ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MEMAHAMI...
Transcript of ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MEMAHAMI...
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM
MEMAHAMI KONSEP BIOLOGI PADA KONSEP MONERA
(Studi Kasus di MAN Serpong Tangerang)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi syarat – syarat meraih gelar sarjana pendidikan
Oleh
SITI SAPUROH
103016127108
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1431 H
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM
MEMAHAMI KONSEP BIOLOGI PADA KONSEP MONERA
di MAN Serpong Tangerang
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
sarjana pendidikan (S. Pd)
Oleh
SITI SAPUROH
103016127108
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1431 H
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM
MEMAHAMI KONSEP BIOLOGI PADA KONSEP MONERA
(Studi Kasus di MAN Serpong Tangerang)
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. H. Mahmud M. Siregar, M. Si Nengsih Juanengsih, M. Pd
NIP. 195403101988031001 NIP. 197905102006042001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1431 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, maha suci Allah yang
maha berkehendak, atas izin dan limpahan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini yang merupakan syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan . Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Berkat bantuan dan dukunngan dari berbagai pihak, akhirnya penulisan
skripsi yang berjudul “Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Memahami
Konsep Biologi pada Konsep Monera” ini dapat diselesaikan oleh penulis. Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan serta rasa
hormat kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M. A. Dekan FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc. Ketua Jurusan Pendidikan IPA.
3. Ibu Nengsih Juanengsih, M. Pd. Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA dan
sebagai Pembimbing II yang telah membimbing dan membantu penulis
dalam menyusun skripsi ini.
4. Bapak Ir. H. Mahmud M. Siregar, M. Si. Pembimbing I yang telah
membimbing dan membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
5. Bapak/Ibu Dosen dan Staf di UIN Syarif Hidayatullah khususnya di
Jurusan Pendidikan IPA (Biologi) yang telah memberikan bantuan dan
dukungannya.
6. Kepala Madrasah, Guru dan Staf di MAN Serpong Tangerang, Khususnya
Kepada Ibu Sugiarni sebagai guru Biologi yang telah banyak membantu
penulis selama penelitian.
7. Kedua orangtuaku tercinta, Umi dan Abah, yang tak pernah lelah
mendo’akan dan memberikan dukungan kepada penulis, Suamiku
tersayang (A’a qiu) Usnanto, S. Pd.I, yang selalu mendampingi penulis
serta memberikan motivasi yang begitu besar, kakak - kakakku tercinta (
Ceu E’eng - ‘a Sadi, Ceu I’is, Ceu Opah - ‘a Udin), dan adik-adikku
tersayang (Ropiatul Hasanah/Pi’on dan Elis Sopiani/e’ot) serta seluruh
keluarga yang telah memberikan motivasi kepada penulis.
8. Sahabat-sahabat seperjuanganku yang tercinta, Jubet, Tinah, Ika, Irma,
Zaki, Nobleng, Sofi, Wahyu, dan Mba’ Novi, Serta seluruh sahabat yang
telah memberikan motivasi dan dukungannya kepada penulis yang tidak
penulis sebutkan satu persatu, baik teman seperjuanganku yang di jurusan
Pendidikan IPA Biologi, Kimia, maupun Fisika.
Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT
senantiasa membalas semua amal baik mereka.
Dan pada akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat,
khususya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca sekalian.
Jakarta, Mei 2010
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul : “Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Memahami Konsep Biologi
pada Konsep Monera” Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiayah dan Keguruan (FITK)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah
pada 18 juli 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu penuis berhak memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan ( S. Pd ) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Jakarta, 18 juni 2010
Panitia Ujian Munaqasyah Tanggal Tanda Tangan
Ketua Jurusan Pendidikan IPA
Baiq Hana Susanti, M. Sc ……………… ……………....
NIP. 197002092000032001 Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA Nengsih Juanengsih, M. Pd ..…………….. ………………
NIP. 197905102006042001 Penguji I Baiq Hana Susanti, M. Sc ……………… ………………
NIP. 19700209200032001 Penguji II Yanti Herlanti, M. Pd ……………… ……………....
NIP. 197101192008012010
Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada MA NIP. 195710051987031003
i
ABSTRACT
Siti Sapuroh, an Analysis of Student’s Learning Difficulties in Understanding Biology of Monera’s Concept (Case of Study at MAN Serpong Tangerang), Study Program of Biological Education, Education Of Natural Science Department, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic Jakarta University.
The research to know about the student’s difficulties in Biology learning prosses of Monera’s concept and what the factors coused. The subject of this research is the first class’s student of MAN Serpong. The method is used for this research is descriftif method. The data which in collected as learning result by using objective test while the data which is student’s response of Biology learning used observation and questioner sheet. Data analysis use objective test and the result is 100% student’s got grade under achievement it’s mean that the student’s have difficulties experience in understanding of Monera’s concep’t is 13,3% in medium category, 66,7% in high caregory and 20% in the highest category. From this research’s result can be concluded that 100% studen’t have difficulties experience in understanding of Monera’s concep’t.
Key word : learning difficulties, understanding concept
ii
ABSTRAK
Siti Sapuroh, Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Memahami Konsep Biologi pada Konsep Monera (Studi Kasus di MAN Serpong Tangerang), Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam belajar Biologi pada konsep Monera dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkannya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 MAN Serpong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang berupa hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan tes objektif, sedangkan data yang berupa respons siswa terhadap pembelajaran Biologi menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Analisis data dengan menggunakan tes objektif diperoleh hasil 100 % siswa mencapai nilai di bawah nilai KKM yang berarti bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep Monera sebesar 13,3 % yang berada pada kategori sedang, 66,7 % pada kategori tinggi dan 20 % pada kategori sangat tinggi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 100 % siswa mengalami kesulitan belajar dalam memahami konsep Biologi pada konsep Monera
Kata kunci : kesulitan belajar, pemahaman konsep
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................... 5
D. Rumusan Masalah ............................................................... 5
E. Manfaat Penelitian .............................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka .................................................................... 7
1. Belajar dan Pembelajaran Sains ..................................... 7
a. Pengertian Belajar ................................................... 7
b. Hakikat Pembelajaran Sains Biologi ........................ 9
c. Hasil Belajar Sains .................................................. 12
2. Karakteristik Pembelajaran Biologi ............................... 13
3. Karakteristik Konsep Monera ........................................ 15
4. Kesulitan Belajar ........................................................... 17
a. Pengertian Kesulitan Belajar ................................... 17
b. Gejala-gejala Kesulitan Belajar ............................... 21
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar 25
d. Cara-cara Mengetahui Kesulitan Belajar .................. 30
e. Masalah-masalah Kesulitan Belajar ........................ 32
f. Kesulitan Belajar Biologi ........................................ 33
vi
5. Pemahaman Konsep ...................................................... 35
a. Pengertian Konsep .................................................. 35
b. Proses Pembentukan Konsep ................................... 36
c. Jenis-jenis Konsep ................................................... 37
d. Strategi Belajar Konsep ........................................... 38
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Konsep . 39
f. Pengukuran Pemahaman Konsep ............................. 40
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................. 41
C. Kerangka Berpikir .............................................................. 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ................................................................ 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 44
C. Metode Penelitian ............................................................... 44
D. Populasi dan Sampel ........................................................... 44
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 45
F. Instrumen Tes ..................................................................... 45
G. Kalibrasi Instrumen............................................................. 46
H. Teknik Analisa Data ........................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................... 54
B. Pembahasan………………………………………………… 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………… 60
B. Saran-Saran ………………………………………………… 60
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas
manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Maka dalam
pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap
jenis dan jenjang pendidikan, semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan
yang integral.1
Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan
belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga
tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain
adalah hasil dari belajar. Belajar itu bukan sekedar pengalaman, akan tetapi belajar
adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara
aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai
suatu tujuan.2
Pendidikan memang sangat diperlukan oleh manusia, karena dengan
pendidikan, manusia dapat mengarahkan perkembangan fisik, mental, emosional,
sosial, dan etikanya menuju ke arah yang lebih baik dan menuju ke arah kematangan
dan kedewasaan.
Seperti tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor
20 Tahun 2003 bab II pasal 3 yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”3
1 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:Rineka
Cipta,2002), hal. 22 2 Wasty Soemanto, Pendidikan Psikologi (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006). Cet Ke-5, h. 104-105 3 UU RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, ( Jakarta : PT Panca Usaha, 2003 ),
Cet. Ke-1 h.7
2
Proses pencerdasan bangsa bisa terlaksana jika dilakukan melalui jalur
pendidikan, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
sebagai faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan.
Keberhasilan atau kegagalan proses pendidikan sangat tergantung pada faktor
peserta didik, instrument pembelajaran, instrument penunjang, dan penggerak proses
pendidikan.4
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, para pendidik dihadapkan dengan
sejumlah karakteristik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat
menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami
kesulitan, namun disisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya
mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat
psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Menurut Burton “seseorang diduga mengalami masalah atau kesulitan
belajar, apabila yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil
belajar tertentu, dalam batas waktu tertentu”.5 Banyak diantara siswa yang tidak
dapat mengembangkan pemahamannya terhadap konsep Biologi tertentu karena
antara perolehan pengetahuan dengan prosesnya tidak terintegrasi dengan baik dan
tidak memungkinkan siswa untuk menangkap makna secara fleksibel.
Penguasaan konsep-konsep biologi akan mampu membentuk sikap positif
terhadap Biologi pada kelas-kelas awal (kelas X) di MAN. Sikap positif terhadap
Biologi ini merupakan prasarat keberhasilan belajar Biologi dan meningkatnya
minat siswa terhadap Biologi pada kelas-kelas selanjutnya. Dengan kata lain jika
penguasaan konsep-konsep dan prinsip-prinsip Biologi di kelas-kelas awal sangat
rendah disertai dengan sikap negatif terhadap pelajaran Biologi, sulit diharapkan
siswa akan berhasil dengan baik dalam pembelajaran Biologi di kelas-kelas
selanjutnya.
4 Departemen Agama RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:2001), hal. 11 5 Mudjiran, Jenis, Kesulitan Belajar yang Dialami Mahasiswa Universitas Negeri Padang, (Jurnal
Buletin Pembelajaran, 2001). Edisi Maret No. I
3
Untuk mencapai tujuan agar siswa mempunyai minat dan kemampuan yang
baik terhadap Biologi berimplikasi pada tugas dan tanggung jawab yang sangat
strategis pada guru-guru pengajar Biologi di kelas-kelas awal di MAN. Mereka
dituntut membantu siswa untuk mendapatkan pemahaman yang baik terhadap
konsep-konsep dan prinsip-prinsip Biologi untuk memudahkan mereka mempelajari
Biologi di kelas yang lebih tinggi. Ini berarti proses pembelajaran Biologi yang
dilakukan guru hendaknya memungkinkan terjadinya pengembangan pemahaman
konsep, sikap, dan meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran Biologi.
Kenyataannya, para pelajar seringkali tidak mampu mencapai tujuan
belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagaimana yang
diharapkan. Sementara itu, setiap siswa dalam mencapai sukses belajar, mempunyai
kemampuan yang berbeda-beda. Ada siswa yang dapat mencapainya tanpa
kesulitan, akan tetapi banyak pula siswa mengalami kesulitan, sehingga
menimbulkan masalah bagi perkembangan pribadinya. Ini berarti bahwa berhasil
atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar
yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun dilingkungan rumah
atau di lingkungan keluarganya.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis dan wawancara dengan guru Biologi
MAN Serpong, menunjukkan bahwa hasil belajar konsep Monera (Bakteri) selalu
relatif lebih rendah dibandingkan dengan materi Biologi yang lain pada semester
gasal.
Hal tersebut disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: diantaranya:
1. Kurangnya ketertarikan siswa dalam mempelajari pelajaran biologi,
2. Siswa menganggap bahwa materi pembahasan tentang konsep monera lebih sulit
bila dibandingkan dengan konsep yang lain berdasarkan pengalaman guru
biologi, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajarinya, karena
menuntut siswa untuk dapat menguasai pemahaman konsep Monera yang
banyak terdapat bahasa latin dan bersifat abstrak sehingga siswa menjadi cepat
lupa.
4
3. Waktu yang digunakan dalam kegiatan belajar konsep monera sangat terbatas
hanya dua kali pertemuan sedangkan yang harus dipelajari berupa pemahaman
konsep dan praktikum.
Berdasarkan pengamatan penulis, masih banyak diantara siswa tersebut yang
mendapat nilai rendah yang masih jauh berada di bawah kriteria ketuntasan
minimal (KKM) berdasarkan ketetapan atau patokan yang diambil oleh guru mata
pelajaran Biologi di sekolah tersebut, yaitu sebesar 65. Manurunnya hasil belajar ini
dapat dilihat dari rendahnya hasil latihan, baik latihan di kelas maupun pekerjaan
rumah dan menurunnya hasil ulangan harian atau post test yang ditandai dengan
diperolehnya nilai-nilai yang rendah. Berdasarkan hal-hal di atas penulis
mengasumsikan sebagai faktor-faktor penyebab kesulitan dalam belajar yang
dialami oleh siswa yang dapat diartikan sebagai kesukaran siswa dalam menerima
atau menyerap pelajaran pada konsep Monera di sekolah.
Berdasarkan pemaparan di atas penulis sangat tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai kesulitan belajar siswa kelas X, dalam memahami
konsep monera. Oleh karena itu penulis mengangkat penelitian ini dengan judul
“Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Memahami Konsep Biologi pada Konsep
Monera” (Studi Kasus di MAN Serpong, Tangerang).
5
A. Identifikasi Masalah
Kesulitan belajar merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai
pernyataan. Beberapa penyebab dan gejala yang menunjukkan adanya kesulitan
belajar dalam memahami konsep Biologi pada konsep Monera antara lain :
1. Materi konsep Monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain.
2. Kurangnya ketertarikan siswa dalam mempelajari pelajaran Biologi.
3. Nilai siswa di bawah KKM.
4. Siswa kesulitan dalam memahami istilah-istilah bahasa ilmiah.
5. Alokasi waktu pembelajaran yang terbatas
B. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari pembiasan dalam memahami pembahasan skripsi ini,
maka penulis membatasi permasalahannya kepada :
1. Analisis kesulitan siswa dibatasi pada kesulitan siswa dalam memahami konsep
Monera.
2. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan dengan hasil belajar yang rendah di bawah
nilai KKM 65.
3. Faktor kesulitan belajar dibatasi pada aspek minat, pemahaman bahasa ilmiah
dan alokasi waktu pembelajaran.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka
perumusan masalah dalam skripsi ini adalah : Bagaimanakah tingkat kesulitan
belajar siswa kelas X-3 MAN Serpong dalam memahami konsep monera ?
6
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis dalam
upaya perbaikan pembelajaran biologi, yaitu :
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
dan sebagai alat untuk memotivasi diri dalam mencapai penguasaan tentang
konsep Monera secara maksimal dengan mengetahui analisis kesulitan belajar
siswa.
2. Berguna untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kepada pembaca
serta bermanfaat sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya dan kebijakan
pendidikan selanjutnya.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran Sains
a. Pengertian Belajar
Setiap manusia dalam kehidupannya senantiasa mengalami suatu
kegiatan yang disebut dengan belajar, baik pada aspek pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap seseorang terbentuk,
termodifikasi dan berkembang disebabkan karena proses belajar. Jadi pada
hakekatnya, belajar adalah suatu proses perubahan yang sesuai dengan citacita
dan falsafah hidupnya. Proses belajar ini dilakukan baik secara sadar maupun
tanpa disadari. Pada proses belajar yang dilakukan secara sadar terkandung suatu
tujuan yang memberi arah dan melandasi terjadinya proses belajar tersebut.
Proses belajar seperti inilah yang terjadi di sekolah.
Belajar merupakan perubahan tingkah laku dan pribadi secara
keseluruhan. Dengan kata lain, meskipun yang dipelajarinya itu yang bersifat
khusus, tetapi mempunyai makna bagi totalitas pribadi individu yang
bersangkutan, sehingga terimplikasi bahwa tidak semua hal yang kita pelajari itu
selalu dapat diamati dalam wujud perilaku (tangible). Disamping itu ada yang
bersifat intangible. Mungkin pada waktu tertentu hanya pelajar itu sendiri yang
dapat menghayati.
Seorang dinamakan telah belajar, apabila ia telah dapat melakukan
sesuatu yang baru yang sebelum proses belajar itu, ia tidak dapat melakukannya.
Namun perubahan tingkah laku itu bukanlah karena gangguan penyakit / urat
syaraf, melainkan perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh hasil latihan,
ataupun karena kematangan sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar bukanlah
suatu proses yang menyebabkan terjadinya perubahan saja, akan tetapi sampai
kepada perbuatan / tingkah laku. Sedangkan perubahan tingkah laku, baik dalam
bentuk kognitif, afektif dan psikomotorik, itulah yang dikatakan hasil belajar.
8
Ada beberapa pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli
bidang pendidikan, antara lain :
1) Menurut Witherington dalam bukunya Education Psychology, sebagaimana
yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, mengemukakan bahwa "belajar adalah
suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu
pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian, atau suatu pengertian”.1
2) Menurut Cronbach, ”belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami,
dan dalam mengalami itu sipelajar mempergunakan pancainderanya.2
3) Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa "belajar adalah
berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat sesuatu kepandaian”.3
4) Menurut Wittig dalam bukunya Psychology of Learning yang di kutip oleh
Muhibbin Syah, mendefinisikan belajar ialah perubahan yang relatif menetap
yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme
sebagai hasil pengalaman.4
5) Menurut Slameto, "Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan”.5
6) Menurut Syaifudin Bahri Djamarah dan Aswan Zain, pengertian belajar
adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.6
7) Menurut Oemar Hamalik, belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or
strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini,
belajar merupakan proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. 1 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-5, h. 84 2 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008), Ed. Ke-5, h. 231 3 W. J. S. Poerdaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-8, h.
108 4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004), Cet. Ke-9, h. 90 5 Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-4,
h. 2 6 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006),
Cet. Ke-3, h .10
9
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni
mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
pengubahan kelakuan.7
Dari pengertian-pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses internalisasi atau penyerapan kecakapan (kognitif, apektif
maupun psikomotor) ke dalam diri yang bersumber dari pengalaman-
pengalaman hidup yang diwujudkan dalam bentuk perubahan kecakapan untuk
menghadapai suatu permasalahan.
Perubahan tingkah laku dalam belajar hanya dapat diperoleh melalui
berbagai pengalaman dan latihan melalui usaha. Bentuk-bentuk usaha tersebut
dapat berupa aktivitas yang mengarah pada tercapainya perubahan pada diri
seseorang seperti bertanya, berlatih, membaca, dan sebagainya. Perubahan yang
terjadi pada diri seseorang banyak sekali. Namun, tidak semua perubahan-
perubahan tersebut merupakan dalam arti belajar. Tanpa usaha, walaupun dapat
terjadi perubahan, tidaklah dinamakan belajar.
b. Hakikat Pembelajaran Sains
Tujuan pengajaran IPA, menurut Rutherford dan Ahlgren dalam Tiro
agar siswa dapat memakai pengetahuan IPA dari dunia nyata dan memiliki
kebiasaan berfikir IPA pada waktu yang bersamaan. Oleh karena itu perlu
dijembatani jurang antara IPA sekolah dengan IPA dunia nyata.
Dalam penelitian ini, penegertian pengajaran Sains dibahas dalam
konteks lima definisi Sains, yaitu: Sains sebagai gejala alam, sebagai kegiatan
manusia, sebagai bidang ilmu, sebagai proses untuk mengetahui, dan Sains
sebagai mata pelajaran sekolah.
1) Sains Sebagai Gejala Alam
Berdasarkan definisi ini, pengetahuan Sains dapat dilihat di sekitar
kehidupan manusia. Sains dan pengetahuan Sains di rumuskan berdasarkan
pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Pengertian yang diperoleh dengan
cara ini sangat mungkin berbeda-beda karena pengertian yang dirumuskan
7 Oemar Mahalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004), Cet. Ke-3, h. 27
10
bergantung pada bagaimana dan siapa yang melakukan pengamatan dan
merumuskan pengertian terhadap apa yang telah diamati.
Definisi tentang pengetahuan Sains diberikan Ziman yang menyatakan
bahwa apa yang diajarkan dalam Sains hanyalah beberapa aspek dari
penampakan objek atau gejala. Jadi, pengetahuan Sains terbatas pada apa yang
berhasil diamati di alam semesta. Manusia mempelajari keadaan alam dengan
menggunakan inderanya, seperti mata, telinga, tangan, mulut dan hidung. Oleh
karena itu, dinyatakan bahwa mengenal alam semesta dengan inderanya.
Sebaliknya, jika kita tidak melihat, mendengar dan merasakan, kita tidak
mengetahui apa yang ada di sekitar kita, kita juga tidak mengetahui sesuatu yang
sedang berlangsung di sekitar kita, dan kita juga tidak mungkin mempunyai ide
tentang keadaan alam semesta.
2) Sains Sebagai Kegiatan Manusia
Berdasarkan pandangan ini, Sains didefinisikan sebagai hasil kegiatan
manusia. Sebagian besar kegiatan yang dilakukan manusia sangat dekat dengan
Sains dan pengetahuan Sains. Newton menyatakan bahwa Sains bertujuan untuk
memenuhi keingintahuan manusia. Oleh karena itu, Sains dan pengetahuan sains
tidak dapat dilepaskan dari aspek kejiwaan manusia, seperti perasaan, sikap dan
perilaku. Newton lebih jauh menyatakan bahwa Sains terkadang memberikan
kepuasan dan kesenangan, namun juga tidak jarang menimbulkan frustasi dan
kekecewaan. Sebagai kegiatan manusia, Sains memerlukan moral dan etika
perbuatan. Sains menuntut kejujuran, intergritas, keterbukaan, penghargaan
terhadap fakta, teori dan argumentasi. Karakteristik ini harus menginsfirasi
pengajaran Sains.
3) Sains Sebagai Bidang Ilmu
Sebagai bidang ilmu, Sains dikelompokan menjadi dua, yaitu ilmu murni
(pure science) dan ilmu terapan (applied science), walaupun pada kenyataannya
kedua bidang ilmu tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Dalam
pandangan umum, bidang Sains murni dikaitkan dengan bidang ilmu murni
seperti Biologi, Kimia, dan fisika serta cabang-cabangnya seperti mikrobiologi,
11
genetika, ekologi. Sedangkan Sains terapan dikaitkan dengan bidang ilmu
seperti Pertanian, Kedokteran, Perikanan dan lain-lain.
4) Sains Sebagai Proses untuk Mengetahui
Sains sebagai proses untuk mengetahui juga dikenal dengan Sains
sebagai metode untuk memperoleh pengetahuan ilmiah. Berdasarkan pandangan
ini, sains dikaitkan dengan proses atau metode yang dikenal dengan metode
ilmiah. Dua pandangan yang berbeda, yaitu pandangan induktif dan deduktif,
dalam mempelajari Sains menentukan penggunaan metode ilmiah dalam
pembelajaran Sains. Menurut pandangan induktif, perkembangan ilmu
pengetahuan dimulai dari pengamatan fakta-fakta secara terpisah yang akhirnya
digeneralisasi. Dalam hal ini indera manusia (mata, telinga, hidung, lidah dan
tangan) memegang peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Generalisasi yang melampaui fakta yang tidak tercakup dalam pengamatan dapat
membantah pemikiran induktif. Sebaliknya, menurut pandangan deduktif suatu
gejala dapat dijelaskan dengan teori dan hukum yang telah dirumuskan.
