Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT Bank Central Asia Tbk Cabang...
Transcript of Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT Bank Central Asia Tbk Cabang...
1
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA
PT. BANK CENTRAL ASIA TBK CABANG PEKALONGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi
Universitas Pekalongan
Disusun Oleh :
Nama : ITA MARYANA
NPM : 06.0340.E
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS PEKALONGAN
TAHUN 2008
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bank merupakan perusahaan dalam bidang jasa karena produk yang
ditawarkan hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Dalam
operasionalnya sehari-hari, bank tidak terlepas dari pengaruh naik turunnya
mata uang asing terutama dollar AS, karena selain melakukan transaksi
rupiah bank juga melakukan transaksi Valas.
Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997
menyebabkan kondisi keuangan dan sektor riil semakin terpuruk, salah
satunya adalah kepercayaan masyarakat luas terhadap sektor perbankan
menurun drastis. Banyak kegiatan usaha yang ditutup, bank-bank yang
dilikuidasi dan meningkatnya jumlah pengangguran.
Pada tahun 1997 pemerintah melakukan likuidasi terhadap sejumlah
bank yang sudah tentu berpengaruh negatif terhadap bank-bank yang masih
ada. Perkembangan sektor keuangan dan perbankan nasional melaju sangat
pesat sejak adanya Paket Oktober 1988 (Pakto 88). Paket deregulasi yang
diluncurkan saat itu mempermudah pendirian suatu bank sehingga
mengakibatkan peningkatan jumlah bank dan kantor cabang bank serta
peningkatan mobilitas dana dan alokasi kredit.
Perbaikan kinerja perekonomian nasional harus dilakukan serentak
dengan perbaikan sektor perbankan. Beberapa indikator kinerja perbankan
3
nasional seperti pertumbuhan aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), penyaluran
kredit, perolehan laba dan permodalan menunjukkan tendensi perbaikan.
Pemulihan kinerja di sektor perbankan tersebut menyebabkan
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan kembali meningkat, fungsi
intermediasi perbankan nasional juga terus membaik. Kepercayaan
masyarakat terhadap sektor perbankan tersebut memicu bank-bank untuk
terus meningkatkan produk-produknya yang ditandai dengan munculnya
produk-produk baru dengan berbagai fasilitas-fasilitas yang semakin
memudahkan nasabahnya untuk bertransaksi.
Kondisi persaingan industri perbankan di Indonesia meningkat tajam
dan terjadi persaingan tidak sehat. Oleh karena itu pihak perbankan dituntut
untuk memperbaiki kinerja keuangannya. Bank-bank dituntut untuk
meningkatkan kemajuannya secepat mungkin agar tidak tertinggal dari bank
lain.
Penurunan kinerja bank secara terus-menerus dapat menyebabkan
terjadinya Financial Distress yaitu keadaan yang sulit, bahkan dapat
dikatakan mendekati kebangkrutan yang apabila tidak segera diselesaikan
akan berdampak besar pada bank-bank tersebut dengan kehilangan
kepercayaan dari nasabah.
Laporan keuangan merupakan hal yang paling mendasar untuk
meyakinkan masyarakat tentang kinerja keuangan suatu bank dan kondisi
keuangan saat ini. Dengan laporan keuangan, masyarakat terutama
pemegang saham dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja keuangan serta
4
perubahan posisi keuangan suatu bank yang digunakan untuk pengambilan
keputusan ekonomi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai
Kinerja Keuangan Pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang
Pekalongan”.
1.2 Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Di tahun-tahun mendatang, industri perbankan di Indonesia akan
menghadapi tantangan yang semakin berat di tengah tingkat kompetisi
yang meningkat dan kondisi pasar yang sulit diprediksi. Untuk
menghadapi kendala itu, bank dituntut untuk memperbaiki kinerja
keuangannya.
Suatu bank harus bisa meyakinkan kepada masyarakat khususnya
pemegang saham dan kreditur tentang kondisi keuangan bank saat ini.
Mereka perlu mengetahui bagaimana kinerja keuangan bank tersebut.
