Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu...

61
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau Dari Adversity Quotient Pada Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Edmodo Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika oleh Aulia Febliana Chaniago 4101416099 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020

Transcript of Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu...

Page 1: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Ditinjau Dari Adversity Quotient Pada Model

Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan

Edmodo

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

oleh

Aulia Febliana Chaniago

4101416099

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

Page 2: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

iii

RNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas dari plagiat. Apabila dikemudian hari

terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Semarang, Maret 2020

Aulia Febliana Chaniago

4101416099

Page 3: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

iv

Page 4: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya

bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari

sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya

kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah: 6-8)

2. Menerima yang terjadi, ketimbang melawannya. Menyadari bahwa meski

seolah berantakan, selalu ada keindahan yang pantas disyukuri. (Adjie

Santosoputro)

PERSEMBAHAN

1. Orang tua tercinta, Bapak Agus Suratman, Ibu

Efflizarti Chaniago yang selalu mendoakan yang

terbaik, memberi semangat serta memberikan kasih

sayang.

2. Untuk kakak-kakak saya, teteh Isrina F Chaniago,

aa’ Wanda Mulia Chaniago yang selalu memberikan

dukungan dan semangat

3. Untuk diri sendiri yang sudah berusaha dan berjuang

untuk menyelesaikan menyusun buku biru ini,

terima kasih sudah sabar dari segala hal yang

mengejar.

4. Sahabat-sahabat saya Himatika Angkatan Super

2016, Pasma 26, dan teman-teman Pendidikan

Matematika angkatan 2016 yang selalu memberikan

support.

Page 5: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau dari Adversity Quotient

dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Edmodo”.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, serta masukan dari

pihak yang terkait. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Sugianto, M.Si., Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.

3. Dr. Mulyono, M.Si., Ketua Jurusan Matematika.

4. Amidi, S.Si., M.Pd. , Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan

bimbingan kepada penulis dalam menyusun skripsi.

5. Dr. Nuriana Rachmani Dewi (Nino Adhi), S.Pd. M.Pd., Dosen Penguji I yang

telah memberikan saran dalam penyusunan skripsi.

6. Dr. Rochmad, M,Si., Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dalam

penyusunan skripsi.

7. Dra. Emi Pujiastuti, M.Pd., Dosen Wali yang telah memberikan motivasi dan

arahan.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis dalam perkuliahan

untuk membantu dalam penyusunan skripsi ini.

9. Dr. Siswanto, M.Pd., Kepala SMA Negeri 5 Semarang yang telah

memberikan izin penelitian.

10. Dra Kresni Winarti, Guru Matematika SMA Negeri 5 Semarang yang telah

membantu saat melaksanakan penelitian.

11. Siswa kelas XI SMA Negeri 5 Semarang yang telah berpartisipasi dalam

penelitian ini.

12. Teman-teman Himatika angkatan super yang terus memberikan hiburan dan

semangat.

13. Teman-teman PPL dan KKN internasional UPSI Malaysia, yang memberikan

pengalaman luar biasa.

Page 6: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

vii

14. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2016 yang telah menemani

perjuangan saat kuliah.

15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi.

Semoga kebaikan yang kalian berikan, dibalas berlipat ganda oleh Allah

SWT dan mendapatkan berkah yang melimpah. Semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Terima kasih.

Semarang, Maret 2020

Penulis

Page 7: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

viii

ABSTRAK

Chaniago, A.F. 2020. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Ditinjau dari Adversity Quotient pada Model Pembelajaran Problem Based

Learning berbantuan Edmodo. Skripsi, Jurusan Matematika Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi,

S.Si., M.Pd.

Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan masalah matematis, Adversity Quotient,

PBL berbantuan Edmodo

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui dan mendeskripsikan

perbandingan pembelajaran menggunakan model PBL berbantuan Edmodo

dengan pembelajaran menggunakan PBL; (2) mengetahui dan mendeskripsikan

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan penerapan model

pembelajaran PBL berbantuan Edmodo apakah mencapai KKM; (3) mengetahui

dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa dengan penerapan model pembelajaran PBL berbantuan Edmodo apakah

lebih baik dari peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

dengan penerapan model pembelajaran PBL; (4) mengetahui dan mendeskripsikan

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada model pembelajaran PBL

berbantuan Edmodo lebih baik dari model pembelajaran PBL; (5) mengetahui dan

mendeskripsikan pengaruh antara kemampuan pemecahan masalah dengan

Adversity Quotient dengan pembelajaran model PBL.

Jenis penelitian ini mix method. Populasi siswa kelas XI di salah satu SMA

Negeri di Semarang. Penelitian kuantitatif menggunakan desain Pretest-Posttest

Control Group Design dengan dua macam perlakuan. Penelitian kualitatif

menggunakan purposive sampling. Subjek penelitian 6 siswa dengan rincian 2

siswa dengan tipe climbers atau AQ tinggi, 2 siswa dengan tipe campers atau AQ

sedang, 2 siswa dengan tipe quitters atau AQ rendah.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) rata-rata hasil tes kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran PBL

berbantuan Edmodo mencapai KKM individual; (2) rata-rata hasil kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran PBL

berbantuan Edmodo lebih baik daripada rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan

masalah matematis yang mengikuti pembelajaran PBL; (3) terdapat pengaruh

Adversity Quotient terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

yang mengikuti pembelajaran PBL berbantuan Edmodo; (4) siswa pada kategori

Climbers atau AQ tinggi mampu memenuhi semua indikator pada tahap

kemampuan pemecahan masalah matematis yaitu tahap memahami masalah,

merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan rencana penyelesaian dan

memeriksa kembali; (5) siswa pada kategori Campers atau AQ sedang hanya

mampu memenuhi indikator pada tahap memahami masalah, merencanakan

penyelesaian masalah, dan melaksanakan rencana penyelesaian; (6) siswa pada

kategori Quitters atau AQ rendah hanya mampu memenuhi indikator pada tahap

memahami masalah saja.

Page 8: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................

PERNYATAAN.............................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................

MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................

PRAKATA......................................................................................................

ABSTRAK......................................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................

DAFTAR TABEL...........................................................................................

DAFTAR GAMBAR......................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................

i

iii

iv

v

vi

viii

ix

xiv

xv

xvii

BAB

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 7

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………….

1.4.1. Bagi peneliti ...........................................................................

1.4.2. Bagi Siswa .............................................................................

1.4.3. Bagi Pendidik .........................................................................

1.4.4. Bagi Sekolah ..........................................................................

8

8

9

9

10

1.5 Penegasan Istilah

1.5.1 Analisis......................................................................................

1.5.2 Problem Based Learning (PBL)…............................................

1.5.3 Edmodo......................................................................................

1.5.4 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis...........................

1.5.5 Adversity Quotient (AQ)............................................................

10

10

10

11

11

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori.................................................................................... 12

Page 9: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

x

2.1.1 Teori Belajar...............................................................................

2.1.1.1 Teori Belajar Jean Piaget...............................................

2.1.1.2 Teori Belajar Vygotsky..................................................

2.1.1.3 Teori Belajar David Ausubel........................................

2.1.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis............................

2.1.3.1 Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis.....................................................................

2.1.3.2 Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Matematis......................................................................

2.1.3 Model Problem Based Learning (PBL).....................................

2.1.4 Media Edmodo...........................................................................

2.1.5 Adversity Quotient (AQ)............................................................

2.1.5.1 Tipe Adversity Quotient (AQ)………..........................

2.1.6 Materi Terkait.............................................................................

2.1.6.1 Barisan dan Deret Aritmatika.……………………......

2.1.6.2 Barisan dan Deret Geometri ………………………....

12

12

13

14

15

15

16

20

23

24

26

29

29

30

2.2 Penelitian yang Relevan...................................................................... 30

2.3 Kerangka Berpikir...............................................................................

2.4 Hipotesis.............................................................................................

32

35

3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian.................................................................

3.2 Langkah-langkah Penelitian................................................................

36

37

3.3 Latar Penelitian...................................................................................

3.3.1 Lokasi Penelitian....................................................................

3.3.2 Waktu Penelitian....................................................................

3.4 Populasi, Sampel, dan Subjek Penelitian...........................................

3.4.1 Populasi ………………………………..........................……..

3.4.2 Sampel …………………………………..................................

3.4.3 Subjek Penelitian………………………….....……………......

3.5 Variabel Penelitian.............................................................................

3.5.1 Variabel Bebas……………………………….............……......

39

39

39

39

39

39

40

41

41

Page 10: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

xi

3.5.2 Variabel Terikat……………………………................…….....

3.5.3 Variabel Kontrol………………........……………………...….

3.6 Data dan Sumber Data Penelitian

3.6.1 Data Penelitian ……..................................................................

3.6.2 Sumber Data Penelitian..............................................................

3.7 Teknik Pengumpulan Data …………........………………………......

3.7.1 Tes..............................................................................................

3.7.2 Wawancara.................................................................................

3.7.3 Kuesioner……...........................................................................

3.7.4 Dokumentasi …………........……………………….................

3.7.5 Tahap Analisis Data …………........………………………......

3.7.6 Tahap Pembuatan Kesimpulan …………........…………….....

3.7.7 Tahap Penyusunan Laporan …………........…………...….......

3.8 Instrumen Penelitian …………........………………………................

3.8.1 Perangkat Pembelajaran.............................................................

3.8.2 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis............

3.8.3 Angket Klasifikasi Tipe-tipe AQ…..........................................

3.8.4 Pedoman Wawancara …………........………………………...

3.9 Teknik Analisis Data Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis....…………........………………………...........

3.9.1 Uji Validitas...............................................................................

3.9.2 Uji Reliabilitas....... …………........……………………....…...

3.9.3 Taraf Kesukaran…................……………………….................

3.9.4 Daya Pembeda Item …………........…………………....……..

3.10 Analisis Data Kuantitatif …………........……………………...….

3.10.1 Uji Normalitas Awal……………………………………......

3.10.2 Uji Homogenitas Awal…………………………………......

3.10.3 Uji Kesamaan Rata-rata.........................................................

3.10.4 Uji Normalitas Akhir…………………...................…..........

3.10.5 Uji Homogenitas Akhir..........................................................

3.10.6 Uji Hipotesis 1…………………….......................................

41

41

41

41

42

42

42

43

44

45

45

45

45

45

46

46

47

47

47

47

47

48

49

50

51

51

51

51

52

52

53

Page 11: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

xii

3.10.5 Uji Hipotesis 2…………………….......................................

3.10.6 Uji Hipotesis 3…………………….......................................

3.10.7 Pengaruh AQ terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis...……………………..........................................

