ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU...

102
ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan Agama Islam Oleh: KHOIROTUL MUSTABSYIROH NIM: 073111101 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU...

Page 1: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU

PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

(Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Pendidikan Agama Islam

Oleh:

KHOIROTUL MUSTABSYIROH

NIM: 073111101

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Khoirotul Mustabsyiroh

NIM : 073111101

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya

sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 25 Nopember 2011

Saya yang menyatakan,

Khoirotul Mustabsyiroh

NIM: 073111101

Page 3: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

iii

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 Fax 7615387

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan:

Judul : Analisis Kompetensi Kepribadian Guru Perspektif Pendidikan Islam

(Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar

Pelangi)

Nama : Khoirotul Mustabsyiroh

NIM : 073111101

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, 12 Desember 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua,

Fakhrur Rozi, M. Ag.

NIP: 19691220 1995031 001

Sekretaris,

Nadhifah, S.Th.I.,M.S.I.

NIP: 19750827 200312 2 003

Penguji I,

Nasirudin, M.Ag.

NIP. 19691012 199603 1002

Penguji II,

H. Mursid, M.Ag.

NIP. 19670305 200112 1001

Pembimbing I,

Dr. H. Abdul Wahib, M.Ag.

NIP. 19600615 199103 1004

Pembimbing II,

Drs. Sajid Iskandar Setyahadi

NIP. 19480212 198703 1001

Page 4: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

iv

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295

Fax. 7615987 Semarang

NOTA PEMBIMBING Semarang, 25 Nopember 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Analisis Kompetensi Kepribadian Guru Perspektif Pendidikan

Islam (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel

Laskar Pelangi)

Nama : Khoirotul Mustabsyiroh

NIM : 073111101

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasah.

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Pembimbing I,

Dr. H. Abdul Wahib, M.Ag.

NIP: 19600615 199103 1004

Page 5: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

v

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295

Fax. 7615987 Semarang

NOTA PEMBIMBING Semarang, 25 Nopember 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Analisis Kompetensi Kepribadian Guru Perspektif Pendidikan Islam

(Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar

Pelangi)

Nama : Khoirotul Mustabsyiroh

NIM : 073111101

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasah.

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Pembimbing II,

Drs. Sajid Iskandar Setyohadi

NIP. 19480212 198703 1001

Page 6: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

vi

ABSTRAK

Judul : Analisis Kompetensi Kepribadian Guru perspektif Pendidikan

Islam (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel

Laskar Pelangi

Penulis : Khoirotul Mustabsyiroh

NIM : 073111101

Skripsi ini membahas kompetensi kepribadian guru perspektif pendidikan

Islam yang dimiliki oleh Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam novel Laskar

Pelangi. Kajian ini dilatarbelakangi sikap guru yang pemarah dan guru yang ditakuti

oleh siswa yang menyebabkan siswa tidak nyaman untuk belajar.

Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : 1) Bagaimana

Kompetensi Kepribadian Guru dalam Perspektif Pendidikan Islam? 2) Bagaimana

Kompetensi Kepribadian Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar

Pelangi? 3) Bagaimana Kompetensi Kepribadian Ibu Muslimah dan Bapak Harfan

dalam Novel Laskar Pelangi Perspektif Pendidikan Islam?.

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau penelitian murni, yaitu

penelitian yang memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data

penelitiannya. Tegasnya riset pustaka membatasi kegiatannya hanya pada bahan-

bahan koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan. Dalam hal ini

penelitian difokuskan pada kompetensi kepribadian Ibu Muslimah dan Bapak Harfan

dalam novel Laskar Pelangi perspektif pendidikan Islam, sehingga dalam mencari

data menggunakan pendekatan analitis, yaitu suatu pendekatan yang berusaha

memahami gagasan, cara pandang, cara pengarang dalam menampilkan gagasan atau

mengimajinasikan ide-idenya, sikap pengarang dalam menampilkan gagasan-

gagasannya, elemen intrinsik dan mekanisme hubungan dari setiap elemen intrinsik

itu sehingga mampu membangun totalitas bentuk maupun totalitas maknanya.

Data yang terkumpul dianalisis dengan content analisis yaitu usaha untuk

mengungkapkan isi sebuah buku yang menggambarkan situasi penulis dan

masyarakatnya pada waktu buku itu di tulis, lebih singkatnya adalah analisis ilmiah

tentang isi pesan suatu komunikasi dan Metode interpretasi hasil analisis, yaitu

pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap suatu tafsiran. hasil

penelitian ini adalah 1) kompetensi kepribadian guru perspektif pendidikan Islam

yaitu mencontoh segala perbuatan nabi dan sifat- sifat nabi yang tertera dalam al

Qur’an dan al- Hadist. 2) kompetensi kepribadian Bu Muslimah dan Bapak Harfan

meliputi: Ramah, Sopan Santun, Lemaah Lembut, Semangat, Tenang,

Karismatik/berwibawa, Arif, Ikhlas, Adil, Sabar, Sederhana , Kesetiaan, Menerima

keadaan murid apa adanya, Cinta dan Kasih Sayang. 3) kompetensi kepribadian Bu

Muslimah dan Bapak Harfan perspektif pendidikan Islam intinya adalah bahwa

kepribadian Bu Muslimah dan Bapak Harfan adalah aplikasi nyata dari kompetensi

kepribadian guru perspektif Pendidikan Islam.

Berdasarkan hasil dari penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan

informasi bagi sekolah, peserta didik, orang tua, dan terutama pendidik untuk

meningkatkan kompetensi kepribadiannya

Page 7: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

vii

TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada

SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987

dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang (al-)

disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.

a t}

b z}

t ‘

s| gh

j f

h} q

kh k

d l

z| m

r n

z w

s h

sy ’

s} y

d}

Bacaan madd: Bacaan diftong:

a> = a panjang = au

i> = I panjang = ai

u> = u panjang

Page 8: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt. Tuhan seluruh alam yang telah memberikan

beberapa rahmat, taufiq, hidayah, dan kenikmatan kepada penulis berupa kenikmatan

jasmani maupun rohani, sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul

“ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PERSPEKTIF

PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PADA IBU MUSLIMAH DAN BAPAK

HARFAN DALAM NOVEL LASKAR PELANGI)” dengan baik. Shalawat dan

salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad saw.,

karena berkat perjuangan beliau yang telah membawa kita dari zaman kebodohan

menuju zaman yang terang benderang ini yaitu zaman islamiyah.

Dengan berbekal keikhlasan dan niat yang tulus serta dengan tanggung

jawab, Allah swt. telah meridhoi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Keberhasilan ini tentu saja tidak dapat terwujud tanpa bimbingan, dukungan dan

bantuan berbagai pihak, oleh karena dengan rasa hormat yang paling dalam penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Sudja’i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

2. H. Nasirudin M. Ag, Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Dr. H. Abdul Wahib, M.Ag. selaku Pembimbing I dan Drs. Sajid Iskandar

Setyohadi selaku Pembimbing II, yang telah berkenan meluangkan waktunya,

tenaga dan pikirannya untuk membimbing, mengarahkan penulis dalam

penyusunan skripsi ini hingga selesai.

4. Dosen Pendidikan Agama Islam, dosen dan staf pengajar di IAIN Walisongo

Semarang yang membekali berbagai pengetahuan.

5. Kepala perpustakaan IAIN Walisongo Semarang beserta seluruh staf dan

karyawan yang telah memberikan pelayanan yang terbaik.

Page 9: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

ix

6. Bapak, ibu, kakak-kakakku, dan adikku yang tersayang terima kasih atas cinta,

kasih, do’a, nasihat, dan dukungan serta segala pengorbanan dalam mendidik

penulis dengan penuh kesabaran.

7. Teman seperjuangan Pendidikan Agama Islam 2007 yang senantiasa menjadi

penyemangat penulis.

8. Pengasuh Pondok Pesantren Tahaffudzul Quran(Umi Aufa dan Abah Luthfi)

terimakasih telah membimbing, menasihati, serta doa untuk penulis.

9. Santriwati Pondok Pesantren Tahaffudzul Quran yang mengisi hari-hari penulis

menjadi penuh semangat.

10. Teman- teman kos (murba, eva, citra dan inda) terimakasih telah memberikan

tempat untuk mengetik skripsi hingga selesai.

Kepada mereka semua, penulis ucapkan “Jazakumullah Khairati wa

Saatiddunya wal Akhirah“. Semoga amal baik dan jasa-jasanya diberikan oleh Allah

balasan yang sebaik-baiknya.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan, semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin.

Semarang, 25 Nopember 2011

Penulis,

Khoirotul Mustabsyiroh

NIM. 073111101

Page 10: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL SKRIPSI ............................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. ii

PENGESAHAN ...................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING ........................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................. vi

TRANSLITERASI ARAB LATIN ......................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 5

D. Kajian Pustaka ........................................................................ 6

E. Metode Penelitian ................................................................... 7

F. Sistematika Pembahasan ......................................................... 9

BAB II PENDIDIKAN ISLAM,KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN

GAMBARAN UMUM NOVEL

A. PENDIDIKAN ISLAM .......................................................... 11

1. Pengertian Pendidikan Islam ............................................. 11

2. Tujuan Pendidikan Islam .................................................. 15

3. Pendidik dalam Pendidikan Islam ..................................... 17

a. Konsep Pendidik ......................................................... 17

b. Tugas Pendidik ........................................................... 18

B. KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU ................................ 20

1. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru ........................ 20

a. Pengertian Kompetensi ............................................... 20

Page 11: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

xi

b. Pengertian Kepribadian ............................................... 21

c. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru................... 22

2. Kompetensi Kepribadian yang Harus dimiliki oleh Guru .. 22

C. GAMBARAN UMUM NOVEL ............................................. 30

1. Pengertian Novel .............................................................. 30

2. Unsur- Unsur Novel .......................................................... 31

BAB III KOMPETENSI KEPRIBADIAN IBU MUSLIMAH DAN BAPAK

HARFAN DALAM NOVEL LASKAR PELANGI

A. Gambaran Umum Novel Laskar Pelangi ................................ 35

1. Biografi Pengarang ........................................................... 35

2. Sinopsis novel Laskar Pelangi .......................................... 35

B. Kompetensi Kepribadian Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam

Novel Laskar Pelangi ............................................................. 39

1. Ramah ............................................................................. 39

2. Sopan Santun .................................................................... 39

3. Lemah Lembut.................................................................. 40

4. Semangat .......................................................................... 40

5. Tenang .............................................................................. 41

6. Karismatik/berwibawa ...................................................... 41

7. Arif ................................................................................... 41

8. Ikhlas ................................................................................ 42

9. Adil .................................................................................. 42

10. Sabar ................................................................................ 43

11. Sederhana ......................................................................... 43

12. Kesetiaan .......................................................................... 44

13. Menerima keadaan murid apa adanya ............................... 44

14. Cinta dan Kasih Sayang .................................................... 45

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU

PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM (SUTI PADA IBU

MUSLIMAH DAN BAPAK DALAM NOVEL LASKAR

PELANGI)

Page 12: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

xii

A. Analisis Kompetensi Kepribadian Guru Perspektif

Pendidikan Islam ................................................................ 46

B. Analisis Kompetensi Kepribadian Guru Perspektif

Pendidikan Islam (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak

Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) .................................. 52

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................ 67

B. Saran ...................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Penunjukan Pembimbing

Daftar Riwayat Hidup

Piagam Passka

Piagam Kuliah Kerja Nyata

Surat Keterangan dan Transkip Ko Kurikuler

Page 14: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitek yang dapat

membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk

membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna

bagi agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia yang cakap,

yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara.1

Umumnya, kata pendidik seringkali diwakili oleh istilah guru. Guru,

sebagaimana diurai Hadari Nawawi (1989), adalah orang yang pekerjaannya

mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau di dalam kelas. Secara lebih

khusus, demikian Nawawi, guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan

dan pengajaran yang ikut bertanggungjawab dalam membantu anak didik mencapai

kedewasaan masing-masing. 2 Guru, dalam pengertian tersebut, bukan hanya sekedar

orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan (mata

pelajaran) tertentu, akan tetapi guru adalah anggota masyarakat yang harus ikut dan

berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk

menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa

Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, guru harus mempunyai

kompetensi. Dalam UU Guru dan Dosen No. 14 Th. 2005 kompetensi yang harus

dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial dan kompetensi profesional.3 Sebagai teladan, guru harus memiliki

kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola, seluruh kehidupannya adalah figur

yang paripurna, itulah kesan terhadap guru sebagai sosok yang ideal. Sedikit saja

guru berbuat yang tidak atau kurang baik, akan mengurangi kewibawaannya dan

1 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaktif Edukatif (Suatu Pendekatan

Teoretis Psikologis), Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2005, hlm.36.

2 Ahmad Barizi, Menjadi Guru Unggul, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2010), hlm. 143.

3 UU Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005) (Jakarta:Sinar Grafika, 2010), hlm. 9.

Page 15: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

2

karisma pun secara perlahan lebur dari jati diri. Karena itu, kepribadian adalah

masalah yang sangat sensitif sekali.4

Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis

dan fisik. Dalam makna demikian, seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan

suatu gambaran dari kepribadian orang itu, asal dilakukan secara sadar.5 Perbuatan

yang baik sering dikatakan bahwa seseorang itu mempunyai kepribadian yang baik

atau berakhlak mulia Sebaliknya, bila seorang melakukan sikap dan perbuatan yang

tidak baik menurut pandangan masyarakat, maka dikatakan bahwa orang itu tidak

mempunyai kepribadian yang baik atau mempunyai ahklak yang tidak mulia. Itulah

kesan terhadap guru sebagai sosok yang ideal sedikit saja guru berbuat yang tidak

atau kurang baik akan mengurangi kewibawaannya6 . Kepribadian dapat menentukan

apakah guru menjadi pendidik dan pembina yang baik ataukah akan menjadi perusak

atau penghancur bagi hari depan anak didik.

Ujian berat bagi guru dalam hal kepribadian ini adalah rangsangan yang

memancing emosinya. Kestabilan emosi amat diperlukan, namun tidak semua orang

mampu menahan emosi terhadap rangsangan yang menyinggung perasaan, dan

memang diakui bahwa tiap orang mempunyai temperamen yang berbeda dengan

orang lain. Untuk keperluan tersebut, upaya dalam bentuk latihan mental akan sangat

berguna. 7Guru yang mudah marah akan membuat peserta didik takut, dan ketakutan

mengakibatkan kurangnya minat untuk mengikuti pembelajaran serta rendahnya

konsentrasi, karena ketakutan menimbulkan kekuatiran untuk dimarahi dan hal ini

membelokkan konsentrasi peserta didik.

Kemarahan guru terungkap dalam kata-kata yang dikeluarkan, dalam raut

muka dan mungkin dengan gerakan- gerakan tertentu, bahkan ada yang dilahirkan

dalam bentuk memberikan hukuman fisik. Sebagian kemarahan bernilai negatif, dan

4 Isjoni, Guru sebagai Motivator Perubahan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 55.

5 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaktif Edukatif (Suatu Pendekatan

Teoretis Psikologis), hlm.40

6 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaktif Edukatif (Suatu Pendekatan

Teoretis Psikologis), hlm. 41

7 E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: PT Rosdakarya, 2010), hlm. 48

Page 16: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

3

sebagian lagi bernilai positif. 8 Kemarahan yang berlebihan seharusnya tidak

ditampakkan, karena menunjukkan kelebihan emosi guru. Dilihat dari penyebabnya,

sering nampak bahwa kemarahan adalah salah karena ternyata disebabkan oleh

peserta didik yang tidak mampu memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan,

padahal dia telah belajar dengan sungguh-sungguh. Kematangan emosi guru akan

berkembang sejalan dengan pengalaman bekerja, selama dia mau memanfaatkan

pengalamannya. Jadi tidak sekedar jumlah umur atau masa kerjanya saja yang

bertambah, melainkan bertambahnya kemampuan memecahkan masalah atas dasar

pengalaman masa lalu

Dari uraian di atas jelas bahwa yang dikehendaki oleh peserta didik bukan

hanya kecakapan guru mengajar di kelas, melainkan yang lebih penting adalah

kepribadian guru itulah yang turut menentukan apakah belajar di kelas merupakan

suatu pendidikan atau kebahagiaan bagi anak. Berkaitan dengan kepribadian guru

dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ditunjukkan sosok pendidik yang

sangat bertanggung jawab, lembut, penyayang, sabar dan sebagainya.

Terinspirasi sebuah kisah nyata, ia pun mulai menulis novel yang bercerita

tentang pengabdian dua orang guru (Pak Harfan dan Ibu Muslimah) dan sepuluh

anak miskin, yang berjuang untuk bersekolah meski sekolahnya, SD Muhammadiyah

Pulau Belitung (SD yang paling tua di Belitung dan miskin), terancam ditutup oleh

pemerintah daerah. 9

Belitung sendiri meski terkenal sebagai Pulau Timah, namun tak dapat

dinikmati oleh penduduk aslinya. Belitung adalah kabupaten kepulauan yang

dikelilingi hampir 200 pulau besar dan kecil. Sejak akhir tahun 2000, kabupaten

berpenduduk lebih dari 2 ratus ribu jiwa ini menjadi bagian dari propinsi Bangka

Belitung. Beragam etnis hidup berdampingan di kawasan yang memiliki panorama

indah ini. Meskipun mengaku tidak memiliki latar belakang sastra, namun

sebagaimana ciri khas orang Melayu, Andrea terbiasa mendengarkan cerita dari para

8 E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: PT Rosdakarya, 2010), cet. 9, hlm. 49.

9 Doni Riyadi Saksono, Andrea Hirata, dalam http://article-page.blogspot.com/2008/06/ profil-

andrea-hirata.html, diakses 26 Juni 2011.

Page 17: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

4

orang-orang tua di kampungnya yang bercerita tentang sejarah dan cerita-cerita

klasik Melayu Belitung. Sehingga tidak mengherankan, dalam menulis Laskar

Pelangi, Andrea memiliki gaya penuturan yang kuat, filmis dan cerdas

Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan

oleh Bentang Pustaka. Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga

miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di

Belitung yang penuh dengan keterbatasan.

Sejak diterbitkan September 2005 oleh Bentang, novel itu sudah naik cetak

hingga 17 kali dan terjual sekitar 200 ribu eksemplar. Sukses itu juga diikuti dua

novel berikutnya yang menjadi bagian dari tetralogi Laskar Pelangi, yakni Sang

Pemimpi dan Edensor. Satu novel lagi adalah Maryamah Karpov.10

Jika

digabungkan, tiras tiga novel tersebut hampir 500 ribu kopi. Itu baru di Indonesia

saja. Sebab, Laskar Pelangi juga sudah dibeli oleh penerbit buku di Malaysia. Di

negeri Jiran buku itu langsung menjadi best seller. Setelah Malaysia, Singapura

segera menyusul menerbitkan novel tersebut. Laskar Pelangi juga sudah dilirik

sebuah penerbit dari Spanyol untuk diterbitkan di beberapa negara Eropa

Kekuatan novel ini terletak pada sentilan humaniora tentang pentingnya

pendidikan sekolah dan sekaligus kuatnya moral agama.11

Akan tetapi peneliti

menemukan sisi lain dari novel Laskar Pelangi yaitu kepribadian sosok pendidik

yang sangat bersahaja, selalu menjadi penyemangat peserta didiknya yang

diperankan oleh sosok pendidik seperti Ibu Muslimah Hafsari Hamid binti K.A.

Abdul Hamid dan Bapak Harfan Efendy Noor bin K.A. Fadillah Zein Noor

Seorang pendidik harus mempunyai modal kompetensi kepribadian yang baik

agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, maka dalam penelitian ini, peneliti

akan meneliti novel Laskar Pelangi tentang kompetensi kepribadian guru perspektif

Pendidikan Islam yang dimiliki oleh Bapak Harfan Efendy Noor dan Ibu Muslimah

Hafsari Hamid. Selain itu murid- murid SDN Muhammadiyah Belitong sangat

semangat dalam belajar walaupun dengan kondisi gedung sekolahan yang sangat

10 http://www.ziddu.com/download/2833278/Laskar_Pelangi.Full.pdf.html diakses 17 Juni

2011

11 www.laskarpelangi.forumation.net, diakses 29 Mei 2011.

Page 18: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

5

memprihatinkan, itu semua juga dipengaruhi oleh kepribadian guru yang

mengajarnya. Maka dari itu, penulis tertarik untuk meneliti aspek kepribadian guru

dalam novel Laskar Pelangi. Adapun judul penelitian ini adalah ”ANALISIS

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN

ISLAM (STUDI PADA IBU MUSLIMAH DAN BAPAK HARFAN DALAM

NOVEL LASKAR PELANGI).”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, permasalahan yang akan dikaji melalui

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kompetensi kepribadian guru perspektif pendidikan Islam?

2. Bagaimana kompetensi kepribadian Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel

Laskar Pelangi?

3. Bagaimana kompetensi kepribadian Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel

Laskar Pelangi perspektif pendidikan Islam?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah

a. Untuk mengetahui kompetensi kepribadian guru perspektif pendidikan Islam

b. Untuk mengetahui kompetensi kepribadian Ibu Muslimah dan Bapak Harfan

dalam Novel Laskar Pelangi

c. Untuk mengetahui kompetensi kepribadian Ibu Muslimah dan Bapak Harfan

dalam Novel Laskar Pelangi perspektif pendidikan Islam

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Memberi tambahan wacana kepada publik tentang kompetensi kepribadian

guru menurut Pendidikan Islam.

b. Memberi tambahan wacana kepada publik tentang kompetensi kepribadian

Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam novel Laskar Pelangi.

Page 19: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

6

c. Memberi tambahan wacana kepada publik mengenai kompetensi kepribadian

guru (Ibu Muslimah dan Bapak Effendy Noor) dalam novel Laskar Pelangi

perspektif Pendidikan Islam.

D. Kajian Pustaka

Untuk menghindari terjadinya duplikasi yang tidak diinginkan, maka peneliti

menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang

berkepentingan12

, atau yang pernah digunakan oleh peneliti- peneliti terdahulu.

Dari penelusuran yang telah dilakukan, banyak sekali kajian yang membahas

tentang kompetensi kepribadian guru, akan tetapi dari beberapa yang penulis

temukan, masih jarang yang membahas tentang kompetensi kepribadian guru

perspektif pendidikan Islam di Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.

Bahkan dari segi karya sastra dan novel juga banyak yang ditemukan di

buku-buku perpustakaan, akan tetapi sebagian besar berisi tentang pembahasan

unsur-unsur novel lebih pada aspek kesusastraan dan pendidikan moral secara umum,

belum masuk pada pendidikan yang spesifik, khususnya kompetensi kepribadian

guru dalam perspektif pendidikan Islam.

Peneliti menemukan karya ilmiah yang membahas tentang isi dalam novel

atau film Laskar Pelangi, yaitu:

Pertama, penelitian oleh Farih Lidinnillah (3103210) mahasiswa IAIN

Walisongo Semarang tahun 2010 dengan judul NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM

FILM LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA PERSPEKTIF

PENDIDIKAN ISLAM menunjukkan bahwa film Laskar Pelangi mengandung nilai-

nilai edukatif. Nilai-nilai yang terkandung diantaranya adalah kerjasama,

kemerdekaan, kebahagiaan, kejujuran, kerendahan hati, kasih sayang, kedamaian,

rasa hormat, tanggung jawab, kesederhanaan, toleransi, dan kesatuan.

Kedua, penelitian oleh Nur Muthmainnah (11306048) Mahasiswa STAIN

Salatiga tahun 2010 dengan judul “A DESCRIPTIVE ANALYSIS OF LEARNING

12 Mohammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), cet.3, hlm.111.

Page 20: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

7

MOTIVATION TAKEN FROM LASKAR PELANGI NOVEL” menunjukkan bahwa

motivasi belajar dalam novel Laskar Pelangi antara lain:

1. To Change the Destiny (mengubah tujuan)

2. To Enrich Knowledge (memperkaya pengetahuan)

3. To be a Good Leader (menjadi pemimpin yang baik)

4. Loving Other Living Thing (menyukai hal-hal yang berbeda)

5. To be Closer with Idol (menjadi dekat dengan idolanya)

6. Because of a Girl (karena wanita)

7. To Get Scholarship (untuk mendapat beasiswa)

Berdasarkan tulisan-tulisan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang

akan peneliti angkat berbeda dari tulisan-tulisan yang sudah ada disebabkan masih

minimnya penelitian yang membahas tentang guru dalam novel, maka dalam

penelitian ini peneliti menitikberatkan pada kompetensi kepribadian guru yaitu

kepribadian ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam novel Laskar Pelangi perspektif

pendidikan Islam, karena guru sebagai komponen utama pendidikan Islam yang

memiliki andil besar dalam melancarkan proses pendidikan.

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut:

1. Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan analitis.

