ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE …

15
ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE KEPRIBADIAN THINKING DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP SKRIPSI OLEH KHOIRIYAH NIM A1C213016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS 2018

Transcript of ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE …

Page 1: ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE …

ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE

KEPRIBADIAN THINKING DALAM MENYELESAIKAN

SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA

VARIABEL DI KELAS VIII SMP

SKRIPSI

OLEH

KHOIRIYAH

NIM A1C213016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

AGUSTUS 2018

Page 2: ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE …

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ v

DAFTAR TABEL .................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah .................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 6

1.3 Tujuan Penelitian... .......................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORETIK

2.1 Tinjauan Analisis ............................................................................. 8

2.2 Tinjauan Keterampilan Metakognisi ................................................ 9

2.3 Tipe Kepribadian .............................................................................. 15

2.4 Tipe Kepribadian Thinking .............................................................. 17

2.5 Hubungan Kepribadian Thinking dengan Keterampilan

Metakognisi ...................................................................................... 20

2.6 Keterampilan Metakognisi dalam Pemecahan Masalah

Matematika ....................................................................................... 22

2.7 Indikator Keterampilan Metakognisi ............................................... 23

2.8 Tinjauan Penyelesaian Soal Matematika ......................................... 26

2.9 Karakteristik Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel .. 29

2.10 Penelitian yang Relevan ................................................................... 31

2.11 Kerangka penelitian ......................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 35

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian....................................................... 36

3.3 Data dan Sumber Data ..................................................................... 37

Page 3: ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE …

vi

3.4 Teknik Sampling (Cuplikan) ............................................................ 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 38

3.6 Uji Validitas Data ............................................................................. 42

3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................ 43

3.8 Prosedur Penelitian........................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi/ Subjek Penelitian ................................................ 49

4.2 Deskripsi Temuan Penelitian ........................................................... 52

4.3 Pembahasan ...................................................................................... 111

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan .......................................................................................... 116

5.2 Implikasi ........................................................................................... 117

5.3 Saran ................................................................................................. 117

DAFTAR RUJUKAN

LAMPIRAN

Page 4: ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran yang terjadi dikelas adalah proses yang dilakukan oleh

guru dan siswa dalam membahas dan mempelajari materi pelajaran. Pembelajaran

menurut Suprijono (2014:13) merupakan proses, cara dan tindakan mempelajari. Di

dalam mempelajari suatu materi, siswa dituntut bukan hanya sekedar memahami

materi saja tetapi juga terampil dalam menggunakan atau menerapkan ilmu dan

metode-metode ilmiah yang telah dipelajarinya untuk dapat menyelesaikan

permasalahan di dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan tersebut juga diperlukan

di dalam pembelajaran matematika.

Menurut Bell (Abidin, 2012: 189) keterampilan dalam matematika

merupakan operasi dan prosedur dimana siswa diharapkan dapat menyelesaikan

masalah dengan cepat dan tepat. Untuk itu guru dikelas patut untuk mengajarkan

siswa tentang penyelesaian masalah matematika. Untuk mampu menyelesaikan

masalah matematika diperlukan kemampuan berpikir kompleks yaitu kemampuan

kognitif dan kesadaran seseorang tentang proses berpikirnya serta dapat mengontrol

proses berpikirnya sendiri itu disebut metakognisi.

Menurut Wellman (Chairani, 2016:33) metakognisi adalah suatu bentuk

kognisi, yaitu suatu proses berpikir tingkat tinggi yang melibatkan kontrol secara

Page 5: ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE …

2

aktif dalam kegiatan kognisi, dikaitkan dengan penyelesaian masalah matematika

maka metakognisi juga berhubungan dengan cara berpikir siswa sendiri dan

kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Misalnya siswa lebih

mudah untuk menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-

harinya daripada menyelesaikan soal non cerita. Ini menunjukan adanya perbedaan

dalam penggunaan pola pikir sebagai wujud proses metakognisi.

Menurut Chairani (2016:59) wujud dari proses metakognisi adalah kesadaran

tentang apa yang diketahui seseorang (pengetahuan metakognisi) dan apa yang

dilakukan seseorang (keterampilan metakognisi). Salah satu wujud dari proses

metakognisi adalah keterampilan metakognisi, keterampilan metakognisi tersebut

akan timbul dimana seseorang dapat mengawali pikirannya dengan merancang,

memantau, dan menilai apa yang dipelajarinya. Guru perlu mengetahui proses

berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah, membantu siswa untuk menyelesaikan

masalah dan mengembangkan keterampilan siswa dalam merencanakan,

memonitoring dan mengevaluasi pemikirannya sendiri ketika menyelesaikan

masalah.

Pembelajaran dengan menggunakan keterampilan metakognisi dapat

menanamkan kesadaran siswa tentang bagaimana merancang keterampilan

perencanaan diri, keterampilan pemantauan diri, dan keterampilan mengontrol

tentang yang siswa ketahui. Dengan adanya keterampilan metakognisi siswa dapat

menyadari, mengatur dan mengontrol proses berpikirnya dalam penyelesaian masalah

yang meliputi keterampilan dalam merencanakan (planning), memonitor (monitoring)

dan mengevaluasi (evaluation) proses dan hasil berpikirnya sendiri sehingga dapat

Page 6: ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE …

3

mengoptimalkan proses dan hasil berpikirnya sendiri. Menurut Sinaga (2016:18)

menyatakan bahwa keterampilan metakognisi merupakan keterampilan yang dimiliki

oleh siswa dalam menyadari, mengatur/mengontrol dan mengevaluasi proses dan

hasil berpikirnya dalam penyelesaian masalah yang meliputi keterampilan dalam

merencanakan (planning), memonitor (monitoring) dan mengevaluasi (evaluation).

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Sinaga

(2016: 234) dalam menyelesaikan masalah matematika menunjukkan bahwa tidak

semua siswa yang terpilih sebagai subjek penelitian dapat memenuhi semua indikator

keterampilan metakognisi dalam penyelesaian masalah. Oleh karena itu peneliti ingin

melakukan penelitian lebih lanjut tetapi dengan sekolah, siswa dan materi yang

berbeda.

Menurut peneliti setiap siswa memiliki keterampilan metakognisi yang

berbeda-beda dalam menyelesaikan sebuah masalah tergantung pengetahuan dan

kemampuan awal siswa. Serta faktor lain yang mempengaruhi cara siswa yang

berbeda-beda dalam menyelesaikan masalah adalah karakteristik siswa. Salah satu

karakteristik siswa yang perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran yaitu berkenaan

dengan kepribadian siswa. Salah satu kepribadian seseorang yang berkaitan dengan

proses berpikir adalah kepribadian thinking. Menurut Ramalisa (2013:43) tipe

kepribadian thinking ialah tipe kepribadian yang biasanya mengambil keputusan

berdasarkan logika dan analisis yang objektif. Menurut Zaman dan Abdillah

(2009:30) juga menegaskan tipe kepribadian thinking dalam mengambil keputusan

dengan pertimbangan logika dan nalar, tetapi kurang memedulikan perasaan orang

Page 7: ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE …

4

lain. Jadi tipe kepribadian thinking adalah seseorang yang cenderung menggunakan

kekuatan analisa dalam mengambil keputusan.

Didalam materi pelajaran matematika tersaji berbagai macam permasalahan

yang salah satunya tersaji dalam materi SPLDV. Materi SPLDV diberikan dikelas

VIII SMP semester genap. Materi ini banyak berkaitan dengan permasalahan

kehidupan sehari-hari dan penggunaan SPLDV sering dijumpai dalam kehidupan

sehari-hari. Untuk menyelesaikan masalah SPLDV diperlukan keterampilan

metakognisi siswa dalam merencanakan, memonitoring pikirannya selama

penyelesaian masalah dan mengevaluasi penyelesaian yang sudah dilakukannya.

Selain itu juga diperlukan kesadaran siswa akan informasi yang dipahaminya pada

masalah yang diberikan sehingga dapat menentukan dan menerapkan metode-metode

yang sesuai dengan konteks SPLDV yang diberikan.

Tipe kepribadian Thinking memiliki kekuatan pada cara berpikir analitis

dengan tingkat akurasi yang tinggi. Mereka mampu mensistematisasi pekerjaan

dengan lebih baik Tipe thinking juga pembelajar sejati, ahli dalam menghitung,

menalar, menganalisa. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa tipe ini harus selalu

fokus dan serius tidak bisa sambil bermain. Jika ada gangguan dari luar akan

menghilangkan fokus belajarnya sehingga proses belajarnya akan terganggu.

Sebagian besar siswa dengan kepribadian thinking mempunyai IQ yang bagus.

Penulis memilih siswa SMP N 1 Limbur Lubuk Mengkuang dengan beberapa

pertimbangan dan alasan diantaranya pada penelitian-penelitian sebelumnya terkait

judul yang relevan, penelitian tersebut telah banyak mengambil subjek yaitu siswa

maupun siswi yang berasal dari SMP ibukota provinsi. Sehingga penulis ingin

Page 8: ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE …

5

melakukan hal yang berbeda karena pada dasarnya siswa yang hidup dikota dan

dipedesaan memiliki kepribadian dan cara belajar yang berbeda. Tingkat

keterampilan dan proses berpikir setiap siswa tentunya berbeda-beda. Banyak faktor

yang menyebabkan perbedaan tersebut salah satunya adalah unik dan kondisi fisik.

Disinilah peran guru penting untuk mengetahui bagaimana guru memperlakukan

siswa tersebut ketika pembelajaran dikelas.

Oleh sebab itu dapat disimpulkan seorang dengan kepribadian thinking lebih

mengutamakan arahan yang logis, jelas, serta memiliki cara berpikir yang

terorganisasi dan kritis yang tinggi dan mampu terampil dalam memperoleh informasi

seharusnya mempunyai keterampilan metakognisi yang baik. Namun hal ini belum

dapat dibuktikan secara pasti apakah seorang dengan kepribadian thinking memiliki

keterampilan yang sangat baik terutama dalam menyelesaikan masalah persamaan

linear dua variabel, oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian atau analisis yang

mendalam tentang bagaimana keterampilan metakognisi dalam hal ini siswa dengan

kepribadian thinking.

Berdasarkan uraian tersebut penulis ingin melihat bagaimana keterampilan

metakognisi siswa thinking dalam menyelesaikan soal cerita SPLDV, dimana secara

teoritis siswa dengan kepribadian thinking yang memiliki kemampuan berpikir

analitis serta mempertimbangkan hal dengan logis, seharusnya mampu menyelesaikan

setiap permasalahan sistem persamaan linear dua variabel dengan baik. Materi ini

diambil dalam penelitian ini karena dipandang dalam langkah-langkah prosedural

menyelesaikan soal sejalan dengan indikator dari keterampilan metakognisi. Selain

itu materi ini juga disesuaikan dengan karakteristik siswa thinking yang cenderung

Page 9: ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE …

6

berpikir analitis. Oleh karena itu, sesuai dengan permasalahan di atas peneliti

melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS KETERAMPILAN

METAKOGNISI SISWA TIPE KEPRIBADIAN THINKING DALAM

MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV DI KELAS VIII SMP”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah di dalam

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keterampilan metakognisi siswa tipe kepribadian thinking dalam

menyelesaikan soal cerita SPLDV di kelas VIII SMP?

2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan keterampilan metakognisi siswa

thinking tidak dapat menyelesaikan soal cerita SPLDV di kelas VIII SMP?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui keterampilan metakognisi siswa tipe kepribadian thinking

dalam menyelesaikan soal cerita SPLDV di kelas VIII SMP.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan keterampilan

metakognisi siswa tipe kepribadian thinking tidak dapat menyelesaikan soal

cerita SPLDV di kelas VIII SMP.

Page 10: ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE …

7

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini khususnya:

1. Guru, yaitu mendapatkan informasi tentang keterampilan metakognisi siswa

tipe kepribadian thinking dalam menyelesaikan soal cerita SPLDV di kelas VIII

SMP dan kesulitan apa saja yang dihadapinya dalam menyelesaikan soal cerita

SPLDV serta dapat menjadikan informasi ini sebagai landasan untuk

meningkatkan keterampilan metakognisi siswa dari berbagai jenis kepribadian

menjadi acuan bagi guru untuk memilih model atau metode pembelajaran yang

dapat mengembangkan keterampilan metakognisi siswa.

2. Siswa dengan tipe kepribadian thinking yaitu dapat mengetahui keterampilan

metakognisinya dalam menyelesaikan soal cerita SPLDV.

3. Peneliti, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menganalisis

keterampilan metakognisi siswa tipe kepribadian thinking dalam menyelesaikan

soal cerita SPLDV di kelas VIII SMP.

4. Pembaca, sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan penelitian yang

sejenis.

Page 11: ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE …

159

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

1. Siswa thinking yang terpilih sebagai subjek penelitian yang pertama KT1 hanya

memenuhi indikator keterampilan metakognisi pertama yaitu mengembangkan

suatu perencanaan tindakan. KT1 secara konsisten mengerjakan soal yang

diberikan sampai selesai tetapi salah. KT1 menyadari dan dapat mengatur

pikirannya saat memahami masalah dan menyusun rencana penyelesaian

masalah. Sedangkan pada saat melaksanakan rencana penyelesaian masalah dan

memeriksa kembali penyelesaian masalah KT1 tidak menunjukan adanya

kesadaran dan pengaturan dalam berpikirnya. Siswa thinking yang terpilih

sebagai subjek penelitian yang kedua memenuhi semua indikator keterampilan

metakognisi mengembangkan suatu perencanaan tindakan, mengadakan

monitoring dan mengevaluasi perencanaan. KT2 secara konsisten dapat

menyelesaikan kedua masalah yang diberikan sampai selesai dengan benar. KT2

dapat menyadari, mengatur dan mengevaluasi proses dan hasil berpikirnya saat

memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian masalah, melaksanakan

rencana penyelesaian masalah dan memeriksa kembali penyelesaian masalah.

Page 12: ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE …

160

Siswa thinking yang terpilih sebagai subjek penelitian yang ketiga memenuhi

semua indikator keterampilan metakognisi mengembangkan suatu perencanaan

tindakan, mengadakan monitoring dan mengevaluasi perencanaan. KT3 secara

konsisten dapat menyelesaikan kedua masalah yang diberikan sampai selesai

dengan benar. KT3 dapat menyadari, mengatur dan mengevaluasi proses dan

hasil berpikirnya saat memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian

masalah, melaksanakan rencana penyelesaian masalah dan memeriksa kembali

penyelesaian masalah. Siswa thinking yang terpilih sebagai subjek penelitian

yang keempat hanya memenuhi indikator keterampilan metakognisi pertama

yaitu mengembangkan suatu perencanaan tindakan. KT4 secara konsisten

mengerjakan soal yang diberikan sampai selesai tetapi salah. KT4 menyadari dan

dapat mengatur pikirannya saat memahami masalah dan menyusun rencana

penyelesaian masalah. Sedangkan pada saat melaksanakan rencana penyelesaian

masalah dan memeriksa kembali penyelesaian masalah KT4 tidak menunjukan

adanya kesadaran dan pengaturan dalam berpikirnya. Siswa thinking yang

terpilih sebagai subjek penelitian yang kelima hanya memenuhi indikator

keterampilan metakognisi pertama yaitu mengembangkan suatu perencanaan

tindakan. KT5 secara konsisten mengerjakan soal yang diberikan sampai selesai

tetapi salah. KT5 menyadari dan dapat mengatur pikirannya saat memahami

masalah dan menyusun rencana penyelesaian masalah. Sedangkan pada saat

melaksanakan rencana penyelesaian masalah dan memeriksa kembali

penyelesaian masalah KT5 tidak menunjukan adanya kesadaran dan pengaturan

dalam berpikirnya.

