ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id...

61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERHADAP PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN PROFESI LAINNYA TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: SRI MARJANI NIM : S4310017 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id...

Page 1: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERHADAP

PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN PROFESI LAINNYA

TESIS

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh: SRI MARJANI NIM : S4310017

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERHADAP

PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN PROFESI LAINNYA

Disusun oleh:

SRI MARJANI NIM : S4310017

Telah disetujui Pembimbing Pada tanggal:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Bandi, M.Si, Ak Anas Wibawa, SE, M.Si, Ak NIP. 196411201991031002 NIP. 197302152000121001

Mengetahui: Ketua Program Studi Magister Akuntansi

Dr. Payamta, M.Si, Ak. CPA NIP. 196609251992031002

Page 3: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERHADAP

PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN PROFESI LAINNYA

Disusun oleh:

SRI MARJANI NIM : S4310017

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Pada tanggal: 31 Juli 2012

Ketua tim penguji : Dr. Payamta, M.Si, Ak. CPA ...............

Sekretaris : Dra. Y. Anni Aryani M.Prof.Acc.,Ph.D., Ak. ...............

Anggota I : Dr. Bandi, M.Si., Ak ...............

Anggota II : Anas Wibawa, SE., M.Si.Ak ...............

Mengetahui,

Direktur PPS UNS Ketua Program Studi Magister Akuntansi

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS. Dr. Payamta, M.Si, Ak. CPA NIP. 196107171986011001 NIP. 196609251992031002

Page 4: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PERNYATAAN

Nama : Sri Marjani

NIM : S4309015

Program Studi : Magister Akuntansi

Konsentrasi : Akuntansi Sektor Publik

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “ANALISIS

KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

TERHADAP PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN PROFESI LAINNYA”

adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis ini

diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh atas tesis tersebut.

Surakarta, 25 Juni 2012

Sri Marjani

Page 5: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini ditulis untuk

memenuhi persyaratan memperoleh derajat Magister pada program studi Magister

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam proses penulisan tesis ini penulis menyadari telah mendapat bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS. selaku rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS. selaku ketua program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS. selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Dr. Payamta, M.Si, Ak. CPA selaku ketua program Magister Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Ibu Dra. Y. Anni Aryani M.Prof.Acc.,Ph.D., Ak., selaku sekretaris program

Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Bapak Dr. Bandi, M.Si., Ak. selaku pembimbing yang selalu memotivasi penulis

dan memberikan bimbingan serta arahan dalam proses penulisan tesis ini.

Page 6: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

7. Bapak Anas Wibawa, S.E., M.Si. Ak selaku pembimbing yang dengan penuh

kesabaran, keikhlasan, dan penuh perhatian telah memberikan bimbingan dan

arahan kepada penulis.

8. Bapak dan ibu dosen program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada

penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung selama penulis

menyelesaikan studi di Universitas Sebelas Maret. Penulis minta maaf kepada semua

pihak yang terkait dalam penulisan tesis ini atas segala kekurangan dan kekhilafan

penulis. Harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Juni 2012

Sri Marjani

Page 7: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ........................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

ABSTRAK ...................................................................................................... xi

ABSTRACT .................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 7

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 9

2.1 Persepsi ............................................................................................ 9

2.2 Guru .................................................................................................. 10

2.3 Profesi Akuntan di Indonesia ............................................................ 11

2.4 Akuntan Publik Sebagai Profesi ...................................................... 14

2.5 Dokter Sebagai Profesi .................................................................. 16

Page 8: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

2.6 Advokat Sebagai Profesi .................................................................. 17

2.7 Gender ........................................ ..................................................... 18

2.8 Pengalaman Kerja ............................................................................... 19

2.9 Hasil Penelitian Terdahulu.................................................... .......... 20

2.10 Pengembangan Hipotesis ...................................... .......................... 26

2.11 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 28

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 30

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian........................................................ 30

3.2 Sumber Data .................................................................................... 30

3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 31

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................................. 31

3.5 Teknik Analisis .................................................................................. 33

3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas .................................... 33

3.5.2 Analisis Deskriptif ..................................................... 33

3.5.3 Uji hipotesis ............................................................... 34

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................. 36

4.1 Deskripsi Data ................................................................................... 36

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 38

4.3 Analisis Data .................................................................................... 40

4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ...................... 40

4.3.2 Uji Hipotesis ............................................................... 42

4.3.2.1 Hipotesis Pertama ............................................. 42

4.3.2.2 Hipotesis Kedua ......................................... 43

4.4 Pembahasan .................................................................................... 46

Page 9: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN...... 49

5.1 Kesimpulan …………………………………………................. ........ 49

5.2 Implikasi………………………………………………………… ....... 49

5.3 Keterbatasan ...................................... ................................................... 50

5.4 Saran ....................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA……………………………………............................... .. 52

LAMPIRAN

Page 10: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

I.1 Perbandingan Jumlah Akuntan Publik di ASEAN ................................... 2

IV.1 Data persebaran Kuesioner ...................................................................... 38

IV.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................... 39

IV.3 Responden Berdasarkan Usia ................................................................. 39

IV.4 Responden Berdasarkan Pengalaman Mengajar ...................................... 40

IV.5 Responden Berdasarkan Pendidikan ........................................................ 40

IV.6 Uji Validitas ............................................................................................. 41

IV.7 Uji Reliabilitas ......................................................................................... 43

IV.8 Analisis Deskriptif Rata-rata (mean) ....................................................... 44

IV.9 Perbandingan Uji T .................................................................................. 47

IV.10 Statistik ANOVA ................................................................. ................. 48

IV.11 Multiple Comparison .......................................................... .................. 49

IV.12 Homogeneous Subset .................................................................. .......... 50

Page 11: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Amerika Serikat telah mendokumentasikan penurunan partisipasi di program

akuntansi selama lebih dari satu dekade. Ada kekhawatiran luas terhadap program

akademik akuntansi tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan jumlah profesi

akuntan (Wells dan Fieger, 2006). Penelitian yang dilakukan Wells dan Fieger

(2006) menyatakan bahwa kesimpulan yang ditarik dari penelitian di Amerika

Serikat dan penelitian di Australia menunjukkan bahwa penurunan jumlah dan

kualitas siswa yang memilih jurusan akuntansi sebagai pilihan utama, bisa

disebabkan hal-hal berikut ini:

1. Kesalahan informasi atau kurangnya informasi tentang apa akuntansi dan

sifat tugas yang dilakukan oleh akuntan.

2. Persepsi bahwa kurikulum akuntansi sudah bisa ditebak, rutin dan

membosankan.

3. Persepsi akuntansi tidak kompatibel dengan "kreatif, bermanfaat, berorientasi

karier".

Albrecht dan Sack (2000) menunjukkan bahwa kesalahpahaman tentang

kegiatan dan peran akuntan profesional disebabkan oleh empat faktor, yaitu

kesalahpahaman karir akuntansi oleh para guru sekolah dan penasehat karir, sebuah

ketidaksesuaian antara keahlian yang dirasakan dan ketrampilan sebenarnya yang

diperlukan untuk karir akuntansi, penekanan pada pembukuan dalam kurikulum

akuntansi di sekolah, dan fokus sempit pada scorekeeping di tingkat kursus tersier

Page 12: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

pengantar akuntansi. Hal ini pada gilirannya akan memiliki konsekuensi serius bagi

profesi dalam upayanya untuk merekrut siswa “terbaik dan tercerdas”. Dengan

kekurangan akuntan profesional, profesi akuntan harus menghindari kesalahan

persepsi guru tentang profesi ini, karena kesalahan persepsi ini mungkin akan

mempengaruhi keputusan karir siswa (Coetzee, 2005).

Fenomena kekurangan akuntan profesional juga terjadi di Indonesia.

Berdasarkan data dari Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), perbandingan jumlah

akuntan publik hingga 31 Maret 2011 dengan negara-negara lain terutama negara

ASEAN adalah seperti Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1 Perbandingan jumlah akuntan publik di ASEAN

Negara Jumlah Penduduk Jumlah Akuntan Publik Persentase

Indonesia 237 juta 926 0,0004 Singapura 5 juta 15.120 0,3024 Malaysia 25 juta 2.460 0,0098 Filipina 88 juta 15. 020 0,0171 Thailand 66 juta 6.070 0,0092 Vietnam 85 juta 1.500 0,0018

Sumber: IAPI (Adityasih, 2011).

Dari data tersebut terlihat bahwa rasio jumlah akuntan publik di Indonesia

dengan jumlah penduduknya tergolong sangat kecil jika dibandingkan dengan rasio

yang dimiliki oleh negara-negara tetangga di kawasan ASEAN. Indonesia hanya

memiliki 926 akuntan publik dari jumlah penduduk 237 juta sehingga rasio antara

jumlah akuntan publik dan jumlah penduduk sangat kecil yaitu 0,0004 persen. Hasil

tersebut mendudukkan Indonesia di peringkat terbawah setelah Singapura, Filipina,

Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Dari jumlah akuntan publik yang ada di Indonesia dan tergabung di 501

Kantor Akuntan Publik (KAP), 64% telah berusia di atas 51 tahun, 25% berusia 41-

Page 13: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

50 tahun, dan 11% berusia 26-40 tahun. Artinya, regenerasi sangat lamban berjalan

(Adityasih, 2011). Menurut sekretaris umum IAPI (Tarkosoenaryo, 2011), akuntan

sekarang jumlahnya masih relatif kecil dibandingkan jumlah penduduk Indonesia

yang berjumlah lebih dari 200 juta jiwa. Hal ini akan sangat memungkinkan profesi

akuntan berkembang di masa yang akan datang, baik secara kualitas maupun

kuantitas. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan

semakin baik dalam memasuki milenium ketiga, maka profesi akuntan sangat

dibutuhkan dalam membantu mewujudkannya. Kondisi ini membawa pada suatu

konsekuensi bahwa adanya peluang yang masih terbuka lebar bagi setiap orang untuk

memasuki profesi akuntan. Selain itu, profesi akuntan masih dianggap sebagai salah

satu pilihan karir yang menjanjikan bagi calon-calon profesi akuntan.

