Analisis Konsep

download Analisis Konsep

of 18

description

Pembelajaran

Transcript of Analisis Konsep

  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    1/18

    Makalah untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

    Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Fisika I

    OLEH :

    KELOMPOK 3

    Yulisa Hardiyani 06081011012

    Ragil Mery Yaniska 06081011018

    Siti Aulia 06081011025

    Dosen Pengasuh:

    Drs. Abidin Pasaribu, M.M.

    M. Yusuf, S.Pd., M.Pd.

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    2010

  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    2/18

    ANALISIS KONSEP

    PENDAHULUAN

    Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep merupakan

    dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi merumuskan prinsip-prinsip dan

    generalisasi-generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus

    mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan ini didasarkan pada konsep-

    konsep yang diperolehnya.

    Hal yang harus disadari saat ini adalah pentingnya belajar konsep tentangsesuatu. Konsep yang dimaksud disini tidak lain dari kategori-kategori yang kita

    berikan dari stimulus atau rangsangan yang ada di lingkungan kita. Konsep yang

    ada di dalam struktur kognitif individu merupakan hasil dari pengalaman yang ia

    peroleh. Jika keadaannya demikian, sebagian konsep yang dimiliki individu

    merupakan hasil dari proses belajar yang mana proses hasil dari proses belajar ini

    akan menjadi pondasi (building blocks) dalam struktur berpikir individu. Konsep-

    konsep inilah yang dijadikan dasar oleh seseorang dalam memecahkan masalah,

    mengetahui aturan-aturan yang relevan, dan hal-hal lain yang ada keterkaitannya

    dengan apa yang harus dilakukan oleh individu.

    Banyak pengalaman guru yang setuju bahwa penyampaian informasi

    kepada siswa sangat penting tetapi pengajaran siswa mengenai bagaimana untuk

    berpikir itu lebih penting lagi. Pengalaman guru juga mengetahui bahwa konsep

    adalah pondasi bangunan dasar untuk berpikir, terutama sekali, berpikir tingkat

    tinggi, dalam berbagai subjek. Konsep mengijinkan individu untuk

    mengelompokkan objek dan idea networks yang memandu berpikir kita. Proses

    belajar konsep mulai pada awal-awal umur (muda) dan kontinu keseluruhan hidup

    seperti manusia berkembang lebih dan lebih ke arah konsep kompleks, keduanya

    dalam sekolah atau di luar sekolah. Belajar konsep krusial di sekolah dan dalam

    kehidupan setiap manusia, karena konsep mengijinkan pemahaman yang bermutu

    beberapa manusia dan menyediakan basis interaksi verbal.

    Fokus dari materi ini pada analisis konsep dan bagaimana guru dapat

    menolong siswa tercapai dan berkembang konsep dasarnya yang dibutuhkan

  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    3/18

    untuk belajar lebih lanjut dan berpikir tingkat tinggi. Bagian pertama membahas

    tentang definisi konsep. Bagian berikutnya akan dibahas mengenai apa saja

    dimensi konsep itu, bagaimana cara memperolehnya dan tingkat pencapaian

    konsep tersebut. Dan kemudian bagian akhir menjelaskan analisis konsep, apa

    saja yang harus diperhatikan dalam menganalisis konsep.

    Pengertian Konsep

    Walaupun para ahli psikologi menyadari akan pentingnya konsep, namun

    suatu definisi yang tepat belum bisa diberikan. Definisi-definisi yang diberikan

    dalam kamus, seperti sesuatu yang diterima dalam pikiran atau suatu ide yang

    umum dan abstrak,terlalu luas untuk digunakan.

    Mungkin tidak ada satu pun definisi yang dapat mengungkapkan arti yang

    kaya dari konsep atau berbagai macam konsep yang diperoleh para siswa. Oleh

    karena konsep-konsep itu merupakan penyajian-penyajian internal dari

    sekelompok stimulus-stimulus, konsep itu tidak dapat diamati, konsep harus

    disimpulkan dari perilaku. Walaupun kita dapat memberikan definisi verbal dari

    suatu konsep, suatu definisi tidak mengungkapkan semua hubungan antara konsep

    itu dengan konsep-konsep yang lain.

    Definisi konsep menurut sebagian besar orang adalah sesuatu yang

    diterima dalam pikiran atau ide yang umum dan abstrak. Menurut salah satu ahli

    yaitu Rosser pada tahun 1984 (yang dikutip dari

    http://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasi-model-pembelajaran.html),

    konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objek, kejadian,

    kegiatan, atau hubungan, yang mempunyai atribut yang sama.

