Analisis Kemiskinan, Pembangunan Manusia, …bimakab.go.id/files/Analisis kemiskinan dan...
Transcript of Analisis Kemiskinan, Pembangunan Manusia, …bimakab.go.id/files/Analisis kemiskinan dan...
Analisis dan Tinjauan Perekonomian Kabupaten Bima, 2011-2012
- 73 -
Analisis Kemiskinan, Pembangunan Manusia, Kesempatan Kerja dan Pengangguran
5.1. Analisis Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu masalah pelik yang masih dihadapi baik
di tingkat kabupaten/kota, propinsi maupun nasional pada umumnya. Dalam rangka
menuntaskan kemiskinan, pada Rapat Koordinasi Kesehatan tingkat Provinsi NTB
Wakil Gubernur NTB, Ir. Badrul Munir, MM. memaparkan 4 pilar strategis
penanggulangan kemiskinan di NTB dengan menggunakan model klaster. Strategi
tersebut meliputi : Perlindungan dan bantuan sosial berbasis rumah tangga;
Pemberdayaan masyarakat berbasis KelompokMasyarakat (POKMAS);
Pengembangan usaha UMKM berbasis unit usaha; serta Program pendukung
berbasis wilayah. Pemerintah Kabupaten Bima untuk tahun 2011 telah menetapkan
target penurunan angka kemiskinan sebesar 1,5%. Pelaksanaan ke empat pilar
tersebut oleh Pemerintah Kabupaten Bima telah menyebabkan terjadinya
penurunan signifikan angka kemiskinan, dari 19,41% tahun 2010 menjadi 18,33%
tahun 2011. Penurunan ini juga akibat stabilnya harga kebutuhan pokok dan
membaiknya pendapatan masyarakat miskin. Adapun trend perkembangan
kemiskinan sebagaimana tampak dalam grafik 5.1 berikut.
Analisis dan Tinjauan Perekonomian Kabupaten Bima, 2011-2012
- 74 -
Sumber : BPS NTB, berbagai edisi
Grafik 5.1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bima
(2007-2011)
Berdasarkan grafik 5.1 di atas pada tahun 2007 tingkat kemiskinan di
Kabupaten Bima mencapai 25,12%, terus mengalami penurunan menjadi 21,79%
pada tahun 2008, kemudian mengalami penurunan tahun 2009 menjadi 20,42%
menurun cukup signifikan pada tahun 2010 menjadi 19,41% dan pada tahun 2011
penurunan mencapai 18,33 %. Terjadinya penurunan pada tahun 2011 disebabkan
meningkatnya pendapatan riil masyarakat miskin akibat : efektifnya program anti
kemiskinan lintas bidang, stabilnya harga sembilan bahan pokok serta semakin
banyaknya upaya perlindungan terhadap masyarakat miskin, baik di bidang
pendidikan, kesehatan maupun infrastruktur. Keberhasilan Pemerintah Kabupaten
Bima menekan angka kemiskinan ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan
pembangunan terutama dalam hal penanggulangan kemiskinan yang dijabarkan
dalam APBD tiap tahunnya. Bupati Bima H. Ferry Zulklarnain, ST selalu
mengingatkan SKPD untuk selalu mensingkronisasikan berbagai program kegiatan
dalam rangka penanggulangan kemiskinan”, makanya tidak berlebihan jika
pemerintah daerah sekarang mampu memberikan dampak positif pembangunan
Analisis dan Tinjauan Perekonomian Kabupaten Bima, 2011-2012
- 75 -
pada penurunan angka kemiskinan.
Keseriusan pemerintah daerah di bawah kendali H. Ferry Zulkarnain, ST
untuk menekan angka kemiskinan bisa dibilang tidak main-main. Pada beberapa
sektor prioritas seperti bidang ekonomi, membawa dampak yang cukup
komprehensif terhadap berbagai kebijakan penanggulan kemiskinan. Kebijakan
penanggulangan kemiskinan harus berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang
memperluas lapangan pekerjaan”, demikian kata Bupati Bima H.Ferry Zulkarnain, ST.
