Analisis Kualitatif Karbohidrat_Gina+Yulian
-
Upload
yulian-arthia-putry -
Category
Documents
-
view
51 -
download
0
description
Transcript of Analisis Kualitatif Karbohidrat_Gina+Yulian
LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS PANGAN
Analisis Kualitatif Karbohidrat Menggunakan Uji Molish, Uji Seliwanoff,
Uji Barfoed, dan Uji Fenilhidradin
Disusun Oleh:
Gina Rosginasari NIM 1000774Yulian Arthia Putri NIM 1000822
Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia
2013
ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT MENGGUNAKAN
UJI MOLISH, IJI SELIWANOFF, UJI BARFOED, DAN UJI
FENILHIDRADIN
Rosginasari. G.1, Putri. Y.A.1, Sitepoe. R.P.1
1Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri, Fakultas Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Kata kunci:
I. Pendahuluan
Bahan makanan yang umumnya
biasa kita konsumsi mengandung tiga
kelompok utama senyawa kimia
yaitu karbohidrat, protein, dan
lemak. Karbohidrat merupakan
senyawa kimia yang jumlahnya
paling banyak terkandung dalam
bahan makanan yang ada disekitar
kita, terutama dalam bentuk amilum
dan pati. Namun, karbohidrat tidak
hanya melulu dalam bentuk pati,
tetapi terdapat pula sebagai bentuk
gula misalnya dalam buah-buahan,
madu lebah, dan lain-lain
(Poedjiadi,1994).
Karbohidrat merupakan sumber
kalori utama dalam bahan pangan.
Selain itu beberapa golongan
karbohidrat menghasilkan serat-serat
yang berguna bagi kesehatan.
Karbohidrat juga mempunyai
peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan,
misalnya rasa, warna, aroma, dan
lain-lain (Winarno, 1997).
Karbohidrat merupakan senyawa
polihidroksi aldehida atau keton yang
dapat dihidrolisis. Berbagai senyawa
yang termasuk kelompok karbohidrat
mempunyai molekul yang berbeda-
beda. Berbagai senyawa itu dibagi
menjadi 3 golongan yaitu golongan
monosakarida, golongan
polisakarida, dan golongan
oligosakarida (Poedjiadi, 1994).
Monosakarida terdiri dari glukosa,
fruktosa, dan galaktosa. Senyawa
oligosakarida utama yang penting
dan melimpah ruahdi alam yaitu
sukrosa, laktosa, dan maltosa.
Sedangkan beberapa contoh
polisakarida terdiri dari amilum,
glikogen, dekstrin, dan selulosa.
Terdapat beberapa jenis
pengujian untuk mengidentifikasi
kandungan karbohidrat baik secara
spesifik atau kualitatif dalam suatu
bahan makanan.
Jenis karbohidrat dengan jumlah
yang cukup banyak menyebabkan
diperlukannya pengetahuan dasar
tentang sifat fisik dan kimia
karbohidrat itu sendiri. Selain itu,
keragaman jenis karbohidrat yang
terkandung dalam bahan makanan
memerlukan cara pengujian yang
berbeda. Oleh karena itu pelu
dilakukan percobaan untuk
mengetahui jenis karbohidrat yang
terkandung dalam sampel yang
berbeda dan dengan cara pengujian
yang berbeda pula.
II. Tujuan
Ada beberapa tujuan yang ingin
dicapai dalam praktikum ini antara
lain:
A. Uji Molish
Uji molish bertujuan untuk
membuktikan adanya karbohidrat
secara kualitatif pada sampel.
B. Uji Seliwanoff
Uji seliwanoff bertujuan untuk
mengidentifikasi secara spesifik
adanya gula ketoheksosa (fruktosa)
dalam sampel.
C. Uji Barfoed
Uji barfoed bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya gula
monosakarida dalam sampel.
D. Uji Fenilhidradin
III. Metode Praktikum
A. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah amilum,
sukrosa, maltosa, glukosa, fruktosa,
laktosa, dan madu. Sedangkan bahan
kimia yang digunakan untuk proses
analisis adalah larutan H2SO4 pekat,
pereaksi molish, pereaksi seliwanoff,
pereaksi barfoet, dan pereaksi
fenilhidradin.
Alat yang digunakan untuk
analisis dalam praktikum ini adalah
tabung reaksi, pipet ukur, hot plate,
penjepit tabung reaksi, rak tabung
reaksi, gelas piala, dan pengatur
waktu.