3.11 Analisis Data Kualitatif …………........………………………......

3.11.1 Reduksi Data …………........………………………............

3.11.2 Penyajian Data …………........……………………….........

3.11.3 Menarik Kesimpulan …………........……………………....

3.12 Keabsahan Data……………………………………………...........

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengambilan Data Penelitian……........……………………....

4.1.1 Pemilihan Sampel....................................................................

4.1.2 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis...............................................................

4.1.3 Analisis Data Kemampuan Awal ..........................................

4.1.3.1 Uji Normalitas.............................................................

4.1.3.2 Uji Homogenitas.........................................................

4.1.3.3 Uji Kesamaan Rata-rata..............................................

4.1.4 Pelaksanaan Penelitian...............................................................

4.1.5 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis.....................

4.1.6 Analisis Data Akhir....................................................................

4.1.6.1 Uji Normalitas.............................................................

4.1.6.2 Uji Homogenitas..........................................................

4.1.6.3 Uji Hipotesis 1.............................................................

4.1.6.4 Uji Hipotesis 2.............................................................

4.1.6.5 Uji Hipotesis 3.............................................................

4.1.6.6 Uji Hipotesis 4.............................................................

4.1.7 Analisis Data Kualitatif..............................................................

4.1.7.1 Penentuan Subjek Penelitian.......................................

4.1.7.2 Analisis Kemampuan Pemecahan masalah

matematis ditinjau dari Adversity Quotient................

55

56

58

60

60

60

60

61

63

63

64

64

65

65

66

66

67

70

71

71

72

72

74

75

78

79

79

81

Page 12: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

xiii

4.1.7.2.1 Tipe Climbers (AQ Tinggi)......................

4.1.7.2.2 Tipe Campers (AQ Sedang).....................

4.1.7.2.3 Tipe Quitters (AQ Rendah)......................

4.2 Pembahasan………………………………………………………...

4.2.1 Pembahasan Kuantitatif..........................................................

4.2.2 Pembahasan Kualitatif............................................................

4.2.2.1 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta

Didik pada Tipe Climbers (AQ Tinggi).....................

4.2.2.2 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta

Didik pada Tipe Campers (AQ Sedang)....................

4.2.2.3 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta

Didik pada Tipe Quitters (AQ Rendah).....................

4.2.2.4 Ringkasan Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta

Didik pada Adversity Quotient..................................

5. PENUTUP

5.1 Simpulan...........................................................................................

5.2 Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

LAMPIRAN...................................................................................................

82

127

171

213

213

219

219

220

221

222

225

226

228

233

Page 13: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah..........................................

2.2 Langkah-langkah Problem Based Learning...........................................

2.3 Karakteristik masing-masing kategori AQ………....……………….....

3.1 Kriteria Reliabilitas Soal …………………….................……………..

3.2 Tolak Ukur Tingkat Kesukaran………………………….....………….

3.3 Kategori Daya Pembeda …………........................................................

3.4 Kriteria Nilai Gain Ternormalisasi ………............................................

4.1 Analisis Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis...............................................................................................

4.2 Rincian Jadwal Pembelajaran ……………………………...………….

4.3 Penggolongan Peserta didik Berdasarkan Skor Angket AQ…………..

4.4 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ditinjau dari

AQ Tinggi ………………………………………............................…..

4.5 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ditinjau dari

AQ Sedang ………………………………………..........................…..

4.6 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ditinjau dari

AQ Rendah ………………………………………..........................…..

4.7 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ditinjau dari

Adversity Quotient ................................................................................

19

22

29

49

50

50

57

65

67

80

126

170

210

211

Halaman

Page 14: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Gambar Kerangka Berfikir……………………………………….......

3.1 Strategi eksplanatoris sekuensial..........................................................

3.2 Desain Pretest-Posttest Control Group Design....................................

4.1 Hasil pekerjaan E-18 pada soal nomor 1……………………………..

4.2 Hasil pekerjaan E-18 pada soal nomor 2..……………………………

4.3 Hasil pekerjaan E-18 pada soal nomor 3..……………………………

4.4 Hasil pekerjaan E-18 pada soal nomor 4..……………………………

4.5 Hasil pekerjaan E-18 pada soal nomor 5..……………………………

4.6 Hasil pekerjaan E-18 pada soal nomor 6..……………………………

4.7 Hasil pekerjaan E-18 pada soal nomor 6……………………………..

4.8 Hasil pekerjaan E-21 pada soal nomor 1……………………………..

4.9 Hasil pekerjaan E-21 pada soal nomor 2..…………………………....

4.10 Hasil pekerjaan E-21 pada soal nomor 3..…………………………....

4.11 Hasil pekerjaan E-21 pada soal nomor 4..…………………………....

4.12 Hasil pekerjaan E-21 pada soal nomor 5..…………………………....

4.13 Hasil pekerjaan E-21 pada soal nomor 6..…………………………....

4.14 Hasil pekerjaan E-21 pada soal nomor 6..………………………..…..

4.15 Hasil pekerjaan E-03 pada soal nomor 1…………………………..…

4.16 Hasil pekerjaan E-03 pada soal nomor 2..……………………………

4.17 Hasil pekerjaan E-03 pada soal nomor 3..……………………………

4.18 Hasil pekerjaan E-03 pada soal nomor 4..……………………………

4.19 Hasil pekerjaan E-03 pada soal nomor 5..……………………………

4.20 Hasil pekerjaan E-03 pada soal nomor 6..……………………………

4.21 Hasil pekerjaan E-26 pada soal nomor 1…..…………………………

4.22 Hasil pekerjaan E-26 pada soal nomor 2..……………………………

4.23 Hasil pekerjaan E-26 pada soal nomor 3..……………………………

4.24 Hasil pekerjaan E-26 pada soal nomor 3..……………………………

4.25 Hasil pekerjaan E-26 pada soal nomor 4..……………………………

34

36

37

82

85

88

92

96

99

99

103

108

111

115

118

122

122

127

131

134

138

141

145

148

152

155

156

159

Halaman

Page 15: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

xvi

4.26 Hasil pekerjaan E-26 pada soal nomor 5..……………………………

4.27 Hasil pekerjaan E-26 pada soal nomor 6..……………………………

4.28 Hasil pekerjaan E-10 pada soal nomor 1……………………………..

4.29 Hasil pekerjaan E-10 pada soal nomor 2..……………………………

4.30 Hasil pekerjaan E-10 pada soal nomor 4..……………………………

4.31 Hasil pekerjaan E-10 pada soal nomor 5..……………………………

4.32 Hasil pekerjaan E-10 pada soal nomor 6..……………………………

4.33 Hasil pekerjaan E-28 pada soal nomor 1……………………………..

4.34 Hasil pekerjaan E-28 pada soal nomor 2..……………………………

4.35 Hasil pekerjaan E-28 pada soal nomor 3..……………………………

4.36 Hasil pekerjaan E-28 pada soal nomor 4..……………………………

4.37 Hasil pekerjaan E-28 pada soal nomor 5..……………………………

4.38 Hasil pekerjaan E-28 pada soal nomor 6..……………………………

4.39 Latihan soal 1..……………..........................................………………

4.40 Latihan soal 2..……………………………..........................................

4.41 Bahan Ajar......……………………………..........................................

163

166

171

174

180

183

187

189

193

196

200

203

207

217

217

218

Page 16: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Daftar Peserta Didik Kelas Uji Coba.....................................................

2. Daftar Peserta Didik Kelas Eksperimen................................................

3. Daftar Peserta Didik Kelas Kontrol.......................................................

4. Nilai Pretest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis...………...

5. Nilai Posttest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis....…….....

6. Hasil Penggolongan Tipe Adversity Quotient Peserta Didik.................

7. Kisi Kisi Soal Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis..............................................................................................

8. Soal Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis..............................................................................................

9. Pedoman Penskoran Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis..............................................................................................

10. Daftar Nilai Kelas Uji Coba..................................................................

11. Analisis Validitas Soal Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis................................................................................

12. Analisis Reliabilitas Soal Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis...............................................................................

13. Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Tes Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematis.. ………....................................…….

14. Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis...............................................................................

15. Rekapitulasi Analisis Hasil Soal Uji Coba Tes Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematis.. …………….....................................

16. Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis........

17. Soal Pre test Kemampuan Pemecahan Masalah..................................

18. Soal Post test Kemampuan Pemecahan Masalah.................................

19. Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis..............................................................................................

233

234

235

236

237

238

240

244

247

257

258

259

260

261

262

263

267

270

273

Halaman

Page 17: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

xviii

20. Pedoman Penskroan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis..............................................................................................

21. Angket Kuesioner Adversity Quotient...................................................

22. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa...................................................

23. Uji Normalitas Tes Awal Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Kelas Eksperimen ...............................................................

24. Uji Normalitas Tes Awal Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Kelas Kontrol......................................................................

25. Uji Homogenitas Tes Awal Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis..............................................................................................

26. Uji Kesamaan Rata-rata awal Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis.............................................................................................

27. Uji Normalitas Tes Akhir Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Kelas Eksperimen................................................................

28. Uji Normalitas Tes Akhir Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Kelas Kontrol......................................................................

29. Uji Homogenitas Tes Akhir Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis..............................................................................................

30. Uji Hipotesis 1.......................................................................................

31. Uji Hipotesis 2.......................................................................................

32. Uji Hipotesis 3......................................................................................

33. Uji Hipotesis 4......................................................................................

34. Penggalan Silabus Pelajaran Matematika.............................................

35. RPP Pelaksanaan Kelas Eksperimen Pertemuan 1................................

36. RPP Pelaksanaan Kelas Eksperimen Pertemuan 2................................

37. RPP Pelaksanaan Kelas Eksperimen Pertemuan 3................................

38. RPP Pelaksanaan Kelas Kontrol Pertemuan 1.......................................

39. RPP Pelaksanaan Kelas Kontrol Pertemuan 2.......................................

40. RPP Pelaksanaan Kelas Kontrol Pertemuan 3.......................................

41. LKPD Pertemuan 1................................................................................

42. LKPD Pertemuan 2................................................................................

275

282

290

291

292

293

294

295

296

297

298

300

302

306

309

325

335

345

354

363

373

382

391

Page 18: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

xix

43. LKPD Pertemuan 3................................................................................

44. LTPD Pertemuan 1................................................................................

45. LTPD Pertemuan 2................................................................................

46. LTPD Pertemuan 3................................................................................

47. Bahan Ajar.............................................................................................

48. Latihan Soal 1........................................................................................

49. Latihan Soal 2........................................................................................

50. Latihan Soal 3........................................................................................

51. Keabsahan Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Ditinjau dari Adversity Quotient............................................................