5) Sains Sebagai Mata Pelajaran Sekolah
Di sekolah, Sains dikenal sebagai mata pelajaran, seperti Biologi, Kimia,
dan Fisika. Pembelajaran Sains disekolah umumnya dikaitkan dengan dua aspek
Sains, yaitu sebagai bidang ilmu dan sebagai proses untuk mengetahui. Alters
(1997:48) menyatakan bahwa kebanyakan buku-buku Sains yang ada
memaparkan keadaan Sains secara alamiah. DeBoer menggaris bawahi bahwa
semua bidang pelajaran mengandung bidang ilmu yang telah dirumuskan dan
serangkaian proses yang mencakup perkembangan ilmu tersebut. Kedua aspek
ini selalu menjadi bagian dari tujuan pembelajaran Sains disamping tujuan
lainnya.8
8 Kadir, Efektivitas Strategi Peta Konsep dalam Pembelajaran Sains dan Matematika, (Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan 2004)
12
c. Hasil Belajar Sains
Ilmu penetahuan alam (IPA) mencakup aspek pengetahuan yang tidak
terbatas pada fakta dan konsep saja tetapi juga aplikasi konsep dan prosesnya
yang mengacu pada terbukanya pola fikir manusia.9 IPA adalah pengetahuan
tentang alam semesta yang bertumpu pada data yang dikumpulkan melalui
pengamatan dan percobaan yang didalamnya memuat produk, proses dan sikap
manusia. IPA dikembangkan atas dasar proses, dan produk IPA. Sedangkan
Cain dan Evan menambahkan dengan sikap IPA atau sikap ilmiah.10
Konsep adalah pengetahuan dan gagasan yang terorganisir, sedangkan
keterampilan proses adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh
konsep-konsep dan menumbuhkan nilai-nilai serta sikap ilmiah. Dengan
demikian hasil belajar IPA dikelompokan berdasarkan hakikat IPA itu sendiri
yaitu sebagai produk dan proses. Hal ini diperkuat pula oleh Hungerford yang
menyatakan bahwa IPA terbagi atas dua bagian, yaitu: (1) The investigation
(proses) seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, menyimpulkan,
komunikasi. (2) The knowledge (produk) seperti fakta, konsep, prinsip, hukum,
dan teori IPA.11
Pengelompokan ini sesuai pula dengan dimensi hasil belajar yang terdiri
atas dimensi tipe isi dan dimensi tipe kinerja. Dimensi tipe isi terdidri atas fakta,
konsep, prinsip (produk), dan dimensi tipe kinerja yang terdiri atas mengamati,
menggunakan, menyimpulkan dan menemukan.
Pada setiap bagian (produk, proses, dan sikap) mengandung unsur-unsur
yang harus tercapai sebagai hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA dari segi produk
difokuskan pada pemahaman fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum-hukum
IPA sesuai materi yang diajarkan dalam kurikulum. Dari segi proses IPA, hasil
9 Patta Bundu, Pengaruh Evaluasi Formatif dan Gaya Konitif Terhadap hasil belajar IPA, (Jurnal
Edukasi, 2003), Volume 4 no. 1Edisi Februari 10 Patta Bundu, Pengaruh Evaluasi Formatif dan Gaya Konitif Terhadap hasil belajar IPA, (Jurnal
Edukasi, 2003), Volume 4 no. 1Edisi Februari 11 Patta Bundu, Pengaruh Evaluasi Formatif dan Gaya Konitif Terhadap hasil belajar IPA, (Jurnal
Edukasi, 2003), Volume 4 no. 1Edisi Februari
13
yang ingin dicapai disesuaikan dengan tingkat penguasaan keterampilan proses
anak usia Sekolah Menengah Atas yang bertumpu pada keterampilan proses IPA
yaitu keterampilan mengamati, mengklasifikasi, mengukur, mengevaluasi,
menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Adapun segi sikap dan nilai diarahkan
pada sikap ingin tahu, sikap terbuka atau peka terhadap lingkungan, bertanggung
jawab dan berfikir kritis.12
Pendidikan biologi dilihat dari dimensi isi/produk harus mampu
menanamkan kepada siswa untuk mengerti dan memahami secara luas tentang
fakta, konsep, dan materi sebagai bukti adanya kekuasaan Allah SWT. Dimensi
proses adalah kemampuan mengembangkan keterampilan berfikir melalui
pengamatan, mengklasifikasikan, penafsiran, perencanaan, penelitian dan
pengkomunikasian dengan mengajukan pertanyaan. Dimensi sikap ialah mampu
menanamkan sikap ilmiah yang meliputi kejujuran, obyektif, menghargai
pendapat/karya orang lain dan mampu menghadapi masalah lingkungan dengan
menggunakan pengetahuan ilmiahnya.
2. Karakteristik Pembelajaran Biologi
Mata pelajaran Biologi di SMA merupakan perluasan dan pendalaman IPA
di SD dan SMP dan mempelajari pola interaksi komponen-komponen yanga ada di
alam, serta upaya-upaya manusia untuk mempertahankan keberadaan di bumi.
Biologi di SMA merupakan pengantar sains dan teknologi, sekaligus mengantarkan
biologi pada struktur ilmunya. Biologi di SMA memberikan landasan melalui
pengetahuan dan proesnya untuk mempelajari Biologi di tingkat yang lebih tinggi
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Dasim Budimansyah, Biologi merupakan wahana untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap nilai serta tanggung jawab sebagai
warga negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan.13 Biologi merupakan ilmu
mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda yaitu "Biologie" yang
12 Patta Bundu, Pengaruh Evaluasi Formatif dan Gaya Konitif Terhadap hasil belajar IPA, (Jurnal
Edukasi, 2003), Volume 4 no. 1Edisi Februari 13 Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran Biologi Fortopolio, (Bandung: PT. Ganeshindo, 2003), Cet.
Ke-1, h.1
14
juga diturunkan dari gabungan kata Yunani yaitu "Bios" yang artinya hidup, dan
"logos" yang berarti lambang atau ilmu. Dahulu sampai tahun 1970-an digunakan
istilah "Ilmu Hayat" yang berart ilmu kehidupan yang diambil dari bahasa Arab.14
Istilah Biologi dalam pengertian modern kelihatannya diperkenalkan secara
terpisah oleh Gottfried Reinhold Treviranus dan Jean Baptiste Lamarck. Istilah
Biologi itu sendiri sebenarnya telah ada pada tahun 1800 oleh Karl Friedrich
Burdach.
Objek kajian biologi sangat luas dalam kehidupan oleh karnanya dikenal
berbagai cabang Biologi yang mengkhususkan diri pada setiap kelompok organime,
contohnya Botani, Zoology dan Mikrobiologi. Berbagai aspek kehidupan dikaji.
Ciri-ciri fisik dipelajar baik pada masa sekarang maupun pada masa lalu (dipelajari
dalam Biologi Evolusioner dan Paleo Biologi), bagaimana mereka tercipta dipelajari
dalam Evolusioner dan interaksi antar sesama mereka dan dengan alam sekitarnya
dipelajari dalam Ekologi.
Dalam usaha menjaga kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup
diperlukan mekanisme pewarisan sifat, yang dipelajari dalam Genetika. Saat ini
bahkan berkembang aspek Biologi yang mengkaji kemungkinan berevolusinya
makhluk hidup di planet-planet yang lain yang bdisebut Astrobiology.
Perkembangan teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul penyusn
organisme melalu biologi molekuler serta biokimia yang banyak didukung oleh
perkembangan teknologi komputerisasi melalui bidang bioinformatika.
Pada masa sekarang ini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat
luas dan bersentuhan dengan bidang-bidang Sains yang lain, dan sering kali
dipadang sebagai ilmu yang mandiri. Namun demikian, percabangan biologi selalu
mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus yaitu keanekaragaman (berdasarkan
kelompok organisme), organisme kehidupan (tarap kajian dari sistem kehidupan)
dan interaksi (hubungan antar unit kehidupan serta antar unit kehidupan dengan
lingkungannya).
14 http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi
15
Meskipun konsep dasar biologi merupakan abstrak dari fenomena visual,
Biologi sebagai ilmu yang dapat dilihat sebagai gambar juga merupakan suatu
hakikat utama. Pembelajaran Biolgi akan menyusun rangkaian gambar dan membuat
interkoneksi, kemudian menyusun absraksi sehingga lahirlah konsep. Visualisasi
aspek biologi dengan demikian menjadi kata kunci pembelajaran. Pada akhirnya,
pemahaman konsep akan menentukan penyumbangan ilmu pengetahuan.
3. Karakteristik Konsep Monera
Materi yang diambil dalam penelitian ini adalah monera. Menurut struktur
keilmuan biologi yang dikembangkan oleh BSCS (Biological Science Curriculum
Study) materi tersebut dikaji dari tingkat sel maupun individu. Sedangkan pada
materi monera obyek yang diteliti tidak terdapat pada struktur BSCS tetapi sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, obyek biologi juga terus berkembang.
Klasifikasi makhluk hidup yang hanya 3 kingdom (Plantae, Animalia, Protista)
berubah menjadi 5 kingdom yaitu: Plantae, Animalia, Protista, Monera, Fungi.
Klasifikasi 5 kingdom kemudian berubah menjadi 6 kingdom yaitu: Plantae,
Animalia, Protista, Fungi, Archaebacteria, dan Eubacteria.15
Monera adalah materi kelas X semester 1. Standar kompetensi yang harus
dicapai yaitu Siswa mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip pengelompokkan
makhluk hidup untuk mempelajari keanekaragamannya dan peran keanekaragaman
hayati bagi kehidupan. Kompetensi dasar yang harus tercapai yaitu Mendeskripsikan
monera dan mengkomunikasikan peranannya dalam kehidupan. Sedangkan Materi
pokok Monera yaitu Ciri, Struktur, Replikas dan Peranan Monera dalam Kehidupan.
Monera merupakan organisme mikroskopis sehingga siswa tidak dapat mengamati
secara langsung. Monera adalah organisme prokariotik yang tidak mempunyai
membran inti, biasanya bersel tunggal dengan bagian-bagian inti tersebar di dalam
sel.
Organisme yang termasuk kingdom monera adalah bakteri dan ganggang
hijau biru (Cyanobacteria). Bakteri adalah organisme bersel tunggal, tidak memiliki
membran inti. Ukuran tubuh bakteri bervariasi, namun rata-rata sel bakteri 15 http://diqilib.unnes.ac.id/qsdl/collect/skripsi/archives/HASH01e4/d5777b99.dir/doc.pdf.
16
berukuran 1-5 mikron. Bakteri dapat hidup diberbagai lingkungan misalnya di tubuh
organisme, di tanah, air tawar dan air laut. Bakteri umumnya tidak berklorofil
sehingga sebagian besar bersifat heterotrop. Struktur tubuh bakteri dapat dibagi
menjadi struktur dasar (flagela, kapsul, dinding sel, mesosom, membran sel,
sitoplasma, tilakoid, ribosom) dan struktur tambahan. Struktur dasar dimiliki hampir
semua jenis bakteri, sedangkan struktur tambahan dimiliki oleh jenis bakteri
tertentu. Bakteri pada umumnya dikenal memiliki tiga bentuk yaitu kokus (bulat),
basil (batang), dan spiral.
Terdapat dua cara reproduksi bakteri yaitu secara aseksual dengan membelah
diri dan secara seksual yang sering disebut paraseksual. Paraseksual pada bakteri
dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu konjugasi, transformasi, dan transduksi.
Bakteri mempunyai peranan dalam kehidupan manusia. Ada bakteri yang
menguntungkan misalanya membantu mencerna sisa makanan, menambat N2 dari
udara, mengubah bahan makanan, pemecahan logam dan sebagai penghasil
antibiotik. Disamping menguntungkan banyak pula bakteri yang merugikan bagi
manusia misalnya berbagai jenis bakteri patogen (penyebab penyakit) dan bakteri
yang membusukkan makanan. Cyanobacteria adalah organisme prokariotik yang
umumnya memiliki klorofil dan fikosianin. Ukuran tubuhnya bervariasi sekitar 1µ
sampai 60. Tubuh ada yang bersel satu, ada yang hidup berkoloni dan ada pula yang
berupa filamen. Struktur Cyanobacteria mirip dengan struktur bakteri. Ada tiga cara
reproduksi Cyanobacteria yaitu pembelahan sel, fragmentasi dan pembentukan
spora (akinet).
Berdasarkan karakteristik tersebut maka untuk mempelajari Monera
dibutuhkan suatu media yang dapat membantu siswa untuk memahami materi
tersebut. Media pembelajaran yang dapat digunakan misalnya gambar, chart, dan
VCD pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran tersebut maka siswa dapat
diarahkan untuk mengeksploitasi media pembelajaran yang digunakan. Dengan
demikian siswa dapat lebih memahami materi Monera.
17
4. Kesulitan Belajar
a. Pengertian Kesulitan Belajar
kesulitan belajar merupakan terjemahan istilah bahasa inggris learning
disability. Terjemahan tersebut, sesungguhnya kurang tepat karena learning
artinya belajar dan disability artinya ketidakmampuan; sehingga terjemahan
yang benar seharusnya adalah ketidakmampuan belajar.
Kesulitan belajar di sekolah bisa bermacam-macam yang dapat
dikelompokkan berdasarkan sumber kesulitan dalam proses belajar, baik dalam
hal menerima pelajaran atau dalam menyerap pelajaran. Dengan demikian
pengertian kesulitan belajar disini harus diartikan sebagai kesukaran siswa
dalam menerima atau menyerap pelajaran di sekolah. Jadi kesulitan belajar yang
dihadapi siswa terjadi pada waktu mengikuti pelajaran yang
disampaikan/ditugaskan oleh seorang guru.16
Pada dasarnya setiap orang itu memiliki perbedaan dalam hal intelektual,
kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan dalam
belajar yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam menerima
pelajaran. Ada orang yang merasa bahwa belajar merupakan hal yang mudah,
ada yang biasa saja bahkan ada yang merasa sulit. Hal tersebut dapat kita lihat
dari nilai atau prestasi yang mereka peroleh. Siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar akan memperoleh nilai yang kurang memuaskan dibandingkan
siswa lainnya. "Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas
dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajamya.17
Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya: (a)
learning disorder; (b) learning disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner,
dan (e) learning diasbilities. Di bawah ini akan diuraikan dari masing-masing
pengertian tersebut.
1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses
belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan.
Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak
16 Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan.( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. 2007), Cet. Ke-3, h.88 17 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. Ke-1, h. 165
18
dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya
respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya
lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah
terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin
akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan
lemah-gemulai.
2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang
dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa
tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat
dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki
postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley,
namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat
menguasai permainan volley dengan baik.
3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat
potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya
tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan
menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140),
namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses
belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan
kelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala
dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil
belajar di bawah potensi intelektualnya.18
Bila diamati, ada sejumlah siswa yang mendapat kesulitan dalam
mencapai hasil belajar secara tuntas dengan variasi dua kelompok besar.
Kelompok pertama merupakan sekelompok siswa yang belum mencapai tingkat
ketuntasan, akan tetapi sudah hampir mencapainya. Siswa tersebut mendapat
18 Www.pikiran -rakyat.com Syarif Hidayat, (2004) Tes Diagnostik Atasi Siswa Sulit Belajar, Suplemen
Teropong,
19
kesulitan dalam menetapkan penguasaan bagian-bagian yang sulit dari seluruh
bahan yang harus dipelajari.
Kelompok yang lain, adalah sekelompok siswa yang belum mencapai
tingkat ketuntasan yang diharapkan karena ada konsep dasar yang belum
dikuasai. Bisa pula ketuntasan belajar tak bisa dicapai karena proses belajar yang
sudah ditempuh tidak sesuai dengan karakteristik murid yang bersangkutan.
Jenis dan tingkat kesulitan yang dialami oleh siswa tidak sama karena secara
konseptual berbeda dalam memahami bahan yang dipelajari secara menyeluruh.
Perbedaan tingkat kesulitan ini bisa disebabkan tingkat pengusaan bahan
sangat rendah, konsep dasar tidak dikuasai, bahkan tidak hanya bagian yang sulit
tidak dipahami, mungkin juga bagian yang sedang dan mudah tidak dapat
dukuasai dengan baik.
Kesulitan belajar dapat berwujud sebagai suatu kekurangan dalam satu
atau lebih bidang akademik, baik dalam mata pelajaran yang spesifik seperti
membaca, menulis, matematika dan mengeja, atau dalam berbagai keterampilan
yang bersifat lebih umum seperti mendengarkan, berbicara dan berpikir.
Dari uraian tersebut, dapat diketahui bahwa kesulitan belajar tidak hanya
dialami oleh siswa yang berkemampuan kurang (dibawah rata-rata), tetapi juga
dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-rata (normal) bahkan yang
berkemampuan kinerja akademik yang sesuai dengan harapan.19
Perbedaan individual siswa merupakan salah satu penyebab kesulitan
belajar dan proses belajar mengajar di sekolah. Faktor psikologi seperti perasaan
tertekan yang disebabkan karena keadaan keluarga bisa saja menjadi penyebab
seseorang mendapatkan hasil yang kurang baik dalam suatu tes bidang studi.
Disamping itu, penyebab jeleknya nilai yang diperoleh siswa dari suatu
mata pelajaran bisa jadi karena ketidaksukaan siswa kepada gurunya atau cara
gurunya mengajar. Bila nilai perolehan siswa umumnya atau semuanya jelek, ini
besar kemungkinan karena rendahnya kemampuan siswa tersebut.
19 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Ed. Revisi. Ke-8, h. 184
20
Mulyono Abdurrahman mengklasifikasikan kesulitan belajar ke dalam
dua kelompok20 :
1) Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental
learning disabilities)
Kesulitan belajar ini mencakup gangguan motorik dan persepsi,
kesulitan belajar bahasa dan komunikasi dan kesulitan belajar yang
disebabkan oleh tidak dikuasainya keterampilan prasyarat, yaitu
keterampilan yang harus dikuasai lebih dahulu agar dapat menguasai bentuk
keterampilan berikutnya. Kesulitan belajar yang bersifat perkembangan
biasanya sukar diketahui karena tidak ada pengukuran-pengukuran yang
sistematik seperti halnya dalam bidang akademik.
2) Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities)
Kesulitan belajar akademik mengarah pada adanya kegagalan-
kegagalan dalam mencapai prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas
yang diharapkan. Kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan
dalam membaca, menulis ataupun matematika. Kesulitan ini dapat diketahui
ketika siswa gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan
akademik.
Salah satu kemampuan dasar yang umumnya dipandang paling
penting dalam kegiatan belajar adalah kemampuan untuk memusatkan
perhatian atau yang sering disebut perhatian selektif. Perhatian selektif
adalah kemampuan untuk memilih salah satu di antara sejumlah rangsangan
seperti rangsangan auditif, taktil, visual, dan kinestetik yang mengenai
manusia setiap saat. Seperti dijelaskan oleh Ross, perhatian selektif
(selective attention) membantu manusia membatasi jumlah rangsangan yang
perlu diproses pada suatu waktu tertentu. Jika seorang anak memperhatikan
dan bereaksi terhadap banyak rangsangan, maka akan semacam itu
dipandang sebagai anak yang terganggu perhatiannya (distractible).21
20 http://hasanroch.wordpress.com/2008/09/08/hakikat-kesulitan-belajar/ 21 http://hasanroch.wordpress.com/2008/09/08/hakikat-kesulitan-belajar/
21
b. Gejala-gejala kesulitan belajar
Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas yang dilakukan guru bersama
murid akan menghasilkan kelompok yang cepat belajar dengan prestasi baik,
kelompok murid yang sedang dengan prestasi sedang dan kelompok murid yang
lambat belajar dengan prestasi rendah. Hal ini biasanya menimbulkan reaksi-
reaksi tertentu yang dapat menimbulkan masalah dalam belajar.
Adapun gejala kesulitan belajar dapat terlihat dengan memperhatikan
beberapa ciri-ciri tingkah laku yang merupakan manifestasi dari gejala kesulitan
belajar, yaitu:
1) Menunjukkan hasil belajar yang rendah (dibawah rata-rata nilai yang dicapai
oleh kelompok belajar di kelas).
2) Hasil yang di capai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan, mungkin
ada murid yang selalu berusaha untuk belajar dengan giat tetapi nilai yang
dicapai kurang dan tidak sesuai dengan harapan.
3) Lambat dalam melakukan dan mengerjakan tugas-tugas kegiatan belajar. Ia
selalu tertinggal dari kawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas-tugas
sesuai dengan waktu yang tersedia.
4) Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, menentang, berpura-pura,
masa bodoh dan berdusta.
5) Menunjukkan tingkah laku yang menyimpang, seperti membolos, datang
terlambat, tidak mengerjakan tugas, mengasingkan diri, tidak bisa bekerja
sama, mengganggu teman baik di luar maupun di dalam kelas, tidak mau
mencatat pelajaran, tidak teratur belajar dan kurang percaya diri.
6) Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar yaitu pemurung, mudah
tersinggung, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu.22
Kesulitan belajar akademik mengarah pada adanya kegagalan-kegagalan
dalam mencapai prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang di
harapkan. Kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan dalam
22 Kadeni, Peranan Guru Dalam Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar, (Jurnal Cakrawala Pendidikan,
2003), Volume 5 no. 1, Edisi April
22
membaca, menulis ataupun matematika. Kesulitan ini dapat diketahui ketika
siswa gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan akademik.
Sementara itu, Abin Syamsuddin. mengidentifikasi siswa yang diduga
mengalami kesulitan belajar, yang ditunjukkan oleh adanya kegagalan siswa
dalam mencapai tujuan-tujuan belajar. Menurut dia bahwa siswa dikatakan gagal
dalam belajar apabila :
1) Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan
tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan (level of
mastery) minimal dalam pelajaran tertentu, seperti yang telah ditetapkan oleh
seorang dewasa atau guru (criterion referenced). Siswa dikatakan gagal
apabila siswa yang bersangkutan tidak mengerjakan atau mencapai prestasi
yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuan inteligensi dan
bakat).
2) Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan
tugas-tugas perkembangan atau tidak dapat mencapai prestasi semestinya,
termasuk penguasaan sosial dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan,
bakat atau kecerdasan yang dimilikinya. Siswa ini dapat digolongkan ke
dalam under achiever
3) Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai
tingkat penguasaan yang di perlukan sebagai prasyarat (pre requesite) bagi
kelanjutan (continuity) pada tingkat pelajar berikutnya. Siswa ini dapat
digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang (immature) sehingga
harus menjadi pengulang.23
Untuk dapat menetapkan gejala kesulitan belajar dan menandai siswa
yang mengalami kesulitan belajar, maka diperlukan kriteria sebagai batas atau
patokan, sehingga dengan kriteria ini dapat ditetapkan batas dimana siswa dapat
diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Terdapat empat ukuran dapat
menentukan kegagalan atau kemajuan belajar siswa : (1) tujuan pendidikan; (2)
kedudukan dalam kelompok; (3) tingkat pencapaian hasil belajar dibandinngkan
dengan potensi; dan (4) kepribadian. 23 Abin Syamsudin, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2005), Cet. Ke-8, h. 308
23
1. Tujuan pendidikan
Dalam keseluruhan sistem pendidikan, tujuan pendidikan merupakan
salah satu komponen pendidikan yang penting, karena akan memberikan
arah proses kegiatan pendidikan. Segenap kegiatan pendidikan atau kegiatan
pembelajaran diarahkan guna mencapai tujuan pembelajaran. Siswa yang
dapat mencapai target tujuan-tujuan tersebut dapat dianggap sebagai siswa
yang berhasil. Sedangkan, apabila siswa tidak mampu mencapai tujuan-
tujuan tersebut dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar. Untuk
menandai mereka yang mendapat hambatan pencapaian tujuan pembelajaran,
maka sebelum proses belajar dimulai, tujuan harus dirumuskan secara jelas
dan operasional.
