ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, … · adalah analisis deskriptif dan kuantitatif....

15
ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, JAGUNG, KEDELAI DI KECAMATAN KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI PINI AULIA SIREGAR JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2018

Transcript of ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, … · adalah analisis deskriptif dan kuantitatif....

Page 1: ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, … · adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan secara umum

ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI

PADI, JAGUNG, KEDELAI DI KECAMATAN

KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI

PINI AULIA SIREGAR

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018

Page 2: ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, … · adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan secara umum

ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI

PADI, JAGUNG, KEDELAI DI KECAMATAN

KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI

Pini Aulia Siregar 1)

Yusma Damayanti 2)

dan Saidin Nainggolan 2)

Jurnal

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018

Page 3: ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, … · adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan secara umum

ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI

PADI, JAGUNG, KEDELAI DI KECAMATAN

KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI

PINI AULIA SIREGAR

D1B013052

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Yusma Damayanti M.Si. Dr.Ir.Saidin Nainggolan M.Si

NIP. 196603091991032001 NIP. 196412011986031004

Mengetahui,

Ketua Jurusan/Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Ir. Emy Kernalis, M.P. NIP. 195905201986032002

Page 4: ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, … · adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan secara umum

1

Analisis Komparasi Pendapatan Usahatani Padi, Jagung, Kedelai Di kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi.

Pini Aulia Siregar 1) Yusma Damayanti 2) Saidin Nainggolan 2)

1)Alumni Jurusan Agribisnis Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unja 2)Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja

Email : [email protected] ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis komparasi pendapatan

usahatani pajale (padi, jagung dan kedelai) di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi.

Untuk menjawab tujuan tersebut penelitian ini menggunakan data primer sebanyak 56 petani

padi sawah, jagung dan kedelai yang diambil secara sengaja (purposive) dengan petimbangan

bahwa di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi terdapat petani yang berusahatani pajale

(padi sawah, jagung dan kedelai). Metode pengambilan sampel menggunakan dalam penelitian

ini adalah dengan Simple Random Sampling (Acak Sederhana). Analisis data yang digunakan

adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk

menggambarkan secara umum usahatani padi sawah, jagung dan kedelai. Analisis kuantitatif

digunakan untuk menjawab permasalahan dan tujuan kedua tentang besarnya biaya-biaya,

pendapatan, dan jumlah penerimaan yang diperoleh petani padi sawah, jagung dan kedelai. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan petani dari tiga cabang usahatani yang

tertinggi pendapatannya adalah pada usahatani tanaman jagung, kemudian adalah tanaman padi

padi sawah, dan pendapatan yang terendah adalah pada usahatani kedelai. Faktor-faktor yang

mempengaruhi tinggi rendahnya biaya, pendapatan dan penerimaan pada usahatani padi sawah,

jagung dan kedelai adalah faktor produksi lahan, tenaga kerja, penggunaan benih, penggunaan

pupuk, obat-obatan. Hal ini membuktikan bahwa tinggi rendahnya pendapatan usahatani padi

sawah, jagung dan kedelai di daerah penelitian dipengaruhi oleh 5 faktor diatas, perbedaan dari

biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani dari mulai penggunaan lahan, tenaga kerja,

benih, pupuk dan obat-obatan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani

sehingga besarnya biaya yang dikeluarkan akan mempengaruhi penerimaan dan pendapatan

yang diperoleh oleh petani padi sawah, jagung dan kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa

pendapatan usahatani tanaman jagung adalah yang tertinggi, kemudian pendapatan usahatani

padi sawah, dan pendapatan yang terendah adalah usahatani tanaman kedelai.

Kata kunci : Komparasi , Pendapatan, Usahatani.

Page 5: ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, … · adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan secara umum

2

ABSTRACT

This research was conducter with the aim to analyze the compation of pajale farming (

rice, corn, dan soybean). In Kumpeh district Muaro Jambi. To Answer that purpose of this

research using primary data as muach as 56 paddy rice farmers, corn, and soybbeans are

delibetaraly diombio (purposive) with consideration that in Kumpeh district Muaro Jambi there

were farmers who worked pajele (rice, corn, soybean). Sampling method in this reserach using

Simple Random Sampling (Acak Sederhana). Data analysis used descriptive and quantitative

analysis. Deskriptive analysis is analysis was used to descripe generally paddy rice farmers, corn

and soybeand. Quantitative analysis was used to unswer the problem and second objective of the

amount of costs, income, and the amount of revenue aerned by rice farmers, corn, and soybeans.