Untuk itu mereka bergantung pada laporan keuangan yang menyediakan
informasi mendasar tentang kinerja keuangan bank. Adapun kinerja
keuangan dipengaruhi oleh pertumbuhan asset, dana pihak ketiga,
penyaluran kredit, perolehan laba dan permodalan.
5
2. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang
Pekalongan. Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka penelitian ini
hanya dibatasi pada analisis laporan keuangan yang terkait dengan rasio
likuiditas dan rasio rentabilitas dalam hubungannya dengan kinerja
keuangan bank.
3. Perumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang
Pekalongan ditinjau berdasarkan analisis rasio likuiditas dan rasio
rentabilitas untuk periode tahun 2004 – 2007 ?
b. Bagaimana perkembangan rentabilitas PT. Bank Central Asia, Tbk
Cabang Pekalongan untuk tahun 2004 – 2007 dengan menggunakan
analisis trend ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ditetapkan lebih dahulu agar dalam pelaksanaan
nanti dapat dijadikan pedoman guna melangkah selanjutnya. Adapun tujuan
dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Central
Asia, Tbk Cabang Pekalongan ditinjau berdasarkan analisis rasio
likuiditas dan rasio rentabilitas selama periode 2004 – 2007.
6
2. Untuk mengetahui perkembangan rentabilitas pada PT.
Bank Central Asia, Tbk Cabang Pekalongan tahun 2004 - 2007 dengan
menggunakan analisis trend.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai laporan keuangan dalam
menilai kinerja keuangan suatu bank dengan membaca literatur-literatur
yang ada.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang
Pekalongan untuk lebih meningkatkan kinerja keuangan agar dapat terus
bertahan di era globalisasi.
3. Bagi Pembaca
a. Menambah dan memperluas wawasan mengenai analisa laporan
keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
b. Sebagai bahan referensi tambahan bagi pihak-pihak lain yang akan
meneliti kasus yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
1. Muhammad Asro’i (2004) dalam penelitian “ Analisis Rasio Keuangan
Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. BPR
Kedungwuni Artha Kedungwuni Pekalongan”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan dalam
menghitung modal, rasio efisiensi dan kemampuan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek pada PT. BPR Kedungwuni Artha Kedungwuni
Pekalongan.
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa nilai CAR cenderung mengalami
peningkatan selama tahun 1998 – 2003 dan dalam kategori sehat, hanya
tahun 2000 mengalami penurunan karena nilainya kurang dari nilai
standar perbankan yaitu 6,5 %. ROA cenderung mengalami fluktuasi,
yaitu 31,2 % pada tahun 1999, naik pada tahun 2000, 2002 dan tahun
2003 kembali menurun sebesar 37,87 % namun rata-rata dalam kategori
sehat karena nilainya lebih tinggi dari standar perbankan yaitu 1,215 %.
Cash Ratio (CR) terus mengalami kenaikan dan mengalami penurunan
pada tahun 2000 sebesar 96,62 %. CR pada tahun 1998, 2000 dan 2001
dalam kategori tidak sehat karena kurang dari standar perbankan yaitu
2,55 % dan tahun 2002 dan 2003 dalam kategori kurang sehat dan cukup
sehat. Tahun 1999 CR dalam kategori sehat karena nilainya lebih tinggi
dari standar perbankan yaitu 4,05 %.
2. Susana Suswandari (2003) dalam penelitian “Analisa Laporan Keuangan
untuk menilai kinerja keuangan pada Bank-Bank Pemerintah”.
8
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kinerja keuangan bank-bank
pemerintah yang ditinjau berdasarkan laporan keuangannya.
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa untuk BRI, nilai LDR melebihi
nilai standar BI yaitu 110 %, ini menunjukkan dana pihak III menurun
sementara jumlah kredit yang disalurkan terus menerus meningkat. Nilai
Cash Ratio cukup berfluktuasi, namun masih berada diatas ketentuan BI
sebesar 2 %, hal ini disebabkan oleh peningkatan yang cukup besar dari
aset tunainya. Untuk CARnya masih berada dibawah nilai BI yaitu 8%,
hal ini dikarenakan total kredit dan surat berharga mengalami peningkatan
jumlahnya. Untuk ROE dan ROA masih berada di bawah nilai standar,
ROE mengalami penurunan karena adanya pertumbuhan modal melebihi
pertumbuhan laba, sedang ROA rendah disebabkan laba mengalami
defisit.
