ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI RASIO …...bidang ekspedisi pengiriman barang (pupuk urea)...
Transcript of ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI RASIO …...bidang ekspedisi pengiriman barang (pupuk urea)...
eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (3): 956-969 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2018
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI
RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN
PROFITABILITAS PADA PT. IRASAI ABADI DI
BONTANG
Muliati1
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kinerja
keuangan PT. Irasai Abadi, dimana selama ini PT. Irasai Abadi tidak pernah
melakukan pengukuran kinerja keuangan menggunakan rasio. Oleh karena itu,
PT. Irasai Abadi harus melakukan pengukuran melalui analisis rasio keuangan
agar dapat mempertahankan kebenaran perusahaan dan mampu meningkatkan
keberadaan perusahaan ditengah pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
menggunakan tiga rasio, yang meliputi rasio Likuiditas (current ratio, cash
ratio) Solvabilitas (debt to asset ratio, debt to equity ratio) dan Profitabilitas
(net profit margin, return on asset, return on equity). Hasil analisis yang
penulis lakukan terlihat bahwa tingkat likuiditas perusahaan pada tahun 2012-
2014 dari segi current ratio dalam kondisi baik, dari segi cash ratio dalam
kondisi baik. Pada rasio solvabilitas dari segi debt to asset ratio dalam kondisi
baik, dari segi debt to equity ratio dalam kondisi baik. Pada rasio profitabilitas
dari segi net profit margin dalam kondisi baik, dari segi return on asset dalam
kondisi baik, dan dari segi return on equity dalam kondisi baik. Kata kunci : Kinerja Keuangan Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas
Pendahuluan
Perusahaan didirikan sebagai suatu organisasi yang dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan betujuan untuk mendapatkan keuntungan
yang maksimal. Agar tujuan yang akan dicapai dapat terwujud, maka
diperlukan kebijaksanaan perusahaan yaitu perusahaan harus mempunyai
manajemen yang baik. Suatu perusahaan dinilai memiliki kualitas yang baik
apabila perusahaan tersebut telah menjalankan kaidah manajen dengan baik,
penilaian ini dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan. Kinerja
keuangan dapat dinilai berdasarkan pada laporan keuangan yang dimiliki oleh
perusahaan yang bersangkutan yang tercermin dalam neraca, dan laporan laba
rugi serta sumber-sumber lain yang dapat mempengaruhi penilaian kinerja
1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan (Muliati)
957
keuangan tersebut. Rasio keuangan merupakan alat bantu yang dapat digunakan
untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan suatu perusahaan. Melalui analisis
rasio keuangan, perusahaan dapat lebih mudah mengetahui tingkat kesehatan
keuangan perusahaan, masalah yang dihadapi dan penyebabnya. Rasio
keuangan melibatkan dua jenis perbandingan, yaitu analisis dengan
perbandingan rasio saat ini dengan rasio masalalu dan rasio yang akan datang
yang terjadi diperusahaan yang sama (perbandingan internal), atau menganalisa
dengan membandingkan rasio suatu perusahaan dengan perusahaan sejenis
pada waktu yang sama (perbandingan eksternal).
Analisis rasio keuangan ini menyediakan informasi yang sangat
bermanfaat bagi pihak manajemen untuk mengetahui keadaan dan
perkembangan financial perusahaan, beberapa analisis rasio keuangan yang
dapat digunakan perusahaan dalam menilai kinerja keuangan adalah analisis
rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.
Rasio likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas
perusahaan dan aktiva lancar lainya dengan hutang lancar. Rasio likuiditas
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban
jangka pendek yang sudah jatuh tempo. Artinya, kemampuan untuk membayar
kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah
ditetapkan.
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar
beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.
Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibanya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
Rasio profitabilitas untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan
yang dapat diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar tingkat keuntungan
menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan.
