ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN...

30
ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN GLOBAL REPORTING INITIATIVE (GRI) DENGAN AKUNTANSI SYARIAH : SUATU TINJAUAN TERHADAP INDIKATOR KINERJA EKONOMI Diajukan sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah : AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH (ALKS) Dosen : Bapak Dr. Muhammad Akhyar Adnan, MBA, Ak. Disusun Oleh : Fajar Adi Taufiq Awaluddin Kekhususan Magister Manajemen Syariah Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor 2013

Transcript of ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN...

Page 1: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN

GLOBAL REPORTING INITIATIVE (GRI) DENGAN AKUNTANSI SYARIAH :

SUATU TINJAUAN TERHADAP INDIKATOR KINERJA EKONOMI

Diajukan sebagai Tugas Akhir

Mata Kuliah : AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH (ALKS)

Dosen :

Bapak Dr. Muhammad Akhyar Adnan, MBA, Ak.

Disusun Oleh :

Fajar Adi

Taufiq Awaluddin

Kekhususan Magister Manajemen Syariah

Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis

Institut Pertanian Bogor

2013

Page 2: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

Abstrak

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bahwa Panduan Laporan Keberlanjutan

Global Reporting Initiative (GRI) sejalan dengan Akuntansi Syariah, dan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang dapat dipelajari Akuntansi Syariah dari GRI.

Makalah ini bersifat studi literatur. Hasil temuan menyimpulkan bahwa Panduan

Laporan Keberlanjutan Global Reporting Initiative (GRI) sejalan dengan

Akuntansi Syariah, kecuali pada poin indikator yang masih menggunakan bunga,

pada poin indikator upah dan pajak. Serta dapat disimpulkan bahwa akuntansi

syariah dapat belajar dari GRI dalam hal penilaian, pengukuran dan

pengungkapan transaksi yang berkaitan dengan keberlanjutan lingkungan hidup,

baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Kata Kunci : Global Reporting Initiative; Panduan Laporan Keberlanjutan;

Akuntansi Syariah.

Abstract

This paper aims to find out that the Sustainability Reporting Guidelines Global

Reporting Initiative (GRI) in line with Shariah Accounting, and to identify the

things that Shariah Accounting can be learned from GRI. This paper is the study

of literature. The findings concluded that the Sustainability Reporting Guidelines

Global Reporting Initiative (GRI) in line with Islamic Accounting, except the

indicator points that still use the usury, the indicator points wages and taxes. As

well as can be concluded that Islamic accounting can learn from GRI in terms of

assessment, measurement and disclosure of transactions relating to environmental

sustainability, both quantitatively and qualitatively.

Keywords : Global Reporting Initiative; Sustainability Reporting Guidelines;

Shariah Accounting

Page 3: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

1

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Islam merupakan agama (jalan hidup) yang sangat memperhatikan tentang

lingkungan dan keberlanjutan kehidupan di dunia. Banyak ayat Al Qur’an dan

Hadits yang menjelaskan, menganjurkan bahkan mewajibkan setiap manusia

untuk menjaga kelangsungan kehidupannya dan kehidupan makhluk lain di bumi.

Oleh karena itu, segala aktivitas ekonomi dan pembangunan dilakukan dengan

tetap menjaga kelestarian lingkungan untuk kehidupan saat ini dan masa

mendatang. Namun, dalam prakteknya manusia sendiri yang merusak lingkungan

melalui eksploitasi lingkungan yang berlebihan dengan tujuan untuk mendapatkan

keuntungan sebesar-besarnya. Kerusakan lingkungan terjadi di berbagai tempat,

baik yang dilakukan oleh perusahaan multinasional, negara atau individu. Maka

wajar jika manusia juga yang menanggung akibatnya berupa berbagai bencana

alam.

Untuk mengatasi problem lingkungan agar tidak semakin akut, maka perlu

langkah strategis dan berkelanjutan (sustainable). World Commision on

Environment and Development (1987), menyatakan bahwa tujuan dari

pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah untuk "memenuhi

kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk

memenuhi kebutuhan mereka sendiri". Untuk mengkomunikasikan dengan jelas

dan terbuka tentang keberlanjutan (sustainable), diperlukan kerangka konsep

bersama secara global, konsisten bahasa, dan metrik (pengukuran). Global

Reporting Initiative (GRI) memiliki misi untuk memenuhi kebutuhan tersebut,

dengan menyediakan kerangka kerja terpercaya dan kredibel untuk pelaporan

keberlanjutan yang dapat digunakan oleh organisasi dari berbagai ukuran, sektor,

atau lokasi (GRI, 2006).

Pelaporan keberlanjutan perusahaan (Corporate Sustainability Reporting)

berakar pada pelaporan lingkungan atau pelaporan non-keuangan. Hal ini

menunjukkan jalur pengembangan pelaporan menuju konsep pelaporan yang

seimbang, menghubungakan tiga pilar yaitu lingkungan (environment), sosial

Page 4: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

2

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

(social), dan kinerja ekonomi (economic performance) yang saling terkait dan

melengkapi, yang dalam istilah bisnis disebut juga pendekatan Triple Bottom

Line/TBL (Clarke dalam Brosowski et al, 2004). Global Reporting Initiative

(GRI) mempromosikan penggunaan laporan keberlanjutan sebagai cara agar

organisasi menjadi lebih berkelanjutan dan berkontribusi terhadap perekonomian

global yang berkelanjutan (GRI, 2006).

Sebagaimana diketahui, pelaporan keuangan perusahaan (Corporate

Financial Reporting) merupakan output dari akuntansi yang berfungsi sebagai

informasi bagi investor atau pemilik modal untuk mengambil keputusan. Hafizah

(2004) menyatakan bahwa, Manusia sebagai pelaku akuntansi, merupakan

khalifah Allah SWT di muka bumi ini. Lebih lanjut Hafizah (2004) menyatakan,

kedudukan Manusia sebagai khalifah akan terwujud secara maksimal bilamana

ditunjang oleh 2 (dua) faktor. Pertama, kualitas manusia yang berkenaan dengan

keterampilan dan pengetahuan dalam bidang yang ditekuninya. Kedua,

kepribadian mandiri yang dikendalikan oleh iman. Dengan menyadari kedudukan

tersebut, manusia secara etis memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan rahmat

bagi seluruh makhluk (QS. 21:107) dengan jalan amar ma’ruf nahi munkar (QS.

3:110).

Akhirnya akuntansi secara ideal dibangun dan dipraktekkan berdasarkan

nilai-nilai etika, sehingga informasi yang dipancarkan juga bernuansa etika, dan

akhirnya keputusan ekonomi yang diambil berdasarkan etika tadi, mendorong

diciptakannya realitas ekonomi dan bisnis yang beretika (Triyuwono dalam

Hafizah, 2004). Jika demikian, akuntansi merupakan sebuah entitas (entity)

informasi yang tidak bebas nilai (Muhamad dalam Hafizah, 2004). Menurut

Triyuwono dan As’udi dalam Hafizah (2004) bahwa, Esensi akuntansi syariah

pada dasarnya adalah sebuah upaya untuk mendekonstruksi akuntansi modern

kedalam bentuk yang lebih humanis dan sarat dengan nilai.

Berdasarkan berbagai uraian diatas, maka makalah ini disusun dengan

judul : “Analisis Kesesuaian Panduan Laporan Keberlanjutan Global

Reporting Initiative (GRI) Dengan Akuntansi Syariah : Suatu Tinjauan

Terhadap Indikator Kinerja Ekonomi”.