Pekerjaan mengaudit perusahaan di Indonesia terus meningkat seiring dengan

pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data dari Direktorat Jendral Pajak, Kementerian

Keuangan tahun 2010, wajib pajak badan diperkirakan sekitar 1,8 juta (baik berupa

PT, CV, Koperasi, Perhimpunan dan lain-lain). Dari 1,8 juta wajib pajak badan, yang

memiliki omset Rp 50 miliar diperkirakan sekitar 400.000 perusahaan. Artinya, jika

setiap satu akuntan publik melakukan audit sebanyak 40 wajib pajak badan, maka

Indonesia memerlukan sekitar 10.000 akuntan publik (Adityasih, 2011).

Berdasarkan kenyataan tersebut maka pemerintah berupaya meningkatkan

jumlah akuntan publik di Indonesia dengan mengeluarkan Undang-Undang Akuntan

Publik pada hari selasa tanggal 5 April 2011. Hal yang paling mendasar dari

Undang-Undang ini adalah pemerintah tidak membatasi setiap orang yang ingin

mengikuti pendidikan profesi akuntan publik dengan memperbolehkan lulusan dari

Page 14: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

non akuntansi mengikuti pendidikan tersebut. Oleh karena itu peluang berkarir

menjadi Akuntan Publik di Indonesia sangat terbuka lebar (Adityasih, 2011).

Proses pemilihan karir atau profesi seseorang biasanya dipengaruhi oleh

informasi karir. Sukardi dan Ketut (1998) mengemukakan bahwa informasi karier

bertujuan untuk digunakan sebagai suatu alat dalam membantu individu memperoleh

pandangan, pengertian dan pemahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia

kerja. Informasi karier dapat diperoleh dari berbagai sumber, di antaranya lembaga

pendidikan (guru atau dosen), media cetak dan media elektronik, keluarga dan

teman. Penelitian yang dilakukan oleh Hartwell, Lightle dan Maxwell (2005)

menemukan bahwa di antara faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan karir pelajar

SMA di Ohio dan Indiana, pendidik sekolah menengah adalah yang paling sering

dikutip. Sebanyak 12% dari mahasiswa jurusan bisnis dan 8% dari mahasiswa

jurusan non-bisnis mengatakan bahwa mereka dipengaruhi oleh guru atau konselor.

Temuan ini dapat mempengaruhi pemilihan profesi pada diri siswa.

Pemilihan karir seseorang sangat dipengaruhi oleh informasi yang

diperolehnya. Salah satu sumber informasi bagi anak SMA adalah guru mereka.

Guru dapat membantu siswa mengetahui tentang pekerjaan dan profesi. Ini dapat

sangat terlihat di wilayah geografis di mana individu tidak dapat memanfaatkan

komunikasi atau informasi teknologi, atau dalam situasi yang orang tua mereka tidak

terdidik dengan baik. Akibatnya guru dapat menjadi pemandu, tutor, atau mentor

siswa untuk memilih karir dan profesi (Pekdemir dan Pekdemir, 2011).

Pekdemir dan Pekdemir (2011) secara lebih mendalam menemukan bahwa

perempuan lebih banyak menyatakan negatif terhadap profesi akuntan publik dan

semakin sedikit pengalaman mengajar menunjukkan persepsi yang semakin negatif

Page 15: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

serta berfikir bahwa profesi akuntan tidak penting. Wells dan Fieger (2006)

menemukan bahwa perempuan umumnya memiliki persepsi terhadap profesi yang

lebih positif dibandingkan laki-laki. Hal ini ditemukan baik di Australia maupun

New Zealand. Sedangkan untuk atribut tahun mengajar, ada penurunan konsisten

dalam peringkat atribut yang signifikan bagi kelompok 20-30 tahun pengalaman

mengajar dalam studi di New Zealand. Dalam studi di Amerika Serikat ada pengaruh

yang signifikan pada pengalaman dimana responden dengan pengalaman mengajar

lebih lama, memiliki persepsi yang rendah terhadap akuntan publik. Hal ini

bertentangan dengan studi di Australia yaitu guru yang semakin berpengalaman

umumnya mengatakan persepsi lebih baik pada profesi akuntan publik.

Dari hasil temuan tersebut bisa kita simpulkan bahwa persepsi seorang guru

terhadap sebuah profesi akan sangat mempengaruhi informasi yang akan

disampaikan kepada anak didiknya. Persepsi seorang guru dipengaruhi oleh

pengalaman mereka dalam mengajar serta terdapat perbedaan persepsi antara guru

laki-laki dan perempuan terhadap sebuah profesi. Dalam penelitian ini peneliti ingin

menggali lebih dalam tentang persepsi guru SMA terhadap profesi akuntan publik

yang menjadi fenomena di Indonesia karena rasionya yang terlalu kecil jika

dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Penelitian ini juga menggali persepsi

guru SMA terhadap profesi lainnya yaitu dokter dan advokat sebagai pembandingnya

karena sama-sama sebagai profesi di Indonesia yang dilindungi oleh Undang-Undang

Profesionalitas, yaitu Undang-Undang no. 5 tahun 2011 untuk profesi akuntan

publik, Undang-Undang no. 29 tahun 2004 untuk profesi dokter, dan Undang-

Undang no. 18 tahun 2003 untuk profesi advokat.

Page 16: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1.2 Perumusan Masalah

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan di berbagai negara seperti Amerika

Serikat (Albrecht dan Sack, 2000), Australia dan Selandia Baru (Wells dan Fieger,

2005), Afrika Selatan (Coetzee, 2005) dan Turki (Pekdemir dan Pekdemir, 2011)

menunjukkan bahwa penurunan jumlah dan kualitas siswa memilih jurusan

akuntansi sebagai pilihan utama antara lain disebabkan oleh kesalahan informasi

atau kurangnya informasi tentang apa akuntansi dan sifat tugas yang dilakukan oleh

akuntan. Sedangkan kesalahan atau kurangnya informasi profesi akuntan dipengaruhi

oleh antara lain kesalahpahaman karir akuntan oleh para guru sekolah menengah dan

penasehat karir.

Penelitian-penelitian yang dilakukan di Indonesia terkait persepsi profesi

akuntan publik lebih banyak memfokuskan pada persepsi mahasiswa terhadap

profesi akuntan (Abdullah dan Selamat, 2002; Setyawardani, 2006; dan Wirianata

dan Harahap, 2007) dan masih jarang dijumpai penelitian persepsi tentang akuntan

publik di kalangan pendidik tingkat sekolah menengah atas. Penelitian ini akan

menganalisis persepsi guru SMA terhadap profesi akuntan publik dibandingkan

dengan profesi lainnya yaitu advokat dan dokter. Alasan pemilihan ketiga profesi

tersebut adalah karena ketiganya di Indonesia merupakan profesi yang dilindungi

oleh Undang-Undang profesi.

Berdasarkan permasalahan di atas pernyataan riset dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi guru SMA terhadap profesi akuntan publik dan profesi

lainnya?

Page 17: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Apakah ada perbedaan persepsi terhadap profesi akuntan publik dan profesi

lainnya dilihat dari gender?

3. Apakah ada perbedaan persepsi terhadap profesi akuntan publik dan profesi

lainnya dilihat dari sisi pengalaman kerja?

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam studi ini, tidak bertujuan untuk mengetahui hubungan antara guru dan

murid. Namun bertujuan untuk mengetahui persepsi dan pendapat guru SMA tentang

akuntan publik dibandingkan profesi lainnya yaitu dokter dan advokat karena

diasumsikan bahwa guru memiliki dampak pada preferensi murid terhadap profesi

dan pekerjaan. Secara lebih rinci tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui persepsi guru SMA terhadap profesi akuntan publik dan

profesi lainnya.

2. Mengetahui apakah ada perbedaan persepsi terhadap profesi akuntan

publik dan profesi lainnya dilihat dari sisi gender.

3. Mengetahui apakah ada perbedaan persepsi terhadap profesi akuntan

publik dan profesi lainnya dilihat dari sisi pengalaman mengajar.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak.

1. Akuntan publik yaitu bahwa dari hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi tentang persepsi para guru terhadap profesi

mereka sehingga dapat selalu menjaga citra mereka di mata publik.

Page 18: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Badan akuntansi profesional di Indonesia yaitu Institut Akuntan Indonesia

secara umum dan Institut Akuntan Publik Indonesia secara khusus, bahwa

hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan perhatian khusus untuk

selalu meningkatkan citra akuntan publik.

3. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu dapat memberikan

masukan dalam mempertimbangkan kurikulum terutama terhadap mata

pelajaran ekonomi dengan memasukkan pembahasan terhadap profesi

akuntan publik secara lebih khusus dan mendalam.

Page 19: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Persepsi

Rakhmad (2004:51) menyatakan: “persepsi adalah pengalaman tentang

obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan pesan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi

diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari ssesuatu dan pandangan

tentang suatu objek secara menyeluruh. Sedangkan menurut Indrawijaya (2000)

disebutkan bahwa, persepsi adalah dasar dari proses kognitif atau proses psikologi.

Jadi pada hakekatnya persepsi merupakan proses pengamatan melalui penginderaan

terhadap obyek tertentu. Obyek tersebut dapat berupa orang, situasi, dan kejadian

atau peristiwa.

Dalam kehidupan sehari-hari persepsi lebih diidentifikasikan sebagai

pandangan. Artinya bagaimana pandangan seseorang terhadap objek atau kejadian

pada saat tertentu. Hasil pengamatan tersebut diproses secara sadar sehingga individu

kemudian dapat memberi arti kepada objek yang diamatinya tersebut. Persepsi

berperan dalam penerimaan rangsangan, mengaturnya, dan menerjemahkan atau

menginterprestasikan rangsangan yang sudah teratur itu untuk mempengaruhi

perilaku dan membentuk sikap.

Persepsi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan

seorang individu dapat memberikan interprestasi yang berbeda dengan orang lain

pada saat melihat sesuatu. Menurut Rakhmad (2004), faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut:

Page 20: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

a. Faktor fungsional, yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu,

motivasi, harapan dan keinginan, emosi dan suasana hati dan hal-hal lain

yang termasuk dalam faktor personal.

b. Faktor struktural, berasal dari sifat stimulasi secara fisik dan efek-efek saraf

yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu.

c. Faktor kebudayaan, kultur atau kebudayaan dimana individu tumbuh dan

berkembang akan turut pula menentukan persepsi seseorang.