B. Metode
1. Uji Molish
Sampel yang digunakan pada
praktikum analisis kualitatif
karbohidrat menggunakan uji molish,
yaitu amilum, sukrosa, maltosa,
glukosa, fruktosa, dan laktosa.
Prosedur uji yang dilakukan
menggunakan uji molish, yaitu
sebanyak 2 ml sampel dimasukkan
ke dalam tabung reaksi dan
dilanjutkan dengan memasukkan 2
ml preaksi molish hingga tercampur
dengan baik. H2SO4 pekat sebanyak
2,5 ml dialirkan secara hati-hati ke
dalam tabung reaksi yang sudah
berisi sampel dan pereaksi molish.
Pemasukan H2SO4 pekat ke dalam
tabung dilakukan melalui dinding
tabung secara perlahan agar tidak
tercampur. Kemudian diamati apa
yang terjadi pada larutan dalam
tabung reaksi tersebut.
2. Uji Seliwanof
Sampel yang digunakan dalam
praktikum analisis kualitatif
karbohidrat menggunakan uji
seliwanoff, yaitu amilum, maltosa,
sukrosa, glukosa, fruktosa, laktosa,
dan madu. Prosedur uji yang
dilakukan, yaitu mamasukkan 1 ml
sampel ke dalam tabung reaksi ,
kemudian ditambahkan 2 ml pereaksi
seliwanoff. Pada waktu bersamaan
tabung reaksi larutan tersebut
ditempatkan ke dalam penangas air
hingga terbentuk warna merah (catat
kecepatan waktu terbentuknya warna
dari masing-masing tabung reaksi).
3. Uji Barfoed
Sampel yang digunakan dalam
praktikum analisis kualitatif
karbohidrat menggunakan uji
barefoet , yaitu glukosa, fruktosa,
laktosa, maltosa, amilum, sukrosa,
dan madu. Prosedur uji yang
dilakukan, yaitu larutan sampel
karbohidrat sebanyak 2 ml
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan dicampur dengan 2 ml pereaksi
barfoed. Setelah itu tabung reaksi
berisi larutan tersebut dimasukkan ke
dalam penangas air selama 15 menit.
Selama proses pemanasan diamati
perubahan warna yang terjadi pada
larutan.
4. Uji Fenilhidradin
Sampel yang digunakan dalam
praktikum analisis kualitatif
karbohidrat menggunakan uji
fenilhidradin, yaitu amilum, sukrosa,
maltosa, glukosa, fruktosa, laktosa,
dan madu. Prosedur analisis yang
dilakukan, yaitu sebanyak 2 ml
larutan sampel karbohidrat
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
kemudian dilanjutkan dengan
memasukkan 2 ml pereaksi
fenilhidradin. Tabung yang berisi
larutan tersebut dimasukkan ke
dalam penangas air sampai
mendidih. Pada proses pemanasan
tersebut diamati apa yang terjadi
pada larutan dalam tabung reaksi.
IV. Hasil dan Pembahasan
A. Uji Molish
Berdasarkan percobaan yang
dilakukan maka didapatkan hasil
pengamatan sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji
Molish
Sampel Warna Hasil Ket
Amilum Merah
kecoklatan
+ Endapan
tidak
terlalu
hitan dan
tebal
Sukrosa Merah
muda
+ Endapan
tebal dan
hitam
Maltosa Merah
kecoklatan
+ Endapan
tidak tebal
Glukosa Jernih + Endapan
hitam
Fruktos
a
Keruh + Banyak
sekali
endapan
hitam
Laktosa Air agak
keruh
+ Endapan
hitam
menyebar.
Seperti
terbentuk
kristal-
kristal
(Sumber: Pengamatan Kelompok 1
dan 2)
Keterangan: (+) Terbentuk cincin
(-) Tidak Terbentuk
cincin
Percobaan ini dilakukan untuk
mengetahui adanya karbohidrat
secara kualitatif. Berdasarkan hasil
pengamatan dari uji molish
disimpulkan bahwa semua sampel
pada percobaan merupakan
karbohidrat karena terbentuk cincin
pada larutan. Hal ini didasarkan pada
prinsip percobaan uji molish yang
berdasarkan senyawa karbohidrat
dengan adanya asam pekat (H2SO4)
akan membentuk senyawa hidraoksi
metifurfural yang kemudian dengan
adanya α-naftol akan membentuk
senyawa komplek berwarna ungu
(Sakinah, 2013). Sebagaimana yang
dikemukakan dalam teori, pereaksi
molish terdiri atas larutan α-naftol
dalam alkohol. Apabila pereaksi
ditambahkan pada larutan sampel
kemudian secara hati-hati
ditambahkan asam sulfat pekat, akan
terbentuk dua lapisan zat cair. Pada
batas antara kedua lapisan itu akan
terbentuk warna ungu karena reaksi
kondensasi antara furfural dengan α-
naftol (Putri dkk, 2011).