Page 5: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

3

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka perumusan masalah

dinyatakan dalam pertanyaan sebagai berikut :

1. Sejauh mana Panduan Laporan Keberlanjutan Global Reporting Initiative

(GRI) sejalan dengan Akuntansi Syariah?

2. Apa yang bisa Akuntansi Syariah belajar dari GRI?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui bahwa Panduan Laporan Keberlanjutan Global Reporting

Initiative (GRI) sejalan dengan Akuntansi Syariah.

2. Untuk mengidentifikasi hal-hal yang dapat dipelajari Akuntansi Syariah dari

GRI.

1.4. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini antara lain:

1. Bagi akademisi, makalah ini diharapkan dapat menambah literatur Akuntansi

Syariah, khususnya yang berkenaan dengan Global Reporting Intiative (GRI).

2. Bagi praktisi, sebagai masukan dalam pembuatan laporan keuangan yang

berpedoman pada panduan keberlanjutan GRI.

3. Bagi penulis, sebagai sumbangsih penulis terhadap ilmu pengetahuan,

khususnya akuntansi syariah dan sebagai pengembangan pengetahuan penulis

dalam hal keilmuan akuntansi dan laporan keuangan syariah.

1.5. Sistematika Penulisan

Makalah ini akan disusun dalam 5 (lima) bagian, dimana pada setiap

bagian akan diuraikan sebagai berikut:

I. Pendahuluan

Pada bagian ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian dan sistematika penulisan.

II. Tinjauan Literatur

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang teori yang berkaitan dengan Global

Reporting Initiative (GRI) dan Panduan Laporan Keberlanjutan GRI, Pelaporan

Page 6: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

4

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

Keberlanjutan pada Laporan Keuangan Perusahaan, Pelaporan Keberlanjutan pada

Akuntansi Syariah, dan Penelitian Terdahulu.

III. Analisis

Bagian ini akan menjawab rumusan masalah dari makalah ini yaitu:

menyajikan hasil dari kajian terhadap kesesuaian Panduan Laporan Keberlanjutan

GRI dengan Akuntansi Syariah yang dapat menunjukkan bahwa Panduan tersebut

sejalan dengan Akuntansi dan menyajikan hasil kajian terhadap apa yang dapat

dipelajari akuntansi syariah dari pedoman GRI tersebut.

IV. Kesimpulan dan Saran

Dalam bagian ini akan dijabarkan kesimpulan, keterbatasan penelitian dan

saran-saran dari tulisan ini.

Page 7: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

5

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

II. Tinjauan Literatur

2.1. Global Reporting Initiative (GRI) dan Panduan Laporan Keberlanjutan

GRI

Global Reporting Initiative (GRI) didirikan pada tahun 1997 oleh sejumlah

perusahaan dan organisasi yang tergabung dalam Koalisi untuk Ekonomi yang

Bertanggung-jawab terhadap Lingkungan (Coalition for Environmentally

Responsible Economies/CERES), dengan misi mengembangkan panduan yang

berlaku secara global untuk melaporkan ekonomi, lingkungan dan kinerja sosial

(Triple Bottom Line), awalnya hanya untuk perusahaan dan pada akhirnya untuk

setiap bisnis atau pemerintah atau organisasi non-pemerintah (GRI dalam

Hedberg dan Malmborg, 2003).

Lebih lanjut Hedberg dan Malmborg (2003) menyatakan bahwa

Organisasi GRI terdiri dari perwakilan dari beberapa perusahaan di berbagai

negara, LSM dan Organisasi PBB pada Program Lingkungan (United Nation on

Environmental Program/UNEP). Untuk memastikan bahwa panduan dapat

melayani sesuai tujuannya, maka dewan pemangku kepentingan (stakeholders

council) secara berkesinambungan mengevaluasi pola panduan laporan dan

konten laporan. Siapa saja dapat menjadi pemangku kepentingan (stakeholders)

secara bebas dan dapat memberikan komentar. Stakeholders didorong untuk

mengembangkan panduan dan GRI berupaya untuk mendorong perusahaan yang

menggunakan panduan untuk berkomunikasi dengan stakeholder.

GRI adalah organisasi nirlaba (non-profit organization), organisasi

berbasis jaringan, dalam menjalankan aktivitasnya melibatkan banyak

professional dan organisasi dari berbagai sektor, konstituen dan daerah. Misi GRI

adalah untuk membuat standar praktek laporan keberlanjutan, untuk mengaktifkan

semua perusahaan dan organisasi untuk melaporkan aktivitas ekonomi,

lingkungan, kinerja sosial dan tata kelola, dan untuk menyiapkan panduan laporan

berkelanjutan dan dibagikan secara gratis (GRI, 2013).

Kerangka Pelaporan GRI ditujukan sebagai sebuah kerangka yang dapat

diterima umum dalam melaporkan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial dari

Page 8: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

6

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

organisasi. Kerangka ini didesain untuk digunakan oleh berbagai organisasi yang

berbeda ukuran, sektor, dan lokasinya. Kerangka ini juga memperhatikan

pertimbangan praktis yang dihadapi oleh berbagai macam organisasi – dari

perusahaan kecil sampai kepada perusahaan yang memiliki operasi ekstensif dan

tersebar di berbagai lokasi. Kerangka Pelaporan GRI mengandung kandungan isi

umum dan sektor secara spesifik yang telah disetujui oleh berbagai pemangku

kepentingan di seluruh dunia dan dapat diaplikasikan secara umum dalam

melaporkan kinerja keberlanjutan dari sebuah organisasi (GRI, 2006).

Lebih lanjut GRI (2006) menyatakan bahwa, Panduan Laporan

Keberlanjutan (disingkat Panduan) berisikan Prinsip-prinsip dalam

mendefinisikan isi laporan dan menjamin kualitas dari informasi yang dilaporkan.

Panduan juga meliputi Standar Pengungkapan yang terdiri atas Indikator Kinerja

dan item pengungkapan lainnya sebagaimana halnya panduan akan topik teknis

spesifik dalam pelaporan. Indikator-indikator dalam GRI Standard Disclosure

G3.1 antara lain yaitu:

1. Ekonomi : 9 (Sembilan) indikator

2. Lingkungan : 30 (tiga puluh) indikator

3. Sosial : 45 (empat puluh lima) indikator

Ketenagakerjaan : 15 (lima belas) indikator

HAM : 11 (sebelas) indikator

Masyarakat : 10 (sepuluh) indikator

Tanggungjawab atas produk : 9 (sembilan) indikator

2.2. Pelaporan Keberlanjutan Pada Laporan Keuangan Perusahaan

Pelaporan keberlanjutan dijelaskan sebagai “praktek pengukuran,

pengungkapan, dan menjadi akuntabel terhadap pemangku kepentingan internal

dan eksternal untuk kinerja organisasi (GRI, 2006). Laporan Keberlanjutan telah

berkembang jauh, sejalan dengan pengakuan yang muncul dari konsep

keberlanjutan sebagai tantangan di abad 21. Dalam beberapa tahun terakhir,

terdapat peningkatan jumlah perusahaan yang mempublikasikan laporan

keberlanjutan (Kolk dalam Brosowski et al, 2004). Sejak tahun 1992 hingga 2010

telah terjadi peningkatan yang sangat signifikan perusahaan yang melaporkan

Page 9: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

7

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

keberlanjutan. Dibawah ini adalah gambar Pertumbuhan Perusahaan yang

Mempublikasikan Laporan Keberlanjutan.

