5/27/2018 Analisis Konsep
1/18
Makalah untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Fisika I
OLEH :
KELOMPOK 3
Yulisa Hardiyani 06081011012
Ragil Mery Yaniska 06081011018
Siti Aulia 06081011025
Dosen Pengasuh:
Drs. Abidin Pasaribu, M.M.
M. Yusuf, S.Pd., M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2010
5/27/2018 Analisis Konsep
2/18
ANALISIS KONSEP
PENDAHULUAN
Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep merupakan
dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi merumuskan prinsip-prinsip dan
generalisasi-generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus
mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan ini didasarkan pada konsep-
konsep yang diperolehnya.
Hal yang harus disadari saat ini adalah pentingnya belajar konsep tentangsesuatu. Konsep yang dimaksud disini tidak lain dari kategori-kategori yang kita
berikan dari stimulus atau rangsangan yang ada di lingkungan kita. Konsep yang
ada di dalam struktur kognitif individu merupakan hasil dari pengalaman yang ia
peroleh. Jika keadaannya demikian, sebagian konsep yang dimiliki individu
merupakan hasil dari proses belajar yang mana proses hasil dari proses belajar ini
akan menjadi pondasi (building blocks) dalam struktur berpikir individu. Konsep-
konsep inilah yang dijadikan dasar oleh seseorang dalam memecahkan masalah,
mengetahui aturan-aturan yang relevan, dan hal-hal lain yang ada keterkaitannya
dengan apa yang harus dilakukan oleh individu.
Banyak pengalaman guru yang setuju bahwa penyampaian informasi
kepada siswa sangat penting tetapi pengajaran siswa mengenai bagaimana untuk
berpikir itu lebih penting lagi. Pengalaman guru juga mengetahui bahwa konsep
adalah pondasi bangunan dasar untuk berpikir, terutama sekali, berpikir tingkat
tinggi, dalam berbagai subjek. Konsep mengijinkan individu untuk
mengelompokkan objek dan idea networks yang memandu berpikir kita. Proses
belajar konsep mulai pada awal-awal umur (muda) dan kontinu keseluruhan hidup
seperti manusia berkembang lebih dan lebih ke arah konsep kompleks, keduanya
dalam sekolah atau di luar sekolah. Belajar konsep krusial di sekolah dan dalam
kehidupan setiap manusia, karena konsep mengijinkan pemahaman yang bermutu
beberapa manusia dan menyediakan basis interaksi verbal.
Fokus dari materi ini pada analisis konsep dan bagaimana guru dapat
menolong siswa tercapai dan berkembang konsep dasarnya yang dibutuhkan
5/27/2018 Analisis Konsep
3/18
untuk belajar lebih lanjut dan berpikir tingkat tinggi. Bagian pertama membahas
tentang definisi konsep. Bagian berikutnya akan dibahas mengenai apa saja
dimensi konsep itu, bagaimana cara memperolehnya dan tingkat pencapaian
konsep tersebut. Dan kemudian bagian akhir menjelaskan analisis konsep, apa
saja yang harus diperhatikan dalam menganalisis konsep.
Pengertian Konsep
Walaupun para ahli psikologi menyadari akan pentingnya konsep, namun
suatu definisi yang tepat belum bisa diberikan. Definisi-definisi yang diberikan
dalam kamus, seperti sesuatu yang diterima dalam pikiran atau suatu ide yang
umum dan abstrak,terlalu luas untuk digunakan.
Mungkin tidak ada satu pun definisi yang dapat mengungkapkan arti yang
kaya dari konsep atau berbagai macam konsep yang diperoleh para siswa. Oleh
karena konsep-konsep itu merupakan penyajian-penyajian internal dari
sekelompok stimulus-stimulus, konsep itu tidak dapat diamati, konsep harus
disimpulkan dari perilaku. Walaupun kita dapat memberikan definisi verbal dari
suatu konsep, suatu definisi tidak mengungkapkan semua hubungan antara konsep
itu dengan konsep-konsep yang lain.
Definisi konsep menurut sebagian besar orang adalah sesuatu yang
diterima dalam pikiran atau ide yang umum dan abstrak. Menurut salah satu ahli
yaitu Rosser pada tahun 1984 (yang dikutip dari
http://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasi-model-pembelajaran.html),
konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objek, kejadian,
kegiatan, atau hubungan, yang mempunyai atribut yang sama.