Selanjutnya, hasil belajar yang dicapai dijadikan sebagai tingkat
pencapaian tujuan tersebut. Secara statistik, berdasarkan distribusi normal,
seseorang dikatakan berhasil jika siswa telah dapat menguasai sekurang-
kurangnya 60% dari seluruh tujuan yang harus dicapai. Namun jika
menggunakan konsep pembelajaran tuntas (mastery learning) dengan
menggunakan penilaian acuan patokan, seseorang dikatakan telah berhasil
dalam belajar apabila telah menguasai standar minimal ketuntasan yang telah
ditentukan sebelumnya atau sekarang lazim disebut Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Sebaliknya, jika penguasaan ketuntasan di bawah kriteria
minimal maka siswa tersebut dikatakan mengalami kegagalan dalam belajar.
Teknik yang dapat digunakan ialah dengan cara menganalisis prestasi belajar
dalam bentuk nilai hasil belajar.
2. Kedudukan dalam Kelompok
Kedudukan seorang siswa dalam kelompoknya akan menjadi ukuran
dalam pencapaian hasil belajarnya. Siswa dikatakan mengalami kesulitan
belajar, apabila memperoleh prestasi belajar di bawah prestasi rata-rata
kelompok secara keseluruhan. Misalnya, rata-rata prestasi belajar kelompok
8, siswa yang mendapat nilai di bawah angka 8, diperkirakan mengalami
kesulitan belajar. Dengan demikian, nilai yang dicapai seorang akan
memberikan arti yang lebih jelas setelah dibandingkan dengan prestasi yang
24
lain dalam kelompoknya. Dengan norma ini, guru akan dapat menandai
siswa-siswa yang diperkirakan mendapat kesulitan belajar, yaitu siswa yang
mendapat prestasi di bawah prestasi kelompok secara keseluruhan.
Secara statistik, mereka yang diperkirakan mengalami kesulitan
adalah mereka yang menduduki 25 % di bawah urutan kelompok, yang biasa
disebut dengan lower group. Dengan teknik ini, kita mengurutkan siswa
berdasarkan nilai nilai yang dicapainya. dari yang paling tinggi hingga yang
paling rendah, sehingga siswa mendapat nomor urut prestasi (ranking).
Mereka yang menduduki posisi 25 % di bawah diperkirakan mengalami
kesulitan belajar. Teknik lain ialah dengan membandingkan prestasi belajar
setiap siswa dengan prestasi rata-rata kelompok. Siswa yang mendapat
prestasi di bawah rata – rata kelompok diperkirakan pula mengalami
kesulitan belajar.
3. Perbandingan antara potensi dan prestasi
Prestasi belajar yang dicapai seorang siswa akan tergantung dari
tingkat potensinya, baik yang berupa kecerdasan maupun bakat. Siswa yang
berpotensi tinggi cenderung dan seyogyanya dapat memperoleh prestasi
belajar yang tinggi pula. Sebaliknya, siswa yang memiliki potensi yang
rendah cenderung untuk memperoleh prestasi belajar yang rendah pula.
Dengan membandingkan antara potensi dengan prestasi belajar yang
dicapainya kita dapat memperkirakan sampai sejauhmana dapat
merealisasikan potensi yang dimikinya. Siswa dikatakan mengalami
kesulitan belajar, apabila prestasi yang dicapainya tidak sesuai dengan
potensi yang dimilikinya. Misalkan, seorang siswa setelah mengikuti
pemeriksaan psikologis diketahui memiliki tingkat kecerdasan (IQ) sebesar
120, termasuk kategori cerdas dalam skala Simon & Binnet. Namun ternyata
hasil belajarnya hanya mendapat nilai angka 6, yang seharusnya dengan
tingkat kecerdasan yang dimikinya dia paling tidak dia bisa memperoleh
angka 8. Contoh di atas menggambarkan adanya gejala kesulitan belajar,
yang biasa disebut dengan istilah underachiever.
25
4. Kepribadian
Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang akan tercerminkan dalam
seluruh kepribadiannya. Setiap proses belajar akan menghasilkan perubahan-
perubahan dalam aspek kepribadian. Siswa yang berhasil dalam belajar akan
menunjukkan pola-pola kepribadian tertentu, sesuai dengan tujuan yang
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Siswa diakatan mengalami
kesulitan belajar, apabila menunjukkan pola-pola perilaku atau kepribadian
yang menyimpang dari seharusnya, seperti : acuh tak acuh, melalaikan tugas,
sering membolos, menentang, isolated, motivasi lemah, emosi yang tidak
seimbang dan sebagainya.24
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar
Sangat disadari bahwa belajar itu amat ditentukan oleh bagaimana proses
belajar itu dilakukan. Dalam proses belajar itu banyak faktor yang
mempengaruhinya. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
siswa dapat dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu: faktor yang berasal dari
diri individu siswa yang belajar (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar
diri siswa (faktor eksternal).
Faktor internal yang ada pada diri siswa itu adalah faktor kemampuan
intelektual, faktor apektif seperti perasaan, minat, motivasi, kematangan untuk
belajar, kebiasaan belajar, kemampuan menngingat dan kemampuan alat
inderanya dalam melihat, mendengar. Sedangkan faktor eksternal yang ada di
luar diri siswa adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi belajar
mengajar sepeti guru, kualitas proses belajar mengajar serta lingkungan seperti
teman sekelas, keluarga dan sebagainya.
Berdasarkan kedua faktor yang ada di dalam dan di luar diri siswa
tersebut, maka penyebab timbulnya kesulitan belajar siswa di sekolah sebagai
berikut :
1) Rendahnya kemampuan intelektual atau kecerdasan anak
2) Gangguan-gangguan perasaan atau emosi
24 Www.pikiran -rakyat.com Syarif Hidayat, (2004) Tes Diagnostik Atasi Siswa Sulit Belajar, Suplemen
Teropong,
26
3) Kurangnya motivasi dalam belajar
4) Kurangnya kematangan untuk belajar
5) Latar belakng sosial yang tidak menunjang
6) Kebiasaan belajar yang kurang baik
7) Kemampuan mengingat yang lemah atau rendah
8) Terganggunya alat indera
9) Proses belajar mengajar yang tidak sesuai
10) Tidak adanya dukungan dari llingkungan belajar25
Sedangkan menurut Muhibin Syah faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1) Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yang meliputi
keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.
2) Faktor ekternal, yaitu faktor yang berasal dari luar siswa yang meliputi
kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar
siswa meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.26
Selanjutnya Muhibin Syah dalam bukunya yang berjudul Psikologi
belajar, menjelaskan bahwa: secara garis besar faktor-faktor penyebab timbulnya
kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yaitu :
1. Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang muncul dari dalam diri
siswa sendiri.
2. Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari
luar diri siswa.
Kedua faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan yang antara lain:
a. Faktor intern siswa
Faktor intern siswa meliputi keskurangmampuan psiko-fisik siswa,
yakni : 25 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya 2007), Cet Ke-3, hal. 89-90 26 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004), Cet. Ke-9, h. 132
27
1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual/intelektual siswa;
2) Yang bersifat apektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan
sikap;
3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya
alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga).
b. Faktor ekstern siswa
Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan
sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini
meliputi :
1) Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara
ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
2) Lingkungan masyarakat, contohnya : wilayah perkampungan kumuh
(slum area), dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.
3) Lingkungan sekolah, contohnya : kondisi dan letak gedung sekolah yang
buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar yang
berkualitas rendah.
Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas, ada pula faktor-faktor
lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar siswa. Diantara faktor-faktor yang
dapat dipandang sebagai faktor khusus ini ialah sindrom psikologi berupa
learning disability (ketidakmampuan belajar). Sindrom (syndrome) yang berarti
satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang
menimbulkan kesulitan belajar itu terdiri atas :
1) Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan belajar membaca;
2) Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan belajar menulis;
3) Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika.
Namun demikian, siswa yang mengalami sindrom-sindrom di atas secara
umum sebenarnya memiliki potensi IQ yang normal, bahkan diantaranya ada
yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar
28
siswa yang menderita sindrom-sindrom tadi mungkin hanya disebabkan oleh
adanya minimal brain dysfunction, yaitu gangguan ringan pada otak.27
Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering sekali berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersikap conserving terhadap
ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor ekstrenal) umpamanya,
biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak
mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang yang berinteligensi tinggi (faktor
internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor ekternal),
mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas
hasil pembelajaran. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut di ataslah,
muncul siswa siswi yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan under-achievers
(berprestasi rendah) atau gagal sama sekali.
Menurut Kostoer Partowisastro Hadi Auprapto kesulitan dalam belajar
tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya sebagai berikut:
1) Masalah Penglihatan dan atau Pendengaran
Merupakan keluhan yang masih dapat diobati, dilakukan suatu
pengobatan secara medis untuk penanggulangannya. Selain itu peran serta
guru dalam pengaturan kelas sangat diperlukan seperti penyaluran cahaya
yang masuk, pengaturan terhadap duduk dan sikap anak dalam membaca dan
menulis. Sehingga ruang kelas dapat tercipta suatu keadaan yang ideal dapat
menjadi suatu tempat penyalur informasi yang efektif, bermanfa'at besar dan
mantap bagi murid.
2) Masalah Perseptual
Dalam penyajian suatu pelajaran perlu adanya redudancy yaitu suatu
penyampaian bahan dengan memakai bermacam-macam metode pada suatu
penyampaian bahan atau materi dengan cara yang sama pada waktu yang
berbeda. Keterampilan anak dalam berbagai bidang misalnya dalam
membaca, berbahasa matematik di dasari oleh kemampuan persepsi. Apabila
kemampuan perseptual ini lemah maka penangkapan terhadap informasi
27 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rajawali Press, 2009). Ed. Revisi-8, h. 184-186
29
sering tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena merupakan kewajiban guru
untuk mengajar anak mencapai tingkat persepsi yang matang dan mantap.
3) Masalah Gizi
Dalam memilih makanan yang penting adalah mutu dan gizinya,
Tetapi banyak ornag tua maupun anak itu sendiri kurang memahami
makanan yang sehat itu, bagai mana cara hidup sehat dan masih banyak yang
belum mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya makan tidak
teratur, yang dapat menyebabkan sakit dan tidak disadari oleh para orang tua
dan anak itu sendiri.
4) Masalah Minuman Keras dan Narkotika
Memasuki era millenium 3 masalah minuman keras, narkotika, ganja
dan sebagainya di Indonesia sudah meluas di masyarakat. Sehingga hal itu
harus diwaspadai oleh seluruh lapisan masyarakat, baik anak didik, pendidik,
orang tua, masyarakat dan pemerintah, sebab minuman keras dan narkotik
dapat merusak jiwa dan mental anak yang bakhirnya membuat kesulitan
dalam belajar dan dapat membuat kebodohan bangsa, sehingga perlu
dimusnakan dari Indonesia.
5) Masalah Kelelahan
Hal ini dapat terjadi jika melakukan sesuatu dengan berlebihan
karena tidak ada keteraturan dan kebiasaan pola hidup sehat. Keadaan
kelelahan dapat diatasi dengan membiasakan pola hidup sehat.
6) Masalah Harapan Orang Tua
Wajar bila orang tua itu mempunyai harapan dan cita-cita besar
terhadap anaknya. Namun harapan dan cita-cita ini kadang tidak sesuai
dengan kemampuan anak, sehingga membuat anak menjadi malas dan
mengalami kesulitan dalam belajarnya. Memang masih banyak orang tua
yang belum mengenal kemampuan anaknya, bahkan anak itu sendiripun
masih banyak yang belum mengenal dirinya sendiri. Oleh karena itu
merupakan tugas guru untuk memberikan usaha bantuan melalui suatu
informasi pendidikan.
30
7) Masalah Disharmoni dalam Keluarga
Situasi keluarga yang tidak harmonis, yang sering terjadi
pertengkaran dan percekcokan dapat membuat anak menjadi hiperaktif dan
masa bodoh dalam belajar, sehingga anak mengalami kesulitan dalam
belajarnya.
8) Masalah Penguasaan Materi Pelajaran
Kekurangmantapan dalam penguasaan materi pelajaran secara
beruntun, disebabkan karena tidak adanya persepsi yang baik dari pendidik
dalam menyampaikan bahan atau materi pelajaran. Misalnya tidak sistematis
atau meloncat-loncat sehingga tidak ada kesinambungan antara pelajaran
satu dengan lainnya. Hal ini membuat anak didik menjadi bingung yang
akhirnya anak hanya bersikap menerima pelajaran yang disampaikan guru
tanpa mengetahui dan memahami isi materi pelajaran tersebut.
9) Masalah Minat
Minat yang kurang mengakibatkan hasil yang diperoleh kurang pula.
Pada umumnya murid menaruh minat besar pada pelajaran tertentu saja, dan
banyak pelajaran yang kurang diminati tetapi anak dipaksa mempunyai
minat yang besar terhadap bidang pelajaran yang ada, sehingga anak tidak
dapat berprestasi secara maksimal.
d. Cara Mengetahui Kesulitan Belajar
1) Pengenalan Kasus
Pengenalan kasus dapat ditempuh dengan bermacam-macam cara
(metode) berdasarkan gejala-gejala yang nampak, sesuai dengan patokan
atau ukuran kesulitan belajar. Dan cara yang dapat dipergunakan yaitu
dengan melihat hasil belajar yang dicapai melalui angka-angka raport pada
setiap semester. Mereka yang menunjukkan angka kurang (biasanya nilai 5
(lima) kebawah) dapat ditandai sebagai murid yang mengalami kesulitan
belajar. Dengan demikian anak akan terkumpul sejumlah anak yang
diperkirakan mengalami kesulitan belajar yaitu mereka (anak) yang prestasi
belajarnya kurang. Kemudian diurutka siapa yang lebih memerlukan bantuan
31
atau bimbingan terlebih dahulu. Anak (mereka) yang telah ditetapkan untuk
diberikan suatu bantuan atau bimbingan disebut sebagai kasus.
2) Menetapkan sifat dan Jenis Kesulitan
Langkah kedua ialah mencari pelajaran apa saja yang dihadapi oleh
siswa kasus dalam kesulitan belajar. Hal ini dapat dilihat dalam pelajaran-
pelajaran apa saja yang menunjukan nilai kurang atau sangat kurang. Apakah
mereka (anak) mengalami kesulitan dalam menghafal, pemahaman arti,
pengertian dasar, cara pengungkapan atau pengucapan, dalam rumus-rumus
ataupun yang lain. Kemudian dijabarkan gejala-gejala yang nampak tersebut
dalam mengkaji pelajaran, pekerjaan rumah dan sikap yang ditunjukan.
3) Mengetahui Sifat dan Jenis Kesulitan
Berdasarkan gejala yang nampak dalam kasus, lalu dicari latar
belakang baik yang terdapat dalam diri (internal) maupun dari luar
(eksternal) yang meliputi : tingkah lakunya, riwayat belajarnya, kemampuan
dasar dan bakat, minat dan sikap, masalah pribadi yang dihadapi, memiliki
cacat tubuh, keadaan kesehatan badan, keadaan lingkungan keluarga,
kegiatan di luar sekolah, dan lingkungan masyarakat sebagai pendorong dan
pendukung suatu keberhasilan dalam belajar. Hal tersebut dapat
menggunakan berbagai teknik seperti observasi, wawancara, angket, tes,
studi dokumentasi dan analisa pekerjaan bagi guru (pendidik).
4) Menetapkan Usaha Bantuan
Dengan adanya berbagai gejala kesulitan yang nampak dan latar
belakang kesulitan yang telah ditetapkan dan diketahui maka selanjutnya
dilakukan suatu tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk memberikan
dan bimbingan dalam kesulitan yang dihadapi sesuai dengan problem atau
masalahnya. Usaha bantuan dapat berupa : (1) memberikan tugas tambahan
dalam pelajaran tertentu; (2) mengubah metode mengajar dengan metode
yang lain yang dipandang lebih sesuai dengan kemampuan murid; (3)
memindahkan ke kelompok atau kelas atau sekolah lain yang diperkirakan
dapat mambantu; (4) menjelaskan kepada teman yang lebih pandai untuk
membantu dalam belajar; (5) memberikan latihan-latihan keterampilan
32
tertentu yang mendasari kemampuan belajar tertentu : latihan menghafal,
membaca menulis rumus-rumus; (6) mendatangkan kepada ahli-ahli khusus
seperti ahli bahasa, matematika, IPA, ahli pendidikan untuk memperoleh
bantuan latihan; dan (7) mengembangkan bakat-bakat khusus tertentu
melalui berbagai kegiatan.
e. Masalah Kesulitan Belajar
Masalah kesulitan belajar dibagi menjadi beberapa hal sebagai berikut:
1) Masalah Pendidikan
Masalah pendidikan meliputi (1) masalah keterlambatan akademis,
yaitu masalah murid yang intelegensinya normal tetapi tidak dapat
memamfaatkannya secara baik dan benar (2) masalah sangat cepat belajar,
yaitu murid yang memiliki bakat akademis yang tinggi IQ nya tinggi (3)
masalah anak lambat belajar, yaitu murid yang memiliki bakat akademis
yang rendah IQ nya kurang.
2) Masalah-masalah Jasmani
Masalah-masalah jasmani meliputi : (1) masalah kehadiran, yaitu
murid yang sering absen (baik dengan izin ataupun membolos atau baru
mendapat sakit yang cukup lama) sehingga ketinggalan dalam kegiatan-
kegiatan di sekolah dan (2) masalah jasmani umum, yaitu mereka mengalami
kesulitan dalam penglihatan, pendengaran, pembicaraan. Mereka menjadi
mengalami kegagalan atau ganguan dalam kegaiatan-kegiatan belajar.
Sehingga anak menjadi cepat lelah, mengabaikan anak terlambat dalam
kegiatan belajar.
3) Masalah-masalah Sosial, Emosional, dan Tingkah Laku
Masalah-masalah sosial, emosional dan tingkah laku meliputi : (1)
masalah agresif, yaitu murid yang secara agresif mengganggu ketentraman
orang lain, bertingkah laku tak terkendali, suka melawan dan melanggar
peraturan; (2) masalah menyadari, yaitu murid yang sangat pemalu, penakut,
mudah gentar suka memisahkan diri dari kawan-kawannya, mudah
mengalami ketegangan. Juga mereka mengalami kesulitan dalam kegiatan
kelompok, kurang berani (lemah) menghadapi orang lain. Sehingga mereka
33
memiliki perasaan yang mudah tersinggung dan mudah putus asa; (3)
masalah tingkah laku, yaitu murid yang tidak menunjukan tingkah laku
agresif atau menyendiri secara ekstrim, karena menganggap kurang adanya
kerja sama atau dalam kehidupannya merasa tidak bahagia. Sehingga anak
itu melakukan sesuatu dan tindakan yang tidak produktif.
f. Kesulitan Belajar Biologi
Proses belajar mengajar terjadi bila ada interaksi antara guru dengan
murid, guru mengajar dan siswa belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar
ditentukan oleh banyak hal. Kesulitan yang mereka alami dalam belajar
merupakan salah satu yang dapat menyebabkan seseorang kurang berhasil dalam
belajar. Oleh sebab itu, setiap kesulitan yang dialami siswa harus dapat diketahui
penyebabnya, sehingga dapat dicarikan jalan keluarnya. Adapun kesulitan dalam
mempelajari biologi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1) Kurang cukupnya pembelajaran konsep
Jika seseorang memahami suatu konsep, maka dia akan
menjabarkannya dengan tepat dan dapat memberikan contoh-contoh yang
relevan terhadap konsep tersebut. Apabila siswa hanya memberikan suatu
definisi saja, bukanlah berarti bahwa siswa tersebut sudah memahami
konsep. Fakta inilah yang harus diketahui oleh guru. Kesulitan belajar
memahami suatu konsep dalam bidang biologi yaitu sulitnya
menghubungkan konsep yang satu dengan konsep lain yang saling berkaitan.
Konsep-konsep biologi yang penting dan terkait dengan konsep-konsep
biologi lain dirasa kurang mendapatkan penekanan dari guru, sehingga siswa
mengalami kesulitan dalam menghubungkan konsep biologi yang satu
dengan konsep biologi lainnya.
2) Metode yang digunakan guru kurang bervariasi dan tidak inovatif, sehingga
membosankan dan tidak menarik minat siswa.
3) Siswa tidak pernah diberi pengalaman langsung atau contoh konkrit dalam
mengamati suatu objek, baik melalui pengamatan di laboratorium maupun
melalui lingkungan, sehingga siswa menganggap materi pelajaran biologi
adalah abstrak dan sukar dipahami.
34
4) Kesulitan menafsirkan soal.
Hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa siswa memiliki
masalah dalam pemahaman bacaan, sehingga siswa tidak tahu bagaimana
menafsirkan suatu kalimat. Kadang-kadang siswa salah membaca dalam
soal-soal yang sama persis sebelum mereka menemukan kesalahannya.
Dengan demikian guru harus dapat menentukan sendiri apa yang menjadi
kesalahan siswa tersebut. Agar guru dapat mengetahui kesalahannya, maka
guru harus sering memberikan latihan soal.
Kesulitan belajar biologi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
a) Macam-macam materi pokok
Karena materi yang diajarkan banyak dan bermacam-macam dalam
mempelajarinya, sedangkan waktu yang digunakan untuk belajar terbatas
kurang lebih satu semester ada enam bulan, sehingga hal ini dapat
menimbulkan kesulitan dalam mempelajari materi biologi tersebut. Maka
waktu yang tersedia hendaknya digunakan secara efisien, cara belajar diatur,
disesuaikan dengan sifat materinya.
b) Kemauan untuk menghapal
Materi ilmu biologi mengandung pengertian-pengertian yang perlu
dihapalkan. Agar tidak menemukan kesulitan dalam mempelajarinya,
diperlukan usaha-usaha antara lain dengan meningkatkan kegemaran
membaca. Membaca, besar pengaruhnya dalam belajar, karena hampir
sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca yang dapat mencapai nilai
IPA lebih tinggi.
Menghapal konsep dan prinsip akan mempermudah dalam usaha
menyelesaikan masalah, misalnya dalam menyelesaikan soal-soal, apabila
telah hapal materinya, maka akan lebih mudah mengerjakannya. Jadi
menghapal termasuk pekerjaan penting, maka dalam menghapal sebaiknya
menggunakan teknik yang efektif dan tergantung kepada sifat-sifat materi
yang akan dipelajari.
35
Adapun teknik menghapal antara lain adalah:
1) Menggunakan indera sebanyak-banyaknya, seperti melihat, menulis,
mendengarkan dan mengucapkan.
2) Mencari kebiasaan yang dimiliki tiap siswa dalam belajar serta materi yang
dipelajari.
3) Mengelompokkan semua materi yang akan dipelajari ke dalam beberapa
kelompok sehingga mudah menangani.
4) Menggunakan jembatan keledai (inneoi), misalnya dalam menghapalkan
nama-nama ilmiah untuk setiap spesies baik hewan maupun tumbuhan.
5) Mempelajari hubungan ke segala arah atau seluk beluk materi untuk
mencapai pemahaman.
6) Memberi waktu yang cukup untuk menghapal dengan menghapalkan satu
persatu, juga sekaligus.
