Analisis Karakteristik Kejahatan Bisnis

download Analisis Karakteristik Kejahatan Bisnis

of 7

Transcript of Analisis Karakteristik Kejahatan Bisnis

  • 7/27/2019 Analisis Karakteristik Kejahatan Bisnis

    1/7

    1

    Nama : Fajri Filardi

    NPM : 110120120030

    Tugas : Hukum Kejahatan Bisnis

    Analisis Kasus Pengajuan Lettter of Credit(L/C) PT Selalang Prima

    International Kepada Bank Century Berdasarkan Karakteristik Dalam

    Kejahatan Bisnis

    1. Kasus Posisi

    PT Selalang Prima International mengajukan fasilitas Lettter of

    Credit atau L/C kepada Bank Century sebesar US$ 22,5 juta atas

    transaksi perdagangan pembelian condensat (bahan baku kimia cair).

    Dalam pengajuan L/C ini yang menjadi Direksi PT Selalang Prima

    International adalah Franky Ongko Wardojo dengan Komisaris

    Muhammad Misbakhun.

    Pengajuan L/C itu di dasarkan dengan jaminan deposito berjangka

    senilai USD4,5 juta yang disetorkan oleh dua orang istri karyawan PT

    Kahatex Bandung. Namun, dalam pengajuan L/C tersebut yang menjadijaminan deposito itu baru dikeluarkan setelah akta perjanjian tersebut

    disetujui dan dikeluarkan oleh Bank Century. Misbakhun selaku Komisaris

    PT Selalang Prima Internasional (SPI) turut aktif menandatangani

    dokumen deposito yang menjadi jaminan bagi penerbitan L/C dari Bank

    Century.

    Menurut Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi Bambang Hendarso

    Danuri bahwa Franky dan Misbakhun diduga menggunakan surat palsu

    dengan cara mendatangani surat gadai deposito dan surat kuasa untuk

    mencairkan deposito dan menyerahkan kepada Bank Century. Pada saat

    penandatanganan kedua surat tersebut di hadapkan notaris Buntario

    Tigris diketahui bahwa deposito yang dijaminkan tersebut belum

  • 7/27/2019 Analisis Karakteristik Kejahatan Bisnis

    2/7

    2

    diterbitkan oleh bank. Kemudian keduanya disangkakan pasal 263 ayat 1

    dan 1 serta pasal 264 pasal 1 huruf 5e KUHP.

    2. Putusan Pengadilan

    a. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

    Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjatuhkan hukuman

    kepada Komisaris PT Selalang Prima Internasional (SPI)

    Mukhammad Misbakhun dan Direktur SPI Franky Ongkowardjojo

    penjara satu tahun. Mereka dihukum karena terbukti membuat

    surat palsu dalam pencairan deposito dalam penerbitan fasilitas

    L/C Bank Century.

    b. Pengadilan Tinggi Jakarta

    Dalam tingkat banding, Pengadilan Tinggi Jakarta

    menjatuhkan hukuman kepada Komisaris PT Selalang Prima

    Internasional (SPI) Mukhammad Misbakhun dan Direktur SPI

    Franky Ongko wardjojo penjara dua tahun. Putusan tersebut lebih

    berat satu tahun dibandingkan dengan putusan PN jakarta Pusat.

    c. Mahkamah Agung

    Dalam tingkat kasasi, Mahkmah Agung menjatuhkan

    hukuman kepada Komisaris PT Selalang Prima Internasional (SPI)

    Mukhammad Misbakhun dan Direktur SPI Franky Ongkowardjojo

    penjara dua tahun. Putusan tersebut sama dan menguatkan

    putusan Pengadilan Tinggi Jakarta.

    d. Peninjuan Kembali

    Dalam putusan PK Mahkamah Agung, majelis menyatakan

    menerima permohonan PK misbakhun dan memutuskan bebas

    dikarenakan adanya novum berupa bukti gadai yang dianggap asli

    dan sah.

