ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI...

59
i ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERY GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A.GUSTANG P17 002 08 001 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN KEUANGAN PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2010

Transcript of ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI...

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

i

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERY

GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN

A.GUSTANG

P17 002 08 001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN KEUANGAN

PASCASARJANA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2010

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI

GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN

A. GUSTANG

P17002080001

Komisi Penasehat

Prof. Dr. H. Syamsu Alam, SE., M.Si Dr. M. Yunus Amar, MT

Ketua Anggota

Mengetahui

Ketua Program Studi

Prof. Dr. Hj. Siti Haerani, SE., M.Si

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK v

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 15

C. Tujuan Penelitian 16

D. Batasan Penelitian 16

E. Manfaat Penelitian 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19

A. Hasil Penelitian Terdahulu 19

B. Landasan Teori 27

C. Kerangka Konseptual 57

D. Hipotesis 60

BAB III METODE PENELITIAN 61

A. Tempat dan Waktu Penelitian 61

B. Metode Pengumpulan Data 62

C. Jenis dan Sumber Data 62

D. Metode Analisis 64

E. Definisi Operasional 68

DAFTAR PUSTAKA 71

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1; Arus Penumpang Pelabuhan yang Dikelola PT (Persero)

Indonesia I – IV 6

Tabel 2 ; Produksi Jasa Labuh Pelabuhan Yang Dikelola PT. (Persero)

Pelabuhan Indonesia I – IV 8

Tabel 3 ; Daftar Hasil Penelitian Sebelumnya 26

Tabel 4 : Bagan Umum untuk Mendapatkan Nilai Arus Kas Bersih

sesudah pajak Tahunan. 45

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

v

DAFTAR GANBAR DAN GRAFIK

Grafik 1 ; Arus Penumpang Pelabuhan yang Dikelola PT (Persero) Indonesia

I – IV 7

Grafik 2 ; Produksi Jasa Labuh Pelabuhan Yang Dikelola PT. (Persero)

Pelabuhan Indonesia I – IV 8

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

vi

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan otonomi daerah yang dicanangkan oleh pemerintah dengan

dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,

memberikan keleluasaan (discretionary power) kepada daerah untuk

mengurus dan mengatur rumah tangga daerahnya sendiri (Koswara, 2000 :

36). Masih menjadi tanda tanya apakah otonomi yang diberikan terlalu luas

yang akan menimbulkan disintegrasi dan pengkotakkan atau hanya lips

service yang memberikan angin surga kepada daerah, terutama daerah kaya

yang pada saat reformasi mengajukan tuntutan untuk memisahkan diri

(separation). Tindakan ini sebagai akumulasi kekecewaan akibat adanya

ketidak seimbangan antara eksploitasi yang dilakukan pemerintah pusat

terhadap sumber daya alam (SDA) daerah dengan kontribusi yang

dikembalikan (redistribution) kepada daerah. Pemerintah daerah melihat di

dalam otonomi daerah terdapat : sharing of power, distribution of income, dan

empowering regional administration (Warsito, 1999 : 4). Terlepas apakah

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

vii

masih ada ganjalan atau tidak, jeda waktu masa transisi pelaksanaan

otonomi daerah selama 2 tahun untuk sosialisasi dan otonomi daerah

diberlakukan secara efektif pada januari 2001.

Otonomi daerah yang luas dan bertanggung jawab memberikan

keleluasaan kepada daerah kabupaten/kota dalam mengurus kepentingan

masyarakat sesuai dengan kondisi, potensi dan keanekaragaman

wilayahnya. Otonomi luas bukanlah berarti kebebasan absolut bagi suatu

daerah untuk menjalankan hak dan fungsi otonomi menurut kehendak daerah

sendiri tanpa mempertimbangkan kepentingan daerah lain atau nasional.

Batasan bagi keleluasaan otonomi daerah adalah keleluasaan daerah agar

mampu berfungsi sebagai daerah otonom yang mandiri, berdasarkan asas

demokrasi dan kedaulatan rakyat tanpa mengganggu stabilitas nasional dan

keutuhan wilayah NKRI. Pemikiran meletakkan otonomi daerah pada tingkat

wilayah yang paling dekat dengan rakyat (kabupaten/kota) memberikan

makna untuk mendewasakan politik rakyat (democratization process) dan

meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Implikasi dari otonomi daerah adalah kemampuan keuangan daerah

dalam penyelenggaraan urusan daerah. Artinya daerah harus memiliki

kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber keuangan sendiri,

mengelola dan menggunakannya dalam membiayai penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber

keuangan utama yang didukung oleh kebijakan perimbangan keuangan pusat

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

viii

dan daerah sebagai konsekuensi logis tanggung jawab negara terhadap

wilayahnya. Untuk mendukung otonomi daerah dikeluarkan UU No.25 Tahun

1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah sebagai tanggung

jawab pemerintah terhadap daerah. Di samping PAD daerah juga mendapat

dana perimbangan berupa dana alokasi umum (DAU) yang bersifat block

grant, dana alokasi khusus (DAK) yang bersifat specific grant dan pinjaman

daerah (Warsito, 1999). Dengan peraturan ini diharapkan daerah akan

mampu memacu pembangunan daerah, sehingga kesenjangan pertumbuhan

antar daerah secara perlahan dapat dikurangi. Nantinya pemerintah daerah

tidak lagi akan bergantung kepada pemerintah pusat, melainkan secara

mandiri dapat memprogramkan pembangunan daerahnya sesuai dengan

kemampuan.

Sumber penerimaan daerah menurut pasal 55 UU No. 5 tahun 1974

tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah terdiri dari : PAD, bagi hasil

pajak dan bukan pajak, subsidi daerah otonom dan bantuan pembangunan.

Sumber penerimaan PAD adalah: 1) hasil pajak daerah, 2) hasil retribusi

daerah, 3) hasil BUMD, dan 4) penerimaan lain-lain. Daerah harus jeli dalam

melihat potensi sumber daya alam sebagai sumber PAD, bagaimana

menggali potensi yang ada dan meningkatkan pendapatan. Peranan dana

sangat menentukan keberhasilan pembangunan daerah disamping itu yang

tidak kalah pentingnya adalah kesiapan SDM dalam mengelolanya (Widjaja,

1998 : 153). Pemerintah kabupaten/ kota melakukan berbagai upaya dan

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

ix

terobosan dalam meningkatkan perolehan PAD, sebab faktor dana sangat

berperan untuk kelancaran roda pemerintahan daerah dalam memberikan

pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

Angkutan laut memegang peranan penting dalam kelancaran

perdagangan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi antara lain daya

angkut banyak, jarak tempuh luas dan biaya relatif murah. Guna menunjang

perdagangan dan lalu-lintas muatan, pelabuhan diciptakan sebagai titik

simpul perpindahan muatan barang dimana kapal kapal dapat berlabuh,

bersandar, melakukan bongkar muat barang dan penerusan ke daerah

lainnya (Soedjono Kramadibrata, 1985).

Pelabuhan Garonggkong merupakan pilihan tepat sebagai pelabuhan

penyangga dari keberadaan pelabuhan Sukarno, Makassar dan pelabuhan

Ujungnge Pare-pare yang saat ini mengalami kejenuhan akibat peningkatan

arus barang/penumpang yang pesat, karena lokasinya relative dekat dengan

kedua pelabuhan tersebut, mempunyai akses langsung ke jalan Propinsi

Makassar - Pare-pare, mempunyai garis pantai dengan interface yang ideal

ke arah alur laut.

Disatu sisi dengan dalih untuk kesejahteraan rakyat dan usaha

menggali sumber daya daerah untuk menaikkan PAD beberapa proyek

invesatsi pemerintah baik itu sipatnya lokal maupun nasional berhasil di

setujui untuk dibiayai, namun setelah proyek investasi tersebut dilaksanakan

hanya jadi sarang binatang dan hiasan di lokasi proyek. Dana Negara sudah

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

x

dikeluarkan begitu banyak yang sumbernya dari pajak yang di pungut dari

masyarakat jadi kuran efektif dan hampir tidak memberikan imbal balik yang

sepadang dengan biaya yang dikeluarkan. Hal tersebut diakibatkan masih

adanya proyek investasi yang kesannya dipaksakan untuk mengeluarkan

uang gari kas Negara atau Daerah. Sehinggah dibuatlah proposal usulan

anggaran dan studi kelayakan yang sangat layak untuk dibangun dengan

analisa yang dibuat dengan kesan sangat mendalam dan akurat.

Sudah jadi tradisi buruk di pemerintahan yang selalu berusaha

menggolkan suatu proyek dan kemudian membagi-baginya tampa

memperhatikan pemilik utama dari proyek tersebut yaitu warga masyarakat.

Alih-alih proyek memberikan mamfaat buat masyarakat dan Negara malah

hasil dari investasi hanya menghasilkan banguanan tua yang hanya

terkadang dimampaatkan penggemabala yang kebetulan lewat disaat terik

atau hujan.

