ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv...

154
ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN DALAM TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTA TANGERANG SELATAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Oleh: Putri Anggraeni Ruminto NIM 1112013000042 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Transcript of ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv...

Page 1: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN

DALAM TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X

SMA NEGERI 1 KOTA TANGERANG SELATAN

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh:

Putri Anggraeni Ruminto

NIM 1112013000042

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

i

Page 3: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

ii

Page 4: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

iii

Page 5: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

iv

ABSTRAK

Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan

Kata Berimbuhan dalam Teks Negosiasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kota

Tangerang Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016‖. Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan. Dosen Pembimbing: Dr. Hindun, M. Pd. 2016.

Tujuan penelitian skripsi ini mendeskripsikan kesalahan kata berimbuhan

dalam teks negosiasi siswa kelas X semester genap di SMA Negeri 1 Kota

Tangerang Selatan tahun pelajaran 2015/2016. Target dari penelitian ini

berjumlah 30 siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif kualitatif dengan prosedur kerja melihat, mengamati,

mengklasifikasikan, membedakan, dan mendeskripsikan kesalahan yang terjadi

dalam penulisan kata berimbuhan. Model analisis deskriptif kualitatif inilah

yang menjadi pilihan dalam menyajikan data, kemudian menganalisisnya dan

mendeskripsikan kesalahannya.

Hasil analisis data ditemukan kesalahan dan pembentukan kata yang keliru

pada: 1) kesalahan pemakaian awalan (Prefiks) di- sebanyak 52 kesalahan

dengan persentase 50%. 2) kesalahan pemakaian awalan (Prefiks) ke- sebanyak

28 kesalahan dengan persentase 26,92%. 3) kesalahan pemakaian awalan

(Prefiks) me- sebanyak 2 kesalahan dengan persentase 1,92%. 4) kesalahan

pemakaian akhiran (Sufiks) –i sebanyak 2 kesalahan dengan persentase 1,92%.

5) kesalahan pemakaian akhiran (Sufiks) –kan sebanyak 8 kesalahan dengan

persentase 7,69%. 6) kesalahan pemakaian imbuhan gabung (Konfiks)

sebanyak 12 kesalahan dengan persentase 11,53%.

Kata Kunci: analisis kesalahan, kata berimbuhan, dan teks negosiasi.

Page 6: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

v

ABSTRACT

Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Mistake Analysis of

Affix Words in Negotiating Text Tenth Grade of SMA Negeri 1 Kota

Tangerang Selatan Second Semester Academic Year 2015/2016‖. The

Department of Indonesian Language and Literature. Faculty of Tarbiyah and

Teachers‘ Training. Advisor: Dr. Hindun, M. Pd. 2016.

This research was intended to describe mistake of affix word in the

negotiating text of the tenth grade students in the second semester of SMA

Negeri 1 Kota Tangerang Selatan in 2015/2016 academic year. The sample

consisted of 30 students.

Descriptive qualitative analysis was used in the investigation, data

presentation, data analysis, and data description. Method used in this research

is descriptive qualitative analysis, the researcher used the procedure of

observing, perceiving, classifying, differentiating, and describing mistake that

happened in students‘ writing of affix words.

This study revealed that the mistake of forming wrong word is: 1) Mistake

of usage of prefix di- as much as 52 errors with percentage 50%. 2) Mistake of

usage of prefix ke- as much as 28 errors with percentage 26,92%. 3) Mistake of

usage of prefix me- as much as 2 errors with percentage 1,92%. 4) Mistake

usage of suffix -i as much as 2 errors with percentage 1, 92%. 5) Mistake of

usage of suffix –kan as much as 8 errors with percentage 7,69%. 6) Mistake of

usage of confix as much as 12 errors with percentage 11,53%.

Keywords: mistake analysis, the affix words, and the negotiating text

Page 7: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbil ‘alamin, puji dan syukur penulis haturkan ke

hadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga

penulis bisa menyelesaikan skripsi ini, selawat serta salam senantiasa tercurah

kepada Rasulullah Muhammad Saw, yang telah menuntun kita dari zaman

kegelapan ke zaman yang terang benderang ini.

Skripsi yang berjudul ―Analisis Kesalahan Kata Berimbuhan dalam Teks

Negosiasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan Semester

Genap Tahun Pelajaran 2015/2016‖ disusun untuk memenuhi syarat meraih

gelar sarjana strata satu (S1) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penyusunan skripsi ini tidak pernah terlepas dari dukungan berbagai

pihak kepada penulis, baik moral maupun materi. Oleh karena itu,

perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M. A. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Makyun Subuki, M. Hum. sebagai Ketua Jurusan PBSI yang telah

memberikan nasihat yang bermanfaat untuk penulis.

3. Dr. Hindun, M. Pd. sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu, sabar dalam membimbing, memberikan tenaga, pikiran,

dan motivasinya kepada penulis sehingga penulis bisa menyusun skripsi ini.

4. Seluruh dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan motivasi dan ilmunya kepada penulis selama proses

perkuliahan.

5. Drs. H. Sujana, M. Pd. sebagai kepala SMA Negeri 1 Kota Tangerang

Selatan dan pihak sekolah yang telah memberikan izin serta membimbing

penulis selama melakukan penelitian di sekolah.

Page 8: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

vii

6. Keluarga penulis, Bapak Ito dan Ibu Siti Romlah yang telah memberikan

doa, motivasi, moril, dan materil semoga Allah senantiasa memberikan

rahamat-Nya tidak lupa juga untuk adik-adik.

7. Adik-adik yaitu Ilhammulloh Dwi Ruminto dan Ismawati Rizqia Ruminto

yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungannya kepada penulis.

8. Teman-teman yaitu Ulfah Sundusiah, Povi Maspupah, dan Yayah Nur

Asyani yang selalu memberikan motivasi dan dukungannya kepada penulis

selama proses menuntut ilmu.

Penulis berharap semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam

proses penyusunan skripsi ini bisa menerima balasan amal dan kebaikan dari

Allah Swt. Tidak dapat dipungkiri masih ada kekurangan dan kesalahan

penulis mengharapkan saran dan kritiknya. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat

bagi peneliti yang memerlukannya.

Jakarta, 24 Agustus 2016

Penulis

Putri Anggraeni Ruminto

1112013000042

Page 9: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

ABSTRACT ........................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 5

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

F. Manfaat Penenelitian .......................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORETIS

A. Landasan Teori ................................................................................. 7

1. Analisis Kesalahan ..................................................................... 7

2. Hakikat Kata ............................................................................. 10

Page 10: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

ix

3. Hakikat Kata Berimbuhan (Afiksasi) ....................................... 13

4. Hakikat Teks ............................................................................. 41

5. Hakikat Teks Negosiasi ............................................................ 44

B. Penelitian yang Relevan ................................................................... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 53

B. Metode Penelitian....................................................................... 53

C. Sumber Data ............................................................................... 54

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 55

E. Teknik Analisis Data .................................................................. 57

F. Instrumen Penelitian................................................................... 59

G. Instrumen Analisis Data Kesalahan Pembentukan Kata

Berimbuhan ................................................................................ 61

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah ................................................................................ 64

B. Pengumpulan Data ........................................................................ 65

C. Deskripsi dan Analisis Data .......................................................... 67

D. Interpretasi Data ............................................................................ 90

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ........................................................................................ 104

B. Saran ............................................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 105

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

x

DAFTAR TABEL

1. Tabel pada Bab II

Tabel 2.1

Tabel 2.2

Tabel 2.3

Tabel 2.4

Tabel 2.5

Tabel 2.6

Tabel 2.7

Tabel 2.8

Tabel 2.9

Tabel 2.10

Tabel 2.11

Tabel 2.12

Tabel 2.13

Tabel 2.14

Tabel 2.15

Tabel 2.16

Tabel 2.17

Tabel 2.18

2. Tabel pada Bab III

Tabel 3.1 Nilai Soal Kata Berimbuhan dan Teks Negosiasi

Tabel 3.2 Format Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

Awalan (Prefiks)

Tabel 3.3 Format Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

Akhir (Sufiks)

Tabel 3.4 Format Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

Gabung (Konfiks)

Tabel 3.5 Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

(Afiksasi)/KPKB

Page 12: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

xi

Tabel 3.6 Persentase Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

(Afiksasi)/KPKB

3. Tabel pada Bab IV

Tabel 3.1 Nilai Soal Kata Berimbuhan dan Teks Negosiasi

Tabel 3.2 Format Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

Awalan (Prefiks)

Tabel 3.3 Format Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

Akhir (Sufiks)

Tabel 3.4 Format Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

Gabung (Konfiks)

Tabel 3.5 Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

(Afiksasi)/KPKB

Tabel 3.6 Persentase Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

(Afiksasi)/KPKB

Page 13: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Uji Referensi

Lampiran 2: Soal dan Jawaban

Lampiran 3: Daftar Pertanyaan Wawancara Guru

Lampiran 4: Transkrip Hasil Wawancara

Lampiran 5: Data Analisis Kesalahan Kata Berimbuhan dalam Teks Negosiasi

Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan Semester

Genap Tahun Pelajaran 2015/2016

Lampiran 6: Surat Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 7: Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 8: Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 9: Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 10: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 11: Foto Penelitian

Page 14: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan kata yang tepat akan memudahkan siswa untuk bisa

memahami maksud dan tujuan penulisan sebuah teks. Siswa yang memiliki

pengetahuan yang baik mengenai kata, maka ia akan mudah untuk

mengungkapkan ide dan pikirannya dalam sebuah tulisan. Kemampuan

siswa dalam menggunakan kata-kata memudahkan mereka dalam ragam

bahasa tulis, salah satunya berupa teks. Teks yang mempunyai kekayaan

diksi akan membawa pembaca untuk bisa berimajinasi dengan lebih luas

lagi. Diksi yang berupa kata harus ditulis dengan tepat, baik dalam

pemilihan kata dasar maupun kata yang sudah diberi imbuhan.

Kata merupakan bagian yang penting dalam penggunaan bahasa

Indonesia. Kata berimbuhan hadir untuk bisa mewakili pikiran dan perasaan

manusia yang tidak bisa diwakili oleh kata dasar saja. Kata berimbuhan

penting diajarkan dalam pembelajaran di sekolah karena kata berimbuhan

digunakan oleh siswa ketika membuat tugas tertulis. Namun, ditemukan

kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menggunakan kata

berimbuhan.

―Kesalahan umum berbahasa Indonesia timbul dalam masyarakat,

antara lain karena bahasa Indonesia sedang berkembang.‖1 Kesalahan

berbahasa merupakan hal yang wajar terjadi karena bahasa terus

berkembang. Pemakai bahasa seperti siswa juga mengalami penyesuaian

dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, tidak heran jika siswa

melakukan kesalahan dalam penggunaan bahasanya. Kesalahan yang terjadi

harus segera diperbaiki karena akan menghambat proses pembelajaran siswa

dan bisa berdampak pada hasil belajarnya.

1 Junaiyah H. Matanggui dan E. Zaenal Arifin, Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia,

(Tangerang: Pustaka Mandiri, 2014), Cet. I, h. 19

Page 15: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

2

Siswa diajarkan materi bahasa Indonesia di sekolah. Siswa di sekolah

diajarkan bagaimana menggunakan bahasa dengan baik dan benar.

Kesalahan penggunaan bahasa seperti kata berimbuhan masih saja terjadi

dalam tugas tertulis yang dibuat siswa. Siswa yang belum memahami

dengan benar kaidah bahasa tertulis, maka akan mengalami kesulitan ketika

ia mengerjakan tugas-tugas tertulis di sekolahnya.

Penggunaan bahasa yang baik dan benar biasa digunakan dalam

pembelajaran di sekolah. Selain itu, bahasa juga digunakan dalam ragam

bahasa tulis seperti koran, karangan, dan teks. Begitu pun dengan

penggunaan bahasa di buku-buku pelajaran. Apabila siswa belum bisa

memahami bahasa yang baik dan benar maka siswa akan kesulitan dalam

memahami materi yang ditulis pada buku pelajaran atau mengerjakan tugas-

tugasnya, hal ini akan menghambat proses pembelajaran.

Kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa dalam membuat tugas

tertulis di antaranya kesalahan penggunaan tanda baca, penggunaan huruf

kapital, pemakaian kata berimbuhan, dan pemakaian kata baku. Kesalahan

pemakaian kata berimbuhan sering terjadi karena siswa cenderung sulit

membedakan penggunaan prefiks dengan preposisi atau pembubuhan kata

dengan imbuhan yang tidak sesuai. Teks yang ditulis siswa bisa digunakan

untuk mengetahui kemampuan bahasa siswa dalam ragam tulis. Selain itu,

siswa juga sering membubuhkan imbuhan yang tidak tepat, misalnya

dipasangin seharusnya kata itu ditulis dipasangkan. Berdasarkan contoh

kesalahan tersebut, penulis bisa mengetahui bahwa siswa sudah mengetahui

perbedaan prefiks di- dengan preposisi di, tetapi ia belum memahami

imbuhan gabung (Konfiks) di-kan. Kesalahan-kesalahan tersebut bisa

dianalisis salah satunya dari tugas tertulis siswa seperti menulis teks,

menjawab soal esai, dan membuat karangan. Tugas tertulis itu bisa

digunakan oleh guru untuk menilai siapa saja siswanya yang melakukan

kekeliruan dan kesalahan, sehingga ia bisa memperbaikinya dengan cara

yang tepat.

Page 16: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

3

Kesalahan pembentukan kata berimbuhan yang banyak terjadi salah

satunya terletak pada penggabungan afiks dengan kata yang tidak tepat,

terkadang katanya sudah tepat, tetapi proses peluluhannya tidak tepat. Kata

berimbuhan akan memudahkan manusia untuk bisa mengungkapkan ide dan

pikirannya dengan lebih jelas daripada hanya menggunakan kata dasar.

Contoh beberapa kesalahan yang sering terjadi pada teks yang ditulis oleh

siswa sebagai berikut:

1. Penulisan kata di jual itu salah, seharusnya ditulis dijual tidak diberi

jarak karena di yang diberi jarak adalah preposisi bukan untuk awalan

(prefiks) di-, sedangkan di- pada kata dijual merupakan awalan.

2. Penulisan kata di sepakati itu salah, seharusnya ditulis disepakati karena

di bukan preposisi, tetapi imbuhan gabung (konfiks) di-i maka penulisan

kata itu harus ditulis disepakati.

Beberapa kesalahan yang telah dipaparkan di atas harus segera

diperbaiki karena siswa tersebut akan terus melakukan kesalahan dalam

penulisan tugas tertulis di sekolahnya. Setiap kata mempunyai aturan dalam

pembentukannya. Siswa yang belum memahami aturannya, maka ia akan

melakukan kesalahan terus menerus karena menerapkan aturan yang salah

pada setiap proses morfologis. Kesalahan yang terus menerus dilakukan

bukanlah kekeliruan, tetapi kesalahan yang murni dilakukan karena siswa

belum memahami kaidah yang mengatur pembentukan kata berimbuhan

dalam bahasa Indonesia. Siswa akan menggunakan kata berimbuhan ini

dalam menulis tugas-tugas sekolah seperti karya ilmiah, menulis teks, atau

karangan. Oleh karena itu, pemahaman siswa terhadap kaidah kata

berimbuhan ini harus ditingkatkan lagi.

Afiks atau imbuhan terdapat dalam bidang morfologi. Imbuhan dalam

bahasa Indonesia ada empat yaitu awalan (Prefiks), akhiran (Sufiks),

imbuhan gabung (Konfiks), dan sisipan (Infiks). Penulis ingin membahas

mengenai kesalahan pada penggunaan empat jenis imbuhan dalam proses

afiksasi. Kesalahan pembentukan kata berimbuhan menyebabkan beberapa

hal yang akan menghambat proses pembelajaran di sekolah, di antaranya

Page 17: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

4

ketika siswa kesulitan memahami beberapa kata baku dan menggunakan

kata berimbuhan dalam mengerjakan tugas tertulisnya.

Penggunaan kata berimbuhan terdapat dalam teks-teks yang dipelajari

siswa dalam Kurikulum 2013. Salah satu teksnya yaitu teks negosiasi.

Negosiasi digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dan jual beli.

Siswa belajar untuk membuat teks negosiasi dengan memerhatikan struktur

dan kaidah bahasa dalam teks negosiasi. Ragam tulis terikat pada kaidah

penulisan yang sesuai dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Teks

negosiasi yang merupakan jenis ragam tulis juga terikat dengan kaidah

penulisan. Teks negosiasi yang dipelajari siswa akan membantu siswa

dalam bernegosiasi, salah satunya dengan memerhatikan penggunaan kata

berimbuhan, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam bernegosiasi.

Siswa kelas X memliki materi pelajaran teks negosiasi yang diajarkan

pada kurikulum 2013 untuk semester genap. Siswa tidak hanya diajarkan

untuk membuat teks negosiasi, tetapi diajarkan juga struktur dan kaidah teks

negosiasi. Struktur teks bisa berupa bagian-bagian yang harus ada dalam

teks negosiasi. Selain struktur teks negosiasi yang diajarkan, kaidah bahasa

yang digunakan, seperti penggunaan tanda baca, kalimat deklaratif, kalimat

interogatif, penggunaan huruf kapital, kata berimbuhan, bahasa yang sopan,

dan hal yang berhubungan dengan ejaan.

Penulis lebih memfokuskan penelitian ini pada kesalahan yang

berhubungan dengan ejaan yaitu kata berimbuhan. Kata berimbuhan dalam

sebuah teks negosiasi menjadi bagian yang penting di mana kata itu menjadi

acuan untuk menentukan kalimat deklaratif dan interogatif yang menjadi

bagian dari teks negosiasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merasa bahwa penelitian ini

penting dilakukan untuk membantu para siswa agar bisa mengetahui kaidah

yang benar mengenai proses pembentukan kata berimbuhan. Penulis

berharap hasil penelitian ini bisa memberikan gambaran mengenai

kesalahan kata berimbuhan yang terjadi pada teks negosiasi siswa, sehingga

guru bisa menentukan langkah yang tepat untuk bisa memperbaiki

Page 18: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

5

kesalahan tersebut. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti mengenai analisis

kesalahan kata berimbuhan dalam teks negosiasi siswa kelas X semester

genap SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2015/2016.

Penulis ingin mengetahui seberapa besar kesalahan penggunaan kata

berimbuhan yang dilakukan siswa sekolah tersebut dalam menulis teks

negosiasi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penulis akan mengidentifkasikan masalah sebagai berikut:

1. kurangnya pemahaman siswa terhadap kaidah pemakaian kata

berimbuhan dalam teks negosiasi,

2. kurangnya pengetahuan siswa tentang kesalahan dan kekeliruan dalam

pembentukan kata berimbuhan dalam teks negosiasi,

3. terdapat beberapa kesalahan dan kekeliruan dalam pemakaian kata

berimbuhan teks negosiasi, dan

4. kurangnya pengetahuan siswa tentang teks negosiasi yang

menggambarkan proses penyelesaian masalah dengan cara berdialog

untuk mendapatkan kesepakatan yang tidak merugikan kedua belah

pihak.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan, maka batasan

masalahnya kesalahan kata berimbuhan dalam teks negosiasi siswa kelas X

semester genap SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran

2015/2016.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan

diteliti adalah bagaimana kesalahan kata berimbuhan dalam teks negosiasi

Page 19: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

6

siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan tahun

pelajaran 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah mendeskripsikan kesalahan kata berimbuhan dalam

teks negosiasi siswa kelas X semester genap di SMA Negeri 1 Kota

Tangerang Selatan tahun pelajaran 2015/2016.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat yang mencakup

aspek teoretis maupun praktis, seperti:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas khasanah ilmu pengetahuan

terutama dalam penggunaan kata berimbuhan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian secara praktis diharapkan bermanfaat, yakni sebagai

berikut:

a. Manfaat bagi Peneliti Lain

Adanya penelitian ini bisa menjadi acuan untuk peneliti lain tentang

kesalahan kata berimbuhan dalam teks negosiasinya agar bisa dikaji

kebenarannya tentang teori yang disusun.

b. Manfaat bagi Guru

Guru mendapatkan pengetahuan yang lebih konkret mengenai kata

berimbuhan dalam menulis teks negosiasi serta mengetahui kesalahan yang

dilakukan oleh siswanya.

Page 20: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

7

BAB II

LANDASAN TEORETIS

A. Landasan Teori

1. Analisis Kesalahan

Pembelajaran bahasa di sekolah tidak pernah terlepas dari kesalahan

penggunaan bahasa. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor itu biasanya ikut memengaruhi kesalahan berbahasa yang

dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Kesalahan bisa berasal

dari ketidaktahuan siswa, kurangnya pemahaman siswa, lingkungan

sekitarnya, dan media yang dilihatnya. Kesalahan ini bagi siswa bisa

menjadi kendala dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Oleh

karena itu, guru harus lebih teliti dalam menganalisis kemampuan bahasa

siswanya agar guru bisa mengatasi kesalahan berbahasa siswanya dengan

metode yang tepat.

Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang umum digunakan oleh

masyarakat Indonesia sebagai alat berkomunikasi serta sarana untuk

menyampaikan ilmu pengetahuan di sekolah. Tidak mengherankan jika

bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana utama untuk menyampaikan

ilmu di semua jenjang pendidikan. Oleh karena itu, bahasa Indonesia sangat

berperan penting bagi pendidikan di Indonesia. Guru berperan sebagai

seseorang yang mengajarkan siswa mengenai aturan dalam pemakaian

bahasa. Ketika seorang siswa telah memahami aturan pemakaian bahasa,

maka ia tidak akan melakukan kesalahan dalam memakai bahasa. Walaupun

sudah diajarkan tidak jarang siswa masih melakukan kesalahan dalam

memakai bahasa. Oleh karena itu, guru harus mampu menganalisis

kesalahan itu dan memperbaikinya. Hal ini terkait dengan pengertian

analisis kesalahan berbahasa sebagai berikut:

Page 21: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

8

Analisis Kesalahan Berbahasa adalah suatu prosedur yang digunakan

oleh para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan sampel

bahasa pelajar, pengenalan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam

sampel tersebut, pendeskripsian kesalahan-kesalahan itu,

pengklasifikasiannya berdasarkan sebab-sebabnya yang telah

dihipotesiskan, serta pengevaluasian keseriusannya.1

Analisis kesalahan membutuhkan prosedur yang dilakukan dengan

tertib, sehingga bisa memperoleh hasil yang diinginkan oleh guru. Hasil

tersebut akan dideskripsikan untuk menyimpulkan kesalahan yang

dilakukan oleh siswa. Guru harus melakukan prosedur dengan cara

mengumpulkan sampel kesalahan, mengklasifikasikannya, mencari

penyebabnya, dan mengevaluasi kesalahannya. Prosedur tersebut akan

membantu guru menemukan kesalahan dan penyebab kesalahan itu, dari

hasil itu kemudian guru bisa melanjutkan dengan memberikan pemecahan

masalahnya agar siswa tidak melakukan kesalahan lagi. Parera menjelaskan

bahwa analisis kesalahan berbahasa sama dengan kebenaran berbahasa

sebagai berikut:

Masalah kesalahan berbahasa sama dengan kebenaran berbahasa.

Analisis kesalahan berbahasa sama dengan analisis kebenaran berbahasa.

Penentuan ―salah berbahasa‖ atau ―benar berbahasa‖ harus merujuk

kepada suatu peraturan atau kaidah yang menjadi panutan bersama

berdasarkan kesepakatan bersama.2

Analisis kesalahan dalam ragam bahasa tulis menekankan pada

penggunaan ejaan. Ejaan merupakan bagian penting dalam sebuah teks atau

ragam bahasa tulis lain. Ejaan membantu untuk bisa memberikan makna

yang jelas dalam penggunaan kata, frasa, klausa, dan kalimat. Beberapa

kesalahan ejaan dalam analisis kesalahan berbahasa disampaikan oleh

Matanggui sebagai berikut:

1) kesalahan pemakaian huruf, terutama huruf kapital;

2) kesalahan penulisan kata (penulisan kata depan di dan ke, penulisan

partikel pun, penulisan gabungan kata yang mendapat awalan,

akhiran, atau awalan-akhiran sekaligus);

1 Ellis dalam Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan

Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1988), Cet. I, h. 170

2 Jos Daniel Parera, Linguistik Edukasional: Metodologi Pembelajaran Bahasa, Analisis

Konstratif antarbahasa, Analisis Kesalahan Berbahasa, (Jakarta: Erlangga, 1997), Ed. 2, Cet. I,

h. 95

Page 22: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

9

3) kesalahan penulisan unsur serapan;

4) kesalahan pemakaian tanda baca, terutama tanda koma, titik koma,

dan titik dua, misalnya pemakaian tanda baca di dalam perincian

yang disusun ke bawah.3

Analisis kesalahan berbahasa dibutuhkan untuk menemukan kesalahan

berbahasa yang dilakukan oleh siswa dalam penelitian ini, sehingga guru

bisa mengetahui pemahaman berbahasa siswanya. Analisis kesalahan

berbahasa memiliki prosedur ketika peneliti atau guru ingin melakukannya.

Analisis kesalahan berbahasa dalam ragam tulis terkait dengan analisis

kesalahan pada penggunaan ejaan.

―Hubungan antara pengajaran bahasa dan kesalahan berbahasa dapat kita

ibaratkan sebagai hubungan antara air dan ikan. Sebagaimana ikan hanya

dapat hidup dan ada di dalam air, maka begitu juga kesalahan berbahasa

sering terjadi dan terdapat dalam pengajaran bahasa.‖4 Pengajaran bahasa

dan kesalahan berbahasa saling berkaitan karena kesalahan berbahasa selalu

mengiringi pengajaran bahasa.

―…kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi. Artinya, siswa

memang belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya.

Kesalahan biasanya terjadi secara konsisten, jadi secara sistematis.

Kesalahan itu dapat berlangsung lama apabila tidak diperbaiki.‖5 Kesalahan

ditandai dengan kemunculan yang berulang-ulang. Kesalahan berbahasa

bisa terjadi karena seseorang belum memahami aturan tentang bahasa yang

dipelajari, sehingga ia terus melakukan kesalahan. Kesalahan ini tidak akan

berubah jika tidak diperbaiki.

Analisis kesalahan diperlukan guru untuk mengetahui kemampuan

bahasa siswanya. Selain itu, guru juga bisa menjadikan hasil analisis

tersebut untuk memperbaiki kemampuan bahasa siswanya. Analisis

kesalahan bisa dilihat salah satunya melalui ragam bahasa tulis seperti

3 Junaiyah H. Matanggui dan E. Zainal Arifin, Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia,

(Tangerang: Pustaka Mandiri, 2014), h. 21-22

4 Tarigan, Op. Cit., h. 67

5 Ibid., h. 75-76

Page 23: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

10

penulisan cerpen, teks, dan karangan. Selanjutnya, guru bisa menganalisis

EYD dalam tulisan siswanya.

