ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

37
D I S U S U N OLEH: TRI ASTARI 8146182041 KELAS: B – 1 DIKDAS 1

Transcript of ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

Page 1: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

D

I

S

U

S

U

N

OLEH:

TRI ASTARI 8146182041

KELAS: B – 1 DIKDAS

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN2015

1

Page 2: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

STUDI KASUS

Kurikulum Pendidikan Dasar dikatakan efektif, jika mencapai tujuan yang

ingin dicapai. Sementara tujuan pendidikan secara umum adalah membantu

peserta didik mengembangkan diri agar mampu menghadapi masa depannya.

Berdasarkan dua pengertian tersebut, maka saya mengambil kasus di SD Swasta

Amalia yang beralamat Jl. Raya Menteng Gg. Benteng No. 74.

Kurikulum yang dipakai adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) sama seperti Sekolah Dasar pada umumnya. Namun, Sekolah Dasar ini

berorientasi pada semi pesantren sehingga selain Bahasa Indonesia terdapat dua

bahasa lainnya yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Bukan itu saja di Sekolah

Dasar ini terdapat pula mata pelajaran mulok, kegiatan/praktek ibadah, ekskul dan

lingkungan sekolah yang nuansa islaminya sangat mendominasi. Hal itu dapat

terlihat dari gambar-gambar berikut ini:

2

Page 3: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

3

Page 4: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

4

Page 5: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

5

Page 6: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

Menurut saya proses pendidikan dasar yang terjadi sudah dikategorikan

baik dan efektif. Hal itu dapat terlihat dari jumlah siswa yang sudah mencapai ±

200 orang untuk sekolah yang baru berdiri Tahun 2006 dan dari prestasi-prestasi

yang dicapai oleh sekolah tersebut. Dampak efektifnya dari kurikulum sudah

jelas membentuk aspek kognitif, Afektif dan psikomotorik siswa dan siswi

disekolah saya yang cukup signifikan.

Adapun contoh konkrit yang telah dilaksanakan adalah seperti:

A. Pembelajaran

Proses pembelajaran yang dilakukan di SD Swasta Amalia, proses

pembelajarannya dilakukan dengan melakukan Eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi, juga pernah menerapkan pendekatan saintifik (saintific approach),

yaitu proses pembelajaran sudah dilakukan dengan melalui proses mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan

mengkomunikasikan yang didukung dengan pelajaran yang menyenangkan.

Dampaknya:

Siswa sudah mulai berani dan terbiasa mengemukakan pendapatnya

dihadapan teman-temannya bahkan juga dihadapan guru ketika proses belajar

mengajar berlangsung, siswa terbiasa dengan melakukan mengamati dan

berdiskusi serta menyimpulkan pembelajaran bersama guru, melakukan

percobaan-percobaan sehingga bermanfaat nantinya kepada siswa tersebut di

kemudian hari. Kemudian dengan proses belajar mengajar yang menyenangkan

membuat dampaknya siswa dapat melakukan sesuatu dengan berfikir positif,

senang melakukan sesuatu tanpa ada paksaan, sehingga nantinya diharapkan dapat

melakukan sesuatu dengan ikhlas dan gembira/senang.

B. Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan Ekstra kurikuler disekolah saya yaitu di SD Swasta Amalia sangat besar

kontribusinya

Dalam mendukung ketercapaian tujuan kurikulum kurikulum, ekstrakurikuler juga

merupakan andalan karena murupakan salah satu tiang penyannga dan katalisator

6

Page 7: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

untuk mencapai kurikulum (Standar Isi) yang ada di sekolah, beberapa kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah saya seperti:

- Pidato 3 bahasa - Nasyid

- Tahfidz (Hafalan surah) - Mewarnai dan menggambar

- Pramuka - Karate

- Dokter Kecil

Dampaknya :

Dari kegiatan ekstrakurikuler tersebut dampaknya sangat signifikan terhadap

kemampuan psikomotorik siswa siswi di SD Swasta Amalia, dari keterampilan

yang mereka dapatkan mendukung keterampilan mereka di masa yang akan

datang ketika nantinya terjun ke Masyarakat.

C. Kegiatan Pembiasaan di sekolah (Best Practise)

Pelaksanaan kegiatan Pembiasan di sekolah juga sangat berdampak

dengan perubahan prilaku siswa dalam kehidupan sehari – harinya. Adapun

Kegiatan yang dilakukan tersebut seperti :

- Mengutip sampah sebanyak 20 sampah setiap pagi (kebersihan)

- Senam Pagi (kedisiplinan dan kesehatan).