Gambar 1. Pertumbuhan Perusahaan yang Mempublikasikan Laporan

Keberlanjutan (Sumber: Corporate Register dalam Jalal, 2011).

Menurut Futtera dalam Jalal (2011), sektor pertambangan non-energi

bukan sektor yang menempati urutan pertama dalam perusahaan Pembuat Laporan

Keberlanjutan, melainkan Financial Services dan Energy Utilities yaitu masing-

masing sebanyak 22%. Gambar berikut ini akan menunjukkan data Pembuat

Laporan Keberlanjutan.

Gambar 2. Pembuat Laporan Keberlanjutan

(Sumber: Futtera dalam Jalal, 2011).

Page 10: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

8

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

Sedangkan Pembaca Laporan Keberlanjutan menurut Futtera dalam Jalal

(2011), menyatakan bahwa Pihak Internal yang menjadi pembaca utama Laporan

Keberlanjutan yaitu sebanyak 48%. Selain pihak internal perusahaan, pembaca

Laporan Keberlanjutan pada Laporan Keuangan Perusahaan adalah masyarakat

sipil (civil society) yaitu 22%, value chain sebesar 16% dan investor sebanyak

14%. Gambar berikut ini menunjukkan Pembaca Laporan Keberlanjutan.

Gambar 3. Pembaca Laporan Keberlanjutan

(Sumber: Futtera dalam Jalal, 2011)

Menurut Ballou et al (2006) bahwa, Pelaporan Triple Bottom Line (TBL),

juga dikenal Laporan Keberlanjutan Perusahaan (Corporate Sustainability

Reporting/CSR) melibatkan Laporan Non-Keuangan (Non Financial Reporting)

dan Laporan Keuangan (Financial Reporting) untuk disajikan kepada pihak yang

lebih luas dari Stakeholders daripada hanya kepada pihak Shareholders

(pemegang saham). Lebih lanjut Ballou et al (2006) menyatakan bahwa, Laporan

Keberlanjutan Perusahaan umumnya disusun berdasarkan panduan internal

perusahaan atau panduan yang disiapkan oleh pihak luar perusahaan, dimana

panduan laporan keberlanjutan dari pihak luar perusahaan disusun oleh Global

Reporting Initiative. Pada Oktober 2006, hampir 1000 (seribu) perusahaan dari

lebih dari 60 (enam puluh) negara telah terdaftar pada Organisasi Global

Reporting Initiative dan mempublikasikan Laporan Keberlanjutan Perusahaan

(Corporate Sustainability Report/CSR) dengan menggunakan beberapa atau

keseluruhan dari standar panduan laporan keberlanjutan GRI.

Page 11: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

9

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

2.3. Pelaporan Keberlanjutan Pada Akuntansi Syariah

Akuntansi syariah merupakan kebutuhan mendesak dalam memenuhi

penyusunan laporan keuangan bagi entitas berbasis syariah yang merupakan

wahana pertanggungjawaban yaitu dalam penyusunan laporan keuangan syariah.

Bagi entitas yang operasinya berasaskan syariah maka hanya akuntansi syariah

yang tepat dalam pembuatan laporan keuangan (Norhadi, 2006). Lee Parker pada

tahun 1994 dalam seminar “Future of Accounting” menekankan perlunya

akuntansi berubah dari penekanan Decision Making (pengambilan keputusan)

kepada penekanan Accountability (pertanggungjawaban). Disamping itu juga

akuntansi tidak hanya memberikan informasi kuantitatif, tetapi juga informasi

kualitatif (Harahap dalam Hafizah, 2004).

Muhamad dalam bukunya tentang Prinsip-prinsip Akuntansi Dalam Al-

Qur’an menyimpulkan bahwa, ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah hisab

(perhitungan) pada intinya adalah mengandung nilai-nilai yang dapat diterapkan

dalam pelaksanaan akuntansi syariah, di antaranya prinsip kebenaran, keadilan,

dan pertanggungjawaban (“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan

ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir”). Terlihat jelas bahwa

nilai-nilai yang diterapkan pada akuntansi syariah harus bersumber pada Islam,

yaitu Al-Qur’an (Surah Al-Baqarah:282) dan tidak bisa melupakan hadits

(Suwiknyo, 2007).

Prinsip keseimbangan (tawazun) dalam asas transaksi syariah, esensinya

meliputi keseimbangan aspek material dan spiritual, aspek privat dan publik,

sektor keuangan dan sektor riil, bisnis dan sosial, dan keseimbangan aspek

pemanfaatan dan pelestarian. Transaksi syariah tidak hanya menekankan pada

maksimalisasi keuntungan perusahaan semata untuk kepentingan pemilik

(shareholders). Sehingga manfaat yang didapatkan tidak hanya difokuskan pada

pemegang saham, akan tetapi pada semua pihak (stakeholders) yang dapat

merasakan manfaat adanya suatu kegiatan ekonomi (IAI, 2007).

Bank di seluruh dunia telah menerima cukup banyak tekanan dari beragam

pemangku kepentingan (stakeholders) termasuk para pemegang saham

(shareholders), investor, media, LSM dan pelanggan untuk melakukan aktivitas

Page 12: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

10

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

bisnis secara etis dan bertanggung jawab. Akibatnya, peningkatan kesadaran

berkaitan dengan isu-isu keberlanjutan bagi lembaga keuangan telah diamati di

dunia selama beberapa dekade terakhir (Khan et al, 2010).

Menurut Hopkin dan Cowe dalam Khan (2010) bahwa, aktivitas

operasional perusahaan yang tidak bertanggung jawab dapat memiliki dampak

negatif pada harga saham (price stock) dan brand (reputasi), dimana saat ini

semakin banyak konsumen yang menanyakan pada bank tentang posisi dan

aktivitas pertanggung jawaban sosial yang telah dilakukan dan akan dilakukan

oleh bank. Demikian juga stakeholders yang memiliki pengaruh yang kuat, secara

signifikan membangun isu dan membawa isu ini untuk menjadi sentimen publik,

dimana badan penyelenggara negara, media-media dan LSM-LSM diminta untuk

menyikapi isu-isu tanggung jawab sosial di sektor industri perbankan dan

keterlibatan yang kuat dari stakeholder ini memiliki dampak untuk menjadi

pendorong utama untuk merevolusi Corporate Sustainability Reporting (CSR)

dan praktik pelaporan CSR (Khan, 2010).

2.4. Penelitian Terdahulu

Fitiria dan Hartanti (2010) dalam penelitiannya yang berjudul: “Islam dan

Tanggung Jawab Sosial : Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan

Global Reporting Initiative (GRI) Indeks dan Islamic Social Reporting (ISR)

Indeks” menyatakan bahwa, berdasarkan perkembangan industri perbankan

syariah di Indonesia saat ini tumbuh dengan cukup pesat, ditambah dengan isu

praktek dan pengungkapan CSR yang makin marak, maka penelitian bertujuan

untuk melihat bagaimana praktek pengungkapan CSR di bank syariah ditinjau dari

dua macam skoring indeks, yaitu Global Reporting Inititive dan Islamic Social

Reporting, mengingat masing-masing indeks tersebut berangkat dari dua filosofi

yang berbeda.

