ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN...

143
ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI PULAU JAWA PERIODE TAHUN 2007-2018 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ditujukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: HADY WICAKSONO 11150840000051 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Transcript of ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN...

Page 1: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM

PROVINSI, INVESTASI, DAN PENDIDIKAN

TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI

PULAU JAWA PERIODE TAHUN 2007-2018

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Ditujukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi (S.E)

Oleh:

HADY WICAKSONO

11150840000051

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Dr. Lukman, M.Si

Page 3: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Page 4: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 5: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Page 6: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI :

Nama : Hady Wicaksono

Tempat Tanggal Lahir : Pemalang, 02 Oktober 1996

Alamat :Jalan Pedongkelan Belakang RT.

01/RW 14 No. 57, Kelurahan

Cengkareng Timur, Kec. Cengkareng,

Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta. Kode

Pos : 11730

Nomor Handphone : 087775146225

E-Mail : [email protected]

II. LATAR BELAKANG KELUARGA :

Nama Ayah : Wiyarso

Tempat Tanggal Lahir : Pemalang, 2 Agustus 1973

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Nama Ibu : Sri Haci

Tempat Tanggal Lahir : Pemalang, 10 Juni 1975

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

III. RIWAYAT PENDIDIKAN :

TK Harapan Ibu Cengkareng Tahun 2001 - 2003

SDN 17 Pagi Cengkareng Timur Tahun 2003 - 2009

Page 7: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

vi

SMP Negeri 248 Jakarta Tahun 2009 - 2012

SMA Negeri 33 Jakarta Tahun 2012 - 2015

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015 - 2019

IV. RIWAYAT ORGANISASI :

HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Ekonomi Pembangunan

PMII (Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia)

LDK SYAHID UIN (Lembaga Dakwah Kampus)

V. SEMINAR DAN PELATIHAN

Dalam Kampus

1. Seminar Mengenal Pembiayaan Digital Sebagai Instrumen

Keuangan Modern (Fintech) DEMA FEB UIN Jakarta 2018

2. Seminar Nasional Dies Natalies 1 Dekade Ekonomi

Pembangunan 2016

3. Pelatihan Manajemen Organisasi PMII 2015

4. Pelatihan Kepemimpinan LDK 2015

Luar Kampus

1. Seminar FGD Perencanaan Gerakan Jurnalis Ramah Wisata,

Serikat Media Siber Indonesia 2018

2. Pelatihan Pekerja Bank BRI di Coorporate University BRI

Ragunan, Jakarta Selatan

3. Pelatihan Komputer, Microsoft Word, Excel, Persentation.

International Test Center 2014

4. Pelatian Kepemimpinan Remaja Islam, IPNU 2013

Page 8: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

vii

VI. RIWAYAT PEKERJAAN

1. Team Event Majalah Muslimah SCARF

2. Crew Cathering Wedding Organizer

3. Crew Sport Event

4. Crew Big Bad Wolf Book Sale 2019

5. Crew Event Disrupto 2019

6. Volunteer Team Support LAZNAS Dewan Dakwan

7. Guru Ngaji Privat Anak

8. Magang di PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk.

Divisi Bisnis Retail Menengah Bagian Pengembangan 2

Bisnis Retail dan Menengah 2

Page 9: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kenaikan Upah

Minimum Provinsi, Investasi, dan Pendidikan terhadap Tingkat

Pengangguran di Pulau Jawa Tahun 2007-2018. Penelitian ini menggunakan

data sekunder dan menggunakan analisis data panel bermetode Regresi

Linear Berganda dengan pendekatan terbaiknya adalah Random Effect Model

(REM) menggunakan variabel independen UMP, Investasi, dan Pendidikan.

Sementara itu variabel dependen yang digunakan adalah Tingkat

Pengangguran

Hasil dari penelitian dengan menggunakan pengolahan Regresi

Linear melalui e-views menunjukkan bahwa variable UMP, dan Investasi

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran,

sedangkan variabel pendidikan berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap Tingkat Pengangguran di Pulau Jawa Tahun 2007-2018. Secara

simultan, UMP, Investasi dan Pendidikan berpengaruh secara signifikan

terhadap Tingkat Pengangguran di Pulau Jawa pada Tahun 2007-2018.

Kata kunci: Upah Minimum Provinsi, Investasi, Pendidikan, Random Effect

Model (REM)

.

Page 10: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

ix

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the Provincial Minimum

Wage Increase, Investment, and Education on the Unemployment Rate in

Java in 2007-2018. This study uses secondary data and uses panel data

analysis with Multiple Linear Regression method with the best approach is

the Random Effect Model (REM) using the independent variables UMP,

Investment, and Education. Meanwhile the dependent variable used is the

Unemployment Rate

The results of the study using Linear Regression processing through

e-views show that the UMP variable, and Investment have a negative and

significant effect on the Unemployment Rate, while the education variable

has a positive and not significant effect on the Unemployment Rate in Java in

2007-2018. Simultaneously, UMP, Investment and Education significantly

influence the Unemployment Rate in Java in 2007-2018.

Keywords: Provincial Minimum Wage, Investment, Education, Random

Effect Model (REM)

Page 11: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

x

UCAPAN TERIMA KASIH

Selama menyelesaikan penyusunan skripsi ini penulis telah banyak

bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut

membantu, khususnya:

1. Allah SWT yang selalu ada di setiap waktu dalam hati penulis sehingga

penulis dalam mengerjakan skripsi ini merasa tenang, ikhlas, sabar,

semangat, kejernihan pikiran, petunjuk, wawasan yang luas, sehat, dan

selalu dalam lindungan dari segala cobaan dan masalah.

2. Ibu dan Bapak tercinta yang selalu memberikan kasih saying, doa serta

dorongan moril maupun materil yang tak terhingga.

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhannuddin Umar Lubis, Lc., M.A. selaku

rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Bapak Prof.Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., CRMP. selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

5. Muhammad Hartana Iswandi Putra M.Si. selaku Ketua Program Studi S1

Ekonomi Pembangunan

6. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si. selaku Mantan Ketua Program Studi S1

Ekonomi Pembangunan

7. Ibu Utami Baroroh M.Si.selaku Dosen Pembimbing Akademik

8. Bapak Dr. Lukman, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi

Page 12: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

xi

9. Seluruh Staf Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu kelancaran penulis

dalam menyelesaikan studi.

10. Seluruh Staf Pegawai Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia meminjamkan buku.

11. Bapak Fahmi Wibawa M.B.A beserta Istrinya selaku dosen dan CEO

perusahaan UMKM CV. KebonQta yang telah mendukung dan

menyemangati.

12. Seluruh staf pegawai perpustakaan Badan Pusat Statistik Jakarta yang

telah ramah melayani penulis saat berkunjung mencari data.

13. Sahabat Satriahadi Aulia P. selaku Ketua Presiden DEMA Fakultas

Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan kajian dan pelatihan dalam

pengolahan data melalui program fakultas dan jurusan.

14. Sahabat Wahyu Kurniawan selaku Wakil Ketua DEMA Fakultas Ekonomi

dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang dipertemukan ketika

bersama-sama daftar menjadi mahasiswa baru sampai saat ini.

15. Keluarga Besar Farras Amali, Ayah, Ibu, yang telah menjadi tempat untuk

diskusi soal skripsi bersama teman-teman.

16. Teman-teman seperjuangan dari awal masuk sampai sekarang, Satria,

Wahyu, Farras, Ivan, Zulfikar, Alwan, Azzam, Farith, Desti, Putri, Feisal,

Harits, Hilal, Isma, Khaidar, Syaban, Syaifullah.

17. M. Fariz Azzam yang sudah membantu mengajarkan untuk mengolah data

menggunakan Eviews.

Page 13: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

xii

18. Mba Nur selaku tetangga yang sudah membantu meminjamkan skripsinya

untuk menjadi acuan dalam penulisan skripsi

19. Aam Ilmiyah dan keluarga besarnya selaku tunangan penulis yang telah

support penuh baik lisan maupun kiriman doa ketika dalam mengerjakan

skripsi

20. Teman-teman Jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2015, angkatan

2014, dan angkatan 2016.

21. Bapak Bambang selaku Kadiv, Bapak Nahrowi selaku Kabag dan Seluruh

Staff pegawai Divisi Bisnis Ritel Menengah PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk Kantor Pusat, yang telah memberikan kesempatan untuk

mengerjakan skripsi dan memberikan waktu izin untuk bimbingan skripsi

saat magang.

22. Teman-teman Komunitas Motor Sport Bike Custom yang telah memberi

dukungan.

23. Dan semua teman-teman atau pihak-pihak yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu. Terima Kasih atas semuanya.

Page 14: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

xiii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

karena berkat rahmat dan karunia, dan hidayah-Nya maka penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Analisis Kenaikan UMP Tenaga

Kerja, Investasi, Pendidikan, Terhadap Tingkat Pengangguran di Pulau

Jawa Periode Tahun 2007-2018”.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menempuh ujian Sarjana Ekonomi. Penulis menyadari bahwa penyusunan

skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari

kesempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis

miliki.

Atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan skripsi ini, penulis

sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun

kearah perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Cukup banyak kesulitan

yang penulis temui dalam penulisan skripsi ini, tetapi Alhamdulillah dapat

penulis atasi dan selesaikan dengan baik.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak dan semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari Allah SWT.

Jakarta, 16 Januari 2020

Penulis,

Hady Wicaksono

Page 15: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

xiv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................. viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................... x

KATA PENGANTAR ................................................................................ xiii

DAFTAR ISI ............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii

DAFTAR GRAFIK ................................................................................... xviii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xix

BAB I ............................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................. 12

1.3 Permasalahan ....................................................................................... 13

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 14

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 14

Page 16: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

xv

1.6 Pembatasan Masalah dan Ruang Lingkup ........................................... 15

BAB II .......................................................................................................... 16

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 16

2.1 Landasan Teoritis ................................................................................. 16

2.1.1Pengangguran ............................................................................. 16

2.1.2 Upah Minimum Tenaga Kerja ................................................... 21

2.1.3 Investasi ..................................................................................... 27

2.1.4 Pendidikan ................................................................................. 32

2.2 Review Studi Terdahulu ...................................................................... 35

2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................... 44

2.4 Hipotesis .............................................................................................. 50

BAB III ........................................................................................................ 52

METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 52

3.1 Metode Dalam Penelitian .................................................................... 52

3.2 Operasional Variabel dan Variabel Penelitian ..................................... 53

3.2.1 Operasional Variabel ................................................................. 53

3.3 Data dan Sumber Data ......................................................................... 57

3.3.1 Jenis Data ................................................................................... 57

3.3.2 Sumber Data Penelitian ............................................................. 58

3.3.3 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 58

3.4 Tahap-tahap Analisis ........................................................................... 59

3.4.1 Editting Data (Pemeriksaan Data) ............................................. 59

3.4.2 Analisis Data .............................................................................. 59

BAB IV ........................................................................................................ 67

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................. 67

4.1 Perkembangan Data ............................................................................. 67

4.1.1 Gambaran Umum....................................................................... 67

4.2 Analisis Data ........................................................................................ 72

4.2.1 Penentuan Teknik Analisis Model Data Panel .......................... 74

4.2.2 Random Effect Model................................................................ 77

Page 17: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

xvi

4.2.3 Hasil Uji Hipotesis ..................................................................... 78

4.2.4 Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 83

4.2.5 Kota dan Kabupaten Per Wilayah.............................................. 86

4.3 Analisis Ekonomi .......................................................................... 92

4.3.1 Upah Minimum Provinsi Terhadap Pengangguran ................ 92

4.3.2 Investasi Terhadap Pengangguran.......................................... 93

4.3.3 Pendidikan Terhadap Pengangguran ...................................... 95

BAB V.......................................................................................................... 98

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 98

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 98

5.2 Saran .................................................................................................... 99

5.3 Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 101

LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................... 109

Page 18: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Paradigma Berpikir………… .................................................. 49

Gambar 4.1 Pulau Jawa………… ................................................................ 67

Page 19: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

xviii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Provinsi Pengangguran tertinggi di Indonesia 2018………… ..... 2

Grafik 4.1 Pengangguran di Pulau Jawa Tahun 2007-2018………… ......... 68

Grafik 4.2 UMP di Pulau Jawa Tahun 2007-2018………… ....................... 69

Grafik 4.3 Investasi di Pulau Jawa Tahun 2007-2018………… ................. 70

Grafik 4.4 Pendidikan di Pulau Jawa Tahun 2007-2018… ......................... 71

Grafik 4.5 Grafik Regresi Linear………… ................................................. 74

Grafik 4.6 Grafik Uji Normalitas ………… ................................................ 76

Page 20: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran di Pulau Jawa Tahun 2007-2018 .............. 3

Tabel 1.2 UMP di Pulau Jawa Tahun 2007-2018………… .......................... 5

Tabel 1.3 5 Provinsi UMP Terendah di Indonesia Tahun 2017…………..... 6

Tabel 1.4 Provinsi UMP Tertinggi se-Indonesia Tahun 2018………… ....... 7

Tabel 1.5 Investasi di Pulau Jawa Tahun 2007-2018………… ..................... 8

Tabel 1.6 Angka Gagal Sekolah di Pulau Jawa Tahun 2018………… ....... 10

Tabel 1.7 Pendidikan di Pulau Jawa Tahun 2012-2018………… ............... 11

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu………… .................................................... 39

Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel………… ......................................... 56

Tabel 4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif………… ................................ 73

Tabel 4.2 Hasil Uji Chow………… ............................................................ 75

Tabel 4.3 Hasil Uji Haussman………… ..................................................... 76

Tabel 4.4 Estimasi Hasil Regresi Data Panel………… ............................... 77

Tabel 4.5 Uji F-statistik Seluruh Wilayah………… ................................... 78

Tabel 4.6 Hasil T-statistik Seluruh Wilayah………… ................................ 79

Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi (R2) Seluruh Wilayah………… ........ 80

Tabel 4.8 Interpretasi Random Effect Model………… ............................... 81

Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas………… .................................................... 84

Tabel 4.10 Tes Heteroskedastisitas………… .............................................. 84

Page 21: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

xx

Tabel 4.11 Tes Autokorelasi………… ........................................................ 85

Tabel 4.12 Tes Autokorelasi (Setelah Transformasi)……………………...85

Tabel 4.13 Estimasi Provinsi Banten………… ........................................... 86

Tabel 4.14 Estimasi Provinsi DKI Jakarta………… ................................... 87

Tabel 4.15 Estimasi Provinsi Jawa Barat………… ..................................... 88

Tabel 4.16 Estimasi Provinsi Jawa Tengah………… ................................. 89

Tabel 4.17 Estimasi Provinsi DI Yogyakarta…………............................... 90

Tabel 4.18 Estimasi Provinsi Jawa Timur………… ................................... 91

Page 22: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengangguran merupakan masalah terbesar bagi suatu negara, karena

pengangguran menyebabkan pendapatan dan produktivitas masyarakat

rendah yang pada akhimya akan menimbulkan kemiskinan dan masalah

sosial lain. Negara berkembang seringkali dihadapkan pada besamya

angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya

jumlah penduduk usia kerja. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan

faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi, perubahan-perubahan harga,

dan upah yang bermasalah.

Seiring dengan dinamika ekspansi dan kontraksi industri,

berkembangnya teknologi, bertambahnya generasi baru yang memasuki

pasar tenaga kerja, dan keberadaan mereka yang selalu ingin mencari

pekerjaan lebih baik, tenaga kerja yang menganggur akan selalu ada. Itulah

mengapa, para pakar menyepakati adanya rentang Unemployment Rate

normal, biasanya di kisaran 4%-6%. Dan Unemployment Rate pada tahun

2018 sebesar 5,34%. Rentang tersebut bisa berubah-ubah tergantung dari

beberapa faktor, di antaranya adalah tingkat masuknya pencari kerja baru

di bursa kerja, tingkat upah minimum, tunjangan pengangguran, dan lain

sebagainya. Dari data BPS (Badan Pusat Statistik) terhitung sampai

Februari 2018 Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 5,13 persen dan

menurun dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 7,04 juta orang

menganggur pada Tahun 2017.

Page 23: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

2

Dapat dilihat dari grafik 1.1 diatas bahwa 3 Provinsi di Pulau Jawa

masuk dalam 10 besar Pengangguran tertinggi di tingkat Nasional, Serta

Banten merupakan Pengangguran tertinggi diikuti dengan Jawa Barat pada

posisi keduanya. Ini merupakan masalah besar yang harus dipecahkan oleh

Pemerintah dan sebagai penentu arah kebijakan selanjutnya. Seperti

diketahui bahwa Pulau Jawa merupakan daerah sentral Indonesia dalam

mengelola ekonomi maupun kehidupan sosialnya yang majemuk.

Grafik 1.1

Provinsi Pengangguran Tertinggi di Indonesia Tahun 2018

Sumber: BPS diolah

Page 24: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

3

Provinsi 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Banten

15.75

15.18

14.97

13.68

13.74

9.94

9.54

9.07

9.55

8.92

9.28 8.52

DKI

Jakarta

12.57

12.16

12.15

11.05

11.69

9.67

8.63

8.47

7.23

6.12

7.14 6.24

Jawa Barat

13.08

12.08

10.96

10.33

9.96

9.08

9.16

8.45

8.72

8.89

8.22 8.17

Jawa

Tengah

7.70

7.35

7.33

6.21

7.07

5.61

6.01

5.68

4.99

4.63

4.57 4.51

DI

Yogyakarta

6.10

5.38

6.00

5.69

4.39

3.90

3.24

3.33

4.07

2.72

3.02 3.35

Jawa

Timur

6.79

6.42

5.08

4.25

5.38

4.11

4.30

4.19

4.47

4.21

4.00 3.99

Pada tren pengangguran terbuka di Pulau Jawa dari tahun 2007-2018

cenderung mengalami penurunan di setiap kotanya. Tetapi persentasi nya

masih sangat besar ini menunjukkan bahwa jumlahnya pun masih sangat

tinggi, beriringan dengan potensi industry yang ada di daerah tersebut

banyak pula.

Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang banyak sekali aktivitas

perekonomiannya mulai dari perkantoran, industri, pertanian dan lain

sebagainya, karena sebagai pusat kesibukan ekonomi di Indonesia. Namun

tidak dipungkiri bahwa di Pulau Jawa juga menyimpan banyak

pengangguran, ini karena imbas dari banyaknya kegiatan ekonomi di

Pulau Jawa sebagai pulau pusat dari jalannya roda ekonomi. Yang

akhirnya penduduk di luar Pulau Jawa berbondong-bondong mengadu

nasib di Pulau Jawa. Dan menurut data Pengangguran BPS Tahun 2018

ada 3 Provinsi di Pulau Jawa yang masuk dalam 5 Provinsi dengan Tingkat

Pengangguran Terbuka Terbesar, yaitu: Provinsi Banten, persentasenya

Sumber:BPS, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)

Tabel 1.1

Tingkat Pengangguran di Pulau Jawa Tahun 2007-2018 (Jiwa)

Page 25: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

4

mencapai 8,52 persen, Provinsi Jawa Barat yaitu tercatat 8,17 persen, dan

Provinsi DKI Jakarta sebesar 6,20 persen.

Baru-baru ini, tepatnya pada Mei 2018, Menteri Ketenagakerjaan

Republik Indonesia, Hanif Dhakiri, mengungkapkan bahwa terdapat tiga

masalah yang dihadapi oleh tenaga kerja di Indonesia saat ini. Pertama,

ketidakcocokan antara kemampuan dan pendidikan angkatan kerja dengan

kebutuhan dunia industri. Kedua, kemampuan dari kelompok angkatan

kerja yang masih tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh dunia industri.

Dan yang terakhir, tingginya kelompok kerja miskin (60% dari 128 juta

jumlah angkatan kerja) yang apabila masuk ke industri padat karya tidak

memiliki karir.

Yang terjadi permasalahan saat ini adalah juga adanya kesenjangan

antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya dalam bidang

ketenagakerjaan. Khususnya dalam masalah upah tenaga kerja di daerah

perkotaan pusat dengan daerah pinggiran sekitar perkotaan. Hal ini

menjadi bertentangan dengan tujuan Pemerintah pusat yang menjadikan

pemerataan kesejahteraan di setiap daerahnya. Gita Irawan (2018). [1]

[1] Gita Irawan, Menteri Hanif Ungkap Tiga Masalah Tenaga Kerja di Indonesia,

Tribunnews.com, http://www.tribunnews.com/nasional/2018/05/01/menteri-hanif-ungkap-

tiga-masalah-tenaga-kerja-di-indonesia, 21 Juni 2018.

Page 26: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

5

Upah Minimum Regional/Propinsi (Rupiah)

Provinsi 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

BANTEN 746,500 837,000 917,500 955,300 1,000,000 1,042,000 1,170,000 1,325,000 1,600,000 1,784,000 1,931,180 2,099,385

DKI JAKARTA 900,560 972,604 1,069,865 1,118,009 1,290,000 1,529,150 2,200,000 2,441,000 2,700,000 3,100,000 3,355,750 3,648,035

JAWA BARAT

516,840 568,193 628,191 671,500 732,000 780,000 850,000 1,000,000 1,312,355 2,250,000 1,420,624 1,544,360

JAWA TENGAH

500,000 547,000 575,000 660,000 675,000 765,000 830,000 910,000 1,160,000 1,265,000 1,367,000 1,486,065

DI YOGYAKART

A 500,000 586,000 700,000 745,694 808,000 892,660 947,114 988,500 1,108,249 1,235,700 1,337,645 1,454,154

JAWA TIMUR

448,500 500,000 570,000 630,000 705,000 745,000 866,250 1,000,000 1,150,000 1,283,000 1,388,000 1,508,894

Pada Tabel 1.2 Setiap Provinsi di Pulau Jawa cenderung memiliki

kenaikan upah minimum setiap tahunnya. DKI Jakarta merupakan

Provinsi yang memiliki upah minimum yang tertinggi di Pulau Jawa dan

juga di Nasional sebesar 3, 6 juta. Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan

Kehidupan Layak (KHL) pekerja. Pemerintah menetapkan upah minimum

berdasarkan Kehidupan Hidup Layak (KHL) yang dilihat dari

produktivitas dan pertumbuhan ekonomi serta memperhitungkan angka

inflasi di tahun berikutnya. Sehingga kenaikan Kebutuhan Hidup Layak

(KHL) mengindikasikan adanya kenaikan pertumbuhan ekonomi yang

nantinya dapat meningkatkan produktivitas sehingga penyerapan dapat

maksimal. Tingginya angka upah minimum ini menunjukkan bahwa

Pemerintah daerah di masing-masing Provinsi mengambil langkah

kebijakan yang tepat untuk mengurangi pengangguran, namun dengan

meningkatnya UMP pada setiap tahunnya, hanya sebagian saja yang dapat

memenuhi kebutuhan hidup layak. Hal ini terbukti dari meningkatnya

angka pengangguran.

Sumber: BPS Indonesia, Kemenakertrans

Tabel 1.2

Jumlah UMP di Pulau Jawa Tahun 2007-2018 (Rupiah)

Page 27: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

6

Tidak ada titik temu antara Perusahaan dengan tenaga kerja dan

membuat Pemerintah ikut turun tangan dalam hal ini, dan diatur oleh

masing-masing propinsi untuk menetapkan kebijakan Upah Minimum.