- Siswa bersalaman kepada guru setiap pagi secara bersama (kesantunan,

kepatuhan dan sikap hormat.

- Adanya kantin Kejujuran (sikap jujur)

- Dan lain sebagainya

Siswa memiliki perbedaan-perbedaan baik perbedaan minat, bakat,

maupun potensi yang dimilikinya. Dengan alasan itulah kurikulum harus

memperhatikan kondisi psikologi perkembangan dan psikologi belajar anak.

Kesemua dampak positif dari kemampuan dan ketercapaian siswa yang telah

dijabarkan sebelumnya, dalam pelaksanaan kurikulum sesuai dengan konsep dan

teori seperti:

1. Teori psikologi kognitif

Menurut teori ini belajar adalah proses mengembangkan pemahaman baru

atau mengubah pemahaman lama. Memandang manusia sebagai pelajar

7

Page 8: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

aktif yang memprakarsai pengalaman, mencari dan mengolah informasi,

dan mengorganisasikan pemahaman baru.

Guru mempunyai peranan dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :

a. Merancang program pembelajaran

b. Mendiagnosis tahap perkembangan murid

c. Mendorong perkembangan murid kea rah perkembangan berikutnya.

2. Teori psikologi behavioristik

Menurut teori ini belajar adalah upaya membentuk hubungan stimulus-

respons, hasil belajar tampak pada perubahan tingkah laku yang dapat

diamati.

Peran guru sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi perilaku yang diharapkan dalam proses belajar

b. Mengidentifikasi reinforcement yang memadai

c. Menghindari perilaku yang tidak diharapkan.

3. Teori psikologi humanistik

Menurut teori ini belajar adalah suatu proses mengembangkan pribadi

secara utuh. Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh motivasi

yang ada dalam diri siwa itu sendiri. Guru harus mampu menerima siswa

sebagai seorang yang memiliki potensi, minat, kebutuhan, harapan, dan

mampu mengembangkan dirinya secara utuh dan bermakna.Teori ini

memandang siswa sebagai sumber belajar yang potensial bagi dirinya

sendiri.Dengan demikian, teori belajar ini lebih menekankan pada

partisipasi aktif siswa dalam belajar.

Dipandang dari sosiologi, pendidikan adalah proses mempersiapkan

individu agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan. Untuk menjadikan

peseta didik menjadi warga masyarakat yang diharapkan maka pendidikan

memiliki peranan penting, karena itu kurikulum harus mampu memfasilitasi

peserta didik agar mereka mampu bekerjasama, berinteraksi, menyesuaikan diri

dengan kehidupan di masyarakat serta mampu mengangkat harkat martabat

sebagai makhluk yang berbudaya.

8

Page 9: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

LANGKAH-LANGKAH PERBAIKAN

Namun, meskipun begitu untuk mencapai Pendidikan Dasar yang lebih

bermutu bukan hanya Akhalakul kharimah tetapi intelektual dan wawasan

lingkungan juga perlu adanya langkah-langkah perbaikan dari sekolah, guru dan

siswa dikarenakan ketiganya saling berhubungan.

Dilihat dari perkembangan tekhnologi sekarang ini untuk memperbaiki

pendidikan di sekolah saya adalah dengan berbagai program dilakukan di sekolah

seperti :

- Peningkatan kemampuan pendidik (guru) dalam hal pengunaan alat alat

tekhnologi yang mendukung proses pembelajaran, seperti : Laptop ( komputer ),

Pengunaan Proyektor, scanner dan lain sebagainya. Bagi guru yang kurang paham

pemakaian komputer perlu dilatihkan secara reguler dan berkesinambungan

Sampai guru mahir dalam penggunaanya.

- Setelah guru mahir menggunakan perangkat teknologi seperti komputer guru

dapat ditingkatkan kemampunya dengan membuat bahan untuk proses

pembelajaran, seperti menggunanakan program power point dan program

lainnya, sehingga memudahkan guru (pendidik) dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

- Setelah tersebut terlaksana guru secara perlahan harus memiliki sendiri alat –

alat teknologi seperti laptop untuk mendukung kelancaran dalam proses

pembelajaran.