52. Pedoman Wawancara............................................................................

53. Hasil Pengerjaan Subjek.......................................................................

54. Naskah Asli Adversity Quotient............................................................

55. Tampilan Kelas Edmodo.......................................................................

56. Surat Ketetapan Dosen Pembimbing.....................................................

57. Surat Izin Observasi…………………...…………...............................

58. Surat Izin Penelitian dari Universitas………………………….……...

59. Dokumentasi..........................................................................................

401

408

411

414

417

423

424

425

426

433

435

450

459

460

461

462

463

Page 19: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen

yang saling terkait secara fungsional bagi tercapainya pendidikan yang

berkualitas. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (2003),

menunjukkan akan peran strategis pendidikan dalam pembentukan SDM yang

berkualitas. Karakter manusia Indonesia yang diharapkan menurut undang-undang

tersebut adalah manusia yang beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian, maju, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, profesional, bertanggung

jawab, produktif, serta sehat jasmani dan rohani. Upaya efektif untuk membentuk

karakter manusia seperti ini dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas

pendidikan.

Matematika merupakan salah satu ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang

pendidikan karena matematika memiliki peran penting dalam dimensi kehidupan.

Tujuan pembelajaran matematika menurut kurikulum 2013 yaitu mengembangkan

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa, salah satunya kemampuan

pemecahan masalah matematika. National Council of Teachers of Mathematics

(NCTM, 2000) menetapkan lima standar kemampuan matematis yang harus

dimiliki oleh siswa, yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving),

Page 20: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

2

kemampuan komunikasi (communication), kemampuan koneksi (connection),

kemampuan penalaran (reasoning), dan kemampuan representasi (representation).

Menurut Van De Walle, sebagaimana dikutip oleh Waluya et al. (2019: 1)

Pemecahan masalah memainkan sebuah peran yang penting dalam pendidikan

matematika dan sebagian besar pembelajaran terjadi sebagai hasil dari proses

pemecahan masalah. Pemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang

perlu dilaksanakan agar memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah.

Pemecahan masalah adalah salah satu aspek utama dalam kurikulum matematika

yang diperlukan siswa untuk menerapkan dan mengintegrasikan banyak konsep-

konsep matematika dan keterampilan serta membuat keputusan.

Menurut Saefudin sebagaimana dikutip oleh Muqarrobin (2017)

menyatakan bahwa kemampuan guru dalam memerankan dirinya sebagai

pembimbing, motivator, dan fasilitator dalam pembelajaran matematika sangat

berpengaruh terhadap kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah

matematika. Untuk mencapai tujuan yang telah direncakan di awal seorang guru

yang profesional mampu menentukan cara apa yang paling efektif dalam

menerapkan strategi pembelajaran. Pada era kreatif saat ini, seorang guru juga

dituntut untuk mampu memiliki kreativitas tingkat tinggi dalam menginovasi,

mendesain dan melakukan setiap kegiatan pembelajaran dengan materi yang

berbeda-beda pula tentunya.

Agar tercapai pembelajaran secara efektif efisien dan harapannya dapat

ditempuh dengan baik maka diperlukan penentuan strategi pembelajaran yang

tepat. Sehingga siswa yang kurang minat belajar akan merasa cocok karena

Page 21: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

3

mereka menjadi lebih paham dengan cara mengajar guru yang baik. Agar semua

itu dapat tercapai, seorang guru atau pengajar setidaknya perlu mempersiapkan

hal-hal berikut ini: 1) mengembangkan tujuan pembelajaran; 2) mengembangkan

kegiatan pembelajaran; 3) memilih metode ataupun model dan teknik yang tepat,

4) memilih media yang tepat; 5) memilih materi ajar yang sesuai dengan

pencapaian kompetensi; 6) memilih sumber belajar yang pas; dan 7) menentukan

instrumen penilaian yang tepat sasaran.

Terdapat banyak model maupun pendekatan pembelajaran yang dapat

dipakai oleh guru untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta

didik, salah satu model pembelajaran adalah pembelajaran Problem Based

Learning (PBL). PBL adalah pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai

dasar bagi peserta didik untuk belajar. Arends sebagaimana dikutip oleh Nurma

(2014) menyatakan bahwa “problem based learning helps students develop their

thinking and problem solving skills, learn authentic adult roles, and become

independent learners.” Maknanya adalah belajar berbasis masalah membantu

peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan

masalah, mempelajari peran-peran orang dewasa, dan menjadi pelajar yang

mandiri. Selain itu menurut Shoenfeld dan Boaler sebagaimana dikutip oleh

Padmavathy dan Mareesh (2013) mengatakan bahwa “Proponents of

mathematical problem solving insist that students become good problem solvers

by learning mathematical knowledge heuristically.” Sehingga model

pembelajaran PBL mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematis pada siswa.

Page 22: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

4

Kemampuan pemecahan masalah matematis belum sepenuhnya

mendapatkan hasil yang baik di dunia pendidikan. Data hasil wawancara yang

dilakukan dengan salah satu guru mata pelajaran matematika di SMA Negeri 5

Semarang mengatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

belum optimal terutama pada materi barisan deret aritmatika dan geometri. Hal ini

ditunjukkan saat Ujian Nasional 2019, SMA Negeri 5 Semarang memiliki nilai

daya serap tentang menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan barisan

dan deret aritmatika kurang dari 55%, yaitu sebesar 7,21% untuk indikator

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan barisan/deret aritmatika. Siswa

belum bisa menjawab pertanyaan dengan baik dalam menyelesaikan

permasalahan matematika tersebut.

Dalam menjawab pertanyaan atau menyelesaikan permasalahan matematika,

setiap siswa memiliki tingkat kesulitan serta kemampuan yang berbeda-beda

sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Seseorang dapat menyelesaikan

atau memecahkan masalah yang ada dengan baik apabila didukung oleh

kemampuan menyelesaikan masalah yang baik pula. Kemampuan yang dimiliki

seseorang untuk mengubah dan mengolah suatu permasalahan atau kesulitan yang

terjadi dalam hidupnya dan menjadikan masalah tersebut menjadi suatu tantangan

yang harus diselesaikan dengan sebaik-baiknya dikenal dengan Adversity Quotient

(AQ).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 21

Tahun 2016 tentang Standar Isi (Permendiknas, 2016) menjelaskan siswa harus

menunjukan sikap positif bermatematika: logis, cermat dan teliti, jujur,

Page 23: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

5

bertanggung jawab, dan tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan masalah,

sebagai wujud implementasi kebiasaan dalam inkuiri dan eksplorasi matematika.

Hal ini memperkuat aspek psikologis dalam pembelajaran matematika, salah

satu diantara aspek psikologis tersebut adalah kecerdasan seseorang dalam

menghadapi kesulitan yang dikenal dengan nama Adversity Quotient

(Hidayat, 2018: 12).

Menurut Supardi (2015) keberhasilan siswa dalam pembelajaran tergantung

pada bagaimana cara siswa mengatasi kesulitan yang ada. Cara mengatasi

kesulitan setiap orang berbeda-beda. Demikian pula, tingkat kecerdasan seseorang

relatif berbeda. Kecerdasan dalam menghadapi suatu kesulitan termasuk salah

satu jenis AQ. AQ merupakan kecerdasan individu dalam mengatasi setiap

kesulitan yang muncul. AQ sering diindentikkan dengan daya juang untuk

melawan kesulitan. AQ dianggap sangat mendukung keberhasilan siswa dalam

meningkatkan prestasi belajar.

Terciptanya pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah tidak terlepas dari materi yang akan dipelajari dan bagaimana

cara menciptakan dan mengolah materi itu sehingga siswa dapat terlibat aktif

mendayagunakan pikirannya membentuk konsep dalam proses pemecahan

masalah. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran tidak hanya bergantung

pada bagaimana guru mengajar tapi bagaimana guru mengkreasi. Sehingga perlu

adanya upaya inovasi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah.

Page 24: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

6

Dari uraian sebelumnya, diketahui bahwa kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa yang penulis jabarkan di SMA Negeri 5 Semarang masih belum

optimal, oleh karena itu perlu dikembangkan media pembelajaran memiliki

peluang untuk mengatasi masalah tersebut. Media yang digunakan yaitu Edmodo.

Media pembelajaran Edmodo sebagai media untuk membantu pendalaman materi

serta latihan soal.

Penelitian ini menggunakan Edmodo sebagai media yang diharapkan

memungkinkan siswa untuk membantu pendalaman materi serta berpartisipasi

dalam kegiatan kelas interaktif menggunakan perangkat seluler mereka untuk

meningkatkan pengalaman belajar. Menurut Embi, sebagaimana yang dikutip oleh

Tavukcu (2018) menyatakan Edmodo adalah salah satu media e-learning yang

digunakan sebagai platform untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran.

SMA Negeri 5 Semarang memiliki fasilitas penunjang yang mendukung serta

jaringan internet sehingga siswa dapat melakukan latihan di dalam kelas pada

perangkat elektronik mereka menggunakan Edmodo.

Pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 6/2001 telah mulai melakukan

inisiasi pemanfaatan TIK dalam bidang pendidikan. Untuk mendukung

pelaksanaan Keppres tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas

memfasilitasi pengembangan infrastruktur TIK dan jaringannya bagi lembaga

pendidikan tinggi di Indonesia. Tujuan utama penggunaan teknologi adalah

meningkatkan efisiensi dan efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas

pembelajaran.

Page 25: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

7

Oleh karena itu, penelitian tentang “Analisis Kemampuan Pemecahan

masalah matematis Ditinjau dari Adversity Quotient pada Model Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Edmodo” dilakukan dengan harapan

dapat menghasilkan produk yang bermanfaat dalam pembelajaran matematika.