Temuan penting dari penelitian Fitiria dan Hartanti (2010) adalah

Pengungkapan berdasarkan indeks GRI memiliki skor yang lebih baik

dibandingkan indeks ISR, dan secara garis besar, indikator-indikator ISR telah

cukup mewakili indikator-indikator GRI tahun 2006 namun indikator-indikator

GRI tahun 2006 memiliki rincian yang lebih detail dan komprehensif

Page 13: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

11

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

dibandingkan indikator-indikator indeks ISR sehingga pengungkapan yang

dihasilkan pun sangat terbatas, serta Indeks ISR dapat dikonvergensikan kedalam

indeks GRI tahun 2006 tetapi hal ini membutuhkan diskusi lebih lanjut dari para

standard setter.

Dalam penelitiannya yang berjudul: “Sustainability Accounting – A

Brief History and Conceptual Framework”, Lamberton (2005) mengulas

tentang teori dan praktek akuntansi keberlanjutan yang belum lama dipraktekkan,

dan mengembangkan kerangka struktur model akuntansi keuangan menuju

kerangka akuntansi keberlanjutan. Tujuan dari kerangka kerja ini untuk

menyediakan arahan untuk masa depan perkembangan akuntansi keberlanjutan

baik di tingkat konseptual dan penerapannya. Lebih lanjut Lamberton (2005)

menyimpulkan bahwa kerangka akuntansi keberlanjutan memunculkan tantangan

besar bagi bisnis. Luasnya pelaporan untuk memasukkan aspek kinerja

lingkungan, sosial dan ekonomi (Triple Bottom Line) yang sesuai dengan standar

kualitatif ketat yang ditetapkan dalam Pedoman GRI memerlukan komitmen besar

pada sumber daya untuk mencapai aplikasi yang luas.

Hedberg dan Malmborg (2003) dalam penelitiannya yang berjudul : “The

Global Reporting Initiative and Corporate Sustainability Reporting in

Swedish Companies”, bertujuan untuk menganalisis fenomena pelaporan

keberlanjutan perusahaan (Corporate Sustainability Reporting/CSR) pada

umumnya dan penggunaan Panduan CSR yang dikembangkan oleh Global

Reporting Initiative (GRI) pada khususnya. Pertanyaan utama yang dipersoalkan

adalah mengapa perusahaan memilih untuk menggunakan Panduan GRI dan

bagaimana hal ini telah mempengaruhi tanggung jawab sosial perusahaan dan

pengelolaan lingkungan. Temuan penting pada penelitian Hedberg dan Malmborg

(2003) adalah Laporan CSR dan Panduan GRI adalah dari lebih banyak

membantu pihak internal dibanding sebagai komunikasi eksternal. Hal Ini dapat

membantu perusahaan untuk belajar tentang diri sendiri dan untuk melihat apa

sebenarnya telah dilakukan dalam organisasi. Panduan GRI memiliki potensi

untuk mendapatkan visibilitas dan kontrol dari triple bottom line pada tingkat

perusahaan.

Page 14: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

12

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

Senada dengan Hedberg dan Malmborg (2003), Penelitian Khan et al

(2010) yang berjudul : “Corporate Sustainability Reporting of Major

Commercial Banks In Line With GRI : Bangladesh Evidence”, bertujuan

untuk meneliti kecenderungan pelaporan keberlanjutan oleh bank-bank komersial

utama di Bangladesh sejalan dengan indikator pelaporan keberlanjutan global

yang diuraikan di Panduan berdasarkan Kerangka GRI. Temuan hasil penelitian

ini, menemukan bahwa pelaporan sosial oleh bank-bank besar berdasarkan

indikator GRI di Bangladesh relatif sedikit. Di antara semua kategori item

keberlanjutan, sebagian besar bank lebih memilih untuk mengungkapkan lebih

lanjut pada kategori "masyarakat (society)". Secara khusus, setiap bank

menyumbangkan dananya untuk korban banjir dan tornado secara langsung,

menyalurkan pakaian hangat bagi orang-orang yang terkena dampak dingin dan

memberikan dana bantuannya melalui lembaga sosial pemerintah untuk korban

banjir. Selain itu, bank-bank di Bangladesh menyalurkan dana sosialnya dalam

bentuk beasiswa dan menyumbangkan dananya untuk mendirikan pusat penelitian

di perguruan tinggi.

Page 15: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

13

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

III. Analisis

3.1. Kesesuaian Panduan Laporan Keberlanjutan GRI (Indikator Kinerja

Ekonomi) dengan Akuntansi Syariah

Menurut GRI (2006) terdapat 9 (Sembilan) Indikator Kinerja Ekonomi

pada Panduan Laporan Keberlanjutan GRI Standard Disclosure G3.1, yaitu:

Aspek: Kinerja Ekonomi

EC1 Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung yang meliputi pendapatan,

biaya operasional, imbal jasa (kompensasi) karyawan, donasi, dan investasi

komunitas lainnya, laba ditahan, dan pembayaran kepada penyandang dana

atau pemerintah.

EC2 Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat perubahan iklim serta

peluangnya bagi aktivitas organisasi.

EC3 Cakupan kewajiban organisasi terhadap program manfaat pasti.

EC4 Bantuan finansial signifikan yang diterima dari pemerintah.

Aspek: Keberadaan Pasar

EC5 Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum

setempat pada daerah operasi utama .

EC6 Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal pada

daerah operasi utama.

EC7 Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen senior yang

direkrut secara lokal dan dipekerjakan di daerah operasi utama.

Aspek: Akibat Tidak Langsung

EC8 Pembangunan dan dampak investasi infrastruktur serta jasa yang diberikan

kepada publik secara komersial, dalam bentuk natura, atau pro bono.

EC9 Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung yang

signifikan, termasuk seberapa luas dampaknya.

Lebih lanjut dalam GRI (2006) dijelaskan bahwa indikator pendapatan

dalam EC1 dijabarkan sebagai berikut:

Penjualan neto sama dengan penjualan produk dan jasa bruto dikurangi

pengembalian (retur), diskon dan pengurangan harga (diskon).

Page 16: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

14

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

Pendapatan dari investasi finansial termasuk penerimaan kas atas bunga

pinjaman, dividen saham, royalti, dan pendapatan lansung yang dihasilkan

dari pengelolaan aset (misalnya penyewaan properti).

Pendapatan dari penjualan aset yaitu aset berwujud (properti, infrastruktur,

peralatan) dan tidak berwujud (hak atas kekayaan intelektual, disain, nama

merk).

Sedangkan menurut IAI (2007), definisi penghasilan (income) meliputi

baik pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul

dalam pelaksanaan aktivitas entitas syariah yang biasa dan dikenal dengan sebutan

yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bagi hasil, dividen,

royalty dan sewa. Keuntungan meliputi, misalnya, pos yang timbul dalam

pengalihan aset tak lancar. Definisi penghasilan juga mencakupi keuntungan yang

belum direalisasi, Keuntungan biasanya dilaporkan dalam jumlah bersih setelah

dikurangi dengan beban yang bersangkutan. Penghasilan dapat juga berasal dari

penyelesaian kewajiban. Misalnya, entitas syariah dapat memberikan barang dan

jasa kepada kreditur untuk melunasi pinjaman.

Berdasarkan Panduan Laporan Keberlanjutan GRI pada indikator kinerja

ekonomi poin EC1 (Pendapatan) menunjukkan bahwa Panduan Keberlanjutan

GRI sejalan dengan Akuntansi Syariah, kecuali pada poin pengakuan pendapatan

yang bersumber dari investasi finansial yaitu adanya penerimaan kas atas bunga.

Bunga adalah riba, dan diharamkan oleh Allah SWT sebagaimana dalam Q.S. Al

Baqarah : 275 (“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba).

