Analisis Kualitas Air Parameter Kimia-1
-
Upload
atika-mansur -
Category
Documents
-
view
282 -
download
3
Transcript of Analisis Kualitas Air Parameter Kimia-1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Limnologi merupakan ilmu dari perairan umum, berhubungan seluruh
faktor yang mempengaruhi populasi yang hidup didalam perairan itu. Tidak benar
menyatakan bahwa limnologi adalah sebagai kajian perairan tawar karena pada
daerah kering, genangan yang ada sungguh beragam (Forel, 1892).
Air adalah zat yang mengelilingi semua organisme dan merupakan bagian-
bagian terbesar pembentuk tumbuh-tumbuhan dan binatang air (Nybakken, 1982).
Kualitas air dan kuantitas air suatu perairan yang sangat dipengaruhi parameter
fisika, kimia, biologi (Bishop, 1973).
Waduk merupakan salah satu perairan yang sudah lama dimanfaatkan oleh
sebagian manusia untuk menyokong kehidupannya. Ekosistem waduk merupakan
media hidup berbagai jenis biota air. Pada kondisi yang baik akan sangat berarti
bagi kelangsungan biota tersebut. Ekosistem perairan dari lingkungan biotik dan
abiotik yang meliputi sifat-sifat fisika, kimia, dan biologi yang saling berinteraksi
antara yang satu dengan yang lain (Wardoyo, 1981).
.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum mengenai Analisis Parameter Kimia I adalah agar
mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui tentang derajat keasaman
(pH),oksigen terlarut (DO), karbondioksida (Co2) bebas dan alkalinitas.
Sedangkan Manfaat dari praktikum ini adalah dapat mempraktekkan dan
menerapkan dengan metode – metode yang ada.
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
Waduk atau danau buatan adalah genangan air yang terbentuk karena
pembendungan aliran air bukan alami (man made lake) pembendungan ini dapat
mengubah ekosistem perairan mengalir (lotik) menjadi ekosistem perairan
tergenang (lentik) yang akan mempengaruhi kehidupan biota asal (Sihotang,
1988).
Uktoselya (1991) menyatakan bahwa Arus merupakan suatu gerakan air
yang mengakibatkan perpindahan horizontal dan vertikal masa air.
Suhu dipermukaan akan lebih tinggi dibandingkan dengan suhu air lapisan
dasar. Peningkatan suhu perairan menyebabkan konsentasi oksigen terlaut
menurun, sehingga mempengaruhi kehidupan organisme perairan (Saeni, 1989)
Batas toleransi pH minimum dan maksimum air tawar pada umumnya
berkisar antara 4,1 sampai 11,0 sedangkan pH yang dapat mendukung kehidupan
ikan secara wajar adalah sebesar 5,0 sampai 9,0 Jones dalam Wardoyo (1981).
Bishop (1973) menyatakan bahwa pH yang kecil dari 5,5 akan
menyababkan toksit (racun) pada kebanyakan ikan dan pH air lebih dari (,0
berbahaya sekali bagi kehidupan ikan.
Saeni (1989) menyatakan bahwa CO2 dihasilkan oleh proses pernafasan
organisme dalam air. CO2 juga dapat masuk kedalam perairan dari atmosfir. CO2
secara fotosintesis oleh ganggang. Tingginya CO2 dalam air yang dihasilkan oleh
proses perombakan bahan organik dapat menyebabkan pertumbuhan ganggang
yang sangat cepat dan menaikkan produktifitas.
2
Swingle (1968) menganjurkan agar kadar CO2 bebas dalam air tidak lebih
dari 25 ppm dengan catatan kadar oksigen terlarut 2 ppm. Selanjutnya
dikemukakan bahwa kadar CO2 bebas 12 ppm cukup aman dari kehidupan ikan.
Boyd (1979) menyatakan bahwa kadar oksigen dari perairan disebabkan
oleh pernafasan binatang, proses pembongkaran (mineralisasi) bahan-bahan
organik di dasar perairan yang kadar oksigennya 5 ppm pada perubahan suhu 200
sampai dengan 300 masih dapat dipandang sebagai air yang cukup baik untuk
kehidupan ikan.
Menurut Wardoyo (1981), oksigen terlarut sangat esensial bagi pernapasan
dan merupakan salah satu metabolisme ikan dan organisme lainnya. sedangkan
kehilangan oksigen terlarut tergantung dari respirasi ikan, organisme dasar
(benthic), zooplankton, proses difusi keatmosfir dan kegiatan dekomposisi oleh
decomposer.