Berdasarkan Pasal 89 UU 13/2003, setiap wilayah diberikan hak untuk

menetapkan kebijakan Upah minimum mereka sendiri baik di tingkat

provinsi dan tingkat Kabupaten/kotamadya.Undang-undang (2003)[2]

Kenaikan Upah Minimum Regional akan memberi dampak di

berbagai sektor. Meningkatnya upah minimum akan bernilai positif jika

produktifitas tenaga kerja meningkat. Namun upah yang tinggi juga akan

menyebabkan kenaikan biaya produksi, sehingga banyak pelaku usaha

yang memilih untuk meningkatkan produktivitas melalui pengadaan mesin

atau otomatisasi. Jika kapasitas produksi tetap akan memungkinkan

pengurangan tenaga kerja meningkat.

Tabel 1.3

Provinsi UMP Terendah Se-Indonesia Tahun

2017 (Rp)

No Provinsi UMP

1 Yogyakarta 1.454.020

2 Jawa Tengah 1.485.929

3 Jawa Timur 1.508.756

4 Jawa Barat 1.544.218

5 NTT 1.793.550

6 NTB 1.773.163

Sumber: BPS Indonesia, Kemenaker Tahun

2017

Hal ketiga yang dapat menyebabkan pengangguran yaitu Investasi.

Peranan sektor industri dalam mengurangi angka pengangguran tidak

[3] Republika Indonesia, Undang-Undang No 13 Tahun 2003, Pasal 89

Page 28: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

7

terlepas dari adanya peranan investasi. Investasi yang dilakukan adalah

investasi langsung berupa investasi domestik (Penanaman Modal Dalam

Negeri) dan investasi asing (Penanaman Modal Asing). Investasi langsung

dapat menyerap banyak tenaga kerja yang berada di pasar tenaga kerja dan

investasi langsung juga diharapkan dapat mengurangi angka

pengangguran khususnya di Pulau Jawa. Investasi dilakukan untuk

membentuk faktor produksi kapital, dimana sebagian dari investasi

tersebut digunakan untuk pengadaan berbagai barang modal yang akan

digunakan untuk kegiatan proses produksi. Melalui investasi proses

produksi dapat ditingkatkan yang kemudian memperluas jangkauan lokasi

produksi serta kemampuan industri untuk memberikan upah yang sesuai

dengan kemampuan industri, sehingga tenaga kerja dapat terserap dan

perusahaan tidak mengalami goncangan untuk memberikah upah.

Investasi menjadi tameng perekonomian Indonesia dikala perekonomian

dalam negeri terpuruk, terutama Investasi asing yang masuk ke dalam

negeri. Kondisi perekonomian dunia juga bisa berdampak cepat kepada

nilai investasi itu sendiri, apabila perekonomian dunia anjlok maka

perusahaan asing yang membangun produksi di dalam negeri akan

membuat kebijakan untuk mengefisiensikan produksinya bisa berupa

pengurangan tenaga kerja dan lain-lain. Serta penolakan produk asing

Tabel 1.4

5 Provinsi UMP Tertinggi di Indonesia Tahun 2018 (Rp)

No Provinsi 2017 2018 Kenaikan

1 DKI Jakarta 3.355.750 3.648.035 8.71%

2 Papua 2.663.646 2.895.650 8.71%

3 Sulawesi Utara 2.598.000 2.824.286 8.71%

4 Bangka Belitung 2.534.673 2.755.443 8.71%

5 Aceh 2.500.000 2.717.750 8.71%

Sumber: Liputan6.com

Page 29: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

8

yang gencar dilakukan Masyarakat juga akan berdampak pada

produktivitas investor asing.

Provinsi Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Banten 1777300000 2466800000 5793700000 7396700000 6470300000 7833800000 7728900000 10115900000 13251896400 15338400000 18189400000 3858100000

DKI

Jakarta 8894900000 11764900000 15204600000 11027800000 14080500000 12647800000 8345600000 22320900000 19132125000 15615100000 51857300000 12577800000

Jawa

Barat 12674800000 6841700000 6659300000 17491800000 15033700000 15594700000 16131000000 25288900000 32011567800 35831100000 43533500000 15703800000

Jawa

Tengah 377200000 1471900000 2725700000 854500000 2912800000 6038600000 13057900000 14065000000 16261114600 25101200000 22238500000 7766600000

DIY 33900000 49700000 41000000 14900000 4000000 418900000 313400000 768800000 451466800 968200000 331100000 543000000 Jawa

Timur 3414300000 3235400000 4712800000 9853300000 10999500000 23819100000 38245200000 39934500000 38083194200 48272600000 46611200000 9908300000

Dilihat dari grafik diatas, Jawa Barat cenderung memiliki nilai

investasi yang cukup tinggi karena Jawa Barat merupakan Objek terbesar

dari pembangunan infrastruktur yang sedang digalakkan oleh Pemerintah.

Yang kedua berada di DKI Jakarta karena disana terdapat pusat kawasan

pusat perekonomian. Investasi memiliki pengaruh besar pula terhadap

penyerapan tenaga kerja dan tingginya investasi merupakan potensi

terjadinya pengurangan tingkat pengangguran.

Angka investasi yang kecil membuat minimnya tempat untuk

mengadu nasib di sebuah Perusahaan, meskipun jumlah angkatan kerja

cukup banyak dan meskipun tenaga kerja tersebut memiliki kualitas tapi

tetap saja tidak sebanding dan terbatas oleh lapangan pekerjaan. Investasi

terus digenjot oleh Pemerintah karna berpotensi untuk menyerap tenaga

kerja yang banyak. Dan diharapkan ini menjadi motor utama dalam

mengurangi jumlah tenaga kerja di Indonesia khususnya di Pulau Jawa.

Karena dilihat dari tabel diatas investasi mengalami kenaikan, itu berarti

Sumber: Badan Pusat Statistik

Tabel 1.5

Investasi di Pulau Jawa Tahun 2007-2018 (per 1000 rupiah)

Page 30: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

9

jalur investasi terus dimuluskan oleh Pemerintah demi menanggulangi

permasalahan-permasalahan yang ada.

Pengangguran yang lebih tinggi menyebabkan arus masuk yang lebih

tinggi dari investasi langsung asing karena membuktikan bahwa investor

asing mencari lokasi di mana ketersediaan tenaga kerja tidak akan menjadi

masalah.Vasile Alecsandru Strata (2014) [3]

Faktor yang terakhir yang menyangkut kondisi pengangguran adalah

masalah pendidikan. Pendidikan merupakan suatu patokan ataupun

landasan sebuah perusahaan untuk menjalin kerjasama kepada seseorang

sebagai tenaga bantuan, agar produksi bisa berjalan secara maksimal

sesuai kebutuhannya. Tetapi kini perusahaan mulai meningkatkan kualitas

tenaga kerja demi meningkatkan mutu produksinya. Tidak sedikit

perusahaan setiap tahunnya mencari tenaga baru untuk direkrut dan tidak

sedikit pula pelamar yang mengajukan diri untuk bekerja.

Ketidakseimbangan jumlah dan ketidakseimbangan kebutuhan kualifikasi

yang dibutuhkan menjadi masalah besar yang akan dihadapi.

Kebanyakan pelamar mengajukan diri berbekal kemampuan seadanya

dan pendidikan seadanya. Sehingga Perusahaan pun tidak segan untuk

mendiskualifikasi yang tidak sesuai kriteria. Sehingga banyak pula yang

menganggur di usia angkatan kerja. Dipilihnya Pulau Jawa sebagai

penelitian ini, alasannya karena beberapa kota di Pulau Jawa juga banyak

[4] Vasile Alecsandru Strata, Adriana Davidescu, dan Andreea Maria Paul.

FDI and The Unemployment - A Causality Analysis for The Latest EU

Member. (Ceko:2014)

Page 31: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

10

dikenal sebagai kota Pelajar. Serta Pulau Jawa merupakan Jumlah pelajar

terbanyak dibandingkan di pulau lainnya. Ini disebabkan karena sudah

banyaknya fasilitas gedung sekolah di tiap kotanya. Tetapi tidak

dipungkiri bahwa Pulau Jawa juga memiliki masalah besar dalam

pendidikan. Terbukti di Tahun 2017 dunia pendidikan di Pulau Jawa telah

memunculkan angka yang menakjubkan.

Tabel 1.6 Angka Gagal Sekolah di Pulau Jawa Tahun 2018

Masih banyaknya angka putus Sekolah yang akan berdampak di

kehidupan yang akan mendatang. Ini merupakan salah satu bentuk tidak

lolosnya kualifikasi di dunia kerja. Tidak diterimanya dalam dunia kerja

dampaknya akan menjadi pengangguran yang akan mengancam orang-

orang yang berada di usia Angkatan Kerja. Dan apabila dalam jumlah yang

cukup besar tersebut akan besar pula resiko yang akan ditanggung

Pemerintah nantinya. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang bisa

putus sekolah/tindak lanjut sekolah. Bisa karena kemalasan, faktor

ekonomi keluarga, faktor pergaulan/lingkungan, kesehatan dan juga karna

fasilitas yang tidak memadai. Yang belum bersekolah diduga disebabkan

oleh beberapa faktor, yaitu: (1) mereka tinggal di daerah terpencil atau

N

o

Tingkat

Pendidikan

Mengulang Putus Sekolah

Jumlah % Jumlah %

1 SD 117586 5.64 11531 0.56

2 SMP 9202 1.23 19511 1.98

3 SMA 1886 0.64 14335 4.12

4 SMK 4738 1 44824 9.07

Jumlah 133412 8.51 90201 15.73

Sumber: Kemdikbud.go.id Tahun 2018

Page 32: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

11

terisolasi, sehingga mereka tidak dapat menjangkau sekolah yang terdekat,

(2) mereka tidak bersekolah karena alasan ekonomi, (3) mereka tinggal di

masyarakat yang secara budaya belum menganggap pendidikan sebagai

sesuatu yang penting, (4) mereka sudah bekerja mencari nafkah untuk

membantu orang tua, atau (5) mereka tinggal di daerah konflik. Oleh

karena itu diperlukan usaha yang serius untuk memecahkan permasalahan

ini dengan mempertimbangkan lima faktor tersebut dan bukan sekedar

menambah Ruang Kelas Baru (RKB) atau mendirikan Unit Sekolah Baru

(USB).

Provinsi

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA

Banten 127048 133952 145590 135066 141976 149972 146757 149485 150883 150883 154814 185259

DKI Jakarta 182906 177617 172834 161400 152496 161400 153054 142966 206753 165279 171640 166666

Jawa Barat 479441 261380 24625 481361 488966 533864 604132

519 307 547671 644854 671077 707428

Jawa Tengah 781469 308029 822139 869120 896686 932874 950053 456877 1014073 394564 402804 406323

DI Yogyakarta 36760 35760 34379 34035 55513 33204 49514 47877 51371 54067 55262 55400

Jawa Timur 500197 508256 511053 458676 456438 505939 495317 464721 432429 523500 535612 534902

Dari data Pendidikan yang diwakili oleh Jumlah Siswa yang

menamatkan hingga SMA menunjukkan angka yang cukup besar. Apakah

besarnya angka tersebut dapat berdampak kepada Tingkat Pengangguran atau

tidak.

Sumber: BPS

Tabel 1.7

Pendidikan di Pulau Jawa Tahun 2007-2018 (Jiwa)

Page 33: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

12

Berdasarkan asumsi dasar dari teori Human Capital, bahwa semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula kesempatan kerja

mereka. Berangkat dari pemikiran tersebut, tidak sedikit orang-orang yang

berpikir bahwa jika ia tidak tertampung oleh lapangan kerja yang tersedia di

Indonesia, itu berarti ia harus mengambil sekolah yang lebih tinggi lagi. Maka

timbulah asumsi baru, yaitu, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,

maka akan semakin sedikit angka pengangguran di Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Pengangguran di Pulau Jawa meskipun angkanya fluktuatif tapi ini

dirasa masih terlihat jumlahnya sangat banyak. Meski tiap tahunnya

mengalami penurunan tapi angkanya masih cukup tinggi mengingat Pulau

Jawa adalah tempat paling sibuk dalam perekonomian negara Indonesia.

Beberapa Provinsi di Pulau Jawa juga masih menduduki dalam peringkat

10 besar pengangguran terbanyak di Indonesia. Indikator kemajuan sebuah

negara adalah dilihat dari seberapa banyak angka pengangguran di suatu

negara tersebut. Jika masalah ini tidak tertangani dengan baik akan

menjadi boomerang untuk negara di masa yang akan datang, bisa dalam

masalah sosialnya, kriminalitas maupun mengancam dari segi politik

ekonominya.

Pengaturan dalam pengupahan yang tepat pada tenaga kerja juga akan

dirasa mampu untuk mengatasi masalah besar tersebut, karena umumnya

kebutuhan masyarakat bergantung pada industri suatu perusahaan.

Tingginya permintaan upah tenaga kerja juga akan mengancam kehilangan

Page 34: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

13

potensi untuk bekerja, maka dari itu pengupahan juga harus diatur secara

hati-hati oleh Pemerintah.

Investasi dalam maupun luar negeri yang tinggi juga akan mampu

untuk mengurangi angka pengangguran. Keterbukaan lapangan pekerjaan

yang luas dari para investor juga akan menyerap banyak tenaga kerja.

Selain itu pemasukan pemerintah yang tinggi dari Investasi akan

menambah pendapatan pemerintah yang nantinya akan membantu untuk

belanja negara ataupun subsidi dalam langkah untuk menekan harga-harga

produksi yang akan mempengaruhi faktor produksi khususnya

pengangguran. Di sektor pendidikan, sumber daya manusia harus terus

dibangun melalui pendidikan. Diharapkan SDM yang sedang dibangun itu

memiliki kuantitas yang cukup tinggi agar mengurangi dari tingginya

angka pengangguran.

Oleh sebab itu, yang menjadi masalah pada penelitian ini adalah:

Kenaikan UMP tenaga kerja, Investasi, dan Pendidikan terhadap Tingkat

Pengangguran di Pulau Jawa pada Tahun 2007-2018

1.3 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh kenaikan upah minimum secara parsial terhadap

Tingkat pengangguran di Pulau Jawa Periode Tahun 2007-2018?

2. Bagaimana pengaruh investasi (PMA dan PMDN terhadap Tingkat

Pengangguran di Pulau Jawa Periode Tahun 2007-2018?

Page 35: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

14

3. Bagaimana pengaruh Pendidikan terhadap Tingkat pengangguran di Pulau

Jawa Periode Tahun 2007-2018?

4. Bagaimana hubungan antara kenaikan upah minimum tenaga kerja,

Investasi dan pendidikan terhadap Tingkat Pengangguran di Pulau Jawa

Periode Tahun 2007-2018?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh kenaikan upah minimum

secara parsial terhadap Tingat pengangguran di Pulau Jawa Tahun 2007-

2018

2. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh investasi (PMA dan

PMDN) terhadap Tingkat pengangguran di Pulau Jawa Tahun 2007-2018

3. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh Pendidikan terhadap

Tingkat pengangguran di Pulau Jawa Tahun 2007-2018

4. Untuk menganalisis dan mengetahui hubungan kenaikan upah minimum

tenaga kerja, Investasi dan Pendidikan terhadap Tingkat pengangguran

di Pulau Jawa Tahun 2007-2018

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, diharapkan karya tulis ini dapat memberikan pengetahuan

bagi pembaca dan penulis sendiri.

2. Bagi akademik, karya tulis ini dapat menjadi sumber referensi bagi

penelitian terkait dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dari

penelitian yang sudah ada.

3. Bagi masyarakat, karya tulis ini diharapkan dapat menambah informasi

dan pengetahuan kepada masyarakat tentang adanya kenaikan upah

Page 36: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

15

minimum tenaga, Investasi dan pendidikan terhadap Tingkat

pengangguran di Pulau Jawa Tahu 2007-2018.

1.6 Pembatasan Masalah dan Ruang Lingkup

Kenaikan Upah minimum Tenaga Kerja yang diteliti disini merupakan

Upah Minimum Provinsi di seluruh Pulau Jawa yang mencangkup 6

Daerah Provinsi, yaitu: Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi

Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

dan Provinsi Jawa Timur. Pada penelitian ini diambil dengan kurun waktu

11 tahun yaitu dari tahun 2007-2018. UMP yang diambil merupakan UMP

regional karena data yang digunakan per wilayah Provinsi. Investasi yang

dilakukan merupakan investasi langsung dari dalam negeri (PMDN)

maupun investasi langsung luar negeri (PMDN). Kemudian pada sektor

pendidikan penulis membahas tentang Jumlah Siswa yang mengakhiri

sampai tingkat SMA

Page 37: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1Pengangguran

2.1.1.1 Pengertian Pengangguran

Pengangguran atau tunakarya adalah istilah untuk orang yang tidak

bekerjasama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari

selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan

pekerjaan yang layak. Pengangguran sering kali menjadi masalah dalam

perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan

pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan

timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Seseorang

dapat dikatakan sebagai pengangguran apabila orang tersebut benar-

benar tidak memiliki perkerjaan sama sekali.

Menurut Sukirno (1994), pengangguran adalah suatu keadaan dimana

seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan

pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Fator utama yang

menyebabkan terjadinya pengangguran adalah kurangnya pengeluaran

agregat. Pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan maksud

memperoleh keuntungan, akan tetapi keuntungan tersebut akan diperoleh

apabila pengusaha tersebut dapat menjual barang dan jasa yang mereka

produksi. Semakin besar permintaan, semakin besar pula barang dan jasa

yang mereka wujudkan. Kenaikan produksi yang dilakukan akan

menambah penggunaan tenaga kerja.

Page 38: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

17

2.1.1.2 Akibat Buruk Pengangguran

Pengangguran dimanapun harus diatasi, karena menurut

(Sukirno,2000) dapat berakibat buruk, terutama dari dua aspek berikut:

a. Akibat buruk ke atas kegiatan perekonomian Pengangguran yang

relatif tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi suatu daerah

karena rendahnya daya beli. Rendahnya daya beli maka akan

berdampak pada rendahnya aktivitas perekonomian.

b. Akibat buruk ke atas individu dan masyarakat Keburukan dari

penggangguran dalam hubungan sosial adalah sebagai berikut:

1) Masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan atau mengganggur

maka tidak akan memperoleh pendapatan.

2) Masyarakat yang memiliki keterampilan tidak dapat meningkatkan

kemampuannya jika ia menganggur. Dengan demikian

keterampilan yang dimikinya tidak dapat dimaksimalkan dengan

baik bahkan keterampilan yang dimilikinya akan hilang karena

tidak pernah dipraktikkan. Pengangguran yang relatif tinggi dapat

berpotensi mengganggu kestabilan politik, karena banyak

masyarakat yang tidak puas atas kinerja pemerintah dalam

menyediakan lapangan pekerjaan. Sadono (2006) [4]

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan

jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan

[4] Sukirno, Sadono . 2006. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta:

Rajagrafindo Persada.

Page 39: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

18

dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus

mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya

tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Tingginya penggangguran

terbukan mengindikasikan jika penduduk yang telah memasuki usia kerja

namun belum mendapatkan pekerjaan. Tingkat pengangguran kerja

diukur sebagi persentase jumlah penganggur terhadap jumlah angkatan

kerja. Sebagaimana formula berikut

2.1.1.3 Teori-Teori Pengangguran

Beberapa teori yang menjelaskan tentang Pengangguran yaitu:

a. Teori menurut Kuncoro

Pada umumnya menurut Kuncoro (2000) angka pengangguran

terbuka pada daerah yang memiliki industri banyak maka angka

pengangguran terbukanya akan cenderung tinggi. Kuncoro (2000) [5]

b. Teori Keynes

John Maynard Keynes (1883-1946) berpendapat bahwa dalam

kenyataan pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan

klasik. Dimanapun para pekerja mempunyai semacam serikat kerja

(labor union) yang akan berusaha memperjuangkan kepentingan buruh

dari penurunan tingkat upah. Kalaupun tingkat upah diturunkan tetapi

[5] Kuncoro, Murdrajat. 2006. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Penerbit Salemba

Pengangguran =Jumlah Pengangguran

Jumlah Angkatan Kerja× 100%

Page 40: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

19

kemungkinan ini dinilai keynes kecil sekali, tingkat pendapatan

masyarakat tentu akan turun. Turunnya pendapatan sebagian anggota

masyarakat akan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, yang

pada gilirannya akan menyebabkan konsumsi secara keseluruhan

berkurang. Berkurangnya daya beli masyarakat akan mendorong turunya

harga-harga.

Jika harga-harga turun, maka kurva nilai produktivitas marjinal

labor ( marginal value of productivity of labor) yang dijadikan sebagai

patokan oleh pengusaha dalam mempekerjakan labor akan turun. Jika

penurunan harga tidak begitu besar maka kurva nilai produktivitas hanya

turun sedikit. Meskipun demikian jumlah tenaga kerja yang bertambah

tetap saja lebih kecil dari jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Lebih

parah lagi kalau harga-harga turun drastis, ini menyebabkan kurva nilai

produktivitas marjinal labor turun drastis pula, dan jumlah tenaga kerja

yang tertampung menjadi semakin kecil dan pengangguran menjadi

semakin luas.

2.1.1.4 Jenis-jenis Pengangguran

Adapun jenis pengangguran dapat dibedakan berdasarkan jam kerja

yaitu:

1) Pengangguran Terselubung adalah tenaga kerja dapat dikatakan

sebagai pengangguran terselubung apabila bekerja kurang dari 7 jam

dalam sehari.

Page 41: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

20

2) Setengah Menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara

optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja

setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang

dari 35 jam selama seminggu.

3) Pengangguran Terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh

tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak

karena memang belum mendapat pekerjaan, padahal telah berusaha

secara maksimal.

Selain berdasarkan jam kerjanya, pengangguran dapat

dikelompokan menjadi 6 macam menurut penyebab terjadinya yaitu:

1) Pengangguran Friksional adalah adalah pengangguran karena pekerja

menunggu pekerjaan yang lebih baik.

2) Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang disebabkan oleh

penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi

persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.

3) Pengangguran Teknologi adalah pengangguran yang disebabkan

perkembangan/pergantian teknologi. Perubahan ini dapat menyebabkan

pekerja harus diganti untuk bisa menggunakan teknologi yang

diterapkan.

4) Pengangguran Siklikal adalah pengangguran yang disebabkan

kemunduran ekonomi yang menyebabkan perusahaan tidak mampu

menampung semua pekerja yang ada. Contoh penyebabnya, karena

Page 42: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

21

adanya perusahaan lain sejenis yang beroperasi atau daya beli produk

oleh masyarakat menurun.

5) Pengangguran Musiman adalah pengangguran akibat siklus ekonomi

yang berfluktuasi karena pergantian musim. Umumnya, pada bidang

pertanian dan perikanan, contohnya adalah para petani dan nelayan.

6) Pengangguran Total adalah pengangguran yang benar-benar tidak

mendapat pekerjaan, karena tidak adanya lapangan kerja atau tidak

adanya peluang untuk menciptakan lapangan kerja.

Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek

psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat

pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan

politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP

dan pendapatan per kapita suatu negara.