Oleh karena orang mengalami stimulus-stimulus yang berbeda-beda, orang
membentuk konsep sesuai dengan pengelompokkan stimulus-stimulus dengan
cara tertentu. Karena konsep-konsep itu adalah abstraksi-abstraksi yang
berdasarkan pengalaman, dan karena tidak ada dua orang yang mempunyai
pengalaman yang persis sama, maka konsep-konsep yang dibentuk orang
mungkin berbeda juga. Walaupun konsep-konsep kita berbeda, konsep-konsep itu
cukup serupa bagi kita untuk dapat berkomunikasi dengan menggunakan nama-
http://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasi-model-pembelajaran.htmlhttp://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasi-model-pembelajaran.html5/27/2018 Analisis Konsep
4/18
nama yang kita berikan pada konsep-konsep itu, yang telah kita terima bersama.
Nama-nama atau kata-kata ini adalah simbol-simbol arbitrer digunakan untuk
menyatakan konsep-konsep, yang merupakan abstraksi internal itu. Nama-nama
itu sendiri bukanlah konsep-konsepnya. Konsep kita tentang gerak parabola tidak
akan berubah walaupun namanya atau labelnya kita substitusikan dengan gerak
peluru.
Secara singkat dapat kita katakan, bahwa suatu konsep merupakan suatu
abstraksi mental yang mewakili satu kelas stimulus-stimulus. Kita menyimpulkan
bahwa suatu konsep telah dipelajari, bila yang diajar dapat menampilkan perilaku-
perilaku tertentu.
Dimensi Konsep
Macam-macam konsep yang kita pelajari tidak terbatas. Konsep panas
sangat berbeda dengan konsep relativitas dalam beberapa dimensi. Secara umum
dimensi konsep itu adalah sebagai berikut (dikutip dari
http://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasi-model-
pembelajaran.html):
a. Memiliki Definisi atau LabelSemua konsep memiliki nama atau label dan banyak atau sedikitnya sesuai
dengan definisi. Sebagai contoh, secara relatif bagian kecil dari daratan yang
dikelilingi oleh air pada seluruh sisinya dilabeli dengan pulau. Label dan
definisi mengijinkan pemahaman dan komunikasi yang bermutu dengan yang
lainnya menggunakan konsep.
b. Memiliki Atribut Kritis dan Non-KritisKonsep juga memiliki atribut yang dapat mendeskripsikan dan membantu
mendefinisikan semuanya. Beberapa atribut ada yang kritis dan digunakan
untuk memisahkan satu konsep dari konsep yang lainnya. Sebagai contoh,
sebuah segitiga sama sisi adalah segitiga dengan ketiga sisinya sama. Atribut
kritisnya bahwa itu harus segitiga dan tiap sisinya harus sama. Segitiga tanpa
ketiga sisinya sama bukanlah segitiga sama sisi. Sebagai tambahan, jika
konsep adalah subset pada konsep yang luas, kemudian itu juga harus
http://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasi-model-pembelajaran.htmlhttp://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasi-model-pembelajaran.htmlhttp://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasi-model-pembelajaran.htmlhttp://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasi-model-pembelajaran.html5/27/2018 Analisis Konsep
5/18
mengandung atribut kritis pada konsep yang luas. Sebuah segitiga sama sisi
adalah anggota dari kelas konsep yang disebut segitiga dan harus mengandung
semua atribut kritis dari segitiga.
Beberapa atribut bisa ditemukan dalam beberapa anggota tetapi tidak dalam
semua anggota kelas. Hal ini disebut dengan atribut nonkritis. Sebagai contoh,
ukuran adalah atribut nonkritis dari segitiga sama sisi. Semua konsep memiliki
keduanya yaitu atribut kritis dan nonkritis dan itu kadang-kadang sulit bagi
siswa untuk membedakan di antara keduanya. Sebagai contoh, konsep burung
dalam banyak pikiran manusia secara khusus dihubungkan dengan atribut
nonkritis, terbang. Robins, kardinals, elang, dan banyak burung lainnya dapat
terbang. Terbang, bagaimanapun, bukan atribut kritis dari burung karena
ostriches dan penguin tidak dapat terbang. Fokus secara eksklusif dalam
atribut kritis dan jenis anggota dari sebuah kelas kadang-kadang dapat
menyebabkan kebingungan ketika belajar konsep baru. Meskipun terbang
adalah atribut nonkritis dari burung, itu termasuk tipe dari kebanyakan burung
dan harus dijelaskan dalam pengajaran mengenai hal itu.
c. Dapat Ditempatkan ke dalam KategoriKonsep, seperti kebanyakan objek atau ide lain, dapat dikategorikan dan
dilabelkan. Mengetahui perbedaan tipe konsep sangat penting, karena ketika
akan diilustrasikan kemudian, perbedaan tipe konsep memerlukan perbedaan
strategi pengajaran. Salah satu cara pengelompokan konsep menurut struktur
aturan yang menggambarkan kegunaan itu.