    3. Analisis

    Berdasarkan kasus posisi dan fakta-fakta diatas, bahwa dapat

    dianalisis pengajuan L/C yang dilakukan oleh PT Selalang Prima

    Internasional tersebut telah bermasalah sejak proses pengajuan L/C

  • 7/27/2019 Analisis Karakteristik Kejahatan Bisnis

    3/7

    3

    tersebut dilakukan. Hal ini terlihat dalam pengajuan L/C itu di dasarkan

    dengan jaminan deposito berjangka senilai USD4,5 juta yang ternyata

    jaminan Deposito tersebut baru dibuat setelah dibuatnya akta L/C oleh

    Bank Century. Jaminan deposito tersebut dibuat oleh Franky Ongko

    wardjojo selaku Direksi dan Mukhammad Misbakhun selaku Komisaris.

    Dalam perspektif tugas dan wewenang antara Direksi dan

    Komisaris menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

    tentang Perseroan Terbatas telah menegaskan bahwa Direksi adalah

    Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas

    pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan

    maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam

    maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.Kemudian Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas

    melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengananggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.

    Berdasarkan fakta diatas bahwa misbakhun turus serta

    menandatangani jaminan deposito tersebut, hal ini dapat dianggap bahwa

    tindakan misbakhun selaku Komisaris telah melewati batas tugas dan

    wewenangnya sebagai Komisaris yang bertugas hanya melakukan

    pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran

    dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.

    Menurut Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi Bambang Hendarso

    Danuri bahwa Franky dan Misbakhun diduga menggunakan surat palsu

    dengan cara mendatangani surat gadai deposito dan surat kuasa untuk

    mencairkan deposito dan menyerahkan kepada Bank Century. Dalam hal

    ini tentunya Franky dan Misbakhun harus dapat dipertanggungjawabkan

    perbuatannya yang telah dilakukannya yaitu menggunakan surat palsu

    dengan cara mendatangani surat gadai deposito dan surat kuasa untuk

    mencairkan deposito dan menyerahkan kepada Bank Century.

    Dalam menjalankan pengurusan Perseroan Direksi wajib bertindak

    dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan

  • 7/27/2019 Analisis Karakteristik Kejahatan Bisnis

    4/7

    4

    Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Denganadanya pemalsuan tersebut tentunya tindakan Franky dan Misbakhun

    sudah tidak sesuai dengan tujuan Perseroan. Berdasarkan Pasal 97 ayat

    (3) UUPT ditegaskan bahwa :

    Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadiatas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah ataulalai menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (2).

    Maka dari itu Franky selaku Direksi dapat dimintai

    pertanggungjawaban atas perbuatannya secara pribadi atas kesalahan

    dan kelalaian yang telah dilakukannya.

    Mengenai tugas dan tanggungjawab Misbakhun sebagai Komisaris,

    dalam Pasal 108 ayat (1) UUPT dijelaskan bahwa Dewan Komisaris

    melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan

    pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan,dan memberi nasihat kepada Direksi. Kemudian mengenaipertanggungjawabannya dalam Pasal 114 ayat (2) UUPT ditegaskan

    bahwa :

    Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugaspengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 108 ayat (1) untuk kepentingan Perseroandan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

    Apabila Komisaris melakukan kesalahan dan kelalaian

    berdasarkan Pasal 114 ayat (3) UUPT ditegaskan bahwa setiap anggota

    Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian

    Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan

    tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

    Berkaitan dengan karakteristik dalam kejahatan bisnis kasus diatas

    dapat dikategorikan sebagai berikut :

    a. Lack Of Public Order Violation

    Dalam kasus diatas terlihat bahwa perbuatan-

    perbuatan yang dilakukan oleh misbakhun maupun franky

  • 7/27/2019 Analisis Karakteristik Kejahatan Bisnis

    5/7

    5

    tidak terlihat seperti perbuatan ataupun pelanggaran

    terhadap kepentingan umum, dikarenakan masyarakat

    sendiri lebih banyak menganggap yang dimaksud

    pelanggaran itu hanyalah yang terlihat saja seperti

    pembunuhan, pemerkosaan maupun tindak pidana lainnya

    yang bersifat langsung dirasakan oleh korban.