7) Teruskan belajar sampai tuntas
Dengan demikian, adanya kemauan untuk menghapal yang tinggi
dimungkinkan dalam belajar materi biologi akan berhasil.
5. Pemahaman Konsep
Pemahaman konseptual adalah kunci dari pembelajaran. Salah satu tujuan
pengajaran yang penting dalam membantu murid memahami konsep utama dalam
suatu subjek, bahkan sekedar mengingat fakta yang terpisah-pisah. Dalam banyak
kasus, pemahaman konsep akan berkembang apabila guru dapat membantu murid
mengekplorasi topik secara mendalam dan memberi mereka contoh yang tepat dan
menarik suatu konsep.
a. Pengertian Konsep
Konsep adalah kategori-kategori yang mengelompokan objek, kejadian, dan
karakteristik berdasarkan property umum.28 Konsep juga di definisikan elemen
dari kognisi yang membantu menyederhanakan dan meringkas informasi.29
28 Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 352 29 Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 352
36
Suatu konsep didefinisikan oleh Hulse, sebagai sekumpulan atau
seperangkat sifat yang di hubungkan oleh aturan-aturan tertentu.30 Solso juga
mendefinisikan bahwa konsep menunjuk pada sifat-sifat umum yang menonjol
dari satu objek atau ide.31
Suatu konsep dapat di bentuk melalui gambar visual dan kata bermakna
atau sematik. Konsep juga membantu proses mengingat, membuatnya lebih
efisien.
b. Proses Pembentukan Konsep
Yang dimaksud dengan pembentukan konsep adalah suatu proses
pengelompokan atau mengklasifikasikan sejumlah objek, peristiwa atau ide yang
serupa yang dimilikinya ke dalam suatu kategori32 Dalam sejumlah hal, guru
bisa membantu murid untuk mengenali dan membentuk konsep yang efektif.
Proses pembentukan konsep adalah sebagai berikut:
1) Mempelajari ciri-ciri konsep
Aspek penting dari pembentukan atau formasi konsep adalah
mempelajari ciri utamanya, atributnya atau karakteristiknya. Ini adalah
elemen pendefinisi suatu konsep, dimensi yang membuatnya berbeda dari
konsep lain.
2) Mendefinisikan konsep dan memberi contoh
Satu aspek penting dari pengajaran konsep adalah mendefinisikan
secara jelas dan memberi contoh yang cermat. Strategi contoh-aturan adalah
salah satu cara yang efektif. Strategi ini terdiri dari empat langkah:
a) Mendefinisikan konsep
b) Jelaskan istilah-istilah dalam definisi konsep
c) Beri contoh untuk mengilustrasikan ciri utamanya
d) Memberi contoh tambahan
30 Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 115 31 Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 115 32 Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 115
37
3) Membuat peta konsep
Sebuah peta konsep adalah presentasi visual dari koneksi konsep dan
organisasi hierarki konsep.
4) Menguji Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi spesifik dan prediksi tertentu yang dapat
diuji untuk menentukan kebenarannya. Murid akan mendapat manfa'at
dengan berlatih menyusun hipotesis tentang apa itu yang disebit dan apa
yang bukan.33
5) Penyusunan Prototipe
Dalam penyesuaian prototipe (Prototype matching), individu
memutuskan apakah suatu item termasuk anggota dari suatu kategori dengan
membandingkannya dengan item yang paling khas dari kategori itu.34
c. Jenis-jenis Konsep
Para ahli psikologi telah menggunakan berbagai macam objek sebagai
stimulasi dalam penelitiannya mengenai bagaimana konsep-konsep dibentuk dan
bagaimana pula benda-benda diklasifikasikan. Stimulus yang digunakan dimulai
dari objek-objek alam disekitar manusia sampai stimulus buatan di labolatorium.
Berdasarkan keasliannya, maka konsep dapat di bedakan menjadi konsep-
konsep logis dan alami.
1) Konsep Logis
Konsep logis atau disebut juga konsep buatan digunakan dalam tugas
belajar konsep dengan menghadirkan kepada subjek berbagai macam pola
stimulus yang tidak biasa di alami di lingkungan sehari-hari. Stimulus
dikonstruksi begitu sistematis sehingga memiliki dimensi-dimensi tertentu
yang sangat jelas. Biasanya penelitian di labolatorium mengkontruksi pola-
pola visual dengan berbagai macam ukuran, bentuk atau warna.
33 Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 354 34 Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 355
38
2) Konsep Alami
Ciri-ciri yang membedakan antara konsep logis dengan konsep alami
ialah, bahwa atribut-atribut yang membedakan diantara konsep-konsep alami
tidak dapat dibatasi secara tegas. Juga tidak ada aturan-aturan yang khusus
yang digunakan untuk mengkategorikan objek-objek alami ke dalam konsep-
konsep tertentu. Dengan kata lain, konsep alami memiliki definisi yang cacat
atau ill-defined. Berdasarkan hasil penelitian Reed menyimpulkan bahwa
tidak ada aturan logika sederhana yang menghubungkan ciri-ciri umum
sejumlah objek alami diklasifikasikan menurut prototipenya atau prototype
concept. Oleh karna tidak semua contoh objek alami memiliki atribut yang
sama persis sebagai anggota suatu konsep, maka pembentukan konsep-
konsep alami juga bersifat propabilistik dan model jarak35.
3) Konsep Konkret
Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk kepada objek-
objek di dalam lingkungan fisik. Konsep konkret mewakili golongan benda.
Konsep konkret diperoleh melalui pengamatan terhadap lingkungan fisik,
yang berbadan.
d. Strategi Belajar Konsep
Suatu aspek penting mengenai bagaimana orang-orang melakukan
belajar konsep ialah terletak pada cara-cara mereka melakukan tugas sehingga
menemukan konsep. Persoalan strategi ini telah menjadi objek penelitian para
ahli sejak diterbitkan karya penelitian Bruner, dkk.36 Strategi yang digunakan
dalam belajar konsep meliputi scanning dan focusing yang masing-masing
terdiri dari dua bagian.37
1) Strategi Scanning
Simultaneous Scanning. Subjek memulai dengan semua
kemungkinan hipotesis. Kemudian membuang hipotesis-hipotesis yang tidak
dapat dipertahankan.
35 Suharman, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 130 36 Suharman, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 134 37 Suharman, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 134
39
Successive Scanning. Di dalam strategi ini subjek memulai dengan
satu hipotesis, dan mempertahankannya apabila ia berhasil. Jika tidak
berhasil, maka ia mengubahnya dengan hipotesis yang lain berdasarkan
semua pengalamannya terdahulu.
2) Strategi Focusing
Concervative focusing. Subjek mula-mula merupakan hipotesis,
dilanjutkan dengan memilih suatu contoh positif yang menjadi titik
perhatiannya, kemudian membuat urutan rumusan kembali (masing-masing
hanya mengubah suatu ciri).
e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Konsep
Dalam proses belajar konsep terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhinya, antara lain adalah :38
1) Tugas
Terdapat tiga faktor dari suatu tugas yang mempengaruhi bagaimana
individu membentuk konsep-konsep. Tiga faktor ini meliputi: contoh-contoh
positif sebagai kebalikan dari contoh-contoh negatif, atribut-atribut yang
relevan dan tidak relevan, dan umpan balik dan juga termasuk konteks
bahasa.
2) Gambar dan Kata-Kata
Berdsarkan perbedaan hasil-hasil penelitian, maka diajukan beberapa
teori yang dikaitkan dengan representasi informasi didalam long-term
memory (LTM). Seperti teori pengkodean ganda berasumsi bahwa terdapat
dua sistem memori, satu untuk informasi special-visual, dan dua untuk
informasi verbal (kata-kata). Dengan demikian, gambaran-gambaran
diproses tertutama di dalam sistem memori visual, sedangkan kata-kata
diproses di dalam sistem memori verbal.
3) Perbedaan Individu.
Dalam pembentukan konsep-konsep antara individu satu dengan
yang lain dapat berbeda, tergantung pada misalnya tingkat usia, intelegensi
dan pengalaman masing-masing. 38 Suharnan, Psikologi Kognitif. (Surabaya : Srikandi, 2005), Cet. Ke- 1 h. 148-153
40
Selain usia, intelegensi dan pengalaman, perbedaan kemampuan
berbahasa individu juga akan berpengaruh terhadap kemampuannya dalam
belajar konsep. Kemampuan bahasa sangat berperan dalam pembentukan
konsep-konsep. Juga, hasil penelitian menunjukan bahwa pelatihan verbal
pendahuluan pada anak dapat mempengaruhi kemampuannya untuk melakukan
transfer latihan dalam tugas-tugas belajar konsep di kemudian hari.
f. Pengukuran Pemahaman Konsep
Terdapat empat taraf pengukuran pemahaman konsep-konsep yang
dialami individu. Tarap-tarap ini tampak tersusun menurut tingkat
perkembangan kognitif yang dicapai oleh individu, terutama teori perkembangan
yang diusulkan oleh Piaget yaitu antara lain :39
1) Taraf Konkret
Individu telah mencapai tingkat konkret apabila ia mengenal atau
mempersepsikan suatu objek yang telah ditemukan pada waktu sebelumnya.
Langkah pertama dalam pencapaian taraf ini ialah menghampiri suatu objek
dan mempresentasikannya secara interval.
Pencapaian konsep pada taraf konkret ini mensyaratkan kehadiran
sifat-sifat atau ciri-ciri yang menonjol dari suatu objek, dan pembentukan
memori imajinasi yang mempresetasikan keunikan objek itu. Dengan
demikian pada tahap ini dicirikan adanya penghampiran, pembedaan dan
pengingatan yang terlibat dalam sensori motorik seperti juga dalam persepsi
visual terhadap sesuatu objek.
2) Taraf Identitas
Pada taraf ini suatu konsep dicapai ketika seseorang mengenal
sesuatu objek yang serupa dengan apa yang pernah ditemukan sebelumnya.
Ketika seseorang anak mampu menggeneralisasikan ciri-ciri khusus objek
dalam perspektif yang berbeda, maka dapat disimpulkan bahwa ia telah
mencapai konsep pada taraf identitas ini.
39 Suharnan, Psikologi Kognitif. (Surabaya : Srikandi, 2005), Cet. Ke- 1 h. 145-148
41
3) Taraf Klasifikasi
Taraf klasifikasi yang paling rendah dicapai ketika individu mulai
sanggup memberlakukan setidak-tidaknya dua contoh yang berbeda dari
kelas yang sama, meskipun ia belum mampu menggambarkan alasan dasar
bagi responnya itu. Apabila individu sanggup mengklasifikasikan sejumlah
besar contoh tetapi tidak dapat menggambarkan secara akurat alasan dasar
dari klasifikasinya itu, maka ia telah mencapai perkembangan konsep pada
taraf ini.
4) Taraf Formal
Konsep pada taraf formal telah dicapai apabila individu dapat
memberi nama suatu konsep baik nama intrinsiknya maupun pendefinisian
atribur-atribut yang dapat diterima oleh masyarakat, dan secara tepat dapat
memberi contoh-contoh mana objek yang memiliki atribut-atribut tersebut
dan mana yang tidak. Ia juga dapat menyatakan alasan yang menjadi dasar
dari pendefinisiannya. Jadi, aspek yang menonjol dalam taraf formal adalah
kesanggupan individu untuk menyebut satu persatu, memberi atribut
definitifnya dan membedakan antara contoh-contoh konsep atas dasar ada
atau tidak adanya atribut-atribut definitif tersebut.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Salah satu alasan mengapa siswa kurang berhasil dalam belajar sains (IPA)
adalah karena mereka mengalami kesulitan membaca buku teks. Pemahaman
organisasi atau struktur material teks bacaan diyakini akan membantu siswa dalam
mengurangi kesulitan membaca, meningkatkan pemahaman dan dapat menambah
percaya diri terhadap pemahaman apa-apa yang telah di baca.40
Struktur dan keteraturan teks nampaknya merupakan salah satu pendekatan
yang dapat menyebabkan suatu disiplin (ilmu) dan informasi lebih masuk akal dan
lebih mudah difahami. Siswa yang tidak terampil dalam membaca buku teks hanya
akan menghabiskan banyak waktu dalam proses belajar yang tidak produktif.
40 http://educare.e-fkipunla.net Dikelola oleh Pusat Pengembangan dan Peningkatan Pembelajaran
Elektronik. FKIP Universitas Langlangbuana. 05 januari 2010
42
Mereka memiliki peluang yang kecil untuk dapat menyelesaikan masalah yang
terdapat dalam teks bacaan.
Agar siswa berminat terhadap sains (IPA) mereka harus mempunyai
kemampuan membaca dan menilai informasi tekstual yang disajikan kepada mereka
dan kemampuan menulis untuk mengkomunikasikan pikiran mereka. Kedua
aktivitas tersebut yaitu membaca dan menulis mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap cara dan proses berpikir serta keberhasilan belajar siswa. Kesulitan
memahami buku teks dan konsep-konsep yang esensial dalam suatu teks bacaan
dapat disebabkan karena siswa belum mengetahui strategi dan memiliki
keterampilan dasar memahami bacaan dan struktur teks bacaan.41
Rendahnya hasil belajar IPA di sekolah-sekolah seperti didengar saat ini
perlu dianalisis secara multidimensional, misalnya dari segi kemampuan berbahasa
siswa. Hal ini menjadi penting, bila kita menyadari bahwa sesungguhnya ada
banyak siswa tidak dapat memahami konsep-konsep IPA dengan baik, bukan karena
rumit dan kompleksnya konsep yang dipelajari, namun lebih kepada
ketidakmampuan siswa memahami bahasa dan istilah ilmiah (scientific terminology)
yang termuat dalam konsep itu, dan ketidakfahaman mereka membaca buku teks.
C. Kerangka Berpikir
Biologi merupakan terminologi yang berasal dari kata bios yang berarti
hidup dan logos yang diartikan sebagai ilmu/pengetahuan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa biologi mencakup ilmu-ilmu atau pengetahuan yang
berhubungan dengan kehidupan di alam semesta. Pengetahuan tersebut dapat berupa
fakta, konsep, teori maupun generalisasi yang menjelaskan tentang gejala
kehidupan. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam
secara sistematis, sehingga Biologi bukan hanya penguasaan terhadap kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja, tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran biologi diharapkan dapat
41 http://educare.e-fkipunla.net Dikelola oleh Pusat Pengembangan dan Peningkatan Pembelajaran
Elektronik. FKIP Universitas Langlangbuana. 05 Januari 2010
43
menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan mempelajari alam
di sekitarnya.
Ilmu biologi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam dengan metode
ilmiahnya dapat melatih siswa berpikir kritis, terampil, kreatif, menumbuhkan sikap
ilmiah dan dapat membedakan fakta dan opini. Untuk dapat menguasai ilmu biologi
dengan baik tidaklah mudah, sebab di dalam ilmu biologi selain mempelajari teori-
teori, juga mempelajari hal-hal yang bersifat abstrak, sehingga untuk dapat
mempelajari dan memahaminya dengan baik memerlukan kemampuan daya pikir
abstrak yang baik.
Namun demikian, pendekatan dalam proses pembelajaran ilmu biologi
tersebut belum tentu memberikan hasil belajar yang optimal, karena keberhasilan
dalam pendidikan atau proses pembelajaran ini dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal ini misalnya bakat, minat dan inteligensi, sedangkan faktor
eksternal misalnya lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Seperti yang kita ketahui, bahwa setiap individu (siswa) memiliki
karakteristik yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan
belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun tidak
sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan.
Kesulitan belajar siswa, khususnya dalam bidang ilmu biologi pada konsep
monera, lebih sering dijumpai dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Hal ini
dapat dilihat dari rendahnya nilai-nilai mereka dalam tes biologi pada konsep
monera yang diadakan. Walaupun begitu, kesulitan siswa dalam mempelajari bidang
studi tersebut tidak boleh dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan biasa saja
sehingga tidak ada upaya untuk memperbaikinya.
Banyak materi yang harus diselesaikan atau dibahas dalam pelajaran tertentu
terkadang menjadi salah satu penyebab tidak tercapainya tujuan yang ingin dicapai
dalam mempelajari pelajaran tersebut. Selain itu, kesulitan dalam terjemahan atau
pemahaman terhadap soal, kesulitan dalam pemahaman konsep, dan kekeliruan
dalam penggunaan istilah dapat menjadi penyebab kesulitan mereka dalam
menjawab soal-soal mengenai bidang studi biologi pada konsep monera.
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam
belajar Biologi pada konsep Monera dan faktor-faktor apa saja yang
menyebabkannya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2008. Penelitian
ini bertempat di MAN Serpong, Tangerang.
C. Metodologi Penelitian
Metode penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah metode deskriptif,
yaitu pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.1 Dengan penelitian deskriptif
penulis menggambarkan atau menjelaskan variabel yang telah diteliti melalui data-
data yang diambil dari penelitian, kemudian dianalisis dan diambil suatu kesimpulan
sebagai hasil penelitian. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan
tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematik fakta dan karakteristik objek
atau subjek yang diteliti secara tepat.
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN Serpong
tahun ajaran 2008/2009, yang terdiri dari 3 kelas yang berjumlah 120 orang. Penulis
menentukan sampel dengan cara acak (random), yaitu dengan cara mengundi dari 3
kelas yang ada, kemudian kelas yang terpilih itulah kelas yang akan dijadikan sampel
dalam penelitian ini. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah kelas X-3 yang
terdiri dari 40 siswa, dengan keterangan 3 orang sakit, 2 orang izin dan 5 orang tanpa
keterangan.
1 Moh. Nazir, Metodologi Penelitian. (Bogor : Ghalia Indonesia 2005), Cet. Ke-6, h. 54.
45
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengetahui siswa mengalami kesulitan atau tidak dalam belajar
konsep monera, maka penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan tiga
tekhnik pengumpulan data, yaitu Observasi (pengamatan), Tes, dan Kuesioner atau
Angket.
Tabel 3.1 Pengumpulan Data
F. Instrumen Tes
1. Lembar Observasi
Observasi atau pengamatan yang dilakukan ketika mengamati salah satu
proses pembelajaran biologi pada konsep monera. Pengamatan yang penulis
lakukan adalah pengamatan secara terbuka, yaitu pengamatan yang diketahui oleh
subjek, sebaliknya para subjek dengan sukarela memberikan kesempatan kepada
pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi di dalam kelas, dan mereka
menyadari bahwa ada orang yang mengamati hal yang mereka lakukan.
2. Tes
Soal tes konsep Monera yang diberikan sesuai dengan kurikulum tahun
2006 (KTSP). Soal tes dibuat dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal.
3. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk mencari faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar biologi pada konsep Monera,
dengan kisi-kisi seperti terlihat dalam tabel 3.2
Jenis Data Sumber Data Instrumen Proses Pembelajaran KBM siswa dan guru Lembar observasi
Kesulitan belajar siswa Siswa Tes objektif
Faktor penyebab kesulitan belajar Siswa Kuesioner
46
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Kuesioner atau Angket Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar
NO Indikator Sub - Indikator No. Item Jumlah (%)
1.
2.
3.
4.
Diri Sendiri Lingkungan Keluarga Lingkungan Sekolah Lingkungan Masya- rakat
Minat dan
Motivasi Kesiapan dan Perhatian
Perhatian & dukungan
orang tua Sarana & Prasarana
Wilayah tempat tinggal
P + : 1, 2, 3, P - : - P + : 12, 13 P - : 11 P + : 4 P - : 5, 6, 15 P + : 10, 14 P - : - P + : 7, 8 P - : - P + : 9 P - : -
3 ( 20,0 ) 3 ( 20,0 ) 4 ( 26,7 ) 2 ( 13,3 ) 2 ( 13,3 ) 1 ( 6,7 )
Total 15 (100 %)
P + = Pernyataan Positif
P - = Pernyataan Negatif
G. Kalibrasi Instrumen
Untuk menguji kualitas soal tes dan instrumen penelitian, dilakukan uji coba
pengerjaan instrumen tes oleh 50 siswa di luar sampel dan populasi penelitian.
Kalibrasi instrumen dilakukan untuk mengetahui kualitas soal instrumen tes. Adapun
kalibrasi instrumen ini dengan menggunakan validitas butir soal, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda.
1. Validitas
Supaya alat ukur yang dibuat dapat digunakan untuk mengukur dengan
tepat kemampuan subjek penelitian maka diadakan uji validitas soal yaitu dengan
menguji cobakan soal tes tersebut kepada siswa lain. Adapun alat evaluasi yang
digunakan untuk melakukan uji validitas soal tes adalah dengan menggunakan
Point Biseral Korelasi2 sebagai berikut :
2 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
47
qp
StMtMprpbis
Keterangan :
Rpbis : Koefisien korelasi point biseral
Mp : Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab
benar item yang dicari korelasinya dengan tes
Mt : Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh
pengikut tes) skor item ke-1 yang dicari validitasnya
St : Standar deviasi skor total
P : Proporsi subjek yang menjawab benar item tersebut
Q : 1-p
Kriteria validitas adalah sebagai berikut:
Antara 0,8 00 sampai dengan 1, 00 : sangat tinggi
Antara 0,6 00 sampai dengan 8, 00 : tinggi
Antara 0,4 00 sampai dengan 6, 00 : cukup
Antara 0,2 00 sampai dengan 4, 00 : rendah
Antara 0,0 00 sampai dengan 2, 00 : sangat rendah
Setelah didapatkan rhitung, maka dibandingkan dengan rtabel dengan taraf
signifikansi (α) 5% rtotal = 0,273 dengan n=50. Jika rhitung lebih besar atau sama
dengan dari rtabel (rhitung ≥ rtabel), maka soal tersebut valid. Sedangkan jika rhitung
lebih kecil atau sama dari rtabel (rhitung ≤ rtabel) maka soal tersebut tidak valid.
Setelah diuji cobakan terhadap anak sebanyak 50 siswa, ternyata dari 32
item soal terdapat 25 item soal yang valid yaitu di atas rtabel=0,273, dan terdapat 7
item soal yang tidak valid yaitu dibawah rtabel=0,273.
2. Reliabilitas
Reliabilitas (Reliability) bermakana keterpercayaan, keterandalan,
keajegan, kestabilan, atau konsistensi dapat diartikan sejauh mana hasil
pengukuran dapat dipercaya dan konsisten atau secara umum pengertian
reliabilitas alat ukur dan reliabilitas hasil ukur dianggap sama, sekalipun
48
penggunaannya sedikit berbeda.3 Jadi, yang dipentingkan disini adalah
ketelitiannya, sejauh mana tes atau alat tersebut dapat dipercaya kebenarannya.
Untuk menentukan reliabilitas alat tes, digunakan rumus K-R 20 (Kuder-
Richardson)4 sebagai berikut:
22
1 StpqSt
nnRii
Keterangan :
Rii : Reliabilitas
P : Proporsi subjek yang menjawab item soal yang benar
Q : Proporsi subjek yang menjawab item soal yang salah
(q=1-p)
N : Banyak butir soal
pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q
St2 : Varians total
Berdasarkan perhitungan diperoleh harga rhitung sebesar 0,90, harga rhitung,
kemudian dikonsultasikan dengan rtabel pada product moment. Pada tabel tersebut
N=32 dengan taraf signifikansi (α) 5% =.0,273. Diperoleh nilai hasil perhitungan
(rhitung) lebih besar dibandingkan dengan nilai r pada tabel (rtabel) atau (rhitung ≥
rtabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa intrumen yang digunakan dalam
penelitian ini memenuhi syarat reliabel.
