untuk

membuat dan menganalisis item penilaian literasi sains (OECD, 2016):

Sebuah unit tes terdiri dari sekelompok pertanyaan yang dicetak secara

independen (item) dari berbagai jenis, disertai dengan bahan stimulus yang

menetapkan konteks untuk item. Jenis stimulus yang digunakan berbeda-beda

untuk menetapkan konteks, termasuk bagian teks, foto, tabel, grafik, diagram,

dan sering dalam kombinasi (OECD, 2013).

Gambar 2.2 Kerangka untuk Membuat dan Menganalisis Item Penilaian

literasi sains

Page 33: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

20

3. Socio-scientific Issues

Socio Scientific Issues (SSI) adalah isu-isu yang kontroversial dengan

konsep yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan alam (Sadler, 2011). Menurut

Kolstø (2001) dalam Sadler, Romine, dan Topcu (2016) isu-isu sosial ilmiah

(SSI) adalah masalah sosial yang kompleks dengan asosiasi konseptual,

prosedural, dan teknologi yang terkait dengan ilmu pengetahuan. Isu-isu yang

menantang ini kemungkinan akan dihadapi dalam kehidupan masyarakat

sehari-hari. Beberapa tahun terakhir, para peneliti ilmu pengetahuan telah

menyadari pentingnya SSI sebagai sarana untuk melibatkan siswa dalam

penyelidikan yang berkaitan dengan sains dan juga pengalaman hidup mereka

sendiri. Pengembangan kemampuan peserta didik untuk memahami,

bernegosiasi, dan akhirnya membuat keputusan mengenai SSI sangat penting

untuk literasi sains. Pentingnya mengintegrasikan praktik siswa relatif terhadap

negosiasi, diskusi, dan analisis SSI yang kompleks diakui secara internasional

(Sadler et al., 2016).

Osborne et al. (2012) dalam penelitian Espejaa dan Lagaróna (2015),

menyatakan SSI adalah topik atau isu sosial yang kontroversial (atau sosial)

yang memiliki komponen ilmiah namun juga memasukkan disiplin dan minat

lain (politik, ekonomi, etika, dll.) dan yang melibatkan evaluasi aspek moral

dan etika. Masyarakat saat ini terus-menerus menghadapi masalah sosio-ilmiah

yang menimbulkan dilema politik dan moral, seperti teknologi nano atau

perubahan iklim. Pendidikan sains harus memberi kesempatan kepada siswa

untuk mengalami sains dalam konteks yang serupa atau serupa dengan konteks

yang akan mereka temukan di luar sekolah, dengan tujuan mencapai literasi

sains bagi semua warga negara (Albe, 2007 dalam Espejaa dan Lagaróna,

2015). Dapat disimpulkan bahwa menggunakan SSI dalam pembelajaran dan

memahami isu-isu sosial ilmiah memiliki peran penting dalam meningkatkan

literasi sains, dan memungkinkan siswa tidak hanya menyampaikan

pengetahuan ilmiah tapi juga menggunakan pengetahuan ini dalam

pengambilan keputusan dan bertanggung jawab sebagai warga sosial.

Page 34: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

21

Ratcliffe dan Grace (2003) dalam Marie et al., (2011) menggambarkan

karakteristik umum dari isu-isu sosial ilmiah seperti:

a. Berdasarkan sains

b. Melibatkan pembentukan pendapat dan pembetukan keputusan pribadi

ataupun kelompok

c. Sering dilberitakan di media

d. Ruang lingkup permasalahannya bersifat lokal, nasional ataupun global,

e. Melibatkan pertimbangan nilai dan etika

f. dan Cenderung memerlukan beberapa pemahaman tentang probabilitas

dan risiko, dan tidak ada jawaban "benar".

Socio Scientific Issues dikatakan sebagai penghubung pembelajaran sains

yang tidak hanya untuk meningkatkan minat siswa terhadap sains, tapi juga

untuk memperkuat keterampilan sebagai kerja tim, pemecahan masalah dan

melek media. Ada lima langkah yang dapat dilakukan pada pembelajaran

berbasis SSI, yaitu:

a. Problem Analysis, pada langkah ini siswa disajikan dengan isu sosial-

ilmiah yang akan dibahas melalui laporan media atau strategi lain yang

relevan untuk menggambarkan isu tersebut.

b. Clarification of the Science, guru membantu siswa memahami isu dari

sudut pandang sains sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari.

c. Refocus on the Socio Scientific Dilemma, siswa memfokuskan perhatian

pada isu dan masalah sosial yang terkait dengan isu tersebut yang dapat

menimbulkan kontroversi.

d. Role Playing Task, siswa mengambil peran untuk terlibat dalam diskusi

SSI. Peran dapat berupa diskusi, unjuk kerja, presentasi ataupun debat

mengenai isu yang dibahas.

e. Meta-reflective Activity, siswa didorong untuk merefleksikan

(mengkonstruk) pengalaman secara keseluruhan dan dikaitkan dengan isu

yang dibahas serta mengaitkannya dengan sains (Sadler, 2011).

Page 35: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

22

Siswa ditantang melalui pembelajaran SSI untuk mempertimbangkan

prinsip-prinsip ilmiah yang mendasari isu dan menganalisis data ilmiah yang

dapat menginformasikan negosiasi isu (Zeidler et al., 2009 dalam Sadler et al.,

2016). Pembelajaran berbasis SSI dapat mendukung beberapa hasil belajar

siswa yang diinginkan termasuk perkembangan minat dan motivasi siswa

dalam sains, pemahaman tentang sifat sains (NOS), dan keterampilan

penalaran (Sadler et al., 2016). Umumnya, kasus SSI menghasilkan banyak

perdebatan sehingga tidak akan memiliki solusi yang mudah. Sadler (2011)

dalam Morris (2014) juga berpendapat bahwa solusi untuk SSI dapat

diinformasikan oleh prinsip, teori, dan data ilmiah, namun solusinya tidak

dapat sepenuhnya ditentukan oleh pertimbangan ilmiah. Potensi tindakan yang

terkait dengan isu dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial termasuk politik,

ekonomi, dan etika. Jadi, SSI tidak hanya terpaku pada konsep sains, namun

melibatkan implikasi moral dan etika.

4. Minyak Bumi

Minyak bumi atau petroleum dalam bahasa latin berasal dari dua kata

yaitu petra (Yunani: karang/batuan) dan oleum (Latin: minyak). Secara umum

minyak bumi dapat didefinisikan sebagai sumber daya alam natural yang terdiri

dari campuran senyawa kompleks hidrokarbon serta senyawa organik lainnya

yang berada dalam formasi geologi di bawah permukaan bumi. Campuran itu

dapat berwujud padat, cair, dan gas. Campuran padat disebut juga bitumen atau

aspal sedangkan campuran berwujud cair adalah apa yang kita kenal sebagai

minyak bumi. Campuran dalam wujud gas sering disebut gas alam. Ketiga-

tiganya memiliki peranan yang penting dalam pemenuhan energi bagi

kehidupan manusia.

Minyak bumi termasuk barang tambang, artinya setelah diambil dari

dalam tanah harus diolah terlebih dahulu sebelum dapat digunakan. Tetapi jika

keperluannya hanya untuk bakar membakar semata, sepertinya tidak perlu

repot-repot diolah. Secara teknis, istilah petroleum mengacu pada semua jenis

Page 36: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

23

campuran hidrokarbon, baik padat, cair, ataupun gas. Istilah petroleum sendiri

baru dipergunakan pada tahun 1556 oleh ahli mineralogi asal Jerman Georg

Bauer, yang dikenal juga dengan nama Georgius Agricola. Dialah yang

disebut-sebut sebagai Bapak Mineralogi.

a. Proses Pembentukan Minyak Bumi

Proses pembentukan minyak mentah terdapat tiga fase antara lain fase

pembentukan, migrasi dan akumulasi.

1) Fase Pembentukan

Fase ini meliputi pungumpulan dan pengawetan zat organik di

dalam sedimen, serta transformasi zat organik menjadi minyak

mentah. Atom-atom karbon dan hidrogen yang merupakan komponen

utama penyusun senyawa hidrokarbon banyak ditemukan dalam

organisme baik yang telah mati maupun yang masih hidup

membentuk senyawa hidrokarbon dari zat organik. Zat organik berasal

dari hewan dan tumbuhan, baik di darat maupun di laut. Di laut, dua

jenis organisme yang memiliki peranan penting dalam penyediaan zat

organik minyak mentah adalah ganggang dan diatome. Jenis

tumbuhan dan hewan bersel satu, plankton dan foraminifera

diperkirakan juga sebagai penyusun petroleum. Salah satu hal yang

menguatkan hipotesis tersebut adalah bahwa organisme tersebut

memiliki jumlah kandungan lipid yang besar.

Organisme bersel satu mengalami dekomposisi menjadi material

organik yang disebut proto-petroleum, setelah mengalami penimbunan

di dalam lapisan sedimentasi dalam jangka waktu yang lama dari

kondisi geologis yang sesuai. Proses ini berlangsung sangat lama,

disertai dengan meningkatnya tekanan dan suhu secara perlahan-

lahan. Selanjutnya proto-petroleum akan mengalami diagenesis yaitu

rangkaian proses yang melibatkan perubahan biologis, fisika, dan

kimia menjadi petroleum siap olah. Proses sedimentasi berlangsung

Page 37: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

24

secara terus-menerus dan konsisten, kondisi semacam ini sangat cocok

bagi zat organik mengalami akumulasi dan pengawetan.