2. Hakikat Kata

Setiap orang yang menggunakan bahasa pasti tidak asing dengan kata

karena kata merupakan salah satu unsur penyusun kalimat dalam sebuah

ujaran. Beberapa pakar telah mengemukakan konsep kata. Kata merupakan

unsur yang begitu penting dalam sebuah ujaran. Tidak hanya dalam ragam

lisan, kata juga penting dalam ragam tulis. Ragam tulis bisa memberikan

gambaran yang lebih jelas mengenai pengetahuan seseorang terhadap

bidang bahasa seperti kata. Materi pelajaran bahasa Indonesia di sekolah

berupa ragam lisan dan ragam tulis. Proses pembelajaran di sekolah sering

menggunakan ragam tulis dalam tugas-tugas seperti membuat karya tulis,

menulis cerpen, menulis teks, dan menulis karangan.

Kata-kata dalam sesuatu penuturan berhubungan satu dengan jang lain.

Semuanja bekerdja sama untuk membentuk isjarat menjampaikan berita

batin. Demikian djuga bunji kata dapat diikutsertakan untuk

memperbesar efek penuturan. Sedangkan asosiasinja banjak membantu

dalam pembentukan arti dan makna.6

Poerwadarminta mengatakan bahwa kata merupakan salah satu hal yang

penting dalam sebuah pertuturan. Semua kata yang disampaikan oleh

pembicara akan memberikan maksud atau informasi kepada pendengarnya.

Beberapa kata yang disampaikan oleh pembicara akan membentuk satu

kesatuan yang menyampaikan arti dan makna dari pertuturannya. Lebih

jelas lagi di bawah ini akan dijelaskan mengenai konsep kata dari beberapa

pakar. Pernyataan pertama dikemukakan oleh Ahmad HP dan Alek

Abdullah berikut ini:

Para ahli bahasa struktural, terutama penganut aliran Bloomfield,

berpendapat bahwa kata adalah satuan bebas terkecil (minimal free form).

Aliran Generatif Transformasi, yang dicetuskan dan dikembangkan oleh

Chomsky, menyatakan bahwa kata adalah dasar analisis kalimat, yang

6 W. J. S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang, (Yogyakarta:

Kanisius, 1967), Cet. I, h. 22

Page 24: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

11

diperlihatkan dengan simbol-simbol V (verba), N (nomina), A

(adjektiva), dan sebagainya.7

Berdasarkan pemaparan dari penganut aliran Bloomfiled kata

merupakan satuan bebas terkecil, maksudnya kata merupakan unsur terkecil

yang bisa berdiri sendiri sebagai ujaran. Sebuah kata bisa dipahami

walaupun berdiri sendiri tanpa diikuti kata lain. Dalam aliran Generatif

Transformasi yang dikembangkan oleh Chomsky kata dinyatakan ke dalam

beberapa simbol seperti V untuk verba, N untuk nomina, dan A untuk

Adjektiva. Ketiga simbol yang disebutkan itu menunjukkan bahwa kata

memiliki fungsi tertentu dalam sebuah kalimat. Lain lagi yang dikemukakan

oleh Murphy dalam buku Morfologi Bahasa Indonesia karya Suparno

mengenai konsep kata sebagai berikut:

―Kata merujuk kepada satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, satuan

bahasa itu dapat berupa morfem bebas atau morfem terikat.‖8 Kata

berdasarkan pemaparan itu merupakan satuan bahasa yang bisa berupa

morfem bebas artinya bisa berdiri sendiri sebagai ujaran seperti kata kursi

atau berupa morfem terikat misalnya seperti imbuhan yang tidak bisa berdiri

sendiri dalam sebuah ujaran. Morfem terikat harus bersanding dengan

morfem lain agar bisa dipahami dalam sebuah ujaran.

―… kata merupakan satuan bahasa yang mempertemukan tiga tataran

dalam linguistik, yakni morfologi, sintaksis, dan semantik.‖9 Kata dalam

bidang Morfologi bisa dipandang sebagai satuan terbesar dalam unit

analisis. Hal ini berbeda dengan bidang sintaksis yang memandang kata

sebagai satuan terkecil dalam analisis, sedangkan semantik mempelajari

makna dari suatu kata. Berdasarkan penjelasan di atas, kata merupakan

satuan bahasa yang menghubungkan tiga tataran dalam linguistik, tiga

tataran itu antara lain morfologi, sintaksis, dan semantik. Tiga tataran

tersebut mempunyai unsur kata walaupun dalam tingkatan yang berbeda.

7 Ahmad HP dan Alek Abdullah, Linguistik Umum, (Jakarta: Erlangga, 2013), Cet. I, h. 61

8 Darsita Suparno, Morfologi Bahasa Indoensia, (Jakarta: UIN Press, 2015), Cet. I, h. 34

9 Ibid.

Page 25: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

12

Pernyataan itu berbeda dengan konsep kata berdasarkan KBBI edisi ke-4

yang mengungkapkan pernyataan sebagai berikut:

―Kata menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah unsur bahasa

yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan

perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.‖10

Dalam

KBBI kata dipandang sebagai unsur bahasa yang diucapkan dan dituliskan

sebagai bentuk dari gambaran konsep pikiran dan perasaan yang digunakan

dalam berbahasa. Kata bisa mengungkapkan apa yang dirasakan dan

dipikirkan oleh manusia, sehingga orang lain bisa memahami maksud dan

keinginan orang tersebut. Sebuah konsep yang ada di dalam pikiran dan

perasaan seseorang tidak mungkin diketahui oleh orang lain, kecuali jika

orang tersebut membicarakannya atau mengungkapkannya kepada orang

lain. Manusia membutuhkan kata sebagai realisasi dari konsep yang ada di

pikiran dan perasaannya, sehingga orang lain bisa memahaminya. Terkait

dengan kata yang dibutuhkan untuk mengungkapkan pikiran maka

pernyataan berikut sangat relevan:

―All languages have words, and words are probably the most

accessible linguistic units to the layman. ‖11

(Semua bahasa mempunyai

kata-kata, dan kata-kata mungkin unit ilmu bahasa yang paling dapat

diakses kepada orang awam). Penjelasan mengenai konsep kata di atas

merupakan pernyataan bahwa semua bahasa pasti memiliki unsur kata.

Kata-kata itu bisa dipakai oleh orang awam yang tidak memahami ilmu

bahasa. Orang awam itu bisa memakai kata dalam berkomunikasi dengan

orang lain, meskipun dia tidak tahu bagaimana proses pembentukan kata

dan kaidah yang mengaturnya dia masih bisa menggunakan kata dalam

berkomunikasi. Tentu saja dengan menggunakan pengetahuan bahasa yang

10 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2008), Ed. 4, Cet. I, h. 633

11 Andrew Raford, dkk, Linguistics: an Introduction, (Cambridge: Cambridge University

Press, 2009), Ed. 2, Cet. IV, h. 127

Page 26: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

13

diperoleh manusia tanpa disadari sejak dia lahir. Pengetahuan bahasa itu

diperoleh dari lingkungan tempat tinggalnya.

Semua konsep kata yang telah dipaparkan oleh beberapa ahli dapat

disimpulkan bahwa kata dipandang sebagai satuan bebas terkecil dan unsur

terkecil dalam tataran sintaksis, tetapi unsur terbesar dalam tataran

morfologi. Kata juga memiliki makna yang bisa dipelajari dalam tataran

semantik. Kata menghubungkan tiga tataran linguistik. Kata bisa digunakan

untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran seseorang meskipun dia

seorang yang awam terhadap ilmu bahasa, tetapi dia masih bisa

menggunakan kata dalam berkomunikasi dengan orang lain. Pengetahuan

bahasa yang diperoleh sejak manusia itu lahir, membuat ia menggunakan

kaidah bahasa yang ada di tempat tinggalnya.

3. Hakikat Kata Berimbuhan (Afiksasi)

Proses pembentukan kata berimbuhan merupakan proses-proses yang

dilakukan untuk bisa membentuk kata berimbuhan. Pembentukan kata

berimbuhan ini sering mengalami kesalahan, sehingga maksud dan tujuan si

pembicara tidak dapat dimengerti dengan baik oleh pendengarnya atau

lawan bicaranya. Proses pembentukan kata berimbuhan dibahas secara

lengkap dalam sebuah ilmu yang disebut morfologi. Kata dalam tataran

morfologi dikemukakan oleh Abdul Chaer sebagai berikut:

―Kalau dikatakan morfologi membicarakan masalah bentuk-bentuk dan

pembentukan kata, maka semua satuan bentuk sebelum menjadi kata, yakni

morfem dengan segala bentuk dan jenisnya, perlu dibicarakan.‖12

Dapat

dipahami bahwa morfologi merupakan ilmu mengenai bentuk. Artinya

segala hal mengenai bentuk akan dibahas dalam morfologi. Morfologi

secara harfiah bisa dipahami sebagai ilmu yang membahas tentang bentuk-

bentuk dan pembentukan kata yang sebelum dan sesudah mengalami proses

pembentukan kata. Bentuk-bentuk itu sering disebut sebagai morfem.

12 Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses), (Jakarta: Rineka Cipta,

2008), Cet. IV, h. 3

Page 27: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

14

Dalam morfologi morfem dipandang sebagai salah satu satuan yang dapat

membentuk kata, seperti dalam penyataan berikut:

―… morfologi ini akan dibicarakan seluk beluk morfem itu, bagaimana

cara menentukan sebuah bentuk adalah morfem atau bukan, bagaimana

morfem-morfem itu berproses menjadi kata, yaitu satuan terkecil di dalam

sintaksis.‖13

Morfologi membahas bagaimana sebuah bentuk itu bisa disebut

sebagai morfem atau bukan morfem. Bentuk-bentuk itu akan berproses

menjadi kata yang merupakan satuan terkecil di dalam sintaksis. Segala

seluk beluk mengenai bentuk morfem dan proses pembentukannya menjadi

kata akan dibahas di dalam morfologi. Morfologi bisa menjadi sarana untuk

bisa memahami morfem lebih banyak lagi. Dalam morfologi morfem dapat

mengalami perubahan yang dapat menyebabkan dua hal yang mengalami

penggantian seperti pernyataan yang dikemukakan oleh Suparno sebagai

berikut:

… setiap satuan bahasa berupa morfem dapat mengalami

pe[sic!]ubahan. Pe[sic!]ubahan itu berarti menyebabkan satuan bahasa

berupa morfem itu mengalami pe[sic!]ubahan. Pe[sic!]ubahan itu

menyebabkan satuan bahasa berupa morfem itu mengalami

pe[sic!]gantian dalam dua hal, yaitu: 1) kelas kata; dan 2) makna kata.

Misalnya golongan kelas kata telepon berbeda dengan golongan kelas

kata bertelepon-teleponan. Kata telepon dikategorikan sebagai golongan

kata nominal, tetapi bertelepon-teleponan termasuk kelas kata verba.14

Morfologi merupakan suatu ilmu untuk mempelajari morfem.

Morfologi juga mempelajari bagaimana sebuah morfem mengalami

pengubahan. Pengubahan morfem menyebabkan penggantian kelas kata dan

makna kata. Suatu morfem juga dapat bergabung dengan morfem lain,

sehingga bisa menghasilkan kata dengan makna baru yang biasanya disebut

sebagai proses pembentukan kata. Beberapa bentuk tidak mungkin dipecah

menjadi bagian yang lebih kecil lagi karena ketika bentuk itu dipecah ia

tidak akan memiliki makna. Bentuk yang tidak bermakna itu bukanlah

morfem. Morfem dalam proses pembentukan kata berimbuhan merupakan

unsur terpenting untuk menghasilkan kata berimbuhan. Proses pembentukan

13 Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), Ed. Revisi, Cet. IV, h. 146

14

Suparno, Op. Cit., h. 9

Page 28: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

15

kata dapat juga disebut proses morfologis seperti yang diungkapkan oleh

Masnur Muslich berikut ini:

―Proses morfologis adalah peristiwa penggabungan morfem satu

dengan morfem yang lain menjadi kata.‖15

Suatu proses pembentukan kata

bisa juga disebut proses morfologis. Proses ini bisa menggabungkan dua

morfem menjadi sebuah kata. Morfem yang digabungkan bisa berupa

morfem terikat dan morfem bebas.

―Morfem yang sebagai tempat penggabungan biasanya disebut bentuk

dasar. Ciri sebuah kata mengalami proses morfologis adalah penggabungan

atau perpaduan morfem-morfem itu mengalami perubahan arti.‖16

Proses

morfologis akan membahas dengan jelas bagaimana satu morfem bisa

bergabung dengan morfem lain dan menghasilkan arti yang baru. Selain itu,

proses morfologis juga membahas mengenai aturan morfem-morfem yang

bisa bergabung. Setiap morfem yang akan bergabung dengan morfem lain

memiliki aturan yang harus dipatuhi dalam proses morfologis. Tidak ada

morfem yang bisa langsung bergabung dengan morfem lain tanpa

menggunakan aturan yang telah ada di dalam proses morfologis. Pertuturan

membutuhkan kata berimbuhan untuk dapat mewakili konsep pemikiran

manusia seperti yang diungkapkan oleh Abdul Chaer berikut ini:

―Acapkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan dulu

untuk dapat digunakan di dalam pertuturan. Imbuhan ini dapat mengubah

makna, jenis, dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata

lain, yang fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya.‖17

Pembubuhan imbuhan pada sebuah kata dasar atau bentuk dasar tidak hanya

dapat mewakili konsep pemikiran manusia dalam pertuturan aja, tetapi

dapat mengubah makna, jenis, dan fungsinya. Imbuhan yang dibubuhi juga

tergantung dalam tujuan seseorang misalnya ingin memberikan makna

15 Masnur Muslich, Tata Bentuk Bahasa Indonesia, Kajian ke Arah Tata Bahasa Deskriptif,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. IV, h. 32

16

Ibid, h. 33

17

Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Ed.

Revisi, Cet. IV, h. 197

Page 29: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

16

‗sebabkan jadi‘ maka imbuhan yang digunakan adalah –kan. Imbuhan akan

memengaruhi makna kata berimbuhan tersebut. Proses pembubuhan afiks

atau imbuhan ini juga dikemukakan oleh Masnur Muslich sebagai berikut:

… proses pembubuhan afiks (afiksasi) ialah peristiwa pembentukan kata

dengan jalan membubuhkan afiks pada bentuk dasar. Misalnya

pembubuhan afiks meN- pada bentuk dasar tatar menjadi mentatar,

bentuk dasar gigit menjadi menggigit, pada bentuk dasar daki menjadi

mendaki, ... Di samping dapat menempel pada bentuk dasar yang

bermorfem tunggal (monomorfemis) sebagaimana yang dicontohkan di

atas, afiks juga dapat membubuhkan diri pada bentuk dasar yang

bermorfem lebih dari satu (polimorfemis).18

Afiks dapat dibubuhkan pada bentuk dasar di dalam peristiwa

pembentukan kata. Afiks mememiliki aturan dalam proses pembubuhan itu.

Setiap afiks tidak bisa begitu saja dibubuhkan pada bentuk dasar, tetapi

harus mengikuti aturan. Misalnya afiks meN- berubah menjadi men- pada

mentatar, meng- pada menggigit, dan lain-lain. Afiksasi yang disampaikan

oleh Harimurti hampir sama dengan Masnur, tetapi diberi poin tambahan,

seperti pada kutipan berikut:

―Afiksasi adalah proses yang mengubah leksem menjadi kata

kompleks. Dalam proses ini, leksem (1) berubah bentuknya, (2) menjadi

kategori tertentu, sehingga berstatus kata (atau apabila telah berstatus kata

berganti kategori), dan (3) sedikit banyak berubah maknanya.‖19

Proses

afiksasi mengubah bentuk leksem menjadi kategori tertentu sehingga

mengubah maknanya. Jadi afiksasi tidak hanya mengubah bentuknya,

tetapi mengubah kategori dan maknanya. Afiksasi dipahami sebagai proses

dari sebuah leksem menjadi sebuah kata, itulah yang dapat dipahami dari

pemaparan Harimurti. Sebuah leksem bisa dilihat sebagai sebuah kata jika

ia telah mengalami proses afiksasi. Sudarno juga mengemukakan

pendapatnya mengenai proses afiksasi yang menggabungkan morfem bebas

dan morfem terikat seperti berikut ini:

18 Muslich, Op. Cit., h. 38

19

Harimurti Kridalaksana, Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia,

2009), Cet. V, h. 28

Page 30: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

17

Afiksasi ialah penggabungan morfem bebas dengan morfem terikat.

Akibat penggabungan itu fonem yang langsung berurutan ada kalanya

mengalami pe[sic!]ubahan. Pe[sic!]ubahan itu terjadi di daerah

perbatasan kedua morfem yang bergabung. Dalam hal ini fonem

pembuka dan penutup morfem memegang peranan penting karena ia

dapat menentukan wujud pe[sic!]ubahan tersebut. 20

Proses afiksasi berarti suatu proses menggabungkan morfem bebas

dengan morfem terikat. Dalam proses penggabungan itu membuat morfem

berubah baik bentuk fonemnya atau urutan fonemnya. Bentuk berafiks

disusun berdasarkan empat cara yang sesuai dengan kaidah pembentukan

kata. Bentuk berafiks memiliki empat jenis afiks seperti yang terdapat

dalam kutipan dari buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang disusun

oleh Pusat Bahasa berikut:

―Istilah bentuk berafiks disusun dari bentuk dasar dengan penambahan

prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks sesuai kaidah pem[sic!]entukan kata

bahasa Indonesia; misalnya dari bentuk pirsa menjadi pemirsa, bukan

pirsawan; dari hantar menjadi keterhantaran, bukan kehantaran.‖21

Konsep

yang dikemukakan oleh Pusat Bahasa menerangkan bahwa bentuk dasar

ditambahkan dengan bentuk berafiks terlebih dulu yang sesuai dengan

kaidah pembentukan kata, sehingga bisa membentuk kata berimbuhan. Kata

berimbuhan bisa dibentuk dari suatu bentuk dasar dan afiks. Konsep afiksasi

lainnya yang dikemukakan oleh Parera dalam bukunya yang berjudul

Morfologi memaparkan konsep seperti berikut ini:

Proses afiksasi terjadi apabila sebuah morfem terikat dibubuhkan atau

dilekatkan pada sebuah morfem bebas secara urutan lurus. Berdasarkan

posisi morfem terikat terhadap morfem bebas tersebut, proses afiksasi

dapat dibedakan atas (1) pembubuhan depan, (2) pembubuhan tengah, (3)

pembubuhan akhir, dan (4) pembubuhan terbagi.22

20 Sudarno, Morfofonemik Bahasa Indonesia, (Jakarta: Arikha Media Cipta, 1990), Cet. I, h.

87

21

Pusat Bahasa, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan

Pedoman Umum Pembentukan Istilah, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), Cet. I, h. 95

22

Jos Daniel Parera, Morfologi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), Cet. IV, h. 18

Page 31: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

18

Parera menjelaskan afiksasi sebagai proses pembubuhan morfem terikat

pada morfem bebas secara urutan lurus. Morfem terikat merupakan morfem

yang tidak bisa berdiri sendiri dalam sebuah ujaran karena tidak bisa

dipahami maknanya, tetapi morfem bebas bisa berdiri sendiri sebagai kata

dalam sebuah ujaran. Parera membagi proses afiksasi itu dalam empat cara

yaitu pembubuhan depan, tengah, akhir, dan tegrbagi sedangkan La Ode

Sidu mengemukakan konsep kata dasar dan kata jadian, sebagai berikut:

―Bentuk kata dasar adalah bentuk yang belum mendapatkan afiks.

Misalnya: rajin, jujur, batu, adil, dan saudara. Kata jadian ialah kata yang

sudah mendapatkan afiks, seperti prefiks, sufiks, infiks, atau konfiks.‖23

Bentuk yang belum dibubuhi afiks atau belum mengalami proses morfologis

disebut bentuk kata dasar. Kata yang telah dibubuhi atau mengalami proses

morfologis maka kata tersebut biasa disebut kata jadian. Kata jadian

merupakan kata yang telah dibubuhi satu dari empat jenis afiks yang telah

disebutkan. Perbedaan terjadi pada penyebutan empat jenis afiks oleh Parera

dengan La Ode Sidu. Pernyataan yang hampir sama dikemukakan oleh

Hasan Alwi yang menggunakan penyebutan yang berbeda untuk empat jenis

afiks yaitu afiks, prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks tanpa menggunakan

istilah kata jadian yaitu berikut:

Bentuk (atau morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata

dinamakan afiks atau imbuhan. Afiks yang ditempatkan di bagian muka

suatu kata dasar disebut prefiks atau awalan. Morfem terikat yang

digunakan di bagian belakang kata, maka namanya adalah sufiks atau

akhiran. Infiks atau sisipan adalah afiks yang diselipkan di tengah kata

dasar. Sedangkan gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk suatu

kesatuan dinamakan konfiks.24

Proses pembubuhan afiks atau afiksasi tidak terjadi begitu saja karena

ada aturan serta tata cara untuk melakukan pembubuhan tersebut. Setiap

kata dasar memiliki perbedaan dalam setiap pembubuhan yang dilakukan

pada kata tersebut. Aturan itulah yang dipakai untuk menggabungkan

23 La Ode Sidu, Sintaksis Bahasa Indonesia, (Kendari: Universitas Haluoleo, 2013), Cet. I, h.

18

24

Hasan Alwi, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai

Pustaka, 2003), Ed. 3, Cet. V, h. 31-32

Page 32: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

19

prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks. Oleh karena itu, terbentuklah kata

berimbuhan yang diawali oleh kehadiran salah satu imbuhan yang dibubuhi

pada kata dasar untuk membentuk kata baru. Moh Tadjuddin

mengemukakan kehadiran imbuhan dalam bahasa Indonesia untuk

membentuk kata baru sebagai berikut:

Kehadiran imbuhan-imbuhan itu di dalam bahasa Indonesia merupakan

upaya bahasa itu dalam proses pembentukan kata baru dengan makna

yang baru, baik makna leksikal maupun makna gramatikal. Proses

pembentukan kata baru itu terjadi mengingat bahwa pengertian atau

konsep yang ada dalam benak manusia tidak terbatas jumlahnya,

sementara kosakata (perbendaharaan kata) yang tersedia untuk

mengungkapkan pengertian atau konsep itu sebaliknya, sangat terbatas.25

Kehadiran imbuhan itu bermaksud untuk memperkaya kosa kata untuk

bisa mengungkapkan konsep yang ada dalam pikiran dan perasaan manusia.

Kata dasar tidak bisa mewakili semua konsep yang ada di dalam benak

manusia. Oleh karena itu, dibutuhkan imbuhan untuk bisa menambah kata

dengan makna baru agar bisa mewakili konsep yang lebih banyak lagi.

Pemaparan kata berimbuhan dari beberapa pakar di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa para pakar sebenarnya merujuk pada makna yang sama

untuk kata berimbuhan dan prosesnya, tetapi mereka menggunakan

beberapa istilah yang berbeda-beda seperti istilah pembubuhan, morfem

terikat, morfem bebas, afiks, proses morfologis, dan afiksasi. Kata

berimbuhan pada dasarnya merupakan kata dasar atau bentuk dasar yang

diberi imbuhan baik di awal, di akhir, disisipkan, serta di awal dan akhir

kata dasar atau bentuk dasar tersebut. Proses pembubuhan imbuhan ini juga

bisa disebut proses morfologis atau afiksasi. Imbuhan juga bisa disebut

dengan afiks, yang terdiri dari prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks, atau

istilah lainnya yaitu awalan, akhiran, sisipan, dan imbuhan gabung.

a. Jenis-Jenis Imbuhan (Afiks)

Proses pembentukan kata berimbuhan akan selalu terkait dengan

imbuhan-imbuhan yang membentuk kata tersebut. Kata yang dibubuhi

25 Moh Tadjuddin, Bahasa Indonesia Bentuk dan Makna, (Bandung: Alumni, 2013), Cet. I,

h. 137

Page 33: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

20

imbuhan dapat disebut kata berimbuhan yang mana akan menjadi kata

baru dengan makna yang baru pula. Berbagai buku mengenai kata

berimbuhan juga sudah menjelaskan bahwa kata berimbuhan merupakan

kata yang dibentuk dari salah satu jenis imbuhan yang dibubuhkan pada

kata dasar. Kata berimbuhan dapat juga disebut kata bentukan karena

kata ini merupakan kata yang dibentuk dari bentuk dasar dan imbuhan

seperti pernyataan Sugihastusti berikut ini:

―Kata bentukan ini sering pula disebut sebagai kata jadian, kata

turunan, atau kata berimbuhan. Kata yang dibentuk dari kata lain pada

umumnya mengalami tambahan bentuk pada kata dasarnya.‖26

Perubahan kata yang telah diberi imbuhan itu banyak istilahnya, di

antaranya yaitu kata bentukan, kata jadian, kata turunan, atau kata

berimbuhan. Istilah-istilah tersebut digunakan untuk menyebut kata

yang telah mengalami proses afiksasi. Bahasa Indonesia memproduksi

kata-kata baru, khususnya kata benda yang banyak diserap dari bahasa

asing, tetapi beberapa kata tidak seproduktif itu. Oleh karena itu,

dibutuhkan imbuhan-imbuhan agar kata-kata tersebut bisa menghasilkan

makna baru untuk mendeskripsikan maksud dari pemakai bahasa

Indonesia. Penulis berpedoman pada buku Tata Bahasa Praktis Bahasa

Indonesia yang ditulis oleh Abdul Chaer karena penulis lebih

memahami konsep dan istilah yang dipakai oleh beliau.