The result of the research showed that the income level of farmers form the highhest brench of

farming income is corn crop farming, than the rice on soybean farming. Factor offecting high cost,

income and income on rice farming, corn and soybean are factors of land, production, labor, seed

use, fertilizer used, medicines. It was prove that high income of lowland rice, corn and soybean

farming in this research area is affected by 5 factors above, ehe difference in farming activities

from land use, labor, seeds, fertilizer and medicines affect the cost incurred in farming activities

so that the amount of cost incurred will effect the income and income corned by paddy, corn and

soybeand farmers. It showed that the income of corn farming is the highest then the income of

rice farming, and the lowest is the soybean, crop farming.

Keyword : Comparation, Income, Farming.

Page 6: ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, … · adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan secara umum

3

PENDAHULUAN

Subsektor tanaman pangan merupakan salah satu bagian dri sektor pertanian. sektor

pertanian mempunyai kontribusi penting baik terhadap perekonomian maupun terhadap

pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, apalagi dengan semakin meningkatnya jumlah

penduduk yang berarti kebutuhan tanaman pangan juga akan semakin meningkat (Srirande,

2012). Kebutuhan masyarakat akan pangan akan terus meningkat dengan jumlah, keberagaman

mutunya, seiring dengan perkembangan populasi kualitas hidup masyarakat. Jumlah penduduk

Indonesia yang cukup besar, membutuhkan ketersediaan pangan yang cukup besar pula, yang

tentunya akan memerlukan upaya dan sumberdaya yang besar untuk memenuhinya (Kurniawan,

2004). Padi, jagung dan kedelai merupakan tanaman pangan sebagai sumber makanan pokok

sebagian penduduk Indonesia.

Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang paling banyak dibudidayakan oleh

petani Indonesia. Asri Nur (2005) mengemukakan bahwa kebutuhan akan beras di Indonesia akan

terus meningkat dari tahun ketahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan

kesadaran masyarakat terhadap menu gizi. Jagung juga merupakan tanaman penting kedua

setelah padi mengingat fungsinya yang multiguna, dan prospek yang cukup cerah apabila dikelola

secara intensif dan komesial dan berpola dasar sistem agribisnis. Peran jagung memberikan andil

besar terhadap ketahanan pangan dan perekonomian penduduk Indonesia (Dirjen Tanaman

Pangan, 2012). Kedelai merupakan tanaman pangan yang menjadi sorotan karena memiliki

kandungan protein yang cukup tinggi untuk peningkatan gizi masyarakat. Kandungan gizi yang

semakin tinggi mengaibatkan peningkatan permintaan dari masyarakat. Sebagian besar kedelai

diolah masyarat menjadi tempe, tahu, kecap, tauco dan keripik.

Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu daerah yang dengan

produktivitas padi sawah, jagung dan kedelai yang cukup tinggi sehingga dapat memberikan

peningkatan pada pendapatan petani. Tanaman padi sawah, jagung dan kedelai sebagai

usahatani yang pengusahaannya dilakukan secara intensif oleh petani untuk mendapatkan hasil

yang optimal. Dalam saatu kegiatan usahatani ada 4 faktor yang menentukan besar kecilnya

produksi yaitu: lahan, modal, tenaga kerja, pengelolaan (Manajemen). Keempat faktor tersebut

memiliki peran yang berkaitan satu sama lain untuk mencapai produksi yang optimal. Peranan

faktor produksi tidak dilihat dari segi macam dalam waktu yang tepat, akan tetapi juga ditinjau

dari besarnya pengaruh penggunaan faktor produksi tersebut. Pengelolaan usahatani yang

memperhatikan penggunaan faktor produksi memberikan tingkat produksi yang memuaskan

(Tasman dan Aima dalam Ramaita, 2012). Bermacam- macam faktor yang mempengaruhi

pendapatan usahatani. beberapa faktor diantaranya masih dapat diubah dalam batas

kemampuan petani, tetapi ada faktor yang tidak dapat diubah oleh petani, seperti iklim dan jenis

tanah yang berpengaruh terhadap hasil produksi serta harga yang berpengaruh terhadap

penjualan hasil produksi. Sedangkan faktor yang mempengaruhi pendapatan dan perbaikannya

masih ada dalam batasan kemampuan petani adalah luas lahan usahatani (Soeharjo dan Dahlan

Patong, 1973). Terdapat perbedaan penggunaan faktor poduksi ushatani padi sawah, jagung dan

kedelai. Perbedaan ini dapat berpengaruh terhadap besarnya pendapatan dan kinerja usahatani

yang juga akan berbeda apabila terjadi perbedaan penggunaan faktor produksi. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menganalisis komparasi pendapatan usahatani pajale (Padi, jagung

dan kedelai) di Kecamatan Kumpeh kabupaten Muaro Jambi.