Sehingga kemampuan pemecahan masalah matematis dapat meningkat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaimana yang penulis telah paparkan,

masalah yang akan menjadi fokus dalam penelitian yang akan penulis lakukan ini

penulis rumuskan sebagai berikut :

1. Apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada model

pembelajaran PBL berbantuan Edmodo mencapai KKM?

2. Apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada model

pembelajaran PBL berbantuan Edmodo lebih baik dari model

pembelajaran PBL?

3. Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis pada

pembelajaran PBL berbantuan Edmodo lebih baik daripada peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematis pada pembelajaran PBL?

4. Apakah Adversity Quotient berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan

masalah matematis peserta didik dengan pembelajaran model PBL

berbantuan Edmodo?

5. Bagaimana deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis peserta

didik ditinjau dari Adversity Quotient melalui pembelajaran model PBL

berbantuan Edmodo?

Page 26: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

8

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

(1) Mengetahui dan mendeskripsikan perbandingan pembelajaran

menggunakan model PBL berbantuan Edmodo dengan pembelajaran

menggunakan PBL.

(2) Mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran PBL berbantuan

Edmodo apakah mencapai KKM.

(3) Mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran PBL

berbantuan Edmodo apakah lebih baik dari peningkatan kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa dengan penerapan model

pembelajaran PBL.

(4) Mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa pada model pembelajaran PBL berbantuan Edmodo lebih

baik dari model pembelajaran PBL.

(5) Mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh antara kemampuan pemecahan

masalah dengan Adversity Quotient dengan pembelajaran model PBL.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 27: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

9

1.4.1. Bagi Peneliti

a. Memperoleh pelajaran dan pengalaman dalam mengamati dan

menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran

matematika melalui model PBL.

b. Menambah pengalaman dalam melaksanakan tugas pembelajaran di

sekolah dan akan memiliki dasar-dasar kemampuan mengajar serta

mengembangkan pembelajaran.

c. Mengetahui penerapan model pembelajaran PBL berbantuan Edmodo

untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.

1.4.2. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam

pembelajaran matematika.

b. Dapat menumbuhkan rasa kerja keras dalam menyelesaikan soal dalam

pembelajaran matematika

c. Dapat menumbuhkan, membangkitkan, dan memelihara minat belajar

siswa.

1.4.3. Bagi Pendidik

a. Memperoleh pengetahuan yang menunjang pembelajaran melalui media

berbantuan Edmodo.

b. Sebagai bahan referensi atau masukan tentang model pembelajaran yang

dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

Page 28: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

10

1.4.4. Bagi Sekolah

Sekolah dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan usaha perbaikan

pembelajaran salah satunya dengan menggunakan model PBL berbantuan media

Edmodo.

1.5 Penegasan Istilah

1.5.1 Analisis

Analisis dalam penelitian ini adalah penguraian tentang kemampuan siswa

pada aspek pemecahan masalah yang ditinjau dari Adversity Quotient siswa dalam

pembelajaran PBL berbantuan Edmodo. Uraian tentang kemampuan siswa pada

aspek pemecahan masalah didasarkan pada pencapaian setiap indicator

kemampuan siswa pada aspek pemecahan masalah.

1.5.2 Problem Based Learning (PBL)

PBL dalam penelitian ini adalah suatu pembelajaran yang menggunakan

masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara

berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh

pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. (Khoiri, 2013)

1.5.3 Edmodo

Edmodo adalah salah satu media e-learning yang digunakan sebagai

platform untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran. Edmodo dapat

diakses melalui laman http://www.edmodo.com. Penerapan Edmodo dalam

penelitian ini adalah pemberian tugas, latihan soal, penyaluran materi ajar dan

media komunikasi antar guru dan siswa belajar.

Page 29: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

11

1.5.4 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Menurut Chotimah sebagaimana dikutip oleh Mawaddah (2015)

menyatakan kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan

mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur

yang diperlukan, mampu membuat atau menyusun model matematika, dapat

memilih dan mengembangkan strategi pemecahan, mampu menjelaskan dan

memeriksa kebenaran jawaban yang diperoleh. Solusi pemecahan masalah

menurut Polya (1973) memuat empat langkah penyelesaian, yaitu: (1) memahami

masalah (understanding the problem), (2) merencanakan penyelesaian (devising a

plan), (3) melaksanakan rencana (carrying out the paln), dan (4) memeriksa

kembali proses dan hasil (looking back).

1.5.5 Adversity Quotient (AQ)

AQ menunjukkan bagaimana cara untuk memimpin hidup bahkan di

situasi yang kurang baik (Hema & Gupta, 2015). Sedangkan yang dimaksud AQ

dalam penelitian ini adalah kecerdasan siswa dalam mengatasi kesulitan

belajarnya. Stoltz (2007) mengkategorikan AQ menjadi 3, antara lain: (1) AQ

rendah (Quitters), (2) AQ sedang (Campers), (3) AQ tinggi (Climbers)

Page 30: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

12

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Belajar

2.1.1.1 Teori Belajar Jean Piaget

Piaget merupakan salah satu tokoh yang disebul-sebut sebagai pelopor

aliran konstruktivisme. Salah satu yang membantah pendapatnya vang banyak

digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu,

yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget,

perkembangan kognitif merupakan proses genetik, yaitu suatu proses yang

didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem saraf. Dengan

bertambahnya umur seseorang, maka susunan sel sarafnya semakin kompleks

sehingga semakin meningkat kemampuannya. Proses belajar akan terjadi jika

mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi. Selanjutnya, Piaget

membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi empat tahap yaitu:

1) Tahap sensori motorik (umur 0-2 tahun). Ciri pokok perkembangan pada

tahapan ini didasarkan pada tindakan yang dilakukan selangkah demi

selangkah.

2) Tahap pra operasional (umur 2-7 tahun). Perkembangan pada saat ini

dicirikan dengan penggunaan simbol atau tanda bahasa dan mulai

pengembangannya konsep-korsep intuitif.

Page 31: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

13

3) Tahap operasional konkret (umur 7-11 tahun). Ciri dasar perkembangan

pada tahap ini sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan

logis juga ditandai dengan reversibel dan kekekalan.

4) Tahap operasional formal (umur 11-18 tahun). Pada tahap ini, seseorang

individu sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan

pola berpikir kemungkinan.

Keterkaitan teori belajar Piaget dalam penelitian ini adalah penerapan PBL

dalam hal keterampilan siswa dalam memecahkan masalah melalui pola pikir

abstrak dan logis.

2.1.1.2 Teori Belajar Vygotsky

Teori kontruktivisme yang dikembangkan oleh Vygotsky berbeda dengan

teori konstruktivisme menurut Piaget. Vygotsky menyatakan, bahwa daiam

mengonstruksi suatu konsep, siswa perlu

memperhatikan lingkungan sosial. Teori

ini menekankan, bahwa belajar dilakukan dengan adanya interaksi terhadap

lingkungan sosial ataupun fisik seseorang sehingga teori ini dikenal dengan teori

interaksi sosial/konstruktivisme sosial. Terdapat dua konsep penting dalam teori

Vygotsky (Slavin, 1999), yaitu Zone of Proximal Development (ZPD) dan

scaffolding. ZPD merupakan jarak antara tingkat perkembangan sesungguhrya

yang didefinisikan sebagai kemampuan penyelesaian masalah secara mandiri

dengan tingkat perkembangan potensial bimbingan orang dewasa (guru) atau

melalui kerja yang lebih mampu.

Page 32: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

14

Keterkaitan teori belajar Vygotsky dalam penelitian ini adalah penerapan

PBL dalam hal mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah

dimiliki siswa melalui interaksi sosial.

2.1.1.3 Teori Belajar David Ausubel

Menurut Ausubel (2000), belajar seharusnya merupakan asimilasi yang

bermakna bagi siswa. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan

dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif.

Teori ini banyak memusatkan perhatiannya pada konsepsi, bahwa perolehan dan

retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari stuktur kognitif yang telah

dimiliki siswa. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau

informasi baru dapat beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki

seseorang. Teori ini terkenal dengan belajar bemakna dan pentingnya

pengulangan sebelum pembelajaran dimulai. Ausubel membedakan antara belajar

menemukan dan belajar menerima. Dalam belajar menerima, siswa hanya

menerima dan menghapalkan materi, sedangkan pada belajar menemukan, siswa

tidak menerima pelajaran begitu saja, tetapi konsep ditemukan oleh siswa. Teori

ini berpendapat, bahwa materi pelajaran akan lebih mudah dipahami jika materi

itu dirasakan bermakna bagi siswa.

Sejalan dengan teori belajar Ausubel mengenai belajar bermakna, dalam

penelitian ini menggunakan model pembelajaran PBL yang dimulai dengan

memberikan masalah dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki

siswa. Masalah yang disajikan dalam PBL adalah masalah kontekstual sehingga

Page 33: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

15

siswa dapat menghubungkan konsep baru yang dipelajari dengan konsep yang

telah dimilikinya.

2.1.2 Kemampuan Pemecahan masalah matematis

2.1.2.1 Pengertian Kemampuan Pemecahan masalah matematis

The National Council of Teacher of Mathematics (NCTM, 2000)

mengatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah, guru

harus memperhatikan lima kemampuan matematika yaitu: koneksi (conections),

penalaran (reasoning), komunikasi (communications), pemecahan masalah

(problem solving), dan representasi (representations). Hal tersebut menjelaskan

bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu aspek penting dalam kurikulum

matematika. Dengan demikian pemecahan masalah menjadi tujuan utama dari

semua pembelajaran matematika dan merupakan bagian tak terpisahkan dari

semua aktivitas matematika. Ini menunjukkan pemecahan masalah merupakan hal

yang penting dalam pembelajaran matematika.

Menurut Manalu (1980) sebagimana yang dikutip oleh Nugroho

kemampuan pemecahan masalah matematis sangat penting dimiliki setiap orang,

bukan hanya karena sebagian besar kehidupan manusia akan berhadapan dengan

masalah–masalah yang perlu dicari penyelesaiannya, tetapi pemecahan masalah

terutama yang bersifat matematika juga dapat menolong seseorang meningkatkan

daya analitis dan dapat membantu mereka untuk menyelesaikan permasalahan-

permasalahan pada berbagai situasi yang lain. Hal ini selaras dengan yang

dikemukakan Gagne (Anni, 2007) bahwa pemecahan masalah (problem solving)

Page 34: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

16

merupakan tipe belajar paling tinggi yang dapat membantu dan mengembangkan

keterampilan intelektual tingkat tinggi yakni penalaran matematik.