2.1.2 Upah Minimum Tenaga Kerja

2.1.2.1 Pengertian Upah Minimum

Upah diartikan sebagai pembayaran atas jasa-jasa fisik maupun

mental yang disediakan oleh pengusaha kepada tenaga kerja. upah

dibedakan menjadi dua pengertian yaitu: upah uang dan upah rill. Upah

uang adalah jumlah uang yang diterima pekerja dari pengusaha sebagai

pembayaran atas tenaga mental maupun fisik para pekerja yang

digunakan dalam proses produksi. Upah rill adalah tingkat upah pekerja

Page 43: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

22

yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang dan

jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja (Sadono

Sukirno, 1985:297-298).

Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas upah

pokok termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai

jaring pengaman

Upah yang dimaksud di sini adalah Upah Minimum Provinsi. Upah

Minimum Provinsi adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh

para pengusaha atau pelaku industri untuk memberiakan upah kepada

pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya

dalam hal ini di wilayah provinsi (Lalu Husni, 2003). Penetapan upah

dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang. Mula-mula

Dewan Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari birokrat, akademisi,

buruh dan pengusaha mengadakan rapat, membentuk tim survei dan

turun ke lapangan mencari tahu harga sejumlah kebutuhan yang

dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan buruh.

Pengertian upah minimum menurut pasal 1 angka 1 Peraturan

Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-01/MEN/1999 adalah upah bulanan

terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap.

Tunjangan-tunjangan tidak tetap tidak termasuk dalam upah minimum.

(Lalu Husni, 2003).

2.1.2.2 Teori-teori UMP

1. Menurut Mankiw

Page 44: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

23

Kenaikan upah minimum berpotensi meningkatkan pengangguran”

Mankiw (2000:178)[6]

2. Teori Mankiw

Menurut Mankiw (2012) pengangguran terjadi akibat adanya kekakuan

upah (wage rigidity) yaitu ketidak mampuan upah dalam melakukan

penyesuaian sampai dititik ekuilibrium, dimana penawaran tenaga kerja

sama dengan permintaan tenaga kerja. Mankiw (2012)

3. Neo Klasik

Berdasarkan ajaran Neo Klasik Teori Neo Klasik mengemukakan

bahwa dalam rangka memaksimumkan keuntungan tiap-tiap pengusaha

menggunakan faktor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga tiap faktor

produksi yang dipergunakan menerima atau diberi imbalan sebesar nilai

pertambahan hasil marginal dari faktor produksi tersebut.

2.1.2.3 Jenis Upah Minimum

Upah minimum terdiri dari

1. Upah minimum provinsi (UMP) yaitu upah Minimum yang berlaku

untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi.

2. Upah minimum kabupaten/kota (UMK)yaitu upah minimum yang

berlaku di wilayah kabupaten/kota.

[6] Mankiw, N. Greorgy. 2000. Teori Makor Ekonomi. Edisi Keempat. Alih

Bahasa: Imam Nurmawam. Jakarta: Erlangga

Page 45: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

24

3. Upah minimum sektoral provinsi (UMSP) yaitu upah minimum yang

berlaku secara sektoral di satu provinsi.

4. Upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK) adalah upah

minimum yang berlaku secara sektoral di wilayah kabupaten/kota.

Penetapan Upah Minimum didasarkan pada Kebutuhan Hidup Layak

(KHL) dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Komponen Kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan

Upah Minimum, dimana dihitung berdasarkan kebutuhan hidup pekerja

dalam memenuhi kebutuhan mendasar yang meliputi kebutuhan akan

pangan 2100 kkal perhari, perumahan, pakaian, pendidikan dan

sebagainya

Awalnya penghitungan upah minimum dihitung didasarkan pada

Kebutuhan Fisik Minimum (KFM), Kemudian terjadi perubahan

penghitungan didasarkan pada Kebutuhan Hidup Minimum (KHM).

Perubahan itu disebabkan tidak sesuainya lagi penetapan upah berdasarkan

kebutuhan fisik minimum, sehingga timbul perubahan yang disebut

dengan KHM. Tapi, penetapan upah minumum berdasarkan KHM

mendapat koreksi cukup besar dari pekerja yang beranggapan, terjadi

implikasi pada rendahnya daya beli dan kesejahteraan masyarakat

terutama pada pekerja tingkat level bawah. Dengan beberapa pendekatan

dan penjelasan langsung terhadap pekerja, penetapan upah minimum

berdasarkan KHM dapat berjalan dan diterima pihak pekerja dan

pengusaha.

Page 46: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

25

2.1.2.4 Dasar Penetapan Upah Minimum

Menurut Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 tentang

Pengupahan, Pasal 41 ayat 2, “upah minimum merupakan upah bulanan

terendah yang terdiri atas: a. upah tanpa tunjangan; atau b. upah pokok

termasuk tunjangan tetap”. Peraturan Pemerintah ini juga menegaskan

bahwa upah minimum hanya berlaku bagi pekerja/buruh dengan masa

kerja kurang dari 1 (satu) tahun pada perusahaan yang bersangkutan.

Sementara itu, upah bagi pekerja/buruh dengan masa kerja 1 (satu) tahun

atau lebih dirundingkan secara bipartit antara pekerja dengan pengusaha

di perusahaan yang bersangkutan.

Sesuai dengan amanat dari PP 78 / 2015 Pasal 44 Ayat 2 tentang

Pengupahan, bahwa pelaksanaan penetapan Upah Minimum ditentukan

dengan menggunakan formula tertentu.

Formula Penetapan Upah Minimum tersebut adalah sebagai

berikut :

UM n = (UM t + (UM t x (%inflasi t + % ∆PDB t))

Keterangan:

UM n : Upah Minimum yang akan ditetapkan

UM t : Upah Minimum tahun berjalan

Inflasi t : Inflasi tahun berjalan dihitung sejak September tahun lalu

hingga September tahun berjalan.

Page 47: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

26

∆ PDB t : Pertumbuhan PDB periode kwartal III dan IV tahun

sebelumnya dan kwartal I dan II tahun berjalan.

Note : Pada PP 78/2015 disebutkan “Kwartal”, namun pada data BPS

hanya ditemukan “Triwulan”

Perkembangan teknologi dan sosial ekonomi yang cukup pesat

menimbulkan pemikiran, kebutuhan hidup pekerja bedasarkan kondisi

"minimum" perlu diubah menjadi kebutuhan hidup layak. Kebutuhan

hidup layak dapat meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas

perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas

nasional. Dari gambaran itu, timbul permasalahan, sampai saat ini belum

ada kriteria atau parameter yang digunakan sebagai penetapan kebutuhan

hidup layak itu. Penelitian ini menyusun perangkat komponen kebutuhan

hidup layak berikut jenis-jenis kebutuhan untuk setiap komponen.

Sumber data yang diperoleh dari responden di lapangan

menunjukkan, dari komponen dan jenis kebutuhan hidup minimum yang

diajukan kepada responden terdapat lima jenis komponen, yaitu:

1. Makanan dan minuman

2. Perumahan dan fasilitas

3. Sandang

4. Kesehatan dan estetika

5. Aneka kebutuhan

Dengan dasar yang terdapat dalam komponen KHM sebagi awal tujuan

kebutuhan hidup layak, ternyata sebagian besar responden menyetujui

Page 48: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

27

jenis dan komponen yang terdapat dalam KHM. Hanya saja, perlu

mendapat perubahan: kualitas dari barang yang diajukan dan kuantitas

jumlah barang yang dibutuhkan perlu ditambah. Begitu juga pekerja, harus

dapat menyisihkan hasil yang diterima paling tidak sebesar 20 persen

sebagai tabungan.

2.1.2.5 Wewenang Penetapan Upah Minimum

UMP ditetapkan dan diumumkan oleh gubernur secara serentak setiap

tanggal 1 November. Selain UMP, gubernur dapat menetapkan UMK atas

rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi dan rekomendasi bupati/wali

kota. UMK ditetapkan dan diumumkan oleh gubernur selambat-lambatnya

tanggal 21 November setelah penetapan UMP dengan jumlah yang lebih

besar dari UMP. Upah Minimum yang telah ditetapkan, berlaku terhitung

mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya dan ditinjau kembali setiap tahun.

2.1.3 Investasi

2.1.3.1 Pengertian Investasi

Menurut Sukirno (2003) Investasi dapat diartikan sebagai

pengeluaran penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-

barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah

kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia

dalam perekonomian. Salah satu faktor untuk menaikan pembangunan

daerah adalah dengan tersedianya modal dalam bentuk investasi.

Ketiadaan modal dalam pembangunan merupakan faktor penghambat

terhadap pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Salah satu dari ciri negara

Page 49: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

28

sedang berkembang adalah tidak ada modal yang mencukupi untuk

pembangunan.

Todaro (2006:211) bahwa persyaratan umum pembangunan

ekonomi suatu negara adalah akumulasi modal, termasuk akumulasi baru

dalam bentuk tanah, peralatan fisik dan sumber daya manusia;

Perkembangan penduduk yang dibarengi dengan pertumbuhan tenaga

kerja dan keahliannya dan; kemajuan teknologi. Todaro (2006:211) [7]

2.1.3.2 Teori-teori Investasi

1. Teori Neo Klasik

Teori Neo Klasik menekankan pentingnya tabungan sebagai sumber

investasi. Investasi dipandang sebagai salah satu penggerak utama

pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Makin cepat perkembangan

investasi ketimbang laju pertumbuhan penduduk, makin cepat

perkembangan volume stok capital rata-rata per tenaga kerja. Makin tinggi

rasio kapital per tenaga kerja cendrung makin tinggi kapasitas produksi per

tenaga kerja. Tokoh Neo Klasisk, Sollow dan Swan memusatkan

perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk, akumulasi capital,

kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses

pertumbuhan ekonomi (Arsyad, 2010: 88-89).

2. Teori Harrod-Domar.

[7] Todaro, Michael, P dan Smith, Stephen, C. (2006). Pembangunan

Ekonomi.Jakarta: Erlangga.

Page 50: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

29

Harrod-Domar mempertahankan pendapat dari para ahli ekonomi

sebelumnya yang merupakan gabungan dari pendapat kaum klasik dan

Keynes, dimana beliau menekankan peranan pertumbuhan modal dalam

menciptkan pertumbuhan ekonomi. Teori Harrod-Domar memandang

bahwa pembentukan modal dianggap sebagai pengeluaran yang akan

menambah kemampuan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang

dan atau jasa, maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah

permintaan efektif seluruh masyarakat. Dimana apabila pada suatu masa

tertentu dilakukan sejumlah pembentukan modal, maka pada masa

berikutnya perekonomian tersebut mempunyai kemapuan utnuk

menghasilkan barangbarang dan atau jasa yang lebih besar (Sadono, 2007:

256-257).

2.1.3.3 Jenis-Jenis Investasi

2.1.4.3.1 Penanaman Modal Asing (PMA)

Merupakan usaha yang dilakukan oleh pihak asing dalam rangka

menanamkan modalnya pada suatu negara untuk menciptakan suatu

produksi. Penanaman modal asing dibagi dua, yaitu:

1) Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Investment)

Ini berarti semua pengelolaan baik menejemen maupun tenaga kerja

ditentukan sepenuhnya oleh pihak asing. Perusahaan penanam modal

dapat secara de jure dan de facto melakukan pengawasan aset yang

ditanam pada negara penerima.

2) Joint Venture

Page 51: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

30

Ini berarti usaha yang dilakukan oleh kedua belah pihak yang

merupakan badan hukum dimana masing-masing pihak menanamkan

modal dengan besaran tertentu.

Menurut UU No.I tahun 1967, PMA adalah penanaman alat

pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari devisa

Indonesia atau alat-alat untuk perusahaan yang dimasukkan dari luar ke

dalam negeri yang tidak dibiayai oleh devisa Indonesia. PMA menjadi

penting bagi Indonesia dalam mendorong kinerja laju pertumbuhan

ekonomi Indonesia; mendorong timbulnya industri pasokan bahan baku

lokal; proses alih teknologi dan manajemen; perkembangan kolaborasi

yang saling menguntungkan antara investor asing dan lokal; meningkatkan

kegiatan usaha yang beorientasi ekspor; peningkatan sumber-sumber pajak

untuk pembangunan pusat dan lokal dalam meningkatkan

penyelenggaraan fasilitas umum dan sosial; serta konsumsi lokal terhadap

kebutuhan pokok (Chandra, 2006).

Berbagai faktor yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan

investasi di Indonesia adalah faktor ekonomi dan nonekonomi. Faktor

ekonomi yang sangat berpengaruh pada investasi adalah tingkat suku

bunga, kebijakan perpajakan, regulasi perbankan, dan infrastruktur dasar.

Sedangkan faktor nonekonomi adalah kestabilan politik, penegakan

hukum, masalah pertanahan untuk laban usaha, tingkat kriminalitas dalam

masyarakat, demonstrasi perburuhan dan mahasiswa, komitmen

pemerintah, komitmen perbankan, infrastruktur dan layanan birokrasi

Page 52: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

31

pemerintah daerah khususnya perijinan usaha. 8Berdasarkan permasalahan

tersebut, diperlukan kebijakan pemerintah dalam penciptaan iklim yang

kondusif untuk meningkatkan kegiatan investasi. Selain itu diperlukan

strategi penciptaan investasi pada sektor industri yang bersifat padat karya

untuk mengurangi tingkat pengangguran yang semakin tinggi. Untuk itu

sektor industri yang mampu menyerap tenaga kerja menjadi sangat penting

dalam hal membantu peningkatan lapangan kerja.

2.1.4.3.2 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Merupakan kegiatan penanaman modal yang dilakukan didalam

wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh pengusaha dalam negeri

dan menggunakan modal dalam negeri. Penanaman modal dalam negeri

dilakukan dalam bentuk:

1) Penanaman Modal Dalam Negeri langsung, penanaman modal yang

dilakukan oleh pemilik modal sendiri.

2) Penanaman Modal Dalam Negeri tidak langsung, penanaman modal

yang dilakukan melalui pembelian obligasi dan surat berharga resmi

lainnya yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Surat Al-Luqman 31 Ayat:34:

Terjemahnya:

Page 53: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

32

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan

tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui

apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui

(dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun

yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Yang dimaksud adalah, investasi sangat dianjurkan dan sudah

diperintahkan oleh Allah SWT. Karena kta sebagai manusia tidak bisa

memprediksi apa-apa saja kemungkinan yang akan terjadi di masa yang

akan datang. Dan kita harus mempersiapkan sesuatunya dari sekarang

untuk mencegah dari ketidakmampuan dari segala kejadian buruk tersebut.

Teori Neo Klasik Makin cepat perkembangan investasi ketimbang

laju pertumbuhan penduduk, makin cepat perkembangan volume stok

kapital rata-rata per tenaga kerja.

2.1.4 Pendidikan

2.1.4.1 Pengertian Pendidikan

Keberhasilan pembangunan suatu wilayah ditentukan oleh sumber

daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu cara

meningkatkan kualitas SDM tersebut. Oleh karena itu peningkatan mutu

pendidikan harus terus diupayakan, dimulai dengan membuka kesempatan

seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengenyam pendidikan, hingga

pada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan.

Untuk mengetahui seberapa banyak penduduk yang memanfaatkan

pendidikan dapat dilihat dari jumlah siswa.

Page 54: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

33

2.1.4.2 Pendidikan formal

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2010:98).

Jadi, Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di

sekolah-sekolah pada umumnya dengan kegiatan yang sistematis,

berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai

dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya. Jalur pendidikan

formal dibedakan menjadi tiga yaitu pendidikan dasar, pendidikan

menengah, sampai pendidikan tinggi. Berikut uraian selengkapnya.

a. Jenjang Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah

Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat

serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah

(MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

b. Jenjang Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan

pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk

Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),

atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah dalam hubungan

Page 55: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

34

ke bawah berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar, dan

dalam hubungan ke atas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti

pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja.

2.1.4.3 Teori-teori Pendidikan

1. Menurut Todaro

(Todaro dan Smith, 2006). Kualitas modal (sumber daya) manusia

yang ditunjukkan melalui tingkat pendidikan dan angka partisipasi sekolah

dapat dipandang sebagai hasil yang ditentukan oleh perpaduan antara

kekuatan permintaan dan penawaran sama halnya dengan barang atau jasa

ekonomi lain. Todaro dan Smith (2006) menjelaskan bahwa, pada sisi

penawaran (oleh negara), pendidikan dibatasi tingkat pengeluaran

pemerintah untuk sektor pendidikan. Todaro (2006)[9]

Pendidikan memainkan kunci dalam membentuk kemampuan

sebuah negara untuk menyerap teknologi modern dan untuk

mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan

yang berkelanjutan. Todaro (2004)[10]

Berdasarkan asumsi dasar dari teori Human Capital, bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula kesempatan

kerja mereka. Berangkat dari pemikiran tersebut, tidak sedikit orang-orang

yang berpikir bahwa jika ia tidak tertampung oleh lapangan kerja yang

tersedia di Indonesia, itu berarti ia harus mengambil sekolah yang lebih

[9] Todaro, Michael, P dan Smith, Stephen, C. (2006). Pembangunan Ekonomi.Jakarta:

Erlangga. [10] Todaro, Michael, P dan Smith, Stephen, C. (2004). Pembangunan Ekonomi Dunia

Ketigs.Jakarta: Erlangga.

Page 56: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

35

tinggi lagi. Maka timbulah asumsi baru, yaitu, semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, maka akan semakin sedikit angka pengangguran di

Indonesia. Namun ternyata, asumsi itu terbantahkan oleh data yang

diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Tingkat pendidikan yang

tinggi justru malah meningkatkan Tingkat pengangguran di Indonesia.

2.2 Review Studi Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Nabila Audia Puteri (2017) Dengan penelitian yang berjudul Analisis

Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2016.

Analisis data menggunakan analisis regresi data panel. Hasil penelitian

menunjukan bahwa kontribusi sektor industri memiliki pengaruh yang

siginifikan dan positif terhadap tingkat pengangguran terbuka.

Variabel UMR dapat penelitian ini terbukti memiliki pengaruh yang

signifikan dan negatif terhadap pengangguran terbuka di Jawa Tengah

tahun 2013-2016. Variabel angkatan kerja dalam penelitian ini terbukti

memiliki pengaruh yang positif terhadap pengangguran terbuka di

Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2016. Variabel pertumbuhan

ekonomi pada penelitian ini terbukti tidak memiliki pengaruh terhadap

Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2016.

2. Herniwati Retno Handayani (2019) Analisis Pengaruh Jumlah

Penduduk, Pendidikan, Upah Minimum, dan PDRB Terhadap Tingkat

Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Tengah. Hasilnya

menunjukkan bahwa Variabel Pendidikan yang diproksikan dalam rata-

Page 57: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

36

rata lama sekolah berpengaruh signifikan dengan pengaruh negatif

terhadap tingkkat pengangguran terbuka. Artinya, setipa kenaikan rata-

rata lama sekolah akan mengurangi tingkat pengangguran. Serta

Variabel upah minimum mempunyai pengaruh negatif dan signifikan

terhadap tingkat pengangguran terbuka. Artinya, kenaikan upah

minimum akan menurunkan tingkat pengangguran.

3. Wahyu Aditama Putra (2018) Dengan Penelitian berjudul Pengaruh

Inflasi dan Investasi terhadap Pengangguran di Provinsi Jawa Timur

Tahun 1992-2011. Menghasilkan kesimpulan Hasil analisis

menunjukan bahwa inflasi secara parsial berpengaruh secara positif

signifikan terhadap pengangguran. Berarti semakin tingginya inflasi,

pengangguran meningkat. Investasi secara parsial berpengaruh negatif

signifikan terhadap pengangguran. Berarti semakin tinggi investasi,

pengangguran akan menurun serta Inflasi dan Investasi secara simultan

berpengaruh terhadap pengangguran. Berarti semakin tinggi laju

Inflasi, investasi akan meningkat dan pengangguran akan menurun.

4. Rangga Pramudjasi, Juliansyah, Diana Lestari (2019) Dengan

penelitiannya yang berjudul Pengaruh jumlah penduduk dan

pendidikan serta upah terhadap pengangguran di kabupaten paser.

Hasil penelitian menunjukkan Jumlah Penduduk berpengaruh positif

dan signifikan terhadap tingkat pengangguran. Pendidikan berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran. Upah

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran

Page 58: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

37

5. Indra Suhendra, Bayu Hadi Wicaksono (2016) Dengan Penelitiannya

yang berjudul Tingkat Pendidikan, Upah, Inflasi dan Pertumbuhan

Ekonomi Terhadap Pengangguran di Indonesia. Memberi

kesimpulannya yaitu Variabel tingkat pendidikan rasio SMA (TPSMA)

berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran studi kasus

pada 33 Provinsi di Indonesia. Artinya kenaikan tingkat pendidikan

TPSMA tidak berpengaruh signifikan dalam peningkatan tingkat

pengangguran. Variabel tingkat pendidikan rasio Universitas (TPS1)

berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran studi kasus pada

33 Provinsi di Indonesia. Artinya setiap ada kenaikan tingkat

pendidikan TPS1 sebesar 1 persen, maka akan menurunkan tingkat

pengangguran.

6. Anggun Kembar Sari (2013) Dengan penelitiannya yang berjudul

Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pertumbuhan, Ekonomi, dan

Upah Terhadap Pengangguran Terdidik di Sumatera Barat. Hasil

penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh

signifikan yang positif terhadap pengangguran terdidik di Sumatera

Barat. Dimana setiap 1% kenaikan tingkat pendidikan terjadi

peningkatan pengangguran terdidik sebesar 0.873%.

7. Imarotus Suaidah dan Hendry Cahyono (2013) Dengan penelitiannya

yang berjudul Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat

Pengangguran di Kabupaten Jombang. Dan hasilnya adalah Hasil

penelitian ini menemukan bahwa tingkat pengangguran dipengaruhi

oleh tingkat pendidikan terutama lulusan SMA/Aliyah di Kabupaten

Page 59: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

38

Jombang. Lulusan SMA/aliyah yang bertambah mempengaruhi

besarnya tingkat pengangguran. Dalam penelitiannya menemukan

bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pengangguran,

dimana setiap 1% kenaikan tingkat pendidikan terjadi peningkatan

tingkat pengagguran sebesar 1.159%.

8. Vasile Alecsandru Strata (2014) Dengan penelitian yang berjudul FDI

and The Unemployment - A Causality Analysis for The Latest EU

Member.Menganalisis menggunakan meodel VAR dan hasilnya adalah,

menyatakan bahwa masuknya investasi langsung asing memiliki

dampak yang signifikan terhadap tingkat pengangguran. Temuan

penting pertama kertas terdiri dalam kenyataan bahwa ada kausalitas

hubungan berjalan dari arus masuk investasi asing langsung terhadap

pengangguran. yang diteliti, yaitu untuk: Hungaria, Malta, Bulgaria dan

Estonia.

9. Hans-Jörg Schmerer (2014) Education and unemployment in European

Union economic cycles. Menjelaskan dalam penelitiannya bahwa Upah

dalam konfigurasi ini secara bersama-sama ditentukan oleh lembaga

pasar tenaga kerja dan perdagangan internasional, sehingga

mempengaruhi tingkat ekuilibrium pengangguran di margin intensif

dan ekstensif permintaan tenaga kerja.

10. Ciaran Driver, Jair Muñoz-Bugarin (2010) Dengan penelitiannya yang

berjudul Capital investment and unemployment in Europe: Neutrality

or not? Hasilnya adalah menjelaskan hubungan negatif antara investasi

Page 60: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

39

dan keseimbangan pengangguran, implikasinya maka adalah bahwa

pangsa tenaga kerja harus meningkat dengan investasi.

11. Markus Klein (2015) Dengan penelitiannya yang berjudul The

increasing unemployment gap between the low and high educated in

West Germany. Structural or cyclical crowding-out? Dan hasilnya

adalah bahwa kualifikasi lulusan sekolah kejuruan memiliki risiko

pengangguran relatif lebih rendah dibandingkan sekolah-lulusan

dengan pendidikan umum.

12. Caroline, Hall (2015) Dengan penelitiannya yang berjudul Does more

general education reduce the risk of future unemployment? Evidence

from an expansion of vocational upper secondary education. Dan

menghasilkan penelitian yaitu Hasil demikian menunjukkan bahwa

memperluas sekolah menengah atas dengan isi umum lebih dapat

memiliki efek negative dalam hal tingkat yang lebih tinggi putus

sekolah dan, sebagai hasilnya, hasil pasar tenaga kerja yang lebih buruk

diantara siswa lemah.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

NO. Peneliti Judul Variabel Hasil

1. Nabila Audia

Puteri

Jurusan,

Fakultas

Ekonomi

Universitas

Islam

Indonesia

(2017)

Analisis

Pengangguran

Terbuka di

Provinsi Jawa

Tengah Tahun

2013-2016

Variabel

independen yang

digunakan adalah

UMR, Sektor

Industri,

Angkatan Kerja

dan Pertumbuhan

Ekonomi.

Sedangkan

variable

dependennya

adalah

Analisis data menggunakan

analisis regresi data panel.

Hasil penelitian menunjukan

bahwa kontribusi sektor

industri memiliki pengaruh

yang siginifikan dan positif

terhadap tingkat

pengangguran terbuka.

Variabel UMR dapat

penelitian ini terbukti

memiliki pengaruh yang

signifikan dan negatif

terhadap pengangguran

Page 61: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

40

Pengangguran

Terbuka.

terbuka di Jawa Tengah tahun

2013-2016. Variabel

angkatan kerja dalam

penelitian ini terbukti

memiliki pengaruh yang

positif terhadap

pengangguran terbuka di

Provinsi Jawa Tengah tahun

2013-2016. Variabel

pertumbuhan ekonomi pada

penelitian ini terbukti tidak

memiliki pengaruh terhadap

Pengangguran Terbuka di

Provinsi Jawa Tengah tahun

2013-2016.

2. Herniwati

Retno

Handayani,

Universitas

Diponegoro

Semarang

(2019)

Analisis

Pengaruh

Jumlah

Penduduk,

Pendidikan,

Upah

Minimum, dan

PDRB

Terhadap

Tingkat

Pengangguran

Terbuka di

Provinsi Jawa

Tengah.

Variabel

dependennya

adalah

Pengangguran

Terbuka

sedangkan

Variabel

Independennya

adalah Jumlah

Penduduk,

Pendidikan, Upah

Minimum, dan

PDRB.

Hasilnya menunjukkan

bahwa Variabel Pendidikan

yang diproksikan dalam rata-

rata lama sekolah

berpengaruh signifikan

dengan pengaruh negatif

terhadap tingkkat

pengangguran terbuka.

Artinya, setipa kenaikan rata-

rata lama sekolah akan

mengurangi tingkat

pengangguran. Serta Variabel

upah minimum mempunyai

pengaruh negatif dan

signifikan terhadap tingkat

pengangguran terbuka.

Artinya, kenaikan upah

minimum akan menurunkan

tingkat pengangguran.

3. Wahyu

Aditama

Putra.

Universitas

Airlangga,

Surabaya

(2018)

Pengaruh

Inflasi dan

Investasi

terhadap

Pengangguran

di Provinsi

Jawa Timur

Tahun 1992-

2011

Penelitian ini

menggunakan

data sekunder dan

regresi berganda.

Variable

independennya

adalah inflasi dan

investasi,

sedangkan

variabel

dependennya

adalah

pengangguran

Hasil analisis menunjukan

bahwa inflasi secara parsial

berpengaruh secara positif

signifikan terhadap

pengangguran. Berarti

semakin tingginya inflasi,

pengangguran meningkat.

Investasi secara parsial

berpengaruh negatif

signifikan terhadap

pengangguran. Berarti

semakin tinggi investasi,

pengangguran akan menurun

serta Inflasi dan Investasi

Page 62: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

41

secara simultan berpengaruh

terhadap pengangguran.

Berarti semakin tinggi laju

Inflasi, investasi akan

meningkat dan pengangguran

akan menurun.

4. Rangga

Pramudjasi,

Juliansyah,

Diana

Lestari.

Fakultas

Ekonomi dan

Bisnis

Universitas

Mulawarman,

Samarinda

(2019)

Pengaruh

jumlah

penduduk dan

pendidikan

serta upah

terhadap

pengangguran

di kabupaten

paser

Alat yang

digunakan dalam

penelitian ini

adalah Regresi

Linier Berganda.

Data

menggunakan

analisis regresi

dengan rumus

regresi linear dan

analisis computer

menggunakan

SPSS untuk

menentukan hasil

dari

penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan

Jumlah Penduduk

berpengaruh positif dan

signifikan

terhadap tingkat

pengangguran. Pendidikan

berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap tingkat

pengangguran. Upah

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap tingkat

pengangguran

5. Indra

Suhendra,

Bayu Hadi

Wicaksono,

Universitas

Sultan Ageng

Tirtayasa

(2016)

Tingkat

Pendidikan,

Upah, Inflasi

dan

Pertumbuhan

Ekonomi

Terhadap

Pengangguran

di Indonesia

Regresi panel data

digunakan sebagai

model penelitian.

Variabel

Independennya

adalah Tingkat

Pendidikan, Upah,

Inflasi dan

Pertumbuhan

ekonomi,

sedangkan

variabel

dependennya

adalah

Pengangguran

Variabel tingkat pendidikan

rasio SMA (TPSMA)

berpengaruh tidak signifikan

terhadap

tingkat pengangguran studi

kasus pada 33 Provinsi di

Indonesia. Artinya kenaikan

tingkat pendidikan TPSMA

tidak berpengaruh signifikan

dalam peningkatan tingkat

pengangguran.

Variabel tingkat pendidikan

rasio Universitas (TPS1)

berpengaruh signifikan

terhadap

tingkat pengangguran studi

kasus pada 33 Provinsi di

Indonesia. Artinya setiap ada

kenaikan tingkat pendidikan

TPS1 sebesar 1 persen, maka

akan menurunkan tingkat

pengangguran.

6. Anggun

Kembar Sari,

Fakultas

Ekonomi

Analisis

Pengaruh

Tingkat

Pendidikan,

Penelitian ini

dilakukan dengan

menggunakan

data sekunder

Hasil penelitian menunjukan

bahwa tingkat pendidikan

berpengaruh signifikan yang

positif terhadap

Page 63: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

42

Universitas

Negeri

Padang

(2013)

Pertumbuhan,

Ekonomi, dan

Upah Terhadap

Pengangguran

Terdidik di

Sumatera Barat

yang diperoleh

langsung dari

badan pusat

statistik Sumatera

Barat. Analisis

induktif dalam

penelitian ini

mencakup uji

multikolinearitas,

uji

heterokedastisitas,

analisis regresi

panel, uji parsial,

dan uji F.

pengangguran terdidik di

Sumatera Barat. sedangkan

pertumbuhan ekonomi tidak

berpengaruh signifikan dan

positif terhadap

pengangguran terdidik di

Sumatera Barat, serta upah

berpengaruh signifikan yang

negatif terhadap

pengangguran terdidik di

Sumatera Barat.

7. Imarotus

Suaidah dan

Hendry

Cahyono,

Fakultas

Ekonomi,

Unesa,

Kampus

Ketintang

Surabaya

(2013)

Pengaruh

Tingkat

Pendidikan

Terhadap

Tingkat

Pengangguran

di Kabupaten

Jombang

Kajian ini

dianalisis dengan

menggunakan

analisis statistik

deskriptif dan

analisis regresi

sederhana

Hasil penelitian ini

menemukan bahwa tingkat

pengangguran dipengaruhi

oleh tingkat pendidikan

terutama lulusan SMA/Aliyah

di Kabupaten Jombang.

Lulusan SMA/aliyah yang

bertambah mempengaruhi

besarnya tingkat

pengangguran. Dalam

penelitiannya menemukan

bahwa tingkat pendidikan

berpengaruh terhadap tingkat

pengangguran, dimana setiap

1% kenaikan tingkat

pendidikan terjadi

peningkatan tingkat

pengagguran sebesar 1.159%.

8. Vasile

Alecsandru

Strata,

Adriana

Davidescu,

Andreea

Maria Paul,

Ceko (2014).

FDI and The

Unemployment

- A Causality

Analysis for

The Latest EU

Member.

Set data yang

digunakan dalam

penelitian ini

mencakup periode

dari tahun 1991 -

sampai 2012

untuk enam dari

tiga belas negara

yang dianalisis.:

Siprus, Malta,

Hungaria,

Polandia,

Bulgaria dan

Rumania. Selama

tiga negara lain,

yaitu: Slovenia,

Menganalisis menggunakan

meodel VAR dan hasilnya

adalah, menyatakan bahwa

masuknya investasi langsung

asing memiliki dampak yang

signifikan terhadap tingkat

pengangguran. Temuan

penting pertama kertas terdiri

dalam kenyataan bahwa ada

kausalitas hubungan berjalan

dari arus masuk investasi

asing langsung terhadap

pengangguran untuk empat

dari tiga belas negara yang

diteliti, yaitu untuk: Hungaria,

Malta, Bulgaria dan Estonia.

Page 64: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

43

Kroasia dan

Latvia, data yang

digunakan adalah

tersedia mulai dari

tahun 1992.

9. Hans-Jörg

Schmerer:

Germany,

2014

Foreign direct

investment and

search

unemployment:

Theory and

evidence

Dalam penelitian

ini variabelnya

adalah FDI, dan

Pengangguran

Upah dalam konfigurasi ini

secara bersama-sama

ditentukan oleh lembaga pasar

tenaga kerja dan

perdagangan internasional,

sehingga mempengaruhi

tingkat ekuilibrium

pengangguran di margin

intensif dan ekstensif

permintaan tenaga kerja.

10. Ciaran

Driver, Jair

Muñoz-

Bugarin,

Imperial

College

Business

School,

London, UK

(2010)

Capital

investment and

unemployment

in Europe:

Neutrality or

not?

Variabel

independennya

adalah investasi

sedangkan

variabel

dependennya

adalah

pengangguran.

menjelaskan hubungan negatif

antara investasi dan

keseimbangan pengangguran,

implikasinya maka adalah

bahwa pangsa

tenaga kerja harus meningkat

dengan investasi.

11. Markus

Klein,

University of

Edinburgh,

United

Kingdom

(2015)

The increasing

unemployment

gap between

the low and

high educated

in West

Germany.

Structural or

cyclical

crowding-out?

bahwa menyebutkan

kualifikasi lulusan sekolah

kejuruan memiliki risiko

pengangguran relatif lebih

rendah dibandingkan sekolah-

lulusan dengan

pendidikan umum.

12. Caroline

Hall, Institute

for

Evaluation of

Labour

Market and

Education

Does more

general

education

reduce the risk

of future

unemployment?

Evidence from

Hasil demikian menunjukkan

bahwa

memperluas sekolah

menengah atas dengan isi

Page 65: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

44

Policy,

Sweden

(2015)

an expansion of

vocational

upper

secondary

education

umum lebih dapat memiliki

efek negatif

dalam hal tingkat yang lebih

tinggi putus sekolah dan,

sebagai hasilnya, hasil pasar

tenaga kerja yang lebih buruk

di antara

siswa lemah.

2.3 Kerangka Berpikir

2.3.1 Pengaruh UMP terhadap Pengangguran

Semakin tinggi tingkat upah yang ditetapkan oleh pemerintah, maka

akan menyebabkan semakin sedikit pula jumlah tenaga kerja yang bekerja

(Alghofari, 2009)[11]. Penentuan tingkat upah dipengaruhi oleh kondisi

perekonomian suatu daerah yang memacu terhadap pertumbuhan ekonomi

daerah tersebut.Artinya, semakin baik kondisi perekonomian suatu daerah,

maka semakin meningkat pula pertumbuhan ekonomi daerah tersebut

sehingga penentuan tingkat upah juga semakin meningkat.

Semakin tinggi tingkat upah, semakin kecil permintaan pengusaha

akan tenaga kerja. Kenaikan tingkat upah akan diikuti oleh turunnya

jumlah tenaga kerja yang diminta, yang berarti akan menyebabkan

bertambahnya jumlah pengangguran (Haryani, 2002: 99).

Menurut Todaro (2000, terjemahan Haris Munandar, 2000), semakin

tinggi tingkat upah yang ditawarkan kepada tenaga kerja maka akan

menurunkan tingkat penyerapan tenaga kerja. Hal ini berarti bahwa

[11] Alghofari, F. 2010. Analisis Tingkat Pengangguran di Indonesia Tahun 1980-2007.

Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Page 66: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

45

pengangguran akan meningkat. Serupa dengan pendapat di atas,

Ehrenberg dan Smith (1998: 68) dalam Abdul Haris (2013: 20)

menyatakan apabila terdapat kenaikan tingkat upah rata-rata, maka akan

diikuti oleh turunnya jumlah tenaga kerja yang diminta, berarti akan terjadi

pengangguran. Jika dibalik, turunnya tingkat upah rata-rata akan diikuti

oleh meningkatnya kesempatan kerja, sehingga dapat dikatakan bahwa

kesempatan kerja mempunyai hubungan terbalik dengan tingkat upah,

artinya pengangguran mempunyai hubungan searah dengan tingkat upah.

Bila digambarkan secara sistematis hubungan variabel tersebut adalah

sebagai berikut:

W= f(X1)

Y = f(X1)…………………………. (1)

Dimana

X1 = Upah Minimum Propinsi (UMP)

Y = Jumla Pengangguran

F = Fungsi

2.3.2 Pengaruh Investasi terhadap pengangguran

Greenaway, Morgan dan Wright (2002) menemukan adanya

dampak positif investasi asing di negara berkembang, yaitu pertumbuhan

ekonomi negara-negara tujuan investasi menjadi lebih tinggi dibanding

sebelumnya. Selain itu, investasi asing (langsung) juga membuka lapangan

kerja baru di negara-negara berkembang. Menurut Sadono Sukirno

(2000:143) kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus

Page 67: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

46

menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja,

meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran

masyarakat.

Bila digambarkan secara sistematis hubungan variabel tersebut adalah

sebagai berikut:

INVESTASI = f(X2)

Y = f(X1+X2)……………………. (2)

Dimana

X1 = UMP

X2 = Investasi

Y = Jumlah Pengangguran

F = Fungsi

2.3.5 Pengaruh Pendidikan terhadap Pengangguran

Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang

berkualitas. Pendidikan merupakan suatu faktor kebutuhan dasar untuk

setiap manusia sehingga upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, karena

melalui pendidikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat dapat

diwujudkan. Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan

ekonomi suatu Negara (daerah). Hal ini bukan saja karena pendidikan

akan berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh

fertilitas masyarakat. Pendidikan dapat menjadikan sumber daya manusia

lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan dan

pembangunan suatu Negara.

Page 68: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

47

Pendidikan formal tidak bisa dijadikan acuan untuk mengatasi

pengangguran. Terdapat faktor lain yang sering terlupakan, yaitu

pendidikan non formal berupa pelatihan dan keterampilan khusus.

Keterampilan ini pun tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab yang

harus dipenuhi oleh angkatan kerja. Dalam hal ini, peran dari penyedia

lapangan kerja pun dituntut aktif. Misalnya, dengan memberikan pelatihan

berupa magang maupun training tertentu, sehingga nantinya kemampuan

dari para pelamar kerja ini dapat sesuai dengan kriteria kerja yang

dibutuhkan. Dengan begitu, angkatan kerja yang tingkat pendidikannya

rendah pun masih dapat bersaing di dunia kerja.

Modal manusia (human capital) adalah istilah yang sering

digunakan oleh para ekonom untuk pendidikan, kesehatan, dan kapasitas

manusia lainnya yang dapat meningkatkan produktivitas jika hal-hal

tersebut ditingkatkan. Pendidikan memainkan kunci dalam membentuk

kemampuan untuk menyerap teknologi modern dan untuk

mengembangkan kapasitas seseorang agar tercipta pertumbuhan serta

pembangunan yang berkelanjutan (Todaro dan Smith, 2004, terjemahan

Haris Munandar, 2004).

Dalam perspektif ekonomi, pendidikan merupakan bentuk

investasi sumber daya manusia yang akan memberi keuntungan pada masa

depan, baik bagi masyarakat, negara, maupun orang yang menjalani

pendidikan itu. Investasi publik di bidang pendidikan akan memberi

kesempatan pendidikan yang lebih merata kepada masyarakat sehingga

sumber daya manusia (SDM) andal semakin bertambah pula.

Page 69: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

48

Meningkatnya pendidikan akan mendorong meningkatnya kualitas sumber

daya manusia dan produktivitas tenaga kerja. Pada gilirannya, semua akan

meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan hal

ini akan memajukan perekonomian masyarakat berupa bertambahnya

kesempatan kerja.

Bila digambarkan secara sistematis hubungan variabel tersebut adalah

sebagai berikut:

PEND = f(X3)

Y = f(X1+X2+X3)……………. (3)

Dimana

X1 = UMP

X2 = Investasi

X3 = Pendidikan

Y = Jumlah Pengangguran

F = Fungsi

Page 70: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

49

2.4 Paradigma Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu yang telah

diuraikan, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 2.1

Paradigma Berpikir

MAKRO EKONOMI

Pengangguran

Investasi UMP

Menurut N.

Gregory Mankiw

(2000) Kenaikan

upah minimum

berpotensi

meningkatkan

pengangguran”

Mankiw

(Todaro dan Smith, 2006).

Kualitas modal (sumber

daya) manusia yang

ditunjukkan melalui tingkat

pendidikan dan angka

partisipasi sekolah dapat

dipandang sebagai hasil yang

ditentukan oleh perpaduan

antara kekuatan permintaan

dan penawaran sama halnya

dengan barang atau jasa

ekonomi lain.

Analisis Data:

1. Regresi Panel

2. Uji CEM, FEM dan REM

3. Uji Chow dan Hausman

4. Uji t

5. Uji f

6. Uji Klasik

UMP, Investasi, dan Pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap kenaikan

Tingkat Pengangguran di Pulau Jawa pada Tahun 2007-2018.

Keterk

aitan

antar

variabe

l

Penele

tian

terdah

ulu

Greenaway, Morgan dan Wright (2002) menemukan

adanya dampak positif investasi asing di negara

berkembang, yaitu pertumbuhan ekonomi negara-

negara tujuan investasi menjadi lebih tinggi dibanding

sebelumnya. Selain itu, investasi asing (langsung)

juga membuka lapangan kerja baru di negara-negara

berkembang. Teori Neo Klasik Makin cepat

perkembangan investasi ketimbang laju pertumbuhan

penduduk, makin cepat perkembangan volume stok

kapital rata-rata per tenaga kerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat pengangguran di Pulau Jawa

Tahun 2007-2018

Pendidikan

Page 71: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

50

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan teoritis yang bersifat sementara dan

masih harus dibuktikan kebenarannya melalui analisis terhadap bukti-

bukti empiris. Sudarwan (2007)[12] Sabagai wahana untuk menetapkan

kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis dan

hipotesis alternatifnya. Hipotesis nol atau hipotesis nihil (H0) merupakan

pernyataan untuk menguji secara analisis kuantitatif dengan perhitungan

secara statistik. Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (Ha atau H1)

merupakan pernyataan riil suatu gejala dalam hubungan variabel-variabel

penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis 1

H01 : Diduga tidak ada pengaruh signifikan Kenaikan upah minimum

tenaga kerja terhadap Tingkat pengangguran di Pulau Jawa Tahun 2007-

2018.

Ha1 : Diduga ada pengaruh signifikan Kenaikan upah minimum tenaga

kerja terhadap Tingkat pengangguran di Pulau Jawa Tahun 2007-2018.

Hipotesis 2

H02: Diduga tidak ada pengaruh signifikan Investasi terhadap Tingkat

pengangguran di Pulau Jawa Tahun 2007-2018.

[12] Sudarwan Danim, Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Perilaku, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2007), cetakan ke-4, hal.115

Page 72: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

51

Ha2 : Diduga ada pengaruh signifikan Investasi terhadap Tingkat

pengangguran di Pulau Jawa Tahun 2007-2018.

Hipotesis 3

H03: Diduga tidak ada pengaruh signifikan Pendidikan terhadap Tingkat

pengangguran di Pulau Jawa Tahun 2007-2018.

Ha3 : Diduga ada pengaruh signifikan Pendidikan terhadap Tingkat

pengangguran di Pulau Jawa Tahun 2007-2018.

Hipotesis 4

H04: Diduga tidak ada pengaruh signifikan upah minimum tenaga kerja,

investasi, dan pendidikan signifikan terhadap Tingkat pengangguran di

Pulau Jawa Tahun 2007-2018.

Ha4 : Diduga ada pengaruh signifikan upah minimum tenaga kerja,

investasi, dan pendidikan terhadap Tingkat pengangguran di Pulau Jawa

Tahun 2007-2018.

Page 73: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Dalam Penelitian

Pengertian metodologi menurut The Liang Gie dalam Suharyono dan

Amien (2013: 65) bahwa: “Metodologi diartikan sebagai ilmu tentang

metode, studi tentang metode, khususnya metode ilmiah, yaitu cara-cara

yang dipakai untuk mengejar suatu bidang ilmu. Metodologi diartikan pula

sebagai studi mengenai asas-asas dasar dari penyelidikan, seringkali

melibatkan masalah-masalah tentang logika, penggolongan dan asumsi-

asumsi dasar. Selanjutnya juga diartikan sebagai analisis dan pengaturan

secara sistematis mengenai asas-asas dan proses-proses membimbing

suatu penyelidikan ilmiah, atau yang menyusun struktur dari ilmuilmu

khusus secara lebih khusus”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif. Arikunto (2010: 3): “Penelitian deskriptif adalah penelitian

yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain

(keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan), yang hasilnya dipaparkan

dalam bentuk laporan penelitian. Dalam kegiatan penelitian ini peneliti

hanya memotret apa yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang diteliti,

kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian

secara lugas, seperti apa adanya”.

Metode penelitian kuantitatif deskriptif dalam penelitian ini adalah

metode bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Kenaikan UMP

Page 74: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

53

Tenaga Kerja, Investasi, dan Pendidikan Terhadap Tingkat Pengangguran.

Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari

penelitian kepustakaan seperti buku-buku, artikel, jurnal, skripsi, tesis, dan

statistik.

3.2 Operasional Variabel dan Variabel Penelitian

3.2.1 Operasional Variabel

a. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang

memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas.

Variabel terikat adalah variabel yang variabilitasnya diamati dan diukur

untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.