“Disektor-sektor strategis seperti sektor pertanian, industri kecil dan jasa
perdagangan harus mampu menyerap tenaga kerja. Begitu juga terus diupayakan
pemberdayaan dan perlindungan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan dan
memenuhi kebutuhan dasar minumum”.
Pada bidang ekonomipun dilakukan kegiatan pemberdayaan ekonomi lintas
sektoral (pertanian, perdagangan, Kredit Usaha Kecil Menengah (KUKM), dan Sosial).
Disamping itu yang tidak kalah pentingnya adalah pembangunan Desa, seperti
Alokasi Dana Desa (ADD), subsidi pada badan usaha Milik Desa (BUMDes),
pembangunan infrastruktur desa dan transmigrasi. Juga pemberian sarana produksi
dan permodalan kepada masyarakat miskin dan peningkatan kapasitas masyarakat
seperti pelatihan dan bantuan promosi dan pemasaran
Grafik 5.2
Perbandingan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Bima dan Provinsi NTB (2007 - 2011)
Analisis dan Tinjauan Perekonomian Kabupaten Bima, 2011-2012
- 76 -
Bila dibandingkan trend penurunan kemiskinan Kabupaten Bima dan
Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagaimana terlihat pada grafik 5.2 di atas, tampak
bahwa Kabupaten Bima memiliki prestasi yang sangat bagus jika ditarik
perbandingan dari kondisi tahun 2007. Bahkan jika dinilai dari sejak Pemerintahan
Bupati Ferry Zulkarnain awal 2005 dimana kemiskinan Kabupaten Bima sebesar
24,93% dan provinsi 25,92%, maka penurunan Kabupaten Bima menjadi 18,33%
tahun 2011 jauh lebih baik daripada angka kemiskinan provinsi NTB sebesar
19,73%. Namun demikian, Pemerintah harus terus berupaya keras menurunkan
angka kemiskinan sampai titik terendah sebagai wujud nyata komitmen
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang menjadi visi daerah. Sebab
kesejahteraan adalah inti dan tujuan dari pembangunan itu sendiri. Program
terobosan harus terus dilakukan dengan mengedepankan program lokal spesifik
untuk melengkapi program nasional yang ada saat ini.
Menurunnya kemiskinan tersebut tidak terlepas dari adanya perbaikan Nilai
Tukar Petani (NTP) yang menunjukan daya tukar (term of trade) dari produk
pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Dengan demikian, tampak bahwa kondisi kemiskinan di Kabupaten Bima masih
relatif besar dan sangat rentan terhadap perubahan harga komoditi pangan dan non
pangan yang menjadi kebutuhan hidup mereka. Sedangkan apabila dilihat dalam
aspek wilayah, sebagian besar yang miskin tinggal di desa dan berprofesi dibidang
pertanian dalam arti luas seperti pertanian, perkebunan, perikanan, nelayan dan
sejenisnya. Sementara di bidang perdagangan kecil dan usaha informal juga terbelit
masalah kemiskinan, karena disamping skalanya kecil, juga tidak dapat mencukupi
kebutuhannya.
Keterbatasan sarana dan prasarana, sedikitnya lapangan usaha dan
kesempatan kerja dan semakin berkurangnya sumber daya yang diperoleh langsung
dari alam, menjadikan mereka tetap bergelut dengan kemiskinan. Secara spesifik
sebabnya adalah : rendahnya kualitas SDM, rendahnya produktivitas, sempitnya
lahan produktif, budaya yang masih mengabaikan waktu, Akses terhadap modal
terbatas, jiwa wirausaha yang lemah, tidak memiliki keterampilan serta rendahnya
Analisis dan Tinjauan Perekonomian Kabupaten Bima, 2011-2012
- 77 -
kreatifitas meningkatkan/menciptakan nilai tambah.