PT. Irasai Abadi sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang ekspedisi pengiriman barang (pupuk urea) antar kota yang berada di
Bontang yang bersaing dengan berbagai perusahaan jasa lainnya, tentu saja
banyak memiliki pesaing usaha yang sejenis. Dalam pengelolaan keuangan
perusahaan sangat dituntut secara efesien dan efektif untuk membiayai
operasional perusahaan sehari-hari. Oleh karena itu laporan keuangan
perusahaan merupakan tolak ukur penilaian prestasi kinerja perusahaan selama
beroperasi, dan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan PT. Irasai
Abadi, dimana selama ini PT. Irasai Abadi tidak pernah melakukan pengukuran
kinerja keuangan menggunakan rasio. Oleh karena itu, PT. Irasai Abadi harus
melakukan pengukuran melalui analisis rasio keuangan agar dapat
mempertahankan kebenaran perusahaan dan mampu meningkatkan keberadaan
perusahaan ditengah pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 3, 2018: 956-969
958
Untuk mengukur dan mengetahui hal tersebut maka dapat dilakukan
dengan menganalisa laporan keuangan PT. Irasai Abadi. Salah satu cara untuk
mengetahuinya adalah dengan menganalisis rasio. Analisis rasio adalah alat
yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu perusahaan sehat atau tidak
sehat dan menghubungkan unsur-unsur neraca dan laporan laba rugi sehingga
dapat diperoleh gambaran tentang posisi keuangan perusahaan.
Kerangka Dasar Teori Pengertian Manajemen Keuangan
Kesuksesan suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan manajer
keuangan untuk berpartisipasi terhadap perubahan, meningkatkan dana
perusahaan sehingga kebutuhan perusahaan dapat terpenuhi, investasi dalam
aset-aset perusahaan dan kemampuan mengelolanya secara bijaksana. Apabila
perusahaanya dikembangkan dengan baik oleh manajer keuangan, maka pada
giliranya kondisi perekonomiannya secara keseluruhan juga menjadi lebih baik.
Menurut Martono (2007:2) manajemen keuangan (Financial
Management), atau dalam literatur lain disebut pembelanjaan, adalah segala
aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana,
dan mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Dengan kata
lain manajemen keuangan merupakan manajemen (pengelolaan) mengenai
bagaimana memperoleh aset, mendanai aset untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan Manajemen keuangan Tujuan yang ingin dicapai manajemen keuangan adalah
memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan atau memaksimalkan nilai
perusahaan. Manajemen keuangan sebagai aktivitas memperoleh dana,
menggunakan dana, dan mengelola aset secara efisien membutuhkan tujuan
atau sasaran. Di mana menurut Martono dan Agus (2010:13) tujuan manajemen
keuangan adalah “Memaksimumkan nilai perusahaan (memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham) yang diukur dari harga saham perusahaan”.
Selanjutnya menurut Husnan (2008:6) tujuan manajemen keuangan adalah
“Untuk mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, keputusan
keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan”.
Kinerja Jumingan (2006:239) kinerja merupakan gambaran prestasi yang
dicapai perusahaan dalam kegiatan operasinya baik menyangkut aspek
keuangan, aspek pemasaran, aspek penghimpunan dana, dan penyaluran dana,
aspek teknologi, maupun aspek sumber daya manusianya. Menurut Mulyadi
(2001:416) kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan
misi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategi (startegy
planning) suatu organisasi. Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja
merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu.
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan (Muliati)
959
Prestasi tersebut merupakan efektifitas operasional baik dilihat dari sudut
pandang keuangan dan terutama pada sisi manajemen.
Kinerja Keuangan
Menurut Fahmi (2012:2) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dan
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
Menurut Sawir (2005:1) kinerja keuangan merupakan kondisi yang
mencerminkan keadaan keuangan suatu perusahaan berdasarkan sasaran,
standar dan kriteria yang ditetapkan. Menurut Mulyadi (2007:2), menguraikan
kinerja keuangan ialah penetuan secara periodik efektivitas operasional suatu
organisasi dan karyawanya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang
ditetapkan sebelunya.
Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan
Tujuan penilaian kinerja keuangan perusahaan menurut Munawir (2000:31)
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk
memperoleh kewajiban keuanganya yang harus segera dipenuhi pada saat
ditagih.
b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuanganya apabila perusahaan tersebut dilikuid baik
kewajiban keuanagn jangka pendek maupun panjang.
c. Untuk mengetahui tingat profitabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu
Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan
Manfaat penilaian kinerja perusahaan sebagai berikut :
a. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan
kegiatanya.
b. Selain untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, untuk menilai
kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
c. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa
yang akan datang.
Laporan Keuangan
Menurut Baridwan (2008:17) laporan keuangan merupakan ringkasan
dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi –
transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Menurut Myer yang dikutip oleh Munawir (2002:5) yang dimaksud laporan
keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode
untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau posisi
keuangan dan daftar pendapatan.
Menurut Sutrisno (2009:9) laporan keuangan merupakan hasil akhir
dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 3, 2018: 956-969
960
laporan laba rugi. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk
menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan.