Sarwono (2013).13 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

pengangguran, dimana pengangguran yang dimaksud adalah Laju

pengangguran. Dalam penelitian ini penulis mengukur pengangguran

menggunakan rumus:

Pengangguran =Jumlah Pengangguran

Jumlah Angkatan Kerja× 100%

Data tersebut sudah tersedia di laporan Badan Pusat Statistik

Indonesia, sehingga penulis tidak perlu menghitungnya.

1. Pengangguran (Y)

Pengangguran berarti seseorang yang sudah digolongkan dalam

angkatan kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu

13 Jonathan Sarwono. Loc. Cit.

Page 75: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

54

tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang

diinginkannya. Pengangguran terbuka adalah penduduk dalam angkatan

kerja yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan.

Sedangkan menurut BPS (Badan Pusat Statisktik) adalah meliputi

penduduk yang sedang mencari pekerjaan, penduduk yang sedang

mempersiapkan suatu usaha, penduduk yang merasa tidak mungkin

mendapatkan pekerjaan, penduduk yang sudah punya pekerjaan tetapi

belum mulai bekerja. Data yang digunakan untuk mengetahui

pengangguran adalah data penduduk berumur 15 tahun keatas menurut

jenis kegiatan utama yang didalamnya terdapat data pengangguran terbuka

di Pulau Jawa tahun 2007-2018. Data diambil dari BPS, dalam satuan

jumlah (jiwa).

b. Variabel Independen

Variabel Independen atau variabel bebas merupakan variabel

stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel

independen merupakan variabel yang variabilitasnya diukur atau

dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu

gejala yang diobservasi. Sarwono (2013).14 Variabel independen

dalam penelitian ini adalah upah minimum provinsi (UMP), Investasi,

dan Pendidikan.

1). UMP Tenaga Kerja (X1)

14 Jonathan Sarwono, Statistik Multivarian Aplikasi untuk Riset Skripsi (Yogyakarta: CV.

Andi Offset, 2013), h. 62.

Page 76: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

55

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data Upah Minimum

Regional/per Propinsi di Pulau Jawa di 6 provinsi (Banten, DKI Jakarta,

Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur) pada tahun 2007-

2018. Data UMP disini yaitu hasil upah tiap pemerintah daerah yang sudah

ditetapkan dan bukan angka rancangan. Satuan datanya dalam juta rupiah,

data diambil dari BPS.

2). Investasi (X2)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data investasi melalui

data investasi secara langsung dari Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) dalam bentuk satuan data

Milyar Rupiah (Rp). Data investasi yang digunakan merupakan investasi

yang hanya terjadi di 6 wilayah yaitu (Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat,

Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur) pada tahun 2007-2018

(diambil dari triwulan keempat/terakhir). Data diambil dari BPS.

3). Pendidikan Pendidikan (X3)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data Jumlah Siswa

sebagai pengukur pendidikan. Jumlah Siswa dinyatakan dalam penduduk

yang yang menamatkan sekolah hingga tingkat SMA di 6 provinsi

(Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa

Timur) di Pulau Jawa, pada tahun 2007-2018. Data diambil dari BPS,

dalam satuan orang (jiwa).

Page 77: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

56

Tabel 3.1

Tabel Operasional Variabel

Variabel Simbol Keterangan Sumber

Pengangguran Y Pengangguran berarti seseorang yang sudah

digolongkan dalam angkatan kerja yang secara

aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu

tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat

memperoleh pekerjaan yang diinginkannya.

Pengangguran terbuka adalah penduduk dalam

angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan

dan sedang mencari pekerjaan. Sedangkan

menurut BPS (Badan Pusat Statisktik) adalah

meliputi penduduk yang sedang mencari

pekerjaan, penduduk yang sedang

mempersiapkan suatu usaha, penduduk yang

merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan,

penduduk yang sudah punya pekerjaan tetapi

belum mulai bekerja. Data yang digunakan

untuk mengetahui pengangguran adalah data

penduduk berumur 15 tahun keatas menurut

jenis kegiatan utama yang didalamnya terdapat

data pengangguran terbuka di Pulau Jawa tahun

2007-2018.

Data diambil

dari BPS,

dalam satuan

dalam Persen

(%).

UMP X1 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

data Upah Minimum Regional/per Propinsi di

Pulau Jawa di 6 provinsi (Banten, DKI Jakarta,

Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa

Timur) pada tahun 2007-2018. Data UMP disini

yaitu hasil upah tiap pemerintah daerah yang

sudah ditetapkan dan bukan angka rancangan.

Data diambil

dari BPS.

Satuan datanya

dalam juta

rupiah (Rp),

Investasi X2 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

data investasi melalui data investasi secara

langsung dari Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA)

dalam bentuk satuan data Milyar rupiah (Rp).

Data investasi yang digunakan merupakan

investasi yang hanya terjadi di 6 wilayah yaitu

(Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa

Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur) pada

tahun 2007-2018 (diambil dari triwulan

keempat/terakhir).

Data diambil

dari BPS, data

dalam satuan

milyar rupiah.

Pendidikan X3 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

data Jumlah Siswa sebagai pengukur

pendidikan. Jumlah Siswa dinyatakan dalam

penduduk yang bmenamatkan sekolah hingga

tingkat SMA di 6 provinsi (Banten, DKI

Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI

Data diambil

dari BPS,

dalam satuan

Page 78: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

57

Yogyakarta, Jawa Timur) di Pulau Jawa, pada

tahun 2007-2018. Data diambil dari BPS, dalam

satuan orang (jiwa).

jumlah orang

(jiwa).

3.3 Data dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang dipergunakan untuk keperluan analisis dan penarikan

kesimpulan adalah kombinasi antara data runtut waktu (time series) dan

data dari beberapa objek dalam satu waktu (cross section) atau yang

biasanya disebut dengan data panel. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa data panel adalah data yang dapat dikumpulkan dari beberapa

objek dan beberapa waktu. Suliyanto (2011)15 Data panel memiliki

keunggulan terutama karena bersifat robust terhadap beberapa tipe

pelanggaran asumsi Gauss Markov, yaitu heteroskedastisitas dan

normalitas. Doddy Ariefianto (2012)16.

Dalam penelitian ini data panel berupa data pengangguran yang

didasarkan pada Tingkat pengangguran per tahunnya, data upah

minimum provinsi (UMP), data Investasi berdasarkan investasi modal

asing (PMA), data penanaman modal dalam negeri (PMDN), dan data

pendidikan berdasarkan angka jumlah siswa SMA dari Tahun 2007-

2018. Dimana Pulau Jawa yang terdiri dari 6 Provinsi (Banten, DKI

Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur,

sehingga data panel dalam penelitian ini ada 11 x 6 = 66 objek penelitian.

15 Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS (Yogyakarta: CV.

Andi Offdet, 2011), h. 239. 16 Moch. Doddy Ariefianto, Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan menggunakan Eviews

(Jakarta: Erlangga, 2012), h. 148.

Page 79: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

58

3.3.2 Sumber Data Penelitian

Sumber data yang dijadikan sebagai bahan penelitian adalah data

sekunder, yaitu data yang diperoleh dari kantor, buku (kepustakaan) yang

erat kaitannya dengan objek dan tujuan penelitian. Pabundu (2006)17.

Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan dari

publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi

dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, mengenai data Pengangguran

berdasarkan Laju Pengangguran per tahunnya, data upah minimum

provinsi (UMP), data Investasi berdasarkan investasi modal asing

(PMA), dan data penanaman modal dalam negeri (PMDN), dan data

pendidikan berdasarkan jumlah siswa SMA. Selain dari instansi

pemerintah, penelitian ini juga mengambil informasi dari berbagai

sumber lainnya yang relevan seperti kajian literatur berupa artikel, hasil

penelitian terdahulu seperti jurnal, publikasi ilmiah di internet, buku, dan

hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Pulau Jawa di 6 Provinsi, yaitu: Provinsi

Banten, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa

Tengah, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Provinsi Jawa

Timur. Penelitian ini diambil pada Tahun 2007-2018. Pelaksanaan

pengambilan data dilakukan di BPS dan di pusat data lainnya yang

17 Moh. Pabundu Tika, Op. Cit., h. 58.

Page 80: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

59

kredibel/terpercaya, selanjutnya dilakukan input dan pengolahan data

yang didapatkan.

3.4 Tahap-tahap Analisis

Tahap-tahap pengolahan data menurut Hasan (2006:24) meliputi:

3.4.1 Editting Data (Pemeriksaan Data)

Pada tahap Editting Data, dilihat kembali validitas data yang akan

diolah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses editing, yaitu:

a. Kelengkapan, dan kesempurnaan data (tidak ada yang kosong)

b. Konsistensi Data

c. Keseragaman satuan perhitungan

3.4.2 Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis data panel atau

gabungan data antara cross section dan time series. Adapun analisis

data dilakukan dengan bantuan Program Eviews 9.

a. Uji Regresi

Regresi merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui

ada tidaknya korelasi antar variabel. Analisis regresi lebih akurat dalam

analisis korelasi karena tingkat perubahan suatu variabel terhadap

variabel lainnya dapat ditentukan. Jadi pada regresi, peramalan atau

perkiraan nilai variabel terikat pada nilai variabel bebas lebih akurat

pula.

Tetapi sebelum itu, harus ditentukan apakah data tersebut

merupakan data regresi linear atau regresi non linear.

Page 81: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

60

Regresi Non Linear

Regresi non linear adalah regresi yang variabel-variabelnya ada

yang berpangkat. Bentuk grafik regresi non linear adalah berupa

lengkungan. Bentuk-bentuk regresi non linear antara lain: regresi

kuadratis atau parabola, dan regresi eksponensial.

Contoh bentuk persamaan regresi non linear adalah:

Parabola kuadratis dengan persamaan :

Y = a + bX + c X2

Parabola kubis dengan persamaan:

Y = a + bX + Cx2 +Dx3

Logaritma dengan persamaan:

Y = aXb

Hiperbola dengan persamaan:

𝑌 = 1

𝑎 + 𝑏𝑋

Regresi Linear

Regresi linear adalah regresi yang variabel bebasnya (variabel

x) berpangkat paling tinggi satu. Bentuk grafik regresi linear adalah

berupa garis. Untuk regresi sederhana, yaitu regresi linear yang hanya

melibatkan dua variabel (variabel X dan Y)

Regresi linear berganda bertujuan untuk menghitung besarnya

pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat

Page 82: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

61

dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih

variabel bebas. Ety (2007)18

Persamaan Regresi Linear dari Y terhadap X

Y = a + bx

Keterangan :

Y= Variabel Terikat

X= Variabel bebas

A= Intersep/konstanta

Jadi, persamaan yang telah dibuat pada bab sebelumnya

ternyata tidak terdapatnya pangkat pada persamaannya maka dapat

disimpulkan bahwa jenis regresi yang sesuai adalah regresi linear.

Persamaanya adalah sebagai berikut:

Y = a + X1 + X2 + X3 + e

Keterangan:

Y = Tingkat Pengangguran

a = Konstanta

X1 = Upah Minimum Propinsi (UMP)

X2 = Investasi

X3 = Pendidikan

𝑒 = Error Term

Menjadi:

Y = 𝛼0 + 𝛼1𝑋1 + 𝛼2𝑋2 + 𝛼3𝑋3 + 𝑒

Keterangan:

18 Ety R. dkk, Metodologi Penelitian Bisni: Dengan Aplikasi SPSS, (2007), h.138

Page 83: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

62

Y = Tingkat Pengangguran

𝛼0 = Konstanta

𝛼1𝑋1 = Upah Minimum Propinsi (UMP)

𝛼2𝑋2 = Tingkat Investasi

𝛼3𝑋3 = Pendidikan

𝑒 = Error Term

b. Pemilihan Metode Estimasi Regresi Data Panel

Pemilihan metode regresi data panel ini digunakan dengan bantuan

Program Eviews 9. Metode ini digunakan untuk menentukan

metode/pendekatan yang baik dalam mengestimasi regresi data panel

terdapat beberapa prosedur yang dapat dilakukan, yaitu:

1) Uji Chow (Chow Test)

Menurut Sofyan Yamin (2011:201) Uji Chow adalah pengujian

yang digunakan untuk memilih metode yang sesuai antara Pooled Least

Square atau Fixed Effect Model. Pengujian ini mengikuti distribusi F-

Stattistik. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

H0 = Pooled Least Square (PLS)

Ha = Fixed Effect Model (FEM)

Apabila hasil probabilitas chi-square kurang dari 5% maka ditolak,

sehingga model menggunakan Fixed Effect.

2) Uji Haussman (Haussman Test)

Page 84: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

63

Menurut Damodar N. Gujarati (2013: 252) Uji Haussman dilakukan

untuk menentukan metode yang paling baik antara Fixed Effect Model

atau Random Effect Model. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai

berikut :

H0 : Random Effect Model (REM)

Ha : Fixed Effect Model (FEM)

Apabila hasil probabilitas chi-square kurang dari 5%, maka sebaiknya

model menggunakan fixed effect.

3) Uji Normalitas

Menurut Sofyan Yamin (2011: 46) uji normalitas bertujuan

apakah nilai residual pada model regresi berdistribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah data distribusi normal atau

mendekati normal. Pengambilan keputusan dengan Jargue-Bera test

atau J-B test yaitu apabila nilai probability > 5%, maka variabel-

variabel tersebut berdistribusi normal.

c. Uji Statistik

Uji statistik dilakukan dengan bantuan Program Eviews 9. Uji statistik

ini digunakan untuk mengetahui besarnya masing-masing koefisien dari

variabel-variabel bebas baik secara bersama-sama maupun secara parsial

terhadap variabel terikat yaitu dengan menggunakan uji secara serentak

(uji-F), uji parsial (uji-t) dan koefisien determinasi berganda (R2).

1) Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji F)

Page 85: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

64

Uji F disebut juga uji kelayakan model yang digunakan untuk

mengidentifikasi model yang diasumsi layak atau tidak. Layak di sini

berarti bahwa model yang diestimasi layak digunakan untuk

menjelaskan pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel

dependen. Apabila nilai probabilitas F hitung < tingkat signifikansi

0,05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi

layak.

2) Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji t)

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa model uji-t ini

digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial

terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan:

(1) Jika probabilitas t hitung < α (0.05), maka H0 ditolak

(2) Jika probabilitas t hitung > α (0.05), maka H0 diterima, Doddy

Ariefianto (2012: 20).

3) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi menunjukkan besarnya kontribusi atau

sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen.

Koefisien determinasi dapat diukur dengan nilai Adjusted R-Squared

atau R2. Nilai R2 selalu terletak antara 0 sampai dengan 1 (Doddy

Ariefianto, 2012: 25). Nilai R2 digunakan untuk menunjukkan

besarnya regresi yang mampu menjelaskan variabel terikat.

Page 86: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

65

d. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan

program Eviews 9. Agar tercapai suatu estimasi, koefisien regresi

diperoleh dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (Ordinal Least

Square Estimator) yang merupakan estimasi linier tak bias BLUE (Best

Linier Unbiased Estimators). Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan

uji ekonometrika yang meliputi uji multikolinieritas, uji

heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji normalitas.

1) Uji Multikolinieritas

Menurut Sofyan Yamin (2011: 115) uji multikolinearitas bertujuan

untuk menguji apakah suatu model regresi terdapat korelasi antar variabel

bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi antar variabel independen. Jika koefisien korelasi memiliki nilai

kurang dari 0,8 menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

2) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Sofyan Yamin (2011: 93) uji heteroskedastisitas bertujuan

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Metode

yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah

dengan menggunakan uji White. Jika nilai probabilitas χ2 hitung > nilai

Page 87: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

66

probabilitas kritis α (0.05) maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak

terjadi heteroskedastisitas.

3) Uji Autokorelasi

Menurut Sofyan Yamin (2011: 73) uji autokorelasi bertujuan menguji

apakah dalam model regresi ada kolerasi antara kesalahan pengganggu

pada periode-t dengan kesalahan pengganggu pada pada periode t-1

(sebelumnya). Pengujian autokolerasi dilakukan dengan uji Autokorelasi

pada E-Views

e. Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan penjelasan terperinci mengenai hasil data

yang telah didapatkan. Interpretasi harus dilakukan dengan hati-hati

karena kualitas analisis sangat tergantung pada kualitas interpretasi yang

dibuat peneliti terhadap data. Interpretasi memiliki dua aspek yaitu:

a. Untuk keseimbangan penelitian yaitu hasil penelitian dapat

dihubungkan dengan penemuan atau penelitian lainnya.

b. Untuk membuat atau menjelaskan suatu konsep.

Page 88: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

67

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan Data

4.1.1 Gambaran Umum

Secara letak geografisnya sebuah pulau Jawa dengan Madura terletak

antara selat sunda dengan pulau bali, serta antara samudera hindia dengan laut

jawa. Sedangkan secara letak astronomis Pulau Jawa dengan Madura terletak

di antara 113°48′10″ – 113°48′26″ BT serta 7°50′10″ – 7°56′41″ LS. Luas

Pulau Jawa ialah ± 126.700 km² (48.919,1 mil²). Pulau Jawa dikenal sebagai

salah satu daerah yang subur. Berbagai tanaman, seperti lada hingga vanili

tumbuh subur di pulau ini. Serta pulau ini dijadikan salah satu pusat

perekonomian di salah satu wilayahnya. Pulau ini terdapat 6 provinsi besar

yaitu,: Banten, DKI Jakarta, Jawa barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan

Jawa Timur.

Gambar 4.1 Pulau Jawa

Batas Laut Pulau Jawa :

Page 89: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

68

Sebelah utara : Laut Jawa

Sebelah selatan : Samudra Hindia

Sebelah barat : Selat Sunda

Sebelah timur : Selat Bali

Batas Daratan Pulau Jawa :

Sebelah utara : Laut Jawa dan Pulau Kalimantan

Sebelah selatan : Samudera Hindia

Sebelah barat : Selat Sunda dan Pulau Sumatera

Sebelah timur : Selat Bali dan Pulau Bali

a. Perkembangan Tingkat Pengangguran

Jumlah angkatan kerja pada Februari 2018 sebanyak 133,94 juta

orang, naik 2,39 juta orang dibanding Februari 2017.Sejalan dengan itu,

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 69,20 persen, meningkat

0,18 persen poin. Dalam penelitian ini data Pengangguran diwakilkan oleh

data Tingkat Pengangguran regional di wilayah 6 provinsi di Pulau Jawa

Tahun 2007-2018.

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Grafik 4.1

Perkembangan Pengangguran di Pulau Jawa Tahun 2007-2018

Sumber: BPS Indonesia

Page 90: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

69

Pada Grafik 4.1 dalam perkembangannya menunjukkan bahwa

Pengangguran Rata-rata mengalami penurunan dari tahun ke tahun di setiap

wilayahnya. Tetapi walaupun terjadi penurunan jumlah penganggur dirasa

masih cukup tinggi, dan 3 tinggi terbesar di Pulau Jawa pada Provinsi Banten,

Jawa Barat dan DKI Jakarta. Tingginya jumlah penganggur harus menjadi

perhatian khusus pada daerahnya masing-masing.

b. Upah Minimum Provinsi

Dalam penelitian ini data UMP diwakilkan oleh data Upah Minimum

regional yang ditetapkan oleh tiap-tiap provinsi setiap tahunnya, di wilayah 6

provinsi di Pulau Jawa Tahun 2007-2018. Hal ini terjadi karena daerah

tersebut terdapat banyak industry yang dapat memancing melonjaknya

permintaan angkatan kerja. Hubungan Upah Minimum dengan Tingkat

Pengangguran juga cukup dekat karena berkaitan pembiayaan faktor-

produksi dan hasil produktivitas.

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

3,500,000

4,000,000

Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Grafik 4.2

Perkembangan UMP di Pulau Jawa Tahun 2007-2018

Sumber: BPS Indonesia, Kemenakertrans

Page 91: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

70

Pada Grafik 4.2 menunjukkan bahwa upah tenaga kerja mengalami

peningkatan setiap tahunnya di 6 wilayah. Tertinggi ada pada provinsi DKI

Jakarta dan selalu cenderung mengalami peningkatan, dan sudah menyentuh

di angka 3,6 juta rupiah dan ditetapkan sebagai UMP tertinggi se-Indonesia.

Yang kedua berada di provinsi Banten, Pada provinsi lainnya tetap naik

namun nilainya tidak jauh berberbeda.

c. INVESTASI

Dalam penelitian ini data Investasi merupakan gabungan data

investasi langsung dari asing dan investasi domestik yang berada di wilayah

6 provinsi di Pulau Jawa Tahun 2007-2018. Hubungan investasi ini dengan

tingkat pengangguran memiliki hubungan dekat karena menyangkut potensi

pembukaan lapangan pekerjaan terhadap para penganggur.

-

10,000,000,000,000

20,000,000,000,000

30,000,000,000,000

40,000,000,000,000

50,000,000,000,000

60,000,000,000,000

Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Grafik 4.3

Perkembangan Investasi di Pulau Jawa Tahun 2007-2018

Sumber: Badan Pusat Statistik

Page 92: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

71

Dari Grafik 4.3 menunjukkan Bahwa yang mendominasi tingginya

penanaman modal asing ada di Provinsi Jawa Timur dan disusul Provinsi

Jawa Barat. Karena nilai investasinya cukup tinggi disebabkan oleh beberapa

proyek pemerintah yang dilakukan di daerah Jawa Barat contohnya proyek

kereta cepat dan toll trans Jawa. Berbeda dengan investasi di Yogyakarta yang

sedikit karena modal asing kebanyakan masuk di Yogyakarta adalah sektor

pariwisata dan nilainya kecil.

d. Tingkat Pendidikan

Dalam penelitian ini data Pendidikan diwakilkan oleh data Jumah

Murid yang berada di wilayah 6 provinsi di Pulau Jawa Tahun 2007-2018.

Data jumlah murid ini meliputi pelajar SD, SMP, SMA. Semakin banyak

orang yang mengenyam pendidikan maka akan berdampak pada penekanan

angka tingkat pengangguran.

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: BPS

Grafik 4.4

Perkembangan Pendidikan di Pulau Jawa Tahun 2007-2018

Page 93: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

72

Dari Grafik 4.4 menunjukkan bahwa minat belajar tertinggi berada di

provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di masing-masing

wilayah memiliki peningkatan namun tidak banyak. Pada daerah tersebut

sudah cukup banyak yang menamatkan sekolah hingga SMA tetapi banyak

pula pada provinsi lainnya yang belum banyak menamatkan sekolah hingga

SMA. Hal ini akan berdampak pada kenaikan Pengangguran di Pulau Jawa.

4.2 Analisis Data

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Pengaruh terhadap

kenaikan pengangguran di Pulau Jawa dari Survey Badan Pusat Statistik

Tahun 2007-2018. Pembahasan akan disajikan melalui analisis deskriptif

antara variabel terikat, dan variabel bebas. Variabel terikatnya dalam

penelitian ini adalah Tingkat Pengangguran, sedangkan variabel bebasnya

dalam penelitian ini adalah Upah Minimum Propinsi (UMP), Penanaman

Investasi dan Pendidikan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder. Hasil statistik data dari variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini setelah dilakukan pengolahan data adalah

sebagai berikut.