Untuk BNI, nilai LDR lebih dari 110% dan nilai CR lebih dari 2%, CAR
kurang dari 8%, sehingga dikatakan tidak sehat. Untuk ROE meningkat
yang disebabkan oleh peningkatan laba lebih besar dari kenaikan modal
sendiri, sedang ROA menurun karena bank kurang mampu dalam
mengelola asset.
Untuk BTN, nilai LDR berada pada kisaran angka ideal dan CR masih
dibawah 2%. Nilai CAR diatas 8% menunjukkan kondisi bank yang
sehat. ROE dan ROA masih rendah dibawah nilai standar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan lebih sedehana pada tabel
dibawah ini :
9
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama PenelitiTahun
Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Muhammad Asro’i (2004)
Analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. BPR Kedungwuni Artha Kedungwuni Pekalongan
Kinerja keuangan dilihat dari rasio CAR rata-rata dalam kategori sehat, ROA rata-rata dalam kategori sehat dan nilai CR sangat fluktuatif.
2 Susana Suswandari(2003)
Analisa Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Bank-Bank Pemerintah
Kinerja keuangan untuk BRI, rasio likuiditas dan rasio solvabiltasnya kurang sehat, tapi rentabilitas cukup sehat.Kinerja keuangan untuk BNI dari sisi likuiditas & solvabilitas yang sehat, dari sisi rentabilitas kurang baik.Kinerja keuangan untuk BTN rasio likuiditas & rentabilitas kurang sehat, namun dari sisi solvabilitas dikatakan sehat.
2.2 Landasan Teori
1. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah
sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk
10
selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi
juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan
perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak
yang berkepentingan mengambil suatu keputusan.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007 : 19) laporan keuangan
dalam suatu perusahaan sebenarnya merupakan output dari proses atau
siklus akuntansi dalam suatu kesatuan akuntansi usaha, dimana proses
akuntansi meliputi kegiatan-kegiatan :
1) Mengumpulkan bukti-bukti transaksi
2) Mencatat transaksi dalam jurnal
3) Memposting dalam buku besar dan membuat kertas kerja
4) Menyusun laporan keuangan
“Menurut Munawir (2001 : 2), laporan keuangan adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak
yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut”.
b. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1,
Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1) Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
11
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2) Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian,
laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena
secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di
masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non
keuangan.
3) Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin
menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban
manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan
ekonomi. Keputusan ini mungkin mencakup, misalnya keputusan
untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau
keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
c. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut PSAK (2007)
merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok
yaitu:
12
1) Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh
pemakai.
2) Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi
memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi
hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3) Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable).
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya
sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari seharusnya disajikan atau
yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4) Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan
(trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat
membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
13
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan secara relatif.
d. Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses akuntansi
yang mempunyai beberapa keterbatasan. Keterbatasan yang dimiliki
laporan keuangan ini bertujuan agar dalam membaca laporan keuangan
tidak menimbulkan salah tafsir.
Menurut Jumingan (2005 : 10) empat keterbatasan laporan
keuangan adalah :
1) Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan intern report,
bukan merupakan laporan final karena laba rugi riil/final hanya dapat
ditentukan bila perusahaan dijual atau dilikuidasi. Karena alasan
tersebut laporan keuangan perlu disusun untuk periode waktu tertentu.
2) Laporan keuangan ditunjukkan dalam jumlah rupiah yang tampaknya
pasti. Sebenarnya jumlah rupiah ini dapat saja berbeda bila
dipergunakan standar lain karena adanya lebih dari satu standar yang
diperkenankan.
3) Neraca dan laporan laba rugi mencerminkan transaksi-transaksi
keuangan dari waktu ke waktu.
4) Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap
mengenai keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak
mencerminkan semua faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan
14
dan hasil usaha karena tidak semua faktor dapat diukur dalam satuan
uang.
e. Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan
data keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun dan ditafsirkan
untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian
atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.