Menurut Lester (1994) sebagaimana yang dikutip oleh Waluya kebutuhan

untuk mencari jawaban pertanyaan menyangkut apa sebenarnya terjadi di ruang

kelas yang berpusat pada masalah. Siswa didorong setelah masalah proses

pemecahan karena pemecahan masalah berkontribusi pada penggunaan solusi dan

pengembangan strategi yang berbeda yang digunakan siswa.

Siwi dan Heri (2015) mengemukakan bahwa terdapat dua kelompok

masalah dalam pembelajaran matematika yaitu masalah rutin dan masalah

nonrutin. Masalah rutin dapat dipecahkan dengan metode yang sudah ada.

Masalah rutin dapat membutuhkan satu, dua atau lebih langkah pemecahan.

Masalah rutin memiliki aspek penting dalam kurikulum. Tujuan pembelajaran

matematika yang diprioritaskan terlebih dahulu adalah siswa dapat memecahkan

masalah rutin.

Suherman (2003) sebagaimana yang dikutip oleh Mariya (2013) bahwa

pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat

penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, peserta didik

dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan dan

keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang

bersifat tidak rutin.

2.1.2.2 Langkah Pemecahan masalah matematis

Untuk dapat menyelesaikan suatu masalah dengan baik, maka diperlukan

langkah-langkah dalam memecahkan masalah. Dalam penelitian ini analisis yang

Page 35: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

17

digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah

langkah-langkah pemecahan menurut Polya. Menurut Polya (1973), ada empat

langkah dalam memecahkan suatu masalah, yaitu (1) memahami masalah; (2)

merencanakan penyelesaian; (3) melaksanakan rencana penyelesaian; dan (4)

memeriksa kembali. Adapun penjelasan secara rinci terkait langkah-langlah

pemecahan masalah menurut Polya adalah sebagai berikut.

1) Memahami masalah (understanding the problem)

Langkah pertama dalam menyelesaikan suatu masalah adalah memahami

masalah. Siswa perlu mengidentifikasi apa yang diketahui, apa yang dicari, serta

hubungan apa yang terkait antara apa yang diketahui dengan apa yang akan dicari.

Berikut adalah beberapa saran yang dapat membantu siswa dalam memahami

masalah: (1) mengetahui apa yang diketahui dan dicari, (2) menjelaskan masalah

dengan kalimatnya sendiri, (3) menghubungkannya dengan masalah yang serupa,

(4) fokus pada bagian yang penting dari masalah tersebut, (5) mengembangkan

model, serta (6) menggambar diagram/gambar.

2) Merencanakan penyelesaian (devising a plan)

Langkah merencanakan penyelesaian, siswa perlu menemukan strategi

yang sesuai dengan permasalahan yang diberikan. Semakin sering siswa

menyelesaikan suatu masalah, maka siswa akan semakin mudah menemukan

strategi yang sesuai untuk menyelesaikan masalah yang diberikan.Berikut adalah

hal-hal yang dapat siswa lakukan dalam langkah yang kedua ini. (1) membuat

rencana; (2) mengembangkan sebuah model; (3) menyeketsa diagram; (4)

menyerdehanakan masalah; (5) menentukan rumus; (6) mengidentifikasi pola; (7)

Page 36: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

18

membuat tabel/diagram; (8) eksperimen dan simulasi; (9) bekerja terbalik; (10)

menguji semua kemungkinan; (11) mengidentifikasi sub-tujuan; (12) membuat

analogi; (13) mengurutkan data/informasi.

3) Melaksanakan rencana penyelesaian (carrying out the plan)

Pada langkah melaksanakan rencana penyelesaian kegiatan yang dilakukan

yaitu menjalankan rencana yang telah dibuat pada langkah sebelumnya untuk

mendapatkan penyelesaian dari masalah yang diberikan. Langkah ini menekankan

adanya pelaksanaan rencana penyelesaian meliputi: (1) memeriksa setiap langkah

apakah sudah benar atau belum, (2) membuktikan langkah yang dipilih itu sudah

benar, serta (3) melaksanakan perhitungan sesuai dengan rencana yang dibuat.

4) Memeriksa kembali (looking back)

Langkah memeriksa kembali menunjukkan bagaimana cara memeriksa

kebenaran jawaban yang diperoleh. Langkah memeriksa kembali yang dimaksud

dalam pemecahan masalah yaitu: (1) memeriksa kembali perhitungan yang telah

dikerjakan, (2) membuat generalisasi atau kesimpulan dari jawaban yang

diperoleh, (3) dapatkah jawaban itu diselesaikan dengan cara lain, dan (4)

perlukah menyusun strategi baru yang lebih baik.

Menurut Anggo (2011) langkah-langkah pemecahan masalah yang

dikemukakan Polya telah menjadi dasar bagi pengembangan strategi metakognitif,

dan telah banyak dirujuk oleh para peneliti pendidikan, khususnya pendidikan

matematika. Pada pelaksanaannya, aktivitas dan keterampilan tersebut dapat

dicirikan oleh karakteristik metakognisi sebagaimana dikemukakan Buron

(Chrobak, 1999), bahwa metakognisi memiliki empat karakteristik, yaitu:

Page 37: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

19

(1) Mengetahui tujuan yang ingin dicapai melalui proses berpikir secara

sungguh-sungguh.

(2) Memilih strategi untuk mencapai tujuan.

(3) Mengamati proses pengembangan pengetahuan diri sendiri, untuk melihat

apakah strategi yang dipilih sudah tepat.

(4) Mengevaluasi hasil untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai.

Sejalan dengan pandangan Brown, Cohors-Fresenborg & Kaune (2007)

mengelompokkan aktivitas metakognisi dalam memecahkan masalah matematika

terdiri atas perencanaan (planning), pemantauan (monitoring), dan refleksi

(reflection). Keterlaksanaan ketiga aktivitas metakognisi ini sangat ditentukan

oleh kesadaran siswa terhadap pengetahuan yang dimilikinya berkaitan dengan

masalah yang dipecahkan serta bagaimana mengatur kesadaran tersebut dalam

memecahkan masalah.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menggunakan indikator kemampuan

pemecahan masalah pada Tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah

No Langkah Pemecahan

Masalah

Indikator

1 Memahami masalah Menuliskan hal yang diketahui dan yang

ditanyakan dari soal

2 Merencanakan penyelesaian

masalah

Menuliskan strategi/ rumus yang akan

digunakan dalam penyelesaian masalah

3 Melaksanakan rencana

penyelesaian

Menyelesaikan masalah berdasarkan

rencana yang dipilih

4 Memeriksa kembali Membuat generalisasi atau kesimpulan

dari jawaban yang diperoleh

Page 38: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

20

2.1.3 Model Problem Based Learning (PBL)

Menurut Arends sebagaimana yang dikutip oleh Khoiri (2013) bahwa

Problem Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang

menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar

tentang keterampilan pemecahan masalah. Dalam PBL, masalah yang diajukan

oleh guru adalah permasalahan dunia nyata dan menarik, sehingga siswa dilatih

untuk memecahkan masalah yang membutuhkan pemikiran kreatif (Bilgin et al.,

2009). PBL memberikan tantangan kepada siswa, bekerja bersama dalam suatu

kelompok untuk menyelesaikan permasalahan. Permasalahan ini digunakan untuk

memberikan tantangan kepada siswa tentang keingintahuan dan prakarsa untuk

menyelesaikan suatu masalah.

Menurut Padmavathy (2013) menyatakan tujuan pembelajaran PBL dalam

pendapat berikut:

Problem-based curricula provide students with guided experience in

learning through solving complex, real-world problems. PBL was

designed with several important goals (Barrows and Kelson, 1995)11. It is

designed to help students 1) construct an extensive and flexible knowledge

base; 2) develop effective problem-solving skills; 3) develop self-directed,

lifelong learning skills; 4) become effective collaborators; and 5) become

intrinsically motivated to learn.

Menurut Kosasih (2014: 88-89), “Problem Based Learning adalah model

pembelajaran yang berdasarkan pada masalah-masalah yang dihadapi siswa

terkait dengan KD yang sedang dipelajari siswa”. Adapun

tujuan dari Problem

Based Learning adalah agar siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah serta

sekaligus mengembangkan kemampuan mereka untuk secara aktif membangun

pengetahuan sendiri. Dengan penerapan Problem Based Learning siswa menjadi

Page 39: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

21

lebih terampil dalam memecahkan masalah, baik yang berkaitan dengan akademik

ataupun kehidupan mereka sehari-hari. Mereka diharapkan menjadi solusi dari

beragam masalah yang mungkin dihadapi lingkungan dan masyarakatnya adalah

model pembelajaran yang memanfaatkan masalah untuk menimbulkan motivasi

belajar.

PBL merupakan salah satu aplikasi pembelajaran aktif. PBL adalah

pendekatan yang berpusat pada siswa dan berfokus pada keterampilan, belajar

seumur hidup, kemampuan untuk menerapkan pengetahuan, dan keterampilan

dalam pemecahan masalah (Tarhan et al., 2008). Menurut Albanese & Mitchell;

Dolmans & Schmidt, sebagaimana dikutip oleh Selcuk (2010), mengungkapkan

bahwa PBL selain melengkapi siswa dengan pengetahuan, PBL juga bisa

digunakan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, kemampuan

berpikir kritis dan kreatif, belajar sepanjang hayat, keterampilan komunikasi,

kerjasama kelompok, adaptasi terhadap perubahan dan kemampuan evaluasi diri.

Menurut Rafli (2018) model PBL juga dapat meningkatkan sikap positif

siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah mengembangkan keterampilan

untuk beradaptasi dengan lingkungan dan dapat memiliki pengendalian diri. Dapat

dilihat dari keberanian siswa yang muncul untuk memberikan pendapat,

kemampuan berpikir positif, dan percaya diri untuk berkomunikasi di kelas.

