Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

28
ANALISIS KINERJA BEBERAPA RUAS JALAN AKIBAT PENGARUH HAMBATAN SAMPING (Studi Kasus Pada Jalan Sutomo, Jalan Merdeka, dan Jalan Patuan Anggi di Kota Pematangsiantar) PROPOSAL TUGAS AKHIR JUNIARTI BASARIA SIAHAAN 090424065 Dosen Pembimbing : Medis Surbakti, S.T, M.T NIP : 197109142000121001 PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION

Transcript of Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

Page 1: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

ANALISIS KINERJA BEBERAPA RUAS JALAN AKIBAT

PENGARUH HAMBATAN SAMPING

(Studi Kasus Pada Jalan Sutomo, Jalan Merdeka, dan Jalan Patuan Anggi di

Kota Pematangsiantar)

PROPOSAL TUGAS AKHIR

JUNIARTI BASARIA SIAHAAN

090424065

Dosen Pembimbing :

Medis Surbakti, S.T, M.T

NIP : 197109142000121001

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012

Page 2: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

ANALISIS KINERJA BEBERAPA RUAS JALAN AKIBAT PENGARUH

HAMBATAN SAMPING

(Studi Kasus Pada Jalan Sutomo, Jalan Merdeka, dan Jalan Patuan Anggi di Kota Pematangsiantar)

I. Umum

Perkembangan dan pertumbuhan suatu daerah/kota pada dasarnya ditentukan

oleh tiga faktor utama, yakni: pertambahan jumlah penduduk, intensitas kegiatan

penduduk dan pergerakan penduduk antar pusat kegiatan, dimana ketiga faktor

tersebut diwujudkan dalam bentuk fisik kota. Faktor pergerakan penduduk antar

pusat kegiatan merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam

membahas perkembangan dan pertumbuhan suatu daerah kota.

Pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan sosial ekonomi suatu

daerah atau kota akan menyebabkan tuntutan kebutuhan ruang kota yang lebih besar.

Hal ini terlihat dari pola penggunaan lahan suatu kota. Selanjutnya, perkembangan

kegiatan sosial ekonomi penduduk mengakibatkan meningkatnya intensitas

pergerakan penduduk. Kegiatan pergerakan penduduk ini biasa disebut sebagai

kegiatan perangkutan atau transportasi.

Peningkatan pergerakan penduduk kota menyebabkan meningkatnya

kebutuhan akan ketersediaan prasarana dan sarana transportasi perkotaan. Kebutuhan

pengembangan prasarana dan sarana transportasi pada umumnya mencakup:

a. Pembangunan jalan baru.

b. Peningkatan kinerja pelayanan jalan yang sudah ada.

c. Pertambahan jumlah sarana angkutan (bus, taksi dan kereta api).

d. Fasilitas penunjang transportasi (terminal, halte, parker, traffic light, marka,

dan rambu jalan).

Pertambahan jaringan jalan perkotaan (panjang jalan dan kualitas jaringan)

harus mampu mengimbangi pertambahan jumlah kendaraan. Bila diantara keduanya

tidak terdapat keseimbangan, maka masalah transportasi perkotaan seringkali terjadi

seperti; penurunan kecepatan perjalanan dan kemacetan lalu lintas.

Page 3: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

II. Latar Belakang

Transportasi secara sederhana dapat didefenisikan sebagai pergerakan barang

atau orang dengan menggunakan fasilitas. Untuk tujuan pergerakan masalah

transportasi sendiri tidaklah sederhana karena dalam sistem transportasi melibatkan

tiga unsur utama yaitu; dalam sistem kegiatan, sistem jaringan dan sistem

pergerakan.

Pada daerah perkotaan, masalah transportasi merupakan masalah utama yang

sulit dipecahkan apalagi masalah kemacetan lalu lintas. Dengan bertambahnya

kepemilikan kendaraan dan cara pengoperasian fasilitas yang belum optimal maka

akan mengakibatkan peningkatan kemacetan lalu lintas yang semakin tinggi.

