Kemiskinan Indonesia

49
MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN KEMISKINAN Dosen Pembimbing : Sudarti, SE, M.Si Oleh : Kelompok 1 WIDYA WULANDARI 201110160311320 RUSMIN 201110160311336 TIARA ILMA ISLAMI 201110160311556 ONGKY HANDIKA 201110160311338 ANDIKA HARI P. 201110160311350

Transcript of Kemiskinan Indonesia

Page 1: Kemiskinan Indonesia

MAKALAHEKONOMI PEMBANGUNAN

KE MIS K INA N Dosen Pembimbing : Sudarti, SE, M.Si

Oleh : Kelompok 1

WIDYA WULANDARI 201110160311320

RUSMIN 201110160311336

TIARA ILMA ISLAMI 201110160311556

ONGKY HANDIKA 201110160311338

ANDIKA HARI P. 201110160311350

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANGTAHUN AJARAN 2012 / 2013

Page 2: Kemiskinan Indonesia

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Syukur alhamdulilah kita haturkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,

taufik dan hidayahnya, kita selalu di beri kesehatan sampai pada saat ini. Shalawat dan salam

kita haturkan selalu kepada junjungan Nabi kita yaitu Rosululloh SAW, beliaulah Guru dari

segala Guru yang mengajarkan kita tentang Ilmu yang bermanfaat Dunia dan Akhirat. Dan

dengan adanya izin dari Allah SWT kami selaku Pemakalah dapat menyelesaikan tugas kami

yang berjudul “ KEMISKINAN“

Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu tujuan untuk menambah wawasan

kita tentang ilmu ekonomi pembangunan, dan untuk memudahkan kita dalam ujian semester

nanti, amin Ya Rabbal Alamin.

Dalam proses penyusunan hingga terselesaikannya makalah ini, kami sebagai

pemakalah sangat banyak mendapat bantuan, doa, motivasi, dan bimbingan dari berbagai

pihak, dan kami ingin mengucapkan banyak Terima Kasih kepada :

1. Kedua orang tua kami

2. Ibu Sudarti, SE, M.Si selaku pembimbing kami.

3. Semua pihak yang telah membantu kami.

Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penulis dapat menyadari masih banyak

terdapat kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak, dengan ini harapan kami semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.

Wassalamualaikum Wr.Wb

i

Page 3: Kemiskinan Indonesia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah........................................................ 1

1.2. Identifikasi Masalah.............................................................. 2

1.2. Tujuan Penulisan Makalah.................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN KEMISKINAN

2.1 Pengertian Kemiskinan.......................................................... 3

2.2 Kondisi Kemiskinan Di Indonesia......................................... 4

2.2.1 Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan................... 5

2.2.2 Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Kesehatan.............. 5

2.2.3 Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Pendidikan............. 5

2.3 Faktor – Faktor Penyebab Kemiskinan.................................. 7

2.4 Dampak Kemiskinan Terhadap Suatu Negara....................... 9

BAB III PENANGGULANGAN KEMISKINAN

3.1 Penanggulangan Kemiskinan Dengan

Pemberdayaan Masyarakat................................................... 14

3.2 Sembilan Langkah Menaklukkan Kemiskinan...................... 14

3.2.1 Peningkatan Fasilitas Jalan & Listrik Di Pedesaan...... 15

3.2.2 Perbaikan Tingkat Kesehatan Melalui Fasilitas Sanitasi 16

3.2.3 Pembatasan Pajak dan Retribusi Daerah ..................... 17

3.2.4 Pemberian Hak Penggunaan Tanah Bagi Penduduk Miskin 18

3.2.5 Membangun Lembaga Pembiyaan Mikro yang Memberi

Manfaat Pada Penduduk Miskin................................. 19

3.2.6 Perbaikan Kualitas Pendidikan dan Penyediaan Pendidikan

Transisi Untuk Sekolah Menengah............................. 20

ii

Page 4: Kemiskinan Indonesia

3.2.7 Mengurangi Tingkat Kematian Ibu Pada Saat Persalinan 20

3.2.8 Menyediakan Lebih Banyak Danan Untuk Daerah Miskin 21

3.2.9 Merancang Perlindungan Sosial yang Lebih Tepat Sasaran 22

BAB IV STUDI KASUS

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 5: Kemiskinan Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 :Grafik Perkembangan Kemiskinan Di Indonesia ................ 6

Gambar 2 : Grafik Siswa Putus Sekolah Di Indonesia............................ 10

Gambar 3 : Grafik Kemiskinan Di Indonesia.......................................... 13

iv

Page 6: Kemiskinan Indonesia

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sesungguhnya, kemiskinan bukanlah persoalan baru di negeri ini. Sekitar

seabad sebelum kemerdekaan, pemerintah kolonial Belanda mulai resah atas

kemiskinan yang terjadi di Indonesia (Pulau Jawa). Pada saat itu, indikator

kemiskinan hanya dilihat dari pertambahan penduduk yang pesat (Soejadmoko,

1980).

Kini, di Indonesia, jerat kemiskinan itu makin akut! Jumlah kemiskinan di

Indonesia pada Maret 2009 saja mencapai 32,53 juta atau 14,15 persen

(www.bps.go.id). Kemiskinan tidak hanya terjadi di perdesaan tapi juga di kota-kota

besar seperti di Jakarta. Kemiskinan juga tidak semata-mata persoalan ekonomi,

melainkan kemiskinan kultural dan struktural.

Meski kemiskinan merupakan sebuah fenomena yang setua peradaban manusia,

tetapi pemahaman kita terhadapnya dan upaya-upaya untuk mengentaskannya belum

menunjukan hasil yang menggembirakan. Para pengamat ekonomi pada awalnya melihat

masalah kemiskinan sebagai “sesuatu” yang hanya selalu dikaitkan dengan faktor-faktor

ekonomi.

Hari Susanto (2006) mengatakan, umumnya instrumen yang digunakan untuk

menentukan apakah seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat tersebut miskin

atau tidak, bisa dipantau dengan memakai ukuran peningkatan pendapatan, atau tingkat

konsumsi seseorang atau sekelompok orang. Padahal, hakikat kemiskinan dapat dilihat

dari berbagai faktor, apakah itu sosial-budaya, ekonomi, politik maupun hukum.

Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai

macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan,

pekerjaan, dan sebagainya. Agar kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan

dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam

menangani masalah ini. Melihat kondisi negara Indonesia yang masih memiliki angka

kemiskinan tinggi, penulis tertarik untuk mengangkat masalah kemiskinan di

Indonesia dan penanggulangannya. Penulis berharap dengan karya tulis ini dapat

1

Page 7: Kemiskinan Indonesia

memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka mengentaskan kemiskinan dari

Negara tercinta ini.

1.2 Identifikasi Masalah

Mengingat betapa pentingnya pengaruh kemiskinan terhadap pembangunan

ekonomi nasioanl. Maka kita selaku masyarakat perlu mengetahui beberapa hal yang

berkaitan dengan kemiskinan. Baik itu berupa faktor penyebab kemiskinan maupun

solusi untuk mengatasi kemiskinan ini.