Dengan kata lain setelah diujicobakan sebanyak 32 item soal terhadap 50
siswa, ternyata didapat tingkat reliabilitas soal sebesar 0,90. Terbukti bahwa
(rhitung ≥ rtabel) yaitu, rhitung sebesar 0,90 lebih besar dari rtabel sebesar 0,273, berarti
soal tersebut dinyatakan reliabel.
3 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN Jakarta Press
2006). Cet. Ke-1, h. 105 4 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
49
3. Pengujian Taraf Kesukaran
Untuk menentukan apakah soal itu sukar, sedang, atau mudah maka soal-
soal tersebut diujikan taraf kesukarannnya lebih dahulu. Pengujian taraf
kesukaran ini menggunakan rumus5 sebagai berikut:
NBI
Keterangan :
I : Indeks Kesulitan untuk tiap butir soal
B : Banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir
soal
N : Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal
yang dimaksud
Kriteria indesk kesukaran :
0,0 - 0,3 = Sukar
0,31 - 0,7 = Sedang
0,71 - 1,0 = Mudah
Berdasarkan hasil uji taraf kesukaran terhadap 32 item soal, menghasilkan
1 item soal dengan kategori mudah, dan 21 item soal dengan kategori sedang,
serta 10 item soal dengan kategori sukar.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah)6.
Adapun rumus untuk menentukan indek diskriminasi atau daya pembeda7
adalah sebagai berikut:
PBPAJBBB
JABAD
5 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) 6 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) 7 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
50
Keterangan :
D : Jumlah peserta test
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta keompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
BB : Banyaknya peserta keompok bawah yang menjawab soal
itu dengan benar
JBBBPA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
JABAPB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda:
D : 0,00 – 0,20 = Jelek
D : 0,20 – 0,40 = Cukup
D : 0,40 – 0,70 = Baik
D : 0,70 – 1,00 = Baik Sekali
D : Negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai
nilai negatif sebaiknya dibuang saja.
Butir-butir soal yang baik yaitu butir soal yang mempunyai indeks
diskriminasi 0,4 – 0,7.8 Hasil uji daya pembeda pada 32 item soal menghasilkan 8
item soal dengan kriteria daya pembeda jelek, 10 item soal
dengan kriteria cukup, dan 14 item soal dengan kriteria baik.
H. Teknik Analisis Data
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah hasil dari jawaban siswa
terhadap instrumen tes Biologi, kemudian dianalisis dengan cara menghitung nilai
dan menghitung persentase atau jumlah siswa yang menjawab benar dan jumlah
siswa yang menjawab salah pada setiap item soal. Soal yang dijawab salah oleh
8 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
51
sebagian siswa diduga soal tersebut dianggap sulit oleh siswa. Untuk
membuktikannya kemudian dilakukan analisis terhadap siswa yang memperoleh nilai
di bawah 65 terhadap soal yang dianggap sulit tersebut.
Skor yang diperoleh peserta didik adalah banyaknya butir soal yang dijawab
benar. Dengan menggunakan rumus penskoran,9 sebagai berikut :
100xNBSkor
Keterangan :
B : Butir Soal yang dijawab benar
N : Banyaknya butir Soal
Setelah dilakukan penskoran terhadap data tes tersebut, kemudian dianalisis
dengan cara menghitung persentase kesulitan belajar siswa dilihat dari aspek yang
dinilai yaitu berupa aspek ingatan ( C1) dan aspek pemahaman ( C2) dengan
menjumlahkan seluruh jawaban yang benar, dibagi dengan jumlah banyaknya siswa
kemudian dikalikan 100. Dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut :
100% xNB
Keterangan :
B : Jumlah jawaban yang benar
N : Jumlah banyaknya siswa
Setelah diperoleh jumlah nilai dalam bentuk persentase, kemudian dalam
menginterpretasikan skor mentah menjadi nilai, penulis menggunakan pendekatan
PAP sebagai alat untuk menguji tingkat penguasaan, yang bersifat mutlak.
Pendekatan PAP dapat diimplementasikan dengan cara skor yang diperoleh siswa
dibandingkan dengan tingkat pencapaian penguasaan siswa sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan. Untuk perhitungannya, pertama-tama skor mentah
9 Mimin Haryati, Sistem Penilaian Berbsis Kompetensi, (Jakarta : Gaung Persada Pers, 2006) Cet. Ke-1,
h. 63
52
diterjemahkan ke dalam skor 1 - 100, yang menunjukkan persentase pencapaian
tujuan intruksional yang dicapai.10
Maka dihasilkan kriteria kelulusan dengan batas-batas nilai kelulusan.
Menurut Safriya umumnya kriteria nilai yang digunakan dalam bentuk rentang skor
sebagai berikut.11 :
Tabel 3. 3 Interval Kategori Kesulitan Pemahaman Konsep
Rentang Skor Nilai Kategori Kesulitan Belajar
100 – 80 Sangat Rendah
79 – 60 Rendah
59 – 40 Sedang
39 – 20 Tinggi
19 – 1 Sangat Tinggi
Untuk data yang berupa jawaban kuesioner yang diberikan kepada 30 siswa
kemudian dianalisis untuk mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap mata
pelajaran Biologi pada konsep monera dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
serta dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep
tersebut. Kesulitan belajar yang dialami siswa dilihat dari empat indikator yaitu dari
diri sendiri, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan dari lingkungan
masyarakat.
Data yang diperoleh dari pertanyaan yang terdapat di lembar angket berupa
data kualitatif, agar data tersebut dapat diukur, maka diadakan transformasi dari data
kualitatif menjadi data kuantitatif dengan cara memberi skor pada setiap jawaban
soal tersebut.
10 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN Jakarta Press
2006). Cet. Ke-1, h. 87 11 Safriya, dkk. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung : UPI Press 2006). Cet. Ke-1, h.
53
53
Dalam pengukuran data, peneliti menggunakan sistem kategori yang dibuat
oleh Rensis Likert, penilaian kuesioner yang digunakan adalah berdasarkan skala
likert.
Pemberian skor dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
Untuk pernyataan Positif
a. Alternatif jawaban sangat setuju diberi Skor 4
b. Alternatif jawaban setuju diberi Skor 3
c. Alternatif jawaban tidak setuju diberi Skor 2
d. Alternatif jawaban sangat tidak setuju diberi Skor 1
Untuk pernyataan Negatif
a. Alternatif jawaban sangat setuju diberi Skor 1
b. Alternatif jawaban setuju diberi Skor 2
c. Alternatif jawaban tidak setuju diberi Skor 3
d. Alternatif jawaban sangat tidak setuju diberi Skor 4
”Dengan meniadakan ragu-ragu atau netral sebagai jawaban. Skala Likert
menggunakan hanya item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, tidak
dimasukkan yang agak baik, yang agak kurang dan yang netral.” 12
12 Moh. Nazir, Ph. D, Metode Penelitian, ( Bogor : Ghalia Indonesia, 2005) Cet, ke-6, h. 338
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh selama penelitian berupa hasil observasi, pemberian tes
tertulis, angket atau kuesioner dengan responden yang meliputi tanggapan atau
respon siswa mengenai materi Monera dan faktor-faktor penyebab kesulitan siswa
dalam memahami konsep biologi pada konsep Monera. Data-data yang diperoleh
kemudian dianalisa untuk menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang
dialami siswa yang dapat dilihat pada perolehan hasil tes objektif dan kuesioner.
1. Hasil Tes Soal
Aspek kesulitan siswa dalam memahami konsep Monera pada tahap soal
dapat dilihat dari hasil jawaban peserta tes yang berupa pemahaman konsep
yang terdapat pada tabel 4.1 bahwa dari 30 siswa memperoleh nilai rata-rata
sebesar 25,8.Dengan kategori sebagai berikut :1
Tabel 4.2.
Frekuensi dan persentase kesulitan siswa dalam pemahaman konsep
Rentang Skor Nilai
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Kategori
100 – 80 0 0 % Sangat Rendah
79 – 60 0 0 % Rendah
59 – 40 4 13,3 % Sedang
39 – 20 20 66,7 % Tinggi
19 – 1 6 20 % Sangat Tinggi
1 Lampiran 1
55
Jika nilai yang diperoleh siswa tersebut dibandingkan dengan nilai KKM,
yaitu sebesar 65, maka jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah nilai KKM
yaitu sebanyak 30 siswa atau 100 %.
Berdasarkan tabel 4.3, yang merupakan hasil tes dalam bentuk soal pilihan
ganda yang berjumlah 20 soal yang diujikan kepada 30 siswa kelas X MAN
Serpong, dapat dideskripsikan bahwa berdasarkan aspek yang diukur yaitu berupa
ingatan (C1) diperoleh hasil dengan nilai rata-rata sebesar 4,4 dan dengan persentase
sebesar 27,5 %. Kemudian pada aspek pemahaman (C2) diperoleh hasil dengan nilai
rata-rata 0,76 dan dengan persentase sebesar 19,16 %.
Dari deskripsi data di atas apabila dibandingkan perolehan nilai siswa antara
aspek ingatan (CI) dan aspek Pemahaman (C2), lebih kecil aspek pemahaman (C2)
daripada aspek ingatan (C1) atau C2 ≤ C1.2
2. Hasil angket atau kuisioner
Selain hasil penemuan di atas, penulis juga memperoleh data sebagai hasil
dari penyebaran angket atau kuisioner kepada siswa-siswi tersebut. Kesulitan belajar
yang dialami siswa dilihat dari empat indikator yaitu dari diri sendiri, lingkungan
sekolah, lingkungan keluarga, dan dari lingkungan masyarakat.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kuesioner atau Angket
No Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesulitan belajar
Pernyataan %
SS S TS STS
1. Diri Sendiri 36,32 % 43,02 % 20,33 % 0,3 % 79,34
2. Lingkungan Keluarga 3,3 % 71,7 % 10,5 % 15 % 75
3. Lingkungan Sekolah 50 % 15 % 35 % 0 % 65
4. Lingkungan Masyarakat 3,3 % 40 % 43,3 % 13,4 % 43,3
2 Lampiran 2
56
Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa, faktor yang mempengaruhi
kesulitan belajar siswa kelas X-3 MAN Serpong lebih dominan berasal dari diri
sendiri yaitu sebesar 79,34 %, yang terdiri dari 3 aspek yaitu (1) aspek minat, (2)
aspek motivasi (3) aspek kesiapan dan perhatian, dengan aspek tertinggi yang paling
mempengaruhi berasal dari kesiapan dan perhatian yaitu sebesar 34 % dan aspek
terendah berasal dari Motivasi yaitu sebesar 22 %. Sedangkan faktor yang paling
rendah berasal dari lingkungan masyarakat dan dianggap tidak berpengaruh atau
tidak signifikan, karena hanya sebesar 43,3 %.
Selain data di atas, yang menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan
belajar dalam memahami konsep mosera, penulis juga memperoleh data dari hasil
observasi yang dapat mendukung hasil penelitian tersebut yang dipaparkan dibawah
ini.
3. Hasil Observasi
Dari hasil pemantauan atau observasi penulis terhadap siswa-siswi kelas X-3
MAN Serpong, ketika mereka sedang mengikuti proses belajar Biologi pada konsep
monera, terdapat banyak hal yang ditemukan oleh penulis yang dapat diasumsikan
menjadi faktor penyebab kesulitan belajar pada siswa-siswi tersebut, baik dilihat
dari kegiatan siswa maupun dilihat dari keadaan /kondisi kelas, diantaranya :
a. Dari kegiatan siswa, Banyak dari siswa-siswi tersebut yang tidak mengikuti
kegiatan belajar mengajar dengan sungguh-sungguh dan penuh keseriusan. Hal
ini ditandai dengan kurangnya siswa dalam mengajukan dan menjawab
pertanyaan.
b. Dari keadaan kelas, Kurangnya media pembelajaran yang dapat digunakan
khususnya pada konsep monera, sehingga berdampak pada kurangnya
ketertarikan atau minat siswa dalam mempelajari konsep tersebut. Hal ini
diketahui dari sikap siswa yang kurang komunikatif dalam mengikuti proses
kegiatan belajar-mengajar, akan tetapi pada saat proses pembelajaran
berlangsung keadaan kelas cukup kondusif dan pada saat mereka diberi tugaspun
kondisi kelas relatif tenang.
57
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian di atas memberikan pemahaman, bahwasanya terdapat
banyak faktor yang dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar. Penulis
mengklasifikasikan faktor-faktor tersebut ke dalam dua faktor, yaitu, faktor internal
dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa
itu sendiri, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri
siswa atau berasal dari lingkungan.
Selanjutnya penulis membagi faktor internal tersebut ke dalam dua aspek,
pertama dari aspek intelegensi, yang berupa pemahaman konsep, sedangkan yang
kedua dari aspek sikap yang terdiri dari minat, motivasi, kesiapan dan perhatian
siswa. Dari aspek inteligensi yang terdiri dari tingkat kognitif yang berupa ingatan
(C1) dan pemahaman (C2). diperoleh hasil bahwa dari 30 siswa, ternyata secara
keseluruhan siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 25,8 atau siswa memiliki
tingkat penguasaan konsep dengan rata-rata 25,8 %, yang berada di bawah nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 65,
Berdasarkan data di atas dapat dipahami bahwa sebesar 13,3 % siswa
mengalami kesulitan dalam belajar dengan kategori sedang, kemudian siswa yang
mengalami kesulitan belajar dengan kategori tinggi sebesar 66,7 %, sedangkan
siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan kategori sangat tinggi sebesar 20 %.
Hal ini didukung oleh pendapat Burton yang dikutif Abin Syamsudin yang
menyatakan bahwa “ Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang
bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan
(level of mastery) minimal dalam pelajaran tertentu, seperti yang telah ditetapkan
oleh seorang guru, atau dengan kata lain siswa dikatakan gagal apabila siswa yang
bersangkutan tidak mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya
(berdasarkan ukuran tingkat kemampuan intelegensi dan bakat)”.
Selain dari aspek inteligensi, aspek yang kedua yaitu berupa aspek sikap
yang terdiri dari minat, motivasi, kesiapan dan perhatian siswa diperoleh data
sebesar 79,34 %. Dengan tingginya nilai pada aspek sikap yang mencapai hingga
79,34%, dan rendahnya nilai pada aspek intelegensi dengan nilai rata-rata 25,8 Ini
58
menunjukkan bahwa aspek sikap dapat mempengaruhi aspek intelegensi siswa,
sehingga menyebabkan sebanyak 100 % siswa memperoleh nilai di bawah nilai
KKM.
Hal tersebut dikarenakan kurangnya minat siswa dalam melatih kemampuan,
dengan tidak mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru
dengan perolehan persentase sebesar 23 %, dan tidak adanya motivasi dari siswa
untuk mempelajari konsep monera dengan perolehan persentase sebesar 22 %.
Sedangkan untuk faktor eksternal, penulis membagi ke dalam tiga sumber
yaitu, faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga, dari lingkungan sekolah dan
dari lingkungan masyarakat. Faktor yag bersumber dari lingkungan keluarga yang
dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar diperoleh data sebesar 75 %
seperti dukungan orang tua, sangat berpengaruh terhadap perkembangan siswa
terutama dalam hal memberikan masukan dan motivasi bagi siswa untuk belajar
yang mengakibatkan rajin atau tidaknya siswa untuk mengulang pelajaran di rumah.
Demikian juga dengan faktor yag bersumber dari lingkungan sekolah,
mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perkembangan siswa,
yang dapat menyebabkan kesulitan atau tidaknya siswa dalam belajar, yaitu sebesar
65 %, seperti halnya teman, guru, media pembelajaran baik berupa buku paket
ataupun laboratorium.
Selain itu, faktor yag bersumber dari kondisi lingkungan masyarakat sekitar
juga dapat memberikan pengaruh yang tidak sedikit bagi siswa, baik kondisi fisik
lingkungan, pergaulan, kelas ekonomi masyarakat, budaya dan yang lainnya, tetapi
hasil dari penelitian yang dilakukan penulis diperoleh data sebesar 43,3 %, yang
dianggap bahwa faktor lingkungan masyarakat tidak menjadi faktor penyebabkan
siswa kesulitan dalam belajar.
Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa faktor yang paling dominan
yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar berasal dari faktor diri
sendiri yaitu sebesar 79,34 %, sedangkan faktor yang paling rendah yaitu faktor
yang berasal dari lingkungan masyarakat hanya sebesar 43,3 % yang dianggap tidak
menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar.
59
Selain dari penemuan-penemuan di atas yang dapat digolongkan menjadi
faktor penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajar, peneliti juga
menganalisis kesulitan belajar siswa dilihat dari materi yang diajarkan tentang
konsep monera yaitu tentang ciri-ciri, struktur, habitat, cara hidup, cara berkembang
biak, dan peranannya bagi kehidupan.
Jika dilihat dari penguasaan materi tentang ciri-ciri monera ternyata siswa
yang menguasai materi tersebut hanya sebesar 38,9 %, untuk penguasaan materi
tentang struktur monera ternyata siswa yang menguasainya hanya sebesar 30 %. jika
dilihat dari penguasan materi tentang habitat monera ternyata siswa yang menguasai
materi tersebut hanya sebesar 50 %, dan jika dilihat dari materi tentang cara hidup
monera, siswa yang menguasai materi tersebut hanya 15 %.
Kemudian, jika dilihat dari penguasaan materi tentang cara-cara
perkembangbiakan monera, sama sekali tidak ada siswa yang menguasai materi
tersebut atau dengan kata lain siswa mengalami kesulitan hingga mencapai 0 %.
Kemudian jika dilihat dari peranan monera bagi kehidupan, ternyata siswa yang
menguasai materi tersebut hanya sebesar 23,7 %. Ini terbukti bahwa hampir seluruh
materi yang diajarkan tentang monera hasilnya di bawah nilai rata-rata atau tingkat
penguasaan materinya rata-rata di bawah 50 %, yang dapat dilihat dalam lampiran3.
Hal ini terjadi, karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, kurang
cukupnya pembelajaran konsep, minimnya alokasi waktu yang disediakan, metode
yang digunakan kurang bervariatif dan tidak inovatif sehingga membosankan dan
tidak menarik minat siswa, kurang lengkapnya sarana pembelajaran berupa
laboratorium yang memadai dan tidak adanya kemauan dalam menghapal materi
yang diajarkan.
3 Lampiran 2
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi kelas X-
3 MAN Serpong mengalami kesulitan belajar dalam memahami konsep Biologi
pada konsep Monera sebesar 100 %
Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil kuesioner atau angket, bahwa siswa-
siswi mengalami kesulitan belajar yang bersumber dari faktor internal yaitu dari diri
sendiri sebesar 79,34 %, dan dari faktor eksternal yaitu dari lingkungan keluarga
sebesar 77 % dan dari lingkungan sekolah 67 %.
B. Saran-saran
Untuk perbaikan penelitian selajutnya, penulis menyarankan bagi peneliti
yang akan melakukan penelitian pada bahasan ini, supaya tidak hanya terfokus pada
peserta didik saja, tetapi harus memperhatikan faktor-faktor yang lain seperti, faktor
guru, metode, intrumen pembelajaran, dan intrumen penunjang dalam proses KBM.
65
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2000. Pendidikan Bagi Anak-Anak Berkesulitan
Belajar.Jakarta:Rineka cipta AD, Muhaemin. 2006. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Biologi Pada Siswa
Kelas 2 Semester Ganjil SMA Al- Kautsar TP. 2004/2005 Melalui Pendekatan Peta Konsep. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 4, no.1. Edisi Maret.
All Rights Reserved 2010 http://educare.e-fkipunla.net Dikelola oleh Pusat
Pengembangan dan Peningkatan Pembelajaran Elektronik. FKIP Universitas Langlangbuana.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara. Atkin, J. Myron & Black Paul. 2003. Inside Science Education Reform. Open
University Press. Baker L. Eva and Witrock C. Merlin. 1991. Testing and Cognition: Prentice Hall. Bundu, Patta. 2003. Pengaruh Evaluasi Formatip dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil
Belajar IPA. Jurnal Edukasi vol 4, no. 1Februari. Budimansyah, Dasim. 2003. Model Pembelajaran Biologi Fortofolio. Bandung: PT.
Ganesindo. Bruning H. Roger. 2004. Cognitive Psychology and instruction: Perason Education, Inc.
Cambhlee, Neil dkk. 2003. Biologi, Terjemahan dari Biologi Oleh Wasman Mandu Jilid
II. Jakarta: Erlangga. Dryden,Gordon & Vos, Jeannette.2001. Revolusi Cara Belajar. Bandung: Kaifa. http://www.myfriend.com/Analisis Butir Tes Menggunakan Program Iteman. http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi Perkembangan. Halimah, Leli. 2000. Kemandirian professional guru dalam memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar, Hamalik Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
66
Haryati, Mimin. 2006. Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung Persada Press
Hasnunidah, Neni. 2006. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas
XI7 SMA Al-Kautsar bandar Lampung Melalui Pendekatan Resitasi. Jurnal Pendidikan MIPA, vol 7 no. 1, Edisi Januari.
Kadeni. 2003. Peranan Guru Dalam Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar. Jurnal
Cakrawala Pendidikan, vol 5 no. 1, Edisi April. Kadir, 2004. Efektivitas Strategi Peta Konsep Dalam Pembelajaran Sains dan
MAtematika (Meta-Analisis Penelitian Eksperimen Psikologi dan Pendidikan). Jurnal Pendididkan dan Kebudayaan no. 051, Edisi November.
Lefrancois R. Guy. 2000. Psychology for Teaching: The Asia Foundation. Makmun, A. Syamsudin. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Mortimer, Eduardo and Scott Phill. 2003. Meaning Making and Secondary Science
Classrooms. Open University Press. Mudjiono dan Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Mc Laughlin, J. Margaret & Rouse Martyn. 2000. Special Education and School Reform
in the United Statet and Britai Routledge, first published. Nazir, Moh. 2005. Metode penelitian . Bogor : Ghalia Indonesia Poerdarminta, W. J. S. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai
Pustaka. Pratiwi, dkk. 2001. Biologi SMA Jilid A kelas X. Jakarta: Erlangga. Purwanto, Ngalim. 2002. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya. Prior, Margot. 2000. Understanding Spesific Learning Diffculties: Psychology Press Romimontarto, Kasijan & Juwana, Sri. 2005. Biologi Laut. Jakarta: Ikrar Mandiriabadi. Rustaman, Nuryani dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Malang: Universitas Malang.
Sabri, Alisuf. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Ped oman Ilmu Jaya.
67
Santrock, John W. 2004. Educational Psychology: M. C. Graw Hill. Sapriya, dkk. 2006. Pembelajarn dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung : UPI Pres,
Cet, ke-1. Sawrey M. James and Telford W. Charles. 1968. Educational Psychology: Boston.
Allyn and Bacon, Inc. Soemanto,Wasty. 2006. Psikologi Pendidkan, Jakarta: Rineka Cipta Sofyan, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN
Jakarta Press. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. Subana, M&Sudrajat. 2001. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV. Pustaka
Setia. Subandi, Ahmad. 2001. Analisis Butir Soaldan Pengembangan Mata Kuliah. Jurnal
Edukasi, vol 4 no. 1. Sunardi. 2001. Jenis Kesulitan Belajar Yang Dialami Mahasiswa Universitas Negeri
Padang. Jurnal Buletin Pembelajaran no 1, Edisi Maret. Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya- Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu. Syaiful, Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabet, Cet. 6 Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, Edisi Revisi. Syaodih, Nana. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Tim Penulis Pekerti Bidang MIPA. 2002. Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Kimia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.
Triyono, dkk. 2000. Kesulitan Belajar Siswa Menyelesaikan Persamaan Kuadrat.