Maka dari itu perencanaan jalan raya dengan segala fasilitasnya harus

direncanakan dengan baik sehingga kelancaran, keamanan dan kenyamanan

pengguna jalan akan terpenuhi. Dalam hal ini tingkat pelayanan suatu ruas jalan

perlu dijaga dan dipelihara agar benar-benar memberikan pelayanan yang maksimal.

Kota Pematangsiantar merupakan kota yang pada awalnya terbentuk karena

adanya kepentingan jalur perkebunan, wisata, sehingga dapat dikatakan sebagai kota

persinggahan ataupun crossroad city. Dengan luas ± 7997 Ha, Pematangsiantar

merupakan kota kecil yang sangat ramai dan sibuk, khususnya di kawasan pusat kota

yang terletak disepanjang jalan Sutomo-Merdeka, yang merupakan koridor utama di

kota Pematangsiantar yang memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi dan merupakan

kawasan yang secara umum diperuntukkan bagi bangunan umum/usaha atau jasa

komersil. Kawasan ini juga merupakan kawasan yang memiliki berbagai jenis

aktivitas yang tinggi.

Pada ruas jalan Sutomo, Jalan Merdeka, dan Jalan patuan Anggi Pematang

Siantar merupakan ruas jalan dengan arus lalu lintas tinggi. Kegiatan transportasi di

ruas-ruas jalan tersebut akhir-akhir ini menunjukkan kecenderungan yang terus

meningkat. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya pertambahan kegiatan

perkotaan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Terjadinya peningkatan kegiatan

perkotaan adalah disebabkan oleh adanya pertambahan jumlah penduduk,

peningkatan kebutuhan sosial ekonomis penduduk, perluasan dan peningkatan fungsi

sosial politik dari kota terhadap daerah pelayanan serta adanya perkembangan

teknologi.

Page 4: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

Kondisi lalu lintas (traffic) di pusat Kota Pematangsiantar (pusat lokasi

penelitian) pada saat ini menunjukkan tundaan (delay) yang terus meningkat, juga

kemacetan lalu lintas yang semakin meningkat.

Disekitar jalan termasuk daerah dengan tingkat kesibukan

tinggi, karena disepanjang jalan terdapat sarana perdagangan,

sarana pendidikan, dan fasilitas Rumah Sakit, sehingga sering

terjadi konflik dari bergeraknya arus lalu lintas yang menyebabkan

terjadinya kemacetan dan ketidakteraturan di sepanjang ruas jalan

Sutomo, jalan Merdeka, dan jalan Patuan Anggi.

Masalah yang terjadi adalah tidak tersedianya kawasan parkir

tersendiri pada masing-masing sarana tersebut di atas, sehingga

parkir dilakukan dengan memakai badan jalan, terdapat warung-

warung pada jalur pejalan kaki yang mengakibatkan banyak

pejalan kaki menggunakan badan jalan, juga terjadinya proses naik

turun baik penumpang angkutan umum maupun barang di

sepanjang ruas jalan, yang tentunya hal-hal tersebut akan

mengurangi kapasitas ruas jalan dan akan menyebabkan

penurunan kecepatan bagi kendaraan yang melintasinya.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, maka

diperlukan studi dan analisa untuk mengetahui nilai kapasitas,

derajat kejenuhan dan tingkat pelayanan ruas jalan terhadap arus

lalu lintas yang bergerak, sehingga dapat dicari solusi

permasalahannya.

III. TUJUAN PENELITIAN

Ada pun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari penyebab

kemacetan lalu lintas yang terjadi di kawasan jalan Sutomo,

jalan Merdeka, dan jalan Patuan Anggi Pematang Siantar,

yaitu:

Volume lalu lintas

Kecepatan rata-rata kendaraan

Page 5: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

Volume parkir

Volume penyebrang jalan

2. Menganalisis tingkat pelayanan (Level Of Service) pada ruas

jalan Sutomo, Pematang Siantar.