1) Jenis Imbuhan Berdasarkan Letak Pembubuhannya

a) Awalan atau Prefiks

Awalan (Prefiks) adalah afiks yang dibubuhkan di sebelah kiri

bentuk dasar. Jenis awalan (Prefiks) yaitu me-, pe-, per-, ter, di-, se-,

ke-, dan ber-. Awalan (Prefiks) memiliki bentuk yang berbeda-beda,

bentuk tersebut adalah alomorf. Alomorf me- yaitu mem-, men-,

meny-,meng-, me-, dan menge-. Alomorf pe- yaitu pem-, pen-, peny-

,peng-, pe-, dan penge-. Alomorf per- yaitu pe- dan pel-. Alomorf

26 Sugihastuti, Editor Bahasa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), Cet. I, h. 100

Page 34: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

21

ter- yaitu te- dan ter-. Alomorf ber- yaitu be- dan bel-.Contoh tabel

2.1:

No. Bentuk Dasar Imbuhan

(prefiks) Kata Berimbuhan

1 buang mem- membuang

2 bela pem- pembela

3 sunting per- persunting

4 cantik ter- tercantik

5 potong di- dipotong

6 umur se- seumur

7 dua ke- kedua

8 main ber- bermain

b) Sisipan atau Infiks

Sisipan (Infiks) adalah imbuhan yang dibubuhkan di tengah bentuk

dasar. Jenis sisipan yaitu –el-, -er-,dan –em-. Contoh tabel 2.2:

No. Bentuk Dasar Imbuhan

(Infiks) Kata Berimbuhan

1 tapak -el- telapak

2 gigi -er- gerigi

3 tali -em- temali

c) Akhiran atau Sufiks

Akhiran (Sufiks) adalah pengimbuhan yang dilakukan dengan

cara merangkaikannya di belakang kata yang diimbuhinya. Pada

Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Abdul Chaer menerangkan

bahwa akhiran terdiri dari empat jenisnya yaitu –kan, -i, -an, dan –

nya dalam tabel 2.3:

Page 35: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

22

No. Bentuk Dasar Imbuhan

(Sufiks) Kata Berimbuhan

1 padam -kan padamkan

2 gula -i gulai

3 tulis -an tulisan

4 jauh -nya jauhnya

―Selain itu, ada kaidah sebagai bagian kata yang utuh

menyesuaikan akhiran asing pada kata serapan yaitu –at, -ase, -er, -

an, -arki, -asi, -si, -al, -ein, -ur, -or, -if, -ik, -ika, -il, -ik, -is -isme, -

logi, -log, -or, dan -tas.‖27

Beberapa jenis akhiran ini untuk

menyesuaikan kata yang telah diserap sebagai bagian kata yang

utuh. Penulis berpedoman pada buku yang ditulis oleh Abdul Chaer

jadi hanya terdapat empat sufiks. Contoh tabel 2.4:

No. Bentuk

Dasar

Akhiran

Asing

Akhiran

setelah

Diserap

Kata Berimbuhan

1 advocaat -aat -at advokat

2 presentage -age -ase persentase

3 primer -er -er primer

4 informant -ant -an informan

5 monarchie -archie -arki monarki

6 publicatie -(a)tie -asi publikasi

7 pollution -(a)tion -si polusi

8 structural -al -al struktural

9 protein -ein -ein protein

10 director -or -ur direktur

27 Chaer, Op. Cit.,Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, h. 69-71

Page 36: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

23

11 structure -ur -ur struktur

12 dictator -or -or diktator

13 descriptive -ive -if deskriptif

14 phonetik -ik -ik fonetik

15 mechanic -ic -ik mekanik

16 logic -ic -ika logika

17 logical -ical -is logis

18 egoist -ist -is egois

19 modernism -ism -isme modernisme

20 technology -logy -logi teknologi

21 dialouge -logue -log dialog

22 epiloog -loog -log epilog

23 trottoir -oir(e) -or trotoar

24 university -ty -tas universitas

d) Imbuhan Gabung atau Konfiks

Imbuhan gabung atau konfiks adalah pengimbuhan yang

dilakukan bersama-sama serta ada yang secara bertahap dalam

sebuah bentuk dasar. Jenisnya yaitu ber-kan (dilakukan secara

bertahap yaitu diberi awalan ber- lalu akhiran kan-), ber-an

(dibubuhkan secara bersama-sama), per-kan (pengimbuhan

dilakukan secara bersama-sama), per-i (pengimbuhan dilakukan

secara bersama-sama), me-kan (pengimbuhan dilakukan secara

bertahap yaitu diberi akhiran –kan terlebih dulu, kemudian diberi

awalan me-), me-i (pengimbuhan dilakukan secara bertahap yaitu

akhiran –i kemudian awalan me-), memper- (pengimbuhan dilakukan

bertahap pertama awalan per- kemudian awalan me-), memper-kan

(pengimbuhan dilakukan secara bertahap yaitu awalan per- dan

akhiran –kan secara bersamaan kemudian imbuhkan dengan awalan

me-), memper-i (pengimbuhan dilakukan secara bertahap yaitu

Page 37: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

24

awalan per- dan akhiran –i dibubuhkan dersamaan kemudian awalan

me-), di-kan (pengimbuhan dilakukan secara bertahap sama seperti

me-kan), di-i (pengimbuhan dilakukan secara bersama-sama), diper-

(pengimbuhan dilakukan sama seperti memper-), diper-kan

(pengimbuhan dilakukan sama seperti memper-kan), diper-i

(pengimbuhan dilakukan secara bersama-sama), ter-kan (imbuhkan

akhiran –kan lebih dulu kemudian imbuhkan awalan ter-), ter-i

(imbuhkan akhiran –i lebih dulu kemudian imbuhkan awalan ter-),

se-nya (Ada dua macam cara pengibuhan, pertama secara

bersamaan, kedua imbuhkan awalan se– lebih dulu kemudian

imbuhkan akhiran nya- ), pe-an (pengimbuhan dilakukan secara

bersamaan), dan per-an (pengimbuhan dilakukan secara

bersamaan). Contoh tabel 2.5:

No. Bentuk Dasar Imbuhan

(Sufiks) Kata Berimbuhan

1 naik ke-an kenaikan

2 lari ber-an berlarian

3 dasar ber-kan berdasarkan

4 siap per-kan persiapkan

5 baik per-i perbaiki

6 baca me-kan membacakan

7 terang me-i menerangi

8 lebar memper- memperlebar

9 tunjuk memper-kan mempertunjukkan

10 setuju memper-i mempersetujui

11 guna di-kan digunakan

12 restu di-i direstui

13 sempit diper- dipersempit

14 temu diper-kan dipertemukan

15 senjata diper-i dipersenjatai

Page 38: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

25

16 selesai ter-kan terselesaikan

17 penuh ter-i terpenuhi

18 benar se-nya sebenarnya

19 tiba se-nya setibanya

20 bina pe-an pembinaan

21 dagang per-an perdagangan

2) Imbuhan Berdasarkan Kelas Kata Hasil Bentukan

―Selanjutnya imbuhan juga berfungsi merubah bentuk dasar

menjadi kata lain yang fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk

dasarnya.‖28

Penggabungan sebuah bentuk dasar yang telah diberikan

imbuhan maka akan mengubah fungsi dari bentuk dasar tersebut setelah

menjadi bentuk kata berimbuhan.

a) Imbuhan Pembentuk Kata Kerja (Verba)

Contoh afiks pembentuk kata kerja atau verba pada tabel 2.6:

Imbuhan Bentuk

Dasar Kelas

Bentuk

Berimbuhan

Kelas Hasil

Bentukan

me- sabit benda menyabit kerja

ber- disiplin benda berdisiplin kerja

per- tuan benda pertuan kerja

ter- lengah sifat terlengah kerja

me-i teman benda menemani kerja

di-i kulit benda dikuliti kerja

me-kan buah benda membuahkan kerja

ber-kan asas benda berasaskan kerja

ke-an hujan benda kehujanan kerja

per-kan suami benda persuamikan kerja

per-i baik sifat perbaiki Kerja

28 Ibid., h. 197

Page 39: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

26

b) Imbuhan Pembentuk Kata Sifat (Adjektiva)

Contoh afiks pembentuk kata sifat atau adjektiva pada tabel 2.7:

Imbuhan Bentuk

Dasar Kelas

Bentuk

Berimbuhan

Kelas Hasil

Bentukan

ter- tutup kerja tertutup sifat

-em- gelap benda gemerlap sifat

ke-an betul sifat kebetulan sifat

me-kan kesan benda mengesankan sifat

ber- ambisi benda berambisi sifat

me- rakyat benda merakyat sifat

pe- dendam sifat pendendam sifat

pe- diam sifat pendiam sifat

-an kampung benda kampungan sifat

c) Imbuhan Pembentuk Kata Benda (Nomina)

Contoh afiks pembentuk kata benda atau nomina pada tabel 2.8:

Imbuhan Bentuk

Dasar Kelas

Bentuk

Berimbuhan

Kelas Hasil

Bentukan

-an catat kerja catatan benda

ke- tua bilangan ketua benda

pen- tulis kerja penulis benda

per- tinju kerja petinju benda

ke-an naik kerja kenaikan benda

per-an damai sifat perdamaian benda

pe-an bersih sifat pembersihan benda

-el- gembung sifat gelembung benda

d) Imbuhan Pembentuk Kata keterangan (Adverbia)

Page 40: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

27

Contoh afiks pembentuk kata keterangan atau adverbia pada

tabel 2.9:

Imbuhan Bentuk

Dasar Kelas

Bentuk

Berimbuhan

Kelas Hasil

Bentukan

se-nya baik sifat sebaiknya keterangan

se-R-nya lambat sifat selambat-

lambatnya

keterangan

-nya rupa benda rupanya keterangan

e) Imbuhan Pembentuk Kata Bilangan (Numeralia)

Contoh afiks pembentuk kata sifat atau adjektiva pada tabel 2.10:

Imbuhan Bentuk

Dasar Kelas

Bentuk

Berimbuhan

Kelas Hasil

Bentukan

-an puluh bilangan puluhan bilangan

ke- tiga bilangan ketiga bilangan

ber- lima bilangan berlima bilangan

ber-R ton benda berton-ton bilangan

se- botol benda sebotol bilangan

3) Jenis kata berimbuhan berdasarkan maknanya yaitu

sebagai berikut:

a) Bermakna Pelaku

Tabel 2.11

Bentuk Dasar Imbuhan Bentuk Berimbuhan

baca pe- pembaca

bicara pe- pembicara

rampok pe- perampok

tulis pe- penulis

Page 41: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

28

b) Bermakna Alat

Tabel 2. 12

Bentuk Dasar Imbuhan Bentuk Berimbuhan

pukul pe- pemukul

gigi -el- geligi

suling -er- seruling

pikul -an pikulan

goreng pe-an penggorengan

c) Bermakna Tempat

Tabel 2. 13

Bentuk Dasar Imbuhan Bentuk Berimbuhan

kubang -an kubangan

lelang pe-an pelelangan

istirahat per-an peristirahatan

lurah ke-an kelurahan

d) Bermakna Perbuatan

Tabel 2. 14

Bentuk Dasar Imbuhan Bentuk Berimbuhan

tendang me- menendang

sepeda ber- bersepeda

tanam me-i menanami

potong di- dipotong

bawa di-kan dibawakan

racun di-i diracuni

buka me-kan membukakan

tabrak ber-kan bertabrakan

Page 42: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

29

e) Bermakna Keadaan

Tabel 2. 15

Bentuk Dasar Imbuhan Bentuk Berimbuhan

putih me- memutih

gembira ber- bergembira

pucat ke-an kepucatan

f) Bermakna Memunyai Sifat

Tabel 2. 16

Bentuk Dasar Imbuhan Bentuk Berimbuhan

tegas per- pertegas

murah -an murahan

jauh -i jauhi

g) Bermakna Jumlah

Tabel 2. 17

Bentuk Dasar Imbuhan Bentuk Berimbuhan

empat ke- keempat

botol se- sebotol

b. Penggunaan Imbuhan

Penggunaan imbuhan di bawah ini disertai dengan makna

imbuhan setelah dibubuhi pada kata dasar yang berubah menjadi

kata berimbuhan dengan disertai oleh contoh yang terdapat dalam

buku Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Abdul

Chaer sebagai berikut:

1) Awalan (Prefiks)

a) me-

Awalan me- memiliki beberapa variasi alomorf, variasi

tersebut ditentukan oleh perbedaan fonem awal dari bentuk

Page 43: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

30

dasar yang akan dibubuhi awalan me- pada tabel 2. 18

berikut:

Variasi (Alomorf) Fonem Contoh

me- r merasa

l melihat

w mewisuda

y meyakinkan

m memerah

n menanti

ny menyanyi

ng menganga

mem- b membawa

p memukul

f memfitnah

v memvonis

men- c mencampur

d mendorong

j menjemur

t menulis

z menzalimi

meny- s menyingkir

meng- k mengurung

g menggoreng

h menghadap

q mengqada

kh mengkhayal

a mengatur

i mengiris

u mengutus

e mengejek

Page 44: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

31

é membebek

o mengolah

menge- Bersuku Kata Satu mengebom

mengelas

Awalan me- memiliki makna yaitu:

(1) melakukan: membaca menendang.

(2) Bekerja dengan alat: menggergaji, mengail.

(3) Membuat barang: menggambar, merenda.

(4) Bekerja dengan bahan: mengapur, mengecat.

(5) Memakan, meminum, atau mengisap: mengue, mengebir,

merokok.

(6) Menuju arah: mengutara, melaut.

(7) Mengeluarkan : berkakak, beraku.

(8) Menjadi: memutih, memburuk.

(9) Menjadikan lebih: memperlancar, memperburuk

(10) Menjadi atau berlaku seperti: menyemut, mematung.

(11) Menjadikan, menganggap, atau memberlakukan seperti

khusus untuk makna ini awalan me- harus diimbuhkan pada

kata benda yang sudah diberi awalan per-: memperbudak,

memperistri.

(12) Memperingati: meniga, menyeratus. 29

b) ber-

Awalan ber- memiliki alomorf yaitu ber-, be-, dan bel-.

Penerapannya yaitu:

ber- + libur = berlibur

be- + ragam = beragam

bel- + ajar = belajar

Awalan ber- berfungsi untuk membentuk kata kerja

intransitif. Makna awalan ber- sebagai berikut:

29 Ibid., h. 228-231

Page 45: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

32

(1) mempunyai atau memiliki: berayah, berbulu, berambut.

(2) Memakai atau mengenakan: berdasi, bersepatu,

berkalung.

(3) Mengendarai atau menumpang: bersepeda, berkuda.

(4) Berisi atau mengandung: bergizi, berair.

(5) Mengeluarkan atau menghasilkan: berkarya, bertelur.

(6) Mengusahakan atau mengerjakan: beternak, berkebun.

(7) Menyebut, memanggil, atau menyapa: berkakak, beraku.

(8) Melakukan: bertempur, berdamai.

(9) Mengalami atau berada dalam keadaan: bergembira,

berduka.

(10)Himpunan atau kelompok: berdua, berlima.30

c) di-

―di- sebagai awalan dilafalkan dan dituliskan serangkai

dengan kata yang diimbuhinya, sedangkan di- sebagai kata

depan dilafalkan dan dituliskan terpisah dari kata yang

mengikutinya.‖31

Penggunaan awalan di- harus digabung

dengan kata kata dasar karena penulisan di yang dipisah itu

sebagai kata depan bukan imbuhan. Contoh:

Dia ditangkap polisi.

Adik belajar di perpustakaan.

… masalah penulisan kata depan di, ke, dan dari. … kata-

kata depan itu menyatakan ‗arah‘ atau menunjukkan

‗tempat‘. Menurut kaidah atau aturan yang tertera di

dalam Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan, kata-kata depan itu harus dituliskan

secara terpisah dari kata yang mengikutinya.32

Penulisan di sebagai kata depan atau preposisi harus

dibedakan dengan penulisan di- sebagai awalan. Nasution

30 Ibid., h. 210-214

31

Ibid., h. 244

32 M. Dj. Nasution, Yayah B. Lumintaintang, S. R. H. Sitanggang, dkk., Bahan Penyuluhan

Bahasa Indonesia Melalui Radio, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1985),

Cet. I, h. 4

Page 46: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

33

menyampaikan bahwa penulisan di sebagai kata depan harus

terpisah dengan kata yang mengikutinya. Apabila penulisan

di itu digambung dengan kata yang mengikutinya, maka di-

adalah awalan bukan preposisi.

… orang harus cermat dengan kata depan karena kata

depan itu secara semantik menandai pertalian antara kata

atau frasa yang mengikutinya, atau yang disebut aksis

dengan kata atau frasa lain dalam kalimat atau frasa yang

lebih besar. Sebagai contoh adalah kata depan di-.33

Penulisan yang berbeda antara di- sebagai awalan dengan

di sebagai preposisi harus cermat. Perbedaan penulisan di-

sebagai awalan dan di sebagai preposisi karena kesalahan

penulisan di bisa memberikan pemahaman yang salah ketika

membaca sebuah teks.

d) ter-

Awalan ter- memiliki alomorf mempunyai dua alomorf yaitu

sebagai berikut:

ter- + angkat = terangkat

ter- + anjur = terlanjur

te- + rasa = terasa

Awlan ter- membentuk kata kerja pasif yang menyatakan

keadaan. Adapun makna awalan ter- sebagai berikut:

(1) Paling: terpandai, terpanjang.

(2) Dapat atau sanggup: terangkat, terbaca.

(3) Tidak sengaja: terbawa, tertidur.

(4) Sudah terjadi: terbakar, terputus.

(5) Dalam keadaan: tergeletak, terdampar.

(6) Terjadi dengan tiba-tiba: teringat, terpekik.

(7) Orang yang dikenai: tertuduh, tergugat.34

33 M. Ramlan, I Dewa Putu Wijana, Yohanes Tri Mastoyo, dkk., Bahasa Indonesia yang

Salah dan yang Benar, (Yogyakarta: Andi Offset, 1992), Ed. 2, Cet. I, h. 39

34

Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, Op. Cit., h. 252

Page 47: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

34

e) pe-

Awalan pe- berfungsi untuk membentuk beberapa

golongan kata. M. Ramlan menyatakan bahwa awalan pe-

bisa membentuk kata sifat yaitu ―… golongan kata sifat,

misalnya kata-kata penakut, pemarah, peramah, pemalas.‖35

Awalan pe- memiliki alomorf yang sama dengan me-.

pe- me- men- pen-

perusak merusak menulis penulis

penyanyi menyanyi mendorong pendorong

pem- mem- meny- peny-

pembawa membawa menyikat penyikat

pemotong memotong menyuruh penyuruh

peng- meng- penge- menge-

pengirim mengirim pengelas mengelas

pengatur mengatur pengebom mengebom

Awalan pe- memiliki makna sebagai berikut:

(1) orang yang melakukan atau yang berbuat: penulis,

penonton.

(2) Orang yang pekerjaannya: pelukis, pelawak.

(3) Orang yang suka, pendusta, peminum.

(4) Orang yang bersifat: pemalas, pemuda.

(5) Alat untuk mengerjakan sesuatu: penghapus, pembangkit.

36

f) per-

Awalan per- memiliki tiga alomorf yaitu:

per + istri =peristri

pe- + ringan = peringan

pel- + ajar = pelajar

35 M. Ramlan, Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif, (Yogyakarta: U. P. Karyono, 1980),

Cet. IV, h. 82

36

Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, Op. Cit., h. 268-269

Page 48: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

35

Makna awalan per- yaitu:

(1) jadikan lebih: pertegas, perkeras.

(2) Anggap sebagai: peristri, perbudak.

(3) Bagi: perdua, perlima.37

g) se-

Awalan se- tidak mempunyai alomorf. Awalan se- bermakna:

(1) satu: sebotol, seliter.

(2) Seluruh atau segenap: sedesa, se-Indonesia.

(3) Sebanding, sama, serupa, atau seperti: sebesar, seluas.

(4) Sama waktu atau pada waktu: sepulang, sedatang.

(5) Seberapa, sebanyak, atau sesuai: sedapat, sepuas.38

h) ke-

Awalan ke- tidak mempunyai alomorf. Adanya awalan ke-

harus dibedakan dengan kata depan ke. Contoh:

Ayah keluar sejak pagi

Ibu pergi ke pasar

Awalan ke- berfungsi untuk:

(1) membentuk kata bilangan yang menyatakan tingkat atau

kumpulan: ketiga, keempat.

(2) Membentuk kata kerja pasif dengan arti tidak sengaja:

ketipu.

(3) Membentuk kata benda dengan arti orang atau sesuatu

yang di ... : ketua, kekasih.39

2) Sisipan (Infiks)

Sisipan –el-, -em-, dan –er- tidak mempunyai variasi bentuk, dan

ketiganya merupakan imbuhan yang tidak produktif. Makna

sisipan (Infiks) yaitu:

37 Ibid., h. 218-220

38

Ibid., h. 263-264

39

Ibid., h. 258-259

Page 49: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

36

(1) Menyatakan banyak dan bermacam-macam: temali, gerigi,

gemunung.

(2) Menyatakan intensitas: gemuruh, gemulung, gemetar.

(3) Menyatakan yang melakukan yang disebut kata dasar:

pelatuk, telunjuk, telapak40

3) Akhiran (Sufiks)

a) Akhiran (Sufiks) –kan dan –i

Akhiran –kan dan –i sama-sama digunakan untuk

membentuk kata kerja transitif yang digunakan untuk

membentuk kalimat perintah, pasif dan keterangan tambahan.

Dua akhiran ini tidak memiliki variasi bentuk.

Makna akhiran –kan:

(1) Sebabkan jadi: tenangkan, putuskan, hutankan.

(2) Sebabkan jadi berada: pinggirkan, daratkan.

(3) Lakukan untuk orang lain:lemparkan, bidikkan.

(4) Lakukan akan: ambilkan, bukakan.

(5) Bawa masuk ke: asramakan, gudangkan.

Makna akhiran –i:

(1) Berkali-kali: pukuli, tembaki.

(2) Tempat: duduki, datangi.

(3) Merasa sesuatu pada: hormati, kasihi.

(4) Memberikan atau membubuhi: nasihati, gulai.

(5) Menjadikan atau menganggap: budaki, jagoi.

(6) Membuat jadi atau menyebabkan jadi pada: lengkapi,

jauhi.41

b) Akhiran (Sufiks) –an

―Akhiran –an tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi,

untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap –an.‖

Akhiran –an tidak memiliki variasi bentuk seperti awalan

40 Ibid., h. 284-285

41

Ibid., h. 198-203

Page 50: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

37

me-, misalnya pada kata pikul + -an = pikulan, dan berlaku

juga pada kata dasar lain yang tidak akan berubah setelah

dibubuhi akhiran –an. Fungsi akhiran –an yaitu:

(1) Hasil pekerjaan: tulisan, lukisan.

(2) Alat: pikulan, jebakan.

(3) Hal atau benda yang dikenai perbuatan: makanan,

bacaan.

(4) Terjadinya perbuatan atau kejadian: kubangan,

pangkalan.

(5) Tiap-tiap: bulanan, meteran.

(6) Banyak mengandung yang disebut kata dasarnya:

ubanan, jamuran.

(7) Himpunan atau jumlah: belasan, ribuan.

(8) Bersifat yang disebut kata dasarnya: murahan, manisan.42

c) Akhiran (Sufiks) –nya

Akhiran –nya tidak memiliki variasi bentuk. Akhiran –nya

memiliki makna sebagai berikut:

(1) Membentuk kata benda: tenggelamnya, sukarnya

(2) Memberi penekanan atau penegasan: obatnya, airnya.

(3) Membentuk kata keterangan: agaknya, rupanya.43

4) Imbuhan Gabung (Konfiks)

Konfiks yaitu imbuhan yang dibubuhkan di awal dan di akhir

suatu bentuk dasar. Gabungan (Konfiks) itu bermacam-macam,

yaitu sebagai berikut:

a) Imbuhan Gabung (Konfiks) me-kan dan di-kan

Gabungan me-kan dan di-kan ini memiliki kesamaan

alomorf dengan awalan me-. Makna gabungan me-kan,

sebagai berikut:

42 Ibid., h. 204-205

43

Ibid., h. 208-209

Page 51: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

38

(1) menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya:

melebarkan, mengalahkan.

(2) Melakukan sesuatu untuk orang lain: membelikan,

membukakan.

(3) Menjadikan berada di: meminggirkan, mendaratkan.

(4) Melakukan yang disebut bentuk dasar: melemparkan,

mengirimkan.

(5) Melakukan yang disebut kata dasarnya akan:

mengiringkan, mengharapkan.

Imbuhan gabung di-kan berfungsi membentuk kata kerja

pasif sebagai kebalikan dari kata kerja aktif berimbuhan

gabung me-kan.44

b) Imbuhan Gabung (Konfiks) me-i

Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap. Mula-mula pada

sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar diimbuhkan

akhiran –i, setelah itu diimbuhkan pula awalan me-.

Maknanya antara lain menyatakan:

(1) Membuat jadi yang disebut kata dasarnya pada objeknya:

menerangi.

(2) Memberi atau membubuhi pada objeknya: menggarami.

(3) Melakukan pada: menanami,merenangi.

(4) Melakukan berulang-ulang: menembaki, memukuli.

(5) Merasa pada: menyukai, menyenangi.45

c) Imbuhan Gabung (Konfiks) di-i

Imbuhan gabung di-i berfungsi membentuk kata kerja pasif,

sebagai kebalikan dari kata kerja aktif berimbuhan gabungan

me-i. Kata kerja pasif berimbuhan gabung di-i:

(1) Direstui

(2) Diawasi

44 Ibid., h. 233-246

45

Ibid., h. 237-238

Page 52: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

39

Sebagai kebalikan, kata kerja aktif transitif berimbuhan

gabung me-i:

(1) Merestui

(2) Mengawasi46

d) Imbuhan Gabung (Konfiks) memper-i

Gabungan (Konfiks) memper-i merupakan imbuhan yang

berupa awalan me-, awalan per-, dan akhiran –i, yang

digunakan bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah

bentuk dasar. Makna gabungan ini yaitu sebagai berikut:

(1) Membuat supaya objeknya menjadi atau menjadi lebih:

memperbaiki, memperbaharui.

(2) Melakukan yang disebut kata dasar terhadap objeknya:

memperturuti, mempersetujui.47

e) Imbuhan Gabung (Konfiks) ke-an

Gabungan (Konfiks) ke-an merupakan imbuhan yang berupa

awalan ke- dan akhiran -an, yang diimbuhkan bersama-sama

pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar. Makna

gabungan ini yaitu sebagai berikut:

(1) Hal atau peristiwa sebagai suatu keadaan atau sifat:

kedatangan, kenaikan.

(2) Tempat: kelurahan, kedutaan.

(3) Sedikit bersifat: kehijauan, kepucatan.

(4) Kena atau mengalami: kebanjiran, kedinginan.

(5) Terlalu: kebesaran, keasinan.

(6) Hal atau masalah: kehutanan, keagamaan.48

f) Imbuhan Gabung (Konfiks) ber-an

Gabungan (Konfiks) ber-an merupakan imbuhan yang

berupa awalan ber-, dan akhiran -an, yang diimbuhkan

46 Ibid., h. 247

47

Ibid., h. 243-244

48

Ibid., h. 260-262

Page 53: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

40

bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk

dasar. Makna gabungan ini yaitu sebagai berikut:

(1) Banyak serta tidak teratur: berlarian, beterbangan.

(2) Saling atau berbalasan: berpotongan, berpandangan.