Penambahan dan
penghomogenan pereaksi molish ke
dalam larutan sampel karbohidrat
bertujuan agar karbohidrat dalam
sampel tidak langsung rusak dan
menjadi pecah jika langsung
diteteskan asam kuat H2SO4 pekat.
Jika penambahan langsung H2SO4
pekat tanpa adanya pereaksi molish
maka sampel akan pecah dan
warnanya akan berubah menjadi
gelap akibat rusaknya karbohidrat
dalam sampel yang akan diuji
sehingga pereaksi molis berperan
sebagai reagent (Sakinah, 2013).
Penambahan H2SO4 pekat pada
percobaan ini dikarenakan
monosakarida umumnya stabil dalam
larutan asam encer yang dipanaskan.
Tetapi apabila dipanaskan dengan
asam kuat yang pekat, monosakarida
menghasilkan furfural atau
derivatnya. Reaksi pembentukan
furfural ini adalah reaksi dehidrasi
atau pelepasan molekul air dari suatu
senyawa (Poedjiadi,1994).
B. Uji Seliwanoff
Berdasarkan percobaan yang
dilakukan didapatkan hasil
pengamatan sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji
Seliwanoff
Sampel Hasil
Amilum Orange
Sukrosa Merah
Maltosa Orange
Glukosa Orange
Fruktosa Merah
Laktosa Orange
Madu Merah
(Sumber: Pengamatan Kelompok 3
dan 4)
Analisis kualitatif karbohidrat
menggunakan uji seliwanof
bertujuan untuk mengidentifikasi
secara spesifik mengenai adanya
kandungan gula kentosaheksosa
seperti fruktosa dalam sampel.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan pada 7 sampel yang
berbeda didapat bahwa sukrosa,
fruktosa, dan madu mengalami
perubahan warna larutan dari orange
menjadi merah. Hal ini menandakan
bahwa uji seliwanof bereaksi positif
dan mengandung gugus keton.
Pereaksi seliwanoff mengandung
HCL pekat yang dapat mendehidrasi
fruktosa menghasilkan
hidroksifurfural sehingga furfural
mengalami kondensasi setelah
penambahan resorsinol membentuk
larutan yang berwarna merah orange.
Pada sampel fruktosa menghasilkan
warna larutan yang spesifik yakni
warna merah yang mengidentifikasi
adanya kandungan ketosa dalam
karbohidrat jenis monosakarida.
Begitu pula dengan madu
mengandung fruktosa. Sedangkan
pada sukrosa, hasil positif
disebabkan oleh proses pemanasan
yang terlalu lama. Hal ini terjadi
karena adanya pemanasan yang
berlebihan akan menyebabkan
sukrosa terhidrolisis menghasilkan
fruktosa dan glukosa sehingga
fruktosa inilah yang akan bereaksi
dengan pereaksi seliwanoff
menghasilkan larutan berwarna
merah orange.
Pada dasarnya proses peletakan
tabung reaksi dalam penangas air
bertujuan untuk membentu proses
hidrolisis disakarida yang akan
menghasilkan monosakarida ketosa
dan kemudian memberikan warna
pada larutan sampel.
C. Uji Barfoed
D. Uji Fenilhidradin
V. Kesimpulan
VI. Daftar Pustaka
Putri, Cici Ebtawati dkk. (2011).
Analisis Karbohidrat,
[Online]. Tersedia:
http://dc348.4shared.com/
doc/71XKdzai/preview.ht
ml [2 Desember 2013].
Poedjiadi, Anna, (1994), Dasar-
Dasar Biokimia, Jakarta :
Universitas Indonesia.
Sakinah, Asri Nisa. (2013). Uji
Molisch, [Online].
Tersedia:
http://www.scribd.com/do
c/131218959/Laporan-Uji-
Molisch [2 Desember
2013].
Winarno, F G, (1997), Kimia Pangan
dan Gizi, Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama