Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

23
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PABRIK BRIKET ARANG DI HTI PABRIK BRIKET ARANG DI HTI PT. MUSI HUTAN PERSADA PT. MUSI HUTAN PERSADA SUBANJERIJI SUBANJERIJI SUMATERA SELATAN SUMATERA SELATAN

description

perancangan pabrik

Transcript of Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

Page 1: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PABRIK PEMBANGUNAN PABRIK BRIKET ARANG DI HTIBRIKET ARANG DI HTI

PT. MUSI HUTAN PERSADAPT. MUSI HUTAN PERSADA

SUBANJERIJISUBANJERIJI

SUMATERA SELATANSUMATERA SELATAN

Page 2: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

IDENTITAS PEMRAKARSA

Pemrakarsa dan calon pemegang saham utama proyek arang briket kayu ini adalah PT. Musi Hutan Persada (MHP).

MHP mengusahkan Hutan Tanaman Industri (HTI) Acacia Manginum, untuk menyediakan bahan baku pabrik pulp PT. Tanjung Enim Lestari (TEL).

PT. MHP didirikan pada tanggal 30 Maret 1991, dan kini mengelola lahan HTI seluas 296.400 hektar.

Page 3: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

MISI PENGUSAHAAN

Dalam pengusahaannya untuk menyediakan bahan baku kayu untuk pabrik pulp PT. TEL, operasi logging HTI PT. MHP, ternyata banyak menghasilkan kayu residu (waste wood) yang tidak dimanfaatkan.

Dengan kondisi ini, PT. Musi Hutan Persada bersama-sama dengan PT. Asia Bangkit Perkasa memunculkan satu gagasan untuk memanfaatkan kayu residu tersebut dengan mengambil tema: “Peluang Baru Dalam Pemanfaatan Limbah Kayu”.

Bentuk pemanfaatan yang diusulkan adalah pembangunan industri arang briket dari kayu.

Page 4: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

LATAR BELAKANG PROYEK

Sektor kehutanan masih memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional Indonesia khususnya pada penerimaan devisa yang mampu memberikan sumbangan terbesar kedua setelah migas bagi penerimaan pendapatan negara.

Ada banyak faktor yang menyebabkan forest-business sangat relevan di Indonesia, antara lain :

Sumber daya alam berupa lahan/tanah Iklim yang sangat mendukung Sifat bahan baku yang dapat diperbaharui Sumber daya manusia yang sangat melimpah Investasi yang pada umumnya bermuatan bahan impor

sangat rendah (low import content), sehingga tak

terpengaruh gejolak valas

Page 5: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

GAMBARAN UMUM PROYEK

Pemikiran awal pembangunan Pabrik Arang Briket ini berasal dari banyaknya massa kayu yang tidak terpakai untuk bahan baku pabrik pulp, sehingga ditinggalkan sia-sia di lapangan.

Limbah tebangan yang cukup besar tersebut berupa: kayu cabang, ranting, daun, bunga, dan kulit.

Page 6: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

ASPEK BISNIS DAN PEMASARAN (1)

Dari setiap 1 m3 kayu bulat yang diekstraksi dari hutan akan menghasilkan ± 0,25 m3 kayu olahan sedangkan sisanya 0,75 m3 akan menjadi waste.

Energi biomass dalam bentuk arang dan kayu bakar merupakan sumber energi utama bagi negara berkembang.

Di Asia-Pasifik, dalam tiga dekade terakhir konsumsi dari kayu bakar dan arang menunjukkan peningkatan sampai 83%.

Pada tahun 2010, total konsumsi kayu bakar dan arang di daerah Asia Pasifik diproyeksikan meningkat sebesar 11% mencapai 930 juta meter kubik.

Page 7: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

Selain digunakan untuk sumber energi, arang juga digunakan untuk bahan industri (activated carbon), pertanian (untuk meningkatkan kesuburan tanah dan suplemen bahan makanan untuk ternak) dan untuk mengatasi polusi (filter udara, deodoran, dsb.)

Di pasar domestik Jepang, pada saat ini 60% dari total konsumsi arang Jepang dipenuhi oleh impor dari negara-negara Asia Tenggara sebesar 160.000-170.000 ton/th. Negara eksportir terbesar untuk pasar domestik arang di Jepang adalah Cina, Indonesia, Philipina, dan Malaysia.

Terdapat kecenderungan potensi impor arang Jepang terus berkembang dengan peningkatan sebesar ±15% per tahunnya.

ASPEK BISNIS DAN PEMASARAN (2)

Page 8: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

ASPEK TEKNIS PROYEK

Spesifikasi Pabrik :

Kapasitas output 60 ton/hari atau 18.000 ton/tahun Perkiraan tingkat efisiensi (output/input) = 20%. Sistem proses adalah sistem tungku dan sistem reaktor Kebutuhan bahan baku untuk sistem tungku adalah limbah kayu HTI

Acacia Manginum sebanyak 75.000 ton/th atau 153.000 m3/th. Kebutuhan bahan baku untuk sistem reaktor adalah arang kayu

(campur) tradisional sebanyak 3.000 ton/th. Instalasi peralatan : modular. Suplai bahan baku : sumber terikat dari logging HTI PT. MHP sebesar

10.750 ha/th. Limbah kayu yang tersedia 21 m3/ha atau 225.750 m3/th. Pasar produk : Pasar terikat, terutama Jepang dan Korea. Pelabuhan ekspor : Pelabuhan Boom Baru, Palembang

Page 9: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

SPESIFIKASI PRODUK

Kualitas produk kelas A atau B (50 ton/hari) dan kelas C (10 ton/hari), dengan kandungan karbon di atas 70%.

Bentuk briket : octagonal dengan lubang di tengah

Dimensi ukuran : tinggi x diameter = 20-25 cm x 5 cm.

Berat briket : 700 gr/batang

Kemasan : box karton ukuran 8 kg

Page 10: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

SPESIFIKASI PABRIK (1)

a. Sistem proses yang digunakan (terdiri dari 3 lini) :

1. Sistem tungku (briketing-karbonisasi), kapasitas output 30 ton/hari. Bahan baku utama yang digunakan adalah limbah tebangan.

2. Sistem reaktor (karbonisasi-briketing), kapasitas output 20 ton/hari. Bahan baku yang digunakan adalah arang under grade dari sistem tungku dan limbah tebangan.

3. Sistem reaktor (karbonisasi-briketing), kapasitas output 10 ton/hari. Bahan baku yang digunakan adalah arang tradisional dari masyarakat sekitar.

Page 11: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

b. Rendemen : ± 20%

c. Kebutuhan tenaga operasional : ± 750 orang

d. Jam operasional pabrik : 20 jam efektif per hari (dalam 2 shift) dan 25 hari dalam sebulan

e. Bahan aditif yang digunakan : tepung tapioka dan air sebagai bahan perekat/penguat struktur pada sistem reaktor

f. Produk yang dihasilkan : arang briket dengan kualitas ekspor (minimum kandungan karbon di atas 70%)

g. Jadwal pembangunan : ± 15 bulan

SPESIFIKASI PABRIK (2)

Page 12: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

SISTEM PROSES DAN TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN

Proses pengarangan pada dasarnya adalah pembakaran biomassa dalam kondisi anerob, sehingga bahan biomassa tertinggal menyisakan sebagian besar senyawa-senyawa karbon.

Teknologi yang digunakan dalam pengusahaan arang briket ini adalah teknologi kiln bata dan beton.

Page 13: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

Kiln terdiri dari ruang pembakaran, pintu pemasukan kayu, lubang pembakaran, lubang udara, lubang penguapan dan cerobong asap.

Bahan konstruksi yang digunakan untuk pembuatan kiln adalah :

- Bata atau pasangan batu kali untuk pondasi- Pecahan bata atau kerikil untuk pengerasan lantai- Batu bata untuk dinding dan cerobong asap- Campuran tanah liat dengan pasir untuk

plesteran dinding bata

Page 14: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

TAHAPAN PROSES PENGARANGAN DENGAN TEKNOLOGI KILN BATA DAN BETON (1)

1. Pada suhu 100o-1200C terjadi penguapan air dan sampai suhu 2700C mulai terjadi peruraian selulosa. Destilat mengandung asam organik dan sedikit metanol. Asam cuka terbentuk pada suhu 2000-2700C.

2. Pada suhu 2700-3100C reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi peruaian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat, gas kayu, dan sedikit ter.

Page 15: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

3. Pada suhu 3100-5000C, terjadi peruaian lignin dan dihasilkan lebih banyak ter sedangkan larutan piroglinat menurun. Gas CO2 menurun sedang gas CO, CH4 dan H2 meningkat.

4. Pada suhu 5000-10000C, terjadi tahap lanjut pemurnian arang atau peningkatan kadar karbon.

TAHAPAN PROSES PENGARANGAN DENGAN TEKNOLOGI KILN BATA DAN BETON (2)

Page 16: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

PROSES PRODUKSI ARANG BRIKET (1)

1. Pengurangan ukuran: bahan baku kayu residu diparut sampai menjadi serbuk. Sebelum dibriket bahan harus dikeringkan sampai tingkat tertentu.

2. Pembriktetan serbuk kayu : Mesin ekstruder mengempa serbuk kayu homogen dalam suhu tinggi menjadi briket berbentuk silindris dan kemudian untuk selanjutnya dibawa ke tungku pengarangan.

Page 17: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

3. Pengarangan: briket serbuk kayu dibakar di dalam tungku pengarangan, dimana proses pirolisis terjadi. Proses pirolisis adalah pembakaran tidak sempurna dengan temperatur tinggi hingga 7000C. Pada kondisi normal, satu siklus pengarangan akan membutuhkan waktu 15 hari.

4. Pembriketan arang: arang konvensional dan arang hancur dari tungku pengarangan akan diolah dalam proses pembriketan. Arang digerus dahulu dengan menggunakan hammer crusher hingga menghasilkan serbuk arang berdiameter maksimum 3 mm. Selanjutnya perekat (binder) dan bahan aditif lainnya ditambahkan dan dicampurkan ke dalam serbuk untuk dibuat adonan dan siap untuk dikempa. Setelah pengempaan adonan dalam mesin pencetak (forming), hasil cetakan dikeringkan dalam pengering rotary dan siap untuk dikemas.

PROSES PRODUKSI ARANG BRIKET (2)

Page 18: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

PERALATAN DAN MESIN YANG DIGUNAKAN (1)

a. Stasiun Preparasi : bucket elevator, magnetic separator, wood chipper/crusher, belt conveyor.

b. Stasiun Briketisasi serbuk : hopper, belt conveyor, furnace untuk rotary dryer, rotary dryer, blower, jet dryer, cyclone, screw conveyor, extruder

c. Stasiun pengarangan : reaktor

Page 19: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

d. Stasiun Briketisasi Arang : bucket elevator, cage elevator, cage crusher, discharge screw conveyor, electrical hoist, charcoal hopper, additive hopper, binder hopper, flat belt conveyor, horizontal kneader, bucket elevator, freet mill, forming machine, collecting belt conveyor dryer, trolley, briquette tray

PERALATAN DAN MESIN YANG DIGUNAKAN (2)

Page 20: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

ASPEK MANAJEMEN DAN TENAGA KERJA

Struktur organisasi yang direncanakan adalah organisasi garis (flat). Sistem ini dipilih karena bentuknya yang sederhana sehingga cocok untuk perusahaan atau pabrik yang relatif kecil dan jumlah tenaga kerja tidak terlalu banyak.

Pada pucuk pimipinan akan dipimpin oleh Dewan Komisaris dan Direksi yang bertanggungjawab pada RUPS. Operasional perusahaan akan dijalankan oleh Direktur Utama yang dibantu oleh Direktur Produksi dan Direktur Keuangan. Direktur membawahi manajer pengembangan usaha, manajer produksi, manajer pemasaran, manajer akuntansi, dan manajer personalia.

Page 21: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

ASPEK KEUANGAN PROYEK (1)

Perkiraan total biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun proyek ini adalah Rp. 34.346.655.480.

Perkiraan Modal kerja untuk menjalankan tahap awal operasi Rp. 6.083.899.100.

Perhitungan proyeksi laba-rugi menghasilkan laba bersih setiap tahun sejak tahun pertama operasi. Laba tersebut terus meningkat secara bertahap dan menjadi konstan sejak tahun ke-12

Page 22: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

Perhitungan proyeksi neraca yang dilakukan juga menunjukkan peningkatan aktiva dan atau pasiva secara bertahap, dengan jumlah kewajiban yang semakin berkurang hingga habis. Pada sisi lain, proyeksi arus kas telah menunjukkan aliran kas netto (bersih) yang sangat berfluktuatif setiap tahun.

Dengan mendasarkan pada proyeksi aliran kas, proyek Arang Briket ini dinilai layak dengan kriteria sebagai berikut :

a. IRR = 23,02% b. NPV = Rp. 12.410.418.446,00 c. B/C = 1,37 d. Pay Back Period = 8,47 tahun.

ASPEK KEUANGAN PROYEK (2)

Page 23: Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti

KESIMPULAN Proyek pengusahaan arang briket ini sangat

didukung oleh berbagai macam iklim, baik bisnis/perekonomian nasional, kebijakan pemerintah, maupun kebijakan perusahaan.

Ketersediaan bahan baku, lahan, dan prasarana pendukung sangat memadai.

Pemasaran produk arang briket dijamin dengan adanya peningkatan permintaan secara konstan di negara-negara maju.