(3) Saling berada di: bersebelahan, bersebrangan.49

g) Imbuhan Gabung (Konfiks) pe-an dan per-an

―Imbuhan gabung pe-an adalah awalan pe- dan akhiran –an

yang diimbuhkan secara bersamaan pada sebuah kata dasar

atau sebuah bentuk dasar.‖50

Gabungan (Konfiks) pe-an

mempunyai variasi yang sama dengan me-, sedangkan per-an

mempunyai variasi yang sama dengan per-.Makna gabungan

pe-an ini yaitu sebagai berikut:

(1) Menyatakan hal atau peristiwa: pembinaan, penghijauan.

(2) Menyatakan proses: pembayaran, penulisan.

(3) Menyatakan tempat: pelelangan, pemakaman.

(4) Menyatakan alat: penggorengan, penglihatan.51

Makna gabungan per-an ini yaitu sebagai berikut:

(1) menyatakan hal melakukan: perbaikan, pergerakan.

(2) Menyatakan hal tentang atau masalah:perhotelan,

perekonomian.

(3) Menyatakan tempat kejadian: peristirahatan,

persembunyian.

(4) Menyatakan kawasan, wilayah, atau daerah: pegunungan,

pedalaman.52

h) Imbuhan Gabung (Konfiks) ber-kan

―Imbuhan gabung ber-kan pengimbuhannya dilakukan

secara bertahap. Mula-mula diberi awalan ber- kemudian

49 Ibid., h. 216-217

50

Ibid., h. 273-274

51

Ibid., h. 273-276

52

Ibid., h. 279-280

Page 54: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

41

baru diberi akhiran –kan‖.53

Pengimbuhan dilakukan secara

bertahap, sebuah kata bisa diberi imbuhan gabung ber-kan,

apabila kata tersebut telah diberi awalan ber- terlebih dulu

baru bisa diberi akhiran –kan. Makna gabungan ini yaitu

sebagai berikut:

(1) menjadikan yang disebut pelengkapnya sebagai yang

disebut kata dasarnya: bersenjatakan, berdasarkan.

(2) Membentuk kata kerja intransitif yang dilengkapi dengan

sebuah pelengkap: beralaskan, bermotifkan.54

i) Imbuhan Gabung (Konfiks) se-nya

Gabungan (Konfiks) se-nya merupakan imbuhan yang

berupa awalan se- dan akhiran –nya, yang diimbuhkan

bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk

dasar. Makna gabungan ini yaitu sebagai berikut:

(1) membentuk kata penghubung: sebenarnya, sebaiknya.

(2) Membentuk kata keterangan: setibanya, sekembalinya.55

4. Hakikat Teks

Kegiatan yang dilakukan oleh siswa tidak pernah lepas dari membaca.

Media yang digunakan oleh siswa untuk membaca bermacam-macam,

apalagi sekarang didukung oleh kemajuan teknologi. Media yang dibaca

oleh siswa biasanya berbentuk teks. Teks beragam jenisnya, seperti teks

narasi, teks eksposisi, teks deskripsi, dan lain-lain. Sebelum membahas

mengenai salah satu jenis teks yang digunakan dalam penelitian ini perlu

dipahami terlebih dulu makna dari sebuah teks. Beberapa konsep mengenai

teks akan dipaparkan di bawah ini:

―… teks adalah esensi wujud bahasa. Dengan kata lain, teks direalisasi

(diucapkan) dalam bentuk ‗wacana‘. Mengenai hal ini Van Dyk dalam

Nababan dalam Mulyana mengatakan bahwa teks lebih bersifat

53 Ibid., h. 215

54

Ibid., h. 215

55

Ibid., h. 265

Page 55: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

42

konseptual. Dari sinilah kemudian berkembang pemahaman mengenai

teks lisan dan teks tulis ...‖56

Mulyana menyatakan bahwa teks merupakan wujud nyata bahasa, teks

biasanya digunakan untuk menyebut wujud bahasa tulis. Wujud bahasa di

dalam teks tidak lagi berwujud lisan melainkan tulisan. Teks yang

membahas mengenai suatu masalah akan menentukan jenis teks tersebut.

Misalnya teks deskripsi maka persoalan yang dibahas dalam teks tersebut

adalah seputar deskripsi tentang suatu hal. Selain konsep itu, konsep

mengenai teks dikemukakan oleh Pol Vandevelde berikut ini:

There are three main areas of negotiation where decisions have to be

made, … three levels of meaning: (1) the author's intention –what

someone meant by writing the text to be interpreted, (2) the literal

meaning –what the text says given the individual meanings of words and

the composed meaning of sententces, and (3) the representative content –

what the text as a whole means, in the sense of what it represents.(Ada

tiga area negosiasi yang utama di mana keputusan harus dibuat … tiga

tingkatan arti: (1) niat –apa yang seorang pengarang maksud dengan

penulisan teks tersebut untuk ditafsirkan, (2) maksud/arti yang harafiah –

apa yang teks katakan memberi maksud/arti kata-kata yang individu dan

maksud/arti yang terdiri dari kalimat-kalimat, dan (3) isi yang mewakili –

apa yang teks secara keseluruhan mengartikan perasaan/pengertian dari

apa yang dihadirkan).57

Pol Vandevelde mengemukakan ada tiga area utama dalam negosiasi

yang bisa berupa tingkatan. Pertama, niat seorang pengarang dalam

menuliskan pemikiran dan imajinasinya untuk bisa ditafsirkan oleh

pembaca teks tersebut. Kedua, maksud penggunaan kata dan kalimat yang

dipilih pengarang untuk mewakili pemikirannya tentu tidak sembarangan,

jadi pembaca bisa menafsirkan maksud dari kata dan kalimat dalam teks.

Ketiga, isi yang merupakan unsur penting dalam teks karena sebuah teks

bisa memberikan pesan untuk mengungkapkan perasaan pengarang dan

pemikirannya kepada para pembaca teksnya. Teks merupakan salah satu

jenis ragam bahasa tulis. Ragam bahasa tulis memiliki beberapa aturan

56 Van Dyk dalam Nababan dalam Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode, dan Aplikasi

Prinsip-Prinsip Analisis Wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), Cet. I, h. 9

57

Pol Vandevelde, The Task of The Interpreter: Text, Meaning, and negotiation, (Pittsburgh:

University of Pittsburgh Press, 2005), Cet. I, h. 219

Page 56: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

43

yang membedakan dengan ragam bahasa lisan seperti yang disampaikan

oleh Sugono berikut ini:

Lafal merupakan aspek pembeda ragam bahasa lisan dari ragam bahasa

tulis, sedangkan ejaan merupakan aspek pembeda ragam bah[sic!]a tulis

dari ragam bahasa lisan. Jadi, dalam ragam bahasa lisan kita berurusan

dengan lafal, sedangkan dalam ragam bahasa tulis kita berurusan dengan

tata cara penulisan (Ejaan).58

… dalam ragam bahasa tulis dituntut adanya kelengkapan unsur tata

bahasa—baik bentuk kata maupun susunan kalimat—, ketepatan pilihan

kata, dan kebenaran penerapan kaidah ejaan serta pungtuasi (Tanda baca)

untuk membantu kejelasan pengungkapan diri ke dalam bentuk ragam

bahasa tulis. Ragam bahasa itulah yang diajarkan di lembaga-lembaga

pendidikan dan yang digunakan sebagai bahasa pengantar pendidikan

mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.59

Ragam bahasa tulis dengan ragam bahasa lisan memiliki aturan yang

berbeda. Teks yang merupakan salah satu ragam bahasa tulis memiliki

aturan seperti ejaan, pilihan kata, dan tanda baca. Siswa di sekolah terbiasa

dengan ragam bahasa tulis ketika mereka mengerjakan tugas tertulis seperti

menulis teks, karangan, atau cerpen. Siswa harus mengetahui bagaimana

aturan yang benar dalam ragam bahasa tulis seperti teks agar siswa bisa

mengerjakan tugas dengan benar, sehingga bisa memperoleh hasil belajar

yang memuaskan. Ejaan yang ada dalam bahasa Indonesia yang harus

dikuasai siswa seperti yang disampaikan oleh Kesuma berikut ini:

―… ejaan resmi itu ada empat hal, yaitu penulisan huruf kapital dan

huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda

baca.‖60

Penggunaan ejaan dalam ragam bahasa tulis yang perlu diketahui

oleh siswa ada lima hal seperti yang telah disampaikan oleh Kesuma di atas.

Ragam bahasa tulis seperti teks harus jelas penggunaan ejaannya supaya

bisa dipahami dan menghindari makna ambigu dari teks yang dibaca.

58 Dendy Sugono, Berbahasa Indonesia dengan Benar, (Jakarta: PT. Priastu, 1989), Edisi 2,

h. 15

59

Ibid., h. 17

60

Tri Mastoyo Jati Kesuma, Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Karangan, (Yogyakarta:

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, 2004), h. 9-10

Page 57: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

44

Ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap daripada ragam lisan.

Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak

mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara. Kelengkapan

ragam tulis menghendaki agar orang yang ―diajak bicara‖ mengerti isi

tulisan itu.61

Contoh ragam lisan: Kendaraan yang ditumpanginya nabrak

pohon mahoni. Contoh ragam tulis: Kendaraan yang ditumpanginya

menabrak pohon mahoni.62

Arifin mengungkapkan bahwa penulisan teks karena teks termasuk jenis

ragam bahasa tulis. Fungsi gramatikal dalam ragam tulis pun harus jelas.

Begitu pun denga teks, teks yang merupakan ragam bahasa tulis harus

lengkap dan jelas dalam menggunakan fungsi gramatikal, sehingga pembaca

bisa memahami teks tersebut dengan baik.

Beberapa konsep teks yang telah dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa teks merupakan wujud dari ragam bahasa tulis yang

berfungsi untuk memberikan pembaca pengetahuan mengenai pemikiran,

perasaan, dan imajinasi dari seorang pengarang atau penulis. Oleh karena

itu, teks harus ditulis dengan jelas, di antaranya memerhatikan penulisan

ejaan serta fungsi gramatikalnya. Teks yang penulisannya sesuai dengan

aturan bisa memberikan pesan kepada pembacanya, yang bisa diperoleh

dengan cara menafsirkan kata dan kalimat yang digunakan oleh pengarang

atau penulisnya.

5. Hakikat Teks Negosiasi

Proses pembelajaran tidak pernah terlepas dari dialog atau komunikasi.

Komunikasi dalam proses pembelajaran tidak hanya dilakukan oleh siswa

dengan siswa saja, tetapi dilakukan juga oleh siswa dengan guru. Dalam

sebuah proses pembelajaran di sekolah tidak jarang menimbulkan beberapa

masalah yang harus dicari jalan keluarnya. Setiap permasalahan yang ada

harus diselesaikan dengan cara yang paling tepat yaitu berdialog. Jalan

keluar yang diambil untuk menyelesaikan suatu masalah harus memberi

keuntungan atau tidak merugikan salah satu pihak yang berdialog. Hal ini

61 E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo, 1995), Cet. I, h. 16

62

Ibid., h. 17

Page 58: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

45

disebut negosiasi. Negosiasi tidak hanya dilakukan oleh orang-orang

dewasa, tetapi dilakukan juga oleh siswa. Contoh ketika siswa bernegosiasi

mengenai peraturan yang ditetapkan di kelas, kegiatan tersebut termasuk

negosiasi. Negosiasi akan dijelaskan oleh beberapa konsep di bawah ini.

Beberapa konsep mengenai negosiasi yaitu sebagai berikut:

Interpreting a text is not so much a straightforward process of

construing or retrieving the meaning of a text as it is a negotiation

interpreters lead with a text that offers several ways to be approached as

well as to resist.(Penginterpretasian suatu teks tidak memiliki banyak

proses yang secara langsung menerangkan atau memberi arti dari suatu

teks sebagai suatu interpretasi, sebuah negosiasi diawali dengan suatu

teks yang menawarkan beberapa jalan yang mungkin baik sebagai

pendekatan)63

Konsep negosiasi yang dikemukakan oleh Pol Vandevelde adalah

menginterpretasikan atau menafsirkan suatu teks tidak secara langsung

menerangkan teks tersebut, tetapi orang-orang yang bernegosiasi harus bisa

menafsirkan beberapa pendekatan yang akan dijadikan kesepakatan dalam

negosiasi tersebut. Orang-orang dalam negosiasi biasanya tidak secara

langsung mengemukakan maksud dan tujuannya, tetapi menyatakan maksud

secara tersirat jadi kita harus bisa menafsirkannya. Situasi dalam sebuah

negosiasi tidak bisa kita prediksikan, tetapi anggota negosiasi bisa

mengendalikan apabila situasi mulai tidak kondusif, seperti terjadi

kegaduhan karena negosiator tidak mau bergantian untuk mengemukakan

pendapatnya. Lewickie didukung oleh pendapat Nierenberg mengemukakan

bahwa pertanyaan bisa dijadikan sebagai alat untuk menangani

permasalahan itu, pendapatnya yaitu sebagai berikut:

One of the most common techniques for clarifying communication and

eliminating noise and distorsion is the use of questions. Nierenberg

(1976) emphazied that questions are essential elements in negotiations

for securing information; asking good questions enables negotiators to

secure a great deal of information about the other party's position,

supporting arguments, and needs. (Salah satu teknik yang paling umum

untuk menjelaskan komunikasi, menghilangkan kegaduhan, dan

63 Vandevelde, Op. Cit. h. 219

Page 59: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

46

penyimpangan adalah menggunakan pertanyaan. Nierenberg (1976)

menegaskan unsur-unsur penting di dalam negosiasi untuk menjamin

informasi; pertanyaan baik memungkinkan perunding untuk menjamin

banyak informasi tentang posisi pihak lain, mendukung argumentasi, dan

beberapa kebutuhan).64

Pendapat di atas mengemukakan bahwa ketika terjadi kegaduhan akibat

dari para negosiator yang ingin mendapatkan informasi tentang posisi pihak

lain atau dukungan terhadap argumentasinya. Sebaiknya ditanyakan secara

bergantian serta masing-masing negosiator harus mau memberi kesempatan

pada negosiator lain untuk bertanya. Apabila semua langkah-langkah itu

telah dilakukan maka situasi negosiasi yang kondusif bisa diperoleh.

Berbeda dengan konsep yang dikemukakan Vandevelde, Brian Lomas

mengemukakan negosiasi merupakan komunikasi yaitu sebagai berikut:

―Negosiasi adalah sebuah komunikasi di mana pihak-pihak mencari

kesepakatan untuk mengadakan pertukaran di antara mereka.‖65

Brian

mengemukakan pendapat bahwa negosiasi merupakan sebuah komunikasi.

Komunikasi dalam negosiasi ini dilakukan untuk bisa memperoleh

kesepakatan dari pertukaran pendapat serta argumentasi dari masing-masing

negosiator. Selain Brian, Patrice dalam bukunya yang mengutip juga dari

Oxford Dictionary mengemukakan konsep negosiasi seperti berikut ini:

―Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial saat pihak-pihak yang terlibat

berusaha mencapai tujuannya yang berbeda dan bertentangan, sehingga

tercapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal.‖66

Konsep ini

menjelaskan bahwa dalam suatu negosiasi pasti ada pertentangan yang

harus diselesaikan untuk mencapai suatu kesepakatan, dibutuhkan interaksi

sosial. Interaksi sosial dapat berupa diskusi formal antarmanusia sebagai

negosiator dalam suatu negosiasi. Pendapat yang hampir sama dikemukakan

oleh Richard Luecke dalam buku siswa kelas X dari Kementrian Pendidikan

64 Nierenberg dalam Roy J. Lewicki, Negotiation, (New York: The McGraw-Hill

Companies, 1999), Cet. IV, h. 177

65

Brian Lomas, Kiat Sukses Bernegosiasi, Terj. dari Negotiating for Succes oleh Eddy

Zainury, (Jakarta: Ina Publikatama, 2008), Cet. I, h. 1

66

Oxford Dictionary dalam Patrice Lumumba, Negosiasi dalam Hubungan Internasional,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Cet. I, h. 7

Page 60: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

47

dan Kebudayaan berjudul Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

yaitu menerangkan bahwa negosiasi merupakan bentuk interaksi sosial

sebagai berikut:

―Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari

penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan

kepentingan.‖67

Negosiasi dibuat sebagai interaksi sosial antara beberapa

orang karena dalam kegiatan negosiasi ini menggunakan dialog yang

membicarakan permasalahan sosial. Permasalahan sosial yang dibicarakan

harus bisa dibuat kesepakatan dan jalan keluar untuk menyelesaikannya.

Beberapa pendapat di atas mengenai negosiasi dapat disimpulkan

bahwa negosiasi merupakan salah satu interaksi sosial, yang membicarakan

permasalahan sosial yang dapat ditempuh dengan cara diskusi. Diskusi

tersebut harus menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan pihak-pihak

yang mempunyai perbedaan kepentingan.

a. Tujuan Negosiasi

Setiap kegiatan pasti bertujuan, begitu pun dengan negosiasi. Richard

mengungkapkan tujuan negosiasi yaitu sebagai berikut:

―Tujuan negosiasi adalah untuk mengurangi perbedaan posisi setiap

pihak. Mereka mencari cara untuk menemukan butir-butir yang sama

sehingga akhirnya kesepakatan dapat dibuat dan diterima bersama.

Sebelum negosiasi dilakukan, perlu ditetapkan terlebih dahulu orang-

orang yang menjadi wakil dari setiap pihak.‖68

Sebuah negosiasi

bertujuan untuk merancang argumentasi yang mendukung tujuan

negosiator. Selain itu, dalam sebuah bernegosiasi hal yang tidak kalah

penting adalah menyiapkan orang-orang yang menjadi wakil dari setiap

pihak, sehingga tujuan bernegosiasi dapat tercapai.

b. Cara untuk Bernegosiasi dengan Sopan

67 Richard Luecke dalam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahasa Indonesia

Ekspresi Diri dan Akademik, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), Ed.

Revisi, Cet. II, h. 121

68

Ibid., h. 122

Page 61: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

48

Selama melakukan negosiasi, hendaknya dihindari hal-hal yang

dapat merugikan kedua belah pihak seperti hal-hal berikut:

1) Menyesuaikan pembicaraan ke arah tujuan praktis;

2) Mengakomodasi butir-butir perbedaan dari kedua belah pihak;

3) Mengajukan pandangan baru dan mengabaikan pandangan yang

sudah ada tanpa memalukan kedua belah pihak;

4) Mengalokasikan tugas dan tanggung jawab masing-masing; dan

5) Memprioritaskan dan mengelompokan saran atau pendapat dari

kedua belah pihak.69

Negosiasi membutuhkan suatu sikap yang mampu menghargai

setiap negosiator. Bersikap sopan dengan beberapa aturan juga menjadi

hal penting agar negosiasi berjalan dengan baik dan kesepakatan dapat

diperoleh. Setiap negosiator wajib mengetahui hal-hal apa saja yang

boleh dan tidak boleh dilakukan oleh seorang negosiator. Di atas ada

lima hal yang bisa dilakukan dalam bernegosiasi.

c. Ciri-ciri Negosiasi Dilihat dari Segi Isinya

1) Negosiasi menghasilkan kesepakatan

2) Negosiasi menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan

3) Negosiasi merupakan sarana untuk mencari penyelesaian

4) Negosiasi mengarah kepada tujuan praktis

5) Negosiasi memprioritaskan kepentingan bersama70

Suatu kegiatan negosiasi dapat dilihat dari isi dalam kegiatan

bernegosiasi atau hasil dari kegiatan bernegosiasi. Ada lima hal yang

terdapat dalam kegiatan negosiasi. Hal-hal itu bisa ditemukan dalam

proses bernegosiasi atau bisa sebagai hasil dari bernegosiasi.

d. Pasangan Tuturan dalam Sebuah Negosiasi

1) Mengucapkan salam dan membalas salam

2) Bertanya dan menjawab/tidak menjawab

3) Meminta tolong dan memenuhi/menolak permintaan

4) Meminta dan memenuhi/menolak permintaan

5) Menawarkan dan menerima/menolak tawaran

6) Mengusulkan dan menerima/menolak usulan71

Suatu negosiasi memiliki beberapa tuturan untuk menerima atau

menolak. Menerima atau menolak itu didasarkan pada pertanyaan dari

69 Ibid., h. 123

70

Ibid., h. 126-127

71

Ibid., h. 128

Page 62: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

49

tuturan sebelumnya. Tuturan sebelumnya dengan jawaban menerima

atau menolak itulah yang dimaksud dengan pasangan tuturan.

e. Struktur Teks Negosiasi

1) Orientasi

2) Permintaan

3) Pemenuhan

4) Penawaran

5) Persetujuan

6) Pembelian

7) Penutup72

Teks negosiasi memiliki tujuh struktur di antaranya ada orientasi

berisi tentang salam pembuka serta perkenalan dari para negosiator,

permintaan berisi tentang keinginan dari negosiator, pemenuhan berisi

jawaban dari permintaan, penawaran berisi tentang mengajukan

beberapa pilihan atau jalan keluar dari masalah yang dibicarakan,

persetujuan berisi kesepakatan antarnegosiator, sedangkan pembelian

bisa ada bisa juga tidak tergantung dari tujuan negosiasinya, dan terkahir

penutup berisi salam penutup dan ungkapan terima kasih. Struktur teks

negosiasi bisa berbeda-beda dalam setiap teks tergantung pada tujuan

dari negosiasi tersebut. Struktur teks di atas adalah struktur teks

negosiasi yang bertujuan untuk jual beli.

f. Tahap-tahap dalam Kegiatan Negosiasi

1) Warming up atau pemanasan, yang meliputi:

a) Welcoming atmosphere (atmosfer pembuka)

b) First overview of issue (gambaran awal dari isu)

2) Present the party’s position atau memperkenalkan posisi

masing-masing pihak, yaitu meliputi:

a) Opening bid (penawaran pembuka)

b) Exchange arguments and posisitions (bertukar argumen dan

posisi)

c) Gather informations (mengumpulkan berbagai informasi)

3) Edging Closer atau mendekati akhir dari negosiasi yang

meliputi:

a) Establish wishes and needs (menetapkan keinginan dan

kebutuhan)

72 Ibid., h. 135

Page 63: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

50

b) Seek constructive solutions (mencari solusi yang

konstruktif)

c) Negotiate details (detil-detil negosiasi)

4) Conclusion or breakdown atau kesimpulan, yang meliputi:

a) Tie up packages for decision (mengemas pilihan-pilihan)

b) Signature for contarct (or) (penandatanganan kontrak)

c) Breakdown of negotiation (akhir dari negosiasi)73

Sebelum negosiator mengadakan pertemuan untuk bernegosiasi

sebaiknya ia memahami tahap-tahap dalam bernegosiasi. Tahap

pertama atau tahap pemanasan, biasanya berisi perkenalan dan

pengungkapan permasalahan yang akan dibahas dalam negosiasi.

Tahap kedua, berisi penawaran dengan didukung oleh argumentasi-

argumentasi disertai dengan pengumpulan informasi. Tahap ketiga,

mengungkapkan keinginan dari beberapa pihak serta memilih solusi

untuk mendapatkan kesepakatan yang menguntungkan semua pihak.

Tahap keempat, yaitu kesimpulan yang berisi penetapan pilihan dan

kesepakatan yang diakhiri dengan penandatanganan, kemudian

mengakhiri negosiasi. Beberapa tahap ini akan berubah tergantung dari

tujuan negosiasinya.

B. Penelitian yang Relevan

Penulis menemukan ada tiga penelitian skripsi yang relevan dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian pertama dilakukan oleh

Ajeng Cahya Nurani dari Universitas Negeri Surakarta tahun 2015 yang

berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Negosiasi Melalui

Penerapan Pembelajaran Model Discovery Learning di Kelas X IIS 2 SMA

Negeri 7 Surakarta, penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model

discovery learning dengan penggunaan media video, foto, gambar efektif

digunakan pada pembelajaran menulis teks negosiasi. Persamaan dengan

penelitian ini adalah sama-sama meneliti teks negosiasi, sedangkan

perbedaannya yaitu:

73 Bhattacharya dalam Patrice Lumumba, Op. Cit., h. 29

Page 64: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

51

1. Ajeng melakukan penelitian pada tahun 2015, sedangkan skripsi ini

penelitiannya dilakukan pada tahun 2016.

2. Ajeng meneliti di kelas X IIS 2 SMA Negeri 7 Surakarta, sedangkan

skripsi ini objek penelitiannya adalah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri

1 Kota Tangerang Selatan.

3. Penelitian Ajeng berfokus pada penerapan pembelajaran model

discovery learning, sedangkan penelitian skripsi ini pada kesalahan kata

berimbuhan dalam teks negosiasi.

Penulis menemukan penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2014

oleh Dwi Rohmah Wijayanti dari Universitas Muhammadiyah Surakarta,

dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa Bidang Morfologi pada

Karangan Narasi Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah

1 Weleri Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa

masih ada kesalahan-kesalahan berbahasa yang terdapat pada karangan

narasi siswa kelas VII di MTs Muhammadiyah 1 Waleri, kesalahan banyak

terjadi pada penggunaan prefiks dan sufiks. Persamaannya yaitu sama-

sama meneliti bidang morfologi, tetapi penelitian ini lebih menyempit lagi

yaitu pada analisis kesalahan kata berimbuhan, jadi tidak seluruh bidang

morfologi dianalisis, sedangkan perbedaannya yaitu:

1. Dwi melakukan penelitian pada tahun 2014, sedangkan penelitian

skripsi ini dilakukan pada tahun 2016.

2. Dwi melakukan penelitian pada siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah

Muhammadiyah 1 Weleri, sedangkan penelitian skripsi ini dilakukan

pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

3. Penelitian yang dilakukan Dwi berfokus pada analisis kesalahan

berbahasa pada bidang morfologi, sedangkan penelitian skripsi ini

dilakukan pada kesalahan kata berimbuhannya saja tidak semua bidang

morfologinya.

Penelitian yang ketiga yaitu Analisis Kesalahan Kata Berimbuhan

dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMK Nusantara, Legoso,

Page 65: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

52

Ciputat, Tagerang, Tahun pelajaran 2011/2012 yang dilakukan oleh Ani

Nurhayati, hasilnya yaitu kesalahan terjadi pada pemakaian konfiks yang

keliru. Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti kesalahan

kata berimbuhan, sedangkan perbedaannya yaitu:

1. Ani melakukan penelitian pada tahun 2011, sedangkan penilitian skripsi

ini dilakukan pada tahun 2016.

2. Ani melakukan penelitian pada siswa kelas X SMK Nusantara, Legoso,

Ciputat, Tagerang, sedangkan penelitian skripsi ini dilakukan pada siswa

kelas X SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ani berfokus pada analisis kesalahan

kata berimbuhan dalam karangan deskripsi, sedangkan penelitian skripsi

ini pada analisis kesalahan kata berimbuhan dalam teks negosiasi.