Persepsi dapat dipengaruhi pula oleh faktor pengalaman, proses belajar,

cakrawala dan pengetahuan seseorang. Faktor pengalaman dan proses belajar atau

sosialisasi memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat, sedangkan

pengetahuan dan cakrawala memberikan arti terhadap objek yang diamati.

Persepsi merupakan aspek kognisi dari sikap. Faktor pengalaman dan proses

belajar atau sosialisasi memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat,

sedangkan pengetahuan dan cakrawala memberikan arti terhadap obyek psikologis

tersebut. Melalui komponen kognisi akan timbul ide kemudian konsep mengenai apa

yang dilihat dan berdasarkan norma yang dimiliki pribadi seseorang akan terjadi

keyakinan berbeda dari individu terhadap objek tertentu.

2.2 Guru

Menurut Undang-undang no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, maka

yang dimaksud guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah. Guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa

Page 21: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi

akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk

setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan

martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu

pendidikan nasional. Yang dimaksud dengan guru sebagai agen pembelajaran

(learning agent) adalah peran guru antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu,

perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik.

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,

sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi

program sarjana atau program diploma empat. Kompetensi guru meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Undang-Undang no. 15 tahun

2005).

2.3 Profesi Akuntan Di Indonesia

Akuntan supaya dapat dikatakan sebagai suatu profesi, ia harus memiliki

beberapa syarat sehingga masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang

memerlukan profesi, akan mempercayai hasil kerjanya. Ada banyak kriteria yang

mendasari akuntan dapat dikatakan sebagai suatu profesi. Salah satunya menurut

Halim (1995) setidaknya ada tiga syarat agar sesuatu dapat disebut sebagai suatu

profesi, yaitu sebagai berikut:

Page 22: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1. Perlunya suatu pendidikan profesional tertentu yang biasanya setingkat S1

(graduate level).

2. Adanya suatu pengaturan terhadap diri pribadi yang didasarkan pada kode etik

profesi.

3. Adanya penelaahan atau ijin dari pemerintah.

Menurut Carey dan Loeb dalam Regar (2007) menyatakan bahwa profesi

menurut pengertian sempit adalah suatu jenis pekerjaan yang dipangku untuk suatu

jabatab khusus tertentu dalam masyarakat dengan memenuhi syarat dan ciri tertentu.

Diantara ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan yang diperlukan diperoleh dengan cara mengikuti pendidikan

yang teratur dan dibuktikan dengan tanda dan ijazah keahlian dan memiliki

kewenangan dalam keahlian.

2. Jasa yang diberikan dibutuhkan oleh masyarakat dan memiliki monopoli dalam

memberikan pelayanan.

3. Memiliki organisasi yang mendapat pengakuan masyarakat atau pemerintah

dengan perangkat kode etik untuk mengatur anggotanya serta memiliki budaya

profesi.

4. Adanya suatu ciri yang membedakannya dengan perusahaan, yaitu tidak

mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya tetapi lebih mengutamakan

pelayanan memberikan jasa yang bermutu dengan balas jasa yang setimpal.

Persyaratan ini semua dimiliki oleh profesi akuntan sehingga berhak disebut

sebagai salah satu profesi. Sebagai suatu profesi, profesi akuntan merupakan bidang

profesi yang memberikan jasa pada masyarakat terutama yang terkait dengan

penyajian informasi dalam satuan uang (moneter).

Page 23: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Profesi akuntan di Indonesia menurut Regar (2007) dapat dikelompokkan

menjadi sebagai berikut:

1. Akuntan Publik

Akuntan publik adalah akuntan profesional yang menjualkan jasanya kepada

masyarakat umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan keuangan

yang dibuat oleh kliennya. Pemeriksaan tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan para kreditur, investor, calon kreditur, calon investor, dan instansi

pemerintah (terutama instansi pajak).

2. Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik adalah profesi akuntan yang memberikan jasa berupa

pelayanan pendidikan akuntansi kepada masyarakat melalui lembaga-lembaga

pendidik yang ada, guna melahirkan akuntanakuntan yang terampil dan profesional.

Profesi akuntan pendidik sangat dibutuhkan bagi kemajuan profesi akuntan itu

sendiri karena di tangan mereka, para calon akuntan akan dididik.

Akuntan pendidik harus dapat melakukan transfer of knowledge kepada

mahasiswanya, memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan menguasai pengetahuan

bisnis dan akuntansi, teknologi informasi dan mampu mengembangkan

pengetahuannya melalui penelitian.

3. Akuntan Manajemen Perusahaan

Profesi akuntan manajemen perusahaan disebut juga sebagai akuntan intern

yang bekerja pada suatu perusahaan dan berpartisipasi dalam mengambil keputusan

mengenai investasi jangka panjang (capital budgeting), menjalankan tugasnya

sebagai akuntan yang mengatur pembukuan dan pembuatan ikhtisar-ikhtisar

keuangan, atau membuat (serta mendesain) sistem informasi akuntansi perusahaan.

Page 24: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Profesi ini meliputi analisis dari struktur organisasi guna mencapai tingkat

keefektifan dan efisiensi dari perusahaan tersebut.

Peranan akuntan manajemen sangatlah besar karena dapat membantu

manajemen menginterprestasikan data akuntansi yang ada dalam suatu perusahaan,

dalam hal ini profesionalisme akuntan sangat menentukan untuk mencarikan jalan

keluar di dalam menghadapi kesulitan yang sedang dialami oleh perusahaan.

Akuntan manajemen perlu memiliki kemampuan dalam bidang komunikasi dan

manajemen, sehingga dapat berperan dalam proses pengambilan keputusan.

4. Akuntan Sektor Publik (Akuntan Pemerintah)

Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi

pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggung

jawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau

petanggung jawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun banyak

terdapat akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun yang umumnya yang

akan disebut sebagai akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan

(BAPEKA), dan Instansi Pajak.

2.4 Akuntan Publik Sebagai Profesi

Profesi akuntan publik ini mempunyai ciri yang berbeda dengan profesi lain

(seperti profesi dokter dan advokat). Profesi dokter dan advokat dalam menjalankan

keahliannya memperoleh honorarium dari kliennya, dan mereka akan berpihak pada

kliennya. Sedangkan profesi akuntan publik juga memperoleh honorarium dari

kliennya dalam menjalankan keahliannya, namun demikian akuntan publik harus

Page 25: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

independen terhadap semua klien, atau tidak memihak kepada kliennya. Hal ini

dikarenakan yang akan memanfaatkan atau menggunakan hasil jasa akuntan publik

tersebut adalah pihak lain selain kliennya (seperti kreditor, investor, pemerintah, dan

lain-lain). Oleh karena itu, adanya independensi seorang akuntan dalam

melaksanakan keahliannya merupakan hal yang pokok atau inti, meskipun akuntan

tersebut sebenarnya dibayar oleh kliennya atas jasa yang telah diberikannya.

Menurut Undang-Undang no. 5 tahun 2011, profesi akuntan publik

merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans dan hasil

pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah satu pertimbangan

penting dalam pengambilan keputusan. Yang dimaksud dengan ”jasa asurans”

adalah jasa Akuntan Publik yang bertujuan untuk memberikan keyakinan bagi

pengguna atas hasil evaluasi atau pengukuran informasi keuangan dan nonkeuangan

berdasarkan suatu kriteria. Dengan demikian, profesi Akuntan Publik memiliki

peranan yang besar dalam mendukung perekonomian nasional yang sehat dan efisien

serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi dalam bidang keuangan.

Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia usaha, dalam era

globalisasi perdagangan barang dan jasa, kebutuhan pengguna jasa Akuntan Publik

akan semakin meningkat, terutama kebutuhan atas kualitas informasi keuangan yang

digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dengan

demikian, Akuntan Publik dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan

profesionalisme agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa dan mengemban

kepercayaan publik.

Berdasrkan Undang-Undang no. 5 tahun 2011, untuk mendapatkan izin

menjadi Akuntan Publik seseorang harus memenuhi syarat sebagai berikut:

Page 26: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

1. memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah;

2. berpengalaman praktik memberikan jasa asurans;

3. berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

4. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;

5. tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin Akuntan

Publik;

6. tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena

melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5

(lima) tahun atau lebih;

7. menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh

Menteri; dan

8. tidak berada dalam pengampuan.

2.5 Dokter Sebagai Profesi

Praktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter

dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan. Dokter dan

dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis

lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar

negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di

Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi

dokter gigi. Undang-Undang no. 29 tahun 2004 menyebutkan bahwa untuk

Page 27: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

memperoleh surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. memiliki ijazah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, atau dokter gigi

spesialis;

2. mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter atau

dokter gigi;

3. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;

4. memiliki sertifikat kompetensi; dan

5. membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika

profesi.

Surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi berlaku

selama 5 (lima) tahun dan diregistrasi ulang setiap 5 (lima) tahun sekali dengan tetap

memenuhi persyaratan tersebut (Undang-Undang no. 29 tahun 2004).

2.6 Advokat Sebagai Profesi

Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam

maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan

Undang-Undang. Jasa Hukum adalah jasa yang diberikan Advokat berupa

memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili,

mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan

hukum klien. Menurut Undang-Undang no. 18 tahun 2003, untuk dapat diangkat

menjadi Advokat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. warga negara Republik Indonesia;

2. bertempat tinggal di Indonesia;

Page 28: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3. tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara;

4. berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun;

5. berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1);

6. lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat;

7. magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus menerus pada kantor

Advokat;

8. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang

diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

9. berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai integritas

yang tinggi.

2.7 Gender

Kita perlu membedakan konsep gender dengan kata sex (jenis kelamin).

Pengertian jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dunia jenis kelamin

manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu.

Misalnya laki-laki adalah manusia yang mempunyai penis, memiliki buah jakal,

memiliki testis, dan memproduksi sperma. Sedangkan wanita adalah manusia yang

memiliki rahim, memiliki vagina, menghasilkan sel telur, dan mampu menghasilkan

air susu atau mampu menyusui. Alat-alat tersebut secara biologis melekat pada

manusia secara permanen. Artinya secara biologis alat-alat tersebut tidak dapat

dipertukarkan antara pria dan wanita, secara permanen tidak berubah dan merupakan

ketentuan biologis atau sering dikatakan sebagai ketentuan Tuhan atau kodrat.