Page 94: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

73

Tabel 4.1

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maksimum Rata-

rata

(Mean)

Standar

Deviasi

Pengangguran

(jiwa/tahun)

72 1.000632 2.757118 1.937000 0.441308

UMP

(rupiah/tahun)

72 6.105909 8.201944 6.947140 0.483602

INVESTASI

(rupiah/tahun)

72 15.20180 24.67176 22.36017 2.004508

PENDIDIKAN

(jiwa/tahun)

72 10.11152 13.82949 12.33413 1.003542

Sumber: Badan Pusat Statistik Tahun 2007-2017 (diolah)

Dari hasil statistik deskriptif dapat dilihat besaran nilai rata-rata, nilai

tengah, nilai maksimum, nilai minimum dari Pengangguran, Upah

minimum provinsi, Investasi dan Pendidikan. Jumlah data yang diobservasi

sebanyak 72 pengamatan didapat dari 6 sampel/objek penelitian selama 11

tahun. Dalam waktu 11 tahun nilai rata-rata (mean) sebesar 1.937000

dengan nilai minimum sebesar 1.000632 dan nilai maksimum sebesar

2.757118 serta standar deviasi sebesar 0.441308.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linear

Berganda. Alasan dipilihnya Regresi Linear Berganda dan bukan

merupakan Regresi Non Linear karena data yang digunakan tidak

Page 95: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

74

berpangkat serta distribusi datanya menghasilkan grafik garis bukan

lengkungan seperti pada grafik 4.5:

Grafik 4.5

Grafik Regresi Linear

5.0

7.5

10.0

12.5

15.0

17.5

20.0

22.5

25.0

0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8

PENGANGGURAN

UMP

INVESTASI

PENDIDIKAN

Sumber: Hasil olah data

4.2.1 Penentuan Teknik Analisis Model Data Panel

a. Uji Chow

Uji yang dilakukan pertama yaitu Uji Chow. Uji ini bertujuan untuk

mengetahui apakah sebaiknya model menggunakan common effect

atau fixed effect. Hipotesisnya adalah:

H0 : Common Effect

Ha : Fixed Effect

Page 96: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

75

Apabila hasil probabilitasnya Chi-Squared kurang dari 5%, maka

ditolak, sehingga model menggunakan fixed effect. Hasil dari estimasi

mengguunakan efek spesifikasi fixed adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Uji Chow

Effect Test Statistic d.f Prob.

Cross-Section F 174.065838 (5,63) 0.0000

Sumber: Hasil olah data

Berdasarkan hasil di atas, diketahui probabilitasnya sebesar

0,0000 , dan apabila probabilitasnya <5% (0,05) maka model yang

terbaik adalah fixed effect. Dan pada probabilitas diatas menunjukkan

kurang dari 5% yang berarti model yang dipilih adalah fixed effect.

b. Uji Haussman

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model random

effect lebih baik digunakan daripada fixed effect.

H0 : Random Effect

Ha : Fixed Effect

Apabila hasil probabilitas chi-square lebih dari 5%, maka sebaiknya

model menggunakan random effect. Hasil dari estimasi menggunakan

efek spesifikasi random adalah sebagai berikut:

Page 97: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

76

Tabel 4.3 Hasil Uji Haussman

Test Summary Chi-Sq

Statistic

Chi-Sq d.f Prob.

Cross-Section

Random

7.065797 3 0.0698

Sumber: Hasil olah data

Hasil Probabilitas chi-square sebesar 0,0698 sehingga dapat

disimpulkan bahwa H1 ditolak dan terima H0 model sebaiknya

menggunakan Random Effect Model.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel terikat dan variabel bebas kedua-duanya berdistribusi

normal atau tidak. Pengambilan keputusan dengan Jargue-Bera atau

J-B test yaitu apabila nilai probability > 5%, maka variabel-variabel

tersebut berdistribusi normal.

Grafik 4.6 Grafik Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

14

-0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Series: Standardized Residuals

Sample 2007 2018

Observations 72

Mean 6.17e-18

Median 0.008068

Maximum 0.306089

Minimum -0.231511

Std. Dev. 0.105578

Skewness 0.018514

Kurtosis 2.943438

Jarque-Bera 0.013711

Probability 0.993168

Sumber: Hasil olah data

Page 98: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

77

Berdasarkan uji normalitas di atas, Setelah melakukan logitasi

data maka dihasilkan uji normalitas dengan probabilitas sebesar 0,993168

menunjukkan bahwa prob > 5%, sehingga dapat disimpulkan data

tersebut berdistribusi normal.

4.2.2 Random Effect Model

Berdasarkan uji yang telah dilakukan yakni uji Chow dan uji

Hausman menunjukkan bahwa model data panel yang paling tepat pada

Seluruh Provinsi di Pulau Jawa adalah model random effect. Persamaan

yang didapat dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:

PENGANGGURAN = 5.647667 + -0.401116 UMP + -0.042029

INVESTASI + 0.001274 PENDIDIKAN

Tabel 4.4 Estimasi Hasil Regresi Data Panel

Variabel Coefficient Prob.

C 5.647667 0.0000

UMP -0.401116 0.0000

INVESTASI -0.042029 0.0099

PENDIDIKAN 0.001274 0.9686

R2 0.738474

Adj R2 0.726936

F-Stat 64.00416 0.00000

Sumber: Hasil olah data

Page 99: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

78

Berdasarkan persamaan diatas menunjukkan bahwa Upah Minimum sebesar

-0.401116, artinya bahwa setiap kenaikan Upah Minimum Provinsi 1 persen

akan mengurangi pengangguran sebesar -0.401116 persen dan

probabilitasnya signifikan . Selanjutnya variable Investasi sebesar -0.042029

yang artinya setiap kenaikan Investasi sebesar 1 persen maka akan

mengurangi pengangguran sebesar -0.042029 persen dan probabilitasnya

signifikan. Dan variable pendidikan sebesar 0.001274 yang artinya setiap

kenaikan jumlah partisipasi pendidikan sebesar 1 persen maka akan

menambah pengangguran sebesar 0.001274 persen dan probabilitasnya tidak

signifikan.

4.2.3 Hasil Uji Hipotesis

a. Simultan

Tabel 4.5 Uji F-statistik Seluruh Wilayah

Variabel Coefficient Prob.

F-Stat 64.00416 0.00000

Sumber: Hasil olah data

Berdasarkan hasil analisis menggunakan software Eviews 9,

diperoleh nilai probabilitas F sebesar 0,00000. Dalam taraf signifikansi 5%

maka uji F signifikan karena probabilitasnya kurang dari 5%. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Variabel UMP, Investasi,

dan Pendidikan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

variable dependen/Tingkat Pengangguran.

b. Uji Parsial

Page 100: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

79

Hasil analisis uji parsial menunjukkan bahwa apakah UMP,

Investasi, dan Pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap

Kenaikan Pengangguran. Uji t dilakukan yakni dengan membandingkan

nilai probabilitas t-statistik terhadap tingkat signifikan α = 5%. Oleh

karena itu, sebelum dilakukan pengujian terdapat hipotesis yaitu:

1. H0 : Tidak terdapat pengaruh Upah Minimum Provinsi terhadap Kenaikan

Pengangguran di seluruh provinsi Pulau Jawa Tahun 2007-2018

H1 : Terdapat pengaruh Upah Minimum Provinsi terhadap Kenaikan

Pengangguran di seluruh provinsi Pulau Jawa Tahun 2007-2018

2. H0 : Tidak terdapat pengaruh Investasi terhadap Kenaikan Pengangguran

di seluruh provinsi Pulau Jawa Tahun 2007-2018

H1 : Terdapat pengaruh Investasi terhadap Kenaikan Pengangguran di

seluruh provinsi Pulau Jawa Tahun 2007-2018

3. H0 : Tidak terdapat pengaruh Pendidikan terhadap Kenaikan

Pengangguran di seluruh provinsi Pulau Jawa Tahun 2007-2018

H1 : Terdapat pengaruh Pendidikan terhadap Kenaikan Pengangguran di

seluruh provinsi Pulau Jawa Tahun 2007-2018

Tabel 4.6 Hasil Uji t-Statistik Seluruh Wilayah

Variabel Coefficient Prob.

C 5.647667 0.0000

UMP -0.401116 0.0000

INVESTASI -0.042029 0.0099

PENDIDIKAN 0.001274 0.9686

Sumber: Hasil olah data

Page 101: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

80

Berdasarkan hipotesis di atas, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

a) Nilai probabilitas t-statistik pada Upah Minimum Provinsi (UMP)

sebesar 0.0000 dimana 0.0000 < 0.05 (α = 5%) yang berarti H0

ditolak dan H1 diterima.

b) Nilai probabilitas t-statistik pada Investasi sebesar 0.0099 dimana

0.0099 < 0.05 (α = 5%) yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima.

c) Nilai probabilitas t-statistik pada Pendidikan sebesar 0.9686 dimana

0.9686 > 0.05 (α = 5%) yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak.

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa variable UMP,

Investasi, berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat

Pengangguran, sedangkan Pendidikan berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap Tingkat Pengangguran.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.7 Uji Koefiseien Determinasi (R2) seluruh wilayah

R2 0.738474

Adj R2

0.726936

Sumber: Hasil olah data

Koefisien determinasi adalah uji untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien

determinasi sebesar 0.738474 yang artinya 73,8% dari variasi

pengangguran di Provinsi Pulau Jawa pada tahun 2007-2018 mampu

Page 102: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

81

dijelaskan oleh variabel independen. 2,7 % persen dijelaskan oleh

variabel di luar penelitian ini.

Tabel 4.8 Interpretasi Random Effect Model

Variable Coefficient Ind. Effect Prob

C 5.647667 0.0000

UMP? -0.401116 0.0000

INVESTASI? -0.042029 0.0099

PENDIDIKAN? 0.001274 0.9686

Fixed Effects (Cross)

Banten_C 0.550047 6.197714

Jabar_C 0.330914 5.978581

Jakarta_C 0.535271 6.182938

Jateng_C -0.254307 5.39336

Yogyakarta_C -0.432763 5.214904

Jatim_C -0.729162 4.918505

Sumber: Hasil olah data

Pada pengujian menggunakan model Random Effect dapat

diperoleh persamaan masing-masing provinsi sebagai berikut:

a. Model Persamaan Provinsi Banten

PENGANGGURAN = 6.197714 + -0.401116 UMP + -0.042029

INVESTASI + 0.001274 PENDIDIKAN

Jika terjadi perubahan sebesar 1 persen pada upah minimum, 1

persen pada tingkat Investasi, , serta 1 persen pada pendidikan maka

Page 103: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

82

Provinsi Banten akan mendapat pengaruh individu sebesar 6.197714

persen

b. Model Persamaan Provinsi DKI Jakarta

PENGANGGURAN = 6.182938 + -0.401116 UMP + -0.042029

INVESTASI + 0.001274 PENDIDIKAN

Jika terjadi perubahan sebesar 1 persen pada upah minimum, 1 persen

pada tingkat investasi, serta 1 persen pada pendidikan maka Provinsi DKI

Jakarta akan mendapat pengaruh individu sebesar 6.182938 persen.

c. Model Persamaan Provinsi Jawa Barat

PENGANGGURAN = 5.978581 + -0.401116 UMP + -0.042029

INVESTASI + 0.001274 PENDIDIKAN

Jika terjadi perubahan sebesar 1 persen pada upah minimum, 1

persen pada tingkat Investasi, serta 1 persen pada pendidikan maka

Provinsi Jawa Barat akan mendapat pengaruh individu sebesar 5.978581

persen.

d. Model Persamaan Provinsi Jawa Tengah

PENGANGGURAN = 5.39336 + -0.401116 UMP + -0.042029

INVESTASI + 0.001274 PENDIDIKAN

Jika terjadi perubahan sebesar 1 persen pada upah minimum, 1

persen pada tingkat investasi, serta 1 persen pada tingkat pendidikan maka

Provinsi Jawa Tengah akan mendapat pengaruh individu sebesar 5.39336

persen.

e. Model Persamaan Provinsi DI Yogyakarta

Page 104: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

83

PENGANGGURAN = 5.214904 + -0.401116 UMP + -0.042029

INVESTASI + 0.001274 PENDIDIKAN

Jika terjadi perubahan sebesar 1 persen pada upah minimum, 1

persen pada tingkat investasi, serta 1 persen pada pendidikan maka

Provinsi Yogyakarta akan mendapat pengaruh individu sebesar 5.214904

persen.

f. Model Persamaan Provinsi Jawa Timur

PENGANGGURAN = 4.918505 + -0.401116 UMP + -0.042029

INVESTASI + 0.001274 PENDIDIKAN

Jika terjadi perubahan sebesar 1 persen pada upah minimum, 1

persen pada tingkat investasi, serta 1 persen pada pendidikan maka

Provinsi Jawa Timur akan mendapat pengaruh individu sebesar 4.918505

persen.

4.2.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui dan menguji

kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Pada

penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan yaitu uji multikolinearitas,

heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi.

a. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan menguji apakah model regresi terdapat

korelasi antar variabel bebas atau tidak. Apabila nilainya lebih dari 0,8

maka data tersebut terjadi multikolinieritas.

Page 105: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

84

Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas

Variable UMP INVESTASI PENDIDIKAN

UMP 1.000000 0.400398 -0.090530

INVESTASI 0.400398 1.000000 0.622646

PENDIDIKAN -0.090530 0.622646 1.000000

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews 9

Hasil dari uji multikolinearitas menunjukkan bahwa tidak ada nilai

yang lebih dari 0,8 dapat disimpulkan bahwa tidak ada permasalahan

multikolinearitas pada model yang digunakan dalam penelitian ini.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Hasil regresi dari log residu kuadrat terhadap

seluruh variabel menunjukkan probabilitas lebih dari 0,05. Hal ini berarti

bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model tersebut.

Tabel 4.10 Tes Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: Glejser

Probabilitas

F-Statistic 1.456069 0.2343

Obs*R-squared 4.345982 0.2264

Scaled explaned SS 3.193688

0.3627

Sumber: Data diolah Eviews

Page 106: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

85

Hasilnya dilihat pada probabbilitas Obs*R-squared, Jika probabilitas

> 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasilnya dilihat pada

probabbilitas Obs*R-squared, probabilitasnya > 0,05 maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada waktu atau ruang

sebelumnya.

Tabel 4.11 Uji LM Test/Autokorelasi

Prob

F-Statistic 96.08737 0.0000

Obs R-Squared 53.59386 0.0000

Dari hasil uji diatas dihasilkan, apabila nilai nilai Probabilitas sebesar

0.0000 berarti bahwa data tersebut memiliki masalah autorelasi. Setelah

peneliti melakukan transformasi maka didapat Uji Autokorelasi sebagai

berikut:

Tabel 4.12 Uji LM Test/Autokorelasi setelah transformasi

Prob

F-Statistic 2.775904 0.0697

Obs R-Squared 5.587076 0.0612

Sumber: Data diolah Eviews

Sumber: Data diolah Eviews

Page 107: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

86

4.2.5 Kota dan Kabupaten Per Wilayah

a. Provinsi Banten

Tabel 4.13 Estimasi Provinsi Banten

Variabel Coefficient Prob.

C 15.91856

0.1234

UMP -0.317296 0.2874

INVESTASI -0.093366 0.2673

PENDIDIKAN -0.767737 0.3900

R2 0.807803

Adj R2 0.735729

F-Stat 11.20799 0.003089

Sumber: Hasil olah data

Hasil dari pengujian Provinsi Banten menunjukkan bahwa ketiga

variabel independen memiliki pengaruh terhadap Tingkat Pengangguran,

yakni pada uji F dengan nilai 0.003089, sedangkan angka yang ditunjukkan

pada R2 sebesar 80%. Selanjutnya, ketiga variabel yang diuji dalam uji T,

variabel upah minimum, Investasi, dan Pendidikan berpengaruh negatif dan

tidak signifikan Terhadap Kenaikan Pengangguran

Page 108: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

87

b. Provinsi DKI Jakarta

Tabel 4.14 Estimasi Provinsi DKI Jakarta

Variabel Coefficient Prob.

C 8.247631

0.0057

UMP -0.542428 0.0000

INVESTASI 0.071684 0.1197

PENDIDIKAN -0.303499 0.1233

R2 0.968719

Adj R2 0.956988

F-Stat 82.58168

0.00002

Sumber: Hasil olah data

Hasil dari pengujian Provinsi DKI Jakarta menunjukkan

bahwa ketiga variabel independen memiliki pengaruh terhadap

kenaikan Pengangguran, yakni pada uji F dengan nilai 0.00002,

sedangkan angka yang ditunjukkan pada R2 sebesar 96%.

Selanjutnya, diantara ketiga variabel yang diuji dalam uji T, variabel

Upah Minimum berpengaruh negative dan signifikan, Investasi

berpengaruh posiif dan tidak signifikan sedangkan Pendidikan

berpengaruh negative dan tidak signifikan Terhadap Kenaikan

Pengangguran.

Page 109: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

88

c. Provinsi Jawa Barat

Tabel 4.15 Estimasi Provinsi Jawa Barat

Variabel Coefficient Prob.

C 5.160780

0.0121

UMP -0.209424 0.0893

INVESTASI -0.060515 0.5644

PENDIDIKAN -0.002856 0.9514

R2 0.679489

Adj R2 0.559298

F-Stat 5.653393

0.022381

Sumber: Hasil olah data

Hasil dari pengujian Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa

ketiga variabel independen memiliki pengaruh terhadap kenaikan

Pengangguran, yakni pada uji F dengan nilai 0.022381, sedangkan

angka yang ditunjukkan pada R2 sebesar 67%. Selanjutnya, ketiga

variabel yang diuji dalam uji T, variabel Upah Minimum, Investasi

dan Pendidikan berpengaruh negatif dan tidak signifikan Terhadap

Kenaikan Pengangguran.

Page 110: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

89

d. Provinsi Jawa Tengah

Tabel 4.16 Estimasi Provinsi Jawa Tengah

Variabel Coefficient Prob.

C 5.406003

0.0000

UMP -0.530966 0.0001

INVESTASI 0.004463 0.8369

PENDIDIKAN -0.012140 0.7572

R2 0.950740

Adj R2 0.932267

F-Stat 51.46773

0.000014

Sumber: Hasil olah data

Hasil dari pengujian Provinsi Jawa Tengah menunjukkan

bahwa kelima variabel independen memiliki pengaruh terhadap

kenaikan Pengangguran, yakni pada uji F dengan nilai 0.000014,

sedangkan angka yang ditunjukkan pada R2 sebesar 95%.

Selanjutnya, diantara kelima variabel yang diuji dalam uji T, variabel

Upah Minimum berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap

kenaikan pengangguran.

Page 111: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

90

e. Provinsi DI Yogyakarta

Tabel 4.17 Estimasi Provinsi DI Yogyakarta

Variabel Coefficient Prob.

C 9.914783

0.0013

UMP -0.237703 0.3348

INVESTASI -0.068120 0.0539

PENDIDIKAN -0.524388 0.0865

R2 0.869182

Adj R2 0.820126

F-Stat 17.71795

0.000682

Sumber: Hasil olah data

Hasil dari pengujian Provinsi DI Yogyakarta menunjukkan

bahwa ketiga variabel independen memiliki pengaruh terhadap

kenaikan Pengangguran, yakni pada uji F dengan nilai 0.000682,

sedangkan angka yang ditunjukkan pada R2 sebesar 86%.

Selanjutnya, ketiga variabel yang diuji dalam uji T, variabel Upah

Minimum, Investasi dan Pendidikan berpengaruh negatif dan tidak

signifikan.

Page 112: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

91

f. Provinsi Jawa Timur

Tabel 4.18 Estimasi Provinsi Jawa Timur

Variabel Coefficient Prob.

C 6.0109284

0.4501

UMP -0.201992 0.2099

INVESTASI -0.079068 0.2084

PENDIDIKAN -0.096199 0.8692

R2 0.710876

Adj R2 0.602455

F-Stat 6.556610

0.015070

Sumber: Hasil olah data

Hasil dari pengujian Provinsi Banten menunjukkan bahwa ketiga

variabel independen memiliki pengaruh terhadap kenaikan

Pengangguran, yakni pada uji F dengan nilai 0.015070, sedangkan

angka yang ditunjukkan pada R2 sebesar 71%. Selanjutnya, ketiga

variabel yang diuji dalam uji T, variabel Upah Minimum, Investasi

dan Pendidikan berpengaruh negatif dan tidak signifikan.

Page 113: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

92

4.3 Analisis Ekonomi

4.3.1 Upah Minimum Provinsi Terhadap Pengangguran

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel

Pengangguran berhubungan negatif dan signifikan dengan Jumlah

Pengangguran di seluruh Provinsi di Pulau Jawa, karena dilihat dari jumlah

koefisiennya sebesar -0.401116. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap

peningkatan Upah Minimum akan dapat mengurangi tingkat Pengangguran

di Pulau Jawa. Pada data yang diuji per wilayah variabel Upah Minimum

berpengaruh negatif terhadap pengangguran berada di seluruh wilayah yaitu:

Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan

Jawa Timur.

Argumen ini dikuatkan penelitian terdahulu oleh Nabila Audia Puteri

(2017) yakni bahwa Upah Minimum berpengaruh negatif dengan tingkat

pengangguran. Serta penelitian dari Herniwati Retno Handayani (2019)

menyatakan hal yang sama bahwa Variabel upah minimum mempunyai

pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka.

Artinya, kenaikan upah minimum akan menurunkan tingkat pengangguran.

Dan diperkuat dengan penelitian oleh Hans-Jörg Schmerer (2014) yang

menyatakan bahwa upah berpengaruh kepada ekuilibrium pengangguran.

Rangga Pramudjasi, Juliansyah, Diana Lestari (2019) menyatakan sependapat

bahwa Upah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat

pengangguran.

Page 114: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

93

Kesejahteraan tenaga kerja terus ditingkatkan untuk memacu peningkatan

produktivitas dalam produksi. Pada perkembangannya Pemerintah di tiap

daerah terus meningkatkan nilai upah pekerja, terbukti dalam hasil data

menunjukkan peningkatan dari tahun 2007-2018 di Pulau Jawa. Upah

tertinggi juga berada di Pulau Jawa karena Pulau Jawa merupakan letak

dimana adanya pusat perekonomian serta banyaknya angkatan kerja yang

menetap di Pulau Jawa. Agar tidak terjadi ketidakmampuan perusahaan untuk

membiayai upah yang ditetapkan maka Upah yang ditetapkan harus

sebanding dengan kemampuan perusahaan serta tenaga kerja juga harus

sebanding dengan kebutuhan yang diperlukan.

Dilihat dari uji Autokorelasinya bahwa terjadi autokorelasi ini terjadi juga

bahwa ada variabel yang memiliki korelasi dengan variabel lainnya,

terkhusus bahwa adanya korelasi Antara upah minimum dengan variabel

investasi. Hubungan ini berarti bahwa setiap kenaikan upah minimum akan

berdampak pada jumlah investor yang akan masuk. Kemampuan investor

akan melihat kemampuan dari upah yang diberikan, apabila tidak kuat untuk

membiayai maka investor yang dating pun akan berkuran.

4.3.2 Investasi Terhadap Pengangguran

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Investasi

berhubungan negative dan signifikan dengan Tingkat Pengangguran di

seluruh Provinsi di Pulau Jawa, karena dilihat dari jumlah koefisiennya

sebesar -0.042029. Hal Ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan pada

Investasi akan mengurangi tingkat Pengangguran di Pulau Jawa. Pada data

yang diuji per wilayah variabel Investasi berpengaruh negatif di seluruh

Page 115: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

94

Provinsi di Pulau Jawa yaitu: Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa

Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur.