Pengertian pendekatan analitis itu sendiri adalah suatu pendekatan yang

berusaha memahami gagasan, cara pandang, cara pengarang dalam

menampilkan gagasan atau mengimajinasikan ide-idenya, sikap pengarang

dalam menampilkan gagasan-gagasannya, elemen intrinsik dan mekanisme

hubungan dari setiap elemen intrinsik itu sehingga mampu membangun totalitas

bentuk maupun totalitas maknanya. 13

Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah dengan membaca

novel Laskar Pelangi secara keseluruhan dan berulang-ulang dan membaca

13 Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra, (Bandung: C.V Sinar Baru, 1991), cet. II,

hlm.44.

Page 21: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

8

sumber-sumber lain yang berkaitan dengan kajian penelitian. Pendekatan analitis

bertujuan untuk menemukan data kompetensi kepribadian Ibu Muslimah dan

Bapak Harfan dalam novel Laskar Pelangi.

2. Fokus Penelitian

Sesuai dengan objek kajian skripsi ini maka penelitian ini merupakan

penelitian kepustakaan (Library Research). Library Research adalah penelitian

yang memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya.

Tegasnya riset pustaka membatasi kegiatannya hanya pada bahan- bahan koleksi

perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan. 14

Dalam hal ini penelitian

difokuskan pada kompetensi kepribadian Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam

novel Laskar Pelangi perspektif pendidikan Islam.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat

baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi, dan alat lainnya,15

atau

data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini sebagai

data primernya adalah Novel Laskar Pelangi.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk melengkapi data

primer.16

Adapun data sekunder yang akan dijadikan dalam bahan adalah

tulisan- tulisan yang membahas mengenai tema yang penulis angkat. Sumber

data sekunder yang peneliti gunakan antara lain surat kabar, blog dari internet

dan buku yang membahas tentang masalah yang dikaji oleh peneliti.

4. Metode analisis data

Analisis data adalah proses klasifikasi berupa pengelompokan/

pengumpulan dan pengkategorian data ke dalam klas-klas yang telah

14 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2004),

hlm. 1-2.

15 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011), hlm.87.

16 .P. Joko Subagyo, Metode Penelitian, hlm. 88.

Page 22: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

9

ditentukan.17

Dalam menganalisis data yang telah di kumpulkan, penulis

menggunakan beberapa metode analisis, yaitu:

a. Metode content analisis

Yaitu usaha untuk mengungkapkan isi sebuah buku yang

menggambarkan situasi penulis dan masyarakatnya pada waktu buku itu di

tulis, lebih singkatnya adalah analisis ilmiah tentang isi pesan suatu

komunikasi.18

b. Metode interpretasi hasil analisis,19

yaitu pemberian kesan, pendapat, atau

pandangan teoritis terhadap suatu tafsiran.20

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan hal yang sangat penting karena

mempunyai fungsi untuk menyatakan garis-garis besar masing-masing bab yang

saling berkaitan dan beruntutan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil

penelitian yang alamiah dan sistematis. Maka skripsi ini diklasifikasikan menjadi 5

bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut;

Bab pertama adalah Pendahuluan. Dalam bab ini akan dibahas beberapa hal,

meliputi; Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.

Bab kedua adalah Kerangka Teoritik.. Dalam Kerangka Teoritik akan dibahas

pendidikan Islam, kompetensi kepribadian guru, dan gambaran umum karya sastra.

Pendidikan Islam meliputi: pengertian pendidikan Islam, tujuan pendidikan Islam,

dan pendidik dalam pendidikan Islam. Kompetensi kepribadian guru meliputi:

pengertian kompetensi kepribadian guru dan kompetensi kepribadian yang harus

17 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian, hlm.105.

18 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitan Kualitatif, Edisi III, (Yogyakarta, Raake Sarasin,

1996), hlm. 49.

19 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.

42.

20 Tim penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka,1999),Edisi III, hlm.384.

Page 23: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

10

dimiliki oleh guru. Sedangkan gambaran umum karya sastra meliputi: pengertian

novel dan unsur- unsur novel

Bab ketiga adalah Kompetensi kepribadian ibu Muslimah dan bapak Harfan

dalam novel Laskar Pelangi meliputi gambaran umum novel Laskar Pelangi dan

kompetensi kepribadian ibu Muslimah dan bapak Harfan Effendy Noor.

Bab keempat adalah Hasil Penelitian. Bab ini membahas tentang analisis

kompetensi kepribadian guru perspektif pendidikan Islam (studi pada Ibu Muslimah

dan Bapak Harfan dalam novel Laskar Pelangi).

Bab kelima adalah Penutup. Bab ini merupakan bab terakhir, meliputi;

Kesimpulan, Saran dan Penutup. Dalam bagian terakhir skripsi, dilengkapi dengan

daftar pustaka serta lampiran-lampiran.

Page 24: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

11

BAB II

PENDIDIKAN ISLAM, KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU

DAN GAMBARAN UMUM NOVEL

A. Pendidikan Islam

1. Pengertian pendidikan Islam

Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian member makan kepada jiwa

anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniyah, juga sering diartikan dengan

menumbuhkan kemampuan dasar manusia.1

Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada term

al-tarbiyah, al –ta’dib, dan al-ta’lim. Dari ketiga istilah tersebut term yang populer

digunakan dalam praktek pendidikan Islam ialah term al-tarbiyah. Sedangkan term

al-ta’dib dan al-ta’lim jarang digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah

digunakan sejak awal pertumbuhan pendidikan Islam.

a. Istilah al- Tarbiyah

Penggunaan istilah al-tarbiyah berasal dari kata rabb. Walaupun kata ini

memiliki banyak arti, akan tetapi pengertian dasarnya menunjukkan makna

tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur dan menjaga kelestarian

atau eksistensinya. 2

Kata Rabb sebagaimana yang terdapat dalam Q.S Al Fatihah/1:2

(alhamdu lillaahi rabb al-‘alamin) mempunyai kandungan makna yang

berkonotasi dengan istilah al- Tarbiyah sebab kata rabb (Tuhan) dan murabbi

(pendidik) berasal dari akar kata yang sama. Berdasarkan hal ini, maka Allah

adalah pendidik yang Maha Agung bagi seluruh alam semesta.

Uraian di atas, secara filosofis mengisyaratkan bahwa proses pendidikan

Islam adalah bersumber pada pendidikan yang diberikan Allah sebagai „pendidik‟

seluruh ciptaan-Nya, termasuk manusia. Dalam konteks yang luas, pengertian

1 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasrakan Pendekatan

Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara,2000), hlm. 32

2 Al- Rasyidin dan Samsul Nizar , Filsafat Pendidikan Islam (Pendekatan Historis, Teoritis

dan Praktis), (Jakarta; Ciputat Press, 2005), hlm. 25.

Page 25: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

12

pendidikan Islam yang dikandung dalam term al- tarbiyah terdiri atas empat

unsur pendekatan, yaitu: 3 (1) memelihara dan menjaga fitrah anak didik

menjelang dewasa (baligh). (2) mengembangkan seluruh potensi menuju

kesempurnaan. (3) mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan (4)

melaksanakan pendidikan secara bertahap

Penggunaan istilah al-tarbiyah terlalu luas untuk mengungkapkan hakikat

dan operasionalisasi pendidikan Islam sebab kata al-tarbiyah yang memiliki arti

pengasuhan, pemeliharaan, dan juga digunakan untuk melatih dan memelihara

binatang atau makhluk Allah lainnya.

b. Istilah al-Ta’lim

Istilah al-ta’lim telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan

pendidikan Islam. Menurut para ahli , kata ini lebih bersifat universal di banding

dengan al-Tarbiyah maupun al-Ta’dib. Rasyid Ridla, misalnya mengartikan al-

Ta’lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu

tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. 4

Ta’lim merupakan kata benda buatan (masdar) yang berasal dari akar kata

‘allama, yang artinya pengajaran, mengajar, menjadikan yakin dan mengetahui. 5

Ta’lim mencakup aspek- aspek pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

seseorang dalam hidupnya serta pedoman perilaku yang baik. Dan merupakan

suatu proses yang terus menerus diusahakan manusia semenjak lahir sebab

manusia dilahirkan tidak mengetahui sesuatu apapun. 6

3 Al- Rasyidin dan Samsul Nizar , Filsafat Pendidikan Islam (Pendekatan Historis, Teoritis

dan Praktis), hlm. 26.

4 Al- Rasyidin dan Samsul Nizar , Filsafat Pendidikan Islam (Pendekatan Historis, Teoritis

dan Praktis),hlm. 27.

5 Ridwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pondok Pesantren di Tengah Arus

Perubahan, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 44.

6 Ridwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pondok Pesantren di Tengah

Arus Perubahan, hlm. 17-18.

Page 26: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

13

c. Istilah al-Ta’dib

Kata ta’dib secara etimologis adalah bentuk masdar yang berasal dari

akar kata addaba, yang artinya membuat makanan, melatih dengan akhlak yang

baik, sopan santun dan tata cara pelaksanaan sesuatu yang baik. 7

Ta’dib sebagai upaya dalam pembentukan adab (tata krama), terbagi atas

empat macam: 8 1) Ta’dib adab al- haqq, pendidikan tata krama spiritual dan

kebenaran, yang memerlukan pengetahuan tentang wujud kebenaran, yang di

dalamnya segala yang ada memiliki kebenaran tersendiri dan dengannya segala

sesuatu yang diciptakan. 2) Ta’dib adab al- khidmah, pendidikan tata krama

spiritual dalam pengabdian. 3) ta’ dib adab al- syariah, pendidikan tata krama

spiritual dalam persahabatan. 4) Ta’dib adab al-shuhbah, pendidikan tata krama

spiritual dalam persahabatan, berupa saling menghormati dan berperilaku mulia

diantara sesama.

Istilah tarbiyah, ta’dib ,dan ta’lim bila ditinjau dari penekanannya

terdapat titik perbedan satu sama lain, namun apabila dilihat dari unsur

kandungannya, terdapat keterkaitan kandungannya yang saling mengikat satu

sama lain yakni dalam hal memelihara dan mendidik anak. Dalam ta’dib, titik

tekannya adalah pada penguasaan ilmu yang benar dalam diri seseorang agar

menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang baik.

Konsep al-tarbiyah, titik tekannya difokuskan pada bimbingan anak

supaya berdaya (punya potensi) dan tumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat

berkembang secara sempurna yaitu pengembangan ilmu dalam diri manusia dan

penumpukan akhlak yakni pengalaman ilmu yang benar dalam mendidik pribadi.

Adapun ta’lim, titik tekannya ada penyampaian ilmu pengetahuan yang benar,

pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah kepada anak.

7 Ridwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pondok Pesantren di Tengah

Arus Perubahan, hlm.19.

8 Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm. 21.

Page 27: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

14

Ta’lim mencakup aspek-aspek pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan

seseorang dalam hidupnya dan pedoman perilaku yang baik.9

Dari beberapa pengertian tarbiyah, ta’dib dan ta’lim di atas, para ahli-ahli

pendidikan memformulasikan pengertian pendidikan Islam sebagai berikut ini. 10

Pertama, al- Syaibani mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah

proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi,

massyarakat, dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara

pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan profesi di antara

sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.

Kedua, Muhammad Fadhil al-Jamaly mendefinisikan pendidikan Islam

sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup

lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang

mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik

yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun

perbuatannya.

Ketiga, ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan Islam

adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya

kepribadiannya yang utama (insan kamil).Keempat, Ahmad Tafsir

mendefinisikan pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh

seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

Dari batasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah

suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan

kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam. Melalui pendekatan ini, ia akan

dapat dengan mudah membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan nilai-nilai

ajaran Islam yang diyakininya.11

9 Ridwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pondok Pesantren di Tengah

Arus Perubahan, hlm. 53.

10 Al- Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Pendekatan Historis, Teoritis

dan Praktis), hlm. 31

11 Al- Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Pendekatan Historis, Teoritis

dan Praktis), hlm. 32.

Page 28: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

15

2. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan itu menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah tadi

menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang kesituasi berikutnya.

Dalam meninjau tujuan sebagai arah ini, tidak ditekankan pada masalah kejurusan

mana garis yang telah memberi arah pada usaha tersebut, tetapi ditekankan kepada

soal garis manakah yang harus diambil dalam melaksanakan usaha tersebut atau garis

manakah yang harus ditempuh dalam keadaan sekarang dan disini.12

Tujuan juga

dapat dipandang sebagai titik akhir yang akan dicapai dari sebuah usaha tertentu.

Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan hidup

muslim yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah swt.,agar

mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan

beribadah kepada-Nya. 13

Dalam merumuskan tujuan pendidikan Islam, paling tidak ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan, yaitu:14

a. Tujuan dan tugas manusia dimuka bumi, baik secara vertical maupun horizontal

b. Sifat- sifat dasar manusia

c. Tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan

d. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam. Dalam aspek ini, setidaknya ada 3

macam dimensi ideal Islam, yaitu:

1) Mengandung nilai yang berupaya meningkatkan kesejahteraan hidup

manusia di muka bumi.

2) Mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih

kehidupan yang baik.

3) Mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan

dunia dan akhirat.

Berdasarkan batasan di atas, para ahli pendidikan (muslim) mencoba

merumuskan tujuan pendidikan Islam, di antaranya al- Syaibani, mengemukakan

12 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan (Jakata: Bina Aksara, 1988), 0hlm. 41

13 Mursid, Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sebuah Harapan Masyarakat

(Semarang: AKFI media, 2010), hlm. 58.

14 Al- Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Pendekatan Historis, Teoritis

dan Praktis) ,hlm. 35

Page 29: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

16

bahwa tujuan tertinggi pendidikan Islam adalah mempersiapkan kehidupan dunia dan

akhirat. Sementara tujuan akhir yang akan dicapai adalah mengembangkan fitrah

peserta didik, baik ruh, fisik, kemauan, dan akalnya secara dinamis, sehingga akan

terbentuk pribadi yang utuh dan mendukung bagi pelaksanaan fungsinya sebagai

khalifah fi al-ardh.15

Secara praktis, Muhammad Athiyah al- Abrasyi, menyimpulkan bahwa

tujuan pendidikan Islam terdiri atas 5 sasaran, yaitu16

:

1) Membentuk akhlak mulia

2) Mempersiapkan kehidupan dunia akhirat

3) Persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatannya

4) Menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan peserta didik

5) Mempersiapkan tenaga professional yang trampil

Dari rumusan-rumusan tujuan pendidikan Islam, sebagaimana yang telah

disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa inti dari tujuan pendidikan Islam

tersebut terfokus kepada:

a. terbentuknya kesadaran terhadap hakikat dirinya sebagai manusia hamba Allah

yang diwajibkan menyembah kepada-Nya. Melalui kesadaran ini pada akhirnya

dirinya akan berusaha agar potensi dasar keagamaan (fitrah) yang dimiliki dapat

tetap terjaga kesuciannya sampai akhir hayatnya. Sehingga, hidup dalam keadaan

beriman dan meninggalnya juga dalam keadaan beriman (muslim)

b. terbentuknya kesadaran akan fungsi dan tugasnya sebagai khalifah Allah di muka

bumi dan selanjutnya dapat diwujudkan dalam kehidupannya sehari-hari. Melalui

kesadaran ini seseorang akan termotivasi untuk mengembangkan potensi yang

dimiliki, meningkatkan sumber daya manusia, mengelola lingkungannya dengan

baik, dan lain- lain sehingga pada akhirnya akan mampu memimpin dirinya dan

keluarganya, masyarakat dan alam sekitarnya.

15 Al- Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Pendekatan Historis, Teoritis

dan Praktis),hlm.36

16 Al- Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Pendekatan Historis, Teoritis

dan Praktis), hlm. 37

Page 30: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

17

3. Pendidik dalam Pendidikan Islam

a. Konsep Pendidik

Dalam pengertian yang lazim digunakan pendidik adalah orang dewasa yang

bertanggungjawab memberikan pertolongan pada peserta didiknya dalam

perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan,

mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah

swt.17

Dalam qur‟an dan sunnah yang merupakan sumber utama ilmu pendidikan

Islam, terdapat sejumlah Istilah yang mengacu kepada pengertian pendidik.

Istilah tersebut antara lain al-murabbi,al-mu’allim, al-muzakki,al-‘ulama, al-

muaddib,al-mursyid, dan al-ustadz.

Pendidik ialah tenaga profesional yang diserahi tugas dan tanggungjawab

untuk menumbuhkan, membina, mengembangkan bakat, minat, kecerdasan,

akhlak, moral, pengalaman, wawasan dan keterampilan peserta didik. 18

Seorang

pendidik adalah orang yang berilmu pengetahuan dan berwawasan luas,

memiliki keterampilan, pengalaman, berkepribadian mulia, memahami yang

tersurat dan tersirat, menjadi contoh dan model bagi muridnya, senantiasa

membaca dan meneliti, memiliki keahlian yang dapat diandalkan serta menjadi

penasihat

Berdasarkan pengertian di atas, pendidik dalam perspektif pendidikan

Islam ialah orang yang bertanggung jawab terhadap upaya perkembangan

jasmani dan rohani peserta didik agar mencapai tingkat kedewasaan sehingga ia

mampu menunaikan tugas-tugas kemanusiaannya baik sebagai khalifah fi al-

ardh maupun „abd sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Oleh karena itu,

pendidik dalam konteks ini bukan hanya terbatas pada orang-orang yang

bertugas di sekolah tetapi semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan

anak mulai sejak alam kandungan hingga ia dewasa, bahkan sampai meninggal

dunia.

17 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana,2010), hlm.159-160

18 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam,, hlm. 165

Page 31: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

18

Islam mengajarkan bahwa pendidik pertama dan utama yang paling

bertanggung jawab terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik

adalah kedua orang tua. Karena kedua orang tua harus mencari nafkah untuk

memenuhi seluruh kebutuhan keluarga, terutama kebutuhan material, maka

orang tua kemudian menyerahkan anaknya kepada pendidik di sekolah

(murabbi, mu’allim,atau mu’addib) untuk dididik.

Selain itu, orang-orang yang terlibat dalam proses pendewasaan anak

melalui pengembangan jasmani dan rohaninya selain orang tua dan guru di

sekolah dalam konsep Islam adalah pendidik. Konsep ini merupakan hakikat

amar ma’ruf nahi munkar dalam Islam, yaitu menyeru dan mengajak semua

orang ke jalan Tuhan melalui pendidikan seumur hidup dalam arti seluas-

luasnya.

b. Tugas Pendidik

Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan

pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan

peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. 19

Keyakinan

ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam

perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada

saat meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang

lain dalam perkembangannya, demikian halnya peserta didik, ketika orang tua

mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap

guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal.

Dalam Islam tugas seorang pendidik dipandang sebagai sesuatu yang

sangat mulia. Posisi ini menyebabkan mengapa Islam menempatkan orang-orang

yang beriman dan berilmu pengetahuan lebih tinggi derajatnya bila dibanding

dengan manusia lainnya. Sesuai yang termaktub dalam surat Al Mujadalah ayat

11

19 E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 35

Page 32: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

19

Wahai orang-orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berilah kelapangan di dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah

akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah

kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-

orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa

derajat. dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.20

Secara umum, tugas pendidik adalah mendidik. Dalam proses

operasionalnya, mendidik merupakan rangkaian proses mengajar, memberikan

dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan, dan lain

sebagainya. Batasan ini memberi arti bahwa tugas pendidik bukan hanya sekedar

mengajar sebagaimana pendapat kebanyakan orang. Di samping itu, pendidik

juga bertugas sebagai motivator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar,

sehingga seluruh potensi peserta didik dapat teraktualisasi secara baik dan

dinamis.

Menurut Ahmad D. Marimba, tugas pendidik dalam pendidikan Islam

adalah membimbing dan mengenal kebutuhan atau kesanggupan peserta didik,

menciptakan situasi yang kondusif bagi berlangsungnya proses kependidikan,

menambah dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki guna

ditransformasikan kepada peserta didik, serta senantiasa membuka diri terhadap

seluruh kelemahan atau kekurangannya.

Sementara dalam batas lain, tugas pendidik dapat dijabarkan dalam

beberapa pokok pikiran, yaitu:21

20 Departemen Agama RI, Al-Hikmah:Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro,

2007), hlm. 543

21 Al- Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Pendekatan Historis, Teoritis

dan Praktis), hlm. 43

Page 33: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

20

1) Sebagai pengajar (instruksional) yang bertugas merencanakan program

pengajaran, melaksanakan program yang disusun, dan akhirnya dengan

pelaksanaan penilaian setelah program tersebut dilaksanakan.

2) sebagai pendidik (edukator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat

kedewasaan kepribadian sempurna (insan kamil), seiring dengan tujuan

penciptaan-Nya.

3) sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri (baik

diri sendiri, peserta didik, maupun masyarakat), upaya pengarahan,

pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan dan partisipasi atas program

yang dilakukan.

Hujjatul Islam, Imam al-Ghazali mengemukakan bahwa tugas pendidik

yang utama adalh menyempurnakan, membersihkan, mensucikan, serta

membawa hati manusia untuk taqarraub ila Allah..22

Para pendidik dituntut

untuk dapat mensucikan jiwa peserta didiknya. Hanya dengan melalui jiwa-jiwa

yang suci manusia akan dapat dekat dengan Khalik-Nya. Berkenaan dengan

konsep ini, dapat disimpulkan bahwa selain bertugas mengalihkan berbagai

pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik, tugas utama yang perlu

dilakukan pendidik adalah tazkiyat an-nafs, yaitu mengembangkan,

membersihkan, mengangkat jiwa peserta didik kepada Khalik-Nya,

menjauhkannya dari kejahatan, dan menjaganya agar tetap berada pada fitrah-

Nya yang hanif.

B. Kompetensi Kepribadian Guru

1. Pengertian kompetensi kepribadian guru

a. Pengertian Kompetensi

Kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan

(memutuskan sesuatu).23

Dalam bahasa inggris, a competency is an underlying

22 Al- Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Pendekatan Historis, Teoritis

dan Praktis), hlm. 43-45.

23 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), edisi.3, hlm.584

Page 34: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

21

characteristic of an individual that is causally related to criterion referenced

effective and/or superior performance in job or situation 24

. Sedangkan menurut

UU guru dan dosen, istilah kompetensi diartikan sebagai seperangkat

pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan

dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.25

Kompetensi menurut Usman (2005), adalah suatu hal yang menggambarkan

kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang

kuantitatif. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan

dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari

dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan

psikomotorik dengan sebaik-baiknya. (Mc Ashan dalam E. Mulyasa, 2003).26

Dari pengertian di atas, bisa dipahami bahwa kompetensi menunjuk pada

keahlian seorang guru yang dapat mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung

jawabnya.

b.Pengertian Kepribadian

Personality atau kepribadian berasal dari kata persona yang berarti

topeng, yakni alat untuk menyembunyikan identitas diri. Bagi bangsa Romawi

persona berarti bagaimana seseorang tampak pada orang lain, jadi bukan diri

yang sebenarnya.27

Adapun pribadi yang merupakan terjemahan dari Bahasa

Inggris person, atau persona dalam bahasa Latin yang berarti manusia sebagai

perseorangan, diri manusia atau diri orang lain.

G.W Allport dalam buku Child Development karangan Elisabeth Hurlock,

mengatakan bahwa kepribadian adalah organisasi (susunan) dinamis dari sistem

psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik

terhadap lingkungan.28

24 John Wiley and Sons, inc., Competence at work, (Canada: Published simultaneously), hlm. 9

25 Undang Undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Depdiknas

RI,2005), hlm.5

26 Kunadar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan (KTSP), (Jakarta: PT

Raja Grafindo,2007), hlm.51.

27 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm.2.

28 Djaali, Psikologi Pendidikan, hlm.2.

Page 35: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

22

c. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

pendidik adalah tenaga professional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,

serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Pengertian kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan

yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat

dan efektif. 29

Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri- ciri

pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dari

guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah yang abstrak, hanya

dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam

menghadapi setiap persoalan.

Kepribadian adalah unsur yang sangat menentukan keakraban hubungan

guru dengan anak didik. Kepribadian guru tercermin dalam sikap dan

perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik.30

Sebagai teladan,

guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil idola, seluruh

kehidupannya adalah figur yang paripurna.

Jadi, kompetensi kepribadian guru adalah kemampuan kepribadian yang

harus dimiliki seorang pendidik. yaitu bahwa guru hendaknya memiliki

kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak

mulia. Didalamnya juga diharapkan tumbuhnya kemandirian guru dalam

menjalankan tugas serta senantiasa terbiasa membangun etos kerja. Hingga

semua sifat ini memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan guru dalam

kesehariannya.

2. Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh guru

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Th.2007 kompetensi

kepribadian guru mencakup lima subkompetensi, yaitu kepribadian yang mantap dan

29 Kunandar, Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan (KTSP), hlm.54-55.

30 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Didik Dalam Interaksi Edukatif, hlm.39-51.