Beberapa konsep memiliki struktur aturan konstan. Konsep tentang pulau,
sebagai contoh, selalu mengandung daratan yang dikelilingi air. Segitiga
datar, digambarkan dengan tiga sisi dan tiga sudut. Struktur aturan untuk
konsep ini konstan. Atribut kritis ini dikombinasikan dalam cara aditif dan
selalu sama. Tipe konsep ini diarahkan pada konsep konjungtif.
Konsep yang lain secara luas dan lebih fleksibel serta mengijinkan
seperangkat alternatif atribut. Struktur aturan ini bukan konstan. Sebagai
contoh, konsep strike di baseball berdasarkan pada jumlah kondisi alternatif.
5/27/2018 Analisis Konsep
6/18
Strike mungkin ketika memukul (batter) swings dan luput, ketika wasit
menentukan yang melempar dalam zona strike meskipun pukulan tidak
mengayun (mengenai) bola, atau ketika pukulannya memukul foul ball. Tipe
konsep ini disebut konsep disjungtif, artinya, satu mengandung seperangkat
alternatif atribut. Konsep kata benda (noun) adalah contoh lain dari konsep
disjungtif. Itu mungkin bisa orang, tempat, atau benda, tetapi itu tidak dapat
ketiga-tiganya dalam waktu yang sama.
Tipe ketiga dari konsep adalah satu yang struktur aturannya bergantung pada
hubungan. Konsep bibi (aunt) menyatakan hubungan tertentu antara saudara
kandung (siblings) dan keturunan (offsprings). Konsep waktu (time) dan jarak
(distance) juga merupakan konsep relasional. Untuk memahami salah satu
dari konsep, satu harus tahu yang lain, ditambah hubungan antara keduanya.
Sebagai contoh, minggu (week) didefinisikan sebagai rangkaian hari yang
memiliki titik permulaan satu hari (khususnya minggu) dan titik akhir tujuh
hari (khususnya Sabtu) dan jangka waktunya tujuh hari.
Akhirnya, konsep dapat diklasifikasikan sebagai independen atau koordinat.
Beberapa konsep memiliki aturan independen dan dapat diajarkan dengan
dirinya sendiri. Contoh sebelumnya, seperti pulau dan segitiga sama sisi,
termasuk dalam kategori independen. Banyak konsep memiliki aturan
dependent (bergantung) dan harus diajarkan secara simultan dengan yang lain
dengan hubungan yang sangat erat atau konsep koordinat. Contoh konsep
koordinat termasuk bapak, ibu, adik, dan kakak, semuanya harus diajarkan
dan dimengerti dalam hubungan satu sama lain. Demokrasi adalah konsep
koordinat lain yang harus dihubungkan dengan seluruh perangkat yang
kompleks seperti rakyat, kekuatan, dan kebebasan. Contoh yang terakhir dari
konsep koordinat adalah musim semi, musim panas, musim gugur, dan
musim dingin, yang hanya dapat dimengerti dalam hubungan satu sama lain
dan dalam konsep yang lebih besar yaitu musim.
Konsep yang memiliki struktur aturan kompleks seperti disjungtif dan konsep
relasional secara normal lebih sulit untuk diajarkan dibandingkan dengan
yang sederhana, struktur aturan konstan. Dengan cara yang sama, konsep
5/27/2018 Analisis Konsep
7/18
koordinat lebih sulit untuk diajarkan dibandingkan dengan konsep
independen. Itu menolong menjelaskan bagaimana beberapa siswa yang
menguasai konsep prasyarat sederhana memiliki kesulitan dengan kerja yang
lebih tinggi tentang setiap lapangan subjek.
d. Konsep Dibelajarkan Melalui Contoh dan Non-ContohBelajar konsep tertentu melibatkan identifikasi keduanya yaitu contoh dan
noncontoh. Sebagai contoh, sapi adalah contoh dari hewan tetapi itu
noncontoh untuk reptil. Australia adalah contoh dari negara di bumi bagian
selatan, tetapi itu noncontoh untuk negara berkembang. Katun dan sutera
adalah contoh konsep pabrik, tetapi kulit dan baja noncontoh. Ketika akan
dideskripsikan kemudian, cara contoh dan noncontoh sangat penting
diidentifikasikan dan digunakan dalam konsep pelajaran.