Namun disisi lain proyek invesatsi bagi pemerintah khususnya yang

berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana pembangunan dan

penyediaan pasilitas umum bagi warga nasyarakat guna mempercepat

pencapaian kesejahteraan bagi seluruh rakyat maka investasi tersebut tidak

dapat ditunda pelaksanaannya. Investasi tersebut terkadang hanya melihat

kelayakan investasi fisik dan ketersediaan anggaran untuk melaksanakannya

jadi patokan tampa melihat prospek ekonomi dan keuangannya. Akhirnya

terkadang ada proyek investasi pemerintah yang sipatnya badan usaha tapi

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xi

tidak bisa menghidupi dirinya sendiri. Sautu dilema bagi pemerintah

membangun suatu proyek dengan biaya yang begitu besar dan setelah jadi

dan beroperasi hanya jadi parasit yang menggrogoti kas Negara atau daerah

setiap tahunnya dengan alasan merugi. Beberapa BUMN yang dengan

sangat terpaksa setelah susah payah nenbangunnya direlakan untuk dikelola

oleh swasta dan asing yang tadinya dibangun untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat namun berbalik jadi sebuah korporasi yang membuat

rakyat semakin sengsara dan irih hati.

Menurut Suad Husnan dan Suwarsono (1994), ditinjau dari aspek

keuangan suatu investasi dikatakan layak apabila nilai sekarang penerimaan-

penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar dari pada nilai

sekarang investasi.

Bupati Barru H.A.Muhammad Rum ketika menerima kunjungan kerja

kepala Kejaksaan Tinggi Sulselbar di Barru antara lain mengungkapkan,

banyak fihak yang beranggapan bahwa daerah yang diapit oleh dua kota

seperti Kabupaten Barru sulit berkembang. Oleh karena itu untuk menepis

anggapan itu beberapa langkah harus dilakukan termasuk mempelajari

bagaimana posisi Sulawesi Selatan, posisi Kota Parepare, Kota Makassar,

serta beberapa daerah lainnya, agar Kabupaten Barru harus bisa keluar dari

persoalan posisi itu.

Beberapa kajian bahwa yang ideal suatu kota ke kota itu adalah 80

kilometer jaraknya, sementara kota Barru dengan Kota Makassar berjarak

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xii

100 Km.” Dari jarak seperti itu apakah Kabupaten Barru bisa dikembangkan

maka jawabnya bisa.” Tegas Bupati.

Setelah mempelajari potensi kabupaten Barru yang berhadapan

dengan selat Makassar kemudian juga potensi kedalaman laut yang dimiliki

sangat memungkinkan Kabupaten Barru bisa berkembang.

Dengan potensi laut yang dimiliki itu sehingga Departemen

perhubungan bersedia membantu untuk membangun pelabuhan Kapal Fery

bahkan pada tahun 2004 lalu, Bapak Gubernur menyetujui bahwa apabila

nanti pelabuhan fery Garongkong sudah dapat berfungsi dengan baik maka

diharapkan khusus fery tidak ada lagi di Parepare dan Makassar.

Pelabuhan fery saat ini pembangunannya sudah memasuki tahap

perampungan dan pada kawasan yang sama juga pembangunan pelabuhan

samudera sementara berjalan “Insya Allah, kedepan dengan dibukanya

potensi laut melalui dua pelabuhan itu diharapkan akan lebih menggeliatkan

perekonomian masyarakat.”

Kabupaten Barru merupakan salah satu Kabupaten di Sulawesi

Selatan yang mempunyai wilayah yang terbentang dipesisir selat

Makassar,membujur dari arah selatan ke utara sepanjang kurang lebih 78

Km. Kabupaten Barru secara geografis terletak pada Koordinat 4’0,5’49”

sampai 4’47’35” Lintang selatan dan 119’35’0” sampai 119’49’16” Bujur

Timur yang mempunyai luas wilayah kl. 1.174,72 km2 ( 117.427 Ha ), dengan

batas wilayah sebagai berikut :

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xiii

- Sebelah selatan dengan Kabupaten Pangkep

- Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar

- Sebelah utara berbatasan dengan Kota Pare-Pare, dan

- Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Soppeng.

Secara Topografis Kabupaten Barru mempunyai wilayah yang cukup

bervariasi ,terdiri dari daerah laut , dataran rendah dan daerah pegunungan

dengan ketinggian antara 100 sampai 500 m diatas permukaan laut(mdpl)

Wilayan tersebut berada disepanjang timur Kabuapaten sedangkan bagian

barat, toppgrafi wilayah dengan ketinggian 0 – 20 m dpl berhadapan dengan

selat makassar.

Iklim di wilayah kabupaten Barru termasuk tropis, dalam waktu satu

tahun terjadi 2 kali pergantian musim, yaitu musim hujan terjadi pada pada

bulan Oktober hingga Maret, angin bertiup dari arah barat, dan usim

kemarau terjadi pada bulan April hingga September, angin bertiup dari arah

timur. Berdasarkan tipe iklin dengan metode zone agroklimatologi yang

berdasarkan pada bulan basah ( curah hujan lebih dari 200 mm/bulan) dan

bulan kering ( curah hujan kurang dari 100 mm/bulan ), di Kabupaten Barru

terdapat seluas 71,79 % wilayah (84.340 Ha) dengan tipe iklim C yakni

mempunyai bulan basah berturut – turut kurang dari 2 bulan ( April sampai

dengan September). Total hujan selama setahun sebanyak 113 hari dengan

jumlah curah hujan sebesar 5.252 mm. Curah hujan berdasarkan hari hujan

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xiv

terbanyak pada pada bulan Desember – Januari dengan jumlah curah hujan

masing – masing 104 mm dan 17 mm.

Jenis tanah di Kabupaten Barru didominasi oleh jenis regosol seluas

41.254 Ha ( 38,20) ; Mediteran seluas 32.516 Ha (27,68 %) ; Lisotol selauas

29.043 Ha (24,72%) ; Alluvial seluas 4.659 ha (12,48 %).

Berdasarkan karakteristik sumber daya alam yang ada, kabupaten

Barru mempunyai 4 wilayah, yaitu :

Wilayah pegunungan yang berada disebelah timur, pada umumnya

berada di kecamatan Pujananting dan kecamatan Tanete Riaja.

Wilayah ini merupakan daerah pertanian, pertambangan dan daerah

kawasan peternakan.

Wilayah selatan adalah Kecamatan Tanete Rilau yang merupakan

pintu gerbang dari Kabupaten Pangkep dengan Potensi Perikanan

yang cukup luas seperti tambak dan perikanan laut.

Wilayah tengah sebagai Ibu Kota Kabupaten Barru yang merupakan

Pusat Agropolitan yang terletak di Kecamatan Barru.

Wilayah utara yang terdiri dari Kecamatan Balusu, Soppeng Riaja dan

Kecamatan Mallusetasi yang merupakan pintu keluar ke Kota Pare-

pare, wilayah ini disamping sebagai Daerah Pertanian dan Perikanan,

juga adalah Daerah Wisata khususnya Wisata laut yang terletak di

Kecamatan Mallusetasi.Kondisi topografi Kabupaten Barru yang

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xv

cukup bervariasi ini terdiri dari laut,dataran rendah, dan daerah

pegunungan.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mencoba melakukan

penelitian untuk menilai kembali apakah pembangunan pelabuhan fery

Garongkong Kabupaten Barru layak dari segi Financial?.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diidentifikasikan masalah-

masalah dalam penelitian ini dalam bentuk pertanyaan penelitian (research

question) sebagai berikut:

1. Apakah proyek investasi pembangunan pelabuhan Fery Garongkong layak

dari segi financial?

2. Apakah setelah pelabuhan beroperasi dapat membiayai dirinya sendiri?

3. Apakah dana yang di investasikan dapat kembali setelah umur ekonomis

pelabuhan tersebut habis?

4. Apakah dengan adanya pelabuhan tersebut dapat memberikan

sumbangan terhadap PAD Kabupaten Barru?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis data;

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xvi

1. Untuk menguji kelayakan pembangunan pelabuhan Fery Garongkong

Kabupaten Barru dari segi Financial.

2. Menguji apakah pelabuhan tersebut setelah beroperasi dapat membiayai

sendiri operasinya.

3. Menilai apakah investasi tersebut dapat kembali setelah umur

ekonominya habis.

4. Menganalisis apakah dengan adanya pelabuhan tersebut dapat

memberikan sumbangsi bagi PAD Kabupaten Barru?

D. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini kami hanya membatasi pada beberapa hal;

1. Untuk penilaian kelayakan kami hanya menilai dari segi financial saja.

2. Data yang digunakan adalah data yang ada di dinas perhubungan

Kabupaten Barru.

3. Untuk umur ekonomis kami gunakan 25 tahun sesuai dengan umur

ekonomis yang telah ditetapkan pemerintah untuk pelabuhan.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari proses sampai hasil penelitian ini, adalah;

1. Sebagai sarana bagi peneliti untuk mengembangkan dan menerapkan

ilmu yang didapat di bangku kuliah

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xvii

2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti

bidang yang sama.

3. Sebagai bahan refrensi bagi pemerintah Daerah Kabupaten Barru dalam

merumuskan kebijakan yang terkait dengan pelabuhan Fery Garongkong.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian Terdahulu

MASFAR ARIEF, 2001. Analisis Kelayakan Finansial Pembangunan

Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Di Riau (Kemitraan Antara PT. Kurnia

Pratama, KUD dan BUMD). Di bawah Bimbingan DJONI TANOPRUWITO

DAN HARIANTO. Berdasarkan analisis sensitivitas yang dilakukan ternyata

perubahan kenaikan harga jual CPO dan Kernel baik domestik maupun luar

negeri menjadi hanya 10% setiap tahunnya menyebabkan proyek menjadi

tidak layak secara finansial. Sementara itu perubahan kapasitas pabrik

menjadi 21 ton TBS/jam masih memungkinkan proyek layak untuk

dilaksanakan. Pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit ini memberikan

manfaat bagi petani (hasil panen petani ataupun TBS yang tidak tertampung

sudah bisa dikurangi, tambahan income, lapangan kerja baru), PT. Kurnia

Pratama (keuntungan finansial, peluang kerjasama lebih lanjut, secara tidak

langsung menjalankan tanggung jawab sosialnya) dan Pemda Riau/BUMD

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xviii

(keuntungan finansial, mengatasi masalah TBS yang terbuang, mengurangi

pengangguran, peluang kerja sama lebih lanjut).