Berdasarkan pemaparan dari tiga skripsi di atas, penelitian yang penulis

lakukan yaitu Analisis Kesalahan Kata Berimbuhan dalam Teks Negosiasi

Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan Semester Genap

Tahun Pelajaran 2015/2016.

Page 66: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

53

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1 Kota Tangerang

Selatan yang berada di Jl. Pendidikan No. 49 Ciputat, Tangerang Selatan,

15411, Telp/ Fax. (021) 7401602/7403011. Peneliti melaksanakan penelitian

yang dimulai pada bulan Februari sampai Juni 2016.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.

Peneliti memilih menggunakan metode penelitian kulitatif karena data yang

diperoleh memungkinkan peneliti untuk bisa mendeskripsikan kesalahan yang

ada. Penelitian kualitatif dilakukan dengan mendeskripsikan dan menjelaskan

data-data apa saja yang ditemukan di tempat penelitian. Kesalahan-kesalahan

yang ada dalam teks dijadikan sebagai data dalam penelitian ini.

Beberapa pakar dibawah ini menjelaskan mengenai metode penelitian

kualitatif yang digunakan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan kata-kata

berimbuhan yang salah pembentukannya seperti dalam menggunkan afiks

yang tidak tepat, pelesapan huruf yang tidak tepat, dan penggunaan afiks pada

kata dasar yang tidak baku. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat ditemukan

dalam teks negosiasi siswa. Kesalahan-kesalahan tersebut yang nantinya akan

dideskripsikan, dianalisis, dan diperbaiki menjadi kata berimbuhan yang

benar.

Metode ini menekankan pada pendeskripsian data yang ditemukan. Yusuf

menyampaikan bahwa ―penelitian kualitatif ingin mendeskripsikan atau

memerikan suatu fenomena apa adanya atau menggambarkan simbol atau

Page 67: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

54

tanda yang ditelitinya sesuai dengan sesungguhnya dan dalam konteksnya.‖1

Genzuk (Emzir, 2015) juga menyampaikan mengenai laporan penelitian

dengan menggunakan metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

Laporan berdasarkan metode kualitatif mencakup masalah deskripsi

murni tentang program dan/atau pengalaman orang di lingkungan

penelitian. Tujuan deskripsi ini adalah untuk membantu pembaca

mengetahui apa yang terjadi di lingkungan di bawah pengamatan, seperti

apa pandangan partisipan yang berada di latar penelitian, dan seperti apa

peristiwa atau aktivitas yang terjadi di latar penelitian.2

Laporan penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif

yaitu dengan menggunakan deskripsi mengenai hal-hal yang dilakukan saat

penelitian berlangsung. Selain itu, deskripsi juga bisa digunakan untuk

menggambarkan data yang ditemukan di tempat penelitian, seperti yang

disampaikan Genzuk (Emzir, 2015) yaitu ―deskripsi ini ditulis dalam bentuk

narasi untuk melengkapi gambaran menyeluruh tentang apa yang terjadi

dalam aktivitas atau peristiwa yang dilaporkan.‖3

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif dengan deskripsi sebagai cara untuk menggambarkan

data yang telah diperoleh peneliti. Hasil penelitian disampaikan dalam

bentuk deskripsi yang menjelaskan data yang diperoleh. Metode penelitian

dengan cara deskripsi ini digunakan untuk menjelaskan kesalahan kata

berimbuhan dalam teks negosiasi siswa.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer

dan data sekunder. ―Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

objeknya, sedangkan data sekunder: data yang pemerolehannya melalui

sumber lain (baik lisan maupun tulisan) dan tidak langsung dari objeknya.‖4

1 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian:Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Prenadamedia, 2015), Cet. II, h. 369

2 Genzuk dalam Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif,

(Jakarta: Rajawali Perd, 2013), Cet. VII, h. 174

3 Ibid., h. 175

4 Kinayati Djojosuroto dan M. L. A. Sumaryati, Bahasa dan Sastra: Penelitian, Analisis, dan

Pedoman Apresiasi, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2014), Cet. IV, h. 18

Page 68: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

55

Data primer penelitian ini merupakan teks negosiasi siswa kelas X SMA

Negeri 1 Kota Tangerang Selatan. Data sekunder diperoleh berdasarkan data

tambahan terkait dengan teori-teori mengenai kata berimbuhan (Afiksasi)

dan teks negosiasi.

―Bentuk data yang dikumpulkan berupa gambar, kata-kata, dan

bukannya dalam bentuk angka.‖5 Penelitian kualitatif bisa memperoleh data

dari gambar dan kata-kata. Penelitian ini menggunakan data kesalahan kata

berimbuhan dalam teks negosiasi siswa. Data tersebut dijadikan sebagai

data utama dalam penelitian ini. ―Data utama itulah yang dianalisis agar

objeknya yang mengandung masalah dapat dikuakkan masalahnya dan

dipahami ihwalnya.‖6 Data tambahan lainnya termasuk ke dalam data

sekunder yaitu berupa hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia yang

mengajar di kelas tersebut. Selain itu, ada data tambahan lagi yaitu hasil tes

berupa soal sebanyak 35 soal mengenai dua pilihan kata berimbuhan yang

benar dan yang salah, serta 5 soal pilihan ganda mengenai teks negosiasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dimulai dengan datangnya penulis ke lokasi

yang telah dipilih kemudian mulai melihat secara keseluruhan kondisi lokasi

sekolah, siswa, guru, dan beberapa komponen yang mendukung proses

pembelajaran. Peneliti sudah mulai melakukan penelitian tahap awal yang

biasa disebut prapenelitian.

Dalam pengumpulan data dasar peneliti benar-benar ―melihat,

mendengarkan, membaca dan merasakan‖ apa yang ada dengan penuh

perhatian. Sementara pengumpulan data terus berjalan, analisis data

mulai dilakukan, dan keduanya terus dilakukan berdampingan sampai

tidak ditemukan data baru lagi.7

5 Yusuf, Op. Cit., h. 333

6 Sudaryanto, Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana

Kebuadayaan Secara Linguistis, (Yogyakarta: Sanata Dharma University Press, 2015), Cet. I, h.

222

7 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010), Cet. VI, h. 114-115

Page 69: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

56

Penelitian ini dimulai dengan memberi penjelasan mengenai materi kata

berimbuhan dan teks negosiasi. Peneliti selanjutnya mengadakan tes

pengetahuan siswa mengenai kata berimbuhan dan teks negosiasi dalam

satu kelas di kelas X IPS 1 semester genap di SMA Negeri 1 Kota

Tangerang Selatan. Selanjutnya, siswa diminta untuk menuliskan teks

negosiasi dengan menggunakan kata berimbuhan. Teks negosiasi yang telah

ditulis oleh siswa dikumpulkan untuk digunakan sebagai data primer,

sedangkan tes pengetahuan siswa digunakan sebagai data sekunder bersama

hasil wawancara guru bahasa Indonesia. Wawancara dilakukan untuk

memperoleh data tambahan yang bisa digunakan sebagai pendukung dari

data primer. Wawancara berisi tentang metode guru dalam mengajarkan

materi kata berimbuhan, kendala yang dihadapi, dan cara mengatasinya.

Peneliti membaca, mengamati, dan menandai data dalam teks negosiasi

siswa yang telah terkumpul, yang terkait dengan kesalahan kata

berimbuhan. Setelah kegiatan itu dilakukan penelitian dilanjutkan dengan

mengklasifikasi, membandingkan, dan mengelompokkan data yang

diperoleh. Data yang diambil hanya data yang terkait dengan penelitian saja.

―Studi kepustakaan bermanfaat untuk memantapkan tujuan penelitian.

Dengan studi kepustakaan, peneliti akan memperoleh gambaran yang

memadai tentang kerangka acuan, ruang lingkup masalah yang diteliti, dan

gambaran hasil penelitian.‖8 Studi kepustakaan dilakukan oleh peneliti

untuk mendapatkan data sekunder yang berupa teori-teori yang sesuai

dengan penelitian. Peneliti membaca, mengamati, dan memilih beberapa

bacaan dari buku-buku yang terkait dengan penelitian. Data-data tersebut

untuk mendukung dalam mendeskripsikan kesalahan-kesalahan penulisan

kata berimbuhan yang ditemukan dalam teks negosiasi tersebut.

8 Tri Mastoyo Jati Kesuma, Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa, (Yogyakarta:

Carasvatibooks, 2007), Cet. I, h. 29

Page 70: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

57

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan yaitu dengan melanjutkan langkah-

langkah penelitian setelah data primer diperoleh. Dalam tahap ini data yang

diperoleh tidak langsung dianalisis, tetapi dipilih terlebih dulu data-data

yang akan diteliti seperti yang dikemukakan oleh Mahsun berikut ini:

Setelah teknik pengumpulan data selesai dilakukan, selanjutnya

dilakukan teknik analisis data. Analisis data merupakan upaya yang

dilakukan untuk mengklasifikasikan dan mengelompokkan data. Pada

tahap ini dilakukan upaya mengelompokkan, menyamakan data yang

sama, dan membedakan data yang memang berbeda, serta menyisihkan

pada kelompok lain pada data yang serupa, tetapi tak sama. Dalam

rangka pengklasifikasian dan pengelompokan data tentu harus didasarkan

pada apa yang menjadi tujuan penelitian.9

Penulis harus fokus kepada tujuan penelitian yaitu mencari kesalahan

kata berimbuhan dalam teks negosiasi. Selanjutnya, peneliti menganalisis

data yang diperoleh berdasarkan teori-teori yang telah dikumpulkan. Setelah

itu, peneliti memberikan penjelasan terhadap data yang dianalisis dengan

menggunakan metode penelitian kualitatif. Data-data yang telah terkumpul

harus diklasifikasikan dengan cermat dan teliti, sehingga hasil penelitiannya

bisa akurat. Peneliti melakukan hal-hal yang disampaikan Mahsun, seperti

membedakan, mengelompokkan, dan mencari data yang memiliki kesalahan

yang sama. Satu per satu data dilihat, kemudian dianalisis dengan beberapa

teori yang telah ada. Setelah itu, data tersebut dicocokan harus dianalisis

berdasarkan teori yang mana. Penulis berusaha untuk memilih teori yang

paling sesuai untuk menjadi landasan menganalisis data dan konsisten

dalam menggunakannya.

Penulis mendeskripsikan data dengan cara menjelaskan secara

deskriptif mengenai kesalahan kata berimbuhan yang terdapat dalam teks

negosiasi. Peneliti menggambarkan kesalahan penulisan kata berimbuhan

yang ditemukan dalam teks negosiasi. Setelah itu, peneliti mulai

mempelajari kesalahan-kesalahan yang diperoleh, kemudian menjelaskan

kesalahan kata berimbuhan yang ditemukan dalam teks negosiasi siswa.

9 Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya, (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. V, h. 253

Page 71: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

58

Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena sosial seperti

fenomena kebahasaan, jadi model analisis yang digunakan adalah deskriptif

kualitatif seperti yang disampaikan Nunan dalam Mahsun berikut ini:

… dalam penelitian kualitatif kegiatan penyediaan data merupakan

kegiatan yang berlangsung secara simultan dengan kegiatan analisis

data. … hal ini tentu tidak lepas pula dari hakikat penelitian kualitatif

yang bertujuan untuk memahami fenomena sosial termasuk fenomena

kebahasaan yang tengah diteliti …10

Penelitian kualitatif menyediakan data berdasarkan hasil pengamatan

dan penelitian yang dilakukan secara serentak dengan kegiatan peneliti

dalam menganalisis data. Nunan dalam Mahsun juga memberikan gambaran

bagaimana seorang peneliti harus mampu mengumpulkan data bersamaan

dengan analisisnya. Penelitian kualitatif terdapat strategi untuk menganalisis

datanya, yaitu sebagai berikut:

―Pada dasarnya, terdapat dua strategi analisis dalam penelitian kualitatif

yang lazim digunakan, yaitu model analisis deskriptif kualitatif dan

verifikatif kualitatif.‖11

Proses penyediaan data dilakukan secara bersamaan

dengan kegiatan analisis data, jadi penulis bisa menganalisis data yang

sudah terkumpul lebih dahulu sambil menunggu data lainnya terkumpul.

Penelitian kualitatif meneliti bagaimana fenomena sosial yang terjadi seperti

fenomena kebahasaan. Fenomena kebahasaan bisa terjadi seperti dalam

penelitian ini yaitu pada kesalahan penulisan kata berimbuhan dalam teks

negosiasi. Fenomena kebahasaan bisa dijelaskan dengan cara

mendeskripsikan kesalahan penulisan kata berimbuhan dalam teks

negosiasi, jadi peneliti memakai model analisis deskriptif kualitatif dari

metode penelitian kualitatif.

Analisis data pada penelitian ini yaitu dengan mendeskripsikan dan

menganalisis kesalahan kata berimbuhan dalam teks negosiasi. Strauss

menjelaskan, ―cara ini mengajarkan kita bagaimana menjawab pertanyaan

tentang makna yang mungkin timbul, baik yang diasumsikan maupun yang

10 Ibid., h. 256-257

11

Ibid.

Page 72: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

59

dimaksudkan oleh pembicara dan oleh orang lain di sekitarnya.12

Samarin

juga mengungkapkan bahwa dalam menganalisis bisa terjadi kesalahan

seperti dalam kutipan berikut:

In analysis many things can go wrong. The most common error is simply

failing to see the better way of describing the same data.13

(Di (dalam)

analisa banyak berbagai hal dapat menyeleweng. Kebanyakan kesalahan

umum hanya kegagalan untuk melihat cara yang baik untuk gambarkan

data yang sama).

Teknik analisis data digunakan untuk memberikan gambaran mengenai

data yang telah terkumpul. Data tersebut bisa dideskripsikan dan dianalisis

sesuai dengan teori-teori yang telah dikumpulkan dengan metode studi

kepustakaan. Selain itu, dibantu dengan data pendukung lain seperti teori

dari buku, soal, dan wawancara.

F. Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data tidak lengkap jika tidak ada instrumen yang

digunakan dalam proses pengumpulan data. Instrumen yang digunakan

tidak hanya satu, tetapi bisa beberapa instrumen yang akan saling

melengkapi kekurangan instrumen lain. Peneliti menggunakan tiga

instrumen dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Soal Tes

Soal tes yang diberikan kepada siswa berisi pertanyaan mengenai

pengetahuan siswa tentang kata berimbuhan dan teks negosiasi. Soal tes ini

digunakan sebagai data tambahan dalam menganalisis kesalahan penulisan

kata beribuhan yang terjadi dalam teks negosiasi. Soal tes ini terdiri dari 35

soal berisi dua pilihan pada setiap nomor mengenai kata berimbuhan yang

salah dan benar, serta 5 soal mengenai struktur dan kaidah teks negosiasi

dalam bentuk pilihan ganda. Contoh soal ada pada lampiran.

12 Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tatalangkah dan

Teknik-teknik Teoritisasi Data, Terj. dari Basics of Qualitative Research: Grounded Theory

Procedures and Techniques oleh Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009), Cet. III, h. 79

13

William J. Samarin, Field Linguistics: A Guide to linguistics Field Work, (USA: Holt,

Rinehart and Winston, Inc., 1967), h. 199

Page 73: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

60

2. Wawancara Guru Bahasa Indonesia

Wawancara ini dilakukan penulis dengan guru bahasa Indonesia yang

mengajar di kelas yang digunakan sebagai lokasi penelitian. Wawancara

bisa menjadi salah satu instrumen yang penting untuk memperoleh data

yang akurat, seperti yang dijelaskan oleh Licoln dan Guba dalam Lexy J.

Moleong sebagai berikut:

―Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu.‖14

Wawancara merupakan metode

pengumpulan data dengan cara melakukan percakapan dengan narasumber.

Wawancara akan membahas seputar kesalahan kata berimbuhan yang

dilakukan oleh siswa. Wawancara ini akan memberikan tiga puluh

pertanyaan yang akan dijawab oleh guru menengenai materi pelajaran yang

terkait dengan penggunaan kata yang telah mengalami proses afiksasi.

Contoh pertanyaan dan transkrip wawancara ada pada lampiran.

3. Teks Negosiasi Siswa

Instrumen terkhir adalah teks negosiasi yang telah ditulis oleh siswa.

Teks ini juga menjadi alat bagi guru untuk bisa mengetahui pengetahuan

bahasa siswanya serta kemampuan menulis pengalaman dan imajinasinya.

Instrumen ini yang akan menjadi dasar sebagai data primer dalam penelitian

ini. Teks ini merupakan instrumen terpenting dalam penelitian ini. Teks

yang telah ditulis oleh siswa akan menyajikan data mengenai kesalahan

yang mungkin terjadi dalam menggunakan kata yang telah mengalami

proses afiksasi yaitu kata berimbuhan yang menjadi pokok penelitian.

14 Licoln dan Guba dalam Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2014), Ed. Revisi, Cet. XXXII, h. 186

Page 74: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

61

G. Instrumen Analisis Data Kesalahan Pembentukan Kata

Berimbuhan

Tabel 3.1 Nilai Soal Kata Berimbuhan dan Teks Negosiasi

Tabel 3.2 Format Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

Awalan (Prefiks)

No. Bentuk

Dasar

Imbuhan Awal (Prefiks) Pembentukan

Kata yang

Salah

Pembentukan

Kata yang

Benar

me- ber

-

di- ter- pe- per

-

se- ke

-

1

Tabel 3.3 Format Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

Akhir (Sufiks)

Tabel 3.4 Format Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

Gabung (Konfiks)

No. Bentuk

Dasar

Imbuhan Gabung (Konfiks) Pembentukan

Kata yang

Salah

Pembentukan

Kata yang

Benar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1

Keterangan:

1. pemakaian imbuhan gabung me-kan

2. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung di-kan

No. Teks Nilai

1

Jumlah

No. Bentuk

Dasar

Imbuhan Akhir (Sufiks) Pembentukan

Kata yang Salah

Pembentukan

Kata yang Benar -kan -i -an -nya

1

Page 75: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

62

3. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung memper-i

4. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung ke-an

5. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung di-i

6. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung me-i

7. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung ber-an

8. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung se-nya

9. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung diper-

10. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung per-an

Tabel 3.5 Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

(Afiksasi)/KPKB

No.

Kesalahan

Afiks

Nomor

Teks

Siswa

Kriteria Kesalahan Pembentukan

Kata Berimbuhan (Afiks)

Perbaikan

1 2 3 4 5 6

1

Jumlah

Keterangan Singkatan Kriteria Pembentukan Kata Berimbuhan:

1. Pemakaian Awalan di- yang Salah

2. Pemakaian Awalan ke- yang Salah

3. Pemakaian Awalan me- yang Salah

4. Pemakaian Akhiran –i yang Salah

5. Pemakaian Akhiran -kan yang Salah

6. Pemakaian Imbuhan Gabung yang Salah

Tabel 3.6 Persentase Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

(Afiksasi)/KPKB

No. Jumlah

Kesalahan

Afiksasi

dalam Teks

Kesalahan

Afiksasi

Frekuensi Persentase

Page 76: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

63

1

Pemakaian Awalan

di- yang Salah

2 Pemakaian Awalan

ke- yang Salah

3 Pemakaian Awalan

me- yang Salah

4 Pemakaian Akhiran

-i yang Salah

5 Pemakaian Akhiran

-kan yang Salah

6

Pemakaian

Imbuhan Gabung

yang Salah

Persentase kesalahan kata berimbuhan yang ditemukan di dalam teks negosiasi

bisa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai=

X 100%

15

Nilai = Persentase Kesalahan

Skor Mentah = Frekuensi Kesalahan

Skor Maksimum Ideal = Jumlah Kesalahan dalam Teks

15

Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet. XIII,

h. 318

Page 77: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah

1. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan merupakan sekolah yang berdiri

pada tanggal 4 Januari 1977. Sekolah ini dulunya merupakan SMA N 27

Jakarta kelas jauh Ciputat. Namun, setelah ada peralihan pembinaan dari

kanwil DKI Jakarta ke kanwil Depdikbud Jawa Barat, status sekolah berubah

menjadi SMA Tangerang Filial Ciputat. Tahun 1982 dikeluarkan SK

Mendikbud RI No. 0298/0/1982 tanggal 9 Oktober 1982 yang kemudian

menyatakan sekolah ini mandiri dengan nama SMA Negeri Ciputat.

Nama sekolah berubah lagi bersamaan dengan dikeluarkannya SK

Mendikbud RI tanggal 27 Maret 1997 tentang perubahan Nomenklatur SMA,

diganti menjadi SMA Negeri Ciputat, kemudian diubah menjadi SMA Negeri

1 Ciputat. SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan telah terakreditasi A

dengan nilai akreditasi 94,49. Sekolah ini termasuk Sekolah Standar Nasional

(SSN) pada tahun pelajaran 2006/2007 yang dalam pelaksanaannya mendapat

binaan dari Direktorat Binaan SMA dan Dinas Pendidikan Provinsi yang

sekaligus menjadi model SKM/SSN bagi SMA lain di lingkungan Kota

Tangerang Selatan. Saat ini SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan sedang

mengupayakan sekolah hijau yang mengusung konsep lingkungan

(adiwiyata). Sekolah ini memiliki visi yaitu unggul dalam IPTEKS,

bermartabat, berkarakter, dan berbudaya lingkungan berlandaskan IMTAQ,

sedangkan misi sekolah sebagai berikut:

a. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan

budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

b. Meningkatkan pengetahuan dan membina perilaku peserta didik dalam

meningkatkan martabat pribadi dan lembaga.

Page 78: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

65

c. Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik.

d. Menyelenggarakan dan mengimplementasikan pendidikan karakter

bangsa.

e. Menyelenggarakan pembelajaran lingkungan hidup baik dalam

pembelajaran maupun pembiasaan perilaku.

f. Menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat bagi warga sekolah.

g. Menumbuhkan kecintaan siswa terhadap lingkungan sekolah.

h. Menerapkan manajemmen partisipatif dengan melibatkan seluruh

warga sekolah dan kelompok yang berkepentingan dengan sekolah.

2. Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

Jumlah guru dan tenaga kependidikan di SMA N 1 Kota Tangerang

Selatan berjumlah 76 orang yang terdiri dari guru dan staf tata usaha. Siswa

SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan pada tahun pelajaran 2015/2016

berjumlah 1055 siswa. Jumlah siswa tersebut kemudian dibagi kembali ke

dalam 28 lokal yakni, 10 lokal untuk kelas X, 10 lokal untuk kelas XI, dan 8

lokal untuk kelas XII.

B. Pengumpulan Data

Peneliti melakukan beberapa langkah sebagai berikut:

2. pemberian materi tentang pembentukan kata berimbuhan dan teks

negosiasi. Peneliti masuk ke kelas kemudian memberikan penjelasan

mengenai materi yaitu pengertian kata berimbuhan, jenis-jenis kata

berimbuhan, penggunaan kata berimbuhan, dan teks negosiasi. Teks

negosiasi sesungguhnya adalah materi yang sudah dipelajari oleh siswa

pada semester ini. Teks negosiasi yang dibahas dalam penelitian ini

berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari siswa pada semester genap

di sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013.

3. Peneliti juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya dan

menanggapi pertanyaan teman-temannya. Peneliti juga memberikan

Page 79: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

66

penjelasan mengenai kata berimbuhan karena itulah materi yang paling

banyak ditanyakan oleh siswa.

4. Selanjutnya, peneliti memberikan 40 pertanyaan mengenai kata

berimbuhan dan teks negosiasi. Soal mengenai kata berimbuhan sebanyak

35 soal untuk memilih kata yang benar dari dua pilihan kata yang tersedia,

sedangkan 5 soal pilihan ganda membahas mengenai teks negosiasi. Daftar

pertanyaan itu juga membantu peneliti untuk mengetahui sejauh mana

siswa memahami apa yang telah dijelaskan. Sebelum siswa bisa

mengaplikasikan penulisan kata berimbuhan yang tepat dalam sebuah teks

negosiasi maka peneliti bisa melihat kemampuan siswa dalam memilih

kata berimbuhan yang tepat yang disediakan dalam soal. Data yang

diperoleh sebanyak 26 data yang bisa dilihat pada lampiran. Data yang

diperoleh sebanyak 26 data yang bisa dilihat dalam lampiran. Jumlah

siswa yang hadir pada hari itu yaitu 30 siswa, tetapi pada saat selesai

dijelaskan tentang kata berimbuhan dan teks negosiasi, terdapat 4 siswa

yang diberi dispensasi latihan untuk acara perpisahan kelas XII. Mereka

tidak bisa menjawab soal yang diberikan karena harus meninggalkan

kelas. Namun, sekitar 15 menit kemudian 4 siswa tersebut masuk lagi ke

kelas karena acara latihan diundur waktu pulang sekolah. Siswa yang

berjumlah 4 orang itu pada akhirnya tidak sempat menjawab soal yang

diberikan, tetapi mereka mempunyai waktu untuk membuat teks negosiasi.

5. Siswa mulai menuliskan teks negosiasi dengan menggunakan kata

berimbuhan yang tepat. Tahap ini peneliti memberikan kebebasan untuk

siswa dalam menuliskan teks negosiasi, tetapi dengan menggunakan tema

yang sama yaitu tema jual beli tanah. Peneliti lebih mudah melihat

kemampuan siswa dalam menggunakan kata berimbuhan dengan teks

negosiasi yang bertema sama untuk semua siswa.

6. Siswa diminta mengumpulkan teks negosiasi yang telah mereka buat.

Teks-teks yang dikumpulkan itulah yang nantinya dijadikan data dalam

penelitian ini.

Page 80: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

67

7. Selanjutnya peneliti mengklasifikasikan data yang telah diperoleh dengan

melakukan beberapa langkah yaitu memilah teks yang memiliki kesalahan

pembentukan kata berimbuhan. Selanjutnya, peneliti memberi nomor pada

setiap teks yang terdapat kesalahan. Setelah itu, mengelompokkan

pembentukan kata berimbuhan yang salah dalam kalimat-kalimat di teks

negosiasi sesuai jenis kesalahannya. Setiap data berupa kalimat juga diberi

nomor kalimat berdasarkan urutan kalimat di setiap teks negosiasi.

C. Deskripsi dan Analisis Data

Analisis data yang dilakukan yaitu mulai mengelompokkan jenis-jenis

kesalahan pembentukan kata berimbuhan yang terjadi dalam teks negosiasi.

Data-data di bawah ini disajikan dengan menggunakan urutan nomor kalimat

dan nomor karangan. Data-data kesalahan pembentukan kata berimbuhan yang

ditemukan sebagai berikut:

1. Pemakaian Imbuhan (Afiks) yang Salah

a. Pemakaian Awalan di- yang Salah

1) Tak lama kemudian ia sampai dirumahnya itu. (kalimat ke-5 teks

1)

Analisis: terjadi kesalahan pemakaian awalan di-, seharusnya pada

kata dirumahnya menggunakan di sebagai preposisi karena kata

rumah menunjukkan tempat. Penulisan yang benar dengan

memisahkan di sebagai preposisi dengan kata yang mengikutinya

yaitu rumahnya, jadi dapat ditulis di rumahnya.