Page 36: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

23

stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia. 31

Subkompetensi kepribadian

yang mantap dan stabil adalah bertindak sesuai dengan norma hukum, bertindak

sesuai dengan norma sosial, sebagai guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak

sesuai dengan norma. Subkompetensi kepribadian yang dewasa memiliki indikator :

menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja

sebagai guru. Subkompetensi kepribadian yang arif memiliki indikator: menampilkan

tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat

serta menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak. Sub kompetensi

kepribadian yang berwibawa memiliki indikator: memiliki perilaku yang

berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

Subkompetensi akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator:

bertindak sesuai dengan norma agama (iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka

menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. Kepribadian guru

akan sangat mewarnai kinerjanya dalam mengelola kelas dan berinteraksi dengan

siswa. Deskripsi atas hal ini akan dijelaskan pada bagian tersendiri.

Muhammad Athiyah al-Abrasyi berpendapat, bahwa seorang pendidik harus32

a. Mempunyai watak yang kebapakan sebelum menjadi seorang pendidik.

b. Adanya komunikasi yang aktif antara pendidik dan peserta didik

c. Memerhatikan kemampuan dan kondisi peserta didiknya

d. Mengetahui kepentingan bersama, tidak terfokus pada sebagian peserta didik

saja

e. Mempunyai sifat-sifat keadilan, kesucian, dan kesempurnaan

f. Ikhlas dalam menjalankan aktivitasnya,tidak menuntut hal-hal yang diluar

kewajibannya

g. Dalam mengajar selalu mengaitkan materi yang diajarkan dengan materi lainnya

h. Memberi bekal kepada peserta didik dengan bekal ilmu yang dibutuhkan masa

depan

31 Sudarman Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru (Tilikan Indonesia dan

Mancanegara),(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 23

32 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana,2010), hlm. 169

Page 37: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

24

i. Sehat jasmani da rohani serta mempunyai kepribadian yang kuat, tanggung

jawab, dan mampu mengatasi problem peserta didik, serta mempunyai rencana

yang matanng untuk menatap masa depan yang dilakukan dengan sungguh-

sungguh.

Dalam sejarah pendidikan Islam profesi guru memiliki beberapa sebutan

seperti Al-Qori (qur’an reader),33

yakni mereka yang ahli membaca dan

mengajarkan al-Qur‟an, Al-Muaddib (private teacher) yakni guru khusus bagi anak-

anak khalifah atau para pembesar yang lain atau al-qos (story teller) yakni mereka

yang profesinya menceritakan kisah-kisah masa lalu. Seiring dengan lahirnya

lembaga pendidikan “ madrasah”, guru sering disebut al-ustadz atau al mudaris

sedangkan asisten guru disebut al-mu’id, adapun istilah syeikh lebih sering dipakai

untuk menyebut seorang yang tua atau alim dalam hal agama atau sebagian juga

sering disebut dalam dunia tasawuf.

Imam al- Ghazali melihat konsep etika pendidik sebagai berikut: 34

a. Menerima segala problema peserta didik dengan hati dan sikap yang terbuka dan

tabah

b. Bersikap penyantun dan penyayang

c. Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak

d. Menghindari dan menghilangkan sikap angkuh terhadap sesama

e. Bersikap rendah hati

f. Bersikap lemamh lembut

g. Meninggalkan sifat marah

h. Memperbaiki sikap peserta didik didiknya dan bersikap lemah lembut terhadap

peserta didik yang kurang lancar bicaranya

i. Meninggalkan sifat yang menakutkan pada peserta didik menerima kebenaran

yang diajukan oleh peserta didik

33 M. Nuryadin Edy Purnama, Kompetensi Guru dalam Ranah Pendidikan Islam, dalam

http://elearningsmkn1trucuk.com/2009/07/23/kompetensi-guru-dalam-ranga-pendidikan-Islam.

diakses 11 Agustus 2011.

34 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 168

Page 38: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

25

j. Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan, walau kebenaran

itu berasal dari peserta didik

Dalam pendidikan Islam, seorang pendidik hendaknya memiliki karakteristik

yang dan membedakannya dari yang lain. Dengan karakteristiknya, menjadi ciri dan

sifat yang akan menyatu dalam seluruh totalitas kepribadiannya. Totalitas tersebut

kemudian akan teraktualisasi melalui seluruh perkataan dan perbuatannya. Dalam hal

ini, Abdurrahman An-Nahlawi menyarankan, agar guru dapat melaksanakan

tugasnya dengan baik hendaknya guru memiliki sifat-sifat sebagai berikut:35

a. mempunyai watak dan sifat rabbaniyyah yang terwujud dalam tujuan, tingkah

laku, dan pola pikirnya

b. bersifat ikhlas melaksanakan tugasnya sebagai pendidik semata-mata untuk

mencari keridhaan Allah dan menegakkan kebenaran

c. bersifat sabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada peserta didik

d. jujur dalam menyampaikan apa yang diketahuinya

e. senantiasa membekali diri dengan ilmu, kesediaan diri untuk terus mendalami

dan mengkajinya lebih lanjut

f. mampu menggunakan metode mengajar secara bervariasi. Sesuai dengan prinsip-

prinsip penggunaan metode pendidikan

g. mampu mengelola kelas dan peserta didik, tegas dalam bertindak dan

proporsional

h. mengetahui kehidupan psikis peserta didik.

Dengan bekal kepribadian sebagaimana dicirikan dalam indikator

kemampuan diatas, seorang guru akan benar-benar mampu menjadi figur

sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Saw. sebagai guru pertama dalam Islam.

Beliau telah memberikan contoh teladan kepada umatnya dengan keberhasilan

menciptakan kader-kader yang mempunyai tidak tanduk di segala perbuatan mereka.

Keikhlasan, kejujuran, kelapangan beliau telah teruji sepanjang zaman dan

menggerakkan manusia berkomitmen mengikuti beliau. Sifat tawadlu’ yang selalu

mengiringi langkah beliau semakin mengokohkan kewibawaan beliau sebagai guru

35 Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) hlm. 131

Page 39: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

26

dan pemimpin. Dan atas kemuliaan beliau pulalah Allah mengajarkan kepada kita

untuk meneladani keseluruhan pribadi beliau. Hal ini sesuai dengan firman Allah

dalam surat Al Ahzab ayat 21

Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan yang banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab [33]: 21)36

Merujuk hal di atas, setiap tingkah laku guru menjadi teladan bagi anak

didiknya baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Di lingkungan sekolah

di samping guru berperilaku baik, guru juga harus bisa menjaga kehidupan sosialnya

dalam berinteraksi dengan masyarakat. Dengan kata lain seluruh taampilan guru baik

dalam keluarganya sendiri, sekolah maupun masyarakat adalah refleksi dari

kepribadiannya.

Kepribadian guru sangat ditentukan oleh akhlak yang dimilikinya, karena

seluruh tingkah laku atau akhlak guru akan diperhatikan oleh anak didiknya dan ini

sangat berpengaruh terhadap kewibawaan seorang guru. Oleh karena itu seorang

guru harus mempunyai akhlak yang baik. Karakteristik kepribadian guru perspektif

pendidikan Islam, antara lain:

a. Konsep rabbani

Tingkah laku dan pola pikir guru bersifat Rabbani, yakni guru bersandar

kepada Rabb dengan menaatinya.37

Tanpa sifat ini guru tidak mungkin akan dapat

mewujudkan tujuan pendidikan Islam. Guru haruslah meningkatkan wawasan,

pengetahuan, sebagai pengejawantahan sifat rabbani. Firman Allah Q. S Ali

Imran: 79

36 Departemen Agama RI, Al-Hikmah:Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 420

37 Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 131.

Page 40: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

27

Tidak mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh Allah , serta

Hikmah dan kenabian, kemudian Dia berkata kepada manusia: "Jadilah

kamu penyembahku, bukan penyembah Allah." akan tetapi (dia berkata):

"Jadilah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu mengajarkan

Al kitab dan karena kamu mempelajarinya. (QS. Ali Imran [3]: 79)38

b. Sifat-sifat Nabi

Muhammad yang insan kamil berakhlak Qur‟an, patut disebut guru

terbaik sepanjang masa. Mencontohkan para guru generasi sepeninggalnya

untuk mencontoh tata cara mengajar beliau dan karakteristik guru beliau.

Sebagaimana sifat wajib beliau (yang terdiri dari Shiddiq, Amanah, Tabligh,

Fathanah), maka setidaknya guru juga mempunyai sifat-sifat tersebut.

Shiddiq (jujur). Kejujuan Nabi saw. telah terkenal dalam riwayat.

Bahkan, ketika belum diangkat menjadi Nabi. Sehingga beliau diberi gelar al-

Amin. 39

Kejujuran tidak terbatas pada perkataan saja. Perbuatan juga bagian

darinya. Guru harus bertindak jujur. Walau pahit sekalipun, Lawannya Kidzib

(berbohong).

Amanah (dapat dipercaya), al-amin sebagai bukti Muhammad dapat

dipercaya oleh kaumnya. Cirinya bertanggung jawab atas apa yang

diterimanya. Bukan sebaliknya mengingkari dari amanah berupa wahyu yang

disampaikan melalui malaikat Jibril. Tepat bila menjadi guru dianggap sebagi

amanah kepercayaan membimbing anak didik. Masyarakat akan lebih

menempatkan anak-anaknya kepada orang yang bersifat amanah. Dan diakui

kepercayaannya.

Tabligh (menyampaikan). Dalam menyampaikan wahyu Allah tentunya

banyak ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang harus diterima

beliau dibutuhkan kesabaran, ketabahan dan keteguhan hati.

38 Departemen Agama RI, Al-Hikmah:Al-Qur’an dan Terjemahnya ,hlm.60

39 Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad (Jakarta: Gema Insani, 2001),cet.3

hlm.371

Page 41: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

28

Fathanah (cerdas), rasul memiliki kecerdasan yang luar biasa, ahli

strategi perang, ekonom ulung, pemimpin yang menyejukkan. Hakim yang

cerdas, guru yang memahami karakter siswanya (para sahabatnya). Bukan

sebaliknya baladah (bodoh). Guru juga harus mempunyai kompetensi,

wawasan yang luas tanpa membedakan ilmu surga atau neraka, tak mengenal

dikotomik ilmu.

c. Lemah lembut, pemaaf dan suka bermusyawarah

Betapa Rasul menganjurkan para sahabatnya untuk bermmusyawarah

mencari mufakat. Rosul sendiri di beberapa kesempatan menyempatkan

berdiskusi memecahkan strategi perang dengan sahabatnya yang mempunyai

wawasan lain.

Firman Allah QS Ali Imran: 159

Maka berkat rahmat Allah engkau Berlaku lemah lembut terhadap

mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah

mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. karena itu ma'afkanlah mereka,

mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaratlah dengan

mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan

tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh Allah mencintai

orang yang bertawakkal. (QS. Ali Imran [3]: 159).40

d. Berwibawa

Firman Allah QS Al Anbiya‟: 81

Dan (Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang

tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami beri

Berkah padanya. Dan Kami Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-

Anbiya‟ [21]: 81)41

40 Departemen Agama RI, Al-Hikmah:Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 71

41 Departemen Agama RI, Al-Hikmah:Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 328

Page 42: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

29

e. Adil dan Taqwa

Serangkaian dua kata yang erat dan saling berhubungan. Guru bersifat

adil tidak membedakan murid satu dengan lainnya. Bila terjadi kecemburuan

sosial akan merusak keharmonisan antar siswa. Dan keadilan membawa pada

ketaqwaan dan bekal yang terbaik adalah taqwa.

Firman Allah QS Al Maidah: 8

Wahai orang-orang yang beriman! jadilah kamu sebagai penegak

keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. dan janganlah

kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku

tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan

bertakwalah kepada Allah, Sungguh Allah Maha teliti apa yang kamu

kerjakan. (QS. Al-Maidah [5]: 8)42

f. Mengajak kebaikan

Firman Allah QS Ali Imran: 104

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf dan mencegah dari

yang munkar; dan merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali

Imran [3]: 10443

Sifat dan kemampuan yang disyaratkan kepada pendidik Islam sebagaimana

dirumuskan di atas, hanyalah sebagian dari sekian banyak sifat dan kemampuan yang

harus dimiliki agar fungsi dan peranan pendidik Islam dalam proses pendidikan

Islam dapat berjalan sesuai dengan tuntunan dan tuntutan ajaran Islam serta

perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dunia kependidikan Islam.44

42 Departemen Agama RI, Al-Hikmah:Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 108

43 Departemen Agama RI, Al-Hikmah:Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 63

44 Ahmad Syar‟I, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005), hlm. 38

Page 43: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

30

C. Gambaran Umum Novel

1. Pengertian Novel

Karya sastra (novel) adalah karya seni yang mediumnya sudah bersifat tanda

yang mempunyai arti, yaitu bahasa. Tanda kebahasaan itu adalah bunyi yang

dipergunakan sebagai simbol, yaitu tanda yang hubungannya dengan artinya itu

bersifat arbitrer atau semau- maunya.45

Karya sastra yang bernilai itu disebut indah. Pengertian indah ini dalam arti

yang luas. Sesungguhnya tidak ada norma keindahan yang objektif. Keindahan itu

sesungguhnya sesuai dengan penghayatan pembaca dan pengalaman pembaca. Akan

tetapi, bagaimanapun juga, indah ini menjadi criteria, hanya saja indah itu relatif

menurut pengertian masing- masing. Akan tetapi, bila menurut baik, maka karya

sastra itu indah, entah bagaimanapun kriterianya. Wellek (1968:243-244)

mengemukakan pendapat Bosangquest tentang jenis keindahan. Keindahan ada dua

macam, yaitu keindahan mudah (easy beauty) dan keindahan sukar (difficult beauty).

Keindahan mudah dicapai dengan bahan- bahan yang mudah dikerjakan, seperti

kemerduan, citra-citra visual yang menyenangkan, dan pokok yang puitis. Keindahan

sukar diperas dari bahan-bahan yang sebagai material adalah berlawanan: kesakitan,

kejelekan, dan didaktik. Keindahan sukar ini membuat estetik hal-hal yang

tampaknya tidak estetik. Keindahan sukar disebut juga yang sublim.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebuah karya sastra

yang bernilai sastra (tinggi) adalah sebuah karya yang indah, mengandung

kreativitas, yang memuat pikiran-pikiran yang tinggi, dan gambaran- gambaran

kehidupan yang mempesonakan.46

Karya sastra merupakan struktur yang tersusun dari lapis-lapis norma yang

saling berjalinan. Di samping itu, karya sastra juga merupakan struktur makna atau

struktur yang bermakna. Oleh karena itu, mengritik atau menganalisis karya sastra

adalah usaha menangkap makna dan memberi makna kepada teks sastra (Culler,

45 Rachmat Djoko Pradopo, Kritik Sastra Indonesia Modern, (Yogyakarta: Gama Media, 2002),

hlm. 47.

46 Rachmat Djoko Pradopo, Kritik Sastra Indonesia Modern, hlm.86.

Page 44: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

31

1977:viii).47

Hal ini mengingat bahwa karya sastra merupakan sistem tanda yang

mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa, sistem tanda tingkat

pertama. Karya sastra merupakan struktur ketandaan yang kompleks

Karya sastra (novel) merupakan struktur yang bermakna. Novel tidak sekedar

merupakan serangkaian tulisan yang menggairahkan ketika dibaca, tetapi merupakan

struktur pikiran yang tersusun dari unsur- unsur yang padu. Untuk mengetahui

makna-makna atau pikiran tersebut, karya sastra (novel) harus dianalisis.

Analisis strukturalisme merupakan prioritas pertama sebelum diterapakannya

analisis yang lain. Tanpa analisis struktural tersebut, kebulatan makna intrinsik yang

hanya dapat digali dari karya tersebut tidak dapat ditangkap. Makna unsur-unsur

karya sastra hanya dapat ditangkap, dipahami sepenuhnya dan dinilai atas dasar

pemahaman tempat dan fungsi unsur itu di dalam keseluruhan karya sastra

(Teeuw,1983:61).

Analisis struktural tidak sekedar memecah-mecah struktur (novel) menjadi

fragmen-fragmen yang tidak berhubungan, tetapi harus dapat dipahami sebagai

bagian dari keseluruhan. Tiap unsur dalam situasi tertentu tidak mempunyai arti

dengan sendirinya, melainkan ditentukan berdasarkan hubungannya dengan unsur-

unsur yang lain yang terlibat dalam situasi itu..48

2. Unsur- unsur Novel

Ada dua unsur pokok yang membantu sebuah karya sastra, yaitu unsur intrinsik

atau unsur dalam dan unsur ekstrinsik atau unsur luar.

a. Unsur intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur dalam sastra yang ikut mempengaruhi

terciptanya karya sastra, meliputi.

1) Tema

Menurut Stanto, tema adalah makna sebuah cerita yang secara khusus

menerangkan sebagian besar unsurnya dengan cara yang sederhana.

47 Rachmat Djoko Pradopo, Kritik Sastra Indonesia Modern, hlm.71.

48 Sugihastuti dan Suharto, Kritik Sastra Feminis (Teori dan Aplikasi), (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2005), cet. II, hlm. 43-44.

Page 45: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

32

Menurutnya, tema bersinonim dengan ide utama (central idea) dan tujuan

utama (central purpose). 49

Tema, dengan demikian, dapat dipandang sebagai

dasar cerita atau gagasan dasar umum sebuah karya novel. Dasar (utama)

cerita sekaligus berarti tujuan (utama) cerita. Jika pengembangan cerita

senantiasa tunduk pada dasar cerita, hal itu bertujuan agar dasar, gagasan

dasar umum, atau sesuatu yang ingin dikemukakan itu dapat diterima oleh

pembaca.

2) Alur

Di dalam sebuah cerita rekaan, peristiwa-peristiwa disajikan dengan

urutan tertentu, peristiwa yang diurutkan itu membangun tulang punggung

cerita, yaitu alur (Panuti Sudjiman,1991:28). Boulton mengibaratkan alur

sebagai rangka dalam tubuh manusia. Tanpa rangka, tubuh tidak dapat

berdiri. Menurut Stanton alur adalah cerita yang berisi urutan peristiwa, tetapi

setiap peristiwa itu dihubungkan secara kausal. Peristiwa yang satu

disebabkan atau menyebabkan peristiwa yang lain. 50

Peristiwa terjadi karena

adanya aksi atau aktivitas yang dilakukan oleh tokoh cerita, baik ynag bersifat

verbal maupun nonverbal, baik yang bersifat fisik maupun batin. Alur

merupakan cerminan atau bahkan berupa perjalanan tingkah laku para tokoh

dalam bertindak, berfikir, berasa dan bersikap dalam menghadapi berbagai

masalah kehidupan. Namun, tidak dengan sendirinya semua tingkah laku

kehidupan manusia boleh disebut plot atau alur

3) Penokohan

Cerita rekaan pada dasarnya mengisahkan seseorang atau beberapa

orang yang menjadi tokoh. Yang dimaksud tokoh cerita adalah individu

rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan di dalam berbagai peristiwa

cerita. Jadi, tokoh adalah orangnya. Sebagai subjek yang menggerakkan

peristiwa-peristiwa cerita, tokoh tentu saja dilengkapi dengan watak atau

karakteristik tertentu. Watak adalah kualitas tokoh yang meliputi kualitas nalar

dan jiwa yang membedakannya dengan tokoh cerita yang lain. Watak itulah

49 Sugihastuti dan Suharto, Kritik Sastra Feminis (Teori dan Aplikasi), hlm. 45

50 Sugihastuti dan Suharto, Kritik Sastra Feminis (Teori dan Aplikasi), hlm. 46- 47

Page 46: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

33

yang menggerakkan tokoh untuk melakukan perbuatan tertentu sehingga cerita

menjadi hidup. Penyajian watak, penciptaan citra, atau pelukisan gambaran

tentang seseorang yang ditampilkan sebagai tokoh cerita disebut penokohan.51

Salah satu caranya adalah dengan penamaan, misalnya ada tokoh yang diberi

nama bu Muslimah, Lintang, pak Harfan dan sebagainya.

Berdasar peranan atau tingkat pentingnya atau fungsinya tokoh di

dalam cerita rekaan dibedakan menjadi tokoh sentral atau tokoh utama

(central character, main character) dan tokoh bawahan atau tokoh tambahan

(peripheral character). Kriteria yang digunakan untuk menentukan tokoh

sentral bukan frekuensi kemunculan tokoh itu di dalam cerita, melainkan

intensitas keterlibatannya di dalam peristiwa-peristiwa yang membangun

cerita. Tokoh sentral dan tokoh tambahan terdiri dari tokoh protagonist dan

tokoh antagonis.52

Tokoh protagonis adalah tokoh yang memegang peran pimpinan di

dalam cerita. Penentuan tokoh protagonis didasarkan pada kriteria sebagai

berikut. Pertama, tokoh yang paling tinggi intensitas keterlibatannya di dalam

peristiwa-peristiwa yang membangun cerita. Waktu yang digunakan untuk

menceritakan pengalaman tokoh protagonis berhubungan dengan semua tokoh

yang ada di dalam cerita, sedangkan tokoh-tokoh lain tidak saling

berhubungan dengan semua tokoh yang ada di dalam cerita, sedangkan tokoh-

tokoh lain tidak saling berhubungan. Ketiga, protagonis menjadi pusat sorotan

di dalam cerita.

Sebuah karya fiksi harus mengandung konflik dan ketegangan,

terutama yang dialami oleh tokoh protagonis. Biasanya konflik ini disebut

tokoh antagonis. Tokoh antagonis adalah tokoh yang menjadi penentang

utama atau yang beroposisi dengan protagonist.

4) Latar

Dalam analisis novel, latar (setting) juga merupakan unsur yang sangat

penting pada penentuan nilai estetik karya sastra. Latar sering disebut sebagai

51 Sugihastuti dan Suharto, Kritik Sastra Feminis (Teori dan Aplikasi), hlm. 50

52 Sugihastuti dan Suharto, Kritik Sastra Feminis (Teori dan Aplikasi ), hlm. 52

Page 47: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

34

atmosfer karya sastra (novel) yang turut mendukung masalah, tema, alur dan

penokohan. Oleh karena itu, latar merupkan salah satu fakta cerita yang harus

diperhatikan, dianalisis, dan dinilai.

Latar adalah segala keterangan, petunjuk, atau pengacuan yang

berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu

karya sastra. Menurut Kenney, latar meliputi penggambaran lokasi geografis,

termasuk topografi, pemandangan, sampai pada perincian perlengkapan

sebuah ruagan, pekerjaan atau kesibukan sehari-hari para tokoh, waktu

berlakunya kejadian, masa sejarahnya, musim terjadinya, lingkungan agama,

moral, intelektual, sosial dan emosional para tokoh.53

Berdasarkan perincian

tersebut Hudson membedakan latar menjadi dua, yaitu latar sosial dan latar

fisik/material. Yang termasuk latar fisik/material adalah tempat, waktu, dan

alam fisik di sekitar tokoh cerita, sedangkan yang termasuk latar sosial adalah

penggambaran keadaan masyarakat atau kelompok sosial tertentu kebiasaan-

kebiasaan yang berlaku pada suatu tempat dan waktu tertentu, pandangan

hidup, sikap hidup, adat istiadat, dan sebagainya yang melatari sebuah

peristiwa.

Fungsi latar, pertama-tama adalah memberikan informasi tentang

situasi sebagaimana adanya. Selain itu, ada latar yang berfungsi sebagai

proyeksi keadaan batin para tokoh cerita (Panuti-Sudjiman,1991:46). Latar

yang baik dapat mendeskripsikan secara jelas peristiwa-peristiwa, perwatakan

tokoh, dan konflik yang dihadapi tokoh cerita sehingga cerita terasa hidup dan

segar, seolah-olah sungguh-sungguh terjadi dalam kehidupan nyata

(Nurgiyantoro,1998:216). 54

b. Unsur Ekstrinsik

Unsur Ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra itu sendiri.

Unsur ini mempengaruhi penciptaan karya sastra. Unsur ini meliputi latar

belakang kehidupan pengarang, adat istiadat, situasi politik, persoalan sejarah,

ekonomi, pengetahuan agama dan lain-lain.

53 Sugihastuti dan Suharto, Kritik Sastra Feminis (Teori dan Aplikasi ), hlm. 54

54 Sugihastuti dan Suharto, Kritik Sastra Feminis (Teori dan Aplikasi ), hlm.55

Page 48: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

35

BAB III

KOMPETENSI KEPRIBADIAN IBU MUSLIMAH

DAN BAPAK HARFAN DALAM NOVEL LASKAR PELANGI

A. Gambaran Umum Novel Laskar Pelangi

1. Biografi Pengarang

Andrea Hirata, lahir di Belitong 24 Oktober. Meskipun studi mayornya

ekonomi dari Universitas Indonesia. ia amat menggemari sains-fisika, kimia,

biologi, astronomi dan tentu saja sastra. Pendidikannya adalah Master of Science

Universite de Paris, Sorbonne, Prancis dan Sheffield Hallam,Inggris, bidang

ekonomi telekomunikasi1. Tesis Andrea Hirata di bidang ekonomi telekomunikasi

mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan lulus cum laude. Tesis itu

telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi

telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar

sebagai referensi ilmiah. Saat ini Andrea tinggal di Bandung. Hobinya naik komidi

putar.2

2. Sinopsis novel Laskar Pelangi

Belitung sendiri meski terkenal sebagai Pulau Timah, namun tak dapat

dinikmati oleh penduduk aslinya. Belitung adalah kabupaten kepulauan yang

dikelilingi hampir 200 pulau besar dan kecil. Sejak akhir tahun 2000, kabupaten

berpenduduk lebih dari 2 ratus ribu jiwa ini menjadi bagian dari propinsi Bangka

Belitung. 3

Beragam etnis hidup berdampingan di kawasan yang memiliki panorama

indah ini.Meskipun mengaku tidak memiliki latar belakang sastra, namun

sebagaimana ciri khas orang Melayu, Andrea terbiasa mendengarkan cerita dari para

orang-orang tua di kampungnya yang bercerita tentang sejarah dan cerita-cerita

1 http://article-page .blogspot.com/2008/06/profil-andrea-hirata.html, diakses 26 juni 2011

2 Andrea Hirata, Laskar Pelangi (Bandung: Bentang, 2008), cet. 26, hlm. 535. 3 Doni Riyadi Saksono, Andrea Hirata, dalam http://article-page.blogspot.com/2008/06/

profil-andrea-hirata.html, diakses 26 Juni 2011.