Menurut PSAK (2007) No. 31, laporan keuangan bank terdiri atas:
1) Neraca
Bank menyajikan aktiva dan kewajiban dalam neraca berdasarkan
karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan likuiditasnya; urutan
likuiditas secara garis besar akan sama dengan urutan jatuh temponya.
Pos lancar dan tidak lancar tidak disajikan secara terpisah karena
sebagian besar aktiva dan kewajiban suatu bank dapat direalisasikan
atau diselesaikan dalam waktu dekat.
2) Laporan Laba Rugi
Bank menyajikan laporan laba rugi dengan mengelompokkan
pendapatan dan beban menurut karakteristiknya dan disusun dalam
bentuk berjenjang (multiple step) yang menggambarkan pendapatan
dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non operasional.
15
3) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus disusun berdasarkan kas selama periode
laporan. Kas dan setara kas terdiri atas kas, giro BI dan giro bank
lain.
4) Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan
aktiva bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan
berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus
diungkapkan dalam laporan keuangan.
5) Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang
perlu penjelasan harus didukung dengan informasi yang dicantumkan
dalam catatan atas laporan keuangan.
f. Klasifikasi Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Salah satu tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan dan kinerja serta perubahan posisi
keuangan perusahaan. Laporan perubahan posisi keuangan
mencerminkan perubahan dalam berbagai unsur neraca dan berbagai
unsur laporan laba rugi.
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah aktiva, kewajiban dan equitas sedang unsur yang
16
berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah
penghasilan dan beban.
1) Unsur-unsur Neraca
Menurut Jumingan (2005 : 13) unsur-unsur yang berkaitan
secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,
utang dan modal sendiri. Pos-pos ini didefinisikan sebagai berikut :
a) Aktiva
Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan.
Bentuknya dapat berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan
atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Harta
kekayaan tersebut harus dinyatakan dengan jelas, diukur dalam
satuan uang dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau
kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas.
b) Utang
Utang menunjukkan sumber modal yang berasal dari kreditur.
Dalam jangka waktu tertentu pihak perusahaan wajib membayar
kembali atau wajib memenuhi tagihan yang berasal dari pihak luar
tersebut. Pemenuhan kewajiban ini dapat berupa pembayaran
uang, penyerahan barang atau jasa kepada pihak yang telah
memberikan pinjaman kepada perusahaan.
c) Modal Sendiri
Modal sendiri merupakan sumber modal yang berasal dari pemilik
perusahaan. Dalam catatan akuntansi modal sendiri ditentukan
17
dengan mengurangkan modal pinjaman dari jumlah keseluruhan
modal yang ditanamkan dalam aktiva.
2) Unsur-unsur Laporan Laba Rugi
Bank menyajikan laporan laba rugi dengan mengelompokkan
pendapatan dan beban menurut karakteristiknya. Jenis-jenis
pendapatan utama dari operasi suatu bank antara lain adalah
pendapatan bunga, pendapatan komisi dan provisi serta pendapatan
lainnya. Jenis-jenis beban utama dari operasi suatu bank antara lain
adalah beban bunga, beban komisi, beban penyisihan kerugian akibat
produktif, beban yang terkait dengan penurunan nilai tercatat investasi
dan beban administrasi umum.
2. Analisis Laporan Keuangan
a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan
dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan
keuntungan, hasil usaha dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan
atau tidak memuaskan. Analisa dilakukan dengan pengukuran hubungan
antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-
unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya.
Data keuangan perlu disusun dan disederhanakan kemudian
dianalisis dan ditafsirkan sehingga dapat memberikan informasi yang
berarti bagi pihak-pihak yang menaruh perhatian pada perusahaan yang
bersangkutan.
18
b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-
hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data
keuangan ini akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang memerlukan
apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan
dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan
mendukung keputusan yang akan diambil.