Analisis dan Tinjauan Perekonomian Kabupaten Bima, 2011-2012
- 78 -
BOKS 5.1
Gambaran Umum Program Penanggulangan Kemiskinan dari APBN 1. Program Beras Miskin (Raskin). Secara umum program ini cukup membantu masyarakat
mendapatkan beras yang relatif murah. Namun ada masalah dalam penyalurannya di tiap desa. Raskin diatur oleh kepala desa meskipun telah ditetapkan dengan ketat juklak dan juknisnya. Jatah penerima dikurangi dan uang bayar raskin tidak disampaikan kepada dolog oleh aparat desa. Secara umum program ini menghadapi masalah terkait masih cukup tingginya tunggakan raskin.
2. Program Jamkesmas/ Jamkesda. Program in sangat membantu masyarakat miskin yang
menghadapi masalah kesehatan. Banyak orang miskin yang terbantu oleh program ini. Hanya saja diperlukan penyuluhan yang intensif sehingga semua orang miskin mendapatkan fasilitas ini. Sayangnya program ini belum meng-cover persalinan yang umumnya dikeluhkan oleh pasien keluarga miskin.
3. Program Keluarga Harapan. Program ini cukup membantu wanita yang berusaha
produkitf. Meskipun demikian ada juga beberapa sasaran yang tidak tepat karena dananya tidak digunakan untuk usaha produktif. Pada tahun 2011 jumlah dana untuk Program Keluarga Harapan sebesar Rp. 14.903.750.000,- sementara tahun 2012 Rp. 8.236.620.000 penggunaan dana tersebut diperuntukan bagi rumah tanga sangat miskin.
4. Program PNPM Mandiri Pedesaan diarahkan untuk prasarana umum, prasarana
pendidikan, prasarana kesehatan dan simpan pinjaman kelompok perempuan. Secara rinci meliputi kegiatan pembangunan : saluran irigasi, perkerasan jalan, rabat beton jalan, perkerasan jalan, MCK, air bersih perpipaan, saluran drainase, gedung sekolah, beronjong, bea siswa, listrik pedesaan dan simpan pinjam kelompok perempuan. Program ini dilaksanakan oleh BPMD. Total anggaran TA 2010 sebesar 22 milyar dan 2011 sebesar 19,2 milyar sementara tahun 2012 sebesar 19,8 milyar. Program ini dilaksanakan di Kecamatan Sape, Wera, Lambu, Monta, Belo, Donggo, Ambalawi dan Sanggar mencakup 80 desa
Hasil Quick Survey Tim selama April- Oktober 2012 di beberapa Kecamatan di Kabupaten Bima (Bag. Administrasi Perekonomian Setda)
Analisis dan Tinjauan Perekonomian Kabupaten Bima, 2011-2012
- 79 -
BOKS 5.2
Gambaran Kemiskinan di Desa- Desa Kabupaten Bima
Secara kasat mata orang miskin umumnya memiliki pendapatan yang sangat rendah dan tidak tetap. Kemampuan memenuhi kebutuhan makan saja hanya 1 kali atau 2 kali sehari. Kondisi rumahnya juga memprihatinkan, belum lagi keadaan sanitasi, wc maupun penerangan dalam rumahnya juga keadaannya hampir sama.
Keluarga miskin ini umumnya memiliki anak cukup banyak. Ia bekerja sekitar 12 jam sehari. Bapak mengambil kayu di hutan, ibu mengurus rumah tangga. Tidak memiliki sawah, pengetahuannya terbatas karena tidak mampu membaca dan menulis. Inilah potret kemiskinan di desa. Pemerintah telah menyalurkan bantuan secara rutin. Jatah raskin tetap mendapat bagian. BLT juga demikian. Jamkesmas dilayani. Namun, acapkali lebih banyak menunggu. Sikap mental mandiri dan hidup dengan lebih bermartabat masih jauh dari harapannya.
Hasil observasi dan wawancara di beberapa kecamatan menunjukkan sebagian besar masyarakat Bima tidak memiliki sawah dan lahan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat yang tinggal di pesisir sepanjang Kecamatan Soromandi ternyata tidak lebih dari separuhnya berprofesi sebagai nelayan. Namun lebih banyak yang keluar desanya untuk berusaha mencari peluang usaha di daerah lain di luar NTB. Desa- desa di Kecamatan Ambalawi maupun Wera juga menghadapi persoalan sempitnya lahan untuk bercocok tanam, sementara usaha perkebuhan dan ternak juga menghadapi kendala.