e. Konsep Dipengaruhi Oleh Konteks SosialAtribut kritis dari konsep konjungtif, seperti segitiga sama sisi, ditentukan
tanpa dipengaruhi dengan konteks sosial. Akan tetapi, konsep disjungtif dan
relasional seperti kemiskinan atau literacy rate berubah dari satu sosial
konteks ke yang lainnya. Konsep dengan perubahan atribut kritis sering
ditemukan dalam sains behavioral dan sosial serta membutuhkan definisi
operasional yang bergantung pada konteks sosial atau lingkungan budaya di
mana itu digunakan. Mempertimbangkan konsep bibi (aunt). Di dalam
masyarakat, konsep bibi (aunt) atau auntie mengacu pada beberapa orang
dewasa dalam masyarakat yang memiliki tanggung jawab untuk merawat anak
tertentu dan tidak ada kaitan dengan hubungan darah. Juga
mempertimbangkan konsep geografis utara atau selatan ketika berhubungan
dengan iklim. Anak-anak di belahan bumi utara diajarkan bahwa ketika satu
pergi ke selatan, iklimnya sedang panas (warmer). Sesungguhnya itu tidak
akan benar untuk anak-anak di Australia atau Argentina. Label konsep juga
dipengaruhi oleh konteks. Di Inggris kaca depan mobil (cars windshield)
5/27/2018 Analisis Konsep
8/18
disebut windscreen, dan trunk disebut boot. Konsepnya sama, labelnya
berbeda.
f. Belajar Konsep Melibatkan Belajar Pengetahuan Konseptual dan ProseduralPengetahuan konseptual adalah kemampuan pebelajar untuk mendefinisikan
sebuah konsep berdasarkan pada beberapa kriteria sebagai contoh, karakteristik
atau hubungan fisik dan untuk mengenali hubungan konsep dengan konsep
yang lain. Itu menyiratkan pemahaman tipikal atau kejadian terbaik dari kelas,
yang bergantung pada definisi atribut. Sebagai contoh, jika kamu
mengidentifikasi tipikal atau contoh terbaik dari laki-laki dewasa dalam
terminologi tinggi, kamu kemungkinan akan menggunakan prototipe kamu
untuk seseorang dengan tinggi sekitar 6 kaki. Kamu tidak akan menggunakan
tinggi pemain basket sekitar 7 kaki 6 inchi atau tinggi joki 4 kaki 8 inchi.
Pengetahuan prosedural konsep mengacu pada kemampuan siswa untuk
menggunakan konsep dalam membeda-bedakan fashion. Itu melibatkan
kemampuan untuk menggunakan pendefinisian atribut konsep untuk
membandingkan (compare dan contrast) dengan yang serupa tetapi dengan
konsep berbeda. Pengetahuan prosedural mengenai laki-laki akan mengijinkan
perbandingan dengan konsep yang serupa seperti perempuan, anak perempuan,
anak laki-laki, orang tua, anak muda, dan orang tinggi.
Untuk memahami perbedaan antara pengetahuan konseptual dengan
prosedural, berpikir lagi tentang konsep segitiga sama sisi. Belajar konsep
segitiga sama sisi melibatkan kedua akuisisi pengetahuan konseptual dan
pengembangan pengetahuan prosedural. Pengetahuan konseptual ada ketika
siswa mengetahui definisi atribut dari segitiga sama sisi dan dapat berbicara
dengan jelas mengenai itu semua. Siswa dengan pengetahuan konseptual dari
sebuah segitiga sama sisi akan mendefinisikan itu sebagai bidang datar, yang
digambarkan dengan tiga sudut yang sama dan tiga sisi yang sama panjang.
Siswa ini akan dapat menggeneralisasi kejadian tunggal dari segitiga sama sisi
ke dalam semua kelas. Siswa dengan pengetahuan prosedural, bagaimanapun,
dapat menerapkan definisi dan dapat membedakan kelas segitiga dari kelas
5/27/2018 Analisis Konsep
9/18
yang lain dari segitiga dan bangun tertutup lainnya, gambar bidang datar
sederhana, seperti segi empat atau segi delapan. Siswa juga dapat
menggeneralisasi dan membedakan antar kejadian baru yang dihadapi pada
segitiga sama sisi.