IV. MANFAAT PENELITIAN

Dengan adanya penelitian ini diharapkan hasilnya berguna

untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi semua pihak yang

berkepentingan terhadap masalah kemacetan lalu lintas yang

disebabkan aktivitas tepi jalan atau hambatan samping.

V. PEMBATASAN MASALAH

Untuk menganalisis permasalahan dan memudahkan dalam

menganalisa, maka dibuat batasan-batasan masalah sebagai

berikut:

a. Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini

adalah kawasan jalan Sutomo, jalan Merdeka, dan jalan

Patuan Anggi Pematang Siantar selama 3 hari, yaitu hari

senin, selasa dan rabu dengan pertimbangan bahwa pada

hari tersebut dianggap mewakili kondisi arus lalu lintas yang

padat, aktivitas kegiatan sangat tinggi karena merupakan

hari kerja.

b. Penelitian ini dilakukan hanya pada volume

kendaraan, kecepatan, derajat kejenuhan dan hambatan

samping.

c. Penelitian ini tidak membahas sikap dan perilaku

pengemudi kendaraan.

VI. METODOLOGI PENELITIAN

1. Studi Literatur

Studi literatur ini meliputi pengambilan teori-teori serta rumus-rumus dari

beberapa sumber bacaan buku, jurnal ilmiah, makalah-makalah, seminar atau

Page 6: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

symposium ilmiah, sumber-sumber dariinternet yang berkaitan dengan Tugas Akhir

ini.

2. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil di lapangan dengan cara pencatatan

langsung. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara, yaitu survey volume lalu

lintas, survey kecepatan kendaraan serta survey hambatan samping pada ruas jalan

Sutomo, jalan Merdeka, dan Jalan Patuan Anggi Pematang Siantar.

3. Data Sekunder

Data sekunder didapatkan melalui instansi-instansi pemerintahan/swasta yang

terkait yang berkaitan dengan parameter yang akan dicari dalam tugas akhir ini.

Selanjutnya data-data primer dan sekunder yang telah diperoleh kemudian dianalisa

hingga didapat nila-nilai atau parameter yang dimaksud. Nilai-nilai atau parameter

ini tercakup dalam suatu kesimpulan penelitian.

VII. TINJAUAN PUSTAKA

VII.1. Karakteristik Arus Lalu Lintas

Arus lalu lintas merupakan gabungan dari beberapa kendaraan dan pejalan

kaki yang bergerak mengikuti lintasan yang sama. Parameter arus lalu lintas

ditentukan oleh kemampuan pengemudi dan pejalan kaki untuk mengantisipasi

pengguna jalan lainnya, karakteristik kendaraan, geometric desain jalan termasuk

kondisi permukaan jalan. Parameter tersebut adalah volume, kecepatan, kepadatan,

tingkat pelayanan dan derajat kejenuhan.

Karakteristik arus lalu lintas menjelaskan ciri arus lalu lintas secara

kuantitatif maupun kualitatif dalam kaitannya dengan kecepatan, besarnya arus dan

kepadatan lalu lintas serta hubungannya dengan waktu maupun jenis kendaraan yang

menggunakan ruang jalan. Karakteristik diperlukan untuk menjadi acuan dalam

perencanaan lalu lintas.

VII.1.1. Volume Lalu Lintas

Page 7: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu ruas

jalan pada periode waktu tertentu diukur dalam satuan kendaraan per satuan waktu

(Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997).

Dengan :

MC = Sepeda Motor (emp = 0,4)

LV = Mobil Penumpang (emp = 1)

HV = Kendaraan Berat (emp = 1,2)

Manfaat data (informasi) volume adalah :

Nilai kepentingan relatif suatu rute

Fluktuasi arus lalu lintas

Distribusi lalu lintas dalam sebuah sistem jalan

Kecenderungan pemakai jalan

Data volume lalu lintas berupa :

1. Volume berdasarkan arah arus :

Dua arah

Satu arah

Arus lurus

Arus belok, baik belok kiri, maupun belok kanan

2. Volume berdasarkan jenis kendaraan, seperti antara lain :

Mobil penumpang atau kendaraan ringan

Kendaraan berat (truk besar, bus)

Sepeda motor

3. Volume berdasarkan waktu pengamatan survey lalu lintas, seperti 5

menitan, 15 menit, atau 1 jam.