Demikian juga dengan kondisi wilayah dan masyarakat di wilayah langgudu, monta yang sangat bergantung pada kondisi alam laut dan curah hujan. Kegagalan panen yang menimpa masyarakat di pedesaan akhir- akhir ini bila tidak ditangani dengan segera akan menyebabkan pembengkakan angka kemiskinan di Bima.
Tekanan penduduk yang semakin berat dan pernikahan usia muda di desa di tengah sulitnya mencari nafkah menjadi sulit untuk mengatasi kemiskinan secara permanen. Program –program ekonomi produktif masih belum mencukupi untuk mengatasi kemiskinan, terutama terkait besaran modal atau bantuan diberikan per kepala keluarga. Indikasi ketidaktepatan sasaran dari setiap program antikemiskinan belum mendapat perhatian yang serius untuk segera ditangani. Hasil Quick Survey Tim selama April- Oktober 2012 di beberapa Kecamatan di Kabupaten Bima (Bag. Administrasi Perekonomian Setda)
5.2. Analisis Pembangunan Manusia
IPM Kabupaten Bima terus mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar
65,74 sementara NTB sebesar 66,23. Upaya peningkatan IPM sangat membutuhkan
pembangunan di berbagai bidang yang terpadu dan berkelanjutan. Pembangunan
sosial- budaya dan ekonomi harus berjalan secara bersamaan dan saling mendukung
satu sama lain. Kendati IPM Kabupaten Bima terus mengalami peningkatan namun
peringkatnya di NTB pada tahun 2007 masih berada pada urutan 6 dari 9
Kabupaten/kota yang ada.
Analisis dan Tinjauan Perekonomian Kabupaten Bima, 2011-2012
- 80 -
5.3. Analisis Kesempatan Kerja dan Pengangguran
5.3.1. Analisis Kesempatan Kerja
Angka resmi tingkat pengangguran umumnya menggunakan indikator
pengangguran terbuka, yaitu jumlah angkatan kerja yang secara sungguh-sungguh
tidak bekerja sama sekali dan sedang mencari kerja pada saat survei dilakukan.
Sementara yang setengah pengangguran dan penganggur terselubung tidak dihitung
dalam angka pengangguran terbuka, karena mereka masih menggunakan waktu
produktifnya selama seminggu untuk bekerja meskipun tidak sampai 35 jam penuh.
Apabila dilihat dari jumlah pencari kerja yang tercatat pada Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bima dari tingkat pendidikan SD sebanyak 885
orang, SMP sebanyak 684 orang, berpendidikan SMTA sebanyak 1.075 orang dan
perguruan tinggi, yaitu sekitar 6.871 orang yang terdiri dari D.I dan D.II sebanyak
574 orang, D.III sebanyak 1.600 orang, S1 sebanyak 4.639 orang dan S2 sebanyak 58
orang.diploma III dan sarjana (S1). Dengan demikian,total pencari kerja adalah
sebesar 9.515 orang (BPS, Bima Dalam Angka 2012) Sempitnya lapangan kerja di
Kabupaten Bima tidak terlepas dari masih rendahnya potensi ekonomi yang
dimanfaatkan terutama pada sektor pertanian dan industri. Adapun penyerapan
tenaga kerja yang baru lebih banyak mengandalkan sektor jasa pemerintahan
melalui kebijakan pemerintah pusat mengangkat tenaga honor daerah menjadi PNS
dimana selama 2005 s/d 2010 diperkirakan mencapai lebih dari 5.000 orang.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam analisis ketenagakerjaan adalah
berkaitan dengan rasio beban tanggungan atau burden of dependency ratio. Yang
dimaksud dengan dependency ratio adalah beban yang ditanggung oleh penduduk
produktif terhadap penduduk tidak produktif. Oleh karena itu, semakin banyak
penduduk produktif yang tidak bekerja, maka dengan sendirinya akan meningkatkan
beban tanggungan. Kondisi ini juga banyak ditemukan di Kabupaten Bima di mana
masyarakatnya tinggal di wilayah pedesaan yang mana laki-laki muda banyak tidak
bekerja demikian pula dengan wanitanya.