LANGKAH-LANGKAH MENGEMBANGKAN KURIKULUM

Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang

mempengaruhinya, seperti cara berpikir, sistem nilai (nilai moral, keagamaan,

politik, budaya, dan sosial), proses pengembangan, kebutuhan peserta didik,

kebutuhan masyarakat maupun arah program pendidikan. Aspek-aspek

tersebut akan menjadi bahan yang perlu dipertimbangkan dalam suatu

pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum merupakan suatu

alternative prosedur dalam rangka mendesain (design), menerapkan

9

Page 10: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

(implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Oleh

karena itu, model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu

proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai

kebutuhan dan standar keberhasilan pendidikan.

Dalam praktik pengembangan kurikulum sering terjadi

kecenderungan hanya menekankan pada pemenuhan mata pealajaran.

Astinya isi atau materi yang harus dipelajari peserta didik hanya berpusat

pada disiplin ilmu yang terstruktur, sistematis dan logis, sehingga

mengabaikan pengetahuan dan kemampuan aktual yang dibutuhkan sejalan

perkembangan masyarakat.

Langkah-langkah atau cara mengembangkan kurikulum meliputi usaha

untuk.

a. Menentukan Tujuan

Dalam menetukan tujuan pembelajaran seorang pendidik harus dapat

menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai

oleh peserta didik (siswa), tujuan pembelajaran hendaknya diletakkan dan

dijadikan titik tolak berfikir guru dalam menyusun sebuah Rencana

Pembelajaran, yang mewarnai proses pembelajaran.

Dalam menentukan tujuan pembelajaran guru juga harus mengetahui

proses akan tercapainya perubahan prilaku atau kompetensi pada siswa

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Kemudian tujuan pembelajaran

dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik, yang

acuan bermuara kepada Kompetensi Dasar yang ada pada standar isi.

Ada bebeberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam

kurikulum. Alasan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai

oleh setiap upaya pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk

mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian perumusan tujuan

merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam sebuah

kurikulum

2. Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengembang

kurikulum dalam mendesain model kurikulum yang dapat 10

Page 11: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

digunakan, bahkan akan membantu guru dalam mendesain sistem

pembelajaran, artinya dengan tujuan yang jelas dapat memberikan

arahan kepada guru dalam menentukan abahan atau materi yang

harus dipelajari, menetukan metode dan strategi pembelajaran,

serta merancang alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan

belajar siswa.

3. Tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai control

dalam menentukan batas – batas dan kualitas pembelajaran.

Artinya melalui penetapan tujuan, para pengembang kurikulum

termasuk guru dapat mengontrol sampai sejauh mana siswa

memperoleh

4. kemampuan, sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang

berlaku. Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya serap

siswa dan kualitas suatu sekolah.

b. Menentukan Isi

Dalam menetukan isi dalam memgembang kurikulum kita tetap merujuk

dan berpedoman kepada Kompetensi Dasar dan tujuan yang ingin dicapai,

lalu dikembangkan dengan dengan materi yang sesuai kondisi

perkembangan dan usia dan pengalaman belajar siswa (peserta didik).

Contohnya:

Ketika kita mengembang konsep bangun datar yang telah ditentukan dari

standar Isi (kurikulum). Kita tetap menentukan materi dari ruang lingkung

bangun datar itu sendiri, selanjutnya baru melihat indikator apa yang

sesuai pengembangan dari materi tersebut seperti konsep keliling, konsep

luas dan lain sebagainya.

c. Menentukan kegiatan Belajar Mengajar

Ketika menetukan kegiatan Belajar Mengajar guru harus mengembangkan

kegiatan dengan mengembangkan dengan memperhatikan:

- Susunan yang sistematis dalam proses kegiatan untuk memberikan

bantuan kepada guru (pendidik) agar dapat melaksanakan proses

pembelajaran dengan professional.

11

Page 12: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

- Memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan pendidik, agar

siswa dapat melakukan kegiatan seperti pada silabus

- Untuk setiap pertemuan scenario langkah – langkah guru dalam membuat

siswa aktif belajar, Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan

Pendahuluan , kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam proses dipastikan

aktivitas pembelajaran keseluruhan tetap mengacu kepada koridor pada

kompetensi apa yang ingin dicapai.

d. Media dan Alat Pelajaran

Media dan alat pelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pelajaran, sedangkan alat pembelajaran yaitu alat

bantu pembelajaran yang memudahkan memberikan pengertian kepada

siswa. Contoh sumber belajar dapat berupa buku, media cetak, dan

elektronik, alam sekita, atau sumber belajar yang relevan.

e. Penilaian

Evaluasi dan penilaian sebagai instrumen yang dilakukan dalam rangka

mengukur sejauh mana ketercapain kompetensi yang diharapkan setelah

melakukan proses pembelajaran.Aspek penilaian yang diukur secara

maksima dapat menukur Kognitif.Afektif dan psikomotorik siswa.

Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrument, dan

instrument yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya

dapat dituangkan dalam bentuk matrik horizontal atau vertical, Teknik

penilaian dapat menggunakan teknis tes uraian, tes unjuk kerja , teknik

penilaian proyek, tugas rumah yang berupa proyek dan harus disertai

dengan rubrik penilaian. Kriteria penilaian kelas harus : - Sahih , objektif,

Adil, terpadu, terbuka, holistik dan berkesinambungan, sistematis,

akuntabel, dan edukatif.

IMPLEMENTASI KURIKULUM

Implementasi kurikulum bermuara pada pembelajaran itu sendiri, yang

intinya bagaimana pesan dan isi kurikulum dapat tersampaikan kepada peserta

12

Page 13: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

didik secara optimal. Strategi implementasi kurikulum berorientasi pada guru

meliputi usaha:

1. Mengubah mind set guru dari paradigma konvensional ke paradigma abad

21 (modern).

2. Membentuk budaya (kultur) baru di lingkungan sekolah

3. Guru sebagai pengembang kurikulum.

Praktik-praktik pengajaran masih banyak yang didominasi oleh guru dan

bahkan guru sepertinya memiliki otoritas untuk memaksa siswa memenuhi semua

yang diinginkannya, dengan kurang bijak memperhatikan kebutuhan belajar

siswanya. Di bawah ini terdapat beberapa Mindset yang harus dirubah guru agar

terjadi perubahan, diantara lain:

Berpusat pada guru Berpusat pada siswa

Satu Arah Interaktif

Isolasi Lingkungan jejaring

Pasif Aktif menyelidiki

Maya / Abstrak Konteks dunia nyata

Pribadi Pembelajaran berbasis tim

Luas ( Semua materi diajarkan ) Prilaku khas memberdayakan

Kaidah keterikatan

Stimulasi rasa tunggal

(beberapa panca Indra )

Simulasi ke segala penjuru

(semua panca indera )

Alat tunggal ( papan tulis ) Alat multi media ( berbagai

13

MENUJU

Page 14: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

peralatan teknologi pendidikan )

Hubungan satu arah Kooferatif

Konsep mengajar dan belajar yang ideal harus diimbangi pula perubahan

worldview guru yang sesuai dengan kecenderungan perubahan tersebut. Secara

umum, guru it harus memenuhi dua kategori yaitu memiliki capability dan

loyality, yakni guru itu harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang

diajarkannya, memiliki kemampuan teoritis tentang mengajar yang baik, dari

mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi, dan memiliki loyalitas

keguruan yakni loyal terhadap tugas-tugas keguruan yang tidak semata di di

dalam kelas sebelum dan sesudah kelas.

Oleh karena itu, dalam penerapannya khususnya mata pelajaran

matematika guru harus mampu membuat dan merancang model – model

pembelajaran yang dapat mengekplorasi aspek Kognitif, Afektif dan psikomotorik

siswa, seperti PMR, Problem based learning, discovery learning, Projek based

learning dan lain sebagainya. Pembelajaran harus dilakukan menyenangkan

sesuai dengan tingkat dan usia perkembangan siswa. Dan pada akhirnya

melakukan penilaian autentik sehingga apa kompetensi yang diharapkan dalam

kurikulum (Kompetensi Dasar) dapat tercapai.

Pembelajaran dengan menggunakan RME merupakan pendekatan

pembelajaran yang sangat cocok digunakan di abad ke-21 ini. Oleh karena itu,

diharapkan kepada para pendidik khususnya pendidik yang mengajarkan

matematika hendaknya menggunakan pembelajaran RME dalam melaksanakan

proses pembelajaran.

Berikut ini adalah salah satu contoh pembelajaran yang mengacu pada karakter

belajar abad 21.