2) … ada seseorang naik sepeda motor yang berhenti dirumah Pak

Miko. (kalimat ke-33 teks 1)

Analisis: terjadi kesalahan pemakaian awalan di- pada kata

dirumah. Kata tersebut seharusnya ditulis di rumah karena di

merupakan preposisi, jadi penulisannya harus dipisah dengan kata

yang mengikutinya.

3) Tidak boleh di nego Pak? (kalimat ke-42 teks 1)

Page 81: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

68

Analisis: terjadi kesalahan pada kata di nego, penulisan di- sebagai

awalan harus digabung dengan kata dasarnya. Kata nego dalam

KBBI tidak ada, kata yang benar adalah negosiasi, jadi apabila

dibubuhi awalan di- seharusnya ditulis dinegosiasi.

4) Lalu saya melihat disebelah kiri … (kalimat ke-3 teks 2)

Analisis: terjadi kesalahan pada penulisan disebelah, kata sebelah

berasal dari kata dasar belah. Penulisan yang benar adalah di

sebelah karena termasuk dalam frasa preposisional yang harus

diberi spasi di antara kata di dan sebelah.

5) Dan dimana alamat rumah Bapak? (kalimat ke-27 teks 3)

Analisis: ―Chaer mengatakan bahwa untuk menanyakan tempat

keberadaan dengan lebih pasti di depan kata mana perlu

ditempatkan kata depan di, ke atau dari.‖1 Pemakaian di- sebagai

awalan pada kata dimana itu salah karena kata mana harus diberi

preposisi atau kata depan di, jadi penulisan yang benar adalah

dengan memberi spasi setelah penulisan di menjadi di mana.

6) … ia melihat tulisan tanah ini di jual … (kalimat ke-2 teks 4)

Analisis: terjadi kesalahan dalam penulisan kata di jual. Kata dasar

jual masuk ke dalam kelas kata verba, jadi penulisan yang benar

adalah dijual karena di- pada kata tersebut merupakan awalan yang

bila dibubuhi pada kata dasar jual harus ditulis gabung tanpa spasi.

7) Mau di jual berapa? (kalimat ke-44 teks 5)

Analisis: terjadi kesalahan dalam penulisan kata di jual,

seharusnya menggunakan awalan di- dengan penulisan dijual

karena di- pada kata itu bukan preposisi.

8) Disini tempatnya sangatlah strategis. (kalimat ke-48 teks 5)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan di- pada kata

disini. Penulisan yang benar adalah di sini karena kata sini

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan di adalah

1 Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Ed.

Revisi, Cet. IV, h. 190

Page 82: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

69

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi di

antara di dengan sini. Alwi juga mengungkapkan mengenai

pronominal penunjuk tempat sebagai berikut:

Pronominal penunjuk tempat dalam bahasa Indonesia ialah sini,

situ, atau sana. Titik pangkal perbedaan di antara ketiganya ada

pada pembicara: dekat (sini), agak jauh (situ), dan jauh (sana)

karena menunjuk lokasi, pronominal ini sering digunakan

dengan preposisi pengacu arah, di/ke/dari, sehingga terdapat

di/ke/dari sini, dan di/ke/dari sana.2

9) Aku jamin bakalan laku jika kamu membuka toko disini. (kalimat

ke-50 teks 5)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan di- pada kata

disini. Penulisan yang benar adalah di sini karena kata sini

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan di adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi di

antara di dengan sini.

10) … kami akan membangun perusahaan baru disana. (kalimat ke-8

teks 6)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan di- pada kata

disana. Penulisan yang benar adalah di sana karena kata sana

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan di adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi di

antara di dengan sana.

11) … fasilitas umum disana hampir lengkap juga. (kalimat ke-15 teks

6)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan di- pada kata

disana. Penulisan yang benar adalah di sana karena kata sana

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan di adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi di

antara di dengan sana.

2 Hasan Alwi, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai

Pustaka, 2003), Ed. 3, Cet. V, h. 264

Page 83: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

70

12) … patokannya persis dibelakang Ragunan … (kalimat ke-11 teks

7)

Analisis: terjadi kesalahan dalam penulisan dibelakang. Penulisan

di sebagai preposisi seharusnya diberi spasi dengan kata yang

mengikutinya yaitu kata belakang karena di belakang adalah frasa

preposisional. Frasa preposisional itu penulisannya harus dipisah,

jadi salah apabila menggunakan awalan di- pada di belakang.

13) Dimana setiap harinya ada penjual sayur … (kalimat ke-3 teks 9)

Analisis: terjadi kesalahan pada penulisan kata dimana. Kata mana

untuk menanyakan tempat keberadaan, jadi harus menggunakan di

sebagai preposisi bukan di- sebagai awalan, sehingga penulisannya

harus diberi spasi dengan kata yang mengikutinya menjadi di

mana.

14) Silah kan di pilih-pilih dulu Bu. (kalimat ke-9 teks 9)

Analisis: terjadi kesalahan pada penulisan kata di pilih-pilih. Kata

pilih masuk ke dalam kelas kata verba. Penulisan di sebagai

preposisi salah, seharusnya menggunakan di- sebagai awalan yang

digabung dengan kata pilih. Penulisannya yang benar yaitu dipilih-

pilih.

15) … ia sampai dirumah temannya itu. (kalimat ke-5 teks 10)

Analisis: terjadi kesalahan dalam penulisan kata dirumah.

Penulisan kata yang benar yaitu di rumah karena rumah

menunjukkan keterangan tempat, jadi awalan di- pada kata

dirumah itu salah, seharusnya menggunakan preposisi di yang

penulisannya diberi spasi dengan kata yang mengikutinya.

16) Dari pembicaraan ditelepon … (kalimat ke-26 teks 10)

Analisis: terjadi kesalahan dalam kata ditelepon karena konteks

kalimat yang ada menjelaskan bahwa ditelepon menunjukkan

keterangan di mana pembicaraan terjadi. Penulisan yang benar

yaitu dengan menggunakan preposisi di bukan awalan di-.

Penulisan yang benar adalah di telepon.

Page 84: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

71

17) … berada diwilayah Magersari untuk biaya pengobatan. (kalimat

ke-35 teks 10)

Analisis: terjadi kesalahan dalam penulisan kata diwilayah karena

kata wilayah menunjukkan keterangan tempat, jadi penulisan

preposisi di harus dipisah dengan kata yang mengikutinya.

Kesalahan terjadi karena penulisan kata diwilayah menggunakan

awalan di- bukan preposisi di. Penulisan yang benar adalah di

wilayah.

18) … membicarakan masalah itu dirumahnya. (kalimat ke-43 teks

10)

Analisisis: terjadi keslahan dalam penulisan kata dirumahnya.

Kata rumah menunjukkan keterangan tempat, jadi penulisan yang

tepat yaitu dengan menggunakan preposisi di yang diberi spasi

dengan kata yang mengikutinya. Pemakaian awalan di- pada kata

dirumahnya itu salah. Penulisan yang benar adalah di rumahnya.

19) … oh, disini ada Jeng Wina juga. (kalimat ke-54 teks 10)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan di- pada kata

disini. Penulisan yang benar adalah di sini karena kata sini

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan di adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi di

antara di dengan sini.

20) … disini juga banyak penduduknya. (kalimat ke-72 teks 10)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan di- pada kata

disini. Penulisan yang benar adalah di sini karena kata sini

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan di adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi di

antara di dengan sini.

21) Tidak bisa dinego ya Pak? (kalimat ke-77 teks 10)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian kata dasar nego

dalam kata berimbuhan dinego. Kata nego dalam KBBI itu tidak

Page 85: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

72

ada, tetapi yang dimaksud nego adalah negosiasi. Kata negosiasi

yang dibubuhkan awalan di- bisa ditulis dinegosiasi.

22) … saya melihat disamping jalan terdapat pohon … (kalimat ke-2

teks 11)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

disamping. Penulisan yang benar yaitu di samping. Kata di

samping merupakan frasa preposisi, jadi penulisan yang benar

yaitu menggunakan preposisi di yang penulisannya harus diberi

spasi dengan kata yang mengikutinya.

23) Dan dimana alamat rumah Anda? (kalimat ke-31 teks 11)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

dimana. Kata tanya mana yang menanyakan tempat keberadaan

harus ditulis dengan menggunakan preposisi di bukan awalan di-.

Kata tersebut yang benar yaitu di mana.

24) Dan dimana alamat rumah Anda? (kalimat ke-28 teks 12)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di-. Kata

tanya mana menanyakan empat keberadaan. Penulisan yang benar

yaitu dengan memakai preposisi di bukan awalan di-.

25) Baik Bu, disana akan saya jelaskan lebih lanjut. (kalimat ke-15

teks 14)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan di- pada kata

disana. Penulisan yang benar adalah di sana karena kata sana

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan di adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi di

antara di dengan sana.

26) Dialog ini berlangsung dikawasan Depok. (kalimat ke-2 teks 15)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

dikawasan. Kata kawasan berarti daerah tertentu yang lebih tepat

memakai preposisi di yang penulisannya diberi spasi dengan kata

yang mengikutinya yaitu kawasan. Penulisan yang benar adalah di

kawasan.

Page 86: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

73

27) … Depok untuk melihat tanah disana. (kalimat ke-3 teks 15)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan di- pada kata

disana. Penulisan yang benar adalah di sana karena kata sana

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan di adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi di

antara di dengan sana.

28) Dan sesampai disana ia bertemu dengan pemilik … (kalimat ke-4

teks 15)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan di- pada kata

disana. Penulisan yang benar adalah di sana karena kata sana

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan di adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi di

antara di dengan sana.

29) Apakah Ibu berminat dengan tanah disana? (kalimat ke-11 teks

16)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan di- pada kata

disana. Penulisan yang benar adalah di sana karena kata sana

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan di adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi di

antara di dengan sana.

30) Saya berencana akan membangun restoran disana. (kalimat ke-13

teks 16)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan di- pada kata

disana. Penulisan yang benar adalah di sana karena kata sana

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan di adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi di

antara di dengan sana.

31) … bertemu di TKP langsung atau ditempat lain? (kalimat ke-16

teks 16)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

ditempat. Kata tempat menunjukkan keterangan tempat yang harus

Page 87: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

74

ditulis dengan menggunakan preposisi di bukan awalan di-.

Penulisan yang benar adalah di tempat karena preposisi di harus

diberi spasi dengan kata yang mengikutinya yaitu kata tempat.

32) … Dina melihat tanah kosong dijalan … (kalimat ke-3 teks 17)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

dijalan. Kata jalan menunjukkan keterangan yang ditulis dengan

menggunakan preposisi di. Penulisan yang benar adalah di jalan

yang ditulis dengan spasi karena preposisi di harus diberi spasi

dengan kata yang mengikutinya.

33) … tanah kosong dijalan Merpati … (kalimat ke-8 teks 17)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

dijalan. Kata jalan menunjukkan keterangan tempat yang lebih

tepat memakai preposisi di. Penulisan preposisi di harus ditulis

dengan spasi dari kata yang mengikutinya.

34) Dan dimana alamat rumah Anda? (kalimat ke-23 teks 17)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

dimana. Kata mana menanyakan tempat keberadaan yang lebih

tepat menggunakan preposisi di. Penulisan preposisi di harus diberi

spasi dengan kata yang mengikutinya. Penulisan yang benar adalah

di mana.

35) Kapan saja bisa, alamat saya dijalan Tridaya … (kalimat ke-24

teks 17)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

dijalan. Pemakaian preposisi di lebih tepat karena kata jalan

menunjukkan keterangan tempat. Penulisan preposisi di harus

ditulis dengan spasi dari kata yang mengikutinya. Penulisan yang

benar adalah di jalan.

36) Sesampainya dirumah Bapak Yadi … (kalimat ke-24 teks 18)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

dirumah. Pemakaian yang lebih tepat menggunakan di sebagai

preposisi karena kata di rumah menunjukkan arah, sehingga harus

Page 88: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

75

ditulis dengan spasi di antara kata di dan rumah. Penulisan yang

benar adalah di rumah.

37) Kalau begitu tolong tulis nomor rekening Bapak disini (kalimat ke

-44 teks 18)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan di- pada kata

disini. Penulisan yang benar adalah di sini karena kata sini

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan di adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi antara

di dengan sini.

38) … dimana alamat rumah Anda? (kalimat ke-25 teks 19)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

dimana. Kata tanya mana yang menanyakan tempat keberadaan

harus ditulis dengan menggunakan preposisi di bukan awalan di-.

Kata tersebut yang benar yaitu di mana.

39) Lalu dijalan Parkos Raya … (kalimat ke-3 teks 23)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

dijalan. Pemakaian preposisi di lebih tepat karena kata jalan

menunjukkan keterangan. Penulisan preposisi di harus ditulis

dengan spasi dari kata yang mengikutinya. Penulisan yang benar

adalah di jalan.

40) Apa benar Anda si pemilik tanah dijalan Parkos Raya Babelan?

(kalimat ke-8 teks 23)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

dijalan. Pemakaian preposisi di lebih tepat karena kata jalan

menunjukkan keterangan. Penulisan preposisi di harus ditulis

dengan spasi dari kata yang mengikutinya. Penulisan yang benar

adalah di jalan.

41) … dimana alamat rumah Anda? (kalimat ke-30 teks 23)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

dimana. Kata tanya mana menanyakan tempat keberadaan yang

lebih tepat menggunkan preposisi di. Penulisan preposisi di harus

Page 89: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

76

diberi spasi dengan kata yang mengikutinya. Penulisan yang benar

adalah di mana.

42) Saat itu Pak Reza sedang berolah raga disekitar rumahnya.

(kalimat ke-2 teks 24)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

disekitar. Kata sekitar preposisi berawalan se-, jadi yang benar

adalah menggunakan preposisi di bukan awalan di-. Penulisan

yang benar adalah di sekitar karena preposisi di harus diberi spasi

dengan kata yang mengikutinya.

43) … ia kurang nyaman tinggal didalamnya. (kalimat ke-3 teks 25)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

didalamnya. Penulisan yang benar adalah di dalamnya karena kata

di dalam merupakan preposisi gabungan seperti yang disebutkan

dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, jadi yang benar

adalah menggunakan preposisi di bukan awalan di-. Penulisannya

harus diberi spasi antara kata di dan dalamnya.

44) Kira-kira bisa bertemu kapan dan dimana ya? (kalimat ke-22 teks

25)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

dimana. Kata tanya mana menanyakan tempat keberadaan yang

lebih tepat menggunkan preposisi di. Penulisan preposisi di harus

diberi spasi dengan kata yang mengikutinya. Penulisan yang benar

adalah di mana.

45) … akhirnya WNA langsung membangun sebuah rumah disana.

(kalimat ke-26 teks 25)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan di- pada kata

disana. Penulisan yang benar adalah di sana karena kata sana

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan di adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi antara

di dengan sana.

46) … lalu dijalan Merpati Raya Babelan. (kalimat ke-3 teks 26)

Page 90: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

77

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

dijalan. Pemakaian preposisi di lebih tepat karena kata jalan

menunjukkan keterangan tempat. Penulisan preposisi di harus

ditulis dengan spasi dari kata yang mengikutinya. Penulisan yang

benar adalah di jalan.

47) … Anda pemilik tanah yang berada dijalan … (kalimat ke-10 teks

26)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

dijalan. Pemakaian preposisi di lebih tepat karena kata jalan

menunjukkan keterangan tempat. Penulisan preposisi di harus

ditulis dengan spasi dari kata yang mengikutinya. Penulisan yang

benar adalah di jalan.

48) Dan dimana rumah Anda? (kalimat ke-31 teks 26)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada kata

dimana. Kata mana menanyakan tempat keberadaan yang lebih

tepat menggunkan preposisi di. Penulisan preposisi di harus diberi

spasi dengan kata yang mengikutinya. Penulisan yang benar adalah

di mana.

49) … kalau boleh tau tanahnya didaerah mana? (kalimat ke-11 teks

27)

Analisis: terjadi kesalahan pemakaian di- sebagai awalan. Kata

daerah menunjukkan keterangan tempat. pemakaian preposisi di

lebih tepat untuk keterangan tempat, sehingga penulisannya harus

diberi spasi dengan kata yang mengikutinya. Penulisan yang benar

adalah di daerah.

50) Jam 03.00 WIB dicafe Sejahtera? (kalimat ke-17 teks 27)

Analisis: terjadi kesalahan pemakaian awalan di- pada kata dicafe.

Kata cafe merupakan kata dalam bahasa Inggris yang berarti kedai

kopi yang menunjukkan keterangan tempat, jadi lebih tepat

menggunakan preposisi bukan awalan. Penulisan yang benar

Page 91: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

78

adalah di cafe karena preposisi di diberi spasi dengan kata yang

mengikutinya.

51) Pukul 13.00 WIB pun telah tiba Bapak Rival sudah sampe dicafe

Sejahtera. (kalimat ke-22 teks 27)

Analisis: terjadi kesalahan pemakaian awalan di- pada kata dicafe.

Kata cafe merupakan kata dalam bahasa Inggris yang berarti kedai

kopi, kata cafe yang diserap dalam bahasa Indonesia menjadi kafe.

Kata cafe menunjukkan keterangan tempat yang benar adalah

menggunakan preposisi di. Penulisan yang benar adalah di cafe

karena preposisi di diberi spasi dengan kata yang mengikutinya.

52) Jalan komplek 2 Teratai lok 1 No. 26 didaerah sekitar situ Pak.

(kalimat ke-33 teks 27)

Analisis: terjadi kesalahan pemakaian di- sebagai awalan.

Penulisan yang benar adalah di daerah karena daerah

menunjukkan keterangan tempat. Pemakaian preposisi di lebih

tepat, sehingga penulisannya harus diberi spasi dengan kata yang

mengikutinya.

b. Pemakaian Awalan ke- yang Salah

1) … ada apa Bu Cara main kesini? (kalimat ke-10 teks 1)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan ke- pada kata

kesini. Penulisan yang benar adalah ke sini karena kata sini

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan ke adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi antara

ke dengan sini.

2) Nanti kalau ada waktu saya akan main kesini lagi. (kalimat ke-23

teks 1)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan ke- pada kata

kesini. Penulisan yang benar adalah ke sini karena kata sini

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan ke adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi antara

ke dengan sini.

Page 92: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

79

3) Belum tahu setuju atau tidak, tapi katanya beliau mau kesini.

(kalimat ke-32 teks 1)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan ke- pada kata

kesini. Penulisan yang benar adalah ke sini karena kata sini

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan ke adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi antara

ke dengan sini.

4) … ada apa kamu main kesini Zul … (kalimat ke-11 teks 5)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan ke- pada kata

kesini. Penulisan yang benar adalah ke sini karena kata sini

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan ke adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi antara

ke dengan sini.

5) Bapak bisa datang kerumah saya … (kalimat ke-11 teks 7)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan ke- pada kata

kerumah. Pemakaian yang lebih tepat menggunakan ke sebagai

preposisi yang ditulis dengan spasi pada kata yang mengikutinya

karena ke rumah itu menunjukkan keterangan tempat. Penulisan

yang benar adalah ke rumah.

6) Baik Pak, besok saya akan kesana. (kalimat ke-12 teks 7)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan ke- pada kata

kesana. Penulisan yang benar adalah ke sana karena kata sana

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan ke adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi antara

ke dengan sana.

7) … ada apa Jeng kok tumben main kesini? (kalimat ke-18 teks 10)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan ke- pada kata

kesini. Penulisan yang benar adalah ke sini karena kata sini

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan ke adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi antara

ke dengan sini.

Page 93: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

80

8) Nanti kalau ada waktu saya akan bermain kesini lagi. (kalimat ke-

24 teks 10)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan ke- pada kata

kesini. Penulisan yang benar adalah ke sini karena kata sini

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan ke adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi antara

ke dengan sini.

9) Tadi sebelum saya kesini … (kalimat ke 37 teks 10)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan ke- pada kata

kesini. Penulisan yang benar adalah ke sini karena kata sini

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan ke adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi antara

ke dengan sini.

10) … tetapi katanya Bu Ummi ingin main kesini kok Bu. (kalimat ke-

47 teks 10)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan ke- pada kata

kesini. Penulisan yang benar adalah ke sini karena kata sini

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan ke adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi antara

ke dengan sini.

11) … kekawasan Depok untuk melihat tanah … (kalimat ke-3 teks

15)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan ke- pada kata

kekawasan. Kata kawasan berarti daerah tertentu yang lebih tepat

memakai preposisi ke. Penulisannya diberi spasi dengan kata yang

mengikutinya yaitu kawasan. Penulisan yang benar adalah ke

kawasan karena menempati fungsi keterangan yang lebih tepat

memakai preposisi.

12) Setelah itu Ibu bisa kesini lagi untuk mengurus surat-surat

tanahnya. (kalimat ke-52 teks 16)

Page 94: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

81

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan ke- pada kata

kesini. Penulisan yang benar adalah ke sini karena kata sini

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan ke adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi antara

ke dengan sini.

13) … Dina hendak pergi kerumah saudaranya … (kalimat ke-2 teks

17)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan ke- pada kata

kerumah. Penulisan yang benar adalah ke rumah. Pemakaian yang

lebih tepat menggunakan ke sebagai preposisi karena ke rumah

menunjukkan keterangan tempat. Pemakaian ke- sebagai awalan

salah karena ke merupakan preposisi yang penulisannya harus

diberi spasi dengan kata yang mengikutinya.

14) … saya dalam perjalanan kerumah saudara saya … (kalimat ke-8

teks 17)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan ke- pada kata

kerumah. Penulisan yang benar adalah ke rumah. Pemakaian yang

lebih tepat menggunakan ke sebagai preposisi karena ke rumah

menunjukkan keterangan tempat. Pemakaian ke- sebagai awalan

salah karena ke merupakan preposisi yang penulisannya harus

diberi spasi dengan kata yang mengikutinya.

15) Ia pergi kerumah saudaranya. (kalimat ke-3 teks 18)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan ke- pada kata

kerumah. Penulisan yang benar adalah ke rumah. Pemakaian yang

lebih tepat menggunakan ke sebagai preposisi karena ke rumah

menunjukkan keterangan tempat. Pemakaian ke- sebagai awalan

salah karena ke merupakan preposisi yang penulisannya harus

diberi spasi dengan kata yang mengikutinya.

16) Setelah bertanya kesana-kesini (kalimat ke-23 teks 18)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan ke- pada kata

kesana. Penulisan yang benar adalah ke sana karena kata sana

Page 95: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

82

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan ke adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi antara

ke dengan sana.

17) Setelah bertanya kesana-kesini (kalimat ke-23 teks 18)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan ke- pada kata

kesini. Penulisan yang benar adalah ke sini karena kata sini

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan ke adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi antara

ke dengan sini.

18) Tujuan saya datang kesini … (kalimat ke-28 teks 18)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan ke- pada kata

kesini. Penulisan yang benar adalah ke sini karena kata sini

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan ke adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi antara

ke dengan sini.

19) Saat itu saya pergi kerumah saudara saya … (kalimat ke-2 teks 19)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan ke- pada kata

kerumah. Penulisan yang benar adalah ke rumah. Pemakaian yang

lebih tepat menggunakan ke sebagai preposisi karena ke rumah

menunjukkan keterangan tempat. Pemakaian ke- sebagai awalan

salah karena ke merupakan preposisi yang penulisannya harus

diberi spasi dengan kata yang mengikutinya.

20) Kapan saja Pak mau datang kerumah saya. (kalimat ke-26 teks 19)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan ke- pada kata

kerumah. Penulisan yang benar adalah ke rumah. Pemakaian yang

lebih tepat menggunakan ke sebagai preposisi karena ke rumah

menunjukkan keterangan tempat. Pemakaian ke- sebagai awalan

salah karena ke merupakan preposisi yang penulisannya harus

diberi spasi dengan kata yang mengikutinya.

21) Sepertinya saya besok bisa kesana pukul 10 pagi. (kalimat ke-10

teks 20)

Page 96: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

83

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan ke- pada kata

kesana. Penulisan yang benar adalah ke sana karena kata sana

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan ke adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi antara

ke dengan sana.

22) Lusa/besok Ibu datang lagi kesini untuk memenuhi

persyaratannya. (kalimat ke-15 teks 22)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian awalan ke- pada kata

kesini. Penulisan yang benar adalah ke sini karena kata sini

merupakan salah satu pronominal penunjuk tempat dan ke adalah

preposisi bukan awalan, jadi penulisannya harus diberi spasi antara

ke dengan sini.

23) Saat itu saya pergi kerumah … (kalimat ke-2 teks 23)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan ke- pada kata

kerumah. Penulisan yang benar adalah ke rumah. Pemakaian yang

lebih tepat menggunakan ke sebagai preposisi karena ke rumah

menunjukkan keterangan tempat. Pemakaian ke- sebagai awalan

salah karena ke merupakan preposisi yang penulisannya harus

diberi spasi dengan kata yang mengikutinya.

24) Kapan saja Mas mau datang kerumah saya … (kalimat ke-31 teks

23)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan ke- pada kata

kerumah. Penulisan yang benar adalah ke rumah. Pemakaian yang

lebih tepat menggunakan ke sebagai preposisi karena ke rumah

menunjukkan keterangan tempat. Pemakaian ke- sebagai awalan

salah karena ke merupakan preposisi yang penulisannya harus

diberi spasi dengan kata yang mengikutinya.

25) Lalu Pak Reza segera pergi kerumahnya Bapak Somad … (kalimat

ke-7 teks 24)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan ke- pada kata

kerumahnya. Penulisan yang benar adalah ke rumahnya.

Page 97: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

84

Pemakaian yang lebih tepat menggunakan ke sebagai preposisi

karena ke rumahnya menunjukkan keterangan tempat. Pemakaian

ke- sebagai awalan salah karena ke merupakan preposisi yang

penulisannya harus diberi spasi dengan kata yang mengikutinya.

26) … Leo pergi kerumah saudaranya … (kalimat ke-2 teks 26)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan ke- pada kata

kerumah. Penulisan yang benar adalah ke rumah. Pemakaian yang

lebih tepat menggunakan ke sebagai preposisi karena ke rumah

menunjukkan keterangan tempat. Pemakaian ke- sebagai awalan

salah karena ke merupakan preposisi yang penulisannya harus

diberi spasi dengan kata yang mengikutinya.