Ir. M.Zainul Arifin, MT dan Enik Muhemin, ST, 2009, “Analisis Ekonomi

Pembangunan Pelabuhan Tanjung Awar-awar Kabupaten Tubang Jawa

Timur”. Menemukan Proyek pembangunan pelabuhan Tuban dapat dikatakan

layak dengan meninjau hasil analisa ekonomi yang dilakukan pada bab

sebelumnya dengan menggunakan parameter-parameter Net Present Value

(NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return (IRR) dengan

asumsi discount rate pinjaman Bank Dunia besarnya adalah 12 %. Pada

discount rate 5% sampai 15% nilai NPV>0 dan nilai BCR>1, sedangkan

pada discount rate 20% sampai 25% nilai NPV<0 dan nilai BCR<1. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai IRR berada pada kisaran discount rate 10% dan

15% Nilai IRR yang didapatkan 13,76%.

Analisa ekonomi dilakukan dengan proyeksi 25 tahun kedepan

dimulai dari tahun 2007, dengan menggunakan tingkat suku bungan 5%,

10%, 15%, 20% dan 25%, diperoleh nilainilai NPV, BCR dan IRR sebagai

berikut:

tingkat suku bunga 5%, nilai NPV = 594,383,230,862, nilai BCR =

2,417

tingkat suku bunga 10%, nilai NPV = 127,482,398,296, nilai BCR =

1,365

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xix

tingkat suku bunga 15%, nilai NPV = -42,039,270,762, nilai BCR =

0,860

tingkat suku bunga 20%, nilai NPV = -106,540,280,349, nilai BCR =

0,593

tingkat suku bunga 25%,nilai NPV = -129,903,133,801, nilai BCR =

0,437

Dan nilai IRR yang didapatkan ialah sebesar 13,76%, yang mana nilai

ini dapat diterima (layak) bila meninjau tingkat suku bunga pinjaman Bank

Dunia yang besarnya ada pada kisaran 12%.

Analisa sensitivitas pada variasi meningkatnya modal investasi mulai

dari 5% hingga 25%, yang ditinjau dengan menggunakan tingkat suku bunga

5%, 10%, 15%, 20% dan 25% menunjukkan nilai-nilai NPV, BCR dan IRR

yang masih dapat diterima (layak) bila ditinjau terhadap tingkat suku bunga

pinjaman Bank Dunia yang besarnya sekitar 12%. Setelah dilalukan analisa

sensivitas maka di dapatan kesimpulan bahwa jika ada kemungkinan

perubahan modal dasar-dasar investasi mulai dari 5%,10%,15%,20% dan 25

% di dapatkan investasi masih layak karena asumsi standar pinjaman Bank

Dunia sebesar 12 % masih diatas nilai IRR sensitivitas.

Agunan P. Samosir, 2005, “Analisis Kelayakan Penggabungan

Usaha PT Pelindo I (Persero) dan PT Pelindo II (Persero). Menemukan

bahwa;

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xx

1. Analisis keuangan dengan menggunakan metode DEA untuk

mengukur tingkat efisiensi keuangan relatif dimana input di-proxy dari

total aset, biaya usaha, modal usaha, dan total kewajiban yang

meliputi hutang jangka pendek dan jangka penjang dan output di-

proxy dari laba kotor (earning before tax) serta total pendapatan;

menunjukkan bahwa di lingkungan PT (Persero) Pelabuhan

Indonesia II yang memiliki tingkat efisiensi keuangan relatif

didominasi oleh cabang-cabang kelas I seperti pelabuhan

Palembang, Teluk Bayur dan Pontianak. Sedangkan pelabuhan

cabang kelas II hanya di pelabuhan Banten. Di antara pelabuhan

Utama yang memiliki tingkat efisiensi keuangan relatif hanya di

pelabuhan Panjang.

2. Dari 16 sampel cabang pelabuhan di Wilayah Pelindo I yang di

analisis, ternyata terdapat 9 pelabuhan yang memiliki tingkat efisiensi

keuangan relatif rendah (≤ 75%) yaitu pelabuhan Malahayati, Kuala

Langsa, Selat Panjang, Rengat, Gunung Sitoli, Bengkalis, Dumai,

Tanjung Asahan, dan Sibolga. Sedangkan 7 pelabuhan cabang

lainnya, memiliki tingkat efisiensi keuangan relatif tinggi yaitu

pelabuhan Lhokseumawe, UTPK Belawan, Tanjung Balai Karimun,

Belawan, Tembilahan, Tanjung Pinang, dan Pekan Baru.

3. Kenaikan pendapatan yang diperoleh kedua BUMN ini pada tahun

1998 sampai dengan tahun 2002 lebih dipicu oleh pendapatan yang

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxi

sifatnya non operating (win fall profit), kenaikan tarif terutama pada

tahun 2000, privatisasi JICT, kenaikan tarif petikemas tahun 2002.

Sementara pengaruh pendapatan yang diperoleh dari kenaikan

produksi relatif sedikit seiring dengan tingkat produksi yang ada pada

kurun waktu tersebut. Di pihak lain, nilai piutang usaha (bed debt) di

tahun 2001 di Pelindo II telah mencapai Rp 90,6 milyar atau sekitar

28,09% dari perolehan laba usaha di tahun yang sama.

4. Tahun 2000 terdapat 6 pelabuhan cabang/UPT yang masih merugi di

lingkungan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II dan jumlah menurun

menjadi 5 cabang/UPT yang masih merugi pada tahun 2001.

Sedangkan di lingkungan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I,

jumlah pelabuhan cabang yang merugi di tahun 2000 adalah 7

cabang dan jumlahnya naik menjadi 9 cabang di tahun 2001. Dari

segi hasil usaha, terutama operating ratio dan working ratio kedua

BUMN ini sangat kondusif dan sangat signifikan. Namun dalam hal

ROI, usaha di sektor pelayanan jasa kepelabuhanan kurang memiliki

nilai kompetitif.

5. Analisis operasional didasarkan atas penilaian terhadap kinerja

pelayanan yang dihasilkan oleh masing-masing 4 pelabuhan sampel

yakni Belawan, Dumai, Pekanbaru, dan Lhokseumawe untuk Pelindo

I dan pelabuhan Tanjung Priok, Panjang, Palembang serta pelabuhan

Pontianak di Pelindo II. Secara umum masing-masing pelabuhan

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxii

cabang sampel tersebut kinerjanya berada pada tingkat di bawah

kewajaran, meskipun sangat fluktuatif.

6. Analisis nilai manajerial terhadap merger didasarkan atas konsideran

nilai weakness, nilai timbang, dan nilai kinerja terhadap 3 aspek yang

menjadi obyek penelitian yakni aspek keuangan, kepengusahaan,

dan operasional pelabuhan. Hasil akhir nilai kinerja secara totalitas

menunjukkan angka negatif. Kondisi demikian mengindikasikan

sebagian dari ketujuh aspek di atas masih perlu dilakukan

pembenahan secara manajerial agar dapat memperbaiki nilai

weakness dan menaikkan nilai timbang.

B. Landasan Teori

1.Konsep Nilai Waktu Uang

Guna menilai kelayakan suatu proyek menggunakan beberapa

parameter yakni konsep nilai waktu uang (time value of money). Dalam

konsep ini perlu dipahami adanya compounding dan discounting factor

yang merupakan faktor-faktor yang digunakan dalam mengevaluasi

kelayakan proyek.

2.Nilai Yang Akan Datang (Compounding Factor, Cf)

Compounding factor merupakan faktor bilangan yang menyatakan

hubungan antara nilai yang akan datang (future value / F) terhadap nilai

sekarang (present value / PV). Untuk bunga sederhana dirumuskan

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxiii

sebagai berikut:

Fn = PV(1+i)n............................... . (1)

Keterangan :

Fn = nilai uang yang akan datang pada tahun n

PV = nilai uang saat ini

i = bunga (interest) dinyatakan dalam persen (%)

n = tahun ke n, n = 0,1,2,3,4,...

(1+i)n = Compounding factor (Cf).