Sehingga entitas usaha yang berbasis syariah dalam menerapkan Panduan Laporan

Keberlanjutan GRI poin pendapatan, harus mengeluarkan unsur pendapatan atas

bunga pada pengakuan pendapatan.

Pada indikator Biaya Operasi dan Kompensasi Karyawan dalam poin EC1

Panduan Laporan Keberlanjutan GRI (GRI, 2006) dijabarkan sebagai berikut:

Biaya Operasi : Pembayaran tunai kepada pihak di luar organisasi atas

pembelian bahan baku, komponen produk, fasilitas, dan jasa. Pembayaran

ini termasuk untuk sewa properti, biaya lisensi, fasilitas kemudahan (yang

memenuhi tujuan komersial), royalti, biaya pekerja kontrak, biaya

Page 17: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

15

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

pelatihan karyawan (apabila menggunakan pelatih eksternal), pakaian

pelindung karyawan, dan lain-lain

Manfaat dan gaji karyawan, termasuk direksi dan komisaris :

o total daftar gaji karyawan serta yang dibayar ke pemerintah atas

nama karyawan (seperti PPh dan dana Jamsostek). Pekerja

operasional non-karyawan umumnya tidak termasuk dalam

kategori ini, namun dimasukkan sebagai biaya jasa dalam kategori

Biaya Operasi.

o Total tunjangan manfaat termasuk tunjangan umum (dana pensiun,

asuransi, fasilitas kendaraan bermotor, dan kesehatan pribadi) dan

tunjangan karyawan lainnya seperti perumahan, pinjaman tanpa

bunga, bantuan transportasi umum, hibah pendidikan, dan

pembayaran pesangon. Hal ini tidak termasuk biaya pelatihan,

biaya peralatan perlindungan, dan biaya lainnya yang terkait

dengan fungsi jabatan karyawan

Sedangkan menurut IAI (2007), definisi beban mencakupi baik kerugian

maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas syariah yang

biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas syariah yang biasa

meliputi, misalnya, beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban tersebut

biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas (dan setara

kas), persediaan dan aset tetap. Berdasarkan Panduan Laporan Keberlanjutan GRI

pada indikator kinerja ekonomi poin EC1 (Biaya Operasi dan Kompensasi

Karyawan) menunjukkan bahwa Panduan Keberlanjutan GRI sejalan dengan

Akuntansi Syariah. Namun perlu diperhatikan bahwa, dalam Panduan GRI,

pekerja operasional non-karyawan tidak termasuk kategori ini, hal tersebut akan

menimbulkan rasa ketidakadilan. Padahal dalam Islam, semua manusia sama di

hadapan Allah SWT, yang membedakan adalah hanya ketaqwaannya kepada

Allah SWT. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW: “Wahai manusia,

sesungguhnya ayahmu satu dan sesungguhnya ayahmu satu. Ketahuilah, tidak

ada keunggulan orang Arab atas non-Arab, tidak pula non-Arab atas orang Arab,

serta tidak pula orang berkulit hitam atas orang yang berkulit merah. Yang

membedakan adalah taqwanya.” (HR. Ahmad).

Page 18: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

16

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

Panduan Laporan Keberlanjutan GRI, indikator Pembayaran Terhadap

Penyandang dana dan Pemerintah dijabarkan sebagai berikut (GRI, 2006):

Pembayaran terhadap penyandang dana

o Dividen kepada pemegang saham

o Beban bunga kepada kreditur

o Termasuk beban bunga dari semua jenis hutang dan dividen

pemegang saham istimewa (preferensi) yang ditangguhkan

Pembayaran terhadap pemerintah

o Semua pembayaran pajak (PPh perusahaan, PPN, PBB, dan lain-

lain) serta penalti yang dikenakan sesuai dengan ketentuan

internasional, nasional, dan lokal. Tidak termasuk dalam kategori

ini pajak yang ditunda karena ada kemungkina pajak tersebut tidak

dibayar. Organisasi yang beroperasi di beberapa negara

menyediakan laporan pajak yang dibayar per negara. Organisasi

harus menjelaskan definisi segmentasi yang dipergunakan.

Sedangkan menurut IAI (2007), Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana

syirkah temporer adalah bagian bagi hasil pemilik dana atas keuntungan dan

kerugian hasil investasi bersama entitas syariah dalam suatu periode laporan

keuangan. Hak pihak ketiga atas bagi hasil tidak bisa dikelompokan sebagai beban

(ketika untung) atau pendapatan (ketika rugi). Namun, hak pihak ketiga atas bagi

hasil merupakan alokasi keuntungan dan kerugian kepada pemilik dana atas

investasi yang dilakukan bersama dengan entitas syariah.

Dari perbandingan Panduan Laporan Keberlanjutan GRI pada indikator

kinerja ekonomi poin EC1 (Pembayaran Terhadap Penyandang dana)

menunjukkan bahwa Panduan Keberlanjutan GRI sejalan dengan Akuntansi

Syariah, kecuali pada poin pembayaran terhadap beban bunga. Sedangkan untuk

indikator Pembayaran terhadap Pemerintah tidak sejalan dengan akuntansi

syariah, karena Laporan keuangan dengan tujuan khusus seperti prospektus, dan

perhitungan yang dilakukan untuk tujuan perpajakan tidak termasuk dalam

kerangka dasar akuntansi syariah (IAI, 2007).

Page 19: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

17

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

GRI (2006) menjabarkan indikator Investasi Komunitas dalam Panduan

Laporan Keberlanjutan poin EC1 sebagai berikut:

Donasi dan dana investasi sukarela untuk komunitas yang lebih luas di

mana target penerima manfaat adalah pihak-pihak di luar organisasi Hal

ini termasuk kontribusi untuk badan amal, lembaga sosial masyarakat

(LSM), dan lembaga riset (tidak terkait dengan aktivitas riset dan

pengembangan komersial organisasi), dana untuk mendukung infrastruktur

komunitas (misalnya fasilitas rekreasi), dan biaya program sosial

(termasuk acara seni dan pendidikan). Perhitungan dana mengacu pada

pengeluaran aktual dalam periode laporan, dan karenanya tidak termasuk

komitmen.

Untuk investasi infrastruktur, total investasi harus memasukkan biaya

barang dan tenaga kerja. Dalam rangka mendukung program atau fasilitas

yang sedang berjalan (misalnya organisasi mendanai operasi harian dari

fasilitas publik), investasi yang dilaporkan termasuk biaya operasi.

Hal ini tidak termasuk aktivitas komersial dan hukum serta tujuan

investasi yang semata-mata mempunyai unsur komersial. Donasi kepada

partai politik termasuk di dalamnya, tetapi akan disampaikan terpisah

secara detail di S06.

Tidak termasuk investasi infrastruktur yang terjadi akibat kebutuhan bisnis

utama (seperti membangun akses jalan ke kantor atau pabrik) atau

memberikan fasilitas operasi organisasi. Perhitungan investasi mungkin

termasuk infrastruktur yang dibuat di luar aktivitas bisnis utama dari

organisasi yang melaporkan, seperti sekolah atau rumah sakit/puskesmas

untuk karyawan dan keluarganya.

Sedangkan menurut IAI (2007), Transaksi syariah nonkomersial dilakukan

antara lain berupa: pemberian dana pinjaman atau talangan (qardh);

penghimpunan dan penyaluran dana sosial seperti zakat, infak, sedekah, wakaf

dan hibah. Hal ini menunjukkan bahwa Panduan Keberlanjutan GRI sejalan

dengan Akuntansi Syariah. Namun, terdapat perbedaan motivasi pada

pengakuannya. Pada Panduan GRI, motivasinya untuk menjaga dan meningkatkan

nama baik perusahaan melalui penyaluran donasi, sedangkan pada akuntansi

Page 20: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

18

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

syariah motivasinya adalah untuk mendapatkan pahala sebagaimana perintah

untuk mengeluarkan sebagian harta untuk diberikan kepada yang berhak. Perintah

(kewajiban) membayar zakat disebutkan secara jelas di dalam Alquran dan

Sunnah Rasulullah. Perintah zakat dalam Alquran, yang disebutkan beriringan

dengan kewajiban mendirikan shalat ditemukan sebanyak 33 kali. Sedang perintah

membayar zakat yang tidak diiringkan dengan shalat, atau disampaikan dengan

kata yang lain, seperti perintah untuk membayar infaq atau shadaqah, ditemukan

lebih dari 40 kali (zisindosat.com, 2013).

GRI (2006) menjabarkan EC2 dalam Panduan Laporan Keberlanjutan GRI

sebagai berikut:

Melaporkan apakah pimpinan senior organisasi mempertimbangkan

perubahan iklim serta kesempatan dan risiko yang ada terhadap organisasi,

Melaporkan kesempatan dan risiko akibat perubahan iklim yang secara

potensial berdampak finansial terhadap organisasi,

Melaporkan apakah manajemen telah menghitung untuk organisasi

dampak keuangan (misalnya biaya asuransi dan karbon) akibat perubahan

iklim.

Sedangkan menurut IAI (2007), Implementasi keadilan dalam kegiatan

usaha berupa aturan prinsip muamalah yang melarang adanya unsur kezaliman

(unsur yang merugikan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan). Lebih lanjut

IAI (2007) menjelaskan bahwa, posisi keuangan entitas syariah dipengaruhi oleh

sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas,

serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa Panduan Keberlanjutan GRI sejalan dengan Akuntansi

Syariah.

GRI (2006) menjabarkan EC3 dalam Panduan Laporan Keberlanjutan GRI

sebagai berikut: Untuk program manfaat pasti, identifikasi apakah pendanaan

untuk membayar kewajiban pensiun kepada karyawan dari sumber dana

organisasi langsung atau dari dana yang dikelola terpisah oleh organisasi lain.

Sedangkan menurut IAI (2007), penyisihan menyangkut kewajiban masa kini dan

memenuhi ketentuan lain dalam definisi tersebut, maka pos yang bersangkutan

merupakan kewajiban meskipun jumlahnya harus diestimasi. Contohnya adalah

Page 21: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

19

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

penyisihan untuk pembayaran yang akan dilakukan terhadap garansi berjalan dan

penyisihan untuk menutup kewajiban manfaat pensiun. Hal tersebut menunjukkan

bahwa Panduan Keberlanjutan GRI sejalan dengan Akuntansi Syariah. Kewajiban

untuk menyisihkan dana yang akan digunakan untuk manfaat pada masa pensiun

adalah sesuai dengan tuntunan Hadits Rasul SAW: “Manfaatkan lima perkara

sebelum lima perkara, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, waktu

mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu

sakitmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum

datang matimu” (HR Al-Hakim dan Al-Baihaqi).

Panduan GRI dalam poin EC4 menjelaskan tentang bantuan keuangan

signifikan dari pemerintah, yang dijabarkan sebagai berikut: Melaporkan estimasi

keseluruhan nilai keuangan berdasarkan basis akrual dan Melaporkan apakah

pemerintah termasuk dalam struktur pemegang saham. Sedangkan menurut IAI

(2007), Aset entitas syariah berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi

di masa lalu. Entitas syariah biasanya memperoleh aset melalui pembelian atau

produksi sendiri, tetapi transaksi atau peristiwa lain juga dapat menghasilkan aset;

misalnya properti yang diterima entitas syariah dari pemerintah sebagai bagian

dari program untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dalam suatu wilayah. Hal

tersebut menunjukkan bahwa Panduan Keberlanjutan GRI sejalan dengan

Akuntansi Syariah.

Panduan Laporan Keberlanjutan GRI (GRI, 2006), juga memberikan

pedoman tentang Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah

minimum setempat pada daerah operasi utama pada poin EC5, dijabarkan sebagai

berikut:

Identifikasi apakah kompensasi dari sebagian besar tenaga kerja telah

sesuai dengan aturan upah minimum,

Dalam persentase, bandingkan upah minimum lokal dengan laporan gaji

tingkat entri (pemula) pada daerah operasi utama,

Dalam situasi dimana organisasi dapat menerapkan tingkat upah minimum

yang berbeda sebagai referensi, maka harus dijelaskan tingkat upah

minimum mana yang dipergunakan.

Page 22: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

20

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

Sedangkan menurut IAI (2007), Informasi posisi keuangan dan kinerja di

masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan

dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian

pemakai, salah satunya adalah pembayaran upah. Untuk memiliki nilai prediktif,

informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Sehingga dapat

dikatakan Panduan Laporan Keberlanjutan GRI tidak sejalan dengan akuntansi

syariah, pada poin pembayaran upah ini.

Islam memandang upah sangat besar kaitannya dengan konsep moral

bukan hanya sekedar kebutuhan perusahaan saja, dan upah dalam Islam tidak

hanya sekedar materi (kebendaan atau keduniaan) tetapi lebih dari itu, upah dalam

Islam berorientasi pada kehidupan akhirat (pahala), sebagaimana perintah Islam

mewajibkan untuk membayar upah yang sesuai dan disegarakan. Rasul SAW

bersabda: “Berikanlah gaji kepada pekerja sebelum kering keringatnya, dan

beritahukan ketentuan gajinya, terhadap apa yang dikerjakan”. (HR. Baihaqi).

Hadits lain yang menjelaskan tentang pembayaran upah ini adalah :

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad Saw. bahwa beliau

bersabda: “Allah telah berfirman: “Ada tiga jenis manusia dimana Aku adalah

musuh mereka nanti di hari kiamat. Pertama, adalah orang yang membuat

komitmen akan memberi atas nama-Ku (bersumpah dengan nama-Ku), kemudian

ia tidak memenuhinya. Kedua, orang yang menjual seorang manusia bebas

(bukan budak), lalu memakan uangnya. Ketiga, adalah orang yang menyewa

seorang upahan dan mempekerjakan dengan penuh, tetapi tidak membayar

upahnya” (HR. Bukhari).

Dalam Panduan Laporan Keberlanjutan GRI poin EC 6 menjabarkan

tentang Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal pada

daerah operasi utama, dengan penjabaran sebagai berikut (GRI, 2006) : untuk

perhitungan, persentase pengeluaran harus berdasarkan faktur atau komitmen

yang dibuat sepanjang periode pelaporan (yaitu akuntansi akrual).

Sedangkan menurut IAI (2007), laporan keuangan disusun atas dasar

akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat

kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan

Page 23: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

21

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan

pada periode yang bersangkutan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Panduan

Keberlanjutan GRI sejalan dengan Akuntansi Syariah.

Panduan Laporan Keberlanjutan GRI dalam poin EC7 (GRI, 2006),

menjelaskan tentang prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen

senior yang direkrut secara lokal dan dipekerjakan di daerah operasi utama,

dijabarkan sebagai berikut : melaporkan apakah organisasi mempunyai kebijakan

global atau praktek umum untuk menjamin penerimaan pegawai dari penduduk

lokal di daerah operasi utama. Sedangkan pada IAI (2007) tidak secara spesifik

mendeskripsikan hal tersebut. Namun dapat dikatakan Panduan Keberlanjutan

GRI sejalan dengan Akuntansi Syariah, dengan penekanan pada adanya karyawan

lokal yang bekerja pada perusahaan.