27) Saya ingin kerumah Mas hari Minggu lusa. (kalimat ke-33 teks

26)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan ke- pada kata

kerumah. Penulisan yang benar adalah ke rumah. Pemakaian yang

lebih tepat menggunakan ke sebagai preposisi karena ke rumah

menunjukkan keterangan tempat. Pemakaian ke- sebagai awalan

salah karena ke merupakan preposisi yang penulisannya harus

diberi spasi dengan kata yang mengikutinya.

28) Saat itu saya pergi kerumah nenek saya … (kalimat ke-2 teks 28)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan ke- pada kata

kerumah. Penulisan yang benar adalah ke rumah. Pemakaian yang

lebih tepat menggunakan ke sebagai preposisi karena ke rumah

menunjukkan keterangan tempat. Pemakaian ke- sebagai awalan

salah karena ke merupakan preposisi yang penulisannya harus

diberi spasi dengan kata yang mengikutinya.

c. Pemakaian Awalan me- yang Salah

1) Kami telah mensurvei tempat ibu … (kalimat ke-8 teks 6)

Analisis: Kalimat di atas terjadi kesalahan pada kata ‗mensurvei‘

yang berasal dari kata dasar ‗survei‘ yang dibubuhkan dengan

imbuhan me- seharusnya menjadi ‗menyurvei‘ karena apabila

Page 98: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

85

awalan me- dibubuhi pada kata dasar yang berawalan fonem /s/

seperti kata ‗survei‘ maka fonem /s/ akan luluh menjadi

‗menyurvei‘.

2) … saya akan segera menghubung Ibu. (kalimat ke-48 teks 14)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan me- pada kata

menghubung. Pemakaian awalan me- salah karena kata berimbuhan

menghubung dalam bahasa Indonesia tidak ada, yang biasanya

digunakan adalah kata menghubungi. Pemakaian imbuhan yang

lebih tepat adalah imbuhan gabung me-i yang dibubuhkan pada

kata dasar hubung. Kata berimbuhan yang tepat adalah kata

menghubungi.

d. Pemakaian Akhiran (Sufiks) –i yang Salah

1) Kuranginlah Bu harganya? (kalimat ke-17 teks 9)

Analisis: terjadi kesalahan pemakaian akhiran –i pada kata

kuranginlah. Akhiran –i yang dibubuhi pada kata kurang menjadi

kata kurangi. Penulisan yang benar adalah kurangilah dengan

menggunakan akhiran –i bukan akhiran –in karena dalam bahasa

Indonesia tidak ada akhiran –in.

2) Buat Ibu saya kurangin Rp5000 … (kalimat ke-18 teks 9)

Analisis: terjadi kesalahan pemakaian akhiran –i pada kata

kuranginl. Penulisan yang benar adalah kurangi dengan

menggunakan akhiran –i bukan akhiran –in karena dalam bahasa

Indonesia tidak ada akhiran –in. Akhiran –i yang dibubuhi pada

kata kurang menjadi kata kurangi.

e. Pemakaian Akhiran (Sufiks) –kan yang Salah

1) Oh ternyata Bu Cara, mari silahkan masuk! (kalimat ke-8 teks 1)

Analisis: terjadi kesalahan pada pembubuhan akhiran –kan pada

kata silah. Rahardi menyampaikan mengenai bentuk silah sebagai

berikut:

―Bentuk ‗mempersilahkan‘, bentuk ‗dipersilahkan, dan

‗silahkan‘ itu sendiri, sudah sering muncul dalam banyak

Page 99: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

86

kesempatan berbahasa Indonesia. mohon dicatat, bahwa bentuk

dasar yang benar adalah ‗sila‘. Ketika bentuk dasar itu

mendapatkan sufiks –kan, tentu akan hadir sebagai ‗silakan‘.‖3

Kata silah dalam bahasa Indonesia tidak ada, tetapi yang benar

adalah kata sila. Apabila akhiran –kan dibubuhi pada kata dasar

sila menjadi kata silakan bukan silahkan.

2) Waalaikumsalam, Bu Cara mari silahkan masuk. (kalimat ke-35

teks 1)

Analisis: terjadi kesalahan pada pembubuhan akhiran –kan pada

kata silah. Kata silah dalam bahasa Indonesia tidak ada, tetapi yang

benar adalah kata sila. Apabila akhiran –kan dibubuhi pada kata

dasar sila menjadi kata silakan bukan silahkan.

3) Boleh-boleh mari saya antar kan. (kalimat ke-40 teks 5)

Analisis: terjadi kesalahan pada pembubuhan akhiran –kan pada

kata antar. Apabila akhiran –kan dibubuhi pada kata dasar antar

menjadi kata antarkan. Pembubuhan akhiran pada kata dasar itu

harus digabung dengan kata dasarnya bukan dipisahkan atau diberi

spasi. Kata antar kan salah karena ada spasi di antara kata dasar

antar dan akhiran –kan.

4) Silah kan di pilih-pilih dulu Bu. (kalimat ke-9 teks 9)

Analisis: terjadi kesalahan pada pembubuhan akhiran –kan pada

kata silah. Kata silah dalam bahasa Indonesia tidak ada, tetapi yang

benar adalah kata sila. Apabila akhiran –kan dibubuhi pada kata

dasar sila menjadi kata silakan bukan silahkan. Akhiran yang

dibubuhi pada kata dasar ditulis gabung dengan kata dasarnya

tanpa diberi spasi.

5) Mari silahkan duduk. (kalimat ke-22 teks 14)

Analisis: terjadi kesalahan pada pembubuhan akhiran –kan pada

kata silah. Kata silah dalam bahasa Indonesia tidak ada, tetapi yang

3 R. Kunjana Rahardi, Kasus-Kasus Kebahasaan dalam Karya Tulis Ilmiah, (Yogyakarta:

Universitas Atma Jaya, 2010), Cet. I, h. 47

Page 100: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

87

benar adalah kata sila. Apabila akhiran –kan dibubuhi pada kata

dasar sila menjadi kata silakan bukan silahkan.

6) Silahkan duduk, Bu … (kalimat ke-22 teks 16)

Analisis: terjadi kesalahan pada pembubuhan akhiran –kan pada

kata silah. Kata silah dalam bahasa Indonesia tidak ada, tetapi yang

benar adalah kata sila. Apabila akhiran –kan dibubuhi pada kata

dasar sila menjadi kata silakan bukan silahkan.

7) Silahkan duduk Pak. (kalimat ke-12 teks 21)

Analisis: terjadi kesalahan pada pembubuhan akhiran –kan pada

kata silah. Kata silah dalam bahasa Indonesia tidak ada, tetapi yang

benar adalah kata sila. Apabila akhiran –kan dibubuhi pada kata

dasar sila menjadi kata silakan bukan silahkan.

8) Ibu silahkan datang besok lagi ya Bu. (kalimat ke-16 teks 28)

Analisis: terjadi kesalahan pada pembubuhan akhiran –kan pada

kata silah. Kata silah dalam bahasa Indonesia tidak ada, tetapi yang

benar adalah kata sila. Apabila akhiran –kan dibubuhi pada kata

dasar sila menjadi kata silakan bukan silahkan.

f. Pemakaian Imbuhan Gabung (Konfiks) yang Salah

1) Imbuhan Gabung (Konfiks) ke-an yang salah

a) Lalu kapan kita bisa ketemuan untuk mengambil suratnya, Pak?

(kalimat ke-30 teks 2)

Analisis: terjadi kesalahan pemakaian imbuhan gabung ke-an

pada kata ketemuan. Kata ketemuan tidak baku, kata yang

dimaksud adalah kata bertemu, jadi imbuhan gabung ke-an

yang dibubuhkan pada kata dasar temu itu tidak tepat. Kata

yang seharusnya dipakai adalah kata bertemu, yang

menggunakan awalan ber- yang dibubuhkan pada kata dasar

temu menjadi bertemu.

b) Ke esokan harinya. (kalimat ke-14 teks 7)

Analisis: terjadi kesalahan pada pembubuhan imbuhan gabung

ke-an pada kata ke esokan. Imbuhan gabung ke-an yang

Page 101: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

88

dibubuhkan pada kata dasar esok harus ditulis gabung menjadi

keesokan karena ke pada kata keesokan itu bukan preposisi,

tetapi bagian dari imbuhan gabung ke-an yang harus ditulis

gabung dengan kata dasar yang mengikutinya.

c) Baiklah, ketemuan di TKP ya, Bu. (kalimat ke-14 teks 13)

Analisis: terjadi kesalahan pemakaian imbuhan gabung ke-an

pada kata ketemuan. Kata ketemuan tidak baku, kata yang

dimaksud adalah kata bertemu, jadi imbuhan gabung ke-an

yang dibubuhkan pada kata dasar temu itu tidak tepat. Kata

yang seharusnya dipakai adalah kata bertemu, yang

menggunakan awalan ber- yang dibubuhkan pada kata dasar

temu menjadi bertemu.

2) Imbuhan Gabung (Konfiks) di-kan yang salah

a) … kira-kira harga yang di pasarkan berapa ya, Pak? (kalimat

ke-10 teks 3)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian imbuhan gabung

di-kan pada kata di pasarkan. Penulisan yang benar adalah

dipasarkan. Pembubuhan imbuhan gabung di-kan harus ditulis

gabung dengan kata yang dibubuhinya karena di pada kata

dipasarkan bukan preposisi, tetapi bagian imbuhan gabung di-

kan.

b) Saya bertujuan untuk membeli tanah tersebut, kira-kira harga

yang di pasarkan berapa ya Mas? (kalimat ke-9 teks 4)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian imbuhan gabung

di-kan pada kata di pasarkan. Penulisan yang benar adalah

dipasarkan. Pembubuhan imbuhan gabung di-kan harus ditulis

gabung dengan kata yang dibubuhinya karena di pada kata

dipasarkan bukan preposisi, tetapi bagian imbuhan gabung di-

kan.

c) Tetapi apa sudah tidak bisa di negosiasikan lagi? (kalimat ke-

21 teks 8)

Page 102: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

89

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian imbuhan gabung

di-kan pada kata di negosiasikan. Penulisan yang benar adalah

dinegosiasikan. Pembubuhan imbuhan gabung di-kan harus

ditulis gabung dengan kata yang dibubuhinya karena di pada

kata dinegosiasikan bukan preposisi, tetapi bagian imbuhan

gabung di-kan.

3) Imbuhan Gabung (Konfiks) di-i yang salah

a) Tidak bisa di kurangi Bil? (kalimat ke-46 teks 5)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian imbuhan gabung

di-i pada kata di kurangi. Imbuhan gabung di-i yang dibubuhi

pada kata dasar kurang menjadi dikurangi. Penulisannya tidak

diberi spasi karena di bukan preposisi, tetapi bagian dari

imbuhan gabung di-i.

b) Ya, mungkin bisa di kurangi sedikit … (kalimat ke-52 teks 5)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian imbuhan gabung

di-i pada kata di kurangi. Pembubuhan imbuhan gabung di-i

pada kata dasar kurang menjadi dikurangi. Penulisannya tidak

diberi spasi karena di bukan preposisi, tetapi bagian dari

imbuhan gabung di-i yang harus ditulis gabung dengan kata

dasar yang dibubuhinya.

c) … ada seorang direktur yang di temani seorang sekretaris …

(kalimat ke-1 teks 6)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian imbuhan gabung

di-i pada kata di temani. Pembubuhan imbuhan gabung di-i

pada kata dasar teman, seharusnya ditulis gabung menjadi

ditemani karena di pada kata ditemani bukan preposisi, tetapi

bagian dari imbuhan gabung di-i.

d) … dengan harga yang sudah di sepakati mereka. (kalimat ke-

21 teks 6)

Analisis: terjadi kesalahan pada pemakaian imbuhan gabung

di-i pada kata di sepakati. Penulisan yang benar adalah

Page 103: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

90

disepakati karena di bukan preposisi, tetapi bagian dari

imbuhan gabung di-i. Penulisan imbuhan gabung di-i harus

ditulis gabung dengan kata dasar yang dibubuhinya.

4) Imbuhan Gabung (Konfiks) diper- yang salah

Bahasa Indonesia tidak mengenal imbuhan diper-an, tetapi

imbuhan ini diterapkan pada kata yang salah berikut ini, jadi

penulis menggolongkannya sebagai kesalahan pemakaian imbuhan

gabung diper-.

a) Lalu saat diperjalanan … (kalimat ke-2 teks 11)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di-. Kata

perjalanan menunjukkan keterangan. Penulisan yang tepat

yaitu memakai preposisi di yang ditulis di perjalanan dengan

memberi spasi dengan kata yang mengikuti preposisinya.

b) … ada seorang warga negara asing yang sedang diperjalanan.

(kalimat ke-1 teks 25)

Analisis: terjadi kesalahan dalam pemakaian awalan di- pada

kata diperjalanan. Kata di perjalanan menunjukkan

keterangan, jadi yang benar adalah menggunakan preposisi di

bukan awalan di-. Penulisan yang benar adalah di perjalanan

karena preposisi di harus diberi spasi dengan kata yang

mengikutinya.

D. Interpretasi Data

1. Hasil Wawancara

Transkrip wawancara lengkap bisa dilihat pada lampiran. Hasil

wawancara dengan guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas,

menunjukkan bahwa guru tidak merasa kesulitan untuk mengajarkan siswa

mengenai kata berimbuhan. Berdasarkan penuturan guru, siswa di kelas bisa

memahami saat diajarkan mengenai kata berimbuhan dan teks negosiasi, tetapi

siswa sering lupa. Jadi, ketika ditanyakan kembali pada pertemuan selanjutnya

mereka akan lupa dan salah ketika menjawab soal latihan. Guru mengatakan

Page 104: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

91

bahwa siswa harus selalu diingatkan kembali mengenai kaidah pembentukan

kata berimbuhan karena kata berimbuhan diguanakan di seluruh jenis teks

yang diajarkan di kelas.

2. Hasil Jawaban dari Soal

Ada 26 siswa yang menjawab soal tentang kata berimbuhan dan teks

negosiasi bisa dilihat pada lampiran. Soal tersebut berisi 35 soal memilih dua

pilihan mengenai kata berimbuhan dan 5 soal pilihan ganda mengenai teks

negosiasi. Dari 26 siswa yang menjawab rata-rata nilai mereka yaitu 7,93.

Perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Nilai Soal Kata Berimbuhan dan Teks Negosiasi

No. Teks Nilai

1 8

2 7

3 7,75

4 8,25

5 7

6 7

7 8,5

8 8,25

9 9

10 8,75

11 8,25

12 8,25

13 8,5

14 8,25

15 7,5

16 6,5

17 8,5

18 8,5

Page 105: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

92

Rata-rata=

= 7,93

3. Hasil Penelitian Berupa Data Kesalahan dalam Teks

Negosiasi

Berdasarkan analisis data diperoleh 30 teks negosiasi yang telah dibuat

oleh siswa. Kesalahan penulisan kata berimbuhan ditemukan pada 29 teks

negosiasi siswa. Interpretasi dari data yang telah diperoleh sebagai berikut:

a. Terdapat kesalahan pemakaian awalan (Prefiks) di- sebanyak 52

kesalahan dengan persentase 50%.

b. Terdapat kesalahan pemakaian awalan (Prefiks) ke- sebanyak 28

kesalahan dengan persentase 26,92%.

c. Terdapat kesalahan pemakaian awalan (Prefiks) me- sebanyak 2

kesalahan dengan persentase 1,92%.

d. Terdapat kesalahan pemakaian akhiran (Sufiks) –i sebanyak 2

kesalahan dengan persentase 1,92%.

e. Terdapat kesalahan pemakaian akhiran (Sufiks) –kan sebanyak 8

kesalahan dengan persentase 7,69%.

f. Terdapat kesalahan pemakaian imbuhan gabung (Konfiks) sebanyak

12 kesalahan dengan persentase 11,53%.

19 6,25

20 7

21 7

22 7,5

23 8,75

24 8,5

25 8,75

26 8,75

Jumlah 206, 25

Page 106: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

93

Tabel 4.2 Format Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

Awalan (Prefiks)

No. Bentuk

Dasar

Imbuhan Awal (Prefiks) Pembentukan

Kata yang

Salah

Pembentukan

Kata yang

Benar

me- ber

-

di- ter- pe- per

-

se- ke

-

1 rumah √ dirumahnya di rumahnya

2 rumah √ dirumah di rumah

3 negosiasi √ di nego dinegosiasi

4 belah √ disebelah di sebelah

5 mana √ dimana di mana

6 jual √ di jual dijual

7 jual √ di jual dijual

8 sini √ disini di sini

9 sini √ disini di sini

10 sana √ disana di sana

11 sana √ disana di sana

12 belakang √ dibelakang di belakang

13 mana √ dimana di mana

14 pilih √ di pilih-pilih dipilih-pilih

15 rumah √ dirumah di rumah

16 telepon √ ditelepon di telepon

17 wilayah √ diwilayah di wilayah

18 rumah √ dirumah di rumah

19 sini √ disini di sini

20 sini √ disini di sini

21 negosiasi √ dinego dinegosiasi

22 samping √ disamping di samping

23 mana √ dimana di mana

24 mana √ dimana di mana

25 sana √ disana di sana

Page 107: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

94

26 kawasan √ dikawasan di kawasan

27 sana √ disana di sana

28 sana √ disana di sana

29 sana √ disana di sana

30 sana √ disana di sana

31 tempat √ ditempat di tempat

32 jalan √ dijalan di jalan

33 jalan √ dijalan di jalan

34 mana √ dimana di mana

35 jalan √ dijalan di jalan

36 rumah √ dirumah di rumah

37 sini √ disini di sini

38 mana √ dimana di mana

39 jalan √ dijalan di jalan

40 jalan √ dijalan di jalan

41 mana √ dimana di mana

42 kitar √ disekitar di sekitar

43 dalam √ didalamnya di dalamnya

44 mana √ dimana di mana

45 sana √ disana di sana

46 jalan √ dijalan di jalan

47 jalan √ dijalan di jalan

48 mana √ dimana di mana

49 daerah √ didaerah di daerah

50 café √ dicafe di cafe

51 café √ dicafe di cafe

52 daerah √ didaerah di daerah

53 sini √ kesini ke sini

54 sini √ kesini ke sini

55 sini √ kesini ke sini

Page 108: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

95

56 sini √ kesini ke sini

57 rumah √ kerumah ke rumah

58 sana √ kesana ke sana

59 sini √ kesini ke sini

60 sini √ kesini ke sini

61 sini √ kesini ke sini

62 sini √ kesini ke sini

63 kawasan √ kekawasan ke kawasan

64 sini √ kesini ke sini

65 rumah √ kerumah ke rumah

66 rumah √ kerumah ke rumah

67 rumah √ kerumah ke rumah

68 sana √ kesana ke sana

69 sini √ kesini ke sini

70 sini √ kesini ke sini

71 rumah √ kerumah ke rumah

72 rumah √ kerumah ke rumah

73 sana √ kesana ke sana

74 sini √ kesini ke sini

75 rumah √ kerumah ke rumah

76 rumah √ kerumah ke rumah

77 rumah √ kerumah ke rumah

78 rumah √ kerumah ke rumah

79 rumah √ kerumah ke rumah

80 rumah √ kerumah ke rumah

81 survei √ mensurvei menyurvei

82 hubung √ menghubung menghubungi

Page 109: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

96

Tabel 4.3 Format Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan Akhir

(Sufiks)

Tabel 4.4 Format Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

Gabung (Konfiks)

No. Bentuk

Dasar

Imbuhan Gabung (Konfiks) Pembentukan

Kata yang Salah

Pembentukan

Kata yang Benar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 temu √ ketemuan bertemu (kata

‗ketemuan‘

dalam ragam

bahasa tidak

baku sama

artinya dengan

‗bertemu‘ )

2 esok √ ke esokan keesokan

3 temu √ ketemuan bertemu (kata

‗ketemuan‘

dalam ragam

No. Bentuk

Dasar

Imbuhan Akhir (Sufiks) Pembentukan

Kata yang Salah

Pembentukan

Kata yang Benar -kan -i -an -nya

1 kurang √ kurangin kurangi

2 kurang √ kurangin kurangi

3 sila √ silahkan silakan

4 sila √ silah kan silakan

5 antar kan √ antar kan antarkan

6 sila √ silahkan silakan

7 sila √ silahkan silakan

8 sila √ silahkan silakan

9 sila √ silahkan silakan

10 sila √ silahkan silakan

Page 110: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

97

bahasa tidak

baku sama

artinya dengan

‗bertemu‘ )

4 pasar √ di pasarkan dipasarkan

5 pasar √ di pasarkan dipasarkan

6 negosiasi √ di negosiasikan dinegosiasikan

7 kurang √ di kurangi dikurangi

8 kurang √ di kurangi dikurangi

9 teman √ di temani ditemani

10 sepakat √ di sepakati disepakati

11 jalan √ diperjalanan di perjalanan

12 jalan √ diperjalanan di perjalanan

Keterangan:

1. pemakaian imbuhan gabung me-kan

2. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung di-kan

3. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung memper-i

4. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung ke-an

5. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung di-i

6. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung me-i

7. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung ber-an

8. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung se-nya

9. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung diper-

10. Kesalahan pemakaian imbuhan gabung per-an

Page 111: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

98

Tabel 4.5 Frekuensi Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

(Afiksasi)/KPKB

No.

Kesalahan

Afiks

Nomor

Teks

Siswa

Kriteria Kesalahan Pembentukan

Kata Berimbuhan (Afiks)

Perbaikan

1 2 3 4 5 6

1 1 √ di rumahnya

2 1 √ di rumah

3 1 √ dinegosiasi

4 2 √ di sebelah

5 3 √ di mana

6 4 √ dijual

7 5 √ dijual

8 5 √ di sini

9 5 √ di sini

10 6 √ di sana

11 6 √ di sana

12 7 √ di belakang

13 9 √ di mana

14 9 √ dipilih-pilih

15 10 √ di rumah

16 10 √ di telepon

17 10 √ di wilayah

18 10 √ di rumah

19 10 √ di sini

20 10 √ di sini

21 10 √ dinegosiasi

22 11 √ di samping

23 11 √ di mana

24 12 √ di mana

25 14 √ di sana

Page 112: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

99

26 15 √ di kawasan

27 15 √ di sana

28 15 √ di sana

29 16 √ di sana

30 16 √ di sana

31 16 √ di tempat

32 17 √ di jalan

33 17 √ di jalan

34 17 √ di mana

35 17 √ di jalan

36 18 √ di rumah

37 18 √ di sini

38 19 √ di mana

39 23 √ di jalan

40 23 √ di jalan

41 23 √ di mana

42 24 √ di sekitar

43 25 √ di dalamnya

44 25 √ di mana

45 25 √ di sana

46 26 √ di jalan

47 26 √ di jalan

48 26 √ di mana

49 27 √ di daerah

50 27 √ di cafe

51 27 √ di cafe

52 27 √ di daerah

53 1 √ ke sini

54 1 √ ke sini

Page 113: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

100

55 1 √ ke sini

56 5 √ ke sini

57 7 √ ke rumah

58 7 √ ke sana

59 10 √ ke sini

60 10 √ ke sini

61 10 √ ke sini

62 10 √ ke sini

63 15 √ ke kawasan

64 16 √ ke sini

65 17 √ ke rumah

66 17 √ ke rumah

67 18 √ ke rumah

68 18 √ ke sana

69 18 √ ke sini

70 18 √ ke sini

71 19 √ ke rumah

72 19 √ ke rumah

73 20 √ ke sana

74 22 √ ke sini

75 23 √ ke rumah

76 23 √ ke rumah

77 24 √ ke rumah

78 26 √ ke rumah

79 26 √ ke rumah

80 28 √ ke rumah

81 6 √ menyurvei

82 14 √ menghubungi

83 9 √ kurangi

Page 114: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

101

84 9 √ kurangi

85 1 √ silakan

86 1 √ silakan

87 5 √ antarkan

88 9 √ silakan

89 14 √ silakan

90 16 √ silakan

91 21 √ silakan

92 28 √ silakan

93 2 √ bertemu (kata

‗ketemuan‘

dalam ragam

bahasa tidak

baku sama

artinya dengan

‗bertemu‘ )

94 7 √ keesokan

95 13 √ bertemu (kata

‗ketemuan‘

dalam ragam

bahasa tidak

baku sama

artinya dengan

‗bertemu‘ )

96 3 √ dipasarkan

97 4 √ dipasarkan

98 8 √ dinegosiasikan

99 5 √ dikurangi

100 5 √ dikurangi

Page 115: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

102

101 6 √ ditemani

102 6 √ disepakati

103 11 √ di perjalanan

104 25 √ di perjalanan

Jumlah 52 28 2 2 8 12 104

Keterangan Singkatan Kriteria Pembentukan Kata Berimbuhan:

1. Pemakaian Awalan di- yang Salah

2. Pemakaian Awalan ke- yang Salah

3. Pemakaian Awalan me- yang Salah

4. Pemakaian Akhiran –i yang Salah

5. Pemakaian Akhiran -kan yang Salah

6. Pemakaian Imbuhan Gabung yang Salah

Tabel 4.6 Persentase Kesalahan Pembentukan Kata Berimbuhan

(Afiksasi)/KPKB

No. Jumlah

Kesalahan

Afiksasi

dalam Teks

Kesalahan

Afiksasi

Frekuensi Persentase

1

104

Pemakaian Awalan

di- yang Salah 52 50%

2 Pemakaian Awalan

ke- yang Salah 28 26,92%

3 Pemakaian Awalan

me- yang Salah 2 1,92%

4 Pemakaian Akhiran

-i yang Salah 2 1,92%

5 Pemakaian Akhiran

-kan yang Salah 8 7,69%

Page 116: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

103

6

Pemakaian

Imbuhan Gabung

yang Salah

12 11,53%

Page 117: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

104

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data diperoleh simpulan bahwa dari 104 kalimat yang

terdapat kesalahan dari 29 teks negosiasi siswa kelas X semester genap di SMA

Negeri 1 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2015/2016 ditemukan kesalahan

kata berimbuhan yaitu sebagai berikut:

1. Terdapat kesalahan pemakaian awalan (Prefiks) di- sebanyak 52 kesalahan

dengan persentase 50%.

2. Terdapat kesalahan pemakaian awalan (Prefiks) ke- sebanyak 28 kesalahan

dengan persentase 26,92%.

3. Terdapat kesalahan pemakaian awalan (Prefiks) me- sebanyak 2 kesalahan

dengan persentase 1,92%.

4. Terdapat kesalahan pemakaian akhiran (Sufiks) –i sebanyak 2 kesalahan

dengan persentase 1,92%.

5. Terdapat kesalahan pemakaian akhiran (Sufiks) –kan sebanyak 8 kesalahan

dengan persentase 7,69%.