HATCHING THE EGG

14

Page 15: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

SD terdiri dari 3 pokok kajian utama yakni bilangan, geometri dan

pengukuran, dan pengolahan data. Pengolahan data diajarkan pertama kali pada

kelas V, sedangkan bilangan, geometri dan pengukuran telah dikenalkan secara

bertahap dari kelas I. Hal ini menandakan bahwa pengetahuan mengenai geometri

sangat penting. Selain itu, geometri merupakan materi yang bisa dengan mudah

ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Meja yang berbentuk persegi, bentuk

ubin, bentuk telur, dll.

Pada kelas 1 SD, materi geometri yang harus dipahami siswa adalah

pengenalan bangun datar sederhana. Guru dapat menyajikan berbagai cara untuk

mengenalkan siswa tentang bangun datar. Dikarenakan tuntutan pembelajaran

abad 21 yang menginginkan siswa dapat berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir

kritis dan memecahkan masalah, kreatif dan berinovasi, guru harus dapat

menemukan strategi pembelajaran yang tepat agar aspek-aspek pembelajaran abad

21 dapat dipenuhi. Salah satu cara untuk mengenalkan siswa SD kelas 1 tentang

bangun datar yang mengacu pada pembelajaran abad 21 adalah “Hatching the

Egg”. Pembelajaran “Hatching the Egg” dimulai dengan diberikan cerita kepada

siswa untuk membantu menetaskan telur menjadi seekor burung.

Setelah siswa bisa membentuk burung-burung tersebut, siswa diminta untuk

mebuat bentuk burung lain sebanyak-banyaknya. Untuk menunjang kolaborasi dan

komunikasi lebih baik siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa

dapat berkomunikasi dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk

menemukan bentuk burung tersebut. Permainan ini merupakan kegiatan

pemecahan masalah yaitu bagaimana “menetaskan sebuah telur” menjadi burung-

burung dengan berbagai bentuk. Pada saat membentuk burung-burung, siswa akan

15

Page 16: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

menggunakan strategi. Salah satu strategi yang digunakan adalah dengan membuat

sketsa bangun datar pada gambar burung yang diberikan. Karakter kreativitas dan

inovasi pada siswa bisa terlatih pada saat membentuk burung selain yang telah

ditentukan.

16

Page 17: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

.MENURUT MILLER

Menurut Miller, kurikulum merupakan suatu yang eksplisit dan implisit

pada serangkaian interaksi yang direncanakan untuk memfasilitasi belajar dan

mengembangkan pengalaman belajar yang harus dikuasai oleh siswa.

Pengembangan kurikulum ini ada perbedaan dengan model-model

sebelumnya. model pengembangan kurikulum Miller-Seller merupakan

pengembangan kurikulum kombinasi dari model transmisi (Gagne) dan model

transaksi (Taba’s & Robinson), dengan tahapan pengembangan sebagai berikut:

a. Klarifikasi Orientasi Kurikulum

Orientasi ini merefleksikan pandangan filosofis, psikologos, dan

sosio logis terhadap kurikulum yang seharusnya dikembangkan. Menurut

Miller dan Seller, ada tiga jenis orientasi kurikulum yaitu tranmisi, transaksi,

dan transformasi.

b. Pengembangan Tujuan

Langkah selanjutnya adalah mengembangkan tujaun umum dan tujuan

khusus berdasarkan orientasi kurikulum yang bersangkutan. Tujuan umum dalam

konteks ini adalah merefleksikan pandangan orang (image person) dan

pandangan (image) kemasyarakatan. Tujuan pengembangan merupakan tujuan

yang masih relative umum. Oleh karena itu, perlu dikembangkan tujuan-tujuan

yang lebih khusus hingga pada tujuan instruksional.

c. Identifikasi Model Mengajar

Pada tahap ini pelaksana kurikulum harus mengidentifikasi strategi

mengajar yang akan digunakan yang disesuaikan dengan tujuan dan orientasi

kurikulum. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam menentukan

model mengajar yang akan digunakan, yaitu:

1) Disesuaikan dengan tujuan umum maupun tujuan khusus.

2) Strukturnya harus sesuai dengan kebutuhan siswa.

3) Guru yang menerapkan kurikulum ini harus sudah memahami secara

utuh, sudah dilatih, dan mendukung model.

4) Tersedia sumber-sumber yang esensial dalam pengembangan model.