. Menurut Amir (2009:27) sebagaimana yang dikutip oleh Gunantara,

penerapan model Problem Based Learning memiliki beberapa kelebihan, sebagai

berikut:

1) Fokus kebermakna, bukan fakta (deep versus surface learning)

Page 40: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

22

2) Meningkatkan kemampuan siswa untuk berinisiatif

3) Pengembangan keterampilan dan pengetahuan

4) Pengembangan keterampilan interpersonal dan dinamika kelompok

5) Pengembangan sikap self-motivated

6) Tumbuhnya hubungan siswa-fasilitator

7) Jenjang penyampaian pembelajaran dapat ditingkatkan.

Di samping memiliki kekuatan, menurut Nurhadi (2004:110) sebagaimana

yang dikutip oleh Gunantara model Problem Based Learning juga memiliki

beberapa kelemahan, diantaranya sebagai berikut:

1) Pencapaian akademik dari individu siswa

2) Waktu yang diperlukan untuk implementasi

3) Perubahan peran siswa dalam proses

4) Perubahan peran guru dalam proses

5) Perumusan masalah yang baik

Penelitian ini menggunakan langkah-langkah PBL dari Ibrahim, Nur, dan

Ismail sebagaimana dikutip oleh Rusman (2012: 243) sebagai berikut

Tabel 2.2 Langkah-langkah Problem Based Learning

Fase Indikator Tingkah Laku Guru

1 Orientasi siswa pada

masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan

logistik yang diperlukan, dan memotivasi

siswa terlibat pada aktivitas pemecahan

masalah.

2 Mengorganisasi siswa

untuk belajar

Membantu siswa mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah tersebut.

3 Membimbing

pengalaman

Mendorong siswa untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai, melaksanakan

Page 41: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

23

individu/kelompok eksperimen untuk mendapatkan penjelasan,

dan pemecahan masalah.

4 Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Membantu siswa dalam merencanakan dan

menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,

dan membantu mereka untuk berbagi tugas

dengan temannya.

5 Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Membantu siswa untuk melakukan refleksi

atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka

dan proses yang mereka gunakan.

2.1.4 Media Edmodo

Menurut Balasubramanian (2014) Edmodo adalah jaringan pembelajaran

pendidikan gratis dan aman yang digunakan untuk menyediakan cara sederhana

bagi guru untuk membuat dan mengelola komunitas kelas online serta

memungkinkan siswa untuk terhubung dan bekerja dengan teman sekelas mereka

di mana saja dan kapan saja.

Situs ini menyediakan cara sederhana bagi guru dan siswa untuk terhubung

dan berkolaborasi secara virtual. Misalnya, guru dapat mengirimkan kuis dan

tugas, memberikan umpan balik, menerima tugas, memberikan nilai, menyimpan

dan berbagi konten dalam bentuk file dan tautan, dan melakukan diskusi, serta

mengirim catatan dan peringatan kepada masing-masing siswa atau seluruh kelas.

Siswa juga dapat berbagi konten, menyerahkan pekerjaan rumah, tugas, dan kuis,

menerima umpan balik, catatan, dan peringatan dari guru, serta memberikan suara

pada polling. Fitur-fitur ini sangat mendukung pembelajaran. Selain itu, orang tua

juga dapat melihat kemajuan akademik anak-anak mereka ketika orang tua masuk.

Adapun guru, mereka bisa mendapatkan statistik penilaian segera sehingga

mengurangi waktu yang diambil jika mereka harus menghitungnya secara manual.

Page 42: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

24

2.1.5 Adversity Quotient (AQ)

Menurut Pangma, Tayraukham, dan Nuangchalem (2009):

Adversity Quotient begins its first by cognitive development.

Teenagers will learn how to response to the questions to some

problems. These experience of children have been developed with

them since they were born which can be improved or developed,

therefore, the parents propose a good care so that they will grow up

with efficiency.

AQ dimulai pertama kali melalui perkembangan kognitif. Para remaja

akan belajar bagaimana merespon atau menyelesaikan beberapa pertanyaan dari

masalah yang ada. Pengalaman dari anak-anak telah dimulai perkembangannya

sejak mereka lahir dimana mereka dapat memperbaiki atau mengembangkannya.

Oleh karena itu, para orang tua dapat memperhatikan dengan baik anak-anak

mereka sehingga anak-anak tersebut dapat tumbuh dengan baik.

Stoltz (2004) mengemukakan bahwa adversity merupakan kesulitan yang

dihadapi oleh seseorang sehingga tidak sedikit orang patah semangat menghadapi

tantangan tersebut, sedangkan AQ merupakan suatu kegigihan seseorang dalam

menghadapi segala rintangan dalam mencapai keberhasilan. Selain itu Stolz

(2004) juga mengemukakan bahwa AQ memiliki empat dimensi pokok yang

menjadi dasar penyusunan alat ukur AQ, yaitu: (1) pengendalian (Control)

merupakan respon seseorang terhadap kesulitan, baik lambat maupun spontanitas;

(2) kepemilikan (Origin and Ownership) merupakan sejauh mana seseorang

merasa dapat memperbaiki situasi; (3)jangkauan (Reach) merupakan sejauh mana

kesulitan yang dihadapi dalam mempengaruhi kehidupannya; dan (4) daya tahan

(Endurance) mencerminkan bagaimana seseorang mempersepsikan kesulitannya

dan dapat bertahan melalui kesulitan tersebut.

Page 43: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

25

AQ menurut Stoltz (2000: 8) dapat menjadi indikator untuk melihat

seberapa kuatkah seseorang dapat terus bertahan dalam suatu masalah yang

sedang dihadapinya. Selain itu juga, AQ dapat menjadi indikator untuk melihat

bagaimanakah seseorang dapat mengatasi masalahnya, apakah mereka dapat

keluar sebagai pemenang, ataukah mereka mundur di tengah jalan, atau bahkan

tidak mau menerima tantangan sedikit pun.

Menurut Stoltz (2007), AQ mempunyai tiga bentuk. Pertama, AQ adalah

suatu kerangka kerja konseptual yang baru untuk memahami dan meningkatkan

semua segi kesuksesan. AQ berlandaskan pada riset yang berbobot dan penting,

yang menawarkan suatu gabungan yang praktis dan baru, yang merumuskan

kembali apa yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan. Kedua, AQ adalah

suatu ukuran untuk mengetahui respon terhadap kesulitan. Selama ini pola-pola

bawah sadar ini sebetulnya sudah dimiliki. Saat ini untuk pertama kalinya

polapola diukur, dipahami, dan diubah. Ketiga, AQ adalah serangkaian peralatan

yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respon seseorang terhadap

kesulitan, yang akan berakibat memperbaiki efektivitas pribadi dan professional

seseorang secara keseluruhan. Agar kesuksesan menjadi nyata, maka Stoltz

berpendapat bahwa modifikasi dari ketiga unsur tersebut yaitu, pengetahuan baru,

tolak ukur, dan peralatan yang praktis merupakan sebuah kesatuan yang lengkap

untuk memahami dan memperbaiki komponen dasar dalam meraih sukses.

Pada umumnya siswa sering mengalami kesulitan dalam pembelajaran

matematika. Terutama kemampuan dalam memecahkan masalah. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki karakteristik dan kemampuan yang

Page 44: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

26

berbeda, bahkan kecerdasan yang dimiliki pun pasti selalu berbeda-beda.

Perbedaan tersebut bisa dilihat dari pola belajar, ketertarikan pada saat mengikuti

proses pembelajaran, ataupun ketika siswa berpikir setelah dihadapkan pada suatu

permasalahan matematika. Kemampuan berarti kesanggupan siswa untuk

menyelesaikan suatu permasalahan untuk mencari penyelesaian. Jika dikaitkan

dengan kemampuan siswa ketika mengatasi kesulitan dan disinilah Adversity

Quotient (AQ) dianggap memiliki peranan penting dalam kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa ketika menyelesaikan soal cerita. Oleh karena itu,

kemampuan pemecahan masalah matematis yang akan dilihat dalam penelitian ini

ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) siswa tersebut.

2.1.5.1 Tipe Adversity Quotient (AQ)

Pada AQ, kelompok atau tipe seseorang dapat dibagi menjadi tiga tipe,

yaitu quitters, campers, dan climbers. Quitters merupakan sekelompok orang

yang berhenti di tengah pendakian. Mereka mudah putus asa, dan mudah

menyerah, cenderung pasif, dan tidak bergairah untuk mencapai puncak

keberhasilan. Campers sekurang-kurangnya telah menanggapi tantangan yang

ada. Campers tidak mencapai puncak dan mudah puas dengan apa yang sudah

dicapai. Mereka masih mengusahakan terpenuhinya kebutuhan rasa aman dan

keamanan serta kebersamaan, serta masih bisa melihat dan merasakan tantangan.

Climbers merupakan sekelompok orang yang selalu berupaya mencapai puncak

kesuksesan, siap menghadapi rintangan yang ada, dan selalu membangkitkan

dirinya pada kesuksesan. AQ yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Page 45: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

27

kecerdasan siswa dalam mengatasi kesulitan belajarnya. Siswa digolongkan

menjadi 3 tipe, sebagai berikut.

Menurut Yansen Marpaung (2005: 6), kelompok quitters memiliki sikap

dan motivasi yang kurang kuat dalam belajar. Kelompok campers memiliki sikap

dan motivasi sedang dalam belajar. Kelompok climbers memiliki sikap dan

motivasi tinggi dalam belajar. Sikap dan motivasi tersebut menimbulkan

dorongan-dorongan yang sesuai dalam diri setiap siswa. Dengan demikian

seorang guru memiliki tugas yang sangat penting dalam proses pembelajaran,

yaitu seorang guru harus bisa menumbuhkan sikap dan motivasi siswa selama

pembelajaran berlangsung.

1) AQ Rendah (Quitters)

Quitters didefinisikan sebagai individu yang tertekan karena telah

menyerah pada impian mereka, seringkali memilih cara yang paling nyaman dan

termudah karena mereka tidak ingin menghadapi tantangan. Mereka juga

digambarkan sebagai merasa benci terhadap orang-orang yang didefinisikan

dalam kategori Campers dan Climbers karena, sebagai lawan dari diri mereka

sendiri, Campers dan Climbers tampaknya mampu mengatasi rintangan dan

bahkan unggul dalam apa yang mereka lakukan. Menurut Stoltz, individu yang

diberi label Quitters adalah cenderung menghindari situasi yang mereka rasa tidak

nyaman, dan ketika kesulitan menghantam mereka, mereka tidak mampu

merespons dengan tepat dan gagal untuk mengatasi setiap tantangan yang

menghadang mereka.