Sedangkan konsep gender mengacu pada status legal, sosial dan individual atas dasar

Page 29: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

kriteria perilaku dan fisik. Gender merupakan stereotip peran gender, yaitu

keyakinan tentang karakteristik yang dianggap benar tentang pria dan wanita (Erdes

dan Hotman, 1984).

Sejarah perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan terjadi melalui

proses yang sangat panjang. Oleh karena itu terjadinya perbedaan-perbedaan gender

dikarenakan oleh banyak hal, diantaranya dibentuk, disosialisasikan, diperkuat,

bahkan dikonstruksi secara sosial dan kultural. Melalui proses panjang, sosialisasi

gender tersebut akhirnya dianggap dan dipahami sebagai kodrat laki-laki dan

perempuan. Sebaliknya, konstruksi gender yang tersosialisasi secara evolusi dan

perlahan-lahan mempengaruhi biologis masing-masing jenis kelamin. Karena proses

sosialisasi dan rekonstruksi berlangsung secara mapan dan lama, akhirnya sulit

dibedakan apakah sifat-sifat gender dikonstruksi atau dibentuk oleh masyarakat, atau

kodrat biologis yang ditetapkan oleh Tuhan. Namun dengan menggunakan pedoman

bahwa setiap sifat biasanya melekat pada jenis kelamin tertentu dan sepanjang sifat-

sifat tersebut dapat dipertukarkan, maka sifat tersebut adalah hasil konstruksi

masyarakat, dan sama sekali bukanlah kodrat (Fakih, 1996).

2.8 Pengalaman Kerja

Menurut Nitisemito (1996:59) senioritas atau sering disebut dengan istilah

“length of service” atau masa kerja adalah lamanya seorang karyawan

menyumbangkan tenaganya pada perusahaan tertentu. Kemampuan, kecakapan dan

ketrampilan seorang tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaan dapat

mempengaruhi hasil kerja. Masa kerja merupakan hasil penyerapan dari berbagai

aktivitas manusia, sehingga mampu menumbuhkan ketrampilan yang muncul secara

Page 30: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

otomatis dalam tindakan yang dilakukan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Masa kerja seseorang berkaitan dengan pengalaman kerjanya. Semakin banyak

pengalaman kerja seseorang maka akan semakin banyak manfaat yang berdampak

pada luasnya wawasan pengetahuan dibidang pekerjaannya serta semakin

meningkatkan keterampilan seseorang.

2.9 Hasil Penelitian Terdahulu

Wells (2006) menyatakan bahwa kesimpulan dari penelitian Cory (1992),

Garner dan Dombrowski (1997), Albrecht dan Sack (2000), dan Mathews (1990)

menunjukkan bahwa penurunan jumlah dan kualitas siswa memilih jurusan akuntansi

dikarenakan empat faktor yaitu kesalahan informasi atau kurangnya informasi

tentang apa akuntansi dan sifat tugas yang dilakukan akuntan (Cory, 1992; Garner

dan Dombrowski, 1997; Albrecht dan Sack, 2000), persepsi bahwa kurikulum

akuntansi sudah bisa ditebak, rutin dan membosankan (Mathews dkk., 1990),

persepsi akuntansi tidak kompatibel (Albrecht dan Sack, 2000). Albrecht dan Sack

(2000) menunjukkan bahwa kesalahpahaman tentang kegiatan dan peran akuntansi

profesional disebabkan oleh empat faktor: (1) kesalahpahaman karir akuntansi oleh

para guru sekolah menengah dan penasehat karir, (2) ketidaksesuaian antara keahlian

yang dirasakan dan ketrampilan sebenarnya yang diperlukan untuk karir akuntansi,

(3) penekanan kurikulum akuntansi pada pembukuan di sekolah menengah, dan (4)

fokus sempit pada scorekeeping di tingkat kursus pengantar akuntansi. Hal ini pada

gilirannya akan memiliki konsekuensi serius bagi profesi dalam upayanya untuk

merekrut siswa terbaik dan tercerdas (Cory, 1992; Parker, 2000; Smith dan Briggs,

1999; Holt, 1994).

Page 31: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Penelitian terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan karir

maka ada tiga faktor yaitu masyarakat luas (Holt, 1994), media (Beard, 1994;

Bougen, 1994; Smith dan Briggs, 1999; Parker, 2000); dan guru sekolah menengah

(Hardin, Bryan dan Quirin, 2000; Pollock, Papiernik dan Slaubaugh 2002). Dalam

penelitiannya Myburgh (2005) menemukan bahwa persepsi siswa dipengaruhi oleh

guru mereka di sekolah menengah. Graves, Nelson, dan Deines (1993) dan Nelson

dan Deines (1995) dalam Federation of Schools of Accountancy (FSA) melakukan

studi panjang terhadap karakteristik mahasiswa akuntansi, menemukan bahwa sekitar

30% dari mahasiswa akuntansi membuat keputusan untuk belajar akuntansi saat

masih di sekolah menengah.

Malthus dan Fowler (2008) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa ada

lima kelompok sumber referensi yang mungkin mempengaruhi pemilihan karir

profesi akuntan yaitu orang tua/pengasuh dan anggota keluarga, teman, akuntan

profesional/anggota profesi akuntan, dosen, dan guru sekolah menengah/penasihat

karir. Dari kelima kelompok tersebut sumber referensi yang paling berpengaruh

adalah orang tua/pengasuh dan anggota keluarga, serta guru/penasihat karir.

Mengingat bahwa sejumlah besar mahasiswa membuat keputusan pilihan

karir mereka di sekolah tinggi dan guru SMA sebagai orang kedua setelah orang tua

dan kerabat dalam mempengaruhi keputusan itu, Hardin dkk. (2000) melakukan studi

persepsi terhadap guru sekolah AS terhadap profesi akuntan. Dalam cara yang sama

dengan Paolillo dan Estes (1982), studi mereka diarahkan untuk guru-guru SMA.

Hasil studi menyimpulkan bahwa persepsi guru SMA di Amerika Serikat terhadap

profesi akuntan relatif rendah dibandingkan dengan profesi pengacara, dokter, dan

insinyur sebagai pilihan karir bagi siswanya.

Page 32: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Beberapa penelitian seperti Hermanson dan Hermanson (1995) dan Hartwell

dkk. (2005) berpendapat bahwa di AS, guru SMA/penasihat karir hanya

mempengaruhi 5 sampai 12% dari pilihan karir siswa mereka. Pengaruh yang lemah

pada mahasiswa Jepang juga ditemukan dalam penelitian Sugahara dan Boland

(2009). Namun, penelitian lain telah mengidentifikasi bahwa guru-guru SMA

mungkin memiliki pengaruh penting dari persepsi mahasiswa akuntansi di Amerika

Serikat dan Irlandia (Paolillo dan Estes, 1982; Mauldin, Byrne dan Flood, 2005;

Byrne dan Willis, 2005).

Meskipun hasilnya tidak konsisten, apabila ada kesalahpahaman tentang

profesi akuntan oleh guru-guru sekolah menengah dan penasihat karier akan

memiliki potensi besar untuk mengubah pilihan karir siswa. Berdasarkan survei

Wells dan Fieger (2005) terhadap guru SMA di Selandia Baru menemukan bahwa

ada ketidaksesuaian antara persepsi guru akuntansi sekolah menengah dan peran

aktual akuntan dan bahwa guru memiliki pendapat rendah terhadap akuntansi sebagai

pilihan karir bagi siswa. Hasil ini mirip dengan dua studi lain yang menggunakan

instrumen survei yang sama, Hardin dkk. (2000) dan Sugahara, Kurihara dan Boland

(2006). Kedua studi penelitian menunjukkan bahwa guru-guru SMA

mempertimbangkan akuntansi sebagai "monoton dan membosankan" (Sugahara dkk.,

2006) dan bahwa profesi akuntan memiliki masalah persepsi yang serius di kalangan

pendidik sekolah menengah (Hardin dkk., 2000) bila dibandingkan dengan profesi

lain seperti dokter, advokat dan insinyur.

Persepsi penasihat karir sekolah profesi akuntan juga telah diselidiki. Pollock

dkk. (2002), dalam studi berbasis AS menunjukkan bahwa penasihat karir berpikir

bahwa profesi akuntan ini tidak menarik, menimbulkan stres, memakan waktu dan

Page 33: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

tidak secara finansial menguntungkan dengan akuntansi secara keseluruhan yang

dipandang sebagai membosankan. Secara keseluruhan, berdasarkan studi Ahmed,

Alam dan Alam (1997), Tan dan Laswad (2006), dan Wells dan Fieger (2006) telah

menyimpulkan bahwa siswa dan guru sekolah menengah memandang akuntansi

sebagai membosankan. Selain itu, guru sekolah menengah percaya akuntansi

memiliki status lebih rendah sebagai profesi dibandingkan dokter, advokat dan

insinyur. Selanjutnya Ahmed dkk. (1997) dalam studinya menyimpulkan bahwa

referensi seperti orang tua, anggota profesi akuntan atau guru tidak memiliki

pengaruh sama sekali. Sebaliknya, Tan dan Laswad (2006) berpendapat bahwa orang

tua adalah rujukan yang paling penting.

Penelitian tentang persepsi guru sekolah menengah terhadap profesi akuntan

dilakukan oleh Wells dan Fieger (2005), Wells dan Fieger (2006) dan Sugahara dkk.

(2006). Hasil penelitian Wells dan Fieger menunjukkan bahwa banyak siswa

membuat keputusan karir di perguruan tinggi bersumber dari informasi hanya kepada

orang tua dan guru mereka sehingga konsekuensinya guru sekolah menengah bisa

memiliki pengaruh yang signifikan pada upaya perekrutan profesi. Temuan lain

menunjukkan bahwa guru sekolah menengah di tiga negara yaitu Amerika Serikat,

Australia dan Selandia Baru memiliki pendapat yang rendah terhadap profesi

akuntan dibanding profesi dokter, hukum, dan insinyur. Temuan yang sama terdapat

di penelitian Sugahara yang dilakukan di Jepang.