Bergantung pada jumlah dan tipe zat organik yang tersedia,

proses pembentukan petroleum tahap akhir berlangsung pada

kedalaman 760 m hingga 4.880 m dengan temperatur antara 65º C

hingga 150º C. Biasanya pembentukan petroleum dalam jumlah yang

paling besar berada pada kedalaman antara 2.000 m hingga 2.900 m.

Pada daerah yang lebih dalam dari 2.900 m, petroleum yang terbentuk

didominasi dengan camputan minyak cair dan gas yang kita kenal

sebagai gas alam air (Liquid Natural Gas, LNG).

2) Fase Migrasi

a) Migrasi Primer

Minyak bumi yang telah terbentuk mengalami

persebaran/perpindahan di dalam batuan sedimen ke perangkat

tempat petroleum itu sekarang ditemukan. Yang tersisa di dalam

lapisan batuan sedimen hanya komponen kerogen padat dan

beberapa senyawa kimia tak larut. Terpisah dan berpindahnya

minyak dari partikel-partikel padat kerogen melalui pori-pori

sempit dan lubang kapiler disebut migrasi primer. Bagaimana

migrasi primer minyak ini terjadi? Sedimentasi menghasilkan

tumpukan lapisan-lapisan batuan yang semakin lama semakin

banyak. Akumulasi sedimentasi inilah yang akan dihipotesiskan

memberikan energi yang cukup untuk terjadinya migrasi primer

minyak bumi. Dengan semakin meningkatnya temperatur, senyawa

hidrokarbon baru yang terbentuk bergabung dengan molekul air

dan bermigrasi dalam bentuk campuran, suspensi, atau emulsi.

b) Migrasi Sekunder

Senyawa hidrokarbon terus bermigrasi melalui poros-poros

yang semakin lebar setelah mengalami migrasi primer. Perbedaan

utama migrasi primer dan skunder adalah dalam hal ukuran pori

Page 38: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

25

dan jenis batuan yang dilaluinya. Biasanya minyak akan bermigrasi

melalui membran-membran permeabel yang pada akhirnya akan

terakumulasi pada daerah yang disebut trap. Minyak akan terus

bermigrasi hingga mencapai permukaan bumi. Ada dua jenis trap

yaitu structural trap dan stratigraphic trap. Structural trap

terbentuk oleh proses tektonik. Stratigraphic trap adalah jenis trap

yang dihasilkan dari proses deposisi sedimen atau erosi. Keduanya

sangat dipengaruhi oleh aktivitas tektonik.

3) Fase Akumulasi

Tetes minyak yang tersebar di dalam lapisan sedimen

terakumulasi menjadi satu kluster minyak yang jumlahnya sangat

besar. Minyak yang terakumulasi inilah yang nantinya akan kita

gunakan. Seperti halnya migrasi, akumulasi minyak bumi juga sangat

dipengaruhi oleh porositas dan permeabilitas dari carrier beds.

Reservoar klasik biasanya mengandung akumulasi minyak bumi

paling banyak, diikuti oleh reservoar karbonan dan resservoar batuan

beku.

c. Penyusunan Minyak Bumi

Secara umum, petroleum terdiri atas senyawa hidrokarbon cair dan

gas. Dalam kondisi tekanan dan suhu normal, senyawa hidrokarbon

penyusun petroleum dapat berwujud padat (misalnya parafin), cair

(misalnya pentana), atau gas (senyawa hidrokarbon ringan misalnya metana,

etana, propana, dan butana). Secara umum, komponen penyusun petroleum

dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu komponen hidrokarbon dan non-

hidrokarbon.

1) Komponen Hidrokarbon

Pada dasarnya minyak hanya tersusun dari dua atom yaitu karbon

dan hidrogen. Namun dua atom itu dapat membentuk molekul dan

senyawa kimia yang sangat banyak dan kompleks, berikut sifat fisika

Page 39: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

26

dan kimia yang bervariasi pula. Minyak mentah yang ditambang dari

sumur mengandung lebih banyak lagi unsur. Selain karbon dan

hidrogen dijumpai pula nitrogen, oksigen, belerang, dan unsur logam.

Semuanya dalam persentase yang sangat kecil.

Tabel 2.2 Unsur-Unsur Penyusun Minyak Mentah.

No Unsur Persentase

1 Karbon 83% - 87%

2 Hidrogen 10% - 14%

3 Nitrogen 0,1% - 2%

4 Belerang 1% - 3%

5 Oksigen 0,05% -1,5 %

6 Unsur Logam < 0,1%

Empat jenis senyawa hidrokarbon yang biasa dijumpai dalam

minyak bumi mentah antara lain parafin, naphthene(sikloalkana),

aromatik, dan aspal yang merupakan residu pengolahan senyawa

naphthene. Contoh jenis senyawa parafin adalah CH4 (metana), C2H6

(etana), C3H8 (propana). Berikut tabel senyawa penyusun minyak

mentah:

Tabel 2.3 Senyawa Kimia Penyusun Minyak Mentah

No Unsur Persentase

1 Metana 30% (15% -60%)

2 Naphthene 49% (30% - 60%)

3 Aromatik 15% (3% - 30%)

4 Aspal Sisanya

2) Komponen Non-hidrokarbon

Selain komponen hidrokarbon, minyak mentah dapat

mengandung banyak unsur lain seperti sulfur, oksigen, nitrogen, dan

beberapa unsur logam lainnya. Unsur karbon dan hidrogen sangat

dominan dijumpai dalam minyak mentah, sedangkan tidak lebih dari

Page 40: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

27

6,5% sisanya berupa unsur lain. Walaupun jumlahnya relatif kecil,

namun kadang unsur-unsur tersebut dapat mempengaruhi produk hasil

pengolahan minyak mentah. Sebagai contoh, sulfur. Sulfur sering

dijumpai pada minyak mentah medium dan berat. Sulfur berikatan

dengan karbon dan hidrogen. Sedangkan pada minyak mentah berat

sulfur tidak hanya berikatan dengan karbon dan hidrogen melainkan

juga nitrogen dan oksigen. Minyak hasil pengolahan harus bebas

sulfur karena jika sampai produk minyak mengandung sulfur maka

ketika minyak dibakar akan menghasilkan gas polutan berbahaya bagi

lingkungan.

Oksigen dan nitrogen muncul dalam minyak mentah berat dalam

persentase yang cukup kecil. Keduanya tidak terlalu berbahaya seperti

sulfur namun senyawa sodium klorida dapat berpotensi menghasilkan

polusi yang berbahaya juga sehingga perlu untuk dihilangkan selama

proses pengolahan. Dua unsur logam yang sering dijumpai adalah

vanadium dan nikel.

d. Fraksi-fraksi Minyak Bumi

Minyak mentah yang telah diambil dari daerah pertambangan

selanjutnya diolah menjadi produk-produk sesuai kebutuhan pasar/

konsumen. Minyak mentah itu diproses secara kimia dan dipanaskan untuk

menghilangkan kandungan air dan partikel-partikel padat. Selain itu

kandungan gas alam dipisahkan dan diolah secara terpisah. Minyak mentah

ini kemudian dipindahkan ke pabrik pengolahan minyak menggunakan truk,

kereta, kapal, atau pipa. Secara umum ada tiga tahap pengolahan minyak

yang dilakukan industri-industri petrokimia antara lain separasi, konversi,

dan purifikasi. Separasi adalah tahap pemisahan komponen hidrokarbon

minyak mentah ke dalam fraksi-fraksi dengan kriteria tertentu. Biasanya

separasi ini didasarkan pada kemiripan sifat fisika dan kimia senyawa

hidrokarbon. Tahap berikutnya adalah konversi yaitu pengubahan fraksi-

fraksi hidrokarbon menjadi produk akhir misalnya menjadi bensin dan

Page 41: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

28

minyak tanah. Pada tahap konversi, kemungkinan adanya unsur pencampur

yang tidak diinginkan dan dapat mengganggu kualitas produk kadang

ditemukan. Oleh karena itulah maka tahap ketiga perlu dilakukan untuk

membersihkan produk konversi dari bahan-bahan impuriti (bahan

pencampur). Tahap inilah yang disebut purifikasi.

1) Separasi

Hidrokarbon di dalam minyak mentah terdiri dari ratusan jenis

hidrokarbon yang memiliki panjang rantai molekul yang berbeda-beda.

Setiap molekul dengan panjang rantai berbeda memiliki titik didih yang

berbeda pula. Untuk menseparasi hidrokarbon-hidrokarbon itu maka

dapat digunakan teknik fractional distillation atau atmospheric

distillation. Minyak mentah dipompa dari tempat penyimpanan ke

serangkaian pemanas untuk mendapatkan minyak mentah dengan suhu

sekitar 1200º C. Minyak mentah kemudian dicampur dengan air dengan

jumlah dan kadar tertentu. Pencampuran ini bertujuan untuk

memisahkan komponen air garam yang mungkin ada di dalam minyak

mentah. Minyak mentah bebas garam lalu dialirkan ke pipa pemanas

sebelum memasuki tungku pembakaran. Minyak mentah dipanaskan

pada rentang suhu 315º C hingga 600º C, sesuai jenis minyak mentah

dan kebutuhan produk jenis apa yang dikehendaki. Pada suhu tersebut

sebagian besar minyak mentah berada dalam wujud uap. Uap-uap itu

kemudian dialirkan kebagian bawah kolom fraksi yang tingginya

mencapai 45 meter. Kolom fraksi terdiri dari 20 hingga 40 saringan

bertingkat yang masing-masing terhubung ke pipa pemisah fraksi yang

akan menampung hidrokarbon hasil separasi. Hasil dari pemisahan

kemudian diolah lebih lanjut menjadi produk yang siap digunakan.