Page 13: ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE …

161

2. Adapun level metakognisi subjek penelitian yaitu siswa yang memiliki

keterampilan metakognisi tinggi mampu memahami masalah, mampu

menentukan strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Siswa mampu

menyadari kesalahan – kesalahan yang dilakukan serta mampu memperbaiki

kesalahan tersebut. Siswa juga melakukan evaluasi terhadap jawabannya

meskipun belum secara menyeluruh. Siswa menuliskan kesimpulan terhadap

jawaban akhirnya serta melakukan pengecekan kembali pada jawabannya dengan

memastikan langkah – langkah dan perhitungan yang dilakukan sudah tepat.

Dengan karakteristik tersebut, secara umum dapat dikatakan siswa dengan

keterampilan metakognisi tinggi memiliki kemampuan metakognisi yang berada

pada level reflective Use Siswa yang memiliki keterampilan metakognisi sedang

mampu memahami masalah, mampu menentukan strategi yang tepat untuk

menyelesaikan masalah. Siswa mengalami kebingungan dalam proses

penyelesaian karena siswa tidak dapat melanjutkan pekerjaannya. Siswa

menyadari kesalahan–kesalahan yang dilakukan namun belum mampu

memperbaiki kesalahan tersebut. Siswa juga melakukan evaluasi terhadap

jawabannya serta melakukan pengecekan kembali pada jawabannya namun siswa

tidak yakin dengan jawabannya. Dengan karakteristik tersebut, secara umum

dapat dikatakan siswa dengan kemandirian belajar sedang memiliki kemampuan

metakognisi yang berada pada level Strategic Use. Siswa yang memiliki

keterampilan metakognisi rendah mampu menuliskan apa yang diketahui dan

yang ditanyakan dari soal, namun belum lengkap. Siswa kurang memahami

masalah, mampu menentukan strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah

Page 14: ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE …

162

namun siswa tidak menyadari dan tidak memberikan alasan yang mendukung

pemikirannya tersebut. Siswa mengalami kebingungan dalam proses

penyelesaian, mereka kebingungan dalam menentukan informasi – informasi

yang dipantau. Siswa tidak menyadari adanya kesalahan – kesalahan yang

dilakukan. Konsep yang digunakan siswa tidak sesuai dangan yang sudah

direncanakan. Siswa tidak melakukan evaluasi terhadap jawabannya serta tidak

melakukan pengecekan kembali pada jawabannya, namun siswa yakin dengan

jawabannya. Dengan karakteristik tersebut, secara umum dapat dikatakan siswa

dengan kemandirian belajar rendah memiliki kemampuan metakognisi yang

berada pada level Aware Use.

5.2 Implikasi

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah mengetahui keterampilan dan

level metakognisi siswa tipe kepribadian thinking dalam menyelesaikan soal cerita

sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP. Hasil yang diberikan oleh

peneliti kepada siswa thinking agar dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru

untuk memberikan perhatian khusus terhadap siswa yang tipe kepribadian thinking

dalam mengerjakan soal-soal cerita, memberikan pengarahan kepada siswa tentang

langkah-langkah penyelesaian masalah tahap demi tahap agar dapat meningkatkan

ketelitian siswa thinking dan meningkatkan kemampuan metakognisinya.

Page 15: ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA TIPE …

163

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan seperti yang telah diuraikan,

maka diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada peneliti lain, hendaknya subjek yang diambil untuk penelitian lebih

banyak lagi. Permasalahan yang lebih kontekstual dengan menggunakan

materi lain dalam penelitian. Metakognisi yang diteliti didasarkan pada aspek

lain, misalkan berdasarkan gaya belajar siswa, adversity question, dsb.

2. Kepada guru, hendaknya memberikan perhatian khusus terhadap siswa yang

tipe kepribadian thinking. Membiasakan siswa untuk mengerjakan soal-soal

cerita, memberikan pengarahan kepada siswa tentang langkah-langkah

penyelesaian masalah tahap demi tahap agar dapat meningkatkan ketelitian

siswa thinking dan meningkatkan kemampuan metakognisinya.

3. Kepada siswa, hendaknya mengembangkan kemampuan metakognisi,

sehingga dalam menyelesaikan permasalahan dapat memperoleh tujuan dari

permasalahan yang diberikan dan dapat membiasakan diri mengerjakan soal

dengan lebih runtut dan teliti.