Dengan demikan kita perlu mengetahui, mempelajari dan memahami apa itu

kemiskinan?. Dalam mempelajari kemiskinan, kita tidak akan terlepas oleh teori-teori

yang berkaitan dengan apa itu kemiskinan dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, dalam penulisan makalah ini kelompok kami berusaha untuk

memudahkan pembahasan, supaya lebih mudah dalam penyampaiannya. Maka, kami

hanya memaparkan masalah-masalah sebagai berikut :

- Apa itu pengertian kemiskinan?

- Bagaimana kondisi kemiskinan di Indonesia?

- Faktor apa saja yang mampu menyebabkan kemiskinan?

- Bagaimana cara menanggulangi masalah kemiskinan di Indonesia??

Dengan pengidentifikasian beberapa masalah diatas kami juga memberikan

beberapa contoh yang nyata serta mudah dipahami.

1.3 Tejuan Penulisan Makalah

Tujuan penulisan makalah ini tidak lain untuk memberikan wawasan dan

pemahaman tentang ilmu ekonomi pembangunan yang membahas kemiskinan di

Indonesia. Selain itu, tujuan pembuatan makalah ini ialah:

1. Mengerti apa itu kemiskinan

2. Mengetahui kondisi kemiskinan di Indonesia

3. Mengetahui factor penyebab terjadinya kemiskinan

4. Mengetahui cara menanggulangi kemiskinan

2

Page 8: Kemiskinan Indonesia

BAB IIPEMBAHASAN KEMISKINAN

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang Kemiskinan, terlebih dahulu kita

mengetahui apa itu kemiskinan, baik itu penyebabnya, seluk beluknya dan juga

dampaknya bagi perkembangan suatu negara. Dalam perkembangannya, kemiskinan

menjadi masalah yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Secara harfiah, kemiskinan berasal dari kata dasar miskin yang artinya tidak

berharta-benda (Poerwadarminta, 1976). Dalam pengertian yang lebih luas,

kemiskinan dapat dikonotasikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan baik secara

individu, keluarga, maupun kelompok sehingga kondisi ini rentan terhadap timbulnya

permasalahan sosial yang lain.

Pembahasan dan penjelasan yang lebih rinci bisa dilihat di sub-sub bab dalam

bab pembahasan ini.

2.1 Pengertian KemiskinanDalam kamus ilmiah populer, kata “Miskin” mengandung arti tidak berharta (harta

yang ada tidak mencukupi kebutuhan). BAPPENAS (2004) mendefinisikan kemiskinan

sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak

mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan

kehidupan yang bermartabat.

Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga macam:

1.     Kemiskinan Absolute

Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya

berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup

minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan.

2.      Kemiskinan Relatif

Seseorang yang tergolong miskin relatif apabila mempunyai pendapatan di

atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat

sekitarnya.

3

Page 9: Kemiskinan Indonesia

3. Kemiskinan Kultural    

 Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau

sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat

kehidupannya, sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.

Dari penjabaran penggolongan tingkat kemiskinan diatas, kita bisa menarik

kesimpulan bahwa tolok ukur atau indikator kemiskinan mencakup beberapa unsur.

Unsur Indikator yang dijadikan tolok ukur untuk menentukan orang ini miskin atau tidak

meliputi :

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan

papan).

2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,

pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).

3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan

dan keluarga).

4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.

5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.

6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.

7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang

berkesinambungan.

8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita

korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).

2.2 Kondisi Kemiskinan Di Indonesia

Setelah kita mengentahui apa itu pengertian dan penggolongan dari kemiskinan.

Sudah saatnya kita menelisik lebih jauh lagi, mengenai kondisi kemiskinan di tanah air

Indonesia. Hingga kita mengetahui sampai mana kondisi kemiskinan di Indonesia,

apakah sudah kronis atau sudah mulai membaik.

Hidup miskin bukan hanya berarti hidup di dalam kondisi kekurangan sandang,

pangan, dan papan. Akan tetapi, kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam

4

Page 10: Kemiskinan Indonesia

sumber daya dan aset produktif untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan hidup, antara

lain: ilmu pengetahuan, informasi, teknologi, dan modal.

Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain

rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan,

terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu

layanan pendidikan. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi

kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan,

perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.

2.2.1. Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan

Hal ini berkaitan dengan rendahnya daya beli, ketersediaan pangan yang tidak

merata, dan kurangnya dukungan pemerintah bagi petani untuk memproduksi

beras sedangkan masyarakat Indonesia sangat tergantung pada beras.

Permasalahan kecukupan pangan antara lain terlihat dari rendahnya asupan

kalori penduduk miskin dan buruknya status gizi bayi, anak balita, dan ibu.

2.2.2 Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Kesehatan

Hal ini mengakibatkan rendahnya daya tahan dan kesehatan masyarakat

miskin untuk bekerja dan mencari nafkah, terbatasnya kemampuan anak dari

keluarga untuk tumbuh kembang, dan rendahnya kesehatan para ibu. Salah satu

indikator dari terbatasnya akses layanan kesehatan adalah angka kematian bayi.

Data Susenas (Survai Sosial Ekonomi Nasional) menunjukan bahwa angka

kematian bayi pada kelompok pengeluaran terendah masih di atas 50 per 1.000

kelahiran hidup.

2.2.3 Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Pendidikan

Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya pendidikan, terbatasnya kesediaan

sarana pendidikan, terbatasnya jumlah guru bermutu di daerah, dan terbatasnya

jumlah sekolah yang layak untuk proses belajar-mengajar. Pendidikan formal

belum dapat menjangkau secara merata seluruh lapisan masyarakat sehingga

terjadi perbedaan antara penduduk kaya dan penduduk miskin dalam masalah

pendidikan.

Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin

dari 54,2 juta (40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996.

Namun, dengan terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997, juga berbagai bencana alam

seperti gempa bumi dan tsunami pada Desember 2004. membawa dampak negatif bagi

kehidupan masyarakat, yaitu melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan

5

Page 11: Kemiskinan Indonesia

54.2

43.2

3530

27.2 25.922.5

34.5

47.9

38.4 37.4 36.1

0

10

20

30

40

50

60

1976

1980

1984

1987

1990

1993

1996

1996

1999

2002

2003

2004

Jumlah penduduk miskin (juta)

kesehatan dan pendidikan, memburuknya kondisi sarana umum sehingga

mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada

tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan

secara terus menerus dan perlahan-lahan sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun

2004 seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini (catatan: terjadi revisi metode di

tahun 1996).

GRAFIK PERKEMBANGANKEMISKINAN DI INDONESIA

Gambar 1.1: Grafik Perkembangan kemiskinan di Indonesia dari tahun 1976 – 2004

Jika dilihat dari pergerakan kemiskinan pada Gambar 1.1, boleh dikatakan

tingkat kemiskinan di Indonessia setiap tahunnya mulai menurun, terkecuali pada tahun

1990an yang angkanya melonjak sangat tajam.