Argumen ini dikuatkan penelitian terdahulu oleh Vasile Alecsandru

Strata, Adriana Davidescu, Andreea Maria Paul, Ceko (2014) bahwa

masuknya investasi langsung asing memiliki dampak yang signifikan

terhadap tingkat pengangguran. Wahyu Aditama Putra (2018) bahwa

Investasi secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap

pengangguran. Berarti semakin tinggi investasi, pengangguran akan

menurun. Ciaran Driver, Jair Muñoz-Bugarin (2010) Mengatakan bahwa

adanya hubungan negatif antara investasi dan keseimbangan pengangguran,

implikasinya maka adalah bahwa pangsa tenaga kerja harus meningkat

dengan investasi.Dan juga menurut Teori Neo Klasik Makin cepat

perkembangan investasi ketimbang laju pertumbuhan penduduk, makin cepat

perkembangan volume stok kapital rata-rata per tenaga kerja.

Dari perkembangannya dari tahun 2007-2018 Investasi

menunjukkan peningkatan per tahun di setiap wilayahnya, Jawa Timur dan

Jawa Timur merupakan investasi tertinggi di Pulau Jawa dan DKI Jakarta

sebagai pusat perekonomian menududuki peringkat ketiga. Dikutip dari

Statistik Jakarta bahwa nilai PMA DKI lebih rendah daripada PMDN karena

nilai kurs yang berubah-ubah Dan adanya penurun khususnya di bidang

perumahan, industri dan pergudangan karena wilayah di Jakarta sudah tidak

cukup lagi untuk menampungnya. Jawa Timur memiliki nilai investasi paling

tinggi didominasi oleh peningkatan investasi pada PMDN, serta dikutip dari

jawapos.com menurut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa

Page 116: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

95

dikutip menegaskan, investasi unggulan Jatim ada di sector Industri,

pertanian, perikanan, dan Pariwisata. Kemudian sector Pertambangan, energi

hingga bermacam sector dari 38 Kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur.

Serta penulis mengharapkan wilayah lain dapat berkaca pada Jawa Timur

untuk mengembangkan penanaman investasi dalam negerinya, serta dapat

memanfaatkan potensi alam dan bonus demografi agar pengangguran dapat

terserap.

4.3.3 Pendidikan Terhadap Pengangguran

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Pendidikan

berhubungan positif dengan Tingkat Pengangguran di seluruh Provinsi di

Pulau Jawa, karena dilihati dari jumlah koefisiennya sebesar 0.001274. Maka

dapat diartikan bahwa setiap kenaikan Pendidikan akan menambah tingkat

Pengangguran di Pulau Jawa. Pada data yang diuji per wilayah Pendidikan

berpengaruh positif dengan tingkat pengangguran terjadi di Wilayah Banten,

DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sedangkan Tingkat Pendidikan

berpengaruh negatif dengan tingkat pengangguran berada di wilayah, DI

Yogyakarta dan Jawa Timur

Argumen ini dikuatkan penelitian terdahulu oleh Anggun Kembar

Sari (2013) bahwa tingkat pendidikan berpengaruh signifikan yang positif

terhadap pengangguran terdidik di Sumatera Barat. Dimana setiap 1%

kenaikan tingkat pendidikan terjadi peningkatan pengangguran terdidik

sebesar 0.873%. Imarotus Suaidah dan Hendry Cahyono (2013) menemukan

bahwa tingkat pengangguran dipengaruhi oleh tingkat pendidikan terutama

lulusan SMA/Aliyah di Kabupaten Jombang. Lulusan SMA/aliyah yang

Page 117: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

96

bertambah mempengaruhi besarnya tingkat pengangguran. Dalam

penelitiannya menemukan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap

tingkat pengangguran, dimana setiap 1% kenaikan tingkat pendidikan terjadi

peningkatan tingkat pengagguran sebesar 1.159%. Rangga Pramudjasi,

Juliansyah, Diana Lestari (2019) menunjukkan Pendidikan berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran. Juga dengan Indra

Suhendra, Bayu Hadi Wicaksono (2016) Variabel tingkat pendidikan rasio

SMA (TPSMA) berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran.

Artinya kenaikan tingkat pendidikan TPSMA tidak berpengaruh signifikan

dalam peningkatan tingkat pengangguran. Markus Klein (2015) bahwa

kualifikasi lulusan sekolah kejuruan memiliki risiko pengangguran relatif

lebih rendah dibandingkan sekolah-lulusan dengan pendidikan umum.

Caroline, Hall (2015) mengatakan bahwa bahwa memperluas sekolah

menengah atas dengan isi umum lebih dapat memiliki efek negatif dalam hal

tingkat yang lebih tinggi putus sekolah dan, sebagai hasilnya, hasil pasar

tenaga kerja yang lebih buruk diantara siswa lemah. Pendidikan memainkan

kunci dalam membentuk kemampuan untuk menyerap teknologi modern dan

untuk mengembangkan kapasitas seseorang agar tercipta pertumbuhan serta

pembangunan yang berkelanjutan (Todaro dan Smith, 2004, terjemahan Haris

Munandar, 2004).

Dan Perkembangan Tingkat Pendidikan dari tahun 2007-2018

menunjukkan bahwa jumlah murid yang diproksikan sebagai variabel

pendidikan yang memiliki jumlah terbanyak terdapat di provinsi Jawa Barat,

Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tetapi pada Jawa Tengah dan Jawa Timur

Page 118: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

97

terjadi penurunan di setiap tahunnya. Nilai positif pada koefisien pendidikan

terjadi karena kebutuhan lapangan pekerjaan yang diperlukan adalah tenaga

terampil dan siap kerja. Angka pendidikan tidak tinggi di 3 provinsi lainnya

karena kebutuhan pekerjaan tidak cukup diambil dari kelulusan tingkat SMA

karena keilmuan yang belum siap dengan dunia kerja. Kebutuhan terbanyak

adalah siswa dengan kelulusan akhir pada tingkat SMK dan Perguruan

Tinggi, Maka diperlukan perluasan kelas ataupun motivasi untuk menempuh

pendidikan pada Sekolah Kejuruan ataupun perguruan Tinggi. Penelitian

yang dihasilkan tidak menunjukkan signifikan bahwa Pemerintah tidak harus

membangun pendidikan dengan mencetak kelulusan pada SMA saja. Tugas

pemerintah pusat, daerah, dan instansi-instanti pendidikan terkait saat ini

adalah bagaimana mengembalikan mereka ke bangku-bangku sekolah yang

sebelumnya mereka tinggalkan. Dan juga membangun pelajar yang terampil

dan siap kerja. Sehingga terciptanya Sumber daya manusia yang berkualitas

dan penyerapan tenaga kerja dapat maksimal.

Page 119: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

98

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan berupa

jawaban-jawaban dari permasalahan penelitian yang dikemukakan

sebelumnya. Bab ini juga berisi saran-saran yang sifatnya membangun

sebagai solusi dari permasalahan yang dikemukakan.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh antara variabel Upah Minimum Provinsi (UMP)

yang diwakilkan oleh X1 dengan variabel dependen Tingkat

Pengangguran di Pulau Jawa Pada Tahun 2007-2018.

2. Ivestasi yang diwakilkan oleh X2 menyatakan terdapat pengaruh

terhadap Tingkat Pengangguran di Pulau Jawa Pada Tahun 2007-

2018.

3. Pendidikan yang diwakilkan oleh X3 menyatakan bahwa tidak

terdapat pengaruh terhadap Tingkat Pengangguran di Pulau Jawa

pada Tahun 2007-2018.

4. Upah Minimum Provinsi, Investasi dan Pendidikan secara bersama-

sama memiliki pengaruh terhadap Tingkat Pengangguran di Pulau

Jawa periode Tahun 2007-2018.

Page 120: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

99

5.2 Saran

1. Bagi Pemerintah

Upah Minimum Provinsi (UMP) Yang tinggi cukup untuk

mengurangi / menekan angka pengangguran karena dari upah yang

tinggi akan menambah pendapatan pekerja dan menambah kualitas

pekerjanya itu sendiri sehingga menambah poduktivitas industri dan

akan terus menambah tenaga kerja. Tetapi angka UMP juga harus

terkontrol dengan baik oleh Pemerintah.

Investasi sangat mampu untuk mengurangi tingkat pengangguran.

Dan hal ini harus didukung oleh pemerintah yaitu dengan

mempermudah izin dan menekan biaya-biaya tambahan lainnya agar

tidak membebani faktor produksinya. Pemerintah juga harus

mendukung penanaman modal dalam negeri karena untuk memacu

daya saing, kemampuan dan ketahanan dalam negeri untuk

memperluas lapangan pekerjaan.

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang disertai dengan

pembangunan karakter serta membentuk kemampuan dan keahlian

untuk bersaing. Hal ini yang harus ditingkatkan khususnya

pemerintah adalah mengambangkan sekolah kejuruan agar

meningkatkan skill dari sumber daya manusia tersebut serta

memberikan motivasi kepada anak dan orangtua. Dengan begitu

angkatan kerja akan terserap dengan mudah karena kemampuan yang

dibutuhkan sudah terpenuhi.

2. Bagi Civitas Akademika

Page 121: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

100

Untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti terkait tingkat

Pengangguran harus lebih menggambarkan kondisi pengangguran di

Pulau Jawa. Serta penyebab sebagian besar para pelajar tidak

melanjutkan pendidikannya.

5.3 Keterbatasan Penelitian

1. Penggunaan data cross-section yang relatif sedikit dikarenakan

jumlah Propinsi di Pulau Jawa hanya sejumlah 6 Provonsi, sehingga

jumlah observasi data panel hanya ada 72 observasi.

2. Pembahasan bersifat makro jadi perlu pendalaman materi yang cukup.

3. Data masih terpecah di sumber lain, sehingga peneliti melakukan

penggabungan beberapa sumber tersebut terlebih dahulu.

Page 122: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

101

DAFTAR PUSTAKA

Adam Antonis, Thomas Moutos. Minimum wages, inequality and

unemployment. (Jerman: 2006).

Aditama Putra, Wahyu. Pengaruh Inflasi dan Investasi terhadap

Pengangguran di Provinsi Jawa Timur Tahun 1992-2011. Surabaya,

Journal 2018

Alecsandru Strata V, dkk. FDI and The Unemployment - A Causality Analysis

for The Latest EU Member. (Ceko:2014)

Alghofari, F. 2010. Analisis Tingkat Pengangguran di Indonesia Tahun 1980-

2007. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Andra.Teori Inflasi,Strukturalis, Keynes https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-

makro/teori-inflasi/ . diakses pada 20 September 2019.

Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: UPP STIM

YKPN.

Audia Putri, Nabila. Analisis Pengangguran Terbuka Di Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2013-2016 (Yogyakarta, Journal 2017)

Bambang Wijayanta & Aristanti Widyaningsih, Ekonomi & Akuntansi:

Mengasah Kemampuan Ekonomi, (Jakarta: PT. Grafindo Media

Pratama, 2007) ,hal. 112-113.

BPS (Badan Pusat Statistik).

https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/917 diakses pada

29 November 2018

Page 123: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

102

BPS (Badan Pusat Statistik). 2013. Bps.go.id

BPS (Badan Pusat Statistik).2014. Bps.go.id

BPS (Badan Pusat Statistik).2015. Bps.go.id

Badan Pusat Statistik.

https://www.bps.go.id/statictable/2014/09/15/981/tingkat-

pengangguran-terbuka--tpt--menurut-provinsi--1986---2018.html

diakses pada 29 November 2018

BKPM.https://www.bkpm.go.id/images/uploads/file_siaran_pers/Narasi_In

donesia_TW_II_2018_Final.pdf

Chow, Mohammad Shafiur Rahman. (2013). Determinants of Unemployment

in Bangladesh: A Case Study. Developing Country Studies . Vol.4,

No.3

Driver, Ciaran. Capital investment and unemployment in Europe: Neutrality

or not?. London, Journal 2010

Ekonomi, Ilmu. Teori Inflasi, Teori Keynes, dan Teori Strukturalis

https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2019/01/teori-inflasi-teori-

kuantitas-teori-keynes-dan-teori-strukturalis.html . diakses pada 20

September 2019

Ehrenberg, Ronald G. dan Smith, Robert S., 1998. “Modern Labor

Economics: Theory and Public Policy,” dalam Abdul Haris R.,

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Industri Tenun Sutera di

Page 124: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

103

Kabupaten Wajo. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Hasanuddin, Makassar. 2013, hal. 20-21

Engla Desnim Silvia, dkk, ―Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, dan

Inflasi di Indonesia‖, Jurnal Kajian Ekonomi,Vol. I, No. 02 Januari

2013,hlm. 224

Ety R. dkk, Metodologi Penelitian Bisni: Dengan Aplikasi SPSS, (2007),

h.138

Fischer, Stanley, dkk. 2004. Makroekonomi. Jakarta: PT Media Global

Edukasi.

Gajimu. https://gajimu.com/gaji/gaji-minimum/faq diakses pada 7

November 2018

Gujarati, Damodar N, Dawn C. Porter. 2013. Dasar-Dasar Ekonometrika.

Jakarta: Salemba Empat.

Hall, Caroline. Does more general education reduce the risk of future

unemployment? Evidence from an expansion of vocational upper

secondary education. Sweden, Journal 2015

Haryani, Sri, 2002. Hubungan Industrial di Indonesia. Yogyakarta: UPP AMP

YKPN.

Herlan Firmansyah, dkk., Advanced Learning Economics 2 for Grade XI

Social Sciences Programme, (Bandung: Grafindo Media Pratama,

2014), hal. 149-150.

Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika (Jakarta: PT

Bumi Aksara,2011), h.287

Page 125: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

104

Husni. Lalu, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Edisi Revisi.

Jakara: PT Raja Grafindo Sejahtera 2003

Hoover, Kevin. D, 2008. Phillips Curve.

http://www.econlib.org/library/Enc/PhillipsCurve.html

Indonesia Investmen. https://www.indonesia-

investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-

indonesia/item254? diakses pada 29 November 2018

Irawan Gita, Menteri Hanif Ungkap Tiga Masalah Tenaga Kerja di Indonesia,

Tribunnews.com,

http://www.tribunnews.com/nasional/2018/05/01/menteri-hanif-

ungkap-tiga-masalah-tenaga-kerja-di-indonesia, 21 Juni 2018.

Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2003) hal. 254-255

Iqbal Hasan. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi

Aksara.

John M. Echols dan Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris Indonesia An

EnglishIndonesia Dictionary. Jakarta : PT. Gramedia.

Kata data.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/23/penganggura

n-indonesia-tertinggi-3-di-asean diakses pada 29 November 2018

Page 126: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

105

Kembar Sari, Anggun. Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pertumbuhan,

Ekonomi, dan Upah Terhadap Pengangguran Terdidik di Sumatera

Barat. Padang, Journal 2013

Keynes, JM. 1936. “The General Theory of Employment, Interest and

Money”

Khairunnisaa, Sri Hartoyoa, Lukytawati Anggraeni. Determinan Angka

Partisipasi Sekolah SMP di Jawa Barat (Bogor, Journal 2014)

Klein, Markus. Capital investment and unemployment in Europe: Neutrality

or not?. London, Journal 2010

Kuncoro, Murdrajat. 2006. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Penerbit

Salemba

Mankiw, G., Quah, E. & Wilson, P. (2013). Pengantar Ekonomi Mikro, Edisi

Asia (Volume 2). Jakarta: Salemba Empat ISBN 978-981-4384-85-8

Mankiw, N. Greorgy. 2000. Teori Makor Ekonomi. Edisi Keempat. Alih

Bahasa: Imam Nurmawam. Jakarta: Erlangga

Mankiw, N. Gregory. 2012. Makroekonomi. Jakarta: Erlangga

Muana Nanga, Makro Ekonomi: TEORI, MASALAH DAN KEBIJAKAN,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2005) hlm. 241.

Moch. Doddy Ariefianto, Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan

menggunakan Eviews (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 148.

Nordhaus dan Samuelson. 2004. Ilmu Makro Ekonomi. Jakarta: Media Global

Edukasi.

Page 127: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

106

Peraturan, Perundang-undangan Nomor 78 / 2015 Pasal 44 Ayat 2

Pramudjasi Rangga, dkk. Pengaruh jumlah penduduk dan pendidikan serta

upah terhadap pengangguran di kabupaten paser. Samarinda,

Journal 2019

Prasaja, Mukti (2013). Pengaruh investasi asing, jumlah penduduk, inflasi

terhadap pengangguran terdidik di Jawa Tengah periode tahun 1980-

2011. Economics development Analysis Journal. Vol.2, No.3.

Republika Indonesia, Undang-Undang

Retno Hendayani, Herniwati, 2019. Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk,

Pendidikan, Upah Minimum, dan PDRB terhadap Tingkat

Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Tengah. (Semarang,

Journal 2019)

Riley, Geoff, 2012. The Phillips Curve.

http://tutor2u.net/economics/revision-notes/a2-macro-phillips-

curve.html

Sarwono, Jonathan. Statistik Multivarian Aplikasi untuk Riset Skripsi.

Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2013.

Schmerer, Hans-Jörg. Foreign direct investment and search unemployment:

Theory and evidence. Germany, Journal 2014

Sistem Informasi,Kemdikbud. 2017. http://apkapm.data.kemdikbud.go.id/

diakses pada 23 September 2019

Page 128: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

107

Sofyan Yamin, Lien, A Rachmah, Heri Kurniawan. 2011. Regresi dan

Korelasi dalam Genggaman Anda. Jakarta: Salemba Empat

Suaidah, Imarotus, dkk. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat

Pengangguran di Kabupaten Jombang. Surabaya, Journal 2013

Sudarwan Danim, Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Perilaku, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2007), cetakan ke-4, hal.115

Suhendra, Indra, dkk. Tingkat Pendidikan, Upah, Inflasi dan Pertumbuhan

Ekonomi Terhadap Pengangguran di Indonesia. Banten, Journal

2016.

Sukirno, Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan. Jakarta : LPEF-UI Bima

Grafika.

Sukirno, sadono, 2000. Makro Ekonomi Modern, Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sukirno, Sadono, 2002. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga,

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2007. Makro Ekonomi Modern; Perkembangan Pemikiran

dari Klasik hingga Keynesian baru. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada.

Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS

(Yogyakarta: CV. Andi Offdet, 2011), h. 239.

Sumaryadi, I Nyoman, 2010, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan

Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Citra Utama

Page 129: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

108

Tika, Moh. Pabundu. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: PT Bumi Aksara,

2006.

Todaro, Michael P, 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi

Ketujuh, Terjemahan Haris Munandar, Jakarta: Erlangga.

Todaro, Michael, P dan Smith, Stephen, C. (2004). Pembangunan Ekonomi

Dunia Ketigs.Jakarta: Erlangga.

Todaro, Michael, P dan Smith, Stephen, C. (2006). Pembangunan

Ekonomi.Jakarta: Erlangga.

Trending Economics. https://id.tradingeconomics.com/country-

list/unemployment-rate?continent=asia diakses pada 29 November

2018

Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Upah_minimum diakses pada

tanggal 3 Desember 2018

Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi diakses pada tanggal 3

Desember 2018

Zariah, Nurul, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi

Aksara, 2007

Page 130: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

109

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Penelitian Pengangguran, UMP, INVESTASI,

PENDIDIKAN di Pulau Jawa Tahun 2007-2018

Tahun Provinsi PENGANGGURAN UMP INVESTASI PENDIDIKAN

2007 Banten 15.75 746.5 1777300000 127048

2008 Banten 15.18 837 2466800000 133952

2009 Banten 14.97 917.5 5793700000 145590

2010 Banten 13.68 955.3 7396700000 135066

2011 Banten 13.74 1000 6470300000 141976

2012 Banten 9.94 1042 7833800000 149972

2013 Banten 9.54 1170 7728900000 146757

2014 Banten 9.07 1325 10115900000 149485

2015 Banten 9.55 1600 13251896400 150883

2016 Banten 8.92 1784 15338400000 150883

2017 Banten 9.28 1931.18 18189400000 154814

2018 Banten 8.52 2099.385 3858100000 185259

2007 Jakarta 12.57 900.56 8894900000 182906

2008 Jakarta 12.16 972.604 11764900000 177617

2009 Jakarta 12.15 1069.865 15204600000 172834

2010 Jakarta 11.05 1118.009 11027800000 161400

2011 Jakarta 11.69 1290 14080500000 152496

2012 Jakarta 9.67 1529.15 12647800000 161400

2013 Jakarta 8.63 2200 8345600000 153054

2014 Jakarta 8.47 2441 22320900000 142966

2015 Jakarta 7.23 2700 19132125000 206753

2016 Jakarta 6.12 3100 15615100000 165279

2017 Jakarta 7.14 3355.75 51857300000 171640

2018 Jakarta 6.24 3648.035 12577800000 166666

2007 Jabar 13.08 516.84 12674800000 479441

2008 Jabar 12.08 568.193 6841700000 261380

2009 Jabar 10.96 628.191 6659300000 24625

2010 Jabar 10.33 671.5 17491800000 481361

2011 Jabar 9.96 732 15033700000 488966

2012 Jabar 9.08 780 15594700000 533864

2013 Jabar 9.16 850 16131000000 604132

2014 Jabar 8.45 1000 25288900000 519307

2015 Jabar 8.72 1312.355 32011567800 547671

2016 Jabar 8.89 2250 35831100000 644854

2017 Jabar 8.22 1420.624 43533500000 671077

Page 131: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

110

2018 Jabar 8.17 1544.36 15703800000 707428

2007 Jateng 7.70 500 377200000 781469

2008 Jateng 7.35 547 1471900000 308029

2009 Jateng 7.33 575 2725700000 822139

2010 Jateng 6.21 660 854500000 869120

2011 Jateng 7.07 675 2912800000 896686

2012 Jateng 5.61 765 6038600000 932874

2013 Jateng 6.01 830 13057900000 950053

2014 Jateng 5.68 910 14065000000 456877

2015 Jateng 4.99 1160 16261114600 1014073

2016 Jateng 4.63 1265 25101200000 394564

2017 Jateng 4.57 1367 22238500000 402804

2018 Jateng 4.51 1486.065 7766600000 406323

2007 Yogyakarta 6.10 500 33900000 36760

2008 Yogyakarta 5.38 586 49700000 35760

2009 Yogyakarta 6.00 700 41000000 34379

2010 Yogyakarta 5.69 745.694 14900000 34035

2011 Yogyakarta 4.39 808 4000000 55513

2012 Yogyakarta 3.90 892.66 418900000 33204

2013 Yogyakarta 3.24 947.114 313400000 49514

2014 Yogyakarta 3.33 988.5 768800000 47877

2015 Yogyakarta 4.07 1108.249 451466800 51371

2016 Yogyakarta 2.72 1235.7 968200000 54067

2017 Yogyakarta 3.02 1337.645 331100000 55262

2018 Yogyakarta 3.35 1454.154 543000000 55400

2007 Jatim 6.79 448.5 3414300000 500197

2008 Jatim 6.42 500 3235400000 508256

2009 Jatim 5.08 570 4712800000 511053

2010 Jatim 4.25 630 9853300000 458676

2011 Jatim 5.38 705 10999500000 456438

2012 Jatim 4.11 745 23819100000 505939

2013 Jatim 4.30 866.25 38245200000 495317

2014 Jatim 4.19 1000 39934500000 464721

2015 Jatim 4.47 1150 38083194200 432429

2016 Jatim 4.21 1283 48272600000 523500

2017 Jatim 4.00 1388 46611200000 535612

2018 Jatim 3.99 1508.894 9908300000 534902

Page 132: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

111

Lampiran 2: Data Penelitian Pengangguran, UMP, INVESTASI,

PENDIDIKAN di Pulau Jawa Tahun 2007-2018 (Setelah LN)

Tahun Provinsi PENGANGGURAN UMP INVESTASI PENDIDIKAN

2007 Banten 2.76 6.62 21.30 11.75

2008 Banten 2.72 6.73 21.63 11.81

2009 Banten 2.71 6.82 22.48 11.89

2010 Banten 2.62 6.86 22.72 11.81

2011 Banten 2.62 6.91 22.59 11.86

2012 Banten 2.30 6.95 22.78 11.92

2013 Banten 2.26 7.06 22.77 11.90

2014 Banten 2.20 7.19 23.04 11.91

2015 Banten 2.26 7.38 23.31 11.92

2016 Banten 2.19 7.49 23.45 11.92

2017 Banten 2.23 7.57 23.62 11.95

2018 Banten 2.14 7.65 22.07 12.13

2007 Jakarta 2.53 6.80 22.91 12.12

2008 Jakarta 2.50 6.88 23.19 12.09

2009 Jakarta 2.50 6.98 23.44 12.06

2010 Jakarta 2.40 7.02 23.12 11.99

2011 Jakarta 2.46 7.16 23.37 11.93

2012 Jakarta 2.27 7.33 23.26 11.99

2013 Jakarta 2.15 7.70 22.85 11.94

2014 Jakarta 2.14 7.80 23.83 11.87

2015 Jakarta 1.98 7.90 23.67 12.24

2016 Jakarta 1.81 8.04 23.47 12.02

2017 Jakarta 1.97 8.12 24.67 12.05

2018 Jakarta 1.83 8.20 23.26 12.02

2007 Jabar 2.57 6.25 23.26 13.08

2008 Jabar 2.49 6.34 22.65 12.47

2009 Jabar 2.39 6.44 22.62 10.11

2010 Jabar 2.33 6.51 23.58 13.08

2011 Jabar 2.30 6.60 23.43 13.10

2012 Jabar 2.21 6.66 23.47 13.19

2013 Jabar 2.21 6.75 23.50 13.31

2014 Jabar 2.13 6.91 23.95 13.16

2015 Jabar 2.17 7.18 24.19 13.21

2016 Jabar 2.18 7.72 24.30 13.38

2017 Jabar 2.11 7.26 24.50 13.42

2018 Jabar 2.10 7.34 23.48 13.47

2007 Jateng 2.04 6.21 19.75 13.57

2008 Jateng 2.00 6.30 21.11 12.64

2009 Jateng 1.99 6.35 21.73 13.62

Page 133: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

112

2010 Jateng 1.83 6.49 20.57 13.68

2011 Jateng 1.96 6.51 21.79 13.71

2012 Jateng 1.72 6.64 22.52 13.75

2013 Jateng 1.79 6.72 23.29 13.76

2014 Jateng 1.74 6.81 23.37 13.03

2015 Jateng 1.61 7.06 23.51 13.83

2016 Jateng 1.53 7.14 23.95 12.89

2017 Jateng 1.52 7.22 23.83 12.91

2018 Jateng 1.51 7.30 22.77 12.91

2007 Yogyakarta 1.81 6.21 17.34 10.51

2008 Yogyakarta 1.68 6.37 17.72 10.48

2009 Yogyakarta 1.79 6.55 17.53 10.45

2010 Yogyakarta 1.74 6.61 16.52 10.44

2011 Yogyakarta 1.48 6.69 15.20 10.92

2012 Yogyakarta 1.36 6.79 19.85 10.41

2013 Yogyakarta 1.18 6.85 19.56 10.81

2014 Yogyakarta 1.20 6.90 20.46 10.78

2015 Yogyakarta 1.40 7.01 19.93 10.85

2016 Yogyakarta 1.00 7.12 20.69 10.90

2017 Yogyakarta 1.11 7.20 19.62 10.92

2018 Yogyakarta 1.21 7.28 20.11 10.92

2007 Jatim 1.92 6.11 21.95 13.12

2008 Jatim 1.86 6.21 21.90 13.14

2009 Jatim 1.63 6.35 22.27 13.14

2010 Jatim 1.45 6.45 23.01 13.04

2011 Jatim 1.68 6.56 23.12 13.03

2012 Jatim 1.41 6.61 23.89 13.13

2013 Jatim 1.46 6.76 24.37 13.11

2014 Jatim 1.43 6.91 24.41 13.05

2015 Jatim 1.50 7.05 24.36 12.98

2016 Jatim 1.44 7.16 24.60 13.17

2017 Jatim 1.39 7.24 24.57 13.19

2018 Jatim 1.38 7.32 23.02 13.19

Lampiran 3: Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Date: 05/09/20

Time: 16:27

Sample: 2007 2018

PENGANGGUR

AN UMP INVESTASI PENDIDIKAN Mean 1.937000 6.947140 22.36017 12.33413

Median 1.972321 6.901972 23.02701 12.18440

Page 134: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

113

Maximum 2.757118 8.201944 24.67176 13.82949

Minimum 1.000632 6.105909 15.20180 10.11152

Std. Dev. 0.441308 0.483602 2.004508 1.003542

Skewness -0.095347 0.546281 -1.589554 -0.490983

Kurtosis 2.084076 2.897142 5.275812 2.215685

Jarque-Bera 2.625844 3.612816 45.85813 4.738223

Probability 0.269033 0.164243 0.000000 0.093564

Sum 139.4640 500.1941 1609.932 888.0575

Sum Sq. Dev. 13.82745 16.60480 285.2817 71.50383

Observations 72 72 72 72

Lampiran 4: Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

14

-0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Series: Standardized Residuals

Sample 2007 2018

Observations 72

Mean 6.17e-18

Median 0.008068

Maximum 0.306089

Minimum -0.231511

Std. Dev. 0.105578

Skewness 0.018514

Kurtosis 2.943438

Jarque-Bera 0.013711

Probability 0.993168

Lampiran 5: Common Effect Model

Dependent Variable: PENGANGGURAN?

Method: Pooled Least Squares

Date: 05/09/20 Time: 16:36

Sample: 1 12

Included observations: 12

Cross-sections included: 6

Total pool (balanced) observations: 72 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. UMP? -0.021661 0.083892 -0.258196 0.7970

INVESTASI? 0.103225 0.038958 2.649683 0.0100

PENDIDIKAN? -0.018410 0.056156 -0.327833 0.7440 R-squared 0.059388 Mean dependent var 1.937000

Adjusted R-squared 0.032124 S.D. dependent var 0.441308

S.E. of regression 0.434162 Akaike info criterion 1.209975

Sum squared resid 13.00626 Schwarz criterion 1.304836

Log likelihood -40.55911 Hannan-Quinn criter. 1.247740

Durbin-Watson stat 0.138697

Page 135: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

114

Lampiran 6: Fixed Effect Model

Dependent Variable: PENGANGGURAN?

Method: Pooled Least Squares

Date: 05/09/20 Time: 16:37

Sample: 1 12

Included observations: 12

Cross-sections included: 6

Total pool (balanced) observations: 72 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.732639 0.458900 12.49213 0.0000

UMP? -0.398935 0.043034 -9.270291 0.0000

INVESTASI? -0.045640 0.016010 -2.850645 0.0059

PENDIDIKAN? -0.000298 0.032764 -0.009091 0.9928

Fixed Effects (Cross)

BANTEN--C 0.553535

JABAR--C 0.338574

JAKARTA--C 0.540802

JATENG--C -0.253878

JATIM--C -0.429841

YOGYAKARTA--C -0.749192 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.942765 Mean dependent var 1.937000

Adjusted R-squared 0.935497 S.D. dependent var 0.441308

S.E. of regression 0.112081 Akaike info criterion -1.422729

Sum squared resid 0.791410 Schwarz criterion -1.138145

Log likelihood 60.21823 Hannan-Quinn criter. -1.309435

F-statistic 129.7164 Durbin-Watson stat 1.545236

Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 7: Uji Chow (Common/Fixed)

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: PROVINSI

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 174.065838 (5,63) 0.0000

Cross-section Chi-square 194.084873 5 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: PENGANGGURAN?

Method: Panel Least Squares

Date: 05/09/20 Time: 16:40

Sample: 1 12

Page 136: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

115

Included observations: 12

Cross-sections included: 6

Total pool (balanced) observations: 72 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.774150 1.017479 2.726494 0.0081

UMP? -0.287561 0.126288 -2.277024 0.0259

INVESTASI? 0.132511 0.038777 3.417298 0.0011

PENDIDIKAN? -0.146130 0.071267 -2.050475 0.0442 R-squared 0.152083 Mean dependent var 1.937000

Adjusted R-squared 0.114674 S.D. dependent var 0.441308

S.E. of regression 0.415234 Akaike info criterion 1.134006

Sum squared resid 11.72454 Schwarz criterion 1.260487

Log likelihood -36.82421 Hannan-Quinn criter. 1.184358

F-statistic 4.065495 Durbin-Watson stat 0.218802

Prob(F-statistic) 0.010214

Lampiran 8: Random Effect Model

Dependent Variable: PENGANGGURAN?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 05/09/20 Time: 16:41

Sample: 1 12

Included observations: 12

Cross-sections included: 6

Total pool (balanced) observations: 72

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.647667 0.480822 11.74585 0.0000

UMP? -0.401116 0.042689 -9.396258 0.0000

INVESTASI? -0.042029 0.015829 -2.655239 0.0099

PENDIDIKAN? 0.001274 0.032255 0.039486 0.9686

Random Effects (Cross)

BANTEN--C 0.550047

JABAR--C 0.330914

JAKARTA--C 0.535271

JATENG--C -0.254307

JATIM--C -0.432763

YOGYAKARTA--C -0.729162 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 0.407150 0.9296

Idiosyncratic random 0.112081 0.0704 Weighted Statistics R-squared 0.738474 Mean dependent var 0.153443

Adjusted R-squared 0.726936 S.D. dependent var 0.220805

S.E. of regression 0.115383 Sum squared resid 0.905295

Page 137: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

116

F-statistic 64.00416 Durbin-Watson stat 1.334654

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared -0.359907 Mean dependent var 1.937000

Sum squared resid 18.80404 Durbin-Watson stat 0.064255

Lampiran 9: Uji Haussman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: PROVINSI

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 7.065797 3 0.0698

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. UMP? -0.398935 -0.401116 0.000030 0.6883

INVESTASI? -0.045640 -0.042029 0.000006 0.1333

PENDIDIKAN? -0.000298 0.001274 0.000033 0.7848

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: PENGANGGURAN?

Method: Panel Least Squares

Date: 05/09/20 Time: 16:42

Sample: 1 12

Included observations: 12

Cross-sections included: 6

Total pool (balanced) observations: 72 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.732639 0.458900 12.49213 0.0000

UMP? -0.398935 0.043034 -9.270291 0.0000

INVESTASI? -0.045640 0.016010 -2.850645 0.0059

PENDIDIKAN? -0.000298 0.032764 -0.009091 0.9928 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.942765 Mean dependent var 1.937000

Adjusted R-squared 0.935497 S.D. dependent var 0.441308

S.E. of regression 0.112081 Akaike info criterion -1.422729

Sum squared resid 0.791410 Schwarz criterion -1.138145

Log likelihood 60.21823 Hannan-Quinn criter. -1.309435

F-statistic 129.7164 Durbin-Watson stat 1.545236

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 138: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

117

Lampiran 10 : Regresi Random Effect

Dependent Variable: PENGANGGURAN

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 05/09/20 Time: 16:48

Sample: 2007 2018

Periods included: 12

Cross-sections included: 6

Total panel (balanced) observations: 72

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. UMP -0.401116 0.042689 -9.396258 0.0000

INVESTASI -0.042029 0.015829 -2.655239 0.0099

PENDIDIKAN 0.001274 0.032255 0.039486 0.9686

C 5.647667 0.480822 11.74585 0.0000 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 0.407150 0.9296

Idiosyncratic random 0.112081 0.0704 Weighted Statistics R-squared 0.738474 Mean dependent var 0.153443

Adjusted R-squared 0.726936 S.D. dependent var 0.220805

S.E. of regression 0.115383 Sum squared resid 0.905295

F-statistic 64.00416 Durbin-Watson stat 1.334654

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared -0.359907 Mean dependent var 1.937000

Sum squared resid 18.80404 Durbin-Watson stat 0.064255

Lampiran 11: Uji Multikolinearitas (NILAI KORELASI)

Uji Corelation

UMP INVESTASI PENDIDIKAN UMP 1.000000 0.400398 -0.090530

INVESTASI 0.400398 1.000000 0.622646

PENDIDIKAN -0.090530 0.622646 1.000000

Page 139: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

118

Lampiran 12: Uji Heteroskedastisitas (Glejser)

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 1.456069 Prob. F(3,68) 0.2343

Obs*R-squared 4.345982 Prob. Chi-Square(3) 0.2264

Scaled explained SS 3.193688 Prob. Chi-Square(3) 0.3627

Test Equation:

Dependent Variable: ARESID

Method: Least Squares

Date: 05/09/20 Time: 17:01

Sample: 1 72

Included observations: 72 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.093164 0.524446 2.084417 0.0409

UMP -0.094683 0.065094 -1.454571 0.1504

INVESTASI 0.035926 0.019987 1.797489 0.0767

PENDIDIKAN -0.072720 0.036733 -1.979680 0.0518 R-squared 0.060361 Mean dependent var 0.341759

Adjusted R-squared 0.018906 S.D. dependent var 0.216079

S.E. of regression 0.214027 Akaike info criterion -0.191476

Sum squared resid 3.114915 Schwarz criterion -0.064995

Log likelihood 10.89314 Hannan-Quinn criter. -0.141124

F-statistic 1.456069 Durbin-Watson stat 0.736357

Prob(F-statistic) 0.234291

Lampiran 13: Uji Autokorelasi (LM Test)

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 96.08737 Prob. F(2,66) 0.0000

Obs*R-squared 53.59386 Prob. Chi-Square(2) 0.0000

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 05/09/20 Time: 17:02

Sample: 1 72

Included observations: 72

Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. UMP 0.059802 0.065207 0.917119 0.3624

INVESTASI -0.038220 0.020157 -1.896071 0.0623

PENDIDIKAN 0.068980 0.036921 1.868309 0.0662

C -0.417768 0.527071 -0.792622 0.4308

RESID(-1) 0.778671 0.120604 6.456431 0.0000

Page 140: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

119

RESID(-2) 0.117304 0.123719 0.948151 0.3465 R-squared 0.744359 Mean dependent var -3.92E-16

Adjusted R-squared 0.724992 S.D. dependent var 0.406367

S.E. of regression 0.213104 Akaike info criterion -0.174421

Sum squared resid 2.997270 Schwarz criterion 0.015302

Log likelihood 12.27914 Hannan-Quinn criter. -0.098892

F-statistic 38.43495 Durbin-Watson stat 1.574169

Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 14: Uji Autokorelasi (Transformasi melalui Diferensiasi Pertama)

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.775904 Prob. F(2,65) 0.0697

Obs*R-squared 5.587076 Prob. Chi-Square(2) 0.0612

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 05/09/20 Time: 17:15

Sample: 2 72

Included observations: 71

Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(UMP) -0.002274 0.045149 -0.050367 0.9600

D(INVESTASI) -0.005327 0.014808 -0.359717 0.7202

D(PENDIDIKAN) 0.006963 0.025324 0.274943 0.7842

C -0.000302 0.015735 -0.019215 0.9847

RESID(-1) -0.285600 0.126764 -2.253006 0.0276

RESID(-2) 0.002058 0.125507 0.016401 0.9870 R-squared 0.078691 Mean dependent var -3.91E-19

Adjusted R-squared 0.007821 S.D. dependent var 0.132977

S.E. of regression 0.132456 Akaike info criterion -1.124411

Sum squared resid 1.140399 Schwarz criterion -0.933198

Log likelihood 45.91657 Hannan-Quinn criter. -1.048371

F-statistic 1.110361 Durbin-Watson stat 1.992987

Prob(F-statistic) 0.363635

Page 141: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

120

Lampiran 15: Grafik

5.0

7.5

10.0

12.5

15.0

17.5

20.0

22.5

25.0

0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8

PENGANGGURAN

UMP

INVESTASI

PENDIDIKAN

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.817887 Prob. F(2,34) 0.0737

Obs*R-squared 5.971942 Prob. Chi-Square(2) 0.0505

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 01/17/20 Time: 14:00

Sample: 1 42

Included observations: 42

Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. UMP -0.047806 0.089826 -0.532212 0.5980

INFLASI 0.061700 0.077413 0.797021 0.4310

PMA 0.004150 0.037462 0.110776 0.9124

PMDN 0.013824 0.037442 0.369218 0.7143

PENDIDIKAN 1.259273 1.368718 0.920038 0.3640

C -5.211059 5.708105 -0.912923 0.3677

RESID(-1) 0.362306 0.186146 1.946357 0.0599

RESID(-2) 0.169421 0.186337 0.909220 0.3696 R-squared 0.142189 Mean dependent var -1.64E-15

Adjusted R-squared -0.034419 S.D. dependent var 0.183888

S.E. of regression 0.187026 Akaike info criterion -0.345497

Sum squared resid 1.189274 Schwarz criterion -0.014512

Log likelihood 15.25544 Hannan-Quinn criter. -0.224178

F-statistic 0.805111 Durbin-Watson stat 2.031999

Prob(F-statistic) 0.588919

Lampiran 15: Regresi Provinsi Banten

Dependent Variable: PENGANGGURAN

Method: Least Squares

Date: 05/11/20 Time: 16:22

Sample: 2007 2018

Included observations: 12 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. UMP -0.317296 0.278433 -1.139581 0.2874

INVESTASI -0.093366 0.078301 -1.192399 0.2673

PENDIDIKAN -0.767737 0.844692 -0.908896 0.3900

C 15.91856 9.245263 1.721807 0.1234 R-squared 0.807803 Mean dependent var 2.415951

Adjusted R-squared 0.735729 S.D. dependent var 0.242483

S.E. of regression 0.124654 Akaike info criterion -1.065349

Sum squared resid 0.124309 Schwarz criterion -0.903714

Log likelihood 10.39210 Hannan-Quinn criter. -1.125193

F-statistic 11.20799 Durbin-Watson stat 1.161458

Prob(F-statistic) 0.003089

Lampiran 16: Regresi Provinsi DKI Jakarta

Dependent Variable: PENGANGGURAN

Method: Least Squares

Date: 05/09/20 Time: 17:38

Sample: 2007 2018

Included observations: 12

Page 142: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

121

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. UMP -0.542428 0.038404 -14.12417 0.0000

INVESTASI 0.071684 0.041158 1.741681 0.1197

PENDIDIKAN -0.303499 0.176197 -1.722493 0.1233

C 8.247631 2.203195 3.743487 0.0057 R-squared 0.968719 Mean dependent var 2.211311

Adjusted R-squared 0.956988 S.D. dependent var 0.268830

S.E. of regression 0.055753 Akaike info criterion -2.674556

Sum squared resid 0.024868 Schwarz criterion -2.512921

Log likelihood 20.04734 Hannan-Quinn criter. -2.734400

F-statistic 82.58168 Durbin-Watson stat 2.795866

Prob(F-statistic) 0.000002

Lampiran 17: Regresi Provinsi Jawa Barat

Dependent Variable: PENGANGGURAN

Method: Least Squares

Date: 05/09/20 Time: 17:40

Sample: 2007 2018

Included observations: 12 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. UMP -0.209424 0.108324 -1.933300 0.0893

INVESTASI -0.060515 0.100672 -0.601107 0.5644

PENDIDIKAN -0.002856 0.045425 -0.062871 0.9514

C 5.160780 1.597981 3.229563 0.0121 R-squared 0.679489 Mean dependent var 2.266863

Adjusted R-squared 0.559298 S.D. dependent var 0.153561

S.E. of regression 0.101942 Akaike info criterion -1.467627

Sum squared resid 0.083137 Schwarz criterion -1.305991

Log likelihood 12.80576 Hannan-Quinn criter. -1.527470

F-statistic 5.653393 Durbin-Watson stat 1.016960

Prob(F-statistic) 0.022381

Lampiran 18: Regresi Provinsi Jawa Tengah

Dependent Variable: PENGANGGURAN

Method: Least Squares

Date: 05/09/20 Time: 17:41

Sample: 2007 2018

Included observations: 12 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. UMP -0.530966 0.078968 -6.723835 0.0001

INVESTASI 0.004463 0.020984 0.212696 0.8369

PENDIDIKAN -0.012140 0.037940 -0.319983 0.7572

C 5.406003 0.668187 8.090550 0.0000 R-squared 0.950740 Mean dependent var 1.769371

Adjusted R-squared 0.932267 S.D. dependent var 0.197529

Page 143: ANALISIS KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, INVESTASI, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51426/1/Hady... · dan Bisnis sekaligus teman pertama di kampus yang

122

S.E. of regression 0.051408 Akaike info criterion -2.836844

Sum squared resid 0.021142 Schwarz criterion -2.675209

Log likelihood 21.02107 Hannan-Quinn criter. -2.896688

F-statistic 51.46773 Durbin-Watson stat 3.402307

Prob(F-statistic) 0.000014

Lampiran 19: Regresi Provinsi DI Yogyakarta

Dependent Variable: PENGANGGURAN

Method: Least Squares

Date: 05/09/20 Time: 17:42

Sample: 2007 2018

Included observations: 12 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. UMP -0.237703 0.231607 -1.026321 0.3348

INVESTASI -0.068120 0.030171 -2.257768 0.0539

PENDIDIKAN -0.524388 0.268434 -1.953510 0.0865

C 9.914783 2.039754 4.860774 0.0013 R-squared 0.869182 Mean dependent var 1.413450

Adjusted R-squared 0.820126 S.D. dependent var 0.284657

S.E. of regression 0.120728 Akaike info criterion -1.129358

Sum squared resid 0.116601 Schwarz criterion -0.967722

Log likelihood 10.77615 Hannan-Quinn criter. -1.189201

F-statistic 17.71795 Durbin-Watson stat 1.859408

Prob(F-statistic) 0.000682

Lampiran 20: Regresi Provinsi Jawa Timur

Dependent Variable: PENGANGGURAN

Method: Least Squares

Date: 05/09/20 Time: 17:42

Sample: 2007 2018

Included observations: 12 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. UMP -0.201992 0.148159 -1.363345 0.2099

INVESTASI -0.079068 0.057783 -1.368371 0.2084

PENDIDIKAN -0.096199 0.565772 -0.170031 0.8692

C 6.019284 7.581514 0.793942 0.4501 R-squared 0.710876 Mean dependent var 1.545053

Adjusted R-squared 0.602455 S.D. dependent var 0.184506

S.E. of regression 0.116333 Akaike info criterion -1.203513

Sum squared resid 0.108268 Schwarz criterion -1.041877

Log likelihood 11.22108 Hannan-Quinn criter. -1.263356

F-statistic 6.556610 Durbin-Watson stat 1.711535

Prob(F-statistic) 0.015070