    b. Internal Detection and Control

    Dalam karakteristik ini dijelaskan bahwa suatu

    perusahaan memiliki organisasi dan didalamnya memiliki

    aparat pengawas atau yang disebut dewan komisaris yang

    melakukan tindakan pengawasan terhadap direksi. Dalam

    dunia usaha pada umumnya pelanggaran sering terjadi

    dilakukan oleh dewan komisaris dikarenakan lebih banyak

    bersikap membenarkan tindakan yang dilakukan oleh

    direkturnya, seperti yang terjadi dalam kasus diatas bahwa

    Misbakhun sebagai komisaris dan Franky sebagai direksi

    bersama-sama mengeluarkan jaminan deposito melalui

    Bank Century.

    c. Business Offences as Politics

    Dalam karakteristik ini dijelaskan bahwa kejahatan

    bisnis dilakukan dengan latar belakang politik, hal ini terlihat

    dalam kasus diatas bahwa kekuatan politik mengintervensi

    dalam putusan peninjauan kembali yang dilakukan oleh

    Mahkamah Agung dikarenakan Misbakhun adalah tim

    sembilan inisiator Panwas kasus Century dianggap terlalu

    vokal selama menjadi anggota DPR, berani mengusut kasus

    yang diduga melibatkan sejumlah pejabat negara, yang

    outputnya bisa menggoyang kekuasaan, menyeret petinggi

    Bank Indonesia (BI), tentu berimplikasi terhadap

    keberlangsungan kekuasaan penguasa.Ada kecurigaan

    Misbakhun dilumpuhkan dan dimatikan karirnya secara

  • 7/27/2019 Analisis Karakteristik Kejahatan Bisnis

    6/7

    6

    politik, meskipun dari awal sudah ada sinyal teguran dan

    intervensi yang dikirim namun Misbakhun tetap rada keras

    kepala untuk tetap menyuarakan kasus Century.

    Putusan bebas Misbakhun oleh Mahkamah Agung,

    adalah bukti indikasi kriminalisasi dan rekayasa politik

    terhadap dirinya oleh rezim yang berkuasa.

    Berdasarkan fakta dan dasar hukum diatas tentunya misbakhun

    telah melakukan kesalahan dan kelalaian yaitu dia telah melampaui batas

    dan wewenangnya sebagai Komisaris dan tidak menjalankan tugas

    pengawasan dan nasihat kepada Direksi dengan prinsip itikad baik dan

    kehati-hatian. Maka dari itu Misbakhun dapat dimintai

    pertanggungjawabannya secara pribadi dikarenakan telah melakukan

    perbuatan diluar tugas dan wewenannya yang perbuatan tersebut telah

    dianggap tidak dilakukan dengan itikad baik dan kehati-hatian, sehingga

    misbakhun dapat dimintai pertanggungjawaban baik secara perdata

    maupun pidana dan karakteristiknya yaitu lack of public order violation,

    internal detection and control, dan business offences as politics.

    4. Kesimpulan

    Berdasarkan analisis diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Franky

    selaku Direksi dapat dimintai pertanggungjawaban secara pribadi atas

    perbuatannya, dan kasus diatas dapat dilihat teradapat karakteristik dalam

    kejahatan bisnis yaitu lack of public order violation, internal detection and

    control, dan business offences as politics.

    5. Sumber Bacaan

    a. Man S.Sastrawidjaja & Rai Mantili, 2008, Perseroan Terbatas

    Menurut Tiga Undang-Undang, Jilid 1, Alumni, Bandung.

    b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

    Terbatas.

    c. Majalah tempo edisi tanggal 03-09 Desember 2012.

    d. Okezone.com edisi Senin, 26 April 2010.

  • 7/27/2019 Analisis Karakteristik Kejahatan Bisnis

    7/7

    7

    e. Detiknews.com edisi Selasa, 27 April 2010.

    f. Tempo.co edisi Minggu, 29 Juli 2012.