Begitupun dengan Panduan Laporan Keberlanjutan GRI pada poin EC8

(GRI, 2006), dapat dikatakan Panduan Keberlanjutan GRI sejalan dengan

Akuntansi Syariah, dengan penekanan pada pembangunan dan dampak investasi

infrastruktur serta jasa yang diberikan kepada publik secara komersial, dengan

penjabaran sebagai berikut : laporkan apakah organisasi melakukan penilaian

kebutuhan komunitas untuk menentukan infrastruktur dan jasa lainnya yang

dibutuhkan, di mana organisasi tidak mengejar keuntungan ekonomi secara

langsung, karena tujuan pembangunan infrastruktur untuk kepentingan publik.

Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjadi pribadi yang dapat

bermanfaat bagi banyak orang. sebab ini adalah salah satu perintah Rasulullah

SAW kepada umatnya. Sabda beliau: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling

bermanfaat bagi orang lain” (HR. Ahmad). Selain itu, segala sesuatu yang kita

berikan kepada orang lain, semuanya akan kembali untuk kebaikan diri kita

sendiri. “Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri

kalian sendiri” (QS. 17:7).

Indikator terakhir pada Panduan Laporan Keberlanjutan GRI pada Kinerja

Ekonomi adalah poin EC9 yaitu tentang penjelasan dampak ekonomi tidak

langsung yang signifikan, termasuk seberapa luas dampaknya. Hal ini

menunjukkan bahwa Panduan Keberlanjutan GRI sejalan dengan akuntansi

Page 24: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

22

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

syariah. Islam menganjurkan bahkan mewajibkan ummatnya untuk menjaga

lingkungan. Sebagaimana Allah SWT jelaskan dalam QS Al A’raf : 56 : “Dan

janganlah kamu membuat kerusakan di bumi sesudah (Allah SWT)

memperbaikinya dan dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut.

Sesungguhnya rahmat Alloh SWT amat dekat kepada orang-orang yang berbuat

baik”.

3.2. Hal-hal yang Dapat Dipelajari Akuntansi Syariah Dari Panduan

Laporan Keberlanjutan GRI

Berbagai musibah di tanah air ini, seperti tragedi runtuhnya terowongan

Freeport di Papua, semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo yang belum dapat

diatasi hingga kini, hingga aktivitas pertambangan Newmont di Minahasa yang

mengakibatkan tingginya kadar arsenik di Teluk Buyat Minahasa, dianggap

sebagai fenomena alam (Cahyadi, 2013). Lebih lanjut Cahyadi (2013) menyatakan

bahwa dengan kata kunci fenomena alam, berarti upaya perusahaan untuk

meringankan beban korban bukan didasari tanggung jawab dari kesalahan

perusahaan, melainkan niat baik perusahaan dalam melaksanakan CSR

(Corporate Social Responsibility). Karena bukan kesalahan perusahaan, nama

baik perusahaan tambang itu tetap bersih, sehingga tetap diperbolehkan terus

mengeksploitasi sumber daya alam di kawasan tersebut atau kawasan lainnya.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya masyarakat mengetahui informasi potensi

bencana alam akibat operasional perusahaan tambang. Sebab, bagaimanapun

keberlanjutan kehidupan masyarakat jauh lebih penting daripada keberlanjutan

operasi industri tambang.

Adanya panduan laporan keberlanjutan dari GRI sesungguhnya memiliki

niat baik untuk tujuan pelestarian dan keberlanjutan lingkungan. Tingkat Aplikasi

bertujuan untuk menunjukkan suatu jalan untuk pendekatan yang lebih luas

terhadap pelaporan dengan menggunakan Kerangka Pelaporan GRI (GRI, 2006).

Lebih lanjut GRI (2006) menjelaksan bahwa GRI Reporting Framework dibuat

untuk memberikan framework yang diterima secara umum terhadap pelaporan

kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan organisasi.

Page 25: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

23

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

Jadi dapat dikatakan Kerangka Pelaporan GRI sebagai upaya preventif

untuk menjaga kelestarian lingkungan. Karena hanya butuh waktu kurang dari

satu jam untuk menebang satu pohon, namun memerlukan waktu puluhan tahun,

bahkan ratusan tahun untuk membesarkannya kembali. Melalui Kerangka

Pelaporan GRI juga, dilakukan upaya mengurangi dampaknya apabila telah terjadi

kerusakan akibat operasional perusahaan.

Akuntansi syariah yang disusun berdasarkan Al Qur’an dan Hadits telah

terlebih dahulu dalam upayanya untuk melestarikan lingkungan. Melestarikan

lingkungan hidup, ditempuh melalui pendekatan preventif, di antaranya melalui

pemahaman ajaran agama secara komprehensif dan integratif. Dalam konteks

lingkungan sering disebut istilah “Fiqh Lingkungan”. Fiqh dalam konteks

lingkungan adalah hasil bacaan dan pemahaman manusia terhadap dalil naqli,

baik yang maktubah (tertulis) maupun yang kauniyyah (tidak tertulis) yang

tersebar di alam jagad raya.

GRI beserta seluruh perangkat organisasinya telah menyediakan berbagai

modul secara gratis untuk penggunanya. Salah satunya, adalah Tingkat Aplikasi.

Pada tingkatan aplikasi, penilaian dilakukan tidak hanya secara kuantitatif, namun

juga secara kualitatif. Ada tiga tingkatan didalam sistem, yang bernilai C, B dan

A. Kriteria pelaporan pada tiap tingkatan mencerminkan sejauh mana aplikasi dari

Kerangka Pelaporan GRI. A “plus” (+) tersedia pada setiap tingkatan (mis. C+,

B+, A+) jika ada external assurance yang digunakan pada laporan (GRI, 2006).

Lahirnya Standar Akuntansi Perbankan Syariah (PSAK No. 59)

menimbulkan pro dan kontra dalam tataran aplikasi, hal ini didasarkan pada

kondisi dimana disatu sisi terdapat pihak yang masih pesimis dan disisi lain

terdapat pihak yang beranggapan bahwa sudah saatnya membutuhkan akuntansi

syariah tersebut (Norhadi, 2006). Lebih lanjut Norhadi (2006) menyatakan bahwa

persimpangan jalan pelaksanaan Standar Akuntansi Perbankan Syariah (PSAK

No. 59) paling tidak dipicu oleh faktor: Sedikitnya bank syariah yang go publik,

faktor sosialisasi, inkonsistensi usaha, kelemahan dalam teori.

Page 26: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

24

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

Oleh karena itu, dalam aplikasinya, akuntansi syariah dapat belajar dari

GRI dalam hal penilaian, pengukuran dan pengungkapan transaksi yang berkaitan

dengan keberlanjutan lingkungan hidup, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Sehingga akuntansi syariah bukan hanya sekedar “wacana” namun menjadi ”aksi”

nyata dalam setiap aktivitas entitas usaha berbasis syariah.

Page 27: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

25

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

IV. Kesimpulan dan Saran

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Untuk tujuan mengetahui bahwa Panduan Laporan Keberlanjutan Global

Reporting Initiative (GRI) sejalan dengan Akuntansi Syariah, dapat

disimpulkan bahwa Panduan Laporan Keberlanjutan Global Reporting

Initiative (GRI) sejalan dengan Akuntansi Syariah, kecuali pada poin

indikator yang masih menggunakan bunga, pada poin indikator upah dan

pajak. Namun terdapat perbedaan motif dalam hal tujuan pelaporan,

karena pelaporan keberlanjutan berdasarkan GRI hanya semata untuk

mengejar dunia (keuntungan) perusahaan, namun pada akuntansi syariah

motif pelaporan keberlanjutan didasari atas kewajiban, dimana bila

dilaksanakan mendapatkan pahala dari pada hanya sekedar mengejar

keuntungan usaha.

2. Untuk tujuan mengidentifikasi hal-hal yang dapat dipelajari Akuntansi

Syariah dari GRI, dapat disimpulkan bahwa akuntansi syariah dapat

belajar dari GRI dalam hal penilaian, pengukuran dan pengungkapan

transaksi yang berkaitan dengan keberlanjutan lingkungan hidup, baik

secara kuantitatif maupun kualitatif.

4.2. Saran dan Implikasi Manajerial

4.2.1.Saran

Berdasarkan analisis dan pembahasan serta kesimpulan yang telah

dikemukakan diatas, maka saran atau rekomendasi dari penulisan makalah ini

yang mungkin dapat ditindaklanjuti adalah sebagai berikut:

1. Hasil yang menunjukkan bahwa Panduan Laporan Keberlanjutan

Global Reporting Initiative (GRI) sejalan dengan Akuntansi Syariah,

kecuali pada poin yang menggunakan indikator bunga, dapat menjadi

perhatian dan pertimbangan dari perusahaan atau instansi pemerintah

yang berbasis syariah untuk mengaplikasikan Panduan GRI ini.

Page 28: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

26

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

2. Hasil yang menunjukkan bahwa Akuntansi Syariah dapat mengambil

beberapa hal dari Panduan Laporan Keberlanjutan GRI, sehingga

diperlukan adanya upaya untuk sosialisasi Panduan GRI ini secara

lebih lengkap dan komprehensif untuk entitas usaha yang berbasis

syariah, agar dalam aplikasinya dapat dilakukan secara sejalan.

4.2.2.Implikasi Manajerial

Berdasarkan berbagai saran atau rekomendasi yang diusulkan diatas, maka

implikasi manajerial dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi akuntan, dalam rangka meningkatkan nilai-nilai dalam akuntansi

syariah yang didasarkan atas Al Qur’an dan Hadits, maka diperlukan

upaya untuk memahami Panduan GRI secara lengkap dan detil.

2. Bagi Manajemen entitas usaha berbasis syariah, dalam menerapkan

aplikasi akuntansi syariah, maka dapat dipertimbangkan untuk

menyiapakan SDM akuntan yang bekerja di perusahaan yang

memahami Panduan GRI. Selain itu, implikasi manajerialnnya adalah

entitas usaha berbasiskan syariah dapat mempertimbangkan untuk

mendaftar sebagai entitas usaha yang tergabung dalam organisasi GRI.

3. Bagi kalangan akademisi, makalah ini diharapkan memberikan

konstribusi positif bagi dunia penelitian, khususnya penelitian

akuntansi syariah. Dengan demikian tulisan ini diharapkan akan

menambah literatur tentang akuntansi syariah dan laporan

keberlanjutan. Sehingga diharapkan akademisi yang tertarik untuk

melakukan penelitian akuntansi syariah dan laporan keberlanjutan

semakin meningkat di masa yang akan datang.

4.3. Keterbatasan Makalah

1. Panduan Laporan Keberlanjutan GRI hanya memfokuskan pada 9

(Sembilan) indikator kinerja ekonomi. Perlu adanya penambahan

indikiator Panduan GRI yang lainnya (indikator lingkungan dan sosial)

2. Metodologi penulisan, terbatas hanya pada studi literatur. Sehingga

disarankan untuk penelitian selanjunya dapat dilakukan secara

kuantitatif atau kualitatif dengan metode IDI atau FGD.

Page 29: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

27

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

Daftar Referensi

Al Qur’anul Karim.

Ballou, Brian, Dan L. Heitger, and Charles E. Landes. 2006. The Future of

Corporate Sustainability Reporting : A Rapidly Growing Assurance

Opportunity. Journal of Accountancy 202.6 pp. 65-74.

Brosowsky, Jan., Isenmann, Ralf., Beisel, Monika., dan Marx-Gomez, Jorge.

2004. XML Schema For Sustainability Reports Meeting The Needs Of The

GRI Guidelines. Editions du Tricorne. ISBN: 28 29 30 275-3. Geneva.

Cahyadi, Firdaus. 2013. Belajar Dari Kasus Freeport. Koran Tempo Edisi Rabu,

29 Mei 2013. pp. A11.

Commission on Environment and Development. 1987. Our Common Future.

Oxford University Press. Oxford.

Fitria, Soraya, and Dwi Hartanti. Islam Dan Tanggung Jawab Sosial: Studi

Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative

Indeks Dan Islamic Social Reporting Indeks. Simposium Nasional

Akuntansi XIII. Universitas Jend. Sudirman Purwokerto. Purwokerto.

Global Reporting Initiative. 2006. Reporting Guidelines Version 3.0.

www.globalreporting.org. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2013.

Global Reporting Initiative. 2006. Set Protokol Indikator Ekonomi (EC).

www.globalreporting.org. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2013.

Global Reporting Initiative. 2006. Tingkat Aplikasi GRI.

www.globalreporting.org. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2013.

Global Reporting Initiative. 2013. The Sustainability Content of Integrated

Reports – A Survey of Pioneers. www.globalreporting.org. Diakses pada

tanggal 18 Agustus 2013.

Hafizah, Yulia. 2004. Akuntansi Kapitalis Dalam Kacamata Syariah : Suatu

Catatan Aksiologis. Jurnal Al Mawarid Edisi XI.

Page 30: ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN …fajar14ek.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/09/Makalah-Akuntansi... · ANALISIS KESESUAIAN PANDUAN LAPORAN KEBERLANJUTAN ... Makalah ini bertujuan

28

Program MM Syariah – MB IPB © 2013

Hedberg, Carl-Johan., dan Malmborg F. V. 2003. The Global Reporting

Iniatiative and Corporate Sustainability Reporting In Swedish Companies.

Corporate Social Responsibility and Environmental Management Vol. 10.

pp. 153-164.

Indonesia, Ikatan Akuntan. 2007. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian

Laporan Keuangan Syariah. Jakarta.

Jalal. 2011. Pelaporan Keberlanjutan dan Standar GRI G3.1. Lokakarya

Lingkungan dan Pasca-Tambang Antam. Bogor, 14 Oktober 2011.

Khan, M. H. U. Z., Islam, M. A., Fatima, J. K., & Ahmed, K. 2011. Corporate

Sustainability Reporting Of Major Commercial Banks In Line With GRI :

Bangladesh Evidence. Social responsibility journal, 7(3), pp. 347-362.

Lamberton, Geoff. 2005. Sustainability Accounting — A Brief History And

Conceptual Framework. Accounting Forum. Vol. 29. No. 1. Elsevier.

Norhadi. 2006. Menggagas Rekonstruksi Akuntansi Syariah.Jurnal Ekonomi dan

Bisnis Vol. 1. No.1. April.

Suwiknyo, Dwi. 2007. Teorisasi Akuntansi Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi

Islam La Riba. Vol. 1 No. 2 Desember.

zisindosat.com/kewajiban-zakat-dalam-alquran-dan-hadis/. Diakses pada tanggal

18 Agustus 2013.