Persepsi guru sekolah menengah di Afrika Selatan menurut penelitian

Coetzee (2005) memandang bahwa profesi akuntan lebih rendah dari insinyur dan

dokter, tetapi lebih tinggi dari profesi pengacara. Hasil penelitian yang bertentangan

dengan studi sebelumnya dikemukakan oleh Malthus dan Fowler (2008) yaitu bahwa

Page 34: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

guru akuntansi di Selandia Baru memiliki pandangan positif terhadap akuntansi dan

karir di akuntansi. Guru akuntansi lebih cenderung mendukung karir di bidang

akuntansi.

Wessels dan Steenkamp (2009) menemukan bahwa siswa sekolah menengah

di Afrika Selatan memahami akuntan sebagai pekerjaan terstruktur, disiplin dan tepat

waktu. Namun demikian mereka menganggap profesi akuntan merupakan profesi

yang menarik. Tidak ada perbedaan antara persepsi siswa laki-laki dan perempuan.

Hasil penelitian Pekdemir dan Pekdemir (2011) menunjukkan bahwa dari empat

kelompok pernyataan, maka kelompok pertama yaitu menyebutkan profesi akuntan

negatif kebanyakan responden tidak memberikan pendapat (38,9%). Kelompok

kedua menyebutkan profesi akuntan tidak penting, 43,5% responden yang netral

atau mereka tidak bisa memiliki pendapat apapun atau ide. Kelompok ketiga

menyebutkan profesi akuntan penting, 56,5% responden yang netral atau mereka

tidak bisa memiliki pendapat atau gagasan. Kelompok keempat menyebutkan profesi

akuntan sangat penting, 39,0% responden yang netral atau mereka tidak bisa

memiliki opini atau ide.

Penelitian yang telah dilakukan di Indonesia terkait dengan profesi akuntan

publik dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu seperti berikut ini:

1. Penelitian tentang persepsi mahasiswa dan dosen terhadap profesi akuntan

publik.

Persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan publik secara

umum positif (Abdullah dan Selamat, 2002), meskipun persepsi mahasiswa

senior lebih rendah dari mahasiswa junior (Setyawardani, 2006). Terjadinya

Page 35: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

skandal kasus Enron tidak mempengaruhi persepsi positif dosen dan

mahasiswa terhadap profesi akuntan publik (Wirianata dan Harahap, 2007)

2. Persepsi akuntan dan mahasiswa terhadap kode etik profesi akuntan.

Akuntan dan mahasiswa memiliki persepsi positif terhadap kode etik

akuntan (Wulandari dan Sularso, 2002). Akuntan pendidik mempunyai

persepsi yang lebih baik jika dibandingkan akuntan publik dan mahasiswa

akuntansi (Winarna dan Retnowati, 2004) serta terdapat perbedaan persepsi

antara akuntan, mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi (Yusup,

Suranta, dan Syafiqurrahman, 2007). Akuntan pria mempunyai persepsi yang

lebih baik daripada akuntan wanita terhadap etika profesi akuntan dan

mahasiswa akuntansi mempunyai persepsi yang lebih baik daripada

mahasiswi akuntansi terhadap etika profesi akuntan (Murtanto dan Marini,

2003).

3. Persepsi mahasiswa akuntansi tentang Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA),

lingkungan kerja dan profesionalitas akuntan publik.

Mahasiswa S1 akuntansi mempunyai persepsi positif terhadap

Pendidikan Profesi Akuntansi (Bawono, Novelsyah, Lutfia, dan

Wahyuningsih, 2006), meskipun ada perbedaan persepsi antara mahasiswa

akuntansi reguler dan non reguler terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi

(Bawono, Novelsyah dan Lutfia, 2006). Tidak terdapat perbedaan persepsi

antara akuntan pendidik dan praktisi terhadap independensi akuntan publik

(Amani dan Sulardi, 2005). Mahasiswa mempunyai persepsi positif terhadap

lingkungan kerja akuntan publik (Sudaryono dan Kuspiputri, 2004).

Page 36: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2.10 Pengembangan Hipotesis

Penelitian oleh Wells dan Fieger (2006) menemukan bahwa perempuan

umumnya memiliki persepsi terhadap profesi yang lebih positif dibandingkan laki-

laki. Hal ini ditemukan baik di Australia maupun New Zealand. Hasil penelitian

Pekdemir dan Pekdemir (2011) menemukan bahwa persepsi dilihat dari perbedaan

gender menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak menyatakan negatif pada

pernyataan kelompok pertama, sedangkan dilihat dari pengalaman mengajar,

menunjukkan bahwa pengalaman mengajar telah menjadi faktor penting dalam

rangka untuk melihat profesi akuntan.

Penelitian Murtanto dan Marini (2003) menemukan bahwa akuntan pria

mempunyai persepsi yang lebih baik daripada akuntan wanita terhadap etika profesi

akuntan. Penelitian lain terkait gender juga dilakukan oleh Fahrianta dan Syam

(2011) yang menemukan bahwa secara signifikan terdapat perbedaan sensivitas etis

antara mahasiswa akuntansi dan mahasiswi akuntansi. Yendrawati (2007)

menemukan terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir sebagai akuntan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rasmini (2007) menemukan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi

akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa dan mahasiswi S1

Akuntansi.

Hipotesis dalam penelitian ini lebih ditekankan untuk menjawab perumusan

masalah yang kedua dan ketiga, karena perumusan masalah yang pertama

menggunakan analisis deskriptif. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Page 37: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

H1 : terdapat perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan publik dan profesi

lainnya oleh guru Sekolah Menengah Atas (SMA) laki-laki dan perempuan.

Penelitian yang dilakukan oleh Wells (2006) menemukan bahwa dengan

atribut tahun mengajar, ada penurunan konsisten dalam peringkat atribut yang

signifikan bagi kelompok 20-30 tahun pengalaman mengajar dalam studi New

Zealand. Dalam studi Amerika Serikat ada pengaruh utama yang signifikan pada

pengajaran pengalaman untuk atribut: “potensi kemajuan” dan “kepuasan kerja”

dimana responden dengan pengalaman mengajar lebih lama memiliki nilai skor

rendah untuk atribut ini. Hal ini bertentangan dengan studi Australia di mana

sembilan atribut signifikan untuk tahun mengajar. Dalam studi ini, semakin guru

berpengalaman umumnya mengatakan persepsi lebih baik pada profesi.

Hasil penelitian Pekdemir dan Pekdemir (2011) menunjukkan bahwa semakin

sedikit pengalaman mengajar menunjukkan persepsi yang semakin negatif pada

kelompok pernyataan pertama dan berfikir bahwa profesi akuntan tidak penting pada

kelompok pernyataan kedua. Penelitian Christiawan (2002) menemukan bahwa

kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi.

Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki

akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Pengalaman akan

mempengaruhi kemampuan auditor untuk mengetahui kekeliruan yang ada di

perusahaan yang menjadi kliennya dan pelatihan yang dilakukan akan meningkatkan

keahlian akuntan publik dalam melakukan audit. Nugrahaningsih (2005) menemukan

bahwa secara statitistik, auditor yunior cenderung berperilaku lebih etis daripada

auditor senior. Penelitian dari Wardayati (2008) menemukan bahwa Individual rank,

pengalaman kerja, dan skala perusahaan berpengaruh secara parsial maupun simultan

Page 38: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

terhadap profesionalisme auditor intern emiten pada sektor manufaktur di BEJ.

Terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor senior dan auditor

yunior.

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2 : terdapat perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan publik dan profesi

lainnya oleh guru Sekolah Menengah Atas (SMA) berdasarkan pengalaman

mengajar.

2.11 Kerangka Pemikiran

Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik dikarenakan adanya dua

kepentingan yang berlawanan yaitu pihak intern perusahaan dan ekstern perusahaan.

Dari dua kepentingan itu membutuhkan pihak ke tiga yang dapat dipercaya dan tidak

memihak pada salah satu kubu (independen) untuk menilai dapat dipercaya atau

tidaknya laporan keuangan perusahaan yang dipertanggung jawabkan oleh

manajemen perusahaan. Namun ironisnya jumlah akuntan publik di Indonesia sangat

kurang jika dilihat dari perbandingan jumlah Akuntan Publik dengan jumlah instansi

pemerintah maupun swasta yang perlu diaudit di Indonesia. Dengan demikian masih

terbuka kesempatan yang sangat luas untuk memilih karir profesi sebagai akuntan

publik (Adityasih,2011).

Perencanaan karier merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mencapai

kesuksesan dalam karier. Akan tetapi, sebagian orang tidak dapat merencanakan

karier secara tepat karena kurangnya informasi awal yang diterima sehingga tidak

mendapatkan gambaran secara lengkap tentang sebuah profesi. Demikian halnya

yang dialami siswa sekolah menengah, mereka sangat membutuhkan masukan dari

Page 39: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

pendidik terutama guru dalam perencanaan karier agar tidak keliru dalam mengambil

keputusan. Maka persepsi guru terhadap sebuah profesi sangat diperlukan dalam

rangka memberikan informasi yang jelas sehingga memberikan pemahaman secara

lengkap dan utuh kepada siswanya dalam menentukan karir di masa datang dengan

memilih profesi yang tepat sesuai minat, bakat dan kemampuannya.

Persepsi guru SMA terhadap profesi akuntan publik dibandingkan profesi

lainnya di Indonesia akan sangat membantu siswanya dalam mendapatkan gambaran

yang utuh tentang profesi tersebut, sehingga dapat meningkatkan minat bagi

siswanya untuk berkarir menjadi akuntan publik. Diharapkan dari hal yang mendasar

tersebut sedikit banyak dapat meningkatkan peminat profesi akuntan publik sehingga

jumlah akuntan publik di Indonesia dapat lebih memadai dibandingkan dengan

jumlah perusahaan yang harus diaudit.

Page 40: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang mengajar di sekolah

menengah yang mencakup guru Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Surakarta.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

purposive sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan

yang dikehendaki peneliti (Sekaran, 2010). Sampel yang diambil dalam penelitian ini

adalah guru Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Surakarta yang memberikan

pertimbangan karir bagi siswanya.

3.2 Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber, yaitu sebagai

berikut:

1. Data primer, yaitu data yang diambil langsung dari sumbernya. Data primer

dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban responden yaitu informasi tentang

gender, pengalaman mengajar, dan persepsi mereka terhadap akuntan publik

dibandingkan profesi yang lainnya.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber publikasi baik

media massa, literatur ataupun informasi terkait dari instansi.