Kenaikan jumlah ini dikarenakan krisis global yang menjerat dunia yang

berakibat ketidaksetabilan perekonomian dalam negeri. Akhirnya pengangguran

bertambah, lapangan kerja semakin sempit dan investor-investor pada takut

menanamkam modalnya

Dilihat dari jumlah rakyat indonesia yang miskin, Indonesiaa boleh dikatakan

sebagai negara yang bersetatus negara berpenduduk miskin banyak. Mengingat jumlah

angka yang begitu besar yaitu mencapai 36,1 juta lebih pada tahun 2004. Indonesia

masuk menjadi salah satu kategori negara yang memiliki penduduk miskin terbanyak.

Jadi, tidak perlu menyangkal atau menyombangkan diri. Tetapi, yang perlu

diperlakukan adalah mencari jalan keluar yang baik, cepat dan efisien dalam

menghadapi permasalahan ini.

2.3 Faktor – Faktor Penyebab Kemiskinan

6

Page 12: Kemiskinan Indonesia

Faktor penyebab kemiskinan sangat banyak kita jumpai di suatu negara dan yang

paling dekat adalah dimasyarakat. Jika didata akan mencapai ratusan bahkan ribuan

faktor yang mampu menjadikan sebuah masyarakat itu menjadi miskin. Tetapi dari

begitu banyaknya faktor penyebab kemiskinan, bisa disederhanakan menjadi dua

kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi. Apa saja itu? Berikut

penyederhanaan faktor penyebab kemiskinan:

1. Kemiskinan alamiah.

Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan

teknologi yang rendah, dan bencana alam.

2. Kemiskinan buatan.

Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat

sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan

berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.

Bila kedua faktor penyebab kemiskinan tersebut dihubungkan dengan masalah

mutu pangan, kesehatan, pendidikan dan lapangan pekerjaan, maka dapat disimpulkan

beberapa faktor penyebab kemiskinan antara lain:

1. Kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin secara layak

misalnya puskesmas, sekolah, tanah yang dapat dikelola untuk bertani.

2. Kurangnya dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak dapat menjalani

dan mendapatkan haknya atas pendidikan dan kesehatan yang layak dikarenakan

biaya yang tinggi

3. Rendahnya minat masyarakat miskin untuk berjuang mencapai haknya karena

mereka kurang mendapat pengetahuan mengenai pentingnya memliki pendidikan

tinggi dan kesehatan yang baik.

4. Kurangnya dukungan pemerintah dalam memberikan keahlian agar masyarakat

miskin dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan yang layak.

5. Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah untuk

menjangkau seluruh wilayah dengan perhatian yang sama. Hal ini menyebabkan

terjadi perbedaan masalah kesehatan, mutu pangan dan pendidikan antara wilayah

perkotaan dengan wilayah yang tertinggal jauh dari perkotaan.

6. Kurangnya lapangan pekerjaan dan sulitnya mendirikan usaha, sehingga

banyaknya pengangguran terhadap penduduk.

7

Page 13: Kemiskinan Indonesia

Selain diatas, terdapat juga faktor lain yang dapat menyebabkan kemiskinan tetapi

sulit untuk dicari penyebabnya. Faktor itu seperti :

Tingkat dan laju pertumbuhan output Tingkat upah neto Distribusi pendapatan Kesempatan kerja Tingkat inflasi Pajak dan subsidi Investasi Alokasi serta kualitas SDA Ketersediaan fasilitas umum Penggunaan teknologi Tingkat dan jenis pendidikan Kondisi fisik dan alam Politik Bencana alam Peperangan Etos Kerja dan Motivasi Pekerja

8

Page 14: Kemiskinan Indonesia

2.4 Dampak Kemiskinan Terhadap Suatu NegaraKemiskinan membawa dampak sangat berbahaya bagi pembangunan suatu

negara. Dampaknya bisa menghambat, bisa menghilangkan dan yang paling parah bisa

memperburuk suatu negara. Hal ini tidak perlu susah – susah untuk melihat dampak

nyata darri kemiskinan. Tidak seperti kita mengatasi dan menanggulangi kemiskinan

yang membutuhkan berbagai macam teori dan metode yang paling efisien.

Cobalah kita berkunjung kedesa- desa yang notabenya desa tertinggal dan

miskin. Lihatlah perkembangan pembangunan didesa tersebut, apakah pembangunan

yang ada didesa tersebut baik pembangunan fasilitas umum sangat cepat, sangat lambat

atau bahkan tidak ada pembangunan sama sekali?. Karena kebutuhan orang-orang yang

menyandang status miskin, sangat banyak yang belum tercukupi. Logikannya, jika

orang tersebut mendapatkan sebuah rejeki, maka langsung dibelikan kebutuhan-

kebutuhan itu. Tidak untuk memikirkan pembangunan desa dan lainnya.

Dari sepintas gambaran dampak kemiskinan diatas, berikut pemaparan

dampak kemiskinan di suatu negara:

a. Terhadap Pengangguran

Sebagaimana kita ketahui jumlah pengangguran terbuka tahun 2007 saja,

sebanyak 12,7 juta orang. Jumlah yang cukup “fantastis,” mengingat krisis

multidimensional yang sedang dihadapi bangsa saat ini. Dengan banyaknya

pengangguran, berarti banyak masyarakat tidak memiliki penghasilan karena tidak

bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan, mereka tidak

mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah

menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Akibatnya berdampak langsung

terhadap tingkat pendapatan, nutrisi, dan tingkat pengeluaran rata-rata.

b. Terhadap Moral Suatu Bangsa

Moral suatu Bangsa sangat banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah

satunya tidak lain ialah tingkat kemiskinan. Kemrosotan Moral dalam negara yang

awalnya menjadi ramah, aman, tenang dan makmur, bisa berubah menjadi garang,

kejam, gemuruh dan ramai. Hal ini dikarenakan, pada dasarnya kekerasan yang

marak terjadi akhir-akhir ini merupakan efek dari pengangguran dan kemiskinan.

Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar

dan halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga

9

Page 15: Kemiskinan Indonesia

keberlangsungan hidupnya, maka jalan pintas pun dilakukan. Misalnya merampok,

menodong, mencuri, atau menipu (dengan cara mengintimidasi orang lain) di atas

kendaraan umum dengan berpura-pura sanak keluarganya ada yang sakit dan butuh

biaya besar untuk operasi, dan sebagainya.

c. Terhadap Pendidikan

Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa

ini. Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi

menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Jelas, mereka tak dapat menjangkau

dunia pendidikan yang sangat mahal itu. Sebab, mereka begitu miskin.

Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan. Bagaimana seorang

penarik becak misalnya, yang memiliki anak cerdas bisa mengangkat dirinya dari

kemiskinan, ketika biaya untuk sekolah saja sudah sangat mencekik leher?

Sementara anak-anak orang yang berduit bisa bersekolah di perguruan-

perguruan tinggi mentereng dengan fasilitas lengkap. Jika ini yang terjadi,

sesungguhnya negara sudah melakukan “pemiskinan struktural” terhadap

rakyatnya.

Akhirnya, kondisi masyarakat miskin semakin terpuruk lebih dalam.

Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada rendahya tingkat pendidikan

seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan

pekerjaan yang lebih layak. Ini akan menyebabkan bertambahnya pengangguran

akibat tidak mampu bersaing di era globalisasi yang menuntut keterampilan di

segala bidang.