Tujuh dimensi konsep menurut Flavell (1970) (yang dikutip dari
http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-
penerapannya-di-kelas/)adalah:
a. AtributSetiap konsep mempunyai sejumlah atribut yang berbeda. Contoh konsep harus
mempunyai atribut-atribut yang relevan; termasuk juga atribut-atribut yang
tidak relevan. Contoh meja harus mempunyai suatu permukaan yang datar,
sambungan-sambungan yang mengarah ke bawah yang mengangkat pemukaan
itu dari lantai.
b. StrukturMenyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atribut. Ada tiga macam
struktur yang dikenal. Konsep-konsep konjunktif adalah konsep-konsep di
mana terdapat dua atau lebih sifat-sifat sehingga dapat memenuhi syarat
sebagai contoh konsep. Seorang artis adalah seorang wanita yang main dalam
film. Dua atribut yaitu wanita dan main dalam film harus ada agar dapat
mewakili konsep artis. Konsep-konsep disjunktif adalah konsep-konsep di
mana satu dari dua atau lebih sifat-sifat harus ada. Konsep paman merupakan
konsep disjunktif. Paman merupakan kakak dari ibu atau ayah, atau orang pria
yang menikah dengan kakak wanita dari ayah atau ibu. Konsep-konsep
relasional menyatakan hubungan tertentu atribut-atribut konsep. Misalnya
konsep jarak dan arah. Jarak menunjukkan pada hubungan antara dua titik yang
terpisah arah, juga menunjukkan hubungan antara dua titik gerakan dari satu
titik ke titik lainnya.
c. KeabstrakanKonsep dapat dilihat dan konkret, atau konsep-konsep itu terdiri dari konsep-
konsep lain. Suatu segitiga dapat dilihat, keinginan adalah lebih abstrak.
http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/5/27/2018 Analisis Konsep
10/18
d. KeinklusifanKeinklusifan (inclussivenss) ini ditunjukan pada jumlah contoh yang terlibat
dalam konsep itu. Bagi seorang anak kecil, konsep kucing ditujukan pada
seekor hewan tertentu yaitu kucing keluarga. Bila anak itu telah mengenal
beberapa kucing lainnya. Konsep kucing akan menjadi lebih luas, termasuk
lebih banyak contoh.
e. Generalitas/KeumumanBila diklasifikasikan, konsep-konsep dapat berbeda dalam posisi superordinat
atau subordinatnya. Konsep wortel adalah subordinat terhadap konsep sayuran,
selanjutnya konsep sayuran subordinat terhadap konsep tanaman dapat
dimakan. Makin umum suatu konsep makin banyak asosiasi yang dapat dibuat
dengan konsep-konsep lainnya.
f. KetepatanSuatu konsep menyangkut apakah ada kumpulan aturan-aturan untuk
membedakan contoh dari noncontoh suatu konsep. Klausmeier (1977) di dalam
Ratna Wilis B., mengemukakan empat tingkat pencapaian konsep (concept
atainment) mulai dari tingkat kongkrit ke tingkat formal. Konsep-konsep pada
tingkat formal yang paling tepat sebab tingkat ini atribut-atribut yang
dibutuhkan konsep dapat didefinisikan. Tingkatan-tingkatan Klausmeier ini
akan dibahas lebih lengkap dalam bagian pengembangan konsep.
g. Kekuatan atauPowerKekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju, bahwa
konsep itu penting.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan suatu
abstraksi mental dari pengalaman responsif terhadap stimulus.
Cara Individu Memperoleh Konsep-konsep
Menurut teori Ausubel (1968) (yang dikutip dari
http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-
penerapannya-di-kelas/), individu memperoleh konsep melalui dua cara, yaitu
melalui formasi konsep dan asimilasi konsep. Formasi konsep menyangkut cara
http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/5/27/2018 Analisis Konsep
11/18
materi atau informasi diterima peserta didik. Formasi konsep diperoleh individu
sebelum ia masuk sekolah, karena proses perkembangan konsep yang diperoleh
semasa kecil termodifikasi oleh pengalaman sepanjang perkembangan individu.
Formasi konsep merupakan proses pembentukan konsep secara induktif dan
merupakan suatu bentuk belajar menemukan (discovery learning) melalui proses
diskriminatif, abstraktif dan diferensiasi. Contoh pemerolehan konsep pada anak
adalah ketika anak melihat benda atau orang yang ada di lingkungan terdekatnya.
Misalnya, pada saat seorang anak yang baru berumur 2 tahun memanggil bapak
dan ibunya pertama kali karena setiap hari bapak dan ibunya selalu bersama-sama
anak tersebut. Anak menyebut diri yang memandikan dan meninabobokkan saat
tidur adalah ibu dan menggendong serta mengajaknya bermain adalah bapak.
Sedangkan asimilasi konsep menyangkut cara bagaimana peserta didik
dapat mengaitkan informasi atau materi pelajaran dengan struktur kognitif yang
telah ada. Asimilasi konsep terjadi setelah anak mulai memasuki bangku sekolah.
Asimilasi konsep ini terjadi secara deduktif. Biasanya anak diberi atribut sehingga
mereka belajar konseptual, misalnya atribut dari gajah adalah hewan dan belalai.
Dengan demikian anak dapat membedakan antara konsep gajah dengan hewan-
hewan lain.
Tingkat-tingkat Pencapaian Konsep
Empat tingkat pencapaian konsep menurut Klausmeier (Dahar, 1996:88)
(yang dikutip darihttp://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-
dan-strategi-penerapannya-di-kelas/)adalah sebagai berikut:
1). Tingkat konkretPencapaian tingkat ini ditandai dengan adanya pengenalan anak terhadap
suatu benda yang pernah ia kenal. Misalnya pada suatu saat anak bermain
kelereng dan pada waktu yang lain dengan tempat yang berbeda ia menemukan
lagi kelereng, lalu ia bisa mengidentifikasi bahwa itu adalah kelereng maka anak
tersebut sudah mencapai tingkat konkret. Dengan demikian dapat dikatakan juga
anak mampu membedakan stimulus yang ada di lingkungannya terhadap kelereng
http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/5/27/2018 Analisis Konsep
12/18
tersebut. Pada saat ini anak sudah mampu menyimpan gambaran mental dalam
struktur kognitifnya.
2). Tingkat identitas
Seseorang dapat dikatakan telah mencapai tingkat konsep identitas apabila
ia mengenal suatu objek setelah selang waktu tertentu, memiliki orientasi ruang
yang berbeda terhadap objek itu, atau bila objek itu ditentukan melalui suatu cara
indra yang berbeda. Misalnya mengenal kelereng dengan cara memainkannya,
bukan hanya dengan melihatnya lagi.
3). Tingkat klasifikatori
Pada tingkat ini anak sudah mampu mengenal persamaan dari contoh yang
berbeda tetapi dari kelas yang sama. Walaupun siswa itu tidak dapat menentukan
kriteria atribut maupun menentukan kata yang dapat mewakili konsep itu, ia dapat
mengklasifikasikan contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh dari konsep
sekalipun contoh dan noncontoh itu mempunyai banyak atribut yang mirip
(dikutip dari http://daniwenda.blogspot.com/ 2008/09/teori-pembelajaran-
pak.html). Misalnya anak mampu membedakan antara apel yang masak dengan
apel yang mentah.
4). Tingkat formal
Pada tingkat ini anak sudah mampu membatasi suatu konsep dengan
konsep lain, membedakannya, menentukan ciri-ciri, memberi nama atribut yang
membatasinya, bahkan sampai mengevaluasi atau memberikan contoh secara
verbal.
Analisis KonsepAnalisis adalah proses mengurai konsep ke dalam bagian-bagian yang
lebih sederhana, sedemikian rupa sehingga struktur logisnya menjadi jelas
(dikutip dari http://zfikri.wordpress.com/2007/09/02/filsafat-umum-analisis-
konsep/). Konsep yang bisa dianalisis atau didefinisikan adalah konsep yang
kompleks, seperti kata kuda. Kuda disebut kompleks karena terdiri dari
beberapa unsur properties, misalnya, kepala, badan, kaki dan lain-lain serta unsur
sifat, misalnya, meringkik. Kalau konsepnya sederhana, maka tidak bisa diurai ke
http://daniwenda.blogspot.com/2008/09/teori-pembelajaran-pak.htmlhttp://daniwenda.blogspot.com/2008/09/teori-pembelajaran-pak.htmlhttp://zfikri.wordpress.com/2007/09/02/filsafat-umum-analisis-konsep/http://zfikri.wordpress.com/2007/09/02/filsafat-umum-analisis-konsep/http://zfikri.wordpress.com/2007/09/02/filsafat-umum-analisis-konsep/http://zfikri.wordpress.com/2007/09/02/filsafat-umum-analisis-konsep/http://daniwenda.blogspot.com/2008/09/teori-pembelajaran-pak.htmlhttp://daniwenda.blogspot.com/2008/09/teori-pembelajaran-pak.html5/27/2018 Analisis Konsep
13/18
dalam bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Tentang konsep yang dianalisis harus
kompleks supaya bisa didefinisikan.
Ketika kita menganalisis suatu konsep atau kata yang kita lakukan adalah:
(1) menguraikan unsur-unsurnya; dan (2) melihat hubungan unsur-unsur itu. Apa
hubungan analisis dan definisi? Ketika melakukan analisis kita juga membuat
definisi. Analisis adalah satu cara membuat definisi yang menuntut pemikiran
filosofis. Cara lain membuat definisi adalah dengan melihat kamus atau definisi
leksikal. Kita bisa juga membuat definisi dengan cara menunjuk, memperlihatkan
atau mendemonstrasikan sesuatu yang kita definisikan dengan menunjuk pakai
telunjuk ke objeknya, misalnya disebut definisi ostensif. Kemudian ada definisi
dalam penggunaan atau dapat menggunakan kata dalam bahasa yang benar.
Selanjutnya, ada definisi dengan paradigma. Analisis dan definisi adalah satu
keluarga. Yang dimaksud dengan eksplikasi konsep adalah proses menjelaskan
konsep tanpa memberikan definisi eksplisit, misalnya hanya menggambarkan
fungsinya atau meletakkannya dalam peta intelektual. Bersamaan dengan
berargument dan menganalisis, aktivitas filsafat lainnya adalah: konstruksi teori,
assembling reminders, persuasi, taxonomisasi, kritisisme.
Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk
menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian
konsep. Teknik-teknik semacam ini telah dikembangkan oleh Klausmeier,
Ghatala, dan Frayer (1974), dan oleh Markle dan Tiemann (1970), dan oleh
beberapa orang lainnya. Walaupun prosedur-prosedur itu mempunyai beberapa
perbedaan, beberapa langkah dimiliki oleh semua prosedur itu.
Untuk melakukan analisis konsep, guru hendaknya memperhatikan hal-hal
dibawah ini (http://russamsimartomidjojocentre.blogspot.com/2009/03/model-
pembelajaran-concept-attainment.html):
a. Nama konsep.b. Atribut-atribut kriteria dan atribut-atribut variabel dari konsep.c. Definisi konsep.d. Contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh dari konsep.e. Hubungan konsep dengan konsep-konsep lain.
http://russamsimartomidjojocentre.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-concept-attainment.htmlhttp://russamsimartomidjojocentre.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-concept-attainment.htmlhttp://russamsimartomidjojocentre.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-concept-attainment.htmlhttp://russamsimartomidjojocentre.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-concept-attainment.html5/27/2018 Analisis Konsep
14/18
a.Nama KonsepOrang dapat membentuk konsep-konsep tanpa memberi nama pada konsep-
konsep itu, terutama pada tingkat konkret dan tingkat identitas. Anak-anak
yang masih kecil menyusun kata-kata mereka sendiri untuk menyajikan
konsep-konsep yang mereka bentuk. Tetapi, sesudah mereka masuk sekolah,
mereka diberi pelajaran tentang nama-nama konsep yang telah diterima secara
luas. Dengan menyetujui nama untuk suatu konsep orang dapat berkomunikasi
tentang konsep itu.
b. Atribut-atribut Kritis dan Atribut-atribut Variabel dari KonsepAtribut-atribut kritis dari suatu konsep adalah ciri-ciri konsep yang perlu untuk
membedakan contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh, dan untuk menentukan
apakah suatu objek baru merupakan suatu contoh dari konsep. Walaupun
semua atribut-atribut dari suatu konsep tidak diajarkan pada setiap tingkat
pencapaian, guru hendaknya menyadari hal ini untuk memastikan, bahwa
contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh selalu dibedakan.
Atribut-atribut variabel konsep ialah ciri-ciri yang mungkin berbeda diantara
contoh-contoh tanpa mempengaruhi inklusi dalam kategori konsep itu. Guru
dapat mengubah-ubah atribut-atribut ini dalam contoh-contoh yang digunakan
dalam mengajar.
c. Definisi KonsepWalaupun para siswa tidak diharapkan untuk belajar definisi formal dari suatu
konsep, analisis konsep harus memasukkan definisi, sekalipun anak-anak pada
tingkat konkret dan tingkat identitas pada umumnya tidak diharapkan untuk
dapat mendefinisikan konsep. Pada tingkat klasifikatori siswa mungkin dapat
menyebutkan sebagian dari atribut-atribut, tetapi tidak semuanya, dan pada
umumnya hanya yang mencolok (predominant). Pada tingkat formal siswa
dapat belajar konsep melalui definisi yang diberikan. Kemampuan untuk
menyatakan suatu definisi dari suatu konsep dapat digunakan sebagai suatu
kriteria bahwa siswa telah belajar konsep itu.