Page 41: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden.

Kuesioner dibagi dalam dua bagian, yaitu bagian pertama berupa pernyataan tentang

informasi fitur demografis responden yaitu gender dan pengalaman mengajar, bagian

kedua untuk mengeksplorasi persepsi guru terhadap profesi akuntan publik dan

profesi lainnya yaitu dokter dan advokat. Kuesioner terdiri dari 24 pernyataan.

Kuesioner bersifat tertutup, artinya pilihan jawaban sudah disediakan. Responden

tinggal memilih jawaban yang telah tersedia sesuai dengan pemahaman mereka.

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian berikut ini, definisi operasional setiap yang digunakan

adalah sebagai berikut:

1. Variabel Persepsi guru terhadap profesi akuntan publik dan profesi lainnya

Persepsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai tanggapan

(penerimaan) langsung dari ssesuatu dan pandangan tentang suatu objek secara

menyeluruh. Sedangkan menurut Indrawijaya (2000) disebutkan bahwa, persepsi

adalah dasar dari proses kognitif atau proses psikologi. Jadi pada hakekatnya

persepsi merupakan proses pengamatan melalui penginderaan terhadap obyek

tertentu.

Dalam ensiklopedia bebas Wikipedia mengartikan guru atau pendidik

adalah orang yang mendidik dan mengajarkan ilmu di sekolah bagi siswanya.

Guru dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar di Sekolah Menengah Atas

(SMA) di kota Surakarta.

Page 42: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Pengukuran variabel persepsi ini menggunakan instrumen yang

dikembangkan oleh Wells dan Fieger (2005), tetapi pengukuran skala merujuk

pada penelitian Coetzee (2005) karena skala yang digunakan Wells dan Fieger

terlalu besar yaitu dari 1 sampai 100. Sedangkan skala yang digunakan Coetzee

menggunakan skala ordinal tipe likert dengan skala 1 sampai 4 yaitu dari sangat

tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Secara lengkapnya skor untuk masing-

masing adalah sebagai berikut:

- Sangat Setuju (SS) : nilai skor 4,

- Setuju (S) : nilai skor 3,

- Tidak Setuju (TS) : nilai skor 2, dan

- Sangat tidak setuju (STS) : nilai skor 1.

2. Variabel Gender

Gender diartikan sebagai pembedaan manusia ke dalam dua kelompok yaitu

pria dan wanita berdasarkan jenis kelamin dan sifat-sifat umum yang dimiliki oleh

kelompok- kelompok tersebut. Gender diukur dengan menggunakan variabel

dummy, dimana kategori 1 untuk laki-laki dan 2 untuk perempuan.

3. Variabel Pengalaman Kerja

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengalaman yaitu seperti yang

dikemukakan oleh Kalbers dan Fogarty (1995) adalah berapa lama seseorang

bekerja. Dalam hal ini adalah lama bekerja atau masa kerja di sebuah instansi.

Untuk mengukur variabel pengalaman menggunakan instrumen yang pernah

dikembangkan oleh Kalbers dan Fogarty (1995) yaitu jumlah tahun bekerja.

Semakin besar jumlah tahun bekerja berarti semakin tinggi pengalamannya

Page 43: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

(semakin berpengalaman). Rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

- 1 sampai dengan 10 tahun,

- 10 sampai dengan 20 tahun,

- 20 sampai dengan 30 tahun, dan

- Lebih dari 30 tahun.

3.5 Teknik analisis

Analisis data dalam penelitian meliputi:

3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsinya (Sekaran, 2000: 309).

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk, yang

diperoleh dengan mengkorelasikan skor tiap item dengan skor totalnya. Uji validitas

yang digunakan adalah korelasi product moment.

Uji yang dilakukan terhadap instrumen penelitian adalah uji reliabilitas

Cronbach Alpha. Teknik Alpha dari Cronbach dipilih karena merupakan teknik

pengujian konsistensi reliabilitas antar item yang paling popular dan menunjukkan

indeks konsistensi reliabilitas yang cukup sempurna (Sekaran, 2010).

3.5.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan dengan mengelompokkan atau memisahkan dan

merupakan salah satu bentuk analisis untuk menjadikan data mudah dikelola. Metode

yang digunakan adalah metode statistik yang merupakan metode paling luas. Selain

itu penelitian survey memang lebih tepat menggunakan metode ini.

Page 44: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

3.5.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dan kriteria pengujian dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengujian hipotesis pertama

Pengujian hipotesis pertama bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan

persepsi terhadap akuntan publik dan profesi lainnya dilihat dari gender. Pengujian

hipotesis ini dilakukan secara multivariate dengan menggunakan Uji beda T-test

(Independent Samples T-test). Independent Samples T-test digunakan untuk menguji

hipotesis pertama dalam penelitian ini karena variabel bebasnya berkategori dua dan

tidak saling berhubungan (Ghozali, 2006:55). Kriteria pengujian hipotesis pertama

adalah sebagai berikut:

Ho diterima dan Ha tidak diterima apabila signifikansi > 0,05.

Ho tidak diterima dan Ha diterima apabila signifikansi < 0,05.

2. Pengujian hipotesis kedua

Pengujian hipotesis kedua bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan

persepsi terhadap akuntan publik dan profesi lainnya dilihat dari sisi pengalaman

mengajar. Pengujian hipotesis ini dilakukan secara univariate dengan menggunakan

One Way Analysis of Variance (ANOVA). One Way Analysis of Variance (ANOVA)

digunakan untuk menguji hipotesis kedua karena variabel bebas dalam hipotesis

kedua adalah berkategori lebih dari dua (Ghozali, 2006:55). Pengujian dengan

analisis tersebut diatas digunakan karena skala pengukuran variabel dependennya

menggunakan skala ordinal. Kriteria pengujian hipotesis kedua adalah sebagai

berikut:

Page 45: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Ho diterima dan Ha tidak diterima apabila signifikansi > 0,05.

Ho tidak diterima dan Ha diterima apabila signifikansi < 0,05.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan SPSS release 18.0 untuk

mengetahui apakah hipotesis didukung atau tidak.

Page 46: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Penelitian ini menganalisis komparasi persepsi guru SMA terhadap profesi

akuntan publik dan profesi lainnya di kota Surakarta. Responden yang dijadikan

sampel adalah guru SMA di kota Surakarta. Penentuan sampel adalah menggunakan

purposive sampling, yaitu guru SMA yang memberikan pertimbangan karir bagi

siswanya dan guru yang biasanya diminta pertimbangannya oleh siswa terkait karir

yang ingin dicapai. Guru yang memenuhi kriteria tersebut adalah guru bimbingan

konseling (BK) dan para wali kelas. Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah Kota

Surakarta, yang berarti bahwa sampel yang diambil adalah guru bimbingan konseling

(BK) dan para wali kelas yang mengajar di tingkat sekolah menengah atas (SMA) di

kota Surakarta.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan

menyebarkan kuesioner kepada responden. Kuesioner bersifat tertutup sehingga

pilihan jawaban sudah tersedia. Responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban

dengan memberikan tanda tickmark (Ö). Berikut ini adalah data persebaran

kuesioner.

Tabel IV.1 Data persebaran kuesioner

Nomor Keterangan Jumlah

1. Kuesioner yang disebarkan 250 2. Kuesioner yang kembali 152 3. Kuesioner yang tidak dapat diolah 16 3. Kuesioner yang dapat diolah 136

Sumber: data primer diolah

Page 47: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah 250 kuesioner. Kuesioner yang

kembali 152 kuesioner, yang berarti tingkat pengembalian adalah 61%. Kuesioner

yang tidak dapat diolah karena pengisiannya kurang lengkap sebanyak 16 kuesioner,

sehingga jumlah kuesioner yang dapat diolah sebanyak 136 kuesioner yang berarti

sebesar 54% dari seluruh jumlah yang disebar. Data demografi responden adalah

sebagai berikut:

Tabel IV.2 Responden berdasarkan jenis kelamin:

Responden Jumlah responden Persentase (%)

Laki-laki 58 42,65 Perempuan 78 57,35

Total 136 100 Sumber: data primer diolah

Jumlah responden dalam penelitian ini lebih banyak didominasi guru

perempuan yaitu sebanyak 78 responden atau 57,35%. Sedangkan responden guru

laki-laki sebanyak 58 responden atau 42,65%.

Tabel IV.3 Responden berdasarkan usia

Usia Jumlah responden Persentase (%)

20 – 30 tahun 11 8,09 30 – 40 tahun 39 28,68 40 – 50 tahun 38 27,94 50 – 60 tahun 48 35,29

Total 136 100 Sumber: data primer diolah

Apabila dilihat dari sisi usia, jumlah responden dalam penelitian ini lebih

banyak dari guru-guru senior. Hal ini bisa terlihat bahwa guru yang berusia antara 50

sampai dengan 60 tahun merupakan responden terbanyak dengan jumlah 48

responden atau 35,29%. Sementara jumlah responden terkecil yaitu sebanyak 11

responden atau 8,09% berusia 20 sampai dengan 30 tahun.

Page 48: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel IV.4 Responden berdasarkan pengalaman mengajar

Pengalaman mengajar Jumlah responden Persentase (%)

1 – 10 tahun 22 16,18 10 – 20 tahun 42 30,88 20 – 30 tahun 51 37,50

Lebih dari 30 tahun 21 15,44 Total 136 100

Sumber: data primer diolah

Responden dengan pengalaman mengajar antara 20 sampai dengan 30 tahun

merupakan responden yang terbanyak yaitu 51 responden atau 37,50%. Berikutnya

adalah responden dengan pengalaman mengajar antara 10 sampai dengan 20 tahun

yaitu sebanyak 42 responden atau 30,88%, kemudian responden dengan pengalaman

mengajar 1 sampai dengan 10 tahun sebanyak 22 atau 16,18% dan terakhir adalah

responden dengan pengalaman mengajar lebih dari 30 tahun yaitu sebanyak 21

responden atau 15,44%.

Tabel IV.5 Responden berdasarkan pendidikan

Pendidikan Jumlah responden Persentase (%) Strata 1 (S1) 97 71,32 Strata 2 (S2) 39 28,68

Total 136 100 Sumber: data primer diolah

Sebagian besar guru SMA yang berpendidikan strata 1 (S1) merupakan

responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 97 responden atau 71,32%. Guru

SMA yang berpendidikan strata 2 (S2) hanya 39 responden atau sebanyak 28,68%.