Page 7: ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, … · adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan secara umum

4

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi. Pemilihan lokasi

secara sengaja (purposive) dengan mempertimbngkan bahwa di Kecamatan Kumpeh Kabupaten

Muaro Jambi terdapat petani yang berusahatani pajale (padi sawah, jagung dan kedelai). Ukuran

sampel ditarik sebanyak 56 petani padi sawah, jagung dan kedelai. Metode pengambilan sampel

menggunakan dalam penelitian ini adalah dengan Simple Random Sampling (Acak Sederhana)

(Sugiyono, 2014). Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis

deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan secara umum usahatani padi

sawah, jagung dan kedelai. Analisis kuantitatif digunakan untuk menjawab permasalahan dan

tujuan kedua tentang besarnya biaya-biaya, pendapatan, dan jumlah penerimaan yang diperoleh

petani padi sawah, jagung dan kedelai. Pendapatan usahatani, jumlah penerimaan dan total

biaya ditentukan dengan formula sebagai barikut :

Pd = TR – TC

Pd : Pendapatan usahatani (Rp/Tahun)

TR : Total Penerimaan usahatani (Rp/Tahun)

TC : Total Biaya Usahatani (Rp/Tahun)

TC = FC + VC

TC : Total Biaya Usahatani (Rp)

FC : Biaya Tetap (fixed cost)

VC : Biaya Variabel (Variabel cost)

Pengujian hipotesis untuk menilai rata-rata antara pendapatan petani padi sawah,

jagung dan kedelai berbeda nyata atau tidak. Maka analisis perbandingan pendapatan usahatani

menggunakan rumus Uji t statistik sebagai berikut:

t = | |

√( )

( )

t = | |

√( )

( )

t = | |

√( )

( )

Dimana , kaidah pengambilan keputusan adalah :

1. Jika ≤ (α ; db = n1 + n2 -2 = terima Ho 2. Jika > (α ; db = n1 + n2 -2 = tolak Ho

Page 8: ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, … · adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan secara umum

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Petani yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakn

tanaman padi sawah, jagung dan kedelai. Petani responden di daerah penelitian rata-rata berada

pada usia 48-53 tahun dengan tingkat pendidikan SD/ sederajat dan pengalaman berusahtani

rata-rata 8-11 tahun. luas lahan rata-rata 1-2 hektar serta jumlah tanggungan petani rata-rata

adalah 3-4 orang.

Umur Petani

Umur petani merupakan salah satu faktor penentu intern yang penting karena

berpengaruh kepada kemampuan fisik petani dalam suatu pekerjaanya. Secara umum dapat

dikatakan bahwa seseorang yang berumur muda dan seht jasmani maupun rohani akan

mempengaruhi fisik yang lebih tinggi dan lebih banyak melakukan aktivitas. Untuk melihat

ditribusi petani sampel berdasarkan umur di daerah penelitin dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Petani Berdasarkan kelompok Umur di Daerah Penelitian

No Umur (Tahun)

Petani Sampel

Frekuensi Persentase %

1. 30 – 35 10 22.00 2. 36 – 41 15 23.25 3. 42 – 47 9 17.50 4. 48 – 53 12 22.25 5. 54 – 59 7 11.25 6. 60 – 65 3 3.75

Jumlah 56 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden di daerah penelitian

tergolong pada kelompok umur 36- 41 tahun dengan persentase 23,25 persen dan sebagian kecil

reponden tergolong pada kelompok umur 60-65 tahun dengan persentase 3,75 persen. Menurut

Soeharjo dan Patong dalam Amhiko (2015), mengatakan bahwa usia produktif adalah mereka

yang bekerja pada umur 15-55 tahun, dimaa pada usia tersebut seseorang memiliki kemampuan

fisik yang baik dan produktif untuk mengelola usahataninya. Keadaan ini menunjukkan bahwa di

daerah penelitian jumlah umur petani yang produktif cukup tinggi.