3.Nilai Sekarang

Pemakaian nilai sekarang adalah kebalikan Compounding

factor (Cf). Jika dalam Cf, yang ditanyakan adalah berapa nilai saat ini

di kemudian hari, maka dalam nilai sekarang hal yang ditanyakan

adalah berapa nilai uang di kemudian hari (F) berdasarkan nilainya

saat ini (PV). Hal ini berarti mendiskontokan nilai uang di kemudian

hari dengan tingkat suku bunga (i) yang berlaku saat ini yang

dirumuskan sebagai berikut :

3.1 Investasi

Menurut Napa J. Awat (1999) Invesatsi adalah suatu tindakan

melepaskan dana saat sekarang dengan harapan dapat menghasilkan arus

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxiv

dana masa datang yang jumlahnya lebih besar dari dana yang dilepaskan

pada saat investasi awal (initial investment.”1))

Dan menurut James C. Van Home (1981) Investasi adalah kegiatan

yang dilangsungkan yang memanfaatkan pengeluaran kas pada waktu

sekarang ini untuk menghasilkan laba yang diharapkan dimasa mendatang. 2)

Sedangkan menurut Firtz Gerald (1987) menyatakan bahwa Investasi

adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber

untuk dipakai mengadakan barang modal pada saat sekarang ini dan dengan

barang modal tersebut akan dihasilkan aliran produk di masa yang akan

datang. 3)

Jadi penurut penulis bahwa Investasi itu adalah suatu tindakan atau

aktivitas pengeluaran modal atau barang modal pada saat sekarang ini

dengan tujuan untuk mendapatkan arus dana/modal atau suatu produk yang

mempunyai nilai yang lebih besar dimasa yang akan datang atau pada

jangka waktu tertentu. Jadi pada perinsipnya orang melakukan investasi

dengan harapan agar dana atau modal yang mereka korbankan pada saat ini

dapat kembali pada kurun waktu tertentu dimasa mendatang dengan nilai

yang lebih besar.

1)) Napa J. Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis., (PT. Gramedia Pustaka

Utama., Jakarta, 1999), hal. 29.2) James C. Van Horne., Financial Management and Policy, (5th ed., New Delhi: Prentice –

Hall of India, 1981), hal. 106.3) E.V.K. Firtz Gerald, Public Sector Investment Planning for Developing Countries, (1st ed.

London: The MacMillan Press Ltd., 1987), hal. 6.

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxv

Karena investasi sangat erat kaitannya dengan penganggaran

pengeluaran modal (capital budget), maka penulis mencoba mengutif

beberapa pandapat dari para ahli tentang pengertian dari capital budgeting

tersebut.

Salim Basalama dkk (1994) dalam bukunya Penilaian Kelayakan

Rencana Penanaman Modal memberikan pengertian tentang capital budget

dan capital budgeting. Menurutnya capital budget adalah capital expenditure

budget. Angaran pengeluaran modal ini tidak lain dari taksiran pengeluaran

dana yang diperlukan untuk membelanjai suatu usaha proyek, atau sebuah

program investasi. Sedang capital budgeting menurutnya adalah proses

penilaian terhadap usulan rencana penganggaran modal berjangka panjang,

dua tahun atau lebih guna menetukan apakah rencana tersebut layak

dilaksnakan atau tidak. 4)

Sementara John J. Clark et.al (1987) menyatakan bahwa

penganggaran pengeluaran modal (capital budgeting) merupakan salah satu

bentuk keputusan dalam manajemen pembelanjaan yang mempertajam

sasaran dan kriteria proyek penanaman sumber-sumber berjangka panjang

(dua tahun fiscal atau lebih), proyek penanaman modal pada umumnya

4) Salim Basalamah; Murdifing Haming; dan Syafri Syam, Penilaian Kelayakan

Rencana Penanaman Moda, (Yogyakarta., Gadjah Mada University Press., 1994), hal. 9.

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxvi

mencakup pengadaan tanah, bangunan, fasilitas, peralatan, kendaraan dan

sebagainya. 5)

Dan menurut Bambang Riyanto (1989) Capital Budgeting adalah

keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai

pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi

waktu satu tahun. 6)

Sementara Abbas Kartadinata (1983) menyatakan Capital Budgeting

mencakup proses perencanaan pengeluaran uang yang mamfaatnya

diperkirakan meliputi masa lebih dari satu tahun. 7)

Jadi capital budget adalah suatu rencana tentang penggunaan dana

untuk pengadaan barang modal. Dan capital budgeting adalah proses

penilaian guna untuk mengambil keputusan mengenai layak tidaknya suatu

rencana pengeluaran dana untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.

Dengan melihat dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di

depan, maka akan kita dapat gambaran bahwa investasi itu bermacam-

macam jenisnya. Menurut Napa J. Awat (1999) investasi itu dapat

dikelompokan kedalam dua bagian. Pertama, dilihat dari ruang lingkup

usahanya investasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu; (1) investasi pada aktiva

nyata (real assets atau real investment), misalnya untuk pendirian pabrik-

5) John J. Clark, ewt.al., Capital Budgeting Planning and Control of Capital Expenditure, (14th ed, Englewood Cliffs Nj, Prentice – Hall, Inc, 1979), hal. 3.

6) Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada., 1989), hal. 110.

7) Kartadinata, Abbas. Drs., Pembelanjaan Pengantar Manajemen Keuangan, (cetakan kedua; PT. Bina Aksara: Jakarta, 1989), hal. 219.

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxvii

pabrik, pendirian hotel/restoran, perkebunan, dan lain-lain. Dan (2) investasi

pada aktiva keuangan (financial assets atau finance investment), seperti

pembelian surat-surat berharga, baik berupa saham maupun obligasi.

Kedua, ditinjau dari segi kepastian memperoleh keuntungan, investasi dapat

dibagi menjadi investasi yang bebas resiko (free risk investment) dan

investasi yang beresiko (risk investment). 8)

Pada waktu kita mulai memikirkan untuk melakukan investasi, terdapat

tiga kemungkinan kondisi dimana tergantung dari jenis investasi apa yang

sedang dipikirkan. Kondisi pertama, ialah apabila kita sedang memikirkan

kemungkinan melakukan investasi nyata (real investment). Pada waktu kita

mengambil keputusan investasi semacam ini, kita tidak perlu terlebih dahulu

merisaukan masalah apakah tersedia dan bagi pembiayaan invesatasi itu

atau tidak. Yang penting ialah apakah alternatif invesatasi yang dipilih itu

menguntungkan atau tidak, terutama bagi pendirian proyek-proyek baru.

Misalnya, alternatif investasi itu berupa proyek-proyek perkebunan,

perikanan, pertambangan, real estat, pabrik-pabrik pengolahan dan lain

sebagainya.

Keputusan untuk memilih alternative proyek yang menguntungkan ini

diatur melalui keputusan investasi. Pengertian keputusan investasi semacam

ini menyangkut penggunaan dana (use of funds) untuk pembelian berbagai

8 ) Napa J.Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis., PT. Gramedia Pusaka Utama,

Jakarta, 1999), hal. 29.

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxviii

aktiva nyata (real assets) bagi pendirian proyek-proyek bersifat fisik, dimana

pada waktu kita melakukan penilaian terhadap usulan proyek kita tidak

perlu/harus mempertimbangkan apakah kita memiliki daya atau tidak. Kondisi

yang kedua, ialah apabila alternatif penggunaan dana itu bukan untuk

membeli aktiva nyata tetapi untuk membeli aktiva keuangan (financial assets)

seperti saham, ataupun obligasi, maka pada waktu kita melakukan penilaian

kita pasti sudah memiliki dana, sebab adalah sangat riskan apabila kita

meminjam dana dari luar untuk sekedar melakukan investasi dibidang

pembelian suarat-surat berharga. Investasi demikian sering disebut sebagai

investasi keuangan (financial investment). Kondisi ketiga, ialah apabila kita

sedang memikirkan tentang bagaimana sebaiknya struktur aktiva, sehinggah

keputusan investasi itu akan menyangkut beberapa aktiva dana (allocation of

funds) bagi pembelian aktiva nyata, dan berapa untuk pembelian aktiva

keuangan.

3.2 Perhitungan Arus Kas

Dalam Studi Kelayakan Proyek atau penilaian suatu investasi, arus

kas ini meduduki tempat yang sangat penting sebab pengeluaran dan

penerimaan proyek dimasa mendatang selalu dinyatakan dalam bentuk arus

kas. Penilaian kelayakan juga didasarkan atas perbandingan arus kas masuk

dan arus kas keluar.

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxix

Masalah proyek juga dinyatakan dalam bentuk arus kas, dan

bukannya dalam wujud laba menurut pandangan akuntansi. Sebuah

perusahaan atau seorang investor yang memakai dana kasnya untuk

membelanjai pembangunan dan atau pengadaan suatu proyek pada masa

sekarang ini selalu berharap agar penerimaan kas dimasa yang akan datang

selama usia ekonomis proyek adalah lebih besar dari pada dana kas dimasa

datang kas yang telah dikeluarkan pada saat sekarang ini oleh karena itu

tugas kritis, atau tugas yang sangat penting bagi seorang evaluatir proyek

ialah kemapuan untuk melakukan pendugaan arus kas proyek dimasa

mendatang tersebut dengan cermat dan tepat. Jika taksiran arus kas akan

datang tersebut akurat, maka simpulan yang ditarik berdasarkan data arus

kas yang dinyatakan juga akan menjadi akurat pula. Ddemikian pula

sebaliknya, jika arus kas yang diestimasikan tidak cermat maka keputusan

yang diambil berdasarkan data arus kas yang dinyatakan itu juga turut

menjadi tidak akurat pula dan pada gilirannya akan mempengaruhi

perjalanan dan pertumbuhan perusahaan dimasa depan.