Page 46: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

28

2) AQ Sedang (Campers)

Campers dikatakan mirip dengan Quitters, mereka tidak meraih lebih dari

apa yang mereka miliki. Mereka, seperti yang dijelaskan Stoltz, individu yang

tidak lagi mengalami kegembiraan, pembelajaran, pertumbuhan atau energi

kreatif. Tetapi mereka berbeda dari Quitters dalam hal mereka berusaha untuk

melestarikan apa yang mereka miliki. Mereka menjaga keakraban dan apa yang

mereka ketahui sambil percaya bahwa mereka telah mencapai tujuan akhir

mereka. Campers tidak mau bekerja keras lebih lama dari yang diperlukan,

mereka tidak suka mengambil risiko, dan hanya melakukan hal-hal yang

memuaskan dengan investasi yang cukup.

3) AQ Tinggi (Climbers)

Siswa dengan AQ tinggi (climbers) selalu berusaha dengan giat untuk

mendapatkan hasil belajar yang optimal. Kesulitan yang ada dijadikan semangat

untuk menjadi lebih bisa dibandingkan yang lain. Mereka pantang menyerah

dalam menghadapi kesulitan, selalu mencari ilmu baru untuk menambah

wawasannya, mampu melampaui zona aman dan selalu ingin mengabdikan diri

dalam perjuangan untuk berprestasi. bukan jenis orang yang menunggu sesuatu

terjadi, mereka membuat sesuatu terjadi, dan terus mencari cara baru untuk

tumbuh dan berkontribusi. Singkatnya, Climbers adalah orang-orang yang

inovatif.

Untuk lebih jelasnya, karakteristik siswa berdasarkan masing-masing kategori

AQ akan dipaparkan pada tabel berikut.

Page 47: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

29

Tabel 2.3 Karakteristik masing-masing kategori AQ

AQ Tinggi atau Climber AQ Sedang atau Camper AQ Rendah atau Quitter

1. Memiliki motivasi

yang tinggi

2. Selalu berusaha

maksimal

3. Tidak mudah

menyerah

4. Aktif dalam

pembelajaran

5. Mampu mengatasi

kesulitan yang

dihadapi

1. Memiliki cukup

motivasi

2. Memiliki usaha cukup

maksimal

3. Mudah merasa puas

4. Cukup mampu

mengendalikan diri

5. Cukup mampu

mengatasi kesulitan

1. Tidak tampak memiliki

motivasi

2. Tidak memiliki

keinginan untuk

berusaha

3. Mudah menyerah

4. Tidak mampu

mengendalikan diri

5. Tidak memiliki

keinginan mengatasi

kesulitan

2.1.6 Materi Terkait

Dalam penelitain ini diambil materi Barisan dan Deret. Materi ini ada di kelas

XI semester ganjil pada kurikulum 2013. Kompetensi Dasar dari materi Barisan

dan Deret kelas XI.

3.6 Menggeneralisasi pola bilangan dan jumlah pada barisan Aritmetika dan

Geometri.

4.6 Menggunakan pola barisan aritmetika atau geometri untuk menyajikan dan

menyelesaikan masalah kontekstual (termasuk pertumbuhan, peluruhan,

bunga majemuk, dan anuitas).

2.1.6.1 Barisan Aritmatika

Jika merupakan suku-suku barisan aritmetika.

Suku ke-n barisan tersebut dinyatakan sebagai berikut.

suku pertama barisan aritmetika, b = beda barisan aritmetika

(Buku Siswa Matematika kelas XI Edisi Revisi Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).

Page 48: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

30

2.1.6.2 Barisan Geometri

Barisan geometri adalah barisan bilangan yang nilai pembanding (rasio)

antara dua suku yang berurutan selalu tetap. Rasio, dinotasikan merupakan

nilai perbandingan dua suku berdekatan.

Nilai dinyatakan:

Jika merupakan susunan suku-suku barisan

geometri, dengan dan rasio, maka suku ke-n dinyatakan

n adalah bilangan asli (Buku Siswa Matematika kelas XI Edisi Revisi Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).

2.2 Penelitian yang Relevan

Dalam merencanakan penelitian ini, terdapat beberapa penelitian terdahulu

yang relevan oleh peneliti lain dan dijadikan acuan peneliti untuk melakukan

pengulangan, revisi, modifikasi, dan sebagainya. Penelitian yang relevan dengan

penelitian yang berjudul “Kemampuan pemecahan masalah ditinjau dari Adversity

Quotient dengan model pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan

Edmodo” ini adalah penelitian yang dilakukan oleh:

(1) Penelitian yang dilakukan oleh Tina Sri Sumartini dalam jurnalnya yang

berjudul “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

melalui Pembelajaran Berbasis Masalah” pada yahun 2016, menunjukkan

bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

mendapatkan pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang

mendapatkan pembelajaran konvensional.

Page 49: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

31

(2) Penelitian yang dilakukan oleh Pinta Dian Lestari pada tahun 2015 di SMP

Negeri 41 Semarang memberikan simpulan bahwa pembelajaran model

Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan saintifik terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII pada materi segiempat efektif

dan kemandirian belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII pada materi

segiempat yang menggunakn model PBL dengan pendekatan saintifik.

(3) Penelitian Noviyanti, Sugiharta, dan Farida. (2019) menyatakan bahwa

pembelajaran menggunakan Edmodo dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa.

(4) Penelitian Hidayat, W., & Sariningsih, R. (2018) menyatakan bahwa Adversity

Quotient memiliki pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa. Berdasarkan penelitian tipe climbers mampu melaksanakan

tahap pemecahan masalah Polya dengan baik karena mampu melaksanakan

semua indikator dalam pemecahan masalah.

Page 50: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

32

2.3 Kerangka Berfikir

Supaya mampu bersaing dengan negara-negara lain di dunia, Indonesia

harus meningkatkan sumber daya manusianya, salah satunya adalah meningkatkan

kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Salah satu indikator kemampuan

matematis menurut NCTM (2000) adalah kemampuan pemecahan masalah. Selain

itu, masih perlunya peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa pada

objek yaitu siswa kelas XI SMA Negeri 5 Semarang mendorong diadakannya

penelitian untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah tersebut.

PBL dipandang mampu untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa. Penerapan pembelajaran bermakna dalam PBL telah

terbukti dalam beberapa penelitian mampu meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa.

Selain itu, dalam penelitian ini juga ditinjau pengaruh Adversity Quotient

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Pengaruh AQ ini

ditinjau dengan menggunakan kuesioner yang akan diisi oleh siswa, kemudian

dianalisis oleh peneliti.

Setelah memperoleh hasil kuesioner pengaruh AQ siswa, dilakukan tes

kemampuan awal pemecahan masalah matematis. Tes kemampuan pemecahan

masalah dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah peningkatan kemampuan

pemecahan masalah siswa setelah dikenai pembelajaran dengan model Problem

Based Learning.

Pengelompokan kedudukan siswa berdasarkan kuesioner AQ

menghasilkan tiga kategori kedudukan siswa dalam AQ yaitu tipe quitters,

Page 51: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

33

campers, dan climbers. Ketiga kelompok ini masing-masing dipilih 2 subjek

dengan metode purposive sampling pada setiap kedudukan dan kemudian

dilakukan wawancara terkait kemampuan pemecahan masalah matematis pada

kelas yang dikenai pembelajaran Problem Based Learning maupun yang tidak.

Kerangka berpikir sebagaimana diungkapkan diatas ditunjukkan pada

gambar sebagai berikut.

Page 52: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

34

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Kemampuan Pemecahan masalah matematis siswa

kelas XI SMA Negeri 5 Semarang belum optimal.

Kemampuan Pemecahan masalah

matematis Siswa mencapai Ketuntasan

Belajar dan meningkat setelah

pembelajaran dengan Model Pembelajaran

PBL berbantuan Edmodo

Deskripsi Kemampuan Pemecahan masalah matematis

Siswa dengan model pembelajaran PBL berbantuan

Edmodo ditinjau dari Adversity Quotient

Tipe

rendah

(Quitters

)

Tipe

sedang

(Campers

)

Tipe

tinggi

(Climbers

)

Adversity Quotient Pembelajaran dengan Problem

Based Learning berbantuan Edmodo

Page 53: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

35

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian berikut adalah

1. Kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan pembelajaran PBL

berbantuan Edmodo materi Barisan dan Deret mencapai KKM.

2. Rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada

pembelajaran PBL berbantuan Edmodo lebih baik daripada rata-rata

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas yang

menggunakan PBL.

3. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada

pembelajaran PBL berbantuan Edmodo lebih baik daripada peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas yang

menggunakan PBL.

4. Adversity Quotient memiliki pengaruh terhadap kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa.

Page 54: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

225

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan

mengenai analisis kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari

Adversity Quotient pada model PBL berbantuan Edmodo pada materi Barisan

dan Deret. Simpulan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

(1) Rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

mengikuti pembelajaran PBL berbantuan Edmodo mencapai KKM

individual.

(2) Rata-rata hasil kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

mengikuti pembelajaran PBL berbantuan Edmodo lebih baik daripada rata-

rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang mengikuti

pembelajaran PBL.

(3) Rata-rata peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

yang mengikuti pembelajaran PBL berbantuan Edmodo lebih baik daripada

rata-rata peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis yang

mengikuti pembelajaran PBL.

(4) Terdapat pengaruh Adversity Quotient terhadap kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran PBL berbantuan

Edmodo.

Page 55: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

226

(5) Deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan

dari Adversity Quotient dengan model pembelajaran PBL berbantuan

Edmodo sebagai berikut.

(a) Siswa pada kategori Climbers atau AQ tinggi mampu memenuhi semua

indikator pada tahap kemampuan pemecahan masalah matematis yaitu

tahap memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah,

melaksanakan rencana penyelesaian dan memeriksa kembali.

(b) Siswa pada kategori Campers atau AQ sedang hanya mampu

memenuhi indikator pada tahap memahami masalah, merencanakan

penyelesaian masalah, dan melaksanakan rencana penyelesaian.

(c) Siswa pada kategori Quitters atau AQ rendah hanya mampu memenuhi

indikator pada tahap memahami masalah saja.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kemampuan

pemecahan masalah matematis ditinjau dari Adversity Quotient pada model

PBL berbantuan Edmodo, saran yang direkomendasikan peneliti diantaranya

sebagai berikut.