6. Terdapat kesalahan pemakaian imbuhan gabung (Konfiks) sebanyak 12

kesalahan dengan persentase 11,53%.

B. Saran

Berdasarkan simpulan tersebut saran untuk guru bahasa Indonesia agar

membiasakan siswa untuk berlatih dalam menggunakan ragam bahasa lisan

seperti teks negosiasi yang harus memerhatikan kaidah penulisannya salah

satunya kata berimbuhan agar siswa lebih baik lagi.

Page 118: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

105

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Alek dan Ahmad HP. Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga, Cet. I, 2013.

Alwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

dan Balai Pustaka, Edisi 3, Cet. V, 2003.

Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk

Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo, Cet. 1, 1995.

Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, Edisi Revisi, Cet. IV,

2012.

______. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka

Cipta, Cet. I, 2008.

______. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, Edisi

Revisi, Cet. III, 2011.

Djojosuroto, Kinayati dan M. L. A. Sumaryati. Bahasa dan Sastra: Penelitian,

Analisis, dan Pedoman Apresiasi. Bandung: Nuansa Cendekia, Cet. IV,

2014.

Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:

Rajawali Perd, Cet. VII, 2013.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan

Akademik. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Edisi

Revisi, Cet. II, 2014.

Kesuma, Tri Mastoyo Jati. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Yogyakarta:

Carasvatibooks, Cet. I, 2007.

______. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Karangan. Yogyakarta: Fakultas

Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, 2004.

Kridalaksana, Harimurti. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:

Gramedia, Cet. V, 2009.

Lewicki, Roy J. Negotiation. New York: The McGraw-Hill Companies, Cet. IV,

1999.

Lomas, Brian. Kiat Sukses Bernegosiasi, terj. dari Negotiating for Succes oleh

Eddy Zainury. Jakarta: Ina Publikatama, Cet. I, 2008.

Page 119: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

106

Lumumba, Patrice. Negosiasi dalam Hubungan Internasional. Yogyakarta: Graha

Ilmu, Cet. I, 2013.

Mahsun. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya.

Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. V, 2011.

Matanggui, Junaiyah H. dan E. Zaenal Arifin. Analisis Kesalahan Berbahasa

Indonesia. Tangerang: Pustaka Mandiri, Cet. I, 2014.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya, Edisi Revisi, Cet. XXXII, 2014.

Mulyana. Kajian Wacana: Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis

Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana, Cet. I, 2005.

Muslich, Masnur. Tata Bentuk Bahasa Indonesia, Kajian ke Arah Tata Bahasa

Deskriptif. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. IV, 2013.

Nasution, M. Dj. Yayah B. Lumintaintang, S. R. H. Sitanggang, dkk. Bahan

Penyuluhan Bahasa Indonesia Melalui Radio. Jakarta: Pusat Pembinaan

dan Pengembangan Bahasa, Cet. I, 1985.

Parera, Jos Daniel. Linguistik Edukasional: Metodologi Pembelajaran Bahasa,

Analisis Konstratif antarbahasa, Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta:

Erlangga, Edisi 2, Cet. I, 1997.

______. Morfologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Cet. IV, 2007.

Poerwadarminta, W. J. S. Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang.

Yogyakarta: Kanisius, Cet. I, 1967.

Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, Edisi 4, Cet. I, 2008.

______. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan

Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Pustaka Setia, Cet. I,

2012.

Raford, Andrew, dkk. Linguistics: an Introduction. Cambridge: Cambridge

University Press, Edisi 2, Cet. I, 2009.

Rahardi, R. Kunjana. Kasus-Kasus Kebahasaan dalam Karya Tulis Ilmiah.

Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, Cet. I, 2010.

Page 120: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

107

Ramlan, M. I Dewa Putu Wijana, Yohanes Tri Mastoyo, dkk. Bahasa Indonesia

yang Salah dan yang Benar. Yogyakarta: Andi Offset, Ed. 2, Cet. I, 1992.

Ramlan, M. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: U. P. Karyono,

Cet. IV, 1980.

Samarin, William J. Field Linguistics: A Guide to linguistics Field Work. USA:

Holt, Rinehart and Winston, Inc., 1967.

Sidu, La Ode. Sintaksis Bahasa Indonesia. Kendari: Universitas Haluoleo, Cet. I,

2013.

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif:

Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data, terj. dari Basics of

Qualitative Research: Grounded Theory Procedures and Techniques oleh

Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Cet. III, 2009.

Sudarno. Morfofonemik Bahasa Indonesia. Jakarta: Arikha Media Cipta, Cet. I,

1990.

Sudaryanto. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian

Wahana Kebuadayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Sanata Dharma

University Press, Cet. I, 2015.

Sudjiono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, Cet.

XIII, 2013.

Sugihastuti. Editor Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I, 2006.

Sugono, Dendy. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: PT. Priastu, Edisi 2,

1989.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya, Cet. VI, 2010.

Suparno, Darsita. Morfologi Bahasa Indonesia. Ciputat: UIN Press, Cet. I, 2015.

Tadjuddin, Moh. Bahasa Indonesia; Bentuk dan Makna. Bandung: Alumni, Cet. I,

2013.

Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. Pengajaran Analisis Kesalahan

Berbahasa. Bandung: Angkasa, Cet. I, 1988.

Page 121: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

108

Vandevelde, Pol. The Task of The Interpreter: Text, Meaning, and negotiation.

Pittsburgh: University of Pittsburgh Press, Cet. I, 2005.

Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian:Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan. Jakarta: Prenadamedia, Cet. II, 2015.

Page 122: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata
Page 123: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata
Page 124: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata
Page 125: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata
Page 126: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata
Page 127: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata
Page 128: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

\

Page 129: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata
Page 130: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata
Page 131: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata
Page 132: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

Instrumen Penelitian untuk Guru

1. Siapakah nama Ibu?

2. Sudah berapa lama Ibu mengajar?

3. Apa saja jenjang pendidikan yang pernah Ibu ajar?

4. Di manakah Ibu menempuh pendidikan?

5. SK pertama diperoleh pada tahun berapa? Pertama kali mengajar di daerah

mana?

6. Tahun berapakah ibu mengajar di sekolah ini?

7. Mata pelajaran apa saja yang Ibu pernah ajarkan kepada siswa?

8. Apakah pangkat PNS Ibu pada saat ini?

9. Apakah guru telah mengajarkan siswa mengenai pembentukan kata

berimbuhan?

10. Sejauh mana siswa memahami pembentukan kata berimbuhan?

11. Apakah siswa telah mampu menggunakan kata berimbuhan dengan benar?

12. Apa kesulitan guru dalam mengajarkan siswa dalam menggunakan kata

berimbuhan yang benar?

13. Apa saja faktor yang bisa menyebabkan siswa sering menggunakan kata

berimbuhan yang salah?

14. Apakah penggunaan kata berimbuhan masuk ke dalam marteri pelajaran di

kelas X?

15. Bagaimana siswa bisa menerapkan kaidah pembentukkan kata berimbuhan

dalam penulisan sebuah teks?

16. Apa saja jenis imbuhan yang sering kali salah dalam penggunaannya oleh

siswa?

17. Bagaimana cara guru mengidentifikasi kesalahan yang dilakukan siswa dalam

memakai kata berimbuhan?

18. Bagaimana cara guru membantu siswa untuk memperbaiki kesalahan dalam

menggunakan kata berimbuhan?

19. Apakah cara tersebut efektif dalam memperbaiki kesalahan penggunaan kata

berimbuhan?

20. Apakah siswa telah diajarkan mengenai penulisan teks negosiasi?

Page 133: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

21. Apa manfaat teks negosiasi dalam kehidupan siswa?

22. Seberapa penting teks negosiasi diajarkan kepada siswa?

23. Apakah siswa telah memahami struktur dan kaidah penulisan teks negosiasi?

24. Apakah siswa mampu memproduksi teks negosiasi yang sesuai dengan

struktur dan kaidah teks negosiasi?

25. Apakah pemakaian kata berimbuhan penting dalam negosiasi untuk siswa?

26. Sejauh ini apakah siswa telah menggunakan kata berimbuhan dalam teks

negosiasi dengan benar?

27. Apakah siswa mengalami kesulitan dalam memahami teks negosiasi?

Mengapa?

28. Bagaimana cara guru mengidentifikasi kesulitan yang dialami siswa dalam

memahami teks negosiasi?

29. Bagaimana cara guru membantu siswa dalam mengatasi kesulitan memahami

teks negosiasi?

30. Apakah cara tersebut efektif dalam membantu siswa mengatasi kesulitannya

memahami teks negosiasi?

Page 134: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

Transkrip Wawancara dengan Guru

1. Chusna Wardaty, S. Pd.

2. 29 tahun

3. Kelas X, XI, dan XII

4. D3 di IKIP Malang dan S1 di STKIP Jakarta

5. SK pertama diperoleh pada tahun 1987, pertama kali mengajar di

Probolinggo, Jawa Timur SMA Negeri 2.

6. Mengajar di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan pada tahun 1993.

7. Mulai awal sampai sekarang Bahasa Indonesia.

8. Pangkat PNS golongan IV A.

9. Kata berimbuhan sudah pernah diajarkan.

10. Hanya pada awalan dan akhiran yang dari bahasa Indonesia dan bahasa asing

sebagian.

11. Ada yang sudah mampu ada yang belum, tetapi kebanyakan belum.

12. Kesulitan dalam mengajarkan kata berimbuhan itu anak-anak tidak, atau apa

tuh, kaidah-kaidah dalam bahasa Indonesia tidak cepat dimengerti, jadi

misalnya ada awalan me- ada kata dasar dapat nah tuh dia seperti apa, apa

lagi awalan me- lalu ada kata asing pada belum mengerti.

13. Karena banyak contoh dari pejabat, kadang-kadang ada contoh dari pejabat

kata-kata yang dipakai itu dianggapnya benar padahal itu tidak sesuai dengan

kaidah penulisan kata berimbuhan yang benar.

14. Kelas X untuk kurikulum 2013 ada, kelas XI ada, kelas XII ada juga, jadi

semuanya ada kelas X, XI, XII, tetapi tetap saja banyak yang salah.

15. Itu kalau, kalau anak mau benar harus diingatkan lebih dulu, jadi kalau dia

mendadak langsung begitu belum bisa anak-anak, belum terbiasa atau belum

otomatis terutama dari bahasa asing.

16. Jenis imbuhan yang sering kali salah itu awalan me-, awalan ber-, sama

imbuhan dari asing atau kata asing.

Page 135: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

17. Dengan cara dites dan abis itu dikoreksi tesnya, hasilnya, jadi harus dites

dulu, dikoreksi hasilnya, lalu baru diingatkan ke anaknya, disampaikanlah ke

anaknya kesalahannya itu.

18. Kalau membantu siswa itu biasanya dengan cara suruh lihat kaidahnya, suruh

lihat buku yang berhubungan dengan kaidah penulisan kata serapan dan kata

berimbuhan, baca ulang tentang kaidah-kaidahnya dan contohnya barulah

diharapkan anak-anak itu bisa mengerti.

19. Kalau menurut ibu sih, tergantung anaknya, anaknya mau enggak tuh baca

he..he.. siswanya mau tidak suruh baca lagi kaidahnya. Kadang-kadang

kaidahnya sudah suruh baca, tapi enggak mengerti.

20. Ya sudah.

21. Kalau untuk kehidupan siswa itu melatih dia berbahasa santun dan melatih

siswa untuk berpikir dan menghargai temannya, lawan bicaranya.

22. Teks negosiasi itu sangat penting karena setiap dari kehidupan itu pasti ada

negosiasi, ada bertukar pikiran, menyamakan pendapat, menyamakan

persepsi, jadi bukan hanya untuk bisnis saja, tapi untuk kehidupan sosial juga

ada.

23. Kalau secara otomatis sih tidak, jadi harus tetap diingatkan lagi, supaya ingat

lagi. Jadi kadang-kadang sudah diajarkan tapi kadang-kadang ingatannya

ilang lagi.

24. Ya kalau harapannya sih sudah bisa, tapi hasil nyatanya ya memang masih

belum bisa diharapkan maksimal karena yang biasanya sering salah itu ada di

kata sapaan, penulisan kata sapaan, dan penulisan ejaan, dan penulisan tanda

baca.

25. Kalau kata berimbuhan, kan setiap teks harus memuat kata berimbuhan juga,

jadia ya penting.

26. Kalau, iya sih sudah mulai benar.

27. Tidak, tidak mengalami kesulitan

28. Melakukan tes kemudian mengoreksi tes tersebut.

29. Kalau ada yang belum memahami, ya pembimbingan ulang, maksudnya itu

guru menjelaskan lagi, lalu kalau gurunya dia belum bisa, ya berarti, ya

Page 136: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

mungkin temannya bisa lebih menjelaskan kepada siswa yang belum bisa,

jadi tutor sebaya.

30. Ya, itu biasanya lebih evektif.

Page 137: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata
Page 138: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata
Page 139: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata
Page 140: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata
Page 141: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata
Page 142: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata
Page 143: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X/2

Materi Pokok : Teks Negosiasi

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (1 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan

proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1 Memahami struktur dan kaidah teks negosiasi baik melalui lisan maupun

tulisan.

1. Dapat menemukan struktur teks negosiasi dan diungkapkan secara lisan.

Page 144: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

2. Dapat menemukan ciri bahasa dan pemakaian kata berimbuhan dalam

teks negosiasi.

3. Dapat menjawab pertanyaan tentang teks negosiasi

4.2 Memproduksi teks negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks

yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.

1. Dapat memproduksi teks negosiasi dengan pemakaian kata berimbuhan

yang benar dan sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat secara

tulisan.

2. Dapat menyampaikan ringkasan isi teks negosiasi.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran peserta didik mampu:

1. Memahami dan menentukan struktur serta kaidah bahasa teks negosiasi.

2. Memproduksi teks negosiasi dengan pemakaian kata berimbuhan yang

baik dan benar.

D. Materi Pembelajaran

1. Prinsip: Memahami struktur dan kaidah bahasa, pemakaian kata

berimbuhan dalam teks, serta memproduksi teks negosiasi.

2. Konsep:

1. Pengenalan struktur isi teks, pengenalan ciri bahasa, dan pemahaman

isi teks.

2. Langkah-langkah penulisan teks negosiasi sesuai dengan struktur teks

dan ciri bahasa.

3. Fakta: Teks negosiasi halaman 124 s.d 126

4. Prosedur: Struktur dan kaidah teks negosiasi, persamaan dan perbedaan,

serta langkah-langkah penulisan teks negosiasi.

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan: Saintifik

2. Model : Discovery learning

Page 145: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

3. Metode: Ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, presentasi, dan

penugasan.

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media Pembelajaran : Teks “Negosiasi antara Karyawan dan

Pengusaha” (hlm. 124—126).

2. Alat Pembelajaran : Laptop dan infokus

3. Sumber Pembelajaran : Buku Siswa Bahasa Indonesia “Ekspresi Diri dan

Akademik Kelas X” halaman 124—126

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

a. Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan

kondisi siswa dan kelas.

b. Siswa merespon pertanyaan dari guru tentang keterkaitan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

c. Siswa menerima informasi tentang tujuan pembelajaran atau

kompetensi dasar yang akan dicapai.

d. Siswa mengamati model dan menerima penjelasannya untuk motivasi

belajar.

e. Siswa menyimak pencapaian cakupan materi dan penjelasan uraian

kegiatan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti (160 menit)

Kegiatan Waktu

(menit)

Mengamati

a. Guru menjelaskan kaidah pembentukan kata berimbuhan,

struktur, kaidah bahasa, dan langkah-langkah penulisan

teks negosiasi dengan menggunakan lembar presentasi

power point.

b. Peserta didik membaca teks yang berjudul “Negosiasi

40

Page 146: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

antara Karyawan dan Pengusaha” (hlm. 124—126) tentang

struktur dan kaidah teks negosiasi.

c. Peserta didik diarahkan untuk mencermati uraian yang

berkaitan dengan struktur dan kaidah teks tersebut.

Mempertanyakan

d. Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya jawab

tentang hal-hal yang berhubungan dengan isi bacaan dan

struktur serta kaidah teks yang belum dipahami.

e. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

bertanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan

kata berimbuhan dan memproduksi teks negosiasi.

10

Mengeksplorasi

f. Peserta didik mencari dari berbagai sumber informasi

tentang struktur dan kaidah teks negosiasi baik dari buku

dan sumber belajar.

g. Peserta didik menjawab soal yang diberikan oleh guru

sebanyak 40 butir soal berisi 35 soal memilih dua kata

berimbuhan yang benar dan yang salah, dan 5 soal

mengenai teks negosiasi kemudian mengumpulkannya

kepada guru.

45

Mengasosiasi

h. Peserta didik diarahkan untuk membuat kelompok yang

terdiri dari 5 orang.

i. Peserta didik dan guru mendiskusikan tentang struktur dan

kaidah teks negosiasi.

j. Peserta didik menentukan struktur dan kaidah teks

negosiasi yang telah dibaca pada buku pegangan siswa

secara berkelompok.

k. Peserta didik mendiskusikan kata berimbuhan dan langkah-

langkah penulisan teks negosiasi.

15

Page 147: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

3. Kegiatan Penutup (10 menit)

a. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, jujur, dan santun siswa

bersama guru menyimpulkan pembelajaran.

b. Dengan sikap santun dan jujur, siswa mengidentifikasi hambatan-

hambatan yang dialami saat memahami struktur dan kaidah teks

negosiasi.

c. Dengan sikap jujur dan santun, siswa menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru.

d. Dengan sikap peduli dan santun siswa mendengarkan umpan balik

dan penguatan dari guru mengenai struktur dan kaidah serta

membandingkan teks negosiasi.

e. Dengan sikap peduli dan santun siswa mendengarkan umpan baik dan

penguatan dari guru mengenai memproduksi teks negosiasi dengan

memakai kata berimbuhan yang benar.

f. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun siswa

menyimak informasi mengenai rencana kegiatan pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya.

Mengomunikasi

l. Peserta didik menuliskan laporan kerja kelompok tentang

menentukan struktur dan kaidah teks negosiasi yang akan

diserahkan kepada guru.

m. Peserta didik perwakilan dari setiap kelompok

membacakan hasil kerja kelompok secara bergiliran di

depan kelas dan peserta didik lain memberikan tanggapan.

n. Peserta didik memproduksi teks negosiasi yang koheren

sesuai dengan karakteristik teks dengan memerhatikan

pemakaian kata berimbuhan yang sesuai dengan kaidah

yang telah diajarkan.

o. Peserta didik menyerahkan teks negosiasi yang memakai

kata berimbuhan kepada guru.

50

Page 148: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

H. Penilaian

1. Penilaian Sikap

a) Teknik: Nontes

b) Bentuk: Pengamatan sikap

c) Instrumen: Lembar pengamatan sikap

Instrumen

No. Nama

Siswa

Religius Jujur Disiplin Responsif

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

2

3

4

5

Rubrik

Rubrik Skor

1 2 3 4

BT MT MB MK

1. Berdoa sebelum mengerjakan tugas dan

menunjukkan sikap religi lainnya selama

kegiatan belajar mengajar (religius).

2. Tidak menjiplak pada kegiatan memahami

struktur dan kaidah teks dan memproduksi teks

negosiasi dengan memperhatikan pemakaian

kata berimbuhan yang benar. (jujur).

3. Tepat waktu, menaati aturan dalam

menyelesaikan tugas dan mengikuti

pembelajaran dengan tertib (disiplin).

4. Merespon hal-hal yang disampaikan dalam isi

teks negoisasi dan menggunakan kata-kata yang

Page 149: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

santun dan tidak menyinggung perasaan orang

lain (responsif).

Keterangan:

BT : Belum Tampak

MT : Mulai Tampak

MB : Mulai Berubah

MK : Makin Konsisten

Penilaian Pengetahuan

A. Teknik: Tulis dan Teknik Lisan

B. Bentuk: Jawaban singkat

Instrumen

Tes Tulis

1) Tentukanlah struktur teks “Negosiasi antara Karyawan dan Pengusaha”!

Tes Lisan

1) Bacalah hasil analisis struktur dari teks yang telah dibaca!

Kunci Jawaban

Negoisasi anatara Karyawan dan Pengusaha

Setelah para karyawan sebuah perusahaan di bidang elektronika

melakukan aksi mogok kerja dengan melakukan demonstrasi di depan kantor

perusahaan, akhirnya wakil perusahaan itu menerima wakil para karyawan untuk

berdialog. Dialog itu dijaga oleh sejumlah petugas keamanan. Sementara itu

berates-ratus karyawan masih berdemonstrasi di depan kantor perusahaan.

1. Wakil karyawan : Selamat sore, Pak.

2. Wakil perusahaan : Selamat sore. Mari, silakan duduk.

3. Wakil karyawan : Ya, terima kasih.

4. Wakil perusahaan : Saya, Hadi Winoto, wakil dari perusahaan. Anda siapa?

5. Wakil karyawan : Saya Suparmin, yang dipercaya teman-teman untuk

menemui pimpinan.

(mereka bersalaman)

Page 150: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

6. Wakil perusahaan : Sebenarnya, apa yang terjadi? Semua karyawan di

perusahaan ini melakukan demonstrasi. Kalau begini caranya, perusahaan

bisa bangkrut dan karyawan bisa di-PHK.

7. Wakil karyawan : Tidak ada apa-apa, Pak. Kami hanya ingin memperbaiki

nasib dan hidup layak.

8. Wakil perusahaan : Maksudnya?

9. Wakil karyawan : Ya, pasti Bapak tahu. Kami, karyawan, sudah bekerja

keras dengan perusahaan. Tetapi, kami merasa kurang mendapatkan imbalan

yang pantas. Kami tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya

dengan uang Rp2.000.000,00 sebulan. Paling tidak, kami menerima upah

sebesar Rp3.000.000,00.

10. Wakil perusahaan : Itu tidak mungkin. Perusahaan sudah menanggung beban

terlalu berat. Listrik naik, bahan bakar naik, dan biaya operasional lain juga

naik. Kenaikan UMP (Upah Minimun Provinsi) belum bisa naik sekarang.

11. Wakil karyawan : Kalau begitu, kami tetap akan melakukan aksi mogok

kerja sampai tututan kami dipenuhi.

12. Wakil perusahaan : Tidak boleh demikian. Kita harus mencari jalan tengah.

13. Wakil karyawan : Lalu, bagaimana?

14. Wakil perusahaan : Saya akan mengusulkan kenaikan tersebut kepada direksi.

Perusahaan hanya mampu menaikkan UMP sampai Rp2.400.000,00. Tidak

lebih dari itu. Anda sendiri tahu bahwa pada situasi global ini perusahaan

mana pun mengalami kesulitan.

15. Wakil karyawan : Tidak bisa, Pak. Ini kota Jakarta, Pak. Semua harus dibeli

dengan uang. Ya, tolong diusahakan bagaimana caranya agar kami dapat

hidup layak. Paling tidak kami menerima gaji sebesar Rp2. 800.000,00.

16. Wakil perusahaan : Nanti saya akan mengusulkan ke direksi sebesar

Rp2.600.000,00.

17. Wakil karyawan : Tapi, usahakan lebih, Pak. Kami akan bekerja lebih keras

lagi.

Page 151: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

18. Wakil perusahaan : Baiklah, akan saya coba. Tolong dikendalikan teman-

teman karyawan dan sampaikan kepada mereka mulai besok semua karyawan

harus masuk kerja kembali. Karyawan yang mogok kerja akan kena sanksi.

19. Wakil karyawan : Baik, Pak. Terima kasih. Boleh saya keluar.

20. Wakil perusahaan : Ya, silakan.

21. Wakil karyawan : Ya, terima kasih. Selamat sore.

22. Wakil perusahaan : Selamat sore.

(Mereka bersalaman)

Ketika Suparmin keluar dari kantor perusahaan, dia disambut oelh teman-

temannya. Dia lalu menyampaikan hasil dialog dengan wakil perusahaan bahwa

UMP mereka diusulkan naik paling tidak sebesar Rp2.600.000,00.

1) Struktur Teks

No Struktur Teks Negoisasi Nomor Tuturan/Letak

1 Judul Kalimat atau Klausa di atas dialog

2 Narasi Paragraf yang letaknya di bawah judul

1 Salam pembuka 1 dan 2

2 Perkenalan 4 dan 5

3 Tujuan datang 9

4 Negosiasi 10—16

5 Kesepakatan 17—19

6 Salam penutup 20—22

7 Epilog Paragraf terakhir

2) Siswa yang menjadi salah satu perwakilan kelompok membacakan hasil

diskusi kelompoknya.

Pedoman Penskoran

No. Aspek dan Kriteria Skor Skor Maksimal

1. Tes Tulis

1) Tujuh jawaban benar

2) Enam jawaban benar

3) Lima jawaban benar

7

6

5

7

Page 152: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

4) Empat jawaban benar

5) Tiga jawaban benar

6) Dua jawaban benar

7) Satu jawaban benar

8) Tidak ada jawaban yang

benar

4

3

2

1

0

2. Tes Lisan

1) Tujuh jawaban benar

2) Enam jawaban benar

3) Lima jawaban benar

4) Empat jawaban benar

5) Tiga jawaban benar

6) Dua jawaban benar

7) Satu jawaban benar

8) Tidak ada jawaban yang

benar

7

6

5

4

3

2

1

0

7

Jumlah skor maksimal 14

Nilai=skor/skor maksimal x 4 14 x 4= 4

14

Page 153: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

LAMPIRAN FOTO PENELITIAN

Page 154: ANALISIS KESALAHAN KATA BERIMBUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33533...iv ABSTRAK Putri Anggraeni Ruminto. (NIM: 1112013000042) ―Analisis Kesalahan Kata

RIWAYAT PENULIS

Putri Anggraeni Ruminto, lahir di Jakarta, 4 Juli 1993.

Menamatkan pendidikan dasar di SDN Cipancuh 1,

melanjutkan ke SMP Negeri 1 Haurgeulis. Kemudian,

melanjutkan ke jenjang sekolah menengah di SMA Negeri 1

Anjatan Indramayu. Pada tahun 2012, ia meneruskan

pendidikannya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia. Anak dari Ito dan Siti Romlah ini merupakan sulung

dari tiga bersaudara. Ia menghabiskan masa kecilnya di

kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Adik pertamanya bernama Ilhamulloh Dwi

Ruminto, yang kedua bernama Ismawati Rizqia Ruminto. Semasa menuntut ilmu

di perguruan tinggi, ia juga menambah pengalaman mengajarnya baik di lembaga

bimbingan belajar maupun privat ke beberapa siswa dari jenjang sekolah dasar

sampai sekolah menengah. Ia juga pernah magang sebagai editor di penerbit Al

Mawardi dan GIP pada tahun 2015.