Untuk memperjelas tentang arus kas, maka penulis akan mencoba

memberikan pengertian tentang arus kas dari beberapa ahli. Pertama

menurut Lerner (1971) menyatakan bahwa arus kas adalah pertambahan,

atau peningkatan jumlah kas yang dihasilkan melalui kegiatan operasi

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxx

selama waktu tertentu, terdiri atas laba sesudah pajak ditambah dengan

jumlah penyusutan, sedang rekening utang dan harta tetap tidak berubah.9)

Kedua menurut Grahan Mott (1985) menyatakan istilah arus kas biasa

digunakan untuk menjelaskan laporan keuangan, yaitu laba operasi setelah

dikurangi dengan pajak dan pembayaran dividen, dengan menambahkan

kembali beban penyusutan untuk tahun yang bersangkutan.10)

Dan menurut J. Fred Weston dan Eugene F. Brighan (1997) arus kas

adalah kas bersih actual yang “keluar-masuk” dari dan ke dalam suatu

perusahaan. Arus kas berbeda dari laba akuntansi.11)

Jadi pada dasarnya arus kas (cash flow) adalah suatu bentuk laporan

keuangan yang menggambarkan kondisi kas bersih yang diperoleh dari

penerimaan kas setelah dikurangi dengan kas keluar dan ditambahkan

kembali dengan beban penyusutan pada tahun bersangkutan.

Untuk mendapatkan nilai arus kas seperti yang dimaksud oleh definisi

tersebut di atas dicari dengan mempergunakan bagan umum seperti yang

nampak pada tabel 1.

9) Basalama, Salim., Haming, Murdifing., dan Syam, Syafri, Penilaian Kelayakan Rencana

Penanaman Modal: (sebuah Studi Bermotif Laba, Yoyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994), hal. 42, mengutif dari: Eugene M. Lerner, Managerial Finance: A System Approach, (1st ed., New York: Harcourt Brarace Jovanivich inc., 1971), hal.

10) Grahan Mott., Menilai dan Merencanakan Penanaman Modal: buku Pedoman Merencnakan Laba bagi Manajer, (alih bahasa oleh Kishrandoko: PT. Pustaka Binama Presindo: Jakarta, 1985), hal. 31.

11) Weston J. Fred; dan Brighan. Eugene F., Managerial Finance, alih bahasa oleh Kirbrandoko., Wana A. Jaka., dan Dipokusumo, Supranoto., Dasar-dasar Manajemen Keuangan, (edisi sembilan, jilid 2: Erlangga, Jakarta., 1997), hal.46.

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxxi

Dalam laporan arus kas, beban penyusutan di tambahkan kembali

kepada laba sesudah pajak sebab pada kenyataannya penyusutan itu bukan

beban pengeluaran kas (sekedar sebagai book-cost, dan bukan sebagai out-

of-pocket-cost) dan oleh karena itu penyusutan bukan bagian dari arus kas.

Sebaliknya, beban bunga pinjaman eksploitasi dan tau utang dagang

diperhitungkan sebagai biaya dan dimasukkan ke dalam baiya umum

organisasi.

Selanjutnya, dalam arus kas dimaksud di atas beban biaya bunga

investasi tidak diperhitungkan sebagai biaya, melainkan sebagai beban biaya

yang akan menjadi alat pengukur terhadap kemampuan arus kas bersih

sesudah pajak, yaitu apakah arus kas bersih dimaksud dapat menutup beban

biaya bunga investasi yang terutang, serta sekaligus memberikan balikan

atau laba bagi investor.

Tabel 1.Bagan Umum untuk Mendapatkan Nilai Arus Kas Bersih sesudah pajak Tahunan.

A. Penerimaan Kas:Taksiran Hasil Penjualan =Taksiran Volume Penjualan X Harga Jual Rp. …………..Penjualan Aktiva Tetap (jika ada)* Rp. …………..Jumlah Penerimaan Kas Rp. …………..

B. Pengeluaran Kas:1. Biaya Produksi:

Biaya Bahan Baku Rp. …………….Biaya Upah Lansung Rp. …………….Biaya Umum Pabrik

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxxii

(Selain Penyusutan) Rp. ……………. + Jumlah Biaya Poduksi Rp.……………

2. Biaya Penjualan Rp. ……………3. Biaya Umum Organisasi Rp. ……………

(selain penyusutan)4. Penyusutan Aktiva Tetap Rp. …………… +

Jumlah Beban Biaya Rp.…………. -Laba Sebelum Pajak Rp.………….Beban Pajak Rp.…………. –Laba Sesudah Pajak Rp.………….Penyusutan Aktiva Tetap Rp.………. +

ARUS KASH BERSIH SESUDAH PAJAK Rp..………..

*) Penjualan Aktiva tetap bukan penghasilan. Dia bukan revenue, melainkan dis-investasi, karena itu tidak terkena pajak. Kecuali untuk hasil penjualan. Di atas nilai buku aktiva yang bersangkutan. Penjualan aktiva memang menambah arus kas masuk, tetapi tidak menambah penghasilan

Memperhatikan bagan diatas, arus kas terdiri atas dua unsur utama,

yaitu; (a) laba sesuadah Fajak, dan (b) penyusutan.

Secara ideal, akumulasi penyusutan yang ada dalam arus kas

difungsikan sebagai dana pembayaran cicilan pinjaman investasi. Laba

sesudah pajak dipakai sebagai akumulasi dana untuk; (a) membayar beban

bunga investasi, dan (b) alat pembentuk laba kepada investor.

Akumulasi cicilan pinjaman investasi akan sebesar dengan jumlah

modal yang diinvestasikan (investasi inisial) dan di lain pihak akumulasi

penyusutan ditambah nilai sisa juga akan sama dengan nilai inisial investasi

tersebut.

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxxiii

Karena itu pulalah sehingga dikatakan, akumulasi penyusutan menurut

adanya, sebaiknya diakumulasikan untuk menjadi alat untuk melunasi beban

investasi inisial. Sedang arus kas bersih sesudah pajak setelah dikurangi

dengan penyusutan berfungsi sebagai alat pembentuk laba dan alat

pembayar bunga investasi.

Derajat kemampuan arus kas memenuhi fungsi tersebut secara

langsung dinilai pada aplikasi metode nilai sekarang (present value) dimana

beban bunga investasi dijadikan sebagai factor pengurang (discount factor)

dan nilai sekarang total dibandingkan dengan nilai sekarang investasi inisial.

Jika NPV (nilai sekarang bersih) proyek bertanda positif , berarti proyek

memiliki arus kas yang lebih besar daripada investasi dan oleh karena itu,

arus kas yang diestimasi memiliki surplus untuk investor.

Jika nilai sekarang bersih itu bertanda negative, berarti arus kas yang

diperhitungkan tidak mampu menutup bunga investasi ditambah beban biaya

investasi inisial. Untuk memudahkan pemahaman, serta sekaligus untuk

menghindarkan kesalahan pemakaian berikut ini dikemukakan contoh

sederhana.

Misalkan sebuah proyek memerlukan dana investasi sebesar Rp. 500 juta,

50% ditutup dengan pinjaman dengan bunga @ 18% per tahun. Proyek

memiliki usia ekonomis 10 tahun dengan tampa nilai sisa dan disusutkan

menurut metode garis lurus. Penerimaan hasil penjualan pertahun Rp. 200

juta. Beban biaya tunai perkas (out-of-pocket-cost) untuk produksi, penjualan

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxxiv

serta organisasi umum perusahaan sebeasr Rp. 90 juta dan tingkat pajak

diperkirakan 30%. Maka arus kas bersih sesudah pajak untuk proyek tersebut

di atas adalah sebagai berikut ;

(a) Perhitungan dengan memakai model tersebut pada table 1;

Tabel 2. Contoh Laporan Laba Rugi

Penerimaan Hasil Penjualan Rp. 200 jutaBiaya :Biaya Tunai Per Kas Rp. 90 jutaPenyusutan Rp. 50 juta +Jumlah Beban Biaya Rp. 140 juta -Laba Sebelum Pajak Rp. 60 jutaPajak 30 % Rp. 18 juta -Laba Sesudah Pajak Rp. 42 jutaPenyusutan Rp. 50 juta +Arus Kas Bersih Sesudah Pajak Rp. 92 juta

(b) Sedang apabila laba bersih sesudah pajak (EAT) dihitung menurut

perinsip akuntansi, diperoleh:

Tabel 3. Contoh Laporan Laba RugiPenerimaan Hasil Penjualan Rp. 200 jutaBiaya :Biaya Tunai Per Kas Rp. 90 jutaPenyusutan Rp. 50 juta +Jumlah Beban Biaya Rp. 140 juta -Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) Rp. 60 jutaBunga 18%X50%X500 juta Rp. 45 juta -Laba Sebelum Pajak (EBT) Rp. 15 jutaPajak 30 % X 15 juta Rp. 4,5 juta -Laba Sesudah Pajak Rp. 10,5 jutaJika dipakai secara langsung formula yang dikemukakan diatas, yaitu:

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxxv

Diperoleh ;

NICF = RP. 10,5 juta + Rp. 50 juta = Rp. 60,5 juta

Tentu saja hasil yang diperoleh ini tidak selaras dengan makna hakiki

NICF, sebab EAT untuk mendapatkan NICF harus tidak memperhitungkan

bunga investasi dan bukannya EAT menurut akuntansi yang

memperhitungkan bunga sebagai biaya yang harus dikurangkan dari

penerimaan hasil penjualan.

Apabila EAT dipahamkan menurut artian akuntansi dan bukannya

menurut artian Evaluasi Proyek Perusahaan, maka untuk mendapatkan nilai

arus kas sesudah pajak (NICK) yang benar harus dipakai formula:

Dimana ;

NICF = Nilai arus kas sesudah pajak

EAT = Labah bersih sesudah pajak

D = Penyusutan

t = tingkat pajak

l = beban bunga

sehinggah untuk contoh di atas melalui pendekatan akuntansi

diperoleh:

NICF = Rp. 10.5 juta + Rp. 50 juta + (1-0.30) . Rp. 45 juta

= Rp. 92 juta

NICF = EAT + Depreciation

NICF = EAT + Depreciation + (1-t) . Interest

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxxvi

Arus kas proyek dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai macam

golongan menurut dari sudut mana arus kas tersebut diamati.