Gambar 1.2: Grafik Siswa Putus Sekolah di Indonesia dari tahun 2004

10

Page 16: Kemiskinan Indonesia

d. Terhadap Kessehatan

Seperti kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap

klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif/ongkos

pengobatan yang biayanya melangit. Akibatnya, biayanya tak terjangkau oleh

kalangan miskin

e. Terhadap Hak-Hak Rakyat

Dampak kemiskinan tidak berdampak pada negara saja. Tetapi berdampak

pula pada orang yang menyandang miskin. Salah satu dampak dari kemiskinan

yang membatasi hak rakyat untuk:

1. Memperoleh pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan;

2. Memperoleh perlindungan hukum;

3. Memperoleh rasa aman;

4. Memperoleh akses atas kebutuhan hidup (sandang, pangan, dan papan)

yang terjangkau;

5. Memperoleh akses atas kebutuhan pendidikan;

6. Memperoleh akses atas kebutuhan kesehatan;

7. Memperoleh keadilan;

8. Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik dan pemerintahan;

9. Berinovasi;

10. Menjalankan hubungan spiritualnya dengan Tuhan; dan

11. Berpartisipasi dalam menata dan mengelola pemerintahan dengan baik.

BAB IIIPENANGGULANGAN KEMISKINAN

Upaya dalam mengatasi kemiskemiskinan tidaklah semudah membalikkan

telapak tangan semata. Perlu upaya yang serius dan membutuhkan berbagai teori agar

11

Page 17: Kemiskinan Indonesia

kemiskinan di dunia terutama di Indonesia bisa berkurang. Dibutuhkan semua elemen

masyarakat untuk berperan aktif untuk memerangi kemiskinan, tidak harus terpaku

pada pemerintahan saja.

Indoneisa dalam memberantas kemiskinan boleh dibilang berhasil, dalam

bebrbagai survai yang dilakukan Bank Dunia maupun lembaga LSM menyimpulkan,

Negara Indonesia telah berhasil dalam menurunkan tingkat kemiskinan sejak tahun

1960-an dan juga telah berhasil mengurangi efek dari krisis. Tetapi Indonesia masih

harus menghadapi tiga masalah mendasar dalam upaya mengangkat sebagaian

penduduk yang masih terhimpit kemiskinan dan kepapaan yaitu:

1. Mempercepat pertumbuhan Ekonomi.

Jumlah penduduk miskin tidak akan dapat dikurangi secara signifikan tanpa

adanya pertumbuhan ekonomi yang bermanfaat bagi orang miskin. Pada periode

setelah krisis, berkurangnya penduduk miskin lebih banyak disebabkan karena

membaiknya stabilitas ekonomi dan turunnya harga bahan makanan. Untuk

menurunkan tingkat kemiskinan lebih jauh lagi, pertumbuhan ekonomi yang lebih

tinggi merupakan suatu keharusan.

2. Peningkatan Pelayanan Sosial Bagi Masyarakat Miskin

Indonesia harus dapat menyelesaikan masalah dalam bidang pelayanan sosial

agar manfaat dari pembangunan lebih dirasakan. Peningkatan dalam efektifitas dan

efisiensi pemberian pelayanan sosial, dapat dicapai dengan mengusahakan perbaikan

dalam sistem kelembagaan dan kerangka hukum, termasuk dalam aspek-aspek yang

terkait dengan desentralisasi. Hal ini akan membuat penyedia jasa mengenali

tanggung jawab mereka dalam menjaga kualitas pelayanan yang diberikan, disamping

memberikan kesempatan bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengawasi aktifitas

tersebut

3. Perlidungan Bagi si Miskin.

Kebanyakan penduduk Indonesia rentan terhadap kemiskinan. Hampir 40

persen dari penduduk, hidup hanya sedikit di atas garis kemiskinan nasional dan

mempunyai pendapatan kurang dari US$2 per hari. Perubahan sedikit saja dalam

tingkat harga, pendapatan dan kondisi kesehatan, dapat menyebabkan mereka berada

12

Page 18: Kemiskinan Indonesia

dalam kemiskinan, setidaknya untuk sementara waktu. Program perlidungan sosial

yang ada tidaklah mencukupi dalam menurunkan tingkat resiko bagi keluarga miskin,

walaupun memberikan manfaat pada keluarga yang lebih berada. Kondisi ini dapat

diperbaiki dengan menyediakan program perlindungan sosial yang lebih bermanfaat

bagi penduduk miskin serta masyarakat yang rentan terhadap kemiskinan.

Gambar 1.3: Grafik Kemiskinan di Indonesia dari Februari 2004-September 2011

Tiga hal pokok permasalahan diatas, mampu kita simpulkan bahwa di

Indonesia kemiskinan tidak akan sirna jika tidak ada keseriusan dari pemerintah dan

semua kalangan untuk memerangi problem satu ini. Banyak sekali program –

program pemeerintah yang sudah diterapkan dalam menghadapi masalah

kemiskininan. Namun, program – program pemerintah ini terasa seperti angin yang

berlalu, tiada dampak yang mengejutkan. Apa yang harus dilakukan jika sudah seperti

ini?. Di bawah ini akan di paparkan upaya dan strategi penanggulangan kemiskinan

di Indonesia.

3.1 Penanggulangan Kemiskinan Dengan Pemberdayaan Masyarakat.Pemberdayaan Masyarakat adalah proses pembangunan dimana masyarakat

berinisiatif untuk memulai prosees kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi

didi sendiri. Pemberdayaan masyarakat bisa terwujud apabila warganya ikut

berpartisipasi. Tolok ukur keberhasilan program “Pemberdayaan Masyarakat” apabila

13

Page 19: Kemiskinan Indonesia

suatu kelompok komunitas atau masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau

yang dikenal juga sebagai subyek. Disini Subyek merupakan motor penggerak bukan

penerima manfaat semata.

Dari masyarakat yang tidak berdaya menjadi masyarakat berdaya. Melalui

proses pembelajaran masyarakat diajak untuk menemukenali masalah yang terjadi lewat

refleksi kemiskinan dan pemetaan swadaya dan menemukenali pemecahan masalah

melalui proses pengembangan lembaga (BKM), PJM Pronangkis dan pembangunan

KSM dan gerakan bersama dalam penanggulangan kemiskinan. Diharapkan dengan

proses ini masyarakat yang terpinggirkan (kaum miskin dan perempuan) bisa mempunyai

daya untuk menggapai kebutuhan hidupnya ; di sisi lain melalui refleksi dan gerakkan

bersama masyarakat umum dapat mempunyai daya untuk menolong, perduli dan terlibat

dalam penanggulangan kemiskinan.

Dari masyarakat berdaya menjadi masyarakat mandiri, yaitu dimana

masyarakat bisa menolong dirinya secara mandiri, dengan tidak lagi bergantung kepada

pihak lain termasuk kepada fasilitator (PNPM Mandiri Perktoaan). Ketika berhubungan

dengan pihak lain, adalah untuk bekerjasama dalam kesetaraan. Artinya baik masyarakat

maupun pihak lain saling membutuhkan, jadi ada kesalingbergantungan.