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Sawir (2005:2) adalah untuk :
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pamakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara
umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.
c. Menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggung jawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Komponen-komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan dipersiapkan dengan maksud memberikan gambaran atau
laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan pihak
manajemen yang bersangkutan yang berisikan tentang : (a) neraca; (b) laporan
laba rugi; dan laporan perubahan modal atau laba ditahan. Berikut ini akan
dijelaskan masing-masing laporan keuangan tersebut beserta komponen-
komponennya.
a. Neraca
Menurut Baridwan (2008:19) neraca adalah laporan yang menunjukkan
keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Neraca adalah
laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu
perusahaan pada saat tertentu.
b. Laporan Laba Rugi
Menurut Astuti (2004:17), laporan laba rugi adalah laporan yang
mengikhtisarkan pendapatan dan beban perusahaan selama periode akuntansi
tertentu, yang umumnya setiap kuartal atau setiap tahun.
c. Laporan Laba ditahan
Definisi laba ditahan menurut Djarwanto (2000:47) adalah sebagai
bagian laba yang ditanamkan kembali dalam perusahaan. Laba yang diperoleh
perusahaan baik semuanya dibagikan kepada para pemilik (pemegang saham)
sebagai deviden tetapi sebagian akan ditahan dan ditanamkan kembali dalam
perusahaan untuk berbagai keperluan. Laporan laba ditahan ini menyajikan :
laba bersih, deviden, koreksi atas laba bersih tahun yang lalu.
Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan alat utama dalam analisis
keuangan, karena analisis ini dapat digunakan untuk menjawab berbagai
pernyataan tentang keadaan keuangan perusahaan Sutrisno (2007:231). Adapun
jenis-jenis rasio keuangan adalah sebagai berikut :
1) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang diperlukan dalam menganalisa
keuangan perusahaan, karena rasio likuiditas merupakan rasio yang
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan (Muliati)
961
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi jangka pendek yang
harus dipenuhi perusahaan.
Untuk mengukur rasio likuiditas adalah:
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
Menurut Fahmi (2012:59) Rasio yang sering umum digunakan untuk
menganalisis posisi modal kerja suatu perusahaan adalah Current Ratio yaitu
perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar.
b. Cash Ratio (Rasio Kas)
Menurut Fahmi (2012:59) Rasio ini digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban yang jatuh
tempo.
2) Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajibanya baik jangka pendek maupun jangka panjang pada suatu
periode tertentu.
Menurut Kasmir (2008:151) rasio solvabilitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan
utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan
dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio
solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar seluruh kewajibanya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Untuk mengukur rasio solvabilitas adalah :
a. Debt To Asset Ratio (Rasio Hutang atas Aktiva)
Rasio yang memperlihatkan perbandingan antara kewajiban yang dimiliki dan
seluruh kekayaan. Rasio ini dihitung dengan cara membagi total hutang (total
liabilities) dengan total aktiva (total assets).
a. Debt To Equity Ratio (Rasio Hutang atas Modal)
Rasio ini membandingan total utang (total liabilities) dengan modal
(stockholder equity). Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal
pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini
semakin baik.
3) Rasio Profitabilitas
Untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dapat diketahui dengan suatu alat analisis yaitu analisis rasio
profitabilitas. Mamduh M. Hanif dan Abdul Halim (2009:83) mendifinisikan
rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan
modal saham yang tertentu.
Beberapa jenis rasio profitabilitas menurut Sutrisno (2009:222) :
a. Net profit margin
Untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih dilihat dari volume penjualan.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 3, 2018: 956-969
962
b. Return on asset
Ukuran kemampuan perusahaan dengan menghasilkan laba dengan
semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan
adalah laba sebelum bunga dan pajak.
c. Return on equity
Untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih setelah bunga dan pajak dari modal sendiri yang dimiliki.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Istilah kuantitatif itu
sendiri menurut Margono (2000:105) adalah suatu proses yang menggunakan
data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang
ingin kita ketahui. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yaitu laporan keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan
Laba Rugi tahun 2012 sampai dengan 2014 yang diambil dari PT. Irasai Abadi. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Analisis Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan PT.