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan valid atau tidak maka akan

dilakukan uji validitas. Sedangkan untuk mengukur apakah kuesioner yang

digunakan dikategorikan reliabel atau tidak maka dilakukan uji reliabilitas. Suatu

Page 49: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban terhadap pernyataan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Ringkasan hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel IV.6 Uji validitas

Pernyataan Pearson

Correlation Pernyataan Pearson

Correlation 1 ,299** 14 ,481** 2 ,285** 15 ,486** 3 ,299** 16 ,335** 4 ,318** 17 ,619** 5 ,430** 18 ,515** 6 ,575** 19 ,508** 7 ,341** 20 ,469** 8 ,332** 21 ,465** 9 ,339** 22 ,660**

10 ,332** 23 ,524** 11 ,368** 24 ,414** 12 ,387** Persepsi 1 13 ,383** N 136

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: data primer diolah.

Hasil pengolahan tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh pernyataan dalam

kuesioner sebanyak 24 pernyataan signifikan pada level 0,01. Dengan demikian

dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan valid.

Tabel IV.7 Uji reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items ,708 25

Sumber: data primer diolah

Dari pengujian reliabilitas yang dilakukan untuk kelompok responden guru

SMA diperoleh hasil koefisien alpha 0,708. Hasil ini membuktikan bahwa kuesioner

yang dipakai reliabel. Untuk selanjutnya item-item tersebut layak digunakan sebagai

alat ukur dalam pengujian statistik.

Page 50: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

4.3 Analisis Data

4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian menggunakan skala likert, yaitu skala

pengukuran yang dikuantitatifkan dengan memberikan skor atau angka dimana angka

tersebut menunjukkan suatu posisi, dengan ketentuan angka yang terkecil

menunjukan nilai yang rendah. Skala likert yang digunakan adalah dari nomor 1

sampai dengan nomor 4. Nomor 1 menunjukkan sangat tidak setuju, nomor 2 untuk

tidak setuju, nomor 3 berarti setuju dan nomor 4 menunjukkan sangat setuju.

Tabel IV.8 Analisis deskriptif rata-rata (mean)

No Pernyataan Akuntan

publik

Dokter Advokat

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Merupakan sebuah pekerjaan menarik.

Memungkinkan berinteraksi dengan orang lain

Membutuhkan ketrampilan komunikasi yang baik

Memiliki persyaratan masuk yang sulit

Memberikan kontribusi kepada masyarakat

Merupakan pekerjaan yang menantang

Memberikan kepuasan kerja

Membutuhkan ketrampilan kuantitatif yang baik

Memiliki potensi yg sangat baik untuk kemajuan perempuan

Memiliki status social

Memiliki aturan etika

Melibatkan jam kerja yang panjang

Merupakan posisi yang bergengsi

Memiliki tanggung jawab pribadi terhadap malpraktek

Memiliki kesempatan kerja yang sangat baik

Merupakan karir yang sangat baik dan terhormat

Memberikan jaminan kerja

Memiliki potensi kemajuan yang sangat baik

Membutuhkan ketrampilan yg tinggi utk menyelesaikan mslh.

Merupakan profesi yang didominasi laki-laki

Memberikan kualitas kehidupan keluarga

Memberikan kualitas dan gaya hidup

Memiliki profesi yang kuat

Memiliki penghasilan yang potensial

Persepsi rata-rata

3,2721

3,2279

3,2721

3,1176

3,2426

3,1912

3,2500

3,3162

3,3382

3,3162

3,4265

3,3456

3,2500

3,3824

3,3750

3,3529

3,3971

3,3676

3,5074

2,6176

3,1912

3,4265

3,3676

3,5809

3,2972

3,3235

3,6103

3,1471

3,3162

3,4485

3,2500

3,4044

3,3603

3,3676

3,3309

3,6176

2,9779

3,3824

3,3750

3,4706

3,2574

3,3529

3,4632

3,3603

3,3676

3,2426

3,3824

3,2721

3,4485

3,3554

2,4044

3,3676

3,6103

2,7794

2,8456

3,1176

3,0662

2,6544

2,8088

3,1471

3,2059

3,1029

3,0882

2,8824

2,9338

2,7426

3,0735

2,9779

3,2868

3.0000

3,0368

3,2647

3,0074

3,4338

3,0349

Sumber: Data primer diolah.

Page 51: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Tabel IV.7 menunjukkan bahwa jika penilaian dilihat satu persatu dari

seluruh pernyataan maka perbedaan yang mencolok terdapat pada pernyataan nomor

1,4,5,8,9,12,14,15,16,18, dan 20. Nilai terendah pernyataan nomor 1 terdapat pada

profesi advokat. Artinya rata-rata responden menganggap bahwa profesi advokat

bukan merupakan pekerjaan yang menarik. Nilai terendah pernyataan no 4 ada pada

profesi advokat. Artinya rata-rata responden menganggap bahwa untuk memasuki

profesi advokat relatif lebih mudah dibandingkan profesi akuntan publik dan profesi

dokter.

Nilai terendah untuk pernyataan nomor 5 dimiliki oleh profesi advokat yang

berarti profesi advokat memberikan kontribusi kepada masyarakat paling sedikit

dibandingkan dengan dua profesi lainnya. Untuk pernyataan nomor 8, nilai terendah

adalah profesi advokat yang berarti bahwa advokat tidak membutuhkan ketrampilan

kuantitatif yang baik. Profesi advokat memiliki nilai terendah untuk pernyataan

nomor 9 yang berarti bahwa profesi advokat dianggap tidak memiliki potensi yang

sangat baik untuk kemajuan perempuan. Untuk pernyataan nomor 12 nilai terendah

dimiliki oleh profesi dokter dimana profesi ini dianggap tidak memiliki jam kerja

yang panjang dibandingkan profesi akuntan publik dan profesi advokat.

Nilai terendah untuk pernyataan nomor 14,15,16, dan 18 adalah profesi

advokat. Hal ini berarti profesi advokat dianggap kurang memiliki tanggung jawab

pribadi terhadap malpraktek, kurang memiliki kesempatan kerja yang sangat baik,

bukan merupakan karir yang sangat baik dan terhormat, serta kurang memiliki

potensi kemajuan yang sangat baik dibandingkan profesi akuntan publik dan profesi

dokter. Profesi akuntan publik dianggap profesi yang tidak didominasi oleh laki-laki

jika dibandingkan profesi dokter dan advokat, berdasarkan nilai terendah untuk

Page 52: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

pernyataan nomor 20. Meskipun secara kenyataan jarang dijumpai Kantor Akuntan

Publik yang partnernya perempuan.

Secara serentak persepsi guru SMA terhadap profesi advokat memiliki nilai

paling rendah jika dibandingkan dengan profesi akuntan publik dan profesi dokter.

Dari hasil tersebut bisa diartikan bahwa profesi advokat agak kurang “populer” di

mata masyarakat jika dibandingkan dengan dua profesi yang lainnya yaitu profesi

akuntan publik dan profesi dokter. Secara umum profesi akuntan publik dinilai lebih

tinggi dari profesi advokat, tetapi lebih rendah dari profesi dokter. Kesimpulan ini

dapat dilihat dari hasil perhitungan rata-rata pada tabel IV.8. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian Coetze (2005) meskipun bertentangan dengan hasil penelitian

Hardin (2000), Wells dan Fieger (2006) serta penelitian Sugahara (2006).

Penilaian responden terhadap akuntan publik

4.3.2 Uji Hipotesis

4.3.2.1 Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama dalam penelitian ini terkait perbedaan persepsi dilihat dari

sisi gender. Adapun hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

H1 : terdapat perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan publik dan

profesi lainnya oleh guru Sekolah Menengah Atas (SMA) laki-laki dan

perempuan.

Pengujian hipotesis ini dilakukan secara multivariate dengan menggunakan

Uji beda T-test (Independent Samples T-test). Independent Samples T-test digunakan

untuk menguji hipotesis pertama dalam penelitian ini karena variabel bebasnya

Page 53: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

berkategori dua dan tidak saling berhubungan (Ghozali, 2006). Perbandingan hasil

dari uji beda T-test untuk masing-masing profesi adalah sebagai berikut:

Tabel IV.9 Perbandingan Uji T

Keterangan Akuntan

publik Dokter Advokat

Levene’s test : F ,369 2,102 ,012 Sig. ,544 ,149 ,914 T-test : t -,942 -,719 ,069 Sig. (2-tailed) ,348 ,474 ,945

Sumber: data primer diolah

Tabel di atas memberikan gambaran bahwa hasil perhitungan

Levene’s test menghasilkan tingkat signifikansi untuk masing-masing profesi

yaitu akuntan publik sebesar 0,544; dokter sebesar 0,149; dan advokat sebesar

0,914. Hasil tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga menunjukkan bahwa varians

sama. Selanjutnya akan digunakan hasil pengujian dengan equal variance

assumed yaitu diperoleh nilai t dan tingkat signifikansi masing-masing untuk

profesi akuntan publik sebesar 0,348; dokter sebesar 0,474; dan advokat sebesar

0,945. Hasil tersebut lebih besar dari 0,05 maka berarti bahwa tidak terdapat

perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan publik dan profesi lainnya oleh

guru Sekolah Menengah Atas (SMA) laki-laki dan perempuan. Sehingga

hipotesis H1 ditolak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Wessels dan

Steenkamp (2009) meskipun bertentangan dengan hasil penelititan Pekdemir dan

Pekdemir (2011).

4.3.2.2 Hipotesis kedua

Hipotesis H2 : terdapat perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan publik

dan profesi lainnya oleh guru Sekolah Menengah Atas (SMA) berdasarkan

pengalaman mengajar.

Page 54: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Pengujian hipotesis kedua dilakukan secara univariate dengan

menggunakan One Way Analysis of Variance (ANOVA). One Way Analysis of

Variance (ANOVA) digunakan untuk menguji hipotesis kedua karena variabel

bebas dalam hipotesis kedua adalah berkategori lebih dari dua (Ghozali, 2006).