17

Page 18: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

d. Implementasi

Implementasi sebaiknya dilaksanakan dengan memperhatikan

komponen- komponen program studi, identifikasi sumber, pernana,

pengembangan professional, penetapan waktu, komunikasi, dan sistem

monitoring. Langkah ini merupakan langkah akhir dalam pengembangan

kurikulum. Prosedur orientasi yang dibakukan pada umumnya tidak sesuai

dengan kurikulum transformasi, sebaliknya kurikulum transmisi pada

umumnya menggunakan teknik-teknik evaluasi berstruktur dalam menilai

kesesuaian antara pengelaman-pengalaman, strategi be;ajar dan tujuan

pendidikan.

Rumusan kurikulum tersebut diadopsi pada kurikulum Pendidikan Dasar

di Indonesia yaitu:

1. KURIKULUM BERORIENTASI PENCAPAIAN TUJUAN (1975-

1994)

Kurikulum ini menekankan pada isi atau materi pelajaran yang bersumber

dari disiplin ilmu. Penyusunannya relatif mudah, praktis, dan mudah digabungkan

dengan model yang lain. Kurikulum ini bersumber dari pendidikan klasik,

perenalisme dan esensialisme, berorientasi pada masa lalu. fungsi pendidikan

adalah memeliharadan mewariskan ilmu pngetahuan, tehnologi, dan nilai-nilai

budaya masa lalu kepada generasi yang baru.

Menurut kurikulum ini, belajar adalah berusaha menguasai isi atau materi

pelajaran sebanyak-banyaknya. kurikulum subjek akademik tidak berarti terus

tetap hanya menekankan materi yang disampaikan, dalam sejarah

perkembangannya secara berangsur-angsur memperhatikan juga proses belajar

yang dilakukan peserta didik.

a. Kurikulum 1975

Latar belakang ditetapkanya Kurikulum 1975 sebagai pedoman

pelaksanaan pengajaran di sekolah menurut Menteri Pendidikan Republik

Indonesia Sjarif Thajeb, adalah:

1)      Selama Pelita I, yang dimulai pada tahun 1969, telah banyak timbul gagasan

baru tentang pelaksanaan sistem pendidikan nasional.18

Page 19: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

2)      Adanya kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan nasional yang

digariskan dalam GBHN yang antara lain berbunyi : “Mengejar ketinggalan di

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mempercepat lajunya

pembangunan.

3)      Adanya hasil analisis dan penilaian pendidikan nasional oleh Departemen

Pendidikan dan Kebudayaaan mendorong pemerintah untuk meninjau

kebijaksanaan pendidikan nasional.

4)      Adanya inovasi dalam system belajar-mengajar yang dianggap lebih efisien

dan efektif yang telah memasuki dunia pendidikan Indonesia.

5)      Keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan untuk meninjau

sistem yang kini sedang berlaku.

6)      Diperlukan peninjauan terhadap Kurikulum 1968 tersebut agar sesuai

dengan tuntutan masyarakat yang sedang membangun.

b. Kurikulum 1984

Sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN 1983

menyiratakan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari

kurikulum 1975 ke kurikulum 1984, karena suda dianggap tidak mampu lagi

memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi .

c. Kurikulum 1994

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Kurikulum Sekolah Menengah Umum

perlu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan tersebut.

Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran

menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar

dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Akibatnya, pada saat itu

dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut mengembangkan

kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus

diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran

pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak.

19

Page 20: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah

dilaksanakan bertahap yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan

penyempurnaan jangka panjang.

2.  KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN KTSP (2004/2006)

Kurikulum yang berorientasi pada pencapaian tujuan (1975-1994)

berimpilkasi pada penguasaan kognitif lebih dominan namun kurang dalam

penguasaan keterampilan (skill). Sehingga lulusan pendidikan kita tidak memiliki

kemampuan yang memadai terutama yang bersifat aplikatif, sehingga diperlukan

kurikulum yang berorientasi pada penguasaan kompetensi secara holistik.

a. Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum 2004 lebih populer dengan sebutan KBK (Kurikulum Berbasis

Kompetensi). Lahir sebagai respon dari tuntutan reformasi diantaranya UU No 2

1999 tentang pemerintahan daerah, UU No 25 tahun 2000 tentang kewenangan

pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, dan Tap MPR No

IV/MPR/1999 tentang arah kebijakan pendidikan nasional.

KBK tidak lagi mempersoalkan proses belajar, proses pembelajaran

dipandang merupakan wilayah otoritas guru, yang terpenting pada tingkatan

tertentu peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan.

Kompetensi mengandung beberapa aspek, yaitu knowledge,

understanding, skill, value, attitude, dan interest. Dengan mengembangkan aspek-

aspek ini diharapkan siswa memahami, mengusai, dan menerapkan dalam

kehidupan sehari-hari materi-materi yang telah dipelajarinya.

Adapun kompentensi sendiri diklasifikasikan menjadi: kompetensi lulusan

(dimilik setelah lulus), kompetensi standar (dimiliki setelah mempelajari satu mata

pelajaran), kompetensi dasar (dimiliki setelah menyelesaikan satu topik/konsep),

kompetensi akademik (pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan

persoalan), kompetensi okupasional (kesiapan dan kemampuan beradaptasi

dengan dunia kerja), kompetensi kultural (adaptasi terhadap lingkungan dan

20

Page 21: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

budaya masyarakat Indonesia), dan kompetensi temporal (memanfaatkan

kemampuan dasar yang dimiliki siswa

b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum

operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing

satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008

dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006

dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang

dikeluarkan oleh BSNP.

KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur

dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan

silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006

tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang

dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian

kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta

didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan

peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh

mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

Komponen KTSP

Secara garis besar, KTSP memiliki enam komponen penting sebagai berikut.

a. Visi dan misi satuan pendidikan

b. Tujuan pendidikan satuan pendidikan21

Page 22: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

c. Kalender pendidikan

d. Struktur muatan KTSP

e. Silabus

f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3. KURIKULUM 2013

Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk

dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten

dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada

Standar Kompetensi Lulusan.

Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum

satuan pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis

(dokumen) dan kurikulum sebagai proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai

rencana tertulis, kurikulum harus mengembangkan SKL menjadi konten

kurikulum yang berasal dari prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa

kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengarahkan peserta didik menjadi:

1. Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman

yang selalu berubah;

2. Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri;

3. Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:

1. Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam

bentuk Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke

dalam Kompetensi Dasar (KD).

22

Page 23: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai

kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang

sekolah, kelas, dan mata pelajaran

3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta

didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.

4. Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan

psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata

pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD

pengembangan sikap menjadi kepedulian utama kurikulum.

5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep,

generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan

“disciplinary–based curriculum” atau “content-based curriculum”.

6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip

akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.

7. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada

tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten

kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas

(mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah kemampuan

penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap adalah

kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan

memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.

8. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat

formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk

memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria

Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat memuaskan).

23

Page 24: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Soekardi. “Sejarah Kurikulum Di Indonesia”. 21 Agustus 2015. http://belajarpkn-

yuk.blogspot.com/2011/10/sejarah-kurikulum-nasional-indonesia.html

Hidayati, Wiji. “Pengembangan Kurikulum”. 21 Agustus 2015.

http://202.69.99.229/download/REALPAD/eStudy/PDF/Paedagogis/Buku/Penge

mbangan%20Kurukulum.pdf

Kredoanalisis. “Hasil Analisis Tentang Perkembangan Kurikulum Sekolah Dasar (SD)

dari masa colonial hingga masa kurikulum 2013”. 21 Agustus 2015.

https://kredoanalisis.wordpress.com/2015/01/17/hasil-analisis-tentang-

perkembangan-kurikulum-sekolah-dasar-sd-dari-masa-kolonial-hingga-masa-

kurikulum-2013/

Poerwati. “Sejarah Kurikulum”. 21 Agustus 2015.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Poerwanti%20Hadi

%20Pratiwi,%20S.Pd.,%20M.Si./Sejarah_kurikulum.pdf

Ro’iyatunisa, Anis. “Pendekatan, Model, dan Prosedur Pengembangan Kurikulum”. 01

Oktober 2015. http://anisroiyatunisa.blogspot.co.id/2013/03/pendekatan-model-

dan-prosedur.html.

Rosyada, M.A., Prof. Dr. Dede. 2012. Paradigma Pendidikan demokratis. Jakarta:

Kencana.

Sutisna. “Sejarah Perkembangan Kurikulum”. 21 Agustus 2015.

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/19760731

2001121-ADE_SUTISNA/SEJARAH_PERKEMB.__KURIKULUM.pdf

24

Page 25: ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

25