ANALISIS KONSEP PEMBELAJARAN KIMIA KONTEKSTUAL...
Transcript of ANALISIS KONSEP PEMBELAJARAN KIMIA KONTEKSTUAL...
ANALISIS KONSEP PEMBELAJARAN KIMIA
KONTEKSTUAL BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL
PADA PROSES PEMBUATAN BAHAN PEMUTIH
DARI GARAM
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana Kimia
Disusun oleh :
Ahmad Riva’i
15670035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2019
iv
v
vi
vii
HALAMAN MOTTO
“Kita orang biasa hidup di desa, jadikan ejekan orang lain
menjadi motivasi untuk menunjukkan kelebihan kita”
(parents)
Bimbinglah hamba menjadi Insan yang beriman dan
bermanfaat. Aamiin
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur selalu penulis panjakan kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
Shalawat dan salam penulis haturkan kepada
Nabi Muhammad SAW
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Keluarga tercinta, terima kasih atas do’a, semangat,
motivasi, nasihat, perjuangan, dukungan, dan kasih
sayang yang selalu diberikan kepada anakmu ini.
Almamater tercinta:
Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
tidak pernah lelah memberikan rahmat dan Rahim-Nya
kepada setiap makhluk, sehingga skripsi yang berjudul
“Analisis Konsep Pembelajaran Kimia Kontekstual Berbasis
Sumber Daya Lokal pada Proses Pembuatan Bahan Pemutih
dari Garam” dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW
yang telah mengubah dunia jahilliyah menjadi dunia yang
penuh berkah.
Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada
para pihak yang telah membantu secara moril maupun materil
untuk terselesainya skripsi ini. Tanpa bantuan dan
kerjasamanya, mustahil skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, sebagai rasa hormat dan ucapan terima
kasih penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Dr. Murtono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah
memberi izin penulis menulis skripsi ini.
2. Bapak Karmanto, M.Sc., selaku Ketua Prodi Pendidikan
Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta serta Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan di
Yogyakarta dari awal sampai akhir.
x
3. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Orang tuaku tercinta, Bapak Darminto dan Ibu Wasilah
yang telah memberikan kasih sayang yang tak hingga,
dukungan, motivasi, dan semangat pada pendidikanku
selama ini.
5. Saudara laki-lakiku yang sering berdebat, terima kasih
telah menjadi kakakku yang peduli terhadap adiknya.
6. Fifi Luthfiyah, S.Pd., Iriany Setia Ningsih, S.Pd., Irma
Nurvalina, S.Pd., Veni Jumila Danin terimakasih telah
membantu dalam penelitian ini berupa editor, reviewer,
fasilitator.
7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca demi terwujudnya hasil yang baik.
Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca pada umumnya. Amin.
Yogyakarta, 28 November 2019
Penulis
Ahmad Riva’i
NIM. 15670035
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................ ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR.......... iii
NOTA DINAS KONSULTAN ............................................. iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................. vi
HALAMAN MOTTO........................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................ xv
INTISARI ............................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 5
C. Tujuan Masalah ............................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................. 7
A. Kajian Teori .................................................................. 7
1. Pembelajaran Kimia ................................................. 7
2. Pembelajaran Kontekstual ...................................... 11
3. Kurikulum .............................................................. 19
4. Garam sebagai Kekayaan Sumber Daya Alam
Terbarukan.............................................................. 28
5. Bahan Pemutih ....................................................... 31
B. Kerangka Berpikir ....................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ....................................... 36
A. Deskripsi Penelitian .................................................... 36
B. Analisis Proses Pembuatan Bahan Pemutih Berbahan
Dasar Garam dalam Prespektif Aspek Teknik dan
Aspek Biaya ................................................................ 36
C. Analisis Analisis Potensi Proses Pembuatan Bahan
Pemutih dari Garam sebagai Sumber Belajar Alternatif
Berbasis Sumber Daya Lokal ...................................... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................. 40
xii
A. Analisis Proses Pembuatan Bahan Pemutih Berbahan
Dasar Garam dalam Prespektif Aspek Teknik dan
Aspek Biaya ................................................................ 40
1. Analisis Aspek Teknis ............................................ 40
2. Analisis Aspek Biaya ............................................. 46
B. Analisis Potensi Proses Pembuatan Bahan Pemutih dari
Garam sebagai Sumber Belajar Alternatif Berbasis
Sumber Daya Lokal..................................................... 49
1. Analisis Kurikulum 2013 versi Revisi 2018 Kimia
SMA/MA kelas X, XI, dan XII .............................. 49
2. Penjabaran dan Keterkaitan antara Proses
Pembuatan Bahan Pemutih dengan Kurikulum ...... 54
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................... 78
A. Simpulan ..................................................................... 78
B. Saran ............................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 79
LAMPIRAN ......................................................................... 83
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Seleksi Proses Pembuatan Sodium Hipoklorit .. 48
Tabel 4.2 Kurikulum Kimia SMA/MA Kelas X................ 49
Tabel 4.3 Kurikulum Kimia SMA/MA Kelas XI .............. 50
Tabel 4.4 Kurikulum Kimia SMA/MA Kelas XII ............. 52
Tabel 4.5 Analisis Keterkaitan Kompetensi Dasar (KD)
dalam Kurikulum Kimia SMA/MA dengan
Proses Pembuatan Bahan Pemutih..................... 54
Tabel 4.6 Potensi Sumber Belajar Alternatif ..................... 76
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Kerangka Penelitian ................................ 35
Gambar 4.1 Rangkaian Alat Titrasi .................................... 71
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan dan Analisis Proses Pembuatan..83
Lampiran 2 Dokumen Kurikulum Kimia SMA/MA 2013
Revisi 2018 ...................................................... 90
Lampiran 3 Curriculum Vitae ........................................... 133
xvi
INTISARI
ANALISIS KONSEP PEMBELAJARAN KIMIA
KONTEKSTUAL BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL
PADA PROSES PEMBUATAN BAHAN PEMUTIH
DARI GARAM
Oleh :
Ahmad Riva’i
NIM. 15670035
Garam merupakan sumber daya laut yang
keberadaannya sangat melimpah. Garam banyak
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan polivinil
klorida (PVC), kloroform, maupun natrium hipoklorit.
Natrium hipoklorit banyak digunakan sebagai desinfektan
dan bahan pemutih. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
proses pembuatan bahan pemutih berbahan dasar garam bagi
pembelajaran kimia kontekstual berbasis kearifan sumber
daya lokal.
Kajian analisis proses pembuatan bahan pemutih
berbahan dasar garam dilakukan dengan metode observasi
dan percobaan laboratorium guna mengkaji kelayakan proses
berdasarkan tinjauan aspek teknik dan biaya. Kelayakan
aspek teknis ditinjau berdasarkan analisis teknis operasional
berupa instrumen, alat dan bahan, keamanan dan keselamatan
kerja, sumber daya manusia, serta efisiensi waktu proses.
Kajian kelayakan aspek biaya dilakukan dengan metode
analisis biaya produksi. Analisis potensi proses pembuatan
bahan pemutih berbahan dasar garam bagi pembelajaran
kimia kontekstual berbasis kearifan sumber daya lokal,
dilakukan dengan metode studi dokumen berupa telaah
kurikulum 2013 versi revisi permendikbud No 37 tahun 2018.
Adapun aspek-aspek yang dikaji dalam studi dokumen
kurikulum berupa kajian kesesuaian konsep-konsep teoritis
dalam proses pembuatan bahan pemutih dengan kompetensi
inti, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran.
Proses pembuatan bahan pemutih berbahan dasar garam
layak secara teknis dan efisien dari segi biaya produksi.
xvii
Proses pembuatan bahan pemutih mudah dilakukan dengan
alat dan bahan baku melimpah, aman, serta waktu
operasional yang efisien. Biaya produksi larutan bahan
pemutih relatif efisien yakni hanya Rp 1050/500 mL.
Berdasarkan hasil kajian telaah kurikulum proses pembuatan
bahan pemutih berbahan dasar garam sangat potensial untuk
diimplementasikan sebagai pembelajaran kimia kontekstual
berbasis kearifan sumber daya lokal. Konsep-konsep dalam
proses pembuatan bahan pemutih sesuai dengan materi
pembelajaran kimia di sekolah.
Kata kunci : Pembelajaran Kimia Kontekstual, Bahan
Pemutih, Garam.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah berfirman dalam Qur’an surah Al-Ankabut
ayat: 20, yang artinya “Katakanlah: “Berjalanlan di
(muka) bumi. Maka perhatikanlah bagaimana Allah
menciptakan (manusia) dari permulaannya. Kemudian
Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Penjelasan ayat tersebut
adalah menyeru pada manusia untuk belajar, baik melalui
pengamatan terhadap berbagai hal, pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari, ataupun lewat interaksi dengan
alam sekitar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan metode
berpikir atau “trial and error”.
Alam wilayah Indonesia begitu luas dari daratan,
udara, dan lautannya yang mana memberikan sumber daya
alam yang melimpah. Terletak pada garis katulistiwa,
diapit dua benua dan dua samudera menambah potensi
sumber daya alamnya untuk dijadikan sumber energi
maupun sumber penghasilan bagi kehidupan masyarakat
Indonesia. Mayoritas masyarakat pesisir pantai Indonesia
menjadi nelayan dan petambak garam, dimana hasil laut
dan produksi garamnya ikut mempengaruhi harga pokok
di Indonesia. Garam menjadi salah satu kebutuhan bahan
2
baku dalam beberapa pabrik, seperti pabrik kimia, pabrik
aneka pangan, dan pabrik penyamak kulit (KKP, 2015).
Penggunaan garam bukan hanya untuk pabrik
makanan dan minuman saja bisa juga digunakan sebagai
bahan yang lain. Berbagai bidang pabrik membutuhkan
ketersediaan akan garam dengan kualitas yang baik, maka
perlu diperhatikan lebih baik oleh pemerintah maupun
masyarakat. Mayoritas masyarakat petambak garam
memproduksi garam hanya sebagai garam kasar saja
(garam mentah tanpa pengolahan lanjut), sedangkan
pengolahan lanjutan berada ditangan para pengusaha
pabrik. Hal ini juga berakibat terhadap laju perolehan uang
dikalangan petambak garam. Pengusaha-pengusaha yang
memiliki dana akan mengupayakan garam menjadi produk
yang bernilai tinggi, seperti garam beryodium, bahan
pemutih, polivinil klorida (PVC), dan kloroform.
Pembuatan produk-produk dari garam memiliki
prosesnya masing-masing. Garam yang dilarutkan dalam
air kemudian dialiri arus listrik searah akan menghasilkan
senyawa Sodium hipoklorit (NaOCl). Senyawa ini lebih
dikenal sebagai bahan pemutih, karena sifatnya sebagai
agen bleaching ketika dilarutkan dalam air. Sodium
hipoklorit atau natrium hipoklorit termasuk bahan
desinfektan. Metode elektrolisis dilakukan dengan
3
memasukkan lempengan logam yang dialiri arus listrik
searah, sehingga terjadi reaksi kimia.
Metode yang digunakan dalam proses pembuatan
bahan pemutih dari garam di atas juga termasuk dalam sub
materi pada pembelajaran di sekolah. Materi tersebut
adalah materi elektrokimia pada mata pelajaran kimia
SMA/MA. Keterkaitan akan metode tersebut dapat
dijadikan sebagai salah satu sumber belajar di sekolah,
dimana kegiatan yang dilakukan berdasarkan
permasalahan yang terjadi di kehidupan nyata, sehingga
akan didapatkan pengalaman nyata akan meteri pelajaran
yang telah dipelajari di sekolah.
Praktikum di sekolah diadakan sebagai bukti nyata
terhadap apa yang telah di pelajari dari suatu materi,
namun tidak semua materi yang disampaikan dapat
dilakukan praktikum di sekolah. Hal ini didasari berbagai
hal, seperti kebutuhan akan alat dan bahan yang digunakan
yang terbatas karena harganya relatif mahal, keamanan
baik dari sisi pengguna dan fasiltas, serta pelaksanaan
praktikum tersebut. Serta perkembangan wawasan saat
melakukan suatu percobaan, dimana kurang variasi baru
atau langkah-langkah yang lain dalam melakukan
percobaan tersebut (monoton terhadap satu langkah
percobaan).
4
Hal tersebut berakibat terhadap proses pembelajaran
yang cenderung teoritis atau mempelajari apa yang sudah
tertuliskan dalam buku atau artikel. Berkembangnya
zaman saat ini juga harus diimbangi dengan beberapa
perkembangan dalam proses pembelajarannya,
diantaranya pada proses melakukan percobaan atau
praktikum di sekolah. Hal ini dimaksudkan agar saat
melakukan suatu percobaan dapat dipahami oleh peserta
didik berdasarkan perkembangan zaman. Hal senada
tertulis pada penelitian saudari Elfarizka (2016), penyebab
ketersediaan peralatan laboratorium yang belum
memadahi dikarenakan kurang cermatnya perencanaan
pengadaan peralatan.
Proses pembelajaran kontekstual merupakan salah
satu proses pembelajaran dimana peserta didik didorong
agar aktif dan membangun sendiri pengetahuan yang
dialami di kehidupan sehari-hari dengan konsep materi
kimia yang akan dipelajari di sekolah melalui pendidik,
sehingga peserta didik akan mengalami sendiri. Proses
pembelajaran ini menyenangkan peserta didik saat
mempelajari materi tetapi bermanfaat juga dalam
kehidupannya (Nurhadi, 2002). Berdasarkan hal tersebut
pentingnya penerapan pembelajaran kontekstual pada
peserta didik agar dapat mengkaitkan materi pembelajaran
dengan dunia nyata.
5
Kondisi pembelajaran di sebagian sekolah belum
sepenuhnya sesuai dengan kondisi ideal pembelajaran
kontekstual, hal ini terlihat dari permasalahan-
permasalahan di atas. Peneliti dalam penelitian ini akan
mencoba mengkaji potensi garam sebagai prekursor bahan
pemutih sebagai sumber belajar alternatif pembelajaran
kimia kontekstual berbasis sumber daya lokal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, sebagai
berikut:
1. Bagaimana proses pembuatan bahan pemutih berbahan
dasar garam dalam prespektif aspek teknik dan aspek
biaya?
2. Bagaimanakah potensi proses pembuatan bahan
pemutih dari garam sebagai sumber belajar alternatif
berbasis sumber daya lokal?
C. Tujuan Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis proses pembuatan bahan pemutih
berbahan dasar garam dalam prespektif aspek teknik
dan aspek biaya.
6
2. Menganalisis potensi proses pembuatan bahan pemutih
dari garam sebagai sumber belajar alternatif berbasis
sumber daya lokal.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari peneliti adalah:
1. Bagi Peneliti
a. Memperoleh pengetahuan baru dalam proses belajar
mengajar.
b. Menjadikan motivasi atau pemicu berkembangnya
pemahaman dalam dunia pendidikan.
2. Bagi Pendidik
a. Memberikan salah satu alternatif proses
pembelajaran.
b. Memberikan alternatif sumber belajar.
78
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah:
1. Proses pembuatan bahan pemutih berbahan dasar garam
layak secara teknis dan efisien dari segi biaya produksi.
2. Berdasarkan hasil kajian telaah kurikulum proses
pembuatan bahan pemutih berbahan dasar garam sangat
potensial untuk diimplementasikan sebagai
pembelajaran kimia kontekstual berbasis kearifan
sumber daya lokal.
B. Saran
Saran yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Proses pembuatan bahan pemutih berbahan dasar garam
dapat dimanfaatkan sebagai chemo-enterpreunership
yang bernilai jual dalam pembelajaran di sekolah.
2. Potensi proses pembuatan bahan pemutih berbahan
dasar garam sebagai sumber belajar alternatif masih
dapat dikembangkan lagi terhadap materi kimia yang
lain.
79
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2009). Data A2PGRI (Aliansi Asosiasi Petani
Garam Rakyat Indonesia). Jakarta: Ditjen IKAHH
Deperindag.
Anonim. (1993). Sodium Chloride dalam Chemical Index.
Chang, Raymond. (2004). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti
Edisi Ke 3. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas. (2003). Undang-undang RI No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas.
Elfarizka, H. (2016). Analisis Peralatan Laboratorium
KIMIA SMA Negeri Se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten
Sleman. Skripsi. FIP Universitas Negeri Yogyakarta.
Fauzi, A. (2004). Ekonimi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan. Jakarta: Granmedia Pustaka Utama.
Hamalik, O. (2010). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hasan, H. (2013). Informasi kurikulum 2013.
Bandung:Universitas Pendidikan Indinesia.
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam
Pembelajara Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Johnson, E.B. (2007). Contextual Teaching and Learning
Terjemahan Ibnu Setiawan. Bandung: Mizan Learning
Center.
Kasmadi dan Indraspuri. (2010). Pengaruh Penggunaan
Artikel Kimia dari Internet pada Model Pembelajaran
80
Creative Problem Solving terhadap Hasil Belajar Kimia
SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 1(1), 574-581.
Kean, E dan Middlecamp, C. (1985). Panduan Belajar Kimia
Dasar. Jakarta: Gramedia.
Keenan. (1984). Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(LPPM ITB). (2016). Peningkatan Kualitas dan
Produksi Pabrik Garam Rakyat.
Muslich, M. (2007). KTSP: Pembelajaran Berbasis
Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum yang Disempurnakan.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Mulyono, H. (2009). Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyoto. (2013). Strategi Pembelajaran Di Era Kurikulum
2013. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Nasution, S. (2008). Asas-asas kurikulum. Jakarta: Bumi
Aksara.
Nurhadi. (2002). Pendekatan Kontekstual. Jakarta:
Depdiknas.
Kemendikbud. (2018). Permendikbud No 37 tentang
Perubahan Atas peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No 24 tahun 2016 tentang Kompentensi
Inti dan Kompengtensi Dasar Pelajaran pada
Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan
pemndidikan Menengah. Jakarta: Kemendikbud
81
Kurniasih, I dan – Berlin, S. (2014). Implementasi Kurikulum
2013 Konsep & Penerapan. Surabaya: Kata pena.
Rahmaningsih. (2006). Kajian Penggunaan Eceng Gondok
(Eichornia crassipes) pada Penurunan Senyawa
Nitrogen Efluen Pengolahan Lembah Cair PT Capsugel
Indonesia. Skripsi. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, IPB.
Riyanto, Y. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai
Referensi bagi Guru Pendidik dalam Implementasi
Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta:
Kencana.
Salim, Z dan Ernawati, M. (2016). Bunga Rampai Info
Komoditi Garam. Jakarta: AMP-Press.
Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media
Group.
Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Skinner, B. F. (1983). The Behavior Of Organisms:
Experimental Analysis Cambridge. Massachusetts: B.F
Skinner Foundation.
Sudarmo, U. (2013). Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga.
Sudarmo, U. (2013). Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Erlangga.
Sudarmo, U. (2013). Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta: Erlangga.
82
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix
Methods). Bandung: Alfabeta.
Suyati. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Suyono dan Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Syah, M. (2013). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Usman, M dan Lilis, S. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.