Irasai dalam memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya.
a. Current Ratio tahun 2012-2014
13,79%
x100% 0228.776.10 Rp
5315.487.82 Rp
x100%Lancar Hutang
Lancar AktivaRatioCurrent
21,03%
x100% 0229.476.05 Rp
7482.764.42 Rp
x100%Lancar Hutang
Lancar AktivaRatioCurrent
41,35%
x100% 0164.745.55 Rp
4681.305.06 Rp
x100%Lancar Hutang
Lancar AktivaRatioCurrent
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan (Muliati)
963
b. Cash Ratio tahun 2012-2014
57,36%
x100% 0228.776.10 Rp
7131.239.21 Rp
x100%Lancar Hutang
BankKasRatioCash
74,01%
x100% 0229.476.05 Rp
5169.847.12 Rp
x100%Lancar Hutang
BankKasRatioCash
172,67%
x100% 0164.745.55 Rp
0284.480.00 Rp
x100%Lancar Hutang
BankKasRatioCash
Analisis Rasio Solvabilitas
a. Debt To Assets Ratio tahun 2012-2014
24,4%
x100% 5937.477.82 Rp
0228.776.10 Rp
x100%Aktiva Total
Hutang TotalRatioAsset ToDebt
21,9%
x100% 4271.048.284. Rp
0229.476.05 Rp
x100%Aktiva Total
Hutang TotalRatioAsset ToDebt
13,84%
x100% 0641.190.355. Rp
0164.745.55 Rp
x100%Aktiva Total
Hutang TotalRatioAsset ToDebt
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 3, 2018: 956-969
964
b. Debt To Equity Ratio tahun 2012-2014
%28,50
%100 0455.000.00 Rp
0228.776.10 Rp
x100%Aktiva Total
Hutang TotalRatioEquity ToDebt
x
%43,50
%100 0455.000.00 Rp
050Rp229.476.
x100%Aktiva Total
Hutang TotalRatioEquity ToDebt
x
%20,36
%100 0455.000.00 Rp
0164.745.55 Rp
x100%Aktiva Total
Hutang TotalRatioEquity ToDebt
x
Analisis Rasio Profitabilitas
a. Net Profit Margin tahun 2012-2014
%99,17
x100% 0786.241.00 Rp
0141.441.27 Rp
x100%Pendapatan
EATMarginProfit Net
%15,20
x100% 0836.741.70 Rp
2168.606.65 Rp
x100%Pendapatan
EATMarginProfit Net
%56,20
x100% 0001.006.014. Rp
7206.801.13 Rp
x100%Pendapatan
EATMarginProfit Net
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan (Muliati)
965
b. Return On Assets tahun 2012-2014
15,08%
x100% 5937.477.82 Rp
0141.441.27 Rp
x100%Aktiva Total
EATAssetOn Return
16,08%
x100% 4271.048.284. Rp
2168.606.65 Rp
x100%Aktiva Total
EATAssetOn Return
%37,71
x100% 5.064Rp1.190.35
7206.801.13 Rp
x100%Aktiva Total
EATAssetOn Return
c. Return On Equity tahun 2012-2014
31,08%
0455.000.00 Rp
0141.441.27 Rp
Sendiri Modal
EATEquityOn Return
37,05%
0455.000.00 Rp
2168.606.65 Rp
Sendiri Modal
EATEquityOn Return
45,45%
0455.000.00 Rp
7206.801.13 Rp
Sendiri Modal
EATEquityOn Return
Untuk melihat secara lebih terfokus mengenai perkembangan dari
tingkat likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas perusahaan, maka berikut ini
disajikan hasil perhitungan dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 3, 2018: 956-969
966
profitabilitas dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dalam tabel berikut ini
:
Hasil perhitungan (kenaikan/penurunan) rasio likuiditas, solvabilitas, dan
profitabilitas PT. Irasai Abadi Tahun 2012-2014
Keterangan 2012 2013 2014 Kenaikan /
Penurunan
Rasio Likuiditas
a. Current Ratio 13,79% 21,03% 41,35% Naik
b. Cash Ratio 57,36% 74,01% 172,6% Naik
Rasio Solvabilitas
a. Debt To Asset Ratio 24,4% 21,9% 13,84% Turun
b. Debt To Equity Ratio 50.28% 50.43% 36.20% Fluktuatif
Rasio Profitabilitas
a. Net Profit Margin 17,99% 20,15% 20,56% Naik
b. Return On Asset 15,08% 16,08% 17,37% Naik
c. Return On Equity 31,08% 37,05% 45,45% Naik
Sumber : Data diolah
Pembahasan
Rasio Likuiditas
a. Current ratio
Current ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendeknya. Current ratio pada
PT. Irasai Abadi menunjukkan hasil pada tahun 2012 sebesar 13,79%
sedangkan tahun 2013 sebesar 21,03% dan tahun 2014 sebesar 41,35%. Pada
tahun 2013 mengalami peningkatan yaitu sebesar 7,24% dari tahun sebelumya
tahun 2012. pada tahun 2014 kembali mengalami peningkatan sebesar 20,32%,
hal ini disebabkan karena menurunnya jumlah hutang lancar dan naiknya
jumlah aktiva lancar.
b. Cash ratio
Cash ratio adalah rasio yang membandingkan kas dengan hutang lancar
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek dengan kas yang ada. Cash ratio pada tahun 2012 sebesar 57,36%,
sedangkan tahun 2013 sebesar 74,01% dan tahun 2014 sebesar 172,67%. Pada
tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 16,65% dari tahun sebelumnya
tahun 2012, hal ini dikarena turunnya jumlah hutang lancar dan dan naiknya
jumlah kas.
Rasio Solvabilitas
a. Debt To Assets Ratio
Debt to asset ratio memperlihatkan perbandingan total hutang dengan
aktiva. Dari hasil perhitungan diperoleh rasio hutang terhadap total aktiva yaitu
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan (Muliati)
967
pada tahun 2012 sebesar 24,4%, tahun 2013 sebesar 21,9% dan pada tahun
2014 sebesar 13,42%. Pada tahun 2013 mengalami penurunan nilai rasio
sebesar 2,5% dari tahun sebelumnya 2012. Pada tahun 2014 kembali menurun
yaitu sebesar 8,48% karena meningkatnya jumlah aktiva sehingga perusahaan
mampu membayar kewajiban jangka panjangnya.
b. Debt To Equity Ratio
Debt to equity ratio menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat
menutupi hutang, yaitu perbandingan total hutang dengan modal. Dari
perhitungan rasio hutang terhadap modal/ekuitas pada tahun 2012 sebesar
50,28%, tahun 2013 sebesar 54,34% dan tahun 2014 sebesar 36,20%. pada
tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 4,06% dari tahun sebelumnya
2012. pada tahun 2014 menglami penurunan nilai rasio sebesar 18,26%.
penurunan rasio ini disebabkan karena jumlah hutang menurun dari tahun
sebelumnya, sehingga perusahaan mampu membayar hutangnya.
Rasio Profitabilitas
a. Net profit margin
Net profit margin adalah rasio yang membandingkan laba bersih setelah
pajak dengan jumlah pendapatan yang dihasilkan oleh PT. Irasai Abadi. Rasio
ini digunakan untuk mengetahui efesiensi perusahaan dengan melihat jumlah
laba bersih yang dihasilkan dan perbandingan dengan pendapatan yang
diterima perusahaan. Net profit margin pada PT. Irasai Abadi menunjukkan
hasil yang meningkat dari tahun 2012 sampai 2014. Net profit margin pada
tahun 2012 sebesar 17,99% sedangkan tahun 2013 sebesar 20,15% atau
meningkat 2,16% dan pada tahun 2014 sebesar 20,56% atau meningkat sebesar
0,41% dari tahun 2013, ini berarti aktiva yang digunakan mampu
menghasilkan laba bersih setelah pajak. Terjadinya peningkatan pada net profit
margin disebabkan karena meningkatnya laba bersih setelah pajak yang
dihasilkan oleh perusahaan pada tahun 2012 sampai dengan 2014.
b. Return on Assets
Return on assets adalah rasio yang membandingkan antara laba bersih
setelah pajak dengan total aktiva yang dimiliki pada PT. Irasai Abadi. Rasio ini
digunakan untuk menghitung seberapa besar perusahaan mampu menghasilkan
laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return on assets pada PT.
Irasai abadi menunjukkan peningkatan dari tahun 2012 sampai dengan 2014.
Return on assets pada tahun 2012 sebesar 15,08% dan pada tahun 2013 sebesar
16,08% atau meningkat sebesar 1% dan pada tahun 2014 sebesar 17,37% atau
meningkat sebesar 1,29% dari tahun 2013. terjadinya peningkayan pada return
on asset disebabkan karena meningkatnya laba besih setelah pajak.
c. Return on equity
Return on equity adalah rasio yang membandingkan laba bersih setelah
pajak dengan jumlah modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Return on assets
mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai dengan 2014, pada tahun 2012
sebesar 31,08%, tahun 2013 sebesar 37,05% atau meningkat sebesar 5,97% dari
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 3, 2018: 956-969
968
tahun sebelumnya, dan pada tahun 2014 sebesar 45,45% meningkat sebesar
8,4% dari tahun sebelumnya 2013. meningkatnya dikarenakan meningkatnya
jumlah laba bersih setelah pajak. Penutup
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, pada laporan keuangan
maka penulis menarik kesimpulan pada hasil perhitungan current ratio pada
tahun 2012 sampai dengan 2014 meningkat, 13,79% tahun 2012 , 21,03%
tahun 2013, dan 41,35% tahun 2014 hal ini dikatakan baik dikarenakan
perusahaan mampu membayar hutang jangka pendek. Cash Ratio pada tahun
2012 sampai dengan 2014 mengalami kenaikan, 57,36% tahun 2012, 74,01%
tahun 2013, dan 172,67% tahun 2014 dikarenakan meningkatnya jumlah kas
sehingga perusahaan dapat membayar hutang dengan tepat waktu. Dilihat dari
Rasio Solvabilitas debt to asset ratio pada tahun 2012 sampai 2014 mengalami
penurunan rasio, 24,40% tahun 2012, 21,90% tahun 2012, 13,42% tahun 2014
hal ini dikarenakan meningkatnya jumlah aktiva sehingga perusahan mampu
membayar hutangnya dengan baik. Debt To Equity Ratio yaitu rasio hutang
terhadap modal, 50,28% tahun 2012, 54,34% tahun 2013, 36,20% tahun 2014,
rasio ini berfluktuatif tetapi perusahaan masih mampu membayar hutangnya.
Dilihat dari Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas dapat diukur dengan
menggunakan tiga rasio diantaranya net profit margin, return on assets dan
return on equity. Kinerja keuangan pada pada PT. Irasai Abadi dari tahun 2012
sampai dengan 2014 cenderung meningkat dan dalam keadaan baik setiap
tahunya.
Dari hasil penelitian tersebut kinerja keuangan baiknya ditinjau secara
terus menerus agar perubahan-perubahan yang terjadi pada keuangan
perusahaan dapat terlihat dengan jelas dan pihak manajemen dapat
mengantisispasi dengan cepat serta mengambil keputusan untuk kemungkinan-
kemungkinan yang bisa saja terjadi dimasa yang akan datang serta lebih
meningkatkan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang.
Daftar Pustaka
Baridwan, Zaki, 2008. Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, cetakan
kedua, BPFE, Yogyakarta.
Djarwanto Ps, 2000. Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama,
BPFE, Yogyakarta.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan, cetakan peratam, Alfabeta,
Bandung.
Halim, Abdul. 2009. Manajemen Keuangan Bisnis, Ghalia Indonesia, Bogor.
Jumingan, 2006. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, PT. Bumi
Aksara, Jakarta.
Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan, cetakan ke empat, Rajawali Pers,
Jakarta.
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan (Muliati)
969
Martono, 2008, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, cetakan ketujuh,
Ekonisia, Yogyakarta.
M Hanafi Mamduh dan Halim Abdul, 2009, Analisis Laporan Keuangan,
Edisis Keempat AMP YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi, 2001, akuntasi manajemen konsep, manfaat dan rekayasa, edisi
kedua, UPP AMP sekolah tinggi ilmu ekonomi YKPN, yogyakarta.
Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty,
Yogyakarta.
Payaman J Simanjuntak, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, PPM.
Jakarta.
Prawironegoro, Darsono dan Ari Purwanti 2009. Akuntansi Manajemen. Edisi
Ketig, Penerbit Mitra Wacana Media. Canada.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi
keempat, BPFE, Yogyakarta.
Sadeli, Lili M, 2005, Dasar-Dasar Akuntansi, Bumi Aksara, Jakarta.
Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi
Keempat Cetakan kedua, BPFE, Gajah Mada, Yogyakarta.
Sawir, agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sutrisno, 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Cetakan
Ketuju, Ekonisia, Yogyakarta.
Syamsuddin, Lukman. 2000, Manajemen keuangan Perusahaan, Edisi Naru,
Cetakan Kelima, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Umar, Husein. 2003, Studi Kelayakan Bisnis, Teknik Menganalisa Kelayakan
Rencana Bisnis Secara Komperatif, Edisi kedua, Cetakan ketujuh,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Warsono, 2003. manajemen keuangan, edisi ketiga, Cetakan Pertama,
Banyumedia Publishing, Yogyakarta.
Yusuf, Al Haryono. 2001. Dasar-dasar akuntansi, jilid I, edisi keempat, BPFE.
Yogyakarta.