Volume lalu lintas mempunyai istilah khusus berdasarkan bagaimana

data tersebut diperoleh yaitu:

a. ADT (average dayli traffic) atau dikenal juga sebagai LHR

(lalu lintas harian ratarata) yaitu volume lalu lintas rata-rata

Page 8: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

harian berdasarkan pengumpulan data selama χ hari, dengan

ketentuan 1 < χ < 365. sehingga ADT dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

ADT =

Dengan: Qx = Volume lalu lintas yang diamati selama lebih dari 1 hari dan

kurang dari 365 hari

X = Jumlah hari pengamatan

b. AADT (Average Annual Daily Traffic) atau dikenal juga

sebagai LHRT (Lalu lintas harian rata-rata), yaitu total

volume rata-rata harian (seperti ADT), akan tetapi

pengumpulan datanya harus > 365 hari ( x > 365 hari).

c. AAWT (Average Annual Weekly Traffic), yaitu volume rata-

rata harian selama hari kerja berdasarkan pengumpulan data

> 365 hari, sehingga AAWT dapat dihitung sebagai jumlah

volume pengamatan selama hari kerja dibagi dengan jumlah

hari kerja selama pengumpulan data.

d. Maximum Annual Hourly Volume, yaitu volume tiap jam

yang terbesar untuk suatu tahun tertentu.

e. 30 HV (30th highest annual hourly volume) atau disebut juga

sebagai DHV (design hourly volume), yaitu volume lalu

lintas tiap jam yang dipakai sebagai volume

desain. Dalam setahun besarnya volume ini

dilampui 29 data.

f. Flow Rate adalah volume yang diperoleh dari pengamatan

yang lebih kecil dari 1 jam, akan tetapi kemudian

dikonversikan menjadi volume 1 jam secara linear.

g. Peak Hour Factor (PHF) adalah perbandingan volume satu

jam penuh dengan puncak dari flow rate pada jam tersebut,

sehingga PHF dapat dihitung dengan rumus berikut :

Page 9: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

VII.1.2. Kecepatan

Kecepatan menentukan jarak yang akan dijalani pengemudi kendaraan

dalam waktu tertentu. Pemakai jalan dapat menaikkan kecepatan untuk

memperpendek waktu perjalanan atau memperpanjang jarak perjalanan. Nilai

perubahan kecepatan adalah mendasar tidak hanya untuk berangkat dan berhenti

tetapi untuk seluruh arus lalu lintas yang dilalui.

Kecepatan adalah sebagai perbandingan jarak yang dijalani dan waktu

perjalanan, atau dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dengan: S = kecepatan (km/jam; m/dt)

d = jarak tempuh kendaraan (km; m)

t = waktu tempuh kendaraan (jam; detik)

Pada penelitian ini kecepatan yang ditinjau adalah kecepatan rata-rata ruang

(Space Mean Speed (SMS)), karena penggunaan waktu tempuh rata-rata

memperhitungkan panjang waktu yang dipergunakan setiap kendaraan didalam

ruang. Jika waktu tempuh t1,t2,t3,...,tn, diamati untuk n kendaraan yang melalui

suatu penggal jalan sepanjang L, maka kecepatan tempuh rata-ratanya adalah,

Dengan : Vs = Kecepatan tempuh rata-rata (km/jam; m/dt)

L = Panjang penggal jalan (km;m)

ti = Waktu tempuh kendaraan ke I untuk melalui

n = Jumlah waktu tempuh yang diamati

sedangkan formula yang digunakan utnuk kecepatan arus bebas adalah

berdasarkan MKJI 1997 :

Fv = (Fvo + FVw) x FFsf x FFVcs

Page 10: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

Dimana :

Fv = kecepatan arus bebas

Fvo = kecepatan arus bebas dasar (km/jam)

FVw = penyesuaian lebar jalur lalu lintas jalan (km/jam)

FFsf = faktor penyesuaian hambatan samping

FFVcs = faktor penyesuaian ukuran kota

VII.1.3. Kepadatan

Kepadatan didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang menempati panjang

ruas jalan atau lajur tertentu, yang umumnya dinyatakan sebagai jumlah kendaraan

per kilometer atau satuan mobil penumpang per kilometer (smp/km). Jika panjang

ruas yang diamati adalah L, dan terdapat N kendaraan, maka kepadatan k dapat

dihitung sebagai berikut:

Kepadatan sukar diukur secara langsung (karena diperlukan titik ketinggian

tertentu yang dapat mengamati jumlah kendaraan dalam panjang ruas jalan tertentu),

sehingga besarnya ditentukan dari dua parameter volume dan kecepatan, yang

mempunyai hubungan sebagai berikut:

VII.1.4. Hubungan Antara Arus, Kecepatan, dan Kepadatan

Analisa karakteristik arus lalu lintas untuk ruas jalan dapat dilakukan

dengan mempelajari hubungan matematis antara kecepatan, arus, dan kepadatan lalu

lintas yang terjadi. Persamaan dasar yang menyatakan hubungan matematis antara

kecepatan, arus, dan kepadatan adalah;

V = D . S

Dimana : V = Arus (volume) lalu lintas, smp/jam

D = Kepadatan (density), smp/km

S = Kecepatan (speed), km/jam

VII.2. Bangkitan Parkir

VII.2.1. Pengertian Parkir

Page 11: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

Parkir adalah tempat khusus bagi kendaraan untuk berhenti demi

keselamatan. Salah satu kriteria seseorang memilih lokasi parkir adalah aksesibilitas.

Umumnya ketersediaan tempat parkir, baik di badan jalan (on street parking)

maupun bukan di badan jalan (off street parking) belum dapat mengimbangi

kebutuhan akan tempat parkir, terutama di pusat kota menengah dan besar seiring

dengan meningkatnya kepemilkian kendaraan pribadi yang mutlak memerlukan

prasarana parkir untuk menunjang aksesibilitas.

Salah satu faktor utama yang perlu diperhitungkan dalam perencanaan

penyediaan parkir adalah kebutuhan untuk menimbulkan gangguan akibat on-street

parking terhadap arus lalu lintas. Penggunaan badan jalan sebagai tempat parkir jelas

memperkecil kapasitas jalan tersebut.

Secara umum parkir dapat dibagi atas 2 (dua) yaitu :

a. Parkir di badan jalan (on street parking)

Bergantung pada durasi, pergantian, tingkat pengisian parkir dan

distribusi ukuran kendaraan, kita mungkin dapat menentuka geometri parkir

pada badan jalan. Walaupun parkir miring dapat menyediakan lebih banyak

ruang per kaki linear kerebnya, parkir miring ini akan membatasi pergerakan

lalu lintas di jalan daripada parkir sejajar. Parkir sejajar tandem akan

mengurangi maneuver parkir dan disarankan untuk jalan-jalan utama dengan

lalu lintas yang sibuk. Pertimbangan keselamatan harus dipertimbangkan

pada susunan parkir pada badan jalan, dan factor ini sangat erat kaitannya

dengan volume dan kecepatan lalu lintas di jalan yang bersangkutan (C. John

Khisty dan B. Kent Lall, 2003).

Parkir pada badan jalan ini mengambil tempat di sepanjang jalan

dengan atau tanpa melebarkan jalan untuk pembatas parkir. Parkir ini baik

bagi pengunjung yang ingin dekat dengan tujuannya, tetapi untuk lokasi

dengan intensitas penggunaan lahan yang cukup tinggi , cara ini kurang

menguntungkan. Parkir pada badan jalan menimbulkan beberapa kerugian,

antara lain :

1. Mengganggu kelancaran arus lalu lintas

2. Berkurangnya lebar jalan sehingga menyebabkan berkurangnya

kapasitas jalan.

Page 12: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

3. Menimbulkan kemacetan lalu lintas

Gangguan samping akan mempengaruhi kapasitas ruas jalan. Salah

satu bentuk gangguan samping yang paling banyak dijumpai di daerah

perkotaan adalah kegiatan perparkiran yang menggunakan badan jalan. Lebar

jalan yang tersita oleh kegiatan perparkiran (termasuk lebar maneuver) tentu

mengurangi kemampuan jalan tersebut dalam menampung arus kendaraan

yang lewat, atau dengan kata lain terjadi fluktuasi arus lalu lintas di ruas jalan

tersebut (Ofyar Z. Tamin, 2000).

b. Parkir di luar badan jalan (off-street parking)

Banyak kota dan daerah pinggiran memiliki parkir di luar badan jalan

yang terbuka untuk umum secara gratis. Perimbangan nyata parkir luar badan

jalan adalah sewa parkir atau parkir dengan juru parkir. Fasilitas sewa parkir

sejauh ini telah cepat menjadi metode perparkiran yang paling lazim. Yang

menjadi sasaran ahli teknik adalah banyaknya kapasitas simpan maksimum

dari area kerja yang ada, yang konsisten dengan distribusi ukuran dan

dimensi modelnya. Kapasitas dan ruang titik akses ke fasilitas parkir harus

cukup untuk menampung kendaraan yang masuk tanpa berjejal di jalan (C.

Jotin Khisty dan B. Kent Lall, 2003).

VII.2.2. Pengukuran Karakteristik Parkir

Pengukuran parkir dilakukan untuk mengenali kekurangan atau

mengembangkan usul guna memperbaiki penyediaan parkir di areal tertentu.

Menurut Hobbs(1995), pengukuran karakteristik parkir meliputi :

a. Akumulasi parkir

Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan yang diparkir di area

parkir pada waktu tertentu.

Akumulasi = Ei – Ex + X

Dengan : Ei = Entry (jumlah kendaraan yang masuk pada lokasi

parkir)

Ex = Exit (kendaraan yang keluarpad lokasi parkir)

X = jumlah kendaraan yang ada sebelumya

Page 13: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

b. Volume parkir

Menurut Hobbs (1995), volume parkir menyatakan jumlah kendaraan

yang termasuk dalam beban parkir (yaitu jumlah kendaraan pada

periode waktu tertentu). Waktu yang digunakan kendaraan untuk

parkir, dalam menitan atau jam-jaman, menyatakan waktu parkir.

c. Durasi parkir

d. Pergantian parkir

e. Indeks parkir.

VII.2.3. Kebutuhan Ruang Parkir

Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk

meletakkan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk atau sepeda motor), termasuk

ruang bebas dan lebar bukaan pintu. Satuan ruang parkir merupakan ukuran

kebutuhan ruang untuk parkir kendaraan agar nyaman dan aman, dengan besaran

ruang dibaut seefisien mungkin. Dalam perencanaan fasilitas parkir, hal utama

yang harus diperhatikan adalah dimensi kendaraan dan perilaku dari pemakai

kendaraan kaitannya dengan besaran satuan ruang parkir, lebar jalur gang yang

diperlukan dan konfigurasi parkir. Penentuan besarnya satuan ruang parkir

tergantung beberapa hal:

SRP4 = f (D,Ls,Lm,Lp)

SRP2 = f (D,Ls,Lm)

Dimana :

SRP4 = Satuan ruang parkir untuk kendaraan roda 4

SRP2 = Satuan ruang parkir untuk kendaraan roda 2

D = Dimensi kendaraan standar

Ls = Ruang bebas samping arah lateral

Lm = Ruang bebas samping arah membujur

Lp = Lebar bukaan pintu

Page 14: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

Penentuan Ruang Parkir

Jenis Kendaraan Satua Ruang Parkir

(m²)

Mobil Penumpang Golongan I

Mobil Penumpang Golongan II

Mobil penumpang Golongan III

Sepeda Motor

Bus / Truk

2,30 x 5,00

2,50 x 5,00

3,00 x 5,00

0,75 x 2,00

3,40 x 12,50

Sumber : Departemen Perhubungan 1988

VII.3. Pejalan Kaki

Berjalan kaki adalah suatu bentuk transportasi yang penting di daerah

perkotaan. Oleh karena itu kebutuhan para pejalan kaki merupakan suatu bagian

yang integral/ terpadu dalam sistem transportasi jalan. Para pejalan kaki berada pada

posisi yang lemah jika mereka bercampur dengan kendaraan, maka mereka akan

memperlambat arus lalu lintas. Oleh karena itu pejalan kaki harus dipisahkan dari

arus kendaraan bermotor, tanpa menimbulkan gangguan-gangguan yang besar

terhadap aksesibilitas.

VII.3.1. Failitas Pejalan Kaki

Fasilitas pejalan kaki dibutuhkan untuk mengakomodasikan dan melindungi

pergerakan pejalan kaki. Fasilitas pejalan kaki diwujudkan dengan prasarana sebagai

berikut :

a. Trotoar : Trotoar adalah sebagian dari jalan yang disediakan

khusus bagi pejalan kaki yang pada umumnya ditempatkan sejajar

dengan jalur lalu lintas, berupa kerb (bagian jalan yang ditinggikan dan

merupakan batas luar daerah manfaat jalan). Penyeberangan : Kriteria

yang terpenting dalam merencanakan fasilitas penyeberangan adalah

bertingkat.

Page 15: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

VII.4. Penyebrang Jalan

VII.4.1. Volume Penyeberang Jalan

Volume penyeberang jalan adalah pergerakan memotong ruas jalan pada

periode waktu tertentu.

VII.4.2. Tipe Fasilitas Penyeberangan Pejalan Kaki

Metode umum untuk mengidentifikasi permasalahan – permasalahan yang

mungkin terjadi adalah melalui pengukuran konflik kendaraan / pejalan kaki.

Pengukuran tingkat konflik = P.V²

Dimana :

P = Volume pejalan kaki yang menyeberangi jalan (orang/jam),

V = Volume kendaraan per jam (smp/jam)

VII.5. Analisis Regresi

Analisis ini memungkinkan kita untuk mendapatkan hubungan variabel-

variabel dalam bentuk persamaan matematik

Persamaan yang digunakan untuk analisis regresi adalah:

Y = a + bx

Di mana :

Y = variabel tak bebas/variabel dependen

x = variabel bebas/variabel independent

a = Intersep atau konstanta regresi

b = Koefesien regresi

VII.6. Kapasitas Jalan

Kapasitas suatu ruas jalan didefinisikan sebagai jumlah maksimum kendaraan

yang dapat malintasi suatu ruas jalan yang uniform per jam, dalam satu arah untuk

jalan dua jalur dua arah dengan median atau total dua arah untuk jalan dua jalur tanpa

median, selama satuan waktu tertentu pada kondisi jalan dan lalu lintas yang tertentu.

Kondisi jalan adalah kondisi fisik jalan, sedangkan kondisi lalu lintas adalah sifat

lalu lintas (nature of traffic).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan antara lain:

Page 16: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

1. Faktor jalan, seperti lebar lajur, kebebasan lateral, bahu jalan, ada median

atau tidak, kondisi permukaan jalan, alinyemen, kelandaian jalan, trotoar dan

lain-lain.

2. Faktor lalu lintas, seperti komposisi lalu lintas, volume, distribusi lajur, dan

gangguan lalu lintas, adanya kendaraan tidak bermotor, gangguan samping,

dan lain-lain.

3. Faktor lingkungan, seperti misalnya pejalan kaki, pengendara sepeda,

binatang yang menyeberang, dan lain-lain.

Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997), memberikan metoda

untuk memperkirakan kapasitas jalan di Indonesia yaitu dengan rumus sebagai

berikut:

C = Co x Fcw x FCsp x FCsf x FCcs

Dimana :

C = Kapasitas (smp/jam)

Co = Kapasitas dasar (smp/jam)

Fcw = Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas

FCsp = Faktor penyesuaian akibat pemisah arah

FCsf = Faktor penyesuaian akibat hambatan samping

FCcs = Faktor penyesuaian untuk ukuran kota

Page 17: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

Bagan Alir Rencana Kegiatan

Mengumpulkan Bahan Referensi

Identifikasi Data

Data Sekunder

Peta Lokasi

Pengolahan Data

Analisa Data

Analisa Kapasitas

Analisa Hambatan Samping

Analisa Tingkat Pelayanan

Kesimpulan dan Saran

Data PrimerSurvey Volume Lalu LintasSurvey KecepatanSurvey Hambatan Samping

Menentukan Tujuan Penelitian

Page 18: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

VIII. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memberikan gambaran garis besar penulisan tuga akhir ini, maka isi

tugas akhir ini dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan bingkaian studi atau rancangan yang akan

dilakukan meliputi latar belakang, rumusan masalah, maksud

dan tujuan, pembatasan masalah, keaslian penelitian,

gambaran umum mengenai lokasi penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan kajian berbagai literature serta hasil studi yang

relevan dengan pembahasan ini. Bab ini berisikan tentang

Tinjauan Pustaka atau landasan teori.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang metode yang dipakai dalam

penelitian ini termasuk pemilihan lokasi penelitian,

pengumpulan data, langkah penelitian analisa data dan

perhitungan dalam menganalisis.

BAB IV : ANALISIS DATA

Berisikan pembahasan mengenai data-data yang

dikumpulkan lalu dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari

pembahasan bab-bab sebelumnya dan saran mengenai

temuan-temuan penting untuk dijadikan pertimbangan serta

saran tindak lanjut terhadap hasil yang diperoleh dari

penulisan ini.

Page 19: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping

DAFTAR PUSTAKA

Edward . K. Morlock, 1991, Pengantar Teknik dan Perencanaan

Transportasi, Erlangga, Jakarta.

Hobbs, F.D, 1995, Perencanaan Teknik Lalu Lintas, Universitas Gajah

Mada, Yogyakarta.

Herlina, N., Pengaruh Hambatan Samping Terhadap Kecepatan di Jalan

Perkotaan.

Khisty, C. Jotin dan B. Kent Lall. (2003). Dasar-Dasar Rekayasa

Transportasi. Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.

MKJI, (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Direktorat Jendral

Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Miro, F., (2002). Perencanaan Transportasi. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Nasution, M.N., (2003). Manajemen Transportasi, Penerbit Ghalia Indonesia,

Jakarta.

Sukawati, N., (2012). Dampak Hambatan Samping Terhadap Kecepatan Lalu

Lintas di Kawasan Jalan Kartini Denpasar.

Tamin, O.Z., (2000). Perencanaan dan pemodelan Transportasi. Penerbit

ITB, Bandung

Wahyuni, R. (2008). Pengaruh Parkir Pada Badan Jalan Terhadap Kinerja

Ruas Jalan. Tugas Akhir, Subt. Dept. Rekayasa Transportasi,

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara

Yunianta, A. (2006). Pengaruh Manuver Kendaraan Parkir Badan Jalan

terhadap Karakteristik Arus Lalu Lintas Di Jalan Diponegoro

Yogyakarta. Tesis Magister, Sub. Dept. Rekayasa Transportasi,

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Diponegoro

Page 20: Analisis Kinerja Beberapa Ruas Jalan Akibat Pengaruh Hambatan Samping