(1) Pembelajaran Problem Based Learning sebaiknya dapat digunakan untuk

melatih kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi

Barisan dan Deret karena tahap belajar individu dan kelompok pada model

Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa digunakan.

Page 56: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

227

(2) Media Edmodo sebaiknya dapat digunakan sebagai inovasi dan alternatif,

karena terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa menggunakan media Edmodo, serta dapat membantu peserta didik

memecahkan suatu permasalahan yang ada pada soal pembelajaran.

Dengan adanya media Edmodo dalam lingkup pembelajaran akan

memudahkan peserta didik untuk berintraksi.

(3) Dalam menentukan anggota tiap kelompok tidak hanya

mempertimbangkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa,

tetapi juga mempertimbangkan tingkat AQ siswa karena dengan adanya

perbedaan tingkat AQ akan berpengaruh pada kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa.

Page 57: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

228

Daftar Pustaka

Anggo, M. (2011). Pelibatan metakognisi dalam pemecahan masalah matematika.

Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika.Tersedia di https://online-

journal.unja.ac.id/edumatica/article/view/188. Diakses pada 18

September 2019.

Angkotasan, Nurma. (2016). Keefektifan model problem-based learning ditinjau

dari kemampuan pemecahan masalah matematis. Delta-Pi: Jurnal

Matematika dan Pendidikan Matematika, 3(1). Tersedia di

http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/deltapi/article/view/122. Diakses

pada 21 Mei 2019.

Arikunto, S. (2016). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Arifin, Z. (2017). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Balasubramanian, K., Jaykumar, V., & Fukey, L. N. (2014). A study on “Student

preference towards the use of Edmodo as a learning platform to create

responsible learning environment”. Procedia-Social and Behavioral

Sciences, 144, 416-422. Tersedia di

https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/. Diakses pada 27

September 2019.

Creswell, J. W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Depdiknas (2016). Permendiknas No 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi

Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas.

Gunantara, G., Suarjana, I. M., & Riastini, P. N. (2014). Penerapan model

pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa kelas V. MIMBAR PGSD

Undiksha, 2(1). Tersedia di

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/2058

Diakses pada 27 Juni 2019.

Handayani, P., A. Agoestanto & Masrukan. (2013). Pengaruh pembelajaran

berbasis masalah dengan asesmen kinerja terhadap kemampuan

pemecahan masalah. Unnes Journal of Mathematics Education, 2 (1).

Tersedia di

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme/article/view/3322. Diakses

pada 13 September 2019

Page 58: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

229

Herman, T. (2007). Pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan

kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa sekolah menengah

pertama. Educationist, 1(1), 47-56. Tersedia di

http://ejournal.sps.upi.edu/index.php/educationist/article/view/28.

Diakses pada 27 Juni 2019

Hema, G. & Gupta, S.M. (2015). Adversity Quotient for Prospective Higher

Education. The International Journal of Indian Psychology, 2(3):49-64.

Tersedia di https://pdfs.semanticscholar.org/edc3/24dd6f8fa574a5da023

5bb4253ef0f342fe7.pdf. Diakses pada 27 Juni 2019

Hidayat, W., & Sariningsih, R. (2018). Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis dan Adversity Quotient Siswa SMP Melalui Pembelajaran

Open Ended. JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika), 2(1), 109-

118. Tersedia di http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/JNPM/article/

view/1027. Diakses pada 16 Juli 2019.

Indrawati, R. (2017). Profil Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari

Perbedaan Gaya Belajar. APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan

Matematika, 3(2), 91-100. Tersedi di

http://sinta2.ristekdikti.go.id/journals/detail?id=2381. Diakses pada 27

Juni 2019.

Khoiri, W., Rochmad, R., & Cahyono, A. N. (2013). Problem based learning

berbantuan multimedia dalam pembelajaran matematika untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Unnes Journal of

Mathematics Education, 2(1). Tersedia di

https://journal.unnes.ac.id/sju/index. php/ujme/article/view/3328. Diakses

pada 20 Juli 2019.

Kosasih, E. (2014). Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum

2013. Bandung: Yrama Widya.

Lahinda, Y., & Jailani, J. (2015). Analisis proses pemecahan masalah matematika

siswa sekolah menengah pertama. Jurnal Riset Pendidikan Matematika,

2(1), 148-161.Tersedia di https://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm/

article/view/7157. Diakses pada 4 Juni 2019.

Le Thi, E. (2007). Adversity quotient in predicting job performance viewed

through the perspective of the big five (Master's thesis). Tersedia di

https://www.duo.uio.no/handle/10852/18313. Diakses pada 20 Juli 2019.

Lestari, K. E. Yudhanegara, M. R. (2017). Penelitian Pendidikan

Matematika.Bandung: PT Refika Aditama.

Page 59: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

230

Manullang, S., Kristianto, A. S., Hutapea, T. A., Sinaga, L. P., Bornok, S.,

Miarianus, M. S., & Sinambela, P. N. J. M. (2017). Matematika. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Mariya, D., Zaenuri, Z., & Pujiastuti, E. (2013). Keefektifan Pembelajaran Model

SAVI Berbantuan Alat Peraga terhadap Kemampuan Pemecahan

Masalah. Unnes Journal of Mathematics Education, 2(2). Tersedia di

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme/article/view/3337. Diakses

pada 20 Juli 2019

Mawaddah, S., & Anisah, H. (2015). Kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakag) di smpn

model pembelajaran generatif (generative learning) di smp. EDU-MAT,

3(2). Tersedia di

https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/edumat/article/view/644.

Diakses pada 21 September 2019

Muchlis, E. E. (2012). Pengaruh pendekatan pendidikan matematika realistik

indonesia (PMRI) terhadap perkembangan kemampuan pemecahan

masalah siswa kelas II SD Kartika 1.10 Padang. EXACTA, 10(2), 136-

139. Tersedia di http://repository.unib.ac.id/519/. Diakses pada 13 Juni

2019

Muqarrobin, Firdaus. (2017). Strategi melakukan kegiatan pembelajaran berbasis

pendekatan saintifik. tersedia di

https://www.eurekapendidikan.com/2017/08/strategi-melakukan-

kegiatan.html Diakses pada 21 September 2019.

Murtiyasa, B. (2012). Pemanfaatan Teknologi Informatika dan Komunikasi untuk

meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika. Surakarta: FKIP Univ.

Muhammadiyah Surakarta. Tersedia di

http://jm.ejournal.id/index.php/mendidik/article/view/44. Diakses pada

27 Juni 2019.

NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. United States

of America : The National Council of Teachers of Mathematics, Inc.

Ningrum, E. (2009). Pengembangan sumber daya manusia bidang pendidikan.

Jurnal Geografi GEA, 9(1). Tersedia di

https://ejournal.upi.edu/index.php/gea/article/view/1681. Diakses pada 29

Juni 2019

Noviyanti, F., Sugiharta, I., & Farida, F. (2019). Analisis Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis: Dampak Blended Learning Menggunakan Edmodo.

Desimal: Jurnal Matematika, 2(2), 173-180.

Page 60: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

231

Nugroho, A. M., Suyitno, H., & Mashuri, M. (2013). Keefektifan Model

Pembelajaran Teams Games Tournament terhadap Kemampuan

Pemecahan Masalah. Unnes Journal of Mathematics Education, 2(1).

Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme/article/view/332

5. Diakses pada 21 Mei 2019

Nurdyansyah, N. (2018). Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pelajaran

IPA Materi Komponen Ekosistem. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Tersedia di http://eprints.umsida.ac.id/1611/. Diakses pada 30 Mei 2019

Padmavathy, R. D., & Mareesh, K. (2013). Effectiveness of problem based

learning in mathematics. International Multidisciplinary e-Journal, 2(1),

45-51. Tersedia di

https://pdfs.semanticscholar.org/1d75/16276032eef76476b119

8b63587898864fdd.pdf. Diakses pada 23 September 2019

Publising, K. (2011). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

(SISDIKNAS). Jakarta: SL Media.

Polya, G. (1973). How to solve it 2nd. New Jersey: Princeton University.

Rafli M. R., Edi, S., & Yusnadi. (2018). Influence of Problem Based Learning

Model and Early Mathematics Ability to Mathematical Communication

Skills and Self-Confidence in Junior High School. American Journal of

Educational Research. 6(11). Tersedia di

http://www.sciepub.com/EDUCATION /abstract/9814. Diakses pada 29

Juni 2019

Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: PT Rajawali Pers.

Siagian, R. E. F. (2015). Pengaruh minat dan kebiasaan belajar siswa terrhadap

prestasi belajar matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA,

2(2). Tersedia di

https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/view/93.

Diakses pada 29 Juni 2019

Stoltz, P. G. (2007). Adversity Quotient Mengubah Hambatan menjadi Peluang.

Translated by Hermaya. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sudarman. (2012). Adversity Quotient: Kajian Kemungkinan Pengintegrasiannya

dalam Pembelajaran Matematika. AKSIOMA, 1(1): 55–62. Tersedia di

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=111506&val=5154

Diakses pada 28 September 2019

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

CV. Alfabeta

Page 61: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...lib.unnes.ac.id/38918/1/4101416099.pdfdan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Amidi, S.Si., M.Pd. Kata Kunci:

232

Tavukcu, T. (2018). The Impact of Edmodo Assisted Education on Project

Evaluation Achievement Scores and Determination of Opinions for use

in Education. TEM Journal, 7(3), 651-657. Tersedia di

https://www.ceeol.com/search/article-detail?id=691060. Diakses pada 30

Juni 2019

Ulya, H. (2015). Hubungan gaya kognitif dengan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa. Jurnal Konseling GUSJIGANG, 1(2).

Tersedia di https://jurnal.umk.ac.id/index.php/gusjigang/article/view/410.

Diakses pada 29 Juni 2019.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional.

Van de Walle, J. A., Karp, K. S., Bay-Williams, J. M., Wray, J. A., & Brown, E.

T. (2007). Elementary and middle school mathematics: Teaching

developmentally.

Waluya, B., Rochmad, R., & Kartono, K. (2019). Pemecahan Masalah dan

Pembelajarannya dalam Matematika. In PRISMA, Prosiding Seminar

Nasional Matematika (Vol. 2, pp. 389-394). Tersedia di

https://journal.unnes.ac.id/. Diakses pada 12 Mei 2019.