ANALISIS LEMAK

8
ANALISIS LEMAK Oleh : 1. I Kadek Budi Astawan P07134013008 2. Ni Wayan Dian Noviani P07134013014 3. Ni Gusti Ayu Pradnya Dewi P07134013034 4. Ni Made Ayu Juni Anggreni P07134013042 KEMENTERIAN KESEHATAN R.I POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN

description

teks

Transcript of ANALISIS LEMAK

ANALISIS LEMAK

Oleh :

1. I Kadek Budi Astawan

P07134013008

2. Ni Wayan Dian Noviani

P07134013014

3. Ni Gusti Ayu Pradnya Dewi

P07134013034

4. Ni Made Ayu Juni Anggreni

P07134013042

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2015

I. PENGERTIAN LEMAK Lemak adalah senyawa yang tak larut dalam air. Secara kimiawi lemak dapat diartikan sebagai triester gliseril yang biasa disebut trigliserida. Trigliserida dalam suhu kamar mempunyai 2 bentuk, bentuk cair yang dikenal sebagai minyak ( misal : minyak kemiri, jarak, jagung, dll ) dan ini dikenal sebagai minyak nabati. Sedangkan yang berbentuk padat disebut lemak ( misal : keju, lemak babi dan gajih ) dan dikenal sebagai minyak hewani. Lemak disusun oleh asam lemak jenuh (atom C 4-26), sedang minyak disusun oleh asam lemak tak jenuh (atom C 18-24 dengan variasi letak daripada ikatan rangkapnya).

II. ANALISIS LEMAK

Uji Kualitatif

Uji Kuantitaif

A. UJI KUALITATIF LEMAK

1.UJI KELARUTAN LIPIDUji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terhadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.2. UJI ACROLEINDalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia (2008), uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih.3.UJI KEJENUHAN PADA LIPID Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl. Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak tidak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak.4.UJI KETENGIKANDalam uji ini, diidentifikasi lipid mana yang sudah tengik dengan yang belum tengik yang disebabkan oleh oksidasi lipid. Penentuan yang dilakukan adalah bilangan peroksida, jumlah karbonil, oksigen aktif, uji asam tiobarbiturat, dan uji Oven Schaal.a.Bilangan Peroksidab. Jumlah Karbonilc.Oksigen Aktifd. Uji Asam Tiobarbiturate. Uji Oven Schaal5.UJI SALKOWSKI UNTUK KOLESTEROL Uji ini dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan volume yang sama ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid. Apabila dalam sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah menjadi kuning dengan warna fluoresens hijau.6. UJI LIEBERMAN BUCHARDPrinsip uji ini adalah mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat ke dalam campuran. Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam larutan kolesterol dan kloroform (dari percobaan Salkowski). Setelah itu, asam sulfat pekat ditambahkan. Tabung dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit. Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif (WikiAnswers 2008). Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua. B. UJI KUANTITATIF LEMAK1.UJI BILANGAN REICHERT MEISEL (BRM)

BRM adalah jumlah 0,1N basa yang di perlukan setiap 5 gram lemak untuk menetralkan asam-asam lemak yang mudah menguap pada destilasi, yaitu asam lemak dengan C6 dan C4 (kaproat dan butirat). Analisis ini banyak di gunakan untuk menganalisis pemalsuan mentega yang di campur minyak lain. Minyak BRM untuk mentega antara 24-34, lebih tinggi dari minyak lain.

2.UJI BILANGAN POLENSKE

Bilangan uni menentukan kadar asam lemak yang volatile, tetapi tidak larut dalam air, yaitu asam lemak C8-C14. Bilangan polenske adalah jumlah millimeter (ml) 0,1N alkali yang di perlukan untuk menetralkan asam lemak C8-C14 yang terdapat dalam 5 gram sampel. BP juga dapat di gunakan untuk menguji pemalsuan terhadap mentega.

3.UJI BILANGAN KIRSCHNER BARU (NEW KIRSCHNER VALUE = NKV)

BKB adalah jumlah ml basa 0,1N yang di perlukan setiap 5 gram lemak/minyak untuk menetralkan asam lemak volatile yang gram-gram peraknya larut dalam campuran etanol air. Penentuan BKB di gunakan untuk membedakan margarine dan mentega, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pemalsuan.distilat hasil penentuan BKB ditambah Ag2SO4, dan akan terbentuk gram perak yang larut dalam air, kemudian di asamkan dengan H2SO4 dan di distilasi.

4.UJI BILANGAN PENYABUNAN (BP)

BP adalah jumlah Mg KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gram lemak. Untuk menetralkan 1 molekul gliserida di perlukan 3 molekul alkali.

Apabila sejumlah sampel lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul lemak. Larutan alkali yang tertinggal ditentukan dengan titrasi menggunakan HCl sehingga KOH yang bereaksi dapat diketahui.5.UJI BILANGAN HEBNER

Bilangan Hebner di bagikan untuk menentukan jumlah asal lemak yang tidak larut dalam air. Lemak dengan BM yang tinggi akan mempunyai bilangan hebner yang rendah.

Filtrate yang di peroleh dari uji bilangan penyabunan, di uapkan alkoholnya. Sabun di larutkan dalam air panas dan di tambah HCl pekat sehinggan terbentuk asam lemak bebas. Bila campuran tersebut segera di dinginkan, di peroleh lapisan asam lemak yang tak larut dalam air. Lapisan ini disaring dan ditimbang.

6. UJI BILANGAN IODIN

Bilangan iodine adalah gram iodine yang diserap oleh 100 gram lemak. I2 akan mengadisi ikatan asam lemak tidak jenuh bebas maupun dalam bentuk ester. Bilangan iodine tergantung pada jumlah asam lemak tidak jenuh dalam lemak. Lemak yang akan diperiksa dilarutkan dalam kloroform (CCl4) kemudian ditambahkan larutan iodine berlebihan ( 0,1-0,5 gram.) sisa iodine yang tidak bereaksi dititrasi dengan tiosulfat. Ada dua cara yang digunakan untuk mengukur bilangan iodine tersebut, yaitu cara hanus dan cara wijs.

DAFTAR PUSTAKAConant, James B, and A.H.Blatt,1959.The Chemirtry of OrganicCompound New York: The Macmillan Company

Julian.2012.Analisis Kuantitatif Lemak. Online.http://winblower.blogspot.com/2012/11/analisa-kuantitatif-lemak.html. diakses pada 6 April 2015Torigan, Danis, 1989,Kimia Organik Bahan Makan,.Bandung: Alumni

Dicki.2014. Uji Kuantlitatif Kuantitatif Lemak. Online.http://dicki25.blogspot.com/2014/08/uji-kualitatif-kuantitatif-lemak.html. Diakses pada 7 April 2015