    Oleh karena orang mengalami stimulus-stimulus yang berbeda-beda, orang

    membentuk konsep sesuai dengan pengelompokkan stimulus-stimulus dengan

    cara tertentu. Karena konsep-konsep itu adalah abstraksi-abstraksi yang

    berdasarkan pengalaman, dan karena tidak ada dua orang yang mempunyai

    pengalaman yang persis sama, maka konsep-konsep yang dibentuk orang

    mungkin berbeda juga. Walaupun konsep-konsep kita berbeda, konsep-konsep itu

    cukup serupa bagi kita untuk dapat berkomunikasi dengan menggunakan nama-

    http://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasi-model-pembelajaran.htmlhttp://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasi-model-pembelajaran.html
  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    4/18

    nama yang kita berikan pada konsep-konsep itu, yang telah kita terima bersama.

    Nama-nama atau kata-kata ini adalah simbol-simbol arbitrer digunakan untuk

    menyatakan konsep-konsep, yang merupakan abstraksi internal itu. Nama-nama

    itu sendiri bukanlah konsep-konsepnya. Konsep kita tentang gerak parabola tidak

    akan berubah walaupun namanya atau labelnya kita substitusikan dengan gerak

    peluru.

    Secara singkat dapat kita katakan, bahwa suatu konsep merupakan suatu

    abstraksi mental yang mewakili satu kelas stimulus-stimulus. Kita menyimpulkan

    bahwa suatu konsep telah dipelajari, bila yang diajar dapat menampilkan perilaku-

    perilaku tertentu.

    Dimensi Konsep

    Macam-macam konsep yang kita pelajari tidak terbatas. Konsep panas

    sangat berbeda dengan konsep relativitas dalam beberapa dimensi. Secara umum

    dimensi konsep itu adalah sebagai berikut (dikutip dari

    http://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasi-model-

    pembelajaran.html):

    a. Memiliki Definisi atau LabelSemua konsep memiliki nama atau label dan banyak atau sedikitnya sesuai

    dengan definisi. Sebagai contoh, secara relatif bagian kecil dari daratan yang

    dikelilingi oleh air pada seluruh sisinya dilabeli dengan pulau. Label dan

    definisi mengijinkan pemahaman dan komunikasi yang bermutu dengan yang

    lainnya menggunakan konsep.

    b. Memiliki Atribut Kritis dan Non-KritisKonsep juga memiliki atribut yang dapat mendeskripsikan dan membantu

    mendefinisikan semuanya. Beberapa atribut ada yang kritis dan digunakan

    untuk memisahkan satu konsep dari konsep yang lainnya. Sebagai contoh,

    sebuah segitiga sama sisi adalah segitiga dengan ketiga sisinya sama. Atribut

    kritisnya bahwa itu harus segitiga dan tiap sisinya harus sama. Segitiga tanpa

    ketiga sisinya sama bukanlah segitiga sama sisi. Sebagai tambahan, jika

    konsep adalah subset pada konsep yang luas, kemudian itu juga harus

    http://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasi-model-pembelajaran.htmlhttp://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasi-model-pembelajaran.htmlhttp://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasi-model-pembelajaran.htmlhttp://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasi-model-pembelajaran.html
  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    5/18

    mengandung atribut kritis pada konsep yang luas. Sebuah segitiga sama sisi

    adalah anggota dari kelas konsep yang disebut segitiga dan harus mengandung

    semua atribut kritis dari segitiga.

    Beberapa atribut bisa ditemukan dalam beberapa anggota tetapi tidak dalam

    semua anggota kelas. Hal ini disebut dengan atribut nonkritis. Sebagai contoh,

    ukuran adalah atribut nonkritis dari segitiga sama sisi. Semua konsep memiliki

    keduanya yaitu atribut kritis dan nonkritis dan itu kadang-kadang sulit bagi

    siswa untuk membedakan di antara keduanya. Sebagai contoh, konsep burung

    dalam banyak pikiran manusia secara khusus dihubungkan dengan atribut

    nonkritis, terbang. Robins, kardinals, elang, dan banyak burung lainnya dapat

    terbang. Terbang, bagaimanapun, bukan atribut kritis dari burung karena

    ostriches dan penguin tidak dapat terbang. Fokus secara eksklusif dalam

    atribut kritis dan jenis anggota dari sebuah kelas kadang-kadang dapat

    menyebabkan kebingungan ketika belajar konsep baru. Meskipun terbang

    adalah atribut nonkritis dari burung, itu termasuk tipe dari kebanyakan burung

    dan harus dijelaskan dalam pengajaran mengenai hal itu.

    c. Dapat Ditempatkan ke dalam KategoriKonsep, seperti kebanyakan objek atau ide lain, dapat dikategorikan dan

    dilabelkan. Mengetahui perbedaan tipe konsep sangat penting, karena ketika

    akan diilustrasikan kemudian, perbedaan tipe konsep memerlukan perbedaan

    strategi pengajaran. Salah satu cara pengelompokan konsep menurut struktur

    aturan yang menggambarkan kegunaan itu.

    Beberapa konsep memiliki struktur aturan konstan. Konsep tentang pulau,

    sebagai contoh, selalu mengandung daratan yang dikelilingi air. Segitiga

    datar, digambarkan dengan tiga sisi dan tiga sudut. Struktur aturan untuk

    konsep ini konstan. Atribut kritis ini dikombinasikan dalam cara aditif dan

    selalu sama. Tipe konsep ini diarahkan pada konsep konjungtif.

    Konsep yang lain secara luas dan lebih fleksibel serta mengijinkan

    seperangkat alternatif atribut. Struktur aturan ini bukan konstan. Sebagai

    contoh, konsep strike di baseball berdasarkan pada jumlah kondisi alternatif.

  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    6/18

    Strike mungkin ketika memukul (batter) swings dan luput, ketika wasit

    menentukan yang melempar dalam zona strike meskipun pukulan tidak

    mengayun (mengenai) bola, atau ketika pukulannya memukul foul ball. Tipe

    konsep ini disebut konsep disjungtif, artinya, satu mengandung seperangkat

    alternatif atribut. Konsep kata benda (noun) adalah contoh lain dari konsep

    disjungtif. Itu mungkin bisa orang, tempat, atau benda, tetapi itu tidak dapat

    ketiga-tiganya dalam waktu yang sama.

    Tipe ketiga dari konsep adalah satu yang struktur aturannya bergantung pada

    hubungan. Konsep bibi (aunt) menyatakan hubungan tertentu antara saudara

    kandung (siblings) dan keturunan (offsprings). Konsep waktu (time) dan jarak

    (distance) juga merupakan konsep relasional. Untuk memahami salah satu

    dari konsep, satu harus tahu yang lain, ditambah hubungan antara keduanya.

    Sebagai contoh, minggu (week) didefinisikan sebagai rangkaian hari yang

    memiliki titik permulaan satu hari (khususnya minggu) dan titik akhir tujuh

    hari (khususnya Sabtu) dan jangka waktunya tujuh hari.

    Akhirnya, konsep dapat diklasifikasikan sebagai independen atau koordinat.

    Beberapa konsep memiliki aturan independen dan dapat diajarkan dengan

    dirinya sendiri. Contoh sebelumnya, seperti pulau dan segitiga sama sisi,

    termasuk dalam kategori independen. Banyak konsep memiliki aturan

    dependent (bergantung) dan harus diajarkan secara simultan dengan yang lain

    dengan hubungan yang sangat erat atau konsep koordinat. Contoh konsep

    koordinat termasuk bapak, ibu, adik, dan kakak, semuanya harus diajarkan

    dan dimengerti dalam hubungan satu sama lain. Demokrasi adalah konsep

    koordinat lain yang harus dihubungkan dengan seluruh perangkat yang

    kompleks seperti rakyat, kekuatan, dan kebebasan. Contoh yang terakhir dari

    konsep koordinat adalah musim semi, musim panas, musim gugur, dan

    musim dingin, yang hanya dapat dimengerti dalam hubungan satu sama lain

    dan dalam konsep yang lebih besar yaitu musim.

    Konsep yang memiliki struktur aturan kompleks seperti disjungtif dan konsep

    relasional secara normal lebih sulit untuk diajarkan dibandingkan dengan

    yang sederhana, struktur aturan konstan. Dengan cara yang sama, konsep

  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    7/18

    koordinat lebih sulit untuk diajarkan dibandingkan dengan konsep

    independen. Itu menolong menjelaskan bagaimana beberapa siswa yang

    menguasai konsep prasyarat sederhana memiliki kesulitan dengan kerja yang

    lebih tinggi tentang setiap lapangan subjek.

    d. Konsep Dibelajarkan Melalui Contoh dan Non-ContohBelajar konsep tertentu melibatkan identifikasi keduanya yaitu contoh dan

    noncontoh. Sebagai contoh, sapi adalah contoh dari hewan tetapi itu

    noncontoh untuk reptil. Australia adalah contoh dari negara di bumi bagian

    selatan, tetapi itu noncontoh untuk negara berkembang. Katun dan sutera

    adalah contoh konsep pabrik, tetapi kulit dan baja noncontoh. Ketika akan

    dideskripsikan kemudian, cara contoh dan noncontoh sangat penting

    diidentifikasikan dan digunakan dalam konsep pelajaran.