Page 49: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

36

klasik Melayu Belitung. Sehingga tak heran, dalam menulis Laskar Pelangi, Andrea

memiliki gaya penuturan yang kuat, filmis dan cerdas. 4

Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan

oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Novel ini bercerita tentang kehidupan 10

anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah

Muhammadiyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan. Sejak diterbitkan

September 2005 oleh Bentang, novel itu sudah naik cetak hingga 17 kali dan terjual

sekitar 200 ribu eksemplar. menyusul menerbitkan novel tersebut. Laskar Pelangi

juga sudah dilirik sebuah penerbit dari Spanyol untuk diterbitkan di beberapa negara

Eropa.5 Sukses itu juga diikuti dua novel berikutnya yang menjadi bagian dari

tetralogi Laskar Pelangi, yakni Sang Pemimpi dan Edensor. Satu novel lagi adalah

Maryamah Karpov. Jika digabungkan, oplah tiga novel tersebut hampir 500 ribu

kopi. Itu baru di Indonesia saja. Sebab, Laskar Pelangi juga sudah dibeli oleh

penerbit buku di Malaysia. Di negeri Jiran buku itu langsung menjadi best seller.

Setelah Malaysia, Singapura segera menyusul menerbitkan novel tersebut. Laskar

Pelangi juga sudah dilirik sebuah penerbit dari Spanyol untuk diterbitkan di beberapa

negara Eropa

Laskar Pelangi yang dalam seminggu sudah cetak ulang itu bahkan dibajak

oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Dalam wawancara di Surat

Kabar Suara Merdeka beliau sangat kecewa dengan adanya pembajakan.

Pembajakan paling marak terjadi pada novel pertamanya, Laskar Pelangi. Meski

demikian, itu tidak membuatnya berhenti berkarya, walaupun ia pernah berfikir

untuk tidak menerbitkan buku di Indonesia lagi.

Kejengahannya bukannya tanpa sebab. Dia bercerita, versi bajakan laskar

pelangi beredar dari Jakarta hingga Lombok dan Vancouver, Kanada. Bahkan ketika

sesi meet and greet di Mataram, Lombok, ribuan buku yang ditandatanganinya

merupakan produk bajakan. Hal sama terjadi di Vancouver. Bahkan, yang

4 Doni Riyadi Saksono, Andrea Hirata, dalam http://article-page.blogspot.com/2008/06/ profil-

andrea-hirata.html, diakses 26 Juni 2011.

5 http://www.ziddu.com/download/2833278/Laskar_Pelangi.Full.pdf.html diakses 17 Juni

2011.

Page 50: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

37

membuatnya tidak habis mengerti, kejadian yang sama terulang di Zimbabwe,

Afrika.

Meski demikian, atas nama kecintaan menulis novel, terutama yang bertema

dengan kebudayaan, kepedihannya itu dapat ia atasi. Bahkan Andrea yakin sepuluh

novel berikutnya yang masih bertema kebudayaan akan bisa ditulisnya tanpa kendala

berarti. Kegairahan menulis memang sangat besar di dalam benaknya. Karena

melalui novel ,persepsi seorang kreator terhadap sebuah peristiwa dapat

ditumpahkan.6

Novel Laskar Pelangi mengungkap ketulusan para pendidik dalam

mengemban tanggung-jawabnya. Dilukiskan dalam tokoh tersebut Bu Mus dan Pak

Harfan. Sudahkah nilai-nilai luhur dan Pancasila tercermin oleh guru-guru kita saat

ini. Sungguh sikap Bu Muslimah dan Pak Harfan punya nilai keluhuran yang tinggi.

Dalam perjalanannya begitu banyak rintangan yang dihadapi Bu Mus, tetapi ia

dengan tegar tetap bertahan mengajar di SD bobrok. Kalau dikembalikan pada fakta-

fakta saat ini mungkin hanya ada seribu satu yang memiliki nilai-nilai luhur dari

mereka.

Ceritanya tentang memoar masa kecilnya dengan sahabat-sahabatnya yang

dijuluki Laskar Pelangi oleh Ibu Muslimah, atau Ibu Mus, guru sekolahnya. “Segala

sesuatu tentang buku ini emosional sekali,” kata Andrea. Kondisi sekolahnya amat

sangat menyedihkan, jika malam digunakan untuk menyimpan ternak. Seragam

anak-anaknya, copot semua kancing bajunya. Selain itu, sepatu mereka

menggunakan plastik.

Andrea juga bercerita tentang bagaimana Laskar Pelangi ini mulai

bersahabat, bahwa mereka adalah sepuluh anak yang mendaftar di sebuah sekolah,

SD Muhammadiyah, yang awalnya sudah mau ditutup karena kekurangan murid.

Lalu cerita berlanjut tentang bagaimana mereka terus bertahan di sekolah dengan

kondisi mengerikan itu dan terus bersahabat. “Ini sebenarnya sekolah yang hampir

bubar. Ketika ujian, kami dititipkan di sekolah lain. Secara administrasi, sekolah itu

hampir tidak ada,” tambah Andrea.

6 Benny Benke,”Sebelas Patriot, Novel Terbaru Andrea Hirata Segalanya untuk Sepak Bola

dan PSSI”, dalam Suara Merdeka (Semarang, 10 juni 2011), hlm. 11.

Page 51: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

38

Pertanyaan berlanjut pada hari pendaftaran sekolah itu, persis seperti bab

pertama Laskar Pelangi “Sepuluh Murid Baru”. Hari sudah siang, tapi murid yang

mendaftar belum genap sepuluh, padahal kalau tidak mendapat sepuluh murid maka

sekolah ini akan bubar. Di saat-saat kritis, muncullah murid yang mau mendaftar,

seorang pemuda bernama Harun yang memiliki keterbelakangan mental dan

menderita polio. Belitung, menurut Andrea, tidak memiliki fasilitas sekolah luar

biasa. Oleh ibunya, Harun lalu dititipkan di sekolah, sebagai alternatif daripada

mengejari ayam-ayam piaraan keluarganya.

Tekat Andrea untuk menulis buku ini muncul saat suatu hari, di tengah hujan

yang lebat, kelas bocor, Ibu Mus, perempuan perkasa itu, tidak segera datang. Murid-

muridnya sudah ketakutan. Sampai akhirnya Andrea merasa lega sekali ketika

melihat Ibu Mus datang berpayung pelepah pisang. “Satu hari nanti, saya harus

menulis tentang beliau,” tegasnya. Tapi Andrea juga menegaskan, walaupun

dasarnya adalah sebuah memoar, tapi ada fiksionalisasi yang terjadi. Ia menyebutnya

sebagai „memoar yang dikemas dengan sastra dengan tambahan latar belakang sosio-

kultural‟.7

Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam masa kecil para anggota

Laskar Pelangi. Sebelas orang anak Melayu Belitong yang luar biasa ini tak

menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka.8 Tengoklah Lintang, seorang

kuli kopra cilik yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang

pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu bahkan terkadang hanya untuk

menyanyikan lagu padamu negeri di akhir jam sekolah. Atau Mahar, seorang pesuruh

tukang parut kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif tak logis, kreatif dan

sering diremehkan sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah

kampung mereka dalam karnaval 17 Agustus. Dan juga Sembilan orang laskar

pelangi lain yang begitu bersemangat dalam menjalani hidu dan berjuang meraih

cita-cita.

7 Isyana, Andrea Hirata di “Kick Andy”(September 27, 2007 ) dalam www.metrotv.tv diakses

12 Mei 2011.

8 Andrea Hirata, Laskar Pelangi (Bandung: Bentang, 2008), cet. 26, hlm. 536.

Page 52: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

39

Novel ini memberi suri teladan bagi para orang tua murid untuk peduli

terhadap keberhasilan pendidikan. Ayah Lintang contohnya, ia tetap menyekolahkan

anaknya meskipun keadaan ekonomi keluarganya sulit dan jarak rumah dengan

sekolah pun berpuluh-puluh kilometer yang hanya ditempuh dengan sepeda. Kita

bandingkan dengan kenyataan saat ini. Para orang tua murid tidak peduli terhadap

keberhasilan pendidikan anak-anaknya. Mereka sibuk dengan pekerjaan masing-

masing sehingga anak-anak mereka terlantarkan. Kiranya novel Laskar Pelangi ini

dapat menjadi suri teladan bagi mereka para orang tua murid. Kondisi fisik gedung-

gedung sekolah saat ini jauh lebih megah dari pada sekolah SD Muhammadiyah

yang dilukiskan dalam novel Laskar Pelangi di atas.

Namun demikian, sepertinya tidak sedikit dari mereka yang bisa

mengoptimalkan fungsi dari fasilitas yang ada. Kita bayangkan gambaran SD

Muhammadiyah Bangunan yang seperti mau roboh dan kalau malam jadi kandang

kambing, Guru yang awalnya hanya tiga orang hingga akhirnya tinggal satu orang,

fasilitas yang serba kekurangan bahkan hampir tidak ada sama sekali.

B. Kompetensi Kepribadian Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel

Laskar Pelangi

1. Ramah

Ramah adalah baik hati dan menarik budi bahasanya, manis tutur kata dan

sikapnya, suka bergaul dan menyenangkan di pergaulan.9 Berikut penggalan cerita

yang menunjukkan keramahan Bu Mus terhadap murid-muridnya maupun terhadap

orang tua murid.

Bu Mus mendekati setiap orang tua murid di bangku panjang tadi, berdialog

sebentar dengan ramah, dan mengabsen kami .(Laskar Pelangi:9)

2. Sopan- Santun

Yaitu sikap jiwa yang lemah-lembut terhadap orang lalin, sehingga dalam

perkataan dan perbuatannya selalu mengandung adab kesopanan yang mulia. Adab

9 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

2005), edisi.3, hlm. 924.

Page 53: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

40

kesopanan itu merupakan sifat Tuhan yang harus dipraktekkan oleh manusia dalam

hubungan sosialnya. 10

sikap sopan santun Bu Mus tersirat dalam kutipan berikut:

Bu Mus membalas hormat takzimnya yang santun dengan tersenyum ganjil.”

Anak muda ini pasti tak pandai melantun tapi jelas ia menghargai seni,”

mungkin demikian yang ada dalam hati Bu Mus. Tapi tetap saja beliau

menahan tawa. Lalu mahar mengucapkan semacam prolog.(laskar

pelangi:135)

3. Lemah Lembut

Adalah mengendalikan diri saat berada di puncak kemarahan.11

Manusia

dituntut untuk selalu mengontrol emosinya, sifat lemah lembut berfungsi sebagai

pengontrol kemarahan tanpa harus mengalami kekurangan rasa marah, dengan

hilangnya sensitifitas emosi, maupun kehilangan kelemahlembutan saat

menampakkan kemarahan.12

Berikut kutipan paragraf yang menunjuk sikap

lemah lembut Bu Mus:

“Silakan Ananda perkenalkan nama dan alamat rumah….,”pinta Bu Mus

lembut pada anak Hokian itu. (Laskar Pelangi:26)

Kucai terkulai lemas. Hari ini kami mendapat pelajaran penting tentang

demokrasi, yaitu bahwa ternyata prinsip-prinsipnya tidak efektif untuk

suksesi jabatan kering. Bu Mus menghampirinya dengan lembut sambil

tersenyum jenaka.(Laskar Pelangi: 73)

4. Semangat

Semangat adalah nafsu (kemauan, gairah) untuk bekerja, berjuang.13

Semangat yang dimiliki Pak Harfan sebagai guru tergambar ketika sedang

menceritakan kisah kepada murid- muridnya.

Pak Harfan menceritakan semua itu dengan semangat perang Badar

sekaligus setenang embusan angin pagi. Kami terpesona pada setiap

pilihan kata dan gerak lakunya yang memikat.(Laskar Pelangi:23)

10 Mahjudin, Kuliah Akhlak Tasawuf (Jakarta: Kalam Mulia, 1991), hlm. 24.

11 Imam Al- Mawardi, Jalan Meraih Kebahagiaan Dunia dan Akhirat, (Jakarta: Sahara, 2009),

hlm. 276.

12 Imam Al- Mawardi, Jalan Meraih Kebahagiaan Dunia dan Akhirat, hlm, 281.

13 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 1025.

Page 54: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

41

Berikut juga diceritakan dalam novel laskar pelangi semangat Ibu

Muslimah untuk selalu mengobarkan Pendidikan Islam.

N.A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid, atau kami

memanggilnya Bu Mus, hanya memiliki selembar ijazah SKP (Sekolah

Kepandaian Putri), namun beliau bertekad melanjutkan cita- cita ayahnya

K.A. Abdul Hamid, pelopor sekolah Muhammadiyah di Belitong untuk

terus mengobarkan pendidikan Islam. Tekad itu memberinya kesulitan

hidup yang tak terkira, karena kami kekurangan guru. (Laskar pelangi:30)

5. Tenang

Tenang merupakan sikap tidak gelisah, tidak rusuh, tidak kacau, tidak rebut,

aman dan tenteram.14

Berikut penggalan cerita yang menggambarkan sikap tenang

yang dimiliki oleh seorang guru.

Kurang ajar betul, Bu Mus bersusah payah menahan emosinya. Aku tahu

beliau sebenarnya ingin langsung melabrak Mahar. Air mukanya yang

sabar menjadi merah. Beliau segera keluar ruangan menenangkan dirinya.

(Laskar Pelangi:351)

6. Karismatik/Berwibawa

Memiliki kepribadian yang berwibawa, yaitu perilaku yang berpengaruh

positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani. Penggalan

cerita di bawah ini dengan jelas mengatakan bahwa Bu Mus adalah guru yang

karismatik.

Bu Mus adalah seorang guru yang pandai, karismatik, dan memiliki

pandangan jauh ke depan.(Laskar Pelangi:30)

7. Arif

Sifat arif ditunjukkan dengan tindakan yang bermanfaat bagi peserta

didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir

dan bertindak. Paragraf di bawah ini menceritakan sifat arif seorang guru.

Kami telah dipersiapkan dengan baik oleh Bu Mus. Beliau memang

menaruh harapan besar pada lomba ini lebih dari beliau berharap waktu

kami karnaval dulu. Bu Mus pontang panting mengumpulkan contoh-

14 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm.1171.

Page 55: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

42

contoh soal dan bekerja sangat keras melatih kami dari pagi sampai sore.

(Laskar Pelangi:364)

Bu Mus sudah bosan dihina. Sayangnya sekeras apa pun beliau membuat

kami pintar dan menguatkan mental kami, mendorong-dorong,

membujuk, dan mengajari kami agar tegar, kami tetap gugup. (Laskar

Pelangi:364)

8. Ikhlas

Secara etimologis ikhlash (Bahasa Arab) berakar dari kata khalasha

dengan arti bersih, jernih, murni, tidak bercampur. Dalam bahasa populernya

ikhlas adalah berbuat tanpa pamrih, hanya semata mata mengharapkan ridha

Allah SWT.15

Tekad itu memberinya kesulitan hidup yang tak terkira, karena kami

kekurangan guru-lagi pula siapa yang rela diupah beras 15 kilo setiap

bulan? Maka selama enam tahun di SD Muhammadiyah, beliau sendiri

yang mengajar semua mata pelajaran- mulai dari Menulis Indah, Bahasa

Indonesia, Kewarganegaraan, Ilmu Bumi, sampai Matematika, Geografi,

Prakarya, dan Praktik Olahraga. Setelah seharian mengajar, beliau

melanjutkan bekerja menerima jahitan sampai jauh malam untuk mencari

nafkah, menopang hidup dirinya dan adik-adiknya.(Laskar Pelangi:29-30)

Bagi kami Pak Harfan dan Bu Mus adalah pahlawan tanpa tanda jasa

yang sesungguhnya. Merekalah mentor, penjaga, sahabat, pengajar, dan

guru spiritual.(Laskar Pelangi: 32)

Mereka adalah ksatria tanpa pamrih, pangeran keikhlasan, dan sumur

jernih ilmu pengetahuan di ladang yang ditinggalkan. Sumbangan mereka

laksana manfaat yang diberikan pohon filicium yang menaungi atap kelas

kami. Pohon ini meneduhi kami dan dialah saksi seluruh drama ini.

Seperti guru-guru kami, filicium memberi napas kehidupan bagi ribuan

organism dan menjadi tonggak pening mata rantai ekosistem. (Laskar

Pelangi: 32-33)

9. Adil

Adl artinya sama (tanpa membeda-bedakan)16

Keadilan merupakan suatu

sikap yang tidak salah satu kelompok, atau dengan kata lain seimbang. Berikut

15 Yunayar Ilyas, Kuliah Akhlaq (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam

(LPPI) 2007), hlm. 28-29.

16 Anwar Sanusi, Jalan Kebahagiaan, (Jakarta: IKAPI, 2006), hlm. 26.

Page 56: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

43

merupakan salah satu kutipan dari novel laskar pelangi yang mencerminkan

perilaku adil dalam kehidupan.

Bu Mus juga terkejut. Tak pernah sebelumnya beliau menerima tanggapan

selugas itu dari muridnya, tapi beliau maklum pada beban yang dipikul

Kucai. Beliau ingin bersikap seimbang maka beliau segera menyuruh kami

menuliskan nama ketua kelas baru yang kami inginkan di selembar kertas,

melipatnya, dan menyerahkannya kepada beliau. Kami menulis pilihan kami

dengan bersungguh-sungguh dan saling merahasiakan pilihan itu dengan

ketat . (Laskar Pelangi:72)

10. Sabar

Secara etimologis, sabar (ash-shabr) berarti menahan dan mengekang (al-

habs wa al-kuf). Secara terminologis sabar berarti menahan diri dari segala

sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah.17

Namun, meskipun berulang kali ditanya A Kiong tidak menjawab sepatah

kata pun. Ia terus tersenyum dan hanya tersenyum saja.

“ silakan Ananda…,”Bu Mus meminta sekali lagi dengan sabar. (Laskar

Pelangi: 26)

11. Sederhana

Sederhana merupakan sikap yang menunjukkan tidak berlebih- lebihan,

sedang.18

Kami tak berkedip menatap sang juru kisah yang ulung ini. Pria ini buruk

rupa dan buruk pula setiap apa yang disandangnya, tapi pemikirannya

jernih dan kata-katanya bercahaya. Jika ia mengucapkan sesuatu kami

pun terpaku menyimaknya dan tak sabar menunggu untaian kata

berikutnya.(Laskar Pelangi:25)

Guru- guru yang sederhana ini berada dalam situasi genting karena

Pengawas Sekolah dari Depdikbud Sumsel telah memperingatkan bahwa

jika SD Muhammadiyah hanya mendapat murid baru kurang dari sepuluh

orang maka sekolah paling tua di Belitong ini harus ditutup.(Laskar

Pelangi:4)

Lalu tampak kedua anak berandal itu bergantian mencium Bu Mus, guru

kami yang bersahaja.(Laskar Pelangi: 473)

17 Yunayar Ilyas, Kuliah Akhlaq, hlm. 134.

18 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 1108.

Page 57: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

44

12. Kesetiaan

Kesetiaan merupakan bentuk pengabdian seseorang yang berlangsung

dalam waktu yang lama. Kesetiaan ini muncul karena adanya rasa saling

menyayangi, kepercayan, dan rasa saling membutuhkan. Rasa setia ini bisa

terjadi antara orang dengan orang atau pun antara orang dengan suatu instansi

diamana ia tinggal dan bekerja. Rasa setia terhadap sesuatu ini bisa menimbulkan

semangat kerja yang tinggi dan rela berkorban.

Berikut ini merupakan kutipan- kutipan naskah novel laskar pelangi yang

menceritakan tentang kesetiaan Bu Muslimah dan Pak Harfan:

Saat itu sudah pukul sebelas kurang lima dan bu Mus semakin gundah.

Lima tahun pengabdiaannya di sekolah melarat yang amat ia cintai dan

tiga puluh dua tahun pengabdian tanpa pamrih pada Pak Harfan,

pamannya, akan berakhir di pagi yang sendu ini. (Laskar Pelangi:5)

Penggalan paragraf di atas mengggambarkan kesetiaan seorang guru pada

sekolah yang ia cintai. Pengabdian seorang Bu Mus yang tanpa pamrih mengajar

di sekolah yang miskin itu akan segera berakhir. Bu Mus sangat sedih melihat

situasi yang seperti ini, karena kesetiaannya ia rela memberikan ilmunya tanpa

imbalan apa pun. Rasa setia ini dapat membuat orang rela mengorbanan apapun

yang dimilkinya, baik waktu, harta, ataupun tenaganya. Penggalan cerita diatas

memberikan contoh pentingnya arti kesetiaan bagi guru. Paragraf di bawah ini

juga menggambarkan kesetiaan Bapak Harfan terhadap sekolah Muhammadiyah.

K.A pada nama depan Pak Harfan berarti Ki Agus. Gelar K.A. mengalir

dalam garis laki-laki silsilah Kerajaan Belitong. Selam puluhan tahun

keluarga besar yang amat bersahaja ini berdiri pada garda depan

pendidikan di sana. Pak Harfan telah puluhan tahun mengabdi di sekolah

Muhammadiyah nyaris tanpa imbalan apa pun demi motif syiar

Islam.(Laskar Pelangi:21)

13. Menerima Keadaan Murid Apa Adanya

Seorang guru harus bisa menerima keadaan muridnya yang berbeda- beda.

Lalu aku memandangi guruku Bu Mus, seseorang yang bersedia

menerima kami apa adanya dengan sepenuh hatinya, segenap jiwanya. Ia

paham betul kemiskinan dan posisi kami yang rentan sehingga tak pernah

membuat kebijakan apa pun yang mengandung implikasi biaya. Ia selalu

membesarkan hati kami. (Laskar Pelangi:83)

Page 58: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

45

Kutipan paragrap di atas menggambarkan seorang guru yang sangat

mengerti keadaan siswanya. Tidak harus orang kaya yang harus diajar, tetapi

siswa yang sangat miskin pun berhak untuk mendapat pendidikan. Walaupun

mengajar siswa yang berekonomi rendah, tetapi semangat untuk mencerdaskan

anak didiknya sangat tinggi.

14. Cinta dan Kasih Sayang

Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muhammadiyah ke

sekolah meakai sandal. Kami bahkan tak punya seragam. Kami juga tak

punya kotak P3K. Jika kami sakit, sakit apa pun: diare, bengkak, batuk,

flu, atau gatal-gatal maka guru kami akan memberikan sebuah pil

berwarna putih, berukuran besar bulat seperti kancing jas hijan, yang

rasanya sangat pahit. Jika diminum kita bisa merasa kenyang. Pada pil itu

ada tulisan besar APC. Itulah pil legendaris di kalangan rakyat pinggiran

Belitong. (Laskar Pelangi: 17-18)

Penggalan paragraf diatas menggambarkan bahwa cinta dan kasih

sayang seorang guru tidak hanya di tujukan pada rohani peserta diidk, tetapi

kepedulian guru juga ditujukan pada fisik peserta didik. Bu Mus tidak hanya

memperhatikan rohani siswanya yang sangat membutuhkan pendidikan tetapi

beliau juga memperhatikan keadaan fisik siswanya. Ketika siswanya ada yang

sakit maka Bu Mus memberinya obat.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian

yang dimiliki oleh Bu Muslimah dan Pak Harfan dalam novel laskar pelangi

adalah ramah, sopan santun, lemah lembut, semangat, sabar, ikhlas, menerima

keadaan murid apa adanya, tenang, sederhana, arif, setia, karismatik, adil, cinta

dan kasih sayang.

Page 59: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

46

BAB IV

ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU

PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

(Studi Pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi)

A. Analisis Kompetensi Kepribadian Guru Perspektif Pendidikan Islam

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan, bahwa pendidik adalah

orang yang mendidik. Dalam pengertian yang lazim digunakan, pendidik adalah

orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada peserta

didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat

kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaan, mampu

mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah swt., dan

mampu melakukan tugas sebagai makhluk individu yang mandiri.

Sebagaimana kosakata yang bersifat generik, pendidik mencakup pula guru,

dosen, dan guru besar. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Adapun dosen adalah pendidik

profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan,

dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Guru besar atau profesor yang

selanjutnya disebut profesor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang

masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi. 1

Di dalam al- Qur‟an dan as- Sunnah yang merupakan sumber utama ilmu

pendidikan Islam, terdapat sejumlah istilah yang mengacu kepada pengertian

pendidik. Istilah tersebut antara lain al- murobbi, al- mu’allim, dan al- muaddib.

Istilah- istilah tersebut sudah dijelaskan dalam bab II, adanya berbagai istilah

sebagaimana di bab II menunjukkan bahwa seorang pendidik dalam ajaran Islam

1 Undang Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta: Sinar Grafika, 2010),

hlm. 3

Page 60: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

47

memiliki peran dan fungsi yang amat luas. Ketika berperan sebagai orang yang

menumbuhkan, membina, mengembangkan potensi anak didik serta

membimbingnya, maka ia disebut al-murobbi. Ketika berperan sebagai pemberi

wawasan ilmu pengetahuan dan keterampilan, ia disebut sebagai al- mu’allim. Ketika

ia dapat membina kader- kader pemimpin masa depan bangsa yang bermoral, maka

ia disebut al-muaddib.

Berdasarkan uraian tersebut , dapat diketahui, bahwa yang dimaksud dengan

pendidik ialah tenaga profesional yang diserahi tugas dan tanggung jawab untuk

menumbuhkan, membina, mengembangkan bakat, minat, kecerdasan, akhlak, moral,

pengalaman, wawasan, dan keterampilan peserta didik. Seorang pendidik adalah

orang yang berilmu pengetahuan dan berwawasan luas, memiliki keterampilan,

pengalaman, berkepribadian mulia, memahami yang tersurat dan tersirat, menjadi

contoh dan model bagi muridnya, senantiasa membaca dan meneliti, memiliki

keahlian yang dapat diandalkan, serta menjadi penasihat.

Dalam pendidikan Islam, pendidik memiliki arti dan peranan sangat penting.

Hal ini disebabkan ia memiliki tanggung jawab dan menentukan arah pendidikan.

Itulah sebabnya pula Islam menghargai dan menghormati orang- orang yang berilmu

pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik. Islam mengangkat derajat mereka dan

memuliakan mereka melebihi dari orang Islam lainnya yang tidak berilmu

pengetahuan dan bukan pendidik, sebagaimana yang tercantum dalam surat al-

Mujadalah ayat 11.

Bahkan orang yang berilmu pengetahuan dan mau mengajarkan ilmunya

kepada mereka yang membutuhkan akan disukai oleh Allah dan dido‟akan oleh

penghuni langit serta penghuni bumi. Demikianlah keberuntungan yang dimiliki oleh

orang yang berilmu pengetahuan dan mau mengajarkan ilmunya kepada orang lain

dalam hal- hal kebaikan. Sehubungan dengan itu, maka Islam menghimbau kaum

muslimin untuk mengamalkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada oraang

lain.

Agar pendidik berhasil melaksanakan tugasnya, Al-Ghazali menyarankan

agar pendidik memiliki adab yang baik. Hal ini disebabkan anak didik itu akan selalu

melihat kepadanya sebagai contoh yang harus selalu diikutinya. Al- Ghazali

Page 61: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

48

berkata,” mata anak didik selalu tertuju kepadanya, telinganya selalu mendengarkan

apa saja darinya, karena itu apabila ia menganggap jelek berarti jelek pula bagi

mereka.

Seiring dengan tekat Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan mutu

pendidikan, muncul ketentuan tentang syarat- syarat yang harus dipenuhi untuk

menjadi seorang tenaga pendidik profesional. Kedudukan guru dan dosen sebagai

tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan

mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara

yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, guru diharapkan

mempunyai kompetensi untuk menunjang profesinya agar maksimal. Oleh karena

itu, sebagai pendidik juga wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikasi, serta jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan

tujuan nasional dan tujuan Pendidikan Islam.

Kompetensi merupakan kemampuan yang harus dipupuk dan dikembangkan

melalui berbagai proses pembelajaran, pengalaman, menekuni pekerjaan dengan

sungguh-sungguh, dan bahkan berani mengambil resiko untuk menghadapi

tantangan. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi dibangun melalui sebuah proses

yang panjang. Guru yang kompeten adalah sosok yang selalu merasa kekurangan

dalam menimba ilmu dan juga menginginkan agar peserta didiknya memiliki

kompetensi bahkan menginginkan kompetensi peserta didiknya melebihi gurunya.

Betapa penting keahlian dan kompetensi itu sehingga Al- Qasim bin

Muhammad (cucu Abu Bakar As Shidiq) sangat meneguhkan akan pentingnya

keahlian dalam bidang tertentu. Oleh karena itu, seorang guru harus ahli atau

berkompeten, karena ia mentransfer pengetahuan, ilmu, aspek lain kepada muridnya.

Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

dinyatakan dalam pasal 28 Ayat (3) bahwa: Kompetensi sebagai agen pembelajaran

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini

meliputi: kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

kompetensi profesional

Page 62: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

49

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,

dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik dan

berakhlak mulia.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing

peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar

Nasional Pendidikan.

Kompetensi ini melekat pada seluruh nabi, sehingga dalam pendidikan

Islam kompetensi ini disebut Kompetensi Profetik atau kompetensi SAFT (SAFT

Competency). Kompetensi SAFT adalah singkatan dari Shidiq, Amanah,

Fathonah, dan Tabligh. Secara diagrammatic dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1 Sistem Kompetensi SAFT

Page 63: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

50

Gambar 2

sinkronisasi Kompetensi SAFT dengan kompetensi pendidik (UU Nomor 14 th

2005)

Kompetensi kepribadian guru adalah kemampuan kepribadian yang harus

dimiliki seorang pendidik. yaitu bahwa guru hendaknya memiliki kepribadian

yang mantap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia.

Didalamnya juga diharapkan tumbuhnya kemandirian guru dalam menjalankan

tugas serta senantiasa terbiasa membangun etos kerja, sehingga semua sifat ini

memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan guru dalam kesehariannya.

Kepribadian guru mempunyai kelebihan sendiri bila diterapkan dalam

kelas karena ia akan memberikan kecenderungan dan kesenangan yang berbeda

kepada murid. Namun ada juga yang mengatakan bahwa kepribadian guru sulit

ditemukan kadarnya dan tidak mudah untuk dicari batasannya serta sulit juga

untuk didefinisikan secara jamik dan manik. Kepribadian juga diibaratkan

sebagai magnet yang tidak bisa diketahui kecuali setelah tahu bekasnya atau

pengaruhnya.

Esensi kompetensi kepribadian guru semuanya bermuara ke dalam intern

pribadi guru. Kompetensi pedagogik, profesional dan sosial yang dimiliki

seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran, pada akhirnya akan lebih

banyak ditentukan oleh kompetensi kepribadian yang dimilikinya. Tampilan

kepribadian guru akan lebih banyak mempengaruhi minat dan antusiasme anak

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pribadi guru yang santun, respek

terhadap siswa, jujur, ikhlas dan dapat diteladani, mempunyai pengaruh yang

Page 64: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

51

signifikan terhadap keberhasilan dalam pembelajaran apa pun jenis mata

pelajarannya.

Oleh karena itu, dalam beberapa kasus tidak jarang seorang guru yang

mempunyai kemampuan mumpuni secara pedagogis dan profesional dalam mata

pelajaran yang diajarkannya, tetapi implementasinya dalam pembelajaran kurang

optimal. Hal ini boleh jadi disebabkan tidak terbangunnya jembatan hati antara

pribadi guru yang bersangkutan sebagai pendidik dan siswanya, baik di kelas

maupun di luar kelas.

Abdurrahman An- Nahlawi menyarankan, agar guru dapat melaksanakan

tugasnya dengan baik hendaknya guru memiliki sifat- sifat sebagai berikut,

- tingkah laku dan pola pikir guru bersifat Robbani, sebagaimana telah

dijelaskan di dalam Surah Ali Imran ayat 79: akan tetapi hendaklah kalian

menjadi orang-orang Rabbani. Jika guru telah memiliki sifat Rabbani, maka

dalam segala kegiatan mendidiknya akan bertujuan menjadikan para

pelajarnya sebagai orang- orang yang Raabbani juga yaitu orang- orang yang

merasakan keagungan-Nya

- guru adalah guru yang ikhlas. Sifat ini termasuk kesempurnaan sifat

Rabbaniyyah. Dengan kata lain, hendaknya dengan profesinya sebagai

pendidik dan dengan keluasan ilmunya, guru hanya bermaksud mendapatkan

keridhaan Allah, mencapai dan menegakkan kebenaran yakni menyebarkan

ked lam akal anak- anak dan membimbing mereka sebagai para pengikutnya.

Jika keikhlasan telah hilang maka akan muncullah sifat saling mendengki di

antara para guru, serta sifat pembenaran pendapat dan cara kerjanya sendiri,

tanpa mau menghiraukan pandangan orang lain. Dalam keadaan seperti ini,

maka sifat egoistis yang didukung hawa nafsu akan menggantikan pola hidup

di atas kebenaran

- guru bersabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada anak- anak.

Hal ini memerlukan latihan dan ulangan, bervariasi dalam menggunakan

metode serta melatih jiwa dalam memikul kesusahan. Di samping itu, karena

manusia tidak sama dalam kemampuan belajarnya, guru tidak boleh menuruti

hawa nafsunya, ingin segera melihat hasil kerjanya sebelum pengajarannya

Page 65: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

52

itu terserap dalam jiwa anak, yang melahirkan hasrat untuk menerapkannya

dalam perbuatan

- guru jujur dalam menyampaikan apa yang diserukannya. Tanda kejujuran itu

ialah menerapkan anjurannya, pertama-pertama pada dirinya sendiri. Jika

ilmu dengan amalnya telah sejalan, maka pelajar akan mudah meniru dan

mengikutinya dalam setiap perkataan dan perbuatannya. Tetapi jika

perbuatannya bertentangan dengan seruannya,maka pada pelajar akan timbul

keengganan mengamalkan apa yang diucapkannya atau setidak—tidaknya

merasa bahwa perkataan gurunya itu tidak sungguh- sungguh

- guru bersikap adil terhadap para pelajarnya, tidak cenderung hanya kepada

salah satu golongan di antara mereka dan tidak pula melebihkan seseorang

dari yang lain. Segala kebijaksanaan dan tindakannya ditempuh dengan jalan

yang benar dan dengan mmeperhatikan setiap pelajar, sesuai dengan

perbuatan serta kemampannya.

B. Analisis Kompetensi Kepribadian Guru Perspektif Pendidikan Islam (Studi

Pada Ibu Muslimah Dan Bapak Harfan Dalam Novel Laskar Pelangi)

Andrea Hirata pengarang novel Laskar Pelangi, yang selanjutnya novel

tersebut difilmkan. Pada saat pemutaran film perdananya ini, ia “curhat”

(mencurahkan hati) di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan Ibu Ani di

Auditorium 1 Bioskop Blitz Grand Indonesia, Jakarta tanggal 8 Oktober 2008, ia

menyatakan, “Saya ingat betul Pak, waktu itu hujan sangat deras. Saya menduga

menduga Bu Muslimah tak akan datang mengajar ke sekolah kami. Ternyata, beliau

datang dengan lindungan pelepah daun pisang. Sejak itu saya berjannji, dewasa nanti

saya akan menceritakan kisah ini kepada semua orang. Saya akan menuliskannya

dalam sebuah buku.”

Jika dikaitkan dengan aspek keteladanan, ada sesuatu yang menarik dari

pernyataan ini, yaitu kesungguhan Bu Muslimah dalam mengajar. Walaupun hujan

sangat deras ia tetap datang mengajar dengan berupaya mengatasi kehujanan tersebut

dengan menutupi badannya dari pelepah daun siang. Apa yang dilakukan Bu

Muslimah ini dipandang sebagai sesuatu yang luar biasa karena jika ia tidak datang

Page 66: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

53

pun dapat dipahami murid-muridnya karena disebabkan terhalang oleh hujan yang

sangat deras. Upaya kerja keras ini telah memotivasi murid-muridnya dan sekaligus

memberikan keteladanan yang sangat baik sehingga salah satu muridnya sangat

terkesan serta mewujudkan impiannya dengan menuangkan kisah tersebut juga telah

difilmkan yang mampu menyerap penonton lebih dari 1,5 juta orang dalam dua

pekan.

Perjuangan, kerja keras, dan ketabahan yang patut diteladani ini, juga

dinyatakan Bu Muslimah, “ setelah insiden G30S/PKI kehidupan ekonomi terasa

sulit. Payung saja tak terbeli. Kalau musim hujan tiba, saya mengambil parang

menebas daun pisang atau keladi untuk dijadikan payung.”

Kisah tersebut menunjukkan betapa pentingnya faktor keteladanan. Oleh

karena itu, dapat dikatakan bahwa faktor penting dalam mendidik adalah terletak

pada keteladanannya.” Keteladanan yang bersifat multidimensi, yakni keteladanan

dalam berbagai aspek kehidupan. Keteladanan bukan hanya sekedar memberikan

contoh dalam melakukan sesuatu, tetapi juga menyangkut berbagai hal yang dapat

diteladani, termasuk kebiasaan-kebiasaan yang baik merupakan contoh bentuk

keteladanan.

Keteladanan dalam pendidikan merupakan pendekatan atau metode yang

sangat berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan, membentuk

dan mengembangkan potensi peserta didik.

Keteladanan hendaknya diartikan dalam ari luas, yaitu berbagai ucapan,

sikap, dan perilaku yang melekat pada pendidik. Jika hal ini telah dilakukan dan

dibiasakan dengan baik sejak awal, khususnya bagi mahasiswa sebagai calon guru,

maka akan memiliki arti penting dalam membentuk karakter sebagai seorang guru

yang mendidik.

Keteladanan telah dilakukan oleh Nabi Muhammad dengan sangat berhasil,

karena Nabi Muhammad adalah “ guru manusia; guru bangsa, guru ummat, atau guru

paripurna, bahkan dapat dikatakan sebagai guru multidimensi yang tiada taranya”.

M. Syafi‟i Antonio (2007:218) menyatakan bahwa salah satu factor penting kejayaan

pendidikan Rasulullah saw. adalah karena beliau menjadikan dirinya sebagai model

dan teladan bagi umatnya. Rasulullah saw. adalah Al-Qur‟an hidup (the living

Page 67: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

54

Qur’an). Artinya, pada diri Rasulullah saw. tercermin ajaran Al-Qur‟an yang nyata.

Beliau adalah pelaksana pertama semua perintah Allah dan meninggalkan semua

larangan-Nya. Oleh karena itu,, para sahabat dimudahkan dalam mengamalkan

ajaran Islam, yaitu dengan meniru perilaku Rasulullah saw.

Jika keteladanan Rasulullah sebagai Al-Quran hidup diterapkan pada guru,

maka seharusnya guru sebagai “ mata pelajaran hidup”:Geografi hidup, Matematika

hidup, Fisika hidup, dan sebagainya. Artinya kedalaman dan keluasan ilmu (bidang

studi) guru betul- betul terandalkan.

1. Ramah

Ekspresi wajah menggambarkan kondisi seseorang saat itu. Jika raut

muka yang ditampakkan muka masam atau berpaling, tentu akan

menggambarkan kondisi perasaan yang sedih, kecewa, dan tidak menghargai

pada orang yang di hadapannya. Demikian juga ditampakkan raut muka yang

ceria dan senyum, maka akan timbul suatu pesan dan kesan kegembiraan dan

kebahagiaan. Oleh karena itu, ekspresi wajah yang ditampilkan melalui senyum

saja akan memiliki makna yang besar dalam membangun penampilan positif.

Guru perlu membiasakan menebar salam, kedamaian, keselamatan, dan

rasa aman kepada siapa pun. Guru harus mampu memperlihatkan diri dengan

ramah, bukan marah. Kita selalu menjaga keselamatan diri, keluarga, dan

masyarakat.

Dalam novel laskar pelangi sifat ramah seorang guru ditunjukkan oleh

Bu Mus kepada murid-muridnya. Bu Mus selalu berdialog dengan ramah dan

mengabsen murid-muridnya dengan ramah. Bu Mus tidak hanya bersikap ramah

terhadap murid-muridnya tetapi juga terhadap orang tua muridnya.

Mendidik anak dengan membiasakan menebar salam dan kedamaian

sangat penting. Penanaman dan pembiasaan ini berarti juga mendidik untuk

saling mendoakan, memperhatikan, dan saling mengayomi antara satu dengan

yang lainnya.

2. Sopan Santun

Nabi Muhammad (saw) tidak pernah memberikan tekanan maupun

paksaan kepada orang -orang di sekelilingnya untuk menerima agama Islam.

Page 68: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

55

Sebaliknya beliau menggunakan cara - cara yang sopan dan baik kepada mereka

dalam menjelaskan Islam.

Beliau selalu membina masyarakatnya dengan usahanya sekuat tenaga, dan

setiap waktu dihabiskan hanya untuk mereka.

Nabi Muhammad adalah orang yang selalu menghawatirkan nasib

orang lain, selalu berfikir dan penyayang. Beliau tidak berkata kecuali

seperlunya, membuka perkataan dan membukanya dengan sempurna. Beliau

berkata dengan perkataan yang ringkas, padat, dan jelas. Perkataannya jelas,

membedakan yang baik dan buruk, tidak lebih dan tidak kurang. Beliau tidak

kasar dan tidak suka menghina. 2

Bu Mus memperlihatkan sifat santunnya dengan tersenyum pada

muridnya. Walaupun sebenarnya harus menahan tawa karena melihat tingkah

anak didiknya yang lucu. Yaitu ketika mahar mengucapkan semacam prolog dan

suka bertindak aneh yang dianggapnya sebagai seni. Bu Mus tidak memaksa

muridnya sesuai kehendaknya, Bu Mus sangat menghargai apa yang dilakukan

dan pendapat muridnya sejauh tidak melampaui batas yang negatif.

3. Lemah Lembut

Meski pun Rasulullah saw. adalah seorang pemberani, beliau juga

lembut hatinya, mudah tersentuh(peka), lemah lembut kepada orang-orang

lemah, mengasihi hewan dan serangga, dan berwasiat agar bersikap lembut

terhadap binatang-binatang tersebut. 3

Sifat lemah lembut Bu Mus tergambar saat meminta Hokian untuk

memperkenalkan nama dan alamat rumah. Bu Mus mengajukan pertanyaan

dengan lembut dan tidak marah- marah. Selain itu juga tergambar ketika Bu Mus

menghampiri Kucai dengan lembut sambil tersenyum.

Kita harus membiasakan budi dan bahasanya dalam pergaulan, sopan

dalam berbicara, santun dalam berbuat, dan baik dalam bersikap, menghormati

2 Syaikh Abdul Hasan „Ali al-Hasani an-Nadwi, As-Sirah an-Nabawiyyah, terj.Muhammad

Halabi Hamdi, S.Ag.,dkk. (Yogyakarta: Mardhiyah Press,2007), hlm. 513

3 Syaikh Abdul Hasan „Ali al-Hasani an-Nadwi, As-Sirah an-Nabawiyyah, terj.Muhammad

Halabi Hamdi, S.Ag.,dkk.,hlm. 543

Page 69: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

56

pendapat orang lain, serta mampu menjelaskan sesuatu dengan baik, jelas, benar

dan berdasar. Dengan berbicara yang baik (thayyibul kalam) seperti tersebut di

atas akan dapat menjelaskan suatu masalah denngan bijaksana dan benar dari

berbagai sudut pandang. Bahkan sebaliknya, kita harus menjauhi sikap kasar

berbicara, keras bertindak, mau menangnya sendiri dan melupakan sopan santun

dan tata krama.

Salah satu bentuk bijak dalam bicara dengan lemah lembut,

sebagaimana dinyatakan dalam surat Thaha ayat 44

Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang

lemah lembut, Mudah-mudahan ia sadar atau takut"4

Pada ayat ini Allah menganjurkan kepada Musa dan Harun as. Bagaimana

menghadapi Fir‟aun, yaitu dengan kata-kata yang halus dan ucapan yang lemah

lembut. Seseorang yang dihadapi dengan cara demikian, akan berkesan dihatinya

dan kakan cenderung menyambut baik dan menerima dakwah dan ajakan yang

diserukan kepadanya.cara yang bijaksana yang seperti ini telah diajarkan pula

kepada nabi Muhammad saw. oleh Allah, sebagaimana firman-Nya dalam surat

An-Nahl ayat 125, yang artinya ”serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan

hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”. 5

Sebagai perwujudan bijak dalam bicara adalah 1. Penguasaan bahasa. 2.

Kemampuan berkomunikasi dan, 3. Etika berbicara atau berkomunikasi

Untuk memenuhi sikap-sikap peduli, menebarkan salam, bijak dalam

bicara, santun dalam bicara, dan baik dalam bersikap, maka diperlukan sifat-sifat

berbaik sangka, pola fikir positif, perasaan positif dan sikap proaktif.

Orang yang berprasangka baik akan menampakkan sikap yang ramah dan

bersahabat bila dibandingkan dengan orang yang berprasangka buruk, karena

orang yang berprasangka baik terhindar dari rasa curiga dan berfikir negatif pada

4 Departemen Agama RI, Al-Hikmah:Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm.314

5 Departemen Agama Republik Indonesia, al- Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta:PT. Dana Bakti

Wakaf, 1990), hlm.151

Page 70: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

57

seseorang. Sifat berprasangka baik inilah yang menjadi landasan untuk berfikir

positif. Sebaliknya, berprasangka buruk tidak dibenarkan karena akan berdampak

buruk juga. Sebagaimana hadits nabi yang menyatakan bahwa, jauhilah

prasangka buruk, sesungguhnya prasangka buruk itu sejahat-jahat atau sedusta-

dusta berita,,,,,

6 Dari Abi Hurairah r.a sesungguhnya Nabi Muhammad saw bersabda: “Takutlah

kalian akan buruk sangka, sesungguhnya prasangka itu ucapan paling dusta, dan

janganlah kalian saling memata-matai (mencari-cari kesalahan), dan janganlah

saling benci dan janganlah saling mendiamkan dan jadilah kalian semua wahai

hamba Allah sebagaimana saudara (H.R. Bukhari)7

Jika murid sudah tidak memiliki prasangka positif, akan berpengaruh

terhadap keberhasilan pembelajaran. Murid akan sulit menerima pembelajaran

secara lebih terbuka. Demikian juga bagi guru, jika sudah berfikir muridnya tidak

mampu, maka akan menyebabkan pembelajaran menjadi efektif.

Mengkhawatirkan muridnya akan gagal, guru hanya memberikan peluang-

peluang belajar kepada murid yang dianggap bisa, dan menutup peluang murid

yang dianggap tidak bisa.

4. Semangat

Semangat yang diajarkan oleh nabi salah satunya adalah semangat

belajar menuntut ilmu, seperti diceritakan oleh Ibnu Abbas ra bahwa beliau sejak

kecil bersemangat menuntut ilmu, ketika beliau ingin menanyakan sesuatu

kepada seorang sahabat, beliau menunggunya sampai keluar dari masjid, dan

ketika keluar beliau berjalan dibelakangnya, kalau sahabat tersebut menoleh, dan

memanggilnya, beliau bertanya apa yang dinginkan, dan jika orang tersebut

6 Imam Bukhari, Shahih Bukhari, (Libanon: Darul Kitab Ilmiyah, t.th), Juz VII, hlm. 312

7 Imam Abdullah Muhammad bin Ismail al Bukhari, Shahih Bukhari Juz VIII terj. Achmad

Sunarto dkk, (Semarang: CV. Asy Syifa‟, 1993), hlm. 70.

Page 71: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

58

keburu masuk rumah, Ibnu Abbas menunggunya di depan rumah sampai sahabat

tersebut keluar untuk shalat, kemudian Ibnu Abbas mengambil kesempatan untuk

bertanya dalam perjalannya menuju masjid, ketika beliau menunggu sahabat dan

duduk di teras rumahnya, sering diterpa angin dan kena debu jalan, sehingga jika

sahabat yang beliau tunggu keluar rumahnya dan melihat kondisi ibnu Abbas

saudara sepupu Nabi saw

Pelajaran semangat yang di ajarkan nabi Muhammad bisa diaplikasikan

pada seorang guru. Seperti yang dicontohkan oleh Pak Harfan. Pak Harfan sangat

semangat ketika bercerita kepada murid-muridnya, demi untuk memahamkan

anak didiknya, Pak Harfan berusaha menyampaikan pelajaran dengan semangat

dan memilih kata dan gerak lakunya yang memikat agar anak didiknya tidak

bosan dengan apa yang sedang dipelajari.

Selain itu, sifat semangat Bu Mus yang ingin mengobarkan pendidikan

Islam. Walaupun Bu Mus hanya memiliki selembar ijazah SKP (Sekolah

Kepandaian putri) tetapi untuk mewujudkan cita-citanya beliau tetap semangat.