5/27/2018 Analisis Konsep
15/18
d. Contoh-contoh dan Noncontoh-noncontoh dari KonsepDengan membuat daftar dari atribut-atribut dari suatu konsep, pengembangan
konsep-konsep dan nonkonsep-nonkonsep dapat diperlancar. Klausmeier,
Rosmiller, dan Sally (dalam Rosser,1985) menyarankan agar paling sedikit
harus dikembangkan satu himpunan rasional tentang contoh-contoh.
e. Hubungan Konsep dengan Konsep-konsep LainHubungan konsep dengan konsep-konsep lain : superordinat, koordinat, dan
subordinat. Untuk sebagian besar konsep-konsep, kita dapat mengembangkan
suatu hierarki dari konsep-konsep yang berhubungan yang memperlihatkan
bagaimana suatu konsep terkait pada konsep-konsep yang lain. Pembentukan
suatu hierarki dapat menolong dalam mengajar. Jika siswa telah mencapai
suatu konsep superordinat; pelajaran dapat terdiri atas penambahan atribut-
atribut kriteria bagi konsep yang akan dipelajari. Definisi 2 dalam analisis
konsep merupakan suatu contoh dari prosedur ini; dianggap bahwa siswa telah
mengetahui definisi poligon. Jika siswa belum mempelajari konsep-konsep
superordinat, suatu definisi yang memberikan atribut-atribut kriteria akan lebih
baik. Agar bermakna, setiap atribut hendaknya didefinisikan.
Konsep-konsep koordinat memberikan informasi tentang konsep-konsep yang
berhubungan yang perlu dibedakan, apakah sebelum atau sesudah konsep itu
dipelajari.
Guru-guru mungkin tidak melakukan analisis formal untuk setiap konsep yang
diajarkannya, walaupun dianjurkan untuk melakukannya. Beberapa analisis
konsep-konsep diperlukan untuk dapat memusatkan dan merencanakanpelajaran. Bila tujuan pelajaran ialah agar para siswa dapat membedakan
contoh-contoh dari noncontoh-noncontoh, analisis konsep akan menyediakan
gambaran-gambaran. Bila tujuan pelajaran ialah untuk dapat mendaftarkan
atribut-atribut kriteria, kriteria ini terdapat dalam analisis. Dengan memberikan
konsep-konsep yang berhubungan, seperti dalam hierarki, dapat memperlancar
pengajaran yang akan datang maupun pengajaran yang sekarang.
5/27/2018 Analisis Konsep
16/18
Contoh menganalisis konsep dalam konsep-konsep fisika :
Topik : Suhu dan Kalor
Jenjang : SMA
Kelas/Semester : X / Satu
Masalah-Masalah yang Dihadapi dalam Menganalisis Konsep
1. Konsep yang hadir tanpa masalah
Konsep yang hadir tanpa masalah merupakan konsep dengan kejadian
yang jelas. Artinya konsep tersebut memiliki atribut yang jelas, contoh dan non
contoh yang mudah dipahami dan adanya kejelasan relefansi dengan konsep
yang lain.2. Konsep dengan kejadian yang tidak jelas
Berbagai kesulitan muncul ketika kita menganalisis konsep ynag
kejadiannya tidak jelas. Misalnya, atom, alam semesta dan tahun cahaya.
Kesulitan dihadapi ketika akan nenentukan contoh dan non contoh (contoh dan
non contohnya tidak jelas).
Tujuan utama analisa konsep adalah untuk menetahui permasalahan yang
dihadapi siswa dalam memahami suatu konsep dan menentukan strategi
pembelajaran yang sesuai untuk pengajaran konsep tersebut. Hal ini berarti
bahwa ketika seorang guru akan mengajarkan konsep dengan kejadian yang
tidak jelas maka ia harus mengetahui letak permasalahan yang ditimbulkan
misalnya, tidak jelasnya contoh dan non contohnya. Dalam menganalisis
konsep dengan kejadian yang tidak jelas, perlu diperhatikan adanya ilustrasi
yang dapat menggambarkan kejadian dan dapat menjadi pengganti contoh dan
non contoh dari konsep tersebut.
o
Konsep Atribut Posisi
ContohNon
contohLabel Jenis Defenisi Kritis VariabelSuper
ordinat
Koor-
dinat
Sub
ordinat
1 Temperatur Abstrak Derajat
panas
dingin-
nya
suatu
benda
Kalor,
pemu
-aian
Kerja Energi,
kalor
Volu-
me,
tekan-
an
Kecepatan
partikel
Suhu
tubuh
Peruba-
han
wujud
5/27/2018 Analisis Konsep
17/18
5/27/2018 Analisis Konsep
18/18
Top Related