3
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan tempat
Pratikum Limnologi dengan judul Analisis kualitas air parameter kimia-1
ini dilaksanakan pada tanggal 9 November 2011 setiap hari Rabu pada pukul
10.00 – 12.00 WIB. Yang bertempat di Laboratorium Limnologi Fakultas
perikanan dan ilmu kelautan Universitas Riau.
3.2. Bahan dan Alat
Pada praktikum limnologi ini, alat- alat yang digunakan adalah Botol
BOD, Erlenmeyer, Gelas Ukur, Jarum Suntik dan Pipet Tetes. Sedangkan Bahan-
bahan yang digunakan 1 ml reagen O2, 1 ml MNSO4, 1 ml H2SO4, titrasi
Na2S2O35H2O, Indikator pp, Titrasi Na2CO3 0,0454 N.
3.3. Metode Praktikum
Adapun prosedur praktikum kali ini adalah dengan cara:
1. Penentuan DO
Air diambil dengan menggunakan botol BOD, dan dijaga jangan sampai
timbul gelembung udara,
Tambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH-KI sehingga terjadi endapan
berwarna coklat,
Tambahkan 20 tetes H2SO4 pekat, kemudian botol dikocok sampai
endapan hilang dan berwarna kuning,
Diambil sampel air tersebut sebanyak 50 ml, dan dimasukkan kedalam
Erlenmeyer,
Dititrasi dengan Na2S2O35H2O sampai warna kuning pucat,
Ditambahkan 3-5 tetes amilum sampai warna menjadi biru,
4
Dititrasi kembali dengan Na2S2O35H2O sampai warna biru hilang,
Dihitung oksigen terlarut dengan rumus :
DO (mg/l) =
ml titran x 8000 x 0,025ml sampel
2. Penentuan CO2 bebas
Sampel air dengan menggunakan botol oksigen, jangan sampai timbul
gelembung udaranya,
Pipet air sampel sebanyak 25 ml masukkan kedalam Erlenmeyer dengan
hati-hati, kurangi pengaruh aerasi,
Tambahkan 3 tetes indicator pp, apabila warna menjadi merah muda
berarti tidak ada CO2 bebasnya. Jika tidak berwarna berarti ada CO2 dan
lanjutkan ke prosedur berikutnya,
Titrasi segera dengan Na2CO3 0,0454 N sampai menjadi bening kembali.
Dan hitung sampai tetes keberapa sampel tersebut berwarna bening
kembali, dan itulah ml titrannya,
Dihitung CO2 bebas dengan rumus :
CO2 (mg/l ) =
ml titran x N titran x 44/2 x 1000Vol sampel
3. Alkalinitas
Sampel air dengan menggunakan botol oksigen, jangan sampai timbul
gelembung udaranya,
Pipet air sampel sebanyak 50 ml masukkan kedalam Erlenmeyer dengan
hati-hati, kurangi pengaruh aerasi,
Tambahkan indikator pp 4 tetes,
Tambahkan BC-GMR 2 tetes sampai warna menjadi biru,
5
Titrasi dengan H2SO4 0,022 sampai berwarna orange,
Dihitung total alkalinitas dengan rumus :
1000 x 50 x N x aml sampel
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
6
4.1. Hasil
Dari praktikum Parameter Kimia 1 yang telah dilaksanakan maka
didapatkan hasil sebagai berikut :
Penentuan DO
Dik : ml titran = 1,6 ml
ml sampel = 50 ml
Dit : DO ( mg/l ) =……..?
Jawab : DO (mg/l) =
ml titran x 8000 x 0,025ml sampel
=
1,6 ml x 8000 x 0,02550 ml
=
32050 = 6,4 mg / L
Penentuan CO2 Bebas
Dik : ml titran = 3 ml
N titran = 0,0454 N
Vol Sampel = 25 ml
Dit : CO2 ( mg/l ) = ………?
Jawab : CO2 (mg/l ) =
ml titran x N titran x 44/2 x 1000Vol sampel
=
3 ml x 0,0454 x 44/2 x 100025 ml
=
2996,425 = 119,856 mg / L
Alkalinitas
7
Dik : N = 0,022
a = 1,5 ml
Vol Sampel = 50 ml
Dit : Alkalinitas = ………?