Pengelompokan arus kas dapat dilihat dari sudut jenis transaksi kas, sifat

arus kas, dan saat terjadinya arus kas tersebut.

3.2.1 Klasifikasi Menurut Jenis Transaksi

Dilihat dari sudut pandangan ini, arus kas dibedakan ke dalam arus

kas (cash in-flow) dan arus kas keluar (cash out-flow).

1) Arus Kas Masuk

Arus kas masuk ialah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang

melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas).

Arus kas masuk ini dapat dibedakan dalam:

1. penerimaan hasil hasil penualan keluaran (revenue)

2. penerimaan hasil penjualan aktiva tetap yang disisihkan dari

penggunaan, dan

3. nilai sisa proyek, yaitu nilai aktiva tetap yang diterima kembali pada

akhir usia ekonomis.

Unsur arus kas masuk yang paling utama ialah penerimaan hasil

penjualan.

2) Arus Kas Keluar

Arus kas keluar ialah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang

mengakibatkan beban pengeluaran kas.

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxxvii

Arus kas keluar ini dibedakan ke dalam:

1. pengeluaran investasi, yaitu beban pengeluaran kas untuk

membelanjai kegiatan pembangunan proyek,

2. pppengeluaran investasi baru, yaitu beban pengeluaran kas yang

bertujuan untuk membiayai keperluan investasi baru, seperti

keperluan peningkatan efisiensi proses produksi, dan lain-lain,

3. pengeluaran operasi, yaitu pengeluaran kas untuk membelanjai

kegiatan operasi proyek perusahaan agar dapat menjalankan fungsi

komersialnya, asasinya seperti belanja produksi dan pemasaran.,

4. pengeluaran non-operasi, yaitu pengeluaran kas untuk kegiatan non-

operasi, seperti biaya manajemen, biaya riset, biaya pajak, biaya

cicilan pinjaman, beban bunga, dan sebagainya.

3.2.2 Klasifikasi Arus Kas Menurut Sifatnya

Dari sudut penggolongan ini, dikenal:

1. arus kas bruto, adalah arus penerimaan kas total sebelum

diperhitungkan beban pengeluaran kas (ross benefit),

2. Arus kas bersih, adalah arus kas bruto setelah dikurangi beban

arus kas keluar (net benefit),

3. Arus kas bersih setelah pajak (net income cash flow) adalah arus

kas bersih sesudah diperhitungkan pajak kemudian ditambah

dengan penyusutan aktiva tetap.

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxxviii

Jenis arus kas yang pertama dipakai jika analisis dilakukan dengan

mempergunakan Gross Benefit Cos Ratio, sedang jenis yang kedua

untuk Net Benefit Cost Ratio, dan yang ketiga jika dipergunakan

Present Value Methode, dan lain-lain.

3.2.3 Klasifikasi Menurut Saat Terjadinya

Dari sudut pandang ini, dikenal:

1. Arus kas inisial (initial cash flow), ialah arus kas yang terjadi pada

awal pelaksanaan proyek (biasanya diidentifikasi sebagai periode

0) dengan tujuan membiayai pembangunan/pengadaan proyek.

Arus ini lazim disebut ”Initial Cash Flow”.

2. Arus kas proyek berjalan (intermediate cash flow), adalah arus kas

yang terjadi selama proyek berjalan, yaitu sejak memasuki pase

operasi komersial hinggah akhir masa operasi proyek. Dalam arus

ini terjadi arus kas keluar dan arus kas masuk,

3. Arus kas terminal (terminal cash flow), ialah arus kas yang terjadi

pada akhir masa operasi proyek dan terdiri atas arus penerimaan

nilai sisa, serta pemulihan modal kerja.

Dalam analisa kelayakan investasi, arus kas yang selalu dijumpai

ialah:

1. arus kas inisial (initial cash out flow),

2. arus kas bersih sesudah pajak, dan

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xxxix

3. arus kas terminal (terminal cash flow).

3.3 Studi Kelayakan Proyek

Studi kelayakan proyek merupakan pengkajian secara menyeluruh

dan teliti terhadap rencana pengeluaran modal guna menilai apakah rencana

investasi tersebut memenuhi syarat untuk dilaksanakan atau tidak, penilaian

mana didasarkan atas hasil perbandingan antara biaya investasi yang

bersangkutan dengan maslahatnya.

Setiap usulan proyek yang diajukan semestinya dilakukan penilaian

terhadap segala aspek kelayakannya, agar dikemudian hari resiko dari

usulan proyek tersebut bias ditekan seminim mungkin. Suatu proyek berhasil

dilaksanakan tentunya didahului oleh studi kelayakan yang cermat dan tepat.

Mengenai hal itu Suad Husnan dan Suwarsono (1984) menyatakan

bahwa studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu

proyek (biasanya merupakan proyek invesasi) dilaksanakan dengan

berhasil.12)

Bagi proyek perusahaan maslahnya adalah arus kas bersih sesudah

pajak (net income cash flow), dan proyek tersebut dikategorikan layak jika

arus kas bersih pasca pajak itu lebih besar daripada biaya investasinya.

Sedang bagi proyek pemerintah maslahatnya tersebut dapat berwujud

penghematan devisa, penigkatan penerimaan devisa, perluasan kesempatan

kerja, dan kegunaan sosial lainnya.

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xl

3.3.1 Kegunaan Studi KelayakanProyek

Pada umumnya proyek itu memanfaatkan dana yang tidak kecil

jumlahnya, dilakukan pada saat sekarang ini dan kemanfaatannya baru akan

diterima setelah proyek dioperasikan di masa mendatang, sedang waktu

yang akan datang itu penuh dengan ketidak pastian. Kenyataan ini

berhadapan dengan berbagai pilihan cara pemanfaatan dana, termasuk

tempat penggunaan dengan resiko yang relative kecil seperti menanam dana

modal dalam bentuk deposito berjangka.

Adalah rasional jika setiap pemilik dan selalu membandingkan

keuntungan yang akan diperolehnya jika dana tersebut didepositokan dengan

apabila dana itu diinvestasikan keproyek-proyek komersial. Kiranya wajar jika

dari hasil perbandingan itu memiliki dana memutuskan untuk tidak menanam

dnananya pada proyek komersialdan mendepositokan uangnya itu jika hasil

penelitiannya menyajikan data bahwa laba deposito lebih besar daripada laba

yang diharapkan dari penanaman modal (investasi).

Dengan memperhatikan sari-pati yang tersirat dalam uraian yang

diketengahkan di atas maka studi kelayakan investasi ini memilikike

manfaatan:

1. Memandu pemilik dana atau investor untuk mengoptimalkan

penggunaan dana yang dimilikinya itu.

2. memperkecil resiko keputusan investasi, sekaligus memperbesar

peluang keberhasilannya.

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xli

3. Mengungkapkan alternative investasi yang didukung oleh hasil analisis

kuantitatip yang teruji kecermatannya, sehinggah manajer puncak

mudah mengambil keputusan yang akurat.

4. mengungkapkan keseluruhan aspek proyek seutuhnya sehinggah

keputusan menerima atau menolak sebuah usulan proyek tidak hanya

dilandaskan atas kelayakan financial saja, melainkan atas seluruh

aspek yang berpengaruh.

Melalui studi kelayakan investasi tersebut, dana diharapkan tersalur ke

sector:

1. yang paling menguntungkan investor akan memperoleh balikan

yang memadai,

2. yang keluarannya diperlukan oleh masyarakat konsumen

sehinggah di satu sisi keluaran itu akan memiliki permintaan efektif

yang memadai, sedang di sisi lainnya masyarakat memperoleh

kemudahan untuk mendapatkan komoditi yang diperlukannya,

3. yang akan menghemat devisa (menghasilkan keluaran substitusi

impor), atau menaikkan penerimaan devisa (menghasilkan komoditi

ekspor), atau sektor yang memperluas kesempatan kerja.

3.3.2 Aspek Studi Kelayakan Investasi

Aspek yang harus dikaji di dalam mengerjakan sebuah studi kelayakan

investasi (proyek) ialah:

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xlii

3.3.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

Studi tentang pasar dan pemasaran harus mampu menjawab

pertanyaan yang menyangkut:

1. taksiran volume permintaan, baik permintaan industri maupun

permintaan terhadap keluaran perusahaan yang diteliti. Taksiran

volume permintaan ini setidak-tidaknya mencakup usia ekonomis

proyek yang diestimasikan,

2. taksiran volume penjualan yang mapu dicapai, serta estimasi

mengenai andil pemasaran (market share),

3. program pemasaran, mencakup marketing mix strategy, serta

taksiran siklus usia produk lengkap dengan kerangka

kebijaksanaan yang direncanakan ditempuh pada setiap tahapan

pada siklus tersebut,

4. kebijaksanaan harga jual dan nalisis hubungan kausalnya dengan

harga produk saingan, baik yang dihasilkan di dalam negeri

maupun yang diimpor.