Dan kekurangan dan kesulitan dalam hidupnya tidak menjadi penghalang.

Pak Harfan, guru juga merupakan sosok penting yang memberikan

motivasi dalam belajar. Dengan segala keterbatasan yang ada, para siswa bisa

merasa begitu bahagia. Pak Harfan menanamkan semangat belajar yang tinggi

kepada anak didiknya. Ia mengajarkan keberanian, semangat, dan kerja keras

untuk mencapai cita-cita. Ia mengajarkan juga bahwa hidup haruslah berusaha

memberi sebanyak-banyaknya bukan menerima sebanyak-banyaknya. Beliau

adalah gambaran yang mewakili para orang bijak. Idealisme yang begitu

menawan dengan keyakinan yang luar biasa benar-benar membuat SD itu tetap

berdiri walau hanya punya sepuluh murid.8

5. Tenang

Kurang ajar betul, Bu Mus bersusah payah menahan emosinya. Aku tahu

beliau sebenarnya ingin langsung melabrak Mahar. Air mukanya yang

sabar menjadi merah. Beliau segera keluar ruangan menenangkan dirinya.

(Laskar Pelangi:351)

8http://fkipunisma.ac.id/telaah-nilai-nilai-pendidikan-novel-LaskarPelangi-dan-pemanfa

atannya-dalam-pembelajaran-sastra/, diakses 02 Februari 2011.

Page 72: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

59

Cerita di atas menceritakan bahwa Bu Mus sangat tenang menghadapi

anak-anak didiknya yang terkadang hampir membuat dirinya marah. Tetapi

beliau tidak mau menampakkan rasa kemarahannya untuk melabrak dan beliau

tetap bersikap tenang dan sabar.

6. Karismatik

Nabi Muhammad saw adalah sosok mengagumkan hingga akhir

zaman. Meskipun beliau kini sudah tidak ada di dunia ini, namun sebagian besar

dan semakin penduduk di muka bumi ini masih senantiasa setia dan taat dalam

menjalankan ajaran yang dibawanya, yaitu ajaran Islam. Sifat-sifat yang

menghiasi Nabi Muhammad saw adalah cerminan dari Kitabullah, Al Quranul

Karim. Maka tidak salah jika Allah mengatakan bahwa di dalam diri Nabi

Muhammad itu terdapat suri teladan yang baik.

Akhlak-akhlak Nabi Muhammad yang merupakan satu bentuk realisasi

dari kemuliaan Al Quran itulah yang akhirnya membuat Nabi Muhammad saw

menjadi orang yang paling disenangi dan disegani oleh sebagian besar penduduk

dunia hingga akhir hayatnya.

Menginjak usianya yang ke-20 tahun, Nabi Muhammad saw

mendirikan Hilful-Fudul. Hilful-Fudul merupakan sebuah lembaga yang

bertujuan membantu orang-orang miskin dan teraniaya. Keadaan di Mekah pada

waktu itu memang sedang tidak kondusif, hal ini karena adanya perselisihan

antara suku Quraisy dengan suku Hawazin. Melalui Hilful-Fudûl inilah sifat-sifat

kepemimpinan Nabi Muhammad saw mulai tampak. Melalui aktivitasnya dalam

lembaga ini, disamping ikut membantu pamannya berdagang, namanya semakin

terkenal sebagai orang yang terpercaya. Kejujuran yang sudah kental dan melekat

erat dalam jiwa Nabi Muhammad saw akhirnya menyebar dengan cepat dari

mulut ke mulut. Dengan kejujuran yang dimilikinya, Nabi Muhammad saw

akhirnya mampu memperluas relasi dagangnya. Dan dengan keujurannya itulah,

akhirnya Nabi Muhammad saw memperoleh gelar Al Amin yang artinya orang

dapat dipercaya. Dari sinilah nabi Muhammad sangat dihargai dan disegani oleh

umatnya. Karismatiknya juga masih ada sampai sekarang.

Page 73: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

60

Begitu pula, yang digambarkan dalam novel Laskar Pelangi tentang

kewibawaan Bu Mus dimata anak didiknya. Bu Mus sangat dihormati dan

disegani oleh anak didiknya. Bu Mus sudah banyak memberikan sesuatu yang

berharga bagi anak didiknya.

7. Arif

Dalam penggalan cerita yang tercantum dalam bab 3, menggambarkan

bagaimana usaha Bu Muslimah agar siswanya memenangkan lomba di SDN. Bu

Mus bekerja keras mencarikan contoh- contoh soal dan bahan pelajaran untuk di

pelajari oleh anak didiknya. Selain itu juga beliau selalu menyempatkan waktu

untuk melatih anak didiknya dari pagi sampai sore. Bu Mus selalu berusaha

memberikan yang terbaik untuk anak didiknya.

8. Ikhlas

Dalam konteks lain, penulis terkesan tatkala masih duduk di bangku SD

hingga SMA , beberapa guru sering mendoakan agar penulis kelak menjadi orang

yang berhasil dan tidak jarang nasihat itu berupa wasiat agar penulis dapat

melanjutkan cita- cita luhur yang telah dirintisnya. Suasanya seperti ini sekarang

tampaknya jarang dijumpai atau jarang dilakukan oleh guru. Mungkin hal ini

disebabkan karena sebagian besar guru melakukan pendekatan yang bersifat

formal sehingga tampak adanya jarak atau kesenjangan hubungan antara guru

dengan peserta didiknya. Oleh karena itu, untuk memgaktualisasikan pendidikan

dan pembelajaran dengan suara hati, maka guru dapat mendasarkan pada:

a. Mendidik untuk mencari keridhaan Yang Maha Kuasa

Tugas mendidik memiliki nilai spiritual yang tinggi karena jika tugas

mendidik tersebut diorientasikan untuk mencari keridhaan Yang Maha Kuasa.

Nilai spiritual dalam melaksanakan tugas mendidik.

b. Mendidik merupakan tugas mulia

Di samping tugas mendidik memiliki nilai spiritual yang tinggi,

mendidik jjuga memiliki nilai universal yang dilakukan oleh siapa pun di

dunia ini. Oleh karena itu, tugas mendidik merupakan tugas yang sangat

mulia.

Page 74: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

61

c. Mendidik merupakan tugas utama guru

Oleh karena mendidik merupakan tugas utama guru, maka guru harus

secara sungguh- sungguh dan tulus ikhlas melakukan tugas ini sehingga ia

dapat menikmati, menjiwai, dan merasa nyaman menjadi guru.

Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif perlu

dibangun hubungan emosional yang baik antara guru dengan peserta didik.

Bahkan hubungan tersebut perlu dibangun di luar jam pembelajaran sehingga

suasana semacam ini akan membangkitkan suasana pembelajaran dengan

suara hati.

Bu Muslimah seorang sosok guru yang ramah, sabar dan telaten.

Beliau bisa menjalankan peran guru dengan sempurna meskipun ditugaskan

di sekolah pinggiran. Sikap perjuangannya sebagai pahlawan tanda jasa yang

rela digaji dengan beras lima belas kilogram setiap bulannya. Dan semua

mata pelajaran Bu Mus yang mengajarnya. Itu semua semata-mata untuk

memperjuangkan pendidikan dan mencerdaskan anak didiknya.

9. Adil

Nabi Muhammad juga terkenal dengan memiliki sifat adil dan rasa

kemanusiaan yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dalam aktivitas beliau di

sepanjang sejarah perjuangan islam yang beliau tempuh hingga akhir hayat. Salah

satu contoh keadilan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw dapat kita lihat

dalam sejarah perbaikan Ka‟bah yang rusak karena banjir. Ketika bangunan

Ka‟bah rusak karena banjir, penduduk Mekah-pun kemudian bergotong-royong

untuk memperbaikinya. Saat pekerjaan sampai pada pengangkatan dan peletakan

Hajar Aswad ke tempatnya semula, terjadi perselisihan. Masing-masing suku

ingin mendapat kehormatan untuk melakukan pekerjaan itu. Akhirnya salah satu

dari mereka kemudian berkata, “Serahkan putusan ini pada orang yang pertama

memasuki pintu Shafa ini.”

Paragraf dalam kutipan bab 3 menunjukkan bagaimana sikap bu Mus

yang menanggapi keluh kesah anak didiknya sebagai ketua kelas. Di sini beliau

bersikap adil atau seimbang yaitu dengan cara mengadakan pemilihan ulang

Page 75: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

62

ketua kelas. Dengan sikap yang demikian beliau memperlihatkan keadilan

kepada anak didiknya itu.

10. Sabar

Sebagaimana kisah nabi Muhammad tatkala perjalanan ke Thaif

bersama Zaid bin Haritsah(ia adalah bekas budak belian Siti Khadijah yang telah

diangkat sebagai anak Nabi sendiri) , Nabi mendapatkan perlakuan yang

menyakitkan dan kejam. Dengan komando penguasa setempat, orang-orang Thaif

mencaci maka dan menghina Nabi bahkan mereka melempari Nabi dengan batu,

kerikil, dan pasir.

Mereka jika dilempari batu ditujukan ke kaki dan betis Nabi sehingga

kedua kaki dan betisnya luka parah dan berlumuran darah. Di kala itu, Nabi

terpaksa berjalan dengan merangkak sambil tetap diejek dan dicaci maki dengan

perkataan yang kotor, kasar, dan keji. Demikian juga Zahid bin Haritsah,

kepalanya luka parah dan mencucurkan darah yang tidak sedikit karena terkena

lemparan batu. Tetapi Nabi Muhammad dan Zahid tidak merasa dendam dan

marah kepada penduduk tersebut. Mereka sabar menghadapi penduduk Thaif dan

meneruskan perjalanan kembali.

Kisah ini menggambarkan tentang kesabaran Nabi dalam menerima

cobaan yang datang dari kaum atau umatnya. Dalam kondisi yang sangat

menyakitkan dan memilukan akibat penganiayaan kaumnya, Nabi masih mampu

befikir jernih, dan memiliki pemikiran jangka panjang, serta berfikir jauh ke

depan. Padahal saat itu, malaikat penjaga gunung telah siap membalaskan kalau

perlu kaum yang menganiaya tersebut akan dilenyapkan oleh Malaikat penjaga

gunung. Akan tetapi Nabi dengan sabar tetap berdoa dan berharap, jika orang

tuannya tidak mau mengikuti ajaran Nabi, masih ada kemungkinan anak cucu

mereka ke depan dapat diajak dan bersedia mengikuti ajaran Nabi.

Betapa pentingnnya nilai-nilai ini dimiliki oleh guru dalam mendidik

peserta didik peserta didiknya. Dengan sabar dan penuh pertimbangan di masa

depan dalam mensikapi berbagai perilaku yang dilakukan peserta didiknya. Di

samping kesabaran tersebut, guru harus memiliki visi jauh ke depan dalam

mengemban tugasnya agar peserta didiknya dapat sukses di masa depannya.

Page 76: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

63

Sebagai pendidik sifat sabar sangat diperlukan karena tidak semua

peserta didik dengan gampang dan mudah menerima pelajaran yang disampaikan

oleh guru. Bu Mus sangat sabar ketika menghadapi A Kiong, ketika A Kiong

sudah berulang kali ditanya tetapi belum juga memahami dan tidak menjawab,

namun Bu Muslimah tetap sabar menuntunnya sampai A Kiong mau menjawab

walau sepatah kata. Dan Bu Mus tetap tersenyum menghadapi A Kiong.

11. Sederhana

Walaupun Nabi Muhammad menjadi pemimpin negara dan ummat,

kehidupan beliau tidak pernah berlebihan. Beliau selalu hidup sederhana, tidak

memiliki harta yang berharga lantaran yang hanya dalam diri nabi adalah Allah

dan kebahagian ummat-Nya. Seandainya Nabi mau mengumpulkan harta niscaya

beliau akan menjadi orang terkaya. Tapi, Nabi tidak mau karena harta benda

melimpah merupakan kenikmatan sementara dan membuat orang menjadi lupa

dengan tugas dan tanggungjawabnya

Pola hidup sederhana adalah pola hidup yang tidak berlebihan. Artinya ia

memiliki pola hidup yang wajar dan tidak mewah serta tidak bermegah-megahan.

Sepenggal cerita dalam bab 3 menggambarkan kesederhanaan Pak

Harfan. Walaupun ia sangat sederhana bahkan miskin tetapi ia mampu

membawakan diri dengan tepat di hadapan murid. Apa yang diperlihatkan kepada

murid bukan penampilan fisiknya tetapi kepiawaiannya dalam mengajar dan

mendidik. Hal ini bukan berarti bahwa guru tidak boleh kaya tetapi guru harus

pandai-pandai membawa diri sehingga ia terkesan sederhana dan bersahaja.9

Paling tidak ada tiga hal, yang dapat digunakan sebagai indikator dalam

berpakaian, yaitu: 1. Berdasarkan syariat (hukum agama), 2. Bersih, 3. Pantas

dalam berpakaian adalah menutup aurat. Tujuannya adalah di samping memenuhi

ajaran agama juga untuk menjaga kehormatan yang berpakaian. Kebersihan

pakaian akan membawa kepada kesehatan. Oleh karena itu, pakaian yang bersih

di samping enak dipandang juga menyehatkan. Di samping secara syari‟at dan

kebersihan terpenuhi, maka dalam berpakaian juga perlu mempertimbangkan

9 Furqan Hidayatulah, Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan

Cerdas,(Surakarta: Yuma Pustaka,2009), hlm. 105-106

Page 77: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

64

aspek kepatutan atau kepantasan. Aspek kepantasan ini sangat terkait dengan

budaya dan kondisi setempat.

12. Kesetiaan

Bu Muslimah rela menolak tawaran mengajar di SD yang bonafid demi

SD bobrok tempat mendidik orang-orang miskin. Sungguh sikap ini punya nilai

keluhuran yang tinggi. Dalam perjalanannya begitu banyak rintangan yang

dihadapi Bu Mus, tetapi ia dengan tegar tetap bertahan mengajar di SD bobrok.

Bu Mus sejak awal cerita ia menunjukkan sikap ingin sekali supaya SD itu tetap

dibuka, beliau bahkan berniat mencari satu orang siswa lagi supaya cukup

memenuhi syarat sepuluh. Begitu pula Pak Harfan yang setia dengan sekolah

yang diajarnya. Beliau berusaha agar sekolah tersebut tidak ditutup oleh

Pemerintah.

13. Menerima murid apa adanya

Lalu aku memandangi guruku Bu Mus, seseorang yang bersedia menerima

kami apa adanya dengan sepenuh hatinya, segenap jiwanya. Ia paham betul

kemiskinan dan posisi kami yang rentan sehingga tak pernah membuat

kebijakan apa pun yang mengandung implikasi biaya. Ia selalu membesarkan

hati kami. (Laskar Pelangi:83)

Sebelum proses belajar mengajar dimulai, guru dituntut sudah memiliki

kemampuan dan kerelaan untuk memaklumi alam pikiran dan perasaan siswa.

Guru harus bersedia pula menerima siswa apa adanya. Seorang guru yang tidak

bisa memerankan pribadinya sebagai guru, ia kan berpihak kepada salah satu

pribadi saja. Ia hanya akan menjadi guru yang menerima atau menolak para siswa

dalam segala kondisi dan keadaan. Hal ini sangat berbahaya. Menerima keadaan

dan kondisi siswa tanpa diiringi sikap kritis, tidak akan mendidik mereka.

Sebaliknya, menolak siswa dalam setiap keadaan, akan merusak kepribadian

mereka. 10

Menerima keadaan murid tidak hanya keadaan kemampuan

berfikirnya saja akan tetapi keadaan yang dialaminya. Misalnya keadaan

keluarga, keadaan ekonomi , keadaan lingkungan siswa dan sebagainya.

Penggalan cerita diatas menggambarkan kepedulian seorang guru yang mau

menerima siswa dalam keadaan apapun. Walaupun keadaan siswa yang

10 Isjoni, Guru Sebagai Motivator Perubahan, hlm. 19-20

Page 78: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

65

berekonomi rendah bahkan miskin namun Bu Mus sangat menyayangi mereka

dan ikhlas mendidik mereka.

14. Cinta

Nabi Muhammad sangat perhatian dan sangat cinta kepada umatnya.

Tingkat perhatian dan kecintaan tersebut ditunjukkan Nabi pada saat Nabi

mendapat kesempatan menghadap Allah swt pun memperlihatkan rasa perhatian

dan kecintaan yang luar biasa. Bahkan Nabi memperjuangkan umatnya agar apa

yang telah dididikkan secara konsisten diperjuangkan dengan sungguh- sungguh

dan tujuan yang hendak dicapai berhasil.

Perhatian dan rasa cinta Nabi kepada umatnya menunjukkan betapa

dekatnya antara Nabi dengan umatnya, antara pemimpin dengan yang dipimpin,

antara guru dengan muridnya. Yang lebih menarik lagi, perhatian dan kecintaan

Nabi tersebut dilakukan secara total dan sepenuh hati. Buktinya ketika mau wafat

beliau berkali-kali mengucapkan perkataan yang sama, yaitu: “umatku, umatku.”

Oleh karena itu, kedekatan tersebut dapat dijadikan teladan bagi kita khususnya

bagi guru dalam mensikapi dan memperlakukan muridnya. Betapa pentingnya

perhatian guru kepada muridnya, khususnya dalam suasana pembelajaran.

Pendidik tidak hanya memperhatikan segi rohani tetapi juga jasmani,

hal ini yang dilakukan oleh Bu Mus. Bu Mus juga sangat peduli dengan keadaan

fisik anak didiknya ketiak anak didiknya sakit maka beliau memberinya obat.

Ada sebuah cerita tentang kecintaan guru kepada murid yang tidak

hanya memperhatikan segi rohani murid tetapi juga segi fisik murid.

Disebuah sekolah dasar (SD), seorang guru bertanya pada murid-

muridnya, “ siapa yang sudah sarapan pagi ini?” kira- kira separuh murid

mengacungkan tangan. Guru itu kemudian bertanya kepada anak- anak yang

tidak mengacungkan tangan, “mengapa kalian tidak sarapan?”sebagian

menjawab tidak sempat karena sudah terlambat. Sebagian lagi mengatakan belum

merasa lapar, ataupun tak menyukai sarapan yang disajikan.

Semua memberikan jawaban senada kecuali satu anak. Karena,

jawabnya, ”sekarang bukan giliran”.“ Bukan giliranmu?,” Tanya sang guru, “apa

maksudmu?”.”dalam keluarga kami ada 4 anak”, ujarnya, tetapi ayah tak punya

Page 79: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

66

cukup uang untuk membeli makanan supaya tiap orang bisa sarapan setiap hari.

Kami harus bergiliran dan hari ini bukan giliran saya”(Arvan Pradiansah,

2008:205). Kisah ini setidak-tidaknya akan mampu membuka hati kita untuk

menaruh perhatian dan rasa simpati kepada anak yang tidak bisa sarapan setiap

pagi tetapi tetap tekun belajar. Di sisi lain juga akan memberikan pelajaran

berharga bagi anak lain yang berkecukupan hidupnya agar selalu bersyukur.

Page 80: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

67

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Kompetensi kepribadian guru perspektif Pendidikan Islam adalah mempunyai

watak dan sifat rabbaniyyah yang terwujud dalam tujuan, tingkah laku, dan pola

pikirnya, bersifat ikhlas melaksanakan tugasnya sebagai pendidik semata-mata

untuk mencari keridhaan Allah dan menegakkan kebenaran, bersifat sabar dalam

mengajarkan berbagai pengetahuan kepada peserta didik, jujur dalam

menyampaikan apa yang diketahuinya, senantiasa membekali diri dengan ilmu,

kesediaan diri untuk terus mendalami dan mengkajinya lebih lanjut dan

mengetahui kehidupan psikis peserta didik. Pada intinya kompetensi kepribadian

guru perspektif Pendidikan Islam yaitu mencontoh segala perbuatan nabi dan

sifat- sifat nabi yang tertera dalam Qur’an dan Hadist.

2. Kompetensi kepribadian Bu Muslimah dan Bapak Harfan meliputi: Ramah,

Sopan Santun, Lemaah Lembut, Semangat, Tenang, Karismatik/berwibawa, Arif,

Ikhlas, Adil, Sabar, Sederhana, Kesetiaan, Menerima keadaan murid apa adanya,

Cinta dan Kasih Sayang.

3. Kompetensi kepribadian Bu Muslimah dan Bapak Harfan perspektif pendidikan

Islam intinya adalah bahwa kepribadian Bu Muslimah dan Bapak Harfan

merupakan aplikasi nyata dari kompetensi kepribadian guru perspektif

Pendidikan Islam.

B. Saran-saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam rangka pengembangan

kompetensi kepribadian guru melalui karya sastra, terutama novel antara lain

1. Agar setiap pendidik juga menggali pengetahuannya tentang keguruan melalui

novel

2. Pendidik mencontoh kepribadian guru yang ada dalam novel maupun sarana

hiburan yang mendidik.

Page 81: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

68

3. Ketika sastrawan sebagai pengarang karya sastra agar meningkatkan

perhatiannya dalam usaha mencerdaskan pembacanya melalui karya-karya yang

berkualitas dan mendidik, menghasilkan karya sastra yang berdedikasi pada

moral, spiritual, dan akhlak mulia.

4. Agar masyarakat dan para pendidik memanfaatkan perkembangan teknologi

modern yang ada saat ini, baik media cetak seperti buku, majalah, dan surat kabar

maupun media elektronik seperti televisi, radio, internet, dan lain- lain sebagai

sarana pendidikan

5. Orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama dalam keluarga agar

memberikan perhatian dan pengawasan serta mengarahkan terhadap anak-

anaknya sehingga terhindar dari bahan bacaan maupun tuntunan serta segala

hiburan yang memberikan pengaruh negatif.

C. Penutup

Demikianlah tulisan ini diakhiri dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah,

mudah-mudahan tulisan ini berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

siapapun yang dapat memetik ilmu, hikmah dan pengetahuan tulisan ini.

Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penelitian ini dari awal hingga akhir. Semoga bantuan yang telah

diberikan mendapat balasan dan dapat diterima sebagai amal baik dihadapan Allah

swt.

Meskipun telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari

bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, untuk

itu kritik dan saran selalu penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Page 82: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

DAFTAR PUSTAKA

al Bukhari, Imam Abdullah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari Juz VIII terj.

Achmad Sunarto dkk, Semarang: CV. Asy Syifa’, 1993

Al- Mawardi, Imam, Jalan Meraih Kebahagiaan Dunia dan Akhirat, Jakarta: Sahara,

2009

Al- Rasyidin dan Samsul Nizar , Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis,

Teoritis dan Praktis, Jakarta; Ciputat Press, 2005.

Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra, Bandung: C.V Sinar Baru, 1991

an-Nadwi, Syaikh Abdul Hasan ‘Ali al-Hasani, As-Sirah an-Nabawiyyah,

terj.Muhammad Halabi Hamdi, S.Ag.,dkk. Yogyakarta: Mardhiyah

Press,2007

Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara,2000

Barizi, Ahmad, Menjadi Guru Unggul, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2010

Benke, Benny, ”Sebelas Patriot, Novel Terbaru Andrea Hirata Segalanya untuk

Sepak Bola dan PSSI”, dalam Suara Merdeka, Semarang, 10 juni 2011

Bukhari, Imam, Shahih Bukhari, Libanon: Darul Kitab Ilmiyah, t.th, Juz VII, hlm.

312

Chalil, Moenawar, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, Jakarta: Gema Insani,

2001

Danim, Sudarman, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru Tilikan Indonesia dan

Mancanegara, Bandung: Alfabeta, 2010

Departemen Agama Republik Indonesia, al- Qur’an dan Tafsirnya Jakarta:PT. Dana

Bakti Wakaf, 1990

----------------, Al-Hikmah: Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro, 2007

Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaktif Edukatif Suatu

Pendekatan Teoretis Psikologis, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2005

Hidayatulah, Furqan, Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan

Cerdas,Surakarta: Yuma Pustaka,2009

Page 83: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

Hirata, Andrea, Laskar Pelangi Bandung: Bentang, 2008, cet. 26

Ilyas, Yunayar, Kuliah Akhlaq Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan

Islam LPPI 2007

Isjoni, Guru sebagai Motivator Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009

Isyana, Andrea Hirata di “Kick Andy”September 27, 2007 dalam www.metrotv.tv

diakses 12 Mei 2011.

Kunadar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan KTSP, Jakarta:

PT Raja Grafindo,2007

Mahjudin, Kuliah Akhlak Tasawuf , Jakarta: Kalam Mulia, 1991

Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitan Kualitatif, Edisi III, Yogyakarta, Raake

Sarasin, 1996

Mujib, Abdul, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006

Mulyasa, E., Menjadi Guru Professional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, Bandung: PT Rosdakarya, 2010

Mursid, Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Sebuah Harapan

Masyarakat Semarang: AKFI media, 2010

Nasir, Ridwan, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pondok Pesantren di

Tengah Arus Perubahan, Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2005

Nata, Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana,2010

----------------, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana,2011

Nazir, Mohammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988

Pradopo, Rachmat Djoko, Kritik Sastra Indonesia Modern, Yogyakarta: Gama

Media, 2002

Purnama, M. Nuryadin Edy, Kompetensi Guru dalam Ranah Pendidikan Islam,

dalam http://elearningsmkn1trucuk.com/2009/07/23/kompetensi-guru-dalam-

ranga-pendidikan-Islam. diakses 11 Agustus 2011.