2) Konversi

Produk minyak mentah hasil separasi belumlah optimal untuk

langsung digunakan. Sebagai contoh dari proses separasi tersebut hanya

40% bagian saja yang berupa bahan bakar kendaraan bermotor. Sisanya

Page 42: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

29

perlu pengolahan lebih lanjut. Ada tiga cara yang biasa digunakan

untuk mengolah produk minyak mentah hasil separasi antara lain:

a) Cracking

Cracking adalah pemecahan rantai molekul hidrokarbon panjang

menjadi rantai yang lebih pendek. Ada dua metode cracking yaitu

Thermal Cracking dan Catalystic Cracking. Pada Thermal Cracking,

hidrokarbon dipanaskan pada suhu tinggi. Biasanya tekanan yang

cukup tinggi juga diberikan pada hidrokarbon. Proses pemanasan

dilakukan hingga rantai karbon panjang pecah menjadi rantai kecil-

kecil. Pada Catalytic Cracking memanfaatkan zat katalis untuk

mempercepat proses pemecahan senyawa hidrokarbon. Katalis yang

biasa digunakan antara lain zaolite, aluminium hidrosilikat, bauksit,

dan silika alumina.

b) Unifikasi

Berkebalikan dengan cracking, unifikasi adalah metode yang

digunakan untuk membuat senyawa hidrokarbon berat dengan cara

mereaksikan senyawa-senyawa hidrokarbon ringan. Proses utama

unifikasi disebut catalytic reforming yang menggunakan katalis

platinum dan campuran antara platinum dan renium. Beberapa

produk yang dihasilkan dari unifikasi adalah senyawa aromatik yang

digunakan untuk membuat bahan-bahan kimia dan campuran bahan

bakar. Senyawa aromatik dihasilkan dari unifikasi nafta ringan.

c) Alterasi

Produk-produk tertentu kadang tidak dapat langsung diperoleh dari

proses separasi, cracking atau unifikasi. Kadang struktur molekul

hidrokarbon harus dimodifikasi atau disusun ulang untuk

memperoleh senyawa dengan sifat dan fungsi yang dikehendaki.

Proses semacam itu disebut alkilasi, molekul ringan dikombinasikan

untuk memperoleh molekul yang lebih berat. Sebagai contoh

propilen, butilen, dan katalis untuk memperoleh hidrokarbon yang

digunakan untuk bahan bakar berkualitas tinggi.

Page 43: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

30

3) Purifikasi

Sebelum produk hasil pengolahan minyak siap dipasarkan perlu

kiranya untuk dilakukan purifikasi. Minyak hasil olahan kadang masih

mengandung unsur-unsur yang mengganggu baik kinerja bahan bakar

maupun residu yang bersifat polutan. Purifikasi berusaha untuk

menghilangkan zat pengotor tersebut atau mengurangi kadarnya sampai

pada konsentrasi yang tidak mengganggu unjuk kerja bahan bakar atau

tidak mengganggu mesin dan lingkungan. Setelah fase purifikasi,

diperolehlah minyak bumi dengan berbagai fungsi. Produk-produk

tersebut dapat di klasifikasikan menjadi:

a) Gas Petroleum

Digunakan untuk pemanasan, memasak, dan pembuatan plastik.

Senyawa hidrokarbon terdiri deret senyawa alkana ringan (jumlah

atom karbon 1 hingga 4). Memiliki titik didih kurang dari 40º C. Gas

petroleum kadang dicairkan pada tekanan tinggi menjadi liquid

petroleum gas atau LPG.

b) Nafta atau Ligroin

Merupakan produk intermediet atau produk antara yang akan

diolah lebih lanjut menjadi bahan bakar kendaraan bermotor.

Merupakan campuran senyawa hidrokarbon dari deret senyawa

alkana dengan jumlah atom karbon antara 5 hingga 9 atom. Memiliki

titik didih 60º C hingga 100º C.

c) Bensin/Gasolin

Digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Bensin

berada dalam wujud cair dalam suhu dan tekanan normal namun

mudah sekali menguap. Merupakan campuran senyawa hidrokarbon

alkana dan sikloalkana yang terdiri dari 5 hingga 12 atom karbon.

Memiliki titik didih antara 40 º C hingga 250 º C.

d) Kerosin

Kerosin merupakan produk yang dapat diolah menjadi produk

lainnya. Kerosin dapat pula digunakan sebagai bahan bakar utama

Page 44: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

31

mesin jet. Merupakan campuran senyawa hidrokarbon dari deret

senyawa alkana dan aromatik dengan jumlah atom karbon antara 10

hingga 18 atom. Titik didih kerosin cukup tinggi yaitu antara 175 º C

hingga 325º C.

e) Minyak Gas

Berwujud cair dengan titik didih yang sangat tinggi yaitu antara

250º C hingga 350º C. Minyak gas banyak digunakan untuk bahan

bakar mesin diesel dan pemanasan minyak. Minyak gas juga dapat

diolah kembali menjadi produk lainnya. Merupakan senyawa alkana

yang terdiri dari 12 atau lebih atom karbon.

f) Pelumas

Senyawa hidrokarbon penyusun pelumas adalah alkana,

sikloalkana, dan aromatik yang memiliki rantai karbon panjang

antara 20 hingga 50 atom. Memiliki titik didih sangat tinggi yaitu

antara 300º C hingga 370º C. Pelumas berwujud cair pada suhu dan

tekanan standar.

g) Gas Berat atau Bahan Bakar Minyak

Merupakan bahan bakar baku industri-industri besar. Dengan

cracking, produk ini dapat dipecah dan diolah menjadi prosuk-

produk lainnya yang kebih ringan. Memiliki wujud cair dan titik

didih yang tinggi taitu antara 370º C hingga 600º C. Senyawa

hidrokarbon yang menyusunnya termasuk senyawa dengan rantai

atom C yang sangat panjang antara 20 hingga 70 atom. Tiga

senyawa utama penyusun bahan bakar minyak adalah alkana,

sikloalkana, dan aromatik.

h) Residu

Residu minyak mentah meliputi aspal, lilin, dan coke. Bahan-

bahan ini merupakan senyawa hidrokarbon berat dengan rantai atom

C yang panjang sehingga wujudnya padat. Tidak mudah terbakar.

Dalam wujudnya yang padat, residu ini dapat diolah lagi menjadi

banyak sekali produk. Memiliki titik didih lebih dari 600º C.

Page 45: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

32

Senyawa hidrokarbon yang menyusunnya terdiri dari campuran

banyak sekali deret senyawa kimia yang memiliki atom C lebih dari

70 buah.

e. Bensin dan Penyimpanan Bensin

Bensin dikenal juga dengan nama hidrokarbon alifatik yaitu senyawa

hidrokarbon yang hanya terdiri dari atom hidrogen dan karbon yang

membentuk rantai linier bukan siklik/cincin. Bensin merupakan campuran

senyawa hidrokarbon cair mudah terbakar dan mudah menguap, diturunkan

dari petroleum (minyak mentah) dan merupakan bahan bakar kendaraan

bermotor untuk melakukan pembakaran internal mesin.

1) Octane Rating

Asal istilah Octane Rating atau nilai oktan berasal dari senyawa

asalnya yaitu oktana. Bahan bakar dengan nilai oktan 87 berarti bahan

bakar tersebut terdiri dari 87% oktana sedangkan 13% sisanya berupa

senyawa campuran lainnya, misalnya heptana. Bahan bakar dengan

nilai oktan 87 dapat terbakar secara spontan jika dikompresi dengan

kekuatan tertentu. Dengan demikian bahan bakar dengan nilai oktan 87

sebaiknya digunakan oleh mesin yang memiliki rasio kompresi di

bawah nilai kompresi maksimum yang diijinkan. Pada perang dunia I,

untuk meningkatkan nilai oktan bahan bakar digunakan senyawa kimia

tambahan antara lain tetraetil-timah. Namun ternyata penambahan

senyawa aditif itu menyebabkan penyumbatan katalitik konverter oleh

timah sehingga mesin tidak dapat bekerja selama beberapa menit.

Selain itu timah merupakan zat racun yang berbahaya bagi makhluk

hidup sehingga penggunaan zat tersebut dihentikan.

Sebagai alternatif digunakan senyawa lainnya yaitu methyl tertiery

butyl ether (MTBE) dan etanol. MTBE juga mengurangi jumlah

karbonmonoksida yang merupakan residu pembakaran bahan bakar.

Namun MTBE ini juga bersifat racun, dan MTBE mudah bereaksi

Page 46: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

33

dengan air. Senyawa aditif lain yang digunakan untuk meningkatkan

nilai oktan bahan bakar adalah methylcyclopenthadienyl manganase

tricarbonyl (MMT).

2) Tingkat Penguapan

Di negara-negara empat musim untuk menghasilkan bahan bakar

yang dapat memulai pengapian mesin dengan segera pada cuaca dingin,

bahan bakar biasanya ditambahkan butana. Penambahan butana

menurunkan koefisien penguapan bahan bakar sehingga walaupun pada

cuaca dingin, pembakaran dapat berlangsung dengan segera.

3) Campuran Bahan Bakar

Pencampuran bahan bakar tidak menjadi mudah kerena harus

memenuhi banyak sekali kriteria mulai dari sifat-sifat senyawa

hidrokarbon hingga isu lingkungan. Beberapa hal yang diperhatikan

dalam pencampuran bahan bakar antara lain tekanan uap dalam ruang

pembakaran, rasio kompresi mesin, proses pembakaran, kadar belerang,

stabilitas bahan bakar, kadar senyawa aromatik, kadar deret senyawa

alkena, nilai oktan, dan peraturan pemerintah setempat.

f. Dampak Pembakaran Bahan Bakar terhadap Lingkungan

Pembakaran minyak bumi menghasilkan gas karbondioksida (CO2).

Gas karbondioksida (CO2) merupakan salah satu gas jahat penyebab efek

rumah kaca. Gas CO2 sisa pembakaran bersama-sama dengan gas rumah

kaca lainnya, yaitu uap air, metana dan nitrogen oksida, bertengger

diatmosfer bumi. Semakin hari semakin tebal lapisan gas rumah kaca itu.

Sinar matahari yang sampai ke bumi mula-mula melewati atmosfer. Semua

panjang gelombang sinar matahari hampir seluruhnya terlewatkan dan

menyentuh permukaan bumi memberikan energi panas yang penting untuk

keberlangsungan kehidupan di bumi. Panas yang diserap bumi ini tidaklah

hilang begitu saja akan tetapi sebagian dipantulkan kembali ke angkasa luar

dalam bentuk radiasi inframerah. Untuk mencapai angkasa luar, radiasi

Page 47: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

34

pantulan ini harus melewati atmosfer. Di sana telah menunggu

segerombolan gas rumah kaca jahat yang tidak membiarkan radiasi ini terus

terpancar keluar. Gas rumah kaca itu memerangkap radiasi pentulan dari

bumi. Akibatnya radiasi itu terpantul kembali ke bumi. Demikian

seterusnya, sehingga suhu bumi semakin lama semakin hangat. Hangatnya

suhu bumi ini bukannya tidak membawa persoalan pelik, suhu bumi

meningkat secara merata diseluruh belahan, inilah yang serig kita dengar

sebagai global warming atau pemanasan global. Efek langsung dari

pembakaran bahan bakar minyak adalah polusi udara yang dapat

menyebabkan iritasi mata, gangguan pernapasan, dan udara yang tidak

bersih. Dalam skala global, efek pembakaran bahan bakar minyak antara

lain:

1) Perubahan Cuaca yang Tidak Menentu

Emisi gas rumah kaca memicu pemanasan global membuat belahan

bumi utara mengalami peningkatan suhu paling tinggi diantara daerah-

daerah yang lain. Daerah-daerah sub tropis yang memliki empat musim

akan mengalami banyak sekali perubahan-perubahan drastis. Daerah

yang semula bersalju lama kelamaan semakin menipis atau bahkan

tidak ada salju sama sekali. Semakin hangat suhu bumi semakin banyak

penguapan air (terutama dari lautan) yang terjadi. Penguapan ini

menyebabkan di beberapa wilayah mengalami kekeringan. Dahulu yang

hidup di daerah tropis memiliki jatah musim hujan dan kemarau sama

panjangnya setiap tahun. Sekarang, hujan dapat terjadi kapan saja.

Kadang hujan sangat lebat, kadang siang terik yang sangat panas. Cuaca

jadi tidak menentu dan sukar diprediksi.

2) Mencairnya Es di Kutub-kutub Bumi

Es dikutub utara dan selatan juga tidak ketinggalan, gletser di

beberapa benua seperti Afrika, Asia, dan Eropa mencair dengan

kecepatan yang menakjubkan dibanding keadaan normalnya.

Mencairnya es di kutub utara dan selatan memberikan pengaruh yang

Page 48: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

35

signifikan terhadap spesies yang hidup didalamnya. Terlalu banyak es

yang mencair menyebabkan keseimbangan ekosistem terganggu.

Beruang kutub misalnya telah mengalami penurunan jumlah populasi

selama kurun beberapa dekade terakhir mencairnya es menyebabkan

jumlah air laut menjadi melimpah dan meningkatkan ketinggian

permukaan air laut.

3) Menurunkan Hasil Pertanian

Negara-negara agraris seperti Indonesia, sebagian besar

penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Para petani tentu

lebih tahu mengenai iklim, musim, kadair air, suhu, hama, dan lain

sebagainya yang berpengaruh terhadap hasil panen. Musim sangat

mempengaruhi tanaman pertanian jika sawah atau ladang terlalu basah

karena sering hujan, tentu tidak baik untuk tanaman. Apalagi jika terlalu

lama kering. Kondisi iklim yang tidak menentu ini telah merugikan

petani, karena hasil panen menurun. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia

tetapi di beberapa negara lain.

4) Keberlangsungan Hidup Flora dan Fauna Terancam

Bagi flora dan fauna, perubahan drastis akibat pemanasan global

membawa kesulitan tersendiri bagi mereka. Bukan hanya masalah

kenyamanan akan tetapi keberlangsungan hidup spesiesnya bentuk

adaptasi beberapa jenis tumbuhan terhadap suhu bumi yang semakin

tinggi adalah berbunga lebih awal. Beberapa spesies hewan bermigrasi

dari habitat lama ke habitat baru. Namun tidak demikian halnya dengan

tumbuhan, mereka tidak bisa berpindah. Bagi beberapa jenis hewan dan

tumbuhan yang tidak dapat menemukan tempat sesuai habitat asalnya

kemungkinan besar kan mengalami kepunahan baik secara lokal

maupun global jika tindakan dan pencegahan dan perawatan terhadap

alam dan beserta isinya tidak segera dilakukan oleh manusia.

Bagaimana dengan kehidupan di dalam laut? Para ilmuwan telah

mengadakan penelitian bahwa peningkatan suhu sebesar 1º C saja dapat

Page 49: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

36

memberangus terumbu karang di laut. Semakin meningkatnya kadar

CO2 di atmosfer yang dapat terbawa oleh air hujan di laut menyebabkan

keasaman air laut naik. Tentu ini sangat berbahaya bagi para ikan dan

tumbuhan laut.

5) Penyebaran Wabah Penyakit

Meningkatnya suhu terutama di daerah tropis menyebabkan

penyebaran wabah penyakit menjadi semakin garang. Penyebaran

penyakit malaria yang difasilitasi oleh nyamuk dan binatang lainnya

menjangkau daerah yang semakin luas. Semula daerah operasi nyamuk-

nyamuk jahat itu adalah daerah dengan suhu yang cukup tinggi seperti

daerah tropis. Kini daerah-daerah yang semula terlalu dingin bagi

nyamuk-nyamuk itu, berkat emisi CO2 daerah itu menjadi lebih hangat

dan nyamuk bisa berkunjung dan menyebarkan penyakit disana. Selain

itu, wabah lainnya yang tidak kalah mengerikan adalah demam

berdarah, radang otak dan demam kuning. Penyakit-penyakit itu semula

hanya terjangkit di daerah tropis namun karena adanya peningkatan

suhu di berbagai belahan bumi maka penyakit tersebut dapat menyebar

kemana-mana.

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, berikut dikemukakan hasil penelitian

terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini:

1. Penelitian yang dilakukan oleh L.D. Purwani, F. Sudargo dan W.

Surakusumah, Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2018 yang berjudul

“Analysis of student’s scientific literacy skills through socioscientific

issue’s test on biodiversity topics”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

keterampilan literasi sains siswa untuk dimensi kompetensi sains rendah

(15,84% untuk kelas A dan 19,50% untuk kelas B) dan juga untuk sikap

terhadap dimensi sains (31,15% untuk kelas A dan 37,05%).

Page 50: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

37

2. Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Ikhwan Mat Saad, Sadiah

Baharom, dan Siti Eshah Mokhsein, Universitas Pendidikan Sultan Idris,

Tanjung Malim, Perak, Malaysia tahun 2017 yang berjudul “Scientific

Reasoning Skills Based on Socio-Scientific Issues in The Biology Subject”.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa literasi sains siswa masih

rendah, sebanyak 78% (351 siswa) menjawab dalam tingkat rendah;

sementara 19% (85 siswa) berada di tingkat sedang dan hanya 3% (14

siswa) berada di tingkat tinggi. Selain itu, siswa tidak kompeten untuk

menghubungkan konsep sains dan isu sosio-ilmiah.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Gustia Angraini, Universitas Pendidikan

Indonesia tahun 2014 yang berjudul “Analisis Kemampuan Literasi Sains

Siswa SMA Kelas X di Kota Solok”. Penelitian dilakukan pada siswa

kelas X di 3 sekolah di kota Solok yaitu pada sekolah akreditasi A, B dan

C, sampel berjumlah 63 orang siswa. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains siswa kelas X di kota Solok

masih “kurang sekali”, karena persentase yang didapatkan adalah 27,94%

(kurang sekali ≤54% ).

4. Penelitian yang dilakukan oleh Ade Kirana Aryani, Hadi Suwono, dan

Parno, Universitas Negeri Malang tahun 2016 yang berjudul “Profil

Kemampuan Literasi Sains Siswa SMPN 3 Batu”. Penelitian dilakukan

pada siswa kelas VII. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa memiliki

kemampuan literasi sains Aspek kompetensi sebesar 22% dan Aspek

pengetahuan sebesar 34%. Persentasi kedua Aspek tersebut masih di

bawah 50% dari jumlah siswa keseluruhan sehingga menunjukkan

kemampuan literasi sains siswa SMPN 3 Batu tergolong rendah.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Nisa Wulandari dan Hayat Solihin,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia pada tahun 2016

yang berjudul “Analisis Kemampuan Literasi Sains Pada Aspek

Pengetahuan Dan Kompetensi Sains Siswa Smp Pada Materi Kalor”.

Sampel penelitian adalah 31 orang siswa kelas VIII di salah satu SMP

Negeri di Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata

Page 51: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

38

ketercapaian kemampuan literasi sains pada aspek pengetahuan sebesar

66,45% dengan kategori ketercapaian baik.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Lutfi Rizkita, Hadi Suwono, dan Herawati

Susilo, Universitas Negeri Malang tahun 2016 yang berjudul “Analisis

Kemampuan Awal Literasi Sains Siswa SMA Kota Malang”. Penelitian

dilakukan pada siswa SMAN 4 Malang kelas X tahun ajaran 2015-2016

yang berjumlah 68 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kemampuan awal literasi sains siswa tergolong masih rendah dengan rata-

rata persentase sebesar 52%.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Evi Sapinatul Bahriah, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 yang berjudul “Peningkatan

Literasi Sains Calon Guru Kimia Pada Aspek Konteks Aplikasi dan Proses

Sains”. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan

Kimia Semester 2 Tahun Ajar 2013/2014 FITK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek konteks aplikasi

sains memperoleh nilai sebesar 42,49% (kategori sedang) dan pada aspek

proses sains memperoleh nilai sebesar 50,29% (kategori sedang).

C. Kerangka Berpikir

Sejak tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggiatkan

Gerakan Literasi Nasional (GLN) untuk membangun budaya literasi pada

seluruh ranah pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) sebagai bagian

dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23

Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Pelibatan lembaga pendidikan

sejak penyusunan konsep, kebijakan, penyediaan materi pendukung, sampai

pada kampanye literasi sangat penting agar kebijakan yang dilaksanakan sesuai

dengan harapan dan kebutuhan masyarakat. GLN diharapkan menjadi

pendukung keluarga, sekolah, dan masyarakat mulai dari perkotaan sampai ke

wilayah terjauh untuk berperan aktif dalam menumbuhkan budaya literasi

(Kemendikbud, 2017).

Page 52: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

39

Pada abad 21, dunia industri berkembang pesat akibat dari kemajuan

sains dan teknologi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pesatnya

perkembangan industri pada abad 21 ini juga menimbulkan banyak

permasalahan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Permasalahan

tersebut terjadi akibat kurangnya kesadarpahaman akan sains. Manusia sering

kali memanfaatkan sains dan teknologi dengan mengeksploitasi alam tanpa

memahami akibatnya bagi lingkungan dan masa depan bumi. Contohnya,

pemanfaatan bahan-bahan kimia dan produk-produk teknologi dalam

kehidupan sehari-hari tanpa diimbangi dengan pemahaman dampak-dampak

pemakaiannya terhadap diri sendiri, keluarga, dan lingkungan.

Pembelajaran ilmu kimia di sekolah tidak hanya untuk menghasilkan

siswa yang memiliki kemampuan kognitif pada ilmu kimia namun juga

menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan literasi sains yang baik.

Literasi sains dapat diartikan sebagai kemampuan siswa untuk

mengaplikasikan ilmu sains yang diperoleh ke dalam kehidupan sehari-hari dan

ke dalam kehidupan masyarakat modern. Tes berbasis Socio-Scientific Issues

dalam meningkatkan literasi sains penting untuk diterapkan dan ditingkatkan

pada siswa, untuk melatih siswa supaya mampu memahami dan memecahkan

berbagai fenomena atau isu-isu sosial yang terkait dengan pengetahuan ilmiah.

Pentingnya literasi sains sudah diakui oleh masyarakat di seluruh dunia

dengan dibentuknya lembaga yang menyelenggarakan tes kemampuan literasi

siswa dalam skala internasional. Tes tersebut menggunakan kerangka PISA

yang diselenggarakan oleh OECD. Indonesia sudah mengikuti tes ini sejak

tahun 2000 dan dilaksanakan kembali setiap 3 tahun berikutnya, yaitu tahun

2003, 2006, 2009, 2012 dan 2015. Hasil yang diperoleh Indonesia masih

rendah, rendahnya hasil perolehan tes tersebut mencerminkan rendahnya

kemampuan literasi sains siswa indonesia. Rendahnya kemampuan literasi

sains siswa dikarenakan siswa tidak dihadapkan pada pembelajaran dan

latihan-latihan soal yang mengaitkan ilmu kimia dengan konteks mengenai isu-

isu dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa belum terlatih menyelesaikan

Page 53: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

40

permasalahan-permasalahan sosial yang terkait dengan pengetahuan ilmiah.

Untuk mengetahui kriteria kemampuan literasi sains siswa saat ini perlu

diadakannya analisis literasi sains siswa mengenai socio scientific issues.

Setelah adanya data hasil analisis ini, maka dapat melihat bagaimana kriteria

kemampuan literasi sains siswa mengenai socio scientific issues yang beredar

di lingkungan sosial siswa tersebut dalam konteks nasional maupun global.

Pada gambar 2.3 berikut ini adalah kerangka berpikir dalam penelitian:

Literasi sains sebagai tujuan

utama Pendidikan Sains

Kurikulum 2013 Edisi Revisi Gerakan Meningkatkan

Literasi Sains dalam Pendidikan Sains

Pendidikan sains harus dapat

menghubungkan konsep sains dengan

isu sosial

Socio Scientific Issues (SSI) adalah

suatu isu atau masalah yang kompleks

yang berkaitan dengan ilmu

pengetahuan alam

Materi Kimia sebagai SSI: Minyak

Bumi

Menganalisis Kemampuan Literasi Sains

Siswa Mengenai SSI Minyak Bumi

Persentase dan Kriteria Kemampuan

Literasi Sains Siswa

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

Page 54: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 di

empat SMA Negeri Kota Tangerang Selatan.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode

penelitian deskriptif. Metode ini digunakan sesuai dengan tujuan penelitian

yang ingin dicapai yaitu untuk menggambarkan kriteria kemampuan literasi

sains siswa, karena penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan suatu

peristiwa yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan secara

khusus terhadap peristiwa tersebut (Arifin, 2011: 54). Untuk memperoleh data

hasil penelitian digunakan instrumen penelitian yang diolah secara statistik dan

di analisis. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu desain

penelitian survey. Penelitian survey digunakan untuk mengumpulkan data atau

informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang

relatif kecil (Arifin, 2011:55).

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan jumlah subjek yang akan diteliti. Populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII di SMA Negeri se-Kota Tangerang

Selatan pada tahun ajaran 2019/2020. Pengambilan sampel pada penelitian ini

yaitu peserta didik kelas XII di beberapa SMA Negeri se-Kota Tangerang

Selatan dengan menggunakan teknik cluster random sampling yaitu dengan

memilih secara acak yang didasarkan pada klaster (gugus) (Eriyanto, 2007:

116). Dalam penarikan sampel klaster, SMA Negeri ditempatkan sebagai

satuan penarikan sampel (Primary Sampling Unit/PSU). Peneliti menarik

terlebih dahulu SMA Negeri Tangerang Selatan, terpilih 4 SMA Negeri dari

Page 55: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

42

total 12 SMA Negeri yang ada di Kota Tangerang Selatan berdasarkan klaster

pada kecamatan yang berbeda setiap sekolah yang terpilih. Dari SMA Negeri

yang terpilih tersebut selanjutnya menentukan kelas yang sudah mempelajari

materi minyak bumi. Berdasarkan proses tersebut akhirnya didapatkan

kesimpulan total siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah sebanyak 150

siswa yang dapat mewakili siswa kelas XII SMA Negeri se-Kota Tangerang

Selatan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Sampel penelitian di empat SMAN Tangerang Selatan

No. SMAN Kota Tangerang Selatan Alamat Kelas Jumlah

Siswa

1. SMAN 5 Kota Tangerang Selatan Pondok Aren XII IPA 2 42

2. SMAN 6 Kota Tangerang Selatan Pamulang XII IPA 2 35

3. SMAN 11 Kota Tangerang Selatan Ciputat XII IPA 3 33

4. SMAN 12 Kota Tangerang Selatan Serpong XII IPA 1 40

Total 150

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan kegiatan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Analisis kebutuhan: Studi pustaka, untuk memperoleh landasan teoritis

yang relevan dengan studi literatur PISA, jurnal-jurnal dan laporan

penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan diteliti. Studi

lapangan, untuk mengetahui tes yang dikembangkan dan diujikan

disekolah.

b. Analisis topik permasalahan dari keunggulan dan kelemahan temuan.

c. Konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai proposal berdasarkan

permasalah yang telah ditentukan, mengajukan sebuah judul penelitian,

metode dan desain penelitian.

d. Seminar proposal untuk mendapatkan persetujuan dan bimbingan dari

Dosen Bimbingan Skripsi.

Page 56: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

43

e. Menyusun instrumen penelitian berupa tes tertulis sesuai dengan bidang

yang akan diteliti.

f. Melakukan validasi dan analisis instrumen penelitian kepada dosen ahli

dan selanjutnya merevisi instrumen penelitian.

g. Melakukan validasi dan analisis instrumen penelitian kepada siswa

sebagai uji coba instrumen dan selanjutnya merevisi instrumen

penelitian.

h. Mengurus surat perizinan penelitian.

i. Perizinan pelaksanan survey dengan sekolah yang bersangkutan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini melakukan penelitian dengan

menggunakan instrumen tes tervalidasi kepada sampel yang telah di

tentukan untuk mengumpulkan data penelitian.

3. Tahap Analisis, Refleksi dan Evaluasi

a. Pengumpulan data, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian

b. Menyimpulkan hasil penelitian

Page 57: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

44

Pada gambar 3.1 berikut ini diagram alir dalam penelitian ini:

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Analisis Kebutuhan

Studi Pustaka Studi Lapangan

Membaca Literatur Tentang Literasi Sains:

Buku

Jurnal hasil penelitian

Wawancara Guru:

Tes yang dikembangkan dan diujikan

Kemampuan literasi sains siswa

Menganalisis Keunggulan dan Kelemahan Temuan

Pengajuan Judul, Proposal Penelitian, dan Seminar Proposal

Revisi Proposal Penelitian

Merancang Soal dan Pembuatan Soal Literasi Sains

Mengenai SSI:

Mengumpulkan informasi mengenai issues minyak bumi

Mengelompokkan berdasarkan domain literasi sains PISA

Validasi Instrumen

Validasi Dosen Ahli

Uji Lapangan Terbatas.