3.2 Sembilan Langkah Menaklukkan Kemiskinan

Penanganan berbagai masalah di atas memerlukan strategi penanggulangan

kemiskinan yang jelas. Pemerintah Indonesia dan berbagai pihak terkait lainnya patut

mendapat acungan jempol atas berbagai usaha yang telah dijalankan dalam membentuk

strategi penanggulangan kemiskinan. Hal pertama yang dapat dilakukan oleh

pemerintahan baru adalah menyelesaikan dan mengadaptasikan rancangan strategi

penanggulangan kemiskinan yang telah berjalan. Kemudian hal ini dapat dilanjutkan

dengan tahap pelaksanaan. Berikut ini dijabarkan sepuluh langkah yang dapat diambil

dalam mengimplementasikan strategi pengentasan kemiskinan tersebut

3.2.1 Peningkatan Fasilitas Jalan & Listrik Di Pedesaan.

Berbagai pengalaman di China, Vietnam dan juga di Indonesia sendiri

menunjukkan bahwa pembangunan jalan di area pedesaan merupakan cara yang efektif

dalam mengurangi kemiskinan. Jalan nasional dan jalan provinsi di Indonesia relatif

14

Page 20: Kemiskinan Indonesia

dalam keadaan yang baik. Tetapi, setengah dari jalan kabupaten berada dalam kondisi

yang buruk. Sementara itu lima persen dari populasi, yang berarti sekitar 11 juta orang,

tidak mendapatkan akses jalan untuk setahun penuh. Hal yang sama dapat terlihat pada

penyediaan listrik. Saat ini masih ada sekitar 6000 desa, dengan populasi sekitar 90 juta

orang belum menikmati tenaga listrik.

Walaupun berbagai masalah di atas terlihat rumit dalam pelaksanaannya,

solusinya dapat terlihat dengan jelas.

1. Menjalankan program skala besar untuk membangun jalan pedesaan dan di tingkat

kabupaten. Program pembangunan jalan tersebut juga dapat meningkatkan

penghasilan bagi masyarakat miskin dan mengurangi pengeluaran mereka,

disamping memberikan stimulasi pertumbuhan pada umumnya.

2. Membiayai program di atas melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana

pembangunan harus ditargetkan pada daerah-daerah yang mempunyai kondisi

buruk, terutama dalam masalah kemiskinan. Peta lokasi kemiskinan, bersama

dengan peta kondisi jalan, dapat digunakan untuk mengidentifikasi daerah-daerah

tersebut. Masyarakat miskin setempat juga harus dilibatkan agar hasilnya dapat

sesuai dengan kebutuhan mereka, serta menjamin tersedianya pemeliharaan secara

lebih baik.

3. Menjalankan program pekerjaan umum yang bersifat padat karya. Pro- gram seperti

ini dapat menjadi cara yang efektif untuk menyediakan fasilitas jalan di pedesaan

disamping sebagai bentuk perlindungan sosial. Untuk daerah yang terisolir,

program ini bahkan dapat mengurangi biaya pembangunan.

4. Menjalankan strategi pembangunan fasilitas listrik pada desa-desa yang belum

menikmati tenaga listrik. Kompetisi pada sektor kelistrikan harus ditingkatkan

dengan memperbolehkan perusahaan penyedia jasa kelistrikan untuk menjual

tenaga listrik yang mereka hasilkan kepada PLN. Akses pada jaringan yang

dimiliki PLN juga patut dibuka dalam rangka meningkatkan kompetisi tersebut.

Penyusunan rencana pelaksanaan dengan lebih terinci atas dua skema subsidi yang

ada sangatlah diperlukan, untuk menjamin subsidi tersebut tidak menghambat

penyediaan listrik secara lebih luas.

3.2.2 Perbaikan Tingkat Kesehatan Melalui Fasilitas Sanitasi.

15

Page 21: Kemiskinan Indonesia

Indonesia sedang mengalami krisis penyediaan fasilitas sanitasi. Hanya kurang

dari satu persen limbah rumah tangga di Indonesia yang menjadi bagian dari sistem

pembuangan. Penyediaan fasilitas limbah lokal tidak dibarengi dengan penyediaan

fasilitas pengumpulan, pengolahan dan pembuangan akhir. Pada tahun 2002,

pemerintah hanya menyediakan anggaran untuk perbaikan sanitasi sebesar 1/1000 dari

anggaran yang disediakan untuk penyediaan air. Akibatnya, penduduk miskin

cenderung menggunakan air dari sungai yang telah tercemar. Tempat tinggal mereka

juga sering berada di dekat tempat pembuangan limbah.

Hal ini membuat penduduk miskin cenderung menjadi lebih mudah sakit dan

tidak produktif. Pada tahun 2001, kerugian ekonomi yang timbul akibat masalah

sanitasi diperkirakan mencapai Rp 100.000,- per rumah tangga setiap bulannya.

Untuk mengatasi hal tersebut ada dua hal yang dapat dilakukan:

Pada sisi permintaan, pemerintah dapat menjalankan kampanye publik secara

nasional untuk meningkatkan kesadaran dalam penggunaan fasilitas sanitasi yang

lebih baik. Biaya yang diperlukan untuk kampanye tersebut tidaklah terlalu tinggi,

sementara menjanjikan hasil yang cukup baik.

Pada sisi penawaran, tentu saja penyediaan sanitasi harus diperbaiki. Aspek

terpenting adalah membiayai investasi di bidang sanitasi yang akan terus meningkat.

Dua pilihan yang dapat dilakukan adalah: (i) mengadakan kesepakatan nasional untuk

membahas masalah pembiayaan fasilitas sanitasi dan (ii) mendorong pemerintah lokal

untuk membangun fasilitas sanitasi pada tingkat daerah dan kota; misalnya dengan

menyediakan DAK untuk pembiayaan sanitasi ataupun dengan menyusun standar

pelayanan minimum.

3.2.3 Pembatasan Pajak dan Retribusi Daerah

Salah satu sumber penghasilan terpenting bagi penduduk miskin di daerah

pedesaan adalah wiraswasta dan usaha pendukung pertanian. Setengah dari penghasilan

masyarakat petani miskin berasal dari usaha pendukung pertanian. Untuk meningkatkan

penghasilan tersebut, terutama yang berasal dari usaha kecil dan menengah, perlu

dibangun iklim usaha yang lebih kondusif. Sayangnya, sejak proses desentralisasi

16

Page 22: Kemiskinan Indonesia

dijalankan, pemerintah daerah berlomba-lomba meningkatkan pendapatan mereka

dengan cara mengenakan pajak dan pungutan daerah yang lebih tinggi.

Usahawan pada saat ini harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk

mengurus berbagai izin yang sebelumnya dapat mereka peroleh secara cuma-cuma.

Belum lagi beban dari berbagai pungutan liar yang harus dibayarkan untuk menjamin

pengangkutan barang berjalan secara lancar dan aman. Berbagai biaya ini menghambat

pertumbuhan usaha di tingkat lokal dan menurunkan harga jual yang diperoleh

penduduk miskin atas barang yang mereka produksi. Oleh karena itu pemerintah dapat

berusaha menurunkan beban yang ditanggung oleh penduduk miskin dengan cara:

1. Menggantikan sistem pajak daerah yang berlaku dengan mengeluarkan daftar

sumber penghasilan yang boleh dipungut oleh pemerintah daerah. Daftar tersebut

harus mencakup sumber penghasilan yang dapat meningkatkan penghasilan

daerah secara signifikan, misalnya sumber penghasilan dari pajak bumi dan

bangunan.