Pendidikan

Pendidikan menunjukkan tingkat pengetahuan, wawasan, pola pikir, dan perilaku

seseorang. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan semakin tinggi

kemampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Hal ini sejalan

dengan pendapat Hernanto (1996), bahwa tingkat pendidikan petani akan mempengaruhi cara

berpikir, memerima dan mencoba hal baru. Tingkat pendidikan juga akan berpengaruh terhadap

kecerdasan, dalam hal menerima sesuatu yang baru atau penemuan baru. Pendidikan yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan formal yang pernah diikuti oleh petani

responden. Untuk lebih jelasnya tingkat pendidikan petani responden di daerah penelitian dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Page 9: ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, … · adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan secara umum

6

Tabel 2. Distribusi Petani Sampel Berdasakan Tingkat Pendidikan di Daerah Penelitian Tahun

2016.

Pendidikan Petani Sampel Petani Sampel

Frekuensi Persentase %

1. Putus Sekolah 3 6.67 2. SD 27 45.25 3. SLTP/ Sederajat 13 23,83 4. SLTA/ Sederajat 13 23,83

Jumlah 56 100

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar petani respoenden di daerah penelitian

tergolong pada tingkat pendidikan SD/ Sederajat dengan jumlah 27 orang dengan persentase

45,25 persen dan sebagian kecil responden tergolong pada tingkat pendidikan SMA/ Sederajat

adalah sebanyak 13 orang 23,83 persen.

Luas lahan yang dimiliki

Luas lahan secaa fisik tidak langsung mempengaruhi tingkat penerimaan petani

dikarenakan luas lahan sangat berpengaruh terhadap jumlah produksi. Untuk lebih jelas lahan

yang dimiliki responden dapat diliat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Luas Lahan Petani Sampel pada Daerah Penelitian

Tahun 2016.

Luas Lahan (Ha) Jumlah Petani

Frekuensi (KK) Persentase (%)

0,5 – 1,0 36 68

1,5 – 2.0 20 32

Jumlah 56 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden di daerah penelitian memiliki luas lahan 0,5 – 1,0 ha dengan persentase 68 persen dan sebagia kecIl respoenden memiliki luas lahan 1.5- 2.0 ha dengan persentase sebesar 32 persen. Hernanto (1996), mengatakan lua lahan usahatani yag sempit, akan membatasi petani berbuat pada rencana yang lebih panjang. Dengan demikian luas lahan yang banyak dan lahan tersebut dikelola dengan baik maka petani akan memperoleh hasil yang tingi. Total Biaya

Total biaya adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan petani sampel di daerah

penelitian dalam mengelola usahatani padi sawah, jagung dan kedelai selama satu tahun atau

total biaya adalah penjumlahan antara biaya tetap da biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya

yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi dan besar kecilnya tidak tergantung

pada besar kecilnya produksi, yaitu adalah sewa lahan, penyusutan alat, dan alat-alat pertanian,

dan lainya. Biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah, habis dalam satu kali pakai dan besar

kecilnya biaya tergantung pada biaya skala produksi, yaitu : biaya benih, biaya pupuk, biaya obat-

obatan, biaya tenaga kerja dalam dan luar keluarga.

Tabel 5. Rata-Rata Biaya Pada Usahatani Tanaman Padi Sawah Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi di Daerah Penelitian Tahun 2016.

Uraian Biaya (Rp/Ha)

Diperhitungkan Dibayarkan

1. Biaya Tetap

a. Penyusutan Alat 246.865

2. Biaya Variabel

Page 10: ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, … · adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan secara umum

7

a. Pupuk 895.390

b. Herbisida 516.666

c. Insektisida 281.890

d. TK. Dalam Keluarga 1.211.724

e. TK. Luar Keluarga 1.365.402

Total Biaya 1.458.589 3.059.348

Tabel 5. menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang diperhitungkan pada usahatani padi

sawah adalah sebesar Rp. 1.458.580, yang terdiri atas biaya penyusutan alat dan biaya tenaga

kerja dalam keluarga, dan rata-rata biaya yang dibayarkan pada usahatani padi sawah adalah

sebesar Rp. 3.059.355, biaya yang dibayarkan berasal dari biaya pupuk, herbisida, insektisida,

tenaga kerja luar keluarga. Selain itu terlihat pada tabel 6 diatas bahwa biaya yang dibayarkan

lebih besar jumlah rata-ratanya dibandingkan dengan biaya yang diperhitungkan oleh petani padi

sawah.

Tabel 6. Rata-rata Biaya Pada usahatani tanaman Jagung Di Kecamatan Kumpeh Kabupaten

Muaro Jambi di daerah penelitian tahun 2016.