Jurnal Pendidikan, vol 1 no. 2, Edisi Desember.
68
Tri Hewindati, Yuni &Suryanto Adi. 2004. Pemahaman Murid Sekolah Dasar Terhadap Konsep IPA Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi. Jurnal Pendidikan, Vol. 5, No. 1. Edisi Maret.
UU RI No. 20. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3. Jakarta: PT.
Panca Usaha. Waluyo, HY, dkk. 2003. Materi Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta: Karunika
Jakarta Universitas Terbuka. Yamin, Martinis. 2004. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung
Persada press. Zurinal & Sayuti Wahdi. 2006. Ilmu Pendidikan (Pengantar & dasar-Dasar
Pelaksanaan Pendidikan). Jakarta: UIN Jakarta Press.
Tabel 4.3 Hasil Nilai Pemahaman Konsep C1 dan C2
No
Subjek
Aspek yang dinilai
C1 ( Ingatan) 16
C2 (Pemahaman) 4 Total Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
7 5 6 4 4 3 3 5 6 4 4 2 4 7 6 2 5 7 7 6 3 4 6 4 5 2 3 3 3 2
1 1 0 0 2 0 0 3 0 1 1 0 0 0 0 1 2 0 1 3 2 1 0 1 0 0 1 1 1 0
8 6 6 4 6 3 3 8 6 5 5 2 4 7 6 3 7 7 8 9 5 5 6 5 5 2 4 4 4 2
40 30 30 20 30 15 15 40 30 25 25 10 20 35 30 15 35 35 40 45 25 25 30 25 25 10 20 20 20 10
Jumlah 132 23 155 775 Rata-rata 4.4 0,76 5,16 25,8
% 27,5 19,16 SD 6,58
Format Observasi Siswa Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar
Nama : Kelas : Mata pelajaran : Konsep/Sub Konsep :
No Aspek Yang di Observasi Skor Penilaian
1. Kegiatan Siswa
a. Mengerjakan tugas di papan tulis
b. Mengajukan pertanyaan
c. Menjawab pertanyaan guru secara individual
d. Menjawab pertanyaan guru secara serempak
e. Memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan 2. Keadaan Kelas
a. Tenang atau kondusif pada saat belajar
b. Tertib ketika mengerjakan tugas
c. Siswa cenderung aktif dan komunikatif Keterangan Skor Penilaian : 1 = Sangat Kurang Observer 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat Baik ………………………….
Instrumen Tes Petunjuk pengisian : a. Sebelum mengisi/memberikan jawaban isilah identitas diri anda secara
lengkap. b. Pilihlah salah satu jawaban a, b, c, d atau e dengan cara melingkari pada
jawaban tersebut yang anda anggap paling benar c. Jawaban diisi sesuai dengan kemampuan masing-masing
Identitas diri Nama : Jenis Kelamin : Tempat Tanggal Lahir : Alamat :
Pilihlah salah-satu jawaban yang paling tepat ! 1. Semua organism dalam kingdom monera memiliki cirri ……….
a. Eukariotik b. Prokariotik c. Autotrof d. Heterotrof e. Bersel banyak
2. Dinding sel bakteri memiliki struktur yang disebut …….. a. Kapsul b. Peptidoglikan c. Kapsomer d. Fospolipid e. Protein
3. Bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang tebal disebut …… a. Gram positif b. Gram negatif c. Heterotrof d. Anaerob e. Aerob
4. Rambut-rambut halus pada beberapa jenis bakteri disebut ……. a. Pilus b. Flagella c. Endospora d. Bulu cambuk e. Silia
5. Bakteri Halofil merupakan bakteri yang hidup pada lingkungan …….. a. Temperatur tinggi b. Derajat keasaman tinggi c. Kandungan sulfur tinggi d. Kandungan gas metana tinggi e. Kadar garam tinggi
6. Contoh bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah …….. a. Sulfolobus b. Lactobacillus bulgaricus c. Mycobacterium tuberculosis d. Nitrosomonas e. Pseudomonas Solanacearum
7. Beberapa jenis Cyanobacteria dapat dianggap sebagai pupuk alami bagi tumbuhan karena dapat mengikat …. a. Nitrogen b. Karbon c. Hidrogen d. Oksigen e. Sulfur
8. Paku air Azolla yang banyak tumbuh di sawah bersimbiosis dengan ….. a. Nostoc b. Anabaena c. Oscillatolia d. Spirullina e. Gloeocapsa
9. Bakteri Nitrosomanas adalah contoh bakteri kemoautotrof. Bakteri ini dapat mensintesis makanan dengan menggunakan ….. a. Energi cahaya matahari b. Energi fisika c. Energi kimia d. Bahan organik e. Makhluk hidup lain
10. Reproduksi bakteri secara generatif sering disebut paraseksual. Reproduksi ini berlangsung melalui tiga cara, yakni….. a. Transformasi, konjugasi dan transduksi b. Transformasi, indukasi dan konjugasi c. Reflikasi, transduksi dan transformasi d. Konjugasi, tranduksi dan reflikasi e. Reflikasi, induksi dan konjugasi
11. Bakteri Nitrit dan bakteri Nitrat sangat menguntungkan, karena membantu menyuburkan tanah . bakteri ini hidup pada lingkungan tanah yang …… a. Gembur, lembab dan kaya zat organic b. Liat, kering dan kaya zat organic c. Gembur, lembab dan kaya zat anorganik d. Tandus, panas dan kaya zat anorganik e. Liat, basah dan kaya zat anorganik
12. Tempe bongkrek sangat disenangi masyarakat pedesaan. Bahan makanan ini akan membahayakan manusia bila tercemar oleh bakteri ….. a. Clostridium b. Psedosomonas cocovenenans c. Clostridium tetani d. Leuconostoc mesentroides e. Xanthomonas citri
13. Lactobacillus bulgaricus adalah sejenis bakteri yang sangat menguntungkan, karena berguna untuk memproduksi …… a. Biogas b. Pupuk c. Bahan makanan d. Yoghurt e. Minyak
14. Diantara jenis makhluk hidup ini yang mampu menjadi vegetasi perintis adalah ….. a. Bakteri saprofit b. Bakteri parasit c. Ganggang biru d. Virus T e. Bakteri aerob
15. Nostoc commune dan Anabaena cicadae adalah jenis gangggang biru yang sangat menguntungkan, karena dapat…… a. Mengikat oksigen dari udara b. Menghasilkan bahan makanan c. Menghasilkan zat anti biotika d. Me ngikat nitrogen bebas dari udara e. Menggemburan tanah
16. Jenis ganggang biru yang dapat diharapkan menjadi sumber makanan baru
adalah …. a. Gloeocapsa b. Anabaena cicadae c. Spirullina d. Anabaena azollae e. Nostoc commune
17. Bakteri autotrof dapat dibedakan dengan bakteri heterotrof, karena bakteri autotrof memiliki cirri …. a. Dapat melakukan sintesa protein b. Tidak tergantung pada organisme lain c. Dapat melakukan kemosintesis d. Mempunyai figmen serupa klorofil e. Dapat bersimbiosis dengan organisme lain
18. Jenis bakteri yang bermanfaat untuk menghancurkan pektin dengan cepat adalah …. a. Lactobabacillus casei b. Acetobacter aceti c. Nitrosomonas d. Acetobacter xylinum e. Clostridium
19. Jenis bakteri yang berperan dalam pembuatan Nata de coco adalah …. a. Acetobacter aceti b. Streptococcus diacetilactis c. Acetobacter xylinum d. Lactobabacillus casei e. Streptococcus lactis
20. Pigmen yang terdapat pada ganggang biru adalah …. a. Fikosianin b. Fukosianin c. Fikosantin d. Korotin e. Fioeritrin
Uji Coba Instrumen Tes Petunjuk pengisian : a. Sebelum mengisi/memberikan jawaban isilah identitas diri anda secara
lengkap b. Pilihlah salah satu jawaban a, b, c, d atau e dengan cara melingkari pada
jawaban tersebut yang anda anggap paling benar c. Jawaban diisi sesuai dengan kemampuan masing-masing
Identitas diri Nama : Jenis Kelamin : Tempat Tanggal Lahir : Alamat :
Pilihlah salah-satu jawaban yang paling tepat ! 1. Semua organism dalam kingdom Monera memiliki cirri ……….
a. Eukariotik b. Prokariotik c. Autotrof d. Heterotrof e. Bersel banyak
2. Bacillus anthracis adalah penyebab penyakit antraks pada hewan ternak. Dari namanya kita dapat memastikan bakteri tersebut berbentuk …. a. Bulat b. Kotak c. Batang d. Koma e. Spiral
3. Dinding sel bakteri memiliki struktur yang disebut …….. a. Kapsul b. Peptidoglikan c. Kapsomer d. Fospolipid e. Protein
4. Bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang tebal disebut …… a. Gram positif b. Gram negatif c. Heterotrof d. Anaerob e. Aerob
5. Rambut-rambut halus pada beberapa jenis bakteri disebut ……. a. Pilus b. Flagella c. Endospora d. Bulu cambuk e. Silia
6. Escherichia coli yang dapat hidup dengan atau tanpa adanya oksigen disebut bakteri …. a. Anaerob obligat b. Anaerob fakultatif c. Aerob d. Heterotrof e. Autotrof
7. Bakteri Halofil merupakan bakteri yang hidup pada lingkungan …….. a. Temperatur tinggi b. Derajat keasaman tinggi c. Kandungan sulfur tinggi d. Kandungan gas metana tinggi e. Kadar garam tinggi
8. Contoh bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah …….. a. Sulfolobus b. Lactobacillus bulgaricus c. Mycobacterium tuberculosis d. Nitrosomonas e. Pseudomonas Solanacearum
9. Cyanobacteria berbeda dengan alga lainnya, sehingga tergolong Monera. Salah satu cirri khas tersebut adalah …. a. Prokariot b. Berklorofil c. Vegetasi perintis d. Bersel Satu e. Membelah diri
10. Beberapa jenis Cyanobacteria dapat dianggap sebagai pupuk alami bagi tumbuhan karena dapat mengikat …. a. Nitrogen b. Karbon c. Hidrogen d. Oksigen e. Sulfur
11. Paku air Azolla yang banyak tumbuh di sawah bersimbiosis dengan ….. a. Nostoc b. Anabaena c. Oscillatolia d. Spirullina e. Gloeocapsa
12. Sel tumbuhan sering disebut sebagai sel yang prokariotik, sebab …. a. Tidak mempunyai sitoplasma b. Selnya sangat kecil dan transparan c. Selaput selnya terlalu tipis d. Tidak mempunyai selaput inti e. Sering menimbulkan penyakit
13. Bakteri Nitrosomanas adalah contoh bakteri kemoautotrof. Bakteri ini dapat mensintesis makanan dengan menggunakan ….. a. Energi cahaya matahari b. Energi fisika c. Energi kimia d. Bahan organik e. Makhluk hidup lain
14. Reproduksi bakteri secara generatif sering disebut paraseksual. Reproduksi ini berlangsung melalui tiga cara, yakni….. a. Transformasi, konjugasi dan transduksi b. Transformasi, indukasi dan konjugasi c. Reflikasi, transduksi dan transformasi d. Konjugasi, tranduksi dan reflikasi e. Reflikasi, induksi dan konjugasi
15. Bakteri Nitrit dan bakteri Nitrat sangat menguntungkan, karena membantu menyuburkan tanah . bakteri ini hidup pada lingkungan tanah yang …… a. Gembur, lembab dan kaya zat organic b. Liat, kering dan kaya zat organic c. Gembur, lembab dan kaya zat anorganik d. Tandus, panas dan kaya zat anorganik e. Liat, basah dan kaya zat anorganik
16. Tempe bongkrek sangat disenangi masyarakat pedesaan. Bahan makanan ini akan membahayakan manusia bila tercemar oleh bakteri ….. a. Clostridium b. Psedosomonas cocovenenans c. Clostridium tetani d. Leuconostoc mesentroides e. Xanthomonas citri
17. Untuk mencegah terjadinya pembusukan, pedagang ikan sering menyimpan ikan dagangannya dengan menggunakan es. Penggunaan es ini bertujuan untuk …. a. Menghilangkan aktivitas bakteri b. Membunuh bakteri patogen c. Menetralkan racun bakteri d. Mengurangi aktivitas bakteri e. Mematikan bakteri dan spora
18. Lactobacillus bulgaricus adalah sejenis bakteri yang sangat menguntungkan, karena berguna untuk memproduksi …… a. Biogas b. Pupuk c. Bahan makanan d. Yoghurt e. Minyak
19. Diantara jenis makhluk hidup ini yang mampu menjadi vegetasi perintis adalah ….. a. Bakteri saprofit b. Bakteri parasit c. Ganggang biru d. Virus T e. Bakteri aerob
20. Nostoc commune dan Anabaena cicadae adalah jenis gangggang biru yang sangat menguntungkan, karena dapat…… a. Mengikat oksigen dari udara b. Menghasilkan bahan makanan c. Menghasilkan zat anti biotika d. Me ngikat nitrogen bebas dari udara e. Menggemburan tanah
21. Jenis ganggang biru yang dapat diharapkan menjadi sumber makanan baru adalah …. a. Gloeocapsa b. Anabaena cicadae c. Spirullina d. Anabaena azollae e. Nostoc commune
22. Pengertian prokariotik pada bakteri adalah …. a. Selnya tidak berklorofil b. Hidupnya saprofit maupun parasit c. Inti selnya tidak berselaput inti d. Reproduksi dengan membelah diri e. Selnya tidak berdinding
23. Bakteri autotrof dapat dibedakan dengan bakteri heterotrof, karena bakteri autotrof memiliki cirri …. a. Dapat melakukan sintesa protein b. Tidak tergantung pada organisme lain c. Dapat melakukan kemosintesis d. Mempunyai figmen serupa klorofil e. Dapat bersimbiosis dengan organisme lain
24. Apabila keadaan tidak menguntungkan, bakteri membentuk endospora yang terjadi karena …. a. Aktivitas metabolisme menurun, sel dalam keadaan aktif dan terbentuk di
dalam sel b. Aktivitas metabolisme menurun, sel dalam keadaan istirahat dan terbentuk
di dalam sel c. Aktivitas metabolism naik, sel dalam keadaan istirahat dan terbentuk di
dalam sel d. Aktivitas metabolisme menurun, sel dalam keadaan aktif dan terbentuk di
luar sel e. Aktivitas metabolism naik, sel dalam keadaan istirahat dan terbentuk di
luar sel 25. Bakteri Rhyzobium yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong –
polongan bermanfaat karena …. a. Menghaluskan partikel-partikel tanah b. Memecah senyawa anorganik menjadi senyawa organik c. Memecah senyawa organik menjadi senyawa anorganik d. Mengikat nitrogen bebas menjadi nitrat yang digunakan untuk
pertumbuhan tanaman lainnya e. Mengikat nitrat menjadi nitrogen bebas yang digunakan untuk
menggemburkan tanah
26. Jenis bakteri yang bermanfaat untuk menghancurkan pektin dengan cepat adalah …. a. Lactobabacillus casei b. Acetobacter aceti c. Nitrosomonas d. Acetobacter xylinum e. Clostridium
27. Jenis bakteri yang berperan dalam pembuatan Yakult adalah …. a. Acetobacter xylinum b. Lactobabacillus casei c. Streptococcus lactis d. Pediococcus cereviciae e. Lactobacillus bulgaricus
28. Jenis bakteri yang berperan dalam pembuatan Nata de coco adalah …. a. Acetobacter aceti b. Streptococcus diacetilactis c. Acetobacter xylinum d. Lactobabacillus casei e. Streptococcus lactis
29. Pigmen yang terdapat pada ganggang biru adalah …. a. Fikosianin b. Fukosianin c. Fikosantin d. Korotin e. Fioeritrin
30. Dalam ekosistem ganggang biru berperan sebagai vegetasi perintis sebab a. Ganggang biru merupakan tumbuhan kecil yang berhijau daun b. Dapat hidup di tempat yang tidak menguntungkan c. Dapat mengubah lingkungan sehingga organisme lain dapat hidup d. Sebagai sumber makanan bagi makhluk hidup e. Dapat hidup di tempat yang kering
31. Ganggang biru yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara adalah …….. a. Nostoc commune b. Rivularia c. Azolla piñata d. Rhyzobium e. Oscillatoria
32. Jenis ganggang biru yang sudah dimanfaatkan sebagai makanan di Afrika adalah …. a. Croococeus b. Oscilatoria c. Gileocapsa d. Spirullina e. Polycistis
Lampiran. 21
KUESIONER/ANGKET 1. Bacalah penyataan-pernyataan di bawah ini dengan seksama! 2. Pilihlahlah salah satu jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah ini yang
sesuai dengan pendapatmu dengan memberi tanda ceklis (√) pada salah-satu kolom yang tersedia !
Nama : Kelas :
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
1. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
JAWABAN WAWANCARA SISWA 1. Apakah saudara menyenangi pelajaran Biologi? No Nama Responden Tanggapan/Respon 1 Wahyudin Kadang-Kadang 2 Siti Nur Hayati Senang 3 Laila Romlah Senang 4 Gemma. S Kadang-Kadang 5 Sarah Rizky Aprilian Senang 6 Desy Ratna Putri Kadang-Kadang 7 M. Rizal Kadang-Kadang 8 Nurdiansyah Kadang-Kadang 9 Haidir Ali Senang 10 Iis Sholiha Senang
2. Dalam pembelajaran Monera di kelas, apakah kamu selalu datang sebelum kegiatan
belajar dimulai? Mengapa?
No Nama Responden Tanggapan/Respon 1 Wahyudin Kadang-kadang, 2 Siti Nur Hayati Ya, karena saya senang belajar biologi 3 Laila Romlah Ya, Karena pembelajaran monera rumit
terlalu berbelit-belit dan kata-kata ilmiahnya pun sulit dibaca
4 Gemma. S Tidak, karena saya kurang mengerti dengan monera
5 Sarah Rizky Aprilian Ya, karena saya tidak mau ketinggalan pelajaran
6 Desy Ratna Putri Ya, karena kalau terlambat nanti dihukum
7 M. Rizal Ya, saya datang karena saya ingin tahu lebih dalam apa isi materi monera
8 Nurdiansyah Selalu datang sebelum dimulai, karena itu peraturan sekolah agar disiplin dan bisa belajar monera dengan baik
9 Haidir Ali Ya, karena agar tidak ketinggalan materi yang diberikan
10 Iis Sholiha Ya, karena murid harus datang terlebih dahulu sebelum guru
3. Apakah kamu selalu mengerjakan sendiri tugas atau PR Monera yang diberikan guru?
Mengapa?
No Nama Responden Tanggapan/Respon 1 Wahyudin Kadang-kadang, karena terlalu sulit
tetapi ada juga yang mudah jadi kalau sulit tidak saya kerjakan
2 Siti Nur Hayati Ya, karena teman-teman tidak bias diandalkan oleh karena itu PD aja lagi
3 Laila Romlah Terkadang saya berytanya kepada kaka saya atau tidak bertanya, Mencari buku-buku yang banyak menyangkut monera
4 Gemma. S Kadang-kadang, ya mengerti sendiri tidak mengerti memindahkan tulisan dari buku teman
5 Sarah Rizky Aprilian Ya,karena itu wajib bagi saya dan saya selalu mngerjakan PR sendiri, kalau ada yang sulit saya salalu bertanya kepada kedua orangtua saya
6 Desy Ratna Putri Kadang-kadang karena ada beberapa materi yang belum diketahui
7 M. Rizal Tidak,karena ada yang yang saya tidak mengerti jadi saya bertanya kepada teman
8 Nurdiansyah Kadang-kadang, karena ada yang saya pahami dan ada yang belum saya pahami
9 Haidir Ali Kadang-kadang, karena saya mungkin belum mengerti soal yang diberikan
10 Iis Sholiha Kadang-kadang, karena saya sering berdiskusi dengan teman tentang tugas yang sulit atau tidak aku mengerti
4. Berapa lama kamu belajar Monera tiap harinya?
No Nama Responden Tanggapan/Respon 1 Wahyudin 2 jam (45x2) disekolah dan 30 menit
dirumah 2 Siti Nur Hayati Kurang lebih 1 jam 3 Laila Romlah Tergantung pembahasan dikelas, kalau
BAB Biologi mengenai monera biasanya saya penasaran dan mencari dari buku lain di rumah atau di took buku
4 Gemma. S Tidak menentu 5 Sarah Rizky Aprilian 6 Desy Ratna Putri 90 menit pada hari selasa 7 M. Rizal Jika disekolah saya belajar 2x45 menit
jika disekolah 10 menit 8 Nurdiansyah Jika disekolah 2 jam pelajaran 45 x 2
menit, jika dirumah 15 menit 9 Haidir Ali 2 jam 10 Iis Sholiha Aku belajar monera tidak setiap
hari,tetapi hanya 30 menit sehari jika belajar
5. Bagaimana pendapatmu terhadap pokok bahasan Monera bila dibandingkan dengan
pokok bahasan lain dalam pelajaran Biologi? Mengapa?
No Nama Responden Tanggapan/Respon 1 Wahyudin Pelajaran monera itu agak lebih sulit
dengan pelajaran lain(dalam biologi) 2 Siti Nur Hayati Terlalu sulit karena banyak istilah
biologi yang masih asing di telinga, jadi perlu pemahaman maximal
3 Laila Romlah Paling sulit, yak arena terlalu berbelit-belit
4 Gemma. S Tidak mengerti, bahkan saya tidak mengerti apa itu monera
5 Sarah Rizky Aprilian Karena pokok bahasan monera dan pokok bahasan lain itu, menurut saya hamper sama dalam pokok bahasannya.
6 Desy Ratna Putri Sama aja dengan materi yang sudah dipelajari, tetapi ada kata-kata yang sulit di hafal sehingga malas untuk mempelajarinya
7 M. Rizal Lebih baik pembahasan yang lain dibandingkan monera
8 Nurdiansyah Lebih menyulitkan, Karena bahasan monera banyak kata-lata atau nama-nama latin yang belum saya pahami
9 Haidir Ali Sama karena menurut saya sama-sama menerangkan tumbuhan dan makhluk hidup hanya berbeda materi
10 Iis Sholiha Lebih seru karena mencakup dunia tetapi aku sudah lupa pelajarannya
6. Bagaimana criteria guru Biologi yang kalian senangi? Apalah guru biologi kamu
sekarang sudah memenuhi kriteria tersebut? Mengapa?
No Nama Responden Tanggapan/Respon 1 Wahyudin Baik, tegas, penyampaiannya tidak
terlalu cepat agar kami dapat memahaminya
2 Siti Nur Hayati Karena guru sekarang mengajarnya santai tapi serius hanya saja guru sekarang kurang memberikan tugas rumah
3 Laila Romlah Dapat mengerti keadaan siswa, baik, jangan terlalu banyak duduk, menjelaskannya terhadap tidak sekaligus, murah senyum, tidak jutek, tidak pelit nilainya
4 Gemma. S Hampir, karena saya sudah bisa menangkap dikit-dikit pelajaran biologi
5 Sarah Rizky Aprilian Ya, karena gurunya, baik, tegas dan menjelaskan dengan jelas, dan juga kita tahu apa yang guru sampaikan tentang pelajaran tersebut
6 Desy Ratna Putri Biak, selalu mengadakan Tanya jawab, selalu mau mengulang pelajaran kembali, dan tidak membuat tegang, tetapi masih belum ada praktek
7 M. Rizal Ya, saya senang dengan guru biologi karena cara belajarnya santai dan mudah dimengerti kalu diberi materi
8 Nurdiansyah Criteria guru yang senengi ialah guru yang dalam menjelaskan lebih jelas dan bisa dimengerti dan guru yang tidak pilih kasih terhadap yang pintar dan yang kurang pintar
9 Haidir Ali Ya, karena gurunya mengajar dengan senyum, dengan jelas,dengan pelan-pelan agar dapat langsung dimengerti
10 Iis Sholiha Guru itu cerdas aktif dan lain-lain, ya sudah karena dia sudah cerdas dan aktif
7. Bagaimana pendapatmu tentang penjelasan guru saat mengajar Monera? Apakah kamu
dapat menangakap dan memahami materi yang disampaikan? Mengapa?