2. Menghentikan pungutan pajak dan retribusi daerah yang tidak diperlukan, dengan

mengharuskan pemerintah daerah untuk mengadakan pengkajian dampak suatu

peraturan sebelum mengeluarkan pungutan baru. Pungutan yang akan diambil itu

juga harus diumumkan di berbagai media, untuk memberikan kesempatan pada

pengusaha dan sektor swasta lainnya mengajukan masukan dan komentar.

3. Menciptakan dan memperbaiki sistem pelayanan satu atap dan meningkatkan

kemampuan serta pemberian insentif pada berbagai elemen pemerintahan daerah.

Cara ini dapat meningkatkan efisiensi dalam pemberian pelayanan.

4. Membentuk sebuah komisi dalam mengawasi pungutan-pungutan liar dan

pembayaran yang dilindungi. Penanggulangan masalah ini merupakan suatu hal

yang sulit dilakukan, tetapi sangat penting untuk memperbaiki iklim investasi.

Komisi ini harus dapat menghasilkan pro- posal untuk menanggulangi masalah

pungutan liar tersebut dalam waktu enam bulan setelah dibentuk.

3.2.4 Pemberian Hak Penggunaan Tanah Bagi Penduduk Miskin.

Adanya kepastian dalam kepemilikan tanah merupakan faktor penting untuk

meningkatkan investasi dan produktifitas pertanian. Pemberian hak atas tanah juga

membuka akses penduduk miskin pada kredit dan pinjaman. Dengan memiliki

sertifikat kepemilikan mereka dapat meminjam uang, menginvestasikannya dan

17

Page 23: Kemiskinan Indonesia

mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari aktifitas mereka1. Sayangnya, hanya 25

persen pemilik tanah di pedesaan yang memiliki bukti legal kepemilikan tanah

mereka.

Ini sangat jauh dari kondisi di Cina dan Vietnam, dimana sertifikat hak guna

tanah dimiliki oleh hampir seluruh penduduk. Program pemutihan sertifikat tanah di

Indonesia berjalan sangat lambat. Dengan program pemutihan yang sekarang ini

dijalankan, dimana satu juta sertifikat dikeluarkan sejak 1997, dibutuhkan waktu

seratus tahun lagi untuk menyelesaikan proses tersebut.

Disamping itu, kepemilikan atas 64 persen tanah di Indonesia tidaklah

dimungkinkan, karena termasuk dalam klasifikasi area hutan. Walaupun pada

kenyataannya, di area tersebut terdapat lahan pertanian, pemukiman, bahkan daerah

perkotaan. Agar masyarakat miskin dapat menikmati adanya kepastian atas

kepemilikan tanah mereka, hal-hal di bawah ini patut mendapat pertimbangan:

1. Mempercepat program sertifikasi tanah secara dramatis agar setidaknya

mencapai tingkatan yang sama dengan rata-rata negara Asia Timur lainnya.

2. Mengkaji ulang dan memperbaiki undang-undang pertanahan,

3. kehutanan dan juga pertanian.

4. Mengkaji kemungkinan redistiribusi tanah milik perusahan negara yang

5. tidak digunakan kepada masyarakat miskin yang tidak memiliki tanah.

6. Mengakomodasi kepemilikan komunal atas tanah sebagai salah satu bentuk

kepemilikan. Prinsip yang terpenting adalah kepastian dalam

7. penggunaan tanah, bukan hanya pada kepemilikan secara pribadi.

8. Mendukung adanya penyelesaian masalah pertanahan secara kekeluargaan,

disamping membentuk peradilan khusus mengenai

9. masalah pertanahan.

10. Mempersiapkan peraturan yang menjamin kepastian hukum bagi

11. masyarakat miskin yang tinggal di area perhutanan.

3.2.5 Membangun Lembaga Pembiayaan Mikro yang Memberi Manfaat Pada

Penduduk Miskin.

Sekitar 50 persen rumah tangga tidak memiliki akses yang baik terhadap

lembaga pembiayaan, sementara hanya 40 persen yang memiliki rekening tabungan.

18

Page 24: Kemiskinan Indonesia

Kondisi ini terlihat lebih parah di daerah pedesaan. Solusinya bukanlah dengan

memberikan pinjaman bersubsidi. Program pemberian pinjaman bersubsidi tidak dapat

dipungkiri telah memberi manfaat kepada penerimannya. Tetapi program ini juga

melumpuhkan perkembangan lembaga pembiayaan mikro (LPM) yang beroperasi

secara komersial.

Padahal, lembaga-lembaga semacam inilah yang dapat diandalkan untuk

melayani masyarakat miskin secara lebih luas. Solusi yang lebih tepat adalah

memanfaaatkan dan mendorong pemberian kredit dari bank-bank komersial kepada

lembaga-lembaga pembiayaan mikro tersebut. Berbagai langkah penting yang dapat

diambil untuk meningkatkan akses penduduk miskin atas kredit pembiayaan adalah:

1. Menyelesaikan rancangan undang-undang mengenai LPM yang memberikan

dasar hukum dan kerangka kelembagaan bagi lembaga pembiayaan mikro

untuk menghimpun dan menyalurkan dana bagi penduduk miskin.

2. Membangun hubungan antara sektor perbankan dengan LPM, misalnya

dengan memberikan kesempatan bagi BKD untuk menjadi agen untuk bank-

bank komersial dalam menghimpun dan menyalurkan dana.

3. Menghentikan penyaluran bantuan modal dan skema pinjaman yang disubsidi.

Dana sebanyak tiga trilliun rupiah yang selama ini disalurkan, dapat digunakan

untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan lembaga pembiayaan mikro,

baik yang formal maupun yang berasal dari inisiatif masyarakat setempat,

untuk dapat mengjangkau kalangan yang lebih luas.

4. Mengesahkan revisi Undang-Undang Koperasi guna memberikan kerangka

hukum yanglebih baik untuk pengembangan pembiayaan

5. mikro, termasuk mewajibkan adanya audit dan pengawasan eksternal bagi

koperasi simpan pinjam.

3.2.6 Perbaikan Kualitas Pendidikan Dan Penyediaan Pendidikan Transisi Untuk

Sekolah Menengah.

Indonesia telah mencapai hasil yang memuaskan dalam meningkatkan

partisipasi di tingkat pendidikan dasar. Hanya saja, banyak anak-anak dari keluarga

miskin yang tidak dapat melanjutkan pendidikan dan terpaksa keluar dari sekolah dasar

sebelum dapat menamatkannya (lihat gambar dibawah). Hal ini terkait erat dengan

masalah utama pendidikan di Indonesia, yaitu buruknya kualitas pendidikan.

19

Page 25: Kemiskinan Indonesia

Pemerintah dapat memperbaiki kualitas pendidikan dan mencegah terputusnya

pendidikan masyarakat miskin dengan cara:

1. Membantu pengembangan manajemen dan pembiayaan pendidikan yang

bertumpu pada peran sekolah. Pemerintah di tingkat kabupaten dan kota perlu

didorong untuk menyediakan dana bagi sekolah dalam bentuk block grants.

Dengan begitu transparansi dan pengawasan masyarakat akan dapat

ditingkatkan. Dana sekolah tersebut harus disusun sesuai prinsip transparansi

dan prosedur yang jelas. Dengan meningkatnya akuntabilitas sekolah kepada

masyarakat, kualitas pendidikan akan dapat ditingkatkan.

2. Menyediakan dana bantuan pendidikan bagi masyarakat miskin.

3. Mengubah beasiswa Jaring Pengaman Sosial menjadi program beasiswa untuk

membantu siswa dari kalangan miskin dalam masa transisi dari sekolah dasar ke

sekolah lanjutan.

3.2.7 Mengurangi Tingkat Kematian Ibu Pada Saat Persalinan.

Hampir 310 wanita di Indonesia meninggal dunia pada setiap 10.000 kelahiran

hidup. Angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Tingkat kematian

menjadi tinggi terkait dengan dua sebab. Pertama karena ibu yang melahirkan sering

terlambat dalam mencari bantuan medis. Sering terjadi juga bantuan medis yang

dibutuhkan tersebut tidak tersedia. Kedua karena kebanyakan ibu yang melahirkan

lebih memilih untuk meminta bantuan bidan tradisional daripada fasilitas medis yang

tersedia. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka

kematian tersebut, yaitu:

1. Meluncurkan kampanye nasional untuk meningkatkan kesadaran atas manfaat

penanganan medis professional pada saat persalinan, serta periode sebelum dan

sesudahnya.

2. Menyediakan bantuan persalinan gratis bagi penduduk miskin, baik di klinik

kesehatan maupun dengan bantuan bidan desa. Lebih jauh lagi, pemerintah dapat

menyediakan bantuan transportasi pada klinik kesehatan setempat. Bantuan ini

dapat dikelola melalui sistem kartu kesehatan yang telah ada.

3. Meningkatkan pelatihan bagi bidan desa, baik secara formal maupun dengan

melibatkan mereka pada pelayanan medis. Berbagai usaha untuk memperluas

20

Page 26: Kemiskinan Indonesia

jangkauan pelayanan bidan desa di daerah-daerah terisolir juga patut mendapat

perhatian.

3.2.8 Menyediakan Lebih Banyak Dana Untuk Daerah Miskin.

Kesenjangan fiskal antar daerah di Indonesia sangatlah terasa. Pemerintah

daerah terkaya di Indonesia mempunyai pendapatan per penduduk 46 kali lebih tinggi

dari pemerintah di daerah termiskin. Akibatnya pemerintah daerah yang miskin sering

tidak dapat menyediakan pelayanan yang mencukupi, baik dari segi kuantitas maupun

kualitas. Pemberian dana yang terarah dengan baik dapat membantu masalah ini. Untuk

memecahkan masalah tersebut, pemerintah dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:

1. Memperbaiki formulasi Dana Alokasi Umum (DAU) agar memungkinkan

pemerintah daerah dapat menyediakan pelayanan dasar yang cukup baik. DAU

dimaksudkan untuk membantu kesenjangan keuangan antar daerah berdasarkan

formula yang memperhitungkan tingkat kemiskinan, luas wilayah, jumlah

penduduk, biaya hidup dan kapasitas fiskal. Tetapi pada kenyataannya, dana ini

masih dialokasikan berdasar pola pengeluaran pada tahun-tahun sebelumnya.

Untuk itu penetapan besar DAU harus lebih banyak didasarkan formula di atas,

bahkan dengan memberikan porsi yang lebih besar pada tingkat kemiskinan.

2. Meningkatkan pemberian DAK untuk menunjang target program nasional

pengentasan kemiskinan. Dana Alokasi Khusus dapat menjadi insentif bagi

pemerintah daerah untuk memenuhi target penurunan tingkat kemiskinan. Oleh

karena itu DAK harus ditingkatkan fungsinya dan dikaitkan dengan program

pengentasan kemiskinan, termasuk infrastruktur di daerah pedesaan, kesehatan,

pendidikan, serta penyediaan air bersih dan sanitasi. Daerah yang lebih miskin

harus dapat menerima DAK yang lebih besar, mengingat DAU belum dapat

memperkecil kesenjangan pembiayaan antar daerah. Peningkatan DAK dapat

dilakukan dengan memotong anggaran pemerintah pusat di daerah melalui

departemen teknis, yang selama ini dikenal sebagai Daftar Isian Proyek (DIP).

3.2.9 Merancang Perlindungan Sosial Yang Lebih Tepat Sasaran.

Program perlindungan yang tersedia saat ini, seperti beras untuk orang miskin

serta subsidi bahan bakar dan listrik, dapat dikatakan belum mencapai sasaran dengan

baik. Pada tahun 2004, pemerintah Indonesia mengeluarkan Rp 74 trilliun untuk

21

Page 27: Kemiskinan Indonesia

perlindungan sosial. Angka ini lebih besar dari pengeluaran di bidang kesehatan dan

pendidikan. Sayangnya, hanya 10 persen yang dapat dinikmati oleh penduduk miskin,

sementara sekitar Rp60 trilliun lebih banyak dinikmati oleh masyarakat mampu. Secara

rata-rata, rumah tangga miskin hanya memperoleh subsidi sebesar Rp12.000 untuk

beras dan Rp 9.000 untuk minyak tanah setiap bulannya. Pemerintah dapat

meningkatkan bantuan pada masyarakat miskin disamping mengadakan penghematan

dengan cara:

1. Mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Sebagian besar BBM

digunakan untuk keperluan kendaraan bermotor, yang lebih banyak dinikmati

oleh golongan menengah dan kaya. Pemotongan subsidi BBM dalam anggaran

2005 dapat menghemat Rp 15 trilliun. Jika harga solar dapat dinaikkan ke harga

tertinggi yang ditetapkan oleh Keppres, maka akan didapat tambahan

penghematan sebesar Rp 12 trilliun.

2. Menggunakan tabungan pemerintah yang ada untuk mengembangkan program

perlindungan sosial, termasuk memperluas aktifitas program tersebut, tetapi

dengan sasaran yang lebih tepat.

3. Memperbaiki penetapan sasaran agar dapat menyentuh lebih banyak penduduk

miskin.

22

Page 28: Kemiskinan Indonesia

BAB IVSTUDI KASUS

KEMISIKINAN STRUKTURAL DI INDONESIAKemiskinan struktural adalah kemiskinan yang timbul akibat ketimpangan

kondisi struktur perekonomian di masyarakat. Kebijakan tersebut dapat berupa

kebijakan ekonomi oleh pemerintah, penguasaan faktor-faktor produksi sekelompok

organsasi atau orang, monopoli perdagangan , kolusi antara pengusaha dan pejabat

dan lain-lainnya(seperti kasus Gayus Tambunan). Kemiskinan struktural disebabkan

oleh faktor-faktor buatan manusia.