Uraian Biaya (Rp/Ha)

Diperhitungkan Dibayarkan

1. Biaya Tetap

a. Penyusutan Alat 243.210

2. Biaya Variabel

b. Pupuk 852.561

c. Herbisida 374.820

d. Insektisida 226.028

e. TK. Dalam Keluarga 1.406.292

f. TK. Luar Keluarga 1.503.033

Total Biaya 1.649.502 2.956.442

Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang diperhitungkan pada usahatani jagung

adalah sebesar Rp.1.649.502, yang terdiri atas biaya penyusutan alat dan biaya tenaga kerja

dalam keluarga, dan rata-rata biaya yang dibayarkan pada usahatani jagung adalah sebesar

Rp.2.956.442, biaya yang dibayarkan berasal dari biaya pupuk, herbisida, insektisida, tenaga kerja

luar keluarga. Selain itu terlihat pada tabel diatas bahwa biaya yang dibayarkan lebih besar

jumlah rata-ratanya dibandingkan dengan biaya yang diperhitungkan oleh petani jagung.

Tabel 7. Rata-Rata Biaya Pada Usahatani Tanaman Kedelai di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi di Daerah Penelitian Tahun 2016.

Uraian Biaya (Rp/Ha)

Diperhitungkan Dibayarkan

1. Biaya Tetap

a. Penyusutan Alat 243.129

b. Biaya Variabel

a. Pupuk 859.692

b. Herbisida 385.265

c. Insektisida 251.851

d. TK. Dalam Keluarga 1.440.000

e. TK. Luar Keluarga 1.073.846

Total Biaya 1.683.129 2.570.654

Page 11: ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, … · adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan secara umum

8

Tabel 7 menunjukkan bahwa a rata-rata biaya yang diperhitungkan pada usahatani

kedelai adalah sebesar Rp. 1.683.129, yang terdiri atas biaya penyusutan alat dan biaya tenaga

kerja dalam keluarga, dan rata-rata biaya yang dibayarkan pada usahatani padi sawah adalah

sebesar Rp. 2.570.654, biaya yang dibayarkan berasal dari biaya pupuk, herbisida, insektisida,

tenaga kerja luar keluarga. Selain itu terlihat pada tabel diatas bahwa biaya yang dibayarkan lebih

besar jumlah rata-ratanya dibandingkan dengan biaya yang diperhitungkan oleh petani kedelai.

Penerimaan Usahatani

Penerimaan merupakan salah satu komponen yang menentukan tingkat pendepatan.

Penerimaan usahatani diperoleh melalui pengalian antara total produksi dengan harga jual per

satuan produksi. Produksi yang dihasilkan oleh petani padi sawah, jagung dan kedelai kemudian

akan langsung dijual ke pasaran. Penerimaan usahatani padi sawah, jagung dan kedelai pada

penelitian ini diperoleh dari produksi padi sawah, jagung dan kedelai yang dihasilkan oleh petani,

kemudian dikalikan dengan harga padi sawah, jagung dan kedelai yang berlaku pada saat ini

dalam satuan rupiah/kilogram.

Tabel 8. Rata-rata Penerimaan Usahatani Padi, Jagung dan kedelai di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017

No Uraian Jumlah

Padi Sawah Jagung kedelai

1. Jumlah Produksi(Kg) 3.389 5.104 1.162

2. Harga (Rp) 4.500 4.400 8.500

3. Penerimaan (Rp) 9.817.241,3 14.129.438,2 6.300.274,7

Tabel 8 menunjukkan bahwa penerimaan usahatani petani padi sawah, jagung dan

kedelai di daerah penelitian bervariasi. Jumlah produksi padi sawah sebsar 3.389 kg dengan

harga Rp. 4.500 petani padi sawah akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 9.817.241,3,

jumlah produksi jagung sebesar 5.104 kg dengan harga jual Rp. 4.500 akan menghasilkan

penerimaan di petani sebesar Rp. 14.129.438,2, begitu juga dengan tanaman kedelai dengan

jumlah produksi sebesar 1.162 harga kedelai Rp. 8.500, menghasilkan penerimaan sebesar Rp.

6.300.274,7.

Pendapatan Usahatani Padi Sawah, Jagung dan Kedelai

`Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan oleh petani.

Dalam menghitung besarya pendapatan, biaya sewa lahan dan biaya tenaga kerja dalam keluarga

tidak masuk didalam biaya. Keberhasilan dari suatu usahatani dapat dilihat dari pendapatan

bersih yan diperoleh oleh petani dari penggunaan faktor-faktor produksi, pengelolaan dan modal

yang digunakan.