    e. Konsep Dipengaruhi Oleh Konteks SosialAtribut kritis dari konsep konjungtif, seperti segitiga sama sisi, ditentukan

    tanpa dipengaruhi dengan konteks sosial. Akan tetapi, konsep disjungtif dan

    relasional seperti kemiskinan atau literacy rate berubah dari satu sosial

    konteks ke yang lainnya. Konsep dengan perubahan atribut kritis sering

    ditemukan dalam sains behavioral dan sosial serta membutuhkan definisi

    operasional yang bergantung pada konteks sosial atau lingkungan budaya di

    mana itu digunakan. Mempertimbangkan konsep bibi (aunt). Di dalam

    masyarakat, konsep bibi (aunt) atau auntie mengacu pada beberapa orang

    dewasa dalam masyarakat yang memiliki tanggung jawab untuk merawat anak

    tertentu dan tidak ada kaitan dengan hubungan darah. Juga

    mempertimbangkan konsep geografis utara atau selatan ketika berhubungan

    dengan iklim. Anak-anak di belahan bumi utara diajarkan bahwa ketika satu

    pergi ke selatan, iklimnya sedang panas (warmer). Sesungguhnya itu tidak

    akan benar untuk anak-anak di Australia atau Argentina. Label konsep juga

    dipengaruhi oleh konteks. Di Inggris kaca depan mobil (cars windshield)

  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    8/18

    disebut windscreen, dan trunk disebut boot. Konsepnya sama, labelnya

    berbeda.

    f. Belajar Konsep Melibatkan Belajar Pengetahuan Konseptual dan ProseduralPengetahuan konseptual adalah kemampuan pebelajar untuk mendefinisikan

    sebuah konsep berdasarkan pada beberapa kriteria sebagai contoh, karakteristik

    atau hubungan fisik dan untuk mengenali hubungan konsep dengan konsep

    yang lain. Itu menyiratkan pemahaman tipikal atau kejadian terbaik dari kelas,

    yang bergantung pada definisi atribut. Sebagai contoh, jika kamu

    mengidentifikasi tipikal atau contoh terbaik dari laki-laki dewasa dalam

    terminologi tinggi, kamu kemungkinan akan menggunakan prototipe kamu

    untuk seseorang dengan tinggi sekitar 6 kaki. Kamu tidak akan menggunakan

    tinggi pemain basket sekitar 7 kaki 6 inchi atau tinggi joki 4 kaki 8 inchi.

    Pengetahuan prosedural konsep mengacu pada kemampuan siswa untuk

    menggunakan konsep dalam membeda-bedakan fashion. Itu melibatkan

    kemampuan untuk menggunakan pendefinisian atribut konsep untuk

    membandingkan (compare dan contrast) dengan yang serupa tetapi dengan

    konsep berbeda. Pengetahuan prosedural mengenai laki-laki akan mengijinkan

    perbandingan dengan konsep yang serupa seperti perempuan, anak perempuan,

    anak laki-laki, orang tua, anak muda, dan orang tinggi.

    Untuk memahami perbedaan antara pengetahuan konseptual dengan

    prosedural, berpikir lagi tentang konsep segitiga sama sisi. Belajar konsep

    segitiga sama sisi melibatkan kedua akuisisi pengetahuan konseptual dan

    pengembangan pengetahuan prosedural. Pengetahuan konseptual ada ketika

    siswa mengetahui definisi atribut dari segitiga sama sisi dan dapat berbicara

    dengan jelas mengenai itu semua. Siswa dengan pengetahuan konseptual dari

    sebuah segitiga sama sisi akan mendefinisikan itu sebagai bidang datar, yang

    digambarkan dengan tiga sudut yang sama dan tiga sisi yang sama panjang.

    Siswa ini akan dapat menggeneralisasi kejadian tunggal dari segitiga sama sisi

    ke dalam semua kelas. Siswa dengan pengetahuan prosedural, bagaimanapun,

    dapat menerapkan definisi dan dapat membedakan kelas segitiga dari kelas

  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    9/18

    yang lain dari segitiga dan bangun tertutup lainnya, gambar bidang datar

    sederhana, seperti segi empat atau segi delapan. Siswa juga dapat

    menggeneralisasi dan membedakan antar kejadian baru yang dihadapi pada

    segitiga sama sisi.

    Tujuh dimensi konsep menurut Flavell (1970) (yang dikutip dari

    http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-

    penerapannya-di-kelas/)adalah:

    a. AtributSetiap konsep mempunyai sejumlah atribut yang berbeda. Contoh konsep harus

    mempunyai atribut-atribut yang relevan; termasuk juga atribut-atribut yang

    tidak relevan. Contoh meja harus mempunyai suatu permukaan yang datar,

    sambungan-sambungan yang mengarah ke bawah yang mengangkat pemukaan

    itu dari lantai.

    b. StrukturMenyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atribut. Ada tiga macam

    struktur yang dikenal. Konsep-konsep konjunktif adalah konsep-konsep di

    mana terdapat dua atau lebih sifat-sifat sehingga dapat memenuhi syarat

    sebagai contoh konsep. Seorang artis adalah seorang wanita yang main dalam

    film. Dua atribut yaitu wanita dan main dalam film harus ada agar dapat

    mewakili konsep artis. Konsep-konsep disjunktif adalah konsep-konsep di

    mana satu dari dua atau lebih sifat-sifat harus ada. Konsep paman merupakan

    konsep disjunktif. Paman merupakan kakak dari ibu atau ayah, atau orang pria

    yang menikah dengan kakak wanita dari ayah atau ibu. Konsep-konsep

    relasional menyatakan hubungan tertentu atribut-atribut konsep. Misalnya

    konsep jarak dan arah. Jarak menunjukkan pada hubungan antara dua titik yang

    terpisah arah, juga menunjukkan hubungan antara dua titik gerakan dari satu

    titik ke titik lainnya.

    c. KeabstrakanKonsep dapat dilihat dan konkret, atau konsep-konsep itu terdiri dari konsep-

    konsep lain. Suatu segitiga dapat dilihat, keinginan adalah lebih abstrak.

    http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/
  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    10/18

    d. KeinklusifanKeinklusifan (inclussivenss) ini ditunjukan pada jumlah contoh yang terlibat

    dalam konsep itu. Bagi seorang anak kecil, konsep kucing ditujukan pada

    seekor hewan tertentu yaitu kucing keluarga. Bila anak itu telah mengenal

    beberapa kucing lainnya. Konsep kucing akan menjadi lebih luas, termasuk

    lebih banyak contoh.

    e. Generalitas/KeumumanBila diklasifikasikan, konsep-konsep dapat berbeda dalam posisi superordinat

    atau subordinatnya. Konsep wortel adalah subordinat terhadap konsep sayuran,

    selanjutnya konsep sayuran subordinat terhadap konsep tanaman dapat

    dimakan. Makin umum suatu konsep makin banyak asosiasi yang dapat dibuat

    dengan konsep-konsep lainnya.

    f. KetepatanSuatu konsep menyangkut apakah ada kumpulan aturan-aturan untuk

    membedakan contoh dari noncontoh suatu konsep. Klausmeier (1977) di dalam

    Ratna Wilis B., mengemukakan empat tingkat pencapaian konsep (concept

    atainment) mulai dari tingkat kongkrit ke tingkat formal. Konsep-konsep pada

    tingkat formal yang paling tepat sebab tingkat ini atribut-atribut yang

    dibutuhkan konsep dapat didefinisikan. Tingkatan-tingkatan Klausmeier ini

    akan dibahas lebih lengkap dalam bagian pengembangan konsep.

    g. Kekuatan atauPowerKekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju, bahwa

    konsep itu penting.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan suatu

    abstraksi mental dari pengalaman responsif terhadap stimulus.

    Cara Individu Memperoleh Konsep-konsep

    Menurut teori Ausubel (1968) (yang dikutip dari

    http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-

    penerapannya-di-kelas/), individu memperoleh konsep melalui dua cara, yaitu

    melalui formasi konsep dan asimilasi konsep. Formasi konsep menyangkut cara

    http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/
  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    11/18

    materi atau informasi diterima peserta didik. Formasi konsep diperoleh individu

    sebelum ia masuk sekolah, karena proses perkembangan konsep yang diperoleh

    semasa kecil termodifikasi oleh pengalaman sepanjang perkembangan individu.

    Formasi konsep merupakan proses pembentukan konsep secara induktif dan

    merupakan suatu bentuk belajar menemukan (discovery learning) melalui proses

    diskriminatif, abstraktif dan diferensiasi. Contoh pemerolehan konsep pada anak

    adalah ketika anak melihat benda atau orang yang ada di lingkungan terdekatnya.

    Misalnya, pada saat seorang anak yang baru berumur 2 tahun memanggil bapak

    dan ibunya pertama kali karena setiap hari bapak dan ibunya selalu bersama-sama

    anak tersebut. Anak menyebut diri yang memandikan dan meninabobokkan saat

    tidur adalah ibu dan menggendong serta mengajaknya bermain adalah bapak.

    Sedangkan asimilasi konsep menyangkut cara bagaimana peserta didik

    dapat mengaitkan informasi atau materi pelajaran dengan struktur kognitif yang

    telah ada. Asimilasi konsep terjadi setelah anak mulai memasuki bangku sekolah.

    Asimilasi konsep ini terjadi secara deduktif. Biasanya anak diberi atribut sehingga

    mereka belajar konseptual, misalnya atribut dari gajah adalah hewan dan belalai.

    Dengan demikian anak dapat membedakan antara konsep gajah dengan hewan-

    hewan lain.

    Tingkat-tingkat Pencapaian Konsep

    Empat tingkat pencapaian konsep menurut Klausmeier (Dahar, 1996:88)

    (yang dikutip darihttp://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-

    dan-strategi-penerapannya-di-kelas/)adalah sebagai berikut:

    1). Tingkat konkretPencapaian tingkat ini ditandai dengan adanya pengenalan anak terhadap

    suatu benda yang pernah ia kenal. Misalnya pada suatu saat anak bermain

    kelereng dan pada waktu yang lain dengan tempat yang berbeda ia menemukan

    lagi kelereng, lalu ia bisa mengidentifikasi bahwa itu adalah kelereng maka anak

    tersebut sudah mencapai tingkat konkret. Dengan demikian dapat dikatakan juga

    anak mampu membedakan stimulus yang ada di lingkungannya terhadap kelereng

    http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/
  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    12/18

    tersebut. Pada saat ini anak sudah mampu menyimpan gambaran mental dalam

    struktur kognitifnya.

    2). Tingkat identitas

    Seseorang dapat dikatakan telah mencapai tingkat konsep identitas apabila

    ia mengenal suatu objek setelah selang waktu tertentu, memiliki orientasi ruang

    yang berbeda terhadap objek itu, atau bila objek itu ditentukan melalui suatu cara

    indra yang berbeda. Misalnya mengenal kelereng dengan cara memainkannya,

    bukan hanya dengan melihatnya lagi.

    3). Tingkat klasifikatori

    Pada tingkat ini anak sudah mampu mengenal persamaan dari contoh yang

    berbeda tetapi dari kelas yang sama. Walaupun siswa itu tidak dapat menentukan

    kriteria atribut maupun menentukan kata yang dapat mewakili konsep itu, ia dapat

    mengklasifikasikan contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh dari konsep

    sekalipun contoh dan noncontoh itu mempunyai banyak atribut yang mirip

    (dikutip dari http://daniwenda.blogspot.com/ 2008/09/teori-pembelajaran-

    pak.html). Misalnya anak mampu membedakan antara apel yang masak dengan

    apel yang mentah.

    4). Tingkat formal

    Pada tingkat ini anak sudah mampu membatasi suatu konsep dengan

    konsep lain, membedakannya, menentukan ciri-ciri, memberi nama atribut yang

    membatasinya, bahkan sampai mengevaluasi atau memberikan contoh secara

    verbal.

    Analisis KonsepAnalisis adalah proses mengurai konsep ke dalam bagian-bagian yang

    lebih sederhana, sedemikian rupa sehingga struktur logisnya menjadi jelas

    (dikutip dari http://zfikri.wordpress.com/2007/09/02/filsafat-umum-analisis-

    konsep/). Konsep yang bisa dianalisis atau didefinisikan adalah konsep yang

    kompleks, seperti kata kuda. Kuda disebut kompleks karena terdiri dari

    beberapa unsur properties, misalnya, kepala, badan, kaki dan lain-lain serta unsur

    sifat, misalnya, meringkik. Kalau konsepnya sederhana, maka tidak bisa diurai ke

    http://daniwenda.blogspot.com/2008/09/teori-pembelajaran-pak.htmlhttp://daniwenda.blogspot.com/2008/09/teori-pembelajaran-pak.htmlhttp://zfikri.wordpress.com/2007/09/02/filsafat-umum-analisis-konsep/http://zfikri.wordpress.com/2007/09/02/filsafat-umum-analisis-konsep/http://zfikri.wordpress.com/2007/09/02/filsafat-umum-analisis-konsep/http://zfikri.wordpress.com/2007/09/02/filsafat-umum-analisis-konsep/http://daniwenda.blogspot.com/2008/09/teori-pembelajaran-pak.htmlhttp://daniwenda.blogspot.com/2008/09/teori-pembelajaran-pak.html
  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    13/18

    dalam bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Tentang konsep yang dianalisis harus

    kompleks supaya bisa didefinisikan.

    Ketika kita menganalisis suatu konsep atau kata yang kita lakukan adalah:

    (1) menguraikan unsur-unsurnya; dan (2) melihat hubungan unsur-unsur itu. Apa

    hubungan analisis dan definisi? Ketika melakukan analisis kita juga membuat

    definisi. Analisis adalah satu cara membuat definisi yang menuntut pemikiran

    filosofis. Cara lain membuat definisi adalah dengan melihat kamus atau definisi

    leksikal. Kita bisa juga membuat definisi dengan cara menunjuk, memperlihatkan

    atau mendemonstrasikan sesuatu yang kita definisikan dengan menunjuk pakai

    telunjuk ke objeknya, misalnya disebut definisi ostensif. Kemudian ada definisi

    dalam penggunaan atau dapat menggunakan kata dalam bahasa yang benar.

    Selanjutnya, ada definisi dengan paradigma. Analisis dan definisi adalah satu

    keluarga. Yang dimaksud dengan eksplikasi konsep adalah proses menjelaskan

    konsep tanpa memberikan definisi eksplisit, misalnya hanya menggambarkan

    fungsinya atau meletakkannya dalam peta intelektual. Bersamaan dengan

    berargument dan menganalisis, aktivitas filsafat lainnya adalah: konstruksi teori,

    assembling reminders, persuasi, taxonomisasi, kritisisme.

    Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk

    menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian

    konsep. Teknik-teknik semacam ini telah dikembangkan oleh Klausmeier,

    Ghatala, dan Frayer (1974), dan oleh Markle dan Tiemann (1970), dan oleh

    beberapa orang lainnya. Walaupun prosedur-prosedur itu mempunyai beberapa

    perbedaan, beberapa langkah dimiliki oleh semua prosedur itu.

    Untuk melakukan analisis konsep, guru hendaknya memperhatikan hal-hal

    dibawah ini (http://russamsimartomidjojocentre.blogspot.com/2009/03/model-

    pembelajaran-concept-attainment.html):

    a. Nama konsep.b. Atribut-atribut kriteria dan atribut-atribut variabel dari konsep.c. Definisi konsep.d. Contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh dari konsep.e. Hubungan konsep dengan konsep-konsep lain.

    http://russamsimartomidjojocentre.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-concept-attainment.htmlhttp://russamsimartomidjojocentre.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-concept-attainment.htmlhttp://russamsimartomidjojocentre.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-concept-attainment.htmlhttp://russamsimartomidjojocentre.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-concept-attainment.html
  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    14/18

    a.Nama KonsepOrang dapat membentuk konsep-konsep tanpa memberi nama pada konsep-

    konsep itu, terutama pada tingkat konkret dan tingkat identitas. Anak-anak

    yang masih kecil menyusun kata-kata mereka sendiri untuk menyajikan

    konsep-konsep yang mereka bentuk. Tetapi, sesudah mereka masuk sekolah,

    mereka diberi pelajaran tentang nama-nama konsep yang telah diterima secara

    luas. Dengan menyetujui nama untuk suatu konsep orang dapat berkomunikasi

    tentang konsep itu.

    b. Atribut-atribut Kritis dan Atribut-atribut Variabel dari KonsepAtribut-atribut kritis dari suatu konsep adalah ciri-ciri konsep yang perlu untuk

    membedakan contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh, dan untuk menentukan

    apakah suatu objek baru merupakan suatu contoh dari konsep. Walaupun

    semua atribut-atribut dari suatu konsep tidak diajarkan pada setiap tingkat

    pencapaian, guru hendaknya menyadari hal ini untuk memastikan, bahwa

    contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh selalu dibedakan.

    Atribut-atribut variabel konsep ialah ciri-ciri yang mungkin berbeda diantara

    contoh-contoh tanpa mempengaruhi inklusi dalam kategori konsep itu. Guru

    dapat mengubah-ubah atribut-atribut ini dalam contoh-contoh yang digunakan

    dalam mengajar.

    c. Definisi KonsepWalaupun para siswa tidak diharapkan untuk belajar definisi formal dari suatu

    konsep, analisis konsep harus memasukkan definisi, sekalipun anak-anak pada

    tingkat konkret dan tingkat identitas pada umumnya tidak diharapkan untuk

    dapat mendefinisikan konsep. Pada tingkat klasifikatori siswa mungkin dapat

    menyebutkan sebagian dari atribut-atribut, tetapi tidak semuanya, dan pada

    umumnya hanya yang mencolok (predominant). Pada tingkat formal siswa

    dapat belajar konsep melalui definisi yang diberikan. Kemampuan untuk

    menyatakan suatu definisi dari suatu konsep dapat digunakan sebagai suatu

    kriteria bahwa siswa telah belajar konsep itu.

  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    15/18

    d. Contoh-contoh dan Noncontoh-noncontoh dari KonsepDengan membuat daftar dari atribut-atribut dari suatu konsep, pengembangan

    konsep-konsep dan nonkonsep-nonkonsep dapat diperlancar. Klausmeier,

    Rosmiller, dan Sally (dalam Rosser,1985) menyarankan agar paling sedikit

    harus dikembangkan satu himpunan rasional tentang contoh-contoh.

    e. Hubungan Konsep dengan Konsep-konsep LainHubungan konsep dengan konsep-konsep lain : superordinat, koordinat, dan

    subordinat. Untuk sebagian besar konsep-konsep, kita dapat mengembangkan

    suatu hierarki dari konsep-konsep yang berhubungan yang memperlihatkan

    bagaimana suatu konsep terkait pada konsep-konsep yang lain. Pembentukan

    suatu hierarki dapat menolong dalam mengajar. Jika siswa telah mencapai

    suatu konsep superordinat; pelajaran dapat terdiri atas penambahan atribut-

    atribut kriteria bagi konsep yang akan dipelajari. Definisi 2 dalam analisis

    konsep merupakan suatu contoh dari prosedur ini; dianggap bahwa siswa telah

    mengetahui definisi poligon. Jika siswa belum mempelajari konsep-konsep

    superordinat, suatu definisi yang memberikan atribut-atribut kriteria akan lebih

    baik. Agar bermakna, setiap atribut hendaknya didefinisikan.

    Konsep-konsep koordinat memberikan informasi tentang konsep-konsep yang

    berhubungan yang perlu dibedakan, apakah sebelum atau sesudah konsep itu

    dipelajari.

    Guru-guru mungkin tidak melakukan analisis formal untuk setiap konsep yang

    diajarkannya, walaupun dianjurkan untuk melakukannya. Beberapa analisis

    konsep-konsep diperlukan untuk dapat memusatkan dan merencanakanpelajaran. Bila tujuan pelajaran ialah agar para siswa dapat membedakan

    contoh-contoh dari noncontoh-noncontoh, analisis konsep akan menyediakan

    gambaran-gambaran. Bila tujuan pelajaran ialah untuk dapat mendaftarkan

    atribut-atribut kriteria, kriteria ini terdapat dalam analisis. Dengan memberikan

    konsep-konsep yang berhubungan, seperti dalam hierarki, dapat memperlancar

    pengajaran yang akan datang maupun pengajaran yang sekarang.

  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    16/18

    Contoh menganalisis konsep dalam konsep-konsep fisika :

    Topik : Suhu dan Kalor

    Jenjang : SMA

    Kelas/Semester : X / Satu

    Masalah-Masalah yang Dihadapi dalam Menganalisis Konsep

    1. Konsep yang hadir tanpa masalah

    Konsep yang hadir tanpa masalah merupakan konsep dengan kejadian

    yang jelas. Artinya konsep tersebut memiliki atribut yang jelas, contoh dan non

    contoh yang mudah dipahami dan adanya kejelasan relefansi dengan konsep

    yang lain.2. Konsep dengan kejadian yang tidak jelas

    Berbagai kesulitan muncul ketika kita menganalisis konsep ynag

    kejadiannya tidak jelas. Misalnya, atom, alam semesta dan tahun cahaya.

    Kesulitan dihadapi ketika akan nenentukan contoh dan non contoh (contoh dan

    non contohnya tidak jelas).

    Tujuan utama analisa konsep adalah untuk menetahui permasalahan yang

    dihadapi siswa dalam memahami suatu konsep dan menentukan strategi

    pembelajaran yang sesuai untuk pengajaran konsep tersebut. Hal ini berarti

    bahwa ketika seorang guru akan mengajarkan konsep dengan kejadian yang

    tidak jelas maka ia harus mengetahui letak permasalahan yang ditimbulkan

    misalnya, tidak jelasnya contoh dan non contohnya. Dalam menganalisis

    konsep dengan kejadian yang tidak jelas, perlu diperhatikan adanya ilustrasi

    yang dapat menggambarkan kejadian dan dapat menjadi pengganti contoh dan

    non contoh dari konsep tersebut.

    o

    Konsep Atribut Posisi

    ContohNon

    contohLabel Jenis Defenisi Kritis VariabelSuper

    ordinat

    Koor-

    dinat

    Sub

    ordinat

    1 Temperatur Abstrak Derajat

    panas

    dingin-

    nya

    suatu

    benda

    Kalor,

    pemu

    -aian

    Kerja Energi,

    kalor

    Volu-

    me,

    tekan-

    an

    Kecepatan

    partikel

    Suhu

    tubuh

    Peruba-

    han

    wujud

  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    17/18

  • 5/27/2018 Analisis Konsep

    18/18