Melakukan Analisis:

Tingkat kesukaran

Daya pembeda

Validitas butir soal

Reliabilitas butir soal

Revisi

Instrumen yang Valid dan

Reliabel untuk Mengukur

Kemampuan Literasi Sains

Pelaksanaan Penelitian Pengolahan Data, Analisis

Data dan Pembahasan

Kesimpulan

Page 58: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

45

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu

teknik tes dan nontes. Teknik tes berupa tes tertulis yang diberikan kepada

siswa untuk mengukur kemampuan literasi sains siswa SMA Negeri kelas XII

dengan menggunakan kriteria penskoran. Teknik nontes berupa kuisioner yang

diberikan kepada siswa untuk mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap

sains dan ada tidaknya keterkaitan antara kegiatan sains di luar sekolah, proses

belajar kimia, mengenai guru kimia dalam proses pembelajaran dan informasi

lingkungan mengenai isu-isu sosial sains dengan kemampuan literasi sains

siswa, kemudian dideskripsikan berdasarkan persentase yang didapat dari hasil

kuisioner tersebut.

F. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa tes tertulis

dan kuisioner. Tes tertulis dibuat berdasarkan kerangka literasi sains PISA

2012 dan PISA 2015 untuk mengukur literasi sains siswa berdasarkan aspek

kompetensi, aspek pengetahuan dan aspek konteks yang mengenai socio

scientific issues pada materi minyak bumi. Tes tertulis berjumlah 20 butir soal

dalam bentuk uraian berdasarkan kompetensi literasi sains pada Tabel 3.2,

berdasarkan pengetahuan literasi sains pada Tabel 3.3 dan berdasarkan konteks

literasi sains pada Tabel 3.4:

Tabel 3.2 Aspek Kompetensi Literasi Sains dalam Soal Tes

No. Kompetensi Literasi Sains No. Soal Jumlah

Soal

1. Mengidentifikasi isu-isu ilmiah 2, 7, 11, 13, 16, 17,

19, 20 8

2. Menjelaskan fenomena secara ilmiah 3, 6, 8, 10 4

3. Menggunakan bukti ilmiah 4, 5, 9, 14, 15, 18 6

4. Menafsirkan data dan bukti secara

ilmiah 1, 12 2

Page 59: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

46

Tabel 3.3 Aspek Pengetahuan Literasi Sains dalam Soal Tes

No. Pengetahuan Literasi

Sains No. Soal

Jumlah

Soal

1. Pengetahuan Konten 1, 2, 4, 5, 8, 9, 14, 16, 18 9

2. Pengetahuan Prosedural 3, 11, 20 3

3. Pengetahuan Epistemik 6, 7, 10, 12, 13, 15, 17, 19 8

Tabel 3.4 Aspek Konteks Literasi Sains dalam Soal Tes

No. Konteks Litasi

Sains No. Soal

Jumlah

Soal

1. Global 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 16 8

2. Lokal/Nasional 1, 2, 3, 4, 12, 14, 15, 17, 18, 19, 20 11

3. Pribadi 8 1

Kuisioner diambil dari kuisioner PISA 2015 yang telah diterjemahkan

pada bagian kuisioner tentang pelajaran kimia saja. Terdiri dari 5 pertanyaan

tentang personal, 30 pernyataan tentang sikap siswa terhadap pelajaran kimia

di sekolah, tentang guru kimia dan tentang isu sosial di lingkungan. Kisi-kisi

kuisioner yang diambil dari PISA 2015 sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuisioner Personal

Aspek Sub Pertanyaan Nomor

Pertanyaan

Personal

Jenis kelamin 1

Tanggal lahir 2

Mengikuti les/privat 3

Berpartisipasi dalam kegiatan sains 4a, 4b, 4c

Absensi sekolah 5

Page 60: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

47

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuisioner Pelajaran Kimia dan Tentang Guru Kimia

Aspek Sub Pernyataan Nomor Pernyataan

Positif Negatif

Pelajaran

Kimia

Senang ketika belajar kimia 6

Kimia adalah mata pelajaran favorit 7

Suka membaca buku tentang pelajaran kimia 8

Pelajaran kimia mengajarkan berbagai hal tentang

kehidupan sehari-hari 9

Memahami konsep kimia dengan sangat baik 10

Menerapkan konsep kimia dalam kehidupan sehari-hari 11

Mampu mendapatkan nilai besar dalam bidang kimia 12

Kimia lebih sulit daripada pelajaran sains lainnya 13

Pandai mengatasi masalah atau mengerjakan soal-soal

kimia yang sulit 14

Berharap tidak harus belajar kimia 15

Belajar kimia itu penting untuk kemajuan di dunia 16

Guru

Kimia

Guru kimia mampu menjelaskan pelajaran kimia dengan

baik 17

Guru kimia mampu menjawab pertanyaan setiap siswa

dengan jelas 18

Guru kimia melakukan berbagai hal untuk membantu

siswa belajar 19

Guru kimia mampu menjelaskan konsep kimia dapat

diterapkan pada sejumlah fenomena 20

Guru kimia mampu menjelaskan relevansi konsep kimia

dengan kehidupan siswa 21

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Kuisioner Tentang Informasi Lingkungan

Aspek Sub Pernyataan Nomor

Pernyataan

Lingkungan

Seberapa banyak informasi yang siswa ketahui tentang

pemanasan global 22

Seberapa banyak informasi yang siswa ketahui tentang

meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer 23

Seberapa banyak informasi yang siswa ketahui tentang hujan

asam 24

Seberapa banyak informasi yang siswa ketahui tentang limbah

nuklir 25

Seberapa banyak informasi yang siswa ketahui tentang

konsekuensi dari penebangan hutan untuk penggunaan lahan

lainnya

26

Seberapa banyak informasi yang siswa ketahui tentang polusi

udara 27

Page 61: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

48

Lanjutan Tabel 3.7 kisi-kisi kuisioner tentang informasi lingkungan

sebagai berikut:

Aspek Sub Pernyataan Nomor

Pernyataan

Lingkungan

Seberapa banyak informasi yang siswa ketahui tentang

kekurangan energi alam seperti minyak bumi 28

Seberapa banyak informasi yang siswa ketahui tentang

kepunahan tanaman dan hewan 29

Penting untuk melakukan pemeriksaan berkala terhadap emisi

dari kendaraan 30

Mendukung undang-undang yang mengatur emisi pabrik 31

Penggunaan kemasan plastik harus dijaga seminimal mungkin 32

Industri harus membuktikan bahwa mereka dengan aman

membuang bahan limbah berbahaya 33

Mendukung memiliki undang-undang yang melindungi habitat

spesies yang terancam punah 34

Listrik harus diproduksi dari sumber yang terbarukan 35

Skala penilaian yang digunakan dalam kuisioner ini adalah skala guttman

dan skala likert. Skala guttman adalah skala yang digunakan untuk

memberikan jawaban jelas dan konsisten, sementara skala likert adalah skala

yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, serta persepsi seseorang atau

kelompok terhadap kejadian atau gejala sosial (Riduwan, 2015: 87 dan 91).

Peneliti menggunakan skala 0-1 pada pertanyaan personal, skala empat untuk

alternatif jawaban setiap butir pernyataan. Penggunaan skala empat

dikarenakan untuk menghilangkan pilihan keragu-raguan pada responden.

Berikut akan ditampilkan skala empat dalam setiap butir pernyataan:

Tabel 3.8 Skala Pernyataan Positif dan Negatif

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak setuju 2 3

Sangat Tidak setuju 1 4

Page 62: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

49

G. Teknik Analisis Instrumen Penelitian

Teknik analisis instrumen berbentuk tes tertulis yang diujicobakan

melalui beberapa analisis sebelum melakukan penelitian, sebagai berikut:

1. Uji Validitas Butir Soal

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang

hendak diukur (Arikunto, 2016: 80). Oleh karena itu, instrumen yang valid

dapat menghasilkan data yang valid karena dapat mengukur aspek secara

tepat. Uji validitas dalam penelitian ini akan menggunakan software Anates

versi 4.0.9. Untuk menginterpretasikan tingkat validitasnya, kriteria yang

digunakan berdasarkan yang dikemukakan Arikunto (2016: 89) pada tabel

3.9 berikut:

Tabel 3.9 Kriteria Validitas Butir Soal

Rentang Kriteria

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

0,60 – 0,80 Tinggi

0,40 – 0,60 Sedang

0,20 – 0,40 Rendah

0 – 0,20 Sangat Rendah

< 0 Tidak Valid

2. Reliabilitas Butir Soal

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji tingkat

keajegan suatu tes yang akan digunakan dalam penelitian. Menurut

Arikunto (2016: 100) reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan.

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepecayaan yang tinggi jika tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Instrumen yang baik adalah

instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan

kenyataan. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini akan menggunakan

Page 63: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

50

software Anates versi 4.0.9. Kriteria-kriteria yang digunakan berdasarkan

yang dikemukakan Arikunto pada tabel 3.10 berikut:

Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas Butir Soal

Rentang Kriteria

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

0,60 – 0,80 Tinggi

0,40 – 0,60 Sedang

0,20 – 0,40 Rendah

0 – 0,20 Sangat Rendah

< 0 Tidak Valid

3. Daya Pembeda Soal

Menurut Arikunto (2016: 226) daya pembeda soal adalah kemampuan

sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan

tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Pengujian daya

pembeda soal dilakukan dengan menggunakan software Anates versi 4.0.9.

Kriteria-kriteria yang digunakan berdasarkan yang dikemukakan Arikunto

(2016: 232) pada tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11 Kriteria Daya Pembeda

Rentang Kriteria

< 0 Hubungan Negatif

0 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

4. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran diuji untuk mengetahui sukar atau tidaknya butir

soal berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan. Menurut Arikunto

(2016: 222) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak

Page 64: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

51

terlalu sukar. Pengujian tingkat kesukaran ini menggunakan software Anates

versi 4.0.9. Kriteria-kriteria yang digunakan berdasarkan yang dikemukakan

Arikunto (2016: 225) pada tabel 3.12 berikut:

Tabel 3.12 Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal

Rentang Kriteria

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

H. Teknik Analisis Data

1. Penilaian untuk Tes Tertulis

Tes tertulis dibuat untuk untuk mengukur literasi sains siswa

berdasarkan aspek kompetensi, aspek pengetahuan dan aspek konteks yang

mengenai socio scientific issues pada materi minyak bumi berbentuk 20 soal

uraian. Jika siswa menjawab dengan benar maka mendapatkan skor sesuai

pedoman penskoran yang telah dibuat, kemudian dilanjutkan dengan

melakukan analisis statistik menggunakan microsoft excel. Berikut langkah-

langkah pengolahan data:

a. Menghitung jumlah skor benar yang diperoleh siswa pada setiap butir

soal uraian berdasarkan pendoman penskoran dengan rentang skor 0-4

pada masing-masing soal:

Keterangan: S = Skor total siswa yang benar

R = Jawaban siswa yang benar

b. Skor yang diperoleh dihitung menjadi nilai persentase dengan skala 0-

100. Skor maksimum (SM) dari 20 soal uraian adalah 80 dan bobot

untuk soal soal uraian adalah 100% jika benar semua. Rumus nilai

persen yang dicari adalah sebagai berikut:

Page 65: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

52

Keterangan: Np = Nilai persen yang dicari

S = Skor total yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum dari tes yang digunakan

c. Menghitung rata-rata nilai (mean) keseluruhan dengan menggunakan

rumus : x =

Keterangan: x = Rata-rata nilai

= Jumlah nilai seluruhnya

= Banyak siswa

d. Kemudian untuk melihat kriteria literasi sains siswa/i dikriteriakan

menjadi kriteria sangat kurang sampai sangat baik mengikuti aturan

Purwanto (2009: 103) seperti pada tabel 3.13 berikut:

Tabel 3.13 Kriteria Penilaian Literasi Sains Siswa

Rentang Kriteria

86 % - 100 % Sangat Baik

76 % - 85 % Baik

60 % - 75 % Cukup

55 % - 59 % Kurang

Nilai ≤ 54 % Sangat Kurang

2. Penilaian untuk Kuisioner

Kuisioner dibuat untuk mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap

sains mengenai kegiatan sains di luar sekolah, proses belajar kimia,

mengenai guru kimia dalam proses pembelajaran dan informasi lingkungan

mengenai isu-isu sosial sains. Langkah-langkah pengolahan datanya yaitu

mengubah skor kuisioner yang diperoleh menjadi persentase menggunakan

rumus:

Persentase =

x 100 %

Untuk menginterpretasi data yang diperoleh dari kuisioner, peneliti

melakukan analisis data menggunakan skala likert. Skala likert digunakan

dengan tujuan hasil kuisioner dapat memiliki tingkatan dalam mengukur

Page 66: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

53

sikap siswa terhadap pelajaran kimia dan tentang guru kimia dari tingkat

yang sangat tinggi ke tingkat yang sangat rendah. Interpretasi data dibentuk

berdasarkan persentase nilai maksimal dan persentase nilai minimal dari

jawaban responden. Berikut ini cara menentukan kategori hasil kuisioner:

a. Menentukan persentase nilai maksimal

=

=

= 100%

b. Menentukan persentase nilai minimal

=

=

= 25%

c. Menentukan Range dengan rumus :

= Persentase nilai maksimal – Persentase nilai minimal

= 100% - 25%

= 75%

d. Menentukan lebar interval dengan skala 4:

=

=

= 18,75%

e. Membuat tabel interval pada Tabel 3.14 sebagai berikut:

Tabel 3.14 Kriteria Interpretasi Kuisioner

Rentang Kriteria

81,25% – 100% Sangat Tinggi

62,50% – 81,25% Tinggi

43,75% – 62,50% Rendah

25,00% – 43,75% Sangat Rendah

(Abidin & Purbawanto, 2015)

Page 67: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

kemampuan literasi sains siswa berdasarkan aspek kompetensi, pengetahuan

dan konteks mengenai SSI pada materi minyak bumi sangat kurang dengan

nilai rata-rata keseluruhan sebesar 14,43%. Dan sikap siswa terhadap sains pun

rendah, sebagian besar siswa tidak tertarik pada kegiatan sains di dalam atau di

luar sekolah dan tidak tertarik terhadap pelajaran kimia walaupun guru kimia

dalam proses pembelajaran telah mendukung perkembangan kemampuan

literasi sains siswa.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Penyediaan fasilitas yang mendukung untuk pengembangan literasi sains

siswa seperti bahan ajar atau sumber bacaan siswa.

2. Peneliti selanjutnya agar melakukan pengembangan bahan ajar kimia

yang terkait isu sosial sebagai upaya meningkatkan literasi sains.

Page 68: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

77

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., & Purbawanto, S. (2015). Pemahaman Siswa Terhadap Pemanfaatan

Media Pembelajaran Berbasis Livewire Pada Mata Pelajaran Teknik Listrik

Kelas X Jurusan Audio Video Di SMK Negeri 4 Semarang. Edu Elektrika

Journal, 4(1), 38–49. ISSN: 2252-6811.

Adeleke, A. A., & Joshua, E. O. (2015). Development and Validation of Scientific

Literacy Achievement Test to Assess Senior Secondary School Students’

Literacy Acquisition in Physics. Journal of Education and Practice, 6(7),

28–43. p-ISSN: 2222-1735, e-ISSN: 2222-288X.

Andriani, N., Saparini, & Akhsan, H. (2018). Kemampuan Literasi Sains Fisika

Siswa SMP Kelas VII Di Sumatera Selatan Menggunakan Kerangka PISA

(Program for International Student Assesment). Jurnal Berkala Ilmiah

Pendidikan Fisika, 6(3), 278–291. p-ISSN: 2337-604, e-ISSN: 2549-2764.

https://doi.org/10.20527/bipf.v6i3.5288.

Angraini, G. (2014). Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa Sma Kelas X Di

Kota Solok. Prosiding Mathematics and Sciences Forum, 161–170. ISBN:

9786020960005.

Ardiansyah, A. A. I., Irwandi, D., & Murniati, D. (2016). Pada Materi Hukum

Dasar Kimia Di Jakarta Selatan. Jurnal Kimia dan Pendidikan

(EduChemia), 1(2), 149–161. e-ISSN: 2502-4787.

Ardianto, D., & Rubini, B. (2016). Literasi Sains Dan Aktivitas Siswa Pada

Pembelajaran Ipa Terpadu Tipe Shared. Unnes Science Education Journal,

5(1), 1167–1174. p-ISSN: 2252-6617, e-ISSN: 2502-6232.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2016). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta:

Bumi Aksara.

Page 69: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

78

Aryani, A. K., Suwono, H., & Parno. (2016). Profil Kemampuan Literasi Sains

Siswa SMPN 3 Batu. Prosiding Semnas Pend.Ipa Pascasarjana UM, 1,

847–855. ISBN: 9786029286212.

Basam, F., Rusilowati, A., & Ridlo, S. (2018). Profil Kompetensi Sains Siswa

dalam Pembelajaran Literasi Sains Berpendekatan Inkuiri Saintifik.

Pancasakti Science Education Journal, 3(1), 1–8. p-ISSN: 2528–6714, e-

ISSN: 2541–0628.

Bybee, R., & Mccrae, B. (2011). Scientific Literacy and Student Attitudes :

Perspectives from PISA 2006 science. International Journal of Science

Education, 33(1), 7–26. p-ISSN: 0950-0693, e-ISSN: 1464-5289.

https://doi.org/10.1080/09500693.2011.518644.

Celik, S. (2014). Chemical Literacy Levels of Science and Mathematics Teacher

Candidates. Australian Journal of Teacher Education, 39(1), 1-15.

http://dx.doi.org/10.14221/ajte.2014v39n1.5.

Dasrita, Y., Saam, Z., Amin, B., & Siregar, Y. I. (2015). Kesadaran Lingkungan

Siswa Sekolah Adiwiyata. Jurnal Dinamika Lingkungan Indonesia, 2(1),

61–64. ISSN: 2356-2226.

Eriyanto. (2007). Teknik Sampling Analisis Opini Publik. Yogyakarta: PT. LkiS

Pelangi Aksara.

Espejaa, A. G., & Lagaróna, D. C. (2015). Socio-Scientific Issues (SSI) In Initial

Training of Primary School Teachers: Pre-Service Teachers’

Conceptualization of SSI and Appreciation of The Value of Teaching SSI.

Procedia-Social and Behavioral Sciences, 196, 80–88. ISBN:

0034935813206. https://doi.org/10.1016/ j.sbspro.2015.07.015.

Fives, H., Huebner, W., Birnbaum, A. S., & Nicolich, M. (2014). Developing a

Measure of Scientific Literacy for Middle School Students. Journal Science

Education, 98(4), 549-580. https://doi.org/10.1002/sce.21115.

Page 70: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

79

Gormally, C., Brickman, P., & Lut, M. (2012). Developing a test of scientific

literacy skills (TOSLS): Measuring undergraduates’ evaluation of scientific

information and arguments. Journal of CBE Life Sciences Education, 11(4),

364–377. ISSN: 19317913. https://doi.org/10.1187/cbe.12-03-0026.

Hendri, S., & Defianti, A. (2015). Membentuk Keterampilan Argumentasi Siswa

Melalui Isu Sosial Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. Prosiding Simposium

Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015), 545–548.

ISBN: 9786021965580.

Imaningtyas, C. D., Karyanto, P., Nurmiyati, & Asriani, L. (2016). Penerapan E-

Module Berbasis Problem Based Learning untuk Meningkatkan Literasi

Sains dan Mengurangi Miskonsepsi pada Materi Ekologi Siswa Kelas X

MIA 6 SMAN 1 Karanganom Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal

BIOEDUKASI, 9(1), 4–10. ISSN: 1693-265X.

Jegstad, K. M., & Sinnes, A. T. (2015). Chemistry Teaching for the Future: A

Model for Secondary Chemistry Education for Sustainable Development.

International Journal of Science Education, 37(4), 655–683. ISSN: 0950-

0693. https://doi.org/10.1080/09500693.2014.1003988.

Kastberg, D., Chan, J.Y., and Murray, G. (2016). Performance of U.S. 15-Year-

Old Students in Science, Reading, and Mathematics Literacy in an

International Context: First Look at PISA 2015. U.S. Department of

Education, Washington: National Center for Education Statistics. Diakses

pada tanggal 19-07-2017 dari http://nces.ed.gov/pubsearch.

Koyama, K. (2017). The Role and Future of Fossil Fuel. IEEJ Energy Journal

Special Issue, 80-84. Diakses pada tanggal 15-12-2019 dari

https://eneken.ieej.or.jp/data/7647.pdf.

Kemendikbud. (2017). Gerakan Literasi Nasional: Materi Pendukung Literasi

Sains. Jakarta: TIM GLN Kemendikbud.

Page 71: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

80

Laius, A., Post, A., & Rannikmäe, M. (2016). Assessment of Scientific Literacy

of Estonian Gymnasium Students during the Operation of a Competence-

based Science Curriculum. Universal Journal of Educational Research.

4(5), 1142–1147. https://doi.org/10.13189/ujer.2016.040525.

Latip, A., & Permanasari, A. (2015). Pengembangan Multimedia Pembelajaran

Berbasis Literasi Sains Untuk Siswa Smp Pada Tema Teknologi. Center for

Science Education: EDUSAINS, 7(2), 160–171. p-ISSN: 1979-7281, e-

ISSN: 2443-1281. https://doi.org/ 10.15408/es.v7i2.1761.

Lestari, I. D. (2017). Pengaruh literasi sains terhadap kemampuan kognitif siswa

pada konsep ekosistem. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP

UNTIRTA 2017, 103–106. ISBN: 9786021941126.

Marie, R., Britt, L., Margareta, E., Malin, I., Claes, M., Agneta, R., ... Mikael, W.

(2011). Socio-scientific Issues: A Way to Improve Students’ Interest and

Learning. US-China Education Review, 3, 342-347. ISSN: 1548-6613.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan

Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar

dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta:

Mendikbud.

Morris, H. (2014). Socioscientific Issues and Multidisciplinarity in School

Science Textbooks. International Journal of Science Education, 36(7),

1137-1158. p-ISSN: 0950-0693, e-ISSN: 1464-5289.

https://doi.org/10.1080/09500693.2013.848493.

Mun, K., Shin, N., Lee, H., & Kim, S. (2015). Korean Secondary Students’

Perception of Scientific Literacy as Global Citizens: Using Global Scientific

Literacy Questionnaire. International Journal of Science Education, 37(11),

1739-1766. https://doi.org/10.1080/09500693.2015.1045956.

Page 72: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

81

Nofiana, M., & Julianto, T. (2018). Upaya Peningkatan Literasi Sains Siswa

Melalui Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal. Jurnal Tadris

Pendidikan Biologi, 9(1), 24-35. ISSN: 2086-5945, e-ISSN: 2580-4960.

Nugraheni, N. C., Dr. Paidi, M.Si, & Triatmanto, M.Si. (2017). Kemampuan

Literasi Sains Kelas X Sma Negeri Mata Pelajaran. Jurnal Prodi Pendidikan

Biologi, 6(5), 261–271.

OECD. (2013), PISA 2012 Assessment and Analytical Framework: Mathematics,

Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy. Paris: OECD

Publishing. http://dx.doi.org/10.1787/9789264190511-en.

OECD. (2016), PISA 2015 Assessment and Analytical Framework: Science,

Reading, Mathematic and Financial Literacy. Paris: OECD Publishing.

http://dx.doi.org/10.1787/9789264255425-en.

Pratiwi, Y. N., Rahayu, S., & Fajaroh, F. (2016). Socioscientific issues (SSI) in

reaction rates topic and its effect on the critical thinking skills of high school

students. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 5(2), 164–170. ISSN:

20894392. https://doi.org/10.15294/jpii.v5i2.7676.

Pujiati, A., & Retariandalas. (2019). Literasi Sains Dan Kecerdasan Adversity

Siswa Sekolah Menengah Di Cilodong, Kota Depok. Prosiding Seminar

Nasional Pendidikan Kaluni, 2, 28–34. http://dx.doi.org/10.30998/-

prokaluni.v2i0.6.

Purwani, L. D., Sudargo, F., & Surakusumah, W. (2018). Analysis of Student’s

Scientific Literacy Skills Through Socioscientific Issue’s Test On

Biodiversity Topics. Journal of Physics: Conference Series, 1–4.

https://doi.org/10.1088/1742-6596/1013/1/012019.

Purwanto, N. (2012). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Page 73: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

82

Puspitasari, A. D. (2015). Efektifitas Pembelajaran Berbasis Guided Inquiry untuk

Meningkatkan Literasi Sains Siswa. Jurnal Fisika Dan Pendidikan Fisika,

1(2), 1–5. ISSN: 2443-2911.

Rahayuni, G. (2016). Hubungan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Literasi Sains

Pada Pembelajaran IPA Terpadu Dengan Model PBM Dan STM. Jurnal

Penelitian dan Pembelajaran IPA, 2(2), 131–146. e-ISSN: 2477-2038.

Riduwan. (2015). Belajar Mudah Penelitian: untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rizkita, L., Suwono, H., & Herawati, S. (2016). Analisis Kemampuan Awal

Literasi Sains Siswa Sma Kota Malang. Prosiding Seminar Nasional II,

771–781.

Rostikawati, D. A., & Permanasari, A. (2016). Rekonstruksi Bahan Ajar dengan

Konteks Socio-Scientific Issues pada Materi Zat Aditif Makanan untuk

Meningkatkan Literasi Sains Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2(2),

156–164. ISSN: 2406-9205, e-ISSN: 2477-4820.

http://dx.doi.org/10.21831/jipi.v2i2.8814.

Rusdi, A., Sipahutar, H., & Syarifuddin. (2017). Hubungan Kemampuan

Membaca Dan Sikap Terhadap Sains Dengan Literasi Sains Pada Siswa

Kelas XI IPA MAN. Prosiding Seminar Nasional III Biologi Dan

Pembelajarannya, 314–325. ISBN: 9786025097614.

Saad, M. I. M., Baharom, S., & Mokhsein, S. E. (2017). Scientific Reasoning

Skills Based On Socio-Scientific Issues In The Biology Subject.

International Journal of Advanced and Applied Sciences, 4(3), 13–18.

https://doi.org/10.21833/ijaas.2017.03.003.

Sadler, T. D. (2011). Socio-Scientific Issues in The Classroom: Teaching,

Learning and Research. New York: Springer. https://doi.org/10.1007/978-

94-007-1159-4.

Page 74: ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC … · 2020. 1. 30. · ANALISIS LITERASI SAINS SISWA MENGENAI SOCIO SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI MINYAK BUMI SKRIPSI Diajukan

83

Sadler, T. D., Romine, W. L., & Topçu, M. S. (2016). Learning Science Content

Through Socio-Scientific Issues-Based Instruction: A Multi-Level

Assessment Study. International Journal of Science Education, 1-14. ISSN:

0950-0693, e-ISSN: 1464-5289.

https://doi.org/10.1080/09500693.2016.1204481.

Septian, Y., Ruhimat, M., & Somantri, L. (2016). Perilaku Ramah Lingkungan

Peserta Didik SMA Di Kota Bandung. Jurnal Pendidikan Geografi: GEA,

16(2), 71–81.

Srikandi, M. M., Sujana, A., & Nuraeni, A. (2017). Pengaruh Pembelajaran

Kontekstual Terhadap Kemampuan Literasi Sains Berbasis Gender Pada

Materi Sistem Pencernaan. Jurnal Pena Ilmiah, 2(1), 661–670.

Subekti, A. (2013). Ensiklopedia Kimia 4. Jakarta: PT. Lentera Abadi. ISBN:

9786209083873.

Subiantoro, A. W., Ariyanti, N. A., & Sulistyo. (2013). Pembelajaran Materi

Ekosistem dengan Socio-Scientific Issues dan Pengaruhnya Terhadap

Reflective Judgment Siswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1), 41–47.

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii.

Thomson, S., Hillman, K., & De Bortoli, L. (2013). A teacher’s guide to PISA

scientific literacy. Australian Council for Educational Research: ACER

Press. ISBN: 9781742862279.

Toharudin, U., Hendrawati, S., & Rustaman, A. (2011). Membangun Literasi

Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora.

Turiman, P., Omar, J., Daud, A. M., & Osman, K. (2012). Fostering the 21st

Century Skills through Scientific Literacy and Science Process Skills.

Procedia - Social and Behavioral Sciences, 59, 110–116. ISSN: 1877-0428.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.09.253.