Pendapatan usahatani yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah pendapatan total

dan pendapatan tunai yang diterima petani. Pendapatan tunai adalah pendapatan yang diperoleh

dari selisih antara pendapatan kotor/penerimaan dan biaya yang dibayarkan (tunai). Sedangkan

pendapatan total adalah pendapatan yang diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan biaya

yang dibayarkan (tunai) dan biaya yang tidak dibayarkan (diperhitungkan). Biaya yang dibayarkan

meliputi biaya pupuk, obat-obatan, tenaga kerja luar (upahan). Sedangkan yang termasuk biaya

yang tidak dibayarkan (diperhitungkan) adalah biaya penyusutan alat-alat pertanian dan tenaga

kerja dalam keluarga.

Page 12: ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, … · adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan secara umum

9

Tabel 9. Rekapitulasi Pendapatan Petani Sampel Pada Usahatani Padi Sawah, Jagung dan

Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.

No Uraian Besaran

(Rp/Ha)

(padi sawah)

Besaran

(Rp/Ha )

(jagung)

Besaran

(Rp/Ha)

(krdelai)

1 Biaya produksi

Penyusutan Alat 246.865 243.210 243.129

Pupuk 895.390 903.309 859.692

TK. Dalam Keluarga 1.211.724 1.406.292 1.440.000

TK Luar Keluarga 1.365.402 1.480.561 1.073.846

Herbisida 516.673 374.820 385.262

Insektisida 281.890 226.028 251.851,64

3 Biaya yang

dibayarkan

3.047802 2.984.718 2.570.654

4 Biaya yang di

perhitungkan

1.458.589 1.649.502 1.683.129

5 Total Produksi 3.389 5.104 1.162

5 Harga 4.500 4.400 8.500

6 Penerimaan 9.817.241,3

14.129.438,2 6.300.274

7 Pendapatan 3.191.724,8 4.304.724 836,779

Tabel 9 menunjukkan bahwa total penerimaan petani dari usahataninya padi sawah yaitu

sebesar Rp. 9.817.241,37 perhektarnya dengan total produksi sebesar 3.389 perhektarnya maka

diperoleh pendapatan petani padi sawah sebesar Rp 3.191.724,8. Total penerimaan petani

jagung yaitu sebesar Rp. 14.129.438,2 perhektar, dengan produksi sebesar 5.104 maka diperoleh

pendapatan sebesar Rp. 4.304.724, begitu juga dengan total peneriman tanaman kedelai adalah

sebesar Rp. 6.300.274 perheketarnya dengan total produksi sebesar 1.162, maka diperolah dan

pendapatan petani kedelai adalah sebesar Rp. 836,779.

Tabel 10. Perbandingan Penggunaan Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah, Jagung dan Kedelai di Kecamatan Kumpeh Tahun 2016.

No Produk Total Biaya

(Rp/Ha)

Total

Penerimaan

(Rp/Ha)

Total

Pendapatan

(Rp/Ha)

R/C

1. Padi Sawah 5.995.448 9.817.241,3 3.191.724,8 1.53

2. Jagung 9.824.710,6 14.129.438,2 4.304.724,6 1.43

3. Kedelai 5.436.494,5 6.300.274,7 836.779,7 1.15

Berdasarkan Tabel 12, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan total biaya diantara

ketiga jenis usahatani dengan total biaya berturut-turut terbesar pada usahatani padi sawah,

jagung dan kedelai. Total penerimaan juga berbeda terbesar diperoleh petani dari usahatani padi

sawah, jagung dan kedelai. Perbedaan ini dapat terjadi karena perbedaan tingkat produktivitas

usahatani dan harga. Total pendapatan usahatani juga berbeda untuk ketiga jenis komoditas

terbesar pada usahatani kedelai. Dari aspek efisiensi ekonomis diperoleh bahwa R/C komoditas

padi sawah sebesar R/C = 1,53. Hal ini berarti setiap pengorbanan biaya usahatani sebesar Rp.1

akan dapat menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 153.000. Urutan kedua adalah R/C usahatani

Page 13: ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, … · adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan secara umum

10

jagung yaitu sebesar R/C = 1.43,hal ini berarti setiap pengorbanan biaya usahatani sebesar Rp 1

maka akan dapat menghasilkan penerimaan sebesar Rp.143.000. Sedangkan efisiensi usahatani

kedelai adalah R/C yaitu sebesar R/C = 1.15, ini berarti setiap pengorbanan biaya usahatani

sebesar Rp 1 akan dapat menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 115.000. Perbedaan pendapatan

usahatani terjadi karena ada perbedaan pengeluaran biaya, harga output dan besarnya

produktivitas usahatani. cabang usahatani dapat mengakibatkan perbedaan pendapatan bersih

untuk persatuan luas lahan dan per petani.