Jawab : =
1000 x 50 x N x aml sampel
=
1000 x 50 x 0,022 x 1,5 ml50 ml
=
165050 = 33 mg / L
4.2. Pembahasan
Dalam pengukuran alkalinitas air, diambil dari sampel air yang
dimasukan kedalam botol aqua yang didalam botol tersebut tidak ditemukan
gelembung air. Dalam pengujiannya sampel diambil dengan pipet tetes kemidian
dimasukan kedalam tabung palsu dan ditambahkan 1 tetes indikator pp, apabila
tidak terjadi perubahan maka pp benilai nol. Tambahkan fenolblue kedalam
larutan tadi sehingga larutan berubah menjadi warna ungu, titrasi dengan reagen
HI13811 sehingga warna menjadi kuning. Nilai alkalinitasnya sebanyak reagen
yang dikeluarkan.
Karbondioksida bebas yang dianalisa adalah kardondioksida yang berada
dalam bentuk gas yang terkandung dalam air. Kandungan karbondioksida bebas
diudara adalah sekitar 0,03 0/0 . kandungan CO2 dalam air murni pada tekana 1
atm dan temperatur 250C adalah sekitar 0,4 ppm (Wardoyo, 1981).
8
Karbondioksida memegang peranan penting bagi kehidupan organisme
perairan, bagi organisme perairan jumlah karbondioksida tersedia dalam jumlah
yang cukup banyak tetapi bila jumlah tersebut melebihi batas maka akibatnya
kehidupan organisme air akan mengalami saat kritis, karena kadar CO2 terlalu
tinggi dapat meracuni hewan air secara langsung (Sumawidjaya, 1975).
Soeseno (1974) menyatakan bahwa berkurangnya kadar O2 terlarut di
perairan di sebabkan oleh pernapasan hewan, proses pembongkaran bahan-bahan
organik dan dasar perairan yang mereduksi.
9
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Oksigen terlarut adalah jumlah mg/l gas oksigen yang terlarut dalam air.
Sumber oksigen terlarut dalam air berasal dari hasil fotosintesis oleh fitoplankton
atau tanaman air, difusi dari udara dan agitasi air.
Dari pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa penentuan DO dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan titrasi atau titrimetri dan dengan
menggunakan alat ukur elektronik.
Karbondioksida bebas yang dianalisa adalah karbondioksida yang berada
dalam bentuk gas yang terkandung didalam air.
Setelah di tambah indikator pp sampel berubah warna menjadi warna
merah muda dan ini erarti pada sampel tersebut tidak ada CO2 bebasnya.
5.2. Saran
Sebaiknya semua praktikan dapat turun kelapangan tanpa hanya melihat
praktikan yang lain bekerja, hal ini diperlukan agar semua praktikan dapat
mengerti teknis – teknis pada praktikum ini dan dapat menerapkannya dalam
penelitian yang akan dilakukan di masa yang akan datang terlebih lagi penelitian
dalam pembuatan skripsi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Bishop, 1973. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjamada University : Jogjakarta. 618 hal.
Boyd, 1979. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah Industri. Rajawali : Jakarta. 543 hal.
Forel, 1892. Kamus Limnologi (Perairan Darat). Panitia Nasional Program Hidrologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.230 hal.
Nybakken, 1982. Kualitas Dan Distribusi Spasi Karakteristik Fisika Kimia Perairan Sungai Sulir Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Bengkalis. Berkala Perikanan Terubuk ISSN 0126-4265 Vol. 29, No. 2.
Saeni, M. S. 1989 Kimia Lingkungan. Departemen pendidikan dan Kebudayaan, ditjend Pendidikan Tinggi, PAU Ilmu Hayati, IPB Bogor.
Soeseno, S., 1974. Limnologi. Sekolah Usaha Perikanan Menengah Direktorat Jendral Perikanan. Departemen Pertanian Bogor. 110 hal (tidak diterbitkan).
Sihotang, C. 1988. Limnologi I. Diktat Perkuliahan Mata Kuliah Limnologi I. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. 60 hal (tidak diterbitkan).
Sihotang, C,.1988. Limnologi II. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 64 hal.
Swingle, A.,S. 1968. Standarization Of Chemical And Analysis For Water And Pond Fish Culture. Fisher Report 44 (4) 397-421 pp.
Uktoselya, 1991. Phytoplankton. Edwar Amild Ltd. London. 115 pp.
Wardoyo, 1981. Kumpulan Istilah Perikanan. Lembaga Yayasan Informasi dan Kajian. Pekanbaru. 203 hal. (tidak diterbitkan)
11
LAMPIRAN
1.Alat-alat Yang Digunakan Selama Praktikum
Gelas Ukur Jarum Suntik
Pipet Tetes
Erlenmeyer
12