Dalam analisa perbandingan laporan keuangan yang dibandingkan
adalah :
1) Laporan keuangan dari beberapa saat atau periode pada satu
perusahaan
2) Laporan keuangan dari satu periode antara dua perusahaan yang
sejenis.
c. Jenis Analisis Laporan Keuangan
Menurut Jumingan (2005 : 44) pada dasarnya ada beberapa jenis
analisis yang dapat dilakukan, yakni :
1) Analisis Internal
Adalah analisis yang dilakukan oleh mereka yang bisa mendapatkan
informasi yang lengkap dan terperinci mengenai suatu perusahaan,
19
dilakukan oleh manajemen dalam mengukur efisiensi usaha dan
menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan.
2) Analisis Eksternal
Adalah analisis yang dilakukan oleh mereka yang tidak bisa
mendapatkan data yang terperinci mengenai suatu perusahaan.
Dilakukan oleh bank, para kreditur, pemegang saham, calon
pemegang saham dan lain-lain dalam hal mengukur tingkat likuiditas
dan profitabilitas.
3) Analisis Horizontal / Dinamis
Adalah analisis perkembangan data keuangan dan data operasi
perusahaan dari tahun ke tahun guna mengetahui kekuatan atau
kelemahan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
4) Analisis Vertikal / Statis
Adalah analisis laporan keuangan yang terbatas hanya pada satu
periode akuntansi saja, misalnya analisis rasio.
d. Teknik Analisis Laporan Keuangan
Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (2001 : 536)
mengemukakan 8 teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis
laporan keuangan adalah sebagai berikut :
20
1) Analisis perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan
teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan
untuk dua periode atau lebih dengan menunjukkan :
a. data absolut atau jumlah dalam rupiah
b. kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
c. kenaikan atau penurunan dalam prosentase
d. perbandingan yang dinyatakan dalam rasio
e. prosentase dari total
2) Trend atau tendensi dari posisi dan kemajuan keuangan
perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage
analysis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui
tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan
tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
3) Laporan dengan persentase per komponen atau common size
statement, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase
investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya juga
untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi
perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
4) Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisis
untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau
untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode
tertentu.
21
5) Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement
analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber
serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
6) Analisa rasio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui
sambungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba
secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
7) Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis), adalah
analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu
perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba
kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode
tersebut.
8) Analisis Break-Even, adalah suatu analisis untuk menentukan
tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar
perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum
memperoleh keuntungan. Dengan menganalisis break-even ini juga
akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk
berbagai tingkat penjualan.
e. Analisa Rasio
Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang
menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam
22
laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan
tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.
Pada dasarnya angka-angka rasio itu dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan, yaitu :
1) Angka-angka rasio yang didasarkan pada sumber data keuangan dari
mana unsur-unsur angka rasio tersebut diperoleh.
Berdasarkan sumber datanya rasio dibagi menjadi tiga, yaitu :
a) Rasio-rasio neraca (balance sheet ratios), yaitu rasio
yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya rasio
lancar (current ratio) dan rasio tunai (quick ratio).
b) Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratios), yaitu
rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan
perhitungan laba rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan
netto, rasio laba usaha dengan penjualan netto dan operating ratio.
c) Rasio-rasio antar laporan (intern-statement ratios), yaitu rasio-
rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan
laba rugi, misalnya rasio penjualan netto dengan aktiva usaha,
rasio penjualan kredit dengan piutang rata-rata dan rasio HPP
dengan persediaan rata-rata.
2) Angka-angka rasio yang disusun berdasarkan tujuan penganalisis
dalam mengevaluasi suatu perusahaan.
Ada berbagai pendapat tentang kategori rasio berdasarkan tujuan
penganalisis dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan
23
laporan keuangannya, sedangkan macam-macam rasio untuk
perbankan terdiri dari :
a) Rasio likuiditas, bertujuan menguji kecukupan dana perusahaan,
kemampuan perusahaan membayar kewajiban yang segera harus
dipenuhi.
b) Rasio solvabilitas, bertujuan mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi hutang-hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka
pendek.
c) Rasio rentabilitas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan
baik didalam menghasilkan laba atas sejumlah modal dan aktiva
yang dimilikinya, serta dapat dinilainya tingkat efisiensi
penggunaan modal dan aktiva tersebut.
1. Analisis Likuiditas
Likuiditas merupakan masalah yang sangat esensial bagi
lembaga keuangan untuk menjaga kontinuitas usahanya. Pada
prinsipnya likuiditas merupakan kemampuan untuk memenuhi
permintaan dana yang segera harus dipenuhi.
Teknik analisis likuiditas
Menurut Jumingan (2005 : 246) perhitungan likuiditas dapat
digunakan melalui perhitungan rasio yang menggambarkan hubungan
timbal balik antara asset dengan liabilities.
24
1. Loan to Deposit Ratio
Dipergunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan bank
dalam membayar kembali kewajiban kepada para deposan dengan
total kredit yang diberikan.
Total LoanLoan to Deposit Ratio = --------------------
Total Deposit
2. Cash Ratio
Dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban yang segera harus dibayar melalui cash
assets yang dimiliki.
Cash AssetsCash Ratio = -------------------------------------
Kewajiban yang segera dibayar
2. Analisis Solvabilitas
Analisis solvabilitas bank disebut juga analisis modal bank
yaitu analisis yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi segera kewajiban keuangannya baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
Teknik Analisis Solvabilitas
Menurut Jumingan (2005 : 245) untuk menghitung apakah
jumlah capital yang ada suatu bank telah memadai atau belum, dapat
dilakukan dengan perhitungan :
25
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Dipergunakan untuk mengukur kecukupan modal guna menutupi
kemungkinan kegagalan dalam pemberian kredit. Hal ini
diperkirakan bagian terbesar ATMR berupa kredit.
ModalC A R = ------------------
ATMR
3. Analisis Rentabilitas
Analisa ini untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio
rentabilitas mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba dan
dijadikan ukuran kesehatan suatu bank.
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu.
Teknik Analisis Rentabilitas
Menurut Jumingan (2005 : 247) cara menilai rentabilitas suatu
perusahaan bermacam-macam tergantung pada laba dan aktiva atau
modal mana yang akan diperbandingkan.
1. Return On Assets (ROA)
Dipergunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam menghasilkan income bagi bank dari pengelolaan asset
yang dipercayakan pada manajemen yang bersangkutan.
26
Net IncomeR O A = --------------------
Total Assets
2. Net Interest Margin (NIM)
Dipergunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih bagi bank dari
pengelolaan aktiva produktif.
Pendapatan bunga – Biaya bungaN I M = ------------------------------------------
Aktiva Produktif
3. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional
(BOPO)
Dipergunakan untuk mengetahui rasio perbandingan antara total
biaya operasional dengan total pendapatan operasional.
Total Biaya OperasionalBOPO = -------------------------------------
Total Pendapatan Operasional
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan hasil analisis laporan keuangan PT. Bank Central Asia,
Tbk Cabang Pekalongan, penulis memperoleh angka-angka rasio likuiditas
dan rentabilitas. Angka-angka rasio ini dibandingkan dengan Surat Edaran
Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 Tanggal 31 Mei 2004 sehingga dapat
diketahui tingkat kesehatan PT. BCA. Selanjutnya penulis menbuat suatu
kesimpulan dari hasil analisis trend yang telah dilakukan untuk melihat
kecenderungan dan perkembangannya selama periode tertentu, kemudian
27
memberikan saran-saran yang sekiranya dapat menjadi masukan bagi para
pemakai laporan keuangan dalam mengukur kinerja keuangannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pemikiran dalam
penelitian ini dinyatakan dalam bentuk skema sebagai berikut :
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
BAB III
METODE PENELITIAN
Analisis Laporan Keuangan Bank
Analisis Kesehatan BankSEBI No. 6/23/DPNP/2004
Rentabilitas
Tidak SehatSehat
Likuiditas
28
3.1 Jenis dan Objek Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang diterapkan oleh penulis dalam penulisan ini
adalah metode penelitian descriptive, yaitu penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik
variable yang diteliti dalam suatu situasi. ( Uma Sekaran, 2006).
2. Objek Penelitian
Penulis mengadakan penelitian pada PT. Bank Central Asia, Tbk
Cabang Pekalongan di Jalan Pangeran Diponegoro No. 27 Pekalongan.
3.2 Operasionalisasi Variabel
Untuk mempermudah pemahaman tentang variabel yang digunakan
dalam penelitian ini, maka perlu dibuat batasan mengenai variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Rasio Likuiditas adalah rasio yang merupakan kemampuan untuk
memenuhi permintaan dana yang segera harus dipenuhi, yang diukur
dengan rasio :
a. Loan to Deposit Ratio, dipergunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para
deposan dengan total kredit yang diberikan.
b. Cash Ratio, dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban yang segera dibayar melalui cash assets yang
dimiliki.
29
2. Rasio Rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam menghasilkan laba atas sejumlah modal dan
aktiva yang dimilikinya, sehingga dapat mengukur tingkat efisiensi usaha
dan profitabilitas yang dicapai oleh bank-bank yang bersangkutan, yang
diukur dengan rasio :
a. Return On Assets (ROA) yaitu rasio untuk mengukur
kemampuan bank dalam memperoleh laba atas sejumlah aset yang
dimiliki oleh bank.
b. Net Interest Margin (NIM), dipergunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan bunga
bersih bagi bank dari pengelolaan aktiva produktif.
c. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional
(BOPO) yaitu rasio yang digunakan bank untuk mengetahui
perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah :
1. Metode Interview (Wawancara)
30
Adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara
lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan
secara langsung informasi-informasi atau keterangan – keterangan.
2. Metode Dokumentasi
Adalah suatu pengumpulan data yang berasal dari sumber tertulis (buku,
majalah ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan resmi), foto – foto dan data
statistik sebagai data tambahan.
3.4 Teknik Analisis
1. Analisis Rasio Keuangan
Mengukur kinerja keuangan PT. Bank Central Asia, Tbk tersebut dinilai
dengan rasio-rasio sebagai berikut :
a. Analisis Rasio Likuiditas
Total Kredit1) Loan to Deposit Ratio = ----------------------
Dana Pihak III
Kas + Bank2) Cash Ratio = ------------------------
Dana Pihak III
b. Analisis Rasio Rentabilitas
Laba1) R O A = --------------------
Total Aktiva
Pendapatan bunga – Biaya bunga2) N I M = --------------------------------------------
Aktiva Produktif
Total Biaya Operasional3) BOPO = ----------------------------------------
31
Total Pendapatan Operasional
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31
Mei 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dapat
diketahui untuk masing-masing rasio kesehatan bank, yaitu :
Tabel 3.1
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Kesehatan Bank
No Komponen Sangat Sehat
Sehat Cukup Sehat
Kurang Sehat
Tidak Sehat
1 L D R 50%<Rasio75%
75%<Rasio85%
85%<Rasio100% atau Rasi50%
100%<Rasio120%
Rasio>120%
2 Cash Ratio Rasio sangat tinggi
Rasio tinggi Rasio 2% Rasio rendah Rasio sangat rendah.
3 R O A Perolehan laba sangat tinggi.
Perolehan laba tinggi
0,5%<Rasio1,25%.
ROA mengarah negatif.
ROE negatif,
4 N I M Margin bunga bersih sangat tinggi
Margin bunga bersih tinggi
1,5%<Rasio2%
Margin bunga bersih rendah mengarah negatif.
Margin bunga bersih sangat rendah atau negatif.
5 BOPO Tingkat efisiensi sangat baik
Tingkat efisiensi baik
94%<Rasio96%
Tingkat efisiensi buruk
Tingkat efisiensi sangat buruk
2. Analisis Trend
Analisis trend ini bertujuan untuk mengetahui tendensi atau
kecenderungan keadaan keuangan suatu bank, apakah mengalami
kenaikan, penurunan ataukah tetap.
Untuk mengetahui trend keuangan di masa yang akan datang
dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
Y = a + b X
Dengan asumsi ∑X = 0, maka untuk mencari nilai a dan b adalah :
32
∑ Y ∑XYa = --------- dan b = -----------
n ∑X2
Dimana :
Y = nilai-nilai data pada tahun-tahun yang diketahui
a = konstanta
b = koefisien trend
X = variabel waktu
n = jumlah tahun