Saksono, Doni Riyadi, Andrea Hirata, dalam http://article-page.blogspot.

com/2008/06/ profil-andrea-hirata.html, diakses 26 Juni 2011.

Sanusi, Anwar, Jalan Kebahagiaan, Jakarta: IKAPI, 2006

Subagyo, P. Joko, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011

Page 84: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2009

Sugihastuti dan Suharto, Kritik Sastra Feminis Teori dan Aplikasi, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011

Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan Jakarta: Bina Aksara, 1988

Syar’i, Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta: Balai

Pustaka, 2005

Undang Undang Guru dan Dosen UU RI No. 14 Th. 2005, Jakarta: Sinar Grafika,

2010

Wiley, John and Sons, inc., Competence at work, Canada: Published

simultaneously,th

www.laskarpelangi.forumation.net, diakses 29 Mei 2011.

Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia,2004

http://article-page .blogspot.com/2008/06/profil-andrea-hirata.html, diakses 26 juni

2011

http://fkipunisma.ac.id/telaah-nilai-nilai-pendidikan-novel-LaskarPelangi-dan-

pemanfa atannya-dalam-pembelajaran-sastra/, diakses 02 Februari 2011.

http://www.ziddu.com/download/2833278/Laskar_Pelangi.Full.pdf.html diakses 17

Juni 2011

Page 85: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

. Friday, June 27, 2008

Andrea Hirata

Posted by Doni Riyadi Saksono on 6:34 AM

Tak pernah ada dalam pikirannya, namanya sekarang menjadi pembicaraan orang terutama dari komunitas buku.

Dua bulan yang lalu, ia hanyalah seorang pegawai yang berkutat dengan analisis keuangan di PT Telkom, Bandung,

yang pada saat Aceh dilanda tsunami tergerak hatinya untuk menjadi seorang relawan. "Saya juga heran kenapa novel yang saya tulis dalam waktu 3 minggu itu, bisa menjadi pembicaraan orang banyak.

Menulis merupakan dunia baru bagi saya yang tak pernah terbayangkan sebelumnya," ucap Andrea Hirata, penulis

Novel Laskar Pelangi, yang dalam waktu 5 minggu terjual habis dan sekarang sedang menjalani cetak kedua.

Sarjana lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan S2 dari Sheffield Hallam University, Inggris, mengaku

sudah lama ingin menulis Laskar Pelangi, namun tidak pernah terwujud hingga suatu saat kejadian tsunami di Aceh

membawanya menjadi relawan dan hatinya tersentuh melihat banyak sekolah yang hancur.

Terinspirasi sebuah kisah nyata, ia pun mulai menulis novel yang bercerita tentang pengabdian dua orang guru (Pak

Harfan dan Ibu Muslimah) dan sepuluh anak miskin, yang berjuang untuk bersekolah meski sekolahnya, SD

Muhammadiyah Pulau Belitung (SD yang paling tua di Belitung dan miskin), terancam ditutup oleh pemerintah

daerah.

Page 86: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

Belitung sendiri meski terkenal sebagai Pulau Timah, namun tak dapat dinikmati oleh penduduk aslinya. Belitung

adalah kabupaten kepulauan yang dikelilingi hampir 200 pulau besar dan kecil. Sejak akhir tahun 2000, kabupaten

berpenduduk lebih dari 2 ratus ribu jiwa ini menjadi bagian dari propinsi Bangka Belitung. Beragam etnis hidup

berdampingan di kawasan yang memiliki panorama indah ini.Meskipun mengaku tidak memiliki latar belakang

sastra, namun sebagaimana ciri khas orang Melayu, Andrea terbiasa mendengarkan cerita dari para orang-orang tua

di kampungnya yang bercerita tentang sejarah dan cerita-cerita klasik Melayu Belitung. Sehingga tak heran, dalam menulis Laskar Pelangi, Andrea memiliki gaya penuturan yang kuat, filmis dan cerdas.

Ketika membaca Laskar Pelangi, Anda seakan menemukan Gabriel Garcia Marquez ketika ia bercerita tentang

seorang dukun buaya bernama Bodenga, menemukan Nikolai Gogol ketika menuliskan karakter para anggota

Laskar Pelangi dan ironi kehidupan penduduk asli Belitung. Atau seperti Alan Lightman saat menceritakan

pertikaian ilmiah yang mempertentangkan teori fisika optik antara kawan sebangkunya Lintang yang jenius dengan

seorang guru fisika.

"Saat menulis novel ini, yang terpatri diotak saya adalah mengeluarkan semua yang ada dalam pikiran saya.

Sebagai tempat curahan hati, saya pun menulis. Ternyata menulis itu mengasyikan dan membuat kita lupa waktu.

Akhirnya, seperti sudah menjadi ritual, seusai pulang kantor, saya langsung menulis. Saat menulis saya tak mau

tahu apakah tulisan saya itu bagus atau jelek, apakah tulisan saya itu sesuai dengan komposisi, yang penting adalah tulis, tulis dan tulis !," papar pria yang dari Sheffield Hallam University dengan predikat graduate with

distinction.

Sebenarnya, dengan membaca Laskar Pelangi, kita bisa mengetahui seperti apa masa kecil Andrea Hirata. Karena

lewat tokoh si Ikal, Andrea hadir dalam novel tersebut. "Novel ini merupakan memoar tentang masa kecil saya, yang

membentuk saya hingga menjadi seperti sekarang. Karena itulah saya sangat berterima kasih dapat bersekolah di

sekolah miskin dan memperoleh persahabatan yang indah dari teman-teman saya. Tak lupa, terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua guru saya, yang tak pernah mengharapkan rasa terima kasih kecuali melihat

siswanya menjadi orang yang berberhasil", jelas Andrea yang memberikan royalti novelnya kepada perpustakaan

sekolah miskin.

Novel ini sendiri direncanakan oleh Andrea merupakan trilogi. Karena itulah, ditengah kesibukannya menjadi

pegawai negeri dan pembicara dalam diskusi mengenai Laskar Pelangi, ia terus menulis novel kedua dan ketiganya.

Novel keduanya diberinya judul Edensor, yang merupakan kelanjutan dari masa-masa perjuangan Andrea bersama

teman-temannya yang termarginalkan. Sedangkan buku ketiga, tentang patriarki dalam budaya orang Melayu.

Keinginan lain Andrea atas novelnya adalah dibuatkan menjadi film. "Agar misinya tersampaikan. Jika ada yang

mau membuat filmnya saya kasih gratis, tentunya dengan ada syarat bahwa pengambilan shooting harus dilakukan

di Belitung sendiri, sesuai dengan novelnya. Saat ini memang sudah ada yang menawarnya untuk dijadikan film

televisi, namun tanpa mengurangi rasa hormat kepada mereka, saya lebih berkeinginan novel ini menjadi film layar

lebar", ucapnya sambil tersenyum.

Ditengah euforia novel bertema chiklit, teenlit, dan metropop, kehadiran Andrea Hirata dan Laskar Pelanginya memang bagaikan oase ditanah kering. Ironi dan liku-liku hidup kedua guru dan kesebelas anak-anak, yang dijuluki

ibu gurunya sebagai para "laskar pelangi", sungguh menggetarkan. Kesulitan yang mereka alami serta bagaimana

beberapa dari mereka, antara lain Andrea sendiri, akhirnya dapat keluar dari kesulitan tersebut memberi benang

merah pada novel ini sebagai sebuah bacaan yang sangat inspiratif dan mampu memberi kekuatan.

Novel- Novel Andrea Hirata :

Laskar Pelangi

Sang Pemimpi

Edensor

Page 87: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

Maryamah Karpov

BIODATA

Nama Lengkap : Andrea Hirata (nama akrab : Ikal)

Tempat/tanggal Lahir : Belitong, 24 Oktober Nama Orangtua : Bpk. Seman Said Harun dan Ibu N. A. Masturah

Pendidikan : Master of Science Universite de Paris, Sorbonne, Prancis dan Sheffield Hallam, Inggris, bidang

ekonomi telekomunikasi

Hobi : Membaca dan naik bianglala

Koleksi : DVD (film), buku-buku matematika

Alamat Surat : Telkom Training Center, Jl. Gerlong Hilir 47 Gd N lantai 2, Bandung

http://article-page.blogspot.com/2008/06/profil-andrea-hirata.html, 26 juni 2011

http://elearningsmkn1trucuk.wordpress.com/2009/07/23/kompetensi-guru-dalam-ranah-

pendidikan-islam/

kompetensi guru dalam ranah pendidikan islam

Posted by elearningsmkn1trucuk pada Juli 23, 2009

Oleh : M.Nuryadin Edy Purnama, S.Sos.I *)

Dalam tulisan ini saya ingin mencoba menajamkan kembali perspektif pendidikan agama islam

tentang guru. Bacaan ini penting untuk dieksplore pada tulisan ini mengingat kedudukan guru

PAI sebagai bagian tak terpisahkan dari manifesto pendidikan Islam di sekolah umum. Profesi

guru dalaam pendidikan Islam dianggap sebagai profesi yang mulia. Bahkan kedudukan seorang

guru adalah setingkat di bawah kedudukan para Nabi. Posisi guru yang mulia ini disebabkan

peranya yang strategis dalam membimbing, mengarahkan dan memberi petunjuk sehingga orang

lain selamat di dunia dan akherat.

Sehingga Implikasi logis dari positioning guru yang mulia ini adalah adanya penghormatan dari

siswa kepada gurunya. Penghormatan ini di satu sisi akan menguatkan brand image guru yang

memang diperlukan dalam proses pendidikan. Namun demikian, penghormatan berlebihan

kepada guru yang mewujudkan pada pengkultusan pribadi guru yang justru akan memasung

sikap atau nalar kritis yang dimiliki oleh para muridnya. Diskripsi tipologi relasi guru dan siswa

dalam khasanah islam konservatif (salafi) dapat kita baca dalam buku Ta‟lim al-Muta‟alim yang

di karang oleh Alzarnuji. Dimana kitab salafi itu menjadi referensi penting dalam dunia

pendidikan, namun di satu sisi oleh para aktifis pendidikan kitab itu mendapat kritikan yang

tajam, karena content dari kitab itu sebagian menggambarkan relasi guru dan siswa yang sangat

sakral dan dibatasi, dimana seoarang siswa tidak boleh bertanya kepada guru sebelum guru

memberikan waktu, kemudian larangan membantah kepada guru dll. Dalam sejarah pendidikan

islam peofesi guru memilki beberapa sebutan seperti al-qori ( qur‟an reader ), yakni mereka yang

ahli membaca dan mengajarkan alqur‟an, al-muaddib (private teacher) yakni guru khusus bagi

anak-anak khalifah atau para pembesar yang lain atau al-qos (story teller) yakni mereka yang

profesinya menceritakan kisah-kisah masa lalu. Seiring dengan lahirnya lembaga pendidikan “

Page 88: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

madrasah”, guru sering disebut al-ustadz atau al mudaris sengkan asisten guru disebut al-mu‟id,

adapun istelah syeikh lebih sering dipakai untuk menyebut seorang yang sepuh atau alim dalam

hal agama atau sebagaian juga sering disebut dalam dunia tasawuf. Al-ghazali mengemukakan

beberapa sikap (kompetensi ) yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu (1) menyayangi

siswanya layaknya menyayangi anaknya sendiri , (2) meneladani sikap nabi Muhammad SAW

dengan tidak menuntut atau menghrap upah/balasan yang menjadi konsekwensi mengajar, (3)

selalu memberikan nasehat kepada peserta didiknya, (4) menjaga siswanya dari akhlak buruk

dengan cara yang santun dan penuh kasih kasih sayang, (5) mengajarkan sesuai dengan tingkat

pemahaman siswa, tidak boleh mengajarkan materi yang terlalu berat bagi siswa,

(6)mengimplemtasikan ilmu yang dimiliki, artinya antara perbuatan guru harus relevan dengan

apa yang dikatakan atau diajarkannya, dan (8) sabar, tawadu‟ dan baik akhlaknya. Guru yang

kurang sabar berarti dia tidak pantas jaddi guru. Guru yang yang sombong tidak akan

memberikan manfaat apapun kepada siswa justru akan menjadi candu yang mengobesesi tabiat

jelek anak didiknya kedepan.

Ditulis Athiyah Al-Abrosy (dalam Slamet Yusuf:42) bahwasannya sifat-sifat yang seyogyanya

dimiliki seorang guru:

Guru harus menjadi bapak sebelum ia menjadi pengajar.

1. Hubungan guru dengan murid harus baik.

2. Guru harus selalu memperhatikan murid serta pelajaran mereka.

3. Guru harus peka terhadap lingkungan sekitar murid.

4. Guru wajib menjadi contoh/teladan di dalam keadilan dan keindahan serta kemuliaan.

5. Guru wajib ikhlas di dalam pekerjaannya.

6. Guru wajib menghubungkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan.

7. Guru harus selalu membaca dan mengadakan penyelidikan.

8. Guru harus mampu mengajar bagus penyiapannya dan bijaksana dalam menjalankan

tugasnya.

9. Guru harus sarat dengan ide sekolah yang modern.

10. Guru harus punya niat yang tetap.

11. Guru harus sehat jasmaninya.

12. Guru harus punya pribadi yang mantap

Ibnu Khaldum dalam mukadimahnya memberikan narasi tentang kompetensi apa yang harus

dimilki oleh seorang guru yaitu perlunya guru memperhatikan “seni mengajar dan mendidik”

seorang guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan yang diajarkan tetapi ia harus memilki

pengetahuan tentang psiklogi anak mengetahui tingkat kesiapan belajar mereka dan bakat

intelektual, sedangkan Ibnu Sina dalam perhatiannya tentang pendidikan lebih menekankan

pentingnya memperhatian perbedaan-perbedaan individual (defferensial personality) untuk

mengukur neraca pikir anak didik sehingga bisa menyesuaikan materi pelajaranya dengan

kemampuan. Dari beberapa pendapat tokoh pendidikan Islam diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan Islam sangat memperhatikan kompetensi kepribadian guru . Dalam pandangan

mereka, kepribadian akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pendidikan. Dalam

diKtum Arab dikatakan bahwa “Proses itu lebih penting dari hasilnya”. Tampaknya kompetensi

guru dalam perspektif pendidikan Islam banyak yang sesuai dengan kompetensi guru yang

Page 89: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

dirumuskan oleh para ahli pendidikan umum. Kesesuaian ini terutama menyangkut tentang

kompetensi kepribadian guru. Sementara itu hal-hal yang berkaitan dengan metodologi

pengajara, seperti yang dirumuskan para tokoh Islam diatas, ada yang perlu disesuiaikan dengan

teori pendidikan yang telah berkembang. Disnilah dapat kita baca secara jelas bahwa substansi

dari PAI dapat dikategorikan sebagai pendidikan nilai (value education), karena misi utamanya

adalah menanamkan nilai Islam ke dalam diri siswa atau peserta didik, di samping memberikan

bekal pengetahuan tentang ilmu-ilmu keislaman. Oleh karena itu, penekanan utama adalah pada

pembentukan (charcter building) siswa agar sesuai dengan kepribadian sebagaimana yang

dikehendaki oleh Islam. Itulah sebabnya, PAI lebih menekankan pada ranah afektif dan

psikomotorik daripada hanya sekedar kognitif seperti tercemin dalam kurikulum PAI tahun 1994.

Instrument guru merupakan salah satu instrument terpenting dalam pendidikan nilai karena

posisinya sebagai sumber identifikasi nilai moral atau sumber keteladanan bagi peserta didik.

Itulah sebabnya, keberadaan guru PAI menjadi sangat penting dalam kegiatan pembelajaran.

Keberadaan guru PAI tidak bias digantikan oleh sumber-sumber belajar yang lain, karena guru

PAI tidak semata-mata berperan dalam kegiatan transfer of knowledges saja.

Perspektif peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI), memimjam istilah Ivor K. Davies,

seorang penulis program pengajaran terkemuka, mengatakan bahwa pembaruan pendidikan

tidak akan efektif tanpa mempersiapkan manusia yang akan membuat sistem pendidikan itu

efektif. Davies, juga berpendapat hanya ada satu cara mengubah sistem pendidikan menjadi

efektif yaitu dengan cara mengubah manusia yang akan mengelola pendidikan yang

bersangkutan. Hal ini juga relevan dengan teori Piaget (1973), orang yang telah mengabdikan

dirinya untuk memahami proses belajar pada anak-anak, mengomentari bahwa latihan tenaga

kependidikan adalah sangat penting dalam rangka pembaruan pendidikan. Selagi latihan-latihan

dan proses pendidikan guru tidak memuaskan, kurikulum yang bagaimanapun baiknya dan teori

belajar yang bagaimanapun hebatnya, tidak akan mampu membantu anak didik dalam belajar.

Wallahua‟lam bishshowab…

*) M.Nuryadin Edy Purnama, S.Sos.I adalah guru PAI SMK Negeri 1 Trucuk, pemerhati

masalah pendidikan Islam, tinggal di Klaten, tulisan yang sama juga dimuat di

www.smkn1trucuk.sch.id

Andrea Hirata di “Kick Andy”

isyana — September 27, 2007 / 3:33 pm

Topik: Profil Penulis

Rabu (19/9) lalu, penulis tetralogi Laskar Pelangi, Andrea Hirata, hadir di studio Metro TV

untuk pengambilan gambar program acara „Kick Andy‟. Tema acaranya sebenarnya tentang

buku-buku yang menginspirasi, jadi ada beberapa penulis lain selain Andrea di sana, tapi mereka

kebanyakan memang menulis di genre self-help/inspiration.

Page 90: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

Cukup lama pengambilan gambarnya, sekitar dua jam. Tapi sebagian besar porsi waktunya

memang ditujukan untuk Andrea. Kalau tidak salah, edisi ini akan ditayangkan 3 Oktober

mendatang. Tapi, karena aku sempat datang ke sana, ini ada laporan pandangan mata (dan

catatan) dari jawaban-jawaban yang diberikan Andrea.

Awalnya, ia menceritakan tentang buku Laskar Pelangi yang dalam seminggu sudah cetak ulang

itu. Ceritanya tentang memoar masa kecilnya dengan sahabat-sahabatnya yang dijuluki Laskar

Pelangi oleh Ibu Muslimah, atau Ibu Mus, guru sekolahnya. “Segala sesuatu tentang buku ini

emosional sekali,” kata Andrea. Kondisi sekolahnya amat sangat menyedihkan, jika malam

digunakan untuk menyimpan ternak. Seragam anak-anaknya, copot semua kancing bajunya.

Selain itu, sepatu mereka menggunakan plastik.

Andrea juga bercerita tentang bagaimana Laskar Pelangi ini mulai bersahabat, bahwa mereka

adalah sepuluh anak yang mendaftar di sebuah sekolah, SD Muhammadiyah, yang awalnya

sudah mau ditutup karena kekurangan murid. Lalu cerita berlanjut tentang bagaimana mereka

terus bertahan di sekolah dengan kondisi mengerikan itu dan terus bersahabat. “Ini sebenarnya

sekolah yang hampir bubar, ketika ujian, kami dititipkan di sekolah lain. Secara administrasi,

sekolah itu hampir tidak ada,” tambah Andrea.

Pertanyaan berlanjut pada hari pendaftaran sekolah itu, persis seperti bab pertama Laskar Pelangi

“Sepuluh Murid Baru”. Hari sudah siang, tapi murid yang mendaftar belum genap sepuluh,

padahal kalau tidak mendapat sepuluh murid maka sekolah ini akan bubar. Di saat-saat kritis,

muncullah murid yang mau mendaftar, seorang pemuda bernama Harun yang memiliki

keterbelakangan mental dan menderita polio. Belitung, menurut Andrea, tidak memiliki fasilitas

sekolah luar biasa. Oleh ibunya, Harun lalu dititipkan di sekolah, sebagai alternatif daripada

mengejari ayam-ayam piaraan keluarganya.

Tekad Andrea untuk menulis buku ini muncul saat suatu hari, di tengah hujan yang lebat, kelas

bocor, Ibu Mus, perempuan perkasa itu, tidak segera datang. Murid-muridnya sudah ketakutan.

Sampai akhirnya Andrea merasa legaaa sekali ketika melihat Ibu Mus datang berpayung pelepah

pisang. “Satu hari nanti, saya harus menulis tentang beliau,” tegasnya. Tapi Andrea juga

menegaskan, walaupun dasarnya adalah sebuah memoar, tapi ada fiksionalisasi yang terjadi. Ia

menyebutnya sebagai „memoar yang dikemas dengan sastra dengan tambahan latar belakang

sosio-kultural‟.

Andrea juga secara spesifik berbicara tentang kawan sebangkunya, Lintang, yang dalam buku

harus bolak-balik sejauh 80 km menggunakan sepeda yang sadelnya terlalu tinggi „hanya‟ demi

ke sekolah. Lintang, dalam penilaian Andrea, adalah anak yang sangat cerdas. Andrea selalu

berusaha setengah mati mencoba menyaingi Lintang, tapi selalu jadi nomor dua. “Nomor duanya

abadi,” tambahnya. Andrea mengaku bahwa sepanjang hidupnya, ia terinspirasi oleh Lintang.

“Seluruh hidup saya sebenarnya adalah balas dendam kekecewaan atas nasib Lintang. Saya tahu

betuil kapasitas kecerdasan Lintang. Dia sebenarnya yang ingin sekolah ke Perancis. Saya belajar

sampai jungkir balik karena tidak sepintar Lintang agar bisa sekolah ke sana,” kata Andrea.

Lintang harus berhenti sekolah karena ayahnya meninggal. Sebagai anak laki-laki tertua dalam

keluarga, kewajiban mencari nafkah akhirnya tertumpu padanya. Padahal ayahnya harus

Page 91: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

menanggung hidup 14 nyawa. Terakhir kali bertemu Lintang, ia bekerja sebagai supir truk di

sebuah daerah eksploitasi pasir gelas.

Andrea mengakui bahwa „Laskar Pelangi‟ bukanlah sebuah buku yang berakhir bahagia, tapi

realistis dalam menggambarkan kisah dan nasib orang Indonesia kebanyakan. “Saya menulis

tentang konteks, bukan sekedar peristiwa. Tentang interpretasi fenomena dan hidup senyatanya,

seadanya. Dan ini yang identik dengan nasib banyak orang. Ini mungkin „feel‟ yang didapat

pembaca,” ujar Andrea. Buku ini, menurutnya, tak terpaku pada tren metropop atau isu urban

dan hedonistik, tapi masuk pada esensi kepribadian orang sehingga pembaca mempersepsikan

dirinya sendiri pada karakter-karakter di dalam buku.

Sumber energinya yang terbesar dalam menulis buku ini adalah kecintaan Andrea pada Ibu Mus,

sang guru. Bahwa pelajaran terpenting yang diberikan Ibu Mus adalah integritas dan cinta.

“Beliau selalu bisa menghubungkan hal-hal kecil dengan substansi yang lebih besar,” kata

Andrea. Saat kelasnya banjir akibat air hujan yang masuk lewat atap bocor, anak-anak Laskar

Pelangi itu mengeluh, tapi Ibu Mus kemudian menunjukkan sebuah gambar di buku bahasa

Belanda yang memuat foto sel Soekarno di Banceuy. “Lihatlah ruang yang suram ini, tapi Pak

Karno terus belajar, membaca buku, dan dia adalah salah satu orang paling cerdas di negara ini,”

Andrea menirukan Ibu Mus. Kebajikan-kebajikan yang diajarkan oleh Ibu Mus bukan sesuatu

yang dikhotbahkan, tapi ia lakukan dengan memberi contoh.

Adalah sesuatu yang wajar, menurut Andrea, untuk menulis buku seperti „Laskar Pelangi‟ jika

kita bertemu dengan karakter seperti Ibu Mus, diajar oleh guru seperti beliau. Karena beliau

memang guru yang luar biasa.

Yah, sekian dulu laporan dariku. Masih penasaran dengan episode lengkapnya, tunggu siarannya

ya.

Post to: delicious, Digg, ma.gnolia, Stumbleupon

www.metrotv.tv 12 mei 2011

Nilai-Nilai Pendidikan yang Diperankan Tokoh Novel Laskar Pelangi

Bertolak pada deskripsi karakteristik tokoh novel Laskar Pelangi dan dihubungkan dengan nilai-

nilai pendidikan yang telah diuaikan di muka, pada bagian ini dilakukan peninjauan nilai-nilai

pendidikan masing-masing tokoh dengan berbagai penafsirannya. Menurut George F. Kneller

(dalam Suwarno, 2006:20), pendidikan memiliki arti luas dan sempit. Dalam arti luas,

pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi perkembangan jiwa,

watak, ataupun kemauan fisik individu. Dalam arti sempit, pendidikan adalah suatu proses

mentransfirmasikan pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan-keterampilan dari generasi ke

generasi, yang dilakukan oleh masyarakat melaui lembaga pendidikan seperti sekolah, perguruan

tinggi, atau lembaga-lembaga lain. Penafsiran nilai-nilai pendidikan dari masing-masing tokoh,

dapat penulis di bawah ini.