3.3.2.2 Aspek Teknik dan Produksi

Studi mengenai aspek ini harus mampu menjawab;

1. keterangan mengenai mesin yang diputuskan dibeli,

2. patut diingat, bahwa di satu sisi mesin yang dibeli pada saat

sekarnag ini sekaligus mencerminkan jumlah sediaan kapasitas

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xliii

serta mutu teknologi sasaran produksi yang akan didayagunakan

pada masa mendatang, sedang di sisi lainnya rekayasa dan riset

akan melahirkan teknologi baru. Da;am studi harus dijelaskan

gambaran umum mengenai keberadaan efisiensi alat yang

diadakan terutama dalam hubungannya dengan dugaan mengenai

mutu teknik alat yang kemungkinan akan memasuki pasar barang

modal dalam waktu dekat ini. Studi harus meyakinkan bahwa

teknologi paling baru pada kurun masa sekarang.

3. pembekal dan kapasitas pembekal,

4. dalam studi mengenai aspek teknis dan produksi harus dijelas kan

pihak siapa yang akan membekali proyek, berapa kapasitasnya,

mutu bekalan yang ditawarkan, faktor harga dan

kesinambungannya. Jika perlu bahan baku atau bahan penolong

impor, maka dalam studi harus pula dijelaskan persoalan yang

menyangkut kelancaran pembekalan dan tinjauan atas

kebijaksanaan pemerintah mengenai impor bahan itu,

5. pemilihan lokasi pabrik,

6. disain proses produksi dan karakteristik proses yang dipilih,

7. dalam disain proses harus dijelaskan tata urutan pengerjaan, tata

letak alat dan bangunan, sedang mengenai sifat proses harus

dijelaskan apakah sistem merupakan integrated processing atau

non-integrated processing,

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xliv

8. persoalan limbah dan resiko pencemaran, termasuk ancang-

ancang penanganannya,

9. apakah tenaga kerja terdidik cukup tersedia sehingga kemampuan

tenaga kerja tersebut selaras dengan jenis teknologi mesin yang

tersedia,

10.persoalan suku cadang dan reparasi alat/mesin.

3.3.2.3 Aspek Keuangan

Studi mengenai aspek keuangan harus menjawab dan menjelaskan

masalah yang menyangkut;

1. jumlah dana yang diperlukan, baik untuk keperluan investasi awal

maupun untuk kebutuhan modal kerja,

2. sumber dana, biaya modal dan ancangan struktur modal yang

layak,

3. proyeksi anggaran kas yang merinci perkiraan arus kas masuk dan

arus kas keluar. Proyeksi arus kas ini berguna untuk melaksanakan

analisis kelayakan finansial dengan menggunakan payback

methode, NPV, IRR, Profitability Index (PI), Average Rate of Return

(ARR), Benefit Cost Analysis (BCA), dan sebagainya,

4. pembuatan laporan keuangan proforma, analisis sumber dan

penggunaan dana, serta analisis titk impas (BEP).

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xlv

3.3.2.4 Aspek Ekonomi dan Sosial

Aspek ini harus merinci:

1. pengaruh proyek terhadap peningkatan penghasilan negara (pajak

pendapatan, PPn, pajak impor, pajak ekspor, dan pajak lainnya).

2. pengaruh proyek kepada penerimaan dan penghematan devisa,

3. sumbangan proyek terhadap perluasan kesempatan kerja, serta

proses alih-teknologi,

4. kegunaan umum yang disumbangkan kepada masyarakat, seperti

jalanan, penerangan listrik, fasilitas kesejahteraan lainnya (sarana

olah raga, sekolah, pusat pelayanan kesehatan), dan lain-lain,

5. hubungan proyek dengan proyek lainnya, khususnya hubungan

input-output, apakah proyek menjadi pembekal proyek lainnya

(industri hulu), atau pasar dari proyek lainnya (industri hilir).

3.3.2.5 Aspek Organisasi dan Manajemen

Studi mengenai aspek ini harus mampu mengungkapkan:

1. selama pase pembangunan proyek, siapa pelaksana

pembangunan proyek, pihak siapa yang melaksanakan studi dan

penelitian, organisasinya dan manajemennya apakah disatukan

dengan organisasi dan manajemen perusahaan, atau tersendiri,

serta masalah jaringan kerja proyek,

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xlvi

2. setelah proyek memasuki pase operasi komersial, bagaimana

organisasinya, deskripsi jabatan, personil (jumlah formasi, jenjang

jabatan dan syarat-syarat penerimaan dan promosi), dan

sebagainya.

3.3.2.6 Aspek Hukum

Studi tentang aspek hukum proyek harus menjelaskan :

1. Bentuk hukum dari organisasi perusahaan kelak sesudah

memasuki pase operasi komersial.

2. hubungan perburuhan, serta aturan menagani pemutusan

hubungan kerja (PHK)

3. Akte pendirian, dan izin-izin yang harus dimiliki baik pada waktu

melaksanakan persiapan, pelaksanaan pembangunan, maupun

pada waktu memasuki pase operasi komersial.

3.4 Metode Penilaian Investasi

Setiap usul investasi perlu mendapat penilaian terlebih dahulu, baik

ditinjau dari aspek ekonomi, teknis, pemasaran maupun dari aspek

keuangannya. Dari aspek keuangan, suatu usul investasi akan dinilai apakan

menguntungkan atau tidak dengan menggunakana berbagai metode. Namun

pada dasarnya dari berbagai literatur yang ada rata-rata hanya menggunakan

lima metode, yaitu :

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xlvii

1. Payback periode,

2. Accounting rate return (ARR),

3. Net present value (NPV)

4. Internal rate return (IRR),

5. Pofitability Index (PI).

Namun dalam tulisan ini penulis hanya menggunakan tiga metode,

karena metode tersebut langsung digunakan dan lebih efektif. Namun pada

bagian ini penulis akan menjelaskan kelima metode tersebut diatas.

3.4.1 Payback Periode

Matode payback ini menunjukkan jangka waktu yang diperlukan untuk

mengembalikan seluruh modal yang digunakan pada investasi awal (initial

investment). Apabila payback itu lebih pendek dari umur proyek, maka usul

investasi tersebut dapat diterima, akan tetapi apabila payback itu lebih

panjang dari umur proyek maka usul investasi tersebut terpaksa ditolak.

Payback ini dapat dihitung dengan cara membagi initial invesment dengan

proceeds tahunan sebagai berikut :

Payback Periods = tahunXoceedsAnnual

InvestmentInitial1

Pr

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xlviii

Misalnya suatu investasi senilai Rp. 18 Milyar yang mampu

memperoleh sebesar Rp. 3 Milyar setahun, selama 10 tahun. Payback

peeriode dapat dihitung sebagai berikut :

Payback periode = tahuntahunXmilyarRp

milyarRp61

3.

18.

Artinya, jumlah proceeds yang diperoleh selama 6 tahun persis sama

dengan jumlah initial invesment cost, sehingga setelah 6 tahun proyek

tersebut dapat mengembalikan seluruh modalnya melalui pengumpulan cash

flow/proceeds. Karena umur proyek itu 10 tahun sedangkan payback hanya 6

tahun maka usul proyek tersebut dapat diterima.

3.4.2 Accounting Rate of Return

Metode Accounting Rate of Return (ARR) ini mengukur profitabilitas

suatu investasi dari segi akuntansi konvensional. Caranya ialah dengan

membagi EAT (laba setelah dikurangi pajak) dengan initial investment, baik

total investment maupun average investment. Artinya :

ARR = %100XInvestmentInitial

EAT

Sebagai contoh, misalnya terdapat informasi mengenai suatu usulan

proyek sebagai berikut :

Initial investment : Rp. 6,5 milyar

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

xlix

Umur ekonomis : Rp. 20 tahun

After tax cash inflow : Rp. 1 milyar

Penyusutan tahunan : Rp. 0,325 milyar

Earning After tax : Rp. 1 milyar – Rp. 0,325 milyar

: Rp. 0,675 milyar

Perhitungan Average Rate of Return (ARR) proyek tersebut dapat

dilakukan dengan cara membagi Earning After Tax Initial invesment sebagai

berikut ;

ARR = %4,10%1005,6.

675,0.X

milyarRp

milyarRp

Apabila yang digunakan bukan rate of return terhadap initial invesment

melainkan average invesment, maka ARR dihitung sebagai berikut :

ARR = %100XInvestmentAverage

EAT

Artinya ARR dihitung atas dasar average investment adalah sebagai

berikut :

ARR = %8,20%100)5,6.)(2/1(

675,0.X

milyarRp

milyarRp

Kelemahan metode ARR ini tidak memperlihatkan nilai waktu uang,

dan cenderung menggunakan data akuntansi dari data cas flow. Sedangkan

kebaikannya terletak pada kemudahan untuk dihitung, untuk dimengerti, dan

hasilnya merupakan tingkat frofitabilitas.

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

l

3.4.3 Net Present Value

Net Present Value (NPV) suatu proyek adalah selisih dari present

value (PV) of proceeds dengan PV of intial investment (I) selama umur

ekonomisya, pada discount rate tertentu. Discount rate yang digunakan untuk

menghitung NPV ini adalah cost of capital (minimum required rate of return).