Hasil Uji Beda Rata-Rata Usahatani Padi Sawah, Jagung dan Kedelai.

Analisis uji beda dua rata-rata adalah membandingkan nilai rata-rata beserta selang

kepercayaan tertentu dari dua populasi atau lebih. Dalam penelitian ini digunakan uji t-test utuk

mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan (kesamaan) antara pendapatan usahatani padi

sawah, jagung dan kedelai. Untuk melihat apakah terdapat perbedaan pendapatan petani padi

sawah, jagung dan kedelai, maka dilakukan pengujian analisis t-test. Hasil uji t-test menunjukkan

terdapat perbedaan yang nyata antara besarnya pendapatan bersih usahatani Kedelai dengan

usahatani jagung. Hal ini berarti ada kecenderungan yang sangat nyata bahwa usahatani kedelai

lebih menguntungkan dari usahatani jagung dan padi sawah. Hal ini terlihat dimana R/C tanaman

kedelai sebesar 1.15, tanaman jagung R/C sebesar 1.43 dan usahatani tanaman padi sawah

adalah sebesar 1.53.

Terdapat perbedaan pengggunaan faktor produksi usahatani padi sawah, jagung dan

kedelai. Perbedaan ini dapat berpengaruh terhadap besarnya pendapatan kinerja usahatani padi

sawah, jagung dan kedelai akan berbeda apabila perbedaan dalam penggunaan faktor produksi.

Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antara besarnya pendapatan

bersih usahatani padi sawah dengan usahatani jagung. Hal ini berarati ada kecederungan yang

sangat nyata bahwa usahatani jagung lebih menguntungkan dari usahatani padi sawah, dan

usahatani kedelai lebih menguntungkan dibadingkan dari usahatani jagung dan padi sawah.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa, 1) Terdapat perbedaan jumlah besaran biaya produksi

dan pendapatan dari ketiga komoditi padi sawah, jagung dan kedelai. Dimana dapat disimpulkan

bahwa usahatani tanaman jagung lebih menguntungkan dibandingkan dengan usahatani

tanaman kedelai dan tanaman padi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam penggunaan lahan,

penggunaan benih, pupuk, obat-obatan dan sarana produksi yang bervariasi. 2). Adanya terdapat

perbedaan pendapatan antara usahatani padi sawah dan usahatani tanaman jagung.

Pendapatan usahatani padi sawah adalah sebesar Rp.3.191.724,8 sedangkan pendapatan

usahatani tanaman jagung adalah sebesar Rp. 4.304.724, Pendapatan usahatani tanaman jagung

lebih menunguntungkan dibandingkan dengan pendapatan usahatani padi sawah. Perbedaan

harga dan tingkat produksi juga menyebabkan perbedaan penerimaan kedua jenis komoditas

yaitu padi sawah dan jagung. Tingkat pendapatan diantara kedua jenis komoditas juga

menunjukkan perbedaan yang signifikan. 3) Adanya terdapat perbedaan pendapatan dan biaya

produksi antara usahatani padi dan kedelai didaerah penelitian. Pendapatan usahatani tanaman

padi sawah adalah sebesar Rp. 3.191.498,5 dan usahatani tanaman kedelai adalah sebesar Rp.

836.779,7 Usahatani tanaman padi sawah menerima pendapatan yang lebih besar dibandingkan

dengan usahatani tanaman kedelai. Perbedaa pendapatan antara komoditi padi sawah dan

kedelai disebabkan oleh faktor luas lahan, penggunaan benih, pupuk, obat-obatan serta produksi

yang dihasilkan oleh masing-masing komoditi yang berbeda dan dapat menyebabkan perbedaan

dari tingkat biaya hingga pendapatan yang dihasilkan oleh petani masing-masing komoditi. 4)

Page 14: ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, … · adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan secara umum

11

Adanya terdapat perbedaan pendapatan dan biaya produksi antara usahatani tanaman kedelai

dan tanaman jagung didaerah penelitian. Pendapatan usahatani tanaman kedelai adalah sebesar

Rp. 863.779,7 dan pendapatan usahatani jagung adalah sebesar Rp. 4.304.724,6 . Pendapatan

usahatani tanaman kedelai lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan usahatan tanaman

jagung. Maka dapat disimpulkan pendapatan yang diterima oleh petani jagung lebih besar

dibandingkan dengan petani kedelai. Perbedaan pendapatan antara petani kedelai dan petani

jagung disebabkan oleh faktor penggunaan lahan, penggunaan benih, penggunaan tenaga kerja,

pemupukan yang dilakukan, obat-obatan yang digunakan serta produksi juga merupakan faktor

yang dapat menyebabkan perbedaan pendapatan antara petani kedelai dan jagung.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Jambi, Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi, dan