No Nama Responden Tanggapan/Respon 1 Wahyudin Sangat baik karena gurunya
menjelaskan bukan hanya dengan tulisan tapi juga dengan lisan Kurang karena saya kurang dalam memperhatikan guru tersebut
2 Siti Nur Hayati Ya, karena mengajarnya santai tapi serius jadi kita tidak tegang dan detail penjelasanannya
3 Laila Romlah Dapat menangkap tatapi setelah pulang kerumah kadang-kadang saya lupa
4 Gemma. S Tidak karena saya sampai sekarang saya tidak mengerti apa itu monera
5 Sarah Rizky Aprilian Sangat jelas dan kita bisa tau apa isi dan inti dalam guru yang disampaikan Lumayan si soalnya saya bisa menangkap dan memahami sedikit-sedikit
6 Desy Ratna Putri Sedikit karena tidak begitu paham 7 M. Rizal Ya, saya memahammi materi monera
yang disampaikan tetapi karena saya kurang belajar jadi saya langsung lupa
8 Nurdiansyah Cukup jelas dapat saya pahami Karena kadang-kadang banyak yang tidak dipahami namun saya malu bertanya
9 Haidir Ali Kadang-kadang karena saya tidak mengerti bahasa biologi
10 Iis Sholiha Kurang paham, karena aku tidak memahaminya
8. Apakah kesulitan kamu dalam belajar biologi materi kelas X SMA pokok bahasan
Monera pada subpokok bahasan Archaebakteria?
No Nama Responden Tanggapan/Respon 1 Wahyudin Kesulitan susah dalam menghafal dan
menulisakan bahasa batinnya 2 Siti Nur Hayati Dalam pemahaman istilah-istilah biologi 3 Laila Romlah Semuanya sulit mulai dari reproduksi
dan jenis-jenisnya 4 Gemma. S 5 Sarah Rizky Aprilian 6 Desy Ratna Putri Ada kata-kata yang belum dimengerti
dan pembahasannya terlalu panjang 7 M. Rizal Kesulitannya adalah nama-nama dan
sulit dihafal tulisannya 8 Nurdiansyah Nama-nama dan tulisannya 9 Haidir Ali Tentang nama-nama virus dan bakteri 10 Iis Sholiha Mungkin sudah dipelajari tapi mungkin
belum diterangkan 9. Sarana dan prasarana belajar biologi apa yang kamu punya?
No Nama Responden Tanggapan/Respon 1 Wahyudin Buku paket, catatan kita, ruang biologi
serta bukan dibaca tetepi dipelajari dan harus dipraktekan dilingkungan sekitar kita
2 Siti Nur Hayati Buku paket 3 Laila Romlah Laboratorium, buku, kelas dan guru 4 Gemma. S Buku 5 Sarah Rizky Aprilian Buku 6 Desy Ratna Putri Buku cetak biologi 7 M. Rizal Sarana saya harus ditekankan dalam
belajar dan adanya praktek laboratorium 8 Nurdiansyah Sarana saya harus ditekankan dan
dipelajari dan praktek dalam lingkungan 9 Haidir Ali LAB Biologi 10 Iis Sholiha Guru dan buku biologi
10. Apakah kamu mempunyai buku cetak Biologi SMA kelas X? Mengapa?
No Nama Responden Tanggapan/Respon 1 Wahyudin Punya, karena buku itu dapat
mempermudah kita dalam mempelajari biologi
2 Siti Nur Hayati Ya, karena mempermudah kita dalam belajar
3 Laila Romlah Punya, karena bukan dari pembahas guru kita mendapatkan ilmu tapi dari buku juga kita mendapatkannya
4 Gemma. S Punya, karena dapat dari sekolah 5 Sarah Rizky Aprilian Ya, karena saya mencatatnya yang
penting-penting saja 6 Desy Ratna Putri Ya, memang sudah dibagikan oleh
sekolah 7 M. Rizal Punya, karena dapat mempermudah
untuk belajar 8 Nurdiansyah Punya, karena sebagai sarana Bantu
dalam belajar
9 Haidir Ali Ya, karena untuk belajar 10 Iis Sholiha Ya, karena itu penting
11. Bagaimana pendapatmu mengenai sarana dan prasarana belajar Biologi di sekolah?
No Nama Responden Tanggapan/Respon 1 Wahyudin Sangat baik 2 Siti Nur Hayati Cukup memadai, tetapi sarana untuk
praktek belum memadai 3 Laila Romlah Sampai sekarang semenjak SMA saya
belum pernah ke LAB, entah tidak ada pembahasannya atau gurunya
4 Gemma. S Saya kurng tahu sarana dan prasarana biologi sepengetahuan saya kurang lengkap
5 Sarah Rizky Aprilian Sangat menyenangkan 6 Desy Ratna Putri Bagus, tetapi belum pernah masuk ke
LAB dan prakteknya 7 M. Rizal Sangat baik 8 Nurdiansyah Bisa disebut sangat mencukupi karena
ada buku cetak biologi dan gurunya pengalaman
9 Haidir Ali Bagus, lumayan complete dan lancer 10 Iis Sholiha Bagus mungkin
12 Apakah keadaan lingkungan di rumahmu mendukung kegiatan belajar Biologi/
Mengapa?
No Nama Responden Tanggapan/Respon 1 Wahyudin Tidak, karena terlalu ramai oleh
penduduk jadi saya sulit untuk berfikir dalam mempelajari biologi
2 Siti Nur Hayati Tidak, karena keadaan lingkungan rumahku pada sibuk denganperofesinya masing-masing dan teman sebaya saya tidak dapat diajak diskusi
3 Laila Romlah Ya, karena lingkungan rumah saya banyak pepohonan yang dapat diteliti denagn metode ilmiah dan ilmu biologi
4 Gemma. S Ya, krena banyak bagian-bagian dari biologi
5 Sarah Rizky Aprilian Ya, karena banyak sekali tentang biologi 6 Desy Ratna Putri Ya, karena banyak objek-objek yang
bisa diteliti 7 M. Rizal Tidak, karena sangat ramai oleh
masyarakat 8 Nurdiansyah Kadang-kadang ada karena tidak semua
bisa mendukung 9 Haidir Ali Ya, disekeliling rumahku terdapat
penduduk, tumbuhan, dan hewan 10 Iis Sholiha Ya, karena makhluk hidupnya
13. Apakah ada perhatian dari orang tua kamu mengenai belajar kamu baik di sekolah
maupun di rumah? Jika ada, dalam bentuk apa perhatiannya tersebut?
No Nama Responden Tanggapan/Respon 1 Wahyudin Ada,dalam bentuk kasih saying 2 Siti Nur Hayati Ada, dengan cara diperiksa nilai-
nilainya danmemberikan sarana belajar biologi yang dibutuhkan
3 Laila Romlah Setiap malam saya selalu dikontrol untuk belajar, saya selalu ditanya mengenai pelajaran yang sudah saya pelajari disekolah maupun di rumah,orang tua saya sangat peduli dengan pendidikan, kalau saya malas belajar saya tidak boleh nonton TV ataupun HP
4 Gemma. S Ada, ya seperti di suruh belajar 5 Sarah Rizky Aprilian Ada, mereka bilang kalu saya belajar
baik disekolah maupun dirumah say jangan malas-malasan belajar dan saya harus lebih giat belajar
6 Desy Ratna Putri Ada, kadang kala kalau terlalu sering bermain paling Cuma dinasehati supaya belajar
7 M. Rizal Ada, dalam bentuk memelihara hewan 8 Nurdiansyah Ada, dalam bentuk memelihara tanaman
dan memilih makanan 9 Haidir Ali Tidak ada 10 Iis Sholiha Ada, dalam bentuk nasehat dan
peringatan
14. Kesulitan apa saja yang kamu temui ketika menyelesaikan soal Monera?
No Nama Responden Tanggapan/Respon
1 Wahyudin Menghafal arti bagian-bagian moneranya
2 Siti Nur Hayati Banyak istilah yang tidak dimengerti 3 Laila Romlah Menghafal nama-nama ilmiahnya 4 Gemma. S Banyak sekali begitu banyaknya
sampai-sampai saya tidak tahu yang mana saya tidak mengerti
5 Sarah Rizky Aprilian Ya, karena saya tidak terlalu tahu tentang ilmu biologi
6 Desy Ratna Putri Ketika soal itu tidak sesuai dengan buku yang dipelajari
7 M. Rizal Nama-namanya yang sulit dipahami 8 Nurdiansyah Menghafal nama-nama latinnya dan
penulisannya 9 Haidir Ali Tulisan dan pembahasan bahasanya 10 Iis Sholiha Tidak memahaminya
15. Apakah materi Monera itu menyulitkan?
No Nama Responden Tanggapan/Respon 1 Wahyudin Sanagt menyulitkan 2 Siti Nur Hayati Ya, karena materi ini baru saya temukan
dibangku SMA oleh karena itu banyak istilah-istilah asing yang belum dimengerti harus dengan pemahaman ekstra untuk mempelajarinya
3 Laila Romlah Sangat menyulitkan tetapi asyik 4 Gemma. S Ya, kalau saya niat kayaknya sih
sanggup tapi kadang-kadang kalau sudah melihat tulisannya saya jadi malas tidak jadi belajar dech
5 Sarah Rizky Aprilian Sangat sulit 6 Desy Ratna Putri Kadang-kadang 7 M. Rizal Ya,sangat menyulitkan 8 Nurdiansyah Kadang-kadang karena ada yang saya
pahami 9 Haidir Ali Lumayan 10 Iis Sholiha Ya, karena saya belum paham dan
seingat saya belum dijelaskan oleh guru
KISI-KISI INSTRUMEN KESULITAN BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN MONERA
Standar Kompetens
i
Kompetensi Dasar Konsep Indikator No. Soal
Aspek Kognitif Jumlah C1 C2 C3
Siswa mampu memahami hakikat Biologi sebagai ilmu, menemukan obyek dan ragam persoalan dari berbagai tingkat organisasi kehidupan yang ada di lingkungan sekitar
Mendeskripsikan ciri-ciri Kingdom Monera dan mengkomunika-sikan perannya dalam kehidupan
Ciri, struktur, replikasi Kingdom Monera
Menunjukan cirri-ciri, struktur dan reflikasi Monera
Membedakan
Monera (Prokariot) dengan organisme Eukariot
Merangkum informasi dan memberi contoh Monera yang bermanfaat dan membahayakan
1, 2, 3, 4, 5, 7, 22, 6, 12, 14 9, 19, 23, 24, 29 30 8, 11, 16, 18, 20, 21, 26, 27, 28, 31, 32 2, 10, 13, 15, 25, 17
10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : IPA Biologi Materi : Monera Semester : I (Ganjil) Alokasi Waktu : 2x 45 menit Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami hakikat Biologi sebagai ilmu, menemukan obyek dan ragam persoalan dari berbagai tingkat organisasi kehidupan yang ada di lingkungan sekitar Kompetensi Dasar Indikator Langkah Pembelajaran Waktu Mendeskripsikan ciri-ciri Kingdom Monera dan mengkomunikasikan perannya dalam kehidupan
Menunjukan cirri-ciri, struktur dan reflikasi Monera
Membedakan
Monera (Prokariot) dengan organisme Eukariot
Merangkum
informasi dan memberi contoh Monera yang bermanfaat dan membahayakan
1. Pendahuluan Guru
mengucapkan salam dan siswa pun membalas ucapan salam dari guru
Guru mengabsen siswa
Guru memberikan apersepsi tentang materi yang akan di bahas pada hari ini
2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Guru
menjelaskan tentang ciri-ciri, struktur, dan reflikasi Kingdom Monera kepada siswa dan siswa menyimak dengan seksama apa yang sedang disampaikan
5 menit 5 menit 5 menit 15 menit
oleh guru Guru
menerangkan tentang pengklasifikasian Monera dan siswa kembali menyimak apa yang sedang di terangkan oleh guru
Guru memberikan informasi kepada siswa tentang peranan Monera bagi kehidupan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya masalah materi yang sedang dibahas dan membuka termin Tanya jawab
Siswa bertanya kepada guru tentang materi yang sedang di bahas yang dianggap belum bisa di pahami dan guru pun menjawab pertanyaan dari siswa tersebut
3. Penutup Guru melakukan
evaluasi terhadap siswa mengenai materi yang telah diajarkan
15 menit 15 menit 5 menit 10 menit
Guru memberikan Motivasi kepada siswa agar senantiasa belajar dengan giat baik disekolah maupun di rumah
Guru memberikan PR kepada siswa tentang matri yang sudah di jelaskan tadi
Guru mengucapkan salam yang berarti materi pelajaran telah selesai
5 menit 5 menit 3 menit 2 menit
LEMBAR OBSERVASI Nama Guru : Sugiarni, S. Pd Bidang Studi : IPA Biologi Kepala Sekolah : Dra. Iis Aisyah Waktu yang tersedia : 1 Jam pelajaran No Komponen yang
diamati Aspek setiap komponen
Hasil
1 Indikator a. Rumusan
indicator
b. Ketepatan
a) Tidak
dijelaskan kepada siswa sebelum mengajar dimulai
b) Beberapa indicator indicator di jelaskan kepada siswa agar mereka paham
c) Semua indicator di jelaskan dahulu kepada siswa agar mereka paham mengenai apa yang akan dicapainya
a) Indikator hanya terealisasi 25%
indikator denganwaktu yang tersedia
b) Indikator hanya terealisasi 50% c) Indikator
hanya terealisasi 75%
d) Semua indicator dapat terealisasi dalam kegiatan pembelajaran
2 Kegiatan pembelajaran a. Metode
mengajar
b. Kegiatan belajar siswa
a) Metode ceramah
atau hanya satu metode mengajar
b) Metode ceramah dan Tanya jawab atau dua metode mengajar secara bergantian
c) Metode ceramah, Tanya jawab dan tugas atau tiga metode mengajar secara bergantian
a) Hanya
mendengarkan atau memperhatikan uraian guru
b) Disamping memperhatikan, siswa juga bertanya kepada guru apabila
diminta oleh guru
c) Tanpa diminta oleh guru, sebagian kegiatan siswa mengajukan pertanyaan atau kegiatan lainnya
d) Siswa bertanya, diskusi, kerja kelompok melakukan tugas-tugas dengan bantuan dan pengarahan guru
KISI-KISI KUESIONER ATAU ANGKET Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar
NO
ASPEK
NO. ITEM
JUMLAH (%)
1.
2.
3.
4.
5.
Minat dan Motivasi Kesiapan dan Perhatian Lingkungan Keluarga Lingkungan Sekolah Lingkungan Masyarakat
: 1, 2, 3, 11, 12, 13 : 4, 5, 6, 15 : 10, 14 : 7, 8 : 9
6 ( 40,0 ) 4 ( 26,7 ) 2 ( 13,3 ) 2 ( 13,3 ) 1 ( 6,8 )
Total
15 (100 %)
KUESIONER/ ANGKET
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Nama : ………………….. Kelas : ………………….. Petunjuk pengisian Bacalah pernyataan berikut ini seksama, kemudian berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu !
NO
ASPEK YANG DINILAI
SS
S
TS
STS
1.
MINAT DAN MOTIVASI 1. Saya tertarik dengan mata pelajaran
biologi 2. Saya selalu datang sebelum kegiatan
belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu
mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru.
11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera
2.
3.
4.
5.
12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah
13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera.
KESIAPAN DAN PERHATIAN 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau
bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan
5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi
6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera.
15.Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
LINGKUNGAN KELUARGA 10.Orang tua saya selalu memberi perhatian
ketika saya belajar di rumah 14. Orang tua saya selalu mengingatkan
untuk mengulang pelajaran di rumah LINGKUNGAN SEKOLAH 7. Menurut saya sarana dan prasarana
terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap
8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X
LINGKUNGAN MASYARAKAT 9. Kondisi lingkungan di rumah saya
sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar : Biologi Nama Siswa : Iqbal Kelas :
NO Pernyataan Frekuensi SS S TS STS
1. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada
4 4 4 4 4
3 3 3
2 2 2 2 2
1 1
konsep monera Jumlah Skor 41 Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Iqbal
Kelas :
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
1. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4
3 3 3
2 2 2 2 2
1 1
Jumlah Skor 41
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Eko
Kelas :
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
1. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4
3 3 3
2 2 2 2 2 2
1
Jumlah Skor 40
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Nanda
Kelas :
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
1. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4
3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 2
1
Jumlah Skor 42
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Gemma
Kelas :
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
1. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3
2 2 2 2
Jumlah Skor 46
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Verdi
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
1. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2
Jumlah Skor 46
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Verdi
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2
Jumlah Skor 46
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Fadilah
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3
2 2 2
Jumlah Skor 48
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Aldi
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3
2 2 2
Jumlah Skor 48
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Neneng
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3
2 2
Jumlah Skor 48
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Dewi
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4
3 3 3 3
2 2 2 2 2 2
Jumlah Skor 44
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Sri
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4
3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2
Jumlah Skor 44
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Arif
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4
3 3 3 3 3
2 2 2 2
1 1
Jumlah Skor 41
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Kiki
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4
3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2
Jumlah Skor 43
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Ardila
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3
2
Jumlah Skor 50
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Desi
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 2
Jumlah Skor 45
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Seli
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2
Jumlah Skor 45
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Firdaus
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4
3 3 3 3 3
2 2 2
1 1
Jumlah Skor 43
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Rizal
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3
2 2 2
Jumlah Skor 48
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Haidir
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4
3 3 3 3 3
2 2 2
1 1
Jumlah Skor 43
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Iis
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3
2 2 2
Jumlah Skor 47
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Nurdiansyah
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3
2 2
Jumlah Skor 50
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Wali
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3
2 2 2
Jumlah Skor 47
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Nurhayati
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3
2 2
1
Jumlah Skor 47
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Yuli
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2
Jumlah Skor 43
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Laila
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3
2
Jumlah Skor 53
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Desi K
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4
3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2
Jumlah Skor 43
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Rizka
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3
2
1
Jumlah Skor 47
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Sarah
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3
2 2 2
Jumlah Skor 49
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Isma
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3
2 2 2
Jumlah Skor 47
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Janah
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2
Jumlah Skor 47
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA
Mata Ajar : Biologi
Nama Siswa : Nuraeni
Kelas : X (Sepuluh)
NO Pernyataan Frekuensi
SS S TS STS
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3
2 2
1
Jumlah Skor 45
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
Tabel 4.1. Hasil tes belajar siswa dalam pemahaman konsep
No Subjek Butir Jawaban Benar Nilai
1. 8 40
2. 6 30
3. 6 30
4. 4 20
5. 6 30
6. 3 15
7. 3 15
8. 8 40
9. 6 30
10. 5 25
11. 5 25
12. 2 10
13. 4 20
14. 7 35
15. 6 30
16. 3 15
17. 7 35
18. 7 35
19. 8 40
20. 9 45
21. 5 25
22. 5 25
23. 6 30
24. 5 25
25. 5 25
26. 2 10
27. 4 20
28. 4 20
29. 4 20
30. 2 10
Jumlah 132 775 Rata-rata 4.4 25,8
Hasil Perhitungan Angket (Lembar Evaluasi Individu)
No Pertanyaan SS S TS STS
f % f % f % f %
Faktor dari Diri
Sendiri
1 Saya tertarik dengan mata
pelajaran biologi
7 23,3% 22 73,4% 1 3,3% - -
2 Saya selalu datang sebelum
kegiatan belajar monera dimulai
25 83,3% 4 13,4% 1 3.3% - -
3 Untuk melatih kemampuan,
saya selalu mengerjakan sendiri
tugas/PR monera yang
diberikan oleh guru.
3 10% 9 30% 18 60% - -
4 Saya selalu mempersiapkan
materi atau bahan pelajaran
yang akan di bahas satu hari
sebelum materi tersebut
diajarkan
- - 28 93% 2 6,7% - -
5 Menurut saya pembahasan
monera lebih sulit
dibandingkan dengan konsep
lain dalam pelajaran biologi
13 43,3% 8 26,7% 9 30% - -
6 Saya merasa kesulitan dalam
memahami konsep monera.
25 83,3% 4 13,4% 1 3,3% - -
11 Saya merasa kesulitan dalam
memahami bahasa ilmiah pada
konsep monera
24 80% 6 20% - - - -
12 Saya selalu optimis dalam
menerjakan tugas monera di
sekolah
- - 22 73,3% 8 26,7% - -
13 Saya yakin saya dapat
memahami konsep monera
- - 16 53,3% 14 46,7% - -
Keterangan :
1. Faktor Diri Sendiri
SS = 23,3 %+ 83,3% + 10% +43,3% +83,3% + 80% +40%
= %32,3610
%2,363
15 Saya merasa kesulitan dalam
menghafal nama-nama ilmiah
dan istilah dalam ilmu biologi
terutama pada konsep monera
12 40% 10 33,4% 7 23,3% 1 3,3%
Faktor Lingkungan
Keluarga
10 Orang tua saya selalu memberi
perhatian ketika saya belajar di
rumah
1 3,3% 22 73,3% 2 6,7% 5 16,7
14 Orang tua saya selalu
mengingatkan untuk mengulang
pelajaran di rumah
1 3,3% 21 70% 4 13,3% 4 13,3%
Faktor Lingkungan
Keluarga
7 Menurut saya sarana dan
prasarana terutama untuk
praktek konsep monera di
laboratorium ipa cukup lengkap
- - 9 30% 21 70% - -
8 Saya memiliki buku cetak
biologi SMA kelas X
30 100% - - - - - -
Faktor Lingkungan
Masyarakat
9 Kondisi lingkungan di rumah
saya sangat mendukung untuk
kegiatan belajar biologi
terutama pada konsep monera
1 3,3% 12 40% 13 43,4% 4 13,3%
S = 73,4%+13,4%+30%+93,3%+26,7%+13,4%+20%+73,3%+53,3%+33,3
= %02,4310
%2,430
TS = 3,3% +3,3% + 60% + 6,7% +30% + 3,3% + 26,7% + 46,7% + 23,3%
= %33,2010
%3,203
STS = %3,010
%3,3
2. Faktor Lingkungan Keluarga
SS = 3,3% +3,3% = %3,32%6,6
S = 73,4% +70% = %7,712
%4,143
TS = 6,7% + 13,3% = %5,102%21
STS = 13,3% +16,7% = %152%30
3. Faktor Lingkungan Sekolah
SS = %502
%100
S = %152%30
TS = %352%70
STS = 0 %
4. Faktor Lingkungan Masyarakat
SS = 3,3%
S = 40%
TS = 43,3%
STS =13,4
LEMBAR OBSERVASI
NO Peristiwa/Kegiatan Menit
Baik Sedang Kurang A 1. 2. 3. 4. 5.
Kegiatan Siswa Mengerjakan tugas di papan tulis Mengajukan pertanyaan Menjawab pertanyaan guru secara individual Menjawab pertanyaan guru secara serempak Memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan
√ √
√ √ √
B 1. 2. 3.