Lintang

Page 92: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

Motivasi belajar dari diri Lintang sangat luar biasa, keinginan kuat untuk menuntut ilmu

membuat dia rela melakukan apapun agar bisa sekolah. Lintang begitu bersahaja di sekolah. Ia

memperhatikan dengan seksama semua yang ada di sekelilingnya. Segala sesuatu yang

menghalanginya untuk sampai ke sekolah ia singkirkan. Apapun itu, tak akan mampu

menghalangi Lintang untuk bersekolah. Ia tetap memiliki semangat untuk sampai ke sekolah

meski ia dihadang oleh buaya yang besar. Lintang tak mau kalah dengan buaya. Ia tidak akan

membolos hanya gara-gara dihadang buaya. Meskipun ia sadar bahwa dirinya akan terlambat

sampai di sekolah, ia akan tetap berangkat ke sekolah. Bukan sekali saja Lintang dihadang

buaya. Tetapi ia tetap tak pernah membolos. Keinginannya menuntut ilmu mengalahkan rasa

lelahnya mengayuh sepeda sepanjang delapan puluh kilometer pulang pergi. Segala bentuk

halangan dan rintangan tak mampu menyurutkan langkah Lintang untuk bersekolah.

Mahar

Mahar seorang siswa yang sekaligus Sang Seniman kecil yang kreatif. Karyanya telah

mengantarkan sekolah bobrok itu menjadi juara karnaval dan mengalahkan sekolah-sekolah yang

bonafit. Mahar telah mengajarkan betapa suatu karya yang bagus bisa dihasilkan dengan cara-

cara yang sederhana tanpa menguras banyak uang. “Serahkan semuanya pada Alam” kata-kata

yang lucu walau agak menggetarkan dan mengingatkanku dengan Hukum terbesar Alkemis. Jika

Kau benar-benar menginginkan sesuatu maka Alam semesta akan bersatu untuk membantumu.

Memunculkan sesuatu yang luar biasa dari hal yang sederhana adalah Tipikal Jenius yang

kreatif.

Ayah Lintang

Dia menggambarkan seorang ayah yang baik, tulus, dan sederhana. Gaya hidup sederhana bukan

berarti merasa rendah diri yang berlebihan, tetapi justru harus berjiwa besar. Senada yang

diungkapkan Fitria (2008:44) bahwa gaya hidup sederhana harus dilandasi sikap kesederhanaan

pribadi individu manusia sebagai pelakunya. Selain sikap tersebut ayah Lintang juga

mencurahkan semua kasih sayangnya kepada anaknya. Kasih sayang itu lebih-lebih dalam hal

pendidikan dan mendidik anak, agak kelak dapat merubah nasib keluarganya. Ayah Lintang

selalu mendukung pendidikan anaknya dengan cara-caranya sendiri. Dia tidak menginginkan

nasib anaknya sama dengna nasibnya. Menjadi seorang nelayan dan buruh pendulang timah.

Lintang bisa mengubah nasib keluarganya.

Ibu Muslimah

Bu Muslimah rela menolak tawaran mengajar di SD yang bonafit demi SD bobrok tempat

mendidik orang-orang miskin. Sungguh sikap ini punya Nilai keluhuran yang tinggi. Dalam

perjalanannya begitu banyak rintangan yang dihadapi Bu Mus, tetapi ia dengan tegar tetap

bertahan mengajar di SD bobrok. Bu Mus sejak awal cerita ia menunjukkan sikap ingin sekali

supaya SD itu tetap dibuka, beliau bahkan berniat mencari satu orang siswa lagi supaya cukup

memenuhi syarat sepuluh. Bu Muslimah seorang sosok guru yang ramah, sabar dan telaten.

Beliau bisa menjalankan peran guru dengan sempurna meskipun ditugaskan di sekolah

pinggiran. Sikap perjuangannya sebagai pahlawan tanda jasa yang real digaji dengan beras lima

belas kilogram setiap bulannya.

Page 93: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

Pak Harfan

Guru juga merupakan sosok penting yang memberikan motivasi dalam belajar. Dengan segala

keterbatasan yang ada, para siswa bisa merasa begitu bahagia. Pak Harfan menanamkan

semangat belajar yang tinggi kepada anak didiknya. Ia mengajarkan keberanian, semangat, dan

kerja keras untuk mencapai cita-cita. Ia mengajarkan juga bahwa hidup haruslah berusaha

memberi sebanyak-banyaknya bukan menerima sebanyak-banyaknya. Beliau adalah gambaran

yang mewakili para orang bijak. Idealisme yang begitu menawan dengan keyakinan yang luar

biasa benar-benar membuat SD itu tetap berdiri walau hanya punya sepuluh murid.

http://fkipunisma.ac.id/telaah-nilai-nilai-pendidikan-novel-laskar-pelangi-dan-

pemanfaatannya-dalam-pembelajaran-sastra/ 2 februari 2011

NOVEL Laskar Pelangi karya Andrea Hirata mencatat sukses luar biasa.

Mungkin inilah novel paling fenomenal karya anak bangsa dalam sejarah

sastra Indonesia. Sejak diterbitkan September 2005 oleh Bentang, novel

itu sudah naik cetak hingga 17 kali dan terjual sekitar 200 ribu eksemplar.

Sukses itu juga diikuti dua novel berikutnya yang menjadi bagian dari

tetralogi Laskar Pelangi, yakni Sang Pemimpi dan Edensor. Satu novel lagi

adalah Maryamah Karpov. Novel terakhir itu sudah selesai ditulis, tapi

direncanakan baru terbit tahun depan.

Jika digabungkan, oplah tiga novel tersebut hampir 500 ribu kopi. Itu baru

di Indonesia saja. Sebab, Laskar Pelangi juga sudah dibeli oleh penerbit

buku di Malaysia. Di negeri jiran buku itu langsung menjadi best seller.

Setelah Malaysia, Singapura segera menyusul menerbitkan novel tersebut.

Laskar Pelangi juga sudah dilirik sebuah penerbit dari Spanyol untuk

diterbitkan di beberapa negara Eropa.

Seiring dengan kesuksesan Laskar Pelangi, nama Andrea Hirata pun

langsung melesat dalam jagat sastra Indonesia. Namanya menjadi

perbincangan. Andrea pun makin sibuk memenuhi berbagai undangn

talkshow, diskusi, bedah buku, maupun menerima penghargaan. Padahal,

sebelumnya tidak banyak orang tahu, siapa itu Andrea Hirata. Orang

Jepang? Laki-laki atau perempuan?

Page 94: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

Sepintas namanya memang mirip nama orang dari negara Matahari Terbit.

Tapi, sejatinya dia asli Melayu, berasal dari Pulau Belitung (sekarang

masuk Provinsi Bangka Belitung). Kampung halamannya (dia lebih suka

menyebut Belitong) inilah yang menjadi setting novel Laskar Pelangi.

Andrea Hirata lahir pada 24 Oktober di Belitung. Sayang, dia

merahasiakan tahun kelahirannya. "Tahunnya confidential (rahasia),"

katanya kepada Radar Jogja (Grup Jawa Pos) di Kedai Kebun, Jogja.

Andrea yang memakai baju hitam bergaris-garis putih tipis hari itu (8/12)

berada di Jogja. Dia menjadi pembicara dalam diskusi Perempuan dan

Sastra di Pusat Studi Wanita (PSW) UGM.

Perjalanan karir dan proses kepengarangan Andrea agak unik. Setelah lulus

SMA pada 1992, Andrea memutuskan keluar dari Belitung. Dia naik kapal

laut menuju Jakarta. Dari ibu kota, dia malah terdampar di Bogor. Di kota

hujan Andrea menjadi tukang sortir surat di kantor pos setempat. "Waktu

itu namanya tenaga lepas harian atau TLH," kenangnya.

Pada 1993, berbekal uang hasil menabung selama menjadi TLH, Andrea

mengikuti ujian masuk perguruan tinggi (UMPTN). Dia memilih Fakultas

Ekonomi (FE) Universitas Indonesia (UI). Ternyata Andrea diterima.

Bahkan, dia bisa menyelesaikan masa studi hanya dalam 3,5 tahun. Andrea

pun lulus dengan menyandang predikat cum laude. "Kalau urusan sekolah,

saya memang serius karena dari dulu saya senang belajar," katanya.

Lulus dari FE UI, Andrea mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi master

of science di Université de Paris, Sorbonne, Prancis dan Sheffield Hallam

University, Inggris. Tesis Andrea di bidang telekomunikasi ekonomi

mendapat penghargaan dari dua universitas tersebut dan kembali lulus cum

laude.

"Sebenarnya ada tawaran lagi untuk mengambil S-3. Tapi, saya tolak.

Page 95: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

Ketinggian. Saya khawatir nanti tidak bisa memberikan kontribusi yang

sepadan. S-2 saja sudah cukup tinggi," katanya. Karena itu, begitu S-2-nya

selesai, Andrea memilih kembali ke tanah air dan bekerja di PT Telkom.

Sebelum di Bandung, dia sempat berdinas di PT Telkom Surabaya selama

dua tahun.

Menjadi penulis sama sekali bukan cita-citanya. Jangankan menulis,

membaca karya-karya sastra saja, Andrea hampir tidak pernah. Dia lebih

menyukai buku-buku sains dan teknologi. "Baru satu karya sastra yang saya

baca," katanya. Karena itu, dia menolak dianggap sebagai sastrawan atau

penulis.

Laskar Pelangi sebetulnya juga bukan dimaksudkan untuk ditulis menjadi

sebuah novel. Itu sebuah memoar masa kecil Andrea ketika masih

bersekolah di sebuah SD di Belitung. Buku itu dia tulis untuk gurunya: Ibu

Muslimah Hafsari.

Satu ketika, kenang dia, Andrea dan teman-teman sekelas menunggu Bu

Muslimah di depan kelas. Waktu itu hujan sangat deras. Mereka

menunggu-nunggu dengan rasa cemas, takut sang guru idola tidak datang.

"Tiba-tiba dari sudut lapangan sekolah muncul beliau berjalan kaki sambil

berpayungkan daun pisang. Kami semua gembira melihat kedatangan beliau.

Dan, saat itu, dalam hati saya berjanji bahwa saya harus menulis tentang

beliau," cerita Andrea.

Sebagai karyawan PT Telkom yang sibuk, Andrea tak kunjung menulis

cerita untuk Bu Mus. Sampai suatu saat ketika baru pulang menjadi

relawan di Aceh, Andrea dikabari teman-temannya di Belitung bahwa Bu

Mus sakit keras. "Katanya sudah parah banget," tutur Andrea.

Mendengar kabar tersebut, Andrea ingat dengan janjinya beberapa tahun

lalu. Gejolak untuk memberikan penghargaan kepada gurunya pun kembali

meruap. Andrea akhirnya bersicepat menulis, berpacu dengan waktu

karena takut terjadi apa-apa dengan Bu Mus. Dalam waktu tiga bulan,

Page 96: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

tulisan itu selesai. Tulisan itu kemudian diperbanyak untuk dibagi-bagikan

sesuai jumlah teman dan gurunya di Belitung. "Lalu saya jilid dan saya juga

kasih cover sendiri," tambah Andrea.

Mengapa cerita itu sampai menjadi novel yang sukses, menurut Andrea,

bukan suatu kesengajaan. Bermula ketika laptop Andrea tertinggal di

kamarnya. Andrea meminta salah seorang teman di Telkom

mengambilkannya. Saat mengambil laptop, teman itu melihat naskah Laskar

Pelangi di dalam kamar Andrea, Setelah membaca naskah tersebut, teman

Andrea terkesima dengan cerita di dalamnya. Diam-diam dia mengirimkan

naskah itu ke penerbit tanpa setahu Andrea.

Hingga, suatu hari, Andrea ditelepon pimpinan penerbit Bentang Gangsar

Sukrisno yang memuji naskah Laskar Pelangi dan berniat menerbitkannya.

"Naskah ini luar biasa. Tapi, Anda siapa?" kata Andrea menirukan

pertanyaan Sukrisno.

Misalnya, Gus TF Sakai, Seno Gumira Ajidarma, dan Cok Savitri.

"Dibanding mereka saya belum ada apa-apanya," ujar Andrea merendah.

Sukses Laskar Pelangi ternyata menarik minat produser film untuk

mengangkatnya ke layar lebar. Dari beberapa produser yang meminangnya,

Andre memilih Mira Lesmana dan Riri Reza sebagai sutradara film Laskar

Pelangi.

Andrea menyadari, banyak pembaca novelnya yang tidak setuju Laskar

Pelangi diangkat ke layar lebar. Sebab, ada kekhawatiran, filmnya tidak

akan seperti di buku. Bahkan, kata Andrea, dalam sebuah diskusi di

Bandung, sang moderator mengajukan pertanyaan kepada audien, siapa

yang tak setuju Laskar Pelangi difilmkan. "Hampir semua mengangkat

tangan," tuturnya.

Andrea bisa memahami kekhawatiran tersebut. Meski bakal banyak

mendapat tentangan dari para pembaca novelnya, Andrea bergeming

dengan keputusannya.

Page 97: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

"Saya ingin dapat touch dari sineas yang punya perspektif lain terhadap

Laskar Pelangi. Sebab, ini kisah tentang semangat manusia. Dan, itu harus

terpajang jelas dalam film," katanya.

NOVEL Laskar Pelangi karya Andrea Hirata mencatat sukses luar biasa.

Mungkin inilah novel paling fenomenal karya anak bangsa dalam sejarah

sastra Indonesia. Sejak diterbitkan September 2005 oleh Bentang, novel

itu sudah naik cetak hingga 17 kali dan terjual sekitar 200 ribu eksemplar.

Sukses itu juga diikuti dua novel berikutnya yang menjadi bagian dari

tetralogi Laskar Pelangi, yakni Sang Pemimpi dan Edensor. Satu novel lagi

adalah Maryamah Karpov. Novel terakhir itu sudah selesai ditulis, tapi

direncanakan baru terbit tahun depan.

Jika digabungkan, oplah tiga novel tersebut hampir 500 ribu kopi. Itu baru

di Indonesia saja. Sebab, Laskar Pelangi juga sudah dibeli oleh penerbit

buku di Malaysia. Di negeri jiran buku itu langsung menjadi best seller.

Setelah Malaysia, Singapura segera menyusul menerbitkan novel tersebut.

Laskar Pelangi juga sudah dilirik sebuah penerbit dari Spanyol untuk

diterbitkan di beberapa negara Eropa.

Seiring dengan kesuksesan Laskar Pelangi, nama Andrea Hirata pun

langsung melesat dalam jagat sastra Indonesia. Namanya menjadi

perbincangan. Andrea pun makin sibuk memenuhi berbagai undangn

talkshow, diskusi, bedah buku, maupun menerima penghargaan. Padahal,

sebelumnya tidak banyak orang tahu, siapa itu Andrea Hirata. Orang

Jepang? Laki-laki atau perempuan?

Sepintas namanya memang mirip nama orang dari negara Matahari Terbit.

Tapi, sejatinya dia asli Melayu, berasal dari Pulau Belitung (sekarang

masuk Provinsi Bangka Belitung). Kampung halamannya (dia lebih suka

menyebut Belitong) inilah yang menjadi setting novel Laskar Pelangi.

Page 98: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

Andrea Hirata lahir pada 24 Oktober di Belitung. Sayang, dia

merahasiakan tahun kelahirannya. "Tahunnya confidential (rahasia),"

katanya kepada Radar Jogja (Grup Jawa Pos) di Kedai Kebun, Jogja.

Andrea yang memakai baju hitam bergaris-garis putih tipis hari itu (8/12)

berada di Jogja. Dia menjadi pembicara dalam diskusi Perempuan dan

Sastra di Pusat Studi Wanita (PSW) UGM.

Laskar Pelangi adalah memoar masa kecil Andrea Hirata. Berkisah tentang

10 anak SD Muhammadiyah Belitung yang kemudian dijuluki Laskar Pelangi

dalam memperoleh pendidikan. Guru mereka, Bu Muslimah, yang sangat

dihormati oleh Andrea sangat perhatian kepada murid-muridnya.

Jadi, peristiwa yang ditulis di novel tersebut adalah faktual, benar-benar

ada, meski peristiwanya terjadi puluhan tahun lalu. Andrea

menceritakannya dengan begitu detail.

"Bagi anak kecil, peristiwa yang traumatis akan sangat membekas sampai

kapan pun," katanya.

Beberapa pembaca mengaku sangat terinspirasi dengan novel ini. Terutama

oleh sosok Bu Guru Muslimah. Seorang perempuan aktivis Aisyiyah dalam

diskusi di PSW mengaku sangat terinspirasi oleh Bu Muslimah. Sampai-

sampai ketika memberikan pelatihan kepada guru-guru di desa, dia

menggunakan novel Laskar Pelangi sebagai referensi untuk menggugah

semangat para guru di sana.

Karena banyak pembaca yang menanyakan kelanjutan kisah tokoh-tokoh

dalam Laskar Pelangi, Andrea lalu membuat novel kedua Sang Pemimpi dan

ketiga Edensor dari empat novel yang dia rencanakan. Sambutan terhadap

dua novel itu juga luar biasa.

Edensor bahkan masuk dalam nominasi lima besar karya sastra terbaik

Page 99: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

Katulistiwa Literaly Award (KLA) 2007. Andrea tidak menyangka novelnya

bakal masuk nominasi. "Bagi saya, masuk 10 besar saja sudah merasa

menang. Eh, sekarang malah lima besar," katanya.

Andrea memang bangga Edensor masuk nominasi KLA. Apalagi, saingannya

adalah para penulis yang memang sudah lama bergelut di dunia sastra.

Misalnya, Gus TF Sakai, Seno Gumira Ajidarma, dan Cok Savitri.

"Dibanding mereka saya belum ada apa-apanya," ujar Andrea merendah.

Sukses Laskar Pelangi ternyata menarik minat produser film untuk

mengangkatnya ke layar lebar. Dari beberapa produser yang meminangnya,

Andre memilih Mira Lesmana dan Riri Reza sebagai sutradara film Laskar

Pelangi

Download Full novel http://www.ziddu.com/download/2833278/Laskar_Pelangi__Full.pdf.html

Pemanfaatan Nilai-Nilai Pendidikan Novel Laskar Pelangi pada Pembelajaran Sastra

Sebelum membahas pemanfaatan nilai-nilai pendidikan novel Laskar Pelangi dari sisi

pembelajaran, ada sebaiknya penulis uraikan terlebih dahulu sekilas hakekat karya sastra serta

pandangan pembelajaran sastra secara umum sebagai dasar pijakan untuk membahas

pemanfaatan nilai-nilai pendidikan novel Laskar Pelangi dari sisi pembelajaran. Pada

hakekatnya karya sastra pada setiap jenisnya mengandung kepekaan-kepekaan baik dari sisi

lambang bahasa yang digunakan maupun representasinya. Karya sastra sarat akan muatan

memetik dan gambaran lingkungan kehidupan masyarakat. Karena itu untuk menikmati karya

sastra harus dihayati dari relung hati yang mendalam, dan tidak hanya sekedar dipahami dari

unsur luarnya saja, seperti apa adanya yang dituliskan dalam hasil karya sastra (Grace, 1965:29).

Seiring dengan konsep dasar hakekat sastra tersebut, kurikulum KTSP memberikan landasan

mengenai tujuan pembelajaran sastra sebagai berikut: Pembelajaran sastra dimaksudkan untuk

meningkatkan kemajuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra. Kegiatan mengapresiasi karya

sastra berkaitan mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal dan kepekaan terhadap

masyarakat, budaya, dan lingkungan hidup (KTSP SMK Muhammadiyah 2 Malang, 2006).

Seperti telah diuraikan di muka, mengenai kakekat karya sastra novel Laskar Pelangi sebagai

pada umumnya mengapstraksikan gambaran masyarakat. Oleh karena itu dalam menghayati dan

mengapresiasi novel tersebut tidak hanya sekedar dinikmati dari sisi luarnya saja, tetapi harus

dipahami secara mendalam nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dari telaah pendidikan

karekter masing-masing tokoh, novel Laskar Pelangi akan dapat memberikan pelajaran pada

siswa, guru, wali murid maupun institusi pendidikan sebagai berikut.

Page 100: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

Kekuatan novel ini terletak pada sentilan humanioa tentang pentingnya pendidikan sekolah dan

sekaligus kuatnya moral agama.

Novel Laskar Pelangi memberikan pelajaran pada siswa untuk lebih tekun dalam menuntut ilmu.

Pada kahehatnya seberapa tingkat keberhasilan siswa dapat ditentukan dari sejauh mana dia mau

berusaha. Di contohkan melaui tokoh Lintang. Dia menempuh jarak yang jauh dengan bersepeda

tetapi ia selalu yang pertama datang ke sekolah. Semua itu dengan adanya motivasi internal yang

muncul pada dirinya. Kita kembalikan pada kenyataan remaja sekarang ini, sudahkah tokoh

Lintang tersebut tertanam pada setiap generasi muda kita?

Novel Laskar Pelangi jua mengunggkap betulusan para pendidik dalam mengemban tanggung-

jawabnya. Dilukiskan dalam tokoh tersebut Bu Mus dan Pak Harfan. Sudahkah nilai-nilai luhur

dan pancasila termin oleh guru-guru kita saat ini? Sungguh sikap Bu Muslimah dan Pak Harfan

punya Nilai keluhuran yang tinggi. Dalam perjalanannya begitu banyak rintangan yang dihadapi

Bu Mus, tetapi ia dengan tegar tetap bertahan mengajar di SD bobrok. Kalau kita kembalikan

pada fakta-fakta saat ini mungkin hanya ada seribu satu yang memiliki nilai-nilai lugur dari

mereka.

Novel ini memberi suri tauladan bagi para orang tua murid untuk peduli terhadap keberhasilan

pendidikan. Ayah Lintang contohnya, ia tetap menyekolahkan anaknya meskipun keadaan

ekonomi keluarganya sulit dan jarak rumah dengan sekolah pun berpuluh-puluh kilometer yang

hanya ditempuh dengan sepeda. Kita bandingkan dengan kenyataan saai ini. Para orang tua

murid tidak peduli terhadap keberhasilan pendidikan anak-anaknya. Mereka sibuk dengan

pekerjaan masing-masing sehingga anak-anak merekan terlantarkan. Kiranya novel Laskar

Pelangi ini dapat menjadi suri tauladan bagi mereka para orang tua murid. Kondisi fisik gedung-

gedung sekolah saat ini jauh lebih megah dari pada sekolah SD Muhammadiyah yang dilukiskan

dalam novel Laskar Pelangi di atas.

Namun demikian, sepertinya tidak sedikit dari mereka yang bisa mengoptimalkan fungsi dari

fasilitas yang ada. Kita bayangkan gambaran SD Muhammadiyah Bangunan yang seperti mau

roboh dan kalau malam jadi kandang kambing, Guru yang awalnya hanya tiga orang hingga

akhirnya tinggal satu orang, fasilitas yang serba kekurangan bahkan tidak ada sama sekali.

Sudahkan hal tersebut ada dalam diri kita masing-masing? Dengan demikian, marilah kita

sebagai gererasi penerus bangsa baik sebagai siswa, guru, wali murid, maupun lembaga-lembaga

yang peduli terhadap pendidikan saling berbenah diri. Saling menata dan intropeksi diri,

sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan maksimal.

www,laskarpelangi.forumation.net 29 mei 2011

Page 101: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

BIODATA DIRI

Nama : Khoirotul Mustabsyiroh

NIM : 073111101

Jurusan/Fakultas : PAI/Tarbiyah

Alamat : Desa Bulusari RT 02/RW 03

Kec. Sayung Kab. Demak

Nama Orang Tua

Ayah : Shofwan

Ibu : Rasminah

Alamat : Desa Bulusari RT 02/RW 03

Kec. Sayung Kab. Demak

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Semarang, 25 Nopember 2011

Penulis,

Khoirotul Mustabsyiroh

NIM. 073111101

Page 102: ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · (Studi pada Ibu Muslimah dan Bapak Harfan dalam Novel Laskar Pelangi) ...

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Khoirotul Mustabsyiroh

Tempat/ Tanggal Lahir : Demak, 11 Mei 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Mahasiswa

Alamat : Desa Bulusari RT 02/RW 03

Kec. Sayung Kab. Demak

Riwayat Pendidikan

1. MI Islamiyyah Bulusari Lulus Tahun 2001

2. MTs Darul Ulum Bulusari Lulus Tahun 2004

3. MA Futuhiyyah 2 Mranggen Lulus Tahun 2007

4. IAIN Walisongo Angkatan 2007

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Semarang, 25 Nopember 2011

Penulis,

Khoirotul Mustabsyiroh

NIM. 073111101