Dalam hal ini yang saya mau angkat sebagai contoh adalah nelayan. Mereka dapat

dikatakan sebagai “korban” sistem ekonomi. Bagaimana tidak? Sejak zaman orde baru sistem

ekonomi yang buruk dan marak akan korupsi kolusi dan nepotisme membuat sistem ekonomi

Indonesia hancur berantakan. Utang luar negeri yang menumpuk karena kebijakan

pemerintah yang salah membuat rakyat menjadi korbannya.

Akibat pengambilan keputusan yang salah dari kebijakan luar negeri,

membuat utang yang berbunga tingi yang pada akhirnya melahirkan krisis ekonomi

pada tahun 1997. Marta uang Indonesia drop ke angka yang fantastis dari sebelumnya

yang hanya terpaut seidkit dari mata uang acuan dunia yaitu, Dollar. Bermula dari

krisis inilah pada era 2000-an ini Indonesia mengalami gejolak politik, ekonomi,

sosial dan budaya.

Peredaran uang atau yang kita sebut dengan inflasi sangat tinggi karena harga

barang sangat tinggi. Peredaran rupiah tidak terbendung dan membuat pihak Barat

dengan mudah melancarkan politik kotor kepada Indonesia yang membuat

perekonomian kita mengalami masa yang kelam di saat ini(bahkan sampai sekarang

walaupun sudah agak membaik). Sampai sekarang hutang negara kita mencapai

Rp1.878 triliun(dikutip dari : voa-islam.com) pada tahun 2010. Bandingkan dengan

hutang Indonesia pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 1.462 triliun ( sumber:

kompas.co.id).

Dalam kurun waktu 2 tahun hutang Indonesia meningkat. Hal ini lah yang

menyebabkan segala kemarutan ekonomi di masyarakat. Hutang tersebut menjadi

acuan bahwa bangsa kita sedang dalam kondisi yang tidak baik. Semua hal ini

kembali lagi ke dasar. Subjek yang terkena dampak lagi-lagi adalah masyarakat.

23

Page 29: Kemiskinan Indonesia

Indonesia tercatat sebagai negara kepulauan dengan jumah pulau sebanyak

17.508 buah yang dikelilingi oleh garis pantai sepanjang 81.000 Km dan luas laut

sekitar 5,8 juta kilometer persegi dengan Zona Ekonomi Eksklusif seluas 2.78 juta

Km2. Ada sekitar 60 juta Penduduk Indonesia bermukim di wilayah Pesisir dan

penyumbang sekitar 22 persen dari pendapatan brutto nasional. Bisa dikatakan

seharusnya hidup para nelayan sehajtera dengan angka tersebut. Namun,

kenyataannya? Mereka masih hidup dalam kubangan kemiskinan karena carut marut

kebijakan eknomi dan politik dalam pemerintahan. Kapan kita akan keluar? Mungkin

jawabannya ada pada pembuat kebijakan yang kebanyakan menyalahkan atau

menyia-nyiakan kepentingan dan aspirasi rakyat.

Coba lihat kelakuan anggota DPR yang kedapatan menonton video asusila dari

computer tablet yang dia punya. Bayangkan lagi bahwa hal ini dilakukannya pada saat

ia sedang mengikuti sidang yang bertujuan utnuk merencanakan dan membuat

kebijakan. Saya bisa tambahkan, kemiskinan struktural juga terjadi karena kebijakan

politik yang sangat bobrok dari zaman orde baru yang masih dipertahankan sampai

sekarang. Kedua, kemiskinan ini juga terjadi karena para wakil rakyat kita banyak

yang tidak kredibel, tidak goal oriented, tidak well-organized, dan tidak religius.

Kenapa saya memasukkan unsure religius di sini? Saya mempertimbangkan bahwa di

dalam diri seorang pemimpin tersebut harus terkandung jiwa yang selalu takut

terhadap sang pencipta.

Nilai religius yang berasal dari agama inilah yang menjadi pembatas antara

hak dan kewajiban dan melakukan hal yang terbaik bangsa dan negara. Seorang

pemimpin yang religius setidaknya walau tidak sepenuhnya( karena tidak ada manusia

yang sempurna), harus melakukan perbuatan yang terpuji dan lebih mementingkan

kepentingan orang laian yang menaruh kepercayaan kepadanya. Dalam hal ini,

apabila terjadi kesinambungan antara skill, religious values, dan performa kerja akan

membuat rakyat Indonesia akan lebih bisa maju. Kenapa? Dengan hal tersebut,

kebijakan yang diambil sesuai dengan tujuan bangsa yaitu untuk memakmurkan

rakyat. Bagaiamana caranya? Apakah perlu dengan menambah hutang? Tidak saya

rasa. Indonesia sekarang hanya membutuhkan kemadirian ekonomi dan kepositifan

situasi politik yang sesuai dengan syariat agama.

24

Page 30: Kemiskinan Indonesia

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanKemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian:

1. Absolute

2. Kemiskinan Relatif

3. Kemiskinan Kultural    

Faktor penyebab kemiskinan:

1. Kemiskinan alamiah.

Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan

teknologi yang rendah, dan bencana alam.

2. Kemiskinan buatan.

Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.

Langkah Menaklukkan Kemiskinan

1. Peningkatan Fasilitas Jalan dan Listrik Di Pedesaan.

2. Perbaikan Tingkat Kesehatan Melalui Fasilitas Sanitasi yang Lebih Baik.

3. Pembatasan Pajak dan Retribusi Daerah yang Merugikan Usaha Lokal dan

Orang Miskin.

4. Pemberian Hak Penggunaan Tanah Bagi Penduduk Miskin.

5. Membangun Lembaga-lembaga Pembiayaan Mikro yang Memberi Manfaat Pada

Penduduk Miskin.

6. Perbaikan Kualitas Pendidikan Dan Penyediaan Pendidikan Transisi Untuk

Sekolah Menengah.

7. Mengurangi Tingkat Kematian Ibu Pada Saat Persalinan.

8. Menyediakan Lebih Banyak Dana Untuk Daerah Miskin.

9. Merancang Perlindungan Sosial Yang Lebih Tepat Sasaran.

25

Page 31: Kemiskinan Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

1. Mulyo, Sumedi Andono. 2005. Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan.

Jakarta: Komite Penanggulangan Kemiskinan.

2. Berita Resmi Statistik No. 06/01/Th. XV, 2 Januari 2012

3. http://camilla-zahra.blogspot.com/2012/04/tugas-5-upaya-pemerintah-mengatasi.html ,

Di akses pada 17 Nopember 2012, Pukul 13.00 WIB

4. http://mutosagala.wordpress.com/2012/05/08/cara-menanggulangi-kemiskinan/ Di

akses pada 17 Nopember 2012, Pukul 13.00 WIB

5. id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan Di akses pada 17 Nopember 2012, Pukul 13.00

WIB

6. http://bangaisabe.blogspot.com/2008/11/pengangguran-di-indonesia-semakin.html Di

akses pada 17 Nopember 2012, Pukul 13.00 WIB

7. http://elektrojoss.wordpress.com/2007/06/12/tiga-faktor-mendasar-penyebab-masih-

tingginya-pengangguran-di-indonesia/

8. http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan

9. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran

10. http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/07/21/0018.html

26