Keadaan Kelas Tenang atau kondusif pada saat belajar Tertib ketika mengerjakan tugas Siswa cenderung aktif dan komunikatif
√ √
√
LEMBAR UJI REFERENSI
BAB I
No Nama Buku
Paraf
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
1. Taufik Pasiak, Revolusi IQ/EQ/SQ antara Neurosains dan Al-Qur’an. (Babdung : Mizan Pustaka. 2003), h. 148
2. UU RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, ( Jakarta : PT Panca Usaha, 2003 ), Cet. Ke-1 h.7
3. Wasty Soemanto, Pendidikan Psikologi (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006). Cet Ke-5, h. 104-105
4. Mudjiran, Jenis, Kesulitan Belajar yang Dialami Mahasiswa Universitas Negeri Padang, (Jurnal Buletin Pembelajaran, 2001). Edisi Maret No. I
BAB II
No Nama Buku
Paraf
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
1. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. Ke-1, h.60
2. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-5, h. 84
3. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008), Ed. Ke-5, h. 231
4. W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-8, h. 108
5. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-9, h. 90
6. Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-4, h. 2
7. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-3, h .10
8. Saifuddin Azwar, Pengantar Psikologi Intelegensi, (Jogjakarta : Pustaka Pelajar. 2002), Cet Ke-3, h. 164
9. Darwyan Syah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta : Diadit Media, 2009), Cet. Ke-1, h. 36
10. Oemar Mahalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004), Cet. Ke-3, h. 27
11. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. Ke-15, h. 84
12. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. Ke-15, h. 85
13. Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran Biologi Fortopolio, (Bandung: PT. Ganeshindo, 2003), Cet. Ke-1, h.1
14. http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi
15. Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan. ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. 2007), Cet. Ke-3, h.88
16. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. Ke-1, h. 165
17. Www.pikiran -rakyat.com Syarif Hidayat, (2004) Tes Diagnostik Atasi Siswa Sulit Belajar, Suplemen Teropong,
18. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Ed. Revisi. Ke-8, h. 184
19. http://hasanroch.wordpress.com/2008/09/08/hakikat-kesulitan-belajar/
20. http://hasanroch.wordpress.com/2008/09/08/hakikat-kesulitan-belajar
21. Abin Syamsudi, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2005), Cet. Ke-8, h. 308
22. www.pikiran-rakyat.com Syarif Hidayat, (2004) Tes Diagnostik Atasi Siswa Sulit Belajar, Suplemen Teropong,
23. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-9, h. 132
24. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rajawali Press, 2009). Ed. Revisi-8, h. 184-186
25. Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 352
26. Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 352
27. Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 115
28. Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 115
29. Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 115
30. Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 354
31. Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 355
32. Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 130
33. Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 13
34. Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 134
BAB III
No Nama Buku
Paraf
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
1. Moh. Nazir, Metodologi Penelitian. (Bogor : Ghalia Indonesia 2005), Cet. Ke-6, h. 54.
2. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
3. Ahmad Sopyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN Jakarta Press 2006). Cet. Ke-1, h. 105
4. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
5. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
6. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
7. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
8. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
9. Mimin Haryati, Sistem Penilaian Berbsis Kompetensi, (Jakarta : Gaung Persada Pers, 2006) Cet. Ke-1, h. 63
10. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rajawali Press, 2009). Ed. Revisi-8, h. 219-220
11. Moh. Nazir, Ph. D, Metode Penelitian, ( Bogor : Ghalia Indonesia, 2005) Cet, ke-6, h. 338
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. H. Mahmud M. Siregar, M. Si Nengsih Juanengsih, M. Pd NIP. 19540310 1988031001 NIP. 19790510 2006042001
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Standar Kesulitan Siswa dalam Pemahaman Konsep
No Nama
Siswa
Kesulitan pada Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1 Iqbal 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
2 Eko 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
3 Nanda 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
4 Gemma 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Verdi 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
6 Fadilah 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Aldi 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
8 Neneng 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
9 Dewi 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
10 Sri 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Anif 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kiki 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
13 Ardila 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Desi 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
15 Seli 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1
16 Firdaus 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0
17 Rizal 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
18 Haidir 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
19 Iis 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0
20 Nurdian 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0
21 Wali 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
22 Nuryati 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
23 Yuli 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
24 Laila 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 Desi K 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
26 Rizka 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
27 Sarah 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
28 Isma 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
29 Janah 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 Aen 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
Jumlah 8 1 4 2 1 1 5 1 5 0 1 3 1 1 1 3 4 1 4 7
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Respon Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Aspek
Kesulitan
Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
Pem
aham
an
Soal
8
(27)
14
(47)
4
(13)
20
(67)
15
(50)
18
(60)
5
(17)
11
(37)
5
(17)
0
(100)
13
(43)
3
(10)
100
(33)
11
(37)
1
(3)
bel 3. Persentase siswa yang menjawab salah
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
∑siswa 22 16 26 10 15 12 25 19 25 30 17 27 20 19 29 27 26 29 26 23
% 73 53 87 33 50 40 83 63 83 100 57 90 67 63 97 90 87 97 87 77
Instrumen Tes Petunjuk pengisian :
a. Sebelum mengisi/memberikan jawaban isilah identitas diri anda secara lengkap. b. Pilihlah salah satu jawaban a, b, c, d atau e dengan cara melingkari pada jawaban
tersebut yang anda anggap paling benar c. Jawaban diisi sesuai dengan kemampuan masing-masing
Identitas diri Nama : Jenis Kelamin : Tempat Tanggal Lahir: Alamat : Pilihlah salah-satu jawaban yang paling tepat !
1. Semua organism dalam kingdom monera memiliki cirri ………. a. Eukariotik b. Prokariotik c. Autotrof d. Heterotrof e. Bersel banyak
2. Dinding sel bakteri memiliki struktur yang disebut …….. a. Kapsul b. Peptidoglikan c. Kapsomer d. Fospolipid e. Protein
3. Bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang tebal disebut …… a. Gram positif b. Gram negatif
c. Heterotrof d. Anaerob e. Aerob
4. Rambut-rambut halus pada beberapa jenis bakteri disebut ……. a. Pilus b. Flagella c. Endospora d. Bulu cambuk e. Silia
5. Bakteri Halofil merupakan bakteri yang hidup pada lingkungan …….. a. Temperatur tinggi b. Derajat keasaman tinggi c. Kandungan sulfur tinggi d. Kandungan gas metana tinggi e. Kadar garam tinggi
6. Contoh bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah …….. a. Sulfolobus b. Lactobacillus bulgaricus c. Mycobacterium tuberculosis d. Nitrosomonas e. Pseudomonas Solanacearum
7. Beberapa jenis Cyanobacteria dapat dianggap sebagai pupuk alami bagi tumbuhan karena dapat mengikat …. a. Nitrogen b. Karbon c. Hidrogen d. Oksigen e. Sulfur
8. Paku air Azolla yang banyak tumbuh di sawah bersimbiosis dengan ….. a. Nostoc b. Anabaena c. Oscillatolia d. Spirullina e. Gloeocapsa
9. Bakteri Nitrosomanas adalah contoh bakteri kemoautotrof. Bakteri ini dapat mensintesis makanan dengan menggunakan ….. a. Energy cahaya matahari b. Energy fisika c. Energy kimia d. Bahan organic e. Makhluk hidup lain
10. Reproduksi bakteri secara generatif sering disebut paraseksual. Reproduksi ini berlangsung melalui tiga cara, yakni….. a. Transformasi, konjugasi dan transduksi
b. Transformasi, indukasi dan konjugasi c. Reflikasi, transduksi dan transformasi d. Konjugasi, tranduksi dan reflikasi e. Reflikasi, induksi dan konjugasi
11. Bakteri Nitrit dan bakteri Nitrat sangat menguntungkan, karena membantu menyuburkan tanah . bakteri ini hidup pada lingkungan tanah yang …… a. Gembur, lembab dan kaya zat organic b. Liat, kering dan kaya zat organic c. Gembur, lembab dan kaya zat anorganik d. Tandus, panas dan kaya zat anorganik e. Liat, basah dan kaya zat anorganik
12. Tempe bongkrek sangat disenangi masyarakat pedesaan. Bahan makanan ini akan membahayakan manusia bila tercemar oleh bakteri ….. a. Clostridium b. Psedosomonas cocovenenans c. Clostridium tetani d. Leuconostoc mesentroides e. Xanthomonas citri
13. Lactobacillus bulgaricus adalah sejenis bakteri yang sangat menguntungkan, karena berguna untuk memproduksi …… a. Biogas b. Pupuk c. Bahan makanan d. Yoghurt e. Minyak
14. Diantara jenis makhluk hidup ini yang mampu menjadi vegetasi perintis adalah ….. a. Bakteri saprofit b. Bakteri parasit c. Ganggang biru d. Virus T e. Bakteri aerob
15. Nostoc commune dan Anabaena cicadae adalah jenis gangggang biru yang sangat menguntungkan, karena dapat…… a. Mengikat oksigen dari udara b. Menghasilkan bahan makanan c. Menghasilkan zat anti biotika d. Me ngikat nitrogen bebas dari udara e. Menggemburan tanah
16. Jenis ganggang biru yang dapat diharapkan menjadi sumber makanan baru adalah …. a. Gloeocapsa b. Anabaena cicadae c. Spirullina
d. Anabaena azollae e. Nostoc commune
17. Bakteri autotrof dapat dibedakan dengan bakteri heterotrof, karena bakteri autotrof memiliki cirri …. a. Dapat melakukan sintesa protein b. Tidak tergantung pada organisme lain c. Dapat melakukan kemosintesis d. Mempunyai figmen serupa klorofil e. Dapat bersimbiosis dengan organisme lain
18. Jenis bakteri yang bermanfaat untuk menghancurkan pektin dengan cepat adalah …. a. Lactobabacillus casei b. Acetobacter aceti c. Nitrosomonas d. Acetobacter xylinum e. Clostridium
19. Jenis bakteri yang berperan dalam pembuatan Nata de coco adalah …. a. Acetobacter aceti b. Streptococcus diacetilactis c. Acetobacter xylinum d. Lactobabacillus casei e. Streptococcus lactis
20. Pigmen yang terdapat pada ganggang biru adalah …. a. Fikosianin b. Fukosianin c. Fikosantin d. Korotin e. Fioeritrin
Tabel 4.
Respon siswa terhadap pelajaran Biologi dan Faktor-Faktor penyebab kesulitan belajar
Biologi Pada Pokok Bahasan Monera
No Pertanyaan Kesimpulan Jawaban siswa
1 Apakah kamu menyukai pelajaran Biologi
pada bahasan Monera?
Tidak terlalu menyukai
2 Dalam pembelajaran Monera di kelas,
apakah kamu selalu dating sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai?
Mengapa?
Ya, karena agar tidak ketinggalan
materi yang diberikan
3 Apakah kamu selalu mengerjakan sendiri
tugas yang diberikan guru? Mengapa?
Kadang-kadang. Karena tugasnya
terlalu sulit dan ada materi yang belum
di pahami
4 Berapa lama kamu belajar Monera di
sekolah?
Dua kali pertemuan yaitu 4x45 menit
5 Bagaimana pendapatmu mengenai pokok
bahasan Monera bila dibandingkan
dengan pokok bahasan lain dalam
pelajaran biologi? Mengapa?
Lebih sulit, karena bahasan Monera
banyak istilah Biologi yang masih
asing ditelinga, jadi perlu pemahaman
yang maksimal
6 Bagaimana criteria guru Biologi yang Baik, tegas, enak dalam
kalian senangi? Apakah guru biologi
kalian sekarang sudah memenuhi criteria
tersebut?
menyampaikan materi. Ya, guru
biologi kami sudah mendekati criteria
yang kami inginkan
7 Bagaimana pendapatmu tentang
penjelasan guru saat mengajar monera?
Apakah kamu dapat menangkap dan
memahami matri yang disampaikan?
Sangat baik, karena gurunya
menjelaskan dengan detail. Kadang-
kadang kami paham terhadap materi
yang disampaikan, tetapi ada juga
materi yang tidak kami pahami karena
kami malas belajar, jadi banyak yang
lupa.
8 Apakah kesulitan kamu dalam belajar
biologi pada materi Monera?
Kesulitannya adalah susah dalam
menghafal dan menuliskan bahasa
latinnya
9 Sarana dan prasarana belajar biologi apa
yang kamu punya?
Buku paket dan laboratorium
10 Apakah kamu mempunyai buku paket
Biologi? Mengapa?
Ya, kami mempunyai buku paket
biologi. Untuk mempermudah dalam
belajar
11 Bagaimana pendapatmu mengenai sarana
dan prasarana belajar biologi di sekolah?
Cukup memadai, tapi belum maksimal
dalam penggunaannya
12 Apakah keadaan lingkungan di rumahmu
mendukung kegiatan belajar biologi
khususnya mengenai bahasan Monera?
Ya, karena di lingkungan rumah kami
banyak bahan yang bias dijadikan
objek penelitian
13 Apakah ada perhatian dari orang tua kamu
mengenai belajar kamu baik di sekolah
maupun di rumah? Jika ada, dalam bentuk
apa perhatiannya tersebut?
Ada, tetapi itu juga kadang-kadang.
Perhatiannya dalam bentuk
nasihatagar tidak melalaikan tugas
yang diberikan oleh guru, juga dengan
cara mengotrol tugas-tugas yang
diberikan oleh guru di sekolah
14 Kesulitan apa saja yang kamu temui
ketika menyelesaikan soal Monera?
Kami mengalami kesulitan dalam
menghafal nama-nama ilmiah dan
terlalu banyak istilah-istilah biologi
yang tidak dimengerti
15 Apakah materi Monera itu menyulitkan? Ya, karena banyak istilah-istilah
biologi yang belum dimengerti yang
membutuhkan pemahaman yang ekstra
untuk mempelajarinya. Kami juga
kesulitan karena kami malas belajar
dan membaca
Lampiran. 22
HASIL KUESIONER KATEGORISASI KESULITAN BELAJAR SISWA
NO Item Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3
3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 2 3 4 3 4 2
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 1 3 1 2 1 1 2 2 3 2 2 1 3 3 2 1 3 3 1 1 1 2 1 3 1 3 1 3 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1
3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 1 3 3 3 2 2 2 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 3 1 2 3 3 1
1 1 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2
2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3
1 2 2 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
1 1 3 1 3 1 2 1 1 3 3 2 2 3 2 2 1 3 1 2 2 2 3 4 1 2 1 2 1 1
28 29 37 34 40 36 37 37 34 42 35 35 40 37 41 35 36 37 41 40 37 37 36 41 41 37 41 37 41 32
98 115 80 88 94 117 69 120 72 79 114 84 78 80 94 1.111
Lampiran. 22
Hasil Kuesioner Kategorisasi Kesulitan belajar siswa yang Bersumber dari Diri sendiri
Keterangan :
ST = Sangat Tinggi T = Tinggi S = Sedang R = Rendah
NO Item Soal
Jumlah Ket 1 2 3 4 5 6 11 12 13 15
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3
3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 2 3 4 3 4 2
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 1 3 1 2 1 1 2 2 3 2 2 1 3 3 2 1 3 3 1 1 1 2 1 3 1 3 1 3 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2
2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3
1 1 3 1 3 1 2 1 1 3 3 2 2 3 2 2 1 3 1 2 2 2 3 4 1 2 1 2 1 1
18 18 24 18 25 21 24 22 23 28 23 22 25 25 26 25 21 25 25 24 24 25 28 26 24 24 25 25 28 24
T T T T T T T T T S T T
T T S T T T T T T T S S T T T T S T
98 115 80 88 94 117 114 84 78 94 715
Lampiran. 22
Hasil Kuesioner Kategorisasi Kesulitan Belajar Siswa yang Bersumber dari Lingkungan Keluarga
Keterangan :
ST = Sangat Tinggi T = Tinggi S = Sedang R = Rendah
NO Item Soal
Jumlah Keterangan 10 14
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
1 1 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
1 2 2 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
2 3 5 6 6 6 6 6 4 5 2 4 6 6 6 2 6 2 6 6 6 6 6 8 6 6 6 6 6 6
ST ST T S S S S S T T
ST T
S S S
ST S
ST S S S S S R S S S S S S
79 80 157
Lampiran. 22
Hasil Kuesioner Kategorisasi Kesulitan Belajar Siswa yang Bersumber dari Lingkungan Sekolah
Keterangan :
ST = Sangat Tinggi T = Tinggi S = Sedang R = Rendah
NO Item Soal
Jumlah Keterangan 7 8
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 6 6 6 6 6 6 7 6 6 7 7 6 6 7 6 7 7 7 6 6 6 6 7 6 6 6 6 6 6
S S S S S
S S S S S S S S S S S S S S S S S S S
S S S S S S
69 120 189
Lampiran. 22
Hasil Kuesioner Kategorisasi Kesulitan Belajar Siswa yang Bersumber dari
Lingkungan Masyarakat
Keterangan :
ST = Sangat Tinggi T = Tinggi S = Sedang R = Rendah
NO Item Soal
Jumlah Keterangan 9
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
2 2 1 3 3 3 2 2 2 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 3 1 2 3 3 1
2 2 1 3 3 3 2 2 2 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 3 1 2 3 3 1
T T ST S S
S T T T R S T S T T T T S S T T ST S
S S
ST T S S
ST
72 72
Tabel 3. 3 Interval Kategori
NO Rentangan Skor Kategori Kesulitan Belajar
1 15 – 26 Sangat Tinggi
2 27 – 37 Tinggi
3 38 – 48 Sedang
4 49 – 60 Rendah
Tabel 4.2 Frekuensi Dan Persentase Kesulitan Belajar Siswa
No Kategori Frekuensi Relatif Persentasi (%)
1.
2.
3.
4.
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
_
20
10
_
_
66,7 %
33.3 %
_
Jumlah 30 100 %
Tabel 4.3 Interval Rerata Kesulitan Belajar Siswa
No Kategori Interval
1.
2.
3.
4.
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
20,5 ≤ Rerata Responden ≤ 32
32 ≤ Rerata Responden ≤ 43
43 ≤ Rerata Responden ≤ 4,5
4,5 ≤ Rerata Responden ≤ 60
Keterangan : Skor Rerata Siswa = 35 Kategori Kesulitan = Tinggi
Persentasi
Frekuensi
Gambar 4.2 Frekuensi Dan Persentase Kesulitan Belajar Siswa
Tabel 3. 3 Interval Kategori
0
20
40
60
80
100
10 15 20 25 30
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
NO Rentangan Skor Kategori Kesulitan Belajar
1 10 – 17 Sangat Tinggi
2 18 – 25 Tinggi
3 26 – 33 Sedang
4 34 – 40 Rendah
Tabel 4.4 Frekuensi Dan Persentase Kesulitan Belajar Yang Bersumber
Dari Diri Sendiri
No Kategori Frekuensi Relatif Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
-
25
5
-
-
83,3 %
16,7 %
-
Jumlah 30 100 %
Tabel 4.5 Interval Rerata Kesulitan Belajar Siswa
yang bersumber dari diri sendiri
No Kategori Interval
1.
2.
3.
4.
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
13,5 ≤ Rerata Responden ≤ 21,5
21,5 ≤ Rerata Responden ≤ 29,5
29,5 ≤ Rerata Responden ≤ 37
37 ≤ Rerata Responden ≤ 40
Keterangan :
Skor Rerata Siswa = 23 Kategori Kesulitan = Tinggi
Persentasi
Frekuensi
Gambar 4.3 Frekuensi Dan Persentase Kesulitan Belajar Siswa
Yang Bersumber Dari Diri Sendiri
Tabel 3. 3 Interval Kategori
0
20
40
60
80
100
10 15 20 25 30
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
NO Rentangan Skor Kategori Kesulitan Belajar
1 2 – 3 Sangat Tinggi
2 4 – 5 Tinggi
3 6 – 7 Sedang
4 8 – 9 Rendah
Tabel 4.6
Frekuensi Dan Persentase Kesulitan Belajar Yang Bersumber Dari Lingkungan Keluarga
No Kategori Frekuensi Relatif Persentasi (%)
1.
2.
3.
4.
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
5
4
20
1
16,7 %
13,3%
66,7 %
3,3 %
Jumlah 30 100 %
Tabel 4.7 Interval Rerata Kesulitan Belajar Siswa
yang bersumber dari Lingkungan Keluarga
No Kategori Interval
1.
2.
3.
4.
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
2,5 ≤ Rerata Responden ≤ 4,5
4,5 ≤ Rerata Responden ≤ 6,5
6,5 ≤ Rerata Responden ≤ 8,5
8,5 ≤ Rerata Responden ≤ 9,5
Keterangan :
Skor Rerata Siswa = 5 Kategori Kesulitan = Tinggi
Persentasi
Frekuensi
Gambar 4.4 Frekuensi Dan Persentase Kesulitan Belajar Siswa
Yang Bersumber Dari Lingkungan Keluarga Tabel 3. 3 Interval Kategori
0
20
40
60
80
100
10 15 20 25 30
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
NO Rentangan Skor Kategori Kesulitan Belajar
1 2 – 3 Sangat Tinggi
2 4 – 5 Tinggi
3 6 – 7 Sedang
4 8 – 9 Rendah
Tabel 4.8
Frekuensi Dan Prosentase Kesulitan Belajar Yang Bersumber Dari Lingkungan Sekolah
No Kategori Frekuensi Relatif Persentasi (%)
1.
2.
3.
4.
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
-
-
30
-
-
-
100 %
-
Jumlah 30 100 %
Tabel 4.9
Interval Rerata Kesulitan Belajar Siswa yang bersumber dari Lingkungan Sekolah
No Kategori Interval
1.
2.
3.
4.
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
2,5 ≤ Rerata Responden ≤ 4,5
4,5 ≤ Rerata Responden ≤ 6,5
6,5 ≤ Rerata Responden ≤ 8,5
8,5 ≤ Rerata Responden ≤ 10,5
Keterangan : Skor Rerata Siswa = 6,5 Kategori Kesulitan = Sedang
Persentasi
Frekuensi
Gambar 4.5 Frekuensi Dan Persentase Kesulitan Belajar Siswa
Yang Bersumber Dari Lingkungan Sekolah
0
20
40
60
80
100
10 15 20 25 30
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Tabel 3. 3 Interval Kategori
NO Rentangan Skor Kategori Kesulitan Belajar
1 0,5 – 1,0 Sangat Tinggi
2 1,5 – 2,0 Tinggi
3 2,5 – 3,0 Sedang
4 3,5 – 4,0 Rendah
Tabel 4.10 Frekuensi Dan Prosentase Kesulitan Belajar
Yang Bersumber Dari Lingkungan Masyarakat
No Kategori Frekuensi Relatif Persentasi (%)
1.
2.
3.
4.
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
4
13
12
1
13,3 %
43,4 %
40%
3,3 %
Jumlah 30 100 %
Tabel 4.11 Interval Rerata Kesulitan Belajar Siswa
yang bersumber dari Lingkungan Masyarakat
No Kategori Interval
1.
2.
3.
4.
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
0,75 ≤ Rerata Responden ≤ 1,75
1,75 ≤ Rerata Responden ≤ 2,75
2,75 ≤ Rerata Responden ≤ 3,75
3,75 ≤ Rerata Responden ≤ 4,75
Keterangan :
Skor Rerata Siswa = 2,5 Kategori Kesulitan = Tinggi
Persentasi
Frekuensi
Gambar 4.6 Frekuensi Dan Persentase Kesulitan Belajar Siswa
Yang Bersumber
0
20
40
60
80
100
10 15 20 25 30
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah