ANALISIS KERAWANAN BENCANA

4
ANALISIS TINGKAT KERAWANAN BENCANA Kerawanan bencana atau ancaman bencana alam yang berpotensi terjadi baik di Lokasi Rencana Pengembangan Pembangunan Pabrik Pengolahan dan Infrastruktur PT.Teka Mining Resources maupun di wilayah pesisirnya meliputi bencana gelombang ekstrim dan abrasi, tsunami, gempa bumi, banjir, cuaca ekstrim (angin puting beliung) dan tanah longsor. Potensi terjadinya bencana alam disebabkan karena faktor tektonik dan kondisi hidrometeorologi yang meliputi curah hujan, angin (badai) dan gelombang ekstrim serta karakteristik wilayah yang meliputi geologi, topografi, tanah dan penutupan lahan di pesisir setempat. Kerawanan bencana alam berdasarkan hasil analisis dan pemetaan terdapat pada Tabel 1. Tabel 1. Tingkat Kerawanan Bencana di Wilayah Studi No Jenis Bencana Alam Tingkat Ancaman Luas wilayah Ancaman (ha) Luas Ancaman Dominan Renda h Sedan g Tingg i 1 Gelombang ekstrim dan Abrasi - 9,02 2,10 11,12 Sedang 2 Tsunami 17,09 27,66 22,45 67,20 Sedang 3 Gempa Bumi - 390,5 1 - Sedang 4 Banjir 22,86 154,1 1 213,5 4 390,51 Tinggi 5 Longsor 390,5 1 - - 390,51 Rendah 6 Cuaca Ekstrim (Angin Puting Beliung) 2,30 388,2 1 - 390,51 Sedang Sumber : - Hasil analisis 2015 -Diolah dari Peta Tematik Tingkat Ancaman Bencana (BPBD, 2014) Kerawanan bencana alam berdasarkan hasil analilis untuk bencana alam gelombang ekstrim terdapat dalam tingkat ancaman sedang dan tinggi dengan luas ancaman dominan tergolong sedang.

description

h

Transcript of ANALISIS KERAWANAN BENCANA

ANALISIS TINGKAT KERAWANAN BENCANAKerawanan bencana atau ancaman bencana alam yang berpotensi terjadi baik di Lokasi Rencana Pengembangan Pembangunan Pabrik Pengolahan dan Infrastruktur PT.Teka Mining Resources maupun di wilayah pesisirnya meliputi bencana gelombang ekstrim dan abrasi, tsunami, gempa bumi, banjir, cuaca ekstrim (angin puting beliung) dan tanah longsor. Potensi terjadinya bencana alam disebabkan karena faktor tektonik dan kondisi hidrometeorologi yang meliputi curah hujan, angin (badai) dan gelombang ekstrim serta karakteristik wilayah yang meliputi geologi, topografi, tanah dan penutupan lahan di pesisir setempat. Kerawanan bencana alam berdasarkan hasil analisis dan pemetaan terdapat pada Tabel 1. Tabel 1. Tingkat Kerawanan Bencana di Wilayah Studi

NoJenis Bencana AlamTingkat AncamanLuas wilayah Ancaman

(ha)Luas Ancaman Dominan

RendahSedangTinggi

1Gelombang ekstrim dan Abrasi-9,022,1011,12Sedang

2Tsunami17,0927,6622,4567,20Sedang

3Gempa Bumi-390,51-Sedang

4Banjir22,86154,11213,54390,51Tinggi

5Longsor390,51--390,51Rendah

6Cuaca Ekstrim (Angin Puting Beliung)2,30388,21-390,51Sedang

Sumber : - Hasil analisis 2015

Diolah dari Peta Tematik Tingkat Ancaman Bencana (BPBD, 2014)

Kerawanan bencana alam berdasarkan hasil analilis untuk bencana alam gelombang ekstrim terdapat dalam tingkat ancaman sedang dan tinggi dengan luas ancaman dominan tergolong sedang. Bencana gelombang ekstrim khusus terjadi pada pesisir pantai pada radius 10 30 meter dari garis pantai. Bencana gelombang ekstrim dan abrasi ini bisanya terjadi pada musim timur dan selatan yang berlangsung pada bulan Juni sampai November.

Bencana tsunami di lokasi studi dapat bersumber dari sesar dan sumber gempa yaitu Sesar Sorong-Obi dan zona gempa Halmahera-Irian yang berada di Selatan Pulau Halmahera yang bejarak 200 km. Pengaruh gelombang tsunami ke daratan sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi pesisir sehingga walaupun jarak sumber tsunami yang begitu jauh tetap mendapat pengaruh gelombang tsunami. Kerawanan bencana tsunami berdasarkan zonasi terhadap kondisi topografi wilayah terbagi atas tingkat ancaman rendah, sedang dan tinggi dengan tingkat luas ancaman dominan tergolong sedang dengan radius ancaman mencapai 2,0 kilometer dari garis pantai.Bencana alam gempa bumi di lokasi studi bersumber dari zona-zona gempa yang terdapat di Maluku Utara antara lain zona punggungan mayu (lempeng laut Maluku) zona gempa Halmahera-Irian, zona gempa sesar Sorong dan zona gempa fragmen Obi. Klasifikasi zona gempa berdasarkan peta hazard gempa Indonesia di batuan dasar pada kondisi spektra T = 1.0 detik untuk 2% PE 50 tahun tergolong ke dalam tingkat kawasan rawan bencana gempa bumi sedang.Bencana banjir di lokasi studi disebabkan oleh faktor curah hujan, kondisi topografi dan geologi serta keterdapatan daerah aliran sungai Kobe yang terdapat di lokasi studi. Kondisi curah hujan yang tinggi di lokasi studi > 2000 mm/tahun, topografi lokasi yang relatif datar dan merupakan daerah dataran sungai (dataran aluvial) maka memungkinkan lokasi studi rawan terhadap bencana banjir. Kejadian banjir di lokasi studi berdasarkan hasil wawancara pada masyarakat Dusun Lakolamo (Desa Lelilef Woebulen) menyatakan bahwa ketinggian banjir dapat mencapai 1 meter dan genangan banjir berlangsung selama 1 3 hari. Lokasi rencana pembangunan pabrik smelter berdekatan dengan sungai Kobe dan sebagian besar dari wilayah merupakan daerah hutan rawa yang tergenang air sehingga potensi banjir saat ini tergolong tinggi. Hasil analisis kawasan rawan banjir berdasarkan total lahan izin pengembangan pabrik smelter menunjukan tingkat ancaman banjir pada lokasi tersebut berkisar antara rendah sampai tinggi dimana kerawanan banjir dominan tergolong tingkat ancaman tinggi.Bencana longsor di lokasi studi berdasarkan hasil analisis umumnya tergolong tingkata ancaman rendah. Hal ini karena kondisi lingkungan terutama topografi di wilayah studi tergolong dalam wilayah dataran (0-3%) sampai bergelombang (3-8%). Bencana longsor selain dipengaruhi faktor curah hujan, longsor terjadi pada wilayah-wilayah dengan topografi berbukit (15-30%) sampai sangat curam (>65%), kondisi tanah yang telah mengalami pelapukan lanjut, geologi yang kurang kompak (batupasir) atau telah mengalami pelapukan dan penutupan permukaan yang terbatas.

Bencana cuaca ekstrim (angin puting beliung/topan) merupakan bencana alam yang dipengaruhi oleh kondisi klimatologi (curah hujan dan angin), selain itu dipengaruhi juga faktor topografi dan penggunaan lahan. Bencana cuaca ekstrim (angin puting beliung/topan) berdasarkan hasil analisis tergolong rendah dan sedang dengan luas ancaman dominan tergolong sedang.

Pustaka...

BPBD Maluku Utara, 2014. Kajian Potensi dan Analisis Daerah Rawan Bencana di Provinsi Maluku Utara. Badan Penanggulangan Bencana Daerah [BPBD] Provinsi Maluku Utara.