Masalah–masalah ketenagakerjaan di Kabupaten Bima yang paling menonjol
antara lain :
Analisis dan Tinjauan Perekonomian Kabupaten Bima, 2011-2012
- 81 -
1. Rendahnya minat tenaga kerja untuk menciptakan lapangan kerja baru melalui
kegiatan wirausaha, terutama tamatan dari sekolah kejuruan maupun SMA.
2. Kurangnya inovasi di bidang pertanian, industri dan sektor jasa dalam
meningkatkan investasi padat tenaga kerja.
3. Tenaga kerja berpendidikan sarjana umumnya bekerja sebagai setengah
penganggur karena memasuki bidang yang tidak sesuai dengan keahliannya dan
bekerja kurang dari 36 jam per minggu.
4. Minimnya investasi dan pabrik yang dapat menampung tenaga kerja skala besar.
5. Tidak seimbangnya antara permintaan dan penawaran tenaga kerja, yang
disebabkan oleh kualifikasi sarjana di Kabupaten Bima didominasi oleh ilmu–
ilmu sosial dibandingkan ilmu–ilmu eksakta yang lebih bersifat aplikatif.
6. Hambatan budaya yang lebih memandang PNS sebagai pekerjaan prestisius,
sehingga mematikan kreatifitas untuk bekerja di luar sektor jasa pemerintahan.
5.3.2. Tingkat Pengangguran
Besar kecilnya angka pengangguran sangat dipengaruhi oleh tingkat
pertumbuhan dan kinerja ekonomi daerah secara keseluruhan, disamping
pertumbuhan angkatan kerja. Selama tahun 2011 tingkat pengangguran di
Kabupaten Bima sebesar 5,13%, sementara tingkat pengangguran di tingkat
provinsi NTB sebesar 5,33% mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Pebruari 2011 yang mencapai sekitar
5,35%. Sementara itu jumlah PekerjaTidak Penuh (bekerja kurang dari 35 jam dalam
seminggu) mencapai 811.170 orang atau sekitar 37,16 persen dari total angkatan
kerja yang sedang bekerja
Rendahnya tingkat pengangguran tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya
pertumbuhan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, bangunan, transportasi dan
telekomunikasi dan jasa-jasa. Artinya aktivitas kerja para tenaga kerja sudah mulai
beralih dan tidak selalu menggantungkan diri pada sektor pertanian. Kerja
bangunan, proyek padat karya, usaha bisnis, usaha jasa sosial kemasyarakatan dan
perorangan.
Analisis dan Tinjauan Perekonomian Kabupaten Bima, 2011-2012
- 82 -
Apabila diperhatikan dengan seksama hubungan pertumbuhan sektor dan
penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bima, maka hanya beberapa sektor yang
berpengaruh signifikan dalam penyerapan tenaga kerja, seperti Pertanian, Bangunan,
industri pengolahan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Keuangan dan Jasa- jasa.
Peran pertumbuhan sektor listrik, gas dan air (LGA) serta Pengangkutan dan
Komunikasi secara langsung dalam menyerap tenaga kerja tidaklah signifikan. Jadi
perannya hanya mendorong atau menarik pertumbuhan sektor lainnya dalam
penyerapan tenaga kerja baru.
Rendahnya tingkat pengangguran di Kabupaten Bima tidak terlepas dari
terus meningkatnya pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun dan semakin
efektifnya beberapa program pengangguran yang diprogramkan dalam APBD
Kabupaten maupun program nasional.