Karena NPV ini adalah selisih antara PV of proseeds dan PV of initial

investment, maka NPV bisa positif dan bisa pula negatif. Dengan demikian,

apabila NPV itu negatif, maka usulan proyek tersebut ditolak, akan tetapi

apabila positif, baru usul proyek tersebut diterima. Berarti, usul proyek akan

diterima apabila NPV = 0. untuk mendapatkan nilai dari NPV digunakan

Rumus sebagai berikut :

NPV = -Ao + PV

NPV = Net Present Value

Ao = Nilai sekarang initial investment

PV = Nilai sekarang Arus Kas Total (Present Value)

Berikut ini akan diberikan contoh untuk perhitungan NPV, yaitu Contoh 1 :

Informasi mengenai usul suatu investasi sebagai berikut :

Initial investment : Rp. 12,95 juta

Umur ekonomis : 10 tahun

Proceeds tahunan : Rp. 3 juta

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

li

Tingkat keuntungan yang disyaratkan = 12%

Tanpa nilai residu

NPV usul proyek tersebut adalah sebagai berikut :

NPV = - Rp. 12,95 juta +

jutaRp 3./12,0

)12,01(1

= - Rp. 12,95 juta + Rp. 16,9506 juta

= Rp. 4,0006 juta

Karena NPV positif, maka usul proyek tersebut layak (feasibel) untuk

diterima.

Contoh 2 : Suatu usul instansi sebesar Rp. 500 juta yang digunakan

untuk :

Initial investment = Rp. 300 juta

Modal kerja = Rp. 200 juta

Umur ekonomis = 5 tahun

Nilai residu = Rp. 25 juta

Proceeds (after tax cash inflow) = Rp. 150 juta per tahun

Tingkat keuntungan yang disyaratkan = 15 %

Karena modal kerja termasuk dalam investasi dan tidak akan

dikembalikan sebelum proyek selesai, maka modal kerja harus di-PV-kan

pada akhir tahun ke-5. Demikian juga total investment, akan terdiri dari initial

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

lii

investment dan working capital investment. Perhitungan NPV adalah sebagai

berikut ;

NPV = -500 juta +

juta150/15,0

15,01(1 5

+

5)15,01(

25200 jutajuta

= -500 juta + 502,8233 juta + 111,8648 juta

= - Rp. 114,6881 juta

Di mana :

Rp. 500 juta adalah PV dari investasi (initial investment dan modal

kerja)

Rp. 502,8233 adalah PV of operational cash flow (Proceeds

tahunan)

Rp. 111,6881 adalah PV of terminal cash flow (modal kerja dan nilai

residu).

Cara lain untuk menghitung NPV diatas adalah sebagai berikut :

NPV = -500 juta + 432 )15,01(

150

)15,01(

150

)15,01(

150

)15,01(

150

jutajutajutajuta

+ 55 )15,01(

juta25juta200

)15,01(

juta150

Ternyata hasilnya sama dengan cara yang terdahulu. Cara lain lagi

dalam menghitung NPV ialah dengan menggunakan PVIF 15 % yang telah

tersedia dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4:

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

liii

Tahun

Cashflow PVIF 15 % PV of cashflow

0

1

2

3

4

5

5

5

-500 juta

150 juta

150 juta

150 juta

150 juta

150 juta

200 juta

25 juta

1,0000

0,8696

0,7561

0,6575

0,5718

0,4972

0,4972

0,4972

-500,000 juta

130,440 juta

113,415 juta

98,625 juta

85,770 juta

74,580 juta

99,440 juta

12,430 juta

Net Present Valuae 114,700 Juta

Jadi, karena NPV >0 maka usul proyek itu diterima, sebab dalam

metode ini, usul suatu proyek itu akan diterima apabila NPV = 0.

3.4.4 Internal Rate of Return

Pada waktu kita menghitung NPV, discount rate yang digunakan

adalah minimum required rate of return, atau sebesar cost of capital. Dalam

metode Internal Rate of Return (IRR), yang dihitung adalah tingkat bunga

(interest rate) yang dapat menyamakan PV of cash flow dengan PV

investment, baik initial investment, baik initial investment maupun working

capital investment. Jika tingkat bunga atau IRR itu melebihi required rate of

return, maka usul proyek tersebut dapat diterima, karena akan menghasilkan

NPV> 0. Dikatakan demikian, karena apabila NPV>0 berarti PV of inflow >

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

liv

PV of cash outflow, yang artinya proyek itu menguntungkan ditinjau dari

aspek finansial. IRR itu menghitung tingkat bunga yang dapat menghasilkan :

PV of cash inflow = PV of investment

Atau :

PV of Investment - PV of cash inflow = 0

Berikut ini kita akan mencoba menghitung IRR usul proyek dalam

contoh nomor 2 di atas. Persamaannya adalah sebagai berikut :

500 juta = 432 )r1(

juta150

)r1(

juta150

)r1(

juta150

)r1(

juta150

+ 55 )r1(

juta25juta200

)r1(

juta150

Dalam IRR, yang dihitung malah nilai r, di mana dalam menghitung

NPV, nilai r ini ditentukan lebih dulu. Untuk menghitung r ini hanya dapat

dilakukan dengan prinsip trial and error, yakni dengan mencari dua tingkat

bunga yang masing-masing dapat menghasilkan PV of cash inflow sedikit di

atas dan di bawah nilai investasi.

Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Pada r = 23% maka PV of cash inflow = Rp. 500,44122 juta = Rp. 500 juta

Pada r = 24% maka PV of cash inflow = Rp. 488,55690 juta

IRR = 23% + %)23%24(Xjuta5569,488.Rpjuta44122,500.Rp

juta500.Rpjuta44122,500.Rp

= 23,04 %

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

lv

Artinya, apabila kita menghitung NPV proyek tersebut dengan

menggunakan discount factor 23,04%, maka yang akan kita peroleh adalah

NPV = 0. Atau dengan kata lain, apabila kita menghitung PV of cash inflow

proyek tersebut dengan investasi Rp. 500 juta. Karena itu, tawaran pinjaman

bagi pembiayaan proyek tersebut dengan menggunakan tingkat bunga >

23,04% harus ditolak. Dengan kata lain apabila tingkat bunga umum atau

required rate of return adalah < 23,045, baru proyek tersebut dapat diterima.

3.4.5 Profitability Index

Profitability Index (PI) adalah rasio antara PV of cash inflowda PV of

investment. Jika PI > 1 berarti PV of cash flow > PV of investment, sehingga

NPV>0, dan usul proyek itu layak untuk diterima. Dengan demikian, PI dapat

dihitung sebagai berikut :

Profitability Index = InvestmentofPV

InflowCashofPV

Dengan mengambil contoh pada Tabel 4, PI dapat dihitung sebagai

berikut :

Profitability Index = 47,1juta61,275.Rp

juta345,405.Rp

Artinya, dengan menggunakan discount rate 15%, usul proyek

tersebut dapat diterima, karena PV of cash inflow > PV of Investment.

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

lvi

Sebenarnya masih banyak metode analisa untuk investasi namun

yang banyak dipergunakan hanya yang tersebut diatas, dan yang lain itu

masih mirip dengan yang sudah dijelaskan.

4. Kerangka Konseptual

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

lvii

5. Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

F. Waktu dan Tempat Penelitian

G. Metode Pengumpulan Data

H. Metode analisis

I. Definisi Operasional

DAFTAR PUSTAKA

Menurut Rizky Supriadi Studi Kelayakan Bisnis (aspek keuangan)

bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas proyek/

Proyeksi Data Menggunakan Regresi LinearLogaritmik dan Eksponensial:

Data Arus Kunjungan Kapal Data Arus Barang

Analisa Ekonomi Menggunakan Parameter Umum: Net Present Value (NPV) Benefit Cost Ratio (BCR) Interest Rate of Return (IRR) Pay Back Period

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

lviii

bisnis, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana bisnis yang

dimaksud.

Identifikasi Masalah

Analisa ekonomi dengan menggunakan parameter-parameter yang umum

dilakukan yaitu Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal

Rate of Return (IRR) dan Pay Back Period.

Perumusan Masalah

Permasalahan yang ada dapat dirumuskan adalah Apakah pembangunan

Pelabuhan Garongkong di Kabupaten Barru Sulawesi Selatan layak, bila

ditinjau dari aspek ekonomi dan keuangan?

Tujuan Studi

Studi ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan secara ekonomi proyek

pembangunan pelabuhan Feri Garongkong Kabupaten Barru Sulawesi

Selatan.

Batasan Studi

a. Objek Studi kelayakan adalah proyek pembanguan Pelabuhan Feri

Garongkong Kabupaten Barru Sulawesi Selatan

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN …ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN FERI GARONGKONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN A. GUSTANG P17002080001 Prof. Dr ...e-dokumen.kemenag.go.id/files/9xdCUTEe1338434054.pdf ·

lix

b. Studi ini meliputi analisa ekonomi pembangunan Kabupaten Barru, Sulawesi

Selatan.

c. Analisa biaya-manfaat yang digunakan adalah yang bersifat dapat diukur

dengan uang

d. Data yang digunakan dalam studi kelayakan ini merupakan data sekunder

yang diperoleh dari data dinas perhubungan Kabupaten Barru, BAPPEDA,

dan instansi terkait di Kabupaten Barru.

e. Diasumsikan Pelabuhan Feri Garongkong mulai di operasikan tahun 2010.

f. Umur ekonomis proyek ditentukan selama 25 tahun.

g. Tidak membahas aspek teknis,lingkungan, dan sosial politik.

h. Pembatasan pada analisa barang dan jasa.

i. Analisis kenaikan biaya dan penurunan keuntungan diasumsikan dengan

variasi kondisi dasar,biaya naik 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%

j. Analisa sensitivitas dengan asumsi fluktuasi pasar sebesar

5%,10%,15%,20%, 25% dan 30%

Terciptanya kawasan strategis Kabupaten Barru yang ditandai dengan