Kedua orang tua. Selain itu ucapan terima kasih kepada Bapak Kepala Desa, Ketua Gapoktan dan

Penyuluh Desa Petanang dan Desa Sungai Aur Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi yang

telah mamfasilitasi pelaksanaan penelitian ini dan sahabat yang telah memberikan semangat dan

motivasi kepada penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Arafah, Siti ulianty Chansa. 2013. Analisis Komparatif Pendapatan Usahatani Padi Sawah Sistem Tabela dan Sistem Tapin (di Desa Dolago Kecematan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Mountong). Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Tadulako.

Asri, Nur. 2005. Kemiskinan Petani. STIP. Sengkang. Daniel, Moeshar. 2009. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Deptan 2016. Pedoman Umum Proyek Ketahanan Pangan. TA. 2016. Jakarta. Ditjen Bina Produksi Tanaman Pangan.2014. Pedoman Penggunaan Pupuk Berimbang Padi Irigasi

dan Sawah. Departemen Pertanian. Jakarta. Ditjen Tanaman Pangan. 2012. Kebijakan Sub Sektor Tanaman Pangan. Jakarta. Hernanto, Fadoli.1996. Ilmu Usahatani. penebar Swadaya. Jakarta. Kurniawan, Firmansyah. 2014. Budidaya Tanaman Sistem Tanam Tabela. PT. Agroekamata,

Bogor. Mosher, Athur T. 2011. Membangun Pertanian.CV. Simplex. Jakarta. Mahabirama Kusuma A. Analisis Efisiensi Dan Pendapatan Usahatani Kedelai Di Kabupaten Garut

Provinsi Jawa Barat. Jurnal. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Milfitrah W.2016. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Desa Rokan Koto Ruang Kecamatan Kecamatan Rokan IV Koto Kabupaten Rokan Ulu. Fakultas Pertanian Universitas Pasir Pengairan Rokan Ulu.

Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian.LP3ES. Jakarta. Nazir, M.2005. Metode Penelitian PT. Ghalia. Jakarta. Nedi B.Supardi S. Sutrisno J. Analisis Usahatani Jagung Di Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa

Barat. Jurnal.Magister Agribisnis Pasca Sarjana UNS. Nurul Dwi Amalia. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Pada Usahatani Jagung

Hibrida Dengan Program PUAP Dan Non Program PUAP Di Kabupaten Muaro Jambi. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi

Nurusa Tj. 2007. Revitalisasi Benih dalam Meningkatkan Pendapatan Petani Kedelai di Jawa Timur. Jurnal Akta Agrosia. Edisi Khusus No.2 hal 164-171. ISSN 1410-3354.

Pamela, Anggi. 2016. Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Indeks Pertanaman (IP) Di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

Page 15: ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI, … · adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan secara umum

12

Ramaita. 2012. Analisis Pendaatan Dan Faktor Produksi Yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kedelai Di Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Bungo. Universitas Jambi. Tidak Di Publikasikan.

Rangkuti P. Zulham. 2009. Analisis Komparasi Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Pada Petani Proyek TIR-Trans Dan Petani Swadaya Murni Di Kecamatan Pemenang Kabupaten Merangin. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi.

Riduan. 2007. Rumus dan Data Dalam aplikasi Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Rukmana, Rahmat H. 1997. Usaha tani Jagung. Kanisius. Yogyakarta. Rukmana, Rahmat,dan Yuyun Y.1996. Budidaya dan Pasca Panen Kedelai. Kanisius. Yogyakarta. Sahara D, Et Al. 2004. Tingkat Pendapatan Petani Terhadap Komoditas Unggulan

PerkebunanSulawesiTenggara. Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. .2002. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Sugiono, P.D.2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta. Bandung. Srirande. 2012. Pertumbuhan Provinsi Agraris. Kencana, Jakarta. Suratiyah, Ken. 2011. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Yogyakarta. Setyowati, Nuning. 2012. Analisis Peran Sektor Pertanian di Kabupaten Sukoharjo. Jurnal

Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Semarang. Semarang. Soeharjo Ahmad dan Dahlan Patong. 1973. Sendi-Sendi Pokok Usahatani, Departemen Ilmu- Ilmu

Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian Institute Pertanian Bogor. Bogor. Tuwo, M. Akib. 2011. Ilmu Usahatani. Kampus Hijau Bumi Tridharma. Kendari