5.3.3. Upah Tenaga Kerja Pemberian Upah tenaga kerja di Kabupaten Bima belum sepenuhya mengikuti
Upah Minimum Provinsi. Upah Minimum Provinsi (UMP) Tahun 2011 ditetapkan
sebesar Rp. 950.000 per bulan dan menjadi patokan untuk upah Kabupaten Bima di
mana telah diperhitungkan kebutuhan fisik minimum. Tahun 2011 kabupaten Bima
menetapkan Upah Minimum Kabupaten sebesar Rp. 1.050.000. Sementara
untuk tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Bima telah mengajukan rekomendasi
kepada Pemerintah Provinsi untuk menetapkan Upah Minimum Kabupaten Bima
sebesar Rp. 1.123.500 dimana kenaikannya 7 % dimana Upah minimum propinsi
ditetapkan sebesar Rp. 1.000.00 per bulan untuk tenaga pengalaman nol tahun.
Penetapan kenaikan ini lebih didasarkan pada kebutuhan akan masuknya investor di
Kabupaten Bima. Jika dilakukan perhitungan pada kehidupan lajang diperoleh Rp.
1.792.000, kenaikan Upah Minimum Kabupaten 5-12 % adalah hal yang wajar.
Sementara dari hasil observasi di beberapa wilayah Kabupaten Bima diperoleh
informasi bahwa untuk sektor pertanian, upah per hari berkisar antara Rp. 20.000-
30.000 atau paling rendah Rp. 600.000- per bulan apabila menggunakan seluruh
waktunya untuk bekerja sebagai buruh tani. Sementara untuk sektor bangunan dan
Analisis dan Tinjauan Perekonomian Kabupaten Bima, 2011-2012
- 83 -
konstruksi , seorang pekerja profesional yang tukang batu dibayar sekitar Rp. 60.000
– 80.000 per hari atau Rp. 1.800.000 – Rp. 2.400.000 per bulan. Upah untuk pekerja
di sektor perdagangan, masih relatif lebih rendah yakni take home pay Rp 200-250
ribu per bulan di mana pekerja yang bersangkutan telah ditanggung kebutuhan
makanan. Sedangkan untuk sektor jasa pendidikan, misalnya, guru honor, maupun
dosen, masih sangat rendah yaitu sebesar Rp. 300.000 – Rp. 600.000,- per bulan.
Kendatipun demikian, masyarakat Bima umumnya memiliki pekerjaan lain sehingga
dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pada dasarnya banyak tenaga kerja yang
bekerja rangkap khususnya setelah hari libur atau pulang kerja.
5.3.4. Pendapatan dari Tenaga Kerja Luar Negeri (Remmitance)
Berdasarkan Kajian Ekonomi Regional NTB yang diterbitkan Bank Mataram
(2011) bawa perkembangan jumlah pengiriman Tenaga Kerja Indonesia asal NTB
yang disalurkan bekerja di luar negeri mengalami peningkatan. Sepanjang triwulan
IV-2011, jumlah TKI asal NTB yang dikirim tercatat mencapai 11.762 orang, turun
hingga 13,84% dibanding periode sebelumnya yang mencapai 13.652 orang.
Sepanjang Triwulan II-2012 jumlah TKI yang berangkat tercatat sebanyak 6.272
orang, terkontraksi cukup signifikan hingga 70,53% dibandingkan pada periode yang
samatahun lalu mencapai 21.283 orang. Pulihnya pengiriman TKI tersebut
dipengaruhi faktor musiman (pasca hari raya Idul Fitri). Negara tujuan para TKI asal
Nusa Tenggara Barat berdasarkan penempatan, Malaysia kembali menjadi negara
tujuan bekerja dengan pangsa mencapai 86,32% atau sebanyak 10.53 orang (Data
BP3TKI Mataram) kemudian disusul UEA sebesar 6,36% atau sebanyak 748 orang.
Penurunan jumlah TKI ke Arab Saudi Arabia dan Malaysia disebabkan adanya
kebijakan pemerintah mengeluarkan moratorium (penghentian sementara)
pengiriman TKI khusus untuk sektor informal yang bekerja sebagai penatalayanan
rumah tangga sebagai upaya untuk melindungi hak-hak TKI..
Dari sisi pengiriman dana, kegiatan Money remitance dengan tujuan wilayah
NTB yang tercatat melalui sistem perbankan mengalami peningkatan. Pada triwilan
IV-2011 jumlah dana yang dikrim ke NTB mencapai Rp. 138,39 milliar atau tumbuh
sebesar 5,09% (yoy), lebih tinggi dibanding jumlah pada periode yang sama tahun
Analisis dan Tinjauan Perekonomian Kabupaten Bima, 2011-2012
- 84 -
laluyang tercatat sebesar Rp. 131,69 miliar.
Berdasarkan wilayah asal pengiriman, negara utama yang mendominasi asal
pengiriman dana remitansi ke NTB pada triwulan IV-2011 masih didominasi Saudi
Arabia dengan pangsa mencapai 52,45% atau sebesar Rp. 72,59 milliar. Sedangkan
daerah utama tujuan pengiriman dana remitansi didominasi Lombok Barat
(termasuk Kota Mataram) dengan pangsa mencapai 47,77% atau sebesar Rp. 66,11
milliar.
Salah satu sumber pendapatan dari masyarakat adalah pendapatan yang
bersumber dari tenaga kerja yang bekerja di luar negeri. Berdasarkan data yang
dikeluarkan Bank Indonesia Mataram (2011) bahwa sebagian besar tenaga kerja di
Nusa Tenggara Barat yang bekerja di luar negeri adalah berasal dari : Pulau Lombok,
Kabupaten Sumbawa dan hanya sebagian kecil yang berasal dari Kabupaten Bima
dan Dompu. Tenaga kerja asal Kabupaten Bima yang bekerja di luar negeri umumnya
didominasi pendidikan SD dan SMP sebagian kecil SMA. Rendahnya keinginan tenaga
kerja dari Kabupaten Bima untuk bekerja di luar negeri antara lain dipengaruhi oleh
hal- hal sebagai berikut :
Dampak psikologis berita negatif tentang perlakuan tidak manusiawi yang
seringkali menimpa sebagian TKI baik secara hukum maupun menyangkut
hubungan antara pekerja dan majikan.
Sebagian besar tenaga kerja di Kabupaten Bima berpendidikan SMA ke atas
sehingga preferensi bekerja di luar negeri menjadi rendah karena lebih banyak
didominasi oleh tenaga kerja berpendidikan SMA ke bawah.
Minimnya informasi tentang pekerjaan di luar negeri dan lemahnya fasilitasi oleh
PJTKI maupun Balai Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (BPTKLN).
Umumnya Tenaga kerja dari Kabupaten Bima masih mengandalkan lapangan
kerja di dalam negeri seperti: wilayah Jabodetabek, Surabaya, Batam, Kalimantan.
Sikap PJTKI yang seringkali menelantarkan tenaga kerja khususnya setelah
sampai di luar negeri dan kurangnya tanggung jawab perlindungan atau
kompensasi terhadap kasus yang merugikan Tenaga Kerja, seperti kasus Malaysia
Timur dan beberapa negara lainnya.
Analisis dan Tinjauan Perekonomian Kabupaten Bima, 2011-2012
- 85 -
Tampaknya pola penempatan TKI di luar negeri sebagaimana data yang
dikeluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja Provinsi NTB adalah:
1. TKI Pulau Lombok berkonsentrasi di Malaysia
2. TKI Kab. Sumbawa berkonsentrasi di Timur Tengah, khususnya Arab Saudi
3. TKI NTB menyebar di Jepang, Korea dan negara di sekitarnya
Berdasarkan data kesempatan kerja keluar negeri dari Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Bima tahun 2011 terdapat 1.693 orang yang tersebar
di Malaysia dan Saudi Arabia. Secara umum pekerjaan yang ditawarkan meliputi
ladang, konstruksi pembantu rumah tangga dan supir. Dilihat dari aspek jender,
pekerjaan yang dibutuhkan didominasi oleh perempuan 1.358 orang diikuti Laki –
laki yang dibutuhkan 335 orang.