Pengujian dengan analisis tersebut diatas digunakan karena skala pengukuran

variabel dependennya menggunakan skala ordinal. Hasil analisis ANOVA

adalah sebagai berikut:

Tabel IV.10 Statistik ANOVA

Uji ANOVA Akuntan publik Dokter Advokat

F 1,846 3,582 0,092 Sig. 0,142 0,016 0,964

Sumber: data primer diolah

Hasil perhitungan statistik deskriptif di atas memberikan gambaran

bahwa untuk profesi akuntan publik dan profesi advokat hasil signifikansinya

lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan persepsi guru SMA

terhadap profesi akuntan publik dan profesi advokat. Namun demikian untuk

persepsi guru SMA terhadap dokter, hasil signifikansi sebesar 0,016 sehingga

hasil ini lebih keci dari 0,05. Artinya bahwa persepsi guru SMA terhadap profesi

dokter mempunyai perbedaan berdasarkan pengalaman.

Analisis lebih dalam perbedaan persepsi guru SMA terhadap profesi

dokter dapat dilakukan dengan post hoc tests dan homogeneous subset. Post hoc

tests berupa test multiple comparison yaitu untuk mengetahui kelompok

pengalaman manakah yang memiliki persepsi berbeda terhadap profesi dokter.

Homogeneous subset digunakan untuk mengetahui kelompok pengalaman

manakah yang memiliki persepsi tidak berbeda terhadap profesi dokter.

Page 55: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel IV.11 Multiple Comparison

(I) PENGALAMAN (J) PENGALAMAN

Sig. Bonferroni

dimension2

1,00 dimension3

2,00 1,000 3,00 ,650 4,00 1,000

2,00 dimension3

1,00 1,000 3,00 ,982 4,00 ,275

3,00 dimension3

1,00 ,650 2,00 ,982 4,00 ,010

4,00 dimension3

1,00 1,000 2,00 ,275 3,00 ,010

Sumber: data primer diolah

Tabel di atas memberikan hasil bahwa kelompok guru SMA yang

memiliki persepsi berbeda terhadap profesi dokter adalah guru yang mempunyai

pengalaman kategori 3 yaitu 20 sampai dengan 30 tahun dan kategori 4 yaitu

diatas 30 tahun. Masing-masing mempunyai nilai signifikansi dibawah 0,05

yaitu sebesar 0,010.

Tabel IV.12 Homogeneous Subset

PERSEPSI

PENGALAMAN N

Subset for alpha = 0.05 1 2 Tukey HSDa,b

dimension1

3,00 51 77,7451 2,00 42 80,5952 80,5952 1,00 22 81,7727 81,7727 4,00 21 85,8571 Sig. ,394 ,171

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 29,306. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

Sumber: data primer diolah

Hasil perhitungan Homogeneous Subset memberikan gambaran

bahwa kelompok guru SMA yang memiliki persepsi tidak berbeda terhadap

profesi dokter adalah guru yang mempunyai pengalaman kategori 1 yaitu 1

sampai 10 tahun dan kategori 2 yaitu 10 sampai 20 tahun.

Page 56: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Secara keseluruhan hasil pengujian hipotesis ini menolak hipotesis H2

yang berarti tidak terdapat perbedaan persepsi guru SMA terhadap profesi

akuntan publik dan profesi lainnya berdasarkan pengalaman. Berdasarkan hasil

pengujian tersebut maka penelitian ini tidak mendukung penelitian Wells dan

Fieger (2006) serta penelitian Pekdemir dan Pekdemir (2011).

4.3.3 Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi guru SMA terhadap

profesi akuntan publik dan profesi lainnya yaitu profesi dokter dan profesi

advokat menunjukkan perbedaan pada item-item tertentu. Mereka menilai bahwa

profesi advokat bukan merupakan pekerjaan yang menarik. Mereka menganggap

bahwa untuk memasuki profesi advokat relatif lebih mudah dibandingkan

profesi akuntan publik dan profesi dokter. Profesi advokat dianggap memberikan

kontribusi paling sedikit dibandingkan dengan dua profesi lainnya, profesi

advokat tidak membutuhkan ketrampilan kuantitatif yang baik dan dianggap

tidak memiliki potensi yang sangat baik untuk kemajuan perempuan. Sedangkan

profesi dokter dianggap sebagai profesi yang tidak memiliki jam kerja panjang

dibandingkan profesi akuntan publik dan profesi advokat.

Profesi advokat dianggap kurang memiliki tanggung jawab pribadi

terhadap malprkatek, kurang memiliki kesempatan kerja yang sangat baik, bukan

merupakan karir yang sangat baik dan terhormat, serta kurang memiliki potensi

kemajuan yang sangat baik dibandingkan profesi akuntan publik dan profesi

dokter. Persepsi yang berbeda terhadap profesi akuntan publik adalah dimana

profesi ini dianggap profesi yang tidak didominasi oleh laki-laki jika

Page 57: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dibandingkan profesi dokter dan advokat. Meskipun secara kenyataan jarang

dijumpai Kantor Akuntan Publik yang partnernya seorang perempuan.

Secara serentak persepsi guru SMA terhadap profesi advokat

memiliki nilai paling rendah jika dibandingkan dengan profesi akuntan publik

dan profesi dokter. Dari hasil tersebut bisa diartikan bahwa profesi advokat agak

kurang “populer” di mata masyarakat jika dibandingkan dengan dua profesi

yang lainnya yaitu profesi akuntan publik dan profesi dokter. Hal ini bisa

dimungkinkan karena dibandingkan dengan dua profesi lainnya yaitu profesi

akuntan publik dan dokter, profesi ini merupakan profesi yang paling akhir

diakui profesionalitasnya di Indonesia. Meskipun undang-undang tahun terbaru

dimiliki oleh profesi akuntan publik yaitu Undang-Undang nomor 5 tahun 2011,

namun undang-undang tersebut merupakan revisi dari Undang-Undang nomor

34 tahun 1954 tentang pemakaian gelar akuntan.

Pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan publik dan profesi

lainnya oleh guru Sekolah Menengah Atas (SMA) laki-laki dan perempuan,

sehingga hipotesis H1 ditolak. Pengujian hipotesis kedua menunjukkan tidak

terdapat perbedaan persepsi guru SMA terhadap profesi akuntan publik dan

profesi advokat. Namun demikian persepsi guru SMA terhadap profesi dokter

mempunyai perbedaan berdasarkan pengalaman. Meskipun persepsi guru SMA

terhadap profesi akuntan publik terdapat perbedaan, tetapi secara serentak

hipotesis H2 ditolak karena dua profesi lainnya tidak menunjukkan perbedaan.

Analisis lebih mendalam dilakukan terhadap profesi dokter karena

memiliki perbedaan persepsi berdasarkan pengalaman. Hasil analisis

Page 58: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

menunjukkan bahwa kelompok guru SMA yang mempunyai pengalaman selama

20 sampai 30 tahun dan diatas 30 tahun memiliki perbedaan persepsi terhadap

profesi dokter. Hal ini dimungkinkan karena mereka yang berpengalaman lebih

dari 20 tahun merupakan guru yang berusia diatas 40 tahun yang biasanya

mempunyai sudut pandang bahwa dokter merupakan profesi yang paling

“bergengsi” dari profesi lainnya.

Page 59: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi guru sekolah

menengah atas (SMA) terhadap profesi akuntan publik dibandingkan profesi lainnya

yaitu dokter dan advokat. Berikut adalah kesimpulan dalam penelitian ini.

1. Persepsi Guru SMA terhadap profesi akuntan publik dibandingkan dengan

profesi dokter dan advokat adalah akuntan publik merupakan sebuah karir

yang terhormat, profesi yang kuat, memberikan kualitas dan gaya hidup serta

memiliki penghasilan yang potensial meskipun melibatkan jam kerja panjang,

membutuhkan ketrampilan yang tinggi dalam menyelesaikan masalah dan

memiliki tanggungjawab pribadi terhadap malpraktek.

2. Tidak terdapat perbedaan persepsi guru SMA terhadap profesi akuntan publik

dan profesi lainnya yaitu profesi dokter dan profesi advokat berdasarkan

gender.

3. Tidak terdapat perbedaan persepsi guru SMA terhadap profesi akuntan publik

dan profesi lainnya berdasarkan pengalaman (lama mengajar).

5.2 Implikasi

Dari beberapa kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini

memiliki implikasi bahwa persepsi seorang guru terhadap sebuah profesi erat

kaitannya dalam memberikan pertimbangan karir kepada muridnya. Semakin

baik persepsi seorang guru terhadap sebuah profesi akan dapat memberikan

Page 60: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

informasi tentang sebuah profesi secara lengkap dan mendalam sehingga

membantu murid dalam menentukan karirnya. Dan sebaliknya semakin kurang

persepsi guru terhadap sebuah profesi maka informasi tentang sebuah profesi

akan sangat terbatas sehingga bisa menyebabkan seorang murid terpengaruh dan

tidak memilih profesi tersebut.

5.3 Keterbatasan

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian hanya dilakukan terhadap guru di Sekolah Menengah Atas (SMA)

saja dan belum menjangkau untuk guru di Madrasah Aliyah (MA) dan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang juga setara dengan sekolah

menengah atas.

2. Penelitian hanya dilakukan di lingkungan wilayah kota Surakarta, mengingat

proses perijinan penelitian dan keterbatasan waktu yang tersedia untuk

penelitian.

3. Penelitian hanya dilakukan lewat penyebaran kusioner yang bersifat tertutup,

sehingga informasi yang diperoleh hanya sebatas jawaban dari daftar

pernyataan yang ada.

5.4 Saran

Beberapa saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Sosialisasi terhadap profesi akuntan publik lebih ditingkatkan terutama oleh

organisasi akuntan publik terutama IAPI dan IAI mengingat semakin

menurunnya jumlah akuntan publik di Indonesia.

Page 61: ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KOMPARATIF PERSEPSI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

2. Adanya usulan dari lembaga resmi IAPI atau IAI untuk memberikan masukan

kepada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan terhadap kurikulum

pendidikan SMA terutama pelajaran ekonomi, dengan memasukkan bab

tentang akuntan publik dalam pelajaran ekonomi di SMA.

3. Pengenalan mata pelajaran akuntansi dimasukkan dalam kurikulum pelajaran

mulai kelas X mengingat banyak anak dari jurusan IPA di kelas XI tertarik

masuk jurusan akuntansi.